WARTA BURUH MIGRAN EDISI MEI 2012
-
Upload
infest-yogyakarta -
Category
Documents
-
view
234 -
download
9
description
Transcript of WARTA BURUH MIGRAN EDISI MEI 2012
Halaman 1 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
Warta Buruh Migran| Edisi XIV | Mei 2012
Klik www.buruhmigran.or.id
Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common
(CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau
keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama,
kecuali untuk kepentingan komersil.
Salam Redaksi Singapura
Penanggung JawabYossy Suparyo Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Fika MurdianaTim Redaksi Muhammad Khayat Fathulloh Sindy Nur FitriKontributorSuswoyoTata LetakWahyu Widayat NIlustratorIrvan Muhammad
Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected] Twitter: @infoburuhmigranFacebook: buruh migranPortal: http://buruhmigran.or.id Penerbitan buletin ini atas dukungan:
Sabtu (12/05/2012), sejumlah Buruh Migran Indonesia (BMI) perwakilan Indonesian Family Network (IFN), Himpunan Penata Laksana Rumah Tangga Indonesia di Singapura (HPLRTS), dan beberapa individu mengikuti pertemuan perdana dengan Andri Hadi, selaku Dubes RI di Singapura.
Acara di ruang Nusantara gedung KBRI Singapura tersebut juga dihadiri Humanitarian Organisation for Migration Economics (HOME) yang diwakili Bridget Tan dan beberapa staff KBRI, Indah, Fachry, Simon, serta Emil. Acara yang berlangsung dari pukul 10.30 hingga 12.00 waktu Singapura membahas permasalahan BMI, khususnya terkait meningkatnya angka kematian BMI akibat terjatuh saat membersihkan jendela apartemen.
Melalui survei online di internet, data polling menunjukkan 76 % menyetujui adanya tindakan BMI tidak membersihkan jendela. Pihak KBRI juga harus melakukan tindakan tegas (blacklist) terhadap majikan dan agensi yang masih meminta BMI untuk membersihkan jendela.
Sebagai representasi pemerintah Indonesia di Singapura, KBRI pada konteks buruh migran harus tetap fokus pada layanan perlindungan bagi BMI. KBRI adalah juru bicara untuk mendialogkan persoalan BMI dengan pemerintah Singapura. Pelbagai permasalahan satu persatu butuh diselesaikan, seperti potongan gaji yang masih terlampau tinggi (overcharging), kecelakaan kerja, hak libur, keselamatan kerja dan persoalan-persoalan lainnya. [12/5/12]
Tim Redaksi
Dialog BMI dan KBRI Singapura
Selamat memperingati hari buruh sedunia. Momentum
hari buruh sedunia mengingatkan bangsa ini untuk
melihat kembali jejak perlindungan negara pada Buruh
Migran Indonesia.
Peringatan hari buruh sedunia juga menjadi ruang
refleksi untuk menata kembali kebijakan pro buruh.
Terhitung jutaan warga Indonesia yang menjadi buruh
baik di dalam maupun di luar negeri ini. Tepat dalam
rangka memperingati hari buruh, edisi WBM bulan ini
akan menyajikan catatan Suswoyo tentang perlindungan
sosial TKI, beberapa liputan dari pewarta buruh migran
di Hong Kong, Singapura, dan Mataram.
Edisi juga akan menerbitkan catatan proses pemulangan
jenazah Riswo, BMI asal Banyumas yang meninggal di
Brunnei Darussalam.
Halaman 2 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
02 | Sekilas Peristiwa
Hari Buruh Sedunia di Hong Kong
May Day atau hari buruh sedunia diperingati setiap tanggal 1 Mei. Peringatan hari buruh sedunia di Hong Kong diwarnai aksi demonstrasi ribuan Buruh Migran Indonesia(01/05/12). BMI yang tergabung dalam Aliansi Cabut UU nomor 39 tahun 2004 PPTKILN melakukan aksi demo dari pukul 12.15 sampai pukul 13.00 waktu Hong Kong. Tuntutan para BMI antara lain, cabut UU nomor 39 tahun 2004 PPTKILN, berlakukan kontrak mandiri, hapus KTKLN, dan berikan pelayanan terbaik bagi BMI. Setelah demo usai, para BMI jalan menuju lapangan Victoria Park untuk bergabung dengan komunitas buruh lokal.Demo di depan KJRI dilanjutkan oleh organisasi Kotkiho dari pukul 13.00 sampai 14.00. Pukul 2.30 para demonstran akan bergerak menuju ke kantor pemerintahan Hong Kong di kawasan Central. Hari buruh sedunia seharusnya menjadi momentum refleksi bagi pemerintah untuk membenahi pelbagai hal terkait bersoalan BMI. Selain persoalan BMI di Hong Kong, KJRI juga harus bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan bagi ribuan BMI di Macau. Perlu diketahui publik, bahwa di Macau tidak ada perwakilan resmi pemerintah Indonesia. Sedangkan KJRI Hong Kong yang merankap kerja perwakilan di Macau hanya memberikan layanan setiap hari Sabtu dan Minggu, itu pun terbatas layanan administratif terkait paspor. Persoalan BMI di Hong Kong akan kian menumpuk jika KJRI sebagai wakil Pemerintah Indonesia tidak memiliki komitmen untuk mendengarkan suara buruh migran. Akan menjadi tragis ketika suara ratusan BMI Hong Kong di hari buruh sedunia diangga angin lalu oleh KJRI Hong Kong. [ ]
Hong kong Brebes
Tahun 2012, TKI Asal Brebes
Meningkat Drastis
Kabupaten Brebes merupakan pemasok terbesar Tenaga
Kerja Indonesia di Provinsi Jawa Tengah setelah
Kabupaten Cilacap. Catatan remitansi yang dikirim TKI
Brebes melalui salah satu jasa pengiriman uang Western
Union pada tahun 2011 mencapai angka 150 miliar
rupiah. Ironis memang, karena kenyataannya
perlindungan yang didapatkan oleh para pahlawan
devisa ini masih sangat minim.
Berdasarkan data BNP2TKI jumlah TKI asal Brebes dari
periode 1 Januari sampai 31 Januari 2012 sejumlah 573
TKI bermasalah. Secara rinci TKI bermasalah terdiri dari
8 laki-laki, dan 565 perempuan. Periode 1 sampai 31
Februari 2012, sejumlah 608 TKI dari 12 laki-laki, dan 596
perempuan. Periode 1 Maret sampai 31 Maret sejumlah
490 TKI terdiri dari 9 laki-laki, dan 481 perempuan.
Jumlah keseluruhan untuk TKI asal Brebes dari Januari
sampai Maret sejumlah 1671 TKI bermasalah,29 laki-laki
dan 1642 perempuan. Jumlah ini mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Kategori masalah TKI asal Brebes yang dihadapi rata-rata
adalah 80% PHK sepihak, 70% sakit akibat kerja, 60%
majikan bermasalah, 40% penganiayaan, 30% gaji tidak
dibayar, 25% dokumen tidak lengkap, 20 % pelecehan
seksual, 15% pekerjaan tidak sesuai perjanjian kerja ,
10% penganiayaan, 10% sakit bawaan, 10% kecelakaan
kerja , 5% TKI hamil , dan lainya.
Sejumlah kasus yang ada setidaknya bisa menjadi
kacamata bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes
atas ketidakmampuannya dalam menertibkan carut
marut proses penempatan TKI Brebes dan mengurangi
jumlah TKI bermasalah. [ ]
Halaman 3 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
03 | Sekilas Peristiwa
Mataram
MATARAM,- Pemberitaan kematian Tenaga Kerja
Indonesia asal Nusa Tenggara Barat seolah tak ada
habisnya. Setelah berita tiga TKI NTB ditembak mati dan
diduga korban perdagangan organ marak di media
massa, kini ada lagi TKI NTB yang diancam hukuman
mati. Sebanyak 6 TKI laki dan perempuan asal NTB
terancam hukuman mati di Malaysia, Timur Tengah, dan
China.
Keenam orang tersebut di antaranya, Edy Saputra alias
Supriadi dari Kampung Kertasari, Simpang Klanir,
Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa Barat. Edy
terancam hukuman gantung karena dituduh membunuh
Chai Joon Bui, warga Kuching, Malaysia (29/07/06) .
Seperti diungkapkan Endang Susilowati, Koordinator
Advokasi Perkumpulan Panca Karsa, Mataram, NTB
(7/05/12).
Menurut Endang, TKI lain yang terancam hukuman mati
adalah Sukardin Said, dari Desa Sondasia, Kecamatan
Bolo, Kabupaten Bima. Dia dituduh membunuh pada
September 2010 karena mengamuk di ladang Setuan
Mukah yang mengakibatkan tewasnya Edirman dan tiga
warga Indonesia lainnya mengalami luka-luka, yakni
Firmansyah, Yesni, dan Zaenab.
Endang menjelaskan, empat lain adalah TKW yang
bekerja di Timur Tengah dan negara lainnya yakni,
Muslihatun binti Nur dari Dusun Gelumbang, Desa
Suralaga, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok
Timur. Muslihatun berangkat ke Saudi Arabia pada
Januari 2008, tetapi belakangan keluarga menerima
informasi ia tertangkap ketika hendak pulang ke
Indonesia bersama TKW lainnya, karena dituduh
membunuh anak majikan yang berumur 3 tahun.
Enam TKI NTB Kembali Terancam Hukuman Mati
Kemudian, Sumartini binti Manaungi (33), dari Desa
Kukin, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.
Sekarang berada di penjara Malaaz Saudi Arabia, ia
dituduh menggunakan ilmu sihir untuk melenyapkan
anak majikan bernama Tisam berumur 17 tahun.
TKI berikutnya, Alya Adreani (29), dari Gubuk Lantan,
Desa Pelambik, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah.
TKW ini bekerja di Macau, sebagai pengasuh bayi
tersebut divonis hukuman mati di Pengadilan Tinggi
Provinsi Guangdong, China, dengan tuduhan menyimpan
heroin seberat 975 gram di dalam tas. Alya ditangkap
pada 3 Juli 2010 di tempat pemeriksaan Bea Cukai
Shekou, Kota Shenzen.
Keberadaan enam kasus di atas membuat Pancakarsa
terus berupaya untuk memfasilitasi koordinasi
penanganan antara keluarga dengan pemerintah sebagai
pihak paling bertanggung atas perlindungan warganya di
luar negeri. (Rasidi/radio komunitas NTB) [ ]
Halaman 4 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
04 | Kajian
legal (10.000 orang ke Korea) bahkan yang dipulangkan
dari Malaysia ke Indonesia melalui debarkasi Tanjung
Pinang hampir mencapai 30.000 orang pertahun sebagai
Tenaga Kerja Indonesia Bermasalah (TKIB).
Atas pelbagai permasalahan di atas, Direktorat
Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan
Pekerja Migran menyusun Petunjuk Pelaksanaan
Perlindungan Sosial Pekerja Migran sebagaimana
diamanatkan dalam UU no 11 tahun 2009 meliputi
Perlindungan, Jaminan Sosial, Rehabilitasi dan
Pemberdayaan Sosial kemudian ditindaklanjuti dengan
permensos RI No 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementrian Sosial.
Sosialisasi diikuti oleh 35 Kabupaten di Jawa Tengah.
SERUNI mendapat kehormatan untuk mengikuti acara
yang diselenggarakan selama dua hari, dan menjadi satu-
satunya organisasi masyarakat sipil (oms) yang hadir
dalam kesempatan tersebut.
Perlindungan Sosial untuk TKIoleh: Suswoyo
Indonesia kelebihan angkatan kerja, sementara
penyerapan tenaga kerja di dalam negeri sangat
terbatas. Pada sisi yang lain, permintaan tenaga kerja
di luar Indonesia, khususnya negara-negara Timur
Tengah dan Asia Pasifik cukup banyak, sehingga
menyebabkan migrasi tenaga kerja ke negara-negara
tersebut.
Negara yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi,
membutuhkan tenaga kerja dengan jumlah yang cukup
besar. Meskipun permintaan tenaga kerja cukup tinggi,
akan tetapi Indonesia hanya mampu mengisi segmen
pasar tenaga kerja rendah (unskilled) dan mayoritas di
sektor informal.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Perlindungan Sosial
Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran, Akifah
Elansayi dalam Sosialisasi Program Perlindungan Sosial
Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran di Tlogo
Plantation Resort Tuntang, Kabupaten Semarang
(25/4/2012).
Beliau juga mengatakan kebutuhan tenaga kerja dari
negara-negara maju, terutama sektor informal seperti
Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), buruh
konstruksi, buruh perkebunan merupakan lapangan
kerja yang terbuka untuk tenaga kerja yang kurang
memiliki ketrampilan khusus. Pengalaman selama ini
banyak pekerja migran merasakan mudah
mendapatkan pekerjaan di negara tersebut, walaupun
sebagian masih banyak hak-hak mereka yang
terabaikan dan sebagian dari mereka kurang
memikirkan resiko yang akan dihadapinya.
Perempuan asal Minang yang berdarah Arab itu juga
mengatakan pada Januari 2012 Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) mencatat 600.000 Tenaga Kerja Indonesia
yang pergi ke luar negeri untuk bekerja pada bidang
tersebut. Termasuk 45 persen sebagai pekerja secara -
Halaman 5 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
Sesuai Undang-Undang Nomor: 11 thn 2009
tentang Kesejahteraan Sosial bahwa ruang lingkup
pelaksanaan Perlindungan Sosial meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Bantuan sosial berupa bantuan langsung, penyediaan
aksesibilitas dan penguatan kelembagaan
dimaksudkan agar seseorang, keluarga, kelompok, dan
atau masyarakat yang mengalami guncangan dan
kerentanan sosial dapat tetap hidup secara wajar.
2. Advokasi sosial diberikan dalam bentuk penyadaran
hak dan kewajiban, pembelaan dan pemenuhan hak
dimaksudkan untuk melindungi dan membela
seseorang, keluarga, kelompok, dan atau masyarakat
yang dilanggar haknya.
3. Bantuan hukum diberikan dalam bentuk pembelaan
dan konsultasi hukum yang diselenggarkan untuk
mewakili kepentingan warga negara yang menghadapi
masalah hukum dan pembelaan atas hak, baik di
dalam maupun di luar pengadilan.
Implementasinya bahwa perlindungan sosial kepada
pekerja migran dilakukan pada tahap pra penempatan,
masa penempatan dan purna penempatan. Pada saat pra
penempatan, permasalahan yang timbul dimulai dari
sejak perekrutan non prosedural, seperti pemalsuan
identitas, dokumen keberangkatan, hingga proses
pemeriksaan kesehatan dan pembekalan atau pelatihan
yang tidak cukup diberikan kepada calon pekerja migran,
kasus penipuan yang dilakukan oleh calo juga sering
terjadi saat pra penempatan.
Pada saat penempatan di luar negeri, berbagai resiko
terjadi pada kebanyakan pekerja migran unskilled, seperti
penganiayaan oleh majikan, gaji tak terbayar, bekerja
melebihi jam kerja, tidak sesuai dengan kontrak kerja,
pembatasan komunikasi dengan keluarga yang
ditinggalkan, pembatasan beribadah, paspor yang
ditahan, pelecehan seksual hingga kasus pembunuhan.
Permasalahan juga terjadi pada saat purna penempatan
atau ketika pekerja migran kembali ke tanah air, seperti
penipuan, pengangguran, disharmonis keluarga,
pemanfaatan penghasilan yang tidak baik (dipergunakan
untuk kebutuhan konsumtif), pulang dalam keadaan -
05 |Kajian
sakit, hamil dan menderita kecacatan, dijerat hutang
serta permasalahan keluarga yang lain.
Perlindungan sosial adalah upaya untuk
mencegah dan menangani risiko dari
guncangan dan kerentanan sosial seseorang,
keluarga, kelompok, dan masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai
dengan kebutuhan dasar minimal.
Landasan hukum perlindungan sosial untuk para pekerja
migran antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang
Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau
Penghukuman Lain yang Kejam Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat Manusia (Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3783)
2. Undang-undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang
Hak Azazi Manusia.
3. Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279)
4. Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri
5. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional
6. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial
7. Keputusan Presidan Nomor 106 Tahun 2004 tentang
Tim Koordinasi pemulangan Tenaga Kerja Indonesia
Bermasalah dan Keluarganya dari Malaysia
8. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Program Pembangunan yang Berkeadilan
9. Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Nomor
05A/KEP/MENKO/KESRA/I/2009 tentang Satuan
Tugas Pemulangan Tenaga Kerja Indonesia
Bermasalah serta Pekerja Migran Indonesia
Bermasalah Sosial dan Keluarganya dari Malaysia
10. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor: 86/HUK/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial
RI [ ]
Halaman 6 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
06 | Jejak Kasus
Pemulangan Jenazah RiswoOleh: Suswoyo
Jenasah Riswo (41) TKI asal Desa Dermaji, Kecamatan
Lumbir, Kabupaten Banyumas, meninggal di Brunei
Darussalam (24/04/2012). TKI meninggal akibat serangan
jantung. Sebelum meninggal, TKI sempat dilarikan ke
Rumah Sakit Raja Isteri Pangeran Anak Saleha Bandar Seri
Begawan, oleh Tamiadi (42), rekan almarhum yang sama
bekerja di Brunei Darussalam Buruh Zainal Daud Sdn Bhd.
Tamiadi turut membantu dan memproses almarhum
meminta bantuan ke KBRI sebagai perwakilan Pemerintah
Indonesia di Brunei Darussalam. Kemudian Tamiadi
menyampaikan ke pihak keluarga yang ada di Desa
Dermaji Kec. Lumbir Kab. Banyumas. Keluarga kemudian
menyampaikan pengaduan kepada Bayu Setyo Nugroho
selaku Kepala Desa Dermaji. Melalui internet, Bayu
meneruskan proses pengaduan redaksi Pusat Sumber
Daya Buruh Migran (PSD-BM).
“Pada setiap kasus TKI kerterlibatan Pemerintah Desa
sangat diperlukan, agar bisa saling berbagi informasi
dengan pihak yang membantu penanganan di Jakarta,
sehingga informasi selalu terbarui dan diketahui hasil
proses penanganannya” tutur Relawan yang menangani
almarhum Riswo di Jakarta.
Relawan di Jakarta bersama staff BNP2TKI saling
berkoordinasi mengenai proses pemulangan jenazah.
Kemudian Relawan TKI dari Jaringan Mekarwangi
mendatangi terminal kargo Bandara Soekarno Hatta
untuk proses penjemputan. Pada pukul 11.30 WIB
Pesawat Royal Brunei yang membawa peti jenazah tiba
diJakarta. Tepat pukul 01.30 WIB jenazah sudah keluar
dari pintu Terminal Kargo. Kemudian Surat Perjalanan
Jenazah (SPJ) segera diurus para relawan dan
pemulangan jenazah langsung dikawal oleh dua orang
relawan dari Jakarta menuju Banyumas Jawa Tengah.
Peran perangkat desa dalam menjembatani proses
penanganan kasus BMI yang dialami warganya harus
terus ditingkatkan. Memanfaatkan jejaring sosial media di
internet, Bayu Setyo Nugroho, Kepala Desa Dermaji
mampu melakukan koordinasi cepat dengan pelbgai
untuk memproses pemulangan Jenazah Riswo dari Brunei
Darussalam.
Semantara terkait minimnya informasi prosedur
pemulangan jenazah TKI, lembaga pemerintah seperti
BNP2TKI dituntut untuk lebih terbuka untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada publik.
Halaman 7 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
07 | Jejak Kasus
Informasi yang utuh terkait prosedur pemulangan jenazah
sangat dibutuhkan perangkat desa untuk menjawab
pengaduan warga tentang pemulangn jenazah TKI.
Proses pemulangan jenazah Riswo menunjukkan betapa
peran desa dapat dimaksimalkan ketika ada pelbagai
persoalan terkait buruh migran. Belajar dari proses
pemulangan jenazah Riswo, Desa Dermaji akan memulai
proses perbaikan tata kelola perlindungan buruh migran
dengan merapikan data kependudukan dan membangun
database penduduk yang bermigrasi ke luar negeri untuk
bekerja.
Guna kebutuhan tersebut, Desa Dermaji bersama desa-
desa dalam Gerakan Desa Membangun (GDM) akan
menggunakan sistem informasi tata kelola pemerintahan
desa Mitra Desa yang dikembangkan oleh GDM dan Infest
Yogyakarta. Ketersediaan database ini akan memudahkan -
proses temu kembali data warga yang bekerja di luar
negeri. Dengan demikian, penanganan kasus dan
pengawasan akan lebih mudah dilakukan.
Pemerintah Desa Dermaji juga akan menerapkan
peraturan khusus desa yang mengatur sistem
perekrutan warga menjadi buruh migran oleh
Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTKIS) atau perwakilannya. Setiap PPTKIS yang
beroperasi di Wilayah Dermaji diwajibkan untuk
melapor dan meminta izin operasi. [ ]
07 | Jejak Kasus
Mengidap Kanker Di Arab Saudi, TKI Tak Punya Biaya Berobat
Suswoyo
Pegiat Paguyuban Seruni Banyumas
Adi Baskara bin Asta (39) dan
Nurima binti Mugni (47) adalah
pasangan suami-istri tenaga kerja
Indonesia (TKI) asal Kampung Negla,
Kelurahan Setiajaya, Kecamatan
Cibereum, Kabupaten Tasikmalaya yang
bekerja di Arab Saudi sejak tahun 2004.
Keduanya berangkat dari Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Swasta (PPTKIS) Surabaya yang beralamat
di Tebet, Jakarta.
Mughni dan Baskara tidak berangkat bersamaan. Mughni
menyusul Baskara ke Arab Saudi 6 bulan setelah
keberangkatan Baskara. di Baskara. Selama enam bulan
bekerja Adi Baskara tidak menerima gaji.
Alasannya, Gaji Baskara dibayarkan sebagai biaya
penempatan istrinya dari Indonesia. Baskara dijanjikan akan
diberi uang makan sebesar 200 Real saudi (RS) meski tidak
pernah menerimanya.
Halaman 8 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
08 | Jejak Kasus
“Saya selama bekerja ditempat majikan, makan selalu numpang teman yang kebetulan bekerja ditempat saudara majikan” tutur Adi baskara.
Sebulan setelah Nurima bekerja, Adi baskara dan Nurima
dilarang tinggal satu kamar layaknya TKI suami istri lain
yang bekerja di Arab Saudi. Nurima juga tidak
mendapatkan makan yang cukup. Nurima hanya dijatah
satu bungkus indomie setiap hari. Lemari tempat makanan
dan kulkas selalu dikunci sehingga Nurima tidak bisa
mengambil makanan. Setiap Nurima meminta makanan,
majikan selalu memerintahkannya untuk meminta kepada
Baskara.
” Minta makanan sama suami kamu” jelas Nurima saat
menceritakan perlakuan majikannya.
Menerima perlakuan tersebut, Baskara dan Nurima
memutuskan untuk lari dari majikan setelah 2 bulan
kedatangan Nurima. Sejak saat itu keduanya bekerja di
Arab Saudi dengan status sebagai pekerja tak resmi. Situasi
tersebut memperburuk keadaan keduanya di Arab Saudi.
Pada hari kelima bulan puasa (05/08/2011) Nurima
mengeluh sakit perut dibarengi dengan pendarahan hebat.
Nurima dibawa ke dokter dan diberi obat tanpa
mendapatkan keterangan rinci tentang penyakitnya. Saat
itu keduanya hanya mengira pendarahan tersebut
hanyalah pendarahan biasa. Sejak saat itu Nurima kerap
merasakan sakit perut. Pendarahan yang dialami Nurima
Pun tidak kunjung berhenti.
Keterbatasan biaya menyebabkan Nurima tidak pernah
mendapatkan pemeriksaan dan perawatan medis yang
mencukupi. Sakit perut yang disertai pendarahan dan
keluarnya bau tidak sedap memaksa Baskara membawa
istrinya ke Klinik Syarofiah di Jeddah (03/04/2012).
Diagnosis dokter menunjukkan bahwa Nurima mengidap
penyakit kangker rahim.
“Dokter menyarankan nurima dipulangkan secepatnya,
untuk mendapat perawatan di Indonesia, sebelum pulang
ketanah air nurima harus diberi tranfusi darah tiap minggu
seharga 420 Real atau sekitar 1 juta Rupiah,” tutur Adi
Baskara.
Kian menurunnya kondisi kesehatan Nurima membuat
Baskara semakin kebingungan. Baskara membutuhkan
pembiayaan pemulangan Nurima, klinik kesehatan dan
transfusi darah setiap minggu. Biaya itu belum termasuk
biaya hidup sehari-hari keduanya. Sementara Baskara
kesulitan untuk bekerja karena tidak dapat
meninggalkan Nurima setiap hari dengan kondisi
kesehatan yang memburuk.
“Nurima terlihat seperti wanita yang sehat tapi kalau
sakit perutnya kambuh sangat memprihatinkan” kata
Asep (45), salah satu teman Adi Baskara.
Akhir-akhir ini Nurima hampir setiap hari merasakan
sakit akibat kangker yang diidapnya. Sejak 27 April 2012,
Baskara hanya memberi solpadeine yang seharusnya
berfungsi sebagai obat sakit kepala untuk meredakan
sakit Nurima. Saat ini Baskara membutuhkan bantuan
pelbagai pihak, terutama pihak pemerintah Indonesia
yang diwakili oleh Kedutaan Besar Indonesia di Arab
Saudi. [ ]
Halaman 9 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
09 | Panduan
Tips Aman Sebelum Menjadi TKI (1)Oleh: Narsidah
Keputusan seseorang untuk menjadi buruh migran
atau yang biasa disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
seringkali tidak berangkat pertimbangan dan bekal
informasi yang cukup. Banyak hal yang
mempengaruhi seseorang memutuskan bekerja di
luar negeri sebagai TKI, desakan ekonomi seperti
membayar hutang, membiayai kebutuhan hidup
keluarga, sekolah anak, atau pengaruh sosial di
masyarakat seperti, minimnya lapangan kerja,
desakan keluarga, tipu daya calo, hingga persoalan
gaya hidup atau prestise.
Pertimbangan dan bekal informasi yang tidak cukup
dari seorang calon TKI seringkali berujung pelbagai
masalah. Baik masalah saat bekerja di luar negeri
atau masalah lain seperti konflik keluarga, persoalan
kondisi dan perkembangan anak yang ditinggal,
hingga kegagalan mengelola dan merencanakan
keuangan dari hasil bekerja di luar negeri.
Sehubungan dengan masih minimnya
perlindungan dan perbaikan tata kelola
penempatan TKI oleh pemerintah, berikut
beberapa tips penting dan hal-hal teknis yang perlu
dilakuakan calon TKI:
Sebelum Memutuskan Menjadi TKI:
1. Alasan apa yang mendorong anda bekerja ke
luar negeri
2. Bandingkan keuntungan dan resiko bekerja di
dalam negeri dan di luar negeri
3. Carilah informasi mengenai:Hak dan Kewajiban
TKI, Proses migrasi dan bahaya–bahayanya,
Keuntungan dan Kerugian Menjadi Buruh
Migran, Perencanaan Keuangan
4. Tanyakan Informasi soal bekerja di luar negeri
pada teman yang sudah pernah menjadi TKI,
saudara, atau Dinsosnakertrans Kabupaten
setempat
5. Waspadai Sponsor atau Calo PPTKIS Yang
Nakal sekalipun itu adalah saudara anda.
Halaman 10 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
Sebelum Penempatan TKI:
1. Biasanya calon TKI direkrut oleh petugas
lapangan (PL) atau yang lebih dikenal dengan
sebutan calo/sponsor.
2. Jika Anda direkrut oleh sponsor pastikan sponsor
memiliki surat tugas dari PPTKIS dan surat
rekomendasi perekrutan yang dikeluarkan oleh
Dinsosnakertrans setempat dan ditanda tangani
oleh kepala dinas.
3. Carilah informasi dari orang-orang yang
berpengalaman tentang latar belakang calo
(apakah calo tersebut berpengalaman merekrut,
mengetahui peraturan tenaga kerja, tidak sedang
bermasalah, dll).
4. Sebaiknya tidak memakai calo yang merupakan
teman atau saudara, karena seringkali kedekatan
hubungan ini membuat TKI sungkan untuk
bertanya secara panjang lebar (rinci) dan
menuntut pertanggungjawaban jika terjadi
permasalahan.
5. Pastikan calo tidak melakukan pelecehan seksual
(misal: mencolek, meraba, atau menggerayangi
bagian tubuh manapun)
6. Pastikan Anda sebagai Calon TKI tidak akan
dilempar ke calo lain. Banyak kasus
perdagangan manusia yang terjadi dengan
modus melemparkan calon TKI dari calo satu
ke calo yang lain.
7. Anda dapat mendatangi langsung Kantor
Dinsosnakertrans setempat untuk meminta
rekomendasi PPTKIS yang baik dan
bertanggung jawab.
8. Anda juga dapat mendatangi langsung kantor
PPTKIS yang telah terdaftar di
Dinsosnakertrans setempat
9. Waspadai Sponsor atau Calo PPTKIS yang
“nakal” atau melakukan proses secara tidak
wajar dan menunjukkan gelagat penipuan dan
pemerasan.
10. Pastikan mencatat nomor-nomr penting
seperti kontak keluarga, KBRI atau KJRI,
Organisasi BMI di luar negeri, dan lain-lain
11. Lakukan tes kesehatan (medical check up)
terlebih dahulu sebelum anda ditampung oleh
PPTKIS.
12. Laporkan segera kepada Dinas terkait,
organisasi, kepala desa, ketua RT/RW jika calo
dan atau PPTKIS tidak memproses anda
sebagaimana mestinya.
10 | Panduan
Halaman 11 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
Mengirim uang, merupakan salah satu rutinitas yang tak pernah luput dijalani oleh teman-teman Buruh Migran Indonesia (BMI). Hampir setiap bulan ketika sudah gajian, pasti BMI akan berurusan dengan jasa pengiriman di negara penempatan. Tentunya, soal kirim-mengirim uang di Luar negeri dengan dalam negeri berbeda karena perbedaan kurs mata uang. Umumnya kurs mata uang negara lain lebih tinggi dibanding dengan kurs mata uang Indonesia, rupiah. Sehingga butuh waktu dan proses yang berbeda untuk mengirim uang. Nha bagaimana cara mengirim uang ke Indonesia? Berikut ini, redaksi berhasil menghimpun pengalaman kawan-kawan di Hong Kong, Taiwan, dan Korea terkait berkirim uang ke Indonesia.
Sebelumnya, ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengirim uang ke Indonesia. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kredibelitas sarana jasa pengiriman. Pastikan jasa pengiriman melayani jasa pengiriman uang ke Indonesia. Pilih sarana pengiriman yang sering digunakan oleh BMI dan mempunyai kredibilitas bagus sehingga uang anda selamat sampai ke tangan peneriman. Kedua, perjelas soal besaran biaya pengiriman dan bagaimana prosedurnya. Terakhir, yang tak boleh lalai adalah nama dan alamat penerima kiriman. Biasanya jasa pengiriman yang ada di Indonesia meminta nomer identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) penerima kiriman uang.
Hong KongMenurut pengalaman Fera Nuraini, salah satu BMI di Hong Kong, sangat mudah mengirim uang dari Hong Kong ke Indonesia, banyak sekali pilihannya. Mulai dari bank-bank yang sudah populer di Indonesia seperti Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI). Selain bank ada jasa pengiriman Western Union, Candra yang memiliki banyak cabang di Hong Kong, dan Dan setiap toko Indonesia yang ada di pasar-pasar itu hampir semuanya melayani pengiriman uang ke indonesia.
11 | Panduan
Sarana Mengirim Uang di Negara
PenempatanOleh: Fika Murdiana
Masing-masing jasa pengiriman uang memiliki kekurangan dan kelebihan. Jika BMI melakukan pengiriman uang lewat toko-toko yang menyediakan jasa pengiriman ke Indonesia, uang sampai ke Indonesia 2 atau 3 hari berikutnya. Tapi itu dulu, sekarang rata-rata waktu jasa pengiriman uang ke Indonesia cepat, cuma butuh 1 jam. Biasanya kalau hari kerja Senin-Jumat, BMI
memilih kirim uang melalui Wester union. Karena
lebih cepat dan mudah ngambilnya di Indonesia. BMI
tinggal kasih nomor pinnya melalui pesan pendek
(SMS), lalu keluarga di rumah tinggal datang ke
kantor pos atau toko-toko yang bekerjasama dengan
Western Union untuk mengambil uang. Sedangkan
untuk rata-rata biaya pengiriman uang yang
dibebankan adalah sekitar 30 HKD atau setara
dengan Rp. 33.500,-.
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image
/20110615_112815_2.jpg
Halaman 12 | Warta Buruh Migran | Mei 2012
KoreaBagi BMI di Korea, pengiriman uang juga mudah
dilakukan dimana-mana, bahkan di jaringan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di korea. Hanya saja,
awal untuk mendapatkan fasilitas kirim uang ke rekening
bank Indonesia, BMI harus mendaftar di bank tertentu.
Cara mengirim uang melalui ATM ini merupakan cara
paling mudah dan sering digunakan BMI Korea.
Sarana lain yang juga biasa digunakan BMI Korea di saat
darurat adalah Western Union, sarana ini terhitung cepat.
Hanya saja biaya jasa pengiriman yang dibebankan masih
terhitung mahal dan hanya bisa diambil di waktu-waktu
jam kantor dan tidak dibuka setiap hari. Sarana alternatif
lainnya adalah melalui jaringan teman-teman eks BMI
Korea yang punya modal di Indonesia, caranya cukup
mengirim pesan pendek, dan lalu uang sudah bisa
diambil.
Terkait biaya, jasa pengiriman melalui bank paling
mahal, yaitu sekitar 18.000 won atau sekitar Rp.
144.000,-. Hal ini dikarenakan nilai tukar rupiah di
bank Korea sangat kecil. Untuk biaya pengiriman uang
melalui ATM hanya 15.000 Won (Rp. 120.000,-) lebih
murah daripada di bank.
Taiwan
Sarana pengiriman uang yang ada di Taiwan juga
banyak diantaranya adalah BNI, Wester Union, dan
tempat-tempat lainnya yang melayani jasa pengiriman
uang ke Indonesia. Soal waktu, tiap jasa pengiriman
beda-beda, ada yang lama dan ada pula yang cepat.
Western Union contohnya, hanya butuh waktu tak
kurang dari satu jam untuk mengirim uang. Kalau
waktu yang dibutuhkan untuk mengirim uang di bank
terhitung cukup lama, yaitu 2 hari. Syarat mengirim
uang di bank juga cukup mudah, hanya butuh Alien
Registration Card (ARC), semacam KTP Taiwan. [ ]
12 | Panduan
Redaksi Mengucapkan Selamat
Hari Buruh Sedunia1 Mei 2012