Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah...

43
Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Wacana Disusun oleh Yoke Ana Marlina 2601411062 Rombel 3 FAKULTAS BAHASA DAN SENI

description

Analisis Wacana Berita Berbahasa Jawa

Transcript of Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah...

Page 1: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik

Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Wacana

Disusun oleh

Yoke Ana Marlina

2601411062

Rombel 3

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Stasiun televisi lokal berbasis bahasa Jawa sudah dapat disaksikan oleh

seluruh masyarakat Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, maupun masyarakat

nasional. Tidak berbeda dengan stasiun televisi nasional, stasiun televisi juga

menyajikan program unggulan yang bersifat informatif maupun menghibur. Salah

satu stasiun televisi lokal adalah Cakra Semarang TV yang juga meempunyai

program unggulan bersifat informatif yaitu Pawartos Jawi Tengah tayang setiap

hari senin sampai jumat.

Menarik atau tidaknya berita sangat bergantung pada kejelasan,

keakuratan berita, kekinian berita, dan pembawaan berita. Sebuah berita dikatakan

baik apabila berita tersebut mampu diterima oleh masyarakat, artinya berita

tersebut jelas dan akurat. Melalui siaran berita diharapkan dapat memperkaya

pengetahuan masyarakat serta dengan pesan yang disampaikan akan mampu

memberikan dampak ke arah positif pada masyarakat. Misalnya pesan yang

terdapat pada berita kriminal diharapkan dapat menjadikan masyarakat lebih

waspada.

Bahasa pada berita, khususnya media elektronik mempunyai bentuk

komunikasi yang khas. Bahasa komunikasi yang dimaksud adalah gaya

pembacaan pembawa berita, bahasa dalam berita, diksi yang dipakai dalam berita,

dan ilustrasi musik. Salah satu siaran berita Pawartos Jawi Tengah adalah berita

Page 3: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

tentang penghapusan sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) oleh

Mahkamah Konstitusi.

Pembawa berita membacakan berita dengan intonasi yang baik dan

dengan jeda yang tepat, sehingga menjadikan pesan dari berita tersebut dapat

diterima oleh masyarakat. Ilustrasi musik pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah

yang khas dengan aksen musik Jawa dapat berfungsi sebagai apersepsi bagi

pendengar.

Berdasar uraian tersebut, dapat disimpulkan jika wacana berita dari

media eletronik menarik untuk diletiti. Analisis makrostruktural dalan siaran

berita Pawartos Jawi Tengah dengan topik penghapusan RSBI oleh Mahkamah

Konstitusi dijadikan sebagai topik dalam penelitian ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasar uraian latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan “Bagaimana analisis makrostruktural siaran berita Pawartos Jawi

Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasar uraian rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

“Menganalisis makrostruktural siaran berita Pawartos Jawi Tengah dengan topik

penghapusan sekolah RSBI”.

1.4. Manfaat Penelitian

Page 4: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat bagi bidang kajian ilmu wacana sebagai disiplin

ilnu linguistik yang memusatkan perhatiannya pada paparan bahasa dalam

peristiwa komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan para pembaca, peneliti dan pemerhati bbahasa,

terutama yang tertarik dalam bidang wacana agar menggunakan pilihan kata yang

tepat sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tepat sasaran dan mampu

memberikan pengaruh positif.

Page 5: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

BAB 2

KAJIAN TEORI

1.1. Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan penelitian bahasa tentang wacana yang

mengambil objek kajian wacana berita lisan dalam media elektronik, khususnya

televisi. Penelitian mengenai wacana pernah dilakukan oleh beberapa peneliti.

Beberapa pustaka yang memberi sumbangan terhadap penelitian ini adalah

Sumarlam (2003), Rustono (1999), dan Mustikaningrum (2012).

Sumarlam (2003) dalam bukunya yang berjudul Teori dan Pratik

Analisis Wacana yang dijelaskan dalam dua bagian. Bagian pertama menjelaskan

konsep dasar teori analisis wacana, dan bagian kedua memaparkan praktik analisis

berbagai jenis wacana yang terdapat dalam media cetak maupun media elektronik

dan karya sastra, serta analisis secara microstruktural maupun makrostruktural.

Kelebihan dari buku ini terletak pada sepuluh objek kajian wacana, baik

analisis wacana yang berkenaan dengan karya sastra, media cetak, maupun media

elektronik. Praktik analisis wacana yang terdiri dari sepuluk objek kajian wacana

merupakan hasil analisis pengarang yang dibukukan. Sumarlam menggunakan

konteks situasi untuk menganalisis wacana berita pada media elektronik. Untuk

itu peneliti menggunakannya sebagai acuan dalam menganalisis wacana berita

pada media elektronik.

Rustono (1999) dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Pragmatik

menjelaskan pokok-pokok pragmatik yang meliputi konteks dan situasi tutur;

Page 6: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

prinsip percakapan; dan implikatur percakapan. Kelebihan dari buku ini adalah

materi-materi disajikan secara jelas dengan contoh-contohnya, sehingga mudah

dipahami. Peneliti menggunakan materi konteks dan situasi tutur sebagai acuan

dalam menganalisis wacana berita pada media elektronik.

Mustikaningrum (2012) dalam skripsinya yang berjudul Wacana Iklan

Berbahasa Jawa pada Majalah Panjebar Semangat yang menyimpulkan bahwa

jenis wacana iklan yang terdapat pada majalah Panjebar Semangat tahun 2010-

2012 berdasarkan bidang isi pesan yaitu iklan lomba, iklan media, iklan duka cita,

iklan perkawinan, iklan kesehatan, iklan ulang tahun, iklan perbaikan, dan iklan

jasa. Selain itu, Mustikaningrum juga menyimpulkan bahwa pilihan kata dalam

wacana iklan berbahasa Jawa di majalah Pnjebar Semangat tahun 2010-2012

memenuhu syarat ketepatan pemilihan kata. Syarat ketepatan pilihan kata yaitu 1)

pembeda kata umum dan kata khusus; dan 2) memperhatikan kelangsungan

pilihan kata.

Relefansi penelitian Mustikaningrum dengan penelitian ini adalah sama-

sama mengkaji wacana. Perbedaannya terletak pada jenis dan sumber wacana.

Dalam penelitian Mustikaningrum mengkaji wacana berita pada majalah Panjebar

Semangat, sedangkan penelitian ini mengkaji wacana berita pada siaran berita

Pawartos Jawi Tengah stasiun televisi Cakra Semarang TV. Kelebihan dari

penelitian Mustikaningrum terletak pada pemaparan hasil analisis pemilihan kata

yang disajikan secara lengkap.

1.2. Kerangka Teori

Page 7: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

1.2.1. Pengertian Wacana

Edmondson (1981) dalam Sumarlam, 2003:5 menjelaskan bahwa wacana

adalah suatu peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku

bahasa atau yang lainnya. Berdasar definisi tersebut, Edmondson menekankan

adanya sifat keteraturan peristiwa yang dinyatakan dengan bahasa di dalam

wacana.

Kridalaksana (1983) dalam Sumarlam, 2003:5 menjelaskan bahawa

wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan

satuan tertinggi. Tarigan dalam bukunya Pengajaran Wacana (1987:27, seperti

yang dikutip oleh Sumarlam, 2003:7) menyatakan bahwa wacana adalah satuan

bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan

koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan

akhir nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.

Berdasar uraian diatas wacana sebagai satuan gramatikan yang lengkap

berarti di dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran atau ide yang utuh, yang

bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana

lisan), tanpa keraguan apapun.

1.2.2. Jenis Wacana

Wacana dapat diklasifikasikan menjadi berbagai jenis menurut dasar

pengklasifikasiannya. Berikut pengklasifikasian jenis wacana.

1.2.2.1. Wacana berdasarkan bahasa yang dipakai:

1. Wacana bahasa nasional (Indonesia),

Page 8: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

2. Wacana Bahasa lokal atau daerah,

3. Wacana bahasa Internasional (Inggris),

4. Wacana bahasa lainnya, seperti bahasa Belanda, Jerman, Perancis, dan

sebagainya.

1.2.2.2. Wacana berdasarkan media yang digunakan:

1. Wacana tulis, artinya wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau

melalui media tulis.

2. Wacana lisan, artinya wacana yang disampaikan dengan bahasa lisan

atau media lisan.

1.2.2.3. Wacana berdasarkan sifat atau jenis pemakaiannya:

1. Wacana monolog, artinya wacana yang disampaikan oleh seorang diri

tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung,

2. Wacana dialog, artinya wacana yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

secara langsung (percakapan).

1.2.2.4. Wacana berdasarkan bentuk:

1. Wacana puisi, artinya wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi

seperti geguritan dan tembang.

2. Wacana prosa, artinya wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa

seperti cerpen, artikel, dan novel.

3. Wacana drama, artinya wacana yang disampaikan dalam bentuk drama

seperti ketoprak dan wayang.

1.2.2.5. Wacana berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya:

Page 9: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

1. Wacana narasi, artinya wacana yang mementingkan urutan waktu,

dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.

2. Wacana deskripsi, artinya wacana yang bertujuan melukiskan,

menggambarkan, atau memerikan sesuatu menurut apa adanya.

3. Wacana eksposisi, artinya wacana yang berorientasi pada pokok

pembicaraan, dan bagian-bagiannya diikat secara logis.

4. Wacana persuasi, artinya wacana yang bersifat ajakan atau nasihat,

biasanya ringkas dan menarik, serta bertujuan untuk mempengaruhi

secara kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat atau

ajakan tersebut.

5. Wacana argumentasi, artinya wacana yang berisi ide atau gagasan yang

dilengkapi data-data sebagai bukti, dan bertujuan meyakinkan pembaca

akan kebenaran ide atau gagasannya.

4.1.1. Analisis Wacana

Objek analisis wacana adalah segala wacana yang berjenis lisan maupun

tulis. Wacana dapat dianalisis secara mikrostruktural maupun makrostruktural.

Analisis mikrostruktural meliputi aspek gramatikal dan leksikal sedangkan

analisis makrostruktural menitikberatkan pada garis besar susunan

wacana itu secara global untuk memahami teks secara

keseluruhan. Pada analisis makrostruktural, analasis wacana

dapat meliputi konteks, campur kode, dan alih kode.

Page 10: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

4.1.2. Konteks

Sumarlam (2003:47) berpendapat bahwa konteks wacana

adalah aspekaspek internal wacan dan segala sesuatu yang

secara eksternal melingkupi sebuah wacana. Berdasarkan

pengertian tersebut maka konteks wacana secara garis besar

dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu konteks bahasa

dan konteks luar bahasa. Konteks bahasa disebut ko-teks,

sedangkan konteks luar bahasa disebut dengan konteks situasi

dan konteks sosial-budaya. Menurut Alwi et al. (1998:421) dalam

Rustono, 1999:21, konteks terdiri atas unsur-unsur seperti

situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat adegan, topik,

peristiwa, bentuk amanat, kode dan sarana. Selanjutnya delapan

unsur tersebut disebut fatkor peristiwa tutur.

Menurut Hymes (1968) dalam Rustono, 1999:21 delapan

faktor yang menandai keberadaan peristiwa tutur , yakni : (1)

setting atau scene yaitu tempat dan suasana peristiwa tutur; (2)

participant yaitu penutur, mitra tutur, atau pihak lain; (3) end

atau tujuan; (4) act, yaitu tindakan yang dilakukan penutur di

dalam peristiwa tutur; (5) key, yaitu nada suara dan ragam

bahasa yang digunakan di dalam mengekspresikan tuturan dan

cara mengekspresikannya; (6) instrumen, yaitu alat atau tulis,

melalui telepon atau bersemuka; (7) norm atau norma, yaitu

aturan permainan yang harus ditaati oleh setiap peserta tutur;

Page 11: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

dan (8) genre, yaitu jenis kegiatan seperti wawancara, diskusi,

kampanye, dan sebagainya.

4.1.2.1. Konteks Situasi

Konteks situasi adalah lingkungan sosial di mana wacana

itu berada. Konteks situasi merupakan kerangka sosial yang

digunakan untuk membuat dan memahami wacana dengan

tepat, dalam pengertian sesuai dengan konteksnya (Eggins

dalam Andriany, 2011:33). Sebagai kerangka untuk membuat

wacana, konteks situasi itu merupakan faktor eksternal yang

secara tidak langsung terlibat dalam isi wacana itu sendiri.

Dengan kata lain, konteks situasi juga menjadi bagian dari isi

wacana tersebut meskipun tidak dapat dilihat secara konkret.

Realisasi keterlibatan konteks situasi dalam wacana adalah

dalam bentuk pemunculan pola-pola realisasi di tingkat bahasa.

Situasi merupakan lingkungan tempat teks. Konteks situasi

adalah keseluruhan lingkungan, baik lingkungan tutur (verbal)

maupun lingkungan tempat teks itu diproduksi (diucapkan atau

ditulis).

4.1.2.2. Konteks Sosial-Budaya

Page 12: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Menurut Syafi’ie (dalam Mulyana, 2005: 24), konteks

sosial yaitu relasi sosio-kultural yang melengkapi hubungan

antarpelaku atau partisipan dalam percakapan. Sedangkan

menurut Saragih (2006:224), konteks sosial-budaya adalah

hubungan setiap manusia dengan lingkungan manusia yang

memiliki arti, dan arti tersebut akan dimaknai oleh orang-orang

yang saling berinteraksi dengan melibatkan lingkungan arti

tersebut. Konteks sosial-budaya menentukan apa yang dapat

dimaknai melalui (i) wujud ‘siapa penutur itu’, (ii) tindakan ‘apa

yang penutur lakukan’, dan (iii) ucapan ‘apa yang penutur

ucapkan’ (Halliday dan Hasan, 1978:110). Selanjutnya, Halliday

(1985:505) berpendapat bahwa konteks sosial-budaya dapat

berupa konvensi-konvensi sosial budaya yang melatarbelakangi

terciptanya sebuah wacana, yaitu dunia di luar bahasa. Konteks

sosial-budaya tergambar dalam genre atau jenis teks, seperti

narasi, eksposisi, prosedur, laporan, dan sebagainya. Jenis teks

dalam penelitian ini yaitu teks berita atau wacana eksposisi yang

memiliki bentuk komunikasi yang khas karena bahasanya lugas

dan jelas berdasarkan fakta.

4.1.3. Campur Kode

Di dalam campur kode ciri-ciri ketergantungan ditandai dengan adanya

hubungan timbal balik antara peranan dan fungsi kebahasaan. Peranan maksudnya

Page 13: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

yang menggunakan bahasa tersebut, sedangkan fungsi kebahasaan berarti apa

yang hendak dicapai oleh penutur dengan tuturannya. Seorang penutur yang

banyak menguasai bahasa akan mempunyai kesempatan bercampur kode lebih

banyak daripada penutur yang hanya menguasai satu atau dua bahasa saja. Tetapi

tidak berarti bahwa penutur yang menguasai lebih banyak bahasa selalu banyak

bercampur kode. Sebab yang hendak dicapai oleh penutur dengan tuturannya

sangat menentukan pilihan kebahasaannya.

Ciri-ciri yang lain adanya gejala campur kode ialah bahwa unsur-unsur

bahasa atau variasi-variasinya yang menyisip didalam bahasa lain tidak lagi

mempunyai fungsi tersendiri. Unsur-unsur itu telah menyatu dengan bahasa yang

disisipinya dan secara keseluruhan hanya menduduki satu fungsi.

Beberapa ahli sosiolinguistik yang memberi batasan campur kode antara

lain (Suwito 1985 : 76) memberikan batasan campur kode sebagai pemakaian dua

bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke

dalam bahasa yang lain secara konsisten.

Nababan (1984 : 32) menyatakan bahwa campur kode terjadi bilamana

orang mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran

bahasa. Adapun ciri yang menonjol dalam campur kode ini adalah kesantaian atau

situasi informal. Misalnya ada seorang penutur yang dalam pemakaian bahasa

Indonesia banyak disisipi unsur-unsur bahasa Jawa / derah atau sebaliknya bahasa

daerah yang disisipkan pada bahasa Indonesia. Maka seorang penutur tersebut

Page 14: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

bercampur kode ke dalam peristiwa tersebut, sehingga akan menimbulkan apa

yang disebut bahasa Indonesia yang ke daerah-daerahan atau ke Jawa-Jawaan.

Campur kode memiliki dua tipe yaitu, campur kode kedalam (inner code

mixing) dan campur kode keluar (outer code mixing) (Suwito, 1985: 76). Campur

kode kedalam adalah campur kode yang terjadi karena penyisipan unsur-unsur

yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya. Campur kode keluar

adalah campur kode yang terjadi karena penyisipan unsur-unsur yang bersumber

dari bahasa asing.

4.1.4. Berita

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang

sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, internet, atau dari mulut ke

mulut kepada orang ketiga atau orang banyak.

Laporan berita merupakan tugas profesi wartawan, saat berita dilaporkan

oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta atau ide terkini yang dipilih secara

sengaja oleh redaksi pemberitaan untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita

yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur

berita.

Stasiun televisi biasa memiliki acara berita atau menayangkan berita

sepanjang waktu sesuai dengan sasaran penayangan berita. Program berita

Pawartos Jawi Tengah merupakan salah satu program unggulan Cakra Semarang

TV yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar. Dengan demikian

Page 15: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

menunjukkan bahwa sasaran program berita Pawatos Jawi Tengah adalah

masyarakat Jawa maupun luar Jawa yang memahami bahasa Jawa.

4.1.5. Struktur Berita Lisan

Sebuah berita harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, aktual,

dan informatif. Berbeda dengan penyusunan karangan yang lain, berita harus

memenuhi kriteria penulisan 5W+1H, yakni (1) wha, artinya apa; (2) who, artinya

siapa; (3) when, artinya kapan ; (4) where, artinya dimana; (5) why, artinya

mengapa; dan (6) how, artinya bagaimana.

4.1.6. Wacana Berita

Wacana berita merupakan wacana tulis maupun lisan yang bersifat

aktual, informatif, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Wacana berita

didalamnya harus mengandung unsur 5W+1H, yakni (1) wha, artinya apa; (2)

who, artinya siapa; (3) when, artinya kapan ; (4) where, artinya dimana; (5) why,

artinya mengapa; dan (6) how, artinya bagaimana.

Page 16: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

BAB 3

METODE PENELITIAN

a) Pendekatan Penelitian

Penelitiaan ini menggunakan pendekatan teoretis dan pendekatan

metodologis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis wacana yaitu mengkaji wacana berita dengan cara mengidentifikasi

wacana berita secara makrostruktural. Pendekatan penelitian secara metodologis

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.

Page 17: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Menurut Sukmadinata (2006: 60), penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. Pendapat lain mengenai penelitian kualitatif

diungkapkan oleh Moleong (1982: 2), pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

tidak mempergunakan perhitungan dalam mengolah data-data yang ada. Pendekatan

kualitatif digunakan pada penelitian ini karena data yang dikaji tidak mempergunakan

perhitungan akan tetapi dengan cara deskripsi dengan berupa kata-kata tertulis

ataupun lisan. Pendekatan deskriptif digunakan dalam penelitian ini karena penelitian

ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata

2006: 72). Fenomena yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis

makrostruktural wacana berita berbahasa Jawa pada siaran berita Pawartos Jawi

Tengah dengan topik penghapusan RSBI.

b) Data dan Sumber Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk

menyusun suatu informasi (Arikunto, 2010:161). Data penelitian ini berupa

wacana berita berbahasa Jawa pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah dengan

topik penghapusan RSBI.

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh

(Arikunto, 2010:172). Sumber data penelitian ini adalah siaran berita Pawartos

Jawi Tengah stasiun Cakra Semarang TV edisi 10 Januari 2013

Page 18: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

c) Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode simak dan

metode catat. Metode simak merupakan cara mengumpulkan data dengan

menyimak penggunaan kalimat (Sudaryanto 1993:133). Data yang disimak dalam

penelitian ini adalah wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah

stasiun Cakra Semarang TV edisi 10 Januari 2013. Data dikumpulkan dengan

teknik catat. Teknik pencatatan dilakukan dengan mencatat wacana berita pada

siaran berita Pawartos Jawi Tengah stasiun Cakra Semarang TV edisi 10 Januari

2013.

d) Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik pilah. Adapun yang menjadi dasar dalam memilah

atau pemisahan disesuaikan dengan sifat atau watak unsur penentu masing-masing

atau sesuai dengan kepentingan penelitian (Sudaryanto 1993:22).

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah data

yang sudah diperoleh dipilah atau dipisah sesuai dengan kebutuhan analisis

makrostruktural, kemudian mengurutkan data yang diperoleh, selanjutnya

mengidentifikasi aspek makrostruktural wacana berita meliputi konteks, campur

kode, dan komponen peristiwa tutur.

e) Teknik Pemaparan Hasil Analisis Data

Page 19: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Sudaryanto (1993: 145) menyatakan bahwa ada dua metode dan teknik

penyajian hasil analisis data yaiti metode informal dan metode informal. Metode

penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan

terminologis dengan teknis sifatnta, sedangankan penyajian formal adalah

perumusan dengan tanda dan lambang-lambang.

Pemaparan hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

penyajian informal. Penyajian analisis data berisi paparan hasil penelitian analisis

makrostruktural wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah stasiun

Cakra Semarang TV edisi 10 Januari 2013.

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Wacana Berita

Wacana yang terdapat pada siaran Pawartos Jawi Tengah dengan topik

penghapusan RSBI tergolong pada wacana berita lisan. Hal ini tampak pada isi

wacana yang berifat faktua, informatif, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Wacana dalam penelitian ini juga mengandung unsur 5W+1H, yakni (1) wha,

artinya apa; (2) who, artinya siapa; (3) when, artinya kapan ; (4) where, artinya

Page 20: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

dimana; (5) why, artinya mengapa; dan (6) how, artinya bagaimana, dimana

sebuah berita harus mengandung unsur-unsur tersebut.

4.2. Konteks Situasi

Cakra Semarabg TV merupakan salah satu stasiun televisi lokal yang

berbasis bahasa Jawa, walaupun tidak semua program menggunakan bahasa Jawa.

Cakra Semarang TV mempunyai program-program yang bersifat edukatif,

informatif, dan entertain. Salah satu program unggulan adalah program berita

Pawartos Jawi Tengah yang menggunakan bahasa Jawa.

Pawartos Jawi Tengah merupakan program berita petang berbahasa Jawa

yang dikemas secara faktual, akurat, dan merakyat mengenai kejadian dan

peritiwa di Jawa tengah serta berbagai kegiatan kebudayaan di Jawa Tengah.

Pewartos Jawi Tengah tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul 19.30.

Seperti program berita pada umumnya, Pawartos Jawi Tengah terdiri atas

ilustrasi musik opening, isi berita, dan ilustrasi musik closing. Ilustrasi musik

opening Pawartos Jawi Tengah bernuansa Jawa dengan iringan gamelan. Ilustrasi

musik opening dapat berfungsi sebagai apersepsi sehingga mampu menarik minat

penonton. Sepanjang ilustrasi musik berlangsung, terdapat ilustrasi gambar

dengan background kuning kecokelatan dengan gambar peta Jawa Tengah yang

menggambarkan isi berita merupakan peristiwa yang tejadi di daerah Jawa

Tengah. Ilustrasi gambar tulisan Pawartos Jawi Tengah menunjukkan identitas

program berita.

Page 21: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Pawartos Jawi Tengah (10/01/2013) menyajikan tujuh berita, salah

satunya bertema penghapusan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).

Pada wacana berita tersebut berisi informasi putusan Mahkamah Konstitusi yang

menghapus sekolah rintisan bertaraf internasional. Putusan MK tersebut

berdasarkan gugatan yudisial review pasal 50 ayat 3 UU NO 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Penghapusan rintisan sekolah bertaraf internasional membuat SMU N 1

Sragen kembali menjadi sekolah biasa. Hal ini menyebabkan beberapa guru dan

murid merasa kaget dan bingung.

4.3. Konteks Sosial Budaya

Bahasa dan budaya merupakan dua hal yang berhubungan sangat erat.

Bahasa dapat menunjukkan budaya, dan budaya dapat menunjukkan bahasa.

Begitu juga dengan bahasa pada wacana berita siaran berita Pawartos Jawi Tengah

dengan topik penghapusan sekolah RSBI yang menggunakan ragam bahasa Jawa

krama menunjukkan budaya yang melatarbelakangi berita tersebut adalah budaya

Jawa. Penggunaan bahasa Jawa dalam pembawaan wacana berita pada siaran

berita Pawartos Jawi Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI

menunjukkan bahwa sasaran berita adalah masyarakar Jawa, dan pembawa berita

adalah orang Jawa, meskipun teks berita tersebut tidak di bawakan secara spontan

karena sudah disusun sebelumnya oleh tim naskah.

4.4. Komponen Tutur

Page 22: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Menurut Hymes (1968) dalam Rustono, 1999:21 delapan

faktor yang menandai keberadaan peristiwa tutur, yakni: (1)

setting atau scene; (2) participant; (3) end; (4) act; (5) key; (6)

instrumen; (7) norm atau norma; dan (8) genre. Berikut

pembahasan komponen tutur wacana berita pada siaran berita Pawartos

Jawi Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI.

4.4.1. Setting atau Scene

Wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah dengan topik

penghapusan sekolah RSBI disampaikan oleh pembawa berita di dalam studio

stasiun televisi Cakra Semarang TV pada malam hari. Wacana ini merupakan

wacana berita sehingga penutur menggunakan bahasa formal, hal ini ditunjukkan

dengan penggunaan bahasa Jawa ragam krama.

4.4.2. Participant

Wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah dengan topik

penghapusan sekolah RSBI dimuat pada media elektronik, televisi, sehingga

komunikasi hanya bersifat satu arah, dan berlangsung tidak secara tidak langsung

bertatap muka. Hal tersebut berarti hanya terdapat satu penutur yakni pembawa

berita. Partisipan dalam peristiwa tutur adalah pembaca berita dan pendengar

berita. Pendengar berita yang dimaksud meliputi kru yang ada di dalam studio

televisi saat siaran berita Pawartos Jawi Tengah dengan topik penghapusan

sekolah RSBI, maupun pendengar atau penonton siaran berita Pawartos Jawi

Tengah.

Page 23: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

4.4.3. End

Tujuan penyampaian wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi

Tengah adalah untuk memberi informasi mengenai penghapusan sekolah RSBI

oleh Mahkamah Konstitusi atas gugatan yudisial berdasarkan pasal 50 ayat 3 UU

NO 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

4.4.4. Act

Penutur dalam wacana berita lisan pada siaran berita Pawartos Jawi

Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI adalah pembawa berita

menyampaikan wacana berita dengan duduk tegak dan tatapan mata yang tegas.

4.4.5. Key

Penutur atau pembawa berita menyampaikan wacana berita dengan nada

atau intonasi yang khas seperti pembacaan berita pada umumnya. Penjedaan

kalimat yang terdapat pada tuturan pembawa berita sesuai dengan ketentuan.

Ragam bahasa yang terdapat pada wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi

Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI adalah bahasa Jawa krama.

4.4.6. Instrument

Peristiwa tutur terjadi melalui media elektronik berupa telavisi. Peristiwa

tutur yang terjadi bersifat satu arah dan tidak bersemuka. Peran sebagai penutur

hanya depegang oleh pembawa berita, sedangkan pendengar atau penonton hanya

Page 24: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

berperan sebagai reseptor. Hal ini dikarenakan, pendengar atau penonton dibatasi

oleh jarak dan media.

4.4.7. Norm

Penutur atau pembawa berita pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah

dengan topik penghapusan sekolah RSBI menggunakan bahasa Jawa ragam

krama. Hal ini menunjukkan wacana tersebut sesuai dengan norma yang ada di

Jawa yakni menggunakan bahasa Jawa ragam krama untuk menghormati mitra

tutur, serta sebagai bahasa formal dimana wacana berita bersifat formal.

4.4.8. Genre

Wacana berita lisan pada siaran berita Pawartos Jawi Tengah dengan

topik penghapusan sekolah RSBI termasuk jenis monolog karena hanya pembawa

berita yang berperan sebagai penutur.

4.5. Campur Kode

Pada suatu tuturan wacana bahasa Jawa tidak jarang ditemukan campur

kode. Campur kode terjadi karena secara tidak sengaja maupun disengaja.

Fenomena campur kode pada tuturan wacana berita terjadi karena kata dari bahasa

lain terpaksa disisipkan ke dalam wacana karena kata dalam bahasa lain tersebut

tidak mempunyai kosa kata dalam bahsa Jawa atau apabila kata dalam bahasa lain

tersebut tetap diubah ke bahasa Jawa akan menjadi kalimat yang tidak selaras.

Page 25: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Berikut pembahasan campur kode wacana berita pada siaran berita Pawartos Jawi

Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI.

Kutipan 1:

Mahkamah konstitusi sampun mutusaken rintisan sekolah bertaraf

Internasional dipun hapus.

Pada dasarnya kalimat pada ujaran tersebut menggunakan bahasa Jawa.

Namun dalam ujaran pada kalimat tersebut disisipkan kata bertaraf dari bahasa

Indonesia. Hal ini menunjukan adanya campur kode kedalam berwujud kata.

Kutipan 2:

Putusan menika trep kaliyan gugatan yudisial review amrih pasal 50 ayat 3

UU NO 20 tahun 2003 babagan Sistem Pendidikan Nasional.

Pada dasarnya kalimat pada ujaran tersebut menggunakan bahasa Jawa.

Namun dalam ujaran pada kalimat tersebut disisipkan frasa Sistem Pendidikan

Nasional dari bahasa Indonesia. Hal ini menunjukan adanya campur kode

kedalam berwujud frasa.

Kutipan 3:

Keputusan kasebat nyebabaken sagunggung guru lan murid sekolah rsbi ing

Sragen shock lan sami bingung.

Page 26: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Pada dasarnya kalimat pada ujaran tersebut menggunakan bahasa Jawa.

Namun dalam ujaran pada kalimat tersebut disisipkan kata shock dari bahasa

Inggris. Hal ini menunjukan adanya campur kode kedalam berwujud kata.

Kutipan 4:

Samangke anggene kaget lan bingung amrih kebijakan penghapusan sekolah

kasebat, amargi samangke sekolah kasebat nembe dados percontohan wonten

ing Sregen menawi menika dipunjabel otomatis SMU Negeri 1 badhe mandhap

dados sekolah biasa.

Pada dasarnya kalimat pada ujaran tersebut menggunakan bahasa Jawa.

Namun dalam ujaran pada kalimat tersebut disisipkan kata percontohan dari

bahasa Indonesia. Hal ini menunjukan adanya campur kode kedalam berwujud

kata.

Kutipan 5:

Kajawi guru sagunggung murid ugi ngageni kaget amrih pembubaran RSBI

dening putusan mahkamah konstitusi piyambakipun kuwatos menawi

magenipun pembubaran menika merbawani kwalitas pendidikan lan fasilitas

ingkang sampun dipungadhahi ngantos wekdal samangke.

Pada dasarnya kalimat pada ujaran tersebut menggunakan bahasa Jawa.

Namun dalam ujaran pada kalimat tersebut disisipkan kata pembubaran dan kata

fasilitas dari bahasa Indonesia. Hal ini menunjukan adanya campur kode kedalam

berwujud kata.

Page 27: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, peneliti menarik simpulan bahwa bila

dikaji secara makrostruktural wacana pada siaran Pawartos Jawi Tengah dengan

Page 28: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

topik penghapusan sekolah RSBI tergolong dalam wacaana berita lisan. Wacana

berita pada siaran Pawartos Jawi Tengah dengan topik penghapusan sekolah RSBI

terdapat campur kode yang berbentuk kata dan frasa. Kata dan frasa tersebut

berasal dari bahasa Indonesia dan Inggris.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jalarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

Page 29: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Mustikaningrum, Novita. 2012. Wacana Iklan Berbahasa Jawa pada Majalah

Panjebar Semangat. Skripsi FBS: UNNES.

Meolong, Lexi J. 1993. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Jakarta : Gramedia.

Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Rineka

Cipta.

www.cakrasemarang.tv diakses tanggal 29 Juni 2014 pukul 11.00

www.wikipedia.org diakses tanggal 29 Juni 2014 pukul 11.00

[Lampiran transkrip wacana berita pada siaran Pawartos Jawi Tengah dengan

topik penghapusan sekolah RSBI]

Mahkamah konstitusi sampun mutusaken rintisan sekolah bertaraf Internasional

dipun hapus. Putusan menika trep kaliyan gugatan yudisial review amrih pasal 50

ayat 3 UU NO 20 tahun 2003 babagan Sistem Pendidikan Nasional. Keputusan

kasebat nyebabaken sagunggung guru lan murid sekolah rsbi ing Sragen shock lan

sami bingung

Page 30: Wacana Berita Pada Siaran Pawartos Jawi Tengah dengan Topik Penghapusan Sekolah RSBI: Sebuah Analisis Makrostruktural

Sagunggung guru lan murid SMU Negeri 1 sragen Jateng ingkang minangka salah

stunggal sekolah bertaraf internasional. Samangke anggene kaget lan bingung

amrih kebijakan penghapusan sekolah kasebat, amargi samangke sekolah kasebat

nembe dados percontohan wonten ing Sregen menawi menika dipunjabel otomatis

SMU Negeri 1 badhe mandhap dados sekolah biasa. Samangke sekolah RSBI

nengga putusan saking dinas pendidikan babagan nasib piyambakipun mengajeng.

Kajawi guru sagunggung murid ugi ngageni kaget amrih pembubaran RSBI

dening putusan mahkamah konstitusi piyambakipun kuwatos menawi magenipun

pembubaran menika merbawani kwalitas pendidikan lan fasilitas ingkang sampun

dipungadhahi ngantos wekdal samangke.

Guru: Ya sempat bingung dan kaget dalam arti nanti kedepannya arahnya mau

kemana. Tadinya RSBI acuannya ke SBI, dengan SBI mungkin gambaran kita

menyamakan standar jika sekolah keluar negeri.

Sinaosa sampun dipun hapus pihak sekolah badhe tetep mlampah kados

pranatanipun kalebet materi pelajaran ngantos fasilitas ingkang sampun wonten

ngantos keputusan saking dinas sampun ditampi.