Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah...

31
Disain dan tata letak: Triana Foto sampul muka: Yus Rusila Noor Alue Dohong Ucapan Terima Kasih dan Undangan Secara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalam terselenggaranya majalah ini. Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untuk mengirimkan bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuat pada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan di Indonesia ini. Tulisan diharapkan sudah dalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 dan hendaknya tidak lebih dari 2 halaman A4. Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada: Triana - Publication & Information Division Wetlands International - Indonesia Programme Jl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002 tel: (0251) 312-189; fax./tel.: (0251) 325-755 e-mail: [email protected] Lahan basah (termasuk danau, sungai, hutan bakau, hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, laguna, estuarin dan lain-lain) mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Lahan basah merupakan salah satu sumberdaya utama pendukung perekonomian dan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan manfaat dan fungsi lahan basah, guna kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang. Mudah-mudahan berbagai informasi yang disampaikan majalah ini dapat memperkuat dan mendukung terwujudnya lahan basah yang lestari melalui pola-pola pemanfaatan yang bijaksana dan berkelanjutan. Warta Konservasi Lahan Basah DEWAN REDAKSI: Penasehat: Direktur Jenderal PHKA; Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP; Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra (WI-IP); Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno Warta Konservasi Lahan Basah (WKLB) diterbitkan atas kerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen. PHKA), Dephut dengan Wetlands International - Indonesia Programme (WI-IP), dalam rangka pengelolaan dan pelestarian sumberdaya lahan basah di Indonesia. WKLB diterbitkan secara berkala 3 (tiga) bulan sekali, dan disebarluaskan ke lembaga-lembaga pemerintah, non-pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat yang terlibat/tertarik akan lahan basah. Pendapat dan isi yang terdapat dalam WKLB adalah semata-mata pendapat para penulis yang bersangkutan.

Transcript of Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah...

Page 1: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

22222 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Disain dan tata letak:Triana

Foto sampul muka:Yus Rusila NoorAlue Dohong

Ucapan Terima Kasih dan UndanganSecara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginyakepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalam terselenggaranya majalah ini.

Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untuk mengirimkanbahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping, gambar dan foto, untuk dimuatpada wadah pertukaran informasi tentang perlahanbasahan di Indonesia ini. Tulisandiharapkan sudah dalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 danhendaknya tidak lebih dari 2 halaman A4.

Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada:Triana - Publication & Information DivisionWetlands International - Indonesia ProgrammeJl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002tel: (0251) 312-189; fax./tel.: (0251) 325-755e-mail: [email protected]

Lahan basah (termasuk danau, sungai, hutan bakau, hutan rawa gambut,hutan rawa air tawar, laguna, estuarin dan lain-lain) mempunyai perananpenting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Lahan basahmerupakan salah satu sumberdaya utama pendukung perekonomian danpembangunan Indonesia yang berkelanjutan.

Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkan untukmeningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akan manfaat danfungsi lahan basah, guna kepentingan generasi sekarang maupun yang akandatang.

Mudah-mudahan berbagai informasi yang disampaikan majalah ini dapatmemperkuat dan mendukung terwujudnya lahan basah yang lestari melaluipola-pola pemanfaatan yang bijaksana dan berkelanjutan.

Warta Konservas iLahan Basah

DEWAN REDAKSI:

Penasehat: Direktur Jenderal PHKA; Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP;Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra (WI-IP); Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno

Warta Konservasi Lahan Basah(WKLB) diterbitkan atas kerjasama

antara Direktorat JenderalPerlindungan Hutan dan Konservasi

Alam (Ditjen. PHKA), Dephut denganWetlands International - Indonesia

Programme (WI-IP), dalam rangkapengelolaan dan pelestariansumberdaya lahan basah di

Indonesia.

WKLB diterbitkan secara berkala 3(tiga) bulan sekali, dan

disebarluaskan ke lembaga-lembagapemerintah, non-pemerintah,

perguruan tinggi dan masyarakatyang terlibat/tertarik akan lahan

basah.

Pendapat dan isi yang terdapatdalam WKLB adalah semata-mata

pendapat para penulis yangbersangkutan.

Page 2: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL
Page 3: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 33333

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan BasahPerbedaab Luas dan Pertambakan: Masalah di Suaka Margasatwa Pelaihari Tanah Laut ........... 4

Konservasi Lahan BasahBantaran Kali Surabaya, Menyimpan Beraneka Ragam Tanaman Obat ................................... 6

Berita KegiatanCCFPI: Proyek Perubahan Iklim, Hutan dan Lahan Gambut di Indonesia“Kilas Balik Kegiatan Adaptasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Berbasis Masyarakatdi Indonesia” .............................................................................................................. 9-16Berita-Berita Kegiatan Green Coast Project di Aceh-Nias:Proyek Green Coast Fase I Berakhir .................................................................................. 17Burung-Air di Pesisir Nanggroe, Pasca Tsunami ................................................................ 20

Berita dari LapangKemungkinan Ancaman terhadap Potensi Satwa di Sepanjang Sungai Sebyar,Aranday, Papua .............................................................................................................. 22Penghitungan Burung Air Asian di Indonesia, Bagian dari Kegiatan Asian WaterbirdCencus 2007 ................................................................................................................ 24Bagan Percut, Habitat Burung yang Semakin Terpinggirkan ............................................... 25Menanam Pohon, Menuai Damai - Gerakan Menanam Satu Milyar Pohon ........................... 26

Flora dan Fauna Lahan BasahKangkari (Botia macrachanta), Ikan Hias Khas Perairan Tawar Palangka Raya ....................... 28

Dokumentasi Perpustakaan .............................................................................................. 31

Kotak Katik Lahan Basah ................................................................................................. 31

Warta Konservasi Lahan BasahVol 15 no . 1, April 2007

Dari Redaksi,

Tidak terasa, usai sudah kegiatan terpadu pengelolaan lahan gambut yang bijaksana dan berkelanjutan di Indonesia. Kegiatanyang dinamai Climate Changes, Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI) ini telah berlangsung sejak tahun 2001 hingga2007, dilaksanakan oleh Wetlands International - Indonesia Programme (WI-IP) bekerjasama dengan Wildlife Habitat Canada(WHC) atas dukungan dana dari Pemerintah Canada melalui CIDA. Proyek ini menekankan modalitas kegiatannya pada upayauntuk perlindungan lahan gambut yang masih baik serta merestorasi lahan gambut yang telah mengalami degradasi, pada saatyang sama dipadukan dengan kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat.

Banyak sudah kegiatan dan hasil positif yang didapat, namun tentu saja pelestarian dan perbaikan lahan gambut tidak harusberhenti disini, adalah tanggung jawab kita semua untuk terus berfikir dan bertindak. Program terpadu antara seluruh stakeholders baik pemerintah, masyarakat, LSM, Institusi Pendidikan maupun Penelitian, sangatlah penting untuk terusdipertahankan dan dikembangkan.

Secara singkat, kilas balik kegiatan CCFPI kami suguhkan pada lembar khusus CCFPI. Mudah-mudahan dapat memberikangambaran tentang kekayaan sumber lahan gambut yang kita miliki, bagaimana kondisinya saat ini, teknik-teknik pengelolaanyang tepat dan bijaksana, serta strategi langkah pengelolaannya ke depan.

∼ Redaksi ∼○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Daftar Isi

Page 4: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

44444 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Fokus Lahan Basah

44444 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Perbedaan Luas dan Pertambakan:Masalah di Suaka MargasatwaPelaihari Tanah Laut

Oleh:

M. Arief Soendjoto1, Suyanto2

Suaka Margasatwa PelaihariTanah Laut (SMPTL)merupakan salah satu dari

tujuh kawasan konservasi diKalimantan Selatan; selain TamanHutan Raya Sultan Adam, Cagar AlamPulau Kaget, CA Gunung Kentawan,CA Teluk Kelumpang Selat Laut SelatSebuku, Taman Wisata Alam PelaihariTanah Laut, dan TWA PulauKembang (BKSDA V, 1998/1999).SMPTL terletak di Kecamatan Jorongdan Kecamatan Penyipatan,Kabupaten Tanah Laut.

Luas SMPTL sekitar 6.000 ha. Luasini merupakan luas terakhir setelahbeberapa kali perubahan. Padamulanya luas SMPTL yang ditunjukberdasarkan SK Menteri PertanianNo. 64/Kpts/Um/2/1974, 13 Pebruari1974 ini 50.000 ha. Maksudpenunjukan SM adalah untukmelindungi berbagai jenis satwa liar,terutama rusa sambar (Cervusunicolor) dan kijang kuning(Muntiacus atheroides). Setelah ditatabatas dan disesuaikan dengan kondisi

lapangan, SMPTL ditetapkan dengan SKMenteri Pertanian No. 24/Kpts/Um/10/1975, 23 Oktober 1975, tetapi luasnyamenjadi lebih kecil (35.000 ha). Padaperkembangan selanjutnya (SK MenteriKehutanan No. 695/Kpts/II/1991, 11Oktober 1991 tentang Perubahan FungsiSebagian Kawasan Suaka MargasatwaPelaihari Tanah Laut) luas areal SM punberubah lagi. Luas SMPTL hanya ±6.000 ha, sedangkan lainnya untuk TWAPelaihari Tanah Laut (± 1.500 ha) danHutan Produksi Terbatas (± 27.500 ha).

Gambar 1. Skema batas kawasan SMPTL berdasarkan RTRWP dan Tata Batas

Page 5: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 55555

Fokus Lahan Basah

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 55555

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Ternyata luas yang disebutkan dalamSK Menteri Kehutanan ini bukanluasan terakhir. Berdasarkan padaPeta RTRWP (2000) luas SMPTL5.557,51 ha, sedangkan berdasarkanpada Peta Tata Batas luas SMPTL ini7.557 ha (Dishut Tala dan LPMUnlam, 2006). Gambar 1menunjukkan batas areal menurutPeta RTRWP dan menurut Peta TataBatas.

Tentunya perbedaan luas iniberdampak negatif. Peluang terjadinyasilang sengketa antar-pihak dalampemanfaatan ruang akan sangatbesar. Pada saat ini saja, setidaknyaada tiga pihak yang memanfaatkanruang, yaitu masyarakat sekitar (yangberdomisili di Desa Swarangan, DesaSabuhur, Desa Kandangan Lama),BKSDA Kalimantan Selatan, dan PTInhutani III.

Dishut Tala dan LPM Unlam (2006)melaporkan bahwa dari pengukuranPeta Tata Batas, sekitar tiga perempat luas SMPTL adalah lahanbasah. Lahan basah ini antara lainberupa hutan rawa, hutan mangrove,dan pertambakan. Secara rinci luaspenutupan lahan di SMPTL disajikanpada Tabel 1.

Hutan rawa SMPTL didominasi galam(Melaleuca cajuputi). Hutan ini terletakdi belakang pantai berpasir dan palingdekat berjarak sekitar 50 m dari bibirpantai (garis pertemuan pantai denganair laut). Pada musim kemarau, hanyasebagian kecil saja areal hutan yangmasih digenangi air tawar. Sebaliknya,pada musim hujan areal hutandigenangi air.

Pertambakan terkonsentrasi di sebelahkiri (timur laut) muara Sungai Sanipah.Sebelum dibangun (sekitar tahun 1987oleh masyarakat Bugis yang bertempattinggal di Desa Kandangan Lama),areal tambak itu adalah hutan rawagalam. Masyarakat mematikan galamdengan cara mengalirkan air laut keareal hutan. Setelah galam mati (sekitar3 bulan setelah pengaliran air laut),komoditas perikanan (bandeng, udang)pun mulai dibudidayakan.

Bersih tidaknya areal dari tunggakgalam merupakan prasyarat dalambudidaya komoditas perikanantersebut. Pada areal yang tunggak-tunggaknya belum dibersihkan,masyarakat membudidayakanbandeng. Sementara itu, pada arealyang tunggak-tunggak galamnyasudah dibersihkan, masyarakatmembudidayakan udang. Penebaranbibit biasa dilakukan pada bulanSeptember dan pemanenan hasilnyapada bulan Maret-April.

Tidak ada desain khusus yang diterapkanpada pertambakan di areal bekas hutanrawa galam; seperti halnya penerapantumpangsari di tambak bekas hutanmangrove. Tidak mengherankan, apabilakemudian pertambakan di areal bekashutan rawa pun merosot. Pada awalpengusahaan luas tambak di dalamSMPTL mencapai 400 ha. Namun, sejaktahun 1995/1996 sebagian besar tambaktidak produktif lagi, sehingga yang tersisatidak sampai 100 ha. Bahkan dariinterpretasi citra landsat, luas tambak padatahun 2006 hanya 54,93 ha.

Walaupun bermanfaat dalam peningkatanpendapatan masyarakat, pengusahaantambak di SMPTL tentu saja menyalahiperaturan. Namun, sampai sekarangbelum ada tindakan konkrit dari pihakberwenang (dalam hal ini, BKSDAKalimantan Selatan) untuk mengatasimasalah ini. Adanya jalan tanah yangdibangun melintasi SMPTL danmenghubungkan Desa Kandangan Lamadengan muara Sungai Sanipahmembuktikan bahwa pengusahaan tambakdi SMPTL disetujui oleh pihak berwenang(seperti Dinas Perikanan KabupatenTanah Laut).

Daftar Pustaka

BKSDA V. 1998/1999. Informasi KawasanKonservasi di Propinsi Kalimantan Selatan.Balai Konservasi Sumber Daya AlamWilayah V, Kanwil Departemen Kehutanandan Perkebunan Propinsi Kalimantan Selatan,Banjarbaru.

Dishut Tala dan LPM Unlam. 2006. LaporanHasil Penelitian Kawasan Suaka MargasatwaKabupaten Tanah Laut Tahun Anggaran 2006(Kajian Kondisi Aktual Kawasan KonservasiSuaka Margasatwa Pelaihari Tanah Laut).Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut danLembaga Pengabdian kepada Masyarakat,Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

1 Guru Besar Konservasi Flora Fauna,Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung

Mangkurat

2 Dosen Program Studi Manajemen Hutan,Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung

Mangkurat

Tabel 1. Penutupan lahan di SMPTL pada Peta Tata Batas

No. Penutupan lahan Luas (ha) Luas (%)

1 Daerah pesisir/hutan pantai 395,65 5,23

2 Hutan rawa 4.294,72 56,83

3 Hutan mangrove 1.321,50 17,49

4 Semak belukar 1.457,70 19,29

5 Ladang 30,00 0,40

6 Pertambakan 54,93 0,73

7 Permukiman 2,50 0,03

Jumlah 7.557,00 100,00

Page 6: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

66666 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Konservasi Lahan Basah

Bantaran Kali SURABAYAMenyimpan Beraneka ragamTanaman Obat

Oleh:Amirudin Mutaqien*

D i Bantaran Kali Surabayayang membentang sejauh41 km antara Kabupaten

Mojokerto sampai Kota Surabayateridentifikasi memiliki lebih dari 100jenis tumbuhan berkhasit obat yangumum digunakan oleh masyarakat yangtinggal di bantaran kali secara turuntemurun. Dari obat Koreng, disentri,gangguan saluran kencing, kankerpayudara, hingga jamu kuat lelaki,semua dengan mudah dapat dijumpai dibibir Sungai/Kali Surabaya yang jugadimanfaatkan oleh 3 juta manusiaSurabaya sebagai bahan Baku airMinum. Sebagian masyarakat yangtinggal di Bantaran masih setiamemanfaatkan tumbuhan-tumbuhantersebut. Namun keberadaannya kiniterancam oleh tumbuhnya pemukimanliar dan gudang.

Kali Surabaya adalah bagian dariSungai Brantas, terbentang 41 km dariBendungan Lengkong – MliripKabupaten Mojokerto melewati WilayahGresik, Sidoarjo dan berpangkal padaDam Jagir di Kota Surabaya.Keberadaannya sangat vital bagimasyarakat di sepanjang bantaransungai karena menyimpan berbagaipotensi. Selain menjadi habitat bagipuluhan jenis ikan air tawar, reptilia air,burung air dan sumber bahan baku airminum PDAM, dari penelitian Ecotonpada tahun 1999 – 2001 teridentifikasilebih dari 100 jenis tumbuhanberkhasiat obat yang tumbuh padabantaran Kali Surabaya. Namunkeberadaannya saat ini terancam olehtumpang tindihnya pemanfaatan ruang.

Pemanfaatan Bantaran Kali Surabayaadalah sebagai berikut :

• Tanah Tegalan/perkebunan jagung,kacang tanah, pisang dan pepaya

• Tempat Pembuangan Sampah

• Instalansi pompa air industri kertas

• Pemukiman warga

Kawasan pemukiman yang semulamerupakan daerah resapan air hujansebelum masuk kebadan sungai, kinidipadati pemukiman permanen (hampir80% kawasan ini sejak tahun 1995telah berubah menjadi kawasanterbangun). Diubahnya bantaransungai sebagai pemukiman berdampakpada :

1. Terkikisnya lapisan tanah padabantaran sungai, sehinggameningkatkan kekeruhan air TSS/total suspended solid Kali Surabaya

3. Hilangnya keanekaragamantanaman TOGA yang belumdiketahui banyak oleh masyarakat.

POTENSI TUMBUHAN OBAT

Teridentifikasi 100 lebih jenis tumbuhansemak belukar yang memiliki khasiatobat. Penelitian ini dilakukan pada 10lokasi (1. Pasinan, 2. Wringinanom,3.Bambe, 4. Legundi, 5. Larangan, 6.Driyorejo, 7. Cangkir, 8. Ngambar, 9.Warugunung, 10. Karang Pilang) danpada masing-masing lokasi dilakukananalisa vegetasi dengan menarik 3 -

10 garis tegak lurus sungai sampaipemukiman warga danmengidentifikasi tanaman yang adadalam garis transek.

Beberapa jenis tanaman yang seringdimanfaatkan oleh warga Bantarankali Surabaya, antara lain :

1. Anting-Anting Acalypha indica

SI BIANGNYA REMATIK DAN ASAMURAT INI juga biasa disebut kucing-kucingan, merupakan gulma yangsering dijumpai di bantaran KaliSurabaya, disamping pohon-pohonpisang dan rerumputan tegalan,menempel di tepian got, sangat umumditemukan liar di pinggir jalan.Tumbuhan semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang, berambut halus.Daun tunggal, bertangkai panjang.Tanaman ini disebut kucing-kucingansebab, kucing sangat menyukai akar-akar nya. Bisa dicoba denganmenjemur bagian akar danmemberikannya pada kucing andamaka dengan bernafsu kucing akanmenggunyahnya. Dalam beberapapenelitian akar Anting-anting ataukucing-kucingan dapat memperbaikifungsi ginjal pada kucing.

Rasanya pahit, sifatnya menyejukkan(astrigen). Berkhasiat anti radang,peluruh kencing (diuretik), pencahar,dan penghenti pendarahan(hemostatis). Daun dan bagianbatangnya dipercaya masyarakat dansering dimanfaatkan sebagai obatpengurang rasa sakit Radang LeherRahim serta untuk Rematik dan

Page 7: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 77777

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

kesemutan (persendian kaku/matirasa). Cuci satu tumbuhan segar(berikut akarnya), rebus dalam 5gelas air sampai mendidih hingga airmenjadi 2 gelas.

2. Tapak Liman Elephantropusscaber

ORANG SERING MENYEBUTNYAVIAGRA JOWO, merupakan tanamanliar tegalan, dijumpai pada lerenganbantaran kali di Desa Ngambar KabGresik, tumbuhnya seperti menempelpada tanah. Daunnya berwarna hijautua agak kasar, permukaannyaberbulu halus, panjang tidak kurangdari 25 cm, tepi bergerigi. Bungaberwarna unggu dan buahnya kerasberwarna hitam.

Tapak Liman terasa pahit, pedas,sejuk, penurun panas, antibiotika, antiradang, peluruh air seni,menghilangkan pembengkakan danmenetralkan racun. Di Asia bagianUtara Asia Tenggara Tapak Limandigunakan sebagai obat kuatpengganti viagra karena stigmaterolyang memacu pembentukan hormonkejantanan, kandungan stigmateroljuga dapat membentuk hormonprogesteron, memacu gairah pria,melancarkan peredaran darah,mencegah kehamilan, melancarkan airseni. Lupeol, Isodeoxyelephantopin,11, 13 Dihydrodeoxoxyelephantopin,asam amino senyawa sesquiterpenoidhasil reduksi deoxyelephantopinmerupakan senyawa anti tumor,peradangan akibat bakteri, antibiotikterhadap staphylococcus penyebabkeputihan.

Untuk mengatasi keputihan 2 tanamantapak liman sedang (akar, batang,daun) direbus dengan 2 gelas airsampai airnya tinggal setengah,minum ramuan ini dua kali sehari.Sedangkan untuk penyakit Anemia 7Helai daun tapak liman dicuci bersihdan ditumbuk sambil diberi sedikitgaram. Kemudian seduh dengan 1gelas air, tambahkan sedikit gula aren.Minum 1 hari sekali.

3. Patikan Kebo Euphorbia hirta

Tumbuhan semak-semak ini banyakdijumpai disela rerumputan, bebatuan,tempat terbuka, termasuk terna tegakmemanjat, batang berambut, warnabatang merah kecoklatan, tinggimencapai 50 cm (dibantaran KaliSurabaya umum dijumpai dengantinggi tak kurang dari 30 cm), daunlonjong meruncing dengan tepibergerigi.

Semua bagian tanaman dapatdigunakan sebagai obat dengan caradikeringkan atau berupa tanamansegar. Rasa agak pahit dan asam,sejuk, sedikit toksik (beracun), antiinflamasi, peluruh air seni,menghilangkan gatal (antipruritik).

Untuk sakit disentri 15-24 grampatikan kebo ditambah gula pasir (biladisentri berdarah) ditambah airsecukupnya , ditim, minum.

Untuk Gejala Bronkitis 1/2 ons daunpatikan kebo direbus dengan 1 gelas,setiap 2 jam sekali minum airrebusannya sebanyak 3 sendokmakan bersama sedikit madu murni(untuk anak cukup satu sendok saja).Baik juga untuk radang ususgangguan pencernaan, 15 grampatikan kebo direbus dengan 1 gelasair. Minum rebusannya 1x seharisekaligus (paling baik dari tanamanpatikan kebo yang belum berbunggakarena masih banyak getahnya).

4. Bandotan Ageratum conyzoides

Tumbuhan ini tumbuh liar di bibirsungai, tegalan dan halaman rumah,apabila di remas perlahan akanmenimbulkan bau lebus wedus gibas,oleh karena itu tumbuhan ini jugasering disebut ki bau, wedusanataupun jukut bau. Tingginya antara30-90 cm, bercabang, batangberambut kasar, daun hijau tua dankasap bila diraba permukaannya,bunga putih.

Bagian yang digunakan untuk obatadalah herba (bagian diatas tanah)dan akar.

Herba yang digunakan berupa herbasegar atau yang telah di keringkan.

Sifat dan Khasiat

Herba ini rasanya sedikit pahit, pedas,dan sifatnya netral. Bandotan berkhasiatstimulan, tonik, peredah demam(antipiretik), antitoksik, menghilangkanpembengkakan, menghentikanpendarahan (hemostatis), peluruh haid(emenagog), tonik, peluruh kencing(diuretik), dan peluruh kentut(Karminatif).

Herba bandotan berkhasiat untukpengobatan:

• Badan lelah sehabis bekerja keras

• Tumor rahim

• Mencegah kehamilan

• Perut kembung

• Sakit Tenggorokan

• Pegal linu, keseleo

Cara Pemakaian

Tumor rahim

Rebus 30 - 60 g daun bandotan segaratau 15-30 g herba kering dalam tigagelas air sampai tersisa menjadi satugelas, herba segar dapat juga ditumbuk.Air rebusan atau air perasannyadiminum satu gelas perhari.

Badan Lelah dan Perut Kembung 20helai daun bandotan, dan 10 helai daunpecut kuda, rebus dalam tiga gelas airhingga tersisa 1 gelas.

Perawatan Rambut

Tumbuk batang dan daun sampai halus.Oleskan hasil tumbukan keseluruh kulitkepala dan rambut. Tutup kepaladengan sepotong kain, biarkan selama2-3 jam. Selanjutnya bilas rambutdengan air hangat dan keramas sampaibersih. Lakukan 1 atau 2 minggu sekali.

Sakit Tenggorokan

30-60 bandotan segar ditumbuk halus,peras dan saring dengan menambahkangula batu. Aduk sampai rata. Minum 2ramuan dan lakukan 3 kali sehari.

Page 8: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

88888 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Pengobatan dengan tumbuhan obatditujukan untuk:

• Memperkuat jaringan yangterserang penyakit sertamemperbaiki kerusakannya.

• Menghentikan pendarahan (antihemostatik).

• Menghilangkan/menetralkan racun(anti toxic).

• Mengilangkan radang/bengkak (antiradang/anti inflasi).

• Menghilangkan rasa sakit(analgesik/anti piretik).

• Menghilangkan demam/menurun-kan temperatur tubuh (anti piretik).

• Membersihkan darah denganmeningkatkan sifat phagoctye.

• Meningkatkan daya tahan tubuh(immunotherapy).

• Menghentikan pertumbuhan selkanker (anti neoplastik/sitostatika).

Tumbuh-tumbuhan lainnya juga dikenalbaik oleh masyarakat bantaran seperticiplukan dan permot yang memangmenjadi makanan ringan, ternyatamemiliki khasiat untuk mengurangipegal. Daun encok, berkhasiatmenghilangkan sakit kepala, pinggangdan nyeri persendian, tempelkan daunencok pada bagian yg terasa sakit .Daun Sarap untuk panas tinggi dankejang pada Balita, dan banyaklainnya.

Namun sayangnya keberadaantumbuhan ini saat in terancam olehbanyaknya pemukiman liar (yangmemiliki ijin dari Dinas Pengairan DPUJawa Timur) yang berdiri diatas

bantaran sungai yang seharusnyadiperuntukkan sebagai perlindungan/konservasi DAS Daerah Aliran Sungai.Pemukiman yang berdiri dibantaransungai mulai sekarang harus dibatasikeberadaannya, bahkan bantaransungai di desa Bambe yang semulamerupakan daerah resapan air diubahmenjadi perkampungan. Kondisi serupajuga mulai menjamur di Desa Bambe,Desa Ngambar, Desa Cangkir, danDesa Driyorejo. Dampak hilangnyatumbuhan bantaran sungai adalahmeningkatnya sedimentasi dankekeruhan badan air kali Surabayasehingga menurunkan kualitasnya. Untukmelindungi badan air Kali Surabayamaka instansi terkait dalam hal ini :

1. Perum Jasa Tirta pengelolaan fisikKali Surabaya

2. Dinas Pengairan DPU/Tingkat IJawa Timur,

3. Gubernur Selaku penanggungjawab pengelolaan Kali Surabaya

harus menetapkan daerah-daerah yangmerupakan kawasan konservasiresapan air di Sepanjang KaliSurabaya sehingga setiap orangdilarang mendirikan bangunandiatasnya, sebagai upaya perlindungankeanekaragaman hayati di bantarandan kualitas Kali Surabaya.

UPAYA PERLINDUNGAN

Langkah awal untuk upaya Perlindungankeanekaragaman hayati Tumbuhan ObatKali Surabaya, maka Lembaga KajianEkologi dan Konservasi Lahan BasahEcoton bekerja sama dengan YayasanKEHATI menyelenggarakan Program

Upaya Pemasyarakatan Tanaman ObatBantaran Kali Surabaya, dengan sasaranmasyarakat bantaran Kali Surabaya diKabupaten Mojokerto, Gresik, Sidoarjo danKota Surabaya yang meliputi kegiatan:

1. Temu Rakyat.

2. Pengenalan Tanaman Obat danKeanekaragaman Hayati BantaranKali Surabaya.

3. Workshop Strategi PemulihanKeanekaragaman Hayati KaliSurabaya dengan Toganisasi SeminarPengenalan Tanaman Obat dankeanekaragaman Hayati KaliSurabaya.

4. Pembuatan Poster dan Buku PanduanTumbuhan Obat Kali Surabaya.

5. Pameran Foto dan Poster TOGA danKeanekaragaman Hayati KaliSurabaya.

6. Lomba Menggambar tentang TOGASLTP di Bantaran Kali Surabaya.

Program ini Bertujuan untuk :

1. Mengenalkan Pentingnyakeanekaragaman Hayati di KaliSurabaya dan daya dukungya padakehidupan manusia.

2. Mengenalkan pentingnya tanaman obatbantaran Kali Surabaya sebagaibagian dari keanekaragaman hayati,dan

3. Memasyarakatkan manfaat Toga danmenyusun Strategi pengelolaan PotensiTOGA di Bantaran Kali Surabaya.

Manajer Pendidikan Lingkungan ecotonLembaga Kajian Ekologi dan KonservasI

Lahan Basah

Inventarisasi nama-nama tumbuhan darijenis daun yang mereka kenali.

Kegiatan bersama pelajar SMP, untukmengenali keanekaragaman hayati di Kali

Surabaya

Tapak Liman (Elephantropus scaber)

Page 9: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 99999

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesia (CCFPI)eatlands in Indonesia (CCFPI)eatlands in Indonesia (CCFPI)eatlands in Indonesia (CCFPI)eatlands in Indonesia (CCFPI)

DEWAN REDAKSI

Pemimpin RedaksiYus Rusila Noor

Anggota RedaksiAlue Dohong

Achmad Alimie

Alamat Kantor Proyek CCFPI:

KalimantanJl. Menteng 25 No. 31

Palangkaraya 73112Kalimantan Tengah

Tel/Fax: 0536-3229058E-mail: [email protected]

SumateraJl. A. Tholib RT 03 No. 8

Kel. Pematang SulurKec. Telanaipura

Jambi 36124Tel: 0741 60431

BogorWetlands International-Indonesia Programme

Jl A. Yani No 53 Bogor 16161P.O. Box 254/BOO, Bogor 16002

Tel: 0251-312189;Tel/Fax: 0251-325755

E-mail: [email protected]://www.wetlands.or.id

(Foto:Yus Rusila Noor /Dok.CCFPI)

“Kilas Balik Kegiatan Adaptasidan Pengelolaan Lahan Gambut

Berbasis Masyarakat di Indonesia(Proyek CCFPI)”

Oleh:

Yus Rusila Noor ([email protected])Jill Heyde ([email protected])

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 99999

P ara pembaca yang berbahagia, tanpa terasa sudah lebih dari3 tahun terakhir ini kami menemani para pembaca denganberbagai informasi mengenai isu lahan gambut, perubahan

iklim dan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk memperbaikikondisi serta ekosistem penting tersebut di Indonesia. Berbagaiinformasi yang kami sajikan tersebut adalah merupakan salah satukegiatan yang kami laksanakan melalui Proyek Climate Change,Forests and Peatlands in Indonesia (CCFPI). Sayangnya, meskipunbahasan mengenai lahan gambut dikaitkan dengan perubahan iklimsebenarnya baru saja dimulai, namun dengan sangat terpaksa kamiharus meninggalkan para pembaca karena telah selesainya kegiatanProyek CCFPI. Meskipun demikian, kita masih bisa bertukarinformasi dalam media kita ini, walaupun tidak dalam rubrik khusussebagaimana yang kita lakukan selama tiga tahun terakhir ini.

Untuk mengingatkan kembali apa yang telah kita lakukan selamaini, edisi terakhir rubrik khusus ini akan menyajikan kilas balikmengenai kegiatan Proyek CCFPI. Mudah-mudahan tulisan ini bisamemberikan manfaat.

Page 10: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

1010101010 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

1010101010 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Peranan lahan gambut sebagaisumber mata pencaharian masyarakatserta fungsinya dalam stabilisasihidrologi dan iklim sebenarnya telahbanyak disadari oleh sebagiankalangan di Indonesia, baik institusipemerintah, non-pemerintah maupuninstitusi pendidikan. Sejauh ini,berbagai studi dan program telahdilakukan di lahan gambut, baikmelalui pendekatan penelitian murnidan aplikatif maupun berbagaiprogram yang menyentuh langsungkehidupan masyarakat di lapangan.Salah satu kegiatan yangdilaksanakan berkaitan denganrestorasi dan pengelolaan lahangambut adalah melalui Proyek ClimateChange, Forests and Peatlands inIndonesia (CCFPI) yang didanai olehCanada Climate Change DevelopmentFund (CCCDF) melalui CanadianInternational Development Agency(CIDA). Kegiatan tersebut menyentuhberbagai sektor yang terkait denganperlindungan lahan gambut denganpendekatan utama pada fasilitasiinisiatif masyarakat lokal untukmelindungi berbagai fungsi danmanfaat yang dapat diperoleh darihutan dan lahan gambut. Kegiatandilaksanakan di Propinsi KalimantanTengah, Sumatera Selatan dan Jambi.

Untuk menjalankan berbagai tujuandan pendekatan tersebut, programdilaksanakan dengan penekananpada dukungan untuk pengembanganberbagai inisiatif masyarakat dalampengelolaan lahan gambut, termasukinisiatif masyarakat dalammengembangkan alternatif sumbermata pencaharian yang ramahlingkungan dan berkelanjutan sertaupaya untuk merestorasi lahan danhutan gambut yang telah terlanjurrusak. Dukungan tersebut disokongdengan pengadaan dukungan teknisyang memadai, melalui pengumpulan

berbagai kegiatan dan kearifan yangselama ini telah dilaksanakan danmemberikan hasil yang baik sertapengembangan metodologi untukmemperkirakan kandungan karbondisekitarnya. Disisi lain, fasilitasi jugadilakukan dengan mengangkatberbagai pengalaman praktis, kearifandan pengetahuan masyarakat terkaitdengan pengelolaan lahan gambutuntuk disandingkan kedalam berbagaikebijakan terkait di tingkat wilayahmaupun nasional atau bahkan ditingkat regional dan internasional.

Kilas Balik Pelaksanaan dan Pencapaian KegiatanAdaptasi dan Pengelolaan Lahan Gambut BerbasisMasyarakat (Proyek CCFPI)

Page 11: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1111111111

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1111111111

DUKUNGAN KEGIATAN EKONOMIMASYARAKAT TERKAIT DENGANLINGKUNGAN

Salah satu tujuan penting daripelaksanaan kegiatan ini adalahmemfasilitasi peletakan landasan yangmemadai bagi masyarakat untuk dapatmengidentifikasi berbagai alternatif matapencaharian yang berkelanjutan dandipadukan dengan kegiatanpengelolaan lahan gambut sertarestorasi lahan gambut yang terlanjurtelah mengalami kerusakan. Sebagianbesar kegiatan terkait dengan ekonomimasyarakat dilakukan melalui kerjasamadengan LSM setempat.

Melalui berbagai pertemuan yangdigagas oleh masyarakat dan diikutioleh institusi di tingkat desa, kelompokmasyarakat kemudian menentukanberbagai kegiatan yang terkait denganpengembangan ekonomi dikelompoknya. Berbagai inisiatif yangmuncul kemudian diselaraskan denganpola bantuan yang diintroduksi olehProyek, yaitu melalui pola Kredit Mikroterkait Lingkungan yang di duniainternasional belakangan ini dikenalsebagai pendekatan Bio-rights. Melaluipola ini, dukungan diberikan kepadamasyarakat dalam bentuk pinjamanyang harus dimanfaatkan sebagaimodal usaha. Sebagai kompensasinya,masyarakat peminjam diwajibkan untukmelakukan penanaman pohon jenistertentu sesuai kesepakatan, danjumlahnya setara dengan nilai pinjamanserta disetujui bersama (misalnya satubatang pohon untuk setiap nilaipinjaman Rp.2.500). Bibit pohon harusdisediakan sendiri oleh masyarakat(biasanya banyak terdapat disekitartempat tinggal mereka) dan dilarangmenggunakan uang pinjaman untukmembeli bibit. Melalui perjanjian yangdisaksikan oleh aparat pemerintahsetempat, disebutkan bahwa masyarakatwajib untuk memelihara tanamantersebut hingga tumbuh baik, danmengganti tanaman yang mati. Padawaktu tertentu yang telah disepakati(biasanya 3 – 5 tahun), akan dilakukanevaluasi terhadap laju lulus hidupseluruh tanaman, dan jika ternyatajumlah tanaman yang hidup lebih dari

persentase tertentu yang disepakati(misalnya 60 – 70%), maka peminjamakan dibebaskan kewajibannya untukmengembalikan pinjaman. Sementaraitu, jika persentasenya kurang, makabeban pinjaman yang harusdikembalikan adalah setara denganjumlah tanaman yang mati.

Dalam perkembangan selanjutnya,atas inisiatif dari masyarakat sendiri,meskipun berdasarkan prinsip yangsama, pola bantuan tersebutdimodifikasi. Pada pola lama, karenajumlahnya yang terbatas, sebagianmasyarakat berpendapat bahwabantuan tersebut hanya menyentuhdan menguntungkan sebagiananggota masyarakat tertentu saja,karena jika tanamannya berhasiltumbuh melebihi ketentuan makakewajiban mengembalikan uang akandihapus. Pada pola baru, masyarakatmenginginkan agar pinjaman dirubahmenjadi pinjaman lunak tanpa bunga,dan sebagai kompensasinya, besaranbunga akan diganti dengan kewajibanuntuk menanam pohon yangjumlahnya setara dengan jumlahpinjaman, dan kemudianmemeliharanya hingga tumbuhdengan baik. Pada periode tertentuyang telah disepakati, peminjamdiwajibkan untuk mengembalikancicilan pinjaman, yang kemudian akandiberikan sebagai pinjaman bergulirbagi peminjam baru.

Gagasan yang ingin dicapai adalahbahwa pada jangka panjangmasyarakat bisa memperolehpenghasilan dari tanaman yangditanamnya (seluruh tanaman menjadimilik penanam) dan pada saat yangsama kewajiban untuk merestorasilingkungan juga dapat dilaksanakan.Untuk mengatasi kebutuhan ekonomidalam jangka pendek, pemafaatanbantuan sebagai modal usahadiharapkan dapat menutupi kebutuhansambil menunggu hasil tanaman.Melalui pola dukungan tersebut,sekitar 100 kelompok masyarakatberanggotakan sekitar 10 -15 orangtelah ikut berpartisipasi. Selain itu,ratusan orang lainnya juga terlibatsebagai pemasok atau pembantu

usaha. Hasil yang dicapai oleh paraanggota kelompok cukup beragam.Sementara hampir seluruh anggotakelompok telah berhasil melaksanakankewajibannya untuk menanam tanamankompensasi, sebagian besar anggotakelompok juga telah menikmati hasil usahaekonominya dan telah bergulir menjalankanusaha yang lebih besar. Termasuk dalamkelompok ini adalah mereka yangmenjalankan usahanya dibidang pertaniansayuran, peternakan ayam dan industrirumah tangga pembuatan makanan. Namundemikian, adapula kelompok yang masihtertatih-tatih dan memerlukan dukunganlebih lanjut. Perhatian lebih memangselayaknya diberikan kepada kelompok ini,karena sebagian besar dari mereka adalahpara pembalak kayu di hutan yangkemudian berhenti dan menjalankan usahabaru dengan dukungan program ini.Sayangnya, adapula anggota kelompokyang tidak berhasil usahanya karena biayaoperasional yang dikeluarkan melebihidukungan yang diberikan. Merekaumumnya menjalankan usaha dibidangpemeliharaan ikanyang memerlukaninput biaya besaruntuk pembelianpakan. Untukkelompok tersebutopsi penguranganhingga penghapusankewajibanpembayaranpinjaman dapatdilakukan sesuaikondisi yang ada.

Page 12: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

1212121212 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

1212121212 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

RESTORASI HIDROLOGI LAHANGAMBUT

Sebagaimana telah dijelaskan dimuka,pembukaan lahan gambut telahmenimbulkan berbagai pengaruhnegatif terhadap lingkungan. Salahsatu penyebab utamanya adalahkarena seringkali dalam pembukaanlahan gambut tersebut kemudiandisertai dengan pembangunansaluran, dengan tujuan untukmelakukan pengeringan di lokasi yangakan digarap. Selain itu, saluran jugadibangun sebagai sarana irigasi dantransportasi serta dalam banyak kasusdigunakan sebagai sarana untukmengeluarkan kayu tebangan.Pembuatan saluran tersebut padadasarnya akan merugikan karenamerubah sifat alami lahan gambutyang selalu tergenang secarapermanen. Dampak yang sangatnyata adalah mengeringnya lahangambut sehingga menjadi rawankebakaran. Sayangnya, di beberapalokasi yang telah diambil tegakanvegetasinya dan cenderungditinggalkan, sejauh ini belum adaupaya untuk menghentikan keluarnyaair dari lahan gambut, sehinggakerusakan dan kekeringan lebih jauhmenjadi ancaman yang sangat besar.

Mempertimbangkan kondisi tersebutdiatas, salah satu inisiatif yangdilakukan oleh program ini adalahmelakukan upaya restorasi ekosistemgambut dengan cara melakukanpenyekatan pada saluran yang tidaklagi digunakan oleh masyarakat.Gagasan dasarnya sebenarnyasangat sederhana, dimana padasaluran yang disekat tersebut air akantertahan dan kemudian meresaphingga meluber ke lahan gambut disampingnya, dan dengan demikianakan menyebabkan lahan gambuttersebut akan kembali basah,sehingga dapat mencegah terjadinyakebakaran lahan dan hutan. Selainitu, diharapkan vegetasi asli gambutyang teradaptasi dengan kondisibasah akan kembali dapat tumbuh dilokasi tersebut.

Secara teknis, terdapat berbagaipilihan untuk melakukan penyekatan,baik melalui penerapan teknologimodern yang padat modal maupunteknologi tradisional yang telah dimilikimasyarakat secara turun temurun.Namun program ini memilih untukmelakukannya melalui penggalianinisiatif bersama masyarakat.Meskipun prosesnya memakan waktuyang lebih panjang, tetapi tingkatketerpaduan dan keberlanjutannyadapat dipertahankan jauh lebihpanjang. Melalui pendekatanpartisipatif sebagai landasan utama,program menawarkan gagasan umumberupa penyekatan saluran yangharus diintegrasikan denganpeningkatan ekonomi masyarakat,dengan menggunakan pola dukunganmikro-kredit yang telah dikembangkandi wilayah lain. Dalam skala besar,kegiatan tersebut telah dilaksanakan diareal lahan gambut satu juta hektar,Kalimantan Tengah; sementara dalamskala yang lebih kecil dilaksanakan diareal lahan gambut Sungai Puning,Kalimantan Tengah dan Merang –Kepahyang, Sumatera Selatan. Diareal lahan gambut satu juta hektar,sebanyak 7 buah sekat telahdibangun di Saluran Primer Utamadengan lebar saluran rata-rata sekitar30 meter, lebar ruang sekat 15 meterdan kedalam 10 – 12 meter. Tidakkurang dari 15.000 karung berisitanah liat dibenamkan diantara ruangsekat yang dilapisi geotextile gunamenahan air larian. Sejauh yang kami

tahu, inilah satu-satunya sekat didunia yang berukuran besar dandibangun di lahan gambut denganmengandalkan tenaga dan keahlianmasyarakat setempat. Untukmemberikan pengaruh lingkunganyang lebih baik, ribuan pohon lokalditanam di pinggir saluran dan di atasruang sekat, termasuk tanaman air,yang diharapkan dapat menangkappartikel lumpur, sehingga dalamjangka panjang dapat menutupsaluran secara alami. Seluruhpekerjaan fisik maupun penanamantersebut (termasuk penyediaan bibitdan pembangunan rumah bibit)dilaksanakan sepenuhnya olehmasyarakat setempat denganmenggunakan teknologi tradisional.

Hasil menyeluruh dan pengaruh darikegiatan penyekatan tersebut secarateoritis belum dapat dilihat dandirasakan sepenuhnya dalam waktu 2– 3 tahun pelaksanaan program ini.Namun demikian, berbagai indikasimenunjukan bahwa dalam jangkapanjang dampak kegiatan ini akanmemberikan hasil yang baik. Analisadengan mengunakan citra satelit danRadar menunjukan adanya tingkatkebasahan lingkungan yang lebihbaik. Secara fisik, lingkungan yanglebih hijau dan semakin berkurangnyainsiden kebakaran di lokasi kegiatanadalah merupakan indikasi yangmenggembirakan. Sementara itu,kegiatan sosial ekonomi masih terusdijalankan dengan penekanan untuk

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 13: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1313131313

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1313131313

meletakan landasan mata pencaharianalternatif serta memberikan nilaitambah pada aktifitas ekonomi yangsedang dijalankan saat ini, termasukupaya untuk membuka pasar bagiproduk yang dihasilkan.

Untuk keberlanjutan kegiatan ini dalamjangka panjang, pola mediasi danfasilitasi yang dilakukan nampaknyatelah menarik perhatian beberapainstitusi lain untuk bekerja sama danmelakukan pendekatan serupa.Dalam skala yang lebih besar,Pemerintah Kerajaan Belanda bahkantelah setuju untuk memberikandukungan kegiatan sejenis dalamlingkup yang lebih besar.

INISIATIF PENCEGAHANKEBAKARAN, PATROLI KAWASANDAN PENGEMBANGANKEMITRAAN

Hutan dan lahan gambut mendapattekanan berat tidak hanya daripembukaan perkebunan skala besarsaja, tetapi juga dari kegiatanpenduduk, baik yang bermukim disekitar areal gambut maupun parapendatang dari wilayah lain. Salahsatu contoh adalah di sekitar kawasanTaman Nasional Berbak, Jambi. Disini,sebagian besar penduduk memilikimata pencaharian “resmi” dibidangpertanian (lebih dari 80%), sementarayang lainnya berusaha dibidangperikanan atau menjadi tenaga buruh.Namun demikian, banyak pula darimereka yang memilih untuk masukhutan dan mengambil hasil hutan, baikkayu maupun non-kayu, seperti rotanatau getah jelutung. Pengaruh negatifyang ditimbulkan oleh kelompok initidak hanya berupa ekstraksi sumberdaya hutan akan tetapi lebih jauh jugamenimbulkan degradasi gambut akibatpembuatan saluran untuk pengeluarankayu serta kebakaran yangditimbulkannya. Upaya untukmengatasi berbagai ancaman tersebutseringkali menemui jalan buntu akibatputusnya komunikasi antaramasyarakat, aparat pemerintahdaerah serta institusi Kehutanan/Taman Nasional. Seringkali ketiadaankomunikasi tersebut berujung padakonflik fisik, yang sesungguhnyamerugikan kedua belah pihak.

Menyadari bahwa muara dariberbagai masalah yang timbul tersebutterkait dengan masalah nafkahkehidupan masyarakat sehari-hari,maka program ini menggalang inisiatifmelalui pendekatan sosial-ekonomimasyarakat di sekitar kawasan TamanNasional. Program menawarkandukungan kegiatan ekonomi denganmemakai pola baku mikro-kredit tetapidengan pola kompensasi yangberbeda. Dalam kaitannya dengankemitraan antara masyarakat denganTaman Nasional, masyarakat yangmemperoleh dukungan ekonomidiwajibkan untuk turut serta dalam

membangun berbagai fasilitas rumah-jaga serta portal yang menghalangipembalak liar untuk memasukikawasan melalui sungai. Dalamkesepakatan tersebut juga ditekankanbahwa masyarakat diberikan peluanguntuk melakukan kegiatan ekonomidisekitar pos jaga, diantaranyadengan menanami lahan yangtersedia dengan tanaman ekonomi,seperti coklat, serta pembuatan rumahanggrek. Hasil yang diperolehdisepakati untuk dibagi antaramasyarakat dan LSM pendampingserta untuk mendanai berbagaikegiatan disekitar kawasanpenyangga Taman Nasional. Selainitu, untuk pengamanan hutan, telahdisepakati pula untuk melibatkanmasyarakat serta institusi desa dalamkegiatan patroli bersama pengamananhutan. Berbagai kombinasi kegiatansosial-ekonomi, kemitraan danpengamanan hutan tersebut telahmenunjukan hasil yang sangat nyata,diantaranya yang terpenting adalahmencairnya komunikasi dan hubunganantara masyarakat dan pihak TamanNasional, sehingga memungkinkanterjadinya dialog lanjutan untukmembahas berbagai persoalan yangselama ini mengganjal. Lebih dari itu,terciptanya kegiatan ekonomi yangterpusat di pemukiman yang disertaidengan keterlibatan masyarakat dalampengamanan hutan (termasukpembangunan portal) telah membantumengurangi tekanan perambahankedalam hutan.

Terkait dengan pencegahankebakaran, pola mikro-kredit jugaditerapkan dalam pembentukanbrigade penanggulangan kebakarantingkat desa, yang dikoordinasikandengan Institusi Pengendalian

Page 14: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

1414141414 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

1414141414 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Kebakaran dari Pemerintah. Adanyakegiatan ekonomi yang dapatmembantu kebutuhan rumah tanggatelah memberikan kesempatan bagipara anggota untuk terlibat dalamberbagai pelatihan dan pertemuanantar anggota brigadepenanggulangan kebakaran lainnya,sehingga kemudian dapatmemadamkan kebakaran sesegeramungkin di wilayahnya. Adanyatanaman yang ditanam sebagai bagiandari kompensasi pola mikro-kredit jugamemacu masyarakat untuk mencegahterjadinya kebakaran atau sesegeramungkin menanggulangi kebakaran,karena jika tidak, akanmenghanguskan tanaman kompensasiyang menjadi kewajiban mereka untukmemeliharanya.

Pola seperti ini telah memberikanharapan keberhasilan yangmenjanjikan karena sejauh ini kejadiankebakaran hutan dan lahan dapatdiminimalisasi atau bahkan tidak terjadidi wilayah mereka. Keberhasilan polaini nampaknya juga telah menarikperhatian pemerintah setempat yangakan menjadikan inisiatif program inisebagai percontohan untuk direplikasidi wilayah lain.

PENGGALIAN INFORMASIBERBASIS SAINS DANMENGANGKAT PENGETAHUANMASYARAKAT LOKAL

Program ini telah meletakan suatulandasan berarti dalam pengkajiankandungan karbon di lahan gambut

yang kemudian dikaitkan dengansumbangannya terhadap penyerapandan penyimpanan karbon, baik diataspermukaan (above ground) maupunbawah permukaan (below ground).Lebih lanjut, data yang diperolehkemudian digunakan untuk melakukanpengkajian kadar emisi CO2 keatmosfir yang berasal dari lahangambut. Hasil mengkajian tersebutmenunjukan data-data yang cukupmengejutkan dan selama ini tidakdiperhitungkan dalam menghitungkadar emisi CO2, khususnya darisektor Kehutanan.

Untuk mendokumentasikan berbagaipengalaman di lapangan sertamemberikan panduan bagi kegiatansejenis di kemudian hari, berbagaibuku panduan terkait denganpemanfaatan dan pengelolaan lahangambut (Silvikultur, Tanah, Hidrologi,Kebakaran Hutan, PengembanganMasyarakat) telah disusun dandisebarluaskan. Beberapadiantaranya telah dimanfaatkan secaraluas, seperti Atlas Sebaran Gambut diSumatra, Kalimantan dan Papua serta3 buah buku seri perubahan iklim(Konvensi Perubahan Iklim, ProtokolKyoto dan CDM). Selainmenterjemahkan berbagaipengetahuan masyarakat di lapangan,publikasi tersebut juga disusun olehpara pakar dan akademisi yangmumpuni di bidangnya masing-masingdan telah dikenal secara nasionalmaupun internasional.

DUKUNGAN KEBIJAKAN DANPENYADARTAHUAN DI TINGKATWILAYAH DAN NASIONAL

Dalam upaya untuk menterjemahkanberbagai inisiatif dan pengetahuanmasyarakat serta pengalaman danpermasalahan yang terkait di lahangambut, baik di lokasi kegiatanmaupun di wilayah lainnya, kedalamkerangka kebijakan pemerintahan,maka Proyek CCFPI telah membantumemfasilitasi pengembangan kebijakandalam bentuk penyusunan strategipengelolaan lahan gambut yangberkelanjutan. Di tingkat Kabupaten,strategi tersebut telah berhasildisusun, masing-masing di KabupatenMusi Banyuasin, Propinsi SumatraSelatan dan Muaro Jambi, PropinsiJambi. Pada tingkat nasional, suatuStrategi Nasional Pengelolaan LahanBasah telah selesai disusun, yangkemudian disusul dengan turunannyaberupa Strategi Nasional PengelolaanLahan Gambut Berkelanjutan.

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 15: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1515151515

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1515151515

KERANGKA KERJASAMAKEBIJAKAN INTERNASIONAL

Kegiatan yang dijalankan dalamprogram ini hasilnya juga sangat eratterkait dengan implementasi berbagaikonvensi dan kerjasamainternasional, termasuk berbagaikewajiban yang terkait dengankerangka pembangunanberkelanjutan dibawah kerangkakerja Deklarasi Rio dan Agenda 21.Program ini telah memberikansumbangannya dalam pelaksanaanKonvensi Perubahan Iklim(UNFCCC), KonvensiKeanekaragaman Hayati (CBD),Konvensi Lahan Basah (RamsarConvention) serta KerangkaKerjasama ASEAN dibidangPenanganan Kabut Asap LintasBatas.

Dalam kerangka kerja UNFCCC,pelaksanaan program ini dapatdijadikan sebagai salah satu upayadalam kaitannya dengan mitigasi emisidari kegiatan LULUCF (Land Useand Land Use Change in Forestry).Sementara itu, program ini jugamembantu pemenuhan kewajibanIndonesia dalam CBD dan KonvensiRamsar, khususnya yang terkaitdengan perlindungan hutan dankeanekaragaman hayati lahan basah,dan lebih jauh juga sejalan denganRencana Aksi Global Lahan Gambutyang disponsori oleh Kanada dantelah didukung oleh KonvensiRamsar.

Berbagai keterlibatan pelaksanakegiatan dalam tiga konvensilingkungan internasional tersebut jugatelah menghasilkan adanya perhatianterhadap lahan gambut, sebagaimanaterlihat dari adanya beberapapernyataan yang telah diadopsidalam keputusan CBD dan KonvensiRamsar, yang secara spesifikmenggaris bawahi pentingnyahubungan antara lahan gambut,keanekaragaman hayati danperubahan iklim. Sayangnya, sejauhini UNFCCC belum memberikanpernyataan resmi mengenai haltersebut, meskipun semakin terbuka

kesempatan untuk mengenalipengelolaan lahan gambutberkelanjutan sebagai komponenutama dalam pencegahan emisi gasrumah kaca yang berlebihan.

KELANJUTAN KEGIATAN DANPELAJARAN YANG BISA DIRAIH

Meskipun berbagai keberhasilan (danjuga kegagalan) yang diraih dariberbagai program yang dilaksanakanini belum menyelesaikan permasalahansecara nasional dalam upayamengentaskan kemiskinan sertapengelolaan lahan gambut secaraberkelanjutan, namun telah terlihatadanya berbagai interaksi sosial-ekonomi dan lingkungan maupunkebijakan yang dapat dijadikan pijakanuntuk keberlanjutan upaya restorasilahan dan hutan gambut di masamendatang. Lebih dari itu, berbagaifasilitasi yang diberikan telah mampumenumbuhkan suatu pola dukunganberkelanjutan yang mampu mengajakmasyarakat untuk keluar dari kegiatanpembalakan kayu yang sebenarnyajuga tidak menguntungkan masyarakatsecara ekonomi. Meskipun kegiatanyang dilakukan tersebut hanyamenyentuh sebagian kecil masyarakat,namun dalam jangka panjang akanmemberikan pengaruh yang jauh lebihbesar karena berbagai pola yangdiintroduksikan, baik pola bantuanekonomi maupun mekanismeperlindungan dan restorasi lingkunganserta integrasi keduanya, telahdiadopsi dan direplikasi oleh institusilain, baik pemerintah maupun non-pemerintah, baik di lokasi yang samamaupun di lokasi lain, sehinggakeberlanjutannya dapat terjaga.Berbagai kebijakan serta produkkebijakan yang dihasilkan melaluiprogram ini, dari tingkat desa hingganasional, regional dan internasional,diharapkan dapat dijadikan sebagaipijakan dan payung kebijakan pentingdalam pengelolaan lahan gambutberkelanjutan di Indonesia.

Dukungan kuat yang ditunjukan olehmasyarakat serta pemerintah ditengaraiakibat orientasi pekerjaan dari programini yang lebih berlandaskan pada

pekerjaan di lapangan denganmenempatkan masyarakat sebagaipemeran utama. Pelaksanaan kegiatanrestorasi hidrologi gambut yangsepenuhnya dilaksanakan olehmasyarakat dengan menggunakanpengetahuan yang telah dimiliki olehmasyarakat secara turun temurun terbuktitelah berhasil dilakukan, sesuatu yangbahkan ahli teknologi modern sekalipunsebelumnya meragukan keberhasilanpekerjaan tersebut.

Meskipun masih banyak hal yang perludilakukan, namun berbagai upaya dankeberhasilan yang telah dilakukantersebut selayaknya dapat meningkatkanposisi tawar Indonesia untuk menagihkomitmen dan kewajiban duniainternasional dalam melindungi,melestarikan dan merestorasi lahangambut di Indonesia karena telah terbuktibahwa kerusakan lahan gambut tersebutdapat menyebabkan kerugian luar biasabagi masyarakat internasional.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan selesainya pelaksanaan ProyekCCFPI ini, maka kami mengucapkanterima kasih dan penghargaan yangsetinggi-tingginya kepada PemerintahKanada melalui CIDA yang telahmemberikan dukungan finansial untukpelaksanaan kegiatan. Selamaberlangsungnya kegiatan, dukungan,arahan kebijakan dan informasi banyakdiberikan oleh berbagai institusiPemerintah Republik Indonesia. DiTingkat Pusat, dukungan terutamadiberikan oleh Departemen Kehutanan,Departemen Dalam Negeri danKementerian Negara Lingkungan Hidupserta institusi lain yang tergabung dalamKelompok Kerja Pengelolaan LahanGambut Berkelanjutan. Sementara itu, dilokasi kegiatan dukungan dan kerjasamaerat diberikan oleh Pemda Propinsi Jambi,Pemda Propinsi Sumatera Selatan, PemdaPropinsi Riau, Pemda Propinsi KalimantanTengah, Pemda Kabupaten MusiBanyuasin, Pemda Kabupaten TanjabTimur, Pemda Kabupaten Tanjab Barat,Pemda Kabupaten Muaro Jambi sertaPemda Kabupaten Kapuas dan jajarannya.Untuk menjaga kadar mutu ilmiah dari

Page 16: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

1616161616 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Climate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, FClimate Change, Forests and Porests and Porests and Porests and Porests and Peatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesiaeatlands in Indonesia

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

1616161616 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

berbagai kajian dan publikasi yangkami laksanakan, kami sangat berterimakasih atas kucuran ilmu dan kepakarandari berbagai pakar dari IPB(khususnya Jurusan Meterologi danFakultas Kehutanan), UniversitasBrawijaya, Univeritas Palangka Raya,Pusat Peneltian Tanah dan Agroklimat –Departemen Pertanian serta institusi laindan para pakar yang terlibat dalamberbagai diskusi, workshop sertakonsultasi. Data saintifik dikumpulkan,

dikaji dan disajikan oleh para konsultanyang menangani bidang tertentu sesuaidengan tema yang kami tangani. Dilapangan, pelaksanaan pekerjaan dankomunikasi sebagan besardilaksanakan oleh para mitra: YayasanWahana Bumi Hijau di SumateraSelatan, Yayasan PINSE di Jambi,sementara di Kalimantan Tengahseluruh kegiatan dikoordinasikan olehKalimantan Site Coordinator. Para Stafdan Fasilitator Proyek memastikan

Wajah lucumu lebih tampak tatkala kau terlelap ...Polos penuh kejujuran dan kebahagiaan ...Ku tertegun ketika melihat secarik kertas teremas di tanganmuKu buka ... ku baca ... lalu ku terpanaSenyum polos anakku ternyata menyimpan kedukaan dan kekuatiranAnakku mencoba menggoreskan kata hatinyauntuk disampaikan kepada kaum pemimpin negeri ...

“Ibu, Bapak juga kakak-kakak semua .... kemarin .. Nanda samakeluarga cuma makan sekali ... itupun sama jagung saja ...tanpa ikan yang biasanya didapat di kali sekitar rumah ......siang harinya perut Nanda sakit ... sakit sekali ... menahan laparNanda takut ...besok-besok begitu lagi ... Nanda juga kasihansama adik yang masih kecil ...Nanda nulis surat ini mau minta tolong ... siapa tau Bapak/Ibubisa membantu .......................................”

Tak terasa ... air mataku mengalir ... menetes membasahikertas lusuh anakku ....Seakan turut berdosa batinku berkata .... anakku maafkanbapakmu ... kau belum mengerti ... bahwa gergaji disudut kamar bapakmu ... turut andil atas laparmu sekaranghutan kubabat ... ladangpun ikut terbakar .... danikan di kalipun lenyap...Aku menyesal ... tapi apa yang bisa bapakmu lakukan ...lahan tak punya ... apalagi harta ...

Sesaat ku terhenyak dan tersadar ...surat lusuh anakku ... ya ... surat itu harapankuWahai pengelola negeri ... terimalah coretan acak anakku ...Gandenglah aku ... demi nasib anak-anakku ...

Ya .. Rabbi ... berikan ridho-Mu ...agar kelak .... tetesan air mata penyesalan iniberganti menjadi tetesan kebahagiaan .... Amin ....

Surat lusuh dari dusun ...

Akankah coretan lusuh Nanda yg tergeletak di atas meja-meja kaum pengelola terbaca? teraspirasikan? danterpogram solusinya? .... akankah lantun kata kegetiran Nanda dan kejujuran penyesalan sang Bapak mengetuknurani kita?... CCFPI telah usai, namun niat dan semangat perbaikan lingkungan khususnya di lahan gambut tidak harus berhentidisini ... adalah tanggung jawab kita semua untuk terus menangani dan menindaklanjutinya ...

... wahai para penguasa, kami dengar dengung lagumu yg selalu meng-atasnamakan-ku, kami juga lihat bingkaiindah kaidah-kaidahmu ... dan kami sangat mengerti bila perut elastismu selalu mengetuk-ngetuk otak kecilmu ....namun kami para kaum jelata sungguh tidak memahami mengapa alamku hilang dan tak pernah kembali lagi?disimpan di gudang-kah? atau dijualkah? .. tapi kami tak lihat tabungan itu ... kami tak rasakan cipratankeuntungannya ... bahkan tetesan ‘riba’-nyapun tak membasahi tenggorokanku ....kenyataannya .. kami lapar .. dan semakin lapar ... jalan seakan tertutup ...lalu .. masih lebih baikkah kami yg bersikap arif dengan kelaparan kami dibanding Bapak Nanda dengan gergajinya?

dan engkau paman gober ... kerjamu hanya kotak-katik nominal yg bakal kau raup ....tak peduli etika .. tak peduli budaya ... berbagai cara kau coba .. demi ambisi dunia ...ya .. demi label pengusahawan/wati ... walau hukum kau lecehkan, wakil-wakilku kau ninabobokan, bahkan kaumjelataku kau singkirkan ...... pintar memang .. tapi pintarmu telah merampas hak-hak kami ... kaum jelata yangdiciptakan dengan hak yang sama denganmu ....

bahwa seluruh kegiatan yangdirancang dapat dilaksanakansebagaimana mestinya.Bagaimanapun, berbagai kegiatanyang dilaksanakan, hasil yang dicapaidi lapangan serta informasi yangdisajikan tidaklah akan bisa dicapaitanpa keterlibatan dan dukungan darianggota kelompok masyarakat,merekalah sebenarnya aktor utamadari program CCFPI.

(Triana)

Page 17: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1717171717

Berita Kegiatan

Berita-Berita Kegiatan Green Coast Projectdi Aceh-Nias

Proyek Green Coast Fase I Berakhir*

P ada akhir Maret 2007,Proyek Green Coast/GC-fase1 yang didanai oleh

Oxfam-Novib telah berakhir. Dalamusianya yang relatif muda (kurangdari 2 tahun), proyek ini telahmembuahkan berbagai hasil kegiatandengan berbagai tantangan yangdihadapi dalam pelaksanaannya.Hasil-hasil yang diperoleh meliputi:(a) Laporan Kajian KondisiLingkungan Pasca Tsunami diberbagai daerah NAD dan Nias(dikerjakan oleh WI-IP), (b) kajianterhadap berbagai kebijakan/peraturan mengenai pengelolaanpesisir NAD (dikerjakan oleh WWF-Indonesia) dan (c) pemberian danahibah kepada sekitar 59 LSM/KSMuntuk selanjutnya disalurkan kepadabeberapa kelompok masyarakat

pesisir (sebagai modal awal untukusaha yang dikaitkan denganrehabilitasi tanaman) di NAD-Nias.Terkait dengan hal-hal di atas, makatulisan ini akan memuat ringkasanhasil evaluasi dan monitoring(dilakukan selama bulan January2007), khususnya terhadap kegiatan-kegiatan rehabilitasi tanaman (bakaudan tanaman pantai) di berbagailokasi di Propinsi Aceh maupun Nias.

Dari Tabel di bawah terlihat bahwadalam kurun waktu hampir 2 tahun(Juli 2005 s/d Maret 2007), hampir8,5 milyar rupiah dana dari OxfamNovib telah disebarluaskan oleh WI-IP kepada berbagai LSM/KSM diNAD-Nias dan 30% dari total danaini telah digunakan sebagai modalusaha, sedangkan sisanya untuk

melakukan kegiatan rehabilitasi pesisirseluas 638 ha dengan tanamanbakau (lebih dari sejuta pohon) dantanaman pantai (sebanyak 187,600batang). Namun dari hasilpemantauan lapangan oleh staffLapangan WI-IP (January dan Maret2007), ternyata tingkat keberhasilanhidup tanaman rata-rata adalahsekitar 68% (hanya 810,288) dan inipada akhirnya mengurangi luaslahan rehabilitasi sebesar 22%, yaitudari 638 ha yang semuladirencanakan, menjadi 501 ha.

Jumlah bibit yang ditanam dan luas lahan tanam

Mangrove Tanaman pantai Lainnya

(perlindungan terumbu karang)

Total Lokasi (jumlah

LSM/KSM)

Jumlah dana yang

dialokasikan

Jumlah dana untuk modal

usaha Jumlah

Bibit Luas (Ha)

Jumlah bibit

Luas (Ha) Luas (Ha) Jumlah

Bibit Luas (Ha)

1. Simeulue (6) 470,000,000 180,000,000 68,000 14 21,500 35 - 89,500 49

2. West Coast (12) 1,726,000,000 640,000,000 60,000 12 87,500 177 - 147,500 189

3. North Coast (22) 3,756,000,000 1,191,000,000 501,000 105 66,300 152 38 567,300 295

4. East Coast (10) 1,330,000,000 440,000,000 275,000 55 11,300 28 - 286,300 83

5. Nias (4) 380,000,000 105,000,000 100,000 20 1,000 2 - 101,000 22

6. Province (5) 772,650,000 Diantaranya untuk kegiatan pelatihan pembibitan & rehabilitasi, pembuatan bahan-bahan awareness dan kampanye lingkungan,

Total 8,434,650,000 2,556,000,000 ,004,000 206 187,600 394 38 1,191,600 638

Tingkat keberhasilan hidup tanaman & luas lahan rehabilitasi yang terealisasi 810,288 (68%)

501 (78%)

*) Fase II diharapkan akan dimulai dari Mei 2007 s/d Maret 2008

Page 18: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

1818181818 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah1818181818 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Berita Kegiatan

Relatif rendahnya tingkat keberhasilanhidup di atas, tidak berlaku secara umum,karena cukup banyak mitra LSM dilapangan memperlihatkan tingkatkeberhasilan hidup tanaman yangbahkan mencapai lebih dari 95% (misaldi Desa Lham Ujong, desa Pulot, Kajhudsb). Tingkat keberhasilan paling rendahumumnya diperlihatkan di Aceh Utaradan Aceh Timur, yang diakibatkan olehadanya bencana banjir bandang pada tgl22 Desember 2006 (lihat judul artikel:DAMPAK BANJIR BESAR ACEHTERHADAP KEGIATAN PROYEKGREEN COAST), dimana lebih dari60,000 bibit bakau (usia di atas 5 bulan)yang telah ditanam para mitra LSM(beserta masyarakat binaannya) hanyutterbawa banjir. Namun di lokasi lain(seperti Simeulue dan Aceh Barat)rendahnya keberhasilan hidup tanamandisebabkan karena substrat yang tidaksesuai dan dalam beberapa haldikarenakan komitmen yang kurang kuatdari para pelaku rehabilitasi.

Tantangan dan Pembelajaran padaKegiatan Rehabilitasi Pesisir

Kegiatan rehabilitasi tanaman yangdilakukan para mitra kerja di lapanganberlangsung pada berbagai jenisekositem lahan basah, diataranya dilokasi eks-hutan bakau, tambak udang,muara sungai dan Laguna. Hampirsemua lokasi kegiatan penanaman olehproyek GC-1 berlangsung pada eks-hutan bakau dan tambak udang,sedangkan untuk laguna hanya dilakukandi lokasi Desa Pulot, dimana pada muarasungai di desa ini, akibat ambelasnyadaratan pantai saat tsunami/gempabumidan tertimbunya muara suangai olehpasir, terbentuk suatu laguna baru. Padakondisi demikian, muara sungai menjaditerpisah dari laut dan membentuk laguna(catatan: kondisi laguna ini sangatdinamis. Pada musim hujan pasir dimuara sungai hanyut terbawa air daridalam laguna menuju laut dan saatmusim kemarau, pasang air laut akanmembawa pasir tersebut kembalimenutupi mulut laguna). Tidak kurangdari 46,000 bibit bakau dan tanamanpantai ditanam di dalam dan sekitarlaguna desa Pulot.

Selama menyelenggarakan kegiatanpenanaman bakau maupun tanamanpantai di berbagai lokasi NAD-Nias,terdapat tantangan-tantangan yangdihadapi oleh pihak Proyek GC-1,diantaranya:

• Keterampilan yang dimilikibeberapa mitra dalam tehnikpembibitan maupun penanamanbibit bakau/tanaman pantai masihkurang memadai (termasukpemilihan bibit yang kurang tepatuntuk lokasi tanam)

• Hama ternak peliharaan (kambingdan sapi) dan hama satwa liar(babi, teritip dsb) yang seringmemakan bibit-bibit muda danbahkan kadang merusak pagarnya

• Lokasi penanaman yang kurangtepat (substrat pasir, tergenang airdsb)

• Mahalnya biaya membuat pagaruntuk melindungi bibit tanaman darisatwa liar dan ternak

• Kurangnya Kordinasi antara paradonor dan pelaku rehabilitasi dilapangan (lokasi yang sudahditanami oleh proyek Green Coast,ditanami lagi oleh pihak lain)

• Bibit yang telah ditanam dibongkarpihak lain karena kurang jelasnyabatas-batas lahan milik masyarakatbinaan

• Bibit tertimbun endapan pasir yangterbawa saat air pasang. Padasaat air surut (pada siang hari)pasir akan menyerap enersi panas

matahari dan akhirnya membuattanaman kepanasan hingga layudan akhirnya mati.

• Dalam satu lokasi kegiatan seringkaliterdiri dari beberapa tipe ekosistempesisir yang berbeda sehinggamemerlukan pendekatan danpenanganan tehnik rehabilitasi yangberbeda pula.

• Jenis tanaman yang ditanam paramitra di lapangan pada lokasitertentu kurang bervariasi, akibatnyatimbul kesan bahwa rehabilitasibersifat mono-kultur. Meskipunadapula yang menanam lebih dari20 jenis tanaman pantai dan bakau,seperti dilakukan di pesisir DesaKajhu

• Adanya pihak swasta/donor yangmemberikan upah tanam yang tinggidalam mekanisme ‘cash for works’dikahawatirkan akan merusak“modal sosial yang ada dimasyarakat” seperti semangatgotong royong secara suka rela

• Kondisi alami yang sulit diantisipasi(arus/gelombang pasang air laut,angin, banjir dsb)

Dari semua tantangan di atas, makayang paling sulit diatasi adalahbencana alam banjir, khususnya yangmenimpa kawasan pantai timur acehbaru-baru ini.

Seperti diuraikan sebelumnya, bahwakegiatan rehabilitasi tananaman pesisiroleh para mitra Proyek Green Coast

Penanaman bakau oleh siswa-siswi Sekolah Dasar (Foto: Iwan T.C.W.)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 19: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 1919191919

Berita Kegiatan○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

dikaitkan dengan pemberian modalusaha kepada kelompok-kelompokmasyarakat binaannya. Berbagaikegiatan usaha telah dilakukan oleh parapenerima modal kerja ini, diantaranyadigunakan untuk: membuka usahawarung, pangkas rambut, menjahit,membeli peralatan penangkapan ikan,beternak/budidaya ikan, kepiting,kambing, sapi dsb. Namun kegiatanberusaha ini juga tidak luput dariberbagai tantangan.

Tantangan dan Pembelajaran padaKegiatan Pemberdayaan Ekonomi

• Kondisi pesisir dan tambak yangsangat rusak sehingga belum efektifuntuk mendukung dimulainyakegiatan akuakultur- silvofishery(budidaya perikanan)

• Kelompok masyarakat masihcenderung memilih mengelola modalusaha secara individu tanpaadanya perguliran modal keanggota masyarakat yang lainnya.

• Tidak semua anggota kelompokmemiliki keterampilan yang memadaidalam menjalankan usahanya.

• Beberapa mitra (Fasilitator) proyekGC-1 tidak tinggal bersama atautempat tinggalnya jauh dari lokasidesa kelompok masyarakatbinaannya. Akibatnya programpengembangan usaha danrehabilitasi tanaman tidakberlangsung secara optimal.

Rekomendasi Kedepan

Dari pengalaman yang diperoleh dalammenyelenggarakan Proyek GC-1, makadalam rangka perpanjangan proyeksemacam ini kedepan (baik oleh ProyekGC fase 2 atau Proyek-proyeklainnya), berikut ini adalah beberapasaran tindakan yang perlu diambil:

• Monitoring dan Evaluasi. Kegiatanini dipandang perlu untuk dilakukansejak awal pelaksanan Proyek,sehingga kekeliruan dan/ataukegagalan penanaman danberusaha dapat diantisipasi sertaditanggulangi lebih dini.

• Pelatihan Keterampilan. Semuamitra kerja GC-2, sebaiknyadiberikan keterampilan dalam tehnikmenyiapkan bibit tanaman danmelakukan penanaman, juga dalamhal mengarahkan berbagai usahayang nantinya akan dijalankankelompok masyarakat binaannya.

• Kelompok masyarakat binaansebaiknya memilih kegiatanberusaha yang benar-benardiminati dan dikuasai serta aksespemasaran terhadap produk/hasilusaha mudah dan masih terbukaluas. Untuk mengantisipasikegagalan berusaha, maka perludiberikan pelatihan ketrampilanterhadap jenis usaha yang akandilakukan.

• Perlu dibuatkan master plankegiatan rehabilitasi ditingkatKabupaten (akan lebih baik lagiditingat Desa/Kecamatan) yangmenggambarkan lokasi mana danberapa luas lahan yang masihperlu direhabilitasi, para aktor yang

berperan, status lahan dan tataruangnya. Informasi ini sebaiknyadimiliki dan diacu oleh para aktorrehabilitasi sebelum memulaikegiataannya.

• Perlu adanya kordinasi (sebaknyaoleh Ketua Bappeda Kabupaten atauCamat/Kepala Desa) terhadapkegiatan penanaman/rehabilitasi yangakan dilakukan berbagai pihak dilapangan untuk mencegah adanyatumpang tindih kegiatan di lapangan.

• Perlu dibangun pangkalan data (DataBase) yang memuat hasil kegiatandan lokasi yang telah direhabilitasi,satus lahan dan pihak pengelolayang bertangung jawab ke depandsb. Pangkalan data ini, selain akanmenjadi penyedia data ia juga akandapat digunakan sebagai alat untukmenilai tingkat keberhasilan danarahan bagi pembangunan pesisir dimasa datang.

(ditulis oleh: Nyoman Suryadiputra, Ita Sualiadan Muhamad Ilman)

DAMPAK BANJIR BESAR ACEH TERHADAP KEGIATAN PROYEK GREEN COAST(oleh Ita Sualia)

Bencana banjir besar yang terjadi di Pesisir Timur Aceh, setelah terjadi hujan secara terusmenerus selama tiga hari sejak tanggal 22 Desember 2006, seakan mengiringi peringatan duatahun Tsunami. Banjir tersebut menyebabkan 44 orang meninggal dan 196 orang hilang(AcehKita, 29 Des 2006).

Banjir ini juga melanda lokasi rehabilitasi Proyek Green Coast di Aceh Utara dan Bireun.Meski tidak ada korban jiwa yang dialami oleh mitra-mitra Green Coast, tapi rumah, tambakmilik mitra yang sedang membudidayakan ikan bandeng, dan lebih dari 60,000 mangrove yangditanam mitra akhirnya mati setelah terendam banjir selama tiga hari. Total kerugian yangdialami akibat banjir untuk unit usaha kelompok dan penanaman mangrove adalah lebih dari Rp80 juta.

Tabel: Bentuk kerugian yang dialami Proyek Green Coast pada peristiwa Banjir di pantaiTimur NAD bulan Desember 2006.

Lokasi Kerusakan Jumlah

mangrove yang mati

Kerusakan selain

mangrove Satuan Harga @

Jumlah (Rp)

Bibit mangrove 4000 bibit 900 3,600,000 Ajir 4000 batang 400 1,600,000

Desa Seumatang Punti, Kecamatan Blang Mangat Kabupaten Aceh Utara Benih bandeng 16,000 ekor 240 3,800,000

Sewa tambak 5 petak 800,000/petak/8 bulan

4,000,000

Peralatan dan perbaikan pintu air

1 set 500,000 500,000

Bibit bandeng 9,500 ekor 350 3,325,000 Pakan 90 sak 150,000 13,500,000 Pupuk dan kapur 6 set 1,000,000 6,000,000

Desa Beuringen Kecamatan Samudera Gedong, Kabupaten Aceh Utara

Bibit mangrove 7,300 bibit 800 5,840,000 Bibit mangrove 50,000 bibit 700 21,000,000 Desa Ie Rhob Kecamatan

Gandapura Kabupaten Bireun Induk ayam 745 ekor 25,000 18,625,000

Total 61,300 81,790,000

Page 20: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

2020202020 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Berita Kegiatan

Tantangan dan Pembelajaran dari segi Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan

Dalam menyelenggarakan kegiatan Proyek GC-1 oleh para mitra di lapangan, issu kesetaran gender tak lepas darikacamata Donor. Issue ini, diantaranya meliputi sampai sejauh mana kesetaraan peran antara wanita dan pria dalammerencanakan, mengambil keputusan dan melaksanakan kegiatan baik yang terkait dalam kegiatan rehabilitasi tanamanmaupun dalam bidang kegiatan berusaha. Untuk memperkuat pemahaman tentang issue kesetaraan gender oleh paramitra Proyek Green Coast, maka oleh WI-IP pada tanggal 22-23 Maret 2007 telah dilakukan suatu pelatihan terkaitdengan issue Gender, yang didalamnya termuat:

(1) Kesetaraan Gender. Pada bagian ini pelatihan diberikan oleh Ibu Risma dan Ibu Ismiati dari organisasi Women andChildren Protection WCP Aceh yang diawali dengan mengkaji sampai sejauh mana para mitra GC telah menerapkan(mainstreaming) aspek gender dalam melaksanakan kegiatanya di lapangan.

(2) Pengelolaan modal usaha. Dalam topik ini dibahas tentang bagaimana modal usaha dapat bergulir dan terakumulasidalam anggota kelompok penerima dana dari Proyek GC. Materi disampaikan oleh Bapak Aziz dari YayasanPERAMU Bogor

(3) Budidaya perikanan campuran/polyculture (rumput laut dan bandeng). Materi training dan kunjungan lapang ketambak polyculture difasilitasi oleh Bapak Sugeng, Kepala Balai Budidaya Air Payau Ujong Batee. Kunjungan lapangjuga dilakukan ke tambak silvofishery mitra Green Coast WIIP di Lam Ujung

Dari hasil pelatihan di atas, khususnya terkait dengan butir 1 di atas (issue gender), ternyata

• Tidak terdapat upaya kesengajaan dari para mitra Green Coast untuk melakukan pembedaan manfaat yang bisadiperoleh oleh laki-laki dan perempuan dalam melaksanakan kegiatanya di lapangan.

• Beberapa anggota kelompok perempuan dari Mitra Proyek Green Coast merasa bahwa beban kerja sehari-harimereka justru akan menjadi lebih berat jika harus terlibat langsung dalam berbagai kegiatan lapangan yangsebenarnya lebih tepat dilakukan kaum pria.

• Para Mitra Green Coast (terhadap kelompok binaannya) ternyata telah memberi kesempatan yang luas bagiperempuan dalam pengambilan keputusan maupun duduk dalam posisi kunci di kelompoknya. Meski demikian,kondisi sosial budaya yang berlaku menyebabkan perempuan belum terlalu aktif memanfaatkan kesempatan tersebut.

D ua tahun telah lewat,rehabilitasi dan rekonstruksiwilayah yang dilanda gempa

dasyat dan gelombang tsunami duatahun silam di sebagian Nanggroe AcehDarussalam (NAD) sudah kembali pulih.Pemukiman dan gedung fasilitas umumbaru telah berdiri diatas puing-puingbangunan lama, meski disana sini masihterdapat kekurangan atau keterbatasan.Ya, tidaklah mudah untuk pulih dankembali seperti sedia kala.

Terlepas dari berbagai upayapemulihan tfisik di atas, pembaca sayabawa ke daerah pertambakan diwilayah Tibang (berbatasan denganwilayah Jeulinke), bagian kecil dariwilayah kota Banda Aceh yang luputdari perhatian. Beberapa batangbakau (Rhizophora spp.) nampakmasih tegak diantara sisa-sisa batangpohon sejenis yang sebagian besartumbang atau tercabut hingga akar-akarnya. Puluhan ekor burung

berwarna putih bersih terlihat tegakdiantara akar-akar bakau yang tersisa.Dimalam hari ranting-ranting dan akarpohon tersebut terlihat seperti dipenuhibuah berwarna putih. Ya pohon-pohonitu menjadi tenggeran, tempat istirahatbagi ribuan burung kuntul. Beberapakali sempat terhitung, di pagi hari(sekitar pukul enam), saat burung-burung tersebut terbang ke arahtempat mencari makannya, tidak kurangdari 1980 ekor burung kuntul (yang

Burung-air di Pesisir Nanggroe Aceh DarussalamPasca-tsunami

Oleh:Ferry Hasudungan*

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 21: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 2121212121

Berita Kegiatan

* (Biodiversity Conservation Officer, WI-IP)

sebagian besar adalah kuntul kerbau bubulcusibis.) yang menempati daerah ini terbang kearah pedalaman, mencari makan di sela-selalahan basah yang tersisa di wilayah NAD ataubahkan mungkin juga terus keluar wilayahpropinsi ini.

Cerita beberapa penduduk di sekitar,menyebutkan bahwa sebelumnya tegakanmangrove yang masih hidup di sekitarpertambakan merupakan tempat persarangan(nesting-site) bagi kelompok burung tersebut.

Daerah tersebut diusulkan untuk dibebaskan darisegala upaya pembangunan fisik. Untukmendukung keberadaan kelompok burung kuntul,prioritas rehabilitasi mangrove yang akan datangdiusulkan di bagian bantaran sungai sertapertambakan yang saat ini digunakan sebagaidaerah tenggeran. Pemantauan serta kajian yanglebih mendalam dibutuhkan untuk mendukunglangkah-langkah tersebut. Hal-hal yang perludipantau, meliputi: keberadaan burung-air (jumlahjenis dan individu), aspek perkembangbiakan,studi makan (mengetahui jenis-jenis makananserta ketersediaannya).

Namun apalah daya, pembangunan terusberjalan... tanggul penahan air pasang/ombaktelah dibangun membentengi pertambakan.Kondisi tersebut dapat mengancam keberadaanburung-burung air, karena dengan terhalanginyakeluar masuk air pasang dan surut dapatberdampak bagi pertumbuhan bakau yangmerupakan tempat bertengger mereka.

Sebelum bencana tsunami, ke arah pantai,beberapa burung-pantai teramati dari jenisGajahan (Numenius), Cerek (Charadrius) danTrinil (Trinil). Dari sebuah laporan kecil pengamatburung dari negeri seberang, menyebutkanbahwa ada sebuah lokasi di wilayah KruengRaya yang menjadi tempat singgah dari burung-pantai bermigrasi. Diantaranya terdapat satu jenisdalam jumlah yang cukup besar sekitar satupersen dari populasi migrasinya. Ini menjadikanwilayah tersebut penting secara international bagiburung-pantai bermigrasi. Namun pasca tsunami,kita belum tahu apakah burung-burung tersebutmasih singgah ke tempat ini. Atau mencari daerahlain yang masih menyediakan makanan yangcukup. Perubahan dan dampak dari tsunamisangat terasa bagi lahan basah di pesisir NAD,namun seberapa dasyat dampak tersebut bagiburung-burung bermigrasi belum diketahui,karena hingga saat ini kita masih sibuk berbenahuntuk pemulihan kebutuhan fisik para “korban”tsunami.

Kawanan kuntul kecil (Egretta garzetta) berbaur dengan kuntul kerbau(Bubulcus ibis), bertengger di sisa akar bakau yang tumbang akibat

gelombang tsunami di pertambakan di sekitar Desa Tibang & Jeulingke(Foto: Ferry H., 18 Sept. 2005)

Kawanan kuntul kecil (Egretta garzetta) di rawa-rawa di LhokNga – AcehBesar, yang bagian dasarnya masih terdapat sampah puing-puing

bangunan yg terbawa gelombang tsunami(Foto: Ferry H., tgl 23 Des. 2005)

Tanggul yang dibangun untuk menahan air pasang dari laut, pascabencana gelombang tsunami (Foto: Ferry H., tgl 24 Des. 2005)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Page 22: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

2222222222 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Berita dari Lapang

Kemungkinan Ancaman terhadapKeanekaragaman Satwa di SepanjangSungai Sebyar, Aranday, PAPUA

Oleh:Freddy Pattiselanno

DIMANA LETAK DISTRIK ARANDAY?

D istrik Aranday di Kabupaten Teluk Bintuni (salah satukabupaten pemekaran di Propinsi Irian Jaya Barat)terletak pada 132o58, 609’ BT& 02o12, 841 LS terdiri

atas 12 desa yang berada di sepanjang pesisir pantai dansungai. Aranday mempunyai karakteristik khusus karenamerupakan daerah berawa yang ditumbuhi hutan mangrovedan sagu sepanjang jalur sungainya dan daerah datardidominasi oleh hutan tropis. Enam diantara dua belas desayang ada ditemukan sepanjang jalur sungai Sebyar yanghulunya berada di Distrik Merdey (daerah dataran tinggiManokwari) dan bermuara ke laut (Teluk Bintuni) (Gambar 1).Kawasan Aranday adalah hutan berawa yang dilewati olehbeberapa anak sungai sehingga sarana transportasi utamanyamenggunakan angkutan sungai.

DAS SEBYAR, DENYUT NADI MASYARAKAT DIARANDAY

Sungai Sebyar diperkirakan memiliki panjang 150 km dansecara geografis berada pada 132o58,609’ BT dan 02o

12,841 LS. Sama dengan sungai lainnya di kawasan TelukBintuni, keberadaan Sungai Sebyar juga sangat dipengaruhioleh pasang surut yang dapat mencapai 4m dengan bebansedimen relatif banyak. Lingkar luar Sungai Sebyardidominasi oleh Avicenia alba, Sonneratia alba dan Rhizoporaapiculata sedangkan bagian dalam didominasi oleh Brugeiraspp dan Metroxylon sago. Permukaan daratan sepanjangaliran sungai relatif datar, umumnya merupakan wilayahpemukiman sedangkan agak jauh dari jalur sungai adalahareal hutan (Gambar 2).

Sungai Sebyar memegang peranan yang sangat pentingbagi sarana transportasi di Distrik Aranday, selain itu jugamerupakan harapan tempat masyarakat menggantungkankehidupannya (sumber air minum, tempat mencuci dansumber penghasilan).

Sumber penghasilan umumnya diperoleh dari potensiperikanan tangkap di sepanjang sungai dan sebagaitempat tumbuh sagu (Metroxylon sago) yang jugamerupakan makanan pokok masyarakat setempat. Padatahun 90-an wilayah ini cukup dikenal denganberoperasinya Industri Sagu (Perusahaan Pengolahtepung sagu Sagindo Lestari) namun saat ini sudah tidakberoperasi lagi.

HUTAN DAN POTENSI FAUNANYA

Vegetasi yang umumnya ditemukan pada areal komunitashutan adalah (Myristica argentea), Meranti (Shorea sp.),Ketapang (Terminalia cattapa) and Jambu Hutan (Eugeniasp). Jenis kayu ini umumnya digunakan untuk pagar,bahan bangunan dan kayu bakar. Ditemukan jugabeberapa species komersial yang sering digunakansebagai bahan bangunan, furniture dan industri antara lainKayu Besi (Intsia palembanica), Matoa (Pometia pinnata),Nyatoh (Palaqium sp.), Kayu Susu (Alstonia scholaris),Bintanggor (Callophylum sp.) dan Resak (Vatica papuana).

Pada bulan Juli-Agustus 2005, sebanyak lima kelompokmahasiswa Universitas Negeri Papua menjalani programKuliah Kerja Nyata di Distrik Aranday dan tersebar di lima

Gambar 1

Gambar 2

Page 23: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 2323232323

Berita dari Lapang○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

..... bersambung ke halaman 29

wilayah desa masing-masing Kampung Baru, Aranday,Kecap, Manunggal Karya dan Sebyar Rejoasari. Sebagaisalah satu dosen pendamping, dari tanggal 6-25 Agustus2005, bersama dengan mahasiswa kami melakukanpengamatan untuk melihat keragaman fauna di sekitarlokasi KKN sekaligus melatih mahasiswa dalam melakukansurvey potensi biologi. Pengamatan dilaksanakan denganmenggunakan perahu motor di sepanjang alur sungaiSebyar, dan dan di sekitar hutan pada kelima desa lokasiKKN. Tulisan ini menyajikan informasi yang diperolehselama pengamatan dan diharapkan dapat memberikangambaran secara komprehensif tentang keanekaragamansatwa di Aranday.

Selama pengamatan berlangsung, lokasi surveysedang mengalami musim penghujan, karena ituterkadang air Sungai Sebyar juga meluap danmenggenangi kawasan yang rendah permukaannya.Fenomena yang tampak yaitu terdokumentasinyasejumlah species burung air (Anatidae, Ardeidae andLaridae) yang dikategorikan sebagai “migratory birds”atau burung pengembara yang menjadikan Papuasebagai lokasi pemberhentian selama periodemigrasinya.

Tabel 1 menunjukan species satwa yangterdokumentasi selama pengamatan dilakukan di SungaiSebyar.

Table 1. Species fauna yang dicatat selama pengamatan berlangsung

Nama Species(1) Nama Umum(2) Catatan(3) Taxa(4)

Anas Penelope European Widgeon C Aves

Ardea sumatrana Giant Heron C Aves

Aythya australis White-eye-duck F Aves

Cacatua galerita White Cockatoo C Aves

Casuarius benneti Dwarf cassowary E-NG Aves

Cervus timorensis Rusa Deer C; P Mammals

Charmosyna rubronotata Red-fronted Blue-eared Lory F Aves

Colacalia esculanta Glossy Swiftlet C Aves

Crocodyllus novaeguinae New Guinea Crocodile A2; P; E-NG Reptile

Dendrocygna arcuata Whistling Tree Duck R Aves

Egretta garzetta Snowy Egret / Little Egret C; P Aves

Egretta ibis Cattle Egret C Aves

Egretta intermedia Intermedia Egret C; P Aves

Goura christata Common Crown Pigeon E-NG Aves

Haliaeetus leucogaster White-bellied Sea Eagle F Aves

Haliastur Indus Brahminy Kite C Aves

Hirundo rustica European Swallow R Aves

Lorius lorry Western Black-capped Lory E-NG Aves

Megapodius freycinet Common Scrub Hen C; E-NG Aves

Paradisea minor Lesser Bird of Paradise E-NG Aves

Probosciger aterrimus Palm Cockatoo C Aves

Psittrichas fulgidus Vulturine Parrot E-NG Aves

Pteropus neohibernicus Greater Flying Fox A2 Mammals

Spilocuscus maculatus Spotted Cuscus A2; P Mammals

Sterna albifrons Little Tern / Least Tern F Aves

Sus sp. Wild Pig C Mammals

Tadorna radjah White-headed Shelduck F Aves

Varanus indicus Mangrove Monitor C; A2; P Reptile

Varanus prasinus Emerald Monitor A2; P Reptile

Catatan: C – common, F – fairly common, U – uncommon, R – rare, A2 – Appendix II Cites,E-NG – Endemic New Guinea, P – Protected

Page 24: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

2424242424 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Berita dari Lapang

PENDAHULUAN

Asian Waterbird Census (AWC)merupakan suatu skema yangterkoordinasi secara

internasional untuk mengumpulkandan menyebarkan informasi mengenaiburung-air dan lahan basah. Skemaini telah dilakukan sejak tahun 1987dibawah koordinasi WetlandsInternational (sebelumnya AsianWetlands Bureau/AWB dan Interna-tional Waterfowl and WetlandsResearch Bureau/IWRB). AWCdilaksanakan setahun satu kali,selama minggu ke-2 hingga ke-3bulan Januari, berlangsung secaraparalel dengan sensus burung-airlainnya di Afrika, Europa, Asia tengahdan Barat serta Amerika Latin,dibawah payung koordinasi Interna-tional Waterbird Census (IWC) (Li &Mundkur, 2004).

Di Indonesia, AWC dikoordinasi olehWetlands International IndonesiaProgramme, dan telah mulai dilakukansejak tahun 1987 (dulu Asian WetlandBureau/AWB) hingga saat ini.

Tujuan

• menyiapkan dasar untukmemperkirakan populasi burung-air,

• memantau perubahan-perubahanjumlah dan distribusi burung-airsecara teratur, membakukanpenghitungan pada daerah yangmewakili lahan basah,

• meningkatkan pengetahuanterhadap jenis-jenis burung-airserta lahan basah yang masihsedikit diketahui,

• mengidentifikasi dan memantaulokasi-lokasi yang termasuk dalamkualifikasi lahan basah yangpenting secara internationalberdasarkan Konvensi Ramsar,

• menyediakan informasi bagi statuskonservasi dari jenis-jenis burung-air untuk digunakan dalamkesepakan internasional,

• meningkatkan pemahaman sertakepedulian terhadap burung airdan lahan basah sebagaihabitatnya di tingkat lokal, nasionaldan international.

Organisasi

Sensus ini secara umum dilakukan olehpara sukarelawan dari berbagai latarbelakang bidang. Pada tingkat nasional,sensus dikoordinasi oleh satu (atau lebih)koordinator. Pada negara-negara yangtidak memiliki koordinator, informasi/datadikirim langsung kepada WetlandsInternational oleh para sukarelawan dilapangan.

Ruang Lingkup

Lingkupan geografis: Asia Selatan, AsiaTenggara, Australasia (Australian, NewZealand dan pulau-pulau disekitarnya)serta bagian timur Russia. Indonesiayang termasuk dalam wilayah AsiaTenggara, cakupan wilayahnya meliputi33 provinsi yang ada, mulai dariNanggroe Aceh Darussalam hinggabagian paling timur, Papua.

Lingkupan lokasi: seluruh jenis lahanbasah baik alami maupun buatanmanusia, termasuk didalamnya : sungai,danau, bendungan, kolam, rawa air-tawar, mangrove, dataran lumpur (mud-flat), terumbu karang, persawahan.

Penghitungan Burung-AirAsia di Indonesia - Bagian dariKegiatan Asian Waterbird Census 2007

Oleh:Ferry Hasudungan*

Cangak abu (Ardea cinerea)Foto: Ferry Hasudungan

..... bersambung ke halaman 27

RINGKASAN

Asian Waterbird Census (AWC) merupakan suatu kegiatan pemantauan burung air tahunan yangbersifat sukarela. Secara global sensus dilaksanakan secara serentak pada minggu kedua sampaiketiga bulan Januari. Untuk tahun ini, kegiatan di Indonesia telah dilakukan pada tgl 7 - 28 Januari.Sebanyak 35 berkas laporan hasil pengamatan telah diterima di meja koordinator hingga April 2007.Dari hasil tersebut, diperoleh data dari 26 lokasi di 10 propinsi di Indonesia. Total sebanyak 16.225ekor burung-air terhitung, jumlah tersebut tergolong dalam 66 species. Sebanyak 44 orangberpartisipasi dari dalam pelaksanaan kegiatan sensus ini, baik secara perorangan maupun juga atasnama organisasi (tercatat 11 lembaga yang mengirimkan laporan atas nama organisasi).

Page 25: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 2525252525

Berita dari Lapang

Pesisir Timur Pantai Sumatera Utara memiliki beberapalokasi yang penting bagi kehidupan burung air, khususnyaburung air migran, termasuk diantaranya Karang GadingLangkat Timur Laut, Bagan Percut, Bagan Serdang,Sungai Ular dan Pantai Cermin. Lokasi tersebut olehBirdLife International bahkan telah ditetapkan sebagaidaerah penting bagi burung (Important Bird Area).Diantara beberapa lokasi tersebut, Bagan Percutnampaknya lebih dikenal sebagai tempat menarik untukmengamati burung air. Dari kota Medan, pantai yangterletak di Kecamatan Sei Tuan – Deli Serdang ini bisaditempuh dengan kendaraan darat selama kira-kira 90menit, dan kemudian dilanjutkan dengan berperahuselama kira-kira 15 menit.

Bagi mereka yang hobi mengamati burung, hamparanlumpur (mudflat) serta vegetasi mangrove diatasnyaadalah merupakan tempat yang ideal untuk mengamatiberbagai jenis burung air, baik penetap maupun migran,sedang mencari makan atau sekedar berjemur. Pada saatpasang naik, mereka kemudian akan bertengger di akarpohon mangrove, atau mencari makan di wilayah tambak.Jika beruntung, sekitar 300 ekor burung Wilwo Mycteriacinerea yang terancam punah bisa kita lihat denganmudah. Itu artinya kita telah melihat lebih dari 5% populasidunia. Bandingkan, di Malaysia jumlah populasi burungtersebut diperkirakan tidak lebih dari 10 ekor saja.

Selain itu, pengamat dapat dengan mudah mengamatiburung Kuntul Egretta spp, Cangak merah Ardeapurpurea, Kokokan laut Butorides striatus, Koak-malamkelabu Nycticorax nycticorax dan Koreo padi Amaurornisphoenicurus. Tak hanya itu, beberapa jenis burung lainjuga bisa terlihat, diantaranya Elang bondol HaliasturIndus, Punai Treron sp., Perkutut Geophelia striata, BubutCentropus spp., Cekakak Cina Halcyon pileata danCekakak Sungai Todirhampus chloris.

Bagi para pengembara bersayap (burung migran), BaganPercut rupanya juga merupakan tempat mencari nafkahyang cukup disukai. Buktinya, setiap musim migrasi ribuanekor dari mereka bisa ditemui mencari makan diantarapara burung pribumi. Beberapa yang umum terlihatdiantaranya adalah Cerek-cerekan Pluvialis spp, Gajahan

Numenius spp, Biru laut Limosa spp, Trinil Tringa spp,Kedidi Caladris spp serta kelompok Dara laut Sterna spp.

Namun kehidupan bagi burung air rupanya tak selaluberjalan mulus. Berbagai ancaman saat ini mulai terlihat diBagan Percut. Yang paling terlihat adalah banyaknyasampah yang dibawa oleh aliran sungai di dekatnya.Sampah pelastik dan tali tentu saja akan membahayakanburung-burung tersebut karena bisa menjeratnya. Dalamjangka panjang, kekhawatiran adanya konversi lahanmangrove menjadi peruntukan lain nampaknya juga perludiantisipasi.

Bagan Percut,Habitat Burung yang Semakin Terpinggirkan

Oleh :Giyanto

Hamparan lumpur di Bagan Percut (Foto : Giyanto)

Beberapa jenis burung air migran sedang mencari makan(Foto : Ferry Hasudungan)

Page 26: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

2626262626 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Berita dari Lapang

Menanam Pohon, Menuai DamaiGerakan Menanam Satu Milyar Pohon

Oleh:Yus Rusila Noor

“When we plant trees, we plant the seeds of peace andseeds of hope” (Prof. Wangari Maathai - PenerimaHadiah Nobel Perdamaian 2004)

Prof. Wangari menunjukan informasi kampanye tanam1 miliar pohon (Foto : Yus Rusila Noor)

P ada paruh akhir tahun 2004, dunia cukupdikejutkan dengan terpilihnya WangariMaathai, seorang wanita Kenya, sebagai

penerima hadiah Nobel Perdamaian. Agakmengejutkan, selain karena beliau mengalahkanbeberapa kandidat lain yang lebih diunggulkan, jugakarena pertimbangan utama pemberian hadiahtersebut adalah didasarkan pada kegiatannyamenanam jutaan pohon yang dikaitkan dengan isuHAM dan demokratisasi di negaranya. Pertimbangansemacam ini sebenarnya agak diluar kelaziman dalampemberian hadiah Nobel Perdamaian, yangsebelumnya lebih didominasi oleh penerima yangbergelut dibidang politik atau HAM “murni”. Dalamketerangannya, Ketua Komite Nobel Norwegia, OleDanbolt Mjoes, mengatakan, “Perdamaian di Bumibergantung pada kemampuan kita untukmenyelamatkan lingkungan hidup. Kami menambahkandimensi baru pada konsep perdamaian denganmenekankan pentingnya lingkungan, pembangunandemokrasi, HAM, dan terutama hak-hak perempuan”.

Meskipun terkesan mengejutkan, melihat sepakterjangnya serta catatan prestasinya selama ini,Wangari Maathai sebenarnya lebih dari pantas untukmenerima penghargaan tersebut. Beliau adalahwanita pertama di Afrika Timur dan Tengah yangmemperoleh gelar Doktor. Professor ilmu hewan yanglahir tahun 1940 ini juga telah menerima berbagaipenghargaan, termasuk UNEP’s Global 500 Hall ofFame and 100 heroines of the world serta deretanpenghargaan kelas dunia lainnya. Melalui organisasiyang ikut didirikannya pada pertengahan 1970-an,Green Belt Movement, Wangari beserta anggotanyayang sebagian besar wanita telah menanam lebih dari

..... bersambung ke halaman 30

Page 27: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 2727272727

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Lingkupan spesies: seluruh jenis burung-air yang secara teratur ditemukan didaerah lahan basah, termasukdiantaranya: titihan, pecuk, pelican/undan,cangak, kuntul, bangau, ibis, paruhsendok, bebek, angsa, mandar, burung-pantai, camar, dara-laut. Sebagai jenistambahan, jenis-jenis burung-pemangsa(raptors), raja udang dan burung lainyang bergantung pada lahan basah jugadicatat.

HASIL

Peserta Sensus

Hingga Warta ini tercetak, terkumpulsebanyak 35 lembar formulir hasilsensus. Berdasarkan data tersebut,tercatat total pengamat yang turut sertadalam kegiatan ini sebanyak 44 orangpengamat serta 11 organisasi yang tidakmenyebutkan nama individu/pengamatnya. Latar belakang pengamatumumnya dari akademisi (dosen &mahasiswa) biologi/kehutanan, kelompokpengamat burung setempat, anggota/staflembaga swadaya masyarakat (LSM)yang bergerak di bidang lingkungan,pengamat luar negeri yang kebetulanberada di Indonesia serta staf lembagapemerintah di bidang konservasi.

Lokasi Sensus, Kondisi & TipeHabitat

Total sejumlah 26 lokasi penghitungantercatat dari 10 provinsi, yaitu: NanggroeAceh Darusalam (NAD), Sumatera Utara,Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NusaTenggara Barat dan Sulawesi Selatan.Beberapa lokasi dilaporkan lebih dari 1kali (Wonorejo, Jawa Timur; Sayung danKaliwungu di Jawa Tengah), untukmemperkecil bias penghitungan jumlahindividu di lokasi tersebut, datapenghitungan yang dimasukan hanyatemuan terbesar saja (untuk masing-masing jenis). Sebagian besar tipe lahanbasah yang dilaporkan adalah berupadaerah pantai, tambak dan persawahan.

Perlindungan dan Ancaman

Hanya sebagian kecil (17.39%) dariseluruh lokasi sensus yang diketahuimerupakan wilayah yang dilindungi olehPemerintah Indonesia, 8.70% dilindungisecara adat. Sebagian besar lainnyastatusnya tidak diketahui (39.13%), tidakdilindungi (30.43%).

Lokasi sensus yang merupakan arealkonservasi adalah: Suaka MargasatwaMuara Angke dan Taman NasionalKarimun Jawa, ini hanya sebagian kecildari total sebanyak 55 suakamargasatwa, dan 41 taman nasionalyang terdapat di Indonesia (Anonim,2003). Teramati dari hasil ini bahwaperan-serta dari pengelola kawasankonservasi dalam AWC masih sangatterbatas, perlu untuk terus ditingkatkan.Mengingat data hasil AWC ini dapatdigunakan dalam prioritas pelestarianterutama pada kawasan lahan basah.

Tercatat sebanyak 17 ancaman yangumum dilaporkan. Limbah domestiktercatat paling banyak dilaporkan yaitu14,63 % kemudian reklamasi, perburuandan penangkapan ikan skala keciltercatat dalam jumlah yang sama (9.76%). Penggunaan pestisida juga menjadipotensial ancaman di beberapa daerahsensus (7.32 %).

Jumlah dan Jenis Burung-air yangdisensus

Total sejumlah 16.225 individu burung-air terhitung dalam rangkaian kegiatanini. Jumlah individu burung-air terbanyakterhitung di wilayah Jawa Tengah yaitusebanyak 7.514 individu, disusul JawaTimur (3584) dan Banten (2636).Jumlah individu tersebut tergolong dalam66 jenis, atau sekitar 35 % dari jumlahjenis burung-air yang tercatat (pernah)ditemukan di Indonesia.

Kuntul Kerbau Bubulcus ibis, sebanyak6.839 individu merupakan jenis yangpaling banyak terhitung, disusul BlekokSawah Ardeola speciosa (1.482) danKuntul Kecil (1016).

..... Sambungan dari halaman 24

Perhitungan Burung-Air Asia ...........

Burung-air yang dilindungi

Sebanyak 17 jenis burung-air yang terhitungdalam AWC 2007 termasuk jenis dilindungiundang-undang di Indonesia. Tiga jenisdiantaranya yaitu: Bangau Bluwok (Mycteriacinerea), Kuntul Cina (Egretta eulophotes) danBangau Tongtong (Leptoptilos javanicus) jugamerupakan spesies yang terancam kepunahankategori rentan (Vulnerable) menurut IUCNRed List (IUCN, 2006). Bluwok juga dimasukandalam App. I oleh CITES, yang berarti spesiesyang paling terancam kepunahannya sehinggadilarang diperjual-belikan kecuali pertukaranuntuk kebutuhan non-komersial, oleh institusipenelitian (UNEP-WCMC, 2007).

EVALUASI

Kegiatan AWC 2007 telah dilaksanakan diwilayah Indonesia. Berkaca pada rangkaianproses mulai dari informasi awal berupapengiriman undangan (baik melalui internet,komunikasi lisan serta 1.000 undangan yangdikirim bersama WKLB), dikaitkan dengan hasilyang diterima dan dicapai, serta dibandingkandengan hasil pada tahun 2006 lalu, belumterlihat peningkatan yang signifikan baik darijumlah lokasi pengamatan maupun jumlahburung yang terhitung. Namun dari segi jumlahpartisipan atau peserta yang terlibat dalamkegiatan ini, cukup meningkat denganmunculnya pengamat-pengamat baru.Komunikasi serta jaringan informasi yang baikdiharapkan dapat terus ditingkatkan.

* Koordinator Nasional AWC di Indonesia &Biodiversity Conservation Officer - WIIP

Page 28: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

2828282828 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

Flora dan Fauna Lahan Basah

Indonesia telah dikenal dunia sebagai negara yangmemiliki tingkat keanekaragamaan jenis flora dan faunayang tinggi. Jenis flora dan fauna tersebut, tersebar

secara tidak merata di seluruh wilayah geografis Indonesia.Pada masing-masing wilayah geografis, terdapat jenis-jenis floradan fauna yang khas dan tidak ditemui di wilayah lainnya.Kondisi penyebaran flora dan fauna yang demikian, padaakhirnya memberikan identitas khusus pada masing-masingwilayah geografis tersebut. Berdasarkan Surat KepalaBAPEDALDA Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 660/157/IV/BPDL/2001 tanggal 24 Maret 2001, tentang penetapan IdentitasFlora dan Fauna Kabupaten/Kota Palangka Raya, serta SuratKeputusan Walikota Palangka Raya Nomor 67/Bid.II/IV/BPDL/2001 tentang Identitas Flora dan Fauna Kota Palangka Raya,maka ikan Kangkari (Botia macracantha) ditetapkan sebagaimaskot bagi kota Palangka Raya (BAPEDALDA, 2001).

Ikan Kangkari (Botia macracantha) termasuk ke dalam ordoCypriniformes dan family Cobitidae. Tubuh ikan Kangkariberwarna kekuningan yang dibalut warna hitam di tiga tempat.Satu memotong di kepala persis melintas di mata, lalu di tengahtubuh agak lebar dan terakhir di pangkal ekor yang merambatsampai sirip punggung. Sirip ekor tebal terbagi dua denganujung lancip. Warnanya oranye dengan ujung kemerahan.Sirip anus hitam dengan tulang sirip kuning, sementara siripdada merah darah. Di ujung kepala terdapat mulut yangditempeli kumis. Sedangkan di bawah matanya terdapatsemacam duri tajam yang digunakan sebagai senjata (Linggadan Susanto, 2003).

Ikan Kangkari betina memiliki tubuh lebih ramping dibandingkandengan jantan. Sedangkan ikan Kangkari jantan ditandaidengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina.Ikan Kangkari termasuk dalam golongan ikan hias bertelur (egglayer). Di alam mereka memijah di musim hujan. Pemijahandilaporkan berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapidengan tingkat kesulitan yang tinggi karena faktor umur.

KANGKARI (Botia macrachanta)Ikan Hias Khas Perairan Tawar Palangka Raya

Oleh:Muhammad Noor*

Banyak yang menyangka ikan ini termasuk ikan berukuran kecilsehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yangsebenarnya belum dewasa. Ikan dengan panjang 15-20 cmdalam akuarium boleh dikatakan sudah matang untuk dipijahkankarena ikan Kangkari betina mengandung telur setelah mencapaipanjang tersebut (BAPEDALDA, 2001).

Air sebagai media hidup ikan Kangkari harus disesuaikandengan habitat aslinya, yaitu kesadahan 8-12 dH, suhu 24-26ºC, kadar oksigen terlarut 3-5 ppm. Sebagai ikan yang tidakbersisik ikan Kangkari diketahui rentan terhadap penyakit danboleh dikatakan hampir tidak memiliki perlindungan terhadapbahan beracun di dalam akuarium. Kebiasaan lain dari ikanKangkari yang sering membawa kematian ialah permukaantubuh yang sering mengeluarkan lendir cukup banyak. Begitubanyaknya lendir ini sering membuat air cepat keruh. Lendirsering mengakibatkan tertutupnya insang sehingga membuatikan Kangkari tidak dapat bernafas (Lingga dan Susanto,2003). Ikan Kangkari adalah karnivora, sehingga perlu diberipakan dengan diet protein tinggi. Mereka dapat menerimahampir semua jenis pakan hidup atau beku, seperti artemia,cacing darah, daging udang, daging ikan, bahkan kacangpolong rebus (BAPEDALDA, 2001).

Salah satu daya tarik ikan Kangkari (Botia macracantha)adalah bentuk tubuhnya seperti torpedo dengan punggungagak melengkung dan mulut kecil meruncing ke arah bawah.Warna kuning emas cerah dan hitam mengkilat merupakanwarna favorit yang disukai para penghobi.

Ikan Kangkari sangat senang apabila dipelihara secaraberkelompok 5-6 ekor atau lebih. Mereka akan berenangbergerombol mengelilingi akuarium dan saling menggesekkanbadan dengan sirip punggung menegak, sehinggamenyajikan tontonan sangat menarik bagi pemeliharanya.Perilaku lain yang menarik adalah tiduran tergeletak padasatu sisi tubuhnya, sehingga pemeliharanya menyangka ikantersebut mati (Lingga dan Susanto, 2003).

* Jurusan Perikanan UNPAR

Page 29: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 2929292929

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Sebagaimana halnya penduduk yangmendiami kawasan sekitar hutanlainnya, ketergantungan masyarakatterhadap sumberdaya alam masihsangat tinggi khususnya sumberdayaperairan. Akan tetapi pengaruh luar(khususnya masyarakat yang datangsaat masih beroperasinya industrisagu melalui program transmigrasi)memberikan dampak yang sangatberarti sejalan denganpengembangan wilayah sebagaidistrik baru yang secara administratifmengurus rumah tangganya sendiri.

Usaha mayarakat melalui kegiatanperdagangan terlihat dengan berbagaiupaya untuk menjual hasil panensagu dan tangkapan ikan ke wilayahsekitar. Selain itu juga usahapeternakan unggas air dan ternakkambing berkembang dengan baik dibeberapa desa dengan memanfaatkanpotensi wilayah (aliran sungai danhijauan yang ada).

Satwa buruan yang ditangkap dalamkeadaan hidup dan kondisinya masihmemungkinkan untuk dipelihara mulaidipelihara dengan system back yard(mengikat atau diumbar bebas dihalaman rumah, lapangan atau lahanrumput yang kosong). Jenis satwayang mulai dikembangkan melaluiprogram budidaya berdasarkanpengetahuan local masyarakatsetempat yaitu Burung Kasuari(Casuarius sp.) dan Rusa Timor(Cervus timorensis) (Gambar 3).

KEMUNGKINAN ANCAMANTERHADAPKEANEKARAGAMAN HAYATI

Pembangunan wilayah Papua denganpotensi sumber daya alam yang adamau tidak mau membawa sejumlahdampak baik terhadap kondisimasyarakat maupun lingkungan dalamhal ini ekosistem sekitarnya. Dampakterhadap kehidupan sosial ekonomimasyarakat setempat terlihat denganjelas pada peningkatan arus masukorang dari luar (baik sebagai pencarikerja maupun pekerja proyek KilangLNG) yang dapat menciptakankecemburuan sosial di tengahmasyarakat. Keinginan masyarakatuntuk bisa terlibat langsung dalamkegiatan proyek (sebagai pekerja,kemudahan mengakses fasilitaspendidikan dan kesehatan sertamendapatkan kesempatan berusaha)merupakan hal yang wajar karenawilayah pengembangan LNGTangguh merupakan ulayat danbagian yang yang sudah menyatudengan kehidupan mereka sehari-hari.

Dari sisi ekologis, keseimbanganekosistem juga ikut terganggu dengankehadiran proyek LNG ini karenaperubahan lingkungan alami menjadisuatu pusat aktivitas pengembangankilang LNG di beberapa titik yangjuga merupakan habitat dari sejumlahsatwa khas Papua yang notabene

adalah bagian dari Cagar Alam TelukBintuni (CATB). Kegiatan konstruksisejumlah fasilitas dan sarana operasikilang meskipun dilakukanberdasarkan hasil AMDAL tentunyamembawa perubahan terhadapkondisi habitat alami sejumlah speciessatwa. Selain itu juga aktivitasmasyarakat setempat yang kurangberpihak pada kelestariankeanekaragaman hayati juga ikutmemberikan kontribusi terhadapketerancaman species satwa yangada.

Dalam kaitannya dengan upayamenjaga kelestarian alam di sekitarareal proyek LNG dan CATB, BPIndonesia dengan beberapa lembagaterkait telah melakukan kegiatankolaborasi untuk mengembangkanBiodiversity Action Plan gunamengantisipasi perubahan ekosistemyang terjadi dan rencana strategispengelolaan lahan basah yangterdapat di CATB.

Tentunya pengelolaan kawasan yangramah lingkungan dan bertanggungjawab dengan tetap mengakomodasikebutuhan masyarakat lokal yangmenjunjung tinggi aspek kelestarianperlu tetap dijaga bahkan ditingkatkan.Hal ini bukan hanya untukkepentingan kita yang ada sekarangini tetapi untuk generasi penerus kitayang mendambakan untuk tetap dapatmenikmati sumberdaya lahan basah diPapua. Marilah kita salingbergandengan tangan untukmembangun kerjasama dalammenunjang usaha konservasi lahanbasah.

*Program Studi Produksi TernakFakultas Peternakan Perikanan &

Ilmu KelautanUniversitas Negeri Papua, Manokwari

Email: [email protected]

..... Sambungan dari halaman 23

Potensi Ancaman terhadap Satwa di Sungai Sebyar ...........

Page 30: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

3030303030 Warta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan BasahWarta Konservasi Lahan Basah

..... Sambungan dari halaman 26

Menanam Pohon, Menuai Damai ...........

Berita dari Lapang○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

30 jutaan pohon di seluruh Afrika,sebagai bagian dari kampanyenyauntuk meningkatkan lingkungan hidupserta peningkatan kesadaran mengenaiHAM dan demokratisasi. Kegiatantersebut bukan tanpa resiko, karenawanita yang dinilai sangat konsisten iniberkali-kali dijebloskan ke penjaraselama rejim pemerintah Kenya yangsangat represif saat itu.

Kiprah Wangari dalam kampanyepenanaman pohon kembaliditunjukannya pada pertengahanNovember 2006. Bersamaan denganpelaksanaan Pertemuan para Pihak(CoP) 12 Kerangka Kerja PBB untukPerubahan Iklim (UNFCCC) di Nairobi– Kenya, telah diluncurkan suatukegiatan yang bertajuk Plant for thePlanet: Billion Tree Campaign. Kegiatantersebut intinya adalah mengajakseluruh lapisan masyarakat untukmelakukan penanaman pohon di lokasiyang sesuai di seluruh dunia, dankemudian mendaftarkan tanaman yangditanamnya kedalam situs yang telahdisediakan www.unep.org/billiontreecampaign. Si penanamkemudian dianjurkan untuk terusmemelihara tanaman tersebut, utukkemudian akan diberikan sertifikat.Adapun jenis-jenis yang dianjurkanuntuk ditanam adalah tanaman setempatyang cocok dengan lingkungannya,sementara jumlahnya bisa berapa saja,dari mulai hanya satu batang hinggajutaan tanaman.

Dalam sambutan pembukaanpeluncuran program tersebut, AchimSteiner (Executive Director UNEP),menekankan bahwa program kampanyetersebut merupakan salah aksi nyata dilapangan untuk menjawab isuperubahan iklim yang terasa semakinnyata, salah satu diantaranya akibatpenggundulan hutan yang semakinmenjadi-jadi. Pernyataan serupa,dengan penekanan pada pentingnyapembangunan berkelanjutan untukkepentingan generasi mendatang, jugadisampaikan oleh Pangeran Albert II

dari Kerajaan Monako, yang dalam halini bertindak sebagai pelindungkegiatan. Dalam sambutannya melaluifasilitas tele-conference, Pangeranyang akrab dengan dunia seni danolahraga ini juga menyampaikan bahwadirinya sangat peduli dengan kegiatanpenghijauan, sehingga telah membentukyayasan khusus yang memberikanbantuan kegiatan penghijauan di dalammaupun luar negeri, termasuk diLibanon dan Cile.

Prof. Wangari sendiri, yang saat itumenjadi pusat perhatian, menceritakanbagaimana mengajak masyarakatmenanam pohon memerlukankesabaran, kukuh dan memilikikomitmen tinggi. Masyarakat,menurutnya, kadang-kadang tidak maumenanam pohon karenapertumbuhannya yang lambat dan tidakbisa terlihat segera, tapi merekaseringkali tidak sadar bahwa pohonyang mereka tebang hari inisebenarnya tidak ditanam oleh merekasendiri, tapi oleh orang tua mereka.Dari situ, perlu ditekankan bahwamenanam pohon adalah untukkesejahteraan anak-cucu kita, yangtelah meminjamkan planet bumi untukkita tempati.

Bagi kita di Indonesia, denganmengesampingkan hasil yang telahdiperolehnya, kampanye seperti inisemestinya bukanlah merupakan halyang baru. Kalau semuanya berjalandengan lancar sesuai dengan tujuan,rasanya tidak berlebihan kalau kitakatakan bahwa satu milyar pohonadalah bukan merupakan hal yang sulitdicapai dengan jumlah biaya yangsudah dikeluarkan selama ini. Mungkinsebagian dari kita masih ingatbagaimana pada tahun 1970, SolihinGP, yang kala itu menjabat sebagaiGubernur Jawa Barat melakukankampanye penanaman pohon yangdikenal dengan sebutan RAKGANTANG(Gerakan Gandrung Tatangkalan –Gerakan Menyukai Pohon). Gerakanyang sangat populer pada saat itu

bertujuan untuk menghijaukan kembalitanah Parahyangan. Setelah itu,pemerintah meluncurkan InpresReboisasi dan Penghijauan, yangkemudian disusul pula denganpencanangan hari Gerakan TanamSejuta Pohon, dan adapula yangnamanya Gerakan Rehabilitasi LahanKritis. Yang saat ini sedang digalakanadalah Gerhan. Jadi, dari sisi kegiatankampanye rasanya kita tidak kalah gesit,hanya saja mungkin karena jumlah yangditebang lebih banyak dari yang ditanam,atau mungkin juga karena jumlah yangtumbuh tidak seberapa dibanding denganjumlah yang ditanam, makanya makinbanyak saja bumi Indonesia yang makingundul.

Menarik untuk disimak bahwa menanampohon konsepsinya adalah tidaksemata-mata terkait dengan ilmupenanaman (silvikultur) dan dimensilingkungan (nature) saja. Menanampohon bisa merambah dimensi yanglebih luas lagi, termasuk diantaranyauntuk mempertahankan matapencaharian penduduk, pemeliharaansumber mata air, penyediaan udarasegar dan bahkan menggalangsolidaritas untuk menciptakanperdamaian lintas negara, sebagaimanayang telah ditunjukan oleh kelompokGreen Belt Movement di Kenya. Jikaditarik jauh kebelakang, pantaslahkiranya jika lebih dari 14 abad yang laluNabi Muhamad SAW sempat mengajakpara Sahabatnya untuk terus melakukanpenanaman pohon, meskipunseandainya tahu bahwa besok akan tibahari kiamat. Dalam kebudayaan Cina,seorang penyair yang hidup 2.500tahun yang lalu dalam puisinya menulis:“Jika anda berpikir satu tahun kedepan,maka sebarkanlah biji. Jika andaberpikir jauh puluhan tahun kedepan,maka tanamlah pohon”. Rasanya paraleluhur kita telah memberikan jawabanuntuk mengatasi proses perubahan iklimyang menghantui kehidupan kita.Sayangnya, lebih banyak orangberpikiran pendek yang menguasaihajat hidup masyarakat Indonesia.

Page 31: Warta Konservasi Lahan Basah - wetlands.or.id 15 No 1 (April 2007).pdf · Konservasi Lahan Basah Bantaran Kali Surabaya, ... tujuh kawasan konservasi di ... Skema batas kawasan SMPTL

Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007Vol 15 no. 1, April 2007 3131313131

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kotak-Katik Lahan BasahKotak-Katik Lahan BasahKotak-Katik Lahan BasahKotak-Katik Lahan BasahKotak-Katik Lahan Basah

Isilah kotak-kotak di samping ini :

1. Daerah tepi laut2. Ketam3. Pencari ikan4. Perubahan peruntukan5. Alat pencatat gempa bumi6. Nama Inggris bagi Burung Raja Udang7. Hubungan erat antara dua jenis mahluk hidup8. Gelombang laut dashyat akibat gempa di dasar laut9. Bakau (jenis mangrove)10. Ikan tambak11. Pantai Utara Jawa (singkat)12. Hak masyarakat adat atas sebidang tanah

bang tri’ Apr-07

Jawaban Kotak-Katik Lahan BasahVol. 14 No 4 Oktober 2006

Dokumentasi Perpustakaan

1. Mahluk berkelamin dua jenis

2. Metode pembersihan lahantanpa bakar

3. Ilmu yang mempelajari sifatdan perilaku air

4. Perjanjian antara negara-negara

5. Perpindahan penduduk darisatu pulau ke pulau lain

6. Tempat/lubang keluar masukudara

7. Tumbuhan yang menumpangpada tumbuhan lain

8. Pemancaran (cahaya, panas)

9. Beraneka ragam

10.Badan PerencanaanPembangunan Nasional

1 H E R M A F R O D I T

2 Z E R O B U R N I N G

3

H I D R O L O G I

4

K O N V E N S I

5 T R A N S M I G R A S I

6

V E N T I L A S I

7

E P I F I T

8

E M I S I

9

H E T E R O G E N

10

B A P P E N A S

Dohong, A., 2006. Laporan Akhir(Final Report) Climate Change,Forest and Peatlands in IndonesiaKomponen Kalimantan Tengah.Laporan Akhir, Wetlands International-IP, viii + various.

Hermawan, W., 2006. LaporanPartisipasi Kelompok MasyarakatDalam Pengelolaan Lahan BasahPesisir (Laguna) Secara Terpadu,Wetlands International-IP, various.

Hooijer, A., M. Silvius, H. Wosten, andP. Susan, 2006. Peat-CO2 Assess-ment of Co2 Emissions from DrainedPeatlandsin SE Asia: Report R&DProjects Q3943/Q3684/Q4142, WLDelft Hydraulics, 37.

Murdiyarso, D., A. Puntodewo, A.Widayati and M.V. Noordwijk, 2006.Determination of Eligible Lands for A/R CDM Project Activities and of

Priority Districts for Project Develop-ment Support in Indonesia, CIFOR,viii + 40.

Muslihat, L., I.T. Wibisono, D. Raisdan F. Hasudungan, 2006. KajianStrategis Plan Pengelolaan LahanGambut di Blok A, Eks Proyek PLGSejuta Hektar Kuala KapuasKalimantan Tengah, CCFPI andCIDA, xv + 147.

Robledo, C., M. Kanninen, and L.Pedroni, 2005. Tropical Forests andAdaption to Climate Change inSearch of Synergies, CIFOR, vi +186.

USAID, 2006. Infrastructure OutlineConcept Plan: Kabupaten Aceh BesarWater, Sanitation, Solid waste,Drainage, Development Alternatives,vi + 115.

Wahyunto, Heryanto, B., Bekti, H. danF. Widiastuti, 2006. Peta-petaSebaran Lahan Gambut, Luas danCadangan Karbon Bawah Permukaandi Papua, Wetlands International-IP, iii+ 52.

Wibisono, I.T., 2006. Final ReportRehabilitasi Hutan Rawa GambutBekas Terbakar di Zona Inti TamanNasional Berbak Jambi, Indonesia,Wetlands International-IP, iii + 33.

Wibisono, I.T.C. and I.N.N.Suryadiputra, 2006. Studyof Lessons Learned fromMangrove/CoastalEcosystem Restora-tion Efforts in AcehSince the Tsunami,WetlandsInternational-IP,xv + 83.

1

S

2

I

3

L

4

V

5

O

6

F

7

I

8

S

9 H

10

E

11

R

12

Y