Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun...

20
Vol 20 No. 3, Juli, 2012 Warta Konservasi Lahan Basah

Transcript of Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun...

Page 1: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Vol 20 No. 3, Juli, 2012

Warta KonservasiLahan Basah

Page 2: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

22222 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dari Redaksi

Fokus Lahan BasahMangrove dan Etnis Papua: Potensi, Pemanfaatan dan Konservasinya 3

Konservasi Lahan BasahTujuh Tahun Pasca Tsunami 2004: Profil Pemulihan Mangrove Aceh 4

Berita KegiatanSSCBDA-5 : “Meningkatkan Ketahanan Masyarakat di Dunia yangsedang Berubah” 6

Laporan Pengukuhan Forum Pengurangan Resiko Bencana BerbasisSD/MI melalui Penanaman Mangrove di Pesisir Pantai Wuring,Kabupaten Sikka, NTT 8

Kunjungan Supervisory Council (Dewan Penasihat) WetlandsInternational ke Lokasi Penanaman Mangrove di Teluk Banten 10

Berita dari LapangTradisi Bakar Bukit di Kab. Sikka“Dilema Rehabilitasi dan Kemiskinan” 12

Dodol Putut (Bruguiera gymnorhiza)Oleh-oleh dari Kutawaru, Cialacap tengah 14

Flora dan Fauna Lahan Basah

Nimfa Plekoptera (nimfa lalat batu) 15

Dokumentasi Perpustakaan 19

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Daftar Isi

UcapanTerima Kasih dan

UndanganKami haturkan terima kasih danpenghargaan setinggi-tingginya

khususnya kepada seluruh penulis yangtelah secara sukarela berbagi

pengetahuan dan pengalamanberharganya untuk dimuat pada majalah

ini.

Kami juga mengundang pihak-pihak lainatau siapapun yang berminat untuk

menyumbangkan bahan-bahan berupaartikel, hasil pengamatan, kliping, gambar

dan foto, untuk dimuat pada majalah ini.Tulisan diharapkan sudah dalam bentuk

soft copy, diketik dengan huruf Arial 10spasi 1,5 dan tidak lebih dari 4 halaman

A4 (sudah berikut foto-foto).

Semua bahan-bahan tersebut termasukkritik/saran dapat dikirimkan kepada:

Triana - Divisi Publikasi dan InformasiWetlands International - IP

Jl. A. Yani No. 53 Bogor 16161tel: (0251) 8312189;

fax./tel.: (0251) 832-5755e-mail: [email protected]

Salam redaksi,

Halo, “apa kabar lahan basahku? baik-baik sajakah engkau?”. Sepenggalpertanyaan yang mengekspresikan betapa sebenarnya kita takut akankehilangan manfaat dan fungsi lahan basah, dan sejujurnya juga kita semuamenyadari bahwa tanpa lahan basah kehidupan menjadi terancam.

Berbagai informasi dan pengalaman dari para penulis tentang kabar lahanbasah akan coba kami paparkan kolom demi kolom. Dari belahan timurnegara kita tersaji informasi tentang mangrove dan etnis Papua. Sangatmenarik untuk disimak tentang bagaimana potensi, pemanfaatan dankonservasi yang sedang dan akan dilakukan disana. Lalu, apa kabar lahanbasah di bumi belahan barat negara kita, khususnya di Aceh pasca tsunami2004 lalu? Simak informasinya pada kolom Konservasi Lahan Basahbertajuk “Tujuh tahun pasca tsunami di Aceh”.

Simak berita-berita menarik lainnya dari berbagai daerah, terutama dariNTT dan Teluk banten yang merupakan informasi rutin yang coba kamiterus sajikan.

Selamat membaca.

DEWAN REDAKSI:

Pimpinan Redaksi:Direktur Program WI-IP

Anggota Redaksi:I Nyoman N. Suryadiputra

TrianaIta Sualia

“Artikel yang ditulis oleh parapenulis, sepenuhnya merupakan

opini yang bersangkutan danRedaksi tidak bertanggung

jawab terhadap isinya”

Page 3: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 33333

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

.....bersambung ke hal 18

Mangrove dan Etnis Papua:Potensi, Pemanfaatan dan Konservasinya

Oleh:Agustina Y.S. Arobaya1 & Freddy Pattiselanno2

P erairan Indonesia dengangaris pantai lebih dari “95.181km,” mempunyai hutan

mangrove sangat luas yaitu 3,2 jutaha, dan sekitar 1,6 juta hapenyebarannya berada di Papua(Bakosurtanal, 2009). Dari berbagaisumber diketahui bahwa penyebaranhutan mangrove di Papua antara lainterdapat di Sorong, Waigeo,Inanwatan, Manokwari, TelukWondama, Babo, Bintuni, Fakfak,Kaimana, Biak, Yapen,Mamberamo, Jayapura, Timika,Agats dan Merauke. Potensimangrove di Papua, bukan hanyamenguntungkan masyarakat yangberdiam di sekitar kawasanmangrove, tetapi juga merupakanpendukung kehidupan berbagai biotalaut yang secara tidak langsungmenggantungkan hidupnya darikeberadaan hutan mangrove.

Dalam dialek Papua, mangrovedikenal dengan nama Nipa, Mange-mange atau Lolaro. Sepertikelompok masyarakat lainnya,interaksi yang terjadi antarakomunitas masyarakat yang hidup disekitar hutan mangrove, juga terlihatdalam kehidupan beberapa sukuyang ada di Papua. Kondisi inicukup beralasan, karena masihbegitu kentalnya budaya dan tradisimasyarakat setempat, sehingga tidakheran di era Papua modern sepertisaat inipun interaksi yang terjadidiekspresikan melalui pemanfataanberbagai produk hutan termasukkawasan mangrove.

MANGROVE DAN KETAHANANPANGAN MASYARAKAT

Pemanfaatan pati mangrove sebagaisumber karbohidrat adalah hal yanglumrah bagi kelompok etnik Biakdan Wondama di pesisir TelukWondama serta masyarakatInanwatan di Sorong. Jenismangrove yang dimanfaakanpatinya dari buah yang sudahmatang untuk dikonsumsi yaitumangrove jenis Bruguieragymnorhiza. Kelompok etnikInanwatan juga mengkonsumsiAvincennia alba, Avicennia lanata,Nypa fruticans dan Sonneratiacaseolaris dengan cara direbus/dibakar lalu dimakan dengankelapa.

MANGROVE SEBAGAISUMBER “PAPAN” DANENERGI

Sumber papan maksudnya adalahsebagai bahan konstruksi (Gambar1). Suku Biak misalnya,memanfaatkan bagian batang,dahan dan ranting R. apiculatasebagai bahan konstruksi dan kayubakar. Species lain yang jugadimanfaatkan yaitu Sonneratia albadan Xeriops tagal. Batang yangbesar digunakan untuk membangunrumah, pagar atau bangunanlainnya sedangkan dahan danranting dimanfaatkan sebagaisumber kayu bakar.

Gambar 1. Mangrove sebagai sumber kayu bakar

Suku Inanwtan di Sorongmemanfaatkan Avicenia lanatauntuk membuat badan perahu.Jenis ’mangrove yang biasanyadigunakan sebagai bahankonstruksi rumah antara lainCeriops decandra, C. tagal danRhizopora mucronata. Jenis-jenistersebut biasanya digunakansebagai tiang pagar, dinding rumahdan juga bahan pembuat perahu.Anyaman daun Nypha fruticansbiasanya digunakan sebagai ataprumah.

Suku Wondama di pesisir TelukWondama tidak hanyamengkonsumsi buah B.Gymnorhiza yang sudah matang,tetapi juga bahan kayunyadigunakan untuk membuat peralatanrumah tangga.

Page 4: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

44444 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Tujuh tahun lalu, tepatnya 26Desember 2004, terjadi gempabumi besar berkekuatan 9,3

skala richter dengan episenter di lautHindia, di sebelah barat Meulabohatau sebelah utara Pulau Simeulue,Aceh. Gempa besar itu kemudianmemicu gelombang tsunami besaryang berdampak secara massif, tidaksaja di daerah sekitar pusat gempa,namun sampai ke pantai Afrika. Lebihdari 200 ribu nyawa melayang.Ratusan ribu orang kehilangan rumahdan infrastruktur rusak berat.Bencana besar di akhir tahun 2004menjadi duka masyarakat dunia.Setiap tahun, bencana besar itudiperingati agar menjadi pelajaran danpesan bagi kita yang masih hidup dangenerasi selanjutnya.

Salah satu pelajaran penting daribencana besar itu adalah pentingnyaupaya mitigasi untuk mengurangidampak bencana tsunami. Gempadan kemudian yang memicu tsunamitak dapat kita cegah, namun denganilmu yang diberikan oleh Yang MahaKuasa, kita dapat melakukan upayamengurangi dampak kerusakan dankorban nyawa. Berbagai upayapengurangan dampak negatif tersebutsecara teknis dapat dikelompokkandalam bentuk: (a) sistem peringatandini, (b) prosedur penyelamatan(evakuasi) sebelum maupun sesudahbencana, (c) perlindungan pantai, dan(d) perencanaan penggunaan lahan(Istiyanto et al., 2003). Dalamseluruh upaya di atas sangatdiperlukan interaksi positif antaramanajemen, teknologi dan manusia.

Oleh:Onrizal*

Tujuh Tahun Pasca Tsunami 2004:Profil Pemulihan Mangrove Aceh

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

Pembangunan tembok laut, baikyang berimpit dengan garis pantaimaupun tidak, merupakan pilihansangat umum dilaksanakan dalamperlindungan pantai. Namundemikian, pembangunan tembok lautuntuk mengurangi dampak tsunamisangat mahal mengingat panjangnyapantai dan tingginya gelombangtsunami yang harus dihadapinya.Tinggi gelombang tsunami 26Desember 2004 dapat mencapai 30m (Borrero, 2005, UNEP, 2005,Tsuji et al., 2006, Alongi, 2008).

Pasca tsunami 2004, berbagaipublikasi melaporkan kemampuanhutan mangrove yang baik dalammeredam energi perusak tsunami(Danielsen et al., 2005; Dahdouh-Guebas et al., 2005; Chang et al.,2006; Onrizal et al., 2009).Selanjutnya, hasil simulasiberdasarkan pengukuran lapangan diAceh oleh Yanagisawa et al. (2010)menunjukkan bahwa bila tinggigelombang tsunami sebesar 3 m,hutan mangrove umur 10 tahundengan kerapatan pohon mangrovesebesar 1.000 ind/ha mampumengurangi ketinggian gelombangtsunami sebesar 38% dan energiberkurang mencapai 70%. Olehkarena itu, rehabilitasi mangrove didaerah terkena dampak tsunamimenjadi salah satu prioritas utamauntuk perlindungan pantai.

Pada bulan Desember 2011 lalu,atau 7 tahun setelah tsunami 26Desember 2004, saya melakukansurvey lapang untuk

mendeskripsikan pemulihan hutanmangrove di Aceh, baik pemulihanmelalui rehabilitasi (oleh manusia)maupun regenerasi secara alami.Survey lapangan dilakukan di pantaibarat, utara dan timur Aceh.

PANTAI BARAT ACEH

Pantai barat Aceh merupakan pantaiyang mengalami kerusakan sangatberat. Hal ini terjadi karenaberhadapan langsung dengan arahdatangnya tsunami dan kurangnyapelindung pantai baik yang alami(hutan pantai dan hutan mangrove)maupun pelindung buatan sepertibeton sebelum tsunami tiba (Wong,2009).

Hasil pengamatan di daerahLeupung, salah satu daerah di pantaibarat Aceh menunjukkanperkembangan yang baik regenerasialami hutan mangrove yangdidominasi oleh jenis Sonneratiacaseolaris (Gambar 1). Jenis lainyang dijumpai adalah permudaanalami jenis palem mangrove Nypafruticans, dan pakis mangroveAcrostichum aureum. Kawasantersebut memiliki salinitas berkisarantara 5-10 ppt dengan tanahbertekstur pasir yang merupakansedimen yang dibawa oleh tsunami.

Permudaan jenis Sonneratiacaseolaris tersebut memiliki diameterberkisar antara 12-15 cm. Tegakantersebut tumbuh alami dengan

Page 5: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 55555

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

.....bersambung ke hal 16

sumber benih yang berasal pohoninduk yang survive dari tsunami 2004lalu di sekitar wilayah tersebut.Ancaman terhadap keberadaantegakan alami mangrove tersebutadalah reklamasi untuk pembangunaninfrastruktur dan permukiman.

PANTAI UTARA ACEH

Kawasan pantai utara Aceh termasukdalam wilayah Kota Banda Aceh.Tegakan mangrove alami yangkompak ditemukan di Gampong Jawadi daerah hilir Krueng Aceh. Hutanmangrove pada kawasan tersebut

didominasi oleh jenis palemmangrove Nypa fruticans (Gambar2). Selain itu, banyak ditemukanpermudaan alami berbagai jenispohon mangrove sejati lainnya meskitidak dominan, yaitu Rhizophoraapiculata, Rhizophora mucronata,Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratiaalba, Avicennia marina,Excoecariaagallocha dan Xylocarpus granatum.Jenis pakis mangrove Acrostichumaureum juga ditemukan padakawasan ini.

Salah satu ancaman potensialkeberadaan hutan mangrove didaerah Gampong Jawa, BandaAceh tersebut adalah alih fungsi, baikuntuk tambak maupun permukimanmengingat status lahannya adalahmilik masyarakat. Saat surveydilakukan sudah terdapat plankpengumuman bahwa areal berupahutan mangrove yang didominasiNypa fruticans tersebut dijual.

Secara umum, kawasan pasangsurut di pantai utara Aceh berupahutan mangrove yang telahdikonversi menjadi tambak sebelumtsunami menerjang pada 26Desembar 2004. Pasca tsunami,berbagai lembaga, baik dari dalammaupun luar negeri banyakmelakukan kegiatan rehabilitasimangrove pada sebagian arealbekas tambak tersebut. Berdasarkansurvey yang dilakukan, diperkirakantingkat keberhasilan tanamanrehabilitasi mangrove berkisar antara

60-80%. Pada hutan mangroverehabilitasi umur 4 atau 5 tahun memilikitinggi tanaman antara 3-4 m (Gambar 3).

Gambar 1. Permudaan alami hutan mangrove yang didominasi oleh jenis Sonneratia caseolaris di pantai barat Aceh. (Foto: Onrizal)

Gambar 2. Hutan mangrove yang didominasi olehNypa fruticans di pantai utara Kota Banda Aceh

(Foto: Onrizal)

Gambar 3. Profil umum hutan mangrove hasil rehabilitasijenis Rhizophora mucronata umur 4 tahun (kiri) dan 5

tahun (kanan) di pantai utara Banda Aceh. (Foto: Onrizal)

Saat ini, pada tambak-tambak yangdirehabilitasi dengan pola silvofisherytersebut telah dimulai budidaya perikanantambak, misalnya bandeng. Sebagiannelayan tambak telah beberapa kalimelakukan panen dengan hasil yangcukup memuaskan. Burung-burung airjuga sudah mulai banyak mendatangikawasan tersebut (Gambar 4), sebagaiindikator mulai pulihnya fungsi hutanmangrove setelah direhabilitasi.

Page 6: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

66666 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Sub-Akademi Pembangunan Berbasis MasyarakatSelatan-Selatan Ke-5 (South-South Citizenry BasedDevelopment Sub-Academy 5 (SSCBDA)

“Meningkatkan Ketahanan Masyarakat di Dunia yangSedang Berubah”

Oleh:Yus Rusila Noor*

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

W etlands Internationaltelah menghadiripertemuan SSCBDA

yang diadakan di Kupang, NusaTenggara Timur, 21 – 23 Mei 2012.Tim beranggotakan 16 orangmewakili kantor pusat dari Belanda,kantor Indonesia dari Bogor danMaumere, kantor Malaysia, fasilitatordan 7 orang perwakilan masyarakatdari Kabupaten Sikka dan Ende,Flores. SSCBDA adalah salah satu

inisiatif dari UNDP yangmemungkinkan perwakilanmasyarakat di negara-negara selatanuntuk bisa berkumpul dan berdiskusisecara langsung mengenai tema-tema terkait MeningkatkanKetahanan Masyarakat di Duniayang sedang Berubah akibatperubahan iklim.

Acara pembukaan yang dihadiri oleh169 orang dilaksanakan olehperwakilan dari Pemerintah DaerahPropinsi Nusa Tenggara Timur danSekjen PMI Pusat. Setelah resmidibuka, Yus Rusila Noor mewakiliPartners for Resilience (PfR)Indonesia menyampaikan penjelasanbahwa konsorsium PfRberanggotakan lima anggota intidengan puluhan Mitra dari berbagaipropinsi. Dalam melaksanakankegiatannya, prinsip kerja yangdianut oleh konsorsium adalahmenyadari adanya perbedaanpendekatan masing-masing Mitra,tetapi kemudian menjadikanperbedaan tersebut sebagai kekuatandalam memfasilitasi berbagai inisiatifdengan tujuan akhir yang sama,yaitu meningkatkan ketahananmasyarakat dalam menghadapibencana. Selanjutnya, diuraikanmengenai 5 tema utama yang akandidiskusikan oleh peserta, yaitu i)pengelolaan air, ii) mata pencaharian

berkelanjutan, iii) adaptasi pertanian,iv) alternatif energi, dan v) kapasitasadaptasi akan perubahan iklim.

Wetlands International bertanggungjawab untuk fasilitasi kelompokbertemakan mata pencaharianberkelanjutan, dan Yus Rusila Noormenjadi manajer tema tersebut.Peserta pertemuan kelompok yangberjumlah 24 orang mengawalipertemuan dengan menuliskanpengharapan mereka dalammenghadiri diskusi kelompok ini.Sebagian besar pesertamenginginkan adanya sharingpengetahuan mengenai penerapandukungan bagi masyarakat untukpeningkatan mata pencaharian yangberkelanjutan, untuk kemudian dapatditerapkan di wilayah serta negaramasing-masing. Beberapa lainnyamenginkan adanya pendalamanmengenai konsep Bio-rights(integrasi pengelolaan & restorasiekosistem dengan insentif berupamodal kerja bagi pengembanganalternative matapencaharian) sertaadapula yang menginginkaninformasi lebih mendalam mengenaitehnik-tehnik restorasi ekosistem.

Sesi pertama diisi dengan presentasipengayaan dari para pelaksanalangsung Bio-rights di Pulau Flores.Dalam presentasi awal, Eko Budi

Konsep terpadu antarapengelolaan & restorasi ekosistem

dengan insentif berupa modalkerja bagi pengembangan

alternatif mata-pencaharian, adalahsalah satu ciri lembaga Wetlands

International dalam melakukansetiap kegiatan dan program-

programnya.

Konsep terpadu yang dikenaldengan Konsep Bio-rights, terus

digaungkan dan dipromosikanoleh Wetlands International

termasuk pada pertemuanSSCBDA ke-5 yang telah

berlangsung belum lama ini diNusa Tenggara Timur.

Page 7: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 77777

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Priyanto dari Wetlands International menyajikan informasimengenai konsep Bio-rights dan penerapannya di 7 Desa,Kabupaten Sikka dan Ende, Flores. Penerapan tersebuttermasuk tahapan-tahapan yang harus dilalui dalamperencanaan dan pelaksanaan Bio-rights Eko jugamenyampaikan contoh pelaksanaan pendampinganmasyarakat di Pemalang, Jawa Tengah.

Presentasi berikutnya diberikan oleh beberapa ketua kelompokdari masyarakat desa-desa binaan WIIP, yaitu Ibu HortensiaKonselfina dari Desa Talibura, Kabupaten Sikka dan BapakPetrus Wangge dari Desa Kota Baru, Kabupaten Ende.Keduanya berbicara mengenai usaha peningkatan pengelolaanlingkungan hidup dan pengembangan ekonomi alternatifberkelanjutan di desa masing-masing. Keduanyamenitikberatkan bahwa masyarakat sudah memiliki kesadaranakan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan termasukupaya swadaya untuk melakukan rehabilitasi ekosistem.Kalaupun ada dukungan dari luar, itu lebih merupakandorongan untuk meningkatkan semangat kerja danmemperluas cakupan kerja mereka di lapangan.

Sesi pertama ditutup dengan presentasi dari Mas DidiekFitrianto yang menceritakan mengenai pengalaman beliaudalam mendampingi masyarakat di 5 Desa, Kabupaten Endedan Sikka selama 1,5 tahun terakhir ini.

Umpan balik dari peserta boleh dibilang luar biasa, dimanadiskusi berjalan dengan baik dan hangat dengan melibatkanseluruh komponen (masyarakat, pemerintah, LSM danPerguruan Tinggi), dan sebagian besar tanggapan menyatakandukungan terhadap apa yang dilakukan oleh masyarakatselama ini. Acara kemudian ditutup dengan penggambarankondisi pelaksanaan Bio-rights di negara-negara lain, yangdisampaikan oleh Marie-Jose Vervest dan bagaimanapendekatan kepada pihak Donor supaya tertarik denganproposal Bio-rights yang kita ajukan, disampaikan oleh BapakNyoman Suryadiputra. Keduanya dari Wetlands International.

Pada acara “pasar inovasi” (Market Place), kelompokmasyarakat yang didampingi oleh Wetlands Internationalmenyajikan berbagai hasil kerajinan tangan dan usahamasyarakat, seperti madu, garam, abon udang dan kerajinantenun. Pada kesempatan yang sama, kelompok masyarakatdan fasilitator juga berbagi informasi mengenai penerapan Bio-rights di lapangan. Tanggapan yang diterima dari peserta danpengunjung juga sangat luar biasa. Selain hampir semua“dagangan” laku keras, juga semangat dan ide pelaksanaanBio-rights juga telah tersebar lebih luas dan memperolehperhatian yang baik.

*Project Manager Partners for Resilience,Wetlands International - Indonesia Programme

Sebagian peserta pertemuan SSCBDA ke-5

Suasana pameran dari Kelompok Masyarakat dampingan,pada acara SSCBDA ke-5

Produk-produk hasil alam yang dipamerkan, serta hasil-hasilkerajinan tangan dari Kelompok Masyarakat dampingan

Page 8: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

88888 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

LATAR BELAKANG

Issue pemanasan global yangmenyebabkan perubahan iklimterus membahana di berbagai

wilayah dan dunia. Salah satudampak yang ditimbulkan adalahnaiknya permukaan air laut yangmengancam kehidupan danekosistem wilayah pesisir.Kekhawatiran terhadap fenomenaalam yang terus meningkat tersebut,juga dirasakan masyarakat yangberada di wilayah pesisir pantaiSikka, selain juga kekhawatiranterjadinya bencana longsor dan banjiryang terus mengancam wilayahtersebut.

Harapan untuk hidup lebih tenang danaman dari berbagai ancamanbencana alam, mendorongterbentuknya sebuah wadah (forum)terkait pengurangan dampak risikobencana. Forum diberi nama ForumPengurangan Risiko BencanaBerbasis Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah disingkat FPRBB-SD/MI,digagas oleh 9 sekolah yang ada dikota Maumere dan dikukuhkan padatanggal 13 Maret 2012.

Forum ini berupaya memberikanpembelajaran kepada anak-anaksekolah tentang pentingnya menanammangrove di pinggir pantai untukmengurangi dampak gelombang air

laut yang besar, juga mengurangibanjir yang sering terjadi di wilayahpesisir. Kegiatan awal, dilakukanpenanaman mangrove bersamaanak-anak sekolah.

Wetlands International - IndonesiaProgramme, melalui proyek PfRyang sedang berlangsung di PropinsiNusa Tenggara Timur, turut aktifmemfasilitasi dan memberikandukungan terbentuknya FPRBB-SD/MI di Kabupaten Sikka. Diantaranyamelalui penyediaan bibit-bibitmangrove dan petunjuk teknispenanamannya. Untuk acarapengukuhan, telah disediakan sekitar450 bibit.

ACARA PENGUKUHAN

Sehari sebelum pengukuhan, telahdilangsungkan gladi bersih danpersiapan-persiapan teknis olehpanitia, untuk memastikan agar acarabesoknya berjalan lancar. Persiapanteknis diantaranya terkait lokasipenanaman bibit mangrove,pengadaan ajir bambu, dan alatpembuat lubang. Berdasarkanpengamatan, lokasi penanamankondisinya sangat ektrim, diantaranyaterpengaruh gelombang air laut besar,dekat dengan tempat tinggal pendudukdan nelayan, kondisi lahan cenderungberpasir, berbatu dan kandunganlumpur sangat sedikit.

Laporan Pengukuhan Forum PenguranganRisiko Bencana Berbasis Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (FPRBB-SD/MI)Melalui Penanaman Mangrove di Pesisir PantaiWuring, Kab. Sikka, NTT

Oleh:Eko Budi Priyanto, Didik Fitrianto dan Kuswantoro

Persiapan dan gladi bersih sehari sebelum acara pengukuhan FPRBB-SD/MI

Page 9: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 99999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Saat yang ditunggu-tunggu akhirnyatiba, pada keesokan harinya tanggal13 Maret 2012 diselenggarakanacara pengukuhan ForumPengurangan Risiko BencanaBerbasis Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah.

Acara dilangsungkan di MadrasahIbtidaiyah Muhammadiyah WuringKelurahan Wolomarang, KabupatenSikka, yang dihadiri oleh sekitar 150peserta perwakilan-perwakilan darijajaran Sekolah Dasar danMadrasah Ibtidaiyah asal Maumere,anggota DPRD Kabupaten Sikka,Badan Lingkungan Hidup Daerah,Badan Penanggulangan BencanaDaerah, Dinas Pendidikan, Pemudadan Olah Raga,Camat Alok Barat,Kepala Desa Wolomarang, TimSAR, LSM (Wetlands International,Oxfam, Wahana Tani Mandiri,Australian-AID).

Acara dipandu oleh Bpk. Idris Boli,diawali dengan pembacaan do’a olehBpk. Ali Roja, kemudian diikuti

dengan menyanyikan bersama laguIndonesia Raya yang dipimpin olehIbu Yasinta.

Selanjutnya sambutan-sambutan dariKetua Panitia (Bpk. H. Syahrul M.Neng. S.Ag.), diikuti sambutan KetuaFPRBB-SD/MI (Bpk. Arifin).

Dijelaskan, ancaman bencana diKabupaten Sikka yang terusmenerus, mengancam kehidupanmanusia terutama bagi anak-anakyang memiliki kerentanan cukuptinggi terkait dengan bencanakhususnya anak-anak yang hidup didaerah pesisir. Forum ini didirikanuntuk mengurangi dan sekaligus turutberkontribusi untuk penguranganresiko bancana.

Sambutan berikutnya oleh BapakRafael Raga selaku Ketua DPRD.Dipaparkan bahwa masyarakatmendukung sepenuhnya programFPRBB-SD/MI. FPRBB-SD/MImerupakan sarana yang cukupbagus sebagai media pembelajaran

Lokasi sekolahan yang rawan banjir,setelah ada hujan

Anak-anak berbaris sebelummelakukan penanaman

Hasil penanaman mangrove di lapangan

untuk anak-anak. Kegiatanpenanaman mangrove yang akandilakukan di pesisir pantai Wuringmerupakan langkah preventif untukmenanggulangi abrasi. Selain itupenghijauan pesisir (mangrove)merupakan bagian daripengurangan resiko Bencana darisegi Biologis. Diharapkan, kegiatanpenanaman oleh forum di pesisir inijuga bisa dilakukan di wilayahdaratan (ke arah hulu) yanggersang sehingga mengurangibahaya longsor.

Sambutan Wakil Bupati yang diwakiliKepala Dinas Pendidikan, Pemudadan Olah Raga, Bpk. Yohanis Rana,S.Pd., menyampaikan ucapanterima kasih dan penghargaankepada seluruh LSM yang telahmembantu memfasilitasi program ini(Wahana Tani Mandiri, WetlandsInternational, Oxfam, Australian-AID), dan memberikan apresiasikepada forum yang telah berupayamenyelenggarakan kegiatan yangluar biasa ini. Selanjutnyadikukuhkan Forum PenguranganResiko Bencana Berbasis SekolahDasar/MI.

Puncak acara, yaitu kegiatanpenanaman mangrove yangdilakukan di belakang sekolah MIMuhammadiyah. Dari Jumlah bibityang telah disediakan baru tertanam100 batang karena pengaruhpasang, selanjutnya sisa tanamanakan ditanam kemudian.

Sambutan dari Ketua DPRD Kab. Sikka(Bpk Rafael Raga)

Penanaman mangrove menggunakanajir dari bambu

Page 10: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

1010101010 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Kunjungan Supervisory Council (DewanPenasihat) Wetlands Internationalke Lokasi Penanaman Mangrove di Teluk Banten

Oleh:Yus Rusila Noor, Urip Triyanto dan Ferry Hasudungan

Wetlands International –Indonesia kembali menjadituan rumah pertemuan

global Supervisory Council dariWetlands International yangberlangsung pada tanggal14 – 16 Juni2012. Supervisory Council (DewanPenasihat) merupakan badan tertinggiyang berwenang terhadap seluruhsupervisi terkait dengan berbagaipermasalahan umum dalam WetlandsInternational dan mengawasipelaksanaan berbagai kebijakan danstrategi. Badan ini juga yang menunjukanggota Management Board (DewanPengelola) yang bertemu beberapa kalidalam setahun. Saat ini DewanPenasihat Wetlands Internationalberanggotakan 10 orang yang berasaldari Eropa (Belanda, Inggris dan

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Swiss), Afrika (Burkina Faso danSierra Leone), Amerika Latin (Peru)dan Asia (Jepang).

Pada awal kunjungan, seluruhpeserta pertemuan mengunjungilokasi pembelajaran (learning site)dari Wetlands International –Indonesia yang terletak di DesaSawah Luhur, Kota Serang, Banten.Di lokasi pertambakan yangberdekatan dengan Cagar AlamPulau Dua tersebut, WetlandsInternational - Indonesia Programmesedang mengembangkan kegiatanrestorasi ekosistem, berupapenanaman lebih dari 140.000 bibitmangrove, yang dipadukan denganupaya untuk meningkatkan matapencaharian masyarakat sekitar

yang menjadi anggota kelompok.Masyarakat diberikan hak untukmengelola tambak dan mengambilhasilnya (bandeng dan udang)secara cuma-cuma, selama merekamelakukan penanaman bibitmangrove dan merawatnya hinggatumbuh dengan baik. Diharapkan,dalam jangka waktu 5-7 tahun,wilayah tambak akan menjadi hijaudan teduh sekaligus bisamenyediakan tempatperkembangbiakan burung-burungair yang saat ini berada di CagarAlam Pulau Dua, sekaligusmemberikan pemasukan tambahanbagi masyarakat pengelola.

Di lokasi pertambakan tersebut, paraanggota Dewan Penasihat

Penanaman simbolis oleh para peserta Supervisory Council bersama-sama dengan pihak pemerintahan Kelurahan Sawah Luhur,KSDA Banten, Polsek Kasemen dan Babinsa setempat. (Foto: Ferry Hasudungan)

Page 11: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 1111111111

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

berkesempatan untuk berinteraksilangsung dengan anggota kelompokmasyarakat, dan berdiskusimengenai program kerjasama yangsaat ini sedang berlangsung sertabagaimana kegiatan kedepan bisasaling menguntungkan, baik bagilingkungan hidup maupun bagipeningkatan kehidupan masyarakatsendiri. Setelah itu, bersama-samadengan pihak pemerintahanKelurahan Sawah Luhur, KSDABanten, Polsek Kasemen danBabinsa setempat, merekamelakukan penanaman pohonmangrove secara simbolis.

Dalam sambutannya, perwakilanpemerintahan Kelurahan SawahLuhur menyatakan, “Kamimenyambut baik adanya kegiatanyang dilaksanakan oleh WetlandsInternational, karena dapatmemadukan kegiatan restorasi

lingkungan tambak denganpeningkatan mata pencaharianmasyarakat”. Sementara itu, JanErnst de Groot, Ketua DewanPenasihat mengatakan, “Kamimengucapkan terima kasih ataskerjasama dan dukungan daripemerintah setempat terhadapberbagai kegiatan yang kamilaksanakan bersama masyarakat.Kami juga berharap kerjasama erattersebut bisa lebih ditingkatkan dimasa depan”. Kang Udin, salahseorang anggota kelompokmasyarakat menyampaikan, “Sayamenyambut baik kunjungan paratamu dari luar negeri, dan mudah-mudahan kunjungan tersebut akanmembawa kebaikan bagi lingkungandan masyarakat kami. Meskipundemikian, saya tetap mengajak paraanggota kelompok untuk terusmeningkatkan kinerja danmemperbaiki segala kekurangan

yang ada, karena pada akhirnyasegala hasil kegiatan kita akandinikmati oleh masyarakat sendiri”.

Untuk memperoleh gambaranmengenai potensi perlindungan alam,khususnya konservasi burung air,berbekal Surat Ijin Masuk KawasanKonservasi (SIMAKSI) dari kantorKSDA, para peserta jugamengunjungi Cagar Alam Pulau Dua,sekaligus meninjau beberapa fasilitasyang telah dibangun atas kerjasamaantara Departemen Kehutanan danWetlands International. Meskipunsedang tidak musim berbiak danhanya sedikit burung air yang tinggaldi pulau, para peserta mendapatkesempatan berharga untuk melihatsecara langsung berbagai upayayang telah dilakukan oleh paraJagawana untuk melestarikan burungair dan habitatnya di Cagar Alamtersebut.

Menuju lokasi kegiatan rehabilitasi pesisir(Foto: Yus R. Noor)

Mangrove yang sudah ditanam oleh kelompok masyarakatdi dalam dan sekitar tambak (Foto: Yus R. Noor)

Saat memasuki Cagar Alam Pulau Dua (Foto: Yus R. Noor) Jane Madgwick, CEO Wetlands International, mengamati burungdi menara pengintai CA. Pulau Dua (Foto: Ferry Hasudungan)

Page 12: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

1212121212 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Tradisi Bakar Bukit di Kabupaten Sikka“Dilema Rehabilitasi dan Kemiskinan”

Oleh:Didik Fitrianto*

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Kabupaten Sikka sebagaisalah satu kabupaten diKepulauan Flores

mempunyai kekayaan yang luarbiasa, kecantikan alamnya yangmasih asli dan sumber daya alamyang melimpah. Sayangnyakekayaan dan keelokan alamnyamulai terusik oleh ulah oknum yangtidak bertanggung jawab denganmelakukan perusakan lingkungan,diantaranya pembalakan liar (illegallogging), penambangan danpembakaran lahan.

Kalau di Kabupaten Endemempunyai Danau Kelimutu, yaitudanau tiga warna maka di KabupatenSikka mempunyai bukit dua warna.Bukit dua warna yang dimaksudadalah perbukitan yang berubahwarna, tadinya berwarna hijauberubah menjadi hitam alias gosongakibat pembakaran. Pemandanganunik bukit dua warna ini bisa di’nikmati’ saat musim kemarau mulaibulan Mei sampai dengan bulanSeptember disepanjang perbukitanpantai utara Kabupaten Sikka.

Pembakaran lahan di KabupatenSikka terutama di kawasan pantaiutara merupakan hal yang sudahumum atau biasa dilakukan olehmasyarakat secara turun temurun(dianggap sebagai tradisi).Pembakaran lahan tersebut meliputihutan, padang savanna danperbukitan. Pembakaran lahandilakukan dalam mengembangkankegiatan bercocok tanam danpeternakan. Dalam bercocok tanam,

pada umumnya masyarakat Sikkamengembangkan model ladangberpindah. Masyarakat membukalahan bercocok tanam dengan caramembakar lahan dan meninggalkanlahan tersebut jika sudah selesaimasa panen, untuk kemudianmembuka lahan pertanian baru ditempat lain dengan cara membakar.Sedangkan pembakaran lahan dimusim kemarau untuk tujuankegiatan peternakan dilakukandengan alasan untuk menumbuhkanrumput-rumput baru yang tadinyasudah mengering menjadi hijaukembali. Rumput-rumput yang barumuncul tersebut dimanfaatkan untukpakan ternak seperti sapi, kuda, dankerbau. Alasan untuk bercocok

tanam dan penyediaan pakan ternakmerupakan alasan klasik yang seringdisampaikan oleh pelakupembakaran.

Bila dikalkulasi secara menyeluruh,keuntungan yang didapat daripembakaran lahan sangat sedikitdaripada kerusakan ekologis yangditimbulkan. Kerugian yangditimbulkan dari pembakarandiantaranya hilangnya fungsi belukardan hutan sebagai habitat hewan liardan mikro organisme yangmenyuburkan tanah dan fungsi sosialekonomi. Akibat lanjutan yang dapatditimbulkan yaitu tanah mudah tererosisehingga dapat menyebabkan banjirbandang saat musim penghujan.

Bakar bukit yang dilakukan masyarakat secara turun temurun untuk kepentinganbercocok tanam dan penyediaan pakan ternak, menimbulkan berbagai ancaman

lingkungan seperti erosi, longsor dan hilangnya habitat satwa liar.

Page 13: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 1313131313

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Upaya rehabilitasi dan penghijauan diperbukitan dan lahan yang dibakarsudah sering dilakukan pemerintah,sayangnya rehabilitasi yangdilakukan hanya berupa penanamansimbolis, berorientasi proyek, dankurang melibatkan masyarakatsekitar. Kalaupun melibatkanmasyarakat, mereka hanya dijadikansebagai ‘pekerja’. Setelahmasyarakat mendapatkan upahpenanaman maka kewajiban merekaselesai. Akibatnya kegiatanrehabilitasi tersebut sia-sia karenapada saat musim kemarau, arealrehabilitasi tersebut akan dibakarkembali. Pendekatan yang kurangpartisipatif dalam kegiatan rehabilitasidan penghijauan menyebabkanmasyarakat tidak merasa memilikiprogram tersebut, untuk itu perluterobosan baru dalam upayapencegahan dan menghilangkantradisi pembakaran perbukitan, lahan,padang savanna, dan hutan.

Dua solusi yang dapat diterapkanuntuk mencegah pembakaranperbukitan, padang savanna, danlahan tersebut yang pertama adalahmemberikan akses pengolahanlahan-lahan kosong di perbukitan.

Perlu diketahui bahwa masyarakatyang biasa melakukan pembakarantersebut adalah masyarakat miskinyang tidak memiliki lahan.Perbukitan yang biasa dibakaradalah lahan tidur, terbengkalai, dantidak produktif. Status kepemilikanperbukitan tersebut ada dua yaknipemerintah dan adat (Tuan Tanah/Mosalaki). Bisa jadi juga tradisipembakaran lahan, bukit, dan hutanyang dilakukan oleh masyarakatsetiap tahunnya mungkin sebagaibentuk protes kepada penguasalahan (Mosalaki dan Pemerintah).Dengan diberikan akses untukmenggarap lahan tidur tersebutdiharapkan dapat mengurangi modelladang berpindah sehingga dapatmengurangi lahan yang dibakaruntuk bercocok tanam danperekonomian masyarakatmeningkat.

Solusi kedua yang dapat dilakukanadalah penerapan mekanismeBiorights, yaitu suatu mekanismependanaan inovatif yangmenggabungkan upaya pengentasankemiskinan dengan upayapelestarian ekosistem. Pendekatanini memungkinkan untuk mendukung

masyarakat setempat untuk tidakmelakukan tindakan kontra produktifdengan membakar lahan. Sebagaikompensasi dari kegiatan pelestarianlingkungan tersebut, masyarakat akandiberikan pinjaman modal usaha.Pinjaman modal usaha tersebut akanberubah statusnya menjadi hibahmurni jika upaya pelestarianekosistem berhasil dilakukan dalamjangka waktu yang telah disepakatiantara pemberi modal usaha danpenerima.

Sebagai informasi, MekanismeBiorigths saat ini sedang diterapkandalam program PfR (Partner forRessilience) oleh WetlandsInternational - Indonesia Programme(WIIP) di lima desa di KabupatenSikka (Desa Reroroja, Done,Nangahale, Talibura, dan Darat Pantai)dan di dua desa di Kabupaten EndeDesa Tou Timur dan Kotabaru).Upaya pelestarian ekosistem yangdilakukan antara lain (1) Rehabilitasikawasan pesisir di Desa Reroroja,Kotabaru, Nangahale, Talibura, danDarat Pantai; (2) Perlindungan mataair di Desa Done; dan (3)Perlindungan dan pemanfaatan DanauBowu di Desa Tou Timur. Selainmendapat kompensasi berupapinjaman modal usaha, kelompokmasyarakat di ketujuh desa tersebutmendapat penguatan kapasitas dalamhal pelestarian ekosistem danpengurangan risiko bencana.

Harapannya, keberhasilan pendekatantersebut bisa direplikasi olehPemerintah Daerah setempat untukditerapkan di desa-desa lainnya.meknisme Biorigts akan sangatmembantu pemerintah daerah untukmenyelamatkan lingkungan sekaligusmengurangi masyarakat miskindengan pemberdayaan ekonomisecara berkelnjutan.

*Fasilitator Kelompok Masyakat DesaReroroja Kabupaten Sikka dampingan

Wetlands International - IP

Pemandangan “bukit dua warna” akibat sisa-sisa pembakaran bukit,harus segera dihentikan

Page 14: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

1414141414 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Dodol Putut (Bruguiera gymnorhiza)oleh-oleh dari Kutawaru, Cilacap Tengah

Oleh:Elisabet Rose Rahayu*

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

M angrove memiliki peran yangsangat penting bagiketahanan suatu wilayah

pesisir. Tidak hanya manfaatekologis, mangrove juga memilikimanfaat-manfaat ekonomis yangdapat mendukung kehidupanmasyarakat sekitarnya. Di sebagianwilayah pesisir Indonesia,masyarakatnya terbiasamemanfaatkan mangrove sebagaibahan makanan.

Pengalaman cukup menarik didapatpenulis saat melakukan praktek KKNdi Kelurahan Kutawaru, CilacapTengah, wilayah pesisir yang banyakditumbuhi mangrove. Secarageografis Kelurahan Kutawaru berupadaratan dengan ketinggian 6 meterdiatas permukaan laut, suhu berkisar24oC hingga 30oC, dengan batas-batas wilayah sebelah Utara DesaBrebek Kecamatan Jeruklegi,sebelah Selatan Segara Anakan,sebelah Timur Kali BengawanDonan, dan sebelah Barat DesaUjungmanik KecamatanKawunganten.

Masyarakat Kutawaru semenjaktahun 1945-an sudah terbiasamengkonsumsi makanan yangberasal dari kandungan mangrove.Salah satu jenis mangrove yangbiasa mereka konsumsi adalahBruguiera gymnorhiza ataumasyarakat sekitar menyebutnyadengan nama Putut. Khususnya diwilayah RW I, Kelurahan Kutawaru,putut menjadi makanan khas padaacara-acara resepsi pernikahan atau

acara-acara pesta lainnya. Pututditengarai memiliki kandungan seratyang tinggi dan bersifat antioksidan,sehingga baik bagi pencernaan.

Di beberapa daerah, mangrove jugabanyak dikembangkan menjadiolahan yang lebih menarik danbernilai jual, diantaranya berupa sirupdan dodol. Seperti juga yang telahdikembangkan kelompokmasyarakat POSDAYA PUSPAINDAH I di Kelurahan Kutawaru,dimana mangrove (dari jenisBruguiera gymnorhiza) diolahmenjadi penganan dodol, dan dikenaldengan nama Dodol Putut. Bagianhipokotil merupakan bahan utamadalam pembuatan dodol.

Kegiatan pembuatan dodol putut olehkelompok POSDAYA PUSPA

INDAH I memiliki prospek danpotensi besar untuk berkembang.Kendala utama yang dihadapi saat iniadalah belum adanya metodepengawetan alami terhadap dodol-dodol yang dihasilkan, dimana dodolcepat membusuk dan tidak dapatbertahan lama hanya mampubertahan 2-3 hari saja. Untukmengatasi permalasahan tersebut,tim KKN mencobamenyelenggarakan suatu kegiatanPenyuluhan Teknik PengawetanMakanan Secara Alami khususnyauntuk dodol putut dengan memintadukungan Bapak GunawanWijonarko, SP., MP., yaitu salahseorang Dosen Ilmu dan TeknologiPangan (ITP) Fakultas PertanianUNSOED Purwokerto sebagaiPembicara.

Pembuatan dodol putut

Page 15: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 1515151515

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Dari kegiatan penyuluhan inidipaparkan bahwa makanan basahmemang lebih cepat membusukakibat adanya bakteri dan jamur.Bakteri dan jamur akan mudahmasuk ke olahan dodol justru bukanpada saat proses pemanasannamun pada saat pendinginan dodoldan pengemasan. Salah satu upayapenting untuk mengatasi prosespenjamuran pada dodol putut adalahmelalui sterilisasi terhadap alat-alatkemasan dll, yaitu melaluipemanasan atau penguapan. Selainsterilisasi peralatan, pemberian gulapada adonan dodol juga akanmembantu pengawetan secaraalami.

Melalui kegiatan penyuluhan tersebut,diharapkan masyarakat akanmemiliki pengetahuan tambahantentang bagaimana membuat produkmereka bertahan lebih lama tanpamenggunakan zat-zat pengawetbuatan dan berbahaya.

Kendala lain yang dihadapi kelompokPOSDAYA dalam mengembangkanusaha dodol putut adalah masihminimnya modal usaha. Sangatdisayangkan bila usaha yang cukupprospektif ini dan bahkan sudahmemiliki izin dari Dinas Kesehatansetempat, menjadi terhambat hanyakarena kurangnya dukungan modal.Menjadi tantangan bagi kelompokuntuk lebih aktif memperkenalkan

profil dan produk mereka kepadapihak-pihak yang terkait sepertiPemerintah setempat maupunswasta, agar akses dan peluangkerjasama maupun dukunganfinansial bisa lebih terbuka lebar.

Diversifikasi pangan melalui olahanmangrove di Kelurahan Kutawaru ini,tentu saja tidak hanya memberikanmanfaat citra rasa saja, namun jugaakan meningkatkan citra kedaerahankhususnya Kelurahan Kutawaru.

*Mahasiswa Angkatan 2008,Fakultas Biologi, UNSOED Purwekerto

Email: [email protected]

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

Nimfa plekoptera

Nimfa plekoptera, atau biasadisebut juga dengan nimfalalat batu termasukserangga ordo Plecoptera.Banyak dijumpai di sungaiberarus deras, merayapdiantara bebatuan. Bernafasdengan insang dan membutuhkankandungan oksigen yang tinggi di dalamhidupnya. Bila suplai oksigen menipis (akibatadanya pencemaran), hewan ini akan segera mati.

Hewan ini memiliki dua ekor panjang, dan bakal sayap di bagianpunggung. Beberapa dari kelompok hewan ini makan tumbuhan, lainnyamemakan hewan lain.

Sama seperti sebagian besar hewan yang hidup di sungai, nimfa lalat batu jugadapat dijadikan sebagai hewan penunjuk/indikator tingkat kualitas air sungai.Hewan ini tidak toleran sama sekali terhadap pencemaran dan hanya hidup padaaliran air sungai yang masih bersih. Oleh sebab itu, apabila pada suatu sungai kitamasih menjumpai jenis hewan ini, maka dapat dikatakan air sungai tersebut masihbersih dan belum tercemar.

Page 16: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

1616161616 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

..... Sambungan dari halaman 5

Tujuh Tahun Pasca Tsunami 2004 ....

Pada areal tambak di pantai utaraAceh yang tidak direhabilitasi, secaraalami mulai ditumbuhi oleh permudaanmangrove jenis Avicennia marina.Demikian pula, pada kawasan tambakyang terdapat tegakan pohon indukjenis Rhizophora mucronata yangsurvive dari tsunami, kini banyakditemukan permudaan tingkat semai dibawahnya (Gambar 5).

Ancaman utama mangrove hasil rehabilitasi di pantai utara Aceh adalahpenebangan dan reklamasi untuk dijadikan permukiman (Gambar 6) ataumati secara alami (Gambar 7) yang diduga karena ketidaksesuaian jenisyang ditanam dengan kondisi tapak. Penebangan dan alih fungsi arealrehabilitasi mangrove tersebut diduga terjadi karena (a) tahapan perencanaanrehabilitasi yang kurang matang, (b) penataan tata ruang yang belumdipahami secara bersama dengan baik, (c) status kepemilikan lahan yangbelum jelas, (d) kurangnya pemahaman akan pentingnya mangrove dalammelindungi kehidupan penduduk pesisir dari tsunami atau (e) kombinasi dariberbagai faktor tersebut.

Gambar 4. Burung-burung air, antara lain jenis Egretta egretta dengan populasi besar di hutan mangrove hasil rehabilitasidi pantai utara Aceh (Foto: Onrizal)

Gambar 5. Permudaan alami jenis Avicennia marina (kiri)dan tegakan Rhizophora mucronata (kanan) yang banyak

anakan di bawahnya di pantai utara Aceh(Foto: Onrizal)

Gambar 6. Penebangan pohon mangrove hasil rehabilitasi (kiri), dan penimbunantanaman mangrove rehabilitasi (kanan) di pantai utara Aceh (Foto: Onrizal)

Gambar 7. Tanaman mangrove jenis Rhizophora apiculata hasil rehabilitasi yangmati. (Foto: Onrizal)

Page 17: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 1717171717

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

PANTAI TIMUR ACEH

Kawasan pantai timur Aceh secaraumum mengalami kerusakan lebihkecil dibandingkan kawasan pantaibarat dan utara Aceh, karena tidakberhadapan langsung dengan pusatdatangnya tsunami (Wong, 2009).Pada pantai timur Aceh, tepatnya dipantai Lhokmee terdapat tegakanmangrove jenis Sonneratia albaberdiameter lebih dari 1 m (Gambar8). Tegakan mangrove tersebutberada di depan pantai (laut) denganjarak antara 30-50 m dari pantai danselalu tergenang. Oleh karena itu,saat ini tidak ditemukan permudaanyang tumbuh di lantai hutan karenabuah yang jatuh langsung terbawaombak laut.

Pada bagian tertentu tegakan hutanmangrove di pantai timur iniditemukan banyak pohon Sonneratiaalba yang mati (Gambar 9).Mengingat kondisinya saat ini sudahberada di depan pantai (laut),diperkirakan seluruh tegakan S. albatersebut akan mati, meskipun saatpengamatan masih dijumpai pohon-pohon yang berbunga dan berbuah.

REKOMENDASI

Secara umum, pada 7 tahun pascatsunamis, tingkat pemulihanmangrove di Aceh tergolong berhasil,baik hasil rehabilitasi maupunregenerasi alami. Namun demikian,terdapat ancaman nyatakeberlanjutan sebagian hutanmangrove baik hasil tanamanrehabilitasi maupun regenerasi alamiitu berupa penebangan danreklamasi untuk infrastruktur danpermukiman. Hal ini diduga terjadikarena (a) tahapan perencanaanrehabilitasi yang kurang matang, (b)penataan tata ruang yang belumdipahami secara bersama denganbaik, (c) status kepemilikan lahanyang belum jelas, (d) kurangnyapemahaman akan pentingnyamangrove dalam melindungikehidupan penduduk pesisir daritsunami atau (e) kombinasi dariberbagai faktor tersebut. Oleh karenaitu, pemerintah, masyarakat sertapihak terkait lainnya harus dudukbersama untuk bersinergi danmenyamakan pandangan sehinggadapat diambil tindakan bersamasecara tepat yang menguntungkanbagi kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang, termasuk isuperlindungan pantai untukmengurangi dampak tsunami danproduktivitas biota pesisir seperti ikandan udang.

Hutan mangrove kompak di GampongJawa yang didominasi oleh Nypafruticans perlu penyelamatan segerasebelum dilakukan alih fungsi.Mengapa? Karena hutan mangrovetersebut merupakan perwakilankomunitas mangrove alami yang tersisadalam kondisi cukup baik dan kompak.Salah satu upaya yang dapat dilakukanadalah, lahan mangrove tersebut dibelipemerintah dan kemudian dijadikankawasan konservasi. Penulisberpendapat, kawasan tersebut denganberbagai karakteristiknya sangatpotensial dijadikan situs Ramsar(Ramsar site).

Pada tegakan mangrove jenis Sonneratiaalba di pantai timur Aceh yang sebagiantelah mengalami kematian, perlu dilakukanupaya penyelamatan sumber plasmanutfah mengingat tegakan tersebutmerupakan tegakan tua. Salah satu upayayang penting dilakukan adalahmenjadikannya sebagai sumber benihdengan cara membuat jaring untukmenampung (a) buah tua yang jatuhsecara alami, dan (b) yang diambil olehpetugas. Buah hasil tangkapan ataupemanenan tersebut selanjutnya dijadikansumber benih untuk rehabilitasi dikawasan mangrove di sekitarnya.

*Program Studi Kehutanan, FakultasPertanian, Universitas Sumatera Utara

[email protected]; [email protected];onrizal.wordpress.com

Gambar 8. Hutan mangrove jenis Sonneratia albaberdiamater lebih dari 1 m yang saat ini sudah

berada di laut di pantai timur Aceh. (Foto: Onrizal)

Gambar 9. Tegakan mangrove jenis Sonneratia alba yang mati atau menuju kematian dipantai timur Aceh. (Foto: Onrizal)

Page 18: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

1818181818 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

..... Sambungan dari halaman 3

Mangrove dan Etnis Papua .........

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

MANGROVE DAN KESEHATAN

Produk mangrove, ternyata jugamempunyai multi fungsi dan salah satunyasebagai bahan obat-obatan. Kulit S. albamisalnya digerus dan direbus dan airrebusannya diminum untuk mengontrolkehamilan dan membantu dalampersalinan kelompok etnik Biak. Suku Biakjuga memanfaatkan daun Rhizoporastylosa yang berada di atas permukaan airdigunakan untuk membantu anak kecilpada saat mulai belajar berbicara.

Bagi komunitas tertentu di Papua, minumanyang sudah dicampur dengan gerusankulit, akar ataupun bagian lainnya darimangrove dipercaya dapat berfungsisebagai stimulan bagi vitalitas pria. SukuInanwatan di Sorong menggunakansadapan buah N. fruticans dan akar R.apiculata yang muda sebagai bahanpencampur minuman dan buah R.mucronata sebagai obat diare. EtnikWondama di Kabupaten Teluk Wondamamemanfaatkan Rhizopora sp. sebagaibahan pencampur minuman keras Kondisiini menunjang pernyataan Noor dkk, (1999)bahwa Nypa fruticans dan R. stylosaadalah species mangrove yang dapatdiolah menjadi minuman beralkohol danminuman fermentasi.

MANGROVE, SUMBERPENDAPATAN MASYARAKAT

Potensi mangrove yang ada di KepalaBurung Papua misalnya, mampumenunjang kehidupan biota laut di kawasanmangrove Sorong Selatan dan TelukBintuni. Berdasarkan survey yangdilakukan oleh kelompok peneliti dariUniversitas Negeri Papua diketahui bahwabiota laut yang ada di kawasan mengrovedi Sorong Selatan dan Teluk Bintunidimanfaatkan untuk kebutuhan subsistensmasyarakat lokal maupun secarakomersial oleh perusahaan yang bergerakdi bidang perikanan.

Komoditi perikanan tangkap yangmempunyai potensi ekonomi di TelukBintuni tersebut antara lain udang putihatau jerbung (Penaeus merguiensis),udang ende (Metapenaeusmonoceros), udang shima(Parapenaeopsis sculptilis) danlobster. Di Sorong Selatan, kepitingbakau (Scylla serata) dan ikan kerapu(Cromileptes sp.) merupakan produkperikanan bernilai ekonomi cukup baikdalam menopang pendapatanmasyarakat (Gambar 2).

KONSERVASI MANGROVE

Dalam merealisasikan reforestationhutan mangrove, maka diperlukankesadaran dan partisipasi dari seluruhmasyarakat. Pelatihan, pengembangandan implementasi program pendidikandan kesadaran publik (Gambar 3) perludilakukan untuk meningkatkankesadaran masyarakat akan pentingnyahutan mangrove. Penelitian yang terarahdan berkelanjutan serta publikasi tentangmangrove perlu disebarluaskan sebagailandasan penyusunan kebijakanpengelolaan mangrove lestari berbasismasyarakat. Pengembangan plotpercontohan (Gambar 4) perlu juga

dilakukan sebagaiupayamengembangkanprogram pelestariankawasan mangrovemelalui usaha-usahapeningkatankesejahteraan ekonomimasyarakat denganmengembangkanberbagai peluangusaha mandiri antaralain dengan kegiatanwisata alam dan usahabudidaya perikanan.

Melihat kondisi saat ini di Papua, peranpemerintah bekerja sama dengan pihakswasta dan masyarakat pemilik ulayat,sangat diperlukan untuk menjaga danmemelihara hutan mangrove yang masihada. Bentuk kerjasama ini diharapkan akanmampu mengangkat potensi mangrovesebagai lahan parawisata, pendidikan danpenelitian yang dikelola berdasarkan konsepberwawasan lingkungan dipadukan dengankondisi sosial budaya masyarakat demikesejahteraan masyarakat sekaligus menjadisumber pendapatan asli daerah.

1Peneliti pada Pusat Penelitian KeanekaragamanHayati , Univ. Negeri Papua, Manokwari

Email: [email protected]

2Dosen Program Studi Produksi Ternak Fak.Peternakan Perikanan & Ilmu Kelautan

Univ. Negeri Papua, ManokwariEmail: [email protected]

Gambar 2. Atas: Kepiting bakau (Scyllaserata); Bawah: Ikan Kerapu (Cromileptes sp.)Sumber:Laporan Potensi Biofisik SumberdayaMangrove Pesisir Kab. Sorong Selatan (2006)

Gambar 4. Penyiapan bibit mangrove untukpengembangan plot contoh

Gambar 3. Pengenalan dinimangrove dan lahan basah

pada anak-anak

Page 19: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan

Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012Volume 20 No. 3, Juli 2012 1919191919

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dokumentasi Perpustakaan

Mengenal Jenis Mangrove

Bruguiera cylindrica

Masuk dalam Family RHIZOPHORACEAE, dengan nama lokal Tanjang.Diketahui ada lima jenis Bruguiera lainnya, yaitu B. exaristata, B.

gymnorrhiza, B. hainessii, B. parviflora dan B. sexangula.

B. cylindrica memiliki ciri akar nafas berbentuk lutut dan akar papan yangmelebar ke samping di bagian pangkal pohon. Ketinggian pohon dapat mencapai

23 meter.

Permukaan atas daun berwarna hijau cerah bagian bawahnya hijau agakkekuningan, berbentuk elips (ujung agak meruncing), letaknya berlawanan.

Bunga mengelompok, muncul di ujung atau ketiak tangkai/tandan bunga. Daunmahkota putih lalu menjadi coklat ketika umur bertambah. Hipokotil berbentuk

silindris memanjang, sering juga berbentuk kurva, warna hijau didekatpangkal dan hijau keunguan di bagian ujung, ukuran panjang 8-15cm dandiameter 5-10mm.

Tumbuh mengelompok dalam jumlah besar, biasanya pada tanah liat dibelakang zona Avicennia. Kemampuan tumbuhnya pada tanah liatmembuat pohon jenis ini sangat bergantung kepada akar nafas untukmemperoleh pasokan oksigen. Memiliki buah yang ringan dan

mengapung sehingga penyebarannya dapat dibantu oleh arus air.Penyebarannya di seluruh Indonesia, Asia Tenggara dan Australia.

Batang kayu dimanfaatkan untuk kayu bakar, sementara di beberapa daerah akarmuda dari embrionya dimakan dengan gula dan kelapa.

Daun

Bunga

Hipokotil

Anonim. 2010.RencanaAksi

NasionalUntuk

KawasanDilindungi

Indonesia 2010-2015. KLH/PHKA/

DKP. Various.

Anonim. 2011.Indonesia and FAO: Achievementsand Success Stories FAORepresentation in Indonesia June2011. FAO, 22.

Anonim. 2011. Pengembangan DesaPesisir Tangguh (PDPT). DirektoratPesisir dan Lautan KementrianKelautan Perikanan, xii + 45.

Damanik, R. danR. Djamaludin.2012. AtlasMangrove TelukTomini.SUSCLAM(SustainableCoastalLivelihoods andManagementProgram), ix + 91.

Krisnawati, H., P. Parthama, T.Sukandi (et.al). 2011. Journal ofForestry Research Vol.8 No.1, 2011.Ministry of Forestry Research andDevelopment Agency, iv + 89.

Sambodo, B.W. 2011. PedomanCSR Bidang Lingkungan.Kementrian Lingkungan Hidup, 47.

Takao, G., H. Priyadi, dan W.I.Nursal. 2010. The OperationalRole of Remote Sensing inForest and LandscapeManagement. Focus GroupDiscussion Proceedings.CIFOR, x + 97.

Zen, L.Z. 2012. PenetapanLembar Jalur Hijau(Greenbelt) MangroveBerdasarkan Aspek Ekologidan Sosial Ekonomi di Desasawah Luhur Kota SerangBanten. Fahutan IPB, vi + 60.

Page 20: Warta Konservasi Lahan Basah - · PDF file4 zzzz Warta Konservasi Lahan Basah T ujuh tahun lalu, tepatnya 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi besar berkekuatan 9,3 skala richter dengan