Warta Bea Cukai Edisi 400

81
PROFIL ISKANDAR SELALU IKHLAS DAN BERUSAHA MEMBERIKAN YANG TERBAIK DENGAN FASILITAS INI PERUSAHAAN DAPAT MENGATUR CASH FLOW LEBIH EFISIEN WAWANCARA KUSDIRMAN ISKANDAR MARET 2008 TAHUN XXXIX EDISI 400 PERLU PENYEMPURNAAN PERATURAN FASILITAS KITE FASILITAS KITE

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 400

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILISKANDARSELALU IKHLAS DAN BERUSAHAMEMBERIKAN YANG TERBAIK

DENGAN FASILITAS INI PERUSAHAAN DAPATMENGATUR CASH FLOW LEBIH EFISIEN

WAWANCARAKUSDIRMAN ISKANDAR

MARET 2008TAHUN XXXIX EDISI 400

PERLU PENYEMPURNAAN PERATURANFASILITAS KITEFASILITAS KITE

1WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

D A R I R E D A K S I

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. Hanafi UsmanDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Kusdirman IskandarDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Penindakan & PenyidikanHeru Santoso, SHDirektur AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy SetyoTenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &Penerimaan KCDrs. Bambang PrasodjoTenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &Penegakan Hukum KCDrs. Erlangga Mantik, MATenaga Pengkaji Bidang PengembanganKapasitas & Kinerja Organisasi KCDrs. Joko Wiyono

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Kamil Sjoeib, MA

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Sonny Subagyo, S.Sos

DEWAN PENGARAHDrs. Nofrial, M.A., Drs. Patarai Pabottinggi,Dra. Cantyastuti Rahayu, Ariohadi, SH, MA.Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.Hendi Budi Santosa,Ir. Azis Syamsu Arifin, Muhammad Zein, SH, MA.Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini,Supriyadi Widjaya,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAH` Hulman Simbolon (Medan),

Abdul Rasyid (Medan), Ian Hermawan (Pontianak)Donny Eriyanto (Makassar)Bambang Wicaksono (Ambon)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHAMira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,Untung Sugiarto

IKLANKitty Hutabarat

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail :[email protected]

REKENING GIRO a/n :MIRA PUSPITA DEWIBANK BNI 1946 CABANG CIPINANGRAWAMANGUN, JAKARTA TIMURNomor Rekening : 131339374

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

1WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

Keluarga BesarWARTA BEA CUKAI

Mengucapkan :

SelamatHari Raya

NyepiTahun Baru Saka

1930

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

D A F T A R I S I

Laporan Utama5-14

Daerah ke Daerah19-32

Info Pegawai45-47

Pengawasan50-51Satgas AI BandaraSoekarno-Hattamemusnahkan72.305 butir ecstasyyang merupakantegahan atas enamkasus pengirimanekstasi melaluibandarainternasional ini.

“Jika kita dikalahkan olehorang lain dalam satubidang, usahakan kita dapatmenang pada bidanglainnya,” begitu Iskandarberfalsafah, termasuk kisahhidup yang dijalaninyahingga mengantarnyasebagai salah satu pejabateselon III di DJBC.

60-63Profil

Wawancara15-17

Kantor Pusat DJBC, mulai 1Januari 2008 memberlakukansecara elektronik sistemabsensi bagi pegawainya.Bagaimana mekanisme pelak-sanaan sistem ini, kami kupasdalam rubrik ini, termasukinformasi mengenai pegawaiyang telah memasuki masapensiun dan berita duka cita.

Fasilitas KITE, sangatmemberikan keuntungan, baikbagi perusahaan maupunnegara, jika dijalakan denganbaik dan benar sesuaidengan aturan. Sejauhmanafasilitas ini bisa membantupara pengusaha menjalankanbisnisnya, kami kupas diLaporan Utama kali ini.

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

KPU Tipe B Batam telahdiresmikan pada tanggal 15Februari 2007, dimana se-belumnya telah menerapkanprinsip-prinsip KantorPelayanan Utama selama 6bulan tepatnya sejak 20Agustus 2007. Disampingjuga berita Seputar kegiatanperingatan Hari PabeanInternasional ke 56.

Untuk rencana ke depan,fasilitas KITE akandilakukan beberapapenyempurnaan. Mengingatfasilitas ini memilikikekhususan tersendiri, baikdari segi pelayanan maupunpengawasannya. Ikutiwawancara dengan DirekturFasilitas Kepabeanan,Kusdirman Iskandar.

3WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

1 DARI REDAKSI3 SURAT PEMBACA4 THE TRACER

Juara I Lomba Foto DalamRangka Hari PabeanInternasional 2008

18 SEKRETARIATKuliah Umum MahasiswaSTAN Prodip Bea dan Cukai

33 SEPUTAR BEA CUKAI38 KEPABEANAN

INTERNASIONAL- Hari Pabean Internasional,

“The Fight Against DrugsTrafficking”

- Sambutan Menteri KeuanganRepublik Indonesia DalamRangka Memperingati HariPabean Internasional Ke-56Tanggal 28 januari 2008

- Kegiatan Dalam rangka HariPabean Internasional Ke-56Kantor Pusat DJBC

- Pertemuan Komisi teknisNilai Pabean WCO

48 INFORMASIKEPABEANAN DANCUKAIModul Pelaporan Online(MPO) data Warehouse danEIS

51 INFO PERATURAN52 OPINI

Mimpi Seorang WidyaiswaraTentang Pusdiklat Bea Cukaiyang ia Cintai

54 PERISTIWACCC Peringati Customs daysDengan Menjelajahi GunungGalunggung

55 RUANG KESEHATANGigi Mudah Patah

56 RENUNGAN ROHANISentuhan Paskah

58 RUANG INTERAKSISukses, Keberuntungan atauUpaya ?

64 APA KATA MEREKA- Deddy Mizwar- Donna Agnesia

Surat PembacaKirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamatsurat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapidengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.

DKP Bea dan CukaiSaya mungkin salah satu hamba pilihan yang mendapat

cobaan menurut saya mungkin berat, tapi saya yakin Allah tak

mencoba umat-Nya diluar batas kemampuan. Yang saya inginkan

adalah mungkinkah DKP Bea dan Cukai dapat meringankan

beban yang selama ini membebani saya masalah biaya untuk

putra saya yang menderita autis, yang mana setiap bulannya

harus mengeluarkan dana sebesar Rp. 2.300.000 dengan rincian

sebagai berikut: untuk sekolah Rp. 1.300.000, terapi Rp.

470.000, ekskul Rp. 500.000, belum yang setiap 3 bulannya

anakku harus kontrol ke RS Omni yang terletak di Kelapa Gading

Jakarta Utara.

Kenapa ini saya ajukan ke DKP, karena teman-teman anakku

Zidan mendapat subsidi dari kantor dimana ayahnya bekerja

karena dianggap anak negara yang mempunyai kebutuhan

khusus, subsidinya itu bervariasi ada yang 2 juta dan 2,5 juta,

sehingga mereka bisa memberikan yang terbaik. Saya pun begitu

ingin memberikan yang terbaik namun apa daya karena saya

belum bisa. Yang menjadi pemikiran saya adalah bagaimana

andaikata anak-anak seperti anakku terlahir di orang yang tidak

punya, mau jadi apa kelak. Saya bekerja di KPPBC Tipe A2

Tangerang.

Yang memohon,

SOLIHIN

060076829

3WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

The TracerJuara I Lomba FotoDalam RangkaHari Pabean Internasional 2008

Nama : Kukuh Sumardono BasukiNip : 060077636Unit Kerja : KPPBC Cirebon

5WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

L A P O R A N U T A M A

5WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

ika berbicara soal Kemudahan Impor Tujuan Ekspor(KITE), sebenarnya fasilitas tersebut bukan hal baruyang kewenangannya kini dijalankan oleh DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC). Fasilitas tersebutmemang sejak awalnya ada, yaitu pada jaman pen-

jajahan Belanda dulu, pemberian fasilitasnya sudah dilaksa-nakan oleh Douane (nama DJBC saat itu-red).

Hal ini dapat dilihat dari sejarah pemberian fasilitas ke-mudahan ekspor yang tertuang dalam undang-undang tarif(undang-undang kepabeanan jaman Belanda-red), yangdibuat pada tahun 1872, dimana pada tahun 1937 pemerin-tahan saat itu sudah memikirkan agar kegiatan ekspor im-por Indonesia dapat berkembang dan menjadikan komoditiIndonesia mampu bersaing dengan negara lain.

Maka di tahun 1937 dimasukkanlah kebijakan fasilitasini dalam undang-undang tarif, yang tertuang dalam pasal3a (Staatblad 1937 nomor 907) yang berbunyi :

“Menurut peraturan dan dengan syarat-syarat yangakan ditetapkan dengan atau berdasarkan peraturanpemerintah , untuk bakal-bakal, benda-benda danbahan-bahan yang akan dipergunakan atau yang di-pergunakan untuk menyusun atau membuat daripadanya barang-barang, yang akan dikeluarkan daribahagian-bahagian Indonesia, dimana dipungut beamasuk dan bea keluar dapat diberikan pembebasanatau pengembalian bea masuk seluruhnya atausebagian”.

Dari isi pasal tersebut dapat digambarkan, bahwa fasili-tas kemudahan ekspor dapat diberikan kepada perusaha-an-perusahaan yang ada saat itu, baik dengan cara mem-berikan pembebasan bea masuk atau memberikanpengembalian bea masuk yang sebelumnya telah dijamin-kan dengan jaminan yang juga telah ditentukan saat itu.

Sedangkan, untuk pelayanan dan pengawasannya se-penuhnya dilaksanakan oleh DJBC dan tidak dijalankanoleh lembaga lain, karena DJBC saat itu sepenuhnya yangmengatur kegiatan ekspor impor maupun pengawasan lalu-lintas barang baik antar pulau dan dari luar daerah pabeanIndonesia.

Dengan adanya fasilitas tersebut, perusahaan-perusa-haan besar yang saat itu ada dan hingga kini masih berja-lan baik, seperti pabrik sepatu Bata, Unilever, pabrik banGoodyear, dan lain-lain langsung memanfaatkanya danmemberikan keuntungan bagi mereka, baik untuk persaing-an dengan negara lain, maupun untuk efisiensi produksiyang selama itu mereka rasakan cukup berat.

PELAYANAN SERTIFIKAT EKSPOR HINGGA P4BMKebijakan yang berjalan tersebut, ternyata hingga Indo-

nesia merdeka pun tetap menjadi prioritas, hal ini terbuktidengan adanya paket kebijakan ekonomi 15 Nopemberpada tahun 1978, atau kalangan pers saat itu menyebutkandengan istilah KNOP-15, dimana pasal 3a undang-undangtarif mendapat revisi dalam sistem yang diaturnya dan men-jadi sistem Sertifikat Ekspor (SE).

Sistem pada SE ini buat lebih sederhana dari yang se-lama itu telah dijalankan, dengan SE ini, para eksportir ma-upun importir tidak disyaratkan adanya impor bahan baku,namun lebih menekankan jika ada suatu eksportasi makaeksportir tersebut akan mendapatkan SE sekian persendari harga barangnya. Sehingga peraturannya sederhanasekali, bahkan bahan baku dari dalam negeri sendiri jikadiekspor akan tetap mendapatkan SE.

Hal ini tentunya untuk lebih merangsang para pengusa-ha Indonesia saat itu, agar Indonesia dapat cepat bangkitperekonomiannya setelah dijajah oleh Belanda danJepang. Dan segala upaya untuk memulihkan perekonomi-an pun dilakukan yang salah satunya memberikan fasilitasSE kepada eksportir dan importir.

Namun dalam perjalannnya, SE ini lebih banyakdisalahgunakan baik oleh importir maupun eksportir, yangterjadi saat itu adalah lebih banyak manipulasi dokumendengan tujuan hanya untuk mendapatkan pengembalianatau SE. Inilah yang terjadi saat itu sehingga negara punbanyak mengalami kerugian atas kebijakan ini.

Setelah melihat kegagalan dari sistem ini, dan seiringdengan dikuranginya kewenangan DJBC untuk melaksana-kan pengawasan dan pelayanan dibidang kepabeanan atauyang dikenal dengan adanya Inpres nomor 4 tahun 1985,dimana sebagian kewenangan pelayanan dan pengawasanDJBC beralih ke Societe Generale de Surveillance (SGS).

Dengan beralih ke SGS maka, pelayanan fasilitaskemudahan ekspor ini dialihkan kepada Pusat PengelolaanPembebasan dan Pengembalian Bea Masuk (P4BM), yangmengacu pada Indiche Tariefwet (Stbl.1924 nomor 487)dan Rechten Ordonantie (Stbl.1931 nomor 471) danregeringsverordening 31 Maret 1937 (Staatsblad tahun1937 nomor 184), yang berkedudukan di Departemen Keu-angan. Selain itu sistem yang semula menggunakan SEkembali diubah menjadi sistem yang diatur pada pasal 3aUndang-Undang Tarif.

Dari P4BM, kemudian fasilitas kemudahan eskpor,kembali berganti nama dan berada pada struktur organisasiDepartemen Keuangan setingkat Eselon I menjadi Badan

PelayananKemudahan ImporTujuan EksporSEJAK AWAL BERDIRINYA SUDAHDITANGANI OLEH DJBC

Sejak Indonesia dijajah oleh Belanda, ternyata untuk urusan perekonomiansudah dipikirkan untuk memberikan pelayanan kemudahan impor dengan tujuanekspor yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri di Indonesiasehingga perekonomian dapat menjadi lebih baik.

J

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

L A P O R A N U T A M A

Pelayanan Kemudahan Ekspor dan Peng-olahan Data Keuangan (Bapeksta Keuang-an). Namun dengan kembalinyakewenangan DJBC untuk memberikan pe-layanan dan pengawasan kepabeanan dariSGS, tahun 1995 keluarlah Undang-Undang Kepabeanan nomor 10 tentangKepabeanan, dimana untuk fasilitas kemu-dahan ekspor juga diatur dalam pasal 25ayat 1c, namun pelayanannya tetap beradapada Bapeksta.

Dengan berkembangnya fasilitas terse-but, maka seiring dengan adanya re-orga-nisasi di jajaran Departemen Keuangan,maka pada Desember 2000, Bapeksta ber-ganti nama menjadi Badan Informasi danTeknologi Keuangan (Bintek) yang dipimpinoleh unit eselon I.

Menurut mantan Kepala Bintek dan kinimenjabat sebagai Kepala Direktorat UtamaRevbang Badan Pemeriksa Keuangan(BPK), Daeng M. Nazier, pengalihan dariBapeksta ke Bintek semata-mata dilaksanakan karena ada-nya re-organisasi pada jajaran Departemen Keuangan(Depkeu), pada saat itu posisi Bapeksta yang menanganifasilitas kemudahan ekspor menjadi bagian dalam tugasyang dilaksanakan oleh Bintek.

“Sebenarnya pada saat itu terjadi dua tugas yang salingbertolak belakang di Bintek, dimana yang satu menanganifasilitas kemudahan ekspor dan yang satunya khusus me-nangani informasi dan teknologi keuangan. Sehingga, apayang menjadi tugas utama Bintek sesuai dengan namanyajuga menjadi agak membingungkan, namun itu tetap kamijalani dengan baik dan akhirnya dapat kami siapkan hinggakembali ke DJBC,” ujar Daeng.

PENGALIHAN DARI BINTEK KE KITETiga tahun berjalan pelayanan fasilitas Bintek, tahun

2003 terjadi lagi re-organisasi di jajaran Depkeu, yang ma-na salah satunya menghapus kedudukan Bintek padajajaran eselon I dan dikembalikan kepada jajaran eselonII.”Seiring dengan penghapusan Bintek, maka pelayananfasilitas kemudahan ekspor ini di kembalikan ke DJBC,yang secara fungsi dan tugasnya sejak dulu juga telah me-layani fasilitas tersebut,” jelas Daeng

Tahun 2003 tepatnya Agustus setelah Bintek dihapusdari jajaran Depkeu, untuk mengisi kekosongan tugas kelu-arlah Keputusan Menteri Keuangan nomor 129/ PMK.04/2003 tentang Pembebasan dan/ataupengembalian bea masuk dan/atau cukaiserta PPN dan PPnBM tidak dipungut atasimpor barang dan/atau bahan untuk diolah,dirakit atau dipasang pada barang lain de-ngan tujuan untuk diekspor dan pengawas-annya.

Keputusan menteri tersebut, hanyalahsebagai transisi sebelum sepenuhnya pe-layanan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor(KITE) dijalani oleh DJBC. Dan pada De-sember 2003, keluarlah Keputusan MenteriKeuangan nomor 580/KMK.04/2003 tent-ang Tatalaksana Kemudahan Impor TujuanEkspor dan Pengawasannya. Maka, sejakitulah pelayanan KITE kembali dilayanioleh DJBC baik pemberian fasilitasnya ma-upun pengawasannya.

Menurut Direktur Fasilitas Kepabeanan,Kusdirman Iskandar, fasilitas KITE yangkini dijalankan oleh DJBC, sudah diaturoleh undang-undang nomor 17 tahun 2007

tentang Kepabeanan, fasilitas KITE juga te-lah diatur didalamnya tepatnya pada pasal 26ayat 1 K.

“Fasilitas KITE ini terbagi menjadi dua,pertama pembebasan yang merupakan fasi-litas pembebasan bea masuk dan atau cukaiserta PPN dan PPnBM tidak dipungut atasimpor barang dan atau untuk diolah, dirakitatau dipasang pada barang lain yanghasilnya untuk tujuan ekspor atau diserahkanke kawasan berikat. Kedua, fasilitas pengem-balian, artinya pengembalian bea masuk danatau cukai yang telah dibayar atas impor ba-rang lain yang hasilnya untuk diolah, dirakitatau dipasang pada benda lain yang hasilnyauntuk tujuan ekspor atau diserahkan kekawasan berikat,” papar Kusdirman.

Lebih lanjut Kusdirman menjelaskan,dengan beralihnya pelayanan fasilitas Bintekke KITE, maka untuk dokumen juga menga-lami perubahan dan kini menyesuaikan de-ngan yang ada di DJBC.

Menurut Kepala Seksi KITE Direktorat FasilitasKepabeanan, Listriono, persiapan yang dijalani oleh DJBCsaat itu adalah, mempersiapkan aplikasi baru guna menam-pung migrasi data dari Bintek Keuangan ke DJBC, karenasistem aplikasi komputer keduanya berbeda, dan DJBC ha-rus membuat sistem aplikasi baru yang sesuai dengan sistemyang ada di DJBC.

“Dari sisi pegawai, DJBC mendapat tambahan pegawaiakibat pertambahan pegawai Bintek yang menangani fasilitasini ke DJBC, untuk itu masing-masing Kantor Wilayah harusmenyiapkan tempat khusus untuk pelayanan KITE,” kataListriono.

Lebih lanjut dijelaskan Listriono, pada saat DJBCkembali menjalankan kewenangannya dalam memberikanfasilitas KITE, DJBC belum dapat memilah-milah antaraperusahaan yang masih aktif dan yang sudah tidak aktif,karena pada waktu itu kondisinya belum berjalan denganbaik, terutama karena kendala migrasi data sehinggajumlah perusahaan yang ikut KITE tidak bisa terdeteksi.Namun untuk saat ini jumlah perusahaan yang aktif meng-gunakan fasilitas KITE sekitar 1.350 perusahaan.

HAMBATAN SAAT PENGALIHANNamun demikian, DJBC juga mengalami hambatan pada

saat pengalihan kewenangan KITE ini, antara lain Listrionomenjelaskan dari sisi peraturan, DJBC harus mempersiapkan

pengganti KMK nomor 615/KMK.05/1997yang menjadi acuan pelayanan Bapekstasaat itu, dan membentuk Tim KerjaPelayanan KITE di setiap Kanwil dikarenakantupoksi pelayanan KITE belum ada di strukturorganisasi DJBC.

Kendala lainnya, adanya beban laporanekspor (BCL.KT01 dan BCL.KT02) yangmencapai 1000-an register yang dilimpahkanke DJBC dan pelaporan kembali laporantersebut dengan menyesuaikan sistemaplikasi yang baru. Dan kendala yang cukuputama pada pengalihan KITE ini adalah,minimnya ruangan untuk pelayanan makaterjadi penumpukan dokumen laporan eksporyang sangat besar sehingga membutuhkanruangan yang cukup luas.

“Dari sisi migrasi data memang saat itusangat bermasalah sekali, karena jika kitaberbicara sisdur KITE maka kita akanberbicara mengenai PIB. Nah, PIB padaBintek pada saat itu saldonya masih cukup

DAENG M. NAZIER. Pengembalianfasilitas Bintek ke KITE sesuai dengankewenangan pemberian fasilitas danpengawasannya.

LISTRIONO. Beberapa kendala yangdihadapi DJBC saat pengembaliankewenangan KITE, adalah dari sisiperaturan, data dan kepegawaian.

FOTO : FOTO WBC/ATS

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

7WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

banyak dan belum direalisasi semua importasinya, sehinggabelum dapat dipertanggungjawabkan, sehingga pada saatpengalihan begitu kita akan melihat data yang ada di Bintekatau akan kita migrasikan datanya, itu kadang terputus dantidak muncul pada sistem DJBC, dan itu yang sering menjadimasalah saat itu,” kata Kusdirman.

Namun, seiring dengan perkembangan dan perjalanan-

nya, kini fasilitas KITE terus mengalami penyempurna-an, hal ini digambarkan dengan adanya perubahankebijakan beberapa kali tentang KITE yang dimulai se-jak KMK 615 tahun 1997, menjadi KMK 129 tahun 2003,lalu KMK 580 tahun 2003. Sementara itu untukKeputusan Direktur Jenderal Bea Cukai pun beberapakali mengalami perubahan, mulai dari Kep. Dirjennomor 205 tahun 2003 berubah menjadi Peraturan Dir-jen nomor P-25 tahun 2005 dan terakhir diubah menjadiPeraturan Dirjen nomor P-14 tahun 2005.

Penyempurnaan pelayanan dan pengawasan KITEhingga saat ini memang masih terus berjalan, upayatersebut dilakukan DJBC demi penyempurnaan pelayan-an fasilitas KITE yang ada saat ini dan yang akandatang, karena hingga kini telah banyak perusahaanbesar yang tetap menggunakan fasilitas KITE dan men-dapatkan keuntungan baik untuk perusahaannya, dae-rah yang dijadikan tempat usahanya, maupun kepadanegara dengan peningkatan perekonomian negara.

Selain itu, perbaikan pun ditujukan demimewujudkan mekanisme pengawasan yang lebih efektifdan efisien kepada perusahaan penerima fasilitas KITE,yang selama ini juga kerap dijadikan peluang bagioknum perusahaan yang hanya mencari keuntungandirinya sendiri.

Fasilitas KITE memang sangat menguntungkan baikbagi perusahaan maupun bagi negara jika pelaksanaanperaturan dan pengawasannya dijalankan dengan baikdan benar, karena jika pemerintahan saat penjajahanBelanda dulu sudah memikirkan fasilitas kemudahanimpor ini dapat meningkatkan perekonomian bangsa ini,tentunya setelah berjalan hampir satu abad ini,pelayanan fasilitas tersebut menjadi semakin baik dansempurna lagi, sehingga cita-cita Indonesia pada masapenjajahan dulu dapat terwujud saat ini.

SEJAK DULU. Sejak tahun 1937 pemerintahan kolonial Belanda sudah pemberian fasilitas kemudahan impor kepada perusahaan-perusahaan besar

DJBC. Sejak tahun 2004 sepenuhnya pelayanan dan pengawasan KITEberada di tangan DJBC.

FOTO ISTIMEWA

adi

7WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

L A P O R A N U T A M A

ingga saat ini perusahaan yang menerima fasi-litas KITE sudah mencapai 1.350 perusahaan.Dari jumlah tersebut, wilayah yang palingbanyak menerima permohonan untuk menda-patkan fasilitas KITE adalah Kantor Wilayah

(Kanwil) Jakarta yang kini menangani sekitar 575 peru-sahaan. Dari seluruh Kanwil DJBC yang ada di Indone-sia, sebanyak 11 Kanwil melayani fasilitas ini, dan untukjumlah yang cukup banyak, sebagian besar berada dipulau Jawa.

Pelayanan pemberian fasilitas KITE memang untuksaat ini tidak terlalu menyulitkan, hal ini juga bertujuanagar perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspordapat meningkatkan daya saing produknya di pasaraninternasional.

Selain itu, dengan memberikan dua fasilitas yangdapat dipilih oleh pengusaha, yaitu fasilitas pembebas-an dan pengembalian, fasilitas KITE dipandang cukupmeringankan pengusaha sehingga mereka dapat meng-atur cash flow dengan lebih baik.

PERSYARATAN FASILITAS KITEMenurut Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan Kan-

tor Wilayah DJBC Jakarta, Adams Rudhy Kembuan,untuk mendapatkan fasilitas KITE, peng-usaha terlebih dahulu harus mengisi Da-ta Induk Perusahaan (DIPER) dan mem-persiapkan dokumen yang diperlukan.

“Sebelum kita memberikan fasilitasKITE kepada pengusaha, terlebih dahu-lu kita harus melihat data-dataperusahaan, siapa pemiliknya, lokasinyadimana, bidang usahanya apa, apa yangdiproduksi, bagaimana proses produksi-nya, hingga bangunan pabrik yangdigunakannya, apakah milik sendiri ataumenyewa, dan lain sebagainya. Setelahsemua diteliti, maka secara ketentuansetelah data lapangan lengkap, maka da-lam waktu maksimal 14 hari akan keluarNomor Induk Perusahaan (NIPER)sebagai perusahaan penerima fasilitasKITE,” jelas Rudhy Kembuan.

Dengan seleksi yang cukup ketat na-mun tidak terlalu memberatkan pihakpengusaha, menurut Rudhy Kembuan,hingga kini setiap bulannya Kanwil Jakar-ta menerima 6 permohonan baru untukpenerima fasilitas KITE. Hal ini menurut-

nya juga diimbangi dengan pencabutan NIPER kepara pe-rusahaan-perusahaan yang dinilai sudah tidak aktif lagidalam melakukan kegiatan ekspor impornya.

Sehingga jika dilihat dari sisi peningkatan dan penurun-an penerima fasilitas KITE, maka saat ini tidak ada pe-ningkatan yang berarti, karena baik Kanwil Jakarta mau-pun Kanwil DJBC lainnya, selalu aktif dalam menyeleksidan memonitor keberadaan perusahaan KITE yang masihaktif maupun yang sudah tidak aktif lagi.

Sementara itu untuk tahun 2007 lalu, nilai pengemba-lian bea masuk untuk fasilitas KITE yang ada di KanwilJakarta mencapai Rp.220.755.746.593. Sedangkan nilaipembebasan bea masuk, cukai, PPN dan PPnBM menca-pai Rp. 4.620.603.498.629.

“Fasilitas KITE sebenarnya sangat membantu pengu-saha dalam menjalankan usahanya, karena selain mere-ka dapat meningkatkan nilai produksinya, juga dapat me-ngatur keuangan perusahaan dengan sebaik mungkin,”kata Rudhy Kembuan.

Terkait dengan pemberian fasilitas KITE kepada parapengusaha, menurut Direktur Fasilitas Kepabeanan,Kusdirman Iskandar, sejak beralihnya kewenangan pela-yanan fasilitas Bintek ke KITE, masalah prosedur dantatacara pemberian fasilitas KITE tidak jauh berbeda, na-

mun sejak DJBC menjalankan secarapenuh fasilitas tersebut, maka segala se-suatunya seperti dokumen kini disesuaikandengan yang ada di DJBC.

“Kalau dulu di Bintek dikenal denganistilah dokumen A1 hingga A10, kini diDJBC dikenal dengan istilah dokumenBCL.KT01 dan BCL.KT02. Mengenai pro-sedur dan tatacara pemberian fasilitasKITE, itu juga kita perketat untuk saat ini,mengingat saat ini DJBC secara penuhmenjalankan fungsi pelayanan dan penga-wasan fasilitas KITE,” ujar Kusdirman.

Hal ini juga diamini oleh RudhyKembuan, menurutnya penyesuaian doku-men yang ada saat ini sudah berjalan de-ngan baik, namun hambatan dalam pela-yanan fasilitas KITE yang kini terjadiadalah lebih pada minimnya sarana danprasarana yang ada, sehingga terjadi pe-numpukan dokumen yang secara teknisdapat menghambat kelancaran arus doku-men itu sendiri.

Kendala lainnya yang hingga kini masihsering terjadi adalah, masalah kurang teli-

Perlu adanya penyempurnaan peraturan yang lebih menunjang lagi, baikdalam hal pelayanan maupun dalam hal pengawasan.

H

PelayananFasilitas KITEdan Kendalanya

ADAMS RUDHY KEMBUAN. Di negaramaju pun prosedur pemberianfasilitas KITE sama dengan diIndonesia, hanya penerapannya yangmasih sedikit berbeda.

WBC/ATS

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

9WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

tinya pengusaha penerima fasilitas KITE dalam mencan-tumkan jenis PEB yang diajukan ke KPPBC, dan masalahini sebenarnya sangat merugikan pengusaha itu sendiri.

“Sering kali kami mendapat surat dari perusahaanKITE yang memohon agar PEB yang diisi jenis PEB umumdiubah menjadi PEB KITE, namun permohonan tersebutkami tolak karena kalau diisi dengan jenis PEB umum,maka tidak akan terbit Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)dimana LHP ini merupakan salah satu syarat dalammempertanggungjawabkan fasilitas KITE dengan laporanBCL.KT01 atau BCL KT.02,” terang Kusdirman.

Kendala-kendala seperti ini hingga kini masih kerapterjadi, namun umumnya jika terjadi permasalahan sepertiitu, lebih dikarenakan pengusahanya menyerahkanpenyelesaian dokumen ekspor kepada pihak lain yang ti-dak mengerti jika PEB yang diberitahukan harus mencan-tumkan PEB fasilitas.

“Jika sudah terjadi demikian, maka PEB tersebuttidak dapat digunakan untuk pertanggungjawaban fasilitasKITE sehingga importasi barang KITE dapat ditagihmelalui mekanisme pencairan jaminan,” ujar Kusdirman.

KENDALA KITE SAAT INIKendala lainnya yang hingga kini masih terus terjadi,

menurut Kusdirman ada beberapa hal, diantaranya perta-ma jaminan. Selama ini tidak ada keseragaman bentuk,jenis, jangka waktu serta dasar hukum mengenai jaminan,seperti Customs Bond, diberikan selama jangka waktupenangguhan ditambah 30 hari, dan 14 hari setelah jatuhtempo harus segera dicairkan, sedangkan jaminan bank 5hari setelah jatuh tempo harus dicairkan.

Untuk itu perlu adanya penyempurnaan mengenai ke-tentuan jaminan antara lain, KMK. No. 461/KMK.05/1997jo, KMK No. 208/KMK.01/1999 tentang Customs Bond,KMK No. 585/KMK.05/1996 jo. KMK No. 209/KMK.01/1999 tentang jaminan bank, KMK No.441/KMK.05/1999

jo. PMK No. 25/PMK.04/2005 tentang jaminan tertulis,dan penyusunan dasar hukum mengenai SSB.

Kedua kendala pada monitoring dan pengawasan,saat ini data base pada TIM KITE belum di update lagi,sehingga monitoring terhadap DIPER/NIPER danjaminan tidak optimal. Untuk itu perlu adanya optimali-sasi monitoring terhadap DIPER/NIPER dan jaminanyang sudah jatuh tempo. Dan, pemutakhiran dataDIPER dan NIPER serta penelitian mendalam terhadappemohon baru.

Ketiga aplikasi. Saat ini belum terintegrasinya selu-ruh dokumen pemberitahuan pabean secara elektronik,belum sempurnanya aplikasi monitoring jaminan antaraPIB yang akan dicairkan dengan PIB yang masih dalamproses BCL.KT01, belum tersedianya aplikasi jaminanterhadap importir yang terkena bea masuk anti dumpingdan yang mendapat pembebasan cukai, dan belumberjalannya rekonsiliasi PEB dengan outward manifes.Dengan demikian perlu diadakan penyempurnaan apli-kasi sistem yang lebih menunjang.

Keempat Sisdur, masih adanya penjualan hasilproduksi ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya (DPIL)yang tidak sesuai dengan tujuan pemberian fasilitasKITE dan jumlahnya kecil, banyaknya barang/bahanbaku impor yang disalahgunakan dengan dijual ke DPILtanpa membayar pungutan, dan kelengkapan dokumenpendukung yang dipersyaratkan tidak sesuai dengankondisi saat ini, sehingga menimbulkan permasalahandalam penyelesaian proses pengembalian danpembebasan.

Dengan demikian dari kendala Sisdur ini, perlu ditin-jau kembali ketentuan mengenai penjualan ke DPIL,kewajiban terhadap perusahaan untuk menunjuk danmembongkar barang/bahan baku impornya ke gudangyang telah ditentukan, dan perlu adanya penyempurna-an KMK No. 580/KMK.04/2003.

9WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

L A P O R A N U T A M A

Kelima penanganan prosespengembalian dan pembebas-an. Untuk proses pengembali-an dan pembebasan banyakyang belum dapat diselesai-kan, karena perbedaan per-sepsi mengenai penggunaanistilan “copy” dokumen yangdipersyaratkan, perbedaanbentuk dokumen B/L, danbeberapa persyaratan lainnyayang diperlukan dalam prosespengembalian danpembebasan yang tidak dapatdipenuhi.

PENANGANAN KENDALATerhadap kendala ini, kira-

nya perlu adanya penangan-an terhadap permasalahantersebut yang dilakukan de-ngan cara, misalnya pemben-tukan tim khusus untukpenyelesaian proses pembe-basan dan pengembalianyang hingga saat ini belumterselesaikan, khususnyapada proses pembebasandan pengembalian eks-Binteksecara intensif. Dan, penyem-purnaan ketentuan yang ber-kaitan dengan dokumen yangdipersyaratkan dan hambatanlainnya sebagai panduan danpenegasan dalam prosespenyelesaian pembebasandan pengembalian.

“Saat ini yang perlu dila-kukan adalah evaluasi perfor-mance perusahaan KITE de-ngan beberapa bentuk kegi-atan, seperti melakukanseleksi ketat terhadap permo-honan fasilitas KITE kepadaperusahaan/importir barudengan cara, analisis permo-honan untuk memastikanbahwa fasilitas yang dimintasesuai dengan tujuan pembe-rian fasilitas dan untuk meng-hindari timbulnya perusahaanyang hanya melakukan kegi-atan yang sangat sederhanadan nilai tambahnya sangatkecil,” papar Kusdirman.

Cara lainnya Kusdirmanmenjelaskan, dengan melak-sanakan pengecekan danpenelusuran secara menda-lam terhadap permohonanbaru untuk menghindari pem-berian ijin kepada perusaha-an yang sama dan telah di-bekukan atau dicabut ijinnyanamun dengan memakainama yang baru.

Selain itu, perlu dilakukanevaluasi ulang terhadap per-usahaan fasilitas KITE yangsudah ada, data DIPER yang

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

11WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

didaftarkan pada saat awal diajukan permohonan perludilakukan penelitian ulang atau update data. Dan, peneli-tian/evaluasi periodik terhadap pengguna SSB.

Sementara itu, dari Kanwil DJBC Jakarta, Rudhy Kem-buan menjelaskan, masalah utama yang ada di KanwilJakarta saat ini adalah kurangnya sarana pendukungkinerja khususnya pada ruangan baik untuk penyelesaiandokumen, maupun untuk penyimpanan dokumen.

“Untuk melaksanakan pelayanan, baik permohonanbaru maupun proses pembebasan dan pengembalian,kami tidak mengalami hambatan yang sangat krusial,pelayanan fasilitas KITE saat ini sudah berjalan denganbaik, namun kami juga perlu penunjang sarana yangada agar proses penyelesaian pelayanan dapatberjalan lebih cepat lagi,” ungkap Rudhy Kembuan.

Terkait dengan permasalahan pada kebijakan KITEsaat ini, Rudhy juga sependapat dengan Kusdirman,menurutnya perlu adanya penyempurnaan peraturanyang lebih menunjang lagi, baik dalam hal pelayananmaupun dalam hal pengawasan. Sehingga, DJBCdalam memberikan fasilitas KITE kepada parapengusaha dapat lebih optimal dan tentunya mencapaisasaran yang tepat.

Fasilitas KITE memang sangat diperlukan di negaraini sebagai salah satu pilar peningkatan perekonomianbangsa. Upaya DJBC untuk memberikan yang terbaikbagi perusahaan KITE pun terus dijalankan hingga kiniwalaupun masih banyak kekurangan yang perlupenyempurnaan secepat mungkin.

Jika penyempurnaan telah dilaksanakan dan peru-sahaan penerima fasilitas KITE semakin banyak yangmendapatkan keuntungan dengan cara dan proseduryang telah ditentukan, pastinya DJBC pun akan lebihmudah lagi dalam melayani dan mengawasi kebijakanfasilitas ini. Sehingga, fungsi DJBC sebagai trade faci-litator telah berjalan dengan baik, dan masyarakat da-pat menilai itu sebagai suatu kesuksesan negara dalammemberikan anamah tugas dan fungsi DJBC.

KETERBATASAN SARANA. Menumpuknya dokumen yang ada perlu disiasati dengan penyempurnaan aplikasi yang lebih sederhana.

PEMBEBASAN DAN PENGEMBALIAN. Dengan dua pilihan yang diberikanpada fasilitas KITE, perusahaan dapat meringankan biaya produksi dancash flow dengan baik. adi

FOTO-FOTO : WBC/ATS

11WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

L A P O R A N U T A M A

asilitas KITE adalah fasilitas yangcukup banyak diminati perusahaanprodusen yang berorientasiekspor. Sejak awal adanya fasilitaskemudahan ekspor ini, pemerintah

berharap agar industri dalam negeri dapatbersaing di pasar internasional danmembantu perbaikan perekonomian.

Namun dalam perjalanannya hingga kini,fasilitas kemudahan ekspor yang secara pe-nuh pelayanannya dilakukan oleh DJBC, ter-nyata masih menyimpan banyak kendala, khu-susnya kendala dalam melakukan pengawas-an kepada perusahaan penerima fasilitasKITE. Dengan mengandalkan audit yang ter-tuang dalam keputusan Menteri Keuangannomor 580/KMK.04/2003, pengawasan terha-dap fasilitas KITE seakan dapat terselesaikandengan mudah. Padahal, penyalagunaan fa-silitas KITE yang selama ini terjadi, pembukti-annya tidak semata-mata dengan audit saja.

Pembuktian dengan audit memang menjadi ujung tombakdari pengawasan fasilitas KITE. Namun demikian, untuk dapatmelakukan pembuktian penyalahgunaan fasilitas KITE dapatjuga dilakukan oleh unit pengawasan (Penindakan danPenyidikan), baik melalui kegiatan surveillance maupun denganmelakukan mapping (pemetaan-red) terhadap seluruh perusa-haan penerima fasilitas KITE, yang tentunyajuga berkoordinasi dengan pihak Kantor Wi-layah ataupun Kantor Pengawasan dan Pela-yanan Bea dan Cukai (KPPBC).

Hal ini dapat dibuktikan denganbanyaknya kasus tegahan fasilitas KITEyang berhasil diungkap oleh DJBC, baikyang dilakukan oleh Kantor Pusat maupunoleh Kantor Wilayah yang kini terus gencarmelakukan pengawasan terhadap fasilitasKITE.

PROSES KEPABEANAN KITE SELESAI DIPELABUHAN

Menurut Kepala Seksi Penindakan IIIDirektorat Penindakan dan Penyidikan (P2),Tatang, hambatan utama pengawasan fasili-tas KITE saat ini adalah karena proses kepa-beanannya sudah selesai di pelabuhan, makasecara prinsip apabila dokumen kepabeanansudah diselesaikan semua otomatis kewajib-annya sudah selesai, walaupun masih terhu-tang keuangan negara karena perusahaan

penerima fasilitas KITE masih menjaminkanpembayarannya kepada asuransi.

“Fasilitas ini memiliki kurun waktu satu tahunsejak melakukan importasi barang/bahan hing-ga proses ekspornya. Untuk membuktikan apa-kah benar barang yang diimpor tersebut dilaku-kan ekspor, itu audit yang dapat membuktikan.Namun dari unit P2 rentang waktu satu tahuncukup menjadi kendala karena mereka masihmemiliki hutang kepada negara walaupun mere-ka sudah memberikan jaminan. Untuk itu, kitaharus tetap mengawasi mereka, apakah barangtersebut masuk ke gudang/pabrik mereka untukdiproduksi dan diekspor atau sepenuhnya mere-ka jual di dalam negeri,” ujar Tatang.

Lebih lanjut Tatang menjelaskan, selamajangka waktu satu tahun, unit P2 terusmelakukan analisa dimulai sejak informasi yangdiberikan oleh importir produsen tersebut hinggabarang tersebut sampai ke pabrik atau gudangmereka. Karena, fasilitas ini secara administratif

sudah menyerahkan PIB dan mendapatkan SPPB sehinggabarang mereka dapat keluar dari pelabuhan.

Untuk kedepan, Tatang menjelaskan, Direktorat P2 sudahmembuat suatu mekanisme pengawasan dengan manajemenrisiko untuk fasilitas KITE, dimulai dengan melakukan mappingterhadap seluruh perusahaan KITE, hingga analisa terhadap

produk yang mereka impor dan ekspor. Denganmapping ini, maka perusahaan penerimafasilitas KITE akan dibagi menjadi tiga bagian,yaitu yang low risk, medium risk, dan high risk.

Selain itu, unit P2 juga akan melakukanmapping terhadap perusahaan asuransi yangdijadikan jaminan pengusaha untuk mendapat-kan fasilitas. Maksudnya, saat ini banyak peru-sahaan penerima fasilitas KITE yang menyalah-gunakan asuransi, bukan pihak asuransi yangsalah tapi pihak perusahaan yang memalsukanasuransinya, seperti yang baru saja terjadi diJawa Barat.

Dengan tiga kategori tersebut, maka akanmemudahkan unit P2 dalam melakukan surveil-lance baik terhadap importasi yang dilakukanperusahaan penerima fasilitas tersebut, hinggarealisasi ekspor dapat dilihat apakah benar atautidak.

“Saat ini Direktorat P2 sudah meminta kepa-da seluruh Kantor Wilayah untuk meng-updatedata perusahaan penerima fasilitas KITE, yangselanjutkan akan dilakukan mapping. Jika mere-

PengawasanKITE

Peraturan yang saat ini mengatur tentang fasilitas Kemudahan ImporTujuan Ekspor (KITE) sudah cukup memadai, namun kelemahannya justrupada mekanisme pengawasannya.

F

TATANG. Selama satu tahun DJBCharus tetap bangun untuk melakukanpengawasan importasi fasilitas KITE.

EKSI NUGROHO. Ujung tombakpengawasan fasilitas KITE ada diaudit yang dikoordinasikan denganunit P2 dan KPPBC.

FOTO-FOTO : WBC/ATS

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

13WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

ka masuk dalam kategori high risk, maka kita akan mengawasi-nya mulai dari pelabuhan hingga ke pabrik, jika mereka benarmaka kita akan tetap mengawasi hingga realisasi ekspor mereka,”terang Tatang.

Terkait dengan peraturan yang ada, Tatang menilai peraturanyang saat ini mengatur tentang pengawasan KITE sudah cukupmemadai, namun kelemahannya justru apa pada mekanisme

pengawasan. Hal ini menurutnya perlu adanya penyempurna-an sehingga fasilitas KITE tidak hanya tertumpu pada auditnamun dapat diawasi dengan metode lain yang secara perinsipunit P2 dapat lebih mudah mengawasinya, sehingga pembukti-an pelanggaran KITE pun akan semakin dapat dibuktikan.

“Setelah ini kita akan membuat pengawasan KITE lebih ter-sistem, kita juga akan lebih meningkatkan lagi koordinasi yangselama ini sudah berjalan, meningkatkan sumber daya manu-sia yang ada sekarang. Karena itu, diharapkan adanya koordi-nasi dan SDM yang memadai di KPPBC dan Kantor Wilayah,dimana perusahaan KITE tersebut berdomisili,” ungkap Tatang.

Dengan demikian, Tatang menambahkan, akan dapatmeningkatkan pengawasan atas perusahaan KITE, sehinggapotensi kerugian negara dari penyalagunaan fasilitas KITEdapat dihindari sedini mungkin.

PENGAWASAN DENGAN AUDITSementara itu menurut Kasubdit Pelaksanaan Audit Direk-

torat Audit, Eksi Nugroho, pelaksanaan audit yang dilakukanterhadap perusahaan penerima fasilitas KITE, sebenarnyasama saja dengan fasilitas yang lainnya. Hanya saja, untukfasilitas KITE, audit benar-benar menjadi ujung tombak karenapembuktian pelanggaran yang dilakukan penerima fasilitas inidapat terbukti melalui audit yang juga dikoordinasikan denganunit P2 dan KPPBC.

“Selain kita melihat stok bahan baku yang ada dari imporyang mereka lakukan, kita juga melihat realisasi ekspor merekabagaimana, artinya kita tidak hanya melihat jaminannya saja,karena masih ada waktu perpanjangan 12 bulan lagi sehinggamenjadi 24 bulan untuk lebih meyakinkan kegiatan ekspor

Data Pelanggaran KITE Tahun 2007

13WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

L A P O R A N U T A M A

mereka dan tentunya ada tidak pembayaran dari luar negeriyang masuk ke rekening mereka,” ujar Eksi.

Namun demikian, Eksi melihat untuk saat ini tren pelangar-an perusahaan penerima fasilitas KITE yang ditemukan olehDirektorat Audit setiap tahunnya mengalami penurunan, hal initak lain karena semakin baiknya tingkat kepatuhan merekaterhadap fasilitas yang mereka dapatkan.

Untuk itu, Direktorat Audit juga berharap agar data perusa-haan penerima fasilitas KITE terus di update, karena sampaisaat ini masih ada beberapa perusahaan yang sebenarnyasudah menerima fasilitas KITE puluhan tahun, namun belumpernah tersentuh oleh audit.

“Hal ini bukan karena semata-mata DJBC kekurangan SDMuntuk melaksanakan audit, namun lebih dikarenakan minimnyadata yang ada sehingga DJBC sendiri tidak tahu mana perusa-haan yang belum dilakukan audit dan mana perusahaan yangsudah dilaksanakan audit. Selain itu, saat ini audit juga terbantudengan adanya internet karena dapat melihat langsung apakahperusahaan yang menjadi buyer tersebut ada, dan apakah jenisbarang tersebut dijual di negara tersebut,” kata Eksi.

FASILITAS KITE TERSEBAR DI BERBAGAI DAERAHSementara menurut Kepala Bidang Penindakan dan

Penyidikan Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Jakarta, SeptiaAtma, sebagai Kanwil yang paling banyak melayaniperusahaan penerima fasilitas KITE, KanwilJakarta yang sebenarnya juga belum lamaoperasionalnya, cukup mengalami hambatanuntuk melakukan pengawasannya. Hal inidiungkapnya karena, perusahaan-perusahaanpenerima fasilitas tersebut tidak semata-mataada di wilayah kerja Kanwil Jakarta, namuntersebut ke daerah-daerah yang cukup me-nyulitkan.

“Selain masa satu tahun untuk melakukanpengawasan terhadap barang yang diimpor-nya, kita juga harus mengawasai tujuan ba-rang impor tersebut. Karena, bisa saja merekajual ke dalam negeri semua, sementara saatkita melakukan penegahan, mereka dapatmengelak dan mengatakan bahwa merekasudah menyelesaikan kewajiban pabeannya,”ujar Septia Atma.

Dengan dalih yang cukup kuat tersebut,hingga kini pelanggaran yang dilakukan olehperusahaan penerima fasilitas KITE, sulituntuk ditindak hingga ke pidana, umumnya te-gahan yang dihasilkan akan diselesaikan

dengan tambah bayar atau mencairkan jaminan yangtelah mereka jaminkan.

Akan hal ini diakui oleh Septia Atma, hasil tegahanyang didapatkan mengalami banyak hambatan untukdibuktikan sebagai tindak pidana, namun bukanberarti tidak dapat sama sekali dipidanakan.Sementara pengawasan melalui audit hingga kini jugaterus dilakukan.

“Jadi kami harus hati-hati dalam melakukanpenyelidikan, karena jika sedikit saja kami melakukankesalahan, maka itu dapat dijadikan peluang bagi me-reka dan kita kembali lagi hanya dapat memberikansanksi mereka dengan tambah bayar atau pencairanjaminan,” tutur Septia Atma.

Hal lainnya yang juga menjadi kendala di KanwilJakarta untuk pengawasan KITE, adalah dengantersebarnya perusahaan penerima fasilitas ini, makacukup menyulitkan untuk melaksanakan audit kepadaperusahaan tersebut, karena letaknya yang antarwilayah sehingga membutuhkan koordinasi yang lebihbaik dan ternyata memakan waktu yang cukup lamauntuk pelaksanaan auditnya.

Terkait dengan sulitnya pelanggaran fasilitas KITE untukdipindanakan, Tatang sependapat dengan Septia Atma,menurutnya pelanggaran fasilitas KITE bisa saja dimasukkansebagai pelanggaran pidana, namun unit pengawasan terlebihdahulu harus dapat mencari apakah perusahaan tersebutmelakukan pemalsuan, atau melakukan suatu pemberitahuanyang tidak benar. Jika semua itu dapat dibuktikan maka sudahpasti pelanggaran mereka dapat langsung dipidanakan.

“Mereka melihat sisi kelemahan KITE dari jangka waktuantara realisasi impor dengan realisasi ekspor yang sangat pan-jang sekali, disitulah lubang besar bagi mereka untuk dapatdimanfaatkan. Misalnya, barang yang diimpor oleh mereka sam-pai ke pabrik, tetapi di pabrik mereka menunggu waktu yangtepat untuk mengeluarkan barang tersebut,” ungkap Tatang.

Selain itu dijelaskan oleh Tatang, karena perusahaanpenerima fasilitas tersebut di berbagai daerah, maka SDMDJBC sendiri pun tidak mencukupi untuk mengawasi merekasatu persatu, sehingga mereka dengan leluasanyamengeluarkan barang tersebut.

Namun, itu semua masih dapat diantisipasi dengan audit,karena melalui audit dapat diketahui apakah barang tersebutdijual ke lokal atau barang tersebut dilakukan ekspornya.

“Sebenarnya, saat ini tren penyalahgunaan fasilitaskepabeanan meningkat. Artinya, sejak ada penerapan KantorPelayanan Utama (KPU) di Tanjung Priok, yang mana bidang

P2 selalu memperketat pengawasannya, na-mun pihak-pihak tertentu tidak berhenti begitusaja, mereka masih memiliki cara lain sepertimenitipkan barang ke fasilitas kawasanberikat atau fasilitas KITE, yang nantinya akanmereka keluarkan lagi,” kata Tatang.

Tersebarnya perusahaan penerima fa-silitas KITE dan masih minimnya peraturanyang mengatur pengawasan fasilitas ini,memang harus dibuat penyempurnaannya.Selain itu, rentang waktu yang cukuppanjang, membuat fasilitas ini cenderungdisalahgunakan.

Pembuktian yang hanya mengandalkanaudit, sekiranya juga harus ditopang denganpengawasan lain yang diharapkan dapat lebihoptimal, sehingga peluang-peluang ataucelah-celah yang dapat dijadikan moduspelanggaran fasilitas ini dapat tertutup rapat,dan tentunya DJBC akan lebih fokus dalammelaksanakan pengawasan baik kepadafasilitas KITE, maupun terhadap perusahaanyang menerima fasilitas lainnya.

DITEGAH. Perlu pembuktian yang sangat signifikan untuk tegahan KITE agar dapatdipindanakan.

SEPTIA ATMA. Perlu penyempurnaanperaturan pengawasan tentang KITE,sehingga dapat lebih optimal lagi. adi

FOTO-FOTO : WBC/ATS

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

15WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

W A W A N C A R A

Direktur Fasilitas KepabeananKusdirman Iskandar

“Tujuan Utama PemerintahAdalah Adanya Insentif Bagi Produsenyang Berorientasi Ekspor”

15WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

Bisa dijelaskan tentang fasilitas KITE?Fasilitas KITE sebenarnya terbagi menjadi dua, yaitu

fasilitas pembebasan dan fasilitas pengembalian. Adapunfasilitas pembebasan merupakan fasilitas pembebasanbea masuk dan atau cukai serta PPN dan PPnBM tidakdipungut atas impor barang dan atau bahan untuk diolah,dirakit atau dipasang pada barang lain yang hasilnyauntuk tujuan ekspor atau diserahkan ke kawasan berikat.

Sedangkan fasilitas pengembalian adalah fasilitaspengembalian bea masuk dan atau cukai yang telahdibayar atas impor barang dan atau bahan untuk diolah,dirakit atau dipasang pada barang lain yang hasilnyauntuk tujuan ekspor atau diserahkan ke kawasan berikat.

Sejak kapan fasilitas kemudahan ekspor ini ada, danapa dasar hukum dari pemberian fasilitas ini?

Fasilitas ini sudah ada sejak ditangani oleh PusatPengelolaan Pembebasan dan Pengembalian Bea Masuk(P4BM) yang mengacu pada undang-undang lama, yaituIndiche Tariefwet (Stbl.1924 Nomor 487) dan RechtenOrdonantie (Stbl. 1931 Nomor 471) danRegeringsverordening 31 Maret 1937 (Staatsblad tahun1937 Nomor 184)

Pada saat pertama kali pemerintah mengeluarkanfasilitas kemudahan ekspor ini, apa yang menjadiharapan pemerintah saat itu kepada pengusaha ?

Tujuan utama pemerintah dengan adanya fasilitas

kemudahan ekspor adalah adanya insentif bagi produsenyang berorientasi ekspor (non migas) yang sebagianbahan baku untuk produksi masih mengandalkan barang/bahan impor sehingga nantinya produk ekspor tersebutdapat bersaing di pasaran internasional.

Apakah harapan tersebut saat ini sudah terjawab ?Ya, saat ini sudah banyak perusahaan yang menikmati

fasilitas ini terutama perusahaan-perusahaan yang sudahmenjadi brand-image masyarakat, seperti PT. Honda,Indomobil, Toyota, Nestle, Unilever, Bridgestone,Goodyear, Yamaha, dan lain-lain. Juga ada perusahaanyang mulai dari awal berdiri telah menjadi ikon daerahatau nasional, seperti PT. Maspion di Surabaya.Mereka rata-rata sudah menikmati fasilitas ini puluhantahun.

Apa keuntungan pengusaha dengan adanya fasilitasini?

Dengan fasilitas ini, perusahaan dapat mengatur cashflow lebih efisien dimana seharusnya perusahaanmengeluarkan biaya terlebih dahulu untuk pungutanimpor menjadi dana yang dapat digunakan untukkeperluan lain atau mengeluarkan biaya untuk pungutanimpor terlebih dahulu yang nantinya akan dikembalikan.

Pengguna fasilitas pembebasan merupakan yangterbanyak, karena pada waktu impor barang/bahan,pengusaha hanya menyerahkan jaminan atas pungutanimpornya dan apabila barang/bahan tersebut telah diolahdan diekspor maka pengusaha wajibmempertanggungjawabkannya dengan laporan ekspor.

Sedangkan fasilitas pengembalian banyak digunakanoleh perusahaan-perusahaan yang memiliki modal besar,karena pada waktu importasi harus bayar dulu pungutanimpornya dan atas importasinya nanti dimintakanpengembalian. Disamping itu, dengan fasilitaspengembalian perusahaan dapat mengatur sendiriprosentase hasil produksi apakah sebagian akan dijuallokal atau di ekspor tergantung strategi perusahaan.

Apa yang mendasari fasilitas ini bergantipelayanannya mulai dari Bapeksta, Bintek hingga keKITE?

Pergantian pelayanan fasilitas ini merupakan dinamikadari adanya re-organisasi di Departemen Keuangan,dimana dulu pelayanan ini ditangani oleh BapekstaKeuangan, salah satu unit organisasi eselon I diDepartemen Keuangan kemudian Bapeksta Keuangandiganti dengan Bintek Keuangan dan terakhir diambil aliholeh DJBC.

Lalu sejak kapan dan apa alasannya pelayananBintek beralih ke KITE ?

Pelayanan Bintek beralih ke KITE dimulai pada bulanAgustus 2003 dengan diterbitkannya Keputusan MenteriKeuangan Nomor 129/KMK.04/2003 dan adanya re-organisasi Departemen Keuangan saat itu dimana BintekKeuangan dihapus dari organisasi DepartemenKeuangan. Akibat re-organisasi ini pelayanan beralih keDJBC.

Ketika DJBC kembali diberikan kewenangan untukmelayani fasilitas KITE, apa saja yang dipersiapkanDJBC saat itu? Dan apa kendala yang dhadapi DJBCdalam persiapannya?

Persiapan awal pengalihan ini dengan mengambil alihpemeriksaan barang ekspor dari PT. Sucifindo ke DJBCtahun 2001. Selain itu DJBC juga turut menyiapkantenaga untuk pelayanan fasilitas KITE dari lingkup DJBCsendiri. Secara penuh pelayanan KITE beralih padaAgustus 2003.

Sedangkan kendala yang dihadapi saat itu adalah

Perjalanan pemberian fasilitaskemudahan impor dengan tujuan untuk

di ekspor kembali, rupanya banyakmengalami perubahan dari awal

pendiriannya pada jaman penjajahankolonial Belanda. Setelah berjalan

puluhan tahun lamanya, kini pemerintahIndonesia berharap dengan pemberian

fasilitas tersebut, ekspor negara inidapat terus bersaing dengan negara lain,

sehingga perekonomian bangsa pundapat meningkat dengan baik.

Penyempurnaan yang hingga kini terusdilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai (DJBC) selaku regulator dalamperumusan kebijakan fasilitas

Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE),diharapkan dapat menyeimbangkan

antara pelayanan pemberian fasilitasdengan pengawasan yang lebih terfokus,sehingga apa yang menjadi tujuan utamapemberian fasilitas KITE sejak awalnya

dapat terwujud dengan sempurna.Apa maksud dari fasilitas KITE ini, dan

bagaimana DJBC menjalanikewenangannya baik dalam memberikanpelayanan maupun dalam melaksanakan

pengawasannya, berikut ini reporterWBC, Supriyadi. W dan Fotografer, AndyTria Saputra, mewawancarai Direktur

Fasilitas Kepabeanan, KusdirmanIskandar, yang secara teknis, direktorat

yang dipimpinnya ini mengatur baiktataracara pelayanan maupun prosedur

pemberian fasilitas KITE. Berikutpetikan wawancaranya :

W A W A N C A R A

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

17WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

migrasi data dari Bintek Keuangan ke DJBC dimanasistem aplikasi komputer keduanya berbeda dan DJBCharus membuat sistem aplikasi yang baru yang sesuaidengan sistem yang ada di DJBC. Disamping itu, adabeban laporan ekspor pembebasan dan pengembalianyang mencapai 1000-an register yang dilimpahkan keDJBC dan pelaporan kembali laporan tersebut denganmenyesuaikan sistem aplikasi yang baru.

Dari sisi pegawai, terjadi perpindahan pegawai Bintekyang menangani fasilitas ini ke DJBC kurang lebihsebanyak 200 pegawai Bintek, sementara kebutuhan saatitu khusus untuk wilayah Jakarta hanya sebanyak 120pegawai. Sehingga terjadi kelebihan pegawai yangakhirnya ditempatkan pada masing-masing Direktorat.

Untuk saat ini, bagaimana tatacara agar dapatmenerima fasilitas KITE ?

Perusahaan yang berorientasi ekspor yang bahanbakunya sebagian atau seluruhnya harus impor, dapatmeminta fasilitas ini dengan terlebih dahulu memilikiNomor Induk Perusahaan (NIPER) melalui KantorWilayah DJBC. Setelah memiliki NIPER, perusahaandapat mengajukan daftar barang/bahan yang akandiimpor menggunakan fasilitas pembebasan yangnantinya akan dikeluarkan SK pembebasan.

Nantinya, pada waktu importasi barang tersebutdibebaskan bea masuk/cukai dan PPN dan PPnBM tidakdipungut, namun perusahaan tersebut harusmempertaruhkan jaminan atas fasilitas tersebut.Sedangkan untuk pengguna fasilitas pengembalian, dapatmelakukan importasi dan dibayar dulu pungutan impornyadan setelah di ekspor dapat dimintakanpengembaliannya.

Hingga saat ini, apakah perusahaan yang memintafasilitas KITE trennya semakin meningkat ataumenurun ?

Secara kuantitas, jumlah total penerima fasilitas KITEsebanyak 1.350 perusahaan dari 11 Kanwil yangmelayani fasilitas KITE, dan pertambahannya juga tidaksignifikan karena antara penerima NIPER yang barudiimbangi dengan pencabutan NIPER lama. Rata-ratasetiap bulan ada 10 perusahaan penerima NIPER baru.

Apakah peraturan tentang KITE saat ini dirasakansudah bersinergi dengan pengawasannya ?

Sebenarnya terjadi ketimpangan antara pelayananKITE dan pengawasannya. Berdasarkan keputusanMenteri Keuangan nomor 580/KMK.04/2003, pengawasanKITE ada di audit. Pada kenyataannya, perbandinganantara jumlah perusahaan KITE yang di audit dengantotal perusahaan penerima fasilitas KITE masih tidakmemadai. Tetapi, secara administratif pengawasannyaadalah adanya monitoring PIB dan jaminan.

Pengawasan lainnya yang dilakukan selama ini antaralain dengan kegiatan surveillance dari unit P2, baik padasaat barang/bahan impor dibongkar dari pelabuhansampai dengan ke gudang yang bersangkutan. Ataupunpada saat hasil produksi di bawa dari pabrik sampaidengan pelabuhan. Dari kegiatan ini ternyata banyakmenghasilkan temuan-temuan penyimpangan fasilitas.

Kalau begitu, apakah ada ketentuan khusus yangmengatur tentang pengawasan KITE ?

Pengawasan untuk fasilitas KITE sebagaimana dalampasal 20 Keputusan Menteri Keuangan nomor 580/KMK.04/2003, hanya mengandalkan audit. Namun, untukpengawasan administratif dilakukan dengan melakukanpemeriksaan atas laporan ekspor yang harusdipertanggungjawabkan oleh perusahaan KITE, dimanaapabila perusahaan tidak dapat mempertanggungjawab-kan maka jaminan akan dicairkan sesuai ketentuan.

Sebenarnya apa kelemahan dari peraturan KITE saatini, sehingga banyak perusahaan penerima fasialitasKITE menyalahgunakannya ?

Sebenarnya peraturan KITE hanya mengaturpelayanan fasilitas di Kanwil DJBC dan pengawasanmelalui audit, dimana pengawasan ini mengacu padaketentuan audit. Kelemahan peraturan KITE terjadi padawaktu pelaksanaan impor-ekspornya dimana pengawasanhanya mengacu sistem dan prosedur impor-ekspor yangada. Sehingga, bisa saja perusahaan mengimpor maupunmengekspor tidak sesuai dengan barang yang ada di SKfasilitas atau penggunaan barang tidak sesuai denganperuntukan yang telah ditetapkan.

Bagaimana dengan SDM yang saat ini menanganiKITE, apakah sudah cukup mampu dalammenjalankan tugasnya ?

Sebenarnya dari sisi kemampuan pelayanan tidakmenjadi masalah, karena sebagian besar pelayanan KITEmasih ditangani pegawai yang sejak dulu bergelut denganfasilitas ini sejak Bapeksta hingga sampai ke DJBC,ditambah dengan pegawai baru yang langsungditerjunkan menangani fasilitas ini agar terjadi sinergiyang berkelanjutan atas pelayanan KITE.

Adakan kendala yang dihadapi DJBC terkait denganSDM yang menangani KITE saat ini?

Saat ini terjadi penumpukan laporan ekspor yangmasih tertunda dikarenakan beberapa sebab, antara lainjumlah pemeriksa, komputer dan ruang yang tidakmemadai. Sebagai gambaran, di Kanwil DJBC Jakarta perMaret 2007 ada sekitar 3.290 register BCL.KT01 dan1.970 register BCL.KT02 yang ditangani oleh 115pemeriksa, dimana setiap pemeriksa BCL.KT01 harusmenangani 75 register dan pemeriksa BCL.KT02menangani 124 register dengan jumlah komputer yanghanya 50 buah.

Sedangkan setiap bulannya, diterima 235 registerBCL.KT01 dan 82 BCL.KT02. Hal ini yang menjaditantangan bagi DJBC guna menangani hal tersebut,karena hal ini menyangkut pelayanan hak-hak keuangannegara yang harus dipertanggungjawabkan.

Saat ini, apa kendala yang dihadapi DJBC terhadapfasilitas KITE ?

Kendala yang dihadapi saat ini, adalah belum adanyakonsep yang menyeluruh atas pengawasan KITE mulaidari pelayanan KITE, importasi, pelaporan dan auditdimana kesemuanya memerlukan koordinasi yang lebihbaik ditunjang dengan penyempurnaan sistem aplikasipelayanan dan pengawasan.

Apa rencara ke depan DJBC terhadap fasilitas KITE ?Fasilitas KITE akan dilakukan penyempurnaan-

penyempurnaan baik dari segi peraturan, pelayanan,sistem aplikasi dan pengawasannya. Saat ini sedangdigodok peraturan pengganti Keputusan MenteriKeuangan nomor 580/KMK.04/2003.

Beberapa penyempurnaan yang akan dilakukan antaralain, pengetatan persyaratan barang/bahan yang dimpor,harus merupakan barang yang mempunyai nilai tambahsetelah melalui proses produksi. Sementara itu, untukmempercepat pelayanan diperlukan penambahan saranapelayanan, seperti komputer, ruang yang memadai,termasuk penyempurnaan aplikasi pelayanan.

Yang kiranya cukup mendapat perhatian pada penyem-purnaan fasilitas KITE juga adalah, prosedur maupunkebijakan yang menyangkut tentang KITE, dapat dijadikankurikulum, baik dalam diklat yang diselenggarakan DJBCmaupun saat pendidikan di STAN. Hal ini dirasakan cukuppenting, mengingat fasilitas KITE memiliki khususantersendiri baik pelayanan maupun pengawasannya.

17WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

e-170 mahasiswa STAN yang terdiri dari siswa ProgramDiploma (Prodip) III Kepabeanan dan Cukai tingkat I,II,II dan Prodip I Kepabeanan dan Cukai serius menyimakmateri kuliah yang disampaikan para pembicara, masing-masing Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai, Anwar

Suprijadi, Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A

Tanjung Priok, Agung Kuswandono dan Ketua Tim Percepatan Re-formasi Kebijakan Bidang Pelayanan Bea Cukai, Thomas Sugijata.

Kuliah umum yang dimulai pukul 7.00 WIB, merupakan sesipertama dan diawali dengan penyampaian materi oleh Dirjen Beadan Cukai, Anwar Suprijadi, mengenai reformasi di DJBC danupaya-upaya yang dilakukan DJBC dalam proses reformasi yangdilakukan secara sistemik.

Pada sesi ini, Dirjen juga menjabarkan hasil survei mengenaikinerja KPU yang dilakukan oleh lembaga HayGroup. Sebelummenutup kuliahnya, Anwar Suprijadi menjawab beberapa perta-nyaan dari beberapa mahasiswa serta, salah satu widyaiswara diPusdiklat Bea dan Cukai.

Setelah break sejenak, selanjutnya materi sesi kedua disam-paikan Kepala KPU, Agung Kuswandono, mengambil temaKPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, perubahan budaya kerja me-nuju Bea dan Cukai yang lebih baik. Selain menjelaskan kepadapara siswa STAN mengenai KPU Bea dan Cukai Tanjung Prioksecara keseluruhan, termasuk tantangan-tantangan yang dihada-pi pada awal pembentukan KPU. Dalam kesempatan itu, ia jugamengajak kepada para siswa untuk tetap mempertahankanidealisme para siswa supaya setelah diterjunkan di lapangantetap memegang teguh prinsip-prinsip idealisme untuk tetap jujurdan bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Materi kuliah selesaisetelah Agung menjawab pertanyaan dari para siswa,.

Sesi ketiga yang merupakan materi kuliah terakhir, disampai-kan oleh Ketua Tim Percepatan Reformasi Kebijakan BidangPelayanan Bea Cukai, Thomas Sugijata, yang mengawalikuliahnya dengan melemparkan pertanyaan kepada para siswamengenai reformasi, langkah-langkah yang dilakukan dalamreformasi dan unsur-unsur apa saja yang terlibat dalam reformasi.

Dalam penyampaian materinya, Thomas menyampaikanmengenai latar belakang reformasi kinerja, citra dan tuntutanstakeholders yang akhirnya menghasilkan pembentukan KPU.

Bisa dikatakan bahwa materi kuliah yang disampaikan parapembicara hampir seluruhnya mengenai reformasi yangdilakukan DJBC dan pembentukan KPU, hal ini bertujuan untukmemberikan pemahaman kepada para siswa mengenai keduahal tersebut dan ini sesuai dengan tujuan diadakannya kuliahumum, yaitu memberikan wawasan secara umum mengenai du-nia kepabeanan dan cukai sesuai dengan isu terbaru yaitu refor-masi di bidang kepabeanan dan cukai.

Kuliah umum ini merupakan program Korps MahasiswaBea dan Cukai STAN Bidang Pendidikan dan sudah menjadiagenda tetap bagi korps ini.

Kuliah Umum Mahasiswa

STAN ProdipBea dan Cukai

Bertempat di aula Gedung B KantorPusat Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai (DJBC), berlangsung kuliah umumBea Cukai 2008 yang diikuti para

mahasiswa Sekolah Tinggi AkuntansiNegara (STAN) dan dihadiri oleh

widyaiswara serta pejabat di lingkunganPusdiklat Bea dan Cukai.

SESI PERTAMA diawali dengan penyampaian materi oleh Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, mengenai reformasi di DJBC dan upaya-upaya yangdilakukan DJBC dalam proses reformasi yang dilakukan secara sistemik.

PARA SISWA STAN PRODIP BEA DAN CUKAI mengikuti kuliah umum yangdiadakan di Kantor Pusat Bea dan Cukai.

K

ris

FOTO : FOTO WBC/ATS

SEKRETARIAT

19WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

ertempat di halaman Kanwil DJBC Kalimantan BagianTimur peringatan Hari Pabean Internasional ke-56 tahun2008 dimulai dengan mengadakan upacara benderayang dihadiri semua pegawai dan pejabat dari KanwilDJBC Kalimantan Bagian Timur dengan KPPBC Tipe

A3 Balikpapan pada hari Senin 28 Januari 2008 (dilaksanakantanggal 28 karena tanggal 26 jatuh pada hari Sabtu). Bertindaksebagai Inspektur Upacara adalah Kepala Kantor Wilayah DJBCKalimantan Bagian Timur, Ismartono, dan sebagai KomandanUpacara Tristan Soekmono (Pj. Kepala Seksi Intelijen KanwilDJBC Kalimantan Bagian Timur).

Dalam kesempatan tersebut, dibacakan pula amanat ter-tulis Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati yangmenekankan pada permasalahan perdagangan illegal dankejahatan narkoba yang demikian kompleks. Dalamamanatnya, Sri Mulyani juga menjelaskan tiga faktor pemicuyang menyebabkan meningkatnya peredaran illegal narkobadi suatu negara, yaitu: lemahnya kapasitas interdiction yangakan mengakibatkan peningkatan risiko peredaran gelapnarkoba, peningkatan penyalahgunaan narkoba yangmengakibatkan permintaan atas barang-barang terlarang inimeningkat, serta kurangnya kerjasama antar instansi

PeringatanHari Pabean

Internasional ke-56di Balikpapan

UPACARA Hari Pabean Internasional ke-56 di Balikpapan.

Di Balikpapan, Kantor Wilayah DJBCKalimantan Timur bekerjasamadengan Kantor Pengawasan dan

Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) TipeA3 Balikpapan mengadakan

beberapa turnamen olahraga sepertisepakbola, badminton dan

tenis meja serta kegiatan sosialdonor darah yang dua tahun terakhir

ini selalu diadakan.

POTONG TUMPENG. Dilakukan oleh Kakanwil, Ismartono bersama jajaraneselon III dan IV di ruangannya sesaat setelah upacara Hari Pabeanselesai dilaksanakan.

DONOR DARAH. Kakanwil, Ismartonoturut menyumbangkan darahnya dalam kegiatan bakti sosialdonor darah menyambut HPI.

FOTO-FOTO : MUQSITH HAMIDI

DAERAH KE DAERAH

B

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

penegak hukum baik nasional maupun internasional yang ber-akibat berkurangnya efektifitas pelaksanaan tugas interdiction.

Dalam kaitan ini lanjutnya, untuk meningkatkan perannyasebagai penjaga garda terdepan perbatasan negara, DJBC selainharus mampu meningkatkan kapasitas operasionalnya, juga perlumengembangkan kerjasama dengan instansi penegak hukumlain baik nasional maupun internasional dalam rangka pertukaraninformasi dan pengalaman dalam memerangi masalah narkoba.

Dengan tema “The Fight againts Drugs Trafficking”, Hari Pa-bean Internasional ke-56 tahun 2008 menjadi momentum untukmemperingati hari bersejarah yang 56 tahun lalu ditandai dengankesepakatan bangsa-bangsa untuk mendirikan suatu wadah ker-jasama antara administrasi pabean sedunia untuk memfasilitasiperdagangan internasional, dimana wadah kerjasama tersebutsekarang menjadi the World Customs Organization (WCO).Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai anggota WCO padaperingatan Hari Pabean Internasional (HPI) kali ini berupaya me-maksimalkan dukungan dengan bekerjasama bersama instansilain yang tergabung dalam Satuan Tugas Seaport dan AirportInterdiction dalam pemberantasan perdagangan illegal narkoba.

Dalam upacara yang berlangsung khidmat ini dilakukan pulahening cipta atas meninggalnya mantan Presiden RI ke-2,Jenderal Besar H.M.Soeharto yang meninggal satu hari sebelumpelaksanaan upacara ini. Setelah upacara selesai dilaksanakan,dilanjutkan ramah tamah oleh semua pegawai yang mengikutiupacara pada pagi itu dengan makan bersama untuk mempererattali silaturahmi antar sesama.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) bersama jajaran eselon IIIdan eselon IV Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur danKPPBC Tipe A3 Balikpapan dalam kesempatan tersebut berkum-pul bersama di ruangannya dan melakukan pemotongan nasitumpeng yang kemudian dilanjutkan makan bersama sambil ber-cengkrama sehingga suasana keakraban begitu terlihat ketika itu.

Pada hari yang sama bertempat di Aula Kanwil DJBCKalimantan Bagian Timur juga diadakan kegiatan bakti sosial yak-ni donor darah oleh semua pegawai yang mau dan sehat untukmenyumbangkan darahnya sebagai wujud kepedulian dan parti-sipasi dalam rangka menyambut Hari Pabean kali ini.

Seperti tahun yang sudah-sudah kegiatan ini mendapat res-pon antusias oleh sebagian besar pegawai yang memang telahrutin melakukan donor darah. Tidak terkecuali Kakanwil Ismartonoyang turut menyumbangkan darahnya. Selain memperingati HariPabean Internasional, ia juga menyarankan agar kegiatan inidapat dilaksanakan pada Hari Keuangan. “Sehingga setahun bisadua kali kita melaksanakan kegiatan amal ini,” katanya, yang

ketika itu diambil darahnya sebanyak 350 cc oleh salah seorangdari Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan. Setelah selesaikegiatan donor darah didapat tidak kurang dari 30 kantung darahyang berhasil dikumpulkan PMI yang sangat berterima kasih akanadanya kegiatan ini.

BERBAGAI TURNAMEN OLAHRAGA MENYAMBUT HPISepakbola merupakan olahraga yang paling digemari keba-

nyakan orang khususnya pegawai bea cukai di Balikpapansehingga menjadi pertandingan persahabatan sepakbola yangditunggu-tunggu dengan begitu banyak penonton yang hadiruntuk menyaksikannya. Bertempat di Lapangan Bola “Poni”Kebun Sayur pada hari Sabtu 2 Februari pertandingan akbar inidilangsungkan untuk kesekian kalinya antara Kanwil DJBCKalimantan Bagian Timur vs KPPBC Tipe A3 Balikpapan.

Yang menambah seru pertandingan sepakbola kali ini yaknikarena ikut bermainnya para pejabat baik eselon III dan eselon IVdan dihadiri langsung oleh Kakanwil Ismartono. Dengan mempe-rebutkan trofi juara berupa piala yang telah disiapkan oleh panitia,kick off pertandingan dilakukan pada pukul 08.30 WITA diawalitendangan pertama oleh Kabid P2 Kanwil DJBC KalimantanBagian Timur, Ambang Priyonggo kepada Kepala KPPBC TipeA3 Balikpapan, Taryono Ekso Wardoyo.

Pertandingan yang berlangsung 2 x 35 menit tersebut begituramai dengan sorak-sorai penonton yang datang. Layaknyapemain bola kawakan pegawai yang bertanding memperlihatkanbakat terpendam yang dimiliki dengan silih berganti memperlihat-kan strategi penyerangan. Gol pertama tercipta pada menit ke-12ketika Pj. Kasi P2 KPPBC Balikpapan, Kromo Harmanto yang ber-posisi sebagai striker menjebol gawang Kanwil yang dijaga olehHarianto. Kemudian selang 15 menit kemudian giliran Kepala SubBagian Umum KPPBC Balikpapan, Joko Santoso menceploskansi kulit bundar dengan tendangan dari jarak 15 meter sehinggamembuat kedudukan menjadi 2-0 untuk Kantor Pelayanan.Kedudukan 2-0 kosong tidak berubah hingga turun minum.

Babak ke-2 dilanjutkan setelah beristirahat kurang lebih 15menit. Serangan dari Tim Kantor Wilayah semakin gencar untukmengoyak gawang Kantor Pelayanan dan gol yang ditunggu-tunggu itu pun tiba ketika salah satu bek Kantor Pelayanan mela-kukan blunder dengan memasukkan bola ke gawangnya sendiripada saat serangan balik yang cepat dari Tim Kantor Wilayah se-hingga mengubah kedudukan menjadi 2-1 yang membuat sema-ngat baru untuk Tim Kantor Wilayah untuk menyamakan skor.

Keasikan menyerang membuat lupa akan sisi pertahanandan itu dimanfaatkan oleh playmaker dari Tim Kantor Pelayanan,

FOTO BERSAMA. Untuk mengakhiri perhelatan akbar yang sukses diselenggarakan, dilakukan foto bersama Kakanwil yang didampingi Kepala Bagian Umum,Hery Susanto bersama kedua tim sepakbola yang bertanding.

DAERAH KE DAERAH

21WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

Ady Marwanto untuk menjebol gawang Kantor Wilayah untuk ke-tiga kalinya sehingga mengubah skor menjadi 3-1. Hingga peluitpanjang dibunyikan skor 3-1 tidak beranjak dan mengukuhkanTim Kantor Pelayanan sebagai pemenang pada pertandinganpersahabatan dalam rangka peringatan Hari Pabean ke-56 tahun2008 ini.

Trofi kemenangan pun secara langsung diserahkan olehKakanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur, Ismartono kepadaKepala KPPBC Tipe A3 Balikpapan, Taryono Ekso Wardoyoyang mewakili dari Tim Kantor Pelayanan saat pertandingantelah usai. Dalam komentarnya Kakanwil merasa senangsekali akan adanya kegiatan positif seperti ini, selain badanmenjadi sehat karena berolahraga juga keakraban antarapegawai baik Kantor Wilayah juga Kantor Pelayanan semakinmeningkat dengan bersilaturahmi.

Berikut Daftar Pemain kedua Tim yang bertanding

Kantor Wilayah DJBC KPPBC Tipe A3Kalimantan Bagian Timur : Balikpapan :1. Ambang Priyonggo (10) 1. Taryono Ekso Wardoyo (10)2. Andy Tasmiko (19) 2. Joko Santoso (9)3. Dwi Harmawanto (9) 3. CH. Natawidjaja (15)4. Hendro Yulianto (2) 4. Kromo Harwanto (16)5. Harianto (22) 5. Aulia Rachman (8)6. Agus Kurniawan (5) 6. Mu’min (3)7. M. Habibi (14) 7. Yoyon (19)8. Jenisa Abadi (11) 8. Pamadi (18)9. Ismail (16) 9. A. Mujakir (1)10. Hengky (6) 10. Prapto (6)11. Erwin (4) 11. Dodi Fenalosa (17)

Cadangan : Cadangan :1. Refly Feller (7) 1. Ady Marwanto (11)2. Ade Bambang Susanto (8) 2. Kelik Wijayanto (5)3. Deni Juliansyah (13) 3. Riyadi Kahana (12)4. Alvino Ricardo (3) 4. Muqsith Hamidi (7)5. David Tua (15) 5. Feni Muniaga (13)6. Haris Fatoni (17) 6. Ismiranto (4)7. Fahmi (12) 7. Munaedi (2)8. Suparno (18) 8. Zein (14)

BADMINTON DAN TENIS MEJASelain pertandingan persahabatan sepakbola, dalam mempe-

ringati Hari Pabean Internasional diadakan pula turnamenbadminton yang diselenggarakan pada tanggal 26 Januari sertatanggal 2 dan 9 Februari di Lapangan Badminton Indoor HotelBudiman. Mempertemukan 16 pasang pemain yang telah disu-

sun secara acak oleh panitia pertandingan badminton ganda put-ra ini dilakukan dengan sistem gugur karena keterbatasan waktudan tempat yang dimiliki.

Pada minggu pertama tanggal 26 Januari pertandingan babakpertama dilaksanakan dan meloloskan 8 pasang yang masuk kebabak ke-2 untuk selanjutnya bermain pada minggu berikutnya.Pada tanggal 2 Februari turnamen dilanjutkan kembali dan meng-hasilkan pasangan yang masuk ke final untuk memperebutkanjuara I, II dan III. Minggu berikutnya tepatnya tanggal 9 Februaridilaksanakan pertai final yang mempertemukan pasanganWawan Sulistyo dan Hasyim melawan Ade Bambang Susantoyang berpasangan dengan Haris Fatoni.

Partai final yang ditunggu-tunggu ini mempertonton-kan permainan yang cukup apik dan akhirnya melahirkanjuara baru yakni pasangan Wawan Sulistyo dan Hasyim.Kepada para juara I, II dan III mendapat hadiah yangtelah disediakan oleh panitia berupa perlengkapan ber-main badminton seperti raket, sepatu serta baju kaos dancelana khusus badminton. Berikut Daftar Juara TurnamenBadminton.1. Juara I : Wawan Sulistyo/ Hasyim2. Juara II : Ade Bambang Susanto/ Haris Fatoni3. Juara III : Riyadi Kahana/ A.Mujakir

Tidak kalah serunya bertempat di Aula KPPBC Tipe A3 Balik-papan dilangsungkan pula turnamen tenis meja. Turnamen yangsudah dimulai sejak tanggal 4 Februari ini mempertemukan 16pasang pemain untuk kategori permainan ganda dan 32 oranguntuk kategori pemainan single. Namun sayang hingga tulisan inidibuat belum diketahui pemenangnya karena turnamen masihberlangsung dengan memanfaatkan waktu senggang disela-selapekerjaan. Memperebutkan hadiah uang tunai yang disediakanpanitia menambah semangat lebih bagi para peserta untuk me-meriahkan turnamen ini.

Dari rangkaian berbagai kegiatan yang dilaksanakan di ling-kungan Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur bekerjasamadengan KPPBC Tipe A3 Balikpapan dalam rangka memperingatiHari Pabean Internasional ke-56 tahun 2008 ini dirasa berbedadengan suasana kebersamaan yang lebih melekat diantarasetiap pegawainya. Memang inilah tujuan utama penyelenggara-an even penting kali ini selain juga sebagai refreshing bagi semuapegawai sehingga memberi efek yang bagus pula dalampekerjaan keseharian di kantor.

Untuk selanjutkan tidak hanya dipertahankan tapi juga agarlebih ditingkatkan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yangmemupuk rasa persaudaraan seperti pesan Kakanwil, Ismartonokhususnya kepada segenap jajarannya di lingkungan KanwilDJBC Kalimantan Bagian Timur.

TURNAMEN BADMINTON. Foto bersama para peserta turnamen bulutangkis.

TROFI KEMENANGAN. Diserahkan langsung oleh Kakanwil, Ismartonokepada Kepala KPPBC Tipe A3 Balikpapan, Taryono Ekso Wardoyo.

FOTO-FOTO : MUQSITH HAMIDI

MuQsith Hamidi, Balikpapan

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

eorganisasi yang dilakukan di Di-rektorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) sebagaimana tercantumdalam Peraturan MenteriKeuangan Nomor : 68/PMK.01/

2007 tanggal 27 Juni 2007 tentang Orga-nisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Di-rektorat Jenderal Bea dan Cukai menetap-kan Kantor Wilayah DJBC Nanggroe AcehDarussalam (NAD) membawahi 5 (lima)Kantor Pengawasan dan Pelayanan Beadan Cukai (KPPBC) yaitu : KPPBC Tipe A4Sabang, KPPBC Tipe A4 Banda Aceh,KPPBC Tipe A4 Lhok Seumawe, KPPBCTipe B Kuala Langsa dan KPPBC Tipe BMeulaboh.

KPPBC Tipe A4 Sabang merupakan KPPBC paling jauhyang terletak di ujung barat kepulauan Indonesia, yangmempunyai peran strategis baik bagi propinsi NAD mau-pun Indonesia secara keseluruhan. Daerah Sabangberdasarkan UU Nomor 37 Tahun 2000 tentang Penetap-an Perpu Nomor 2 Tahun 2000 Tentang Kawasan Perda-gangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang menjadiUndang-Undang, telah ditetapkan sebagai Kawasan Per-dagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Maksud dan tu-juan penetapan Sabang sebagai Kawasan Bebas adalahdalam rangka upaya pemerintah meningkatkan pereko-nomian / perdagangan di wilayah Sabang.

Dilihat dari tugas dan fungsinya, peran Bea dan Cukaidi Kawasan Bebas tersebut lebih ditekankan pada fungsipengawasan, namun demikian secara umum Bea danCukai masih tetap melaksanakan fungsi pelayanan kepa-da para pengguna jasa kepabeanan di kawasan bebastersebut.

Di kota Sabang yang terletak di Pulau Weh terdapat

Tugu 0 km yang dijadikan titik awal untukmenghitung panjang wilayah daratan Indo-nesia.

TARGET PENERIMAAN TERLAMPAUIAlhamdulillah... penerimaan pungutan

BM dan PDRI Tahun Anggaran 2007 yangdiamanatkan oleh pemerintah kepadaKantor Wilayah DJBC NAD sebesar Rp.31,2 milyar dapat tercapai, bahkan dilam-paui sebesar 48% sehingga penerimaankeseluruhan menjadi sebesar Rp. 46,09milyar. Hal ini merupakan prestasitersendiri bagi para pegawai KPPBC dilingkungan Kantor Wilayah DJBC NAD.

Adapun untuk KPPBC tipe A4 Sabangyang tidak ditargetkan adanyapenerimaan (nol) karena karakteristiknyayang terletak di Kawasan Bebas Sabangsehingga pelaksanaan tugas dan fungsilebih diutamakan kepada unsur pengawas-annya, telah memasukkan penerimaannegara sebesar Rp. 23.843.172.

Target penerimaan BM dan PDRI yang dibebankandan yang telah dicapai selama tahun anggaran 2007untuk masing-masing KPPBC di lingkungan KantorWilayah dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan pencapaian target penerimaan tahun2007, untuk tahun anggaran 2008 Kantor Wilayah DJBCNAD mendapatkan amanat dari pemerintah untukmerealisasikan target penerimaan BM dan PDRI sebesarRp. 33,4 milyar atau mengalami kenaikan sebesar 7%dari target penerimaan tahun 2007.

BERKANTOR DI MESS PEGAWAI KANWIL DJBC NADUntuk sementara, menunggu selesainya pembangun-

an Gedung Kantor Wilayah DJBC NAD, aktifitas kerjadilaksanakan di Gedung Mess Pegawai di lokasi yangsama dengan Perumahan Dinas Pegawai Kantor WilayahDJBC NAD, yakni di Desa Santan, Kecamatan Ingin Jaya,Kabupaten Aceh Besar.

Walaupun ruang yang tersedia di gedung mess pega-

Kantor Wilayah DJBCNanggroe Aceh Darussalam

Permasalahan khusus yangada di wilayah NAD adalahmengenai Kawasan Pabean

(KP) dan Tempat PenimbunanSementara (TPS).

R

KEPALA KANTOR WILAYAH DJBC NAD,Achmad Riyadi.

DAERAH KE DAERAH

23WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

wai kurang memadai dan lokasi yang jauh dari pusat kotaBanda Aceh, namun hal ini tidak mengurangi semangatdan kreatifitas para pegawai untuk melakukan pekerjaansehari-hari. Justru sebaliknya para pegawai lebihbersemangat karena kalau dibandingkan dengan gedungyang lama maka gedung yang baru (Gedung MessPegawai) jauh lebih layak.

Sebagai salah satu contoh, di gedung yang lama un-tuk ruangan Seksi dan Pelaksana Bidang P2 KanwilDJBC NAD hanya menempati garasi mobil yang hanyamuat 1 mobil, akan tetapi diubah menjadi ruang P2 yangditempati 3 orang Seksi dengan 8 orang tenagaPelaksana, meskipun demikian tidak dijadikan hambatanuntuk pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari.

PERINGATAN HARI PABEAN INTERNASIONALKantor Wilayah DJBC NAD telah melaksanakan upa-

cara Hari Pabean Internasional ke-56 tanggal 26 Januari2008 bertempat di KPPBC Tipe A4 Banda Aceh padatanggal 28 Januari 2008 dengan Inspektur Upacara, Ke-pala Kantor Wilayah DJBC NAD, Achmad Riyadi. Upaca-ra diikuti oleh segenap pegawai di lingkungan KantorWilayah DJBC NAD dan KPPBC Tipe A4 Banda Aceh.

Kepala Kantor Wilayah dalam kesempatan tersebutmembacakan sambutan Menteri Keuangan RI yangmenekankan tentang perkembangan perdagangan danperedaran ilegal narkotika dan obat-obat berbahaya yangtelah lama menjadi kepedulian global. Organisasi-organisasi internasional termasuk World CustomsOrganization (WCO) juga turut meningkatkan kerjasamadan koordinasi program sebagai upaya memerangiperdagangan dan peredaran ilegal narkoba.

Dalam kaitan dengan permasalahan tersebut, Direkto-

rat Jenderal Bea dan Cukai sebagai anggota WCO mem-punyai kewajiban untuk berperan serta memutus matarantai perdagangan ilegal narkoba dan memerangi orga-nisasi kriminalnya. Pada perkembangan terakhir, Indone-sia bukan lagi hanya sebagai tempat transit dariperdagangan ilegal narkoba akan tetapi sudah dijadikantempat tujuan penjualan dan tempat produksi narkobaoleh sindikat narkoba international.

Menteri Keuangan dalam sambutannya juga menyam-paikan bahwa posisi DJBC sebagai pengawas lalu lintasperdagangan di perbatasan negara diharapkan dapat

FOTO BERSAMA, seluruh peserta rapat kerja wilayah Kanwil DJBC NAD pada 30-31 Januari 2008.

MESS PEGAWAI, di Jl. Reformasi Desa Santan, Kecamatan Ingin Jaya, AcehBesar yang dijadikan kantor sementara Kanwil DJBC NAD.

FOTO-FOTO DOKUMENTASI KANWIL DJBC NAD

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

memaksimalkan dukungannya terhadap upaya pemberan-tasan perdagangan ilegal narkoba. Mengingat modus danteknik penyelundupan narkoba semakin berkembang danterorganisir maka hal itu harus dicermati denganmeningkatkan kapasitas kerja petugas di lapangan sertaperkembangan teknik-teknik analisis intelijen dan penga-wasan yang mendukung.

Dalam amanatnya, Kepala Kantor Wilayah NAD jugamenyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepadapara pegawai di lingkungan Kantor Wilayah DJBC NADkhususnya kepada KPPBC Tipe B Kuala Langsa atasprestasinya yang berhasil menggagalkan upaya tindakpenyelundupan narkotika jenis ganja.

PENANGKAPAN PAKET DAUN GANJAApa yang menjadi perhatian dalam memperingati Hari

Pabean Internasional (HPI)tentang meningkatnyaperedaran narkoba bukanlahpepesan kosong tetapi sesu-atu yang benar-benar menja-di “current issue”. Menjelangperingatan HPI, tepatnyapada hari Sabtu 26 Januari2008 sekitar jam 16.00 WIBpetugas KPPBC Tipe BKuala Langsa bersama-samadengan petugas P2 KanwilDJBC NAD berhasil mengga-galkan upaya tindak pidanapenyelundupan narkotikagol I jenis daun ganja keringsebanyak 22 (dua puluh dua)paket dengan berat brutto 22(dua puluh dua) kg.

Daun ganja kering yangberasal dari NAD adalahjenis ganja dengan kualitasnomor 1 dan terbaik di duniasehingga banyak diminatioleh orang-orang yang tidakbertanggung jawab.

Modus operandi dalamupaya penyelundupan daunganja kering tersebut dilaku-kan dengan disembunyikan

di berbagai tempat antara lain, di ruang dapur yang kotor,tumpukan tali kapal, anjungan kapal, haluan kapal dan dibalast air dari KM. Dewantara Jaya. Pada peristiwa ini,berhasil juga diamankan 6 (enam) orang oknum ABK KM.Dewantara Jaya yang diduga sebagai pemilik paket daunganja kering tersebut.

Ditinjau dari segi hukum, perbuatan para penyelundupini telah melanggar ketentuan Pasal 53 Undang-UndangNomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan danPasal 78 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997tentang Narkotika, hal mana pelaku diancam dengansanksi pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dandenda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus jutarupiah).

Penyelesaian atas kasus tersebut, selanjutnya untukbarang bukti berupa 22 (dua puluh dua) paket ganjakering, sarana pengangkut KM. Dewantara Jaya dan 6orang ABK KM. Dewantara Jaya diserahterimakan kePOLRES Langsa guna dilakukan pengembangan penyeli-dikan dan penyidikan lebih lanjut.

RAPAT KERJA KANTOR WILAYAH DJBC NADBertempat di KPPBC Tipe A4 Banda Aceh pada tang-

gal 30 Januari - 31 Januari 2008, telah diadakan rapatkerja wilayah yang diikuti oleh seluruh KPPBC yang adadi lingkungan Kantor Wilayah DJBC NAD.

Rapat kerja wilayah yang diadakan tersebut antaralain membahas evaluasi atas pelaksanaan program kerjatahun 2007 dari tiap-tiap KPPBC dan masing-masingKepala Bidang yang ada di Kantor Wilayah DJBC NAD.Selain itu dibahas juga rencana program kerja untuktahun anggaran 2008, kendala-kendala yang dihadapiselama dalam tahun 2007 dan juga kendala-kendala yangmungkin akan dihadapi pada tahun 2008 serta solusi atausaran upaya pemecahan atas masalah tersebut.

Rapat Kerja Wilayah juga membahas berbagai topikyang ada baik di tingkat pusat maupun daerah. Rapatkerja wilayah di lakukan dengan membentuk 3 komisipembahasan yaitu : Komisi Umum, Komisi Pelayanan danKomisi Pengawasan.

Komisi umum melakukan pembahasan segala perma-

UPACARA. Kakanwil DJBC NAD menyampaikan amanat Menteri Keuangan dalam upacara memperingati HariPabean Internasional.

BARANG BUKTI. Kepala KPPBC Kuala Langsa pada saat serah terimabarang bukti ganja kering dengan Polres Langsa.

FOTO-FOTO DOKUMENTASI KANWIL DJBC NAD

DAERAH KE DAERAH

25WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

salahan-permasalahan umum yang ada di KPPBC mau-pun Kanwil antara lain kebutuhan pegawai, sarana danprasarana kantor, mutasi pegawai, disiplin pegawai, kepang-katan, rumah tangga dan lain-lain.

Komisi Pelayanan melakukan pembahasan atas sega-la permasalahan di bidang kepabeanan dan cukai danfasilitas kepabeanan dan Cukai antara lain meliputi tata-laksana kepabeanan, klasifikasi, profil harga, fasilitas,Kawasan Pabean, TPS, perijinan dan lain-lain yang ber-kaitan dengan bidang kepabeanan dan cukai serta fasili-tas kepabean.

Komisi pengawasan melakukan pembahasan khususdi bidang penindakan dan penyidikan serta bidang audit,permasalahan yang dibahas antara lain, patroli laut, ope-rasi cukai, pengawasan atas barang larangan dan pemba-tasan, kegiatan intelejen, tim narkotika dan psikotropika,satgas aiport/sea port interdiction, profiling importir/komoditi, Daftar Rencana Obyek Audit (DROA), evaluasiatas temuan tim audit, dan lain-lain.

Permasalahan khusus yang ada di wilayah NAD ada-lah mengenai Kawasan Pabean (KP) dan Tempat Penim-bunan Sementara (TPS). Sebagai konsekuensi dalammelakukan kegiatan kepabeanan, pengelola pelabuhanlaut, bandar udara dan tempat lain diwajibkan memiliki ijindan memenuhi ketentuan-ketentuan dari instansi pemerintah.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuang-an RI Nomor 70/PMK.04/2007 tanggal 27 Juni 2007tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Se-mentara, terdapat syarat yang harus dipenuhi olehpengelola pelabuhan laut/bandar udara untuk pengajuanpenetapan sebagai KP dan syarat yang harus dipenuhipengusaha untuk mengajukan penetapan TPS, antara lainkewajiban mempertaruhkan jaminan sebesar luas TPS,menyediakan sarana dan prasarana ruangan untuk petu-gas Bea dan Cukai, surat keterangan dari penanggungjawab KP dan lain-lain.

Belum adanya pengajuan permohonan penetapan KPdari pengelola pelabuhan laut/bandar udara di NADmengakibatkan belum adanya penetapan KP oleh Mente-ri Keuangan cq DJBC. Penetapan suatu tempat sebagaiKP diperlukan oleh Bea dan Cukai dalam melakukanpengawasan lalu lintas barang dan memberikan pelayan-an kepabeanan kepada masyarakat. Keberadaan KPyang telah memiliki ijin juga diperlukan oleh PengusahaTPS, mengingat salah satu persyaratan untuk mendapat-kan ijin sebagai pengusaha TPS yaitu adanyarekomendasi dari penanggung jawab KP.

Belum dimilikinya ijin TPS dari Menteri Keuangan cq

DJBC, menyebabkan pengusaha TPS belum dapat men-jalankan kegiatan usahanya. Di samping hal tersebut, ke-wajiban mempertaruhkan jaminan juga merupakan salahsatu kendala bagi pengusaha untuk melakukan investasi,mengingat volume kegiatan impor ekspor di NAD yangrelatif masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut upaya yangtelah dilakukan oleh Kantor Wilayah DJBC NAD adalahmelakukan pendekatan dan sosialisasi mengenai KP danTPS dengan pihak pengelola pelabuhan laut/bandarudara maupun pengusaha setempat. Berkat sosialisasidimaksud, saat ini PT. Arun NGL dan PT. Pupuk IskandarMuda sudah mendapat penetapan sebagai KP dan TPS.

Permasalahan lain yang perlu segera mendapat penyele-saian adalah belum adanya Peraturan Pemerintah yangmengatur Tatalaksana Pemasukan, Pengeluaran dan Peng-awasan Barang Ke dan Dari Kawasan Perdagangan BebasDan/Atau Pelabuhan Bebas Sabang sebagai pengaturanlebih lanjut dari UU Nomor 37 Tahun 2000 tentang PenetapanPerpu Nomor 2 Tahun 2000 Tentang Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas Sabang.

PP tersebut diperlukan selain sebagai dasar hukumbagi petugas Bea dan Cukai dalam melaksanakan tugasdan fungsinya di Kawasan Bebas Sabang tersebut, jugakarena telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor: 11Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh yang berlakukhusus di wilayah NAD yang juga mengatur berbagai haltentang pemasukan dan pengeluaran barang dari/dan keKawasan Bebas Sabang. Dengan terbitnya PP tentangKawasan Bebas Sabang diharapkan baik ketentuan yangada dalam PP tersebut maupun Undang-Undang Nomor :11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh dalam pelaksa-naannya di lapangan dapat berjalan dengan selaras dantidak saling bertentangan.

Kantor Wilayah DJBC NAD telah menyusun danmengajukan usulan rancangan/draft Peraturan Pemerin-tah dimaksud ke Kantor Pusat DJBC untuk pengkajiandan keputusan lebih lanjut.

Disamping beberapa permasalahan yang mendapatperhatian khusus tersebut, seperti halnya permasalahanyang ada di setiap KPPBC maupun di Kantor Wilayahadalah kurangnya tenaga pemeriksa.

Dari rapat kerja wilayah tersebut diharapkan KantorWilayah DJBC NAD beserta seluruh KPPBC dibawahnyadapat mengemban tugas pokok dan fungsi sebaik-baiknya sebagaimana yang diamanatkan oleh MenteriKeuangan dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada tidakdijadikan alasan untuk tidak melakukan yang terbaik bagiDirektorat Jenderal Bea dan Cukai.

PENGARAHAN KAKANWIL, dalam Rapat Komisi Pengawasan padaRakerwil NAD.

SEGEL. KM. Dewantara Jaya yang disegel oleh Bea Cukai.

Kiriman Kanwil DJBC NAD

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

alam rangka melaksanakan amanat Pasal 14 hurufc Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK 01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja InstansiVertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, BidangFasilitas Kepabeanan Kantor Wilayah DJBC Suma-

tera Utara (Sumut) telah membuat pembagian kerja danuraian tugas (job description) yang bertujuan untuk mening-katkan pelayanan kepada pengusaha yang mendapatfasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE). Pembagiankerja dilakukan berdasarkan jumlah NIPER dan kewenangandalam mengoperasikan komputer pelayanan KITE.

PEMBAGIAN KERJA KITEPembagian kerja di Pelayanan KITE Kantor Wilayah

DJBC Sumut dilakukan secara profesional dan proporsional.Seorang Kasi KITE wajib mengetahui dan menguasai secaradetail prosedur pelayanan serta bertanggung jawab terhadappelayanan yang diberikan kepada pengusaha penggunaFasilitas KITE. Pekerjaan yang dilakukan oleh Kasi KITEmulai dari penyelesaian permintaan Nomor Induk Perusaha-an (NIPER), pembuatan Surat Keputusan Pembebasan,penelitian PIB dan jenis jaminan yang diajukan, penyelesaianLaporan Ekspor (BCL-KT.01) sampai dengan prosespengembalian jaminan (SPPJ).

Kasi KITE dalam melaksanakan tugas dibantu oleh bebe-rapa pegawai pelaksana pemeriksa dan seorang PelaksanaSenior sebagai Koordinator. Masing-masing bekerja sesuaidengan pembagian kerja secara proporsional dimana dalammelaksanakan pekerjaan berpedoman pada Standard Opera-ting Procedure (SOP) yang disusun dan ditetapkan olehKepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dengan berdasarkanpada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003tentang Tatalaksana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor danPengawasannya dan Keputusan Direktur Jenderal Bea danCukai Nomor KEP-205/BC/2003 tentang Petunjuk Pelaksana-an Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Pengawasannya.

Terhadap Surat Keputusan Pembebasan yang telahdikeluarkan dan disampaikan kepada pengusaha yangmendapat fasilitas KITE, Kasi KITE berkewajibanmemonitor pelaksanaannya, apakah waktu pengimporanbahan bakunya tidak melampaui jangka waktu yang telahditetapkan atau hasil produksinya telah diekspor ataudimasukkan ke Kawasan Berikat (KB) termasukpersyaratan yang diijinkan menjual barang jadi ke DPIL.

Kasi KITE juga dituntut untuk lebih proaktif dalammengawasi jaminan/PIB yang telah dan akan jatuh tempo,yaitu dengan membuat Surat Teguran kepada pengusahayang mendapat fasilitas KITE dan surat pemberitahuankepada penjamin serta membuat Surat KeputusanPencairan Jaminan. Sehingga seorang Kasi KITE mem-punyai kewenangan untuk melakukan pembinaan kepadapengusaha yang mendapat fasilitas KITE.

PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM SISTEM KOMPUTERUntuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, Kasi

KITE diwajibkan menguasai cara pengoperasian komputer,karena pelayanan KITE sudah menggunakan sistem kompu-terisasi. Dengan memahami sistem yang ada, Kasi KITEdapat juga mengawasi pekerjaan pegawai pelaksana peme-riksa yang bekerja dengan menggunakan komputer sesuaidengan kewenangannya.

Pembagian kewenangan untuk mengoperasikan kom-puter pelayanan KITE di Bidang Fasilitas Kepabeanan di-tetapkan menurut tugas dan tanggung jawabnya masing-masing termasuk kewenangan Kepala Bidang FasilitasKepabeanan dalam rangka mengawasi pekerjaan bawah-annya.

Selain bekerja menggunakan Sistem Komputer, pega-wai di Pelayanan KITE Kantor Wilayah DJBC Sumut jugamelakukan pencatatan/pembukuan secara manual terha-dap pekerjaan-pekerjaan yang belum sepenuhnya dapatdilakukan oleh sistem. Seperti pencatatan/pembukuanterhadap NIPER yang masih aktif, karena dalam aplikasipelayanan KITE fasilitas/menu untuk mencabut NIPERbelum tersedia, sehingga apabila kita menginginkan dataNIPER yang masih aktif dalam periode tertentu, sistemakan mengeluarkan seluruh NIPER yang pernah ada diKantor Wilayah DJBC Sumut. Demikian juga dalammemonitor jaminan yang sudah diserahkan kepada yangbersangkutan atau jaminan yang telah jatuh tempo masaberlakunya masih dibantu dengan pekerjaan manual.

PEMBAGIAN JUMLAH PERUSAHAANPerusahaan pengguna fasilitas KITE yang ada di pelayan-

an KITE Kantor Wilayah DJBC Sumut sebanyak 42 NIPERdan jumlah Seksi KITE 2 seksi. Pembagian kerja dilakukandengan membagi rata jumlah NIPER, sehingga masing-ma-sing Kasi KITE melayani dan mengawasi perusahaan KITE

Pelayanan

KITEDI KANWIL DJBC

SUMATERA UTARA(Bagian II)

Selain bekerja menggunakan SistemKomputer, pegawai di Pelayanan KITE

Kantor Wilayah DJBC Sumut jugamelakukan pencatatan/pembukuansecara manual terhadap pekerjaan-

pekerjaan yang belum sepenuhnya dapatdilakukan oleh sistem

D

FOTO-FOTO : HULMAN SIMBOLON

DAERAH KE DAERAH

27WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

sebanyak 21 NIPER. Pembagian perusahaan tersebutditetapkan oleh Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan. Apabilaada permohonan permintaan NIPER baru, Kepala BidangFasilitas Kepabeanan menunjuk salah satu Kasi KITE untukmemproses dan menyelesaikan data Daftar Isian Perusahaan(DIPER) baru tersebut sampai dengan NIPER diterbitkan danditerima oleh pengusaha yang mendapat fasilitas KITE.

Selanjutnya jika ada permohonan permintaan NIPERbaru berikutnya, Kepala Bidang Fasilitas Kepabeananakan menunjuk Kasi KITE berikutnya, demikianseterusnya. Setiap ada penambahan NIPER baru akanditambahkan dalam daftar pembagian kerja Kasi KITE.Demikian juga halnya dengan permohonan pengembalianBea Masuk dan Cukai, Kepala Bidang FasilitasKepabeanan akan menunjuk Kasi KITE I atau Kasi KITE IIuntuk memproses dan menyelesaikan sampai denganSurat Keputusan Pengembalian Bea Masuk dan Cukai di-terbitkan dan disampaikan kepada pengusaha yang men-dapat fasilitas KITE.

PELAYANAN SEGERAPelayanan yang dilakukan di Pelayanan KITE Kantor

Wilayah DJBC Sumut berpedoman dengan Standar Pela-yanan Publik yaitu dengan memberikan pelayanan segeradengan mematuhi waktu pelayanan, transparan, konsis-ten, dan akuntabel.

Pelayanan KITE yang membutuhkan Pelayanan Sege-ra hanya dalam rangka pemberian Surat Tanda TerimaJaminan (STTJ), karena STTJ merupakan syarat utamauntuk memproses PIB dengan Fasilitas KITE di KPPBCyang menggunakan Sistem PDE/online, sedangkan bagiKPPBC yang belum PDE/online, STTJ merupakan syaratutama untuk mengeluarkan barang impor yangmenggunakan Fasilitas KITE, maksudnya adalah bahwadalam pelayanan PIB yang sudah PDE/online penelitianSTTJ (PIB dengan jaminan) dilakukan oleh sistem(komputer) sedangkan pelayanan PIB yang belum PDE/online penelitian STTJ (PIB dengan jaminan) dilakukansecara manual (oleh pegawai).

Pelayanan lainnya seperti pemberian SK Pembebas-

an, SK Pengembalian, Pengembalian Jaminan asli (SPPJ)dan pemberian NIPER sudah ditentukan jangka waktunyaberdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 580/KMK.04/2003 dan Keputusan Direktur Jenderal Bea danCukai Nomor KEP-205/BC/2003.

Untuk mempersingkat waktu pelayanan di bidangKITE, telah dilakukan reformasi dimana pelayanan pene-rimaan dokumen KITE yang selama ini harusdisampaikan melalui Kepala Kantor Wilayah DJBC selakuKetua Tim Kerja KITE, diubah menjadi: penerimaandokumen KITE langsung diserahkan ke loket pelayananKITE dengan tanda terima (proses komputer), hal terse-but dilakukan selain untuk mempersingkat waktu pelayan-an, juga untuk menghindari tuntutan dari pengusaha KITEtentang sudah atau belum diterimanya dokumen KITE dipelayanan KITE, kecuali yang tetap harus disampaikanmelalui Kepala Kantor Wilayah DJBC adalah permohonanpengembalian Bea Masuk dan Cukai serta permohonanNIPER baru.

Perubahan pelayanan juga dilakukan dalam rangkapenerbitan SK Pembebasan, yang selama ini sebelum SKPembebasan ditandatangani oleh Kepala Kantor WilayahDJBC terlebih dahulu diajukan Konsep SK Pembebasanyang substansinya sama dengan SK Pembebasan (hanyapada judul diatasnya tercetak kata “konsep”), setelahkonsep disetujui baru kemudian SK Pembebasan yangakan ditandatangani dicetak dan diajukan kembali,sehingga proses untuk penandatanganan SK Pembebas-an bolak-balik dari Bidang Fasilitas Kepabeanan ke Kepa-la Kantor Wilayah DJBC, prosedur tersebut dilakukan se-suai dengan aplikasi yang tersedia pada pelayananKITE.

Perubahan yang dilakukan adalah SK Pembebasanyang akan ditandatangani dicetak dan diajukan bersama-sama dengan Konsep SK Pembebasan kepada KepalaKantor Wilayah DJBC dengan membuat Nota yang sub-stansinya “apabila bapak tidak berpendapat lain bersamaini disampaikan SK Pembebasan mohon ditandatangani”,hal tersebut dilakukan karena pada umumnya konsep SKPembebasan yang diajukan disetujui dan apabila ada

konsep SK Pembebasanyang tidak disetujui,maka hanya konsep SKPembebasan yang tidakdisetujui saja yangtertunda pelayanannyasedangkan yang lainnyapelayanannya lebihcepat.

Dengan pembagiankerja seperti tersebut di-atas, seorang Kasi KITEdituntut tanggung jawab-nya atas segala kegiatanyang dilakukan olehPerusahaan KITE yangdiawasinya, termasuktanggung jawab terhadapperubahan/perluasanpabrik KITE.

Demikian pelayananKITE di Kantor WilayahDJBC Sumut dilaksana-kan, masukan dan saranakan kami terima dengansenang hati dalam rang-ka meningkatkan pela-yanan dan pengawasandi bidang KITE.

Sudirman S. SH, MH,Kabid Fasilitas Kepabeanan,Kantor Wilayah DJBC SumutAKTIFITAS pegawai di Kantor KITE Sumatera Utara.

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

epat pada 26 Januari 2008 dilakukan upacaraPeringatan Hari Kepabeanan Internasional ke-56yang dilaksanakan di lapangan Kanwil KhususDJBC Kepulauan Riau (Kepri) dengan InspekturUpacara Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil)

Khusus DJBC Kepulauan Riau, Drs. Jusuf Indarto.Dalam upacara tersebut, Kakanwil DJBC Khusus Kepri

menyerahkan piagam penghargaan kepada 4 orangperwakilan pegawai dari 57 pegawai yang mendapatpiagam penghargaan pada upacara peringatan HariPabean Internasional ke-56, atas prestasi, dedikasi danloyalitas yang luar biasa dalam bidang penggagalanpenyelundupan di perairan Kepulauan Riau.

Disamping itu, bekerjasama dengan PMI KabupatenKarimun, pada upacara peringatan Hari PabeanInternasional ke-56 juga diadakan kegiatan sosial berupadonor darah sebagai bukti kepedulian pegawai DJBCterhadap masyarakat, khususnya dalam menyediakanpersediaan darah untuk membantu yang membutuhkan.

Dalam rangka memeriahkan peringatan hariKepabeanan Internasional, Kanwil Khusus DJBCKepulauan Riau juga mengadakan pertandingan sepakbola mini (foto dan keterangan ada pada rubrik seputar BeaCukai).

TEGAHAN HANDPHONE DAN KAYUSebelumnya, pada 8 Januari 2008, bertempat di

pelabuhan Batu Ampar, Batam, di atas Kapal Patroli BC-10001, Kakanwil Khusus DJBC Kepulauan Riaumengadakan press release atas keberhasilan Tim KanwilDJBC Khusus Kepulauan Riau dan KPU Tipe B Batamdalam menggagalkan upaya tindak pidanapenyelundupan impor berupa penyelundupan handphonesejumlah 83.000 unit berbagai merek dan asesorisnya.Ke-83.000 buah handphone itu antara lain Nokia seri E-90, N-73 Music Edition, N-70 Music Edition, Seri 6500,5700 dan 3230. Sony Ericson W7001, Titan Phone T.999dan berbagai merek lainnya.

Pengungkapan kasus itu merupakan hasilpengamatan atau kegiatan intelijen yang dilakukan aparatPenindakan dan Penyidikan (P2) Kanwil Bea dan CukaiKepulauan Riau selama kurang lebih 1 bulan. Kasus ituterungkap tepatnya pada 5 Januari 2008 pukul 07.30 WIBdi perairan Batu Beranti , kapal patroli BC-119 dengankomandan patroli, Hery Kusnadi dibantu oleh kapal patroliKPU Batam BC-1001 dengan komandan patroli, Jurnalis,melakukan penindakan terhadap KM. Harapan Baru GT.7yang dinakhodai TAT beserta lima anak buah kapal. Kapalini berasal dari Singapura tujuan Batam, dari hasilpemeriksaan terhadap kapal diketahui telah memuat 390karton berisi handphone berbagai merek dan tipe, besertaasesorisnya, tanpa dilindungi dokumen kepabeanan yangsah.

Menurut Kakanwil Khusus Bea dan Cukai KepulauanRiau, Jusuf Indarto, penindakan terhadap kapal tersebutdilakukan karena diduga melanggar pasal 102 UU huruf

(a) No.17 tahun 2006 tentang perubahan atas UU No.10Tahun 1995 tentang Kepabeanan yang berbunyi : setiaporang yang mengangkut barang impor yang tidaktercantum dalam manifest sebagaimana dimaksud dalampasal 7A ayat 2 : dipidana karena melakukanpenyelundupan di bidang impor dengan pidana penjarapaling singkat satu tahun dan pidana penjara paling lama10 tahun dan pidana denda paling sedikitRp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan palingbanyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).”

Disamping itu, pelaku juga diduga melanggar pasal 2Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.10 tahun2003 tanggal 28 Januari 2003. “Setiap alat dan perangkattelekomunikasi yang dibuat, dirakit, dimasukkan untukdiperdagangkan atau digunakan di Wilayah NegaraRepublik Indonesia wajib melalui sertifikasi.”

Dalam kasus ini, lanjut Jusuf Indarto, perkiraankerugian negara berupa Bea Masuk dan Pajak DalamRangka Impor sebesar kurang lebih Rp. 7 miliar.Sedangkan perkiraan nilai barang ditaksir sebesar kuranglebih Rp.60 miliar.

“Kini tindak lanjutnya, terhadap barang bukti tegahandibawa ke Kanwil Kepulauan Riau untuk proses penyeli-dikan dan penyidikan lebih lanjut,” ujar Jusuf Indarto.

TEGAHAN KAYUDiwaktu yang sama, aparat juga berhasil menegah 30

ton Kayu Balak Tim jenis Kempas dengan kapalpengangkut KM. Fenny 6 yang dinakhodai Marwanbeserta dua orang anak buahnya, dengan tujuan dariSelat panjang ke Sungai Rambai, Malaysia.

Kapal pengangkut berbendera Indonesia ini ditangkapaparat P2 Kanwil Bea dan Cukai Kepulauan Riau disekitar wilayah perairan Tanjung Sempayan oleh kapalpatroli BC-3001 yang dikomandani Junaidi. Kapal itumengangkut kurang lebih 30 ton kayu balak tim jeniskempas tanpa dilindungi dokumen yang sah.

Upaya penyelundupan ekspor yang dilakukan pelakudiperkirakan bernilai kurang lebih Rp.186 juta denganperkiraan kerugian Negara sebesar Rp. 43,5 juta yangjelas telah melanggar Undang-Undang Kepabeanan (UUNo.17 Tahun 2006) pasal 102A (huruf (a) dan (e). Pasalitu berbunyi : Setiap orang yang : (a) mengekspor barangtanpa menyerahkan pemberitahuan pabean; (e)mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengandokumen yang sah sesuai dengan pemberitahuan pabeansebagaimana dimaksud dalam pasal 9A ayat (1):Dipidana karena melakukan penyelundupan di bidangekspor dengan pidana penjara paling singkat satu tahundan pidana penjara paling lama 10 tahun dan pidanadenda paling sedikit Rp.50.000.000,00 (lima puluh jutarupiah) dan paling banyak Rp. 5000.000.000 (lima miliarrupiah).

Kini terhadap barang bukti berupa kayu balak dan kapalpengangkutnya telah ditarik ke Kanwil DJBC KhususKepulauan Riau untuk proses penyidikan lebih lanjut.

TDalam rangka memperingati Hari Pabean Internasional ke 56,

Kanwil Khusus Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) KepulauanRiau (Kepri) mengadakan berbagai kegiatan.

Peringatan HPIDI KANWIL KHUSUS DJBC

KEPULAUAN RIAU

DAERAH KE DAERAH

ris

29WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

UPACARA PERINGATAN HARI KEPABEANAN INTERNASIONAL KE-56 yang dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2008 di lapangan Kanwil Khusus DJBCKepulauan Riau dengan Inspektur Upacara Kakanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau, Drs. Jusuf Indarto.

PADA TANGGAL 8 JANUARI 2008, bertempat di pelabuhan Batu Ampar, Batam, diatas Kapal Patroli BC-10001, Kakanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau mengadakanPress release atas keberhasilan Tim Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau dan KPUTipe B Batam dalam mengagalkan upaya tindak pidana penyelundupan imporberupa penyelundupan Handphone sejumlah 83.000 unit berbagai merek sertapenyelundupan ekspor berupa kayu balak tim jenis kayu kempas sejumlah kuranglebih 30 ton. (Tampak pada gambar Kakanwil Khusus DJBC Kepri, Drs. JususfIndarto beserta jajarannya menunjukan Handphone tangkapan dimaksud).

KEPALA KANTOR WILAYAH DJBC KHUSUS KEPRI menyerahkanpiagam penghargaan kepada kepada 4 orang perwakilan pegawaidari 57 pegawai yang mendapat piagam penghargaan padaupacara peringatan Hari Kepabeanan Internasional ke-56,atasprestasi, dedikasi dan loyalitas yang luar biasa dalam bidangpenggagalan penyelundupan di perairan Kepulauan Riau

BEKERJASAMA DENGAN PMI KABUPATEN KARIMUN, pada upacara peringatan HariKepabeanan Internasional ke-56 juga diadakan kegiatan sosial berupa donor darahsebagai bukti kepedulian pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadapmasyarakat, khususnya dalam menyediakan persediaan darah untuk membantuyang membutuhkan.

s

FOTO-FOTO : KANWIL KHUSUS DJBC KEPRI

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

ulau Batam kini memiliki Kantor Pelayanan Utama untukbidang Kepabeanan dan Cuka. Keberadaan KantorPelayanan Utama yang sering disebut dengan KPU inimerupakan KPU yang kedua yang dimiliki olehDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) setelah KPU

Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok. Dalam perjalanannya KPUBatam telah beroperasi pada 20 Agustus 2007 yang ditandaidengan serah terima wilayah kerja dari Kantor Wilayah Wilayah(Kanwil) Khusus DJBC Tanjung Balai Karimun kepada KPU BeaCukai Tipe B Batam yang meliputi beberapa daerah.

Wilayah kerja yang diserahkan kepada KPU Bea Cukai Tipe BBatam meliputi Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai(KPPBC) Batam, KPPBC Muka Kuning, dan KPPBC Tanjung Uban.

Penggabungan wilayah kerja tersebut dilakukan melalui acaraserah terima wilayah kerja dari Kantor Wilayah (Kanwil) KhususDJBC Tanjung Balai Karimun kepada KPU Bea Cukai Tipe BBatam, yang disertai dengan penempatan Sumber Daya Manusia(SDM) hasil seleksi

Setelah beroperasi sejak 20 Agustus 2007 lalu, KPU Bea danCukai Tipe B Batam pada 15 Februari 2008 diresmikan olehMenteri Keuangan (Menkeu) yang diwakili oleh Direktur Jenderal(Dirjen) Bea dan Cukai Anwar Suprijadi di Batam. Menurut Anwar,ditunjuknya Batam untuk menjadi KPU berawal dari kritik berba-gai pihak yang menyoroti masalah iklim investasi seperti masalahtenaga kerja, perpajakan dan Bea Cukai yang dinilai kurangkondusif. Lokasi Batam yang strategis untuk menarik investorasing juga menjadi alasan lain mengapa Batam dipilih untukmempunyai KPU Bea dan Cukai.

Untuk menjawab kritikan dan juga memanfaatkan lokasi stra-tegis tersebut lanjut Anwar, pihaknya merubah tatanan bisnisproses DJBC yang sebelumnya menggunakan pendekatan keku-asaan menjadi pendekatan yang berorientasi pada pelayanan.Sedangkan untuk Sumber Daya Manusia (SDM) ia mengatakan,

BatamPERESMIAN

KANTOR PELAYANAN UTAMABEA DAN CUKAI TIPE B

KPU BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM. Hasil survei yang dilakukanHayGroup menunjukkan peningkatan kinerja dan citra.

PERESMIAN KPU BEA DAN CUKAI TIPE B BATAM. Ditandai denganpembukaan selubung papan nama KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam

KPU Bea dan Cukai Batam yang telahdiimplementasikan sejak Agustus

lalu sempat mendapatkan tanggapanskeptis, rasa pesimis dan

ketidakpercayaan yang mendalam daripihak luar terhadap apa yang dilakukanoleh DJBC. Namun dalam kenyataannya,

sampai enam bulan implementasinyaberbagai pencapaian dan prestasi telahdiraih oleh KPU Bea Cukai Tipe B Batam.

P

FOTO-FOTO WBC/ZAP

DAERAH KE DAERAH

31WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

pihaknya menempatkan SDM yang lolosserangkaian seleksi yang dilakukan, dimana se-tiap pegawai menandatangani pakta integritasdalam menjalankan tugasnya.

Ketika diwawancarai WBC Anwar menam-bahkan, setelah Batam, rencananya DJBC padatahun 2008 ini akan menambah jumlah KPU la-innya yang berada di Bandara Soekarno-Hatta,Malang, Kudus, Kediri dan Tanjung Perak.

Sementara itu menkeu dalam sambutan-nya yang dibacakan oleh Dirjen Bea dan Cu-kai mengatakan, KPU Bea dan Cukai Batamyang telah diimplementasikan sejak Agustuslalu sempat mendapatkan tanggapan skeptis,rasa pesimis dan ketidakpercayaan yangmendalam dari pihak luar terhadap apa yangdilakukan oleh DJBC. Namun dalam kenya-taannya, sampai enam bulan implementasi-nya berbagai pencapaian dan prestasi telahdiraih oleh KPU Batam.

Pencapaian dari sisi penerimaan, padatahun 2007 lanjut Menkeu cukup menggem-birakan, dimana realisasi penerimaan yangberhasil dihimpun KPU Bea dan Cukai Batam mencapaiRp.62.277.53 milyar dari target yang ditetapkan sebesar Rp.59.984.00 milyar dimana pencapaian targetnya mencapai103.82 persen. Selain itu Menkeu juga memaparkanmengenai hasil survei persepsi kepuasan pengguna jasayang dilakukan oleh HayGroup di KPU Bea dan Cukai Tipe BBatam, yang menurutnya menunjukkan peningkatan yangcukup menggembirakan. Meskipun demikian, memang diakuimasih terdapat hal-hal yang harus terus diperbaiki danditingkatkan terutama dalam hal kinerja.

Menkeu juga mengatakan, DJBC telah memulai sesuatu yangsangat penting dalam perjalanan panjang reformasi birokrasi diDJBC yaitu melalui pembentukan KPU Bea dan Cukai,yang me-nurutnya merupakan manifestasi dari perubahan yang dilakukansecara sistemik terhadap organisasi, sistem dan prosedur, SDM,dan dukungan bagi perbaikan kesejahteraan pegawai.

Khususnya dalam rangka penerapan Free Trade Zone (FTZ) dikota Batam Menkeu mengatakan, kebijakan publik dan strategiindustri yang diterapkan harus cermat dan hati-hati. Penerapan goodgovernance oleh birokrasi, perilaku swasta yang produktif dan positif,pengembangan industri yang memperhatikan lingkungan, serta

penguatan civil society, merupakan beberapahal yang harus diperhatikan dan ditingkatkan.

Sekretaris Daerah Kepulauan Riau EdyWijayanto yang mewakili Gubernur Kepulau-an Riau Ismeth Abdullah mengatakan, pihak-nya menyambut gembira dengan adanyaKPU Bea dan Cukai di Batam, yang diharap-kan dapat memberikan pelayanan yangprima kepada masyarakat usaha di Batamuntuk dapat meningkatkan investasinya diPulau Batam dan meningkatkanperekonomian di Pulau Batam. Ia jugamengatakan dengan adanya FTZ di PulauBatam, tentunya akan menjadi suatutantangan lain yang cukup besar.

Wakil walikota Batam Syamsul Bahrumjuga memiliki pandangan serupa, iamengatakan tugas Bea Cukai, tidak terlepasdari kegiatan peningkatan pembangunanekonomi, apalagi saat ini lanjutnya tugaspemerintah kota dan Bea Cukai akansemakin meningkat setelah ditetapkannyaBatam sebagai kawasan perdagangan bebas

atau Free Trade Zone, sehingga diharapkan pemerintah kotadan KPU Bea Cukai Tipe B Batam dapat mencari format yangtepat baik dari segi peraturan, kelembagaan, yang jugatentunya didukung oleh pihak pengusaha, sektor swastauntuk menjalankan FTZ tersebut.

Peresmian KPU Bea dan Cukai Batam Tipe B oleh Dirjen Beadan Cukai Anwar Supdijadi ditandai dengan pembukaanselubung papan nama KPU Bea dan Cukai Tipe B Batamsekaligus penandatanganan prasasti peresmian KPU Bea Cukai tipeB Batam. Peresmian tersebut dihadiri oleh pimpinan MuspidaKota Batam dan juga para pengusaha yang menjalankanusahanya di Pulau Batam. Disela-sela acara peresmian,dirjen bersama dengan tamu undangan lainnya melakukanpeninjauan gedung dan pelayanan di KPU Bea Cukai Tipe B Batam.

Kesempatan tersebut digunakan oleh Dirjen untuk berta-nya kepada salah satu pengusaha yang sedang melakukanpengurusan dokumen pada KPU Bea dan Cukai Batam.Dalam perbincangan tersebut Dirjen mendapat jawaban yangcukup baik dari pengusaha dimana pengusaha tersebutmengaku mendapat pelayanan yang baik dan transparanmengenai segala pengurusan dokumen oleh para petugas.

WILAYAH KERJA KPU BATAM

KUSHARI SUPRIYANTO. Setelahmenjadi KPU berbagai kegiatan telahdirealisasikan

DOK. KPU BC BATAM

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

PENINGKATAN KINERJAKPU Bea Cukai Batam berdasarkan survei eksternal yang

dilakukan oleh lembaga survei internasional HayGroupmenunjukkan peningkatan kinerja dan citra. Survei tersebutdilakukan meliputi beberapa kriteria seperti kepastian pene-rapan peraturan dan sistem prosedur pelayanan, kelancaranserta ketepatan waktu pelayanan kepabeanan dan cukai sertasegala perijinannya dan tercapainya target penerimaan.

Kriteria lainnya adalah optimalisasi terhadap fungsi peng-awasan seperti audit dan penindakkan, pembangunangedung kantor serta pernyediaan ruang pelayanan yang nya-man bagi pengguna jasa. Anwar Suprijadi juga menerangkanpeningkatan kinerja tersebut tercermin dari pencapaian kiner-ja yang meliputi tujuh pelayanan unggulan yaitu pelayananyang cepat, efisien, responsif dan transparan berdasarkanprinsip good governance pengawasan yang efektif, kantoryang bebas KKN dengan SDM yang profesional dan berin-tegritas, kemitraan dengan pengguna jasa, pelayanan satuatap, pemanfaatan teknologi informasi yang optimal, serta or-ganisasi yang efisien.

Sementara itu Kepala KPU Bea Cukai Tipe B Batam KushariSupriyanto menambahkan, tujuh pelayanan unggulan terse-but terdiri dari 40 kegiatan dimana 37 kegiatan diantaranyamelampaui target Key Performace Indicator (KPI) yangditetapkan. Begitu juga dengan penerimaan Bea Masuk (BM)

dan Cukai tahun 2007 yang mengalami penigkatan dari tahunsebelumnya 2006 sebesar 139,45 persen, atau RP.62.277.53milyar dari sebelumnya yaitu Rp.44.615.00 milyar.

Sedangkan untuk perkembangan selanjutnya Kusharimengatakan, tim reformasi nantinya akan melakukanevaluasi, baik itu evaluasi dalam rangka pelaksanaan FTZmaupun juga menghadapi perkembangan selanjutnya diPulau Batam. Ketika ditanya mengenai jumlah pegawai yangberjumlah 242 orang yang berbanding dengan luas wilayahkerja KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam, hal tersebut jugaakan menjadi salah satu bahan evaluasi tim reformasi, danuntuk itu pihaknya akan mengoptimalkan jumlah SDM yangada untuk menjalankan program kerja KPU Bea Cukai Tipe BBatam.

Kushari juga mengatakan, setelah menjadi KPU berbagaikegiatan telah direalisasikan, dimana salah satu realisasikegiatan yang dilakukan oleh kantor yang dipimpinnya adalahkepastian penerapan peraturan dengan adanya Bidang Ke-patuhan dan Layanan Informasi (BKLI) dan Bidang Kepatuh-an Internal (BKI).

BKLI terang Kushari, berfungsi untuk memberikan pembe-lajaran, sosialisasi, penanganan konsultasi dan membina ke-patuhan para pengguna jasa yang memfokuskan pada peng-guna jasa. Sedangkan BKI lanjutnya berfungsi untukmelakukan pembinaan kepada pegawai, penanganan keluh-an atas tindakan pegawai dan memberikan rekomendasi re-ward and punishement, termasuk pengawasan proses penyi-dikan

PROFIL KPU BATAMKushari mengatakan, wilayah kerja dan pengawasan KPU

Bea Cukai Batam yang dipimpinnya meliputi tiga pulau yangterdiri dari Pulau Batam, Pulau Bulan dan Pulau Rempangyang luasnya masing-masing mencapai 415 Km2, 100 Km2dan 165 Km2. Sementara untuk batas wilayah kerja KPU BeaCukai Batam meliputi Singapura yang terletak 20 Km sebelahbarat laut, Pulau Bintan 10 Km sebelah timur dan Malaysia 35Km sebelah utara Batam.

Batam memiliki 10 pelabuhan laut resmi yang menjadi per-hatian KPU Bea Cukai Tipe B Batam baik dalam bidang pelayananmaupun pengawasan.Pelabuhan tersebut terdiri dariSekupang, Teluk Senimba, Batu Ampar, Tanjung Uncang, Sa-gulung, Batam Centre, Telaga Punggur, Nongsa Pura, Kabildan Galang. Jumlah pelabuhan resmi tersebut kinibertambah dengan digabungnya Tanjung Uban kedalam wi-layah kerja KPU Bea Cukai Batam, yang meliputi tiga pela-buhan laut resmi seperti Pelabuhan Lobam, Pelabuhan Lagoidan pelabuhan ASDP Tanjung Uban.

Menurut Kushari, KPU Bea Cukai Tipe B Batam melayani parapengguna jasa baik kepabeanan dan cukai yang jumlahnyamencapai 1819 pengguna jasa, dengan jumlah penggunajasa terbanyak berasal dari importir umum yang berjumlah713 importir umum. Sedangkan pengguna jasa lainnya yaituimporter produsen, importer terdaftar, agen pelayaran,perusahaan jasa titipan, penyelenggara kawasan berikat danpengusaha dalam kawasan berikat, penyelenggara gudangberikat dan pengusaha pada gudang berikat.

Selain itu, toko bebas bea entreport partikelir danpengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) jugamenjadi pengguna jasa yang dilayani oleh KPU Bea danCukai Tipe B Batam.

Dibidang pengawasan lanjut Kushari, KPU Bea dan CukaiTipe B Batam KPU memiliki pos pengawasan yang beradadalam wilayah kerjanya yang berjumlah 25 pos pengawasan.Berkaitan dengan masalah pengawasan, KPU Bea dan CukaiTipe B Batam, telah melakukan berbagai upaya denganoptimal dimana sepanjang tahun 2007 KPU Bea Cukai Tipe BBatam menangani 40 kasus dan menyelamatkan keuangannegara dari kerugian yang potensinya mencapaiRp.1.655.276.513.00 trilyun. Untuk meningkatkan pengawas-an, lanjutnya, KPU Bea Cukai Batam diperkuat dengan kapalpatroli yang jumlahnya mencapai tujuh buah.

KUNJUNGAN. Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi berbincang dengansalah seorang pengguna jasa.

RUANG PELAYANAN. Memberikan kenyamanan bagi para pengusahadalam melakukan pengurusan kepabeanan dan cukai

FOTO-FOTO WBC/ZAP

DAERAH KE DAERAH

zap

33WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

JAKARTA. Dalam rangka memperingati Hari Pabean Internasional ke-56, Kantor Pusat (KP) DJBC menyelenggarakan acara hiburan pada 26 Januari2008 di belakang gedung A KP-DJBC. Dalam acara hiburan ini selain menampilkan grup band juga dilakukan pemberian doorprize kepada pegawai yangnomor kuponnya terpilih. Gambar kanan tampak hadir dalam acara hiburan ini, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan suami, para pejabatdilingkungan Depkeu, serta keluarga besar pegawai DJBC. Pada acara tersebut Menteri Keuangan memberikan bingkisan berupa jaket rompi kepadatukang ojek dan pembersih jalan yang berada di KP-DJBC dan KPU Tanjung Priok (gambar kiri).

JAKARTA. Panitia Muharram Masjid Baitut Taqwa yang pimpin oleh Sutikno (Kepala Seksi Narkotika dan Psikotropika Dit. P2) dalam rangkamemperingati 1 Muharram 1429 H menyelenggarakan berbagai kegiatan yakni ceramah atau Tausiyah Muharram 1429 H yang dibawakan oleh Ust dr.Arief Alamsyah, MARS dari Trainer Trustco Malang, santunan anak yatim dan dhuafa kerjasama dengan Unit Pelayanan Zakat Masjid Baitut Taqwa, dankegiatan bazzar serta Nasyid. Acara diselenggarakan pada 10 Januari 2008 di Auditorium Utama KP-DJBC dibuka oleh Direktur Jenderal Bea dan CukaiAnwar Suprijadi dengan didampingi Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai Kamil Sjoeib serta beberapa pejabat eselon II dan III lainnya. Tampak pada gambarDirjen menyerahkan santunan kepada 55 anak dari yayasan Yatim Piatu Nurul Ihsan.

MALANG. Latihan menembak bersama antara Kantor Wilayah Bea dan Cukai (KWBC) Jawa Timur II bekerjasama dengan Kepolisian Wilayah (Polwil)Malang, berlangsung di lapangan tembak Polwil Malang Jawa Timur pada 10 Desember 2007. Latihan menembak selama empat hari ini diikuti 60 pesertadari Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II dan Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) dibawah Kanwil Bea Cukai Jatim II. Turut serta padalatihan tersebut Kepala Kanwil Bea Cukai Jatim II CF. Sidjabat (foto kiri). Acara diakhiri dengan foto bersama para peserta latihan dengan para pelatih (fotokanan). Akhmad Rofiq. Kasi Penindakan II Kanwil Bea Cukai Jatim II

WBC/ATS

WBC/ATS

FOTO : KIRIMAN

SEPUTAR BEACUKAI

33WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

MALANG. Kantor Wilayah Bea dan Cukai (KWBC) Jatim II Malang melaksanakan kegiatan sosial donor darah bekerjasama dengan PMI Malang dalam rangkamemperingati Hari Pabean Internasional ke-56. Donor darah diselenggarakan di aula KWBC Jatim II Malang pada bulan Desember lalu, dengan diikuti 95 pendonor.Sedangkan kegiatan sosial lainnya berupa pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu Panti Asuhan Ar-Rahman di Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan,Malang. Santunan diserahkan oleh Erniati Sidjabat selaku Ketua Dharma Wanita Persatuan KWBC Jatim II Malang. Kiriman KWBC Malang

PONTIANAK. Segenap pegawai Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat dan KPPBC Pontianak mengikuti Upacara Hari Pabean Internasional di halamanKantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Barat pada 28 Januari 2008. Dalam upacara tersebut Kakanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat MuhammadChariri sebagai inspektur upacara membacakan amanat dari Menteri Keuangan. Tampak dalam gambar, usai upacara para pegawai dan kepala bidang fotobersama dengan Kakanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat. Kiriman Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat

MAKASSAR. Bertempat di Ruang Rapat Kanwil DJBC Sulawesi, pada tanggal 22 Januari 2008 diadakan acara pengambilan sumpah jabatan danpelantikan Kepala Pangsarop Tipe B Pantoloan, Nasaruddin. Acara yang dipimpin langsung oleh Kakanwil DJBC Sulawesi, Bachtiar ini dihadiri oleh parapejabat eselon III dan IV di lingkungan Kanwil Sulawesi. Selanjutnya, sebagai tindak lanjut pelantikan, pada tanggal 4 Februari 2008 dilakukan acarasertijab antara Kepala Pangsarop Pantoloan yang lama, Istadi Prahastanto, ST dengan penggantinya Nasarudin Tampak dalam gambar, Kakanwil tengahmengambil sumpah jabatan dan kedua pejabat Pangsarop berjabatan tangan dalam sertijab. Don’s, Makassar

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

FOTO : DONNY

SEPUTAR BEACUKAI

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

35WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

MAKASSAR. Kakanwil DJBC Sulawesi, Bachtiar pada tanggal 5 Februari2008 berkesempatan menerima kunjungan Komandan Lantamal VI KomandoArmada RI Kawasan Timur, Laksma TNI Ign. Dadiek Surarto di Kanwil DJBCSulawesi. Kunjungan ini sendiri ditujukan dalam rangka menjalin koordinasi yangbaik antara pihak Lantamal VI dengan Kanwil DJBC Sulawesi. Acara sendiriberlangsung dengan penuh keakraban. Tampak dalam gambar, kedua pejabattengah berbincang dengan suasana akrab. Don’s, Makassar

JAKARTA. Forum Komunikasi Masjid (FKM) Departemen Keuangan menye-lenggarakan acara silaturahmi antar pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid(DKM) pada unit atau lembaga dilingkungan Departemen Keuangan. Acarasilaturahmi berlangsung selama dua hari yaitu 6-7 Februari 2008 di WismaBaramuli Taman Safari Cisarua Puncak Jawa Barat. Kegiatan yang mengambiltema membangun sinergi dan mempererat ukhuwah islamiyah dalam rangkamemakmurkan masjid, dihadiri pejabat eselon II Departemen Keuangan yaituSekretaris Umum Badan Kebijakan Fiskal Winarto, dan Kepala Biro BimbinganMental Departemen Keuangan RI Ahmad Rosyad. Acara diisi denganpemaparan program kerja DKM masing-masing masjid dilanjutkan sosialisasiupz yayasan al-amanah sampai menjelang dzuhur. Sebelum pemaparan yaknimalam hari sebelum Subuh dilakukan Qiyamul Lail (shalat malam) yangdipimpin Ustadz Ibnu Jarir, Lc. dari Majelis Hati. Acara juga diselingi denganTaujih Dzikrul Maut. Kiriman Arie Julianto- KPU Tanjung Priok

MAKASSAR. Dalam rangka Peringatan Hari Pabean Internasional ke-56,pada tanggal 28 Januari 2008 Kanwil DJBC Sulawesi menggelar upacarayang diikuti oleh seluruh pejabat eselon III dan IV serta para pegawai dilingkungan Kanwil Sulawesi. Acara semula akan diadakan di halaman depanKanwil, tetapi hujan deras yang tiba-tiba mengguyur kota Makassar, upacaraterpaksa dipindahkan ke aula Kanwil Sulawesi. Bertindak sebagai InspekturUpacara adalah Kakanwil DJBC Sulawesi, Bachtiar. Don’s, Makassar

JAKARTA. Di aula Loka Muda gedung B lantai 5 pada 29 Januari 2008dilaksanakan pengambilan sumpah dan jabatan pejabat eselon IIIdilingkungan Kanwil DJBC Banten dan dipimpin langsung oleh Kepala KantorWilayah DJBC Banten Iswan Ramdana sebagai inspektur upacara. Acaradiawali dengan pembacaan naskah sumpah jabatan, penandatanganannaskah jabatan dan juga dilakukan penyematan tanda jabatan. Tampak padagambar kiri, pejabat yang dilantik dan diambil sumpah yakni Dwi Tjahyonoyang menjabat sebagai Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai

MAKASSAR. Kanwil DJBC Sulawesi dalam bulan Januari 2008 kembalimelakukan sosialisasi dan pelatihan. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan AplikasiEIS (Executive Information System) dan Modul Pelaporan Online (MPO) iniberlangsung selama 2 hari, yakni tanggal 22 - 23 Januari 2008 di Aula KanwilDJBC Sulawesi. Dalam sosialisasi ini mengundang seluruh Kepala KPPBC atauyang mewakili di lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi dan Kanwil DJBC Maluku,Papua dan Irjabar. Don’s, Makassar

JAKARTA. Diruang kerja Kantor Wilayah DJBC Jakarta pada 5 Pebruari2008 dilakukan pengambilan sumpah pejabat eselon III yakni Wellingtonyang menjabat sebagai Kepala Bagian Umum Kanwil Jakarta. Bertindaksebagai inspektur upacara Kepala Kantor Wilayah DJBC Jakarta NasirAdenan dengan ditandai oleh pembacaan naskah sumpah jabatan danpenyematan tanda jabatan serta penandatangan naskah sumpah jabatan.Pelantikan ini dihadiri oleh pejabat dilingkungan Kanwil DJBC Jakarta.

FOTO : DONNY

WBC/ATS

FOTO : DONNY

FOTO : KIRIMAN

FOTO : DONNY

WBC/ATS

35WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

BATAM. Dalam rangka Hari Pabean Internasional, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU) Batam mengadakan upacara yang dipimpin langsungoleh Kepala KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam Kushari Supriyanto. Pada upacara yang berlangsung 28 Januari 2008, Kepala KPU Bea dan Cukai Batammemberikan penghargaan kepada para pegawai yang berprestasi. Sebelumnya KPU Bea Cukai Batam juga menyelenggarakan acara donor darah yangdiikuti oleh para pegawai dilingkungan KPU Bea dan Cukai Batam. Tidak hanya itu pengurus Dharma Wanita Persatuan KPU Bea Cukai Batam jugamenyelenggarakan bakti sosial ke beberapa panti asuhan di Batam. Kiriman KPU Bea Cukai Batam

TANGERANG. Memperingati Hari Pabean Internasional ke-56, KPPBC Tipe A1 Soekarno Hatta pada 25 Januari 2008 menyelenggarakan acara syukurandan sekaligus gerak jalan sehat bersama seluruh keluarga besar pegawai di areal Taman Niaga Soewarna (gambar kanan). Dalam acara tersebut KepalaKPPBC Sekarno Hatta Rahmat Subagio melepas dan menyerahkan piagam penghargaan kepada empat orang pegawai yang memasuki masa pensiunseperti tampak pada gambar kiri. Pengirim Kasubag Umum KPPBC Tipe A1 Soekarno Hatta

TANJUNG BALAI KARIMUN. Dalam rangka memeriahkan peringatanHari Pabean Internasional, Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riaumengadakan pertandingan sepak bola mini di lapangan Kanwil KhususKepulauan Riau dengan peserta berasal dari Tim Kanwil Khusus DJBCKepulauan Riau, KPPBC Tipe A3 Tanjung Balai Karimun serta tim dariPangsarop Tipe A Tanjung Balai Karimun. Tampak pada gambar tim yangbertanding melakukan foto bersama. Kiriman Kanwil Khusus DJBCKepulauan Riau

TARAKAN. Tim KPPBC Tarakan yang dipimpin oleh Kepala KPPBCTarakan Heru Heriadi ikut berpartisipasi dalam Wisata Galunggung Bikeyang berlangsung di Kota Tasikmalaya dengan rute tempuh sekitar 50 km.Acara ini digelar pada 9 Pebruari 2008 diikuti sekitar 90 pencinta olahragasepeda dilingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang tergabungdalam Customs Cycling Club. Selain Tim KPPBC Tarakan ikut serta kruTarakan TV yang datang untuk meliput jalannya acara.

WBC/ATS FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

FOTO : KIRIMAN

SEPUTAR BEACUKAI

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

37WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

AMBON. KPPBCAmbon dalam rangkaperingatan HariPabean Internasionalke-56 menggelarupacara benderadengan inspekturupacara dipimpinlangsung olehKakanwil Maluku,Papua dan Irian JayaBarat (MPI) NasarSalim pada 28 Januari2008. Upacara diikutiseluruh pegawai danpejabat dilingkungankerja Kanwil MPI dandiakhiri dengan acararamah tamah danmenggelar donordarah. BambangWicaksono, Ambon

PALU. Pada tanggal 15-25 januari 2008 Pangkalan Sarana Operasi (Pangsarop) Bea Cukai Pantoloan menggelar “PEKAN LOMBA 2008” yang diikuti oleh semuapegawai dilingkungan kantor pangsarop Bea Cukai Tipe B Pantoloan. Dengan motto “Mempererat semangat kebersamaan antara Pegawai serta menciptakanpegawai yang tangguh dan handal”, dalam lomba ini dilaksanakan beberapa pertandingan antara lain Liga Pangkalan Ke-3 (sepak Bola), Copa pangkalan 1 (bolavoli), dan Pangkalan Idol (lomba karaoke).Tampak gambar kiri pertandingan final antara kesebelasan Kapal Patroli BC 5003(kostum kuning) melawan kesebelasanStaf Umum (kostum Biru).yang di menangkan oleh kesebelasan dari Staf umum dengan skor 2-1, dan gambar kanan, pertandingan final bola voli antara ABK (AnakBuah Kapal) BC 5003 melawan staf Umum.Tampak dalam gambar tim voli BC 5003 sesaat sebelum melakukan pertandingan dihalaman kantor Pangkalan SaranaOperasi BC Pantoloan. Kiriman Trilabali, Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan

PALU. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan pada 5 Februari 2008 menyelenggarakan acara pisah pambut Pejabat Kepala Pangkalan SaranaOperasi BC Tipe B Pantoloan, antara pejabat lama Istadi Prahastanto, S.T. dengan pejabat baru Nazaruddin. Tampak dalam foto pemberian tanda mata dari pegawaipangsarops yang diwakili oleh RM.Agus Widjaya selaku Kepala Seksi Nautika kepada Istadi Prahastanto S.T yang selanjutnya akan menempati kantornya yang barusebagai Kepala Pangkalan BC Tanjung Balai karimun. Dalam acara pisah sambut tersebut juga diadakan pemberian hadiah kepada para pemenang dalam “PEKANLOMBA 2008”yang sebelumnya dilaksanakan di lapangan kantor Pangsarop. Kiriman Trilabali, Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan

FOTO : BAMBANG W

FOTO : TRILABALI

FOTO : TRILABALI

37WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

idak hanya memberi fasilitasi dalam perdagangan inter-nasional dan juga menjalankan fungsi sebagai lembagayang menghimpun pendapatan negara dari sektor ke-pabeanan dan cukai, fungsi utama lainnya yang diembanoleh instansi kepabeanan adalah sebagai lembaga

yang memberikan perlindungan kepada masyarakat. Tidak hanyamelindungi masyarakat usaha dari beredarnya komoditi yang bisamenghambat perekonomian suatu negara tapi juga melindungimasyarakat dari peredaran dan masuknya obat-obatan terlarangkedalam suatu negara dengan berbagai modusnya.

Tidak salah kiranya jika World Customs Organization (WCO)yang menaungi 171 organisasi pabean seluruh dunia termasukdidalamnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)mengangkat tema “The Fight Against Drugs Trafficking” pada haripabean internasional yang dirayakan setiap tanggal 26 Januari.

Momentum peringatan hari pabean internasional yang selaludiperingati oleh organisasi kepabeanan di seluruh dunia, berawaldari suatu kesepakatan kerjasama antara bangsa-bangsa di du-nia untuk mendirikan suatu wadah kerjasama internasional yangterdiri dari instansi pabean berbagai negara 56 tahun lalu untuk

memfasilitasi perdagangan internasional yang terbentuk dalamsuatu wadah organisasi yang bernama WCO.

Peringatan hari pabean internasional juga dilakukan olehDJBC, baik di Kantor Pusat DJBC (KP-DJBC) maupun di KantorWilayah (Kanwil) DJBC yang tersebar di berbagai daerah diIndonesia. Peringatan hari pabean internasional yang dilakukan diKP-DJBC dilakukan dalam suatu upacara yang berlangsungpada 28 Januari 2008 dengan inspektur upacara Menteri Keuang-an (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati yang diikutiseluruh pegawai KP-DJBC, Kanwil DJBC Jakarta, Kanwil DJBCBanten yang berkantor di KP-DJBC, juga diikuti oleh seluruh stafinti DJBC, tim pengkaji DJBC, Kepala Pusat Pendidikan danLatihan (Pusdiklat) Bea Cukai dan pejabat eselon I dilingkunganDepartemen Keuangan.

Dalam amanatnya, Menkeu dihadapan para peserta upacaramengatakan, peredaran narkotika ilegal dan obat-obatan berba-haya telah menjadi masalah global, termasuk menjadi perhatianWCO, dimana induk organisasi kepabeanan dunia ini meningkat-kan perhatiannya dalam meningkatkan kerjasama dan koordinasiprogram sebagai upaya memerangi perdagangan dan peredarangelap narkoba. DJBC sebagai salah satu anggota WCO lanjut SriMulyani mempunyai kewajiban untuk berperan serta memutusmata rantai narkoba ilegal dan memerangi organisasi kriminalnya.

Masih dalam sambutannya Menkeu menegaskan, sebagaipengawas lalu lintas perdagangan diperbatasan negara, DJBCdiharapkan dapat memaksimalkan dukungannya terhadap upayapemberantasan perdagangan ilegal narkoba, dan harus bisamendeteksi sedini mungkin usaha penyelundupan sertamengambil tindakan cepat dalam penegakkan hukumnya. Begitu

HARI PABEAN INTERNASIONAL KE-56

“The Fight AgainstDrugs Trafficking”

DJBC diharapkan dapat memaksimalkandukungannya terhadap upaya

pemberantasan perdagangan ilegalnarkoba, dan harus bisa mendeteksisedini mungkin usaha penyelundupan

serta mengambil tindakan cepat dalampenegakkan hukumnya.

T

KEPABEANAN INTERNASIONAL

39WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

juga dengan modus operandi para sindikat untuk menyelundup-kan narkoba ke Indonesia yang dinilai Menkeu sudah semakincanggih. Untuk itu diharapkan para petugas dilapangan perlu un-tuk mencermatinya dengan meningkatkan kapasitas kerjapetugas dilapangan serta mengembangkan teknik-teknik analisisintelejen dan pengawasan yang mendukung.

PENGHARGAAN DARI WCOPeran DJBC dalam memerangi peredaran gelap narkoba bisa

dibilang cukup memberikan kontribusi yang cukup berarti. Terca-tat beberapa kasus besar narkoba berhasil ditegah oleh DJBCseperti pengungkapan pabrik ecstasy di Cikande Banten pada2006 dan terakhir adalah mengagalkan pengiriman bahan utamapembuat narkoba ephedrine sebanyak 15 kantong dengan berat336 Kilogram pada Maret 2007 lalu. Ephedrine yang termasukdalam table precursor merupakan bahan baku pembuatan shabuyang total nilainya sebesar Rp.15 Milyar. Jika ephedrine tersebuttelah menjadi shabu, maka nilainya pun menjadi tinggi hinggamencapai nilai Rp.600 milyar.

Pengungkapan kasus ephedrine tersebut merupakan hasilkerja keras tim gabungan dari Direktorat Pencegahan dan Penye-lidikan (Dit P2) DJBC, Bidang P2 Kanwil Bea Cukai Tanjung Priokketika itu dan Kantor Pelayanan Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok IIketika itu. Atas keberhasilan tim yang bekerja keras mengungkapkasus tersebut, pemerintah dalam hal ini DJBC memberikanpenghargaan kepada mereka yang terlibat dalam pengungkapankasus tersebut. Begitu juga dengan WCO yang juga turut mem-berikan penghargaan.

Pada upacara tersebut, Menkeu menyerahkan penghargaandari WCO tersebut kepada 10 pegawai yang ketika itu turut dalamproses pengungkapan kasus tersebut, yang dilakukan secarasimbolis kepada tiga pejabat DJBC yang turut serta dalam peng-ungkapan kasus ephedrine tersebut. Ketiga pejabat yang mene-rima penghargaan secara simbolis tersebut yaitu Rahmat Suba-gio yang sekarang menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanandan Pengawasan Bea Cukai (KPPBC) Bandara Soekarno-Hatta,Heru Sulastyono yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang P2Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tanjung Priok danR.Fajar Donny Tjahjadi Kepala KPPBC Jakarta. (selengkapnyalihat tabel)

Salah satu penerima penghargaan tersebut Andhi Pramonoyang kini bertugas pada Pusat Pendidikan dan Latihan Bea Cukai(Pusdiklat) mengatakan, penghargaan tersebut merupakan suatupemicu baginya untuk dapat memberikan yang terbaik kepadaDJBC. Menurutnya keberhasilan pengungkapan kasus tersebuttidak terlepas dari kerjasama tim yang kompak dan prestasi terse-but merupakan prestasi tim dan juga prestasi DJBC dalammenjalankan tugasnya untuk melindungi masyarakat dari bahaya

narkoba. Pengungkapan kasus merupakan keberhasilan tim yangjumlahnya cukup besar dan bukan keberhasilan beberapa orangsaja.

Tim, lanjut Andhi bekerja keras untuk mengungkap kasus ter-sebut. Mulai dari mengolah informasi yang diperoleh hingga ber-hasil mengungkap kasus tersebut. “Kerja tim yang cukupberat tersebut membuahkan hasil sehingga kasus tersebut ter-ungkap,”ujar Andhi.

BERBAGAI KEGIATANBerbagai acara dilakukan dalam rangka memeriahkan hari

pabean internasional yang ke-56. Di KP-DJBC, digelar berbagaikegiatan diantaranya donor darah, presentasi tentang narkoba,pertandingan bola basket, lomba volley eksekutif yang terdiri daripara pejabat eselon I dan II DJBC, dan gerak jalan santai.

Tidak hanya itu, KP-DJBC juga menggelar lomba yang dapatdiikuti oleh para pegawai di seluruh Indonesia. Jika pada tahun-tahun sebelumnya lomba yang dipertandingkan adalah lombakarikatur,lomba karya tulis dalam bahasa Indonesia dan bahasaInggris dan juga lomba pidato dalam bahasa Inggris dan bahasaIndonesia, kini pantia mencoba format baru yaitu lomba fotografidan juga lomba interpretasi Harmonized System (HS).

Pada lomba fotografi yang mengambil tema “Mengabdi Sepe-nuh Hati”, panitia lomba telah menunjuk 25 foto terbaik yangdipamerkan pada upacara Hari Pabean Internasional ke-56di KP-DJBC. Foto-foto yang diperlombakan dinilai oleh dewan juriyang dipimpin oleh Erlangga Mantik, Tenaga Pengkaji Bidang Pe-ngawasan Penegakkan hukum Kepabeanan dan Cukai, dengananggota tim juri lainnya yang berjumlah empat orang yang terdiridari Turanto S. Wardoyo dari Direktorat Kepebaeanan Internasio-nal, Arbain Rambey fotografer Harian Kompas, Rai Bachtiar darimajalah Foto Video, dan Kristupa Saragih dari Fotografer.Net.

Dengan lomba foto ini, diharapkan nantinya muncul foto-fotoyang mampu menjadi media promosi dan penyampaian pesanreformasi untuk lebih meningkatkan citra dan kinerja DJBC secaraumum kepada pegawai dan masyarakat. Selain itu juga diharap-

NO

123456789

10

N a m a

Marisi Zainuddin SihotangRahmat SubagioHeru SulastyonoR. Fajar Donny TjahjadiI Wayan Sapta DharmaArie PapianoRuru Firza IsnandarEncep Dudi IskandarAgustinus Catur SetiawanAndhi Pramono

J a b a t a n

Kasubdit Penindakan Dit P2Kepala KPPBC Soekarno-HattaKabid P2 KPU Tanjung PriokKepala KPPBC JakartaKasi Intelejen KWBC SumbagselKasi P2 KPPBC DumaiKasi P2 KPPBC NunukanPelaksana pada Dit P2Pelaksana pada Dit P2Pelaksana pada Pusdiklat DJBC

NAMA PENERIMA PENGHARGAANDARI WCO

PEMENANG LOMBA FOTO DALAMRANGKA HARI PABEAN INTERNASIONAL

Juara I : Kukuh Sumardono BasukiUnit Kerja : KPPBC Cirebon

Juara II : Bambang Wicaksono.Unit Kerja : Kanwil DJBC Ambon

Juara III : M. Arif Setijo NoegrohoUnit Kerja : Direktorat Kepabeanan Internasional

PEMENANG LOMBA INTERPRETASI HS

Pemenang I : Rozar Indrawan (NIP. 060102493)Unit Kerja : BPIB Jakarta

Pemenang II : Reza A. W. Dotulung (NIP. 060104242)Unit Kerja : Direktorat Audit

Pemenang III : Ades Primadinata (NIP. 060102414)Unit Kerja : Kanwil DJBC Jakarta

PRESENTASI NARKOBA. Memaparkan mengenai penanganan masalahnarkoba oleh Indonesia dan juga oleh DJBC

FOTO : FOTO WBC/ATS

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

kan dapat menjadi wahana ekspresi komunitas fotografi di lingku-ngan DJBC menuju pembentukkan klub fotografi DJBC yangdapat mendukung program kerja DJBC melalui hasil karyanya.

Tercatat lomba fotografi diikuti oleh 40 peserta dari berbagaidaerah dengtan jumlah foto yang masuk berjumlah 138 lembar.Penjurian lomba foto dilaksanakan pada 22 Januari 2008 dalamsuatu rapat yang dilangsungkan di ruang rapat Dit KepabeananInternasional

Tim juri pada lomba foto menetapkan para pemenang yangterdiri dari juara I Kukuh Sumardono Basuki, dari KPPBCCirebon, juara II Bambang Wicaksono dari KPPBC Ambon danM. Arif Setijo Noegroho dari Direktorat Kepabeanan Internasional.Para pemenang mendapat piagam dan hadiah dari panitia yangdiserahkan oleh Menteri Keuangan.

Sedangkan untuk lomba interpretasi HS, baru pertama kalidiperlombakan dalam rangka hari pabean internasional, juga di-ikuti oleh para pegawai DJBC di seluruh Indonesia, dimana padalomba tersebut tercatat 26 peserta mengikuti lomba tersebut,kecuali pegawai pada Sub Direktorat Klasifikasi Barang pada Di-rektorat (Dit) Teknis Kepabeanan. Materi lomba disusun oleh timdari Subdit Klasifikasi Barang Dit Teknis Kepabeanan dengan ma-teri pertanyaan adalah seputar barang baru dan barang-barangyang masih diperdebatkan dalam forum WCO.

Untuk mengikuti lomba tersebut, peserta mengakses soal-soal yang di tampilkan pada website DJBC selama tiga minggu.Dewan juri pada lomba interpretasi HS terdiri dari NirwansyahRachim Kasubdit Klasifikasi Barang Dit Teknis Kepabeanan,Bambang Untung Sabdadi dari Dit Teknis Kepabeanan, IlmanNajib dari Dit Kepabeanan Internasional, R EvySuhartantyo dari Dit Teknis Kepabeanan danTaufik Ismail dari Dit Teknis Kepabeanan.

Ketentuan penilaian yang dilakukan oleh de-wan juri yang berasal dari Subdirektorat Klasifi-kasi Barang, Direktorat Teknis Kepabeananmencakup berbagai hal seperti ketepatan kodeHS, kesesuaian metode klasifikasi denganKUMHS, Referensi yang digunakan dan keta-jaman argumentasi. Pada lomba interpretasi HSyang pertama ini, tim juri menetapkan parapemenang pertama yaitu Rozar Indrawan dariBalai Penelitian dan Identifikasi Barang,pemenang kedua Reza A.W. Dotulung dari DitAudit dan pemenang ketiga Ades Primadinatadari Kanwil DJBC Jakarta.

Rozar Indrawan, pemenang pertama meng-ungkapkan rasa gembiranya ketika diumumkanmenang pada lomba interpreatsi HS yang dise-lenggarakan oleh DJBC. Ia mengatakan denganadanya lomba tersebut setidaknya dapat meng-asah pemahamannya tentang HS sehingga bisamenambah pengetahuan, sementara interpre-

tasi HS yang diperlombakan merupa-kan gabungan dari banyak disiplin ilmusecara komprehensif sehingga diperlu-kan kejelian dalam mengerjakannya.

Rozar juga mengatakan,ia memilihtiga soal dari tujuh soal yang diberikanoleh panitia, yang pada dasarnya padatiap soal adalah identifikasi dari suatubahan, barang, produk yang benar-benar ada. Peserta termasuk dirinya,diminta untuk menentukan 10 digit no-mor HS dengan mengacu pada BTBMI,explanatory note dan referensi lain. Iajuga mengatakan keunikan mengikutilomba ini dimana dengan informasiproduk yang terbatas, peserta diharusk-an untuk dapat menetapkan nomor HSdengan berasumsi dan berargumentasiyang sesuai dengan BTBMI, explana-tory note dan KUMHS.

Ketika ditanya kesulitan yang diha-dapinya, Rozar mengatakan, kesulitan yang dihadapinya adalahbagaimana cara berpikir menurut HS yang menurutnya suatutantangan tersendiri baginya. Baginya, jika bisa memahamicatatan-catatan yang terdapat pada HS, mengkonfirmasikannyadengan penjelasan dari explanatory note, dan berargumentasiyang logis dengan mengacu pada KUMHS, tentu akan bisa me-netapkan 10 digit nomor HS suatu barang.

PRESENTASI NARKOBASelesai upacara Hari Kepabeanan Internasional, Menkeu be-

serta tamu undangan lain dan juga staf inti DJBC mendapat su-guhan atraksi Marching Band Bina Caraka (MBBC) yang beradadalam binaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. MBBCmenampilkan atraksi marching band yang pernah dipertunjukkanpada grand prix marching band se-Indonesia yang berlangsungpada 29-30 Desember 2007 lalu dan menduduki peringkat 5.Menkeu dan tamu lainnya tampak menikmati pertunjukkantersebut yang memainkan lagu-lagu populer yang diaransemenulang oleh tim MBBC.

Diakhir acara, Menkeu beserta tamu undangan dan juga parapejabat dilingkungan DJBC mendengarkan pemaparan mengenaimasalah narkoba beserta dengan segala macam permasalahandan juga cara penanggulangannya. Presentasi tersebut dilakukanoleh Kasubdit Penindakan Dit P2 Marisi Zainuddin Sihotang danjuga Tommy Sagiman Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Ka-pusdalops) Badan Narkotika Nasional (BNN). Presentasi yangmelibatkan dua instansi tersebut mengangkat tema, melindungimasa depan bangsa dari kejahatan narkoba.

Presentasi yang dilakukan Tommy Sagi-man memaparkan mengenai jalur-jalur nar-kotika internasional dan bagaimanapenanganannya oleh pemerintah Indonesia.Sementara presentasi yang dilakukan olehMarisi Zainuddin Sihotang menampilkan me-ngenai langkah-langkah DJBC dalam mena-ngani masalah narkoba yang kini sudah se-makin meningkat.

Presentasi tersebut mendapat perhatianMenkeu, dimana Menkeu banyak menanya-kan berbagai hal seperti masalah penyidikandan penyelidikkan hingga pada masalahsarana dan prasarana yang digunakan olehdua instansi tadi dalam menangani masalahnarkoba. Menkeu usai acara tersebutmeminta agar aparat yang terkait denganmasalah narkoba termasuk didalamnyaDJBC untuk berusaha semaksimal mungkindalam menangani masalah narkoba ilegaluntuk melindungi generasi muda yang men-jadi sasaran empuk sindikat narkoba dalammemasarkan narkoba tersebut.

ROZAR INDRAWAN. Peserta diharuskanuntuk dapat menetapkan nomor HSdengan berasumsi dan berargumentasiyang sesuai dengan BTBMI, explanatorynote dan KUMHS

MBBC. Tampil dihadapan Menkeu dan peserta upacara usai upacara dilakukan.

KEPABEANAN INTERNASIONAL

DOK. PRIBADI

zap

41WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

SAMBUTAN MENTERIREPUBLIK INDONESIADALAM RANGKAMEMPERINGATIHARI PABEANINTERNASIONAL KE-56TANGGAL28 JANUARI 2008

Para Pejabat Eselon I dan IIDepartemen Keuangan,Serta seluruh Pejabat dan PegawaiDirektorat Jenderal Bea dan Cukaiyang saya banggakan,Assalamu’alaikum Wr. Wb.Selamat pagi dan salam sejahterabagi kita semua.

ertama-tama, mari kita panjat-kan puji syukur kehadiratAllah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pa-da hari ini kita dapat berkumpul bersama untuk mem-peringati Hari Pabean Internasional ke-56. Momentum

peringatan hari bersejarah tersebut, 56 tahun yang lalu ditandaidengan kesepakatan bangsa-bangsa mendirikan suatu wadahkerjasama antar administrasi pabean sedunia untuk memfasili-tasi perdagangan internasinal. Wadah kerjasama tersebutsekarang menjadi The World Customs Organization (WCO).Seiring berkembangnya kompleksitas perdaganganinternasional, kesadaran untuk meningkatkan kerjasama sertamenyatukan tindak antar administrasi pabean dalam wadah TheWorld Customs Organization semakin dirasa diperlukan.

Sebagai anggota WCO, Direktorat Jenderal Bea Cukai se-nantiasa mengacu pada mekanisme dan prosedur yang direko-mendasikan organisasi tersebut. Tidak terkecuali padaperingatan Hari Pabean Internasional ke-56 kali ini, kiata jugaberjalan seiring dengan tema yang dicanangkan oleh WCOyaitu “The Fight against Drugs Trafficking”.

Saudara-saudara yang saya hormati,Perkembangan perdagangan dan peredaran illegal Narko-

tika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) telah lama menjadikepedulian global. Organisasi-organisasi internasional terma-suk WCO juga turut meningkatkan perhatian mereka dalammeningkatkan kerjasama dan koordinasi program sebagai upa-ya memerangi perdagangan dan peredaran gelap narkoba.Dalam kaitan dengan permasalahan tersebut, Direktorat Jen-deral Bea dan Cukai, sebagai anggota WCO, mempunyai ke-wajiban untuk berperanserta memutus mata rantai perdagang-an illegal narkoba dan memerangi organisasi kriminalnya.

Pada perkembangan terakhir, Indonesia bukan lagi hanyasebagai tempat transit dari perdagangan illegal narkoba tetapisudah dijadikan tempat tujuan penjualan dan tempat produksinarkoba oleh sindikat pedagang narkoba internasional.Kecenderungan meningkatnya penyalahgunaan narkoba dikalangan generasi muda dan peredaran perdagangan gelapnarkoba di tanah air, telah membuat kita sadar bahwa masalahnarkoba merupakan masalah kelangsungan hidup masyarakat,bangsa dan negara, mengingat generasi muda merupakanasset pembangunan bangsa.

Posisi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai penga-was lalu-lintas perdagangan di perbatasan negara diharapkandapat memaksimalkan dukungannya terhadap upayapemberantasan perdagangan illegal narkoba. Kita harus bisamendeteksi sedini mungkin usaha penyelundupan narkobaserta mengambil tindakan cepat dalam penegakan hukumnya.

Mengingat modus dan teknik penyelun-dupan narkoba yang digunakan pelakukriminal semakin berkembang dan ter-organisir, kita pun perlu mencermatinyadengan meningkatkan kapasitas kerjapetugas di lapangan serta pengembang-an teknik-teknik analisis intelijen danpengawasan yang mendukung.

Saudara-saudara sekalian,Permasalahan perdagangan illegal

dan kejahatan narkoba merupakanpermasalahan yang demikian komplek.Pada prinsipnya terdapat tiga faktorpemicu meningkatnya peredaran illegalnarkoba di suatu negara, yaitu:lemahnya kapasitas interdiction yangakan mengakibatkan peningkatan resikoperedaran gelap narkoba, peningkatanpenyalahgunaan narkoba yangmengakibatkan permintaan atas barang-barang terlarang ini meningkat, sertakurangnya kerjasama antar instasipenegak hukum baik nasional maupun

internasional yang berakibat berkurangnya efektifitas pelaksa-naan tugas interdiction. Dalam kaitan ini, untuk meningkatkanperannya sebagai penjaga garda terdepan perbatasan negara,DJBC selain harus mampu meningkatkan kapasitas operasio-nalnya, juga perlu mengembangkan kerjasama dengan instasipenegak hukum lain baik nasional maupun internasional dalamrangka penukaran informasi dan pengalaman dalammemerangi masalah narkoba.

Sepanjang tahun 2007 lalu, aparat DJBC, kepolisian bersa-ma instasi lain yang bergabung dalam satuan Tugas Seaportdan Airport Interdiction telah mencatat keberhasilan dalampengungkapan beberapa kasus kejahatan narkoba. Keberha-silan tersebut selain merupakan bukti peningkatan kapasitasaparat Satuan Tugas Interdiction di lapangan yang selalu siagadan waspada terhadap kemungkinan masuknya barangterlarang ini, juga tidak terlepas dari peran Badan NarkotikaNasional (BNN) selaku koordinator penanganan pemberantas-an kejahatan narkoba dalam mensinergikan program kegiatanyang sudah direncanakan bersama.

Perlu dicatat langkah-langkah yang telah kita tempuh dalammeningkatkan kualitas dan kinerja petugas interdiction dilapangan, diantaranya pemberian pelatihan analisis intelijen,pelatihan penyidik pegawai negeri sipil, pelatihan pawanganjing serta pamberdayaan peralatan X-ray yang mendukung.Keseluruhan tindak tersebut merupakan bentuk perwujudantugas kita melindungi kepentingan masyarakat. Ke depan tugastersebut akan semakin berat, untuk itu kita harus berbenah dirimeningkatkan profesionalisme serta disiplin kerja kita.

Secara khusus, pada kesempatan ini saya mengucapkanterima kasih kepada segenap pegawai Direktorat Jenderal Beadan Cukai yang telah ikut berperanserta dan mendedikasikankerjanya dalam upaya pemberantasan illegal narkoba. Sayaberharap semoga upaya yang telah dilaksanakan dapat terusditingkatkan.

Akhir kata, marilah bersama-sama kita tingkatkan dayaupaya dan kinerja kita dalam mendukung berbagai tugas yangmenjadi tanggungjawab Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingankepada kita semua dalam melaksanakan pengabdian kepadabangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai bersama.

Terima kasihWassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 28 Januari 2008MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIASRI MULYANI INDRAWATI

P

41WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

KEPABEANAN INTERNASIONAL

Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam rangkaHari Pabean Internasional (HPI) ke-56 menggelar beragam kegiatan. Aksidonor darah misalnya, kegiatan yang dilakukan di auditorium KP-DJBCpada 23 Januari 2008. diikuti oleh para pegawai dilingkungan KP-DJBCtermasuk Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi, Direktur Kepa-beanan Internasional M. Wahyu Purnomo dan Kepala Pusat Pendidikandan Pelatihan Bea Cukai Endang Tata. Donor darah tersebut berhasilmenghimpun darah yang disumbangkan kepada PMI sebanyak 130kantong. Kegiatan serupa juga dilakukan di KPU Tanjung Priok yang jugamenghimpun darah sebanyak 118 kantong. (foto tengah kanan)

Acara lainnya berupa gerak jalan santai yang diikuti oleh para pejabatDJBC, keluarga dan pegawai dilingkungan KP-DJBC dengan menempuhjarak 6 km. Jalan santai ini dimulai dengan pengibaran bendera start olehDirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi di pelataran parkir gedung A (foto atas kiri)

Bola voli menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkandalam rangka HPI. Pertandingan menampilkan peserta dari staf inti DJBC

melawan tim pegawai wanita di KP-DJBC. Pertandingan ini dimenangkanoleh tim pegawai wanita. Pertandingan yang berlangsung pada 25 Januari2008 berlangsung meriah. Diakhir pertandingan kedua tim berfoto bersama(foto tengah kiri)

Pertandingan basket three on three menjadi cabang olah raga lainnyayang dipertandingkan. Pertandingan yang diikuti oleh tim dari direktorat-direktorat di lingkungan KP-DJBC berlangsung sejak 4 Januari 2008. Padafinal basket yang berlangsung 25 Januari 2008 bertemu dua tim yaitu Direk-torat Teknis Kepabeanan melawan Direktorat Informasi Kepabeanan danCukai, yang dimenenagkan oleh tim Dit IKC dengan skor 27:24 (foto bawah)

Olahraga menembak juga menjadi salah satu cabang yang dipertan-dingkan dalam rangka HPI. Pada cabang olah raga ini Menteri KeuanganSri Mulayni Indrawati beserta suami Tonny Sumartono menjadi salah satupeserta diantara peserta lainnya yang berasal dari staf inti, pejabat eselon IIdan III dilingkungan DJBC. Tampak pada gambar Menkeu, Dirjen Bea danCukai Anwar Suprijadi bersiap untuk menembak. (Foto atas kanan)

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI PABEAN INTERNASIONAL KE-56 KANTOR PUSAT DJBC

FOTO-FOTO WBC/ATS

43WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

ali ini kami ingin berbagi pengalaman dengan pem-baca Warta Bea Cukai tentang salah satu pertemu-an komisi lainnya dalam kerangka kerja World Cus-toms Organization (WCO), yaitu pertemuan komisiteknis nilai pabean. Implementasi ketentuan nilai

pabean berdasarkan Article VII GATT 1994 ini selalu menim-bulkan perdebatan yang panjang manakala anggota berbica-ra masalah pembebanan royalti, lisensi, know how dansebagainya yang dibayar kepada pihak ketiga. Dalam hal ba-gaimana pembayaran itu dimasukkan dalam nilai pabean dandalam hal bagaimana pembayaran itu tidak dimasukkandalam nilai pabean.

Posisi Indonesia yang pada umumnya adalah sebagaipembayar Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atas barangyang diimpor, tentu akan lebih menguntungkan apabila setiappembayaran itu termasuk dalam nilai pabean, terutama darisudut pandang kepabeanan, walaupun akan berbeda masa-lahnya apabila dilihat dari sudut pandang perpajakan nasio-nal yang lebih fokus pada besar kecil keuntungan perusaha-an (mengenai hal iniakan lebih tepat bila di-bahas tersendiri dalammasalah transfer pricing).

Masalah lainnyaadalah tentang underinvoicing yang padaumumnya dihadapi olehnegara berkembang,Jadi pembahasan dannegosiasi dalam perte-muan komisi teknis nilaipabean ini juga tidakterlepas dari masalahkepentingan masing-masing negara anggotadalam perdaganganinternasional, dan ke-pentingan ini akan ber-beda tergantung padaposisinya dalamkepemilikan HAKI daribarang yang dieksporatau diimpor.

Sedang dalam ma-salah under invoicing,kepentingan tersebutadalah pada posisinya,apakah sebagai eks-portir atau importir atasbarang tersebut dansejauh mana ketentuanyang disepakati mem-

perbolehkan pabean menggunakan metode penetapannilai pabean apabila harga yang diberitahukan diragu-kan kebenarannya.

GAMBARAN UMUMDalam era perdagangan global sekarang ini ba-

nyak sekali perusahaan multinasional sebagai pemilikatau pemegang HAKI memberikan lisensi kepadaperusahaan di negara lain. Lisensi ini bisa mencakupproses produksi, design, kualitas, kuantitas, harga,pemasaran dan distribusi atau disebut sebagaiexclusive license, tapi bisa juga hanya sebagian haktersebut diberikan, misalnya hanya untuk prosesproduksi, sedangkan design, harga, kualitas, danpemasaran diserahkan kepada perusahaan di negaralain atau digunakan sendiri.

Dalam pola perdagangan semacam ini, dimanahak-hak itu hanya diberikan sebagian atau non-exclu-sive license, kemungkinan adanya pembayaran royaltikepada pihak ketiga selalu terjadi. Apabila perusahaandi negara pengekspor hanya memperoleh lisensiuntuk memproduksi, maka importir atau pembeli harusmembayar royalti untuk hak lainnya kepadaperusahaan pemegang hak, sebagai pihak ketiga dinegara lain.

PEMBAYARAN ROYALTI KEPADA PIHAK KETIGADalam pembahasan mengenai hal ini, komisi teknis

nilai pabean telah sepakat bahwa dimasukkan tidak-nya pembayaran royalti kepada pihak ketiga initergantung pada ada tidaknya kontrol yang dilakukanoleh pemegang hak (sebagai pihak ketiga) kepadapembeli. Untuk mengetahui apakah ada kontrol atautidak perlu diteliti kontrak yang ditanda tangani olehpembeli dan penjual dan antara pembeli dan pemeganghak.

Untuk menentukan dalam kondisi bagaimana dika-takan terdapat kontrol dan dalam kondisi mana dikata-kan tidak ada kontrol ternyata tidak mudah. Untuk itu

Pertemuan Komisi TeknisNilai Pabean

WCOPembahasan dan negosiasi dalam

pertemuan komisi teknis nilai pabean initidak terlepas dari masalah kepentinganmasing-masing negara anggota dalam

perdagangan internasional.

PERUSAHAAN MULTINASIONAL. Dalam era perdagangan global sekarang ini banyak sekali perusahaan multinasionalsebagai pemilik atau pemegang HAKI memberikan lisensi kepada perusahaan di negara lain.

K

FOTO : ISTIMEWA

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

KEPABEANAN INTERNASIONAL

komisi sepakat membentuk dua case study yang masing-masing dari kondisinya menentukan termasuk atautidaknya pembayaran royalti kepada pihak ketiga tersebutdalam nilai pabean. Dalam menentukan fakta-fakta darimasing-masing kondisi dalam case study inilah biasanyatimbul perdebatan yang panjang.

Misalnya, apabila di dalam kontrak antara pembeli danpemegang hak dicantumkan bahwa pemberian lisensidihentikan apabila tingkat penjualan menurun 25% daritahun sebelumnya, apakah ini dapat dikatakan sebagaikontrol atau tidak? Sebagian anggota mengatakan bahwahal ini sudah dapat dikatakan sebagai kontrol karenapembeli terikat dengan ketentuan bahwa penjualannyatidak boleh turun lebih dari 25% dari tahun sebelumnya,tapi sebagian anggota lainnya mengatakan bahwa hal itutidak dapat dikatakan sebagai kontrol karena ketentuanitu hanya dimaksudkan untuk memotivasi pembeli agarselalu berusaha meningkatkan penjualan.

Ini hanya sekedar contoh, masih banyak kondisi-kon-disi lain yang lebih detail tentang proses bagaimanatransaksi jual beli itu sendiri terjadi, yang tidak mungkindiuraikan dalam tulisan singkat ini.

UNDER INVOICINGUntuk menentukan apakah nilai pabean atas barang

yang diimport under invocing atau tidak, komisi sepakatbahwa apabila nilai bahan atau material dari barang yangdiimpor itu sendiri lebih tinggi di harga pasar normal daribarang jadinya, dapat diduga telah terjadi under invoicing.Dalam hal ini komisi sepakat bahwa pabean dapatmempunyai dugaan bahwa telah terjadi under invoicing.

Akan tetapi, keputusan itu tidak serta merta memperbole-hkan pabean untuk segera menggunakan metode penentuannilai pabean berdasarkan metode yang ada. Dalam hal iniharus diberi kesempatan kepada importir untuk membuktikankebenaran nilai pabeannya, termasuk di dalamnya tentangbukti adanya pembayaran yang dilakukan berkaitan denganbarang yang diimpornya.

Beberapa negara anggota menyatakan bahwa bukti ada-nya pembayaran tersebut harus dibuktikan oleh pabeanmelalui proses post clearance audit, sedang negara lain me-nyatakan bahwa tidak menjadi masalah apakah importir me-nyimpan catatan atau menyelenggarakan pembukuandengan baik atau tidak, menurut mereka walaupun importirtidak dapat membuktikan jumlah yang benar-benar dibayaratau harus dibayar, dan nilai yang diberitahukan ditolak olehpabean, nilai transaksi tetap dapat ditentukan berdasarkandokumen perdagangan dan keuangan yang berkaitan dengantransaksi tersebut.

Jadi dengan kata lain, pada umumnya negara majusesuai dengan kondisi mereka, berpendapat bahwa nilaitransaksi selalu dapat ditentukan berdasarkan dokumenyang diberikan oleh importir atas transaksi jual belinya.Pembahasan dalam masalah ini masih terus berlangsungdan belum dicapai kesepakatan.

KESIMPULANPembahasan dan negosiasi dalam pertemuan komisi tek-

nis nilai pabean juga tidak terlepas dari kepentingan masing-masing negara anggota. Kepentingan ini akan berbedatergantung pada posisinya sebagai eksportir atau importirdan kepemilikan atas HAKI yang tercakup di dalamnya.

Dalam masalah under invoicing, kepentingan dari sisinegara produsen adalah tidak terhambatnya akes pasar bagiproduknya, sedang dari sisi negara pengimpor adalahadanya pengamanan yang cukup bagi penerimaan negara.

Dari masing-masing case study tersebut, kondisi darifakta-fakta yang dikemukakan perlu dianalisa, untukmengetahui apakah fakta-fakta tersebut sesuai dengankepentingan kita, sebagai pembayar HAKI dan yangselalu dihadapkan pada masalah under invoicing.

Maryanto Danuraharjo, Atase Bea dan Cukai Brussels Belgia

Mulai edisi Juni 2007, Majalah Warta Bea Cukai

menyediakan halaman untuk mempublikasikan

Iklan Keluarga khusus bagi keluarga besar,

kerabat atau pensiunan pegawai DJBC di

seluruh Indonesia tentang :

uuuuu PERNIKAHANuuuuu KELAHIRAN ANAKuuuuu UCAPAN TERIMA KASIHuuuuu UCAPAN DUKA CITAuuuuu INFORMASI LAINNYA

Dengan memasang iklan keluarga di majalahWarta Bea Cukai ini, apapun informasi andatentang keluarga bisa sampai kepada kerabatanda, dengan harga yang cukup terjangkauseperta tabel berikut :

Keluarga

UKURAN HARGA

Halaman Cm Hitam/Putih Berwarna

1 21x28 2.000.000 3.000.000

1/2 14x21 1.000.000 1.500.000

1/4 10x14 500.000 750.000

1/8 7x10 300.000 500.000

Iklan

1 Halaman21 x 28

1/2 Halaman14 x 21

1/4Halaman10 x 14

1/8Halaman

7 x 10

Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambattanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksidan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukaisesuai pada kolom redaksi.

Informasi hubungi :Kitty, telp (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353

45WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

tomatis, dengan pemberlakuan secara elektroniksistim absensi pegawai di KP DJBC ini, masalahkedisiplinan pegawai untuk masuk kantor danpulang kerja sesuai dengan waktunya dapatdiwujudkan. Mengenai pelaksanaan absen secara

elektronik Kepala Bagian Umum KP DJBC, Sonny Subagyomenjelaskan, pemberlakukan absen elektronik didasarkanpada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.01/2007tentang Pedoman Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipildi Lingkungan Departemen Keuangan, khususnya mengenaikepatuhan terhadap tata tertib jam masuk, istirahat, pulangkantor dan pemanfaatan jam kerja sesuai dengan ketentuanyang berlaku

Menindaklanjuti hal itu Direktur Jenderal Bea dan Cukai

mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE-05/BC/2006 tentangPenegakan Disiplin Kerja Pegawai Kantor Pusat DJBC DalamHubungan Pemberian Tunjangan Khusus PembinaanKeuangan Negara (TKPKN). “Kita lakukan ini juga berdasar-kan beberapa pertimbangan diantaranya remunerasi kitayang sudah ditingkatkan, sehingga diharapkan disiplin kerjapegawai juga meningkat, mulai dari disiplin masuk danpulang kerja tepat pada waktunya,” imbuh Sonny.

Lebih lanjut Sonny menjelaskan, tanda kehadiran pega-wai adalah melakukan ab-sensi dengan mengguna-kan mesin absen yang su-dah disediakan di masing-masing unit kerjanya.Mesin absen (hand keymachine) ini dapat diguna-kan oleh pegawai untukmelakukan absensi masukbekerja mulai pukul 06.00WIB sampai dengan pukul07.30 WIB.

Dalam prakteknya, ab-sen dengan sistim elektro-nik ini menggunakan tela-pak tangan, hal itu berda-sarkan pertimbangan ke-cilnya kendala yang diha-dapi dibandingkan dengansidik jari yang mengguna-kan ibu jari. Jika sidik jaridengan menggunakan ibujari menurut Sony hal itusetelah dicoba ternyata me-miliki sifat sensitifitas yang

ABSEN PAGI berlaku mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 7.30 WIB. Sedangkan absen pulang bekerja dimulai pukul 17.00 WIB sampai denganpukul 19.00 WIB.

KP DJBC Berlakukan

AbsenElektronik

Mulai 1 Januari 2008, KantorPusat (KP) Direktorat Jenderal Beadan Cukai (DJBC) memberlakukan

secara elektronik sistem absensi bagipegawainya menggantikan absenmanual yang selama ini berlaku.

SONNY SUBAGYO. Remunerasi telahditingkatkan, kedisiplinan kerjapegawai diharapkan juga meningkat,mulai dari disiplin masuk dan pulangtepat pada waktunya.

O

INFO PEGAWAIFOTO-FOTO WBC/ATS

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

sangat tinggi, artinya jika salah satu bagianterutama di telapak ibu jari mengalami luka atautergores maka mesin pendeteksi akan menolak.

Penerapan absen berlaku bagi seluruhpegawai, mulai dari golongan terendah sam-pai eselon II dan diharapkan segera direali-sasikan juga di kantor Bea dan Cukai lain-nya. Sebelumnya Kantor Pelayanan Utama(KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok jugatelah memberlakukan sistim serupa. Meskikendala sempat ditemui pada awal pelaksa-naan namun setelah dua minggu sudah ber-jalan lancar. Kendala ditemui ketika itu antaralain, setelah dilakukan registrasi NomorInduk Pegawai (NIP) untuk PIN dan telapaktangan masing-masing pemilik PIN, ternyatasetelah dicoba ada beberapa pegawai yangabsennya ditolak oleh mesin. Untuk itu bagiyang absennya masih ditolak dilakukan lagiregistrasi ulang.

Pembatasan waktu juga diberlakukan un-tuk menghindari adanya upaya menyalahgu-nakan mesin absen ini. Bagi pegawai yang absen sebelumpukul 06.00 WIB, maka dianggap tidak absen, begitu jugapegawai yang absen setelah pukul 07.30 WIB dianggap da-tang terlambat, karena absen pagi berlaku mulai pukul06.00 sampai dengan pukul 7.30 WIB. Sedangkan absenpulang bekerja dimulai pukul 17.00 WIB sampai dengan pu-kul 19.00 WIB. Apabila pegawai absen sebelum pukul 17.00WIB dianggap pulang sebelum waktunya dan bagi pegawaiyang absen setelah pukul 19.00 maka dianggap tidak absen.

Mengenai perbedaan yang terdapat pada absen manualdibandingkan otomasi dengan elektronik, bila pada absenmanual bisa dilakukan tiga hari sekali (dirapel) atau mungkinsaja menitip pada temannya maka dengan adanya otomasiini absen harus dilakukan setiap hari, pagi dan sore dan ituharus dilakukan sendiri. Dampak dari penerapan otomasi inibisa dikatakan, saat ini sudah mengalami kemajuan dimanapara pegawai tiba di kantor sebagian besar pada pukul 7.

“Ini kita terapkan semata-mata untuk mengantisipasiadanya oknum pegawai yang suka mengakali absensi. Danotomasi ini merupakan konsekuensi dari peningkatanremunerasi yang telah diberikan Menteri Keuangan. Minimaldengan adanya otomasi ini kita dapatmempertanggungjawabkannya ke publik, bahwa dengan kita

diberi gaji yang tinggi, timbal baliknya adalahbekerja sesuai ketentuan dan aturan,” ujarSonny.

TERKAIT DENGAN TCMengenai record hasil absensi pegawai

yang biasa disebut sebagai laporan ketertib-an pegawai, hal itu dilakukan rekap laporansetiap sebulan sekali. Laporan itu selanjutnyadiserahkan ke Bagian Kepegawaian danpenggajian setiap tanggal 25.

Menurut Mira Puspita Dewi, Kasubag TataUsaha dan Kearsipan KP DJBC, laporan ke-tertiban pegawai itu terkait dengan pemberi-an TKPKN atau yang dikalangan pegawaidikenal dengan istilah TC (tunjangan khusus)yang diberikan kepada pegawai setiap bulanpada tanggal 25. Dari laporan itu, bagian gajibisa mengetahui berapa jumlah absen darimasing-masing pegawai, hal itu untuk me-nentukan besarnya jumlah potongan secaralangsung terhadap TC pegawai. “ Jadi rekap

ini oleh bagian gaji setiap bulannya dijadikan dasar untukmemotong TC pegawai sesuai absensinya,” lanjut Mira.

Untuk pegawai yang absen, baik dengan surat keterang-an atau pemberitahuan sakit atau karena keperluan lainmaupun tanpa surat keterangan atau pemberitahuan maka iatetap dikenakan potongan sebesar 5 persen per hari. Adanyasurat keterangan dari pegawai yang tidak masuk, menurutMira itu menunjukkan etika pegawai dan tentunya pemberita-huan itu terkait dengan integritas dan kepatuhan pegawai,dibandingkan tidak masuk tetapi tidak memberikan suratketerangan.

Lebih lanjut menurut Mira, bagi pegawai yang terlambatabsen, baik absen pagi maupun absen sore maka dikenakanpotongan 1,25 persen perhari. Yang tidak dipotong adalahjika pegawai tidak masuk atau terlambat datang karenakeperluan dinas atau misalnya konsinering, termasuk jugamengambil jatah cuti tahunannya.

Sebaliknya, jika cuti diluar jadwal cuti tahunan jugadikenakan potongan sebesar 5 persen per hari. Untukpegawai yang lupa melakukan absen, maka tidak dikenakanpotongan namun itu dengan bukti-bukti dan alasan yang kuatdan melalui pengecekan untuk mengetahui apakah memangbenar pegawai tersebut pada jam sebelum absen sampaibatas waktu absensi berakhir memang benar-benar beradaditempat, karena kesibukannya lalu dia lupa absensi. Bagimereka yang memang benar lupa melaksanakan absenmaka akan diberikan surat keterangan bahwa yangbersangkutan pada tanggal sekian lupa melakukan absen.

“Sering hal ini terjadi dibagian Organisasi dan TataLaksana (OTL). Mereka sering lembur sampai malam, begitubatas absen pulang sudah menunjukkan pukul 19.00 lebih,mereka baru sadar kalau belum absen. Makanya sayaselalu mengingatkan ketika jam 17.00 lebih baik absen dulubaru setelah itu jika ingin lembur silahkan,” imbuh Mira.

Bagi pejabat/pegawai yang tidak dapat melakukan absen-si pada saat jam masuk maupun jam pulang bekerja dikare-nakan kedinasan, dikenakan ketentuan sebagai berikut:1. khusus pejabat eselon II diwajibkan membuat Surat

Pernyataan sesuai dengan format yang telah disediakan.2. Pegawai yang mendapat tugas kedinasan di luar kantor

diwajibkan membuat Surat Keterangan dari atasanlangsungnya atau pejabat yang ditunjuk pada unit eselonII terkait sesuai dengan format yang telah disediakan.

3. Pegawai yang mendapat tugas diperbantukan padainstansi/Badan lain tetapi gaji dan TKPKN masihdibayarkan di Kantor Pusat DJBC, diwajibkan melakukanabsen manual dan melaporkannya kepada SekretarisDJBC u.p Kabag Umum secara periodik paling lambatsetiap tanggal 30 setiap bulannya dalam bentuk Laporan

OTOMASI SISTIM ABSENSI mulai berlaku sejak 1 Januari 2008 di KantorPusat DJBC.

MIRA PUSPITA. Hasil rekap dijadikandasar untuk memotong TC pegawaisesuai jumlah absensinya.

INFO PEGAWAIFOTO-FOTO WBC/ATS

47WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

Ketertiban yang ditandatangani (diketahui) oleh pejabatsetempat sesuai format yang telah disediakan.

Mengenai peringatan tertulis, akan diberikan jika pegawai tan-pa ijin atau alasan sah terlambat masuk kerja atau meninggalkanpekerjaan pada waktu jam kerja atau pulang sebelum waktunya.Tidak masuk kerja atau tidak menyelesaikan pekerjaan dengansebaik-baiknya dan pada waktunya. Peringatan tertulis diterbitkansetiap kali pegawai melakukan salah satu hal tersebut.

Peringatan tertulis terdiri dari tiga tingkat. Peringatan tertulispertama, kertas peringatan berwana kuning. Peringatan tertuliskedua, kertas peringatan berwarna biru muda. Peringatan tertulisketiga dengan kertas peringatan berwarna merah. Denganpotongan TKPKN yang bervariasi berdasarkan tingkatannya.

Untuk waktu yang akan datang, lanjut Mira kini sedangdirancang PIN absensi pegawai menggunakan barcode,

yaitu memanfaatkan kartu pengenal pegawai (ID-card) yangdidalamnya terdapat unsur sensor untuk mendeteksi nomorPIN. Dengan adanya ID-Card sekaligus PIN untuk melakukanabsen maka pegawai tidak perlu banyak membawa kartu,tetapi cukup satu tetapi memiliki beberapa kegunaan. Selaintidak memakan waktu pegawai untuk menekan nomor PIN-nya juga dapat menghindari timbulnya antrian panjang.

Jika ada yang menyangsikan atau meragukan bahwa mesinabsensi yang berjumlah 18 unit ini dapat dikelabui denganmenggunakan identitas orang lain misalnya, Mira menjamin halitu tidak terjadi karena mesin absensi sudah teregristrasi telapaktangan masing-masing pegawai, dimana pada telapak tangansetiap orang memiliki rumus yang berbeda-beda. Maka itu, jikaada yang mencoba absen menggunakan orang lain apakah itumenggunakan PIN orang lain atau tangan orang lain, maka mesinotomasi akan menolaknya.

BERITA DUKA CITATELAH MENINGGAL DUNIA, SUTARDI (Ayahanda Ibu Permana Agung) Pada hari Rabu, 30 Januari 2008

Pukul 04.00 WIB. Jenazah telah dimakamkan Pada hari Rabu 30 Januari 2008 di Subang

TELAH MENINGGAL DUNIA, GUSMAN GANI (Pejabat pada Biro Humas Departemen Keuangan)Pada hari Selasa 12 Februari 2008, Pukul 10.00 WIB.

Jenazah telah dimakamkan Pada hari Selasa 12 Februari 2008 pukul15.30 WIB

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluargayang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin.

PEGAWAI PENSIUN PER 1 MARET 2008

ris

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

ada kesempatan kali ini penulis akan mencoba temateknis di bidang Teknologi Informasi (TI) khususnyayang ada pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC). Penulis akan membahas tema ini dalam duaedisi, pada tulisan yang pertama ini penulis akan

membahas Modul Pelaporan Online (MPO), Warehouse, danEIS, serta bagaimana mekanisme kerjanya. Pada tulisankedua penulis akan membahas sarana dan prasarana penun-jang dan teknis pengisian.

A. MODUL PELAPORAN ONLINE (MPO)Sesuai dengan Surat Dirjen BC Nomor S-21/BC/2008 tang-

gal 14 Januari 2008, MPO merupakan antisipasi untuk menda-patkan laporan yang lebih real time dan tepat, karena sebelum-nya laporan mengenai penerimaan dilakukan secara manualdilakukan setiap 15 hari sekali. Kerjasama tim IKC (Sarwo,Candra, Widodo, Zulfadly dkk), tim PPKC (Efrizal, Swoko Adi,Slamet Iman, Yuyu Mulyana) bersama-sama membedahaplikasi modul pelaporan yang lama. Penulis tidak akan mem-bahas lebih luas mengenai MPO karena sudah dibahas da-lam WBC edisi 399 Februari 2008 (rubrik PPKC hal 44 – 45).

B. DATA WAREHOUSEData Warehouse adalah database yang mengumpulkan

data dari berbagai sistem yang dimaksudkan untukmendukung pelaporan dan pengambilan keputusan olehpihak manajemen. Data warehouse merupakan kumpulandata yang subject oriented , integrated dan, time varying yangdigunakan utamanya sebagai tool decision dalam sebuahorganisasi. Data warehouse harus dipisahkan dari databaseoperasional (OLTP) (lihat gambar piramida)

Dari piramida itu, bisa dijelaskan urutannya mulai daribawah (WBC edisi 366 Mei 2005), yaitu InfrastrukturTeknologi Informasi (TI), Transaksi Bisnis (OLTP), OnlineAnalysis Processing (OLAP) dan Executive InformationSystem (EIS). Yang penjabarannya sebagai berikut :

l Infrastruktur Teknologi Informasi meliputi: optimalisasi in-frastruktur termasuk didalamnya relokasi dan upgradeteknologi informasi, optimalisasi jaringan kerja (network)yaitu LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide AreaNetwork), kemudian tingkat pengamanan, pusat data,sarana penunjang, intranet portal dan VPN (Virtual PrivateNetwork) dan monitoring jaringan kerja.

l OLTP meliputi pengembangan dan penyempurnaan apli-kasi yang sudah ada (ekspor, impor), pembangunanaplikasi baru, integrasi antar aplikasi dan orientasi bisnis.

l OLAP meliputi kumpulan semua data transaksi pelayananuntuk memenuhi kebutuhan tools dan data dalam prosesanalisis. Yang dapat mengakses OLAP ini adalah ditingkat middle management yang ada di Kantor Pusat,Kanwil dan KPPBC (eselon III).

l EIS, meliputi pemenuhan semua kebutuhan informasi topmanagement (eselon I dan II), di Kantor Pusat dan Kanwil.

Selama ini hanya terkonsentrasi pada dua bagian yangdibawah saja (yaitu Infrastruktur dan OLTP) akibatnya, OLAP(warehouse) dan EIS terabaikan. Bagaimana hasil pelayananbisa dimanfaatkan oleh manajemen apabila dua hal tersebutmasih diabaikan? Atau apakah datanya sudah ditarik kepusat (IKC) tapi belum bisa ditampilkan? Data warehouse diIKC sekarang ini masih terkonsentrasi data impor dan ekspor.

No Data Keterangan

1. Impor dan Ekpor ( 3 periode ) - Tahun 1997 - 1999- Tahun 2000 - 2003- Tahun 2003 - now

Modul Pelaporan Online (MPO),Data Warehouse, dan EIS

Diharapkan data-data yang ada dikomputer nantinya bisa

digunakan sebagai dasar ataupertimbangan pihak pimpinan untuk

memecahkan suatu masalah danmemutuskan suatu persoalan.

P

INFORMASI KEPABEANAN & CUKAI

49WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

2. Warehouse

IMPOR

EKSPOR

Data penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai dalamweb www.beacukai.go.id (dalam text berjalan). Kita harapkandata-data yang ada di komputer nantinya bisa digunakan sebagaidasar atau pertimbangan pihak pimpinan untuk memecahkansuatu masalah dan memutuskan suatu persoalan. Intinya sebagaidasar pertimbangan dan pengambilan kebijakan dan pemantauankegiatan, misalnya berapa netto, berapa devisa dan berapa beamasuk dari kedelai dan bahan pokok lainnya. Insya Allah EIS kitaharapkan menjadi dasar informasi untuk membuat kebijakan.

Tentunya semuanya ini masih banyak kekurangannya, diharap-kan kerjasama seluruh tim yang ada, tetap semangat dan semogasistem ini bisa dikembangkan lebih baik lagi, salam semangat.

Suko Wibowo, Pelaksana pada Dit. IKC

Direktorat IKC mengembangkan dengan tiga teknologi ca-ra penarikan data :1. Export Import DMP (Tipe kantor dengan jumlah transaksi

besar).Tim IKC (Habibi, Elyca R, Rahman, Qibti dkk) mulai meng-ubah pola yang lama dengan metodologi program script.

l Secara oto-matis servermenjalankanscriptscheduler pe-narikan dataPIB pada jam17:30

l Dengan para-meter tanggalPIB saat inidata dikum-pulkan kemu-dian diINSERT kedalam tabelTEMPORARY.Proses inidibuatkan filelog yang digu-nakan adminsebagai indi-cator

l Tabel-tabelTEM kemu-dian di ex-port menjadifile DMP

l Dihasilkan file DMP kemudian di compressl File DMP dikirimkan ke Warehouse Kantor Pusatl Scheduler jam 18:30 semua file DMP dari beberapa

KPPBC kemudian di IMPORT kembali dan data PIBtersebut di INSERT ke dalam data PIB di Kantor Pusat

l Data-data PIB di Kantor Pusat dibedakan antaraKPPBC satu dengan yang lainnya dan masing-masingdapat diakses dengan user snap sesuai KPPBC

Data-data PIB di Kantor Pusat dibedakan antara KPPBCsatu dengan yang lainnya dan masing-masing dapat diaksesdengan user sesuai KPPBC.

2. Snapshot Data (Tipe kantor dengan jumlah transaksi sedang)Snapshot adalah teknologi software bawaan dari Oracle.Kalau di server pelayanan terjadi perubahan data makasecara otomatis di Kantor Pusat (IKC) juga akan berubahsesuai yang ada di pelayanan. Snapshot ini butuhbandwidth jaringan yang cukup besar, tidak cocok(recommended) untuk jaringan kita yang memakai MPLS.

3. Dial Up ftp (Tipe kantor dengan transaksi kecil danaplikasi PC)Server yang tidak online dengan pusat maka penarikandatanya dengan dial up melalui program khusus yangdipasang di PC. Untuk aplikasi PC sekarang sedangdimulai uji coba di KPPBC Sunda Kelapa dan Tangerang.

C. EISEIS adalah sistem yang mampu menyediakan semua ke-butuhan informasi sebanyak mungkin terutama informasiyang dibutuhkan top manajemen. Setelah data dikumpul-kan di pusat, data akan dibuat summary data (setelahmelalui mekanisme cleansing data). Data yang masuk da-lam EIS ini, dapat dibedakan menjadi dua sumber :

1. MPO, seluruh menu penerimaan akan di-supportmelalui MPO

K P P B C

P U S A T

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

etelah berhasil menegah enam kasus pengirimanekstasy melalui bandara internasional Soekarno-Hattadalam kurun dua bulan yaitu Desember 2007 hinggaJanuari 2008, Satuan Tugas Airport Interdiction (SatgasAI) memusnahkan esktasi tersebut yang kurang lebih

mencapai 72.305 butir. Ketua satgas AI yang juga Kepala KantorPengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) BandaraSoekarno-Hatta Rahmat Subagio pada acara press releasepemusnahan tersebut mengatakan, narkoba tersebut ditegaholeh petugas keamanan bandara Soekarno-Hatta di gedungkargo bandara yang terbagi beberapa paket dengan berbagaitujuan di Indonesia seperti Makassar, Pangkal Pinang, Jambi,Palembang Pontianak dan Banjarmasin.

Rahmat kembali menjelaskan, petugas keamanan AngkasaPura II bandara Soekarno-Hatta yang mencurigai paket tersebutlangsung menghubungi pihak Bea Cukai bandara Soekarno-Hattauntuk memastikan paket yang mencurigakan tersebut adalahnarkoba. Setelah dilakukan test ternyata positif paket tersebutberupa narkoba jenis ekstasi.

Menindaklanjuti temuan tersebut yang berjumlah enam kasuslanjut Rahmat, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengananggota satgas lainnya diantaranya adalah Kepolisian Resort(Polres) Bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan pengembang-an penyelidikan.Penyelidikan tersebut berhasil menangkapbeberapa orang tersangka yaitu FR, FA alias Alung, RA dan S,HIS alias HJ S dan KA alias AM dan SJ. Sementara satu orangtersangka lainnya masih dalam pengembangan pihak berwajib

Koordinasi lanjut Rahmat tidak hanya dilakukan di satgas AIBandara Soekarno-Hatta, namun juga mengembangkan kasustersebut dengan melibatkan kepolisian daerah tujuan barangharam tersebut.

Esktasi yang berhasil ditegah tersebut nilainya diperkirakanmencapai kurang lebih Rp.7,2 miliar dengan perkiraan harga per

butirnya kurang lebih Rp.100.000. Sementara itu Kapolres Ban-dara Soekarno-Hatta Guntur Setyanto mengatakan, kerjasamaantar instansi di bandara udara Soekarno-Hatta dalam mengung-kap kasus tersebut harus dapat ditindaklanjuti dan ditingkatkanguna mencapai hasil maksimal dan memberikan efek jera bagipara pelaku dan juga para sindikat narkoba yang mencoba untukmelakukan penyelundupan atau pengiriman narkoba ke Indone-sia dan daerah lain di Indonesia.

Setelah acara press release digelar, para anggota satgasyang terdiri dari berbagai instansi di bandara Soekarno Hatta

NO

1

2

3

4

5

6

Tanggal Kejadian

11 Desember 2007

14 Desember 2007

17 Desember 2007

5 Januari 2008

14 Januari 2008

27 Januari 2008

Jumlah

+ 1700

+ 40.155

+ 1900

+ 3.700

+ 1.950

+ 22.900

Jenis Barang

Ekstasy

Ekstasy

Ekstasy

Ekstasy

Ekstasy

Ekstasy

Tujuan

Makassar

Pangkal Pinang

Jambi

Palembang

Pontianak

Banjarmasin.

Tersangka

FR,

FA alias Alung,

RA dan S,

Pengembangan

HIS alias HJ S

KA alias AM dan SJ

Keterangan

Barang Bukti di PoldaSulawesi SelatanBarang Bukti di Polres MetroBandara Soekarno-HattaBarang Bukti di Polres MetroBandara Soekarno-HattaBarang Bukti di Polres MetroBandara Soekarno-HattaBarang Bukti di PoldaKalimantan BaratBarang Bukti di PoldaKalimantan Selatan

ENAM KASUS PENGGAGALAN PENGIRIMAN NARKOBAMELALUI BANDARA SOEKARNO-HATTA DESEMBER 2007-JANUARI 2008*

*Sumber Satgas AI Bandara Soekarno-Hatta

Satgas AI Bandara Soekarno-Hatta

Musnahkan72.305 Butir

EkstasyEsktasi yang berhasil ditegah nilainyadiperkirakan mencapai kurang lebih

Rp.7,2 miliar dengan perkiraan harga perbutirnya kurang lebih Rp.100.000.

S

PEMUSNAHAN NARKOBA. Dilakukan oleh Satgas AI setelah dilakukanproses hukum terhadap para tersangka.

WBC/ZAP

PENGAWASAN

51WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

yang juga disertai dengan perwakilan dari PengadilanNegeri Tangerang, Kejaksaan Negeri Tangerang, mela-kukan pemusnahan ecstasy tersebut yang juga disaksi-kan oleh para tersangka di area kargo bandara Soekar-no-Hatta. Pemusnahan tersebut langsung diawasi olehProvost.

PENYELUNDUPAN SENJATA APISementara itu pada 6 Februari 2008 petugas KPPBC

Tipe A1 Soekarno Hatta kembali melakukan penegahan.Kali ini petugas menegah senjata api, proyektil peluru,dan spare parts senjata di Kawasan PergudanganTaman Niaga Soewarna. Temuan tersebut diperoleh saatpetugas Bea Cukai mengadakan pemeriksaan ataspaket kargo kiriman dari Oklahoma USA dengan alamatpenerima atas nama AK di Bandung.

Menurut Kepala Seksi P2 KPPBC Soekarno-HattaEko Darmanto, senjata-senjata, proyektil peluru, danspare parts-nya yang gagal diselundupkan tersebutdilaporkan dalam dokumen impor sebagai ‘Auto Parts’.Petugas Bea Cukai yang melakukan pemeriksaanmenemukan barang-barang tersebut yang tersimpandalam paket dalam bentuk bagian-bagian senjata apidalam keadaan terurai seperti barrel laras panjang,popor, peluru kosong sekitar 400 butir lengkap denganperalatan pembuat peluru, picu, dan bagian-bagiansenjata lainnya termasuk 1 buah laras M-16 tipe terbaru.Jumlah senjata api yang ditegah tersebut sebanyak 63item, dengan total 1308 pieces yang dicampur denganspare part mobil untuk mengelabui petugas sebagaimodus untuk memasukkan senjata api tersebut.

Barang tersebut lanjut Eko ditegah karena termasukbarang kategori larangan dan pembatasan (lartas) danbea cukai diamanatkan untuk mengawasipemasukannya dari luar negeri karena dianggap dapatmengancam keamanan negara dan masyarakat.Importasi barang tersebut diduga melanggar ketentuanyang diatur dalam UU Darurat nomor 12 tahun 1951 joPeraturan Pemerintah Pengganti UU nomor 20 tahun1960 dan Inpres nomor 9 tahun 1976 tanggal 6 April1976 tentang Peningkatan Pengawasan danPengendalian Senjata Api.

Saat ini AK masih dalam pemeriksaan bersamapihak berwenang untuk mengembangkan kasus ini lebihlanjut. Barang-barang tegahan akan diserahkan ke pihakKepolisian Republik Indonesia.

SENJATA API. Yang berhasil digagalkan oleh pihak KPPBC Soekar-no-Hatta pada dokumen diberitahukan sebagai sparepart mobil

zapDOK. KPPBC SH

INFO PERATURAN

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

O P I N I

ersentak hati saya membaca opini sdr. Teguh ImanS dalam WBC edisi Februari No. 399 yangberjudul ‘Pusdiklat dalam catatan seorang siswa’.Saya kemudian merenung dan kemudian menya-dari bahwa ada sesuatu yang salah pada jabatan

Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai yang harus segeradikoreksi. Tetapi terdapat juga hal-hal yang perlu diluruskan,sehingga para pembaca WBC mendapatkan informasi yangseimbang dan kemudian setelah itu dengan jernih melakukanpenilaian. Perlu saya garis bawahi bahwa tulisan berikut inijuga hanya opini, jadi bersifat persepsi atau pendapat pribadidan tidak mewakili kelompok orang maupun institusi. Berikutini persepsi dan opini saya ;

1. MEJA PENUH CONTEKANDi awal tulisan sdr. Teguh Iman S, merasa miris dengan ba-

nyaknya meja-meja di kelas yang penuh dengan catatan-catatanberbagai materi pelajaran yang digunakan sebagai contekan.Mohon maaf, kebetulan meja tersebut mungkin belum sempatdibersihkan. Itu memang suatu kenyataan, itu adalah cerminandari sebagian kita. Ibaratnya, menepuk air didulang terpercikmuka sendiri. Apakah sdr. Teguh juga merasa miris, jika melihat,ketika para siswa berada di Pusdiklat Bea dan Cukai dengansigap, tertib dan disiplin dengan pakaian dinas lengkap mengikutisemua kegiatan diklat, namun setelah kembali ke kantor masing-masing, para pegawai tersebut berpakaian seragam seadanya,tidak mengenakan topi bahkan memakai jaket warna-warni danlupa adanya ketentuan penghormatan.

2. SISTEM PEMBELAJARANMemang benar bahwa diklat yang diselenggarakan di Pus-

diklat Bea dan Cukai adalah diklat bagi orang dewasa(andragogi). Namun tidak semua diklat bagi orang dewasapolanya dengan menggunakan sistem belajar mandiri.Sebagian besar pola diklat yang diselenggarakan olehPusdiklat Bea dan Cukai adalah sistem klasikal, atau sistempembelajaran di dalam kelas. Menurut Dick,W. & Carey, TheSystematic Design of Instruction, di dalam sistem belajarmandiri, pengajar atau biasanya disebut tutor atau fasilitatorhanya mengontrol kemajuan siswa, memberi motivasi,memberi petunjuk untuk memecahkan kesulitan siswa.

Model ini di Indonesia tampak dalam sistem pendidikan jarakjauh, seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka. PusdiklatBea dan Cukai juga menyelenggarakan sistem diklat mandiri ya-itu Diklat Jarak Jauh Spesialisasi Cukai. Sedangkan didalamsistem belajar klasikal, pengajar sebagai sumber tunggal dan sis-wa belajar darinya. Siswa mengikuti kegiatan-kegiatan instruksio-nal dengan cara mendengarkan ceramah pengajar, mencatat, meng-isi formulir dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pengajar.

3. MATERI PELAJARANApakah diklat bagi orang dewasa harus mengandung ma-

teri ‘problem solving’ ? Juga tidak sepenuhnya benar. Kalaukita perhatikan pola diklat di Badan Pendidikan dan PelatihanKeuangan, sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 137/KMK.01/2001 tentang Pola Pendidikan dan Pelatihan Pega-wai Departemen Keuangan, misalnya Diklat Teknis SubstantifDasar (DTSD) I, hanya ditujukan untuk memberikanketerampilan dan/atau penguasaan pengetahuan teknisdasar yang merupakan tugas pokok tiap-tiap unit eselon I dilingkungan Departemen Keuangan.

Jika siswa mengeluh tidak mampu lagi mengahapalkan pro-sedur dan flow chart yang rumit tentang sistem pelayanan impor,mungkin itu adalah penafsiran dari sdr. Teguh sendiri.Sebenarnya prosedur pelayanan impor tidak untuk dihapalmelainkan dipahami. Pengamatan saya, tidak ada soal-soal ujiandari para Widyaiswara yang bersifat hapalan, kecuali untuk defini-si-definisi yang penting, misalnya, pengertian Daerah Pabean,Kawasan Pabean, dan sebagainya. Pengalaman sayaberhadapan dengan para peserta pada umumnya tidak ada ke-luhan terhadap materi teknis kepabeanan.

Teknis pabean yang diajarkan di Pusdiklat Bea dan Cukai me-mang didasarkan pada ketentuan-ketentuan terkini di bidangkepabeanan. Memang rumit, karena ketentuan pabean itu sendiriadalah rimba belantara peraturan. Jujur saja, pada kenyataannyapara pegawai Bea dan Cukai hanya menguasai ketentuan-ketentuan kepabeanan yang selama ini menjadi bidang tugasnya.Itupun bagi pegawai yang sehari-hari ditugasi untuk pelayanankepabeanan tertentu. Bagi pegawai lain, ketika masuk diklat, be-nar-benar penguasaan mereka atas ketentuan kepabeanan ada-lah minimal.

Di dalam sistem pembelajaran Pusdiklat Bea dan Cukai,sesuai kurikulum dan silabus, para Widyaiswara selalu mem-beri informasi tentang bagaimana seharusnya (das sein),yang tentu saja didasarkan pada ketentuan-ketentuan kepa-beanan yang berlaku. Penyampaian apa yang menjadikenyataaannya (das sollen), biasanya akan muncul sendirisecara spontan di dalam diskusi. Menurut hemat saya, se-orang Pejabat Bea dan Cukai harus benar-benar menguasaisegala ketentuan yang menjadi dasar tugas dankewenangannya, dan itu hanya bisa dipelajari secara intensifdi dalam diklat.

Pada akhirnya keputusan Pejabat Bea dan Cukai yangdiambil di dalam praktek, sebenarnya merupakan manifestasidari problem solving yang dilakukannya. Problem solvingharus didasarkan pada ketentuan yang berlaku, karena kalautidak hanya akan mengandung ungkapan ‘pokoknya’ , ‘menu-rut pendapat saya’, ‘menurut pengetahuan saya’, ‘biasanya’,’mestinya’ dan sebagainya . Yang lebih menakutkan lagi jikapejabat Bea dan Cukai nantinya melakukan diskresi yangberlebihan dan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan.

Contoh problem solving yang sederhana, itu sendiri seringkita baca di dalam rubrik ‘Konsultasi Kepabeanan dan Cukai ’pada majalah ini . Jika kita perhatikan pemecahan masalah daripara Pejabat Eselon II terhadap problematik yang diajukan olehpara pembaca WBC, selalu didasarkan pada ketentuan-ketentu-an kepabeanan yang berlaku.

4. KINERJA WIDYAISWARASaya terhenyak membaca ungkapan sdr. Teguh Iman S.

yang mempunyai image Widyaiswara saat ini sebagai ‘sosokorang tua menjelang pensiun’ yang tentu saja ‘tidak enerjik, tidakcerdas’ dan ‘tidak mempunyai kualifikasi akademis di atas rata-rata’. Memang kami semua tidak mempunyai kualifikasiakademis di atas rata-rata, karena persyaratan untuk menjadiWidyaiswara pada saat itu tidaklah IPK harus di atas 3,5. Jikaada persyaratan tersebut mungkin saat ini kami semua (paraWidyaiswara) tidak ada di Pusdiklat Bea dan Cukai.

Namun jabatan Widyaiswara yang saya dapat sekarang inibukanlah begitu saja jatuh langit, melainkan setelah melaluisaringan-saringan yang dilakukan Badan Diklat Keuangan dan

MimpiSeorang Widyaiswara

TENTANG PUSDIKLATBEA CUKAI YANG IA CINTAI

Oleh : Sunarno

(Tanggapan atas opinisdr. Teguh Iman S dalam WBC No. 399)

T

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

53WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

Lembaga Adminstrasi Negara (LAN). Kalau jabatan Widyaiswa-ra (di Pusdiklat Bea dan Cukai, pen), seoalah-olah hanyasekedar pelarian bagi pegawai ‘menjelang pensiun’, cobalah di-renungkan.

Di Pusdiklat Bea dan Cukai saat ini tinggal ada 10 (sepuluh)orang Widyaiswara. Tiga (3) orang Widyaiswara melamar padasaat umur mereka kurang dari 40 tahun. Dua (2) orang melamarpada saat umur mereka kurang dari 45 tahun dan 5 (lima) orangmelamar pada saat umur mereka kurang dari 50 tahun. Apakahhal ini bisa dikatakan pelarian menjelang pensiun ?

Jika dikatakan Widyaiswara tidak enerjik dan karena itu tidakproduktif, tergantung dari sisi mana orang memandang. Perludiinformasikan bahwa, sebelum remunerasi disesuaikan, sebagi-an Widyaiswara tidaklah hanya melulu ’mencari makan’ di Pus-diklat Bea dan Cukai. Sebagian dari mereka ada yang mengajardi perguruan tinggi atau lembaga-lembaga pendidikan. Sebagiandari mereka sering diminta sebagai konsultan atau nara sumberdalam berbagai seminar atau in-house training yang diselengga-rakan pihak luar. Sebagian dari mereka sering diminta sebagaisaksi ahli didalam penyelidikan tindak pidana kepabeanan olehpenegak hukum lain. Sebagian Widyaiswara bahkan secaratetap diminta mengajar di PT Sucofindo, Departemen Pertanian,Departemen Kehakiman, Pusdik Polri dan sebagainya.

Apakah itu belum cukup enerjik dan produktif ? Jika tidakterbentur dengan masalah perijinan, saya yakin,pendayagunaan Widyaiswara bagi kepentinganpihak luar akan menjadi lebih bebas lagi. Kini, di-saat sistem remunerasi sudah memadai, kegiat-an-kegiatan tersebut masih terus dilakukan mes-kipun dibatasi dengan ijin Kepala Badan DiklatKeuangan atau Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai.

Jika dikatakan Widyaiswara adalah kumpulanorang-orang tua, memang sebagian benar. Datamenunjukkan 1 (satu) orang Widyaiswara ber-umur sekitar 40 tahun, 1(satu) orang Widyaiswa-ra berumur dibawah 50 tahun, 2 (dua) orangWidyaiswara berumur sekitar 55 (lima puluh lima)tahun , 2 (orang ) orang berumur dibawah 60(enam puluh) tahun dan 4 (empat) orang diatas60 (enam puluh) tahun.

Kenapa demikian ? Adalah suatu kenyataanbahwa proses regenerasi Widyaiswara di Pusdik-lat Bea dan Cukai sangatlah lamban, dikarenakansepinya peminat dari kalangan Pejabat StrukturalDJBC yang melamar. Sebenarnya dalam kurunwaktu 10 (sepuluh) tahun terakhir sejak 1997 ada6 (enam) orang pejabat struktural Bea dan Cukaiyang telah dinyatakan lulus sebagai Widyaiswara.Namun di dalam kenyataannya hanya 3 (tiga)orang saja yang memantapkan niatnya untuktetap menjadi Widyaiswara, sedangkan 3 (tiga)orang lagi mengundurkan diri.

Membaca opini sdr. Teguh Iman S, tampaknya saudara kita inisangat care dengan dunia pendidikan. Karena itu selagi masihmuda, enerjik dan pandai, serta mempunyai kemampuan di atasrata-rata, saya sangat berbahagia jika yang bersangkutan tertarikdan kemudian melamar sebagai Widyaiswara.

Penilaian bahwa Widyaiswara bersifat ’otoriter’ dan ’tidakdemokratis’ mungkin tergantung dari sudut mana orang meman-dang. Widyaiswara adalah merupakan penanggung jawab atasketertiban kelas, karena dalam suasana yang tertib maka prosespembelajaran bisa terjadi. Karena itu ia harus melakukantindakan baik preventif atau represif terhadap setiap gangguankelas, misalnya terhadap siswa yang lalu lalang keluar masukkelas atau siswa yang menerima telepon pada saat jam pelajaranberlangsung. Apakah itu dikatakan otoriter dan tidak demokratis ?

Pada setiap akhir diklat, kepada peserta diklat selalu di-berikan formulir isian tentang kinerja para Widyaiswara.Setelah diisi, formulir tersebut dikembalikan kepada Pusdik-lat Bea dan Cukai tanpa perlu menyebutkan identitas siswa.Dalam catatan kami, tidak/belum ada siswa yang menyatakanbahwa Widyaiswara ’otoriter’ atau ’tidak demokratis’.

5. KEPUTUSAN KELULUSAN SISWAPerlu diketahui bahwa keputusan siswa dinyatakan lulus

atau tidak, bukanlah merupakan keputusan pribadiWidyaiswara. Keputusan tersebut diambil secara kolegialdidalam suatu Rapat Kelulusan yang dipimpin oleh KepalaPusdiklat Bea dan Cukai. Rapat tersebut dihadiri oleh paraWidyaiswara, Pengajar, Pelatih, Pejabat Struktural dariPusdiklat Bea dan Cukai dan bahkan dihadiri pula olehPejabat Struktural dari Sekretariat DJBC. Rapat diakhiridengan penandatanganan Berita Acara. Penilaian kelulusanbukan saja ditentukan berdasarkan aspek intelektual, tetapijuga aspek kedisiplinan yang menyangkut sikap danperilaku.

6. KESAMAAN MIMPI SAYA DENGAN MIMPI SAUDARA TEGUHIMAN SSaya mempunyai kesamaan mimpi dengan sdr Teguh

Iman S dan mudah-mudah saya masih sempat mengalami-nya , sebagai berikut :l Di sisa pengabdian saya 4 (empat) tahun lagi, saya mem-

punyai beberapa rekan sejawat yang muda, enerjik,cerdas dan mempunyai kemampuan diatas rata-rata,untuk saling bekerja sama melaksanakan tugas membinasumber daya manusia Bea dan Cukai.

l Pusdiklat Bea dan Cukai mendapatkan ang-garan yang cukup untuk melaksanakan setiapprogram diklat yang direncanakan.

l Pusdiklat Bea dan Cukai mempunyai gedungyang megah, ruangan kelas yang memadaidan tidak bocor, fasilitas media pembelajaranyang lengkap.

l Terdapat hot-spot di lingkungan PusdiklatBea dan Cukai, meskipun untuk kami paraWidyaiswara telah disediakan fasilitas inter-net oleh Pusdiklat Bea dan Cukai secaragratis.

l Anggaran makan siswa memadai, sehinggasiswa yang diasramakan tidak perlu selalumeminta ’ijin’, atau diam-diam keluar asramadengan alasan perbaikan gizi.

l Asrama setara dengan hotel bintang tiga, se-hingga tidak ada lagi siswa dengan cara minta‘ ijin’ Pelatih atau diam-diam, tidur di rumahdan akhirnya pada pagi harinya terlambatmengikuti pelajaran/ujian, meskipun hanya 15menit.

l Transportasi umum di Jakarta nyaman danaman, sehingga tidak ada lagi siswa yangdiam-diam membawa mobil-mobil bagusmereka dan di parkir di sudut-sudut tersem-bunyi Pusdiklat Bea dan Cukai.

Sudah 13 (tiga belas) tahun saya mengabdi di PusdiklatBea dan Cukai. Saya cukup memahami segalaproblematiknya. Sakitnya Pusdiklat Bea dan Cukai jugamerupakan sakit saya, sebaliknya keberhasilan Pusdiklat Beadan Cukai juga merupakan kebahagiaan saya. Sayamenyadari banyak sekali kekurangan pada Pusdiklat Bea danCukai, tetapi saya menyaksikan dengan kepala sendiri danbahkan terlibat langsung, betapa Kepala Pusdiklat Bea danCukai beserta jajarannya berusaha dengan sepenuh hati,tanpa pamrih, dengan kemampuan yang ada terus memper-baiki institusi ini ke arah performance yang diharapkan.

Untuk kemajuan Pusdiklat Bea dan Cukai, tentu sa-ja sangat dibutuhkan segala kritik dan masukan yang mem-bangun. Opini-opini seperti yang disampaikan oleh sdr.Teguh Iman S tentu saja masih sangat diperlukan, karena de-ngan itu dapat dilakukan introspeksi diri. Tentu saja opiniyang obyektif, tidak emosional, disampaikan dengan santun,dan tidak dilatarbelangkangi dengan alasan-alasan pribadi.

Penulis adalahWidyaiswara pada Pusdiklat Bea dan Cukai

MEMBACA OPINISDR. TEGUH IMAN S,

TAMPAKNYASAUDARA KITA INI

SANGAT CAREDENGAN DUNIA

PENDIDIKAN... SAYASANGAT

BERBAHAGIA JIKAYANG

BERSANGKUTANTERTARIK DAN

KEMUDIANMELAMAR SEBAGAI

WIDYAISWARA

53WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

alam rangka memperingati Hari Pabean Internasionalatau Customs Days yang ke-56, sebanyak 90 pegawaiDJBC yang tergabung dalam CCC, mengadakan“Wisata Galunggung fun bike” dengan jarak tempuhsekitar 50 kilometer. Acara yang berlangsung di kota

Tasikmalaya ini, menyajikan rute yang cukup lengkap, dimulai darikota Tasikmalaya, lalu menuju ke daerah pedesaan denganmedan off road, dan rute menanjak hingga ke kaki GunungGalunggung sebagai finish nya.

Acara yang dimulai pada pukul 07.00 wib ini, dimulai denganstart tepat di depan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea danCukai (KPPBC) Tipe B Tasikmalaya menuju Kota Baru, KampungSumelap, Kampung Taman Sari, Kampung Cigaru, KampungGeger Noong, Jalan Padayungan, Jalan SL. Tobing, Jalan Singa-parna, dan berakhir di Jalan Situ Gede sebagai etape pertama.

Untuk etape pertama yang menempuh jarak kurang lebih 30kilometer ini, para perserta yang seluruhnya berasal dari KantorWilayah Jawa Barat, KPPBC Tasikmalaya, Kantor Pusat, KPPBCSoekarno-Hatta, Kanwil Semarang, KPPBC Tanjung BalaiKarimun, KPPBC Tanjung Pinang, KPPBC Batam, Kanwil Riau,Kanwil Banten, KPPBC Kupang, dan KPPBC Tarakan, juga harusmelewati rute off road yang menanjak dan menurun.

Di rute ini banyak peserta yang kesulitan dalam menem-puh medan off road, karena selain mereka harus memilih ja-lan yang dapat dilalui, mereka pun harus menerjang kubang-an lumpur yang berada di sisi kiri dan kanan jalan. Selain itu,pada rute menurun pun mereka harus ekstra hati-hati,

karena licinnya medan dan banyaknya jalan yang berlubang.Walaupun harus menempuh rute yang cukup sulit, seluruh

peserta tampak bersemangat dan bergembira, hal ini terlihatketika mereka sampai di finish etape pertama tepatnya di SituGede untuk beristirahat. Setelah beristirahat kurang lebih 15menit, perjalanan dilanjutkan untuk menuju finish di kaki GunungGalunggung dengan jarak tempuh sekitar 20 kilometer.

Di etape kedua ini, rute yang ditempuh masih diawali denganrute off road namun sedikit lebih berbahaya karena jalan yangdilalui penuh dengan pasir yang berasal dari lokasi penambanganpasir dan batu. Selesai melewati rute off road, para peserta harusmenempuh rute menanjak yang cukup landai namun panjangyang sesekali diselingi rute menurun, hingga akhirnya sampaifinish di lokasi wisata tempat pemandian air panas kaki GunungGalunggung.

Menurut Ketua Panitia acara CCC yang juga sebagai Ke-pala KPPBC Tasikmalaya, Darsim, acara CCC kali ini dilak-sanakan dalam rangka memperingati hari pabean sedunia ke56 yang jatuh pada 26 Januari lalu. Untuk itu pada acaraCCC kali ini mengambil tema, “Mari memerangi lalulintasperdagangan gelap narkotika dan zat psikotropika, dan kitatingkatkan kesehatan dengan bersepeda”.

“Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Kantor Wila-yah DJBC Jawa Barat dengan KPPBC Tasikmalaya, yangkami selenggarakan dalam rangka hari pabean sedunia. Se-mentara itu, untuk rute yang kami pilih adalah rute Galung-gung dengan jarak 50 kilometer, dimana rute ini memiliki ka-rakteristik tersendiri karena medan yang dilalui cukup leng-kap namun tidak terlalu memberatkan peserta,” ujar Darsim.

Lebih lanjut Darsim menjelaskan, kendati di beberapa tempatada rute yang cukup berat, namun ketika sampai di finish parapeserta dapat menyegarkan kembali tubuh mereka, dengan man-di air panas yang berasal dari kawah Gunung Galunggu.

Acara CCC memang cukup mendapat perhatian dari se-luruh pegawai DJBC, karena dengan adanya acara CCC inimereka dapat saling bersilatuhrahmi dan menghilangkankepenatan mereka saat menjalankan tugas, sehingga kapanpun dan dimanapun CCC mengadakan acara, pastinya akanbanyak pegawai DJBC yang ikut berpartisipasi.

CCC PeringatiCustoms Days

DENGAN MENJELAJAHIGUNUNG GALUNGGUNGDengan menempuh jarak sekitar 50

kilometer, sebanyak 90 pesertapecinta olah raga sepeda di lingkungan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) yang tergabung dalam Customs

Cycling Club (CCC), menjelajahikota Tasikmalaya hingga finish di kaki

Gunung Galunggung.

ETAPE PERTAMA. Setelah menempuh etape pertama dengan jarak 30kilometer, seluruh peserta beristirahat di lokasi objek wisata Situ Gede.

D

RUTE MENANJAK. Kendati harus menerjang kubangan lumpur, parapeserta disuguhi rute menanjak yang cukup berat.

PERISTIWA

adi

FOTO-FOTO WBC/ATS

55WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

R U A N G K E S E H A T A N

nak saya laki-laki berusia 20 tahun. Sebagaiibunya,sejak kecil ia saya berikan cukup susudan suplemen kalsium untuk pertumbuhan tu-lang dan giginya. Namun setelah dewasa kira-kira menginjak bangku kelas 6 SD ia sudah ti-

dak suka minun susu. Akhir-akhir ini ia mengeluh bahwagiginya ada yang pa-tah saat ia mengu-nyah makanan yangagak keras. Hal ituterulang lagi, gigi de-pannya patah sete-ngah bagian saatterbentur tiang bas-ket ketika bermainbasket. Yang inginsaya tanyakan apa-kah anak sayakekuran gan kalsimdikarenakan tidakmenyukai susu lagi ?Apakah ia termasukanak yang rawanterkena rapuh tulang? Terima kasih untukpenjelasannya.

Jawab :Anak ibu sekarang

berusia 20 tahun,berarti gigi perma-nen (gigi dewasa) bi-asanya telah tumbuhsemua kecuali,mungkin gerahamterakhirnya.

Pada masa anakmengalami tumbuhkembang, ia menga-lami proses pertum-buhan yang ditentu-kan oleh factor gene-tik, faktur nutrisi,keadaan emosionalanak dan adanyapenyakit ringansampai dengan berat

Telah diketahui,bvahwa gigi danmulut berbagai fung-si diantaranyasebagai pintu masuknutrisi yang dibutuh-kan oleh tubuh.

Diet yang pertama-tama diberikan kepada bayi ada-lah susu. Didalam air susu terkandung kalsium yangberguna bagi tulang dan gigi.

Selain susu, kalsium juga terdapat pada pasta gigidan makanan lainnya, walaupun susu merupakansumber kalsium nomer 1.

Retensi (kekuatan) email gigi tergantung dari kris-tal-kristal apatik yang terdiri dari ion-ion kalsium, fosfatdan hidroxil. Kesemuanya saling bersinergi sehinggabila kekurangan salah satunya akan berakibat imail gigimenjadi rapuh.

Orang tua harus bekerja sama dengan dokter gigipada pemilihan danpengaturan pola ma-kan anaknya, teruta-ma pada pengenda-lian diet.

Hal yang perlu di-tekankan adalahagar sedapat mung-kin mengurangi ma-kanan yang mengan-dung karbonhidratolahan serta mem-perhatikan waktu danfrekwensi makannya,sebab beberapamenit setelah makan,asam akan terbentukdidalam plak(kotoran gigi yangkotor melekat kuatdigigi berisi kuman-kuman). Bila PH plakmencapai 5,5 makamulailah terjadideminerilisasi emailgigi (kerusakan gigi)kerusakan gigisemakinmempermudah gigimenjadi mudahpecah dan patah.

Anak yang gigi-nya rusak (caries)dapat menyebabkansakit gigi. Denganmenderita sakit gigianak tersebutcenderung akanmenghindarimakanan, sehinggaintake makanan akanberkurang dan anaklebih peka terhadapmalnutrisi(kekuranga salahsatu nutrisi).

Ibu tidak perluterlalu khawatir anak

ibu kekurangan kalsium, karena gejala-gejalakekurangan kalsium pada gigi anak ibu nampaknyatidak ada, yang perlu dilakukan saat ini adalah merawatgigi yang patah sebaik mungkin sehingga tidakmenimbulkan keluhan dan akibat lebih lanjut.

drg. IG. A . HENI (Klinik gigi Poliklinik DJBC JAKARTA)

A

GigiMudah PatahGigiMudah Patah

55WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

pakah hidup itu? Inilah pertanyaan se-luruh umat manusia di sepanjangzaman. Ia menjadi persoalan karenakitalah yang mampu bercita-cita danmampu menganalisa hidup itu sendiri.

Secara gamblang dapat kita katakan bahwahidup itu ialah “tidak mati”. Kalau ada orangyang mengalami kecelakaan, yang paling pa-rah sekalipun, orang masih dapat berkata,“untung masih hidup!”. Kalau hidup hanyalahsoal bernafas, tentu orang tidak perlu bersusahpayah bekerja, bersekolah dan berusaha.

Oleh sebab itu, hidup merupakankesempatan untuk mengisi dan membentuk dirisesuai dengan gambar dan citra yang adapada masing-masing. Sebab kita melihat adaorang yang mengisi hidupnya dengan santaidan hiburan semata, ada pula yang bekerjakeras mengabdi untuk karir dan ada pula seke-dar hidup karena kemampuan yang terbatas.

Mungkin hidup tidak pernah menjadi begitupenting dipikirkan sebelum masa sekarang,dimana zaman sekarang tantangan hidupsemakin berat, yang dicirikan dengan tingginyaangka pengangguran, kemiskinan dan tindakkekerasan serta kejahatan.

Dengan terbukanya kemajuan teknologi,manusia semakin optimis dalammenanggulangi banyak masalah kehidupan.Orang berbicara tentang gizi dan kecerdasan,pendidikan dan pekerjaan semuanya dapatditanggulangi dengan rasa optimis tersebut.Namun dalam kenyataannya banyak orangtidak siap ketika diperhadapkan denganpersoalan kehidupan, kekecewaan, kegagalan,kerugian dan kesakitan.

“Bagaimana kita hidup”, itulah pertanyaan;bukan, “apakah hidup itu?” Bagaimana kitahidup sebagai orang Kristen dan tetapmengakui Kristus dan kebangkitan-Nya. Hal itumenjadi masalah berat setiap kali kita bertemudengan perayaan Paskah. Mengapa ? KarenaPaskah adalah peristiwa dimana Kristus yangpernah hidup seperti kita, pernah mati tetapikemudian bangkit.

Paskah (Ibrani: Pesakh; Yunani: to peskha),pasca, artinya sudah lewat, sudah berlalu, su-dah terlampaui. Kalau jembatan sudahterseberangi. Kalau gunung, lerengnya sudahterdaki. Kalau samudera, gelombang-gelom-bangnya sudah terarungi. Kalau halangan, tan-tangan-tantangannya sudah teratasi.

Dalam Perjanjian Lama, Paskah menjadihari raya agama yang terbesar dan terpentingbagi orang Yahudi. Paskah memperingatikeluarnya bangsa Israel dari Mesir; lolosnyaumat Israel dari maut. Paskah selaludiperingati dengan makan gulai pahit dan rotitak beragi. Gulai pahit melambangkanpengalaman pahit dari masa silam. Jangansampai hal itu terulang. Roti yang tidak beragimengingatkan orang Israel bahwa keluarnyamereka dari Mesir tanpa diduga-duga, tanpaada persiapan. Hal ini juga mengingatkanmereka bahwa semua itu terlampaui, terlewati,terlalui, semata-mata karena intervensi ilahi.Paskah!

Israel diingatkan bahwa mereka bisa men-jadi seperti sekarang ini adalah karenaPaskah. Bayangkan seandainya Paskah tidakada. Pertanyaannya mungkin bukanlah “dima-nakah mereka?” tetapi, “Masih adakah mereka?”.

R E N U N G A N R O H A N I

A

KebangkitanKristusadalah

satu rangkaianyang tidak

terpisahkan daripenderitaan dan

kematian.

SentuhanPaskah

(1 Korintus 15:12-19)

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

57WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

Paskah bersangkutan erat dengan eksistensi mereka,eksis atau tidak eksis, to be or not to be. Dan adalahcampur tangan Tuhan yang memungkinkan mereka mele-wati, melampaui, keluar dari Mesir dan dari maut.Bayangkan bagaimana mereka mampu menyeberangi lautTeberau bila tanpa campur tangan Allah.

KEBANGKITAN YESUSPaskah dalam Perjanjian Baru juga memegang peran-

an yang amat penting bahkan paling sentral. Sentral bagiYesus bahkan bagi kita umat manusia. Mengapa menjadisentral? Karena :a) Yesus sudah melalui/mengatasi maut. Dengan menga-

takan “telah mati”, Dia memperkenalkan diri sebagaiTuhan, yang pernah hidup bersama dengan manusia.Kalau dalam Natal, Dia adalah Imanuel (yang datangdan tinggal beserta kita), maka dalam Paskah Dia ada-lah yang datang dari kita.

b) Kita sudah melampaui/dibawa keluar dari keadaanperbudakan kita yang lama, kepada keadaan/statuskehidupan yang baru. Bandingkan 1 Petrus 2:9-10:dari “kegelapan” ke “terang-Nya yang ajaib”, dari “bu-kan umat” menjadi “umat” (= ami), dari “tidak dikasiha-ni” menjadi “dikasihani” (= ruhama).

Haleluya! Bagaimana mungkin ini terjadi? Karena Ye-sus bangkit, ya! Ia telah bangkit. Andaikan Iatidak bangkit maka sia-sialah kekristenan kita(1 Kor. 15:14). Disinilah letak keunikankekristenan. Kalau hanya soal punya nabi yangberkuasa, guru yang penuh hikmat, tokoh yangberbudi luhur dan baik hati, bahkan rela matikarena welas asihnya atau demi keyakinannya,“Kekristenan tidak ada istimewanya!”.Keistimewaan kekristenan ialah: Ia bangkit!Dan dititik ini : (a) semua agama menolaknya,karena menurut mereka paling-paling Yesushanya reinkarnasi; (b) ilmu pengetahuan jugamenolaknya. Menurut mereka Yesus hanya“mati suri” . Bukankah Yesus sudah dua malamdikubur?

Alkitab tidak menceritakan bagaimana peris-tiwa Paskah itu. Simbol Paskah bukanlah Yesusyang sedang bangkit dari kubur, tetapi kuburyang kosong! Kain kafan yang terlipat rapi. Batu yang ter-golek. Serdadu-serdadu yang ketakutan. Itu saja yang ki-ta ketahui.

Alkitab hendak mengatakan: Yesus benar-benarbangkit (1 Kor 15:4-8). Tetapi bukan peristiwanya itu yangpenting! Yang penting adalah kuasa-Nya. Yang pentingbukanlah memperingati suatu peristiwa, melainkanmengalami sebuah kuasa.

Kuasa apa? Kuasa kemenangan! Apa artinya? :1) Mengalami hidup yang berkemenangan! Menyadari

dan menghayati, bahwa kita lebih dari pada orang-orang yang menang”. We are winners! (Roma 8:37).Mesti kuat bagai baja, teguh bagai batu karang, tidaklembek seperti bubur. Namun jangan congkak,sombong, tetapi jangan juga minder atau tiarap terus.

2) Paskah berarti yang lama sudah berlalu, yang barusudah terbit. Kita adalah manusia zaman baru. Janganmau diikat dan terbelenggu oleh kenyataan masa kini.Semua yang ada sekarang ini (betapapun kokohkelihatannya) sedang berlalu. Semua ini passingaway. Kita harus passing over. Jangan peduli dengantetek bengek. Songsong era baru, kemungkinan baru.Paradigma baru.

3) Paskah berarti yang tidak mungkin ternyata mungkin.Yang impossible ternyata possible. Hal ini sangat re-levan sekali untuk masa krisis dimana kita hidup seka-rang ini. Semuanya mentok, kita terbelit dan terlilitdalam lingkaran setan, tidak tahu di mana mesti mulai

DENGANPASKAH, DIA

YANG PERNAHMATI MENJADI

LANDASANKITA

MEMBANGUNHIDUP

untuk menguraikannya. Ibarat perahu bocor, diatasidisini disana yang bocor, lari kesana disini yang bocor.Dalam keadaan seperti ini ada dua kemungkinan: (a)panik, putus asa, frustasi. Hal ini wajar. (b) tenang,ditengah pusaran air yang hebat ada pusat yang amattenang. Kapten kapal yang berpengalaman, tidakngotot melawan pusaran, tetapi berserah dibawa kepusat yang tenang itu. Ketika semua upaya manusiamentok. Kita punya satu kemungkinan, bergantungkepada Tuhan.

Terhadap orang sukses cerita akan berkisar padakegemilangan dan penampilan yang merupakan senyumkemenangan. Mengapa kita tidak bercerita tentangkepahitan yang mengawali kesuksesan ? Memang iaakan diceritakan, tetapi didalam hati kita selalu terselipharapan; kalau boleh jangan banyak penderitaan danusaha keras untuk mencapai kebahagiaan.Sesungguhnya banyak orangtua yang banyak bersusahpayah merangkak sampai “jadi orang”. Tetapi, tiba padaanaknya, si orangtua tidak memberikan “pengalamanpahitnya” melainkan hanya memberikan hasilnya,sehingga terjadilah proses pemanjaan yang berlebihan.

Tuhan Yesus memberikan keterangan diri: Yang Awaldan Yang Akhir, Yang Hidup dan – jangan lupa: YangTelah Mati! Mengapa Dia menyebut identitas yang satu

ini, yang telah mati? Tidak cukupkah kalaudikatakan, Aku Kristus Yang Hidup saja?

Kebangkitan Kristus adalah satu rangkaianyang tidak terpisahkan dari penderitaan dankematian. Betapa sering kita mempertentang-kan penderitaan dengan kebahagiaan sehinggayang satu harus disingkirkan dan yang satuharus diraih serta dipertahankan. Kristus hidup,dalam arti baru: Kebangkitan, bukan tanpausaha dan pengorbanan. Dalam kemanusiaan-Nya, Dia memahami segala derita manusia, Diamerasakan sedalam-dalamnya dan Diamenempuhnya dengan penuh kesadaran. KalauDia datang dari kita berarti Dia adalah bukanorang lain. Ia datang dari lingkungan kita,lingkungan kematian, karena itu kita tidak perlutakut lagi.

Kalau Dia datang dari kita, mengapa pulakita harus menyingkirkan lingkungan kita? Mengapa pulakita harus takut dengan apa yang disebut derita danmaut? Sebab hal itu adalah dunia, dimana kita beradadan untuk mana Kristus telah mati dan mengubahnyadengan kebangkitan. Dia mengawalinya dari akhir. Akhiritu adalah air mata, perpisahan dan kematian.

Kematian menjadi salah satu identitas-Nya, maka bagikita kematian dalam segala bentuk (usaha, derita, kerja,gagal, rugi, dan kepahitan hidup) tak perlu dimusuhi,tetapi harus dihadapi, diterima dan ditempuh agar kitamerasakan makna kebangkitan. Kebahagiaan ada karenaada kepahitan. Kemenangan ada karena ada perjuangan.(Bagi yang memanipulasi kemenangannya, misalnya,dalam ujian, baginya kemenangan tersebut bukankebahagiaan, malahan akan mengundang rasa was-wasdan rasa bersalah).

Dalam Paskah, Kristus memperkenalkan diri kepadakita tanpa menyembunyikan kematian-Nya agar kitamampu menerima hidup ini secara utuh. Dengan Paskah,Dia yang pernah mati menjadi landasan kita membangunhidup – tanpa berorientasi kepada soal, apakah sifathidup kita ini optimis atau pesimis – tetapi membangundengan realistis, bahwa hidup kita di dunia ini tidak per-nah bisa menjadi jaminan kekekalan namun telah ditem-patkan dibawah sorotan cahaya kebangkitan, sehinggakita tidak perlu kehilangan arah.

Selamat Paskah!Vikaris Deby Asadama, saat ini ditempatkan di GPIB Koinonia, Jakarta

57WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

etika berhadapan dengan mahasiswa di sebuahSchool of Bussiness di Jakarta, saya memper-oleh jawaban kuesioner dari apa goal mereka, ma-ka jawabannya adalah “menjadi orang yang suk-ses”. Jawaban yang melegakan dan mendorong

diri untuk sebuah perjalanan berbobot. Dalam perbincang-an selanjutnya muncul pertanyaan, apakah sukses

sebuah keberuntungan atau melalui proses upaya ?Berikut ini saya kutipkan sebuah puisi dari

Berri dari situs http://www.mallasch.com.

Success - Effort = Motivation

A n o t h e r d a yA n o t h e r s a m e - o l d -

W o r k ,S c h o o l ,

H o m e w o r k , I n e f f i c i e n t

S t u d y h a b i t s ,

A n o t h e r w o o s hO f i n s p i r a t i o nY e t t o d e c l i n e

1 0 m i n u t e s a f t e rI l e a v e e a c h c l a s s .

T h e d e s i r e t o l e a r n ,B u t n o e t h i c s o r i n c e n t i v e

O f w o r k h a b i t s .

I f o n l y s o m e o n eC o u l d g e t t h i s r u s t y

B o d y t r u c k i n g a l o n g a g a i nS o t h e m i n d c a n c o n t i n u e t o

R e m e m b e r , s t u d y , & d e v e l o p .

I t ’ s r e a l l y s a d w h e nT e m p o r a r y m o t i v eI s t h e o n l y T h i n g

I H a v e .

B e r r i

Kutipan puisi ini memberikan impresi pada pembaca-nya bahwa motivasi yang hanya sesekali mendatangkanupaya akan tak mampu mendorong individu mencapaikeberhasilan. Manusia perlukan dorongan, pembelajarandan pengembangan diri yang terus menerus agar menca-pai apa yang diinginkannya. Disini kita berbicara bahwakebutuhan menentukan goal, dan manusia mempunyai

RUANG INTERAKSI

Oleh: Ratna Sugeng

K

Manusia memerlukan dorongan,pembelajaran dan pengembangan diri

yang terus menerus agar mencapai apayang diinginkannya.

Keberuntungan Atau Upaya ?SuksesSukses

59WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

kebutuhan yang bertahap. Mula-mula manusia hanya cu-kup puas kalau kebutuhan fisik terpenuhi (sandang,pangan, papan), setelah tahap ini tercapai, keinginan be-rikutnya kebutuhan akan keamanan dan seterusnyasesuai dengan teori Maslow. Respon seseorang untukmemenuhi kebutuhannya menurut ahli psikologi Banduradipengaruhi oleh kepribadian atau personalitinya.

SUKSES DAN PERSONALITIDalam Five Steps to Entrepreneurial Success - Perso-

nality Matters, Evan Carmichael menuliskan bahwamereka yang sukses adalah orang yang memiliki inisiatif,hampir tak pernah sakit selama lima tahun terakhirsehingga dapat terus bekerja tanpa kehilangan waktu dansenantiasa berkompetisi. Personality yang merupakandasar bertindak mencapai sukses, adalah entrepreneur-ial personality, yakni mereka yang mempunyaipersonaliti yang cocok dengan tugas pekerjaan mereka,mereka yang memahami kesenjangan antara situasi dirimereka dan kekuatan yang dibutuhkan oleh tugas untukmencapai keberhasilan, serta mampu mengelola celahdiantara keduanya.

Di dalam personaliti ada unsur emosi, sikap dan peri-laku. Beberapa kecenderungan personaliti termasuk ag-resif, asertif, mendominasi, percaya diri, mudah bergaul,hangat, bersahabat, analitik, senang bermainangka, penyelesai masalah, pendorong semangat,fleksibel, mempunyai sense of urgency yangtinggi, mandiri, motivasi kuat dan cerdas di atasrata-rata orang lain.

INISIATIFInisiatif merupakan prasyarat utama untuk

mencapai sukses. Ia merupakan kesiapan sese-orang merespon situasi dan menjalani prosespembaruan. Datangnya inisiatif berasal dari do-rongan keinginan memperoleh keuntungan bagidiri yang merasa kekurangan atas kebutuhan-nya, misalnya memperbaiki produktivitas, menu-runkan biaya hidup. Dalam kehidupan nyata se-hari-hari, inisiatif merupakan kemampuan sese-orang untuk bertindak mendahului orang lainnya, ia siap‘maju perang’ .

Tanpa inisiatif seseorang tidak bergerak atas perintahdirinya, ia mungkin hanya melakukan pekerjaan atasperintah orang lainnya tanpa mempunyai arah keinginanuntuk menghasilkan yang lebih baik, kata iklan rokok –follower. Dengan inisiatif orang tersebut meyakinkan diri-nya mampu melakukannya, berani mengambil risiko, danmenangguk konsekuensi. Sementara mereka yang men-jalankan tugas hanya mengandalkan suruhan, ia akanmelepas tanggung jawab jika menjumpai risiko ataupunkonsekuensi tidak menyenangkan.

Di dalam dunia psikologi, menurut Geen-1995, motiva-si terkait erat dengan perilaku, dimulai dari inisiatif, arahtujuan gerak yang jelas, kuatnya dorongan mencapaitujuan. Motivasi merupakan kondisi dan situasi dinamisseseorang. Motivasi kuat didasarkan atas keinginan dankeberanian mencapai keinginan, dengan upaya dan dayayang terus menerus. Keberanian meraih tujuan, dimilikioleh orang-orang dengan kepribadian kuat, ulet danhampir tidak pernah putus asa. Artinya dalam gejolakemosi marah , malu, takut, mereka tetap tegar mencapaikebutuhannya.

SEHATPrasyarat kedua untuk meraih sukses adalah sehat.

Hanya tubuh sehat, kata Carmichael setidaknya dalamlima tahun terakhir senantiasa bekerja penuh tanpaterganggu kesehatannya, akan mempunyai kemenanganuntuk lebih berhasil daripada mereka yang banyak kehi-langan kesempatan meraih sukses karena sakit. Sehat

membawa kemenangan, sebab fisik dan mental emosio-nal akan terjaga ritme dan staminanya ketika sehat.

Menjaga kesehatan dengan hidup sehat, artinyamakan bergizi dan tak mengandung racun (kolesteroltinggi, pestisida, logam berat dan sebagainya), olah ragacukup, serta tidur nyenyak cukup. Makan enak dan mahaltidak identik dengan makan sehat.

KOMPETISIKepribadian untuk berkompetisi merupakan perilaku

yang dapat dipupuk, bukan tergantung hanya pada pendi-dikan, keterampilan dan pengalaman. Artinya, pendidikan,keterampilan dan pengalaman akan memperkuat dayakompetisi, tetapi tak cukup membangkitkan kompetisi.Kompetisi dapat didorong upayakan untuk dimiliki, atasifrustasi dan stress dengan cara bijak serta pantang me-nyerah. Kata pepatah Jepang : “Jatuh tujuh kali, Bangkitdelapan kali”.

Salah satu cara mengatasi frustasi adalah memahamitindakan yang meleset dan menganalisis tindakan yangmemenangkan kompetisi. Buat gambaran perjalanananda ketika meraih goal, apa yang dilakukan, apa yangmeleset dan apa yang melesat. Seringkali kita memerlu-kan perenungan untuk mengawinkan kemampuan menilaidiri dari sisi fisik, mental emosional, edukasi, keterampil-

an dan pengalaman. Pengalaman membantutidak di semua masalah. Situasi dan kondisi,membuat kita harus berpikir cara lain untuk men-capainya. Satu cara seringkali tidak tepat untukbanyak penyelesaian.

Kejujuran terhadap diri sendiri atas kekuatandan kelemahan akan banyak membantu menim-bang kemampuan diri. Buat monitoring tahapdemi tahap, sehingga akan lebih mudahmemperbaiki cara membidik dan arah bidikan.

Kata bijak mengatakan, kita tak dapat meng-ubah kepribadian kita, namun kita dapat mengu-bah perilaku yang akan membuat kita mengikutilangkah mencapai tujuan. Kadang perilaku kitamelawan keinginan kita untuk maju, jika perla-wanan demikian kuatnya, kelelahan akan timbul.

Pada hari dimana anda merasa lelah sekali dan anda taksalah arah, artinya tujuan hampir dekat. Mungkin inimenimbulkan frustasi, tetapi jangan menyerah, karenakeberhasilan enterpreneurial akan menjadi kenyataan.

Setelah membaca uraian diatas, cobalah kita pelajariapa yang dapat diperbaiki dari kasus nyata dibawah ini :

Tuan Pria, sekarang berusia 45 tahun. Ia lulusanperguruan tinggi negeri terkenal. Sarjana satu dan dua dibidang hukum. Mulai bekerja usai lulus S1 di sebuahperusahaan besar dan mendapatkan fasilitas rumah sertamobil dan penghasilan baik karena tes masuk kerjaberbuah ’excellent’. Dua tahun kemudian ia dikeluarkandari perusahaan karena tak mampu menyelesaikantuntutan pekerjaan.

Ia studi lagi karena menganggap mengambil S2 akanmembuatnya lebih terampil. Lulus S2 ia mendapatpekerjaan cukup bergengsi di kantor pengacara terkenal.Dua tahun kemudian ia diminta keluar dari pekerjaankarena ketidakmampuan melaksanakan tuntutan tugas.Beberapa kali ia mencoba bekerja membuka usahasendiri sampai hari ini namun belum berhasil. Ia sekarangtidak bekerja. Dalam tes masuk kerja ia digambarkanseorang yang pandai, cermat, tegas dan analisisnya kuat.Dalam pergaulan ia orang yang menyenangkan, hangat,enak diajak diskusi. Penampilan rapi.

Silakan pembaca menganalisis , mengapa ia belumsukses sampai usianya yang sekarang.

Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui [email protected]

INISIATIFMERUPAKANPRASYARAT

UTAMAUNTUK

MENCAPAISUKSES

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

P R O F I L

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

ISKANDARKEPALA KPPBC TIPE A3 MERAK

Selalu TerobsesiUntuk MenjadiYang Terbaik

apaan ramah saat pertamakali WBC bertemu di KantorPengawasan dan PelayananBea dan Cukai (KPPBC) TipeA3 Merak, menggambarkan

sekilas keprofesionalannya sebagaikepala kantor, baik dalam bergaul mau-pun dalam melayani pada setiap orangyang berkunjung ke kantornya. Dengantutur kata yang tegas dan lugas, ia mulaimenceritakan karier dan masa kecilnyakepada WBC.

Iskandar, merupakan anak ke em-pat dari enam bersaudara pasangan H.Muchtar Tarigan dan Hj. Chairul Bariyah,lahir pada 1 Mei 1965 di sebuah desatepatnya di daerah Tanjung Pura yangkira-kira kurang lebih 60 kilometer darikota Medan Sumatera Utara.

Iskandar menghabiskan masa kecil-nya dengan penuh keceriaan dan penuhdengan pengalaman hidup yang menja-dikannya paham akan arti kehidupanyang dirasakan penuh dengan lika liku.Ayahnya yang seorang pengusaha me-mang lebih banyak menghabiskanwaktunya di kota Medan, sementara itusang ibu yang seorang bidan, lebih ba-nyak berdiam di daerah Tanjung Pura.

Demi kebahagiaan anak-anaknya,sang ibu pun rela berkorban untuk tidaklagi berkarir sebagai bidan dan lebihmemilih mengikuti ayahnya di kotaMedan. Sejak itulah, mulai SD hinggakuliah, Iskandar bermukim di kotaMedan. Di usia dini, Iskandar ternyatamulai menunjukkan prestasi di bidangpendidikan, yaitu sejak usia 4 tahun diri-nya sudah pandai menulis dan memba-ca dengan baik.

“Sebenarnya itu merupakan suatukeberuntungan bagi saya yang berasaldari cara didik orang tua saya yang ber-gaya militer. Ayah saya mempunyai prin-

sip anak-anaknya tidak boleh keluar rumahkecuali pada hari Sabtu dan Minggu, selainitu di keluarga kami juga tidak ada televisiyang dianggapnya dapat mengganggumasa belajar kami,” cerita Iskandar.

Dengan gaya didik orang tuanya terse-but, Iskandar berserta kakak dan adiknyapun mulai Senin hingga Jumat, diwajibkansepulang sekolah untuk diam di rumah dantidak boleh bermain. Mulai pukul 6 sorehingga 9 malam, mereka diwajibkan untukbelajar, setelah itu langsung tidur, pagi harisetelah sholat subuh langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, dansepulang sekolah wajib untuk tidur siang.

“Jadi sewaktu saya belum sekolah,dan lebih banyak diam di rumah, waktutersebut saya pakai untuk ikut belajardengan kakak-kakak saya, makanya sejakusia 4 tahun saya sudah pandai membacadan menulis dengan baik,” ujar Iskandar.

SEMPAT MENGALAMI MATI SURISejak masa SD, Iskandar memang

mempunyai prestasi yang cukupgemilang, hal ini terbukti dengan selalumenjadi juara dalam kelasnya, dan iaselalu mewakili sekolah dalam lombacerdas cermat, baik yang diselenggarakanoleh sekolah, maupun oleh TVRI. Namun,ada satu pengalaman hidup di masa kecilyang tidak bisa ia lupakan..”Sebenarnyaada satu pengalaman hidup yang sangatdikenang ketika saya masih duduk dibangku kelas 5 SD, saat itu saya terjatuhdi rumah dan kepala saya terbentur lantai,saat itu saya mengalami koma dan tidaksadarkan diri hingga satu minggulamanya,” kenang Iskandar.

Lebih lanjut Iskandar menceritakan,dengan tidak sadarkan diri tersebut, dokteryang menanganinya menyatakan kalau di-rinya sudah tidak dapat tertolong lagi, danIskandar pun dinyatakan telah meninggal

dunia. Di saat-saat orang-orang sudahberkumpul dirumahnya dan membacakanSurat Yasin dan doa-doa, tiba-tibaIskandar tersadar dari komanya dan bang-kit kembali.

Selama di SMP dan SMA, prestasiyang ditunjukan Iskandar masih cukup ge-milang, Ia mengaku dirinya sejak kecilgemar akan pelajaran matematika, danketika SMA lebih memilih jurusan IPAkarena bercita-cita ingin menjadi seorangdokter.”Bagi saya profesi dokter itu cukupterpandang dan mempunyai masa depanyang sangat cerah, apalagi saat itu profesidokter dapat meningkatkan taraf hidupdan minimal dapat menjadi orang golong-an atas,” kenang Iskandar.

Untuk itulah ketika lulus SMA, Iskandarpunya empat kesempatan untuk mencobapada fakultas kedokteran, ekonomi,pertanian, dan sosial politik di UniversitasSumatera Utara (USU). Namun Tuhanberkehendak lain, walaupun sudah berju-ang dan belajar terus, ternyata ia tidakditerima di fakultas kedokteran, melainkandi fakultas ekonomi.

Dengan diterima di fakultas ekonomi,Iskandar pun harus mengubur dalam-dalam cita-citanya menjadi dokter, namunhal tersebut tidak menyurutkannya dalambelajar bahkan dirinya bertekad untuktetap menjadi yang terbaik di bidangnya.Setelah lulus kuliah di USU tahun 1990,Iskandar mulai mencari pekerjaan. Adatiga bidang yang dipandangnya memilikimasa depan yang menjanjikan, yaitu Per-tamina, Bank Indonesia, dan DepartemenLuar Negeri. Untuk Departemen Luar Ne-geri ia pilih karena ayahnya menginginkandirinya dapat menjadi seorang diplomat.

Maka mulailah Iskandar melamar ketiga instansi tersebut dan pamit ke orangtuanya untuk merantau ke Jakarta. DiJakarta Iskandar tidak memiliki saudara,itu sebabnya ia harus kost sambil mencaripekerjaan.

AWAL KARIR DI BEA CUKAIDi masa-masa menunggu jawaban

atas lamarannya pada tiga instansi terse-but, Iskandar mendapat informasi Depar-temen Keuangan membuka kesempatanuntuk menjadi pegawai yang sistemperekrutannya melalui sebuah lembagakonsultan. Tanpa membuang-buang waktuIskandar pun mencoba untuk melamar.

Ternyata proses rekrutmen itu sangatcepat, selang beberapa minggu dirinyalangsung dipanggil untuk mengikuti tes.”Saat tes inilah saya sempat mengalamicobaan, ya namanya juga anak kost jadiuntuk sarapan pagi itu biasanya gak adayang nyiapin, karena saya terburu-burumaka saya langsung pergi untuk ikut tes,saat tes itulah saya sempat sakit bahkanmuntah-muntah, tapi Alhamdulillah sampaiakhir tes dapat saya lalui dengan baik,”kata Iskandar.

Selang beberapa minggu tes, Iskandarmendapat surat panggilan untuk mengha-

Dengan falsafah yang diberikan orang tuanya agarjangan pernah menyerah, hingga kini dirinya selaluterobsesi untuk selalu menjadi yang terbaik. Namundemikian di dalam dirinya yang tertanam motto“ikhlas”, ia juga berusaha untuk memberikan seluruhupaya terbaiknya demi instansi yang dicintainya.

S

61WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008 61WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

P R O F I L

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

dap ke Kantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC).”Saya masihingat waktu itu ada pegawai yang nama-nya almarhum Pak Sabar Wanto datangketempat kost saya dan memerintahkansaya untuk cepat datang ke KantorPusat,”

Mulai tahun 1991 resmilah Iskandarmasuk ke DJBC dan mulai menjalanipendidikan di Pusdiklat DJBC. Namunseiring dengan diterimanya Iskandar diDJBC, ia juga menerima panggilan dariketiga instansi yang telah dilamar sebe-lumnya. Dengan keyakinan diri,Iskandar pun lebih memilih berkarir diDJBC ketimbang di instansi tersebut.

Saat menjalani pendidikan diPusdiklat, kembali Iskandar mendapatcobaan, sang ayah yang sangatdicintainya kembali kehadapan Tuhan.Hingga kini Iskandar masih merasa be-lum dapat mewujudkan impian ayahnyayang menginginkan agar Iskandar men-jadi seorang diplomat.

PENEMPATAN PERTAMA DIT. PPKCLulus pendidikan pada tahun 1992,

penempatan Iskandar pertama kali ada-lah pada Direktorat Perencanaan danPenerimaan (sekarang PPKC), sebagaipelaksana. Disinilah pertama kaliIskandar mengetahui dunia kerja yangsesungguhnya.”Tugas saya di Perpenwaktu itu adalah menangani seluruh pe-nerimaan yang kita rekap menjadi pene-rimaan DJBC, tugas saya memantaukantor mana saja yang belum menye-rahkan laporannya setelah itumemasukannya,” ungkap Iskandar.

Pengalaman menarik yang dilalui diDit. PPKC ini adalah dirinya diharuskanuntuk cermat dan tepat dalam mema-sukan angka-angka yang diterima, kare-

na jika terjadi sedikit saja kesalahan makalaporan penerimaan DJBC secara keselu-ruhan pun akan menjadi salah.

Satu tahun di Dit. PPKC, tahun 1993Iskandar kembali dimutasi ke TanjungPriok sebagai pelaksana pada bidang ve-rifikasi. Disinilah Iskandar mulai mengeta-hui apa sebenarnya pekerjaan DJBC yangsesungguhnya, karena tugasnya selalumemeriksa dokumen PIB apakah benaratau tidak.

Satu hal yang cukup istimewa saatbertugas di Tanjung Priok, yaitu ketikadirinya bersama lima orang lainnya terpilihuntuk mengikuti program sekolah di luarnegeri.”Saat itu Kakanwilnya PermanaAgung, beliau memberitahukan ada ke-sempatan bagi pegawai yang ingin melan-jutkan kuliah di luar negeri yang dibiayaioleh negara, namun dengan syaratpangkat minimal golongan 3a dan lamabekerja minimal 3 tahun,” cerita Iskandar.

Iskandar pun tertarik dengan kesem-patan tersebut, namun mengingat masakerjanya yang baru dua tahun, membuatdirinya ragu-ragu untuk mengikutinya.Namun dengan tekad yang bulat dirinyapun akhirnya mendapat restu dari Kakan-wil bahkan mendapatkan rekomendasiuntuk dapat mengikuti program tersebut.

Satu tahun menjalani masa persiapandi Jurang Mangu, akhirnya pada tahun1995 Iskandar berangkat ke Amerikatepatnya pada Boston University, untukmeneruskan pendidikan S2 denganmengambil jurusan manajemen. Duatahun di luar negeri, tahun 1997 Iskandardinyatakan lulus dan kembali ke Indonesiauntuk kembali berkarir di DJBC.

Kembali berkarir di DJBC,penempatan Iskandar masih di TanjungPriok, namun tidak lagi di bidang verifikasimelainkan pada bidang kepabeanan dan

cukai. Enam bulan menjalani tugas di bi-dang kepabeanan dan cukai, masih di ta-hun 1997, Iskandar mendapatkan promosipertamanya menjadi eselon IV sebagaiKepala Seksi Pengolahan Data pada Pus-diklat DJBC.

TIGA KALI MUTASI PADA SATU TEMPATDi Pusdiklat ternyata karir Iskandar bu-

kan hanya pada satu tempat saja, hinggatahun 2001 Iskandar mendapatkan mutasisebanyak tiga kali.”Sewaktu seksi pengo-lahan data, tugas saya mendata setiappegawai yang belum maupun yang sudahmengikuti diklat, tahun 1999 saya dimuta-sikan kembali, masih di Pusdiklat sebagaiKepala Sub Bagian Tenaga Pengajar, di-sini tugas saya menyusun jadwal menga-jar para widyaswara,” kata Iskandar.

Saat menjabat posisi inilah ia seringmengalami kontradiktif dengan tenagapengajar, karena tugasnya selain membe-rikan angka kredit kepada tenaga penga-jar juga memotong angka kredit tersebut,namun Alhamdulillah tugas tersebut dapatdijalaninya dengan baik. Tiga bulanmenjabat, Iskandar kembali dimutasikan,masih di Pusdiklat namun kini menjadiKepala Sub Bidang Penyusunan Program.

Di sini tugas Iskandar membuat renca-na program tahunan untuk diklat apa sajayang akan dilaksanakan oleh DJBC, dantugas tersebut dijalaninya hingga tahun2001. Tahun 2001 Iskandar dimutasikanke Tanjung Priok kembali, kali ini dirinyabukan sebagai kepala seksi melainkan se-bagai Pejabat Fungsional Pemeriksa Doku-men (PFPD) di KPBC Tanjung Priok II.

Menjabat selama satu tahun setengahsebagai PFPD, Iskandar boleh dikatakanhampir tidak mengalami banyak masalah,dan pada tahun 2002 kembali di mutasi keKanwil Denpasar dan menjabat sebagaiKepala Seksi Ekspor dan Cukai. Namunbaru dua bulan menjabat, Iskandar diper-cayakan oleh Kakanwil yang saat itu dija-bat oleh Wahyu Purnomo, untuk menjadiPjs Kepala KPPBC Benoa, yang kepalakantornya memasuki masa pensiun.

“Menjabat sebagai Pjs KPPBC Benoaternyata cukup lama saya jalani yaitu ham-pir dua tahun. Dan pengalaman saya diBenoa adalah saat melakukan pengawas-an impor beras ke Benoa. KPPBC Benoada di Bali selatan, sementara pelabuhan-nya ada di Bali utara yang membutuhkanwaktu empat jam perjalanan,” ujarIskandar.

Tahun 2005, Iskandar kembali menda-pat promosi eselon III dan menjabatsebagai kepala kantor KPPBC Gorontalo.

“Gorontalo merupakan kantor yangcukup unik, karena dari segi penerimaanhampir dikatakan tidak ada, bahkan daribeban bea masuk yang ditetapkansebesar Rp.15 juta tidak dapat terpenuhi.Sementara, untuk beban kantor tersebutdalam satu bulan mencapai Rp.30 juta.Saya waktu itu pernah mengusulkan agarkantor ini diturunkan menjadi tipe C agar

BERSAMA KELUARGA. Memberikan yang terbaik buat DJBC, bukan berarti keluarga terabaikan,Semuanya tetap diberikan yang terbaik.

63WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008 63WARTA BEA CUKAIEDISI 400 MARET 2008

tidak terlalu besar dalam pembiayaannya,namun karena kantor tersebut berada dikota propinsi maka kantor tersebut harustetap bertipe B,” ungkap Iskandar.

Hal lain yang dialami Iskandar di Go-rontalo, adalah ketika kantornya menjadipos pengungsian bagi korban banjir,dengan lokasi kantor yang cukup tinggimaka para penduduk sekitar yang terkenabanjir memilih KPPBC Gorontalo sebagaipos pengungsian.

MEMFASILITASI PERTEMUAN DJBCDENGAN PT. TOSHIBA

Enam bulan menjabat sebagai KepalaKPPBC Gorontalo, tahun 2006 Iskandarkembali dimutasikan sebagai Kepala Kan-tor pada KPPBC Tipe A Purwakarta. Satuhal yang membanggakan bagi Iskandarsaat menjabat sebagai Kepala Kantor Pur-wakarta, adalah saat dirinya memfasilitasipertemuan antara PT. Toshiba denganjajaran DJBC.

“Saat itu pihak Toshiba mempunyairencana ingin menjadikan Indonesiasebagai sentra pembuatan TV di Asia,namun perusahaan tersebut melihatpemerintah Indonesia tidak memberikaninsentif kepada perusahaannya, akhirnyamereka minta kepada saya untukmemfasilitasi pertemuan dengan jajaranDJBC,” ungkap Iskandar.

Lebih lanjut Iskandar menceritakan,PT. Toshiba merasa kesulitan berkompetisidi pasar televisi karena masih dibebankanbea masuk untuk tabung layar datar, se-mentara negara lain seperti Malaysia, Ko-rea Selatan, dan Thailand membebaskanbea masuknya. Akhirnya setelah dilaku-kan penelitian oleh Direktorat Teknis Kepa-beanan, pihak Toshiba pun mendapatkanfasilitas Pre Entry Classification(penetapan klassifikasi sebelum impor)

Tidak lama di Purwakarta, tahun 2007Iskandar kembali mendapat mutasi danmasih sebagai kepala kantor namun kinimenjabat sebagai Kepala KPPBC Batam.

Disini Iskandar diberikan amanat oleh Di-rektur Jenderal untuk mempersiapkanBatam sebagai Kantor Pelayanan Utama(KPU).”Banyak pembenahan yang sayalakukan di Batam mulai dari penindakanterhadap pegawai hingga penataan kan-tor, dan mungkin yang paling sensasionaladalah ketika kami menegah minumanmilik anggota dewan daerah Batam,”

Tahun 2007 setelah KPPBC Batam te-lah siap menjadi KPU, Iskandar mendapatmutasi kembali dan hingga kini dirinyamenjabat sebagai Kepala KPPBC Tipe A3Merak. “Dari seluruh perjalanan karir sayahingga kini untuk KPPBC saya selalu me-miliki motto “Help us, and then we will helpyou”. Artinya bantulah bea cukai dalamtiga hal dan anda akan kami bantu dalammempercepat pelayanan,” kata Iskandar.

Tiga hal yang Iskandar maksudkanadalah, mematuhi peraturan bea dan cu-kai, isilah dokumen dengan lengkap danbenar, dan masukanlah dokumen secaralengkap dan benar. Jika ketiga hal ini telahdijalankan oleh pengguna jasa, makaDJBC pun akan memberikan pelayananyang prima sesuai dengan yang diingin-kan oleh pengguna jasa.

“Sementara untuk hidup saya memilikimotto “Ikhlas” jadi ditempatkan dimanapunakan saya terima dan tugas apapun yangdiberikan direktorat akan saya jalankandengan sebaik-baiknya. Hal ini saya jalan-kan karena sejak kecil saya selaluditekankan dua falsafah hidup yang hing-ga kini saya jalankan,” kata Iskandar.

Falsafah hidup yang diberikan olehorang tua Iskandar adalah, pertamajangan “pernah menyerah”, dan keduayang merupakan kata kiasan “kalau kitadipukul orang, usahakan pukul balik na-mun lebih keras”. Maksudnya, jika kitadikalahkan oleh orang lain dalam satubidang, usahakan kita dapat menangpada bidang lainnya. Dengan falsafahtersebut, Iskandar pun selalu terobsesiuntuk selalu menjadi yang terbaik.

Suami dari Rina M.F. Siregar danayah dari Thoriq Bihaqqi Isma danChaizy Nasucha Isma, selaluberkeinginan agar DJBC dapat sepertipemadam kebakaran negara Amerikayang selalu dibanggakan oleh rakyat-nya. Untuk itu dirinya juga akan selalumemberikan yang terbaik bagi DJBCagar DJBC dapat selalu dibanggakanoleh masyarakat Indonesia.

“Kalau kita lihat hasil survey dariMasyarakat Transparansi Indonesia danICW, posisi DJBC sudah mulai sangatbaik, tapi memang untuk menjadikanDJBC sebagai instansi yang bersihperlu kerja keras, karena seperti yangdikatakan mantan Dirjen Bea dan Cukai,Permana Agung, banyak sekali instansiyang berkepentingan dengan bea cukai,dan untuk itu kita tidak bisa memberes-kan rumah kita secara sendiri. Macet dipelabuhan bukan semata-mata karenabea cukai, banyak instansi lain dipelabuhan yang juga berkaitan denganarus barang,” ungkap Iskandar.

Namun demikian, dengan reformasidi jajaran DJBC, Iskandar melihat kalaukondisinya saat ini sudah bergeser,kalau yang dulu mungkin unsursubjektifitasnya yang tinggi, tetapi sejakAnwar Suprijadi menjabat sebagaiDirektur Jenderal sudah ada unsurobjektif. Hal ini dapat dilihat denganadanya tes uji kompetensi untuk melihatpada bidang apa pegawai tersebutpantas untuk ditempatkan.

“Kelihatannya pola ini sudah mulaidijalankan terus, seperti kemarin yangbaru dilaksanakan oleh lembaga profe-sional yang tujuannya untuk mappingtentang pegawai, dengan demikian ujitersebut dapat melihat sisi lemah daripegawai dan hal itu dapat tertutupidengan diklat yang akan dijalankannya,sehingga ke depan penempatanpegawai akan semakin objektif lagi danlebih baik,” tandas Iskandar.

MEMFASILITASI. Iskandar beserta Dirjen Bea dan Cukai dan DirekturTeknis Kepabeanan, saat memfasilitasi pertemuan bersama PT. Toshiba.

PELAKSANAAN DIKLAT. Iskandar saat menerima ucapan selamat dari mantanDirjen Bea cukai, Permana Agung, setelah setelah sukses melaksanakan diklat.

FOTO-FOTO : DOK.PRIBADI

adi

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

A P A K A T A M E R E K A

Walaupun disibukkan denganberbagai kegiatan sebagai presen-ter dan juga pembawa acara baikdi televisi maupun di berbagaiacara lainnya, Donna Agnesiamengaku tidak pernah sedikitpunmelalaikan kewajibannya kepadaanaknya hasil pernikahannya de-ngan aktor dan pembawa acaraDarius Sinathrya.

Donna mengatakan, ia sela-lu memantau perkembangananaknya dan berusaha untuk ti-dak meninggalkan anaknyaterlalu lama. Bahkan tidak jarangDonna membawa sang anak ketempat kerjanya agar senantiasadapat memantau perkembangansang anak lebih baik lagi. Dalam per-bincangannya dengan WBC, Donnayang baru-baru ini mengunjungiAustralia dalam rangka berli-bur bersama dengan keluar-ga, mengaku tidakmengalami permasalahanketika pulang dari luar ne-geri, terutama ketika mela-lui pemeriksaan oleh BeaCukai di bandara interna-sional Soekarno-Hatta,

“Petugasnya ramah-ramah dan baik,”ujarnyaketika ditanya mengenaikeberadaan para petugasBea Cukai di bandaraSoekarno-Hatta. Walau-pun ia seorang publicfigure Donna mengakuitidak mengalami suatuhal yang istimewa,dan diperlakukan sa-ma dengan penum-pang lainnya ketikamelalui pemerik-saan Bea Cukai.

“Ramah bagipetugas Bea Cu-kai itu penting,tapi ramahnyajangan samapublic figureaja, tapi sa-ma penum-pang lainyang mela-lui pos pe-meriksaanBea Cukaijuga harusramah,walaubagai-manapun ju-ga ra-mah itupenting,”ujarnya lagi

“Apa lagisekarang adaprogram Visit In-donesia,keramahan petu-gas jadi kesan per-tama para wisata-wan mengenaiIndonesia lho,”paparDonna mengakhiripembicaraandengan WBC.

Siapa yang tidak kenal Naga Bonar, tokohfiktif dalam film Naga Bonar dan Naga BonarJadi 2 yang dibintangi oleh aktor kawakanDeddy Mizwar. Bagi yang pernah melihat akting-nya pada film Naga Bonar besutan sutradaraalmarhum Asrul Sani maka akan melihat betapatotalnya ia memerankan tokoh pejuang asalMedan yang terkenal dengan ucapannya,”ApaKata Dunia” pada film tersebut. Begitu pulapada sekuelnya yang berjudul Naga Bonar Jadi2 dimana ia mengajak aktor muda Tora Sudiroterlibat didalamnya sebagai Bonaga, anak dariNaga Bonar dalam film tersebut.

Totalitasnya memerankan tokoh NagaBonar mendapat acungan jempol dari para juriFestival Film Indonesia (FFI) tahun 1986sehingga ia diganjar dengan penghargaan PialaCitra sebagai aktor terbaik.Begitu pula padasekuelnya yang kedua yaitu Naga Bonar Jadi 2ia pun mendapat penghargaan Piala Citrasebagai sutradara tebaik pada FFI tahun 2007.

Dalam perbincangan dengan WBC, “sangNaga Bonar” menyimpan sedikit kegundahanpada Direktorat Jenderal Bea Cukai. Kegundah-an tersebut yaitu, belum ditandatanganinyaPeraturan Dirjen mengenai pengenaan tariffBea Masuk (BM) sebesar 0 persen untuk ba-rang keperluan industri film Indonesia. MenurutDeddy pemerintah telah mengeluarkan kebijak-an untuk memberlakukan tariff BM sebesar 0Persen untuk impor barang-barang keperluanfilm, namun hingga saat ini peraturan tersebutbelum ditandatangani oleh Dirjen Bea Cukai.

“Saya sebagai insan film Indonesiamengharapkan kebijakan pemerintah tersebutdapat diberlakukan dan cepat ditandatangani,agar dapat lebih mendukung insan filmIndonesia dalam menghasilkan film Indonesiayang bermutu,”ujarnya.

Tokoh Pak Haji dalam sinetron Kiamat Su-dah Dekat dan juga Para Pencari Tuhanmengatakan, hingga saat ini untuk keperluanproses pembuatan film Indonesia, sineasIndonesia masih melakukannya di luar negerikarena tidak adanya beberapa alat proses pen-dukung pembuatan film di Indonesia, sepertipenataan suara dan lain sebagainya.

“Kalau alat-alat keperluan pembuatan filmbisa kita impor dengan BM 0 persen, prosespengerjaan film bisa dilakukan di Indonesiadengan biaya murah dan tidak perlu ke luarnegeri, kreatifitas insan film Indonesia pun akansemakin berkembang karena fasilitasnya ada diIndonesia, jadi kiranya Pak Dirjen dapatsecepatnya menandatangani peraturan tersebutuntuk mendukung perkembangan filmIndonesia,”harap “sang Naga Bonar” mengakhiripembicaraan dengan WBC.

Apa Kata Dunia…..

Donna AgnesiaPetugasSebaiknya Ramahpada ParaPenumpang

Deddy MizwarKKKKKeeeeegundahan Nagundahan Nagundahan Nagundahan Nagundahan NagggggaaaaaBonarBonarBonarBonarBonar

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 400 MARET 2008

zapzap

FOTO-FOTO : ISTIMEWA

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 1

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 144 /PMK . 04 / 2007

TENTANGPENGELUARAN BARANG IMPOR

UNTUK DIPAKAI

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 10A ayat (9), Pasal 10B ayat (5)Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimanatelah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlumenetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengeluaran Barang ImporUntuk Dipakai;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3612), sebagaimana telah diubahterakhir dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4661) ;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran NegaraTahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613)sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4756);

3. Keputusan Presiden Nomor 20 / P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGELUARAN BARANGIMPOR UNTUK DIPAKAI.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 20082

2. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu dipelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalulintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan DirektoratJenderal Bea dan Cukai.

3. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Beadan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan Undang-undang Kepabeanan.

4. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.6. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentuberdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

7. Orang adalah perseorangan atau badan hukum.8. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam

daerah pabean.9. Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan yang selanjutnya disingkat

PPJK adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusanpemenuhan Kewajiban Pabean untuk dan atas nama importir.

10.Data Elektronik adalah informasi atau rangkaian informasi yang disusundan/atau dihimpun untuk kegunaan khusus yang diterima, direkam,dikirim, disimpan, diproses, diambil kembali, atau diproduksi secaraelektronik dengan menggunakan komputer atau perangkat pengolah dataelektronik, optikal, atau cara lain yang sejenis.

11. Pertukaran Data Elektronik yang selanjutnya disebut PDE Kepabeananadalah alir informasi bisnis antar aplikasi dan organisasi secaraelektronik, yang terintegrasi dengan menggunakan standar yangdisepakati bersama.

12.Dokumen Pelengkap Pabean adalah semua dokumen yang digunakansebagai pelengkap pemberitahuan pabean, misalnya invoice, packing list,bill of lading/airway bill, manifest dan dokumen lainnya yangdipersyaratkan.

13.Pemberitahuan Impor Barang yang selanjutnya disingkat PIB adalahPemberitahuan Pabean untuk pengeluaran barang yang diimpor untukdipakai

14.Media Penyimpan Data Elektronik adalah disket atau media penyimpandata elektronik lainnya.

15.Tempat Penimbunan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalahbangunan dan / atau lapangan atau tempat lain yang disamakan denganitu di kawasan pabean untuk menimbun barang sementara menunggupemuatan atau pengeluarannya.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 3

16. Tempat lain yang diperlakukan sama dengan TPS adalah bangunan dan/atau lapangan atau tempat yang disamakan dengan itu yang berada di luarkawasan pabean untuk menimbun barang sementara menunggu pemuatanatau pengeluarannya.

17. Sistem komputer pelayanan adalah sistem komputer yang digunakan olehkantor pabean dalam rangka pengawasan dan pelayanan kepabeanan.

Pasal 2

(1) Pengeluaran barang impor dari kawasan pabean, atau tempat lain yangdiperlakukan sama dengan TPS dengan tujuan diimpor untuk dipakai,wajib menggunakan PIB, kecuali untuk :a. barang pindahan ;b. barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang;c. barang impor melalui jasa titipan ;d. barang penumpang dan awak sarana pengangkut ;e. barang kiriman melalui PT. (Persero) Pos Indonesia ;f. barang impor pelintas batas;ataug. barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

(2) PIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat oleh importir atau PPJKberdasarkan dokumen pelengkap pabean dengan menghitungsendiri bea masuk, cukai dan/atau pajak dalam rangka impor yang harusdibayar.

(3) Pengeluaran barang impor sebagaimana dimaksud pada :a. ayat (1) huruf a,huruf b, huruf c dan huruf g, dilakukan dengan

menggunakan Pemberitahuan Impor Barang Khusus (PIBK);b. ayat (1) huruf d, dilakukan dengan menggunakan Customs Declaration;c. ayat (1) huruf e, dilakukan dengan menggunakan Pencacahan dan

Pembean Kiriman Pos (PPKP) ;d. ayat (1) huruf f, dilakukan dengan menggunakan Buku Pas Barang

Lintas Batas (BPBLB).(4) Ketentuan lebih lanjut atas pengeluaran barang impor sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 3

(1) Penyampaian PIB ke Kantor Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 dapat dilakukan:a. untuk setiap pengimporan; ataub. secara berkala.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 20084

(2) Penyampaian PIB untuk setiap pengimporan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, dilakukan setelah pengangkut menyerahkanpemberitahuan pabean mengenai barang yang diangkutnya.

(3) PIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan dalambentuk data elektronik atau tulisan diatas formulir.

(4) PIB dalam bentuk data elektronik dapat disampaikan melalui sistem PDEKepabeanan atau menggunakan media penyimpan data elektronik.

(5) Penyampaian PIB dalam bentuk tulisan di atas formulir atau menggunakanmedia penyimpan data, dapat dilayani dalam hal:a. Kantor Pabean yang bersangkutan belum menerapkan sistem PDE

kepabeanan; ataub. sistem PDE kepabeanan yang ada di Kantor Pabean yang

bersangkutan tidak dapat beroperasi lebih dari 4 (empat) jam.(6) Untuk importir tertentu, penyampaian PIB sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dapat dilakukan sebelum pengangkut menyerahkanpemberitahuan pabean mengenai barang yang diangkutnya.

Pasal 4

(1) Importir bertanggung jawab atas bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalamrangka impor yang terutang sejak tanggal pendaftaran PIB.

(2) PPJK yang mendapat kuasa pengurusan importasi, bertanggung jawabterhadap kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila importirtidak ditemukan.

Pasal 5

(1) Barang impor hanya dapat dikeluarkan sebagai barang impor untuk dipakaidari kawasan pabean atau tempat lain yang diperlakukan sama denganTPS, setelah dibayar bea masuk dan/atau pajak dalam rangka impor.

(2) Barang impor berupa Barang Kena Cukai hanya dapat dikeluarkan darikawasan pabean atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan TPS,setelah dilunasi cukainya.

Pasal 6

(1) Pembayaran bea masuk dan/atau cukai serta pajak dalam rangka impordapat dilakukan dengan cara:a. pembayaran tunai; ataub. pembayaran berkala.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 5

(2) Pembayaran tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, wajibdilakukan paling lambat pada saat PIB didaftarkan.

(3) Pembayaran berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,diberikan kepada importir yang telah memenuhi persyaratan yangditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 7

(1) Barang impor dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean atau dari tempatlain yang diperlakukan sama dengan TPS, setelah diberikan persetujuanpengeluaran barang oleh Pejabat Bea dan Cukai atau sistem komputerpelayanan.

(2) Sebelum diberikan persetujuan pengeluaran barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pejabat bea dan cukai melakukan pemeriksaanpabean secara selektif.

(3) Pemeriksaan pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupapenelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik barang.

(4) Barang impor yang dilarang atau dibatasi hanya dapat dikeluarkan dariKawasan Pabean atau tempat lain yang disamakan dengan TPS,setelah persyaratan yang diwajibkan oleh instansi teknis terkait telahdipenuhi.

Pasal 8

(1) Kepala Kantor Pabean dapat memberikan persetujuan untuk pengeluaranbarang impor yang dimohonkan untuk memperoleh fasilitas pembebasan/keringanan bea masuk, bea masuk pajak dalam rangka impor, dan/ataucukai dengan menggunakan vooruitslag, sebelum keputusan tentangpembebasan atau keringanannya ditetapkan.

(2) Dalam rangka pelayanan segera (rush handling) barang impor dapatdikeluarkan sebagai barang impor untuk dipakai, setelah diserahkandokumen pelengkap pabean.

(3) Atas pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2), importir wajib menyerahkan jaminan sebesar pembayaran beamasuk,beamasuk dan pajak dalam rangka impor, dan/atau cukai.

Pasal 9

Ketentuan teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan peraturan ini diaturlebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 20086

Pasal 10

Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Ketentuan dalamkeputusan Menteri keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tata LaksanaKepabeanan Di Bidang Impor yang telah beberapa kali diubah terakhirdengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003 sepanjangmengatur mengenai impor untuk dipakai, dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 11

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 15 Desember2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman PeraturanMenteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 22 November 2007

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ttd,-

SRI MULYANI INDRAWATI

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 7

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIKNOMOR 145/PMK.04/2007

TENTANGKETENTUAN KEPABEANAN

DI BIDANG EKSPOR

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :Bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 11 A ayat (7)Undang-UndangNomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Ketentuan Kepabeanan Di Bidang Ekspor;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tatacara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 85,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4740);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan NilaiBarang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, TambahanLembaran Negara Nomor 3264) sebagaimana telah diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor3986);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Tahun 1995 Nomor 3612) sebagaimana telah diubah denganUndang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4661);

4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran NegaraTahun 1995 Nomor 3613);

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia nomor 3674);

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 20088

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara BukanPajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

7. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005.

MEMUTUSKAN :Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG KETENTUAN KEPABEANANDI BIDANG EKSPOR

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.3. Eksportir adalah orang yang melakukan kegiatan mengeluarkan barang

dari daerah pabean.4. Pemberitahuan pabean ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh orang

dalam rangka melaksanakan kewajiban kepabeanan dibidang ekspordalam bentuk tulisan di atas formulir atau data elektronik.

5. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu dipelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan DirektoratJenderal Bea dan Cukai.

6. Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari daerah pabean.7. Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang

Kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor.8. Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah pemberian pembebasan

dan/atau pengembalian bea masuk (BM) dan/atau cukai serta PPN danPPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah,dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuktujuan ekspor.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 9

9. Surat Tanda Bukti Setor (STBS) adalah tanda bukti pembayaran/penyetoran bea keluar yang dikeluarkan oleh kantor pabean, bank devisa,atau kantor pos persepsi.

10. Konsolidator barang ekspor adalah badan usaha yang melaksanakan pengum-pulan (konsolidasi) barang ekspor sebelum barang-barang ekspor tersebutdimasukkan ke kawasan pabean untuk dimuat ke atas sarana pengangkut.

11. Pemberitahuan Konsolidasi Barang Ekspor (PKBE) adalah pemberitahuanbarang ekspor konsolidasi yang dibuat oleh konsolidator atau eksportiratau eksportir dalam satu kelompok perusahaan yang berisi rincianseluruh dokumen pemberitahuan pabean ekspor serta persetujuan barangekspor yang ada dalam satu kontainer.

12.Penyampaian pemberitahuan melalui media elektronik adalahpenyampaian pemberitahuan pabean dengan mempergunakan mediadisket atau melalui pertukaran data elektronik secara langsung sesuaistandar yang ditetapkan dan berdasarkan kesepakatan antara eksportirdengan Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuknya.

13.Kantor pabean adalah kantor pelayanan bea dan cukai tempat dipenuhinyakewajiban pabean sesuai dengan ketentuan undang-undang kepabeanan.

14.Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.15.Pejabat bea dan cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentuberdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

16.Sistem komputer pelayanan adalah sistem komputer yang digunakan olehkantor pabean dalam rangka pengawasan dan pelayanan kepabeanan.

BAB IIPEMBERITAHUAN PABEAN EKSPOR

Pasal 2

(1) Barang yang akan diekspor wajib diberitahukan ke kantor pabean denganmenggunakan pemberitahuan pabean ekspor.

(2) Pemberitahuan pabean ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan oleh eksportir/kuasanya ke kantor pabean pemuatan palingcepat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal perkiraan ekspor paling lambatsebelum dimasukkan ke Kawasan Pabean.

(3) Atas ekspor barang curah, pemberitahuan pabean ekspor sebagaimanadimaksud pada ayat (2), dapat disampaikan sebelum keberangkatansarana pengangkut.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 200810

(4) Terhadap barang ekspor yang dikenakan bea keluar, pemberitahuanpabean ekspor disampaikan setelah pembayaran bea keluar .

(5) Pemberitahuan pabean ekspor dapat disampaikan dalam bentuk tulisandiatas formulir atau data elektronik

Pasal 3

Eksportir wajib mengisi pemberitahuan pabean ekspor dengan lengkap danbenar, dan bertanggung jawab atas kebenaran data yang diberitahukan dalampemberitahuan pabean ekspor.

Pasal 4

Barang yang diberitahukan dengan pemberitahuan pabean eksporsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dan telah dimuat ke saranapengangkut yang akan berangkat ke luar daerah pabean, dianggap telahdiekspor dan diperlakukan sebagai barang ekspor.

Pasal 5

Pemberitahuan pabean ekspor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)tidak wajib atas ekspor:

a. barang pribadi penumpang;b. barang awak sarana pengangkut;c. barang pelintas batas;d. barang kiriman melalui PT (Persero) Pos Indonesia dengan berat tidak

melebihi 100 (seratus) kilogram.

Pasal 6

(1) Sebelum barang ekspor dimuat ke dalam sarana pengangkut,eksportir atau konsolidator dapat melakukan konsolidasi tehadap barangekspor.

(2) Konsolidasi barang ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandi luar kawasan pabean.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 11

(3) Barang ekspor hasil konsolidasi, pada saat pemasukannya ke kawasanpabean, wajib diberitahukan oleh konsolidator atau eksportir ke kantorpabean dengan menggunakan PKBE.

(4) Dalam hal konsolidasi terhadap barang ekspor dilakukan oleh beberapaeksportir dalam satu kelompok perusahaan, PKBE disampaikan oleh salahsatu eksportir.

Pasal 7

(1) Terhadap barang ekspor dilakukan penelitian dokumen.(2) Penelitian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh

sistem aplikasi pelayanan dan/atau pejabat bea dan cukai, setelahpemberitahuan pabean ekspor diajukan ke kantor pabean.

(3) Penelitian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. kebenaran dan kelengkapan pengisian data pemberitahuan pabean

ekspor;b. kelengkapan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan;c. kebenaran perhitungan bea keluar yang tercantum dalam bukti

pelunasan bea keluar dalam hal barang ekspor terkena bea keluar; dand. pemenuhan ketentuan umum di bidang ekspor.

(4) Dokumen pelengkap pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hurufb, huruf c dan huruf d adalah berupa:a. invoice, packing list dan dokumen pelengkap lainnya yang diwajibkan

sebagai pemenuhan ketentuan umum dibidang ekspor; dan/ataub. STBS dalam hal barang ekspor terkena bea keluar;

Pasal 8

(1) Dalam hal tertentu, pejabat bea dan cukai melakukan pemeriksaan fisikatas barang ekspor.

(2) Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanterhadap :a. barang ekspor yang akan diimpor kembali;b. barang ekspor yang pada saat impornya ditujukan untuk diekspor

kembali;c. barang ekspor yang mendapat fasilitas KITE;d. barang ekspor yang dikenai bea keluar;e. barang ekspor yang berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal

Pajak; atau

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 200812

f. barang ekspor yang berdasarkan hasil analisis informasi lainnyaterdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadipelanggaran ketentuan perundang-undangan.

(3) Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukansecara selektif terhadap:a. barang ekspor yang mendapat fasilitas KITE dengan skema

pembebasan bea masuk dan/atau cukai; ataub. barang ekspor yang dikenai bea keluar.

(4) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapatdilaksanakan di kawasan pabean, gudang eksportir, atau tempat lain yangdigunakan eksportir untuk menyimpan barang ekspor.

Pasal 9

(1) Terhadap eksportir tertentu yang atas barang ekspornya :a. mendapat fasilitas KITE dengan skema pembebasan bea masuk dan/

atau cukai; ataub. dikenai bea keluar, tidak dilakukan pemeriksaan fisik.

(2) Penetapan eksportir tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau pejabat bea dan cukai yangditunjuk, dengan memperhatikan reputasi eksportir yaitu :a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai

sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, bea keluar, cukai, dan pajak;c. telah menyelenggarakan pembukuan sesuai Undang-Undang

Kepabeanan; dand. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai

wajib pajak patuh.

(3) Terhadap eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau importirlain yang mendapat status yang dipersamakan dengan importir jalur prioritas,diperlakukan sebagai eksportir tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam halterdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadipelanggaran ketentuan perundang-undangan.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 13

BAB IVPEMASUKAN BARANG EKSPOR KE KAWASAN PABEAN

Pasal 10

Pemasukan barang ekspor ke kawasan pabean atau tempat penimbunansementara dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pejabat bea dancukai dan/atau sistem komputer pelayanan.

BAB VPEMUATAN BARANG EKSPOR DAN REKONSILIASI

Pasal 11

(1) Pemuatan barang ekspor ke dalam sarana pengangkut dilaksanakansetelah mendapat persetujuan dari pejabat bea dan cukai dan/atau sistemkomputer pelayanan.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan setelahdilakukan penelitian dokumen dan/atau pemeriksaan fisik barang

Pasal 12

(1) Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor, sementara menunggupemuatannya, dapat ditimbun di tempat penimbunan sementara atautempat lain dengan izin kepala kantor pabean.

(2) Pemuatan barang ekspor dilakukan di kawasan pabean atau dalam haltertentu dapat dimuat di tempat lain dengan izin kepala kantor pabean.

Pasal 13

(1) Terhadap pemberitahuan pabean ekspor yang telah disampaikansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dilakukan rekonsiliasidengan pemberitahuan pabean keberangkatan sarana pengangkut.

(2) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmencocokkan beberapa elemen data dalam dokumen pemberitahuanpabean ekspor yang didaftarkan dengan pemberitahuan pabeankeberangkatan sarana pengangkut.

(3) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pejabatatau sistem komputer pelayanan.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 200814

BAB VIPEMBATALAN DAN PEMBETULAN DATA

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG

Pasal 14

(1) Barang yang telah diberitahukan untuk diekspor dan telah mendapatkannomor pendaftaran pemberitahuan pabean ekspor dapat dibatalkanekspornya.

(2) Terhadap pembatalan ekspor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), eksportirwajib melaporkan kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean pemuatan,dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak keberangkatan saranapengangkut yang tercantum dalam pemberitahuan pabean.

(3) Terhadap barang yang dibatalkan ekspornya sebagaimana dimaksud padaayat (1) tidak dilakukan pemeriksaan fisik, kecuali barang ekspor yangberdasarkan hasil analisis informasi terdapat indikasi yang kuat akan atautelah terjadi pelanggaran ketentuan kepabeanan di bidang ekspor.

Pasal 15

(1) Dalam hal terjadi kesalahan, eksportir dapat melakukan pembetulan datapemberitahuan pabean ekspor yang telah didaftarkan, setelahmendapat persetujuan dari kepala kantor pabean atau pejabat yangditunjuk.

(2) Pembetulan data pemberitahuan pabean ekspor sebagaimana dimaksudpada ayat (1) yang menyangkut jenis, jumlah, nomor kontainer, jenisvaluta, dan/atau nilai FOB barang, dapat dilayani sebelum barang masukke kawasan pabean, kecuali dalam hal:a. short shipment, paling lama 3 (tiga) hari sejak keberangkatan sarana

pengangkut; ataub. ekspor barang dengan karakteristik tertentu, paling lama 60 (enam

puluh) hari sejak keberangkatan sarana pengangkut.

PASAL 16

(1) Terhadap kesalahan pemberitahuan pabean ekspor berupa jenis/ kategoriekspor, dan/atau jenis fasilitas yang diminta, tidak dapat dilakukanperubahan.

(2) Atas kesalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), eksportir dapatmelakukan pembatalan pemberitahuan pabean ekspor.

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 2008 15

(3) Terhadap pembatalan pemberitahuan pabean ekspor sebagaimanadimaksud pada ayat (2), eksportir dapat mengajukan pemberitahuanpabean ekspor yang baru sepanjang barang belum dimuat ke dalamsarana pengangkut.

Pasal 17

Pembetulan data pemberitahuan pabean ekspor selain kesalahansebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan/atau pasal 16 ayat (1)dapat dilayani paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak pemberitahuanpabean ekspor diberitahukan.

BAB VIISANKSI

Pasal 18

(1) Setiap orang yang tidak melaporkan pembatalan ekspornya sebagaimanadimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), dikenai sanksi administrasi berupadenda sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).

(2) Setiap orang yang salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barangdalam pemberitahuan pabean atas ekspor yang mengakibatkan tidakterpenuhinya pungutan negara di bidang ekspor, dikenai sanksiadministrasi berupa denda paling sedikit 100% (seratus persen) daripungutan negara di bidang ekspor yang kurang dibayar dan paling banyak1.000% (seribu persen) dari pungutan negara di bidang ekspor yangkurang dibayar.

(3) Setiap orang yang :a. mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean;b. dengan sengaja memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dalam

pemberitahuan pabean secara salah yang mengakibatkan tidakterpenuhinya pungutan negara di bidang ekspor;

c. memuat barang ekspor di luar kawasan pabean tanpa izin kepala kantorpabean;

d. membongkar barang ekspor di dalam daerah pabean tanpa izin kepalakantor pabean; dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun danpidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikitRp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan denda paling banyakRp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 400 MARET 200816

BAB VIIKETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 19

Eksportir wajib menyimpan data pemberitahuan ekspor barang yang telahdidaftarkan dalam media elektronik dan atau hasil cetak pemberitahuanekspor barang serta lembar asli dokumen pelengkap pabean sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) selama jangka waktu 10 (sepuluh) tahunpada tempat usahanya di Indonesia.

BAB VIIIPENUTUP

Pasal 20

Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Keputusan MenteriKeuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan diBidang Ekspor dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 21

Ketentuan teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan Peraturan MenteriKeuangan ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal.

Pasal 22

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 15 Desember 2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman KeputusanMenteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 22 November 2007Menteri Keuangan

ttd,-

SRI MULYANI INDRAWATI