WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

16
1 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

description

Tarzan Indonesia. Di sela-sela cerita kerusakan hutan, illegal logging & 'artis' kehutanan .. masih banyak orang yg peduli pada kelestarian hutan. Orang-orang biasa yg berbuat luar biasa untuk lingkungan kehutanan dimana mereka tinggal

Transcript of WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

Page 1: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

1WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

Page 2: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

2 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

Mari sejenak lupakan illegal logging,bencana, dan semua tetek bengekkerusakan hutan yang tak ada habisnya.Mari berbicara tentang kisah-kisahsegar dari orang-orang biasa negeri ini.Tentang mereka yang membangunhutan Indonesia dari sisa-sisakepunahan. Tentang Tarrzan-tarzanIndonesai.

Inilah kisah orang-orang biasa yangbekerja dengan penuh cinta, didikasi,semangat, pantang menyerah menundakehancuran hutan Indonesia. Merekaberbuat dengan karya nyata, bukanbualan gombal dalam seminar atauworkshop-workshop di gedungpemerintahan, atau hotel berbintang.

Ini kisah tentang Ismail Hamid,seorang petani di Sumbawa yangmemintis pembangunan kebun bibitrakyat di kampunya. Idenya memicukesadaran warga kampung lainnyaberbuat yang sama dalammenghijaukan kembali kawasan sekitarmereka yang rusak.

Juga kisah laskar Tondo Ngata yangberjuang menjaga Taman Nasional LoreLindu (TNLL) dari incaran parapembalak liar. Tondo Ngata terbentukkarena sebuah panggilan, jugamempertahankan tradisi adat nenekmoyang mereka.

OPINI

Tarzan-Tarzan Indonesia

Ya, edisi ini Warta sengaja memilihorang-orang biasa ini menjadi haedlinesekaligus untuk menyambut harikemerdekaan negeri ini. Kami inginmenempatkan mereka (orang-orangbiasa ini) sebagai orang-orang yang luarbiasa di tengah-tengah para pejabatnegeri yang selalu korup. Bagi kami,mereka seperti Tarzan yang teguhmenjaga hutan dari kepunahan.

Mereka memang tak pernah disorotmedia, tapi peran mereka dalammenjaga keutuhan hutan Indonesia takbisa dipandang sebelah mata. Demimasa depan hutan Indonesia, merekarela bekerja tampa pamrih, tak peduliuang mereka habis, tak peduli cemoohanorang. Karena mereka, kita tahu hutan-hutan Indonesia tak akan hanya tinggaldalam buku-buku sejarah.

Warta menyakini orang-orangseperti Ismail, Laskar Tondo Ngata,masih banyak. Jikalau Warta kali inimenyajikan satu dua saja, itu hanyaketerbatasan space majalah ini saja.Maka Sambutlah mereka, orang-orangbiasa ini yang bekerja dengan penuhcinta. Selamat ulang tahun Indonesia.

Muhammad AS

Page 3: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

3WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

Dialah yang menggagas ribuan pohonkemiri tumbuh rimbun di Desa TodoAug, Kecamatan Passi TimurKabupaten Bolaang Manggandaw,Sulawesi Utara. Gagasannya telahmengembalikan hutan yang semularusak menjadi hijau kembali, telaga danmata air yang dulu pernah kering punkembali bermunculan.

Dialah Mangkodongan, priasederhana yang mencintai kampunghalamannya dan mendambakan kembalilingkungannya (hutan) seperti ketika diamasih anak-anak.

Mangkodongan lahir di DesaBilalang, lima puluh enam tahun yanglalu. Tapi Mangkodongan tak lamadisitu. Ia pindah ke Desa Todo Aug,Kecamatan Passi Timur KabupatenBolaaang Manggandaw, SulawesiUtara.

LAPORAN UTAMA

Yang Berbuat Karena Cinta

Mangkodongan kecil masih ingathutan di sekitar desanya merupakantempat bermain bersama temensebayanya, tempat mencari buah-buhan, menunggu durian jatuh, mandidan melepaskan lelah setelah bermaindi pancuran air yang dingin ataumengamati Anoa yang lari kesana-kemari.

Terkadang Mangkodongan kecilharus membantu sang ayah mencarirotan, kayu bakar, serta buah-buahanhutan untuk dimakan di rumah, atauberburu Anoa. Semuanya merupakannostalgia indah yang selalu ada dalampikirannya.

Namun perlahan hutan di sekitarkampung Mangkodongan berubah.

Page 4: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

4 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

Hutan di perbukitan yang semula heningmenjadi bising oleh alat-alat beratpenebang hutan. Kayu-kayu dari hutandiangkut ke kota oleh para pengusahaHPH. Kampung Mangkodongan tetapmiskin.

Masyarakat Todo Aug yangterdesak kemudian banyak yangmerambah hutan dan membukanyasebagai lahan pertanian. Perambahanbahkan hingga masuk kawasan cangaralam. Sampai-sampai telaga desa itumenjadi kering, sumber-sumber airdalam hutan pun hilang.

Buntutnya pemerintah memasangpal batas agar masyarakat tidakmembuka lahan lebih dalam lagi. Tentusaja ini keputusan yang sulit diterimamasyarakat Tudu Aug.

Saat itu, Mangkodongan adalahkepala desa. Dia harus berbuat danmelerai perselisihan antara warganyadengan pemerintah. Mangkodonganjuga berpikir keras agar keuangan desayang lagi seret bisa digunakan untukmerealisasikan gagasannya, menamamkemiri di bukit sekitar telaga yangmengalami kekeringan.

Pada 1987, kepada setiap pendudukyang mau menanam kemiri

Mangkodongan kasih uang Rp. 500 perpohon. Si penerima wajib memeliharasampai pohon itu tumbuh.Mangkodongan juga menginventarisirpara pemilik tanah seluas 20 hektar diluar kawasan untuk ditanam tananancampuran antara kemiri, buah-buahandan kayu-kayuan.

Beberpa tahun kemudian,Mangkongan membentuk KelompokTani Momantow sebagai wadahpenggerak yang membantumemberikan penyuluhan danpemninaan kepada penduduk DesaTodo Aug.

Pelan-pelan langkahMangkodongan mulai menuai hasil.Warganya yang mau ikut menanamkemiri mulai bertambah. Dukungankepada Kelompok Tani Momantow punterus mengalir. Dulu anggota kelompokini Cuma 88 Kepala keluarga, namunkini jumlahnya berkembang sampai 89KK.

Kini Mangkodongan tak lagi jadikepala desa, tapi semangatMangkodongan terus ada. Kegigihanuntuk mengabdi kepada kampunghalamannya terus menyala. Sekali lagidengan penuh cinta.

Page 5: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

5WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

LAPORAN UTAMA

Dia hanya seorang perempuan tua,tubuhnya ringkih, kulitnya sudah mulaikeribut. Tapi Eko Sugiastuti adalahsosok perempuan langka. Sepakterjangnya bahkan dapat dikatakanmelampuai kaum Adam.

Di usianya yang terus beranjaksenja, Eko masih peduli denganlingkungan sekitar. Dia mengajak semuaorang agar peduli dengan hutan. Setiaptahun Eko memberi bantuan bibitkepada masyarakat. Tahun lalu 500.000bibit telah ia bagi-bagi. Eko juga bikinminatur pengelolaan hutan dengankonsep mix farming dan memberikancontoh demo plot tentang pengelolaanhutan di sekitar kantornya. Kini Ekosedang mengembangkan hutan kota.

Baginya merawat pohon samadengan merawat anak. “Merawat 2anak pasti lebih ringan daripadamerawat 5 anak, tanpa dirawat denganbaik pasti anak tidak akan mejadiharapan orangtuanya. Dengan kondisiekonomi seperti ini bagaimana bisamembiayai 5 orang anak? Sama jugadengan merawat tanaman di sekitar desaini, kalau dibiarkan saja tanpa teknis)perawatan) yang bernar pasti hasilnyajadi seadanya, nilai ekonominyarendah,” katanya.

Kepedulian Eko kepada hutan mulaimuncul ketika dia mejadi PenyuluhKehutanan Spesialis (PKS), di Batang

Seorang PerempuanBernama Eko

Jawa Tengah pada 1993. Eko tak tegamelihat nasib hutan yang terus merana,juga terhadap masyarakat sekitar yangterus hidup dalam kemiskinan. Saatitulah Eko mulai melakukan hal-hal yangmustahil dikerjaan oleh seorangperempuan tua sekalipun.

Eko banyak terlibat dalam berbagaiperumusaan kebijakan di daerahnya.Bersama dengan Bupati, Dinas-dinasterkait, Perhutani dan masyarakat,, Ekomenginisiasi pembentukan tim terpadupengaman hutan.

Pada 2005, Tim PengendalianPengamanan Hutan Terpadu dan SatuanPengamanan Hutan Terpadu KabupatenBatang terbentuk. Pembentukan tim inimampu menekan pencurian dan okupasilahan hingga 5 persen terhadap arealhutan 150 hektar yang pernah diambilmasyarakat. Arela itu kini dikembalikanke negara dengan sistem pengelolaankolaboratif bersama masyarakat.

Sebelumnya, pada 2003, BupatiBatang mau mengeluarkan keputusantentang pembentukan ForumKomunikasi Pengelolaan SumberdayaHutan Bersama Masyarakat KabupatenBatang.

Di luar itu, eko juga inisiator dalamberbagai program, antara lain :pengembangan SMS online untukmencegah merebaknya pencurian kayu,pembentukan Tim Pembina GERHAN,

Page 6: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

6 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

pembentukan tim pembina PHBM –jumlah keseluhannya mencapai 93LMDH, 52 diantranya telahdiaktanotariskan-, pembentukanLMDH, dan pengembangan hutanpantai.

Eko bukan tipe orang yang hanyasuka bermain di tingkat atas. Eko taksegan-segan turun ke desa danmengunjungi satu persatu kelompokbinaanya yang saat ini telah mencapai286 kelompok.

Kelompok Tani Karya Lestari, satudiantara kelompok tani yang berhasil iabina. Kepada mereka, Eko mengajariberbagai usaha produktif berbasis hutan.Ada pengembangan pengelolaan hutanpola agorforesry, ternak, lebah madu,pembuatan jamur hingga pembuatanemping. Hasilnya dari berbagai usahaproduktif tersebut lumayan menambahpenghasilan anggota. Usaha jamurkuping misalnya, dalam sehari sajamereka bisa memperoleh lebih dari Rp.500.000.

Berkat pembinaannya pula, anggotakelompok binaannya banyak berprestasi.

Bagi eko menjadi pegawaipemerintah adalah amanah. Mungkin itusebabnya, saat masih menjadi pegawaiKasi Penyuluh di Dinas PKT, Ekopernah tak menerima tunjanganstruktural selama kurang lebih enamtahun.

Eko selalu memegang sikapkekeluargaan kepada semua orang,termasuk kepada staffnya maupunkepada kelompok binaannya. Hampirsetiap ada hajatan yang digelarmasyarakat binaanya, Eko pasti

diundang. Eko pun akan selalu datangkalau tidak ada halangan yangmendasar.

Eko punya motta : Qun Fayaqun,yang terjadi terjadilah. Maka kita puntahu selama ini impikan dia terwujud.Qun Fayaqun.

Laskar TondoNgata

Mereka orang malino yang tersisaakibat perang suku Tau Lera. Sekitar500 tahun lalu, tujuh keluargameninggalkan kampung halamannyadan hijrah ke wilayah kerajaan Kuwali.Di sana mereka membeli tanahperburuan dari bangsawan Kuwali danmenamakan tempat itu Ngata Toro.

Kita mengenal mereka sebagaimasyarakat Toro yang masihmemegang teguh tatanan adatnya. Adayang dinamakan Totua Ngata yaknipemimpin desa; Tina Ngata (IbuKampung); Tondo Ngata (PenjagaKampung); Huro (Duta Kampung); danTadulako (Panglima perang). Dalammengelola alam, mereka mengenalWana Ngiki atau zona perlindungan;Wana yakni hutan liar; Pangale atauhutan pemanfaatan terbatas; Oma;Pongata (Pemukiman); dan Polidaa atausawah.

Kita bisa menemui masyarakat adatini di Desa Toro Kecamatan Kulawi KabDonggala, Sulawesi Tengah, sekitar tigajam perjalanan dari kota Palu. NgataToro berada di perbatasan Taman

LAPORAN UTAMA

Page 7: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

7WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

LAPORAN UTAMA

Nasional Lore Lindu (TNLL), sebagianwilayahnya malah masuk TNLL.

Pada masa Orde Baru, konflik kerapterjadi antara masyakat Toro denganpetugas TNLL. Mereka dilarang masukTNLL. Suatu kali mereka pernahmemberontak. Mereka masuk ke TNLLdan mengambil rotan dari sana. Tapiaksi mereka ketahuan, petugas TNLLlalu merusak dan memusnahkan rotanyang mereka bawa.

Sampai akhirnya reformasi datang.Perubahan kemudian terjadi.Pemerintah tak lagi mengusir. Tatananadat Toro yang memiliki nilai-nilaikearifan dipandang bukan lagi ancamanbahkan bisa mendukung agendakonservasi pemerintah.

Tondo Ngata sebagai bagian dari

unsur kelembagaan adat masyarakatToro yang bertugas yang bertugasmenjaga desa termasuk hutansekitarnya mulai dilirik peranannya.Dalam tata pemerintah Toro, TondoNgata merupakan bagian dari lembagapemerintah Toro.

Bagi Masyarakat Toro, TondoNgata menjadi kewajiban dan panggilan.Mengamankan dan menjaga hutan daripara keserakahan penebang kayu,penjerat binatang dan penambang adalahpanggilan hati untuk kehidupansekarang dan masa depan.

Singkat certia kesepakan terjadi.Wilayah Ngata Toro diakuikedaulatannya, dan Tonda Ngata kinimenjadi laskar Masyarakat Toro yangikut mengamankan hutan.

Gulungan kalkir diperlihatkan EllyWaucang. Di situ sebuah peta tergambarjelas. ” Kami menyebutnyaNambluongge Ku Mab Sam. Petawilayah dan tanah adat Nambluong, ”katanya. Peta itu cukup lengkap.Tataguna lahan, potensi sumberdayaalam, dan batas-batas wilayahtergambar jelas.

Nambluongge ku Mab Sam bolehdibilang karya asli masyarakatNambluong, salah satu desa yangberada di propinsi Papua. Peta bagimereka bukan sekedar sketsa gambar,tapi senjata melawan kekuatan luar. Alatberjuang untuk memperoleh hak-hak

atas adat mereka. ” Kepemilikan tanahadat dan sumberdaya saat ini menjadisangat mendesak. Tidak ada jalan lain,”kata Elly, yang juga ketua DewanPersekutuan Masyarakat Adat(DPMA) Nambluong.

Dibanding dengan saudara-saudaranya yang hidup di pegunungan,masyarakat Nambluong sebetulnyahidupnya relatif lebih baik. Kawasannyasubur, menghasilkan kakau, sagu,matoa, bahkan buah-buahan sepertijeruk. Sebagian masyarakatnya bahkanmemiliki sejumlah ternak untuk kondisidarurat seperti menyekolahkan anak.Namun mereka yakin suatu saat, adat

Berjuang dengan Selembar Peta

Page 8: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

8 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

akan tergerus oleh zaman danmodernisasi.

Meskipun pemerintah belummemberikan pengakuan, masyarakatNambluong menjadikan peta kawasanseluas 54.000 hektar itu untukmengklaim kepemilikan adat, termasuk-suku-suku dan keluarga. Merekaberharap pemberian sertifikat segeradilakukan, meskipun pelungnya kecil.Masyarakat berharap denganditetapkannya batas-batas adat dantataguna lahan, mereka dapat segeramembuat aturan adat sendiri ataspengelolaaan tanah dan sumberdayaalamnya.

Akibatnya memang bisa sangat jauh.Masyarakat, misalnya, nanti dapatmelakukan negosiasi langsung denganpengusaha yang hendak melakukanpengusahaan di wilayah Nambloung.”Tanah adat tak perlu dijual, tapi kitabisa memperoleh bagi hasil atas bisnisdi atas tanah kami,: kata PieterDentrum, ketua DPMA Kemtuik.”Sampai kapanpun, wilayah adat akanmenjadi milik masyarakat adat.”

Meskipun pemerintah belummengakui kepemilikan resmimasyarakat adat atas tanah kawasanNambluong, sikap masyarakat telahberubah. Elly menuturkan, masyarakat

kini menjadi mahfum duduk persoalantanah sekaligus sadar bahwa tanah-tanah tersebut adalah miliknya yangdiwariskan secara turun temurun.Masyarakat beranggapan, jika merekabelum menyerahkan hak tanag kepadapihak lain, termasuk pemerintah, makatanah tersebut masih milik sah mereka.”termasuk tanah yang ditinggali paratransmigran.”

Pemahaman ini belakanganmelahirkan sikap semena-menaterhadap para transmigran. Merekadianggap ”liar” dan hidupnya semakinterpojok. Masyarakat Nambluonghanya memperbolehkan paratransmigran menggarap lahan dipekarangan sekitar rumah. Kalau sudahterlanjur ditanami kakao atau sawah,misalnya, transmigran hanya diijinkanmenggarap sampai panen berakhir.”Sesudah itu, mereka harusmenyerahkan tanah itu kepada kami.”tegas Matius Kwaji-Sawah, salahseorang kepala suku di kawasanNambluong.

”Karena kami yakin, sebelumnegara-negara di dunia merdeka,termasuk negara Republik Indonesia,kepemilikan diwariskan secara turun-temurun,” kata Elly.

LAPORAN UTAMA

Page 9: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

9WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

Oleh Hasanu Simon

Reformasi di bidang kehutanan begitumembahana setelah pemerintahPresiden Soeharto jatuh pada bulan Mei1997. Semua orang yang sebelumnyaterlibat secara langsung maupun tidaklangsung dengan kehutanan,meneriakkan perlunya reformasi dibidang kehutanan. Tetapi sebenarnyahati setiap orang yang meneriakkanreformasi tersebut isinya berbeda-beda.Sebut saja berbeda antara rimbawan dannon-rimbawan, antara DepartemenKehutanan dengan masyarakat, denganPerguruan Tinggi, dan sebagainya.Bahkan di antara rimbawan sendiridiversitasnya cukup jauh, antara yangmengamati HPH sejak sebelumkelahirannya tahun 1967 dengan yangtinggal menyaksikan ambangkebangkrutan mesin perusak hutantropika Indonesia tersebut.

Saya adalah generasi yangmenyaksikan lahirnya HPH yangdibidani oleh mendiang BapakSoedjarwo, yang menjadi orang nomersatu di Kehutanan Indonesia dari tahun1964-1987. Dialah sebenarnya orangyang harus bertanggung-jawabterhadap kehancuran hutan Indonesia.Kebetulan saya bekerja sebagai dosendi bidang perencanaan dan pengelolaanhutan. Oleh karena itu wajar kalau sayatahu agak banyak tentang sejarahhancurnya hutan Indonesia, walaupunmasih banyak orang lain yang lebih tahudari saya tetapi diam saja.

Sekali Lagi Reformasi Kehutanan

KOLOM

Menurut saya, inti sari reformasi dibidang kehutanan yang harus dilakukanadalah: Meluruskan cara berfikir yangsalah dalam mengelola hutan Indonesia,khususnya sejak lahir Undang-undangnomer 5/1967. Kesalahan ini yang harusdiperbaiki dalam reformasi.

Kesalahan-kesalahan penting yangharus diperbaiki dalam reformasi adaempat, yaitu:

1. Landasan ilmu yang dipakaiuntuk mengelola hutan Indonesia adalahyang paling primitif (paradigma timberextraction). Paradigma itu yangmenghancurkan hutan di Mesopotamia(3.500-1.000 SM), Eropa (300 SM-1.000 M), hutan jati di Jawa era VOC(1650-1800), dan secara bodoh diulangdi luar Jawa 1970-1990 dst.

2. Pengelolaan hutan secarasentralistik, dilandasi arogansi pejabatpemerintah dengan top-down-nya yangsangat powerfull.

3. Pengelolaan hutan tanpa rencanakerja sebagaimana mestinyapengelolaan hutan yang benar.

4. Etos kerja rimbawan Indonesiasudah sangat merosot dibandingdengan etos kerja standard yang pernahsaya pelajari dari guru-guru danpendahulu saya. Seorang rimbawanhanya bercita-cita untuk bekerjamembangun hutan demi kesejahteraanmasyarakat dan kelestarian lingkunganhidup, bukan untuk mencari uang ataumemperkaya diri. Kekayaan dan jabatan

Page 10: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

10 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

KOLOM

yang diperoleh rimbawan adalah akibatkerja kerasnya, bukan tujuan.

Nah sekarang, mana dari empatmasalah yang saya sebutkan itu yangdianggap tidak tidak pas atau tidak sesuaidengan keinginan reformasi? Kalaubenar, bagaimana reformasi seharusnyadilaksanakan. Sebelum menjawab itusemua, saya ingin melanjutkanpengamatan saya tentang kehutanan,sebelum dan sesudah tahun 1998.

Rimbawan yang sudah lulussebelum tahun 1985 pernahmenyaksikan betapa hebatnyaDepartemen Kehutanan dan parapejabatnya. Menempati gedung yangamat megah, entah uang dari manayang dipakai untuk membangun gedungtersebut. Sekarang pun para pengelolagedung tersebut masih dapat menikmatigajih yang cukup besar. Yang ingin sayasoroti di sini adalah yang berakitandengan empat masalah yang sayasebutkan di muka. Bagaimana situasikeperkasaan Departemen Kehutananyang lahir tahun 1982 itu (sebelumnyaberstatus Direktorat Jenderal) denganilmu yang dipakai, kekuatansentralistiknya, perencanaannya, danetos kerjanya? Coba bayangkan waktuitu status sosial dan kedudukan pejabatDephut di mata masyarakat, mulai danMenteri, Sekjen, Dirjen, Kakanwil,Kepala Dinas, KKPH, bahkan sampaiseorang KRPH. Di daerah, seorangpemilik HPH adalah raja di setiapbandara. Sering menyaksikan hal itubukan? Di Jakarta tinggal di hotelbintang 4 atau 5, anak-anaknya sekolahdi Amerika atau Eropa, paling jelek diPerth, Australia Barat.

Di kerajaan Perhutani juga begitu.Dari Dirut, Direktur, Kepala Unit,Kepala Divisi, Kepala Biro sampai Adm/KKPH, dalam kehidupan sehari-harimereka seolah-olah can do no wrong.Pencuri kayu dihajar, pencari rencek di-ingkel-ingkel, pesanggem diharuskantunduk dengan aturan kerja rodi, tetapitennis dan golf cort tetap semarak.Kantor Unit di Semarang, Bandung danSurabaya dibangun dengan megahnya,melebihi kemegahan kantor Gubernursekalipun.

Apa rencana tehnik kehutanan yangdibuat oleh Departemen Kehutanan?Badan Intag hanya melanjutkanpekerjaan Ditinpek yang mengurusi tatabatas HPH. RTT dan RKL yangmenjadi rencana kerja HPH hanyadisyahkan oleh aparat Ditjen PHberdasarkan persyaratan adminnistratifbelaka, bukan disyahkan karena kualitasrencana telah mengikuti kriteria asaskelestarian. Biro Perencanaan hanyamengkoordinasi masalah-masalah DIP-DUP saja. Jadi di mana penyusunanrencananya? Inilah yang harusdirefomasi. Perubahan nama dari BadanIntag menjadi Baplan, saya yangmengusulkan perubahan itu dalam rapattim reformasi, mestinya diikuti denganperubahan tugasnya untuk menyusunrencana pembangunan hutan, baik padatingkat nasional maupun regional, yangdiselesaikan oleh badan perencanaanhutan daerah untuk menyusun rencanaoperasional.

Pengelolaan hutan jati di Jawapernah mempunyai lembagaperencanaan yang sangat professional.Lembaga ini pernah menerbitkan secara

Page 11: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

11WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

KOLOM

berkala (tiap 10 tahun) RencanaPerusahaan (RP) tiap KPH berdasarhasil inventore hutan yang cermat,disusun oleh tenaga yang berkualitas,mengikuti secara disiplin isi dan maknaInstruksi 1938. Begitu beralih ke tanganPerum Perhutani, nama RP dirubahmenjadi RPKH (Rencana PengaturanKelestarian Hutan) dengan landasanilmu perencanaan yang lebih rendahkualitasnya dibanding dengan Instruksi1938, disusun oleh pejabat yang kurangmenguasai teori perencanaan hutantanaman. Dalam era ini lembagaperencanaan di tingkat pusat hanyamenjadi alat Direksi, di tingkat propinsiharus tunduk kepada Kepala Unit.Akibatnya, RPKH tidak pernahmenghasilkan kelestarian hutan sepertinamanya. Dari jangka ke jangka etattebangan terus menurun, kawasanhutan tak produktif terus meningkat.Dari lembaga perencanaan PerumPerhutani nyaris tak pernah lahir tokohperencanaan yang menguasai benarbidangnya, karena jabatan perencanaanhanya berfungsi sebagai tempat transituntuk menjadi Asper, Adm, KepalaDivisi atau Kepala Unit. Situasisekarang lebih parah lagi. Apa nggakperlu reformasi di sini?

Apa yang dilakukan Dephut setelahNegara dikuasai oleh Partai Politik(Parpol)? Jelas sejak itu yang punyaNegara hanya mereka yang menjadipengurus suatu parpol. Sejak pemiludemokratis tahun 1999, lahir pejabatNegara secara demokratis pula. Semualapisan masyarakat terwaikili. PejabatNegara harus lulus fit and proper test,

tetapi yang melakukan fit and propertest tersebut tidak menguasai apamasalah yang dihadapi. Orang yangingin menjadi pemimpin harus punyavisi dan misi. Jadinya perguruan tinggiterkenal sibuk dengan program calonpejabat yang pesan visi dan misi ini,yang ternyata lumayan profitable. DiMPR ada wakil penjarah hutan, banyakartis ganti profesi, DPRD dan KepalaDaerah banyak yang diwakili olehpreman, track record tidak diperlukan,karena itu berarti melestarikankepentingan Orba. Reformasi harusserba non-orba, walaupun pencurikayu, walaupun preman. Nun jauh diujung propinsi Jawa Tengah sana adabenggol pencuri yang menjadi ketuaDPRD.

Di bidang Kehutanan, parpolpenting punya jatah. Yang pernahmenjabat Menteri Kehutanan paskareformasi adalah Dr Nur MahmudiIsmail (sekarang menikmati jabatanbaru sebagai Wali Kota Depok), ProfDr Bungaran Saragih, Marzuki UsmanSE MSc, Dr Prakosa, dan sekarang MSKa’ban SE MS. Sejak itu apa programyang dilakukan untuk mereformasikehutanan Indonesia. Dr Prakosamelahirkan program GRNHL yangberubah menjadi GERHAN sampaisekarang, sebuah program politis yangmandul. Kalau saya disuruh membukaboroknya GRNHL/GERHAN, wah…., banyak sekali. Efektifitasnya tidakakan jauh berbeda dengan Pekan RayaPenghijauan Era Orba yang lalu,bedanya sekarang anggaran biayanyacukup besar.

Page 12: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

12 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

KOLOM

Menhut MS Ka’ban SE MSmengawali program populisnya denganmemerangi illegal logging. Namunsampai sekarang hasilnya nihil, malahditambah menuai becana asap. Olehkarena itu saya dengar programnya pakKa’ban sekarang asal tidak menyimpangdari aturan yang ada, agar selamat biduksampai ke seberang, sampai pemilu yad.Otonomi pemerintah daerahmenghasilkan sistem HPH yang jauhlebih ganas ketimbang sistem HPHlama. Itupun sistem HPH era otonomitidak menghasilkan apa-apa kecualimenjauhkan rakyat dan pejabat daerahdari rahmat serta berkah Alloh Swt.

Apa peran Inhutani sejak 1998? Sayatidak mempunyai informasi sama sekalitentang itu. Apa peran PERSAKI danAPHI A maupun APHI B? BagaimanaDewan Kehutanan yang belum lamalahir? Untuk itu semua saya jugakekurangan informasi. Bagaimanasepak terjang HPH HTI? Yang sayatahu, MHP sudah menjadi milikperusahaan Jepun, Indonesia hanyamenjadi buruh di negeri sendiri.Kawanku bilang sekarang banyak HPHtak bertuan, tetapi untukmemperolehnya harus siap dengan uangsuap sekitar 15 M. Lagi-lagi justru akanmejauhkan kita dari berkah dan rahmatAlloh Swt untuk bangsa Indonesia.

Karena bertetangga, saya tahu agakbanyak tentang Perhutani. Menurutpendapat saya, lembaga kehutananyang paling berpengalaman ini semakinjauh dari tuntutan reformasi. Semakinsentralistik, semakin tertutup,khususnya terhadap inovasi dan

pendapat dari luar, perencanaan semakinlemah, masa jabatan strategis hanyaseumur jagung, Adm/KKPH tidakmempunyai power untuk membangunhutan, merosotnya etos kerja tetap takdapat dibendung. Adm sekarangperanannya hanya seperti KBDH jamanJawatan Kehutanan, atau mirip KRPHjaman Djatibedrijfs, sebagai koordinatorpelaksanaan pekerjaan tehnik kehutanan(menebang, menanam, menjarangi).Sejak era orang sakti dari Mojokertodulu, rebutan jabatan mengedepan,menohok kawan sendiri tidak tabu, jiwakorsa tinggal dongeng belaka,kepentingan diri atau kelompok lebihmenonjol, tidak melihat wawasannasional dan kepentingan jauh kedepan. Saat ini istilah “kelompok barat”dan “kelompok timur” menjadi wacanasehari-hari bagi pejabat penting BUMNKehutanan tertua tersebut. Kiranyadiperlukan reformasi untukmemperbaharui mandate pengelolaanhutan di Jawa, bukan mengurangikawasan seperti issue santer yangakhir-akhir ini beredar. PP 30/2003perlu diganti.

Nah…., bagaimana reformasiseharusnya kita lakukan? Siapa yangharus melakukan reformasi? Dephut?APHI? Dewan Kehutanan? PerguruanTinggi? Persaki? LSM? Pemda?Presiden dan Wakil Presiden cuweksaja dengan kehutanan. DPR dan MPRmenganggap issue kehutanan terlalukecil dibanding dengan HAM, pilkada,buruh, bahkan Lumpur Lapindo danMbah Marijan. Oleh elite politik dan

Page 13: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

13WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

KOLOM

pemerintah, issue kehutanan hanyaditanggapi hangat-hangat tahi ayamsaja. Ketika ada tanah longsor, banjirbandang, atau semacam itu sajakehutanan diingat, tanpa ada tindakanlebih lanjut. DPR sudah menyewa timahli, tetapi apa tim ahli yang disewa itumemang ahli betul? Saya tak tahu.

Menurut saya, rimbawan harusbangkit untuk menyemarakkan kembaliperlunya reformasi di bidang kehutanan.Rimbawan harus ambil inisiatif, tampildi depan dengan konsepnya.Rimbawan, sekali lagi rimbawan. Marikita membentuk forum inti yangmampu menerjang kebuntuanpembangunan hutan nasional, sepertipasukannya Kolonel Slamet Riyadiketika menumpas RMS di pulau Ceramtahun 1950 yang lalu. Inilah cikal bakallahirnya RPKAD, yang mampumenghancurkan PKI dengan G30S-nyatahun 1965 yang lalu. Sumber dayahutan Indonesia amat besar.Peranannya amat vital untuk menjagakelestarian ekosistem global.Peranannya amat besar untukmenghasilkan bahan baku bagi berbagaimacam industri. Perananannya amatpenting untuk menciptakan lapangankerja bagi generasi muda kita yangmembludag. Mari kita ciptakanlapangan kerja di Negara kita yang luasdengan sumber daya hutannya ini, agarangkatan muda Indonesia tidakmengemis ke Negara tetangga sebagaiTKI yang sering di-dholimi olehmajikannya. Marilah kita selesaikanbencana asap dengan programpembangunan hutan yangkomprehensif. Mari kita ciptakan

alternatif pengelolaan lahan yang lebihbaik ditinjau dari segala bidangketimbang kelapa sawit yang merusaklingkungan dan tata air.

Di masa lalu banyak orang yangkeliru memahami pemikiran sayatentang pembangunan hutan. Sampaidengan tahun lalu masih saya dengarsendiri bisik-bisik yang mengatakanbahwa pemikiran saya tentang socialforestry adalah membagi-bagi kawasanhutan kepada rakyat. Saya memangtidak pernah membantah langsungtuduhan atau upaya pembusukanterhadap diri saya itu. Tetapi kali ini sayakatakan, saya adalah seorang rimbawanfanatik. Rimbawan yang berkeyakinankuat bahwa pembangunan hutanberasaskan kelestarian hanya dapatdicapai dengan landasan ilmu kehutananyang kuat pula. Ilmu silvikultur, ukurkayu, perhitungan etat, inventore, tatahutan. Rimbawan yang mempunyaipendirian dan kecintaan membangunanhutan untuk kesejahteraan masyarakatdan kelestarian lingkungan hidup. Salahsatu judul buku saya adalah Hutan Jatidan Kemakmuran. Buku lainnya lagiberjudul Pengelolaan Hutan BersamaRakyat. Tetapi di dalam kedua buku itutidak ada secuwilpun kalimat yangmengatakan kawasan hutan harusdibagi kepada rakyat.

Reformasi di bidang kehutananhanya dapat dilakukan denganmenyusun program jangka panjangyang komprehensif, sambil terus-menerus membina sumber dayarimbawan yang setia dengan jiwa korsasejati.

Hasanu Simon adalah pakarkehutanan UGM

Page 14: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

14 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

KOLOM

Tidak banyak, cuma sedikit. Denganuang cekak, Anda membangun kebunbibit, lalu setelah beberapa tahun,tanaman Anda sudah mencapai 118.212pohon, bila diuangkan keuntunganAnda mencapai Rp. 591 juta.

Lalu orang-orang datang kepadaAnda. Petani, birokrat. Anda dimintamengajari mereka. Oh ya, Anda jugamendapat sokongan dari lembaga do-nor asal Inggris. Yeah, Anda dikasihuang tambahan untuk gerakan kecil yangAnda lakukan itu.

Dia adalah Ismail Hamid, 40 tahun,petani Desa Rhee Loka, sekitar 30 kilo-meter perjalanan dari Sumbawa barat,yang merintis pembibitan swadaya danmenjadi ispirasi banyak orang.

Ismail lahir di Rhee Loka.,Sumbawa, NTT. Ree Loka desamiskin, penduduknya sebagian besaradalah petani pengarap sawah, kebun,dan tegalan. Mereka juga berternak,menjadi buruh tani di desa lain untukmenambah penghasilan. Petani di sanacuma memiliki lahan rata-rata 0,5 – 1,5hektar.

Sekeliling Rhee Loka adalah hutan.Tapi selama puluhan tahun hutan hanyaeksploitasi HPH dan telahmenyebabkan banjir yang merusaklahan pertanian penduduk, air irigasiberkurang. Nasib warga Rhee Lokabertambah buruk, buntutnya wargamasuk dan merambah hutan yangsebelumnya dilarang mereka masuki.

Gerakan Kecil Ismail

Ismail tergerak untuk berbuat. Dilahan milik Haji Jamadin, orang yangsejak awal tertarik dengan ide Ismail,Ismail memulai ”gerakan kecil”pembibitan. Tanpa dukungan danasecuilpun.”Meski perlu tapi kami disinitak mengharapkan bantuan uang,”katanya. Bersama Istri dan anak-anaknya, Ismail merawat kebunbibitnya. Ismail juga kerap dibantu paraperempuan dan anak-anak remaja diDesa Rhee.

Kerja keras Ismail mulai dilirik or-ang. Pada 2003, Ismail dipercayamenjadi ketua Komite Pengelola HutanDesa. Ini organisasi yang dibentuk olehwarga Desa Rhee Loka. Misinyamengalang kampanye pelestarian hutandengan menanam pohon secara mandiridi lingkungan desanya.

Lewat Komite ini, Ismail mengajakwarga kampungnya untuk terlibatdalam kerja-kerja komite dalam usahapembibitan. Ismail juga ”berkampayebibit” ke desa-desa lain, berdiskusi,mengajak orang-orang untukberkunjung ke desanya. Demi misinyaitu, Ismail bersama kawan-kawannyabahkan mau melakukan hal-hal yangbagi kita mungkin lucu. Dia memberikanhadiah bibit pohon untuk pemenangpertandingan olahraga sepertisepakbola. Dia mengkado pohonsebagai hadiah kepada pasanganpengantin yang menikah.

Page 15: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

15WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

BERITA

Kampanye Ismail berhasil. Orang-orang dari desa lain kerap datang kelokasi pembibitan di Desa Rhee Lokauntuk belajar. Mereka lalu melakukanhal yang sama di desanya. Jika dibandingketika Ismail baru mulai, makapembibitan pohon saat ini jumlahnyaterus bertambah. Saat ini, jika seluruhpembibitan digabung, total bibit yangditanam telah mencapai 118.121 pohonatau senilai Rp 591 juta (Rp 5000/pohon).

Di tengah kegagalan programpemerintah dalam Gerakan NasionalRehabilitasi Hutan dan Lahan(GNRHL), Ismail menjadi lilin penerangbagi kegagalan rehabilitasi hutan di In-donesia. Gerakan kecil Ismail terusberkembang semakin besar dan terusmenular. Pelan tapi pasti.

Jatah Kayu 2007 : 1juta m3.

Pemerintah berencana menaikkan JatahProduksi Tebangan (JPT) tahun 2007.Dirjen Bina Produksi Kehutanan (BPK),Dephut, Hadi S. Pasaribu menyebutkankenaikan JPT 2007 sebesar 1 juta meter

kubik yang artinya JPT 2007 naikmenjadi 9,1 juta m3. Tahun 2006, JPTsebesar 8,1 juta m3.

Direktur Greenomics IndonesiaElfiian Effendi menilai kebijakanpemerintah menaikkan JPT ini tidaksensitive terhadap kondisi bencana alamyang belakangan banyak terjadi diTanah Air. "Kami mengecam keraskebijakan itu," katanya.

Elfian mengatakan alasan kenaikanJPT 2007 tersebut kekeliruan fundamen-tal. Soft landing, kata dia, tidak mungkinmemberikan kenaikan yang berartiterhadap potensi tegakan siap tebang.Karena itu, katanya, Greenomics tidakpercaya dan menilai alasan itu sangatlemah. Apalagi disebutkan realisasipemanfaatan JPT 2006 hingga sekarangmasih 30%. "Jadi untuk apa menaikkanJPT jika penyerapannya rendah,"tuturnya. Greenomics menyarankanagar Dephut segera melakukanpenelusuran sebab terjadinya tingkatpenyerapan yang rendah. "Apakahbenar kenaikan JPT tersebut benar-benar dibutuhkan industri kayu? Kalauiya, kenapa penyerapannya rendah?Apakah bukan karena illegal loggingmasih sangat tinggi?" katanya.

Page 16: WARTA FKKM Edisi Agustus 2006

16 WARTA FKKM VOL. 9 NO. 8, AGUSTUS 2006

SEKILAS

Titik ApiBertambah

Meski program penanggulanganpembakaran lahan dan hutan digalakkan,tradisi membakar semak belukar untukmembuka lahan pertanian tetapberlangsung. Pemantauan satelit Na-tional Oceanic Atmospheric Adminis-tration (NOAA) menunjukkan ada 323titik api di Sumatera Selatan (Sumsel)selama Juli. Beberapa titik ada di hutankonservasi Taman Nasional Sembilang.

Kepala Dinas Kehutanan SumselDodi Supriadi dan Kepala SeksiPenanggulangan Kebakaran HutanAchmad Taufik di Palembang, Selasa(1/8), mengungkapkan, pembakaranlahan bulan Juli meningkat dibandingkanbulan- bulan sebelumnya. Selama Junihanya 55 titik api, Mei 28 titik api, danApril 16 titik api. Titik api pada Julimenyebar di 11 kabupaten dan tiga kota.Titik api itu ada di Kabupaten MuaraEnim (67), Musi Banyuasin (53), MusiRawas (39), Ogan Komering Ilir (32),dan Ogan Ilir (25). Peningkatan jumlahtitik api dinilai dalam ambang bataswaspada.

"Masuk batas siaga jika muncul 200titik api dalam sehari. Yang terbanyakbaru 58 titik sehari, yaitu 27 Juli," kataDodi.

Sementara itu, Satelit Badan Kelautandan Cuaca AS mendeteksi 41 titik panasdi Kalimantan Selatan jumlahnyameningkat dua kali lipat. Kepala DinasKehutanan Kalsel Sony Partono

menyatakan, titik-titik api ada di luarkawasan hutan. Diperkirakan, itumerupakan lahan yang sengaja dibakaruntuk perladangan.

Citra satelit memotret 15 titik api diKabupaten Balangan, 12 di Hulu SungaiSelatan, enam di Banjarbaru, dan duadi Tapin. Kabut asap mulai menyelimutiKecamatan Gambut, Kabupaten Banjar,dua hari terakhir, terutama pukul 06.00-07.00. Wakil Gubernur KalimantanTengah Achmad Diran meminta parabupati memantai kondisi warganyamenjelang musim kemarau agar jangankekurangan beras. (Kompas)

Pembongkar Ille-gal Logging Tewas

Abikusno Nachran anggota DewanPerwakilan Daerah (DPD) RI asalpemilihan Kalimantan Tengah tewaskarena kecelakaan lalulintas di Jalan TolCirebon. Kematian Abikusno didugakuat ada hubungannya dengan aktiviyasAbikusno yang getol mengungkap kasuspembalakan hutan di Kalimantan danPapua.

Abikusno sebelum menjadi anggotaDPD asal pemilihan Pangkalan Bun,Palangkaraya, dikenal sebagai wartawandan aktivis LSM Yayasan Wana CiptaLestari Bogor. Sepak terjangnyamengungkap praktek illegal loggingmembuat dirinya mengalami luka disekujur tubuh. Ia disiksa olehsekelompok orang suruhan pengusahaillegal logging di Kalimantan Tengah.

(Detik.com)