(Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung...

58
DISTRIBUSI DAN DIVERSITAS SERANGGA TANAH PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI GUNUNG KLABAT SULAWESI UTARA OLEH : WA ODE HASNAWATI 071012002 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2011

Transcript of (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung...

Page 1: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

DISTRIBUSI DAN DIVERSITAS SERANGGA TANAH

PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI GUNUNG KLABAT

SULAWESI UTARA

OLEH :

WA ODE HASNAWATI

071012002

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2011

Page 2: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

DISTRIBUSI DAN DIVERSITAS SERANGGA TANAH

PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI GUNUNG KLABAT,

SULAWESI UTARA

WA ODE HASNAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains pada

Program Studi Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2011

Page 3: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

i

RINGKASAN

Wa Ode Hasnawati, Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe

Habitat Di Gunung Klabat, Sulawesi Utara. Di bawah bimbingan

Farha N.J. Dapas, S.Si. M.Env. Stud, sebagai Ketua. Dr. Roni Koneri, S.Pd., M.Si

dan Adelfia Papu, S.Si., M.Si, sebagai Anggota.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi dan diversitas serangga tanah

pada habitat kebun, semak dan hutan sekunder di Gunung Klabat, Sulawesi Utara.

Metode yang digunakan adalah metode survei. Pengambilan sampel dengan

menggunakan perangkap jebak (pitfall trap). Analisis data yang digunakan

kepadatan, frekuensi, nilai penting dan Indeks keragaman/Shannon.

Hasil penelitian ditemukan 8 order, 15 family, 23 genus dan 5383 individu. Family

yang paling banyak ditemukan adalah formicidae 3340 individu, sedangkan yang

sedang yaitu Staphylinidae 260 individu dan paling sedikit family Thysanura dengan

jumlah 58 individu. Kehadiran genus serangga tanah pada setiap tipe habitat sangat

bervariasi. Ada genus yang ditemukan pada ketiga tipe habitat, ada yang hanya

ditemukan pada dua tipe habitat dan bahkan ada yang menghuni hanya pada satu tipe

habitat. dan diversitas tertinggi di habitat hutan sekunder (2.73 pada malam hari dan

2.66 pada siang hari), sedangkan yang terendah di habitat kebun (2.06 pada malam

hari dan 2.18 pada siang hari). Nilai Indeks Shannon masih berada dalam kategori

keanekaragaman sedang yang nilainya berkisar antara 1.5-3.5.

Page 4: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe

Habitat Di Gunung Klabat, Sulawesi Utara.

Nama : Wa Ode Hasnawati

NRI : 071012002

Program Studi : Biologi

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Farha N.J. Dapas, S.Si. M.Env. Stud Ketua

Dr. Roni Koneri, S.Pd., M.Si Adelfia Papu, S.Si., M.Si

Anggota Anggota

Ketua Program Studi Biologi Dekan F-MIPA UNSRAT

Ir. Feky Mantiri, M.Sc., Ph.D Prof. dr. Edwin de Queljoe, M.Sc., Sp.And NIP : 19670201 199203 1 003 NIP : 19510612 198103 1 006

Tanggal lulus : 26 September 2011

Page 5: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Masohi pada tanggal 7 Juli 1989. Penulis merupakan anak

pertama dari lima bersaudara dan anak dari pasangan La Ode Bolo dan Salmia.

Tahun 200l penulis menyelesaikan studi di SD Negeri 2 Suli Salahutu, Maluku

Tengah. Tahun 2004 penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 1 Tidore, Maluku

Utara dan masuk SMA Negeri 1 Tidore, Maluku Utara dan lulus tahun 2007. Pada

tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk UNSRAT melalui Program Tumou Tou

(T2) dan memilih F-MIPA dengan Program Studi Biologi.

Selama mengikuti perkuliahan penulis dibimbing oleh dosen wali yaitu Prof. dr.

Edwin de Queljoe, M.Sc., Sp.And. Pada tahun 2008 penulis menjadi anggota

Himpunan Mahasiswa Biologi (Hibiscus rosa-sinensis) dan anggota Biro Kerohanian

Islam (BKI). Selanjutnya pada tahun 2009-2010 menjadi pengurus Himpunan

Mahasiswa Biologi (Hibiscus rosa-sinensis).

Tahun 2010 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata-Terpadu (KKN-T) angkatan 89

yang ditempatkan di posko UNSRAT 13 Kecamatan Malalayang Kota Manado.

Page 6: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat Rahmat dan

HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Distribusi

Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat,

Sulawesi Utara”.

Dengan penuh rasa hormat dan cinta kasih kupersembahkan skripsi ini untuk kedua

orang tua penulis dan adik-adikku yang tidak pernah berhenti memberikan kasih

sayang, motivasi, semangat serta doa sepanjang hidup penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dekan F-MIPA UNSRAT Prof. dr. Edwin de Queljoe, M.Sc., Sp.And

yang juga sebagai dosen wali yang selalu memberikan dorongan dan arahan

selama penulis kuliah di F-MIPA UNSRAT.

2. Pimpinan jurusan Biologi F-MIPA UNSRAT Ir. Feky Mantiri, M.Sc., Ph.D,

sekertaris jurusan F-MIPA UNSRAT Febby E.F. Kandou, S.Si., M.Kes, seluruh

staf dosen dan pengawai jurusan Biologi F-MIPA UNSRAT atas pengajaran

dan motivasinya.

3. Farha N.J. Dapas, S.Si. M.Env. Stud, sebagai Ketua Komisi Pembimbing. Dr.

Roni Koneri, S.Pd., M.Si dan Adelfia Papu, S.Si., M.Si, sebagai Anggota

Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

Page 7: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

v

petunjuk, bimbingan dan arahan sejak persiapan penelitian hingga penyusunan

skripsi ini.

4. Drs. Deidy Katili, M.Si, Dr. Saroyo, M.Si dan Handry Lengkong, S.Pt., M.Si.,

M.Kes, sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, kritikan

dan masukan guna kesempurnaan skripsi ini.

5. Yang terkasih Fadli Sararik, atas dukungan, motivasi dan perhatian.

6. Teman-teman Himaju Biologi serta teman-teman Angkatan 07 (Aljah Saputri,

Dimitra Suruan, Fitriyanty Monoarfa, Joice Hape, Maria Ballo, Lisa Pantilu,

Eka Julianty, Maria Josefa, Ridwan Nurdin, Billy Rompis, Akbar Embo dan

Tiben Wenda) yang memberikan semangat serta doa dan Igun yang membantu

dalam pengambilan sampel di lapangan.

7. Teman-teman kost dan Teman-teman KKN-T Angkatan 89 Posko 13 UNSRAT

yang memberikan semangat serta doa.

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang

tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu kritik, saran dan masukan sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Manado, 26 September 2011

Wa Ode Hasnawati

Page 8: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN………………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………...……. ii

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………. iii

KATA PENGATAR………………………………………………………… iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. . x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………….………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………….………………………………….. 3

1.3 Tujuan……………….……………………………………………. 3

1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serangga Tanah……………………………………………............ 4

2.2 Klasifikasi Serangga Tanah…..……………………………............ 5

2.3 Morfologi Serangga Tanah……………………………………..…. 5

2.4 Ekologi Serangga Tanah………………………………………….. 7

2.5 Peranan Serangga Tanah………………………………………. …. 8

2.6 Gunung Klabat……………………………………………………. 9

III. METODODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian………………….………………… 11

3.2 Alat Dan Bahan……………………………………………....... … 11

3.3 Teknik Pengambilan Sampel……………………………………… 11

Page 9: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

vii

3.4 Identifikasi Sampel……………………………………………… 13

3.5 Analisis Data…………………………………………………….. 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian……………………………… 15

4.2 Distribusi dan Keanekaragaman Serangga Tanah……………….. 16

4.3 Jenis-Jenis Serangga Tanah yang Ditemukan……………………. 23

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 36

5.2 Saran…………………………………………………………….. 36

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 37

LAMPIRAN…………………………………………………………………. 39

Page 10: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

viii

DAFTAR TABEL

1. Jumlah family dan genus serangga tanah yang ditemukan pada tiga

habitat di Gunung Klabat, Sulawesi Utara………………………… 18

2. Distribusi Spesies Serangga Tanah Yang Ditemukan Pada Tiga Tipe

Habitat Di Gunung Klabat, Sulawesi Utara………………………… 19

3. Nilai Indeks Diversitas Genus di Tiga Habitat……………………… 23

4. Kondisi Lingkungan Di Gunung Klabat……………………………. 23

Page 11: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Morfologi Serangga Tanah………………………………………….. 6

2. Bagan penelitian di Gunung Klabat…………………………………. 12

3. Kelimpahan Individu serangga tanah pada tiga tipe habitat

di Gunung Klabat, Sulawesi Utara…………………………………. 20

4. Iridomyrmex………………………………………………………… 23

5. Platyhrea............................................................................................ 24

6. Mimirca…………………………………………………………….. 24

7. Halictus…………………………………………………………….. 25

8. Ponera……………………………………………………………… 25

9. Solenopsis ………………………………………………………….. 26

10. Euborellia …………………………………………………………. 26

11. Gryllus……………………………………………………………… 27

12. Pheidole…………………………………………………………….. 27

13. Paederus ……………………………………………………………. 28

14. Dyscinetus…………………………………………………………… 29

15. Entomobrya …………………………………………………………. 29

16. Formica ……………………………………………………………… 30

17. Cucujus……………………………………………………………… 30

18. Lathrobium …………………………………………………………. 31

19. Trixoscelis ………………………………………………………….. 31

20. Batrisodes …………………………………………………………… 32

21. Amitermes………………………………………………………........ 32

22. Mycetophagus ………………………………………………………. 33

23. Tridactylus ………………………………………………………….. 33

24. Forficula ……………………………………………………………. 34

25. Sphenophorus ………………………………………………………. 34

26. Thermobia ………………………………………………………….. 35

Page 12: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Lokasi penelitian……………………………………………… 39

2. Foto Lokasi Dan Kegiatan penelitian…………………………………. 40

3. Data Curah Hujan Bulanan………………………………………… 41

4. Indeks Nilai Penting (INP) Serangga Tanah Malam Hari………….. 42

5. Indeks Nilai Penting (INP) Serangga Tanah Siang Hari…………….. 43

6. Indeks Diversitas Serangga Tanah Setiap Lokasi………………….. 44

Page 13: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Serangga tanah adalah serangga yang hidup di tanah, baik yang hidup di

permukaan tanah maupun yang terdapat di dalam tanah (Suin,1997). Serangga ini

seringkali sangat banyak jumlahnya, contohnya populasi serangga pegas

(Collembola) berjumlah jutaan tiap area. Semut (Hymenoptera) kadang sangat

banyak, semut umumnya bersarang di dalam tanah dan makan di atas tanah.

Serangga penghuni tanah lain yang penting adalah rayap (Isoptera), berbagai

lebah penggali tanah (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera) dan lalat-lalat

(Diptera) dan beberapa aphid (Homoptera) (Borror et al., 1997).

Penelitian mengenai serangga tanah di Indonesia masih sangat sedikit. Penelitian

tentang serangga tanah di Indonesia yang pertama dilakukan oleh Dammerman

(1925). Hasil penelitiannya ternyata serangga tanah yang paling tinggi kepadatan

populasinya adalah Hymenoptera yaitu Family Formicidae, dan diikuti oleh

Coleoptera Family Oniscoidea. Hasil penelitian Adianto di Jawa Barat dan

Suhardjono di Kalimantan menunujukkan bahwa serangga tanah tertinggi

kepadatan populasinya di lantai hutan adalah Collembola, kemudian diikuti oleh

Coleoptera dan Hymenoptera (Suin, 2003).

Peranan terpenting dari serangga tanah dalam ekosistem adalah sebagai perombak

bahan organik yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Nutrisi tanaman yang berasal

dari berbagai residu tanaman akan melalui proses dekomposisi sehingga terbentuk

Page 14: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

2

humus sebagai sumber nutrisi tanah (Setiadi, 1989). Serangga tanah biasa

ditemukan di tempat teduh, tanah yang lembab, sampah, padang rumput, dan di

bawah kayu lapuk (Howell, 1981). Jumlah jenis serangga tanah yang terdapat

pada suatu tempat tertentu menunjukkan keanekaragaman serangga tanah

(Soegianto, 1994). Menurut Resosoedarmo et al., (1985), keanekaragaman

serangga tanah di setiap tempat berbeda-beda, keanekaragaman rendah terdapat

pada komunitas dengan lingkungan yang ekstrim, misalnya daerah kering.

Sedangkan keanekaragaman tinggi terdapat di daerah dengan komunitas

lingkungan optimum, misalnya daerah subur, tanah kaya, dan daerah pegunungan.

Gunung Klabat yang terletak di wilayah Kabupaten Minahasa Utara,

dikategorikan sebagai kawasan penting melihat perannya sebagai penentu

ekosistem yang terkait dengan aspek kualitas lingkungan, sosial, dan ketersediaan

sumber daya alam. Gunung tersebut merupakan gunung tertinggi di Provinsi

Sulawesi Utara. Puncak ketinggiaannya mencapai sekitar 2100 meter (Anonim,

2011). Gunung Klabat berdekatan dengan ibukota kabupaten yaitu Airmadidi.

Gunung Klabat merupakan habitat bagi organisme yang hidup di pengunungan

misalnya monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra), kuskus (Ailurops sp), dan lain

sebagainya. Sebagai hutan tropis dataran tinggi, Gunung Klabat masih

menyimpan kekayaan hayati. Gunung Klabat memiliki berbagai potensi yang

dapat dikembangkan sebagai kawasan konservasi maupun lokasi wisata alam

(Samad, 2010).

Pada saat ini belum ada informasi mengenai distribusi dan diversitas serangga

tanah yang terdapat di Gunung Klabat, Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan karena

Page 15: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

3

banyak orang berpendapat bahwa keberadaan serangga tanah tidaklah penting.

Padahal melihat fungsinya, serangga tersebut sangat berperan penting dalam

menjaga keseimbangan ekosistem.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana distribusi dan diversitas serangga tanah pada habitat kebun, semak

dan hutan sekunder di Gunung Klabat, Sulawesi Utara?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi dan diversitas serangga

tanah pada habitat kebun, semak dan hutan sekunder di Gunung Klabat, Sulawesi

Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi distribusi dan diversitas serangga tanah pada

habitat kebun, semak dan hutan sekunder di Gunung Klabat, Sulawesi

Utara.

2. Memberikan informasi kepada Dinas Kehutanan, peneliti, dan semua

pihak yang memerlukan informasi tentang distribusi dan diversitas

serangga tanah pada habitat kebun, semak dan hutan sekunder di Gunung

Klabat, Sulawesi Utara untuk konservasi.

Page 16: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serangga Tanah

Kelompok serangga tanah sangat banyak dan beranekaragam. Serangga tanah

dapat dikelompokan atas dasar ukuran tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat

yang dipilihnya dan kegiatan makannya. Berdasarkan ukuran tubuhnya serangga

tanah dikelompokan atas mikrofauna, mesofauna dan makrofauna. Ukuran

mikrofauna berkisar antara 20 sampai dengan 200 mikron, mesofauna antara 200

mikron sampai dengan satu sentimeter, dan makrofauna lebih dari satu sentimeter.

Berdasakan kehadirannya, serangga tanah dibagi atas kelompok singgah (transit),

sementara, berkala (periodik) dan menetap (permanen). Serangga berdasarkan

tempat hidupnya atau habitatnya dibedakan menjadi Epigeon, Hemiedafon dan

Eudafon. Epigeon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan

tumbuh- tumbuhan. Hemiedafon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan

organik tanah. Eudafon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan mineral

(Suin, 2003).

Menurut Lilies (1992), serangga tanah menurut jenis makanannya, dibedakan

menjadi:

1. Detrivora/Saprofag, yaitu serangga yang memanfaatkan benda mati yang

membusuk sebagai makanannya.

2. Herbivora/Fitofagus, yaitu serangga yang memanfaatkan tumbuhan seperti

daun, akar dan kayu sebagai makanannya.

3. Microphytic, yaitu serangga pemakan spora dan hifa jamur.

Page 17: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

5

4. Karnivora, yaitu serangga yang berperan sebagai predator (pemakan

serangga lain).

5. Omnivora, yaitu serangga yang makanannya berupa tumbuhan dan jenis

hewan lain

2. 2 Klasifikasi Serangga Tanah

Lilies (1991) membagi serangga dalam dua golongan besar yaitu Apterygota dan

Pterygota, berdasarkan pada struktur sayap, bagian mulut, metamorfosis dan

bentuk tubuh keseluruhan. Apterygota terbagi menjadi 4 order dan Pterygota

terbagi menjadi 20 order dengan 14 order diantaranya sebagai serangga tanah.

Klasifikasi Ilmiah menurut Lilies (1991):

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Subclass : Pterygota dan Apterygota

Order : Thysanura, Diplura, Protura, Collembola, Isoptera, Orthoptera, Plecoptera,

Dermaptera, Tysanoptera, Hemiptera, Coleoptera, Mecoptera, Diptera, Dan

Hymenoptera.

2.3 Morfologi Serangga Tanah

Secara umum morfologi serangga tanah terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala,

toraks, dan abdomen. Ketiga bagian tersebut dilindungi oleh kutikula yang

tersusun dari lapisan kitin yang keras. Bagian terluar serangga tanah terbagi

menjadi beberapa buku-buku. Kepala serangga tanah tersusun dari sepasang

Page 18: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

6

antena, sepasang mandibular (rahang belakang), sebuah hipofharing dan labium

(Borror et al., 1997). Pada kepala terdapat alat-alat untuk memasukan makanan

atau alat mulut, mata majemuk (mata faset), mata tunggal (oseli), serta sepasang

antena (Jumar, 2000).

Toraks terdiri dari tiga ruas yaitu protoraks (bagian depan), mesotoraks (bagian

tengah) dan metatoraks (bagian belakang) (Jumar, 2000). Pada setiap buku-buku

terdapat sepasang kaki yang beruas-ruas dan pada mesothoraks dan metathoraks

terdapat sayap. Sayap merupakan lembaran ganda yang banyak mengandung

pembuluh darah (Campbell, 1999) (Gambar 1).

Abdomen merupakan bagian ketiga dan paling posterior dari tubuh serangga

tanah. Fungsi dari abdomen adalah untuk menampung saluran pencernaan dan alat

reproduksi (Borror et al., 1997). Alat reproduksi serangga biasanya terletak pada

ruas abdomen ke 8 dan 9. Abdomen pada serangga terdiri dari 11 ruas atau

beberapa ruas saja (Jumar, 2000).

Gambar 1 : Morfologi Serangga Tanah (Anonim, 1999)

Page 19: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

7

2.4 Ekologi Serangga Tanah

Menurut Suin (2003), keberadaan serangga tanah di suatu lingkungan dipengaruhi

oleh faktor-faktor lingkungan, baik abiotik maupun abiotik. Faktor lingkungan

abiotik secara garis besarnya dapat dibagi atas faktor fisika (suhu, kadar air,

porositas dan tekstur tanah) dan faktor kimia (pH, kadar organik tanah, dan unsur-

unsur mineral tanah). Faktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur

komunitas hewan-hewan yang terdapat di suatu habitat. Faktor lingkungan biotik

bagi serangga tanah adalah organisme lain yang juga terdapat di habitatnya seperti

mikroflora, tumbuh-tumbuhan dan golongan hewan lainnya.

Hakim et al., (1986) dan Makalew (2001), menjelaskan bahwa faktor lingkungan

yang dapat mempengaruhi aktivitas serangga tanah yaitu iklim (curah hujan,

suhu), tanah (kemasaman, kelembaban, suhu tanah), vegetasi (hutan, padang

rumput) dan cahaya matahari. Cahaya mempengaruhi kegiatan biota tanah, yakni

mempengaruhi distribusi dan aktivitas organisme yang berada di permukaan

tanah, pada tanah tanpa penutup tanah, serta di permukaan batuan. Cahaya

merupakan sumber energi pada komponen fotoautotropik biota tanah.

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara. Kelembaban

udara penting untuk diketahui karena dengan mengetahui kelembaban udara dapat

diketahui seberapa besar jumlah atau kandungan uap air yang ada. Jika besarnya

kandungan uap air yang ada melebihi atau kurang dari kebutuhan yang

diperlukan, maka akan menimbulkan gangguan atau kerusakan

(Anggraini et al., 2003).

Page 20: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

8

Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisik tanah yang sangat menentukan

kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan

menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Fluktuasi suhu tanah

lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah sangat tergantung dari suhu udara.

Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu hari satu malam dan

tergantung musim. Fluktuasi itu juga tergantung pada keadaan cuaca, topografi

daerah dan keadaan tanah. Pengukuran pH tanah juga sangat diperlukan dalam

melakukan penelitian mengenai serangga tanah. pH sangat penting dalam ekologi

serangga tanah karena keberadaan dan kepadatan serangga tanah sangat

tergantung pada pH tanah. Serangga tanah ada yang hidup pada tanah dengan pH

asam dan ada pula pada pH basa, sehingga dominasi serangga tanah yang ada

akan dipengaruhi oleh pH tanah (Suin, 1997).

2. 5 Peranan Serangga Tanah

Serangga tanah berperan dalam proses pelapukan bahan organik dan keberadaan

serta aktivitasnya berpengaruh positif terhadap sifat fisik tanah (Rahmawaty,

2000). Selanjutnya Setiadi (1989) dalam Rahmawaty (2000) menambahkan

bahwa serangga tanah berperan penting di dalam ekosistemnya, yaitu sebagai

perombak bahan organik kemudian melepaskan kembali dalam bentuk bahan

anorganik yang tersedia bagi tumbuh-tumbuhan hijau.

Kelompok serangga tanah yang menguntungkan antara lain yang berperan

sebagai: Saprofagus, yaitu fauna pemakan sisa-sisa organik sehingga

mempercepat proses dekomposisi dan mineralisasi serta meningkatkan populasi

Page 21: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

9

mikroba tanah. Geofagus, yaitu fauna pemakan campuran tanah dan sisa organik,

yang secara tidak langsung dapat meningkatkan porositas, membantu penyebaran

hara, memperbaiki proses hidrologi tanah, dan meningkatkan pertukaran udara di

dalam tanah. Predator, yaitu fauna pemakan organisme pengganggu sehingga

berperan sebagai pengendali populasi hama penyakit tanaman (Anonim, 2008).

Menurut Rahmawaty (2000), proses dekomposisi bahan-bahan organik

berlangsung sebagai berikut: pertama perombak yang besar atau makrofauna

(Isoptera, Hymenoptera, dll) meremah substansi yang telah mati, kemudian materi

ini akan melalui usus dan akhirnya menghasilkan butiran-butiran feses. Butiran

feses tersebut akan dimakan oleh mesofauna dan atau makrofauna pemakan

kotoran yang hasil akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk feses pula. Feses

tersebut selanjutnya akan dimakan oleh mikrofauna dengan bantuan enzim

spesifik yang terdapat dalam saluran pencernaannya. Penguraian akan menjadi

lebih sempurna apabila hasil ekskresi dari mikrofauna dihancurkan dan diuraikan

lebih lanjut oleh mikroorganisme terutama bakteri hingga sampai pada proses

mineralisasi. Melalui proses tersebut, mikroorganisme yang telah mati akan

menghasilkan garam-garam mineral yang akan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan

lagi.

2.6 Gunung Klabat

Gunung Klabat merupakan gunung tertinggi (2100 m dpl) di Sulawesi Utara

dengan luas 5300 Ha. Gunung ini memiliki struktur vegetasi yang berbeda ditiap

strata hutannnya. Ketinggian di bawah 2000 m dpl, struktur vegetasinya mirip

dengan hutan dataran rendah lain. Semakin bertambahnya ketinggian, pohon-

Page 22: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

10

pohonnya agak lebih rendah dan tidak terlalu besar, banyak ditumbuhi oleh

anggrek epifit. Semakin mendekati puncak, kanopi pohon menjadi lebih seragam,

pohon-pohon bahkan lebih pendek, daun-daun kecil dan relatif tebal serta lumut

melimpah (Whitten et al., 1987).

Berdasarkan penelitian Pontoh (2010), di hutan lindung Gunung Klabat Minahasa

Utara terdapat 50 spesies pohon yang tergolong dalam 33 famili dari 140 individu

pohon yang dipilih. Spesies yang dominan di lokasi sekunder 1 di ketinggian 542

m dpl adalah Canarium sp. dengan INP (Indeks Nilai Penting) 69,78%; Dillenia

cellebica dominan di lokasi sekunder 2 di ketinggian 1.121 m dpl dengan INP

28,78%; Melicope sp. dominan di lokasi primer 1 di ketinggian 1.228 m dpl

dengan INP 56,67%; dan Saurauia sp. dominan di lokasi primer 2 di ketinggian

1.528 m dpl dengan INP 134,22%. Indeks Keragaman (Shannon) antara 0.6443-

1.3503, nilai masuk dalam kategori rendah

Page 23: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

11

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di sekitar post 1 Gunung Klabat Minahasa Utara pada

bulan Mei-Juli 2011 (Lampiran 1). Habitat yang dijadikan tempat pengambilan

sampel adalah kebun, semak dan hutan sekunder. Identifikasi serangga dilakukan

di Laboratorium Konservasi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu wadah-wadah plastik dengan ukuran yang sama

(diameter = 5,3 cm dan tinggi = 9,8 cm), tiang penyangga atap jebakan, atap

jebakan yang terbuat dari plastik, pH meter, higrometer, saringan, sekop, botol

film, meteran, tali plastik, penggaris, pinset, lup, mikroskop (olympus CX 21) ,

alat tulis menulis, kamera (Sony dan Canon) dan peralatan identifikasi serangga

tanah (Kunci Identifikasi Borror et al; 1997; Suin; 1997; Lilies, 1992 dan

Bugguide, 2011). Bahan yang akan digunakan yaitu kertas label, air, aquades,

sabun cair, garam dan alkohol 70%.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan spesies mengikuti

garis transek. Pada masing-masing tipe habitat dibuat tiga garis transek dengan

panjang 50 meter (Gambar 2). Pengambilan sampel dengan menggunakan

perangkap jebak (pitfall trap). Perangkap jebak berupa wadah plastik

Page 24: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

12

(diameter = 5,3 cm dan tinggi = 9,8 cm) yang ditanam di tanah dan diisi dengan

campuran cairan dengan komposisi air 1 liter : detergen 3 sendok makan : garam

dapur 3 sendok makan, yang dituangkan sampai setengah dari tinggi wadah,

permukaan wadah dibuat rata dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam

perangkap maka perangkap diberi atap. Jarak antar perangkap 5 meter (Suin,

2003), dengan jumlah perangkap pada masing-masing transek 10 buah sehingga

jumlah seluruh perangkap 90 buah. Sampel serangga tanah disimpan dalam botol

pengawet (botol film) yang telah diisi alkohol 70%. Parameter lingkungan diukur

yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, keasaman tanah dan ketebalan

serasah.

Gambar 2: Bagan penelitian di Gunung Klabat

Keterangan:

PT: Pitfall Trap.

GUNUNG KLABAT

Kebun

Semak

Hutan

Sekunde

Transek 2 Transek 1

Transek 3 Transek 3

Transek 2 Transek 1 Transek 1

Transek 3

Transek 2

PT

PT

PT PT PT

PT

PT

PT

PT

Page 25: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

13

3.4 Identifikasi Sampel

Seluruh botol pengawet (botol film) yang berisi sampel serangga tanah yang

diperoleh dari lapangan, masing-masing diberi label berdasarkan tempat

pengambilan. Proses identifikasi dengan menggunakan buku identifikasi, lup dan

mikroskop. Buku Identifikasi yang dipakai yaitu Borror et al., (1997), Suin

(1997), Lilies (1992) dan Bugguide (2011). Setiap sampel diidentifikasi hingga

tingkat genus, untuk mendapatkan gambaran tentang genus dilakukan perbedaan

berdasarkan kenampakan morfologi. Identifikasi dilakukan di Laboratorium

Konservasi Jurusan Biologi Universitas Sam Ratulangi Manado.

3.5 Analisis Data

Analisis data menurut Soegianto (1994) :

1. Kepadatan

Kepadatan populasi menyatakan jumlah individu setiap daerah cuplikan,

dengan rumus:

� =JumlahIndividujenisi

Jumlahwadah

�� =KJenisi

JumlahKSemuajenis�100%

Dimana:

K = Kepadatan populasi

Kr = Kepadatan relative

2. Frekuensi

Frekuensi menyatakan kehadiran suatu individu dalam sejumlah titik

sampling, dengan rumus:

� =Jumlahsatuanpetakyangdidudukiolehjenisi

Jumlahseluruhpetakcontohyangdigunakan

Page 26: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

14

�� =Frekuensimutlakjenisi

Frekuensitotalseluruhjenis�100%

Dimana :

F = Frekuensi

Fr = Frekensi relative

3. Nilai penting

Nilai penting menunjukkan besarnya peranan ekologis dari spesies dalam

suatu komunitas. Nilai penting dapat diketahui berdasarkan densitas relatif

dan frekuensi relatif.

Np = Kr +Fr

Dimana :

Np = Nilai Penting

Kr = Kepadatan relatif

Fr = Frekuensi relatife

4. Indeks keragaman/Shannon.

Analisis data keragaman dilakukan dengan menggunakan rumus indeks

keragaman dari Shannon (1949) dalam Odum (1996):

H’ = ∑ %& ln %&

Dimana:

Pi = Peluang kepentingan untuk tiap spesies = ni/N

ni = Nilai kepentingan untuk tiap spesies

N = Nilai kepentingan total

Page 27: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Gunung Klabat adalah gunung tertinggi di Sulawesi Utara dengan tinggi 2100 m

dpl dan memiliki kekayaan flora dan fauna yang didalamnya termasuk serangga

tanah. Tiga lokasi yang dipilih menjadi lokasi penelitian adalah kebun, semak dan

hutan sekunder (Lampiran 2) dengan deskirpsi:

1. Kebun

Sebidang tanah yang ditanami tanaman musiman dan tahunan. Adapun jenis

tumbuhan penyusun kebun adalah, Mangifera indica (mangga), dan Musa sp.,

(pisang). Kebun memiliki suhu rata-rata 26,3°C dengan kelembaban udara

69,5%, pH 5 dan ketebalan serasah adalah 0,3 cm.

2. Semak

Semak adalah suatu kategori tumbuhan berkayu yang dibedakan dengan

pohon karena cabangnya yang banyak dan hanya cabang utamanya yang

berkayu dan biasanya kurang dari 5-6 meter. Banyak tumbuhan dapat berupa

pohon atau perdu tergantung kondisi pertumbuhannya. Adapun jenis

tumbuhan penyusun semak adalah Piper aduncum, Imperata cylindrical, serta

berbagai jenis paku-pakuan. Semak memiliki suhu rata-rata 25°C dengan

kelembaban udara 72,5%, pH 5 dan ketebalan serasah adalah 1 cm.

3. Hutan Sekunder

Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah

ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan

sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Adapun jenis tumbuhan

Page 28: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

16

penyusun Hutan Sekunder adalah Canarium sp., Eugenia sp., Litsea sp., dan

Dillenia celebica. Hutan Sekunder memiliki suhu rata-rata 25°C dengan

kelembaban udara 60%, pH 5 dan ketebalan serasah adalah 1,5 cm.

4.2 Distribusi dan Diversitas Serangga Tanah

Berdasarkan hasil identifikasi ditemukan sebanyak 8 orde, 16 family, 23 genus

dan 5383 individu. Family Formicidae paling banyak ditemukan dengan jumlah

3340 individu, sedangkan yang sedang dari Family Staphylinidae dengan jumlah

260 individu dan yang paling sedikit ditemukan Family Lepismatidae dengan

jumlah 58 individu (1.08%) (Tabel 1). Family Formicidae adalah satu kelompok

yang sangat umum dan menyebar luas, ditemukan hampir di setiap habitat darat

dan jumlahnya melebihi kebanyakan hewan-hewan darat lainnya (Borror et al.,

1997).

Family Formicidae kebanyakan ditemukan di tanah, serasah daun dan di kayu

mati (Bugguide, 2011). Family ini hidup secara berkoloni (berkelompok) dan

tersusun dalam kasta-kasta, dengan hidup secara berkelompok mereka mampu

manajemen sumber daya makanannya, sehingga mampu beradaptasi pada

berbagai vegetasi dengan ketebalan serasah yang berbeda (Kramadibrata, 1995).

Family Staphylinidae ditemukan lebih sedikit dari Family Formicidae, hal ini

disebabkan karena Family Staphylinidae hidup secara individual di bawah tanah

dan komensal (menumpang pada individu yang lain) di sarang-sarang serangga

sosial seperti sarang dari Family Formicidae yang paling banyak ditemukan

Page 29: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

17

sehingga Family Staphylinidae memiliki tempat hidup yang banyak pula, hanya

saja berbeda perbandingan jumlah individu yaitu satu individu Family

Staphylinidae berbanding satu koloni Family Formicidae (Borror et al., 1997).

Sedangkan Family Lepismatidae yang paling sedikit ditemukan hal ini disebabkan

karena kebanyakan hidup di batang-batang pohon yang mati (Borror et al., 1997)

dan di lokasi penelitian tidak semua lokasi ditemukan batang-batang pohon mati.

Secara teoritis Kramadibrata (1995) menyatakan bahwa serangga tanah secara

aktif akan berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan yang lain, apabila terjadi

perubahan lingkungan sementara misalnya hujan. Dengan berpindah dari

lingkungan yang berubah, serangga tanah akan dapat tinggal pada rentangan

kondisi lingkungan yang optimum bagi mereka.

Kehadiran serangga tanah pada tingkat genus setiap tipe habitat sangat bervariasi.

Ada genus yang ditemukan pada ketiga tipe habitat, ada yang hanya ditemukan

pada dua tipe habitat dan bahkan ada yang menghuni hanya pada satu tipe habitat.

Genus yang ditemukan pada semua tipe habitat sebanyak 15 genus yaitu

Plathyrea, Mirmica, Ponera, Iridomyrmex, Solenopsis, Gryllus, Trixoscelis,

Tridactylus, Forficula, Amitermes, Lathrobium, Dyscinetus, Euborellia, Cucujus

dan Pheidole. Sedangkan genus yang ditemukan pada dua tipe habitat sebanyak 3

genus yaitu Mycetophagus, Halictus dan Paederus. Genus yang ditemukan pada

satu tipe habitat sebanyak 5 genus diantaranya Batrisodes, Entomobrya, Formica,

Thermobia dan Sphenophorus (Tabel 2).

Page 30: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

18

Tabel 1. Jumlah Family dan Genus Serangga Tanah yang Ditemukan pada Tiga

Habitat di Gunung Klabat, Sulawesi Utara.

No Family/Genus HS % Kbn % Smk % Jml % I Formicidae Mirmica 148 2.75 442 8.21 202 3.75 792 14.71

Platyhrea 201 3.73 340 6.32 220 4.09 761 14.14

Solenopsis 31 0.58 474 8.81 72 1.34 577 10.72

Iridomyrmex 82 1.52 327 6.07 133 2.47 542 10.07

Ponera 103 1.91 295 5.48 121 2.25 519 9.64

Pheidole 23 0.43 0 0.00 92 1.71 115 2.14

Formica 24 0.45 0 0.00 0 0.00 24 0.45

II Halictidae

Halictus 0 0.00 10 0.19 0 0.00 10 0.19

III Grylidae

Gryllus 56 1.04 124 2.30 173 3.21 353 6.56

IV Tridactylidae

Tridactylus 45 0.84 109 2.02 150 2.79 304 5.65

V Anthomyiidae

Trixoscelis 77 1.43 7 0.13 55 1.02 139 2.58

VI Forficulidae

Forficula 17 0.32 32 0.59 66 1.23 115 2.14

VII Carcinophoridae

Euborellia 142 2.64 0 0.00 101 1.88 243 4.51

VIII Termitidae

Amitermes 89 1.65 43 0.80 61 1.13 193 3.59

IX Staphylinidae Batrisodes 95 1.76 0 0.00 0 0.00 95 1.76

Lathrobium 25 0.46 27 0.50 33 0.61 85 1.58

Paederus 0 0.00 45 0.84 35 0.65 80 1.49

X Mycetophagidae

Mycetophagus 0 0.00 21 0.39 23 0.43 44 0.82

XI Scarabaeidae

Dyscinetus 11 0.20 18 0.33 15 0.28 44 0.82

XII Cucujidae

Cucujus 113 2.10 0 0.00 61 1.13 174 3.23

XIII Curculionidae

Sphenophorus 26 0.48 0 0.00 0 0.00 26 0.48

XIV Entomobryidae

Entomobrya 90 1.67 0 0.00 0 0.00 90 1.67

XV Lepismatidae

Thermobia 58 1.08 0 0.00 0 0.00 58 1.08

Total 1456 27.05 2314 42.99 1613 29.96 5383 100

Keteranan : HS = Hutan Sekunder Smk = Semak

Kbn = Kebun

Page 31: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

19

Tabel 2. Distribusi Genus Serangga Tanah yang Ditemukan pada Tiga Tipe

Habitat di Gunung Klabat, Sulawesi Utara.

No Genus/spesies Kebun Semak Hutan Sekunder

Siang Malam Siang Malam Siang Malam

1 Plathyrea + + + + + +

2 Mirmica + + + + + +

3 Ponera + + + + + +

4 Iridomyrmex + + + + + +

5 Solenopsis + + + + - +

6 Gryllus + + + + + +

7 Halictus + + - - - -

8 Trixoscelis + - - + + +

9 Tridactylus + + + + + +

10 Forficula + + + + + +

11 Amitermes + + + + + +

12 Paederus - + + + - -

13 Lathrobium + + - + + +

14 Mycetophagus + + + + - -

15 Dyscinetus + + + + + +

16 Euborellia - + + + + +

17 Cucujus - + + + + +

18 Pheidole - + + + + +

19 Batrisodes - - - - + +

20 Entomobrya - - - - + +

21 Formica - - - - + +

22 Thermobia - - - - + +

23 Sphenophorus - - - - + +

Keterangan :

+ Ditemukan serangga

- Tidak ditemukan seranggga

Kelimpahan genus serangga tanah tertinggi berdasarkan jumlah individu

ditemukan pada habitat kebun, kemudian disusul oleh habitat semak dan yang

paling rendah di habitat hutan sekunder (Gambar 4). Perbedaan kelimpahan yang

terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi jenis vegetasi. Di habitat

kebun vegetasi tidak beranekaragam yang menyebabkan serasah seragam

Page 32: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

20

sehingga variasi pakan sangat rendah dan di habitat kebun telah didominasi oleh

jenis serangga tertentu yang telah mengalami adaptasi dengan daerah yang

suhunya tinggi. Sedangkan berdasarkan waktu kelimpahan tertinggi pada malam

hari 2877 individu. Serangga lebih sering beraktifitas di malam hari untuk

menghindari serangga predator. Presentasi jumlah serangga tanah di Gunung

Klabat, Sulawesi Utara didominasi oleh genus Mirmica dengan jumlah 792

individu (14,71%). Genus Plathyrea menempati urutan kedua dengan jumlah 761

individu (14,41%) dan Genus Solenopsis menempati urutan ketiga dengan jumlah

577 individu (10,72%).

Gambar 3. Kelimpahan Individu Serangga Tanah Pada Tiga Tipe Habitat di

Gunung Klabat, Sulawesi Utara.

Indeks Nilai Penting tertinggi pada malam hari yaitu genus Mirmica dan

Platyhrea dan pada siang hari juga sama yaitu Platyhrea (23,97) dan Mirmica

(22.39); sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis serangga tanah yang

mendominasi di lokasi penelitian adalah dari Genus Mirmica dan Platyhrea.

Soetjipto (1993) mengemukakan bahwa spesies yang dominan merupakan spesies

2314

1613

1456

0

500

1000

1500

2000

2500

Kebun Semak Hutan Sekunder

Page 33: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

21

yang secara ekologi sangat berhasil dan mampu menentukan kondisi yang

diperlukan untuk pertumbuhan hidupnya. Genus yang secara permanen (menetap)

lebih melimpah dibandingkan genus lainnya. Genus yang secara permanen

(menetap) akan mengkonsumsi makanan lebih banyak, menempati lebih banyak

tempat untuk reproduksi dan lebih memerlukan banyak ruang, sehingga

pengaruhnya lebih besar.

Indeks diversitas tertinggi di habitat hutan sekunder (2.73 pada malam hari dan

2.66 pada siang hari) sedangkan yang terendah di habitat kebun (2.06 pada malam

hari dan 2.18 pada siang hari) (Tabel 3). Nilai Indeks Shannon masih berada

dalam kategori keanekaragaman sedang yang nilainya berkisar antara 1.5-3.5,

diversitas tinggi berkisar 3,5 dan rendah 1,5 (Odum, 1996). Diversitas tertinggi di

habitat hutan sekunder disebabkan oleh faktor lingkungan antara lain suhu,

kelembaban, pH, dan ketebalan serasah (Tabel 4). Suhu di habitat hutan sekunder

rendah yaitu 25°C, sedangkan di habitat kebun tinggi yaitu 26,3°C. Suhu

merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran serangga

tanah. Selain itu suhu juga memiliki peranan yang penting dalam mengatur

aktivitas serangga tanah. Setiap genus serangga tanah mempunyai batas toleransi

yang berbeda. Pada umumnya suhu yang efektif untuk kelangsungan hidup

serangga tanah menurut Natawigena (1990) berkisar antara 15°C-45°C.

Kelembaban udara juga berbeda untuk hutan sekunder dan kebun yaitu 69,5% dan

60%. Kelembaban menurut Susanto (2000) berpengaruh secara langsung terhadap

kehidupan serangga tanah. pH pada ketiga lokasi hutan sekunder dan kebun sama

yaitu 5. Derajat keasaman (pH) tanah sangat penting dalam ekologi serangga

Page 34: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

22

tanah karena kepadatan dan keberadaan serangga tanah sangat tergantung pada pH

tanah. pH tanah yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan serangga tanah

mati. Heddy (1994) menyatakan bahwa derajat keasaman (pH) tanah merupakan

faktor pembatas bagi kehidupan serangga tanah. Kondisi pH yang terlalu asam

atau basa akan menjadikan organisme mengalami kehidupan yang tidak sempurna

atau bahkan mengalami kematian. Khusus pada serangga tanah, pH tanah

berpengaruh secara langsung pada organ-organ tubuhnya, sehingga pada suatu

daerah tertentu yang mempunyai pH yang terlalu asam atau basa jarang sekali

terdapat serangga-serangga tanah.

Serasah-serasah di habitat hutan sekunder tebal yaitu 1,5 cm dan kebun tidak

terlalu tebal yaitu 0,5 cm, hal ini disebabkan karena cahaya matahari masih bisa

menembus sampai di tanah dan tentunya daun-daun tersebut menjadi mudah

kering dan hancur sebelum menjadi busuk karena lembab. Curah hujan tinggi

pada waktu penelitian bulan mei 165 dan bulan juni 153 (Lampiran 3).

Indeks diversitas tertinggi di habitat hutan sekunder disebabkan juga karena

aktivitas manusia di habitat hutan sekunder kurang sehingga tidak mengganggu

keberadaan serangga tanah, sebaliknya di habitat kebun aktivitas manusia sangat

tinggi yang dapat mempengaruhi keberadaan serangga tanah. Sedangkan

diversitas tertinggi berdasarkan waktu yaitu pada siang hari 2,71. Nilai Indeks

Shannon masih berada dalam kategori keanekaragaman sedang yang nilainya

berkisar antara 1.5-3.5, diversitas tinggi berkisar 3,5 dan rendah 1,5 (Odum,

1996). Menurut Soegianto (1994) suatu komunitas dikatakan mempunyai

Page 35: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

23

keanekaragaman genus tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak genus

dengan kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama.

Tabel 3. Nilai Indeks Diversitas Genus di Tiga Habitat

Habitat Diversitas

Keterangan Siang Malam

Kebun 2.18 2.06 Sedang Semak 2.55 2.57 Sedang Hutan Sekunder 2.66 2.73 Sedang

Tabel 4. Kondisi Lingkungan di Gunung Klabat

Habitat pH Suhu Kelembaban Ketebalan serasah Kebun 5 26,3°C 69,5%, 0,3 cm Semak 5 25,0°C 72,5% 1,0 cm Hutan Sekunder 5 25,0°C 60,0% 1,5 cm

4.3 Jenis-Jenis Serangga Tanah yang Ditemukan

Deskripsi dari masing-masing jenis serangga tanah yang ditemukan di Gunung

Klabat dengan menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Borror et al., (1997),

Suin (1997), Lilies (1992) dan Bugguide (2011) adalah sebagai berikut:

1. Iridomyrmex

Kepala berbentuk segitiga, cembung, toraks memanjang, sempit, mata agak

ditengah-tengah, abdomen oval, kaki dan antenna panjang (Suin, 1997). Dengan

ukuran tubuh yang di temukan 0,8 cm. Sampel yang diamati dari genus ini

memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera

Family : Formicidae

Gambar 4. Iridomyrmex

Page 36: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

24

Genus : Iridomyrmex

(Bugguide, 2011) (Gambar 4)

2. Platyhreae

Genus dengan tubuh berwarna hitam. Kepala berbentuk segitiga, terdapat

sepasang antenna yang terbagi menjadi 10 ruas. Bentuk mulut lancip, toraks 3

ruas, tarsus 5 ruas. Tidak bersayap. Abdomen 6 ruas, ujung runcing. Ukuran tubuh

yang didapat 1,5 cm. Sampel yang diamati dari genus ini memiliki klasifikasi

sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera

Family : Formicidae

Genus : Platyhrea

(Bugguide, 2011) (Gambar 5).

Gambar 5. Platyhrea

3. Mirmica

Genus ini mempunyai tubuh berwarna kuning kecoklatan. Kepala segitiga, mulut

lancip, antenna 12 ruas. Toraks sempit memanjang, terdapat 3 pasang kaki (Suin,

1997). Sampel yang diamati dari genus ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera Gambar 3a. Mirmica Gambar 3b. Mirmica Perbesaran 10x40 (Bugguide, 2011)

Page 37: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

25

Family : Formicidae

Genus : Mirmica

(Bugguide, 2011) (Gambar 6)

4. Halictus

Panjang tubuh yang ditemukan 1,5 cm. Warna tubuh metalik dan biasanya dapat

dikenali dengan ruas-ruas pertama yang melengkung (Borror et al., 1997).

Klasifikasi dari serangga tanah ini adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera

Family : Halictidae

Genus : Halictus

(Bugguide, 2007) (Gambar 7)

Gambar 7. Halictus

5. Ponera Ponera merupakan semut hitam besar dengan panjang tubuh 2-4 mm. Semut ini

memiliki petiole dengan segmen tunggal. Mulut lancip dengan tipe mulut

mandibulate, antenna bentuk geniculate. Segmen-segmen pada gaster tampak

jelas dan terdapat sting di ujungnya. Sampel yang diamati dari genus ini memiliki

klasifikasi sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Page 38: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

26

6. Solenopsis

Serangga pekerja terdiri dari berbagai ukuran (polimorfik) antara 2,4 sampai 6

mm, mandibulata memiliki empat gigi berbeda dan antena terdiri dari 10 segmen,

warna tubuh biasanya merah coklat dengan abdomen agak kehitaman. Klasifikasi

dari serangga tanah ini adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera Gambar 9a. Solenopsis Gambar 9b. Solenopsis Perbesaran 10x40 (Bugguide, 2011) Family : Formicidae

Genus : Solenopsis (Bugguide, 2011) (Gambar 9).

7. Euborellia

Serangga dewasa berwarna coklat tua, dan bersayap. Berukuran 12 sampai 16

mm, kaki yang pucat, biasanya dengan sebuah garis gelap sekitar pertengahan

femur, dan tibia. Abdomen terdiri dari 8-10 segmen dan memiliki cerci pada

ujung abdomen. Taksonomi dari serangga tanah ini adalah sebagai berikut :

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Order : Hymenoptera

Family : Formicidae

Genus : Ponera

(Bugguide, 2011) (Gambar 8)

Gambar 8a. Ponera

Page 39: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

27

Subclass : Pterygota

Order : Dermaptera

Family : Carcinophoridae

Genus : Euborellia

(Bugguide, 2007) (Gambar 10).

Gambar 10. Euborellia

8. Gryllus

Salah satu jenis jengkerik tanah yang berwarna hitam hingga kecoklatan (ada

kemerahan sedikit) yang ditemukan berukuran panjang sekitar 3 cm (cengkerik

muda). engkerik dewasa berukuran antara 15-25 mm, antena hitam cenderung

lebih panjang daripada panjang tubuh. Klasifikasi dari serangga tanah ini adalah

sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Orthoptera

Family : Gryllidae

Genus : Gryllus

(Bugguide.net, 2011) (Gambar 11).

Gambar 11. Gryllus

9. Pheidole

Serangga tanah dengan warna tubuh hitam, kepala oval, mata kecil. Toraks

dengan pronotum yang sisi lateralnya agak tinggi, kaki 3 pasang, 4 ruas pada

masing-masing kaki. Tarsus 5 ruas, pada ujung terdapat kuku tarsus (claw).

Page 40: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

28

Abdomen besar dan oval (Suin, 1997). Sampel yang diamati dari genus ini

memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera

Family : Formicidae

Genus : Pheidole

(Bugguide, 2007) (Gambar 12).

Gambar 12a. Pheidole Pembesaran 10x40

Gambar 12b. Pheidole (Bugguide, 2011)

10. Paederus

Spesies dengan warna kuning kecokelatan. Kepala segitiga, mulut lancip. Toraks

3 ruas, terdapat 3 pasang kaki, terdapat sayap yang pendek dan menebal.

Abdomen terbagi menjadi 7 ruas, dengan warna lurik, ujung abdomen mengecil

dan naik ke atas. Panjang tubuh sekitar 3 mm. Sampel yang diamati dari genus ini

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Coleoptera

Family : Staphylinidae

Genus : Paederus

(Bugguide, 2011) (Gambar 13).

Gambar 13a. Paederus

Perbesaran10x40

Gambar 13b. Paederus (Bugguide, 2011)

Page 41: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

29

11. Dyscinetus

Serangga berwarna hitam dengan panjang tubuh serangga dewasa berkisar dari

18,7 mm, sedangkan lebarnya adalah 7,9 mm. Tubuh lonjong dan agak cembung.

Dyscinetus semua ditandai dengan adanya cakar, antena 10 ruas (Bugguide.net,

2011). Mempunyai tanduk pada kepala (Suin, 1997). Klasifikasi dari serangga

tanah ini adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Coeleoptera

Family : Scarabaeidae

Genus : Dyscinetus

(Bugguide, 2011) (Gambar 14).

Gambar 14a. Dyscinetus

Pembesaran 10x40

Gambar 14b. Dyscinetus

(Bugguide, 2011)

12. Entomobrya

Spesies ini mempunyai tubuh berwarna kuning, dengan tubuh memanjang.

Abdomen terdiri dari 6 ruas dan ruas ke empat besar, paling sedikit dua kali

panjang ruas ke tiga sepanjang garis tengah dorsal. Protoraks menyusut (Borror et

al., 1997). Mempunyai ekor seperti pegas yang digunakan untuk melompat

(Lilies, 1997). Sampel yang diamati dari genus ini memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Apterygota

Gambar 15a. Entomobrya

Pembesaran 40x10

Gambar 15b. Entomobrya

(Bugguide, 2011)

Page 42: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

30

Order : Collembola

Family : Entomobryidae

Genus : Entomobrya

(Bugguide, 2011) (Gambar 15)

13. Formica

Serangga dengan warna yang cemerlang, berukuran sedang sampai kecil, jarang

lebih dari 20 mm. Ruas Abdomen berbentuk seperti bonggol yang tegak

(Borror et al., 1997). Sampel yang diamati dari genus ini memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Hymenoptera

Family : Formicidae

Genus : Formica

(Bugguide, 2011) (Gambar 16).

Gambar 16. Formica

14. Cucujus

Serangga gepeng dengan warna tubuh merah kecoklat-coklatan, panjang tubuh 13

mm (Borror et al., 1997). Klasifikasi dari serangga tanah ini adalah sebagai

berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Gambar 17a.Cucujus Pembesaran 10x40

Gambar 17b. Cucujus

(Bugguide, 2011)

Page 43: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

31

Order : Coeleoptera

Family : Cucujidae

Genus : Cucujus

(Bugguide, 2007) (Gambar 17).

15. Lathrobium

Tubuh memanjang, jarang pendek dan lebar, perut tidak terlindungi sehingga

penampilan yang sangat tidak lazim untuk kumbang. Mereka umumnya kumbang

kecil (2-8 mm), dengan beberapa spesies, kecil (sekitar 0,5 mm) atau lebih besar

(40-50 mm). sayap pendek meliputi sayap belakang membran biasanya besar dan

berkembang dengan baik. Klasifikasi dari serangga tanah ini adalah sebagai

berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Coeleoptera

Family : Staphylinidae

Genus : Lathrobium

(Bugguide, 2011) (Gambar 18).

Gambar 18. Lathrobium Perbesaran 10x40

16. Trixoscelis

Tubuh berwarna kekuningan dengan kaki berwara coklat gelap, kepala segitiga,

toraks berwarna abu-abu dan abdomen berwarna abu-abu mengkilap. Klasifikasi

dari serangga tanah ini adalah sebagai berikut:

Page 44: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

32

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Diptera

Family : Anthomyiidae

Genus : Trixoscelis

(Bugguide, 2011) (Gambar 19)

Gambar 19. Trixoscelis Perbesaran 10x40

17. Batrisodes

Spesies dengan tubuh memanjang dan oval, warna merah kecokelatan. Bentuk

kepala segitiga dengan sepasang antena 13 ruas. Toraks terbagi menjadi 3 ruas,

dimana terdapat 3 pasang kaki dengan 3 ruas pada masing-masing kakinya.

Abdomen terdiri dari 5 ruas. Sampel yang diamati dari genus ini memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Coleoptera

Family : Staphylinidae

Genus : Batrisodes

(Bugguide, 2007) (Gambar 20)

Gambar 20a. Batrisodes

Pembesaran 10x40

Gambar 20b. Batrisodes

(Bugguide, 2011)

Page 45: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

33

18. Amitermes

Memiliki dua pasang sayap bertekstur dan gelap berpigmen yang hampir sama

dalam ukuran dan bentuk. Panjang tubuh sekitar 4 mm (panjang tanpa sayap) dan

9 mm (dengan sayap). Klasifikasi dari serangga tanah ini adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Isoptera

Family : Termitidae

Genus : Amitermes

(Bugguide.net, 2011) (Gambar 21).

Gambar 21a. Amitermes

Perbesaran 10x40

Gambar 21b. Amitermes

(Bugguide, 2011)

19. Mycetophagus

Spesies dengan tubuh oval, kepala memanjang menjadi sebuah moncong, bentuk

segitiga. dan menutup abdomen, abdomen meruncing. Antenna 10 ruas, warna

tubuh merah, pada sayap terdapat bintik hitam (Lilies, 1992). Klasifikasi dari

serangga tanah ini adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Coleoptera

Family : Mycetophagidae

Genus : Mycetophagus

(Bugguide, 2011) (Gambar 22).

Gambar 22a. Mycetophagus

Gambar 22b. Mycetophagus

(Bugguide, 2011)

Page 46: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

34

20. Tridactylus

Orthoptera kecil, memiliki ukuran kurang dari 4-10 mm, agak pipih, femur

belakang besar (digunakan untuk melompat), tarsi depan dan tengah dengan dua

segmen (Borror et al., 1997). Klasifikasi dari serangga tanah ini adalah sebagai

berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Orthoptera

Family : Tridactylidae

Genus : Tridactylus

(Bugguide, 2011) (Gambar 23)

Gambar 23a. Tridactylus

Perbesaran10x40

21. Forficula

Serangga tanah berwarna hitam, panjangnya 15-20 mm, Sayap depan pendek dan

kasar, mulut tipe mandibula, terdapat cerci di ujung abdomen. Klasifikasi dari

serangga tanah ini adalah sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Ordo : Dermaptera

Family : Forficulidae

Genus : Forficula

(Bugguide, 2011) (Gambar 24).

Gambar 24a. Forficula

Perbesaran 10x40

Gambar 24b. Forficula (Bugguide, 2011)

Page 47: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

35

22. Sphenophorus

Serangga yang berukuran 3-4 mm, berwarna gelap, mempunyai moncong, antenna

mucul di pertengahan moncong (Lilies, 1997). Sampel yang diamati dari genus ini

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Pterygota

Order : Coeleoptera

Family : Curculionidae

Genus : Sphenophorus

(Bugguide, 2011) (Gambar 25).

Gambar 25a. Sphenophorus

Pembesaran 10x40

Gambar 25b. Sphenophorus

(Bugguide, 2011)

23. Thermobia

Serangga berwarna coklat muda, panjang 12 mm, memunyai ekor yang berbulu,

tubuh pipih, tertutup sisik dan tidak bersayap dan antenna 11 ruas (Borror et al.,

1997). Sampel yang diamati dari genus ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Phylum : Arthropoda

Class : Insekta

Subclass : Apterygota

Order : Thysanura

Family : Lepismatidae

Genus : Thermobia

(Bugguide, 2011) (Gambar 26).

Gambar 26a. Thermobia

Pembesaran 10x40

Gambar 26b. Thermobia

(Bugguide, 2011)

Page 48: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa di Gunung

Klabat ditemukan sebanyak 8 orde, 16 family, 23 genus dan 5383 individu.

Family Formicidae paling banyak ditemukan dengan jumlah 3340 individu,

sedangkan yang sedang dari Family Staphylinidae dengan jumlah 260 individu

dan yang paling sedikit ditemukan Family Lepismatidae dengan jumlah 58

individu. Genus yang ditemukan pada semua tipe habitat sebanyak 15 genus.

Genus yang ditemukan pada dua tipe habitat sebanyak 3 genus. Genus yang

ditemukan pada satu tipe habitat sebanyak 5 genus dan diversitas tertinggi di

habitat hutan sekunder (2.73 pada malam hari dan 2.66 pada siang hari),

sedangkan yang terendah di habitat kebun (2.06 pada malam hari dan 2.18 pada

siang hari). Dapat disimpulkan bahwa Nilai Indeks Shannon masih berada dalam

kategori keanekaragaman sedang yang nilainya berkisar antara 1.5-3.5.

5.2. Saran

1. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai metode penelitian serangga

tanah dengan menggunakan metode corong Barlese-Tullgren.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman serangga pada

lokasi Hutan primer.

Page 49: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

37

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, P.W.K., Maddub, A., dan H.R. Anggraini. 2003. Pengaruh Kelembaban Terhadap Absorbansi Optik Lapisan Gelatin. SeminarNasional I Opto Elektronika dan Aplikasi Laser.Jakarta 1 – 2 Oktober.

Anonim. 2011. Nasional Sulawesi Island http:// griyawisata.com /index.php/

2010101522539/sulawesi island/gunung-klabat-sulawesi-utara/menu-id-87. html. (12 Maret 2011).

Anonim. 1999. Hymenoptera. http:// entnemdept.ufl.edu /choate/ Hymenoptera.

pdf. (12 April 2011). Anonim. 2008. Pemanfaatan Biota Tanah Untuk Keberlanjutan

Produktivitas Pertanian Lahan Kering Masam. Pengembangan Inovasi Pertanian. 1(2): hal 157-163.

Anonim. 2011. Klabat. http://maps.google.co.id/ klabat. ( 18 April 2011). Borror, D.J. ,C.A; Triplehorn dan N.F. Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran

Serangga. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Bugguide. 2011. Identification, Images, & Information For Insects, Spiders &

Their Kin For the United States & Canada. Canada http://bugguide.net/node/view/15740. (16 Mei 2011)

Campbell, N. A., Jane . B. R., and Lawrence. G. M. 1999. Biologi. Edisi Kelima

Jilid dua. Erlangga. Jakarta. Hakim, N. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Heddy, S. 1994. Pengantar Ekologi. Rajawali Press. Jakarta. Howell, D. U. 1981. Introduction to Insect Biology and Diversity. Mc Graw

Hill International Book Company, Kagasuka. Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta. Kramadibrata, I. 1995. Ekologi Hewan. ITB. Bandung. Lilies, S. C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius. Jakarta. Lilies, S. C. 1992. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius. Jakarta.

Page 50: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

38

Makalew, A. D. N. 2001. Keanekaragaman Biota Tanah Pada Agroekosistem Tanpa Olah Tanah (TOT). Makalah Falsafah Sains. Program PascaSarjana/S3.

Natawigena, H. 1990. Entomologi pertanian. Orba Sakti. Bandung. Odum, P. E. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press.

Yokyakarta Pontoh, G. B. A. P. 2010. Analisis Vegetasi Tingkat Pohon di Hutan Lindung

Gunung Klabat Kabupaten Minahasa Utara, Sulawei utara. Skripsi. Unsrat. Manado.

Rahmawaty. 2006. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah di Kawasan

Hutan Wisata Alam Sibolangit. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. http.www.library.usu.ac.id/modules.php. (26 Juli 2011).

Rahmawaty. 2000. Keanekaragaman Serangga Tanah dan Perannya pada

Komunitas Rhizopora spp. Dan Komunitas Ceriops tagal Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara. Tesis program pascasarjana IPB. Bogor. (16 Maret 2011).

Resosoedarmo, S., Kuswata, K., Aprilani, S. 1985. Pengantar Ekologi. Fakultas

Pasca Sarjana IKIP Jakarta dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.

Samad, Abdul. 2010. Biodiversitas Mamalia Diurnal Di Gunung Klabat.

Skripsi. Unsrat. Manado. Setiadi, Y. 1989. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Kehutanan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antara Universitas Bioteknologi. IPB. Bogor.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan

Komunitas. Usaha Nasional. Surabaya. Suin, N. M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. Suin, N. M. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan

Guru Sekolah Menengah IBRD Loan No. 3979 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Whitten, A.J., Mustafa, M., dan Henderson, G.S. 1987. The Ekology of Sulawesi.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Page 51: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

Lampiran 1. Peta Lokasi P

Peta Lokasi Penelitian

39

Page 52: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

Lampiran 2. Foto Lokasi dan Kegiatan

Gambar : Pitfall Trap

Habitat 2. Semak

Lokasi dan Kegiatan Penelitian

Gambar : Pitfall Trap Habitat 1. Hutan sekunder

abitat 2. Semak Habitat 3. Kebun

Identifikasi Serangga

40

Habitat 1. Hutan sekunder

Habitat 3. Kebun

Page 53: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

41

Lampiran 3. Data Curah Hujan Bulanan

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah 106 145,6 162,5 249,7 162 153 Max 19 65 81 50 54 15

(Keterangan : dalam ml)

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika

Provinsi Sulawesi Utara 2011

Page 54: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

42

Lampiran 4. Indeks Nilai Penting (INP) Serangga Tanah Malam Hari

No Genus Jumlah K KR Jmlh Khdrn F FR INP

1 Mirmica 450 5.00 15.64 75 0.83 11.81 27.45

2 Platyhrea 424 4.71 14.74 76 0.84 11.97 26.71

3 Solenopsis 362 4.02 12.58 57 0.63 8.98 21.56

4 Iridomyrmex 297 3.30 10.32 61 0.68 9.61 19.93

5 Ponera 284 3.16 9.87 59 0.66 9.29 19.16

6 Gryllus 162 1.80 5.63 58 0.64 9.13 14.76

7 Euborellia 117 1.30 4.07 41 0.46 6.46 10.52

8 Tridactylus 130 1.44 4.52 28 0.31 4.41 8.93

9 Pheidole 103 1.14 3.58 33 0.37 5.20 8.78

10 Cucujus 95 1.06 3.30 19 0.21 2.99 6.29

11 Trixoscelis 79 0.88 2.75 18 0.20 2.83 5.58

12 Amitermes 68 0.76 2.36 14 0.16 2.20 4.57

13 Entomobrya 28 0.31 0.97 18 0.20 2.83 3.81

14 Forficula 51 0.57 1.77 11 0.12 1.73 3.50

15 Formica 14 0.16 0.49 18 0.20 2.83 3.32

16 Batrisodes 58 0.64 2.02 8 0.09 1.26 3.28

17 Sphenophorus 18 0.20 0.63 16 0.18 2.52 3.15

18 Thermobia 39 0.43 1.36 8 0.09 1.26 2.62

19 Lathrobium 34 0.38 1.18 7 0.08 1.10 2.28

20 Paederus 33 0.37 1.15 4 0.04 0.63 1.78

21 Dyscinetus 12 0.13 0.42 4 0.04 0.63 1.05

22 Mycetophagus 15 0.17 0.52 1 0.01 0.16 0.68

23 Halictus 4 0.04 0.14 1 0.01 0.16 0.30

Total 2877 31.97 100.00 635 7.06 100.00 200.00

Page 55: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

43

Lampiran 5. Indeks Nilai Penting (INP) Serangga Tanah Siang Hari

No Genus Jumlah K KR Jmlh Khdrn F FR INP

1 Platyhrea 337 3.74 13.45 65 0.72 10.52 23.97

2 Mirmica 342 3.80 13.65 54 0.60 8.74 22.39

3 Solenopsis 215 2.39 8.58 61 0.68 9.87 18.45

4 Tridactylus 174 1.93 6.94 52 0.58 8.41 15.36

5 Gryllus 191 2.12 7.62 47 0.52 7.61 15.23

6 Ponera 235 2.61 9.38 34 0.38 5.50 14.88

7 Iridomyrmex 245 2.72 9.78 31 0.34 5.02 14.79

8 Amitermes 125 1.39 4.99 34 0.38 5.50 10.49

9 Euborellia 126 1.40 5.03 29 0.32 4.69 9.72

10 Cucujus 79 0.88 3.15 23 0.26 3.72 6.87

11 Trixoscelis 60 0.67 2.39 27 0.30 4.37 6.76

12 Forficula 64 0.71 2.55 25 0.28 4.05 6.60

13 Pheidole 12 0.13 0.48 31 0.34 5.02 5.50

14 Paederus 47 0.52 1.88 21 0.23 3.40 5.27

15 Lathrobium 51 0.57 2.04 20 0.22 3.24 5.27

16 Dyscinetus 32 0.36 1.28 21 0.23 3.40 4.67

17 Entomobrya 62 0.69 2.47 6 0.07 0.97 3.44

18 Mycetophagus 29 0.32 1.16 14 0.16 2.27 3.42

19 Formica 10 0.11 0.40 13 0.14 2.10 2.50

20 Batrisodes 37 0.41 1.48 1 0.01 0.16 1.64

21 Thermobia 19 0.21 0.76 3 0.03 0.49 1.24

22 Halictus 6 0.07 0.24 5 0.06 0.81 1.05

23 Sphenophorus 8 0.09 0.32 1 0.01 0.16 0.48

Total 2506 27.84 100.00 618 6.87 100.00 200.00

Page 56: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

44

Lampiran 6. Indeks Diversitas Serangga Tanah Setiap lokasi

Indeks Diversitas Serangga Tanah Malam Hari di Hutan Sekunder No Spesies Jumlah Pi Ln pi Pi ln pi 1 Platyhrea 101 0.14 -1.98 -0.27 2 Mirmica 80 0.11 -2.22 -0.24 3 Euborellia 73 0.10 -2.31 -0.23 4 Cucujus 71 0.10 -2.34 -0.23 5 Batrisodes 58 0.08 -2.54 -0.20 6 Ponera 52 0.07 -2.65 -0.19 7 Iridomyrmex 46 0.06 -2.77 -0.17 8 Thermobia 39 0.05 -2.93 -0.16 9 Solenopsis 31 0.04 -3.16 -0.13 10 Entomobrya 28 0.04 -3.27 -0.12 11 Trixoscelis 24 0.03 -3.42 -0.11 12 Pheidole 23 0.03 -3.46 -0.11 13 Amitermes 20 0.03 -3.60 -0.10 14 Lathrobium 18 0.02 -3.71 -0.09 15 Sphenophorus 18 0.02 -3.71 -0.09 16 Gryllus 16 0.02 -3.83 -0.08 17 Formica 14 0.02 -3.96 -0.08 18 Tridactylus 13 0.02 -4.03 -0.07 19 Forficula 8 0.01 -4.52 -0.05 20 Dyscinetus 1 0.00 -6.60 -0.01 Jumlah Individu 734 Jumlah Spesies 20

H' = 2.73

Indeks Diversitas Serangga Tanah Siang Hari di Hutan Sekunder No Spesies Jumlah Pi Ln pi Pi ln pi 1 Platyhrea 100 0.14 -1.98 -0.27 2 Mirmica 68 0.09 -2.36 -0.22 3 Euborellia 69 0.10 -2.35 -0.22 4 Amitermes 69 0.10 -2.35 -0.22 5 Entomobrya 62 0.09 -2.45 -0.21 6 Ponera 51 0.07 -2.65 -0.19 7 Trixoscelis 53 0.07 -2.61 -0.19 8 Cucujus 42 0.06 -2.84 -0.17 9 Iridomyrmex 36 0.05 -3.00 -0.15 10 Gryllus 40 0.06 -2.89 -0.16 11 Batrisodes 37 0.05 -2.97 -0.15 12 Tridactylus 32 0.04 -3.12 -0.14 13 Dyscinetus 10 0.01 -4.28 -0.06 14 Thermobia 19 0.03 -3.64 -0.10 15 Formica 10 0.01 -4.28 -0.06 16 Forficula 9 0.01 -4.38 -0.05 17 Sphenophorus 8 0.01 -4.50 -0.05 18 Lathrobium 7 0.01 -4.64 -0.04 Jumlah Individu 722

Jumlah Spesies 18

H' = 2.66

Page 57: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

45

Indeks Diversitas Serangga Tanah Malam Hari di Kebun

1 Mirmica 251 0.20 -1.60 -0.32

2 Solenopsis 273 0.22 -1.52 -0.33

3 Platyhrea 200 0.16 -1.83 -0.29

4 Ponera 156 0.13 -2.08 -0.26

5 Iridomyrmex 161 0.13 -2.04 -0.26

6 Gryllus 72 0.06 -2.85 -0.16

7 Tridactylus 52 0.04 -3.17 -0.13

8 Forficula 20 0.02 -4.13 -0.07

9 Paederus 20 0.02 -4.13 -0.07

10 Amitermes 15 0.01 -4.42 -0.05

11 Lathrobium 6 0.00 -5.33 -0.03

12 Mycetophagus 7 0.01 -5.18 -0.03

13 Dyscinetus 7 0.01 -5.18 -0.03

14 Halictus 4 0.00 -5.74 -0.02

1 Mirmica 251 0.20 -1.60 -0.32

2 Solenopsis 273 0.22 -1.52 -0.33

3 Platyhrea 200 0.16 -1.83 -0.29

Jumlah Individu 1244

Jumlah Spesies 14

H' = 2.06

Indeks Diversitas Serangga Tanah Siang Hari di Kebun

No Spesies Jumlah Pi Ln pi Pi ln pi

1 Mirmica 191 0.18 -1.72 -0.31

2 Ponera 139 0.18 -1.72 -0.31

3 Solenopsis 201 0.19 -1.67 -0.31

4 Platyhrea 140 0.13 -2.03 -0.27

5 Iridomyrmex 166 0.16 -1.86 -0.29

6 Gryllus 52 0.05 -3.02 -0.15

7 Amitermes 28 0.03 -3.64 -0.10

8 Paederus 25 0.02 -3.76 -0.09

9 Lathrobium 21 0.02 -3.93 -0.08

10 Tridactylus 57 0.02 -3.98 -0.07

11 Mycetophagus 14 0.01 -4.34 -0.06

12 Dyscinetus 11 0.01 -4.58 -0.05

13 Forficula 12 0.01 -4.49 -0.05

14 Trixoscelis 7 0.01 -5.03 -0.03

15 Xylophagus 6 0.01 -5.18 -0.03

Jumlah Individu 1070

Jumlah Spesies 15

H' = 2.18

Page 58: (Wa Ode Hasnawati) Distribusi Dan Diversitas Serangga Tanah Pada Beberapa Tipe Habitat Di Gunung Klabat Sulawesi Utara

46

Indeks Diversitas Serangga Tanah Malam Hari di Semak No Spesies Jumlah Pi Ln pi Pi ln pi 1 Platyhrea 123 0.14 -1.99 -0.27 2 Mirmica 119 0.13 -2.02 -0.27 3 Iridomyrmex 90 0.10 -2.30 -0.23 4 Pheidole 80 0.09 -2.42 -0.22 5 Ponera 76 0.08 -2.47 -0.21 6 Gryllus 74 0.08 -2.50 -0.21 7 Tridactylus 65 0.07 -2.63 -0.19 8 Solenopsis 58 0.06 -2.74 -0.18 9 Trixoscelis 55 0.06 -2.79 -0.17 10 Euborellia 44 0.05 -3.02 -0.15 11 Cucujus 24 0.03 -3.62 -0.10 12 Forficula 23 0.03 -3.67 -0.09 13 Amitermes 33 0.04 -3.30 -0.12 14 Paederus 13 0.01 -4.24 -0.06 15 Lathrobium 10 0.01 -4.50 -0.05 16 Mycetophagus 8 0.01 -4.72 -0.04 17 Dyscinetus 4 0.00 -5.41 -0.02 Jumlah Individu 899 1.00

Jumlah Spesies 17

H' = 2.57

Indeks Diversitas Serangga Tanah Siang Hari di Semak

No Spesies Jumlah Pi Ln pi Pi ln pi

1 Platyhrea 97 0.14 -2.00 -0.27

2 Gryllus 99 0.14 -1.98 -0.27

3 Mirmica 83 0.12 -2.15 -0.25

4 Tridactylus 85 0.12 -2.13 -0.25

5 Euborellia 57 0.08 -2.53 -0.20

6 Ponera 45 0.06 -2.76 -0.17

7 Iridomyrmex 43 0.06 -2.81 -0.17

8 Forficula 43 0.06 -2.81 -0.17

9 Cucujus 37 0.05 -2.96 -0.15

10 Amitermes 28 0.04 -3.24 -0.13

11 Paederus 22 0.03 -3.48 -0.11

12 Lathrobium 23 0.03 -3.44 -0.11 13 Solenopsis 14 0.02 -3.93 -0.08

14 Mycetophagus 15 0.02 -3.86 -0.08

15 Pheidole 12 0.02 -4.09 -0.07

16 Dyscinetus 11 0.02 -4.17 -0.06

Jumlah Individu 714 1.00

Jumlah Spesies 16

H' = 2.55