WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT...

69
WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT DAN KELANGSUNGAN HIDUP SERTA PERTUMBUHAN BENIH IKAN MASKOKI MUTIARA Carassius auratus PADA SISTEM RESIRKULASI RIZKY ARMANSYAH SKRIPSI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Transcript of WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT...

Page 1: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIABERSALINITAS 3 PPT DAN KELANGSUNGAN HIDUP

SERTA PERTUMBUHAN BENIH IKAN MASKOKI MUTIARACarassius auratus PADA SISTEM RESIRKULASI

RIZKY ARMANSYAH

SKRIPSI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2010

Page 2: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT

TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH

IKAN MASKOKI MUTIARA Carassius auratus PADA SISTEM

RESIRKULASI

adalah benar merupakan karya sendiri dan belum digunakan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalan Daftar Pustaka dibagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Februari 2010

RIZKY ARMANSYAH

C14051746

Page 3: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

RINGKASAN

RIZKY ARMANSYAH. C14051746. Waktu paparan listrik dalam mediabersalinitas 3 ppt dan kelangsungan hidup serta pertumbuhan ikan MaskokiMutiara Carassius auratus pada sistem resirkulasi. Dibimbing oleh KUKUHNIRMALA dan AGUS PRIYADI.

Beberapa kendala dalam usaha budidaya ikan hias maskoki mutiaradiantranya adalah pertumbuhannya yang relatif lambat dan keterbatasan air bersih.Salah satu strateginya ialah dengan melalui pendekatan lingkungan yaitu denganmemanfaatkan media pemeliharaan bersalinitas dan paparan medan listrik dalamsistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamawaktu pemaparan medan listrik 0, 2, 4, dan 6 menit dengan voltase 10 voltterhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan Maskokimutiara ukuran S (2-4 cm) yang dipelihara pada media bersalinitas 3 ppt denganmenggunakan sistem resirkulasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2009 dihanggar 2, Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok. Ikan dipelihara dalamakuarium berukuran 20 x 30 x 20 cm3 dengan volume air 6 liter dan ketinggian airaktif 10 cm dengan kepadatan 2 ekor/ liter. Ikan uji yang digunakan adalah ikanmaskoki mutiara dengan ukuran panjang rata-rata 4,11±0,05 cm dan bobot rata-rata 2.89±0,05 gram/ekor. Sebelum diberi perlakuan ikan diadaptasikan terlebihdahulu dengan salinitas 3 ppt selama tujuh hari. Pemberian paparan medan listrikdilakukan selama 0, 2, 4, dan 6 menit sebelum ikan diberi pakan dilakukan setiaphari sebanyak 3 kali yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Rancangan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4perlakuan, yaitu Kontrol (tanpa paparan medan listrik atau 0 menit), P (paparanselama 2 menit), Q (paparan selama 4 menit), R (paparan selama 6 menit) danmasing-masing 3 kali ulangan. Sampling atau pengamatan dilakukan sepuluh harisekali. Parameter yang diamati diantaranya tingkat kelangsungan hidup,pertumbuahan bobot harian, pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjang mutlak,rasio PU/PT, efisiensi pakan, kualitas air dan kualitas warna ikan. Pada perlakuan4 menit dengan paparan medan listrik 10 volt diperoleh data kelangsungan hidup,laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjangmutlak, rasio PU/PT, dan efisiensi pakan yang tertinggi, yaitu: 100±0%;1,3±0,12%; 4,83±0,36 gram/ekor; 1,3±0,1 cm; 2,72±0,61; dan 37,9±4,2%. Mediapemeliharaan benih ikan maskoki bersalinitas 3 ppt yang diberi pemaparan aruslistrik 10 volt selama 0, 2, 4, dan 6 menit dengan menggunakan sistem resirkulasisebelum pemberian pakan, tidak memberikan pengaruh yang nyata padakelangsungan hidup. Akan tetapi memberikan pengaruh nyata dalam kinerjapertumbuhan ikan maskoki ukuran S (2-4 cm). Kinerja pertumbuhan terbaikdiperoleh pada perlakuan 4 menit. Dalam hal ini pertumbuhan panjang mutlaksebesar 1,3±0,1 cm dan laju pertumbuhan bobot harian sebesar 1,3±0,12%.

Page 4: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIABERSALINITAS 3 PPT DAN KELANGSUNGAN HIDUP

SERTA PERTUMBUHAN BENIH IKAN MASKOKI MUTIARACarassius auratus PADA SISTEM RESIRKULASI

RIZKY ARMANSYAH

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan padaFakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2010

Page 5: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Judul : Waktu Paparan Listrik dalam Media Bersalinitas 3 ppt

dan Kelangsungan Hidup serta Pertumbuhan Ikan

Maskoki Mutiara Carassius auratus pada Sistem

Resirkulasi

Nama : Rizky Armansyah

NIM : C14051746

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Kukuh Nirmala Drs.Agus Priyadi

NIP: 19610625 198703 1.001 NIP: 19590316 198603 1.002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir Indra Jaya, M.Sc.NIP: 19610410 198601 1.002

Tanggal Pengesahan: ...........................

Page 6: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur Penulis panjatkan kehadirat

Allah Swt karena berkat rahmat, hidayah dan karunia –Nya Skripsi yang berjudul

“Waktu Paparan Listrik dalam Media Bersalinitas 3 ppt dan Kelangsungan Hidup

serta Pertumbuhan Ikan Maskoki Mutiara Carassius auratus pada Sistem

Resirkulasi” ini dapat Penulis selesaikan. Penulisan skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Dr. M. Agus Suprayudi, M.sc selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama studi.

2. Bapak Dr. Kukuh Nirmala selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan masukkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Agus Priyadi selaku Pembimbing Lapang yang telah

memberikan dukungan, fasilitas tempat, dan masukkan dalam

menyelesaikan penelitian selama berada di Balai Riset Budidaya Ikan

Hias, Depok.

4. Ibu Dr. Munti Yuhana Selaku Dosen Penguji Tamu yang telah banyak

memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. I Wayan Subamia M.Si selaku kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias

(BRBIH), yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di balai

riset yang beliau pimpin.

6. Alm. Ayahanda Izwar Arsyad, Ibunda R. Netty Nuniati, adikku Renny

Fitriyanti atas kasih sayang, do’a dan dukungan semangat baik moril dan

materi.

7. Pak Asep, Pak Sunar, Mba Santy, Mas Angga, Mas Hasan, Mas Danio,

Ibu Susi dan Staf Laboratorium Kualitas Air (BRBIH), Rinal, Pak Jajang,

Kang Abe, Pak Marijanta, Mba Yuli, Marsandre Jatilaksono dan Khaefah

atas bantuan dan dukungan yang diberikan.

8. Ozy, Faisal, Firman, dan Yundha dari Universitas Brawijaya atas

kebersamaan dan dukungannya.

Page 7: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

9. Teman-teman BDP 42, kakak kelas BDP 41 dan BDP 40, adik kelas BDP

43 dan BDP 44, serta teman-teman dari Diploma IPB angkatan 44 dan 45

atas persahabatan dan bantuan yang telah diberikan selama ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat khusunya bagi penulis dan juga

bagi semua pihak yang memerlukan informasi yang berkaitan dengan tulisan ini.

Amiin.

Bogor, Februari 2010

Penulis

Page 8: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, 11 November 1987, adalah anak pertama

dari dua bersaudara dari ayah bernama Alm. Izwar Arsyad dan ibu R. Netty

Nuniati. Pendidikan formal yang di lalui penulis yaitu TK. Ananda Jakarta, SDN

Sukmajaya I Depok, SLTPN 4 Depok, SMUN 2 Depok. Pada Tahun 2005,

Penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke Institut

Pertanian Bogor di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada Program Studi

Teknologi dan Manajemen Akuakultur melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru).

Selama kuliah Penulis pernah aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu

Himpunan Mahasiswa Akuakultur sebagai staf dari divisi kewirausahaan (2006-

2008). Selain itu Penulis juga pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Dasar-dasar

Mikrobiologi (2007/2008), dan Fisika Kimia Perairan (2008/2009). Dalam usaha

menambah wawasan tentang akuakultur Penulis melakukan Praktek Kerja Lapang

Pembenihan Ikan hias Botia di Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Depok,

Jawa Barat pada bulan Juli – Agustus 2008. Tugas akhir di perguruan tinggi

Penulis selesaikan dengan menulis Skripsi yang berjudul “Waktu Paparan

Listrik dalam Media Bersalinitas 3 ppt dan Kelangsungan Hidup serta

Pertumbuhan Ikan Maskoki Mutiara Carassius auratus pada Sistem

Resirkulasi”.

Page 9: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL xiDAFTAR GAMBAR xiiDAFTAR LAMPIRAN xiii

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Tujuan 3

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Biologi Ikan Maskoki 42.2 Respon Ikan Terhadap Medan Listrik 42.3 Elektroreseptor Pada Ikan 52.4 Sifat Listrik dalam Air 52.5 Efek medan Listrik terhadap Jaringan Hidup 72.6 Salinitas dan Osmoregulasi 82.7 Pencernaan 92.8 Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup 102.9 Kualitas Air 11

2.9.1 Suhu 112.9.2 pH 112.9.3 Oksigen Terlarut 122.9.4 Daya Hantar Listrik 122.9.5 Alkalinitas 132.9.6 Kesadahan 132.9.7 Amonia 142.9.8 Nitrit 15

2.10 Sistem Resirkulasi 152.10.1 Filter Mekanik 162.10.2 Filter Biologi 16

III. BAHAN DAN METODE3.1 Waktu dan Tempat 183.2 Rancangan Percobaan 183.3 Alat dan Bahan Penelitian 183.4 Prosedur Penelitian 19

3.4.1 Persiapan wadah 193.4.2 Media Pemeliharaan Ikan 193.4.3 Pengadaptasian dan Pemeliharaan Ikan Uji 203.4.4 Pemberian Perlakuan 20

3.5 Parameter yang Diamati 213.5.1 Parameter Biologi 213.5.2 Parameter Kualitas Air 23

3.6 Analisa Data 25

Page 10: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil 26

4.1.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) 264.1.2 Pertumbuhan Bobot 274.1.3 Laju Pertumbuhan Bobot Harian (SGR) 284.1.4 Pertumbuhan Panjang 294.1.5 Pertumbuhan Panjang Mutlak 304.1.6 Rasio Panjang Usus Terhadap Panjang Total Tubuh

(PU/PT) 314.1.7 Efisiensi Pemberian Pakan 324.1.8 Kualitas Air 33

4.2 Pembahasan 34

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan 415.2 Saran 41

DAFTAR PUSTAKA 42LAMPIRAN 46

Page 11: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Klasifikasi Perairan Berdasarkan Nilai Kesadahan 14

2. Parameter Uji yang Diamati Pada Setiap Perlakuan Hingga Akhir

Pemeliharaan Ikan Maskoki Mutiara Carrasius auratus 33

3. Kisaran Parameter Kualitas Air Media Pemeliharaan benih Ikan

Maskoki Mutiara Carrasius auratus Pada Setiap Perlakuan

Selama Pemeliharaan 33

Page 12: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Denah Susunan Akuarium Percobaan 18

2. Skema Susunan Alat Percobaan 21

3. Histogram Tingkat Kelangsungan (%) Benih Ikan Maskoki Mutiara

Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan . 26

4. Grafik pertumbuhan Bobot (gram) Benih Ikan Maskoki Mutiara

Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan 27

5. Histogram Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%) Benih Ikan Maskoki

Mutiara Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan 28

6. Histogram Pertumbuhan Panjang (cm) Benih Ikan Maskoki Mutiara

Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan 29

7. Histogram Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm) Benih Ikan Maskoki

Mutiara Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan 30

8. Histogram Rasio (PU/PT) Benih Ikan Maskoki Mutiara Pada Setiap

Perlakuan Selama Pemeliharaan 31

9. Histogram Efisiensi Pemberian Pakan Benih Ikan Maskoki Mutiara

Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan . 32

Page 13: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR) 47

2. Laju Pertumbuhan Bobot Harian (SGR) 47

3. Pertumbuhan Bobot 48

4. Pertumbuhan Panjang Mutlak (PM) 49

5. Data Rasio Panjang Usus Terhadap Panjang Tubuh (PU/PT) 51

6. Efisiensi Pemberian Pakan 51

7. Kualitas Air 52

8. Total Penerimaan 55

9. Kualitas Warna 56

Page 14: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Maskoki Mutiara merupakan jenis ikan Mas yang mempunyai tubuh

bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan Cina,

namun di Indonesia, sudah lama dapat dibudidayakan. Ikan maskoki paling

digemari pemelihara ikan hias karena tingkahnya yang sangat mengemaskan dan

warnanya yang ceria. Namun dibalik semua kelebihan itu, sebenarnya masih ada

satu faktor lain yang sangat khusus melekat pada ikan Maskoki. Ikan Maskoki

dipercaya memberikan keberuntungan, kesejahteraan, kemakmuran, kerukunan,

dan bahkan menghindari pemiliknya dari segala macam bahaya (Anonim, 2007).

Berdasarkan hasil wawancara pribadi, harga benih Maskoki Mutiara ukuran M (5-

7 cm) bisa mencapai harga Rp 2.000 – 5.000/ekor bila dijual ke pengumpul,

sedangkan induk yang sudah matang gonad harganya dapat mencapai Rp

250.000,-/ sepasang dan untuk indukan yang belum matang gonad harganya dapat

mencapai Rp 75.000, /sepasang. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga

merupakan jenis ikan yang di eksport dan harganya pun cukup tinggi. Dengan

cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan diharapkan bisa mendapat

penghasilan yang lumayan [http://www.aagos.ristek.go.id 20juli 2009].

Hal inilah yang membuat para pembudidaya selalu berusaha meningkatkan

kualitas dan kuantitas benih. Namun, dalam pemeliharaan ikan Maskoki masih

banyak ditemui masalah, salah satunya adalah pertumbuhannya yang relatif

lambat karena untuk mencapai ukuran M, ML dan L masih memerlukan waktu

selama 3 bulan dengan kepadatan yang rendah (wawancara pribadi).

Pendekatan-pendekatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan

pertumbuhan diantaranya adalah pendekatan nutrisi, fisiologi dan lingkungan.

Pendekatan dengan nutrisi dan fisiologi telah banyak dilakukan. Namun,

pendekatan lingkungan dengan memanfaatkan medan listrik pada media

pemeliharaan yang menggunakan sistem resirkulasi belum pernah dilakukan.

Menurut Itegin dan Gunay (1993) dalam Sitio (2008), medan listrik dapat

menimbulkan efek pada jaringan hidup. Mekanisme interaksi medan listrik

dengan benda hidup berupa induksi arus listrik pada jaringan biologi. Induksi

Page 15: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

pada benda hidup disebabkan adanya muatan - muatan listrik bebas yang terdapat

pada ion kaya cairan seperti darah, getah bening, syaraf dan otot yang dapat

terpengaruh gaya yang dihasilkan oleh aliran arus listrik (Nair, 1989 dalam Sitio,

2008). Ikan dapat merespon arus listrik karena memiliki organ electroreceptor.

Hoar dan Randal (1971) menulis bahwa elektroreseptor pada ikan merupakan

modifikasi dari bagian horizontal skeletogenous septum (lateral line). Hara (1982)

dalam Sitio (2008) menjelaskan bahwa lateral line dalam merespon arus listrik

dari lingkungan kedalam tubuh dibantu oleh organ neuromas dan sel rambut

menuju otak kemudian disampaikan keseluruh bagian tubuh. Kemampuan ikan

dalam merespon arus listrik juga ditentukan oleh konduktivitas tubuh ikan dan air

(Suharyanto, 2003). Konduktivitas air bersalinitas akan lebih tinggi dibandingkan

air tawar. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di air adalah daya

hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.

Parameter kualitas air yang berpengaruh secara langsung terhadap

metabolisme ikan terutama proses osmoregulasi adalah salinitas. Salah satu aspek

fisiologi ikan yang dipengaruhi oleh salinitas adalah tekanan osmotik dan

konsentrasi cairan tubuh (Holiday, 1969 dalam Sitio, 2008).

Keterbatasan air bersih juga merupakan faktor kendala yang harus

dihadapi. Selain itu, teknik pemeliharaan secara intensif untuk memacu

pertumbuhan ikan terutama perbaikan manajemen kualitas air, sudah harus

diterapkan mulai dari tahap pemijahan, pemeliharaan larva, pendederan dan

pembesaran (Anonim, 1996). Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk

mengurangi permasalahan tersebut adalah dengan mengaplikasikan sistem

resirkulasi akuakultur dengan teknolgi biofiltrasi. Penggunaan sistem ini, secara

umum memiliki beberapa kelebihan yaitu, penggunaan air per satuan waktu relatif

rendah, fleksibilitas aplikasi budidaya, budidaya yang terkontrol dan lebih

higienis, kebutuhan akan ruang/lahan relatif kecil, kemudahan dalam

mengendalikan, memelihara, dan mempertahankan suhu serta kualitas air

(Anonim, 1996).

Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukan penelitian dengan kombinasi

media bersalinitas dan pemberian medan listrik pada media pemeliharaan yang

menggunakan sistem resirkulasi khususnya pada budidaya ikan Maskoki Mutiara.

Page 16: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu

pemaparan medan listrik 0, 2, 4, dan 6 menit dengan voltase 10 volt terhadap

tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan Maskoki Mutiara ukuran

S (2-4 cm) yang dipelihara pada media bersalinitas 3 ppt dengan menggunakan

sistem resirkulasi.

Page 17: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Maskoki

Ikan Maskoki seperti yang dikutip dari situs

http://www.wikipedia.org/wiki/Goldfish (19 Juli 2009) dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Carassius

Spesies : Carassius auratus

Ikan Maskoki (Carassius auratus) yang mempunyai nama dagang gold

fish berasal dari Cina. Ikan ini sudah digunakan sebagai ikan hias sejak abad ke-7.

Ikan yang bersifat omnivora ini hidup baik pada suhu 19-28oC dengan suhu

optimal 24-28oC, kisaran pH yang diinginkan antara 7,0-7,5 (Lesmana, 2001).

Berdasarkan kromosomnya, secara genetik ikan Maskoki berhubungan

dekat dengan karper Crucian yang tersebar luas di Jepang dan Cina (Kafuku dan

Ikenoue, 1983 dalam Arista, 2001). Namun demikian, secara fenotip keduanya

dapat dibedakan karena ikan Maskoki memiliki sisik yang lebih sedikit (29-30)

dibandingkan dengan ikan Crucian (32-33) (Huet, 1994 dalam Arista, 2001). Ikan

Maskoki mutiara ini bentuk badannya bulat seperti bola sisiknya menyerupai biji

jagung (Anonim, 2007).

Gerakan ikan Maskoki sangat lambat. Sifat yang menonjol adalah

kebiasaannya yang suka mengaduk-ngaduk dasar akuarium untuk mencari

makanan sehingga air menjadi keruh dan tumbuhan air kadang tercabut.

Perilakunya itu dikenal dengan bottom feeder (Daelami, 2001).

2.2 Respon Ikan Terhadap Medan Listrik

Menurut Suharyanto (2003), otot dan cairan tubuh ikan adalah media yang

dapat dialiri arus listrik sehingga ikan bersifat konduktor listrik. Perbedaan daya

Page 18: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

hantar listrik atau konduktivitas di antara tubuh ikan (yf) dan air (yw) sangat

menentukan biota air tersebut mudah atau sukar dalam merespon medan listrik.

Jika yf lebih kecil atau sama dengan yw maka biota air sulit merespon medan

listrik, sebaliknya yf lebih besar daripada yw maka ikan akan lebih mudah

merespon medan listrik. Nilai konduktivitas yf dan yw mempengaruhi body

voltage (antara kepala dan ekor). Pada air dengan konduktivitas yang rendah maka

ikan akan lebih mudah merespon medan listrik yang ada disekitarnya, selama ini

konduktivitas biota lebih rendah dari konduktivitas air (Holzer, 1957 dalam

Suharyanto, 2003)

2.3 Elektroreseptor Pada Ikan

Ikan dapat merespon arus listrik karena memiliki organ electroreceptor.

Secara umum, electroreceptor merupakan pengembangan dan modifikasi gurat

sisi atau Lateral line (Hoar dan Randall, 1971). Menurut Albert dan Crampton

(2006), Electroreceptor merupakan sensor. Pada indera pendengaran, informasi

dari elektrosensori diatur menggunakan waktu dan frekuensi isyarat. Pada indera

penglihatan, informasi dari elektrosensori ditransmisikan hampir secara langsung.

Pada indera penciuman, rasa, dan pendengaran intensitas yang dirasakan dari

rangsangan elektrik meningkat dengan semakin dekatnya jarak dengan sumber

rangsangan. Sedangkan pada indera peraba, input dari elektrosensori

menyampaikan informasi tentang bentuk dan tekstur elektrik dari objek pada

lingkungan sekitar.

Electroreceptor dikelompokkan kedalam dua jenis: tonic receptor dan

phasic receptor. Tonic receptor aktif bekerja dan terus-menerus membentuk ritme

tertentu, memberikan respon terhadap frekuensi rendah, dan memiliki saluran

yang jelas menuju permukaan kulit. Phasic receptor hanya bekerja dalam waktu

singkat secara spontan sebagai respon terhadap lingkungan yang tidak normal,

sensitif terhadap frekuensi yang relatif tinggi, dan tidak memiliki saluran yang

jelas menuju permukaan kulit (Hoar dan Randall, 1971).

Page 19: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

2.4 Sifat Listrik dalam Air

Medan listrik alami terdapat pada banyak lingkungan perairan berasal dari

faktor abiotik dan biotik. Medan listrik alami yang berasal dari faktor abiotik,

sebagian besar merupakan Direct Current (DC) atau dalam frekuensi yang rendah

jenis Alternating Current (AC), dalam selang kurang dari satu atau beberapa

putaran per sekon (Hz). Medan listrik yang terbentuk, berasal dari proses-proses

geochemical dan aliran air menuju medan magnet bumi. Medan listrik alami yang

berasal dari faktor biotik berada dalam Direct Current (DC) berasal dari

kumpulan oscillator, dimana semua sel-sel mengalami kebocoran atau kehilangan

ion-ion dan itulah yang menjadi sumber dari arus DC. Hal yang menjadi sumber

paling penting secara ekologi dari kutub medan oscilasi adalah diproduksi oleh

ritme dari kontraksi otot sepanjang ventilasi insang dan pergerakan undulatori.

Lebih dari 60 spesies hewan, 9 filum yang telah diketahui memiliki frekuensi

rendah dari medan listrik di seluruh permukaan tubuhnya (Albert dan Crampton,

2006).

Menurut Suharyanto (2003), bila elektroda logam dicelupkan ke dalam air,

maka voltase maupun arus listrik akan menyebar dengan pola garis-garis

lengkung yang menghubungkan katoda dan anoda. Sedangkan garis-garis

equiptential digambarkan memotong garis-garis arus secara tegak lurus sehingga

membentuk garis berpola melingkar dan bertitik pusat pada kedua elektroda.

Pada air yang bersalinitas lebih tinggi memiliki konduktivitas yang lebih

tinggi pula, sehingga garis-garis equiptential cenderung lebih melebar. Hal ini

disebabkan air yang bersalinitas mengandung garam-garam elektrolit yang

bermuatan negatif lebih tinggi sehingga daya hantar listriknya meningkat.

Sebaliknya pada air yang bersalinitas rendah, garis-garis ini cenderung lebih

mengumpul (Nyabakken, 1988 dalam Rasmawan, 2009).

Di dalam air, semakin jauh jarak antar elektroda antara elektroda akan

menyebabkan arus listrik semakin lemah dan gradient voltase semakin rendah.

Berdasarkan kekuatan arus dan gradien tersebut, terbentuklah zona atau area

efektif dan area berbahaya (Cowx dan Lamarque, 1990 dalam Suharyanto, 2003).

Bagi ikan-ikan yang berada disekitar elektroda dalam air akan

mendapatkan area berbahaya (danger zone) yang terletak dekat pusat elektroda

Page 20: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

dan area efektif yang terletak disebelah luar area berbahaya. Artinya pada area

berbahaya ikan akan mengalami kekejangan (tetanus) dan pada area efektif akan

mengalami hilangnya keseimbangan (Suharyanto, 2003) Semua garis potensial di

air tawar didistorsi dengan arah mengumpul pada tubuh ikan sehingga ikan

terpengaruh dengan baik oleh medan listrik (Halsband, 1959 dalam Aryana,

1980).

2.5 Efek medan Listrik terhadap Jaringan Hidup

Menurut Fathony (2004), medan dan arus listrik pada frekuensi rendah

apabila berinteraksi dengan jaringan biologik dapat menyebabkan efek fisiologik

maupun psikologik. Menurut Nair (1989) dalam Rasmawan (2009), mekanisme

interaksi medan listrik dengan benda hidup berupa induksi medan dan juga arus

listrik pada jaringan biologi. Induksi pada benda hidup disebabkan adanya

muatan-muatan listrik bebas yang terdapat pada ion kaya cairan seperti darah,

getah bening, syaraf, dan otot yang dapat terpengaruh gaya yang dihasilkan oleh

muatan-muatan dan aliran arus listrik. Jika tubuh menyerap intensitas medan

listrik dan magnetik yang relatif cukup, maka hal ini akan merangsang sistem

syaraf dan otot-otot dalam tubuh. Bahkan pada intensitas yang rendah pun, akan

berpengaruh pada aktivitas modulasi di dalam otak maupun sifat syaraf (Fathony,

2004).

Pemberian medan listrik memberikan pengaruh pada amplitude dan

frekuensi kontraksi otot polos pada usus halus kelinci (Nurhandayani, 2005). Otot

polos pada usus halus merupakan unit tunggal dimana sekelompok otot polos

saling berhubungan melalui gap junction (Hill dan Wyse,1989 dalam Rasmawan,

2009) ketika sejumlah kecil otot polos terstimulasi secara elektrik, kontraksi

menyebar ke sel-sel tetangga melalui gap junction, memungkinkan sel yang

berbatasan untuk berkomunikasi dan mengkoordinasi aktivitasnya (Schmidt dan

Nielsen, 1997 dalam Rasmawan, 2009). Salah satu perubahan fisis selama terjadi

kontraksi pada usus adalah perubahan tegangan dan panjang (Goenarso, 2003

dalam Suarga, 2006).

Page 21: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

2.6 Salinitas dan Osmoregulasi

Menurut Boyd (1989) dalam Aini (2008), Salinitas didefinisikan sebagai

konsentrasi total dari ion-ion yang terlarut dalam air. Salinitas digambarkan dalam

miligram per liter (mg/L), tapi dalam akuakultur, salinitas biasa digambarkan

dalam satuan part per thousand (ppt atau ‰). Tujuh ion utama yang

berkontribusi terhadap salinitas sodium, pottasium, kalsium, magnesium, chloride,

sulphate, dan bicarbonate. Air biasanya hanya mengandung sedikit unsur

phosphorus, inorganik nitrogen, besi, mangan, zinc, copper, boron, dan unsur lain.

Pada daerah estuari, salinitas air diestimasi berdasarkan konsentrasi chloride

(Swingel, 1969 dalam Boyd, 1982).

Hewan-hewan vertebrata air, di dalam mengandung konsentrasi garam

yang berbeda dari media lingkungannya (Stickney, 1979). Proses fisiologis dalam

tubuh akan berjalan normal apabila keseimbangan konsentrasi garam cairan tubuh

dengan lingkungannya dapat dipelihara dan dijaga. Untuk mempertahankan

keseimbangan tersebut, maka ikan melakukan proses pengaturan tekanan osmotik

cairan tubuh yang layak dan disebut dengan sistem osmoregulasi (Rahardjo, 1980

dalam Rasmawan, 2009).

Menurut Watanabe (1988) dalam Aini (2008), secara signifikan, sejumlah

mineral dapat diabsorbsi dari air secara langsung. Lebih jauh lagi, sebagian besar

vertebrata hanya mampu mengekskresikan regulasi minimal dari mineral yang

terabsorbsi melalui makanan. Walaupun demikian, sebagian besar spesies dapat

melakukan regulasi apabila konsentrasi ion-ion dalam cairan tubuhnya demikian

dijaga, agar lingkungan internalnya tetap konstan. Hal ini dicapai oleh ikan

melalui pengaturan ion dan osmotik pada ginjal dan insang.

Salinitas berhubungan erat dengan tekanan osmotik air. Semakin tinggi

salinitas, semakin tinggi tekanan osmotik air (Boyd, 1982). Tekanan osmotik air

akan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas. Darah ikan air tawar

memiliki tekanan osmotik sekitar 6 atm atau setara dengan 7000 mg/l sodium

klorida (NaCl) (Mackee dan Wolf, 1963 dalam Boyd, 1982). Ikan air tawar dapat

hidup baik pada air laut dengan level salinitas tersebut. Menurut Stickney (1979),

salah satu cara penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan

keseimbangan air dan garam dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan

Page 22: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

vertebrata air mengandung garam dengan konsentrasi yang berbeda dari media

lingkungannya. Ikan harus mengatur tekanan osmotiknya untuk memelihara

keseimbangan cairan tubuhnya setiap waktu. Salinitas juga meningkatkan status

kesehatan ikan dan meningkatkan daya tahan ikan terhadap penyakit maupun stres

akibat kondisi lingkungan (Wedemeyer, 1996). Hal ini didukung oleh Parjito

(1998) yang menunjukkan bahwa peningkatan salinitas sebesar 3 ppt dapat

meningkatkan kelangsungan hidup ikan nilem Osteochillus hasselti. Salinitas juga

dapat digunakan sebagai kontrol penyakit saat toleransi ikan yang dibudidayakan

lebih tinggi daripada parasit (Watanabe, 2000). Misalnya pada budidaya ikan

channel catfish yang diberi garam 2 ppt dapat menurunkan parasit

Ichthyophthirius multifilis (Johnson, 1976 dalam Arista, 2001).

2.7 Pencernaan

Saluran pencernaan ikan terdiri dari segmen mulut, rongga mulut, faring,

esofagus, lambung, piloric cecae, usus, rektum, dan anus. Proses pencernaan

melibatkan komponen: bahan yang dicerna (pakan); struktur alat/saluran

pencernaan (usus) sebagai tempat pencernaan dan penyerapan nutrien; cairan

digestif yang diskeresikan oleh kelenjar pencernaan (hati dan pankreas) serta

dinding usus (Yandes, 2003).

Usus sebagai salah satu segmen saluran pencernaan ikan yang berfungsi

sebagai tempat terjadinya pencernaan dan penyerapan makanan. Menurut

Opuszynki dan Shireman (1995) dalam Aini (2008), rasio panjang usus terhadap

panjang tubuh (PU/PT ) ikan herbivora adalah 3.7-6, ikan omnivora 1.3-4.2 dan

ikan karnivora adalah 0.5-2,4. Menurut Affandi (1993), rasio PU/PT pada jenis

ikan air tawar lainnya seperti ikan gurame berbeda tiap ukuran, rasio PU/PT pada

panjang tubuh 3.8-5 cm sebesar 0.62-1.02, rasio PU/PT pada panjang tubuh 8.9-

11.9 cm sebesar 1.11-1.64 dan rasio PU/PT pada panjang tubuh 13.5-15 cm

sebesar 1.31-2.31. Oleh karena itu, semakin panjang usus benih ikan, semakin

lama pula pakan berada didalam usus. Sehingga proses pencernaan dan

penyerapan zat-zat yang terkandung dalam pakan akan semakin baik (Natsir, 2002

dalam Aini, 2008). Sama halnya dengan ikan Maskoki yang hanya mengandalkan

usus sebagai alat untuk menyerap makanan. Hal ini dikarenakan ikan Maskoki

Page 23: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

tidak memiliki lambung seperti hewan lain, melainkan langsung melalui usus

untuk menyerap gizi yang diperlukan, maka ditilik dengan teliti, dapat ditemukan

bahwa ikan Maskoki sering makan sambil membuang kotoran juga (Anonim,

2007).

2.8 Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran panjang, berat

dan volume dalam jangka waktu tertentu (Effendi, 1979). Menurut Watanabe

(1988) dalam Aini (2008), pertumbuhan pada hewan didefinisikan sebagai

korelasi antara pertambahan bobot tubuh pada waktu tertentu, bergantung pada

spesies. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal seperti spesies, genetic

strain, jenis kelamin dan faktor eksternal seperti kualitas pakan, serta lingkungan

yaitu suhu, ketersediaan oksigen, zat-zat terlarut, dan faktor lingkungan lainnya.

Laju pertumbuhan adalah karakteristik setiap spesies dan termasuk kedalam tahap

perkembangan.

Mortalitas menunjukkan banyak ikan yang mati atau hilang selama

percobaan, biasanya besarnya mortalitas dinyatakan dalam persen (Winberg et al.

dalam Edmonson dan Winberg, 1971). Mortalitas yang terjadi dapat digunakan

sebagai parameter bagi kelangsungan hidup suatu organisme dalam hubungannya

dengan ketahanan terhadap lingkungan, penyakit, dan daya adaptasi. Jika keadaan

lingkungan ada pada tingkat di luar batas tertentu terhadap daya tahan, maka

pertumbuhan akan terhambat dan bahkan dapat menyebabkan kematian secara

perlahan -lahan atau kematian mendadak.

Kelangsungan hidup secara langsung dipengaruhi oleh lingkungan

perairan (Dewi, 2006). Salinitas merupakan faktor penting untuk kelangsungan

hidup dan metabolisme ikan, Selain itu pada konsentrasi tertentu, garam juga

berfungsi mematikan bakteri air tawar, parasit, dan jamur ikan tertentu.

Kelangsungan hidup ikan air tawar di dalam lingkungan bergantung pada:

jaringan insang, laju konsentrasi oksigen, daya tahan atau toleransi jaringan

terhadap garam-garam, dan kontrol permeabilitas.

Page 24: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

2.9 Kualitas Air

Air merupakan media yang berfungsi sebagai tempat hidup organisme

perairan yang harus mampu memenuhi persyaratan secara kualitas dan kuantitas

sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisme

tersebut. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan ikan

antra lain suhu, pH, oksigen terlarut, amonia dan nitrit (Weatherley, 1972 dalam

Sitio, 2008).

2.9.1 Suhu

Suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air. Kenaikan suhu

pada air akan menimbulkan menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air,

meningkatkan reaksi kimia, dan bersifat mematikan jika nilainya melebihi batas

toleransi ikan. Suhu normal air adalah suhu air yang memungkinkan makhluk

hidup dapat melakuakan metabolisme dan berkembang biak (Hardjodjo, 2005

dalam Aini, 2008). Ikan yang bersifat omnivora ini hidup baik pada suhu 19-28oC

dengan suhu optimal 24-28oC (Lesmana, 2001).

2.9.2 pH

Nilai pH didefinisikan sebagai log negative dari konsentrasi ion hydrogen

(Boyd, 1990). Nilai pH perairan 5-9 tidak bersifat toksik akut bagi kebanyakan

spesies ikan, walaupun beberapa kontaminan air seperti logam berat dapat

merubah kualitas air pada selang pH ini (Alabaster dan Iloyd, 1980 dalam Aini,

2008). Nilai pH juga berkaitan dengan karbondioksida (CO2) dan alkalinitas

(Mackereth et al, 1989 dalam Sitio, 2008). Semakin tinggi nilai pH, semakin

tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah nilai kadar karbondioksida bebas.

Nilai pH juga mempengaruhi suatu senyawa kimia. Senyawa amonium yang dapat

terionisasi banyak ditemukan pada perairan yang memiliki pH rendah. Amonium

tidak bersifat toksik, namun pada suasana pH yang tinggi, lebih banyak ditemukan

ammonia yang tidak terionisasi dan bersifat toksik.

Nilai pH merupakan parameter lingkungan yang bersifat mengontrol laju

metabolisme melalui control terhadap aktivitas enzim (Aini, 2008). Swingel

(1969) dalam Boyd (1982) menjelaskan pengaruh pH terhadap pertumbuhan ikan,

Page 25: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

pada pH 4-6,5 dan pH 9-11 pertumbuhan ikan lambat, pada pH 6,5-9

pertumbuhan ikan optimum, sedangkan pada pH<4 dan pH>11 akan

menyebabkan kematian pada ikan. Kisaran pH yang diinginkan ikan maskoki

antara 7,0-7,5 (Lesmana, 2001).

2.9.3 Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut merupakan faktor kritis pada kegiatan budidaya intensif.

Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu. Kelarutan oksigen dalam air

terbaik pada suhu 0oC dan semakin menurun kelarutannya seiring dengan

peningkatan suhu. Kelarutan oksigen menurun dengan menigkatnya kadar

salinitas air. Kelarutan oksigen di air juga digambarkan sebagai tekanan oksigen.

Pada lamela-lamela insang tekanan oksigen lebih tinggi dibandingkan di dalam air

dan dibandingkan di dalam darah, sehingga oksigen bisa terikat oleh haemoglobin

(oxyhaemoglobin) (Boyd, 1982).

Konsentrasi oksigen yang terlalu rendah dapat menimbulkan anoreksia,

stress dan kematian pada ikan. Jumlah oksigen maksimum yang terlarut dalam air

tergantung pada suhu, salinitas dan altitude (Goddard, 1996; Wedemeyer, 1996).

Konsentrasi oksigen yang dapat mendukung kehidupan organisme akuatik adalah

mendekati atau diatas 3 ppm (Pescod, 1973 dalam Sitio, 2008).

2.9.4 Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik (DHL) adalah gambaran kemampuan air dalam

menghantarkan listrik (Effendi, 2000). Kemampuan air dipengaruhi oleh ion-ion

terlarut yang terkandung didalam suatu perairan. Menurut Boyd (1982), nilai daya

hantar listrik mengindikasikan derajat relatif dari salinitas. Air tawar lebih

bervariasi dalam hal proporsi ion-ion utamanya, sehingga nilai konduktivitas

biasanya tidak berbanding lurus dengan nilai salinitasnya. Nilai konduktivitas

digunakan untuk mengestimasi nilai kadar salinitas pada air tawar (Swingel, 1969

dalam Boyd, 1982). Faktor yang mempengaruhi daya hantar listrk air tawar

adalah suhu, partikel-partikel tersuspensi dan terlarut (Sternin et al., 1972 dalam

Sitio, 2008).

Page 26: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Satuan dari konduktivias adalah µmhos/cm atau µSiemens/cm. Kedua

satuan tersebut setara (Mackereth et al., 1989 dalam Effendi, 2000). Nilai DHL

air suling sekitar 1 µmhos/cm, sedangkan nilai DHL perairan alami sekitar 20-

1500 µmhos/cm (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2000). Perairan laut memiliki nilai

DHL yang sangat tinggi karena banyaknya garam-garam terlarut didalamnya.

(APHA, 1976 dalam Effendi, 2000). APHA (1976); Mackereth et al. (1989)

dalam Effendi (2000), menyebutkan bahwa reaktivitas, bilangan valensi, dan

konsentrasi ion-ion terlarut sangat berpengaruh terhadap nilai DHL. Asam, basa,

dan garam merupakan penghantar listrik atau konduktor yang baik.

2.9.5 Alkalinitas

Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam, atau dikenal

dengan sebutan acid-neutralizing capacity (ANC) atau kuantitas kation hidrogen

(Sitio, 2008). Menurut Wedemeyer (1996) alkalinitas adalah jumlah total dari

konsentrasi bahan yang bersifat alkali (basa) yang larut dalam air.

Alkalinitas total menunjukkan total konsentrasi basa dalam air yang

digambarkan sebagai miligram per liter kalsium karbonat (Boyd, 1982). Kadar

alamiah air mengandung 40 mg/L CaCO3 atau lebih total alkalinitas yang

dianggap produktif dibandingkan air yang mengandung nilai alkalinitas yang

lebih rendah (Moyle, 1945; Mairs, 1966 dalam Boyd, 1982). Menurut Stickney

(1979), alkalinitas perairan dalam budidaya diupayakan berada pada kisaran 30-

200 mg/L walaupun pada perairan dengan alkalinitas yang lebih tinggi atau lebih

rendah masih sering digunakan untuk budidaya.

2.9.6 Kesadahan

Kesadahan total adalah konsentrasi logam berion divalen dalam air (Boyd,

1982). Kesadahan yang tinggi dapat menghambat sifat toksik dari logam berat

karena kation-kation penyusun kesadahan (kalsium dan magnesium) membentuk

senyawa kompleks dengan logam berat tersebut.

Kesadahan yang baik untuk perikanan adalah lebih besar dari 20 mg/L

CaCO3 (Boyd, 1982), dan Stickney (1979) memberikan kisaran antara 20-150

Page 27: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

mg/L CaCO3, sedangkan untuk keperluan budidaya intensif sebaiknya kesadahan

ada pada kisaran 50-200 mg/L CaCO3 (Wedemeyer, 1996). Menurut Peavy et al.

(1985) dalam Effendi (2003), klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan

ditunjukkan dalam tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Perairan Berdasarkan Nilai Kesadahan

Kesadahan (mg/l CaCO3) Klasifikasi Perairan

<5050 – 150

150 – 300>300

lunak (soft)menengah (moderately hard)

sadah (hard)sangat sadah (very hard)

Air dengan kesadahan yang rendah mengandung sedikit kalsium dan

mineral yang dibutuhkan utuk kesehatan ikan. Air yang lebih sadah akan lebih

baik bagi kesehatan ikan karena dapat menyediakan kalsium dan mengurangi

kerja osmotik yang dibutuhkan untuk mengganti elektrolit darah yang terus keluar

melalui urin yang diproduksi ikan air tawar. Selain itu, ion sodium, magnesium,

dan kalsium yang ditambah ke air akan meningkatkan daya tahan tubuh ikan air

tawar terhadap suhu yang tinggi (Wedemeyer, 1996).

2.7.7 Amonia

Amonia merupakan zat yang bersifat toksik bagi ikan. Amonia dalam air

berasal dari buangan metabolit ikan, pemupukan, dan busukan hasil aktivitas

bakteri pengurai komponen nitrogen (Boyd, 1982). Amonia di perairan ada dalam

dua bentuk, yaitu bentuk ion yang tidak bersifat toksik (NH4+) dan bentuk gas

(non ionik) yang bersifat toksik (NH3). Amonia dalam air mengalami hidrolisis

dan membentuk kesetimbangan:

NH3 + H2O NH4 + OH-

Reaksi tersebut tergantung pada pH. Bila pH perairan tinggi maka reaksi

akan begeser ke kiri (Poernomo, 1989 dalam Sitio, 2008). Konsentrasi perairan

tergantung pH, suhu air, salinitas, konsentrasi oksigen, konsetrasi natrium dan

kesadahan (Wedemeyer, 1996). Menurut Sawyer dan Mc Carty (1978) dalam

Effendi (2000) kadar NH3 diperairan tawar sebaiknya tidak melebihi 0,02 mg/L.

Page 28: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

2.9.8 Nitrit

Nitrit merupakan jumlah kadar nitrogen yang telah teroksidasi. Nitrogen

ini berasal dari sisa metabolisme ikan dan dekomposisi dari feses dan pakan yang

tidak termakan oleh ikan. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediet) antara

ammonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi)

yang berlangsung pada kondisi anaerob (Effendi, 2000).

Nitrit bersifat toksik terhadap organisme karena mengoksidasi Fe+ dalam

haemoglobin yang menyebabkan kemampuan darah dalam mengikat oksigen

menurun dan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan tubuh (Boyd, 1990).

Nitrit dalam darah mengoksidasi haemoglobin menjadi methemoglobin sehingga

darah tidak dapat mengikat oksigen (Boyd, 1990). Konsentrasi methemoglobin

yang normal dalam darah menurut Wedemeyer (1996) adalah 1-3 %. Apabila

konsentrasi methemoglobin dalam darah mencapai 50 %, ikan akan mengalami

hypoxia yang dapat menyebabkan kematian terutama apabila konsentrasi oksigen

terlalu rendah. Sawyer dan McCarty (1978) dalam Effendi (2003) menyatakan

bahwa diperairan, kadar nitrit jarang melebihi 1 mg/l.

2.10 Sistem Resirkulasi

Sistem resirkulasi adalah suatu wadah pemeliharaan ikan yang

menggunakan sistem perputaran air, yaitu air dialirkan dari wadah pemeliharaan

ikan ke wadah filter, lalu dialirkan lagi ke wadah pemeliharaan (Timmons dan

Losordo, 1994 dalam Gemawaty, 2006). Secara umum sistem resirkulasi

mempunyai dua komponen utama, yaitu wadah pemeliharaan ikan dan filter.

Filter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menyaring material tertentu

yang dikehendaki (amonia, bahan padatan, residu organik dan bahan kimia

lainnya) dan meloloskan material lain yang dikendaki. Filter yang digunakan juga

ada 2 komponen utama yaitu filter fisik dan filter biologis. Dengan kedua filter

ini, air resirkulasi akan terhindar dari kekeruhan dan zat racun yang larut yang

berasal dari sisa pakan, urine, dan kotoran ikan. Sistem resirkulasi membutuhkan

prosedur khusus pada saat pertama kali diterapkan guna mempersiapkan filter

biologis dalam keadaan baik, Filter biologis dapat menjernihkan sisa amoniak dan

nitrogen hanya setelah berkembangnya nitro-bakteri (Nitrosomonas sp. dan

Page 29: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Nitrobacter sp.). Proses ini memerlukan waktu sekitar 10-15 hari setelah sistem

diisi dengan air dan mulai beroperasi (Slembrouck et al, 2005). Pemanfaatan

sistem resirkulasi cukup terbatas karena biaya yang dikeluarkan relatif tinggi

(Stickney, 1979).

2.10.1 Filter Mekanik

Filter mekanik yaitu suatu alat untuk memisahkan padatan air secara fisika

dengan cara menangkap atau menyaring sehingga kandungan bahan tersebut

menjadi berkurang (Anonim, 2002 dalam Gemawaty, 2006). Fungsi filter

mekanik pada system resirkulasi adalah untuk mengurangi turbiditas air,

menurunkan kadar bahan organik yang berbentuk koloid dan membuang detritus

dari filter biologi (Spote, 1970 dalam Gemawaty, 2006).

Filter mekanik dapat disusun dari beberapa material tertentu, seperti

kerikil, pasir, batu zeolit ataupun batu koral. Penggunaan media yang terlalu rapat

(misalnya: kerikil dan pasir) pada filter mekanik akan menyebabkan penyumbatan

aliran air sehingga akan menimbulkan kondisi anaerobik dan hal ini berbahaya

bagi ikan. Meskipun filter mekanik dapat memisahkan kotoran berupa partikel-

partikel secara efisien, namun tidak efektif untuk memisahkan partikel-partikel

yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan filter biologi/ biofilter (Stickney, 1979).

2.10.2 Filter Biologi

Filter biologi berfungsi mengubah amoniak menjadi nitrat (proses

nitrifikasi). Proses tersebut bekerja dengan bantuan bakteri aerob dari golongan

pengurai amoniak (Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.) (Anonim, 2002 dalam

Solehudin, 2006). Nitrosomonas sp. berguna dalam pengubahan amoniak menjadi

nitrit sedangkan Nitrobacter sp. mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Kemudian

bakteri tertentu mengubah nitrat menjadi nitrogen (N2). Reaksi tersebut dapat

ditemukan dalam biofilter yang berfungsi untuk menjaga konsentrasi amoniak

agar tetap berada dalam ambang batas untuk budidaya ikan (Meade, 1976 dalam

Solehudin, 2006).

Agar kerja filter biologi efektif dalam mereduksi buangan metabolit yang

berasal dari hasil ekskresi organisme perairan, maka kondisi aerobic harus

Page 30: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

dipertahankan, karena proses nitrifikasi melibatkan bakteri aerob. Jika filter

biologi menjadi anerobik, maka amoniak akan tinggi sehingga air menjadi

beracun bagi ikan. Kadar oksigen yang diperlukan untuk proses nitrifikasi adalah

sebesar 2 mg/l. kondisi aerobik dalam filter dapat dilakukan dengan cara aerasi

(Stickney, 1979).

Page 31: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2009 di

hanggar 2, Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH), Depok.

3.2 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan acak lengkap, dengan empat perlakuan dan empat ulangan, yaitu:

K = tanpa pemberian medan listrik (kontrol)

P = pemberian medan listrik dengan lama waktu 2 menit

Q= pemberian medan listrik dengan lama waktu 4 menit

R= pemberian medan listrik dengan lama waktu 6 menit

Dimana masing-masing perlakuan terdiri dari tiga kali ulangan. Model rancangan

yang digunakan ialah: yij = µ + βi + έij

Keterangan : yij = ulangan ke- j akibat perlakuan ke-i

µ = nilai tengah

βi = pengaruh perlakuan ke-i

έij = galat

(Steel dan Torrie, 1982)

Gambar 1. Denah Susunan Akuarium Percobaan

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan ikan terdiri dari 16 unit

akuarium berdimensi 20 x 30 x 20 cm3 dengan volume akuarium yang digunakan

sebanyak 6 liter dan ketinggian air 10 cm, instalasi aerasi, dan satu set sistem

resirkulasi. Sistem resirkulasi yang digunakan terdiri dari wadah filter yang

berdimensi 100 x 50 x 40 cm3 dan berisi pompa, bio ball, serta batu koral, lalu

drum filter yang diisi bio ball. Sistem resirkulasi ini menggunakan rangka besi

K2

K4 K3

Q1

Q4

R1

R4

Q2

Q3

P2

P3

R2

R3

K1 P1

P4

Filter danpompa

Page 32: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

yang berdimensi 250 x 50 x 50 cm, lalu pipa pvc yang digunakan berukuran ¾

inch dan 1 ½ inch dengan panjang total pipa yang digunakan berturut-turut adalah

750 cm dan 70 cm, pompa yang digunakan adalah pompa yang bermerk Wasser

dengan debit maksimal 40 liter/menit, panjang lintasan air sebesar 290 cm. Alat

yang digunakan untuk meghasilkan medan listrik terdiri dari satu unit

transformator DC 5 A, 4 unit diode, 1 unit kapasitor, 1 unit socket penyalur

tegangan 10 volt dan 32 lempeng alumunium berdimensi 18 x 15 cm. Sedangkan

alat yang digunakan dalam kegiatan sampling dan pengukuran kualitas air terdiri

dari milimeter block, tinbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram, alat tulis,

spektrofotometer, multimeter (conductivitymeter dan salinometer), termometer,

DO meter, buret, erlenmeyer, dan pipet. Bahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah benih ikan Maskoki dengan ukuran panjang rata-rata 4,11±0,05 cm dan

bobot rata-rata 2.89±0,05 gram/ ekor, pakan ikan (Bloodworm) berkadar protein

73.92%, reagent pengukuran kualitas air (larutan hestler, pereaksi A, pereaksi B,

Methyl orange, HCL, dan pH indikator), air laut yang bersalinitas 33 ppt dan

media pemeliharaan berupa air bersalinitas 3 ppt.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Persiapan wadah

Sebelum digunakan akuarium di cuci terlebih dahulu menggunakan sabun

dan dimasukkan larutan Methylen Blue, setelah itu dibilas dengan menggunakan

air bersih dan dibiarkan hingga kering. Wadah dan bahan filter mekanik dicuci

bersih dan direndam dengan larutan Methylen Blue, demikian pula dengan wadah

dan bahan fliter biologi. Pipa saluran resirkulasi, dan pompa air disetting

sedemikian rupa agar sistem dapat berjalan dengan baik. Seluruh alat selain sistem

resirkulasi yang akan digunakan dalam penelitian di rendam dengan larutan klorin

3 mg/liter selama satu hari. Selanjutnya, alat-alat tersebut dibilas dengan air

bersih.

3.4.2 Media Pemeliharaan Ikan

Media pemeliharaan ikan maskoki adalah air bersalinitas 3 ppt yang

diperoleh dari hasil pencampuran air laut dengan kisaran salinitas sekitar 30-33

Page 33: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

ppt dan air tawar yang bersalinitas 0,1 ppt sehingga kadar garam dalam air laut

dapat diturunkan karena terjadi proses pengenceran yang dilakukan oleh air tawar.

Proses pencampuran ini dilakukan di bak, setelah mendapatkan salinitas yang

diinginkan maka air tersebut langsung dialirkan ke akuarium dan sistem

resirkulasi.

3.4.3 Pengadaptasian dan Pemeliharaan Ikan Uji

Benih ikan uji yang akan digunakan dalam perlakuan, terlebih dahulu

diaklimatisasi dengan media bersalinitas 3 ppt secara gradual dan dilakukan

pemeliharaan selama 7 hari di akuarium tanpa menggunakan sistem resirkulasi

(stagnan water). Setelah itu, setiap akuarium yang menggunakan sistem

resirkulasi, dimasukkan ikan uji dengan kepadatan 2 ekor/liter dan dipelihara

selama 40 hari. Pakan yang digunakan adalah pakan alami (blood worm). Metode

pemberian pakan dilakukan secara at satiation setiap 3 kali sehari, yaitu pukul

08.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Tingkat pemberian pakannya (Feeding Rate)

menggunakan metode at satiation. Penyiponan dilakukan seperlunya karena

dengan menggunakan sistem resirkulasi, diharapkan kualitas air akan tetap terjaga

dengan baik.

3.4.4 Pemberian Perlakuan

Media pemeliharaan diberi medan listrik dengan waktu yang berbeda yaitu

0, 2, 4 ,dan 6 menit. Pemaparan ini dilakukan setiap 3 kali sehari sebelum ikan

diberi pakan. Input listrik berasal dari listrik arus bolak-balik AC yang dialirkan

pada trasformator untuk diproses menjadi arus listrik arus searah DC. Selanjutnya

listrik tersebut dialirkan ke media pemeliharaan bersalinitas 3 ppt melalui kabel

tembaga yang pada bagian ujungnya telah dihubungkan dengan lempeng

alumumium berdimensi 18 x 15 cm. Lempeng alumunium ini di letakkan di kedua

sisi akuarium secara berhadapan. Pengaktifan transformator ini dilakukan setiap

kali media pemeliharaan ikan akan diberi perlakuan medan listrik.

Page 34: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Gambar 2. Skema Susunan Alat Percobaan

3.5 Parameter yang Diamati

3.5.1 Parameter Biologi

Parameter biologi yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup, laju

pertumbuhan, rasio panjang usus terhadap panjang tubuh dan efisiensi pemberian

pakan.

a. Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) di ukur dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

SR = %100No

Nt

Keterangan : SR = Derajat kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)

No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

(Effendie, 1979)

Laju Pertumbuhan

b. Pertumbuhan Bobot

Menggambarkan pertumbuhan bobot rata-rata benih ikan maskoki yang

dipelihara selama perlakuan. Pengukuran ini menggunakan timbangan digital

yang dilakukan tiap 10 hari sekali.

Page 35: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

c. Laju Pertumbuhan Bobot Harian

Laju pertumbuhan harian atau Spesific Growth Rate (SGR) di ukur dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

α = %1001

t

Wo

Wt

Keterangan : α = Laju pertumbuhan harian (%)

Wt = Bobot rata-rata ikan pada saat akhir (gram)

Wo = Bobot rata-rata ikan pada saat awal (gram)

t = Lama pemeliharaan (hari)

(Huisman, 1987)

d. Pertumbuhan Panjang

Menggambarkan pertumbuhan panjang rata-rata benih ikan maskoki yang

dipelihara selama perlakuan. Pengukuran ini menggunakan millimeter blok yang

dilakukan setiap 10 hari sekali.

e. Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan persamaan

berikut:

Pm = Lt – L0

Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak

Lt = Panjang rata-rata akhir

L0 = Panjang rata-rata awal

(Effendie, 1979)

Page 36: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

f. Rasio Panjang Usus Terhadap Panjang Total Tubuh (PU/PT)

Pengukuran rasio panjang usus dan panjang total tubuh (PU/PT) dilakukan

pada awal dan akhir pemeliharaan, dengan persamaan sebagai berikut:

Rasio Panjang Usus/ Panjang Total = PU/PT

Keterangan : PU = Panjang Usus (cm)

PT = Panjang Tubuh (cm)

(Effendie, 1979)

g. Efisiensi Pemberian Pakan

Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus

sebagai berikut:

EP =

%100

F

WoWdWt

Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%)

Wt = Biomassa ikan akhir (gram)

W0 = Biomassa ikan awal (gram)

Wd = Biomassa ikan mati ( gram)

F = Jumlah pakan yang diberikan

(Zonneveld et al., 1991)

3.5.2 Parameter Kualitas Air

a. Suhu

Pengukuran suhu pada media pemeliharaan menggunakan termometer air

raksa (Hg) dengan satuan oC.

b. Oksigen Terlarut

Pengukuran DO dilakukan dengan metode instrumentasi menggunakan

alat DO-meter.

c. pH

Pengukuran pH dilakukan dengan metode instrumentasi menggunakan alat

pH meter.

Page 37: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

d. Daya Hantar Listrik

Daya Hantar Listrik diukur dengan menggunakan conductivitymeter

dengan menggunakan membran elektro. Satuan yang digunakan adalah mS/cm.

e. Alkalinitas

Pengukuran alkalinitas menggunakan metode acidimetric dan dinyatakan

dalam persamaan berikut:

Alkalinitas Total (mg CaCO3/liter) = sampelVolume

titranNtitranVolume 10002/100

f. Kesadahan

Kesadahan diukur dengan menggunakan metode titrasi dengan Na-EDTA,

persamaan yang digunakan dalam mengukur kesadahan adalah:

Kesadahan Total (mg CaCO3/liter) = sampelVolume

titranNtitranVolume 10001,100

g. Total Amonia – Nitrogen (TAN)

Pengukuran total ammonia – nitrogen dilakukan dengan metode phenat.

Kadar ammonia yang terukur pada metode ini adalah ammonia total yang terdiri

dari NH3 dan NH4+, karena pada larutan bersuasana basa kuat semua ammonia

berada dalam bentuk NH3. Ini berarti, ammonia yang terukur adalah ammonia

yang secara alami ada dalam air ditambah NH3 yang berasal dari reduksi

ammonium (NH4+). Perhitungan konsentrasi NH3-N total (TAN) dilakukan

dengan persamaan berikut:

[TAN] mg/L sebagai N = ppm NH3= Ast

AsCst

Keterangan : Cst = konsentrasi larutan standar (mg/L)

Ast = nilai absorban larutan standar

As = nilai absorban sampel

Konsentrasi amonia tidak terionisasi yang dinyatakan dalam miligram NH3

per liter dipengaruhi oleh nilai pH dan suhu (Boyd, 1988)

Page 38: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

h. Nitrit – Nitrogen

Nitirt – nitrogen diukur dengan menggunakan metode sulfanilamide

(APHA, 1989). Konsentrasi (mg/l) NO2-N yang terukur pada metode ini

merupakan kadar nitrogen yang terdapat dalam nitrit dalam satuan mgN/liter.

Untuk mengetahui kadar nitrit dalam mg NO2/L digunakan persamaan sebagai

berikut :

Mg NO2/ L = ppm NO2-N x NBA

NOBM 2= ppm NO2-N x 3,28

Keteranagan : BM = Berat Molekul

BA = Berat Atom

3.6 Analisa Data

Semua data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis

menggunakan Excell Ms. Office 2007, untuk uji Analisis Ragam (ANOVA)

dengan uji F pada selang kepercayaan 95%. Sedangkan program SPSS versi 16

digunakan untuk menetukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap derajat

kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat

perbedaan antar perlakuan akan di uji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur/Tukey.

Page 39: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup benih ikan Maskoki Mutiara yang dipelihara

selama 40 hari berkisar antara 95,84-100% (Gambar 4). Nilai tertinggi dicapai

pada kontrol dan perlakuan 4 menit sebesar 100±0% dan nilai terendah pada

perlakuan 2 menit sebesar 95,84±4,81%. Dari hasil analisa data (ANOVA) pada

selang kepercayaan 95% (p<0,05), diperoleh hasil bahwa kontrol (0 menit) dan

perlakuan (2, 4, dan 6 menit) yang diberi paparan listrik 10 volt tidak

menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup benih

ikan Maskoki Mutiara.

100.00 95.84 100.00 97.92

0

20

40

60

80

100

120

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

SR (

%)

aa a a

Gambar 3. Histogram Tingkat Kelangsungan (%) Benih Ikan MaskokiMutiara Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Page 40: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.1.2 Pertumbuhan Bobot

Data pertumbuhan bobot diperoleh dari bobot ikan Maskoki Mutiara pada

saat pengambilan sampel yang dilakukan setiap 10 hari sekali seperti tercantum

dalam Lampiran 3.

Pertumbuhan bobot benih ikan Maskoki Mutiara yang dipelihara selama

40 hari pada hari ke- 20 sampai hari ke- 30 sedikit mengalami penurunan akan

tetapi kembali terjadi peningkatan sampai hari ke-40.

Gambar 4. Grafik pertumbuhan Bobot (gram) Benih Ikan Maskoki MutiaraPada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Gambar tersebut menunjukkan kenaikkan bobot rata-rata ikan pada setiap

perlakukan selama penelitian. Dari hasil tersebut diperoleh nilai tertinggi dari

perlakuan lama waktu pemaparan 4 menit sebesar 4,83±0,36 gram/ekor.

Sedangkan nilai terendah diperoleh dari kontrol (tidak diberi paparan medan

listrik) sebesar 3,75±0,2 gram/ekor.

Page 41: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.1.3 Laju Pertumbuhan Bobot Harian (SGR)

Laju pertumbuhan bobot harian benih ikan Maskoki Mutiara yang

dipelihara selama 40 hari berkisar antara 0,82-1,3% (Gambar 5). Nilai tertinggi

dicapai pada perlakuan 4 menit sebesar 1,3±0,12% dan nilai terendah pada

perlakuan 0 menit (kontrol) sebesar 0,73±0,14% dari hasil analisa data (ANOVA)

pada selang kepercayaan 95% (p<0,05), diperoleh hasil bahwa kontrol dan

perlakuan berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian ikan

Maskoki Mutiara.

0.73

1.25 1.301.13

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

SGR

(%)

a

ab a

b

Gambar 5. Histogram Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%) Benih IkanMaskoki Mutiara Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Dari hasil uji lanjut Tuckey atau beda nyata jujur pada selang kepercayaan

95% (p<0,05), diperoleh hasil yang berbeda nyata antara kontrol 0 menit dengan

perlakuan 4 menit, namun kontrol 0 menit dan perlakuan 4 menit tidak berbeda

nyata terhadap perlakuan 2 dan 6 menit.

Page 42: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.1.4 Pertumbuhan Panjang

Data pertumbuhan panjang mutlak diperoleh dari pengukuran panjang

total tubuh ikan Maskoki Mutiara pada saat pengambilan sampel yang dilakukan

10 hari sekali seperti terantum pada Lampiran 4.

Gambar 6. Grafik Pertumbuhan Panjang (cm) Benih Ikan Maskoki MutiaraPada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Pertumbuhan panjang ikan Maskoki Mutiara mengalami peningkatan.

Panjang rata-rata tertinggi diperoleh pada perlakuan 4 menit yaitu sebesar

5,46±0,09 cm, sedangkan nilai yang terendah diperoleh pada perlakuan 0 menit

(kontrol) yaitu sebesar 4,83±0,18 cm.

Page 43: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.1.5 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Laju pertumbuhan panjang mutlak benih ikan Maskoki Mutiara yang

dipelihara selama 40 hari berkisar antara 0,82-1,3% (Gambar 6). Nilai tertinggi

dicapai pada perlakuan 4 menit sebesar 1,3±0,10% dan nilai terendah pada

perlakuan 0 menit (kontrol) sebesar 0,73±0,12% dari hasil analisa data (ANOVA)

pada selang kepercayaan 95% (p<0,05), diperoleh hasil bahwa kontrol dan

perlakuan berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian ikan

Maskoki Mutiara.

0.73

1.041.30

1.02

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

Per

tum

buha

n P

anja

ng M

utla

k(c

m)

a

b

ab ab

Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm) Benih Ikan MaskokiMutiara Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Dari analisa data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% (p<0,05)

diketahui bahwa kontrol dan perlakuan berpengaruh nyata terhadap laju

pertumbuhan panjang mutlak ikan maskoki mutiara. Dari hasil uji lanjut Tuckey

atau beda nyata jujur pada selang kepercayaan 95% (p<0,05), diperoleh hasil yang

berbeda nyata antara kontrol 0 menit dengan perlakuan 4 menit, namun kontrol 0

menit dan perlakuan 4 menit tidak berbeda nyata terhadap perlakuan 2 dan 6

menit.

Page 44: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.1.6 Rasio Panjang Usus Terhadap Panjang Tubuh (PU/PT)

Rasio panjang usus terhadap panjang total tubuh (PU/PT) benih ikan

Maskoki Mutiara pada awal pemeliharaan sebesar 1,98. Setelah 40 hari

pemeliharaan rasio PU/PT benih ikan Maskoki Mutiara menjadi 2,07 – 2,72

(Gambar 8). Nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan 4 menit sebesar 2,72 ± 0,3

dan nilai yang terendah diperoleh pada kontrol 0 menit sebesar 2,07 ± 0,35. Dari

hasil analisa data (ANOVA) diperoleh hasil bahwa kontrol (0 menit) dan

perlakuan (2, 4, dan 6 menit) yang diberi paparan listrik 10 volt tidak berbeda

nyata terhadap rasio PU/PT benih ikan Maskoki Mutiara.

1.98 1.98 1.98 1.982.072.39

2.722.19

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

Awal

Akhiraa a a

Ras

io P

U/P

T

Gambar 8. Histogram Rasio (PU/PT) Benih Ikan Maskoki Mutiara PadaSetiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Dari hasil uji lanjut Tuckey atau beda nyata jujur pada selang kepercayaan

95% (p<0,05), diperoleh hasil yang berbeda nyata antara kontrol 0 menit dengan

perlakuan 4 menit, namun kontrol 0 menit dan perlakuan 4 menit tidak berbeda

nyata terhadap perlakuan 2 dan 6 menit.

Page 45: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.1.7 Efisiensi Pemberian Pakan

Efisiensi pemberian pakan menunjukkan seberapa banyak pakan yang

dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang diberikan. Efisiensi pakan ikan

Maskoki Mutiara selama 40 hari pemeliharaan berkisar antara 26,13 – 37,90%.

Nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan 4 menit sebesar 37,90%, sedangkan nilai

terendah pada kontrol (0 menit) sebesar 26,13%. dari hasil analisa data (ANOVA)

pada selang kepercayaan 95% (p<0,05), diperoleh hasil bahwa kontrol dan

perlakuan berpengaruh nyata terhadap efisiensi pakan ikan Maskoki Mutiara

26.1336.21 37.90 35.76

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

EPP

(%)

aab b ab

Gambar 9. Histogram Efisiensi Pemberian Pakan Benih Ikan MaskokiMutiara Pada Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05)

Dari hasil uji lanjut Tuckey atau beda nyata jujur pada selang kepercayaan

95% (p<0,05), diperoleh hasil yang berbeda nyata antara kontrol 0 menit dengan

perlakuan 4 menit, namun kontrol 0 menit dan perlakuan 4 menit tidak berbeda

nyata terhadap perlakuan 2 dan 6 menit.

Page 46: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Parameter uji yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup,

pertumbuhan bobot, laju pertumbuhan harian, laju pertumbuhan panjang mutlak,

rasio PU/PT dan efisiensi pakan. Nilai dari parameter uji tersebut dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Parameter Uji yang Diamati Pada Setiap Perlakuan Hingga Akhirpemeliharaan Ikan Maskoki Mutiara Carrasius auratus

No. ParameterPerlakuan

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

1Tingkat Kelangsungan Hidup(%) 100±0a 95,84±4,81a 100±0a 97,92±4,17a

2 Pertumbuhan Bobot (gram) 3,75±0,2a 4,83±0,36ab 4,86±0,3b 4,54±0,34ab

3Laju Pertumbuhan Bobot Harian(%) 0,73±0,14a 1,25±0,09ab 1,30±0,12b 1,13±0,23ab

4 Laju Pertumbuhan Harian (%) 0,82±0,17a 1,25±0,09ab 1,30±0,12b 1,13±0,23ab

5Laju Pertumbuhan PanjangMutlak (cm) 0,80±0,12a 1,04±0,27ab 1,30±0,10b 1,02±0,09ab

6 Rasio PU/PT 2,07±0,35a 2,4±0,38a 2,72±0,3a 2,19±0,45a

7 Efisiensi Pakan (%) 26,12±5,17a 36,20±1,81ab 37,9±4,2b 35,75±6,75ab

4.1.8 Kualitas Air

Kualitas air merupakan faktor kimia yang dapat mempengaruhi

lingkungan media pemeliharaan selama masa pemeliharaan dan tidak secara

langsung mempengaruhi hasil dari perlakuan yang diberikan. Kisaran kualitas air

pada media pemeliharaan ikan maskoki mutiara selama 40 hari dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Kisaran Parameter Kualitas Air Media Pemeliharaan benih IkanMaskoki Mutiara Carrasius auratus Pada Setiap Perlakuan SelamaPemeliharaan

ParameterKisaran Nilai Parameter Kualitas Air Pada Wadah Perlakuan

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

Suhu (°C) 27,2 - 28,4 27,2 - 28,4 27,2 - 28,4 27,2 - 28,4

DO (mg/l O2) 7,35 - 7,54 7,17 - 7,46 7,26 - 7,38 7,09 - 7,46

pH 7,5 - 8 7,5 – 8 7,5 - 8 7,5 - 8

DHL (mS) 6,35 - 7,53 6,38 - 7,35 6,37 - 7,27 6,36 - 7,38Amonia (ppm) 0,007 - 0,022 0,007 - 0,022 0,006 - 0,022 0,006 - 0,026

Nitrit (ppm) 0,012 - 0,024 0,015 - 0,022 0,01 - 0,024 0,014 - 0,026Alkalinitas (ppmCaCO3) 22,66 - 45,31 22,66 - 45,31 22,66 - 45,31 22,66 - 45,31

Kesadahan (ppm) 598,29 - 699,3 606,06 - 660,45 551,67 - 637,14 435,12 - 652,68

Page 47: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

4.2 Pembahasan

Data hasil penelitian pengaruh lama waktu paparan listrik sebsar 10 volt

pada media bersalinitas 3 ppt yang dilakukan selama 40 hari pemeliharaan ikan

Maskoki Mutiara terhadap pertumbuhan panjang, pertumbuhan bobot, dan

efisiensi pakan menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada perlakuan 4 menit

terhadap kontrol (0 menit). Namun tidak memberikan hasil yang berbeda nyata

pada parameter kelangsungan hidup dan rasio panjang usus terhadap panjang total

tubuh.

Ikan dapat merespon arus listrik karena memiliki organ electroreceptor.

Secara umum, electroreceptor merupakan pengembangan dan modifikasi gurat

sisi atau Lateral line. Menurut Albert dan Crampton (2006), Electroreceptor

merupakan sensor. Pada indera pendengaran, informasi dari elektrosensori diatur

menggunakan waktu dan frekuensi isyarat. Pada indera penglihatan, informasi

dari elektrosensori ditransmisikan hampir secara langsung. Pada indera

penciuman, rasa, dan pendengaran intensitas yang dirasakan dari rangsangan

elektrik meningkat dengan semakin dekatnya jarak dengan sumber rangsangan.

Sedangkan pada indera peraba, input dari elektrosensori menyampaikan informasi

tentang bentuk dan tekstur elektrik dari objek pada lingkungan sekitar.

Menurut Fathony (2004), medan dan arus listrik pada frekuensi rendah

apabila berinteraksi dengan jaringan biologik dapat menyebabkan efek fisiologik

maupun psikologik. Menurut Nair (1989) dalam Rasmawan (2009), mekanisme

interaksi medan listrik dengan benda hidup berupa induksi medan dan juga arus

listrik pada jaringan biologi. Induksi pada benda hidup disebabkan adanya

muatan-muatan listrik bebas yang terdapat pada ion kaya cairan seperti darah,

getah bening, syaraf, dan otot yang dapat terpengaruh gaya yang dihasilkan oleh

muatan-muatan dan aliran arus listrik. Jika tubuh menyerap intensitas medan

listrik dan magnetik yang relatif cukup, maka hal ini akan merangsang sistem

syaraf dan otot-otot dalam tubuh. Hal inilah yang menyebabkan kinerja dari

sistem pertumbuhan ikan Maskoki dapat meningkat lebih cepat bila dibandingkan

dengan pemeliharaan biasa. Namun, ikan juga dapat mengalami stress jika

pengunaan arus listriknya berlebihan karena Fathony (2004) menyatakan arus

Page 48: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

listrik pada intensitas yang rendah pun, akan berpengaruh pada aktivitas modulasi

di dalam otak maupun sifat syaraf.

Laju pertumbuhan dapat dilihat dari dua parameter yaitu laju pertumbuhan

harian dan panjang mutlak. Analisa data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%

(p<0,05) data laju pertumbuhan harian dan panjang mutlak memberikan hasil

yang berbeda nyata. Uji Tuckey menunjukkan bahwa antara perlakuan 4 menit

yang nilainya masing-masing sebesar 1,30±0,12 dan 1,30±0,10 memberikan hasil

yang berbeda nyata pada kontrol (0 menit) yang nilainya masing-masing sebesar

0,73±0,14 dan 0,73±0,17. Namun, perlakuan 4 menit dan kontrol tidak

memberikan hasil yang berbeda nyata pada perlakuan 2 menit dan perlakuan 6

menit. Nilai pada perlakuan 2 menit masing-masing sebesar 1,25±0,09 dan

1,04±0,27, pada perlakuan 6 menit masing-masing sebesar 1,13±0,23 dan

1,02±0,09.

Berdasarkan penelitian Rasmawan (2009), media bersalinitas 3 ppt diduga

merupakan media yang isoosmotik bagi ikan gurame yang merupakan ikan yang

hidup di air tawar. Hal ini didukung dengan penelitian Arista (2001) yang

menggunakan ikan uji Maskoki jenis Tosa dan dengan media bersalinitas 3 ppt,

menduga bahwa penambahan salinitas pada media pemeliharaan dapat

mengurangi energi yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi, sehingga

ikan dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

penggunaan media bersalinitas 3 ppt pada ikan maskoki mutiara dan beranggapan

bahwa media ini juga merupakan media yang isoosmotik bagi ikan Maskoki

Mutiara, bisa dikatakan masih relevan. Pada keadaan non-isoosmotik, energi yang

berasal dari makanan akan digunakan untuk proses osmoregulasi, setelah itu baru

akan digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksi. Sedangkan bila keadaannya

isoosmotik, energi yang digunakan untuk osmoregulasi akan digunakan untuk

pertumbuhan, karena kondisi konsentrasi cairan dan garam dalam tubuh seimbang

dengan media. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ikan maskoki yang cukup

meningkat.

Efisiensi pemberian pakan menunjukkan jumlah pakan yang dapat

dimanfaatkan oleh ikan dari total pakan yang diberikan. Nilai efisiensi pakan

benih ikan maskoki mutiara yang dipelihara selama 40 hari berkisar antara

Page 49: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

26,12±5,17-37,9±4,2%. Dari analisa data (ANOVA) pada selang kepercayaan

95% (p<0,05), menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan. Dari hasil

uji lanjut Tuckey atau beda nyata jujur pada selang kepercayaan 95%

(p<0,05),dapat dilihat bahwa perlakuan 4 menit berbeda nyata dengan kontrol 0

menit, namun kontrol dan perlakuan 4 menit tidak berbeda nyata terhadap

perlakuan 2 dan 6 menit terhadap nilai efisiensi pemberian pakan benih ikan

maskoki mutiara. Dari hasil penelitian menunjukkan, nilai efisiensi pemberian

pakan tertinggi diperoleh dari perlakuan 4 menit sebesar 37,9±4,2% dan nilai

terendah pada kontrol (0 menit) sebesar 26,12±5,17%. Nilai efisiensi pemberian

pakan yang masih relatif rendah ini diduga bahwa pemberian arus listrik sebelum

pemberian pakan dapat membuat usus berkontraksi dan memberikan efek untuk

menambah nafsu makan sehingga ikan menjadi cepat lapar karena setelah diberi

aliran listrik ikan menjadi agresif dan terus-menerus bergerak keatas sambil

menghadapkan mulutnya kepermukaan air seakan-akan sedang meminta

makanan. Namun, karena nafsu makannya bertambah, ikan malah terus-menerus

makan dan berakibat ikan lebih cepat mengeluarkan kotoran. Diduga kotoran yang

keluar ini sari-sari makanannya belum sempat terserap sempurna namun sudah

terlanjur keluar karena banyaknya makanan yang masuk. Hal ini dikarenakan ikan

maskoki tidak memiliki lambung seperti hewan lain, melainkan langsung melalui

usus untuk menyerap gizi yang diperlukan, maka ditilik dengan teliti, dapat

ditemukan bahwa ikan Maskoki sering makan sambil membuang kotoran juga

(Anonim, 2007). Pemberian pakan dihentikan setelah ikan tenang dan kembali ke

dasar akuarium.

Analisa data (ANOVA) pada selang kepercayaan 95% (p<0,05) data rasio

PU/PT tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. Dari hasil penelitian pada

ikan maskoki mutiara yang bersifat omnivora diperoleh data rasio PU/PT yang

berkisar antara 1,98-2,72 dimana angka 1,98 diperoleh dari sampling awal dan

nilai rasio panjang usus terhadap terhadap panjang total tubuh (PU/PT) di akhir

pemeliharaan pada perlakuan 4 menit cenderung lebih tinggi daripada PU/PT pada

kontrol dan perlakuan 2 dan 6 menit yaitu sebesar 2,72±0,3. Pada perlakuan 2

menit besar rasionya adalah 2,4±0,38, pada perlakuan 6 menit rasionya sebesar

2,19±0,45 sedangkan yang terendah ada pada kontrol yaitu sebesar 2,07±0,35. Hal

Page 50: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

ini sesuai dengan pernyataan Opuszynki dan Shireman (1995) dalam Aini (2008)

yang menyatakan, rasio panjang usus terhadap panjang tubuh (PU/PT ) ikan

omnivora 1,3-4,2.

Pemberian medan listrik memberikan pengaruh pada amplitude dan

frekuensi kontraksi otot polos pada usus halus kelinci (Nurhandayani, 2005). Otot

polos pada usus halus merupakan unit tunggal dimana sekelompok otot polos

saling berhubungan melalui gap junction (Hill dan Wyse,1989 dalam Rasmawan,

2009) ketika sejumlah kecil otot polos terstimulasi secara elektrik, kontraksi

menyebar ke sel-sel tetangga melalui gap junction, memungkinkan sel yang

berbatasan untuk berkomunikasi dan mengkoordinasi aktivitasnya (Schmidt dan

Nielsen, 1997 dalam Rasmawan, 2009). Salah satu perubahan fisis selama terjadi

kontraksi pada usus adalah perubahan tegangan dan panjang (Goenarso, 2003

dalam Suarga, 2006).

Tingkat kelangsungan hidup benih ikan Maskoki Mutiara yang dipelihara

selama 40 hari berkisar antara 95,84±4,81-100±0%. Dari analisa data (ANOVA)

pada selang kepercayaan 95% (p<0,05), diperoleh hasil bahwa kontrol (0 menit)

dan perlakuan (2, 4, dan 6 menit) tidak berbeda nyata terhadap tingkat

kelangsungan hidup benih ikan Maskoki Mutiara. Dari histogram tingkat

kelangsungan hidup ikan maskoki mutiara, nilai tertinggi diperoleh kontrol (0

menit) dan perlakuan 4 menit sebesar 100±0%. Hal ini diduga selain dari media

yang isotonik arus listrik yang diberikan tidak terlalu meningkatkan keagresifan

dari ikan maskoki dalam penyerangan terhadap ikan lain namun hanya pada nafsu

makannya saja.

Ikan Maskoki Mutiara merupakan ikan yang bersifat lebih senang

mengumpul dalam kawanannya (Schooling) dan tingkat keagresifannya tidak

terlalu tinggi. Oleh karena itu, walaupun arus listrik dapat meningkatkan

keagresifan ikan namun hal ini tidak terlalu mempengaruhi terhadap tingkat

kelangsungan hidup ikan Maskoki Mutiara yang memang bersifat schooling.

Selain itu, salinitas juga meningkatkan status kesehatan ikan dan meningkatkan

daya tahan ikan terhadap penyakit maupun stres akibat kondisi lingkungan

(Wedemeyer, 1996). Hal ini didukung oleh Parjito (1998) yang menunjukkan

Page 51: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

bahwa peningkatan salinitas sebesar 3 ppt dapat meningkatkan kelangsungan

hidup ikan Nilem Osteochillus hasselti.

Salinitas juga dapat digunakan sebagai kontrol penyakit saat toleransi ikan

yang dibudidayakan lebih tinggi daripada parasit (Watanabe, 2000). Misalnya

pada budidaya ikan channel catfish yang diberi garam 2 ppt dapat menurunkan

parasit Ichthyophthirius multifilis (Johnson, 1976 dalam Arista, 2001). Hal ini,

dapat dilihat dari ikan hasil penelitian sama sekali tidak menunjukkan gejala sakit

yang disebabkan oleh parasit. Berbeda dengan budidaya tradisional yang rawan

parasit. Parasit yang ditemukkan pada saat pengematan adalah argulus.

Dari hasil pengukuran kualitas air pada pemeliharaan ikan Maskoki

Mutiara selama penelitian (Tabel 3). Suhu pada media pemeliharaan sebesar 27,2

- 28,4oC. Kisaran suhu ini dapat dikatakan optimal bagi ikan Maskoki Mutiara.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lesmana (2001), Ikan yang bersifat

omnivora ini hidup baik pada suhu 19-28oC dengan suhu optimal 24-28oC.

Sedangkan nilai pH pada media pemeliharan berkisar antara 7,5-8, nilai pH 8 ini

hanya diperoleh pada awal pemeliharaan setelah itu nilai ini menurun dan tetap

pada angka 7,5. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lesmana (2001), kisaran pH

yang diinginkan untuk ikan maskoki antara 7,0-7,5.

Dari hasil pengukuran NH3 pada media pemeliharan berkisar antara 0,006-

0,026 ppm. Nilai suhu dan pH mempengaruhi kosentrasi amonia tidak terionisasi.

Nilai ini masih dapat ditoleransi oleh ikan karena menurut Sawyer dan Mc Carty

(1978) dalam Effendi (2000) kadar NH3 diperairan tawar sebaiknya tidak

melebihi 0,02 mg/L.

Kadar oksigen terlarut (DO) pada media pemeliharaan berkisar antara

7,09-7,54 mg/l O2. Konsentrasi oksigen yang dapat mendukung kehidupan

organisme akuatik adalah mendekati atau diatas 3 ppm (Pescod, 1973 dalam Sitio,

2008). Berdasarkan literatur diatas nilai kisaran DO ini masih sangat layak

sehingga tingkat kelangsungan hidup ikan masih dapat terjaga.

Sawyer dan McCarty (1978) dalam Effendi (2003) menyatakan bahwa

diperairan, kadar nitrit jarang melebihi 1 mg/l. Hasil pengukuran nitrit pada media

pemeliharaan berkisar 0,012-0,026 ppm. Kadar ini masih sangat rendah sehingga

tidak membahayakan ikan yang dipelihara selama penelitian.

Page 52: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Daya hantar listrik (DHL) adalah gambaran kemampuan air dalam

menghantarkan listrik (Effendi, 2003). Kemampuan air dipengaruhi oleh ion-ion

terlarut yang terkandung didalam suatu perairan. Menurut Boyd (1982), nilai daya

hantar listrik mengindikasikan derajat relatif dari salinitas. Air tawar lebih

bervariasi dalam hal proporsi ion-ion utamanya, sehingga nilai konduktivitas

biasanya tidak berbanding lurus dengan nilai salinitasnya. Nilai konduktivitas

digunakan untuk mengestimasi nilai kadar salinitas pada air tawar (Swingel, 1969

dalam Boyd, 1982). Faktor yang mempengaruhi daya hantar listrk air tawar

adalah suhu, partikel-partikel tersuspensi dan terlarut (Sternin et al., 1972 dalam

Sitio, 2008). Perairan laut memiliki nilai DHL yang sangat tinggi karena

banyaknya garam-garam terlarut didalamnya. (APHA, 1976 dalam Effendi,

2003). APHA (1976); Mackereth et al. (1989) dalam Effendi (2003),

menyebutkan bahwa reaktivitas, bilangan valensi, dan konsentrasi ion-ion terlarut

sangat berpengaruh terhadap nilai DHL. Asam, basa, dan garam merupakan

penghantar listrik atau konduktor yang baik. Oleh karena itu, nilai-nilai

konduktivitas yang terukur merefleksikan konsentrasi ion yang terlarut dalam air.

Menurut Wedemeyer (1996) alkalinitas adalah jumlah total dari

konsentrasi bahan yang bersifat alkali (basa) yang larut dalam air. Menurut

Stickney (1979), alkalinitas perairan dalam budidaya diupayakan berada pada

kisaran 30-200 mg/l walaupun pada perairan dengan alkalinitas yang lebih tinggi

atau lebih rendah masih sering digunakan untuk budidaya. Dari hasil pengukuran

alkalinitas pada media pemeliharaan berkisar antara 22,66-45,31 ppm CaCO3.

Nilai tersebut masih ada yang dibawah 30 ppm CaCO3. Namun, menurut Stickney

(1979), walaupun pada perairan dengan alkalinitas yang lebih tinggi atau lebih

rendah masih sering digunakan untuk budidaya. Oleh karena itu, nilai alkalinitas

yang demikian masih dapat digunakan untuk budidaya.

Kesadahan total adalah konsentrasi logam berion divalen dalam air (Boyd,

1982). Kesadahan yang baik untuk perikanan adalah lebih besar dari 20 mg/L

CaCO3 (Boyd, 1982), dan Stickney (1979) memberikan kisaran antara 20-150

mg/L CaCO3, sedangkan untuk keperluan budidaya intensif sebaiknya kesadahan

ada pada kisaran 50-200 mg/L CaCO3 (Wedemeyer, 1996). Dari hasil pengukuran

Page 53: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

kesadahan pada media pemeliharaan berkisar antara 435,12-699,3 ppm CaCO3.

Nilai ini >300 mg/l CaCO3 termasuk dalam kategori yang sangat sadah.

Pada penelitian ini, ikan dipelihara dari ukuran S (2-4 cm) hingga

mencapai ukuran M (5-7 cm). Berdasarkan ukuran pasar, ikan yang dipanen

terdiri dari dua ukuran. Ukuran S (2-4 cm) dengan harga Rp. 1000,-/ekor dan

ukuran M (5-7) dengan harga Rp. 2000,-/ekor. Berdasarkan hasil analisis

penerimaan (Lampiran 8), menunjukkan nilai penerimaan yang lebih banyak pada

perlakuan 4 menit yaitu sebesar Rp. 88.000,- dan yang paling sedikit adalah

kontrol (0 menit) yaitu sebesar Rp. 69.000,-. Harga ikan yang dijual merupakan

harga yang terendah yang ditawarkan oleh pasar, hal ini dikarenakan warna dari

ikan Maskoki hasil penelitian ini terlihat lebih pudar bila dibandingkan dengan

ikan Maskoki yang dibudidayakan dengan cara tradisional (Lampiran 9).

Perbandingan ini dilakukan karena antara kontrol dan perlakuan tidak memiliki

perbedaan dalam hal warna sehingga untuk mengetahui apakah ikan hasil

penelitian memiliki kualitas warna yang baik atau tidak, maka dilakukan

perbandingan dengan ikan hasil budidaya tradisional. Penurunan kualitas warna

ini disebabkan oleh kurangnya intensitas cahaya pada tempat penelitian. Tempat

penelitian berada diruang tertutup yang minim cahaya, lampu yang ada hanya

digunakan pada saat memberi makan dan perlakuan, dan selebihnya dimatikan.

Sedangkan menurut hasil wawancara pribadi, ikan Maskoki ini sangat

membutuhkan cahaya untuk membentuk pigmentasi warna yang baik.

Page 54: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data perlakuan ini, tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada kelangsungan hidup. Namun, masih memberikan efek baik pada

kelangsungan hidup ikan maskoki.

Perlakuan ini memberikan pengaruh nyata pada kinerja pertumbuhan.

Pertumbuhan terbaik diperoleh pada perlakuan 4 menit. Dalam hal ini

pertumbuhan panjang mutlak dan laju pertumbuhan bobot harian yaitu masing-

masing sebesar 1,3±0,1 cm dan 1,3±0,12%.

5.2 Saran

1. Penelitian ini dapat diterapkan pada ikan-ikan yang bersifat nocturnal

(aktif pada malam hari atau dalam keadaan gelap), mempunyai sifat

schooling dan tingkat agresifitasnya rendah.

2. Untuk ikan hias yang menggunakan cahaya untuk membentuk pigmentasi

warna seperti ikan Maskoki, disarankan untuk menggunakan pencahayaan

yang optimal sehingga warna yang ditimbulkan pun menjadi lebih baik.

3. Penelitian ini masih dapat dilanjutkan dengan penentuan persentase pakan

yang optimal dan efisien serta pemberian arus listrik pada saat sebelum

dan sesudah pemberian pakan yang dimaksudkan untuk menambah nafsu

makan pada awal dan mengefektifkan penyerapan sari-sari makanan

setelah pakan dikonsumsi dengan menggunakan media bersalinitas 3 ppt

dan paparan medan listrik 10 volt selama 4 menit pada sistem resirkulasi.

Page 55: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. Budidaya Ikan Gurami. Jakarta: Direktorat Bina Produksi,Direktorat Jendral Perikanan. Bagian Proyek Diversisifikasi dan Gizi SubSektor Perikanan TA. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Anonim. 2005. Budidaya Ikan Maskoki. http://www.aagos.ristek.go.id (20juli2009)

Anomim. 2007. Menjaring Hoki Melalui Maskoki. d’fishes Majalah Ikan HiasIndonesia Edisi IV. Jakarta.

Anonim. 2008. Ikan Maskoki Mutiara. http://en.wikipedia.org/wiki/Goldfish (19Juli 2009)

Affandi, R. 1993. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Gurame Osphronemusgouramy. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Jilid 1 Volume2.

Aini, Y. 2008. Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Pada Media Bersalinitas 3 pptDengan Paparan Medan Listrik. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan.Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Albert, J. S. and W. G. R. Crampton. 2006. Electroreception and Electrogenesis.In: Evans, H and J. B. Claiborne. The Physiology of Fishes Third Edition.CRC Taylor and Francais. Boca Raton. London. New York..

Arista, F. 2001. Pengaruh Salinitas 3 ppt dan Kesadahan Moderat terhadapProduksi Ikan Hias Maskoki Carrasius auratus Lin. di dalam SistemResirkulasi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan IlmuKelautan. Institut Pertanian Bogor.

Aryana, I. N. 1980. Studi Electrical Fishing dan KemungkinanPengembangannya. Bogor: Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture ElsevierScience Publishshing Company Inc., New York.

Boyd, C. E. 1990. Water Quality in Pond Aquaculture. Birmingham PublishingCo, Alabama.

Daelami, D. A. S. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta:Penebar Swadaya.

Page 56: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Dewi, E. S. 2006. Pengaruh Salinitas 0, 3, 6, 9, dan 12 ppt Terhadap Pertumbuhandan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame Ukuran 3-6 cm. Skripsi.Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.

Edmonson, W, T. and G. G. Winberg. 1971. A Manual on Methods for TheAssesment of Secondary Productivy and Fresh Water.

Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Effendie, H. 2000. Telaah Kualitas Air bagi Pengolahan Sumberdaya danLingkungan Perairan. Bogor. Jurusan Sumberdaya Perairan, FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Fathony, M. 2004. Radiasi Elektromagnetik dari Alat Elektronik dan Efeknyabagi Kesehatan. Http://www.tempo.co.id./medika/arsip/092001/pus-3.htm.(5 Februari 2010).

Gemawaty, N. 2006. Produksi Ikan Neon Tetra Paracheirodon innesi Ukuran LPada Padat Tebar 20, 40, dan 60 Ekor/Liter dalam Sistem Resirkulasi.Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Fakultas PerikananDan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Huisman, E. A. 1987. Principles of Fish Production. Departemen of Fish Cultureand Wageningen Agricultural University, Wageningen. Netherlands.

Hoar, W. S and D. J Randall. 1971. Fish Physiology Volume V Sensory Systemand Electric Organ. New York. Academy Press. London.

Lesmana, D. S. dan Iwan D. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.Jakarta: Penebar Swadaya.

Nurhandayani, E. 2005. Perubahan Kontraksi Otot Longitudinal Usus HalusKelinci Akibat Paparan Medan Listrik dan Magnet Secara in vitro. Skripsi.Departemen Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Institut Pertanian Bogor.

Parjito. 1998. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan NilemOsteochillus hasselti dalam Salinitas yang berbeda. Skripsi. JurusanBudidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. InstitutPertanian Bogor.

Rahmadani, D. 2007. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan GurameOsphronemus gouramy, Lac. Ukuran 3,14 cm Yang Dipelihara Dalam PadatPenebaran yang Berbeda dalm Akuarium Sistem Resirkulasi. Skripsi.Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.

Page 57: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Rasmawan. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame Osphronemus gouramyLac. Yang Dipelihara Pada Media Bersalinitas 0, 3, 6, dan 9 ppt DenganPaparan Medan Listrik. Skripsi. Program Studi Teknologi dan ManajemenAkuakultur. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut PertanianBogor.

Ratih, T. D. 2006. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan DanKelangsungan Hidup Benih Ikan Balashark Balantiocheilus melanopterus,BLKR. Di Dalam Sistem Resirkulasi. Skripsi. Program Studi TeknologiDan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Sitio, S. 2008. Pengaruh Medan Listrik pada Media Pemeliharaan Bersalinitas 3ppt Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan GurameOsphronemus gouramy Lac. Skripsi. Program Studi Teknologi danManajemen Akuakultur. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. InstitutPertanian Bogor.

Slembrouck, J. O. Komarudin, Maskur dan M. Legendre. 2005. Petunjuk TeknisPembenihan Ikan Patin Indonesia, Pangasius djambal. IRD-PRPB. Jakarta.

Solehudin, M. A. 2006. Produksi Ikan Neon Tetra Paracheirodon innesi UkuranM Dengan Padat Tebar 25, 50, 75, Dan 100 Ekor/Liter Dalam SistemResirkulasi. Skripsi. Program Studi Teknologi Dan Manajemen Akuakultur.Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.

Steel RGD and Torrie JH. 1982. Principle and Procedures of Statistics ABiometrical Approach Second Edition. CRC press, Boca Ratio, Florida.

Stickney, R. R. 1979. Principle of Warmwater Aquaculture. Jhon Willy and SonsInc. New York.

Suarga, C. 2006. Efek Medan Magnet Terhadap Kontraksi Usus Halus KelinciSecara in vitro. Skripsi. Departemen Fisika. Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

Suharyanto. 2003. Kajian Respon Udang Galah Terhadap Kejutan Listrik ArusBolak-balik Dalam Tanki Percobaan Skala Laboratorium. Tesis. ProgramPascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Watanabe, W. D. 2000. Salinity Dalam R. R. Stickney. Encyclopedia ofAquaculture. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Wedemeyer, G. A. 1996. Physiology of Fish Intensive Culture System.International Thompson Publishing. Chapman and Hall. New York.

Page 58: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Yandes, Z. 2003. Pengaruh Lanjut Pemberian Pakan Berselulosa Tinggi TerhadapEfisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Benih Ikan GurameOsphronemus gouramy, Lac. Tesis. Program Pasca Sarjana. InstitutPertanian Bogor.

Zonneveld, N., E. A. Huisman, and J. H. Boon.1991. Prinsip-prinsip BudidayaIkan. PT Gramedia Utama. Jakarta.

Page 59: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

LAMPIRAN

Page 60: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Lampiran 1. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)Data SR Setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

UlanganPerlakuan

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

1 100 91,67 100 100

2 100 100 100 91,67

3 100 91,67 100 100

4 100 100 100 100

Rata-Rata 100±0 95,84±4,81 100±0 97,92±4,17

Tabel Sidik RagamSumber Keragaman JK DB KT F hitung P F tabel

Perlakuan 47,70487 3 15,90162 1,5714286 0,24757 3,490295Sisa 121,4306 12 10,11921

Total 169,1354 15Hipotesis

H0 : tidak ada perlakuan yang member pengaruh berbedaH1 : minimal ada satu perlakuan yang member pengaruh berbeda

KeputusanF hit < F tab ; gagal tolak H0Tidak ada perlakuan yang memberi pengaruh berbeda nyata pada SK 95%

Lampiran 2. Laju Pertumbuhan Bobot Harian (SGR)Data SGR setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

UlanganLaju Pertumbuhan Bobot

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit0 menit 0,88 1,15 1,21 1,032 menit 1,03 1,28 1,37 0,884 menit 0,63 1,21 1,19 1,166 menit 0,76 1,35 1,43 1,43

Rata-Rata 0,73±0,14 1,25±0,09 1,30±0,12 1,13±0,23

Tabel Sidik RagamSumber Keragaman JK DB KT F hitung P F tabel

Perlakuan 0,542976 3 0,180992 6,88379 0,005978 3,490295Sisa 0,31551 12 0,026293

Total 0,858486 15Hipotesis

H0 : tidak ada perlakuan yang member pengaruh berbedaH1 : minimal ada satu perlakuan yang member pengaruh berbeda

Page 61: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

KeputusanF hit > F tab ; tolak H0Minimal ada satu perlakuan yang memberi pengaruh berbeda pada SK

95%Uji Lanjut Tukey(I) Perlakuan (J)

PerlakuanBedaNilaiTengah(I-J)

KesalahanBaku

P Selang Kepercayaan95%

BatasBawah

Batasatas

0 menit 2 menit -0,4175 0,146095 0,060534 -0,85124 0,0162424 menit -0,6425* 0,004164 -1,07624 -0,208766 menit -0,3 0,146095 0,222863 -0,73374 0,133742

2 menit 0 menit 0,4175 0,146095 0,060534 -0,01624 0,8512424 menit -0,225 0,146095 0,445676 -0,65874 0,2087426 menit 0,1175 0,146095 0,851185 -0,31624 0,551242

4 menit 0 menit 0,6425* 0,146095 0,004164 0,208758 1,0762422 menit 0,225 0,146095 0,445676 -0,20874 0,6587426 menit 0,3425 0,146095 0,142146 -0,09124 0,776242

6 menit 0 menit 0,3 0,146095 0,222863 -0,13374 0,7337422 menit -0,1175 0,146095 0,851185 -0,55124 0,3162424 menit -0,3425 0,146095 0,142146 -0,77624 0,091242

*Nilai berbeda nyata (p<0,05)

Lampiran 3. Pertumbuhan BobotData Bobot rata-rata setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

Perlakuan UlanganBobot rata-rata(g) sampling ke-

0 1 2 3 4

0 menit

1 2,73 3,23 3,60 3,45 3,88

2 2,50 2,56 2,98 3,60 3,77

3 2,68 2,93 2,95 3,27 3,45

4 2,87 3,32 3,89 3,68 3,88

Rata-rata 2,69±0,15 3,02±0,34 3,36±0,47 3,5±0,18 3,75±0,2

2 menit

1 2,78 3,37 3,77 4,03 4,38

2 3,14 4,13 4,87 4,98 5,23

3 2,95 4,03 4,57 4,42 4,77

4 2,90 4,07 4,77 4,85 4,95

Rata-rata 2,94±0,15 3,9±0,36 4,49±0,49 4,57±0,43 4,83±0,36

4 menit

1 2,78 3,72 4,22 4,15 4,51

2 2,85 3,55 4,47 4,47 4,92

3 2,98 3,43 4,10 4,25 4,78

4 2,97 4,54 4,75 4,78 5,23

Rata-rata 2,89±0,09 3,81±0,5 4,38±0,29 4,41±0,28 4,86±0,3

Page 62: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

6 menit

1 2,78 3,42 3,70 3,83 4,20

2 3,10 3,43 3,78 4,03 4,40

3 2,87 3,37 4,25 4,33 4,55

4 2,83 3,25 3,70 4,22 5,00

Rata-rata 2,89±0,14 3,36±0,08 3,86±0,26 4,1±0,22 4,54±0,34

Lampiran 4. Pertumbuhan Panjang Mutlak (PM)Data panjang rata-rata selama pemeliharaan

Perlakuan UlanganPanjang rata-rata(cm) sampling ke-

0 1 2 3 4

0 menit

1 4,18 4,47 4,59 4,60 4,93

2 4,06 4,28 4,36 4,48 5,00

3 3,90 4,02 4,08 4,15 4,58

4 3,98 4,18 4,34 4,51 4,82

Rata-rata 4,02±0,12 4,23±0,18 4,34±0,21 4,43±0,19 4,83±0,18

2 menit

1 4,19 4,52 4,67 4,65 4,90

2 4,13 4,55 4,57 4,71 5,12

3 4,02 4,45 4,72 4,90 5,35

4 4,19 4,56 4,87 4,63 5,34

Rata-rata 4,13±0,08 4,51±0,04 4,7±0,13 4,72±0,12 5,18±0,22

4 menit

1 4,18 4,77 4,69 4,77 5,58

2 4,18 4,68 4,93 5,04 5,35

3 4,14 4,85 4,92 4,95 5,48

4 4,12 4,82 4,95 5,08 5,42

Rata-rata 4,15±0,03 4,77±0,08 4,87±0,12 4,96±0,14 5,46±0,09

6 menit

1 4,19 4,53 4,56 4,63 5,08

2 4,14 4,68 4,75 4,77 5,25

3 4,15 4,48 4,75 4,88 5,18

4 4,05 4,16 4,47 4,76 5,13

Rata-rata 4,13±0,06 4,46±0,22 4,63±0,14 4,76±0,09 5,16±0,07

Data PM setiap Perlakuan

UlanganLaju Pertumbuhan Panjang Mutlak

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit1 0,75 0,71 1,41 0,892 0,94 0,98 1,17 1,103 0,67 1,34 1,34 1,034 0,84 1,15 1,30 1,08

Rata-rata 0,73±0,17 1,04±0,27 1,30±0,10 1,02±0,09

Page 63: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Tabel Sidik RagamSumber Keragaman JK DB KT F hitung P F tabel

Perlakuan 0,506466 3 0,168822 6,503068 0,007339 3,490295Sisa 0,311524 12 0,02596

Total 0,81799 15Hipotesis

H0 : tidak ada perlakuan yang member pengaruh berbedaH1 : minimal ada satu perlakuan yang member pengaruh berbeda

KeputusanF hit > F tab ; tolak H0Minimal ada satu perlakuan yang memberi pengaruh berbeda pada SK

95%

Uji Lanjut Tukey(I) Perlakuan (J)

PerlakuanBedaNilaiTengah(I-J)

KesalahanBaku

P Selang Kepercayaan95%

BatasBawah

Batasatas

0 menit 2 menit -0,24 0,1142001 0,207366 -0,57905 0,099049

4 menit -0,5* 0,004306 -0,83905 -0,16095

6 menit -0,22 0,1142001 0,268191 -0,55905 0,119049

2 menit 0 menit 0,24 0,1142001 0,207366 -0,09905 0,579049

4 menit -0,26 0,1142001 0,158259 -0,59905 0,079049

6 menit 0,02 0,1142001 0,997982 -0,31905 0,359049

4 menit 0 menit 0,5* 0,1142001 0,004306 0,160951 0,839049

2 menit 0,26 0,1142001 0,158259 -0,07905 0,599049

6 menit 0,28 0,1142001 0,119505 -0,05905 0,619049

6 menit 0 menit 0,22 0,1142001 0,268191 -0,11905 0,559049

2 menit -0,02 0,1142001 0,997982 -0,35905 0,319049

4 menit -0,28 0,1142001 0,119505 -0,61905 0,059049

*Nilai berbeda nyata (p<0,05)

Page 64: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Lampiran 5. Data Rasio Panjang Usus Terhadap Panjang Tubuh (PU/PT)Ulangan 0 menit 2 menit 4 menit 6 menit

1 2,37 2,37 2,99 1,882 1,78 2,76 2,32 2,123 1,73 1,88 2,91 1,894 2,38 2,58 2,67 2,86

Rata-rata 2,07±0,35 2,4±0,38 2,72±0,3 2,19±0,45

Tabel Sidik RagamSumber Keragaman JK DB KT F hitung P F tabel

Perlakuan 1,002191 3 0,334064 2,321873 0,126867 3,490295Sisa 1,726521 12 0,143877

Total 2,728712 15Hipotesis

H0 : tidak ada perlakuan yang member pengaruh berbedaH1 : minimal ada satu perlakuan yang member pengaruh berbeda

KeputusanF hit < F tab ; gagal tolak H0Tidak ada perlakuan yang memberi pengaruh berbeda nyata pada SK 95%

Lampiran 6. Efisiensi Pemberian PakanData EPP setiap Perlakuan Selama Pemeliharaan

UlanganPerlakuan

0 menit 2 menit 4 menit 6 menit1 27,05 36,55 34,47 31,162 32,68 34,23 41,34 30,93 20,33 38,52 34,05 35,64 24,42 35,52 41,74 45,35

Rata-Rata 26,12±5,17 36,20±1,81 37,9±4,2 35,75±6,75

Tabel Sidik Ragam

Sumber Keragaman JK DB KT F hitung P F tabel

Perlakuan 340,95022 3 113,6501 4,868971971 0,019312 3,490295Sisa 280,10038 12 23,3417

Total 621,05059 15Hipotesis

H0 : tidak ada perlakuan yang member pengaruh berbedaH1 : minimal ada satu perlakuan yang member pengaruh berbeda

KeputusanF hit > F tab ; tolak H0Minimal ada satu perlakuan yang memberi pengaruh berbeda pada SK

95%

Page 65: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Uji Lanjut Tukey(I) Perlakuan (J) Perlakuan Beda Nilai

Tengah(I-J)

KesalahanBaku

P Selang Kepercayaan95%

BatasBawah

Batasatas

0 menit 2 menit -10,085 3,4162624 0,051475 -20,2275 0,057545

4 menit -11,78* 0,021676 -21,9225 -1,63745

6 menit -9,6325 3,4162624 0,064612 -19,775 0,510045

2 menit 0 menit 10,085 3,4162624 0,051475 -0,05755 20,22755

4 menit -1,695 3,4162624 0,958425 -11,8375 8,447545

6 menit 0,4525 3,4162624 0,999122 -9,69005 10,59505

4 menit 0 menit 11,78* 3,4162624 0,021676 1,637455 21,92255

2 menit 1,695 3,4162624 0,958425 -8,44755 11,83755

6 menit 2,1475 3,4162624 0,920852 -7,99505 12,29005

6 menit 0 menit 9,6325 3,4162624 0,064612 -0,51005 19,77505

2 menit -0,4525 3,4162624 0,999122 -10,595 9,690045

4 menit -2,1475 3,4162624 0,920852 -12,29 7,995045

*Nilai berbeda nyata (p<0,05)

Lampiran 7. Kualitas Air

a. Suhu

26.5

27

27.5

28

28.5

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hari

Suhu

Page 66: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

b. Oksigen Terlarut (DO)

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

7.4

7.6

7.8

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hariD

O

c. pH

77.17.27.37.47.57.67.77.87.9

8

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hari

pH

d. Daya Hantar Listrik (DHL)

2

3

4

5

6

7

8

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hari

DH

L

Page 67: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

e. Alkalinitas

0

10

20

30

40

50

60

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hariA

lkal

inita

s

f. Kesadahan

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hari

Kes

adah

an

g. Amonia

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hari

Am

onia

Page 68: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

h. Nitrit

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

0 2 4 6

0 hari

10 hari

20 hari

30 hari

40 hariN

itri

t

Lampiran 8. Total Penerimaan

Perlakuan SR (%)Ukuran Jumlah Harga Penerimaan Total

(Cm) (Ekor) Satuan (Rp) Penerimaan

(Rp) (Rp)

0 menit 100±02 - 4 cm 27 1000 27000

690005 - 7 cm 21 2000 42000

2 menit 95,84±4,81 2 - 4 cm 22 1000 22000 700005 - 7 cm 24 2000 48000

4 menit 100±02 - 4 cm 8 1000 8000

880005 - 7 cm 40 2000 80000

6 menit 97,92±4,172 - 4 cm 24 1000 24000

700005 - 7 cm 23 2000 46000

Page 69: WAKTU PAPARAN LISTRIK DALAM MEDIA BERSALINITAS 3 PPT …repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/59495/6/C10rar.pdf · DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN ... Mikrobiologi (2007/2008),

Lampiran 9. Kualitas Warna

Ikan Maskoki Mutiara Hasil Penelitian

Ikan Maskoki Mutiara Hasil Budidaya Tradisional