Wati, Nurokhim

12
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Pusat Penelitian IImu Pengetahuan dall Tekllologi-RISTEK ISSN 1410-6086 PENGELOLAAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI REAKTOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN ABSTRAK PENGELOLAAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI REAKTOR PEMBANGKIT LlSTRIK TENAGA NUKLIR (PL TN). Telah dilakukan studi ten tang pengelolaan bahan bakar nuklir bekas sebagai upaya antisipasi bagi program pengoperasian PLTN di Indonesia. Dalam makalah ini diperkirakan kuantitas bahan bakar nuklir bekas (B2NB) yang ditimbulkan berdasarkan skenario pemenuhan kebutuhan energi Iistrik nasional, tingkat daya dan tipe PLTN. Dibahas juga altematif pengelolaabahan bakar bekas tersebut terkait dengan strategi daur bahan bakar nuklir yang akan dikembangkan. Sebagai dasar kajian digunakan PL TN jenis Pressurized Water Reactor (PWR) dengan tingkat daya 1.000 MWe. Berdasarkan pengalaman negara-negara yang sudah mengoperasikan PL TN, terdapat empat strategi daur bahan bakar nuklir yang dapat dilakukan yaitu : direct disposal, reprocessing, DUPIC (Direct Use of Spent PWR Fuel In Candu) dan wait and see. Terdapat beberapa altematif pengelolaan bahan bakar nuklir bekas yaitu : penyimpanan sementara di lokasi reaktor (at the reactor/AR), disediakan fasilitas tersentralisasi jauh dari reaktor (away from reactor/AFR) tipe basah, disediakan AFR tipe kering atau mempersiapkan fasilitas reprocessing. Untuk kasus di Indonesia, metode pengelolaan B2NB secara AFR tipe basah adalah pilihan yang paling tepatjika yang akan dioperasikan adalah PLTN jenis PWR atau BWR. Kata kunci : pembangkit listrik tenaga nuklir, bahan bakar nuklir bekas ABSTRACT MANAGEMENT OF SPENT NUCLEAR FUEL FROM NUCLEAR POWER PLANT REACTOR. Management of spent nuclear fuel from Nuclear Power Plant (NPP) reactor had been studied to anticipate program of NPP operation in Indonesia. In this paper the quantity of generated spent nuclear fuel (SNF) is predicted based on the national electrical demand, power grade and type of reactor. Data was estimated using Pressurized Water Reactor (PWR) NPP type 1.000 MWe and the SNF management overview base on the experiences of some con tries that have NPP. There are four strategy nuclear filel cycle which can be developed i.e: direct disposal, reprocessing, DUPlC (Direct Use of Spent PWR Fuel In Candu) and wait and see. There are four alternative for SNF management i.e : storage at the reactor building (AR), away from reactor (AFR) using wet centralized storage, dry centralized storage AFR and prepare for reprocessing facility. For the Indonesian case, centralized facility of the wet type is recommended for PWR or BWR spent fuel. Keyword: nuclear power plant, spent nuclear fuel PENDAHULUAN Sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2003 - 2020 yang telah disusun oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemenuhan kebutuhan listrik nasional dilakukan melalui diversifikasi pembangkitan listrik. Salah satu pilihan pembangkitan energi Iistrik yang akan dibangun adalah PL TN. Berdasarkan perencanaan KEN 2003 - 2020 terse but telah dibuat roadmap bersama antara Kementrian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dan Departemen ESDM yang mencanangkan pengoperasian PL TN pertama di Indonesia pada tahun 2016 mendatang. Adanya rencana memasukkan energi nuklir dalam sistem pemasok energi 80 nasional melalui pembangunan PL TN terse but maka akan mulailah era industri nuklir di Indonesia. Guna menghadapi pengelolaan bahan bakar nuklir bekas dalam waktu dekat maupun dalam jangka panjang, untuk reaktor pembangkit daya listrik, maka perlu dipelajari perkembangan teknologi pengelolaan bahan bakar nuklir bekas. Berdasarkan Cetak Bim (Blueprint) Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 yang telah disusun oleh Departemen ESDM, diperkirakan bahwa sekitar 1,99 % dari total kebutuhan listrik nasional pad a tahun 2025 atau sekitar 10.000 MWe akan disumbangkan dari energi nuklir(I). Bila yang akan dibangun adalah PL TN dengan daya 1.000 MWe, maka diperkirakan pada tahun 2025 Indonesia akan mengoperasikan

Transcript of Wati, Nurokhim

Page 1: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dall Tekllologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

PENGELOLAAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI REAKTORPEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

Wati, NurokhimPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN

ABSTRAK

PENGELOLAAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI REAKTOR PEMBANGKIT

LlSTRIK TENAGA NUKLIR (PL TN). Telah dilakukan studi ten tang pengelolaan bahan bakar nuklirbekas sebagai upaya antisipasi bagi program pengoperasian PLTN di Indonesia. Dalam makalah inidiperkirakan kuantitas bahan bakar nuklir bekas (B2NB) yang ditimbulkan berdasarkan skenario pemenuhankebutuhan energi Iistrik nasional, tingkat daya dan tipe PLTN. Dibahas juga altematif pengelolaabahanbakar bekas tersebut terkait dengan strategi daur bahan bakar nuklir yang akan dikembangkan. Sebagai dasarkajian digunakan PL TN jenis Pressurized Water Reactor (PWR) dengan tingkat daya 1.000 MWe.Berdasarkan pengalaman negara-negara yang sudah mengoperasikan PL TN, terdapat empat strategi daurbahan bakar nuklir yang dapat dilakukan yaitu : direct disposal, reprocessing, DUPIC (Direct Use of SpentPWR Fuel In Candu) dan wait and see. Terdapat beberapa altematif pengelolaan bahan bakar nuklir bekasyaitu : penyimpanan sementara di lokasi reaktor (at the reactor/AR), disediakan fasilitas tersentralisasi jauhdari reaktor (away from reactor/AFR) tipe basah, disediakan AFR tipe kering atau mempersiapkan fasilitasreprocessing. Untuk kasus di Indonesia, metode pengelolaan B2NB secara AFR tipe basah adalah pilihanyang paling tepatjika yang akan dioperasikan adalah PLTN jenis PWR atau BWR.

Kata kunci : pembangkit listrik tenaga nuklir, bahan bakar nuklir bekas

ABSTRACT

MANAGEMENT OF SPENT NUCLEAR FUEL FROM NUCLEAR POWER PLANT

REACTOR. Management of spent nuclear fuel from Nuclear Power Plant (NPP) reactor had been studied toanticipate program of NPP operation in Indonesia. In this paper the quantity of generated spent nuclear fuel(SNF) is predicted based on the national electrical demand, power grade and type of reactor. Data wasestimated using Pressurized Water Reactor (PWR) NPP type 1.000 MWe and the SNF management overviewbase on the experiences of some con tries that have NPP. There are four strategy nuclear filel cycle which can

be developed i.e: direct disposal, reprocessing, DUPlC (Direct Use of Spent PWR Fuel In Candu) and waitand see. There are four alternative for SNF management i.e : storage at the reactor building (AR), away fromreactor (AFR) using wet centralized storage, dry centralized storage AFR and prepare for reprocessingfacility. For the Indonesian case, centralized facility of the wet type is recommended for PWR or BWR spentfuel.

Keyword: nuclear power plant, spent nuclear fuel

PENDAHULUAN

Sebagaimana tertuang dalamKebijakan Energi Nasional (KEN) 2003 ­2020 yang telah disusun oleh DepartemenEnergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),pemenuhan kebutuhan listrik nasionaldilakukan melalui diversifikasi

pembangkitan listrik. Salah satu pilihanpembangkitan energi Iistrik yang akandibangun adalah PLTN. Berdasarkanperencanaan KEN 2003 - 2020 terse buttelah dibuat roadmap bersama antaraKementrian Negara Riset dan Teknologi(KNRT) dan Departemen ESDM yangmencanangkan pengoperasian PLTNpertama di Indonesia pada tahun 2016mendatang. Adanya rencana memasukkanenergi nuklir dalam sistem pemasok energi

80

nasional melalui pembangunan PLTNterse but maka akan mulailah era industri

nuklir di Indonesia. Guna menghadapipengelolaan bahan bakar nuklir bekas dalamwaktu dekat maupun dalam jangka panjang,untuk reaktor pembangkit daya listrik, makaperlu dipelajari perkembangan teknologipengelolaan bahan bakar nuklir bekas.

Berdasarkan Cetak Bim (Blueprint)Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025yang telah disusun oleh Departemen ESDM,diperkirakan bahwa sekitar 1,99 % dari totalkebutuhan listrik nasional pad a tahun 2025atau sekitar 10.000 MWe akan

disumbangkan dari energi nuklir(I). Bilayang akan dibangun adalah PLTN dengandaya 1.000 MWe, maka diperkirakan padatahun 2025 Indonesia akan mengoperasikan

Page 2: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPI/sat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian /lml/ Pengetallllan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

paling sedikit 10 unit PLTN. Sedangkan bilayang akan dioperasikan adalah PLTNdengan daya lebih kecil dari 1.000 MWe,maka jumlah unit PLTN ini akan lebihbanyak, hal ini berarti bahwa bahan bakarnuklir bekas yang dilepas dari reaktor akansemakin ban yak. Bahan bakar nuklir bekas(B2NB) yang ditimbulkan dari operasiPLTN bersifat sangat radioaktif sehinggaperlu dikelola dengan baik agar memenuhiaspek keselamatan bagi pekerja, masyarakatdan Iingkungan. Untuk dapat mengeloladengan baik maka perlu dipahamikarakteristik B2NB terse but, perludiperkirakan seberapa ban yak kuantitasnya,memahami cara-cara pengelolaannya danmempersiapkan fasilitas yang mungkindiperlukan. Disamping itu, belum dipastikanapakah jumlah PLTN sebanyak itu akandibangun dalam satu tapak atau terdapatdalam beberapa tapak, dan juga apakahPLTN yang akan dibangun tersebut tipePWR, BWR, CANDU atau campuran daribeberapa tipe PLTN. Oleh karena itu dalammakalah ini akan dipelajari metodepengelolaan bahan bakar nuklir bekas PLTNuntuk kasus di Indonesia terkait dengantingkat/besar daya dan tipe PLTN sertastrategi daur bahan bakar nuklir yang akandikembangkan sebagai upaya antisipasi bagiprogram pengoperasian PLTN tersebut.

Bahan Bakar Nuklir Bekas

Bahan bakar nuklir bekas adalah

bahan bakar nuklir yang telah selesaidigunakan untuk menghasilkan energi listrikdalam operasi PLTN, biasanya berbentukperangkat bahan bakar (fuel assembly).Bahan bakar nuklir umumnya dipakai didalam PLTN selama beberapa tahunsebelum kehilangan kemampuan untukmenghasilkan energi. Saat PL TN beroperasiproses pembelahan inti berlangsung, energidilepaskan dan di dalam bahan bakarterbentuk produk fisi dan aktinida hasilaktivasi. Umumnya B2NB kelihatan sarnapersis seperti ketika pertamakali dimasukkanke dalam reaktor. Gambar ]

memperlihatkan contoh perangkat bahanbakar nuklir PWR(2).

81

Assembly:17xl7

Berat uranium

461.4 kgBerat U02

523.4Berat

perangkat657.9 kg

Berat logam134.5 kg

Gambar 1. Contoh perangkat bahan bakarPWR(2).

Bahan bakar nuklir bekas

mengandung sejumlah komponen limbah.Unsur-unsur limbah nuklir yang ada dalambahan bakar bekas dapat dilihat dalam Tabel1(3,4,5).Unsur-unsur limbah nuklir tersebut

dapat digolongkan sebagai aktinida inti berat(Cm244,Am24\ Am243dan Np237), inti ringandengan umur pendek (Cs137, Kr85, dan Sr90)dan inti ringan dengan umur panjang (Tc99,Zr93, Cs135,Se79, PdI07, Sn126,Sml51 dan 1129).Radioaktivitas dari aktinida inti berat sekitar

I %, inti ringan dengan umur pendek sekitar99 % dan inti ringan dengan umur panjangsekitar 0,0000 I % dari tingkat aktivitaskeseluruhan. Meskipun aktinida inti beratdan inti ringan dengan umur panjangprosentasenya sangat kecil, tetapi limbah initingkat radioaktivitasnya tinggi dan waktuparonya sangat panjang sehinggamembutuhkan waktu yang sangat lamauntuk meluruh sampai limbah terse butmencapai tingkat radioaktivitas yang aman.Resiko radiologik penyimpanan jangkapanjang berasal dari aktinida umur panjang,produk fisi Tc99 dan 1129serta Sr90dan Cs137.

Limbah nuklir sering disebut sebagaikelemahan utama dalam industri PLTN, dankebanyakan kontroversi berpusat padamunculnya limbah aktivitas tinggi danberumur panjang yang berada dalam bahanbakar nuklir bekas tersebut di atas. Tingkataktivitas yang tinggi dan umur yang panjangdari radionuklida dalam B2NB merupakanpersoalan utama dalam pengelolaan bahanbakar nuklir bekas. Prod uk hasil belah,produk aktivasi dan aktinida yang timbuldalam B2NB secara terus menerus

memancarkan radiasi sampai mcncapai

Page 3: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Lill1bah VIPusat Teknologi Lill1bah RadioaktifBATANPusat Penelitian I1l11uPengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 14 10-6086

bentuk kestabilan. Karena potensi bahayaradiasi, B2NB harus disimpan dalam kolamair berperisai, atau dalam penyimpanankering sampai radioaktivitasnya turunketingkat yang aman(6).

Tabell. Unsur-unsur limbah dalam B2NB(3,4,5)

NuklidaWaktu paro

Atom X 1025(tahun)Aktinida : Np237

2, I x 10°3,66Am~41

4324,13Am24J

7,4 x IOJ0,73Cm~44

18, I0,13

Produk Fisi :Se'"

6,5 x 1040,13Kr~'

10,70,28Sr'v

28,89,0Zr'JJ

1,5 x 10015Tc'J'J

2,1 x 10'15PdlVl

6,5 x 10°4,1Snl~O

I x 10'0,46112'1

1,6 x 1012,7Cs'»

3 x 10°4,2CsIJI

3014Sm"l

900,16

Kuantitas B2NB dari PLTN yangberoperasi dengan daya listrik tertentu dapatdiperkirakan dengan mempertimbangkanfaktor-faktor: jenis PLTN, fraksi bakar(burn-up), faktor beban (load factor) danefisiensi dari pembangkitan listrik.Sedangkan untuk PLTN yang sudahberoperasi dapat diperoleh langsung daridata-data pengalaman operasi atau dihitungberdasarkan data-data yang tersedia.Konsumsi uranium untuk tiap megawattslistrik yang dibangkitkan per tahun dapatdihitung dengan rumus[7] :

KU = 8760xLf

E.ffxBUx24xlO00 tonl MWe (1)

dimana :

KU : konsumsi uranium

Lf : faktor beban, perbandingan jamoperasi nyata dengan jam operasidalam satu tahun.

Eff : efisiensi thermal, perbandingan dayalistrik dan daya termal PLTN.

BU : burn-up bahan bakar GWd/tHM(tHM: ton heavy methal)

82

Faktor beban berbeda beda untuk

berbagai jenis PLTN dan harganya berubahseiring dengan waktu dan perkembanganteknologi reaktor, seperti yang diberikanpada Gambar 2. Gambar 2.memperlihatkan faktor beban untuk berbagaijenis PLTN, setelah tahun 2015 diperkirakanfaktor beban untuk berbagai jenis PLTNsarna sebesar 0.85 dan diharapkan terus naikseiring perkembangan teknologi(7).

Load Factors

100.00 .---- ..------ ..-- ...••----.------- ..------- •... --.- ..

9000

80.00

•••• 70.00

;ft....~ 60.000U 5000

-PiWI

I; .

II.

-REM{

'C 40.00

I;

-AGR

0

.J 30.00

OCR

20.00

-WNf.R

10.00

000

1980 19ro 2000 2010 2020 2030 2040 2050

Year

Gambar 2. Faktor beban berbagai jenisPL TN (7).

Efisiensi PL TN yang telahberoperasi lama berkisar pada angka 30­32%, untuk PLTN baru berkisar pada angka33% dan yang akan datang diharapkan dapatmencapai 34%.

Burn-up bahan bakar dipengaruhioleh pengkayaan, jenis reaktor sertateknologi bahan bakar, perkembangan burn­up bahan bakar untuk berbagai jenis PLTNdapat dilihat pada Gambar 3. UntukPLTN jenis PWR 1000 MWe umumnyabahan bakar nuklir mengalami siklus 3tahun, tiap tahun sepertiga teras digantidengan bahan bakar baru.

Pengelolaan Bahan Bakar Nuklir Bekas

Pada awal industri PLTN asumsi yangditerima dalam pengelolaan adalah B2NBakan diolah ulang, uranium dan plutonium

Page 4: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Lil71bah VIPI/sat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TANPI/sat Penelitian /lml/ Pengetahl/an dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

digunakan kembali sebagai bahan bakarnuklir (disebut siklus tertutup). Situasi inimuncul sebagai konsekuensi atas perkiraanbesar terhadap pertumbuhan program PLTNdan kurangnya ketersediaan uranium.Namun demikian perubahan pertumbuhanPLTN, penemuan sumber-sumber uraniumbaru dan penggunaan material dapat belahdari senjata nuklir membuat program olahulang tidak berkembang. Teknologi olahulang tersedia dan teruji, beberapa negaratelah memutuskan untuk

mengimplementasikannya dalam programPLTN mereka.

Burnups

70.00 ra-------------------------------··-·6CfJO D=~-PIiI'IR

~ S(JOO +-J -RBMKo II-AGRs: 40.00oWI

~])OOc•..::I

m 20.00

10.00

0.00

1980 1990 2000 2010 2020 2030 2040 2OSO

Year

Gambar 3. Burn-up bahan bakar nuklirberbagai jenis PLTN (7).

Beberapa negara atau pengguna listrikmenganggap lebih menguntungkan untukmengimplementasikan siklus terbuka,dimana B2NB yang dikeluarkan dari terasreaktor disimpan, setelah jangka waktutertentu B2NB akan dikondisioning dandibuang langsung ke fasilitas repositorypad a formasi geologi. Kedua pendekatansiklus terbuka dan tertutup masing-masingmempunyai kelebihan dan kekurangan.

Banyak negara dengan program nuklirmelakukan pendekatan keputusanpenundaan dikombinasi denganpenyimpanan sementara, yang menyediakankesempatan untuk memonitor penyimpanansecara kontinyu dan mengambil kembali

83

B2NB yang akan datang untuk pembuanganlangsung atau reprocessing. Beberapanegara menggunakan pendekatan keduanyadalam program nuklirnya.

Bahan bakar nuklir bekas dari reaktor

mungkin diletakkan pada penyimpanankering sesudah diletakkan beberapa tahunpada kolam B2NB. Ujung akhir dari B2NBatau limbah dari proses olah ulang adalahpembuangan geologi tanah dalam. Padabanyak negara, B2NB sekarang disimpan difasilitas dekat reaktor atau jauh dari reaktor.

Umumnya B2NB dikeluarkan darioperasi reaktor dan sementara disimpandalam kolam dekat reaktor (AR : AtReactor). Setelah pendinginan dalam jangkawaktu tertentu, B2NB dipindah dari kolamreaktor ke fasilitas yang jauh dari reaktor(AFR : Away From Reactor) dilokasi reaktoratau diluar lokasi reaktor berdasarkan

pertimbangan penggunaan praktis. Ada tigaaltematif strategi daur bahan bakar nukliryaitu : siklus terbuka (open cycle), siklustertutup (closed cycle), dan kebijakan waitand see. Siklus terbuka (open cycle) ataupembuangan langsung (direct disposal/once­through cycle), yaitu mengirim langsungB2NB ke penyimpanan lestari (geologicrepository). Siklus tertutup (closed cycle),yaitu melakukan proses olah ulang B2NB,menggunakan kembali plutonium danuranium hasil olah ulang, dan disposallimbah sisa proses olah ulang. Sedangkankebijakan wait and see, yang berartimenekankan penyimpanan B2NB danmemutuskan langkah berikutnya belakanganpada reprocessing, disposal langsung ataumenunggu teknologi baru.

Teknologi Partisi dan Transmutasi.

Dalam strategi pengelolaan B2NB,beberapa negara seperti Prancis dan Jepangmelakukan proses olah ulang dan melakukanstrategi daur tertutup (close cycle) untukmemanfaatkan kembali bahan bakar yangtersisa di dalam B2NB, negara lain sepertiAmerika dan Kanada menggunakan strategidaur terbuka (open cycle) untuk langsungmembuang B2NB ke fasilitas pembuanganakhir di penyimpanan geologi tanah dalam.Sementara itu teknologi terus berkembang,fasilitas olah ulang walaupun telahberoperasi dan berhasil di beberapa negarapenganut daur tertutup namun kapasitas olahulangnya jauh lebih rendah dari B2NB yangditimbulkan dari operasi PLTN. Harapan

Page 5: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPI/sat Teknologi Limbah RadioaktifBA TANPI/sat Penelitian Ilml/ Pengetahl/an dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Penyi~ sern::ntaraAR

Penyimpmansern::ntaraAFR I I 100010

Strategi dan konsep pengelolaan bahanbakar bekas ke depan seperti terlihat padaGambar 4(12.13).

terhadap teknologi lanjut Partisi danTransmutasi (P&T) limbah nuklir membuatkebanyakan negara pemilik PLTNmelakukan penundaan dalam pembuanganakhir, membiarkan 82N8 dalampenyimpanan sementara, IAEA menyatakanbahwa negara-negara dalam keadaan wailand see.

Suatu aspek yang menarik dari strategipengelolaan Iimbah ini yaitu diperlukannyapartisi limbah. Partisi limbah memisahkanuranium dan plutonium sehingga dapatdimanfaatkan lagi sebagai bahan bakarreaktor nuklir. Proses partisi sebagai bagiandari sistem olah-ulang dapat dilakukandengan proses PUREX (Plutonium UraniumExtraction) yang dapat dikombinasikandengan proses pemisahan aktinida. Danupaya selanjutnya untuk memisahkanaktinida adalah dengan proses TRUEX(Transuranium Extraction). Pada prosesPUREX dan TRUEX ini unsur-unsur produkfisi dan aktinida dapat dipisahkan untukselanjutnya ditransmutasi. Transmutasilimbah tidak bertujuan untuk mengeliminasikebutuhan tempat penyimpanan geologi,tetapi bertujuan untuk meningkatkankelangsungan tempat penyimpanan geologi.Jadi akan mengubah skala waktupenyimpanan yang diperlukan dari skalageologi (puluhan ribu tahun) menjadi skalateknik (ratusan tahun).

Teknologi Lanjut

Konsep Partisi dan Transmutasi (P&T:Partitioning and Transmutation) adalahkonsep lanjut pengelolaan 82NB. Nuklida­nuklida yang tidak diinginkan dalam 82NPdiisolasi/dipartisi yang kemudiandimusnahkan dengan cara transmutasi direaktor nuklir atau instalasi transmutasi

seperti akselerator (ADS:' AcceleratorDriven System).

Unsur-unsur aktinida khususnyaisotop-isotop plutonium, neptunium,amerisium, dan curium dapat ditransmutasimenjadi unsur-unsur yang tingkat bahayanyalebih rendah. Apabila diiradiasi dengannetron didalam reaktor nuklir, isotop-isotopterse but dapat membelah, mengurangiaktinida dan menghasilkan produk fisiradioaktif dan non radioaktif yang berumurlebih pendek. Isotop-isotop plutonium danaktinida lainnya cenderung berumur panjangdengan waktu paro ribuan tahun semen taraitu produk hasi\ belah berumur pendek,kebanyakan berumur 30 tahun atau kurang.Dari sisi pengelolaan, transmutasi aktinidaakan menghilangkan bahaya radiasi jangkapanjang menjadi radiasi jangka pendek.Sebagai contoh reaksi transmutasi untuklimbah nuklir adalah :

Penyi~ akhirGeoIogitanah dalam

3 % LR unur pendek

0.3%LRunur~

3.5%

Partisi

0.2%

100010

TrarnrrutasiFER!Am

Gambar 4. Konsep pengelolaan bahanbakar nuklir bekas(12.13.14).

Dua strategi yang dianjurkan untukpengelolaan bahan bakar bekas yaitu :

a. Penyimpanan langsung tanah dalam darielemen bahan bakar bekas tanpa prosesolah-ulang.

b. Proses olah-ulang bahan bakar bekasdengan tujuan untuk mengoptimalkanekstraksi dari aktinida dan produk fisi,kemudian mentransmutasi dengan reaksinuklir sehingga sehinggaradiotoksisitasnya berkurang ataumenjadi unsur dengan umur pendek.

84

Page 6: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Cs137+ n ~ Cs138~Ba138 (stabil)

Sr90 + n ~ Sr91 ~ y91 ~ Zr91 (stabil)

TC99 + n ~ TclOO ~ RU99 (stabil) + e-

PENGALAMAN NEGARA MAJUDALAM PENGELOLAAN B2NB (6,8,9) :

a. China

China memiliki 8 PLTN PWR dan 2

PHWR dengan kapasitas total 7.572 MWe, 5PWR dengan kapasitas 4.220 MWe sedangdalam konstruksi. China menganut siklusdaur tertutup. Semua B2NB disimpan direaktor. Reprosesing skala pilot dengankapasitas 0.1 tHM/tahun dibangun diLanzhou, beroperasi tahun 2001.Penyimpanan basah tersentralisasi dengankapasitas 550 tHM beroperasi tahun 2003 dikomplek bahan bakar nuklir Lanzhou

b.Jepang

PLTN Jepang pertama berjenis BWRdengan kapasitas 13 MWe dan terhubung kesistem kelistrikan pada tahun 1963. Sampaisaat ini 23 PWR dan 32 BWR sedangberoperasi dengan kapasitas mencapai47.587 MWe, menyumbang energi sebesar29,97 % dari produksi listrik nasionalJepang tahun 2006. Empat reaktor shutdownpermanen dan satu PWR kapasitas 866MWe sedang dibangun di HOKAIDO.

Jepang menganut siklus daur tertutup,fasilitas olah ulang dengan kapasitas 0.7tHM/hari dan fasilitas kolam penyimpanansementara AFR berkapasitas 140 tHMberoperasi di Tokai pada tahun 1977.Sampai akkhir tahun 2002 tidak ada B2NBdi fasilitas AFR Jepang, pabrik olah ulang diTokai telah memproses sekitar 1009 t U,disamping itu Jepang juga membuat kontrakdengan Perancis dan Inggris untukmemproses ulang 5600 t U B2NB LWR,yang pengirimannya selesai akhir September1998.

c. Korea Selatan

Korea Selatan memulai program PLTNkomersial pertama pada tahun 1977 denganmengoperasikan PWR 600 MWe, lima tahunkemudian Korea mengoperasikan PLTNjenis PHWR 600 MWe. Sampai saat ini 16PWR dan 4 PHWR beroperasi dengankapasitas total 18 OWe menyumbang energisekitar 38.64 % listrik nasional tahun 2006,satu PWR dengan kapasitas 1000 MWe

85

sedang dalam konstruksi dan direncanakanberoperasi tahun 2010.

Korea menganut siklus daur terbuka,B2NB disimpan dimasing-masing bangunanPLTN. KHNP mengoperasikanpenyimpanan kering AFR untuk reaktorPHWR di Wolsong pad a tahun 1994 dengankapasitas 1212 tHM. AEC, Badan pembuatkebijakan tenaga atom tertinggi di Koreamemutuskan untuk membangun AFR danmenunjuk KAERl sebagai organisasinasional pengelolaan limbah tahun 1984.namun pada tahun 1999 tugas pengelolaanlimbah dipindahkan ke NETEC (NuclearEnvironment Technology Institute) yangmerupakan divisi khusus dibawah KHNP.Persiapan dan pemilihan lokasi untukpenyimpanan sementara AFR Korea danpenelitian aspek-aspek teknik fasilitaspenyimpanan sementara dilakukan olehNETEC, penyimpanan kering AFR untukB2NB PWR direncanakan beroperasi tahun2016 dengan kapasitas 2000 tHM.

d. Perancis

Perancis mulai menggunakan listrikdari PLTN tahun 1959 denganmengoperasikan PLTN jenis OCR yangsekarang sudah shutdown. Reaktor jenisOCR mendominasi Perancis sampai tahun1973, setelah itu pemerintah Perancismemutuskan untuk mengkonsentrasikanpada PLTN jenis PWR. Sampai saat initerdapat 58 PWR dengan kapasitas total 61.5OWe, menyumbang 78 % kebutuhan listriknasional Perancis tahun 2006.

Perancis menganut siklus tertutupdengan mengolah ulang B2NB PWR danmenggunakan kembali plutonium danuranium dalam PLTN PWR. Semua bahan

bakar OCR (18000 tHM) telah di olah ulangdi Cogema UP 1 yang berlokasi di Marcoleyang sekarang sudah dekomisioning. B2NBPWR Perancis dikirim ke kolam

penyimpanan sementara AFR La Hagueuntuk pendinginan sebelum diolah ulang diCogema UP2. B2NB dari luar Perancis

diolah ulang di Cogema UP3 La Hague.Uranium dan plutonium digunakan kembalidi fasilitas fabrikasi bahan bakar. Limbah

olah ulang dikondisioning dan disimpansementara sebelum dikirim ke ANORA

(Agency nationale pour la gestion desdechets radioactift) atau pelanggan luarnegeri. lumlah total B2NB LWR yang telahdiolah ulang lebih dari 18300 tHM. Limbah

Aktivitas Tinggi yang telah dikondisioning

Page 7: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioakJifBATANPusat Penelitian llmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

disimpan di lokasi produksi menunggulokasi disposal yang disiapkan olehANORA.

e. Jerman

Jerman mulai mengoperasikan PLTNBWR 15 MWe pada tahun 1961, lima tahunkemudian menambah 3 PLTN PHWR, PWRdan BWR masing-masing berkapasitas 52,62 dan 237 MWe. Sampai tahun 1971Jerman memiliki 8 PL TN dengan kapasitastotal mencapai 1.000 MWe yang semuasudah dalam status shutdown perman en.Saat ini Jerman mengoperasikan 11 PWRdan 6 BWR dengan kapasitas total sekitar 21Gwe, total produksi Iistrik PLTN untuktahun 2006 di Jerman 158.709.486 GWh(e),atau 31.82 % dari total penggunaan Iistrik diJerman.

Jerman menganut siklus daur terbukadan tertutup. Semua kegiatan olah ulangdalam negeri dihentikan, proses olah ulangdilakukan dengan kontrak mengirim B2NBke Inggris dan Perancis. AmandemenUndang-undang di Jerman tahun 1994mengijinkan pembuangan B2NB direpository geologi sebagai pengantipenghentian reprosesing. Dan aturan barutahun 200 I melarang transportasi B2NB kefasilitas reprosesing setelah pertengahan2005. B2NB yang tidak dikirim ke luarnegeri untuk reprosesing disimpan difasilitas penyimpanan sementaratersentralisas i.

f. Amerika Serikat

Amerika Serikat mengoperasikan 103PLTN dengan kapasitas total 99,25 GWe,menghasilkan Iistrik 787.219,77 GWh(e)atau 19,42 % kebutuhan energi listrikAmerika Serikat tahun 2006. PLTN pertamaAmerika Serikat jenis BWR dengankapasitas 24 MWe beroperasi tahun 1957 diCalifornia. Tidak ada pabrik olah ulangyang beroperasi, Amerika Serikat menganutdaur siklus terbuka. Fasilitas pengelolaanB2NB di beberapa negara ditampilkan padaTabel ilO,II).

Dalam makalah ini diperkirakankuantitas bahan bakar nuklir bekas PLTNuntuk kasus di Indonesia, kemudiandiberikan empat alternatif pengelolaan,yaitu: Direct Disposal, Reprocessing,DUPIC (f2irect flse of Spent f.WR Fuel in[;.andu) dan wait and see. Data untukperk iraan digunakan bahan bakar PLTNPWR 1.000 MWe dan kajian alternatif

pengelolaan bahan bakar nuklir bekasdilakukan dengan mengevaluasi pengalamanbeberapa negara yang sudahmengoperasikan PL TN khususnya AmerikaSerikat, Belgia, Bulgaria, China, Jepang,Jerman, Korea, Prancis, Rusia Swedia danSwis.

Penyimpanan Basah

Kolam air adalah pilihan utama untukpenyimpanan sementara segera setelahB2NB dikeluarkan dari teras reaktor, airmempunyai kapasitas perpindahan panasyang sangat baik untuk proses pendinginan.Di dalam PLTN kolam ini umumnyaterhubung dan terintegrasi dengan sistemPLTN dan pengelolaan kolam merupakanbagian dari operasi PLTN(15,16),dan sistempenyimpanan sementara ini disebut sistempenyimpanan di reaktor (AR : At Reactor).

Tabel 2. Fasilitas pengelolaan bahan bakarbekas di beberapa negara(IO,II).

Penyimpanan basah,Penyimpanan Kering,AFR

AFR

Negara

Tahun

Kapa-

B2NBTahunKapa-

B2NB

sesudasitas

yangsesudasitas

yangh RK-I (t HM)

adahRK-1

(t HM)ada

(tahun)(tHM)(tahun) (tHM

China13500965

Jepang15/1315097533408

Korea161212776

Prancis18/124001135

Jerman1155180324200

USA72100034380

Rusia22/125605005038000

Swiss3325002435

Belgia537052221002976

Bulgaria11600410

Swedia22/1580001700

Sistem penyimpanan basah kolam airjuga banyak digunakan untuk penyimpanansementara jauh dari reaktor (AFR : AwayFrom Reactor) dengan pertimbangan airmerupakan pendingin dan perisai yang baik,transparan dan mudah didapat. Penyimpanansementara AFR dilakukan jika kapasitaspenyimpanan AR tidak memadai(mencukupi) atau ada tujuan lain misalnyauntuk keperluan proses olah ulang.

Penyimpanan Kering

Penyimpanan kering akan lebih baikdari segi kerusakan perangkat B2NBterutama terhadap korosi sehingga B2NB

86

Page 8: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

akan tahan lebih lama dalam sistem

penyimpanan kering. Pada sistem basahB2NB diharapkan tahan sampai 50 tahun,sedangkan pad a sistem kering diharapkantahan sampai 100 tahun, pendinginan keringdengan udara merupakan pilihan yang lebihbaik dari pendinginan kolam air. Namundemikian sistem penyimpanan keringmempunyai kapasitas perpindahan panasyang rendah sehingga tidak dapat digunakanuntuk B2NB yang baru keluar dari terasreaktor, oleh karena itu penyimpanan keringbanyak digunakan untuk penyimpanansementara AFR.

Penyimpanan Akhir Geologi TanahDalam

Dibeberapa negara telah dikembangkankonsep penyimpanan akhir geologi tanahdalam. Dalam konsep tersebut B2NB ataulimbah aktivitas tinggi diletakkan dalamfasilitas repository pada formasi geologi.

Rencana awal akan mulai dibangun reaktordengan kapasitas 1.000 MWe dan 2.000MWe pada tahun 2016 dan 2017.Sedangkan pada periode kedua menyusulpembangunan reaktor dengan kapasitas3.000 MWe dan 4.000 MWe dengan rencanaoperasi pada tahun 2023 dan 2024, sehinggatotal daya yang dibangkitkan dari PLTNtersebut mencapai 10.000 MWe. Bila yangakan dibangun adalah PLTN dengan daya1.000 MWe, maka diperkirakan pada tahun2024 Indonesia akan mengoperasikan 10unit PLTN. Semen tara kalau yang akandibangun adalah PLTN dengan daya yanglebih rendah (600 MWe), maka jumlahPLTN yang akan dibangun akan semakinbesar. Tabel 3. memperlihatkan hubunganan tara unit PLTN yang akan dibangun danbesar daya PLTN untuk asumsi 10.000MWe.

Tabel 3. Hubungan besar daya dan jumlahunit PLTN untuk asumsi 10.000MWe.

Sebagaimana diperlihatkan dalamTabel 3, besar daya PLTN secara langsungakan berpengaruh pada jumlah unit PLTNyang akan dibangun untuk target total dayatetap. Semakin kecil daya PLTN yang akandibangun, maka semakin banyak unit PLTNyang diperlukan untuk memenuhi kebutuhanlistrik. Namun dapat diperkirakan, bahwajumlah total bahan bakar nuklir bekas yangditimbulkan oleh PL TN berdaya kecil, akanjauh lebih besar dibandingkan denganjumlah bahan bakar nuklir bekas yangditimbulkan PLTN dengan tingkat dayatinggi. Dengan demikian, dari sudutpengelolaan bahan bakar nuklir bekas PLTNdengan tingkat daya tinggi lebihmenguntungkan (efisien), karenamenimbulkan bahan bakar nuklir bekas yanglebih sedikit.

Diketahui bahwa masing-masing tipePLTN akan menghasilkan jumlah bahanbakar nuklir bekas yang berbeda, berkaitandengan tingkat bakar (burn-up) danpengkayaan U235 dalam bahan bakarnya.Secara umum untuk PLTN tipe LWR (PWR& BWR) dan CANDU jumlah bahan bakar

Proses Olah UIang

Pada prinsipnya proses olah ulangadal<ih untuk mengambil uranium danplutonium dalam B2NB danmengunakannya kembali pada reaktortermal ataupun reaktor pembiak cepat (FBR:Fast Breeader Reactor). Alasan keduaadalah untuk mereduksi limbah yang akandibuang sebagai limbah aktivitas tinggi(HLW: High Level Waste), hanya sekitar 3­5% material B2BN akan menjadi limbahaktivitas tinggi.

Fasilitas proses olah ulang merupakanfasilitas yang sangat kompleks dengan aspekkeselamatan, potensi bahaya meliputi aspekkritikalitas, paparan radiasi, reaksi kimia,kebakaran dan ledakan.

Konsep Metode Pengelolaan BahanBakar Nuklir Bekas di Indonesia

Berdasarkan Cetak Biru PengelolaanEnergi Nasional 2005 - 2025 yang telahdisusun oleh Departemen ESDM, telahditetapkan kebijakan pembangkitan energiuntuk tahun 2025 dengan komposisi yangmasih didominasi oleh bahan bakar fosil

batubara 32,7 %, gas bumi 30,6 %, minyakbumi 26,2 %, PLTA 2,4 %, panas bumi 3,8% dan lainnya 4,4 %. Energi nuklir masukke dalam kelompok lainnya dengankomposisi 1,99 %(1). Rencana pembangunanPLTN dilakukan dalam dua peri ode.

87

Besar daya (MWe)600900

1.000

Unit PLTN17

12

IO

Page 9: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI

Pusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian I/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

nuklir bekas yang ditimbulkan setiap tahundiperlihatkan pada TabeI4(17,18).

Tabel 4. Jumlah bahan bakar nuklir bekas

yang dihasilkan beberapa tipePLTN('7.'8).

Tipe PLTN Jumlah bahan bakar nuklir

bekas. (MTU/tahun/unit)PWR23

BWR23

CANDU100

Data ini untuk PLTN tipe PWR & BWRdengan tingkat bakar 33.000 MWdlMTUdan CANDU dengan tingkat bakar 8.000MWdlMTU (17).Jumlah bahan bakar nuklir

bekas yang dilepas setiap tahun oleh seluruhunit PLTN untuk berbagai tipe PLTN,dengan memanfaatkan data pada Tabel 4,untuk PLTN 1.000 MWe dapat dihitungmenggunakan persamaan[17.18J:

[MTU Totalh = NT X [MTUh (2)

dimana :

[MTU Totalh = Jumlah bahan bakarnuklir bekas yangdilepas oleh seluruh unitPLTN untuk target dayatertentu, dalam hal ini10.000 MWe.

(MTU/tahun)N = Jumlah unit PLTN untuk

target daya (buah)[MTU = Jumlah bahan bakar

nuklir bekas yang dilepasPLTN per tahun(MTU/tahun)

T = Tipe PLTN

Jumlah bahan bakar nuklir bekas total yangditimbulkan seluruh unit PLTN untuk PLTN

tipe LWR dan CANDU, diperlihatkan padaTabel 5.

Tabel 5. Jumlah bahan bakar nuklir bekas

total yang ditimbulkan untukPLTN tipe LWR danCANDU[17.18J•

Tipe PLTN Jumlah bahan bakar nuklir bekas

(MTU/tahun/unit)PWR230

BWR230

CANDU1.000

88

Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkanbahwa PLTN tipe CANDU melepas bahanbakar nuklir bekas yang jauh lebih banyakdibandingkan dengan tipe PWR dan BWR.Bila yang akan dibangun di Indonesia adalahPLTN tipe CANDU maka untuk setiap unitper tahun akan ditimbulkan 100 MTU,sehingga pada tahun 2024 akan dilepaskansekitar 1.000 MTU/tahun bahan bakar nuklir

bekas. Apabila yang akan dibangun adalahPLTN tipe PWR atau BWR maka akanditimbulkan bahan bakar nuklir bekas

sebanyak 23 MTU untuk setiap unit pertahun, sehingga sekitar 230 MTU/tahunbahan bakar nuklir bekas yang akandilepaskan pada tahun 2024. Berdasarkanhal tersebut, maka dari sudut pengelolaanbahan bakar nuklir bekas, PLTN tipe PWRatau BWR lebih menguntungkandibandingkan dengan PLTN tipe CANDU,karena menimbulkan bahan bakar nuklir

bekas dalam jumlah yang lebih sedikit.Besamya jumlah bahan bakar nuklir bekasyang dihasilkan PLTN CANDU berkaitandengan tingkat pembakaran dan pengayaanU235, sebagaimana diperlihatkan pad aGambar 5. Terlihat bahwa CANDU

memiliki pengayaan U235 dan tingkatpembakaran yang rendah.

Gambar 5. Hubungan antara tingkat bakar(burn-up) dan pengayaan U235

dengan tipe PLTN.

Page 10: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 14]0-6086

Ada beberapa alternatif strategi daurbahan bakar nuklir untuk Indonesia, yangberkaitan dengan tipe PLTN dan metodepenyimpanan bahan bakar nuklir bekas.Yang pertama dengan asumsi bahwaIndonesia akan terus dengan direct disposaltanpa melakukan proses olah-ulang dan jenisreaktor yang dipilih adalah tipe LWR(BWR,PWR) atau CANDU, makaberdasarkan pengalaman Jepang, Korea danbeberapa negara Eropa (16,19),ada 2 pilihanfasilitas penyimpanan sementara (TPS)bahan bakar nuklir bekas yaitu :

1. Tipe basah terpusat dalam tapakPLTN, untuk LWR (PWR &BWR).

2. Tipe kering terpusat dalam tapakPLTN, untuk CANDU.

Jadi secara umum TPS terpusat(centralized facility and away from reactorAFR) adalah pilihan yang paling rasional,karena setelah bahan bakar nuklir bekas

didinginkan di dalam kolam PLTN selama3-5 tahun maka bahan bakar nuklir bekas

tersebut akan disimpan dalam TPS relatiflama, yakni sekitar 50 tahun baruselanjutnya diproses untuk kondisioning danpenyimpanan lestari. Karenanya akanmenyulitkan kalau dalam waktu lama bahanbakar nuklir bekas terse but disimpan didalam kolam PLTN (AR : at reactor )mengingat kapasitas kolam ini sangatterbatas. Dibandingkan denganpengoperasian TPS secara tersendiri untuksetiap unit PLTN, maka TPS terpusat untukbeberapa unit PLTN atau bahkan TPSterpusat untuk seluruh PLTN secara nasionalakan lebih mudah penanganannya. Apabilaseluruh unit PLTN yang ingin dibangunterpusat dalam satu tapak, maka konsep TPSterpusat tipe AFR akan semakinmenguntungkan dari segi transportasi.

Bahan bakar nuklir bekas untuk PLTN

tipe PWR atau BWR dengan pengayaan U235sekitar 3 % dan tingkat pembakaran sekitar33.000 MWd/MT memer\ukan pendinginandi dalam air lebih lama dibandingkandengan bahan bakar nuklir bekas dari PLTNtipe CANDU yang menggunakan uraniumalam dan tingkat pembakaran hanya sekitar8.000 MWd/MTU. Karenanya TPS sistembasah untuk bahan bakar nuklir bekas dari

PLTN tipe PWR atau BWR dan TPS sistemkering untuk bahan bakar nuklir bekas dariPLTN tipe CANDU seperti yang

dikembangkan di Kanada.

89

Jika situasi berubah dan Indonesia

hendak melakukan reprosesing sendiri makajenis reaktor yang dapat dipilih hanyalahtipe PWR atau BWR, mengingat tidak adakeuntungan memilih PLTN tipe CANDUuntuk aplikasi proses olah-ulang. SebabPLTN tipe CANDU berbahan bakar uraniumalam, sehingga tidak ada U235 yang dapatdiambil kembali dari bahan bakar bekasnyamelalui proses olah-ulang. Berdasarkanpengalaman Jepang dan beberapa negaraEropa(18.19,20),maka tidak diperlukan TPSsecara khusus kecuali hanya kolam di PLTNdan temp at penyimpanan sementara atautempat transit bahan bakar bekas, sebelumbahan bakar bekas tersebut diproses olah­ulang.

Asumsi yang ketiga, apabila Indonesiaingin mengoperasikan jenis PLTNkombinasi antara tipe PWR dan CANDUserta menerapkan proses DUPIC (f2irect !J.seof Spent f.WR Fuel In [;.ANDU) maka ujungakhir dari bahan bakar bekas akan muncul

dari PLTN tipe CANDU, karena bahanbakar bekas dari PLTN tipe PWR akandiproses dengan metode DUPIC dan diubahmenjadi bahan bakar untuk PLTN tipeCANDU. Dengan demikian maka TPSterpusat (AFR) sistem kering adalah pilihanyang paling menguntungkan.

Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia No. 27 tahun 2002 tentangPengelolaan Limbah Radioaktif,menyatakan bahwa bahan bakar nuklir bekasdilarang untuk diolah ulang oleh penghasillimbah, B2NB wajib disimpan sementaraselama masa opeasi reaktor dan setelahpenyimpanan sementara harus diserahkan keBadan Pelaksana untuk penyimpanan lestariatau dikirim kembali ke negara asal(21).Peraturan ini mensiratkan bahwa Indonesia

mengikuti strategi daur terbuka, BiNBdianggap sebagai limbah dan akan dikirimke penyimpanan geologi tanah dalam.Namun demikian pernyataan "dikirimkembali ke negara asal" memungkinkanbahwa Indonesia kelak akan menganutkebijakan wait and see sebagaimana statusdad kebanyakan negara-negara PLTN saatini. Dalam hal ini Indonesia tidak hanyaberharap pada perkembangan teknologi sajatetapi juga kemungkinan reprocessing diluar negeri dan kemungkinan disposalregional. Yang perlu dilakukan adalahmenunggu sampai kapan terwujud, untuk ituBadan Pelaksana hams menyiapkan

penyimpanan semen tara jangka panjang

Page 11: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioakJifBATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

khususnya penyimpanan kering kira-kira 30tahun sesudah operasi PLTN pertama. Jikapengiriman kembali ke negara asal B2NBdapat dilakukan dan ekonomis maka tidakakan ada persoalan dengan B2NB bagiIndonesia.

KESIMPULAN

Pengelolaan bahan bakar nuklir bekasPLTN sangat berkaitan dengan besar daya,tipe PLTN dan strategi daur bahan bakarnuklir yang akan dikembangkan. Untukkasus di Indonesia, metode pengelolaanbahan bakar nuklir bekas menggunakantempat penyimpanan sementara terpusatdengan sistem basah adalah pilihan yangpaling rasional jika yang akan dioperasikanadalah PLTN tipe PWR atau BWR.Berdasarkan jumlah bahan bakar nuklirbekas yang ditimbulkan maka PLTN dengandaya lebih tinggi akan lebih efisiendibandingkan dengan PLTN dengan dayarendah, sedangkan PLTN tipe PWR atauBWR lebih efisien dibandingkan PLTN tipeCANDU.

PUST AKA

I. DEPARTEMEN ENERGI DAN

SUMBER DA YA MINERAL,Blueprint Pengelolaan Energi Nasional2005-2025, Jakarta, 2005.

2. GONYEAU, 1. , "The Virtual NuclearTourist, Nuclear Power Plants Aroundthe World" , (on line).http://www.nucleartourist.com diaksestanggal 10 April 2006.

3. IAEA, "Evaluation of Spent Fuel as aFinal Waste Form ", Technical ReportsSeries No. 320, Vienna, InternationalAtomic Energy Agency, 199 I.

4. BARNER, J.O., "Characterization ofL WR Spent Fuel MCC ApprovedTesting Materia "I, Report PNL-5I09,Rev. I, Battelle Pacific Lab., 1985.

5. CROFF, "Origen 2 : A VersatileComputer Code for Calculating theNuclide Compositions andCharacteristics of Nuclear Materials ",Tennessee : Chemical TechnologyDivision, ORNL, 1982.

6. ZHIDONG, L. ,"Present Situation andMid to Long Term Outlook of NuclearPower Development in China", IEEJ,July 2003.

7. IAEA, "Nuclear Fuel Cycle SymulationSystem (VISTA)", IAEA-TECDOC­1535, February 2007.

90

8. IAEA, "Power Reactor InformationSystem (PRIS)",http://www .iaea.org/programmes/a2/,2007

9. IAEA, "Country Nuclear Fuel CycleProfiles ", Second Edition, TechnicalReports Series No.425, Vienna, 2005.

10. IAEA, "Nuclear Fuel Cycle InformationSystems ", INFCIS, http://www-nfcis.iaea.orJ!. 2007.

1I. TRAKATS, GRIGORIEV A. andRITCHIE I.G.," Management of spentfilel from power and research reactor:International status and trends ", IAEABulletin 3,1993.

12. MICHAELS, G.E., "Partitioning andTransmutation Making WasteNonradioactive, (online).http://www .om J. gov/info/ omlreview /rev26-2/text/radside I.html diakses tanggal10 April 2006.

13. ONUFRIEV, V., "Spent fuelmanagement today", IAEA BuletinVoI.26, No.1, 1984.

14. NEA-OECD, "Accelerator-drivenSystem (ADS) and Fast Reactor (FR) inAdvanced Nuclear Fuel Cycles: AComparative Study", 2002

15. DICK P.H AND CRIJNS M.J., "RisingDemands Management of Spent Fuelfrom Nuclear Power Plants ", IAEABulletin 40, 1998.

16. IAEA, "Factors Determining the LongTerm Back end Nuclear Fuel CycleStrategy and Future Nuclear Systems ",IAEA, TECDOC-1286, Proceeding ofTechnical Committee Meeting, Vienna,1999.

17. Country Report, in Proc. 5th

International Seminar on Managementof Radwaste and Spent Fuel, Tokyo,Japan, 1998.

18. MUL Y ANTO, "Program Jepang dalamManajemen Limbah Radioaktif danBahan Bakar Bekas", Laporan KepadaDirjen-BA TAN hasil keikutsertaandalam 5th International Seminar on

Management of Radwaste and SpentFuel, Tokyo, Japan, 1998.

19. NOGUCHI, "The Current Status ofSpent Fuel Storage and Transport inNuclear Power Plant-WI8", in Proc. 5th

International Seminar on Managementof Radwaste and Spent Fuel, Tokyo,Japan, 1998.

Page 12: Wati, Nurokhim

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

20. NUROKHIM, "A Study on the SafetyManagement of Nuclear Reactor SpentFuel", Thesis, Universitas KebangsaanMalaysia, Malaysia, 2006.

91

21. SEKNEG RI, Peraturan Pmerintah

Republik Indonesia No. 27 tahun 2002tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif,2002.