Wawasan Bimbingan Dan Konseling

23
MAKALAH WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan OLEH 1. SARI RAHMADINA ANORI / 1102639 2. WILDAN MUFTI / 1102631 3. DONI MAHA PUTRA / 110717 4. SYAFMAWANDI IRWAN / 1102094 5. WINDRA PERMANA / 1104503

description

Tugas Profesi Kependidikan Universitas Negeri Padang2014

Transcript of Wawasan Bimbingan Dan Konseling

Page 1: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

MAKALAH

WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan

OLEH

1. SARI RAHMADINA ANORI / 1102639

2. WILDAN MUFTI / 1102631

3. DONI MAHA PUTRA / 110717

4. SYAFMAWANDI IRWAN / 1102094

5. WINDRA PERMANA / 1104503

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 2: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Wawasan

Bimbingan dan Konseling”. Makalah ini ditulis sebagai salah satu tugas mata kuliah Profesi

Kependidikan.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada yang

terhormat:

1. Dosen Pembimbing mata kuliah Profesi Kependidikan, yang telah membimbing kami

selama perkuliahan berlangsung

2. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian makalah ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga bimbingan dan bantuan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala

dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan

kelemahan. Dengan dasar ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Padang, 21 Februari 2014

Penulis

Page 3: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 1

C. TUJUAN.............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 3

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING.......................................... 3

B. LATAR BELAKANG BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH...... 4

C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING.................................................... 8

D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING..................................................... 9

BAB III PENUTUP......................................................................................................... 10

A. KESIMPULAN.................................................................................................... 11

B. SARAN................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

Page 4: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan modern sekarang ini penuh dengan permasalahan yang cenderung

membuat kebanyakan orang yang mengalaminya sering lepas kontrol, frustrasi dan

hilang arah. Berbagai kesenjangan, harapan-harapan, dan persaingan membuat orang

tidak tahu apa, mengapa, dan bagaimana seharusnya mendapatkan solusi dari berbagai

penyebab permasalahan yang menimpanya. Hal ini bukan saja menghambat potensi

diri tetapi membuat orang yang mengalaminya melakukan hal-hal yang tidak sesuai

dengan tuntutan masyarakat modern.

Guru di sekolah sebagai pengelola proses belajar dan mengajar sering

dihadapkan pada kenyataan, dimana siswa sebagai penerima proses pembelajan

mengalami berbagai masalah. Dalam situasi demikian terkadang guru tidak dapat

mengatasinya karena keterbatasan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki. Di sisi

lain, guru diharuskan melaksanakan program pengajaran yang telah ditetapkan, oleh

karena itu guru memerlukan rekanan kerja untuk menangani permasalahan siswa.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan usaha membantu

peserta didik dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, belajar serta

perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan diberikan dalam bentuk individu

maupun kelompok agar peserta didik mampu mandiri dan berkembang secara optimal

melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang

berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memfokuskan pembahasan makalah ini perlu dilakukan pembatasan

masalah. Batasan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling?

2. Mengapa bimbingan dan konseling diperlukan dalam pendidikan

1

Page 5: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

3. Apa tujuan bimbingan dan konseling?

4. Apa fungsi bimbingan dan konseling?

C. TUJUAN

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami pengertian bimbingan dan konseling

2. Menjelaskan latarbelakang perlunya bimbingan dan konseling dalam pendidikan

3. Memahami tujuan bimbingan dan konseling di sekolah

4. Menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling

2

Page 6: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan

Menurut Abu Ahmadi (1991) bimbingan adalah bantuan yang diberikan

kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu

mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami

lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang

lebih baik.

Bimo Walgito (2004), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan

atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat

mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya

2. Pengertian Konseling

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka

antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan

kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.

Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang,

dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan

menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun

masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-

masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam

Prayitno 2004 : 101).

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu

hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien.

Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun

kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu

3

Page 7: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya,

sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

3. Pengetian Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno (1987) pengertian bimbingan dan konseling terdapat pada

huruf-huruf yang ada pada kata b-i-m-b-i-n-g-a-n dan k-o-n-s-e-l-i-n-g. Bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok agar mereka dapat

mandiri, melalui bahan, interaksi, nasehat, gagasan ,alat dan asuhan yang di dasarkan

atas norma atau nilai-nilai yang berlaku. Sedangkan konseling sebagai suatu usaha

memperoleh konsep diri pada individu siswa. Konsep diri meliputi konsep tentang

diri, orang lain, pendapat orang lain tentan diri, tujuan (harapan, kepercayaan diri)

serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungan dan masyarakat.

Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa Bimbingan Konseling

adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face

to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami

sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana

yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya

sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat

merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

B. LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

PENDIDIKAN

Guru di sekolah sebagai pengelola proses belajar dan mengajar sering

dihadapkan pada kenyataan, dimana siswa sebagai penerima proses pembelajan

mengalami berbagai masalah. Dalam situasi demikian terkadang guru tidak dapat

mengatasinya karena keterbatasan pengetahuan atau keahlian yang dimiliki. Di sisi

lain, guru diharuskan melaksanakan program pengajaran yang telah ditetapkan, oleh

karena itu guru memerlukan rekanan kerja untuk menangani permasalahan siswa.

Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling dalam pendidikan dapat

diuraikan sebagai berikut:

4

Page 8: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

1. Latar Belakang Sosio-Kultural

Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan

dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,

informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi

oleh peserta didik misalnya, pelanggaran tata tertib sekolah, tawuran, minum-

minuman keras, penyalahgunaan narkoba, dan lain-lain.

Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sebagai pribadi

maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan

siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan

berbagai masalah yang dihadapinya.

2. Latar Belakang Pendidikan/ Pedagogis

Tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara

optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan

proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang

optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi

yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh

yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi

kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan

sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal.

Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting

dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang

secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan

tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik,

psikologis, maupun sosial.

Sekolah sebagai suatu lembaga yang bersifat formal mempunyai peranan

yang amat penting dalam usaha mendewasakan siswa sebagai anggota

masyarakat. Untuk itu sekolah mempunyai tiga bidang kegiatan:

a. Bidang pengajaran dan kurikulum

Bidang ini bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pengajaran yang

bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus

membentuk sikap-sikap yang diperlukan sebagai salah satu anggota

masyarakat. Bidang ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru.

b. Bidang administrasi dan kepemimpinan

5

Page 9: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

Bidang ini berhubungan dengan masalah administrasi dan kepemimpinan yaitu

menyangkut bagaimana mengefsienkan pelaksanaan administrasi yang

mencakup perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas, personalia,

perlengkapan dan pengawasan. Bidang ini menjadi tanggung jawab kepala

sekolah.

c. Bidang pembinaan pribadi siswa

Bidang ini mempunyai tanggung jawab memberikan pelayanan agar siswa

memperoleh kesejahteraan lahir batin dalam proses pendidikan yang sedang

ditempuhnya, sehingga siswa dapat mencapai tujuannya secara baik. Bidang

ini menjadi tanggung jawab guru pembimbing bersama guru di sekolah.

3. Latar belakang Psikologis

Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik,

merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa

sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki

kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai

pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan

lainnya. Di samping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan

tingkah laku sebagai hasil proses belajar.

Latar belakang psikologis bimbingan dan konseling di sekolah menyangkut

masalah perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu dan

penyesuaian diri serta masalah belajar. Masalah psikologis siswa dapat berupa:

a. Masalah perkembangan individu

Individu siswa dalam masa perkembangan, karena itu sekolah

merupakan sarana untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam proses

perkembangannya, oleh karena itu sekolah harus memperhatikan prinsip-

prinsip perkembangan tersebut, yaitu:

Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang telah

dicapai.

Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun pertama.

Setiap individu memiliki tempo dan irama perkembangan masing-masing.

Pembawaan dan lingkungan sama-sama berpengaruh.

Perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat.

6

Page 10: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

Perkembangan menuju kea rah integrasi.

b. Masalah perbedaan individu

Individu yang satu dengan yang lainnya berbeda secara bawaan dan

lingkungan. Perbedaan pembawaan memungkinkan terbentuknya individu

yang berbeda, meskipun lingkungannya sama. Namun begitu juga sebaliknya

yaitu lingkungan yang sama menghasilkan individu yang berbeda.

Di sekolah individu siswa dibentuk oleh lingkungan guru dan materi

yang sama, akan tetapi hasilnya ada siswa yang cepat, lambat dan malas dalam

belajar. Kenyataan ini membutuhkan adanya pelayanan yang sesuai dengan

perbedaan individu yang ada di sekolah. Melalui kegiatan bimbingan

perbedaan individu memungkinkan untuk diperhatikan.

c. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku

Penyesuaian diri merupakan kelanjutan dari tercapainya kebutuhan

individu, bila individu dapat memahami kebutuhannya dan ditunjang oleh

lingkungan maka biasanya akan tercipta penyesuaian diri individu, dan bila

tidak tercapai maka individu akan mengalami kelainan tingkah laku. Kegiatan

bimbingan dan konseling dapat melihat dan memahami kebutuhan individu

sehingga terciptanya penyesuaian diri individu.

d. Masalah belajar

Individu yang belajar dipengaruhi oleh factor yang ada dalam diri

individu. Factor dalam maupun factor luar individu dapat menimbulkan

masalah belajar bagi siswa. Salah satu tujuan kegiatan bimbingan adalah untuk

memahami dan mengatasi masalah belajar siswa.

Dari uraian terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan

bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

dari kegiatan proses belajar mengajar, karena itu kegiatan bimbingan dan

konseling dapat menunjang proses belajar mengajar.

C. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

7

Page 11: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

Secara umum tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah untuk

membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, kehidupan yang

efektif dan produktif dimasyarakat, hidup bersama individu lain serta harmonis antara

cita-cita dengan kemampuan yang ada.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan sekolah meliputi:

Menyusun dan menyesuaikan data tentang siswa,

Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat,

Mengadakan penelitian tentang siswa dan latar belakang siswa,

Menyelenggarakan program tes,

Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi guru dan staf lainnya,

dan

Menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi siswa yang sudah tamat

(tambahan keterampilan)

b. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan siswa meliputi:

membantu siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang

dipunyai,

Membantu sosialisasi dan sensitifkasi siswa terhadap kebutuhannya,

Membantu siswa untuk mengembangkan motif dan motivasi belajar,

Memberikan dorongan dalam mengarah diri, pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan dalam pendidikan,

Mengembangkan sikap dan nilai secara menyeluruh serta puas dengan

keadaan hidup,

Membantu siswa dalam memahami tingkah laku manusia,

Membantu siswa dalam memperoleh kepuasan diri,

Membantu siswa untuk seimbang dalam aspek jasmani, rohani, emosi, dan

sosial, dan

Membantu siswa mendapat kesempatan dalam mengembangkan potensinya di

lingkungan dan di masyarakat

c. Tujuan bimbingan dan konseling untuk guru:

Membantu guru dalam keseluruhan program pendidikan,

8

Page 12: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

Membantu guru dalam usaha memahami perbedaan individu siswa,

Merangsang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan,

Membantu dan mengenalkan pentingnya keterlibatan diri dalam keseluruhan

program pendidikan, dan

Membantu guru dalam berkomunikasi dengan siswa

d. Tujuan bimbingan dan konseling untuk kepentingan orang tua siswa:

membantu orang tua dalam menghadapi masalah hubungan antara siswa

dengan keluarga,

Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah siswa serta bantuan

yang dapat diberikan,

Membina hubungan baik antara keluarga dan sekolah, dan

Membantu memberikan pengertian terhadap orang tua tentang program

pendidikan pada umumnya

D. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk mengoptimalkan setiap siswa

sesuai dengan kemampuan, dan nilai-nilai yang dipunyai siswa. Untuk mencapai

tujuan tersebut Prayitno (1994) menguraikan fungsi bimbingan dan konseling sebagai

berikut:

1. Fungsi pemahaman

Fungsi ini merupakan landasan dari kegiatan bimbingan dan konseling, karena

dengan memahami siswa dan permasalahannya besar kemungkinan jalan keluar

dari pemecahan masalah akan dapat ditemui sehingga diharapkan siswa dapat

terlepas dari permasalahan yang dialaminya.

2. Fungsi pencegahan

Moto kesehatan tentang “mencegah lebih baik daripada mengobati” juga berlaku

dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Setelah guru pembimbing memahami

permasalahan siswa, tentu harus dapat memperkirakan kemungkinan

kesulitan/masalah baru yang akan menimpa siswa, karena itu fungsi pencegahan

dalam bimbingan dan konseling adalah untuk mencegah atau paling tidak

memperkecil akibat yang akan timbul dari masalah siswa.

3. Fungsi pemeliharaan

9

Page 13: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

Setiap individu mempunyai potensi dan kekurangan yang harus dikembangkan.

Potensi dan kekuatan yang ada ini harus di jaga sebaik mungkin dengan demikian

yang ada tidak sia-sia. Program bimbingan dan konseling berfungsi agar hal-hal

yang telah dipunyai individu siswa terjaga dan terpelihara dengan baik serta hal-

hal yang menjadi kekurangan individu dapat dikurangi sedikit demi sedikit.

Sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun lingkungan sekolah.

4. Fungsi pengembangan

Setiap potensi yang ada dalam diri individu perlu dikembangkan, karena itu

program bimbingan dan konseling berfungsi untuk mengembangkan potensi yang

ada dalam diri siswa, sehingga individu siswa dapat puas dan bahagia dalam

hidupnya.

5. Fungsi pengentasan

Merupakan suatu usaha nyata untuk memecahkan masalah siswa. Dengan

terentaskannya masalah siswa, maka diharapkan siswa bebas dari permasalahan

yang dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.

BAB III

PENUTUP

10

Page 14: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

A. KESIMPULAN

Kegiatan bimbimgan dan konseling merupakan kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari proses belajar mengajar. Kegiatan bimbingan dan konseling pada

dasarnya merupakan usaha yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa

untuk mencapai kemandirian dalam keseluruhan proses kehidupan, baik sebagai

individu, kelompok, keluarga atau masyarakat.

B. SARAN

Peran guru sebagai pengajar sekaligus pendidik harus mampu mendukung dan

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didiknya. Guru mata pelajaran

sebaiknya mampu menjadi jembatan penghubung antara siswa dengan guru

pembimbing (guru BK) sehingga mampu mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapi peserta didik.

Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak antara lain, guru kelas, guru BK,

siswa dan seluruh staf sekolah dalam mewujudkan bimbingan konseling tepat sasaran

11

Page 15: Wawasan Bimbingan Dan Konseling

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Konselor. Jakarta: P2LPTK

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Tim MKDK.2007. Bahan Ajar Profesi Kependidikan. Universitas Negeri Padang

http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/#ixzz2u2AfDr3S

http://pemimpixcil.blogspot.com/2013/03/latar-belakang-dan-pentingnya-bimbingan.html

12