wakaf tunai produktif
Transcript of wakaf tunai produktif
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
1/16
W A KA F TUN IPRODUKTIF
FajarHidayanto
Universitas
Islam Indonesia
Jl.
K aliurang
K m 4,5 Yogyakarta
Abstract
The cash
waqfis one of
Islamic econom ic instrume nt
to
collect charity fund from
th e
society to be used for public interest but this poten cial charity resource fund is not
benefited
by
Indone sian Moslems optimally yet especially
in the are
of
productive
economic activities. Contrary with other Islamic countries like Egypt Jordan and
Bangladesh that imp roved it to de velop th eir productive e cono mic activities to a lleviate
poverty from their country. The cash waqafis new waqf mechanism to save property
from
individual interest
to be
used
for
public interest
in
order
to
gaining ridlo
of
Allah. One of Cash Waqf character is making people easy and cheaply to do
waqf
because th e people can buy waqf sertificate as akhirat investment depend on their
ability based on their intention. This mechanism makes unrich man possible to do
waqf.
Key word : Cash
waqaf
Islamic public finance charity
resource
funding productive
activities.
I
Pendahuluan
Wakaf mempakan suatu
instrumen t
ekonomi
Islam ya ng
belum diberdayakan secara
optimal
di
Indon esia.
Padahal
disejumlah
negara
lain
seperti; Mesir,
Yo rdania
dan
Bangladesh, wakaf telah
dikembangkan sedemikian rupa, sehingga menjadi sumber
pendanaan yang tiada hab is-habisnya bagi
pengembangan
umat
Hasanah, 2002 .
Menurut arti
istilah wakaf
adalah penahanan harta
yang mungkin dimanfaatkan
tanpa
melenyapkan bendanya dengan cara melarang menjual, menghibahkan
dan mewariskan.
Jatnika, tt: 15). Tu juan w akaf bukan
sekedar
mengu mpulkan harta atau
sedekah
serta
sumbangan kemudian m enjadikan nya sebagai
kumpulan
harta kekayaan yang
tidak
produktif,
sebaliknya kekayaan w akaf
harus
menjadi
sumber dana
yang
senatiasa
produktif
unluk membantu
kepentingan
masyarakat. Misalnya untuk menum buh kembangkan sarana
aktifitas
ibadat, pendidikan , kesehatan, perumahan dan Iain-lain
untuk
kemaslahatan umat,
sehingga mampu
mengucurkan
dana kepada m asyarakat ya ng sangatmem butuhkan.
Mtikaddhnah V o l . X V, N o . 2 6 J a n u a r i - J u n i 2009 1 5
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
2/16
Fajar Hidayanto
Dengan demikian wakaf akan
dapat mem berikan
sumbangan yang tidak sedikit, untuk
memenuhi kepentingan masyarakat dan bahkan sangat m ungkin m enjadi sumber dana
(uang)
dari
m asyarakat
untuk
masyarakat.
Dari sekian
banyak
ma cam harta yang dapat
diwakafkan seperti
yang sudah
dikenal
dan dipraktekkan oleh m asyarakat
musl im
Indonesia, seperti:wakaf tanah dan wakaf
gedung/bangunan, namun terdapa t
satu ma cam bentuk w akaf ya ng
belum dikembangkan
secara
m eluas di kalangan masyarakat, yaitu wakaf tunai (cash).
Permasalahan mengenai wakaf tunai bagus sekali untuk dikembangkan bagi
kepentingan
u niat. Ha l ini sanga t relevan dengan aspek manajemen keuangan
secara
Islami.
Menurut
arti
kata, wakaf berasal dari kata
bahasa
arab waqofa
yang
artinya me-
nahan sesuatu atau berhenti ditempat. (A H
1
1988:80).
Pengertian menahan sesuatu
dihubungkan
dengan harta kekay aan, pada
zam an sekarang ini sering diperhitungka n
dengan
sejumlah
uang yan g bersimbul
angka
dan berlaku secara sah dalam setiap negara.
Kemudian pem bay ara nnya dalam bentuk cash atau tunai dari kekayaan y ang dim iliki
seseorang, itulah yang
dimaksud
dengan wa kaf
tunai.
Dalam
uraian
ini, pemaham an harta dalam bentuk uang tunai
untuk
diambil
m anfaatnya
haruslah sesuai dengan ajaran Islam atau lebih dik enal dengan
kontrak
m udlarabah dan
menghindari praktek
ribawi dalam
implementasinya.
Dasar syari'ah wakaf tunai memang tidak disebutkan langsung secara tegas dalam al
Qur'an, tetapi makna ay at berikut dapat
dijadikan sandaran
hukum wakaf yang
di
dalamnya
tentu termasuk w akaf tunai.
Y aitu
seperti firman A llah yang artinya:
kamu
sekali-kali tidak
sampai kepada kebajikan (yan g sempurna) sebelum ka m u menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai , dan apa saja
yang
kamu
nafkahkan ,
maka
sesungguhny a
Allah
m engetahuinya. (QS.
3:92).
Sebagai catatan tafsir terhadap lafadz, tunfiquu mim maa tuhibbuuna
bahwa
yang
dimaksudkan adalah
m enafkahkan
harta m ilik yang dicintai dan cara
menafkahkan
tentu
menjadi
bermacam-macam cara,
seperti: m elalui shadaqah.
Termasuk di
dalamnya
adalah
melalui
cara wakaf, dan wakaf dapat lebih khusus lagi dengan cara yang selama ini belum
banyak
dipraktekkan da n dikembangkan, yakni dengan
m ewakafkan
uang
secara
tunai.
Sebagai
dasar hukum sumber kedua ya itu as
Sunnah,
m ak a dapat disandarkan kepada
sabda R asulullah M uhamm ad Saw. yang artinya sebagai berikut:
Ap a b i l a an ak A dam (manusia)
itu meninggal dunia ,
putus lah seluruh ama l p e r bu a t an n ya
kecuali
tiga perkara ,
yaitu:
shadaqah j a r i yah yang pernah
dibayarkan,
i l m u yang dimil iki dan
be rm anf aa t kepada
o i a n g
lain serta anak shaleh
yang
selalu member ikan do'a kepadany a .
( HR. M us l i m . t t ) .
Mukadditnah
V o l .
XV, No. 26
J a m i a r i
J u n i
2009
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
3/16
Wakaf Tunai
Produktif
Sebagai
penjelasan
hadits
di atas
pada
lafadz
shadaqah jaariyah
menjadi
bermacam-
macam
cara orang untuk
melakukan
shadaqah, termasuk di dalamnya dengan cara
menyisihkan harta untuk diwakafkan.
Mengenai dasar hukum ketiga yang dapat diambil dari
ijtihad ,
hukum wakaf tunai
dapat difahami sebagai
pengembangan pemikiran
dari adanya ketetapan, bahwa wakaf
walaupun
secara langsung tidak disebutkan
dalam
nash secara qath'i yakni dalam
Al
Qur'an dan as
Sunnah,
namun tidak
terdapat
perbedaan
pendapat
para
ulama
untuk
mengamalkan wakaf kecuali hany a khilafiah pada pengertian Dzat yang harus abadi atau
tidak
tentang
harta yang
boleh diwakafkan.(Suhadi, 1999,hal.80).
Sehingga
hukum
wakaf tunai termasuk kedalam
faham
yang sesuai dengan pemikiran
ulama Malikiyah
dan Hanafiyah
yang membolehkan bahwa
harta
wakaf juga termasuk
barang yang mungkin bisa tidak
selalu
abadi.
Dalam hal ini, maka
analogi
terhadap hukum mubah menjadi tepat untuk dircle vansikan
kedudukan hukum wakaf tunai berdasarkan kaidah yang menyebutkan bahwa segala
persoalan itu
pada
dasarnya
adalah mubah (boleh) selama tidak terdapat
dalil
yang
melarangnya
(Hakim,tt).
Seperti qaidah di bawah ini yang artinya:
Pada dasarnya sesuatu
i tu
mubah
( d i b o l e h k a n )
selama tidak terdapat dalil yang
mengharamkan.
Kemudian
akan
lebih kuat lagi kedudukan wakaf tunai itu
apabila
dilihat dan
dipertimbangkan dari
aspek manfaat
dan mudharat, karena
mudharat
yang
ditimbulkan
hampir
tidak ada, sedangkan manfaatnya sangat
banyak,
terutama untuk diorientasikan
kepada usaha-usaha produktif dan
manfaat
jangka
panjang.
Akhirnya keputusan memberlakukan wakaf tunai
dapat
disamakan dengan
mendahulukan
kepentingan untuk kebaikan. Dan nilai dari kebaikan wakaf itu secara
umum senantiasa dipandang baik oleh kaum muslimin
(Fatwa
MUI, 2002).Terait dengan
hal
ini dikenal
dengan adanya kaidah
Al
Istihsanbi-al-Urfi (Al Zuhaili, 1985) berdasarkan
atsar Abddullah bin Mas'udr.a.:
Artinya:
Apa
yang dipandang baik oleh kaum muslimin maka dalam
pandangan
Allah
adalah
baik
dan
apa
yang dipandang buruk oleh kaum muslimin maka dalam pandangan
Allah pun buruk pula. (musnad Ahmad).
Selain
dasar kaidah hukum
di
atas, dapat pula
diperhatikan
pendapat Imam
Al Zuhri
(wafat
124 H),
bahwa mewakafkan dinar (uang) h u k u m n y a boleh. Caranya dengan
menjadikan
dinar tersebut sebagai modal usaha, kemudian keuntungannyadisalurkan kepada
mauquf
a la ih(Su 'ud '
1997).
Mukaddimah VoLXV No 6 J a n u a r i - J u n i
2009 7
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
4/16
Fajar
Hidayanto
Wakaf tunai diharapka n dapat menjadi sarana rekontruksi sosial da n pembangunan,
dimana mayoritas penduduk dapat
ikut berpartisipasi.
Untuk
mewujudkan
partisipasi
tersebut,
maka berbagai upaya
pengenalan
tentang arti
penting wakaf tunai sebagai sarana
menstransfer tab unga n para aghniy a
(orang
kaya) kepada enterpreneurs (usahaw an)
dan anggota m asyaraka t
dalain
menda nai berbagai aktifitas keumatan perlu dilakukan
secaraintensif. (Mannan,
1999).
Menurut Sy afi '
i
Antonio (2002), sedikitnya terdapat
empat
manfaat
utama dari wakaf
tunai:
1. Wakaf uang j umlahnya bisa
bervariasi
sehingga y
ang
m emiliki
dana terbatas
sudah
dapat
memulai m emberikan
dana waka fhya
tanpahams
m enunggu
menjadi
golongan
menengah ke atas terlebih
dahulu.
2.
Melalui wa kaf uang,
aset-aset
wakaf yang berupa tanah-tanah kosong atau
gedung/
bangunan
yang belum berfungsi dapat diberdayagunakan.
3.
Dana waka f tunai dapat un tuk mem bantu sebagian lembaga-lembaga Islam yan g
cash f lownya terkadang ada, terkadang tidak ada, dan adakalanya mengga ji
pegawainya
dengan
alakadarnya.
4.
Um at Islam akan dapat lebih mandiri dalam mengembangkan syiar
dan
dakwah
Islamiyah,
Dalam
cacatan
sejarah Islam, waka f tunai sudah
dipraktekkan sejak
awal abad kedua
hijriah.
Diriwa yatkan oleh Imam Bukhari bahw a Imam Az Zuhri salah seorang
u l ama
terkemukadan peletak
dasar tadwin
Al
hadist memfatwa kan,
bahwa dianjurkannya wakaf
dinar
dan
dirham untuk pembangunan sarana da wah, sosial
dan pendidikan
umat Islam.
Caranya adalah dengan menjadikan ua ng sebagai
modal
usaha
kemudian menya ln rkan
keuntungannya sebagai waka f.(Antonio: 2002).
Di
Indonesia w akaf tuna i
secara kelembagaan
belum
banya k diperkenalkan,
namun
jika
dicari kesama an
berpijak dalam mengamalkan
bentuk-bentuk
w aka f oleh anggota
masyarakat,
secara
kultural dapat ditemukan pada
bentuk
w ak af gotong
royong(Ali,
1988:96).
Cara ya ng ditempuh adalah dengan membentuk
panitia
buntuk mengumpulkan
dana, setelah dana terkumpul anggota m asyarakat bergotong royong menyumba ngkan
tenaga untuk pembangunan waka f
yang
dimaksud. Misalnya, membangun masjid, rumah
sakit,
sekolaha n,
panti asuha n
dan sebagainya.
Dalam
wakaf
gotong royong ini hartayang diwakafkan itu
terlihatpulapa da
sumbangan
bahan
material atau lebih praktis berupa uang tunai. Uang tunai
inilah
yang akan
menghantarkan suksesnya
pembangunan
ladi,
kemudian dengan
cara
membersihkan batas-
batas bagi rua ngan-ruangan bangu nan tersebut,
untuk dijadikan
wakaf oleh orang ya ng
mewakafkan sejumlah
uangnya.Dari cara bergotong roy ong
seperti
keteranga n
di
atas
menurut
penulis,
budaya gotong royon g masyarakat
Indonesia
telah mewamai perwakafan
1 g Mukaddimnli
Vol. XV,
No. 26
J a n u a r i
- J u n i 2009
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
5/16
Wakaf Tunai
Produktif
dalam
bentuk
uang
tunai.
Selanjutnya
tulisan ini akan mengkaji model pengelolaan dan pengembangan
dana.Berangkat
dari
uraian
di
atas,
dapat
dikembangkan dengan bermacam-macam
upaya
penggalian dana yang tidak lain hanya dimaksudkan untuk berwakaf serta upaya
menginvestasikannya. Kemudian dalam pengelolaannya nanti memerlukan suatu
manajemen
yang mungkin baru dalam khasanah
perwakafan
di masyarakat Indonesia.
Adapun macam sifat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Wakaf Tunai
M urni
dan Umum
yaitu makaf
yang
sifatnya
tidak terdapat ketentuan berupa persy aratan dari wakif
kecuali
bahwa
uang
cash
itu
untuk
didermakan
menjadi
harta
wakaf.
2. Wakaf Tunai
Temporer
Wakaf
ini bersifat temporer dan memerlukan tenggang waktu tertentu
seperti
halnya
mewakafkan buah dari pohon yang pada setiap musim
panen
seluruh
hasil
panennya
diwakafkan
setelah
dijual
menjadi uang, namun pohonya tidak diwakafkan, oleh
karena
berada di atas
tanah
yang tidak diwakafkan pula.
3.
Wakaf
Tunai
Spesifik
Wakaf tunai spesifik ini sangat ketat dengan ketentuan yang
mengikat dari
wakif,
dimana uang tunai yang diwakafkan
hams
sesuai
dengan
apa
tujuan
pembiayaan
yang dimaksudkan wakif. Sebagai contoh uang wakaf secara khusus telah ditentukan
yaitu
hanya untuk mencetak dan menerbitkan buku-buku keislaman yang tidak
diperjualbelikan.
Membahas mengenai kedudukan wakaf di Indonesia, Bangsa Indonesia sampai saat
ini belum memiliki Undang-undang tentang perwakafan, namun sedang dalam
proses
persiapan dan penggodokan [Dialog Jum' at,2003,12-2], maka
layak
kiranya apabila nanti
dapat
menyumbangkan
pemikiran untuk wakaf tunai menjadi
bagian
yang diatur dalam
undang-undang
perwakafan di
Indonesia.
Lebih dari itu
yang dititik
beratkan dalam tulisan ini adalah mengkaji guna menemu-
kan bagaimana manajemen pengelolaan
dan
pengembangannya secara modern sehingga
akan dapat
menj
adi kemaslahatan
umat
untuk kehidupan di era sekarang maupun masa
yang akan
datang.
Terdapat beberapa persoalan
jika
wakaf tunai dikembangkan secara modern,
diantaranya adalah:
1.
Pengelolaan dan pengembangan
wakaf,
persoalan ini muncul
sebagai
implikasi dan
persoalan minimnyaperaturan dalam pengelolaan wakaf. Bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan wakaf yang standard, oleh karenanya menjadi belum dapat dilakukan
atau
pal ing
tidak
masih menjadi
agenda tersendiri. Dalam hal ini mek an i sme
pengawasan
sangat penting untuk
diperhatikan Tohirin,2002).
Mukaddimah VQ\ XV N Q 26 J a n u a r i - J u n i 2009
9
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
6/16
Fajar
Hidayanto
2.
Profesionalisme
dan
Kesejahteraan
Nadzir,
Nadzir
masih sering diposisikan sebagai
kerja
sam pingan
sehingga cenderung dalam
bekerjanya
asal-asalan
alias bekerja hanya
dengan
sisa-sisa
waktu
dan bukan perhatian
utama,
akibatnya kinerja Nadzir tidak
optimal, sudah saatnya memodemisasi Nadzir sebagai profesi
yang
memberikan
harapan k epada putra terbaik uma t,
profesi
yang memberikan kesejahteraan, bukan
saja di
akherat tetapi
jug a di dunia
(Antonio,2002)
dengan kata lain profesionalisme
pengelolaan
wakaf harus
dilakuk an.
3.
Asas
transparansi dan
Accountability, dimana badan wakaf
dan
lembaga yang
dibantunya harus m elaporkan
setiap
tahun aka n proses pengelolaan dana kepada
umat
dalam bentuk
Audi
ted F inancial
report,
termasuk kewajaran
dari m asing-masing
pos
biaya nya dengan
menerapkan sistem informasi
ma najemen SIM).
4. Alokasi wak af tunai harus dilihat dalam bingka i proyek yang terintegrasi , bukan
bagian-bagian
dari
biaya
yang
terpisah-pisah,
dengan proyek terintegrasi
sesungguhnya
dana wakaf akan dapat dialokasikan
untuk
berbagai program dengan segala macam
biaya
yang ternagk um di dalamnya.
Beberapa
persoalan
mendasar
diatas
perlu
diperhatikan dalam
pengelolaan
wakaf
tunai,
supaya target optima l dapat direalisir alau paling tidak pen ingkatan manfaat wakaf
dapat dilakukan.
E fektifitas
peranan
dan pengelolaan wakaf akan tergantung pada
bagaimana
penyelesaian beberapa persoalan
di
atas
dilaku k an. Efek tifitas pengelolaan
wakaf in i akan sangat
positif dalam meningka tkan
kesejahteraan masyarakat umat)
sehingga dengan demikian
kewajiban bersama fardlu
kifayah) dapat diwujudkan secara
nyata
dalam kehidupan duniaw i
dan
sekaligus kehidupan ukhrawi.
II
Mengenal Wakaf l\mai produktif
Bagaimana
operasional pengelolaan
wa kaf tunai
?
penulis
berusaha
menemukan
cara
bagaimana model pengelolaan wakaf tunai
dan pengembangannnya,
dengan merelevansikan
teori
penghimpunan dana
secara konvensional
sertapraktek-praktek
wakaf
produktif y ang
sudah
berjalan
di masyarakat. Misalnya seperti:
1.
M.A.
Mannan
(2001),
keberhasilannya
mengembangkan sertifikat w ak af tunai
di
Bangladesh, dikemukakan
bahwa banyak sasaran
yang bisa dicapai dengan wakaf
tunai. M enurut
perbankkan bisa menja di fasilitator u ntu k menciptakan wak af tunai
dan membantu dalam
pengelolaan
wakaf. Di samping itu mobilisasi tabungan
masya raka t bisa dilak uk an dengan menciptakan wa ka f tuna i dengan mak sud untu k
memperingati orang
tua yang telah
meninggal,
anak-anak,
dan
mempererat
hubungan
kekeluargaan
orang-orang ka ya.
Wakaf
tunai
ju ga bisa
meningkatka n
investasi sosial
dan
mentransformasikan
tabungan
masyarakat
menjadi modal,
serta
mem ba ntu pengemb anga n social capital
20
Mukaddinmli
V o l .
XV, No. 26
J a n u a r i - J u n i
2009
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
7/16
Wakaf Tunai Produktif
market. Pengelolaan wakaf tunai
di
negara maju dikenal sebagai sektor
derma. Pada
sebuah artikel
disebutkan
(Republika,3-2-2003), yakni:
Di
era
modern ini wakaf tunai
yang dipopulerkan oleh M.A. Mannan dengan
mendirikan
suatu lembaga yang
bernama SIBL (Soc ia l Inves tment Bank Limi ted)
di Bangladesh.SIBL
memperkenalkan produk sertifikat wakaf tunai
cash,
Waqf Certificate)
yang
pertama
kali
dalam
sejarah perbankan, SIBL m enggalang dana dari
orang kay a untuk dikelola
dan keuntungan pengelolaanny a disalurkan kepada
rakyat
miskin.
Bangladesh
merupakan
negara berpendud uk
m ayoritas
miskin,
hampir
mirip
dengan penduduk
Indonesia
yang kini penduduknya miskin
mencapai
60 ,
apabila
produk sertifikat ini cocok untuk Bangladesh, maka produk wakaf tunai inipu n
berpeluang
besar
dan
sesuai
pula
untuk
Indonesia.
2.
W akaf tun ai sangat potensial dikembangkan di
Indonesia, karena
daya jangk au
mobilitasnya akan
jauh lebih merata
kepada
sebagian anggota
masyarakat,
dibandingkan
dengan wakaf lain dalam bentuk
harta fisik
yang dilakukan
oleh keluarga-
keluarga
yang
relatif
kaya
Tohirin, 2002). Dalam
upaya
pengembangan
wakaf tunai
dikemukakan
dua model; yaitu model dana abadi dan model perusahaan modal ventura.
3. Tentang bentuk wakaf di Indonesia
pada
umumnya berupa benda-benda konsumtif.
Bukan b arang-barang produktif.
Adapun
m engenai
wakaf uang,
dijelaskan sebagai
bagian dari
wakaf
yang
diberikan oleh perorangan ,yang
dilakukan
secara gotong
royong, seperti; menyumbangkan tenaga atau bahan bangunan dalam rangka
mem bangun m asjid, madrasah, rumah sakit dan Iain-lain. Adajuga anggota m asyarakat
yang
memberikanny a dalam bentuk uang, kemudian uang tersebut dikelola oleh
panitia
dibelikan bahan bangunan un tuk
fasilitas
u m u m . Ada
pula
cara m engalingi ruangan-
ruangan bangunan tersebut un tuk
dijadikan
wakaf oleh orang yang m enyedekahkan
uang. (Ali, 1998).
4. Didin H afidhuddin
2003) m engemukakan bahwa
banyak hikmah dan
manfaat
yang
bisa diambil dari kegiatan w akaf tunai, baik bagi w akif maupu n bagi masy arakat
luas.Misalnya seperti:
- Menunjukkan kepedulian dan tanggung jawa b
terhadap
kebu tuhan masyarakat.
- K eun tung an moral bagi wakif dengan mendapatkan
pahala
yang akan m engalir
terus, walaupun
wakif sudah meninggal du nia.
- Memperbanyak aset-aset yang
digunakan
untuk kepentingan um um y ang sesuai
dengan
ajaran Islam. Uang yan g diwakafkan dapat dijadikan modal usah a dengan
sistem m udh arabah atau si stem bagi hasil lainnya. Keu ntungan dari bagi
hasil
itu
diberikan untuk kepentingan um um .
(Az-Z uhaily,
1997).
Wakaf
uang
dapat dijadikan sumber dana potensial bagi kepentingan
peningkatan
kuali tas
umat.
Seperti;
pendidikan,
kesehatan, kesejahteraan dan sebagainya.
Vu l .XV ,No .2 > | inu in
Juni 2 1 19 21
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
8/16
Fajar Hidayanto
III
Wakaf
l\mai
dan Prinsip euangan
Publik
Ditinjau dari
aspek keuangan
publik,
wakaf
tuai
memiliki kedudukan yang
samadengan
dana zakat ,
infak
dan
shadaqah,
karena
merupakan
pranata
keagamaan
yang mem iliki
kaitan secarafungsional dengan upayapemecahan masalah-masalah kemanusiaan, seperti:
pengentasan
kemiskinan
dan kesenjangan
sosial akibat
dari perbedaan dalam kepem ilikan
kekayaan. Wakaf tunai,
zakat,
infak da n
shodaqah (ZIS)
dapat m enghapus
sumber-sumber
kemiskinan dan
meratakan kekaya an dalam
arti standar
hidup
setiap individu lebih
teijamin.
Semesdnya
tidak a da orang
atau kelompok masyarakat
ya ng menderita,
sementara sebagian
orang
lain
hidup
berlimpa h kemakmuran dan kemewahan
karena mem iliki
uang .
Dalam
pengertian
yang demikian,
maka
wakaf
tunai dan ZIS
dapat
diarahkan
kepada
tujuan
yang
sama
yaitu
mempersempit
jurang
perbedaan
didalam
masyarakat
hingga
batas
yang pa ling
minim.
Menurut
fakta, jumla h u ma t Islam
di
Indonesia yang mampu menunaikan kewajiban
zakat terus bertambah. (Tulus, 2003,
hal.148).
Demikian jug a
lembaga-lembaga
wakaf
yang telah
ada berkembang
dengan
menyelenggarakan
pengelolaan wa kaf tunai, wa kaf
aset (tanah ba ngunan). Sehingga ZIS dan wakaf tunai sangat potensial bagi ekonomi
umat, terutam a
dapat m enjadikan
sumber
keuangan publik.
Dengan demikian
dalam m embandingkan
antara
wa kaf tunai sebagai sumber ke-
uangan publik dengan paja k yang dikenal sebagai sumber keuangan pu bl ik
pula ,
akan
ditemukan prinsip
yang
berbeda, sehingga
akan dapat menjadi
pembeda
dalam
mengelola
dan m engembangannya. Aspek waka f
tunai dilihat
dari
segi
prinsip keua ngan publik dapat
dilakukan
suatu upaya untuk
membedakan
antara waka f tuna i dan sumber-sumber
keuangan
publik.
Walaupun sifatreligio-ekonomik
wakaf tunai sangat
membatasi untuk
dapat mem bandingkannya dengan sumber keua ngan publik.Secara prinsip wa kaf tuna i
berbeda dengan pajak
(yakni
pajak
pendapatan),
wakaf tuna i ha nya
bersifat
Good will
(kemauan
yang
ba ik).Perlu
diketahui
bahwa
wakaf tunai bukan merupakan harga maupun
biaya.Sedang
biaya
merupakan
pembayaran
yang
diharuskan,
tetapi han ya dibaya rkan
oleh mereka
yang
menerima jasa tertentu. (Mannan, 1993, 264).
Dalam wa kaf tunai masalah
keuntungan tertentu
dapat
ditimbulka n
kemudian .
Perbedaan utama antara w aka tunai
dan
harga
setelah
dalam kenyataan bahw a orang
dapat menghindari ha rga dengan tidak membeli suatu jasa, karena harga adalah pembayaran
untuk jasa yang bersifat bisnis. Contohnya; biaya untuk me l aku kan
per ja lanan
haji,
sedangkan
wakaf tunai merupakan pengeluaran sukarela. Wakaf
tunai
juga bukan
merupakan
taksiran khusus ataupu n tarif. Batasan
taksiran khusus
adalah
suatu
sumbangan
waj ib yang d ipungu t berdasarkan perbandingan kaedah khusus
yang
diperoleh,
un tuk
membiayai harga
suatu
perbaikan
khusus
pada
harta benda yang dilakuka n
demi
kepentingan
u m u m . Teori faeduh perpajakan yang merupakan
dasa r
penaksi ran khusus b u k a n l a h
\Jnkiitiiiini ih Vol. X V , N n 2 < > |.mu,m
-|nni
2
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
9/16
Wakaf
Tunai Produktif
pertimbangan
utama wakaf tunai. Kemudian wakaf tunai berbeda dari tarif
karena
u mu mn y a
ditiap tempat, tarif berbeda. Sedang
wakaf
tunai walaupun ditiap tempat dapat
berbeda
namun
berlaku
prinsip yang sama yaitu
berderma
di
jalan
Allah
fi
sabilillah)
W alaupun antara wakaf tunai dan sumber-sumber keuangan
pubik
terdapat perbedaan,
na m un wakaf tunai dapat dihubungkan dengan
empat
norma perpajakan Adam Smith,
yaitu: persamaan, kepastian, kemudahan dan ekonomi (Mannan,2000).
Menurut
norma
persamaan,setiap warga dari suatu negara sedapat mu n g k i n harus menyumbang atau
menyokong pemerintah, sebanding dengan penghasilan yang mereka peroleh dengan
perlindungan negara. Dengan kesanggupan maksudnya adalah persamaan pengorbanan,
dan
bahan
persamaan
jumlah yang
dibayarkan.
Setiap orang menyumbang guna
pemeliharaan
negara
m enuru t
kemampuannya karena itu orang kaya harus
membayar
lebih
banyak pajak
dari
pada orang
miskin.
Hal ini berlaku dalam sistem modem perpajakan
yang menentukan pungutan pajak berdasarkan penghasilan seseorang. Sebaliknya wakaf
tunai yang didapat dari seseorang (wakif) atas tabungan yang terhimpun dengan tarif
yang tidak
terbatas dan
menjamin pengorbanan yang
sama. Di
samping
itu
wakaf tunai
tidak dapat digunakan
oleh
negara dengan
semaunya. Jelas
dinyatakan bahwa bahwa
tujuan wakaf tunai diperuntukkan bagi kepentingan orang banyak (umat), baik yang kaya
maupun yang miskin, atau
secara
tidak langsung memperoleh
m anfaat
daripadanya.
Menurut norma kepastian, pajak yang harus dibayar seseorang adalah pasti dan tidak
dapat ditetapkan secara sewenang-wenang waktu pembayarannya. Jumlah yang akan
dibayar,
harus jekas dan nyata bagi si wajib pajak dan orang lainnya.
Pembayar
pajak
harus mengetahui jumlah yang harus dibayarkan, sehingga
ia
dapat menyesuaikan
pengeluaran dengan pendapatannya. Pembayar pajak juga harus mengetahui bila ia harus
membayar dan
mengapa
ia harus membayar.Mengenai kepastian wakaf tunai, tidak ada
perbandingannya. Karena
ketentuan-ketentuan
pokokny a ditetapkan oleh ketentuan agama
dan tidak berubah-ubah berdasarkan ketentuan Ilahi.
Menurut
norma kemudahan, dinyatakan bahwa setiap
pajak
harus direncanakan
sedemikian rupa
sehingga
hanyam engam bil dari
kantong rakyat sesedikit mugkin, disamping
yang dimasukannya kedalam
perbendaharaan
negara (Treasure). Ketentuan tentang
pembayaran wak af tunai pun harus dibuat
sesederhana
m ungkin sehingga tidak diperlukan
pengetahuan khusus
untuk mengetahuinya, karena
itu
biayanya pasti menjadi ekonomis.
Ba h w a landasan
wakaf
tunai ini adalah syar'inya dapat disandarka n pada al
Qur'
an dan
as
Sunnah
serta
ijtihad ulama,
sehingga
arti
penting
inilah
yang menyebabkan wakaf tunai
menjadi suatu
ibadah
yang sanga t t inggi kedudukannya , dengan demikian menjadikan
m u dahn y a
pelaksana an,
tidak m emberatkan d an
d i lakuka n
dengan suka rela.
Perlu ditambahkan bahw a dewasa i n i dengan m a k i n tersosial isasinya pern ah
a
m an
w a k a f
t u n a i pada masyaraka t m u s l i m
d i
Indones ia , para a h l i e k o n o m i m u s l i m t e l a h
ukaddimnh
V. i l . X V ,
N o .
2 < i
K i n i u r i
- J u n i 2 W )
3
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
10/16
ajar Hidayanto
menambahkan du a
norm a
lagi mangenai wakaf tunai,yaitu norma
produktifitas
dan
norma
elastisitas.Tidak perlu dikatakan b ahw a wakaf tuna i
sangat
konsisten dengan norma
produktivitas
karena
dikenalny a
pajak pada
uang
yang menganggur datum bentuk wakaf
yang dengan sendirinya meny alurkan hasil pajak itu ke bidang produksi, sehingga pada
gilirannya dapat
m enambah kekayaan
nasional
suatu
negara. Lebih dari itu
dimungkinkan-
nya nilai produktif itu
dapat
dilakukan
dengan
pengembangan-pengembangan
dana
m elalui
berbagai usaha dan investasi yang
m enguntungkan.
Dalam
is t i lah
elastis, w aka f tuna i
tidak
m ungkin
dicegah oleh kebijakan
apapun dari
negara, namun
pada perubahan keadaan
tertentu
pemerintah dapat me m buat dan menetapkan pa jak baru.Di negeri m anapun t idak
terdapat pajak yang mem enuhi setiap norm a di atas (Mannan, 2000).
Dewasa ini
semua
pajak
terpaksa
m elanggar
beberapa norma.
W akaf
tuna i
sebagai
suatu instrum en keuangan
Islam i,
tidak hanya
me m enuhi sebagian
besarprinsip
perpajakan
tetapi jug a mem iliki keun gg ulan tertentu dibandingkan dengan pajak m odern. D ibanding
dengan pajak modern, wakaf tunai memiliki kenggulan tertentu atas pajak.
Sekurang-
kurangnya dalam
tiga hal.
Pertama,
penghindaran pajak merupakan
masalah
serius
bagi
pemungutan
pajak
modern, setiap
orang
tahu bahw abany ak orang berusaha
mengh indari
pembayaran pajak
pen ghasilan dengan m em berikan keterangan palsu. Masalah praktek
seseorang
menipu dalam hal mem bayar w akaf tunai sangat
kecil kem ungk inannya
karena
sifat religius
ekonomiknya,
dalam bidang ekonomi, w akaf tunai merupakan penyerahan
uang
dengan sukarela
kepada
kehendak Allah. Kedua, sum ber utama w akaf tunai yang
merupakan kekayaan uang tertimbu n dan t idak digunaka n, dipakai
untuk
tujuan mul ia .
Melalui
wakaf tunailah terdapat ja lan untuk menggali kekayaan yan g tert im bun untu k
dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat yang lebih
besar.
Karena wakaf tunai
termasuk tuntunan agama, maka kerjasam a yang ikhlas dari pribadi yang bersangkutan
untuk
m engeluarkan
kekayaan uangnya yang tert imbun dapat terjadi. Pada sistem
perpajakan
modern, kerjasama
ini
tidak
akan
mudah
terjadi karena
tiada
seorangpun ya ng
bersedia mem berikan keterangan
tentang
rahasia hartanya yang t e r sem bunyi kepada
negara. Sesungguhnya wakaf tunai mencegah
kecenderungan
menimbun uang dan
merupakan dorongan yang k uat untuk berinvestasi dalam tujuan yan g produktif, karena
Islam m emperkenankan labadan persekutuan.
(QS:4:29)
Tujuan wakaf tunai
telah jelas untuk kepentingan u m u m
(umat)
seperti
halnya pada
wakaf-wakaf
harta
yan g lain. Jadi
pe rintah
tidak diperkenank an
m embelan jakan
uang
yang
didapat dari w akaf tuna i dengan sesuka ha tiny a, tetapi peng hasilan y an g dip un gu t
dari pajak
dapat
dibelanjakan m enurut
kehendak pem erintah. Dipandang secara em piris,
pendapatan
pajak
tidak selalu dibelanjakan untuk tujuan produktif . Disam ping itu waka f
tunai tidak terasa seperti pajak
penghasilan,
namun pem bayaran wakaf tunai merupakan
tun tunan l a h i yang
akan dibayarkan
orang deng an
sukarela.
Mnkintttiintili
V o l . XV, No. n
l . inu . i r i
-
l i m i
20 IW
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
11/16
Wakaf
Tunai roduktif
IV engelolaan dan engembangan Wakaf Ttanai
Siapapun boleh mengelola aset
wakaf
apakah ia perorangan atau lembaga pemerintah
ataupun
non
pemerintahan
sepanjang
pengelola
tersebut
dapat memegang amanah
untuk
mengelolanya
dan memberikan
benefit kepada yang
berhak menerima
(Republika
on
line).
Sabahat
Umar bin Kha ttab ra.
pernah melakukan wakaf
dan
menunjuk
dirinya
sendiri
sebagai pengelola. (HR. Muslim). Demikian
jugadeng an
Usman
bin
A ffanra,,
juga
pernah
mewakafkan
sebuah sumur yang mensuplai
a ir minum
untuk penduduk Madinah yang
dikelola oleh masyarakat tanpa intervensi
pemerintah saat itu.
Namun
demikian pengelolaan
harta
wakaf oleh pemerintah juga
tidak
dilarang. Inilah yang dicontohkan dan dilakukan
selama periode ottoman yang membentang dari peralihan
abad
ke
XVII hingga
permula-
an Perang
Dunial
pada 1914, sistem wakaf diubah dari pengelolaan yang didominasi oleh
kalangan eli
t
politik dan agama,
menjadi
sistem yang amat
dipengaruhi
serta
dikontrol
oleh
negara. (Dumper, 1994).
Di Indonesia banyak
ditemui
wakaf itu dikelola
oleh
suatu
lembaga
yang disebut
sebagai yayasan. Adapun pemerintah hanya berperan sebagai pencatat registrasi yang
mana dilakukan
oleh
Departemen Agama RL Seiring
dengan berkembangny
a pengelolaan
wakaf
di Indonesia,
dapat dilihat contoh dari lembaga atau yayasan asrama
dan
masjid
Syuhada
dan
wakaf tunai dompet dhu afa. Dari keduanya penulis
di
sini mendapat
informasi,
bah wa
pengelolaannya masih
sangat sederhana.
Seperti yang dijelaskan oleh salah seorang yang ditugasi memberikan informasi
dan
menerima wakaf tunai di kantor yayasan asrama dan masjid Syuhada
Yogyakarta
(Hermiyanto)
bahwa
wakaf tunai di sini, dimul ai
sejak
bulan September 2002 dengan satu
program khusus dalam rangka
membeli
sebidang tanah dan bangunan yang berada di
seberang jalan depan masjid Syuhada .
Karena membutuhkan dana
berupa
uang tunai
untuk
itu dibuka
penerimaan
wakaf uang
tunai dengan nominal angka minimal R p.
100,000,-
yang
selanjutnya
wakif
akan mendapatkan sertifikat wakaf tunai yang
dikeluarkan
oleh
pengurus
yayasan asrama dan masjid Syuhada . Untuk uang wakaf tersebut langsung
dapat
dibayarkan
melalui kantor di komplek masjid Syuhada atau dapat
juga
dimasukkan
rekening
pada Bank
BNI.
Selain itu, model pengelolaannya belum diterapkan
cara-cara
tertentu, kecuali uang
wakaf
itu
akan dioperasionalkan oleh pengurus yayasan. Dari keterangan
in i
maka dapat
disimpulkan bahwa, pengelolaan yang masih
bersifat
sederhana
itu karena
masih berupa
program
permulaan dan
terbatas
untuk
kebutuhan
jangka
pendek,
sehingga belum
nampak
arah
pengelolaan yang
menuju
program-program produktif.
Lain
lagi
dengan
penjelasan
dari pengelola
wakaf
tunai
dompet
d h u a f a
(Sudarto),
diperoleh keterangan
b a hwa
wakaf tuna i yang te lah
d i ke lua rkun
d i a k u i n y a
sebagai
tiktuliliiunlt
V o l . X V ,
N o . 2 h hmuri - l u n i 200 J 2 5
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
12/16
Fajar idayanto
pengga l i an
d a na
w akaf yang
m a s i h secara
iradisional. M a k s ud n y a cara-cara
tertentu
selain
yang
telah
biasa di lakukan
oleh
masyarakat selama ini belum diterapkan. N a m u n
d iband ing deng an wakaf tunai
di
m asjid Syu ha da' Yogyakarta, wakaf tunai dh u'afa telah
mencanangkan
tiga program p roduktif yang m asih
dalam proses
penggalian dana.
Pertam a,
untuk
mendirikan Rum ah
Sakit yang
nantinya
hasil operasionalny
a akan
terus dikem bangkan.
Kedu a ,
uang wakaf yan g di te r im a aka n di jadikan m odal usah a
ternak dom ba . Kettga,
uang wa kaf didepositokan pada B ank
Syari 'ah.
Dari
ket iga
program tersebut, sem uan ya
adalah usaha-usaha
produktif ya ng t idak
boleh
habis atau berkurang
sedikitpun ,
sehingga bentuk-bentuk usaha i tu nantiny a akan
terus berkembang
dan
bervariasi
serta
bermanfaa t
bagi masyarakat
luas
dengan
menerapkan
prinsip
substansi
dari harta
wa kaf tidak boleh habis
dikonsumsi,
nam un profit
dari
uang wakaf
itulah
yang
dapat digunakan oleh
beneficiary .
Mengkaj i
dari
contoh
pengelolaan wakaf
seperti
telah
disebutkan di atas,
belum lah
dapat menjawab bagaimana sebaiknya dan
seharusnya
w akaf tunai itu
dikelola. Upaya
meningkatkan
penggalangan
wakaf tunai
sesuai
dengan peranan w akaf dalam
m enyediakan
barang dan jasa
publik bagi m asyarakat yang
begitu
luas
m eliputi:
pendidikan, kesehatan,
dan
infrastruktur
lainnya. Menun jukkan peranan
sosio-ekonomis
dari
lem baga
wakaf yang
sangat
signifikan.
(Tohirin,
2002
Implikasinya adalah
bahwa
pengelolaan lembaga wak af
tunai harus betul-betul
efektif
dan efisien
dengan
tolok
ukur
utama yakni kontribusiny a
dalam
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat (umat)
secara keseluruhan.
Kontribusi lembaga wakaf dalam pendidikan adalah
m a m p u
men yediakan
sarana
pendidikan
baik secara
kuantitatif m aup un kualitatif. Dari
aspek in i
sangat
jelas
d a m p a k
yang
dihasilkan pada bidang pendidikan yaitu
semakin
terbukanya
peluang
u n tu k
mem peroleh pendidikan yan g
lebih
luas.
Sehingga lebih
banyak
angg ota
m asyarakat yan g
m a m p u m engakses
fasilitas pen didikan tersebut.
Pada akhirnya
Sumber
Daya M anusia (SDM)
menjadi lebih
baik
dan
m a m p u
m e-
ningkatkan
produktifitas
mereka dalam berkarya, sehingga kesejahteraan masyarakat
secara otom atis
akan
terangkat.
Di
sisi
lain, sum bangan wakaf dalam
bidang kesehatan
akan
mendorong m eningkatnya penyediaan layanan
kesehatan yang lebih baik.
Panti usuhan
anak
yatim dan orang miskin
yang
bermula
dari harta wa kaf,
juga
m em berikan kon tribusi
yang
tidak kecil bagi
upaya
m enjamin
kehidupan
orang m iskin dan
kaum dhua'Ya,
sehingga
hal in i sanga t m em ban tupengem bangan
keh idupan sosial m asyarakat.
Dampak
positif
yang lain
sama,
terma suk
bidang infrastruktur.
Pengelolaan
w a k a f tuna i m enjad i pe n t ing ag ar dapa t mencapa i has il yang op t im a l
meia lu i
pe nge lo la a n y a ng baik . D a l a m menge fekt i fkan pe ra na n w a k a f t una i in i pen t ing
un tuk di t ekankan bahwa,
inekanism e
( lembaga ) wakaf sebagai salah satu di antara bagian
- bagian dari seklor sukare la . m e m p u n y ai
d u a fungsi
pent ing
ya i iu :
fungsi d is t r ihus i da n
26 Mitkiuiiliiunh Vol
XV No.2d
l.inniri
Juni
2 HW
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
13/16
Wak af Tunai
Produktif
fungs i
manfaa t . Fungsi tersebut sama seperti
fungsi anggaran
negara yan g banyak
diformulasikan
dalam konsep keuang an publik (Publik Finance) m aupun konsep kebijakan
fiskal
dalam ekonom i m akro.
N a m u n
dem ikian orientasi peng elolaan
wakaf
tun ai tidak
dapat begitu saja m eng adopsi konsep-konsep fiscal, disebabkan adan ya perbedaan
mendasar baik dalam bentuk m aupun sumbemya. Wakaf tunai merupakan sumber aset
yang m emberi
m an faat sepanjang
masa da n
dapat menjadi sumber
dana
perekonom ian
yang
senantiasaproduktif
dan m emberi kontribusi finan sialbagi m asyarakat. Oleh karena
itu, lem baga w akaf harus
memiliki dua
j iwa sekal igus yai tu j iwa lem baga swadaya
masyarakat
(LSM)
da n
j iw a lem baga keuang an
syari 'ah
(LKS).
Sebagai lembaga swadaya masyarakat,
lembaga
wakaf tunai adalah lembaga
pemberdayaan
yang
m empunyai
tujuan
m ulia
yaitu
m emberday
akan
sebagian kekayaan
orang yan g m am pu agar m ew akafkan uang nya dalam rang ka am al shaleh
dan turut
berpartisipasi m ewujudkan
kesejahteraan
m asyarakat
dengan uang
tunai yan g
diwakafkan.
Dalam peranan
ini peng elola yaitu nadzir harus faham , serta
m enyatu
dengan
mas yarakat
dan
lingkungan nya terutam a yang berada di
w ilayah
kerjanya. Nadzir harus tahu
persis
kondisi religius, sosial budaya, m aup un ekonom i m asyarakat di sekitarnya. Pemahaman
yang menyeluruh dan mendalam akan m embantu dalam
meng embangkan
program -program
wakaf tunai
sehingga
akan dapat
menyelesaikan
problematika secara
m enyeluruh
pula,
Di sisi lain, nadzir wakaf tunai adalah peng elola keuan gan karena m eng him pun dan
menyalurkan dana dari, dan kepada m asyarakat
berupa
wakaf dalam bentuk uang tunai,
Pada
dasarnya
uang tunai yang diterima nadzir, tidak terlepas dari realisas i keim anan
seseorang terhadap sya ri'ah Islam .
U n tuk itulah diharapkan
nad zir harus bisa
m engelola
uang
wakaf yang terhimpun
dengan m enanam kan pada upaya-upaya pengembangan dana
melalui investasi secara lan g sun g m aupun secara t idak lan g sun g , sehing ga uan g terus
dapat berputar dan beredar, serta tetap
berfungs i
sebagai uang. Terjaga keutuhan d an
senantiasa
aman
posisinya,yang
akhimya
mendatangkan pendapatan
yang ting gi, yang
sesuai dengan sya ri'at. Ada sebuah ung kapan yang men gingatkan pada kita
semua,
dari
sahabat
Ali
bin A bi Thalib ra., bahwa kebenaran tanpa penataan (man ajem en) akan
dikalahkan oleh kebathilan yan g tertata rapi (Atsar Ali ra.)
Dari uraian di
atas dapat diambil suatu pelajaran , bahwa n adzir wakaf harus m emiliki
kemampuan man ajerial yan g baik
dan
kuat, terutama pada aspek m an ajem en keuang an
yang
m encakup;
perencanaan,
pengelolaan,
dan
peng endaliann ya.
(Tohirin ,
2002).
Investasi Syari ah
Tentang praktek peng elolaan w akaf
tunai
yang di lakukan deng an memanf aa tk an
j a s ape rbank an s e h i n g g a a k a n m e n i n g k a t k a n in v e st as i
sosial dan
men t rans fo rmas ikan
tabungun m asyarakat menjadi modal dan jugadapat
m emban lu
pengem bangan sosial capital
nknttfliimihVol. XV.ND.2f
l.muari- lutii
20(19 27
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
14/16
Fa ja r H idayan to
market. (Mannan,
200 ).
Konsep ini
lebih menu nj ukkan
pada
in vestasi
tidak langsung dari
wakaf
tunai
yang dipraktekkan
melalui
jasaperbankan
terutam adengan
m enyimpan
uang
tunai
secara am an sebagai
tabungan
atau mendepositokannya , dari
keduanya akan
dapat
menghasilkan
keuntungan
dari pembagian bagi
hasil (mudha rabah)
yang
telah disepaka ti
dengan fihak bank.Banyak h ikmah da n manfaat yang
dapatdiam bil dari
operasional
w akaf
tunai,
baik
bagi
w akif maupun
bagi
masyarakat luas. (Ha fidudin, 2003). Ini
lebih
menunjuk-
kan
kepada aspek
distribusi manfaat
dengan aloka si dana ya ng tepat
da n terencana , seperti
uang w akaf dapat dijadikan modal usaha denga n sistem bagi hasil (mudhara bah), kemudian
dapat
pula
dijadikan
sumber dana potensial bagi kepentingan peningkatan k ua litas
uma t
seperti; pendidika n, kesehatan,
dan
kesejahteraan ma syaraka t.
Berangkat dari
konsep
di
atas,
penulis
dapat
mendiskripsikan
sebuah
rangkuman
pendapat mengenai ma najem en w akaf tunai ya ng perlu
dicarikan
inovasi
da n alternatif
model pengelolaan
dan
pengembanga nnya dengan
m engajukan
konsep
pemikiran
sebagai
berikut:
•
Ba hw a w akaf tuna i yang belum banyak
dikembangkan di
tengah
masyarakat
muslim
Indonesia
keduduka nnya
hams disejajarkan dengan
wakaf
aset
lainnya,
baik m elalui
gerakan organisasi w akaf ya ng sudah ada ma upun mela lu i gerakan khusus sebagai
organisasi baru yang han ya mengelola satu bidang wa kaf tu nai . Gerakan w akaf tunai
akan tidak memiliki arti ma na kala
tidak
dipikirkan konsep m ana jemen pengelolaan yang
sebaik-baiknya di
n k ukan
dan satu bagian terpenting dalam pengelolaan
w akaf tunai
adalah
aspek
pengembangan dana, sehingga
wa kaf dalam
bentuk
uang tunai itu
senantiasamenjadi
dana berkembang da n pemanfaatannya tidak kemudian
menj
adi
aset
uang tersebut
sebagai
dana konsum tif sekaligus
dana
habis pakai.
•
Ba hw a satu model pengelolaan dan pengembangan w akaf tunai dimaksudkan
sebagai upaya menjadikan dana umat tersebut adalah dana produktif.
Un tuk dapat
menjadikan
w aka f tunai itu produktif,
maka
ua ng tunai terlebih dahulu
harus
dihimpu n
dalam j umlah ya ng tidak sedikit, sehingga perlu ditemu ka n
cara-cara
y an g rea listis dan
efektif dalam ra ngka memobilisir dana.
V
esimpulan
Berdasar
pada analisa dan pembahasan yang telah dilakuka n
penulis, maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Manajemen
w a k af
tunai
diimplementasikan da lam
bentuk
pengelolaan dana w akaf
yang berupa
ua ng di laku kan
oleh penguru s lembaga w a k af
d an
disebut sebagai na dzir.
Mereka adalah t enaga
profesional
yang h a r u s memi l ik i kemampuan berorganisas i
memahami
pe rekonomian khususnya b idang
keuangan I s l ami , da n
d i d u k u n g
o leh
pengetuhuan ihn u sya r i ah
y ang
m u m p u n i . serta a n i anah le rhadap
tugasnya.
2 S Mukatitliintili V o l . X V ,
N o . 2 o
J . m u . i r i - l u n i 2009
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
15/16
W a k a f Tunai Produktif
Tugas
mengelola
wakaf
tunai
meliputi
berbagai
upaya dari penggalian potensi
wakif
di tengah
m asyarakat ,
sosialisasi
dan penggalangan
dana serta penghimpunan
dana,
kemudian
dengan
himpunan
jumlah
wakaf tunai yang banyak
nadzir melakukan
pengembangan
dana
agar
nom inal uang tunai dapat
berputar dan berfungsi, sehingga
dapat
menghasilkan
pendapatan
atau
keuntungan yang maksimal. Untuk selanjutnya dari
pendapatan atau keuntunga n dapat didistribusikan ,
sedangkan
pokok uang wakaf tetap
terjaga keutuhan jum lah dan nilainya , yang senantiasa berputar dan berfungsi sebagai
uang tunai yang produktif.
Untuk melakukan penghimpunan dana
wakaf maka
sangat
diperlukan
upaya mobilisasi
yang
efektif
dan
secara
empiris dapat
m eniru
model
yang telah
berhasil
seperti
m enerapkan
praktek sertifikasi yang mudah
dalam
pelayanan dan
penyelenggaraan
administrasi atau
dengan model da na abadi yan g dapat
ditunjukkan
sebagai
eksistensi
dana organisasi yang
selanjutnyamenjadi dana wakaf tunai. Kemudian dapat juga m enerapkan model endowment
fund yang m emberikan contoh kreatif
dan
inovatif bagi nadzir dalam mendesign cara
memperoleh
dana. Dapat juga menerapkan model donasi yang
lebih
fam iliar
dan
telah
laku di m asyarakat
yang
di
dalatnnya
ada w ujud
partisipasi sosial yang religius
serta praktek
gotongroyong.
Himpunan
harta
wakaf tunai dalam jumlah nominal yang banyak
harus
dijaga keutuhan
da n keamanannya,
sekaligus dapat berputar serta berfungsi sebagaim ana m anfaat uang.
Namun apabila
dialihfungsikan
seperti untuk membeli tanah dan bangunan mak a telah
berubah
menjadi
bukan
w akaf tunai .Oleh
karena
itu harus dilakukan pengembangan
yakni melalui
berbagai model
investasi baik
secara
langsung maupun
investasi
tidak
langsung,
dengan memilih langkah-langkah
pilihan
yang mempertimbangkan tingkat
keamanan dan
keutuhan dana, keuntunga n maksimal dan m enghindari tingkat resiko yang tinggi. Model
pengembangan dalam
prioritas
investasi dapat disus un urutan p ilihan sebagai
berikut:
pertama,
disimpan sebagai
tabungan
dan deposito
pada
bank
syari ah.
Kedua,
ditanamk an
dalam reksadana syari ah. Ketiga, ditanamkan sebagai modal gadai sya ri ah. K eempat,
untuk mem beli obligasi syari ah. Kelima, unt uk membeli saham syari ah.
Keenam,
ditanamkan
pada
perusahaan modal ventura.
Distribusi wakaf tunai
hanya
dapat dilakuka n dengan mengalokasikan dana dari hasil
investasi, adapun uang pokok
wakaf
harus tetap terjamin, senantiasa berputar dan produktif,
kemudian
untuk mencapai tingkat m anfaat mak simal, m aka diperlukan program-program
distribusi dengan mengalokasikan
pembiayaan
atau bantuan untuk pengembangan
sektor
nil, baik yan g
bersi
fa t
produktif,
seperti
pinjaman
kreditmikro atau
untuk
subsidi penyeleng-
garaan
pendidikan,
serta pem biaya an atau bantuan yang dapat
langsung menye ntuh
untuk
pemenuhan kebutuhan konsumti f
ma syarakat , seperti;
layanan kesehatan C u m a -C u m a
dan beasisw apendidi kan bagi dhiTafa
1
.
V o l .
X V , N u . 2 h
J a n u a r i J u n i
2 1 1 9
2 9
-
8/19/2019 wakaf tunai produktif
16/16
Fajar Hidayanto
Daftar ustaka
Ach sien lggi H
Investasi
Syari
ah
dipasar Modal, Jakarta: Gramedia
Pustaka
Utama
2003.
Arif in Muhammad,
W akafSebagai Kegiatan Investasi, PKPU
online,
2002.
An-Nababan M Faruq, Sistem Ekonomi Islam, Al ih Bahasa Muhadi. Z,
Y ogyakar ta :
UII
Press,
2000.
Anoraga,
Panji Manajemen Bisnis, Jakarta: RinekaCipta,
1997.
Al wi Sy afamddin
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE UGM, 2001.
AH
M u h D a u d
Sistem Ekonomi
Islam Zakat
dan Wakaf,
Jakarta :
UI
Press, 1998.
Abdurrahman
(1990),
M asalah
Tanah
M ilik dan Kedudukan
Tanah
Wakaf
di
Negara
Kita,
Bandung: PT.
Citra Adilya, 1990.
A s-Sayuthi Jalaluddin Abdurrahman bin Abi
Bakar
Al Jami As-Soghir Fi
Ahaditsil
Basyir, Darul lya Al Kutub Al Arabiyah, t.L
Abu
Su ud,
Muhammad, Risalah
FiJawazi
WaqfalNuqud, Beirut:
Dar ibn
hazm
1997.
Chapra,
M Umar, Sistem
M oneter
Islam, Alih
Bahasa Ihwan Abidin
B, Jakarta:
Gema
Insani Press,
2000.
Dahlan, Zaini, Al
Qur an
dan
Terjemahannya,
Yogyakarta:
UII Press,
1997
Dorimulu, Primus
,
Mengapa Hants Reksadana, Yogyakarta
:
Glory
Offset
Press,
1997.
Dipo, Hardowo, Sukses
M emperoleh
Dana Usaha
dengan
Tmjauan Khusus Modal
Ventura,
Yogyakarta:
Gravity,
1995.
Guritno. T, Kamus
Ekonomi,
Bisnis, Perbankan, Jakarta: Indo Press, 2001.
Hafiduddin
Didin,
Islam
A plikatif^
Jakarta: Gema Insani
Press, 2003.
Mannan MA
Ekonomi Islam;
Teori dan
Praktek,
Yogyakarta :Dana
Ba kti Wakaf
1993.
MiiktiiUinmh
Vol.
X V .
No.
r >
Kimun l u n i
21109