wakaf tunai produktif

download wakaf tunai produktif

of 7

Transcript of wakaf tunai produktif

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    1/16

    W A KA F TUN  IPRODUKTIF

    FajarHidayanto

    Universitas

     Islam Indonesia

     Jl.

     K aliurang

     K m 4,5 Yogyakarta

    Abstract

    The   cash

     waqfis one  of

      Islamic econom ic instrume nt

      to

     collect charity fund   from

      th e

    society   to be  used  for  public  interest but  this poten cial charity resource fund   is not

    benefited

      by

      Indone sian Moslems optimally yet especially

      in the are

      of

      productive

    economic activities. Contrary with other Islamic countries like   Egypt Jordan   and

    Bangladesh  that imp roved it to de velop th eir productive e cono mic activities to a lleviate

    poverty from their country. The  cash  waqafis new  waqf  mechanism   to  save property

    from

      individual interest

      to be

      used

     for

      public interest

      in

      order

      to

      gaining ridlo

      of

    Allah.  One of  Cash   Waqf  character  is  making people easy  and  cheaply  to do

      waqf

    because   th e  people   can buy   waqf  sertificate   as  akhirat investment depend   on   their

    ability  based on their intention. This mechanism makes   unrich   man possible to do

    waqf.

    Key word  :  Cash

     waqaf

    Islamic public finance charity

    resource

     funding productive

    activities.

    I

    Pendahuluan

    Wakaf mempakan suatu

     instrumen t

     ekonomi

     Islam ya ng

     belum diberdayakan secara

    optimal

      di

     Indon esia.

      Padahal

      disejumlah

      negara

      lain

     seperti; Mesir,

     Yo rdania

      dan

    Bangladesh, wakaf telah

     dikembangkan  sedemikian rupa,  sehingga menjadi sumber

    pendanaan yang tiada hab is-habisnya bagi

     pengembangan

     umat

      Hasanah, 2002 .

    Menurut arti

     istilah wakaf

     adalah penahanan harta

     yang mungkin dimanfaatkan

     tanpa

    melenyapkan bendanya dengan cara melarang menjual, menghibahkan

     dan mewariskan.

      Jatnika, tt: 15). Tu juan w akaf bukan

     sekedar

     mengu mpulkan harta atau

     sedekah

     serta

    sumbangan kemudian m enjadikan nya sebagai

      kumpulan

      harta kekayaan yang

      tidak

    produktif,

     sebaliknya kekayaan w akaf

     harus

     menjadi

     sumber dana

     yang

     senatiasa

     produktif

    unluk membantu

     kepentingan

     masyarakat. Misalnya untuk menum buh kembangkan sarana

    aktifitas

      ibadat, pendidikan , kesehatan, perumahan dan Iain-lain

     untuk

     kemaslahatan umat,

    sehingga mampu

     mengucurkan

     dana kepada m asyarakat ya ng sangatmem butuhkan.

    Mtikaddhnah V o l .  X V, N o . 2 6  J a n u a r i - J u n i  2009  1 5

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    2/16

    Fajar  Hidayanto

    Dengan demikian wakaf akan

     dapat mem berikan

     sumbangan yang tidak sedikit, untuk

    memenuhi kepentingan masyarakat dan bahkan sangat m ungkin m enjadi sumber dana

    (uang)

     dari

     m asyarakat

     untuk

     masyarakat.

    Dari sekian

     banyak

     ma cam harta yang dapat

     diwakafkan seperti

     yang sudah

     dikenal

    dan dipraktekkan oleh m asyarakat

      musl im

      Indonesia, seperti:wakaf  tanah dan wakaf

    gedung/bangunan, namun terdapa t

     satu ma cam bentuk w akaf ya ng

     belum dikembangkan

    secara

     m eluas di kalangan masyarakat,  yaitu  wakaf tunai (cash).

    Permasalahan mengenai wakaf tunai bagus sekali  untuk  dikembangkan bagi

    kepentingan

     u niat. Ha l ini sanga t relevan dengan aspek manajemen keuangan

     secara

    Islami.

    Menurut

     arti

     kata, wakaf berasal dari kata

     bahasa

     arab waqofa

    yang

     artinya me-

    nahan  sesuatu atau berhenti ditempat.  (A H

    1

      1988:80).

      Pengertian  menahan sesuatu

    dihubungkan

     dengan harta kekay aan, pada

     zam an sekarang ini sering diperhitungka n

    dengan

     sejumlah

     uang yan g bersimbul

     angka

     dan berlaku secara sah dalam setiap negara.

    Kemudian pem bay ara nnya dalam bentuk cash atau tunai dari kekayaan y ang dim iliki

    seseorang, itulah yang

     dimaksud

     dengan wa kaf

     tunai.

    Dalam

     uraian

     ini, pemaham an harta dalam bentuk uang tunai

     untuk

     diambil

     m anfaatnya

    haruslah sesuai dengan ajaran Islam atau lebih dik enal dengan

     kontrak

     m udlarabah dan

    menghindari praktek

     ribawi dalam

     implementasinya.

    Dasar syari'ah wakaf tunai memang tidak disebutkan langsung secara tegas dalam al

    Qur'an, tetapi makna ay at berikut dapat

     dijadikan sandaran

     hukum wakaf yang

     di

     dalamnya

    tentu termasuk w akaf tunai.

     Y aitu

     seperti firman A llah yang artinya:

      kamu

      sekali-kali tidak

      sampai kepada kebajikan  (yan g sempurna) sebelum ka m u menafkahkan

    sebagian  harta yang kamu cintai ,  dan apa  saja

      yang

      kamu

      nafkahkan ,

      maka

     sesungguhny a

    Allah

     m engetahuinya.  (QS.

     3:92).

    Sebagai catatan tafsir terhadap lafadz, tunfiquu mim maa tuhibbuuna

    bahwa

     yang

    dimaksudkan adalah

     m enafkahkan

     harta m ilik yang dicintai dan cara

     menafkahkan

     tentu

    menjadi

     bermacam-macam cara,

     seperti: m elalui shadaqah.

     Termasuk di

     dalamnya

     adalah

    melalui

     cara wakaf, dan wakaf dapat lebih khusus lagi dengan cara yang selama ini belum

    banyak

     dipraktekkan da n dikembangkan, yakni dengan

     m ewakafkan

     uang

     secara

     tunai.

    Sebagai

     dasar hukum sumber kedua ya itu as

     Sunnah,

     m ak a dapat disandarkan kepada

    sabda R asulullah M uhamm ad Saw. yang artinya sebagai berikut:

      Ap a b i l a  an ak A dam  (manusia)

      itu  meninggal dunia ,

      putus lah  seluruh  ama l p e r bu a t an n ya

    kecuali

      tiga  perkara ,

     yaitu:

      shadaqah  j a r i yah  yang pernah

      dibayarkan,

      i l m u  yang  dimil iki  dan

    be rm anf aa t  kepada

     o i a n g

      lain  serta  anak  shaleh

      yang

      selalu  member ikan  do'a  kepadany a .

    ( HR. M us l i m . t t ) .

     

    Mukadditnah

    V o l .

     XV, No. 26

      J a m i a r i

     

    J u n i

      2009

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    3/16

    Wakaf Tunai

     Produktif

    Sebagai

     penjelasan

     hadits

     di atas

     pada

     lafadz

      shadaqah jaariyah

    menjadi

     bermacam-

    macam

     cara orang  untuk

     melakukan

      shadaqah,  termasuk di dalamnya dengan cara

    menyisihkan harta untuk diwakafkan.

    Mengenai dasar hukum ketiga yang dapat diambil dari

     ijtihad ,

     hukum wakaf tunai

    dapat difahami sebagai

     pengembangan pemikiran

     dari adanya ketetapan, bahwa wakaf

    walaupun

     secara langsung tidak disebutkan

      dalam

     nash secara qath'i yakni dalam

     Al

    Qur'an dan as

     Sunnah,

     namun tidak

     terdapat

     perbedaan

     pendapat

     para

     ulama

     untuk

    mengamalkan wakaf kecuali hany a khilafiah pada pengertian Dzat yang harus abadi atau

    tidak

     tentang

     harta yang

     boleh diwakafkan.(Suhadi, 1999,hal.80).

    Sehingga

     hukum

     wakaf tunai termasuk kedalam

     faham

     yang sesuai dengan pemikiran

    ulama Malikiyah

     dan Hanafiyah

     yang membolehkan bahwa

     harta

     wakaf juga termasuk

    barang yang mungkin bisa tidak

     selalu

     abadi.

    Dalam hal ini, maka

     analogi

     terhadap hukum mubah menjadi tepat untuk dircle vansikan

    kedudukan hukum wakaf tunai berdasarkan kaidah yang menyebutkan bahwa segala

    persoalan itu

     pada

     dasarnya

     adalah  mubah (boleh) selama tidak terdapat

     dalil

     yang

    melarangnya

     (Hakim,tt).

     Seperti qaidah di bawah ini yang artinya:

      Pada dasarnya sesuatu

      i tu

      mubah

      ( d i b o l e h k a n )

      selama tidak terdapat dalil yang

    mengharamkan.

    Kemudian

     akan

      lebih kuat  lagi kedudukan wakaf tunai itu

     apabila

     dilihat  dan

    dipertimbangkan dari

     aspek manfaat

     dan mudharat, karena

     mudharat

     yang

     ditimbulkan

    hampir

     tidak ada, sedangkan manfaatnya sangat

     banyak,

     terutama untuk diorientasikan

    kepada usaha-usaha produktif dan

     manfaat

     jangka

     panjang.

    Akhirnya  keputusan memberlakukan  wakaf tunai

      dapat

      disamakan  dengan

    mendahulukan

     kepentingan untuk kebaikan. Dan nilai dari kebaikan wakaf itu secara

    umum senantiasa dipandang baik oleh kaum muslimin

     (Fatwa

     MUI, 2002).Terait dengan

    hal

     ini dikenal

     dengan adanya kaidah

      Al

     Istihsanbi-al-Urfi (Al Zuhaili, 1985) berdasarkan

    atsar Abddullah bin Mas'udr.a.:

    Artinya:

     Apa

     yang dipandang baik oleh kaum muslimin maka dalam

     pandangan

     Allah

    adalah

     baik

     dan

     apa

     yang dipandang buruk oleh kaum muslimin maka dalam pandangan

    Allah pun buruk pula. (musnad Ahmad).

    Selain

     dasar kaidah hukum

     di

     atas, dapat pula

     diperhatikan

     pendapat Imam

     Al Zuhri

    (wafat

      124 H),

     bahwa mewakafkan  dinar (uang) h u k u m n y a boleh. Caranya dengan

    menjadikan

     dinar tersebut sebagai modal usaha, kemudian keuntungannyadisalurkan kepada

    mauquf

     a la ih(Su 'ud '

     1997).

    Mukaddimah VoLXV No 6  J a n u a r i - J u n i

      2009  7

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    4/16

    Fajar

      Hidayanto

    Wakaf tunai diharapka n dapat menjadi sarana rekontruksi sosial da n pembangunan,

    dimana  mayoritas penduduk dapat

     ikut berpartisipasi.

     Untuk

     mewujudkan

     partisipasi

    tersebut,

     maka berbagai upaya

     pengenalan

     tentang arti

     penting wakaf tunai sebagai sarana

    menstransfer tab unga n para  aghniy a

    (orang

     kaya) kepada enterpreneurs (usahaw an)

    dan anggota m asyaraka t

     dalain

     menda nai berbagai aktifitas keumatan perlu dilakukan

    secaraintensif.  (Mannan,

     1999).

    Menurut Sy afi '

     i

     Antonio (2002),  sedikitnya terdapat

     empat

     manfaat

     utama dari wakaf

    tunai:

    1.  Wakaf uang j umlahnya bisa

     bervariasi

     sehingga y

     ang

     m emiliki

     dana terbatas

     sudah

    dapat

     memulai m emberikan

     dana waka fhya

     tanpahams

     m enunggu

      menjadi

     golongan

    menengah ke  atas terlebih

     dahulu.

    2.

      Melalui wa kaf uang,

     aset-aset

     wakaf yang berupa tanah-tanah kosong atau

     gedung/

    bangunan

     yang belum berfungsi dapat diberdayagunakan.

    3.

      Dana waka f tunai dapat un tuk mem bantu sebagian lembaga-lembaga Islam yan g

    cash  f lownya  terkadang ada, terkadang  tidak  ada,  dan  adakalanya mengga ji

    pegawainya

     dengan

     alakadarnya.

    4.

      Um at Islam  akan dapat lebih mandiri dalam mengembangkan syiar

     dan

     dakwah

    Islamiyah,

    Dalam

     cacatan

     sejarah Islam, waka f tunai sudah

     dipraktekkan sejak

     awal abad kedua

    hijriah.

     Diriwa yatkan oleh Imam Bukhari bahw a Imam Az Zuhri salah seorang

     u l ama

    terkemukadan peletak

     dasar tadwin

     Al

     hadist memfatwa kan,

     bahwa dianjurkannya wakaf

    dinar

     dan

     dirham untuk pembangunan sarana da wah, sosial

     dan pendidikan

     umat Islam.

    Caranya  adalah dengan menjadikan ua ng sebagai

     modal

     usaha

     kemudian menya ln rkan

    keuntungannya sebagai waka f.(Antonio: 2002).

    Di

     Indonesia w akaf tuna i

     secara kelembagaan

     belum

     banya k diperkenalkan,

     namun

    jika

     dicari kesama an

     berpijak dalam mengamalkan

     bentuk-bentuk

     w aka f oleh anggota

    masyarakat,

      secara

     kultural dapat  ditemukan pada

     bentuk

     w ak af gotong

      royong(Ali,

    1988:96).

     Cara ya ng ditempuh adalah dengan membentuk

     panitia

     buntuk mengumpulkan

    dana, setelah dana terkumpul anggota m asyarakat bergotong royong menyumba ngkan

    tenaga untuk pembangunan waka f

     yang

     dimaksud. Misalnya, membangun masjid, rumah

    sakit,

     sekolaha n,

     panti asuha n

     dan sebagainya.

    Dalam

     wakaf

     gotong royong ini hartayang diwakafkan itu

     terlihatpulapa da

     sumbangan

    bahan

      material atau lebih praktis berupa uang tunai. Uang tunai

      inilah

      yang akan

    menghantarkan suksesnya

     pembangunan

     ladi,

     kemudian dengan

     cara

     membersihkan batas-

    batas bagi rua ngan-ruangan bangu nan tersebut,

     untuk dijadikan

     wakaf oleh orang ya ng

    mewakafkan sejumlah

      uangnya.Dari cara bergotong roy ong

     seperti

     keteranga n

     di

     atas

    menurut

     penulis,

     budaya gotong royon g masyarakat

     Indonesia

     telah mewamai perwakafan

    1 g   Mukaddimnli

    Vol. XV,

     No. 26

     J a n u a r i

     - J u n i  2009

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    5/16

    Wakaf Tunai

     Produktif

    dalam

     bentuk

     uang

     tunai.

    Selanjutnya

      tulisan ini akan mengkaji model pengelolaan dan pengembangan

    dana.Berangkat

     dari

     uraian

     di

     atas,

     dapat

     dikembangkan dengan bermacam-macam

     upaya

    penggalian  dana yang tidak lain hanya dimaksudkan untuk berwakaf  serta upaya

    menginvestasikannya. Kemudian dalam pengelolaannya nanti memerlukan  suatu

    manajemen

     yang mungkin  baru dalam khasanah

     perwakafan

     di masyarakat Indonesia.

    Adapun macam sifat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

    1.  Wakaf Tunai

     M urni

     dan Umum

    yaitu makaf

     yang

     sifatnya

     tidak terdapat ketentuan berupa persy aratan dari wakif

    kecuali

     bahwa

     uang

     cash

     itu

     untuk

     didermakan

     menjadi

     harta

     wakaf.

    2. Wakaf Tunai

     Temporer

    Wakaf

     ini bersifat temporer dan memerlukan tenggang waktu tertentu

     seperti

     halnya

    mewakafkan buah dari pohon yang pada setiap musim

     panen

     seluruh

     hasil

     panennya

    diwakafkan

     setelah

     dijual

     menjadi uang, namun pohonya tidak diwakafkan, oleh

     karena

    berada di atas

     tanah

     yang tidak diwakafkan pula.

    3.

      Wakaf

     Tunai

     Spesifik

    Wakaf tunai spesifik ini sangat ketat dengan ketentuan yang

     mengikat dari

     wakif,

    dimana uang tunai yang diwakafkan

     hams

     sesuai

     dengan

     apa

     tujuan

      pembiayaan

    yang dimaksudkan wakif. Sebagai contoh uang wakaf secara khusus telah ditentukan

    yaitu

     hanya untuk mencetak dan menerbitkan buku-buku keislaman yang tidak

    diperjualbelikan.

    Membahas mengenai kedudukan wakaf di Indonesia, Bangsa Indonesia sampai saat

    ini belum memiliki Undang-undang tentang perwakafan, namun sedang dalam

     proses

    persiapan dan penggodokan [Dialog Jum' at,2003,12-2], maka

     layak

     kiranya apabila nanti

    dapat

     menyumbangkan

     pemikiran untuk wakaf tunai menjadi

     bagian

     yang diatur dalam

    undang-undang

     perwakafan di

     Indonesia.

    Lebih dari itu

     yang dititik

     beratkan dalam tulisan ini adalah mengkaji guna menemu-

    kan bagaimana manajemen pengelolaan

     dan

     pengembangannya secara modern sehingga

    akan dapat

     menj

     adi kemaslahatan

     umat

     untuk kehidupan di era sekarang maupun masa

    yang akan

     datang.

    Terdapat beberapa  persoalan

     jika

      wakaf tunai dikembangkan  secara  modern,

    diantaranya adalah:

    1.

      Pengelolaan dan pengembangan

     wakaf,

     persoalan ini muncul

     sebagai

     implikasi dan

    persoalan minimnyaperaturan dalam pengelolaan wakaf. Bentuk pertanggungjawaban

    pengelolaan wakaf yang standard, oleh karenanya menjadi belum dapat dilakukan

    atau

      pal ing

      tidak

      masih menjadi

      agenda tersendiri. Dalam  hal  ini  mek an i sme

    pengawasan

     sangat penting untuk

     diperhatikan Tohirin,2002).

    Mukaddimah VQ\ XV N Q 26   J a n u a r i - J u n i 2009

      9

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    6/16

    Fajar

     Hidayanto

    2.

      Profesionalisme

     dan

     Kesejahteraan

     Nadzir,

     Nadzir

     masih sering diposisikan sebagai

    kerja

     sam pingan

     sehingga cenderung dalam

     bekerjanya

     asal-asalan

     alias bekerja hanya

    dengan

     sisa-sisa

     waktu

     dan bukan perhatian

     utama,

     akibatnya kinerja Nadzir tidak

    optimal, sudah saatnya memodemisasi Nadzir sebagai profesi

     yang

     memberikan

    harapan k epada putra terbaik uma t,

     profesi

      yang memberikan kesejahteraan, bukan

    saja di

     akherat tetapi

     jug a di dunia

     (Antonio,2002)

     dengan kata lain  profesionalisme

    pengelolaan

     wakaf harus

     dilakuk an.

    3.

      Asas

      transparansi dan

      Accountability, dimana badan wakaf

      dan

      lembaga yang

    dibantunya harus m elaporkan

      setiap

     tahun aka n proses  pengelolaan dana kepada

    umat

     dalam bentuk

     Audi

     ted F inancial

     report,

     termasuk kewajaran

     dari m asing-masing

    pos

     biaya nya dengan

     menerapkan sistem informasi

     ma najemen SIM).

    4.  Alokasi wak af  tunai harus dilihat dalam bingka i  proyek yang terintegrasi , bukan

    bagian-bagian

     dari

     biaya

     yang

     terpisah-pisah,

     dengan proyek terintegrasi

     sesungguhnya

    dana wakaf akan dapat dialokasikan

     untuk

     berbagai program dengan segala macam

    biaya

     yang ternagk um di dalamnya.

    Beberapa

     persoalan

     mendasar

     diatas

     perlu

     diperhatikan dalam

     pengelolaan

     wakaf

    tunai,

     supaya target optima l dapat direalisir alau paling tidak pen ingkatan manfaat wakaf

    dapat dilakukan.

     E fektifitas

      peranan

      dan  pengelolaan wakaf akan tergantung pada

    bagaimana

     penyelesaian beberapa persoalan

     di

     atas

     dilaku k an. Efek tifitas pengelolaan

    wakaf  in i akan sangat

     positif dalam meningka tkan

      kesejahteraan  masyarakat  umat)

    sehingga dengan demikian

     kewajiban bersama  fardlu

     kifayah) dapat diwujudkan secara

    nyata

     dalam kehidupan duniaw i

     dan

     sekaligus kehidupan ukhrawi.

    II

    Mengenal Wakaf l\mai produktif

    Bagaimana

     operasional pengelolaan

     wa kaf tunai

     ?

     penulis

     berusaha

     menemukan

     cara

    bagaimana model pengelolaan wakaf tunai

     dan pengembangannnya,

     dengan merelevansikan

    teori

     penghimpunan dana

     secara konvensional

     sertapraktek-praktek

     wakaf

     produktif y ang

    sudah

     berjalan

     di masyarakat. Misalnya seperti:

    1.

      M.A.

     Mannan

     (2001),

     keberhasilannya

     mengembangkan sertifikat w ak af tunai

     di

    Bangladesh,  dikemukakan

     bahwa banyak sasaran

     yang bisa dicapai dengan wakaf

    tunai. M enurut

     perbankkan bisa menja di fasilitator u ntu k menciptakan wak af tunai

    dan  membantu dalam

     pengelolaan

      wakaf. Di samping itu mobilisasi tabungan

    masya raka t bisa dilak uk an dengan menciptakan wa ka f tuna i dengan mak sud untu k

    memperingati orang

     tua yang telah

     meninggal,

     anak-anak,

     dan

     mempererat

     hubungan

    kekeluargaan

     orang-orang ka ya.

    Wakaf

     tunai

     ju ga bisa

     meningkatka n

     investasi sosial

     dan

      mentransformasikan

    tabungan

     masyarakat

     menjadi modal,

     serta

     mem ba ntu pengemb anga n social capital

    20

      Mukaddinmli

    V o l .

     XV, No. 26

      J a n u a r i - J u n i

      2009

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    7/16

    Wakaf Tunai  Produktif

    market. Pengelolaan wakaf tunai

     di

     negara maju dikenal sebagai sektor

     derma. Pada

    sebuah artikel

     disebutkan

     (Republika,3-2-2003), yakni:

     Di

     era

     modern ini wakaf tunai

    yang dipopulerkan oleh M.A. Mannan  dengan

     mendirikan

     suatu  lembaga  yang

    bernama SIBL (Soc ia l Inves tment Bank Limi ted)

      di Bangladesh.SIBL

    memperkenalkan  produk sertifikat wakaf tunai

      cash,

     Waqf Certificate)

      yang

     pertama

    kali

     dalam

     sejarah perbankan, SIBL m enggalang dana dari

     orang kay a untuk dikelola

    dan  keuntungan pengelolaanny a disalurkan kepada

     rakyat

     miskin.

    Bangladesh

     merupakan

     negara berpendud uk

     m ayoritas

     miskin,

     hampir

     mirip

    dengan penduduk

     Indonesia

     yang kini penduduknya miskin

     mencapai

      60 ,

     apabila

    produk sertifikat ini cocok untuk Bangladesh,  maka  produk wakaf tunai inipu n

    berpeluang

     besar

     dan

     sesuai

     pula

     untuk

     Indonesia.

    2.

      W akaf tun ai sangat  potensial  dikembangkan di

     Indonesia, karena

     daya jangk au

    mobilitasnya  akan

      jauh  lebih merata

     kepada

      sebagian anggota

     masyarakat,

    dibandingkan

     dengan wakaf lain dalam bentuk

     harta fisik

     yang dilakukan

     oleh keluarga-

    keluarga

     yang

     relatif

     kaya

      Tohirin, 2002). Dalam

     upaya

     pengembangan

     wakaf tunai

    dikemukakan

     dua model; yaitu model dana abadi dan model perusahaan modal ventura.

    3.  Tentang bentuk wakaf di Indonesia

     pada

     umumnya berupa benda-benda  konsumtif.

    Bukan b arang-barang produktif.

     Adapun

     m engenai

     wakaf uang,

     dijelaskan sebagai

    bagian dari

     wakaf

     yang

     diberikan oleh perorangan ,yang

     dilakukan

     secara gotong

    royong, seperti; menyumbangkan tenaga atau bahan bangunan dalam rangka

    mem bangun m asjid, madrasah, rumah sakit dan Iain-lain. Adajuga anggota m asyarakat

    yang

     memberikanny a dalam bentuk uang, kemudian uang tersebut dikelola oleh

     panitia

    dibelikan bahan bangunan un tuk

     fasilitas

     u m u m . Ada

     pula

     cara m engalingi ruangan-

    ruangan bangunan tersebut un tuk

     dijadikan

     wakaf oleh orang yang m enyedekahkan

    uang. (Ali, 1998).

    4.  Didin H afidhuddin

      2003) m engemukakan bahwa

     banyak hikmah dan

     manfaat

     yang

    bisa diambil dari kegiatan w akaf tunai, baik bagi w akif maupu n bagi masy arakat

    luas.Misalnya seperti:

    -  Menunjukkan kepedulian dan tanggung jawa b

     terhadap

     kebu tuhan masyarakat.

    -  K eun tung an moral bagi wakif dengan mendapatkan

     pahala

     yang akan m engalir

    terus, walaupun

     wakif sudah meninggal du nia.

    -  Memperbanyak aset-aset yang

     digunakan

     untuk kepentingan um um y ang sesuai

    dengan

     ajaran Islam. Uang yan g diwakafkan dapat dijadikan modal usah a dengan

    sistem m udh arabah atau si stem bagi hasil lainnya. Keu ntungan dari bagi

     hasil

     itu

    diberikan untuk kepentingan um um .

     (Az-Z uhaily,

      1997).

    Wakaf

     uang

     dapat dijadikan sumber dana potensial bagi kepentingan

     peningkatan

    kuali tas

     umat.

     Seperti;

     pendidikan,

     kesehatan, kesejahteraan dan  sebagainya.

     

    Vu l .XV ,No .2 >  | inu in

     Juni  2 1 19  21

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    8/16

    Fajar  Hidayanto

    III

    Wakaf

     l\mai

     dan Prinsip euangan

     Publik

    Ditinjau dari

     aspek keuangan

     publik,

     wakaf

     tuai

     memiliki kedudukan yang

     samadengan

    dana zakat ,

     infak

     dan

     shadaqah,

     karena

     merupakan

     pranata

     keagamaan

     yang mem iliki

    kaitan secarafungsional dengan upayapemecahan masalah-masalah kemanusiaan, seperti:

    pengentasan

     kemiskinan

     dan kesenjangan

     sosial akibat

      dari perbedaan  dalam kepem ilikan

    kekayaan. Wakaf tunai,

     zakat,

     infak da n

     shodaqah (ZIS)

     dapat m enghapus

     sumber-sumber

    kemiskinan dan

     meratakan kekaya an dalam

     arti standar

     hidup

     setiap individu lebih

     teijamin.

    Semesdnya

     tidak a da orang

     atau kelompok masyarakat

     ya ng menderita,

     sementara sebagian

    orang

     lain

     hidup

     berlimpa h kemakmuran dan kemewahan

     karena mem iliki

     uang .

     Dalam

    pengertian

     yang demikian,

     maka

     wakaf

     tunai dan ZIS

     dapat

     diarahkan

     kepada

     tujuan

     yang

    sama

     yaitu

     mempersempit

     jurang

     perbedaan

     didalam

     masyarakat

     hingga

     batas

     yang pa ling

    minim.

    Menurut

     fakta, jumla h u ma t Islam

     di

     Indonesia yang mampu menunaikan kewajiban

    zakat terus bertambah. (Tulus, 2003,

     hal.148).

     Demikian jug a

     lembaga-lembaga

     wakaf

    yang telah

     ada berkembang

     dengan

     menyelenggarakan

     pengelolaan wa kaf tunai, wa kaf

    aset  (tanah ba ngunan). Sehingga ZIS dan wakaf tunai sangat potensial bagi ekonomi

    umat, terutam a

     dapat m enjadikan

     sumber

     keuangan publik.

    Dengan demikian

     dalam m embandingkan

      antara

      wa kaf tunai sebagai sumber ke-

    uangan publik dengan paja k yang dikenal sebagai sumber keuangan pu bl ik

     pula ,

     akan

    ditemukan prinsip

     yang

     berbeda, sehingga

     akan dapat menjadi

     pembeda

     dalam

     mengelola

    dan m engembangannya. Aspek waka f

     tunai dilihat

     dari

     segi

     prinsip keua ngan publik dapat

    dilakukan

      suatu upaya untuk

     membedakan

      antara waka f tuna i dan sumber-sumber

    keuangan

     publik.

     Walaupun sifatreligio-ekonomik

     wakaf tunai sangat

     membatasi untuk

    dapat mem bandingkannya dengan sumber keua ngan publik.Secara prinsip wa kaf tuna i

    berbeda dengan pajak

     (yakni

     pajak

     pendapatan),

     wakaf tuna i ha nya

     bersifat

     Good will

    (kemauan

     yang

     ba ik).Perlu

     diketahui

     bahwa

     wakaf tunai bukan merupakan harga maupun

    biaya.Sedang

     biaya

     merupakan

     pembayaran

     yang

     diharuskan,

     tetapi han ya dibaya rkan

    oleh mereka

     yang

     menerima jasa tertentu. (Mannan, 1993, 264).

    Dalam wa kaf tunai masalah

      keuntungan tertentu

    dapat

     ditimbulka n

     kemudian .

    Perbedaan utama antara w aka tunai

     dan

     harga

     setelah

     dalam kenyataan bahw a orang

    dapat menghindari ha rga dengan tidak membeli suatu jasa, karena harga adalah pembayaran

    untuk jasa yang bersifat bisnis. Contohnya; biaya  untuk me l aku kan

     per ja lanan

      haji,

    sedangkan

      wakaf tunai merupakan pengeluaran sukarela. Wakaf

      tunai

      juga bukan

    merupakan

     taksiran khusus ataupu n tarif. Batasan

     taksiran khusus

     adalah

     suatu

     sumbangan

    waj ib yang d ipungu t berdasarkan perbandingan kaedah khusus

     yang

     diperoleh,

     un tuk

    membiayai harga

     suatu

     perbaikan

     khusus

     pada

     harta benda yang dilakuka n

     demi

     kepentingan

    u m u m . Teori  faeduh perpajakan  yang merupakan

      dasa r

      penaksi ran khusus  b u k a n l a h

     \Jnkiitiiiini ih Vol. X V , N n 2 < >   |.mu,m

      -|nni

      2

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    9/16

    Wakaf

      Tunai Produktif

    pertimbangan

      utama wakaf tunai.  Kemudian  wakaf tunai berbeda dari  tarif

      karena

    u mu mn y a

     ditiap tempat,  tarif berbeda. Sedang

     wakaf

     tunai walaupun ditiap tempat dapat

    berbeda

     namun

     berlaku

     prinsip yang sama yaitu

    berderma

     di

     jalan

     Allah

    fi

     sabilillah)

    W alaupun antara wakaf tunai dan sumber-sumber keuangan

     pubik

     terdapat perbedaan,

    na m un wakaf tunai dapat dihubungkan dengan

     empat

     norma perpajakan Adam Smith,

    yaitu: persamaan, kepastian, kemudahan dan ekonomi (Mannan,2000).

     Menurut

     norma

    persamaan,setiap warga dari suatu negara sedapat  mu n g k i n harus menyumbang atau

    menyokong pemerintah, sebanding dengan penghasilan yang mereka peroleh dengan

    perlindungan negara. Dengan kesanggupan maksudnya adalah persamaan pengorbanan,

    dan

      bahan

     persamaan

      jumlah yang

      dibayarkan.

     Setiap  orang menyumbang guna

    pemeliharaan

     negara

     m enuru t

     kemampuannya karena itu orang kaya harus

     membayar

    lebih

     banyak pajak

     dari

     pada orang

     miskin.

     Hal ini berlaku dalam sistem modem  perpajakan

    yang menentukan pungutan pajak berdasarkan penghasilan seseorang. Sebaliknya wakaf

    tunai yang didapat dari seseorang (wakif) atas tabungan yang terhimpun dengan tarif

    yang tidak

     terbatas dan

     menjamin pengorbanan yang

     sama. Di

     samping

     itu

     wakaf tunai

    tidak dapat digunakan

     oleh

     negara dengan

     semaunya. Jelas

     dinyatakan bahwa bahwa

    tujuan wakaf tunai diperuntukkan bagi kepentingan orang banyak (umat), baik yang kaya

    maupun yang miskin, atau

     secara

     tidak langsung memperoleh

     m anfaat

     daripadanya.

    Menurut norma kepastian, pajak yang harus dibayar seseorang adalah pasti dan tidak

    dapat ditetapkan secara sewenang-wenang waktu pembayarannya. Jumlah yang akan

    dibayar,

     harus jekas dan nyata bagi si wajib pajak dan orang lainnya.

     Pembayar

     pajak

    harus mengetahui jumlah yang harus dibayarkan, sehingga

      ia

      dapat menyesuaikan

    pengeluaran dengan pendapatannya. Pembayar pajak juga harus mengetahui bila ia harus

    membayar dan

     mengapa

     ia harus membayar.Mengenai kepastian wakaf tunai, tidak ada

    perbandingannya. Karena

     ketentuan-ketentuan

     pokokny a ditetapkan oleh ketentuan agama

    dan tidak berubah-ubah berdasarkan ketentuan Ilahi.

    Menurut

     norma kemudahan, dinyatakan bahwa setiap

     pajak

     harus direncanakan

    sedemikian rupa

     sehingga

     hanyam engam bil dari

     kantong rakyat sesedikit mugkin, disamping

    yang dimasukannya kedalam

     perbendaharaan

     negara (Treasure). Ketentuan tentang

    pembayaran wak af tunai pun harus dibuat

     sesederhana

     m ungkin sehingga tidak diperlukan

    pengetahuan khusus

     untuk mengetahuinya, karena

     itu

     biayanya pasti menjadi ekonomis.

    Ba h w a landasan

     wakaf

     tunai ini adalah syar'inya dapat disandarka n pada al

     Qur'

     an dan

    as

     Sunnah

     serta

     ijtihad ulama,

     sehingga

     arti

     penting

     inilah

     yang menyebabkan wakaf tunai

    menjadi  suatu

     ibadah

     yang sanga t t inggi kedudukannya , dengan demikian  menjadikan

    m u dahn y a

     pelaksana an,

     tidak m emberatkan d an

     d i lakuka n

     dengan suka rela.

    Perlu ditambahkan bahw a dewasa  i n i dengan m a k i n  tersosial isasinya pern ah

     a

     m an

    w a k a f

      t u n a i   pada  masyaraka t  m u s l i m

      d i

      Indones ia ,  para  a h l i   e k o n o m i  m u s l i m t e l a h

      ukaddimnh

    V. i l .  X V ,

     N o .

      2 < i

      K i n i u r i

      -  J u n i  2 W )

      3

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    10/16

      ajar  Hidayanto

    menambahkan du a

     norm a

     lagi mangenai wakaf tunai,yaitu norma

     produktifitas

     dan

     norma

    elastisitas.Tidak perlu dikatakan b ahw a wakaf tuna i

     sangat

      konsisten dengan norma

    produktivitas

     karena

     dikenalny a

     pajak pada

     uang

     yang menganggur datum  bentuk wakaf

    yang dengan sendirinya meny alurkan hasil pajak itu ke bidang produksi, sehingga pada

    gilirannya dapat

     m enambah kekayaan

     nasional

     suatu

     negara. Lebih dari itu

     dimungkinkan-

    nya nilai produktif itu

     dapat

     dilakukan

     dengan

     pengembangan-pengembangan

     dana

     m elalui

    berbagai usaha dan investasi yang

     m enguntungkan.

     Dalam

     is t i lah

     elastis, w aka f tuna i

    tidak

     m ungkin

     dicegah oleh kebijakan

     apapun dari

     negara, namun

     pada perubahan keadaan

    tertentu

     pemerintah dapat me m buat dan menetapkan pa jak baru.Di negeri m anapun t idak

    terdapat pajak yang mem enuhi setiap norm a di atas (Mannan, 2000).

    Dewasa  ini

     semua

     pajak

     terpaksa

     m elanggar

     beberapa norma.

     W akaf

     tuna i

     sebagai

    suatu instrum en keuangan

     Islam i,

     tidak hanya

     me m enuhi sebagian

     besarprinsip

     perpajakan

    tetapi jug a mem iliki keun gg ulan tertentu dibandingkan dengan pajak m odern. D ibanding

    dengan pajak modern, wakaf tunai memiliki kenggulan tertentu atas pajak.

      Sekurang-

    kurangnya dalam

     tiga hal.

     Pertama,

     penghindaran pajak merupakan

     masalah

     serius

     bagi

    pemungutan

     pajak

     modern, setiap

     orang

     tahu bahw abany ak orang berusaha

     mengh indari

    pembayaran pajak

     pen ghasilan dengan m em berikan keterangan palsu. Masalah praktek

    seseorang

     menipu dalam hal mem bayar w akaf tunai sangat

     kecil kem ungk inannya

     karena

    sifat religius

     ekonomiknya,

     dalam bidang ekonomi, w akaf tunai merupakan penyerahan

    uang

     dengan sukarela

     kepada

     kehendak Allah. Kedua, sum ber utama w akaf tunai yang

    merupakan kekayaan uang tertimbu n dan t idak digunaka n, dipakai

     untuk

     tujuan mul ia .

    Melalui

     wakaf tunailah terdapat ja lan untuk menggali kekayaan yan g tert im bun untu k

    dimanfaatkan  bagi kesejahteraan  masyarakat  yang  lebih

     besar.

      Karena wakaf tunai

    termasuk tuntunan agama, maka kerjasam a yang ikhlas dari pribadi yang bersangkutan

    untuk

      m engeluarkan

      kekayaan uangnya yang tert imbun dapat  terjadi.  Pada sistem

    perpajakan

     modern, kerjasama

     ini

     tidak

     akan

     mudah

     terjadi karena

     tiada

     seorangpun ya ng

    bersedia mem berikan keterangan

      tentang

     rahasia hartanya yang t e r sem bunyi  kepada

    negara. Sesungguhnya wakaf tunai mencegah

      kecenderungan

      menimbun uang  dan

    merupakan dorongan yang k uat untuk berinvestasi dalam tujuan yan g produktif, karena

    Islam  m emperkenankan labadan persekutuan.

     (QS:4:29)

    Tujuan  wakaf tunai

     telah jelas untuk kepentingan u m u m

     (umat)

     seperti

     halnya pada

    wakaf-wakaf

      harta

     yan g lain. Jadi

     pe rintah

     tidak diperkenank an

      m embelan jakan

      uang

    yang

     didapat dari w akaf tuna i dengan sesuka ha tiny a, tetapi peng hasilan y an g dip un gu t

    dari pajak

     dapat

     dibelanjakan m enurut

     kehendak pem erintah. Dipandang secara em piris,

    pendapatan

     pajak

      tidak selalu dibelanjakan  untuk tujuan produktif . Disam ping itu waka f

    tunai  tidak terasa seperti pajak

      penghasilan,

     namun pem bayaran wakaf tunai merupakan

    tun tunan  l a h i yang

     akan dibayarkan

     orang deng an

     sukarela.

      Mnkintttiintili

    V o l . XV, No.  n

      l . inu . i r i

     -

      l i m i

      20 IW

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    11/16

    Wakaf

     Tunai roduktif

    IV engelolaan dan  engembangan Wakaf Ttanai

    Siapapun  boleh mengelola aset

     wakaf

     apakah  ia perorangan atau  lembaga pemerintah

    ataupun

     non

     pemerintahan

     sepanjang

     pengelola

     tersebut

     dapat memegang  amanah

     untuk

    mengelolanya

     dan memberikan

     benefit  kepada  yang

     berhak menerima

     (Republika

     on

     line).

    Sabahat

     Umar  bin Kha ttab ra.

     pernah melakukan  wakaf

     dan

     menunjuk

     dirinya

     sendiri

    sebagai pengelola.  (HR.  Muslim).  Demikian

     jugadeng an

     Usman

     bin

     A ffanra,,

     juga

     pernah

    mewakafkan

      sebuah sumur yang mensuplai

     a ir  minum

     untuk penduduk Madinah yang

    dikelola oleh masyarakat tanpa intervensi

     pemerintah  saat  itu.

     Namun

     demikian  pengelolaan

    harta

     wakaf oleh pemerintah  juga

     tidak

     dilarang.  Inilah yang dicontohkan   dan  dilakukan

    selama periode ottoman yang membentang dari  peralihan

     abad

     ke

     XVII  hingga

     permula-

    an  Perang

     Dunial

     pada 1914,  sistem wakaf  diubah  dari pengelolaan   yang  didominasi oleh

    kalangan eli

     t

     politik dan  agama,

     menjadi

     sistem  yang  amat

     dipengaruhi

     serta

     dikontrol

     oleh

    negara. (Dumper,  1994).

    Di Indonesia  banyak

     ditemui

     wakaf  itu  dikelola

     oleh

     suatu

     lembaga

     yang  disebut

    sebagai yayasan. Adapun pemerintah hanya berperan  sebagai pencatat  registrasi  yang

    mana  dilakukan

     oleh

     Departemen Agama  RL  Seiring

     dengan berkembangny

     a  pengelolaan

    wakaf

     di Indonesia,

     dapat dilihat contoh dari lembaga atau yayasan asrama

     dan

     masjid

    Syuhada

    dan

     wakaf tunai dompet   dhu afa.  Dari keduanya penulis

      di

     sini mendapat

    informasi,

     bah wa

     pengelolaannya masih

     sangat  sederhana.

    Seperti yang dijelaskan oleh  salah  seorang yang ditugasi memberikan informasi

     dan

    menerima wakaf tunai di   kantor yayasan asrama   dan  masjid   Syuhada

    Yogyakarta

    (Hermiyanto)

     bahwa

     wakaf tunai  di  sini,  dimul ai

     sejak

     bulan  September  2002 dengan  satu

    program khusus  dalam rangka

     membeli

     sebidang tanah  dan bangunan yang  berada  di

    seberang jalan depan masjid Syuhada .

     Karena  membutuhkan dana

     berupa

     uang tunai

    untuk

     itu dibuka

     penerimaan

     wakaf  uang

     tunai dengan nominal angka minimal R p.

     100,000,-

    yang

     selanjutnya

     wakif

     akan mendapatkan  sertifikat  wakaf tunai yang

     dikeluarkan

     oleh

    pengurus

     yayasan asrama dan masjid  Syuhada .  Untuk uang wakaf tersebut langsung

    dapat

     dibayarkan

     melalui  kantor  di  komplek masjid  Syuhada atau dapat

     juga

     dimasukkan

    rekening

     pada Bank

     BNI.

    Selain itu, model pengelolaannya  belum diterapkan

     cara-cara

     tertentu,  kecuali uang

    wakaf

     itu

     akan dioperasionalkan oleh pengurus yayasan. Dari keterangan

     in i

     maka  dapat

    disimpulkan bahwa, pengelolaan yang masih

     bersifat

     sederhana

     itu karena

     masih berupa

    program

     permulaan dan

     terbatas

     untuk

     kebutuhan

     jangka

     pendek,

     sehingga belum

     nampak

    arah

     pengelolaan yang

     menuju

     program-program  produktif.

    Lain

      lagi

      dengan

     penjelasan

      dari   pengelola

     wakaf

      tunai

     dompet

     d h u a f a

     (Sudarto),

    diperoleh  keterangan

      b a hwa

      wakaf   tuna i   yang   te lah

      d i ke lua rkun

      d i a k u i n y a

     sebagai

      tiktuliliiunlt

    V o l . X V ,

     N o .  2 h   hmuri   -   l u n i   200 J   2 5

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    12/16

    Fajar  idayanto

    pengga l i an

     d a na

     w akaf yang

     m a s i h secara

      iradisional. M a k s ud n y a cara-cara

      tertentu

    selain

     yang

     telah

     biasa di lakukan

     oleh

     masyarakat selama ini belum diterapkan. N a m u n

    d iband ing deng an wakaf tunai

     di

     m asjid Syu ha da' Yogyakarta, wakaf tunai dh u'afa telah

    mencanangkan

     tiga program p roduktif yang m asih

     dalam proses

     penggalian dana.

     Pertam a,

    untuk

     mendirikan Rum ah

     Sakit yang

     nantinya

     hasil operasionalny

     a akan

     terus dikem bangkan.

    Kedu a ,

     uang wakaf yan g di te r im a aka n di jadikan m odal usah a

     ternak dom ba . Kettga,

    uang wa kaf didepositokan pada B ank

     Syari 'ah.

    Dari

     ket iga

     program tersebut, sem uan ya

      adalah usaha-usaha

     produktif ya ng t idak

    boleh

     habis atau berkurang

     sedikitpun ,

     sehingga bentuk-bentuk usaha i tu nantiny a akan

    terus berkembang

      dan

      bervariasi

      serta

      bermanfaa t

      bagi masyarakat

      luas

      dengan

    menerapkan

     prinsip

      substansi

     dari harta

     wa kaf tidak boleh habis

     dikonsumsi,

     nam un profit

    dari

     uang wakaf

     itulah

     yang

     dapat digunakan oleh

      beneficiary .

    Mengkaj i

     dari

     contoh

     pengelolaan wakaf

     seperti

     telah

     disebutkan di atas,

     belum lah

    dapat menjawab bagaimana sebaiknya dan

     seharusnya

     w akaf tunai itu

     dikelola. Upaya

    meningkatkan

     penggalangan

     wakaf tunai

     sesuai

     dengan peranan w akaf dalam

     m enyediakan

    barang dan jasa

     publik bagi m asyarakat yang

     begitu

     luas

     m eliputi:

     pendidikan, kesehatan,

    dan

     infrastruktur

     lainnya. Menun jukkan peranan

     sosio-ekonomis

     dari

     lem baga

     wakaf yang

    sangat

     signifikan.

     (Tohirin,

     2002

    Implikasinya adalah

     bahwa

     pengelolaan lembaga wak af

    tunai harus betul-betul

     efektif

      dan efisien

      dengan

      tolok

     ukur

     utama yakni kontribusiny a

    dalam

     meningkatkan kesejahteraan

      masyarakat (umat)

     secara keseluruhan.

    Kontribusi lembaga wakaf dalam pendidikan adalah

     m a m p u

     men yediakan

      sarana

    pendidikan

     baik secara

     kuantitatif m aup un kualitatif. Dari

     aspek in i

     sangat

     jelas

     d a m p a k

    yang

      dihasilkan pada bidang pendidikan yaitu

      semakin

      terbukanya

      peluang

      u n tu k

    mem peroleh pendidikan yan g

     lebih

     luas.

     Sehingga lebih

     banyak

     angg ota

     m asyarakat yan g

    m a m p u m engakses

     fasilitas pen didikan tersebut.

    Pada  akhirnya

     Sumber

     Daya M anusia (SDM)

      menjadi lebih

     baik

     dan

     m a m p u

      m e-

    ningkatkan

      produktifitas

     mereka dalam berkarya, sehingga kesejahteraan masyarakat

    secara otom atis

     akan

     terangkat.

     Di

     sisi

     lain, sum bangan wakaf dalam

     bidang kesehatan

    akan

     mendorong m eningkatnya penyediaan layanan

     kesehatan yang lebih baik.

     Panti usuhan

    anak

     yatim dan orang miskin

     yang

     bermula

     dari harta wa kaf,

     juga

     m em berikan kon tribusi

    yang

     tidak kecil bagi

     upaya

     m enjamin

     kehidupan

     orang m iskin dan

     kaum dhua'Ya,

     sehingga

    hal in i sanga t m em ban tupengem bangan

     keh idupan sosial m asyarakat.

     Dampak

     positif

    yang lain

     sama,

     terma suk

     bidang infrastruktur.

    Pengelolaan

     w a k a f tuna i m enjad i pe n t ing ag ar dapa t mencapa i has il yang op t im a l

    meia lu i

     pe nge lo la a n y a ng baik . D a l a m menge fekt i fkan  pe ra na n w a k a f t una i  in i pen t ing

    un tuk di t ekankan bahwa,

     inekanism e

     ( lembaga ) wakaf sebagai salah satu di antara bagian

    -  bagian dari seklor sukare la . m e m p u n y ai

     d u a  fungsi

      pent ing

     ya i iu :

     fungsi  d is t r ihus i da n

    26  Mitkiuiiliiunh Vol

    XV No.2d

     l.inniri

     Juni

      2 HW

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    13/16

    Wak af Tunai

      Produktif

    fungs i

      manfaa t .  Fungsi tersebut sama seperti

      fungsi  anggaran

      negara yan g banyak

    diformulasikan

     dalam konsep keuang an publik (Publik Finance) m aupun konsep  kebijakan

    fiskal

     dalam ekonom i m akro.

     N a m u n

     dem ikian orientasi peng elolaan

     wakaf

     tun ai tidak

    dapat  begitu  saja  m eng adopsi konsep-konsep fiscal, disebabkan adan ya perbedaan

    mendasar baik dalam bentuk m aupun sumbemya. Wakaf tunai merupakan sumber aset

    yang  m emberi

     m an faat sepanjang

     masa da n

     dapat menjadi sumber

     dana

     perekonom ian

    yang

     senantiasaproduktif

     dan m emberi kontribusi finan sialbagi m asyarakat. Oleh karena

    itu,  lem baga w akaf harus

      memiliki dua

     j iwa sekal igus yai tu j iwa lem baga swadaya

    masyarakat

     (LSM)

     da n

     j iw a lem baga keuang an

     syari 'ah

      (LKS).

    Sebagai  lembaga  swadaya  masyarakat,

      lembaga

      wakaf tunai adalah  lembaga

    pemberdayaan

     yang

     m empunyai

     tujuan

     m ulia

     yaitu

     m emberday

     akan

     sebagian kekayaan

    orang yan g m am pu agar m ew akafkan uang nya dalam rang ka am al shaleh

     dan  turut

    berpartisipasi m ewujudkan

     kesejahteraan

     m asyarakat

     dengan uang

     tunai yan g

     diwakafkan.

    Dalam peranan

     ini peng elola yaitu  nadzir harus faham , serta

     m enyatu

     dengan

     mas yarakat

    dan

     lingkungan nya terutam a yang berada di

     w ilayah

     kerjanya. Nadzir harus tahu

     persis

    kondisi religius, sosial budaya, m aup un ekonom i m asyarakat di sekitarnya. Pemahaman

    yang  menyeluruh dan mendalam akan m embantu dalam

     meng embangkan

     program -program

    wakaf tunai

     sehingga

     akan dapat

     menyelesaikan

     problematika secara

     m enyeluruh

     pula,

    Di sisi lain, nadzir wakaf tunai adalah peng elola keuan gan karena m eng him pun dan

    menyalurkan  dana dari, dan kepada m asyarakat

     berupa

     wakaf dalam bentuk uang tunai,

    Pada

     dasarnya

     uang tunai yang diterima nadzir, tidak terlepas dari realisas i keim anan

    seseorang terhadap sya ri'ah Islam .

     U n tuk itulah diharapkan

     nad zir harus bisa

     m engelola

    uang

     wakaf yang terhimpun

     dengan m enanam kan pada upaya-upaya pengembangan dana

    melalui investasi secara lan g sun g m aupun secara t idak lan g sun g , sehing ga uan g terus

    dapat berputar dan  beredar,  serta tetap

     berfungs i

      sebagai uang. Terjaga keutuhan d an

    senantiasa

     aman

     posisinya,yang

     akhimya

     mendatangkan pendapatan

     yang ting gi, yang

    sesuai dengan sya ri'at. Ada sebuah ung kapan yang men gingatkan pada kita

     semua,

     dari

    sahabat

      Ali

     bin A bi Thalib ra., bahwa  kebenaran tanpa penataan (man ajem en) akan

    dikalahkan oleh kebathilan yan g tertata rapi (Atsar Ali ra.)

    Dari uraian di

     atas dapat diambil suatu pelajaran , bahwa n adzir wakaf harus m emiliki

    kemampuan man ajerial yan g baik

     dan

     kuat, terutama pada aspek m an ajem en keuang an

    yang

     m encakup;

     perencanaan,

     pengelolaan,

     dan

     peng endaliann ya.

     (Tohirin ,

     2002).

      Investasi Syari ah

    Tentang praktek peng elolaan w akaf

     tunai

     yang di lakukan deng an  memanf aa tk an

    j a s ape rbank an   s e h i n g g a a k a n m e n i n g k a t k a n in v e st as i

      sosial dan

      men t rans fo rmas ikan

    tabungun m asyarakat menjadi modal dan jugadapat

     m emban lu

     pengem bangan sosial capital

      nknttfliimihVol. XV.ND.2f

    l.muari-  lutii

      20(19  27

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    14/16

    Fa ja r  H idayan to

    market. (Mannan,

     200 ).

     Konsep ini

     lebih  menu nj ukkan

     pada

     in  vestasi

     tidak langsung dari

    wakaf

     tunai

     yang dipraktekkan

     melalui

     jasaperbankan

     terutam adengan

     m enyimpan

     uang

    tunai

     secara am an sebagai

      tabungan

     atau mendepositokannya , dari

     keduanya  akan

     dapat

    menghasilkan

     keuntungan

     dari pembagian bagi

     hasil  (mudha rabah)

     yang

     telah  disepaka ti

    dengan  fihak  bank.Banyak  h ikmah  da n  manfaat yang

     dapatdiam bil dari

     operasional

     w akaf

    tunai,

     baik

     bagi

     w akif maupun

     bagi

     masyarakat  luas. (Ha fidudin, 2003). Ini

     lebih

     menunjuk-

    kan

     kepada aspek

     distribusi  manfaat

     dengan aloka si dana ya ng tepat

     da n  terencana , seperti

    uang w akaf  dapat  dijadikan  modal  usaha  denga n sistem bagi  hasil  (mudhara bah), kemudian

    dapat

     pula

     dijadikan

      sumber dana  potensial bagi kepentingan peningkatan k ua litas

     uma t

    seperti; pendidika n,  kesehatan,

     dan

     kesejahteraan ma syaraka t.

    Berangkat dari

     konsep

     di

     atas,

     penulis

     dapat

     mendiskripsikan

     sebuah

     rangkuman

    pendapat mengenai ma najem en w akaf tunai ya ng perlu

     dicarikan

     inovasi

     da n alternatif

    model pengelolaan

     dan

     pengembanga nnya dengan

     m engajukan

     konsep

     pemikiran

      sebagai

    berikut:

      Ba hw a w akaf tuna i yang belum banyak

     dikembangkan  di

     tengah

     masyarakat

    muslim

     Indonesia

     keduduka nnya

     hams  disejajarkan  dengan

     wakaf

     aset

     lainnya,

     baik m elalui

    gerakan organisasi w akaf ya ng sudah   ada  ma upun mela lu i gerakan  khusus sebagai

    organisasi baru yang han ya mengelola satu bidang wa kaf tu nai . Gerakan w akaf tunai

    akan  tidak  memiliki arti ma na kala

     tidak

     dipikirkan konsep m ana jemen pengelolaan yang

    sebaik-baiknya  di

      n k  ukan

      dan  satu  bagian  terpenting  dalam pengelolaan

     w akaf tunai

     adalah

    aspek

     pengembangan dana, sehingga

     wa kaf dalam

     bentuk

     uang tunai  itu

     senantiasamenjadi

    dana  berkembang da n  pemanfaatannya  tidak  kemudian

     menj

     adi

     aset

     uang  tersebut

     sebagai

    dana  konsum tif  sekaligus

     dana

     habis pakai.

      Ba hw a satu model pengelolaan  dan pengembangan w akaf tunai  dimaksudkan

    sebagai upaya menjadikan dana umat tersebut adalah dana produktif.

      Un tuk   dapat

    menjadikan

     w aka f tunai itu produktif,

     maka

     ua ng tunai terlebih  dahulu

     harus

     dihimpu n

    dalam  j umlah  ya ng tidak sedikit, sehingga perlu ditemu ka n

     cara-cara

     y an g rea listis   dan

    efektif dalam ra ngka memobilisir dana.

    V

    esimpulan

    Berdasar

     pada analisa dan pembahasan yang  telah dilakuka n

     penulis, maka

     dapat

    disimpulkan sebagai berikut:

    Manajemen

     w a k af

     tunai

     diimplementasikan da lam

     bentuk

     pengelolaan dana w akaf

    yang berupa

     ua ng di laku kan

     oleh  penguru s lembaga  w a k af

     d an

     disebut sebagai na dzir.

    Mereka adalah   t enaga

      profesional

      yang   h a r u s  memi l ik i   kemampuan berorganisas i

    memahami

      pe rekonomian   khususnya   b idang

      keuangan   I s l ami ,   da n

      d i d u k u n g

      o leh

    pengetuhuan ihn u  sya r i ah

     y ang

     m u m p u n i .  serta  a n i anah   le rhadap

     tugasnya.

    2 S  Mukatitliintili V o l .  X V ,

     N o . 2 o

      J . m u . i r i -   l u n i  2009

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    15/16

    W a k a f Tunai Produktif

    Tugas

     mengelola

     wakaf

     tunai

     meliputi

     berbagai

     upaya  dari  penggalian potensi

     wakif

    di   tengah

     m asyarakat ,

      sosialisasi

      dan penggalangan

      dana serta penghimpunan

     dana,

    kemudian

      dengan

      himpunan

      jumlah

      wakaf tunai yang banyak

      nadzir melakukan

    pengembangan

     dana

     agar

     nom inal uang tunai dapat

     berputar dan  berfungsi,   sehingga

     dapat

    menghasilkan

      pendapatan

      atau

      keuntungan yang maksimal. Untuk selanjutnya dari

    pendapatan  atau keuntunga n dapat  didistribusikan ,

     sedangkan

     pokok uang wakaf tetap

    terjaga  keutuhan jum lah dan nilainya , yang senantiasa berputar dan berfungsi  sebagai

    uang tunai yang  produktif.

    Untuk melakukan penghimpunan dana

     wakaf  maka

     sangat

     diperlukan

     upaya mobilisasi

    yang

     efektif

     dan

     secara

     empiris  dapat

     m eniru

     model

     yang  telah

     berhasil

     seperti

     m enerapkan

    praktek   sertifikasi   yang  mudah

     dalam

     pelayanan dan

     penyelenggaraan

     administrasi  atau

    dengan model da na  abadi  yan g dapat

     ditunjukkan

     sebagai

     eksistensi

     dana organisasi yang

    selanjutnyamenjadi  dana  wakaf tunai. Kemudian  dapat juga m enerapkan  model endowment

    fund  yang  m emberikan  contoh kreatif

      dan

     inovatif bagi nadzir dalam mendesign  cara

    memperoleh

     dana. Dapat juga menerapkan model donasi yang

     lebih

     fam iliar

     dan

      telah

    laku di m asyarakat

     yang

     di

     dalatnnya

     ada  w ujud

     partisipasi sosial yang  religius

     serta praktek

    gotongroyong.

    Himpunan

     harta

     wakaf tunai dalam jumlah nominal yang banyak

     harus

     dijaga keutuhan

    da n  keamanannya,

     sekaligus dapat berputar serta berfungsi sebagaim ana m anfaat uang.

    Namun apabila

     dialihfungsikan

     seperti untuk  membeli tanah dan  bangunan mak a telah

    berubah

     menjadi

      bukan

    w akaf tunai .Oleh

     karena

     itu  harus  dilakukan   pengembangan

    yakni  melalui

     berbagai model

     investasi baik

     secara

     langsung maupun

     investasi

     tidak

     langsung,

    dengan memilih langkah-langkah

     pilihan

     yang  mempertimbangkan tingkat

     keamanan dan

    keutuhan  dana,  keuntunga n maksimal dan m enghindari tingkat resiko yang  tinggi.  Model

    pengembangan dalam

     prioritas

     investasi dapat disus un urutan p ilihan sebagai

     berikut:

    pertama,

     disimpan  sebagai

      tabungan

     dan  deposito

     pada

     bank

     syari  ah.

     Kedua,

     ditanamk an

    dalam reksadana syari ah. Ketiga, ditanamkan sebagai modal gadai  sya ri ah.  K eempat,

    untuk   mem beli obligasi syari ah. Kelima, unt uk membeli saham syari ah.

     Keenam,

    ditanamkan

     pada

     perusahaan  modal ventura.

    Distribusi wakaf tunai

     hanya

     dapat dilakuka n dengan mengalokasikan dana dari hasil

    investasi, adapun uang pokok

     wakaf

     harus tetap  terjamin,  senantiasa berputar  dan  produktif,

    kemudian

     untuk mencapai tingkat m anfaat mak simal, m aka diperlukan program-program

    distribusi dengan mengalokasikan

     pembiayaan

     atau bantuan untuk pengembangan

      sektor

    nil, baik yan g

     bersi

     fa t

     produktif,

     seperti

     pinjaman

      kreditmikro  atau

     untuk

     subsidi penyeleng-

    garaan

     pendidikan,

     serta pem biaya an  atau  bantuan yang  dapat

     langsung menye ntuh

     untuk

    pemenuhan  kebutuhan konsumti f

     ma syarakat ,  seperti;

     layanan kesehatan  C u m a -C u m a

    dan beasisw apendidi kan bagi dhiTafa

    1

    .

     

    V o l .

     X V ,  N u . 2 h

      J a n u a r i J u n i

      2 1 1 9

      2 9

  • 8/19/2019 wakaf tunai produktif

    16/16

    Fajar  Hidayanto

    Daftar  ustaka

    Ach sien lggi H

    Investasi

     Syari

      ah

     dipasar Modal,  Jakarta: Gramedia

     Pustaka

     Utama

    2003.

    Arif in Muhammad,

     W akafSebagai  Kegiatan Investasi, PKPU

     online,

     2002.

    An-Nababan M Faruq, Sistem Ekonomi Islam, Al ih  Bahasa Muhadi. Z,

     Y ogyakar ta :

    UII

     Press,

     2000.

    Anoraga,

     Panji Manajemen  Bisnis, Jakarta: RinekaCipta,

      1997.

    Al wi Sy afamddin

    Manajemen  Sumber Daya  Manusia,

     Yogyakarta: BPFE UGM, 2001.

    AH

    M u h D a u d

    Sistem Ekonomi

     Islam Zakat

     dan Wakaf,

      Jakarta  :

     UI

     Press,  1998.

    Abdurrahman

    (1990),

     M asalah

      Tanah

     M ilik  dan  Kedudukan

      Tanah

      Wakaf

      di

     Negara

    Kita,

     Bandung: PT.

     Citra  Adilya,   1990.

    A s-Sayuthi Jalaluddin  Abdurrahman bin Abi

      Bakar

    Al Jami As-Soghir  Fi

     Ahaditsil

    Basyir, Darul lya Al  Kutub Al Arabiyah, t.L

    Abu

     Su ud,

     Muhammad, Risalah

     FiJawazi

      WaqfalNuqud,  Beirut:

     Dar ibn

     hazm

    1997.

    Chapra,

     M Umar, Sistem

     M oneter

     Islam, Alih

     Bahasa Ihwan Abidin

     B, Jakarta:

     Gema

    Insani Press,

     2000.

    Dahlan, Zaini, Al

     Qur  an

     dan

     Terjemahannya,

      Yogyakarta:

     UII Press,

      1997

    Dorimulu, Primus

      ,

     Mengapa Hants  Reksadana,  Yogyakarta

      :

     Glory

      Offset

      Press,

    1997.

    Dipo, Hardowo,  Sukses

     M emperoleh

      Dana  Usaha

     dengan

      Tmjauan   Khusus Modal

    Ventura,

     Yogyakarta:

     Gravity,

      1995.

    Guritno. T, Kamus

     Ekonomi,

     Bisnis, Perbankan, Jakarta: Indo  Press,  2001.

    Hafiduddin

    Didin,

     Islam

     A plikatif^

      Jakarta: Gema Insani

     Press, 2003.

    Mannan MA

    Ekonomi Islam;

      Teori   dan

     Praktek,

     Yogyakarta :Dana

     Ba kti  Wakaf

    1993.

     

    MiiktiiUinmh

    Vol.

     X V .

     No.

      r >

      Kimun  l u n i

      21109