Warta Yanmed XXIII (27112010)

download Warta Yanmed XXIII (27112010)

of 62

Transcript of Warta Yanmed XXIII (27112010)

  • Dan Kepada

    KELUARGA BESAR DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

    MENYAMPAIKAN TERIMA KASIH KEPADA :

    Bapak dr. Farid W. Husein, Sp.B

    ATAS PENGABDIAN SELAMA LIMA TAHUN MENJABAT SEBAGAI DIREKTUR JENDERAL

    BINA PELAYANAN MEDIK PERIODE 2005 2010

    Bapak dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS

    KAMI MENGUCAPKAN SELAMAT DATANGUNTUK MENGEMBAN TUGAS UMUM

    PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

  • KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

    salamredaksi

    Alamat RedaksiBagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik Depkes RI

    Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 No. 4-9 Lt. III/R. 316 Blok BKuningan - Jakarta Selatan 12920

    Telp/Fax. 021-5277734, 021-5201590 (hunting) ext 1300 & 1302

    Email. [email protected]

    1Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010

    Susunan Redaksi

    PembinaDirektur Jenderal Bina Pelayanan Medik

    Penanggung JawabSekretaris Ditjen Bina Pelayanan MedikDr. dr. Sutoto, M.Kes

    Pimpinan RedaksiKepala Bagian Hukum, Organisasi dan HumasV.A. Binus Manik, SH,MH

    Sekretaris RedakturKepala Sub Bagian HumasImin Suryaman, S.Sos

    Tim Redaktur 1. Kabag. Program dan Informasi2. Kabag. Keuangan3. Kabag. Umum & Kepegawaian4. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Dasar5. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Spesialistik6. Kasubag TU Dit Bina Yan Keperawatan7. Kasubag TU Dit Bina Yan Kesehatan Jiwa8. Kasubag TU Dit Bina Yan Penunjang Medik9. Kasubag Hukum Bagian Hukormas10. Kasubag Organisasi Bagian Hukormas11. Kasubag Perbendaharaan Bagian Keuangan12. Kasubag Data dan Informasi Bagian Program dan

    Informasi13. Kasubag Rumah Tangga Bagian Umum dan

    Kepegawaian

    Penyunting/Editor1. Sufermi Sofyan 2. Eti Ekawati.SH.MH3. Ani Mindo Ch.SE4. Auliyana Zahrawani. SKM 5. Pelita Apriany, SKM 6. Desi Syetiani, S.Sos Sekretariat 1. Drs. Ahmad Haryanto2. Denny Sugarna3. Benny Bremer4. Rita Desmawati

    Selamat Datang Dirjen Bina Pelayanan Medik, Akhirnya pada tanggal 5 Juli 2010 terjawab sudah

    penantian selama ini. Menteri Kesehatan RI melantik dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS sebagai Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.

    Suasana pelantikan yang khidmat, saat dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS membacakan sumpah jabatan yang dituntun Menteri Kesehatan. Dengan penuh ketegasan dan keyakinan Dirjen membacakan kata demi kata kontrak sosial kepada masyarakat terlebih dengan tuhan yang maha esa.

    Dalam sambutan Dirjen saat pisah sambut menyatakan jabatan ini merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dalam menghadapi permasalahan serta meningkatkan pelayanan dunia perumahsakitan. Tantangan inilah yang kita akan hadapi bersama, dibantu dengan sumbang saran mantan Dirjen, dr. Farid W. Husain, Sp.B.

    Dengan arah dan landasan yang sama, kita yakin pak Dirjen akan meneruskan apa yang sudah dirintis mantan Dirjen, program yang baik untuk ditingkatkan dan disempurnakan untuk mendapatkan tangga-tangga keberhasilan pelayanan medik.

    Tangga-tangga keberhasilan dilihat dari program terencana yang telah diliput oleh kami, antara lain pengembangan Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia, penataan organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, peningkatan kemampuan tenaga kehumasan, konsolidasi dalam penerapan standar dan pedoman asuhan kebidanan.

    Redaksi berharap kepada Pembaca Setia untuk mengisi rubrik-rubrik yang akan berguna bagi pembaca lainnya. Naskah/artikel hendaknya ditulis dalam bahasa popular, padat maksimal 4 halaman. Redaksi berhak menyunting/memperbaiki naskah/artikel yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Naskah yang telah dikirim sepenuhnya menjadi hak redaksi.

    Semoga semua informasi ini dapat bermanfaat bagi Pembaca Setia. Redaksi berharap Pembaca Setia dapat memberikan saran dan informasi yang dapat membantu meningkatkan mutu materi majalah Warta Yanmed. Terima Kasih.

  • daft

    aris

    i

    2 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    04Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS sebagai

    DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

    06Menkes Melantik 20 Pejabat Eselon II

    08Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung

    dan Pembuluh Darah Harapan KitaMenuju Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia

    liputan

    12RSUP H. Adam Malik Medan Tetap Menjadi

    Yang Terdepan Memberi Pelayanan Kesehatan di Ujung Barat Indonesia

    04

    12

    19Dokter RSCM Membantu Pemulihan Ridho Korban Ledakan Tabung GAS

    20Pekan ASI Sedunia Tahun 2010 Sukseskan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

    22Konsolidasi Penerapan Standar dan Pedoman Asuhan Kebidanan Tahun 2010

    24Kemenkes Dukung Pendirian RS Pelita Rakyat

    26Kementerian Kesehatan Dukung Sail Banda

    27Korban Elpiji Dapat Perawatan Gratis

    13Workshop Penerapan Pedoman

    Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Di Rumah sakit

    15Pengembangan Rumah Sakit

    Indonesia Kelas Dunia

    17Penataan Organisasi Direktorat Jenderal

    Bina Upaya Kesehatan

    22

  • 3Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    54

    28Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Di Lingkungan Ditjen BinaPelayanan Medik

    30Peningkatan Kemampuan Bendahara di Lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik

    32Pertemuan Penyusunan Pagu Sementara UPT DitJen Bina Yanmed Tahun Anggaran 2011

    ragam

    35Rumah Sakit Internasional Bukan Sekedar Nama

    36Penyerahan DIPA Tugas Pembantuan TA. 2010Ditjen Bina Pelayanan Medik

    38Regulasi Pemerintah vs Reformasi Rumah Sakit: Sejalankah?

    40Penyakit Buergers Disease

    42Instalasi Radiologi RSUP H.Adam Malik

    43Penempatan Tenaga Kesehatan Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar Sepi Peminat

    44Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebuah Tuntutandan TantanganProfesionalisme Bagi ARSIPARIS

    48Penanggulangan Varises Dengan Laser

    50Usia Lanjut? Bermasalah Pada Kesehatan Jiwa?

    resensibuku

    53Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

    42

    lensayanmed

    54Pisah Sambut Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Bersama Menteri Kesehatan

    58 Serah Terima Jabatan Eselon II

  • 4 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS sebagaiDIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

    KEMENKES Pelantikan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik telah

    berlangsung hari, Senin 5 Juli 2010

    di Gedung Leimena Kementerian

    Kesehatan. Menteri Kesehatan, dr.

    Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,

    Dr. PH melantik dr. Supriyantoro, Sp.P,

    MARS sebagai Direktur Jenderal Bina

    Upaya Kesehatan menggantikan dr.

    Farid. W. Husain, Sp.B yang telah purna

    bakti.

    dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS

    yang sebelumnya sebagai Direktur

    Kesehatan TNI-AD di lingkungan

    Kementerian Pertahanan mengucapkan

    sumpah jabatan di depan Menteri

    Kesehatan, Para Eselon I dan II di lingkungan Kementerian

    Kesehatan.

    Dalam Peraturan Presiden RI No. 24 Tahun 2010

    tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian

    Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi

    Eselon I Kementerian Negara, organisasi Kemenkes

    mengalami perubahan nomenklatur jabatan yaitu

    Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik berubah

    menjadi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan

    Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat menjadi

    Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan

    Anak.

    Menurut Menkes, penataan kelembagaan akan diikuti

    dengan penataan SDM aparatur melalui pengisian

    jabatan struktural. Selain itu, akan dilakukan penataan

    ketatalaksanaan yang dinamis, pemantapan sistem

    pengawasan dan akuntabilitas, peningkatan kualitas

    pelayanan publik serta pembangunan kultur birokrasi

    yang sesuai dengan dinamika tuntutan masyarakat.

    Hal ini akan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

    merata, bermutu dan berkeadilan, serta mengutamakan

    upaya promotif dan preventif.

    Kementerian Kesehatan merupakan salah satu

    proyek pilot instansi pemerintah yang melaksanakan

    Reformasi Birokrasi melalui Good Governance. Untuk

    itu Kemenkes sedang melakukan persiapan guna

    mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

    (good governance) sebagai langkah strategis untuk

    membangun profesionalisme aparatur negara agar lebih

    berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban

    tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional,

    tegas Menkes.

    Bergulirnya Reformasi Birokrasi dan restrukturisasi

    Kemenkes membawa konsekuensi logis terhadap

    perubahan bentuk struktur organisasi yang lebih tepat

    tujuan, responsif, efisien dan efektif untuk mendukung

    program-programnya, jelas Menkes

    Menkes berharap, dengan struktur organisasi yang

    baru Kemenkes dapat lebih fokus dalam melaksanakan

    pembangunan bidang kesehatan guna mendukung

    pencapaian sasaran prioritas nasional, Standar Pelayanan

    Minimal (SPM), serta percepatan pencapaian sasaran

    Suasana khidmad pelantikan Dirjen Bina Pelayanan Medik

  • 5Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    Millenium Development Goals

    (MDGs).

    Diakhir pelantikan Menkes

    berpesan kepada pejabat

    baru untuk tidak ragu-ragu

    melaksanakan reformasi dan

    inovasi guna meningkatkan mutu

    pelayanan kesehatan, namun tetap

    dalam koridor hukum. Menjaga

    suasana kerja yang kondusif serta

    membangun team work yang

    solid. Dalam melaksanakan tugas

    mengacu pada tagline Kemenkes,

    yaitu pro rakyat, inklusif, responsif,

    efektif dan bersih. Di samping itu

    juga perlu menjalin kerja sama dan

    bersinergi dangan stake holders

    terkait dalam melaksanakan

    program-program bidang

    kesehatan.

    R I W A Y A T H I D U PNama : dr. Supriyantoro, Sp.P, MARSPangkat : Brigadir Jenderal TNITempat/Tanggal Lahir : Pringsewu, Lampung/ 11 Agustus 1954Status : Nikah, 3 AnakAgama : Islam

    PendidikanSekolah Dasar Xaverius Pringsewu Lampung (1966)Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pringsewu Lampung (1969)Sekolah Menengah Atas Negeri III, Yogyakarta (1972)Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1979)Spesialis Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta (1989)Pasca Sarjana KARS Universitas Indonesia, Jakarta (1988) Peserta Program Pendidikan S 3 Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (2010)

    PenghargaanSatya Lencana Kesetiaan 8 tahunSatya Lencana Kesetiaan 16 tahunSatya Lencana Kesetiaan 24 tahunSatya Lencana Dwija SistaBintang Kartika Eka Paksi Nararya

  • 6 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    KEMENKES Pada tanggal 26 Juli 2010 sebanyak 20 pejabat baru Eselon II dilantik Menteri Kesehatan dr.

    Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. Mereka

    terdiri dari pejabat pusat dan para direksi Rumah Sakit

    Umum Pusat (UPT) Kemenkes di daerah.

    Menkes mengatakan mengatakan, rumah sakit

    merupakan salah satu ujung tombak Kemenkes dalam

    memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada

    masyarakat. Pada era globalisasi ini, Rumah Sakit harus

    mampu menyusun strategi peningkatan mutu pelayanan

    kepada masyarakat agar dapat berkompetisi dengan

    Rumah Sakit lain secara sehat, serta mengembangkan

    rumah sakit berbasis pelayanan kesehatan kelas dunia

    (World Class Hospital).

    Menkes, minta para pejabat yang baru dilantik dapat

    menjadi panutan dalam menerapkan nilai-nilai dasar

    budaya kerja aparatur yang meliputi : komitmen yang

    tinggi pada tugas, konsisten, berintegritas, profesional,

    Menkes Melantik20 Pejabat Eselon II

    disiplin, sistematis dalam

    bekerja, adil, transparan,

    bekerjakeras dalam

    melaksanakan tugas, penuh

    tanggung jawab, senantiasa

    berpedoman pada prosedur,

    standar, dan peraturan yang

    berlaku, sehingga hasil

    kerja dapat dipertanggung

    jawabkan dan

    dipertanggung gugatkan.

    setiap pejabat dapat

    menjadi agen perubahan

    yang memiliki semangat

    pionir untuk melakukan

    inovasi guna meningkatkan

    mutu pelayanan kesehatan,

    antisipatif, proaktif dan

    responsif serta peka

    terhadap dinamika tuntutan masyarakat berdasarkan

    nilai-nilai sesuai dengan visi dan misi Kementerian

    Kesehatan dan tetap dalam koridor hukum.

    Selain itu, melakukan konsolidasi dengan stake

    holders terkait, sesuai dengan tugas pokok dan

    fungsi masing-masing, sehingga terjalin kemitraan

    yang sinergis lintas program dan lintas sektor dalam

    pelaksanaan tugas serta mampu menyiapkan kader

    penggantinya.

    Menkes menyatakan pelaksanaan rotasi, mutasi,

    dan promosi jabatan merupakan bagian dari Reformasi

    Birokrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan

    kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. dengan

    diangkat dan dilantik pejabat baru, diharapkan prestasi

    dan kinerja Kementerian Kesehatan dapat meningkat

    lebih baik lagi. Sehingga dapat mengikuti dinamika

    tuntutan masyarakat dalam memberikan pelayanan

    publik yang lebih bermutu.

    Mengikrarkan diri untuk melaksanakan tugas, dan bertanggungjawab pada Pemerintah, Bangsa dan Negara.

  • 7Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    Ucapan Selamat Kepada Para Pejabat Eselon II

  • 8 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    PENDAHULUAN :

    Memasuki abad ke kedua puluh satu, bangsa

    Indonesia menghadapi banyak tantangan yang tidak

    dapat dielakkan yaitu pada tataran nasional meneruskan

    pembangunan nasional dengan segala implikasinya

    serta pada tataran regional dan global. Pembangunan

    kesehatan dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan

    maju kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

    sehat bagi setip orang agar terwujud derajat kesehatan

    yang setinggi-traningnya. Dalam rangka mencapai

    tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan

    secara sistematis dan berkesinambungan.

    Tantangan dan permasalahan pembangunan

    kesehatan akan bertambah berat dan kompleks,

    terutama pelayanan kesehatan oleh Rumah Sakit.

    Tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

    akan makin banyak dan meningkat juga ada sebagian

    masyarakat Indonesia yang mencari pelayanan

    kesehatan ke luar negeri sehingga menguras devisa

    Negara. Hal ini membawa dampak pola pelayanan

    yang harus lebih terbuka, ramah dan akuntabel,

    sejalan dengan amanat pasal 28 Ha ayat (1) Undang-

    Undang Dasar Negara Rebuplik Indonesia tahun

    1945 sudah ditegaskan bahwa setiap orang berhak

    memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian pasal

    34 ayat (3) dinyatakan Negara bertanggung jawab atas

    penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

    pelayanan umum yang layak dan bermutu.

    Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan

    kesehatan merupakan bagian dari sumber daya

    kesehatan yang amat diperlukan dalam mendukung

    penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan

    pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai

    karakteristik dan organisasi yang amat kompleks.

    Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita

    Menuju Rumah Sakit Indonesia Kelas DuniaOleh : Anwar Santoso, Anna Ulfah Rahayu

    Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat

    keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama

    lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/

    kesehatan berkembang amat pesat yang harus diikuti

    oleh tenag kesehatan dalam rangka pemberian

    pelayanan yang berkualitas membuat semakin

    kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.

    Tantangan global dibidang perumah sakitan

    akan semakin terasa pada era globalisasi, yang telah

    membuat kabur batas-batas antar negara, kemudahan

    komunikasi dan transportasi telah mendorong cepatnya

    mobilitas pasien dari satu negara ke negara lainnya.

    Faktor lain, yaitu mahalnya biaya berobat di negara

    maju seperti Amerika dan Eropah mengakibatkan

    warga benua dan perusahaan asuransi mencari

    pengobatan yang berkualitas baik serta lebih murah di

    negara berkembang. Kira-kira 500.000 warga Amerika

    yang berobat keluar negeri setiap tahunnya.

    Hal ini yang mendorong pemerintah Indonesia

    untuk memacu peningkatan kualitas pelayanan rumah

    sakit dan mengadakan konsep World Class Hospital

    di Indonesia atau Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia

    (RSIKD). Pemerintah tidak ingin terlalu banyak devisa

    negara melayang ke luar negeri, sebaliknya pemerintah

    berharap medical tourism justru akan berkembng

    dan menambah devisa negara.

    Pusat Jantung Nasional RS Jantung dan Pembuluh

    Darah Harapan Kita sudah tentu menyambut baik

    keinginan pemerintah tersebut. Dengan jam terbang

    selama 25 tahun sebagai pusat rujukan nasional

    dibidang pelayanan kesehatan Kardiovskuler tentu

    banyak aspek-aspek tertentu yang dimilikinya.

    Pendidikan-Pelatihan, Pelayanan Kesehatan dan

    Penelitian Kardiovskuler telah lama dikembangkan.

  • 9Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    Pengelolaan rumah sakit dalam perspektif BLU dan

    korporasi telah diterapkan. Pusat Jantung Nasional

    merupakan satu-satunya rumah sakit yang secara legal

    telah menerapkan dan menjalankan sistem remunerasi

    dan mono loyalitas. Sudah cukup besar anggaran yang

    dikucurkan untuk mengembangkan sistem tersebut

    dan unutk pengembangan sumber daya manusia serta

    penelitian. Hal ini merupakan Modal Dasar yang kuat

    untuk kesiapan sebagai RSIKD.

    PENGERTIAN :

    Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (RSIKD) adalah

    rumah sakit dengan komponen struktur dan proses

    yang tersertifikasi lengkap memenuhi standar kelas

    dunia oleh lembaga yang diakui pemerintah berwenang

    untuk itu serta outcome yang memberi penekanan

    pada keselamatan pasien mutu asuhan yang tinggi

    serta kepuasan pasien dan staf sesuai indikator kelas

    dunia atau internasional.

    AZAS-AZAS :

    1. Rumah Sakit masa depan adalah rumah sakit yang

    didirikan atas :

    Azas-azas ketahanan ekonomia. Petunjuk untuk adaptasi teknologi termasuk b. teknologi informasi

    Petunjuk untuk penerapan asuhan berfokus c. pasien (patient centered care) dengan

    perioritas keselamatan pasien, kepuasaan

    pasien dan kepuasaan staf

    Petunjuk untuk mengatasi tantangan yang d. terkait dengan tenaga staf (staff challenges)

    2. Azas-azas sebagai petunjuk desain RS masa

    depan

    Penerapan azas-azas untuk meningkatkan a. keselamatan pasien, termasuk kamar sendiri

    single room, desentralisasi nursing stations

    dan bahan bangunan yang meredam suara

    Desain dan konstruksi RS yang memberikan b. prioritas tinggi misalnya pengendalian

    infeksi dan kesiapan mengahdapi masalah

    kedaruratan.

    Mengikut sertakan klinisi, staf lain, pasien dan c. keluarga pada proses perancangan, agar

    memaksimalkan peluang meningkatkan arus

    kerja, keselamatan pasien dan menciptakan

    lingkungan yang memudahkan asuhan yang

    berfokus pasien.

    Rancangkan fleksbilitas pada konstruksi d. bangunan untuk memudahkan adaptasi pada

    siklus perubahan yang cepat dan inovatif

    dalam ilmu kedokteran dan teknologi.

    Menerapkan konsep green hospital pada e. desain dan kontruksi RS.

    KRITERIA PELAYANAN EKSELEN :

    Ada 7 kriteria suatu RS untuk memenuhi persyaratan

    pelayanan ekselen diperlukan adanya :

    Kepimpinan1. Rencana strategik2. Fokus pada pelanggan 3. Manajemen pengukuran, analisis dan 4. manajemen berbasis pengetahuan

    Fokus pada tenaga kerja5. Manajemen proses6. Hasil dan output7.

    STANDAR dan KRITERIA RSIKD

    Standar RSIKD ini mengacu pada berbagai standar

    dunia yaitu : PATH (Performance Assesment Tool for

    Quality Improvement in Hospital), JCI (Joint Commision

    International) atau Malcom Baldrige. Hal tersebut

    mengutamakan dimensi utama pelayanan kesehatan

    (safety, patient centeredness, clinical effectiveness,

    efficiency, staff orientation dan responsive governance,

    timeliness and equity)

    Kemudian standar dan kriteria RSIKD terdiri dari 8

    standar, yaitu :

    1. Standar 1 : legalitas rumah sakit

    2. Standar 2 : adanya visi, misi, tujuan dan nilai rumah

    sakit

    3. Standar 3 : administrasi dan manajemen rumah

    sakit

    4. Standar 4 : program rumah sakit

  • 10 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    5. Standar 5 : sumber daya manusia rumah sakit

    6. Standar 6 : sarana dan prasarana rumah sakit

    7. Standar 7 : program monitoring dan evaluasi rumah

    sakit

    8. Standar 8 : penilaian kinerja rumah sakit

    PUSAT JANTUNG NASIONAL MENUJU RSIKD :

    1. Manajemen Administrasi Operasional

    Desain RS berstandar internasional, area a. lahan yang tidak begitu luas hanya sekitar

    22.000 m2dengan arsitektur bangunan yang

    fungsional.

    Seluruh karyawan yang secara langsung b. melayani pasien diberikan secara regular

    kursus bahasa Inggris

    Karyawan mempunyai komitmen yang amat c. tinggi

    Adanya sistem reward and punishment bagi d. seluruh karyawan

    Setiap staf medis dan paramedis diberikan e. kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-

    pelatihan di luar negeri (Australia, Singapura,

    Jepang, Korea dan Jerman)

    Memiliki jejaring internasional yang luas dan f. afiliasi dengan pusat pelayanan Kardiovaskuler

    tingkat dunia seperti : Cleveland Clinics,

    NCVC Osaka Jepang, Royal Children Hospital

    Melbourne dll.

    Memenuhi standar akreditasi manajemne g. internasional antara lain :

    Kepimpinan - Rencana strategik - Fokus pada pelanggan - Manajemen pengukuran, analisis dan - pengetahuan

    Fokus tenaga kerja - Manajemen proses- Hasil (outcome) berupa : kepuasan - pelangan, tampilan organisasi, tanggung

    jawab sosial dan aspek finansial yang

    baik

    2. Manajemen Pelayanan Medik Kardiovaskuler

    Pusat Jantung Nasional mempunyai manajemen

    pelayanan medik yang terstruktur selaras dengan

    standar pelayanan medis kardiovaskuler tingkat

    dunia. Proses asuhan pasien dan standar prosedur

    yang terstandar serta clinical pathway yang selalu

    diperbarui sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi Kardiovaskuler. Luaran (outcome) yang

    dihasilkan berfokus pada pasien serta menitik beratkan

    pada acuan (benchmark) yang telah ditetapkan.

    Pelayanannya ditujukan pada kasus-kasus dengan

    tingkat severitas tinggi, yang tak dapat ditangani oleh

    rumah sakit lainnya.

    Standar Struktur :a. Tenaga spesialis yang komprehensif yaitu - dokter spesialis jantung dan pembuluh

    darah dengan berbagai bidang sub spesialis

    berkualitas internasional

    Keseimbangan rasio perawat dengan jumlah - tempat tidur yang tersedia yaitu 2 :1

    Kelengkapan teknologi muktahir- Kelengkapan pelayanan penderita untuk - mengatasi berbagai kasus penyakit

    kardivaskuler yang multikompleks

    Adanya pusat penelitian kardivaskuler- Jumlah pasien yang dilayani tidak melampaui - Bed OccpancyRate

    Standar Proses :b. Guna memenuhi standard dan kepuasan pasien

    maka proses pelayanan yang diberikan oleh Pusat

    Jantung Nasional hendaknya bersifat komprehensip

    mulai dari pendidikan kesehatan untuk pencegahan

    penyakit kardiovaskular kepada pasien dan keluarganya.

    Diagnosis dan terapi yang dilaksanakan melalui proses

    pemeriksaan dengan metode keilmuan dan peralatan

    medik paling mutakhir serta menjunjung tinggi aspek

    kenyamanan pelanggan.

    Terbentuknya jejaring nasional pelayanan jantung

    yang berpedoman pada sistem rujukan yang

    dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Perlu adanya

    dukungan kuat pemerintah melalui terbentuknya

  • 11Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    beritautama

    satu kesatuan manajemen (holding company) yang

    terdiri dari rumah-rumah sakit tersier pendidikan milik

    pemerintah.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan, guna terwujudnya

    proses tersebut adalah :

    Ada holding company corporation rumah sakit - vertical pemerintah

    Pengelolaan rumah sakit sebagai korporasi yang - menganut azas good corporate govermance,

    tidak birokratis. Hanya ada President Director,

    Medical Director dan CEO

    Disusunnya rencana jangka pendek, jangka - menengah dan jangka panjang

    MOU kerjasama dengan Cleaveland Clinic John - Hopkins International, NCVC Osaka

    Dilaksanakannya akreditasi JCI dengan dukungan - Kementerian Kesehatan untuk Pusat Jantung

    Nasional dan semua rumah sakit pendidikan

    vertical.

    Dibentuknya jaringan informasi teknologi Pusat - Jantung Nasional dan semua rumah sakit pendidikan

    vertical atas biaya Kementerian Kesehatan.

    Standar Keluaran (outcome) :c. Keluaran yang diharapkan pada pelayanan Pusat

    Jantung Nasional ialah :

    Kepusan pelanggan - Angka kematian dan kecacatan pasien menyamai - Cleveland Clinic

    Indikator patient safety menyamai standar USA- Tarif pelayanan setara Tahiland dan Malaysia- Pasien asing mencapai 30 % melalui program - medical tourism

    Angka pasien berobat untuk penyakit kardiovaskular - ke luar negeri turun 70 %

    LVED, RVED, ECMO dijalankan dengan keberhasilan - tinggi

    Transplantasi jantung, paru dan ginjal dijalankan- Berkembangnya center center sub spesialistik - : Neuroscience center, Cardiometabolic center,

    Woman center, Children center, GUCH center, Heart

    Failure center, Arithmic center, ardiac rehabilitation

    center, Vascular center

    Kamar operasi jantung dan pembuluh darah 15 - bulan dengan open heart surgery 6.000 kasus

    per tahun dimana CHD mencapai 30 %.

    Ada 10 laboratorium katerisasi dengan aktifitas - 15.000 layanan pertahun, satu diantaranya Hybrid

    Primary PCL door to ballon < 60 menit- Ada jembatan penghubung dengan RSKD- Ada central laundry dan cathering untuk rumah - sakit vertical pemerintah yang berlokasi di DKI dan

    dikelolah sebagai bisnis unit

    Lebih fokus pada pendidikan spesialistik dan - subspesilistik

    PENUTUP :

    Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun Pusat

    Jantung Nasional sudah mencapai kualifikasi World

    Class Cardiovasculer Center yang terkemuka di wilayah

    Asia Pasific, namun semuanya hanya bisa terjadi bila

    ada komitmen pemerintah, Karena banyak hal yang

    sifatnya lintas sektoral dan lintas internasional yang

    tentunya memerlukan biaya besar.

    Disajikan dalam Semiloka Sistem Jejaring Pelayanan Kegawat Daruratan Kardiovaskular di Wilayah

    DKI Jakarta dan Sekitarnya, di Auditorium RSJPD

    Harapan Kita Jakarta, 22 Juli 2010

  • liputan

    12 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    RSUP H. Adam Malik Medan Tetap Menjadi Yang Terdepan Memberi Pelayanan Kesehatan di Ujung Barat Indonesia

    MEDAN Masalah kesehatan yang kita

    hadapi saat ini semakin bertambah

    kompleks. Untuk mengatasi permasalahan

    diperlukan salah satu aspek yang

    juga tidak boleh dilupakan adalah

    aspek pengembangan pelayanan,

    dengan semakin berkembangnya ilmu

    pengetahuan dan teknologi, khususnya

    di bidang kesehatan telah mendorong

    kita sebagai tenaga kesehatan untuk terus-menerus

    meningkatkan kualitas pelayanan kita agar sesuai dengan

    perkembangan ilmu teknologi kedokteran. Hal inilah yang

    disampaikan Sekretaris Ditjen Bina Yanmed, Dr. dr. Sutoto,

    M.Kes saat memperingati HUT RSUP H. Adam Malik ke 17

    pada 21 Juli 2010.

    Setiap Rumah Sakit harus memiliki langkah-langkah

    yang inovatif serta dukungan dari berbagai pihak dengan

    memanfaatkan segala sumber daya secara optimal dan

    berkesinambungan tanpa akhir (Never Ending Proccess).

    Hal yang sangat penting dalam pemanfaatan teknologi

    kesehatan yaitu memperhatikan aspek keselamatan pasien

    (patient safety). Untuk itu perlu dibenahi dalam mencapai

    Patient Safety Goals, antara lain Identifikasi dengan cermat

    seluruh pasien (Identify Patient Correctly); Tingkatkan

    komunikasi yang efektif kepada pasien (Improve Effective

    Communication); Tingkatkan keamanan pasien dengan

    sedini mungkin mengenali tanda-tanda untuk keberhasilan

    atau kegagalan dalam pengobatan (Improve the Safety

    of High Alert Medications); Hindari salah tempat, salah

    pasien dan salah tindakan pembedahan yang tidak sesuai

    dengan prosedur (Eliminate wrong site, wrong patient,

    wrong procedure

    surgery); Kurangi

    risiko infeksi

    n o s o k o m i a l

    (Reduce the

    risk of health

    care associated

    i n f e c t i o n s ) ;

    Kurangi kerugian pada pasien yang diakibatkan oleh

    kesalahan petugas medis dan perawatan (Reduce the risk

    of patient harm resulting from false).

    RSUP H. Adam Malik sesuai dengan fungsinya sebagai

    RS Pendidikan, dihimbau kepada semua pihak terutama

    Sumber Daya Manusia di rumah sakit untuk bersama-sama

    meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan

    etika dan standar profesi masing-masing.

    Sebagai Rumah Sakit Umum Pusat yang berada di

    ujung Barat dari Indonesia, diharapkan RSUP H. Adam

    Malik dapat sebagai filter agar pasienpasien tidak keluar

    berobat ke negara tetangga tentunya ini akan merugikan

    kita. masyarakat semakin kritis dan mulai cenderung

    menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, lebih

    baik dan lebih ramah. Untuk itu, salah satu prakondisi yang

    harus dipenuhi adalah meningkatnya mutu pelayanan

    kesehatan, termasuk peningkatan mutu pelayanan rumah

    sakit yang menjadi prioritas utama. tegas Sesditjen.

    Acara peringatan HUT RSUP H. Adam Malik, Sesditjen

    mengajak kepada seluruh unsur pemberi pelayanan

    di rumah sakit ini untuk saling bekerja sama dan bahu

    membahu dalam memberikan pelayanan yang terbaik

    pada seluruh lapisan masyarakat. Selalu berada di garis

    terdepan dalam memberikan pelayanannya kepada

    seluruh lapisan masyarakat. Selain itu saya juga turut

    mengucapkan selamat dan sukses atas pengembangan

    pelayanan Instalasi Patologi Anatomi, agar memberikan

    kontribusi kepada masyarakat luas dan dapat memberikan

    pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat di

    Indonesia. IMIN SURYAMANSekretaris Ditjen Bina Yanmed, Dr. dr. Sutoto, M.Kes

    Foto bersama jajaran kesehatan dengan Gubernur Sumatera Utara

  • liputan

    13Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Workshop Penerapan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Di Rumah sakit

    BANDUNg Penyelenggaraan Workshop Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di Rumah

    Sakit bertujuan untuk memperoleh masukan dan

    penyatuan persepsi tentang Pedoman Penyelenggaraan

    Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit serta penerapan

    pedoman tersebut pada seluruh rumah sakit di

    Indonesia.

    Pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan di

    rumah sakit sangat diperlukan karena:

    Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan 1. kesehatan RS, perkembangan IPTEK di bidang

    kesehatan dan UU No. 44 tahun 2009 tentang

    Rumah Sakit.

    Pelayanan keperawatan RS merupakan bagian 2. penting yang menentukan kualitas pelayanan

    kesehatan RS

    Hasil bimbingan teknis dan monitoring-evaluasi 3. tentang implementasi Sistem Pemberian Pelayanan

    Keperawatan Profesional (SP2KP) di 22 propinsi

    diperoleh gambaran bahwa penyelenggaraan

    pelayanan keperawatan RS masih sangat bervariasi,

    belum memiliki rencana strategis bidang

    keperawatan, manajemen

    dan administrasi

    pelayanan keperawatan

    masih belum berorientasi

    pada mutu pelayanan

    serta belum kuatnya

    peran bidang dan komite

    keperawatan

    Sebelumnya, pedoman

    ini telah melalui berbagai

    proses yaitu penyusunan

    draft pedoman, ujicoba

    dan evaluasi pedoman di

    lima rumah sakit dan hasil

    ujicoba menjadi masukan

    dalam penyempurnaan pedoman, demikianlah laporan

    Direktur Bina Pelayanan Keperawatan (Suhartati, SKp,

    M.Kes) pada acara pembukaan Workshop di Bandung

    pada tanggal 26 Juli 2010.

    Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan

    kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan

    kesehatan perorangan secara paripurna (promotif,

    prefentif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan

    pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

    Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan,

    Rumah Sakit diwajibkan memberi pelayanan kesehatan

    yang aman, bermutu, dan efektif sesuai dengan

    standar dan pedoman yang berlaku. Dalam pelayanan

    kesehatan di Rumah Sakit yang memiliki peran yang

    amat penting adalah pelayanan keperawatan untuk

    mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan.

    Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik

    menyampaikan dalam pembukaan Workshop

    Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di

    Direktur Jenderal Pelayanan Medik sedang memberikan sambutan.

  • liputan

    14 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Rumah Sakit bahwa Keperawatan

    sebagai profesi dan tenaga

    profesional bertanggung jawab

    untuk memberikan pelayanan

    keperawatan sesuai kompetensi dan

    kewenangan yang dimiliki secara

    mandiri maupun bekerjasama

    dengan anggota tim kesehatan lain.

    Di era pasar bebas dan liberalisasi,

    profesionalisme merupakan suatau

    instrumen yang unggul untuk

    memenangkan kompetensi, untuk

    itu tenaga keperawatan harus

    lebih kompeten dan memiliki daya

    saing yang tinggi secara regional

    maupun global, dengan demikian

    maka pelayanan keperawatan yang

    bermutu perlu didukung dengan

    tersedianya kebijakan, standart dan

    pedoman.

    Prof. DR. Maarifin Husein

    menyampaikan dengan

    judul Perkembangan Profesi

    Keperawatan Terkini dan

    Tantangannya bagi Pelayanan

    Kesehatan di RS bahwa telah

    terjadi pergeseran mendasar

    dari keperawatan dari

    perawat vokasional menjadi

    profesional dikarenakan tekanan

    perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi keperawatan,

    tekanan tuntutan dan kebutuhan

    masyarakat akan pelayanan-asuhan

    keperawatan yang bermutu dan

    terjangkau, tekanan perkembangan

    Sistem Pemberian Pelayanan

    Kesehatan kepada masyarakat.

    Foto bersama peserta dengan Direktur Bina Pelayanan Medik (Dr. Supriyanto, Sp.P, MARS).Keperawatan di Indonesia dalam

    memenuhi tuntutan dan kebutuhan

    masyarakat harus berubah karena

    merupakan tanggungjawab

    moral memberi pelayanan asuhan

    yang baik dan benar. Perubahan

    tersebut dimulai dari pendidikan

    keperawatan dan peran serta

    organisasi keperawatan guna

    mencapai pelayanan keperawatan

    yang baik dan benar.

    Pelayanan keperawatan di

    Indonesia telah mendapatkan

    kesejajaran mutu dalam pelayanan

    keperawatan dengan negara-

    negara ASEAN lainnya. Hal ini

    dapat dinyatakan dengan ditanda

    tanganinya Mutual Recognition

    Arrangement (MRA) on Nursing

    Services Busan di Philipina pada

    tahun 2006.

    Melalui Workshop ini,

    diakhir sambutannya Direktur

    Jenderal Bina Pelayanan Medik

    mengharapkan dengan adanya

    pedoman ini, merupakan kunci

    untuk lebih meningkatkan

    pelayanan keperawatan di Rumah

    Sakit . PElITA

  • liputan

    15Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Pengembangan Rumah SakitIndonesia Kelas Dunia

    BOgOR Pelayanan Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia saat ini sedang mendapatkan perhatian besar

    baik dari pemerintah maupun masyarakat luas.

    Berawal dari keprihatinan Bapak Presiden Republik

    Indonesia terhadap banyaknya pasien-pasien

    dari negara Indonesia yang pergi ke luar negeri

    (Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Cina) hanya

    untuk berobat atau memelihara kesehatan dirinya.

    Memperhatikan hal ini, berapa besar devisa negara

    yang ikut terbelanjakan ke luar negeri. Sebagai

    bentuk ungkapan keprihatinan ini, Bapak Presiden

    RI secara khusus telah meminta kepada Menteri

    Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr.PH

    agar Kementerian Kesehatan segera mengupayakan

    dan memfasilitasi percepatan terwujudnya WORLD

    CLASS HOSPITAL di Indonesia.

    Selain itu meningkatnya tuntutan masyarakat akhir-

    akhir ini terhadap pelayanan rumah sakit, terutama

    rumah sakit yang menyandang nama Internasional,

    Global atau yang sejenis, maka Kementerian

    Kesehatan RI merespon tuntutan masyarakat dengan

    menggulirkan kebijakan mengenai Peraturan Menteri

    Kesehatan dan Rancangan Pedoman Rumah Sakit

    Indonesia Kelas Dunia sebagai Petunjuk Teknisnya.

    Pertemuan Pengembangan Rumah Sakit Indonesia

    Kelas Dunia (RSIKD) dilaksanakan pada 19 21 Juli 2010,

    di Bogor Jawa Barat. Pertemuan ini mensinergikan

    pendapat-pendapat dari pakar perumahsakitan agar

    dijadikan Rancangan Pedoman Rumah Sakit Indonesia

    Kelas Dunia.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

    Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes menyampaikan tujuan

    pertemuan ini guna meningkatkan kualitas dan kinerja

    pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan agar setara

    dengan kualitas pelayanan Rumah Sakit Berkelas Dunia.

    Upaya pencapaian tujuan tersebut, telah ditetapkan

    Pertemuan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS; Sesditjen, Dr. dr. Sutoto, M.Kes; Direktur RS Vertikal dan para pakar perumahsakitan

  • liputan

    16 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Tim Pembina RSIKD yang akan

    bertugas melakukan pemantauan

    pelaksanaan Pengembangan

    Rumah Sakit Indonesia Kelas

    Dunia sekaligus dengan instrumen

    pembinaan dan penilaiannya.

    Tim Pembina RSIKD terdiri

    dari para pakar perumahsakitan,

    akademisi dan klinisi yang

    mempunyai perhatian besar di

    bidang peningkatan kualitas

    pelayanan kesehatan di Indonesia.

    Terbentuk berdasarkan SK

    Direktur Jenderal Bina Pelayanan

    Medik Nomor HK.03.05/

    III/2459/08 tentang Kelompok

    Kerja Pengembangan World Class

    Hospital di Indonesia.

    Direktur Jenderal Bina Pelayanan

    Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS

    menyatakan apresiasi yang sangat

    besar kepada seluruh Tim Kelompok

    Kerja agar segera terwujud suatu

    Pedoman Rumah Sakit Kelas Dunia

    di Indonesia. Sehingga pedoman ini

    dapat dijadikan rujukan oleh Rumah

    Sakit dalam mengembangkan

    dirinya menuju Rumah Sakit

    Indonesia Kelas Dunia yang dapat

    dipertanggungjawabkan baik

    nasional maupun Internasional..

    Pertemuan ini dijadikan forum

    untuk pengkayaan substansi

    Peraturan Menteri Kesehatan dan

    Pedoman Rumah Sakit Indonesia

    Kelas Dunia sebagai Petunjuk Teknis

    untuk Penetapan, Pemantauan dan

    Pembinaan Rumah Sakit Indonesia

    Kelas Dunia, tegas Dirjen.

    Pengembangan Rumah Sakit

    Indonesia Kelas Dunia, khususnya

    untuk mendapatkan kesepakatan

    antara POKJA World Class Hospital

    dengan POKJA penyempurnaan

    Akreditasi Rumah Sakit dalam

    penyusunan pedoman RSIKD

    dan instrumen akreditasi dengan

    standar internasional. AUlIANA/DESI

    Pola Makan Sehat Untuk Dewasa

    Pola makan yang

    sehat ialah makan

    makananaik yang

    mengandung semua

    unsur gizi seimbang

    sesuai dengan kebutuhan tubuh

    baik karbohidrat, protein, lemak,

    vitamin dan mineral. Bahan

    makanannya pun dipilih sealami

    mungkin.

    Anjuran pola makan sehat :

    1. Mengkonsumsi makanan yang

    rendah lemak dan rendah

    kolesterol misalnya susu

    kedelai, ayam yang dibuang

    kulitnya, konsumsi buah, sayur,

    ikan, daging tanpa lemak.

    2. Mengurangi konsumsi makanan

    yang digoreng, kuning telur,

    usus, paru, limpa, hati dan

    makanan yang dimasak dengan

    santan kental.

    3. Mengkonsumsi buah, sayur

    selain tinggi serat, vitamin,

    mineral yang merupakan

    sumber antioksidan

    4. Mengkosumsi makanan yang

    kaya kalsium seperti yogurt,

    sayuran hijau, ikan laut, susu

    dan kacang-kacangan

    5. Hindari bahan makanan yang

    mengandung pengawet dan

    bumbu penyedap rasa secara

    berlebihan

    6. Kurangi garam dan gula secara

    berlebihan

    7. Mengkonsumsi makanan

    berserat seperti gandum, sayur,

    buah dan kacang-kacangan.

    8. Perbanyak minum air putih

    (kurang lebih 8 gelas sehari)

    9. Hindari minuman yang

    berakohol, kafein yang tinggi

    dan minuman bersoda.

    10. Teknik pengolahan makanan

    dianjurkan dengan cara

    mengukus, merebus, menumis

    dan memanggang.

    (DARI BERBAgAI SUMBER)

  • liputan

    17Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    sekaligus sinkronisasi

    program antara

    Rencana Strategis

    K e m e n t e r i a n

    Kesehatan dengan

    pelaksanaan program

    sesuai dengan

    struktur organisasi

    Direktorat Jenderal

    Bina Upaya Kesehatan

    adalah merupakan

    tujuan terlaksananya

    kegiatan pertemuan

    tersebut.

    Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan

    inventarisasi dan pemetaan program dan

    kegiatan sesuai tupoksi untuk mengetahui

    tugas yang telah dan belum dilakukan sehingga

    mengurangi tumpang tindih tugas serta

    memperjelas koordinasi dengan unit kerja

    lainnya, demikian laporan Kepala Bagian Hukum

    Organisasi dan Humas, V.A. Binus Manik, SH,

    MH saat pembukaan acara Pertemuan Penataan

    Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya

    Kesehatan di Bandung.

    Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Dr.

    Irwansyah, Sp.Kj yang mewakili Direktur Bina

    Pelayanan Medik saat membuka acara Pertemuan

    Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Bina

    Upaya Kesehatan di Bandung menyampaikan

    bahwa Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

    Medik dan unit utama telah berproses dalam

    penyusunan perubahan organisasi dan tata

    kerja dari Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

    Medik menjadi Direktorat Bina Upaya Kesehatan

    yang menjadikan beban kerja dan tupoksi

    Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    BANDUNg Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan,

    tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan Negara

    serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I

    Kementerian Negara, maka telah dilakukan penataan

    organisasi di tingkat Kementerian Kesehatan.

    Di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan

    Medik yang didalam Perpres 24 tahun 2010 menjadi

    Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan telah

    dilakukan penyesuaian tugas pokok dan fungsi dengan

    menyatukan semua komponen Upaya Kesehatan

    Perorangan baik konvensional maupun non konvesional

    dari Upaya Kesehatan Dasar hingga Rujukan termasuk

    fungsi penunjang baik medik maupun sarana dan

    prasarana.

    Usulan final penambahan struktur organisasi dan

    tata kerja Kementerian Kesehatan tinggal menunggu

    persetujuan tertulis dari Kementerian Pendayagunaan

    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

    Untuk menyambut perubahan organisasi Direktorat

    Jenderal Bina Pelayanan Medik menjadi Direktorat

    Bina Upaya Kesehatan telah dilakukan pertemuan

    dalam rangka Penataan Organsasi Direktorat Jenderal

    Bina Upaya Kesehatan di Bandung pada tanggal

    1 2 Juli 2010. Sosialisasi struktur organisasi dan

    tata kerja Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas, V.A. Binus Manik, SH, MH sedang menyampaikan laporan ketua panitia.

  • liputan

    18 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    semakin besar sementara

    besaran organisasi tidak boleh

    bertambah.

    Struktur Organisasi Direktorat

    Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    terdiri dari:

    1. Sekretariat Direktorat Jenderal

    2. Direktorat Bina Upaya

    Kesehatan Dasar

    3. Direktorat Bina Upaya

    Kesehatan Rujukan

    4. Direktorat Bina Pelayanan

    Keperawatan dan Keteknisian

    Medik

    5. Direktorat Bina Pelayanan

    Penunjang Medik dan Sarana

    Kesehatan

    6. Direktorat Bina Kesehatan Jiwa

    Pelaksanaan Pertemuan

    Penataan Organisasi Direktorat

    Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    dihadiri narasumber dari Biro

    Hukum dan Organisasi yang

    mensosialisasikan Rancangan Akhir

    Struktur Organisasi Kementerian

    Kesehatan secara lengkap dan

    Biro Perencanaan dan Anggaran

    Sekretariat Jenderal Kementerian

    Kesehatan RI yang mensosialisasikan

    Rencana Strategis Kementerian

    Kesehatan.

    Beliau berharap dengan

    terlaksananya kegiatan pertemuan

    ini dapat memberikan pemahaman

    dan pandangan terhadap tugas

    pokok dan fungsi Direktorat

    Jenderal Bina Upaya Kesehatan.

    PElITA

    Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan

    Sekretariat Direktorat Jenderal

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar

    Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan

    Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknesian Medik

    Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan

    Direktorat BinaKesehatan Jiwa

    Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa sedang memberikan sambutan pembukaan.

  • liputan

    19Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Dokter RSCM Membantu Pemulihan Ridho KorbanLedakan Tabung GAS

    JAKARTA Ridho Januar (4 tahun) korban ledakan tabung gas di Bojonegoro, Jawa Timur telah

    mendapatkan perawatan Unit Pelayanan Khusus Luka

    Bakar Prof Dr Munadjat Wiratmadja Rumah Sakit Cipto

    Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Menteri Kesehatan

    didampingi Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik

    segera menjenguk Ridho pada Selasa tanggal 20Juli

    2010.

    Menkes menyampaikan seluruh tubuh Ridho

    dipenuhi luka bakar, mulai dari wajah hingga kakinya,

    Dokter RSCM akan melakukan pemulihan secara

    teknis, bisa lewat operasi atau tidak. Tapi kami akan

    mengupayakan wajahnya dikembalikan seperti semula

    agar tidak ada beban psikis. Kalau sudah besar kan dia

    bisa malu seandainya bertemu teman-temannya.

    Menkes menjenguk Ridho, korban ledakan tabung gas (kanan) di RSCM Jakarta Pemulihan secara teknis terus dilakukan dokter RSCM

    Dokter Aditya Wardhana yang menangani Ridho

    mengatakan dokter akan memulihkan kondisi Ridho

    dengan metode sillicon gel. Proses pemulihan ini akan

    memakan waktu sekitar enam bulan. Tujuannya untuk

    memulihkan luka bakar supaya kembali pulih dan

    normal. Kemungkinan operasi plastik, akan lihat kondisi

    Ridho nanti, seadainya dimungkinkan operasi plastik,

    kemungkinan akan dilakukan, tetapi tergantung situasi,

    selama perawatan Ridho diwajibkan kontrol minimal

    satu bulan sekali agar memantaunya bisa mudah.

    Menkes menegaskan bahwa biaya perawatan Ridho

    dan korban tabung gas lainnya akan digratiskan, karena

    akan ditanggung Pemerintah dan Pertamina.

    ETI/DSY

  • liputan

    20 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Pekan ASI Sedunia Tahun 2010

    Sukseskan 10 Langkah MenujuKeberhasilan Menyusui

    JAKARTA Dewasa ini pemberian ASI ekslusif di Indonesia, masih harus terus ditingkatkan. Berdasarkan

    data Susenas Tahun 2004 - 2008, cakupan pemberian

    ASI eksklusif pada seluruh bayi di bawah 6 bulan

    meningkat dari 58,9% tahun 2004 menjadi 62,2%

    tahun 2007, tetapi kemudian menetap dan sedikit

    menurun menjadi 56,2% tahun 2008. Menurunnya

    angka pemberian ASI eksklusif membawa kepedulian

    bersama untuk menyelenggarakan pekan ASI Sedunia

    yang akan dilaksanakan setiap minggu pertama bulan

    Agustus.

    Hadir dalam Perayaan Puncak Acara Pekan ASI

    Sedunia Ibu Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono,

    Menko Kesra, Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara

    Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

    Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Sosial,

    Gubernur DKI Jakarta, dan beberapa pejabat tinggi

    lainnya.

    Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia dimaksudkan

    agar setiap Negara, secara terus menerus bersama-

    sama melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk

    membantu ibu agar berhasil menyusui.

    Dengan mengangkat tema Menyusui : Sepuluh

    Langkah Menuju Sayang Bayi dan slogan Sayang Bayi,

    Beri ASI, adalah suatu komitmen nyata dari fasilitas

    kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui,

    melalui pemberian perlindungan dan memberikan

    informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat

    menyusui bayinya secara eksklusif

    Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih

    harus terus ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan yang

    selama ini telah dirintis akan terus ditingkatkan, yaitu

    1) meningkatkan pemahaman masyarakat tentang

    pentingnya memberikan Air Susu Ibu kepada bayinya, 2)

    meningkatkan jumlah motivator dan konselor menyusui,

  • liputan

    21Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    serta 3) mengembangkan regulasi

    untuk mendukung keberhasilan

    menyusui, inilah yang disampaikan

    Menteri Kesehatan, dr. Endang

    Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH

    pada hari Minggu 8 Agustus 2010.

    Melalui Ibu Hj. Ani Susilo

    Bambang Yudhoyono, Presiden

    berpesan mendukung penuh

    peringatan pekan ASI Sedunia,

    karena kegiatan ini terkait dengan

    masa depan generasi bangsa dan

    negara.

    Menkes mengamanatkan

    kepada seluruh fasilitas pelayanan

    kesehatan di Indonesia, baik

    Pemerintah maupun Swasta

    diminta menerapkan 10 Langkah

    Menuju Keberhasilan Menyusui,

    antara lain :

    1. Menetapkan Kebijakan

    Peningkatan Pemberian Air

    Susu Ibu yang secara rutin

    dikomunikasikan kepada semua

    petugas.

    2. Melakukan pelatihan bagi

    petugas untuk menerapkan

    kebijakan tersebut.

    3. Memberikan penjelasan kepada

    ibu hamil tentang manfaat

    menyusui dan talaksananya

    dimulai sejak masa kehamilan,

    masa bayi lahir, sampai umur 2

    tahun.

    4. Membantu ibu mulai menyusui

    bayinya dalam 60 menit setelah

    melahirkan di ruang bersalin.

    5. Membantu ibu untuk memahami

    cara menyusui yang benar

    dan cara mempertahankan

    menyusui meski ibu dipisah

    dari bayi atas indikasi medis.

    6. Tidak memberikan makanan

    atau minuman apapun selain

    ASI kepada bayi baru lahir.

    7. Melaksanakan rawat gabung

    dengan mengupayakan ibu

    bersama bayi 24 jam sehari.

    8. Membantu ibu menyusui

    semau bayi semau ibu, tanpa

    pembatasan terhadap lama

    dan frekuensi menyusui

    9. Tidak memberikan dot atau

    Menteri Kesehatan menyampaikan pemerintah berusaha terus menerus meningkatkan cakupan ibu yang menyusui secara eksklusif

    Ibu Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono meminta untuk terus dilakukan pemantauan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

    kempeng kepada bayi yang

    diberi ASI.

    10. Mengupayakan terbentuknya

    Kelompok Pendukung ASI di

    masyarakat dan merujuk ibu

    kepada kelompok tersebut

    ketika pulang dari Rumah

    Sakit/Rumah Bersalin/Sarana

    Pelayanan Kesehatan.

    Menkes berharap, dengan

    diterapkannya pelaksanaan 10

    Langkah Menuju Keberhasilan

    Menyusui tersebut ada peningkatan

    jumlah bayi usia 0 sampai 6 bulan

    yang disusui secara eksklusif di

    Indonesia, yang pada gilirannya

    akan mewujudkan peningkatan

    kualitas sumber daya manusia di

    masa mendatang.

    Pada kesempatan tersebut

    Menkes, menyampaikan terima

    kasih dan penghargaan kepada Ibu

    Ani Susilo Bambang Yudhoyono

    yang telah memberikan dukungan

    dan komitmen yang besar pada

    upaya peningkatan menyusui di

    Indonesia.DSY

  • liputan

    22 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Kementerian Kesehatan mempunyai Visi yang tertuang

    dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

    Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan

    dengan 4 Misinya, antara lain :

    1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

    melalui pemberdayaan masyarakat termasuk

    swasta dan masyarakat madani.

    2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan

    menjamin tersedianya upaya kesehatan yang

    paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

    3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber

    daya kesehatan.

    4. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

    Pencapaian pembangunan kesehatan pada tahun

    2009 berdasarkan hasil SDKI 2007, adalah :

    1. Meningkatnya umur harapan hidup (UHH) dari 68.6

    tahun menjadi 70.5 tahun.

    2. Menurunnya angka kematian bayi ( AKB ) dari 35

    menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup.

    3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan ( AKI )

    dari 307 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup .

    4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada Balita dari

    25.8 % menjadi 21,9%.

    Upaya dalam mencapai sasaran pembangunan

    kesehatan terutama AKI dan AKB sudah banyak

    dilakukan antara lain, Program Safe Motherhood yang

    berfokus pada Persalinan oleh tenaga kesehatan,

    Penanggulangan Komplikasi, mencegah kehamilan

    yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi

    keguguran.

    Dalam pelaksanaan Safe Motherhood di fokuskan

    pada penurunan AKI dan AKB dengan strategi Making

    Pregnancy Saver ( MPS ) antara lain :

    1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan

    Konsolidasi Penerapan Standar dan Pedoman Asuhan Kebidanan Tahun 2010

    kesehatan Ibu dan Anak di tingkat Dasar dan

    Rujukan.

    2. Membangun kemitraan yang efektif.

    3. Mendorong pemberdayaan perempuan keluarga

    dan masyarakat.

    4. Meningkatkan Sistem surveilans, Monitoring dan

    informasi KIA dan Pembiayaan.

    Upaya penurunan AKI dan AKB dengan Program

    MPS dilakukan melalui pelayanan Obstetri dan Neonatal

    Essensial, Pelayanan persalinan yang berkualitas dan

    Deteksi dini kasus risiko tinggi.

    Penanganan kegawatdaruratan dan komplikasi,

    antara lain :

    Pertolongan Pertama ke Gawat Daruratan Obstetri Neonatal (PPGDON) di tingkat Polindes, Pelayanan

    Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)

    di tingkat Puskesmas dan Pelayanan Obstetri

    Emergensi Komprehensif (PONEK) di tingkat

    Rumah Sakit.

    Menyediakan minimal 4 Puskesmas PONED di

    Pembukaan acara (kiri ke kanan) Kandinkes Propinsi Kepulauan Riau dr.Achmad Budi Anto,MM ., Sesditjen Bina Yanmedik DR. dr. Sutoto, M.Kes, Direktur Bina Pelayanan Keperawatan Suhartati,S.Kp.M.Kes, Kasubdit Bina Yan Keperawatan Kebidanan Dra. Nurjasmi, M.Kes

  • liputan

    23Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    setiap Kabupaten/Kota dan

    menyediakan 1 Pelayanan

    PONEK 24 jam di Rumah Sakit

    Kabupaten/Kota.

    Melalui Pengelolaan pelayanan

    rujukan Obstetri & Neonatal Dasar

    dan Konprehensif (PONED &

    PONEK) Rumah Sakit dan Puskesmas

    diharapkan bisa menjadi lembaga

    dimana kasus rujukan diharapkan

    dapat di atasi dengan cepat dan

    tepat.

    Salah satu upaya Akselerasi

    penurunan AKI dan AKB dalam

    mendukung program MDGs yang

    dilakukan Direktorat Jenderal Bina

    Pelayanan Medik, melalui Direktorat

    Bina Pelayanan Keperawatan adalah

    menyusun standar dan pedoman

    asuhan kebidanan . Pada tanggal

    23 Agustus 2010 di Batam diadakan

    Rapat Konsolidasi Penerapan

    Standar dan Pedoman Asuhan

    Kebidanan yang dihadiri oleh Bidan

    Supervisor / Koordinator Rumah

    Sakit Vertikal Dirjen Bina Pelayanan

    Medik dan Bidan Koordinator

    Dinas Kesehatan Propinsi, untuk

    mendengarkan pemaparan

    pengalaman dari Propinsi yang

    sudah menerapkan, menjadikannya

    sebagai pelajaran dan

    merencanakan untuk

    mengaplikasikannya

    di daerah masing-

    masing.

    Standar dan

    Pedoman Asuhan

    Kebidanan telah

    di ujicoba dan

    diterapkan di

    Rumah Sakit yang

    menyelenggarakan

    PONEK di 16 Propinsi.

    Pembukaan acara (kiri ke

    kanan) Kandinkes Propinsi

    Kepulauan Riau dr. Achmad Budi

    Anto,MM., Sesditjen Bina Yanmedik

    Dr. dr. Sutoto, M.Kes, Direktur Bina

    Pelayanan Keperawatan Suhartati,S.

    Kp.M.Kes, Kasubdit Bina Yan

    Keperawatan Kebidanan Dra.

    Nurjasmi, M.Kes.

    Pelayanan kebidanan adalah

    bagian integral dari sistem

    pelayanan kesehatan yang diberikan

    oleh bidan, dilakukan secara

    mandiri, kolaborasi, konsultasi

    dan rujukan yang mencakup

    pelayanan kesehatan reproduksi,

    remaja, pra nikah,hamil, bersalin,

    nifas, bayi baru lahir, balita sehat,

    pelayanan KB, psimonopause pada

    kasus normal dan

    kegawatdaruratan

    maternal dan

    neonatal di semua

    fasilitas kesehatan.

    Bidan sebagai

    salah satu tenaga

    kesehatan yang

    memiliki posisi

    penting dan

    strategis dalam

    penurunan AKI dan

    Para peserta rapat konsolidasi penerapan standard an pedoman asuhan kebidanan tahun2010

    AKB, memberikan pelayanan yang

    berkesinambungan dan paripurna,

    berfokus pada aspek pencegahan

    melalui pendidikan kesehatan dan

    konseling, promosi kesehatan,

    pertolongan persalinan normal

    dengan berlandaskan kemitraan

    dan pemberdayaan perempuan,

    serta melakukan deteksi dini pada

    kasus kasus rujukan.

    Pelayanan kebidanan

    dilaksanakan pada berbagai jenjang

    tatanan pelayanan sesuai dengan

    sistem pelayanan kesehatan yang

    ada, mulai dari tingkat primer,

    sekunder, dan tersier yang tersusun

    dalam suatu mekanisme rujukan

    timbal balik.

    Pelayan kebidanan yang

    bermutu memerlukan ketersediaan

    bidan dalam jumlah dan kualitas

    yang memadai, terdistribusi secara

    merata, serta dimanfaatkan secara

    berhasil guna dan berdaya guna,

    sehingga dapat diselenggarakan

    pelayanan kebidanan sesuai

    dengan kebutuhan seluruh tatanan

    pelayanan kesehatan.

    SUFERMI SOFYAN

    Foto bersama Sesditjen Bina Yanmedik

  • liputan

    24 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Kemenkes Dukung Pendirian RS Pelita Rakyat

    BANTEN - Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

    hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

    kesehatan masyarakat yang setingginya. Akses terhadap

    pelayanan kesehatan tidak boleh membeda-bedakan

    masyarakat atas tingkat sosial ekonominya. Penduduk

    yang tidak mampu atau miskin harus mempunyai

    kesempatan yang sama dengan penduduk yang

    mampu dalam mengakses pelayanan kesehatan yang

    berkualitas, demikian sambutan Direktur Jenderal Bina

    Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS pada

    acara pendirian Rumah Sakit Pelita Rakyat di Jl. Anyer,

    Serang Banten tanggal 7 Agustus 2010. Hadir dalam

    acara tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo,

    beberapa anggota Komisi IX DPR-RI, dr. Budihardja

    Singgih, MPH, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, drg.

    Naydial Roesdal, Inspektur Jenderal, dr. Chalik Masulili,

    M.Sc., Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan

    Pemberdayaan Masyarakat, dr. Krishnajaya, Staf Ahli

    Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

    dan Desentralisasi.

    Menurut Dirjen Bina Yanmed, pada dasarnya

    pemerintah menginginkan semua orang dapat

    menjangkau pelayanan kesehatan bahkan dengan

    pelayanan prima. Namun karena terbatasnya anggaran

    yang dimiliki pemerintah, masih ada masyarakat yang

    belum terlayani oleh Puskesmas apalagi rumah sakit.

    Karena itu, Kemenkes menyampaikan penghargaan

    dan terima kasih atas upaya yang dilakukan kader-kader

    PDI Perjuangan yang dimotori dr. Ribka Tjiptaning,

    Ketua Komisi IX DPR-RI mendirikan rumah sakit Pelita

    Rakyat.

    Inisiasi dari fraksi PDI Perjuangan yang dimotori dr.

    Ribka Tjiptaning mendirikan rumah sakit yang ditujukan

    kepada orang-orang tidak mampu dan masyarakat

    lapisan bawah, merupakan inisiasi yang perlu dicontoh

    oleh kelompok masyarakat lainnya.

    Harapan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik

    bahwa fasilitas kesehatan berupa klinik, apalagi

    rumah sakit akan bertambah jumlahnya sehingga

    meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan di

    Indonesia.

    Pembangunan rumah sakit ini masih dalam proses,

    karenanya perlu ditindaklanjuti dengan pemenuhan

    prosedur dan persyaratan sampai rumah sakit dapat

    beroperasi. Rumah Sakit Pelita Rakyat pasti didukung

    Pemda dengan mengalokasikan anggarannya, karena

    secara langsung membantu pemerintah dalam

    menyediakan pelayanan kesehatan bagi warganya

    sebagai bagian dalam meningkatkan kesejahteraan

    rakyat.

    Pelayanan rumah sakit Pelita Rakyat didesign

    tidak ada perbedaan kelas, setara dengan kelas 3 RS

    Pemerintah/peserta Jamkesmas. Konsekuensi rumah

    sakit yang tarifnya rendah (billing cost = biayanya

    dibawah yang seharusnya) pasti memerlukan subsidi.

    Karena itu, pengelola rumah sakit tentunya sudah

    memikirkan hal ini sehingga rumah sakit tetap berdiri

    dan dapat beroperasi secara berkesinambungan.Peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah sakit oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik

  • liputan

    25Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Penggagas dan pendiri RS

    Pelita Rakyat dr. Ribka Tjiptaning,

    menjelaskan bahwa rumah sakit

    tanpa kelas memang sangat

    dibutuhkan di Indonesia. Indonesia

    masih membutuhkan sekitar 300

    rumah sakit, mengingat masih

    banyaknya pasien yang ditolak

    berobat di rumah sakit karena alasan

    biaya, bahkan pemegang kartu

    Jamkesmas/Jamkesda maupun

    SKTM. Sering terjadi

    diskriminasi layanan di

    rumah sakit karena sistem

    kelas yang membedakan

    status ekonomi pasien,

    kaya dan miskin. Pasien

    miskin atau pemegang

    kartu Jamkesmas/

    Jamkesda/SKTM selalu

    menempati kelas 3,

    yang layanannya pun

    terbilang seadanya. Rumah sakit

    swasta pun seharusnya mempunyai

    peran sosial, namun telah bergeser

    sepenuhnya kepada profit oriented

    atau mengejar keuntungan saja,

    tegasnya.

    Ketua Komisi IX DPR, menyatakan

    masuknya neoliberalisme di bidang

    kesehatan, menyebabkan rumah

    sakit yang tadinya berorientasi

    sosial, kemudian beralih menjadi

    komersial. Bahkan sebagian besar

    RSUD juga sudah komersial dengan

    adanya kelas-kelas perawatan.

    Bila berorientasi kepada profit,

    sebaiknya Pemda membuat rumah

    sakit swasta, karena RSUD dibiayai

    oleh APBN dan APBD, maka dalam

    meningkatkan kelas RSUD uang

    rakyat jangan dikorbankan.

    Awalnya rumah sakit ini adalah

    klinik pelayanan kesehatan tetapi

    jalannya agak tersendat-sendat.

    Di daerah ini tidak ada rumah

    sakit sehingga perlu membangun

    sebuah Rumah Sakit supaya

    masyarakat disini jika berobat tidak

    usah jauh-jauh ke Cilegon. Dari

    semangat itulah dibangun rumah

    sakit tanpa kelas. Langkah pertama

    lebih baik dari pada seribu langkah

    berikutnya karena langkah pertama

    itu menentukan tujuan. DENNY

    Sepatu wanita memang kini menajdi pelengkap kita dalam berbusana. Tak lengkap rasanya bila pakaian yang kita kenakan

    tidak matching dengan sepatu yang kita pakai.Bagi wanita, sepatu ada dua jenis yang sering kita kenakan. Sepatu high heels dan sepatu flat. Buat anda yang pekerja kantoran, pastinya sangat membutuhkan sepatu high heels setiap harinya. Namun, anda harus lebih berhati-hati atas dampak yang ditimbulkan bila anda keseringan menggunakan sepatu high heels. Berikut dampak positif dan negatif saat anda menganakan sepatu high heels: Dampak positif:1. Sepatu wanita bertumit tinggi ini

    membuat bentuk kaki terlihat lebih elegan dan seksi;

    2. Menunjang penampilan busana Anda;

    Resiko Memakai Sepatu High Heels3. Meningkatkan gairah seks

    pemakainya. Menurut tim peneliti dari Italia, perempuan yang mengenakan high heels dengan tinggi tumit sekitar 1-2 inchi lebih menyenangkan saat diranjang dibandingkan dengan mereka yang suka mengenakan flat shoes;

    4. Mampu mengatasi beberapa masalah yang berkaitan dengan postur tubuh;

    5. Menutupi kekurangan Anda terutama dalam hal tinggi badan;

    6. Dapat menghilangkan tonjolan-tonjolan urat lutut yang tampak menjengkelkan;

    7. Dapat Memperbaiki otot panggul

    Dampak buruk :

    1. Rentan mengalami patah tulang kaki

    2. Dapat menyebabkan peradangan pada jantung kaki

    3. Bengkak pada ibu jari kaki yang bisa menimbulkan peradangan

    4. Nyeri lutut5. Nyeri punggung6. Berisiko menyebabkan patah pada

    tungkai kaki akibat terjatuh dari high heel yang super tinggi .

    (BERBAgAI SUMBER)

  • liputan

    26 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Kementerian Kesehatan Dukung Sail Banda

    AMBON Kementerian Kesehatan mendukung Sail Banda melalui kegiatan Bakti Sosial (Baksos) yang ber-langsung tanggal 12 Juli 3 Agustus 2010 di Provinsi Maluku. Baksos kesehatan Surya Baskara Jaya merupa-kan kerjasama TNI-AL dengan Kemenkes dalam mem-berikan pelayanan kesehatan bagi penduduk di pulau-pulau kecil, terluar dan terpencil mencakup 10 lokasi di 5 Kabupaten/Kota.

    Bakti Sosial Operasi Surya Baskara Jaya kegiatan utamanya adalah pelayanan dan penyuluhan keseha-tan. Dalam Baksos Sail Banda juga melibatkan beber-apa sector bahkan beberapa Negara tetangga di Asia Tenggara, Australia, didukung pula oleh Angkatan Laut Amerika, Singapura, Malaysia dan Australia.

    Tanggal 4 Juli 2010 Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH melepas keberang-katan Kapal KRI Suharso di Kolinlamil Tanjung Priok. Kapal ini membawa alat transportasi, peralatan keseha-tan dan obat-obatan yang akan digunakan dalam bakti sosial kesehatan disamping bahan kontak baksos lain-nya.

    Dukungan Kemenkes dalam kegiatan baksos Sail Banda berupa 1 unit ambulans transportasi, 3 unit Puskesmas Keliling (Pusling) Roda 4 untuk Maluku Utara, 1 unit Pusling Roda 4 untuk Maluku, 5 buah emergency set perorangan, 2 emergency set tim, 2 tim unit defi-brillator, 2 unit examination lamp, 5 unit minor surgery, dan 2 ventilator dari PPK Regional Makassar.

    Bantuan lainnya berupa asistensi gawat darurat, pengiriman dokter ahli serta perawat mahir, simulasi kegawat daruratan, sosialisasi masalah kesehatan, keg-iatan survey vector dan penyuluhan pengendalian pe-nyakit menular dan penyehatan lingkungan, pember-dayaan masyarakat (Desa Siaga), pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) di wilayah Maluku yaitu Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya, Aru, Seram Bagian Barat, Buru Selatan, dan lain-lain.

    Selain itu, Kemenkes juga memberikan bantuan 10 ton makanan pendampingan air susu ibu (MP-ASI), 1.900 kg obat pelayanan dasar, 200 obat TBC, 500 obat

    malaria, 200 buah kelambu, dan 40 buah sound timer. Selain Kapal KRI Suharso sebagai tempat pelayanan

    kesehatan, kapal USNS Mercy dari Amerika juga men-gadakan baksos di Provinsi Maluku Utara terkait den-gan Pasific Partnership 2010. Pelayanan Kesehatan di daerah yang tidak dapat dilalui kedua kapal tersebut seperti Buru Selatan, Seram Barat, Aru, Maluku Teng-gara Barat dan Maluku Barat Daya akan dilaksanakan dengan tim mobile bantuan Pemda dan Bantuan Sosial Kemenkes Program Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) tahun 2010.

    Dalam baksos ini juga dilakukan penguatan pem-berdayaan masyarakat, rehabilitasi sarana umum, pe-nyuluhan/pelatihan, dan bantuan sosial. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pelayanan umum dengan pola pelayanan KB, kesehatan gizi antara lain pelayanan kesehatan gizi bayi, balita dan ibu hamil, per-tolongan persalinan, dan pelayanan penyakit menular. Pelayanan kesehatan spesialistik/operasi seperti opera-si katarak, operasi bibir sumbing, dan sunatan massal.

    Acara puncak Sail Banda dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2010 yang diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan berlanjut sampai Hari Ke-merdekaan Republik Indonesia ke 55 di Pulau Kisar, pulau terluar Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. AHMAD HARYANTO

  • liputan

    27Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Korban Elpiji Dapat Perawatan Gratis

    JAKARTA - Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH mengunjungi sejumlah korban ledakan tabung gas elpiji yang dirawat di ruang Unit Luka Bakar Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta Selatan, Selasa. Tanggal 24 Agustus 2010. Menkes didampingi Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS tiba di rumah sakit pukul 08.00 WIB, dan segera meluncur ke empat pasien. Seluruh korban menjalani perawatan luka bakar di gedung F lantai 2, Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta Selatan.

    M e n k e s m e n y a m p a i k a n , seluruh korban telah menjalani operasi penanaman kulit. Kebanyakan korban mengalami luka bakar 19 persen. Maksmial 3 minggu sehat kembali. semua korban dijamin bisa dirawat di seluruh RS di seluruh Indonesia.

    Dalam kesempatan itu, Muhammad Harun selaku Vice Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina menjanjikan akan menanggung seluruh pengobatan dan biaya rawat jalan bagi seluruh korban. Berdasarkan data, dari pengaduan dua bulan terakhir, ada 130 kasus kebocoran gas yang menyebabkan ledakan. Meski tidak semua lokasi ada korban. Biaya rumah sakit secara gratis yang dilakukan PT Pertamina berlaku di seluruh

    Indonesia. sedangkan untuk mengurangi trauma, RSPP memperbantukan psikiater dalam perawatan korban tabung gas. Ini bagian dari pengobatan, diperbantukan psikiater dan psikolog.

    Saat ini korban akibat ledakan tabung gas yang

    masih menjalani perawatan adalah Lia Agustina (1 tahun), warga Kebon Jeruk, luka bakar 17,5 persen di kaki, lengan, punggung. Leni Harlina (25 tahun), warga Kebon Jeruk, luka bakar 20 persen di kaki, lengan dan punggung. Korban lainnya Agit Ghifar Gufroni (22 tahun), warga Tambora, luka bakar 19 persen di tungkai kaki kiri kanan, dam Syamsul Hadi, 53 tahun, kayu manis 19 persen di tubuh. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 78 kejadian ledakan tabung gas yang terjadi di Jakarta. IMIN/DSY

  • liputan

    28 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Di Lingkungan Ditjen BinaPelayanan Medik

    BANDUNg Sebagai pembentuk citra institusi, penyebar informasi

    dan menjalin hubungan yang

    harmonis dengan semua

    stakeholder, diharapkan kepada

    petugas kehumasan di Rumah

    Sakit dan UPT agar selalu berpihak

    kepada rakyat, bertindak cepat

    dan tepat serta mengutamakan

    kerjasama tim yang berintegrasi

    tinggi, transparasi dan akutabilitas,

    hal inilah yang disampaikan

    Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan

    Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes

    saat pembukaan peningkatan

    kemampuan tenaga kehumasan

    pada tanggal 26 Agustus 2010 di

    Bandung.

    Tenaga Kehumasan dalam menjalankan tugas perlu

    selalu mengingat Visi Kementerian Kesehatan yaitu

    Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

    bagi setiap penduduk agar terwujud suatu pelayanan

    kesehatan yang bermutu, efisien, adil dan merata

    di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya di

    lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik. Dengan

    salah satu Misi Kementerian Kesehatan Melindungi

    kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

    upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

    berkeadilan dan membuat rakyat sehat. Sehingga akan

    terpenuhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

    Dengan mengangkat tema Profesionalisme Humas

    dalam menghadapi era Keterbukaan Informasi Publik

    (KIP), dituntut untuk kesiapan petugas humas dalam

    mengimplementasikan KIP.

    Keterbukaan Informasi Publik membawa kearah

    Reformasi Pelayanan Informasi Publik yang lebih

    transparan, akuntabel, partisipatif, efektif, dan efisien

    serta sesuai dengan aturan hukum yang ada dan

    kebijakan pemerintah yang makin mudah diakses dan

    diawasi publik.

    Setiap orang baik itu Warga Negara Indonesia

    maupun Warga Negara Asing dapat mengakses

    informasi berdasarkan klarifikasi informasi yang wajib

    diumumkan secara serta merta, informasi yang wajib

  • liputan

    29Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    tersedia setiap saat. Informasi

    yang disediakan dan diumumkan

    secara berkala, serta informasi yang

    diperoleh berdasarkan permintaan.

    Bahwasanya, setiap orang berhak

    untuk tahu dan kewajiban untuk

    memberitahu, sehingga implikasi

    keterbukaan informasi dapat

    berjalan dengan lancar.

    Keterbukaan Informasi Publik

    semua informasi tidak boleh lagi

    ditutup-tutupi. masyarakat sudah

    semakin cerdas. Karenanya, humas

    harus dapat memposisikan diri

    Penyerahan sertifikat kepada Peserta dari Rumah Sakit Ratatotok dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.

    Foto Bersama: Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Dilingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik

    sebagai penyambung lidah antara

    masyarakat dan pemerintah, mampu

    mengemas informasi dengan baik

    sehingga menimbulkan citra yang

    baik pula terhadap pimpinan dan

    instansinya. Seluruh staf kehumasan

    khususnya jajaran pemerintah

    daerah jangan hanya menjadi

    corong pemerintah namun staf

    humas harus berdiri pada posisi

    tengah, di mana selain menjadi juru

    penerang pemerintah, sekaligus

    menjadi juru penerang masyarakat.

    Posisi humas sangat strategis untuk

    membentuk citra pimpinan dan

    instansi yang dinaunginya. Untuk

    membentuk citra yang positif, humas

    diharuskan membangun komunikasi

    secara sinergis terhadap berbagai

    lembaga dan elemen masyarakat

    termasuk dengan jajaran pers.

    Seluruh tenaga kehumasan harus

    memiliki kompetensi, melakukan

    penguatan dalam bidang

    kelembagaan. Selain itu juga

    harus pro aktif, tidak menunggu

    bola melainkan menjemputnya

    dan menguasai semua teknologi

    komunikasi. Sebagai implementasi

    Undang-Undang Keterbukaan

    Informasi Publik, Rumah Sakit dan

    BBLK diharuskan memiliki Unit

    Pengaduan.

    Diharapkan dari pertemuan ini

    dapat tercipta tenaga kehumasan

    yang profesional, terbentuknya

    sistem manajemen humas dan iklim

    yang kondusif dan dinamis untuk

    kelancaran pelaksanaan tugas

    kehumasan. HUMAS

  • liputan

    30 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    BANDUNg Pada tanggal 31 Agustus s/d 2 September 2010 telah dilaksanakan Peningkatan Kemampuan

    Bendahara di lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik di

    Bandung. Pelatihan ini merupakan upaya meningkatkan

    kualitas sumber daya manusia agar lebih mampu dan

    terampil dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan

    di rumah sakit. Pengelolaan keuangan di rumah sakit

    dan satuan kerja saat ini menjadi ukuran keberhasilan

    kinerja pengelolaan keuangan di masing-masing unit

    kerja, demikian uraian dari Direktur Jenderal Bina

    Pelayanan Medik yang saat itu diwakili oleh Direktur

    Keuangan RSUP Hasan Sadikin Bandung pada saat

    Pembukaan Peningkatan Kemampuan Bendahara di

    lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik (dr. Ahmad

    Soebagyo. T, MARS).

    Bendahara adalah orang yang ditunjuk

    untuk menerima, menyimpan, membayarkan,

    menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang

    pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN

    pada Kantor/Satuan Kerja. Dalam rangka mendukung

    terwujudnya good government dalam penyelenggaraan

    Negara, maka pengelolaan keuangan negara perlu

    diselenggarakan secara profesional, terbuka dan

    bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. Untuk terwujudnya

    Laporan Keuangan yang baik dan transparan serta tidak

    disclaimer, maka dalam pembuatan Laporan Keuangan

    baik SAI maupun SIMAK-BMN harus sesuai serta dapat

    mempertanggungjawabkan semua kegiatan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku. Berbagai upaya

    mewujudkan pengelolaan keuangan salah satunya

    adalah melalui reformasi pengelolaan keuangan yang

    tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 23 tahun

    2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

    Umum, dalam pengelolaan keuangannya dituntut

    lebih profesioanal mulai dari perencanaan sampai

    pelaksanaannya.

    Kegiatan Peningkatan Kemampuan Bendahara di

    lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik antara lain:

    1. Kebijakan Pemerintah dalam menetapkan Rumah

    Peningkatan Kemampuan Bendahara di lingkunganDitjen Bina Pelayanan Medik

  • liputan

    31Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Sakit yang mandiri menuju

    Indonesia Sehat 2011

    2. Pengawasan oleh aparat

    fungsional

    3. Tata cara pembukuan

    bendahara dan penyusunan

    LPJ Bendahara

    4. Prosedur dan Permintaan uang

    persediaan & tambahan uang

    persediaan

    5. Prosedur dalam penerbitan

    SP2D

    6. Pelaporan realisasi anggaran

    (SAI, Pelaporan)

    7. Penyelesaian tuntutan

    perbendaharaan/tuntutan ganti

    rugi.

    Harapan dari Direktur Jenderal

    Bina Pelayanan Medik yang saat

    itu diwakili oleh Direktur Keuangan

    RSUP Hasan Sadikin Bandung

    pada saat Pembukaan Peningkatan

    Para Peserta Peningkatan kemampuan petugas bendahara rumah sakit/satuan kerja di lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik

    Kemampuan Bendahara di

    lingkungan Ditjen Bina Pelayanan

    Medik agar kewenangan yang

    diberikan dalam hal pengaturan

    keuangan salah satunya adalah

    untuk pelaksanaan pengadaan

    barang dan jasa harus lebih

    sungguh-sungguh, bertanggung

    jawab serta bekerja secara

    profesional dan jujur.

    PElITA APRIANY

    Teh hijau mengandung bahan aktif e p i g a l l o c a t h e c h i n gallate yang multi fungsi. Minum air

    jeruk saja biar lemaknya hancur, mungkin Anda sering mendengar saran tersebut untuk mengurangi rasa berdosa setelah menyantap makanan enak, tapi penuh lemak. Padahal, penghancur lemak alami yang paling baik adalah teh hijau.

    Menurut dr. Phaidon Toruan, dalam bukunya Fat-Loss Not Weight-Loss, ada dua keuntungan mengonsumsi teh hijau, yakni sebagai fat burner yang optimal dan kaya akan antioksidan.

    Teh hijau akan membantu meningkatkan pembakaran lemak, dalam arti membantu

    Penghancur Lemak Alamimeningkatkan metabolisme trigliserida (misalnya lemak yang tebal di bawah kulit) untuk diubah menjadi asam lemak. Tapi ingat, lemak di bawah kulit hanya bisa dibakar bila bentuknya sudah diubah menjadi asam lemak. Proses pembakarannya adalah dengan

    olahraga, kata Phaidon.Agar fungsi teh hijau sebagai

    fat burner lebih optimal, Phaidon menyarankan agar teh hijau diminum sebelum latihan. Kapasitas antioksidan teh hijau sangatlah kuat sehingga bisa memberi efek proteksi terhadap dinding sel otot. Selain itu, lanjut Phaidon, jika diminum sebelum menyantap makanan, teh hijau akan membantu menahan asupan lemak.

    Bagi Anda yang ingin praktis kini telah banyak tersedia ekstrak teh hijau yang sudah diolah secara modern dalam bentuk kapsul sehingga bisa dibawa ke mana pun dan mempermudah Anda mempersiapkan diri bila ingin berolahraga dan menggunakan ekstrak teh hijau.

  • liputan

    32 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Pertemuan Penyusunan Pagu Sementara UPT DitJen Bina Yanmed Tahun Anggaran 2011

    BANDUNg Menteri Keuangan R.I telah menetapkan besaran angka Pagu Sementara Kementerian/Lembaga

    Tahun Anggaran 2011. Berdasarkan Pagu Sementara

    Anggaran Belanja Tahun 2011 tersebut, maka

    kepada masing-masing Satuan Kerja agar menyusun

    rencana kerja dan Anggaran Tahun 2011 dengan

    mengacu pada Rencana kerja Pemerintah, Rencana

    kerja KementerianLembaga, Peraturan Pemerintah

    tentang petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL

    serta Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar

    Biaya Tahun 2011. Untuk itulah diadakan pertemuan

    Penyusunan Pagu Sementara UPT Ditjen Bina Yanmed

    Tahun Anggaran 2011, pada 9 Juli 2010.

    Tahun Anggaran 2011 dihadapkan kepada

    perubahan paradigma baru mengenai Reformasi

    Anggaran; Pertama hasil restrukturisasi program dan

    kegiatan akan digunakan dalam penyusunan Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-

    2014 dan Rencana strategis Kementerian/Lembaga

    tahun 2010-2014 serta mulai diimplementasikan

    dalam penyusunan Rencana

    Pembukaan Penyusunan Pagu Sementara Tahun Anggaran 2011 oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik

  • liputan

    33Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010

    Kerja Pemerintah, Rencana Kerja

    Kementerian/Lembaga (RKAKL),

    dan Daftar Isian Pelaksanaan

    Anggaran tahun 2011. Hal ini

    berarti bahwa alokasi anggaran

    Kementerian/Lembaga harus

    ditetapkan berdasarkan Program

    sesuai hasil restrukturisasi.

    Restrukturisasi program dan

    kegiatan ini terjadi pada hampir

    seluruh kementerian/lembaga.

    Kedua, perubahan Undang-undang

    Legislatif juga telah mengubah

    hubungan kelembagaan antara

    Pemerintah dan DPR berkaitan

    dengan penetapan APBN, termasuk

    didalamnya jadwal pembahasan

    APBN pada masing-masing

    kementerian/lembaga.

    Penganggaran Tahun

    2011 menganut pendekatan

    Penganggaran Terpadu (unified

    budget) yaitu pendekatan

    penganggaran yang dilakukan

    dengan mengintegrasikan

    seluruh proses perencanaan dan

    penganggaran di lingkungan

    Kementerian/Lembaga untuk

    menghasilkan dokumen RKA-KL

    sesuai dengan dengan klasifikasi

    anggaran menurut organisasi,

    fungsi, dan jenis belanja.

    Pengintegrasian seluruh proses

    perencanaan dan penganggaran

    tersebut dimaksudkan agar tidak

    terjadi duplikasi dalam penyediaan

    dana untuk Kementerian/Lembaga

    baik yang bersifat investasi maupun

    untuk keperluan biaya operasional.

    Penganggaran 2011

    juga menganut pendekatan

    Penganggaran Berbasis Kinerja

    (performance based budgeting)

    yaitu pendekatan penganggaran

    yang dilakukan dengan

    memperhatikan keterkaitan antara

    pendanaan dengan keluaran dan

    hasil yang diharapkan, termasuk

    efisiensi dalam pencapaian hasil

    dan keluaran tersebut. Penerapan

    Penganggaran Berbasis Kinerja

    pada dasarnya mengubah pola

    pengalokasian anggaran dari

    semula berbasis input menjadi

    berbasis output sehingga fokus

    pengukuran kinerja terhadap

    program/kegiatan juga akan

    bergeser dari semula didasarkan

    atas besarnya jumlah alokasi

    sumber daya menjadi hasil yang

    dicapai dari penggunaan sumber

    daya.

    Dalam pengalokasian anggaran

    untuk sebuah output kegiatan harus

    tergambar secara jelas asumsi

    yang digunakan baik kuantitas

    dan kualitas komponen input yang

    digunakan serta relevansi masing-

    masing komponen input sebagai

    tahapan dalam rangka pencapaian

    output kegiatan. Untuk mengetahui

    tingkat capaian kinerja sebuah

    Program atau Kegiatan, maka perlu

    dilakukan evaluasi kinerja dengan

    mengacu pada indikator kinerja

    yang telah ditetapkan. Indikator

    kinerja dapat berupa indikator

    input, indikator output atau

    indikator outcome.

    Pendekatan lain dalam

    penganggaran Tahun 2011

    adalah digunakannnya Kerangka

    Pengeluaran Jangka Menengah

    (medium term expenditure

    framework) yaitu suatu pendekatan

    penganggaran berdasarkan

    kebijakan, dengan pengambilan

    keputusan yang menimbulkan

    implikasi anggaran dalam jangka

    waktu lebih dari satu tahun

    anggaran. Penyusunan Kerangka

    Pengeluaran Jangka Menengah

    yang komprehensif memerlukan

    suatu tahapan proses penyusunan

    perencanaan jangka menengah

    meliputi: penyusunan kerangka

    asumsi makro, penetapan target-

    target fiskal, total resource

    envelopes, pendistribusian

    total pagu belanja masing-

    masing Kementerian/Lembaga,

    dan penjabaran pengeluaran

    Kementerian/Lembaga ke masing-

    masing Progran dan Kegiatan.

    Dalam rangka penerapan

    Kerangka Pengeluaran Jangka

    Menengah, maka Kementerian/

    Lembaga harus memperhatikan

    kebutuhan anggaran untuk setiap

    output yang dihasilkan serta tetap

    menjaga keselarasan dengan target

    dalam Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Nasional dan

    Rencana strategi Kementerian/

    Lembaga dan budget contraint

    untuk setiap tahun.

    Disisi lain Sistem Penganggaran

    dan RKAKL 2011 juga mengalami

    perubahan sesuai dengan

    perubahan sistem panganggaran

    yang baru yang terdiri dari

    program, kegiatan dan keluaran

    (output). Output terdiri dari