WALIKOTA TARAKAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · dan Kepala Badan koordinasi dan Penanaman Modal...

21
WALIKOTA TARAKAN PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa menara merupakan salah satu infrastruktur pendukung dalam penyelenggaraan telekomunikasi yang vital dan memerlukan ketersediaan lahan, bangunan dan ruang udara dalam rangka perluasan cakupan jangkauan sinyal dan kapasitas; b. bahwa untuk tercapainya efektifitas, efisiensi dan estetika kota dalam penggunaan dan pemanfaatan tata ruang, maka pembangunan menara telekomunikasi perlu dikendalikan dan disinergikan dengan tata ruang dan ketersediaan ruang di Kota Tarakan serta perkembangan kebutuhan menara telekomunikasi dengan tetap menghindari terjadinya praktek monopoli; c. bahwa penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan di bidang telekomunikasi dan informatika telah dilimpahkan kepada Kota Tarakan, yang oleh karena itu dipandang perlu menetapkan dasar hukum sebagai dasar penyelenggaraan urusan dimaksud di Kota Tarakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Tarakan tentang Menara Telekomunikasi. Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (1) Undang Undang Dasar 1945; 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3711); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3881); SALINAN

Transcript of WALIKOTA TARAKAN - jdih.setjen.kemendagri.go.id · dan Kepala Badan koordinasi dan Penanaman Modal...

WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TARAKAN,

Menimbang : a. bahwa menara merupakan salah satu infrastrukturpendukung dalam penyelenggaraan telekomunikasi yangvital dan memerlukan ketersediaan lahan, bangunan danruang udara dalam rangka perluasan cakupanjangkauan sinyal dan kapasitas;

b. bahwa untuk tercapainya efektifitas, efisiensi danestetika kota dalam penggunaan dan pemanfaatan tataruang, maka pembangunan menara telekomunikasiperlu dikendalikan dan disinergikan dengan tata ruangdan ketersediaan ruang di Kota Tarakan sertaperkembangan kebutuhan menara telekomunikasidengan tetap menghindari terjadinya praktek monopoli;

c. bahwa penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahandi bidang telekomunikasi dan informatika telahdilimpahkan kepada Kota Tarakan, yang oleh karena itudipandang perlu menetapkan dasar hukum sebagaidasar penyelenggaraan urusan dimaksud di KotaTarakan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, makaperlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Tarakantentang Menara Telekomunikasi.

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (1) Undang Undang Dasar 1945;

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentangPembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3711);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentangTelekomunikasi (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran RepublikIndonesia Negara Nomor 3881);

SALINAN

2

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimanatelah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang PerubahanKedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 107, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3980);

6. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor02/PER/M.KOMINFO/3/2008 tentang PedomanPembangunan Menara bersama Telekomunikasi;

7. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, MenteriPekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatikadan Kepala Badan koordinasi dan Penanaman ModalNomor 18 Tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor19/PER/M.KOMINFO/03/2009, dan Nomor 3/P/2009tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaanbersama Menara Telekomunikasi.

Dengan persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKANdan

WALIKOTA TARAKAN

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAANMENARA TELEKOMUNIKASI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Tarakan.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tarakan.

3. Walikota adalah Walikota Tarakan.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnyadisingkat DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyatdaerah sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggungjawab dibidang Komunikasi dan Informatika adalah satuan kerjaperangkat daerah yang tugas pokok dan fungsinyabertanggungjawab dibidang komunikasi dan informatika.

3

6. Kepala Dinas Komunikasi dan informatika yangselanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala DinasKomunikasi dan Informatika Kota Tarakan.

7. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengirimandan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuktanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyimelalui sistem kawat, optik, radio atau sistemelektromagnetik lainnya.

8. Penyelenggaraan Telekomunikasi adalah kegiatanpenyediaan dan pelayanan telekomunikasi sehinggamemungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.

9. Menara telekomunikasi, yang selanjutnya disebut menara,adalah bangunan-bangunan untuk kepentingan umumyang didirikan di atas tanah, atau bangunan yangmerupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunangedung yang dipergunakan untuk kepentingan umumyang struktur fisiknya dapat berupa rangka baja yangdiikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggaltanpa simpul, dimana fungsi, desain dan konstruksinyadisesuaikan sebagai sarana penunjang menempatkanperangkat telekomunikasi.

10. Penyelenggara telekomunikasi adalah perseorangan,koperasi, badan usaha milik daerah, badan usaha miliknegara, badan usaha swasta, instansi pemerintah, daninstansi pertahanan keamanan negara.

11. Penyedia Menara adalah perseorangan, koperasi, BadanUsaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Negara atauBadan Usaha Swasta yang memiliki dan mengelolamenara telekomunikasi untuk digunakan bersama olehpenyelenggara telekomunikasi.

12. Pengelola Menara adalah badan usaha yang mengeloladan/atau mengoperasikan Menara yang dimiliki olehpihak lain.

13. Penyedia jasa konstruksi adalah orang perseorangan ataubadan yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasakonstruksi.

14. Menara Telekomunikasi Bersama adalah menaratelekomunikasi yang dapat digunakan oleh lebih dari satuoperator;

15. Cell planning adalah proses perencanaan dan pembuatanzona-zona area untuk penempatan menara-menaratelekomunikasi selular dengan menggunakan standarteknik perencanaan jaringan selular yangmemperhitungkan pemenuhan kebutuhan coverage arealayanan dan kapasitas trafik layanan selular;

16. Cell planning secara utuh adalah cell plan yang dibuatdengan mengharmonisasikan kepentingan teknis selulardan keindahan lingkungan serta menyesuaikan denganaturan yang berlaku di Pemerintah Kota terkait RTRW(Rencana Tata Ruang dan Wilayah) dan Rencana RinciKota Tarakan.

17. Jaringan Utama adalah bagian dari jaringan infrastrukturtelekomunikasi yang menghubungkan berbagai elemenjaringan telekomunikasi yang dapat berfungsi sebagaicentral trunk, Mobile Switching Center (MSC), Base StationController (BSC)/Radio Network Controller (RNC), danjaringan transmisi utama (backbone transmission).

4

18. Surat Rekomendasi Membangun Menara Telekomunikasiadalah Surat Pertimbangan yang diberikan oleh Walikotaatau pejabat yang ditunjuk sebagai persetujuanadministratif rencana pembangunan menaratelekomunikasi setelah memperhatikan kelengkapanpersyaratan administrasi dan rencana penempatanmenara yang ditetapkan dalam Peraturan Walikota.

19. Izin Mendirikan Bangunan Menara yang selanjutnya disingkat IMBM adalah izin mendirikan bangunan yangdiberikan oleh Pemerintah Kota Tarakan kepada pemilikmenara telekomunikasi untuk membangun baru ataumengubah menara telekomunikasi sesuai denganpersyaratan administrasi dan persyaratan teknis yangberlaku.

20. Bangunan gedung yang selanjutnya disebut bangunanadalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yangmenyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atauseluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanahdan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusiamelakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempattinggal,kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatansosial,budaya, maupun kegiatan khusus.

21. Zona adalah batasan area persebaran peletakan menaratelekomunikasi berdasarkan potensi ruang yang tersedia

22. Operator adalah perseorangan, badan hukum, instansipemerintah yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi,jaringan telekomunikasi dan telekomunikasi khusus yangmendapat izin untuk melakukan kegiatannya.

23. Kamuflase adalah penyesuaian desain bentuk menaratelekomunikasi yang diselenggarakan dengan lingkungandi mana menara tersebut berada.

24. Kolokasi adalah penempatan perangkat telekomunikasi kemenara telekomunikasi bersama untuk permohonan barudari penyelenggara telekomunikasi

25. Relokasi adalah pemindahan perangkat telekomunikasiyang telah ada ke menara telekomunikasi bersama.

26. Micro Cell adalah sub sistem BTS yang memiliki cakupanlayanan ( converage ) dengan area/radius yanglebih kecil digunakan untuk mengkover area yangtidak terjangkau oleh BTS utama atau bertujuanmeningkatkan kapasitas dan kualitas pada area yangpadat trafiknya.

27. Radio link adalah suatu rangkaian atau jaringan Radioyang terpasang dan dapat berfungsi sebagai saranahubungan/komunikasi dari/antar tempat/daerah dansekitarnya yang sudh terpasang jaringan radio (Radio link)itu sendiri.

5

28. Serat Optik adalah sejenis media dengan karakteristikkhusus yang mampu menghantarkan data melaluigelombang frekuensi dengan kapasitas yang sangat besar.

BAB II

RUANG LINGKUP, ASAS-ASAS DAN PENYELENGGARAANMENARA

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Penyelenggaraan Menara

Pasal 2

Ruang lingkup Peraturan Daerah meliputi pengaturan,penataan, perizinan, dan pengendalian penyelenggaraanmenara telekomunikasi di Kota Tarakan

Bagian Kedua

Asas-Asas Penyelenggaraan Menara

Pasal 3

Pendirian menara berlandaskan asas keselamatan,keamanan, kemanfaatan, keindahan, dan keserasian denganlingkungannya serta kejelasan informasi.

Bagian Ketiga

Prinsip Penyelenggaraan Menara

Pasal 4

Penyelenggaraan menara didasarkan pada prinsip sebagaiberikut :

a. Pemanfaatan ruang dalam wilayah yang terbatas, harusmemberikan kinerja cakupan layanan telekomunikasi yangbaik dengan mengambil ruang untuk menara secara efisiendan risiko yang minimal.

b. Pemanfaatan ruang untuk infrastruktur dalampenyelenggaraan telekomunikasi harus digunakanseoptimal mungkin dan efisien baik dalam pemilihanteknologi, penggunaan menara maupun desainjaringannya.

c. Pemanfaatan ruang untuk pembangunan menara menjadisalah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD)sesuai dengan nilai ekonomisnya.

d. Penyelenggaraan menara telekomunikasi seluler dapatberpartisipasi dan berperan serta dalam akselerasi kegiatanpembangunan di daerah melalui tanggung jawab sosial danlingkungan yang petunjuk pelaksanaannya akan diaturlebih lanjut oleh Walikota.

6

BAB III

PENGATURAN DAN PENATAAN MENARA

Bagian Kesatu

Penempatan Menara

Pasal 5

(1) Dalam rangka pengaturan dan penataan penempatanmenara di wilayah Kota Tarakan, rencana penempatandan persebaran menara ditetapkan denganmemperhatikan aspek-aspek teknis dalampenyelenggaraan telekomunikasi, prinsip-prinsippenggunaan menara bersama, ketersediaan ruang wilayahyang ada, kepadatan/populasi pemakai jasatelekomunikasi serta disesuaikan dengan kaidahpenataan ruang wilayah, estetika, keamanan danketertiban lingkungan, serta kebutuhan komunikasi padaumumnya.

(2) Rencana penempatan dan persebaran menarasebagaimana dimaksud ayat (1) harus sesuai dengan cellplanning ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

(3) Cell planning sebagaimana dimaksud ayat (2) merupakandasar dikeluarkannya rekomendasi terhadap permohonanIzin Mendirikan Bangunan Menara.

Paragraf 1

Persebaran Menara Telekomunikasi

Pasal 6

Persebaran menara dibagi dalam zona-zona, denganmemperhatikan potensi ruang kota yang tersedia, dan aspek-aspek teknis dari teknologi yang digunakan masing-masingpenyelenggara telekomunikasi serta kepadatan pemakaianjasa telekomunikasi dan disesuaikan dengan kaidah penataanruang kota, keamanan, keselamatan, ketertiban, lingkungan,estetika dan kebutuhan telekomunikasi pada umumnya.

Paragraf 2

Pembagian Zona Menara

Pasal 7

(1) Zona penetapan lokasi menara ditentukan berdasarkan:

a. Kepadatan penduduk;

b. Kerapatan bangunan;

c. Jumlah sarana dan prasaranapemerintah/perdagangan/jasa; dan

d. Letak strategis wilayah.

(2) Pembagian zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sebagai berikut :

a. Zona I dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Kepadatan penduduk tinggi;

2) Kerapatan bangunan tinggi;

7

3) Jumlah sarana dan prasaranapemerintah/perdagangan/jasa sangat memadai;dan

4) Terdapat akses jalan arteri dan ring roadb. Zona II dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Kepadatan penduduk sedang;2) Kerapatan bangunan sedang;3) Jumlah sarana dan prasarana

pemerintah/perdagangan/jasa sedang; dan4) Terdapat akses jalan kolektor;

c. Zona III dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Kepadatan penduduk rendah;

2) Kerapatan bangunan rendah;

3) Jumlah sarana dan prasaranapemerintah/perdagangan/jasa tidak memadai;dan

4) Tidak terdapat akses langsung dengan jalanarteri, ring road dan kolektor;

(3) Detail pembagian zona sebagaimana dimaksud ayat (1)ditetapkan dengan Peraturan Walikota berdasarkan cellplanning.

Bagian Kedua

Desain dan Konstruksi Menara

Pasal 8

(1) Menara diklasifikasikan dalam 3 (tiga) bentuk, yaitumenara tunggal (monopole), menara rangka (selfsupporting), menara tunggal berupa rangka maupuntiang dengan angkut kawat sebagai penguat konstruksi(guyed mast).

(2) Desain dan konstruksi dari tiga jenis menarasebagaimana dimaksud ayat (1) disesuaikan dengankondisi tanah, pondasi menara harus sesuai dengan tipetanah dengan peletakannya.

(3) Selain ketiga jenis menara sebagaimana dimaksud ayat(1), dimungkinkan untuk digunakan jenis menara lainsesuai perkembangan teknologi, kebutuhan, dan tujuanefisiensi.

Pasal 9

(1) Setiap pembangunan menara yang digunakan sebagaimenara bersama berupa menara yang dapat digunakanoleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) operator dan desainkonstruksi menaranya harus mendapatkan izin dariWalikota atau pejabat yang ditunjuk

(2) Struktur menara yang dibangun harus memenuhiStandar Nasional Indonesia (SNI) dan standar bakutertentu untuk menjamin keselamatan bangunan danlingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yangmenentukan kekuatan dan kestabilan konstruksimenara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8

(3) Standar baku sebagaimana dimaksud ayat (2) antara lainadalah tempat penempatan antena dan perangkattelekomunikasi untuk penggunaan bersama, ketinggianmenara, struktur menara, rangka struktur menara,pondasi menara dan kekuatan angin.

(4) Pembangunan menara di kawasan yang sifat danperuntukannya memiliki karakteristik tertentu wajibmemenuhi ketentuan perundang-undangan untukkawasan tersebut meliputi :

a. kawasan cagar budaya;

b. kawasan bandar udara/pelabuhan;

c. kawasan pariwisata;

d. kawasan hutan lindung;

e. kawasan yang karena fungsinya memiliki ataumemerlukan tingkat keamanan dan kerahasiaantinggi;

f. kawasan pengendalian ketat lainnya.

(5) Menara yang dibangun harus dilengkapi dengan saranapendukung dan identitas hukum yang jelas, sekurang-kurangnya dengan sarana pentanahan (grounding),penangkal petir, catu daya, lampu halanganpenerbangan (aviation obstruction light), marka halanganpenerbangan (aviation obstruction marking) dan identitasyang berisi antara lain :

a. Nama dan alamat pemilik menara;b. Alamat lokasi menara;c. Kontraktor menara;d. Nama pengguna menara;e. Tinggi menara;f. Lokasi dan koordinat menara;g. Tahun pembuatan/pemasangan menara;h. Beban maksimum menara;i. Jenis antena;j. Izin mendirikan bangunan menara; dank. Nomor telepon yang dihubungi jika keadaan darurat.

Bagian Ketiga

Pemanfaatan Teknologi Alternatif

Pasal 10

(1) Dalam hal kebutuhan antena telekomunikasi baru yangmerupakan keharusan dan tidak dapat dihindari sertademi menjaga estetika kota danmengurangi kepadatanmenara yang telah ada, maka penyelenggaratelekomunikasi harus menggunakan perangkat microcelldan/atau perangkat lunak radiolink yang dikamuflase.

(2) Untuk menjamin ketersediaan layanan telekomunikasi didaerah yang sudah tidak bisa dilakukan penambahanmenara, penyelenggara telekomunikasi diarahkan padapengembangan teknologi serat optik.

9

(3) Pemasangan perangkat microcell tipe out door padabangunan gedung dan sarana perkotaan meliputi padaPenerangan Jalan Umum (PJU), Billboard, JembatanPenyeberangan Orang (JPO) dan sebagainya harusmemperoleh izin dari Walikota atau pejabat yangditunjuk dan wajib memperhatikan aspek estetika kotaserta keserasian dengan lingkungan.

(4) Penggunaan serat optik baik yang ditanam maupunmelalui saluran udara, apabila memanfaatkan lahanmilik pemerintah daerah, baik sebagian maupunseluruhnya harus memperoleh izin dari Walikota ataupejabat yang ditunjuk.

Pasal 11

Pembangunan menara hendaknya memanfaatkan teknologiyang ramah lingkungan dan operasionalnya menggunakansumber energi listrik alternatif.

Bagian KeempatMenara Telekomunikasi Bersama

Pasal 12

(1) Dalam upaya penataan menara bersama telekomunikasi,pembangunan menara telekomunikasi di Kota Tarakandiarahkan kepada pembangunan dan pengembanganmenara telekomunikasi bersama.

(2) Para operator dan penyedia menara telekomunikasi yangmengajukan pembangunan menara baru diwajibkanmenyiapkan konstruksi menara yang memenuhi syaratuntuk dijadikan menara telekomunikasi bersama

(3) Konstruksi menara telekomunikasi sebagaimanadimaksud ayat (2) wajib mengikuti ketentuansebagaimana dimaksud pasal 9

Pasal 13

Menara telekomunikasi yang telah ada setelah ditetapkanPeraturan Daerah ini, dan sesuai dengan rencanapenempatan dan persebaran menara serta secara teknismemungkinkan, harus digunakan secara bersama-sama olehlebih dari satu operator atau dijadikan menaratelekomunikasi bersama.

Pasal 14

Pemerintah Daerah dapat melakukan kerja sama denganpihak ketiga dalam rangka pembangunan menara bersamayang menggunakan/memanfaatkan aset dalam penguasaanPemerintah Daerah atau aset daerah dengan memperhatikanprinsip larangan praktek monopoli dan persaingan usahatidak sehat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10

Pasal 15

(1) Penyedia menara telekomunikasi bersama harusmemberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasikepada seluruh operator dalam menggunakan menarasecara bersama-sama sesuai kemampuan konstruksiteknis menara.

(2) Penyedia menara telekomunikasi bersama wajibmelakukan pengaturan untuk menghindari terjadinyaintervensi yang merugikan operator dalam penggunaanmenara bersama.

(3) Penyedia menara telekomunikasi bersama dalampengoperasian wajib mematuhi prinsip-prinsippenggunaan menara telekomunikasi bersama sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

BAB IV

PERIZINAN MENARA

Pasal 16

(1) Setiap pembangunan menara wajib memiliki suratrekomendasi pembangunan menara telekomunikasi danIzin Operasional Menara Telekomunikasi dari Walikotamelalui pejabat yang ditunjuk.

(2) Rekomendasi pembangunan menara telekomunikasisebagaimana dimaksud ayat (1) dikeluarkan sebagaisyarat perolehan IMB dan diberikan oleh satuan kerjaperangkat daerah bidang komunikasi dan informatikasesuai dengan ketentuan perundang-undangan yangberlaku dan berlaku selama 6 (enam) bulan terhitungsejak tanggal ditetapkannya.

(3) IMBM sebagaimana dimaksud ayat (2) terlebih dahuluharus mengajukan permohonan tertulis kepada WalikotaTarakan atau Pejabat yang ditunjuk denganmelampirkan rekomendasi pembangunan menaratelekomunikasi.

(4) Untuk mendapatkan rekomendasi pembangunan menaratelekomunikasi pemohon melampirkan persyaratanadministratif dan teknis.

(5) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud padaayat (4) meliputi :a. Surat Permohonan;b. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);c. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan photo

penanggung jawab perusahaan;d. Akta pendirian perusahaan beserta perubahannya

yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum danHAM;

e. Surat Bukti pencatatan dari Bursa Efek Indonesia(BEI) bagi penyedia menara yang berstatusperusahaan terbuka;

f. Tanda Daftar Perusahaan;g. Persetujuan warga sekitar dalam radius sesuai

dengan ketinggian menara yang diketahui Lurah danCamat setempat;

11

h. Status kepemilikan tanah dan bangunan atauperjanjian sewa menyewa;

i. Hasil kajian lingkungan dari instansi terkait;j. Surat pernyataan siap menjadi menara bersama;k. Persyaratan lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;(6) Persyaratan Teknis sebagaimana dimaksud ayat (4)

meliputi :

a. Advis planning dari instansi terkait yang memuat :

1. Rekomendasi instansi teknis untuk kawasankhusus;

2. Rencana penggunaan menara bersama;

3. Status kepemilikan tanah dan bangunan atauperjanjian sewa menyewa;

4. Izin gangguan dan izin genset bila menggunakangenset;

5. Gambar rencana teknis bangunan menarameliputi: situasi, denah, tampak, potongan dandetail serta perhitungan struktur yangdipertanggunjawabkan oleh perencana pemegangSurat Izin Pekerja Berencana (SIPB) sesuai denganbidangnya;

6. Spesifikasi teknis pondasi meliputi penyidikantanah, jenis pondasi, jumlah titik pondasi,termasuk geoteknik tanah;

7. Spesifikasi teknis struktur atas meliputi bebantetap (beban sendiri dan beban tambahan), bebansementara (angin dan gempa), beban khusus,beban maksimum yang diizinkan, sistemkonstruksi. ketinggian menara, dan proteksiterhadap petir;

8. Persyaratan lainnya yang dibutuhkan sesuaidengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

b. Gambar lokasi menara dan spesifikasi menara.c. Gambar mapping koordinat.

(7) Kawasan khusus sebagaimana yang dimaksud ayat (6)huruf a angka 1 meliputi kawasan bandarudara/pelabuhan, cagar budaya, pariwisata, hutanlindung, kawasan yang memerlukan tingkat keamanandan kerahasiaan tinggi serta kawasan pengendalian ketatlainnya yang ditetapkan oleh Walikota Tarakan

(8) Izin Operasional Menara Telekomunikasi sebagaimanadimaksud ayat (1) dikeluarkan oleh Walikota melaluiSatuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggungjawabdi bidang Komunikasi Dan Informatika dan wajibmendaftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali.

(9) Permohonan izin operasional sebagaimana dimaksudayat (8) wajib melampirkan persyaratan sebagai berikut:

a. Surat Permohonan;

b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemohon dan

12

surat kuasa bermaterai apabila diwakili;

c. Izin Mendirikan Bangunan Menara (IMBM);

d. Surat perjanjian pengguna menara bersama antarapemilik menara dan operator selular;

e. Surat pernyataan kesanggupan membongkar menarabersama apabila sudah tidak dimanfaatkan kembaliatau habis masa perizinannya atau keberadaannyabertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

f. Bukti setor retribusi pengendalian menaratelekomunikasi.

(10) Pendaftaran ulang izin operasional sebagaimanadimaksud ayat (8) wajib melampirkan bukti setorretribusi pengendalian menara telekomunikasi.

(11) Setiap operator yang akan bergabung dengan menaratelekomunikasi wajib melapor ke Satuan Kerja PerangkatDaerah yang bertanggungjawab di bidang KomunikasiDan Informatika dengan melampirkan surat perjanjianantara operator bersangkutan dengan pemilik menara.

Pasal 17

Rekomendasi pembangunan menara bersama pada rencanapenempatan dan persebaran menara, ditawarkan secaraterbuka kepada penyedia menara telekomunikasi olehPemerintah Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Penyedia menara dapat menempatkan :

a.Antena di atas bangunan gedung, dengan ketinggiansampai dengan 6 (enam) meter dari permukaan atapbangunan gedung sepanjang tidak melampauiketinggian maksimum selubung bangunan gedung yangdiizinkan, dan konstruksi bangunan gedung mampumendukung beban antena; dan/atau

b.Antena yang melekat pada bangunan lainnya meliputipapan reklame, tiang lampu penerangan jalan dansebagainya, sepanjang konstruksi bangunan gedungmampu mendukung beban antena.

(2) Penempatan antena sebagaimana dimaksud ayat (1) hurufa dan b yang lokasi antenanya pada jalan arteri ataukolektor harus dikamuflase dan tidak memerlukan izin.

Pasal 19

(1) Pemilik menara telekomunikasi wajib melaporkan hasilpemeriksaan kelaikan fungsi bangunan menara kepadaWalikota melalui satuan kerja perangkat daerah yangbertanggungjawab di bidang Komunikasi Dan Informatikasecara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali

(2) Tata cara pelaporan kelaikan fungsi bangunan menarasebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dengan PeraturanWalikota

13

BAB V

KOLOKASI DAN RELOKASI

Bagian Kesatu

Kolokasi

Pasal 20

Setiap permohonan operator terhadap kebutuhan menaratelekomunikasi, dikolokasikan ke menara telekomunikasibersama sesuai dengan rencana penempatan menarasebagaimana dimaksud pada pasal 5.

Bagian Kedua

Relokasi

Pasal 21

Menara yang telah ada, baik konstruksi tunggal maupunkonstruksi rangka yang tidak memiliki izin, akan ditertibkanoleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 22

Menara telekomunikasi yang telah ada dan telah memilikiizin, dapat ditransformasikan atau dimodifikasi menjadimenara bersama sepanjang memenuhi ketentuan persyaratanteknis dan sesuai dengan rencana penempatan menara.

BAB VI

JAMINAN KESELAMATAN DAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN

Bagian Kesatu

Jaminan Keselamatan

Pasal 23

(1) Setiap pemilik menara wajib mensosialisasikan rencanapembangunan menara kepada warga sekitar dalam radiusketinggian menara dengan difasilitasi aparat kewilayahan.

(2) Setiap pemilik menara wajib menjamin keselamatan,keamanan, dan kenyamanan bagi warga sekitar menaraserta menjaga kelestarian dan keserasian denganlingkungan sekitar menara.

(3) Setiap menara telekomunikasi yang dibangun wajibdiasuransikan oleh pemiliknya.

(4) Pemilik menara wajib bertanggung jawab terhadap setiapkecelakaan yang timbul akibat dibangunnya menaratelekomunikasi

(5) Segala bentuk ganti rugi akibat gangguan dan kerugianyang timbul akibat dibangunnya menara telekomunikasidalam radius ketinggian menara dimusyawarahkan denganwarga dan setelah disepakati harus dipenuhi setelah

14

pelaksanaan pembangunan.

Bagian Kedua

Partisipasi Pembangunan

Pasal 24

(1) Penyedia menara di Kota Tarakan dalam rangka ikutberpartisipasi pada pembangunan yang dilaksanakanoleh Pemerintah Daerah dapat memberikan kontribusiberupa tanggung jawab sosial dan lingkungan.

(2) Tata cara, mekanisme dan besaran kontribusisebagaimana dimaksud ayat (1), diatur dalam perjanjiantertulis antara penyelenggara menara bersama danPemerintah Daerah.

(3) Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungansebagaimana dimaksud ayat (1), dilaksanakan penyediamenara telekomunikasi bersama setelah dikoordinasikandan disinergikan dengan Pemerintah Daerah.

BAB VII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 25

(1) Kegiatan pengawasan penyelenggaraan menaratelekomunikasi diselenggarakan dalam bentuk pelaporan,pemantauan, dan evaluasi terhadap penerbitan perizinanserta pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaanmenara oleh penyedia menara telekomunikasi

(2) Pengendalian penyelenggaraan menara telekomunikasimeliputi penertiban pembangunan dan pemeliharaanmenara telekomunikasi serta penyelenggaraan menaratelekomunikasi yang tidak sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(3) Kegiatan penertiban sebagaimana dimaksud ayat (2)terhadap penyelenggaraan menara telekomunikasi,diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi berupapencabutan izin hingga pembongkaran menaratelekomunikasi yang ternyata tidak sesuai denganketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 26

(1) Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan sertapengoperasian menara dilakukan Lembaga Teknis ataudinas yang mengeluarkan izin dan aparat kewilayahan

(2) Pengendalian pembangunan fisik dan penggunaan menaradilakukan oleh pejabat yang ditunjuk Walikotaberdasarkan laporan dari dinas dan lembaga teknis yangmengeluarkan izin, aparat kewilayahan dan ataumasyarakat.

Pasal 27

Tanggung jawab teknis pelaksanaan ketentuan PeraturanDaerah ini dilaksanakan oleh Lembaga Teknis Daerah atauDinas yang ditunjuk oleh Walikota.

15

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 28

(1) Penyedia menara telekomunikasi yang melanggarketentuan pasal 9 ayat (1), pasal 13, pasal 15 ayat (1),ayat (2) dan ayat (3), pasal 16 ayat (1) pasal 19 ayat (1)dan pasal 23 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi administrasiberupa peringatan tertulis, pembekuan izin dan/ ataupencabutan izin, hingga perintah pembongkaran menara.

(2) Tata cara dan prosedur pengenaan sanksi adminstrasisebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dengan PeraturanWalikota.

Pasal 29

(1) Dalam hal pemilik menara tidak melakukanpembongkaran sebagaimana dimaksud pasal 25 ayat (3),dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender,pembongkarannya dilakukan oleh Pemerintah Daerahatas biaya pemilik bangunan menara.

(2) Dalam hal pembongkaran dilakukan oleh PemerintahDaerah, terhadap pemilik bangunan menara jugadikenakan denda administratif yang besarnya palingbanyak 10% (sepuluh persen) dari total biaya bangunanmenara yang bersangkutan.

(3) Besarnya denda administratif sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan oleh Walikota atau Pejabat yangditunjuk.

(4) Tata cara pembongkaran sebagaimana dimaksud ayat (1)diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 30

(1) Setiap pemilik menara telekomunikasi yang membangunmenara yang tidak memenuhi teknis bangunan yangtelah ditetapkan, sehingga mengakibatkan menara tidakdapat berfungsi dan membahayakan orang lain di pidanakurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan/atau dendapaling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)adalah pelanggaran.

BAB X

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 31

(1) Selain Penyidik Umum, penyidikan atas pelanggaranPeraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik PegawaiNegeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah yangpengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

16

(2) Dalam melaksanakan tugas Penyidikan, Penyidiksebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berwenang :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan menelitiketerangan atau laporan berkenaan denganpelanggaran agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti,mencari dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentangkebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan pelanggaran Peraturan Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orangpribadi atau badan sehubungan denganpelanggaran Peraturan Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dandokumen-dokumen lain berkenaan denganpelanggaran Peraturan Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbahan bukti pembukuan, pencatatan dandokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaanterhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan pelanggaranPeraturan Daerah;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang dan atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud dalam huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan denganpelanggaran Peraturan Daerah ;

i. memanggil orang untuk di dengar keterangannyadan diperiksa sebagai saksi atau tersangka;

j. menghentikanpenyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untukkelancaran penyidikan pelanggaran PeraturanDaerah menurut Peraturan Perundang-undanganyang berlaku.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntutumum melalui penyidik pejabat polisi negara sesuaidengan ketentuan yang diatur dalamUndang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

17

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 32

(1) Ketentuan penggunaan menara bersama sebagaimanadiatur dalam Peraturan Daerah ini tidak berlaku untuk :

a. Menara yang digunakan untuk keperluan jaringanutama; dan/atau

b. Menara yang dibangun pada daerah-daerah yangbelum mendapatkan layanan telekomunikasi dan tidaklayak secara ekonomis yang ditetapkan oleh Walikota.

(2) Penyelenggara telekomunikasi yang bertindak sebagaiperintis sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf (b) tidakdiwajibkan membangun menara bersama.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 33

(1) Penyedia menara telekomunikasi yang telah mendapatkanizin mendirikan bangunan menara dan telah selesai atausedang membangun menaranya sebelum ditetapkannyaPeraturan Daerah ini, dan tidak sesuai dengan rencanapenempatan menara dalam jangka waktu paling lama 2(dua) tahun wajib menyesuaikan dengan ketentuanPeraturan Daerah ini.

(2) Penyedia menara telekomunikasi yang telah mendapatkanizin mendirikan bangunan menara dan belummembangun menaranya sebelum ditetapkannya PeraturanDaerah ini, dan tidak sesuai dengan rencana penempatanmenara wajib menyesuaikan dengan ketentuan PeraturanDaerah ini.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1)telah habis dan menara telekomunikasi tidak disesuaikandengan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) danayat (2), maka menara tersebut harus ditertibkan olehWalikota.

(4) Penyedia Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksudayat (1) dan ayat (2) pasal ini direlokasi ke dalam menaratelekomunikasi bersama.

(5) Pelaksanaan relokasi sebagaimana dimaksud pada ayat(4) menjadi tanggung jawab operator yang bersangkutan.

(6) Konstruksi hasil penertiban sebagaimana dimaksud padapasal 25 ayat (3) pasal ini, apabila dalam jangka waktu 6(enam) bulan setelah 3 (tiga) kali pemberitahuan dan tidakdiambil oleh pemilik, maka dilakukan tindakan sesuaiperaturan perundang-undangan yang berlaku.

(7) Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur relokasidiatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

18

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di:TarakanPada Tanggal: 30 Oktober 2012

WALIKOTA TARAKAN,

TTD

H. UDIN HIANGGIO

Diundangkan di TarakanPada tanggal 1 November 2012

SEKRETARIS DAERAH KOTA TARAKAN,

TTD

H. BADRUN

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2012 NOMOR 9

Salinan Sesuai Aslinya,Kepala Bagian Hukum Kota Tarakan

Mohammad Haris

19

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

I. PENJELASAN UMUM

Perizinan bidang telekomunikasi merupakan perizinan yangdikeluarkan oleh Pemerintah Kota Tarakan mengacu pada PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian UrusanPemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota, dimana pada lampiran termuat kewenanganPemerintah Kabupaten/Kota bidang Komunikasi dan Informatika.

Mengingat fungsi utama perizinan dimaksud untuk mengadakanpembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan sertapelayanan kepada masyarakat, maka Peraturan Daerah ini disampingmengatur tentang syarat-syarat untuk mendapatkan izin, diatur jugakewajiban-kewajiban bagi pemegang izin dalam penyelenggaraanusahanya yang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Walikota.Kewajiban-kewajiban tersebut dimaksudkan disamping memberikanperlindungan kepada peserta perizinan usaha telekomunikasi, jugadimaksudkan untuk ketertiban administrasi penyelenggaraan kegiatanusaha.

Sejalan dengan kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah Kotadalam bidang telekomunikasi khususnya dalam izin penyelenggaraanbidang telekomunikasi diperlukan peraturan pelaksanaannya yangmengatur pemberian izin telekomunikasi dalam suatu PeraturanDaerah Kota Tarakan

II.PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

20

Cell planning disusun dengan melibatkan pihak lain terkait denganpenyelenggara telekomunikasi.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Yang dimaksud ditawarkan secara terbuka adalah diumumkanmelalui media massa, media cetak dan elektronik

Pasal 18Ayat (1)Huruf a yang dimaksud selubung bangunan adalah bidang maya

yang merupakan batas terluar secara tiga dimensi yangmembatasi besaran maksimum yang diizinkan,dimaksudkan agar bangunan menara berinteraksi denganlingkungannya untuk mewujudkan keselamatan, kesehatan,kenyamanan, dan harmonisasi.

Huruf bCukup jelas

Ayat (2)Cukup jelas

Pasal 19

21

Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 9