wanita hamil.docx

11
wanita hamil A. DESKRIPSI KASUS  Ny. FS sedang hamil 3 bulan dan menderita ISK,oleh dokter kandungan Ny.FS diresepkan Primadex F 2xsehari selama 5 hari ,Folamil 1xsehari dan Domperidone prn untuk mengatasi mual muntah yang kadang muncul dan cukup menggangu. Analisis permasalahan tersebut sebelum Anda layani dan menyerahkan kepada pasien! B. ANALISA KASUS Untuk menganalisa kasus bapak X ini menggunakan metode SOAP.Analisanya adalah sebagai  berikut : SUBJECT · Ny.FS terkadang mual dan muntah · Merasa perih ketika buang air kecil · Sering buang air kecil atau beser OBJECT · Ny.FS telah hamil 3 bulan · Mengalami ISK (Infeksi saluran kemih) · Mendapat terapi obat : ü Primadex Forte 2xsehari selama 5 hari ü Folamil 1xsehari ü Domperidon seperlunya ASSEMENT a. Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang diderita Ny. FS diasumsikan sebagai infeksi saluran kemih (ISK) tanpa komplikasi yang disebabkan oleh disebabkan oleh bakteri  Escherichia coli . Hal ini

Transcript of wanita hamil.docx

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 1/11

wanita hamil

A.  DESKRIPSI KASUS 

 Ny. FS sedang hamil 3 bulan dan menderita ISK,oleh dokter kandungan Ny.FS diresepkan

Primadex F 2xsehari selama 5 hari ,Folamil 1xsehari dan Domperidone prn untuk mengatasi

mual muntah yang kadang muncul dan cukup menggangu. Analisis permasalahan tersebut

sebelum Anda layani dan menyerahkan kepada pasien!

B.  ANALISA KASUS 

Untuk menganalisa kasus bapak X ini menggunakan metode SOAP.Analisanya adalah sebagai

 berikut :

SUBJECT

· Ny.FS terkadang mual dan muntah

· Merasa perih ketika buang air kecil

· Sering buang air kecil atau beser 

OBJECT

· Ny.FS telah hamil 3 bulan

· Mengalami ISK (Infeksi saluran kemih)

· Mendapat terapi obat :

ü Primadex Forte 2xsehari selama 5 hari

ü Folamil 1xsehari

ü Domperidon seperlunya

ASSEMENT

a. Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang diderita Ny. FS diasumsikan sebagai infeksi saluran kemih

(ISK) tanpa komplikasi yang disebabkan oleh disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Hal ini

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 2/11

terjadi karena pada wanita hamil, dapat lebih sering terkena ISK karena adanya perubahan

hormonal dan perubahan dari posisi saluran kencing selama kehamilan. Infeksi saluran kemih

(ISK) tanpa komplikasi dapat diterapi paling efektif dengan terapi jangka pendek (3 hari) dengan

trimetoprim-sulfametoksazol fluorokuinolon. (Joseph T.Dipiro, 2002)

 b. Terapi farmakologi yang diberikan Primadex Forte mengandung cotrimoksazol terdiri dari

Trimetropin 800 mg dan sulfametoksazol 160 mg (2x dari komposisi Primadex), dengan

kontraindikasi anemia megaloblastik, hamil dan menyusui, bayi berusia kurang dari 2 bulan.

Indeks keamanan Primadex Forte C, yaitu penelitian pada hewan menunjukkan beresiko pada

 janin (teratogen), tetapi penelitian pada manusia belum ada. Namun bila manfaat obat lebih besar 

daripada resiko boleh diberikan.

c. Terapi antibiotik sulfonamid, cotrimoksazol, penisillin, tetrasiklin,

sefalosporin,fluorokuinolon tidak boleh diberikan pada ibu hamil trimester ketiga karena dapat

menyebabkan teratogen. (Joseph T.Dipiro, 2002). Sedangkan pada kasus Ny.Fs hamil pada

trimester pertama, sehingga masih dapat diberikan (aman).

d. Mual muntah yang dialami Ny. Fs adalah wajar, karena Ny.Fs sedang hamil 3 bulan sehingga

masuk dalam trimester pertama atau yang sering disebut “morning sickness”. Mual dan muntah

ini terjadi karena terdapat perubahan dalam tubuh selama masa hamil yang mencakup perubahan

hormon serta indera penciuman menjadi lebih sensitif. Hal ini juga diperparah oleh kondisi

emosional ibu. Biasanya rasa mual akan berhenti pada akhir trismester I masa kehamilan.

e. Domperindon merupakan lini 3 untuk mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil, sehingga

 perlu diganti lini 1 yang aman bagi ibu hamil.

f. Folamil merupakan kombinasi multivitamin dan mineral yang sangat penting

meningkatkan nutrisi bagi ibu hamil.

PLANNING

a. Terapi farmakologis :

ü Ny. FS yang menderita ISK uncomplicated yang menurut Dipiro dapat diatasi dengan pemberian

cotrimoxazole dengan durasi pendek yaitu 3 hari. Jadi, terapi farmakologi untuk mengatasi ISK 

 pada Ny. FS adalah Primadex Forte 1 x sehari selama 3 hari.

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 3/11

ü Selama masa kehamilan, asupan vitamin dan mineral harus ditingkatkan. Sehingga diberikan

Folamil 1 x sehari.

ü Untuk mengatasi mual dan muntah yang kadang muncul, diberikan vitamin B6 seperlunya.

 b. Terapi farmakologis alternatif 

ü Untuk mengatasi ISK yang diderita Ny. FS, dapat juga diberikan Amoxicillin 3 gram dosis

tunggal selama 7 hari.

ü Untuk menambah asupan vitamin dan mineral diberikan Folamil 1 x sehari.

ü Untuk mengatasi mual dan muntah yang kadang muncul diberikan vitamin B6 seperlunya.

c. Terapi non farmakologis

ü Untuk mengatasi mual muntah dapat diberikan permen jahe yang merupakan antiemetik alami.

ü Memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan untuk mencukupi nutrisi.

ü Memperbanyak minum air putih untuk menstimulasi dieresis.

ü Cukup istirahat.

MONITORING

Tujuan dilakukannya monitoring ini adalah untuk memaksimalkan efek terapi dan

meminimalkan DRPs. Kehamilan pada trimester 1 masih termasuk dalam keadaan rentan, oleh

karenanya obat bebas maupun peresepan obat yang diberikan harus benar-benar diperhatikan.

Sehingga perlu diterapkan suatu tujuan pemantauan terapi yaitu dengan menentukan monitoring

yang spesifik terhadap pasien dan monitoring yang spesifik terhadap obat, selain itu juga

terhadap efek samping obat yang diberikan. Untuk kasus yang dialami Ny. FS yang

 perlu dimonitoring antara lain :

1. Monitoring mual dan muntah antara lain :

Ø Memastikan apakah Ny. FS masih sering mengalami mual muntah atau tidak setelah melakukan

terapi nonfarmakologi. Namun bila ternyata mual muntah ini membahayakan Ny. FS maka dapat

diberikan piridoksin HCl (vitamin B6) untuk mengatasi mual muntahnya. Akan tetapi sebelum

 penggunaan vitamin B6 ini lebih baik dikonsultasikan dengan dokter terlebih dulu.

Ø Monitoring makanan yang dapat menyebabkan mual muntah.

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 4/11

Ø Monitoring mual muntah karena dapat mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan.

2. Monitoring yang dilakukan untuk Infeksi Saluarn Kemih diantaranya :

Ø Melihat lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan kultur urinnya lagi. Untuk memastikan ada

kesembuhan atau tidak.

Ø Monitoring keberhasilan terapi secara klinis atau secara mikrobiologis (kultur ulang).

Selain itu juga perlu adanya pemantauan atau monitoring terhadap kepatuhan pasien untuk 

minum obat selama masa pengobatan dapat mendukung keberhasilan tercapainnya tujuan

 pengobatan dan hal ini juga tidak terlepas dari peranan keluarga pasien yang ikut memonitoring

 pasien selama masa pengobatan agar pasien selalu patuh.

Monitoring kepatuhannya meminum obat yang diberikan yaitu :

· Vitamin B6 : diminum saat pasien merasakan mual dan muntah

· Primadex F : 1 x sehari selama 3 hari.

Monitoring kepatuhan pasien terhadap penggunaan Primadex F karena jika penggunaan

Primadex F dihentikan akan menyebabkan resistensi (< dari 3 hari)

· Folamil : 1 x sehari.

· Amoxicillin : 3 gram dosis tunggal selama 7 hari (apabila alternatif terapi pengobatannya

disetujui oleh dokter).

Monitoring lain seperti :

· Monitoring terhadap janin Ny. FS, apakah ada efek yang ditimbulkan setelah pemberian obat

 pada Ny. FS.

· Monitoring berat badan Ny. FS karena dapat sebagai parameter perkembangan janin dalam

kandungan.

· Memantau kondisi kehamilan/janin pada trisemester I, II, III, seperti melalui test USG

(ultrasonografi).

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

Pada kasus ini komunikasi, informasi dan edukasi yang dapat disampaikan kepada pasien adalah

mengenai cara konsumsi obat secara teratur agar obat yang digunakan dapat memberikan efek 

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 5/11

terapi secara optimal dan mengenai aturan pakai serta memberikan saran terapi non farmakologi

yang dapat dilakukan pasien.

Pada kasus ini, pasien mengalami ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan saran yang perlu

disampaikan adalah dapat menjaga kebersihan vagina tiap kali buang air kecil dengan cara dari

depan ke belakang (mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra), tidak menahan

 buang air kecil bila ingin buang air kecil,menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk 

ISK, minum air putih lebih banyak minimal 2 liter sehari (untuk menstimulasi diuresis sehingga

kuman tidak memiliki kesempatan untuk memperbanyak diri dalam kandung

kemih), memeriksakan kandungan pada dokter spesialis kandungan untuk mengetahui

 perkembangan janin karena trimester awal sangat rentan, istirahat yang cukup, dan olahraga yang

cukup seperti jalan-jalan di pagi hari serta minum dengan teratur untuk terapi farmakologinya

yakni Primadex Forte 1x sehari selama 3 hari.

Untuk mengatasi mual muntah pada masa kehamilan terapi non farmakologi yang perlu

dilakukan diantaranya adalah:

ü Minum air yang hangat, seperti jahe (Sebuah studi yang dipublikasikan oleh American Journal of 

Obstetrics and Gynecology menemukan bahwa jahe sangat membantu mengurangi morning

sickness)

ü Istirahat yang cukup

ü Menghirup minyak aroama terapi (fresh care) untuk mengurangi mual

ü Mengkonsumsi suplemen atau nutrisi (Folamil 1x sehari ) dan mengkonsumsi buah yang

mengandung banyak air dan dingin, misal melon, anggur, smoothies, jeruk, atau mentimun

ü Makan dalam jumlah sedikit namun sering, terutama makan makanan yang tinggi akan kandungan

karbohidrat dan protein serta buah-buahan dan makanan yang berisi B6, seperti kuning telur,

yogurt, dan whole grain

ü Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual

ü Bila terapi non farmakologi belum dapat mengurangi intensitas mual dan muntah dapat diberikan

Vitamin B6 yang pemakaiannya bila perlu saja, dan

ü Obat Mual muntah dapat dihentikan bila mual muntah sudah tidak dirasakan atau berkurang.

C.  EVALUASI OBAT TERPILIH 

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 6/11

 

· PRIMADEX FORTE

Primadex Forte mengandung kotrimoksazol (Trimetropim-Sulfametoksazol) dimana

Sulfametoksazol dan trimetoprim digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifat sinergisnya.

Kombinasi keduanya menghasilkan inhibisi enzim berurutan pada jalur asam folat. Mekanisme

kerja sulfametoksazol dengan mengganggu sintesa asam folat bakteri dan pertumbuhan lewat

 penghambat pembentukan asam dihidrofolat dari asam para-aminobenzoat. Dan mekanisme

kerja trimetoprim adalah menghambat reduksi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat .

· KOTRIMOKSAZOL

Trimetoprim dan sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang

 berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergi. Penemuan

sediaan kombinasi ini merupakan kemajuan penting dalam uasaha meningkatkan efektivitas

klinik antimikroba. Kombinasi ini lebih dikenal dengan kotrimoksazol.

EFEK TERHADAP MIKROBA

Spectrum Antibakteri. Spectrum antibakteri trimetoprim sama dengan sulfametoksazol,

meskipun daya antibakterinya 20-100 kali lebih kuat daripada sulfametoksazol. Mikroba yang

 peka terhadap kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol ialah ; S. pneumoniae, C. diphtheria, dan

 N meningitis, 50-59 % strain S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes, S. viridians, S. faecalis, E.

coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter spesies, Salmonela, Shigela,

Serratia dan Alcaligenes spesies dan Klebsiela spesies. Juga beberapa strain stafilokokus yang

resisten terhadap metisilin, trimetoprim atau sulfometoksazol sendiri, peka terhadap kombinasi

tersebut. Kedua komponen memperlihatkan interaksi sinergistik. Kombinasi ini mungkin efektif 

walaupun mikroba telah resisten terhadap tirmetropim. Sinergisme maksimum akan terjadi bila

mikroba peka terhadap kedua komponen.

Mekanisme Kerja. Aktifitas antibakteri kotrimoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua

tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat.

Sulfonamide menghambat masuknya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan

trimetoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrshidrofolat.

Tetrahidrofolat penting untuk reaksi-reaksi pemindahan satu atom C, seperti pembentukan basa

 purin (adenin, guanin, dan timidin) dan beberapa asam amino (metionin, glisin). Sel-sel mamalia

menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan dan tidak mensintensis senyawa tersebut.

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 7/11

Trimetoprim menghambat enzim dihidrofolat reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini

 penting, karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia.

Resistensi Bakteri. Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kotrimaksazol lebih rendah daripada

terhadap masing  –  masing obat, karena mikroba yang resisten terhadap salah satu komponen

masih peka terhadap komponen lainnya. Resistensi mikroba terhadap trimetropim dapat terjadi

karena mutasi. Resistensi yang terjadi pada bakteri gram-negatif disebabkan oleh adanya plasmid

yang membawa sifat menghambat kerja obat terhadap enzim dihidrofolat reduktase. Resistensi S.

aureus terhadap trimetropim ditentukan oleh gen kromosom, bukan oleh plasmid. Resistensi

terhadap bentuk kombinasi juga terjadi in vivo. Pravalensi resistensi E.coli dan S. aureus

terhadap kotrimoksazol meningkat pada pasien yang diberi pengobatan dengan sediaan

kombinasi tersebut. Selama lima tahun penggunaan resistensi S. aureus meningkat dari 0,4%

menjadi 12,6%. Dilaporkan pula terjadinya resistensi pada beberapa jenis mikroba Gram-negatif.

Efek Samping. Pada dosis yang dianjurkan tidak terbukti bahwa kotrimoksazol menimbulkan

defisiensi folat pada orang normal. Namun batas antara toksisitas untuk bakteri dan untuk 

manusia relative sempit bila sel tubuh mengalami defisiensi folat. Dalam keadaan demikian obat

ini mungkin menimbulkan megaloblastosis, leucopenia, atau trombositopenia. Kira-kira 75%

efek samping terjadi pada kulit, berupa reaksi yang khas ditimbulkan oleh sulfonamid. Namun

demikian kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol dilaporkan dapat menimbulkan reaksi kulit

sampai tiga kali lebih sering dibandingkan sulfisoksazol pada penberian tunggal (5,9% vs 1,7%).

Dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson dan toxic epidermal necrolysis jarang terjadi.

Gejala-gejala saluran cerna terutama berupa mual dan muntah; diare jarang terjadi. Glositis dan

Stomatitis relatif sering. Ikterus terutama terjadi pada pasien yang sebelumnya telah mengalami

hepatitis kolestatik alergik. Reaksi susunan saraf pusat berupa sakit kepala, depresi dan

halusinasi, disebabkan oleh sulfonamid. Reaksi hematologik lainnya ialah berbagai macam

anemia (aplastik, hemolitik dan makrositik), gangguan koagulasi, granulositopenia,

agranulositosis, purpura, purpura Henoch-Schonlein dan sulfhemoglobinemia. Pemberian

diuretik sebelumnya atau bersamaan dengan kotrimoksazol dapat mempermudah timbulnya

trombositopenia, terutama pada pasien usia lanjut dengan payah jantung; kematian dapat terjadi.

Pada pasien AIDS (Aqcuired immune-deficiency syndrome) yang diberi pengobatan

kotrimoksazol umtuk infeksi oleh Pneumocystis carinii, sering terjadi efek samping demam,

lemah, erupsi kulit, dan/atau pansitopenia.

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 8/11

Infeksi Saluran Kemih .Sulfonamid masih berguna untuk infeksi ringan saluran kemih bagian

 bawah. Tetapi timbulnya resistensi makin meningkat terutama pada bakteri Gram-negatif,

sehingga sulfonamide tidak dapat diandalkan untuk pengobatan infeksi yang lebih berat pada

saluran kemih bagian atas. Penting untuk membedakan infeksi pada ginjal dan infeksi pada

saluran kemih bagian bawah. Sulfonamid digunakan untuk pengobatan sistitis akut maupun

kronik, infeksi kronik saluran kemih bagian atas dan bakteriuria yang ansimtomatik. Sulfonamid

efektif untuk sistitis akut tanpa penyulit pada wanita. Pengobatan infeksi ringan saluran kemih

 bagian bawah, dengan kotrimoksazol ternyata sangat efektif, bahkan untuk infeksi oleh mikroba

yang telah resisten terhadap sulfonamid sendiri. Dosis 160 mg trimetoprim dan 800 mg

sulfametoksazol setiap 12 jam selama 10 hari menyembuhkan sebagian besar pasien. Efek terapi

sediaan kombinasi lebih baik daripada masing-masing komponennya terutama bila mikroba

 penyebabnya golongan enterobacteriaceae. Pemberian dosis tunggal (320 mg trimetoprim

dengan 1600 sulfametoksazol) selama 3 hari, juga efektif untuk pengobatan infeksi akut saluran

kemih yang ringan. Sediaan kombinasi ini terutama efektif untuk infeksi kronik dan berulang

saluran kemih. Pada wanita, efektivitasnya mungkin disebabkan oleh tercapainya kadar terapi

dalam secret vaginal. Jumlah mikroba disekitar orificium urethrea menurun sehingga

kemungkinan terjadinya infeksi ulang pada saluran kemih bagian bawah berkurang. Dosis kecil

(200 mg sulfametoksazol dan 40 mg trimetoprim per hari atau 2-4 kali dosis tersebut yang

diberikan satu atau dua kali per minggu) efektif untuk mengurangi frekuensi kambuhnya infeksi

saluran kemih pada wanita. Dosis dewasa yang umum digunakan ialah 100 mg setiap 12 jam.

Untuk memberikan pengobatan dengan sediaan kombinasi tersebut perlu dipertimbangkan hasil

 pemeriksaan sensitivitas mikroba.

Pada Planning Farmakologi yang kedua, digunakan amoksisilin karena kotrimoksazol dari

 berbagai literatur banyak menyebutkan jika kotrimoksazol mempunyai efek teratatogen untuk 

trisemester 1 sehingga alternatif antibiotik lain yang aman digunakan amoksisilin.

· AMOKSISILLIN

Amoksisilin yang termasuk antibiotik golongan penisilin bekerja dengan cara menghambat

 pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap

mikroba yang sensitif, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid. Amoksisillin merupakan

turunan ampisillin yang hanya berbeda pada satu gugus hidroksil dan memiliki spektrum

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 9/11

antibakteri yang sama. Obat ini diabsorpsi lebih baik bila diberikan peroral dan menghasilkan

kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan jaringan.

Aktivitas dan Mekanisme Kerja Amoksisilin. Amoksisilin merupakan prototip golongan

aminopenisilin berspektrumluas, tetapi aktivitasnya terhadap kokus gram positif kurang daripada

 penisilin G. Semua penisilin golongan ini dirusak oleh β-laktamase yang diproduksi kuman gram

 positif maupun gram negatif. Amoksisilin (dalam bentuk trihidrat garam sodium) dapat

dikombinasikan dengan asamklavulanat (sebagai potasium klavulanat), penghambat β-laktamase,

untuk menambah spektrum dalam melawan organisme Gram-negatif, dan untuk melawan

mediator antibiotik bakteri yang resisten terhadap produksi β-laktamase.

Amoksisilin bekerja dengan menghambat dinding sel bakteri, dengan menghambat cross-linkage

di antara rantai polimer peptidoglikan linear yang menutupi komponen mayor dari dinding sel

kuman Gram-positif.Mekanisme kerja antibiotik ini secara ringkas, adalah : (1) Obat bergabung

dengan penicilin-binding protein (PBPs) pada kuman. (2) terjadi hambatansintesis dinding sel

kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglika terganggu. (3) kemudian terjadi

aktivitas enzim proteolitik pada dinding sel yang mengakibatkan pecahnya dinding sel bakteri.

Bakteri yang peka terhadap amoksisilin diantaranya adalah Staphylococcus, Streptococcus,

Diplococcus pneumoniae, Bacillusanthracis, Enterococcus, Corynebacterlum diphtherlae,

Salmonella sp,Shigella sp, H. Influenzae, Proteus mirabilis, E. Coli, N. Gonorrhoeae, W.

Meningitidis

Cara PemberianAntibiotik amoksisilin termasuk antibiotik time deppendent sehingga untuk 

menjaga konsentrasi obat dalam plasma tetap berada pada kadar puncak, maka obat diberikan

sesuai dengan jadwal waktu yang telah dibuat.Obat dapat diberikan bersamaan dengan makanan.

Lama Pemberian tergantung pada jenis dan tingkat kegawatan dari infeksinya, jugatergantung

 pada respon klinis dan respon bakteri penginfeksi. Sebagaic ontoh untuk infeksi yang persisten,

obat ini digunakan selama beberapa minggu. Jika amoksisilin digunakan untuk penanganan

infeksi yangdisebabkan oleh grup ß-hemolitic streptococci, terapi digunakan tidak kurang dari 10

hari guna menurunkan potensi terjadinya demam reumatik dan glomerulonephritis. Jika

amoksisilin digunakan untuk pengobatan ISK (infeksi saluran kemih) maka kemungkinan bisa

lebih lama, bahkan beberapa bulan setelah menjalani terapi pun, tetap direkomendasikan untuk 

diberikan.

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 10/11

Amoksisilin-kalium klavulanat diindikasikan untuk infeksi saluran kemih berulang pada anak 

dan dewasa oleh E. coli dan kuman pathogen lain yang mmproduksi betalaktamase, yang tidak 

dapat diatasi oleh kotrimoksazol, kuinolon atau sefalosporin oral. Dosis amoksisilinklavulanat

 per oral untuk dewasa dan anak berat > 40 kg ialah 250 mg-125 mg tiap 8 jam. Untuk penyakit

 berat dosis 500 mg-125 mg tiap 8 jam. Untuk anak berat < 40 kg dosis amoksisilin 20

mg/kg/hari, dosis klavulanat disesuaikan dengan dosis amoksisilin.

· FOLAMIL

Berikut komposisi yang ada pada folamil :

ü ß-karoten 10.000 iu

ü Vitamin B1 mononitrate 10 mg

ü Vitamin B2 2,5 mg

ü Nikotinamid 20 mg

ü Vitamin B6 HCl 15 mg

ü Kalsium pantotenat 7,5 mg

ü Vitamin B12 4 mcg

ü Vitamin C 100 mg

ü Vitamin D 400 iu

ü Asam folat 1 mg

ü Kalium iodida 100 mcg

ü Ferrous Fumarat 90 mg

ü Tembaga sulfat 0,1 mg

ü Kalsium laktat 250 mg

ü Sodium fluoride 1 mg

Farmakologi 

Folamil adalah kombinasi multivitamin dan mineral yang membantu mencegah kekurangan

vitamin dan mineral.

Indikasi 

Suplemen vitamin dan mineral selama masa kehamilan dan setelah melahirkan.

Kontraindikasi 

Hipersensitivitas ke salah satu dari komponen Folamil.

Dosis & Administrasi 

7/22/2019 wanita hamil.docx

http://slidepdf.com/reader/full/wanita-hamildocx 11/11

Mengambil 1 caplet setiap hari

Vitamin B6 (piridoksin) 

Penting untuk pembuatan asam amino dalam tubuh. Vitamin B6 juga diberikan untuk 

mengurangi keluhan mual-mual pada ibu hamil. Vitamin B6 merupakan lini pertama dalam

mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil. Piridoksin merupakan pilihan utama dalam

mengurangi mual muntah dalam kehamilan, Ulasan Sistematik Cochrane juga memperlihatkan

 bahwa piridoksin memang efektif dalam mengurangi gejala mual muntah, walaupun tidak 

terdapat bukti piridoksin mengurangi frekuensi muntah. (Jewell MD dan Young G, 2003)