Warta Bea Cukai Edisi 407

66
PROFIL UNTUNG BASUKI “RASA SOSIAL, EMPATI, KEJUJURAN AKAN SELALU DITUNTUT DARI KITA...” “REORGANISASI SEJALAN DENGAN REFORMASI KEPABEANAN DAN REFORMASI BIROKRASI...” WAWANCARA KAMIL SJOEIB OKTOBER 2008 TAHUN XL EDISI 407 MEWUJUDKAN ORGANISASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN REORGANISASI DJBC REORGANISASI DJBC

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 407

PROFILUNTUNG BASUKI“RASA SOSIAL, EMPATI, KEJUJURAN AKAN SELALUDITUNTUT DARI KITA...”

“REORGANISASI SEJALAN DENGAN REFORMASIKEPABEANAN DAN REFORMASI BIROKRASI...”

WAWANCARAKAMIL SJOEIB

OKTOBER 2008TAHUN XL EDISI 407

MEWUJUDKANORGANISASI YANG

EFEKTIF DAN EFISIEN

REORGANISASIDJBC

REORGANISASIDJBC

1WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. Hanafi UsmanDirektur Teknis KepabeananIr. Agung Kuswandono, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Kusdirman IskandarDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Penindakan & PenyidikanDrs. R.P. Jusuf IndartoDirektur AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy SetyoTenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &Penerimaan KCDrs. Bambang PrasodjoTenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &Penegakan Hukum KCDrs. Erlangga Mantik, MATenaga Pengkaji Bidang PengembanganKapasitas & Kinerja Organisasi KCSusiwijono, SE

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Kamil Sjoeib, MA

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Sonny Subagyo, S.Sos

DEWAN PENGARAHIr. Harry Mulya, MSi,Drs. Patarai Pabottinggi,Drs. R. Syarif Hidayat, M.Sc,Muhamad PurwantoroMarisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.Lupi Hartono, Muhammad Zein, SH, MA.Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini,Supriyadi Widjaya,

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAH` Hulman Simbolon (Medan),

Ian Hermawan (Pontianak), DonnyEriyanto (Makassar), Bambang Wicaksono(Ambon), Muqsith Hamidi (Balikpapan)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHAShinta Dewi AriniUntung Sugiarto

IKLANKitty Hutabarat

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 478 65608, 478 60504,4890308 Psw. 154Fax. (021) [email protected]

REKENING GIRO a/n :PITER PASARIBUBANK BRI KANTOR KASDITJEN BEA DAN CUKAI JAKARTANomor Rekening : 1256.01.000001.30.5

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 12.500,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

DARI REDAKSI

1WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

Mohon MaafLahir dan Batin

Keluarga BesarWARTA BEA CUKAI

mengucapkan :

SELAMATHARI RAYAIDUL FITRI

1429 H

SELAMATHARI RAYAIDUL FITRI

1429 H

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

Laporan Utama4-20

Wawancara21-23

Profil60-63

Daerah ke Daerah23-28

Hidup prihatin sejak kecilmenjadikan dirinya sebagaisosok yang selalu tampildengan sederhana,banyaknya rintangan yangdihadapinya sebagaiseorang perantau,menjadikanpengemblengan anakpegawai negeri ini untukselalu tegar dan matangdalam menjalani hidup.

Berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan Nomor: 87/PMK.01/2008 tentang organisasi dantata kerja instansi vertikal DJBC,serta PMK nomor: 100/PMK.01/2008 tentang organisasi dantata kerja Depkeu (reorganisasitingkat pusat) DJBC akankembali menata organisasinyamelalui reorganisasi yangdilakukan baik vertikal maupunpada tingkat pusat.

1 DARI REDAKSI

3 KARIKATUR

35 SEPUTAR BEA CUKAI

43 OPINI

- Pengawasan Internal KITE

- Seputar fasilitas KITE

48 KEPABEANAN

Rapat Koordinasi

Implementasi

Skema Preferensi Tarif

50 MITRA

Temu Wicara Asakindo

Tentang Notul dalam

Pelayanan Kepabeanan

51 INFO PEGAWAI

- Pegawai Pensiun Per 1

Oktober 2008.

- Birokrasi Award 2008

Untuk Dirjen Bea dan

Cukai

54 RUANG KESEHATAN

Tetap Fit dan Aktif Di Bulan

Puasa

55 RUANG INTERAKSI

Dendam dalam Kehidupan

yang Indah

57 PERISTIWA

Inkado Jawa Barat Gelar

Kejurda

58 RENUNGAN ROHANI

Hikmah Dibalik Silaturahim

64 PENGAWASAN

Ribuan Kalung dan Gelang

Titanium Disita

NOMOR INI

Menurut Sekretaris DirektoratJenderal Bea dan Cukai, KamilSjoeib, dalam reorganisasi kaliini terjadi beberapapenyempurnaan organisasi.Apa saja penyempurnaanreorganisasi kali ini, dan apatujuan dalam reorganisasi kaliini. Penuturan selengkapnyadapat disimak pada RubrikWawancara

Rubrik Dearah Ke Daerah kaliini, menurunkan berita-beritaseperti peresmian KPPBCTipe Madya Pabean TanjungPerak, peresmian KPPBC TipeMadya Cukai Kediri, jugaberita dari Kanwil DJBC JawaBarat Bandung, KPPBC KualaLangsa, KPPBC Belawan, dandari Kanwil DJBC SumateraUtara

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

DAFTAR ISI

3WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

KARIKATUR

3WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

irektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kembali menataorganisasinya melalui reorganisasi yang dilakukan, baikditingkat vertikal terhitung 11 Juni 2008 maupun tingkatpusat, 11 Juli 2008. Reorganisasi yang dilakukan DJBCbelum lama ini tertuang melalui PMK Nomor 87/PMK.01/

2008 tentang Organiasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DirektoratJenderal Bea dan Cukai, serta PMK Nomor 100/PMK.01/2008 ten-tang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan (reorganisasitingkat pusat).

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentangUnit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RepublikIndonesia dan perubahannya, serta menunjuk Peraturan MenteriKeuangan nomor 131/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) memiliki tugas pokok yaitumerumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknisdi bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan kebijakan yang dite-tapkan oleh Menteri Keuangan dan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas tersebut DJBC memiliki fungsi, pe-nyiapan perumusan kebijakan Departemen Keuangan di bidangkepabeanan dan cukai, pelaksanaan kebijakan di bidang kepabean-an dan cukai, perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, danprosedur di bidang kepabeanan dan cukai, pemberian bimbinganteknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai, serta pelaksa-naan administrasi Direktorat Jenderal.

Tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan dengan berpedoman pa-da ketentuan dan peraturan perundang-undangan di bidang Kepa-beanan dan Cukai, yang secara prinsip hukum memberikankewenangan dan tanggung jawab kepada DJBC sebagai institusi pe-merintah yang bertugas: (1) memungut penerimaan negara berupaBea Masuk dan Cukai; (2) memberikan pelayanan impor, ekspor dancukai; serta (3) mengawasi lalu lintas barang yang keluar dan masukwilayah Republik Indonesia.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya di atas maka DJBCmemiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan ekono-

mi negara RI, yakni sebagai :1. Penghimpunan Penerima-

an (Revenue Collector);2. Pelindung Masyarakat

(Community Protector);3. Fasilitator Perdagangan

(Trade Facilitator);4. Dukungan Industri (Indus-

trial Assistance);5. Meningkatkan hubungan

kemitraan dan kepatuhanmitra kerja DJBC sertameminimalkan biaya pe-menuhan kewajiban kepa-beanan dan cukai (compli-ance cost)

Untuk melaksanakan pe-ran dan fungsinya yang stra-tegis di atas dan guna menja-min tercapainya tugas pokokDJBC maka diperlukanorganisasi yang solid, sistemdan prosedur yang efektif dan efisien serta sumber daya organisasiyang kapabel termasuk di dalamnya sumber daya manusia yangprofesional dan terpercaya.

Oleh karenanya, peningkatan dan pengembangan mutu sumberdaya manusia DJBC yang dilaksanakan secara integral dan berkesi-nambungan merupakan kebutuhan bagi perbaikan organisasi DJBC,yang dewasa ini dilaksanakan sebagai bagian dari reformasi birokrasidi bidang kepabeanan dan cukai.Terkait dengan hal itu, DJBC mela-kukan kembali penataan organisasinya. Kepala Bagian Organisasidan Tatalaksana, Sekretariat DJBC, Harry Mulya, menuturkan, tuju-an dilakukannya reorganisasi terkait dengan reformasi birokrasi diDepartemen Keuangan (Depkeu) tahun 2008. Dimana dalam prog-ram reformasi ini salah satunya melakukan penataan kembali padaorganisasi, proses bisnis, sumber daya manusia terkait dengan ada-nya assesment center, Key Performance Indicator, monitoring danlain-lainnya yang berkaitan dengan reformasi birokrasi di Depkeu.

“Untuk reorganisasi di Kantor Pusat pokok-pokok perubahannyatidak terlalu signifikan, hanyaterdapat beberapa penambahanSubdirektorat antara lain Sub-direktorat Registrasi Kepabean-an dibawah Direktorat IKC.Sebelumnya registrasi berada diaudit, sekarang dinaikkan seting-kat eselon III, alasannya kare-na registrasi terkait dengan ma-salah database dan masalah pe-ngolahan data, karena itu ditem-patkan di Direktorat IKC.Kemudian pembentukan unitbaru yang lain yaitu SubdirektoratNarkotika dan Seksi TempatTahanan. Dan yang paling pen-ting dari reorganisasi ini masing-masing direkorat memiliki sasar-an strategis yang harus dipenuhiatau istilahnya Key PerformanceIndicator (KPI),” demikian penje-lasan Harry.

Terkait dengan pembentuk-an Seksi Tempat Tahanan, Harrymenjelaskan bahwa saat ini

MENATA KEMBALI Reorganisasi masih terkait

dengan reformasi birokrasi diDepartemen Keuangan.

HARRY MULYA. Dari reorganisasiini masing-masing direktoratmemiliki sasaran strategis yangharus dipenuhi atau istilahnya KeyPerformance Indicator.

D

PEMBAHARUAN DAN PERBAIKAN MUTU LAYANAN harus dilaksanakan secara menyeluruh tidak terbatas hanyadengan pembentukan KPU DJBC saja, melainkan secara berkelanjutan akan dilaksanakan menyeluruh keseluruh unit di lingkungan DJBC.

FOTO-FOTO : DOK. WBC

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

5WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

DJBC cukup banyak menerima tahanan dengan kasus pelanggaranperaturan kepabeanan dan cukai. Dengan adanya perkembangan inimaka diperlukan pihak yang bertanggung jawab penuh mengenaimasalah rumah tahanan. Karena itu, dengan adanya pembentukanSeksi Tempat Tahanan akan lebih mudah mengaksesi tugas danfungsi rumah tahanan.

“Jadi ada yang mengaturnya termasuk soal pengamanan terha-dap orang-orang yang ada di tahanan. Posisi Seksi ini berada diba-wah Subdit Penyidikan. Pembentukan seksi Ini juga terkait dengandisetujuinya rumah tahanan Bea dan Cukai sebagai cabang RumahTahanan Salemba, sehingga harus dikelola secara professional.Makanya kita implementasikan dengan pembentukan seksi rumahtahanan supaya lebih terfokus,” demikian ujarnya.

Reorganisasi dilakukan secara vertikal dan di tingkat pusat. Ter-kait dengan implementasi Kantor Pelayanan Utama (KPU) dan Kan-tor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Madya, reorganisasilebih dulu dilakukan ditingkat vertikal, hal ini bisa dilihat denganPeraturan Menteri Keuangan mengenai reorganisasi vertikal yangditandatangani pada tanggal 11 Juni 2008. Sedangkan reorganisasitingkat pusat ditandatangani sebulan kemudian yaitu pada tanggal 11Juli 2008.

“Semestinya reorganisasi dilakukan di pusat dulu baru vertikal,tetapi hal ini dilakukan dengan pertimbangan, beberapa KPPBCMadya bisa segera dilakukan launching, karena kalau menunggu re-organisasi tingkat pusat akan memakan waktu lama, dan bisa meng-hambat waktu penerapan KPPBC Madya, baik Tipe Kepabeananmaupun Tipe Cukai,” ujar Harry.

LANJUTAN DARI REFORMASI KEPABEANANSejak tahun 2002, DJBC telah melakukan reformasi kepabean-

an. Reformasi kepabeanan dewasa ini merupakan bagian darireformasi birokrasi yang dilakukan oleh Departemen Keuangan se-cara berkesinambungan.

Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan Tahun 2008 yangdilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 24/KMK.01/2008 tanggal 30 Januari 2008 tentang Reformasi BirokrasiDepartemen Keuangan Tahun Anggaran 2008. Salah satu amanatdalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 24/KMK.01/2008tersebut, bahwa setiap unit eselon I diwajibkan untuk membentuk TimReformasi Birokrasi Unit, yang tugasnya menyusun kegiatan yangdisesuaikan dengan program reformasi birokrasi Depkeu tahunanggaran 2008. Dalam pelaksanaannya, saat ini telah dibentuk TimPercepatan Reformasi Kebijakan Pelayanan Kepabeanan dan Cukaidengan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor 14/BC/2008 tanggal 4 Februari 2008.

Reformasi Kepabeanan dan Cukai yang dilakukan oleh DJBC un-tuk menyesuaikan organisasi dengan perkembangan industri, sosial-ekonomi dan teknologi yang ada di masyarakat, diharapkan dapatmemenuhi tuntutan pihak-pihak pemangku kepentingan (stakehold-ers) yang menghendaki adanya perbaikan dan peningkatan kualitasproses dan hasil layanan kepabeanan dan cukai yang dilaksanakanmelalui tata kelola pemerintahan yang baik. Selain itu secara internalreformasi ini diarahkan juga untuk meningkatkan kompetensi dan pro-fesionalitas pegawai DJBC dalam melaksanakan tugas seiring denganadanya peningkatan sistem remunerasi pegawai berbasis kinerja.

Tuntutan dan harapan akan peningkatan kinerja organisasi terse-but telah mendorong DJBC untuk melakukan berbagai upaya seriusdan menempuh langkah-langkah strategis guna melakukanperbaikan secara sistemik dengan melakukan reformasi di bidangpengawasan dan pelayanan khususnya di bidang kepabeanan dancukai, yang salah satunya diwujudkan dengan upaya pembentukanKantor Pelayanan Utama (KPU) DJBC.

Perwujudan kantor ini merupakan salah satu bentuk pembaharu-an dan perbaikan mutu layanan administratif yang bertujuan untukmeningkatkan kinerja pelayanan dan kemampuan DJBC dalam

meningkatkan efektifitas pengawasan dan efisiensi pelayanan berda-sarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan berlan-daskan pada prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

Dalam pelaksanaannya pembaharuan dan perbaikan mutu laya-nan ini dilaksanakan melalui pembentukan organisasi berdasarkanfungsi, penyempurnaan proses bisnis (sistem dan prosedur pelayan-an), penerapan teknologi informasi, perbaikan sistem remunerasi dansumber daya manusia yang profesional dan berdedikasi tinggi.Dengan demikian KPU akan mempunyai dampak positif terhadappeningkatan kepatuhan, mengamankan hak-hak negara, dan profesi-onalisme aparat kepabeanan dan cukai.

Namun demikian, pembaharuan dan perbaikan mutu layanantersebut harus dilaksanakan secara menyeluruh tidak terbatas hanyadengan pembentukan KPU DJBC saja, melainkan secara berkelan-jutan akan dilaksanakan menyeluruh ke seluruh unit di lingkunganDJBC. Untuk mewujudkan hal tersebut khususnya terhadap perbaik-an dan peningkatan kualitas kompetensi dan integritas pegawaiDJBC maka perlu dibentuk sebuah organisasi kepatuhan internal (KI)di tataran strategis di lingkungan DJBC yang memiliki fungsiperumusan kebijakan dan strategi, pemberian bimbingan, dan pelak-sanaan kepatuhan internal di seluruh unit di lingkungan DJBC gunamengintegrasikan dan melembagakan sistem kepatuhan internal kedalam sistem nilai organisasi.

“Sehubungan dengan itu, dalam waktu dekat DJBC akan me-nambah direktorat yang baru yaitu Direktorat Kepatuhan Internal.Sedangkan struktur organisasinya telah disusun. Hanya saja tidakbisa digabungkan dengan reorganisasi kali ini karena masihmembutuhkan waktu untuk proses pengesahan dari pemerintah,”imbuh Harry.

Menurut Harry, pembentukan organisasi pengendalian internal ditataran strategis (Direktorat KI) ini dimaksudkan untuk mengefektifkantugas dan fungsinya dalam melakukan pengawasan internal danpenilaian terhadap setiap unsur satuan kerja dan pelaku organisasi,melalui suatu mekanisme yang sistematik untuk mengevaluasi danmeningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengendalian sertaproses pelayanan dan pengawasan.

“Pembentukan direktorat ini dalam rangka mencapai tujuan or-ganisasi DJBC serta melaksanakan penegakan kode etik danintegritas pegawai sebagai bagian dari reformasi birokrasi di bidangkepabeanan dan cukai,”tandas Harry.

PEMBENTUKAN KPPBC MADYATerkait dengan lanjutan program pemerintah untuk mewujudkan

pelayanan yang cepat, efisien dan transparan oleh Bea dan Cukai,selain telah di bentuknya KPU, dalam tahun 2008 ini telah dibentukKantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Madya (KPPBC)Madya, yaitu KPPBC Tipe Madya Pabean dan KPPBC Tipe MadyaCukai.

Dibentuknya KPPBC Madya memiliki tujuan yaitu :l Terwujudnya pelayanan yang cepat, efisien, responsif dan

transparanl Tercapainya pengawasan yang efektifl Tercapainya KPPBC yang bebas KKN, didukung oleh sumber

daya manusia (SDM ) yang professional dan berintegritas tinggil Terciptanya hubungan kemitraan dengan pengguna jasal Terwujudnya pemanfaatan teknologi informasi yang optimal untuk

mendukung pelayanan dan pengawasanl Terwujudnya organisasi yang efektif dan efisien

KPPBC Tipe A1 merupakan transformasi KPPBC Madya TipePabean yang meliputi KPPBC Tanjung Perak, KPPBC Soekarno-Hatta dan KPPBC Belawan.

Sedangkan KPPBC Tipe A3 merupakan transformasi MadyaTipe Cukai yang meliputi KPPBC Malang, KPPBC Kudus danKPPBC Kediri.

ORGANISASI DJBC

ris

5WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

embentukan unit kepatuhan internal di lingkungan organi-sasi DJBC merupakan salah satu bentuk revitalisasiorganisasi yang akan memberikan penguatan terhadapupaya peningkatan integritas dan profesionalitas SDMDJBC melalui mekanisme sistem kepatuhan internal. Sis-

tem ini akan melakukan penilaian terhadap setiap unsur satuan kerjadan pelaku organisasi melalui mekanisme yang sistematik untukmengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko, pe-ngendalian serta proses pelayanan, pengawasan dan administrasidalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Perlunya Unit KI bagi DJBC dilandasi oleh pertimbangan-pertim-bangan sebagai berikut ;

Pertama, sebagai bagian dari dukungan sistem dan kelembaga-an bagi tercapainya tujuan perubahan organisasi. Reformasikepabeanan dan cukai yang dilaksanakan oleh DJBC merupakanbentuk perubahan (change) yang dilakukan untuk mewujudkan ki-nerja organisasi yang lebih baik, yaitu implementasi sebuahperubahan harus dibarengi oleh adanya mekanisme pengawasandan evaluasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan. Agar perubah-an yang dilaksanakan tersebut dapat terlembagakan (institutional-ized) dengan baik ke segenap unit di lingkungan DJBC, maka unityang yang melaksanakan fungsi pengawasan dan evaluasi tersebutharuslah merupakan bagian dari sistem organisasi. Unit ini tidak ha-nya bertugas melaksanakan pengawasan internal namunmembangun sistem pengukuran kinerja, melakukan bimbingan dankomunikasi tentang perubahan organisasi secara sistematis kepadapara pegawai, evaluasi terhadap keseluruhan proses perubahan danmemberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang timbul.

Kedua, upaya pemenuhan janji layanan yang lebih baik bagistakeholders (quality assurance). Sebagai sebuah organisasi yangmodern, DJBC berupaya memberikan janji layanan yang lebih baikdari segi waktu, biaya, transaparansi mengenai prosedur danpersyaratan administrasi berupa standar pelayanan dan pengawasankepabeanan dan cukai yang telah ditentukan dan terukur melaluipenciptaan Key Performance Indicator (KPI) untuk setiap unit kerjadan tolok ukur lainnya. Organisasi KI akan melaksanakanpengawasan kepatuhan internal dan pengukuran kinerja berdasarkanKPI dan tolok ukur lain yang telah ditentukan (misalnya, kodeetik, performance measurement dsb.) untuk memastikan janji layan-an publik yang diberikan dapat terpenuhi. Unit ini juga akan melaku-kan monitoring dan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempe-ngaruhi pencapaian kinerja organisasi, seperti SDM, sistem danprosedur serta sarana dan prasarana yang dimiliki sehinggapemanfaatannya berjalan optimal guna memenuhi janji layanan.

Ketiga, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik (GoodGovernance). Perkembangan masyarakat dewasa ini kian menuntutagar organisasi sektor publik yang dibiayai oleh anggaran negaramelaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik sebagai salah satubentuk pertanggungjawaban penggunaan dana publik kepadamasyarakat. Reformasi yang dilakukan oleh DJBC untuk menghasil-kan kualitas hasil layanan yang lebih baik kepada stakeholders jugadituntut untuk menghadirkan proses layanan yang lebih baik melaluipeningkatan profesionalitas dan integritas pegawai DJBC. Eksistensiorganisasi KI diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap janjipemberian proses layanan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelolapemerintahan yang baik melalui mekanisme pengawasan kepatuhaninternal terhadap penegakan kode etik (code of conduct) pegawaidan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keempat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pe-ningkatan sistem remunerasi dan Sistem Informasi ManajemenKepegawaian. Peningkatan sistem remunerasi berbasis kinerjayang dilaksanakan sebagai bagian dari reformasi birokrasi mem-berikan tuntutan logis akan adanya peningkatan kinerja pegawaidibandingkan sebelumnya. Untuk melakukan analisis kinerja pa-ra pegawai maka diperlukan suatu unit kepatuhan internal yangbertanggung jawab melaksanakan fungsi pengukuran performapegawai dan mengawasi pelaksanaan pelayanan danpengawasan kepabeanan dan cukai. Selain itu, hasil monitoringdan evaluasi yang dilakukan oleh unit kepatuhan internal terha-dap kinerja pegawai akan menghasilkan output berupa rekomen-dasi internal yang dapat menjadi masukan juga bagipemutakhiran data manajemen kepegawaian guna pembinaandan pengembangan karir pegawai serta pengembangan sistemremunerasi DJBC. Hal ini merupakan bentuk upaya penguatan

RENCANAPEMBENTUKAN

DIREKTORATKEPATUHANINTERNALArah strategis dari Direktorat

Kepatuhan Internal (KI) adalah untukpeningkatan integritas dan

profesionalisme SDM DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC), efek-

tivitas dan efisiensi dalam pelaksanaantugas-tugas pelayanan dan

pengawasan kepabeanan dan cukaiserta adminstrasi di lingkungan DJBC.

PEMBENTUKAN DIREKTORAT KI juga dimaksudkan sebagai antisipasitren pembentukan KPU dan KPPBC Madya lingkungan DJBC.

P FOTO-FOTO : DOK. WBC

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

7WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

positif (positive reinforcement) yang dilakukan untuk mengarah-kan perilaku pegawai/pejabat DJBC agar sesuai dengan nilai-nilaiorganisasi.

Kelima, tuntutan kesetaraan kepatuhan dan akuntabilitas prosesorganisasi sebagai dampak perkembangan masyarakat madani (civilsociety). Perkembangan masyarakat madani dewasa ini menuntutterjaminnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik olehaparatur negara. Sebagai organisasi yang dilaksanakan secara mo-dern, maka proses organisasi harus dapat meningkatkan tingkatkepatuhan (compliance level) terhadap peraturan perundangan-un-dangan yang berlaku secara setara dan berimbang, yakni tidak hanyaoleh pihak pengguna jasa kepabeanan dan cukai (eksternal),melainkan juga oleh para pegawai DJBC (internal). Unit KepatuhanInternal dibentuk untuk memenuhi prinsip check & balances yang akanmelakukan pengawasan internal terhadap para pegawai DJBCsehingga para pegawai DJBC senantiasa menegakkan peraturan danprofesionalitas dalam melaksanakan tugas. Termasuk di dalamnyamelakukan investigasi internal atas laporan masyarakat maupunmelakukan tindak lanjut atas temuan aparat pengawasan fungsional.

Keenam, perbaikan citra aparatur negara yang bersih, berwibawadan bebas dari KKN. Selain dari berbagai pertimbangan tersebut diatas, DJBC juga menghadapi tantangan lain yang berkaitan dengancitra (persepsi masyarakat) terhadap organisasi. Hasil survei yangdiadakan oleh Transparency International Indonesia (TII) pada tahun2004 terhadap persepsi masyarakat umum dan pengalaman merekaterkait masalah korupsi, menunjukkan bahwa DJBC mendudukiperingkat pertama sebagai institusi pemerintahan yang paling korupdengan nilai 4,3 (skala 5). Dari hasil survei serupa terhadap kinerjapelayanan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga negara,yang dikeluarkan dalam bentuk Indeks Kinerja Pelayanan (ServicePerformance Index), DJBC menduduki peringkat 3 terbawah dengannilai 3,93, diatas lembaga peradilan (3,67) dan polisi (3,79).

Kajian yang dilakukan oleh Tim Percepatan Reformasi KebijakanPelayanan Kepabeanan dan Cukai menunjukkan bahwapermasalahan pelayanan, pengawasan, dan korupsi yang melekatpada DJBC dipengaruhi oleh faktor-faktor SDM, sistem dan prosedur,dan organisasi. Dalam rangka perbaikan citra dan untuk peningkatan

kinerja pelayanan dan pengawasan, serta peningkatan integritasSDM, DJBC harus melakukan pembenahan SDM, perbaikansistem remunerasi, penyederhanaan sistem dan prosedur, moder-nisasi dan otomasi sistem, serta revitalisasi organisasi. Melaluipembenahan tersebut diharapkan dapat mengurangi tingkatkorupsi, mengurangi diskresi kebijakan, meningkatkan moral danintegritas SDM, serta akuntabilitas organisasi, yang pada akhirnyadapat memperbaiki persepsi masyarakat terhadap citra DJBC.

KEPATUHAN INTERNAL SEBAGAI SEBUAH DIREKTORATKI adalah sebuah organisasi di lingkungan DJBC yang ber-

tanggung jawab atas perumusan kebijakan dan strategi, imple-mentasi, pemantauan dan evaluasi atas sistem kepatuhan internalyang akan dilaksanakan oleh unit-unit vertikal di lingkunganDJBC dan melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi ataspelaksanaan pelayanan, pengawasan dan administrasikepabeanan dan cukai yang dilakukan pada tataran tertentu diDJBC.

Organisasi KI nantinya akan ditangani oleh pegawai-pegawaiyang profesional, berintegritas tinggi, dengan didukung sistemtatalaksana yang memadai untuk melaksanakan sistem kepatuhaninternal, sistem penjaminan kualitas berdasarkan monitoring danevaluasi terhadap kinerja para pegawai DJBC. Dengan demikiandiharapkan unit KI nantinya akan menjadi unit yang menyebarluas-kan perubahan (baca: reformasi) melalui tugas dan fungsinyakepada seluruh pegawai DJBC agar bekerja secara efektif, efisiendan profesional.

Mengenai tujuan dari organisasi KI adalah ; memberikandukungan terhadap tercapainya tujuan reformasi di bidang ke-pabeanan dan cukai, melaksanakan penjaminan kualitas atasjanji layanan yang diberikan DJBC, menegakkan pelaksanaantata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan DJBC, pena-jaman fungsi pengawasan internal organisasi dalam rangkamenjalankan prinsip-prinsip organisasi modern yang akuntabel.

Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dari pembentuk-an organisasi KI meliputi;l Terwujudnya pelaksanaan tugas-tugas pelayanan, pengawasan

DI DEPARTEMEN KEUANGAN sendiri telah terdapat yurisprudensi pembentukan organisasi KI setingkat eselon II di jajaran eselon I yakni diDirektorat Jenderal Pajak.

7WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

dan administrasi kepabeanan dan cukai yang efektif dan efisienoleh pegawai DJBC yang dilaksanakan sesuai tata kelola peme-rintahan yang baik berdasarkan peraturan perundang-undanganyang berlaku;

l Tercapainya organisasi DJBC yang bebas korupsi, kolusi dannepotisme yang didukung oleh sumber daya manusia yangprofesional dan berintegritas tinggi sesuai kode etik pegawaiDJBC dalam rangka mewujudkan aparatur negara yang ber-sih dan berwibawa;

l Membantu terwujudnya organisasi DJBC yang efektif danefisien.

PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN DIREKTORAT KIMengingat sasaran organisasi KI yang strategis yakni tercipta-

nya kualitas pegawai DJBC yang ideal pada skala DirektoratJenderal melalui penciptaan sistem kepatuhan internal, maka sudahsepatutnyalah organisasi KI berada pada tataran direktorat setingkateselon II. Hal ini dilandasi juga oleh pertimbangan-pertimbangansebagai berikut:

Pertama, penciptaan sistem kepatuhan internal yang dilaksana-kan oleh unit-unit vertikal di lingkungan DJBC terhadap seluruhpegawai DJBC memerlukan eksistensi organisasi setingkat Direktoratyang memiliki fungsi perumusan kebijakan dan strategi, standardisasidan bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi ataspelaksanaan sistem kepatuhan internal yang dilaksanakan oleh unit-unit kepatuhan internal di lingkungan DJBC.

Kedua, pelaksanaan kepatuhan internal termasuk di dalam-nya pelaksanaan investigasi internal atas dugaan pelanggaranyang dilakukan oleh pegawai/pejabat di lingkungan kantor pusatDJBC memerlukan penguatan level organisasi hingga setingkatDirektorat sehingga tidak diragukan lagi kapasitasnya dalammelakukan tugas dan fungsinya. Dengan kata lain, kedudukanKI hingga setingkat direktorat akan mewujudkan kondisi yangminimal setara kedudukan dan tingkatnya antara pihak yang me-lakukan pengawasan dengan pihak yang diawasi untuk seluruhlevel di lingkungan DJBC. Hal ini konsisten dengan konsepbirokrasi yang efektif menurut Max Weber, yaitu: (a) setiap fung-si organisasi memiliki tugas yang jelas dan mempunyaiwewenang (otoritas) yang seimbang dengan tugas yang harusdijalankannya, dan (b) tingkatan yang lebih rendah diawasi olehtingkatan yang lebih tinggi.

Ketiga, pelaksanaan kepatuhan internal tidak hanya melakukanpengawasan ataupun investigasi internal (negative reinforcement)terhadap para pegawai dalam melaksanakan kepatuhan pelaksana-an tugas, namun lebih dari itu Direktorat KI juga bertanggung jawabuntuk mengarahkan perilaku SDM DJBC agar termotivasi untukberperilaku sesuai dengan kode etik dan integritas pegawai DJBCyang profesional. Hal ini dicapai dengan upaya penguatan positif(positive reinforcement) secara sistematis terhadap pegawaiyang mencapai kinerja baik dengan memberikan rekomendasi

penghargaan, seperti promosi, pendidikan, insentif khusus, mutasi kebidang tugas yang lebih menarik dan sebagainya. Rekomendasi iniakan efektif apabila rekomendasi tersebut merupakan produk dariorganisasi KI setingkat eselon II.

Keempat, penajaman fungsi kepatuhan internal di lingkung-an Direktorat Jenderal ini akan membawa konsekuensi pengalih-an beban pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa seksi di lintaseselon III dan II di lingkungan DJBC. Hal ini tentunyamemerlukan struktur organisasi yang lebih tinggi mengingatpotensi beban pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan denganbaik di tingkat eselon III. Sebagai ilustrasi secara historis dapatdisajikan sebagai berikut:l Sebelumnya, di tingkat kantor pusat fungsi kepatuhan inter-

nal ini telah ada dan dilaksanakan secara parsial olehBagian OTL dan Bagian Kepegawaian pada SekretariatDJBC.

l Saat ini, telah ada Bidang Kepatuhan Internal setingkat ese-lon III di Kantor Pelayanan Utama (KPU) yang melakukanmekanisme pengawasan internal bagi SDM di KPU.

l Ke depan, pelaksanaan pengawasan internal yang telahdilaksanakan di KPU Tanjung Priok dan Batam ini perludiperluas hingga ke seluruh unit di lingkungan DJBC. Untukalasan itulah maka diperlukan pembentukan organisasikepatuhan internal setingkat direktorat di kantor pusat DJBCyang akan melakukan pemantauan dan koordinasipelaksanaan KI dengan bidang-bidang KI di KPU dan unit-unit vertikal di lingkungan DJBC sehingga akan terciptastandardisasi pelaksanaan kepatuhan internal di setiap unit(satu hal yang akan kurang berjalan efektif apabilaorganisasi KI di kantor pusat DJBC hanya setingkat eselonIII). Demikian juga Direktorat KI ini akan dapatmelaksanakan pengawasan internal di kantor pusat DJBCdan unit-unit vertikal lain di DJBC apabila diperlukan.

Pembentukan Direktorat KI ini juga dimaksudkan sebagaiantisipasi tren pembentukan KPU dan KPPBC Madya dilingkungan DJBC. Pembentukan KPU (awalnya dilaksanakan diTanjung Priok dan Batam) itu sendiri yang didalamnya terdapatBidang Kepatuhan Internal, berdasarkan survei yang dilakukantahun 2007 oleh lembaga independen Hay Group, terbuktiefektif menurunkan pungutan tidak resmi (unofficial fund) yangterjadi. Hal yang positif ini perlu kiranya diteruskan momentum-nya dengan pembentukan lebih banyak KPU dan KPPBC Madyayang di dalamnya terdapat unit-unit KI. Dengan demikianDirektorat KI nantinya akan mengkoordinasikan, memonitor danmengevaluasi pelaksanaan sistem kepatuhan internal yang adadi KPU dan KPPBC Utama di seluruh Indonesia.

Pembentukan Direktorat KI ini juga tidak akan tumpangtindih dengan tugas dan fungsi aparat pengawasan fungsionalyang ada (misalnya, Inspektorat Jenderal Departemen), meng-ingat fungsi kepatuhan internal itu sendiri tidak terbatasmelakukan investigasi internal di lingkungan DJBC. Lebih dariitu, Direktorat KI juga akan melakukan fungsi preventif yang di-laksanakan sehari-hari (day to day basis) untuk melakukan bim-bingan dan penyuluhan kepatuhan internal serta mengembang-kan sistem kepatuhan internal yang dapat meningkatkanmotivasi pegawai dan mengurangi resistensi pegawai DJBC ter-hadap perubahan (reformasi) organisasi. Hal ini dilakukan masihdalam koridor untuk mengarahkan perilaku SDM DJBC agarsesuai dengan nilai-nilai yang dikehendaki dan mengarahkanperilaku para pegawai agar tidak melakukan hal-hal yang tidakdikehendaki melalui pencipataan upaya modifikasi perilaku SDM(operant conditioning).

Apabila diperlukan Direktorat KI juga dapat melakukanupaya pembinaan tertentu kepada pegawai DJBC yang ter-bukti melakukan pelanggaran kode etik dan disiplin pegawaiDJBC dengan memberikan bimbingan konseling danpsychology assessment –sesuatu lembaga yang belum dimi-liki oleh DJBC– sebagai bagian dari upaya operant conditi-oning kepada pegawai dimaksud sehingga diharapkan tidakakan mengulangi pelanggaran tersebut.

SALAH SATU SASARAN dari pembentukan organisasi KI adalahtercapainya organisasi DJBC yang bebas KKN yang didukung oleh SDMprofesional dan berintegritas tinggi sesuai kode etik pegawai DJBC.

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

9WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

Di Departemen Keuangan sendiri telah terdapat yurispruden-si pembentukan organisasi KI setingkat eselon II di jajaraneselon I yakni di Direktorat Jenderal Pajak. Sebagaimana yangtelah diuraikan sebelumnya bahwa pembentukan unit KI ini dila-kukan sebagai bagian upaya revitalisasi organisasi yang dijalan-kan dengan prinsip-prinsip organisasi modern yakni melakukanpenajaman fungsi pengawasan (controlling) terhadap SDM orga-nisasi.

TUGAS POKOK KISebagai sebuah direktorat, Direktorat KI nantinya akan me-

laksanakan tugas pokok berupa penyiapan rumusan kebijakan,standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaankepatuhan pelaksanaan tugas, evaluasi kinerja, analisis dantindak lanjut kepatuhan internal, serta pelaksanaan pengawasankepatuhan internal unit kerja di lingkungan kantor pusat DJBC,dan pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat KI akanmemiliki fungsi meliputi:l perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,

dan evaluasi pelaksanaan kepatuhan pelaksanaan tugas;l perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,

dan evaluasi pelaksanaan evaluasi kinerja;l perumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,

dan evaluasi pelaksanaan analisis dan tindak lanjutkepatuhan internal;

l pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas unit kerja di ling-kungan kantor pusat;

l evaluasi kinerja unit kerja di lingkungan kantor pusat;l penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan

dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasanfungsional dan masyarakat;

l pemberian rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas;l pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka diproyeksikan Direk-torat KI akan memiliki beban kerja yang cukup padat, yakni :l Melakukan perumusan kebijakan, standardisasi dan

bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan kepatuhanpelaksanaan tugas, evaluasi kinerja dan analisis dan tindaklanjut kepatuhan internal yang akan dilaksanakan oleh unit-unit eselon III dan eselon IV KI di KPU dan KPPBC Utama;

l Melakukan pengawasan kepatuhan pelaksanaan tugas danevaluasi kinerja unit kerja di lingkungan kantor pusat DJBCyang meliputi 9 unit eselon II, 32 unit eselon III dan 105 uniteselon IV (termasuk seksi Humas) serta pengawasanpenegakan kode etik dan disiplin terhadap 982 pegawai dilingkungan kantor pusat DJBC;

l Melakukan penelitian, pemeriksaan, serta penyiapan bahantanggapan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparatpengawasan fungsional dan masyarakat atas kinerja unitkerja di lingkungan DJBC;

l Melakukan investigasi internal atas dugaan pelanggarankode etik dan disiplin pegawai yang dilakukan oleh pegawai/pejabat di lingkungan kantor pusat DJBC.

l Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepatuhan internalkepada pegawai/pejabat DJBC khususnya di lingkungankantor pusat.

l Melakukan pemberian rekomendasi peningkatanpelaksanaan tugas dengan melakukan kerja sama dankoordinasi dengan unit-unit terkait di lingkungan kantorpusat.

l Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

Sebagai gambaran akan padatnya beban kerja, berikut disa-jikan data pelaksanaan tugas evaluasi kinerja, penelitian,pemeriksaan, serta penyiapan bahan tanggapan dan tindak lan-jut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional danmasyarakat atas kinerja unit kerja di lingkungan DJBC dan in-vestigasi internal yang telah dilakukan selama periode 2006 s.d2007, yang nantinya akan menjadi sebagian tugas Direktorat KI.

Secara keseluruhan, keberhasilan dari program reformasi dibidang kepabeanan dan cukai ini sangat ditentukan olehkomitmen dari seluruh pegawai DJBC untuk meningkatkan pro-fesionalitas dan integritasnya dalam melaksanakan tugas.Karena itu diperlukan suatu unit di lingkungan DJBC yang akanmenilai dan mengukur kinerja serta melaksanakan fungsi peng-awasan internal terhadap para pegawai DJBC dalam melaksa-nakan tugas-tugas pelayanan dan pengawasan kepabeanan dancukai. ris

9WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

No

1

2

Unit

KantorWilayahBea danCukai

KantorWilayahBea danCukaiKhusus

Materi

1. Bagian Umum :

l Perubahan nomenklatur Bagian Umumpada Kantor Wilayah

l Perubahan nomenklatur SubbagianKepegawaian dan reposisi tupoksimasing-masing subbagian pada BagianUmum dan Kepatuhan Internal

2. Bidang Kepabeanan dan Cukai :l Penggabungan Seksi Kepabeanan

dengan Seksi Cukai;l Pengurangan jumlah maksimal Seksi

Keberatan dan Banding

3. Bidang Fasilitas Kepabeanan :Perubahan jumlah maksimal Kepala SeksiKemudahan Impor Tujuan Ekspor

4. Bidang Penindakan dan Penyidikan :Perubahan jumlah maksimal Kepala SeksiPenindakanPerubahan nomenklatur

5. Bidang Audit :Perubahan jumlah maksimal Kepala SeksiPerencanaan Audit dan Kepala SeksiEvaluasi Audit

1. Bagian Umum :

a. Perubahan nomenklatur Bagian Umumpada Kantor Wilayah

b. Perubahan nomenklatur SubbagianKepegawaian dan reposisi tupoksimasing-masing subbagian pada BagianUmum dan Kepatuhan Internal

2. Bidang Kepabeanan dan Cukai :a. Penggabungan Seksi Kepabeanan

dengan Seksi Cukai;b. Pengurangan jumlah maksimal Seksi

Keberatan dan Banding.

Semula(PMK-68/PMK.01/2007)

Bagian Umuma. Subbagian Kepegawaianb. Subbagian Keuanganc. Subbagian Tata Usaha dan

Rumah Tangga

Seksi Kepabeanan;Seksi Cukai;Seksi Keberatan dan Banding(2);Seksi Informasi Kepabeanandan Cukai.

Seksi Kemudahan Impor TujuanEkspor paling banyak 3 (tiga)

Seksi Penindakan palingbanyak 1 (satu)Seksi Penyidikan dan BarangBukti

Seksi Perencanaan Audit palingbanyak 3 (tiga)Seksi Evaluasi Audit palingbanyak 3 (tiga)

Bagian Umum

a. Subbagian Kepegawaianb. Subbagian Keuanganc. Subbagian Tata Usaha dan

Rumah Tangga

Seksi Kepabeanan;Seksi Fasilitas Kepabeanan (3);Seksi Cukai;Seksi Keberatan dan Banding(2);Seksi Informasi Kepabeanandan Cukai.

Menjadi(PMK-87/PMK.01/2008)

Bagian Umum dan KepatuhanInternala. Subbagian Kepegawaian dan

Kepatuhan Internalb. Subbagian Tata Usaha dan

Keuanganc. Subbagian Hubungan Masya-

rakat dan Rumah Tangga

Seksi Kepabeanan dan Cukai (2);Seksi Keberatan dan Banding;Seksi Informasi Kepabeanan danCukai.

Seksi Kemudahan Impor TujuanEkspor paling banyak 4 (empat).

Seksi Penindakan paling banyak 2(dua).Seksi Penyidikan dan BarangHasil Penindakan.

Seksi Perencanaan Audit palingbanyak 2 (dua)Seksi Evaluasi Audit paling banyak1 (satu)

Bagian Umum dan KepatuhanInternala. Subbagian Kepegawaian dan

Kepatuhan Internalb. Subbagian Tata Usaha dan

Keuanganc. Subbagian Hubungan

Masyarakat dan RumahTangga

Seksi Pabean dan Cukai (2);Seksi Fasilitas Kepabeanan (3);Seksi Keberatan dan Banding;Seksi Informasi Kepabeanan danCukai.

REORGANISASI INSTASI VERTIKAL DJBC 2008Dalam reorganisasi instansi vertikal DJBC tahun 2008

sesuai dengan PMK 87/PMK.01/2008 tanggal 11 Juni 2008, tentangOrganiasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai, terdapat beberapa penyempurnaan.Di tingkat eselon II dalam PMK 68/PMK.01/2007 tidak ada perubahan pada peraturan baru yaitu PMK87/PMK.01/2008, dimana unitorganisasi vertikal tingkat eselon II yaitu :l Kanwil,l Kanwil Khusus,l KPU Tipe Al KPU Tipe B.Sedangkan untuk tingkat eselon III di unit instansi vertikal terdapat beberapa penambahan kantor yaitu :

PMK 68/PMK.01/2007 terdapat : PMK 87/PMK.01/2008l KPPBC Tipe A1 l KPPBC Tipe Madya Pabeanl KPPBC Tipe A2 l KPPBC Tipe Madya Cukail KPPBC Tipe A3 l KPPBC Tipe A1l KPPBC Tipe A4 l KPPBC Tipe A2

l KPPBC Tipe A3l KPPBC Tipe A4

Untuk unit eselon IV di instansi vertikal tidak ada perubahan antara peraturan yang lama (PMK 68/PMK.01/2007) dengan yang baru(PMK 87/PMK.01/2008) , dimana KPPBC Tipe B tetap di Kepalai oleh seorang pejabat eselon IV. Untuk lebih jelasnya berikut iniadalah diuraikan mengenai pokok reorganisasi pada instansi vertikal DJBC tahun 2008.

POKOK-POKOK REORGANISASI INSTANSI VERTIKAL DJBC TAHUN 2008

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

11WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

3. Bidang Penindakan dan SaranaOperasi :Perubahan jumlah maksimal Kepala SeksiPenindakan.

4. Bidang Penyidikan dan Barang Bukti :Perubahan nomenklatur

1. Pembentukan Seksi Penyuluhan danLayanan Informasi

2. Pembentukan Seksi Kepatuhan Internal.3. Penggabungan Seksi Kepabeanan dan

Cukai dengan Seksi Tempat Penimbunan.4. Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD.

1. Pembentukan Seksi Intelijen danPenindakan.

2. Pembentukan Seksi Penyidikan dan BarangHasil Penindakan

3. Pembentukan Subseksi Administrasi danDistribusi Pita Cukai.

4. Reposisi Tupoksi dan Penghapusan SeksiDukungan Teknis dan Distribusi Dokumen.

5. Penggabungan Seksi Kepabeanan danCukai dengan Seksi Tempat Penimbunan.

6. Pembentukan Seksi Penyuluhan danLayanan Informasi.

7. Pembentukan Seksi Kepatuhan Internal.

Penggabungan Subseksi Penindakandengan Subseksi Sarana Operasi, sertaperubahan nomenklatur pada SeksiPenindakan dan Penyidikan;

Reposisi Tupoksi Subseksi pada SeksiPerbendaharaan;

Perubahan jumlah maksimal SeksiKepabeanan dan Cukai;

Perubahan Jumlah maksimal Seksi TempatPenimbunan

Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD

Penggabungan Subseksi Penindakandengan Subseksi Sarana Operasi, sertaperubahan nomenklatur pada SeksiPenindakan dan Penyidikan;

Reposisi Tupoksi Subseksi pada SeksiPerbendaharaan;

Perubahan Jumlah maksimal Seksi TempatPenimbunan

Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD

Penggabungan Subseksi Penindakandengan Subseksi Sarana Operasi, sertaperubahan nomenklatur pada SeksiPenindakan dan Penyidikan;

Reposisi Tupoksi Subseksi pada SeksiPerbendaharaan;

Penggabungan SubseksiPenindakan dengan Subseksi SaranaOperasi, serta perubahannomenklatur pada Seksi Penindakandan Penyidikan;Reposisi Tupoksi Subseksi pada SeksiPerbendaharaan;Penghapusan Subseksi pada Seksi DTDD

Kepala Seksi Penindakan

Bidang Penyidikan dan BarangBuktiSeksi Barang Bukti

(KPPBC Tipe A1)- Subbagian Umum;- Seksi Administrasi Manifes;- Seksi Perbendaharaan;- Seksi Kepabeanan dan

Cukai (8);- Seksi Tempat Penimbunan

(2);- Seksi Penindakan dan

Penyidikan;- Seksi Dukungan Teknis dan

Distribusi Dokumen.

(KPPBC Tipe A3)

- Subbagian Umum;- Seksi Perbendaharaan;- Seksi Kepabeanan dan

Cukai;- Seksi Tempat Penimbunan;- Seksi Penindakan dan

Penyidikan;- Seksi Dukungan Teknis dan

Distribusi Dokumen.

Subseksi PenindakanSubseksi Sarana OperasiSubseksi Penyidikan dan BarangBukti

8

2

Subseksi PenindakanSubseksi Sarana Operasi

Subseksi Penyidikan dan BarangBukti

2

Subseksi PenindakanSubseksi SaranaOperasi

Subseksi Penyidikan dan BarangBukti

Subseksi PenindakanSubseksi Sarana Operasi

Subseksi Penyidikan dan BarangBukti

Kepala Seksi Penindakan 2(dua).

Bidang Penyidikan dan BarangHasil Penindakan Seksi BarangHasil Penindakan

- Subbagian Umum;- Seksi Penindakan dan

Penyidikan;- Seksi Administrasi Manifes;- Seksi Perbendaharaan;- Seksi Pelayanan

Kepabeanan dan Cukai (9);- Seksi Penyuluhan dan

Layanan Informasi;- Seksi Kepatuhan Internal;- Seksi Dukungan Teknis dan

Distribusi Dokumen.

- Subbagian Umum;- Seksi Intelijen dan

Penindakan;- Seksi Penyidikan dan

Barang Hasil Penindakan;- Seksi Perbendaharaan;- Seksi Pelayanan

Kepabeanan dan Cukai (2);- Seksi Penyuluhan dan

Layanan Informasi;- Seksi Kepatuhan Internal.

Subseksi Penindakan danSarana OperasiSubseksi Penyidikan danBarang Hasil Penindakan.

7

3

Subseksi Penindakan danSarana Operasi

Subseksi Penyidikan danBarang Hasil Penindakan

8

Subseksi Penindakan danSarana Operasi

Subseksi Penyidikan danBarang Hasil Penindakan

Subseksi Penindakan danSarana Operasi

Subseksi Penyidikan danBarang Hasil Penindakan

3

4

5

6

7

8

PembentukanKPPBC Tipe MadyaPabean(BenchmarkKPPBC Tipe A1)

KPPBC Tipe UtamaCukai(Benchmark KPPBCTipe A3)

KPPBC Tipe A1

KPPBC Tipe A2

KPPBC Tipe A3

KPPBC Tipe A4

11WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

9

10

11

KPPBC Tipe B

Perubahan TipeKPPBC

Penggabungan Subseksi Perbendaharaandengan Subseksi Kepabeanan dan Cukai

KPPBC Sunda Kelapa

KPPBC Yogyakarta

Relokasi KPPBC Bintuni ke Babo

KPPBC Kalabahi

Pembentukan Pos Pengawasan

Pembentukan Kantor Bantu

Rencana Implementasi KPPBC Tipe Madya :a. Tanjung Perakb. Soekarno-Hattac. Belawan

a. Malangb. Kudusc. Kediri

Subseksi PerbendaharaanSubseksi Kepabeanan dan Cukai

Tipe A4

Tipe A4

Tipe B

Tipe B

Pos Pengawasan Dobo

Tipe A1Tipe A1Tipe A1

Tipe A3Tipe A3Tipe A3

Subseksi Perbendaharaan danPelayanan

Tipe A3

Tipe A3

KPPBC Bintuni menjadi PosPengawasan di bawah KPPBCTipe B Babo

Kantor Bantu di bawah KPPBCTipe B Atapupu

Pos Pengawasan Enarotali dibawah KPPBC Tipe B Nabire

Pos Pengawasan Waren di bawahKPPBC Tipe B Biak

Pos Pengawasan LNG Tangguh dibawah KPPBC Tipe B Babo

Kantor Bantu di bawah KPPBCTipe B Tual

Madya Pabean : September 2008Nopember 2008Desember 2008

Madya Cukai : Juli 2008Agustus 2008Oktober 2008

ari hasil reorganisasi yang dilakukan di tingkatKantor Pusat, terdapat pembentukan unit barudan penyempurnaan struktur organisasi dan tu-gas pokok organisasi (tupoksi).

Sedangkan untuk tugas operasional, padaDirektorat Teknis, Fasilitas, P2 dan Audit masih terdapattugas-tugas operasional. Tugas-tugas operasional yang da-pat dilakukan oleh Direktorat, diatur lebih lanjut denganKeputusan Direktur Jenderal.

Hal itu didasari, Kantor Pusat saat ini masih memerlu-kan adanya tugas operasional terutama tugas yangmelingkupi lebih dari satu wilayah kerja dan tugas dengankarakteristik khusus yang tidak dapat didelegasikan kepadainstansi vertikal. Contoh, audit bersama dengan DirektoratJenderal Pajak dan audit investigasi penyidikan tindak pid-ana yang terjadi pada lebih dari satu wilayah kerja. Tugas-tugas operasional yang dapat dilakukan oleh direktorat di-atur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

PEMBENTUKAN TIGA UNIT BARUDalam hal pembentukan unit baru terdapat tiga unit ba-

ru yang melengkapi struktur organisasi Kantor Pusat, yaitu :1. Subdirektorat Registrasi Kepabeanan.

Yang mendasari pemikiran pembentukan Subdirektorat Re-gistrasi Kepabeanan antara lain ; untuk menyatukan prosesregistrasi kepabeanan pada satu unit, pengumpulan data

dalam rangka manajemen resiko, mengantisipasi kebutuhanorganisasi di masa mendatang dan tuntutan kerja.

2. Subdirektorat Narkotika.Yang mendasari pemikiran pembentukan SudirektoratNarkotika antara lain, unit yang fokus pada narkotika.Narkotika sudah menjadi isu nasional dan krusialsehingga DJBC dituntut memiliki peran yang lebih besardalam penanganan narkotika, apalagi saat ini narkotikamendapat perhatian yang lebih pada instansi lain.Disamping itu juga, tuntutan beban kerja dari unit yangsudah ada sekarang sehingga perlu pembentukan seksikhusus untuk dukungan operasi narkotika.

3. Seksi Tempat Tahanan.Bertujuan untuk mengaksesi tugas dan fungsi rumah tahananyang dimiliki DJBC saat ini dan mengingat semakin banyak-nya tahanan yang dititipkan di rumah tahanan milik DJBC. Halini juga terkait dengan disetujuinya rumah tahanan bea cukaisebagai cabang dari rumah tahanan Salemba, karena iturumah tahanan bea cukai perlu dikelola secara profesional,maka itu perlu diimplementasikan dengan pembentukan seksiyang lebih fokus dengan masalah tersebut.

PENYEMPURNAAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSITerdapat penyempurnaan struktur organisasi dan tupoksi da-

lam reorganisasi pada Sekretariat Direktorat Jenderal, DirektoratTeknis Kepabeanan, Direktorat Fasilitas Kepabeanan, DirektoratCukai, Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Direktorat Audit,Direktorat Kepabeanan Internasional, Direktorat Penerimaan danPeraturan Kepabeanan dan Cukai (PPKC) dan Direktorat Infor-masi Kepabeanan dan Cukai (IKC), yang akan dijabarkan seba-gai berikut :

1. Sekretariat Direktorat JenderalSubbagian Rumah Tangga dan Humas

REORGANISASIKANTOR PUSAT DJBC

Sesuai dengan PMK.100/PMK.01/2008,tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Keuangan (reorganisasitingkat pusat), terdapat likuidasi,

reposisi dan penambahan fungsi dibeberapa direktorat.

D

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

13WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

l Reposisi tugas Hubungan Masyarakat ke DirektoratPPKC menjadi Subdit Hubungan Masyarakat danPenyuluhan. Yang mendasari pemikiran pembentukanSubdit ini dikarenakan adanya peningkatan yangsignifikan pemberitaan di bidang kepabeanan dan cu-kai, pengelolaan berita harus ditangani secara khusus,peningkatan citra DJBC serta tuntutan beban kerjadan kebutuhan organisasi.

l Subbagian Gaji dan Kesra. Membentuk Subbagiangaji pada Bagian Keuangan dan mengubahnomenklatur Subbagian Gaji dan Kesra menjadi Sub-bagian Kesejahteraan.

2. Direktorat Fasilitas Kepabeananl Seksi Tempat Penimbunan III dilikuidasi, tupoksi dire-

posisi ke Dit. Teknis Kepabeanan.l Penambahan Seksi Pembebasan I dan Seksi Pembe-

basan II (reposisi Seksi Pembebasan Mutlak dariDirektorat Teknis Kepabeanan).

3. Direktorat CukaiTerdapat desentralisasi tupoksi ke instansi vertikal dalam

hal perijinan dan perusakan pita cukai dihapus. Terdapatpenyesuaian nomenklatur obyek cukai sehingga nomenklaturhasil tembakau berubah menjai cukai hasil tembakau.Sedangkan untuk istilah “penukaran” diubah menjadi “pe-ngembalian”.

Selanjutnya, di Direktorat Cukai terdapat penyesuaiandengan Undang-Undang No.39/2007 sehingga istilahpelunasan cukai menjadi pelunasan cukai dengan pelekatanpita cukai dan tanda pelunasan cukai lainnya.

Adanya beban kerja yang tinggi sehingga perlu pemecah-an Seksi Analisis Tarif, Harga dan Produksi Aneka Cukaimenjadi 2 seksi yaitu Seksi Aneka Cukai II dan Seksi AnekaCukai III.

Begitu juga di Seksi Analisis Tarif, Harga dan ProduksiHasil Tembakau karena beban kerja yang tinggi sehinggadilakukan pemecahan menjadi 2 Seksi yaitu Seksi Cukai Ha-sil Tembakau II dana Seksi Cukai Hasil Tembakau III.

Di Seksi Penyediaan dan Penukaran juga demikian, de-ngan alasan beban kerja yang tinggi maka dilakukan peme-cahan seksi, yaitu Seksi Penyediaan dan Seksi Pengembalian.

4. Direktorat Kepabeanan InternasionalTerdapat perubahan nomenklatur eselon III menjadi Sub-

direktorat Kerjasama Multilateral, Subdirektorat KerjasamaBilateral, dan Subdirektorat Kerjasama Regional berdasarpengelompokan yang lebih sesuai dengan tugas dan bebankerja.

Menambah tupoksi “pelaksanaan kerjasama teknis luarnegeri” dan terdapat perubahan tupoksi pada eselon III danIV berdasar pengelompokan yang disesuaikan dengan bebankerja.

5. Direktorat Teknis Kepabeananl Mereposisi Seksi Pembebasan Mutlak ke Direktorat

Fasilitas Kepabeanan.l Menambah satu Seksi yaitu Seksi Tempat Penimbun-

an Sementara (TPS) dan Tempat Penimbunan Pabean(TPP ) bukan merupakan fasilitas kepabeanan.

l Penetapan tarif pada Subdit Klasifikasi semulaterhadap tarif Bea Masuk dan Bea Masuk anti dump-ing/ imbalan bertambah dengan tarif Bea Masuk Peng-amanan, Bea Masuk Pembalasan, dan Bea Keluarsesuai Undang-Undang Kepabeanan Nomor 17/2006

6. Direktorat Fasilitas Kepabeananl Melikuidasi Seksi Tempat penimbunan III karena

reposisi tupoksi ke Direktorat Teknis Kepabeananl Menambah jenis tempat penimbunan berikat yaitu

tempat daur ulang berikat dan tempat lelang berikat

berdasar peraturan baru tentang kawasan berikatl Mengubah istilah tempat penimbunan menjadi

tempat penimbunan berikatl Mereposisi Seksi Pembebasan Mutlak dari Direkto-

rat Teknis ke Subdirektorat Pembebasanl Membagi Seksi Pembebasan Mutlak menjadi dua

Seksi, yaitu Seksi Pembebasan I dan Seksi Pembe-basan II

l Menggabungkan 3 Seksi Pembebasan Relatif(I,II,III), menjadi Seksi Pembebasan IV

l Perubahan nomenklatur dan penyesuaian tupoksiSeksi Pembebasan Proyek Pemerintah menjadiSeksi Pembebasan III

7. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai (IKC)l Pembentukan Subdit Registrasi Kepabeanan

8. Direktorat Penindakan dan Penyidikanl Pembentukan Subdirektorat Narkotikal Pembentukan Seksi Tempat Tahananl Perubahan nomenklatur Seksi Barang Bukti menjadi

Seksi Barang Hasil Penindakan.

SALAH SATU FAKTOR YANG MENDASARI pembentukan SudirektoratNarkotika adalah unit yang fokus pada narkotika, narkotika sudahmenjadi isu nasional dan krusial sehingga DJBC dituntut memilikiperan yang lebih besar dalam penanganan narkotika.

ris

13WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

KANTOR PUSAT DJBCDIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TERDIRI DARI :1. Sekretaris Direktorat Jenderal

l Bagian Organisasi dan Tata Laksana (Subbagian Kelembagaan,Subbagian Tatalaksana, Subbagian Evaluasi Kinerja danPembakuan Prestasi Kerja, Subbagian Evaluasi Laporan HasilPemeriksaan)

l Bagian Kepegawaian (Subbagian Umum Kepegawaian,Subbagian Mutasi Kepegawaian, Subbagian Pemberhentian danPemensiunan Pegawai, Subbagian Pengembangan Pegawai)

l Bagian Keuangan (Subbagian Penyusunan Anggaran,Subbagian Perbendaharaan, Subbagian Akuntansi danPelaporan, Subbagian Gaji)

l Bagian Perlengkapan (Subbagian Pengadaan, Subbagian Penyim-panan dan Distribusi, Subbagian Inventarisasi dan Penghapusan)

l Bagian Umum (Subbagian Tata Usaha dan Kearsipan,Subbagian Rumah Tangga, Subbagian Kesejahteraan,Subbagian Tata Usaha Direktur Jenderal)

2. Direktorat Teknis Kepabeananl Subdirektorat Impor dan Ekspor (Seksi Impor, Seksi Ekspor,

Seksi Penangguhan Bea Masuk, Seksi Tempat PenimbunanSementara dan Tempat Penimbunan Pabean)

l Subdirektorat Klasifikasi Barang (Seksi Klasifikasi I, SeksiKlasifikasi II, Seksi Klasifikasi III, Seksi Klasifikasi IV)

l Subdirektorat Nilai Pabean (Seksi Nilai Pabean I, Seksi NilaiPabean II, Seksi Nilai Pabean III, Seksi Nilai Pabean IV)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fugsional

3. Direktorat Fasilitas Kepabeananl Subdirektorat Pembebasan (Seksi Pembebasan I, Seksi

Pembebasan II, Seksi Pembebasan III, Seksi Pembebasan IV).l Subdirektorat Fasilitas Pertambangan (Seksi Fasilitas Minyak

dan Gas Bumi, Seksi Fasilitas Aneka Tambang)l Subdirektorat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Tempat

Penimbunan Berikat (Seksi Kemudahan Impor TujuanEkspor, Seksi Tempat Penimbunan Berikat I, Seksi TempatPenimbunan Berikat II)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

4. Direktorat Cukail Subdirektorat Cukai Hasil Tembakau (Seksi Cukai Hasil Tem-

bakau I, Seksi Cukai Hasil Tembakau II, Seksi Cukai Hasil III)l Subdirektorat Aneka Cukai (Seksi Aneka Cukai I, Seksi Aneka

Cukai II, Seksi Aneka Cukai III)l Subdirektorat Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya

(Seksi Penyediaan Pita cukai dan Tanda Pelunasan CukaiLainnya, Seksi Penyimpanan dan Pendistribusian Pita Cukaidan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, Seksi Pengembalian PitaCukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

5 Direktorat Penindakan dan Penyidikanl Subdirektorat Intelijen (Seksi Intelijen I, Seksi Intelijen II, Seksi

Intelijen III, Seksi Pangkalan Data Intelijen)l Subdirektorat Penindakan (Seksi Penindakan I, Seksi

Penindakan II, Seksi Penindakan III)l Subdirektorat Narkotika (Seksi Narkotika dan Psikotropika,

Seksi Prekursor. Seksi Dukungan Operasi Narkotika)l Subdirektorat Penyidikan (Seksi Penyidikan I, Seksi Penyidik-

an II, Seksi Barang Hasil Penindakan, Seksi Tempat Tahanan)l Subdirektorat Sarana Operasi (Seksi Sarana Operasi I, Seksi

Sarana Operasi II, Seksi Sarana Operasi III).l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

6 Direktorat Auditl Subdirektorat Perencanaan Audit (Seksi Perencanaan Audit I,

Seksi Perencanaan Audit II, Seksi Perencanaan Audit III)

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

15WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

l Subdirektorat Pelaksanaan Audit (Seksi Pelaksanaan Audit I,Seksi Pelaksanaan Audit II, Seksi Pelaksanaan Audit III)

l Subdirekroat Evaluasi Audit (Seksi Evaluasi Hasil Audit I, SeksiEvaluasi Hasil Audit II, Seksi Evaluasi Hasil Audit III)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

7 Direktorat Kepabeanan Internasionall Subdirektorat Kerjasama Multilateral (Seksi Multilateral I, Seksi

Multilateral II, Seksi Multilateral III).l Subdirektorat Kerjasama Bilateral (Seksi Bilateral I, Seksi

Bilateral II, Seksi Bilateral III)l Subdirektorat Kerjasama Regional (Seksi Regional I, Seksi

Regional II, Seksi Regional III)l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

8 Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukail Subdirektorat Penerimaan (Seksi Pemantauan Penerimaan,

Seksi Penagihan dan Pengembalian)l Subdirektorat Peraturan dan Bantuan Hukum (Seksi Peraturan

Kepabeanan, Seksi Peraturan Cukai dan Peraturan Lainnya,Seksi Bantuan Hukum Kepabeanan dan Cukai)

l Subdirektorat Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan (Seksi

Hubungan Masyarakat, Seksi Penyuluhan dan LayananInformasi, Seksi Publikasi dan Dokumentasi)

l Subdirektorat Keberatan dan Banding (Seksi Keberatan danBanding I, Seksi Keberatan dan Banding II)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

9 Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukail Subdirektorat Manajemen Risiko (Seksi Pemantauan Risiko,

Seksi Pengendalian Risiko)l Subdirektorat Registrasi Kepabeanan (Seksi Registrasi

Kepabeanan I, Seksi Registrasi Kepabeanan II, SeksiRegistrasi Kepabeanan III)

l Subdirektorat Otomasi Sistem dan Prosedur (Seksi OtomasiSistem dan Prosedur Impor dan Ekspor, Seksi OtomasiSistem dan Prosedur Cukai, Seksi Otomasi Sistem PenyajianData, Seksi Otomasi Sistem Administrasi)

l Subdirektorat Pengembangan Sistem dan Sarana Otomasi(Seksi Perencanaan Sistem Dan Sarana Otomasi, SeksiPemeliharaan Sistem, Seksi Pemeliharaan Sarana Otomasi)

l Subdirektorat Pengelolaan Data dan Pelayanan Informasi(Seksi Pengelolaan Data, Seksi Pelayanan Informasi)

l Subbagian Tata Usahal Kelompok Jabatan Fungsional

KANTOR WILAYAH DJBC MELIPUTI :1. Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darusalam-Banda Aceh2. Kanwil DJBC Sumatera Utara - Medan3. Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat-Pekanbaru4. Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan-Palembang5. Kanwil DJBC Banten-Serang6. Kanwil DJBC Jakarta7. Kanwil DJBC Jawa Barat-Bandung

8. Kanwil DJBC Jawa Tengah & D.I Yogyakarta-Semarang9. Kanwil DJBC Jawa Timur I-Surabaya10. Kanwil DJBC Jawa Timur II-Malang11. Kanwil DJBC Bali, NTB & NTT-Denpasar12. Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat-Pontianak13. Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur-Balikpapan14. Kanwil DJBC Sulawesi-Makassar15. Kanwil DJBC Maluku, Papu dan Irian Jaya Barat-Ambon

15WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

KANWIL KHUSUS DJBC KEPULAUAN RIAU· Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau-Tanjung

Balai Karimun

KANTOR PELAYANAN UTAMA (KPU) TIPE A· Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tipe A Tanjung Priok-Jakarta

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

17WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEADAN CUKAI (KPPBC) TIPE MADYA CUKAI· KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus· KPPBC Tipe Madya Cukai Malang· KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri

KANTOR PELAYANAN UTAMA (KPU) TIPE B· Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai

Tipe B Batam

17WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

KANTOR PENGAWASAN DANPELAYANAN BEA DAN CUKAI (KPPBC)TIPE MADYA PABEAN· KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan· KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno-

Hatta· KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung

Perak

KPPBC TIPE A1· KPPBC Tipe A1 Tanjung Emas

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

19WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANANBEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE A2· KPPBC Tipe A2 Merak· KPPBC Tipe A2 Tangerang· KPPBC Tipe A2 Jakarta· KPPBC Tipe A2 Bekasi· KPPBC Tipe A2 Bogor

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE A3· KPPBC Tipe A3 Medan· KPPBC Tipe A3 Pekanbaru· KPPBC Tipe A3 Dumai· KPPBC Tipe A3 Teluk Bayur· KPPBC Tipe A3 Tanjung Balai

Karimun· KPPBC Tipe A3 Tanjung Pinang

· KPPBC Tipe A3 Palembang· KPPBC Tipe A3 Jambi· KPPBC Tipe A3 Bandar

Lampung· KPPBC Tipe A3 Sunda Kelapa· KPPBC Tipe A3 Surakarta· KPPBC Tipe A3 Yogyakarta

· KPPBC Tipe A3 Gresik· KPPBC Tipe A3 Ngurah Rai· KPPBC Tipe A3 Pontianak· KPPBC Tipe A3 Balikpapan· KPPBC Tipe A3 Samarinda· KPPBC Tipe A3 Banjarmasin· KPPBC Tipe A3 Makasar

· KPPBC Tipe A2 Purwakarta· KPPBC Tipe A2 Bandung· KPPBC Tipe A2 Pasuruan· KPPBC Tipe A2 Juanda

19WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

L A P O R A N U T A M A

KANTOR PENGAWASAN DANPELAYANANBEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE A4· KPPBC Tipe A4 Sabang· KPPBC Tipe A4 Banda Aceh· KPPBC Tipe A4 Lhok Seumawe· KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung· KPPBC Tipe A4 Tembilahan· KPPBC Tipe A4 Bengkulu· KPPBC Tipe A4 Pangkal Pinang· KPPBC Tipe A4 Cirebon· KPPBC Tipe A4 Cilacap· KPPBC Tipe A4 Mataram· KPPBC Tipe A4 Kupang· KPPBC Tipe A4 Entikong· KPPBC Tipe A4 Sintete· KPPBC Tipe A4 Sampit· KPPBC Tipe A4 Bontang· KPPBC Tipe A4 Tarakan· KPPBC Tipe A4 Nunukan· KPPBC Tipe A4 Kotabaru· KPPBC Tipe A4 Kendari· KPPBC Tipe A4 Bitung· KPPBC Tipe A4 Gorontalo· KPPBC Tipe A4 Ambon· KPPBC Tipe A4 Ternate· KPPBC Tipe A4 Sorong· KPPBC Tipe A4 Jayapura· KPPBC Tipe A4 Amamapare

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANANBEA DAN CUKAI (KPPBC) TIPE B· KPPBC Tipe B Meulaboh· KPPBC Tipe B Kuala Langsa· KPPBC Tipe B Pangkalan Susu· KPPBC Tipe B Pematang Siantar· KPPBC Tipe B Sibolga· KPPBC Tipe B Kuala Tanjung· KPPBC Tipe B Selat Panjang· KPPBC Tipe B Bengkalis· KPPBC Tipe B Bagan Siapi-api· KPPBC Tipe B Siak Sri Indrapura· KPPBC Tipe B Sambu Belakang Padang· KPPBC Tipe B Dabo Singkep· KPPBC Tipe B Tarempa· KPPBC Tipe B Tanjung Pandan· KPPBC Tipe B Kantor Pos Pasar Baru· KPPBC Tipe B Tasikmalaya· KPPBC Tipe B Pekalongan· KPPBC Tipe B Purwokerto· KPPBC Tipe B Tegal· KPPBC Tipe B Kalianget· KPPBC Tipe B Bojonegoro· KPPBC Tipe B Tulung Agung· KPPBC Tipe B Blitar· KPPBC Tipe B Madiun· KPPBC Tipe B Panarukan· KPPBC Tipe B Banyuwangi· KPPBC Tipe B Probolinggo· KPPBC Tipe B Benoa· KPPBC Tipe B Bima· KPPBC Tipe B Atapupu· KPPBC Tipe B Maumere· KPPBC Tipe B Ketapang· KPPBC Tipe B Jagoi Babang· KPPBC Tipe B Pangkalan Buun· KPPBC Tipe B Pulang Pisau· KPPBC Tipe B Sangata· KPPBC Tipe B Pare-pare· KPPBC Tipe B Malili· KPPBC Tipe B Bajo’e· KPPBC Tipe B Pomalaa· KPPBC Tipe B Pantoloan· KPPBC Tipe B Poso· KPPBC Tipe B Luwuk· KPPBC Tipe B Manado· KPPBC Tipe B Tual· KPPBC Tipe B Manokwari· KPPBC Tipe B Babo· KPPBC Tipe B Fak-Fak· KPPBC Tipe B Kaimana· KPPBC Tipe B Biak· KPPBC Tipe B Nabire· KPPBC Tipe B Merauke

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

21WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

Dari hasil identifikasi masalah yangdilakukan oleh Tim Reorganisasi tahun2008, faktor apa saja yangmelatarbelakangi sehinggadilakukannya reorganisasi di DJBC, baikvertikal maupun pusat?

Pada dasarnya reorganisasi dilakukansebagai upaya organisasi untuk menyesuaikandirinya dengan dinamika dan perkembanganlingkungan organisasi baik internal maupuneksternal. Hal yang sama dilakukan juga olehDJBC. Beberapa diantaranya dapat saya ke-mukakan disini antara lain :

Pertama, Beberapa hal baru yang diama-natkan oleh Undang-undang No. 17 Tahun2006 memerlukan pembentukan unit khusus

Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC) kembali

melakukan reorganisasi ditubuhnya. Dalam reorganisasi

kali ini, terjadi beberapapenyempurnaan organisasi,

antara lain denganpembentukan tiga unit baru

yaitu SubdirektoratRegistrasi Kepabeanan,

Subdit Narkotika danSeksi Tempat Tahanan,termasuk rencana dalam

waktu dekat denganmembentuk satu unit baru

setingkat eselon II, yaituDirektorat Kepatuhan

Internal. Apa sasaran yanghendak dicapai dalam

reorganisasi kali ini dan apayang menjadi harapan

dengan adanya reorganisasiini ? Bagaimana pula

dengan rencana adanya unitbaru yaitu Direktorat

Kepatuhan Internal ? Berikutpenjelasan Sekretaris

Direktorat Jenderal Bea danCukai, Kamil SjoeibKamil SjoeibKamil SjoeibKamil SjoeibKamil Sjoeib,

kepada RedakturWBC, Aris Suryantini.

Drs. Kamil Sjoeib MASEKRETARIS DIREKTORAT JENDERALBEA DAN CUKAI

“IMPLEMENTASIREORGANISASI

JUGA DIBARENGIDENGAN

MONITORING DANEVALUASI…”

WAWANCARA

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

yang menangani masalah tertentu, seperti misalnya unit yangmenangani registrasi kepabeanan;

Kedua, perkembangan kebutuhan peningkatan koordinasidan pelaksanaan dalam penegakan hukum di bidang masalahnarkotika memerlukan pengembangan unit di lingkungan DJBCyang selama ini menangani masalah narkotika;

Ketiga, adanya kebutuhan untuk meningkatkan image organi-sasi di mata masyarakat memerlukan penajaman fungsi humas dilingkungan DJBC;

Keempat, adanya perubahan pada sistem dan prosedur pela-yanan, perubahan kebijakan di bidang pengawasan, sertaadanya perubahan kebijakan di bidang sumber daya manusia,dimana pada akhirnya menuntut perubahan pada beberapa infra-struktur pelayanan dan pengawasan yang belum dapatditampung pada struktur organisasi dan tata kerja instansi verticalsebagaimana sebelumnya telah ditetapkan dalam PMK No. 68/PMK.01/2007. Pertimbangan serupa yang juga menjadi hasil ka-jian Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC.

Langkah apa saja yang dilakukan Sekretariat DJBCdalam rangka reorganisasi ini?

Sebagai langkah persiapan dilakukan pengkajian secara aka-demik mengenai tugas pokok dan fungsi dari unit organisasi yangakan dibentuk atau yang akan ditata kembali.

Lalu dari kajian akademik yang dibuat tersebut dijadikan pe-doman untuk melakukan penataan organisasi, tugas pokok danfungsi unit-unit di lingkungan Kantor Pusat DJBC maupun di ins-tansi vertikal DJBC, yang prosesnya turut me-libatkan unit teknis terkait, pihak DepartemenKeuangan dan Kementrian Negara PAN.

Selanjutnya, menyusun uraian jabatan ber-dasarkan analisis jabatan, SOP dan mengeva-luasi peringkat jabatan untuk diusulkan kepadaMenteri Keuangan. Kemudian menyiapkanSDM, sarana dan prasarana, anggaran sertaberkoordinasi dengan TPR terkait dengan pe-nyiapan sisdur dan teknologi informasi.

Dalam pembahasan penyempurnaanorganisasi, apa saja peran SekretarisDirektorat Jenderal Bea dan Cukai?

Berdasarkan tugas dan fungsi DJBC, Sek-retaris DJBC secara prinsip bertanggungjawabterhadap peningkatan kapasitas DJBC. Dalamkaitannya dengan reorganisasi DJBC, Sekretaris DirektoratJenderal menjalankan fungsinya sebagai unit yang bertanggungjawab dalam proses perumusan organisasi dan tata kerja DJBCsampai dengan proses penyelesaian Peraturan MenteriKeuangan. Dalam merumuskan reorganisasi tersebut, Sesditjenmeminta masukan dan tanggapan dari semua unit kerja terkaittermasuk para Tenaga Pengkaji di lingkungan DJBC, yang dalammekanismenya dilakukan secara koordinatif dan komunikatif agarterwujud struktur organisasi dengan tata kerja yang ideal sesuaidengan yang yang diharapkan.

Apa tujuan dan sasaran yang dicapai melaluireorganisasi?

Secara umum reorganisasi bertujuan untuk menyelaraskanstruktur, tugas pokok dan fungsi organisasi dengan perkembang-an lingkungan organisasi agar berjalan lebih efektif dan efisien.

Dewasa ini,reorganisasi yang dilakukan oleh DJBC di-arahkan sejalan dengan program reformasi kepabeanan danreformasi birokrasi yang ada. Seperti yang telah saya jelas-kan tadi maka sasaran dari reorganisasi DJBC adalah untukmewujudkan pelaksanaan tugas-tugas pelayanan,pengawasan dan administrasi kepabeanan dan cukai yangefektif dan efisien yang dilaksanakan sesuai tata kelolapemerintahan yang baik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Setelah dilakukannya reorganisasi tugas selanjutnyaadalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana,

termasuk SDM. Mengenai pemenuhan kebutuhan SDMbagaimana mekanisme pemenuhannya?

Pemenuhan kebutuhan SDM harus menyesuaikandengan kebutuhan organisasi, syarat dan kompetensi jabatanyang ada. Berpijak dari pemikiran ini, maka pemenuhankebutuhan SDM memerlukan adanya proses analisis jabatandan assessment terhadap pegawai yang akan ditempatkan.Sehingga diharapkan para pegawai yang akan mendudukijabatan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksa-nakan tugas-tugas yang diberikan. Sedangkan analisisjabatan diharapkan mampu memberikan informasi tentangkebutuhan SDM yang diperlukan organisasi.

Kendala apa saja yang ditemui dalam prosesperumusan dan penyusunan reorganisasi?

Secara umum dapat saya katakan tidak ada kendala yangberarti dalam proses perumusan dan penyusunan reorganisasi.Namun demikian, proses perumusan dan penyusunanreorganisasi merupakan proses yang melibatkan institusi lain diluar DJBC sehingga memerlukan waktu yang cukup signifikanuntuk menyamakan persepsi dalam proses pembahasanrumusan reorganisasi dan tahapan persetujuan reorganisasiDJBC yang harus dipenuhi.

Apa yang menjadi ukuran keberhasilan dari reorganisa-si ?

Reorganisasi dianggap berhasil jika organisasi mampumengantisipasi dan menjawab tuntutanlingkungan organisasi. Dan terkait denganhal tersebut kita dapat melihat ukurankeberhasilannya pada aspek-aspek yangdapat diukur misalnya dengan indeks kepu-asan masyarakat terhadap pelayanan DJBCserta indikator-indikator kinerja utama yangsemakin meningkat.

Tujuan dari reorganisasi adalahpenyempurnaan organisasi namun padasaat reorganisasi yang baru berjalan,ternyata terjadi inefisiensi, bagaimanamengatasinya ?

Sebagaimana umumnya proses manaje-men organisasi, maka implementasi reorga-nisasi tersebut juga dibarengi dengan kegi-

atan monitoring dan evaluasi. Dari evaluasi tersebut segalapermasalahan yang timbul dapat diidentifikasi dan dicarikanalternatif penyelesaiannya.

Setelah organisasi yang baru ini berjalan yaitu vertikalsesuai dengan PMK-87/)MK.01/2008 dan PMK-100/PMK.01/2008 tentang organisasi pusat, bagaimanadengan pelaksanaan evaluasi untuk mengetahuiefektifitas dan keberhasilan pelaksanaan reorganisasiini ? Apakah evaluasi itu dilaksanakan secara berkala ?

Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan oleh unit-unit yang tugaspokok dan fungsinya terkait dengan organisasi dan evaluasikinerja. Dan tentunya hal tersebut dilaksanakan secara berkalasehingga dapat diketahui perkembangan (progress) maupunpotensi permasalahan yang mungkin timbul.

Dari hasil evaluasi itu nantinya apa saja tindaklanjutnya ?

Hal itu sangat tergantung dari hasil evaluasi itu sendiri.Sebagai contoh, apabila terkait dengan masalah organisasimaka dapat ditindaklanjuti dengan reorganisasi kembali,apabila terkait dengan sisdur maka akan dilakukan penyem-purnaan sisdur oleh unit-unit terkait, dan apabila menyangkutkinerja SDM maka akan ditindaklanjuti dengan hal-hal yangterkait dengan ketentuan kepegawaian. Jadi secara umumsegala hal yang didapat dari hasil evaluasi tersebut akanditindaklanjuti oleh unit-unit terkait sesuai karakteristik danskala permasalahan yang dihadapi.

“PADA DASARNYAREORGANISASI

DILAKUKAN SEBAGAIUPAYA ORGANISASI

UNTUK MENYESUAIKANDIRINYA DENGAN

DINAMIKA DANPERKEMBANGAN..”

WAWANCARA

23WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

Sudah ada usulan bahwa akan ditambah sebuah unitsetingkat eselon dua yang baru yaitu DirektoratKepatuhan Internal (KI). Apa yang melatarbelakangisehingga perlu dibentuk Direktorat KI ?

Sebelum menjawab hal tersebut, perlu saya sampaikanterlebih dahulu sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya,bahwa proses reorganisasi ini perumusan dan penyusunan-nya melalui pembahasan dengan Departemen Keuangan danKementerian Negara PAN. Dalam proses itu DJBC telahmengusulkan perlunya dibentuk Direktorat KepatuhanInternal (KI). Pembentukan Direktorat KI itu akan menambahjumlah direktorat yang sudah ada sehingga diperlukanperubahan Peraturan Presiden. Nah ini akan membutuhkanwaktu yang cukup lama karena harus melalui SekretariatNegara. Apabila ini ditempuh maka akan menghambat prosesreorganisasi yang sedang dilakukan oleh unit eselon I lainnyadi Departemen Keuangan, karena penetapan reorganisasitesebut nantinya dalam satu Peraturan Menteri Keuangan(PMK). Dengan demikian, hingga saat ini usulan pembentuk-an Direktorat KI tersebut masih dalam proses dengan Kemen-terian Negara PAN.

Pertimbangan-pertimbangan apa saja sehingga diben-tuk Direktorat KI ?

Kebutuhan akan pentingnya Direktorat KI bagi DJBCdilandasi oleh pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :l Sebagai bagian dari dukungan sistem dan kelembagaan

bagi tercapainya tujuan perubahan organi-sasi.

l Upaya pemenuhan janji layanan yang lebihbaik bagi stakeholders (quality assurance).

l Pelaksanaan tata kelola pemerintahan yangbaik (good governance) .

l Merupakan bagian yang tidak terpisahkandari peningkatan sistem remunerasi dansistem informasi manajemen kepegawaian.

l Tuntutan kesetaraan kepatuhan dan akun-tabilitas proses organisasi sebagai dampakperkembangan masyarakat madani (civilsociety).

l Perbaikan citra aparatur negara yangbersih, berwibawa dan bebas dari KKN

l Unit- unit KI di instansi vertical DJBCmemerlukan eksistensi organisasi setingkatdirektorat yang memiliki fungsi perumusan kebijakan dan stra-tegi, standardisasi dan bimbingan teknis, serta pemantauandan evaluasi atas pelaksanaan sistem KI.

Apa tugas dan fungsi Direktorat KI jika nantinyadibentuk ?

Apabila terbentuk, Direktorat KI ini nantinya akan melaksana-kan perumusan kebijakan dan strategi, standardisasi danbimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi atas pelaksa-naan sistem kepatuhan internal. Selain dari hal tersebut, unit KI ininantinya juga bertanggung jawab atas pengembangan sistemkepatuhan internal yang bersifat preventif yang secara positifmampu memberikan dorongan motivasi kepada para pegawaiDJBC agar melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.Demikian juga sebaliknya, sistem tesebut juga dapat menimbul-kan efek penangkal yang bersifat disinsentif (discouragement)kepada para pegawai agar tidak melakukan perbuatan danperilaku negatif yang tidak diinginkan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.

Bagaimana organisasi baru ini nantinya bekerja, danbagaimana kapasitas SDM yang akan mengisiorganisasi ini ?

Sebagai sebuah unit yang akan bertanggung jawab terhadappenegakan sistem kepatuhan internal di lingkungan DJBC, Direk-torat KI ini nantinya akan bekerja sesuai dengan tugas pokok danfungsinya yang sedemikian strategis. Oleh karenanya, SDM yangmelaksanakannya harus memiliki kapasitas dan kapabilitas serta

norma-norma kepatuhan internal yang menjadi dasar dalam me-laksanakan tugas dan fungsi pengendalian internal, seperti :integritas, komitmen yang tinggi, kompetensi dan profesionalisme.

Saya juga memiliki harapan bahwasannya SDM pada unit KInantinya bersama-sama dengan segenap unsur DJBC yang laindapat senantiasa dan mengawal semangat reformasi di lingkung-an DJBC dan menjadi unsur perubahan (agent of change)kepada pembentukan DJBC yang lebih meningkat dari sisi kinerjadan profesionalisme pegawainya.

Apa tujuan yang hendak dicapai dari organisasi KI ini ?Tujuan dari organisasi atau unit KI ini adalah ; memberikan

dukungan terhadap tercapainya tujuan reformasi di bidangkepabeanan dan cukai, melaksanakan penjaminan kualitas atasjanji layanan yang diberikan DJBC, menegakkan pelaksanaantata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan DJBC danpenajaman fungsi pengawasan internal organisasi dalam rangkamenjalankan prinsip-prinsip organisasi moderen yang akuntabel.

Sasaran apa saja yang akan dicapai dengan adanyaDirektorat KI ?

Sasaran strategis dari organisasi KI meliputi :Pertama, terwujudnya pelaksanaan tugas-tugas pelayanan,

pengawasan dan administrasi kepabeanan dan cukai yang efektifdan efisien oleh pegawai DJBC yang dilaksanakan sesuai tatakelola pemerintahan yang baik berdasarkan peraturan perun-dang-udangan yang berlaku

Kedua, tercapainya organisasi DJBC yangbebas korupsi, kolusi dan nepotisme yangdidukung oleh SDM yang professional danberintegritas tinggi sesuai kode etik pegawaiDJBC dalam rangka mewujudkan aparaturnegara yang bersih dan berwibawa.

Ketiga, membantu terwujdunya organisasiDJBC yang efektif dan efisien.

Apakah pembentukan Direktorat KItidak akan tumpang tindih dengan tugasdan fungsi aparat pengawasanfungsional yang ada (misalnya,Inspektorat Jenderal Departemen) ?

Pembentukan Direktorat KI ini diharapkantidak akan tumpang tindih dengan tugas danfungsi aparat pengawasan fungsional yang ada

mengingat fungsi kepatuhan internal itu sendiri tidak terbatashanya melakukan pengawasan pelaksanaan tugas pelayanan,pengawasan dan administrasi.

Lebih dari itu, Direktorat KI juga akan melakukan fungsipreventif kepatuhan internal yang dilaksanakan sehari-hari untukmelakukan bimbingan dan penyuluhan kepatuhan internal sertamengembangkan sistem kepatuhan internal yang dapatmemperkuat dan meningkatkan motivasi pegawai serta mengu-rangi resistensi pegawai DJBC terhadap perubahan (reformasi)organisasi. Hal ini dilakukan masih dalam koridor untukmengarahkan perilaku SDM DJBC agar sesuai dengan nilai-nilaipositif yang dikehendaki dan mengarahkan perilaku para pegawaiagar tidak melakukan hal-hal negatif yang tidak dikehendakimelalui penciptaan upaya modifikasi perilaku SDM (operant con-ditioning). Dan yang perlu senantiasa diingat bahwa Direktorat KIini merupakan bagian dari organisasi DJBC itu sendiri, yangsama-sama dengan unit lain di lingkungan DJBC bertanggungjawab atas keberhasilan pelaksanaan tugas yang diemban DJBCsecara keseluruhan.

Dengan reorganisasi yang baru saja dilaksanakan ini,apa yang menjadi harapan Bapak ?

Saya berharap dengan reorganisasi yang baru ini dapat me-ningkatkan kinerja organisasi DJBC pada umumnya dan secarakhusus bisa memberikan dorongan motivasi bagi para pegawaiuntuk bekerja lebih baik. Secara eksternal reorganisasi ini dapatmemenuhi harapan masyarakat untuk memperoleh layanan yangmudah dan sesuai ketentuan yang berlaku.

“PEMBENTUKANDIREKTORAT KI INI

DIHARAPKAN TIDAKAKAN TUMPANG TINDIH

DENGAN TUGAS DANFUNGSI APARATPENGAWASAN

FUNGSIONAL….”

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

cara peresmian berjalan dengan lancar, sekaligus dilanjut-kan acara berbuka puasa bersama karena bertepatandengan hari pertama puasa ramadhan tahun ini. Hadir da-lam acara tersebut pengguna jasa kepabeanan, instansiterkait serta para pejabat dan pegawai dilingkungan Kan-

wil Bea Cukai Jawa Timur I, Kantor Pusat DJBC dan kantor-kantorMadya dan Utama lainnya.

Dalam acara peresmian tersebut tema yang diambil adalah “Meng-arungi Perubahan Bersama KPPBC Tipe Madya Pabean TanjungPerak”. Hal ini dimaksudkan bahwa tanggal 1 September 2008merupakan langkah awal Bea dan Cukai Tanjung Perak dalam prosesperubahan budaya kerja, konsep pelayanan dan pengawasan yangaccountable, transparan, terukur dan berkinerja tinggi, yang tidak lainmerupakan kebijakan reformasi yang dilakukan oleh Direktorat Jende-ral Bea dan Cukai.

Keberhasilan KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak kede-pan tentunya tidak lepas dari dukungan dan partisipasi aktif dari

semua pihak. Untuk itudalam salah satu sambutan-nya Kepala KPPBC TipeMadya Pabean, Agus Su-darmadi menyerukanslogan “Bersama Kita Bisa”untuk melakukan semuaperubahan ke arah yanglebih baik.

Mengawali acara, Ka-kanwil DJBC Jawa Timur I,Djasman Sutedjo menyam-paikan sambutannya, dilan-jutkan dengan presentasimengenai KPPBC Tipe Ma-dya Pabean Tanjung Perakoleh Agus Sudarmadi.Setelah itu sambutan danperesmian KPPBC TipeMadya Pabean TanjungPerak oleh Direktur Jende-ral Bea dan Cukai, AnwarSupriadi.

Setelah dilakukan pe-resmian, acara dilanjutkandengan apresiasi kepadapihak-pihak yang mendu-kung KPPBC Tipe MadyaPabean Tanjung Perak.Acara kemudian diakhiridengan ramah tamah danbuka puasa bersama.

Setelah melalui proses persiapanyang cukup panjang, tepat

1 September 2008, Direktur JenderalBea dan Cukai, Anwar Suprijadi

meresmikan penerapan KPPBC TipeMadya Pabean Tanjung Perak.

PERESMIANKPPBC TIPE MADYA

PABEANTANJUNG PERAK

FOTO BERSAMA Dirjen Bea dan Cukai bersama Kakanwil DJBC Jawa Timur I,Djasman Sutedjo, Sekditjen Bea dan Cukai, KamilSjeib, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean, Agus Sudarmaji serta jajaran dilingkungan Bea Cukai Jawa Timur I.

A

mujiono, surabaya

DALAM SALAH SATU SAMBUTANNYA Kepala Kantor, Agus Sudarmadimenyerukan slogan “Bersama Kita Bisa” untuk melakukan semuaperubahan ke arah yang lebih baik.

PERESMIAN KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak, Surabaya,ditandai dengan pembukaan tirai disambut dengan tepuk tangan daripara pegawai.

DAERAH KE DAERAHFOTO-FOTO : MUDJIONO

25WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

engawasan yang ekstra ketat di pelabuhan laut internasional Belawan Su-matera Utara, selalu dilakukan oleh petugas KPPBC Belawan. Daripengawasan tersebut, petugas sering menegah berbagai barang larangandan pembatasan yang dibawa oleh penumpang maupun para awak kapal.

Salah satu hasilnya adalah berhasil ditegahnya barang elektronik berupaHP dan Laptop. Tegahan ini diawali ketika petugas KPPBC Belawan melakukanboatzoaking terhadap kapal ferri Kenangan 3 yang baru tiba dari Penang Malayasia,pada 25 Agustus 2008.

Saat memeriksa badan kapal yang membawa 156 penumpang itu, petugas mene-mukan bungkusan yang mencurigakan sebanyak 10 koli, yang terdiri dari 4 koli tasplastik berisikan kotak HP, dan 4 koli berisikan 16 laptop, serta 2 koli dalam bentukbungkusan plastik hitam yang berisikan HP.

Atas kecurigaan tersebut, petugas langsung melakukan penegahan, dan kedapat-an barang-barang elektronik itu merupakan HP dan laptop dengan model terbaru,seperti Nokia tipe N77, N781, dan A96i dengan 36 psc battery, 97 pcs kabel data, 22pcs charger, dan 15 unit earphone. Sementara itu laptop yang berhasil ditegah adalah,seperti BEN-Q 52, HP Pressario 3500, dan Compaq Pressario.

Menurut Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2) KPPBC Belawan, Agus-tinus Djoko P, barang-barang yang ditegah saat kegiatan boatzoaking, merupakanbarang-barang milik nahkoda dan ABK kapal, yaitu Chaerun dan Fakhrizal. Hal inidapat dibuktikan dari hasil penyelidikan sementara, diketahui kalau merekalah yangmembawa barang-barang tersebut.

“Sebenarnya setiap hari ada saja barang bawaan penumpang yang kita tegah,namun jumlahnya tidak signifikan dan umumnya barang-barang tersebut di bawa olehTKI sebagai oleh-oleh karena masa kontraknya telah habis. Namun, untuk kali ini kamimerasa ada pihak lain yang dengan sengaja menitipkan barangnya kepada nahkodaatau ABK agar barang elektronik tersebut dapat lolos dari pemeriksaan kami,”

“Kasusnya kini masih dalam proses penyidikan untuk melihat lebih lanjut kemung-kinan lainnya, karena kemungkinan kegiatan ini sudah sering mereka jalankan dengancara melalui jalur tidak resmi yang ada di pelabuhan Belawan. Karena pelabuhan inihanya satu hari sekali melayani kedatangan luar negeri, setelah itu pelabuhan pun

ditutup, kemungkinan saatitulah mereka mengeluar-kan barangnya. Sedang-kan untuk HP dan laptopyang ditegah, kini disitasebagai barang bukti,” ujarAgustinus

Walaupun pelabuhanlaut internasional Belawanlebih sering menjadi lalu lin-tas para TKI namun petu-gas KPPBC Belawan tidakpernah lengah, karena tidakmenutup kemungkinanadanya barang larangandan pembatasan yang di-bawa oleh penumpang bia-sa dan mengaku sebagaiTKI. Hal ini dapat saja terja-di, seperti kasus narkobayang terjadi pada bulanFebruari 2008 lalu dan ber-hasil ditegah petugas KPP-BC Belawan, dimana pemi-liknya berbaur dengan TKIagar tidak terdeteksi.

etapi, sesungguhnya kita yangmengisi kemerdekaan ini tidak se-penuhnya dapat merasakanbagaimana pahitnya perjuanganpendahulu, sehingga muncul ke-

tidak konsistenan kita dalam memeliharakemerdekaan dimaksud. Adalah lebihindah dan bijaksana, jika kita dapat mem-pertahankan kemerdekaan dengan meme-lihara dan mengisi sesuatu yang berartibagi bangsa ini.

Sudah barang tentu sebagai PegawaiNegeri Sipil khususnya pegawai Direkto-rat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)merupakan salah satu unsur aparatur ne-gara yang bertugas memelihara dan meng-isi kemerdekaan ini melalui tugas yangdiembannya. Selayaknya mencurahkan se-luruh pikiran dan tenaga bagaimana me-wujudkan agar tercapai suatu tujuan yangmulia yaitu suatu masyararakat yang adildan makmur.

Sebagai bagian dari wujud kepeduliandan rasa cinta tanah air, Kantor WilayahDJBC Sumatera Utara dalam rangka me-meriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdeka-an RI ke-63 mengadakan perlombaanolah raga yang diikuti pegawai di lingkung-an wilayah kerja Kanwil DJBC SumateraUtara. Untuk itu, pada apel olah ragatanggal 8 Agustus 2008, bertempat di ha-laman kantor wila yah, Kepala KanwilDJBC Sumatera Utara, Achmad Riyadimemberikan pengarahan kepada seluruhpeserta agar perlombaan olah raga dilak-sanakan dengan penuh semangat dalamrangka memupuk rasa persatuan dianta-ra sesama pegawai. Acara ini sendirimengambil tema: Dengan Olah RagaKita Wujudkan Sehat Jasmani dan Roha-ni Menuju Kebersamaan Dalam Kinerjadan Disiplin.

Setelah berlangsung selama kurang le-

P

Sebanyak 152 unit handphone (HP) dan 16 unitlaptop, yang rencananya akan diedarkan di

Sumatera Utara, berhasil ditegah petugas KantorPengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

(KPPBC) Belawan, melalui kegiatan boatzoaking.

KPPBC BELAWANTEGAH HANDPHONE

DAN LAPTOP

DITEGAH. Sebanyak 152 HP dan 16 unit Laptop berhasilditegah petugas KPPBC Belawan saat melakukan boatzoaking.

PERLOMBAANOLAH RAGA

DAN PEMBERIANPENGHARGAANDI KANWIL DJBC

SUMATERA UTARAJika dapat kita bayangkan

betapa pahitnya perjuanganpara pendahulu kita untuk

merebut kemerdekaan daritangan penjajah denganmengorbankan jiwa raga

serta meneteskan keringatdarah, sudah barang tentu

kita mungkin merasa sedihbahkan mungkin menangis

jika negara yang kitacintai ini tidak dipelihara

sebagaimana layaknya demipersatuan yang abadi.

T

adi

DOK. KPPBC BELAWAN

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

bih satu minggu, pada apel penutupan tanggal 15 Agustus2008 di halaman Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara,Widodo Lestariono selaku ketua panitia memberikan laporanpelaksanaan kepada pimpinan upacara, sebagai berikut :l Pelaksanaan olah raga dimulai tanggal 8 Agustus 2008

dan berakhir pada tanggal 15 Agustus 2008.

l Peserta yang ikut berpartisipasi adalah pegawaiKantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, KPPBC TipeA1 Belawan, KPPBC Tipe A3 Medan, dan BPIBMedan

l Sumber dana yang dipergunakan adalah DanaKesejahteran Pegawai (DKP) dari masing-masing unitpeserta.

l Pelaksanaan kegiatan olah raga berjalan aman, tertibdan sesuai dengan rencana walaupun tahap persiapanrelatif singkat

l Juara umum adalah KPPBC Tipe A1 Belawan, Juara 2adalah Bidang P2 Kanwil dan Juara 3 adalah BPIBMedan

Selanjutnya, Kepala Kantor Wilayah sebelum menutupsecara resmi memberi pesan dengan mengingatkanbeberapa hal antara lain :l Bahwa para pendahulu yang memperjuangkan kemer-

dekaan Republik Indonesia mengorbankan jiwaraganya dengan keringat darah. Untuk itu, pantas ki-ranya segenap pegawai Kanwil DJBC Sumatera Utaramengisi dan memelihara kemerdekaan ini dengan ba-ik. Wujudnya dengan merayakan Hari Kemerdekaan

RI yang ke-63 melalui pertandingan olah raga di ling-kungan Kanwil DJBC Sumatera Utara.

l Walaupun tidak semua pegawai yang ada di wilayahkerja Kanwil DJBC Sumatera Utara dapat mengikutikegiatan olah raga di Belawan, namun dengan melihatpartisipasi pegawai yang ada di Belawan/Medan,

APEL OLAH RAGA. Dipimpin oleh Kakanwil DJBC Sumatera Utara, Achmad Riyadi, diikuti oleh pegawai di lingkungan kanwil, dalam rangka HUT RI ke-63.

SUASANA PERLOMBAAN. Tampak olah raga bola voli yang dipertandingkan (kiri) dan acara hiburan (kanan).

DAERAH KE DAERAH

FOTO-FOTO : HULMAN SIMBOLON

27WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

egahnya bangunan baru yang dihiasi dengan rangkaiantanaman hias, membuat gedung KPPBC Kediri tampaklebih indah dan menjanjikan akan pelayanan yangmodern, penuh dengan kepastian, dan bebas dari semuakegiatan KKN. Selain itu, gedung KPPBC Kediri yang

merupakan gedung terindah kedua di kota Kediri, yang dibuat dengangaya arsitektur modern, membuktikan kota Kediri sebagai kotaadministratif di Jawa Timur yang mampu berkembang dengan pesatbaik dari sisi ekonomi mapun dari sisi pariwisata.

Dengan selesainya pembangunan gedung KPPBC Kediri yangbaru, maka pada 27 Agustus 2008, Direktur Jenderal Bea dan Cukai,Anwar Suprijadi, meresmikan pengoperasian KPPBC Kediri sebagaiKPPBC Tipe Madya Cukai. KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri merupa-kan kantor yang ditetapkan menjadi Kantor Pelayanan Utama (KPU)KPPBC Tipe Madya yang keempat, setelah KPU Tipe A Tanjung Priok,KPU Tipe B Batam, dan KPPBC Tipe Madya Cukai Malang.

Peresmian pengoperasian KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri olehDirektur Jenderal Bea dan Cukai, selain dihadiri oleh seluruh penggu-na jasa yang ada di wilayah kerja KPPBC Kediri, juga dihadiri olehWalikota Kediri, Drs. Maschut, pejabat di lingkungan Pemda Kediri,

PERESMIANKPPBC KEDIRI MENJADI

KPPBC TIPE MADYA CUKAISebagai Kantor Pengawasan dan Pela-

yanan Bea dan Cukai (KPPBC) pe-nyumbang penerimaan cukai terbesar,

terhitung 27 Agustus 2008 KPPBCKediri resmi menjadi KPPBC Tipe MadyaCukai. Dengan peresmian ini, diharapkandapat meningkatkan kinerja pelayanandan pengawasan, optimalisasi tugas

pokok dan fungsi organisasi, dan pelaksa-naan prinsip-prinsip good governance.

DIRESMIKAN. Dirjen Bea dan Cukai saat pemukulan gong yang menandaiperesmian peluncuran pengoperasian KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri.

M

dapat diasumsikan bahwa semangat para pegawaidi seluruh wilayah kerja Kanwil DJBC SumateraUtara patut diberi apresiasi. Walaupun ada keter-batasan waktu namun dengan adanya kerjasamadan pengertian semua pihak akhirnya pelaksanaanolah raga dapat berjalan aman tertib dalam suasa-na kekeluargaan.

l Keberhasilan Kepala Kantor Wilayah tidaklah ber-arti apa-apa tanpa dukungan dari semua pegawaiyang ada di lingkungan Kantor Wilayah DJBCSumatera Utara. Sinergi kinerja seluruh pegawaimerupakan bagian yang tidak dapat dipisahkandari kinerja Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara.Untuk itu diharapkan kedepannya agar tetap diper-tahankan dan ditingkatkan.

Penyerahan hadiah dilaksanakan selesai ApelOlah Raga kepada masing-masing juara. KepalaKantor Wilayah Achmad Riyadi berkenan memberikanhadiah kepada juara umum yaitu Kantor Pengawasandan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1Belawan yang diterima Kepala Sub Bagian UmumJunaidy Noor, yang kemudian dilanjutkan denganacara hiburan yang diikuti para pejabat dan pegawaiyang hadir.

PEMBERIAN PENGHARGAANSementara itu, Kepala Kantor Wilayah DJBC Su-

matera Utara Achmad Riyadi memberikan pengharga-an kepada 6 orang pegawai dan pejabat pada KPPBCTipe A4 DJBC Teluk Nibung yang berprestasi luarbiasa dalam melaksanakan tugas yaitu penggagalanpenyelundupan 35.340 butir obat-obatan psikotropikajenis ekstasi di Pelabuhan Teluk Nibung.

Pemberian Penghargaan diberikan berdasarkanSurat Keputusan Kepala Kantor Wilayah DJBC Suma-tera Utara Nomor Kep-156/WBC.02/2008 tanggal 17Agustus 2008 Tentang Pemberian PenghargaanKepada Pegawai Yang Berprestasi Luar Biasa, padaupacara tanggal 29 Agustus 2008 di Aula KPPBC TipeA4 DJBC Teluk Nibung.

Mewakili Kakanwil, penyerahan penghargaan di-berikan oleh Kepala Bagian Umum dan KepatuhanInternal Kanwil DJBC Sumatera Utara, Sudirman, dandisaksikan oleh Kepala KPPBC Tipe A4 DJBC TelukNibung, Yakobus Agus Wahyudiono.

Hulman Simbolon Koresponden Daerah WBCKantor Wilayah DJBC Sumatera Utara

PEMBERIAN PENGHARGAAN. Kepala Bagian Umum dan KepatuhanInternal Kanwil DJBC Sumatera Utara, Sudirman (kiri) mewakiliKakanwil menyerahkan penghargaan kepada pegawai dan pejabatKPPBC Tipe A4 DJBC Teluk Nibung yang berprestasi menggagalkanpenyelundupan obat-obatan psikotropika jenis ekstasi, dalamupacara di KPPBC Teluk Nibung (kanan)

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

DPRD, instansi swasta, dan pejabat eselon II, di lingkungan DJBC, se-perti Direktur P2, Direktur IKC, Direktur Audit yang juga sebagai KetuaTim Percepatan Reformasi (TPR), Direktur Cukai, Tenaga PengkajiDJBC, Kepala kantor Wilayah (Kakanwil) Jawa Timur II, dan KakanwilJawa Timur I.

Selain itu, peresmian ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor TanjungPerak, Kudus, Tanjung Mas, Malang, dan beberapa pejabat eselon IIIdan IV yang ada di lingkungan Kantor Wilayah Jawa Timur II.

75 PERSEN TARGET PENERIMAAN CUKAI SUDAH TERCAPAIAcara peresmian yang berlangsung di aula KPPBC Tipe Madya

Cukai Kediri, diawali dengan sambutan selamat datang oleh KakanwilJawa Timur II, C.F. Sidjabat, yang menjelaskan, pembentukan duaKPPBC Tipe Madya Cukai di wilayah kerja Kanwil Jawa Timur II meru-pakan tanggung jawab yang sangat besar sekaligus kehormatan yangcukup tinggi dari negara atas kepercayaan dalam pelayanan cukai.

“Pembentukan KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri sesuai denganKeputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor: Kep-50/BC.01/2008 tangal 15 Agustus 2008, merupakan jawaban atas tantangan du-nia usaha yang menginginkan pelayanan yang lebih baik dan profesio-nal. Hal ini dapat dilihat dari target penerimaan yang dibebankankepada KPPBC Kediri, yang merupakan target terbesar untuk cukaiatau sekitar Rp. 14 triliun dimana saat ini 75 persen dari target itusudah terlampaui,” ujar Sidjabat.

Sementara itu Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, Iyan Ru-bianto, dalam sambutannya menyatakan segala persiapan telah dilaku-kan oleh KPPBC Kediri untuk menjadi KPPBC Tipe Madya Cukai, mu-lai dari pembenahan SDM, ujicoba tugas penyuluhan dan layanan in-formasi kepada pengguna jasa, serta ujicoba tugas kepatuhan internal.

“Terhadap sarana dan prasarana kami juga telah menyiapkannyajauh-jauh hari, sehingga dapat mendukung kinerja dan layanan dariKPPBC Tipe Madya Cukai. Pembangunan gedung yang tepat waktu,sarana pengawasan yang cukup menunjang, hingga kesamaan visioleh seluruh pegawai di lingkungan KPPBC Kediri, membuat proseskelahiran KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri menjadi semakin sempur-na karena mampu secara bersama-sama menyelesaikan segala ken-dala yang dihadapi,”

Untuk lebih jelasnya mengenai proses awal persiapan penerapanKPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, pada acara peluncuran pengopera-sian ini juga ditayangkan film dokumenter berbagai tahapan yangdilakukan KPPBC Kediri yang diakhiri dengan demontrasi pelayananpemesanan pita cukai dengan dokumen CK-1 secara elektronik yanghanya membutuhkan waktu 5 menit.

Dengan mulai dijalankannya pemesanan, perijinan, permohonanmerk dan HJE, serta penyediaan dan pengambilan pita cukai secaraelektronik, beberapa pihak asosiasi pengusaha yang ada di wilayah ker-ja KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri menyatakan sangat puas dan men-dukung sekali perubahan ini, karena dengan adanya sistem elektronikyang sudah dijalankan oleh KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, para peng-usaha baik hasil tembakau, MMEA, maupun EA pelayanannya akansemakin cepat dan kepastian akan produksi pun akan semakin baik.

PENERAPAN SISTEM ELEKTRONIKSebelum acara peresmian pengoperasioan KPPBC Tipe Madya

Cukai Kediri, Dirjen dalam sambutannya menyatakan penerapan ujico-ba KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri sudah dimulai sejak awal Juni2008, dan dengan adanya peluncuran ini diharapkan hal-hal yang se-lama ini sudah berjalan dapat ditingkatkan kinerjanya.

“Kediri merupakan penyumbang terbesar pendapatan dari sektorcukai rokok di seluruh Indonesia. Target pendapatan negara daripenerimaan cukai rokok di wilayah Kediri pada tahun 2008 mencapaiRp.14 triliun. Target penerimaan cukai rokok sebesar Rp.14 triliun itusama dengan anggaran yang diperlukan pemerintah untuk memberi-kan subsidi rakyat miskin melalui program bantuan tunai langsung ba-gi 19,1 juta jiwa penduduk di seluruh nusantara,” ungkap Dirjen.

Lebih lanjut Dirjen menjelaskan, pelayanan di bidang cukai saat inibelum sepenuhnya mengedepankan pelayanan prima yang berbasisteknologi informasi yang terintegrasi satu sama lain dan real time atauon-line real time, baik dalam internal organisasi bea cukai sendiri, ma-upun dengan penguna jasa. Meningkatnya tuntutan good governanceakan transparansi dan akuntabilitas organisasi mendorong DJBCuntuk melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi yangefisien, cepat, dan akurat dalam pengawasan dan pelayanan cukai.

Oleh sebab itu, pada KPPBC Tipe Madya Cukai mulai diperkenal-kan komputerisasi sistem prosedur pelayanan dan administrasi sertasistem pelaporan yang terintegrasi dengan tujuan untuk penyederha-naan prosedur, tanggung jawab yang tegas dan jelas, efisiensi,optimalisasi SDM, dan transparansi. Untuk tahap awal komputerisasiini, meliputi pelayanan perijinan, permohonan penetapan merk danHJE, serta pemesanan, penyediaan, dan pengambilan pita cukai.

“Kami menyadari bahwa implementasi tahap awal KPPBC TipeMadya Cukai Kediri ini dilaksanakan ditengah skeptisme, rasa pesimis,dan ketidakpercayaan yang mendalam dari pihak eksternal terhadapupaya perubahan yang dilakukan oleh DJBC. Oleh sebab itu, upayayang dilakukan DJBC melalui pembentukan KPPBC Tipe Madya Cu-kai harus didukung dengan rasa turut memiliki dari para pengguna ja-sa, perilaku yang produktif dan positif, serta perbaikan dan peningkat-an kinerja dari instansi dan pihak-pihak yang terkait,” papar Dirjen.

Sebelum pemukulan gong yang menandai diresmikannya pengo-perasian KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, Dirjen berharap denganupaya yang dilakukan oleh DJBC khususnya di Kediri ini, dapat mem-berikan dampak yang positif dan signifikan bagi perbaikan dan pe-ningkatan iklim investasi di Kediri.

“Saya mengucapkan selamat dan terimakasih kepada seluruhjajaran pimpinan dan pegawai KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri, danjuga memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semuapihak yang telah berperan serta dalam pembangunan gedung ini,yang pada waktunya nanti akan diresmikan penggunaannya olehMenteri Keuangan Republik Indonesia,”

“Saya juga berpesan saat ini eranya sudah berbeda, oleh sebabitu mari secara sungguh-sungguh dan konsisten melakukan perbaik-an, penegakan disiplin dan kode etik, serta peningkatan kinerja, integri-tas, dan profesionalisme. Karena, kita harus mampu menjawab berba-gai masalah, pandangan negatif, dan harapan dunia usaha terhadapinstitusi bea cukai yang bersih, memberikan pelayanan yang cepat,murah, responsif, transparansi, dan akuntabel,” tandas Dirjen.

SAMBUTAN YANG ANTUSIAS. Dengan diresmikannya KPPBC Tipe MadyaCukai Kediri, seluruh pengguna jasa, instansi terkait, dan Pemda setempatsangat mendukung dan menyambutnya dengan sangat antusias.

SIAP MENGAWASI DAN MELAYANI. KPPBC Tipe Madya Cukai Kediridalam pengawasan dan pelayananya kini dapat lebih siap, karena sisduryang telah tertata dengan baik.

adi

FOTO-FOTO WBC/ATS

DAERAH KE DAERAH

Pimpinan dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A1

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3PEKANBARU

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3TANJUNG PINANG

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3JAMBIBELAWAN

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3GRESIK

Pimpinandan Seluruh Staf

KANTOR PELAYANAN UTAMABEA DAN CUKAI TIPE A

TANJUNG PRIOKPimpinan

dan Seluruh StafKPPBC

TIPE MADYA PABEAN

TANJUNG PERAK

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL DJBCSULAWESI

MAKASSAR

MOHON MAAF LA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4BENGKULU

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2MERAK

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2TANGERANG

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4CIREBON

Pimpinan dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3BANDAR LAMPUNG

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3NGURAH RAI

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3PONTIANAK

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BPANGKALAN BUN

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BPARE-PARE

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4KENDARI

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BFAK-FAK

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BKUALA LANGSA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4TEMBILAHAN

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BPEMATANG SIANTAR

AHIR DAN BATHIN

Pimpinan dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2BEKASI

Pimpinan dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3BALIKPAPAN

Pimpinan dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4TELUK NIBUNG

Pimpinan dan Seluruh Staf

KANWIL DJBC JAWA TIMUR ISURABAYA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BPROBOLINGGO

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3TELUK BAYUR

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL DJBCJAKARTA

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL DJBC JAWA TIMUR IIMALANG

Pimpinandan Seluruh Staf

PANGKALAN SARANA OPERASI TIPE BTANJUNG PRIOK

Pimpinandan Seluruh Staf

PANGKALAN SARANA OPERASI TIPE BPANTOLOAN

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BSANGATA

MOHON MAAF LA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BMERAUKE

Pimpinandan Seluruh Staf

BPIB TIPE AJAKARTA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BPOMALAA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4KOTABARU

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4NUNUKAN

Pimpinan dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2JUANDA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A1TANJUNG EMAS

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4MATARAM

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A1SOEKARNO HATTA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BPOSO

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE BTAREMPA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2JAKARTA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2BOGOR

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2PURWAKARTA

AHIR DAN BATHIN

DIREKTUR JENDERAL

BEA DANCUKAI

Sekretarisdan Seluruh Staf

SEKRETARIATDIREKTORAT JENDERAL

BEA DAN CUKAI

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL DJBCNANGGROE ACEH DARUSSSALAM

BANDA ACEHPimpinan

dan Seluruh StafKANWIL DJBC

JAWA TENGAH & D. I. YOGYAKARTA

SEMARANGPimpinan

dan Seluruh StafKANWIL DJBC

KALIMANTAN BAGIAN TIMUR

BALIKPAPANPimpinan

dan Seluruh StafKANWIL DJBC

KALIMANTAN BAGIAN BARAT

PONTIANAKKepala

dan Seluruh StafDirektur

dan Seluruh Staf

DIREKTORATCUKAI

Direkturdan Seluruh Staf

PUSDIKLATBEA DAN CUKAI

DIREKTORATFASILITAS KEPABEANAN

MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Pimpinandan Seluruh Staf

KANWIL DJBCSUMATERA UTARA

MEDAN

Pimpinandan Seluruh Staf

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

BATAMPimpinan

dan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A2

PASURUAN

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE B

BENOA

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4

BONTANG

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A4

BITUNG

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3

SAMARINDA

Direkturdan Seluruh Staf

DIREKTORATPENERIMAAN & PERATURAN

KEPABEANAN DAN CUKAI

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE MADYA CUKAI

KEDIRI

Direktur dan Seluruh Staf

DIREKTORATPENINDAKAN & PENYIDIKAN

MOHON MAAFLAHIR DAN BATHIN

Pimpinandan Seluruh Staf

KPPBC TIPE A3

BANJARMASIN

SEPUTAR BEACUKAI

JAKARTA. Bertempat di aula juanda gedung Departemen Keuangan (Depkeu) pada 12 September 2008 berlangsung acara silaturrahmi dan buka puasa bersamaMenteri Keuangan/Plt Menko Bidang Perekonomian, Sri Mulyani. Acara yang dihadiri para pejabat eselon I dan II di lingkungan Depkeu ini, diawali denganpembacaan ayat-ayat suci Al-qur’an. Setelah kata sambutan dari Menkeu, dilanjutkan dengan siraman rohani yang dibawakan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat IslamDepartemen Agama, DR. Nasaruddin Umar dengan tema “Puasa dan Tantangan Etos Kerja”. Usai buka puasa bersama, Sri Mulyani didampingi SekretarisDepartemen Keuangan Anwar P Nasution serta pejabat lainnya mengadakan acara dialog santai dengan para wartawan.

JAKARTA. Panitia Gema Ramadhan Masjid Baitut Taqwa KP-DJBC, dalam peringatan Nuzulul Qur’an pada 27 September 2008 menyelenggarakan buka puasa bersama DirjenBea dan Cukai di auditorium gedung utama KP-DJBC. Dalam acara ini Dirjen menyerahkan santunan kepada anak yatim piatu yang berada di lingkungan KP-DJBC dan petugascleaning service. Acara selanjutnya mendengarkan siraman rohani oleh Ustaz Bali Pranowo dengan tema “Melalui Ramadhan Allah SWT Mengajak Kita Kembali Ke Al-qur’an”.Turut hadir Direktur P2 Jusuf Indarto, Kepala Kanwil DJBC Jakarta, Heru Santoso, Direktur Audit Thomas Sugijata, Direktur Cukai Frans Rupang, Direktur Fasilitas Kepabeanan,Kusdirman, Direktur PPKC Hanafi Usman, Kepala Kanwil DJBC Banten, Bachtiar dan Tenaga Pengkaji Bambang Prasodjo dan Erlangga Matik.

SURAKARTA. Dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-63 seluruh pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Surakarta pada17 Agustus 2008 mengikuti upacara bendera dihalaman kantor yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor, Arwansjah yang sekaligus membacakan sambutanGubernur Jawa Tengah. Usai upacara dilakukan foto bersama seluruh pegawai KPPBC Tipe A3 Surakarta. Kiriman Wira AW, KPPBC Surakarta

SURAKARTA. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Surakarta menerima kunjungan Direktur Cukai, Frans Rupang dan KasubditAneka Cukai Soegito pada Senin 25 Agustus 2008. Tampak pada gambar kiri, Direktur Cukai memberikan pengarahan kepada seluruh pegawai serta melakukaninspeksi langsung ke ruangan Seksi Kepabeanan dan Cukai dan Seksi Perbendaharaan terkait dengan kegiatan dibidang cukai. Pada gambar kanan, dalamkunjungan tersebut dilakukan foto bersama. Kiriman Wira AW, KPPBC Surakarta

35WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

SEPUTAR BEACUKAI

SURABAYA. Pada 20 Agustus 2008, KPPBC Juanda mengadakan lelang barang milik negara berupa Handphone hasil tegahan sebanyak 1721 pcs berbagai merek dantipe. Lelang diselenggarakan di Aula Batalyon Arhanudse - 8 Sidoarjo. Tampak pada gambar kiri, panitia lelang, petugas KPKNL Sidoarjo dan petugas Balai Lelangsedang memberikan penjelasan kepada peserta lelang, dan pada gambar kanan, suasana pada saat lelang berlangsung . Kiriman: Panitia Lelang KPPBC Juanda)

PEMATANG SIANTAR. Di akhir kegiatan perayaan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-63 di KPPBC Pematang Siantar, dilakukan penyerahan hadiah yang telahdisiapkan panitia yakni BAPOR Bea Cukai Pematang Siantar. Pada gambar kiri, juara lomba yaitu tim panjat pinang gabungan pegawai dan PKD Pematang Siantarsedang melepas lelah sejenak dalam acara lomba Panjat Pinang yang digelar di KPPBC Tipe B Pematang Siantar. Pada gambar kanan, tim bola voli KPPBCPematang Siantar melakukan foto bersama dengan tim bola voli Kantor Pelayanan Pajak Pematang Siantar sebelum dimulainya pertandingan. Pertandinganberlangsung dalam suasana ceria dan penuh kekompakan. Kiriman Rogers, KPPBC Tipe B Pematang Siantar

NUNUKAN. Pada 28 Agustus 2008 bertempat di ruang Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Nunukan diadakan coffe morning yangdihadiri antara lain oleh Dandim Nunukan, Wakapolres Nunukan, Danlanal Nunukan, DanPamtas 613, Kepala Imigrasi, Kepala Pelindo, Adpel Nunukan, KarantinaHewan dan Tumbuhan, dan INSA Nunukan. Coffe morning diselenggarakan dalam rangka menjalin silaturahim dan meningkatkan koordinasi antar instansi terkaitkhususnya antar instansi vertikal di Kabupaten Nunukan. Acara dilanjutkan dengan peninjauan ke Pelabuhan Tunontaka untuk menyaksikan soft opening penggunaanmesin x-ray untuk penumpang kedatangan dari luar negeri (Tawau). Tampak foto bersama Kepala KPPBC Nunukan (nomor dua dari kanan depan) didampingi olehDanPamtas 613 , Dandim Nunukan, dan Kepala Pelindo Nunukan. Kiriman KPPBC Nunukan

MAKASSAR. Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-63, Kanwil DJBC Sulawesi kembali menggelar acara ’Fun Games’ bagi para pejabat dan pegawai di lingkunganKanwil DJBC Sulawesi dan KPPBC tipe A3 Makassar. Acara yang dilangsungkan pada 22 Agustus 2008 di areal halaman Kanwil DJBC Sulawesi ini dibuka dan diikuti langsungoleh Kakanwil DJBC Sulawesi, Teguh Indrayana. Fun games diisi dengan perlombaan makan kerupuk, roda tank, balap karung, bakiak, dll. Namun sebelumnya, diadakanterlebih dahulu jalan santai dengan rute Kanwil DJBC Sulawesi menuju KPPBC Makassar.Tampak dalam foto, salah satu aksi peserta lomba balap karung dan foto bersama diareal pelabuhan ketika acara jalan santai. Don’s, Makassar - Foto : Donny Eriyanto

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

MAKASSAR. Dalam rangka implementasi kerjasama ekonomi/perdagangan antara Indonesia dengan Jepang dan sebagai tindak lanjut Peraturan Menteri KeuanganNomor 95/PMK.011/2008 tentang Tarif Bea Masuk dalam rangka persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang mengenai suatu kemitraan ekonomi (IJ-EPA),pada 26 Agustus 2008 Tim Tarif/Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan bersama tim teknis terkait, bekerjasama dengan Kanwil DJBC Sulawesimenyelenggarakan sosialisasi Tarif Bea Masuk IJ-EPA (Indonesia Japan Economic Partnership Agreement) di Hotel Imperial Aryaduta Makassar. Sosialisasi tersebutdibuka Kakanwil DJBC Makassar, Teguh Indrayana dengan dihadiri oleh sekitar 50 orang yang berasal dari market forces dan para pejabat eselon III dan IV dilingkungan Kanwil DJBC Sulawesi. Don’s, Makassar Foto : Donny Eriyanto

BONTANG. Pada 27 Agustus 2008 KPPBC Tipe A4 Bontang menyelenggarakan sosialisasi “Pengawasan dan Pelayanan Perizinan Tempat Penjualan Eceran MinumanMengandung Etil Alkohol” di Auditorium Tanjung Laut, Bontang. Acara dibuka Kepala KPPBC Tipe A4 Bontang Djanurindro Wibowo, didampingi oleh Kasi P2 HusniMawardi selaku pembicara Pengawasan Perizinan, dan Pjs. Kasi Kepabeanan dan Cukai Agus Cahyono selaku pembicara Pelayanan Perizinan (foto kanan).Sosialisasi dihadiri perwakilan dari unsur Muspida, Pejabat dari Dinas Sosial, Dinas Perdagangan dan Satpol PP Kota Bontang, pimpinan hotel berbintang danrestoran serta stakeholder lainnya di Kota Bontang (foto kiri). Kiriman Agus Cahyono, Ka Sie DTDD/Pjs. Kasie Pabean dan Cukai

BALIKPAPAN. Menyambut Hari Kemerdekaan RI yang ke-63, pada 16 Agustus 2008 bertempat di aula Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, DharmaWanita Persatuan (DWP) Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPPBC Tipe A3 Balikpapan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain, lomba senam ibu-ibupengurus DWP serta pemberian bantuan dana pendidikan kepada anak-anak pegawai honorer, cleaning service dan PKD (security-red.) yang diserahkan langsungoleh Ketua DWP KPPBC Tipe A3 Balikpapan, Ny. Iskandar. Tampak pada gambar kiri, foto dengan para juara lomba senam, dan pada gambar kanan, foto KepalaKPPBC Tipe A3 Balikpapan, Iskandar beserta isteri didampingi Kepala Bagian Umum Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur, Sunarto beserta isteri bersama dengananak-anak yang menerima bantuan dana pendidikan. Muqsith Hamidi, Balikpapan - Foto : Muqsith Hamidi

BALIKPAPAN. Memasuki bulan Ramadhan 1429 H, pada 17 Agustus 2008 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPPBC Tipe A3Balikpapan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain pemberian bantuan berupa sembako kepada Panti Asuhan Al Hasanah yang langsung diserahkan oleh Ny. Iskandarsebagai Ketua DWP KPPBC Tipe A3 Balikpapan beserta pengurusnya. Tampak pada gambar kiri, secara simbolis bantuan diserahkan oleh Ny. Iskandar kepada pengurus pantiasuhan, dan pada gambar kanan foto bersama pengurus DWP dengan pengurus panti asuhan. Muqsith Hamidi, Balikpapan - Foto : Muqsith Hamidi

37WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

SEPUTAR BEACUKAI

SEMARANG. Bertempat dilapangan Simpang Lima Semarang berlangsung upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63. Upacara ini dihadiri olehberbagai unsur pemerintahan antara lain seluruh jajaran TNI (AL, AU, AD), Brimob, Departemen Perhubungan, Satpol PP, Sekolah Tinggi Perhubungan dan perwakilandari Kanwil DJBC Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Tampak pada gambar kiri perwakilan peserta upacara dari Kanwil DJBC Semarang, dan pada gambar kanan, fotobersama pegawai Kanwil DJBC Semarang usai upacara. Kiriman Fairuz Fiedausy, Kanwil Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

MALANG. Para pejabat dan pegawai KPPBC tipe Madya Cukai Malangmengikuti acara penyuluhan oleh Direktur Monitor Komisi PemberantasanKorupsi (KPK), Romi Ihram Maulana pada Kamis 21 Agustus 2008. Acara yangdiselenggarakan di aula KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, diikuti denganpenuh antusias oleh peserta dan dalam suasana dialogis. Kiriman KasubagUmum KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, Bambang Wahyudi

SEMARANG. Bertempat di aula lantai 1 (bagi pegawai golongan II) dan lantai 3(bagi pegawai golongan III keatas dan pejabat struktural), gedung fakultasekonomi Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, berlangsung assesmentcalon pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas. Peserta yangmengikuti tercatat sebanyak 333 orang, dan selain dari pegawai KPPBC TanjungEmas, assessment ini juga diikuti pegawai dari KPPBC Yogyakarta, KPPBCTegal, KPPBC Pekalongan dan KPPBC Cilacap. Kiriman Fairuz Fiedausy,Kanwil Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta.

PEKANBARU. Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke-I dilingkungan Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat diselenggarakan di ruang aula kanwil pada 3 - 4 September2008. Rakerwil yang dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatara Barat, Djoko Sutojo Riyadi ini dihadiri seluruh pejabat eselon III danKepala KPPBC yang membahas permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat, dan juga membahas upaya-upaya yangtelah dilaksanakan selama satu tahun ini dan yang akan dilaksanakan selama satu tahun kedepan. Kiriman Kanwil DJBC Riau dan Sumbar.

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

PALU. Dalam rangka peringatan HUT RI Ke-63 Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan menyelenggarakan beragam kegiatan yang diikuti parapegawai serta dharma wanita, diantaranya lomba sepak bola dangdut wanita dan lomba memasak. Untuk lomba sepak bola dangdut wanita diikuti oleh klub DWPPangsarops BC Pantoloan dan 6 klub sepak bola lainnya dari masyarakat sekitar. Pada gambar kanan, tampak klub sepak bola Dharma Wanita Pangsarops BCPantoloan sesaat sebelum melaksanakan pertandingan. Untuk lomba memasak diikuti oleh ibu-ibu DWP Pangsarops Bea dan Cukai Pantoloan. Seperti pada gambar kiri,foto bersama lomba memasak dari kelompok VI yang keluar sebagai juara 1. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai - foto Trilabali

PALU. Masih dalam rangka peringatan HUT RI Ke-63, pada 18 agustus 2008 diadakan jalan santai yang diikuti oleh seluruh pegawai Kantor Pangsarops Bea dan CukaiPantoloan beserta keluarga. Pada malam harinya diadakan acara penutupan dan pemberian hadiah bagi para pemenang lomba. Tampak pada gambar kiri, Kepala KantorPangsarops BC Pantoloan Andri Waskito ketika melepas para peserta jalan santai. Sedangkan pada gambar kanan, pemberian hadiah kepada para pemenang lomba. KirimanTrilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai - foto Trilabali

JAKARTA. Sehubungan dengan adanya mutasi pejabat eselon III dilingkungan DJBC Kanwil Jakarta, pada 20 Agustus 2008 diselenggarakan serah terima jabatan(sertijab) ketua DWP KPPBC dan pisah sambut pengurus DWP dilingkungan Kanwil Jakarta. Selain sertijab, dalam rangka memasuki bulan ramadan 2008 diadakansiraman rohani oleh Ustazah Endang Pramono. Tampak pada gambar kiri, Ketua DWP KPPBC Tipe A2 Jakarta Ny. Fadjar Donny Tjahjadi diserahkan ke Ny. UntungBudi Karya, dan Ketua DWP KPPBC Tipe A3 Sunda Kelapa Ny. Heru Pambudi diserahkan kepada Ny. Henry Siahaan dengan disaksikan Ketua DWP Kanwil JakartaNy. Heru Santoso. Kiriman Kanwil DJBC Jakarta.

PURWAKARTA. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A2 Purwakarta pada Jumat 22 Agustus 2008 melakukan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) dihalaman parkir gedung KPPBC Tipe A2 Purwakarta (gambar kiri). SKJ yang dilakukan setiap hari jumat ini diikuti oleh Kepala KPPBC Tipe A2 Purwakarta Martediansyah dan seluruhpegawai dilingkungan KPPBC Purwakarta. Usai melakukan senam, pada hari tersebut diselenggarakan penyerahan hadiah bagi para pemenang lomba tenis meja dalam rangkamemeriahkan HUT RI ke-63. Tampak pada gambar kanan para pemenang melakukan foto bersama dengan Kepala KPPBC Purwakarta Martediansyah. Kiriman KPPBC Purwakarta

39WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

ada hari tersebut, para pegawai di perumahan Kanwil DJBCJawa Barat menyelenggarakan Bazaar Sandang danSembako, serta Bakti Sosial dalam rangka memperingatiKemerdekaan RI ke-63. Menurut Kepala Bagian Umum danKepatuhan Internal (KI) Kanwil DJBC Jawa Barat, Oentarto

Wibowo, selaku ketua panitia acara, pihaknya mencoba mencarialternatif kegiatan, selain dari pertandingan olah raga yang biasanyadiselenggarakan di kantor-kantor bea cukai setiap memperingati HariKemerdekaan RI di bulan Agustus.

“Sebetulnya acara hari ini intinya kegiatan aksi sosial. Selain adabazaar untuk menampung kreativitas pegawai dan warga kompleks,juga kami memberikan bantuan sembako kepada warga masyarakatsekitar perumahan dinas, tenaga keamanan di GKN (Gedung Keuang-an Negara) dan anggota Hansip di lingkungan rumah dinas,” ujarnya.

Namun, Oentarto kembali menjelaskan, pembagian sembilanbahan pokok tersebut tidaklah gratis. Warga masyarakat yang telahterdata sebelumnya membeli kupon seharga 30 ribu rupiah untukkemudian ditukarkan dengan satu paket sembako yang terdiri dari 5kg beras, 2 kg minyak goreng, 1 kg gula pasir, 2 sachet margarine 500gram, 1 kg tepung terigu, dan 10 bungkus mi instan. Adapun nilai satu

paket sembako tersebut seharga hampir Rp. 80 ribu. Untuk masyara-kat sekitar, kupon pembelian paket sembako ini dibagikan di enam RTyang masing-masing RT mendapatkan jatah 20 kupon/paket. Totalpaket yang disediakan berjumlah 200 paket.

“Dalam kondisi sekarang ini dimana masyarakat mengalami kesu-litan (ekonomi), kami warga komplek ingin mencoba berbuat sesuatuuntuk meringankan warga, dan (pembelian) ini memang diambil daridonasi para pegawai sehingga kami bisa turunkan serendah-rendah-nya harga barang-barang tadi,” tutur Oentarto.

Pada pukul 10.00, paket sembako mulai dibagikan. Masyarakatyang telah memiliki kupon, berdiri dan antri secara tertib menunggugiliran menukarkan kuponnya. Pembagian paket sembako ini disaksi-kan oleh Ny. Jody Koesmendro.

Masyarakat yang telah menerima paket sembako terlihat sangatsenang, salah satunya adalah Pak Herman, warga sekitar yang jugabekerja serabutan di perumahan dinas, ketika ditemui WBC usai acarapembagian. Sayangnya, tidak semua warga bisa menikmatisembako murah. Beberapa warga yang datang menanyakan bagai-mana caranya bisa mendapatkan paket sembako tersebut. Oentartomengakui keterbatasan kemampuan panitia dalam menyediakanpaket sembako. Diharapkan pada penyelenggaraan berikutnya, pem-bagian sembako murah bisa menjangkau warga masyarakat sekitar yang lebih banyak lagi.

BAZAAR

Acara bazaar yang dimulai pada pukul 08.30 pagi, dibuka oleh Ka-bag Umum dan KI Oentarto Wibowo, dan diikuti 16 stand yang men-jual berbagai macam barang kebutuhan dengan harga yang relatifterjangkau. Barang-barang tersebut diantaranya tas, sepatu, bajuanak-anak, baju muslim, batik, makanan dan minuman. Tempat penju-alan (stand) yang terbilang laris manis yaitu yang menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti sabun, odol, sabun cuci dansejenisnya. Sementara itu, di salah satu stand yang ada diisi oleh

BAZAAR DAN BAKTI SOSIAL dibuka oleh Kabag Umum dan KI Kanwil DJBCJawa Barat, Oentarto Wibowo.

NY. JODY KOESMENDRO (ketiga dari kanan) meninjau salah satustand yang ada.

PELATIHAN daur ulang kertas dari kelompok Lorong Terang diminati olehanak-anak PEMBAGIAN paket sembako murah

Sabtu pagi (30/8), perumahan dinaspegawai Kantor Wilayah (Kanwil) DJBCJawa Barat yang terletak di kawasanCijawura Girang, Buah Batu, Bandung,

tampak lebih meriah dari biasanya

BAZAAR DAN BAKTI SOSIALDI PERUMAHAN KANWIL DJBC

JAWA BARAT, BANDUNG

P

DAERAH KE DAERAHFOTO-FOTO: WBC/ATS

41WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

egahan pakaian bekas yang dilakukan pada 9 April2007 tersebut, diawali adanya informasi yangditerima KPPBC Kuala Langsa, bahwa telah terjadikegiatan bongkar muat pakaian bekas asal Malay-sia sebanyak 410 balles di dermaga PT.API. Dari

informasi tersebut, KPPBC Kuala Langsa langsung menin-daklanjuti untuk melakukan penegahan.

Setelah berhasil melakukan penegahan, KPPBC KualaLangsa kemudian berkoordinasi dengan Dinas Kesehatanuntuk memeriksa keamanan dari pakaian bekas tersebut, dankedapatan pakaian bekas tersebut tidak layak pakai karenabanyak mengandung kuman yang dapat mengganggu kese-hatan para pemakainya.

Menurut Kepala KPPBC Tipe B Kuala Langsa, Unang

MUSNAHKAN410 BALLES

PAKAIAN BEKASILEGAL

KPPBCKUALA LANGSA

Setelah melalui proses pendekatanpersuasif selama satu tahun lamanya,

akhirnya seluruh instansi terkaityang ada di Kuala Langsa, Nanggroe

Aceh Darussalam dapat memahami danmenerima pemusnahan pakaian

bekas illegal sebanyak 410 balles, hasiltegahan Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC)Tipe B Kuala Langsa.

MENANDATANGANI. Kepala KPPBC Unang Sunardi saat menandatanganiberita acara pemusnahan pakaian bekas.

T

DOK. KPPBC KUALA LANGSA

anak-anak muda yang menamakan diri mereka Lorong Terang.“Kami bekerja sama dan memberi kesempatan kelompok

anak jalanan yang mereka namakan Lorong Terang. Mereka me-manfaatkan limbah kertas dan plastik untuk dijadikan sesuatu yangbisa bernilai harganya,” kata Oentarto. Hasil daur ulang limbahkertas bekas kemudian mereka buat menjadi kertas surat , amplop,pigura, kotak tisu, lukisan serta asesoris lainnya. Di stand lorongterang ini diajarkan pula cara memanfaatkan limbah kertas menjadiberbagai macam dan bentuk asesoris. Pelatihan singkat ini ternya-ta menarik minat anak-anak pegawai serta masyarakat sekitar.

Ada satu stand menarik yang dibuka oleh pegawai dan diberinama Warung Jejaka Jujur. Menariknya, warung yang menjualmakanan dan minuman ringan ini tidak dijaga oleh siapapun.Makanan dan minuman yang ada telah dilabeli harganya. “Kalaumau membeli, dia akan melihat sendiri harganya berapa, dia akantaruh uang di kotak yang telah tersedia, kalau ada kembalian diaakan ambil sendiri. Jadi kami melatih kejujuran. Ini idenyamemang dari kami baca di kantor KPK ada warung semacam ini.Kemudian kami mencoba tampilkan, barangkali bisa menjadiinspirasi,” lanjut Oentarto. Meskipun tidak banyak dagangan diwarung ini yang terjual, namun dari hasil perhitungan diperolehjumlah uang yang lebih banyak dari harga dagangan yang terjual.

Dalam rangkaian acara bazaar, dilakukan demo pengelolaansampah rumah tangga yang dibawakan oleh Tabloid Rumah.Tampak Ny . Jody Koesmendro, anggota DWP di lingkungan Kan-wil Jabar, ibu-ibu PKK dari wilayah sekitar perumahan, serta parapengunjung bazaar mengikuti pelajaran dan pelatihan tentangbagaimana mengelola dan memanfaatkan sampah rumah tanggamenjadi lebih berguna. Oentarto menjelaskan, melalui demotersebut diharapkan bisa membantu mengatasi masalah sampahdi setiap rumah tangga, baik di perumahan dinas maupun di ling-kungan masyarakat sekitar. “Kami ingin turut berpartisipasi dalampelestarian lingkungan agar tetap terjaga lestari,” jelas Oentartosambil memperlihatkan ratusan pohon yang telah ditanam sejakkomplek ini berdiri.

Acara bazaar berakhir dengan tertib, lancar dan sukses danditutup pada pukul 13.00. Masyarakat sekitar berangsur-angsur meninggalkan lokasi acara. Menurut Oentarto, penyelenggaraanacara ini selain bertujuan untuk refreshing bagi para pegawai, jugadimaksudkan untuk menjaga kekompakan antar pegawai, sertayang tidak kalah pentingnya, terus menjalin hubungan yang baikdengan masyarakat di sekitar perumahan dinas.

“Dengan masyarakat sekitar hubungannya sangat baik. Ru-mah dinas disini cukup diterima di lingkungan masyarakat. Disiniada fasilitas bermain anak-anak yang memang bisa dimanfaatkanwarga”.

Perumahan dinas pegawai Kanwil DJBC Jawa Barat diresmi-kan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi pada 23 Februari 2008.Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 2,6 hektar, di kompleks initerdapat 84 rumah yang terdiri dari 12 rumah untuk eselon II, III,dan IV, serta sisanya untuk para pelaksana di lingkungan Kanwiltermasuk beberapa pegawai di KPPBC Bandung.

STAND yang menjual sabun cuci, odol, dan sejenisnya diminati olehmasyarakat sekitar.

ky

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

Sunardi, pakaian bekas merupakan barang yang termasukkategori larangan dan pembatasan, untuk itu importasinyajuga dilarang. Dari tegahan tersebut, setelah dilakukanpenyidikan dan penyelidikan, akhirnya KPPBC Kuala Langsamenetapkan menjadi milik negara berdasarkan Surat MenteriKeuangan c.q. Dirjen Kekayaan Negara Nomor: S-344/MK.6/2007 tanggal 29 Nopember 2007.

“Dari keputusan tersebut, dan berdasarkan SuratDirektur Penindakan dan Penyidikan (P2) Nomor: S-1176/BC.5/2007 tanggal 6 Desember 2007, kami melakukanpemusnahan pakaian bekas dengan cara dibakar. Acarapemusnahan kami laksanakan di areal persiapan kawas-an industri Langsa, Desa Kuala Langsa, KecamatanLangsa Barat, Nanggroe Aceh Darussalam,” ujar UnangSunardi.

Masih menurut Unang, sebenarnya pemusnahan inisempat mengalami hambatan, karena dari pihak masya-rakat maupun pihak pemda setempat, menginginkanpakaian bekas tersebut dapat dimanfaatkan masyarakatsekitar. Dengan melakukan pendekatan secara persuasifselama kurang lebih satu tahun, serta dibantu oleh pihakDinas Kesehatan Langsa yang menerangkan akibat yangakan ditimbulkan jika menggunakan pakaian bekas,masyarakat dan instansi terkait akhirnya dapat memaha-mi dan menerima sekaligus mendukung pemusnahan pa-kaian bekas tersebut.

Acara pemusnahan yang berlangsung pada 17 Juli2008 mendapat sambutan yang cukup baik dari seluruhlapisan masyarakat dan pejabat pemerintah daerah. Halini dapat dilihat dari para undangan yang hadir, yaitu WaliKota Langsa, Drs. Zulkifli Zainon, Komandan Kodim0104 Langsa-Aceh Timur, Letkol. Bambang S, KapolresLangsa yang diwakili oleh Wakapolres Langsa, Kompol.Joko Heri, Kepala Kejaksaan Negeri Langsa, Raja, SH,Ketua Pengadilan Negeri Langsa, Suwono, SH, dan Ko-mando Distrik Militer 0104 Langsa-Aceh Timur.

Acara pemusnahan ini juga dihadiri Kepala Bidang P2Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) Nanggroe Aceh Darussalam, Tjoek Martono, Ke-pala Seksi Penindakan, Kurnia Saktiyono, Kepala SeksiPenyidikan, Ardiyanto, dan seluruh pegawai di lingkunganKPPBC Tipe B Kuala Langsa.

Dalam sambutannya, Wali Kota mengucapkan rasa teri-ma kasihnya kepada KPPBC Kuala Langsa, karena telah ber-hasil menggagalkan upaya penyelundupan barang larangandan pembatasan berupa pakaian bekas, yang ternyata bukansaja memiliki dampak kerugian negara, tapi juga dampak pe-nyebaran penyakit yang berasal dari pakaian bekas tersebut.

“Kami berharap KPPBC Kuala Langsa dapat terus

menjaga wilayah Langsa dan sekitarnya dari kegiatan pe-nyelundupan, karena penyelundupan yang masuk kewilayah kami tentunya akan sangat berpengaruh buruk,bukan hanya pada perekonomian tapi juga berpengaruhburuk pada masyarakat Langsa,” ujar Wali Kota.

Sementara itu Kepala KPPBC Kuala Langsa dalamsambutannya berharap agar barang-barang yang merupa-kan larangan dan pembatasan yang masuk ke wilayahLangsa dapat ditegah oleh seluruh aparat penegakhukum, dengan tetap berpegang pada peraturan yangberlaku.

“Pemusnahan ini juga merupakan contoh kepada ma-syarakat untuk mau membantu petugas bea cukai dalammemberantas upaya penyelundupan. Dan menggunakanpakaian bekas tanpa diketahui asalnya, tentunya akanmengundang berbagai penyakit yang dibawa dari negaraasal pakaian tersebut,” ungkap Unang Sunardi.

Pemusnahan yang mendapat pengamanan secaraketat oleh Kepolisian Resor Langsa, diawali denganpenandatanganan berita acara pemusnahan oleh KepalaKPPBC Kuala Langsa dengan Wali Kota Kuala Langsa,dilanjutkan dengan penyulutan api secara bersama-samaoleh seluruh undangan.

BERSAMA-SAMA. Seluruh pejabat daerah Langsa secara bersama-samamenyulutkan api untuk memusnahkan pakaian bekas illegal. (SebelahKanan) api membakar pakaian bekas.

DAERAH KE DAERAHFOTO-FOTO DOK. KPPBC KUALA LANGSA

adi/ahmad naudin

SAMBUTAN. Wali KotaLangsa, Zulkifli Zainon saat memberikansambutan yang intinya berterimakasih atas kinerja KPPBC Kuala Langsayang berhasil menegah pakaian bekas.

43WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

irektorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unit instansiyang melaksanakan sebagian tugas pokok DepartemenKeuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai, berdasar-kan peraturan/keputusan yang ditetapkan oleh MenteriKeuangan. Tugas tersebut selanjutnya dapat dirinci,

yaitu melaksanakan Penerimaan Negara (revenue collector), men-jadi institusi penyedia berbagai layanan kepabeanan dalam rang-ka memperlancar arus barang (industrial assistant), menciptakansuasana yang kondusif bagi perdagangan dan investasi (tradefacilitator), dan melindungi masyarakat dari produk-produk yangmembahayakan moral dan kesehatan (community protector).

Implementasi fungsi industrial assistant dan trade facilitator, salahsatunya adalah penyediaan fasilitas KITE (Kemudahan Impor TujuanEkspor). Dasar hukum penyediaan fasilitas KITE adalah, KeputusanMenteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003, tanggal 31 Desember2003, dan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-205/BC/2003, tanggal 31 Desember 2003.

Meski kebanyakan orang menggunakan terminologi “pelayanan”,namun sesungguhnya kedua keputusan tersebut telah mengamanat-kan “pengawasan”, mengingat tugas yang diemban Bea dan Cukaiadalah tugas “Pemeriksaan dan Pengawasan. Pada Keputusan Men-teri Nomor 580/KMK.04/2003, pasal 19, 20, 21 dan Keputusan DirjenNomor 205/BC/2003, pasal 37, 38 .

Kata “pelayanan” berorientasi pada terpenuhinya kepuasan pihakyang dilayani. Sebuah perusahaan yang ingin memuaskankonsumennya (Consumer Satisfaction), selalu akan berusaha mencaridan melayani apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Bukan halyang tidak mungkin, policy (aturan) yang selama ini dijalankan bilama-na perlu akan diubah, demi tercapainya kepuasan pelanggan.Sedangkan “pengawasan”, berorientasi pada terpenuhinya peratur-an/ketentuan yang ada. Dengan demikian pada aktivitas pengawas-an, akan lebih mengedepankan dipatuhinya sebuah peraturan/keten-tuan dibanding kepuasan pihak yang dilayani.

Menurut hemat penulis, pengawasan atas Fasilitas KITE, selamaini telah dilaksanakan oleh unit Penindakan dan Penyidikan, unit Fasili-tas KITE, dan unit Audit. Ketiga lapis pengawasan tersebut, dalamrangka terciptanya kepatuhan terhadap peraturan, mengamankanhak-hak Negara, dengan cara mengupayakan para pengguna Fasili-tas KITE memahami ketentuan, dan untuk selanjutnya mematuhinya.

Unit KITE bukanlah unit pengawas, namun berdasarkan peng-amatan atas praktek selama ini, sesungguhnya pada praktek tersebutterkandung aktivitas pengawasan yang dilaksanakan oleh unit KITE,yang dapat penulis uraikan sebagai berikut:

NIPER (Nomor Induk Perusahaan)Berdasarkan KEP-205/BC/2003, Bab II, bagi perusahaan yang

akan menggunakan/memanfaatkan Fasilitas KITE, diwajibkanmengajukan DIPER (Daftar Induk Perusahaan). Bilamana DIPERditerima, NIPER (Nomor Induk Perusahaan) akan diterbitkan,kemudian disampaikan kepada perusahaan pengaju. Atas dasarNIPER tersebut, perusahaan dapat mengajukan Fasilitas KITE.

Sisi Pengawasan1. Berdasar praktek selama ini, sebelum NIPER diterbitkan, atas

DIPER yang diterima, unit KITE akan melakukan penelitiankebenaran pengisian DIPER dan dokumen yang dilampirkan.Selanjutnya akan dilakukan verifikasi lapangan atas data-data yangterdapat pada DIPER. Menyadari NIPER, adalah dasar pemberianfasilitas, dengan berbagai kemungkinan risiko di kemudian hari, verifi-kasi lapangan membutuhkan kecermatan, kewaspadaan dalamrangka menyatakan DIPER diterima. Verifikasi lapangan atas DIPER,menyangkut lokasi (kantor, pabrik, gudang), kapasitas produksi,proses produksi dan hal lain yang dianggap perlu. Hal ini adalahdalam rangka penilaian performance perusahaan. Bilamana DIPERditerima, selanjutnya Kantor Wilayah akan menerbitkan NIPER;

2. Terhadap perusahaan yang telah mempunyai NIPER, secara ber-kala dilakukan penelitian administrasi/penelitian lapangan. Inidilaksanakan dalam rangka pemutakhiran DIPER. Dengan demi-kian manakala terjadi perubahan data, dapat segera dilaksanakantindakan seperlunya (rekomendasi ke unit Audit, unit P2). Praktekini terbukti telah membantu unit KITE mengetahui lebih diniadanya perubahan data. Hal ini sebagaimana telah diamanatkanKEP-205/BC/2003 pasal 38;

3. Berkaitan dengan NIPER, unit KITE Kanwil Bea dan Cukai JawaBarat, telah melakukan :- Penerbitan NIPER atas DIPER yang layak diterima;- Pencabutan NIPER atas hasil penelitian administrasi/

penelitian lapangan.

PENERBITAN SK FASILITAS PEMBEBASANSurat Keputusan (SK) Fasilitas Pembebasan serta PPN dan

PPnBM tidak dipungut adalah Surat Keputusan yang diberikan kepadaperusahaan pengaju, yang berisi rencana importasi, baik mengenainama bahan maupun kuantitasnya. Artinya nantinya perusahaandapat melakukan importasi, hanya terbatas pada jenis dan jumlahkuntitas bahan yang tercantum pada SK.

Sisi Pengawasan1. Berdasarkan permohonan yang diajukan oleh perusahaan (self-

assesment), unit KITE akan melakukan penelitian terhadap isipermohonan dan dokumen lampiran pendukungnya ;

2. Penelitian atas permohonan menyangkut, kebenaran pengisianformulir, nomor HS dan konsisitensi terhadap DIPER. Denganmelihat DIPER, dapat diketahui apakah jenis bahan, penanggungjawab, kapasitas produksi sesuai dengan DIPER. Selain salescontract, kapasitas produksi pada DIPER, akan menjadi pertim-bangan jumlah kuantitas pada SK.

PENERBITAN STTJ (Surat Tanda Terima Jaminan)Berdasarkan SK Fasilitas Pembebasan, bilamana importasi akan

dilaksanakan, maka perusahaan wajib menyampaikan jaminan sejumlahnilai BM dan/atau cukai serta PPN dan PPnBM yang tercantum padaPIB. Bilamana jaminan diterima, maka akan diterbitkan STTJ, yang nan-tinya berfungsi sebagai bukti bahwa Pungutan Negara sebuah PIB telahdijaminkan, sehingga bahan/barang dapat dikeluarkan dari pelabuhan.

Berdasarkan KEP-205/BC/2003, pasal 9, jaminan dapat berupajaminan bank yang diterbitkan oleh Bank Devisa, Custom Bonds atauSurety Bonds yang diterbitkan oleh Asuransi yang ditunjuk olehMenteri Keuangan, dan Surat Sanggup Bayar (SSB). Jangka waktuberlakunya jaminan diatur pada pada pasal 11, KEP-205/BC/2003.

Perusahaan pengguna SSB, adalah perusahaan yang telah me-menuhi syarat berdasarkan pasal 10 KEP-205/BC/2003. Dengandemikian selama sebuah perusahaan masih berstatus pengguna SSB,maka selama itu pula perusahaan tersebut berhak atas penggunaanSSB. Oleh karena itu, pada lembar SSB tidak terdapat jangkawaktu masa berlakunya. Masa berlakunya berakhir, manakala hakpenggunaan SSB tersebut telah dicabut.

Secara tersirat hal tersebut juga terdapat pada pasal 28 (3) KEP-205/BC/2003, yaitu ketika sebuah laporan pertanggungjawaban (BCL-KT01) telah diterima, maka jaminan dapat diganti dengan jaminanbank atau custom bonds dengan nilai yang lebih rendah (setelahdikurangi sejumlah nilai yang telah dilaporkan). Pada pasal 28 (3)tidak disebutkan penggantian SSB, hal tersebut menyiratkan bahwapada sebuah SSB tidak terdapat jangka waktu masa berlakunya.

D

O P I N I

Oleh :Bambang Agus Warjoko

KITEPENGAWASAN

INTERNAL

43WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

Sisi Pengawasan1. Terhadap jaminan yang disampaikan perusahaan, unit KITE akan

melakukan penelitian terhadap kebenaran perhitungan PungutanNegara, hal ini menyangkut tarif dan Nomor HS. Penelitian jugamencakup uraian barang yang terdapat pada PIB, apakah sesuaidengan SK Fasilitas Pembebasan atau tidak. Kuantitas suatujenis bahan/barang pada PIB yang diajukan, akan dihitung secarakumulatif, dengan demikian akan terhindar adanya importasi yangmelebihi kuantitas yang tercantum pada SK;

2. Bilamana PIB dan jaminan dianggap telah benar/sesuai, makadisket yang berisi data PIB perusahaan pengaju akan diloading kedalam komputer KITE. Nantinya data tersebut akan dimanfaatkanoleh aplikasi KITE, pada saat perusahaan yang bersangkutanmenyampaikan laporan pertanggungjawaban;

3. Monitoring PIB 12 bulan. Aktivitas ini dilaksanakan dalam rangkaterpenuhinya, ketentuan pasal 13 dan 15, KEP-205/BC/2003.

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN FASILITAS (BCL-KT01)Laporan Pertanggungjawaban Fasilitas (BCL-KT01), adalah

laporan yang harus disampaikan perusahaan pengguna fasilitas KITE,atas Fasilitas Pembebasan bahan baku yang telah diterimanya.Pertanggungjawaban atas bahan asal impor tersebut dapat berupaEkspor, Penyerahan ke KB, Pembayaran sisa bahan dan Pemusnah-an sisa hasil produksi yang rusak.

Berdasarkan pasal 13, 18 KEP-205/BC/2003, importasi bahan/barang dengan fasilitas KITE wajib dipertanggungjawabkan/diselesaikandalam tempo 12 bulan sejak tanggal pendaftaran PIB, kecuali terhadapperusahaan yang mempunyai masa produksi lebih dari 12 bulan dapatdiberi pengecualian oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama MenteriKeuangan. Artinya dalam kurun waktu itulah, perusahaan penggunafasilitas KITE diperkenankan untuk mempertanggungjawabkanimportasinya. Pelanggaran atas ketentuan tersebut diatur pada pasal 15.

Pasal 21 KEP-205/BC/2003, mewajibkan perusahaan untuk me-nyampaikan laporan pertanggungjawaban minimal tiap 6 (Enam) bu-lan sekali, namun demikian bilamana kita cermati KEP-205/BC/2003,pada pasal-pasal berikutnya tidak terdapat sanksi atas pelanggaranketentuan tersebut. Hal ini berbeda dengan ketentuan pasal 13 dan18. Dengan demikian sulit, atau bahkan tidak mungkin memberisanksi atas pelanggaran ketentuan pasal 21, mengingat tidakterdapat ketentuan yang mengaturnya. Akibatnya unit KITE ber-pandangan sepanjang PIB tidak melewati 12 bulan, akan menerima(tidak memberi sanksi) laporan pertanggungjawaban yang disampai-kan, meski telah melewati masa 6 bulan.

Sisi Pengawasan1. Penyelesaian BCL-KT01 (disampaikan dengan hardcopy dan

softcopy), dimulai dengan pemeriksaan validitas isi laporan melaluiaplikasi KITE. Aplikasi akan memeriksa konsistensi isi laporandengan data PIB yang pernah diloading, pada saat perusahaanmenyampaikan jaminan. Proses ini memeriksa apakah NomorPIB, tanggal PIB, satuan barang, No. HS yang tercantum padaBCL-KT01, sesuai dengan data PIB hasil loading (sudah ada padadatabase KITE). Manakala BCL-KT01 yang disampaikan perusa-haan, terjadi ketidaksesuaian satu digit saja, maka proses penye-lesaian secara aplikasi tidak dapat dilanjutkan. Hal ini selanjutnyaharus diperbaiki lagi oleh perusahaan, dan dimulai lagi denganloading data BCL-KT01. Aplikasi mensyaratkan data PIB padaBCL-KT01 harus sama dengan data PIB yang telah dijaminkan.Hal ini menurut hemat penulis, adalah bentuk pengamanan yangtelah disiapkan oleh aplikasi KITE.Penyelesaian BCL-KT01 dengan aplikasi KITE, sesungguhnyaadalah proses pengambilan keputusan dengan dibantu olehkomputer (decision support system). Namun demikian manfaat/kehandalan sebuah aplikasi, sangat ditentukan olehvaliditas data yang diolah. Manakala data yang diolah tidakvalid, maka penggunaan komputer dengan tujuan lebih cepatdalam pengambilan keputusan, menjadi tidak tercapai.Berdasarkan pengalaman, sebagian besar BCL-KT01 yang pernahdiselesaikan penulis, 90% tidak langsung valid. Kesalahan ini dila-kukan oleh perusahaan. Manakala terjadi kesalahan, unit KITE ti-dak dapat merubah, mengingat pelaporan bersifat self-assesment.Kesimpulan penulis, penyampaian BCL-KT01 oleh perusahaan

pengguna KITE, belum memberi kontribusi yang cukup dalamrangka penyelesaian BCL-KT01;

2. Penelitian selanjutnya adalah lampiran-lampiran yang terdapatpada BCL-KT01. Penelitian berkenaan dengan keaslian (bilamanadisyaratkan oleh ketentuan), kronologis urutan tanggal pada satuset dokumen pertanggungjawaban termasuk penelitian apakah PIByang dilaporkan melebihi 12 bulan atau tidak, jumlah pembayaranPungutan Negara, denda dan bunga pada dokumen SSPCP;

3. Penelitian atas relevansi bahan baku terhadap barang jadi.Artinya akan diteliti apakah bahan baku yang dilaporkan secararasional memang berkaitan dan layak dipergunakan terhadapbarang jadi yang dilaporkan;

4. Penelitian atas rasio berat kumulatif barang ekspor dibandingberat kumulatif bahan baku. Lazimnya bobot barang jadi lebihberat dibanding bahan bakunya, hal ini dimungkinkan, manakalabarang jadi tersebut terdapat kandungan bahan lokal. Namundemikian tentunya terdapat kekecualian atas kondisi tersebut.Pendeknya, ingin diketahui dalam satu barang jadi, apakah jumlahbahan baku yang dipergunakan rasional atau tidak;

5. Penelitian atas rasio nilai kumulatif barang ekspor dibanding nilaikumulatif bahan baku. Penelitian ini dimaksudkan untuk menge-tahui seberapa besar nilai tambah (added value), yang terdapatpada sebuah BCL-KT01. Tentunya, manakala nilai kumulatifekspor lebih kecil dibanding nilai kumulatif bahan baku, unit KITEakan konfirmasi terhadap perusahaan pengaju BCL-KT01, untukmendapat penjelasan seperlunya. Jawaban yang diperoleh, akanmenentukan apakah sebuah BCL-KT01 dapat diterima atau tidak.

(Catatan : butir 3 s.d. butir 6, tidak diatur dalam KEP-205/BC/2003, hal tersebut dilaksanakan dalam rangka pengawasan ataslaporan pertanggungjawaban fasilitas, dan meningkatkankualitas pemeriksaan BCL-KT01).

REKOMENDASIDalam rangka meningkatkan kualitas Pengawasan Internal KITE,

penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :1. Hendaknya aplikasi KITE dirancang mampu mendeteksi peru-

sahaan pengguna KITE yang tidak aktif selama 12 bulan, se-menjak NIPER diterbitkan atau 12 bulan semenjak importasiterakhir atau eksportasi terakhir, dan aplikasi secara otomatismencetak surat pencabutan NIPER. Hal ini dalam rangkamembantu unit KITE yang pada saat ini melakukannya secaramanual dan demi terpenuhinya ketentuan pasal 5 (3a);

2. Untuk menghindari adanya importasi yang melebihi kuantitas padaSK, hendaknya aplikasi KITE, dirancang untuk mampu mendetek-si saldo jenis bahan pada sebuah SK. Sehingga manakala sebuahPIB yang memuat jenis barang tertentu diajukan, secara otomatisaplikasi meneliti saldo kuantitas jenis bahan tersebut pada SK yangdirujuk, bilamana saldo tidak cukup, STTJ tidak akan tercetak;

3. Monitoring PIB 12 bulan hendaknya dilakukan secara aplikasi.Dengan demikian manakala aplikasi KITE menemukan sebuahPIB telah lebih 12 bulan, langsung akan tercetak surat penagihan,dan NIPER tersebut juga terblokir;

4. Hendaknya aplikasi KITE, dirancang mampu menghitung nilaitambah (added value) pada sebuah BCL-KT01, yang nantinyadapat dihitung kumulatif untuk NIPER tertentu, dan pada akhirnyadapat dihitung kumulatif untuk seluruh NIPER;

5. Dalam rangka terpenuhinya ketentuan pasal 21 KEP-205/BC/2003, yang mewajibkan perusahaan untuk menyampaikan la-poran pertanggungjawaban minimal tiap 6 (enam) bulansekali, yang tidak disertai dengan pasal-pasal yang mengaturpelanggarannya, hendaknya segera dipikirkan jalan keluarnya,sehingga tidak menyulitkan unit KITE, selaku pihak yang me-laksanakan ketentuan tersebut.

Menurut hemat penulis pengawasan internal KITE mempunyaikontribusi dan membantu tugas pengawasan yang selama ini telahdilakukan oleh unit Penindakan dan Penyidikan, maupun unit Audit.

Demikian yang penulis ketahui, semoga bermanfaat, khususnyabuat penulis, dan umumnya buat pembaca.

Penulis adalah Pelaksana Bidang Fasilitas Kepabeananpada Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

45WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

O P I N I

asilitas KITE oleh beberapa penulis telah dibahas di ma-jalah ini, bahkan dalam edisi bulan Maret lalu FasilitasKITE menjadi topik utama. Opini dari beberapa penulistersebut diharapkan dapat membuka cakrawalapengetahuan pegawai bea cukai dan dapat memberikan

masukan yang positif bagi tim yang ditunjuk untuk mengadakanpenyempurnaan peraturan atas fasilitas KITE. Tentunya, berbagaipendapat itu perlu dikaji dan ditelaah lebih mendalam untuk pe-nyempurnaan fasilitas ini.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin memberikan penda-pat seputar fasilitas KITE dengan harapan ada manfaatnya bagiTim penyempurna peraturan KITE, pegawai bea cukai (khusus-nya bagi pegawai yang terlibat langsung dalam pemberianfasilitas KITE dan juga bagi Auditor), maupun bagi pelaku bisnis(pengusaha).

PENGAJUAN SKEP FASILITAS PEMBEBASANFasilitas Pembebasan (pembebasan bea masuk dan/atau

cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut) dapatdinikmati oleh perusahaan (importir, produsen daneksportir) tentunya terlebih dahulu dengan mengaju-kan permohonan Skep Pembebasan (BCF-KT01)kepada Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai. Dalampengajuan skep pembebasan ini salah satu syaratyang harus dilampirkan perusahaan adalah melam-pirkan daftar konversi. Daftar konversi pemakaianbahan baku menjadi lampiran yang sangat pentingbagi pemeriksa di KITE karena digunakan untukmenghitung besarnya jumlah bahan baku yang akandiberikan kepada perusahaan.

Kalau ditelaah lebih lanjut, sebenarnya data kon-versi bagi KITE tidak hanya untuk pemberian persetujuan skepfasilitas KITE yang diminta perusahaan, namun juga penting bagipemeriksa laporan ekspor/BCL-KT01. Bagi pemeriksa (deskaudit), data konversi tersebut sebenarnya dapat digunakan untukmenguji kebenaran/kewajaran laporan ekspor perusahaan. KITEhendaknya tidak serta merta menyetujui Laporan Ekspor yangdibuat perusahaan dengan alasan self assessment. Pemeriksaseharusnya menilai kewajaran laporan ekspor perusahaandengan menggunakan data konversi yang diajukan perusahaansaat pengajuan skep. Selama ini, KITE “terlalu” mengandalkanproses audit untuk menguji kebenaran laporan ekspor. Padahalterdapat perusahaan yang belum diaudit oleh bidang audit,namun sudah tidak aktif (tutup) atau karena sesuatu hal data-datatersebut hilang (akibat kebakaran/kebanjiran/pergantian pegawaidan arsip perusahaan tidak bagus, serta sebab lainnya).

Selain itu, bagi bidang audit data konversi tersebut mutlakdiperlukan untuk menghitung kewajaran pemakaian bahan baku(mutasi bahan baku) dan menghitung tagihan jika terdapat selisihkurang barang jadi atau penjualan lokal barang jadi.

Namun demikian, kewajiban melampirkan daftar konversi saat

pengajuan skep fasilitas yang begitu penting bagi pemeriksa diKITE dan auditor, ternyata belum terdapat dasar hukumnya baikdalam Kep Dirjen Nomor: KEP-205/BC/2003 maupun KeputusanMenteri Keuangan Nomor: 580/KMK.04/2003.

Oleh karena itu, persyaratan-persyaratan yang memangharus dilampirkan dalam pengajuan skep fasilitas seharusnyadimasukkan dalam ketentuan yang mengatur fasilitas KITE. KITEjuga harus menyimpan data konversi tersebut dengan baik agarsaat diperlukan data tersebut mudah untuk didapatkan. Karenakadangkala perusahaan mempunyai beberapa data konversi danyang diberikan kepada pihak yang membutuhkan sesuaikepentingannya (tentunya yang menguntungkan perusahaan).

PENGAJUAN LAPORAN EKSPORDalam laporan ekspor/BCL-KT01 yang disampaikan perusa-

haan terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitupertama, menurut hemat penulis selama ini banyak perusahaanyang melaporkan laporan ekspor (BCL-KT01 untuk laporanpenggunaan barang dan/atau bahan asal impor yang mendapatpembebasan BM dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM tidakdipungut asal ekspor) tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.Dalam laporan ekspor, pemakaian bahan baku umumnyasenantiasa dilaporkan 100% habis terpakai, padahal terdapat sisabahan baku dan bahan baku yang rusak (waste). Karena sisa ba-han baku dan bahan baku yang rusak ikut dilaporkan dalamlaporan ekspor, maka saat laporan ekspor disetujui oleh KITE(terbit SPPJ), maka sudah tidak ada saldo bahan baku lagi yangharus dipertanggungjawabkan perusahaan (menurut KITE), makajaminan pun dikembalikan ke perusahaan.

Padahal, realita di perusahaan masih ada fisik atas sisa ba-han baku dan bahan baku yang rusak. Sesuai aturan dalam KepDirjen, seharusnya perusahaan melakukan laporan tersendiri ataspenyelesaian sisa bahan baku dan bahan baku yang rusak yaitu:1. Apabila dijual, perusahaan membuat laporan BCL-KT01

untuk laporan penggunaan barang dan/atau bahan asal imporyang mendapat pembebasan BM dan/atau Cukai serta PPNdan PPnBM tidak dipungut asal penjualan hasil produksi yangrusak, bahan baku yang rusak, hasil produksi sampingan,sisa hasil produksi ke DPIL.

2. Apabila dimusnahkan, perusahaan membuatlaporan BCL-KT01 untuk laporan penggunaanbarang dan/atau bahan asal impor yang menda-pat pembebasan BM dan/atau Cukai serta PPNdan PPnBM tidak dipungut asal pemusnahanhasil produksi yang rusak, bahan baku yang ru-sak, hasil produksi sampingan, sisa hasil pro-duksi ke DPIL.

3. Apabila sisa bahan baku diselesaikan dengan caramembayar saldo yang masih harus dipertanggung-jawabkan, perusahaan membuat laporan BCL-KT01 untuk laporan penyelesaian bahan baku asalimpor yang belum diselesaikan ekspornya.

Pada umumnya atas pemakain bahan baku mesti terdapatsisa bahan baku dan bahan baku yang rusak, maka KITE dapatmeminta data tersebut (prosentase waste) saat pengajuan skep.Penulis pernah mendapati perusahaan yang telah melaporkanseluruh penggunaan bahan baku dalam laporan ekspornya dankarena terdapat ada sisa bahan baku dan bahan baku yang ru-sak, maka perusahaan melakukan pemusnahan atas sisa bahanbaku dan bahan baku yang rusak sesuai prosedur (membuatdokumen BC 2.4, pemusnahan disaksikan pejabat Bea danCukai dari KPPBC yang mengawasi dan dibuatkan berita acarapemusnahan).

Setelah itu, perusahaan melaporkan pemusnahan ke KITEdengan membuat laporan BCL-KT01 untuk laporan penggunaanbarang dan/atau bahan asal impor yang mendapat pembebasanBM dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut asalpemusnahan hasil produksi yang rusak, bahan baku yang rusak,hasil produksi sampingan, sisa hasil produksi ke DPIL. Setelahbeberapa lama, laporan ekspor perusahaan disetujui semuanya(jaminan bank dikembalikan seluruhnya karena tidak ada lagi sal-do yang harus dipertanggungjawabkan). Selanjutnya atas laporan

Oleh :Sumardiono

PENATAUSAHAANJAMINAN DI KITE

HARUSDILAKUKAN

SEBAIK MUNGKIN

“”

F

45WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

KITESEPUTARFASILITAS

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

O P I N I

pemusnahan yang sudah diterima oleh KITE, perusahaan dimintauntuk mencabut laporan tersebut karena sudah tidak terdapatsaldo yang harus dipertanggungjawabkan.

Atas kasus tersebut, perusahaan ‘jujur’ dalam melakukan pe-nyelesaian atas sisa bahan baku dan bahan baku yang rusak,namun tidak ‘jujur’ dalam laporan ekspornya. Dengan adanya ke-salahan laporan ekspor seperti itu, dalam aturan KITE belumterdapat sanksi administrasi yang seharusnya dikenakan kepadaperusahaan. Dalam SPPJ memang terdapat klausul bahwa jikaterdapat kesalahan dalam laporan ekspor (laporan ekspor lebihbesar dari yang seharusnya), perusahaan diwajibkan membayarBM dan/atau Cukai, PPN/PPnBM ditambah denda 100% BM dansanksi bunga 2%.

Menurut hemat penulis, sanksi tersebut dapat dikenakan bagiperusahaan yang salah dalam laporan ekspor dan tidak adadokumen BC 2.4, pemusnahan tanpa disaksikan pejabat Bea danCukai dari KPPBC yang mengawasi dan tanpa ada berita acarapemusnahannya.

Kedua, untuk menguji kebenaran/kewajaran laporan ekspor(BCL-KT01) dan menghindarkan terjadinya laporan pemakaianbahan baku yang senantiasa habis 100% (tanpa ada waste),hendaknya pemeriksa di KITE menggunakan data konversi yangdilampirkan perusahaan saat pengajuan SKEP. Jika mekanismetersebut tidak dilakukan, maka akan ditemukan ku-antitas pemakaian bahan baku yang berbeda-bedadalam setiap laporan ekspor meskipun jenis barangjadinya sama.

Mengingat format laporan ekspor di BCL-KT01tidak dapat ditrasir satu barang jadi menggunakanjenis bahan baku apa saja dan dalam jumlahberapa sebagaimana dalam laporan BCL-KT02 (fa-silitas pengembalian), maka pemeriksa di KITE mautidak mau untuk menguji kebenaran/kewajaranlaporan ekspor/BCL-KT01 dengan menggunakandata konversi. Hal tersebut dapat dilakukan dengandisertai syarat pada dokumen laporan ekspor diser-takan detail barang jadi (spek dan tipe) dan dalamdata konversi juga diuraikan secara detail.

Ketiga, dalam Kep. Dirjen dan Kep. Menkeujuga disebutkan bahwa Laporan Ekspor/BCL-KT01sekurang-kurangnya 6 bulan sekali, namun jika haltersebut tidak dilakukan perusahaan ternyata tidakterdapat sanksi yang mengaturnya. Jadi kewajibanhanya kewajiban tanpa ada sanksi bagipelanggarnya. Oleh karena itu, hendaknya setiapaturan yang dilanggar jika tidak ditaati seyogyanyaada sanksinya.

Keempat, diantara parameter yang dipakai olehKITE untuk menyetujui atau menolak laporan ekspor adalah de-ngan membandingkan nilai ekspor dengan nilai impor atau mem-bandingkan berat barang ekspor dengan berat barang impor. Nilaiekspor atau berat barang ekspor harus lebih besar atau minimalsama dengan nilai/berat impor. Perbandingan nilai ekspor dengannilai impor tidak menjadi masalah tatkala barang impormerupakan hasil pembelian perusahaan. Namun bagi perusaha-an yang hanya mendapatkan ‘fee’ atas jasa pengolahan bahanbaku menjadi barang jadi dan pada PEB nilai ekspor yang diberi-tahukan hanya jasanya, maka syarat tersebut tidak dapatdipenuhi oleh perusahaan sehingga dapat mempengaruhi prosespersetujuan laporan ekspornya.

Belum lagi kalau semua komponen bahan bakunya berasaldari impor (PIB Fasilitas) dan terdapat waste, maka berat ba-rang ekspor pun akan lebih kecil dari berat barang/bahan bakuimpor. Semestinya parameter perbandingan berat dan nilaidapat digunakan jika barang impor merupakan hasil pembeliandan barang jadi berasal dari bahan baku impor (fasilitas KITE)dan impor bayar serta mengandung komponen bahan bakulokal. Jika memang perusahaan tidak melakukan pembelianbahan baku maka parameter tersebut tidak harus dipaksakankarena kenyataannya terdapat beberapa perusahaan yangmemang hanya menerima fee ‘ongkos jahit’ baik untuk per-usahaan penerima fasilitas KITE ataupun Kawasan Berikat.

Kalau nilai ekspor diberitahukan fee atas jasa pengerjaan di-tambah nilai barang impor (dibuat dua invoice; satu untukkepentingan Bea dan Cukai/fee ditambah nilai bahan baku, satuinvoice untuk penerima barang di luar negeri/nilai fee saja), makadata ekspor Indonesia tidak akan sesuai dengan riel devisa yangakan diterima bahkan untuk uji nilai transaksi atas barang eksporpada saat dilakukan audit pun kedapatan tidak akan sesuai.Untuk itu, menurut hemat penulis perlu ada aturan khusus yangmengatur tentang perusahaan yang hanya menerima upah/jasapengerjaan tanpa membeli bahan baku impor.

Kelima, adanya kesalahan input data pada PEB seringkaliKITE atau perusahaan meminta bidang audit untuk melakukanaudit sehingga PEB tersebut dapat dipakai untuk mempertang-gungjawabkan fasilitas yang diterima atau untuk meminta haknya(fasilitas pengembalian).

Sebenarnya dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 145/PMK.04/2007 tentang Ketentuan Kepabeanan dibidang Eksportelah jelas aturannya yaitu terhadap kesalahan pemberitahuanpabean ekspor berupa jenis/kategori ekspor dan /atau jenis fasili-tas yang diminta tidak dapat dilakukan perubahan. Jika aturandalam PMK seperti itu, adakah aturan yang sederajat atau yanglebih tinggi hirarkinya yang memungkinkan bidang audit dapatmerekomendasikan dilakukannya updating atas data/kesalahan

PEB.Menurut hemat penulis, belum/tidak ada aturan

hasil audit dapat meng-updating kesalahan PEBsehingga permohonan dari perusahaan untuk me-makai PEB yang salah dapat langsung ditolak olehKITE. Lain halnya, jika ada ketentuan bahwa auditdapat merevisi atas kesalahan PEB, maka audit da-pat dijadikan sebagai jalan keluarnya.

PERHITUNGAN SANKSI ATAS PENJUALAN LOKALDalam Kep. Dirjen dan Kep. Menkeu diatur

tentang penjualan lokal atas fasilitas KITE yangdiberitahukan sesuai prosedur (menggunakandokumen BC 2.4 dan maksimal 25% dari jumlahekspor/penyerahan ke KB), perusahaan wajibmembayar BM, Cukai, PPN/PPnBM dan sanksibunga 2% dan jika penjualan lebih besar dari 25%,maka selain membayar BM, Cukai, PPN/PPnBM,bunga 2% ditambah dengan denda sebesar 100%dari Bea Masuk.

Namun jika penjualan lokal tidak diberitahu-kan sesuai prosedur (tanpa dokumen BC 2.4)dan jumlahnya lebih dari 25%, menurut hematpenulis belum ada aturan yang mengaturnya.Kalau penjualan lokal diketahui saat audit dan

tim audit menganggap sebagai selisih kurang barang jadi,maka perusahaan hanya dikenai sanksi membayar BM, Cu-kai, PPN/PPnBM dan denda 100% dari BM tanpa ada bunga.Menurut hemat penulis, seharusnya ada aturan yang memuatsanksi atas selisih kurang barang jadi karena penjualan lokaltanpa diberitahukan lebih berat sanksinya daripada yangmemberitahukan.

SANKSI 12 BULAN BELUM EKSPORAtas PIB jatuh tempo (PIB lebih dari 12 bulan belum di-

ekspor), maka yang dilakukan KITE sesuai aturan yang adaadalah menerbitkan surat pemberitahuan/tagihan PIB >12bulan dan melakukan protek atas pelayanan perusahaan.Menurut hemat penulis, seharusnya atas PIB jatuh tempoaturannya disamakan dengan monitoring jaminan yaitu dila-kukan pencairan jaminan yang ada di KITE. Karena kalauditerbitkan surat pemberitahuan/tagihan PIB >12 bulan danperusahaan tidak mau melunasi tagihan tersebut, sanksinyahanya protek fasilitas di KITE. Sedangkan pelayanan atasekspor impor tetap dilayani.

Jika atas PIB jatuh tempo dilakukan pencairan jaminan, se-mestinya pihak yang berkewajiban membayar atas tagihansebesar nilai yang dijaminkan (BM dan PPN/PPnBM) adalah pen-jaminnya (bank devisa/perusahaan asuransi) bukan perusahaan.

UNTUKMENGAMANKAN

HAK-HAKNEGARA, KITE

HARUS SEGERAMEREKAPITULASI

PERUSAHAANPENERIMA

FASILITAS DANJUGA PENJAMIN

YANG TIDAKMELUNASI

KEWAJIBANNYA

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

47WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

Disinilah fungsi penjamin, dia bertanggungjawab atas pihak yangdijaminnya, jangan sampai terjadi pencairan jaminan dilakukanoleh KITE ditujukan kepada penjamin tetapi pihak penjamin tidakmau bertanggungjawab atas kewajibannya.

Namun sepengetahuan penulis, selama ini setiap pencair-an yang dilakukan oleh KITE kepada penjamin, pihakpenjamin memberitahukan perihal pencairan tersebut kepadaperusahaan penerima fasilitas KITE dan yang melakukanpembayaran adalah pihak perusahaan bukan penjamin. Me-mang dalam tagihan KITE selain ada BM dan PPN/PPnBMterdapat pula sanksi bunga 2% dari pungutan sehingga kalaujaminan dicairkan hanya dapat menutup Bea Masuk danPPN/PPnBM. Untuk masalah sanksi bunga 2%, perlu adaaturan yang menyebutkan bahwa KITE dapat menerbitkansurat pemberitahuan/tagihan atas sanksi bunga kepada peru-sahaan.

Dengan dilakukan pencairan jaminan kepada penjamindan pihak yang bertanggungjawab penjamin, tidak terdapatlagi tagihan/pencairan jaminan yang tidak dapat terealisasi(minimal untuk Bea Masuk dan PPN/PPnBM pasti terbayar).Persoalan yang selama ini dihadapi oleh KITE adalah KITEtidak punya senjata/power untuk menerbitkan surat paksabaik kepada penjamin maupun kepada perusahaan yangtidak melunasi tagihan/pencairan yang dilaku-kan oleh KITE. Sehingga terdapat banyak pen-cairan/surat pemberitahuan tagihan yang tidaktertagih. Fasilitas KITE adalah fasilitas yangdiberikan oleh DJBC, seharusnya perlakuan ter-hadap pelanggar fasilitas KITE yang tidakmelunasi kewajibannya dalam batas waktu ter-tentu seharusnya diperla kukan sama denganSPKPBM.

Jika aturan atas PIB jatuh tempo masih tetapdengan menerbitkan surat pemberitahuan/tagihan PIB >12 bulan (sesuai aturan yang ada)dan perusahaan tidak melunasi tagihan tersebut,seharusnya sanksinya adalah tidak hanya protekatas pelayanan fasilitas di KITE saja tetapi atasseluruh pelayanan dibidang kepabeanan tidakdilayani (dilakukan blokir secara nasional) dandapat diterbitkan surat paksa melalui KPPBC

Untuk mengamankan hak-hak negara, KITEharus segera merekapitulasi perusahaan peneri-ma fasilitas dan juga penjamin yang tidak melu-nasi kewajibannya. Atas perusahaan penerimafasilitas, KITE harus sesegera mungkin mintabidang audit untuk melakukan audit agar hak-haknegara dapat diselamatkan karena perusahaantersebut ‘tenang-tenang saja’ atas protek yang dilakukanKITE. Hal tersebut terjadi karena perusahaan sudah tidakaktif lagi menggunakan fasilitas KITE. Untuk penjaminyang tidak memenuhi kewajibannya, harus dikenakan sanksiyang tegas (tidak sekedar di black list tidak dapat ditunjuksebagai penjamin).

Penyebab lain pencairan jaminan tidak dapat direalisasi-kan adalah pencairan dilakukan setelah masa berlaku jamin-an telah habis (out of date). Sebagaimana diketahui, periodejaminan ada yang masa berlakunya 6 bulan dan 1 tahun.Atas jaminan yang masa berlakunya 6 bulan dan sudah jatuhtempo (perusahaan belum membuat laporan ekspor atas PIBtersebut serta perusahaan belum memperpanjang jaminantersebut), maka KITE akan melakukan protek/tidak memberi-kan pelayanan apapun kepada perusahaan penerima fasi-litas sampai perusahaan memperpanjangnya.

Proses pencairan oleh KITE tidak dilakukan pada saatbersamaan dengan protek tetapi menunggu PIB lewat waktu12 Bulan, akibatnya pencairan yang dilakukan oleh KITEsudah melewati batas waktu pencairan (untuk jaminan bankmaksimal 1 bulan sejak tanggal jatuh tempo dan untukcustoms bond 3 bulan sejak tanggal jatuh tempo) sehinggapenjamin pun tidak bersedia mencairkan jaminan yangmintakan pencairan tersebut. Seharusnya, pencairan oleh

MENURUTHEMAT PENULIS,SANKSI DAPAT

DIKENAKANBAGI

PERUSAHAANYANG SALAH

DALAMLAPORAN

EKSPOR DANTIDAK ADADOKUMENBC 2.4 ...

KITE tidak perlu menunggu PIB lewat waktu 12 bulan tetapidilakukan saat perusahaan tidak melakukan perpanjanganjaminan banknya.

Oleh karena itu, penatausahaan jaminan di KITE harus dila-kukan sebaik mungkin, jangan sampai terjadi pencairan jaminanyang seharusnya dilakukan belum dilakukan dan dilakukan sete-lah jaminan tidak berlaku.

Permasalahan belum terealisasinya penerimaan negara daripencairan jaminan dan tagihan PIB jatuh tempo, seharusnyadapat diminimalkan dengan mengadakan koordinasi antara KITEdengan KPPBC yang mengawasi. Setiap penerbitan SuratKeputusan Pencairan Jaminan dan Surat Pemberitahuan/TagihanPIB Jatuh Tempo, KITE memberikan tembusan ke KPPBC yangmengawasi, jika belum dilunasi oleh perusahaan KPPBC dapatmenerbitkan surat paksa dan mengusulkan pemblokiran pelayan-an kepabeanan secara nasional.

Bagi perusahaan yang dalam waktu 12 bulan belum mela-kukan realisasi ekspor diwajibkan membayar BM, Cukai, PPNdan PPnBM yang terutang serta bunga sebesar 2% daripungutan yang seharusnya dibayar setiap bulan maksimal 24bulan, dengan catatan barang masih ada dalam persediaan.Jika barang tidak berada dalam persediaan/tidak dapat diper-tanggungjawabkan, maka kewajiban perusahaan adalah

membayar BM ditambah denda 100% dari BMserta membayar PPN dan PPnBM ditambah sank-si sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.

Permasalahannya, bagaimana kalau tariff BMatas barang tersebut 0%, apakah total kewajibanyang harus dibayar lebih kecil daripada perusaha-an yang barangnya masih terdapat dalampersediaan ataukah ada sanksi administrasi yangdapat dikenakan. Untuk memberikan rasakeadilan, perlu ada aturan atau penegasan yangmengatur pengenaan sanksi administrasi terse-but.

Dalam Kep. Dirjen dan KMK disebutkan eksporbarang atau penyerahan barang hasil produksi kekawasan berikat harus terlaksana dalam jangka wak-tu 12 bulan sejak tanggal pendaftaran PIB, namunjika tidak terlaksana maka pengusaha wajibmembayar BM, Cukai, PPN dan PPnBM serta bunga2% sepanjang barang masih ada dalam persediaan.Permasalahannya adalah jika perusahaan sudahmerealisasikan ekspor (PEB) dalam waktu 12 bulan,namun belum membuat laporan ekspor/BCL-KT01ke KITE apakah perusahaan juga tetap diwajibkanmembayar BM, PPN/PPnBM serta bunga 2% atau-kah pengertian antara belum terealiasi ekspor dan

belum adanya laporan ekspor dianggap hal yang berbeda.Menurut hemat penulis perlu ada penyempurnaan atas

aturan tersebut yaitu pengenaan sanksi membayar BM,Cukai, PPN dan PPnBM serta bunga 2% dikenakan kepadaperusahaan jika dalam waktu 12 bulan belum menyampaikanlaporan ekspor ke KITE. Karena kalau aturannya masihseperti saat ini, maka SK Pencairan Jaminan atau SuratPemberitahuan Tagihan PIB Jatuh Tempo yang diterbit olehKITE akan tidak ada artinya jika perusahaan menyampaikandokumen ekspor atau dokumen penyerahan ke KawasanBerikat, meskipun mekanisme pembuktian ekspor ataupenyerahan ke kawasan berikat menggunakan bahan bakufasilitas KITE belum diatur.

Demikian juga jika atas hasil audit memang dapat dibukti-kan bahwa realisasi ekspor/penyerahan ke kawasan berikatmenggunakan bahan baku eks fasilitas KITE, maka akan adapembatalan SK Pencairan Jaminan/Tagihan PIB Jatuh Tempobahkan tidak menutup kemungkinan munculnya rekomendasiperusahaan dapat melakukan restitusi jika perusahaan/penjamin telah melunasi/membayar tagihan tersebut.

Demikian diantara hal-hal yang perlu menjadi perhatiankita semua dan perlu segera diadakan penyempurnaan atasaturan KITE sehingga tidak timbul kerugian negara. Wallahua’lamu Penulis adalah Auditor pada Kanwil Jakarta

47WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

ntuk menyempurnakan pengetahuan petugas akan SKAdan database harga, Direktorat Teknis Kepabeananmengadakan rapat koordinasi dengan Kepala BidangKepabeanan dan Cukai diseluruh Indonsia. Rapat yangdipimpin langsung oleh Direktur Teknis Kepabeanan,

Agung Kuswandono,berlangsung di ruang rapatMentri Keuangan KantorPusat Diretorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) pada 29Agustus 2008.

Dalam rapat tersebut diba-has dua tema yaitu, SKA dalamskema preferensi tarif, danpenyusunan dan pemuktahirandatabase harga (DBH). Padasesi SKA, materi disampaikanoleh Kepala Seksi Klasifikasi,Bambang Untung, yangmemaparkan mengenai SKAterkait dengan adanya kebijak-an kerjasama antara negaraAsean khususnya dalam haltarif bea masuk, seperti AseanCEPT for AFTA, Asean-China

FTA, Asean-Korea FTA, dan Indonesia-Japan Economic PartnershipAgreement (IJ-EPA).

SURAT KETERANGAN ASAL BARANGMenurut Bambang Untung, SKA adalah dokumen yang seca-

ra sah semata-mata memberikan penjelasan tentang negara asalbarang yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk membe-rikan fasilitas preferensi tariff bea masuk. SKA juga berkaitanlangsung dengan penetapan tarif dalam rangka impor barang.Dalam hal hasil penelitian bea dan cukai tidak diragukan kebenar-annya maka preferensi tarif diberikan.

“Ada empat jenis SKA, yaitu Form D untuk Asean-CEPT, Form Euntuk Asean-China FTA, Form AK untuk Asean-Korea FTA, dan FormJIEPA untuk Indonesia-Japan EPA. Sementara itu, dari masing-masing SKA tersebut menurut operational certification procedures forthe rules of origin, memiliki perbedaan yang cukup signifikan namunmudah untuk dikenali,” ujar Bambang.

Perbedaan tersebut adalah, pada Form D, ukuran kertas A4,bahasa Inggris, lembar asli ultra violet, lembar ketiga orange, nomorreferensi terdapat pada kanan atas Form, terdapat 12 kolom isian.Pada Form E, ukuran kertas A4, bahasa Inggris, lembar asli warnabeige, lembar ketiga light green, nomor referensi terletak pada kananatas Form, terdapat 12 kolom isian. Pada Form AK, ukuran kertas A4,bahasa Inggris, lembar asliwarna putih, nomor referensiterletak pada kanan atas Form,terdapat 13 kolom isian. Danpada Form JIEPA, ukuran ker-tas A4, warna putih kotor (kremmuda), logo dengan tulisanEPA Japan-Indonesia, dan no-mor referensi di kanan atasForm, terdapat 10 kolom isian.

DATA BASE HARGASementara itu untuk sesi

penyusunan dan pemuktahirandatabase harga (DBH), materidisampaikan oleh Kepala Sub-direktorat Nilai Pabean, FajarDonny. Dalam pemaparannyadijelaskan mengenai perlunyapemutakhiran database karena

RAPAT KOORDINASIIMPLEMENTASI SKEMA

PREFERENSI TARIFMasih minimnya pengetahuan petugasbea cukai di lapangan akan dokumensurat keterangan asal (SKA) atau cer-

tificate of origin, dan kurangnyakegiatan updating database harga olehDJBC, menyebabkan penentuan nilaipabean oleh pejabat bea cukai tidak

memiliki kesamaan antara pejabat yangsatu dengan yang lainnya.

AGUNG KUSWANDONO. Saat ini masihbanyak pengguna jasa yang bermain-main dengan nilai pabean.

BAMBANG UNTUNG. Ada empat jenisSKA yang dikenal saat ini, yaitu Form D,Form E, Form AK, dan Form JIEPA.

RAKOR SKA DAN DBH. Untuk menyempurnakan kebijakan tentang DBH dan pemahaman SKA oleh petugas di lapangan, Direktorat Teknis Kepabeananmenyelenggarakan Rapat Koordinasi dengan seluruh Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai.

UFOTO-FOTO WBC/ATS

KEPABEANAN

49WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

dalam rangka uji kewajaran nilai pabean, sering kali tidak ditemukandata pembanding. Selain itu, masih kurangnya data dengan uraianjenis dan klasifikasi barang yang lengkap pada sistem aplikasi impor(SAI) yang dapat dijadikan sumber untuk pemutakhiran dan pengaya-an DBH.

“Untuk itu perlu adanya data harga yang lengkap untuk pelak-sanaan penetapan nilai pabean dalam rangka audit kepabeanan.Karena, DBH memiliki dua fungsi. Pertama DBH I, sebagai para-meter dalam pengujian kewajaran pemberitahuan nilai pabean,dan sebagai data yang tersedia yang dapat dipakai sebagai dasarpenetapan nilai pabean berdasarkan dalam satu metode VI.Kedua DBH II, sebagai test value, dan sebagai salah satu sumberdata DBH I,” ujar fajar Donny.

Lebih lanjut Fajar Donny menjelaskan, untuk saat ini sebenarnyakondisi yang diinginkan terhadap database harga adalah, DBH II dapatdisusun dan dimutakhirkan secara periodik, serta DBH II dapat dijadi-kan tools untuk test value. Selain itu DBH II merupakan salah satusumber data untuk penetapan nilai pabean, dan DBH II dapat diguna-kan sebagai salah satu sumber data untuk penyusunan DBH I.

Ketika ditemui WBC, Direktur Teknis Kepabeanan, Agung Kus-wandono, menyatakan DJBC memiliki tiga tugas pokok dalampelayanan, yaitu klasifikasi barang, nilai pabean dan sisdur kepabean-an. Untuk itu Direktorat Teknis akan selalu berkoordinasi baik internalmaupun eksternal, untuk menyamakan visi yang ada, sehingga segalakendala di lapangan dapat terselesaikan dengan baik.

“Yang perlu diberdayakan saat ini adalah teman-teman dilapangan, untuk itu kami melakukan rapat koordinasi dengan paraKabid Kepabeaan dan Cukai seluruh Indonesia, untuk melihatsejauh mana masalah yang mereka hadapi di lapangan danbagaimana pemahaman mereka terhadap kebijakan saat ini yangbegitu banyaknya,” ujar Agung Kuswandono.

KENDALA DI LAPANGANMasih menurut Agung Kuswandono, saat ini rapat kordinasi

menitikberatkan pada SKA dan DBH, karena belum lama ini adasuatu permasalahan di lapangan yang cukup serius dan memilikidampak yang cukup luas terkait dengan SKA, dan setelah ditelititernyata memang perangkat kebijakan pendukungnya yang be-lum ada.

Untuk itu pada rapat koordinasi kali ini, Direktorat Teknis Kepa-beanan meminta masukan dari seluruh Kabid Kepabeanan dan Cukaikarena merekalah yang tahu sesungguhnya kondisi di lapangan, baikyang terkait dengan SKA maupun DBH.

“Jadi saat ini ada dua aspek, yaitu aspek reaksi dengan ada-nya keluhan itu, dan aspek antisipasi. Nah, dari sini kami bisamelihat dari mana sebenarnya kesalahan itu berasal, apakah ber-asal dari pihak kami, atau pihak pengusaha, atau daripelaksanaannya di lapangan. Dengan rakor ini kami harap dapatmenemukan titik terang akan permasalahan SKA dan DBH,”

“Saat ini masih banyak pengguna jasa yang bermain-main dengannilai pabean, untuk itu yang penting saat ini adalah membuat berlakujujur dan kepatuhan terhadap peraturan, jadi update nilai pabean se-benarnya adalah tools untuk ujikewajaran. Namun, yang harusdigarisbawahi adalah penggu-na jasa harus jujur dalam nilaipabean dan harus tahu caramenghitungnya, karena nilai pa-bean tidak sama dengan harga,”ungkap Agung Kuswandono.

Dengan dilaksanakannyarakor tentang SKA dan DBHini, Direktorat Teknis Kepa-beanan berharap, akan adakesamaan pemahaman danvisi terhadap kebijakan SKAdan DBH, serta pemecahanpermasalahan di lapanganyang tentunya didukung de-ngan peraturan yang lebihmencapai sasaran dari segalapersoalan di lapangan.

Ukuran(Cm)

Cover II(Hal Dalam

depan)

Cover III(Hal dalamBelakang

Cover IV(Hal

Belakang)

1 Hal(21 x 28)

1/2 Hal(12 x 18)

1/4 hal(8,5 x 12)

1 x Edisi

Tarif(Rp)

6.000.000,-

5.000.000,-

7.000.000,-

4.500.000,-

3.500.000,-

2.500.000,-

Tarif/edisiRp)

5.500.000,-

4.500.000,-

6.500.000,-

4.250.000,-

3.250.000,-

2.250.000,-

Total(Rp)

33.000.000,-

27.000.000,-

39.000.000,-

25.500.000,-

19.500.000,-

13.500.000,-

Tarif/edisi(Rp)

5.000.000,-

4.000.000,-

6.000.000,-

4.000.000,-

3.000.000,-

2.000.000,-

Total(Rp)

60.000.000,-

48.000.000,-

72.000.000,-

48.000.000,-

36.000.000,-

24.000.000,-

A. B e r w a r n a ( F C )6 x E d i s i 1 2 x E d i s i

Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambattanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksidan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukaisesuai pada kolom redaksi.

Informasi hubungi :K i t t y , t e l p (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353

B. H i t a m P u t i h ( B W )

Ukuran(Cm)

1 Hal(21 x 28)

1/2 Hal(12 x 18)

1/4 hal(8,5 x 12)

1 x Edisi

tarif(Rp)

3.500.000,-

2.500.000,-

1.500.000,-

Tarif/edisi(Rp)

3.250.000,-

2.250.000,-

1.250.000,-

6 x E d i s i

Total(Rp)

19.500.000,-

13.500.000,-

7.500.000,-

Tarif/edisi(Rp)

3.000.000,-

2.000.000,-

1.000.000,-

Total (Rp)

36.000.000,-

24.000.000,-

12.000.000,-

1 2 x E d i s i

TARIFIKLAN

FAJAR DONNY. Perlu adanya dataharga yang lengkap untukpelaksanaan penetapan nilai pabean.adi

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

egiatan yang berlangsung di auditorium gedung Asosia-si PT. Kredit Indonesia (Askrindo) Jakarta ini,dilaksanakan pada 28 Agustus 2008 dengan mengha-dirkan pembicara dari Direktorat Jenderal Bea danCukai (DJBC), yaitu Kepala Subdirektorat Nilai Pabean,

Direktorat Teknis Kepabeanan, Fajar Donny, Kepala Subdirek-torat Manajemen Risiko, Direktorat IKC, Hermiyana, dan KepalaSeksi Kepabeanan dan Cukai KPPBC Bontang, Anang BagusGiarto. Acara ini dipandu oleh Jonker Hamonangan selaku Ke-tua DPW Asakindo Jakarta.

Pada temu wicara kali ini juga sekaligus mensosialisasikan Pera-turan Pemerintah Nomor: 28 tahun 2008 tentang Pengenaan SanksiAdministrasi Berupa Denda di Bidang Kepabeanan, yang saat inisering dikeluhkan baik oleh importir maupun oleh PPJK selaku pengu-rus barang impor maupun ekspor.

Dari sesi tanya jawab yang berlangsung pada temu wicara,umumnya para anggota mengeluhkan adanya perbedaan penetapannilai pabean antara pejabat yang satu dengan pejabat yang lainnya,padahal menurut importir, barang yang diimpor baik jenis maupunjumlahnya selalu sama.

Menurut Jonker Hamonangan, Notul menjadi penghambat prosespengeluaran barang, karena jika terjadi penetapan jalur merah,seharusnya surat pemberitahuan pengeluaran barang (SPPB) dapat

keluar dalam waktu 24 jam setelah laporan hasil pemeriksaan diteri-ma, jika jumlah dan jenis barang yang diberitahukan sesuai, serta nilaitransaksi yang diberitahukan dapat diterima sebagai nilai pabean.

Kenyataannya, yang sering terjadi bukan SPPB yang terbit me-lainkan Notul dengan penetapan kesalahan klasifikasi barang sehing-ga kurang tambah bayar bea masuk dan pajak impor lainnya.”Dengandikeluarkannya Notul maka menjadi hambatan dan tertundanyaproses pengeluaran barang, sementara argo biaya gudang berjalanseiring waktu kita membuat bank garansi atau customs bond yangmemerlukan waktu 2 hari,” ujar Jonker.

Sementara itu dengan dikenakannya Notul, maka kegiatan cus-toms bond pun menjadi terhambat. Hal ini disampaikan oleh KepalaBagian Surety & Customs Bond, PT. Askrindo, Pudji Santoso. Menu-rutnya, panjangnya birokrasi pembukaan blokir yang dikeluarkan olehbea cukai, mengakibatkan Askrindo tidak dapat menerbitkan customsbond untuk client lainnya, padahal penjaminannya telah dibayarkanoleh Askrindo.

“Kami berharap, jangan karena satu importir yang sedikit telatpencairan jaminannya, langsung terjadi pemblokiran, karena kami jugaada prosedur yang harus dilalui,”

Menanggapi banyaknya keluhan akan penetapan nilai pabeanoleh Pejabat Funfsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) menurutHermiyana, penetapan kebijakan yang telah dikeluarkan saat ini me-mang berkaitan dengan peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2008.Untuk itu, acara ini sekaligus mensosialisasikannya dengan harapandapat menjembatani persoalan yang terjadi di lapangan.

“Kritikan yang diberikan oleh Asakindo merupakan masukan bagikami, karena tanpa peran mereka kami pun tidak dapat melakukanapa-apa. Sejauh ini dari pertanyaan yang kami terima umumnya ten-tang keluhan nilai pabean, namun itu tidak serta merta kami jatuhkankepada pihak PFPD, disini kami berusaha memahami dan melihatseberapa jauh pengetahuan dan kejujuran mereka (pengguna jasa)dalam penetapan nilai paben sehingga pihak bea cukai dapat menen-tukan nilai bea masuknya,” papar Hermiyana.

Masih menurut Hermiyana, untuk masukan yang diberikan pihakasosiasi kepada DJBC, selanjutnya akan disampaikan kepada timyang telah ditunjuk untuk menetapkan kebijakan nilai pabean yangsebentar lagi akan dikeluarkan.

Para peserta temu wicara terlihat antusias dalam menyampaikankeluhan maupun masukannya kepada DJBC, hal ini menggambarkanmasih perlunya komunikasi yang lebih intensif antara DJBC denganpengguna jasa dalam hal sosialisasi kebijakan dalam pelaksanaankegiatan ekspor-impor. Dengan komunikasi diharapkan adanyapemahaman yang cukup baik dari pihak penguna jasa akan segalakebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

TEMU WICARAASAKINDO

Pelayanan kepabeanan tentangpenetapan nota pembetulan (Notul) yangakhirnya menerbitkan surat pemberita-

huan kekurangan pembayaran beamasuk (SPKPBM) oleh pejabat bea cukaisering dikeluhkan oleh masyarakat im-

portir. Untuk menjawab keluhan itu Aso-siasi Pengusaha Pengurus Jasa Kepa-

beanan Indonesia (ASAKINDO) mengada-kan temu wicara antar anggotanya.

K

TENTANG NOTUL DALAMPELAYANAN KEPABEANAN

SERING DIKELUHKAN. Kasubdit Nilai Pabean saat menjelaskan kepada para peserta temu wicara mengenai penetapan nilai pabean oleh pejabat beacukai, yang saat ini masih sering dikeluhkan oleh pihak importir dan PPJK.

WB

C/A

TSMITRA

adi

51WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

J A B A T A N

K a s u b d i t A n e k a C u k a i

K a s u b d i t P e n y u l u h a nd a n P u b l i k a s i

Kepala Bagian Umumdan Kepatuhan In ternal

K e p a l a K a n t o r

P e l a k s a n a

K a s i F a s i l i t a s

Kasi Kepabeanan dan Cukai I

K a s i P 2

Kasubbag Kepegawaian

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

K o r l a k A d m I m p o r

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

P e l a k s a n a

NO

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

N A M A

D r s . S o e g i t o

D r s . M u r j a d y

D r s . A m i n S h o f w a n

Drs. Surendro Suprijadi, M.M.

S o e s i l o

K a s e g e r C h r i s t i a n

Z u l k i f l i

S a m s u l M u ’ a r i f

I l h a m H u d a j a

A . M . S u k a r d i

P r a w o t o

E n d j u n D j u m a e n i

S u p a r m a n

N u r s y i w a n

A b d u l l a h

W a w a n D j a n u r i

A b d u l A z i z

W a s i d i

A t o S u b a n d i

R. Agus Soemarsono

F i r m a n P a n d i a n g a n

S r i H a r y o n o

Mulyadi Rachmadialis Achmad

N i r w a n

M a r j a m M u s a

E d d y W i n a r n o

M u h . K a s i m T h a l i b

D j a s r i

S o e n a r t o

N g a i d i

W i l t e r M a d e l l u

A s m a r a D e w i

NIP

060044378

060044466

060044464

060035493

060035377

060050133

060041669

060035992

060041489

0600400249

060046286

060041499

030159792

060040276

060041498

060043220

060045643

060041168

060041127

060050207

060046578

060051401

060052078

060045273

060052310

060049046

060057814

060057497

060040257

060041166

060058654

060045286

GOL

IV/b

IV/b

IV/b

IV/b

IV/a

III/d

III/d

III/d

III/d

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/a

III/a

III/a

III/a

II/d

II/c

II/c

II/c

II/c

II/b

II/a

II/a

K E D U D U K A N

Direktorat Cukai

Direktorat PPKC

Kanwil Jawa Timur II

KPPBC Tipe A3 Bandar Lampung

KPPBC Tipe A4 Tarakan

Kanwil DJBC Sumut

KPPBC Tipe A2 Bekasi

Kanwil Jawa Timur I

Kanwil Jawa Timur II

Direktorat Audit

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A3 Surakarta

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A1 Soekarno Hatta

KPPBC Tipe A2 Jakarta

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A2 Tangerang

KPPBC Tipe A2 Tangerang

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A3 Pekanbaru

KPPBC Tipe A2 Bekasi

KPPBC Tipe A2 Bekasi

Pangsarops Tipe A TBK

KPPBC Tipe A4 Gorontalo

KPPBC Tipe B Tulung Agung

KPPBC Tipe A3 Makassar

KPPBC Tipe B Sambu BelakangPadang

Kanwil DJBC Jakarta

Kanwil Jakarta

KPPBC Tipe A4 Bitung

Kanwil DJBC Kep. Riau

P E G A W A I P E N S I U NT. M. T. 0 1 O K T O B E R 2 0 0 8

INFO PEGAWAI

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

ertempat di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 11 September2008 dilaksanakan penganugrahan Birokrasi Award yangdiselenggarakan oleh Institute Reformasi Birokrasi IndoPost-Jawa Post Group (IRB-IPJP).

Ada delapan tokoh yang dianugrahi Birokrasi Award ka-rena dinilai memiliki dua kriteria unggul sebagai birokrat. Kriteriabirokrat berintegritas didasarkan pada lima parameter, yang pertamaNegarawan (statesmanship). Berikutnya, seorang Dirjen ataupemangku jabatan tertinggi pada tingkat departemen haruslah memi-liki pemikiran jangka panjang (visionary), bukan pemikiran jangka pen-dek. Kemudian seorang Dirjen haruslah berpegang teguh pada prinsip(integrity), memiliki kepemimpinan (leadership), dan mampu jadi peja-bat/staf yang baik bagi pimpinannya (followership).

Sementara itu untuk kriteria kompetensi, didasarkan pada tiga ka-tegori yaitu kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensisosial.

Penerima Birokrasi Award untuk kategori kenegarawanan ataustatesmanship diberikan kepada Massnellyarti Hilman, Deputi Konser-vasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup. Kategorivisionary atau berpikir ke depan diberikan kepada Basuki Yusuf

Iskandar, Dirjen Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi danInformatika. Sedangkan Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi me-nerima penghargaan dengan kategori Kompetensi Teknis.

Kategori integrity diberikan kepada Herry Soetanto, Dirjen KerjaSama Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan.Kategori leadership diraih Herry Purnomo, Dirjen PerbendaharaanDepartemen Keuangan. Dan, kategori followership diraih I NyomanKandun, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan LingkunganDepartemen Kesehatan.

Sedangkan, Agoes Widjanarko, Sekjen Departemen PekerjaanUmum, untuk kategori kompetensi manajerial. Dan, yang terakhir,kategori kompetensi sosial diraih Benny Wachyudi, Dirjen Industri Agrodan Kimia Departemen Perindustrian.

Acara penganugrahan ini disaksikan oleh Wakil Presiden RI,Jusuf Kalla yang juga dilibatkan sebagai Tim Penilai Akhir. Hadir pulaKetua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D., Menteri PendayagunaanAparatur Negara Taufiq Effendi, Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud,Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, Wakil Gubernur DKI JakartaPrijanto, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, mantan MendagriSoerjadi Soedirdja, para pejabat eselon I dari seluruh Departemen,dan pemimpin media massa di Jakarta.

Dalam sambutannya Wapres mengatakan bangga dan berterimakasih bahwa di tengah kritik kepada pejabat dan anggota DPR, masihbanyak birokrat yang patut mendapatkan penghargaan karena kinerja-nya. Ia mengharapkan para pejabat yang menerima penghargaanuntuk terus meningkatkan kinerja dan pelayanan pada masyarakat.

“Penghargaan ini bukan titik akhir dari kinerja para pejabat eselonI, upaya mereka untuk dapat merebut atau mempertahankan penghar-gaan ini haruslah melalui perjalanan yang panjang dengan berbagaikendala yang siap menghadapi mereka. Untuk itu, sebagai seorangbirokrat sudah sepantasnya mereka dapat membuka diri untukmenerima masukan dan kritikan, sehingga apa yang selama ini masihmenjadi hambatan bagi masyarakat dapat dicari solusinya denganbaik,”ujar Wapres.

“Birokrasi memiliki satu musuh laten, yakni dirinya sendiri. Ham-

BIROKRASIAWARD 2008

UNTUK DIRJEN BEA CUKAIDelapan Direktur Jendral (Dirjen)

dan Deputi penerima Birokrasi Awarddinilai memiliki dua kriteria unggul yaitu

integritas, dan berkompeten.

B

WAKIL PRESIDEN, JUSUF KALLA. Memberikan sambutan pada acarapenganugrahan birokrasi award 2008

INFO PEGAWAIFOTO-FOTO WBC/ATS

53WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

batan internal inilah penyebab birokrat terlambat menyelesaikanmasalah, takut mengambil keputusan, serta gemar memperpanjangpenerbitan izin,” demikian ia menilai.

Sementara itu Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, yang dite-mui WBC seusai penganugrahan mengatakan, penganugrahan inisebenarnya bukan hasil karya dirinya semata, semua ini adalah hasilkarya dari seluruh pegawai di lingkungan DJBC. Untuk itu, seharusnyamerekalah yang pantas untuk menerima ini.

“Saya ini hanyalah sebagai motivator dan pendorong bagi kinerjabea cukai, jika ternyata saya terpilih pada birokrasi award ini, makayang pantas menerimanya adalah seluruh pegawai bea cukai. Merekainilah yang bekerja dengan gigih dalam menjalankan kebijakan mau-pun melaksanakan segala peraturan titipan dari seluruh departemen,”tandas Dirjen.

“Untuk kedepan nanti saya berharap bea cukai dapat memperta-hankan penghargaan ini, baik pengganti saya maupun seluruhpegawai bea cukai,memelihara tentunya lebih sulit daripada mempe-rebutkan, karena memlihara reputasi adalah tantangan yang sangatberat, dan mempertahankannya dapat dilihat dengan cara bagaimanakita merawat reputasi ini,” lanjutnya.

PENGHARGAAN SETIAP TAHUNPenerima penghargaan ini sudah dinilai melalui studi yang mema-

kan waktu lebih dari satu tahun oleh IRB-IPJP dan dilakukan secarametodis dan sistematis. Mulai perumusan konsep, sampling untuk ujikonsep, verifikasi dan clustering (konfigurasi), diskusi kelompok ter-arah (focus group discussion), hingga deteksi tipologi pejabat eselon Itingkat pusat yang dianggap bisa mewakili. Selain itu, beberapa kegi-atan juga dilakukan guna menunjang objektifitas penilaian lembaga iniyaitu seperti diskusi dengan para ahli dan praktisi, seminar untuk pim-pinan atau pejabat daerah, serta kampanye publik tentang reformasibirokrasi.

Didalam IRB-IPJP terdapat Steering Committee IRB yang terdiriatas Siti Nurbaya (Sekjen Dewan Perwakilan Daerah), Hardijanto (man-tan Kepala Badan Kepegawaian Negara), Son Diamar (mantan tena-

ga ahli Menteri PPN/Bappenas bidang desentralisasi dan otonomi da-erah), dan Mohammad Jafar Hafsah (mantan Dirjen Bina ProduksiTanaman Pangan Departemen Pertanian). Pelibatan Wapres sebagaiTim Penilai Akhir merefleksikan tanggung jawab atas salah satu fungsipolitik eksekutif, yaitu kepemimpinan birokrasi dan kegiatan pengawasan.

CEO Indo Post dan Jawa Post, Dahlan Iskan, sebagai penggagasIRB-IPJP yang didirikan pada tanggal 7 Maret 2007 menjelaskan, idePemberian Birokrasi award ini dari diskusi yang terus menerus agarbisa memberikan optimisme pada pemerintah untuk memajukan negara.

“Bahwa sebuah negara akan maju sekali kalau seluruh unsur ma-syarakatnya sudah dewasa. Rakyat sudah dewasa, media sudahdewasa, pengusaha sudah dewasa namun ada yang belum dewasayaitu parpol dan birokrasi, jangan sampai salah satu dari unsur terse-but menghambat negara menjadi maju,” demikian menurut Dahlan.

Penghargaan ini rencananya akan tetap diadakan setiap tahunnyaguna mendapatkan negarawan-negarawan yang memiliki pemikiranjangka panjang tanpa intervensi dari parpol. Tahun ini penilaian barudiberikan pada dirjen-dirjen dilingkungan kementrian yang strategisyang menyangkut kepentingan ekonomi dan kepentingan rakyat banyak.

“Belum efektifnya reformasi birokrasi khususnya pada pelayanandan pemberdayaan masyarakat,menyebabkan masyarakatberanggapan birokrasi sebagai penyebab utama dari berbagai kesulit-an bangsa ini. Untuk itu, menjadi sangat penting adanya suatugambaran konkret dan objektif atas persoalan-persoalan di lingkunganbirokrasi Indonesia,”ujar Dahlan.

“Alasan mengapa penghargaan birokrasi ini hanya diberikan padaDirjen bukan Sekjen atau Irjen, karena sekjen atau irjen adalah tangankiri dan kanan Menteri. Sedangkan Dirjen adalah pejabat yang betul-betul secara operasional menerapkan kebijaksanaan pemerintah un-tuk kepentingan rakyat,” imbuh Dahlan.

Di masa mendatang IRB berupaya untuk membuat Dirjen la-yaknya CEO dalam suatu perusahaan sehingga memiliki integri-tas, kemampuan yang tinggi dan yang ada dibenaknya adalahkepentingan rakyat bukan kepentingan menterinya yang memba-wa kepentingan partai.

FOTO BERSAMA. Dirjen Bea Cukai, Anwar SuprijadiAnwar SuprijadiAnwar SuprijadiAnwar SuprijadiAnwar Suprijadi bersama Wapres dan Mentri BUMN beserta tujuh dirjen dari beberapa Instansi lainnya usai menerimapenghargaan dalam Birokrasi award

ip

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

adahal rasa ngantuk, lapar, haus dan lemas menjadigejala yang sangat umum dialami pada orang yangsedang berpuasa. Apalagi jika teringat sabda Nabikita Muhammad saw “ tidur orang yang berpuasapada saat Ramadhan termasuk ibadah “, rasanya

kita ingin segera pulang dan tidur siang di rumah. Tetapi tun-tutan profesionalisme membuat kita bertahan di kantor dantidak ada alasan untuk tidak menyelesaikan tu-gas dan pekerjaan.

Banyak cara bisa dilakukan agar kondisi ba-dan kita tetap sehat dan segar selama berpuasa.Waktu dan frekwensi makan memang berubahdari tiga kali, pagi – siang – malam, menjadi ha-nya dua kali, dini hari dan malam hari.Perubahan ini pasti mempengaruhi nafsu makankita tetapi satu hal yang harus diingat bahwa ma-kanan yang kita konsumsi harus tetap memenuhisyarat kesehatan, empat sehat lima sempurnasehingga semua zat yang dibutuhkan tubuhtercukupi. Dengan memenuhi kebutuhan zat gizimakro dan mikro, maka keluhan-keluhan ngan-tuk, lemas, lapar, gemetar, keringat dingin, pu-sing, dan lain-lain dapat diminimalisir.

MAKAN SECUKUPNYARasulullah tidak pernah makan hingga ke-

nyang. Beliau selalu berhenti sebelumnya untukmemberi ruang bagi air dan udara didalam lam-bung. Dari contoh tersebut terlihat bahwa Rasulkita selalu makan secukupnya, sekedar untukmemenuhi kebutuhan tubuh agar dapat berfungsidengan baik. Dia tidak pernah mengikuti hawa nafsu meskimakanan yang terhidang sangat menggugah selera.Lambung manusia hanya berukuran sekepalan tangan, dapatdibayangkan betapa kita akan mendzaliminya jika makan se-cara berlebihan. Hipocrates, bapak kedokteran dunia menga-takan makan makanan yang merugikan tetapi jumlahnyasedikit masih lebih baik daripada makan makanan sehat tapiterlalu banyak.

Mengapa harus secukupnya ? oleh karena organ pencer-naan hanya mampu bekerja optimal selama 4 jam saja, jikaterlalu banyak makanan dalam lambung menimbulkan resikotidak semua makanan tersebut dicerna dengan baik, akibat-nya terjadi pembusukan dan hal ini berdampak tidak baikbagi tubuh. Disamping itu, proses pencernaan memerlukanoksigen dalam jumlah yang cukup, maka selama proses ituberlangsung, sebagian besar oksigen terkonsentrasi di organpencernaan. Asupan oksigen di organ lainnya menjadi sedikitberkurang. Berkurangnya oksigen di otak menimbulkankeluhan mengantuk pada mata. Jadi, makan berlebihan akan

menyebabkan rasa kantuk yang lebih berat dan hal ini jelasakan mempengaruhi efektifitas pekerjaan kita.

Faktor lain yang juga turut mendukung vitalitas tubuh se-lama puasa adalah cara memilih dan mengolah makananyang tidak menggunakan zat pengawet. Makanan segar akanbanyak membantu tubuh agar tetap fit. Buah dan sayurdalam porsi yang banyak dan bervariasi, sangat dianjurkan.

JANGAN DIPENGARUHI OLEH RITMEKendati ritme kantor berubah di bulan puasa, jangan

mengubah kebiasaan, misalnya menunda pekerjaan denganalasan bahwa pagi hari masih mengantuk oleh karena jamtidur berkurang akibat harus bangun makan sahur. Semakinsiang kita memulai pekerjaan, yang ada justru rasa lelah danlapar. Enam sampai tujuh jam setelah makan, rasa laparakan mulai muncul. Jika kita baru mulai bekerja pada pukul 9pagi dan di saat yang sama rasa lapar mulai menyerang,sudah pasti malaspun meyergap.

Semakin siang, metabolisme tubuh semakin turun, mu-lai lemas, lesu, makin lapar dan makin haus.Jika kondisi ini mulai terasa, laksanakan sho-lat dhuhur, yang kebetulan bertepatan waktu-nya dengan saat istirahat. Air wudhu yang kitausapkan akan membuat rasa segar di tubuhkita. Bagaimana jika rasa kantuk sangat beratdan tidak tertahankan lagi ? Pejamkan matadan upayakan tertidur selama 5 – 10 menit.Dengan kualitas tidur yang baik, meskipunhanya 5 – 10 menit mampu menghilangkan kan-tuk yang menyerang.

PERLUKAH SUPLEMEN ?Suplemen adalah makanan ( bukan obat lho!

) yang mengandung zat gizi dan non gizi dalambentuk kapsul, tablet, bubuk, atau cairan yangberfungsi sebagai pelengkap kekurangan zat giziyang dibutuhkan oleh tubuh guna menjagavitalitas tubuh agar tetap prima. Suplemen hanyamakanan pelengkap dan bukan pengganti (sub-stitusi) makanan sehari-hari.

Banyak orang salah persepsi tentang suple-men. Mereka beranggapan suplemen mampumenggantikan makanan pokok, dan ini jelas ke-

liru. Sebagai makanan tambahan / pelengkap, tentunya harusbenar-benar dikonsumsi dalam kondisi dan indikasi yangtepat, sesuai kondisi tubuh seseorang. Bila makanan yangkita makan sudah memenuhi prinsip empat sehat lima sem-purna, maka penambahan suplemen tentu tidak dianjurkan,karena kebutuhan gizi sudah terpenuhi. Sebaliknya, jikakecukupan zat gizi kita tidak terpenuhi, misalnya sedang sakitatau nafsu makan turun, maka konsumsi suplemen patut di-pertimbangkan.

Jangan tergiur iklan yang terlalu gencar di media cetakmaupun elektronik. Selama ini iklan suplemen di berbagaimedia menderung mengajarkan hal yang salah.Digambarkan bahwa suplemen adalah makanan penggantidengan berbagai kandungan zat gizi yang dibutuhkan tubuh,ini tidak benar, suplemen hanya pelengkap. Apalagi jikadisebutkan bahwa kalau tidak mengkonsumsi suplementersebut, orang akan jatuh sakit. Jadi, harus pandai memilihsesuai kebutuhan tubuh anda. Selamat berpuasa !

dr. S . Anggapratiwi, MKes, Poliklinik Kantor Pusat DJBC

DI BULAN PUASARukun Islam mensyaratkan umat Islamagar berpuasa sebulan penuh di bulanRamadhan. Sebagai muslim tentu kita

akan berupaya untuk memenuhikewajiban tersebut. Dan sebagai

karyawan yang harus tetap bekerja dikantor dengan beban kerja yang relatif

sama, maka kita dituntut untuk selalu fitdan aktif selama Ramadhan ini.

TETAP FITDAN AKTIF

BANYAK ORANGSALAH PERSEPSI

TENTANGSUPLEMEN.

MEREKABERANGGAPAN

SUPLEMENMAMPU

MENGGANTIKANMAKANAN

POKOK, DAN INIJELAS KELIRU.

P

55WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

emasuki bulan Ramadhan orang-orang yang ber-iman mempunyai kewajiban berpuasa,sebagaimana diwajibkan pada orang-orang di erasebelumnya Dalam puasa dimaksudkan mengo-songkan diri dari segenap dendam, purbasangka,

iri, dengki dan semua hal yang merusak diri secara mentalemosional serta fisik.

Penelitian kedokteran di banyak negara dan sumber mem-buktikan dendam yang tersimpan dalam diri memunculkangejalanya melalui beberapa penyakit fisik dan gangguankesehatan jiwa. Gangguan kesehatan jiwa misalnya,gangguan tidur, gangguan cemas, reaksi panik, depresi danmasih banyak lagi. Sementara gangguan fisik menjelmamenjadi penyakit fisik yang bersumber pada suasana mentalemosional seperti kambuhnya sakit maag, asma, darahtinggi, kelelahan, nyeri otot meski tidak bekerja dengan otot,dsb.

Di Jakarta kita temui banyak spanduk atau banner bertu-liskan “Damai Itu Indah”. Bayangkan kehidupan damai dima-na tak ada dendam, syak wasangka, sakit hati yangberakibat pembunuhan diri dan pembunuhan orang lain, tak

ada anarki meski beda pendapat. In-dah sekali bila orang tersenyum satusama lain, menyapa dalam ketulusan,membantu yang tak berdaya denganikhlas.

Dendam tak hanya tampil dalambentuk kekerasan fisik, kekerasanseksual ataupun kekerasan verbal,tetapi juga tampil dalam berbagai ben-tuk pemilihan filosofi hidup, cita-cita,dan perilaku sehari-hari. Dendam ter-nyata dapat dikonversi menjadipikiran, perasaan, dan perilaku positif.

MANUSIA DAN PENGALAMANHIDUPNYA

Manusia lahir membawa bakat-ba-kat dan ciri-ciri khusus yang lekatpada kromosomnya. Artinya, ia men-dapat tanda genetik yang diturunkandari orangtua kandungnya atau dise-but juga orangtua biologisnya. Bakatdan ciri ini berkembang terangsangoleh bentuk interaksi individu selamamenjalani kehidupan. Rangsanganpertama datang dari interaksi orang-tua yang mengasuhnya, yang takselalu orangtua biologis.

Tokoh-tokoh psikologi perkembang-an mengatakan, kontak pola asuhberinteraksi dengan ciri dan bakat sa-ngat intens sejak bayi baru lahir sam-

pai balita. Balita (bawah lima tahun) merupakan kesempatanemas pembentukan fondasi kepribadian seorang manusia.

Fondasi kepribadian adalah landasan bertumbuhnya ke-pribadian yang kemudian dibangun oleh cara diri bersikapdan berperilaku di masyarakatnya. Dimulai dari interaksiorang-orang di rumah, kehidupan bertetangga, teman-temandan guru di sekolah, sepanjang jalan tempatnya bermain atauberkontak dengan orang-orang lain, dewasa maupun kanak-kanak .

Anak yang cengeng atau memiliki hal yang tidak sesuaidengan pertumbuhan anak pada umumnya, seperti cepatmarah, akan banyak diganggu keusilan, geregetan, bahkankekerasan dari ringan sampai berat. Anak yang lucu akanmengundang banyak canda dan interaksinya lebih banyakmenyenangkan. Anak yang kurang beruntung, misalnya anaklaki keperempuanan atau sebaliknya, lebih banyak diolok-olok, diejek, suatu kekerasan verbal atau mungkin reaksianak akan menimbulkan kekerasan seksual. Beranjak dewa-sa makin berinteraksi dengan lingkungan atas dasar penga-lamannya.

Setiap orangtua menginginkan pertumbuhan dan perkem-bangan anaknya optimal. Ciri dan bakat tertentu adalahanugerah yang sudah lekat dengan diri. Orangtua berkewa-jiban memberi asuhan yang mengembangkan ciri dan bakatke arah positif dengan tulus tanpa banyak kejengkelan dandendam masa lalu orangtua sendiri atau dendam akibathubungan tak harmonis dengan pasangan atau keluarga.

Oleh: Ratna Sugeng

DENDAMDALAM KEHIDUPAN YANG INDAH

Jika seseorang dibesarkan dengancara menyenangkan, ia akan membuat

persepsi menyenangkanatas dunia dan orang sekitarnya

M

RUANG INTERAKSI

INDAH SEKALI bila orang tersenyum satu sama lain, menyapa dalam ketulusan

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

Jika seseorang dibesarkan dengan cara menyenangkan,ia akan membuat persepsi menyenangkan atas dunia danorang sekitarnya, suatu daya tahan mental yang siap berta-han atas banyak tantangan hidup.

DENDAM POSITIFMenyaksikan tayangan Kick Andy, 7 Agustus 2008, kita

akan lihat dendam dialihkan ke arah positif. Dua orang ibukakak beradik tidak disekolahkan orangtuanya, dan dimintaorangtuanya untuk bekerja membantu ekonomi keluarga se-lepas mereka dari SR (sekarang disebut SD). Dendam tidakdisekolahkan, membuat ibu bakul jamu tradisional yangsehari-hari berkeliling bersepeda di Jakarta, bertekad bulatmenyekolahkan anaknya setingi-tingginya. Dua oranganaknya lulus S2, seorang diantaranya sekolah di salah satuuniversitas di Jepang. Bukan hanya dua ibu ini, dalamtayangan tersebut beberapa keluarga sederhana, tukang jualair keliling dan tukang bakso, mampu memberikan pendidik-an sarjana bagi anak-anaknya.

Meski para orangtua ini marah tidak diberi pendidikan se-kolah yang cukup, nampaknya mereka dibesarkan dalamsuasana kerja keras bersama dalam pengertian berupayamenggapai sukses dengan penuh pengertian darikedua orangtua yang membesarkannya. Karena itudendam mereka dimodifikasi melalui pengalamansepanjang hidupnya sehingga tampillah dalam ben-tuk mendorong dan mengupayakan generasiberikutnya menjadi lebih berpendidikan jauh daripa-da orangtua asalnya.

DENDAM NEGATIFMasih berkisar pada tayangan televisi yang di-

warnai cerita pembunuhan oleh mereka yangtertangkap aparat keamanan. Seorang terpidanamati di wilayah Banyumas dikatakan mudah tersing-gung, dendam yang amat kuat untuk menghabisiorang lain sampai seorang teman satu selnya pundibunuh. Nampaknya dendamnya diarahkan ke arahmengakhiri kehidupan orang lain karenakemarahannya yang dahsyat akibat dendam yangtidak dapat dipadamkan dan tidak dialihkan padacara menghadapi tantangan secara lebih dapat dite-rima masyarakat.

Dendam negatif juga dilampiaskan seorang ibu tiri denganmengakhiri kematian anak suaminya di suatu wilayah di Ja-wa Tengah. Dendam juga ditumpahkan seorang teman kerjayang mati-matian menghambat laju karir teman lainnya di-tempat saya pernah bekerja.

MENGALIHKAN DENDAMSetiap orang pernah sakit hati, dan bertekad membalas-

kan dendamnya dengan berbagai cara dan kemampuan sertakeberaniannya. Energi dendam ini oleh Freud disebutsebagai menghancurkan atau menumbuhkan kehidupan. Pe-milihan ke arah menumbuhkan atau mematikan terletak padanurani dan bakat. Bakat sulit digantikan namun dapat diarah-kan.

Seorang dengan bakat aggresivitas kuat, ada keingin-an menjagal, dapat dialihkan melalui pengasuhan, pendi-dikan, dan tuntunan menjadi dokter bedah misalnya. Se-orang dengan aggresivitas kuat ingin mengalahkan oranglain melalui perdebatan, dapat diarahkan untuk menjadiseorang pengacara, politikus, sutradara film horor, penu-lis novel kriminal. Mereka dengan kekuatan besarmelawan dengan ototnya dapat diarahkan menjadi petinjudan olahraga lainnya.

Nurani dapat dibangun melalui contoh model perilakuorangtua pengasuh. Orangtua dapat membentuk anak,sebab ia sehari-hari ditiru gerak-geriknya oleh anak. Mes-ki ia mengajarkan hal positif bila gerak-geriknya ke arahnegatif maka anak dapat meniru negatifnya. Nurani takdibentuk dari ajaran nasehat saja, ia lebih banyak diambil

dari modelling perilaku dan sikap orang yang mengasuhanak.

Sebagai contoh, seorang ayah melarang anaknya mero-kok, namun sebenarnya ia mengajari anaknya merokok.Setiap kali rokoknya habis, ia menugaskan anaknya membelirokok dan ia merokok didepan anaknya. Maka tidaklah pelak,anaknya menjadikan model dirinya untuk merokok.

DENDAM MERUGIKANDendam dapat merugikan untuk jangka panjang seperti

apa yang dialami oleh teman-teman saya sebagai berikut :

Seorang dalam posisi jabatan cukup baik sebagai direktursalah satu institusi, sebut saja Bapak Amat, begitu marahnyapada seorang direktur dari institusi lainnya, sebut saja IbuLika, atas urusan pekerjaan. Kemarahannya meledak-ledakdiluar arena pertemuan dan dendamnya sangat besar padaibu Lika. Peristiwa ini terjadi beberapa tahun lalu. Kemudiankarir Ibu Lika meningkat dan dipindahkan menjadi atasanBapak Amat. Dapat anda bayangkan apa perasaan BapakAmat, meski Ibu Lika tidak pernah menunjukkan sikap per-musuhan. Bapak Amat kemudian berhenti dari pekerjaannya.

Teman saya sangat membenci seorang kawan yangkita beri nama Badu. Begitu bencinya sehinggamenyapapun ia tak sudi. Seiring berjalannya waktu,teman saya menjadi kerepotan ketika anaknya jatuhcinta dan minta dilamarkan anak Bapak Badu. Luarbiasa, iapun mengusir anaknya dan tak pernah me-restui pernikahan anaknya sampai beranak pinak.

MENGARAHKAN DENDAMMengingat dendam negatif begitu merugikan

secara lahiriah maupun batiniah, fisik maupunmental, maka tips dibawah ini mungkin dapat mem-bantu :

1. Jika panca indera kita menangkap sesuatu ter-utama mata dan telinga, dan kita tersinggungolehnya, tanyakan pada diri sendiri perasaanapa yang ada pada diri kita atas rangsanganpenglihatan atau pendengaran tadi. Rasa marah,iri, benci, tersaingi dan seterusnya. Nilailah se-

cara jujur, karena hanya anda yang tahu.2. Pikirkan apa yang anda akan lakukan untuk melampias-

kannya. Mencela, marah, melakukan aktivitas kekerasanfisik atau kata-kata ?

3. Timbang untung ruginya tindakan yang akan anda lampi-askan. Lega dihati namun berurusan dengan hukum ma-syarakat?

4. Timbang untung-ruginya jika tidak dilampiaskan. Terham-bat energi dendam keluar dan hati makin sakit ? Energidendam membakar dan menimbulkan nyeri dada, lam-bung, sesak nafas ?

5. Jika butir 3 dan 4 tetap merugikan dampaknya bagimasa depan anda, pikirkan memodifikasi dendam da-lam bentuk memilih aktivitas yang membuat andamenonjol, yang membuat anda sukses. Dendam nega-tif diarahkan menjadi hal yang positif. Tersenyumlahdan bertekadlah untuk memiliki kelebihan di bidangyang anda minati

6. Kesuksesan anda adalah perujudan kemenangan mela-wan dendam.

SIMPULANAjaran mengosongkan diri dari dendam negatif, mem-

bawa manusia kembali pada kejadiannya yang fitri. Puasamembawa kita pada perubahan berpikir cerdas, bertindaktepat, menuju kemajuan.

Selamat Idul Fitri.Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,

pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui [email protected]

DENDAMTERNYATA

DAPATDIKONVERSI

MENJADIPIKIRAN,

PERASAAN,DAN

PERILAKUPOSITIF

RUANG INTERAKSI

57WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

ersiapan sebagai tuan rumah pada Kejurda Inkado wilayahbarat tahun 2009, sejak kini telah dilaksanakan oleh kordaJabar, khususnya persiapan para atlet yang akan mewakilikorda Jabar. Salah satu persiapan yang dilakukan adalahdengan mengadakan kejurda Inkado Jabar yang berlang-

sung pada 24 Agustus 2008, di Aula Ateleri Medan (ARMED) TNI AD,Bekasi Jabar.

Kejurda yang diikuti oleh 250 atlet dari 12 ranting yang tergabungdalam korda Jabar, mempertandingkan seluruh kelas mulai dari kelaspra-pemula hingga kelas senior, baik kata, kadet maupun komite.Kejurda yang berlangsung selama satu hari ini, dibuka oleh Ketua De-wan Guru Inkado, GA. Pesik.

Menurut Ketua Inkado Korda Jabar, Agustinus Djoko P, yang ju-ga sebagai Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2) KantorPengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Belawan, Ke-jurda ini merupakan seleksi tahap awal untuk kejurwil, sedangkanseleksi tahap keduanya akan dilaksanakan pada awal tahun depandengan bentuk kejurda juga.

“Inkado Korda Jabar tahun 2009 mendapat kehormatan sebagaituan rumah pada event Kejurwil Barat Inkado. Dan, Jabar selama duakali Kejurwil keluar sebagai juara umum. Untuk itu, kami berupayamempertahankan gelar tersebut dengan menurunkan atlet-atlet ter-baik kami yang merupakan hasil dari seleksi kejurda ini,” papar Agus-tinus.

Dari hasil kejurda Inkado korda Jabar tersebut, keluar seba-gai juara umum adalah ranting Depok dengan memperoleh 5medali emas, 3 perak, dan 5 perunggu. Disusul kemudian rantingPondok Gede dengan 4 emas, 3 perak, dan 4 perunggu. Dan pa-da posisi ketiga diraih oleh ranting GKN Bandung dengan 3 emas,5 perak, dan 1 perunggu.

“Kalau dilihat dari jalannya pertandingan baik pemulamaupun senior, mereka memang masih memerlukan latihanyang cukup banyak lagi, namun saya menilai saat ini merekasudah menyumbangkan kemampuannya semaksimal mung-kin, dan nanti sebelum kejurwil dimulai, kami akan memperta-jam lagi kemampuan mereka,” ujar Agustinus.

RANTING KHUSUSSementara itu pada 31 Agustus 2008, Pengurus Besar

Inkado mengadakan latihan bersama antara korda DKI Jayadengan korda Jabar, sekaligus meresmikan ranting InfantriTNI AD sebagai ranting khusus. Acara yang berlangsung dilapangan Infantri TNI AD Bumi Serpong Damai, Banten, diha-diri oleh Ketua Umum Inkado, Yoris, Ketua Dewan GuruInkado, GA. Pesik, Ketua Bidang Pembinaan Inkado/KetuaKorda DKI, Maman Anurachman, yang juga sebagai KasubditIntelijen Direktorat P2 DJBC, Ketua korda Jabar, AgustinusDjoko P, dan beberapa anggota dewan guru dan pengurusInkado lainnya.

Menurut Maman Anurachman, ranting khusus inimerupakan ranting kedua TNI AD untuk Pulau Jawa setelahranting Armed di Bekasi. Dengan ranting khusus Infantri ini,diharapkan pembinaan Inkado akan semakin baik lagi, dandapat melahirkan atlet-atlet karate dari TNI AD.

“Saat ini jumlah anggota Inkado seluruh Indonesia sudahmencapai 3 juta anggota, dengan jumlah itu Inkado berharapdapat melahirkan atlet-atlet nasional yang mampu bertandingbaik pada event nasional maupun event internasional. Dan,untuk membuktikan itu, saat ini kami sedang konsentrasiuntuk persiapan event Kasad Cup yang akan berlangsung diJakarta, dan kami berencana menurunkan sebanyak 20 atletterbaik kami,” kata Maman Anurachman.

RANTING KHUSUS. Setelah Armed TNI AD menjadi ranting khusus Inkado, kini InfantriTNI AD bergabung dengan Inkado dan menjadi ranting khusus yang kedua di Pulau Jawa.

INKADO JAWA BARAT

GELARKEJURDA

Indonesia Karate-Do (Inkado) kordaJawa Barat (Jabar) mengadakan seleksiuntuk para atletnya dengan mengadakan

Kejuaraan Daerah (Kejurda).

PSELEKSI. Untuk mempertahankan gelar juara umum, Inkado kordaJabar mengadakan seleksi dengan ketat melalui kejurda.

adi

PERISTIWAFO

TO-FO

TO W

BC

/AD

I

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

ada sepuluh pertama bulan suci Ramadhan digam-barkan dengan hari-hari yang penuh rahmat. Puluh-an keduanya digambarkan hari-hari yang penuhdengan ampunan (maghfirah) dan puluhan ketigaterakhir, sebagai hari-hari yang akan melepaskan

orang yang puasa dari azab api neraka. Oleh karena ini, marikita bersyukur kepada Allah terhadap segala rahamt-Nya itu,dengan puasa yang lebih berkualitas, sehingga kita semuamendapatkan janji-janji Allah yang Maha Besar itu.

ARTI SILATURAHIMSilaturahim artinya menyambung (tali) rahim, atau tali ka-

sih sayang, diantarakita para hamba Allah.Tampaknya kasihsayang itu berawal dariAllah. Firman Allah da-lam hadits Qudsi me-nyatakan : “AkulahAllah, Akulah rahman,Aku ciptakan rahim itudan Aku ambil ia darinama-Ku. Maka barangsiapa menghubunginya,pastilah Aku akanmenghubunginya. Danbarang siapa memutus-kan perhubungan de-ngan Ku niscaya Allahakan memutuskanhubungan dengan diri-nya”. (HR. BukhariMuslim).

Ketika kita salingmenjalin hubungan ba-ik antara satu denganlainnya, maka lahirlahrasa kasih sayang,keinginan saling mem-bantu, serta saling se-sama. Apalagi jika itudilakukan semata-ma-ta karena kerelaan (rid-ha) Allah semata, ma-ka Allah akan memberikan rahmat kepada mereka, lebih ba-nyak dari kebaikan yang diberikan oleh mereka terhadapsesamanya.

SILATURAHIM SEBAGAI TANDA KEIMANANRasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman

kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah ia memuliakantamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan harikemudian hendaklah ia menghubungi silaturahim. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,hendaklah ia berkata yang baik atau berdiam diri saja”. (HR.Bukhari Muslim).

Mengingat tali persaudaraan itu bagian dari iman danmungkin karena kasih sayang itu berawal dari nama dan sifatAllah, maka Allah sayang kepada kita, sehingga kitapun sa-

HIKMAH DIBALIK SILAT“Barang siapa suka silaturahim maka

akan diluaskan rizkinya dandipanjangkan sebutan baiknya, maka

hendaklah ia menghubungi kerabatnya(rahimnya)”. (HR Bukhari).

yang kepada kepada kerabat dan saudara kita. Dengan de-mikian, hidup kita penuh kasih dan sayang. Itulah tanda-tan-da orang-orang yang beriman.

Jika setiap muslim mencintai saudaranya yang seagama,maka kasih sayang Allah akan memancar di tengah-tengahumat ini. Sebaliknya, jika yang terwujud adalah kebenciandan permusuhan, tentulah kehidupan kita dipenuhi dengankesulitan, tantangan dan hambatan-hambatan. Itulah yangdigambarkan Allah dalam al-Quran sebagai kehidupan yangterkutuk. Firman Allah SWT menyatakan : “Orang-orang yangmerusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh danmemutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihu-bungkan dengan mengadakan kerusakan di bumi. Orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tem-pat kediaman yang buruk”. (QS. 13:25).

Secara garis besar, umat ini akan mengalami kesulitanyang disebabkan oleh menjauhkan diri dari ajaran Allah.Rahmat Allah itu turun kepada hamba-Nya yang patuh. Seb-aliknya kutukan Allah turun kepada mereka yang menentang-

Nya, termasuk meng-abaikan hubungan si-laturahim.

Silaturahim seringdipahami sebagaiusaha seseorang untukberbuat kebajikanterhadap kerabat ataukeluarga, baik dalambentuk memenuhi hajatdan keperluan mereka,maupun dalammenghadapi berbagaikejahatan yangmenimpa kaum kerabattersebut.

APLIKASI SILATURAHIMDALAM MASYARAKAT

Sesungguhnya, ra-sa kasih sayang itusudah ditanam olehAllah dalam dada seti-ap insan. Sepertikasih sayang seorangibu terhadap anak-anak yang dilahirkan-nya. Bahkan kasihsayang seekor indukterhadap anak-anak-nya juga tercurah pa-da anak-anak mereka.

Maka ketika seseorang mencintai kerabat dan saudara-nya, maka kecintaan itu tidaklah lahir karena direkayasaatau karena kepura-puraan.

Kita akan memandang aneh jika ada orang yang mem-benci orang tua atau saudara-saudaranya sendiri, kecualiada hal-hal tertentu yang luar biasa telah terjadi diantara me-reka.

Kasih sayang kepada keluarga, kerabat atau familimerupakan kewajiban yang harus diwujudkan oleh setiaporang beriman. Mereka yang lebih dekat kepada kita lebihbesar haknya dari yang jauh. Baik yang menyangkutdengan kewajiban memberi nafkah atau memperhatikanhal-ihwalnya, maupun dalam hal memaafkan kesalahan-kesalahan mereka. Memutuskan silaturahim denganmereka dapat membawa akibat kepada kemurkaan Allah.

P

RENUNGAN ROHANI

59WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

TURAHIMDalam hubungannya dengan kerabat, Nabi SAW ber-

sabda :” Rahim itu kayu yang rimbun, barangsiapa meng-hubunginya Akupun akan menghubunginya. Barang siapayang memutuskannya, Akupun akan memutuskannya”.

Dalam hadits ini kelihatannya kasih sayang di antaraanggota keluarga, terutama di antara mereka yang mam-pu dan mereka yang kurang mampu. Hal ini diumpama-kan bagaikan tempat berteduh di sebuah pohon yangrimbun. Yang kaya dapat membantu yang miskin, denganharta bendanya. Ini bagaikan pohon yang memberikankerimbunan untuk tempat berteduh. Sebaliknya yang mis-kin dapat menolong mereka yang kaya dengan kasihsayang mereka. Ini bagaikan pohon yang dipelihara dandijaga oleh mereka yang berlindung di bawahnya, agartidak ditebang orang atau dirusakkan kerimbunannya.

Begitu besarnya hak kerabat kepada kita, sehinggadapat digambarkan dalam hadits berikut : “Allah tidakmenerima amalan sedekah seseorang, jika yang bersang-kutan mempunyai kerabat yang lebih membutuhkanbantuan sedekahnya itu. Demi Allah yang nyawaku adadalam genggamannya, sungguh Allah tidak akan melihamereka pada hari kiamat”. (HR.al-Daruquthni).

Dalam hidup ini kita harus memilih mana yang perludan wajib dan mana yang tidak wajib. Misalnya, kita lebihmendahulukan membantu saudara yang sakit di pemba-ringannya daripada memberi hidayah kepada seseorangyang lain karena prestasinya. Jika setiap orang kaya danmampu memperhatikan kerabatnya masing-masing makaakan banyak orang miskin yang terlepas dari kesengsara-an hidup ini.

Demikian juga jika setiap orang miskin merasa cukupdengan apa yang dianugerahkan Allah kepada mereka,maka kejahatan manusia yang tidak puas dngan apayang dimilikinya akan berkurang. Bukankah sebagianbesar dari koruptor itu didasari oleh sikpa dan rasa tidakcukup dengan gaji dan pendapatannya yang diperolehsecara halal.

Dalam hadits lain Nabi menyatakan bahwa orang yangmenghubungi silaturahim akan dilimpahkan riski kepada-nya dan dipanjangkan sebutannya (nama akan harum).Oleh karenanya, Nabi meminta agar kita mempererat talisilaturahim. “Barang siapa suka silaturahim maka akandiluaskan riszkinya dan dipanjangkan sebutan baiknya,maka hendaklah ia menghubungi kerabatnya (rahimnya)”.(HR Bukhari).

Kasih sayang itu tidak hanya kepada kerabat dekatyang mempunyai hubungan darah dan keluarga semata,tetapi juga kepada semua kaum muslimin. Bahkan, terha-dap seluruh umat manusia yang bukan muslim sekalipunkita harus bersilaturahim. Sebab mencintai sesamamakhluk Allah dalam bentuk kasih sayang merupakanbahagian dari keimanan. “Tiada sekali-kali kamu berimanhingga kamu saling mengasihi. Para sahabat menjawab :Ya Rasulullah semua kami rahim penuh kasih sayang”.Nabi menjawab “Yang saya kehendaki adalah, bukankasih saying kamu kepada sahabatnya, tetapi yang sayakehendaki adalah kasih sayang kamu kepada manusiapada umumnya”.

Demikianlah, sekelumit ajaran Allah tentang silaturahimyang diajarkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad SAWyang kemudian kita menerimanya dari para guru danpendidik. Semoga Allah mengizinkan kita memasuki kehi-dupan Islam secara lebih mantap. Selamat Hari RayaIdhul Fitri 1429 Hijriah, Minal Aidzin Wal Faidzin, MohonMaaf Lahir dan Bathin.

DR. H. Mukhtar Aziz, MA. Titian Dakwah

INFO PERATURAN

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

ntung Basuki yang lahir di Purwokerto, Jawa Te-ngah pada 28 Mei 1970 merupakan anak ke-6 daritujuh bersaudara pasangan Muslim dan SriHardijati. Mengaku menghabiskan masa kecil hing-ga beranjak dewasa di kota kelahirannya, menjadi-

kan ia sebagai sosok yang sederhana. Makanya, ketika WBCingin mewawancarai untuk profil, ia merasa tidak ada halkhusus yang bisa diceritakan. Ia menjalani masa kecillayaknya anak-anak seusianya yang jika pulang sekolah lalubermain dengan teman sebayanya sama seperti yang dialamianak-anak lainnya ketika itu.

“Saya enggak neko-neko karena merasa anak pegawainegeri, apalagi kami keluarga besar, jadi bagaimana sayabisa menjalankan tugas sebagai anak yang tidak maumengecewakan dan bikin susah orang tua saya,” ujarnyamengawali pembicaraan.

Ayahnya yang berprofesi sebagai guru dan kemudianmenjadi penilik sekolah berpedoman bahwa pendidikan ada-lah bekal utama bagi ketujuh anaknya. Sang ayah membe-baskan ketujuh anaknya untuk memilih sekolah sesuaidengan minat dan bakatnya masing-masing, asalkan ketujuhanaknya bisa bersekolah di sekolah negeri.

Begitupun ketika Untung, demikian panggilannya, memilihuntuk merantau ke Jakarta selepas SMA, kedua orang tuanyamendukung segala keinginan anaknya selama hal itu dirasauntuk kebaikan dan masa depan anaknya. Untung, yang barusaja menamatkan pendidikan di SMA Negeri 2 Purwokerto,berpikiran praktis saja, bahwa orang tuanya, terutama ayah-nya sang kepala keluarga usianya sudah semakin tua meskiketika Untung lulus SMA, ayahnya belum pensiun. NamunUntung lebih tertarik untuk melanjutkan kuliah yang memilikiprogram ikatan dinas dengan tujuan tidak ingin membebanikedua orang tuanya dalam hal biaya kuliah.

“Lulus SMA pikiran saya praktis saja, saya berpikir orangtua sudah tua, makanya saya memilih untuk masuk ikatandinas saja. Saya masuk program diploma di Sekolah TinggiAkuntansi Negara (STAN) Prodip Keuangan Spesialisasi Beadan Cukai,” ujar Untung.

Menceritakan kembali menjelang keberangkatannya keJakarta tahun 1989 untuk coba peruntungan melalui tesikatan dinas, Untung mengaku kalau ia hanya diajak kawan-nya yang memiliki kerabat yang tinggal di Jakarta tepatnya diBlok S Jakarta Selatan. “Sebelumnya saya sama sekalibelum berpikiran akan meneruskan pendidikan kemana, na-

manya juga baru lulus, lalu ada teman yang mengajak sayake Jakarta untuk coba-coba daftar ke STAN-Prodip Keuang-an. Berangkatlah kami, waktu itu empat orang termasuk sayamendaftarkan diri untuk tes masuk STAN-Prodip Keuangan dijalan Purnawarman, Kebayoran Baru. Jadi tidak jauh dariBlok S rumah tempat kami menumpang.”

Setelah segala persyaratan terpenuhi, tibalah waktu untukmelaksanakan tes penerimaan mahasiswa baru STAN-ProdipKeuangan. Tes ketika itu dilaksanakan di Stadion UtamaSenayan. Melihat antusias para peserta yang memadati kursistadion, timbul perasaan gamang dan tidak yakin kalaudirinya akan diterima di STAN-Prodip Keuangan mengingatbegitu ketatnya persaingan. Begitu juga yang dirasakan olehketiga temannya yang sama-sama berangkat dariPurwokerto. Beberapa waktu kemudian tibalah pengumumanhasil saringan penerimaan mahasiswa STAN-Prodip Keuang-an. Antara percaya dan tidak percaya, diantara keempatrombongan dari Purwokerto itu hanya Untung yang diterimadi STAN-Prodip Keuangan.

“Saya yang justru semula mendaftar ke STAN-Prodip Ke-uangan karena ajakan teman saya dan hanya ikut-ikutan sajamalah keterima, Alhamdulillah akhirnya saya masuk STAN-Prodip Keuangan dan masuk ikatan dinas,” kenang Untung.

Diterima sebagai mahasiswa ikatan dinas di STAN-ProdipKeuangan merupakan anugerah tidak terkira bagi Untungyang diberikan oleh Allah, dan anugerah itu baginyamerupakan suatu amanah yang harus dijaga dan dijalankandengan penuh tanggung jawab. “Artinya kalau saya meraihsarjana tidak cukup hanya sekedar lulus ujian dan membuatskripsi, tetapi kelulusannya haruslah dengan proses belajaryang benar. Di sinilah, amanah menuntut kesejatian, bukanhanya esensinya tetapi juga prosedurnya,” ujar Untung yangmenyukai berbagai jenis bacaan, terutama bertema memoti-vasi diri.

Sebagai anak perantauan tentunya perjuangannya tidakselalu mulus. Sempat tinggal di rumah keluarga kakakiparnya dan bermodal kiriman dari orang tua sebesar Rp. 30ribu sebulan,Untung menjalani hari-harinya sebagaimahasiswa yang serius dalam menimba ilmu. Ia tidak maumenyia-nyiakan kesempatan sekalipun dengan segalaketerbatasan terutama untuk biaya hidup. Setelah memasukisemester dua, ia pun mendapat uang saku dari tempatnyaberkuliah, maka hidup mandiri mulai ia jalani yaitu denganmengontrak sebuah rumah yang dekat dengan kampus.

Dengan bekal tekad yang tinggi dan komitmen yang kuatuntuk tetap memberikan yang terbaik dan tidak ingin menge-cewakan kedua orang tuanya, Untung akhirnya berhasilmenyelesaikan pendidikan, tepatnya pada tahun 1992 ia lulusdari Prodip III Keuangan Spesialisasi Bea dan CukaiAngkatan V.

MENJADI PNSLulus kuliah praktis ia akan mengabdi sebagai Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang siap ditempatkan dimana saja sesuaidengan janji dan sumpah pegawai negeri sipil. Dan sesuaidengan pendidikan ikatan dinas Untung mendapatpenempatan pertamanya di Kantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC) pada Direktorat Pabean sebagai pe-laksana dimana ketika itu TL Yousuf menjabat sebagai Di-rektur Pabean hingga tahun 1998. Pada tahun inilah ia meng-ikuti pendidikan ekstension untuk S1-nya di Universitas Indo-nesia (UI) yang diselesaikannya pada tahun 1997.

“Tahun 1997 tepatnya bulan April saya diwisuda, sebelumbulan Oktober langsung ada Diklat Penyesuaian Ijasah (DPI)saya pun langsung mendapat pangkat III/a per 1 Oktober2007 barangkali itu salah satu keberuntungan saya, “ imbuhUntung yang juga pernah terlibat dalam tim pembuatan BukuTarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).

Tahun 1998 ia dipindahkan sebagai pelaksana pada Di-rektorat Fasilitas Kepabeanan hingga tahun 1998. Lalu padatahun 1999, Untung dipindahkan ke Kantor Pelayanan Beadan Cukai Tipe A Bandar Lampung sebagai Kepala Subseksi

P R O F I L

UNTUNG BASUKI, SEKEPALA BAGIAN KEUANGAN KANTOR PUSAT DJBC

MENJALANKANAMANAHDENGAN

TANGGUNGJAWAB

Baginya setiap pekerjaan pasti adarisikonya, apapun itu, bahkan sekecil

apapun, namun sebuah pekerjaan adalahamanah yang memang semestinya

dilakukan dengan suka hati.

U

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

61WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008 61WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

Kepabeanan IV dan pada tahun 2000 sebagai Kepala Sub-seksi Hanggar I masih di kantor yang sama hingga tahun2002.

Dari Bandar Lampung tepatnya tahun 2002, Untung men-dapat promosi eselon IV sebagai Kepala Subbagian Pemba-kuan Prestasi dan Sarana Kerja pada Bagian Organisasi danTatalaksana Sekretariat DJBC. Tahun 2003 tepatnya di bulanDesember ia mendapat penempatan sebagai PejabatFungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) di Tanjung Priok.

Tahun 2005, ditugaskan ke Makassar, sebagai KepalaSubbagian Kepegawaian Kanwil DJBC Makassar. Januaritahun 2007 mendapat promosi eselon III sebagai KepalaBidang Kepabeanan dan Cukai di Kanwil DJBC Jawa Timur IIyang berkedudukan di Malang.

Tak lama kemudian pada Juni 2007, ditugaskan kembalike Makassar sebagai Kepala Bidang Penindakan dan Penyi-dikan Kanwil DJBC Sulawesi. Meski belum pernahberkecimpung di bidang P2 tetapi Untung menjalankan tugasitu sebagai amanah dengan sebaik-baiknya, begitupunsewaktu ditugaskan di Kanwil Jawa Timur II, ia lebih banyakberkecimpung di bidang cukai.

Dari perjalanan karirnya sebagai pegawai Bea dan Cukaiterlihat bahwa Untung telah mengalami penempatan dibebe-rapa tempat khususnya di luar Jakarta. Tentunya banyakpengalaman yang bisa ia ceritakan, namun ketika WBCmewawancarainya ia lebih suka menceritakan tentang prinsipdalam bekerja dan filosofinya dalam menjalani hidup.

“Prinsipnya saya banyak belajar, cari peraturannya. Ka-lau saya hanya stuck pada satu bidang bisa jadi kita capable

dalam bidang tersebut tetapi belum tentu untuk bidang yanglain. Makanya kalau kita mempelajari berbagai bidang justruakan menambah wawasan kita. Semua saya pikir ada manfa-atnya, sekecil apapun pekerjaan itu,” imbuh Untung yangterhitung mulai 1 Agustus 2008 menjabat sebagai KepalaBagian Keuangan pada Sekretariat DJBC.

MENJALANKAN TUGAS SEBAGAI AMANAHBagi Untung, sebuah pekerjaan takkan berarti banyak

bagi kita kalau hanya sekedar sebagai mengisi waktu atauhanya sekedar aktifitas penunggu waktu gajian.

Pekerjaan adalah langkah awal untuk berpikir lebih dewa-sa, karena kita akan bersentuhan dengan banyak oranguntuk menyelesaikannya. “Rasa sosial, empati, kejujuranakan selalu dituntut dari kita. Dan hanya diri kita sendiri yangbisa memutuskan, apa langkah yang terbaik untuk pekerjaankita. Karena pekerjaan adalah amanah maka sebaiknya kitamencintai setiap pekerjaan kita dan melaksanakannya de-ngan sebaik-baiknya.”

Begitu juga jabatan, merupakan sebuah amanah yangharus dipegang teguh. Dengan didasari keikhlasan dantanggung jawab, semua pekerjaan pasti bisa dinikmati danada hikmahnya. Terkait dengan amanah dan pekerjaannyatersebut, Untung mengaku tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan teman kerjanya.

Kendati pekerjaannya cukup padat dan menyita waktu,Untung berusaha membagi waktu antara kepentingankeluarga dengan pekerjaannya. Sebab itu, di saat hari liburSabtu-Minggu, ia berusaha menghabiskan waktu bersamakeluarga apakah itu menghabiskan waktu libur denganberjalan-jalan atau mengunjungi toko buku. Kecuali kalau adapekerjaan yang mendesak untuk diselesaikan, hari libur punterpaksa dihabiskan untuk kesibukan kerja.

Untung menikah pada tahun 1999 dengan AlfitaYustrianingtyas gadis kelahiran Jember yang tinggal di Solo,Jawa Tengah. Pertemuannya dengan Alfita, demikianpanggilannya, terjadi ketika Alfita yang seorang mahasiswijurusan Komunikasi dari Universitas Negeri Sebelas Maret,sedang melakukan praktek kerja di sebuah harian di Jakarta.Pertemuan Untung dan Alfita kemudian berlanjut sampai kepelaminan dan kini mereka telah dikaruniai sepasang anak,M Alif Wijdani (8) yang kini duduk di kelas tiga sekolah dasardan Syafiqa Nuraini (5) yang sudah duduk di bangku TK-B.

P R O F I L

BERSAMA KELUARGA. Dari pernikahanUntung Basuki-AlfitaYustrianingtyas, mereka telah dikaruniai sepasang anak, M Alif Wijdani(8) dan Syafiqa Nuraini (5).

KETIKA MENGIKUTI OUTBOUND LEADERSHIPTRAINING, di Kopeng JawaTengah, April 2008 lalu.

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

FOTO-FOTO DOK. PRIBADI

63WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

Disetiap penempatan tugas terutama di luarJakarta, Untung selalu memboyong keluarganya.Hal itu dilakukannya semata-mata karena Untungselalu ingin melihat perkembangan anak-anaknyadari waktu ke waktu. Disamping itu, Untungmerupakan tipikal orang yang selalu merindukankeluarganya (home sick) dan ingin selalu cepatberkumpul dengan keluarga sepulangnya dari be-kerja.

Dalam menjalankan hidup , Untung berpedo-man menjalani kehidupan ini seperti air mengalir,apa yang telah diperintahkan oleh Tuhan YangMaha Kuasa dilaksanakan dengan sebaik-baik-nya. Hidup ini ibarat berada dalam aliran airsungai , pada saatnya nanti akan bermuara danberhenti. Tugas manusia hanya menerima hidupsebagai kesempatan dan melaluinya dengan ke-mampuan dan kehendak yang terbatas, baik saataliran “deras atau tenang” untuk sampai kepada“kebenaran”.

“Manusia itu tinggal menjalani, adanya musi-bah maupun kejayaan itu sudah hukumnya, dilaluisaja. Toh roda kehidupan itu ada yang memutardan masih berputar, sedangkan air mengalir bisadimaknai tempat kita hidup, yaitu bumi atau dunia. Semua ituberjalan seiring berubahnya waktu, bahkan mungkin juga tem-pat. Ini kehendak Allah yang tidak bisa kita campuri, semuadiciptakan dengan batas waktu. Kita tidak bisa mengembali-kan atau mengurangi bahkan menambah waktu yang saratdengan peristiwa dan warna,”demikian mengenai filosofinya.

Selain dengan keluarga, kata Untung, ia juga berusahamemberikan loyalitas yang tinggi kepada atasannya. Tidakhanya itu, ia juga melakukan pendekatan dengan sesama te-man kerja di kantor. “Mereka sering meminta masukan tentangpekerjaan. Saya juga sering belajar dari mereka. Termasukdari yang lebih senior, semua ilmunya bisa diserap. Soalnya,bagaimana pekerjaan bisa berjalan dengan baik, kalau kitatidak melakukan koordinasi. Sedangkan staf-staf saya anggapsebagai partner dalam bekerja. Bahkan dengan penampilansaya yang irit (awet muda.red) ini, keuntungannya barangkalimembuat setiap orang terutama staf saya mudahmenganggap saya sebagai teman, jadi tidak terlalu formal.”

Sebagai pegawai yang merasa telah dibesarkan dan ba-

nyak diberi kesempatan oleh DJBC tempatnya ia mengabdisebagai aparatur negara, keinginannya khususnya untukkemajuan organisasi ini pastinya sama dengan yang lainnya,yaitu agar DJBC bisa bekerja sesuai dengan fungsi, visi danmisinya. Untung, sesuai dengan namanya, merasa beruntungdan bersyukur sekali dengan apa yang telah ia dapatkanselama ini, karena sudah banyak diberikan kesempatan danpeluang mengembangkan diri oleh DJBC.

“Karena itu malu rasanya saya kalau sering-sering memintadan menuntut pada DJBC, karena sudah banyak kemudahandiberikan organisasi ini kepada saya. Untuk itu bentuk pengabdi-an saya sesuai amanah yang diberikan pada saya saat inisebagai Kabag Keuangan, saya ingin sebisa mungkin membantuorganisasi ini sesuai kapasitas, misalnya kebutuhan mengenaianggaran, kalau memang butuh efisiensi, ya akan kita efisienkan,tetapi kalau memang butuh dana yang cepat yang nantinyabutuh alokasi anggaran yang tepat, ya bagaimana caranya kitabisa mengadakannya sesuai dengan anggaran pemerintah seca-ra prosedur yang telah ada,” tandas Untung.

SAAT MENGIKUTI PERTEMUAN WCO Regional Seminar On The Revised Kyoto Convention (22-26 September 2003) di Jakarta. (Untung Basuki barisketiga nomor dua dari kiri).

PESERTA TRAINING Course Harmonized System & Classification Japan Customs .(Untung Basuki baris belakang nomor 4 dari kanan)

63WARTA BEA CUKAIEDISI 407 OKTOBER 2008

ris

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

etugas menahan 2100 gelang dan 1150 kalung yang dike-mas ke dalam beberapa karton dan dikirimkan dariHongkong melalui Kantor Pos Bandara Soekarno Hatta (SH)dengan menggunakan jasa express mail service (EMS).Pengiriman ribuan kalung dan gelang ini dalam dokumen

hanya diberitahukan sebagai shackle (alat penyangga) dengan namapenerima Ar yang berdomisili di Pluit Timur, Jakarta Utara.

Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan KPPBC Soekarno Hatta,Eko Darmanto mengatakan, menurut perkiraan harga kalung yang di-tegah tersebut di pasaran bebas berkisar Rp. 1,5 juta, sedangkan gelangmencapai Rp. 1 juta. Dengan demikian nilai keseluruhan barangmencapai kurang lebih Rp. 3,825 milyar, dan berdasarkan asumsi nilaitersebut, maka bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI)yang seharusnya dibayar si pemilik barang mencapai Rp. 1,3 milyar.

“Kami menduga pengirim sengaja menghindarkan diri darikewajiban membayar bea masuk dan pajak-pajak,” ujar Eko. Ia jugamenyatakan bahwa penyitaan barang impor berupa gelang titanium itubaru pertama kali di bandara Soekarno Hatta.

Selain gelang dan kalung, dari hasil operasi selama seminggu se-belumnya, petugas juga berhasil menegah telepon seluler (HP) merekNokia tipe N95 sebanyak 90 buah. Puluhan HP yang diberitahukansebagai adaptor, dikirimkan dari Singapura juga dengan mengguna-kan jasa EMS, dengan nama penerima AS, J dan S yang berdomisilidi Jakarta Pusat.

Harga total HP tersebut diperkirakan mencapai Rp. 450 juta, se-hingga bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang

harus dibayar pemilik bayar sekitar Rp. 100 juta, dan juga harus me-menuhi peraturan larangan pembatasan.

“Kalau gelang dan kalung itu kita bicara penerimaan negara, se-dangkan HP itu kita bicara larangan pembatasan. Impor teleponselular hanya boleh dilakukan oleh badan hukum yang sudah memilikiizin dari instansi tertentu,” tutur Eko.

Dengan adanya peningkatan terhadap pelaksanaan tugas penga-wasan yang dilakukan KPPBC Soekarno Hatta, diharapkan penerima-an negara dari sektor bea masuk dan pajak dalam rangka impor dapatmeningkat.

Petugas Kantor Pengawasan danPelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) TipeA1 Soekarno Hatta berhasil menegah

ribuan gelang dan kalung magnetberbahan titanium yang berfungsi seba-gai alat kesehatan, serta puluhan HP

ilegal. Hasil tegahan tersebut diper-lihatkan kepada pers pada 28 Agustus

2008 di KPPBC Soekarno Hatta.

RIBUAN KALUNGDAN GELANG TITANIUM

DISITA

http://[email protected] YM : gus5kunHp 08988818201

PELUANG BISNISPEGAWAI / KELUARGA / MITRA /

KOPERASI PEGAWAIDI SELURUH INDONESIA

MENJADI DISTRIBUTOR :u Kalung Kesehatan Biofiru Pulsa Isi Ulangu Propolis Gold dan Melia Biyang

Mudahbergabungnya

Murahbiayanya

Banyakmanfaatnya,

Besarkeuntungannya

Layanan Kami :l Bebas ongkos kirim

ke seluruh Indonesial Konsultasi dan

panduan Onlinel Iklan Online di http://

iklan.guskun.coml Domain dan Hosting

murah di http://hosting.guskun.com

KALUNG dan gelang titanium serta HP ilegal ketikadiperlihatkan Kasi P2 KPPBC SH, Eko Darmanto.

BARANG-BARANG ILLEGAL tersebut dikemas ke dalam beberapa karton dan dikirimmenggunakan jasa EMS.

P

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

FOTO-FOTO WBC/KY

ky

PENGAWASAN

etugas menahan 2100 gelang dan 1150 kalung yang dike-mas ke dalam beberapa karton dan dikirimkan dariHongkong melalui Kantor Pos Bandara Soekarno Hatta (SH)dengan menggunakan jasa express mail service (EMS).Pengiriman ribuan kalung dan gelang ini dalam dokumen

hanya diberitahukan sebagai shackle (alat penyangga) dengan namapenerima Ar yang berdomisili di Pluit Timur, Jakarta Utara.

Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan KPPBC Soekarno Hatta,Eko Darmanto mengatakan, menurut perkiraan harga kalung yang di-tegah tersebut di pasaran bebas berkisar Rp. 1,5 juta, sedangkan gelangmencapai Rp. 1 juta. Dengan demikian nilai keseluruhan barangmencapai kurang lebih Rp. 3,825 milyar, dan berdasarkan asumsi nilaitersebut, maka bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI)yang seharusnya dibayar si pemilik barang mencapai Rp. 1,3 milyar.

“Kami menduga pengirim sengaja menghindarkan diri darikewajiban membayar bea masuk dan pajak-pajak,” ujar Eko. Ia jugamenyatakan bahwa penyitaan barang impor berupa gelang titanium itubaru pertama kali di bandara Soekarno Hatta.

Selain gelang dan kalung, dari hasil operasi selama seminggu se-belumnya, petugas juga berhasil menegah telepon seluler (HP) merekNokia tipe N95 sebanyak 90 buah. Puluhan HP yang diberitahukansebagai adaptor, dikirimkan dari Singapura juga dengan mengguna-kan jasa EMS, dengan nama penerima AS, J dan S yang berdomisilidi Jakarta Pusat.

Harga total HP tersebut diperkirakan mencapai Rp. 450 juta, se-hingga bea masuk (BM) dan pajak dalam rangka impor (PDRI) yang

harus dibayar pemilik bayar sekitar Rp. 100 juta, dan juga harus me-menuhi peraturan larangan pembatasan.

“Kalau gelang dan kalung itu kita bicara penerimaan negara, se-dangkan HP itu kita bicara larangan pembatasan. Impor teleponselular hanya boleh dilakukan oleh badan hukum yang sudah memilikiizin dari instansi tertentu,” tutur Eko.

Dengan adanya peningkatan terhadap pelaksanaan tugas penga-wasan yang dilakukan KPPBC Soekarno Hatta, diharapkan penerima-an negara dari sektor bea masuk dan pajak dalam rangka impor dapatmeningkat.

Petugas Kantor Pengawasan danPelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) TipeA1 Soekarno Hatta berhasil menegah

ribuan gelang dan kalung magnetberbahan titanium yang berfungsi seba-gai alat kesehatan, serta puluhan HP

ilegal. Hasil tegahan tersebut diper-lihatkan kepada pers pada 28 Agustus

2008 di KPPBC Soekarno Hatta.

RIBUAN KALUNGDAN GELANG TITANIUM

DISITA

http://[email protected] YM : gu5kunHp 08988818201

PELUANG BISNISPEGAWAI / KELUARGA / MITRA /

KOPERASI PEGAWAIDI SELURUH INDONESIA

MENJADI DISTRIBUTOR :u Kalung Kesehatan Biofir, kalung ajaib, bukan magic,

bukan mistis. Efektif membantu penderita berbagaipenyakit.

u Pulsa Isi Ulang dari bonus pulsa, menjadikan HPanda sebagai mesin isi ulang pulsa. Merubah biayakomunikasi menjadi potensi pendapatan.

Mudahbergabungnya

Murahbiayanya

Banyakmanfaatnya

Besarkeuntungannya

Layanan Kami :l Bebas ongkos kirim ke

seluruh Indonesial Konsultasi dan

panduan Onlinel Iklan Online di http://

iklan.guskun.coml Domain dan Hosting

murah di http://hosting.guskun.com

KALUNG dan gelang titanium serta HP ilegal ketikadiperlihatkan Kasi P2 KPPBC SH, Eko Darmanto.

BARANG-BARANG ILLEGAL tersebut dikemas ke dalam beberapa karton dan dikirimmenggunakan jasa EMS.

P

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 407 OKTOBER 2008

FOTO-FOTO WBC/KY

ky

PENGAWASAN