Warta Yanmed XXIII (27112010)
-
Upload
gregory-wheeler -
Category
Documents
-
view
33 -
download
3
Transcript of Warta Yanmed XXIII (27112010)
-
Dan Kepada
KELUARGA BESAR DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
MENYAMPAIKAN TERIMA KASIH KEPADA :
Bapak dr. Farid W. Husein, Sp.B
ATAS PENGABDIAN SELAMA LIMA TAHUN MENJABAT SEBAGAI DIREKTUR JENDERAL
BINA PELAYANAN MEDIK PERIODE 2005 2010
Bapak dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
KAMI MENGUCAPKAN SELAMAT DATANGUNTUK MENGEMBAN TUGAS UMUM
PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL
-
KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
salamredaksi
Alamat RedaksiBagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik Depkes RI
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 No. 4-9 Lt. III/R. 316 Blok BKuningan - Jakarta Selatan 12920
Telp/Fax. 021-5277734, 021-5201590 (hunting) ext 1300 & 1302
Email. [email protected]
1Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXI Tahun 2010
Susunan Redaksi
PembinaDirektur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Penanggung JawabSekretaris Ditjen Bina Pelayanan MedikDr. dr. Sutoto, M.Kes
Pimpinan RedaksiKepala Bagian Hukum, Organisasi dan HumasV.A. Binus Manik, SH,MH
Sekretaris RedakturKepala Sub Bagian HumasImin Suryaman, S.Sos
Tim Redaktur 1. Kabag. Program dan Informasi2. Kabag. Keuangan3. Kabag. Umum & Kepegawaian4. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Dasar5. Kasubag TU Dit Bina Yan Medik Spesialistik6. Kasubag TU Dit Bina Yan Keperawatan7. Kasubag TU Dit Bina Yan Kesehatan Jiwa8. Kasubag TU Dit Bina Yan Penunjang Medik9. Kasubag Hukum Bagian Hukormas10. Kasubag Organisasi Bagian Hukormas11. Kasubag Perbendaharaan Bagian Keuangan12. Kasubag Data dan Informasi Bagian Program dan
Informasi13. Kasubag Rumah Tangga Bagian Umum dan
Kepegawaian
Penyunting/Editor1. Sufermi Sofyan 2. Eti Ekawati.SH.MH3. Ani Mindo Ch.SE4. Auliyana Zahrawani. SKM 5. Pelita Apriany, SKM 6. Desi Syetiani, S.Sos Sekretariat 1. Drs. Ahmad Haryanto2. Denny Sugarna3. Benny Bremer4. Rita Desmawati
Selamat Datang Dirjen Bina Pelayanan Medik, Akhirnya pada tanggal 5 Juli 2010 terjawab sudah
penantian selama ini. Menteri Kesehatan RI melantik dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS sebagai Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Suasana pelantikan yang khidmat, saat dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS membacakan sumpah jabatan yang dituntun Menteri Kesehatan. Dengan penuh ketegasan dan keyakinan Dirjen membacakan kata demi kata kontrak sosial kepada masyarakat terlebih dengan tuhan yang maha esa.
Dalam sambutan Dirjen saat pisah sambut menyatakan jabatan ini merupakan bentuk tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dalam menghadapi permasalahan serta meningkatkan pelayanan dunia perumahsakitan. Tantangan inilah yang kita akan hadapi bersama, dibantu dengan sumbang saran mantan Dirjen, dr. Farid W. Husain, Sp.B.
Dengan arah dan landasan yang sama, kita yakin pak Dirjen akan meneruskan apa yang sudah dirintis mantan Dirjen, program yang baik untuk ditingkatkan dan disempurnakan untuk mendapatkan tangga-tangga keberhasilan pelayanan medik.
Tangga-tangga keberhasilan dilihat dari program terencana yang telah diliput oleh kami, antara lain pengembangan Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia, penataan organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, peningkatan kemampuan tenaga kehumasan, konsolidasi dalam penerapan standar dan pedoman asuhan kebidanan.
Redaksi berharap kepada Pembaca Setia untuk mengisi rubrik-rubrik yang akan berguna bagi pembaca lainnya. Naskah/artikel hendaknya ditulis dalam bahasa popular, padat maksimal 4 halaman. Redaksi berhak menyunting/memperbaiki naskah/artikel yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Naskah yang telah dikirim sepenuhnya menjadi hak redaksi.
Semoga semua informasi ini dapat bermanfaat bagi Pembaca Setia. Redaksi berharap Pembaca Setia dapat memberikan saran dan informasi yang dapat membantu meningkatkan mutu materi majalah Warta Yanmed. Terima Kasih.
-
daft
aris
i
2 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
04Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS sebagai
DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
06Menkes Melantik 20 Pejabat Eselon II
08Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung
dan Pembuluh Darah Harapan KitaMenuju Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia
liputan
12RSUP H. Adam Malik Medan Tetap Menjadi
Yang Terdepan Memberi Pelayanan Kesehatan di Ujung Barat Indonesia
04
12
19Dokter RSCM Membantu Pemulihan Ridho Korban Ledakan Tabung GAS
20Pekan ASI Sedunia Tahun 2010 Sukseskan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
22Konsolidasi Penerapan Standar dan Pedoman Asuhan Kebidanan Tahun 2010
24Kemenkes Dukung Pendirian RS Pelita Rakyat
26Kementerian Kesehatan Dukung Sail Banda
27Korban Elpiji Dapat Perawatan Gratis
13Workshop Penerapan Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Di Rumah sakit
15Pengembangan Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia
17Penataan Organisasi Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan
22
-
3Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
54
28Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Di Lingkungan Ditjen BinaPelayanan Medik
30Peningkatan Kemampuan Bendahara di Lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik
32Pertemuan Penyusunan Pagu Sementara UPT DitJen Bina Yanmed Tahun Anggaran 2011
ragam
35Rumah Sakit Internasional Bukan Sekedar Nama
36Penyerahan DIPA Tugas Pembantuan TA. 2010Ditjen Bina Pelayanan Medik
38Regulasi Pemerintah vs Reformasi Rumah Sakit: Sejalankah?
40Penyakit Buergers Disease
42Instalasi Radiologi RSUP H.Adam Malik
43Penempatan Tenaga Kesehatan Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar Sepi Peminat
44Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebuah Tuntutandan TantanganProfesionalisme Bagi ARSIPARIS
48Penanggulangan Varises Dengan Laser
50Usia Lanjut? Bermasalah Pada Kesehatan Jiwa?
resensibuku
53Petunjuk Teknis Tata Naskah Dinas Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
42
lensayanmed
54Pisah Sambut Pejabat Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Bersama Menteri Kesehatan
58 Serah Terima Jabatan Eselon II
-
4 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS sebagaiDIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
KEMENKES Pelantikan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik telah
berlangsung hari, Senin 5 Juli 2010
di Gedung Leimena Kementerian
Kesehatan. Menteri Kesehatan, dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH,
Dr. PH melantik dr. Supriyantoro, Sp.P,
MARS sebagai Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan menggantikan dr.
Farid. W. Husain, Sp.B yang telah purna
bakti.
dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
yang sebelumnya sebagai Direktur
Kesehatan TNI-AD di lingkungan
Kementerian Pertahanan mengucapkan
sumpah jabatan di depan Menteri
Kesehatan, Para Eselon I dan II di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
Dalam Peraturan Presiden RI No. 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara, organisasi Kemenkes
mengalami perubahan nomenklatur jabatan yaitu
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik berubah
menjadi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat menjadi
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.
Menurut Menkes, penataan kelembagaan akan diikuti
dengan penataan SDM aparatur melalui pengisian
jabatan struktural. Selain itu, akan dilakukan penataan
ketatalaksanaan yang dinamis, pemantapan sistem
pengawasan dan akuntabilitas, peningkatan kualitas
pelayanan publik serta pembangunan kultur birokrasi
yang sesuai dengan dinamika tuntutan masyarakat.
Hal ini akan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
merata, bermutu dan berkeadilan, serta mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
Kementerian Kesehatan merupakan salah satu
proyek pilot instansi pemerintah yang melaksanakan
Reformasi Birokrasi melalui Good Governance. Untuk
itu Kemenkes sedang melakukan persiapan guna
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) sebagai langkah strategis untuk
membangun profesionalisme aparatur negara agar lebih
berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional,
tegas Menkes.
Bergulirnya Reformasi Birokrasi dan restrukturisasi
Kemenkes membawa konsekuensi logis terhadap
perubahan bentuk struktur organisasi yang lebih tepat
tujuan, responsif, efisien dan efektif untuk mendukung
program-programnya, jelas Menkes
Menkes berharap, dengan struktur organisasi yang
baru Kemenkes dapat lebih fokus dalam melaksanakan
pembangunan bidang kesehatan guna mendukung
pencapaian sasaran prioritas nasional, Standar Pelayanan
Minimal (SPM), serta percepatan pencapaian sasaran
Suasana khidmad pelantikan Dirjen Bina Pelayanan Medik
-
5Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Millenium Development Goals
(MDGs).
Diakhir pelantikan Menkes
berpesan kepada pejabat
baru untuk tidak ragu-ragu
melaksanakan reformasi dan
inovasi guna meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, namun tetap
dalam koridor hukum. Menjaga
suasana kerja yang kondusif serta
membangun team work yang
solid. Dalam melaksanakan tugas
mengacu pada tagline Kemenkes,
yaitu pro rakyat, inklusif, responsif,
efektif dan bersih. Di samping itu
juga perlu menjalin kerja sama dan
bersinergi dangan stake holders
terkait dalam melaksanakan
program-program bidang
kesehatan.
R I W A Y A T H I D U PNama : dr. Supriyantoro, Sp.P, MARSPangkat : Brigadir Jenderal TNITempat/Tanggal Lahir : Pringsewu, Lampung/ 11 Agustus 1954Status : Nikah, 3 AnakAgama : Islam
PendidikanSekolah Dasar Xaverius Pringsewu Lampung (1966)Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pringsewu Lampung (1969)Sekolah Menengah Atas Negeri III, Yogyakarta (1972)Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1979)Spesialis Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta (1989)Pasca Sarjana KARS Universitas Indonesia, Jakarta (1988) Peserta Program Pendidikan S 3 Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (2010)
PenghargaanSatya Lencana Kesetiaan 8 tahunSatya Lencana Kesetiaan 16 tahunSatya Lencana Kesetiaan 24 tahunSatya Lencana Dwija SistaBintang Kartika Eka Paksi Nararya
-
6 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
KEMENKES Pada tanggal 26 Juli 2010 sebanyak 20 pejabat baru Eselon II dilantik Menteri Kesehatan dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. Mereka
terdiri dari pejabat pusat dan para direksi Rumah Sakit
Umum Pusat (UPT) Kemenkes di daerah.
Menkes mengatakan mengatakan, rumah sakit
merupakan salah satu ujung tombak Kemenkes dalam
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada
masyarakat. Pada era globalisasi ini, Rumah Sakit harus
mampu menyusun strategi peningkatan mutu pelayanan
kepada masyarakat agar dapat berkompetisi dengan
Rumah Sakit lain secara sehat, serta mengembangkan
rumah sakit berbasis pelayanan kesehatan kelas dunia
(World Class Hospital).
Menkes, minta para pejabat yang baru dilantik dapat
menjadi panutan dalam menerapkan nilai-nilai dasar
budaya kerja aparatur yang meliputi : komitmen yang
tinggi pada tugas, konsisten, berintegritas, profesional,
Menkes Melantik20 Pejabat Eselon II
disiplin, sistematis dalam
bekerja, adil, transparan,
bekerjakeras dalam
melaksanakan tugas, penuh
tanggung jawab, senantiasa
berpedoman pada prosedur,
standar, dan peraturan yang
berlaku, sehingga hasil
kerja dapat dipertanggung
jawabkan dan
dipertanggung gugatkan.
setiap pejabat dapat
menjadi agen perubahan
yang memiliki semangat
pionir untuk melakukan
inovasi guna meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan,
antisipatif, proaktif dan
responsif serta peka
terhadap dinamika tuntutan masyarakat berdasarkan
nilai-nilai sesuai dengan visi dan misi Kementerian
Kesehatan dan tetap dalam koridor hukum.
Selain itu, melakukan konsolidasi dengan stake
holders terkait, sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing, sehingga terjalin kemitraan
yang sinergis lintas program dan lintas sektor dalam
pelaksanaan tugas serta mampu menyiapkan kader
penggantinya.
Menkes menyatakan pelaksanaan rotasi, mutasi,
dan promosi jabatan merupakan bagian dari Reformasi
Birokrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan
kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. dengan
diangkat dan dilantik pejabat baru, diharapkan prestasi
dan kinerja Kementerian Kesehatan dapat meningkat
lebih baik lagi. Sehingga dapat mengikuti dinamika
tuntutan masyarakat dalam memberikan pelayanan
publik yang lebih bermutu.
Mengikrarkan diri untuk melaksanakan tugas, dan bertanggungjawab pada Pemerintah, Bangsa dan Negara.
-
7Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Ucapan Selamat Kepada Para Pejabat Eselon II
-
8 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
PENDAHULUAN :
Memasuki abad ke kedua puluh satu, bangsa
Indonesia menghadapi banyak tantangan yang tidak
dapat dielakkan yaitu pada tataran nasional meneruskan
pembangunan nasional dengan segala implikasinya
serta pada tataran regional dan global. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan
maju kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setip orang agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-traningnya. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan.
Tantangan dan permasalahan pembangunan
kesehatan akan bertambah berat dan kompleks,
terutama pelayanan kesehatan oleh Rumah Sakit.
Tuntunan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
akan makin banyak dan meningkat juga ada sebagian
masyarakat Indonesia yang mencari pelayanan
kesehatan ke luar negeri sehingga menguras devisa
Negara. Hal ini membawa dampak pola pelayanan
yang harus lebih terbuka, ramah dan akuntabel,
sejalan dengan amanat pasal 28 Ha ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Rebuplik Indonesia tahun
1945 sudah ditegaskan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian pasal
34 ayat (3) dinyatakan Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak dan bermutu.
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang amat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang amat kompleks.
Pusat Jantung Nasional Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Menuju Rumah Sakit Indonesia Kelas DuniaOleh : Anwar Santoso, Anna Ulfah Rahayu
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama
lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/
kesehatan berkembang amat pesat yang harus diikuti
oleh tenag kesehatan dalam rangka pemberian
pelayanan yang berkualitas membuat semakin
kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.
Tantangan global dibidang perumah sakitan
akan semakin terasa pada era globalisasi, yang telah
membuat kabur batas-batas antar negara, kemudahan
komunikasi dan transportasi telah mendorong cepatnya
mobilitas pasien dari satu negara ke negara lainnya.
Faktor lain, yaitu mahalnya biaya berobat di negara
maju seperti Amerika dan Eropah mengakibatkan
warga benua dan perusahaan asuransi mencari
pengobatan yang berkualitas baik serta lebih murah di
negara berkembang. Kira-kira 500.000 warga Amerika
yang berobat keluar negeri setiap tahunnya.
Hal ini yang mendorong pemerintah Indonesia
untuk memacu peningkatan kualitas pelayanan rumah
sakit dan mengadakan konsep World Class Hospital
di Indonesia atau Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia
(RSIKD). Pemerintah tidak ingin terlalu banyak devisa
negara melayang ke luar negeri, sebaliknya pemerintah
berharap medical tourism justru akan berkembng
dan menambah devisa negara.
Pusat Jantung Nasional RS Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita sudah tentu menyambut baik
keinginan pemerintah tersebut. Dengan jam terbang
selama 25 tahun sebagai pusat rujukan nasional
dibidang pelayanan kesehatan Kardiovskuler tentu
banyak aspek-aspek tertentu yang dimilikinya.
Pendidikan-Pelatihan, Pelayanan Kesehatan dan
Penelitian Kardiovskuler telah lama dikembangkan.
-
9Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
Pengelolaan rumah sakit dalam perspektif BLU dan
korporasi telah diterapkan. Pusat Jantung Nasional
merupakan satu-satunya rumah sakit yang secara legal
telah menerapkan dan menjalankan sistem remunerasi
dan mono loyalitas. Sudah cukup besar anggaran yang
dikucurkan untuk mengembangkan sistem tersebut
dan unutk pengembangan sumber daya manusia serta
penelitian. Hal ini merupakan Modal Dasar yang kuat
untuk kesiapan sebagai RSIKD.
PENGERTIAN :
Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (RSIKD) adalah
rumah sakit dengan komponen struktur dan proses
yang tersertifikasi lengkap memenuhi standar kelas
dunia oleh lembaga yang diakui pemerintah berwenang
untuk itu serta outcome yang memberi penekanan
pada keselamatan pasien mutu asuhan yang tinggi
serta kepuasan pasien dan staf sesuai indikator kelas
dunia atau internasional.
AZAS-AZAS :
1. Rumah Sakit masa depan adalah rumah sakit yang
didirikan atas :
Azas-azas ketahanan ekonomia. Petunjuk untuk adaptasi teknologi termasuk b. teknologi informasi
Petunjuk untuk penerapan asuhan berfokus c. pasien (patient centered care) dengan
perioritas keselamatan pasien, kepuasaan
pasien dan kepuasaan staf
Petunjuk untuk mengatasi tantangan yang d. terkait dengan tenaga staf (staff challenges)
2. Azas-azas sebagai petunjuk desain RS masa
depan
Penerapan azas-azas untuk meningkatkan a. keselamatan pasien, termasuk kamar sendiri
single room, desentralisasi nursing stations
dan bahan bangunan yang meredam suara
Desain dan konstruksi RS yang memberikan b. prioritas tinggi misalnya pengendalian
infeksi dan kesiapan mengahdapi masalah
kedaruratan.
Mengikut sertakan klinisi, staf lain, pasien dan c. keluarga pada proses perancangan, agar
memaksimalkan peluang meningkatkan arus
kerja, keselamatan pasien dan menciptakan
lingkungan yang memudahkan asuhan yang
berfokus pasien.
Rancangkan fleksbilitas pada konstruksi d. bangunan untuk memudahkan adaptasi pada
siklus perubahan yang cepat dan inovatif
dalam ilmu kedokteran dan teknologi.
Menerapkan konsep green hospital pada e. desain dan kontruksi RS.
KRITERIA PELAYANAN EKSELEN :
Ada 7 kriteria suatu RS untuk memenuhi persyaratan
pelayanan ekselen diperlukan adanya :
Kepimpinan1. Rencana strategik2. Fokus pada pelanggan 3. Manajemen pengukuran, analisis dan 4. manajemen berbasis pengetahuan
Fokus pada tenaga kerja5. Manajemen proses6. Hasil dan output7.
STANDAR dan KRITERIA RSIKD
Standar RSIKD ini mengacu pada berbagai standar
dunia yaitu : PATH (Performance Assesment Tool for
Quality Improvement in Hospital), JCI (Joint Commision
International) atau Malcom Baldrige. Hal tersebut
mengutamakan dimensi utama pelayanan kesehatan
(safety, patient centeredness, clinical effectiveness,
efficiency, staff orientation dan responsive governance,
timeliness and equity)
Kemudian standar dan kriteria RSIKD terdiri dari 8
standar, yaitu :
1. Standar 1 : legalitas rumah sakit
2. Standar 2 : adanya visi, misi, tujuan dan nilai rumah
sakit
3. Standar 3 : administrasi dan manajemen rumah
sakit
4. Standar 4 : program rumah sakit
-
10 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
5. Standar 5 : sumber daya manusia rumah sakit
6. Standar 6 : sarana dan prasarana rumah sakit
7. Standar 7 : program monitoring dan evaluasi rumah
sakit
8. Standar 8 : penilaian kinerja rumah sakit
PUSAT JANTUNG NASIONAL MENUJU RSIKD :
1. Manajemen Administrasi Operasional
Desain RS berstandar internasional, area a. lahan yang tidak begitu luas hanya sekitar
22.000 m2dengan arsitektur bangunan yang
fungsional.
Seluruh karyawan yang secara langsung b. melayani pasien diberikan secara regular
kursus bahasa Inggris
Karyawan mempunyai komitmen yang amat c. tinggi
Adanya sistem reward and punishment bagi d. seluruh karyawan
Setiap staf medis dan paramedis diberikan e. kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-
pelatihan di luar negeri (Australia, Singapura,
Jepang, Korea dan Jerman)
Memiliki jejaring internasional yang luas dan f. afiliasi dengan pusat pelayanan Kardiovaskuler
tingkat dunia seperti : Cleveland Clinics,
NCVC Osaka Jepang, Royal Children Hospital
Melbourne dll.
Memenuhi standar akreditasi manajemne g. internasional antara lain :
Kepimpinan - Rencana strategik - Fokus pada pelanggan - Manajemen pengukuran, analisis dan - pengetahuan
Fokus tenaga kerja - Manajemen proses- Hasil (outcome) berupa : kepuasan - pelangan, tampilan organisasi, tanggung
jawab sosial dan aspek finansial yang
baik
2. Manajemen Pelayanan Medik Kardiovaskuler
Pusat Jantung Nasional mempunyai manajemen
pelayanan medik yang terstruktur selaras dengan
standar pelayanan medis kardiovaskuler tingkat
dunia. Proses asuhan pasien dan standar prosedur
yang terstandar serta clinical pathway yang selalu
diperbarui sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi Kardiovaskuler. Luaran (outcome) yang
dihasilkan berfokus pada pasien serta menitik beratkan
pada acuan (benchmark) yang telah ditetapkan.
Pelayanannya ditujukan pada kasus-kasus dengan
tingkat severitas tinggi, yang tak dapat ditangani oleh
rumah sakit lainnya.
Standar Struktur :a. Tenaga spesialis yang komprehensif yaitu - dokter spesialis jantung dan pembuluh
darah dengan berbagai bidang sub spesialis
berkualitas internasional
Keseimbangan rasio perawat dengan jumlah - tempat tidur yang tersedia yaitu 2 :1
Kelengkapan teknologi muktahir- Kelengkapan pelayanan penderita untuk - mengatasi berbagai kasus penyakit
kardivaskuler yang multikompleks
Adanya pusat penelitian kardivaskuler- Jumlah pasien yang dilayani tidak melampaui - Bed OccpancyRate
Standar Proses :b. Guna memenuhi standard dan kepuasan pasien
maka proses pelayanan yang diberikan oleh Pusat
Jantung Nasional hendaknya bersifat komprehensip
mulai dari pendidikan kesehatan untuk pencegahan
penyakit kardiovaskular kepada pasien dan keluarganya.
Diagnosis dan terapi yang dilaksanakan melalui proses
pemeriksaan dengan metode keilmuan dan peralatan
medik paling mutakhir serta menjunjung tinggi aspek
kenyamanan pelanggan.
Terbentuknya jejaring nasional pelayanan jantung
yang berpedoman pada sistem rujukan yang
dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Perlu adanya
dukungan kuat pemerintah melalui terbentuknya
-
11Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
beritautama
satu kesatuan manajemen (holding company) yang
terdiri dari rumah-rumah sakit tersier pendidikan milik
pemerintah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan, guna terwujudnya
proses tersebut adalah :
Ada holding company corporation rumah sakit - vertical pemerintah
Pengelolaan rumah sakit sebagai korporasi yang - menganut azas good corporate govermance,
tidak birokratis. Hanya ada President Director,
Medical Director dan CEO
Disusunnya rencana jangka pendek, jangka - menengah dan jangka panjang
MOU kerjasama dengan Cleaveland Clinic John - Hopkins International, NCVC Osaka
Dilaksanakannya akreditasi JCI dengan dukungan - Kementerian Kesehatan untuk Pusat Jantung
Nasional dan semua rumah sakit pendidikan
vertical.
Dibentuknya jaringan informasi teknologi Pusat - Jantung Nasional dan semua rumah sakit pendidikan
vertical atas biaya Kementerian Kesehatan.
Standar Keluaran (outcome) :c. Keluaran yang diharapkan pada pelayanan Pusat
Jantung Nasional ialah :
Kepusan pelanggan - Angka kematian dan kecacatan pasien menyamai - Cleveland Clinic
Indikator patient safety menyamai standar USA- Tarif pelayanan setara Tahiland dan Malaysia- Pasien asing mencapai 30 % melalui program - medical tourism
Angka pasien berobat untuk penyakit kardiovaskular - ke luar negeri turun 70 %
LVED, RVED, ECMO dijalankan dengan keberhasilan - tinggi
Transplantasi jantung, paru dan ginjal dijalankan- Berkembangnya center center sub spesialistik - : Neuroscience center, Cardiometabolic center,
Woman center, Children center, GUCH center, Heart
Failure center, Arithmic center, ardiac rehabilitation
center, Vascular center
Kamar operasi jantung dan pembuluh darah 15 - bulan dengan open heart surgery 6.000 kasus
per tahun dimana CHD mencapai 30 %.
Ada 10 laboratorium katerisasi dengan aktifitas - 15.000 layanan pertahun, satu diantaranya Hybrid
Primary PCL door to ballon < 60 menit- Ada jembatan penghubung dengan RSKD- Ada central laundry dan cathering untuk rumah - sakit vertical pemerintah yang berlokasi di DKI dan
dikelolah sebagai bisnis unit
Lebih fokus pada pendidikan spesialistik dan - subspesilistik
PENUTUP :
Diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun Pusat
Jantung Nasional sudah mencapai kualifikasi World
Class Cardiovasculer Center yang terkemuka di wilayah
Asia Pasific, namun semuanya hanya bisa terjadi bila
ada komitmen pemerintah, Karena banyak hal yang
sifatnya lintas sektoral dan lintas internasional yang
tentunya memerlukan biaya besar.
Disajikan dalam Semiloka Sistem Jejaring Pelayanan Kegawat Daruratan Kardiovaskular di Wilayah
DKI Jakarta dan Sekitarnya, di Auditorium RSJPD
Harapan Kita Jakarta, 22 Juli 2010
-
liputan
12 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
RSUP H. Adam Malik Medan Tetap Menjadi Yang Terdepan Memberi Pelayanan Kesehatan di Ujung Barat Indonesia
MEDAN Masalah kesehatan yang kita
hadapi saat ini semakin bertambah
kompleks. Untuk mengatasi permasalahan
diperlukan salah satu aspek yang
juga tidak boleh dilupakan adalah
aspek pengembangan pelayanan,
dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya
di bidang kesehatan telah mendorong
kita sebagai tenaga kesehatan untuk terus-menerus
meningkatkan kualitas pelayanan kita agar sesuai dengan
perkembangan ilmu teknologi kedokteran. Hal inilah yang
disampaikan Sekretaris Ditjen Bina Yanmed, Dr. dr. Sutoto,
M.Kes saat memperingati HUT RSUP H. Adam Malik ke 17
pada 21 Juli 2010.
Setiap Rumah Sakit harus memiliki langkah-langkah
yang inovatif serta dukungan dari berbagai pihak dengan
memanfaatkan segala sumber daya secara optimal dan
berkesinambungan tanpa akhir (Never Ending Proccess).
Hal yang sangat penting dalam pemanfaatan teknologi
kesehatan yaitu memperhatikan aspek keselamatan pasien
(patient safety). Untuk itu perlu dibenahi dalam mencapai
Patient Safety Goals, antara lain Identifikasi dengan cermat
seluruh pasien (Identify Patient Correctly); Tingkatkan
komunikasi yang efektif kepada pasien (Improve Effective
Communication); Tingkatkan keamanan pasien dengan
sedini mungkin mengenali tanda-tanda untuk keberhasilan
atau kegagalan dalam pengobatan (Improve the Safety
of High Alert Medications); Hindari salah tempat, salah
pasien dan salah tindakan pembedahan yang tidak sesuai
dengan prosedur (Eliminate wrong site, wrong patient,
wrong procedure
surgery); Kurangi
risiko infeksi
n o s o k o m i a l
(Reduce the
risk of health
care associated
i n f e c t i o n s ) ;
Kurangi kerugian pada pasien yang diakibatkan oleh
kesalahan petugas medis dan perawatan (Reduce the risk
of patient harm resulting from false).
RSUP H. Adam Malik sesuai dengan fungsinya sebagai
RS Pendidikan, dihimbau kepada semua pihak terutama
Sumber Daya Manusia di rumah sakit untuk bersama-sama
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan
etika dan standar profesi masing-masing.
Sebagai Rumah Sakit Umum Pusat yang berada di
ujung Barat dari Indonesia, diharapkan RSUP H. Adam
Malik dapat sebagai filter agar pasienpasien tidak keluar
berobat ke negara tetangga tentunya ini akan merugikan
kita. masyarakat semakin kritis dan mulai cenderung
menuntut pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, lebih
baik dan lebih ramah. Untuk itu, salah satu prakondisi yang
harus dipenuhi adalah meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan, termasuk peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit yang menjadi prioritas utama. tegas Sesditjen.
Acara peringatan HUT RSUP H. Adam Malik, Sesditjen
mengajak kepada seluruh unsur pemberi pelayanan
di rumah sakit ini untuk saling bekerja sama dan bahu
membahu dalam memberikan pelayanan yang terbaik
pada seluruh lapisan masyarakat. Selalu berada di garis
terdepan dalam memberikan pelayanannya kepada
seluruh lapisan masyarakat. Selain itu saya juga turut
mengucapkan selamat dan sukses atas pengembangan
pelayanan Instalasi Patologi Anatomi, agar memberikan
kontribusi kepada masyarakat luas dan dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat di
Indonesia. IMIN SURYAMANSekretaris Ditjen Bina Yanmed, Dr. dr. Sutoto, M.Kes
Foto bersama jajaran kesehatan dengan Gubernur Sumatera Utara
-
liputan
13Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Workshop Penerapan Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Di Rumah sakit
BANDUNg Penyelenggaraan Workshop Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di Rumah
Sakit bertujuan untuk memperoleh masukan dan
penyatuan persepsi tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit serta penerapan
pedoman tersebut pada seluruh rumah sakit di
Indonesia.
Pedoman penyelenggaraan pelayanan keperawatan di
rumah sakit sangat diperlukan karena:
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan 1. kesehatan RS, perkembangan IPTEK di bidang
kesehatan dan UU No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
Pelayanan keperawatan RS merupakan bagian 2. penting yang menentukan kualitas pelayanan
kesehatan RS
Hasil bimbingan teknis dan monitoring-evaluasi 3. tentang implementasi Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional (SP2KP) di 22 propinsi
diperoleh gambaran bahwa penyelenggaraan
pelayanan keperawatan RS masih sangat bervariasi,
belum memiliki rencana strategis bidang
keperawatan, manajemen
dan administrasi
pelayanan keperawatan
masih belum berorientasi
pada mutu pelayanan
serta belum kuatnya
peran bidang dan komite
keperawatan
Sebelumnya, pedoman
ini telah melalui berbagai
proses yaitu penyusunan
draft pedoman, ujicoba
dan evaluasi pedoman di
lima rumah sakit dan hasil
ujicoba menjadi masukan
dalam penyempurnaan pedoman, demikianlah laporan
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan (Suhartati, SKp,
M.Kes) pada acara pembukaan Workshop di Bandung
pada tanggal 26 Juli 2010.
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna (promotif,
prefentif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
Rumah Sakit diwajibkan memberi pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan efektif sesuai dengan
standar dan pedoman yang berlaku. Dalam pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit yang memiliki peran yang
amat penting adalah pelayanan keperawatan untuk
mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan.
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
menyampaikan dalam pembukaan Workshop
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan di
Direktur Jenderal Pelayanan Medik sedang memberikan sambutan.
-
liputan
14 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Rumah Sakit bahwa Keperawatan
sebagai profesi dan tenaga
profesional bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan
keperawatan sesuai kompetensi dan
kewenangan yang dimiliki secara
mandiri maupun bekerjasama
dengan anggota tim kesehatan lain.
Di era pasar bebas dan liberalisasi,
profesionalisme merupakan suatau
instrumen yang unggul untuk
memenangkan kompetensi, untuk
itu tenaga keperawatan harus
lebih kompeten dan memiliki daya
saing yang tinggi secara regional
maupun global, dengan demikian
maka pelayanan keperawatan yang
bermutu perlu didukung dengan
tersedianya kebijakan, standart dan
pedoman.
Prof. DR. Maarifin Husein
menyampaikan dengan
judul Perkembangan Profesi
Keperawatan Terkini dan
Tantangannya bagi Pelayanan
Kesehatan di RS bahwa telah
terjadi pergeseran mendasar
dari keperawatan dari
perawat vokasional menjadi
profesional dikarenakan tekanan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan,
tekanan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan-asuhan
keperawatan yang bermutu dan
terjangkau, tekanan perkembangan
Sistem Pemberian Pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat.
Foto bersama peserta dengan Direktur Bina Pelayanan Medik (Dr. Supriyanto, Sp.P, MARS).Keperawatan di Indonesia dalam
memenuhi tuntutan dan kebutuhan
masyarakat harus berubah karena
merupakan tanggungjawab
moral memberi pelayanan asuhan
yang baik dan benar. Perubahan
tersebut dimulai dari pendidikan
keperawatan dan peran serta
organisasi keperawatan guna
mencapai pelayanan keperawatan
yang baik dan benar.
Pelayanan keperawatan di
Indonesia telah mendapatkan
kesejajaran mutu dalam pelayanan
keperawatan dengan negara-
negara ASEAN lainnya. Hal ini
dapat dinyatakan dengan ditanda
tanganinya Mutual Recognition
Arrangement (MRA) on Nursing
Services Busan di Philipina pada
tahun 2006.
Melalui Workshop ini,
diakhir sambutannya Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik
mengharapkan dengan adanya
pedoman ini, merupakan kunci
untuk lebih meningkatkan
pelayanan keperawatan di Rumah
Sakit . PElITA
-
liputan
15Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Pengembangan Rumah SakitIndonesia Kelas Dunia
BOgOR Pelayanan Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia saat ini sedang mendapatkan perhatian besar
baik dari pemerintah maupun masyarakat luas.
Berawal dari keprihatinan Bapak Presiden Republik
Indonesia terhadap banyaknya pasien-pasien
dari negara Indonesia yang pergi ke luar negeri
(Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Cina) hanya
untuk berobat atau memelihara kesehatan dirinya.
Memperhatikan hal ini, berapa besar devisa negara
yang ikut terbelanjakan ke luar negeri. Sebagai
bentuk ungkapan keprihatinan ini, Bapak Presiden
RI secara khusus telah meminta kepada Menteri
Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
agar Kementerian Kesehatan segera mengupayakan
dan memfasilitasi percepatan terwujudnya WORLD
CLASS HOSPITAL di Indonesia.
Selain itu meningkatnya tuntutan masyarakat akhir-
akhir ini terhadap pelayanan rumah sakit, terutama
rumah sakit yang menyandang nama Internasional,
Global atau yang sejenis, maka Kementerian
Kesehatan RI merespon tuntutan masyarakat dengan
menggulirkan kebijakan mengenai Peraturan Menteri
Kesehatan dan Rancangan Pedoman Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia sebagai Petunjuk Teknisnya.
Pertemuan Pengembangan Rumah Sakit Indonesia
Kelas Dunia (RSIKD) dilaksanakan pada 19 21 Juli 2010,
di Bogor Jawa Barat. Pertemuan ini mensinergikan
pendapat-pendapat dari pakar perumahsakitan agar
dijadikan Rancangan Pedoman Rumah Sakit Indonesia
Kelas Dunia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes menyampaikan tujuan
pertemuan ini guna meningkatkan kualitas dan kinerja
pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan agar setara
dengan kualitas pelayanan Rumah Sakit Berkelas Dunia.
Upaya pencapaian tujuan tersebut, telah ditetapkan
Pertemuan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS; Sesditjen, Dr. dr. Sutoto, M.Kes; Direktur RS Vertikal dan para pakar perumahsakitan
-
liputan
16 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Tim Pembina RSIKD yang akan
bertugas melakukan pemantauan
pelaksanaan Pengembangan
Rumah Sakit Indonesia Kelas
Dunia sekaligus dengan instrumen
pembinaan dan penilaiannya.
Tim Pembina RSIKD terdiri
dari para pakar perumahsakitan,
akademisi dan klinisi yang
mempunyai perhatian besar di
bidang peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di Indonesia.
Terbentuk berdasarkan SK
Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik Nomor HK.03.05/
III/2459/08 tentang Kelompok
Kerja Pengembangan World Class
Hospital di Indonesia.
Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
menyatakan apresiasi yang sangat
besar kepada seluruh Tim Kelompok
Kerja agar segera terwujud suatu
Pedoman Rumah Sakit Kelas Dunia
di Indonesia. Sehingga pedoman ini
dapat dijadikan rujukan oleh Rumah
Sakit dalam mengembangkan
dirinya menuju Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia yang dapat
dipertanggungjawabkan baik
nasional maupun Internasional..
Pertemuan ini dijadikan forum
untuk pengkayaan substansi
Peraturan Menteri Kesehatan dan
Pedoman Rumah Sakit Indonesia
Kelas Dunia sebagai Petunjuk Teknis
untuk Penetapan, Pemantauan dan
Pembinaan Rumah Sakit Indonesia
Kelas Dunia, tegas Dirjen.
Pengembangan Rumah Sakit
Indonesia Kelas Dunia, khususnya
untuk mendapatkan kesepakatan
antara POKJA World Class Hospital
dengan POKJA penyempurnaan
Akreditasi Rumah Sakit dalam
penyusunan pedoman RSIKD
dan instrumen akreditasi dengan
standar internasional. AUlIANA/DESI
Pola Makan Sehat Untuk Dewasa
Pola makan yang
sehat ialah makan
makananaik yang
mengandung semua
unsur gizi seimbang
sesuai dengan kebutuhan tubuh
baik karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral. Bahan
makanannya pun dipilih sealami
mungkin.
Anjuran pola makan sehat :
1. Mengkonsumsi makanan yang
rendah lemak dan rendah
kolesterol misalnya susu
kedelai, ayam yang dibuang
kulitnya, konsumsi buah, sayur,
ikan, daging tanpa lemak.
2. Mengurangi konsumsi makanan
yang digoreng, kuning telur,
usus, paru, limpa, hati dan
makanan yang dimasak dengan
santan kental.
3. Mengkonsumsi buah, sayur
selain tinggi serat, vitamin,
mineral yang merupakan
sumber antioksidan
4. Mengkosumsi makanan yang
kaya kalsium seperti yogurt,
sayuran hijau, ikan laut, susu
dan kacang-kacangan
5. Hindari bahan makanan yang
mengandung pengawet dan
bumbu penyedap rasa secara
berlebihan
6. Kurangi garam dan gula secara
berlebihan
7. Mengkonsumsi makanan
berserat seperti gandum, sayur,
buah dan kacang-kacangan.
8. Perbanyak minum air putih
(kurang lebih 8 gelas sehari)
9. Hindari minuman yang
berakohol, kafein yang tinggi
dan minuman bersoda.
10. Teknik pengolahan makanan
dianjurkan dengan cara
mengukus, merebus, menumis
dan memanggang.
(DARI BERBAgAI SUMBER)
-
liputan
17Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
sekaligus sinkronisasi
program antara
Rencana Strategis
K e m e n t e r i a n
Kesehatan dengan
pelaksanaan program
sesuai dengan
struktur organisasi
Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan
adalah merupakan
tujuan terlaksananya
kegiatan pertemuan
tersebut.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan
inventarisasi dan pemetaan program dan
kegiatan sesuai tupoksi untuk mengetahui
tugas yang telah dan belum dilakukan sehingga
mengurangi tumpang tindih tugas serta
memperjelas koordinasi dengan unit kerja
lainnya, demikian laporan Kepala Bagian Hukum
Organisasi dan Humas, V.A. Binus Manik, SH,
MH saat pembukaan acara Pertemuan Penataan
Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan di Bandung.
Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Dr.
Irwansyah, Sp.Kj yang mewakili Direktur Bina
Pelayanan Medik saat membuka acara Pertemuan
Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan di Bandung menyampaikan
bahwa Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik dan unit utama telah berproses dalam
penyusunan perubahan organisasi dan tata
kerja dari Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik menjadi Direktorat Bina Upaya Kesehatan
yang menjadikan beban kerja dan tupoksi
Penataan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
BANDUNg Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan,
tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan Negara
serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I
Kementerian Negara, maka telah dilakukan penataan
organisasi di tingkat Kementerian Kesehatan.
Di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan
Medik yang didalam Perpres 24 tahun 2010 menjadi
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan telah
dilakukan penyesuaian tugas pokok dan fungsi dengan
menyatukan semua komponen Upaya Kesehatan
Perorangan baik konvensional maupun non konvesional
dari Upaya Kesehatan Dasar hingga Rujukan termasuk
fungsi penunjang baik medik maupun sarana dan
prasarana.
Usulan final penambahan struktur organisasi dan
tata kerja Kementerian Kesehatan tinggal menunggu
persetujuan tertulis dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Untuk menyambut perubahan organisasi Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik menjadi Direktorat
Bina Upaya Kesehatan telah dilakukan pertemuan
dalam rangka Penataan Organsasi Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan di Bandung pada tanggal
1 2 Juli 2010. Sosialisasi struktur organisasi dan
tata kerja Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas, V.A. Binus Manik, SH, MH sedang menyampaikan laporan ketua panitia.
-
liputan
18 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
semakin besar sementara
besaran organisasi tidak boleh
bertambah.
Struktur Organisasi Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal
2. Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Dasar
3. Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Rujukan
4. Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Keteknisian
Medik
5. Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana
Kesehatan
6. Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
Pelaksanaan Pertemuan
Penataan Organisasi Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
dihadiri narasumber dari Biro
Hukum dan Organisasi yang
mensosialisasikan Rancangan Akhir
Struktur Organisasi Kementerian
Kesehatan secara lengkap dan
Biro Perencanaan dan Anggaran
Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI yang mensosialisasikan
Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan.
Beliau berharap dengan
terlaksananya kegiatan pertemuan
ini dapat memberikan pemahaman
dan pandangan terhadap tugas
pokok dan fungsi Direktorat
Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
PElITA
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Sekretariat Direktorat Jenderal
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknesian Medik
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan
Direktorat BinaKesehatan Jiwa
Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa sedang memberikan sambutan pembukaan.
-
liputan
19Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Dokter RSCM Membantu Pemulihan Ridho KorbanLedakan Tabung GAS
JAKARTA Ridho Januar (4 tahun) korban ledakan tabung gas di Bojonegoro, Jawa Timur telah
mendapatkan perawatan Unit Pelayanan Khusus Luka
Bakar Prof Dr Munadjat Wiratmadja Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Menteri Kesehatan
didampingi Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
segera menjenguk Ridho pada Selasa tanggal 20Juli
2010.
Menkes menyampaikan seluruh tubuh Ridho
dipenuhi luka bakar, mulai dari wajah hingga kakinya,
Dokter RSCM akan melakukan pemulihan secara
teknis, bisa lewat operasi atau tidak. Tapi kami akan
mengupayakan wajahnya dikembalikan seperti semula
agar tidak ada beban psikis. Kalau sudah besar kan dia
bisa malu seandainya bertemu teman-temannya.
Menkes menjenguk Ridho, korban ledakan tabung gas (kanan) di RSCM Jakarta Pemulihan secara teknis terus dilakukan dokter RSCM
Dokter Aditya Wardhana yang menangani Ridho
mengatakan dokter akan memulihkan kondisi Ridho
dengan metode sillicon gel. Proses pemulihan ini akan
memakan waktu sekitar enam bulan. Tujuannya untuk
memulihkan luka bakar supaya kembali pulih dan
normal. Kemungkinan operasi plastik, akan lihat kondisi
Ridho nanti, seadainya dimungkinkan operasi plastik,
kemungkinan akan dilakukan, tetapi tergantung situasi,
selama perawatan Ridho diwajibkan kontrol minimal
satu bulan sekali agar memantaunya bisa mudah.
Menkes menegaskan bahwa biaya perawatan Ridho
dan korban tabung gas lainnya akan digratiskan, karena
akan ditanggung Pemerintah dan Pertamina.
ETI/DSY
-
liputan
20 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Pekan ASI Sedunia Tahun 2010
Sukseskan 10 Langkah MenujuKeberhasilan Menyusui
JAKARTA Dewasa ini pemberian ASI ekslusif di Indonesia, masih harus terus ditingkatkan. Berdasarkan
data Susenas Tahun 2004 - 2008, cakupan pemberian
ASI eksklusif pada seluruh bayi di bawah 6 bulan
meningkat dari 58,9% tahun 2004 menjadi 62,2%
tahun 2007, tetapi kemudian menetap dan sedikit
menurun menjadi 56,2% tahun 2008. Menurunnya
angka pemberian ASI eksklusif membawa kepedulian
bersama untuk menyelenggarakan pekan ASI Sedunia
yang akan dilaksanakan setiap minggu pertama bulan
Agustus.
Hadir dalam Perayaan Puncak Acara Pekan ASI
Sedunia Ibu Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono,
Menko Kesra, Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Sosial,
Gubernur DKI Jakarta, dan beberapa pejabat tinggi
lainnya.
Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia dimaksudkan
agar setiap Negara, secara terus menerus bersama-
sama melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk
membantu ibu agar berhasil menyusui.
Dengan mengangkat tema Menyusui : Sepuluh
Langkah Menuju Sayang Bayi dan slogan Sayang Bayi,
Beri ASI, adalah suatu komitmen nyata dari fasilitas
kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui,
melalui pemberian perlindungan dan memberikan
informasi serta dukungan kepada ibu agar dapat
menyusui bayinya secara eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih
harus terus ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan yang
selama ini telah dirintis akan terus ditingkatkan, yaitu
1) meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya memberikan Air Susu Ibu kepada bayinya, 2)
meningkatkan jumlah motivator dan konselor menyusui,
-
liputan
21Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
serta 3) mengembangkan regulasi
untuk mendukung keberhasilan
menyusui, inilah yang disampaikan
Menteri Kesehatan, dr. Endang
Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH
pada hari Minggu 8 Agustus 2010.
Melalui Ibu Hj. Ani Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden
berpesan mendukung penuh
peringatan pekan ASI Sedunia,
karena kegiatan ini terkait dengan
masa depan generasi bangsa dan
negara.
Menkes mengamanatkan
kepada seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan di Indonesia, baik
Pemerintah maupun Swasta
diminta menerapkan 10 Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusui,
antara lain :
1. Menetapkan Kebijakan
Peningkatan Pemberian Air
Susu Ibu yang secara rutin
dikomunikasikan kepada semua
petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi
petugas untuk menerapkan
kebijakan tersebut.
3. Memberikan penjelasan kepada
ibu hamil tentang manfaat
menyusui dan talaksananya
dimulai sejak masa kehamilan,
masa bayi lahir, sampai umur 2
tahun.
4. Membantu ibu mulai menyusui
bayinya dalam 60 menit setelah
melahirkan di ruang bersalin.
5. Membantu ibu untuk memahami
cara menyusui yang benar
dan cara mempertahankan
menyusui meski ibu dipisah
dari bayi atas indikasi medis.
6. Tidak memberikan makanan
atau minuman apapun selain
ASI kepada bayi baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung
dengan mengupayakan ibu
bersama bayi 24 jam sehari.
8. Membantu ibu menyusui
semau bayi semau ibu, tanpa
pembatasan terhadap lama
dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau
Menteri Kesehatan menyampaikan pemerintah berusaha terus menerus meningkatkan cakupan ibu yang menyusui secara eksklusif
Ibu Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono meminta untuk terus dilakukan pemantauan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
kempeng kepada bayi yang
diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya
Kelompok Pendukung ASI di
masyarakat dan merujuk ibu
kepada kelompok tersebut
ketika pulang dari Rumah
Sakit/Rumah Bersalin/Sarana
Pelayanan Kesehatan.
Menkes berharap, dengan
diterapkannya pelaksanaan 10
Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui tersebut ada peningkatan
jumlah bayi usia 0 sampai 6 bulan
yang disusui secara eksklusif di
Indonesia, yang pada gilirannya
akan mewujudkan peningkatan
kualitas sumber daya manusia di
masa mendatang.
Pada kesempatan tersebut
Menkes, menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada Ibu
Ani Susilo Bambang Yudhoyono
yang telah memberikan dukungan
dan komitmen yang besar pada
upaya peningkatan menyusui di
Indonesia.DSY
-
liputan
22 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Kementerian Kesehatan mempunyai Visi yang tertuang
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
dengan 4 Misinya, antara lain :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat termasuk
swasta dan masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber
daya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Pencapaian pembangunan kesehatan pada tahun
2009 berdasarkan hasil SDKI 2007, adalah :
1. Meningkatnya umur harapan hidup (UHH) dari 68.6
tahun menjadi 70.5 tahun.
2. Menurunnya angka kematian bayi ( AKB ) dari 35
menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan ( AKI )
dari 307 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup .
4. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada Balita dari
25.8 % menjadi 21,9%.
Upaya dalam mencapai sasaran pembangunan
kesehatan terutama AKI dan AKB sudah banyak
dilakukan antara lain, Program Safe Motherhood yang
berfokus pada Persalinan oleh tenaga kesehatan,
Penanggulangan Komplikasi, mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi
keguguran.
Dalam pelaksanaan Safe Motherhood di fokuskan
pada penurunan AKI dan AKB dengan strategi Making
Pregnancy Saver ( MPS ) antara lain :
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
Konsolidasi Penerapan Standar dan Pedoman Asuhan Kebidanan Tahun 2010
kesehatan Ibu dan Anak di tingkat Dasar dan
Rujukan.
2. Membangun kemitraan yang efektif.
3. Mendorong pemberdayaan perempuan keluarga
dan masyarakat.
4. Meningkatkan Sistem surveilans, Monitoring dan
informasi KIA dan Pembiayaan.
Upaya penurunan AKI dan AKB dengan Program
MPS dilakukan melalui pelayanan Obstetri dan Neonatal
Essensial, Pelayanan persalinan yang berkualitas dan
Deteksi dini kasus risiko tinggi.
Penanganan kegawatdaruratan dan komplikasi,
antara lain :
Pertolongan Pertama ke Gawat Daruratan Obstetri Neonatal (PPGDON) di tingkat Polindes, Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
di tingkat Puskesmas dan Pelayanan Obstetri
Emergensi Komprehensif (PONEK) di tingkat
Rumah Sakit.
Menyediakan minimal 4 Puskesmas PONED di
Pembukaan acara (kiri ke kanan) Kandinkes Propinsi Kepulauan Riau dr.Achmad Budi Anto,MM ., Sesditjen Bina Yanmedik DR. dr. Sutoto, M.Kes, Direktur Bina Pelayanan Keperawatan Suhartati,S.Kp.M.Kes, Kasubdit Bina Yan Keperawatan Kebidanan Dra. Nurjasmi, M.Kes
-
liputan
23Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
setiap Kabupaten/Kota dan
menyediakan 1 Pelayanan
PONEK 24 jam di Rumah Sakit
Kabupaten/Kota.
Melalui Pengelolaan pelayanan
rujukan Obstetri & Neonatal Dasar
dan Konprehensif (PONED &
PONEK) Rumah Sakit dan Puskesmas
diharapkan bisa menjadi lembaga
dimana kasus rujukan diharapkan
dapat di atasi dengan cepat dan
tepat.
Salah satu upaya Akselerasi
penurunan AKI dan AKB dalam
mendukung program MDGs yang
dilakukan Direktorat Jenderal Bina
Pelayanan Medik, melalui Direktorat
Bina Pelayanan Keperawatan adalah
menyusun standar dan pedoman
asuhan kebidanan . Pada tanggal
23 Agustus 2010 di Batam diadakan
Rapat Konsolidasi Penerapan
Standar dan Pedoman Asuhan
Kebidanan yang dihadiri oleh Bidan
Supervisor / Koordinator Rumah
Sakit Vertikal Dirjen Bina Pelayanan
Medik dan Bidan Koordinator
Dinas Kesehatan Propinsi, untuk
mendengarkan pemaparan
pengalaman dari Propinsi yang
sudah menerapkan, menjadikannya
sebagai pelajaran dan
merencanakan untuk
mengaplikasikannya
di daerah masing-
masing.
Standar dan
Pedoman Asuhan
Kebidanan telah
di ujicoba dan
diterapkan di
Rumah Sakit yang
menyelenggarakan
PONEK di 16 Propinsi.
Pembukaan acara (kiri ke
kanan) Kandinkes Propinsi
Kepulauan Riau dr. Achmad Budi
Anto,MM., Sesditjen Bina Yanmedik
Dr. dr. Sutoto, M.Kes, Direktur Bina
Pelayanan Keperawatan Suhartati,S.
Kp.M.Kes, Kasubdit Bina Yan
Keperawatan Kebidanan Dra.
Nurjasmi, M.Kes.
Pelayanan kebidanan adalah
bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh bidan, dilakukan secara
mandiri, kolaborasi, konsultasi
dan rujukan yang mencakup
pelayanan kesehatan reproduksi,
remaja, pra nikah,hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, balita sehat,
pelayanan KB, psimonopause pada
kasus normal dan
kegawatdaruratan
maternal dan
neonatal di semua
fasilitas kesehatan.
Bidan sebagai
salah satu tenaga
kesehatan yang
memiliki posisi
penting dan
strategis dalam
penurunan AKI dan
Para peserta rapat konsolidasi penerapan standard an pedoman asuhan kebidanan tahun2010
AKB, memberikan pelayanan yang
berkesinambungan dan paripurna,
berfokus pada aspek pencegahan
melalui pendidikan kesehatan dan
konseling, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal
dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan perempuan,
serta melakukan deteksi dini pada
kasus kasus rujukan.
Pelayanan kebidanan
dilaksanakan pada berbagai jenjang
tatanan pelayanan sesuai dengan
sistem pelayanan kesehatan yang
ada, mulai dari tingkat primer,
sekunder, dan tersier yang tersusun
dalam suatu mekanisme rujukan
timbal balik.
Pelayan kebidanan yang
bermutu memerlukan ketersediaan
bidan dalam jumlah dan kualitas
yang memadai, terdistribusi secara
merata, serta dimanfaatkan secara
berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga dapat diselenggarakan
pelayanan kebidanan sesuai
dengan kebutuhan seluruh tatanan
pelayanan kesehatan.
SUFERMI SOFYAN
Foto bersama Sesditjen Bina Yanmedik
-
liputan
24 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Kemenkes Dukung Pendirian RS Pelita Rakyat
BANTEN - Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setingginya. Akses terhadap
pelayanan kesehatan tidak boleh membeda-bedakan
masyarakat atas tingkat sosial ekonominya. Penduduk
yang tidak mampu atau miskin harus mempunyai
kesempatan yang sama dengan penduduk yang
mampu dalam mengakses pelayanan kesehatan yang
berkualitas, demikian sambutan Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS pada
acara pendirian Rumah Sakit Pelita Rakyat di Jl. Anyer,
Serang Banten tanggal 7 Agustus 2010. Hadir dalam
acara tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo,
beberapa anggota Komisi IX DPR-RI, dr. Budihardja
Singgih, MPH, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, drg.
Naydial Roesdal, Inspektur Jenderal, dr. Chalik Masulili,
M.Sc., Staf Ahli Menkes Bidang Pembiayaan dan
Pemberdayaan Masyarakat, dr. Krishnajaya, Staf Ahli
Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
dan Desentralisasi.
Menurut Dirjen Bina Yanmed, pada dasarnya
pemerintah menginginkan semua orang dapat
menjangkau pelayanan kesehatan bahkan dengan
pelayanan prima. Namun karena terbatasnya anggaran
yang dimiliki pemerintah, masih ada masyarakat yang
belum terlayani oleh Puskesmas apalagi rumah sakit.
Karena itu, Kemenkes menyampaikan penghargaan
dan terima kasih atas upaya yang dilakukan kader-kader
PDI Perjuangan yang dimotori dr. Ribka Tjiptaning,
Ketua Komisi IX DPR-RI mendirikan rumah sakit Pelita
Rakyat.
Inisiasi dari fraksi PDI Perjuangan yang dimotori dr.
Ribka Tjiptaning mendirikan rumah sakit yang ditujukan
kepada orang-orang tidak mampu dan masyarakat
lapisan bawah, merupakan inisiasi yang perlu dicontoh
oleh kelompok masyarakat lainnya.
Harapan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
bahwa fasilitas kesehatan berupa klinik, apalagi
rumah sakit akan bertambah jumlahnya sehingga
meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan di
Indonesia.
Pembangunan rumah sakit ini masih dalam proses,
karenanya perlu ditindaklanjuti dengan pemenuhan
prosedur dan persyaratan sampai rumah sakit dapat
beroperasi. Rumah Sakit Pelita Rakyat pasti didukung
Pemda dengan mengalokasikan anggarannya, karena
secara langsung membantu pemerintah dalam
menyediakan pelayanan kesehatan bagi warganya
sebagai bagian dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Pelayanan rumah sakit Pelita Rakyat didesign
tidak ada perbedaan kelas, setara dengan kelas 3 RS
Pemerintah/peserta Jamkesmas. Konsekuensi rumah
sakit yang tarifnya rendah (billing cost = biayanya
dibawah yang seharusnya) pasti memerlukan subsidi.
Karena itu, pengelola rumah sakit tentunya sudah
memikirkan hal ini sehingga rumah sakit tetap berdiri
dan dapat beroperasi secara berkesinambungan.Peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah sakit oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik
-
liputan
25Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Penggagas dan pendiri RS
Pelita Rakyat dr. Ribka Tjiptaning,
menjelaskan bahwa rumah sakit
tanpa kelas memang sangat
dibutuhkan di Indonesia. Indonesia
masih membutuhkan sekitar 300
rumah sakit, mengingat masih
banyaknya pasien yang ditolak
berobat di rumah sakit karena alasan
biaya, bahkan pemegang kartu
Jamkesmas/Jamkesda maupun
SKTM. Sering terjadi
diskriminasi layanan di
rumah sakit karena sistem
kelas yang membedakan
status ekonomi pasien,
kaya dan miskin. Pasien
miskin atau pemegang
kartu Jamkesmas/
Jamkesda/SKTM selalu
menempati kelas 3,
yang layanannya pun
terbilang seadanya. Rumah sakit
swasta pun seharusnya mempunyai
peran sosial, namun telah bergeser
sepenuhnya kepada profit oriented
atau mengejar keuntungan saja,
tegasnya.
Ketua Komisi IX DPR, menyatakan
masuknya neoliberalisme di bidang
kesehatan, menyebabkan rumah
sakit yang tadinya berorientasi
sosial, kemudian beralih menjadi
komersial. Bahkan sebagian besar
RSUD juga sudah komersial dengan
adanya kelas-kelas perawatan.
Bila berorientasi kepada profit,
sebaiknya Pemda membuat rumah
sakit swasta, karena RSUD dibiayai
oleh APBN dan APBD, maka dalam
meningkatkan kelas RSUD uang
rakyat jangan dikorbankan.
Awalnya rumah sakit ini adalah
klinik pelayanan kesehatan tetapi
jalannya agak tersendat-sendat.
Di daerah ini tidak ada rumah
sakit sehingga perlu membangun
sebuah Rumah Sakit supaya
masyarakat disini jika berobat tidak
usah jauh-jauh ke Cilegon. Dari
semangat itulah dibangun rumah
sakit tanpa kelas. Langkah pertama
lebih baik dari pada seribu langkah
berikutnya karena langkah pertama
itu menentukan tujuan. DENNY
Sepatu wanita memang kini menajdi pelengkap kita dalam berbusana. Tak lengkap rasanya bila pakaian yang kita kenakan
tidak matching dengan sepatu yang kita pakai.Bagi wanita, sepatu ada dua jenis yang sering kita kenakan. Sepatu high heels dan sepatu flat. Buat anda yang pekerja kantoran, pastinya sangat membutuhkan sepatu high heels setiap harinya. Namun, anda harus lebih berhati-hati atas dampak yang ditimbulkan bila anda keseringan menggunakan sepatu high heels. Berikut dampak positif dan negatif saat anda menganakan sepatu high heels: Dampak positif:1. Sepatu wanita bertumit tinggi ini
membuat bentuk kaki terlihat lebih elegan dan seksi;
2. Menunjang penampilan busana Anda;
Resiko Memakai Sepatu High Heels3. Meningkatkan gairah seks
pemakainya. Menurut tim peneliti dari Italia, perempuan yang mengenakan high heels dengan tinggi tumit sekitar 1-2 inchi lebih menyenangkan saat diranjang dibandingkan dengan mereka yang suka mengenakan flat shoes;
4. Mampu mengatasi beberapa masalah yang berkaitan dengan postur tubuh;
5. Menutupi kekurangan Anda terutama dalam hal tinggi badan;
6. Dapat menghilangkan tonjolan-tonjolan urat lutut yang tampak menjengkelkan;
7. Dapat Memperbaiki otot panggul
Dampak buruk :
1. Rentan mengalami patah tulang kaki
2. Dapat menyebabkan peradangan pada jantung kaki
3. Bengkak pada ibu jari kaki yang bisa menimbulkan peradangan
4. Nyeri lutut5. Nyeri punggung6. Berisiko menyebabkan patah pada
tungkai kaki akibat terjatuh dari high heel yang super tinggi .
(BERBAgAI SUMBER)
-
liputan
26 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Kementerian Kesehatan Dukung Sail Banda
AMBON Kementerian Kesehatan mendukung Sail Banda melalui kegiatan Bakti Sosial (Baksos) yang ber-langsung tanggal 12 Juli 3 Agustus 2010 di Provinsi Maluku. Baksos kesehatan Surya Baskara Jaya merupa-kan kerjasama TNI-AL dengan Kemenkes dalam mem-berikan pelayanan kesehatan bagi penduduk di pulau-pulau kecil, terluar dan terpencil mencakup 10 lokasi di 5 Kabupaten/Kota.
Bakti Sosial Operasi Surya Baskara Jaya kegiatan utamanya adalah pelayanan dan penyuluhan keseha-tan. Dalam Baksos Sail Banda juga melibatkan beber-apa sector bahkan beberapa Negara tetangga di Asia Tenggara, Australia, didukung pula oleh Angkatan Laut Amerika, Singapura, Malaysia dan Australia.
Tanggal 4 Juli 2010 Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH melepas keberang-katan Kapal KRI Suharso di Kolinlamil Tanjung Priok. Kapal ini membawa alat transportasi, peralatan keseha-tan dan obat-obatan yang akan digunakan dalam bakti sosial kesehatan disamping bahan kontak baksos lain-nya.
Dukungan Kemenkes dalam kegiatan baksos Sail Banda berupa 1 unit ambulans transportasi, 3 unit Puskesmas Keliling (Pusling) Roda 4 untuk Maluku Utara, 1 unit Pusling Roda 4 untuk Maluku, 5 buah emergency set perorangan, 2 emergency set tim, 2 tim unit defi-brillator, 2 unit examination lamp, 5 unit minor surgery, dan 2 ventilator dari PPK Regional Makassar.
Bantuan lainnya berupa asistensi gawat darurat, pengiriman dokter ahli serta perawat mahir, simulasi kegawat daruratan, sosialisasi masalah kesehatan, keg-iatan survey vector dan penyuluhan pengendalian pe-nyakit menular dan penyehatan lingkungan, pember-dayaan masyarakat (Desa Siaga), pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) di wilayah Maluku yaitu Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya, Aru, Seram Bagian Barat, Buru Selatan, dan lain-lain.
Selain itu, Kemenkes juga memberikan bantuan 10 ton makanan pendampingan air susu ibu (MP-ASI), 1.900 kg obat pelayanan dasar, 200 obat TBC, 500 obat
malaria, 200 buah kelambu, dan 40 buah sound timer. Selain Kapal KRI Suharso sebagai tempat pelayanan
kesehatan, kapal USNS Mercy dari Amerika juga men-gadakan baksos di Provinsi Maluku Utara terkait den-gan Pasific Partnership 2010. Pelayanan Kesehatan di daerah yang tidak dapat dilalui kedua kapal tersebut seperti Buru Selatan, Seram Barat, Aru, Maluku Teng-gara Barat dan Maluku Barat Daya akan dilaksanakan dengan tim mobile bantuan Pemda dan Bantuan Sosial Kemenkes Program Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) tahun 2010.
Dalam baksos ini juga dilakukan penguatan pem-berdayaan masyarakat, rehabilitasi sarana umum, pe-nyuluhan/pelatihan, dan bantuan sosial. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pelayanan umum dengan pola pelayanan KB, kesehatan gizi antara lain pelayanan kesehatan gizi bayi, balita dan ibu hamil, per-tolongan persalinan, dan pelayanan penyakit menular. Pelayanan kesehatan spesialistik/operasi seperti opera-si katarak, operasi bibir sumbing, dan sunatan massal.
Acara puncak Sail Banda dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2010 yang diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan berlanjut sampai Hari Ke-merdekaan Republik Indonesia ke 55 di Pulau Kisar, pulau terluar Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. AHMAD HARYANTO
-
liputan
27Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Korban Elpiji Dapat Perawatan Gratis
JAKARTA - Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH mengunjungi sejumlah korban ledakan tabung gas elpiji yang dirawat di ruang Unit Luka Bakar Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta Selatan, Selasa. Tanggal 24 Agustus 2010. Menkes didampingi Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS tiba di rumah sakit pukul 08.00 WIB, dan segera meluncur ke empat pasien. Seluruh korban menjalani perawatan luka bakar di gedung F lantai 2, Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta Selatan.
M e n k e s m e n y a m p a i k a n , seluruh korban telah menjalani operasi penanaman kulit. Kebanyakan korban mengalami luka bakar 19 persen. Maksmial 3 minggu sehat kembali. semua korban dijamin bisa dirawat di seluruh RS di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Harun selaku Vice Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina menjanjikan akan menanggung seluruh pengobatan dan biaya rawat jalan bagi seluruh korban. Berdasarkan data, dari pengaduan dua bulan terakhir, ada 130 kasus kebocoran gas yang menyebabkan ledakan. Meski tidak semua lokasi ada korban. Biaya rumah sakit secara gratis yang dilakukan PT Pertamina berlaku di seluruh
Indonesia. sedangkan untuk mengurangi trauma, RSPP memperbantukan psikiater dalam perawatan korban tabung gas. Ini bagian dari pengobatan, diperbantukan psikiater dan psikolog.
Saat ini korban akibat ledakan tabung gas yang
masih menjalani perawatan adalah Lia Agustina (1 tahun), warga Kebon Jeruk, luka bakar 17,5 persen di kaki, lengan, punggung. Leni Harlina (25 tahun), warga Kebon Jeruk, luka bakar 20 persen di kaki, lengan dan punggung. Korban lainnya Agit Ghifar Gufroni (22 tahun), warga Tambora, luka bakar 19 persen di tungkai kaki kiri kanan, dam Syamsul Hadi, 53 tahun, kayu manis 19 persen di tubuh. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 78 kejadian ledakan tabung gas yang terjadi di Jakarta. IMIN/DSY
-
liputan
28 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Di Lingkungan Ditjen BinaPelayanan Medik
BANDUNg Sebagai pembentuk citra institusi, penyebar informasi
dan menjalin hubungan yang
harmonis dengan semua
stakeholder, diharapkan kepada
petugas kehumasan di Rumah
Sakit dan UPT agar selalu berpihak
kepada rakyat, bertindak cepat
dan tepat serta mengutamakan
kerjasama tim yang berintegrasi
tinggi, transparasi dan akutabilitas,
hal inilah yang disampaikan
Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan
Medik, Dr. dr. Sutoto, M.Kes
saat pembukaan peningkatan
kemampuan tenaga kehumasan
pada tanggal 26 Agustus 2010 di
Bandung.
Tenaga Kehumasan dalam menjalankan tugas perlu
selalu mengingat Visi Kementerian Kesehatan yaitu
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
bagi setiap penduduk agar terwujud suatu pelayanan
kesehatan yang bermutu, efisien, adil dan merata
di rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik. Dengan
salah satu Misi Kementerian Kesehatan Melindungi
kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan dan membuat rakyat sehat. Sehingga akan
terpenuhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dengan mengangkat tema Profesionalisme Humas
dalam menghadapi era Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), dituntut untuk kesiapan petugas humas dalam
mengimplementasikan KIP.
Keterbukaan Informasi Publik membawa kearah
Reformasi Pelayanan Informasi Publik yang lebih
transparan, akuntabel, partisipatif, efektif, dan efisien
serta sesuai dengan aturan hukum yang ada dan
kebijakan pemerintah yang makin mudah diakses dan
diawasi publik.
Setiap orang baik itu Warga Negara Indonesia
maupun Warga Negara Asing dapat mengakses
informasi berdasarkan klarifikasi informasi yang wajib
diumumkan secara serta merta, informasi yang wajib
-
liputan
29Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
tersedia setiap saat. Informasi
yang disediakan dan diumumkan
secara berkala, serta informasi yang
diperoleh berdasarkan permintaan.
Bahwasanya, setiap orang berhak
untuk tahu dan kewajiban untuk
memberitahu, sehingga implikasi
keterbukaan informasi dapat
berjalan dengan lancar.
Keterbukaan Informasi Publik
semua informasi tidak boleh lagi
ditutup-tutupi. masyarakat sudah
semakin cerdas. Karenanya, humas
harus dapat memposisikan diri
Penyerahan sertifikat kepada Peserta dari Rumah Sakit Ratatotok dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Foto Bersama: Peningkatan Kemampuan Tenaga Kehumasan Dilingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik
sebagai penyambung lidah antara
masyarakat dan pemerintah, mampu
mengemas informasi dengan baik
sehingga menimbulkan citra yang
baik pula terhadap pimpinan dan
instansinya. Seluruh staf kehumasan
khususnya jajaran pemerintah
daerah jangan hanya menjadi
corong pemerintah namun staf
humas harus berdiri pada posisi
tengah, di mana selain menjadi juru
penerang pemerintah, sekaligus
menjadi juru penerang masyarakat.
Posisi humas sangat strategis untuk
membentuk citra pimpinan dan
instansi yang dinaunginya. Untuk
membentuk citra yang positif, humas
diharuskan membangun komunikasi
secara sinergis terhadap berbagai
lembaga dan elemen masyarakat
termasuk dengan jajaran pers.
Seluruh tenaga kehumasan harus
memiliki kompetensi, melakukan
penguatan dalam bidang
kelembagaan. Selain itu juga
harus pro aktif, tidak menunggu
bola melainkan menjemputnya
dan menguasai semua teknologi
komunikasi. Sebagai implementasi
Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik, Rumah Sakit dan
BBLK diharuskan memiliki Unit
Pengaduan.
Diharapkan dari pertemuan ini
dapat tercipta tenaga kehumasan
yang profesional, terbentuknya
sistem manajemen humas dan iklim
yang kondusif dan dinamis untuk
kelancaran pelaksanaan tugas
kehumasan. HUMAS
-
liputan
30 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
BANDUNg Pada tanggal 31 Agustus s/d 2 September 2010 telah dilaksanakan Peningkatan Kemampuan
Bendahara di lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik di
Bandung. Pelatihan ini merupakan upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar lebih mampu dan
terampil dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan
di rumah sakit. Pengelolaan keuangan di rumah sakit
dan satuan kerja saat ini menjadi ukuran keberhasilan
kinerja pengelolaan keuangan di masing-masing unit
kerja, demikian uraian dari Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik yang saat itu diwakili oleh Direktur
Keuangan RSUP Hasan Sadikin Bandung pada saat
Pembukaan Peningkatan Kemampuan Bendahara di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik (dr. Ahmad
Soebagyo. T, MARS).
Bendahara adalah orang yang ditunjuk
untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang
pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN
pada Kantor/Satuan Kerja. Dalam rangka mendukung
terwujudnya good government dalam penyelenggaraan
Negara, maka pengelolaan keuangan negara perlu
diselenggarakan secara profesional, terbuka dan
bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk terwujudnya
Laporan Keuangan yang baik dan transparan serta tidak
disclaimer, maka dalam pembuatan Laporan Keuangan
baik SAI maupun SIMAK-BMN harus sesuai serta dapat
mempertanggungjawabkan semua kegiatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Berbagai upaya
mewujudkan pengelolaan keuangan salah satunya
adalah melalui reformasi pengelolaan keuangan yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 23 tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum, dalam pengelolaan keuangannya dituntut
lebih profesioanal mulai dari perencanaan sampai
pelaksanaannya.
Kegiatan Peningkatan Kemampuan Bendahara di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik antara lain:
1. Kebijakan Pemerintah dalam menetapkan Rumah
Peningkatan Kemampuan Bendahara di lingkunganDitjen Bina Pelayanan Medik
-
liputan
31Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Sakit yang mandiri menuju
Indonesia Sehat 2011
2. Pengawasan oleh aparat
fungsional
3. Tata cara pembukuan
bendahara dan penyusunan
LPJ Bendahara
4. Prosedur dan Permintaan uang
persediaan & tambahan uang
persediaan
5. Prosedur dalam penerbitan
SP2D
6. Pelaporan realisasi anggaran
(SAI, Pelaporan)
7. Penyelesaian tuntutan
perbendaharaan/tuntutan ganti
rugi.
Harapan dari Direktur Jenderal
Bina Pelayanan Medik yang saat
itu diwakili oleh Direktur Keuangan
RSUP Hasan Sadikin Bandung
pada saat Pembukaan Peningkatan
Para Peserta Peningkatan kemampuan petugas bendahara rumah sakit/satuan kerja di lingkungan Ditjen Bina Pelayanan Medik
Kemampuan Bendahara di
lingkungan Ditjen Bina Pelayanan
Medik agar kewenangan yang
diberikan dalam hal pengaturan
keuangan salah satunya adalah
untuk pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa harus lebih
sungguh-sungguh, bertanggung
jawab serta bekerja secara
profesional dan jujur.
PElITA APRIANY
Teh hijau mengandung bahan aktif e p i g a l l o c a t h e c h i n gallate yang multi fungsi. Minum air
jeruk saja biar lemaknya hancur, mungkin Anda sering mendengar saran tersebut untuk mengurangi rasa berdosa setelah menyantap makanan enak, tapi penuh lemak. Padahal, penghancur lemak alami yang paling baik adalah teh hijau.
Menurut dr. Phaidon Toruan, dalam bukunya Fat-Loss Not Weight-Loss, ada dua keuntungan mengonsumsi teh hijau, yakni sebagai fat burner yang optimal dan kaya akan antioksidan.
Teh hijau akan membantu meningkatkan pembakaran lemak, dalam arti membantu
Penghancur Lemak Alamimeningkatkan metabolisme trigliserida (misalnya lemak yang tebal di bawah kulit) untuk diubah menjadi asam lemak. Tapi ingat, lemak di bawah kulit hanya bisa dibakar bila bentuknya sudah diubah menjadi asam lemak. Proses pembakarannya adalah dengan
olahraga, kata Phaidon.Agar fungsi teh hijau sebagai
fat burner lebih optimal, Phaidon menyarankan agar teh hijau diminum sebelum latihan. Kapasitas antioksidan teh hijau sangatlah kuat sehingga bisa memberi efek proteksi terhadap dinding sel otot. Selain itu, lanjut Phaidon, jika diminum sebelum menyantap makanan, teh hijau akan membantu menahan asupan lemak.
Bagi Anda yang ingin praktis kini telah banyak tersedia ekstrak teh hijau yang sudah diolah secara modern dalam bentuk kapsul sehingga bisa dibawa ke mana pun dan mempermudah Anda mempersiapkan diri bila ingin berolahraga dan menggunakan ekstrak teh hijau.
-
liputan
32 Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Pertemuan Penyusunan Pagu Sementara UPT DitJen Bina Yanmed Tahun Anggaran 2011
BANDUNg Menteri Keuangan R.I telah menetapkan besaran angka Pagu Sementara Kementerian/Lembaga
Tahun Anggaran 2011. Berdasarkan Pagu Sementara
Anggaran Belanja Tahun 2011 tersebut, maka
kepada masing-masing Satuan Kerja agar menyusun
rencana kerja dan Anggaran Tahun 2011 dengan
mengacu pada Rencana kerja Pemerintah, Rencana
kerja KementerianLembaga, Peraturan Pemerintah
tentang petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL
serta Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar
Biaya Tahun 2011. Untuk itulah diadakan pertemuan
Penyusunan Pagu Sementara UPT Ditjen Bina Yanmed
Tahun Anggaran 2011, pada 9 Juli 2010.
Tahun Anggaran 2011 dihadapkan kepada
perubahan paradigma baru mengenai Reformasi
Anggaran; Pertama hasil restrukturisasi program dan
kegiatan akan digunakan dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-
2014 dan Rencana strategis Kementerian/Lembaga
tahun 2010-2014 serta mulai diimplementasikan
dalam penyusunan Rencana
Pembukaan Penyusunan Pagu Sementara Tahun Anggaran 2011 oleh Dirjen Bina Pelayanan Medik
-
liputan
33Ditjen Bina Pelayanan Medik Warta Yanmed Edisi XXIII Tahun 2010
Kerja Pemerintah, Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (RKAKL),
dan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran tahun 2011. Hal ini
berarti bahwa alokasi anggaran
Kementerian/Lembaga harus
ditetapkan berdasarkan Program
sesuai hasil restrukturisasi.
Restrukturisasi program dan
kegiatan ini terjadi pada hampir
seluruh kementerian/lembaga.
Kedua, perubahan Undang-undang
Legislatif juga telah mengubah
hubungan kelembagaan antara
Pemerintah dan DPR berkaitan
dengan penetapan APBN, termasuk
didalamnya jadwal pembahasan
APBN pada masing-masing
kementerian/lembaga.
Penganggaran Tahun
2011 menganut pendekatan
Penganggaran Terpadu (unified
budget) yaitu pendekatan
penganggaran yang dilakukan
dengan mengintegrasikan
seluruh proses perencanaan dan
penganggaran di lingkungan
Kementerian/Lembaga untuk
menghasilkan dokumen RKA-KL
sesuai dengan dengan klasifikasi
anggaran menurut organisasi,
fungsi, dan jenis belanja.
Pengintegrasian seluruh proses
perencanaan dan penganggaran
tersebut dimaksudkan agar tidak
terjadi duplikasi dalam penyediaan
dana untuk Kementerian/Lembaga
baik yang bersifat investasi maupun
untuk keperluan biaya operasional.
Penganggaran 2011
juga menganut pendekatan
Penganggaran Berbasis Kinerja
(performance based budgeting)
yaitu pendekatan penganggaran
yang dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran dan
hasil yang diharapkan, termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil
dan keluaran tersebut. Penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja
pada dasarnya mengubah pola
pengalokasian anggaran dari
semula berbasis input menjadi
berbasis output sehingga fokus
pengukuran kinerja terhadap
program/kegiatan juga akan
bergeser dari semula didasarkan
atas besarnya jumlah alokasi
sumber daya menjadi hasil yang
dicapai dari penggunaan sumber
daya.
Dalam pengalokasian anggaran
untuk sebuah output kegiatan harus
tergambar secara jelas asumsi
yang digunakan baik kuantitas
dan kualitas komponen input yang
digunakan serta relevansi masing-
masing komponen input sebagai
tahapan dalam rangka pencapaian
output kegiatan. Untuk mengetahui
tingkat capaian kinerja sebuah
Program atau Kegiatan, maka perlu
dilakukan evaluasi kinerja dengan
mengacu pada indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Indikator
kinerja dapat berupa indikator
input, indikator output atau
indikator outcome.
Pendekatan lain dalam
penganggaran Tahun 2011
adalah digunakannnya Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah
(medium term expenditure
framework) yaitu suatu pendekatan
penganggaran berdasarkan
kebijakan, dengan pengambilan
keputusan yang menimbulkan
implikasi anggaran dalam jangka
waktu lebih dari satu tahun
anggaran. Penyusunan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah
yang komprehensif memerlukan
suatu tahapan proses penyusunan
perencanaan jangka menengah
meliputi: penyusunan kerangka
asumsi makro, penetapan target-
target fiskal, total resource
envelopes, pendistribusian
total pagu belanja masing-
masing Kementerian/Lembaga,
dan penjabaran pengeluaran
Kementerian/Lembaga ke masing-
masing Progran dan Kegiatan.
Dalam rangka penerapan
Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah, maka Kementerian/
Lembaga harus memperhatikan
kebutuhan anggaran untuk setiap
output yang dihasilkan serta tetap
menjaga keselarasan dengan target
dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional dan
Rencana strategi Kementerian/
Lembaga dan budget contraint
untuk setiap tahun.
Disisi lain Sistem Penganggaran
dan RKAKL 2011 juga mengalami
perubahan sesuai dengan
perubahan sistem panganggaran
yang baru yang terdiri dari
program, kegiatan dan keluaran
(output). Output terdiri dari