WARTA BURUH MIGRAN EDISI JULI 2012
-
Upload
infest-yogyakarta -
Category
Documents
-
view
219 -
download
4
description
Transcript of WARTA BURUH MIGRAN EDISI JULI 2012
Halaman 1 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
Warta Buruh Migran| Edisi XVI | Juli 2012
Klik www.buruhmigran.or.id
Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common
(CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau
keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama,
kecuali untuk kepentingan komersil.
Salam Redaksi Yogyakarta
Penanggung JawabYossy Suparyo Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Fika MurdianaTim Redaksi Muhammad Khayat Fathulloh Sindy Nur FitriKontributorM. Zaim WahidTata LetakWahyu Widayat NIlustratorIrvan Muhammad
Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected] Twitter: @infoburuhmigranFacebook: buruh migranPortal: http://buruhmigran.or.id Penerbitan buletin ini atas dukungan:
Tim Redaksi
Persoalan ekonomi masih dianggap sebagai penyebab utama ledakan arus keberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke beberapa negara. Pemerintah dalam hal ini bisa saja dianggap gagal dalam menggerakkan potensi ekonomi sejak di desa-desa. Terlebih besaran angka migrasi untuk bekerja ke luar negeri terus diikuti dengan kasus dan persoalan yang dialami TKI.
Menumpukan upaya perlindungan semata-mata pada penanganan kasus, tentu bukanlah hal bijak. Arus migrasi harus diredam, mesin-mesin ekonomi di desa-desa kantong TKI harus digerakkan. Melalui bidang kewirausahaan, mantan-mantan TKI mampu menjadi aktor perubahan.
Atas persoalan dan gagasan di atas, redaksi pada edisi Juli 2012 akan mengangkat topik wirausaha TKI dan gagasan mengembangkan potensi ekonomi bagi mantan TKI. Beberapa pengetahuan praktis pada edisi ini semoga bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Salam wirausaha.
PSD-BM Rancang CD Interaktif Pendidikan TKISebagai upaya menyajikan panduan seputar proses migrasi, redaksi
Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) menyusun tim kerja
untuk produksi panduan berbasis Flash. Melalui media tersebut,
panduan akan dihadirkan lebih interaktif dan menarik.
Gagasan kemudian mengerucut pada ide pembuatan keping cakram
(CD) pendidikan interaktif dalam berkas flash. Melalui dukungan
Yayasan Tifa CD interaktif tersebut akan digandakan sebayak 1000
keping dan didistribusikan ke berbagai pihak terkait isu TKI.
“Kebutuhan informasi, tidak bisa digeneralisir hanya untuk TKI, ada
banyak pihak selain TKI yang juga membutuhkan informasi terkait
isu TKI, seperti keluarga, perangkat desa, dan organisasi masyarakat
sipil. CD interaktif dalam bentuk flash merupakan bentuk kerja
pengawinan media (konvergensi) yang dilakukan PSDBM,” tutur
Muhammad Irsyadul Ibad dalam diskusi tim produksi beberapa
waktu yang lalu(16/07/12).
Proses produksi CD interaktif melibatkan tim yang terdiri dari Randy
sebagai programmer flash, Prima Sulistya dan Fathulloh sebagai
penyusun bahan, Jarot JW sebagai perancang naskah, Irvan
Muhammad sebagai perancang gambar ilustrasi, Muhammad
Irsyadul Ibad sebagai pengawas produksi, serta beberapa pihak
pendukung lain.
Media pembelajaran interaktif ini diharapkan bisa memperkaya
pengetahuan pelbagai pihak terkait isu TKI. Informasi yang diakses
lebih luas dan dari beragam media oleh masyarakat, akan membuka
lebih banyak pihak lain untuk ikut mendesak perbaikan kebijakan
terkait TKI. [Fathulloh]
Halaman 2 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
02 | Sekilas Peristiwa
Taiwan
Anggota ATKI Taiwan Diskusikan
Hak Pekerja
Asosiasi Tenaga Kerja (ATKI) Taiwan memiliki agenda pertemuan bulanan setiap minggu ke-3. Pertemuan pada Minggu (15/07/2012), dihadiri puluhan anggota ATKI baik buruh migran formal maupun nonformal yang mendapat libur hari Minggu.Kehadiran beberapa anggota baru turut meramaikan sesi perkenalan antar anggota. Setelah perkenalan selesai, Atin Safitri, Ketua ATKI Taiwan menjelaskan visi dan misi organisasi, sejarah, dan pelbagai kegiatannya pada peserta pertemuan. ATKI Taiwan yang berdiri pada 20 Desember 2009 merupakan sebuah organisasi yang dibangun, dijalankan, serta didedikasikan sebagai wadah perjuangan dan pengembangan kapasitas bagi Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan.“Apa yang diperjuangkan ATKI Taiwan?, sebagai TKI, kita berhadapan dengan banyak persoalan, baik persoalan di Indonesia sendiri hingga pemerintah negara penempatan seperti di Taiwan ini. Atas dasar itu, ATKI Taiwan aktif melakukan diskusi, dialog, pelatihan-pelatihan, aliansi demontrasi untuk menuntut dikembalikannya hak-hak buruh migran yang dirampas oleh pemerintah, perusahaan agen, perusahaan tempat bekerja, majikan, dan pelbagai pihak yang melakukan pelanggaran hak BMI lainnya?”tutur Atin Safitri.Pertemuan banyak mendiskusikan soal hak-hak pekerja migran di Taiwan. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) harus mengetahui apa hak dan kewajiban mereka, serta bagaimana cara yang harus ditempuh ketika hak mereka dilanggar. Sementara ATKI sebagai sebuah organisasi akan menjadi “motor” penggerak, agar perjuangan tersebut bisa dilakukan secara kolektif. [Fera Nuraini]
Hong Kong
Beberapa pegiat ATKI Taiwan yang rutin menggelar pertemuan
Artis Hong Kong Langgar Hak TKI
Purple Lee, artis Hong Kong yang tinggal di daerah Tiu
Keng Leng mendapat kecaman dari publik setelah
kedapatan memberikan tempat tidur yang tidak layak
bagi Lisa, Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Berita ini sangat cepat menyebar setelah sebuah surat
kabar lokal mewawancarai Pulple Lee di kediamanya dan
reporter surat kabar tersebut mengambil beberapa foto
termasuk tempat tidur Lisa. Tempat tidur yang berada di
atas toilet itu dibantah oleh Purple. Dia beralasan kalau
itu adalah kamar mandi dan Lisa memiliki kamar sendiri.
Kejadian ini tentu sangat keterlaluan. Purple Lee yang
memiliki rumah seluas 1.800 kaki namun tidak
memberikan tempat tidur yang layak bagi pekerjanya.
Sebenarnya masih banyak TKIyang tidak memiliki tempat
tidur yang layak di Hong Kong.
Ada yang tidurnya di lantai ruang tamu, di dapur, di
lantai toilet bahkan di gudang. Masih banyak majikan
yang tidak menyediakan akomodasi yang semestinya
bagi pekerjanya.
Peraturan di Hong Kong, setiap orang yang melanggar
kontrak kerja merupakan tindak pidana dan denda
maksimal adalah HK$100.000 (setara Rp 120.000.000)
dan hukuman penjara selama 2 tahun. [Fera Nuraini]
Tampak betapa tidak layak kondisi kamar tidur Lisa, BMI yang Majikannya Artis Hong Kong
Halaman 3 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
03 | Kajian
TKI Harus Punya Visi Pengelolaan
EkonomiOleh: Muhammad Irsyadul Ibad
Persoalan ekonomi menyebabkan meledaknya arus keberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke beberapa negara. Rendahnya kesempatan kerja, serta tiadanya jaminan keamanan sosial bagi pekerjaan informal seperti pertanian dari pemerintah mendorong tingginya angka ketertarikan orang Indonesia untuk mengadu nasib di luar negeri, seperti Malaysia, Arab Saudi, Korea, dll.Meski demikian patut dipertimbangkan bahwa bekerja di luar negeri membutuhkan pelbagai kesiapan menghadapi tantangan yang tidak sedikit.Persoalan yang dihadapi TKI atau buruh migran tidak hanya terkait dengan tempat kerja, majikan, PJTKI dan elemen-elemen eksternal lainnya, melainkan juga ditimbulkan oleh TKI itu sendiri. Salah satu persoalan yang kerap mengemuka adalah persoalan pengelolaan ekonomi TKI. Gaji yang besar, penghasilan yang cukup dan upah yang menarik harus dapat dikelola dengan baik agar dapat menghindarkan TKI dari ketergantungan untuk bekerja di luar negeri setelah kepulangan ke Indonesia.Contoh: Hanin, seorang TKI dari Blitar gagal mengelola uang cash yang dimiliki sepulang dari Hongkong dan membuatnya harus kembali ke negeri itu dua kali. Pada kepulangan pertama, Hanin dan keluarga banyak menghabiskan pendapatannya dari bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong untuk membeli perabotan dan aksesoris rumah. Hasilnya, dalam hitungan 1 tahun uang tersebut nyaris tidak bersisa kecuali untuk membiayai keberangkatan keduanya ke Hongkong.
Pengalaman tersebut membuat Hanin mengambil langkah berbeda untuk mengelola keuangan paska kepulangan keduanya dari Hongkong. Ia bersama suami membuat rencana penggunaan uang yang dihasilkan dari bekerja di Hongkong. Ia dan suami memutuskan -
untuk membeli sebidang tanah untuk bertani dan membuka sebuah kios kelontong kecil di dekat rumahnya. Kini ia tidak perlu lagi berangkat ke luar negeri karena penghasilan dari bertani dan mengelola toko kelontong sudah mencukupi pembiayaan hidup keluarga.“Siapa yang mau terusan kerja di luar negeri? Anak-anak sudah besar dan mereka ndak boleh ditinggal terus,” tukas Hanin.Beberapa perencanaan dapat dilakukan dengan melihat kemampuan TKI dan keluarga untuk mengelola. Namun, secara umum perencanaan ekonomi dapat dilakukan melakukan pertimbangan sebagai berikut:1. Belilah aset yang dapat berkembang secara ekonomi dan bernilai produksi, seperti tanah pertanian.2. Carilah peluang usaha yang paling memungkinkan (berdasarkan potensi lokal) untuk dikembangkan dengan berbekal keuangan yang dimiliki.3. Aturlah pembelanjaan pribadi atau keluarga4. Didik anggota keluarga untuk ikut memiliki visi pengelolaan ekonomi di keluarga sehingga pemborosan dapat ditekanVisi ekonomi yang dipertimbangkan dengan cukup matang akan membantu mantan TKI untuk dapat membangun keuangan dan kemapanan ekonomi dengan tidak perlu untuk kembali mengadu nasib di luar negeri.[ ]
Halaman 4 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
Usaha Ekonomi Kreatif sebagai Alternatif
Penguatan Ekonomi Buruh Migran
Istilah Ekonomi Kreatif diperkenalkan John Howkins
(2001) dalam "Creative Economy, How People Make
Money from Ideas". Howkins mendefinisikan usaha
kreatif “Creative economy where the major inputs and
outputs are ideas.” Sejak tahun 2007, Departemen
Perdagangan Republik Indonesia telah menyimpulkan
definisi Industri kreatif di Indonesia. Departemen
Perdagangan Indonesia mendefinisikan ekonomi kreatif
sebagai “Industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan
melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut.“ Meski demikian, terdapat
beberapa perbedaan subsektor yang ditetapkan
pemerintah Indonesia jika dibandingkan dengan UK
DCMS tersebut (Pangestu, 2007a). Ekonomi kreatif, pada
prakteknya, telah berlangsung dalam skala yang cukup
luas di Indonesia. Usaha ini telah berkembang jauh
sebelum Howkins mendefinisikan atau mengkategorikan
usaha-usaha tersebut ke dalam lingkup usaha kreatif.
Perkembangan ekonomi kreatif sejak menjadi sesuatu
yang tidak dapat dinafikan. Perkembangan usaha ini
tidak hanya menyumbang perekonomian nasional,
tetapi juga membantu proses pengurangan angka
pengangguran di Indonesia. Perkembangan inilah yang
mendorong pemerintah Indonesia kian memberikan
perhatian serius terhadap perkembangan sektor
ekonomi ini. Di lain sisi, pelbagai cerita keberhasilan
pengembangan sektor usaha ini turut mendorong
pelbagai pihak di tengah masyarakat untuk
mengembangkan industri-industri serupa dengan
pelbagai level dan cakupan berbeda. Perkembangan
ekonomi kreatif disebut-sebut sebagai perkembangan
industri gelombang keempat yang terjadi secara
mengglobal (Rachmawati, 2009).
04 | Kajian
Departemen Perdagangan Indonesia mendefinisikan
jenis-jenis usaha yang termasuk dalam kategori usaha
atau industri kreatif ke dalam 14 subsektor, yaitu: (1).
periklanan; (2). arsitektur; (3) pasar barang seni; (4).
kerajinan; (5) fesyen; (6). video, film dan fotografi; (7).
musik; (8). seni pertunjukan; (9). penerbitan dan
percetakan; (10) televisi dan radio; (11). riset dan
pengembangan; (12). layanan komputer dan piranti
lunak; (13). permainan Interaktif; (14). desain.
Sumbangan ekonomi kreatif terhadap ketersediaan
lapangan pekerjaan di Indonesia pun cukup besar.
Pada tahun 2006, mengacu catatan Departemen
Perdagangan Indonesia, Industri kreatif telah
menyumbang 5,67% dari keseluruhan lapangan kerja
di Indonesia. Jumlah ini bahkan melampaui
sumbangan sektor pertambangan terhadap
penyerapan sektor tenaga kerja di Indonesia.
Halaman 5 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
05 | Kajian
Pengembangan ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu alternatif pilihan dalam perencanaan ekonomi buruh migran Indonesia (BMI). Pemilihan jenis usaha baiknya telah direncanakan sejak proses migrasi akan dilakukan. Perencanaan yang dilakukan sebelum migrasi memberikan waktu penyiapan pengetahuan, infrastruktur dan jaringan pemasaran sejak ketika masih bekerja di luar negeri. Pemilihan jenis ekonomi kreatif sebagai pilihan berusaha mantan buruh migran perlu dipertimbangkan sebagai alternatif pilihan selain usaha-usaha ekonomi jenis lain yang umumnya digeluti paska migrasi, seperti peternakan, industri makanan, pertanian dan perdagangan barang jadi. Pemilihan jenis usaha juga perlu mempertimbangkan kekuatan modal. BMI tidak perlu memaksakan diri untuk memilih jenis usaha yang padat modal, seperti pertelevisian dan radio. Penentuan jenis idealnya juga mempertimbangkan faktor kapasitas atau kemampuan pengelolaan.Pengalaman Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan Seruni Banyumas dalam pendampingan mantan buruh migran untuk memproduksi kerajinan keset dan cenderamata menunjukkan luasnya peluang industri kreatif yang masih bisa digali oleh mantan BMI. Industri keset dan cenderamata yang dikelola oleh komunitas ini kini telah berkembang menjadi usaha yang memfasilitasi aktivitas ekonomi bagi mantan buruh migran. Pangsa pasar yang disasar pun kini kian beragam dan luas. Permintaan keset tidak hanya datang dari Banyumas, tetapi juga kini mulai berdatangan dari kota-kota lain.Jenis usaha kerajinan adalah salah satu bentuk industri kreatif yang dapat digeluti. Jenis-jenis lain dapat pula digeluti untuk menjadi sumber ekonomi, seperti fotografi, film, usaha komputer, kerajinan dan desain.
Sebagai ilustrasi, mantan BMI dapat saja membelanjakan uang hasil bekerja di luar negeri menjadi beberapa perangkat teknologi film, seperti kamera video dan komputer pengolahan. Tersedianya piranti lunak dan aplikasi (software) opensource membuat kini belanja infrastruktur komputer tidak menjadi terlalu mahal akibat biaya belanja software legal yang cukup mahal. Peralatan tersebut dapat digunakan oleh mantan BMI untuk membuka usaha dokumentasi acara, seperti pernikahan, sunatan atau hajatan dan seremoni lainnya. Pangsa pasar pengguna jasa ini terus menerus muncul. Komputer desain tersebut dapat juga digunakan untuk usaha jasa desain. Tak jarang, BMI membeli komputer setelah bermigrasi. Tinimbang mempergunakannya untuk semata berselancar di internet mencari hiburan dan terhubung jejaring sosial, komputer tersebut dapat juga dimanfaatkan untuk usaha-usaha kreasi yang membantu pemasukan.Catatan penting untuk memulai usaha ekonomi kreatif adalah perlunya kemampuan yang mencukupi untuk memulai usaha. Kemampuan tersebut tidak hanya terkait kemampuan belanja barang modal usaha, tetapi juga terkait dengan kreasi. Industri kreatif adalah jenis usaha yang menjual ide, karena itu pelakunya pun dituntut untuk berupaya menggali ide-ide baru untuk menyambut selera pasar yang secara dinamis berubah. Catatan penting lainnya, adalah tidak selalu jenis usaha berbentuk perdagangan barang semata. Kreativitas dan sektor jasa juga menjadi aset dan peluang ekonomi yang perlu ditangkap oleh mantan buruh migran. [ ]
Halaman 6 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
06 |Kajian
Berdasarkan data dari direktori blog salingsilang.com,
hingga awal 2012, di Indonesia terdapat 5.334.904
blog, baik milik pribadi atau kelompok dengan jumlah
artikel mencapai 4.015.560. Angka tersebut sangat
fantastis sebagai sebuah fenomena perkembangan
pengguna media media sosial di Indonesia. Fakta inilah
yang membuat redaksi Pusat Sumber Daya Buruh
Migran (PSD-BM) tergerak membuat kontes blog untuk
menyuarakan isu perlindungan buruh migran atau
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada 18 Mei 2012.
Kontes blog bertema “Solidaritas Blogger untuk TKI”
tersebut diikuti sebanyak 74 blogger. Peserta atau
blogger yang terlibat mengkampanyekan isu
perlindungan TKI berasal dari pelbagai kalangan dari
pelajar, mahasiswa, pekerja profesional, hingga TKI
dari beberapa negara seperti Arab Saudi, Taiwan, dan
Jepang.
Salah satu topik favorit yang dipilih blogger dalam
kontes tersebut adalah gagasan wirausaha untuk
mantan TKI. Hingga kontes ditutup, kurang lebih
terdapat sebanyak 28 artikel bertema wirausaha
mantan TKI. Selain mengurai gagasan wirausaha bagi -
mantan TKI, beberapa blogger juga memaparkan
kisah-kisah TKI yang sukses berwirausaha, serta
beberapa kajian mendalam seputar peluang usaha
bagi mantan TKI.
Pemilik blog http://mbantoelpoenya.wordpress.com
misalnya, mengurai secara rinci persoalan migrasi,
gagasan mengubah paradigma buruh menjadi
wirausaha, hingga pengetahuan praktis saat dan purna
bekerja sebagai TKI. Catatan menarik juga dibuat oleh
Maman Soleman, pemilik alamat blog http://maman-
malmsteen.blogspot.com. Ia berkisah pengalamannya
mengelola usaha warnet dari gaji sang istri yang
bekerja di Malaysia. Ia pun menjelaskan beberapa
peluang usaha yang bisa dilakukan para mantan TKI,
seperti rumah kontrakan, kost, warung makan, usaha
bengkel, usaha warnet, usaha fotocopi, dan lain-lain.
Melibatkan Blogger Bicara Wirausaha TKIOleh: Zaim Wahid
“Komunitas yang sekian besar
jumlahnya harus mulai dilibatkan
untuk mengarusutamakan berbagai
informasi dan pengetahuan”
Halaman 7 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
07 | Kajian
“Komunitas yang sekian besar jumlahnya harus
mulai dilibatkan untuk mengarusutamakan berbagai
informasi dan pengetahuan penting bagi Buruh
Migran Indonesia. Komunitas blogger dapat
mengambil peran untuk mendesak perbaikan
kebijakan dan mempengaruhi cara pandang migrasi
masyarakat Indonesia. Jika topik wirausaha TKI dan
pengelolaan potensi ekonomi desa mampu untuk
terus disuarakan komunitas Blogger, bukan tidak
mungkin artikel mereka dapat mengispirasi
perubahan di masyarakat, termasuk mempengaruhi
cara pandang menjadi buruh untuk digeser menjadi
cara pandang melahirkan entrpreneur.” tutur
Fathulloh, pegiat PSDBM yang menjadi ketua Kontes
Blog Solidaritas TKI.
Keterlibatan komunitas blogger untuk
memperkaya gagasan wirausaha
melalui beragam catatan adalah
sebuah gerakan strategis.
Bayangkan jika ada 1000 Blogger yang setiap bulan
menulis artikel atau panduan bagi TKI, maka dalam 1
tahun akan ada 12.000 artikel berisi pengetahuan yang
berguna bagi TKI. Meskipun hanya seperti sebuah
mimpi, gerakan seperti itu bukan tidak mungkin untuk
mampu diwujudkan.
Blogger juga dapat menjadi jembatan para mantan TKI
untuk memperoleh pelbagai informasi dan
pengetahuan tepat guna. Pada aspek yang lain
tentunya kualitas artikel yang disajikan blogger juga
harus diperhatikan. Artikel yang berisi pengetahuan
praktis dan memotret fakta-fakta di masyarakat, akan
berbeda dengan tulisan yang dibuat apa adanya dan
hanya berisi kutipan dari sumber-sumber yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
Kontes blog yang digelar PSD-BM hanyalah interaksi
awal untuk mendekatkan dan mengajak komunitas
blogger pada kerja memperkaya pengetahuan di
Internet bagi TKI. Blogger sebagai sebuah komunitas
besar di dunia maya harus terus dilibatkan
membicarakan banyak hal tentang isu TKI. Model
gerakan semacam ini diharapkan mampu membawa
persoalan TKI sebagai persoalan bersama seluruh
elemen bangsa. [ ]
M. Zaim WahidStaff Media JGOS
Dan relawan Gerakan Desa
Membangun (GDM
Halaman 8 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
08 | Jejak Kasus
Akibat KTKLN, TKI Triyawati Akan Tuntut Air AsiaOleh: Abdul Rahim Sitorus
Triyawati, merupakan TKI asal Desa Cisaat, Kecamatan Walad, Cirebon, Jawa Barat yang akan bekerja lagi di Singapura melalui kontrak mandiri (tanpa PJTKI). Akibat pembatalan tersebut, Triyawati bukan hanya mengalami kerugian atas tiket pesawat yang dibatalkan, tetapi dia juga harus kehilangan kesempatan kerja dengan gaji sebesar 3, 4 juta rupiah per bulan di Singapura.
“Petugas Air Asia saat itu meminta saya mengurus validasi KTKLN terlebih dahulu di konter BNP2TKI di terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, setelah saya mencoba mengurus ke konter tersebut, permohonan saya ditolak BNP2TKI, mereka beralasan, Saya harus menggunakan jasa komersial PJTKI jika ingin mendapat KTKLN. Yang mengenaskan, ketika ke luar dari konter BNP2TKI tersebut, saya ditemui orang berseragam yang menawarkan jasa pembuatan KTKLN dengan biaya 2 sampai 3 juta, namun saya menolaknya,”, tutur Triyawati melalui sambungan telepon dengan Abdul Rahim Sitorus dari LBH Yogyakarta.
Alasan yang disampaikan petugas Air Asia karena Triyawati tidak memiliki Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) dan tidak ada validasi KTKLN di paspor miliknya. Tindakan Air Asia yang menolak keberangkatan Triyawati tanpa KTKLN, hanya didasarkan pada tembusan Surat Edaran No:SE.04/KA/V/2011 BNP2TKI kepada perusahaan maskapai internasional tersebut.
“Pada tahun 2006 pernah muncul istilah verifikasi dokumen TKI di bandara, saat itu banyak TKI yang mengalami pembatalan keberangkatan, karena itu muncul Instruksi Presiden (Inpres) nomor 6 tahun 2006 -
yang memerintahkan tidak ada lagi verifikasi dokumen saat keberangkatan TKI, lantas mengapa kebijakan sejenis ini dikeluarkan Kepala BNP2TKI?, bukankan hal ini berarti pembangkangan terhadap Instruksi Presiden yang ada?”, tutur Abdul Rahim Sitorus, Pekerja Bantuan Hukum LBH Yogyakarta saat menjelaskan pelbagai kasus pelanggaran KTKLN kepada redaksi PSDBM.
Keberangkatan Triyawati yang digagalkan petugas Air Asia secara sepihak, merupakan tindakan melawan hukum dan merugikan TKI sebagai konsumen atau pengguna layanan maskapai. Hal tersebut dikarenakan kewenangan menolak keberangkatan TKI ke luar negeri, hanya bisa dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi berdasarkan permintaan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Sedangkan Kepala BNP2TKI bukanlah pejabat yang memiliki kewenangan hukum untuk membatalkan keberangkatan TKI, terlebih lagi pihak swasta seperti perusahaan maskapai. Karena itu Triyawati secara hukum melalui kuasa hukumnya, advokat Haris Aritonang dan Abdul Rahim Sitorus akan menuntut Air Asia dan pihak terkait. [ ]
Penerbangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atas nama
Triyawati (25), dengan pesawat Air Asia No. QZ 7790
Senin, 18 Juni 2012 pukul 17.25 WIB, dengan No.
Booking AC359K, secara sepihak digagalkan petugas Air
Asia di Bandara Soekarno Hatta Jakarta.Bukti Tiket Air Asia Milik Triyawati yang digagalkan secara sepihak oleh petugas
Abdul Rahim SitorusPegiat LBH Yogyakarta
Halaman 9 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
09 | Inspirasi
Moka, Usaha Makanan Mantan TKI
BanyumasOleh: Pradna
Bekerja jauh dari kampung halaman seringkali bukan
merupakan pilihan utama. Itu juga yang dirasakan oleh
Siti Muniroh, warga desa Dawuhan Wetan, kecamatan
Kedungbanteng, Banyumas. Akan tetapi, lagi-lagi
masalah ekonomi menghimpit keluarga pasangan
Aslafudin ini. Akhirnya, Siti Muniroh memutuskan untuk
menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Selama empat tahun Siti Muniroh bekerja di luar negeri.
Empat tahun itu, ibu dari seorang putri ini telah bekerja
di Malaysia dan Arab Saudi sebagai Pembantu Rumah
Tangga (PRT). Tampaknya pengalaman empat tahun di
negeri orang dirasa cukup untuk tidak bekerja di luar
negeri lagi oleh perempuan yang kini bertempat tinggal
tidak jauh dari desa Dawuhan Wetan, Kedungbanteng,
Banyumas.
“Apalagi sekarang sudah semakin tua.
Tenaganya sudah tidak seperti dulu
lagi.” tutur Siti Muniroh, saat
wawancara Jumat sore,
18 Mei 2012 silam.
Berbekal modal yang didapat dari bekerja sebagai
buruh migran, dan juga pengalaman dari dua negara
tempatnya bekerja, Siti Muniroh memutuskan
membuka usaha untuk tetap mendapatkan
penghasillan selepas kerja sebagai buruh migran.
Saat itu yang terpikirkan adalah membuat usaha
makanan kecil. Bersama suami, perempuan yang kini
tengah berbadan dua ini menyadari bahwa jika dia
membuat jenis jajanan yang sudah ada, pasar akan
sulit untuk menerimanya. Karena sudah terdapat
pemasok lama bagi para pedagang.
Berdasar pertimbangan tersebut, bu Siti, panggilan
akrabnya, mencari inovasi baru untuk produknya.
Akhirnya, dia menggabungkan pengalaman dari dua
negara tempatnya bekerja selama empat tahun
sebelumnya. Hasilnya, jajanan kacang hijau dari
Malaysia yang dibungkus tepung berbentuk segitiga
dari Arab Saudi. Untuk menyesuaikan dengan selera
Indonesia, kemasan tepungnya dibentuk seperti
jajanan pisang molen dari Indonesia.
Produk inovatif ini dinamakan Moka, kependekan
dari Molen Kacang hijau. Moka langsung diterima
pasar karena keunikan bentuk dan rasanya.
Halaman 10 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
10 | Inspirasi
Sehari, dengan 5 pekerja, Moka dapat diproduksi 300
bungkus. Satu bungkus berisi 10 buah moka, dijual
dengan harga Rp. 1.800/bungkus. Omzet yang bisa
diraup dari penjualan moka ini mencapai Rp.
500.000/hari.
Saat ini, usaha Moka ini baru saja dilengkapi oleh
mesin pemotong adonan yang dipesan dari pengrajin
desa tetangga. Diharapkan dengan adanya mesin
pemotong adonan ini, produksi perhari bisa meningkat
menjadi 500 bungkus/hari.
Produksi jajanan unik ini bukan tanpa kendala. Moka
masih menyisakan kendala masalah kemasan. Karena
molen kacang hijau ini paling enak dimakan sesaat
sehabis digoreng. Masalahnya, proses produksi hari ini
dijual keesokan harinya. Otomatis kerenyahannya
sudah berkurang.
Jajan inovatif inipun hanya bertahan satu hari. Siti
Muniroh berharap akan ada bimbingan pemecahan
masalah tersebut sekaligus teknik pemasaran untuk
penganan hasil kreasi paduan dua negara yang
disesuaikan dengan lidah Indonesia ini.
Hasil inovasi Siti Muniroh dapat menjadi contoh bagi
buruh migran lainnya untuk dapat menyerap
pengalaman di luar negeri yang kemudian dipadukan
dengan citarasa Indonesia, sehingga bisa menghasilkan
peluang kemandirian di negeri sendiri.
Saat ini, usaha Moka ini baru saja dilengkapi oleh
mesin pemotong adonan yang dipesan dari pengrajin
desa tetangga. Diharapkan dengan adanya mesin
pemotong adonan ini, produksi perhari bisa meningkat
menjadi 500 bungkus/hari.
Produksi jajanan unik ini bukan tanpa kendala. Moka
masih menyisakan kendala masalah kemasan.
Karena molen kacang hijau ini paling enak dimakan
sesaat sehabis digoreng. Masalahnya, proses
produksi hari ini dijual keesokan harinya. Otomatis
kerenyahannya sudah berkurang. Jajan inovatif
inipun hanya bertahan satu hari. Siti Muniroh
berharap akan ada bimbingan pemecahan masalah
tersebut sekaligus teknik pemasaran untuk penganan
hasil kreasi paduan dua negara yang disesuaikan
dengan lidah Indonesia ini.
Hasil inovasi Siti Muniroh dapat menjadi contoh bagi
buruh migran lainnya untuk dapat menyerap
pengalaman di luar negeri yang kemudian dipadukan
dengan citarasa Indonesia, sehingga bisa
menghasilkan peluang kemandirian di negeri sendiri.
PradnaKoordinator Blogger Banyumas
Halaman 11 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
11 | Inspirasi
Ira Risnawati, lahir di Surabaya tahun 1979.
Dia menginjakkan kaki pertama kali di Hong Kong
menjadi Buruh Migran Indonesia (BMI) tahun 2007
dan sampai sekarang ia belum pernah pulang ke
Indonesia. Sudah berganti majikan sebanyak 4 kali. Ira
cukup terkenal di kalangan BMI Hong Kong. Meskipun
mungkin banyak yang tidak tahu namanya, tapi kalau
mendengar lagu dangdut dengan tape recorder dan
ada penarinya, pasti orang akan tahu kalau
dia adalah seorang penjual jamu yang sering keliling
kawasan Victoria Park setiap hari libur bersama seorang
asistennya yang setia membawa dagangan yaitu jamu
yang dikemas dalam botol. Ira tidak jauh beda dengan
BMI lainnya. Dia juga mempunyai majikan dan bekerja
di sektor rumah tangga. Namun Ira menggunakan
waktu liburnya untuk mencari penghasilan tambahan
yakni dengan berjualan jamu. Jamu yang dia racik
sendiri ini antara lain ada kunyit asem, beras kencur,
kunci sirih, dan manjaan. Jamunya dijual perbotol HK$
22, setara dengan RP 25.000.
Ira, ‘Nyambi’ Jualan Jamu di Hong KongOleh : Fera Nuraini
Halaman 12 | Warta Buruh Migran | Juli 2012
“Aku pengen anakku jadi dokter.” Katanya dengan
penuh semangat. Ira memiliki rencana untuk bekerja di
Hong Kong 4 tahun lagi dan setelah itu pulang kampong
untuk mewujudkan cita-citanya.
Ira hanya satu diantara puluhan BMI lain yang
memanfaatkan hari liburnya untuk mencari tambahan
penghasilan lain dengan berjualan. Bedanya, Ira telah
berhasil menjadi “bos” dan memberi lapangan kerja
buat temannya sesama BMI untuk mendapatkan
tambahan pemasukan, seperti yang diungkapkan Lastri,
salah satu asistennya.
Tetap semangat Ira. Semoga cita-cita muliamu mendapat
kemudahan dari-Nya dan menginspirasi BMI lain.
[Fera Nuraini]
Sabtu malam Ira keluar dari rumah majikan dan pulang
Minggu malamnya. Sabtu malam inilah Ira membuat
ramuan jamu yang akan dijual hari Minggunya di sebuah
rumah yang dia kontrak di kawasan Sam Sui Po dengan
membayar HK$ 1500 perbulan. Ira tidak sendiri, dia
telah memiliki karyawan sebanyak 5 orang yang
kesemuanya adalah BMI juga yang bekerja di Hong
Kong.
Ira mendapatkan pemasukan Rp 2,5 juta setiap
Minggunya setelah dipotong untuk menggaji
karyawannya 5 orang (masing-masing karyawan tidak
sama, ada yang HK$ 150, 200 dan 300, tergantung
pekerjaannya) dan keuntungan bersihnya RP 7.000.000
setiap bulan, itu belum termasuk gaji Ira sendiri dari
majikan sebesar HK$ 3740 (setara Rp 4. 400.000). Ira
bercita-cita ingin membangun usaha kos-kosan dan juga
jasa travel serta ingin menyekolahkan kedua anaknya
hingga perguruan tinggi.
Bangun Visi Wirausaha TKIRedam Arus Migrasi di Desa-Desa
12 | Inspirasi