Wanita dan kepemimpinannya

7
Wanita dan kepemimpi inannya : Megawati Soekarnoputri p menginspiratif emansipasi w di Indonesia perempuan yang wanita tersukses

description

This article show us a

Transcript of Wanita dan kepemimpinannya

Page 1: Wanita dan kepemimpinannya

Wanita dan kepemimpinannya : Megawati Soekarnoputri perempuan yangmenginspiratif emansipasi wanita tersuksesdi Indonesia

Wanita dan kepemimpinannya : Megawati Soekarnoputri perempuan yangmenginspiratif emansipasi wanita tersuksesdi Indonesia

Wanita dan kepemimpinannya : Megawati Soekarnoputri perempuan yangmenginspiratif emansipasi wanita tersuksesdi Indonesia

Page 2: Wanita dan kepemimpinannya

pabila kita telaah secara obyektif, sejarah telah menyimpan catatan mengenai

performa positif kaum perempuan. Namun alasan kodrati perempuan sering

disudutkan pada keadaan yang tidak menguntungkan. Hal ini kerap kali menghilangkan

kesempatan perempuan untuk membuktikan kapasitas dan kapabilitas mereka. Di Indonesia

pun isu perempuan terus bergulir sejalan dengan perubahan sosial budaya masyarakat.

Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia. Hak untuk

hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak

hanya diperuntukan bagi para laki-laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada

hakikatnya. Sayangnya sampai saat ini, perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya

menjadi sosok pelengkap. Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya

sebatas bekerja di dapur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu

menjadi tidak penting.

Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga dan

karir menjadi sangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berkarir karena

tuntutan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Dipelopori oleh R.A Kartini, persamaan gender di Indonesia kini sudah bisa dibilang

sukses dan bahkan akan terus berkembang lebih jauh. Sebut saja Megawati Soekarnoputri

yang telah menjadi pemimpin negara di Indonesia. Megawati merupakan presiden perempuan

pertama di Indonesia yang sekaligus sebagai inspirator terhadap kaum perempuan lainnya

untuk terus memperjuangkan emansipasi wanita.

Emansipasi berasal dari bahasa latin "emancipatio" yang artinya pembebasan dari

tangan kekuasaan. Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah

usaha untuk mendapatkan hak politik maupun persamaan derajat, sering bagi kelompok yang

tak diberi hak secara spesifik, atau secara lebih umum dalam pembahasan masalah seperti itu.

A

Page 3: Wanita dan kepemimpinannya

Adapun makna emansipasi wanita adalah perjuangan sejak abad ke-14 M. Dalam

rangka memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti hak kaum laki-laki.

Jadi para penyeru emansipasi wanita menginginkan agar para wanita disejajarkan

dengan kaum pria disegala bidang kehidupan, baik dalam pendidikan, pekerjaan,

perekonomian maupun dalam pemerintahan.

A. Keberhasilan Emansipasi Wanita Indonesia

Nama Raden Ajeng Kartini tentu tak asing lagi bagi telinga rakyat Indonesia, terutama

kaum perempuan. Sebab bukan saja karena tiap 21 April, hari lahirnya diperingati, tapi lebih

dari itu. Kartini, disebut-sebut sebagai simbol perjuangan perempuan Indonesia yang

dianggap sebagai penyebab perempuan Indonesia sekarang bisa berprestasi tinggi. Jadi

presiden, menteri, duta besar, jenderal, pengusaha atau wakil rakyat.

Kartini adalah pejuang emansipasi perempuan.Walau perjuangannya melalui tulisan,

anak RMAA Sosroningrat dan MA Ngasirah, yang diistilahkan Pramudya Ananta Toer

sebagai ”Gadis Jepara” ini, merupakan perempuan progresif radikal pada zamannya.

Mencermati naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI ke-5, apalagi

dikaitkan dengan gerakan perempuann khususnya dalam konteks yang disebut Orde Baru

sebagai emansipasi memang sungguh menggoda. Sebab disamping kita melihat kemajuan

signifikan yang telah dicapai perempuan, perhatian itu bisa merupakan analisis bagaimana

metamorfosa gerakan perempuan berlangsung.

Untuk melihat benang merah ”menggeliat”-nya dunia perempuan, terutama di

Indonesia, memang diperlukan kriteria tertentu karena banyak fenomena yang tentu tidak

semuanya bisa dirangkul. Selain punya magnitude besar, kriteria lain yang digunakan adalah

fenomena tersebut harus bisa mewakili perempuan pada zamannya.

Page 4: Wanita dan kepemimpinannya

Dyah Permata Megawati Setyawati Sukarnoputri atau umumnya lebih dikenal

sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" (lahir

di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 66 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang

menjabat sejak 23 Juli2001 — 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia

pertama dan anak dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak

ayahnya menjadi Presiden Indonesia.

Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada

tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah

Presiden Abdurrahman Wahid yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar. Ia

dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil

Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.

Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri. Karena

sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun selalu aktif

di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Jejak perjuangan Megawati Soekarnoputri

Tahun 1986

Pada tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang

Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun

menjadi anggota DPR RI.

Tahun 1993

Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati

terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.

Tahun 1996

Page 5: Wanita dan kepemimpinannya

Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI.

Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi

sebagai Ketua Umum PDI.

Mega tidak menerima pendongkelan dirinya dan tidak mengakui Kongres Medan. Ia

masih merasa sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor dan perlengkapannya pun dikuasai

oleh pihak Mega. Pihak Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha

mempertahankan kantor DPP PDI. Namun, Soerjadi yang didukung pemerintah memberi

ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro.

Ancaman Soerjadi kemudian menjadi kenyataan. Tanggal 27 Juli 1996 kelompok

Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Aksi penyerangan yang

menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal itu, berbuntut pada kerusuhan massal di

Jakarta yang dikenal dengan nama Peristiwa 27 Juli. Kerusuhan itu pula yang membuat

beberapa aktivis mendekam di penjara.

Peristiwa penyerangan kantor DPP PDI tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, ia

makin mantap mengibarkan perlawanan. Ia memilih jalur hukum, walaupun kemudian kandas

di pengadilan. Mega tetap tidak berhenti. Tak pelak, PDI pun terbalah dua: PDI di bawah

Soerjadi dan PDI pimpinan Mega. Pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI

yang sah. Namun, massa PDI lebih berpihak pada Mega.

Tahun 1997

Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan

suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Sebagian massa Mega berpihak ke Partai

Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri

memilih golput saat itu.

Tahun 1999

Page 6: Wanita dan kepemimpinannya

Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil

memenangkan pemilu. Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga

puluh persen suara. Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka

mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.

Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain:

memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan

Presiden: 373 banding 313 suara.

Tahun 2001

Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri. Ia tidak harus

menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah

Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa MPR, Senin

(23/7/2001), telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman

Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.

Lebih penting lagi, Megawati sendiri diakui pernah mengalami represi begitu kejam

dari Orde Baru dan sebagai tokoh utama dalam gerakan perlawanan terhadap dekade akhir

rezim Soeharto ini. Dengan duduknya Megawati pada puncak kekuasaan, pada fase ini

terlihat bahwa perempuan Indonesia telah berada pada puncak piramida perjuangannya.

Setelah tahap perjuangan lewat pendidikan, kemudian pendidikan itu menumbuhkan

kesadaran akan berbagai hal, perempuan Indonesia setahap demi setahap makin menunjukkan

suara, eksistensi dan keberadaannya yang bisa disejajarkan dengan laki-laki.

Memprediksi gerakan perempuan Indonesia masa depan, sesungguhnya bisa dilihat

dari apa yang dilakukan Megawati, untuk bisa mewakili suara dan kepentingan perempuan

serta perhatiannya terhadap pemberdayaan perempuan.

Sebab jika tidak, Megawati tidak lebih dari sekadar simbol dari kekuasaan yang masih

didominasi laki-laki, yang berada di sekelilingnya. Jika ini benar terjadi, tidak menggunakan

Page 7: Wanita dan kepemimpinannya

kesempatan sebagai perempuan untuk memperjuangkan perempuan, hal itu merupakan

antiklimaks gerakan perempuan. Sebaliknya, jika kepresidenan Megawati merupakan titik

awal makin berperannya perempuan, untuk melihat salah satu probabilitas perempuan

Indonesia masa depan

Bagi kita, masyarakat awam, tentunya prestasi-prestasi wanita Indonesia bisa

dijadikan inspirasi. Begitu juga perilaku buruk yang menjadi pemberitaan itu dijadikan

teladan agar tidak terulang kembali. Dalam lingkup kecil, bisa diberlakukan untuk diri kita

pribadi dan untuk keluarga kita sendiri. Jika setiap keluarga bisa menjauhkan diri dari

ketidak-elokan perilaku, tentu saja tidak akan ada lagi berita tentang wanita yang

menjatuhkan harkat dirinya untuk tujuan apapun.