WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB...

275
i WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB “NIZHÂM AL-ISLÂM” (ANALISIS WACANA KRITIS) TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Ilmu-Ilmu Humaniora (M. Hum) oleh RIQI SAFARI NIM: 21140222000005 KONSENTRASI BAHASA DAN SASTRA ARAB PASCASARJANA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M.

Transcript of WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB...

Page 1: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

i

WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB

“NIZHÂM AL-ISLÂM”

(ANALISIS WACANA KRITIS)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Magister Ilmu-Ilmu Humaniora (M. Hum)

oleh

RIQI SAFARI

NIM: 21140222000005

KONSENTRASI BAHASA DAN SASTRA ARAB

PASCASARJANA FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M.

Page 2: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Tesis mahasiswa berikut ini :

Nama : Riqi Safari

NIM : 21140222000005

Program Studi : S2 Bahasa dan Sastra Arab

Judul Tesis : Wacana Fundamentalisme dalam Kitab

Nizhâm al- Islâm (Analisis Wacana Kritis)

Telah disetujui dan dinilai layak oleh pembimbing untuk diajukan dalam ujian

tesis

Jakarta,…………….

Pembimbing

Dr. Ahmad Saekhuddin, MA

Page 3: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

iii

Page 4: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

iv

KATA PENGANTAR

Alḥamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan

kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan tesis ini. Tanpa izin dan campur tangan-Nya, rasanya sulit bagi penulis

untuk kembali melanjutkan pendidikan pada jenjang strata II (S2) dan

menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat dan salam juga dihaturkan kepada

Nabi Muhammad Saw, keluarga, dan para sahabat beliau.

Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi,

dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis merasa berhutang

budi dan ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Fahru roji dan Ibunda Mulyati yang telah

membesarkan, mendidik, dan selalu mendoakan penulis. Terima kasih atas kasih

sayang, doa, semangat, dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan pada jenjang strata II ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A., selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih untuk motivasinya

agar kami dapat menghasilkan penelitian yang kontekstual dan multidisipliner.

3. Bapak Dr. Abdullah, M.Ag., selaku Ketua Program Magister Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih untuk semua

bantuan dan motivasinya agar kami segera menyelesaikan studi S2.

4. Bapak Dr. Adib Misbachul Islam, M.Hum, selaku Sekretaris Program Magister

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

untuk semua bantuannya terutama dalam hal administrasi dan pengaturan jadwal

ujian.

Page 5: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

v

5. Ibu Dr. Akhmad Saekhudin, M. Ag, selaku dosen pembimbing yang telah sabar

dan rela meluangkan waktu dan pikirannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis ini dengan baik. Tanpa masukan, perbaikan, dan bimbingan dari beliau, tesis

ini tidak akan mungkin bisa selesai seperti sekarang ini.

6. Bapak Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M. Hum, dan Ibu Dr. Darsita Suparno,

M. Hum, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran

dalam penulisan tesis ini.

7. Para guru besar dan dosen pada Program Magister Bahasa dan Sastra Arab,

Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

untuk segala ilmu, didikan, dan arahan yang telah diberikan.

8. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, atas beasiswa yang telah diberikan sehingga

penulis dapat melanjutkan pendidikan strata II.

9. Petugas dan pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, serta

pengurus Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Teman-teman, senior dan adik-adik di Program Magister Fakultas Adab dan

Humaniora

Page 6: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

vi

11. Teman-teman di Rumah Qurani.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu tetapi telah

memberikan bantuan yang tidak terhingga kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap agar Allah Swt berkenan untuk membalas segala

kebaikan yang telah dilakukan. Semoga tesis ini membawa berkah dan manfaat

dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Ciputat, 10 Juli 2018

Riqi Safari

Page 7: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

vii

ABSTRAK

Riqi Safari (NIM : 21140222000005) , “Wacana Fundamentalisme dalam Kitab

“Niẕâm al-Islâm” ”, Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan

Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, Pembimbing : Dr. Ahmad

Saekhuddin, M.A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis teks, kognisi sosial, serta

konteks bentuk wacana fundamentalisme yang dibangun dalam kitab “niẕâm al-

Islâm. Penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis. Penelitian ini

dilakukan dengan menganalisis struktur wacana teks. Struktur wacana teks

dianalisis dengan menggunakan beberapa metode penelitian yaitu metode analisis

wacana kritis model Teun A.van Dijk, metode padan intralingual, serta metode

padan ekstralingual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks membuat

wacana negatif sebagai bentuk pernyataan tidak setuju terhadap pemikiran

nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, kerohanian, kapitalisme, demokrasi, dan

sosialisme komunisme, karena seluruh asas pemikiran tersebut tidak dapat

membangkitkan kehidupan umat manusia dan akan menghalangi proses

penegakkan sistem Dawlah Khilâfah Islâmiyyah. Namun teks berpandangan

positif terhadap asas pemikiran kepemimpinan ideologis Islam yang bertujuan

menegakkan sistem Dawlah Khilâfah Islâmiyyah, karena asas pemikiran tersebut

sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir.

Secara konteks sosial kitab niẕâm al-Islâm bertujuan ingin merubah pemikiran,

sistem, dan hukum kufur yang telah mendominasi asas berfikir kaum muslimin ke

dalam kehidupan yang Islami di dalam Darul Islam (Negara Islam) dan

masyarakat Islam dengan ditegakkannya sistem Dawlah Khilâfah Islâmiyyah

berdasarkan sejarah politik Islam.

Kata Kunci : Analisis Wacana Kritis, Wacana Fundamentalisme, Kitab “Niẕâm

al-Islâm”

Page 8: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

viii

ABSTRACT

Riqi Safari (NIM: 21140222000005), "Discourse on Fundamentalism in the

Book" Niẕâm al-Islâm "", Arabic Language and Literature Course, Faculty of

Adab and Humanities, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018, Advisor: Dr.

Ahmad Saekhuddin, M.A.

This study aims to know the analysis of texts, social cognition, and the context of

fundamentalism discourse form which is built in the book "niẕâm al-Islâm. This

research uses critical discourse analysis theory. This research is done by analyzing

text discourse structure. Text discourse structure is analyzed by using some

research method that is critical discourse analysis method of Teun A.van Dijk

model, intralingual pad method, and method of extralingual padan. The results of

this study indicate that the text makes negative discourse as a form of

disagreement with nationalist, tribal, religious, spiritual, capitalistic, democratic

and communist socialism because all of the principles of thought are derived

which can‟t raise the life of mankind and will obstruct the process enforcement of

Dawlah Khilâfah Islâmiyyah system. But the text positively views the ideological

ideology of Islamic leadership that aims to establish the system of Dawlah

Khilâfah Islāmiyyah, because of the principle of thinking as the ideals of the

struggle of the text writers and religious groups of Hizb ut-Tahrir. In the social

context of the book niẕâm al-Islâm aims to change the thoughts, systems, and

laws of kufr which have dominated the principle of thinking of muslims into

Islamic life in Darul Islam (Islamic State) and Islamic society by the

establishment of the system of Dawlah Khilâfah Islâmiyyah based on Islamic

political history .

Key Words: Critical Discourse Analysis, Discourse Fundamentalism, Book

"Niẕâm al-Islâm"

Page 9: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

ix

ملخص البحث

(، قسم اللغة العربية وآداهبا، كلية اآلداب والعلوم اإلنسانية، 2001222111112القيد : ريقى سفرى )رقم ، حتت إشراف : أمحد سيخو الدين2102جامعة شريف هداية اهلل اإلسالمية احلكومية جاكرتا،

يهدف هذا البحث اىل الكشف عن بناء خطاب أصولية يف كتاب نظام اإلسالم من حتليل النص، اإلدراك جتااع،، وسيا النص وهذا البحث يستخدم رريقة حتليل اطخطاب النقدى عند اان داي،، وهذ الطريقة اإل

يع الراض تستخدم لتحليل بناء اطخطاب النص، وتوصل هذا البحث اىل نتائج وه، ان كل من النص يشري اىل جصلحية، الرابطة الروحية، ه، الرابطة الورنية، الرابطة القومية، الرابطة الروابط

االشرتاكية ،الدموقرارية ،الرأمسالية امل

يف يسري يف رريق النهوض الحني و ،ومنها الشيوعية بشكل سليب ألنم يتم احلصول على جيع مبادئ الفكرولكن ان كل من النص يشري اىل وسوف تعقن عالية تطبيق لتنظيم الدولة اطخالاة اإلسالمية ،اإلنسان احلياة

ألن ،القبول القيادة الفكرية يف اإلسالم الذي يهدف اىل قيام لتنظيم الدولة اطخالاة اإلسالمية بشكل إجياب أساس هذ الفكرة مهة يف جهاد مصنف هذا النص وارقة اإلسالمية ه، حزب التحرير وسيا اإلجتااعى

،بتحرير األاكار ،قتالع األوااع ال ي أقامها الكاار املستعار جزورهايهدف "كتاب نظام اإلسالم" اىل اإلواحلكم من االحتالل الكاار حىت تستأنف احلياة اإلسالمية بإقامة الدولة اطخالاة اإلسالمية ال ي حتال ،والنظام

رسالة اإلسالم للعامل كااة على أساس التاريخ السياس، اإلسالم،

حية : حتليل اطخطاب النقدى، خطاب أصولية، كتاب نظام اإلسالم الكلاات املفتا

Page 10: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)

Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.158 tahun 1987

dan No.0543b/U/1987.

A. Konsonan

Huruf Arab

Nama

Huruf Latin

Nama

Alif Tidak ا

dilambangkan

Tidak

dilambangkan

Ba B Be ب

Ta t Te ت

Ṡa ṡ Es (dengan titik ث

di atas)

Jim j Je ج

Ḥa ḥ Ha (dengan titik ح

di bawah)

Kha kh Ka dan Ha خ

Dal d De د

Żai ż Zet (dengan titik ذ

di atas)

Ra r Er ر

Zai z Zet ز

Sin s Es س

Syin sy Es dan Ye ش

Ṣad ṣ Es (dengan titik ص

di bawah)

Ḍad ḍ De (dengan titik ض

di bawah)

Ṭa ṭ Te (dengan titik ط

di bawah)

Ẓa ẓ Zet (dengan titik ظ

di bawah)

Ain „ Koma terbalik (di„ ع

atas)

Page 11: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xi

Gain g Ge غ

Fa f Ef ف

Qaf q Qi

Kaf k Ka ك

Lam l El ل

Mim m Em م

Nun n En ن

Waw w We و

Ha h Ha ه

Hamzah ' Apostrof ء

Ya y Ye ي

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap.

Contoh : مقدمة = muqaddimah

al-Madīnah al-munawwarah = املدينة املنورة

C. Vokal Pendek

— Fatḥah A

— Kasrah I

— Ḍammah U

D. Vokal Panjang

ā —ا

ī —ي

ū —و

Page 12: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xii

E. Vokal Rangkap (Diftong)

Ai —ي

Au —و

F. Ta Marbutah

a. Ta marbutah yang berharkat sukun ditransliterasikan dengan huruf “h”.

Contoh : ة املكرمةمك = makkah al-mukarramah

al-syarī‟ah al-Islāmiyyah = الشريعة اإلسالمية

b. Ta marbutah yang berharkat hidup ditransliterasikan dengan huruf “t”.

Contoh : احلكومة اإلسالمية = al-ḥukūmatu al-Islāmiyyah

al-sunnatu al-mutawātirah = السنة املتواترة

G. Hamzah

Huruf hamzah ( ء ) ditransliterasikan dengan tanda apostrof. Namun, ketentuan ini

hanya berlaku apabila huruf hamzah terletak di tengah dan akhir kata. Adapun

huruf hamzah yang terletak pada awal kata ditransliterasikan dengan huruf vokal.

Contoh : ان إي = īmānun.

H. Lafzu al-Jalālah

Lafzu al-Jalālah (kata اهلل) yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa

hamzah. Contoh : عبداهلل = „Abdullah.

I. Kata Sandang ‘al’

1. Kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf

qamariyah maupun syamsiyah.

Contoh : األماكن املقدسة = al-amākinu al-muqaddasah

al-siyāsah al-syar‟iyyah = السياسة الشرعية

Page 13: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xiii

2. Huruf “a” pada kata sandang “al” tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun

merupakan nama diri.

Contoh : املاوردى = al-Māwardi

al-Azhar = األزهر

3. Kata sandang “al” pada awal kalimat dan pada kata “Allah Swt, Qur‟an” ditulis

dengan huruf kapital.

Contoh : Al-Afgani adalah seorang tokoh pembaharu.

Saya membaca Al-Qur‟ān al-Karīm.

Page 14: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xiv

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ..........................................................................................................iii

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................x

DAFTAR TABEL DAN BAGAN .....................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Permasalahan ....................................................................... 10

1. Identifikasi Masalah .......................................................... 10

2. Pembatasan Masalah ......................................................... 11

3. Perumusan Masalah .......................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 11

D. Penelitian Terdahulu .................................................... 12

E. Sistematika Penulisan .................................................... 14

BAB II KERANGKA TEORI ............................................................. 16

A. Analisis Wacana melalui Pendekatan Kritis ........................ 16

1. Analisis Wacana Kritis (CDA) Melihat Wacana

Fundamentalisme dalam Teks Keagamaan................................ 17

2. Analisis Wacana Model Teun A.Van Dijk ............................ 31

3. Langkah-langkah Analisis Wacana

Model Teun A.Van Dijk ............................................................ 34

a. Level struktur teks ........................................................ 34

1. Tematik .............................................................. 34

Page 15: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xv

2. Skematik .............................................................. 35

3. Latar .............................................................. 36

4. Detil .............................................................. 37

5. Maksud .............................................................. 38

6. Koherensi .............................................................. 38

7. Analisis Bentuk Kalimat .......................................... 39

8. Analisis Elemen Kata Ganti .................................... 39

9. Analisis Pilihan Kata ............................................... 40

b. Level Kognisi Sosial .................................................... 41

c. Level Analisis Sosial .................................................... 43

1. Praktik Kekuasaan ................................................... 44

2. Akses Mempengaruhi Wacana ................................ 45

d. Kerangka Analisis ........................................................ 46

B. Penafsiran Teks Keagamaan Kelompok HTI ........................ 48

1. Pemikiran HTI dalam Menafsirkan

Teks Keagamaan terkait Syariat Islam ................................. 48

2. Penafsiran HTI dalam Konteks Penegakkan

Sistem Pemerintahan Khilâfah Islamiyah ............................ 61

3. Perlakuan HTI terhadap Kelompok Non-Muslim ................ 67

4. Pemikiran HTI dalam Pembahasan Gender ......................... 68

5. Respon HTI dalam Menyikapi Pembubarannya .................. 69

6. Sikap HTI terhadap Isu Terorisme

dan Gerakan Radikalisme .................................................. 72

BAB III HIZBUT TAHRIR INDONESIA SEBAGAI

KELOMPOK GERAKAN FUNDAMENTALIS ISLAM .................. 74

Page 16: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xvi

A. Potret Profil Hizbut Tahrir Indonesia ........................................ 74

B. Hizbut Tahrir Indonesia Sebagai Gerakan

Fundamentalis Islam .................................................................. 83

1. Bentuk Ideologi Hizbut Tahrir Indonesia .............................. 78

2. Visi dan Misi HTI .............................................................. 82

3. Basis Keanggotaan HTI ....................................................... 83

4. Sumber Dana dan Kongres HTI ........................................... 86

C. Sekilas Penjelasan Kitab niẕâm al-Islâm ................................... 88

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 95

A. Rancangan Penelitian .................................................... 96

B. Metode Penelitian .................................................... 96

C. Objek Penelitian .................................................... 97

D. Sumber Data .................................................... 97

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................... 97

F. Instrumen Penelitian .................................................... 98

G. Analisis Data .................................................... 98

H. Tahap Analisis Data .................................................. 102

I. Pelaksanaan Penelitian .................................................. 102

BAB V HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............ 104

A. Analisis teks bentuk wacana fundamentalisme

yang dibangun dalam kitab “niẕâm al-Islâm” ....................... 106

a. Analisis Struktur Makro .................................................. 107

1. Tema Umum .................................................. 107

b. Skematik Teks terkait Judul Kepemimpinan

Page 17: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xvii

Ideologis dalam Islam .................................................. 117

c. Aspek Semantik .................................................. 137

1. Latar .................................................. 137

2. Detil .................................................. 144

3. Maksud .................................................. 145

d. Aspek Sintaksis .................................................. 150

1. Koherensi .................................................. 150

2. Analisis Bentuk Kalimat ................................................ 164

3. Anaisis Kata ganti .................................................. 171

e. Aspek Stilistika .................................................. 175

1. Analisis Pemilihan Kata ................................................. 175

B. Analisis Kognisi Sosial dan Konteks

Wacana Fundamentalisme .............................................. 206

a. Analisis Kognisi Sosial ........................................................ 206

b. Analisis Sosial ............................................................ 217

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 233

A. Kesimpulan .................................................. 233

B. Saran .................................................. 235

DAFTARPUSTAKA ...........................................................................xv

LAMPIRAN

Page 18: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xviii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

A. Bagan Hlm.

Bagan 1. Struktur Teks 33

Bagan 2. Elemen Wacana versi Van Dijk 41

Bagan 3. Kerangka analisis van Dijk 47

Bagan 4. Metodologi Penelitian 95

Bagan 5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 99

Bagan 6. Metode dan Teknik Analisis Data 101

Bagan 7. Pelaksanaan Penelitian 103

B. Tabel

Tabel 1. Pilihan kata yang dapat menggambarkan 211

secara konkret kognisi sosial penulis teks

niẕâm al-Islâm

Page 19: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fungsi dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Di dalam

masyarakat ada komunikasi atau saling hubungan antaranggota. Untuk keperluan

itu digunakanlah suatu wahana yang dinamakan bahasa. Dengan demikian, setiap

masyarakat dipastikan memiliki dan menggunakan alat komunikasi sosial

tersebut. Tidak ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak ada pula bahasa tanpa

masyarakat. Dengan demikian, bahasa dapat menentukan corak suatu

masyarakat.1 Bahasa bersifat sistematis dibangun oleh sejumlah subsistem.

2

Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik atau

tataran bahasa. Jika diurutkan dari tataran yang terendah sampai tataran yang

tertinggi, dalam hal ini yang menyangkut ketiga subsistem struktural di atas

adalah tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana.3 Kajian wacana

merupakan satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal

termasuk satuan gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat. Sebagai satuan

tertinggi yang lengkap maka di dalam wacana itu terdapat konsep, gagasan,

pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana

tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun. Sebuah

wacana dapat dibangun oleh beberapa kalimat, apabila wacana yang cukup besar

biasanya dibangun oleh beberapa paragraf. Setiap paragraf dibangun oleh

sejumlah kalimat yang saling berkaitan, yang membentuk sebuah “pikiran

pokok”, di mana terdapat sebuah kalimat pokok atau kalimat utama, ditambah

oleh sejumlah kalimat penjelas.4

1 Soeparno. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana

(Anggota IKAPI). 2013. H. 15-16

2 Abdul Chaer. Psikolinguistk Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta. 2003. H. 30

3 Abdul Chaer. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 2014. H. 36

4 Abdul Chaer. Kajian Bahasa Struktural Internal, Pemakaian dan Pembelajaran Jakarta:

Rineka Cipta. 2007. H. 62

Page 20: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

2

Bahasa juga digunakan untuk beragam fungsi dan mempunyai berbagai

konsekuensi. Lagi pula bahasa sekaligus dikonstruksi dan mengonstruksi sehingga

fenomena yang sama bisa dideskripsikan dengan bermacam-macam cara. Ada

beragam variasi laporan atau cerita, ada yang memiliki makna harfiah, lebih

banyak konotatif daripada denotatif, ada pula yang bentuknya fiksi. Ada yang

berupa representasi namun ada juga yang virtual. Menjadi susah dipahami ketika

dalam bahasa ternyata terdapat retorika, manipulasi dan penyesatan. Bahasa

merupakan mekanisme kontrol sosial yang sangat kuat, maka bisa disanggah dan

patut diperdebatkan. Orang bisa dikenali dari kelompok mana karena penggunaan

bahasa. Maka studi wacana kritis sangat diperlukan.5

Para peneliti studi wacana kritis tertarik untuk mempelajari bagaimana

wacana mereproduksi dominasi sosial, yaitu penyalahgunaan kekuasaan oleh

suatu kelompok terhadap kelompok-kelompok yang lain, dan bagaimana

kelompok-kelompok yang didominasi berusaha melakukan perlawanan terhadap

penyalahgunaan kekuasaan itu melalui wacana juga. Jadi studi wacana kritis

bukan sekedar penelitian sosial atau politik, seperti pada ilmu-ilmu sosial-politik,

namun mengedepankan premis bahwa beberapa bentuk teks dan wicara bisa saja

tidak adil. Maka penelitian studi wacana kritis berusaha membongkar

ketidakadilan itu.6

Menyoroti diskursus “fundamentalisme” dan “modernisme” bukanlah

istilah yang berasal dari perbendaharaan kata dalam bahasa masyarakat-

masyarakat Muslim. Kedua istilah itu dimunculkan oleh kalangan akdemisi Barat

dalam konteks sejarah keagamaan dalam masyarakat mereka sendiri.

Modernisme, pada awalnya diartikan sebagai aliran keagamaan yang melakukan

penafsiran terhadap doktrin agama Kristen untuk menyesuaikannya dengan

perkembangan pemikiran modern. Fundamentalisme diartikan sebagai reaksi

terhadap modernisme. Fundamentalisme dianggap sebagai aliran yang berpegang

5 Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan. (Jakarta: Rajawali Pers. 2017). H. 78

6 Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan……… H. 78

Page 21: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

3

pada “fundamen” agama Kristen melalui penafsiran terhadap kitab suci agama itu

secara rigid dan literalis. Istilah “modernisme” dan “fundamentalisme” kemudian

digunakan oleh sarjana-sarjana Orientalis dan pakar ilmu sosial dan kemanusiaan

Barat untuk membedakan dua kecenderungan pemikiran yang hampir sama

dengan apa yang dijumpai dalam agama Kristen itu, di dalam masyarakat yang

memeluk agama lain. Hal serupa juga mereka terapkan untuk mengamati

pemikiran keagamaan dalam masyarakat-masyarakat muslim. Akan tetapi

ilmuwan Barat dan ilmuwan Muslim tidak sama mengkategorikan kedua istilah

tersebut dalam perkembangan ilmu sosial dan kemanusiaan. Istilah “modernisme”

sering diganti dengan istilah-istilah “reformis”, “reawakening”, “renaissance”,

dan “renewal”. Sedangkan istilah “fundamentalisme” sering pula diganti dengan

istilah-istilah “revivalism”, “militancy”, reassertion”, “resurgence”, “activism”,

dan “reconstructionism”.7

Hasil dari pemikiran keagamaan fundamentalisme melahirkan radikalisme.

Gejala radikalisme tersebut yang muncul satu dekade terakhir-baik diarus global

maupun nasional-sebetulnya bukanlah fokus perhatian baru bagi kalangan

akademisi. Huntington (1996), salah satu profesor di Universitas Harvard,

berpandangan bahwa pasca perang dingin identitas budaya dan agama akan

menjadi sumber utama konflik di dunia yang ia sebut sebagai “benturan antar

peradaban” (the clash of civilization). Kekuatan ekonomi, politik, dan militer yang

dimiliki oleh peradaban barat, menurut Huntington, akan mengalami pergeseran

utama dengan munculnya “peradaban tandingan” lain: Islam (Muslim) dan

Konfusius (Sino). Kedua peradaban ini, lanjut Huntington, akan menjadi ancaman

bagi peradaban barat dibawah komando Amerika Serikat. Pendapat Huntington ini

tidak luput dari berbagai kritik yang diberikan oleh berbagai pihak.8

7 Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam politik Islam (Jakarta:

Paramadina University, 1999), h. 5-6.

8 Sakti Wira Yudha, Radikalisme Kelompok Islam (Analisis Struktur-Agen Terhadap

Wacana Radikalisme Kelompok Islam Pasca-Orde Baru) (Depok: Universitas Indonesia, 2012) h.

1 Tesis pada Pascasarjana Universitas Indonesia, Konsentrasi Sosiologi.

Page 22: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

4

Melihat fenomena radikalisme yang semakin kompleks, Indonesia sendiri

kini dilanda problem radikalisme Islam, baik secara pemikiran maupun gerakan.

Radikalisme Islam dalam bentuk pemikiran bisa dilihat dari HTI (Hizbut Tahrir

Indonesia) sebagai salah satu elemen gerakan Islam kontemporer di Indonesia

yang menjadi cabang dari Hizbut Tahrir Internasional. Alasannya, karena bagi

HTI, negara Indonesia adalah negara kafir, dan demokrasi adalah haram. HTI

menolak NKRI sebagai sebuah sistem politik nation state secara radikal dan juga

menolak demokrasi yang mulai diberlakukan kembali di Indonesia pasca Orde

Baru. Ia memang berbeda dengan JI (Jamaah Islamiyyah) yang radikal secara

tindakan. Jika menurut JI, karena Pemerintahan Indonesia kafir, maka boleh

diperangi, maka menurut HTI, negara ini meski kafir tidak harus diperangi, tetapi

didakwahi saja.9

Berhubungan dengan gerakan fundamentalisme Islam di Indonesia yang

rupanya tidak sekedar mengusung ide pelaksanaan syariat Islam tetapi juga

pembentukan negara Islam. Meskipun ide seperti ini tidaklah baru, mengingat

dulu DI pernah menelorkannya, hal itu sekarang ini telah mengalami revitalisasi

dengan hadirnya kelompok-kelompok baru selain DI, sehingga ide ini pun

mempunyai nuansa yang bervariasi. Selain itu, ada juga diantara gerakan

fundamentalis ini yang mempunyai pemikiran untuk mendirikan kekhalifahan

Islam yang bisa mewadahi seluruh umat Islam dalam berbagai bangsa, seperti

yang diperjuangkan oleh gerakan keagamaan fundamentalis politis Hizbut Tahrir

Indonesia. Meskipun dirasa agak utopis, pendirian kekhalifahan Islam ini menjadi

perhatian dan cita-cita mereka.10

Mereka juga menyadari bahwa menegakkan

khilâfah tidaklah semudah yang dibayangkan, karena selain wilayah yang sangat

luas (saentro dunia), juga karena adanya upaya pengerdilan pemikiran dan

perasaan umat Islam oleh pemikiran asing. Kesulitan ini semakin bertambah

9 Sukron Kamil, Bahasa dan Pola Keislaman Moderat: Kajian atas Kata

Serapan/Ambilan Arab dalam Buku “Himpunan Putusan Tarjih” Muhammadiyah (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta) h. 1

10 Afadlal dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia Press, 2005), h. 225

Page 23: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

5

karena banyak pihak yang berupaya menegakkan khilâfah, namun mereka justru

terjerumus dalam kesalahan-kesalahan.11

Faktor lain yang menyebabkan khilâfah

sulit direalisasikan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dengan tanpa keterlibatan mereka

dalam politik praktis (berparlemen), sehingga mereka tidak mempunyai agenda

politik yang jelas yang dapat membimbing mereka untuk mencapai tujuan akhir

pembentukan negara atau kekhalifahan Islam.12

Mengamati corak fundamentalisme sebagai aliran keagamaan yang

bersifat rigid dikemukakan oleh Daniel Pipes. Menurutnya, kaum fundamentalis

adalah “kelompok yang berkeyakinan bahwa shari‟ah adalah peraturan-peraturan

yang kekal dan abadi sepanjang zaman” tanpa perlu ditafsirkan ulang untuk

menyesuaikannya dengan perubahan zaman. Fazlur Rahman menambahkan

beberapa ciri lain terhadap fundamentalisme, yaitu “elan vital” (semangat yang

melahirkannya): semangat anti Barat. Kaum fundamentalis, menururt Rahman,

suka kepada slogan-slogan yang bercorak distinktif. Tetapi hakikatnya mereka

adalah kelompok “anti intelektual”. Pemikiran fundamentalis, tambah Rahman,

tidaklah berakar kepada al-Qur‟an dan budaya intelektual tradisional Islam.

Semangat anti Barat yang diperlihatkan oleh kaum fundamentalis juga terlihat

pada sikapnya yang mengutuk modernisme karena corak adaptasi dan akulturasi

aliran itu dengan budaya intelektual Barat.13

Menurut Taqiyyudin Al-Nabhani sendiri “Madaniyyah14

Barat yang

merupakan produk ẖaḏârah -nya, jelas tidak boleh diambil, karena bertentangan

11

Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di Indonesia

(Yogyakrta: LKiS, 2012), h. 40

12 Afadlal dkk…. h. 129-130

13 Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam politik Islam (Jakarta:

Paramadina University, 1999), h.18-19

14 Madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindra yang digunakan

dalam berbagai aspek kehidupan. Madaniyah bisa bersifat khas, bisa pula bersifat umum untuk

seluruh umat manusia. Madaniyah yang bersifat khas yang dihasilkan dari ẖaḏârah contohnya

patung. Sedangkan madaniyah bersifat umum milik seluruh umat manusia bukan milik umat

tertentu contohnya perkembangan sains dan teknologi/industri. Lihat Taqiyuddin An-Nabhani,

Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: HTI-Press, 2012), h. 109

Page 24: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

6

dengan ẖaḏârah Islam, baik dari segi asas dan pandangannya terhadap kehidupan

manusia. Ḫaḏârah15

Barat dibangun berdasarkan pemisahan agama dari

kehidupan dan pengingkaran terhadap peran agama dalam kehidupan. Hal ini

berakibat munculnya paham sekular, yaitu pemisahan agama dan urusan negara

suatu hal yang wajar bagi mereka yang memisahkan agama dari kehidupan dan

mengingkari keberadaan agama dalam kehidupan. Di atas landasan inilah mereka

tegakkan sendi-sendi kehidupan beserta peraturan-peraturannya. Kehidupan

menurut mereka hanya untuk meraih manfaat/maslahat. Manfaat menjadi ukuran

bagi setiap perbuatan mereka. Manfaat merupakan dasar tegaknya sistem dan

ẖaḏârah Barat, tidak ada nilai lain selain manfaat.16

Berkaca kepada istilah

konstitusi17

meskipun berasal dari Barat, akan tetapi makna konstitusi diadopsi

oleh Hizbut Tahrir, karena tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.

Hanya saja, konstitusi Barat lahir dari ide sekulerisme, sedangkan konstitusi Islam

lahir dari al-Quran dan Sunnah. Bahkan, penyusunan konstitusi syari‟ah18

yang

15

Haḏarah sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan mempunyai fakta) tentang

kehidupan. Perbedaan antara ẖaḏârah dengan madaniyah harus selalu diperhatikan. Begitu pula

harus diperhatikan perbedaan antara bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk suatu

ẖaḏârah, dengan bentuk-bentuk madaniyah yang merupakan produk sains dan teknologi/industri.

Lihat Taqiyuddin An-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: HTI-Press, 2012), h. 109-

110

16 Taqiyuddin An-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: HTI-Press, 2012),

hlm. 110

17 Konstitusi adalah undang-undang dasar negara yang memuat pokok-pokok aturan yang

melandasi seluruh perundang-undangan negara. Sedangkan undang-undang negara (qanun) adalah,

seperangkat undang-undang yang lahir dari aturan-aturan yang termaktub dalam undang-undang

dasar negara. Lihat Syamsuddin Ramadlah, Menegakkan Kembali Khilâfah Islamiyyah, h. 98

18 Hasil dari konstitusi syari‟ah masyarakat bisa memahami secara global sistem

pemerintahan, politik dalam negeri, sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem peradilan, sistem

pertahanan dan keamanan negara Islam, serta sistem-sistem lainnya. Untuk itu, konstitusi syari‟ah

harus mengandung pokok-pokok aturan yang menjelaskan seluruh kegiatan pemerintahan, pola

hubungan pemerintah dengan rakyat, serta hal-hal yang berhubugan dengan tingkah laku

pemerintahan. Syamsuddin Ramadlah, Menegakkan Kembali Khilâfah Islamiyyah, h. 99

Page 25: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

7

diadopsi oleh Hizbut Tahrir ini hanya selalu didasarkan kepada al-Quran, Sunnah,

Ijma‟ Sahabat19

, dan Qiyas.20

Pembahasan mengenai hukum syar‟a, menurut HTI hukum syar‟a adalah

khitab Syari‟ (seruan Allah sebagai pembuat hukum) yang berkaitan dengan amal

perbuatan manusia, baik itu berupa ketetapan yang sumbernya pasti (qaṯ‟I tsubut)

seperti Al-Quran dan Hadits mutawatir, maupun ketetapan yang sumbernya masih

dugaan kuat (zhanni tsubut) seperti hadits yang bukan tergolong mutawatir.

Apabila sumber ketetapannya pasti, maka perlu dicermati; yaitu jika penunjukan

dalilnya bersifat pasti (qaṯ‟i al-dilâlah), maka hukum yang dikandungnya pasti.

Misalnya jumlah rakaat shalat farḏu yang kesemuanya bersumber dari hadits

mutawâtir. Begitu juga dengan hukum haramnya riba, potong tangan bagi

pencuri, atau hukum jilid bagi pezina. Tidak ada tafsiran lain yang ditunjukannya

kecuali satu ketetapan pasti.21

Di negara Indonesia sendiri terdapat setidaknya tiga corak pemahaman

terhadap syariat. Pertama kelompok terbesar di Indonesia memahami syariat

sebagai fikih yang berkaitan dengan praktik-praktik ritual keagamaan seperti cara

19

Dalil paling jelas untuk konstitusi syari‟ah, atau legalisasi hukum syara‟ tertentu oleh

kepala negara, adalah ijma‟ sahâbat. Legalisasi hukum tertentu oleh kepala negara sudah akrab

sejak masa khulafaurRasyidin. Abu Bakar pernah meneteapkan hukum syara‟ tertentu pada kasus

pembagian harta, dan talak. Abu Bakar membagi harta kepada kaum muslimin dengan kadar dan

ukuran yang sama, tanpa memilahkan mana yang masuk Islam terlebih dahulu dan mana yang

terakhir. Dalam masalah talak, Abu Bakar menetapkan bahwa ucapan talak tiga tetap jatuh sebagai

talak satu. Berbeda dengan Umar bin Khattab pernah membagi harta kepada kaum muslimin siapa

yang masuk Islam terlebih dahulu diberi bagian yang lebih besar. Umar juga menetapkan ucapan

talak tiga jatuh sebagai tiga kali talak. Umar juga menetapkan tanah-tanah yang ditaklukkan lewat

peperangan sebagai ghanimah untuk pemasukan Baitul Maal, bukan dibagi-bagikan kepada

pasukan yang ikut berperang. Lihat Syamsuddin Ramadlah, Menegakkan Kembali Khilafah

Islamiyah, hlm. 9 dan lihat juga Taqiyuddin An-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam, h. 140-

141

20 Syamsuddin Ramadlah, Menegakkan Kembali Khilafah Islamiyah (Jakarta: Pustaka

Panjimas, 2003), h. 98

21 Taqiyuddin An-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam (Jakarta: HTI-Press, 2012), h.

127-128

Page 26: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

8

berwuḏu, shalat, puasa dan lain sebagainya. Kedua melihat syariat sebagai nilai-

nilai Islam universal, yakni keadilan, demokrasi, persamaan, dan sebagainya.

Mereka yang meyakini hal tersebut adalah dari kalangan Islam moderat. Ketiga

adalah kelompok yang memandang syariat sebagai hukum positif, yang

menghendaki penerapan dalam ranah politik-kenegaraan. Diantara kelompok yang

memiliki tujuan tersebut adalah Hizbut Tahrir yang terkenal dengan

semboyannya, “selamatkan Indonesia dengan syariat”. Bagi mereka, akar dari

semua permasalahan di Indonesia dewasa ini adalah tidak dilaksanakannya syariat

Islam. Mereka percaya bahwa syariat dapat menyelesaikan permasalahan yang

ada. Sekarang ini masyarakat muslim hidup dalam sistem yang tidak sesuai

dengan ajaran-ajaran Islam. Menurut mereka melaksanakan syariat dalam

kehidupan merupakan kewajiban yang tidak perlu dibantah lagi (ma‟lumin min al-

din bi al-ḏarȗrah).22

Pembahasan moderatisme Islam, dimana inti Islam menurut Sunni terletak

pada kemaslahatan atau dalam bahasa harfiah Qur‟an “rahmat bagi semesta” pun

sering menjadi tidak tampak. Hal ini terjadi karena kelakuan dalam pola pikir

keagamaan kaum fundamentalis semisal HTI, dan terutama fundamentalis jihadis

seperti JI. Bahkan kelakuan dalam pola pikir keagamaan juga terjadi di tingkat

masyarakat Muslim akar rumput biasa. Mereka menekankan sisi luar keagamaan

dan teks harfiah ayat atau hadits yang tidak ditafsirkan oleh ayat atau hadits lain.

Bahkan acap kali pemahaman keagamaan mereka, terutama kaum fundamentalis

diatas keliru. Agama kemudian disalah tafsirkan yang berawal antara lain dari teks

bahasa keagamaan.23

Pada kasus yang berbeda, pandangan terhadap kelompok lain HTI berbeda

dengan NII yang mengkafirkan kelompok lain, HTI tampak moderat dalam

pandangannya terhadap organisasi lain. HTI tidak mengklaim dirinya sebagai

22

Saiful Mujani dkk, Benturan Peradaban Sikap dan Perilaku Islamis Indonesia

terhadap Amerika Serikat (Jakarta: PPIM UIN Jakarta, 2005), h. 144-164

23 Sukron Kamil, Bahasa dan Pola Keislaman Moderat: Kajian atas Kata

Serapan/Ambilan Arab dalam Buku “Himpunan Putusan Tarjih” Muhammadiyah (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta) h. 2

Page 27: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

9

yang paling benar. Pengertian umat yang diambil dari Quran, ummatun, bersifat

general tidak mengacu pada satu kelompok, yang penting organisasi itu memiliki

asas dan visi Islami. HTI mengakui perbedaan pendapat/ikhtilâf dikalangan umat

Islam. Sikap dan pendapat yang berbeda pada suatu masalah yang dianggap

cabang agama (furȗ῾iyyah). Meskipun demikian, dalam hal ini ada keharusan

untuk mengambil pendapat yang lebih kuat dalilnya. Bahkan ketika sudah

menyangkut prinsip, sikap tegas dan mungkin benar dan salah harus dilakukan.

Dalam hal ini sikap liberal dan dukungannya terhadap sekularisme, misalnya,

dianggap masuk dalam wilayah prinsip itu sehingga penilaiannya menjadi hanya

benar dan salah.24

Melihat pro dan kontra pemikiran kelompok keagamaan Hizbut Tahrir

Indonesia terhadap wacana fundamentalisme keagamaan, maka perlu

mendapatkan perhatian lebih untuk dikaji lebih mendalam dalam bingkai

penelitian. Kajian tersebut akan lebih objektif diteliti secara langsung melalui

pembacaan terhadap kitab keagamaan yang diterbitkan langsung oleh Hizbut

Tahrir. Fokus pembacaan dalam penelitian ini yaitu menganalisis wacana

fundamentalisme dalam kitab niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam)

melalui pendekatan wacana kritis.

24

Afadlal dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia Press, 2005), h. 278-279

Page 28: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

10

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, landasan

teoritis, dan kasus-kasus pemikiran dalam wacana fundamentalisme keagamaan

kelompok Hizbut Tahrir Indonesia akhir-akhir ini terindikasi mengganggu

keutuhan NKRI, karena mereka ingin merubah NKRI, Pancasila, UUD 1945,

Bhineka Tunggal Ika, dan demokrasi (pilar-pilar negara). Oleh sebab itu, muncul

permasalahan-permasalahan yang penting dan pokok untuk dikaji dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Identifikasi Masalah25

a. Apakah benar tuduhan pemerintah NKRI terkait wacana pemikiran

fundamentalisme Hizbut Tahrir Indonesia ingin merubah NKRI, Pancasila, UUD

1945, Bhineka Tunggal Ika, dan demokrasi (pilar-pilar negara), ketika dirujuk

dalam kitab niẕâm al-Islâm yang dipublikasikan oleh kelompok Hizbut Tahrir

Indonesia. Sedangkan mereka sendiri faktanya menggunakan kendaraan sistem

demokrasi yang digunakan NKRI. Buktinya HTI dapat dengan bebas

mengungkapkan pendapat mereka tentang formalisasi hukum syari‟ah dibawah

ideologi khilâfah Islâmiyyah yang mereka gembor-gemborkan, bahkan mereka

dengan bebas mengkritik sistem pemerintahan NKRI yang sah.

b. Kenapa kelompok fundamentalis Hizbut Tahrir Indonesia terdaftar

sebagai ormas Islam yang legal di NKRI, Padahal mereka sejatinya anti dengan

demokrasi dan NKRI.

c. Kenapa kelompok fundamentalis Hizbut Tahrir Indonesia sangat

bersungguh-sungguh dalam menegakkan syari‟ah Islam dalam sistem khilâfah

Islâmiyyah, Padahal mereka sendiri menyadari tidaklah mudah menegakkan

syari‟ah Islam dalam sistem khilâfah Islâmiyyah, karena cakupan wilayah yang

luas dan tidak sesuai dengan konteks NKRI yang plural dan toleran.

25

Identifikasi menurut KBBI yaitu; 1. Tanda kenal diri, bukti diri. 2. Penentu atau

penetepan identitas seseorang, benda, dsb. Dalam hal ini yaitu menentukan masalah-masalah

secara spesifik untuk dikaji dalam penelitian.

Page 29: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

11

2. Pembatasan Masalah

Fokus dari kajian ini adalah menganalisis bentuk wacana fundamentalisme

dalam kitab “niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam)”. Untuk

memfokuskan pembahasan secara lebih mendalam, penulis membatasi masalah

penelitian wacana fundamentalisme dalam kitab “niẕâm al-Islâm terkait judul

tentang:

.ثم١جدر ثفىش٠ز ف ثإلعال

3. Perumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang pokok di atas selanjutnya dapat

dijadikan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1). Bagaimana bentuk wacana fundamentalisme yang dibangun dalam

kitab “niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam)?

2). Bagaimana kognisi sosial dan konteks kitab “niẕâm al-Islâm (Peraturan

Hidup dalam Islam)?

Untuk bisa menjawab pertanyaan di atas, yaitu dengan membaca dan

menganalisis wacana fundamentalisme dalam buku “niẕâm al-Islâm (Peraturan

Hidup dalam Islam)” yang diterbitkan langsung oleh HTI, pisau analisis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan wacana kritis model Teun A. van

Dijk.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan tesis ini yaitu:

1. Menghasilkan dan mengetahui bentuk wacana fundamentalisme yang dibangun

dalam kitab “niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam)

2. Menghasilkan dan mengetahui kognisi sosial dan konteks kitab “niẕâm al-Islâm

(Peraturan Hidup dalam Islam).

Page 30: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

12

Sedangkan manfaat penulisan riset ini yaitu:

1. Menambah khazanah keilmuan kajian linguistik yang interdisipliner dalam kajian

wacana kritis dan kebahasaan.

2. Memberikan kontribusi referensi ilmiah dalam kajian gerakan keagamaan

fundamentalis modernis khususnya dalam riset penafsiran keagamaannya.

D. Penelitian Terdahulu

Untuk mendapatkan penelitian yang berkualitas dan komprehensif, maka penulis

akan memaparkan riset-riset terdahulu yang menjadi acuan dalam riset ini.

Riset-riset terdahulu yang berhubungan dengan studi Kebahasan dengan

tema analisis wacana, terutama menggunakan pendekatan wacana kritis terkait

wacana fundamentalisme dengan korpus kitab “niẕâm al-Islâm masih belum ada.

Namun, ada beberapa riset terkait analisis wacana dan wacana pendekatan kritis,

yaitu:

Analisis Wacana Konferensi Khilafah Internasional 2007. Hasil penelitian

ini ditulis oleh Ernawati di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta

tahun 2010. Peneliti menganalisis rubrik liputan khusus yang berkaitan dengan

acara Konferensi Khilafah Internasional 2007, penelitian ini menggunakan

pendekatan kontruktivisme model Teun Van Dijk yang menekankan pada teks,

kognisi sosial, dan konteks sosial. Penelitian ini melihat bagaimana proses

produksi dari sebuah teks, dengan pandangan bahwa penulis yang memberikan

makna pada teks atau tulisan. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian tesis

ini yang akan meneliti tentang wacana fundamentalisme dalam kitab “niẕâm al-

Islâm melalui analisis wacana kritis model Teun Van Dijk.

“Bahasa Advokasi Media Islam di Indonesia: Analisis Wacana Kritis”.

Disertasi ini ditulis oleh Ayub Khan di Program Studi Linguistik, Fakultas Sastra,

Universitas Hasanuddin tahun 2012. Peneliti menggunakan analisis wacana kritis

model Roger Fowler dan Teun Van Dijk, dalam disertasinya ia meneliti bahasa

media Islam Sabili, Hidayatullah, dan Media Umat. Pendekatan analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendektan dengan teori kritis memandang

media sebagai instrument ideologi. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian

Page 31: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

13

tesis ini yang akan meneliti tentang wacana fundamentalisme dalam kitab “niẕâm

al-Islâm melalui analisis wacana kritis model Teun Van Dijk.

“Radikalisme Kelompok Islam (Analisis Struktur-Agen Terhadap Wacana

Radikalisme Kelompok Islam Pasca-Orde Baru)” Tesis ditulis oleh Sakti Wira

Yudha pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Poitik Departemen Sosiologi tahun 2012. Tesis ini adalah hasil penelitian

kualitatif dengan studi dokumen sebagai teknik utamanya yang mengidentifikasi

wacana radikalisme kelompok Islam, sekaligus melakukan kritik metodologis

serta konstruksi model analisis dan skenario radikalisme. Gagasan mengenai

konstruksi wacana radikalisme-secara implisit-melekat dengan Islam dan seolah-

olah hal memiliki operasi biner dengan Barat. Konsepsi pengetahuan terkait

radikalisme yang diadopsi oleh setiap agen memungkinkan mereka untuk

melakukan sebuah proses reproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme.

Setiap agen justru tidak sekedar melakukan upaya mereproduksi pengetahuan

menegenai wacana radikalisme, melainkan elaborasi pengetahuan dengan

berusaha mengkonstruksi indikator dan parameter radikalisme. Tipologi, model

analisis, dan skenario tentang radikalisme kelompok Islam menjadi alternatif

pilihan bagi deteksi dini radikalisme.26

Tesis tersebut membahas wacana

radikalisme kelompok Islam Pasca Orde Baru, berbeda dengan tesis ini yang

secara spesifik membahas wacana fundamentalisme dalam kitab “niẕâm al-Islâm

melalui analisis wacana kritis model Teun Van Dijk.

“NU dan Wacana Radikalisme Agama (Analisis Terhadap Majalah

Risalah Tahun 2011-2012)”. Jurnal ditulis Arsam di jurnal Dakwah dan

Komunikasi KOMUNIKA tahun 2012. Risalah adalah majalah bulanan, dimana

majalah ini tiap bulan terbit satu kali. Majalah ini diterbitkan oleh Pengurus Besar

Nahdlatul Ulama, seluruh tokoh-tokoh Nahḏatul Ulama masuk dalam jajaran

kepengurusan yang ada dalam majalah ini dan sekaligus sebagai kontributornya.

NU melalui Risalah sangat tertarik untuk mengangkat wacana radikalisme agama,

26

Sakti Wira Yudha, Radikalisme Kelompok Islam (Analisis Struktur-Agen Terhadap

Wacana Radikalisme Kelompok Islam Pasca-Orde Baru), Tesis pada Program Pascasarjana

Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Sosiologi 2012.

Page 32: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

14

mengkrtiik gerakan yang dilakukan dengan cara kekerasan dan memberikan

wacana solusi untuk mengatasi masalah radikalisme agama. Dari sekian wacana

yang dibangun Nahḏatul Ulama melalui Risalah, serta kontributornya yang

semuanya berasal dari pengusrus PBNU, maka mengarah kepada ideologi

ahlussunnah waljamaah yang humanis transendental lebih mengedepankan sikap

Moderat, tasamuh, tawasut, toleran dan amar ma‟ruf nahi mungkar dalam

kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.27

Riset tersebut

membahas wacana radikalisme dengan korpus majalah Risalah tahun 2011-2012,

sedangkan tesis ini akan membahas wacana fundamentalisme melalui pendekatan

wacana kritis dengan menggunakan korpus kitab “niẕâm al-Islâm.

E. Sistematika Penulisan

Dalam riset ini, penulis akan memberikan gambaran tentang isi penelitian

secara utuh dan komprehensif, agar pembaca dapat memahami secara jelas sketsa

penelitian. Penulis membagi sistematika penulisan dalam riset menjadi VI BAB.

BAB I terdiri dari Latar Belakang Masalah, Permasalahan, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian terdahulu, Sistematika Penulisan.

BAB II, Peneliti menjelaskan kerangka teori yang terdiri dari:

Pembahahasan Analisis Wacana Melalui Pendekatan Kritis, Pembahasan Analisis

Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) ketika Melihat Wacana

Fundamentalisme Islam dalam Teks Keagamaan, Analisis Wacana Model Teun

A. Van Dijk, Pembahasan Penafsiran Teks Keagamaan Kelompok Hizbut Tahrir

Indonesia.

BAB III, Penulis akan memberikan sketsa Hizbut Tahrir Indonesia

meliputi seluruh yang menggambarkan Hizbut Tahrir Indonesia secara

komprehensif.

BAB IV, Penulis akan membahas tentang Metodologi Penelitian yang

dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana proses dan prosedur yang dilakukan

dalam penelitian ini. Pembahasan metodologi penelitian mencakup rancangan

27

Arsam, NU dan Wacana Radikalisme Agama (Analisis Terhadap Majalah Risalah

Tahun 2011-2012) Jurnal Dakwah dan Komunikasi KOMUNIKA

Page 33: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

15

penelitian, metode penelitian, objek penelitian, sumber data, metode dan Teknik

pengumpulan data, intrumen penelitian, analisis data, tahap analisis data, dan

pelaksanaan penelitian.

BAB V, Penulis akan membahas analisis wacana teks dan kognisi sosial

serta konteks wacana fundamentalisme diproduksi dalam Kitab Nizhâm Al-Islâm.

Pembahasan mengenai analisis wacana kritis ini akan mencakup pembahasan

mengenai struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dari teks yang

dianalisis. Hasil analisis tersebut untuk mengungkap kognisi sosial serta konteks

wacana fundamentalisme diproduksi.

BAB VI, Peneliti akan memberikan Kesimpulan dan Saran dari hasil

penelitian tentang bentuk Wacana Fundamentalisme dalam Kitab Nizhâm Al-

Islâm.

Page 34: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

16

BAB II

KERANGKA TEORI

Pada bab ini, penulis akan menguraikan tema-tema mengenai teori yang

mendukung riset ini, sehingga dapat memberikan beberapa penjelasan secara

komprehensif tentang kajian wacana fundamentalisme dan pola penafsiran

keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia dalam kitab “niẕâm al-Islâm (Peraturan

Hidup dalam Islam)”. Tema-tema tersebut diantaranya, Analisis Wacana melalui

Pendekatan Kritis, Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) Melihat

Wacana Fundamentalisme Islam dalam Teks Keagamaan, Analisis Wacana Model

Teun A.Van Dijk, Langkah-Langkah Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van

Dijk serta Penafsiran Teks Keagamaan Kelompok Fundamentalis HTI.

A. Analisis Wacana melalui Pendekatan Kritis

Diantara analisis wacana yang dikembangkan yaitu melalui pendekatan kritis.

Pendekatan kritis yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian terhadap

pembongkaran aspek-aspek yang tersembunyi di balik sebuah kenyataan yang

tampak (virtual reality) guna dilakukannya kritik dan perubahan (critique and

transformation) terhadap struktur sosial.28

Pendekatan kritis biasa disebut juga

dengan analisis wacana kritis. Asumsi dasar studi wacana kritis ialah bahwa

bahasa digunakan untuk beragam fungsi dan bahasa mempunyai berbagai

konsekuensi. Bisa untuk memerintah, memengaruhi, mendeskripsi, mengiba,

memanipulasi menggerakkan kelompok atau membujuk.29

Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA), wacana di

sini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana

memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang

dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik

28

Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana

Media. (Jakarta: Kencana). H. 64

29 Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). H. 77

Page 35: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

17

tradisional. Bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata dari aspek

kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di sini berarti

itu dipakai untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya praktik

kekuasaan.30

1. Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis) Melihat Wacana

Fundamentalisme Islam dalam Teks Keagamaan

Ketika teks dihadirkan dan muncul bukan suatu ruang hampa yang mandiri.

Akan tetapi, teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana.31

Dalam dimensi teks yang dilihat bukan hanya struktur teks yang mikro (kosakata,

kalimat, proposisi, dan paragraf), tetapi dilihat juga suatu teks diproduksi oleh

individu/kelompok pembuat teks, dan teks dihubungkan lebih jauh dengan

struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu

wacana.32

Faktor ini yang menjadi landasan dari analisis wacana kritis (CDA)

dalam melihat wacana teks.

Dalam riset ini, penulis ingin melihat bentuk wacana fundamentalisme dalam

kitab “niẕâm al-Islâm yang diterbitkan dan dikonsumsi oleh kelompok HTI.

Melalui CDA ini supaya dapat terlihat maksud dibalik wacana fundamentalisme

tersebut, dilihat dari dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Selanjutnya,

dapat diketahui bentuk pola penafsiran keagamaannya.

Pembahasan ini diawali dengan mengungkap definisi terlebih dahulu terkait

fundamentalisme. Menurut Azyumardy Azra fundamentalisme adalah istilah relatif

baru dalam kamus Peristilahan Islam. Istilah “fundamentalisme Islam” di

kalangan Barat mulai populer berbarengan dengan terjadinya Revolusi Islam Iran

pada 1979, yang memunculkan kekuatan Muslim Syi‟ah radikal dan fanatik yang

siap mati melawan the great setan, Amerika Serikat. Setelah Revolusi Islam Iran,

istilah fundamentalisme Islam digunakan untuk menggeneralisasi berbagai

gerakan Islam yang muncul dalam gelombang yang sering disebut sebagai

“kebangkitan Islam” (Islamic revival). Fundamentalisme merupakan fenomena

30

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media…… H. 7

31 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media…… H. 222

32 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media…… H. 225

Page 36: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

18

yang tidak terbatas pada agama; terdapat pula “fundamentalisme dalam bidang

politik, sosial dan budaya. Kalangan muslim tertentu keberatan dengan istilah

“fundamentalisme”, terutama atas dasar konteks historis istilah ini dengan

“fundamenlisme Kristen. Karena itu, sebagian mereka menggunakan istilah

ushuliyyun untuk menyebut “orang-orang fundamentalis”, yakni mereka yang

berpegang kepada fundamen-fundamen pokok Islam sebagaimana terdapat dalam

al-Qur‟an dan al-Hadits. Pengertian lain yaitu kembali kepada fundamen-

fundamen keimanan, penegakkan kekuasaan politik ummah, dan pengukuhan

dasar-dasar otoritas yang abash (syari‟ah al-hukm).33

Istilah fundamentalis Islam diatas diperkuat oleh kelompok fundamentalis

yang berbahasa Arab menggunakan beberapa istilah untuk menyebut diri mereka.

Diantaranya; “ushuliyyah al-Islâmiyyah” (dasar-dasar Islam), “shahwah al-

Islâmiyah” (kebangunan Islam), atau “al-ba‟ts al-Islâmi” (kebangkitan Islam).

Akan tetapi, kelompok-kelompok yang kurang simpati, menyebutnya dengan

istilah “muta‟ashibȋn” (orang-orang fanatik) atau pun “mutaẖarrifȋn” (orang-

orang radikal). Pemerintah Indonesia secara khusus menggunakan istilah “ekstrim

kanan” untuk menyebut kelompok fundamentalis. Kelompok ini dituduh ingin

mengganti “negara Pancasila” dengan “negara Islam”. Di Malaysia, menggunakan

istilah “puak pelampau” (orang-orang ekstrim) atau “puak pengganas” (orang-

orang kejam) telah lazim digunakan media massa untuk menyebut kelompok

fundamentalis.34

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fundamentalisme yaitu paham

yang cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal.35

Menurut Yusuf

al-Qaradhawi yang dikutip Dede Rodin, faktor utama munculnya radikalisme

dalam beragama adalah kurangnya pemahaman yang benar dan mendalam atas

esensi ajaran Islam itu sendiri dan pemahaman literalistik atas teks-teks agama.

Kita lihat rata-rata kelompok pemikir Islam Fundamentalis melakukan

33

Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme, Modernisme,

Hingga Post-Modernisme (Jakarta: Paramadina, 1996), h. 107-109

34 Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam politik Islam……h. 9

35 KBBI digital Departemen Pusat Bahasa Nasional 2016, entri Fundamentalisme

Page 37: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

19

kekerasan/radikal baik secara tindakan maupun pemikiran seringkali merujuk

pada teks-teks agama al-Qur‟an dan hadits Nabi Muhammad SAW, yang

dijadikan legitimasi dan dasar tindakannya. Padahal inti ajaran Islam yaitu

mengajarkan nilai-nilai toleransi (tasamuh), keadilan („adl), kasih sayang

(rahmat), dan kebijaksanaan (hikmah), serta rahmat bagi semesta alam yang

mengakui kemajemukan keyakinan dan keberagamaan.36

Sedangkan menurut Ruslani, fundamentalisme dapat diartikan sebagai

“sebuah pandangan yang ditegakkan di atas keyakinan, baik yang bersifat agama,

politik dan budaya, yang dianut oleh pendiri yang menanamkan ajaran-ajarannya

di masa lalu dalam sejarah. Dalam definisi ini, terdapat beberapa konotasi yang

sangat negatif tentang pengertian istilah fundamentalis, yaitu: absolutism,

fanatisme, agresivisme. Maksud absolutism adalah sikap yang menganggap ajaran

sendiri sebagai yang paling benar dan semua yang di luar itu adalah salah.

Ekskluvisme adalah sikap menutup diri dari pergaulan luar karena menganggap

diri lebih baik. Sedangkan fanatisme diartikan dengan sikap tidak mau menerima

kebenaran-kebenaran dari pihak lain. Dan agresivisme adalah sikap yang

mengupayakan penyebaran serta penegakan “kebenaran” dengan cara radikal.37

Kelompok pemikir Islam fundamentalis meletakkan prinsip-prinsip pokok

sebagai kerangka berfikir ideologis kebangkitan Islam yang mereka perjuangkan.

Menurut Hrair Dekmejian (2001) yang dikutip oleh Imdadun Rahmat, prinsip-

prinsip tersebut yaitu:

Pertama, din wa dawlah. Islam merupakan sistem kehidupan yang total, yang

secara universal dapat diterapkan pada semua keadaan, tempat dan waktu.

Pemisahan antara agama (din) dan negara (dawlah) tidak dikenal dalam Islam.

Hukum syari‟ah dalam Islam bersifat inheren. Al-Qur‟an memberikan syari‟ah

dan negara menegakkannya. Kedua, fondasi Islam adalah Al-Qur‟an dan Sunah

Nabi serta tradisi para sahabatnya. Umat Islam diperintahkan untuk kembali pada

36

Dede Rodin, Islam dan Radikalisme Telaah atas Ayat-ayat “Kekerasan” dalam Al-

Qur‟an (Semarang: UIN Walisongo, 2016), h. 32

37 Ruslani, Islam Dialogis Akar-akar Toleransi dalam Sejarah dan Kitab Suci

(Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press, 2006), h. 154-155

Page 38: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

20

akar-akar Islam (fundamental) yang awal dan praktek-praktek Nabi yang puritan.

Ketiga, puritanisme dan keadilan sosial. Umat Islam diperintahkan untuk menjaga

nilai-nilai Islam, baik dalam pergaulan dan pembagian peran laki-laki dan

perempuan, maupun kehidupan sehari-hari. Mereka wajib membentengi diri dari

pengaruh budaya asing. Hal lain yang penting dalam mewujudkan kehidupan

Islami adalah tegaknya keadilan sosial-ekonomi. Pembangunan ekonomi Islam,

selain harus meninggalkan sistem riba, juga harus memutuskan ketergantungan

kepada negara-negara Barat. Keempat, kedaulatan dan hukum Allah berdasarkan

syariat. Tujuan Islam adalah menegakkan kedaulatan Tuhan di bumi. Hal ini

hanya dapat dicapai dengan menetapkan tatanan Islam (niẕâm al-Islâmi) di mana

syari‟ah sebagai undang-undang yang tertinggi. Kelima, jihad sebagai pilar

menuju niẕâm al-Islâmi. Untuk mewujudkan tatanan Islami, diperlukan upaya

yang bersungguh-sungguh. Sebab mereka harus menghancurkan tatanan jahiliah

dan menaklukkan kekuasaan-kekuasaan duniawi mereka melalui jihad perang

suci. Tujuan jihad adalah menaklukkan semua halangan yang mungkin akan

menghambat penyiaran Islam ke seluruh dunia, apakah halangan itu berupa

negara, sistem sosial, dan tradisi-tradisi asing. Jihad ini mesti dilakukan secara

konprehensif, termasuk dengan cara kekerasan.38

Menurut sosiolog agama Marty yang dikutip Azyumardy Azra, prinsip

yang cukup relevan untuk melihat gejala “fundamentalisme Islam” diantaranya,

adalah “oppositionalism” (paham perlawanan). Fundamentalisme dalam agama

manapun mengambil bentuk perlawanan -yang bukannya tak sering bersifat

radikal- terhadap ancaman yang dipandang membahayakan eksistensi agama,

apakah dalam bentuk modernitas atau modernisme, sekularisasi, dan tata nilai

Barat pada umumnya. Acuan dan tolak ukur untuk menilai tingkat ancaman itu

tentu saja adalah kitab suci, yang dalam kasus fundamentalisme Islam adalah al-

Qur‟an, dan pada batas tertentu al-Hadits. Prinsip kedua adalah penolakan

terhadap hermeneutika. Dengan kata lain, kelompok fundamentalis menolak sikap

kritis terhadap teks dan interpretasinya. Teks al-Qur‟an harus dipahami secara

38

M. Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal Transmisi Revivlisme Islam Timur

Tengah Ke Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 154-155

Page 39: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

21

literal sebagaimana adanya, Karena nalar dipandang tidak mampu memberikan

interpretasi yang tepat terhadap teks. Meski bagian-bagian tertentu dari teks kitab

suci boleh jadi kelihatan bertentangan satu sama lain, nalar tidak dibenarkan

melakukan semacam “kompromi” dan menginterpretasi ayat-ayat tersebut. Prinsip

ketiga adalah penolakan pluralisme dan relativisme. Bagi kaum fundamentalisme,

pluralisme merupakan hasil dari pemahaman yang keliru terhadap teks kitab suci.

Pemahaman dan sikap keagamaan yang tidak selaras dengan pandangan

kelompok fundamentalis merupakan bentuk dari relativisme keagamaan, yang

terutama muncul tidak hanya dari intervensi nalar terhadap teks kitab suci, tetapi

juga Karena perkembangan sosial kemasyarakatan yang telah lepas dari kendali

agama. Prinsip keempat adalah penolakan terhadap perkembangan historis dan

sosiologis. Kelompok fundamentalis berpandangan, bahwa perkembangan historis

dan sosiologis telah membawa manusia semakin jauh dari doktrin literal kitab

suci.39

Menurut John O. Voll yang dikutip oleh Jamhari dan Jajang Jahroni,

gerakan keagamaan fundamentalis menunjuk pada “afirmasi terhadap prinsip-

prinsip dasar (fundamental) agama dan usaha-usaha untuk membangun kembali

masyarakat sesuai dengan nilai-nilai fundamental tersebut”. Dengan demikian

gerakan fundamentalis Islam merujuk pada “mengajak umat Muslim kembali ke

ajaran Islam” dan “penampakan ghirah umat Islam”, serta “ajakan untuk

bersandar pada prinsip fundamental Islam untuk memenuhi kebutuhan dan

menghadapi tantangan kontemporer.40

Melihat fenomena wacana pemikiran kelompok fundamentalisme Islam

seperti Hizbut Tahrir Indonesia, bisa dilihat dalam kasus-kasus persoalan pola

pemikiran keagamaan mereka. Pandangan mereka bahwa antara agama dan

negara tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Menurut Taqiyyudin Al-Nabhani

dalam kitab niẕâm al-Islâm, kapitalisme merupakan prinsip dasar atas tegaknya

39

Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme, Modernisme,

Hingga Post-Modernisme…. H. 109-110

40 Jamhari dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 34

Page 40: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

22

sekularisme (pemisah agama dengan kehidupan) yang dijadikan sebagai

kepemimpinan ideologis serta kaidah berfikirnya. Berlandaskan kaidah berfikir

ini, manusia berhak membuat peraturan hidupnya, memberikan kebebasan

berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan pribadi. Hasil dari kaidah

berfikir tersebut telah melahirkan sistem demokrasi yang sangat bertentangan

dengan kepemimpinan ideologis dan kaidah berfikir kelompok fundamentalis

Hizbut Tahrir. Alasannya karena sekularisme dan demokrasi bertentangan dengan

fitrah manusia berupa kelemahan dan kebutuhan diri manusia pada Yang Maha

Pencipta yaitu Allah SWT. Dengan kata lain, harus ada peran agama dalam semua

aspek kehidupan manusia (naluri beragama). Sekularisme dan demokrasi juga

dibangun tidak berdasarkan akal, karena kaidah berfikirnya berlandaskan manfa‟at

atau mengambil sikap jalan tengah (moderat) dan tidak berlandaskan prinsip

Islam.41

Dari ungkapan di atas dapat dilihat bahwa wacana fundamentalisme dalam

kitab niẕâm al-Islâm berkaitan dengan produk pemikiran. HTI sangat anti sekali

terhadap produk pemikiran yang datang dari barat. Salah satu contohnya adalah

sistem demokrasi, sistem tersebut terlahir dari pemikiran sekularisme dan prinsip

dasar kapitalisme. Pemikiran tersebut juga bertentangan dengan fitrah manusia

yang lebih mengedepankan peran agama dan tidak berdasarkan akal. Kognisi

sosial dari teks keagamaan di atas menunjukkan, bahwa teks tersebut diproduksi

dan dikonsumsi dalam proses penegakkan kembali kekuasaan politik Islam yang

sudah tegak ketika masa sejarah kekuasaan Islam (masa Nabi Muhammad sampai

Turki Ustmani runtuh) yaitu sistem Khilafah Islamiyyah. Konteksnya teks tersebut

lahir ketika kondisi sosial masyarakat Islam sudah terpecah-pecah menjadi bagian

dari National State, menjaga jarak terhadap pemikiran politik Islam, dan

runtuhnya kekuasaan politik Islam (terakhir Turki Ustmani).

Pemikiran tokoh moderat berbeda dengan Taqiyyudin mengenai

demokrasi, menurut Syahrur yang dikutip oleh Nurdin Zuhdi, inti dari demokrasi

adalah syura yang merupakan prinsip dasar Islam, yang berarti konsultasi. Hal ini

41

Taqiyuddin An-Nabhani, Peraturan Hidup Dalam Islam…. H. 74-76

Page 41: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

23

bisa dilihat cara nabi berkonsultasi dengan para sahabatnya dalam membuat

kebijakan untuk masyarakatnya. Menurutnya, di dalam Al-Qur‟an syura

disebutkan dua kali, sebagai keyakinan yang fundamental, sama seperti shalat

sebagai praktik sesuai dengan zaman sekarang. Konteks syura yang asli berarti

sudut pandang demokrasi yang asli merupakan prinsip dasar Islam.42

Pendapat tersebut diperkuat oleh El Fadl yang dikutip oleh Zuhairi

Misrawi. Menurutnya, di antara sistem politik dalam tradisi Islam, yaitu sistem

natural, monarki, dan khilafah berbasis syari‟at, model yang terakhir merupakan

model yang paling dekat dengan demokrasi. Hukum syari‟at, menurut para ahli

hukum Islam sangat menekankan dimensi keadilan, legitimasi, dan kepemimpinan

yang terukur. Prinsip syari‟at tersebut sesuai dengan prinsip demokrasi yang

tertuang dalam butiran Pancasila dasar negara Indonesia dan UUD 1945. Untuk

itu, demokrasi adalah sistem yang tidak terlalu asing bagi tradisi Islam.

Pertanyaannya, apa sesungguhnya yang dimaksud syariat disitu? Melihat konteks

sosial politik kelompok fundamentalis Hizbut Tahrir syari‟at kerapkali

diterjemahkan sebagai hukum pidana dan arabisme. Hemat El Fadl, perlu pemisah

yang tegas antara syari‟at dan fiqih. Ia menulis, “Syariat adalah nilai-nilai suci,

ideal dan tidak bisa diotak-atik. Sedangkan fiqih merupakan pendekatan manusia

untuk memahami nilai-nilai yang ideal dalam syari‟at. Syari‟at tidak berubah-

ubah, sedangkan fiqih mengalami dinamisasi sesuai dengan konteksnya.43

Sedangkan menurut Anis Matta salah satu petinggi kelompok keagamaan

fundamentalis Tarbiyah (PKS) yang dikutip oleh Imdadun Rahmat, demokrasi

memberikan jaminan kebebasan bagi dakwah Islam. Dakwah menikmati

demokrasi, Karena di sini para dai menemukan kebebasan untuk bertemu dan

berinteraksi secara terbuka dan langsung dengan semua objek dakwah. Dalam

mekanisme demokrasi, Islam mempunyai peluang untuk melakukan penetrasi

kekuasaan. Proses ini dimulai dengan memenangkan wacana publik, agar wacana

tersebut berpihak kepada Islam. Selanjutnya, wacana tersebut diformulasikan ke

42

M. Nurdin Zuhdi, Kritik Terhadap Penafsiran Al-Qur‟an HTI…….h. 11

43 Komaruddin Hidayat (ed), Kontroversi Khilafah, Islam, Negara, dan Pancasila

(Jakarta: Mizan, 2014), h. 81-83

Page 42: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

24

dalam draft hukum untuk dimenangkan dalam wacana legislasi, melalui legislatif.

Kemenangan legislasi ini menjadi legitimasi bagi negara untuk mengeksekusinya,

maka proses terakhir adalah mengawasi pemerintah agar melaksanakan hukum

dan peraturan tersebut. Dengan melalui wacana publik, legislasi dan eksekusi

inilah gerakan Tarbiyah bisa melakukan penerapan syari‟at Islam.44

Melihat mayoritas pemikiran keagamaan masyarakat Indonesia yang

cenderung menggunakan syari‟at sebagai hukum fiqih, konteks sosial politik yang

cocok digunakan adalah sistem fiqih politik yang bersifat dinamis dan sesuai

konteks ke Indonesian, hal tersebut merupakan bagian dari syari‟at. Sistem

tersebut adalah Demokrasi yang cocok diterapkan melihat masyarakat Indonesia

yang plural dan toleran.

Pemikiran kelompok keagamaan fundamentalis Hizbut Tahrir Indonesia

berkenaan dengan pluralisme agama yang menjadi identitas dari masyarakat

Indonesia merujuk pada penafsiran Al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 256. Menurut

Rakhmat S Labib dalam Tafsir al-Wa‟I yang dikutip oleh Nurdin Zuhdi, ayat ini

sama sekali tidak mengindikasikan adanya ide kebebasan beragama. Kelompok

yang menyatakan klaim ayat ini sebagai ide kebebasan beragama menurut HTI

jelas salah dan batil. Makna lâ ikrâha fi al-dȋn yaitu tidak adanya paksaan dalam

agama itu hanya dalam konteks khilâfah Islâmiyyah. Bahwa orang kafir, selain

musyrik Arab tidak boleh dipaksa untuk masuk Islam. Itu berati bahwa musyrik

Arab haruslah dipaksa masuk Islam. Orang yang sudah masuk Islam, tidak

diperbolehkan lagi keluar atau murtad darinya. Karena jika keluar atau murtad

dari agama Islam yang bersangkutan harus dijatuhi hukuman mati. Berikut

kutipan Tafsir al-Wa‟I tentang pemikiran ide kebebasan beragama berdasarkan

pluralisme keagamaan disebutkan: “Dalam masalah agama dan ideologi, manusia

tidak boleh memilih sesukanya. Itu semua menunjukkan dengan pasti bahwa

Allah SWT tidak memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih agama

sesuai dengan keinginannya. Allah SWT telah menetapkan Islam sebagai agama

yang haq, memerintahkan semua untuk memeluknya, dan akan menjatuhkan

44

M. Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal Transmisi Revivlisme Islam Timur

Tengah Ke Indonesia….. h. 143-144

Page 43: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

25

sanksi amat berat bagi orang-orang yang membangkangnya. Jelaslah ayat ini tidak

ada kaitannya dengan ide kebebasan beragama yang dipropagandakan Barat dan

antek-anteknya. Waspadalah, jangan sampai kita tertipu olehnya!.45

Melihat wacana teks di atas memperlihatkan bahwa HTI sangat

berpandangan negatif terhadap propaganda Barat yang datang dari ide

pemikirannya. Melihat kasus pluralisme tentang ideologi dan agama, mereka

mengharuskan bahwa ideologi yang dianut dan diterapkan yaitu kekuasaan politik

Islam. Bagi mereka konteks kekuasaan politik Islam adalah sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah. Ketika sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah tegak, maka ide

kebebasan beragama (pulralisme) tidak ada dan akan menjatuhkan sanksi amat

berat bagi orang-orang yang keluar dari Islam.

Pandangan berbeda menurut Ruslani tentang kebebasan beragama sudah

dicontohkan nabi Muhammad SAW dalam butiran-butiran piagam Madinah.

“Kaum Yahudi yang mempunyai hubungan dengan masyarakat kita harus

dilindungi dari berbagai macam penghinaan dan gangguan (hak-hak yang sama

kemudian juga disebutkan untuk orang-orang Kristen, karena kedua agama ini

merupakan agama-agama non-Muslim yang ada di sana pada waktu itu); mereka

mempunyai hak yang sama dengan rakyat kita untuk memperoleh bantuan kita

dan jasa-jasa baik; orang-orang Yahudi dan orang-orang lainnya yang berdiam di

Yatsrib, akan mengamalkan agamanya sama bebasnya seperti kaum Muslim

mengamalkan agamanya”. Bangsa-bangsa yang ditaklukkan diberikan kebebasan

beribadat, dengan suatu syarat pembayaran pajak khusus, yang disebabkan karena

mereka bebas dari hukum zakat, yang hanya mengikat kaum Muslimin saja. Sikap

toleransi beragama sangat ditegaskan dalam Islam, jawabanya langsung bisa

dilihat dari kata-kata Nabi Muhammad SAW sendiri: “Akankah Anda memaksa

orang untuk beriman, padahal iman itu sendiri hanya datang dari Tuhan. “Pada

suatu saat ketika serombongan urusan dari umat Kristen datang mengunjunginya,

Muhammad SAW mempersilakan mereka untuk melaksanakan ibadat mereka di

45

M. Nurdin Zuhdi, Kritik Terhadap Penafsiran Al-Qur‟an HTI…….h. 9-10

Page 44: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

26

dalam masjid, dengan menambahkan: “Tempat ini disucikan untuk memuliakan

Tuhan.”46

Dalam buku Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia, Khilâfah adalah

sebuah kekuasaan yang menerapkan syariah Islam secara kâffah (menyeluruh).

Merupakan sebuah kebutuhan bagi umat Islam untuk mengangkat seorang

Khalifah yang akan memimpin Daulah Khilafah dan menerapkan syariah Islam

secara kâffah. Maka, tegaknya Daulah Khilafah adalah sebuah kewajiban, dan

setiap kelalaian dalam upaya menegakkannya merupakan dosa besar. Umat Islam

wajib melaksanakan syariat Islam (hukum Islam) yang sempurna secara kâffah,

seputar pernikahan, perceraian, jual-beli, dan jihad defensif untuk membebaskan

wilayah yang dijajah, sebagaimana wajib melaksanakan syariah seputar ibadah,

seperti puasa, shalat, zakat, haji dan sebagainya. Adapun hukum-hukum lain

seputar sanksi („uqȗbat), jihad ofensif untuk menyebarluaskan dakwah Islam,

hukum kepemilikan negara dan hukum tentang Khilâfah itu sendiri hanya menjadi

wewenang Khalifah. Umat Islam tidak berhak untuk melaksanakan hukum

tersebut dan wajib menaatinya dalam kondisi apapun.47

Khilâfah Islâmiyyah yang menjadi landasan berfikir yang dikembangkan

serta agenda yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dan menjadi titik

sentral perjuangan mereka. Pendekatan pemikiran mereka yang menonjol adalah

pendekatannya yang revolusioner dalam arti ingin mengubah seluruh bangunan

pemikiran, sistem nilai dan struktur yang ada ke arah yang Islami dengan

pendekatan penyadaran umat melalui penyebaran pemikiran Islam. Dalam konsep

Khilâfah Islâmiyyah kedaulatan dibedakan menjadi dua hal; pertama kedaulatan

dalam arti kekuasaan (sultân) yang oleh syari‟at diserahkan kepada umat Islam,

mereka memilih khalifah tunggal secara suka rela melalui pembaiatan. Kedua, hal

46

Ruslani, Islam Dialogis Akar-akar Toleransi dalam Sejarah dan Kitab Suci….. h. 198-

199

47 Hizbut Tahrir Indonesia, “Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia, Khilafah, dan

Penyatuan Kembali Dunia Islam. 2009. H. 10-14

Page 45: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

27

tersebut merupakan bagian dari syariat Allah, umat Islam wajib melakukannya

berlandaskan dasar hukum Islam.48

Hal serupa yang menjadi keharusan mendirikan “Negara Islam”

merupakan tujuan sekaligus doktrin utama kelompok MMI. Istilah daulah

Islâmiyyah menjadi wajib ditegakkan karena memiliki peran sebagai wasa‟il

(institusi perantara) untuk penegakan syari‟at Islam, terutama yang menyangkut

masalah-masalah pidana, seperti qishâsh dan rajam. Menurut MMI, kedua hukum

tersebut wajib ditegakkan oleh umat Islam di bawah naungan negara Islam.

Selanjutnya, pengingkaran terhadap pembentukan negara Islam merupakan

pengingkaran terhadap syari‟at Islam yang membawa azab dari Tuhan, karena

dosa akibat pengingkaran tersebut.49

Kelompok pemikiran fundamentalis yang mengusung ide “Daulah

Islâmiyyah” yang sama adalah NII. Dulunya kelompok ini bernama DI/TII di

bawah pimpinan sang Imam S.M. Kartosoewirjo. Menurut anggota kelompok NII,

bentuk negara yang ideal yaitu negara yang berdasarkan Al-Quran dan Assunnah

(sistem Islam). Suatu sistem model ala Rasulullah, yaitu suatu bentuk kehidupan

bermasyarakat pada Periode Madinah, dimana sistemnya berdasarkan Al-Quran

dan Assunnah, hanya pengejawantahannya sekarang di Indonesia yaitu Khilâfah

Islâmiyyah. Menurut Sulaiman Mahmud murid Daud Beureuh, Islam tidak hanya

sebatas agama, tidak ada dalam Al-Quran dan Assunnah yang menyebutkan

bahwa Islam itu agama, namun disebut Dȋn al-Islâm, Dȋn itu aturan, sistem,

hukum.50

Pandangan Laskar Jihad tentang negara Islam bahkan belum jelas,

kelompok pemikiran fundamentalis ini tidak memberikan indikasi secara kuat

dalam memperjuangkan Negara Islam di Indonesia. Menurut Jamhari dan Jajang

Jahroni dalam risetnya, laskar Jihad justru lebih menekankan pentingnya

48

M. Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal Transmisi Revivlisme Islam Timur

Tengah Ke Indonesia….. h. 156

49 Jamhari dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia ……. H. 75-76

50 Abdul Munir dan Bilveer Singh, Demokrasi Di Bawah Bayangan Mimpi N-11 Dilema

Politik Islam Dalam Peradaban Modern (Jakarta: Kompas, 2011) h. 246

Page 46: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

28

pemberlakuan syariat Islam seraya tetap mempertahankan Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari strategi yang dilakukan Laskar Jihad,

yang lebih berorientasi pada pembangunan umat Islam yang sejati. Hal paling

penting untuk dilakukan adalah membangun sebuah komunitas Muslim yang

sadar akan makna tauhid yang benar, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh

generasi salaf. Dengan strategi seperti ini, Laskar Jihad mengharapkan bahwa jika

komunitas Muslim bertauhid sudah terbentuk, maka dengan sendirinya syari‟at

Islam bisa dijalankan.51

Hal di atas diperkuat oleh keyakinan FPI dari pemahan mereka tentang

khairu ummah (umat yang terbaik). Bagi mereka untuk menjadi umat yang

terbaik, kaum Muslim harus menjalankan apa yang di sebut Al-Quran amar

ma‟ruf nahi munkar (menyeru kebaikan dan mencegah kemunkaran). Doktrin

tersebut mengarah pada totalisme Islam. Menurut mereka, totalisme Islam hanya

tercapai lewat penegakan syari‟at Islam. Pengakan syariat Islam merupakan

keharusan yang tidak bisa ditawar. Piagam Jakarta adalah pintu gerbang untuk

menegakan syari‟at Islam di Indonesia yang memiliki asas legalitas “konstitusi”

dan “historis” yang sangat kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

sehingga jargon yang mereka gaungkan pada masa kini yaitu NKRI bersyari‟at.

Pandangan tersebut diperkuat salah satu penjelasan Habib Rizieq selaku ketua

umum FPI sendiri, bahwa Piagam Jakarta 22 Juni 1945 memiliki nilai sejarah

nasional dan internasional karena merupakan lambang perlawanan terhadap

perlawanan imprialisme dan fasisme pertama di dunia, yang lebih dulu lahir dari

Piagam Perdamaian San Fransisco 26 Juni 1945, dan Kapitulasi Tokyo 15

Agustus 1945. Dengan demikian, tuntutan “kembalikan Piagam Jakarta” adalah

tuntutan pelurusan sejarah untuk menjaga keauntetikan sejarah bangsa Indonesia

baik ditingkat nasional maupun internasional, yang sekaligus merupakan

penghargaan dan penghormatan tertinggi kepada jasa para Pahlawan Pendiri

Republik Indonesia.”52

51

Jamhari dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia ……. H. 105-106

52 Jamhari dan Jajang Jahroni, Gerakan Salafi Radikal di Indonesia ……. H. 141-143

Page 47: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

29

Pendapat Akhmad Sahal berseberangan dengan pendapat-pendapat di atas,

dia mengacu pendapat Kiai Sahal Mahfudz tentang fiqih sosial. Menurutnya,

hukum Islam harus bersandar pada prinsip maslahah, yang baginya merupakan

nama lain bagi keadilan sosial. Kiai Sahal mengacu pada Sayyidina Ali bin Abi

Thalib yang mengatakan: “Dunia, kekuasaan, negara, bisa berdiri tegak dengan

keadilan, meskipun ma‟a al-kufri (bersama kekufuran), dan akan hancur dengan

kezaliman, meskipun ma‟a al-Muslimȋn.” Mantan Rais Am PBNU itu juga

mengutip Ibnu Taimiyah: “Allah akan menegakkan negara yang adil meskipun

kafir, dan akan menghancurkan negara yang zalim meskipun Muslim.”53

Menurut Azyumardi Azra, seruan ISIS/IS (NIIS/NI) itu memiliki potensi

mendapat sambutan dari kalangan Muslim awam yang tidak paham geopolitik

dunia Arab, khususnya Irak dan Suriah. Orang-orang Islam yang memegang

idealisme utopian tentang kesatuan umat Islam sedunia di bawah satu entitas

politik tunggal khilâfah itu sendiri beserta implikasi dan konsekuensinya. Atau

sekedar mengekor saja apa yang terjadi di negara lain, tanpa tahu sesungguhnya

apa yang terjadi, apa latar belakangnya, motif apa yang mendorong gerakan itu

dan sebagainya.54

Pandangan berbeda tentang Khilâfah Islâmiyyah dikemukakan juga oleh

Ainur Rofiq. Menurutnya, mengacu pada sejarah Nabi, apakah baiat yang

dilakukan Nabi selalu dalam konteks pengangkatan khalifah? Nyatanya tidak

secara historis, fenomena Baiat dijumpai juga selain dalam konteks pengangkatan

pemimpin atau khalifah. Baiat yang dilakukan Nabi terjadi beberapa kali,

diantaranya baiat aqabah pertama dan baiat aqabah kedua. Kedua pristiwa baiat

tersebut terjadi sebelum Nabi hijrah ke Madinah, yang berarti-kalau menurut

keyakinan Hizbut Tahrir-sebelum negara Islam berdiri. Maka jika Hizbut Tahrir

konsisten pada keyakinannya, tentu kedua baiat tersebut bukan untuk mengangkat

53

Komaruddin Hidayat (ed), Kontroversi Khilafah, Islam, Negara, dan Pancasila……..h.

64

54 Komaruddin Hidayat (ed), Kontroversi Khilafah, Islam, Negara, dan

Pancasila………h. 235-236

Page 48: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

30

Nabi sebagai kepala negara, sebab negara Islam belum berdiri pada saat kedua

baiat itu berlangsung.55

Sedangkan menurut Ali Abdul Raziq (w. 1966 M) yang dikutip oleh

Makmun Rasyid yakni bahwa Nabi Muhammad SAW di dalam memimpin sebuah

negara tidak merujuk kepada al-Qur‟an, bahkan ia mengatakan dengan tegas

bahwa Nabi Muhammad hanyalah seorang juru dakwah yang ditugaskan

membawa dan merubah manusia dari keterpurukan akhlak dibandingkan tokoh

politik. Lebih lanjut di dalam kesimpulannya, ia mengatakan khilâfah atau imam

al-„Udzma tidak memiliki pondasi yang kuat di dalam agama. Di satu sisi

pemikiran Ali Abdul Raziq (w. 1966 M) tidak sepenuhnya benar, khususnya tugas

Nabi Muhammad SAW di muka bumi hanyalah sebatas untuk merevolusi mental

dan akhlak masyarakat. Di dalam teks-teks al-Qur‟an tidak ada satupun pola dan

sistem pemerintahan dijelaskan secara detail, tetapi nilai-nilai yang terdapat di

dalamnya membuat para pemikir dan kelompok-kelompok menjustifikasi

pendapatnya sesuai kepentingan kelompok. Nabi Muhammad SAW telah

mengatakan di dalam hadis populernya yaitu untuk urusan dunia kamu lebih

pintar dariku.56

Mengacu pada perdebatan wacana fundamentalisme terkait kekuasaan

politik Islam antara kelompok keagamaan Islam fundamentalis dan Islam moderat

di atas, pemikiran HTI, MMI, dan NII lebih mengembangkan wacana tersebut ke

arah pembentukan negara Islam. Sedangkan Laskar Jihad dan FPI orientasinya

hanya sebatas pelaksanaan syariat Islam, tidak mengarah pada pembentukan

negara Islam. Berbeda dengan kelompok Islam moderat, mereka melihat wacana

tersebut untuk menjaga dan mempertahankan bentuk sistem kekuasaan sekarang,

yaitu konteks NKRI.

55

Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di Indonesia…..

h. 126-127

56 Makmun Rasyid, Hizbut Tahrir Indonesia Gagal Paham Khilafah. (Ciputat: Pustaka

Compass. 2016). H. 28-29

Page 49: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

31

2. Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk

Dari sekian banyak model analisis wacana yang ada, model van Dijk

merupakan analisis wacana yang digunakan dalam riset penelitian ini. Hal ini

kemungkinan karena van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga

bisa didayagunkan dan dipakai secara praktis. Model yang dipakai van Dijk ini

sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Nama pendekatan semacam ini tidak

dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh van

Dijk.57

Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan

pada analisis atas teks semata, karena teks merupakan hasil suatu praktik produksi

dari kognisi sosial bersama (pengetahuan, sikap, ideologi), dan struktur sosial

yang harus juga diamati. Sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa

teks bisa semacam itu. Kalau ada suatu teks yang berisi tentang bentuk pemikiran

fundamentalisme, dibutuhkan suatu penelitian yang melihat bagaimana teks itu

bekerja, kenapa teks tersebut berisi tentang bentuk pemikiran fundamentalisme.

Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat has van Dijk, melibatkan suatu

proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari

pendekatan dari teori psikologi sosial sebagai representasi mental dari individu

penulis sebagai pengguna bahasa, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses

terbentuknya suatu teks. Suatu teks yang cenderung berisi tentang bentuk

pemikiran fundamentalisme, misalnya, lahir karena kognisi/kesadaran mental di

antara penulis teks bahkan kesadaran dari kelompok masyarakat tertentu yang

cenderung berfikiran fundamentalisme. Oleh karena itu, penelitian mengenai

wacana tidak bisa mengeksklusi seakan-akan teks adalah bidang yang kosong,

sebaliknya adalah bagian kecil dari struktur besar kelompok masyarakat.

Pendekatan yang dikenal sebagai kognisi sosial ini membantu memetakan

57

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media…… H. 221

Page 50: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

32

bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks tersebut dapat

dipelajari dan dijelaskan.58

Teks dibentuk dalam suatu praktik diskursus, suatu praktik wacana. Jika ada

teks yang cenderung berisi tentang bentuk pemikiran fundamentalisme, maka teks

itu hadir dari representasi yang menggambarkan kelompok masyarakat tertentu

yang cenderung berfikiran fundamentalisme. Teks ini terbagi dua bagian, yaitu

teks mikro yang mempresentasikan pemikiran fundamentalisme dalam teks, dan

elemen besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang makro

dengan sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial.59

Sesuai dengan pemikiran Foucault mengenai aspek sosial wacana, bahwa

wacana pun diatur oleh faktor-faktor sosial dan sejarah yang diadopsi secara tidak

sadar, maka Van Dijk berusaha untuk menyambungkan wacana dengan konteks

sosialnya. Dia membuat sebuah model analisis yang menyambungkan elemen

besar berupa struktur sosial (struktur makro) dengan elemen wacana seperti gaya

bahasa, kalimat, dan lain-lain (struktur mikro) yang disebut dengan kognisi sosial.

Wacana oleh Van Dijk dikatakan memiliki tiga dimensi: teks, kognisi sosial, dan

konteks. Inti analisisnya adalah bagaimana menggabungkan ketiga dimensi

wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.60

Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi

wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Menurut van Dijk,

teks terbagi dalam tiga tingkatan, yakni struktur makro, superstruktur, dan struktur

mikro. Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang

dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks.

Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka

suatu teks seperti pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur mikro

58

Teun A. van Dijk, Sociocognitive Discourse Studies, Second version. London, Chapter

to appear in Handbook of Discourse Analysis (to be published by Routledge. John Richadson &

John Flowerdew.Eds.) 2016. H. 3

59 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif. (Bandung: PT Refika

Aditama. 2014). H. 124

60 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif……. H. 124

Page 51: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

33

adalah makna wacana yang dapat diamati yakni kata, kalimat, proposisi, anak

kalimat, parafrase, dan gambar. Pada level kognisi sosial dipelajari bagaimana

produksi teks yang melibatkan kognisi individu. Pada level konteks mempelajari

bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat terhadap suatu masalah.61

Model analisis pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Pada level struktur teks: menganalisis bagaimana strategi wacana yang

dipakai untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu;

bagaimana strategi tekstual yang dipakai untuk menyingkirkan atau

memarginalkan suatu kelompok, gagasan atau peristiwa tertentu. Wacana

dipandang sebagai praktik sosial.62

Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut:

Struktur Makro

Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang

diangkat oleh suatu teks

Superstruktur

Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan

kesimpulan

Struktur Mikro

Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat

dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

Bagan 1. Struktur teks diambil dari Eriyanto (2001)63

61

Uraian mengenai struktur wacana berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk, Ideology

A Multidisciplinary Approach, London, SAGE Publication, 1998, terutama bab 21 (Discourse

Structure),

62 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif……. H. 157

63 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 227

Page 52: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

34

2. Pada level kognisi sosial: menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam

memahami seseorang atau peristiwa tertentu.

3. Pada level analisis sosial: menganalisis bagaimana wacana yang

berkembang di masyarakat; proses produksi dan reproduksi seseorang atau

peristiwa digambarkan.64

Struktur teks, kognisi sosial maupun konteks sosial adalah bagian yang

integral dalam pedekatan kognisi sosial. Jika suatu teks memiliki kecenderungan

tertentu atau ideologi tertentu maka hal ini mengindikasikan dua hal. Kedua hal

tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, teks tersebut merefleksikan struktur

model mental penulisnya ketika memandang suatu persoalan atau peristiwa. Jika

suatu teks berisi pemikiran fundamentalisme, maka penulis yang memproduksi

tulisan tersebut mempunyai pemikiran yang fundamentalisme pula. Kedua, teks

tersebut merefleksikan pandangan sosial secara umum, skema kognisi masyarakat

atas suatu persoalan. Jika suatu teks berisi pemikiran fundamentalisme, maka

kemungkinan mencerminkan masyarakat yang berfikiran fundamentalisme pula.

Untuk itu diperlukan analisis yang luas, yalni bukan hanya pada teks tetapi juga

kognisi individu penulis dan masyarakat.65

3. Langkah-Langkah Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk

a. Level struktur teks

1. Tematik

Studi wacana kritis mulai dengan mencari makna, topik utama atau

tema global yang biasanya ditentukan atau dikendalikan oleh pembicara

atau penulis. Topik utama dalam studi wacana kritis dipahami sebagai isi

model mental bagaimana peristiwa dipresentasikan sehingga isinya mudah

diingat oleh kebanyakan pembaca atau pendengar. Bila mengesan atau

mudah ditangkap, topik utama itu akan memengaruhi reproduksi

kekuasaan dan dominasi sosial. Biasanya genre dari teks akan berperan

64

Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif……. H. 157

65 Yoce Aliah, Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif……. H. 157

Page 53: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

35

penting dalam pembentukan opini. Tema global atau topik utama ini bisa

diperoleh dari penyimpulan melalui suatu reduksi informasi yang

kemudian dibuat ringkas. Biasanya mendeskripsikan isi dari ideologi,

misalnya, ideologi tertentu.66

2. Skematik

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari

pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-

bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan

arti. Wacana percakapan sehari-hari, misalnya, mempunyai skema salam

perkenalan, isi pembicaraan, dan salam penutup/perpisahan. Wacana

pengetahuan seperti dalam jurnal atau tulisan ilmiah juga mempunyai

skematik, ditunjukkan dengan skema seperti abstraksi, latar belakang

masalah, tujuan, hipotesis, isi, dan kesimpulan.67

Skematik dalam pandangan van Dijk, dilihat sebagai satu kesatuan

yang koheren dan padu. Apa yang diungkapkan dalam skematik pertama

akan diikuti dan didukung oleh bagian-bagian lain dalam teks. Apa yang

diungkapkan dalam kalimat utama dalam teks akan diikuti dan didukung

oleh bagian skema teks yang lain. Semua bagian dan skema ini dipandang

sebagai strategi bukan saja bagaimana bagian dalam teks itu hendak

disusun tetapi juga bagaimana membentuk pengertian sebagaimana

dipahami atau pemaknaan seorang penulis teks. Arti penting dari skematik

adalah strategi penulis teks untuk mendukung tema tertentu yang ingin

disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu.

Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana

yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

66

Teun A. Van Dijk, Text and Context: Eksploration in the semantics and Pragmatics of

Discourse, London: Longman, 1977. H. 157

67 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 231-232

Page 54: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

36

penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di

bagian akhir agar terkesan kurang menonjol.68

3. Latar

Latar merupakan bagian isi teks yang dapat mempengaruhi

semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Seorang penulis ketika menulis

teks biasanya mengemukakan latar belakang atas sesuatu masalah atau

peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana

pandangan khalayak hendak dibawa. Misalnya teks yang berisi pemikiran

fundamentalisme. Bagi kelompok yang setuju dengan pemikiran

fundamentalisme, latar yang dipakai adalah keberhasilan pemikiran

fundamentalisme dalam mengatasi semua permasalahan. Sebaliknya, yang

tidak setuju akan memakai latar dampak buruk yang ditimbulkan dari

pemikiran fundamentalisme.69

Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam

suatu teks. Oleh karena itu, latar teks merupakan elemen yang berguna

karena dapat membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh

penulis. Kadang maksud atau isi utama tidak dibeberkan dalam teks, tetapi

dengan melihat latar apa yang ditampilkan dan bagaimana latar tersebut

disajikan, kita bisa menganalisis apa maksud tersembunyi yang ingin

dikemukakan penulis sesungguhnya. Latar peristiwa itu dipakai untuk

menyediakan dasar hendak ke mana makna teks dibawa. Ini merupakan

cerminan ideologis.70

Latar lebih jauh dihubungkan dengan hubungan wacana dan

masyarakat yang mana dijembatani oleh model-model konteks seperti

struktur sosial (struktur organisasi, gender atau ras) suatu fenomena yang

tidak langsung dihubungkan dengan proses mental produksi makna atau

68

Uraian mengenai skematik berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk, Ideology A

Multidisciplinary Approach……… H. 207

69 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 235

70 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 235-236

Page 55: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

37

pemahamannya. Perlengkapan kognitif diperlukan untuk bisa

menjembatani yang mampu merepresentasikan struktur sosial yang

relevan, baik lokal maupun global, yang sekaligus mampu mengendalikan

wacana, proses mental produksi dan pemahamannya. Model mental yang

khas direpresentasikan di dalam ingatan yang bisa tampil berkala sehingga

meyakinkan pengguna bahasa untuk menyesuaikan wacana dengan

lingkungan sosialnya. Untuk tujuan itu, pertama, diperlukan kemampuan

untuk merumuskan secara tepat isi style atau wacana tertentu. Kedua,

wacana diorganisir dengan menggunakan skema sederhana yang meliputi

latar belakang waktu dan tempat, partisipan dengan peran, hubungan,

tujuan, pengetahuan dan ideologinya, serta tindak sosialnya. Ketiga,

memperhitungkan sifat dinamis yang disesuaikan dengan situasi

komunikatifnya karena pengetahuan penerima selalu berubah karena sifat

wacana. Persilangan penting antara wacana dan masyarakat biasanya

menekankan analisis rinci tentang kekuasaan dan dominasi.71

4. Detil

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan penulis. Kumunikator akan menampilkan secara berlebihan

informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya,

ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit (bahkan kalau perlu

tidak disampaikan) kalau hal itu merugikan kedudukannya. Informasi yang

menguntungkan komunikator, bukan hanya ditampilkan secara berlebih

tetapi juga dengan detil yang lengkap kalau perlu dengan data-data. Detil

yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan

sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Detil yang

lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang

menyangkut kelemahan atau kegagalan dirinya. Hal yang menguntungkan

komunikator/pembuat teks akan diuraikan secara detil dan terperinci,

71

Uraian mengenai Latar berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk, Ideology A

Multidisciplinary Approach……… H. 207-208

Page 56: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

38

sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan, detil informasi akan

dikurangi.72

5. Maksud

Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil. Dalam

detil, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan

detil yang panjang. Elemen maksud melihat informasi yang

menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas.

Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar,

implisit, dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah publik hanya disajikan

informasi yang menguntungkan komunikator. Informasi yang

menguntungkan disajikan secara jelas, dengan kata-kata yang tegas, dan

menunjuk langsung pada fakta. Sementara itu, informasi yang merugikan

disajikan dengan kata tersamar, eufemistik, dan berbelit-belit. Dengan

semantik tertentu, seorang komunikator dapat menyampaikan secara

implisit informasi atau fakta yang merugikan dirinya, sebaliknya secara

eksplisit akan menguraikan informasi yang menguntungkan dirinya.

Elemen maksud menunjukkan bagaimana secara implisit dan tersembunyi

penulis teks menggunakan praktik bahasa tertentu untuk menunjukkan

basis basis kebenarannya dan secara implisit pula menyingkirkan versi

kebenaran lain.73

6. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat

dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda

dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak

berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang

72

Uraian mengenai detail berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk, Ideology A

Multidisciplinary Approach……… H. 207

73 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 240-241

Page 57: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

39

menghubungkannya.74

Makna wacana sangat ditentukan oleh koherensi

lokal wacana, yaitu hubungan antara proposisi dan acuannya (fakta model

mental). Bentuk-bentuk hubungan proposisi-proposisinya bisa kausalitas

(koherensi referensial) di antaranya ditandai dengan pemakaian anak

kalimat sebagai penjelas, koherensi pembeda berhubungan dengan

pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan

seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan (contrast) dengan

menggunakan koherensi ini, koherensi pengingkaran menunjukkan seolah

penulis teks menyutujui sesuatu, padahal ia tidak setuju dengan

memberikan argumentasi atau fakta yang menyangkal persetujuannya

tersebut.75

7. Analisis Bentuk Kalimat

Analisis bentuk kalimat berhubungan dengan cara berfikir logis,

yaitu menjadikan susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang

diterangkan). Struktur kalimat bisa dibuat aktif, bisa pasif, tetapi umumnya

pokok yang dipandang penting selalu ditempatkan di awal kalimat.

Kalimat “Kejaksaan Agung diduduki mahasiswa” umumnya lebih dipilih

daripada “mahasiswa menduduki Kejaksaan Agung”.76

8. Analisis Elemen Kata Ganti

Analisis elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi

bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti

merupakan alat yang dipakai oleh penulis untuk menunjukkan di mana

posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya,

seseorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang

74

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 242

75 Uraian mengenai koherensi berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk, Ideology A

Multidisciplinary Approach……… H. 206

76 Uraian mengenai analisis bentuk kalimat berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk,

Ideology A Multidisciplinary Approach……… H. 206

Page 58: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

40

menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi penulis

semata-mata. Akan tetapi, ketika memakai kata ganti “kita” menjadikan

sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu

komunitas tertentu. Batas antara penulis dengan khalayak dengan sengaja

dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi sikap penulis juga

menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.77

9. Analisis Pilihan Kata

Analisis ini menggambarkan bagaimana penulis melakukan

pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta

umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-

kata yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa

sama dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda.78

Berikut akan diuraikan struktur elemen wacana van Dijk tersebut:79

Struktur Wacana Hal yang diamati Elemen

Struktur Makro

Makna global dari

suatu teks yang dapat

diamati dari topik atau

tema yang diangkat

Tematik

Tema atau topik yang

dikedepankan dalam

suatu teks

Tema atau topik

Superstruktur

Kerangka suatu teks

Skematik

Alur dan urutan berita

yang diskemakan

dalam teks

Skema

Struktur Mikro

Makna lokal suatu

Semantik

Makna yang ingin

Latar, Detail,

Maksud

77

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 253-254

78 Uraian mengenai analisis pemilihan kata berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk,

Ideology A Multidisciplinary Approach……… H. 205

79 Teun A. Van Dijk, News as Discourse, Hillsdale, New Jersey, Lawrence Erlbaum

Associates, 1998, terutama H. 17-94

Page 59: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

41

teks yang dapat

diamati dari segi

pilihan kata, kalimat,

dan gaya bahasa yang

digunakan dalam teks

ditekankan dalam teks

Sintaksis

Struktur kalimat yang

digunakan dalam teks

Stilistika

Bentuk kalimat,

Koherensi, Kata

ganti

Leksikon

Bagan 2. Elemen Wacana versi Van Dijk

Sumber diambil dari Eriyanto (2001)80

b. Level Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur

teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Djik menawarkan

suatu analisis yang disebut sebagai kognisi sosial. Dalam kerangka analisis

wacana van Djik, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial: kesadaran

mental penulis yang membentuk teks tersebut. Misalnya analisis wacana

fundamentalisme dalam teks keagamaan niẕâm al-Islâm. Selain analisis

teks, perlu dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis teks dalam

memandang bentuk pemikiran fundamentalisme. Bagaimana kepercayaan,

pengetahuan, dan prasangka penulis terhadap bentuk-bentuk produk

pemikiran dari barat, serta keyakinan kesatuan agama dan negara, di mana

agama dalam konteks penelitian ini yaitu agama Islam dan syariat Islam

harus mengatur negara, terutama dalam bidang politik Islam. Kognisi

sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk

memahami teks.81

Kognisi sosial, menurut van Djik, adalah representasi sosial yang

menjadi pengikat atau menyatukan suatu kelompok sosial dalam bentuk

pengetahuan, sikap, nilai, norma atau ideologi. Representasi sosial ini

memengruhi konstruksi model representasi pribadi. Jadi model merupakan

80

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 228-229

81 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 259-260

Page 60: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

42

persinggungan antara individu dan masyarakat yang kelihatan. Model

mental selebritas atau tokoh masyarakat juga akan memengaruhi

pandangan masyarakat. Maka studi wacana kritis perlu menghubungkan

wacana dengan representasi yang secara sosial mendasari suatu

masyarakat karena representasi ini (ideologi, nilai) akan menjadi sikap dan

sumber daya pembicaraan anggota kelompok tentang kelompok-kelompok

lain. Memuji kelompok sendiri dan menghina yang bukan bagian

kelompok merupakan strategi psikososial khas dalam mendefinisikan jenis

wacana ideologis.82

Bagaimana peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada

skema. Van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema

dikonseptualisasikan sebagai struktur mental di mana tercakup di

dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial, dan

peristiwa. Skema menunjukkan bahwa kita menggunakan struktur mental

untuk menyeleksi dan memproses informasi yang datang dari lingkungan.

Skema sangat ditentukan oleh pengalaman dan sosialisasi. Sebagai sebuah

struktur mental, skema menolong kita menjelaskan realitas dunia yang

kompleks. Karena realitas dunia itu begitu kompleksnya dan pemahaman

tentang realitas tersebut dipengaruhi oleh pengalaman dan memori

dipunyainya, implikasinya peristiwa selalu dibuat dalam bentuk kategori.

Dengan cara itu, peristiwa yang kompleks tersebut disederhanakan,

dipahami, dibuat teratur, koheren, dan mempunyai arti yang spesifik.

Model adalah sesuatu kerangka berfikir individu ketika memandang dan

memahami suatu masalah. Model yang tertanam dalam ingatan tidak

hanya berupa gambaran pengetahuan, tetapi juga pendapat atau penilaian

tentang peristiwa. Penilaian itu mempunyai pengaruh besar pada teks yang

dapat kita temukan ketika kita menggambarkan model pembuat teks. Jika

suatu teks mempunyai bias atau kecenderungan tertentu, umumnya karena

model penulis yang menggambarkan struktur kognisi penulis teks

82

Uraian kognisi sosial berdasarkan tulisan dari Teun A. van Dijk, Sociocognitive

Discourse Studies,… H. 64

Page 61: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

43

mempunyai kecenderungan atau perspektif tertentu ketika memandang

suatu peristiwa. Oleh karena itu, menurut van Dijk, analisis wacana harus

menyertakan bagaimana reproduksi kepercayaan yang menjadi landasan

bagaimana penulis menciptakan suatu teks tertentu.83

c. Level Analisis Sosial

Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial.

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,

sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan

meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi

dalam masyarakat. Misalnya dalam riset ini ingin melakukan penelitian

mengenai bagaimana konteks sosial wacana fundamentalisme dalam kitab

niẕâm al-Islâm. Dalam kerangka model van Dijk, kita perlu melakukan

penelitian bagaimana bentuk wacana fundamentalisme diproduksi dalam

kelompok keagamaan HTI. Penelitian dilakukan dengan menganalisis

bagaimana kelompok keagamaan HTI melakukan produksi dan reproduksi

atas wacana pemikiran fundamentalisme, lewat buku-buku, majalah,

selebaran, dan sebagainya yang diterbitkan dan dikonsumsi oleh kelompok

keagamaan HTI. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan

bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi

lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut van Dijk, dalam analisis

mengenai masyarakat ini, ada dua poin yang penting: kekuasaan (power),

dan akses (acces).

1. Praktik Kekuasaan

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan

yang dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok

83

Lihat Martha Augostinos dan Iain Walker, Sosial Cognition: An Intraged Introduction,

London, Sage Publication, 1995. H. 33-42

Page 62: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

44

untuk mengontrol kelompok (atau anggota) dari kelompok lain.84

Praktik

kekuasaan bisa dilihat menggunakan analisis ideologi. Mengapa analisis

ideologi berperan penting di dalam studi wacana kritis. Pertama, bahasa

telah membekukan ideologi sehingga bahasa sudah penuh kepentingan dan

menjadi instrumen kekuasaan. Maka ideologi mengungkap dan

mereproduksi wacana. Kedua, dominasi, penyalahgunaan kekuasaan, dan

diskriminasi selalu dilegitimasi oleh ideologi. Dalam konteks ini, ideologi

merupakan kepercayaan sosial dasar yang mengorganisir dan mengontrol

representasi sosial suatu komunitas dan anggota-anggotanya. Ideologi

dibaca melalui skema umum yang mengorganisir kategori-kategori dasar

yang mengorganisir diri dan mengorganisir representasi lain komunitas

dan anggota-anggotanya.85

Memang tidak ada hubungan langsung antara wacana dan ideologi,

namun pemahaman tentang kognisi sosial menunjukkan bahwa

kepercayaan dasar ideologi (misal pemikiran fundamentalisme)

mengorganisir sikap yang secara sosial sama dalam komunitas yang sama.

Dan pada gilirannya, sikap itu akan memengaruhi model peristiwa tertentu

(partisipan dan tindakannya) yang akhirnya dihubungkan dengan wacana

dalam kendali model konteks. Biasanya ideologi memiliki skema yang

terdiri dari lima unsur: (i) keanggotaan (siapa menjadi bagian kita?); (ii)

tindakan khas (apa yang kita lakukan?); (iii) tujuan (mengapa kita

melakukan itu?); (iv) hubungan dengan kelompok lain; (v) sumber daya,

termasuk akses ke wacana publik. Unsur-unsur ini membantu membuat

ideologi menjadi lebih kongkrit dalam wacana.86

84

Lihat lebih lanjut dalam tulisan Teun A. van Dijk, “Structure of Discourse and

Structure of Power”, dalam J.A Anderson (ed), Communication Year book 12, Newbury Park,

California, Sage Publication, 1998. H. 18-59

85 Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan…… H. 88

86 Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan…… H. 88-89

Page 63: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

45

Kongkrit karena makna, penafsiran dan pemahaman teks serta

konteks dideskripsi dalam kerangka representasi mental yang khas, artinya

bisa mengikuti model peristiwa, model konteks dan representasi sosial.

Dengan demikian memungkinkan pengguna bahasa yang riil

mengusahakan, memroduksi dan memahami wacana. Di sini, kelihatan

bagaimana kepercayaan pribadi dan sosial memengaruhi produksi wacana,

yang pada gilirannya memengaruhi wacana. Situasi masyarakat sebetulnya

tidak bisa dilepaskan dari konsep kognisi sosial karena teori kognisi sosial

menjelaskan bagaimana struktur sosial berpengaruh atau dipengaruhi

wacana. Maka interaksi sosial lokal dimungkinkan oleh dimensi makro

yang terungkap dalam kognisi sosial kolektivitas. Sedangkan dimensi

makro dikonstruksi secara kognitif oleh representasi aktor sosial orang-

perorangan anggota kelompok. Oleh karena itu, studi wacana kritis tertarik

menganalisis reproduksi wacana terkait dengan struktur-struktur sosial

yang tidak adil.87

2. Akses Mempengaruhi Wacana

Analisis wacana van Dijk, memberi perhatian yang besar pada

akses, bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam

masyarakat. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar

dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu,

mereka yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk

mempunyai akses pada media, dan kesempatan lebih besar untuk

mempengaruhi kesadaran khalayak. Askes yang lebih besar bukan hanya

memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak lebih besar,

tetapi juga menentukan topik apa dan isi wacana apa yang dapat

disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak. Misalnya dalam wacana

mengenai wacana pemikiran fundamentalisme, HTI mempunyai akses

lebih besar dalam menjangkau khalayak dibandingkan dengan kelompok

87

Haryatmoko, Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan…… H. 89

Page 64: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

46

yang lain. Lewat buku-buku, majalah, selebaran, dan sebagainya yang

diterbitkan dan dikonsumsi oleh kelompok keagamaan HTI.88

d. Kerangka Analisis

Baik struktur teks, kognisi sosial, maupun konteks sosial adalah

bagian yang integral dalam kerangka van Dijk. Kalau suatu teks

mempunyai ideologi tertentu, maka itu menandakan dua hal.89

Pertama

teks tersebut merefleksikan struktur model mental penulis teks ketika

memandang suatu peristiwa atau persoalan. Kalau suatu teks tersebut

mempunyai pandangan tentang pemikiran fundamentalis, bisa jadi penulis

yang menghasilkan teks tersebut mempunyai pemikiran yang

fundamentalis. Kedua, teks tersebut merefleksikan pandangan sosial

secara umum, skema kognisi masyarakat atas suatu persoalan. Katakanlah

kalau suatu teks berisi pemikiran fundamentalis, kemungkinan itu juga

merefleksikan wacana masyarakat yang berfikiran fundamentalis. Untuk

itu diperlukan analisis yang luas bukan hanya pada teks tetapi juga kognisi

individu penulis teks dan masyarakat. Kalau digambarkan, maka skema

penelitian dan metode yang bisa dilakukan dalam kerangka van Dijk

sebagai berikut:90

88

Lihat selengkapnya dalam Teun A. van Dijk, “Discourse, Power and Acces”, dalam

Carmen Rosa Caldas-Coulthard dan Malcolm Coulthard (ed), Critical Discourse Analysis, London

and New York, Routladge, 1999. H. 84-102

89 Teun A. van Dijk, News as Discourse, Hilsdale, New Jersey, Lawrence Erlbaum

Associates, 1988. H. 118-119

90 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media……. H. 274-275

Page 65: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

47

STRUKTUR METODE

Teks

Menganalisis bagaimana strategi

wacana yang dipakai untuk

menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu. Bagaimana

strategi tekstual yang dipakai untuk

menyingkirkan atau memarjinalkan

suatu kelompok, gagasan, atau

peristiwa tertentu.

Critical linguistics

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana kognisi

penulis teks dalam memahami

seseorang atau peristiwa tertentu

yang akan ditulis.

Dokumentasi dengan penelusuran

biografi penulis teks dan karya-

karyanya.

Analisis Sosial

Menganalisis bagaimana wacana

yang berkembang dalam

masyarakat, proses produksi dan

reproduksi seseorang atau peristiwa

digambarkan.

Studi pustaka, penulusuran

sejarah.

Bagan 3. Kerangka analisis van Dijk

Sumber diambil dari Eriyanto (2001) dengan modifikasi penulis

Page 66: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

48

B. Penafsiran Teks Keagamaan Kelompok Hizbut Tahrir Indonesia

1. Pemikiran HTI dalam Menafsirkan Teks Keagamaan terkait

Syari’at Islam.

Berdasarkan analisis studi yang dilakukan peneliti dalam mengungkap

pola penafsiran keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia, baik melalui studi literatur

teks keagamaan HTI maupun studi dokumentasi terungkap bahwa HTI

konsisten termasuk salah satu organisasi kemasyarakatan Islam yang pola fikir

keagamaannya masuk dalam kriteria fundamentalisme Islam kontemporer.

Pernyataan di atas berdasarkan ungkapan Syaikh Taqiyyudin an-Nabhani

dalam Asy-Syakhshiyah al-Islâmiyyah (jilid III), al-muhkâm adalah lafal yang

maknanya tampak jelas dan tersingkap secara sempurna dan kemungkinannya

terangkat (hilang). Artinya, al-muhkâm itu maknanya jelas dan hanya

mengandung satu makna saja, dan tidak ada kemungkinan dua makna atau

lebih.91

HTI dalam menafsirkan al-qur‟an sebagian besar ditafsirkan secara

tekstual terutama menyangkut ayat-ayat muhkamât diantaranya: (1) Penerapan

syari‟ah Islam yang harus dilaksanakan secara keseluruhan (kâffah), perintah

tersebut berdasarkan surat Al-Baqarah ayat 208 yang berbunyi:

ػذ ى إ ١طج ثس ثش ث خط ذؼ لصض وجفز ثغ ث ف ث ثدخ ث ج ثز٠ ٠جث٠ ذ١

Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara

keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia

musuh yang nyata bagimu.92

(2) Perintah penegakkan hukum pidana Islam yaitu potong tangan bagi

pencuri berdasarkan surat Al-Maidah ayat 38:

ج ج خضثء د ث أ٠ذ٠ جسلز فجلطؼ ثغ جسق ثغ هللا. وغذج ىجل هللا ػض٠ض زى١

Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah

tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan

sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah maha perkasa, maha bijaksana.93

91

Hizbut Tahrir Indonesia, Media Politik dan Dakwah al-Wa‟ie Membangun Kesadaran

Umat (No. 198 Tahun XVII, 1-28 Februari 2017/1438 H). H. 61

92 Pernyataan Rachmat S Labib Ketua DPP HTI dalam Acara Pro Kontra di Stasiun Jak

TV Pada Tanggal 12 Juli 2017

93 Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam……… h. 137

Page 67: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

49

(3) Hukum haramnya riba berdasarkan surat al-Baqarah ayat 275:

ظ ر ث ١طج ثز ٠ضخذط ثش ج ٠م إل و دج ل٠م ثش ٠أو ه ثز٠

ز هللا ثذ١غ أز دج ثش ث ج ثذ١غ ث إ لج دأ سد ػظز خجء دج ف ثش ش

ف١ج خجذ ػجد فأته أصسجح ثجس هللا ش إ أ ج عف ض ف فجOrang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena

mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat

peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya

dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa

mengulangi, maka mereka itu penghuni nereka, mereka kekal di dalamnya.94

(4) Hukum jilid bagi pezina berdasarkan surat An-Nur ayat 2:

ج سأفز ف د٠ د لصأخزو ذر جةز خ ج ثزذ ث و ث فجخذ ثض ث١ز هللا ثض

١ ؤ ث ج غجةفز ١شذ ػزثد ثلخش ث١ دجهلل صؤ ض و إ

Pezinah perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari

keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya

mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu

beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan)

hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.95

Menurut Hizbut Tahrir diperkuat lagi dalam kitab Al-syakhshiyyah al-

Islâmiyyah adanya keterikatan antara akidah dengan hukum syara‟, walaupun

terdapat perbedaan antara keduanya. Akidah itu adalah keimanan, keimanan

adalah pembenaran yang bersifat pasti yang sesuai dengan fakta berdasarkan

pada dalil yang qaṯ‟i. Jadi, yang dibutuhkan adalah pasti dan yakin. Sedangkan

hukum syara‟ adalah khitâb Syari‟ (seruan Allah) yang berhubungan dengan

seluruh perbuatan hamba. Pemahaman pemikiran dan pembenaran terhadap

ada atau tidaknya suatu fakta termasuk perkara akidah. Pemahaman pemikiran

dan menganggapnya sebagai solusi atau bukan terhadap suatu perbuatan

manusia termasuk ke dalam persoalan hukum syara‟. Untuk menggolongkan

suatu pemikiran itu sebagai solusi cukup dengan dalil ẕanni. Sedangkan untuk

94

Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam……… h. 127

95 Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam……… h. 127

Page 68: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

50

pembenaran terhadap adanya fakta sebuah pemikiran harus berdasarkan dalil

qaṯ‟i. Misalnya, potong tangan bagi pencuri merupakan hukum syara‟.

Pembenaran terhadap keberadaan hukum tersebut dari Allah termasuk perkara

akidah. Pengharaman riba adalah hukum syara‟, dan pembenaran terhadap

keberadaan hukum tersebut dari Allah termasuk perkara akidah. Apabila

mengingkari kedua hukum syara‟ di atas maka bisa dianggap kafir.96

Sedangkan penafsiran Al-Quran yang dijelaskan oleh seorang mufassir

berfikiran moderat seperti M. Quraish Shihab sendiri dalam tafsir Al-Mishbah,

berkenaan mengenai penafsiran ayat-ayat al-Quran surat Al-Baqarah ayat 208,

surat Al-Maidah ayat 38, surat al-Baqarah ayat 275, dan surat An-Nur ayat 2

sebagai berikut:

Menurut pendapat M. Quraish Shihab tafsir surat Al-Baqarah ayat 208

yaitu Hai orang-orang yang beriman, dengan ucapannya, baik yang sudah,

maupun yang belum dibenarkan imannya oleh perbuatannya: masuklah kamu

dalam kedamaian (Islam) secara menyeluruh.97

Kata (ثغ) as-Silm yang dalam ayat di atas diterjemahkan dengan

kedamaian atau Islam, makna dasarnya adalah damai atau tidak menganggu.

Kedamaian oleh ayat ini diibaratkan berada disuatu wadah yang dipahami dari

kata (يف) fi, yakni dalam. Yang beriman diminta untuk memasukkan totalitas

dirinya ke dalam wadah itu secara menyeluruh, sehingga semua kegiatannya

berada dalam wadah atau koridor kedamaian. Ia damai dengan dirinya,

keluarganya, dengan seluruh manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan serta

alam raya. Wal hasil (كافة) kâffah, yakni secara menyeluruh tanpa kecuali.98

96

Taqiyyudin An-Nabhani, Syakshiyah Islam penerjemah Zakia Ahmad (Jakarta: HTI,

2007). H. 288-289

97 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2001), volume 1 Cet I, h. 419

98 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an……. H.

419

Page 69: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

51

Ayat ini menuntut setiap yang beriman agar melaksanakan seluruh ajaran

Islam. Jangan hanya percaya dan mengamalkan sebagian ajarannya dan

menolak atau mengabaikan sebagian yang lain. Ia dapat juga bermakna

masuklah kamu semua kaffah tanpa kecuali, jangan seorangpun di antara

kamu yang tidak masuk yang tidak masuk ke dalam kedamaian/Islam.99

Kesimpulan penafsiran M. Quraish Shihab di atas melalui pendekatan

kontekstual, kata (ثغ) tidak ditafsirkan syari‟at Islam akan tetapi

menggunakan penafsiran kedamaian/Islam, ajaran Islam ditafsirkan dengan

sesuatu yang dapat membawa kedamaian dengan sesama manusia dan seluruh

alam. Penafsiran tersebut cocok dengan konteks Indonesia yang beragam

berdasarkan konsep Bhineka Tunggal Ika. Berbeda dengan HT yang

menafsirkan kata (ثغ) dengan syari‟at Islam yang harus dilaksanakan secara

menyeluruh (kâffah). Penafsiran HTI di atas bertujuan ingin mengformalkan

syari‟at Islam di bawah naungan dawlah khilâfah Islâmiyyah. Namun, keadaan

tersebut tidak cocok dengan konteks Indonesia yang majemuk agama, suku dan

budayanya.

Penafsiran berbeda juga diperlihatkan oleh Quraish Shihab dalam

menafsirkan surat al-baqarah ayat 275, menurut penafsirannya cara perolehan

harta yang dilarang oleh ayat ini, yang bertolak belakang dengan sedekah

adalah riba. Sedekah adalah pemberian tulus dari yang mampu kepada yang

butuh tanpa mengharap imbalan dari mereka. Riba adalah mengambil

kelebihan di atas modal dari yang butuh dengan mengeksploitasi

kebutuhannya. Para pemakan riba itulah yang dikecam oleh ayat ini, apalagi

praktek ini dikenal luas di kalangan masyarakat Arab.100

Sebenarnya persoalan riba telah dibicarakan al-Qur‟an sebelum ayat ini.

Kata riba ditemukan dalam empat surah al-Qur‟an, yaitu al-Baqarah, Ali

„Imran, al-Nisa, dan al-Rum. Tiga surah pertama turun di Madinah setelah

99

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an……. H.

420

100 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 549-550

Page 70: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

52

Nabi berhijrah dari Mekah, sedang al-Rum turun di Mekkah. Ini berarti ayat

pertama yang berbicara tentang riba adalah ayat 39 surat al-Rȗm yang

menyatakan, “Suatu riba (kelebihan) yang kamu berikan agar ia menambah

kelebihan pada harta manusia, maka riba itu tidak bertambah di sisi Allah”.

Sedang ayat terakhir tentang riba adalah ayat-ayat yang terdapat dalam surat

al-Baqarah, dimulai dari ayat 275 ini. Bahkan ayat ini dinilai sebagai ayat

hukum terakhir, atau ayat terakhir yang diterima oleh Rasulullah. Umar Ibn

Khattab berkata, bahwa Rasulullah wafat belum sempat menafsirkan

maknanya, yakni secara tuntas. Karena ayat ini telah didahului oleh ayat-ayat

lain yang berbicara tentang riba, maka tidak heran jika kandungannya bukan

saja melarang praktek riba, tetapi juga sangat mencela pelakunya, bahkan

mengancam mereka.101

Riba dari segi bahasa adalah penambahan. Sementara para ahli hukum

mengemukakan kaidah, bahkan ada yang menilainya hadits walau pada

hakikatnya ia adalah hadis ḏa‟if, bahwa (و لشض خش فؼز ف زشث) setiap

piutang yang mengundang manfaat (melebihi jumlah hutang), maka itu adalah

haram (riba yang terlarang). Pandangan atau kaidah ini tidak sepenuhnya

benar, karena Nabi Muhammad SAW, pernah membenarkan pembayaran yang

melebihi apa yang dipinjam. Sahabat Nabi, Jabir ibn Abdillah, memberitakan

bahwa “ia pernah mengutangi Nabi dan setelah berselang beberapa waktu ia

mendatangi Nabi, beliau membayar dan melebihkannya” (H.R. Bukhari dan

Muslim); walau harus digaris bawahi bahwa penambahan itu tidak disyaratkan

sewaktu melakukan akad pinjam meminjam.102

Tidak mudah menjelaskan hakikat riba, karena al-Qur‟an tidak

menguraikannya secara rinci. Rasul pun tidak sempat menjelaskannya secara

101

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 550

102 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 553

Page 71: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

53

tuntas, karena rangkaian ayat-ayat riba dalam surah ini turun menjelang beliau

wafat.103

Kesimpulan dari penafsiran di atas menunjukkan bahwa Quraish Shihab

menafsirkan ayat-ayat tentang keharaman riba menyuguhkan pemikiran yang

moderat dan menafsirkan secara kontekstual. Penafsiran tersebut berbeda

dengan HTI yang menafsirkan ayat tersebut secara literal dan menafikan

pemahaman secara kontektual.

Di samping itu kita lihat penafsiran Quraish Shihab surat al-Maidah ayat

38 tentang hukuman potong tangan bagi pencuri laki-laki dan perempuan.

Menurut pendapatnya, kata (ثغجسق) al-sâriq (pencuri) memberi kesan bahwa

yang bersangkutan telah berulang-ulang kali mencuri, sehingga wajar ia

dinamai pencuri. Jika kita memahami demikian, maka ini berarti seorang yang

barusekali atau dua kali mencuri belum wajar dinamai pencuri, dan dengan

demikian ia belum/tidak dikenai sanksi yang disebut ayat di atas. Ini berbeda

jika kata tersebut diterjemahkan “lelaki yang mencuri” sebagaimana

terjemahan Departemen Agama dalam “Al-Qur‟an dan Terjemahannya”

(Cetakan Saudi Arabia, Rajab 1415 H).104

Memang mayoritas ulama – kalau enggan berkata semua ulama –

memahami kata al-sâriq/al-sâriqat dalam arti sebagaimana terjemahan

Departemen itu, yakni lelaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri. Jika

demikian, walau hanya sekali ia terbukti mencuri, maka sanksi tersebut jatuh

atasnya.105

Para ulama menetapkan makna pencurian yang dimaksud oleh ayat ini di

samping menetapkan sekian syarat untuk jatuhnya sanksi hukum di atas.

Mencuri berbeda dengan korupsi, merampok, mencopet dan merampas.

103

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 553

104 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2001), volume VI Cet I, h. 85-86

105 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…… H.

86

Page 72: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

54

Mencuri adalah mengambil secara sembunyi-sembunyi barang berharga milik

orang lain yang disimpan oleh pemiliknya pada suatu tempat yang wajar, dan si

pencuri tidak diizinkan untuk memasuki tempat itu. Dengan demikian, siapa

yang mengambil sesuatu yang bukan miliknya tetapi diamanatkan kepadanya

maka ia tidak termasuk dalam pengertian mencuri oleh ayat ini, seperti

bendaharawan menggelapkan uang. Tidak juga jika mengambil harta di mana

ada walau sedikit dari harta itu yang menjadi miliknya, seperti dua orang atau

lebih bersyarikat dalam satu usaha, atau mengambil dari uang negara. Alhasil

hukuman ini tidak serta merta tidak dijatuhkan apalagi Rasul saw. Bersabda

hindarilah menjatuhkan hukuman bila ada dalih untuk )ثدسءث ثسذد دجشذجس(

menghindarinya.106

Ini tentu bukan berarti bahwa yang bersangkutan tidak dijatuhi sanksi

sama sekali, tetapi yang dimaksud adalah tidak dikenakan atasnya had yakni

sanksi hukum potong tangan bagi yang mencuri, mencambuk, dana atau

merajam bagi yang berzina, dan membunuh bagi yang membunuh. Sanksi

hukum yang harus ditegakkan sebagai gantinya adalah apa yang diistilahkan

dengan ta‟zȋr yaitu hukuman yang lebih ringan dari hukuman yang ditetapkan

bila bukti pelanggaran cukup kuat. Ta‟zȋr berupa hukuman penjara atau apa

saja yang dinilai wajar oleh yang berwenang.107

Sementara mayoritas muslim Indonesia sepakat memahami perintah

potonglah kedua tangannya dalam arti majazi, yakni lumpuhkan

kemampuannya. Pelumpuhan dimaksud antara lain mereka pahami dalam arti

penjarakan ia. Memang dikenal istilah iqṯa‟ȗ lisanah/potonglah lidahnya,

dalam arti jangan biarkan dia mengomel atau mengecam dengan jalan

memberinya uang. Tetapi memahami potonglah tangannya dengan potonglah

lidahnya di samping tidak sejalan dengan praktek Rasul saw., juga tidak

106

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an……

H. 87

107 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 88

Page 73: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

55

dikenal oleh masyarakat pengguna Bahasa Arab dalam arti itu pada masa

turunnya al-Qur‟an.108

Ada lagi yang memahami sanksi hukum yang ditetapkan ayat ini dalam

arti batas maksimal, yakni hukuman yang setinggi-tingginya, dan dengan

demikian hakim dapat menjatuhkan hukuman yang lebih ringan dari hukuman

potong tangan apabila ada hal-hal yang dapat meringankan. Pehaman ini

kendati tidak diisyaratkan dalam teks di atas, namun dapat diterima jika

memang ada alasan yang dapat meringankan seperti yang diisyaratkan di atas

ketika menyinggung pendapat Umar ra.109

Pendapat Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah ketika menafsirkan

surat An-Nur ayat 2, menyatakan ayat tersebut menggunakan kata (الزاين) az-zânȋ

dan )الزانية( az-zâniyah yakni menggunakan patron kata yang mengandung

kemantapan kelakuan itu pada yang bersangkutan. Tentu saja kemantapan

tersebut, tidak mereka peroleh kecuali setelah berzina beulang-ulang kali. Nah,

apakah jika demikian, seorang baru dijatuhi hukuman yang disebut ayat ini,

bila ia berulang kali melakukan perzinahan? Mayoritas ulama berpendapat

tidak, yakni siapa pun yang ditemukan berzina atau mengaku berzina, dengan

memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan agama – walau baru sekali – maka ia

dijatuhi hukuman tersebut. Nah, jika demikian, mengapa ayat di atas

menggunakan patron kata tersebut? Penulis antara lain mengemukakan bahwa

jawaban pertanyaan di atas antara lain ditemukan dalam memahami sifat Allah

al-Ghaffâr yakni Yang Maha Pengampun. Imam Ghazali menjelaskan bahwa

al-Ghaffâr adalah “Yang menampakkan keindahan dan menutupi keburukan.

Dosa-dosa – tulisnya – adalah bagian dari sejumlah keburukan yang ditutup-

108

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 88

109 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2001), volume 3 Cet I, h. 88-89

Page 74: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

56

Nya dengan jalan tidak menampakkannya di dunia serta mengenyampingkan

siksanya di Akhirat.110

Kata (جلدة) jaldah terambil dari kata )جلد( jilid yakni kulit. Sementara

ulama antara lain al-Zamakhsyari dan al-Biqâ‟I memperoleh kesan dari

penggunaan kata tersebut bahwa pecambukan yang dilakukan ketika

menjatuhkan hukuman, hendaknya tidak terlalu keras sehingga tidak

menyakitkan dan tidak sampai ke daging. Dari sini pula sehingga kata )رأفة(

ra‟fah yang digunakan disini, bukan )رمحة( rahmah/rahmat. Karena ra‟fah

adalah belas kasih yang mendalam melebihi rahmat. Dan dengan demikian

ayat ini tidak melarang rahmat dan kasih sayang kepada yang dicambuk selama

rahmat itu tidak mengakibatkan diabaikannya hukuman.111

Sementara orang menduga bahwa sanksi hukum terhadap pezina sangat

berat. Mereka lupa bahwa syarat-syarat jatuhya siksa tersebut sangat sulit

bahkan hampir-hampir saja mustahil terpenuhi, kecuali atas dasar pengakuan

yang bersangkutan dan itu pun dengan syarat-syarat yang cukup ketat.112

Penulis yang menjadi dasar oleh sementara ulama untuk menggugurkan

aneka sanksi hukum Allah, bila yang pelaku kejahatan benar-benar bertaubat,

atau menyampaikan pengakuannya. Hal tersebut berdasarkan QS. Al-Mâidah

ayat 33-34, “orang-orang yang bertaubat (di antara mereka) sebelum kamu

dapat menguasai (menangkap) mereka”;. Ini mereka kuatkan juga dengan

riwayat yang menyatakan bahwa seorang sahabat Nabi saw datang kepada

beliau agar dijatuhi sanksi hukum. Yang bersangkuta memohon hal tersebut

setelah berwuḏu dan sebelum shalat. Setelah selesai shalat ia mengulangi

permohonannya, maka Rasul saw menjawab: “Bukankah tadi Anda telah

berwuḏu dan shalat bersama? Sementara ulama berpendapat bahwa sanksi

110

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2001), volume 9 Cet I, h. 279

111 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an..h. 280

112 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an..h. 282

Page 75: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

57

yang dimaksudkan oleh si pemohon itu adalah berupa hadd akibat pelanggaran

yang mengharuskan ia didera. Jika demikian sanksi dapat gugur jika yang

bersangkutan bertaubat dan berbuat baik, seperti bunyi ayat ini.113

Penafsiran Quraish Shihab di atas tentang hukuman bagi orang-orang yang

melakukan pencurian dan zinah menjelaskannya secara kemanusiaan, toleran,

dan sesuai dengan kontek sosial masyarakat Indonesia yang minjung-jung

tinggi nilai-nilai kehormatan umat manusia. Berbeda dengan penafsiran HT,

yang mengedepankan pemahaman secara tekstual, berfikiran radikal, dan

mengenyampingkan nilai-nilai kemanusiaan yang berseberangan dengan

konteks sosial masyarakat Indonesia.

Pemikiran Hizbut Tahrir terhadap seorang muslim segala sesuatu dalam

kehidupannya selalu terikat dengan Islam, sehingga tidak memiliki kebebasan

mutlak. Akidah seorang muslim terikat dengan batas-batas Islam dan tidak

bebas. Maka murtadnya seorang muslim merupakan tindak pidana besar yang

pantas dibunuh apabila tidak segera kembali bertaubat kepada Islam. Meskipun

dalam Al-Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 256 dijelaskan tidak ada paksaan

dalam menganut agama Islam, ayat tersebut berbunyi:

دجهلل ٠ؤ س ٠ىفش دجطجغ ف ثغ شذ ثش لذ صذ١ ٠ ل إوشث ف ثذ

فصج ثم ل ر ث غه دجؼش فمذثعض ١غ ػ١ هللا ع ج

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah

jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa

ingkar kepada Ṯâgȗt dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah

berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus, Allah

Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Dari segi tingkah laku, seorang muslim juga terikat dengan aturan Islam.

Berdasarkan hal ini perbuatan zina tergolong tindak pidana, dan terhadap

pelakunya berhak diberikan sanksi jilid dan rajam tanpa ada perasaan belas

113

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…

h. 283-284

Page 76: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

58

kasihan. Bahkan hukuman itu diumumkan kepada khalayak, sebagaimana

firman Allah SWT surat Al-Nur ayat 2.114

Pandangan Quraish Shihab mengenai surat al-Baqoroh ayat 256 tentang

tidak ada paksaan dalam menganut agama. Mengapa ada paksaan, padahal

Allah tidak membutuhkan sesuatu; Mengapa ada paksaan, padahal sekiranya

Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat (saja) (Qs. Al-

Mâidah: 48). Perlu dicatat bahwa yang dimaksud dengan tidak ada paksaan

dalam menganut agama adalah menganut aqidahnya. Ini berarti jika sesorang

telah memilih satu aqidah, katakan saja aqidah Islâmiyyah, maka dia terikat

dengan tuntunan-tuntunannya dan berkewajiban melaksanakan perintah-

perintahnya. Dia terancam sanksi bila melanggar ketetapannya. Dia tidak boleh

berkata, “Allah telah memberi saya kebebasan untuk shalat atau tidak, berzina

atau nikah”. Karena bila dia telah menerima aqidahnya, maka dia harus

melaksanakan tuntunannya.115

Penegasan ayat di atas, tidak ada paksaan dalam menganut keyakinan

agama; Allah menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian. Agama-

Nya dinamai Islam, yakni damai. Kedamaian tidak dapat diraih kalau jiwa

tidak damai. Paksaan menyebabkan jiwa tidak damai, karena itu tidak ada

paksaan dalam menganut keyakinan agama Islam.116

Penafsiran Hizbut Tahrir di atas tidak cocok dengan kondisi sosial

masyarakat Indonesia yang beraneka ragam agama, suku bangsa, dan

bahasanya. Penafsiran yang cocok justru dijelaskan dalam Tafsir Al-Mishbah

karya Quraish Shihab, penafisiran dengan gaya pemikiran yang moderat, sesuai

dengan konteks sosial masyarakat Indonesia yang plural, dan menggunakan

analisis kebahasaan yang begitu dalam.

114

Lihat. Niẕâm al-Islam, hlm. 60-61

115 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati, 2001), volume VI Cet I, h. 515

116 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an…….

H. 516

Page 77: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

59

Adapun tafsir-tafsir yang disusun pada masa sekarang dan pada akhir masa

kemunduran, seperti tafsir Muhammad „Abduh, tafsir Thanthawi Jauhari, tafsir

Ahmad Mushthafa al-Maraghi dan selain mereka, HT tidak menganggap

sebagai bagian dari tafsir dan tidak selalu harus dipercaya. Padahal mereka

semua merupakan ulama tafsir kontemporer yang berfikiran rasional

kontekstual. HT lebih menganggap tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari, tafsir Abu

Abdullah Muhammad al-Qurthubi, tafsir an-Nasafi dan lain-lain, karena

mereka dianggap sebagai bagian dari imam-imam dalam tafsir maupun yang

lain. Alasan HT tidak mengakui ulama tafsir kontemporer yang berfikiran

rasional kontekstual, karena di dalamnya mengandung pengangkangan

terhadap agama Allah dalam menafsirkan kebanyakan dari ayat-ayat, seperti

penafsiran Muhammad Rasyid Riḏa terhadap ayat:

ثفجعم ضي هللا فأته ج أ د ٠سى

Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan

Allah, maka mereka itu adalah orang-orang fasik. (QS. Al-Maidah: 47)

Dia membolehkan penduduk India yang beragama Islam megambil

undang-undang Inggris dan tunduk kepada hukum-hukum peradilan Inggris.

Menurut pernyataan Rasyid Ridha yang tidak disukai HT mengutarakan:

“secara umum bahwa dâr al-harbi bukanlah tempat untuk ditegakkannya

hukum-hukum Islam. Karena itu wajib berhijrah dari dâr al-harbi kecuali bila

ada „uzur atau maslahat bagi kaum muslim yang aman dari fitnah dalam

masalah agama, dan kepada orang yang bertekad membantu kaum Muslim

sesuai dengan kemampuannya, dan bertekad memperkuat atau menegakkan

hukum-hukum Islam sesuai kadar kemampuannya, kemudian tidak ada sarana

untuk memperkuat kekuasaan Islam serta melindungi kemaslahatan kaum

Muslim, seperti mengikuti seluruh aktivitas pemerintahan, terutama jika

pemerintah itu penuh toleransi, bersikap adil antar semua bangsa dan agama,

seperti pemerintahan Inggris.117

117

Lihat. Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah…. H. 425-426

Page 78: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

60

Kelompok HTI yang diakui sebagai gerakan keagamaan yang

fundamentalis dan radikal dalam pemikirannya, menanggapi permasalahan

sesat menyesatkan atau kafir mengkafirkan, Hizbut Tahrir berpendapat tidak

boleh mengkafirkan seseorang di antara kaum Muslim, selama ia bersaksi

bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad

Rasulullah, disertai dengan keyakinan hatinya, dan selama ia tidak

mengingkari sesuatu di antara persoalan agama yang telah diketahui secara

pasti, serta tidak mengingkari hukum yang telah ditetapkan berdasarkan dalil

yang qaṯ‟i. Dalam hal ini Hizbut Tahrir berdalil dengan sabda Rasulullah

SAW.:

دز ث دخ ل إ إل هللا أ ٠ؼ جس

“Barangsiapa yang mati, sedang ia yakin bahwa tiada Tuhan yang berhak

disembah melainkan Allah, maka ia masuk surga”.118

Dan sabdanya:

دز ذ دششص دج غض١مج دج ل ل إ إل هللا م١ش ٠شذ أ

“Siapapun yang aku temui sedang ia bersaksi bahwa tiada Tuhan yang

berhak disembah melainkan Allah, dengan disertai keyakinan hatinya, maka

aku sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga”.119

Dan nash-nash yang sejenisnya. Kemudian, Hizbut Tahrir menyatakan:

“Nash-nash ini jelas bahwa siapa pun yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang

berhak disembah melainkan Allah, dan Muhammad Rasulullah, dengan disertai

keyakinan hatinya, maka ia termasuk di antara penghuni surga, bukan penghuni

neraka. Siapa saja yang menjadi penghuni surga, maka tidak mungkin kecuali

ia seorang Muslim, mustahil ia seorang Kafir. Hal ini menunjukkan bahwa

seorang Muslim tidak dikafirkan sebab dosa yang dilakukannya, selama ia

tidak mengingkari sesuatu di antara persoalan agama yang telah diketahui

118

Diriwayatkan oleh Muslim. Lihat: Shahih Muslim, vol. I, hlm. 55.

119 Diriwayatkan oleh Muslim. Lihat: Shahih Muslim, vol. I, hlm. 59.

Page 79: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

61

secara pasti, serta tidak mengingkari sesuatu (hukum) yang telah ditetapkan

berdasarkan dalil yang qath‟i.120

Berdasarkan kesimpulan pemikiran HT di atas, HT cukup moderat dan

tidak radikal secara pemikiran. Akan tetapi yang mereka pertentangkan bukan

masalah akidah pribadi individu manusia itu sendiri. Menurut HT, justru yang

mereka tidak sepakat dan ingin menggantinya yaitu tentang sistem

pemerintahan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Mereka lebih setuju

dengan sistem khilâfah Islâmiyyah sebagai jargon idola mereka dan

menurutnya sebagai jalan keluar dari semua permasalahan dari sistem tidak

Islami yang banyak mengandung permasalahan akhir-akhir ini di NKRI.

Melihat sistem pemerintahan dan hukum/peradilan yang diterapkan di

NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, bahwasanya kedua pilar

tersebut merupakan inti sari dan esensi dari ajaran Islam yang sudah

dirumuskan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dan mayoritas para

ulama serta cendikiawan muslim yang sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan

yang plural dan toleran. Maka dari itu, NKRI tidak bisa disebut sebagai nagara

Dâr al-Kufr sebagaimana yang diungkapkan dari pemikiran Hizbut Tahrir.

2. Penafsiran HTI dalam Konteks Penegakkan Sistem Pemerintahan

Khilâfah Islâmiyyah.

Ayat al-Qur‟an yang menjadi rujukan berdirinya Hizbut Tahrir merupakan

pemenuhan terhadap firman Allah SWT:

ز ٠ذػ إ ثخ١ش ٠أش دجؼشف ٠ ػ ثىش أته ى أ ضى

ثفس

Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan

kebajikan dan melakukan amar makruf nahi mungkar; merekalah orang-orang

yang beruntung (QS. Ali Imran: 104).

120

Lihat: Jawab su‟al, 1 Dzul Hijjah 1410 H./22 Juni 1990 M. Dikutip oleh M. Muhsin

Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara Khilafah Islamiyah...

H. 269

Page 80: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

62

Hizbut Tahrir menafsirkan ayat al-Qur‟an diatas sebagai tujuan untuk

membangkitkan umat Islam dari keterpurukannya yang parah dan membebaskan

umat dari pemikiran-pemikiran, sistem dan hukum-hukum kafir, juga

membebaskan umat dari penguasaan negara-negara kafir dan pengaruhnya.

Melalui ayat al-Qur‟an di atas hizbut tahrir mengajak/menyeru untuk

mengembalikan Daulah Khilâfah Islâmiyyah agar kembali eksis sehingga

berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah akan kembali terwujud. Hizbut

Tahrir dalam menjalankan dakwahnya menegakkan Daulah Khilâfah Islâmiyyah

diharuskan menggunakan metode yang ditempuh Rasulullah SAW, karena

merupakan hukum syariah yang tidak boleh dilanggar. Hanya saja, Hizbut Tahrir

memperhatikan untuk menggunakan cara-cara dan sarana-sarana yang berbeda

karena syari‟ah memang membolehkannya. Metode yang digunakannya melalui

pergolakan pemikiran dan perjuangan politik. Mereka tidak melakukan aktifitas

fisik apapun untuk mencapai tujuan-tujuannya, walaupun fitnah dan siksaan

datang menimpa kelompok hizbut tahrir. Karena mereka harus bersabar sesuai

dengan tuntutan yang diajarkan Rasulullah SAW ketika melaksanakan dakwah

Islam di kota Mekah. Hal ini sesuai dengan perintah firman Allah SWT dalam QS

al-An‟am:34.

لذه فصذش ث ػ ج وزدث أرث زض أصى صشج ل ذذي مذ وزدش سع

ىش هللا مذ خجءن ذئ ثشع١.

Sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, tetapi

mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap

mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun

yang dapat mengubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Sesungguhnya telah

datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu.121

Sedangkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang menjadi landasannya yaitu:

ج خجءن ثسك فجزى د ١ دج أضي هللا ل صضذغ أثء ػ

121

Abu Za‟rur, Seputar Gerakan Islam. (Bogor: Al-Azhar Press. 2009). H. 205-225

Page 81: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

63

Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran

yang telah datang kepadamu (QS. Al-Maidah: 48)

دج أضي هللا ل صضذغ أثء ثززس أ ٠فضن ػ دؼط ج أ ثزى د١

أضي هللا إ١ه

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa

yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan

berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu

dari sebagia1n apa yang telah diturunkan Allah kepadamu (QS. Al-Maidah: 49)122

Menurut Hizbut Tahrir, ayat di atas merupakan seruan Allah kepada

Rasulullah dan umatnya untuk memutuskan perkara permasalahan mereka sesuai

dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah. Mafhum-nya adalah hendaknya kaum

Muslim mewujudkan seorang hakim (penguasa) setelah Rasulullah saw, untuk

memutuskan perkara di tengah-tengah mereka sesuai dengan wahyu yang

diturunkan Allah. Ayat di atas juga mengandung perintah yang tegas dan sifatnya

wajib. Apalagi pelaksanaan hudȗd dan seluruh hukum syari‟at itu wajib, yang

semuanya tidak bisa teralisasikan tanpa adanya hakim. Menurut mereka, hakim

yang dimaksud pada ayat di atas adalah khalifah, sedangkan sistem hukum atau

pemerintahan yang digunakan adalah sistem khilâfah.123

Mengamati penjelasan di atas, menurut Ainur Rofiq, penafsiran Hizbut

Tahrir bisa diperdebatkan dari aspek relasi antar ayat di atas dengan khilâfah.

Menururtnya, HT terlalu gegabah dan ceroboh serta tergesa-gesa untuk

memaksakan penafsiran mereka, apabila melihat penafsirannya dalam kitab

Ajhizat Dawlah al-Khilâfah, yang memakai model pemikiran jumping to

conclusion. Hal ini tampak dari penukilan dua ayat di atas. Kedua ayat di atas

dipahami sebagai wajib adanya seorang hakim (khalifah) setelah Rasulullah untuk

memutuskan perkara dengan hukum yang diturunkan Allah. Pentransferan makna

hakim menjadi khalifah inilah yang dimaksudkan sebagai jumping to conclusion.

122

Hizb al-Tahrir, Ajhizat Dawlat al-Khilâfah, H. 10. Al-Nabhani hanya mencantumkan

dua ayat di atas.

123 Hizb al-Tahrir, Ajhizat Dawlat al-Khilâfah, H. 10.

Page 82: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

64

Khilâfah dalam pandangan HT tidak lagi mengandung makna umum, akan tetapi

sudah menjadi makna yang memiliki formulasi tersendiri, seperti penjelasan yang

tercantum dalam kitab-kitab keagamaannya. Kalaupun pemikiran penafsiran

keagamaan mereka kita terima, mungkin hanya sebatas pada “indikasi” untuk

membangun sistem di mana nilai-nilai Islam dapat diaplikasikan, bukan

merupakan sebuah kewajiban dalam menegakkan sistem pemerintahan

khilâfah.124

Bagi Hizbut Tahrir menilai aktivitas untuk melanjutkan kehidupan Islam

merupakan kewajiban bagi seluruh kaum muslim. Ia termasuk di antara kewajiban

terpenting, jika tidak, malah yang paling penting diantara semua kewajiban. Hal

tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

خغ ٠ذ غجػز م هللا ٠ ثم١جز زدز , جس ١ظ ف ػم د١ؼز جس

١ضز خج١ز

Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan maka ia akan menemui

Allah pada hari Kiamat tanpa memiliki hujjah; siapa saja yang mati, sedangkan di

pundaknya tidak ada baiat maka matinya seperti mati Jahiliyyah (HR. Muslim)125

Hizbut Tahrir Indonesia menafsirkan hadits di atas yaitu; mewajibkan

kepada setiap muslim agar dipundaknya terdapat baiat, serta menyifati orang yang

mati tidak melakukan baiat seperti mati dalam keadaan jahiliyah. Baiat setelah

Rasulullah tidak boleh digunakan dan tidak boleh diucapkan kepada seseorang,

kecuali pada khalifah. Dengan demikian, hadits di atas mewajibkan adanya baiat

di pundak setiap muslim kepada khalifah.126

Menurut Ainur Rofiq, penafsiran di atas sebagai upaya untuk mengunci

pemahaman dan keyakinan umat Islam bahwa baiat itu identik dengan khilâfah.

124

Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di

Indonesia……H. 122-123

125 Abu Za‟rur, Seputar Gerakan Islam… H. 205-225 Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan

al-Qushayri al-Naysaburi. Al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar bi Naql al-„Adl‟an al-„Adl ila

Rasul Allah, juz 3, al-Muhaqqiq Muhammad Fuad „Abd al-Baqi (Beirut: Dar Ihya‟ al-Turath al-

„Arabi, t.t), H. 1478

126 Hizb al-Tahrir, Ajhizat Dawlat al-Khilafah, H. 10-11.

Page 83: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

65

Padahal kalau kita cermati, hadits tersebut hanya menjelaskan kepada umat Islam

untuk berbaiat, tanpa ada penjelasan secara eksplisit kepada siapa harus

melakukan baiat. Oleh karena itu, kesimpulan HT bahwa sasaran baiat itu khalifah

adalah upaya mengiring nalar muslim yang sifatnya jumping to conclusion agar

meyakini khilâfah. Kalau melihat peristiwa baiat yang dilakukan Rasulullah pada

baiat Aqabah pertama dan baiat Aqabah kedua serta baiat riḏwân atau baiat di

bawah pohon, secara historis konteksnya bukan pengangkatan sebagai khalifah.127

Hadits lain yang mewajibkan mengangkat seorang khalifah berbunyi:

ة ٠ضم دإج ثإلج خز ٠مجص سث

Sesungguhnya imam itu adalah perisai, orang berperang di belakangnya,

dan berlindung kepadanya.128

ص هللا ػ١ ع لجي وجش د إعشثة١ صغع ثألذ١جء وج ه ذ ػ ثذ

دؼذ ع١ى خفجء ف١ىثش لجث فج صأ إ ج ذ ي خف ذ شج لجي فث دذ١ؼز ثأل

ج ثعضشػج هللا عجة ػ ي أػط زم فئ فجأل

“Dulu Bani Israel diurus dan dipelihara oleh para nabi. Setiap kali seorang

nabi meninggal, nabi yang lain menggantikannya. Sesungguhnya tidak ada nabi

sesudahku dan ada para khalifah, yang jumlahnya banyak. “Para Sahabat

bertanya, “Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami? “Nabi saw bersabda,

“Penuhilah baiat yang pertama, yang pertama saja, dan berikanlah kepada mereka

hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka atas

apa saja yang mereka urus.

Hadits di atas sebagai ikhbâr (kabar) dari Rasulullah yang mengandung

pujian terhadap eksistensi seorang khalifah sebagai pelindung bagi umat manusia.

Ikhbar seperti ini merupakan tuntutan dari Rasulullah untuk menunjuk seorang

khalifah. Apabila ikhbâr berasal dari Allah dan Rasulullah yang mengandung

celaan, maka tuntutan tersebut wajib ditinggalkan. Akan tetapi, jika tuntutan

127

Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di

Indonesia……H. 126-128

128 Hizb al-Tahrir, Ajhizat Dawlat al-Khilâfah, H. 11. Hadits tersebut dapat dilacak dalam

Muhammad bin Ismail Abu „Abdullah al-Bukhari, Al-Jami‟ al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar

min Umur Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi, juz 4, al-Muhaqqiq Muhammad Zahir bin Nashir

al-Nashir (T.tp.: Dar Thuq al-Najat, 1422 H), H. 50

Page 84: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

66

tersebut mengandung pujian dan berakibat pada tegaknya hukum syara‟ dan

pengabaiannya mengandung konsekuensi terabaikannya hukum syara‟, maka

tuntutan tersebut wajib ditegakkan. Dalam hadits ini juga terdapat pemberitahuan,

bahwa yang mengurus kaum muslim adalah para khalifah, yang berarti, hadits ini

merupakan tuntutan untuk mengangkat khalifah. Apalagi Rasulullah memerintah

untuk menaati khalifah, dan memerangi orang yang merebut kekhalifahannya.129

Sebagaimana Rasulullah saw pernah bersabda:

دغ إجج فأػطج صفمز ٠ذ ثشر لذ ف١طؼ إ ثعضطجع فئ خجء أخش ٠جصػ

فجظشدث ػك ثألخش

Siapa yang telah membaiat seorang imam/khalifah serta telah memberikan

genggaman tangannya dan buah hatinya, maka hendaklah ia menaatinya sesuai

dengan kemampuannya. Lalu jika datang orang lain yang hendak merebut

kekuasaannya, maka penggallah leher (bunuhlah) orang itu.130

Pendapat berbeda diperlihatkan Ainur Rofiq. Menurutnya, pandangan HT

menafsirkan hadits di atas sangat lemah dan tidaklah logis. Menurutnya, Imam

sebagai perisai tentu bukan semata bahwa yang berfungsi sebagai perisai adalah

khalifah. Sedangkan pemimpin lain seperti sulthan, presiden juga dapat berfungsi

sebagai perisai. Imam masih merupakan arti umum dari pemimpin, belum

merupakan arti khusus, sebagaimana pemahaman HT. Memaknai imam sebagai

khalifah semata tentu sangat tidak logis. Demikian juga mengenai hadits baiat

kepada imam, juga tidak serta-merta bermakna baiat kepada khalifah. Penjelasan

HT juga terlihat inkonsisten mengenai “imam sebagai perisai”. Hadits ini

dianggap sebagai ikhbâr yang mengandung tuntutan. Lalu mereka melakukan

interpolasi (memasukan nash ke dalam kerangka tertentu) bahwa tuntutan itu

berakibat pada tegaknya hukum syara‟, sehingga sifatnya mutlak. Sedangkan

129

Hizb al-Tahrir, Ajhizat Dawlat al-Khilâfah (Bairut: Dar al-Ummah, 2005), H. 11.

Matan hadits tersebut ada dalam karya Muhammad bin Isma‟il Abu „Abdillah al-Bukhari, Al-Jami‟

al-Musnad al-Shahih, H. 169

130 Hizb al-Tahrir, Ajhizat Dawlat al-Khilâfah, H. 11. Hadits tersebut dimuat dalam

Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qushayri al-Naysaburi. Al-Musnad al-Shahih al-

Mukhtashar bi Naql al-„Adl‟an al-„Adl ila Rasul Allah, juz 3, al-Muhaqqiq Muhammad Fuad „Abd

al-Baqi (Beirut: Dar Ihya‟ al-Turath al-„Arabi, t.t), H. 1472

Page 85: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

67

makna hadits “Bani Israel diurus dan dipimpin oleh Nabi, dan akan ada banyak

khalifah” adalah sebuah pandangan futurologi Rasulullah tentang munculnya

banyak khalifah. Memang, dalam sejarah, pandangan futurologi Nabi telah

terbukti. Menurut Ainur Rofiq, dalam hadits ini Rasulullah ingin menekankan

etika sebuah kesetiaan saja, sehingga hadits ini tidak mengandung implikasi,

sebagaimana yang dijelaskan oleh kalangan HT.131

3. Perlakuan HTI terhadap Kelompok Non-Muslim

Perlakuan HT terhadap kelompok non-muslim (kafir ẕimmi) menganjurkan

untuk saling menghormati dan saling menghargai dalam memeluk akidah dan

menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan non-muslim (kafir ẕimmi).

Dalam hal makanan, minuman, dan pakaian, diperlakukan sesuai dengan agama

mereka, akan tetapi hal tersebut dibatasi sesuai dengan apa yang diperbolehkan

hukum-hukum syari‟at Islam. Sedangkan orang-orang murtad dari Islam, menurut

HT harus dijatuhkan hukum murtad jika mereka sendiri yang melakukan

kemurtadan dan tidak mau bertaubat untuk kembali memeluk Islam. Jika

kedudukannya sebagai anak-anak orang murtad atau dilahirkan sebagai non-

Muslim, maka mereka diperlakukan sebagai non-Muslim, sesuai dengan kondisi

mereka selaku orang-oang musyrik atau ahli kitab.132

Perihal permasalahan pemimpin publik dan terhadap kebijakan politik

pemerintahan, HT menegaskan dalam kitab terjemahan niẕâm al-Islâm

melarang non-Muslim mengambil bagian dari ranah kedudukan tersebut,

misalnya Presiden, Gubernur, Bupati/Wali Kota dan pemimpin publik lainnya.

Kelompok non-Muslim juga tidak memiliki hak pilih dalam menentukan dan

memilih pemimpin publik.133

Akan tetapi, HT tetap membolehkan kelompok

non-Muslim menjadi bagian keanggotaan DPR (Majlis Umat/Majlis Wilayah).

Hanya saja keanggotaan kelompok non-Muslim terbatas pada penyampaian

131

Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di

Indonesia……H. 130-131

132 Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam…..h. 155

133 Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam…..h. 160-161

Page 86: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

68

pengaduan tentang kedzaliman para penguasa atau penyimpangan dalam

pelaksanaan hukum-hukum Islam.134

Menyikapi pendapat HT di atas, larangan kelompok non-Muslim untuk

menjadi bagian dari pemimpin dan pengambil kebijakan publik tidak searah

dengan kebijakan dan hukum pemerintah NKRI yang berlandaskan Pancasila

dan UUD 1945. NKRI dengan sistem Demokrasinya memberikan kebebasan

dan kemaslahatan kepada seluruh elemen bangsa dengan tidak membedakan

suku, bangsa dan agama untuk menjadi bagian dari pemimpin dan pengambil

kebijakan publik, hal tersebut sesuai dengan konteks Indonesia yang ber-

Bhineka Tunggal Ika. Akan tetapi, ketika melihat secara historis dari masa ke

masa yang menjadi pemimpin dan pengambil kebijakan publik secara

kesuluruhan semuanya dari kalangan umat Islam, kondisi tersebut sangat wajar

sekali bila dilihat mayoritas rakyat Indonesia yang memeluk agama Islam.

Sehingga kemungkinan kecil kelompok non-Muslim menjadi bagian dari

pemimpin dan pengambil kebijakan pemerintahan.

4. Pemikiran HTI dalam Pembahasan Gender

Hizbut Tahrir memandang keberadaan kodrat seorang perempuan tidak

hanya sekedar melakukan aktivitas pokok sebagai ibu dan pengatur rumah

tangga saja, HT menganjurkan perempuan melakukan aktivitas di kehidupan

umum. Seorang perempuan diberikan kebebasan untuk mengemban dakwah

dan menuntut ilmu setinggi-tingginya. Kita lihat banyak aktivis perempuan HT

yang menuntut ilmu sampai ke jenjang perguruan tinggi, bahkan sampai

menempuh jenjang Pendidikan Doktor. HT juga memperbolehkan seorang

perempuan untuk melakukan transaksi jual beli, menjadi pegawai, dan

mengembangkan hartanya/menjadi pengusaha. Seorang perempuan boleh

mendirikan perusahaan, mempekerjakan orang, menyewakan sesuatu atau

134

Taqiyuddin an-Nabhani, Peraturan Hidup dalam Islam…..h. 188-189

Page 87: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

69

melakukan semua bentuk muamalat lainnya seperti menekuni aktivitas

pertanian, industri, dan perdagangan.135

Hanya saja, perempuan tidak boleh menduduki jabatan pemerintahan.

Maka ia tidak boleh menjadi kepala negara, gubernur, bupati/walikota, atau

jabatan apa saja yang termasuk pemerintahan (kekuasaan). Sebagaimana

didasarkan kepada apa yang telah diriwayatkan dari Abu Bakrah, ia

menuturkan: “ketika sampai berita kepada Rasulullah SAW bahwa penduduk

Persia telah mengangkat putri Kisra sebagai ratu mereka, beliau lalu bersabda:

شأر ث ش ث أ ٠فر ل

“Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan

mereka kepada seorang wanita.” (HR al-Bukhari).

Selain urusan kekuasaan pemerintahan, perempuan boleh menjabatnya,

seperti menjadi pegawai negara, seorang qâḏi, dan menjadi anggota DPR.136

Menyikapi permasalahan gender, HT cenderung moderat menyikapinya.

Sedangkan yang menjadi problem masalah gender yaitu perempuan tidak boleh

menjadi pemimpin yang mengambil kebijakan. Hal ini memang bertentangan

dengan konsep pemerintahan yang dianut NKRI, sebagaimana kita lihat di

NKRI perempuan yang memang memiliki kompetensi dapat menjadi

pemimpin publik. Salah satu contohnya yaitu Wali Kota Surabaya Tri Risma

Harini, perempuan yang satu ini memang memiliki jiwa kepemimpinan dan

sudah dua periode menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

5. Respon HTI dalam Menyikapi Pembubarannya

Sikap HTI menaggapi pembubarannya menyatakan, HTI mengecam

pemerintah telah menuduh HTI tidak mengakui NKRI, Pancasila, dan UUD

1945. HTI secara jujur mengakui NKRI, Pancasila, dan UUD 1945. HTI

135

Taqiyuddin an-Nabhani, Sistem Pergaulan dalam Islam Penerjemah, M. Nashir dkk

(Jakarta: HTI. 2012). H. 137

136 Taqiyuddin an-Nabhani, Sistem Pergaulan dalam Islam….. h. 137-138

Page 88: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

70

secara legal dan konstitusional memang terdaftar sebagai ormas dalam NKRI

dan memiliki hak konstitusional dalam melakukan kegiatan dakwahnya. UU

Ormas lama pasal 59 disebutkan bahwa Ormas dilarang menyebarkan sesuatu

yang bertentangan dengan Pancasila, dalam penjelasan pasal tersebut

disebutkan faham tersebut yaitu komunisme, atheisme, lenisme dan marxisme,

bukan Islam. Jadi jelas bahwa Islam tidak bertentangan dengan Pancasila,

terkait pemikiran HTI tentang khilâfah Islâmiyyah dan syari‟at Islamiyyah

yang merupakan ajaran Islam yang dimaksud tidak bertentangan dengan

Pancasila.

Kedua HTI memiliki kontribusi positif, selama lebih 20 tahun berkiprah di

tengah masyakat dalam kegiatan dakwahnya, HTI memiliki peran dalam

pembinaan generasi muda. Pendidikan kita sebenarnya memiliki persoalan,

terutama Generasi muda kita, diantaranya maraknya tawuran, tingginya tingkat

kriminalitas yang dilakukan generasi muda, pergaulan bebas, dan narkoba. HTI

melakukan pengajian untuk membina pelajar dan mahasiswa supaya untuk

menghargai waktu, menghormati orang tua dan guru, dan meninggalkan hal-

hal buruk yang disebutkan di atas. HTI juga mengkritisi UU Migas yang

memang kebijakannya Liberal, karena Pertamina sebagai BUMN kesulitan

untuk mengelola bahan bakar karena dampak UU Migas yang harus melakukan

tender terlebih dahulu. HTI membendung arus liberalisme di tengah-tengah

pemerintahan. HTI mengadakan relawan bencana Alam terutama terkait

bencana Tsunami di Banda Aceh dengan memberikan motivasi, melakukan

pendampingan korban bencana, dan mendirikan pesantren di Banda Aceh.

HTI juga tidak melakukan kekerasan dalam dakwahnya, tidak meresahkan

masyarakat, dan mengganggu ketertiban masyarakat. Mengenai yang terjadi

akhir-akhir ini HTI menyebabkan benturan di masyarakat, sebenarnya bukan

benturan tetapi lebih tepatnya gangguan. Karena ketika HTI mengadakan

kegiatan, pada waktu itu MAPARA (Masȋrah Panji Rasulullah) kegiatan besar

di 37 kota untuk mengenalkan bendera panji Rasulullah yaitu al-liwâ dan ar-

Page 89: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

71

rayâ, kegiatan tersebut diganggu.137

Hal ini bisa dilihat juga dalam anggaran

dasar HTI menyatakan, HTI merupakan gerakan dakwah berasas Islam dalam

NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.138

Komentar berbeda dinyatakan oleh ketua GP Anshor Saiful Dasuki

menyatakan, sebenarnya HTI secara pemikiran radikal. Ketika khilâfah berdiri

maka tidak ada negara yang berlandaskan NKRI, berideologi Pancasila dan

UUD 1945, dan bersendikan Bhineka Tunggal Ika. HTI dianggap berbahaya,

karena merupakan gerakan politik ingin mengganti NKRI, konstitusi Pancasila,

UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Ideologi yang mereka kampanyekan

yaitu Khilâfah Islâmiyyah merupakan ancaman serius NKRI.139

Pancasila dan

UUD 1945 merupakan kesepakatan bersama (Mu‟ahhadah Waṯaniyyah) antara

masyarakat mayoritas dan minoritas, ideologi Pancasila dan UUD 1945 tidak

boleh diganggu dan dirong-rong. Harapan Wakasekjen PBNU mari kita

tinggalkan dakwah khilâfah Islâmiyyah, mari bersama-sama berdakwah

membangun kesejahteraan dan keamanan NKRI.140

Pernyataan ini juga

dipertegas oleh Ketua MUI Ma‟ruf Amin, khilâfah bertentangan dengan sistem

pemerintahan NKRI, khilâfah bukan sesuatu yang disepakati oleh seluruh umat

Islam, karena 23 negara (Islam) di dunia ini tidak ada yang mengusung

khilâfah.141

Fraksi PKS Nasir Djamil, sebenarnya Pemerintah memiliki

wewenang memanggil ormas HTI dan menegurnya terkait pemikiran mereka

yang radikal dapat mengganggu ideologi Pancasila, UUD 1945, dan

137

Pernyataan Jubir HTI Isma‟il Yusanto dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club) TV

One pada tanggal 19 Juli 2017

138 Pernyataan Jubir HTI Isma‟il Yusanto dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam TV

One pada tanggal 10 Mei 2017

139 Pernyataan Ketua GP Anshar Saeful Dasuki dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam

TV One pada tanggal 10 Mei 2017

140 Pernyataan Masduki Baidlawi wakasekjen PBNU dalam acara Pro Kontra Jak TV

pada tanggal 12 Juli 2017

141 Pernyataan Ma‟ruf Amin Ketua MUI dalam acara Aiman Kompas TV pada tanggal 12

Juni 2017

Page 90: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

72

mengancam NKRI. Dalam perpu ormas no 2 tahun 2017 tersebut peran

pengadilan dihilangkan seolah-olah pemerintah memang diktator.142

6. Sikap HTI terhadap Isu Terorisme dan Gerakan Radikalisme

Tanggapan HTI tentang isu terorisme yang dilakukan ISIS dilayangkan

oleh pernyataan Jubir HTI Isma‟il Yusanto. HTI menolak keabsahan khilâfah

yang dideklarasiakan oleh Abu Bakar Al-Baghdadi pendiri ISIS, karena tidak

memenuhi syarat-syarat syar‟i. Anggota HTI tidak ada yang mendukung ISIS

dan terorisme. Orang-orang yang terindikasi ISIS seperti Syaikh Umar Bakri

pendiri Al-Muhâjirȗn memang dahulu pernah menjadi anggota Hizbut Tahrir

di London, akan tetapi Syaikh Umar Bakri keluar bahkan dikeluarkan dari

Hizbut-tahrir dan semenjak itu tidak ada hubungan sama sekali dengan hizbut-

tahrir. Muhammad Fakhri pengikut al-Muhâjirȗn dan pernah menjadi anggota

HTI. Namun, antara tahun 1996 dan 1997 keluar dan tidak ada hubungan sama

sekali dengan HTI. Apabila menuduh HTI sebagai faksi radikal itu salah besar,

karena HTI sangat menentang terorisme dan setuju ISIS sebagai problematika

umat Islam. Ideologi tafkiri (mengkafirkan) yang digunakan ISIS sangat

mengkhawatirkan dan menganggu keamanan umat manusia, karena ideologi

tersebut mampu mengancam dan bahkan membunuh orang yang tidak se

ideologi dengan ISIS.143

Pandangan HTI tentang konsep jihad tidak sama dengan ISIS, bagi Hizbut

Tahrir kekuatan fisik tidak dapat disamakan dengan jihad, baik jihad untuk

mempertahankan daerah Islam maupun menyebarkan Islam. Jihad tetap

berlangsung terus hingga hari kiamat. Bom bunuh diri yang dilakukan ISIS dan

anggotanya bukan termasuk jihad, tetapi lebih kepada tindakan terorisme

mengancam dan mengganggu kehidupan umat manusia. Bisa dikatakan jihad,

142

Pernyataan Fraksi PKS Nasir Djamil dalam acara Pro Kontra Jak TV pada tanggal 12

Juli 2017

143 Pernyataan Isma‟il Yusanto Jubir HTI dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club) TV

One pada tanggal 25 Maret 2015

Page 91: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

73

apabila musuh-musuh kafir menyerang salah-satu negeri Islam, maka wajib

atas kaum muslimin yang menjadi penduduknya untuk menghadapinya.144

Konsep jihad yang dikemukakan HTI di atas menunjukkan bahwa HTI

memang tidak terindikasi pihak-pihak yang mendukung terorisme. HTI sendiri

sebenarnya dalam dakwahnya tidak membolehkan dengan kekerasan fisik,

apalagi menjadi pihak yang mendukung terorisme itu hal yang mustahil.

Namun, pemikiran HTI sendiri yang terindikasi menjadi penyebab

berkembangnya radikalisme di NKRI. Kita lihat di tempo.com 17 Februari

2017 11 juta siap melakukan tindakan radikal, jumlah tersebut melebihi jumlah

penduduk DKI Jakarta. Radikalisme kaitannya dengan ormas memang tidak

secara langsung tapi melaui kaderisasi yang panjang, contohnya Bahrun Naim

merupakan kaderisasi HTI di Jawa Tengah. Tujuan HTI sendiri mendirikan

daulah khilâfah Islâmiyyah ini bertentangan dengan NKRI, kemudian idelogi

HTI Islam, bukan ideologi Pancasila untuk konsep bernegara dan berpolitik.

Hal ini tidak sejalan dengan konteks Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.145

144

Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h. 113-114

145 Pernyataan Guntur Aktivis Sosial Politik dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club)

TV One pada tanggal 18 Juli 2017

Page 92: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

74

BAB III

HIZBUT TAHRIR INDONESIA SEBAGAI KELOPOK GERAKAN

FUNDAMENTALIS ISLAM

Pada bab dua di atas, penulis telah menguraikan beberapa tema penting

mengenai kerangka teori dari beberapa judul, di antaranya: Analisis Wacana

melalui Pendekatan Kritis, Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis)

Melihat Wacana Fundamentalisme Islam dalam Teks Keagamaan, Analisis

Wacana Model Teun A.Van Dijk, Langkah-Langkah Analisis Wacana Kritis

Model Teun A. Van Dijk, Penafsiran Teks Keagamaan Kelompok HTI. Pada bab

III ini, penulis akan membahas profil HTI sebagai kelompok gerakan keagamaan

fundamentalis yang memperjuangkan syari‟ai Islam secara kâffah di bawah

naungan Daulah Khilâfah Islâmiyyah. Kemudian dilengkapi gambaran sekilas

penjelasan kitab Niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam) yang menjadi

korpus dalam penelitian riset ini.

A. Potret Profil Hizbut Tahrir Indonesia

Hizbut Tahrir didirikan oleh Taqiyyudin an-Nabhani, seorang aktivis

gerakan Islam, hakim, sekaligus ulama, di Al-Quds (Palestina) pada tahun 1953

M/1372 H.146

Taqiyyudin sendiri lahir di Ijzim, Palestina, pernah belajar di Al-

Azhar dan Dâr al-Ulȗm, Kairo, Mesir. Ia pernah jadi dosen dan hakim di

Palestina, Yordania, dan Bait al-Maqdis. Tahun 1948, ia hijrah ke Beirut,

Lebanon.147

Ayahnya mengajar shari'ah di Kementerian Pendidikan di Palestina.

Di bawah bimbingan ayahnya, Taqiyyudin telah menghafal Al Qur'an sebelum

berusia 13 tahun dan belajar fikih Islam (fiqh) dan bahasa Arab. Tokoh penting

yang mempengaruhi karirnya adalah kakeknya, syaikh Yusuf bin Isma'il bin

146

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik Indonesia.

(Yogyakarta: Jusuf Kalla School of Government. 2013). Cetakan I. h. 48

147 Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir. Tesis Program Pascasarjana UIN Jakarta Jurusan Pemikiran Islam. 2004.

H. 96-97

Page 93: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

75

Hasan bin Muhammad Nasiruddin an-Nabhani, seorang hakim (qâḏi), penyair,

dan sarjana agama terkenal yang lulus dari universitas Al-Azhar, Kairo. Syaikh

Yusuf juga seorang politisi yang memiliki hubungan intens dengan rezim

Khilâfah Utsmaniyyah dan menyaksikan kejatuhannya. Keterlibatannya dalam

rezim tersebut membuat dia percaya bahwa kekhalifahan adalah penjaga agama

dan simbol kesatuan umat Islam atau ummah. Sebagai seorang Muslim

konservatif, dia menentang usaha reformatif oleh intelektual muslim seperti

Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh (seorang pemikir modernisme Islam

yang memahami perlu adanya ta‟wil atas nash dan tafsir al-Qur‟an agar merujuk

pada kondisi yang berkembang), dan murid-muridnya. Reformasi dan

kontekstualisasi menurutnya lebih mirip dengan reformasi Protestan dan metode

Kristen, oleh karena itu tidak ada reformasi Islam. Taqiyyudin tumbuh di bawah

pengaruh kakeknya. Dia belajar syariah Islam, urusan politik, dan hal penting

lainnya dari kakeknya dan biasa berpartisipasi dalam diskusi dan khutbah yang

dia lakukan.148

Taqiyyudin selama hidupnya selalu berpindah-pindah dari

Yordania, Suriah, dan Lebanon. Setelah Taqiyyudin wafat tahun 1979, tongkat

kepemimpinan Hizbut Tahrir dipegang oleh Abdul Qadim Zallum, asal Pelestina,

yang wafat pada bulan Maret 2003, dan kemudian dilanjutkan oleh Abu

Rustho.149

Penyebaran dakwah HT sebenarnya sudah meluas ke beberapa negara

yang pertama kali dilakukan oleh Abdul Qadim Zallum dengan memindahkan HT

ke London, dan menyebarkan HT ke beberapa negara, seperti Irak, Turki,

Aljazair, Maroko, maupun Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia,

sekalipun dalam ruang gerak yang sempit sebab dilarang pemerintah. Pendirian

dan perkembangan HT ternyata juga tidak bisa dilepaskan dari figur-figur

148

Agus Salim, The Rise Of Hizbut Tahrir Indonesia (1982-2004) Its Political

Oppurtunity structure, Resource Mobilization, And Collective Action Frames. Thesis on

Interdisciplinary Islamic Studies Graduate Program Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta. 2005. H. 24

149 Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h.97

Page 94: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

76

karismatik, seperti Hasan Al Banna dan Abu A‟la Maududi, sehingga berdampak

pada pemikiran keagamaan dan politik yang bersifat monolitik.150

Sedangkan Hizbut tahrir masuk ke Indonesia pada 1982-1983, awalnya,

kyiai Mama Abdullah bin Nuh staf pengajar sastra Universitas Indonesia, pemilik

pesantren Al-Ghazali Bogor mengajak Abdurrahman Al-Baghdadi, seorang

aktivis Hizbut Tahrir berasal dari Yordania yang tinggal di Australia untuk

menetap di Bogor, sekalian mengajar dan membantu pengembangan Pesantren al-

Ghazali di Bogor. Saat mengajar di pesantren ini, Abdurrahman Al-Baghdadi

berinteraksi dengan para aktivis Islam dari Masjid Al-Ghifari, IPB Bogor. Sejak

saat itulah Hizbut Tahrir mulai berkembang di Indonesia. Pemikiran-pemikiran

Hizbut Tahrir yang diperkenalkan oleh Al-Baghdadi ternyata mampu menarik

perhatian para aktivis masjid kampus ini. Mulailah dibuat halaqah-halaqah

(pengajian-pengajian kecil) untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan HT. Buku-

buku HT, seperti Syakhsiyyah Islâmiyyah, Fikr al-Islâm, Niẕâm al-Islâm mulai

dikaji serius. Dari Bogor HT mulai menyebar, melalui jaringan Lembaga Dakwah

Kampus, ajarannya ini menyebar ke kampus-kampus di luar Bogor seperti Unpad,

IKIP Malang, Unair Surabaya, bahkan hingga ke luar Jawa, seperti Universitas

Hasanuddin Makasar.151

Pemikiran dan bentuk HT di Timur Tengah selaras dengan HTI

berbentuk partai politik yang berideologikan Islam. HTI sendiri bersikap anti-

demokrasi. Mereka memandang demokrasi itu tidak Islami. Karena arti demokrasi

adalah kedaulatan di tangan rakyat, bukan di tangan Allah. Jika demikian, bagi

HT demokrasi itu bertentangan dengan Islam yang mengakui hak membuat

hukum itu hanya milik Allah. HTI juga menganggap NKRI adalah dâr al kufr,

karena di dalamnya diterapkan hukum-hukum kufur bukan hukum-hukum Islam.

Keadaan ini mirip dengan di Makkah saat Rasulullah diutus. Cara mengemban

da‟wah dalam keadaan seperti ini adalah dengan da‟wah (secara lisan) dan

150

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 54

151 Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir...h. 97-98

Page 95: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

77

kegiatan politik, bukan dengan menggunakan kekuatan fisik. Keadaan seperti itu

tujuannya bukan untuk mengubah penguasa yang melaksanakan hukum selain

dari apa yang diturunkan Allah SWT. Di dâr al-Kufr beserta pemikiran-

pemikiran, dan peraturan-peraturan yang dapat dilakukan adalah dengan cara

mengubah pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan, dan peraturan masyarakat

yang ada di dalamnya dengan Islam, melalui formalisasi penerapan syari‟at Islam

secara kâffah di bumi NKRI yang kita cintai ini.152

Abdullah bin Nuh selaku pimpinan HTI, wafat pada tahun 1987, dan

kepemimpinan HT di Indonesia dipimpin oleh Muhammad Al-Khaththath dan

Muhammad Ismail Yusanto sebagai juru bicara HTI. Anggotanya kini mencapai

10.000 orang lebih. Bahkan HTI mengklaim bahwa mereka memiliki 100.000

anggota dari setiap provinsi, Sidney Jones mencatat, HTI memiliki anggota yang

terbanyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi Islam yang berhaluan

fundamental di Indonesia lainnya. Gerakan dan pemikiran HT di Indonesia ini

mendapat respon yang baik dari kalangan masyarakat, hal ini bisa dibuktikan

dengan berdirinya organisasi ini di berbagai pelosok daerah di Indonesia. HTI

juga juga menerapkan tiga tahapan dakwah untuk menegakkan Khilâfah

Islamiyyah. Pertama, membina masyarakat melalui ceramah, khutbah, maupun

membentuk kader. Kedua, interaksi dengan masyarakat, dan menawarkan ide-ide

Khilâfah Islamiyyah. Ketiga, pemindahan kekuasaan politik ke HT, baik

dilakukan secara sadar maupun melalui people power.153

152

Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h. 100-101

153 Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h. 98

Page 96: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

78

B. Hizbut Tahrir Indonesia Sebagai Gerakan Fundamentalis Politis Islam

1. Bentuk Ideologi154

Hizbut Tahrir Indonesia

Di antara gerakan islam dengan strategi dan ideologi mereka yang

berbeda, penyelidikan terhadap HTI menunjukkan sejumlah poin penting.

Pertama, berbeda dengan Islam militan seperti FPI, MMI, dan FKAWJ, HT jelas

mendefinisikan gerakannya sebagai politik, meski bukan sebagai partai politik

dalam arti formal, yang dibedakan dari gerakan pendidikan atau moral. Sebagai

gerakan ekstra-anggota parlemen, HTI mengusulkan pembentukan Syari'ah Islam

dan sistem khilafah di Indonesia sebagai agenda politik utamanya. Gerakan ini

dikenal dengan slogan "Selamatkan Indonesia dengan Syari'ah" (save indonesia

with shari'ah). Itu tidak menggunakan kekerasan; Sebaliknya anggota mereka

sangat terlibat dalam artikulasi sistematis wacana dan gagasan politik Islam.

Dalam mensosialisasikan ideologi politik mereka, para peserta gerakan

memanfaatkan gerakan damai termasuk demonstrasi, petisi, "dakwah" di kampus,

di masjid, dan media. Dengan kualitas ini, HTI mengungkapkan jawaban atas

pertanyaan tentang bagaimana kelompok Muslim radikal di pinggiran155

mengartikulasikan ketidakpuasan mereka melalui cara-cara damai.156

154

idéologi/ n 1 kumpulan konsep bersistem yg dijadikan asas pendapat (kejadian) yg

memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup: dl pertemuan itu penatar menjelaskan

dasar -- negara; 2 cara berpikir seseorang atau suatu golongan: hal itu menjadi makanan empuk

bagi -- asing yg ingin menginfiltrasi kita; 3 paham, teori, dan tujuan yg merupakan satu program

sosial politik: -- komunis menjadi pegangan bagi negara-negara yg selama ini disebut Blok

Timur;

politik 1 sistem kepercayaan yg menerangkan dan membenarkan suatu tataan politik yg

ada atau yg dicita-citakan dan memberikan strategi berupa prosedur, rancangan, instruksi, serta

program untuk mencapainya; 2 himpunan nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yg

dimiliki seseorang atau sekelompok orang yg menjadi dasar dl menentukan sikap thd kejadian dan

problem politik yg dihadapinya dan yg menentukan tingkah laku politik;. Lihat KBBI Luar

Jaringan (Luring).

155

Kelompok Muslim radikal di Pinggiran mengacu pada kelompok, institusi, dan

jaringan sosial, budaya dan ekonomi, yang memungkinkan warga negara berpartisipasi dalam

kehidupan publik namun tidak bersaing untuk mendapatkan kekuasaan politik. Istilah ini

Page 97: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

79

HTI menahbiskan dirinya sebagai partai politik dengan Islam sebagai

ideologinya dan kebangkitan bangsa Islam sebagai tujuannya. Meskipun selalu

mengusung nama Islam, syari‟ah, dan dakwah, namun secara tegas mereka

mengatakan bukan sebagai organisasi kerohanian (seperti jam‟iyyah ṯariqah),

bukan lembaga ilmiah, bukan lembaga Pendidikan dan bukan pula lembaga sosial

kemasyarakatan. Hal ini jelas berbeda dengan Nahdlatul Ulama yang ditegaskan

sebagai jam‟iyyah diniyyah-ijtimâ‟iyyah (organisasi keagamaan-kemasyarakatan)

dan bukan organisasi politik.157

Bentuk ideologi semacam ini, dalam beberapa segi memang bersesuaian

dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM).

Kesesuaian ini dapat dilacak dari latar belakang Taqiyyudin di mana pada waktu

belajar di Al-Azhar, Mesir, Taqiyyudin pernah bergabung dengan jamaah IM.

Seperti yang akan kita lihat, pada periode awal perkembangannya ternyata

gerakan HT didukung oleh para aktivis IM di Palestina. Namun, HT dan IM

mempunyai titik persebrangan yang krusial. Daulah Islâmiyyah yang digagas IM

sama sekali tidak memasukan prinsip kekhilafahan. Bahkan, Daulah Islâmiyyah

dimasukkan dalam kerangka nation-state. Pengabaian prinsip ini ditolak

Taqiyyudin. Baginya, semangat kembali ke Islam secara total tidak mungkin

dilaksanakan tanpa adanya penerapan sistem politik kekhalifahan. Hanya dengan

penerapan sistem ini, nilai-nilai Islam dapat diwujudkan dalam masyarakat

muslim. Sementara itu, yang dimaksud sistem kekhalifahan adalah suatu bentuk

tunggal negara Islam yang meliputi seluruh wilayah penduduk muslim (umat)

tanpa ada batas nation-state-konsep yang juga ditolak Taqiyyudin karena

dianggap sangat lemah. Konsep yang diacu adalah model kekhalifahan masa

bertentangan dengan istilah "inti" yang mengacu pada lembaga perwakilan nasional negara, yaitu

partai politik yang merupakan partai politik yang berpartisipasi dalam pemilihan parlemen. Lihat

Agus Salim, The Rise Of Hizbut Tahrir Indonesia (1982-2004) Its Political Oppurtunity structure,

Resource Mobilization, And Collective Action Frames…h. 5

156 Agus Salim, The Rise Of Hizbut Tahrir Indonesia (1982-2004) Its Political

Oppurtunity structure, Resource Mobilization, And Collective Action Frames…h. 4-5

157 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 2

Page 98: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

80

Khulafaur Rasyidin, di mana seorang khalifah diangkat melalui mekanisme

bai‟at. Bagi Taqiyyudin, konsep kekhalifahanlah yang mampu dan terbukti

mendorong kejayaan Islam. Oleh karena itu, perjuangan mewujudkan kembali

kekhalifahan adalah necessary condition bagi terwujudnya masyarakat muslim.158

Konsep ideologi kekhilafahan ini sebagai jawaban kemunduran Islam

menghadapi penetrasi Barat. Tawaran ini menjadi kontekstual ketika disebarkan

di tengah masyarakat muslim yang merasa kecewa terhadap hegemoni kekuasaan

Barat. Gagasan ini semakin memperoleh tempat tatkala dihadapkan pada

eksperimen demokrasi ataupun bentuk negara modern lainnya (nation-state) di

mana mayoritas warga negaranya adalah muslim.159

Sebenarnya dalam konteks politik ke-Indonesiaan, gagasan HT di atas

kurang diterima secara luas terutama oleh kelompok gerakan keagamaan yang

mengusung faham modernis/moderat keislaman (pembaharuan Islam). Gerakan

keagamaan Indonesia yang berbasis faham moderat lebih setuju ketika aspirasi

politik HTI disalurkan melalui jalur parlementer dengan menggunakan kendaraan

partai politik yang disahkan oleh konstitusi Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan

aktivitas HTI yang berdasarkan amar ma‟ruf (melaksanakan syari‟at Islam) dan

nahi munkar (melaksanakan sesuatu yang tidak bersumber dari syari‟at)

membentuk partai politik hanya sebatas mengawasi para penguasa serta

menyampaikan nasehat dalam amar ma‟ruf nahi munkar. Menurut HTI, partai-

partai politik harus berbentuk partai Islam. Sebab, tugas yang telah ditentukan

yaitu dakwah kepada Islam dan amar ma‟ruf nahi munkar, yang dilakukan sesuai

dengan hukum Islam – tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh kelompok-kelompok

dan partai Islam. Sedangkan partai Islam sendiri yaitu partai yang berasaskan

akidah Islam. Partai yang mengambil dan menetapkan ide-ide, hukum-hukum dan

158

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 60

159 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 61

Page 99: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

81

pemecahan yang Islami. Ṯarȋqah (metode) operasionalnya adalah ṯarȋqah

Rasulullah SAW.160

Bagi HT sendiri tidak memperbolehkan kelompok-kelompok kaum

muslim berdiri di atas asas selain Islam, baik itu menyangkut fikrah maupun

ṯarȋqahnya. Alasannya karena hal itu perintah Allah SWT, disamping juga Islam

adalah salah-satunya ideologi yang benar dan tepat di muka bumi ini. Islam

adalah ideologi yang bersifat universal, sesuai dengan fiṯrah manusia, dan dapat

memberikan pemecahan kepada manusia sebagaimana layaknya manusia. Oleh

karena itu Islam telah mengarahkan potensi hidup manusia – yang berupa

gharizah (naluri) dan hajat al-uḏuwiyah (kebutuhan jasmani) – yaitu dengan

mengaturnya dan mengatur pemecahan (pemenuhannya) dengan tatanan yang

benar, tidak mengekang dan tidak pula melepaskannya sama sekali, gharizah yang

satu tidak mendominasi gharizah yang lain. Islam adalah ideologi yang mengatur

seluruh aspek kehidupan. Semua ideologi selain Islam, seperti kapitalisme,

sosialisme termasuk komunisme, tidak lain adalah ideologi-ideologi yang rusak

dan bertentangan dengan fitrah manusia. Ideologi-ideologi tersebut adalah buatan

manusia, sangat tampak kerusakannya, dan telah terbukti cacat celahnya.

Ideologi-ideologi itu semuanya bertentangan dengan Islam dan hukum-hukum

Islam. Mengambilnya, menyebarluaskannya, dan berkelompok berdasarkan

idelogi-ideologi itu termasuk perkara yang diharamkan oleh Islam.161

160

Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h. 89

161 Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h. 89-91

Page 100: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

82

2. Visi162

dan Misi163

HTI

Menurut Syaharuddin dalam kajiannya, HTI, Visi dan Perjuangannya

(dalam majalah al-Wa‟ie, Edisi Maret 2005:1) yang dikutip oleh Zuly Qodir,

menuturkan dalam pandangan HT, syariah, dan khilafah tidaklah dapat

dipisahkan. Penegakkan syariah dan khilafah adalah visi dan misi perjuangan

dakwah HT. pasca keruntuhan Khilafah Ustmaniyah tahun 1924, problem terbesar

umat Islam adalah tidak diterapkannya syariah dalam tatanan kehidupan

masyarakat, yang sejatinya diwujudkan dalam wadah institusi Khilâfah

Islâmiyyah. Di samping itu, yang lebih penting, penegakan syariah dan khilâfah

adalah kewajiban dari Allah dan Rasul-Nya yang telah dibebankan kepada seluruh

kaum Muslim.164

Hizbut Tahrir Indonesia adalah kelompok politik, berdiri berasaskan

pemikiran Islam, bukan kelompok spiritual, bukan lembaga ilmiah ataupun

akademis, bukan pula lembaga sosial. Yang menjadi ruh (spirit) bagi tubuh HTI

adalah fikrah Islam yang dijadikan sebagai asasnya, dan setelah menyatu dalam

diri anggota-anggotanya, yang selalu diserukan kepada umat untuk direalisasikan

dan dipikul bersama-sama dengan hizb agar dapat diwujudkan kembali dalam

kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Hal ini pula yang menjadi inti, sekaligus

162

Visi 1 kemampuan untuk melihat pd inti persoalan; 2 pandangan atau wawasan ke

depan: seluruh rakyat mempunyai -- yg sama mengenai perjuangan bangsa; 3 kemampuan untuk

merasakan sesuatu yg tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan; 4 apa yg

tampak dl khayalan; 5 penglihatan; pengamatan. Lihat KBBI Luar Jaringan (Luring).

163 Misi 1 perutusan yg dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan

tugas khusus dl bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dsb: -- perdagangan kita akan

mengadakan kunjungan ke luar negeri; 2 tugas yg dirasakan orang sbg suatu kewajiban untuk

melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dsb; 3 Kris kegiatan menyebarkan Kabar

Gembira (Injil) dan mendirikan jemaat setempat, dilakukan atas dasar pengutusan sbg kelanjutan

misi Kristus. Lihat KBBI Luar Jaringan (Luring).

164 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 12

Page 101: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

83

rahasia sukses kelangsungan kelompoknya, dan ide-ide inilah yang menjadi

pengikat seluruh anggotanya.165

Tujuan HTI adalah melanjutkan kembali kehidupan Islam dan mengemban

dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dengan kata lain, HTI bertujuan

memecahkan masalah utama kaum muslim. Tujuan ini berarti mengajak kaum

muslim kembali hidup secara Islami di dâr al-Islâm, dalam sebuah masyarakat

Islami yang diliputi suasana pemikiran dan perasaan Islami, serta diterapkan

sistem dan hukum-hukum Islam. Di sana, seluruh kegiatan kehidupan diatur

sesuai dengan hukum-hukum syariat Islam, menjadikan halal dan haram sebagai

pandangan hidup umat di bawah naungan Islam, yaitu Negara Khilafah. Pada saat

itu, kaum muslim akan membai‟at seorang khalifah untuk didengar dan ditaati,

dengan syarat menjalankan menjalankan hukum sesuai dengan kitabullah dan

sunnah Rasul, juga untuk mengemban Risalah Islam ke seluruh dunia, dan

memimpin umat dalam betarung melawan seluruh sistem kufur, berikut

pemikiran-pemikirannya secara menyeluruh, sehingga Islam dapat meliputi

seluruh dunia. Kata dâr al-Islam, dakwah, jihad, dan baiat kepada khalifah

menjadi kata-kata kunci dari HTI.166

3. Basis Keanggotaan HTI

Hizbut Tahrir Indonesia menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik

laki-laki dan perempuan, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka keturunan

Arab atau bukan, berkulit putih ataupun hitam. HT adalah partai untuk seluruh

kaum muslim dan menyerukan kepada umat untuk mengemban da‟wah Islam

serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturan Islam, tanpa memandang

165

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 13

166 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 14-19

Page 102: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

84

ras, bangsa, warna kulit maupun madzhab mereka. Bagi HT kesemuanya hanya

dilihat dari sudut pandang Islam.167

HT adalah organisasi internasional yang memiliki banyak cabang di

berbagai dunia. HT mengadopsi struktur organisasi dengan hirearki yang ketat.

Struktur organisasinya yang paling puncak bernama Majlis al-Qiyadah yang

dipimpin oleh seorang „amir. Struktur ini adalah pusat dari cabang HT yang ada di

seluruh dunia. Saat ini „amir HT dipegang oleh Ata Abu Rashtah. Struktur di

bawah Majelis al-Qiyadah adalah Majelis al-Wilayah yang terdapat di ibu kota di

berbagai negara di mana HT menjalankan aktivitasnya, seperti Hizbut Tahrir

Indonesia, Hizbut Tahrir Inggris, Hizbut Tahrir Malaysia, Hizbut Tahrir Sudan,

Hizbut Tahrir Australia, dan lain sebagainya. Orang yang memimpin Majelis al-

Wilayah disebut dengan mu‟tamad. Mu‟tamad HTI saat ini dipegang oleh Hafidz

Abdurrahman. Di bawah Majelis al-Wilayah adalah Majelis al-Mahaliyah dengan

pemimpinnya yang bernama naqib. Struktur ini berada pada tingkat yang setara

dengan provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa

Yogyakarta, dan lain sebagainya.168

Sistem keanggotaan merupakan ciri khas dari organisasi ini. Untuk

mencapai tujuannya, para pemimpin organisasi ini mengambil bahan-bahan

ideologis, yang dapat mengikat anggotanya. Pelajar sekolah menengah,

mahasiswa, serta para sarjana adalah kalangan yang mendominasi latar belakang

anggota organisasi ini. Namun, pada tahun-tahun belakangan, organisasi ini telah

menyebarkan target rekrutmen anggota ke masyarakat umum, khususnya

pedesaan, termasuk kepada anggota dan warga Nahḏatul Ulama di Indonesia.169

HTI sangat erat menjaga hierarki kepemimpinan. Sementara itu, diketahui

bahwa anggota DPP sangat berhati-hati untuk tidak mengungkapkan siapa

167

Rihlah Nur Aulia, Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir…h. 104-105

168 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 23

169 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 2-3

Page 103: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

85

diantara 14 anggota ini yang Mu‟tamad dan naqib. Hanya anggota DPP saja yang

tahu siapa Mu‟tamad yang sebenarnya. Beberapa departemen yang dikenal

sebagai Lajnah juga ada di dalam DPP (Dewan Pimpinan Pusat), DPW (Dewan

Pimpinan Wilayah), dan DPD (Dewan Pimpinan Daerah). Departemen ini

termasuk politik, ekonomi, dan departemen siswa. Departemen siswa kemudian

melanjutkan untuk membentuk Gerakan Pembebasan Mahasiswa (Gerakan

Emansipasi, GEMA). Pada tahun 2001 sampai sekarang, HTI telah hadir di

seluruh Indonesia 31 provinsi dan lebih dari 200 kabupaten. HTI juga menjaga

struktur tiga tingkat keanggotaan.170

Tingkat pertama adalah aktivis yang dianggap sebagai simpatisan HT dan

HTI. Para aktivis ini sering menjadi milik halaqah dan dipandang sebagai siswa

partai, tetapi tidak cukup diindoktrinasi untuk menjadi anggota penuh. Tingkat

kedua adalah anggota yang telah menunjukkan pengetahuan tentang partai melalui

penelitian secara mendalam dari teks HT dan yang telah melakukan sumpah

kesetiaan. Sumpah kesetiaan di sini adalah serupa dengan bai‟ah yang diadopsi

oleh sebagian besar gerakan Islam. Bai‟ah merupakan komponen penting dari

ideologi HTI. Anggota-angota bersumpah untuk setia pada konstitusi HT dan 15

kepemimpinan. Bai‟ah melayani fungsi penting sebagai agen mengikat. Praktik

bai‟ah dapat ditelusuri kembali ke nabi sendri. Ia percaya bahwa Nabi

Muhammad telah menerima bai‟ah dari Muslim di Madinah. Tingkat ketiga

mengizinkan salah satu keanggotaan di mana anggota mulai mengambil posisi di

dalam partai. Struktur tiga tingkat ini memungkinkan mereka menilai anggotanya

untuk memastikan bahwa hanya yang paling berkomitmen yang ditunjuk untuk

memimpin partai. Pada saat yang sama, simpatisan ini sering menyediakan

sumber daya penting untuk HTI, seperti peningkatan partisipasi di even publik

massa atau bahkan dengan cara dukungan keuangan.171

170

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 74

171 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 75-76

Page 104: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

86

Secara struktur organisasi HTI, pemimpin tertinggi tingkat negara adalah

Komite Wilayah. Komite Wilayah dipimpin oleh seorang mu‟tamad. Di bawah

provinsi adalah tingkat lokal pusat kota, yang diurus oleh panitia lokal yang

dipimpin oleh seorang kepala daerah yang dikenal sebagai naqib. Sementara itu

Mu‟tamad HTI diharapkan menerima perintah dari Amir dan kepemimpinan pusat

HT. Mereka latihan keras untuk memperoleh kemerdekaan. Naqib pada dasarnya

diambil dari berbagai kalangan di wilayah studi tersebut. Seiring dengan

perkembangan HTI, naqib diangkat di tingkat provinsi. Dengan demikian, setiap

provinsi Indonesia terdapat HTI. Naqib lokal melaporkan kepada mu‟tamad HTI.

Dalam konteks Indonesia, sebuah komite Wilayah dikenal sebagai Dewan

Pimpinan Pusat (Komisi Eksekutif Pusat, DPP) yang dibentuk di bawah

kepemimpina al-Baghdadi pada awal 1990. Pada tingkat regional, komite yang

dikenal sebagai Dewan Pimpinan Wilayah (Provinsi Eksektif Komite, DPW)

terbentuk dan di tingkat kabupaten Dewan Pimpinan Daerah (Distrik Komite

Eksekutif, DPD) didirikan. Dalam setiap kabupaten, anggota partai (perkumpulan)

dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang disebut sebagai halaqah.

Setiap halaqah terdiri dari 5-7 aktivis dan simpatisan HTI. Di bagian atas hierarki

ini pemimpin tertinggi adalah ketua DPP, Hafidz Abdurrahman.172

4. Sumber Dana dan Kongres HTI

Melihat kebijakan yang dilakukan oleh HTI dalam rekrutmen anggota,

mereka menerima muslim baik pria maupun wanita dengan tidak membedakan

apakah orang itu berasal dari keturunan Arab atau bukan. Keanggotaan terbuka

bagi setiap muslim tanpa membedakan kewarganegaraan dan aliran pemikiran

dalam Islam (maẕhab). Kelompok studi wanita HTI terpisah dengan pria. Anggota

wanita dipimpin dan dibina oleh sesama wanita, suami mereka, atau saudaranya

yang tidak dapat dinikahi. Keadaan diatas sangat berimplikasi terhadap sumber

pendanaan HTI, yang mana dana HTI didapatkan dari iuran anggota HTI. Dalam

hal ini, HTI berusaha untuk independen dan tidak terikat dari lembaga donor atau

172

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 76-77

Page 105: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

87

kepentingan mana pun. Namun demikian, ada indikasi kuat, bahwa setidaknya

pada awal-awalnya mereka mendapat bantuan luar negeri. Setelah kaderisasi

berhasil, pendanaan untuk operasional dan lainnya murni berasal dari anggotanya

saja.

HTI sendiri mulai memproklamasikan diri di depan publik melalui

konferensi yang digelarnya pada 28 Mei 2000 di Stadion Tenis Indor, Senayan,

Jakarta. Sebelum konferensinya yang pertama ini, aktivitas HTI tetap berjalan

melaui lembaga-lembaga pengajian, baik di kampus maupun di luar kampus.

Hanya saja identitas nama HT ketika itu memang sengaja tidak digunakan untuk

menghindari tekanan dari rezim Presiden Soeharto. Pada konferensi tersebut, HT

untuk pertama kalinya secara publik menggelorakan gagasan khilafah Islam

sekaligus juga mengkritik paham nasionalsme yang dianggapnya memiliki andil

dalam menceraiberaikan umat Islam di seluruh dunia dan mengotak-kotakannya

ke dalam etnitas negara-bangsa.173

Dakwah HTI semakin mendapat kesempatan seiring adanya perubahan

iklim politik di Indonesia: reformasi. Namun demikian, tidak serta-merta HTI

mendeklarasikan sebagai gerakan Islam yang terbuka. Namun, seiring

berkembangnya sambutan masyarakat, sebuah konferensi Internasional soal

khilafah Islamiyah pun digelar, yaitu pada Maret 2002, di Istora Senayan.

Konferensi ini menghadirkan tokoh-tokoh HT dari dalam dan luar negeri sebagai

pembicara. Diantaranya adalah KH Dr. Muhammad Ustman, SPFK (Indonesia),

Ustadz Ismail Al-Wahwah (Australia), Ustadz Syarifuddin M. Zain (Malaysia),

dan Muhammad Al-Khaththath (Indonesia). Konferensi tersebut juga menjadi

penanda lahirnya organisasi HTI, dan sejak saat itu mulai memproklamirkan diri

sebagai organsasi politik yang berideologikan Islam.174

173

Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 50-51

174 Zuly Qodir, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia…h. 58

Page 106: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

88

C. Sekilas Penjelasan Kitab niẕam al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam)

Buku niẕâm al-Islâm karangan Taqiyuddin an-Nabhani merupakan kitab

pegangan yang dikaji dan dipelajari oleh kelompok keagamaan Hizbut Tahrir.

Tujuan mengkaji dan mempelajari kitab niẕâm al-Islâm adalah untuk merevolusi

pemikiran pengikut kelompok keagamaan HT ke arah pemikiran Islam, seruan

untuk melanjutkan kembali kehidupan yang islami (sesuai syri‟at Islam),

mengemban dakwah Islam, serta terlebih dahulu menegakkan Daulah Islamiyyah

(negara Islam). Kitab ini terbit dan cetakan pertamanya pada tahun 1953 M

bertepatan tahun 1372 H dalam versi Bahasa Arab. Setelah itu, cetakan ke-6 yang

merupakan edisi Mu‟tamadah dikeluarkan pada tahun 2001 M/1422 H. Buku

niẕâm al-Islâm secara keseluruhan berjumlah 143 halaman, dengan judul aslinya

niẕâm al-Islâm. Kitab Niẕâm al-Islâm diterbitkan oleh Pustaka Fikrul Mustanir

Taman Khoiru Ummah yang ber-alamat di Jl. Kan‟an Blok A No. 57 Rt. 05/04

Tanah Baru-Bogor, no HP yang bisa dihubungi 081317339712/085716211137

dengan email: [email protected].

Pada bagian awal pembuka, buku niẕâm al-Islâm menyuguhkan bagian

daftar isi mengenai semua sub-bab materi yang dibahas didalamnya. Sub-bab

materi tersebut yaitu: Jalan Menuju Iman, Qaḏa dan Qadar, Kepemimpinan

Berfikir dalam Islam, Tatacara Mengemban Dakwah Islam, Ḫaḏârah Islam,

Peraturan Hidup dalam Islam, Hukum Syara‟, Macam-macam Hukum Syari‟at

Islam, As-Sunah, Meneladani Perbuatan Rasulullah SAW, Melegalisasi Hukum-

hukum Syari‟at Islam, Undang-undang Dasar dan Undang-undang, Rancangan

Undang-undang Dasar, dan Akhlak dalam Pandangan Islam. Rancangan Undang-

undang Dasar cakupannya meliputi: Hukum-hukum Umum, Sistem Pemerintahan,

Khilâfah, Mu‟âwin At-Tafwȋḏ, Mu‟âwin At-Tanfidz, Al-Wulât (Gubernur), Amȋr

al-Jihad: Direktorat Peperangan Pasukan, Keamanan Dalam Negeri, Luar Negeri,

Direktorat Perindustrian, Al-Qaḏâ (Badan Peradilan), Jihâz Al-Idâri (Aparat

Administrasi), Baitul Mal, Penerangan, Majelis Umat, Sistem Sosial, Sistem

Ekonomi, Politik Pendidikan, Politik Luar Negeri.

Page 107: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

89

Secara ringkas, kitab niẕâm al-Islâm merupakan kitab yang mencoba

menggambarkan sistem kehidupan Islam (niẕâm al-Islâm) secara komprehensif

dalam sebuah sistem Khilafah. Namun sebagaimana Rasulullah SAW dahulu

menegakkan pemerintahan Islam berdasarkan Aqidah Islam, Hizbut Tahrir pun

meneladani Rasulullah SAW dengan menjadikan Aqidah Islam sebagai pondasi

bagi sistem kehidupan Islam itu.

Hal itu terbukti dengan diletakkannya materi-materi Aqidah Islam, yaitu

Jalan Menuju Iman (Ṯariqul Iman) dan Qaḏâ`-Qadar, sebagai materi-materi awal

kitab ini. Materi Jalan Menuju Iman (Ṯarȋq al-ȋman) menjelaskan bagaimana

metode memperoleh keimanan yang benar, yaitu diperoleh dengan jalan berpikir

cemerlang (mustanir), bukan lewat jalan wijdan (naluri) semata. Dengan kata lain,

Aqidah Islam hendaknya didasarkan pada dalil aqli, bukan hanya didasarkan pada

naluri fitri.175

Berdasarkan dalil aqli itu yang digunakan untuk memahami bukti-bukti

empiris, akan diperoleh iman adanya Allah, iman bahwa Al-Qur`an kalamullah,

dan iman bahwa Muhammad SAW Rasul Allah. Ketiga perkara keimanan inilah

yang selanjutnya menjadi dasar penetapan dalil naqli (Al-Qur`an dan As-Sunnah)

untuk mengimani perkara-perkara yang gaib, seperti adanya hari kiamat, surga,

neraka, malaikat, jin, setan, dan sebagainya.176

Adapun materi Qaḏa`-Qadar, menjelaskan bagaimana kita memahami

persoalan Qaḏa`-Qadar secara tepat dan proporsional, di tengah perbedaan

pendapat dalam persoalan ini pada kalangan Jabariyah, Mu‟tazilah, dan Ahlus

Sunnah.177

Yang fundamental, Taqiyyudin an-Nabhani meletakkan paradigma

baru dalam pembahasan Qaḏa`-Qadar. Yaitu, membahas perbuatan manusia

secara relevan dengan pahala dan dosa, bukan lagi membahas perbuatan manusia

dari segi-segi lain yang tidak relevan dengan pahala dan dosa, misalnya dari segi

175

Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam. (Hizbut Tahrir. 2001 M/1422 H). Cet.

Ke-6 (Thab‟atun Mu‟tamadah). H. 6-7

176 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h.12

177 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 15-22

Page 108: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

90

penciptaan perbuatan (khalq al-„af‟âl) dan tertulisnya perbuatan manusia dalam

Lauhul Mahfuzh.178

Kalau seorang pencuri ditanya,"Mengapa kamu mencuri?" tentu akan

bikin pusing andaikan dia menjawab,"Saya mencuri ini karena sudah ditetapkan

oleh Allah dalam Lauhul Mahfuzh." Kemusykilan semacam ini tidak akan

terpecahkan dengan memuaskan kalau masalah Qaḏâ-Qadar didasarkan pada hal-

hal yang tidak relevan dengan pahala dan dosa, seperti tertulisnya perbuatan

manusia dalam Lauhul Mahfuzh. Karena itulah, Taqiyyudin an-Nabhani tidak

menjadikan masalah Lauhul Mahfuzh sebagai asas pembahasan Qaḏâ-Qadar.

Sebab, alasan beliau, hal itu tidak berhubungan dengan pahala dan dosa bagi

manusia. Jadi, harus dicari asas (paradigma) baru yang relevan dengan pahala dan

dosa. Apakah itu? Jawabnya: perbuatan manusia itu sendiri!

Taqiyyudin an-Nabhani menelaah fakta perbuatan manusia itu dari segi

apakah manusia dipaksa untuk berbuat (musayyar) atau diberi hak pilih

(mukhayyar). Fakta menunjukkan, ada dua jenis perbuatan manusia. Pertama,

adakalanya manusia itu musayyar, misalnya ia tidak bisa terbang dengan

tubuhnya sendiri atau ia mengalami suatu kecelakaan di luar kuasanya. Segala

perbuatan atau fakta di saat manusia berstatus musayyar inilah yang disebut

Qaḏa`. Yang menetapkan Qaḏa`adalah Allah dan manusia tidak akan dihisab

tentang Qaḏâ dari Allah itu. Tidak ada perhitungan dosa dan pahala di sini.

Kedua, adakalanya manusia mukhayyar, misalnya ia makan nasi, minum khamr,

mencari nafkah dengan jalan mencuri, sesuai kehendak dan pilihannya sendiri. Di

sinilah manusia dikatakan telah memanfaatkan Qadar, yakni karakter khusus yang

melekat pada segala sesuatu, misalnya sifat menghasilkan kalori pada nasi, atau

adanya hasrat ingin memiliki harta (hubbut tamalluk) pada naluri manusia. Yang

menetapkan Qadar adalah Allah semata, namun manusia tetap akan dihisab

tentang pemanfaatan Qadar dari Allah itu. Tetap ada perhitungan dosa dan pahala

di sini.179

Jadi, sang pencuri tadi harus tetap dihukum, walaupun dia berkeyakinan

perbuatannya mencuri sudah termaktub dalam Lauhul Mahfuzh. Sebab yang ia

178

Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 16

179 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 17-19

Page 109: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

91

pertanggungjawabkan adalah perbuatannya mencuri-yang merupakan dosa-bukan

keyakinannya itu (yang tidak relevan dengan dosa dan pahala). Kita katakan pada

sang pencuri, "Keyakinanmu benar, tapi kamu harus tetap dihukum, karena kamu

telah berdosa menyalahi larangan Allah dan Allah pun tidak pernah memaksamu

mencuri!" Walhasil paradigma baru dalam masalah Qaḏâ-Qadar tersebut

sangatlah fundamental, karena dapat menghilangkan berbagai kesamaran dan

kemusykilan di seputar masalah Qaḏâ-Qadar.

Namun satu hal yang perlu dipahami, materi-materi Aqidah seperti Jalan

Menuju Iman (Ṯariq al-Iman) tersebut sebenarnya bukanlah semata-mata materi

mengenai Aqidah Islam. Lebih dari itu, materi Jalan Menuju Iman ingin

meletakkan Aqidah Islam sebagai landasan bagi ideologi dan peradaban Islam.180

Jadi, materi Jalan Menuju Iman ini agak berbeda fokusnya dengan pembahasan

berjudul Al-Aqȋdah al-Islamiyah dalam kitab al-Syakhshiyah al-Islamiyyah Juz I.

Materi Al-Aqȋdah al-Islamiyyah ini hanya membahas aqidah Islam itu sendiri dari

segi perkara-perkara yang wajib diimani beserta dalil-dalilnya masing-masing.

Tapi materi ini tidak secara langsung dikaitkan dengan upaya membangkitkan

umat untuk kembali pada kehidupan Islam. Sedang dalam materi Jalan Menuju

Iman, Taqiyyudin al-Nabhâni hendak mengkontekstualisasikan Aqidah Islam

dalam realitas masa kini, yakni meletakkan aqidah Islam sebagai asas ideologi dan

peradaban Islam. Hal ini dikarenakan Islam telah kehilangan sifatnya sebagai

idelogi dan peradaban, setelah Khilafah Islam di Turki tahun 1924 dihancurkan

oleh Mustafa Kamal Ataturk yang murtad. Di sinilah keistimewaan materi Ṯarȋq

al-ȋman. Ia bukanlah semata penjelasan Aqidah Islam, melainkan juga peletakan

Aqidah Islam dalam sebuah konteks ruang dan waktu tertentu pada saat kaum

muslimin hidup di bawah tindasan ideologi-ideologi asing di abad ke-20 ini. Jadi,

Aqidah Islam hendak dijadikan asas kebangkitan umat di tengah-tengah hegemoni

ideologi-ideologi asing atas umat, baik ideologi Sosialisme maupun Kapitalisme.

Pada titik inilah kita dapat memahami mengapa banyak para aktivis Hizbut

Tahrir yang kemudian men-syarah lebih jauh materi Ṯarȋq al-ȋman menjadi

180

Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 12

Page 110: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

92

banyak kitab yang membicarakan kebangkitan. Tercatat ada kitab Ṯarȋq al-ȋman

karya Samih Athif az-Zain (1983), kitab an-Nahḏah karya Ustadz Hafizh Shalih

(1988), dan kitab Usus an-Nahḏah ar-Rasyȋdah karya Ahmad al-Qashash (1995).

Misi ideologis dari materi Ṯariq al-Iman ini akan makin jelas pada materi

selanjutnya, yaitu al-Qiyâdah al-Fikriyyah fi al-Islâm.181

Materi ini pada dasarnya

membicarakan dua hal. Pertama, melakukan studi komparatif pada dataran

normatif (konseptual) antara ideologi Kapitalisme, Sosialisme, dan Islam. Kedua,

melakukan studi historis-empiris untuk menjelaskan penerapan ideologi Islam

sepanjang sejarah umat Islam. Pada studi komparatif-normatif itu, Taqiyyudin an-

Nabhani memaparkan secara meyakinkan bahwa ideologi Islam lebih unggul

daripada Kapitalisme dan Sosialisme. Beliau menjelaskan hal itu dengan

membandingkan aqidah (asas ideologi) masing-masing ideologi. Berdasarkan

kriteria umum bahwa suatu asas ideologi haruslah memuaskan akal, sesuai fitrah,

dan menentramkan hati, terbukti bahwa asas ideologi Kapitalisme (yakni

sekularisme) dan asas ideologi Sosialisme (yakni materialisme) telah gagal

memenuhi kriteria tersebut. Hanya asas ideologi Islam (yakni Aqidah Islam) yang

mampu lulus dari batu ujian berupa ketiga kriteria universal itu.182

Keunggulan

Islam juga didasarkan pada perbandingan pada aspek-aspek lainnya, yaitu (1)

bagaimana lahirnya peraturan hidup dari aqidah, (2) standar perbuatan, (3)

pandangan terhadap individu dan masyarakat, dan (4) pandangan terhadap metode

penerapan peraturan hidup.183

Perbedaan ketiga ideologi (mabda‟) tersebut yaitu: pertama, Sosialisme

(materialisme) akidahnya segala sesuatu berasal dari materi, tidak ada tuhan,

peraturan diambil dari evolusi materi, tolak ukurnya dialektika materialisme,

pandangan terhadap masyarakat merupakan kumpulan individu yang terdiri dari

tanah, alam, manusia dan alat produksi, dan penerapan peraturan oleh negara saja,

dengan militer dan undang-undang. Kedua, Kapitalisme akidahnya pemisahan

agama dari kehidupan, peraturan diambil dari realita kehidupan, tolak ukurnya

181

Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 23-58

182 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 42-44

183 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 35-39

Page 111: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

93

adalah manfa‟at, pandangan terhadap masyarakat merupakan terdiri dari individu

saja, dan penerapan peraturan oleh negara adalah pengontrol kebebasan. Ketiga,

Islam akidahnya Allah sebagai pencipta, pengatur, dan tempat kembali, aturan

hidup diambil dari wahyu yang dibawa oleh utusan Allah, tolak ukurnya hukum

syara, pandangan terhadap masyarakat merupakan sekumpulan individu yang

berinteraksi terus menerus (perasaan, pemikiran, peraturan).184

Sementara studi historis-empiris yang dilakukan Taqiyyudi an-Nabhani,

dilakukan untuk menjawab satu pertanyaan kritis,"Kalau ideologi Islam itu satu-

satunya yang benar, apakah ia pernah diterapkan dalam kenyataan?" Di sinilah

Taqiyyudin an-Nabhani lalu membentangkan penerapan Islam sebagai ideologi

dan prestasi-prestasi keberhasilannya dalam rentang sejarahnya yang panjang,

sejak tahun 622 ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah hingga tahun 1918

ketika Daulah Islam yang terakhir jatuh di tangan penjajah.185

Materi al-Qiyâdah al-Fikriyyah fi al-Islâm ini merupakan materi inti dari

kitab Niẕâm al-Islâm. Selain karena penjelasannya yang paling luas dibanding

materi lainnya (menghabiskan 36 halaman), juga karena posisinya yang sentral

bila dibandingkan dengan materi sebelumnya dan sesudahnya. Seperti telah

dibahas, materi sebelumnya ialah materi tentang Aqidah (Ṯariq al-Iman dan

Qaḏa`-Qadar). Ini artinya siapa pun tidak akan dapat memahami materi al-

Qiyâdah al-Fikriyyah tanpa memahami materi pendahuluannya yang meletakkan

Aqidah Islam sebagai asas ideologi Islam.

Adapun materi-materi selanjutnya, semuanya adalah uraian lebih jauh

tentang hal-hal yang terkait dengan materi al-Qiyâdah al-Fikriyyah. Mungkin kita

bertanya, bagaimana metode mewujudkan kembali Islam sebagai sebuah

kepemimpinan ideologi (al-Qiyâdah al-Fikriyyah) dalam Khilafah? Jawabannya

ada pada materi tentang cara mengemban dakwah Islam (Kaifiyah Haml ad-

Da‟wah al-Islamiyyah).186

184

https://www.slideshare.net/.../ringkasan-kitab-nizham-islam-peraturan-hidup-dalam-

isl... Diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 16.41

185 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 44-45

186 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 59-63

Page 112: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

94

Materi-materi selanjutnya semakin merinci bagaimana wujud sistem

kehidupan Islam itu, termasuk perbedaan kontrasnya dengan gaya kehidupan

Barat. Materi al-Haḏârah al-Islâmiyyah,187

dan materi Niẕâm al-Islâm188

yang

menerangkan perbedaan tajam antara sistem kehidupan Islam dan sekularisme.

Materi-materi selanjutnya menjelaskan hukum syara‟ (yang terpancar dari

Aqidah Islam) sebagai substansi peraturan dalam sistem kehidupan Islam.189

Teori-teori umum seperti definisi dan macam-macam hukum syara‟, kemudian

dilanjutkan dengan rincian secara mendetail mengenai penerapan sistem

kehidupan Islam secara nyata. Ini dijelaskan dalam bab Masyru‟ al-Dustȗr,

sebuah rancangan konstitusi negara Khilafah yang terdiri dari 186 pasal.190

Kitab

Niẕâm al-Islâm ditutup dengan bab Akhlak. Bab ini menjelaskan posisi akhlak

dalam Islam dan peran akhlak dalam masyarakat.191

187

Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 64-69

188 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h.70-75

189 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 76-78

190 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 79-135

191 Lihat Taqiyyudin an-Nabhani, Nizhamul Islam…h. 136-143

Page 113: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

95

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi

penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam

penelitian.192

Metodologi penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan

yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mengkaji langkah-langkah yang

harus ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah.193

Adapun unsur-unsur metodologi dalam penelitian secara umum dapat

digambarkan dalam tabel berikut:

Bagan 4. Metodologi Penelitian

Sumber: Diintisarikan dari Mahsun (2007) dengan modifikasi oleh Peneliti

192

Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan. 2009. H. 328

193 Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. 2000.

H. 5

Metodologi Penelitian

Linguistik

Analisis Wacana Kritis

Analisis Wacana

Kritis terhadap Teks

nizham al-Islam

Teknik Metode Kualitatif Diskriptif Pendekatan

Makro

Semantik

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Teknik sadap

Mikro

Kognisi sosial

dan konteks Sintaksis

Teknik video

you tube

menggunakan HP

Teknik catat

menggunakan

ATK

Page 114: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

96

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh penelitian

yang menunjukkan cara melaksanakan penelitian secara ringkas, jelas, dan utuh.

Rancangan penelitian ini digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian

analisis wacana kritis terkait wacana fundamentalisme dalam kitab nizhâm al-

Islâm, sehingga seluruh pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik dan

lancar. Rancangan penelitian ini terdiri dari tiga aspek yang tercakup dalam istilah

metodologi penelitian yaitu pendekatan, metode, dan teknik penelitian.

Pendekatan penelitian merupakan cara berfikir yang diadopsi peneliti terkait

disiplin ilmu yang digunakan sebagai paradigma berpikir. Disiplin ilmu yang

dijadikan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini adalah analisis wacana

(tahlil al-Khithâb) dengan paradigma kritis. Analisis wacana kritis merupakan

cabang dari ilmu linguistik dan menggunakan pendekatan interdisipliner untuk

mengkaji teks dengan menganalisis unsur-unsur linguistik dan kemudian

menghubungkannya dengan konteks sosial dan politik yang melingkupi teks.194

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan seperangkat prosedur, cara, dan langkah

yang digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Metode penelitian

menggambarkan tata cara yang operasional dalam penelitian dan memuat

langkah-langkah penelitian yang akan dijalankan.195

Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.196

Metode kualitatif

deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena sosial

tentang setting sosial secara lengkap berkenaan dengan wacana fundamentalisme

194

Soeseno Kartomihardjo, “Kekuasaan dalam Bahasa”, dalam Kajian Serba Linguistik:

untuk Anton Moeliono, Pereksa Bahasa, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000). H. 101.

195 Muhbib Abdul Wahab, Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2008). H. 29

196 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruuz Media, 2011). H.30

Page 115: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

97

dalam buku “niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam) dan membuat

kesimpulan yang berlaku umum. 197

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kitab ظج ثإلعال (peraturan hidup dalam

Islam). Dalam penelitian ini, objek penelitian dispesifikkan lagi terkait wacana

fundamentalisme dalam judul "ث" م١جدر ثفىش٠ز ف ثإلعال (kepemimpinan ideologis

dalam Islam). Pemilihan materi judul "ث" م١جدر ثفىش٠ز ف ثإلعال ini merupakan

materi inti dari kitab niẕâm al-Islâm. Selain karena penjelasannya yang paling luas

dibanding materi lainnya (menghabiskan 36 halaman), juga karena posisinya yang

sentral bila dibandingkan dengan materi sebelumnya dan sesudahnya.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa kitab ظج ثإلعال

terkait wacana fundamentalisme dalam judul " Adapun ."ثم١جدر ثفىش٠ز ف ثإلعال

data sekunder dalam penelitian ini berasal dari kitab-kitab dan majalah yang

diterbitkan Hizbut Tahrir, jurnal, media massa online, serta karya-karya ilmiah

lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian terutama referensi yang

berbicara mengenai analisis wacana kritis dan bentuk pemikiran Hizbut Tahrir.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, penentuan metode dan teknik pengumpulan data

merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan supaya data yang

diperoleh akurat, lengkap, dan representatif. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Salah satu metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak.

Metode simak dilakukan untuk menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak

197

Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Pedoman Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 57-58

Page 116: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

98

di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga

penggunaan bahasa secara tertulis.198

Dalam penelitian ini, penulis menyimak

penggunaan bahasa secara tertulis karena objek penelitian ini adalah teks kitab

"ثم١جدر ثفىش٠ز ف terkait wacana fundamentalisme dalam judul ظج ثإلعال

" Penulis menyimak teks yang dijadikan objek penelitian dalam rangka .ثإلعال

untuk melihat struktur wacananya seperti tema, struktur, latar, detail, maksud,

koherensi, kata ganti, bentuk kalimat, dan pilihan kata.

Metode simak ini memiliki teknik dasar yang berupa teknik sadap.

Maksud dari teknik sadap di sini adalah menyadap penggunaan bahasa, baik

penggunaan bahasa secara lisan maupun tulisan. Dalam praktiknya, teknik sadap

ini diikuti dengan teknik lanjutan yaitu teknik simak libat cakap, teknik simak

bebas libat cakap, teknik catat, dan teknik rekam.199

Metode simak dalam

penelitian ini menggunakan teknik lanjutan berupa teknik simak bebas libat

cakap, teknik catat, dan teknik rekam dari vidio www.youtube.com. Dalam

metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap, peneliti menyadap perilaku

berbahasa dalam suatu peristiwa tutur dengan tanpa terlibat dalam peristiwa tutur

tersebut. Jadi, peneliti hanya berperan sebagai pengamat. Dalam penelitian ini,

penulis hanya mengamati penggunaan bahasa dalam teks kitab ظج ثإلعال terkait

wacana fundamentalisme tanpa terlibat dalam peristiwa tutur karena memang

objek kajiannya berbentuk teks tertulis.

Teknik lain yang digunakan dalam tahap pengumpulan data ini adalah

teknik catat. Teknik catat dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat elemen-

elemen yang menjadi bagian dari struktur wacana seperti penggunaan tema,

struktur, latar, detail, maksud, koherensi, kata ganti, bentuk kalimat, dan pilihan

kata yang terdapat dalam teks kitab ظج ثإلعال. Sedangkan teknik rekam

digunakan untuk mengetahui pernyataan lisan dan konteks tuturan terkait

198

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode dan Tekniknya,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007). H. 92. 199

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode dan Tekniknya, H. 93.

Page 117: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

99

pemikiran kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Setelah itu, setiap elemen wacana

tersebut untuk mengungkap kognisi sosial dan konteks kitab ظج ثإلعال.

Selain metode simak, metode pengumpulan data yang juga digunakan

dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Metode studi pustaka ini

dilakukan dengan menghimpun kitab-kitab dan majalah yang diterbitkan Hizbut

Tahrir, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Data yang relevan dengan masalah penelitian akan dicatat dan digunakan sebagai

data pendukung dalam penelitian. Metode dan teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan berikut:

Bagan 5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber: Diringkas dari Mahsun (2014) dengan modifikasi peneliti

Metode Pengumpulan

Data

Metode simak dengan

menyimak penggunaan

bahasa pada teks kitab

niẕâm al-Islâm

Metode studi pustaka dengan

menghimpun kitab-kitab dan

majalah yang diterbitkan

Hizbut Tahrir, jurnal, dan

karya ilmiah yang berkaitan

dengan masalah penelitian

Teknik Dasar Sadap

Teknik simak

bebas libat cakap

dengan menyimak

elemen struktur

wacana

Teknik catat untuk

menulis elemen

struktur wacana

Teknik rekam dari

video www.

youtube.com

Teknik catat untuk

menuliskan data

yang relevan

dengan masalah

penelitian

Page 118: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

100

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti

sebagai human instrument berfungsi untuk menetapkan objek penelitian, memilih

sumber data, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan data, dan

menyimpulkan hasil temuannya.

G. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis wacana kritis. Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis,

analisis akan difokuskan pada aspek kebahasaan dan konteks yang terkait dengan

aspek-aspek tersebut. Metode analisis wacana kritis dilakukan dengan

menganalisis teks secara kebahasaan dan kemudian dihubungkan dengan kognisi

sosial dan konteks. Analisis wacana kritis memiliki beberapa model analisis

wacana. Dalam penelitian ini, data yang berupa teks kitab niẕâm al-Islâm akan

dianalisis dengan menggunakan model analisis wacana Teun A. van Dijk. Wacana

kitab niẕâm al-Islâm akan dianalisis dengan melakukan analisis teks, kognisi

sosial dan konteks yang mempengaruhi pembentukan wacana tersebut.

Dalam penelitian linguistik, metode analisis wacana kritis ini dapat

disejajarkan dengan metode analisis padan. Metode padan dilakukan dengan

menghubungbandingkan antar unsur yang bersifat lingual dan unsur yang bersifat

ekstralingual. Istilah intralingual mengacu pada unsur-unsur yang berada dalam

bahasa sedangkan ekstralingual mengacu pada unsur-unsur yang berada di luar

bahasa seperti konteks tuturan. Jadi, metode padan intralingual adalah metode

analisis dengan cara menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual

baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang

berbeda.200

Sedangkan metode padan ekstralingual digunakan untuk menganalisis

200

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya, H.

118

Page 119: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

101

unsur bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa seperti masalah konteks

wacana.201

Dalam penelitian ini digunakan kedua metode padan tersebut yaitu metode

padan intralingual untuk menganalisis struktur wacana dan metode padan

ekstralingual untuk menghubungkan teks kitab niẕâm al-Islâm dengan kognisi

sosial dan konteks wacana. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik dasar hubung banding yang bersifat intralingual dan

ekstralingual. Agar lebih jelas, metode dan teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan berikut:

Bagan 6. Metode dan Teknik Analisis Data

Sumber: Diintisarikan dari Mahsun (2007) dengan modifikasi oleh peneliti

201

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya, H.

120

Metode Analisis Data

Metode Padan

Metode padan ekstralingual

dengan menghubungkan

struktur wacana dengan

kognisi sosial dan konteks

Teknik hubung banding yang

bersifat lingual, yaitu

menghubungbandingkan

dengan elemen struktur wacana

Teknik hubung banding yang

bersifat ekstralingual dengan

menghubungkan struktur

wacana dengan kognisi sosial

dan konteks

Metode padan intralingual

dengan menghubungbandingkan

elemen struktur wacana

fundamentalisme

Page 120: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

102

H. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan menyediakan data

Peneliti mengumpulkan data penelitian berupa teks kitab niẕâm al-Islâm

dengan judul ثم١جدر ثفىش٠ز ف ثإلعال (kepemimpinan ideologis dalam Islam)

terkait wacana fundamentalisme yang akan dianalisis.

2. Mengklasifikasikan data

Setelah mengumpulkan data, kemudian peneliti menyimak teks kitab niẕâm al-

Islâm dan mengklasifikasikan data berdasarkan elemen wacana menurut van Dijk

yang meliputi struktur makro, super struktur, dan struktur mikro. Struktur makro

mengamati tema atau topik yang dikedepankan dalam teks. Elemen super struktur

membahas kerangka suatu teks. Sedangkan hal yang diamati dalam struktur mikro

adalah mengenai makna dari suatu teks yang dapat dilihat dari pilihan kata,

kalimat, dan gaya bahasa yang digunakan dalam teks.

3. Menganalisis data

Data yang telah diklasifikasikan kemudian akan dianalisis berdasarkan model

analisis wacana Teun A. van Dijk. Hasil analisis wacana kemudian akan dijadikan

pedoman untuk melihat kognisi sosial dan konteks.

I. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian memuat tahapan-tahapan yang harus dilakukan

dalam suatu penelitian. Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Penulis mengumpulkan teks kitab niẕâm al-Islâm dengan judul ثم١جدر ثفىش٠ز ف

.terkait wacana fundamentalisme (kepemimpinan ideologis dalam Islam) ثإلعال

2. Penulis juga mengumpulkan data yang berupa kitab-kitab dan majalah yang

diterbitkan Hizbut Tahrir, jurnal, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah

penelitian.

Page 121: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

103

3. Penulis menentukan teks kitab niẕâm al-Islâm dengan judul ثم١جدر ثفىش٠ز ف

terkait wacana fundamentalisme (kepemimpinan ideologis dalam Islam) ثإلعال

yang akan dianalisis dengan model analisis wacana kritis Teun A. van Dijk.

4. Hasil analisis teks akan digunakan untuk melihat kognisi sosial dan konteks

yang melatar belakangi teks sehingga akan didapatkan pemahaman yang holistik

dan kontekstual.

5. Hasil analisis teks, kognisi sosial, dan konteks tersebut kemudian akan disusun

secara sistematis dan akan disajikan dalam bentuk tesis.

Tahapan Pelaksanaan Penelitian Analisis Teks, Kognisi Sosial, dan Konteks

Kitab Niẕâm al-Islâm terkait Wacana Fundamentalisme

Bagan 7. Pelaksanaan Penelitian

Sumber: Dintisarikan dari Mahsun (2007) dengan modifikasi oleh peneliti

Pengumpulan data teks kitab niẕâm al-Islâm

menggunakan metode simak dengan teknik simak

bebas cakap dan teknik catat

Klasifikasi data yang berupa elemen struktur wacana

Analisis struktur wacana dengan menggunakan

model analisis wacana kritis van Dijk

Hasil analisis struktur wacana dihubungkan

dengan kognisi sosial, dan konteks

Hasil analisis penelitian disusun secara sistematis

dan disajikan dalam bentuk tesis

Page 122: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

104

BAB V

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologikan Islam.

Politik adalah aktivitasnya, dan Islam adalah ideologinya. Hizbut Tahrir bergerak

ditengah-tengah umat, dan bersama-sama mereka berjuang untuk menjadikan

Islam sebagai permasalahan utamanya, serta mendorong dan membimbing umat

Islam untuk mendirikan kembali sistem khilâfah dan menegakkan hukum

berdasarkan yang telah diturunkan Allah dalam realitas kehidupan.202

Hizbut Tahrir merupakan organisasi atau kelompok politik, bukan

organisasi kerohanian (seperti tarekat) bukan lembaga ilmiah (seperti lembaga

studi agama atau badan penelitian), bukan lembaga Pendidikan (akademis), dan

bukan pula lembaga sosial (yang bergerak dibidang sosial kemasyarakatan). Ide-

ide Islam menjadi jiwa, inti dan sekaligus sebagai rahasia kelangsungan

kelompoknya.203

Dalam pandangan Hizbut Tahrir, khilâfah harus dibangun di atas landasan

aqȋdah aqliyyah (akidah yang menjadi dasar pemikiran) dan aqȋdah siyâsiyyah

(akidah yang menjadi dasar politik) yang melahirkan aturan untuk memecahkan

problem manusia secara keseluruhan, baik dibidang politik, ekonomi, budaya,

sosial dan lain-lain.204

Kegiatan politik ini tampak jelas dalam kegiatannya mendidik dan

membina umat dengan tsaqâfah (wawasan) Islam, pergolakan pemikiran (al-

shira‟u al-fikr) dan dalam perjuangan politiknya (al-kifâhu al-siyâsi). Adapun

pergolakan pemikiran tersebut terlihat dalam penentangannya terhadap ide-ide

dan aturan-aturan kufur, ide-ide yang salah, akidah-akidah yang rusak, atau

persepsi-persepsi yang keliru, dengan cara menjelaskan kerusakannya,

202

Hizbut Tahrir, Hizbut Tahrir, (Hizbut Tahrir, 1953), h. 1. Lihat Booklet Hizbut Tahrir,

Mengenal Hizbut Tahrir, (Hizbut Tahrir, 2003) h.1. lihat juga situs www. Al-Islam or.id

203 Hizbut Tahrir, Hizbut Tahrir,.. h. 1

204 Taqiyyudin an-Nabhani. Peraturan Hidup dalam Islam…… h. 47

Page 123: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

105

menampakkan kekeliruannya, dan menjelaskan ketentuan hukum Islam dalam

masalah tersebut.

Sedangkan perjuangan politiknya, terlihat dari penentangnya terhadap

ideologi kapitalisme, sistem demokrasi, sosialisme, neoliberalisme dan

neoimprealisme untuk memerdekakan umat Islam dari belenggu dominasinya,

membebaskan umat dari cengkeraman pengaruhnya, serta mencabut akar-akarnya

yang berupa pemikiran, kebudayaan, politik, ekonomi, maupun militer dari

seluruh negeri-negeri Islam. Seluruh kegiatan politik tersebut dilakukan tanpa

menggunakan cara-cara kekerasan (fisik/senjata), kegiatan tersebut sebatas

aktivitas menyampaikan ide-ide (konsep-konsep) dengan lisan ataupun tulisan.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan dari uraian di atas, bahwa kegiatan

Hizbut Tahrir dapat digolongkan kegiatan politik yang berdasarkan pemikiran

fundamentalis berlandaskan ajaran Islam dengan mengusung sistem khilâfah

Islâmiyyah untuk menegakkan kembali hukum syariat Islam secara kâffah dalam

bingkai kehidupan sehari-hari. Hal tersebut untuk menentang terhadap akidah-

akidah, ide-ide, aturan-aturan, dan persepsi yang menyimpang dari ajaran Islam.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis akan mengkaji dan menguraikan

dalam bab IV ini berkaitan dengan bagaimana analisis teks dan kognisi sosial

serta konteks wacana fundamentalisme diproduksi dalam kitab “Niẕâm al-Islâm”

melalui pendekatan wacana kritis model Teun A.Van Dijk.

Melihat fenomena gerakan Hizbut Tahrir Indonesia yang berhaluan

fundamentalisme dengan aktivitasnya sebagai organisasi kemasyarakatan Islam

yang sedang mencuat beritanya akhir-akhir ini menjadi kajian yang menarik untuk

ditelusuri secara rinci dalam bingkai riset tesis ini. Melalui konferensi pers yang

diselenggarakan pada senin, 8 Mei 2017, Pemerintah Negara Kesatuan Republik

Indonesia melalui Menkopolhukam Wiranto menyatakan akan melakukan proses

pembubaran terhadap organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dengan alasan

bahwa HTI dinilai tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian

dalam proses pembangunan guna mencapai tujuan nasional; terindikasi kuat telah

bertentangan dengan tujuan, azas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD

Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur dalam Undang-

Page 124: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

106

Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas; kegiatan yang dilakukan nyata-

nyata telah menimbulkan benturan di masyarakat yang dapat mengancam

keamanan dan ketertiban msyarakat, serta membahayakan keutuhan NKRI.

Berkaitan hal di atas, untuk membuka pembahasan dalam riset tesis ini,

ada beberapa ciri fundamentalisme yang mungkin bisa dijadikan ukuran, yaitu: (1)

cenderung menafsirkan teks-teks keagamaan secara rigid (kaku), literalis

(tekstual), absolut, dan dogmatis; (2) cenderung memonopoli kebenaran atas tafsir

agama (menganggap dirinya sebagai pemegang otoritas tafsir agama yang paling

absah). Akibatnya mereka menganggap sesat kelompok lain yang tidak sealiran;

menganggap dirinya sebagai orang yang benar-benar percaya terhadap agama,

sementara di luarnya tidak percaya atau percaya setengah hati; agresif dalam

merekrut anggota; refresif, dan berupaya mengeliminir kelompok-kelompok non-

Muslim; (3) meyakini kesatuan agama dan negara, di mana agama harus mengatur

negara; (4) terutama di dunia Timur, memiliki pandangan yang sintagmatis

terhadap Barat (baik sebagai ide seperti pluralisme maupun sosial, khususnya

politik), di mana Barat dipandang sebagai monster imperialis yang sewaktu-waktu

mengancam akidah dan eksistensi mereka; (5) mendeklarasikan perang terhadap

paham dan tindakan sekuler, yang karena itu program utamanya antara lain

kontrol seksual; dan terakhir (6) sebagiannya cenderung radikal (menggunakan

cara-cara kekerasan) dalam memperjuangkan nilai-nilai yang diyakininya,

khususnya dalam berhadapan dengan modernitas dan sekularitas yang dinilainya

menyimpang dan merusak keimanan.205

A. Analisis teks bentuk wacana fundamentalisme yang dibangun

dalam kitab “niẕâm al-Islâm (Peraturan Hidup dalam Islam)

Hizbut-Tahrir sebagai ormas yang lahir di Palestina sumber utamanya (al-

Qur‟an, Hadist, Qiyas, dan Ijma‟ Sahabat) dan buku-bukunya banyak ditulis

dalam bahasa Arab yang isinya merupakan konsep pemikiran politik Islam.

205

Sukron Kamil, Islam dan Politik di Indonesia Terkini Islam dan Negara, Dakwah dan

Politik, HMI, Anti-Korupsi, Demokrasi, NII, MMI, dan Perda Syari‟ah, (Ciputat: Pusat Studi

Indonesia dan Arab (PSIA) UIN Jakarta. 2013). H. 166

Page 125: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

107

Hizbut Tahrir banyak memiliki cabang diantaranya yaitu di negara Indonesia, atau

biasa disebut Hizbut Tahrir Indonesia. Pemikiran Hizbut Tahrir sama dengan HTI

bertujuan ingin melegalkan syariat Islam di bawah naungan sistem daulah

khilâfah Islâmiyyah. sistem daulah khilâfah Islâmiyyah sendiri tentunya

bertentangan dengan sistem NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Keadaan ini yang menjadi sebab pembubaran HTI oleh pemerintah NKRI, karena

dikhawatirkan mengganggu keutuhan NKRI. Menurut penulis, hal ini menjadi

menarik untuk dijadikan kajian lebih lanjut dalam penelitian bahasa yang

interdisipliner untuk mengungkap bentuk wacana fundamentalisme yang

mengarah pada pemikiran politik Islam versi Hizbut Tahrir. Supaya kajian dalam

riset ini lebih objektif, maka penulis mengkaji langsung wacana fundamentalisme

dalam kitab yang diterbitkan oleh Hizbut Tahrir yaitu niẕâm al-Islâm. Pisau

analisis yang digunakan melalui pendekatan wacana kritis model Teun Van Dijk.

Sehingga hasilnya dari riset ini bisa menunjukkan, apakah benar atau salah

anggapan kekhawatiran pemerintah NKRI terhadap HTI yang ingin mengganggu

keutuhan NKRI.

a. Analisis Struktur Makro

Analisis struktur makro teks Nizhâmul Islâm terkait judul “ ت في القيادة الفكزي

.membahas tentang: (Brand Stroming) ”اإلسالم

1. Tema Umum atau Topik Utama

Pembahasan yang dianalisis dalam analisis struktur makro berkaitan dengan

tema umum atau topik utama. Tema ini akan terungkap setelah membaca teks

secara keseluruhan, karena menunjukkan gambaran umum dari suatu teks. Tema

dalam judul ini berbicara tentang: pertama,

١غ ثشثدػ ثغجدمز ثشثدطز ،ثشثدطز ثم١ز ،ثدطز ثغ١ز ) ثش زه لصصر خ

صس١ز ٠غ١ش ف غش٠ك ثشثدطز ثشز١ز( ،ث ف ثس١جر ز١ دجإلغج صشدػ ثإلغج أل

ض. ث

Terjemahannya: seluruh ikatan tadi (nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian) tidak layak dijadikan pengikat antar manusia

dalam kehidupannya, untuk meraih kebangkitan dan kemajuan.

Page 126: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

108

Kedua,

ثصجسز ج وجش ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز زذج ،ثصس١سز ،

ثش١ػ١ز ثشأعج١ز .ثجخسز. ثم١جدص١ ثفىش٠ض١ فج دجغ

Terjemahannya: qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam yang

layak, benar, dan akan berhasil (dalam mengatur kehidupan manusia) bagi

manusia. Sedangkan qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) komunisme

dan kapitalisme adalah bathil.

Sub topik tentang ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian tidak layak dijadikan pengikat antar manusia dalam

kehidupannya, untuk meraih kebangkitan dan kemajuan, bisa dilihat pada

paragraf berikut ini:

Paragraf pertama,

ث شأ د١ ص غ سػ ثفىش سثدطز ث ج ث ف أسض ثزذر ،جط و ػ١ش ره دسى

دج ثفظ ،ثضصجل غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ثذذ ثز ،فضأخز ػ ثذفجع ػ صس

ف١ ػ ،٠ؼ١ش ج صأص ثشثدطز ثغ١ز ،١جثألسض ثض ٠ؼ١ش ، أل

ر أوثشج ثخفجظج خدر ف ،ثشثدػ ل ثط١ش وج خدر ف ثس١ث

،ثإلغج ػ ثغ ف زجز ثػضذثء أخذ ض . ص ظش ثؼجغف ج ث صأخز دثة

د أ ثلعض١الء ػ١ ض ثلػضذثء. إرث سد ،جخ غ ز ث ج ف زجز عاللشأ

ثض ػج أخشج أ غ ث ػ زه وجش سثدطز خفعز. ،ثألخذ

Terjemahannya: ikatan kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat, tatkala pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini terjadi

ketika manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak

beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan

mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat dimana mereka

hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan

nasionalisme, yang tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya. Ikatan

ini juga tampak dalam dunia binatang serta burung-burung, dan senantiasa

emosional sifatnya. Ikatan semacam ini muncul ketika ada ancaman pihak

asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Tetapi bila

suasananya aman dari serangan musuh atau musuh tersebut dapat dilawan dan

diusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. Karena itu, ikatan ini rendah

nilainya.

Page 127: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

109

Paragraf kedua,

١ز ثجط سثدطز ل شأ د١ ثفىش ظ١مج ص ٠ى ث ،ز١ شثدطز ثؼجة١ز ى

عغ أ ١جدر ،دشى ذ زخ ثغ خذ ػ غش٠ضر ثذمجء ف١ ف١ صضأص غج ثإل ف ،ره أ

خف ث غج ،ط فىش٠ج فشد٠ز ثإل ١جدر ذ٠ ػ١ ٠ضغغ زخ ثغ ج ،إرث ف١ش ع١جدر ػجةض

ل ،أعشص أ غ ف ثإلدسثن ف١ش ع١جدر ل ٠ضغغ دجصغجع ثألفك ٠ش ػذ ،ث ث

صسمك ع١جدر ػ غ١ش ع١جدص ف غ خجصجس ،ل ثجز١ز ز شأ ػ زه ص

ثألفشثد ف ثألعشر ػ ع١جدصج. س١ز د١

Terjemahannya: adapun ikatan kesukuan (sukuisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat pada saat pemikiran manusia mulai sempit. Ikatan ini mirip

dengan ikatan kekeluargaan, hanya sedikit lebih luas. Munculnya ikatan

kesukuan karena manusia pada dasarnya memiliki naluri mempertahankan diri,

kemudian dalam dirinya mencuat keinginan untuk berkuasa. Keinginan itu

muncul hanya pada individu yang rendah taraf berfikirnya. Apabila

kesadarannya meningkat dan pemikirannya berkembang, maka bertambah

luaslah wilayah kekuasaannya, sehingga timbul keinginan keluarga dan

familinya untuk berkuasa. Keinginan tersebut terus melebar sesuai dengan

perkembangan pemikirannya, sampai suatu saat timbul keinginan sukunya

berkuasa di negeri tersebut. Apabila mereka telah mendapatkan kekuasaan itu,

ia pun ingin sukunya menguasai bangsa-bangsa yang lain. Inilah yang menjadi

penyebab timbulnya berbagai pertentangan lokal antara individu dalam sebuah

keluarga yang saling berebut pengaruh.

Paragraf ketiga,

خفعز ج سثدطز ل: أل ػ ره فجشثدطز ثغ١ز سثدطز فجعذر ثالثز أعذجح: أ

ج سثدطز ػجغف١ز ٠غ١ش ف غش٠ك ثض. ثج١ج: أل ز١ دجإلغج صشدػ ثإلغج فغ أل لص

ثف غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ػظ, ثشثدطز ثؼجغف١ز ػشظز ضغ١ش ثضذذي, صشأ

خذ ف زجز ؤلضز ص جسثدطز . ثجثج: أل ثإلغج غج ثإل فالصصر شدػ ثذثة د١

ج ف زجز ثلعضمشثس –ثذفجع, أ ثسجز ثألص١ز إلغج ل فالخدج, زه –

. د ثإلغج سثدطز د١ صى صصر أل

Terjemahannya: Berdasarkan hal ini, ikatan nasionalisme merupakan ikatan

yang rusak (tabi‟atnya buruk) karena tiga hal:

(1). Karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara

manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan dan kemajuan.

Page 128: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

110

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada perasaan

yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu untuk

membela diri. Di samping itu ikatan yang bersifat emosional sangat berpeluang

untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang langgeng antara

manusia satu dengan yang lain.

(3). Karena ikatannya bersifat temporal, yaitu muncul saat membela diri karena

datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil, yaitu keadaan normal,

ikatan ini tidak muncul. Dengan demikian, tidak bisa dijadikan pengikat antara

sesama manusia.

Paragraf keempat,

ل صصر أل ج سثدطز لذ١ز ل: أل وزه ثشثدطز ثم١ز فجعذر ثالثز أعذجح: أ

صش ج سثدطز ػجغف١ز صشأ ػ ز١ ٠غ١ش ف غش٠ك ثض. ثج١ج: أل دجإلغج دػ ثإلغج

ج سثدطز غ١ش إغج١ز ،غش٠ضر ثذمجء إر صغذخ ،ف١خذ ج زخ ثغ١جدر. ثجثج: أل

ثجط ػ ثغ١جدر ص ،ثخصجس د١ . زه ل صصر أل د ثإلغج سثدطز د١ ى

Terjemahannya: Demikian pula halnya dengan ikatan kesukuan termasuk ikatan

yang rusak karena tiga hal:

(1). Karena berlandaskan pada qabilah/keturunan, sehingga tidak bisa dijadikan

pengikat antara manusia satu dengan yang lainnya menuju kebangkitan dan

kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, selalu didasarkan pada perasaan yang

muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yang didalamnya

terdapat keinginan dan ambisi untuk berkuasa.

(3). Karena ikatannya tidak manusiawi, sebab menimbulkan pertentangan dan

perselisihan antar sesama manusia dalam berebut kekuasaan. Karena itu, tidak

bisa menjadi pengikat antara sesama manusia.

Paragraf kelima,

ثشثدػ ثفجعذر ثض خدج سثدطز صس١ز لذ ٠ض ثجط ثشثدطز ث ،د١

ؤلضز سثدطز ج ثشثدطز ثصس١ز ف ج. أ ٠ذثك ػ ز١ز ثض ١ظ ج ظج ثشثدطز ثش

صشدػ د ثإلغج ج ػ ،لصصر أل جأل ز ػ صجر أوذش غج فضفمذ ،شظز

ثصجر ز صض ج صض ز١ صسز. أل زه وجش سثدطز ،خدج ف زجز صشخ١ر ث

خطشر ػ أج.

Terjemahannya: Selain ikatan-ikatan yang rusak tadi, masih terdapat

ikatan lain yang dianggap oleh sebagian orang sebagai alat untuk mengikat

anggota masyarakat, yaitu “ikatan kemaslahatan” dan ikatan kerohanian yang

Page 129: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

111

tidak memiliki suatu peraturan. Ikatan kemaslahatan tidak lain ikatan yang

temporal sifatnya, tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia. Hal ini

disebabkan adanya peluang tawar menawar dalam mewujudkan kemaslahatan

mana yang lebih besar, sehingga eksistensinya akan hilang begitu satu

maslahat dipilih atau didahulukan dari maslahat yang lain. Apabila

kemaslahatan itu telah ditentukan, berakhirlah persoalannya. Kemudian orang-

orangnya pun membubarkan diri, karena ikatan itu berakhir tatkala maslahat

telah tercapai. Jadi, ikatan ini amat berbahaya bagi para pengikutnya.

Paragraf keenam,

ج ثشثدطز ثشز١ جأ ٠ذثك ػ ،ز دال ظج ج صظش ف زجز ثضذ٠ لصظش ف ،فئ

ؼضشن ١ز ثجط ،ثس١جر. زه وجش سثدطز خضة١ز غ١ش ػ سثدطز د١ صى لصصر أل

ثس١جر صصر ثؼم١ذر ثص ،ف شؤ ج ثشؼح سثدطز د١ صى شث١ز أل

ج صؼضمج ج و غ أ ج سثدطز سز١ز لظج ج. ،ثألسد١ز أل

Terjemahannya: Adapun ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan,

aktifitasnya hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Ikatan ini tidak nampak

dalam kancah kehidupan, bersifat parsial (terbatas pada aspek kerohanian

semata) yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak

layak menjadi pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.

Subtopik tentang: kelayakan qiyadah fikriyah (kepemimpinan

ideologis) Islam bagi manusia, sedangkan qiyadah fikriyah (kepemimpinan

ideologis) komunisme dan kapitalisme adalah bathil. bisa dilihat pada

paragraf berikut ini:

Paragraf pertama,

ثذذأ ثصس١ر ف هللا د دز ثإلغج ف رج ثذذأ ثز ٠شأ ،أ أل

ثس١جر ثإلغج . ،خجك ثى ذذأ لطؼ هللا. ف

Terjemhannya: Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui wahyu

Allah adalah ideologi yang benar. Karena bersumber dari Al-khaliq, yaitu

pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Ideologi ini pasti

kebenarannya.

Secara kontekstual makna ideologi yang benar ini maksudnya adalah ideologi

Islam. Bentuk pernyataan makna konteks ideologi Islam tersebut bisa dirujuk

dalam paragraf berikut,

Page 130: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

112

خجمج خمج هللا صؼج غج ثس١جر ثإل سثء ثى أ ٠ذ١ ف ج ثإلعال ،أ

أعجع ثلػضمجد دخد هللا ػض خ ش ثجز١ز ،زه وج ثض ػ١ ثؼم١ذر وجش ز

ثإل ،ثشز١ز و خلز خجك.أل ثس١جر ثى غج

Terjemahannya: Ideologi Islam menerangkan bahwa di balik alam

semesta, manusia, dan hidup, terdapat Al-Khaliq yang menciptakan segala

sesuatu, yaitu Allah SWT. Asas ideologi ini adalah keyakinan akan adanya

Allah SWT. Akidah ini yang menetukan aspek rohani, yaitu bahwa manusia,

hidup, dan alam semesta, diciptakan oleh Al-Khaliq.

Paragraf kedua,

خد هللا د ج أعجعج إل٠ ثؼم ج صدؼ إ٠دجد١ز أل ١ز إر ،ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

ثس١جر غج ثإل فش ثظش إ ج ف ثى د هللا ثز خك ،ص خ د ػ ثدض ج ٠س

ثخلجس طك ،ز جي و ج ٠ذسث ػ دفطشص غج إل ،صؼ١ خذ ف ثإلغج ٠

ثس١جر صش ،ثى . ،شذ ػم إ١ د ٠ؤ ف١ذسو

Terjemahannya: kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan

ideologis yang positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman

kepada wujud Allah. Kepemimpinan ini mengarahkan perhatian manusia

terhadap alam semesta, manusia, dan hidup, sehingga membuat manusia

yakin terhadap adanya Allah yang telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya.

Di samping itu kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak yang

selalu dicari oleh manusia karena dorongan fitrahnya. Kesempurnaan itu tidak

terdapat pada manusia, alam semesta, dan hidup. Kepemimpinan ideologis ini

memberi petunjuk pada akal agar dapat sampai pada tingkat keyakinan

terhadap Al-Khaliq supaya ia mudah menjangkau keberadaan-Nya dan

mengimani-Nya.

Paragraf ketiga,

زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال أ ج ،ثسجص

،ػذثج ل١جدثس فىش٠ز فجعذر ذ١ز ػ ثؼم ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال ،أل أ ف ز١

ثم١جدثس ،ثفىش٠ز ثألخش غ١ش ذ١ز ػ ثؼم غج غ فطشر ثإل ج ل١جدر فىش٠ز صضفك أل ،

. غج ثم١جدر ثفىش٠ز ثألخش صخجف فطشر ثإل أ ح ؼج ف ز١ ف١ضدج

Terjemahannya: berdasarkan keterangan tadi, hanya kepemimpinan

ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan ideologis yang benar,

sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak. Kepemimpinan

ideologisnya dibangun berdasarkan akal, amat berbeda dengan kepemimpinan

ideologis lainnya yang tidak dibangun berlandaskan akal. Kepemimpinan

ideologis Islam juga sesuai dengan fitrah manusia, sehingga mudah diterima

Page 131: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

113

oleh manusia. Sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya berlawanan

dengan fitrah manusia.

Paragraf keempat,

ج أ ذذأ دجغ ف شخص دؼذمش٠ز صششق ف١ شأ ف ر جشب ،ثذذأ ثز ٠ أل

خد ثإلزجغز دج سذد ٠ؼدض ػ ػم ػشظز ضفجس ،ػ ضظ١ غج ثإل ف أل

إ ثلخضالف ثضجلط ثضأث ثضجلط ثؤد ضح ثظج ج ٠ ش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش ف١ج

ثز ف ظج شخص دجغال ف ػم١ذص ثذذأ ثز ٠شأ ف ر . زه وج شمجء ثإلغج

ج. ذثك ػ ٠

Terjemahannya: sedangkan ideologi yang muncul dalam benak manusia

karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah.

Karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu

menjangkau segala sesuatu yang nyata. Disamping itu pemahaman manusia

terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan,

perselisihan, dan pertentangan, serta selalu lingkungan tempat ia hidup.

Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang

mendatangkan kesengsaraan bagi manusia. Karena itu, ideologi yang muncul

dari benak seseorang adalah ideologi yang salah, baik dilihat dari segi

akidahnya maupun peraturan yang lahir dari akidah tersebut.

Secara konteks makna ideologi yang salah itu maksudnya adalah ideologi

kapitalisme dan sosialisme. Makna konteks tersebut bisa dirujuk dalam

paragraf berikut:

Paragraf kelima

ثس١جر ػ ثذ٠ ػ أعجط فص ج صم ج ثشأعج١ز فئ ،أ ثفىشر ز

ل١جدصج ثفىش٠ز ،ػم١ذصج لجػذصج ثفىش٠ز ، ، دجء ػ ز ثمجػذر ثفىش٠ز وج

ثز ٠عغ ظج ،ف ثس١جر ثإلغج ٠جس إلغج ثسجفظز ػ ثسش ل دذ ،وج

٠ز ثؼم١ذر زش ، ٠ز ثشأ ١ز ،زش ٠ز ثى ٠ز ثشخص١ز ،زش ٠ز ،ثسش زش لذ ضح ػ

ثشأعج ثللضصجد ،ثى١ز ثظج أدشص ج ،أدشص ج ف زث ثذذإ فىجش ثشعج١ز

،ضح ػ ػم١ذر زث ثذذإ ج ثشأع ثذذأ ١ز ،زه أغك ػ زث ثذذإ أ دجح صغ

. آص١ز ثش١ب دأدشص ج ف١ ثض أخزج دج زث ثذذث ف مشثغ ج ثذ أ غج ثإل خز ث

ثز ٠عغ ظج صذس ثغطجس ، ز ز ،زه وجش ثأل ظ ثض صعغ ثأل ،ف

Page 132: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

114

ج ١سى ثض صغضأخش ثسجو ض أسثدس ، ضع زث ثسى ص ثز ، صعغ ثظج

. ،٠ذ صش د ثز ٠عغ ثشؼخ ١سى دجظج ١سى ثشؼخ ثسجو إخجسر د١ ثسى أل

Terjemahannya: ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama

dengan kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi akidahnya, sekaligus

sebagai qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta kaidah berfikirnya.

Berlandaskan kaidah berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak

membuat peraturan hidupnya. Mereka pertahankan kebebasan manusia yang

terdiri dari kebebasan berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan

pribadi. Dari kebebasan hak milik ini lahir sistem ekonomi kapitalis, yang

termasuk perkara paling menonjol dalam ideologi ini atau yang dihasilkan

oleh akidah ideologi ini. Demokrasi yang dianut oleh ideologi ini, berasal dari

pandangannya bahwa manusia berhak membuat peraturan (undang-undang).

Menurut mereka, rakyat adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah yang membuat

perundang-undangan. Rakyat pula yang menggaji kepala negara untuk

menjalankan undang-undang yang telah dibuatnya. Rakyat berhak mencabut

kembali kekuasaan itu dari kepala negara, sekaligus menggantinya, termasuk

merubah undang-undang sesuai dengan kehendaknya. Hal ini karena

kekuasaan dalam sistem demokrasi adalah kontrak kerja antara rakyat dengan

kepala negara, yang digaji untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan

undang-undang yang telah dibuat oleh rakyat.

Paragraf keenam,

ر فمػ أ ثس١جر جد ثإلغج ثى صش أ ج ثش١ػ١ز ف ج ثلشضشثو١ز أ

ثألش١ أص جدر خد ثألش١جء ،جء ث سج صجس صط ثجدر ش١ب ، خذ سثء ز ل ٠

طمج خذج أزذ ، ز ٠ ر أص١ز لذ٠ ثجد ز خد ،أ ج ثخذز ث أ ،أ ىش زه ٠

خلز خج ثألش١جء ثلػضشثف ،ك و ثجز١ز ثشز١ز ف ثألش١جء ٠ؼضذش ىش ٠ أ

خد ج خطشث ػ ثس١جر سج ،د ثشؼح ثز ٠خذ أف١ ثذ٠ ،زه ٠ؼضذش ؼج ٠

ش١ب ع ث ذ . ل خد ػ ر ثؼ جد ثؼىجط ثجدر ، ج زض ثفىش ،زض ثفىشإ

جدر ػ ثذجؽ ثؼىجط ث ج ثفىش ،إ ر أص جد فج ش١ب ،ػ١ و ،أص

خد ثخ ىش ٠ خذ ثألش١جء. ػ زث ف جد ص سج ث ر أص١ز ،جك صط جد ث ،٠ؼضذش

ثس١جر ج دؼذج ج لذ ىش ٠ إل دجس١جر فمػ. ،ف ل ٠ؼضشف

Terjemahannya: adapun sosialisme, termasuk juga komunisme, keduanya

memandang bahwa alam semesta, manusia, dan hidup adalah materi. Bahwa

materi adalah asal dari segala sesuatu. Melalui perkembangan dan evolusi

materi benda-benda lainnya menjadi ada. Di balik alam materi tidak ada alam

lainnya. Materi bersifat azali (tak berawal dan tak berakhir), qadim (terdahulu)

dan tidak seorang pun yang mengadakannya. Dengan kata lain bersifat wajib

Page 133: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

115

adanya. Penganut ideologi ini mengingkari penciptaan alam ini oleh Zat Yang

Maha Pencipta. Mereka mengingkari aspek kerohanian, dan beranggapan

bahwa pengakuan adanya aspek rohani merupakan sesuatu yang berbahaya

bagi kehidupan. Agama dianggap sebagai candu yang meracuni masyarakat

dan menghambat pekerjaan. Bagi mereka tidak ada sesuatu yang berwujud

kecuali hanya materi, bahkan menurutnya, berpikir pun merupakan

cerminan/refleksi dari materi ke dalam otak. Materi adalah pangkal berfikir dan

pangkal dari segala sesuatu, yang berproses dan berkembang dengan sendirinya

lalu mewujudkan segala sesuatu. Ini berarti mereka mengingkari adanya Sang

Pencipta dan menganggap materi itu bersifat azali, serta mengingkari adanya

sesuatu sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Yang mereka akui hanya

kehidupan dunia saja.

Paragraf ketujuh,

٠ز ١ظ ػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ػ١ز ف ١ ج ثم١جدر ثفىش٠ز ثش ص ،أ إ ص

ثفىش ،إ١ج ثؼم ر لذ د ثجد خ ي د ج صم ثألش١جء ،أل ج ،ددؼج أص أ ٠ز . جد ف

ثض ش إ١ ص ذ١ز ػ ثعػ ثز ص ج١ز ف ثع ثذث ثز ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع

سخجي ثى١غز سخجي ثفىش د١ ر لش ػذ ش ز. زه وجش ،ثعض ثذ ػ ثذ٠ ضح فص أ

خفمض١ ١ػ١ز ثشأعج١ز ثش ثفىش٠ضج ،ثم١جدصج ضجلعضج ج غ ثفطشر أل غ١ش ،

. ػ ثؼم ذ١ض١

Terjemahannya: kepemimpinan ideologis komunisme bersandar pada

materialisme bukan berdasarkan akal, sekalipun dihasilkan oleh akal.

Komunisme menyatakan bahwa materi itu ada sebelum adanya pemikiran

(pengetahuan). Segala sesuatu berasal dari materi, itulah materialisme.

Sedangkan kepemimpinan ideologis kapitalisme bersandar pada pemecahan

jalan tengah (kompromi) yang dicapai setelah terjadinya pertentangan yang

berlangsung hingga berabad-abad antara para pendeta gereja dan cendikiawan

Barat, yang kemudian menghasilkan pemisahan agama dari negara.

Kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme telah gagal. Keduanya

bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak dibangun berdasarkan akal.

Interpretasi

Dari pengamatan teks di atas terkait judul “Kepemimpinan Ideologis

dalam Islam”, dapat kita lihat bahwa tema umum atau topik utama dan

subtopik teks tersebut menggambarkan kognisi penulis dan kelompok

kegamaan Hizbut Tahrir Indonesia yang fundamentalis. Dalam teks tersebut,

penulis dan kelompok kegamaan Hizbut Tahrir Indonesia berpandangan negatif

terhadap seluruh macam bentuk pemikiran yang dapat mengganggu

Page 134: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

116

terlaksananya penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah, seperti bentuk

pemikiran tentang ikatan nasionalisme, kesukuan, kerohanian, kemaslahatan,

kepemimpinan ideologis kapitalisme termasuk di dalamnya sistem demokrasi,

dan sosialisme (komunisme).206

Sedangkan kognisi penulis dan kelompok kegamaan Hizbut Tahrir

Indonesia berpandangan positif terhadap kepemimpinan ideologis Islam yang

mereka perjuangkan. Secara konteks sosial politik makna kepemimpinan

ideologis Islam bisa dirujuk dalam paragraf berikut,

ر ثإلعال ال دجذػ ١ز زال وج ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال إ ره إل دس ،لعذ١

ىج ال ف و وج ز ددػج ،دئ٠دجد ثإلعال ثم١جدر ثفىش٠ز إ ثأل ز ضم زض إرث ث

١ز . ،إ ثذز ثإلعال ثم١جدر ثفىش٠ز إ ثؼج ج دس عز: ل ثس١ذ ذ١ ثغ زث

١ز لعضتجف ثس١جر ثإلعال ١ غ ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال ،ز ج جط وجفز ػ ز ث

١ز.غش٠ك ز ثإلعال ثذ

Terjemahannya: Tidak ada jalan menuju kearah itu melainkan dengan

mengemban qiyâdah fikriyyah Islam secara total, yaitu dengan cara

mendakwahkan Islam, serta dengan cara mewujudkan Islam secara sempurna

di setiap negeri. Apabila qiyâdah fikriyyah Islam sampai kepada umat dan

Daulah Islâm, barulah kita dapat mengemban qiyâdah fikriyyah ke seluruh

penjuru dunia. Inilah satu-satunya jalan untuk menghasilkan kebangkitan: yaitu

dengan mengemban kepemimpinan ideologis Islam kepada kaum Muslim

untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam. Kemudian

menyebarluaskannya kepada umat manusia melalui Dawlah Islam.207

Makna

Dawlah Islam secara konteks sosial politik maksudnya sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah, makna tersebut bisa dirujuk dalam paragraf di bawah ini:

ثغجدغ ثمش ر ث ػشش لشج: ذ ألذسج ي ف ثؼج ثذ ١ز أػظ ز ثإلعال ش ثذ ظ

ػشش ثثج ضصف ثمش زض ػشش ث١الد ثثج ضصف ثمش زض ث١الد

،ث١الد

Daulah Islâm telah menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia selama 12

abad, yaitu dari abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-18 M.208

206

Lihat Taqiyudin An-Nabhani, Ad-Dawlah al-Islamiyyah. (Bairut: Dar al-Ummah.

2002) H. 237-243

207 Lihat Taqiyudin An-Nabhani, Nizhâmul Islâm. (Hizbut Tahrir.1953). H. 58

208 Lihat Taqiyudin An-Nabhani, Nizhâmul Islâm…..H. 51

Page 135: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

117

Secara kesimpulan dalam teks tersebut menyebutkan, bahwa pemikiran

penulis teks dan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia menawarkan kepada

masyarakat Indonesia sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah sebagai satu-

satunya jalan untuk menghasilkan kebangkitan umat yang bertujuan

melangsungkan kembali kehidupan Islam. Pemikiran Hizbut Tahrir Indonesia

di sini bertentangan dengan konsep negara bangsa (nation state), yaitu Negara

Kesatuan Republik Indonesia dengan sistem Demokrasi, Pancasila, Bhineka

Tunggal Ika, dan UUD 1945 sebagai pilarnya. Padahal keempat pilar tersebut

merupakan bentuk persetujuan dan perjanjian seluruh elemen bangsa yang

telah memperjuangkan kemerdekaan demi tegak berdirinya NKRI ini.

b. Skematik teks terkait judul “Kepemimpinan Ideologis dalam Islam”

Skematik dalam pandangan van Dijk, dilihat sebagai satu kesatuan yang

koheren dan padu. Apa yang diungkapkan dalam kalimat utama dalam teks

akan di ikuti dan didukung oleh bagian skema teks yang lain. Arti penting

dari skematik adalah strategi penulis teks untuk mendukung tema tertentu

yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan

tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian

mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di bagian

akhir agar terkesan kurang menonjol. Teks tersebut bertemakan: pertama

ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian tidak

layak dijadikan pengikat antar manusia dalam kehidupannya, untuk

meraih kebangkitan dan kemajuan. Skematik penulis teks menyuguhkan

paragraf pertama berkenaan dengan latar belakang munculnya ikatan

nasionalisme yang berbunyi:

غ سػ ثفىش سثدطز ث ج ث ثجط و شأ د١ ف أسض ثزذر ،ص ػ١ش ره دسى

دج ثفظ ،ثضصجل غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ،فضأخز ثذذ ثز صس ػ ثذفجع ػ

ف١ ػ١ج ،٠ؼ١ش ج صأص ثشثدطز ثغ١ز ،ثألسض ثض ٠ؼ١ش ، أل

ر أوثشج ثخفجظج. ثشثدػ ل

Page 136: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

118

Terjemahannya: ikatan kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat, tatkala pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini terjadi

ketika manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak

beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan

mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat dimana mereka

hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan

nasionalisme, yang tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya.

Adapun paragraf kedua berkenaan dengan latar belakang munculnya

ikatan kesukuan (sukuisme) yang berbunyi,

١ز ثجط سثدطز ل شأ د١ ثفىش ظ١مج ص ٠ى ث ،ز١ شثدطز ثؼجة١ز ى

عغ أ ١جدر ،دشى ذ زخ ثغ خذ ػ غش٠ضر ثذمجء ف١ ف١ صضأص غج ثإل ،ره أ ف

خفط فىش٠ج فشد٠ز ث غج ،ثإل ١جدر ذ٠ ػ١ ٠ضغغ زخ ثغ ج ،إرث ف١ش ع١جدر ػجةض

ل ،أعشص أ غ ف ثإلدسثن ف١ش ع١جدر ل ٠ضغغ دجصغجع ثألفك ،ث ٠ش ػذ ث

ػ غ١ش ع١جدص ف غ خجصجس ،صسمك ع١جدر ل ثجز١ز ز شأ ػ زه ص

ثألفشثد ف ثألعشر ػ ع١جدصج. س١ز د١

Terjemahannya: adapun ikatan kesukuan (sukuisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat pada saat pemikiran manusia mulai sempit. Ikatan ini mirip

dengan ikatan kekeluargaan, hanya sedikit lebih luas. Munculnya ikatan

kesukuan karena manusia pada dasarnya memiliki naluri mempertahankan diri,

kemudian dalam dirinya mencuat keinginan untuk berkuasa. Keinginan itu

muncul hanya pada individu yang rendah taraf berfikirnya. Apabila

kesadarannya meningkat dan pemikirannya berkembang, maka bertambah

luaslah wilayah kekuasaannya, sehingga timbul keinginan keluarga dan

familinya untuk berkuasa. Keinginan tersebut terus melebar sesuai dengan

perkembangan pemikirannya, sampai suatu saat timbul keinginan sukunya

berkuasa di negeri tersebut. Apabila mereka telah mendapatkan kekuasaan itu,

ia pun ingin sukunya menguasai bangsa-bangsa yang lain. Inilah yang menjadi

penyebab timbulnya berbagai pertentangan lokal antara individu dalam sebuah

keluarga yang saling berebut pengaruh.

Page 137: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

119

Skema isi teks menggambarkan bahwa:

خفعز ػ ره فجشثدطز ثغ١ز سثدطز فجعذر ج سثدطز ل: أل ثالثز أعذجح: أ

ج سثدطز ػجغف١ز ٠غ١ش ف غش٠ك ثض. ثج١ج: أل ز١ دجإلغج صشدػ ثإلغج فغ أل لص

ثف غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ػظ, ثشثدطز ثؼجغف١ز ػشظز ضغ١ش ثضذذي, صشأ

خذ ف زجز ؤلضز ص جسثدطز . ثجثج: أل ثإلغج غج ثإل فالصصر شدػ ثذثة د١

ج ف زجز ثلعضمشثس –ثذفجع, أ ثسجز ثألص١ز إلغج ل فالخدج, زه –

. د ثإلغج سثدطز د١ صى صصر أل

Terjemahannya: Berdasarkan hal ini, ikatan nasionalisme merupakan ikatan

yang rusak (tabi‟atnya buruk) karena tiga hal:

(1). Karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara

manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan dan kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada perasaan

yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu untuk

membela diri. Di samping itu ikatan yang bersifat emosional sangat berpeluang

untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang langgeng antara

manusia satu dengan yang lain.

(3). Karena ikatannya bersifat temporal, yaitu muncul saat membela diri karena

datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil, yaitu keadaan normal,

ikatan ini tidak muncul. Dengan demikian, tidak bisa dijadikan pengikat antara

sesama manusia.

وزه ثشثدطز ثم١ز فجعذر ل صصر أل ج سثدطز لذ١ز ل: أل ثالثز أعذجح: أ

صشدػ ثإلغج ج سثدطز ػجغف١ز صشأ ػ ز١ ٠غ١ش ف غش٠ك ثض. ثج١ج: أل دجإلغج

ج سثدطز غ١ش إغج١ز ،غش٠ضر ثذمجء إر صغذخ ،ف١خذ ج زخ ثغ١جدر. ثجثج: أل

ثجط ػ ثغ١جدر سثدطز ،ثخصجس د١ صى . زه ل صصر أل د ثإلغج د١

Terjemahannya: Demikian pula halnya dengan ikatan kesukuan termasuk ikatan

yang rusak karena tiga hal:

(1). Karena berlandaskan pada qabilah/keturunan, sehingga tidak bisa dijadikan

pengikat antara manusia satu dengan yang lainnya menuju kebangkitan dan

kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, selalu didasarkan pada perasaan yang

muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yang didalamnya

terdapat keinginan dan ambisi untuk berkuasa.

Page 138: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

120

(3). Karena ikatannya tidak manusiawi, sebab menimbulkan pertentangan dan

perselisihan antar sesama manusia dalam berebut kekuasaan. Karena itu, tidak

bisa menjadi pengikat antara sesama manusia.

صس١ز, ثجط ثشثدطز ث خدج سثدطز د١ ثشثدػ ثفجعذر ثض لذ ٠ض

ؤلضز سثدطز ج ثشثدطز ثصس١ز ف ج. أ ٠ذثك ػ ز١ز ثض ١ظ ج ظج ثشثدطز ثش

ج ػ , أل صشدػ د ثإلغج ج, فضفمذ لصصر أل ز ػ صجر أوذش غج شظز

ثصجر, زه وجش سثدطز خدج ف زجز صشخ١ر ث ز صض ج صض ز١ صسز. أل

خطشر ػ أج.

Terjemahannya: Selain ikatan-ikatan yang rusak tadi, masih terdapat

ikatan lain yang dianggap oleh sebagian orang sebagai alat untuk mengikat

anggota masyarakat, yaitu “ikatan kemaslahatan” dan ikatan kerohanian yang

tidak memiliki suatu peraturan. Ikatan kemaslahatan tidak lain ikatan yang

temporal sifatnya, tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia. Hal ini

disebabkan adanya peluang tawar menawar dalam mewujudkan kemaslahatan

mana yang lebih besar, sehingga eksistensinya akan hilang begitu satu

maslahat dipilih atau didahulukan dari maslahat yang lain. Apabila

kemaslahatan itu telah ditentukan, berakhirlah persoalannya. Kemudian orang-

orangnya pun membubarkan diri, karena ikatan itu berakhir tatkala maslahat

telah tercapai. Jadi, ikatan ini amat berbahaya bagi para pengikutnya.

٠ذ ج ثشثدطز ثشز١ز دال ظج , لصظش ف أ ج صظش ف زجز ثضذ٠ ج, فئ ثك ػ

ثجط سثدطز د١ صى ١ز, لصصر أل ؼضشن ثس١جر. زه وجش سثدطز خضة١ز غ١ش ػ

صى صصر ثؼم١ذر ثصشث١ز أل ج ثس١جر, ثشؼح ف شؤ سثدطز د١

ج سثدطز سز١ز لظج ج. ج صؼضمج, أل ج و غ أ ثألسد١ز

Terjemahannya: Adapun ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan,

aktifitasnya hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Ikatan ini tidak nampak

dalam kancah kehidupan, bersifat parsial (terbatas pada aspek kerohanian

semata) yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak

layak menjadi pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.

Skema penutup teks menyimpulkan bahwa:

١غ ثشثدػ ثغجدمز ثشثدطز ،ثشثدطز ثم١ز ،) ثشثدطز ثغ١ز زه لصصر خ

صس١ز ٠غ١ش ف غش٠ك ثشثدطز ثشز١ز( ،ث ف ثس١جر ز١ دجإلغج صشدػ ثإلغج أل

ض. ث غج سثدطز ثؼم١ذر ثؼم١ز ثض ف ثس١جر ثشثدطز ثصس١سز شدػ د ثإل

ذذة١ز. ثدطز ث ثش ز . ج ظج ذثك ػ ٠

Page 139: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

121

Terjemahannya: seluruh ikatan tadi (nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian) tidak layak dijadikan pengikat antar manusia

dalam kehidupannya, untuk meraih kebangkitan dan kemajuan. Ikatan yang

benar untuk mengikat manusia dalam kehidupannya adalah aqidah aqliyyah

(aqidah yang melalui proses berfikir) yang melahirkan peraturan hidup

menyeluruh. Inilah yang disebut ikatan ideologis.

Interpretasi

Dari paragraf pertama dan kedua sebagai pendahuluan di atas, penulis

lebih menonjolkan informasi penting tentang latar belakang tumbuhnya ikatan

nasionalisme dan kesukuan yang memberi kesan negatif terhadap kedua ikatan

tersebut.

Ketika melihat skema isi teks juga mempertegas penjelasan bahwa ikatan

nasionalisme dan kesukuan merupakan ikatan yang rusak dengan menampilkan

alasannya bahwa ikatan nasionalisme mutu ikatannya rendah, bersifat

emosional, dan bersifat temporal. Sehingga tidak mampu mengikat kuat antara

manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan dan kemajuan.

Begitupun juga ikatan kesukuan berlandaskan keturunan, bersifat emosional,

dan ikatannya tidak manusiawi.

Selain itu, isi teks menampilkan pula ikatan-ikatan yang banyak dianut

oleh negara-negara di dunia, diantaranya ikatan kemaslahatan dan kerohanian.

Menurut teks, ikatan kemaslahatan bersifat temporal tidak bisa dijadikan

pengikat antar manusia, sedangkan ikatan kerohanian tidak memiliki peraturan,

hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Kemudian teks ditutup dengan

sebuah pernyataan, bahwa seluruh ikatan di atas tidak layak dijadikan pengikat

antar manusia untuk meraih kebangkitan dan kemajuan. Sedangkan ikatan yang

benar adalah ikatan yang melahirkan peraturan hidup menyeluruh yaitu ikatan

ideologis.

Dengan melihat konteks sosial politik keempat ikatan tersebut, ikatan

nasionalisme banyak digunakan oleh banyak negara muslim di dunia yang

berbentuk negara bangsa (nation state), termasuk salah satunya Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, ada sebagian negara menggunakan

ikatan kesukuan yang bentuk negaranya monarki (kerajaan) berdasarkan garis

Page 140: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

122

kesukuan/keturunan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, pertama, teks tidak

setuju dengan bentuk negara bangsa (nation state), dan negara monarki

(kerajaan) berdasarkan garis kesukuan/keturunan. Kedua, teks bertujuan

membuat wacana negatif terhadap ikatan nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian yang akan disebarkan kepada khalayak. Hal ini

merupakan cara dalam proses memenangkan penyebaran wacana (domain

publik opinion) tentang penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.209

Tema kedua teks tentang: qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis)

Islam yang layak, benar, dan akan berhasil (dalam mengatur kehidupan

manusia) bagi manusia. Sedangkan qiyadah fikriyah (kepemimpinan

ideologis) komunisme dan kapitalisme adalah bathil.

Paragraf pertama, menampilkan skema teks tentang latar belakang

pembentukan ideologi yang benar. Menurut teks,

ثإل ثى فىش٠ز و١ز ػ ج ثؼم١ذر ف . أ ثذذأ ػم١ذر ػم١ز ٠ذثك ػج ظج غج

ج دؼذج ،ثس١جر ١ج ػ ثس١جر ثذ ز ج لذ ج دؼذج. ،ػ ج لذج ػال لضج د ػ فىج

ثذػر غش٠مز ف١ز سجفظز س ثى١ف١ز ض ثؼم١ذر ثؼجدجس ،د١ج جػذث ره

ثذذأ فىشر غش٠مز. ،فىشر ج وج هللا ز د غج ثإل ف ر ٠شأ ذذأ ثز ج ث أ

س١ر ذذأ ثص ث ثس١جر ،د غج ثإل خجك ثى ج ،أل أ . ذذأ لطؼ هللا. ف

ذذأ دجغ ف شخص دؼذمش٠ز صششق ف١ شأ ف ر جشب ،ثذذأ ثز ٠ أل ػم ػ

خد ثلزجغز دج س ثإلخضالف ،سذد ٠ؼدض ػ ػشظز ضفج ظ١ ض غج ثإل ف أل

غ إ شمجء ثإل ثضجلط ثؤد ضح ثظج ج ٠ . ثضجلط ثضأثش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش ف١ج ج

دجغ ج صس١سز أ ز١ث و ػم١ذر ثذذإ دطال ذذإ أ ز ث ،ز ثز ٠ذي ػ صس

فىش ػ١ج و ثمجػذر ثفىش٠ز ثض ٠ذ ثؼم١ذر ز غ ثمجػذر ثفىش٠ز ،أل إرث ثصفمش

غج ،فطشر ثإل ذ١ز ػ ثؼم لجػذر صس١سز ،وجش ،ف غج إرث خجفش فطشر ثإل ، أ

209

Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah, (Penerjemah: M. Bajuri dan Romli Abu Wafa). Bangil: Al-Izzah. 2008 H.

613-614. Lihat juga pernyataan Rakhmat S Labib sebagai ketua DPP HTI tentang HTI Kampanye

Pembubaran NKRI dari www.youtube.com pada 15 Mei 2017.

Page 141: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

123

ذ١ز ػ ثؼم صى دؼذجسر أخش ، لجػذر دجغز . ثفك ،ف ؼ ص . غش٠ضر ثضذ٠

جدر ذ١ز ػ ث ل صى أ ذ١ز ػ ثؼم عػ. ،وج ث ػ ثس أ

Terjemahannya: ideologi adalah aqidah aqliyah yang melahirkan

peraturan. Yang dimaksud akidah adalah pemikiran menyeluruh tentang alam

semesta, manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah

kehidupan. Penjelasan tentang cara pelaksanaan, pemeliharaan akidah, dan

penyebaran risalah dakwah inilah yang dinamakan thariqah. Sedangkan akidah

dan berbagai pemecahan masalah hidup tercakup dalam fikrah. Jadi ideologi

mencakup dua bagian, yaitu fikrah dan thariqah. Ideologi yang muncul dari

benak manusia melalui wahyu Allah adalah ideologi yang benar. Karena

bersumber dari Al-khaliq, yaitu pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah

SWT. Ideologi ini pasti kebenarannya. Sedangkan ideologi yang muncul dalam

benak manusia karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi

yang salah. Karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu

menjangkau segala sesuatu yang nyata. Disamping itu pemahaman manusia

terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan,

perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan tempat ia

hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang

mendatangkan kesengsaraan bagi manusia. Yang menjadi indikasi benar atau

salahnya suatu ideologi adalah akidah ideologi itu sendiri, apakah benar atau

salah. Sebab kedudukan akidah adalah sebagai qaidah fikriyah, yang menjadi

asas bagi setiap pemikiran yang muncul. Qaidah fikriyah ini apabila sesuai

dengan fitrah manusia dan dibangun berlandaskan akal, maka berarti termasuk

kaedah yang benar. Sebaliknya, jika bertentangan dengan fitrah manusia atau

tidak dibangun berlandaskan akal, maka kaedah itu bathil. Dengan kata lain,

qaidah fikriyah itu sesuai dengan naluri beragama. Sedangkan yang dimaksud

dengan qaidah fikriyah itu dibangun berdasarkan akal adalah bahwa kaedah ini

tidak berlandaskan materi atau mengambil sikap jalan tengah.

Paragraf kedua, menampilkan skema teks tentang latar belakang lahirnya

tiga ideologi yang ada di dunia, yaitu Kapitalisme termasuk di dalamnya

demokrasi, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk melihat skema

teks, dapat dilihat dalam paragraf berikut:

ثس١جر ػ ثذ٠ ػ أعجط فص ج صم ج ثشأعج١ز فئ ،أ ثفىشر ز

ل١جدصج ثفىش٠ز ،ػم١ذصج لجػذصج ثفىش٠ز ، ، دجء ػ ز ثمجػذر ثفىش٠ز وج

ثز ٠عغ ظ ف ثس١جر ثإلغج ،ج ٠جس إلغج ثسجفظز ػ ثسش ل دذ ،وج

٠ز ثؼم١ذر زش ، ٠ز ثشأ ١ز ،زش ٠ز ثى ٠ز ثشخص١ز ،زش ٠ز ،ثسش زش لذ ضح ػ

ثشأعج ثللضصجد أدشص ج ف زث ثذذإ فىجش ثشعج١ز ،ثى١ز ثظج أدشص ج ،

،ضح ػ ػم١ذر زث ثذذإ مشثغ ج ثذ . أ ج ثشأع ثذذأ زه أغك ػ زث ثذذإ أ

Page 142: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

124

ثز ٠ع غج ثإل آص١ز خز ث ثض أخزج دج زث ثذذث ف زه وجش ،غ ظج

صذس ثغطجس ز ،ثأل ف شء زث ثذذإ أ ثألص ز. ظ ثض صعغ ثأل ف

ح ع١ز لعضغالي ثشؼ ثذ٠ ٠ضخز ع١ج وج دج س س ن ف أ ،ثم١جصشر ث

ظ ج جةج ، ص د ١خ ، زث صشثع س ط١ز زه. فشأ ػ ٠ سخجي ثذ وجث ٠ضخز

طمج ىش ثذ٠ أ ش أثجء فالعفز فى ى ،لج ٠ ثػضشف دجذ جد

ػ فىشر ثزذر ش٠ فى شر ثفالعفز ث ذ خ ػ ثس١جر. زض ثعضمش ثشأ ػ دفص

ثس١جر ػ ٠ ثذ ج ثلشضشثو١ ،فص ز. أ ثذ ػ ٠ ثذ ره غذ١ؼ١ج فص ضح ػ ج ز

ثألش١جء أص جدر ث ر فمػ أ ثس١جر جد ثإلغج ثى صش أ ،ثش١ػ١ز ف

خد ثألش١جء سج صجس طمج ،صط ثجدر ش١ب خذ سثء ز ر أص١ز ،ل ٠ ثجد ز أ

ز خذج أزذ لذ٠ خد ، ٠ ج ثخذز ث أ خلز خجك. ،أ ثألش١جء و ىش زه ٠

خجمج خمج هللا صؼج غج ثس١جر ثإل سثء ثى أ ٠ذ١ ف ج ثإلعال ،أ زه وج

أعجع ثلػضمجد ش ثجز١ز ثشز١ز ،دخد هللا ػض خ ثض ػ١ ثؼم١ذر وجش ز أل ،

خلز خجك ثس١جر ثى ثإلغج و .

Terjemahannya: Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama

dengan kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi akidahnya, sekaligus sebagai

qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta kaidah berfikirnya.

Berlandaskan kaidah berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak

membuat peraturan hidupnya. Mereka pertahankan kebebasan manusia yang

terdiri dari kebebasan berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan

pribadi. Dari kebebasan hak milik ini lahir sistem ekonomi kapitalis, yang

termasuk perkara paling menonjol dalam ideologi ini, atau yang dihasilkan

oleh ideologi ini. Karena itu, ideologi tersebut dinamakan ideologi kapitalisme.

Demokrasi yang dianut oleh ideologi ini, berasal dari pandangannya bahwa

manusia berhak membuat peraturan (undang-undang). Menurut mereka, rakyat

adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah yang membuat perundang-undangan.

Kelahiran ideologi ini bermula pada saat kaisar dan raja-raja di Eropa dan

Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk memeras, menganiaya dan

menghisap darah rakyat. Para pemuka agama waktu itu dijadikan perisai untuk

mencapai keinginan mereka. Maka timbulah pergolakan sengit, yang kemudian

membawa kebangkitan bagi para filosof dan cendikiawan. Sebagian mereka

mengingkari adanya agama secara mutlak. Sedangkan yang lainnya mengakui

adanya agama, tetapi menyerukan agar dipisahkan dari kehidupan dunia.

Sampai akhirnya pendapat mayoritas dari kalangan filosof dan cendikiawan itu

cenderung memilih ide yang memisahkan agama dari kehidupan, yang

kemudian menghasilkan usaha pemisah antara agama dengan negara. Adapun

sosialisme, termasuk juga komunisme, keduanya memandang bahwa alam

Page 143: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

125

semesta, manusia, dan hidup adalah materi. Bahwa materi adalah asal dari

segala sesuatu. Melalui perkembangan dan evolusi materi benda-benda lainnya

menjadi ada. Di balik alam materi tidak ada alam lainnya. Materi bersifat azali

(tak berawal dan tak berakhir), qadim (terdahulu) dan tidak seorang pun yang

mengadakannya. Dengan kata lain bersifat wajib adanya. Penganut ideologi ini

mengingkari penciptaan alam ini oleh Zat Yang Maha Pencipta. Sedangkan

ideologi Islam menerangkan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup,

terdapat Al-Khaliq yang menciptakan segala sesuatu, yaitu Allah SWT. Asas

ideologi ini adalah keyakinan akan adanya Allah SWT. Akidah ini yang

menetukan aspek rohani, yaitu bahwa manusia, hidup, dan alam semesta,

diciptakan oleh Al-Khaliq.

Skema isi teks tema kedua yaitu berbicara tentang bagaimana teks

mediskripsikan qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam yang positif,

benar, dan mampu membangkitan kembali kehidupan umat, dan sejarah

mengenai kewajiban penerapan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah serta

gambaran kehidupan pemerintahan Islam yang gemilang. Serta

mendiskripsikan qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) komunisme dan

kapitalisme yang rusak, dan gagal. Paragraf yang mediskripsikan qiyadah

fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam berikut ini:

ز ظ أ ػم١ذر ثإلعال ج وج ، ظ ز خ غش٠مز فىشر ذذأ ثإلعال وج

،ثفىشر ػم١ذص ذثمج ػ ظج ج ف ثس١جر. وجش ،وج ؼ١ وجش زعجسص غشثصث

ثذز غش٠مض ٠طذك لذ ر أ ثذػ ،ف ز ل١جدر فىش٠ز إ ثؼج ٠س ،أ صى

د ثؼ ثإلعال ظج ثألعجط ف ، دظج جػز ثض صسى ف ثد د ثؼ وج

١ز ششث ،ثإلعال ر ثإلعال ػ ثجط ،ذ ١ غ ػ غ١ش ث ثإلعال صطذ١ك ظج أل

ر ػ ١ز ذ ثطش٠مز ثؼ ،٠ؼضذش زث ثضطذ١ك ثألثش ثألوذشف إ٠دجد زث ثؼج فمذ وج

ث ثألغشثف.ثإلعال ضشث

Terjemahannya: Ideologi Islam adalah akidah (keyakinan) Islam dan

syariat Islam (fikrah) dan thariqah (cara pelaksanaan syariat Islam,

pemeliharaan akidah, dan penyebaran risalah dakwahnya) yang tak terpisahkan

dari fikrah tersebut. Peraturan Islam lahir dari akidah. Sedangkan

peradabannya memiliki model dan ciri yang unik dalam kehidupan. Metode

Islam dalam pengembangan dakwah adalah diterapkannya Islam oleh negara

dan diemban sebagai qiyadah fikriyah ke seluruh dunia. Penerapan Islam oleh

jamaah kaum Muslim yang hidup dalam pemerintahan yang menerapkan

hukum Islam, adalah termasuk upaya-upaya menyebarluaskan dakwah Islam;

karena penerapan peraturan Islam di tengah-tengah masyarakat non muslim

Page 144: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

126

tergolong metoda dakwah yang bersifat praktis. Penerapan peraturan Islam

telah berhasil memberikan pengaruh gemilang dalam mewujudkan dunia Islam

yang wilayahnya sangat luas.

خد هللا د ج أعجعج إل٠ ثؼم ج صدؼ إ٠دجد١ز أل ١ز إر ،ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

ثس١جر غج ثإل فش ثظش إ ج ف ثى د هللا ثز خك ،ص خ د ػ ثدض ج ٠س

ثخلجس طك ،ز جي و ج ٠ذسث ػ دفطشص غج إل ،صؼ١ خذ ف ثإلغج ٠

ثس١جر صششذ ،ثى . ،ػم إ١ د ٠ؤ .ف١ذسو

Terjemahannya: Kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan

ideologis yang positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman

kepada wujud Allah. Kepemimpinan ini mengarahkan perhatian manusia

terhadap alam semesta, manusia, dan hidup, sehingga membuat manusia yakin

terhadap adanya Allah yang telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya. Di

samping itu kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak yang selalu

dicari oleh manusia karena dorongan fitrahnya. Kesempurnaan itu tidak

terdapat pada manusia, alam semesta, dan hidup. Kepemimpinan ideologis ini

memberi petunjuk pada akal agar dapat sampai pada tingkat keyakinan

terhadap Al-Khaliq supaya ia mudah menjangkau keberadaan-Nya dan

mengimani-Nya.

زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال أ ج ،ثسجص

،ػذثج ل١جدثس فىش٠ز فجعذر ذ١ز ػ ثؼم ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال ،أل أ ف ز١

ثم١جدثس ثفىش٠ز ثألخ ،ش غ١ش ذ١ز ػ ثؼم غج غ فطشر ثإل ج ل١جدر فىش٠ز صضفك أل ،

. غج ثم١جدر ثفىش٠ز ثألخش صخجف فطشر ثإل أ ح ؼج ف ز١ ف١ضدج

Terjemahannya: Berdasarkan keterangan tadi, hanya kepemimpinan

ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan ideologis yang benar,

sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak. Kepemimpinan

ideologisnya dibangun berdasarkan akal, amat berbeda dengan kepemimpinan

ideologis lainnya yang tidak dibangun berlandaskan akal. Kepemimpinan

ideologis Islam juga sesuai dengan fitrah manusia, sehingga mudah diterima

oleh manusia. Sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya berlawanan dengan

fitrah manusia.

١غ ثؼصس زذ ف خ غذمث ثإلعال ١ غ ث ثشعي إ ،أ ص ز أ

ذ٠ز زض عز عمطش 6161دش٠ز 6331ث ١ز ػ ٠ذ آ١الد٠ز ز١ خش دز إعال

جس ،ثلعضؼ صطذ١مج شج وج ج ال زض دسش ف زث ثضطذ١ك إ أدؼذ زذد ثدجذ. أ

ضؼمز د ثششػ١ز ث غز أش١جء: ف ثألزىج ف خ ث ٠ض فئ إلعال جع صطذ١ك ثسجو ،جلخض

Page 145: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

127

،ثللضصجد ١ؼج ،١ز ثخجسخ١ز ثغ١جع ،ثضؼ١ غز خ ثألش١جء ثخ لذ غذمش ز . ثسى

١ز. ثذز ثإلعال لذ

Bahwa umat Islam, sepanjang sejarahnya hanya menerapkan sistem Islam,

sejak Rasulullah SAW berada di Madinah sampai tahun 1336 H (1918 M),

yaitu tatkala jatuhnya Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah. Saat itu

penerapan sistem Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan negara

berhasil menerapkannya dengan sangat gemilang. Penerapan sistem Islam oleh

penguasa dimanifestasikan dalam lima bidang, yaitu hukum-hukum syara‟

yang berkaitan dengan masalah (1) sosial (yang mengatur interaksi pria dan

wanita), (2) ekonomi, (3) Pendidikan, (4) politik luar negeri, dan (5)

pemerintahan. Hukum-hukum yang menyangkut kelima bagian ini telah

diterapkan oleh Daulah Islam sejak dulu.

ج١ز خجصثأ ج ث ثإلدثسر ف ثإلعال فئ ضر ثسى ج دجغذز ألخ : ثخ١فز ،

سة١ظ ثذز ثضف٠ط ، ؼج ف١ز ، ثض ؼج ١ش ثدج ، أ -د "دثةشر ثسشد١ز

لر ،ثد١ش" ث ثمعجء ، ز ، صجر ثذ ز. ، دظ ثأل

Mengenai sistem pemerintahan, jelas sekali bahwa struktur negara di

dalam Islam terdiri dari delapan bagian, yaitu: (1) Khalifah, sebagai kepala

negara, (2) Mu‟awin Tafwidl, -sebagai pembantu Khalifah yang berkuasa

penuh-, (3) Mu‟awin Tanfidz, -sebagai pembantu Khalifah dalam urusan

administrasi, (4) Amirul Jihad, (5) Wali (gubernur), (6) Qadla (pengadilan), (7)

Aparat Administrasi Negara, (8) Majlis Umat.

: ثضج١١ ج ف ثألش٠ مطغ ثظ١ش لع١ دجزج ثم١جدر ػ١ج فمذ وج ج دجذ ز أ

زجز فىش٠ز ػ د د ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز مش ثشؼخ ثؼشد ج فئ ج أزذ أ

سطز صضخذػ ف د ثذثظ ،٠جخ١شثؼصذ١ز ثؼجة١ز ثد ظال ،إ ػصش عز فىش٠ز ،

ػ ثؼشح غ ؽ ش ٠مضصش دض ثز . فمذثذفغ ،٠ضألأل دس ثإلعال ثؼج ػ د

ف ثىشر ثألسظ١ز ،ثغ ث ثإلعال ز ػ فجسط ثؼشثق دالد ،ؼج ثعض

١جس ١ز غ١ش ل ح ل ثشؼ ز شؼخ إفش٠م١ج. وجش ى ج صش ش ثشج

،غز غ١ش غجصج ،ثشؼح ثألخش ١ز ثفشط ف فجسط غ١ش ل ف فىجش ل ١ز ثش

إفش٠م١ج ،غ١ش ل١ز ثمذػ ف صش ،ثشج ،غ١ش ل١ز ثذشدش ف شج وجش ػجدثص

ثإلعال ثعضظش دجسى خضفز. ج إ أد٠ج ز ثإلعال ،صمج١ذ زض دخش ،ف

ج و دجذ ثم١جدر ،ثإلعال ١ز. زه وج ز ثإلعال ثأل ز ثزذر, ١ؼج أ أصذسش خ

Page 146: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

128

مطغ ثظ١ش ثشؼح ثم١جس دجزج ش ز ع١ز ،ثفىش٠ز ثإلعال١ز ف ص غ أ

ثجلز ث ثصالس ف زج ث . ،د ثم ع١ز ششج ثغج

Terjemahannya: Keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam secara nyata, adalah

bentuk keberhasilan yang tiada bandingannya, terutama dalam hal berikut ini:

pertama, bahwa qiyâdah fikriyyah Islam berhasil mengubah bangsa Arab

secara keseluruhan dari taraf pemikiran yang sangat rendah, dan dari kegelapan

yang selalu diliputi oleh fanatisme kesukuan dan alam kebodohan yang sangat,

menjadi era kebangkitan berpikir yang cemerlang, gemerlap dengan cahaya

Islam, yang bahkan tidak hanya untuk bangsa Arab saja tetapi seluruh dunia.

Umat Islam telah memainkan peranan penting dalam membawa Islam ke

seluruh pelosok dunia, sehingga mampu menguasai Persia, Iraq, Syam, Mesir,

dan Afrika Utara. Pada waktu itu masing-masing bangsa memiliki ras, etnik,

dan suku-suku yang saling berlainan dengan bangsa-bangsa lainnya. Juga

dalam hal bahasa. Bangsa Persia, misalnya, berbeda dengan bangsa Romawi di

Syam, berbeda pula dengan bangsa Qibthi di Mesir, berlinan pula dengan

bangsa Barbar (orang-orang Moor) yang ada di Afrika Utara. Demikian pula

halnya dengan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan agamanya, masing-

masing saling berlainan. Namun tatkala mereka hidup di bawah naungan

pemerintahan Islam, kemudian memahami Islam, pada akhirnya mereka

berduyun-duyun masuk Islam secara keseluruhan. Jadilah mereka sebagai umat

yang satu, yaitu umat Islam. Karena itu, keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam

dalam mempersatukan bangsa-bangsa dan suku-suku yang ada, merupakan

keberhasilan cemerlang dan tiada duanya. Padahal waktu itu sarana transportasi

dalam penyebarluasan dakwah hanya menggunakan unta, sedangkan media

penyebaran melalui lisan dan pena.

ثم١جدر ش ثثج ثز ٠ذي ػ دجذ ز ج ثأل ز ،أ ز ثإلعال١ز ظش أػ أ ثأل أ ف

ج ػ زعجسر ذ١ز ثمجفز ،ف ثؼج ي ف ثؼج ثذ ١ز أػظ ز ثإلعال ظش ثذ

ر ث ػش ذ ػشش ألذسج ثثج ضصف ثمش زض ثغجدغ ث١الد ثمش ش لشج:

١ج ،ث١الد شر ثذ ثذر ،وجش زذج ص ثي ز غ ثأل ذ ،ثشظ ثششلز د١ ج ٠ؤو

ثم١جدر ف ص ،دجذ ز دجذ ثإلعال ز ج صخز ثذ ز١ ػ ثجط. ػم١ذص طذ١ك ظج

ر إ ثإلعال ز ثذػ أ ثم١جدر ثفىش٠ز ز١ ز ١ز ػ ز ثإلعال ١ز ثأل ،ثإلعال

صطذ١م ثإلعال شس ف ف . ،لص ثأل ثم١جدر ثفىش٠ز ثضىغش د١ زث مي إ

زذج ثصجسز . إرث صسممش ثذز ،ثإلعال١ز ؼج صس زذج ثض ٠دخ أ

ظ. دجأل ج وج و ثم١جدر ث١ دجذ ز ثم١جدر فغ١ى ز ١ز ثض صس ثإلعال

Terjemahannya: Kedua, hal lain yang menunjukkan keberhasilan qiyâdah

fikriyyah Islam adalah bahwa umat Islam telah menjadi umat yang terkemuka

Page 147: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

129

di dunia dalam bidang ẖaḏârah (peradaban), tsaqofah dan ilmu pengetahuan.

Daulah Islâm telah menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia selama 12

abad, yaitu dari abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-18 M. Daulah Islâm

merupakan kebanggaan dunia, seperti matahari yang memancarkan sinarnya

sebagai penerang bagi umat lain di sepanjang kurun tersebut. Fakta ini adalah

bukti lain yang memperkuat argument sejauh mana keberhasilan qiyâdah

fikriyyah Islam dan betapa berhasilnya Islam menerapkan undang-undang dan

akidahnya atas umat manusia. Namun tatkala Daulah dan umat Islam

melepaskan tugas mengemban qiyâdah fikriyyah Islam, ketika mereka tidak

lagi mementingkan dakwah Islam, melainkan kewajibannya memahami dan

menerapkan Islam, maka pada saat itulah Daulah dan umat ini sirna di antara

umat-umat lain. Berdasarkan hal ini kami berani mengatakan bahwa qiyâdah

fikriyyah Islamlah satu-satunya qiyâdah yang benar dan satu-satunya yang

wajib diemban ke seluruh dunia. Apalagi Daulah Islâm yang mengemban

qiyâdah fikriyyah ini muncul dan memainkan peranannya kembali, maka

keberhasilan qiyâdah fikriyyah saat ini akan seperti keberhasilannya pada

masa yang lalu.

إ ثعضتجف ١ز. لعذ١ غضأف ز١جر إعال أ , ثزذ عذ١ عضج فغذ١

١ز ز ثإلعال ١ز إل دجذ إ ره إل إرث أخزج ثإل ،ز١جر إعال ال: أخزج لعذ١ وج عال

ثؼمذر ثىذش خز ثظش ف ثس١جر ،ػم١ذر صس صضشوض ػ١ج ز ، ذثك ػ ز ص ظ أ

ثثمجفز ،ثؼم١ذر, أعجعج وضجح هللا عز سع صج ثثمجف١ز ثش ج ف١ج ١ز د ،ثإلعال

صفغ١ش ،زذ٠ث ،فم غ١شج ،غز ، ١ز ، ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال إ ره إل دس لعذ١

ر ثإلعال ال دجذػ ،زال وج ىج ال ف و وج ض ،دئ٠دجد ثإلعال ثم١جدر زض إرث ث ز م

١ز ز ددػج إ ثذز ثإلعال . زث ،ثفىش٠ز إ ثأل ثم١جدر ثفىش٠ز إ ثؼج ج دس ل

لعضتجف ث ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز غ١ عز: ز ز١ذ ث ثغذ١ س١جر

١ز. ،ثإلعال١ز ز ثإلعال غش٠ك ثذ ج جط وجفز ػ ز ث

Terjemahannya: Sesungguhnya jalan kebangkitan kita hanya satu, yaitu

melanjutkan kembali kehidupan Islam. Tidak ada jalan lain untuk melanjutkan

kehidupan Islam itu kecuali dengan tegaknya Daulah Islâm. Dan hal ini tak

dapat diraih kecuali kita mengambil Islam sebagai akidah yang mampu

memecahkan masalah utama (al-uqdatul kubrâ) manusia, yang diatasnya

dibangun pandangan hidup; juga mengambilnya sebagai peraturan yang

terpancar dari akidah Islam. Asas peraturan ini adalah kitabullâh dan Sunah

Rasul-Nya, sedangkan kekayaan khazanahnya adalah tsaqâfah Islam yang

mencakup fiqih, hadits, tafsir, bahasa dan lain sebagainya. Tidak ada jalan

menuju kearah itu melainkan dengan mengemban qiyâdah fikriyyah Islam

secara total, yaitu dengan cara mendakwahkan fikriyyah Islam secara total,

yaitu dengan cara mendakwahkan Islam, serta dengan cara mewujudkan Islam

Page 148: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

130

secara sempurna di setiap negeri. Apabila qiyâdah fikriyyah Islam sampai

kepada umat dan Daulah Islâm, barulah kita dapat mengemban qiyâdah

fikriyyah ke seluruh penjuru dunia. Inilah satu-satunya jalan untuk

menghasilkan kebangkitan: yaitu dengan mengemban qiyâdah fikriyyah Islam

kepada kaum muslim untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam.

Kemudian menyebarluaskannya kepada umat manusia melalalui Daulah

Islâm.

Paragraf yang mediskripsikan qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis)

komunisme dan kapitalisme berikut ini:

ثز جد ثذذأ ج ظش ث ػ ٠مع ٠غضطغ أ ىش ثشذ ٠ خد هللا ىش ٠

ثطذ١ؼ ،زث ثضذ٠ ر أوذش م غج س ثإل صص ج م إ ر ، ثم صمذ٠غ ز م ، و م

ثم س ز صص ره إ ض ذذإ ف ز ر ف ث ج ، زذ ج صمذ٠غ خؼ سخغ إ ، فىأ

سثء ػذجدر هللا إ ػذجدر ثؼذجد ،ث صمذ٠ظ ثجط م صمذ٠ظ ، ٠جس هللا إ صمذ٠ظ آ

خ ث ،لجس وال ٠غضطغ ثمعجء ػ فطشر ثضذ٠ سخؼ١ج ف ره. ج ،فىج ج ز إ

غج غ غذ١ؼز ثإل زه وجش ل١جدص ثفىش٠ز صخضف ٠السخؼ١ج. غجطز صس وجش ل١جدر ،دج

ج ز١ز فطش٠ز خفمز ١ػ١ز ج وجش ثم١جدر ثفىش٠ز ف ثش ذ١ز. ج ،ع ج ٠ضس١ إ

ؼذر ،دج ثدجةؼ١ صغض ، ،ثخجةف١ ،ثذجةغ١ خفع غه دج ث ٠ض ف ، خفم ث

ػ١ج ،ثس١جر ثسجلذ دجشزر ثؼم صجد ،ث ثفىش ز١ ر زض ٠مجي إ

دطالج دشجدر أظش ش١ب فغجدث دجظش٠ز ثذ٠جىض١ى١ز ثض ل ؼج. ٠ضشذ ثسظ ثؼم

ذذةج ر إلخعجع ثجط دجم ع ٠ ثعغػ ثىذش ، ج وج سثس ، وجش ثث

عجةج. ،ثمالل أ ثضخش٠خ ثلظطشثح

Terjemahannya: Akan tetapi ketika muncul ideologi (dialektika)

materialisme, yang mengingkari adanya Allah dan ruh, ternyata ide ini tidak

mampu memusnahkan kecenderungan beragama. Ideologi ini hanya bisa

mengalihkan pandangan manusia kepada satu kekuatan yang lebih besar

dibandingkan dirinya dan mengalihkan perasaan taqdis kepada kekuatan besar

tersebut. menurut mereka, kekuatan itu berada di dalam ideologi dan diri para

pengikutnya. Mereka membatasi taqdis hanya pada keduan unsur tersebut. Ini

berarti mereka telah mengembalikan manusia ke masa silam, mengalihkan

penyembahan kepada Allah ke penyembahan makhluk-makhluk-Nya; dari

pengagungan terhadap ayat-ayat Allah kepada pengkultusan terhadap doktrin-

doktrin yang diucapkan makhluk-makhluk-Nya. Semua ini menyebabkan

kemunduran manusia ke masa silam. Mereka tidak mampu memusnahkan

fitrah beragama, melainkan hanya mengalihkan fitrah manusia seara keliru

kepada kesesatan dengan mengembalikannya ke masa silam. Berdasarkan hal

Page 149: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

131

ini, qiyadah fikriyah-nya telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. Malah dengan

berbagai tipu muslihat, mereka mengajak orang-orang untuk menerimanya;

dengan mendramatisir kebutuhan perut mereka menarik orang-orang yang

lapar, pengecut, dan sengsara. Ideologi ini dianut oleh orang-orang yang

bermoral bejat, orang-orang yang benci terhadap kehidupan, termasuk orang-

orang sinting yang tidak waras cara berfikirnya agar mereka dapat digolongkan

ke jajaran kaum intelektual tatkala mereka mendiskusikan dengan angkuh

tentang teori dialektika. Padahal kenyataannya, dialektika materialisme paling

terlihat kerusakan dan kebathilannya, dan dengan sangat mudah dapat

dibuktikan oleh perasaan dan akal. Supaya manusia tunduk pada ideologi ini,

maka mereka dipaksa melalui kekuatan fisik. Berbagai tekanan, intimidasi,

revolusi, menggoyang, merobohkan, dan mengacaukan merupakan sarana-

sarana penting untuk mengembangkan ideologi tersebut.

فطشر ثضذ٠ ثض خجفز فطشر ثإلغج ،وزه وجش ثم١جدر ثفىش٠ز شأعج١ز

ف ثس١جر ألػج وج صذشص ف ثضمذ٠ظ صذشص ف صذد١ش ثإلغج فطشر ثضذ٠ ،أل

دزث ثضذد١ش ٠م ز١ صجلع سثخضالف ،ظ لدذ أ ٠ى زث ث٠ز ثؼدض. زه وج

. ثس١جر خجف فطشر ثإلغج ػ ف ثس١جر. فئدؼجد ثذ٠ ثذدش ألػجي ثإلغج ثذ٠

أػجي ثس١جر ثذ١ج ػذجدثس د ؼ خؼ ف ثس١جر ١ظ ؼ خد ثذ٠ ػ أ

ف خ ثإلغج ثز ٠ؼجح شجو ثز أش هللا د ثظج ف ثس١جر خؼ د ثذ٠

،ثس١جر سس جف فطشر ثإلغج ػم١ذر لش صجدس ػ صجدس ،زث ثظج فئدؼجد أخز ظج

خجف فط ثفك غش٠ضر ثضذ٠ . ػم١ذر ل ص زه وجز ثم١جدر ثفىش٠ز شر ثإلغج

جز١ز فطش٠ز خفمز ثس١جر ،ثشأعج١ز ػ ج ل١جدر عذ١ز ف فصج ثذ٠ ف ،أل

ثس١جر ػ غأز فشد٠ز ،إدؼجدج ثضذ٠ خؼؼ ثز ، ف إدؼجدج ثظج ػ أش هللا د

. ثإلغج شجو ؼجدز

Terjemahannya: Demikian pula qiyâdah fikriyyah kapitalisme

bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama. Naluri beragama

tampak dalam aktivitas pen-taqdis-an; di samping juga tampak dalam

pengaturan manusia terhadap aktivitas hidupnya. Akan tampak perbedaan dan

pertentangannya tatkala pengaturan itu berjalan. Hal ini menunjukkan tanda

kelemahan manusia dalam mengatur aktivitasnya. Karena itu, keberadaan

agama harus dapat mengatur seluruh amal perbuatan manusia dalam

kehidupan. Menjauhkan agama dari kehidupan jelas bertentangan dengan fitrah

manusia. Namun bukan berarti adanya agama dalam kehidupan menjadikan

seluruh amal perbuatan manusia terbatas hanya pada aktivitas ibadah saja. Arti

penting agama dalam kehidupan adalah untuk mengatasi berbagai persoalan

hidup manusia sesuai dengan peraturan yang Allah perintahkan. Peraturan dan

Page 150: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

132

sistem ini lahir dari akidah yang mengakui apa yang terkandung dalam fitrah

manusia, yaitu naluri beragama. Menjauhkan peraturan Allah dan mengambil

peraturan yang lahir dari akidah yang tidak sesuai dengan naluri beragama

adalah bertentangan dengan fitrah manusia. Demikian pula qiyâdah fikriyyah

kapitalisme bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama. Maka

dari itu, qiyâdah fikriyyah kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah

manusia. Ia adalah qiyâdah fikriyyah negatif, yang memisahkan antara agama

dengan kehidupan; menjauhkan aktivitas beragama dari kehidupan;

menjadikan masalah agama sebagai masalah pribadi (bukan masalah

masyarakat); sekaligus menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan, yang

dapat memecahkan persoalan hidup manusia.

٠ز ١ظ ػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ػ١ز ف ١ ج ثم١جدر ثفىش٠ز ثش ،أ ص ص إ

ثفىش ،إ١ج ثؼم ر لذ د ثجد خ ي د ج صم ثألش١جء ،أل أ ،ددؼج أص ٠ز . جد ج ف

ثضثع ثذث ث ش إ١ ص ذ١ز ػ ثعػ ثز ص ج١ز ف ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع

سخجي ثى١غز سخجي ثفىش د١ ر لش ػذ ش ز. زه ،ثعض ثذ ػ ثذ٠ ضح فص وجش أ

خفمض١ ١ػ١ز ثشأعج١ز ثش ثفىش٠ضج غ ثفطشر ،ثم١جدصج ضجلعضج ج غ١ش ،أل

. ػ ثؼم ذ١ض١

Terjemahannya: kepemimpinan ideologis komunisme bersandar pada

materialisme bukan berdasarkan akal, sekalipun dihasilkan oleh akal.

Komunisme menyatakan bahwa materi itu ada sebelum adanya pemikiran

(pengetahuan). Segala sesuatu berasal dari materi, itulah materialisme.

Sedangkan kepemimpinan ideologis kapitalisme bersandar pada pemecahan

jalan tengah (kompromi) yang dicapai setelah terjadinya pertentangan yang

berlangsung hingga berabad-abad antara para pendeta gereja dan cendikiawan

Barat, yang kemudian menghasilkan pemisahan agama dari negara.

Kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme telah gagal. Keduanya

bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak dibangun berdasarkan akal. (71)

ر ٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ١ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش ،ه: أ ي إ ج صم أل

ر صغذ جد ،ك ثفىش ث صغذك ثؼم ثفىش ،أ خذ د جؽ ص ؼىظ ػ ثذ ص ر ز١ زه فججد ،

جؽ فال ٠خذ فىش ر ػ ثذ ؼىجط ثجد ث ج لذ . أ ؼىغش ػ١ ر ثض ث ش ف ثجد زه ،ف١فى

ر فى جد ذ ػ ث ٠ز ،ش١ب جد ث ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش١ػ١ز أ ثؼم١ذر ثش١ فأص

١ظ ثفىش.

Terjemahannya: Bahwa qiyadah fikriyah komunisme dibangun

berlandaskan materialisme bukan akal adalah karena ideologi ini menyatakan

bahwa materi mendahului pemikiran (pengetahuan). Jadi, tatkala materi

Page 151: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

133

terefleksi ke dalam otak, maka akan menghasilkan pemikiran; kemudian otak

akan memikirkan/mempertimbangkan hakekat materi yang direfleksikan ke

otak. Sebelum hal itu terjadi, tidak akan muncul pemikiran. Dengan demikian,

segala sesuatu dibangun atas materi. Jadi, dasar akidah komunisme adalah

materi bukan pemikiran.

جؽ ثط إ ثذ عجغز ثس ثلغ د ثسظ دج م ثإلدسثن ثفىش أ أ فجؼم ػ١

ػ ره فجم١جدر ثفىش٠ز ثش١ػ١ ثلغ. عجغضج ث جس عجدمز ٠فغش د ؼ د خ خط تز ز

فجعذر ، ذ١ز ػ ثؼم ج غ١ش . ،أل ذج فجعذ ػ ؼ ثفىش ثؼم ج أ و

Berdasarkan hal ini, maka akal, fikr (pemikiran), dan idrak (pemahaman),

terjadi dengan pencerapan terhadap fakta melalui panca indera ke otak, disertai

dengan pengetahuan (informasi) yang diperoleh sebelumnya, yang dapat

menjelaskan (hakekat) kenyataan tersebut. Dengan demikian qiyadah fikriyah

komunis jelas-jelas keliru dan rusak, karena tidak dibangun berdasarkan akal.

Sama rusaknya dengan pengertian mereka tentang pemikiran dan akal.

سخجي ثى١غز عػ د١ ث ذ١ز ػ ثس ج١ز وزه ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع

ش٠ فى ،ث سخجي ثذ٠ د١ ر لش ش ػذ ج دؼذ ره ثصشثع ثؼ١ف ثز ثعض فئ

ش٠ فى ث ثس١جر ، ػ ٠ ثذ فص عػ ث إ ز ص ،ص ٠ خد ثذ ثلػضشثف د أ

ثس١جر ج فص ػ ،ظ ذ١ز ػ ثؼم ثم١جدر ثفىش٠ز صى ،زه ز ج إ

ز صشظ١ز أ ذ عػ أص١ز ػ ث عػ. زه دذ فىشر ثس ثسك ، د١ د ٠مش ف

عػ دس ثذجغ ، ثظال ثس د١ عػ خد ،دس عػ غ١ش ث ثس غ أ ، أل

ج غتز إ ث ثذجغ ثىفش ،ثسك أ أ ج ج ثإل٠ إ ، ثظال ج ثس أ إ عػ ، ث ثس ى

ثسك ػ ثفىش٠ز أدؼذ ل١جدص ػم١ذص ث ػ١ ،ثز د ج ثإل٠ ػ ثس ، ػ زه ،

. ذ١ز ػ ثؼم ج غ١ش ثفىش٠ز فجعذر أل وجش ل١جدص

Terjemahannya: Demikian pula halnya dengan qiyadah fikriyah

kapitalisme yang dibangun berdasarkan jalan tengah (kompromi) antara tokoh-

tokoh gereja dengan cendikiawan, setelah sebelumnya terjadi pergolakan dan

perbedaan pendapat yang sengit dan berlangsung terus menerus selama

beberapa abad. Jalan tengah itu adalah pemisahan agama dari kehidupan, yaitu

mengakui keberadaan agama secara tidak langsung, tetapi dipisahkan dari

kehidupan. Jadi, qiyadah fikriyah ini tidak dibangun berlandaskan akal, tetapi

dibangun atas dasar persetujuan kedua belah pihak sebagai jalan tengah.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemikiran jalan tengah merupakan

hal yang mendasar bagi mereka. Mereka mencampuradukan antara haq dan

bathil, antara keimanan dengan kekufuran, cahaya dengan kegelapan; dengan

menempuh jalan tengah. Padahal jalan tengah itu tidak ada faktanya.

Page 152: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

134

Persoalannya adalah tinggal memilih tindakan yang jelas. Apakah yang haq

atau yang bathil, iman ataukah kufur, cahaya ataukah kegelapan. Tetapi jalan

tengah (kompromi) yang diatasnya terdapat bangunan akidah dan qiyadah

fikriyah mereka, telah menjauhkannya dari kebenaran, keimanan, dan cahaya.

Karena itu, qiyadah fikriyah kapitalisme rusak, karena tidak dibangun

berlandaskan akal.

ثفطشر ج صخجفج ج١ز فئ ػ١ز ثشأع ١ ثش ثفىش٠ض١ ثم١جدر ثفىش٠ز ،ثم١جدص١ أل

خد ثذ٠ ىش ١ػ١ز ص ،طمجثش صسجسح ثإلػضشثف د ثم١جدر ، غ ثفطشر. صضجلط ف

ىش ل ص ٠ ج١ز لصؼضشف دجذ ع ،ثفىش٠ز ثشأع ظ ىجس إ أ ثإلػضشثف د ل صدؼ

ي د ،دسث ج صم ثس١جر ى ػ ثذ٠ خح فص دسثج ، ع١ش ثس١جر فؼ ٠ى صش٠ذ أ ف

د ٠ ذفطشر ،لشأ جلط زث ، . غج جلعز فطشر ثإل ج. زه وجش دؼ١ذ ػ

Terjemahannya: Kedua ideologi ini bertentangan dengan fitrah manusia.

Qiyadah fikriyah komunisme mengingkari adanya agama secara mutlak bahkan

menentang pengakuan akan adanya agama. Ia bertentangan dengan fitrah

manusia. Sedangkan qiyadah fikriyah kapitalisme tidak mengakui peranan

agama, namun tidak pula mengingkarinya. Malahan tidak menjadikan

pengakuan atau pengingkaran terhadap agama sebagai sesuatu yang penting.

Qiyadah fikriyah ini hanya mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan.

Perjalanan hidup manusia berlandaskan manfaat belaka, yang hal itu tidak ada

hubungannya dengan agama. Dari sini jelas bahwa qiyadah fikriyah

kapitalisme bertentangan dengan fitrah manusia.

Skema penutup teks tema kedua menyimpulkan, bahwa:

ثم١جدر ثفىش٠ إ ره إل دس ر ثإلعال لعذ١ ال دجذػ ١ز زال وج ،ز ثإلعال

ىج ال ف و وج ز ددػج ،دئ٠دجد ثإلعال ثم١جدر ثفىش٠ز إ ثأل ز ضم زض إرث ث

١ز ،إ ثذز ثإلعال ثم١جدر ثفىش٠ز إ ثؼج ج دس عز: ل ز١ذ ث ثغذ١ . زث

لعضتجف ثس١جر ثإلعال١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز غ١ ،ز ج جط وجفز ػ ز ث

١ز. ز ثإلعال غش٠ك ثذ

Terjemahannya: Tidak ada jalan menuju kearah itu melainkan dengan

mengemban qiyâdah fikriyyah Islam secara total, yaitu dengan cara

mendakwahkan fikriyyah Islam secara total, yaitu dengan cara mendakwahkan

Islam, serta dengan cara mewujudkan Islam secara sempurna di setiap negeri.

Apabila qiyâdah fikriyyah Islam sampai kepada umat dan Daulah Islâm,

barulah kita dapat mengemban qiyâdah fikriyyah ke seluruh penjuru dunia.

Inilah satu-satunya jalan untuk menghasilkan kebangkitan: yaitu dengan

mengemban qiyâdah fikriyyah Islam kepada kaum muslim untuk

Page 153: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

135

melangsungkan kembali kehidupan Islam. Kemudian menyebarluaskannya

kepada umat manusia melalalui Daulah Islâm.

Interpretasi

Analisis wacana kritis skematik teks kedua di atas bisa terlihat, bahwa teks

pertama kali mengajak kepada khalayak untuk lebih mengamati terkait latar

belakang pembentukan lahirnya ideologi yang benar, serta lahirnya tiga

ideologi yang ada di dunia, yaitu Kapitalisme termasuk di dalamnya

demokrasi, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Fakta tersebut

dijadikan sebagai pendahuluan dari paragraf pertama dan kedua. Menurut teks,

ideologi yang benar yaitu ideologi yang berdasarkan akal dan sesuai dengan

fitrah manusia. Ideologi Islam lah yang benar, karena asas ideologi ini adalah

keyakinan akan adanya Allah SWT. Sedangkan ideologi Kapitalisme termasuk

di dalamnya demokrasi, Sosialisme termasuk Komunisme adalah rusak, karena

kelahiran ideologi Kapitalisme bermula pada saat kaisar dan raja-raja di Eropa

dan Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk memeras, menganiaya dan

menghisap darah rakyat. Sebagian mereka mengingkari adanya agama secara

mutlak. Sedangkan yang lainnya mengakui adanya agama, tetapi menyerukan

agar dipisahkan dari kehidupan dunia. Sampai akhirnya pendapat mayoritas

dari kalangan filosof dan cendikiawan itu cenderung memilih ide yang

memisahkan agama dari kehidupan, yang kemudian menghasilkan usaha

pemisah antara agama dengan negara. Adapun sosialisme, termasuk juga

komunisme, keduanya memandang bahwa alam semesta, manusia, dan hidup

adalah materi. Bahwa materi adalah asal dari segala sesuatu. Penganut ideologi

ini mengingkari penciptaan alam ini oleh Zat Yang Maha Pencipta. Menurut

teks, secara garis besar ideologi yang ada di dunia hanya ada tiga, yaitu Islam,

Kapitalisme termasuk sistem demokrasi, dan Sosialisme di dalamnya

komunisme. Selain ideologi Islam, kedua ideologi tersebut merupakan ideologi

yang salah dan rusak. Kalau dilihat secara konteks sekarang, ada ideologi

Pancasila yang dianut oleh pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia

saat ini. Ideologi tersebut tidak ada penjelasannya dalam teks, namun teks

sudah menjustifikasi bahwa hanya ideologi Islam yang memperjuangkan

Page 154: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

136

tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyahlah yang benar, selain ideologi

tersebut salah.

Skema isi teks juga menggambarkan tentang ideologi Islam yang positif

dapat menyatukan negara-negara bangsa, sehingga tercipta kebangkitan umat

untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan menerapkan syariat Islam

secara sempurna di bawah sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah. Fakta tersebut

juga dipertegas dengan wacana skema isi teks yang menampilkan bentuk

sistem pemerintahannya. Sedangkan skema isi teks yang menggambarkan

ideologi Kapitalisme dan Sosialisme sebagai ideologi yang rusak. Ideologi

Kapitalisme mencampuradukan antara haq dan bathil, antara keimanan dengan

kekufuran, cahaya dengan kegelapan; dengan menempuh jalan tengah. Adapun

ideologi Sosialisme termasuk Komunisme dibangun berlandaskan materialisme

bukan akal adalah karena ideologi ini menyatakan bahwa materi mendahului

pemikiran (pengetahuan), serta mengingkari adanya agama secara mutlak

bahkan menentang pengakuan akan adanya agama.

Kesimpulan skema teks pendahuluan, isi dan penutup teks menyatakan,

bahwa pemikiran penulis teks dan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia

mewajibkan kepada umat Islam Indonesia dan non-Muslim yang penerapannya

bersifat praktis, untuk mengemban kepemimpinan ideologis Islam melalui

penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang bertujuan melaksanakan

syariat Islam secara sempurna, serta mengharamkan penerapan ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi, Sosialisme termasuk

Komunisme.210

Bahkan mereka mengatakan, seandainya seluruh manusia itu

muslim, sedangkan pemikiran-pemikiran yang dibawanya adalah kapitalisme-

demokrasi, perasaan-perasaan yang dimilikinya spritualisme (yang tidak

memiliki peraturan) atau nasionalisme; peraturan yang diterapkan adalah

kapitalisme-demokrasi, maka masyarakatnya menjadi masyarakat yang tidak

Islami sekalipun mayoritas penduduknya adalah orang-orang Islam. Pernyataan

210

Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia, Seruan HTI Indonesia, Khilafah dan

Penyatuan Kembali Dunia Islam. 2009. H. 74-77. Lihat juga Ad-Daulah al-Islamiyah, hlm. 237-

243.

Page 155: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

137

tersebut mengindikasikan, bahwa Hizbut Tahrir Indonesia tidak setuju dengan

sistem pemerintahan NKRI yang menggunakan sistem demokrasi serta

mayoritas penduduknya Muslim berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan ber-

Bhineka Tunggal Ika. Padahal sejatinya keempat pilar tersebut merupakan

intisari dari ajaran Islam yang sudah dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini

yang terdiri dari para ulama dan cendikiawan yang mayoritas muslim.

c. Aspek Semantik

1. Latar

Latar merupakan bagian isi teks yang dapat mempengaruhi semantik (arti)

yang ingin ditampilkan. Seorang penulis ketika menulis teks biasanya

mengemukakan latar belakang atas sesuatu masalah atau peristiwa yang ditulis.

Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak

dibawa. Teks terkait judul “Kepemimpinan Ideologis Islam” setuju dengan

pemikiran politik Islam yang berorientasi untuk penegakkan sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah dan tidak setuju dengan penerapan ideologi Kapitalisme

termasuk di dalamnya demokrasi, nasionalisme, sukuisme, dan Sosialisme

termasuk Komunisme. Bentuk pernyataan tidak setuju dengan penerapan

ideologi Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi, nasionalisme,

sukuisme, dan Sosialisme termasuk Komunisme, bisa dilihat pada paragraf

tentang latar belakang tumbuhnya ikatan nasionalisme dan kesukuan berikut:

غ سػ ثفىش سثدطز ث ج ث ثجط و شأ د١ ف أسض ثزذر ،ص ػ١ش ره دسى

دج ثفظ ،ثضصجل غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ثذذ ثز ،فضأخز ػ ثذفجع ػ صس

ف١ ػ١جثألسض ث ،٠ؼ١ش ج صأص ثشثدطز ثغ١ز ،ض ٠ؼ١ش ، أل

ر أوثشج ثخفجظج. ج ،ػ ره فجشثدطز ثغ١ز سثدطز فجعذر ثشثدػ ل سثدطز أل

خفعز ؤلضز ػجغف١ز .

Terjemahannya: Ikatan kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat, tatkala pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini terjadi

ketika manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak

beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan

mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat dimana mereka

hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan

Page 156: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

138

nasionalisme, yang tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, ikatan nasionalisme merupakan ikatan

yang rusak, karena mutu ikatannya rendah, bersifat emosional, dan temporal.

١ز ثجط سثدطز ل شأ د١ ثفىش ظ١مج ص ٠ى ث ،ز١ دشى شثدطز ثؼجة١ز ى

عغ ثإل ،أ ١جدر ره أ ذ زخ ثغ خذ ػ غش٠ضر ثذمجء ف١ ف١ صضأص ،غج غج ف ثإل

خفط فىش٠ج فشد٠ز وزه ثشثدطز ثم١ز فجعذر .ث ج سثدطز لذ١ز غ١ش ػجغف١ز أل

إغج١ز

Terjemahannya: Penulis teks juga menampilkan latar belakang tumbuhnya

ikatan sukuisme di tengah-tengah masyarakat pada saat pemikiran manusia

mulai sempit yang muncul dari naluri mempertahankan diri dan dalam dirinya

mencuat keinginan untuk berkuasa. Keinginan itu muncul hanya pada individu

yang rendah taraf berfikirnya. Demikian pula halnya dengan ikatan sukuisme

termasuk ikatan yang rusak, karena berlandaskan pada keturunan, bersifat

emosional, dan tidak manusiawi.

Sedangkan pernyataan penulis teks terkait ketidak setujuan terhadap

ideologi kapitalisme termasuk didalamnya sistem demokrasi dan sosialisme

termasuk komunisme bisa dilihat dalam paragraf latar belakang kemunculan

ideologi tersebut, yaitu:

شخص دؼذمش٠ز صششق شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ ذذأ دجغ ف ،ف١ جشب ػ أل

خد ثلزجغز دج سذد ٠ؼدض ػ س ،ػم ػشظز ضفج ظ١ ض غج ثإل ف أل

ضح ث ج ٠ إ ثإلخضالف ثضجلط ثضأثش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش ف١ج ثضجلط ثؤد ظج

. غج شمجء ثإل

Terjemahannya: Ideologi yang muncul dalam benak manusia karena

kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah. Karena

berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala

sesuatu yang nyata. Disamping itu pemahaman manusia terhadap proses

lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan

pertentangan, serta selalu lingkungan tempat ia hidup. Sehingga membuahkan

peraturan yang saling bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi

manusia.

ثس١جر ػ ثذ٠ ػ أعجط فص ج صم ج ثشأعج١ز فئ ػم١ذصج ،أ ثفىشر ،ز

ل١جدصج ثفىش٠ز لجػذصج ثفىش٠ز ، ، ثإلغج دجء ػ ز ثمجػذر ثفىش٠ز وج

،ف ثس١جر ثز ٠عغ ظج آص١ز خز ث ثض أخزج دج زث ثذذث ف مشثغ ج ثذ أ

Page 157: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

139

ثز ٠عغ ظج غج صذس ثغطجس ،ثإل ز ثض صعغ ،زه وجش ثأل ف

ز ظ ١سى ،ثأل ثض صغضأخش ثسجو ج ض أسثدس ، ضع زث ثسى ص صعغ ،

ثز صش٠ذ .ثظج

Terjemahannya: Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama

dengan kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi akidahnya, sekaligus sebagai

qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta kaidah berfikirnya.

Berlandaskan kaidah berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak

membuat peraturan hidupnya. Demokrasi yang dianut oleh ideologi ini, berasal

dari pandangannya bahwa manusia berhak membuat peraturan (undang-

undang). Menurut mereka, rakyat adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah yang

membuat perundang-undangan. Rakyat pula yang menggaji kepala negara

untuk menjalankan undang-undang yang telah dibuatnya. Rakyat berhak

mencabut kembali kekuasaan itu dari kepala negara, sekaligus menggantinya,

termasuk merubah undang-undang sesuai dengan kehendaknya.

٠ز ١ظ ػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ػ١ز ف ١ ج ثم١جدر ثفىش٠ز ثش إ١ج ،أ ص ص إ

ي ،ثؼم ج صم ثفىش أل ر لذ د ثجد خ ثألش١جء ،د ج ثم١جدر ،ددؼج أص أ ٠ز . جد ف

ثضثع ثذث ثز ش إ١ ص ذ١ز ػ ثعػ ثز ص ج١ز ف ثفىش٠ز ثشأع

ر لش ػذ ش سخجي ثى١غز سخجي ثفىش ثعض ز. زه وجش ،د١ ثذ ػ ثذ٠ ضح فص أ

خفمض١ ١ػ١ز ثشأعج١ز ثش ثفىش٠ضج غ ثفطشر ،ثم١جدصج ضجلعضج ج غ١ش ،أل

ػ ذ١ض١ . ثؼم

Terjemahannya: Kepemimpinan ideologis komunisme bersandar pada

materialisme bukan berdasarkan akal, sekalipun dihasilkan oleh akal.

Komunisme menyatakan bahwa materi itu ada sebelum adanya pemikiran

(pengetahuan). Segala sesuatu berasal dari materi, itulah materialisme.

Sedangkan kepemimpinan ideologis kapitalisme bersandar pada pemecahan

jalan tengah (kompromi) yang dicapai setelah terjadinya pertentangan yang

berlangsung hingga berabad-abad antara para pendeta gereja dan cendikiawan

Barat, yang kemudian menghasilkan pemisahan agama dari negara.

Kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme telah gagal. Keduanya

bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak dibangun berdasarkan akal.

Adapun penulis teks setuju dengan pemikiran kepemimpinan ideologi

Islam yang berorientasi untuk penegakkan sistem Dawlah Khilafah

Islamiyyah, bisa dilihat dalam latar belakang bentuk pernyataan paragraf

berikut:

Page 158: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

140

س١ر ذذأ ثص ث هللا د ز د غج ثإل ف ر ٠شأ ذذأ ثز ج ث خجك ،أ أل

ثس١جر غج ثإل . ،ثى ذذأ لطؼ هللا. ف إ٠دجد١ز ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

خد هللا د ج أعجعج إل٠ ثؼم ج صدؼ فش ثظش إ ج ف ثى ،أل إر ص غج ثإل

ثخلجس ،ثس١جر د هللا ثز خك ز خ د ػ ثدض ج ٠س ج ٠ذسث ، غج إل صؼ١

طك جي و ثس١جر ،ػ دفطشص ثى خذ ف ثإلغج ٠ ، ف١ذسو ،صششذ ػم إ١

٠ؤ . د زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال أ .ثسجص

Terjemahannya: Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui wahyu

Allah adalah ideologi yang benar. Karena bersumber dari Al-khaliq, yaitu

pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Ideologi ini pasti

kebenarannya. Ideologi Islam menerangkan bahwa di balik alam semesta,

manusia, dan hidup, terdapat Al-Khaliq yang menciptakan segala sesuatu, yaitu

Allah SWT. Asas ideologi ini adalah keyakinan akan adanya Allah SWT.

Akidah ini yang menetukan aspek rohani, yaitu bahwa manusia, hidup, dan

alam semesta, diciptakan oleh Al-Khaliq. Kepemimpinan ideologis Islam

adalah kepemimpinan ideologis yang positif. Karena menjadikan akal sebagai

dasar untuk beriman kepada wujud Allah. Kepemimpinan ini mengarahkan

perhatian manusia terhadap alam semesta, manusia, dan hidup, sehingga

membuat manusia yakin terhadap adanya Allah yang telah menciptakan

makhluk-makhluk-Nya. Di samping itu kepemimpinan ini menunjukkan

kesempurnaan mutlak yang selalu dicari oleh manusia karena dorongan

fitrahnya. Kesempurnaan itu tidak terdapat pada manusia, alam semesta, dan

hidup. Kepemimpinan ideologis ini memberi petunjuk pada akal agar dapat

sampai pada tingkat keyakinan terhadap Al-Khaliq supaya ia mudah

menjangkau keberadaan-Nya dan mengimani-Nya. Berdasarkan keterangan

tadi, hanya kepemimpinan ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan

ideologis yang benar.

Kemudian penulis teks juga menampilkan latar belakang sejarah mengenai

penerapan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah serta kehidupan pemerintahan

Islam yang gemilang, hal tersebut bisa dilihat dalam paragraf berikut:

١غ ثؼصس زذ ف خ غذمث ثإلعال ١ غ ث ثشعي إ ،أ ص ز أ

ذ٠ز زض عز عمطش 6161دش٠ز 6331ث ١ز ػ ٠ذ آ١الد٠ز ز١ خش دز إعال

جس ،ثلعضؼ صطذ١مج شج وج ج ال زض دسش ف زث ثضطذ١ك إ أدؼذ زذد ثدجذ. أ

ضؼمز د ثششػ١ز ث غز أش١جء: ف ثألزىج ف خ ث ٠ض فئ إلعال جع صطذ١ك ثسجو ،جلخض

،ثللضصجد ١ؼج ،١ز ثخجسخ١ز ثغ١جع ،ثضؼ١ غز خ ثألش١جء ثخ لذ غذمش ز . ثسى

١ز. ثذز ثإلعال لذ

Page 159: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

141

Bahwa umat Islam, sepanjang sejarahnya hanya menerapkan sistem Islam,

sejak Rasulullah SAW berada di Madinah sampai tahun 1336 H (1918 M),

yaitu tatkala jatuhnya Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah. Saat itu

penerapan sistem Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan negara

berhasil menerapkannya dengan sangat gemilang. Penerapan sistem Islam oleh

penguasa dimanifestasikan dalam lima bidang, yaitu hukum-hukum syara‟

yang berkaitan dengan masalah (1) sosial (yang mengatur interaksi pria dan

wanita), (2) ekonomi, (3) Pendidikan, (4) politik luar negeri, dan (5)

pemerintahan. Hukum-hukum yang menyangkut kelima bagian ini telah

diterapkan oleh Daulah Islam sejak dulu.

: ثضج١١ ج ف ثألش٠ مطغ ثظ١ش لع١ دجزج ثم١جدر ػ١ج فمذ وج ج دجذ ز أ

ػ د د ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز مش ثشؼخ ثؼشد ج فئ ج أزذ زجز فىش٠ز أ

سطز ثذثظ ،صضخذػ ف د٠جخ١شثؼصذ١ز ثؼجة١ز ثد ظال ،إ ػصش عز فىش٠ز ،

ػ ثؼشح غ ؽ ش ٠مضصش دض ثز . فمذثذفغ ،٠ضألأل دس ثإلعال ثؼج ػ د

ف ثىشر ثألسظ١ز ث ،غ ؼج ث ثإلعال ػ فجسط ثؼشثق دالد ،ز ثعض

١جس ١ز غ١ش ل ح ل ثشؼ ز شؼخ إفش٠م١ج. وجش ى ج صش ش ثشج

ف ،غز غ١ش غجصج ،ثشؼح ثألخش ١ز ثش ١ز ثفشط ف فجسط غ١ش ل فىجش ل

إفش٠م١ج ،غ١ش ل١ز ثمذػ ف صش ،ثشج ،غ١ش ل١ز ثذشدش ف شج وجش ػجدثص

ثإلعال ثعضظش دجسى خضفز. ج إ أد٠ج ز ثإلعال ف ،صمج١ذ زض دخش ،

ج و دجذ ثم١جدر ،ثإلعال ١ز. زه وج ز ثإلعال ثأل ز ثزذر, ١ؼج أ أصذسش خ

مطغ ثظ١ش ثشؼح ثم١جس دجزج ش ز ،ثفىش٠ز ثإلعال١ز ف ص غ أ ع١ز

ثجلز ثد ثصالس ف زج . ،ث ثم ع١ز ششج ثغج

Terjemahannya: Keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam secara nyata, adalah

bentuk keberhasilan yang tiada bandingannya, terutama dalam hal berikut ini:

pertama, bahwa qiyâdah fikriyyah Islam berhasil mengubah bangsa Arab

secara keseluruhan dari taraf pemikiran yang sangat rendah, dan dari kegelapan

yang selalu diliputi oleh fanatisme kesukuan dan alam kebodohan yang sangat,

menjadi era kebangkitan berpikir yang cemerlang, gemerlap dengan cahaya

Islam, yang bahkan tidak hanya untuk bangsa Arab saja tetapi seluruh dunia.

Umat Islam telah memainkan peranan penting dalam membawa Islam ke

seluruh pelosok dunia, sehingga mampu menguasai Persia, Iraq, Syam, Mesir,

dan Afrika Utara. Pada waktu itu masing-masing bangsa memiliki ras, etnik,

dan suku-suku yang saling berlainan dengan bangsa-bangsa lainnya. Juga

dalam hal bahasa. Bangsa Persia, misalnya, berbeda dengan bangsa Romawi di

Page 160: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

142

Syam, berbeda pula dengan bangsa Qibthi di Mesir, berlinan pula dengan

bangsa Barbar (orang-orang Moor) yang ada di Afrika Utara. Demikian pula

halnya dengan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan agamanya, masing-

masing saling berlainan. Namun tatkala mereka hidup di bawah naungan

pemerintahan Islam, kemudian memahami Islam, pada akhirnya mereka

berduyun-duyun masuk Islam secara keseluruhan. Jadilah mereka sebagai umat

yang satu, yaitu umat Islam. Karena itu, keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam

dalam mempersatukan bangsa-bangsa dan suku-suku yang ada, merupakan

keberhasilan cemerlang dan tiada duanya. Padahal waktu itu sarana transportasi

dalam penyebarluasan dakwah hanya menggunakan unta, sedangkan media

penyebaran melalui lisan dan pena.

ثم١جدر ش ثثج ثز ٠ذي ػ دجذ ز ج ثأل ز ،أ ز ثإلعال١ز ظش أػ أ ثأل أ ف

ج ػ زعجسر ذ١ز ثمجفز ،ف ثؼج ي ف ثؼج ثذ ١ز أػظ ز ثإلعال ظش ثذ

ر ث ػش ذ ػشش ألذسج ثثج ضصف ثمش زض ثغجدغ ث١الد ثمش ش لشج:

١ج ،ث١الد شر ثذ ثذر ،وجش زذج ص ثي ز غ ثأل .ثشظ ثششلز د١

Terjemahannya: Kedua, hal lain yang menunjukkan keberhasilan qiyâdah

fikriyyah Islam adalah bahwa umat Islam telah menjadi umat yang terkemuka

di dunia dalam bidang ẖaḏârah (peradaban), tsaqofah dan ilmu pengetahuan.

Daulah Islâm telah menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia selama 12

abad, yaitu dari abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-18 M. Daulah Islâm

merupakan kebanggaan dunia, seperti matahari yang memancarkan sinarnya

sebagai penerang bagi umat lain di sepanjang kurun tersebut.

Interpretasi

Melihat elemen wacana latar dalam teks di atas, penulis teks menampilkan

wacana latar yang negatif terkait ikatan nasionalisme, kesukuan, kapitalisme

termasuk sistem demokrasi, sosialisme dan komunisme. Sedangkan untuk

wacana kepemimpinan ideologis Islam, penulis teks menampilkan latar

belakang sejarah mengenai penerapan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah

serta kehidupan pemerintahan Islam yang gemilang. Berangkat dari wacana

latar tersebut timbul pertanyaan yang signifikan mengapa teks tidak

menampilkan wacana latar faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah, khususnya dilihat dari sudut pandang

internal, yaitu faktor-faktor penyebab dari sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah

sendiri. Kemudian teks juga tidak menampilkan wacana latar tentang

Page 161: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

143

kelebihan dan kesuksesan penerapan bentuk-bentuk kepemimpinan ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi, nasionalisme, sukuisme, dan

Sosialisme.

Jawaban dari pertanyaan di atas bisa terlihat dengan analisis teks kritis

elemen wacana latar, bahwa penulis teks setuju dengan kepemimpinan

ideologis Islam yang memperjuangkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Kalau teks menampilkan wacana latar yang menyebabkan kemunduran sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah khususnya dilihat dari sudut pandang internal, ini

bisa melemahkan argumentasi penulis teks dalam memperjuangkan sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah. Adapun penulis teks tidak setuju dengan

penerapan ideologi Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi,

nasionalisme, sukuisme, dan Sosialisme termasuk Komunisme, karena bisa

menghambat terlaksananya penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Oleh karena itu, teks tidak menampilkan wacana latar tentang kelebihan dan

kesuksesannya.

Melihat pernyataan diatas, pemikiran penulis teks dan kelompok

keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia sama-sama ingin memperjuangkan

tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah, mereka berkeinginan Negara

Kesatuan Republik Indonesia menjadi bagian dari sistem tersebut, tujuannya

untuk melaksanakan syariat Islam secara menyeluruh. Kemudian mereka juga

tidak setuju dengan penerapan ideologi Kapitalisme termasuk di dalamnya

demokrasi, nasionalisme, sukuisme, dan Sosialisme termasuk Komunisme di

NKRI ini.211

Adapun ketika melihat sistem demokrasi yang diterapkan oleh pemerintah

Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebenarnya dalam rangka memelihara

kerukunan, kedamaian, dan keamanan di NKRI ini yang beragam agama, suku

bangsa, dan adat istiadatnya. Adapun ideologi Pancasila dan peraturan UUD

1945 yang digunakan sistem pemerintah NKRI merupakan intisari dari ajaran

211

Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 73-77

Page 162: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

144

Islam. Sedangkan pemerintah NKRI sendiri bukan penganut pemikiran

Kapitalisme dan fakta lainnya mengharamkan penerapan ideologi Komunisme.

2. Detil

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan penulis. Detil yang lengkap dan panjang lebar merupakan

penonjolan yang dilakukan sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada

khalayak. Detil yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan

sesuatu yang menyangkut kelemahan atau kegagalan dirinya. Hal yang

menguntungkan komunikator/pembuat teks akan diuraikan secara detil dan

terperinci, sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan, detil informasi akan

dikurangi.

Teks terkait judul “Kepemimpinan Ideologis Islam” menampilkan

wacana Detil yang lengkap tentang bentuk aplikasi sistem Dawlah Khilafah

Islamiyyah, fakta tersebut bisa dilihat dalam paragraf berikut:

١غ ثؼصس زذ ف خ غذمث ثإلعال ١ غ ث ثشعي إ ،أ ص ز أ

ذ٠ز زض عز عمطش 6161دش٠ز 6331ث ١ آ١الد٠ز ز١ ز ػ ٠ذ خش دز إعال

جس ج ،ثلعضؼ ال زض دسش ف زث ثضطذ١ك إ أدؼذ زذد ثدجذ. أ صطذ١مج شج وج

ضؼ ثششػ١ز ث غز أش١جء: ف ثألزىج ف خ ث ٠ض فئ إلعال جع صطذ١ك ثسجو ،مز دجلخض

،ثللضصجد ١ؼج ،ثغ١جع١ز ثخجسخ١ز ،ثضؼ١ غز خ ثألش١جء ثخ لذ غذمش ز . ثسى

١ز. ثذز ثإلعال لذ

Bahwa umat Islam, sepanjang sejarahnya hanya menerapkan sistem Islam,

sejak Rasulullah SAW berada di Madinah sampai tahun 1336 H (1918 M),

yaitu tatkala jatuhnya Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah. Saat itu

penerapan sistem Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan negara

berhasil menerapkannya dengan sangat gemilang. Penerapan sistem Islam oleh

penguasa dimanifestasikan dalam lima bidang, yaitu hukum-hukum syara‟

yang berkaitan dengan masalah (1) sosial (yang mengatur interaksi pria dan

wanita), (2) ekonomi, (3) Pendidikan, (4) politik luar negeri, dan (5)

pemerintahan. Hukum-hukum yang menyangkut kelima bagian ini telah

diterapkan oleh Daulah Islam sejak dulu.

Page 163: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

145

ج١ز خجصثأ ج ث ثإلدثسر ف ثإلعال فئ ضر ثسى ج دجغذز ألخ سة١ظ ، : ثخ١فز

،ثذز ؼج ف١ز ،ثضف٠ط ثض ؼج ١ش ثدجد "دثةشر ثسشد١ز ، أ لر ،ثد١ش" - ث ،

ثمعجء ز ، صجر ثذ ز. ، دظ ثأل

Mengenai sistem pemerintahan, jelas sekali bahwa struktur negara di

dalam Islam terdiri dari delapan bagian, yaitu: (1) Khalifah, sebagai kepala

negara, (2) Mu‟awin Tafwidl, -sebagai pembantu Khalifah yang berkuasa

penuh-, (3) Mu‟awin Tanfidz, -sebagai pembantu Khalifah dalam urusan

administrasi, (4) Amirul Jihad, (5) Wali (gubernur), (6) Qadla (pengadilan), (7)

Aparat Administrasi Negara, (8) Majlis Umat.

Interpretasi

Berdasarkan elemen wacana detil di atas mendiskripsikan, bahwa praktik

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang mengemban dakwah kepemimpinan

ideologi Islam telah diterapkan sejak masa Rasululah SAW sampai jatuhnya

Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah. Penulis dalam teks

menggambarkan bahwa sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah sebagai sistem

yang positif dan juga menampilkan bentuk sistem pemerintahannya secara detil

dan jelas.

Bentuk sistem pemerintahan Dawlah Khilafah Islamiyyah jelas berbeda

dengan sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini

yang dikhawatirkan oleh pemerintah NKRI, bahwa teks keagamaan niẕâm al-

Islâm yang dipublikasikan oleh kelompok Hizbut Tahrir Indonesia sendiri

sudah menampilkan bentuk sistem pemerintahan Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Fakta tersebut sudah menunjukkan bahwa kelompok keagamaan Hizbut Tahrir

Indonesia bertujuan ingin merubah sistem pemerintahan NKRI yang sah

sekarang ini dengan sistem pemerintahan Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Page 164: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

146

3. Maksud

Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil. Dalam detil,

informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detil yang

panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator

akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang

merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Tujuan

akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan penulis

teks. Informasi yang menguntungkan disajikan secara jelas, dengan kata-kata

yang tegas, dan menunjuk langsung pada fakta.

Teks terkait judul “Kepemimpinan Ideologis Islam” menampilkan

wacana maksud yang mendiskripsikan fungsi bentuk struktur sistem

pemerintahan Dawlah Khilafah Islamiyyah dengan kata-kata yang tegas, dan

menunjuk langsung pada fakta. Fakta-fakta tersebut bisa dilihat dalam paragraf

berikut:

ج ثخ١فز خ١فز ،أ ف١ ٠ى ص ػ١ ش ٠ ١ غ ث أصثي ،فئ إل دؼذ أ

جي صطف و ش ثخالفز ػ ٠ذ غضؼ 6113دش٠ز 6331ثىجفش ث ج لذ ١الد٠ز. أ

لذ أص دؼذ خ١فز ١ج ل٠زخ خ١فز إل دثة ١ غ خ١فز ث زض ف أشذ ،ره فمذ وج

١ز ز ثإلعال خذس ثذ خذ ثخ١فز فمذ ض ثذز ثإلعال ،ػصس ثذغ. أل ١ز

ثخ١فز.

Pada masa lalu struktur seperti ini selalu ada. Kaum Muslim belum pernah

melewati sejarahnya, kecuali hadir di tengah-tengah mereka seorang khalifah.

Pengecualiannya tentu saja setelah para penjajah kafir merubuhkan sistem

Khilafah melalui tangan Mustafa Kamal Ataturk pada tahun 1342 H (1924 M).

Sebelum itu, kaum Muslim selalu dipimpin oleh seorang Khalifah. Belum

pernah terjadi kekosongan seorang Khalifah tanpa disertai adanya Khalifah lain

sebagai penggantinya, bahkan pada masa-masa kemundurannya. Apabila

seorang Khalifah diangkat, maka saat itu terbentuk Daulah Islam. Sebab,

Daulah Islam itu adalah Khalifah.

س ١غ ثؼص خ ف د٠ خ فمذ وجث وزه ؼج ج ث أ ف ، ١ ؼج ث وج

صسثء ٠ىث ف١ز ف ثض ص ،ثسى مخ ف ػصش ثؼذجع١١ أغك ػ١ إ إ سثء

طمج ثذ٠مشثغ خدر ف ثسى صثسر ث صفز ث صى . ١ ؼج وجث ،ى د

٠ط ثخ١فز ف١ز دضف ثض ف ثسى ١ ؼج ج خ١فز. ،وجث ثصالز١جس و

Page 165: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

147

Mengenai Mu‟awin Tafwidl dan Mu‟awin Tanfidz, mereka selalu ada

diseluruh masa. Kedudukan mereka sebagai pembantu dan pelaksana, bukan

sebagai Wuzaraa (kementrian). Kalaupun ada sebutan Wazir, yang terjadi pada

masa Abbasiah, tetapi fungsinya sebagai pembantu. Sama sekali tidak terdapat

ciri-ciri kementrian seperti yang ada dalam sistem demokrasi. Kedudukan

mereka hanya sebagai pembantu Khalifah dalam urusan pemerintahan dan

administrasi negara, Sedangkan wewenang kekuasaan secara keseluruhan

berada di tangan Khalifah.

ثذالد ثزض ثىجفش ز١ . خدج ثجدش ز فئ صجر ثذ ثمعجر لر ج ث أ

ث ز ثض وجش صذ٠ش شت صجر ثذ ف١ج ثلر ثمعجر سج عجةشر وجش أ جط

غ١شج. صطذ١خ صسثػز صؼ١

Adapun para Wali, Qadli, dan Aparat Administrasi Negara, jelas sekali

bahwa eksistensi mereka selalu ada. Bahkan tatkala para penjajah kafir

menduduki negeri-negeri Islam, urusan pemerintahan masih berlangsung dan

dijalankan oleh para Wali, Qadli, dan Aparat Administrasi Negara, sehingga

keberadaan mereka tidak perlu pembuktian lagi.

١ج خ١شج إعال س ثد١ش دجػضذجس ١ش ثدجد "ثد١ش" فمذ وج ٠ض أ ج أ ،أ وج

ل٠غخ.ثؼج ثد١ش ثإلعال أ ٠ضشوض ف ر

Akan halnya Amirul Jihad memiliki wewenang mengurus angkatan

bersenjata, sebagai pasukan Islam. Pada saat itu berkembang opini umum di

seluruh dunia bahwa pasukan Islam adalah pasukan yang tidak terkalahkan.

٠ؼ د دؼذ ثخفجء ثشثشذ٠ ز فئ دظ ثأل ج ػ أ ، ثغذخ ف ره أ

ثػذ ل ١ظ ضر ثسى ػ١ز ػ ثشثػ ، أخ ق ثش ،فجشس زك زم فئ

د ش ٠فؼ لذ لص ،ج ٠ى ألخز ثشأ ثشس ١ج. ره أل ج إعال ٠ذم زى ثسى ى

،١غش سى ع١جدر ثشؼخ ثض ج صث ثح ثذ٠مشثغ١ز فئ دخالفج ف دظ ث

ثس ششع. ثمجػذر ثألعجع١ز ف ظج ع١جدر ف ثإلعال ج ف ز١ أ ذذإ ثشأع ف ث ى

. طذمج ف ثإلعال وج ثسى ظج أ زث ٠ضذ١

Tentang Majlis umat, aktivitasnya sepeninggal masa Khulafaur Rasyidin

tidak lagi tampak, karena sekalipun termasuk salah satu struktur pemerintahan,

tetapi bukan termasuk bagian dari pilar pemerintahan. Syura merupakan salah

satu hak rakyat terhadap para penguasa. Apabila penguasa tidak meminta

pendapat dari rakyat (dalam berbagai urusan), berarti penguasa itu telah

melakukan suatu kelalaian. Meskipun demikian pemerintahan itu tetap

Page 166: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

148

merupakan pemerintahan Islam. Sebab, syura adalah media pengambilan

pendapat, bukan untuk menetapkan kebijakan negara. Hal ini berbeda dengan

peranan parlemen pada sistem demokrasi. Parlemen merupakan manifestasi

dari kedaulatan rakyat. Dan ini menjadi pilar dasar sistem pemerintahan

ideologi Kapitalisme. Lain halnya dengan Islam yang meletakkan kedaulatan

itu hanya pada syara‟. Dari sini tampak jelas bahwa sistem pemerintahan Islam

telah diterapkan di sepanjang sejarahnya.

Interpretasi

Berdasarkan fakta di atas menunjukkan, bahwa sepanjang sejarahnya

kaum Muslim dari sejak Rasulullah sampai para penjajah kafir merobohkan

sistem Khilafah melalui tangan Mustafa Kamal Ataturk, kaum Muslim selalu

dipimpin oleh seorang Khalifah. Kemudian teks mendiskripsikan fungsi bentuk

struktur sistem pemerintahan Dawlah Khilafah Islamiyyah dengan kata-kata

yang tegas, dan menunjuk langsung pada fakta.

Ketika diamati dengan menggunakan wacana kritis elemen maksud di atas

dapat tergambar, bahwa penulis teks menguraikan informasi secara eksplisit

dan jelas terkait penerapan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah. Teks

menampilkan fakta sejarahnya, bahwa kaum Muslim sejak Rasulullah sampai

para penjajah kafir merobohkan sistem Khilafah melalui tangan Mustafa

Kamal Ataturk sudah dipimpin oleh seorang Khalifah. Akan tetapi teks tidak

menguraikan fakta-fakta terkait penggunaan istilah “Khalifah”, apakah

digunakan sejak Rasulullah sampai kerajaan Turki Ustmani runtuh yang

berkenaan dengan istilah kepemimpinan politik Islam. Kemudian dalam teks

juga diuraikan informasi secara eksplisit dan jelas terkait masa-masa

kemunduran sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang dirobohkan oleh para

penjajah kafir melalui tangan Mustafa Kamal Ataturk. Akan tetapi, teks tidak

menampilkan fakta-fakta yang menyebabkan kemunduran dari sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah sendiri.

Teks di atas menampilkan secara eksplisit dan jelas tentang perbedaan

istilah antara Mu‟awin Tafwidl dan Mu‟awin Tanfidz sebagai pembantu dan

pelaksana Khalifah dalam urusan pemerintahan dan administrasi negara dengan

Wuzaraa (kementrian). Hal ini untuk membedakan antara sistem Dawlah

Page 167: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

149

Khilafah Islamiyyah dengan sistem demokrasi. Akan tetapi, ketika teks

menampilkan istilah Wazir yang terjadi pada masa Abbasiah hanya

diinformasikan sebagai pembantu Khalifah terkait urusan pemerintahan dan

administrasi negara saja, padahal teks sudah memberikan informasi secara jelas

terkait perbedaan fungsi kedua istilah tersebut. Hal-hal terkait dengan alasan

kenapa istilah Wazir yang dipakai bukan istilah Mu‟awin Tafwidl dan Mu‟awin

Tanfidz pada masa Abbasiah tidak diungkap dalam teks.

Teks terkait Majlis umat menampilkan informasi yang jelas terkait

perbedaan antara bentuk parlemen sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah dan

sistem demokrasi. Fakta yang disorot berkenaan dengan fungsi syuro dalam

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah sebagai salah satu hak rakyat terhadap para

penguasa dan tetap kedaulatan berdasarkan syara‟. Hal ini berbeda dengan

peranan parlemen pada sistem demokrasi yang merupakan manifestasi dari

kedaulatan rakyat. Akan tetapi, ketika teks menampilkan fakta apabila

penguasa tidak meminta pendapat dari rakyat (dalam berbagai urusan), berarti

penguasa itu telah melakukan suatu kelalaian. pemerintahan itu tetap

merupakan pemerintahan Islam. Informasi fakta tersebut tidak ditampilkan

secara jelas terkait ada atau tidak adanya penguasa yang melakukan suatu

kelalaian. Apabila ada penguasa yang lalai, siapa dan pada masa apa dia

berkuasa dalam sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Melihat fakta sekarang, kondisi negeri kaum muslim yang sudah merdeka

dari para penjajah. Menurut penulis teks sudah saatnya umat Muslim untuk

menerapkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah dengan diangkatnya Khalifah

diantara kaum muslimin. Fakta tersebut berdasarkan sejarah kaum Muslim

selalu dipimpin oleh seorang Khalifah.

Berdasarkan konteks sekarang dengan kondisi kekuasaan umat muslim

yang bentuk pemerintahannya negara bangsa, bahkan ada juga sebagian

kekuasaan pemerintahan Umat Muslim yang berbentuk kerajaan. Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang bentuk pemerintahannya negara bangsa dan

konsep sistem pemerintahan tersebut sudah final serta tidak bisa diganti oleh

sistem apapun sekalipun dengan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah. Karena

Page 168: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

150

konsep NKRI sendiri merupakan bentuk konsep yang sudah disepakati oleh

para pendiri bangsa yang sudah berjuang merebut kemerdekaan dari para

penjajah.

d. Aspek Sintaksis

1. Koherensi

Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks.

Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat

dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak

berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang

menghubungkannya. Makna wacana sangat ditentukan oleh koherensi lokal

wacana, yaitu hubungan antara proposisi dan acuannya (fakta model mental).

Bentuk-bentuk hubungan proposisi-proposisinya bisa sebab akibat, kausalitas

(koherensi referensial) di antaranya ditandai dengan pemakaian anak kalimat

sebagai penjelas, koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan

bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan seolah-olah saling

bertentangan dan bersebrangan (contrast) dengan menggunakan koherensi ini,

koherensi pengingkaran menunjukkan seolah penulis teks menyutujui sesuatu,

padahal ia tidak setuju dengan memberikan argumentasi atau fakta yang

menyangkal persetujuannya tersebut.

Analisis wacana kritis terkait teks yang berjudul “Kepemimpinan

Ideologis Islam” dengan melihat dua buah kalimat yang menggambarkan

fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren bisa dilihat

dalam kalimat berikut:

1. Tema terkait ketidak layakan ikatan nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian dalam meraih kebangkitan dan

kemajuan

ثشثدطز ثغ١ز أ ثلعض١الء ػ١ ض جخ د ػ ثغ ف زجز ثػضذثء أخذ ض ،ص

أخش وال أ غ ث ػ ثلػضذثء. إرث سد ثألخذ غ ز ث ج ف زجز عال شأ ج

.ثض ػج

Page 169: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

151

Ikatan nasionalisme muncul ketika ada ancaman pihak asing yang hendak

menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Tetapi bila suasananya aman dari

serangan musuh atau musuh tersebut dapat dilawan dan diusir dari negeri itu,

sirnalah kekuatan ini.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (خز إع١ز) terdiri dari ذضذأ

خذش ,ثشثدطز ثغ١ز ض ص أ زجي , ض جخ د ػ ثغ ف زجز ثػضذثء أخذ

dan merupakan bentuk kalimat majemuk setara dengan hubungan ثلعض١الء ػ١

perlawanan dengan ditandai konjungsi kata tetapi. Kata tetapi dalam bahasa

Arab termasuk huruf ػطف yaitu د, namun dalam kalimat tersebut

menggunakan kata ج لشأ yang secara konteks artinya tetapi. Sehingga

kalimat tersebut juga menunjukkan koheren antara kalimat satu dengan kalimat

lainnya dengan ditandai huruf ػطف yaitu , serta berbentuk pengingkaran

yang menunjukkan seolah-olah penulis teks setuju dengan ikatan nasionalisme,

padahal ia tidak setuju dengan memberikan fakta bahwa ikatan nasionalisme

akan sirna bila suasananya aman dari serangan musuh atau musuh tersebut

dapat dilawan dan diusir dari negeri itu. Sehingga dari fakta tersebut dapat

dilihat, bahwa penulis teks sebenarnya memang tidak setuju dengan ikatan

nasionalisme.

خفعز دطز فجعذر ثالثز أعذجح:فجشثدطز ثغ١ز سث ج سثدطز ل: أل ثج١ج: . أ

ج سثدطز ػجغف١ز ؤلضز . أل جسثدطز .ثجثج: أل

Ikatan nasionalisme merupakan ikatan yang rusak (tabi‟atnya buruk)

karena tiga hal: (1). Karena mutu ikatannya rendah, (2). Karena ikatannya

bersifat emosional, (3). Karena ikatannya bersifat temporal.

Kalimat berikutnya merupakan kalimat majemuk bertingkat ditandai

konjungsi kata karena menyatakan hubungan penyebab, sehingga

menunjukkan koherensi sebab akibat. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas

menunjukkan koheren dengan bentuk kesataraan pola kalimat yang sama

antara klausa satu dengan klausa yang lainnya berbentuk kalimat nomina ( خز

serta mempunyai hubungan makna sebab akibat. Sehingga tampak jelas (إع١ز

Page 170: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

152

penulis teks menampilkan koherensi sebab akibat yang negatif terhadap ikatan

nasionalisme. Menurut penulis teks, ikatan nasionalisme rusak disebabkan

karena mutu ikatannya rendah, bersifat emosional, dan bersifat temporal.

ل: أل ٠غ١ش ف ثشثدطز ثغ١ز أ ز١ دجإلغج صشدػ ثإلغج فغ أل خفعز لص سثدطز

غش٠ضر ثذمجء د ثشثدطز ثغ١ز غش٠ك ثض. ثج١ج: أل جذفجع سثدطز ػجغف١ز صشأ ػ

غج ثإل ثفظ, ثشثدطز ثؼجغف١ز ػشظز ضغ١ش ثضذذي, فالصصر شدػ ثذثة د١ ػ

. ثجثج: أل ج ف زجز ثشثدطز ثغ١ز ثإلغج خذ ف زجز ثذفجع, أ ؤلضز ص سثدطز

ثسجز ثألص١ –ثلعضمشثس سثدطز –ز إلغج صى فالخدج, زه ل صصر أل

. د ثإلغج د١

(1). Ikatan nasionalisme mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu

mengikat antara manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan

dan kemajuan.

(2). Ikatan nasionalisme ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan

pada perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri,

yaitu untuk membela diri. Di samping itu ikatan yang bersifat emosional sangat

berpeluang untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang

langgeng antara manusia satu dengan yang lain.

(3). Ikatan nasionalisme ikatannya bersifat temporal, yaitu muncul saat

membela diri karena datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil,

yaitu keadaan normal, ikatan ini tidak muncul. Dengan demikian, tidak bisa

dijadikan pengikat antara sesama manusia.

Kalimat-kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat

menyatakan hubungan penyebab. Dalam bahasa Arab kalimat di atas tampak

koheren dengan ditandai ث ػطف dan bentuk pola kalimat satu dan lainnya

berbentuk kalimat nomina أخثصج) خز إع١ز Sehingga koherensi antara .(إ

kalimat satu dengan kalimat lainnya menunjukkan sebab akibat penjelasan

negatif terhadap ikatan nasionalisme, dan menjadikan ikatan nasionalisme

tidak legitimasi lagi diterapkan dalam konteks sistem pemerintahan. Dalam

kalimat-kalimat tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa penulis teks tidak

setuju dengan ikatan nasionalisme, sehingga dapat memberikan efek negatif

kepada khalayak terhadap pemaknaan wacana ikatan nasionalisme yang tidak

layak dijadikan pengikat antara manusia disebabkan karena mutu ikatannya

rendah, bersifat emosional, dan bersifat temporal.

Page 171: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

153

١جدر ثشثدطز ثم١ز ذ زخ ثغ خذ ػ غش٠ضر ثذمجء ف١ ف١ صضأص غج ثإل ف .أ

خفط فىش٠ج فشد٠ز. ث غج ثإل

Munculnya ikatan kesukuan karena manusia pada dasarnya memiliki

naluri mempertahankan diri, kemudian dalam dirinya mencuat keinginan untuk

berkuasa. Keinginan itu muncul hanya pada individu yang rendah taraf

berfikirnya.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan sebab akibat. Dalam bahasa Arab kalimat di atas tampak koheren

dengan ditandai زشف ثؼطف yaitu ث. Kalimat pertama berbentuk kalimat

nomina (ذضذأ خذش) خز إع١ز dan anak kalimatnya berbentuk kalimat pasif

(fi‟il majhul) serta kalimat kedua menggunakan kata ganti isim ḍamir.

Sehingga menunjukkan koherensi penjelasan sebab akibat yang negatif

terhadap ikatan kesukuan. Menurut teks, ikatan kesukuan muncul dari naluri

mempertahankan diri, kemudian mencuat keinginan untuk berkuasa, dan

keinginan yang muncul itu hanya terdapat pada individu yang rendah taraf

berfikirnya. Dari fakta tersebut dapat terlihat, bahwa penulis teks tidak setuju

dengan ikatan kesukuan, hal ini untuk memberikan efek negatif kepada

khalayak terkait wacana ikatan kesukuan.

ل ،أ ػ غ١ش ع١جدص ف غ ٠ش ػذ صسمك ع١جدر ل ولذلك .ث ز شأ ػ ص

ثألفشثد ف ثألعشر ػ ع١جدصج. س١ز د١ خجصجس ثجز١ز

Apabila mereka telah mendapatkan kekuasaan itu, ia pun ingin sukunya

menguasai bangsa-bangsa yang lain. Inilah yang menjadi penyebab timbulnya

berbagai pertentangan lokal antara individu dalam sebuah keluarga yang saling

berebut pengaruh.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan sebab akibat. Dalam bahasa Arab kalimat di atas tampak koheren

dengan ditandai زشف ثؼطف yaitu ث. Kalimat pertama berbentuk kalimat

aktif (fi‟il ma‟lum). Sedangkan kalimat kedua berbentuk kalimat aktif (fi‟il

ma‟lum) yaitu شأ sehingga tampak koherensi dengan menggunakan ,ص

kesetaraan pola kalimat. Jadi, kalimat tersebut menunjukkan sebab akibat yang

negatif terhadap ikatan kesukuan. Menurut penulis teks, ikatan kesukuan dapat

Page 172: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

154

menyebabkan berbagai pertentangan lokal antara individu dalam sebuah

keluarga ketika berebut kekuasaan. Berdasarkan analisis wacana kritis tersebut,

teks tidak setuju ikatan kesukuan dijadikan dasar pemikiran dalam konteks

sistem pemerintahan, karena ikatan kesukuan dapat menimbulkan berbagai

pertentangan. Hal ini menjadikan ikatan kesukuan menjadi tidak legitimasi lagi

dan dapat memberikan efek negatif kepada khalayak terkait pemaknaan

wacana ikatan kesukuan.

ل: أل ١ز أ ز١ ٠غ١ش ف ثشثدطز ثم دجإلغج صشدػ ثإلغج ل صصر أل سثدطز لذ١ز

١ز غش٠ك ثض. ثج١ج: أل غش ثشثدطز ثم ف١خذ ،٠ضر ثذمجء سثدطز ػجغف١ز صشأ ػ

١ز ج زخ ثغ١جدر. ثجثج: أل ،سثدطز غ١ش إغج١ز ثشثدطز ثم إر صغذخ ثخصجس د١

. ،ثجط ػ ثغ١جدر د ثإلغج سثدطز د١ صى زه ل صصر أل

(1). Ikatan kesukuan berlandaskan pada qabilah/keturunan, sehingga tidak bisa

dijadikan pengikat antara manusia satu dengan yang lainnya menuju

kebangkitan dan kemajuan.

(2). Ikatan kesukuan ikatannya bersifat emosional, selalu didasarkan pada

perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yang

didalamnya terdapat keinginan dan ambisi untuk berkuasa.

(3). Ikatan kesukuan ikatannya tidak manusiawi, sebab menimbulkan

pertentangan dan perselisihan antar sesama manusia dalam berebut kekuasaan.

Karena itu, tidak bisa menjadi pengikat antara sesama manusia.

Kalimat-kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat

menyatakan hubungan penyebab. Dalam bahasa Arab kalimat di atas tampak

koheren dengan ditandai ث ػطف dan bentuk pola kalimat satu dan lainnya

berbentuk kalimat nomina أخثصج) خز إع١ز Sehingga koherensi antara .(إ

kalimat satu dengan kalimat lainnya menunjukkan sebab akibat penjelasan

negatif terhadap ikatan kesukuan, dan menjadikan ikatan kesukuan tidak

legitimasi lagi diterapkan dalam konteks sistem pemerintahan. Dalam kalimat-

kalimat tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa penulis teks tidak setuju

dengan ikatan kesukuan, sehingga dapat memberikan efek negatif kepada

khalayak terhadap pemaknaan wacana ikatan kesukuan yang tidak layak

Page 173: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

155

dijadikan pengikat antara manusia disebabkan karena ikatannya berdasarkan

keturunan, bersifat emosional, dan tidak manusiawi.

صشدػ د ثإلغج ؤلضز لصصر أل سثدطز ج ثشثدطز ثصس١ز ف ج ،أ أل

ج ز ػ صجر أوذش غج ج ،ػشظز صسز. أل فضفمذ خدج ف زجز صشخ١ر ث

ثصجر ز صض طز خطشر ػ أج.زه وجش سثد ،صض ز١

Ikatan kemaslahatan tidak lain ikatan yang temporal sifatnya, tidak bisa

dijadikan pengikat antar manusia. Hal ini disebabkan adanya peluang tawar

menawar dalam mewujudkan kemaslahatan mana yang lebih besar, sehingga

eksistensinya akan hilang begitu satu maslahat dipilih atau didahulukan dari

maslahat yang lain. Apabila kemaslahatan itu telah ditentukan, berakhirlah

persoalannya. Kemudian orang-orangnya pun membubarkan diri, karena ikatan

itu berakhir tatkala maslahat telah tercapai. Jadi, ikatan ini amat berbahaya bagi

para pengikutnya.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan sebab akibat. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas

tampak koheren dengan ditandai penggunaan زشف ثؼطف yaitu فجء ،ث .

Kalimat pertama berbentuk kalimat nomina (خز ثششغ) خز إع١ز, kalimat

kedua berbentuk أخثصج) خز إع١ز dan anak kalimat berbentuk kalimat (إ

aktif (jumlah fi‟liyyah) berbentuk fi‟il muḍari‟ فضفمذ, sedangkan kalimat ketiga

berbentuk أخثصج) خز إع١ز dan anak kalimatnya berbentuk fi‟il naqiṣ (إ

Sehingga menunjukkan penjelasan sebab akibat yang negatif .(وج أخثصج)

terhadap ikatan kemaslahatan. Menurut teks, ikatan kemaslahatan tidak lain

ikatan yang temporal sifatnya, tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia,

serta ikatan ini amat berbahaya bagi para pengikutnya. Berdasarkan analisis

wacana kritis tersebut, penulis teks tidak setuju ikatan kemaslahatan diterapkan

dalam konteks sistem pemerintahan. Wacana koherensi penjelas negatif

tersebut berdampak terhadap pemaknaan wacana ikatan kemaslahatan yang

disebarkan kepada khalayak.

ثشثدطز ثصس١ز صشدػ د ثإلغج لصصر أل ز ػ ، غج ج ػشظز أل

ج ز ،صجر أوذش صض ج صض ز١ صسز. أل فضفمذ خدج ف زجز صشخ١ر ث

. ثصجر

Page 174: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

156

Ikatan kemaslahatan tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia. Hal ini

disebabkan adanya peluang tawar menawar dalam mewujudkan kemaslahatan

mana yang lebih besar, sehingga eksistensinya akan hilang begitu satu

maslahat dipilih atau didahulukan dari maslahat yang lain. Apabila

kemaslahatan itu telah ditentukan, berakhirlah persoalannya. Kemudian orang-

orangnya pun membubarkan diri, karena ikatan itu berakhir tatkala maslahat

telah tercapai.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan sebab akibat. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas

tampak koheren dengan ditandai menggunakan زشف ثؼطف yaitu فجء ،ث .

Kalimat pertama berbentuk kalimat nomina (خز ثششغ) خز إع١ز, kalimat

kedua berbentuk أخثصج) خز إع١ز dan anak kalimat berbentuk kalimat (إ

aktif (jumlah fi‟liyyah) berbentuk fi‟il muḍari‟ فضفمذ, sedangkan kalimat ketiga

berbentuk أخثصج) خز إع١ز Sehingga menunjukkan penjelasan sebab .(إ

akibat yang negatif terhadap ikatan kemaslahatan. Menurut teks, Ikatan

kemaslahatan tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia disebabkan adanya

peluang tawar menawar dalam mewujudkan kemaslahatan mana yang lebih

besar, tatkala maslahat telah ditentukan, berakhirlah persoalannya. Berdasarkan

pernyataan tersebut, penulis teks tidak setuju ikatan kemaslahatan dijadikan

pengikat antar manusia dalam konteks sistem pemerintahan. Hal ini dapat

menyebabkan efek negatif terhadap pemaknaan wacana ikatan kemaslahatan

yang disebarkan kepada khalayak.

ج ٠ذثك ػ ج ثشثدطز ثشز١ز دال ظج ،أ ج صظش ف زجز ثضذ٠ لصظش ف ،فئ

ؼضشن ١ز ثجط ،ثس١جر. زه وجش سثدطز خضة١ز غ١ش ػ سثدطز د١ صى لصصر أل

ثس١جر. ف شؤ

Terjemahannya: Adapun ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan,

aktifitasnya hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Ikatan ini tidak nampak

dalam kancah kehidupan, bersifat parsial (terbatas pada aspek kerohanian

semata) yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak

layak menjadi pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan sebab akibat. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas

Page 175: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

157

tampak koheren dengan ditandai penggunaan زشف ثؼطف yaitu فجء ،ث .

Kalimat pertama berbentuk kalimat nomina (خز ثششغ) خز إع١ز dan anak

kalimat berbentuk أخثصج) خز إع١ز jawab asy-syart, Sedangkan kalimat (إ

kedua berbentuk kalimat aktif (jumlah fi‟liyyah) berbentuk fi‟il muḍari‟ لصظش

dengan klausa pertama berbentuk fi‟il naqiṣ (وج أخثصج) dan klausa kedua

berbentuk kalimat aktif (jumlah fi‟liyyah) berbentuk fi‟il muḍari‟ لصصر .

sehingga menunjukkan penjelasan sebab akibat yang negatif terhadap ikatan

kerohanian. Menurut teks, ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan,

aktifitasnya hanya kegiatan spiritual saja, dan bersifat parsial (terbatas pada

aspek kerohanian semata) yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-

hari, sehingga tidak layak dijadikan pengikat antar manusia. Berdasarkan

pernyataan tersebut, penulis teks tidak setuju ikatan kerohanian menjadi

pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Hal ini berdampak

negatif terhadap pemaknaan wacana ikatan kerohanian yang disebarkan kepada

khalayak.

Interpretasi

Berdasarkan analisis wacana kritis terkait tema tentang ketidak layakan

ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian dalam

meraih kebangkitan dan kemajuan. Kalimat-kalimat yang menjelaskan tema

tersebut menggunakan koherensi pengingkaran, dan sebab akibat yang negatif

terhadap wacana ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian. Hal ini menimbulkan pertanyaan, kenapa penulis teks

menggunakan koherensi pengingkaran, penjelas, dan sebab akibat yang negatif

terhadap bentuk wacana seluruh ikatan tersebut.

Melirik pertanyaan di atas, teks dapat mendiskripsikan bahwa kognisi

penulis dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia tidak setuju dengan

ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian dijadikan

pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Seluruh ikatan tersebut

tidak layak dalam meraih kebangkitan dan kemajuan, terutama dalam rangka

penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah. Selain itu, seluruh ikatan

Page 176: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

158

tersebut dapat menjadi penghalang tegaknya sistem Dawlah Khilafah

Islamiyyah. Hal ini berbeda dengan sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang menjung-jung tinggi ikatan nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian. Seluruh ikatan tersebut merupakan bagian

elemen penting dari berdirinya NKRI yang beraneka ragam agama, suku, dan

adat istiadatnya. Keberagaman tersebut tertuang dalam konsep semboyan

Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetapi satu jua), serta

berdasarkan surat Al-Hujurat ayat 13: “Wahai manusia! sungguh, Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian

Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling

mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah

orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

2. Tema terkait qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam

lebih unggul daripada Kapitalisme dan Sosialisme.

خجك س١ر، أل ذذأ ثص ث هللا د ز د غج ثإل ٠شأ ف ر زذذأ ث ج ث أ

. ذذأ لطؼ هللا. ف ثس١جر، غج ثإل ثى

Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui wahyu Allah adalah

ideologi yang benar. Karena bersumber dari Al-khaliq, yaitu pencipta alam,

manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Ideologi ini pasti kebenarannya.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan penyebab ditandai dengan kata karena. Dalam bahasa

Arab, kalimat di atas tampak koheren dengan ditandai menggunakan kalimat

asy-syart (jumlah asy-syart dan jawab asy-syart). Kalimatnya berbentuk

kalimat nomina (jumlah ismiyyah) sebagai isim asy-syart dengan klausa

pertama berbentuk kalimat أخثصج) خز إع١ز dan klausa kedua berbentuk (إ

kalimat nomina (jumlah ismiyyah) sebagai jawab asy-syart ditandai dengan

penggunaan fa rabtu al-jawab. Sehingga menunjukkan penjelasan penyebab

yang positif tentang Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui wahyu

Allah. Menurut teks, ideologi yang bersumber dari benak manusia melalui

wahyu Allah adalah ideologi yang benar. Jadi, penulis teks setuju terhadap

Page 177: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

159

ideologi yang bersumber dari akal manusia melalui wahyu Allah. Secara

konteks makna ideologi yang benar itu adalah ideologi Islam yang

memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.

جشب ، أل ذذأ دجغ ف شخص دؼذمش٠ز صششق ف١ شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ

س ػشظز ضفج ظ١ ض غج ثإل ف خد، أل ثلزجغز دج سذد ٠ؼدض ػ ػم ػ

إ ثإلخضالف ثضجلط ثؤد ضح ثظج ج ٠ ثضجلط ثضأثش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش ف١ج

. غج شمجء ثإل

Adapun ideologi yang muncul dalam benak manusia karena kejeniusan

yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah. Karena berasal dari akal

manusia yang terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang

nyata. Disamping itu pemahaman manusia terhadap proses lahirnya peraturan

selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, serta selalu

lingkungan tempat ia hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling

bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan penyebab dan akibat ditandai dengan kata karena dan

sehingga. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas tampak koheren dengan ditandai

penggunaan kalimat asy-syart (jumlah asy-syart dan jawab asy-syart). Kalimat

pertama berbentuk kalimat nomina (jumlah ismiyyah) sebagai isim asy-syart

شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ شخص دؼذمش٠ز صششق ف١ dan jawab asy-syartnya ف

ذذأ دجغ , klausanya berbentuk kalimat أخثصج) خز إع١ز sedangkan ,(إ

kalimat kedua berbentuk kalimat أخثصج) خز إع١ز dengan klausanya (إ

berbentuk kalimat aktif (jumlah fi‟liyyah) menggunakan fi‟il muḍari‟ ضح ٠.

Sehingga menunjukkan penjelasan sebab akibat yang negatif tentang ideologi

yang muncul dalam benak manusia karena kejeniusan yang nampak pada

dirinya. Menurut teks, ideologi yang muncul dalam benak manusia karena

kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah. Karena akal

manusia terbatas dan peraturan yang dibuat manusia selalu menimbulkan

perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan

bagi manusia. Jadi intinya, penulis teks tidak setuju terhadap ideologi yang

bersumber dari akal manusia karena kejeniusan yang tampak pada dirinya serta

Page 178: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

160

peraturan yang dibuat oleh manusia. Secara konteks makna ideologi yang salah

itu adalah ideologi Kapitalisme di dalamnya terdapat demokrasi dan ideologi

Sosialisme termasuk Komunisme.

خجك س١ر، أل ذذأ ثص ث هللا د ز د غج ثإل ٠شأ ف ر زذذأ ث ج ث أ

ذذأ لطؼ هللا. ف ثس١جر، غج ثإل شخص ثى شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ .

خ ثلزجغز دج سذد ٠ؼدض ػ ػم جشب ػ ، أل دجغذذأ ف د، دؼذمش٠ز صششق ف١

س ثإلخضال ػشظز ضفج ظ١ ض غج ثإل ف ف ثضجلط ثضأثش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش أل

. غج إ شمجء ثإل ثضجلط ثؤد ضح ثظج ج ٠ ف١ج

Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui wahyu Allah adalah

ideologi yang benar. Karena bersumber dari Al-khaliq, yaitu pencipta alam,

manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Ideologi ini pasti kebenarannya.

Sedangkan ideologi yang muncul dalam benak manusia karena kejeniusan

yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah. Karena berasal dari akal

manusia yang terbatas, yang tidak mampu menjangkau segala sesuatu yang

nyata. Disamping itu pemahaman manusia terhadap proses lahirnya peraturan

selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan, serta selalu

lingkungan tempat ia hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling

bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan sebab akibat ditandai dengan kata karena dan

sehingga, serta menunjukkan pembeda antara ideologi Islam dan ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi serta ideologi Sosialisme

termasuk Komunisme. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas tampak koheren

dengan ditandai penggunaan kalimat asy-syart (jumlah asy-syart dan jawab

asy-syart). Kalimat pertama berbentuk kalimat nomina (jumlah ismiyyah)

sebagai isim asy-syart dengan klausa pertama berbentuk kalimat خز إع١ز ( إ

dan klausa kedua berbentuk kalimat nomina (jumlah ismiyyah) (أخثصج

sebagai jawab asy-syart ditandai dengan menggunakan fa rabtu al-jawab.

Kalimat kedua berbentuk kalimat nomina (jumlah ismiyyah) sebagai isim asy-

syart شخص دؼذمش٠ز صششق ف١ شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ dan jawab asy-

syartnya ذذأ دجغ زخز إع١ klausanya berbentuk kalimat ,ف أخثصج) ,(إ

sedangkan kalimat ketiga berbentuk kalimat أخثصج) خز إع١ز dengan (إ

Page 179: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

161

klausanya berbentuk kalimat aktif (jumlah fi‟liyyah) menggunakan fi‟il muḍari‟

ضح ٠. Sehingga menunjukkan kohorensi pembeda antara ideologi Islam dan

ideologi Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi serta ideologi

Sosialisme termasuk Komunisme dengan ditandai kata sedangkan. Menurut

teks, ideologi Islam adalah ideologi yang benar, sedangkan ideologi

Kapitalisme di dalamnya terdapat demokrasi dan ideologi Sosialisme termasuk

Komunisme adalah ideologi yang salah. Berdasarkan penjelasan tersebut,

penulis teks menampilkan dua fakta antara ideologi Islam dan ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya demokrasi serta ideologi Sosialisme

termasuk Komunisme secara kontras saling bertentangan dan bersebrangan. Di

samping itu, penulis teks setuju dan mewajibkan kepada umat untuk

menerapkan ideologi Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah, sedangkan ideologi selain itu tidak boleh diterapkan

dalam kehidupan. Hal ini berdampak terhadap wacana pemaknaan atas ideologi

Islam yang positif dan pemaknaan negatif terhadap ideologi Kapitalisme di

dalamnya terdapat demokrasi dan ideologi Sosialisme termasuk Komunisme

yang akan disebarkan kepada khalayak.

ثإلعال دظج جػز ثض صسى ف ثد د ثؼ وج ١ز ، ر ثإلعال ػ ،ششث ذ أل

ر ػ ١ز ذ ثطش٠مز ثؼ ثجط ٠ؼضذش ١ غ ػ غ١ش ث ثإلعال ف ،صطذ١ك ظج مذ وج

ثألغشثف. ضشث ث ثإلعال زث ثضطذ١ك ثألثش ثألوذشف إ٠دجد زث ثؼج

Penerapan Islam oleh jamaah kaum Muslim yang hidup dalam

pemerintahan yang menerapkan hukum Islam, adalah termasuk upaya-upaya

menyebarluaskan dakwah Islam; karena penerapan peraturan Islam di tengah-

tengah masyarakat non muslim tergolong metoda dakwah yang bersifat praktis.

Penerapan peraturan Islam telah berhasil memberikan pengaruh gemilang

dalam mewujudkan dunia Islam yang wilayahnya sangat luas.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan sebab akibat ditandai dengan kata karena dan maka.

Dalam bahasa Arab, kalimat di atas tampak koheren dengan penggunaan huruf

„athaf yaitu huruf fa (وج أخثصج) Kalimatnya berbentuk fi‟il nâqiṣ .فمذ وج

isimnya وج yaitu جػز ف ثد د ر yaitu وج dan khabarnya ثؼ ػ ششث ذ

Page 180: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

162

١ز sebagai klausa pertama, klausa kedua berbentuk kalimat nomina ثإلعال

jumlah ismiyyah ( أخ ثصجإ ) yaitu lafadz ثإلعال صطذ١ك ظج klausa ketiga ,أل

berbentuk fi‟il nâqiṣ (وج أخثصج) yaitu زث ثضطذ١ك ثألثش ثألوذش .فمذ وج

Sehingga menunjukkan penjelasan sebab akibat yang positif terhadap

penerapan Islam yang telah berhasil memberikan pengaruh gemilang dalam

mewujudkan dunia Islam yang wilayahnya sangat luas. Menurut teks,

penerapan Islam oleh jamaah kaum Muslim yang hidup dalam pemerintahan

yang menerapkan hukum Islam, adalah termasuk upaya-upaya

menyebarluaskan dakwah Islam, terkait penerapan peraturan Islam di tengah-

tengah masyarakat non muslim tergolong metoda dakwah yang bersifat praktis.

Secara konteks makna pemerintahan yang menerapkan hukum Islam adalah

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang menggunakan hukum Islam secara

menyeluruh. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis teks setuju dan

memandang positif sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang menerapkan

hukum Islam, serta merupakan upaya-upaya menyebarluaskan dakwah Islam

ke seluruh dunia.

خد هللا ثم١جدر ث د ج أعجعج إل٠ ثؼم ج صدؼ إ٠دجد١ز أل ١ز ،فىش٠ز ثإلعال

طك. جي و ج ٠ذسث ػ دفطشص غج إل صؼ١

Kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan ideologis yang

positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman kepada wujud

Allah. Di samping itu kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak

yang selalu dicari oleh manusia karena dorongan fitrahnya. Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk setara bertingkat yang

menyatakan hubungan penyebab ditandai dengan kata karena dan di samping

itu. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas tampak koheren dengan penggunaan

huruf „athaf yaitu huruf wawu. Kalimatnya berbentuk kalimat nomina jumlah

ismiyyah, yaitu ١ز sebagai mubtada dan khabarnya ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

) dengan klausa pertama berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah إ٠دجد١ز إ

أعجعج yaitu (أخثصج ثؼم ج صدؼ dan klausa kedua berbentuk kalimat aktif أل

jumlah fi‟liyyah dengan menggunakan fi‟il mudhori‟ ma‟lum .صؼ١

Page 181: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

163

Sehingga menunjukkan penjelasan penyebab yang positif tentang

kepemimpinan ideologis Islam yang memperjuangkan dalam menegakkan

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah. Menurut teks, kepemimpinan ideologis

Islam termasuk kepemimpinan ideologis yang positif yang menjadikan akal

sebagai dasar untuk beriman kepada Allah dan sesuai dengan fitrah manusia.

Berdasarkan pejelasan tersebut, penulis teks setuju dan berfikiran positif ketika

kepemimpinan ideologis Islam dijadikan asas dasar dalam memperjuangkan

penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang disebarkan ke seluruh

dunia.

زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال ل١جدثس وها عذاها ،أ

،فىش٠ز فجعذر ذ١ز ػ ثؼم ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال ثم١جدثس ثفىش٠ز في حيي ،أل أ

ثألخش غ١ش ،ذ١ز ػ ثؼم غج غ فطشر ثإل ج ل١جدر فىش٠ز صضفك أل ح ؼج ، في ف١ضدج

. حيي غج ثم١جدر ثفىش٠ز ثألخش صخجف فطشر ثإل أ

Kepemimpinan ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan ideologis

yang benar, sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak.

Kepemimpinan ideologisnya dibangun berdasarkan akal, amat berbeda

dengan kepemimpinan ideologis lainnya yang tidak dibangun berlandaskan

akal. Kepemimpinan ideologis Islam juga sesuai dengan fitrah manusia,

sehingga mudah diterima oleh manusia. Sedangkan kepemimpinan ideologis

lainnya berlawanan dengan fitrah manusia.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk setara bertingkat yang

menyatakan hubungan sebab akibat berlawanan ditandai dengan kata

Sedangkan, karena, amat berbeda, dan sehingga. Dalam bahasa Arab,

kalimat di atas tampak koheren dengan induk kalimat berbentuk kalimat

nomina jumlah ismiyyah (أخثصج dan anak kalimat setara pola kalimatnya (إ

dengan induk kalimat berbentuk kalimat nomina yaitu jumlah ismiyyah serta

penggunaan huruf „athaf yaitu wawu dan fa. Sehingga menunjukkan penjelasan

sebab akibat dan pembeda antara kepemimpinan ideologis Islam yang benar

dan kepemimpinan ideologis Kapitalisme termasuk demokrasi, serta

Sosialisme termasuk Komunisme yang rusak. Menurut teks, ketiga ideologi

tersebut saling bertentangan dan bersebrangan, kepemimpinan ideologis Islam

dibangun berdasarkan akal dan sesuai fitrah manusia, amat berbeda dengan

Page 182: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

164

kepemimpinan ideologis Kapitalisme termasuk demokrasi, serta Sosialisme

termasuk Komunisme tidak dibangun berdasarkan akal dan sesuai fitrah

manusia. Berdasarkan penjelasan tersebut, posisi penulis teks setuju dengan

kepemimpinan ideologis Islam yang benar dan memperjuangkan tegaknya

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah, dan tidak setuju dengan kepemimpinan

ideologis Kapitalisme termasuk demokrasi, serta Sosialisme termasuk

Komunisme yang rusak. Sehingga, pemaknaan wacana kedua ideologis

tersebut sudah tidak absah lagi dan berdampak negatif terhadap pemaknaan

yang diterima oleh khalayak.

ػ ٠مع ٠غضطغ أ ىش ثشذ ٠ خد هللا ىش ثز ٠ جد ثذذأ ج ظش ث

ثطذ١ؼ ١ػ ،زث ثضذ٠ ج وجش ثم١جدر ثفىش٠ز ف ثش ج ز١ز خفمز ١ز

ؼج. ،فطش٠ز دطالج دشجدر ثسظ ثؼم أظش ش١ب فغجدث ثظش٠ز ثذ٠جىض١ى١ز ثض

ذذةجصض ر إلخعجع ثجط دجم ع ثعغػ ، ج وج سثس ،ذش ثى وجش ثث

عجةج. ،ثمالل أ ثضخش٠خ ثلظطشثح

Akan tetapi ketika muncul ideologi (dialektika) materialisme, yang

mengingkari adanya Allah dan ruh, ternyata ide ini tidak mampu

memusnahkan kecenderungan beragama. Berdasarkan hal ini, qiyadah fikriyah

Komunisme telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. dialektika materialisme

paling terlihat kerusakan dan kebathilannya, dan dengan sangat mudah dapat

dibuktikan oleh perasaan dan akal. Supaya manusia tunduk pada ideologi ini,

maka mereka dipaksa melalui kekuatan fisik. Berbagai tekanan, intimidasi,

revolusi, menggoyang, merobohkan, dan mengacaukan merupakan sarana-

sarana penting untuk mengembangkan ideologi tersebut.

Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan hasil. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas tampak

koheren dengan penggunaan huruf „ataf yaitu wawu, serta induk kalimat

berbentuk kalimat aktif jumlah fi‟liyyah dengan fi‟il mâḍi جد ثذذأ dan ظش ث

anak kalimat dengan klausa pertama berbentuk fi‟il nâqiṣ (وج أخثصج) وجش

klausa kedua berbentuk kalimat aktif jumlah fi‟liyyah dengan ,ثم١جدر ثفىش٠ز

bentuk fi‟il mâḍi ع صض ذذةج ر إلخعجع ثجط دجم , bentuk klausa ketiga fi‟il

nâqiṣ (وج أخثصج) ثعغػ ثىذش وج dan bentuk klusa keempat وجش

Page 183: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

165

سثس ثمالل Sehingga menunjukkan hasil penjelasan yang negatif terhadap .ثث

ideologi Komunisme yang berdasarkan materialisme. Menurut teks, penerapan

ideologi tersebut melalui paksaan dengan kekuatan fisik. Dari wacana tersebut

sudah terlihat, bahwa penulis teks tidak setuju dengan ideologi Komunisme

yang berbahaya ketika diterapkan pada sistem pemerintahan.

خ وزه وجش ثم١جدر ثفىش٠ز شأعج١ز فطشر ثضذ٠ ثض ،جفز فطشر ثإلغج

ج ل١جدر عذ١ز ف فصج ثذ٠ جز١ز فطش٠ز, أل خفمز وجز ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأعج١ز

غأز فشد٠ خؼؼ ثس١جر, ػ ثس١جر, ف إدؼجدج ثضذ٠ ثز أش ػ ز, ف إدؼجدج ثظج

. ثإلغج شجو ؼجدز ػ هللا د

Demikian pula qiyâdah fikriyyah kapitalisme bertentangan dengan fitrah

manusia, yaitu naluri beragama. Qiyâdah fikriyyah kapitalisme telah gagal

dilihat dari segi fitrah manusia. Ia adalah qiyâdah fikriyyah negatif, yang

memisahkan antara agama dengan kehidupan; menjauhkan aktivitas beragama

dari kehidupan; menjadikan masalah agama sebagai masalah pribadi (bukan

masalah masyarakat); sekaligus menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan,

yang dapat memecahkan persoalan hidup manusia. Kalimat di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan hasil yang setara. Dalam bahasa Arab, kalimat di atas

tampak koheren dengan penggunaan huruf „ataf yaitu wawu dengan induk

kalimat berbentuk kalimat aktif jumlah fi‟liyyah dengan berbentuk fi‟il nâqiṣ

(وج أخثصج) خجفز فطشر ثإلغج anak kalimat ,وجش ثم١جدر ثفىش٠ز شأعج١ز

berbentuk fi‟il nâqiṣ (وج أخثصج) جز١ز وجز ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأعج١ خفمز ز

) dengan klausanya berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah ,فطش٠ز إ

ثس١جر (أخثصج ػ ج ل١جدر عذ١ز ف فصج ثذ٠ dan pola kalimat yang setara أل

berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah. Sehingga menunjukkan hasil

penjelasan yang negatif terhadap kepemimpinan ideologis Kapitalisme

termasuk demokrasi. Menurut teks, kepemimpinan ideologis Kapitalisme telah

gagal dari segi fitrah manusia yang memisahkan antara agama dengan

kehidupan sekaligus menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan, yang dapat

memecahkan persoalan hidup manusia. Dari wacana tersebut terlihat, bahwa

penulis teks tidak setuju terhadap kepemimpinan ideologis Kapitalisme

Page 184: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

166

termasuk demokrasi. Hal ini terlihat, bahwa kepemimpinan ideologis tersebut

sudah tidak absah lagi dan berdampak negatif pada pemaknaan wacana yang

disebarkan kepada khalayak.

٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ١ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش جدر ،أ ث ي إ ج صم أل

فجعذر ،صغذك ثفىش خطتز ػ ره فجم١جدر ثفىش٠ز ثش١ػ١ز ذ١ز ػ ، ج غ١ش أل

ذج فجعذ . ،ثؼم ػ ؼ ثفىش ثؼم ج أ و

Bahwa qiyadah fikriyah komunisme dibangun berlandaskan materialisme

bukan akal adalah karena ideologi ini menyatakan bahwa materi mendahului

pemikiran (pengetahuan). Dengan demikian qiyadah fikriyah komunis jelas-

jelas keliru dan rusak, karena tidak dibangun berdasarkan akal. Sama rusaknya

dengan pengertian mereka tentang pemikiran dan akal. سخجي ثى١غز عػ د١ ث ذ١ز ػ ثس ج١ز وزه ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع

ش٠ فى عػ ،ث دس ثذجغ ثسك د١ د ٠مش ،ف ثظال ثس د١ عػ غ ،دس

ث خد أ عػ غ١ش ث . ،س ذ١ز ػ ثؼم ج غ١ش ثفىش٠ز فجعذر أل زه وجش ل١جدص

Demikian pula halnya dengan qiyadah fikriyah kapitalisme yang dibangun

berdasarkan jalan tengah (kompromi) antara tokoh-tokoh gereja dengan

cendikiawan, Mereka mencampuradukan antara haq dan bathil, antara

keimanan dengan kekufuran, cahaya dengan kegelapan; dengan menempuh

jalan tengah. Padahal jalan tengah itu tidak ada faktanya. Karena itu, qiyadah

fikriyah kapitalisme rusak, karena tidak dibangun berlandaskan akal.

Kedua paragraf di atas menunjukkan kalimat majemuk bertingkat yang

menyatakan hubungan penyebab. Dalam bahasa Arab, kedua kalimat di atas

tampak koheren dengan penggunaan huruf „ataf yaitu wawu, fa, ma‟a, dan kaf

dan pola kalimat yang setara yaitu kalimat nomina jumlah ismiyyah. Paragraf

pertama kalimatnya berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah (أخثصج (إ

٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ١ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش klausa pertama berbentuk ,أ

kalimat nomina jumlah ismiyyah (أخثصج ر صغذك ثفىش (إ جد ث ي إ ج صم ,أل

klausa kedua berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah فجم١جدر ثفىش٠ز ثش١ػ١ز

فجعذر خطتز , klausa ketiga berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah ( إ

nomina jumlah ismiyyah (أخثصج ذج فجعذ (إ ػ ؼ ثفىش ثؼم Paragraf .أ

kedua induk kalimatnya berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah ثم١جدر

ج١ز ثفىش٠ز ثشأع ش٠ فى سخجي ثى١غز ث عػ د١ ث ذ١ز ػ ثس , anak kalimat

Page 185: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

167

pertama berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah ثذجغ ثسك د١ د ٠مش ف

عػ ) anak kalimat kedua berbentuk kalimat nomina jumlah ismiyyah ,دس إ

خد (أخثصج عػ غ١ش ث ثس dan anak kalimat ketiga berbentuk kalimat ,أ

aktif jumlah fi‟liyyah fi‟il nâqiṣ (وج أخثصج) ثفىش٠ز فجعذر .وجش ل١جدص

Sehingga kedua paragraf di atas menunjukkan penjelasan penyebab yang

negatif terhadap kepemimpinan ideologis Komunisme dan Kapitalisme

termasuk demokrasi. Menurut teks, kedua kepemimpinan ideologis tersebut

rusak, karena dibangun tidak berdasarkan akal. Wacana tersebut

mendiskripsikan, bahwa penulis teks tidak setuju dengan kedua kepemimpinan

ideologis tersebut, sehingga tidak absah lagi diterapkan dalam sistem

pemerintahan. Pemaknaan terhadap kedua kepemimpinan ideologis tersebut

berdampak negatif pada wacana yang disebarkan kepada khalayak.

Interpretasi

Berdasarkan analisis wacana kritis terkait tema tentang terkait qiyadah

fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam lebih unggul daripada

Kapitalisme dan Sosialisme. Kalimat-kalimat di atas menunjukkan koherensi

hasil penjelasan sebab akibat yang positif terhadap kepemimpinan ideologis

Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah,

dan koherensi sebab akibat yang negatif terhadap kepemimpinan ideologis

Kapitalisme termasuk demokrasi serta Komunisme. Selain itu juga, kalimat-

kalimat di atas menggunakan koherensi pembeda untuk membedakan antara

kepemimpinan ideologis Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah dengan kepemimpinan ideologis Kapitalisme termasuk

demokrasi serta Komunisme yang saling bertentangan dan saling bersebrangan.

Dari analisis wacana kritis terkait tema di atas dapat menimbulkan

pertanyaan, kenapa teks dalam kalimat-kalimat di atas menggunakan koherensi

penjelas yang positif terhadap kepemimpinan ideologis Islam yang

memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah, dan koherensi

penjelas yang negatif terhadap kepemimpinan ideologis Kapitalisme termasuk

demokrasi serta Komunisme, serta koherensi pembeda untuk membedakan

Page 186: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

168

antara kepemimpinan ideologis Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah dengan kepemimpinan ideologis Kapitalisme

termasuk demokrasi dan Komunisme.

Menjawab pertanyaan di atas, dari teks sendiri sudah dapat

menggambarkan bahwa kognisi penulis dan kelompok keagamaan Hizbut

Tahrir Indonesia setuju dengan kepemimpinan ideologis Islam yang

memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah, dan tidak

setuju kepemimpinan ideologis Kapitalisme termasuk demokrasi serta

Komunisme. Melihat konteks sosial politik sekarang, kepemimpinan ideologis

Kapitalisme termasuk demokrasi banyak digunakan oleh berbagai negara di

dunia, khususnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menggunakan

sistem demokrasi. Sedangkan kepemimpinan ideologis Komunisme di banyak

negara sudah mati. Menanggapi sistem demokrasi yang digunakan NKRI,

bahwa memang NKRI menggunakan sistem demokrasi, tetapi ideologi yang

diterapkan adalah ideologi Pancasila dan bersumber dari peraturan UUD 1945.

Penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia tetap

memandang, bahwa ideologi Islam yang memperjuangkan sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah lah yang harus diterapkan dengan melaksanakan seluruh

peraturan berdasarkan syariat Islam.

Mengamati perbedaan pandangan di atas, bahwa pendapat yang dapat

meluruskan dari perdebatan di atas. Kita bisa melihat pendapat Ketua Majlis

Ulama Indonesia yang dikutip dari harian Republika.co.id pada tanggal 8 Mei

2017. Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri,

KH Muhyiddin mengatakan bahwa sejak berdiri, Indonesia telah menetapkan

Pancasila sebagai ideologi dan berdasarkan pada UUD 1945. Sementara HTI

mempunyai platform yang jelas yaitu Khilafah internasional. Menurut dia, jika

ada kelompok tertentu yang menginginkan Indonesia menjadi negara dengan

sistem khilafah tersebut, seharusnya dilakukan saja secara konstitusional

dengan cara ikut dalam Pemilu di Indonesia. “Bikin partai. Karena kebetulan

Hizbut Tahrir, buat saja Partai Pembebasan Indonesia. Ada wakil-wakilnya di

DPR, berjuanglah di DPR gitu, “ucapnya. Ia menjelaskan bahwa cara-cara

Page 187: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

169

konstitusional seperti ini justru elegan dan demokratis. Namun, menurut dia,

masalahnya adalah HTI selama ini justru menolak sistem demokrasi itu sendiri.

Mereka menganggap bahwa demokrasi adalah sistem kafir. “Betul demokrasi

bukan produk Islam, tapi Islam sejalan dengan demokrasi banyak hal sejalan.

Tidak semuanya sama,” katanya. “Kalau mereka menganggap belum saatnya

menggunakan hak pilih karena sistem kafir, maka mereka yang tidak bisa

menggunakan hak pilihnya dirugikan dan itu tidak bagus, “ujarnya.212

2. Analisis Bentuk Kalimat

Analisis bentuk kalimat berhubungan dengan cara berfikir logis, yaitu

menjadikan susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang

diterangkan). Struktur kalimat bisa dibuat aktif, bisa pasif, tetapi umumnya

pokok yang dipandang penting selalu ditempatkan di awal kalimat. Berikut

analisis bentuk kalimat judul “Kepemimpinan Ideologis dalam Islam” yang

terkait dengan tema:

1. Ketidak layakan ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian dalam meraih kebangkitan dan kemajuan.

غ سػ ثفىش سثدطز ث ج ث ثجط و شأ د١ ص

Ikatan kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh di tengah-tengah masyarakat,

tatkala pola pikir manusia mulai merosot.

Kalimat di atas berbentuk kalimat aktif ditunjukkan dengan fi‟il ma‟lum,

fi‟ilnya شأ dan fa‟ilnya (tumbuh) ص غ Kalimat .(ikatan nasionalisme) سثدطز ث

tersebut menunjukkan merupakan pokok yang dipandang penting, sehingga

ditempatkan di awal kalimat sebagai subjek (fa‟il). Secara makna kalimat di

atas menjelaskan, bahwa ikatan nasionalisme yang menjadi pokok

permasalahan ketika pola pikir manusia mulai merosot.

ج ،جشثدطز ثغ١ز سثدطز فجعذر ف خفعز سثدطز أل ؤلضز ػجغف١ز .

212

Republika.co.id pada tanggal 8 Mei 2017. Di akses pada tanggal 22 Maret 2018 pada

jam 15.00

Page 188: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

170

Ikatan nasionalisme merupakan ikatan yang rusak, karena mutu ikatannya

rendah, bersifat emosional, dan temporal.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (jumlah Ismiyyah) terdiri dari

mubtada جشثدطز ثغ١ز ف (ikatan nasionalisme) berbentuk kalimat adjektiva

(jumlah maushuf) dan khabar سثدطز فجعذر (ikatan yang rusak) berbentuk

kalimat adjektiva (jumlah maushuf). Kalimat tersebut menunjukkan ikatan

nasionalisme sebagai subjek (mubtada), sehingga menjadi bagian pokok

penting yang ditonjolkan sebagai ikatan yang rusak (khabarnya). Secara

semantik kalimat di atas menjelaskan bahwa ikatan nasionalisme merupakan

ikatan yang rusak, disebabkan mutu ikatannya rendah, bersifat emosional, dan

temporal.

١ز ثجط سثدطز ل شأ د١ ثفىش ظ١مج ص ٠ى ز١

Adapun ikatan kesukuan (sukuisme) tumbuh di tengah-tengah masyarakat

pada saat pemikiran manusia mulai sempit.

Kalimat di atas berbentuk kalimat aktif ditunjukkan dengan fi‟il ma‟lum,

fi‟ilnya شأ ١ز dan fa‟ilnya (tumbuh) ص Kalimat .(ikatan kesukuan) سثدطز ل

tersebut menunjukkan ikatan kesukuan yang merupakan yang dipandang

penting, karena dijadikan sebagai subjek (fa‟il). Secara semantik kalimat di

atas membicarakan, bahwa ikatan kesukuan yang mejadi sorotan penting pada

saat pemikiran manusia mulai sempit.

ثشثدطز ثم١ز فجعذر ج سثدطز لذ١ز .غ١ش إغج١ز ػجغف١ز أل

Ikatan sukuisme termasuk ikatan yang rusak, karena berlandaskan pada

keturunan, bersifat emosional, dan tidak manusiawi.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (jumlah Ismiyyah) terdiri dari

mubtada ثشثدطز ثم١ز (ikatan kesukuan) dan khabar فجعذر (ikatan yang

rusak). Kalimat tersebut menunjukkan ikatan kesukuan (sukuisme) sebagai

subjek (mubtada), sehingga menjadi bagian pokok penting yang ditonjolkan

sebagai ikatan yang rusak (khabar). Secara semantik kalimat di atas

Page 189: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

171

menjelaskan bahwa ikatan kesukuan merupakan ikatan yang rusak, disebabkan

karena berlandaskan pada keturunan, bersifat emosional, dan tidak manusiawi.

صشدػ د ثإلغج ؤلضز لصصر أل سثدطز ج ثشثدطز ثصس١ز ف أ

Ikatan kemaslahatan tidak lain ikatan yang temporal sifatnya, tidak bisa

dijadikan pengikat antar manusia.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (jumlah Ismiyyah) terdiri dari

mubtada dan bentuknya kalimat adjektif (jumlah mauṣuf) sebagai jumlah as-

Syart ثشثدطز ثصس١ز (ikatan kemaslahatan) dan khabar sebagai jawab as-

Syart ؤلضز سثدطز Kalimat tersebut .(ikatan yang temporal sifatnya) ف

menunjukkan ikatan kemaslahatan sebagai subjek (mubtada dan khabar),

sehingga menjadi sesuatu yang penting dan ditonjolkan sebagai ikatan yang

temporal sifatnya (jawab as-Syart berbentuk kalimat nomina). Secara semantik

kalimat di atas menjelaskan bahwa Ikatan kemaslahatan merupakan ikatan

yang temporal sifatnya, tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia.

ج ٠ذثك ػ ج ثشثدطز ثشز١ز دال ظج ،أ ج صظش ف زجز ثضذ٠ لصظش ،فئ

ؼضشن ١ز ف ،ثس١جر. زه وجش سثدطز خضة١ز غ١ش ػ سثدطز د١ صى لصصر أل

ثس١جر. ثجط ف شؤ

Adapun ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan, aktifitasnya

hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Ikatan ini tidak nampak dalam

kancah kehidupan, bersifat parsial (terbatas pada aspek kerohanian semata)

yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak layak

menjadi pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (jumlah Ismiyyah) terdiri dari

mubtada dan khabar sebagai jumlah as-Syart ٠ذثك ػج ثشز١ز ثشثدطز دال ظج

(ikatan kerohanian) dan jawab as-Syart ج صظش ف زجز ثضذ٠ aktifitasnya) فئ

hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja). Kalimat tersebut menunjukkan

ikatan kerohanian sebagai subjek (mubtada dan khabar), sehingga menjadi

pembahasan yang ditonjolkan sebagai ikatan yang hanya terlihat dari kegiatan

spiritual saja (jawab as-Syart berbentuk kalimat aktif/fi‟il ma‟lum). Secara

semantik kalimat di atas menjelaskan bahwa ikatan kerohanian merupakan

Page 190: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

172

ikatan yang tidak memiliki peraturan, aktifitasnya hanya kegiatan spiritual saja,

dan tidak layak menjadi pengikat antar manusia dalam seluruh aspek

kehidupannya.

2. Tema terkait qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam lebih

unggul daripada Kapitalisme dan Sosialisme.

س١ر ذذأ ثص ث هللا د ز د غج ثإل ٠شأ ف ر زذذأ ث ج ث أ

Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui wahyu Allah adalah

ideologi yang benar.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (jumlah Ismiyyah) terdiri dari

mubtada dan khabar sebagai jumlah as-Syart, khabarnya berbentuk kalimat

aktif/fi‟il ma‟lum yang menjadi sifat/na‟at (kalimat adjektiva) buat ثذذأ

sebagai mubtada, sedangkan jawab as-Syartnya berbentuk kalimat nomina

berbentuk kalimat adjektif (jumlah mauṣuf) yaitu س١ر ذذأ ثص Kalimat .ث

tersebut menunjukkan ideologi sebagai subjek dan menjadi pembahasan yang

ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas menjelaskan Ideologi yang

muncul dari benak manusia melalui wahyu Allah merupakan ideologi yang

benar.

ذذأ دجغ ف شخص دؼذمش٠ز صششق ف١ شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ

Adapun ideologi yang muncul dalam benak manusia karena kejeniusan

yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina (jumlah Ismiyyah) terdiri dari

mubtada dan khabar sebagai adat as-Syart, khabarnya berbentuk kalimat

aktif/fi‟il ma‟lum yang menjadi sifat/na‟at (kalimat adjektiva) buat ثذذأ

sebagai mubtada, sedangkan jawab as-Syartnya berbentuk kalimat nomina

yaitu ذذأ دجغ Kalimat tersebut menunjukkan ideologi sebagai subjek dan .ف

menjadi pembahasan yang ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas

menjelaskan Ideologi yang muncul dari benak manusia karena kejeniusannya

merupakan ideologi yang salah.

ثإلعال دظج جػز ثض صسى ف ثد د ثؼ وج ١ز ، ر ثإلعال ػ ششث ذ

Page 191: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

173

Penerapan Islam oleh jamaah kaum Muslim yang hidup dalam

pemerintahan yang menerapkan hukum Islam, adalah termasuk upaya-upaya

menyebarluaskan dakwah Islam.

Kalimat di atas berbentuk kalimat aktif/fi‟il ma‟lum yang berfungsi

sebagai isim وج أخثصج, fi‟ilnya وج dan isimnya د .(penerapan Islam) ثؼ

Kalimat tersebut menunjukkan penerapan Islam sebagai subjek (isimnya وج),

sedangkan khabarnya ١ز ر ثإلعال ػ sehingga penerapan Islam menjadi ,ششث ذ

pembahasan yang ditonjolkan dalam menyebarluaskan dakwah Islam. Secara

semantik kalimat di atas menjelaskan bahwa penerapan Islam oleh kaum

Muslim dalam sistem pemerintahan yang menerapkan hukum Islam termasuk

upaya menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh dunia.

خد هللا د ج أعجعج إل٠ ثؼم ج صدؼ إ٠دجد١ز أل ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

طك صؼ . جي و ج ٠ذسث ػ دفطشص غج إل ١ .

Kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan ideologis yang

positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman kepada wujud

Allah. Di samping itu kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak

yang selalu dicari oleh manusia karena dorongan fitrahnya.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina/jumlah ismiyyah, mubtadanya

١ز berbentuk kalimat (kepemimpinan ideologis Islam) ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

adjektiva (jumlah maushuf) dan khabarnya إ٠دجد١ز (kepemimpinan ideologis

yang positif). Kalimat tersebut menunjukkan kepemimpinan ideologis Islam

sebagai subjek (mubtada), sehingga menjadi pembahasan penting yang

ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas menjelaskan, bahwa

Kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan ideologis yang positif.

Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman kepada Allah, dan sesuai

dengan dorongan fitrah manusia.

١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال أ زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ثسجص ج ،

ػذثج ل١جدثس فىش٠ز فجعذر .

Hanya kepemimpinan ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan

ideologis yang benar, sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak.

Page 192: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

174

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina/jumlah ismiyyah yang

menunjukkan isimnya inna yaitu ١ز kepemimpinan) ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

ideologis Islam), sedangkan khabarnya inna زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز

(kepemimpinan ideologis yang benar). Kalimat tersebut menunjukkan

kepemimpinan ideologis Islam sebagai subjek (isimnya inna), sehingga

menjadi pembahasan penting yang ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas

menjelaskan, bahwa Kepemimpinan ideologis Islam yang menegakkan sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah lah satu-satunya kepemimpinan ideologis yang

benar, sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak.

زجز فىش٠ ػ د د ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز مش ثشؼخ ثؼشد سطز فئ ز

ثذثظ ،د٠جخ١شثؼصذ١ز ثؼجة١ز صضخذػ ف ثد ظال ٠ضألأل ،إ ػصش عز فىش٠ز ،

ث ػ ثؼشح دس ثإلعال غ ؽ ش ٠مضصش دض . ،ز ثؼج ػ د

Bahwa qiyâdah fikriyyah Islam berhasil mengubah bangsa Arab secara

keseluruhan dari taraf pemikiran yang sangat rendah, dan dari kegelapan yang

selalu diliputi oleh fanatisme kesukuan dan alam kebodohan yang sangat,

menjadi era kebangkitan berpikir yang cemerlang, gemerlap dengan cahaya

Islam, yang bahkan tidak hanya untuk bangsa Arab saja tetapi seluruh dunia.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina/jumlah ismiyyah yang

menunjukkan isimnya inna yaitu ١ز kepemimpinan) ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

ideologis Islam), sedangkan khabarnya inna ػ د د مش ثشؼخ ثؼشد

(mengubah bangsa Arab secara keseluruhan) berbentuk kalimat aktif/fi‟il

ma‟lum. Kalimat tersebut menunjukkan keberhasilan kepemimpinan ideologis

Islam sebagai subjek (isimnya inna), sehingga menjadi pembahasan penting

yang ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas menjelaskan, bahwa

kepemimpinan ideologis Islam yang menegakkan sistem Dawlah Khilafah

Islamiyyah berhasil mengubah bangsa Arab secara keseluruhan dari taraf

pemikiran yang sangat rendah, dan dari kegelapan menjadi era kebangkitan

berpikir yang cemerlang, gemerlap dengan cahaya Islam, yang bahkan tidak

hanya untuk bangsa Arab saja tetapi seluruh dunia.

Page 193: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

175

ثم١جدر ،ثز ٠ذي ػ دجذ ز ز ف ثؼج ز ثإلعال١ز ظش أػ أ ثأل أ ف

ج ػ ذر ،زعجسر ذ١ز ثمجفز ألذسج ي ف ثؼج ثذ ١ز أػظ ز ثإلعال ظش ثذ

ثمش ث ػشش لشج: ػشش ث١الد ثثج ضصف ثمش زض . ثغجدغ ث١الد

Hal lain yang menunjukkan keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam adalah

bahwa umat Islam telah menjadi umat yang terkemuka di dunia dalam bidang

ẖaḏârah (peradaban), tsaqofah dan ilmu pengetahuan. Daulah Islâm telah

menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia selama 12 abad, yaitu dari abad

ke-7 sampai pertengahan abad ke-18 M.

Kalimat di atas berbentuk shilah al-Maushul yang menunjukkan kalimat

aktif/fi‟il ma‟lum, fi‟ilnya ٠ذي (menunjukkan) dan fa‟ilnya mustatir yaitu

keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam. Kalimat tersebut menunjukkan

keberhasilan kepemimpinan ideologis Islam sebagai subjek (fa‟il), sehingga

menjadi pembahasan penting yang ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas

menjelaskan, bahwa kepemimpinan ideologis Islam yang menegakkan sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah juga berhasil membawa umat Islam menjadi umat

yang terkemuka di dunia dalam bidang ẖaḏârah (peradaban), tsaqofah dan

ilmu pengetahuan. Daulah Islâm telah menjadi negara terbesar dan terkuat di

dunia selama 12 abad, yaitu dari abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-18 M.

٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ١ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش جدر ،أ ث ي إ ج صم أل

،غذك ثفىش ص صغذك ثؼم فجعذر .أ خطتز ػ ره فجم١جدر ثفىش٠ز ثش١ػ١ز ج غ١ش ، أل

ذ١ز ػ ثؼم .

Bahwa qiyadah fikriyah komunisme dibangun berlandaskan materialisme

bukan akal adalah karena ideologi ini menyatakan bahwa materi mendahului

pemikiran (pengetahuan). Dengan demikian qiyadah fikriyah komunis jelas-

jelas keliru dan rusak, karena tidak dibangun berdasarkan akal.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina/jumlah ismiyyah yang

menunjukkan isimnya inna yaitu ١ػ١ز kepemimpinan) ثم١جدر ثفىش٠ز ثش

ideologis kumunisme) sedangkan khabarnya inna ٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد

(dibangun berlandaskan materialisme bukan akal). Kalimat tersebut

menunjukkan kepemimpinan ideologis Komunisme sebagai subjek (isimnya

inna), sehingga menjadi pembahasan penting yang ditonjolkan. Secara

Page 194: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

176

semantik kalimat di atas menjelaskan, bahwa kepemimpinan ideologis

Komunisme dibangun berlandaskan materialisme bukan akal, hal ini yang

jelas-jelas keliru dan rusak.

سخجي ثى١غز عػ د١ ث ذ١ز ػ ثس ج١ز وزه ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع

ش٠ فى . . ث ذ١ز ػ ثؼم ج غ١ش ثفىش٠ز فجعذر أل زه وجش ل١جدص

Demikian pula halnya dengan qiyadah fikriyah kapitalisme yang dibangun

berdasarkan jalan tengah (kompromi) antara tokoh-tokoh gereja dengan

cendikiawan. Karena itu, qiyadah fikriyah kapitalisme rusak, karena tidak

dibangun berlandaskan akal.

Kalimat di atas berebentuk kalimat nomina/jumlah ismiyyah, mubtadanya

yaitu ج١ز dan (kepemimpinan ideologis kapitalisme) ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع

khabarnya عػ ث ذ١ز ػ ثس (dibangun berdasarkan jalan tengah). Kalimat

tersebut menunjukkan kepemimpinan ideologis Kapitalisme sebagai subjek

(mubtada), sehingga menjadi pembahasan penting yang ditonjolkan. Secara

semantik kalimat di atas menjelaskan, bahwa kepemimpinan ideologis

Kapitalisme dibangun berdasarkan jalan tengah (kompromi) antara tokoh-

tokoh gereja dengan cendikiawan. Keadaan ini jelas bahwa kepemimpinan

ideologis Kapitalisme rusak.

ثفطشر ج صخجفج ج١ز فئ ػ١ز ثشأع ١ ثش ثفىش٠ض١ ثم١جدر ثفىش٠ز ،ثم١جدص١ أل

طمج خد ثذ٠ ىش ١ػ١ز ص ،ثش صسجسح ثإلػضشثف د غ ثفطش ، صضجلط ثم١جدر ف ر.

ىش ل ص ٠ ج١ز لصؼضشف دجذ ثس١جر ،ثفىش٠ز ثشأع ػ ثذ٠ خح فص ي د ج صم ،ى

. غج جلعز فطشر ثإل زه وجش

Kedua ideologi ini bertentangan dengan fitrah manusia. Qiyadah fikriyah

komunisme mengingkari adanya agama secara mutlak bahkan menentang

pengakuan akan adanya agama. Ia bertentangan dengan fitrah manusia.

Sedangkan qiyadah fikriyah kapitalisme tidak mengakui peranan agama,

namun tidak pula mengingkarinya. Qiyadah fikriyah ini hanya mengharuskan

pemisahan agama dari kehidupan. Dari sini jelas bahwa qiyadah fikriyah

kapitalisme bertentangan dengan fitrah manusia.

Kalimat di atas berbentuk kalimat nomina/jumlah ismiyyah yang bentuk

tatsniyyah, mubtadanya ثفىش٠ض١ ج dan khabarnya (kedua ideologi) ثم١جدص١ فئ

ثفطشر berbentuk jumlah (bertentangan dengan fitrah manusia) صخجفج

Page 195: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

177

murakkabah. Kalimat tersebut menunjukkan kedua ideologi yang bertentangan

dengan fitrah manusia sebagai subjek (mubtada), sehingga menjadi

pembahasan penting yang ditonjolkan. Secara semantik kalimat di atas

menjelaskan, bahwa kepemimpinan ideologis Komunisme dan Kapitalisme

bertentangan dengan fitrah manusia, karena mengingkari adanya agama secara

mutlak dan mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan.

3. Analisis Kata Ganti

Analisis elemen kata ganti yang merupakan elemen untuk memanipulasi

bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan

alat yang dipakai oleh penulis untuk menunjukkan di mana posisi seseorang

dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat

menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa

sikap tersebut merupakan sikap resmi penulis semata-mata. Akan tetapi, ketika

memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari

sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara penulis dengan

khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukkan apa yang menjadi

sikap penulis juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan. Pemakaian

kata yang jamak seperti “kita” atau “kami” mempunyai implikasi

menumbuhkan solidaritas, aliansi, perhatian publik, serta mengurangi kritik

dan oposisi hanya kepada diri sendiri. Kata ganti “kami” dan “mereka” justru

menciptakan jarak dan memisahkan antara “kami” dengan “mereka”. Untuk

yang sependapat dengan penulis teks dipakai kata ganti “kami” Sedangkan

dengan pihak yang tidak sependapat dipakai kata ganti “mereka”.213

Berikut analisis bentuk elemen kata ganti judul “Kepemimpinan

Ideologis dalam Islam” yang terkait dengan tema:

1. Ketidak layakan ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan,

dan kerohanian dalam meraih kebangkitan dan kemajuan.

213

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta: LKiS Group.

2001). H. 254

Page 196: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

178

ثفظ غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ػ ثذفجع ،فضأخز ثذ صس ذ ثزػ

ف١ ػ١ج ،٠ؼ١ش ج صأص ثشثدطز ثغ١ز ،ثألسض ثض ٠ؼ١ش ، أل

ر أوثشج ثخفجظج. ثشثدػ ل

Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong

mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat dimana mereka hidup dan

menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan nasionalisme,

yang tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya.

Kalimat di atas yang dicetak tebal menggunakan kata ganti mereka

)إع ظ١ش( ثذذ ػ ثذفجع صس ػ artinya dan mendorong mereka untuk

mempertahankan negerinya, dan ف١ mereka hidup dan ٠ؼ١ش

menggantungkan diri. Sehingga penulis teks menciptakan jarak dan

memisahkan antara penulis teks dan kelompok keagamaan HTI, yang tidak

setuju dengan penerapan ikatan nasionalisme dengan kelompok yang setuju

dengan penerapan ikatan nasionalisme.

٠ش ػذ صسمك ع١جدر ث ػ غ١ش ع١جدص ف غ ،ل ز شأ ػ زه ص

س١ز خجصجس ثألفشثد ف ثألعشر ػ ع١جدصج. ثجز١ز د١

Apabila mereka telah mendapatkan kekuasaan itu, ia pun ingin sukunya

menguasai bangsa-bangsa yang lain. Inilah yang menjadi penyebab timbulnya

berbagai pertentangan lokal antara individu dalam sebuah keluarga yang saling

berebut pengaruh.

Kalimat di atas yang dicetak tebal menggunakan kata ganti mereka ٠ش

mereka telah mendapatkan kekuasaan itu, sehingga penulis teks ػذ صسمك ع١جدر

menciptakan jarak dan memisahkan antara penulis teks dan kelompok

keagamaan HTI, yang tidak setuju dengan penerapan ikatan kesukuan dengan

kelompok yang setuju dengan penerapan ikatan kesukuan.

2. Tema terkait qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam

lebih unggul daripada Kapitalisme dan Sosialisme.

ج ثشأع ثس١جر أ ػ ثذ٠ ػ أعجط فص ج صم ،ج١ز فئ ثفىشر ز

ل١جدصج ثفىش٠ز ،ػم١ذصج لجػذصج ثفىش٠ز ، ، دجء ػ ز ثمجػذر ثفىش٠ز وج

ثز ف ثس١جر ثإلغج ،٠عغ ظج ٠جس إلغج ثسجفظز ػ ثسش ل دذ ،وج

Page 197: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

179

٠ز ثؼم١ذر زش ، ٠ز ثشأ ١ز ،زش ٠ز ثى ٠ز ثشخص١ز ،زش ٠ز ،ثسش زش لذ ضح ػ

ثشأعج ثللضصجد أدشص ج ،ثى١ز ثظج أدشص ج ،ف زث ثذذإ فىجش ثشعج١ز

،ضح ػ ػم١ذر زث ثذذإ ج ثشأع ثذذأ ١ز ،زه أغك ػ زث ثذذإ أ دجح صغ

آص١ز خز ثض أخزج دج زث ثذذث ف مشثغ ج ثذ . أ ثش١ب دأدشص ج ف١ غج ثإل ث

ثز ٠عغ ظج صذس ثغطجس ، ز ز. ،زه وجش ثأل ظ ثض صعغ ثأل ف

Terjemahannya: Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama

dengan kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi akidahnya, sekaligus sebagai

qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta kaidah berfikirnya.

Berlandaskan kaidah berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak

membuat peraturan hidupnya. Mereka pertahankan kebebasan manusia yang

terdiri dari kebebasan berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan

pribadi. Dari kebebasan hak milik ini lahir sistem ekonomi kapitalis, yang

termasuk perkara paling menonjol dalam ideologi ini, atau yang dihasilkan

oleh ideologi ini. Karena itu, ideologi tersebut dinamakan ideologi kapitalisme.

Demokrasi yang dianut oleh ideologi ini, berasal dari pandangannya bahwa

manusia berhak membuat peraturan (undang-undang). Menurut mereka, rakyat

adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah yang membuat perundang-undangan.

Kalimat di atas yang dicetak tebal menggunakan kata ganti mereka isim

ḍamir ف ثس١جر mereka berpendapat bahwa manusia berhak ٠عغ ظج

membuat peraturan hidupnya, ٠جس إلغج ثسجفظز ػ ثسش ل دذ وج

Mereka pertahankan kebebasan manusia, dan صذس ز زه وجش ثأل

Menurut mereka, rakyat adalah sumber kekuasaan. Sehingga penulis ثغطجس

teks menciptakan jarak dan memisahkan antara penulis teks dan kelompok

keagamaan HTI yang tidak setuju dengan penerapan ideologi kapitalisme yang

melahirkan sistem ekonomi kapitalis di dalamnya termasuk sistem demokrasi,

dengan kelompok yang setuju dengan penerapan ideologi kapitalisme yang di

dalamnya termasuk sistem demokrasi.

٠غضطغ ثمعجء ػ فطشر ثضذ٠ زه ، ٠السخؼ١ج. غجطز صس ج دج ج ز إ

غج غ غذ١ؼز ثإل ج وجش ث ،وجش ل١جدص ثفىش٠ز صخضف ذ١ز. وجش ل١جدر ع م١جدر

ج ز١ز فطش٠ز خفمز ١ػ١ز ؼذر ،ثفىش٠ز ف ثش ج دج ج ٠ضس١ إ ، ثدجةؼ١ صغض ،

،ثخجةف١ ،ثذجةغ١ خفع غه دج ث ٠ض ف ثس١جر ثس ، خفم ػ١جث ،جلذ

Page 198: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

180

دجشزر ثؼم صجد دجظش٠ز ،ث ل ٠ضشذ ثفىش ز١ ر زض ٠مجي إ

ؼج. دطالج دشجدر ثسظ ثؼم أظش ش١ب فغجدث ثذ٠جىض١ى١ز ثض

Mereka tidak mampu memusnahkan fitrah beragama, melainkan hanya

mengalihkan fitrah manusia secara keliru kepada kesesatan dengan

mengembalikannya ke masa silam. Berdasarkan hal ini, qiyadah fikriyah-nya

telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. Malah dengan berbagai tipu muslihat,

mereka mengajak orang-orang untuk menerimanya; dengan mendramatisir

kebutuhan perut mereka menarik orang-orang yang lapar, pengecut, dan

sengsara. Ideologi ini dianut oleh orang-orang yang bermoral bejat, orang-

orang yang benci terhadap kehidupan, termasuk orang-orang sinting yang tidak

waras cara berfikirnya agar mereka dapat digolongkan ke jajaran kaum

intelektual tatkala mereka mendiskusikan dengan angkuh tentang teori

dialektika. Padahal kenyataannya, dialektika materialisme paling terlihat

kerusakan dan kebathilannya, dan dengan sangat mudah dapat dibuktikan oleh

perasaan dan akal.

Kalimat di atas yang dicetak tebal menggunakan kata ganti mereka isim

ḍamir ٠غضطغ ثمعجء ػ فطشر ثضذ٠ Mereka tidak mampu memusnahkan

fitrah beragama dan ؼذر ج دج ج ٠ضس١ إ ، ثدجةؼ١ صغض mereka

mengajak orang-orang untuk menerimanya; dengan mendramatisir kebutuhan

perut mereka menarik orang-orang yang lapar. Sehingga penulis teks

menciptakan jarak dan memisahkan antara penulis teks dan kelompok

keagamaan HTI yang tidak setuju dengan penerapan ideologi Komunisme

dengan kelompok yang setuju dengan penerapan ideologi Komunisme.

e. Aspek Stilistika

1. Analisis Pemilihan Kata

Analisis bagaimana penulis melakukan pemilihan kata atas berbagai

kemungkinan kata yang tersedia. Suatu fakta umumnya terdiri atas beberapa

kata yang merujuk pada fakta. Pilihan kata-kata yang dipakai menunjukkan

sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat digambarkan dengan pilihan

kata yang berbeda. Makna lokal biasanya berfungsi sebagai cara menyeleksi

yang sesuai dengan mental, pengetahuan atau ideologi pembicara atau penulis.

Informasi ini akan memengaruhi opini atau sikap penerima (penafsir, pembaca,

pendengar atau pemirsa). Makna lokal biasanya membantu membentuk topik

Page 199: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

181

dan makna inilah yang paling diingat direproduksi penerima. Maka makna ini

biasanya paling memiliki konsekuensi-konsekuensi sosial nyata. Makna lokal

dikendalikan oleh konteks (tujuan, norma interaksi dan organisasi

kelembagaan). Misalnya, seorang penulis teks akan berusaha menulis tentang

hal-hal yang belum diketahui pembacanya. Selain itu identitas, peran dan

hubungan partisipan juga akan membatasi pemaknaan lokal. Dengan kata lain,

pilihan kata bisa mengklasifikasi, artinya memberi presentasi tentang diri yang

positif, sedangkan pihak lain cenderung negatif. Dengan demikian makna lokal

menciptakan polarisasi.

Berikut analisis elemen pemilihan kata judul " القيادة الفكزيت في اإلسالم"

yang terkait dengan tema:

1. Ketidak layakan ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian dijadikan pengikat antar manusia dalam kehidupannya,

untuk meraih kebangkitan dan kemajuan.

Pemilihan kata terkait judul " القيادة الفكزيت في اإلسالم" yang artinya

“Kepemimpinan Berfikir dalam Islam”. Dalam kamus Al-„Ashri kata القيادة

artinya kepemimpinan, bimbingan, arahan,214

berasal dari kata قىدا-يقىد -قاد-

,artinya menuntun, memimpin وقيادة 215

kata الفكزيت artinya berkenaan dengan

pikiran/ide (intelektual, ideasional),216

dan في اإلسالم artinya dalam Islam.217

Alasan teks menggunakan judul tersebut, karena seluruh kepemimpinan

berfikir dalam Islam yang dijelaskan dalam kitab niẕâm al-Islâm merupakan

salah satu hasil pemikiran dan budaya intelektual yang ditulis oleh Taqiyyudin

an-Nabhani pendiri Hizbut Tahrir. Karya-karya Taqiyyudin an-Nabhani yang

214

Atabik Ali, dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia.

(Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Kerapyak.1996). H. 1479

215 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. (Surabaya:

Penerbit Pustaka Progressif. 1997). H. 1169

216 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1403

217 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 124

Page 200: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

182

paling terkenal dan menonjol diantaranya yaitu niẕâm al-Islâm.218

Secara

konteks judul di atas artinya kepemimpinan ideologis dalam Islam.219

١غ ثشثدػ ثغجدمز ثشثدطز ،ثشثدطز ثم١ز ،) ثشثدطز ثغ١ز زه لصصر خ

صس١ز ٠غ١ش ف غش٠ك ز(ثشثدطز ثشز١ ،ث ف ثس١جر ز١ دجإلغج صشدػ ثإلغج أل

ض. ث

“Seluruh ikatan tadi (nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian) tidak layak dijadikan pengikat antar manusia dalam

kehidupannya, untuk meraih kebangkitan dan kemajuan”.

Pemilihan kata terkait tema di atas, yaitu: Dalam kamus Al-„Ashri kata

,artinya tidak akan layak لصصر 220

kata ثشثدطز artinya ikatan, jamaknya

,artinya seluruh ikatan ثشثدػ 221

berasal dari kata رابطت-ربطا-يزبػ-ربػ artinya

mengikat, menghubungkan, menyambung, membalut,222

kata ثغ١ز artinya

nasionalisme, kebangsaan,223

berasal dari kata وغا-يطي-وغي artinya tinggal,

bermukim di,224

kata ثم١ز artinya keluarga, kerabat,225

berasal dari kata قام-

قىها-يقىم berdiri, bangkit,226

secara konteks artinya ikatan kesukuan, memang

mirip dengan ikatan kekeluargaan, hanya sedikit lebih luas.227

Kata صس١ز ث

artinya kemanfaatan, kemaslahatan,228

kata ثشز١ز artinya berkenaan dengan

218

Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah……H. 69

219 Lihat Taqiyyudin An-Nabhhani, Peraturan Hidup dalam Islam. (Jakarta: HTI.2001).

H. 97-98

220 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1186

221 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 941

222 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 466

223 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 2026

224 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1567

225 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1478

226 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1172

227 Lihat Peraturan Hidup dalam Islam….H. 44

228 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1741

Page 201: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

183

jiwa/rohani/spiritual/keagamaan,229

kata ض ,artinya kebangkitan ث

kemajuan.230

Analisis bentuk kalimat terkait tema “Seluruh ikatan tadi

(nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian) tidak layak

dijadikan pengikat antar manusia dalam kehidupannya, untuk meraih

kebangkitan dan kemajuan”, menggunakan gaya bahasa sarkasme.231

Maksud penulis teks dalam kalimat tersebut menunjukkan sindiran keras

terhadap ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian yang

tidak boleh dijadikan asas berfikir dalam penerapan sistem kehidupan

manusia.

Penulis teks pada paragraf pertama mendiskripsikan terkait latar belakang

munculnya ikatan nasionalisme:

ج ثجط و شأ د١ سػ ثفىش ص ث غ ف أسض ثزذر ،سثدطز ث ػ١ش ره دسى

دج ثف ،ثضصجل غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ثذذ ثز ،ظ فضأخز ػ ثذفجع ػ صس

ف١ ػ١ج ،٠ؼ١ش ج صأص ثشثدطز ثغ١ز ،ثألسض ثض ٠ؼ١ش وهي أقل ،

ة وأكثزها اخفاظا وهي هىجىدة في الحيىاى والطيز كوا هي هىجىدة في ،الزوابػ قى

خذ دائوا الوظهز العاغفي وتأ ،اإلساى ػ ثغ ف زجز ثػضذثء أخذ ض . ص

أ ثلعض١الء ػ١ ض جخ ثلػضذثء. إرث سد ،د غ ز ث ج ف زجز عاللشأ

ث أخشج أ غ ث ػ .ولذلك كات رابطت هخفعت ،ض ػجثألخذ

Ikatan kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh di tengah-tengah

masyarakat, tatkala pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini terjadi

ketika manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak

229

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 999

230 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1950

231 Kata sarkasme berasal dari bahasa Yunani sarkasmos yang diturunkan dari kata kerja

sakasein yang berarti „merobek-robek daging seperti anjing‟, „menggigit bibir karena marah‟ atau

„bicara dengan kepahitan‟. Bila dibandingkan dengan ironi dan sinisme, maka sarkasme ini lebih

kasar. Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas dan

menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa.

Bandung: CV. Angkasa. 2013. H. 92

Page 202: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

184

beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan

mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat dimana mereka

hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan

nasionalisme, yang tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya.

Ikatan ini juga tampak dalam dunia binatang serta burung-burung, dan

senantiasa emosional sifatnya. Ikatan semacam ini muncul ketika ada

ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu

negeri. Tetapi bila suasananya aman dari serangan musuh atau musuh tersebut

dapat dilawan dan diusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. Karena itu,

ikatan ini rendah nilainya.

Pemilihan kata paragraf pertama, adalah: kata حػ ,artinya turun ا

menurun, degradasi, mereda.232

Kalimat حػ الفكز artinya tatkala pola pikir ا

manusia mulai merosot. Kalimat “Ikatan kebangsaan (Nasionalisme)

tumbuh di tengah-tengah masyarakat, tatkala pola pikir manusia mulai

merosot” menggunakan gaya bahasa sarkasme.233

Maksud kalimat tersebut

menunjukkan sindiran keras terhadap latar belakang ikatan nasionalisme yang

berasal dari asas berfikir ketika mutu kualitas pola pikir manusia terbelakang.

Kata أقل adalah إسن تفعيل artinya yang paling sedikit, paling minim.234

Kata وأكثز adalah لإسن تفعي artinya lebih banyak,235

kata اخفاظا berasal dari

kata اخفاظا -يخفط-إخفط artinya penurunan, pengurangan.236

Kalimat ة وأكثزها اخفاظا secara makna artinya Ikatan وهي أقل الزوابػ قى

nasionalisme tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya. Kalimat

232

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 245

233 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

234 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 187

235 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 191

236 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 246

Page 203: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

185

tersebut menggunakan gaya bahasa sarkasme.237

Maksud kalimat tersebut

menunjukkan sindiran keras terhadap ikatan nasionalisme yang tidak boleh

dijadikan asas berfikir manusia dalam sistem kehidupannya. Kata العاغفي

artinya sentimentalisme, emosionalisme.238

Kalimat selanjutnya yaitu:

وتأخذ دائوا الوظهز ،وهي هىجىدة في الحيىاى والطيز كوا هي هىجىدة في اإلساى

artinya Ikatan ini juga tampak dalam dunia binatang serta العاغفي

burung-burung, dan senantiasa emosional sifatnya, kalimat tersebut

menggunakan gaya bahasa personifikasi.239

Maksud kalimat tersebut, bahwa

ikatan nasionalisme merupakan asas berfikir manusia yang didasarkan pada

perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri untuk

membela diri.

Sedangkan kalimat ولذلك كات رابطت هخفعت yang artinya “karena itu,

ikatan ini rendah nilainya”, menggunakan gaya bahasa sarkasme.240

Maksud kalimat tersebut menunjukkan sindiran keras yang negatif terhadap

ikatan nasionalisme yang sudah tidak layak lagi dijadikan asas berfikir dalam

sistem kehidupan manusia.

237

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

238 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1261

239 Personifikasi berasal dari bahasa Latin persona („orang, pelaku, aktor, atau topeng

yang dipakai dalam drama‟) + fic („membuat‟). Oleh karena itu, apabila kita menggunakan gaya

bahasa personifikasi, kita memberikan ciri-ciri kualitas, yaitu kualitas pribadi orang kepada benda-

benda yang tidak bernyawa ataupun kepada gagasan-gagasan. Dengan kata lain, penginsanan atau

personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang tidak bernyawa

dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa.

2013. H. 17

240 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

Page 204: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

186

Penulis teks pada paragraf kedua menjelaskan tentang latar belakang

munculnya ikatan kesukuan, yaitu:

شأ بيي الاس رابطت قىهيت .وحيي يكىى الفكز ظيقا ت

“Adapun ikatan kesukuan (sukuisme) tumbuh di tengah-tengah

masyarakat pada saat pemikiran manusia mulai sempit”. Kalimat tersebut

menggunakan gaya bahasa sarkasme.241

Maksudnya menunjukkan sindiran

keras terhadap ikatan kesukuan yang merupakan asas berfikir dari pemikiran

manusia yang mutu kualitasnya rendah.

Penulis teks pada paragraf ketiga menampilkan tentang alasan ikatan

nasionalisme merupakan ikatan yang rusak, yaitu:

ال: ثالثز أعذجح: فالزابطت الىغيت رابطت فاسذة ػ ره خفعت أو ألها رابطت ه

فع ألى تزبػ اإلساى باإلساى حيي يسيز في غزيق الهىض وثايا: ألها رابطت .الت

ثف عاغفيت غش٠ضر ثذمجء دجذفجع ػ ظ, ثشثدطز ثؼجغف١ز ػشظز ضغ١ش ثضذذي, صشأ ػ

. ثإلغج غج ثإل ألهارابطت هؤقتت وثالثا:فالصصر شدػ ثذثة د١

Terjemahannya: Berdasarkan hal ini, ikatan nasionalisme merupakan ikatan

yang rusak, karena tiga hal:

(1). Karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat

antara manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan dan

kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada

perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu

untuk membela diri. Di samping itu ikatan yang bersifat emosional sangat

berpeluang untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang

langgeng antara manusia satu dengan yang lain.

(3). Karena ikatannya bersifat temporal.

Pemilihan kata pada kalimat di atas, yaitu: kalimat فالزابطت الىغيت رابطت

,”artinya “ikatan nasionalisme merupakan ikatan yang rusak فاسذة

241

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

Page 205: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

187

menggunakan gaya bahasa sarkasme.242

Maksud kalimat tersebut

menunjukkan, bahwa sindiran keras terhadap ikatan nasionalisme. Ikatan

nasionalisme merupakan ikatan yang berasal dari proses berfikir manusia yang

tidak boleh dijadikan asas berfikir dalam sistem kehidupan manusia. Alasannya

terdapat dalam kalimat berikut: Kalimat

ال: خفعت أو فع ألى تزبػ اإلساى باإلساى حيي يسيز في غزيق ألها رابطت ه الت

.الهىض

artinya “(1). Karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu

mengikat antara manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju

kebangkitan dan kemajuan.

Kalimat di atas menggunakan gaya bahasa sarkasme.243

Maksudnya

menunjukkan sindiran keras terhadap ikatan nasionalisme yang mutu

kualitasnya tidak bisa dijadikan asas berfikir dalam menuju kebangkitan hidup

manusia.

Kalimat وثايا: ألها رابطت عاغفيت artinya “Karena ikatannya bersifat

emosional” menggunakan gaya bahasa personifikasi. Maksudnya, bahwa

ikatan nasionalisme merupakan asas berfikir manusia yang didasarkan pada

perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri untuk

membela diri.

Kalimat ألهارابطت هؤقتت ا:وثالث artinya “(3). Karena ikatannya bersifat

temporal” yaitu: menggunakan gaya bahasa personifikasi.244

Maksudnya,

242

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

243 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

244 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

Page 206: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

188

bahwa asas berfikir ikatan nasionalisme berdasarkan waktu, yaitu muncul saat

membela diri karena datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil,

ikatan ini tidak muncul.

Paragraf keempat menampilkan tentang alasan ikatan kesukuan

merupakan ikatan yang rusak, yaitu:

ل صصر أل ج سثدطز لذ١ز ل: أل وزه ثشثدطز ثم١ز فجعذر ثالثز أعذجح: أ

ج سثدطز ػجغف١ز . ثجثج: ص ز١ ٠غ١ش ف غش٠ك ثض. ثج١ج: أل دجإلغج شدػ ثإلغج

ج سثدطز غ١ش إغج١ز .أل

Terjemahannya: Demikian pula halnya dengan ikatan kesukuan termasuk

ikatan yang rusak karena tiga hal:

(1). Karena berlandaskan pada qabilah/keturunan, sehingga tidak bisa dijadikan

pengikat antara manusia satu dengan yang lainnya menuju kebangkitan dan

kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional,

(3). Karena ikatannya tidak manusiawi.

Pemilihan kata pada kalimat di atas, yaitu: Kalimat ثشثدطز ثم١ز فجعذر

artinya “ikatan kesukuan termasuk ikatan yang rusak”, menggunakan gaya

bahasa sarkasme.245

Maksud kalimat tersebut menunjukkan sindiran keras

terhadap ikatan kesukuan. Ikatan kesukuan merupakan ikatan yang berasal dari

proses berfikir manusia yang tidak bisa dijadikan asas berfikir dalam sistem

kehidupan manusia. Alasannya terdapat dalam kalimat berikut: Kalimat

ال: ألها رابطت قبليت وال تصلح ألى تزبػ اإلساى باإلساى حيي يسيز في غزيق أو

الهىض.

artinya “(1). Karena berlandaskan pada qabilah/keturunan, sehingga tidak

bisa dijadikan pengikat antara manusia satu dengan yang lainnya menuju

kebangkitan dan kemajuan.”

245

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

Page 207: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

189

Kalimat di atas menggunakan gaya bahasa sarkasme.246

Maksudnya

menunjukkan sindiran keras terhadap ikatan kesukuan yang kualitasnya tidak

bisa dijadikan asas berfikir dalam menuju kebangkitan hidup manusia.

Kalimat وثايا: ألها رابطت عاغفيت artinya “(2). Karena ikatannya bersifat

emosional,” menggunakan gaya bahasa personifikasi.247

Maksudnya, bahwa

ikatan kesukuan merupakan asas berfikir manusia yang didasarkan pada

perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, serta

ambisi untuk berkusa.

Kalimat وثالثا: ألها رابطت غيز إسايت artinya “(3). Karena ikatannya

tidak manusiawi”. Menggunakan gaya bahasa sarkasme.248

Maksudnya

menunjukkan sindiran keras terhadap ikatan kesukuan yang dapat

menimbulkan pertentangan dan perselisihan antar sesama manusia dalam

berebut kekuasaan.

Paragraf kelima mendiskripsikan ikatan kerohanian dan kemaslahatan,

yaitu:

ثشثدػ ثفجعذر ثض خدج سثدطز ص لذ ٠ض ثجط ثشثدطز ث ،س١ز د١

ؤلضز سثدطز ج ثشثدطز ثصس١ز ف ج. أ ٠ذثك ػ ز١ز ثض ١ظ ج ظج ثشثدطز ثش

صشدػ د ثإلغج زه وجش سثدطز خطشر ػ أج. ،لصصر أل

Terjemahannya: Selain ikatan-ikatan yang rusak tadi, masih terdapat

ikatan lain yang dianggap oleh sebagian orang sebagai alat untuk mengikat

anggota masyarakat, yaitu “ikatan kemaslahatan” dan ikatan kerohanian yang

tidak memiliki suatu peraturan. Ikatan kemaslahatan tidak lain ikatan yang

246

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

247 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

248 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

Page 208: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

190

temporal sifatnya, tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia. Jadi, ikatan ini

amat berbahaya bagi para pengikutnya.

Pemilihan kata pada kalimat di atas, diantaranya yaitu: Kalimat

artinya “Selain ikatan-ikatan yang rusak tadi”, menggunakan ثشثدػ ثفجعذر

gaya bahasa sarkasme.249

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa

sindiran keras terhadap tidak layaknya ikatan nasionalisme dan kesukuan

dijadikan sistem kehidupan manusia. Selain ikatan di atas, masih terdapat

ikatan yang tidak layak dijadikan sistem kehidupan oleh manusia,

penjelasannya terdapat dalam kalimat berikut:

kalimat ها وحيت التي ليس لها ظام يبثق ع artinya “ikatan والزابطت الز

kerohanian yang tidak memiliki suatu peraturan”, menggunakan gaya

bahasa sinisme.250

Maksudnya, bahwa ikatan kerohanian merupakan asas

berfikir manusia hanya berdasarkan dari kegiatan spiritual saja, tidak

mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

Sedangkan kalimat ا الزابطت الوصلحيت فهي رابطت هؤقتت أه artinya “Ikatan

kemaslahatan tidak lain ikatan yang temporal sifatnya”, menggunakan

gaya bahasa personifikasi.251

Maksudnya adalah asas berfikir ikatan

kemaslahatan hanya berdasarkan waktu, ketika memilih kemaslahatan yang

lebih besar dan akan hilang ikatannya ketika maslahat sudah dipilih. Kalimat

terakhir dari paragraf di atas menunjukkan kalimat:

249

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

250 Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang

mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme adalah ironi lebih kasar

sifatnya; namun kadang-kadang sukar ditarik batas yang tegas antara keduanya. Henry Guntur

Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa. 2013. H. 91

251 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

Page 209: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

191

artinya “Jadi, ikatan ini amat berbahaya bagi ولذلك كات رابطت خطزة على أهلها

para pengikutnya”. Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa sarkasme.252

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa sindiran keras terhadap tidak

layaknya ikatan kemaslahatan dan kerohanian diterapkan sebagai asas berfikir

manusia dalam sistem kehidupannya.

2. Tema terkait qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam lebih

unggul daripada Kapitalisme dan Sosialisme.

Analisis kata terkait tema kedua di atas, yaitu:

ثصجسز ج وجش ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز زذج ،ثصس١سز ،

. ثش١ػ١ز ثشأعج١ز فج دجغ ثجخسز. ثم١جدص١ ثفىش٠ض١

Terjemahannya: qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) Islam yang

layak, benar, dan akan berhasil (dalam mengatur kehidupan manusia) bagi

manusia. Sedangkan qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) komunisme

dan kapitalisme adalah bathil.

Pemilihan kata teks paragraf terkait tema di atas, yaitu: kata ثش١ػ١ز

berasal dari kata ج٠غ ٠ضش -صشج٠غ- ١ػ ثش artinya bersepakat, terpencar, tersebar,

bercerai-berai, Sedangkan kata ١ػ .artinya faham komunis ثش253

Atau yang

berkenaan dengan pemilikan bersama, orang komunis. Adapun kata ثشأعج١ز

berasal dari kata جسثع -٠شةظ -سأط artinya mengepalai, mengetuai, memimpin.

Kata ثشأعج١ز terdiri dari dua kata yaitu kata أط ج١ز dan ثش artinya faham

kapitalisme.254

Kalimat ثش١ػ١ز ثشأعج١ز فج دجغ ثم١جدص١ ثفىش٠ض١

menggunakan gaya bahasa sarkasme,255

bertujuan menyindir secara keras

252

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

253 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 756. Lihat juga Kamus Kerapyak

Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1156

254 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 459

255 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

Page 210: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

192

kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme, bahwa kedua

kepemimpinan ideologis tersebut salah dan tidak boleh diterapkan dalam

konteks sistem pemerintahan.

. أ هللا ثذذأ ػم١ذر ػم١ز ٠ذثك ػج ظج ز د غج ثإل ٠شأ ف ر زذذأ ث ج ث

س١ر ذذأ ثص ث ثس١جر ، د غج ثإل خجك ثى ج ،أل أ . ذذأ لطؼ هللا. ف

شخص دؼذمش شأ ف ر ثذذأ ثز ٠ ذذأ دجغ ف ،٠ز صششق ف١ ػم جشب ػ أل

خد ثلزجغز دج س ثإلخضالف ،سذد ٠ؼدض ػ ػشظز ضفج ظ١ ض غج ثإل ف أل

ج . ثضجلط ثضأثش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش ف١ج غج إ شمجء ثإل ثضجلط ثؤد ضح ثظج ٠

غج غ فطشر ثإل ،ثمجػذر ثفىش٠ز إرث ثصفمش ذ١ز ػ ثؼم لجػذر صس١سز ،وجش ،ف

غج إرث خجفش فطشر ثإل ص ، أ ذ١ز ػ ثؼم لجػذر دجغز . ،ى ف

Ideologi adalah keyakinan melalui proses berfikir manusia yang

melahirkan peraturan. Ideologi yang muncul dari benak manusia melalui

wahyu Allah adalah ideologi yang benar. Karena bersumber dari Al-khaliq,

yaitu pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah SWT. Ideologi ini pasti

kebenarannya. Sedangkan ideologi yang muncul dalam benak manusia

karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah.

Karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu

menjangkau segala sesuatu yang nyata. Disamping itu pemahaman manusia

terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan,

perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan tempat ia

hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang

mendatangkan kesengsaraan bagi manusia. Qaidah fikriyah ini apabila sesuai

dengan fitrah manusia dan dibangun berlandaskan akal, maka berarti termasuk

kaedah yang benar. Sebaliknya, jika bertentangan dengan fitrah manusia atau

tidak dibangun berlandaskan akal, maka kaedah itu bathil.

Pemilihan kata pada teks paragraf di atas, yaitu: kata ثذذأ dalam kamus

Munawwir berasal dari kata ثذذأ -دذأ -٠ذذأ -دذأ artinya tempat/titik permulaan,

asas, dasar.256

Begitupun juga dalam kamus Al-„Ashri kata ثذذأ jamaknya

ذجدا artinya dasar-dasar, asas, tempat/titik permulaan.257

Secara konteks

maknanya adalah ideologi. Kata ػم١ذر jamaknya ػمجةذ artinya kepercayaan,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

256 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 63

257 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1589

Page 211: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

193

keyakinan.258

Kata ػم١ز berasal dari kata -ػم ػم١ز -ػمال -٠ؼم artinya

mengenai akal, mental.259

Secara konteks kata ػم١ذر ػم١ز maknanya

“keyakinan melalui proses berfikir manusia”, maka kalimat ثذذأ ػم١ذر ػم١ز

artinya “Ideologi adalah keyakinan melalui proses berfikir ٠ذثك ػج ظج

manusia yang melahirkan peraturan”, menggunakan gaya bahasa

personifikasi.260

Maksud kalimat tersebut, bahwa ideologi adalah keyakinan

melalui proses berfikir yang menghasilkan peraturan hidup manusia sebagai

jalan keluar dari permasalahan hidup manusia. Kalimat ٠شأ ف ذذأ ثز ج ث أ

هللا د ز د غج ثإل س١ر ر ذذأ ثص ث artinya “Ideologi yang muncul dari

benak manusia melalui wahyu Allah adalah ideologi yang benar”,

menggunakan gaya bahasa personifikasi. Maksud kalimat tersebut, bahwa

ideologi yang melalui proses berfikir dari akal manusia melalui wahyu Allah

adalah ideologi yang benar. Adapun kalimat شخص شأ ف ر ج ثذذأ ثز ٠ أ

ذذأ دجغ ف artinya “ideologi yang muncul dalam benak دؼذمش٠ز صششق ف١

manusia karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang

salah”, menggunakan gaya bahasa personifikasi.261

Maksud kalimat tersebut,

bahwa ideologi yang melalui proses berfikir dari akal manusia karena

kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi yang salah. Kalimat

ثإل ف س ثإلخضالف ثضجلط ثضأثش دجذ١تز ثض ٠ؼ١ش أل ػشظز ضفج ظ١ ض غج

artinya “Disamping itu pemahaman manusia terhadap proses lahirnya ف١ج

peraturan selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan,

serta selalu terpengaruh lingkungan tempat ia hidup”, menggunakan gaya

258

Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 954

259 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 956-957

260 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang tidak

bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

261 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

Page 212: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

194

bahasa personifikasi.262

Maksud kalimat tersebut, bahwa peraturan hidup

manusia yang dihasilkan dari pemahaman kejeniusan dan proses berfikir

manusia selalu menimbulkan perbedaan, perselisihan, dan pertentangan.

Kalimat tersebut terangkum dalam kalimat إ ثضجلط ثؤد ضح ثظج ج ٠

غج artinya “Sehingga membuahkan peraturan yang saling شمجء ثإل

bertentangan, yang mendatangkan kesengsaraan bagi manusia”, menggunakan

gaya bahasa personifikasi.263

Maksud kalimat tersebut, bahwa dari kejeniusan

manusia menghasilkan peraturan hidup yang saling bertentangan, serta

mendatangkan kesengsaraan bagi manusia.

ثس١جر ػ ثذ٠ ػ أعجط فص ج صم ج ثشأعج١ز فئ ،أ ثفىشر ز

ل١جدص ،ػم١ذصج لجػذصج ثفىش٠ز ،ج ثفىش٠ز ، دجء ػ ز ثمجػذر ثفىش٠ز وج

ف ثس١جر ثز ٠عغ ظج ،ثإلغج ٠جس إلغج ثسجفظز ػ ثسش ل دذ ،وج

٠ز ثؼم١ذر زش ، ٠ز ثشأ ٠ز ،زش ١ز زش ٠ز ثشخص١ز ،ثى ٠ز ،ثسش زش لذ ضح ػ

ثشأعج ثللضصجد أدشص ج ف زث ثذذإ ،ثى١ز ثظج أدشص ج ،فىجش ثشعج١ز

ثذذأ ثشأ ،ضح ػ ػم١ذر زث ثذذإ زه أغك ػ زث ثذذإ أ مشثغ ج ثذ . أ ج ع

ثز ٠عغ ظج غج ثإل آص١ز خز ث زه وجش ،ثض أخزج دج زث ثذذث ف

صذس ثغطجس ز ،ثأل ف شء زث ثذذإ أ ثألص ز. ظ ثض صعغ ثأل ف

ح ع١ز لعضغالي ثشؼ ثذ٠ ٠ضخز ع١ج وج دج س س ن ف أ ،ثم١جصشر ث

ج ظ جةج ، ص د . ثإلغج ثى صش أ ج ثش١ػ١ز ف ج ثلشضشثو١ز أ

ر فمػ أ ثألش١جء ثس١جر جد أص جدر خد ثألش١جء ،ث سج صجس صط خذ ، ل ٠

طمج ثجدر ش١ب خذج أزذ ،سثء ز ز ٠ ر أص١ز لذ٠ ثجد ز ج ثخذز ،أ أ أ

خد ث ،ث و ىش زه ٠ سثء ثى أ ٠ذ١ ف ج ثإلعال خلز خجك. أ ألش١جء

خجمج خمج هللا صؼج غج ،ثس١جر ثإل أعجع ثلػضمجد دخد هللا ػض خ ،زه وج

262

Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

263 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

Page 213: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

195

ش ثجز١ز ثض ػ١ ثؼم١ذر وجش ز ،ثشز١ز ثس١جر ثى ثإلغج و أل

.خلز خجك

Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama dengan

kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi akidahnya, sekaligus sebagai

qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta kaidah berfikirnya.

Berlandaskan kaidah berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak

membuat peraturan hidupnya. Mereka pertahankan kebebasan manusia yang

terdiri dari kebebasan berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan

pribadi. Dari kebebasan hak milik ini lahir sistem ekonomi kapitalis, yang

termasuk perkara paling menonjol dalam ideologi ini, atau yang dihasilkan

oleh ideologi ini. Karena itu, ideologi tersebut dinamakan ideologi kapitalisme.

Demokrasi yang dianut oleh ideologi ini, berasal dari pandangannya bahwa

manusia berhak membuat peraturan (undang-undang). Menurut mereka, rakyat

adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah yang membuat perundang-undangan.

Kelahiran ideologi ini bermula pada saat kaisar dan raja-raja di Eropa dan

Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk memeras, menganiaya dan

menghisap darah rakyat. Adapun sosialisme, termasuk juga komunisme,

keduanya memandang bahwa alam semesta, manusia, dan hidup adalah

materi. Bahwa materi adalah asal dari segala sesuatu. Melalui perkembangan

dan evolusi materi benda-benda lainnya menjadi ada. Di balik alam materi

tidak ada alam lainnya. Materi bersifat azali (tak berawal dan tak berakhir),

qadim (terdahulu) dan tidak seorang pun yang mengadakannya. Dengan kata

lain bersifat wajib adanya. Penganut ideologi ini mengingkari penciptaan alam

ini oleh Zat Yang Maha Pencipta. (53) Sedangkan ideologi Islam menerangkan

bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup, terdapat Al-Khaliq yang

menciptakan segala sesuatu, yaitu Allah SWT. Asas ideologi ini adalah

keyakinan akan adanya Allah SWT. Akidah ini yang menetukan aspek rohani,

yaitu bahwa manusia, hidup, dan alam semesta, diciptakan oleh Al-Khaliq. (56)

Pemilihan kata pada teks paragraf di atas, yaitu: kata berasal dari kata صم

-لج ج-٠م ز -ل لج ز ل١ج artinya berdiri, bangkit, berdiri tegak.264

Sedangkan

dalam kamus Al-„Ashri kata artinya berdiri/bangkit, berhenti, berdiri لج

tegak.265

Kata berasal dari kata فص -فص ل -٠فص فص فصال artinya

memisahkan.266

Kalimat ثس١جر ػ ثذ٠ ػ أعجط فص ج صم ج ثشأعج١ز فئ أ

artinya “Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama dengan

264

Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1172

265 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1425

266 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1058

Page 214: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

196

kehidupan (sekularisme)”, menggunakan gaya bahasa personifikasi.267

Maksud kalimat tersebut, bahwa ideologi kapitalisme berasal dari proses

berfikir manusia dengan pertimbangan memisahkan agama dari kehidupan.

Kalimat ثشأعج ثللضصجد ٠ز ثى١ز ثظج زش Dari kebebasan“ لذ ضح ػ

hak milik ini lahir sistem ekonomi kapitalis”, menggunakan gaya bahasa

personifikasi.268

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa dari kebebasan

hak milik yang dipertahankan manusia, menghasilkan sistem ekonomi

kapitalis. Kalimat ح ع١ز لعضغالي ثشؼ ثذ٠ ج ،٠ضخز ظ جة ، ص د ج

artinya “menjadikan agama sebagai alat untuk memeras, menganiaya dan

menghisap darah rakyat”, menggunakan gaya bahasa sarkasme.269

Maksud

kalimat tersebut menunjukkan, bahwa sindiran keras yang negatif terhadap

kelahiran ideologi kapitalisme bermula ketika kaisar dan raja-raja di Eropa dan

Rusia menjadikan agama sebagai sesuatu untuk mendatangkan manfaat dan

keuntungan bagi mereka. Sedangkan fakta sebenarnya, mereka memeras,

menganiaya, dan menyengsarakan rakyat.

ػم١ذر ثإلعال ج وج ز ظ أ ، ظ ز خ غش٠مز فىشر ذذأ ثإلعال وج

،ثفىشر ػم١ذص ذثمج ػ ظج ج ف ثس١جر. وجش ،وج ؼ١ وجش زعجسص غشثصث

٠طذك ل ر أ ثذػ ثذز غش٠مض ف ز . ،ذ ل١جدر فىش٠ز إ ثؼج ٠س أ

Ideologi Islam adalah akidah (keyakinan) Islam dan syariat Islam (fikrah)

dan thariqah (cara pelaksanaan syariat Islam, pemeliharaan akidah, dan

penyebaran risalah dakwahnya) yang tak terpisahkan dari fikrah tersebut.

Peraturan Islam lahir dari akidah. Sedangkan peradabannya memiliki model

dan ciri yang unik dalam kehidupan. Metode Islam dalam pengembangan

dakwah adalah diterapkannya Islam oleh negara dan diemban sebagai qiyadah

fikriyah ke seluruh dunia.

267

Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

268 Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

269 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

Page 215: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

197

Pemilihan kata pada teks paragraf di atas, yaitu: kalimat ذثمج ظج وج

ػم١ذص artinya “Peraturan Islam lahir dari akidah”, menggunakan gaya ػ

bahasa personifikasi.270

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa

peraturan Islam berasal dari keyakinan Islam, semua peraturan Islam berasal

dari perintah dan larangan Allah SWT yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist

Nabi Muhammad SAW.

ػ ٠مع ٠غضطغ أ ىش ثشذ ٠ خد هللا ىش ثز ٠ جد ثذذأ ج ظش ث

ثطذ١ؼ غه د ،زث ثضذ٠ ٠ض خفع ػ١ج ،ج ث ف ثس١جر ثسجلذ خفم ،ث

دجشزر ثؼم صجد دجظش٠ز ،ث ل ٠ضشذ ثفىش ز١ ر زض ٠مجي إ

دط أظش ش١ب فغجدث ؼج.ثذ٠جىض١ى١ز ثض الج دشجدر ثسظ ثؼم

Akan tetapi ketika muncul ideologi (dialektika) materialisme, yang

mengingkari adanya Allah dan ruh, ternyata ide ini tidak mampu

memusnahkan kecenderungan beragama. Ideologi ini dianut oleh orang-

orang yang bermoral bejat, orang-orang yang benci terhadap kehidupan,

termasuk orang-orang sinting yang tidak waras cara berfikirnya agar

mereka dapat digolongkan ke jajaran kaum intelektual tatkala mereka

mendiskusikan dengan angkuh tentang teori dialektika. Padahal kenyataannya,

dialektika materialisme paling terlihat kerusakan dan kebathilannya, dan

dengan sangat mudah dapat dibuktikan oleh perasaan dan akal.

Kata جد ,artinya yang berfaham materialisme ث271

jadi kata جد ثذذأ ث

artinya ideologi materialisme. Kalimat ػ زث ثضذ٠ ٠مع ٠غضطغ أ

artinya “ide ini tidak mampu memusnahkan kecenderungan ثطذ١ؼ

beragama”, menggunakan gaya bahasa sarkasme.272

Maksud kalimat tersebut

270

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

271 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1579

272 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

Page 216: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

198

menunjukkan, bahwa sindiran keras yang negatif terhadap ideologi

Komunisme yang tidak bisa menghilangkan naluri beragama manusia.

Kemudian diperjelas dengan kalimat دجشزر ثؼم صجد artinya ث

“termasuk orang-orang sinting yang tidak waras cara berfikirnya”,

menggunakan gaya bahasa sarkasme.273

Maksud kalimat tersebut menunjukkan

sindiran keras yang negatif, bahwa sebenarnya ideologi Komunisme dianut

oleh manusia yang tidak mempunyai akal fikiran dan naluri kemanusiaan.

فطشر ثضذ٠ ثض خجفز فطشر ثإلغج ،وزه وجش ثم١جدر ثفىش٠ز شأعج١ز

جز١ز فطش٠ز خفمز ج ل١جدر عذ١ز ف فصج ،زه وجز ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأعج١ز أل

ثس١جر ػ ثس١جر ف إدؼجدج ،ثذ٠ ػ غأز فشد٠ز ،ثضذ٠ خؼؼ ، ف إدؼجدج ثظج

. ثإلغج شجو ؼجدز ػ ثز أش هللا د

Demikian pula qiyâdah fikriyyah kapitalisme bertentangan dengan

fitrah manusia, yaitu naluri beragama. Maka dari itu, qiyâdah fikriyyah

kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah manusia. Ia adalah qiyâdah

fikriyyah negatif, yang memisahkan antara agama dengan kehidupan;

menjauhkan aktivitas beragama dari kehidupan; menjadikan masalah

agama sebagai masalah pribadi (bukan masalah masyarakat); sekaligus

menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan, yang dapat memecahkan

persoalan hidup manusia.

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas, yaitu: kata خجفز berasal dari

kata خجفز -٠خجف -خجف خجفز artinya tidak menyetujui, menyangkal.274

Sedangkan dalam kamus Al-„Ashri kata خجفز artinya yang

menentang/melawan.275

Adapun kata خفمز berasal dari kata ٠خفك -أخفك-

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

273 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

274 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 362

275 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1656

Page 217: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

199

خفمجإخ فجلج artinya gagal.276

Kalimat خجفز وزه وجش ثم١جدر ثفىش٠ز شأعج١ز

فطشر ثضذ٠ ثض ،فطشر ثإلغج خفمز زه وجز ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأعج١ز

artinya Demikian pula qiyâdah fikriyyah kapitalisme جز١ز فطش٠ز

bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama. Maka dari itu,

qiyâdah fikriyyah kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah manusia,

menggunakan gaya bahasa sarkasme.277

Maksudnya kalimat tersebut

menunjukkan sindiran keras yang negatif terhadap kepemimpinan ideologis

Kapitalisme termasuk didalamnya sistem demokrasi yang tidak boleh menjadi

asas berfikir manusia dan kemudian diterapkan dalam konteks sistem

pemerintahan. Karena kepemimpinan ideologis Kapitalisme bertentangan

dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama.

خد هللا د ج أعجعج إل٠ ثؼم ج صدؼ إ٠دجد١ز أل ١ز إر ،ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال

ثس١جر غج ثإل فش ثظش إ ج ف ثى ػ ،ص ج ٠س د هللا ثز خك خ د ثدض

ثخلجس طك. ،ز جي و ج ٠ذسث ػ دفطشص غج إل ثم١جدر صؼ١ أ ثسجص

زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ١ز .ر ج ػذثج ل١جدثس فىش٠ز فجعذ ،ثفىش٠ز ثإلعال

Kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan ideologis yang

positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman kepada wujud

Allah. Kepemimpinan ini mengarahkan perhatian manusia terhadap alam

semesta, manusia, dan hidup, sehingga membuat manusia yakin terhadap

adanya Allah yang telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya. Di samping itu

kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak yang selalu dicari

oleh manusia karena dorongan fitrahnya. Berdasarkan keterangan tadi, hanya

kepemimpinan ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan ideologis yang

benar, sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak.

276

Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 356

277 Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

Page 218: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

200

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas, yaitu: kata إ٠دجد١ز artinya

kepositifan, positifisme.278

Kata طك جي جي terdiri dari dua kata, yaitu kata و و

berasal dari kata -و ل -٠ى جلو و artinya kesempurnaan,279

dan kata طك

berasal dari kata ٠طك -أغك- طمجإغالق artinya yang bebas, tidak terikat.280

Kata فطشر artinya “sifat pembawaan (yang ada sejak lahir), fitrah”.281

Sedangkan dalam kamus Al-„Ashri kata فطشر artinya watak, karakter, insting.282

Kalimat جي و ج ٠ذسث ػ دفطشص غج إل طك صؼ١ artinya “di samping itu

kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak yang selalu dicari

oleh manusia karena dorongan fitrahnya”, menggunakan gaya bahasa

hiperbola.283

Maksudnya kalimat tersebut menunjukkan, bahwa kepemimpinan

ideologis Islam merupakan asas berfikir manusia yang benar, karena sesuai

dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama.

ر ٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ١ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش جدر صغذك ،ه: أ ث ي إ ج صم أل

سخجي ،فىش ث عػ د١ ث ذ١ز ػ ثس ج١ز . وزه ثم١جدر ثفىش٠ز ثشأع صغذك ثؼم أ

ش٠ فى عػ ،ثى١غز ث دس ثذجغ ثسك د١ د ٠مش ثظال ،ف ثس د١ دس

عػ خد ، عػ غ١ش ث ثس غ أ ، ذ١ز ػ ثؼم ثم١جدر ثفىش٠ز صى ج ،زه إ

عػ. ز صشظ١ز أ ز

278

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 283

279 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1230

280 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 862

281 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1063

282 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1398-1399

283 Kata hiperbola berasal dari bahasa Yunani yang berarti „pemborosan; berlebih-

lebihan‟ dan diturunkan dari hyper „melebihi‟+ballien „melemparkan‟. Hiperbola adalah sejenis

gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau

sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk

memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase,

atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa. 2013. H.

55.

Page 219: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

201

Bahwa qiyadah fikriyah komunisme dibangun berlandaskan

materialisme bukan akal adalah karena ideologi ini menyatakan bahwa

materi mendahului pemikiran (pengetahuan). Demikian pula halnya dengan

qiyadah fikriyah kapitalisme yang dibangun berdasarkan jalan tengah

(kompromi) antara tokoh-tokoh gereja dengan cendikiawan, Mereka

mencampuradukan antara haq dan bathil, antara keimanan dengan

kekufuran, cahaya dengan kegelapan; dengan menempuh jalan tengah.

Padahal jalan tengah itu tidak ada faktanya. Jadi, qiyadah fikriyah ini

tidak dibangun berlandaskan akal, tetapi dibangun atas dasar

persetujuan kedua belah pihak sebagai jalan tengah.

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas, yaitu: kata عػ ث ثس

berasal dari dua kata, yaitu: kata artinya menempati, mengganti ثس

tempatnya,284

dan kata عػ artinya yang berada di tengah. Secara makna kata ث

عػ ث .artinya kompromi atau jalan tengah ثس285

Sedangkan kata د ٠مش

berasal dari kata ح ح -لش صمش٠خ-٠مش artinya mendamaikan, merukunkan.286

Secara makna artinya mencampuradukan. Adapun kalimat penjelas di atas

yaitu: kalimat ٠ز لػ ثؼم ذ١ز ػ ثجد ١ػ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثش ،أ ي إ ج صم أل

ر صغذك ثفىش جد ،ث صغذك ثؼم أ artinya “Bahwa qiyadah fikriyah komunisme

dibangun berlandaskan materialisme bukan akal adalah karena ideologi ini

menyatakan bahwa materi mendahului pemikiran (pengetahuan)”,

menggunakan gaya bahasa sinisme.287

Maksud kalimat tersebut menunjukkan

sindiran terhadap kepemimpinan ideologis Komunisme yang berasal dari asas

berfikir manusia yang berdasarkan materi kebendaan bukan dari proses berfikir

melalui akal manusia. Kalimat عػ دس ثذجغ ثسك د١ د ٠مش ثس ،ف د١

ثظال عػ خد ،دس عػ غ١ش ث ثس غ أ artinya “Mereka

mencampuradukan antara haq dan bathil, antara keimanan dengan

284

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 788

285 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 2016

286 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1443

287 Sinisme adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian

yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme adalah ironi lebih kasar

sifatnya; namun kadang-kadang sukar ditarik batas yang tegas antara keduanya. Henry Guntur

Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa. 2013. H. 91.

Page 220: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

202

kekufuran, cahaya dengan kegelapan; dengan menempuh jalan tengah.

Padahal jalan tengah itu tidak ada faktanya”, menggunakan gaya bahasa

sinisme.288

Maksud kalimat tersebut menunjukkan sindiran terhadap

kepemimpinan ideologis Kapitalisme yang telah menggabungkan antara

kebenaran dan dosa, keimanan dan kekafiran, petunjuk Allah SWT dan jalan

sesat melalui jalan kompromi, yaitu memisahkan antara agama dan kehidupan

(sekulerisme). Kalimat ذ١ز ػ ثؼم ثم١جدر ثفىش٠ز صى ،زه ز ج إ

عػ ز artinya “qiyadah fikriyah ini tidak dibangun صشظ١ز أ

berlandaskan akal, tetapi dibangun atas dasar persetujuan kedua belah

pihak sebagai jalan tengah”, menggunakan gaya bahasa sinisme.289

Maksud

kalimat tersebut menunjukkan sindiran terhadap kepemimpinan ideologis

Kapitalisme yang asas berfikirnya bukan melalui proses berfikir melalui akal

manusia, tetapi melaui jalan kompromi antara tokoh-tokoh gereja dengan

cendikiawan, yaitu memisahkan antara agama dan kehidupan (sekulerisme).

زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال أ ج ،ثسجص

،ػذثج ل١جدثس فىش٠ز فجعذر ذ١ز ػ ثؼم ١ز ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال ،أل أ ف ز١

ثم١جدثس ثفىش٠ز ثألخ ،ش غ١ش ذ١ز ػ ثؼم غج غ فطشر ثإل ج ل١جدر فىش٠ز صضفك أل ،

. غج ثم١جدر ثفىش٠ز ثألخش صخجف فطشر ثإل أ ح ؼج ف ز١ ف١ضدج

Berdasarkan keterangan tadi, hanya kepemimpinan ideologis Islamlah

satu-satunya kepemimpinan ideologis yang benar, sedangkan kepemimpinan

ideologis lainnya adalah rusak. Karena kepemimpinan ideologisnya dibangun

berdasarkan akal, amat berbeda dengan kepemimpinan ideologis lainnya yang

tidak dibangun berlandaskan akal. Karena kepemimpinan ideologis Islam juga

sesuai dengan fitrah manusia, sehingga mudah diterima oleh manusia.

288

Sinisme adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian

yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme adalah ironi lebih kasar

sifatnya; namun kadang-kadang sukar ditarik batas yang tegas antara keduanya. Henry Guntur

Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa. 2013. H. 91.

289 Sinisme adalah sejenis gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian

yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme adalah ironi lebih kasar

sifatnya; namun kadang-kadang sukar ditarik batas yang tegas antara keduanya. Henry Guntur

Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa. 2013. H. 91.

Page 221: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

203

Sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya berlawanan dengan fitrah

manusia.

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas, yaitu: kata زذج artinya

keadaan sendiri, kesendirian.290

Kata ثصس١سز artinyayang benar, tepat, yang

sah, legal.291

Kata فجعذر berasal dari kata فغجدث-٠فغذ -فغذ artinya rusak.292

Adapun kalimat penjelasnya, yaitu:

ثم أ زذج ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز ثسجص ١ز ثم١جدر ،١جدر ثفىش٠ز ثإلعال أل

ذ١ز ػ ثؼم ١ز . ،ثفىش٠ز ثإلعال غج غ فطشر ثإل ج ل١جدر فىش٠ز صضفك أل

Artinya “Berdasarkan keterangan tadi, hanya kepemimpinan ideologis

Islamlah satu-satunya kepemimpinan ideologis yang benar, Karena

kepemimpinan ideologisnya dibangun berdasarkan akal, Karena kepemimpinan

ideologis Islam juga sesuai dengan fitrah manusia, sehingga mudah diterima

oleh manusia”, menggunakan gaya bahasa hiperbola.293

Maksud kalimat

tersebut menunjukkan, bahwa kepemimpinan ideologis Islam merupakan asas

berfikir manusia yang jelas kebenarannya, karena kepemimpinan ideologis

Islam berasal dari proses berfikir melalui akal manusia, sesuai dengan fitrah

manusia, serta mudah diterima oleh manusia. Sedangkan kalimat penjelas

berikutnya, yaitu:

ثم١جدثس ثفىش٠ز ثألخش غ١ش ذ١ز ػ ،ج ػذثج ل١جدثس فىش٠ز فجعذر أ ف ز١

ح ؼج ف ز ،ثؼم ف١ضدج غج ثم١جدر ثفىش٠ز ثألخش صخجف فطشر ثإل أ ١

Artinya “sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak, amat

berbeda dengan kepemimpinan ideologis lainnya yang tidak dibangun

290

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 2004

291 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 764

292 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1055

293 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

Page 222: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

204

berlandaskan akal, dan kepemimpinan ideologis lainnya berlawanan dengan

fitrah manusia, menggunakan gaya bahasa sarkasme.294

Maksud kalimat

tersebut menunjukkan sindiran keras yang negatif terhadap kepemimpinan

ideologis Kapitalisme termasuk sistem demokrasi dan Komunisme. Karena

tidak berasal dari proses berfikir melalui akal manusia, dan sesuai dengan fitrah

manusia.

١غ ثؼصس زذ ف خ غذمث ثإلعال ١ غ ث ثشعي إ ،أ ص ز أ

ذ٠ز زض عز عمطش 6161دش٠ز 6331ث ١ز ػ ٠ذ آ١الد٠ز ز١ خش دز إعال

جس ،ثلعضؼ صطذ١مج شج وج ج ال زض دسش ف زث ثضطذ١ك إ أدؼذ زذد ثدجذ. أ

ضؼمز د ثششػ١ز ث غز أش١جء: ف ثألزىج ف خ ث ٠ض فئ إلعال جع صطذ١ك ثسجو ،جلخض

،ثللضصجد ١ؼج ،١ز ثخجسخ١ز ثغ١جع ،ثضؼ١ غز خ ثألش١جء ثخ لذ غذمش ز . ثسى

١ز. ثذز ثإلعال لذ

Bahwa umat Islam, sepanjang sejarahnya hanya menerapkan sistem Islam,

sejak Rasulullah SAW berada di Madinah sampai tahun 1336 H (1918 M),

yaitu tatkala jatuhnya Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah. Saat

itu penerapan sistem Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan negara

berhasil menerapkannya dengan sangat gemilang. Penerapan sistem Islam oleh

penguasa dimanifestasikan dalam lima bidang, yaitu hukum-hukum syara‟

yang berkaitan dengan masalah (1) sosial (yang mengatur interaksi pria dan

wanita), (2) ekonomi, (3) Pendidikan, (4) politik luar negeri, dan (5)

pemerintahan. Hukum-hukum yang menyangkut kelima bagian ini telah

diterapkan oleh Daulah Islam sejak dulu.

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas yaitu: kata ١ز ثذز ثإلعال

terdiri dari dua kata, kata ثذز dan kata ١ز berasal dari kata ثذز Kata .ثإلعال

(-٠ذي-دثي ي دز ثذز )ج د artinya pemerintah, negara.295

Jadi, kata ثذز

١ز artinya negara Islam, secara makna kontekstual menunjukkan sistem ثإلعال

Dawlah Khilafah Islamiyyah. Adapun penjelasan dalam teks tentang penerapan

294

Sarkasme adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung „olok-olok atau sindiran pedas

dan menyakit hati‟. Ciri utama sarkasme ialah selalu mengandung kepahitan dan celaan yang getir,

menyakit hati, dan kurang enak didengar. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa….H.

92

295 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 433-434

Page 223: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

205

sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah terdapat dalam kalimat غذمث ١ غ ث أ

١غ ثؼصس زذ ف خ ذ٠ز زض عز ،ثإلعال ثشعي إ ث ص ز أ 6331

عمطش 6161دش٠ز جس آ١الد٠ز ز١ ١ز ػ ٠ذ ثلعضؼ خش دز إعال artinya

“Bahwa umat Islam, sepanjang sejarahnya hanya menerapkan sistem Islam,

sejak Rasulullah SAW berada di Madinah sampai tahun 1336 H (1918 M),

yaitu tatkala jatuhnya Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah”.

Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa personifikasi,296

maksudnya sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah selesai sampai para penjajah menguasai negara-

negara yang berada di bawah kekuasaan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah

yang terakhir, yaitu pemerintahan Turki Ustmani.

ج١ز خجصثأ ج ث ثإلدثسر ف ثإلعال فئ ضر ثسى ج دجغذز ألخ سة١ظ ، : ثخ١فز

ثضف٠ط ،ثذز ؼج ف١ز ، ثض ؼج ١ش ثدجد "دثةشر ثسشد١ز ، أ ل ،ثد١ش" - ث ،ر

ثمعجء ز ، صجر ثذ ز. ، دظ ثأل

Mengenai sistem pemerintahan, jelas sekali bahwa struktur negara di

dalam Islam terdiri dari delapan bagian, yaitu: (1) Khalifah, sebagai kepala

negara, (2) Mu‟awin Tafwidl, -sebagai pembantu Khalifah yang berkuasa

penuh-, (3) Mu‟awin Tanfidz, -sebagai pembantu Khalifah dalam urusan

administrasi, (4) Amirul Jihad, (5) Wali (gubernur), (6) Qadla (pengadilan), (7)

Aparat Administrasi Negara, (8) Majlis Umat.

Pemilihan kata pada kalimat di atas, yaitu kata ثغضخف :ثخ١فز, طج ثغ

.artinya menjadi pengganti, kekuasaan yang besar ,ثألػظ297

Secara konteks

makna khalifah adalah orang yang mewakili dalam menjalankan pemerintahan,

kekuasaan, dan penerapan-penerapan hukum syari‟ah.298

. Kata ج :ثخالفز سرثإل ,

296

Personifikasi, ialah jenis majas yang melekat sifat-sifat insani kepada benda yang

tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya Bahasa…H.17

297 Syawqi Dhoyif, Al-Mu‟jam Al-Wasith. (Mesir: Maktabah Al-Syuruq Al-Dawliyyah.

2011) H. 260

298 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah (Pemerintahan dan Administrasi),

Penerjemah, Yahya A.R. Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia. 2006. H. 31

Page 224: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

206

artinya imarah, kekuasaan, penguasa, pemerintah.299

Secara konteks makna

Khilafah atau Daulah Islam adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum

Muslim di dunia, untuk menerapkan syariat Islam dan mengemban dakwah

Islam ke seluruh dunia.300

Kata ؼج ثضف٠ط berasal dari kata ض ض -ف -٠ف

ض ,صف٠ط ف ض, أخذ١ز ع١جع ٠ث دض ف دالد ظف ض: ثص٠ش ثف ثف

artinya Menteri yang سصذض أل سصذض ثغف١ش فق سصذض ثمجة دجألػجي

berkuasa penuh, pegawai pemerintah yang berkuasa di negara asing,

kedudukannya lebih rendah dari kedudukan duta besar, kedudukan kekuasaan

di atas dalam pekerjaannya.301

Secara konteks makna Mu‟awin Tafwidl adalah

wazir yang ditunjuk Khalifah untuk bersama-sama mengemban tanggung

jawab pemerintahan dan kekuasaan.302

Kata ف١ز ثض ؼج berasal dari kata فز-

صف١ز-٠فز jadi, ف١ز ثض ؼج :ف ثسى : ج لع د ثإلخشثء ثؼ ث١تز .

artinya dalam ,ثغطز ثض صم دضف١ز لث١ ثذز أثشج :ثضف١ز٠ز

pemerintahan: pelaksana yang memutuskan suatu kebijakan. Lembaga

pelaksanaan: Kekuasaan eksekutif yang melaksanakan undang-undang

negara.303

Secara konteks makna Mu‟awin Tanfidz adalah wazir sebagai

pembantu Khalifah urusan adminstrasi, bukan tugas pemerintahan.

Implementasinya menyampaikan dan menunaikan kebijakan khalifah.304

Kata ١ش ثدجد أ artinya komando pasukan, dan kata ثد١ش -دثةشر ثسشد١ز

artinya Departemen Peperangan.305

Kata لر ث , ثمشثدز , ثمشح .ثه :

,artinya penguasa. Yang dekat, sanak saudara, keluarga , ثسذز ,ثصشر

299

Sholih Ali Sholih dan Sulaiman Ahmad, Al-Mu‟jam Al-Shopi Fi Al-Lughah Al-

„Arabiyyah. (Riyad: Fi Ghirah Muharram Al-Muharram. 1401). H. 153

300 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah….H. 77

301 Syawqi Dhoyif, Al-Mu‟jam Al-Wasith……..H. 770

302 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah….H. 90

303 Syawqi Dhoyif, Al-Mu‟jam Al-Wasith……..H. 978

304 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah….H. 105

305 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah….H. 139-140

Page 225: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

207

penolong, yang dicintai306

, secara konteks makna wali adalah gubernur. Kata

ثمعجء ,artinya hakim yang memutuskan hukum ػ ثمجظ , ثألدثء ,ثسى :

penegak hukum, dan pekerjaannya sebagai hakim.307

Secara konteks makna

Qadla adalah lembaga peradilan.308

Kata ز صجر ثذ terdiri dari dua kata,

yaitu kata صجر artinya yang selamat, yang bersih, murni عج صجفج :309

, dan

kata ز artinya negara. Secara konteks maknanya Aparat Administrasi ثذ

Negara.310

ثم١جدر ػ١ج فمذ وج ج دجذ ز :أ ثضج١١ ج ف ثألش٠ مطغ ثظ١ش لع١ دجزج

ػ د د ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز مش ثشؼخ ثؼشد ج فئ ج أزذ زجز فىش٠ز أ

سطز ،صضخذػ ف د٠جخ١شثؼصذ١ز ثؼجة١ز ظال ثذثظ ،إ ػصش عز فىش٠ز ،ثد

ػ ثؼشح غ ؽ ش ٠مضصش دض ثز . فمذثذفغ ،٠ضألأل دس ثإلعال ثؼج ػ د

ف ثىشر ثألسظ١ز ،ثغ ؼج ث ثإلعال ػ فجسط ثؼشثق ،ز دالد ثعض

١جس ١ز غ١ش ل ح ل ثشؼ ز شؼخ إفش٠م١ج. وجش ى ج صش ش ثشج

ف ،غز غ١ش غجصج ،ثشؼح ثألخش ١ز ثش ١ز ثفشط ف فجسط غ١ش ل فىجش ل

إفش٠م١ج ،ػ ف صش غ١ش ل١ز ثمذ ،ثشج ،غ١ش ل١ز ثذشدش ف شج وجش ػجدثص

ثإلعال ثعضظش دجسى خضفز. ج إ أد٠ج ز ثإلعال ،صمج١ذ زض دخش ،ف

ج و ،ثإلعال ز ثزذر, ١ؼج أ دجذ ثم١جدر أصذسش خ ١ز. زه وج ز ثإلعال ثأل

مطغ ثظ١ش ثشؼح ثم١جس دجزج ش ز ع١ز ،ثفىش٠ز ثإلعال١ز ف ص غ أ

ثجلز ثد ثصالس ف زج . ،ث ثم ع١ز ششج ثغج

Terjemahannya: Keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam secara nyata, adalah

bentuk keberhasilan yang tiada bandingannya, terutama dalam hal berikut

ini: pertama, bahwa qiyâdah fikriyyah Islam berhasil mengubah bangsa Arab

secara keseluruhan dari taraf pemikiran yang sangat rendah, dan dari

kegelapan yang selalu diliputi oleh fanatisme kesukuan dan alam

306

Syawqi Dhoyif, Al-Mu‟jam Al-Wasith……..H. 1101

307 Syawqi Dhoyif, Al-Mu‟jam Al-Wasith……..H. 770

308 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah….H. 178

309 Syawqi Dhoyif, Al-Mu‟jam Al-Wasith……..H. 539

310 Hizbut Tahrir, Struktur Negara Khilafah….H. 212

Page 226: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

208

kebodohan yang sangat, menjadi era kebangkitan berpikir yang

cemerlang, gemerlap dengan cahaya Islam, yang bahkan tidak hanya untuk

bangsa Arab saja tetapi seluruh dunia. Umat Islam telah memainkan peranan

penting dalam membawa Islam ke seluruh pelosok dunia, sehingga mampu

menguasai Persia, Iraq, Syam, Mesir, dan Afrika Utara. Pada waktu itu masing-

masing bangsa memiliki ras, etnik, dan suku-suku yang saling berlainan

dengan bangsa-bangsa lainnya. Juga dalam hal bahasa. Bangsa Persia,

misalnya, berbeda dengan bangsa Romawi di Syam, berbeda pula dengan

bangsa Qibthi di Mesir, berlinan pula dengan bangsa Barbar (orang-orang

Moor) yang ada di Afrika Utara. Demikian pula halnya dengan adat istiadat,

kebiasaan-kebiasaan, dan agamanya, masing-masing saling berlainan. Namun

tatkala mereka hidup di bawah naungan pemerintahan Islam, kemudian

memahami Islam, pada akhirnya mereka berduyun-duyun masuk Islam secara

keseluruhan. Jadilah mereka sebagai umat yang satu, yaitu umat Islam. Karena

itu, keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam dalam mempersatukan bangsa-

bangsa dan suku-suku yang ada, merupakan keberhasilan cemerlang dan

tiada duanya. Padahal waktu itu sarana transportasi dalam penyebarluasan

dakwah hanya menggunakan unta, sedangkan media penyebaran melalui lisan

dan pena.

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas yaitu: kata دجذ berasal dari

kata در -در دسج دجزج-٠ artinya “keberhasilan”.311

Kata مطغ ثظ١ش

artinya tiada bandingannya,312

kata ج ,artinya lebih-lebih, terutama لع١

nyata.313

Kalimat ج مطغ ثظ١ش لع١ دجزج ثم١جدر ػ١ج فمذ وج ج دجذ ز أ

artinya “Keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam secara nyata, adalah bentuk

keberhasilan yang tiada bandingannya”, menggunakan gaya bahasa

hiperbola.314

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa keberhasilan

kepemimpinan ideologis Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah merupakan asas berfikir manusia yang tidak bisa

disamakan dan dicapai oleh kepemimpinan ideologis kapitalisme, sistem

311

Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 1387

312 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1847

313 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1106

314 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

Page 227: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

209

demokrasi, dan komunisme. Kata سطز berasal dari kata سػ -٠سػ -زػ زطج

artinya “yang rendah”,315

kata صضخذػ berasal dari kata ٠ضخذػ -صخذػ artinya

“bertindak tanpa dengan petunjuk, kegelapan”,316

kata ثؼصذ١ز berasal dari

kata خ خ -صؼص زػصذ١ -ص١ؼص artinya “fanatik”,317

kata ظال berasal dari kata

ج-٠ظ-ظ ظ artinya “kegelapan”,318

kata ثذثظ berasal dari kata ٠ذظ-دظ-

.”artinya “sangat hitam, gelap gulita دغج دعج دثظ319

Jadi, kalimat فئ

ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز مش ػ د د سطز ثشؼخ ثؼشد زجز فىش٠ز صضخذػ

ثذثظ ،ف د٠جخ١شثؼصذ١ز ثؼجة١ز ثد ظال artinya “bahwa qiyâdah fikriyyah

Islam berhasil mengubah bangsa Arab secara keseluruhan dari taraf pemikiran

yang sangat rendah, dan dari kegelapan yang selalu diliputi oleh fanatisme

kesukuan dan alam kebodohan yang sangat”, menggunakan gaya bahasa

hiperbola.320

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa keberhasilan

kepemimpinan ideologis Islam dapat merubah pemikiran bangsa Arab yang

selalu fanatik terhadap kasta kesukuan, moral prilakunya tidak baik dan

menyalahi rasa kemanusiaan. Kata ؽ دضؽ -٠ذضؽ-دضؽ berasal dari kata دض

.”artinya “terbit دضغج321

Jadi, kalimat ػصش عز فىش٠ز، ٠ضألأل دس ثإلعال

ػ ثؼشح غ ؽ ش ٠مضصش دض ،ثز ثؼج ػ د artinya “era kebangkitan

berpikir yang cemerlang, gemerlap dengan cahaya Islam”, menggunakan

315

Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 275

316 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 320

317 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 935

318 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 882

319 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 420

320 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

321 Lihat Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia……H. 81

Page 228: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

210

gaya bahasa hiperbola.322

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa

keberhasilan kepemimpinan ideologis Islam dapat merubah pemikiran bangsa

Arab yang moral prilakunya tidak baik, menjadi bangsa yang beradab, bangkit

dan maju dengan syariat Islam. Kemudian penjelasannya ditutup dengan

kalimat ثشؼح ثم١جس ش ز دجذ ثم١جدر ثفىش٠ز ثإلعال١ز ف ص زه وج

مطغ ثظ١ش artinya “Karena itu, keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam دجزج

dalam mempersatukan bangsa-bangsa dan suku-suku yang ada,

merupakan keberhasilan cemerlang dan tiada duanya”. Kalimat tersebut

menggunakan gaya bahasa hiperbola.323

Maksud kalimat tersebut

menunjukkan, bahwa kepemimpinan ideologis Islam yang memperjuangkan

tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah satu-satunya yang dapat

mempersatukan bangsa-bangsa dan suku-suku yang ada di seluruh dunia.

ثم١جدر ش ثثج ثز ٠ذي ػ دجذ ز ج ثأل ز ،أ ز ثإلعال١ز ظش أػ أ ثأل أ ف

ج ػ زعجسر ذ١ز ثمجفز ،ف ثؼج ي ف ثؼج ثذ ١ز أػظ ز ثإلعال ظش ثذ

ر ث ػش ذ ػشش ألذسج ثثج ضصف ثمش زض ثغجدغ ث١الد ثمش ش لشج:

ػشش ث١الد ثثج ضصف ثمش زض ١ج ،ث١الد شر ثذ ثشظ ،وجش زذج ص

ر ثذ ثي ز غ ثأل .ثششلز د١

Terjemahannya: Kedua, hal lain yang menunjukkan keberhasilan qiyâdah

fikriyyah Islam adalah bahwa umat Islam telah menjadi umat yang

terkemuka di dunia dalam bidang ẖaḏârah (peradaban), tsaqofah dan

322

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

323 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

Page 229: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

211

ilmu pengetahuan. Daulah Islâm telah menjadi negara terbesar dan

terkuat di dunia selama 12 abad, yaitu dari abad ke-7 sampai pertengahan

abad ke-18 M. Daulah Islâm merupakan kebanggaan dunia, seperti

matahari yang memancarkan sinarnya sebagai penerang bagi umat lain di

sepanjang kurun tersebut.

Pemilihan kata pada kalimat penjelas di atas yaitu: kata أػ artinya yang

maksimal, tertinggi, terkemuka,324

kata زعجسر artinya peradaban,325

kata ذ١ز

artinya peradaban,326

kata ثمجفز artinya kebudayaan, pendidikan,327

kata أػظ

artinya lebih besar, lebih agung,328

kata ألذسج artinya lebih kuasa/mampu,

lebih kapabel, terkuat.329

Adapun kalimatnya yaitu ز ثإلعال١ز ظش أػ ثأل أ

ج ػ زعجسر ذ١ز ثمجفز ز ف ثؼج ي ف ،أ ثذ ١ز أػظ ز ثإلعال ظش ثذ

ر ث ػشش لشج ذ ألذسج artinya “bahwa umat Islam telah menjadi ثؼج

umat yang terkemuka di dunia dalam bidang ẖaḏârah (peradaban),

tsaqofah dan ilmu pengetahuan. Daulah Islâm telah menjadi negara

terbesar dan terkuat di dunia selama 12 abad”, menggunakan gaya bahasa

hiperbola.330

Maksud kalimat tersebut menunjukkan, bahwa keberhasilan

kepemimpinan ideologis Islam melalui sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah

mampu menjadikan umat Islam sebagai umat yang maju dalam bidang

peradaban, kebudayaan, Pendidikan, dan ilmu pengetahuan, serta Dawlah

Khilafah Islamiyyah menjadi negara kuat yang menguasai seluruh dunia

324

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 162

325 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 775

326 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1674

327 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 631

328 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 161

329 Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 184

330 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

Page 230: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

212

internasional. Pemilihan kata شر ,artinya kembang, bunga ص331

secara makna

konteks menunjukkan makna “kebanggaan”. Kalimatnya yaitu وجش زذج

١ج شر ثذ ثذر ،ص ثي ز غ ثأل ثشظ ثششلز د١ artinya “Daulah Islâm

merupakan kebanggaan dunia, seperti matahari yang memancarkan

sinarnya sebagai penerang bagi umat lain di sepanjang kurun tersebut”,

menggunakan gaya bahasa hiperbola.332

Maksud kalimat tersebut

menunjukkan, bahwa Dawlah Khilafah Islamiyyah merupakan negara yang

didambakan dunia internasional, karena sebagai negara maju yang mampu

mensejahterakan dan membangkitkan dunia internasional.

B. Analisis kognisi sosial dan konteks wacana fundamentalisme

diproduksi dalam Kitab Nizhâm Al-Islâm

a. Analisis kognisi sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks,

tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Djik menawarkan suatu

analisis yang disebut sebagai kognisi sosial. Dalam kerangka analisis wacana

van Djik, perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial: kesadaran mental

penulis yang membentuk teks tersebut. Misalnya analisis wacana

fundamentalisme dalam teks keagamaan niẕâm al-Islâm. Selain analisis teks,

perlu dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis teks dalam

memandang bentuk pemikiran fundamentalisme. Bagaimana kepercayaan,

pengetahuan, dan prasangka penulis terhadap bentuk-bentuk produk pemikiran

dari barat, serta keyakinan kesatuan agama dan negara, di mana agama dalam

konteks penelitian ini yaitu agama Islam dan syariat Islam harus mengatur

331

Lihat Kamus Kerapyak Al-„Ashri Arab-Indonesia….H. 1024

332 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-

lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa

ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat. Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Gaya

Bahasa….H. 55

Page 231: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

213

negara, terutama dalam bidang politik Islam. Kognisi sosial ini penting dan

menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks.

Kognisi sosial, menurut van Djik, adalah representasi sosial yang menjadi

pengikat atau menyatukan suatu kelompok sosial dalam bentuk pengetahuan,

sikap, nilai, norma atau ideologi. Representasi sosial ini memengaruhi

konstruksi model representasi pribadi. Jadi model merupakan persinggungan

antara individu dan masyarakat yang kelihatan. Model mental selebritas atau

tokoh masyarakat juga akan memengaruhi pandangan masyarakat. Maka studi

wacana kritis perlu menghubungkan wacana dengan representasi yang secara

sosial mendasari suatu masyarakat karena representasi ini (ideologi, nilai) akan

menjadi sikap dan sumber daya pembicaraan anggota kelompok tentang

kelompok-kelompok lain. Memuji kelompok sendiri dan menghina yang bukan

bagian kelompok merupakan strategi psikososial khas dalam mendefinisikan

jenis wacana ideologis. Hal ini sangat jelas dalam teks keagamaan nizhâmul

Islâm333

terkait judul “Kepemimpinan Ideologis dalam Islam”.

Taqiyuddin an-Nabhani meninggalkan banyak buku-buku penting, yang

dianggap sebagai peninggalan intelektual yang luar biasa dan tak ternilai

harganya. Karya-karya beliau ini menunjukkan bahwa beliau merupakan sosok

pribadi yang pikiran dan sensitivitasnya di atas rata-rata dan tiada duanya.

Beliaulah yang menulis setiap pemikiran dan konsep Hizbut Tahrir, baik yang

terkait hukum-hukum syara‟ maupun yang terkait masalah-masalah pemikiran,

politik, ekonomi dan sosial. 334

Dan inilah yang mendorong sebagian peneliti

untuk mengatakan bahwa Hizbut Tahrir itu adalah Taqiyuddin an-Nabhani.

Karya-karya Taqiyuddin an-Nabhani kebanyak berupa buku-buku yang

sifatnya pembentukan teori (tanzhiriyah) dan pembuatan rencana

(tanzhimiyah), atau buku-buku yang isinya dimaksudkan sebagai seruan untuk

333

Nizhâmul Islâm adalah buku yang digunakan oleh Hizbut Tahrir bagi kelompok

lanjutan. lihat Ainur Rofiq al-Amin, Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di Indonesia

h. 39

334 Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah……H. 67-68

Page 232: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

214

melanjutkan kembali kehidupan yang islami (sesuai syariat Islam), dengan

terlebih dahulu menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam). Salah satu

Karya-karya Asy-Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani yang paling terkenal dan

menonjol, yang berisiskan pemikiran-pemikiran dan ijtihad-ijtihad, yaitu kitab

niẕâm al-Islâm.335

Dalam teks keagamaan nizhâmul Islâm terkait judul “Kepemimpinan

Ideologis dalam Islam”, penulis teks menampilkan tema pertama tentang

ketidaklayakan ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian

dijadikan asas berfikir dan pengikat antar manusia dalam kehidupannya, untuk

meraih kebangkitan dan kemajuan. Kemudian, pada tema kedua dijelaskan

kepemimpinan ideologis Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah sebagai dasar pemikiran yang layak, benar, dan akan

berhasil (dalam mengatur kehidupan manusia) bagi manusia. Sedangkan

kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme termasuk sistem

demokrasi adalah bathil. Teks keagamaan nizhâm al-Islâm yang digunakan dan

dipelajari oleh kelompok keagamaan Hizbut Tahrir Indonesia berpandangan

negatif terhadap Ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian,

serta terhadap kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme termasuk

sistem demokrasi. Sebaliknya, penulis dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir

Indonesia berpandangan positif terhadap penjelasan kepemimpinan ideologis

Islam yang memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Dalam teks terkait judul “Kepemimpinan Ideologis dalam Islam”, ikatan

nasionalisme dan kesukuan tumbuh tatkala pola fikir manusia mulai merosot

dan sempit. Jadi, ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian

merupakan ikatan yang dijadikan pengikat antar manusia jelas rusaknya.

Karena ikatan nasionalisme mutu ikatannya rendah, bersifat emosional, bersifat

temporal. Rusaknya ikatan kesukuan disebabkan berlandaskan keturunan,

bersifat emosional, dan tidak manusiawi. Begitu juga ikatan kemaslahatan yang

temporal sifatnya dan ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan,

335

Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah……H. 68-69

Page 233: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

215

aktifitasnya hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Pandangan negatif

penulis teks terhadap kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme

termasuk sistem demokrasi terdeteksi dalam ungkapannya, bahwa

kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme termasuk sistem

demokrasi adalah rusak. Alasan rusaknya kepemimpinan ideologis komunisme

disebabkan pandangan bahwa alam semesta, manusia, dan hidup adalah materi.

Materi adalah asal dari segala sesuatu. Sedangkan kerusakan kepemimpinan

ideologis kapitalisme termasuk sistem demokrasi dilatarbelakangi pada saat

kaisar dan raja-raja di Eropa dan Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk

memeras, menganiaya dan menghisap darah rakyat. Sebagian mereka

mengingkari adanya agama secara mutlak. Sedangkan yang lainnya mengakui

adanya agama, tetapi menyerukan agar dipisahkan dari kehidupan dunia.

Sampai akhirnya menghasilkan usaha pemisah antara agama dengan negara

(sekuler). Jadi alasan rusaknya kepemimpinan ideologis Komunisme dan

Kapitalisme termasuk sistem demokrasi, karena tidak berlandaskan fitrah

manusia, yaitu naluri beragama dan tidak melalui proses berfikir melalui akal

manusia. Akan tetapi sebaliknya, penulis teks ketika menampilkan

kepemimpinan ideologis Islam digambarkan secara positif yang berlandaskan

fitrah manusia, yaitu naluri beragama dan melalui proses berfikir melalui akal

manusia. Sehingga kepemimpinan ideologis Islam dapat menyatukan negara-

negara bangsa, kemudian tercipta kebangkitan umat untuk melanjutkan

kembali kehidupan Islam dengan menerapkan syariat Islam secara sempurna di

bawah sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah. Fakta tersebut juga dipertegas

dengan wacana skema isi teks yang menampilkan bentuk sistem

pemerintahannya.

Representasi seperti itu menunjukkan bahwa studi wacana kritis van Dijk

tertarik pada makna wacana dalam kaitannya dengan kekuasaan, dominasi dan

reproduksi yang khas yang selalu melibatkan kolektivitas sebagai kelompok,

gerakan sosial, organisasi atau institusi.336

Jadi teks keagamaan nizhâmul Islâm

336

Haryatmoko, Critical Discourse Anlyisis (Analisis Wacana Kritis) Landasan Teori,

Metodologi dan Penerapan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2017). H. 104

Page 234: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

216

yang digunakan dan dipelajari oleh kelompok keagamaan Hizbut Tahrir

Indonesia mempresentasikan kewajiban mengemban kepemimpinan ideologis

Islam melalui penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang bertujuan

melaksanakan syariat Islam secara sempurna, serta mengharamkan penerapan

ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian, serta ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya sistem demokrasi, Sosialisme termasuk

Komunisme. Alasan mengharamkan penerapan ikatan nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian, serta ideologi Kapitalisme termasuk di

dalamnya sistem demokrasi, karena dapat mengganggu tegaknya sistem

Dawlah Khilafah Islamiyyah.337

Hal di atas juga dapat dilihat dalam kalimat teks, “seandainya seluruh

manusia itu muslim, sedangkan pemikiran-pemikiran yang dibawanya adalah

kapitalisme-demokrasi, perasaan-perasaan yang dimilikinya spritualisme (yang

tidak memiliki peraturan) atau nasionalisme; peraturan yang diterapkan adalah

kapitalisme-demokrasi, maka masyarakatnya menjadi masyarakat yang tidak

Islami sekalipun mayoritas penduduknya adalah orang-orang Islam”.338

Pernyataan tersebut mengindikasikan, bahwa Hizbut Tahrir Indonesia tidak

setuju dengan sistem pemerintahan NKRI yang menggunakan sistem

demokrasi serta mayoritas penduduknya Muslim berlandaskan Pancasila, UUD

1945, dan ber-Bhineka Tunggal Ika.

Beberapa pilihan kata yang dapat menggambarkan secara konkret kognisi

sosial penulis teks niẕâm al-Islâm

Pilihan Kata Terjemahan Makna yang

ditimbulkan

Kepemimpinan ideologis ثم١جدر ثفىش٠ز ف ثإلعال

dalam Islam

Kepemimpinan

berfikir Islam dalam

memperjuangkan

337

Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 73-77. Lihat juga Ad-Daulah

al-Islamiyah, hlm. 237-243.

338 Taqiyyudin An-Nabhani, Niẕâm al-Islâm (Hizbut Tahrir. 1953). H. 37

Page 235: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

217

tegaknya sistem

Dawlah Khilah

Islamiyyah

Tatkala pola pikir ثسػ ثفىش

manusia mulai merosot

Memberikan makna

negatif terhadap latar

belakang tumbuhnya

ikatan nasionalisme

Ikatan yang rendah Memberikan makna سثدطز خفعز

negatif terhadap

kualitas ikatan

nasionalisme,

kesukuan, kerohanian,

dan kemaslahatan.

ثشثدػ Ikatan paling lemah Memberikan makna أل

negatif terhadap

kualitas ikatan

nasionalisme,

kesukuan, kerohanian,

dan kemaslahatan.

خدر ف ثس١ث ثط١ش

Tampak dalam dunia

binatang dan burung-

burung

Memberikan makna

negatif terhadap

kualitas ikatan

nasionalisme, yaitu

menyamakan cara

berfikir manusia

dengan binatang dan

burung-burung

Pemikiran mulai sempit Memberikan makna ٠ى ثفىش ظ١مج

negatif terhadap latar

Page 236: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

218

belakang tumbuhnya

ikatan kesukuan

Ikatan yang emosional Memberikan makna سثدطز ػجغف١ز

negatif terhadap

kualitas ikatan

nasionalisme,

kesukuan, kerohanian,

dan kemaslahatan

Ikatan yang temporal سثدطز ؤلضز

sifatnya

Memberikan makna

negatif terhadap

kualitas ikatan

nasionalisme,

kesukuan, kerohanian,

dan kemaslahatan

Ikatan berlandaskan سثدطز لذ١ز

keturunan

Memberikan makna

negatif terhadap

kualitas ikatan

kesukuan

Ikatan yang tidak سثدطز غ١ش إغج١ز

manusiawi

Memberikan makna

negatif terhadap

kualitas ikatan

kesukuan

Ikatan yang rusak Memberikan makna سثدطز فجعذر

negatif terhadap

kualitas ikatan

nasionalisme,

kesukuan, kerohanian,

dan kemaslahatan

Tidak memiliki suatu ١ظ ج ظج

peraturan

Memberikan makna

negatif terhadap

Page 237: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

219

kualitas ikatan

kerohanian

Ideologi yang benar Memberikan makna ثذذأ ثصس١ر

positif terhadap

kepemimpian

ideologis Islam yang

memperjuangkan

tegaknya sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

Ideologi yang salah Memberikan makna ذذأ دجغ

negatif terhadap

kepemimpinan

ideologis kapitalisme

termasuk demokrasi

dan

komunisme/sosialisme

Pemisah agama dari فص ثذ٠ ػ ثس١جر

kehidupan (sekuler)

Memberikan makna

negatif terhadap

kepemimpinan

ideologis kapitalisme

termasuk demokrasi

Alat untuk memeras Memberikan makna ع١ز إلعغالي ثشؼح

negatif terhadap

kepemimpinan

ideologis

sosialisme/komunisme

Menganiaya Memberikan makna ظج

negatif terhadap

kepemimpinan

Page 238: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

220

ideologis

sosialisme/komunisme

menghisap darah rakyat Memberikan makna ص دجةج

negatif terhadap

kepemimpinan

ideologis

sosialisme/komunisme

Bertentangan dengan خجفز فطشر ثإلغج ثؼم

fitrah manusia dan akal

Memberikan makna

negatif terhadap

kepemimpinan

ideologis

kapitalisme/demokrasi

dan

sosialisme/komunisme

Positif Memberikan makna إ٠دجد١ز

positif terhadap

kepemimpinan

ideologis Islam yang

memperjuangkan

tegaknya sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

Kesempurnaan mutlak Memberikan makna وجي طك

positif terhadap

kepemimpinan

ideologis Islam yang

memperjuangkan

tegaknya sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

Page 239: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

221

صضفك غ فطشر ثإلغج

ثؼم

Sesuai dengan fitrah

manusia dan akal

Memberikan makna

positif terhadap

kepemimpinan

ideologis Islam yang

memperjuangkan

tegaknya sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

Kepemimpinan ideologis ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز

yang benar

Memberikan makna

positif terhadap

kepemimpinan

ideologis Islam yang

memperjuangkan

tegaknya sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

Kepemimpinan ideologis ل١جدثس فىش٠ز فجعذر

lainnya rusak

Memberikan makna

positif terhadap

kepemimpinan

ideologis

kapitalisme/demokrasi

dan

sosialisme/komunisme

Negara Islam Sistem Dawlah ثذز ثإلعال١ز

Khilafah Islamiyyah

Kepala negara Pemimpin Sistem ثخ١فز

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

Pembantu khalifah yang ؼج ثضف٠ط

berkuasa penuh

Pembantu khalifah

dalam Sistem Dawlah

Page 240: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

222

Khilafah Islamiyyah

Pembantu khalifah ؼج ثضف١ز

urusan adminstrasi

Pembantu khalifah

dalam Sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah

Pasukan perang Departemen أ١ش ثدجد

peperrangan dalam

Sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah

Gubernur Pemimpin provinsi ثلر

dalam Sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah

Hakim Depatemen ثمعجء

Kehakiman dalam

Sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah

Aparat Admintrasi صجر ثذز

Negara

Aparat Admintrasi

Negara dalam Sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

ز Dewan Perwakilan دظ ثأل

Rakyat

Dewan Perwakilan

Rakyat dalam Sistem

Dawlah Khilafah

Islamiyyah

دجذ ثم١جدر ثفىش٠ز

ثإلعال١ز

Keberhasilan

kepemimpinan ideologis

Islam

Memberikan makna

positif terhadap

kepemimpinan

ideologis Islam yang

memperjuangkan

tegaknya sistem

Dawlah Khilafah

Page 241: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

223

Islamiyyah

b. Analisis Sosial

Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana

adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga

untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti

bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam

masyarakat. Misalnya dalam riset ini ingin melakukan penelitian mengenai

bagaimana konteks sosial wacana fundamentalisme dalam kitab niẕâm al-

Islâm. Dalam kerangka model van Dijk, kita perlu melakukan penelitian

bagaimana bentuk wacana fundamentalisme diproduksi dalam kelompok

keagamaan HTI. Penelitian dilakukan dengan menganalisis bagaimana

kelompok keagamaan HTI melakukan produksi dan reproduksi atas wacana

pemikiran fundamentalisme, lewat buku-buku, majalah, selebaran, dan

sebagainya yang diterbitkan dan dikonsumsi oleh kelompok keagamaan HTI.

Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana makna

yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus

dan legitimasi. Menurut van Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada

dua poin yang penting: kekuasaan (power), dan akses (acces), serta struktur

sosial yang melatarbelakangi terbentuknya teks.

Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang

dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk

mengontrol kelompok (atau anggota) dari kelompok lain. Praktik kekuasaan

bisa dilihat menggunakan analisis ideologi. Mengapa analisis ideologi berperan

penting di dalam studi wacana kritis. Pertama, bahasa telah membekukan

ideologi sehingga bahasa sudah penuh kepentingan dan menjadi instrumen

kekuasaan. Maka ideologi mengungkap dan mereproduksi wacana. Kedua,

dominasi, penyalahgunaan kekuasaan, dan diskriminasi selalu dilegitimasi oleh

ideologi. Biasanya ideologi memiliki skema yang terdiri dari lima unsur: (i)

keanggotaan (siapa menjadi bagian kita?); (ii) tindakan khas (apa yang kita

Page 242: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

224

lakukan?); (iii) tujuan (mengapa kita melakukan itu?); (iv) hubungan dengan

kelompok lain; (v) sumber daya, termasuk akses ke wacana publik. Unsur-

unsur ini membantu membuat ideologi menjadi lebih kongkrit dalam wacana.

“Kita” adalah penulis teks keagamaan Nizhâmul Islâm dan kelompok

keagamaan Hizbut Tahrir, Sedangkan “mereka” adalah kelompok masyarakat

yang menerapkan ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian, serta ideologi Kapitalisme termasuk di dalamnya sistem

demokrasi, Sosialisme termasuk Komunisme

Tindakan khas yang dilakukan penulis teks dan kelompok keagamaan

Hizbut Tahrir adalah membuat pembentukan wacana negatif terhadap Ikatan

nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian, serta terhadap

kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme termasuk sistem

demokrasi. Serta memprotes secara keras kebijakan-kebijakan pemerintahan

yang sedang berkuasa di dunia Islam, khususnya di Indonesia. Sebaliknya

membuat wacana positif terhadap penjelasan kepemimpinan ideologis Islam

yang memperjuangkan tegaknya sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah.

Puncaknya mewajibkan mengemban kepemimpinan ideologis Islam melalui

penegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah yang melaksanakan syariat

Islam secara sempurna, kemudian mengharamkan penerapan ikatan

nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian, serta ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya sistem demokrasi, Sosialisme termasuk

Komunisme

Tujuannya adalah:

a. Mengembalikan kehidupan yang islami.

b. Mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.

c. Membangun masyarakat di atas asas Islam.

Jadi, ini artinya bahwa Hizbut Tahrir bertujuan mengembalikan kaum

muslimin ke dalam kehidupan yang islami di dalam Darul Islam (Negara

Islam) dan masyarakat Islam. Dimana seluruh urusan kehidupan didalamnya

dijalankan sesuai dengan hukum-hukum syara‟ (Islam), dan pandangan hidup

(way of live) yang berlaku adalah halal haram, di bawah naungan Negara Islam,

Page 243: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

225

yaitu Negara Khilafah. Negara Khilafah adalah negara yang di dalamnya kaum

muslimin mengangkat seorang khalifah, yang dibai‟at untuk menerapkan

hukum berdasarkan al-Qur‟an dan as-Sunnah, serta untuk mengemban risalah

Islam ke seluruh dunia dengan jihad. Hizbut Tahrir juga bertujuan

membangkitkan kaum muslimin dengan kebangkitan yang benar, dan dengan

pemikran yang cemerlang. Hizbut Tahrir berusaha mengembalikan umat Islam

pada kemuliaan dan keagungannya yang pernah dimiliki sebelumnya, dengan

cara merebut kembali kendali kepemimpinan dunia, umat dan bangsa. Sehinga

Negara umat Islam kembali menjadi negara nomor satu di dunia seperti yang

pernah diraih sebelumnya, yang akan mengurusi semuanya sesuai dengan

hukum-hukum Islam. Hizbut Tahrir juga bertujuan membimbing manusia dan

memimpinnya melakukan pergolakan (perang) terhadap kekufuran, sistem

kufur dan pemikiran kufur, hingga Islam tersebar secara merata di seluruh

dunia.339

Hubungan dengan sebagian besar negeri-negeri di dunia Islam, Hizbut

Tahrir dikatagorikan sebagai partai terlarang. Para anggota Hizbut Tahrir

ditangkapi, dipenjara, dan bahkan tidak sedikit yang dijatuhi hukuman mati.

Hal itu disebabkan aktivitas Hizbut Tahrir yang menjelaskan pandangannya

berdasarkan dalil-dalil syara‟, dan sikapnya yang sangat berani menentang

kebijakan-kebijakan pemerintah yang sedang berkuasa di dunia Islam. 340

Adapun Hizbut Tahrir di Indonesia baru saja dibubarkan, dengan

mengacu pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2017 yang mengubah UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi

Kemasyarakatan. Akan tetapi belum sampai pada pelarangan dan Hizbut Tahrir

Indonesia sudah mengajukan uji materi Perppu Ormas ke Mahkamah

Konstitusi didampingi kuasa hukumnya, Yusril Ihza Mahendra. Alasan Hizbut

Tahrir dibubarkan di Indonesia, pertama, sebagai ormas berbadan hukum, HTI

339

Lihat. Mafahim Hizb at-Tahrir, hlm. 84. Lihat juga Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah

dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara Khilafah Islamiyyah……H. 39-40

340 Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah…..H. 166-167

Page 244: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

226

tidak melaksanakan peran positif untuk mengambil bagian dalam proses

pembangunan guna mencapai tujuan nasional. Kedua, kegiatan HTI terindikasi

kuat telah bertentangan dengan tujuan, azas, dan ciri yang berdasarkan

Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas. Ketiga, aktifitas

yang dilakukan HTI dinilai telah menimbulkan benturan di masyarakat yang

dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat, serta membahayakan

NKRI, ungkap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan

“Wiranto”.341

Sedangkan hubungan Hizbut Tahrir di sejumlah negara di Barat banyak

mendapatkan tekanan, bahkan tidak jarang yang sampai pada pelarangan

melakukan aktivitas politiknya, seperti yang terjadi di Denmark, namun usaha-

usaha tersebut akhirnya gagal. Akan tetapi tidak jarang di sejumlah negara

yang lain usaha-usaha tersebut berhasil, seperti di Jerman. Adapun di Rusia,

pemerintahan memasukkan Hizbut Tahrir ke dalam organisasi terorisme.

Akhir-akhir ini pemerintahan Inggrir dengan kepemimpinan Blair melakukan

berbagai usaha dengan serius untuk mengeluarkan undang-undang yang

melarang kegiatan-kegiatan Hizbut Tahrir dan aktivitas politiknya.342

Akses ke wacana publik oleh Hizbut Tahrir Indonesia terkait pandangan

negatif terhadap sistem pemerintahan Indonesia yang berlandaskan negara

bangsa yang menggunakan sistem demokrasi menjadi lebih kongkrit. Keadaan

tersebut tergambar dalam bentuk wacana kritik negatif terhadap sistem

pemerintahan Indonesia saat ini membuat penguasa tidak mudah diminta

pertanggung jawaban. Hanya dalam Khilafah, kontrol yang ketat bisa

dilakukan. Hal tersebut sesuai pasal 5, pasal 7B, pasal 20 UUD 1945 yang telah

mengalami amandemen IV (Tahun 2003), Presiden tidak dapat diberhentikan

oleh Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebelum Mahkamah Konstitusi

341

https://nasional.kompas.com>2017/07/19. Di akses pada tanggal 21 Maret 2018 jam

09.30

342 Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah…..H. 167-168

Page 245: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

227

memutus pelanggaran konstitusi apa yang dilakukan oleh Presiden. Sementara

Presiden bersama DPR sepenuhnya bebas membuang undang-undang apapun,

diantaranya undang-undang yang dapat mencegah rakyat memiliki akses guna

melakukan kontrol atau koreksi terhadap pemerintah. Contoh mutakhir adalah

Rancangan Undang-Undang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK), yang

menyatakan bahwa para pejabat di sektor keuangan ini tidak dapat dijerat

hukum terkait kebijakannya dalam memberikan Bantuan Likuiditas guna

menghadapi krisis finansial global. Demikianlah, ketentuan dan mekanisme

dibuat sedemikian rupa sehingga pada akhirnya rakyat tidak bisa melakukan

kontrol dan koreksi terhadap pemerintah.343

Sedangkan dalam Daulah Khilafah, kepala negara atau Khalifah

bukanlah seorang raja atau seorang diktator. Khalifah tidak dapat mengganti

atau mengubah syariat Islam sesuka hatinya. Dalam Daulah Khilafah, upaya

meminta pertanggungjawaban penguasa bukan sekedar hak, tapi merupakan

kewajiban dari setiap warga, karena amar ma‟ruf dan nahi munkar merupakan

salah satu kewajiban dalam Islam.344

Akses ke wacana publik lainnya, pandangan negatif Hizbut Tahrir

Indonesia terhadap pemerintah Indonesia yang menggunakan sistem

demokrasi, dapat dilihat dalam wacana Khilafah akan Menghapus Korupsi

Politik. Korupsi politik senantiasa muncul dalam masyarakat sekuler, lebih-

lebih di negara yang menerapkan sistem demokrasi, tidak terkecuali di

Indonesia. Namun masyarakat seringkali salah mengira. Mereka menganggap

korupsi politik itu semata-mata terjadi karena kesalahan individu, bukan

kesalahan sistemik. Padahal fakta menunjukkan bahwa sistemlah yang

menghasilkan individu-individu yang bermasalah. Dan sistem itu pula yang

kemudian membiarkan individu-individu tersebut melakukan berbagai

korupsi.345

343

Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 20

344 Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 20-21

345 Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 21

Page 246: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

228

Salah satu bentuk korupsi politik yang paling menonjol adalah dengan

memperjual-belikan pasal-pasal dalam undang-undang atau keputusan politik

lain seperti penetapan sebuah jabatan atau penyusunan anggaran. Dengan hak

untuk membuat hukum perundang-undangan yang dimilikinya, anggota

lembaga legislatif bisa melakukan negosiasi kepada pihak-pihak tertentu, baik

di dalam maupun di luar negeri untuk memasukan pasal-pasal dalam

perundangan yang menguntungkan mereka. Atau mengatur besaran anggaran

dan person tertentu dalam jabatan publik yang sesuai dengan kepentingan

mereka. Untuk melakukan itu semua, anggota legislatif akan mendapatkan

bayaran sejumlah uang. Tertangkapnya sejumlah anggota DPR dalam kasus

suap menunjukkan bahwa praktek seperti itu memang berlangsung secara

nyata. Karena itu, uang ratusan juta bahkan milyaran rupiah yang dibelanjakan

agar bisa menjadi anggota parlemen dianggap sebagai sebuah investasi yang

pantas. Dengan cara inilah orang-orang yang bermental korup justru yang

paling banyak terjaring masuk ke parlemen. Tak mengherankan, jika lembaga

perwakilan rakyat itu lebih menjadi wadah untuk mengamankan kepentingan

individu yang korup, bukan lembaga untuk mengurusi kepentingan rakyat,

justru menjadi alat untuk melakukan berbagai tindakan korupsi politik tadi.346

Dalam Daulah Khilafah, karena hak membuat hukum dan perundang-

undangan ada pada syari‟ah dan proses legislasinya dilakukan dengan ijtihad,

maka tidak ada seorang pun, termasuk anggota majlis Umat, yang bisa

melakukan korupsi politik dengan jalan menjual belikan pasal-pasal dalam

perundang-undangan itu. Dalam Daulah Khilafah para wakil juga rakyat tidak

bisa memeras Khalifah dengan ancaman mosi tidak percaya atas prasangka

semata. Khalifah hanya bisa diberhentikan bila ia menyimpang dari Syariah

Islam. Dengan cara inilah, Khilafah akan menghapuskan korupsi politik yang

merajalela di dalam sistem demokrasi.347

Melihat tema diatas terkait pandangan wacana negatif terhadap ikatan

nasionalisme dan sistem demokrasi, dapat memunculkan pertanyaan kenapa

346

Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 21-22

347 Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 22

Page 247: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

229

Hizbut Tahrir sangat anti sekali terhadap ikatan nasionalisme dan sistem

demokrasi. Hal ini dapat dirujuk dalam wacana terkait “kesulitan-kesulitan

pendirian Daulah Khilafah Islamiyyah”. Hizbut Tahrir sangat menyadari

bahwa mendirikan Daulah Khilafah Islamiyyah dan melanjutkan kehidupan

Islam bukan perkara yang gampang dan mudah, karena ada banyak hambatan

dan tantangan yang besar yang menghalangi berdirinya Daulah Khilafah

Islamiyyah yang harus disingkirkan dan dihilangkan. Kesulitan-kesulitan itu

banyak dan besar yang menghalangi jalan melanjutkan kehidupan Islam yang

harus diatasinya. Di antara kesulitan-kesulitan itu yang paling menonjol adalah:

1. Adanya berbagai pemikiran yang tidak sesuai dengan Islam yang

menyerang dunia Islam

2. Adanya berbagai agenda pendidikan diatas dasar yang telah diletakkan

oleh penjajah

3. Keberadaan masyarakat di dunia Islam yang hidup tidak sesuai Islam

4. Jauhnya jarak antara kaum Muslim dan pemerintahan Islam

5. Adanya pemerintah-pemerintah di negeri-negeri Islam yang berdiri

diatas dasar demokrasi

6. Adanya opini umum tentang nasionalisme, patriotisme, dan

sosialisme.348

Hizbut Tahrir membuat wacana negatif terhadap ikatan nasionalisme,

kesukuan, kemaslahatan, kerohanian, ideologi kapitalisme termasuk sistem

demokrasi, dan sosialisme dalam kitab Nizhâmul Islâm, karena situasi

masyarakat pada saat itu sampai sekarang yaitu kemerosotan dan kemunduran

yang begitu parah, yang menimpa kaum muslimin; adanya dominasi

pemikiran-pemikiran kufur, sistem-sistem kufur dan hukum-hukum kufur, serta

kekuasaan negara-negara kafir dan pengaruhnya. Dominasi tersebut dapat

dilihat dari asas berfikir kaum muslimin yang lebih memprioritaskan penerapan

ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, kerohanian, ideologi

Kapitalisme termasuk di dalamnya sistem demokrasi, serta ideologi

348

Lihat Ad-Daulah al-Islamiyyah……H. 237-243

Page 248: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

230

Komunisme dalam kehidupan. Hizbut Tahrir yakin bahwa sebab terjadinya

semua itu adalah kembali pada lemahnya kaum muslimin dalam memahami

Islam, dan dalam menyampaikannya. Kondisi ini terjadi dan menimpa kaum

muslimin akibat mereka memisahkan kekuatan bahasa Arab dari kekuatan

Islam, yaitu ketika peran bahasa Arab mulai diremehkan sejak awal abad ke-7

Hijriyah. Serta adanya unsur-unsur terselubung yang mulai masuk sejak abad

ke-2 Hijriyah hingga sekarang. Dan yang paling terlihat dan terasa adalah:

a. Adanya transfer filsafat-filsafat India, Persia dan Yunani, serta adanya

usaha sebagian kaum muslimin untuk mengkompromikan filsafat-

filsafat itu dengan Islam, padahal antara keduanya terdapat pertentangan

yang mustahil bisa dikompromikan.

b. Adanya infiltrasi pemikiran-pemikiran dan hukum-hukum yang bukan

dari Islam terhadap ajaran Islam oleh orang-orang yang membenci

Islam, dengan tujuan merusak citra Islam dan menjauhkan kaum

muslimin dari Islam.

c. Diabaikannya bahasa Arab dalam memahami Islam, dan dalam

menyampaikan ajaran Islam. Disusul kemudian dengan dipisahkan

bahasa Arab dari Islam pada abad ke-7 Hijriyah. Padahal agama Islam

tidak mungkin dipahami tanpa bahasa Arab. Seperti misalnya dalam

pengambilan hukum-hukum baru pada berbagai peristiwa yang

berkembang, yang dilakukan dengan cara ijtihad, sementara ijitihad

mustahil dilakukan tanpa menggunakan bahasa Arab.

d. Pada akhir abad ke-11 Hijriyah (abad ke-17 Masehi) kaum muslimin

dihadapkan pada serangan misionaris, budaya dan politik oleh negara-

negara kafir Barat, dengan tujuan menjauhkan kaum muslimin dari

Islam.349

Setelah itu, pada awal abad ke-10, kaum muslimin dihadapkan pada

goncangan yang keras, yang berdampak pada goncangnya institusi mereka,

hancurnya negeri-negeri mereka, tercerai-berainya persatuan mereka,

349

Lihat: Mafahim Hizb at-Tahrir, hlm. 3-5. Lihat juga Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan

Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara Khilafah Islamiyyah…..H. 34-35

Page 249: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

231

lenyapnya negara mereka yaitu negara Khilafah, terkuburnya semangat

mereka, dan puncaknya dijauhkannya Islam dari penerapan dalam kehidupan,

negara dan masyarakat. Dampak buruk yang pertama dari hancurnya negara

(Khilafah) menjadi negeri-negeri dan institusi-institusi adalah tunduknya

secara langsung pada kekuasaan negara-negara kafir, baru setelah itu tunduk

pada kekuasaan antek-antek mereka dari kalangan kaum muslimin sendiri,

serta menerapkan dan melaksanakan sistem-sistem kufur dan hukum-hukum

kufur di seluruh negeri-negeri kaum muslimin. Kemudian, goncangan itu

diikuti oleh goncangan yang lain, yaitu konspirasi antara negara-negara kafir

dengan antek-antek mereka di antara penguasa-penguasa negeri Arab untuk

merampas wilayah Palestina, dan selanjutnya di atas wilayah itu mereka

mendirikan negara Israil. Untuk itu, harus ada aktivitas (amal nyata) yaitu

mengemban kepemimpinan ideologis Islam yang bertujuan mengembalikan

Negara Khilafah, serta menegakkan kembali hukum-hukum yang telah

diturunkan Allah di dalam realitas kehidupan ini. Allah SWT telah mewajibkan

kaum muslimin agar terikat dengan seluruh hukum syara‟, menegakkan

hukum-hukum yang telah diturunkan-Nya, serta menerapkan Islam secara

menyeluruh dalam semua urusan kehidupan. Oleh karena itu, UUD dan

undang-undang yang lain harus berupa hukum syara‟ yang diambil dari Al-

Qur‟an dan As-Sunnah. Sedang hukum-hukum Islam mustahil bisa dijalankan

dengan sempurna kecuali dengan adanya Daulah Islamiyah (Negara Islam),

dan seorang khalifah yang akan menerapkan Islam kepada manusia.350

Tak diragukan lagi, bahwa satu-satunya jalan untuk membebaskan umat

dari keadaan yang penuh kesulitan dan kehinaan ini adalah dengan

menegakkan kembali Daulah Khilafah. Kita telah merasakan berbagai sistem

dan ideologi, dari sistem demokrasi hingga sistem diktator, berikut segala janji-

janji palsu yang disampaikan oleh para pendukungnya. Tapi tak satupun dari

sistem tersebut yang benar-benar bisa membawa kita kepada kehidupan yang

lebih baik. Maka, inilah saat yang paling tepat bagi kita untuk bergerak

350

Lihat Muhsin Rodhin, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan Negara

Khilafah Islamiyyah…..H. 35-37

Page 250: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

232

bersama-sama menuju sebuah sistem yang sesuai dengan akidah Islam. Sebuah

sistem yang diperintahkan Allah SWT dan pasti membawa kebaikan buat

semua. Inilah sistem Khilafah.351

351

Lihat Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia……H. 74-76

Page 251: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

233

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan penulis dapat menyimpulkan dari hasil riset penulisan

tesis ini, diantara beberapa kesimpulannya yaitu:

Berdasarkan analisis teks wacana fundamentalisme terungkap kognisi

sosial penulis teks niẕâm al-Islâm yang merupakan mentor dan pendiri Hizbut

Tahrir. Pemikirannya yang menonjol tergambar dalam dua tema umum,

pertama: ketidaklayakan ikatan nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan

kerohanian dijadikan pengikat antar manusia dalam kehidupannya, untuk

meraih kebangkitan dan kemajuan. Kedua: Kepemimpinan ideologis

kapitalisme termasuk demokrasi dan sosialisme komunisme adalah rusak,

sedangkan kepemimpinan ideologis Islamlah yang benar, layak, dan akan

berhasil dalam mengatur kehidupan manusia. Alasan teks membuat wacana

negatif terhadap bentuk-bentuk pemikiran nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, kerohanian, kapitalisme, demokrasi, dan sosialisme komunisme,

karena seluruh asas pemikiran tersebut berasal dari faham barat yang tidak

dapat membangkitkan kehidupan umat manusia dan akan menghalangi proses

penegakkan sistem Dawlah Khilâfah Islâmiyyah. Ungkapan tersebut sebagai

bentuk ketidak setujuan terhadap semua asas pemikiran yang berasal dari

faham barat. Sedangkan penulis teks, berpandangan positif terhadap asas

pemikiran kepemimpinan ideologis Islam yang bertujuan menegakkan sistem

Dawlah Khilâfah Islâmiyyah, karena asas pemikiran tersebut sebagai cita-cita

perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir.

Kognisi sosial penulis semakin jelas tergambar dalam pemilihan diksi teks

niẕâm al-Islâm yang berpandangan negatif terhadap ikatan nasionalisme,

kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian. Dalam wacana teks terdapat

penggunaan kata ثسػ ثفىش „tatkala pola pikir manusia mulai merosot‟, سثدطز

ثشثدػ ,‟ikatan yang rendah„ خفعز خدر ف ,‟ikatan paling lemah„ أل

Page 252: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

234

٠ى ثفىش ,‟Tampak dalam dunia binatang dan burung-burung„ ثس١ث ثط١ش

ش إغج١زسثدطز غ١ ,‟pemikiran mulai sempit„ ظ١مج „ikatan yang tidak

manusiawi‟, dan سثدطز فجعذر „ikatan yang rusak‟. Seluruh diksi tersebut

menunjukkan kognisi penulis teks yang tidak setuju terhadap penerapan ikatan

nasionalisme, kesukuan, kemaslahatan, dan kerohanian dalam kehidupan

manusia.

Pemilihan diksi lainnya yang menggambarkan kognisi penulis

berpandangan negatif terhadap ideologi kapitalisme termasuk demokrasi dan

sosialisme komunisme terdapat pada kata فص ثذ٠ ػ ثس١جر „pemisah agama

dari kehidupan (sekuler)‟, ص دجةج ع١ز إلعغالي ثشؼح ظج „Alat untuk

memeras menganiaya menghisap darah rakyat‟, خجفز فطشر ثإلغج ثؼم

„bertentangan dengan fitrah manusia dan akal‟, ل١جدثس فىش٠ز فجعذر

„kepemimpinan ideologis lainnya rusak‟, ذذأ دجغ „ideologi yang salah‟.

Seluruh diksi tersebut menunjukkan kognisi penulis teks yang tidak setuju

terhadap penerapan ideologi kapitalisme termasuk sistem demokrasi serta

ideologi sosialisme komunisme.

Sedangkan kognisi penulis berpandangan positif terhadap kepemimpinan

ideologis Islam yang bertujuan menegakkan sistem Dawlah Khilafah

Islamiyyah tergambar pada pemilihan diksi yang terdapat pada kata إ٠دجد١ز

„positif‟, وجي طك „kesempurnaan mutlak‟, صضفك غ فطشر ثإلغج ثؼم „sesuai

dengan fitrah manusia dan akal‟, ثم١جدر ثفىش٠ز ثصس١سز „kepemimpinan

ideologis yang benar‟, ثذذأ ثصس١ر „ideologi yang benar‟. Seluruh diksi

tersebut menunjukkan kognisi penulis teks yang setuju terhadap penerapan

kepemimpinan ideologi Islam yang bertujuan menegakkan sistem Dawlah

Khilafah Islamiyyah. Wacana kepemimpinan ideologi Islam yang bertujuan

menegakkan sistem Dawlah Khilafah Islamiyyah juga digambarkan secara

detail dan jelas berdasarkan latarbelakang sejarah politik Islam.

Konteks sosial wacana fundamentalisme dalam teks niẕâm al-Islâm

bertujuan ingin mengembalikan kaum muslimin ke dalam kehidupan yang

Page 253: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

235

Islami di dalam Darul Islam (Negara Islam) dan masyarakat Islam. Dimana

seluruh urusan kehidupan didalamnya dijalankan sesuai dengan hukum-hukum

syara‟ (Islam), dan pandangan hidup (way of live) yang berlaku adalah halal

haram, di bawah naungan Negara Islam, yaitu sistem Dawlah Khilâfah

Islâmiyyah berdasarkan sejaran politik Islam. Latar belakang keadaan tersebut

berangkat dari situasi masyarakat pada saat runtuhnya negara Khilafah Turki

Ustmani sampai sekarang yaitu kemerosotan dan kemunduran yang begitu

parah menimpa kaum muslimin, adanya dominasi pemikiran-pemikiran kufur,

sistem-sistem kufur dan hukum-hukum kufur, serta kekuasaan negara-negara

kafir dan pengaruhnya. Dominasi tersebut dapat dilihat dari asas berfikir kaum

muslimin yang lebih memprioritaskan penerapan ikatan nasionalisme,

kesukuan, kemaslahatan, kerohanian, ideologi Kapitalisme termasuk di

dalamnya sistem demokrasi, serta ideologi Komunisme dalam kehidupan.

B. Saran

Tesis ini merupakan sebagai sebuah riset keilmuan, tentunya juga

memiliki beberapa keterbatasan. Salah satu keterbatasan penelitian tesis ini

adalah belum mengkaji aspek wacana fundamentalisme pendekatan kritis

pemikiran Hizbut Tahrir terkait formalisasi syariat Islam serta bentuk peraturan

perundang-undangan sistem Dawlah Khilâfah Islâmiyyah. Keterbatasan

tersebut disebabkan karena luasnya cakupan pembahasan aspek pemikiran

fundamentalisme Hizbut Tahrir dalam kitab niẕhâm al-Islâm dan kitab-kitab

lain yang diterbitkan Hizbut Tahrir. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

agar peneliti lainnya dapat menindaklanjuti hal tersebut sehingga permasalahan

wacana fundamentalisme dalam teks kitab niẕhâm al-Islâm dapat tergambar

secara sempurna.

Page 254: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xix

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Muhbib. 2008. Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa

Arab, (Jakarta: UIN Jakarta Press).

Afadlal dkk. 2005. Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta: Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia Press.

Al-Amin, Ainur Rofiq. 2017. Khilafah HTI dalam Timbangan. Jakarta: Pustaka

Harakatuna.

………………………… 2012. Membongkar Proyek Khilafah Ala Hizbut Tahrir di

Indonesia, Yogyakrta: LKiS.

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail Abu „Abdullah. 1422 H. Al-Jami‟ al-Musnad al-

Shahih al Mukhtashar min Umur Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi, juz 4, al-

Muhaqqiq Muhammad Zahir bin Nashir al-Nashir. T.tp.: Dar Thuq al-Najat.

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1996. Kamus Al-„Ashri Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak.

Aliah, Yoce. 2014. Analisis Wacana Kritis dalam Multiperspektif. (Bandung: PT Refika

Aditama).

Ali Sholih Sholih dan Sulaiman Ahmad. 1401. Al-Mu‟jam Al-Shopi Fi Al-Lughah Al-

„Arabiyyah. (Riyad: Fi Ghirah Muharram Al-Muharram).

Al-Nabhani, Taqiyuddin. 2002. Ad-Dawlah al-Islamiyyah. (Bairut: Dar al-Ummah).

………………………… 1422 H/2001 M. Niẕâm al-Islâm. Jakarta: Hizbut Tahrir

Indonesia. Edisi Mu‟tamadah. Cet. Ke-6

………………………… 2001. Mafahim Hizb at-Tahrir penerjemah Abdullah. Jakarta:

HTI.

………………………… 2007. Syakshiyah Islam penerjemah Zakia Ahmad. Jakarta:

HTI.

………………………… 2012. Peraturan Hidup Dalam Islam diterjemahkan oleh Abu

Amin dkk. Jakarta: HTI-Press.

……..…………………… 2012. Sistem Pergaulan dalam Islam Penerjemah, M. Nashir

dkk. Jakarta: HTI.

Page 255: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xx

Al-qur‟an al-Karim

Arsam, NU dan Wacana Radikalisme Agama (Analisis Terhadap Majalah Risalah

Tahun 2011-2012) Jurnal Dakwah dan Komunikasi KOMUNIKA

Augostinos Martha dan Iain Walker. 1995. Sosial Cognition: An Intraged Introduction,

London, Sage Publication. Aulia, Rihlah Nur. 2004. Fundamentalisme Islam

Indonesia Studi Atas Gerakan Dan Pemikiran Hizbut Tahrir. Tesis Program

Pascasarjana UIN Jakarta Jurusan Pemikiran Islam.

Azra, Azyumardi. 1996. Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme, Modernisme,

Hingga Post-Modernisme, Jakarta: Paramadina.

Badara, Aris. Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana

Media. (Jakarta: Kencana).

Booklet Hizbut Tahrir. 2003. Mengenal Hizbut Tahrir, Hizbut Tahrir.

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa Struktural Internal, Pemakaian dan Pembelajaran

Jakarta: Rineka Cipta.

……………. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta.

……………. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pusat Pengembangan Bahasa. 2016. Kamus KBBI.

Dhoyif, Syawqi. 2011 Al-Mu‟jam Al-Wasith. (Mesir: Maktabah Al-Syuruq Al-

Dawliyyah).

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. (LKiS: Yogyakarta).

Haryatmoko. 2017 Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis) Landasan

Teori, Metodologi dan Penerapan. (Jakarta: Rajawali Pers).

Hidayat, Komaruddin (ed). 2014. Kontroversi Khilafah, Islam, Negara, dan Pancasila,

Jakarta: Mizan.

Hizbut Tahrir. 1953. Hizbut Tahrir, Hizbut Tahrir.

……………. 2005. Ajhizat Dawlat al-Khilafah.Bairut: Dar al-Ummah.

…………….2009. “Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia, Khilafah, dan Penyatuan

Kembali Dunia Islam.

…………….1-28 Februari 2017/1438 H. Media Politik dan Dakwah al-Wa‟ie

Membangun Kesadaran Umat. No. 198 Tahun XVII.

Page 256: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxi

………….2006. Struktur Negara Khilafah (Pemerintahan dan Administrasi),

Penerjemah, Yahya A.R. Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia.

https://nasional.kompas.com>2017/07/19. Di akses pada tanggal 21 Maret 2018 jam

09.30

https://www.slideshare.net/.../ringkasan-kitab-nizham-islam-peraturan-hidup-dalam-

isl... Diakses pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 16.41

Jamhari dan Jajang Jahroni. 2004. Gerakan Salafi Radikal di Indonesia, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Kamil, Sukron. Bahasa dan Pola Keislaman Moderat: Kajian atas Kata

Serapan/Ambilan Arab dalam Buku “Himpunan Putusan Tarjih”

Muhammadiyah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

………………… 2013. Islam dan Politik di Indonesia Terkini Islam dan Negara,

Dakwah dan Politik, HMI, Anti-Korupsi, Demokrasi, NII, MMI, dan Perda

Syari‟ah. Ciputat: Pusat Studi Indonesia dan Arab (PSIA) UIN Jakarta.

Kartomihardjo, Soeseno. 2000. “Kekuasaan dalam Bahasa”, dalam Kajian Serba

Linguistik: untuk Anton Moeliono, Pereksa Bahasa, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia).

Mahendra, Yusril Ihza. 1999. Modernisme dan Fundamentalisme dalam politik Islam.

Jakarta: Paramadina University.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya,

Jakarta: Rajawali Pers.

Muhajir, Noeng. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Muhammad. 2016 Metode Penelitian Bahasa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media).

Mujani, Saiful dkk. 2005. Benturan Peradaban Sikap dan Perilaku Islamis Indonesia

terhadap Amerika Serikat, Jakarta: PPIM UIN Jakarta.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. (Surabaya:

Penerbit Pustaka Progressif.)

Munir, Abdul. dan Bilveer Singh. 2011. Demokrasi Di Bawah Bayangan Mimpi N-11

Dilema Politik Islam Dalam Peradaban Modern, Jakarta: Kompas.

Page 257: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxii

Nur Aulia, Rihlah. 2004. Fundamentalisme Islam Indonesia Studi Atas Gerakan Dan

Pemikiran Hizbut Tahrir. Tesis Program Pascasarjana UIN Jakarta Jurusan

Pemikiran Islam.

Pernyataan Isma‟il Yusanto Jubir HTI dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club) TV

One pada tanggal 25 Maret 2015

Pernyataan Jubir HTI Isma‟il Yusanto dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam TV

One pada tanggal 10 Mei 2017

Pernyataan Guntur Aktivis Sosial Politik dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club)

TV One pada tanggal 18 Juli 2017

Pernyataan Ketua GP Anshar Saeful Dasuki dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam

TV One pada tanggal 10 Mei 2017

Pernyataan Ma‟ruf Amin Ketua MUI dalam acara Aiman Kompas TV pada tanggal 12

Juni 2017

Pernyataan Fraksi PKS Nasir Djamil dalam acara Pro Kontra Jak TV pada tanggal 12

Juli 2017

Pernyataan Masduki Baidlawi wakasekjen PBNU dalam acara Pro Kontra Jak TV pada

tanggal 12 Juli 2017

Pernyataan Rachmat S Labib Ketua DPP HTI dalam Acara Pro Kontra di Stasiun Jak

TV Pada Tanggal 12 Juli 2017

Pernyataan Jubir HTI Isma‟il Yusanto dalam acara ILC (Indonesia Lawyers Club) TV

One pada tanggal 19 Juli 2017

Qodi, Zuly. 2013. HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik

Indonesia. Yogyakarta: Jusuf Kalla School of Government.

Rahmat, M. Imdadun. 2005. Arus Baru Islam Radikal Transmisi Revivlisme Islam

Timur Tengah Ke Indonesia, Jakarta: Erlangga.

Ramadlan, Syamsuddin. 2003. Menegakkan Kembali Khilafah Islamiyah, Jakarta:

Pustaka Panjimas.

Rasyid, Makmun. 2016. Hizbut Tahrir Indonesia Gagal Paham Khilafah, Ciputat:

Pustaka Compass.

Republika.co.id pada tanggal 8 Mei 2017. Di akses pada tanggal 22 Maret 2018 pada

jam 15.00

Page 258: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxiii

Rodhi, M. Muhsin. 2008. Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam Mendirikan

Negara Khilafah Islamiyah, diterjemahkan oleh M. Bajuri dan Romli Abu Wafa.

Gempang Bangil: Al-Izzah.

Rodin, Dede. 2016. Islam dan Radikalisme Telaah atas Ayat-ayat “Kekerasan” dalam

Al-Qur‟an, Jurnal Studi Al-Quran. Semarang: UIN Walisongo.

Ruslani. 2006. Islam Dialogis Akar-akar Toleransi dalam Sejarah dan Kitab Suci,

Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press.

Salim Agus. 2005. The Rise Of Hizbut Tahrir Indonesia (1982-2004) Its Political

Oppurtunity structure, Resource Mobilization, And Collective Action Frames.

Thesis on Interdisciplinary Islamic Studies Graduate Program Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta.

Shahih Muslim, vol. I

Shihab, M. Quraish. 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an.

Ciputat: Penerbit Lentera Hati, volume 1 Cet I

……………………... 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati), volume 3 Cet I

……………………... 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati), volume VI Cet I

……………………... 2001. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an

(Ciputat: Penerbit Lentera Hati), volume 9 Cet I

Shuyuti, Imam 1984. Jami‟ al-Ahadist. Madinah al-Munawwarah

Soeparno. 2013. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana

(Anggota IKAPI).

S. Suriasumantri, Jujun. 2009. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV. Angkasa.

Tim Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009. Pedoman Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Tim UIN Jakarta. 2014. Buku Pedoman Penulisan Tesis Program Magister, Ciputat:

UIN Jakarta.

Page 259: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxiv

van Dijk, Teun A. 1999. “Discourse, Power and Acces”, dalam Carmen Rosa Caldas-

Coulthard dan Malcolm Coulthard (ed), Critical Discourse Analysis, London and

New York, Routladge.

………………….. 1998. Ideology A Multidisciplinary Approach, London, SAGE

Publication.

………………….. 1998. News as Discourse, Hillsdale, New Jersey, Lawrence Erlbaum

Associates.

………………….. 2016. Sociocognitive Discourse Studies, Second version. London,

Chapter to appear in Handbook of Discourse Analysis (to be published by

Routledge. John Richadson & John Flowerdew.Eds.).

………………….. 1998. “Structure of Discourse and Structure of Power”, dalam J.A

Anderson (ed), Communication Year book 12, Newbury Park, California, Sage

Publication.

………………….. 1977. Text and Context: Eksploration in the semantics and

Pragmatics of Discourse, London: Longman.

www. Al-Islam or.id

Yudha, Sakti Wira. 2012. Radikalisme Kelompok Islam (Analisis Struktur-Agen

Terhadap Wacana Radikalisme Kelompok Islam Pasca-Orde Baru). Depok:

Universitas Indonesia.

Za‟rur, Abu. 2009. Seputar Gerakan Islam. Bogor: Al-Azhar Press.

Zuhdy, M. Nurdin. Kritik Terhadap Penafsiran Al-Qur‟an HTI, Jurnal di Ma‟had Aly

Wahid Hasyim Yogyakarta.

Page 260: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxv

Paragraf pertama,

غ سػ افىش ساثطخ ا ب ا ابط و شأ ث١ ف أسض ازذح ،ر ػ١ش ره ثسى

ثب افظ ،ازصبل غش٠ضح اجمبء ثبذفبع ػ اجذ از ،فزأخز ػ اذفبع ػ رس

ف١ ػ١ب ،٠ؼ١ش ب رأر اشاثطخ اغ١خ ،األسض از ٠ؼ١ش ، أل

ح أوثشب اخفبظب خدح ف ،اشاثػ ل اط١ش وب خدح ف اس١ا

ف زبخ اػزذاء أ ،اإلغب ض . ر ظش اؼبغف ب ا رأخز دائ ػ اغ خج

أ االعز١الء ػ١ ز بخ االػزذاء. إرا سد ،ث غ خ ا ب ف زبخ عال الشأ

از ػب أخشج أ غ ا ػ زه وبذ ساثطخ خفعخ. ،األخج

Terjemahannya: ikatan kebangsaan (Nasionalisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat, tatkala pola pikir manusia mulai merosot. Ikatan ini terjadi

ketika manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tidak

beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan

mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat dimana mereka

hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya ikatan

nasionalisme, yang tergolong ikatan paling lemah dan rendah nilainya. Ikatan

ini juga tampak dalam dunia binatang serta burung-burung, dan senantiasa

emosional sifatnya. Ikatan semacam ini muncul ketika ada ancaman pihak

asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Tetapi bila

suasananya aman dari serangan musuh atau musuh tersebut dapat dilawan dan

diusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. Karena itu, ikatan ini rendah

nilainya.

Paragraf kedua,

١خ ابط ساثطخ ل شأ ث١ افىش ظ١مب ر ٠ى ا ،ز١ شاثطخ اؼبئ١خ ى

عغ ثشى ١بدح ، أ ذ زت اغ خذ ػ غش٠ضح اجمبء ف١ ف١ رزأص غب اإل ف ،ره أ

خفط فىش٠ب فشد٠خ ا غب ،اإل ١بدح ذ٠ ػ١ ٠زغغ زت اغ ب ،إرا ف١ش ع١بدح ػبئز

أع ال ،شر أ غ ف اإلدسان ف١ش ع١بدح ل ٠زغغ ثبرغبع األفك ٠ش ػذ ،ث ث

ػ غ١ش ع١بدر ف غ خبصبد ،رسمك ع١بدح ل ابز١خ ز شأ ػ زه ر

س١خ ث١ األفشاد ف األعشح ػ ع١بدرب.

Terjemahannya: adapun ikatan kesukuan (sukuisme) tumbuh di tengah-

tengah masyarakat pada saat pemikiran manusia mulai sempit. Ikatan ini mirip

dengan ikatan kekeluargaan, hanya sedikit lebih luas. Munculnya ikatan

Page 261: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxvi

kesukuan karena manusia pada dasarnya memiliki naluri mempertahankan diri,

kemudian dalam dirinya mencuat keinginan untuk berkuasa. Keinginan itu

muncul hanya pada individu yang rendah taraf berfikirnya. Apabila

kesadarannya meningkat dan pemikirannya berkembang, maka bertambah

luaslah wilayah kekuasaannya, sehingga timbul keinginan keluarga dan

familinya untuk berkuasa. Keinginan tersebut terus melebar sesuai dengan

perkembangan pemikirannya, sampai suatu saat timbul keinginan sukunya

berkuasa di negeri tersebut. Apabila mereka telah mendapatkan kekuasaan itu,

ia pun ingin sukunya menguasai bangsa-bangsa yang lain. Inilah yang menjadi

penyebab timbulnya berbagai pertentangan lokal antara individu dalam sebuah

keluarga yang saling berebut pengaruh.

Paragraf ketiga,

خفعخ ب ساثطخ ال: أل ػ ره فبشاثطخ اغ١خ ساثطخ فبعذح ثالثخ أعجبة: أ

ب ساثطخ ػبغف١خ ٠غ١ش ف غش٠ك اض. ثب١ب: أل ز١ ثبإلغب رشثػ اإلغب فغ أل الر

اف غش٠ضح اجمبء ثبذفبع ػ ظ, اشاثطخ اؼبغف١خ ػشظخ زغ١ش ازجذي, رشأ ػ

خذ ف زبخ ؤلزخ ر بساثطخ . ثبثب: أل اإلغب غب اإل فالرصر شثػ اذائ ث١

ب ف زبخ االعزمشاس –اذفبع, أ اسبخ األص١خ إلغب ال فالخدب, زه –

. ث اإلغب ساثطخ ث١ رى رصر أل

Terjemahannya: Berdasarkan hal ini, ikatan nasionalisme merupakan ikatan

yang rusak (tabi‟atnya buruk) karena tiga hal:

(1). Karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara

manusia satu dengan yang lainnya untuk menuju kebangkitan dan kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada perasaan

yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu untuk

membela diri. Di samping itu ikatan yang bersifat emosional sangat berpeluang

untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang langgeng antara

manusia satu dengan yang lain.

(3). Karena ikatannya bersifat temporal, yaitu muncul saat membela diri karena

datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil, yaitu keadaan normal,

ikatan ini tidak muncul. Dengan demikian, tidak bisa dijadikan pengikat antara

sesama manusia.

Page 262: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxvii

Paragraf keempat,

ال رصر أل ب ساثطخ لج١خ ال: أل وزه اشاثطخ ام١خ فبعذح ثالثخ أعجبة: أ

ب ساثطخ ػبغف١خ رشأ ػ ز١ ٠غ١ش ف غش٠ك اض. ثب١ب: أل ثبإلغب رشثػ اإلغب

ب ساثطخ غ١ش إغب١خ ،غش٠ضح اجمبء إر رغجت ،ف١خذ ب زت اغ١بدح. ثبثب: أل

ابط ػ اغ١بدح ،اخصبد ث١ . زه ال رصر أل ث اإلغب ساثطخ ث١ رى

Terjemahannya: Demikian pula halnya dengan ikatan kesukuan termasuk ikatan

yang rusak karena tiga hal:

(1). Karena berlandaskan pada qabilah/keturunan, sehingga tidak bisa dijadikan

pengikat antara manusia satu dengan yang lainnya menuju kebangkitan dan

kemajuan.

(2). Karena ikatannya bersifat emosional, selalu didasarkan pada perasaan yang

muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yang didalamnya

terdapat keinginan dan ambisi untuk berkuasa.

(3). Karena ikatannya tidak manusiawi, sebab menimbulkan pertentangan dan

perselisihan antar sesama manusia dalam berebut kekuasaan. Karena itu, tidak

bisa menjadi pengikat antara sesama manusia.

Paragraf kelima,

اشاثػ افبعذح از خدب ساثطخ صس١خ لذ ٠ز ابط اشاثطخ ا ،ث١

ؤلزخ ساثطخ ب اشاثطخ اصس١خ ف ب. أ ٠جثك ػ ز١خ از ١ظ ب ظب اشاثطخ اش

رشثػ ث اإلغب خ ػ صب ،الرصر أل غب ب ػشظخ بأل فزفمذ ،ر أوجش

اصبر ز رز ب رز ز١ صسخ. أل زه وبذ ساثطخ ،خدب ف زبخ رشخ١ر ا

خطشح ػ أب.

Terjemahannya: Selain ikatan-ikatan yang rusak tadi, masih terdapat

ikatan lain yang dianggap oleh sebagian orang sebagai alat untuk mengikat

anggota masyarakat, yaitu “ikatan kemaslahatan” dan ikatan kerohanian yang

tidak memiliki suatu peraturan. Ikatan kemaslahatan tidak lain ikatan yang

temporal sifatnya, tidak bisa dijadikan pengikat antar manusia. Hal ini

disebabkan adanya peluang tawar menawar dalam mewujudkan kemaslahatan

mana yang lebih besar, sehingga eksistensinya akan hilang begitu satu

maslahat dipilih atau didahulukan dari maslahat yang lain. Apabila

kemaslahatan itu telah ditentukan, berakhirlah persoalannya. Kemudian orang-

orangnya pun membubarkan diri, karena ikatan itu berakhir tatkala maslahat

telah tercapai. Jadi, ikatan ini amat berbahaya bagi para pengikutnya.

Page 263: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxviii

Paragraf keenam,

ب ٠جثك ػ ب اشاثطخ اشز١خ ثال ظب ،أ ب رظش ف زبخ ازذ٠ الرظش ف ،فئ

ؼزشن ١خ ابط ،اس١بح. زه وبذ ساثطخ خضئ١خ غ١ش ػ ساثطخ ث١ رى الرصر أل

اس١بح ساثطخ ث١ ،ف شؤ رى رصر اؼم١ذح اصشا١خ أل ب اشؼة

ب رؼزمب ب و غ أ ب ساثطخ سز١خ الظب ب. ،األسث١خ أل

Terjemahannya: Adapun ikatan kerohanian yang tidak memiliki peraturan,

aktifitasnya hanya terlihat dari kegiatan spiritual saja. Ikatan ini tidak nampak

dalam kancah kehidupan, bersifat parsial (terbatas pada aspek kerohanian

semata) yang tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga tidak

layak menjadi pengikat antar manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.

Paragraf ketujuh,

١غ اشاثػ اغبثمخ زه الرصر اشاثطخ ،اشاثطخ ام١خ ،) اشاثطخ اغ١خ خ

صس١خ ٠غ١ش ف غش٠ك اشاثطخ اشز١خ( ،ا ف اس١بح ز١ ثبإلغب رشثػ اإلغب أل

ض. ا غب ف اس١بح اشاثطخ اصس١سخ شثػ ث اإل ساثطخ اؼم١ذح اؼم١خ از

جذئ١خ. اثطخ ا اش ز . ب ظب جثك ػ ٠

Terjemahannya: seluruh ikatan tadi (nasionalisme, kesukuan,

kemaslahatan, dan kerohanian) tidak layak dijadikan pengikat antar manusia

dalam kehidupannya, untuk meraih kebangkitan dan kemajuan. Ikatan yang

benar untuk mengikat manusia dalam kehidupannya adalah aqidah aqliyyah

(aqidah yang melalui proses berfikir) yang melahirkan peraturan hidup

menyeluruh. Inilah yang disebut ikatan ideologis.

Paragraf pertama, menampilkan skema teks tentang latar belakang

pembentukan ideologi yang benar. Menurut teks,

اإل اى فىش٠خ و١خ ػ ب اؼم١ذح ف . أ اجذأ ػم١ذح ػم١خ ٠جثك ػب ظب غب

ب ثؼذب ،اس١بح ١ب ػ اس١بح اذ ز ب لج ،ػ ب ثؼذب. فىب ب لجب ػال لزب ث ػ

اذػح غش٠مخ ف١ز سبفظخ س اى١ف١خ ز اؼم١ذح اؼبدبد ،ث١ب بػذا ره

اجذأ فىشح غش٠مخ. ،ىشح ف ب وب هللا ز ث غب اإل ٠شأ ف ر جذأ از ب ا أ

س١ر جذأ اص ا اس١بح ،ث غب اإل خبك اى . ،أل جذأ لطؼ هللا. ف ب أ

Page 264: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxix

جذأ ثبغ ف شخص ثؼجمش٠خ رششق ف١ شأ ف ر ،اجذأ از ٠ ػم بشئ ػ أل

خد االزبغخ ثب د اإلخزالف ،سذد ٠ؼدض ػ ػشظخ زفب ظ١ ز غب اإل ف أل

غب إ شمبء اإل ازبلط اؤد زح اظب ب ٠ . ازبلط ازأثش ثبج١ئخ از ٠ؼ١ش ف١ب

ثبغ ب صس١سخ أ ز١ث و ػم١ذح اجذإ ثطال جذإ أ خ ا ،خ از ٠ذي ػ صس

فىش ػ١ب و امبػذح افىش٠خ از ٠ج اؼم١ذح ز غ ،أل امبػذح افىش٠خ إرا ارفمذ

غب ،فطشح اإل ج١خ ػ اؼم لبػذح صس١سخ ،وبذ إرا خبفذ ف ،ف غب ،طشح اإل أ

ج١خ ػ اؼم رى ثؼجبسح أخش ، لبػذح ثبغخ. ؼ ،ف . افك غش٠ضح ازذ٠ ر

ح بد ج١خ ػ ا ال رى أ ج١خ ػ اؼم ،وب ػ اس عػ. أ ا

Terjemahannya: ideologi adalah aqidah aqliyah yang melahirkan

peraturan. Yang dimaksud akidah adalah pemikiran menyeluruh tentang alam

semesta, manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah

kehidupan. Penjelasan tentang cara pelaksanaan, pemeliharaan akidah, dan

penyebaran risalah dakwah inilah yang dinamakan thariqah. Sedangkan akidah

dan berbagai pemecahan masalah hidup tercakup dalam fikrah. Jadi ideologi

mencakup dua bagian, yaitu fikrah dan thariqah. Ideologi yang muncul dari

benak manusia melalui wahyu Allah adalah ideologi yang benar. Karena

bersumber dari Al-khaliq, yaitu pencipta alam, manusia, dan hidup, yakni Allah

SWT. Ideologi ini pasti kebenarannya. Sedangkan ideologi yang muncul dalam

benak manusia karena kejeniusan yang nampak pada dirinya adalah ideologi

yang salah. Karena berasal dari akal manusia yang terbatas, yang tidak mampu

menjangkau segala sesuatu yang nyata. Disamping itu pemahaman manusia

terhadap proses lahirnya peraturan selalu menimbulkan perbedaan,

perselisihan, dan pertentangan, serta selalu terpengaruh lingkungan tempat ia

hidup. Sehingga membuahkan peraturan yang saling bertentangan, yang

mendatangkan kesengsaraan bagi manusia. Yang menjadi indikasi benar atau

salahnya suatu ideologi adalah akidah ideologi itu sendiri, apakah benar atau

salah. Sebab kedudukan akidah adalah sebagai qaidah fikriyah, yang menjadi

asas bagi setiap pemikiran yang muncul. Qaidah fikriyah ini apabila sesuai

dengan fitrah manusia dan dibangun berlandaskan akal, maka berarti termasuk

kaedah yang benar. Sebaliknya, jika bertentangan dengan fitrah manusia atau

tidak dibangun berlandaskan akal, maka kaedah itu bathil. Dengan kata lain,

qaidah fikriyah itu sesuai dengan naluri beragama. Sedangkan yang dimaksud

dengan qaidah fikriyah itu dibangun berdasarkan akal adalah bahwa kaedah ini

tidak berlandaskan materi atau mengambil sikap jalan tengah.

Paragraf kedua, menampilkan skema teks tentang latar belakang lahirnya

tiga ideologi yang ada di dunia, yaitu Kapitalisme termasuk di dalamnya

demokrasi, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk melihat skema

teks, dapat dilihat dalam paragraf berikut:

Page 265: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxx

اس١بح ػ اذ٠ ػ أعبط فص ب رم ب اشأعب١خ فئ ،أ افىشح ز

ل ،ػم١ذرب لبػذرب افىش٠خ ،١بدرب افىش٠خ ، ثبء ػ ز امبػذح افىش٠خ وب

ف اس١بح از ٠عغ ظب ،اإلغب ٠بد إلغب اسبفظخ ػ اسش ال ثذ ،وب

٠خ اؼم١ذح زش ، ٠خ اشأ ١خ ،زش ٠خ اى ٠خ اشخص١خ ،زش ٠خ ،اسش زش لذ زح ػ

اشأعب االلزصبد أثشص ب ف زا اجذإ ،اى١خ اظب أثشص ب ،فىبذ اشعب١خ

،زح ػ ػم١ذح زا اجذإ مشاغ ب اذ . أ ب اجذأ اشأع زه أغك ػ زا اجذإ أ

از ٠عغ ظب غب اإل آر١خ خخ ا زه وبذ ،از أخزب ثب زا اجذا ف

صذس اغطبد خ از رع ،األ ف ف شء زا اجذإ أ األص خ. ظ غ األ

ة ع١خ العزغالي اشؼ اذ٠ ٠زخز ع١ب وب ثب س س ن ف أ ،ام١بصشح ا

ب ظ بئب ، ص د ط ، ٠ سخبي اذ وبا ٠زخز ١ت زا صشاع س ١خ زه. فشأ ػ

طمب ىش اذ٠ أ ش أثبء فالعفخ فى بد ،لب ى ٠ اػزشف ثبذ

ذ خ ػ اس١بح. زز اعزمش اشأ ػ ثفص ػ فىشح ازذح ش٠ فى شح افالعفخ ا

اس١بح ػ ٠ اذ ب ،فص ب االشزشاو١خ خ. أ اذ ػ ٠ اذ ره غج١ؼ١ب فص زح ػ

ح اس١بح بد اإلغب اى رش أ األش١بء اش١ػ١خ ف أص بدح ا ،فمػ أ

خد األش١بء سب صبس طمب ،رط ابدح ش١ئ خذ ساء ز ح أص١خ ،ال ٠ ابد ز أ

خذب أزذ خ ٠ خد ،لذ٠ ب اخجخ ا أ ،أ ىش خلخ خبك. زه ٠ األش١بء و

خبمب خمب هللا رؼب غب اس١بح اإل ساء اى أ ٠ج١ ف ب اإلعال ،أ زه وب

ذ ،أعبع االػزمبد ثخد هللا ػض خ از ػ١ اؼم١ذح وبذ ز أال ،ابز١خ اشز١خ

خلخ خبك اس١بح اى اإلغب و .

Terjemahannya: Ideologi kapitalisme tegak atas dasar pemisah agama

dengan kehidupan (sekularisme). Ide ini menjadi akidahnya, sekaligus sebagai

qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis), serta kaidah berfikirnya.

Berlandaskan kaidah berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia berhak

membuat peraturan hidupnya. Mereka pertahankan kebebasan manusia yang

terdiri dari kebebasan berakidah, berpendapat, hak milik, dan kebebasan

pribadi. Dari kebebasan hak milik ini lahir sistem ekonomi kapitalis, yang

termasuk perkara paling menonjol dalam ideologi ini, atau yang dihasilkan

oleh ideologi ini. Karena itu, ideologi tersebut dinamakan ideologi kapitalisme.

Demokrasi yang dianut oleh ideologi ini, berasal dari pandangannya bahwa

manusia berhak membuat peraturan (undang-undang). Menurut mereka, rakyat

adalah sumber kekuasaan. Rakyatlah yang membuat perundang-undangan.

Kelahiran ideologi ini bermula pada saat kaisar dan raja-raja di Eropa dan

Page 266: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxi

Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk memeras, menganiaya dan

menghisap darah rakyat. Para pemuka agama waktu itu dijadikan perisai untuk

mencapai keinginan mereka. Maka timbulah pergolakan sengit, yang kemudian

membawa kebangkitan bagi para filosof dan cendikiawan. Sebagian mereka

mengingkari adanya agama secara mutlak. Sedangkan yang lainnya mengakui

adanya agama, tetapi menyerukan agar dipisahkan dari kehidupan dunia.

Sampai akhirnya pendapat mayoritas dari kalangan filosof dan cendikiawan itu

cenderung memilih ide yang memisahkan agama dari kehidupan, yang

kemudian menghasilkan usaha pemisah antara agama dengan negara. Adapun

sosialisme, termasuk juga komunisme, keduanya memandang bahwa alam

semesta, manusia, dan hidup adalah materi. Bahwa materi adalah asal dari

segala sesuatu. Melalui perkembangan dan evolusi materi benda-benda lainnya

menjadi ada. Di balik alam materi tidak ada alam lainnya. Materi bersifat azali

(tak berawal dan tak berakhir), qadim (terdahulu) dan tidak seorang pun yang

mengadakannya. Dengan kata lain bersifat wajib adanya. Penganut ideologi ini

mengingkari penciptaan alam ini oleh Zat Yang Maha Pencipta. Sedangkan

ideologi Islam menerangkan bahwa di balik alam semesta, manusia, dan hidup,

terdapat Al-Khaliq yang menciptakan segala sesuatu, yaitu Allah SWT. Asas

ideologi ini adalah keyakinan akan adanya Allah SWT. Akidah ini yang

menetukan aspek rohani, yaitu bahwa manusia, hidup, dan alam semesta,

diciptakan oleh Al-Khaliq.

ظ أ ػم١ذح اإلعال ب وب خ ، ظ ز خ غش٠مخ فىشح جذأ اإلعال وب

،افىشح ػم١ذر جثمب ػ ظب ب ف اس١بح. وبذ ،وب ؼ١ وبذ زعبسر غشاصا

اذخ ٠طجك لج ح أ اذػ ،غش٠مز ف ز ل١بدح فىش٠خ إ اؼب ٠س ،أ رى

ث اؼ اإلعال ظب األعبط ف وب ، ثظب بػخ از رسى ف اد ث اؼ

١خ ،اإلعال ح اإلعال ػ ابط ،ششا ذ ١ غ ػ غ١ش ا اإلعال رطج١ك ظب أل

ح ػ ١خ ذ اطش٠مخ اؼ ،٠ؼزجش فمذ وب زا ازطج١ك األثش األوجشف إ٠دبد زا اؼب

األغشاف. زشا ا اإلعال

Terjemahannya: Ideologi Islam adalah akidah (keyakinan) Islam dan

syariat Islam (fikrah) dan thariqah (cara pelaksanaan syariat Islam,

pemeliharaan akidah, dan penyebaran risalah dakwahnya) yang tak terpisahkan

dari fikrah tersebut. Peraturan Islam lahir dari akidah. Sedangkan

peradabannya memiliki model dan ciri yang unik dalam kehidupan. Metode

Islam dalam pengembangan dakwah adalah diterapkannya Islam oleh negara

dan diemban sebagai qiyadah fikriyah ke seluruh dunia. Penerapan Islam oleh

jamaah kaum Muslim yang hidup dalam pemerintahan yang menerapkan

hukum Islam, adalah termasuk upaya-upaya menyebarluaskan dakwah Islam;

karena penerapan peraturan Islam di tengah-tengah masyarakat non muslim

tergolong metoda dakwah yang bersifat praktis. Penerapan peraturan Islam

Page 267: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxii

telah berhasil memberikan pengaruh gemilang dalam mewujudkan dunia Islam

yang wilayahnya sangat luas.

١خ خد هللا ام١بدح افىش٠خ اإلعال ث ب أعبعب إل٠ اؼم ب ردؼ إر ،إ٠دبث١خ أل

اس١بح غب اإل فذ اظش إ ب ف اى د هللا از خك ،ر خ ث ػ ادض ب ٠س

اخلبد ب ٠جسث ػ ثفطشر ،ز غب إل طك رؼ١ بي و ، خذ ف اإلغب ٠

اس١بح ،اى . ،رششذ ػم إ١ ث ٠ؤ .ف١ذسو

Terjemahannya: Kepemimpinan ideologis Islam adalah kepemimpinan

ideologis yang positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman

kepada wujud Allah. Kepemimpinan ini mengarahkan perhatian manusia

terhadap alam semesta, manusia, dan hidup, sehingga membuat manusia yakin

terhadap adanya Allah yang telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya. Di

samping itu kepemimpinan ini menunjukkan kesempurnaan mutlak yang selalu

dicari oleh manusia karena dorongan fitrahnya. Kesempurnaan itu tidak

terdapat pada manusia, alam semesta, dan hidup. Kepemimpinan ideologis ini

memberi petunjuk pada akal agar dapat sampai pada tingkat keyakinan

terhadap Al-Khaliq supaya ia mudah menjangkau keberadaan-Nya dan

mengimani-Nya.

١ ام١بدح افىش٠خ اإلعال أ زذب ام١بدح افىش٠خ اصس١سخ اسبص ب ،خ

،ػذاب ل١بداد فىش٠خ فبعذح ج١خ ػ اؼم ١خ ام١بدح افىش٠خ اإلعال ،أل أ ف ز١

ب ل١بد ،ام١بداد افىش٠خ األخش غ١ش ج١خ ػ اؼم أل غب غ فطشح اإل ،ح فىش٠خ رزفك

. غب ام١بدح افىش٠خ األخش رخبف فطشح اإل أ ة ؼب ف ز١ ف١زدب

Terjemahannya: Berdasarkan keterangan tadi, hanya kepemimpinan

ideologis Islamlah satu-satunya kepemimpinan ideologis yang benar,

sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya adalah rusak. Kepemimpinan

ideologisnya dibangun berdasarkan akal, amat berbeda dengan kepemimpinan

ideologis lainnya yang tidak dibangun berlandaskan akal. Kepemimpinan

ideologis Islam juga sesuai dengan fitrah manusia, sehingga mudah diterima

oleh manusia. Sedangkan kepemimpinan ideologis lainnya berlawanan dengan

fitrah manusia.

١غ اؼصس زذ ف خ غجما اإلعال ١ غ ا اشعي إ ،أ ص ز أ

ذ٠خ زز عخ عمطذ 6161دش٠خ 6331ا ١خ ػ ٠ذ آ١الد٠خ ز١ خش دخ إعال

بس ال زز دسذ ف زا ازطج١ك إ أثؼذ زذد ادبذ. ،االعزؼ رطج١مب شب وب ب أ

زؼمخ ث اششػ١خ ا غخ أش١بء: ف األزىب ف خ ث ٠ز فئ إلعال بع رطج١ك اسبو ،بالخز

Page 268: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxiii

،االلزصبد ،اغ١بع١خ اخبسخ١خ ،ازؼ١ األش١بء اخ لذ غجمذ ز . ١ؼب اسى غخ خ

١خ. اذخ اإلعال لج

Bahwa umat Islam, sepanjang sejarahnya hanya menerapkan sistem Islam,

sejak Rasulullah SAW berada di Madinah sampai tahun 1336 H (1918 M),

yaitu tatkala jatuhnya Daulah Islam yang terakhir ke tangan penjajah. Saat itu

penerapan sistem Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, bahkan negara

berhasil menerapkannya dengan sangat gemilang. Penerapan sistem Islam oleh

penguasa dimanifestasikan dalam lima bidang, yaitu hukum-hukum syara‟

yang berkaitan dengan masalah (1) sosial (yang mengatur interaksi pria dan

wanita), (2) ekonomi, (3) Pendidikan, (4) politik luar negeri, dan (5)

pemerintahan. Hukum-hukum yang menyangkut kelima bagian ini telah

diterapkan oleh Daulah Islam sejak dulu.

ب ثبغجخ أ ب١خ خبصا ب ث اإلداسح ف اإلعال فئ ضح اسى : اخ١فخ ،ألخ

سئ١ظ اذخ ازف٠ط ، ؼب ف١ز ، از ؼب ١ش ادبد "دائشح اسشث١خ ، أ -

الح ،اد١ش" ا امعبء ، خ ، صبر اذ خ. ، دظ األ

Mengenai sistem pemerintahan, jelas sekali bahwa struktur negara di

dalam Islam terdiri dari delapan bagian, yaitu: (1) Khalifah, sebagai kepala

negara, (2) Mu‟awin Tafwidl, -sebagai pembantu Khalifah yang berkuasa

penuh-, (3) Mu‟awin Tanfidz, -sebagai pembantu Khalifah dalam urusan

administrasi, (4) Amirul Jihad, (5) Wali (gubernur), (6) Qadla (pengadilan), (7)

Aparat Administrasi Negara, (8) Majlis Umat.

دبزب ام١بدح ػ١ب فمذ وب ب دبذ ز :أ ازب١١ ب ف األش٠ مطغ اظ١ش الع١

زبخ فىش٠خ ػ د ث ام١بدح افىش٠خ اإلعال١خ مذ اشؼت اؼشث ب فئ ب أزذ أ

سطخ رزخجػ ف د٠بخ١شاؼصج١خ اؼبئ١خ ، اد ظال ،إ ػصش عخ فىش٠خ ،اذاظ

ػ اؼشة غ ؽ ش ٠مزصش ثض از . فمذاذفغ ،٠زألأل ثس اإلعال اؼب ػ ث

ف اىشح األسظ١خ ،اغ ؼب ا اإلعال ػ فبسط اؼشاق ثالد ،ز اعز

١بد ١خ غ١ش ل ة ل اشؼ ز شؼت إفش٠م١ب. وبذ ى ب صش ش اشب

١خ اش ،غخ غ١ش غبرب ،اشؼة األخش ١خ افشط ف فبسط غ١ش ل ف فىبذ ل

إفش٠م١ب ،غ١ش ل١خ امجػ ف صش ،اشب ،غ١ش ل١خ اجشثش ف شب وبذ ػبدار

اإلعال اعزظذ ثبسى خزفخ. ب إ أد٠ب خ اإلعال ،رمب١ذ زز دخذ ،ف

ب و دبذ ام١بدح أصجسذ خ ،اإلعال ١خ. زه وب خ اإلعال األ خ ازذح, ١ؼب أ

Page 269: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxiv

مطغ اظ١ش اشؼة ام١بد دبزب ش ز ع١خ ،افىش٠خ اإلعال١خ ف ص غ أ

ابلخ اد اصالد ف زب . ع١ ،ا ام خ ششب اغب

Terjemahannya: Keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam secara nyata, adalah

bentuk keberhasilan yang tiada bandingannya, terutama dalam hal berikut ini:

pertama, bahwa qiyâdah fikriyyah Islam berhasil mengubah bangsa Arab

secara keseluruhan dari taraf pemikiran yang sangat rendah, dan dari kegelapan

yang selalu diliputi oleh fanatisme kesukuan dan alam kebodohan yang sangat,

menjadi era kebangkitan berpikir yang cemerlang, gemerlap dengan cahaya

Islam, yang bahkan tidak hanya untuk bangsa Arab saja tetapi seluruh dunia.

Umat Islam telah memainkan peranan penting dalam membawa Islam ke

seluruh pelosok dunia, sehingga mampu menguasai Persia, Iraq, Syam, Mesir,

dan Afrika Utara. Pada waktu itu masing-masing bangsa memiliki ras, etnik,

dan suku-suku yang saling berlainan dengan bangsa-bangsa lainnya. Juga

dalam hal bahasa. Bangsa Persia, misalnya, berbeda dengan bangsa Romawi di

Syam, berbeda pula dengan bangsa Qibthi di Mesir, berlinan pula dengan

bangsa Barbar (orang-orang Moor) yang ada di Afrika Utara. Demikian pula

halnya dengan adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan agamanya, masing-

masing saling berlainan. Namun tatkala mereka hidup di bawah naungan

pemerintahan Islam, kemudian memahami Islam, pada akhirnya mereka

berduyun-duyun masuk Islam secara keseluruhan. Jadilah mereka sebagai umat

yang satu, yaitu umat Islam. Karena itu, keberhasilan qiyâdah fikriyyah Islam

dalam mempersatukan bangsa-bangsa dan suku-suku yang ada, merupakan

keberhasilan cemerlang dan tiada duanya. Padahal waktu itu sarana transportasi

dalam penyebarluasan dakwah hanya menggunakan unta, sedangkan media

penyebaran melalui lisan dan pena.

ام١بدح ش اثب از ٠ذي ػ دبذ ز ب األ خ ،أ خ اإلعال١خ ظذ أػ أ األ أ ف

ب ػ زعبسح ذ١خ ثمبفخ ،ف اؼب ي ف اؼب اذ ١خ أػظ خ اإلعال ظذ اذ

زصف زز اغبثغ ا١الد امش ح ث ػشش لشب: ذ ػشش ألذسب اثب امش

ػشش ا١الد اثب زصف امش زز ١ب ،ا١الد شح اذ اشظ ،وبذ زذب ص

اذح اي ز غ األ ام١بدح ،اششلخ ث١ ذ دبذ ز ب ٠ؤو ف رطج١ك ، دبذ اإلعال

ام١بد ظب ز ١خ ػ خ اإلعال ١خ األ خ اإلعال ب رخخ اذ ز١ ػ ابط. ح ػم١ذر

ح إ اإلعال خ اذػ أ ،افىش٠خ ز١ رطج١م اإلعال شد ف ف ،لص ازىغذ ث١

. زا مي زذب اصبسخ األ ام١بدح افىش٠خ اإلعال١خ زذب از ٠دت ،إ

ام١ دبذ ز ام١بدح فغ١ى ز ١خ از رس . إرا رسممذ اذخ اإلعال ؼب رس بدح أ

ظ. ثبأل ب وب و ا١

Page 270: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxv

Terjemahannya: Kedua, hal lain yang menunjukkan keberhasilan qiyâdah

fikriyyah Islam adalah bahwa umat Islam telah menjadi umat yang terkemuka

di dunia dalam bidang ẖaḏârah (peradaban), tsaqofah dan ilmu pengetahuan.

Daulah Islâm telah menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia selama 12

abad, yaitu dari abad ke-7 sampai pertengahan abad ke-18 M. Daulah Islâm

merupakan kebanggaan dunia, seperti matahari yang memancarkan sinarnya

sebagai penerang bagi umat lain di sepanjang kurun tersebut. Fakta ini adalah

bukti lain yang memperkuat argument sejauh mana keberhasilan qiyâdah

fikriyyah Islam dan betapa berhasilnya Islam menerapkan undang-undang dan

akidahnya atas umat manusia. Namun tatkala Daulah dan umat Islam

melepaskan tugas mengemban qiyâdah fikriyyah Islam, ketika mereka tidak

lagi mementingkan dakwah Islam, melainkan kewajibannya memahami dan

menerapkan Islam, maka pada saat itulah Daulah dan umat ini sirna di antara

umat-umat lain. Berdasarkan hal ini kami berani mengatakan bahwa qiyâdah

fikriyyah Islamlah satu-satunya qiyâdah yang benar dan satu-satunya yang

wajib diemban ke seluruh dunia. Apalagi Daulah Islâm yang mengemban

qiyâdah fikriyyah ini muncul dan memainkan peranannya kembali, maka

keberhasilan qiyâdah fikriyyah saat ini akan seperti keberhasilannya pada

masa yang lalu.

إ اعزئبف ١خ. العج١ غزأف ز١بح إعال أ ازذ, عج١ عزب فغج١

١خ خ اإلعال ١خ إال ثبذ ال: أخزب ،ز١بح إعال وب إ ره إال إرا أخزب اإلعال العج١

اؼمذح اىجش خخ اظش ف اس١بح ،ػم١ذح رس رزشوض ػ١ب ز ، جثك ػ خ ر ظ أ

ب ف١ب ،اؼم١ذح, أعبعب وزبة هللا عخ سع ١خ ث اثمبفخ اإلعال رب اثمبف١خ ثش ،

رفغ١ش ،زذ٠ث ،فم غ١شب ،غخ ، ١خ ، ام١بدح افىش٠خ اإلعال إ ره إال ثس العج١

ح اإلعال ال ثبذػ ثئ٠دبد اإلعال ،زال وب ىب ال ف و ام١بدح ، وب ز زم زز إرا ا

١خ خ ثدػب إ اذخ اإلعال . زا ،افىش٠خ إ األ ام١بدح افىش٠خ إ اؼب ب ثس ل

ام١بدح افىش٠ عخ: ز ز١ذ ا اغج١ العزئبف اس١بح خ اإلعال١خ غ١

١خ. ،اإلعال١خ خ اإلعال غش٠ك اذ ب بط وبفخ ػ ز ث

Terjemahannya: Sesungguhnya jalan kebangkitan kita hanya satu, yaitu

melanjutkan kembali kehidupan Islam. Tidak ada jalan lain untuk melanjutkan

kehidupan Islam itu kecuali dengan tegaknya Daulah Islâm. Dan hal ini tak

dapat diraih kecuali kita mengambil Islam sebagai akidah yang mampu

memecahkan masalah utama (al-uqdatul kubrâ) manusia, yang diatasnya

dibangun pandangan hidup; juga mengambilnya sebagai peraturan yang

terpancar dari akidah Islam. Asas peraturan ini adalah kitabullâh dan Sunah

Rasul-Nya, sedangkan kekayaan khazanahnya adalah tsaqâfah Islam yang

mencakup fiqih, hadits, tafsir, bahasa dan lain sebagainya. Tidak ada jalan

menuju kearah itu melainkan dengan mengemban qiyâdah fikriyyah Islam

Page 271: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxvi

secara total, yaitu dengan cara mendakwahkan fikriyyah Islam secara total,

yaitu dengan cara mendakwahkan Islam, serta dengan cara mewujudkan Islam

secara sempurna di setiap negeri. Apabila qiyâdah fikriyyah Islam sampai

kepada umat dan Daulah Islâm, barulah kita dapat mengemban qiyâdah

fikriyyah ke seluruh penjuru dunia. Inilah satu-satunya jalan untuk

menghasilkan kebangkitan: yaitu dengan mengemban qiyâdah fikriyyah Islam

kepada kaum muslim untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam.

Kemudian menyebarluaskannya kepada umat manusia melalalui Daulah Islâm.

از بد اجذأ ب ظش ا ػ ٠مع ٠غزطغ أ ىش اشذ ٠ خد هللا ىش ٠

اطج١ؼ ،زا ازذ٠ ح أوجش م غب س اإل رص ب م إ ح ، ام رمذ٠غ ز م ، و م

ز جذإ ف ز ح ف ا ام س ز رص ب ،ره إ زذ ب رمذ٠غ خؼ سخغ إ ، فىأ

ساء ػجبدح هللا إ ػجبدح اؼجبد ،ا رمذ٠ظ ابط م رمذ٠ظ ، بد هللا إ رمذ٠ظ ٠ آ

لبد خ ا ،وال ٠غزطغ امعبء ػ فطشح ازذ٠ سخؼ١ب ف ره. ب ،فىب ب ز إ

غ زه وبذ ل١بدر افىش٠خ رخزف ٠السخؼ١ب. غبطخ رس ثب غب وبذ ل١بدح ،غج١ؼخ اإل

ب ز١خ فطش٠خ خفمخ ١ػ١خ ب وبذ ام١بدح افىش٠خ ف اش ج١خ. ب ،ع ب ٠زس١ إ

ؼذح ،ثب ادبئؼ١ رغز ، اجب ،اخبئف١ ،ئغ١ خفع غه ثب ا ٠ز ف ، خفم ا

ػ١ب ،اس١بح اسبلذ ثبشزر اؼم صبث ،ا افىش ز١ ر زز ٠مبي إ

أظ ثبظش٠خ اذ٠بىز١ى١خ از ل ؼب. ٠زشذ ثطالب ثشبدح اسظ اؼم ش ش١ئ فغبدا

جذئب ح إلخعبع ابط ثبم ع ٠ اعغػ اىجذ ، ب وب ساد ، وبذ اث

عبئب. ،امالل أ ازخش٠ت االظطشاة

Terjemahannya: Akan tetapi ketika muncul ideologi (dialektika)

materialisme, yang mengingkari adanya Allah dan ruh, ternyata ide ini tidak

mampu memusnahkan kecenderungan beragama. Ideologi ini hanya bisa

mengalihkan pandangan manusia kepada satu kekuatan yang lebih besar

dibandingkan dirinya dan mengalihkan perasaan taqdis kepada kekuatan besar

tersebut. menurut mereka, kekuatan itu berada di dalam ideologi dan diri para

pengikutnya. Mereka membatasi taqdis hanya pada keduan unsur tersebut. Ini

berarti mereka telah mengembalikan manusia ke masa silam, mengalihkan

penyembahan kepada Allah ke penyembahan makhluk-makhluk-Nya; dari

pengagungan terhadap ayat-ayat Allah kepada pengkultusan terhadap doktrin-

doktrin yang diucapkan makhluk-makhluk-Nya. Semua ini menyebabkan

kemunduran manusia ke masa silam. Mereka tidak mampu memusnahkan

fitrah beragama, melainkan hanya mengalihkan fitrah manusia seara keliru

kepada kesesatan dengan mengembalikannya ke masa silam. Berdasarkan hal

ini, qiyadah fikriyah-nya telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. Malah dengan

berbagai tipu muslihat, mereka mengajak orang-orang untuk menerimanya;

Page 272: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxvii

dengan mendramatisir kebutuhan perut mereka menarik orang-orang yang

lapar, pengecut, dan sengsara. Ideologi ini dianut oleh orang-orang yang

bermoral bejat, orang-orang yang benci terhadap kehidupan, termasuk orang-

orang sinting yang tidak waras cara berfikirnya agar mereka dapat digolongkan

ke jajaran kaum intelektual tatkala mereka mendiskusikan dengan angkuh

tentang teori dialektika. Padahal kenyataannya, dialektika materialisme paling

terlihat kerusakan dan kebathilannya, dan dengan sangat mudah dapat

dibuktikan oleh perasaan dan akal. Supaya manusia tunduk pada ideologi ini,

maka mereka dipaksa melalui kekuatan fisik. Berbagai tekanan, intimidasi,

revolusi, menggoyang, merobohkan, dan mengacaukan merupakan sarana-

sarana penting untuk mengembangkan ideologi tersebut.

فطشح ازذ٠ از خبفخ فطشح اإلغب ،وزه وبذ ام١بدح افىش٠خ شأعب١خ

ف اس١بح ألػب وب رجشص ف ازمذ٠ظ رجشص ف رذث١ش اإلغب فطشح ازذ٠ ،أل

ثزا ازذث١ش ٠م ز١ ربلع ساخزالف ،ظ الثذ أ ٠ى زا ا٠خ اؼدض. زه وب

ف اس١بح. ف اذثش ألػبي اإلغب . اذ٠ اس١بح خبف فطشح اإلغب ػ ئثؼبد اذ٠

أػبي اس١بح اذ١ب ػجبداد ث ؼ خؼ ف اس١بح ١ظ ؼ خد اذ٠ ػ أ

ف اإلغب از ٠ؼبح شبو از أش هللا ث اظب ف اس١بح خؼ خد اذ٠

،س١بح ا سد بف فطشح اإلغب ػم١ذح لش صبدس ػ صبدس ،زا اظب فئثؼبد أخز ظب

خبف فط افك غش٠ضح ازذ٠ . ػم١ذح ال ر زه وبخ ام١بدح افىش٠خ شح اإلغب

بز١خ فطش٠خ خفمخ اس١بح أل ،اشأعب١خ ػ ف ،ب ل١بدح عج١خ ف فصب اذ٠

اس١بح ػ غأخ فشد٠خ ،إثؼبدب ازذ٠ خؼؼ ، ػ از أش هللا ث ف إثؼبدب اظب

. اإلغب شبو ؼبدخ

Terjemahannya: Demikian pula qiyâdah fikriyyah kapitalisme

bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama. Naluri beragama

tampak dalam aktivitas pen-taqdis-an; di samping juga tampak dalam

pengaturan manusia terhadap aktivitas hidupnya. Akan tampak perbedaan dan

pertentangannya tatkala pengaturan itu berjalan. Hal ini menunjukkan tanda

kelemahan manusia dalam mengatur aktivitasnya. Karena itu, keberadaan

agama harus dapat mengatur seluruh amal perbuatan manusia dalam

kehidupan. Menjauhkan agama dari kehidupan jelas bertentangan dengan fitrah

manusia. Namun bukan berarti adanya agama dalam kehidupan menjadikan

seluruh amal perbuatan manusia terbatas hanya pada aktivitas ibadah saja. Arti

penting agama dalam kehidupan adalah untuk mengatasi berbagai persoalan

hidup manusia sesuai dengan peraturan yang Allah perintahkan. Peraturan dan

sistem ini lahir dari akidah yang mengakui apa yang terkandung dalam fitrah

manusia, yaitu naluri beragama. Menjauhkan peraturan Allah dan mengambil

Page 273: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxviii

peraturan yang lahir dari akidah yang tidak sesuai dengan naluri beragama

adalah bertentangan dengan fitrah manusia. Demikian pula qiyâdah fikriyyah

kapitalisme bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu naluri beragama. Maka

dari itu, qiyâdah fikriyyah kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah

manusia. Ia adalah qiyâdah fikriyyah negatif, yang memisahkan antara agama

dengan kehidupan; menjauhkan aktivitas beragama dari kehidupan;

menjadikan masalah agama sebagai masalah pribadi (bukan masalah

masyarakat); sekaligus menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan, yang

dapat memecahkan persoalan hidup manusia.

٠خ ١ظ ػ اؼم ج١خ ػ ابد ػ١خ ف ١ ب ام١بدح افىش٠خ اش ،أ ص ر إ

افىش ،إ١ب اؼم ح لج د ابد خ ي ث ب رم ا ،أل ب ،ألش١بء ثدؼب أص أ ٠خ. بد ف

اضاع اذا ا ذ إ١ ص ج١خ ػ اعػ از ر ب١خ ف ز ام١بدح افىش٠خ اشأع

سخبي اى١غخ سخبي افىش ث١ ح لش ػذ ش زح ف ،اعز خ. زه وبذ أ اذ ػ اذ٠ ص

خفمز١ ١ػ١خ اشأعب١خ اش افىش٠زب غ افطشح ،ام١بدرب زبلعزب ب غ١ش ،أل

. ػ اؼم ج١ز١

Terjemahannya: kepemimpinan ideologis komunisme bersandar pada

materialisme bukan berdasarkan akal, sekalipun dihasilkan oleh akal.

Komunisme menyatakan bahwa materi itu ada sebelum adanya pemikiran

(pengetahuan). Segala sesuatu berasal dari materi, itulah materialisme.

Sedangkan kepemimpinan ideologis kapitalisme bersandar pada pemecahan

jalan tengah (kompromi) yang dicapai setelah terjadinya pertentangan yang

berlangsung hingga berabad-abad antara para pendeta gereja dan cendikiawan

Barat, yang kemudian menghasilkan pemisahan agama dari negara.

Kepemimpinan ideologis komunisme dan kapitalisme telah gagal. Keduanya

bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak dibangun berdasarkan akal. (71)

ج١خ ر ١ػ١خ ام١بدح افىش٠خ اش ه: أ ٠خ الػ اؼم ،ػ ابد ي إ ب رم أل

ح رغجك افىش بد ،ا رغجك اؼم افىش ،أ خذ ث بؽ ر ؼىظ ػ اذ ر ح ز١ زه فببد ،

. أ ؼىغذ ػ١ ح از ا ش ف ابد بؽ فال ٠خذ فىش ف١فى ح ػ اذ ؼىبط ابد ا زه ،ب لج

ح بد ػ ا ج ش١ئ ٠خ ،فى بد ا ػ١خ ام١بدح افىش٠خ اش١ػ١خ أ اؼم١ذح اش١ فأص

١ظ افىش.

Terjemahannya: Bahwa qiyadah fikriyah komunisme dibangun

berlandaskan materialisme bukan akal adalah karena ideologi ini menyatakan

bahwa materi mendahului pemikiran (pengetahuan). Jadi, tatkala materi

terefleksi ke dalam otak, maka akan menghasilkan pemikiran; kemudian otak

akan memikirkan/mempertimbangkan hakekat materi yang direfleksikan ke

Page 274: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xxxix

otak. Sebelum hal itu terjadi, tidak akan muncul pemikiran. Dengan demikian,

segala sesuatu dibangun atas materi. Jadi, dasar akidah komunisme adalah

materi bukan pemikiran.

بؽ اط إ اذ عبغخ اس الغ ث اسظ ثب م اإلدسان افىش أ أ فبؼم ػ١

ػ ره فبم١بدح افىش٠خ اش١ػ١ الغ. عبغزب ا بد عبثمخ ٠فغش ث ؼ د خ خطئ خ خ

فبعذح ، ج١خ ػ اؼم ب غ١ش ذب فبعذ. ،أل ػ ؼ افىش اؼم ب أ و

Berdasarkan hal ini, maka akal, fikr (pemikiran), dan idrak (pemahaman),

terjadi dengan pencerapan terhadap fakta melalui panca indera ke otak, disertai

dengan pengetahuan (informasi) yang diperoleh sebelumnya, yang dapat

menjelaskan (hakekat) kenyataan tersebut. Dengan demikian qiyadah fikriyah

komunis jelas-jelas keliru dan rusak, karena tidak dibangun berdasarkan akal.

Sama rusaknya dengan pengertian mereka tentang pemikiran dan akal.

سخبي اى١غخ عػ ث١ ا ج١خ ػ اس ب١خ وزه ام١بدح افىش٠خ اشأع

ش٠ فى ش ػذ ،ا ب ثؼذ ره اصشاع اؼ١ف از اعز فئ سخبي اذ٠ ث١ ح لش

ش٠ فى ا اس١بح ، ػ ٠ اذ فص عػ ا إ ز ص ،ر ٠ خد اذ االػزشاف ث أ

اس١بح ب فص ػ ج١خ ،ظ ام١بدح افىش٠خ رى زه ،ػ اؼم ز ب إ

ذ عػ أص١خ ػ ا عػ. زه دذ فىشح اس ز اسك ،رشظ١خ أ ث١ ث ٠مش ف

عػ ثس اجبغ ، اظال اس ث١ عػ اس ،ثس غ أ خد عػ غ١ش ، ا أل

اجبغ ب اسك أ غئخ إ اىفش ،ا أ ب ب اإل٠ إ ، اظال ب اس أ إ عػ ، ا اس ى

افىش٠خ أثؼذ ل١بدر ػم١ذر ا ػ١ اسك از ث ػ ، ب اإل٠ ػ اس ، ػ زه ،

. ج١خ ػ اؼم ب غ١ش افىش٠خ فبعذح أل وبذ ل١بدر

Terjemahannya: Demikian pula halnya dengan qiyadah fikriyah kapitalisme

yang dibangun berdasarkan jalan tengah (kompromi) antara tokoh-tokoh gereja

dengan cendikiawan, setelah sebelumnya terjadi pergolakan dan perbedaan

pendapat yang sengit dan berlangsung terus menerus selama beberapa abad.

Jalan tengah itu adalah pemisahan agama dari kehidupan, yaitu mengakui

keberadaan agama secara tidak langsung, tetapi dipisahkan dari kehidupan.

Jadi, qiyadah fikriyah ini tidak dibangun berlandaskan akal, tetapi dibangun

atas dasar persetujuan kedua belah pihak sebagai jalan tengah. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pemikiran jalan tengah merupakan hal yang

mendasar bagi mereka. Mereka mencampuradukan antara haq dan bathil,

antara keimanan dengan kekufuran, cahaya dengan kegelapan; dengan

menempuh jalan tengah. Padahal jalan tengah itu tidak ada faktanya.

Persoalannya adalah tinggal memilih tindakan yang jelas. Apakah yang haq

atau yang bathil, iman ataukah kufur, cahaya ataukah kegelapan. Tetapi jalan

Page 275: WACANA FUNDAMENTALISME DALAM KITAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40871...sebagai cita-cita perjuangan penulis teks dan kelompok keagamaan Hizbut Tahrir. Secara

xl

tengah (kompromi) yang diatasnya terdapat bangunan akidah dan qiyadah

fikriyah mereka, telah menjauhkannya dari kebenaran, keimanan, dan cahaya.

Karena itu, qiyadah fikriyah kapitalisme rusak, karena tidak dibangun

berlandaskan akal.

افطشح ب رخبفب ب١خ فئ ػ١خ اشأع ١ اش افىش٠ز١ ام١بدح افىش٠خ ،ام١بدر١ أل

طمب خد اذ٠ ىش ١ػ١خ ر ،اش رسبسة اإلػزشاف ث غ ، رزبلط ام١بدح ف افطشح.

ىش ال ر ٠ ب١خ الرؼزشف ثبذ ع ،افىش٠خ اشأع ظ ىبس إ أ اإلػزشاف ث ال ردؼ

اس١بح ،ثسث ػ اذ٠ خة فص ي ث ب رم ،ى ٠ى رش٠ذ أ ثسثب ف ع١ش اس١بح فؼ

ث ٠ ذ فطشح ،الشأ بلط زا ، . غب بلعخ فطشح اإل ب. زه وبذ ثؼ١ذ ػ

Terjemahannya: Kedua ideologi ini bertentangan dengan fitrah manusia.

Qiyadah fikriyah komunisme mengingkari adanya agama secara mutlak bahkan

menentang pengakuan akan adanya agama. Ia bertentangan dengan fitrah

manusia. Sedangkan qiyadah fikriyah kapitalisme tidak mengakui peranan

agama, namun tidak pula mengingkarinya. Malahan tidak menjadikan

pengakuan atau pengingkaran terhadap agama sebagai sesuatu yang penting.

Qiyadah fikriyah ini hanya mengharuskan pemisahan agama dari kehidupan.

Perjalanan hidup manusia berlandaskan manfaat belaka, yang hal itu tidak ada

hubungannya dengan agama. Dari sini jelas bahwa qiyadah fikriyah

kapitalisme bertentangan dengan fitrah manusia.

Skema penutup teks tema kedua menyimpulkan, bahwa:

ح اإلعال ال ثبذػ ١خ زال وب ام١بدح افىش٠خ اإلعال إ ره إال ثس ،العج١

ىب ال ف و وب خ ثدػب ،ثئ٠دبد اإلعال ام١بدح افىش٠خ إ األ ز زم زز إرا ا

١خ عخ: ،إ اذخ اإلعال ز١ذ ا اغج١ . زا ام١بدح افىش٠خ إ اؼب ب ثس ل

ام العزئبف اس١بح اإلعال١خ ز ،١بدح افىش٠خ اإلعال١خ غ١ ب بط وبفخ ػ ز ث

١خ. خ اإلعال غش٠ك اذ

Terjemahannya: Tidak ada jalan menuju kearah itu melainkan dengan

mengemban qiyâdah fikriyyah Islam secara total, yaitu dengan cara

mendakwahkan fikriyyah Islam secara total, yaitu dengan cara mendakwahkan

Islam, serta dengan cara mewujudkan Islam secara sempurna di setiap negeri.

Apabila qiyâdah fikriyyah Islam sampai kepada umat dan Daulah Islâm,

barulah kita dapat mengemban qiyâdah fikriyyah ke seluruh penjuru dunia.

Inilah satu-satunya jalan untuk menghasilkan kebangkitan: yaitu dengan

mengemban qiyâdah fikriyyah Islam kepada kaum muslim untuk

melangsungkan kembali kehidupan Islam. Kemudian menyebarluaskannya

kepada umat manusia melalalui Daulah Islâm.