Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

192
Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt; Ph.D Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M. Hum. Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M. Hum.

Transcript of Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

Page 1: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

ariasi dan keterceceran leksikon bahasa Bali, terutama untuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan Vserius. Salah satu cara yang perlu dilaksanakan adalah

pemetaan leksikon yang didasari dengan prototipe primitiva semantiknya. Hasil pemetaan semacam ini dapat berupa glosarium dan/atau kamus. Selama ini sudah ada banyak kamus yang dihasilkan oleh para ahli leksikografi. Namun, kamus yang telah dihasilkan tersebut baru sebatas kamus leksikal, sehingga hal ini masih menyisakan permasalahan, terutama masalah ketersediaan kamus-kamus budaya, seperti kamus primitiva semantik, walaupun dapat dipahami bahwa secara teoritis kamus leksikal tersebut telah banyak memberikan kontribusi kepada pemertahanan, pengembangan, dan politik bahasa tertentu, termasuk aspek-aspek gramatika pada tataran leksikon, sintaksis, dan semantik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebutuhan terhadap kamus budaya, selain kamus leksikal, merupakan kebutuhan yang mendesak. Di tengah marak terbitnya berbagai kamus di Indonesia, khususnya di Bali, munculah ide inovatif yang dibuat oleh staf pengajar pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Prof. Dr. N. L. Sutjiati Beratha, M.ADekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana,

Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt; Ph.D Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M. Hum. Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M. Hum.

Page 2: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

I Made Netra I Nyoman Udayana I Wayan Suardiana

I Ketut Ngurah Sulibra

Glosarium: Kata dan Istilah

Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

CAKRA MEDIA UTAMA2018

Page 3: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

ii

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik

Bidang Agama dan Adat Bali

PenulisI Made Netra

I Nyoman Udayana I Wayan Suardiana

I Ketut Ngurah Sulibra

Penyelaras/PenyuntingI Gusti Made Ngurah

Gede MarayanaGde Suardana Putra

Rancang SampulOka Pradnyana

PenerbitCAKRA MEDIA UTAMAJalan Diponegoro No. 256

Denpasar, Bali 80114HP: 081239937772

Email: [email protected]

Cetakan - 2018

ISBN: 978-602-52797-4-4

Page 4: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

iii

SAMBUTAN

Variasi dan keterceceran leksikon bahasa Bali, terutama untuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan serius. Salah satu cara

yang perlu dilaksanakan adalah pemetaan leksikon yang didasari dengan prototipe primitiva semantiknya. Hasil pemetaan semacam ini dapat berupa glosarium dan/atau kamus. Selama ini sudah ada banyak kamus yang dihasilkan oleh para ahli leksikografi. Namun, kamus yang telah dihasilkan tersebut baru sebatas kamus leksikal, sehingga hal ini masih menyisakan permasalahan, terutama masalah ketersediaan kamus-kamus budaya, seperti kamus primitiva semantik, walaupun dapat dipahami bahwa secara teoritis kamus leksikal tersebut telah banyak memberikan kontribusi kepada pemertahanan, pengembangan, dan politik bahasa tertentu, termasuk aspek-aspek gramatika pada tataran leksikon, sintaksis, dan semantik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebutuhan terhadap kamus budaya, selain kamus leksikal, merupakan kebutuhan yang mendesak. Di tengah marak terbitnya berbagai kamus di Indonesia, khususnya di Bali, munculah ide inovatif yang dibuat oleh staf pengajar pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Sebagai pimpinan dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, kami menyambut baik penerbitan buku yang bertajuk “Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali”. Kami berharap dan mendorong seluruh staf pengajar pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana untuk menunjukkan kinerja yang tinggi dengan cara berkarya secara produktif, sesuai dengan visi dan misi Fakultas ilmu Budaya, Universitas Udayana. Dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Ilmu Budaya selalu mencoba untuk meningkatkan iklim penelitian dan pengabdian kepada masyarakat agar tetap dikembangkan dalam rangka pengembangan keilmuan secara teoritis, metodologis, dan empiris, sehingga bermanfaat bagi masyarakat Bali, khususnya, di samping juga melaksanakan pendidikan dan pengajaran. Luaran penelitian pun didorong untuk didiseminasikan,

Page 5: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

iv

diterbitkan ke dalam jurnal berskala nasional, regional, dan internasional, pemerolehan sertifikat Hak Cipta, dan dibukukan, sehingga menjadi model pengembangan mutu Fakultas Ilmu Budaya serta Universitas Udayana. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Saudara Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum, dkk yang telah berjuang untuk mewujudnyatakan buku ini, dan kepada pihak yang telah banyak membantu, baik selama pelaksanaan penelitian maupun penulisan, dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat Bali, khususnya untuk pemertahanan bahasa, terutama bahasa Bali.

Denpasar, Agustus 2018Dekan Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Udayana,

Prof. Dr. N. L. Sutjiati Beratha, M.A. NIP 19590917 198403 2 002

Page 6: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

v

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur dipanjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan dan rahmatNya

buku ini mampu diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Buku ini berjudul Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali. Buku ini merupakan hasil dan luaran penelitian mul-titahun Hibah Riset Invensi Udayana (HRIU) yang Dibiayai oleh DIPA PNBP Universitas Udayana Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Dana PNBP Tahun Anggaran 2017 Nomor: 673-51/UN14.4.A/LT/2017, tanggal 12 Juli 2017 Data yang berupa kata dan istilah dari prototipe primitiva seman-tik diperoleh dari berbagai kegiatan atau upacara adat dan agama di Bali. Upacara adat dan agama di Bali yang dijadikan sumber data adalah upa-cara magedong-gedongan, upacara anak yang baru lahir, upacara kepus pungsed, upacara bulan pitung dina, upacara nelu bulanan, upacara ngo-tonan, upacara menek kelih, upacara metatah, upacara pawiwahan, upacara ngaben, upacara atma wedana, upacara nyegara gunung dan maajar-ajar.

Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian I adalah pendahuluan yang berisikan beberapa subbagian, seperti representasi prototipe primi-tiva semantik bahasa Bali terutama pada bidang agama dan adat Bali yang dilengkapi dengan subtipenya sebagai representasi leksikalnya. Ada 16 (enam belas) prototipe primitiva semantik yang berisikan subtipe masing-masing yang berupa kata dan istilah yang merupakan representasi leksikal dari prototipe primitiva semantik bahasa Bali dalam bidang agama dan adat Bali; Pada subbagian selanjutnya diuraikan tentang pola sintaksis MSA dari prototipe primitiva semantik. Pola sintaksis ini memberikan gambaran tentang kerangka sintaksis yang spesifik yang merupakan per-paduan prototipe primitiva semantik. Bagian II adalah glosarium setiap kata dan istilah dari prototipe primitiva semantik yang disusun secara al-fabetis.

Page 7: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

vi

Buku ini diharapkan mampu mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Bali yang di dalamnya termasuk kearifan lokal, norma, nilai, dan ideologi masyarakat Bali. Selain itu, buku ini juga diharapkan mampu menyediakan informasi dan penggunaan bahasa tentang praktik-praktik budaya pada ranah agama dan adat di Bali. Selanjutnya, informasi keba-hasaan tersebut dapat dijadikan masukan untuk merumuskan kebijakan terhadap pengembangan bahasa Bali. Pada kesempatan yang baik ini, ucapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya disampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Udayana 2. Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana3. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Udayana 4. Koordinator Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Udayana5. Para informan dan informan kunci yang berasal dari Kabupaten

Buleleng dan kabupaten Gianyar, Bali, IndonesiaUcapan terima kasih tidak lupa pula disampaikan kepada para pi-

hak yang tidak dapat disebutkan satu per satu karena tanpa mereka buku ini tidak mungkin dapat diselesaikan. Segala saran dan kritik dari para pem-baca yang terpelajar sangat dihargai untuk perbaikan buku ini. Semoga buku ini berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya

Denpasar, Agustus 2018 Penulis,

Page 8: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

vii

DAFTAR ISI

SAMBUTAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................... v

BAGIAN I Pendahuluan ............................................................ 1

1.1 Representasi Leksikon Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama Dan Adat Bali .............................................................. 3

1.1.1 Prototipe Substantiva ........................................... 3

1.1.2 Prototipe Determina ............................................. 7

1.1.3 Prototipe Kuantitas .............................................. 7

1.1.4 Prototipe Evaluasi ................................................ 8

1.1.5 Prototipe Deskripsi .............................................. 8

1.1.6 Prototipe Predikat Mental .................................... 9

1.1.7 Prototipe Ujaran ................................................... 9

1.1.8 Prototipe Aksi, Peristiwa, Pergerakan .................

1.1.9 Prototipe Keberadaan dan Milik .......................... 9

1.1.10 Prototipe Hidup dan Mati .................................... 10

1.1.11 Prototipe Waktu ................................................... 10

1.1.12 Prototipe Tempat/Ruang ...................................... 11

1.1.13 Prototipe Konsep Logika ..................................... 11

1.1.14 Prototipe Intensitas .............................................. 11

1.1.15 Prototipe Taksonomi dan partonomi .................... 11

1.1.16 Prototipe Kemiripan ............................................ 12

1.2 Pola Sintaksis Prototipe Primitiva Semantik Bahasa Bali ......... 12

1.2.1 Pola-Pola Sederhana ............................................ 131.2.2 Pola-Pola Kompleks ............................................ 15

Page 9: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

viii

1.2.3 Pola-Pola pengembangan yang lainnya yang mungkin terjadi ........................................................................... 15

BAGIAN II Glosarium Leksikon Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali 17

A ............................................................................................. 18

B ............................................................................................. 36

C ............................................................................................. 48

D ............................................................................................. 54

E ............................................................................................. 60

G ............................................................................................. 62

H ............................................................................................. 67

I ............................................................................................. 68

J ............................................................................................. 71

K ............................................................................................. 77

L ............................................................................................. 84

M ............................................................................................. 88

N ............................................................................................. 99

O ............................................................................................. 115

P ............................................................................................. 117

R ............................................................................................. 135

S ............................................................................................. 148

T ............................................................................................. 154

U ............................................................................................. `68

W ............................................................................................ 171

Y ............................................................................................. 172

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 175

TENTANG PENULIS ................................................................. 179

Page 10: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

1

BAGIAN I

PENDAHULUAN

Penggunaan bahasa dalam sebuah komunitas dan masyarakat dilakukan untuk mempertahankan norma, nilai dan ideologi masyarakatnya. Linguis berpandangan bahwa bahasa itu menjadi

penting karena penutur yang memakai bahasa tersebut juga memegang peranan yang sangat penting. Pentingnya peranan penutur tersebut dapat dilihat dari peranan penutur dalam berkomunikasi dengan petutur dalam budaya tertentu. Agar maksud dan tujuan penutur dalam komunikasi dapat tercapai, maka dibutuhkan alat dan model. Salah satunya adalah kamus. Para ahli Leksikologi dan leksikografi menjelaskan bahwa kamus berisikan daftar leksikon yang dilengkapi dengan padanan makna, baik secara leksikal maupun secara fungsional yang menyangkut penggunaannya. Selama ini sudah ada banyak kamus yang dihasilkan oleh para linguis. Namun demikian, kamus yang telah dihasilkan tersebut baru pada sebatas kamus leksikal, sehingga hal ini masih menyisakan permasalahan, terutama ketersediaan kamus, yang perlu dilengkapi dengan kamus-kamus budaya, seperti kamus primitiva semantik, walaupun dapat dipahami bahwa secara teori bahwa kamus leksikal tersebut telah banyak memberikan kontribusi kepada pemertahanan, pengembangan dan politik bahasa tertentu, termasuk aspek-aspek gramatika pada tataran leksikon, sintaksis, dan semantik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebutuhan terhadap kamus budaya, selain kamus leksikal, merupakan kebutuhan yang mendesak. Jadi, ide utama dari penciptaan kamus ini berasal dari adanya prototipe primitiva semantik (Wierzbicka, 1996) yang dikembangkan oleh Goddard (2004) dengan konfigurasi setiap representasi prototipe primitiva semantik tersebut dengan pendekatan cultural scripts (wacana budaya).

Page 11: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

2

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

Alat yang saat ini masih dianggap ampuh untuk mempertahankan bahasa dari kepunahannya adalah kamus, karena kamus berisikan daftar leksikon dengan penjelasan arti yang bersifat leksikografis berdasarkan konteks penggunaann dan konteks budaya. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk penyusunan kamus primitiva semantik pada bidang agama dan adat Bali. Di samping itu, penyusunan kamus ini dimaksudkan untuk mempertahankan karakter budaya yang berisikan norma, nilai, dan ideologi masyarakat Bali. Penyusunan kamus primitiva semantik dilaksanakan melaui beberapa tahapan, yaitu tahapan pemetaan dan pembuatan daftar jejarinng leksikon atau yang disebut dengan glosarium, tahapan pengoptimalisasian model konfigurasi makna leksikon dan pemerian contoh, tahapan penyusunan kamus Bali-Indonesia-Inggris Penyusuanan jejaring leksikon yang dilengkapi dengan pemerian arti dalam suatu glosarium sebenarnya sudah banyak disusun dan dibuat oleh ahli bahasa dan para peneliti, baik melalui penelitian dengan data primer maupun penelitian yang melibatkan data sekunder. Berdasarkan pemikiran bahwa bahasa mampu memengaruhi pikiran manusia, dalam hal ini dengan bahasa manusia melestarikan karakter budaya termasuk di dalamnya kearifan lokal, maka telah mampu disusun satu glosarium yang berisikan kata dan istilah prototipe primitiva semantik. Dalam hal ini, bahasa Bali bidang agama dan adat Bali telah mampu dikelompokkan atauy diprotipekan menjadi 16 prototipe. Keenam belas prototipe tersebut memiliki representasi leksikal masing-masing. Representasi leksikal yang tegolong ke dalam prototipe primitiva semantik, dapat digunakan dalam kehidupan beragama dan beradat di Bali. Penggunaannya tidak terlepas dari faktor dan aspek budaya Bali. Untuk mempertahankan bahasa dan budaya Bali ini, dibuatlah satu alat, yaitu kamus primitiva semantik. Kamus ini mengandung hal yang unik yang disebut dengan pengoptimalisasian model konfigurasi makna leksikon dan pemerian contoh berdasarkan sintaksis primitiva semantik, sintaksis tak-komposisis, kerangka spesifikasi sintaksis, dan struktur batin. Setelah kedua tahapan ini selesai dilaksanakan, maka kamus primitiva semantik bisa disusun secara utuh.

Page 12: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

3

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

1.1 Representasi Leksikon Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

1.1.1 Prototipe SubstantivaPrototipe Substantiva dalam bidang agama dan adat Bali merupakan

prototipe yang memliki representasi subtipe yang paling banyak. Prototipe substantiva terdiri atas beberapa subtipe, seperti subtipe orang, subtipe orang pertama, subtipe orang kedua, subtipe orang ketiga, subtipe anggota keluarga, subtipe orang suci, subtipe pemimpin/abdi, subtipe sesuatu, subtipe bagian pura, subtipe orkestra, subtipe ornamen, subtipe makanan/bumbu, subtipe warna, subtipe binatang, dan subtipe raga. Berikut ini adalah representasi leksikon dari prototipe primitiva semantik substantiva:

a) Subtipe Orang jadma, jelema, manusa (manusia).

b) Subtipe Orang Pertama ana, aké, cang, kola, (aku), tyang (saya), tityang (saya/hamba).

c) Subtipe Orang Kedua cai, ci, iba, nani (kamu), énté, nyai, nyi, (anda), awaké, ratu, siga (saudara).

d) Subtipe Orang Ketiga dané, ia, ida, ipun, jero (dia).

e) Subtipe Anggota Keluargaadi, ari, rai (adik), aji, bapa, guru, panglingsir (bapak), anak (anak), bayi (bayi), beli (kakak laki-laki), biang, mémé (ibu), dadong (nenek), embok (kakak perempuan), iwa (paman), kaki, kakyang, pekak (kakek), kurenan, somah (suami) mindon (sepupu jauh), misan (sepupu), nyama, prati sentana, sameton, warih (keluarga), raka (kakak laki-laki dan perempuan), rerama (orang tua).

Page 13: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

4

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

f) Subtipe Orang Suci balian (dukun), dalang (dalang), bhagawan, pandita, pamangku, pinandita, rsi, sri mpu, wikhu (pendeta), nabé (guru spiritual), pandé (tukang besi), sangging (tukang potong gigi), srati, tapini, tukang banten (pembuat sesajen), tapakan, tukang tenung, tukang wacak (peramal), tukang ebat (juru masak), tukang surat (juru tulis), tukang terang (pawang hujan), undagi (arsitek).

g) Subtipe Pemimpin/Abdiatiti (undangan), bakta, damuh, kaula sentana, pamedek, pangemong, pangempon, panyiwi, panyungsung (umat), bendésa, kelian adat, kelian tempékan (pemimpin adat), juru arah, sinoman (juru siar), juru raksa (bendahara), juru sapuh (tukang sapu), kelian praja (pemimpin dinas), pangayah (pembantu), pangliman (wakil pemimpin adat), panyarikan (sekretaris pemimpin adat), pacalang (petugas keamanan), pregina (penari), pawongan (kelompok warga), yajamana (pemimpin upacara).

h) Subtipe Sesuatu ambengan (ilalang), ajuman, aturan, ayaban, banten, bebangkit, buah-buahan, bulan pitung dina, canang, canang sari, caru, colong, daksina, dapetan, datengan, gebongan, jerimpen, kacang-kacangan, lengawangi, nasi penek, nasi putih kuning, nasi tumpeng, padagingan, pajegan, panamiu, panéwatan, pangrékrékan, pasucian, pajati, papranian, peras, prayascita, pulegémbal, punjung, raka-raka, rarapan, rerasmén, saiban, sesayut, segehan soda, sorohan, suci, tabuh, tawur, tebasan, tipat kelanan (jenis persembahan), ancak saji, palemahan (batas bangunan), angenan, angkeb rai, awak-awakan, balé gading, balé gumi, balé pangastryan, balé sekah, bayakaon, benang, benang béakala, benang putih, benang selem, benang tatebus, benang tri datu, benang tukelan, blakas, bodag, bokor, bokoran, buah, buku, bunga, bungkak, bungkak nyuh gading, bungsil, burat

Page 14: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

5

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

wangi, busung, boréh, canting, cepér, cerakén, clemik, coblong, crongcong,damar kurung, danyuh, dapdap, dipan, don bingin, don pandan, duk, dupa, ental, galeng, galih, gambir, ganjaran, ituk-ituk, jagung, jangu, jaum, jemek, jempana, gigi, gréhasta, guwungan, iber-iber, igel-igelan, ingka, jun tandeg, ke (kiping), keben, kekécér, kembang rampé, keplugan, keris, kulkul, kumara, kuud, lampid, lanté, kaduegan, kain putih, kajang, kakuluh, keris, lepa, lesung, lidi, lis, meke, ngaad, ngiu, nyuh, pabuan, pagulungan, pamor, pané, pangi, panglukatan, pangrékan, panuntun, panyambutan, panyeneng, papah, pasepan, payuk, payuk kedas, padangal, patulangan, pekir, panarakan, pangilap, pangoréngan, pangotok, pangutik, pénjor, pénjor cenik, pepaga, pering, peti, pis bolong, pisang jati, plangkan, porosan, potlot, pulpén, punyan buah, puspa, pusuh, rantasan, regek, rejang, ron, rurub, samara ratih, sambuk, sampian, sampian jaet, sampian nagasari, sampian padma, sampian peras, sampian pusung, sampian soda, sampian uras, sampian windha, sanggah cucuk, sangku, saput, sarad, sasolahan, sawa, sekah, sekarura, séla, selendang, selepa, semat, sengkui, senteng, seperai, sepit, serut, sibuh, sibuh pepek, sidi, sinduk, sisir siwa upakrana, slépan, sok, sok bekel, suah, sunari, takir, taledan, tamas, tangkih, tapak dara, tapis, taring, tatindih, tatingkeb, tatukon pangiriman, tebu, tegen-tegenan, tegteg, tempeh, tepung, tepung tawar, tetimpug, tiing, tiing gading, tikeh, tilam, timpas, tirta pemanah, tirta pembersihan, tirta pengentas, tirta penglukatan, tirta pabersihan, tombak, toya, tragtag, tukad, tulang, tulud, tumpang salu, tumpeng, tupeng (sidakarya), ubes-ubes, udeng, ulam, ulap-ulap, ulon, untu, upih, wanci, wangénan, wasuh pada, wayang (lemah), wédang, wukur, yéh (sarana upacara), ari-ari (plasenta), asagan, asep (dupa), awig-awig, pararem (peraturan adat), baas kuning (beras kuning), badé, bandusa (tempat jenasah), bajra, gente (genta), bangsah (bunga pohon pinang), banjar (balai pertemuan adat), basé tampél (lipatan sirih), bata (batu merah), batu (batu), caping, kuncir poni, (bentuk potongan rambut), catu, cééng, cengkilik (alat pengukur

Page 15: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

6

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

beras), catus pata (perempatan), cégcég (ukuran padi), natah (halaman), niskala (alam), pasih (laut), pees (air ludah), sampi (sapi), tiuk (pisau).

i) Subtipe Bagian Pura apit lawang, ayun, balé gong, balé kulkul, balé pawédan, candi bentar, candi kurung, dewa Hyang, gedong, Hyang ibu, jaba sisi, jaba tengah, jeroan, kemulan, méru, padmasana, palinggih, panggungan, pangrurah, panunggun karang, paon, parahyangan, pawaregan, payogan, pelangkiran, pasamuan, piyasan, prantenan, pura, sanggah pamerajan, Sanggah surya, sapta petala, taksu.

j) Subtipe Orkestraangklung, baleganjur, céngcéng, gambang, gamelan, gangsa, gécék, gendér, gong, kempul, kempur, kendang, panggul, rindik, tawa-tawa, tingklik.

k) Subtipe Ornamen asagan, kobér, ceniga, cili, éndongan, gantung-gantungan, lamak, lapan, lelonték, leluur, orti, pedapa, tamiang, tér, umbul-umbul, wastra.

l) Subtipe Makanan/Bumbuarés, bantal, balayag, balung, basa-basa, bawang, bé bébék, bé céléng, bé siap, bé tukad, calon, cekuh, goh, isén guling, jaja, jaé, jeruk, komoh, kunyit, lawar, lengis, nasi, rajang, rames sambel, sanganan, saté, satuh, serapah, sera, suna, tabia, tipat, urab, uyah.

m) Subtipe Warna barak (merah), brumbun (warna-warni), kuning (kuning), putih (putih), selem (hitam).

Page 16: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

7

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

n) Subtipe Binatang angsa (angsa), Bangkal (babi besar), bébék (bebek), céléng (babi), kambing (kambing), kebo (kerbau), kuluk (anjing), kucit (anak babi), siap (ayam).

o) Subtipe Raga angga (diri), awak, raga, ukudan (raga).

1.1.2 Prototipe Determina Determina adalah prototipe yang representasi leksikalnya dapat

merujuk pada substantiva. Representasi leksikon yang mengacu pada substantiva dalam bidang agama dan adat Bali adalah né, niki yang bermakna ini dan ento dan nika yang bermakna itu. Selain itu, prototipe determina juga dapat digunakan untuk menjelaskan suatu hal atau substantiva. Berikut ini adalah daftar representasi prototipe determina.

né, niki (ini), ento, nika (itu), patuh, pateh (sama), lénan, tiosan, lianan (lain).

1.1.3 Prototipe Kuantitas Prototipe kuantitas dalam bahasa Bali mengacu pada jumlah objek

atau substantiva. Prototipe kuantitas ini memiliki berbagai representasi leksikon yang bermakna satu dan bermakna dua, Selain itu, leksikon yang dapat merujuk pada unit ukuran, seperti unit ukuran yang sesuai dengan nama wadah. Kuantitas juga dapat diwakili oleh leksikon yang terkait dengan nomor kardinal, seperti dua dan leksikon yang memiliki arti semua, banyak, dan beberapa. Berikut ini adalah daftar representasi leksikon dari prototipe kuantitas.

a) Subtipe Satu a barung, a besik, a biding, a bodag, a bokor, a botol, a bulih, a bungkul, a cangkir, a catu, a cédok, a cééng, a cekel, a celekan, a cengkilik, a ceplokan, a cepok, a coblong, a colékan, a crigén, a crongcong, a depa, a émbér, a gantus, a gombang, a grosan, a iket, a iris, a jumput, a kampil, a kapar, a karung, a kecoran,

Page 17: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

8

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

a kedusan, a kijepang, a kilo, a klakat, a kranjang, a lembar, a lengkat, a lingseh, a lumpian, a mangkok, a némpéh, a ngiu, a njoran, a pasang, a paso, a pepek, a pesel, a piring, a pisan, a sangkop, a sangku, a sémblong, a séndok, a sidu, a siki, a sokasi, a taledan, a tamas, a toplés, a ukud, a wanci, besik, siki, tunggal.

b) Subtipe Dua dua, dwi, kalih.

c) Subtipe Semua/Banyak akéh, bek, liu, makejang, makuéh, makudang-kudang, nged,

ngréntéd, ombéh, onyang, sakaluir, sakancan, samah, sami, sinamian.

1.1.4 Prototipe Evaluasi Prototipe evaluasi dapat digunakan untuk memberikan evaluasi

kerja atau aktivitas dan objek atau substantiva. Dalam bidang agama dan adat Bali, prototipe evaluasi dapat diwakili oleh leksikon yang bermakna bagus, seperti luung, becik, adung, nyarik; leksikon yang bermakna buruk, seperti jelék, jelé, leksikon yang bermakna panjang, seperti lantang, dawa, leksikon yang bermakna pendek, seperti bawak, leksikon yang bermakna tinggi, seperti tegeh, dan leksikon yang bermakna rendah, seperti éndép, andap.

1.1.5 Prototipe Deskripsi Prototipe deskripsi dalam bahasa Bali, khususnya di bidang agama

dan adat Bali digunakan untuk mendeskripsikan nomina atau substantiva. Prototipe ini diwakili oleh leksikon yang memiliki arti besar, seperti gedé, agung, kelih, lingsir; leksikon yang bermakna kecil, seperti cenik, alit, anom; leksikon yang bermakna pintar, seperti dueg, wikan, pradnya; leksikon yang bermakna sombong / bodoh, seperti corah, sombong, jumawah, belog; leksikon yang bermakna damai, seperti jagatdita, gemah, ripah, jinawi; dan leksikon yang bermakna terkenal, seperti sumbung, loktah.

Page 18: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

9

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

1.1.6 Prototipe Predikat Mental Prototipe predikat mental berkaitan dengan mental seseorang. Oleh

karena itu, yang termasuk dalam mental seseorang adalah sesuatu yang menyangkut dan terkait dengan kognisi manusia, seperti memikirkan sesuatu/sesorang, mengetahui sesutau, rasa ingin tahu terhadap sesuatu/seseorang, membaui sesuatu, melihat, dan mendengarkan sesuatu. Leksikon yang bermakna memikirkan sesuatu/sesorang dapat dilihat dalam leksikon-leksikon, seperti keneh, manah; leksikon yang bermakna mengetahui sesuatu dapat dilihat dalam leksikon-leksikon, seperti nawang, éling, uning, tatas; leksikon yang berkaitan dengan rasa ingin tahu adalah arsa, apti, kedeh, kadodoh; leksikon yang bermakna membaui, seperti adek, ngebonin, rasa, kedus, irup; leksikon yang bermakna melihat adalah cingak, tolih, tepuk, tingalin, iwasin, clektekang, dengéngang, iling, ton, suryaning, aksi; leksikon yang bermakna mendengarkan sesuatu dapat dilihat dalam leksikon-leksikon, seperti dingeh, pireng, pidarta, piragi.

1.1.7 Prototipe Ujaran Ujaran dalam bahasa Bali adalah bentuk kata kerja yang

diproduksi dengan mulut. Dalam hal ini, ujaran mengacu pada aktivitas yang diekspresikan oleh organ bicara, kata-kata, dan pernyataan untuk melakukan sesuatu dengan benar. Representasi dari leksikon prototipe ini adalah dalam bentuk ucapan, kata, dan benar. Daftar representasi prototipe ujaran, antara lain orahang, omong, teges, macak, nguningang, ngartos, nyawis, sadok, tetes, wilangin, catri, judi, nyledi, ngraos, munyi, panika, suara, beneh, saja.

1.1.8 Prototipe Aksi, Peristiwa, Pergerakan Kegiatan orang dalam bahasa Bali, dapat diwujudkan dengan

tindakan atau sesuatu yang dilakukan pada atau penggunaan bagian tubuh manusia, peristiwa atau peristiwa yang tidak dilakukan oleh pembicara tetapi dilakukan oleh orang lain, dan gerakan yang menyebabkan suatu objek berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Leksikon-leksikon yang mewakili makna aksi, peristiwa, dan pergerakkan adalah: ngalih, ngarereh, negem, mabhakti, nyongcong, ngabangbang, nyuci, nyatur, netegan,

Page 19: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

10

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

nanceb, pesu, meli, numbas, macaru, ngabén, ngrorasin, masangih, matajén, mapalu, kaplug, majalan, malaib, ngepung, uber, tangkil, gabag, nguyeg, aduk, suun, suah, sisir, getep, pundut, sungsung, tegen, tampa, tatad, jemak, ambil, ajak, mecik, mejek, taan, nyélcél, jimpit, cekik, gisi, cekel, colék, siku, lempag, nampél, tampar, pantig, empug, nimpug, entungang, gelilingan, puter, aduk, peres, kepel, pegat, pempen, tanding, usapin, ingkup, campuh, besikang, gabung, atepang, natab, kisidang, tumpuk, susun, tegul, sambung, sebit, kerét, kirut, tekekang, kaput, pelut, keet, godot, serut, tektek, rames, tebih, recah, cacah, malpal, rajang, tusuk, gorok, nyambléh, pukang, ngrecah, ngulis, ngelas, murak, mruak, tingkag, només, tués, ancuk, jait, semat, sangih, nyampat, ampelang, tampél, Témpél, anggét, nugel, ngabil, ngiis, ngaeb, nérés, boréh, slusuh, tudag, tanjung, tendang, tampel, jekjek, ingsak, mapiteket.

1.1.9 Prototipe Keberadaan Dan Milik Dalam bahasa Bali, eksistensi atau keberadaan dan kepemilikan

memiliki arti yang mirip sehingga mereka dikategorikan ke dalam satu prototipe semantik primitiva. Setiap subtipe memiliki representasi leksikon. Dua leksikon yang termasuk dalam prototipe ini adalah ada dan memiliki. Konsep dari kedua leksikon itu berbeda satu sama lain. Leksikon ada mengacu pada keberadaan objek, seperti dalam ada, sedangkan memiliki mengacu pada kepemilikan, seperti dalam ngelah, maduwé, madrebé.

1.1.10 Prototipe Hidup Dan Mati Konsep hidup dan mati di Bali adalah konsep psikologis, artinya hid-

up dan mati ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Konsep kehidupan di-wakili oleh ungkapan leksikon, idup dan urip. Kedua konsep ini berhubun-gan dengan makro kosmos dan mikro kosmos, alam semesta dan isinya. Sedangkan konsep kematian diwakili oleh leksikon mati, bangka, séda.

1.1.11 Prototipe Waktu Dalam bahasa Bali, konsep waktu mengandung beberapa hal,

seperti waktu ketika diidentifikasi dengan kapan, sekarang, sebelum, dan sesudahnya. Selain itu, waktu juga dapat diartikan sebagai akumulasi

Page 20: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

11

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

jumlah waktu yang dimiliki seseorang atau berapa lama suatu hal terjadi, seperti yang ditunjukkan oleh representasi berikut:

dugas, daweg, jani, mangkin, sakondén, sadéréng, sadurung, sasuba, ri sampun, makelo, suwé, akejep, aklimpengan, aklinyengan, galah.

1.1.12 Prototipe Tempat/Ruang Konsep tempat atau ruang berisi beberapa konsep, seperti lokasi di

mana peristiwa terjadi dan di mana kegiatan tersebut dilakukan. Prototipe ini juga berisi substitusi atau referensi mengenai tempat, seperti di sini, di sana, di atas, dan sejenisnya, seperti: tongos, genah, (ring) dija, dini, driki, ba duur, betén, joh, doh, paek, nampek, samping, tengah.

1.1.13 Prototipe Konsep Logika Konsep logika adalah konsep yang erat terkaitannya dengan

perasaan, seperti ditolak, tidak diinginkan, dan sejenisnya. Leksikon yang merupakan representasi dari konsep logika adalah leksikon yang bermakna tidak, seperti dalam tusing, nénten; leksikon yang bermakna mungkin, seperti dalam minab, mungkin; leksikon yang bermakna jika, seperti dalam yéning, ri kala, ri tatkala; leksikon yang bermakna karena, seperti dalam sawiréh; dan leksikon yang bermakna dapat, seperti dalam bisa, nyidaang, prasida/mrasidayang.

1.1.14 Prototipe Intensitas Konsep intensitas didefinisikan sebagai seberapa kuat kegiatan

dilakukan atau seberapa sering peristiwa terjadi. Representasi leksikon dalam bahasa Bali merujuk pada leksikon yang bermakna sangat, seperti bes, kalintang, pinih, dahat dan leksikon yang bermakna lebih, seperti dalam buin, malih.

1.1.15 Prototipe Taksonomi dan Partonomi Taksonomi adalah semacam pengelompokan. Ini didasarkan pada

jenis dan bagian dari sesuatu. Oleh karena itu, dasar pengelompokan ini adalah representasi leksikon dari prototipe taksonomi, seperti éédan, bagian, paduman, ka-pah.

Page 21: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

12

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

1.1.16 Prototipe Kemiripan Kemiripan bermakna adanya dua objek yang hampir sama atau

identik, baik dari segi bentuk fisik maupun karakteristik. Dalam bahasa Bali, hanya sedikit leksikon dari prototipe semacam ini yang ditemukan. Representasi leksikon prototipe kemiripan mengacu pada leksikon yang bermakna cara, seperti dalam alah, cara dan leksikon yang bermakna seperti yang dapat dilihat dalam sakadi, minakadi.

1.2 Pola Sintaksis Prototipe Primitiva Semantik Bahasa BaliTeori sintaksis MSA merujuk pada pola gramatikal khusus dari

leksikon yang merupakan representasi prototipe primitiva semantik. Walaupun setiap leksikon memiliki pola gramatikal yang khusus, bukan berarti bahwa pola ini tidak bersifat universal. Justru keuniversalan pola gramatikal ini dapat dilihat dengan mudah dan merupakan ciri dari sintaksis MSA. Sintaksis MSA dianggap sama dengan kerangka sintaksis, karena setiap representasi leksikon dari prototipe primitiva semantik memiliki pola yang sesuai dengan makna leksikon tersebut. Makna leksikon tersebut dapat membuktikan kalau leksikon tersebut dapat mengikat kemunculan leksikon lain yang bermakna. Misalnya, leksikon MELAKUKAN dapat mengikat kemunculan dua argumen, yaitu pelaku, sesuatu, untuk orang lain sehingga kerangka sintaksis dari leksikon ini adalah: SESEORANG melakukan SESUATU. SESEORANG melakukan SESUATU untuk ORANG LAIN. Teori sintaksis MSA dengan kerangka sintaksisnya mengisyaratkan bahwa makna leksikon primitiva semantik dapat diekspresikan dengan berbagai bentuk dalam berbagai konteks situasi dan konteks budaya.

Wierzbicka (1996) mengatakan bahwa sebuah leksikon tertentu memiliki makna yang universal dan alami. Sebagai contoh, konsep kata say dalam bahasa Inggris yang berfungsi untuk memberikan pernyataan atau menyatakan, dapat diparafrasekan dengan (1) saya menyatakan sesuatu untuk anda; (2) orang menyatakan suatu yang buruk tentang anda; dan (3) saya ingin menyatakan sesuatu sekarang. Wierzbicka (1996b) mengatakan bahwa meskipun pola-pola gramatikal suatu bahasa bersifat spesifik, selalu dapat ditemukan pola-pola yang universal. Pola-pola gramatikal universal ini dinyatakan sebagai seperangkat kalimat dasar ‘basic sentence’

Page 22: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

13

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dalam aneka bahasa. Kalimat dasar ini dibangun oleh elemen-elemen leksikon universal. Relasi elemen-elemen leksikon universal berdasarkan gramatika suatu bahasa disebut dengan sintaksis MSA. Lebih lanjut, pakar ini merumuskan prinsip-prinsip sintaksis MSA, seperti berikut: (1) setiap pola diprediksi ada pada bahasa-bahasa di dunia; (2) pola-pola itu merupakan tata bahasa bawaan innate grammar dari kognisi manusia; dan (3) menggunakan leksikon semantik universal. Pola-pola sintaksis MSA yang diuraikan pada bagian ini terdiri atas pola-pola sederhana, pola-pola kompleks, dan berbagai pola pengembangannya.

1.2.1 Pola-Pola SederhanaPola sederhana yang dimaksudkan pada bagian ini adalah pola yang

terdiri atas gabungan dua prototipe yang merupakan kalimat sederhana.

a) Substantive + DeterminaContoh: canangé ditu

Substantiva (sesuatu) determina Canangnya (ada) di sana.

b) Substantiva + KuantitasContoh: yéhé bek

Substantiva (sesuatu) kuantitas Airnya penuh.

c) Substantiva + EvaluasiContoh: pénjoré tegeh Substantiva (sesuatu) evaluasi

Penjornya tinggi.

d) Substantiva + DeskripsiContoh: bantené patut

Substantiva deskripsi Bantennya benar.

Page 23: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

14

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

e) Substantiva + Predikat MentalContoh: tyang ngadek

Substantiva (orang pertama) predikat mental Saya mencium/membaui.

f) Substantiva + Predikat UjaranContoh: manggalané nyawis

Substantiva (pengurus adat) predikat ujaran Pemimpin (pengurus adat) menjawab.

g) Substantiva + Predikat TindakanContoh: kramané matektekan

Substantiva (orang) predikat tindakan Warga mencingcang (membuat bumbu).

h) Substantiva + Predikat PeristiwaContoh: reramané mapiteket

Substantiva (keluarga) predikat peristiwa Orang tuanya memberikan nasihat.

i) Substantiva + Predikat pergerakanContoh: ia ngaba

Substantiva (orang ketiga) predikat pergerakan Dia membawa.

j) Substantiva + KeberadaanContoh: saténé ada

Substantiva (makanan) keberadaan Satenya (masih) ada.

k) Substantiva + HidupContoh: reramané idup

Substantiva (keluarga) Hidup Orang tuanya (masih) hidup.

Page 24: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

15

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

l) Substantiva + MatiContoh: bébéké mati

Substantiva (binatang caru) mati Itiknya mati. 1.2.2 Pola-Pola Kompleks

Pola-pola kompleks memiliki pola-pola sederhana yang diinsersi oleh prototype intensitas dan atau konsep logika. Di samping itu, pola-pola kompleks juga bisa terdiri atas pola sederhana ditambah atau diikuti dengan beberapa pelengkap, seperti prototipe substantive, tempat/ruang, waktu, dan beberapa pengembangannya.

a) Pola sederhana + SUBSTANTIVAContoh: kramané ngulat klakat

Pola sederhana Substantiva Substantiva (orang) Predikat tindakan substantiva (sesuatu)

Warga membuat anyaman bambu.

b) Pola Sederhana + WaktuContoh: kramané tedun mangkin

Pola Sederhana Waktu Substantiva (orang) predikat tindakan waktu

Warganya mulai bergotong-royong sekarang.

c) Pola Sederhana + Tempat/RuangContoh: panglisiré masandekan ring gedong

Pola Sederhana Tempat Substantiva (Tetua adat) predikat peristiwa tempat/ruang

Tetua adat beristirahat di gedong.

1.2.3 Pola-Pola pengembangan yang lainnya yang mungkin terjadiPola-pola sintaksis MSA ini merupakan pola yang sangat kompleks

atau yang terdiri atas dua buah klausa atau lebih.

Page 25: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

16

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

a) Khusus untuk pola yang melibatkan kemiripan Substantiva + kemiripan + substantiva

Pola ini merujuk pada ungkapan atau peribahasa yang merupakan kalimat majasa tau pengandaian.

Contoh: ia cara crukcuk punyah Substantiva (orang ketiga) kemiripan substantiva (sesuatu) Dia seperti burung crukcuk (dia mabuk).

b) Pola Khusus Imperatif NegatifPola ini bisa dijumpai pada ungkapan yang merupakan peribahasa atau metafora dalam bahasa Bali.

Contoh: da ngadén awak bisa Jangan mengira diri terlalu pintar (rendah hati).

Page 26: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

17

BAGIAN II

GLOSARIUM LEKSIKON PROTOTIPE PRIMITIVA SEMANTIK BIDANG AGAMA DAN ADAT BALI

Primitiva semantik merupakan salah satu konsep penting teori MSA yang merupakan seperangkat terbatas dari makna yang ti-dak berubah. Di dalam makna ini terdapat juga fitur-fitur semantik

yang tidak akan berubah (Goddard, 1996a:2; Sutjiati-Beratha, 1998a:288). Primitiva semantik merupakan refleksi pembentukan pikiran manusia yang diwarisi oleh manusia sejak lahir. Untuk merepresentasikannya, primitiva semantik dapat dieksplikasikan atau dikonfigurasi dengan parafrase den-gan menggunakan bahasa alamiah dan kata-kata yang secara intuitif ber-hubungan atau memiliki medan makna yang sama dan bukan menggunak-an bahasa yang bersifat teknis (Wierzbicka, 1996d:31). Dengan demikian, keberadaan konsep primitiva semantik ini diyakini berdampak secara teo-retis, yang dapat digunakan untuk menerangkan seluruh makna kompleks apa pun dengan cara yang lebih sederhana. Keteraturan dalam primitiva semantik merupakan penyebabnya. Artinya, apabila seluruh leksikon dia-nalisis secara komprehensif, fitur yang teratur itu dapat ditemukan. Sema-kin primitiva semantik dan keteraturan itu bisa dideskripsikan, semakin perubahan dan perkembangan makna dapat ditentukan.

Page 27: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

18

Aaba

Kata dalam varian kasar yang berarti membawa serta sesuatu atau barang dengan tangan secara umum, sehingga barang tersebut berpindah tempat atau berpindah ke tangan orang lain. Kata aba ini sering dijumpai dan banyak digunakan dalam kegiatan adat dan agama di Bali oleh partisipan yang memiliki status yang lebih tinggi kepada partisipan yang memiliki status yang lebih rendah. Arti dari kata aba ini adalah bahwa sesuatu atau barang dan partisipan pembawa barang tersebut ikut serta bergerak berpindah dari satu tempat ke tempat partisipan peminta segera setelah diminta pada waktu yang relatif cepat. Sebagai akibatnya, partisipan peminta barang tersebut merasa senang dan terbantu karena sesuatu yang baik dapat terjadi, yakni dia dapat memanfaatkan dan menggunakan barang tersebut dengan baik dan oleh karena itu, dia merasa wajib berterima kasih kepada orang tersebut.

a barungIstilah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satuan ukuran jumlah suatu barang tertentu, seperti satu perangkat gambelan, yang terdiri atas gong dan angklung yang ditabuh di wilayah Bali. Pada kegiatan adat dan keagamaan di Bali, gambelan sering dijumpai ditabuh dengan baik oleh para penabuh yang terhimpun dalam satu sekehe (kelompok penabuh). Jumlah penabuh biasanya disesuaikan dengan jenis alat gambelan tertentu. Apabila jumlah jenis alat yang digunakan lengkap, maka satu ukuran satuan gambelan yang lengkap ini disebut dengan abarung. Istilah abarung ini merupakan bentuk derivasi dari kata satu. Kata satu ini dapat digunakan sesuai dengan satuan ukuran jumlah tertentu yang pengistilahannya disesuaikan dengan jenis benda tertentu.

Page 28: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

19

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a besikIstilah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan arti dari bilangan satu dan merujuk pada satu jumlah benda padat tertentu yang dapat dihitung. Istilah abesik ini digunakan oleh partisipan yang memiliki status social yang lebih tinggi kepada partisipan yang memiliki status yang lebih rendah. Istilah abesik ini juga digunakan oleh antar partisipan yang berasal dari status social yang sama.

a bidangIstilah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan jumlah satuan benda, terutama digunakan untuk mengacu pada satu helai daun, satu petak tanah, satu buah benda yang lebar, dan satu lembar uang kertas, dan sejenisnya.

a bodagIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satuan ukuran jumlah dalam ukuran penuh dari benda yang berada dalam satu wadah yang disebut bodag.

a bokorIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satuan ukuran jumlah dalam ukuran penuh dari benda yang berada dalam satu wadah, yaitu bokor.

a botolIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapan dan merujuk pada satuan jumlah benda yang berada dalam satu wadah, yaitu botol.

a bulihIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang bermakna satu untuk menyatakan atau mengungkapkan jumlah satu buah pisang.

Page 29: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

20

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

a bungkulIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang bermakna satu untuk menyatakan atau mengungkapkan jumlah satu buah kelapa; bisa juga dipakai untuk menyatakan satu bangunan rumah.

a cangkirIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satuan jumlah benda yang berada dalam satu cangkir.

a catuIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam catu.

a cédokIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu cedok.

a cééngIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah ynag digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu ceeng.

a cekelIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang bermakna satu untuk meyatakan atau mengungkapkan jumlah satu ikat benda, seperti padi, sayuran.

a celekanIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah untuk menyatakan atau mengungkapkan frekuensi dan cara melakukakan sesuatu yang bermakna satu kali penanaman tanaman yang merambat.

Page 30: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

21

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a cengkilikIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu cengkilik.

a ceplokanSatuan ukuran jumlah dan sebutan untuk cara suatu benda (telur) dipecahkan untuk digoreng, yang hanya dilakukan sekali ceplok saja.

a cepokIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada frekuensi dan cara kemunculan benda atau sesuatu, yaitu hanya satu kali saja.

a coblongIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam coblong.

a colékanIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu kali yang merujuk pada frekuensi dan cara melakukan sesuatu dengan jari tangan, yaitu gerak mencolek atau goresan dengan mencolek.

a crigén/ a jrikénIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau rujuk mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satau crigen/jrikén.

a crongcongIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam crongcong.

Page 31: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

22

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

adakata dalam varian kasar yang digunakan untuk mengungkapkan atau meyatakan arti dari kata ada dan dapat mengacu pada kepemilikan. Karena kata ini merupakan varian kasar, maka kata ini digunakan antar partisipan atau entitas yang memiliki status social yang sama. Kata ini juga dapat digunakan oleh partisipan yang memiliki status social yang lebih tinggi kepada partisipan yang memiliki status sosial yang lebih rendah.

adekUngkapan dengan tatanan bahasa kasar untuk mencium sesuatu dengan indra pencium yang dilakukan secara tidak sengaja.

a depaIstilah yang merujuk pada satuan ukuran panjang yang menyatakan satu yang merujuk pada rentangan ujung jari tengah tangan kiri sampai ke ujung jari tengah tangan kanan

adiSebutan dalam bahasa biasa untuk adik, baik laki-laki maupun perempuan, yang berasal dari keluarga biasa.

adukKata dalam tatanan bahasa biasa atau netral untuk menyatakan mengaduk bahan-bahan masakan atau makanan dengan tangan atau alat tertentu.

adungSebutan yang netral untuk mengungkapkan baik dan sesuai atau digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang memiliki kesesuaian bentuk.

a émbérIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu ember.

Page 32: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

23

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a gantusIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna satu yang merujuk pada benda-benda yang sejenis yang dijadikan satu dengan cara ditusuk.

agengSebutan halus yang digunakan untuk menyatakan makna besar dan kata ageng biasanya digunakan untuk menjelaskan karakteristik benda yang tidak kelihatan. Benda yang dideskripsikan biasanya merupakan benda milik orang yang berasal dari keas social yang lebih tinggi.

a gombangIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang dignakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu gombang.

a grosanIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu kali yang merujuk pada frekuensi dan cara meminum kuah atau sup langsung dengan mulut.

agungSebutan halus yang digunakan untuk mengungkapkan makna besar dan kata agung biasanya digunakan untuk menjelaskan dan merujuk pada wujud fisik seseorang yang berasal dari kelas social yang lebih tinggi.

a ijasIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah kelompok pisang.

a iketIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah satu ikat

Page 33: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

24

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

benda, seperti pisang.

a iris/a iisIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah satu iris buah.

ajakKata yang digunakan untuk meyatakan atau mengungkapkan makna membawa serta orang atau sesuatu bersamanya kepada orang lain dengan cara sengaja.

ajengUngkapan dalam ragam alus madya (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan kegiatan menghadapi makanan kemudian memasukkan makanan ke mulut.

ajiSebutan halus dari bapak kandung dalam keluarga yang berasal dari triwangsa, yaitu 3 kelompok masyarakat yang memiliki tingkatan status (wangsa) yang lebih tinggi dalam tatanan suku Bali.

ajumanJenis persembahan kepada Tuhan pada saat dilaksanakannya upacara agama di pura atau merajan yang berupa buah dan jajan yang ditempatkan dalam satu wadah yang disebut dengan tamas atau taledan dan dilengkapi dengan nasi dalam bentuk pangkonan, kacang saur, telor, dan garam ; dan dilengkapi pula dengan canang.

a jumputIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu jimpitan yang merujuk pada jumlah satu genggam benda yang dijepit dengan seluruh jari tangan.

Page 34: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

25

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a kampilIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam sak.

a kaparIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu kapar.

a karungIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu karung.

akéBentuk kata ganti orang pertama tunggal yang digunakan diantara entitas dari golongan atau status social yang setara di daerah tertentu untuk menunjukkan hubungan keakraban dan atau dalam kondisi yang sedang marah, sehingga bentuk aké merupakan variasi kasar.

a kecoranIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah dan luas yang digunakan untuk menyatakan satu yang merujuk pada jumlah satu aliran air sungai untuk satu wilayah subak.

a kedusanIstilah yang merujuk pada satuan ukuran kecepatan yang menyatakan atau mengungkapkan frekuensi dan cara menghirup bau benda, baik yang harum maupun yang tidak harum.

akéhkata yang dikelompokkan ke dalam kruna alus yang digunakan sebagai sebutan halus yang menyatakan atau mengungkapkan makna banyak, biasanya untuk benda yang konkret saja.

Page 35: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

26

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

akeskata yang tergolong ungkapan kasar yang merujuk pada kegiatan atau tindakan manusia memakan sesuatu atau benda dengan cara menggigit seperti layaknya yang dilakukan oleh anjing.

a kijepangIstilah yang merujuk pada satuan ukuran kecepatan yang menyatakan frekuensi atau cara memejamkan mata yang hanya sekali saja.

a kiloIstilah yang merujuk pada Satuan ukuran berat yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah satu kilogram benda.

a klatkatIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunkan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu klatkat.

a kranjangIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam keranjang.

aksikata yang dikategorikan ke dalam kruna alus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna ‘lihat’ dengan indra penglihatan yang dilakukan dengan sengaja dan dalam rentang waktu tertentu.

alahKata yang dikategorikan ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna seperti

a lembarIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu lembar yang merujuk pada jumlah satu lembar daun.

Page 36: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

27

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a lengkatIstilah yang merujuk pada satuan ukuran panjang yang menggunakan rentangan jari tangan mulai dari ibu jari dan jari tengah sebagai alat ukurnya yang direntangkan hanya sekali saja, biasanya yang dipakai adalah jari tengah tangan kanan.

a lingsehIstilah yang merujuk pada satuan ukuran luas yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah satu bidang atau satu rumpun tanaman di sawah.

alitSebutan halus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna kata kecil, terutama merujuk pada usia seseorang yang berasal dari status social yang lebih tinggi yang lebih muda usianya.

a lumpianIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam lumpian.

amahUngkapan kasar yang hanya diperuntukkan bagi binatang dalam hal memasukkan makanan ke mulut (makan).

a mangkokIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu mangkok.

ambenganAlang-alang yang dipakai sebagai sarana penyucian dalam setiap pelaksanaan upakara yadnya yang awalnya merujuk pada cerita “Tirtha Amerta terciprat di daun alang-alang” dalam perjalanan sang Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan para naga.

Page 37: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

28

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

ambilIstilah dengan ungkapan halus untuk menyatakan mengambil sesuatu benda dan membawakanya untuk seseorang dengan kedudukan sosial yang lebih tinggi.

ampelangUngkapan mider (bahasa netral yang tidak memiliki makna halus dan kasar) untuk menaruh sekumpulan barang dan ditempatkan pada tempat yang tersembunyi.

anaBentuk kata ganti orang pertama tunggal yang digunakan diantara entitas dari golongan atau status sosial yang setara di daerah tertentu untuk menunjukkan hubungan keakraban, sehingga bentuk aké merupakan variasi kasar.

anakSebutan bagi orang lain (asing) dan orang di luar bagian keluarga besar. Anak juga bisa berarti anak kandung dalam keluarga di Bali.

andapKata yang termasuk ke dalam ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan halus untuk menyatakan atau mengungkapkan makna rendah dari sesuatu atau benda.

a némpéhIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam wadah, yaitu témpéh.

a ngiuIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satau ngiu.

Page 38: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

29

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a njoranIstilah yang merujuk pada satuan ukuran panjang yang menyatakan atau mengungkapkan panjang seukuran lonjoran kaki manusia.

ancak sajiSebutan untuk sebuah alat yang terbuat dari bambu yang ujungnya dihiasi dan dibentuk sedemikian rupa yang dipakai sebagai pagarbale dangin dan alat ini akan dipasang ketika ada mayat yang disemayamkan di bale dangin tersebut.

ancukKata mider untuk menusuk sesuatu atau benda yang berada pada ketinggian tertentu dengan benda lancip; kadang benda yang dipakai untuk menusuk tidak selalu lancip, tergantung pada apa yang mau dicari.

angenanSatu jenis sarana upacara sebagai angenan yang merupak symbol jantung manusia yang dibuat dan dipergunakan dalam upacara ngaben.

anggaSebutan halus yang diguakan untuk mengungkapkan atau menyatakan makna kata badan dan diri sendiri yang berasal dari golongan dengan status social yang lebih tinggi.

anggétKata mider untuk mendapatkan sesuatu dengan menggunakan galah, berisi pisau yang diikat menghadap ke bawah.

angkeb raiIstilah untuk menyatakan atau merujuk pada kain putih yang beraksara yang dipakai untuk menutupi muka sawa/mayat.

Page 39: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

30

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

angkidAktivitas untuk menyatakan mengambil makanan atau masakan dari tempatnya karena dinyatakan sudah matang.

angklungsuatu jenis alat musik tradisional Bali yang terbuat dari empat kepingan logam, menghasilkan empat nada. Jenis gamelan seperti ini menghasilkan nada sedih, melankolis, dan dinamis. Angklung merupakan bentuk gamelan tertua di Bali, yang umumnya dimainkan untuk mengiringi suatu upacara kremasi pitra yadnya, dewa wedana dan atma wedana.

angsaJenis binatang caru yang disebut Angsa, yaitu sejenis bangsa itik yang berwarna putih yang bentuknya lebih besar dari itik yang berfungsi sebagai dalam caru panca sanak yang tempatnya di Timur Laut/Kaja-Kangin.

anomSebutan halus yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan mak-na kata muda yang berkaitan dengan belum tua atau belum menikah untuk seseorang yang memiliki status sosia yang lebih tinggi.

a pasangIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang menyatakan satu yang merujuk pada satu pasang benda yang terdiri dari dua barang yang identik (sama), bisa kiri dan kanan dan bisa juga merujuk pada dua orang, laki perempuan.

a pasoIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu paso.

a pepekIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu pepek.

Page 40: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

31

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

a peselIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang dapat diikat dengan tali.

a piringIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu piring.

a pisanIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu secara halus yang merujuk pada frekuensi kemunculan benda satu kali saja atau kejadian, seperti bertemu dan berjumpa, yang terjadi hanya satu kali saja.

apit lawangIstilah yang digunakan untuk menyatakan dan merujuk pada dua buah bangunan di kiri dan di kanan pemedal agung yang merupakan palinggih Batara Kala dengan Bhiseka Jaga-Jaga, yaitu Putra Dewa Siwa yang bertugas sebagai pecalang.

aptiKata atau ungkapan halus yang bermakna keinginan yang digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan atau usia lebih muda untuk bertutur sapa terhadap orang yang memiliki kedudukan atau orang yang dituakan oleh masyarakatnya.

arésSebutan untuk mengungkapkan jenis sayur tradisional Bali yang terbuat dari atau berbahan batang pohon pisang yang muda yang diiris tipis-tipis yang diisi air dan daging, terutama daging itik dan bumbu secukupnya.

ariSebutan dalam bahasa Bali yang halus untuk merujuk pada adik, baik laki-laki maupun perempuan dalam keluarga yang berasal dari wangsa yang lebih tinggi.

Page 41: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

32

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

ari-ariIstilah dalam bahasa Bali yang merujuk pada plasenta dengan tali pusar, penghubung kehidupan dalam kandungan antara sang janin dengan sang ibu. Dalam penerapan keagamaan sehari-hari ari-ari (tali pusar) ini dianggap dan dipandang sebagai salah satu saudara bagi si bayi..

arsaKata atau ungkapan halus yang bermakna keinginan yang digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan atau usia lebih tua untuk bertutur sapa terhadap orang yang memiliki kedudukan yang lebih muda di lingkungan masyarakatnya.

asaganBalai-balai dari bambu yang ditempatkan di pelinggih yang berfungsi sebagai tempat sesajen dan atau berfungsi sebagai pengganti pelinggih yang bersifat sementara.

a sangkopIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang menyatakan atau mengungkapkan satu genggam atau kepalan benda.

a sangkuIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam satu sangku.

a sémblong/émblongIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam sémblong/émblong.

a séndokIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam sendok.

Page 42: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

33

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

asepsebutan kasar untuk sejenis harum-haruman yang dibakar, sehingga berasap dan berbau harum, dengan nyala apinya berfungsi sebagai lambang Dewa Agni yang berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan antara pemuja dengan yang dipuja, sebagai pembasmi segala kekotoran dan pengusir roh jahat, dan sebagai saksi upacara dalam kehidupan.

a siduIstilah yang merujuk pada satuan ukuran jumlah yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah satu sendok, yang dibuat dari daun pisang atau daun kelapa.

a sikiIstilah yang halus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan arti dari bilangan satu dan merujuk pada satu jumlah benda padat tertentu yang dapat dihitung. Istilah asiki ini digunakan oleh partisipan yang memiliki status social yang lebih rendah kepada partisipan yang memiliki status yang lebih tinggi. Istilah asiki ini juga digunakan oleh antar partisipan yang berasal dari status social yang sama, yaitu kelas atas atau yang disebut dengan tri wangsa dalam budaya Bali.

a sokasiIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam sokasi, yaitu wadah atau tempat nasi tempo dulu.

a taledanIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam taledan.

a tamasIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam tamas.

Page 43: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

34

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

atepangIstilah untuk menyatakan menyatukan dua benda yang berbeda atau dua benda yang sama yang dalam kondisi patah.

atitiSebutan halus yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan makna dari kata undangan. Kata ini digunakan untuk merujuk pada undangan pada situasi formal.

a toplésIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam toples.

aturanJenis persembahan kepada Tuhan pada saat ada upacara agama di pura, biasanya persembahan ini terbuat dari rangkaian buah yang disusun secara vertikal di atasnya diisi canang, kadang-kadang ayam panggang juga bisa diisikan sebagai satu kesatuan persembahan.

a ukudIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan makna satu benda yang merujuk pada satu ekor binatang.

awak-awakanIstilah yang digunakan untuk menyatakan pengganti badan (sarira) dari sang mati yang dibuat khusus untuk dikubur (mapendem).

awakSebutan dalam tatatan bahasa yang kasar yang merujuk pada ungkapan makna badan dan diri.

Page 44: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

35

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

awakéBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang digunakan dengan maksud untuk menunjukkan hubungan keakraban, sehingga dapat dikategorikan kedalam bentuk kasar.

awanciIstilah yang merujuk pada satuan ukuran yang menyatakan satu yang merujuk pada jumlah benda yang berada dalam wanci.

awig-awigAturan yang dibuat oleh organisasi tradisonal Bali, Desa Pakraman, banjar, subak, seka-seka yang dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan program, seperti Tri Hita Karana sesuai dengan desa mawacara dan Dharma Agama di Desa Pakraman.

ayabanistilah dalam tatanan halus yang digunkan untuk engungkapkan atau menyatakan makna dari jenis persembahan yang berupa banten dalam istilah adat dan agama di Bali sebagai wujud persembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

ayunistilah yang digunaan untuk mengungkapkan atau menyatakan nama dari salah satu palinggih atau bagian dari sanggar pemujaan keluarga Hindu di Bali (sanggah merajan) yang diletakkan di tengah-tengah pekarangan merajan yang digunaan sebagai simbol tempat untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa.

Page 45: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

36

Bbaas kuning

Sebutan untuk beras yang berwarna kuning yang dipakai sebagai perlengkapan upacara ngaben terutama untuk sarana yang disebut sekarura.

badéSarana religius dalam upacara ngaben yang digunakan untuk membawa jenasah ke kuburan untuk melakukan proses sementara dalam hal upacara sawa wedana khususnya dalam upacara ngaben di Bali. Bentuk bangunan bade ini dihiasi dengan beragam ornamen Bali yang didominasi oleh ornamen yang disebut dengan patra punggel. Bade dibagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian kepala, bagian badan, dan bagian kaki.

ba duurIstilah dalam bahasa Bali yang memiliki ragam biasa yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna lokasi di atas dari sesuatu atau benda, posisi benda yang berada di atas benda yang lainnya bisa menempel satu sama yang lainnya atau tidak.

bagaKata yang beragam alus madya (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bagian. Baga juga bisa diartikan sebagai seksi dalam susunan organisasi atau kepanitiann pada saat dilaksanakannya upacara adat dan agama di Bali

bajraSarana upacara yang dipakai oleh para pandita atau pendeta dan pinandita untuk melaksanakan upacara yang bahan bakunya adalah logam yang cocok dipergunakan sebagai bahan pembuat bajra yang menyebabkan suara bajra

Page 46: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

37

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

bunyinya amat nyaring apbila alat pemukul di dalamnya dibenturkan pada pinggir bajra. Bajra memiliki fitur halus yang merujuk pada penggunaan kekinian.

baktaSebutan bagi orang (umat Hindu) yang menjadi hamba dan penyembah Tuhan dengan manifestasiNya.

balayagSebutan untuk mengungkapkan ketupat yang bentuknya memanjang terbuat dari ulatan dan anyaman janur yang diisi beras dan direbus dalam waktu yang cukup lama.

balé gadingSarana upakara yang dibuat dari bambu gading (yang lain) dihiasi dengan bunga-bunga yang berwarna putih dan kuning serta di dalamnya diisi beras, ajuman daksina, kadang-kadang dapat dilengkapi dengan suci, canang buratwangi, canang sari dan raka-raka; kekiping, pisang mas, nyahnyah gula kelapa. Bale gading ini adalah sebagai tempat (palinggih) dari Sanghyang Semara Ratih.

baleganjurBalaganjur yang kemudian menjadi Baleganjur yaitu suatu pasukan atau barisan yang sedang berjalan,yang kini pengertiannya lebih berhubungan dengan sebuah barungan gamelan yang ditabuh yang dipakai untuk mengiringi upacara ngaben atau kegiatan pawai adat dan agama.

balé gongBagian bangunan suci yang ada di pura yang merupakan tempat disimpan dan dimainkannya gambelan atau gong.

balé gumiTempat pembakaran jenasah dalam rangka upacara ngaben yang bentuknya bertingkat tiga dengan tanah sebagai lantainya.

Page 47: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

38

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

balé kulkulTempat yang menyerupai bangunan yang digunakan untuk menyimpan atau meletakan kulkul/kentongan yang berada di bagian luar (jaba sisi) pura atau di dekat balai pertemuan tingkat dusun (balé banjar).

balé pangastryanSebuah tempat yang menyerupai bangunan yang dibuat dari bambu gading bertiang empat beratapkan ilalang, sebagai tempat upacara hasti wedhana, nguyeg galih, ngreka galih dan lainnya.

balé pawédanBagian bangunan suci yang ada di pura yang berfungsi sebagai tempat seorang pandita atau pinandita mengantarkan puja atau mengucapkan mantra dan weda ketika dilaksanakan upacara agama di pura.

balé sekahkata yang termasuk dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan biasa untuk balé atau tempat dilaksanakannya upacara nyekah atau ngerorasin.

balianSeorang setingkat pemangku yang suci baik dalam hal spiritual maupun usada sebagai ahli pengobatan tradisional Bali, yakni orang yang mempunyai kemampuan untuk mengobati orang sakit.

balungSebutan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari tulang babi atau itik yang ditempatkan di atas lawar sebagai wujud persembahan atau hidangan kepada orang suci dan pepimpin di Bali.

bandusaSebutan biasa terhadap alat upacara ngaben yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan symbol jasad manusia.

Page 48: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

39

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

bangkaKata yang merupakan varian kasar yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan makna mati yang terutama mengacu pada manusia dan atau binatang serta tumbuh-tumbuhan.

bangkalJenis binatang yang lebih besar dari babi yang memiliki taring lebar yang berfungsi sebagai binatang yang dipakai sebagai caru dan tawur yang tingkatannya lebih besar.

bangsahSebutan untuk bunga pohon pinang yang menjadi bakal buah yang biasanya digunakan saat upacara adat dan agama, seperti ngaben di Bali.

banjarOrganisasi tradisional Bali sebagai wadah untuk menjalin hubungan sosial kemasyarakatan di sebuah tempat, yaitu bale banjar yang secara umum oleh masyarakat Bali digunakan untuk melaksanakan segala kegiatan adat.

bantenSarana persembahan bagi umat Hindu untuk mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasiNya atau Tuhan Yang Maha Kuasa dan juga sebagai persembahan kepada leluhur yang merupakan wujud rasa terima kasih, cinta dan bakti pada beliau karena telah dilimpahi wara nugrahaNya.

bapaKata yang termasuk ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunaan sebagai sebutan kasar untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bapak kandung dalam keluarga yang memiliki status keluarga biasa.

barakWarna merah yang dalam pengider-ider berada di Selatan dengan Dewa Brahma dengan pusaka Gada dan tanda api memiliki makna budaya laut,

Page 49: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

40

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

pencipta dan kekuatan.

basa-basaistilah dalam varian biasa yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyatakan berbagai jenis bumbu yang digabung menjadi satu secara lengkap.

basé tampélSirih yang dilipat sedemikian rupa yang biasanya dipakai sebagai sarana pembuatan sesajen yang disebut tatebasan.

bataBatu bata yang dipakai sebagai perlengkapan dan alat pada saat dilaksanakan upacara mendem padagingan yang biasanya diisi dan dilengkapi dengan benang panca datu yang ditanam di belakang palinggih. Batu bata sering juga dipakai pada saat peletakan batu pertama bangunan palinggih.

batuSebutan untuk alat dan perlengkapan yang ditaruh di kumara sebagai symbol yeh-nyom, digunakan pada saat nelu bulanin.

bawakkata yang termasuk ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan yang netral untuk menyatakan atau mengungkapkan makna pendek.

bawangSebutan untuk mengungkapkan jenis bumbu di Bali yang bisa dipakai sebagai sarana kelengkapan segehan yang biasanya diisi bersamaan dengan jahe dan garam.

bayakaonSarana upacara untuk menghilangkan semua gejolak negatif yang bersumber dari egois. Pada saat menjalankan prosesi Bayakaon, tirtha

Page 50: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

41

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dipercikkan ke bawah atau dari pinggang ke bawah dan diayab ke belakang.

bayiKata yang termasuk ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan untuk anak kandung dalam keluarga di Bali yang dikatakan baru lahir.

bebangkitSalah satu bentuk upakara yadnya yang memakai sarana babi guling yang dipergunakan dalam upacara tingkat menengah (madya) dan utama, baik untuk dewa yadnya maupun pitra yadnya.

bébékJenis binatang yang merupakan bangsa itik yang biasanya disebut Bébék bulu Sikep (itik warna bulu kecoklatan) merupakan binatang yang dijadikan caru panca sanak yang diperuntukkan dan diletakan di arah Kelod-Kangin (Tenggara) dalam pangider-ider.

bé bébékSebutan untuk mengungkapkan daging bebek atau itik yang dipakai sebagai dagingnya sesajen suci.

bé céléngSebutan untuk mengungkapkan daging babi yang dipakai sebagai sarana upacara yang dapat diolah sedemikian rupa sesuai peruntukannya, seperti sate, lawar, dsb.

becikKata yang termasuk ke dalam ragam alus (halus) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan yang halus untuk menyatakan atau mengungkapkan baik, yang dilihat dari wujud fisik suatu benda atau karakter atau sifat seseorang.

Page 51: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

42

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

bekKata yang dikategorikan ked lam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan kasar untuk menyatakan atau mengungkapkan makna banyak atau penuh, biasanya merujuk pada benda cair dan padat.

beliKata yang dikelompokkan ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan yang agak kasar untuk menyatakan atau mengungkapkan makna kakak laki-laki dalam keluarga dan tatanan masyarakat di Bali

belogSifat seseorang yang memiliki kemampuan baik berfikir, berkata, maupun berbuat di bawah kemampuan rata-rata masyarakat yang ada di sekitarnya.

bendésaPemimpin tertinggi dari seluruh Prajuru Desa adat atau desa pakraman yang dalam struktur pengurus Desa Adat memiliki posisi sentral dan utama.

benangSimbol suci tali pengikat dalam proses kehidupan yang pada upacara yadnya dan tetandingan banten. Bisa dikatakan, bahwa makna pemakaian benang suci tersebut tergantung dari jenis aktivitas ritual yang dilakukan dan benang tersebut menyiratkan makna kepada manusia, bahwa manusia seharusnya dalam hidup ini mengalami proses pematangan, sehingga terlahir generasi yang bisa saling bersatu dengan yang lainnya.

benang béakalaBenang béakala dalam upacara mabéakala saat upacara pawiwahan, benang papegat yang berwarna putih sebagai simbol dari lapisan kehidupan, berarti sang pengantin telah siap untuk meningkatkan alam kehidupannya menuju Grehasta Asrama.

Page 52: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

43

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

benang putihBenang putih, yang diikat di pergelangan tangan kanan saat peringatan hari kelahiran (otonan), sebagai simbol agar hati kita selalu di jalan yang lurus/benar dalam kehidupan ini.

benang selemBenang yang berwarna hitam yang apabila dipakai dalam upacara pagedong - gedongan yang berfungsi sebagai sebagai penuntun hidup. Benang yang berwarna hitam bisa dipasang bersamaan dengan bungkak sebagai momon sebagai simbol Siwa yang ditempatkan di sebelah utara pada saat dilaksanakannya upacara pacaruan.

benang tetebusBenang yang dipakai sebagai simbol kesabaran dalam hal apa pun yang dikerjakan seharusnya diselesaikan secara sempurna bagaikan orang memiling benang, semua diproses dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

benang tri datuSarana yang terbuat dari benang yang memiliki tiga warna yang merupakan simbol ikatan akan tiga perjalanan hidup di dunia ini, yaitu lahir, hidup, dan mati, sebagaimana fungsi Tuhan dalam manifestasiNya sebagai Brahma yang memiliki fungsi mencipta yang disimbolkan dengan benang merah, Wisnu yang memiliki fungsi memelihara yang disimbolkan dengan benang hitam, dan Siwa yang memiliki fungsi melebur yang disimbolkan dengan benang putih.

benang tukelanBenang tukelan pada daksina lambang naga dalam proses pemutaran mandara giri untuk mencari tirta amertha sebagai alat/media penghubung antara pemuja dan yang dipuja.

benehUngkapan kasar untuk mengungkapkan makna kebenaran sesuatu yang tidak berhubungan dengan peraturan adat.

Page 53: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

44

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

besKata yang dikategorikan ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna terlalu

bé siapSebutan untuk mengungkapkan daging ayam yang dipakai sarana upacara yang dapat diolah sedemikian rupa dan bisa dipakai dalam upacara pacaruan yang bergantung urip dan tempatnya yang mengacu penjuru dunia.

besikSebutan yang kasar untuk mengungkapkan kuantitas atau jumlah benda yang bermakna satu, satuan ukuran jumlah, dan mengungkapkan urutan dalam angka.

besikangIstilah untuk menyatakan menyatukan barang-barang atau benda-benda yang dalam kondisi tercecer.

beténIstilah dalam bahasa Bali yang memiliki ragam biasa yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna lokasi di bawah dari sesuatu atau benda, posisi benda yang berada di bawah benda yang lainnya bisa menempel satu sama yang lainnya atau tidak.

bé tukadSebutan untuk mengungkapkan ikan darat atau yang hidup di sungai yang dapat diolah sedemikian rupa dan dipakai sebagai sarana upacara nelu bulanin.

bhagawanOrang suci yang merupakan bagian dari pandita yang berasal dari keturunan keluarga arya melalui proses dwi jati. Bhagawan memiliki fungsi sama dengan pandita yaitu memimpin upacara agama di Bali.

Page 54: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

45

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

biangSebutan halus untuk menyatakan atau mengungkapkan ibu kandung dalam keluarga yang berasal dari kasta triwangsa, yaitu kasta yang berada pada tingkatan yang lebih tinggi.

bisaKata yang dikategorikan ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bisa

blakasSebutan untuk mengungkapkan parang yang berukuran pendek yang biasa dipakai sebagai alat memotong dan mencincang bahan bumbu.

bodagJenis anyaman dari bambu yang berukuran besar tetapi tanpa penutup di atasnya yang digunakan sebagai tempat atau wadah sarana upakara dan upacara keagamaan.

bokorSebutan untuk benda sejenis talam yang sejenis baskom yang kecil terbuat dari perak yang digunakan sebagai tempat tirta.

bokoranSebutan untuk benda seperti talam yang sejenis baskom yang terbuat dari perak, kayu, dsb yang bisa digunakan sebagai tempat atau wadah aturan ketika dilaksanakannya upacara agama di samping sebagai wadah tempat beras ketika dilaksanakannya upacara adat.

boréhAktivitas untuk menyatakan dan mengacu pada sesuatu, biasanya berupa campuran kunir, garam, dan minyak pada bagian luar babi yang diguling atau dipanggang dengan maksud untuk membuat tampilan guling lebih menarik dan rasanya lebih gurih.

Page 55: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

46

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

brumbunWarna yang merupakan campuran warna putih + kuning + hitam + merah yang dalam pangider-ider berada di tengah dengan Dewa Ciwa bersenjata Padma dan tanda lingkungan memiliki makna budaya pusat, pelebur dan dasar dari semua unsur kesucian.

buahSebutan untuk pinang yang sering digunakan sebagai sarana upacara keagamaan atau upacara adat di Bali.

buah-buahanBagian dari persembahan terdiri atas raka-raka yang berupa woh-wohan, sarwa pala wija, yang menyebabkan perasaan menjadi baik dan dapat memberikan penerangan.

buinKata yang dikategorikan ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna lagi

bukuSebutan untuk buku yang dipakai sebagai sarana upacara ketika dilaksanakannya upacara nanem (menanam) ari-ari sebagai simbol ilmu pengetahuan dengan harapan si anak biar bisa menjadi anak yang pintar berilmu pengetahuan demi menjalankan dharma negara.

bulan pitung dinaAktivitas budaya yang berupa upacara agama yang dilakukan oleh keluarga yang anaknya sudah menginjak umur satu bulan tujuh hari. Pada waktu bayi berumur 42 hari, dianggap sudah waktunya untuk mengembalikan nyama bajang yang dianggap tidak memiliki tugas lagi dan bahkan dianggap mengganggu si bayi, dikembalikan ke tempatnya atau ke asalnya. Di samping itu, inilah saatnya si bayi dimohonkan panglukatan atau pembersihan ke hadapan Betara Brahma, (di dapur), Betara Wisnu (di permandian), dan Betara Siwa (di Sanggah Kemulan).

Page 56: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

47

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

bungaSarana upacara agama dan acara adat yang biasanya dalam keadaan segar dan bersih yang memberikan keharuman pada umat yang akan melakukan persembahyangan.

bungkakKata yang tergolong ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang merupakan sebutan untuk menyatakan atau mengungkapkan jenis kelapa yang muda yang bisa digunakan sebagai sarana upacara agama dan adat di Bali

bungkak nyuh gadingSalah satu sarana yang sering dipergunakan dalam pembersihan (malukat). Kelapa Gading merupakan simbol dari Siwa Raditya. Siwa Raditya adalah pancaran sinar suci Siwa dalam kekuatan-Nya untuk menyinari dan menjaga yang ada di alam ini.

bungsilSebutan untuk bakal buah kelapa yang biasanya dipakai sarana upacara adat dan upacara keagamaan di Bali.

burat wangiBeras dan kunir yang dihaluskan dicampur dengan air cendana atau majegau. Ada kalanya dicampur dengan akar-akaran yang berbau wangi. Lenga Wangi (minyak wangi) yang berwarna putih dibuat dari menyan, ‘malem” (sejenis lemak pada sarang lebah), dicampur dengan minyak kelapa.

busungDaun kelapa yang muda yang berwarna kekuningan yang bisa dipakai sebagai bahan untuk membuat jejahitan (bahan dasar upakara) atau reringgitan (ornamen) dalam bebantenan (sarana upakara).

Page 57: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

48

Ccacah

Kata yang digolongkan ke dalam ragam alus mider (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk memperkecil sesuatu dengan cara mencacah dengan alat pisau.

caiBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang tergolong kasar yang digunakan dengan maksud untuk menunjukkan hubungan keakraban khususnya digunakan untuk orang laki-laki saja.

calonSebutan untuk mengungkapkan sate yang terbuat dari adonan tepung beras dan pisang yang sudah matang yang diaduk dan diulet menjadi satu dan dililitkan pada katik sate yang biasanya dipakai sebagai sarana upacara.

campuhIstilah dengan ungkapan halus yang menyatakan menyatukan benda cair, seperti tirta (air suci) atau pakuluh (air suci) yang berbeda.

canangCanang berasal dari bahasa jawa kuno yang pada mulanya berarti sirih, yang disuguhkan pada tamu yang sangat dihormati. Canang juga berarti sajen dibuat dari janur sebagai alas yang berisi daun puring, sirih, pinang, daun pandan, dan bunga, dsb.

canang sariJenis sajen yang berupa canang yang paling inti dalam jenis-jenis sesajen

Page 58: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

49

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dan di atasnya diisi bunga, irisan pandan harum dan beras sebagai sari.

candi bentarBangunan pintu masuk pura antara jaba luar dengan jaba tengah pura yang merupakan kori pertama yang berfungsi sebagai pintu masuk ataupun pamedalan (pintu keluar) pura dan sebagai pembatas antara nista mandala dan madya mandala.

candi kurungBangunan pintu masuk atau gapura pura atau tempat suci dan rumah tempat tinggal kaum triwangsa yang bentuknya tidak berbelah.

cang (icang)Bentuk kata ganti orang pertama tunggal yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari diantara entitas yang memiliki status sosial yang setara, untuk menunjukkan hubungan keakraban sehingga bentuk cang/icang merupakan variasi kasar.

cantingSebutan untuk tempat tirta atau sarana untuk memercikkan tirta panglukatan (pembersihan) yang terbuat dari kelapa yang kosong tanpa isi menempel pada batoknya yang sudah dilubangi dan bertangkai dari bambu.

capingUngkapan untuk menyatakan bentuk cukuran rambut yang berbentuk menyamping yang terdapat dalam kedua belah bagian rambut di samping telinga kanan dan kiri.

caruKata yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan kurban suci yaitu upacara yadnya yang bertujuan untuk keseimbangan para bhuta sebagai kekuatan bhuwana alit maupun bhuwana agung sebagaimana disebutkan dalam kanda pat butha sehingga dengan adanya keseimbangan tersebut berguna bagi kehidupan ini.

Page 59: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

50

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

catriUngkapan untuk menyatakan bahwa seseorang secara resmi diberkati oleh Yang Maha Kuasa atau Sinar Suci Tuhan (Dewa) untuk diberikan tugas menghubungkan alam sekala. dengan alam niskala.

catuSebutan untuk alat pengukur beras yang terbuat dari tempurung kelapa yang isinya satu setengah kilogram.

catus pataPerempatan di Bali sebagai simbol siklus sakral dalam perputaran waktu menuju ke pergantian tahun baru saka, Catus Pata merupakan perempatan jalan (arah : timur-barat, utara-selatan), dimana masyarakat tradisional Bali selaku kelompok masyarakat budaya dalam mengatur desa adat selaku daerah pemukiman dengan kelengkapannya seperti: pura, bale banjar, pasar, rumah, jalan, diatur dalam satu tata ruang.

cééngSebutan untuk benda yang terbuat dari tempurung kelapa yang berlubang yang digunakan sebagai penghitung waktu dalam sabung ayam dengan cara menenggelamkannya secara perlahan-lahan dalam air di dalam paso.

cégcégBeberapa butir padi yang dimasuki uang kepeng diletakkan di pinggir jalan yang berfungsi sebagai oleh-oleh atma.

cegutUngkapan kasar yang merujuk pada tindakan manusia dalam hal memakan sesuatu dengan cara menggigit.

cekelIstilah dengan ungkapan kasar yang menyatakan menyatukan beberapa benda menjadi ukuran genggaman tangan seseorang.

Page 60: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

51

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

cekuhSebutan yang dipakai untuk mengungkapkan makna kencur yang berfungsi sebagai bumbu untuk membuat basa genep (bumbu lengkap), basa rajang (bumbu yang dicencang) atau basa gede (bumbu lengkap) yang merupakan komponen wajib dalam bumbu Bali yang sering dipakai sebagai bumbu lawar, dsb.

cekukIstilah untuk menyatakan mencekik leher seseorang atau leher binatang untuk disembelih.

céléngJenis binatang caru yang lebih kecil dari bangkal dan lebih besar bentuknya dari kucit yang jantan yang bisa dipakai sebagai sarana pacaruan (persembahan kepada bhuta kala).

céngcéngSejenis bering-bering pipih yang terdiri atas dua bagian, menimbulkan bunyi atau suara riuh jika dipukulkan kedua bagiannya dan berbunyi céng, céng, céng.

cengkilikSebutan untuk takaran beras yang terkecil yang terbuat dari tempurung kelapa, isinya setengah kilogram.

cenigaSebutan untuk ornamen yang bahannya dari daun kelapa muda atau daun lontar yang dipasang di palinggih yang ada di sanggah merajan dan pura.

cenikKata yang termasuk ke dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai sebutan kasar untuk menyatakan atau mengungkapkan makna kecil. Kata kecil ini mengacu pada ukuran fisik seseorang atau

Page 61: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

52

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

sesuatu benda dan juga usia seseorang

cepérLambang dari swastika sebagai dasar kekuatan dan kesejahteraan Bhuana Agung atau macrocosmos dan Bhuana Alit atau Microcosmos.

cerakénKotak kayu atau anyaman digunakan untuk menyimpan bahan kering untuk membuat obat tradisional, seperti boreh (obat luar).

ciBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang digunakan diantara entitas dari golongan atau status sosial yang setara untuk menunjukkan hubungan keakraban khususnya digunakan untuk orang laki-laki saja, sehingga bentuk ci merupakan variasi kasar yang merupakan bentuk singkat dari cai.

ciliSebutan untuk ornament yang berfungsi sebagai kekuatan, keindahan, dan kesuburan yang dilambangkan dengan figur perempuan dengan ciri khas bentuk segitiga terdiri dari tiga unsur yakni kepala, badan, kaki, dan tangan yang berfungsi sebagai sarana pemujaan kepada Dewi Padi sebagai simbol kehidupan manusia pada umumnya dan juga simbol mengenai kesuburan manusia.

cingakKata yang tergolong ke dalam ragam alus madya (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan sebagai ungkapan dalam tatanan bahasa yang halus untuk menyatakan atau mengungkapkan makna melihat dengan indra penglihatan.

clektekang/tlektekangUngkapan kasar untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan, yang terpusat dan dilakukan dalam waktu yang agak lama.

Page 62: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

53

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

clemikPelengkap sajen yang terbuat dari janur bersudut tiga yang biasanya dipakai sebagai tempat kacang, saur, dll.

coblongSebutan untuk menyatakan mangkuk yang berukuran kecil yang terbuat dari tanah liat yang merupakan simbol pertiwi, yang biasanya dipakai sebagai tempat air ketika dilaksanakannya upacara agama.

colékIstilah untuk mengungkapkan tindakan menyolek benda dengan tangan atau menyolek pinggang seseorang dengan tangan.

colongAyam yang ditangkap dengan tanpa permisi dan tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada pemiliknya yang dipakai sebagai sarana dalam upacara bulan pitung dina.

corahKata yang tergolong ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan sifat atau prilaku seseorang yang senantiasa berbuat curang kepada orang lain.

crongcongSebutan untuk alat yang menyerupai kerucut yang digunakan sebagai sarana untuk memasukkan cairan seperti minyak dll ke dalam satu wadah tertentu.

Page 63: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

54

Ddaar

Ungkapan dalam tatanan bahasa yang biasa atau cenderung agak kasar yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna makan.

dadongSebutan yang ditujukan kepada salah seorang anggota keluarga dari generasi pertama yang merupakan ibu dari bapak atau ibu dari ibu.

dahatKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna amat atau sangat

daksinaSatu kesatuan banten yang dipergunakan sebagai sarana persembahan atau tanda terima kasih, selalu menyertai banten-banten yang agak besar. Daksina juga dipakai sebagai perwujudan sthana linggih tapakan yang melambangkan Hyang Guru / Hyang Tunggal.

dalangSeorang setingkat pamangku (pemimpin upacara yadnya) yang suci baik dalam hal spiritual maupun pertunjukan sebagai ahli mempertunjukkan atau memainkan wayang di Bali, yakni orang yang mempunyai kemampuan untuk memainkan wayang dengan cerita cerita yang sesuai dengan jenis upacara dan upakara yang sedang dilaksanakan.

Page 64: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

55

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

damar kurungSarana permohonan kepada Sanghyang Agni yang bertujuan untuk menyempurnakan prosesi ngaben dalam pelaksanaan upacara pitra yadnya dan agar kaletehan / cuntaka yang dipancarkan sawa mendiang diblokir; damar kurung ditempatkan di depan rumah orang yang melaksanakan upacara pengabenan atau di tempat payadnyan.

damuhSebutan bagi orang yang menjadi hamba dan penyembah Tuhan, biasanya digunakan juga untuk urusan spiritual seperti pengobatan dan ramalan.

danéBentuk kata ganti orang ketiga tunggal yang bisa digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan biasanya ditujukan kepada orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan memiliki jabatan yang penting dan menjadi petinggi dalam desa adat atau desa pakraman.

danggalUngkapan kasar untuk mengungkapkan makna makan-makanan yang bertulang dengan menempatkannya pada mulut, dijepit dengan keduagigi tanpa ditelan.

danyuhDaun kelapa tua yang kering yang berwarna kecoklatan yang digunakan sebagai sundih (lampu penerang) dalam mengantar mayat ke kuburan.

dapdapKayu sakti lambang keseimbangan Tri Hita Karana dan rwa bhineda seperti halnya dalam perlengkapan tepung tawar yang berfungsi sebagai pembersih secara rohani. Dapdap Sebagai bahan pembuatan Sanggah Turus Lumbung dengan pohon dapdap yang dipercayai sebagai taru sakti. carang dapdap cangga tiga sebagai bahan penyugjug yang biasanya digunakan dalam upacara yadnya, yaitu mendem padagingan. Nasi bundar meklongkong plekir di atasnya ditancapi daun dapdap dan padang lepas

Page 65: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

56

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

dalam pembuatan banten prayascita untuk mensucikan pikiran. Begitupun ditanam di natah pekarangan, tanaman dapdap wong yang diyakini dapat melawan maksud-maksud tidak baik.

dapetanBanten Dapetan sebagai lambang dari Karma Wasana, semua yang kita alami, yang kita temukan/dapatkan dan kita hasilkan dalam kehidupan ini, baik ataupun buruk, suka maupun duka, pintar ataupun bodoh, kaya maupun miskin, keberhasilan ataupun kegagalan .

datenganOlahan daging berupa lawar, sate, tum, dan be gorengan yang berfungsi sebagai jenis persembahan kepada Tuhan Ista Dewata saat dilaksakannya upacara agama, biasanya jenis persembahan ini disuguhkan bersama-sama dengan banten tumpeng.

dawaSebutan yang netral untuk mengungkapkan panjang, terutama digunakan di daerah Bali bagian utara, yiau Buleleng.

dengéngangUngkapan sangat kasar untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan. Ungkapan ini umum diucapkan oleh seseorang dalam keadaan marah.

Déwa HyangSebutan kepada arwah leluhur yang telah disucikan dan distanakan di sanggah kamulan.

dijakata yang dikategorikan ke dalam ragam kepara (biasa) yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna dimana. Dija biasanya digunakan untuk membuat atau membangun jenis kalimat tanya dalam bahasa Bali. Oleh karena itu, dija merupakan bentuk kata tanya yang bermakna dimana

Page 66: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

57

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dingehUngkapan kasar untuk menyatakan dengar dengan indra pendengaran yang diungkapkan oleh seseorang yang memiliki kedudukan lebih rendah terhadap seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi di lingkungan masyarakat tempatnya berada.

dinikata yang dikategorikan beragam kepara (biasa) yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna di sini. Dini merupakan kata yang mengacu pada tempat atau lokasi suatu benda atau sesuatu atau seseorang yang disgunakan antar sesama orang yang bersal dari status social yang sama

dipanSebutan untuk dipan sebagai tempat tidur dan sarana upacara keagamaan terutama ketika dilaksanakannya upacara potong gigi.

don binginDaun yang dipergunakan sebagai bahan puṣpaśarīra yang me lambangkan pengayoman yang dapat memberikan keteduhan dan kedamaian hidup.

don pandanDaun yang berwarna hijau yang digunakan sebagai bahan membuat kembang rampe, sehingga bisa digunakan sebagai perlengkapan canang atau banten lainnya.

dotKata atau ungkapan kasar yang bermakna ingin yang digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan atau usia lebih tua/sama untuk bertutur sapa terhadap orang yang memiliki kedudukan yang lebih muda/sama di lingkungan masyarakatnya.

Page 67: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

58

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

drikiKata yang dikategorikan beragam halus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna di sini. Driki merupakan kata yang mengacu pada tempat atau lokasi suatu benda atau sesuatu atau seseorang yang digunakan antar sesama orang yang bersal dari status social yang sama atau dari orang yang memiliki status social yang rendah kepada mereka dengan status social yang jauh lebih tinggi

duaSebutan kasar dalam bahasa Bali yang digunakan untuk mneyatakan atau mengungkapkan makna angka atau bilangan yang bisa dihitung, yaitu dua yang biasanya dipakai untuk merujuk pada jumlah setelah satu.

duegKata kasar untuk mengatakan seseorang yang memiliki kemampuan lebih di atas kemampuan rata-rata orang lain.

dukSebutan untuk serabut yang merupakan bagian dari pohon jaka yang bisa dipakai sebagai sarana upacara adat dan keagamaan, terutama upacara nanem ari-ari yang disertai dengan pensil, pulpen, jarum, dan kelapa.

dumanKata dalam varian atau ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bagian. Kata duman juga sering digunakan untuk mengacu pada bagian dari sesuatu yang dibagikan secara rata karena hak seseorang. Artinya bagian seseorang itu sudah merupakan dan menjadi hak seseorang yang tidak boleh dihibahkan atau dibrikan kepada orang lain

dupaSebutan halus untuk sejenis harum-haruman yang dibakar sehingga berasap dan berbau harum, dupa dengan nyala apinya sebagai lambang Dewa Agni

Page 68: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

59

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

yang berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan antara pemuja dengan yang dipuja, Sebagai pembasmi segala kotoran dan pengusir roh jahat, dan Sebagai saksi upacara dalam kehidupan.

dwiSebutan dalam tatanan bahasa yang sangat halus untuk menyatakan dan mengungkapkan makna yang merujuk pada kuantitas yang bermakna dua.

Page 69: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

60

Eéédan

Kata dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bagian dari sesuatu atau bagaian dari suatu kegiatan yang disusun secara lengkap

élingUngkapan halus menyatakan keadaan seseorang telah paham dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Umumnya dikenakan terhadap orang yang dituakan atau memiliki kedudukan tinggi di masyarakatnya.

embokSebutan dalam tatanan bahasa yang biasa dan cenderung yang agak kasar untuk menyatakan dan mengungkapkan makna kakak perempuan dalam keluarga di Bali.

empugIstilah untuk mengungkapkan memecahkan benda dengan alat tertentu yang digerakkan oleh tangan manusia.

emuKata yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna kegiatan mengulum makanan di mulut.

éndépSebutan dalam tatanan bahasa yang biasa dan cenderung yang kasar untuk menyatakan dan mengungkapkan makna rendah.

Page 70: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

61

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

éndonganSebutan untuk ornament yang berbentuk seperti kompek yang berisi makanan, buah-buahan, dan kue sebagai lambang kebijaksanaan, etika, dan peraturan dalam satu wadah sebagai simbol persembahan kepada leluhur suci dalam merayakan hari raya Kuningan.

entalSebutan untuk daun lontar yang digunakan sebagai sarana dan alat upacara adat dan keagamaan yang sama seperti busung dan slepan.

éntéBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang digunakan diantara entitas dari golongan atau status social yang setara di daerah tertentu untuk menunjukkan hubungan keakraban dan atau dalam kondisi yang sedang marah, sehingga bentuk énté merupakan variasi kasar.

entoSebutan yang agak kasar untuk merujuk pada determina yang digunakan pada saat benda atau entitas yang ditunjuk letaknya jauh.

entungangIstilah dalam tatanan bahasa biasa dan cenderung agak kasar untuk menyatakan dan mengungkapkan makna membuang benda yang sudah tidak terpakai atau tidak berguna lagi ke sebuah tempat yang jauh.

Page 71: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

62

Ggaleng

Sebutan untuk bantal yang digunakan sebagai pelengkap dan sarana upacara potong gigi yang diletakan di atas dipan.

galihSebutan untuk tulang mayat yang sudah dibakar dan berwujud arang yang berwarna putih dan selanjutnya diproses sebagaimana mestinya dalam serangkaian upacara ngaben atau pitra yadnya.

gambangGambelan dari bilah bambu dengan tangga nada yang lebih rendah dari gambelan gong, biasanya dipukul pada waktu upacara keagamaan.

gambirSebutan untuk gambir yang berbentuk kotak yang digunakan bersamaan dengan sirih dan pamor sebagai sarana upacara adat dan keagamaan di Bali.

gamelanSalah satu jenis seni musik tradisional di Bali yang berfungsi sebagai pengiring upacara ritual agama dan acara adat.

gamonganSebutan untuk mengungkapkan jenis tumbuhan tahunan yang bisa dipakai sebagai bumbu Bali yang disebut lempuyang yang dipakai sebagai pelengkap bumbu Rajang, sehingga kemunculan tidak wajib dalam membuat bumbu Bali.

Page 72: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

63

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

gangsaAlat musik Bali dalam seperangkat gambelan yang terbuat dari perunggu yang dibunyikan dengan cara harmonis.

ganjaranKulambi pinaka kulit, wangsul sebagai kaki, tatopong sebagai lutut, gaganjar sebagai lengan, sangku sebagai kembungan air kemih, ilih sebagai nafas, kotak mata isi, tiga sampir sebagai wat gagending dan table sebagai kepala yang kesemuaannya harus terdapat dalam upacara ngaben sederhana dalam melengkapi ganjaran dan pengikutnya.

gantung-gantunganJenis ornament yang berbentuk tertentu yang terbuat dari janur dan dipasang pada sudut kanan dan kiri pelinggih, biasanya dipasang pada setiap ada upacara agama di Bali.

gebonganBuah dan jajan yang ditempatkan dalam satu wadah yang di atasnya diisi canang sari yang dijadikan jenis persembahan kepada Tuhan pada saat dilaksanakannya upacara agama di pura atau merajan.

gécékSebutan untuk menyatakan alat gambelan yang terbuat dari perunggu berbentuk bering-bering, beberapa ditempatkan pada landasan, dua yang lain dipegang penabuh sebagai pemukul.

gedéSebutan dalam tatanan bahasa yang biasa atau netral yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna besar.

gedongJenis pelinggih yang ada di tempat suci, seperti merajan dan pura yang memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan penempatan dan pemujaannya.

Page 73: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

64

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

gelilinganIstilah yang digunakan untuk menyatakan makna menggelindingkan benda dengan tangan dengan cara mengayunkannya ke depan.

gemahKeadaan yang menggambarkan kehidupan suatu masyarakat atau negeri yang berkecukupan bahkan berlebih, baik sandang, pangan, maupun papan.

gembelIstilah dengan ungkapan kasar untuk menyatakan memegang sesuatu dengan tangan secara erat-erat.

genahKata yang dikategorikan beragam halus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna suatu tempat yang dipakai untuk menyimpan sesuatu atau benda yang biasanya merupakan sarana upacara agama dan adat di Bali

gendérGamelan yang memakai laras selendra yang merupakan tanguran untuk mengiringi kepergian atma pada acara atma wedana.Gender wayang dalam Dewa Yadnya digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang lemah yang diselenggarakan bertepatan dengan pendeta menghaturkan puja wali pada saat upacara berlangsung. Pertunjukan wayang lemah wajib dilakukan pada upacara tingkatan tertentu. Gender juga bisa dipakai sebagai pengiring saat dikumdangkannya Puja Tri Sandya, pembacaan sloka, dan pementasan wayang untuk hiburan.

gentaSarana dipakai oleh para sulinggih untuk melaksanakan upacara yang bahan baku genta seperti logam genta, logam lonceng, logam bel atau ritika merupakan logam yang cocok dipergunakan sebagai bahan pembuat genta karena bahan - bahan tersebut menyebabkan suara genta bunyinya amat nyaring bila dipukul. Genta memiliki fitur yang halus yang merujuk

Page 74: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

65

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

pada sesuatu yang lebih sakral.

getepUngkapan dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan memotong benda dengan gunitng dan atau pisau, biasanya dalam upacara adat dan agama, manusa yadnya, benda yang biasa dipotong adalah rambut.

gigiSebutan untuk gigi yang dipakai secara umum di Bali yang didipotong pada saat dilaksanakannya upacara potong gigi.

gisiKata dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna memegang sesuatu dengan tangan dalam kurun waktu singkat.

godotKata dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna memotong sesuatu dengan pisau.

gohSebutan dalam tatanan bahasa biasa atau netral untuk menyatakan dan mengungkapkan makna campuran unsur-unsur pembuat bumbu di Bali.

gongIstilah dalam tatanan bahasa biasa dan netral yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna seperangkat gambelan dari perunggu dengan gong sebagai intinya.

gorokKata dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan dan mengungkapkan makna menggorok leher dengan pisau.

Page 75: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

66

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

gréhastaTingkat kehidupan berumah tangga atau berkeluarga dan merupakan tingkatan kedua setelah Brahmacari dalam ajaran tingkatan hidup Catur Asrama atas dasar keharmonisan.

gulingJenis makanan yang terbuat dari anak babi yang perutnya dikeluarkan dan rongga perutnya diisi dengan bumbu dan sayuran, misalnya daun ketela pohon, lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang. babi guling digunakan untuk sajian.

guruPenuntun dan panutan yang berkewajiban untuk membimbing, menuntun dan mendidik anak dalam keluarga dalam hal pengetahuan dan pendidikan agar si anak memperoleh kemajuan. Guru juga merupakan sebutan pengganti ayah atau bapak di Bali. Guru adalah sebutan untuk orang tua atau yang dituakan dalam keluaraga yang biasanya digunakan ketika terjadi upacara adat dan agama di Bali, terutama acara peminangan perempuan atau perkawinan upacara adat atau keagamaan.

guwunganSebutan untuk benda yang terbuat dari irisan bambu tipis yang diulat dan dipakai sebagai sarana untuk menutup anak kecil dalam proses upacara ngaben.

Page 76: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

67

HHyang ibu

Sebutan kepada leluhur yang telah berstatus sebagai sinar suci Tuhan yang distanakan di sanggah Ibu dan dipercaya sebagai asal-usul leluhur yang paling mula. Hyang Ibu juga berarti palinggih yang ada di areal sanggah merajan yang berfungsi sebagai stana Sang Pitara dan Raja Dewata.

Page 77: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

68

Iia

Bentuk kata ganti orang ketiga tunggal yang bisa digunakan secara netral, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus, menunjukkan hubungan keakraban.

ibaBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang ditujukan kepada binatang yang diketahui akan bermaksud jahat kepada manusia dan juga bisa ditu-jukan kepada manusia yang bersifat seperti binatang dalam kondisi marah.

iber-iberAyam atau burung diterbangkan ketika sawa (mayat) sampai di kuburan dan siap untuk mulai dibakar sebagai simbol perginya atma saat dilaksanakannya upacara ngaben.

idaBentuk kata ganti orang ketiga tunggal yang bisa digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan biasanya ditujukan kepada orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan memiliki jabatan sebagai pendeta`

idupSebutan untuk makhluk atau benda yang masih memiliki roh atau nyawa, dipertentangkan dengan mati (tanpa roh atau nyawa).

igel-igelanSebutan kasar untuk tari-tarian, biasanya tarian yang dirujuk adalah tarian provan bukan tari sacral.

Page 78: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

69

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

ilingUngkapan dalam tatanan bahasa biasa dan cenderung kasar untuk menyatakan dan mengungkapkan makna melihat dengan indra penglihatan.

ingkaSebutan untuk tempat makanan pengganti piring yang terbuat dari anyaman lidi janur yang berbentuk bundar ceper.

ingkupIstilah dengan ungkapan halus untuk menyatakan menyatukan barang atau benda secara umum.

ingsakIstilah dengan ungkapan kasar untuk menyatakan menginjak-injak sesuatu dengan kaki secara terus-menerus dan berulang-ulang dengan emosi tertentu.

ipunBentuk kata ganti orang ketiga tunggal yang bisa digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan biasanya ditujukan kepada orang yang memiliki status yang sama dengan penutur.

irupUngkapan dalam tatanan bahasa yang halus untuk menyatakan dan mengungkapkan makna mencium sesuatu dengan indra pencium.

isénSebutan untuk mengungkapkan lengkuas di Bali yang merupakan umbi-umbian unsur wajib dalam membuat bumbu Rajang, bumbu lengkap

isepUngkapan untuk mengungkapkan makna makan dengan cara mengisap makanan di mulut.

Page 79: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

70

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

ituk-itukSebutan untuk tempat yang dipakai sebagai alas sesajen yang berbentuk segi tiga.

iwaSebutan untuk kakaknya bapak dan atau kakaknya ibu dalam keluaarga. Iwa bisa berwujud baik laki maupun perempuan.

iwasinUngkapan dalam tatanan bahasa yang kasar untuk menyatakan dan mengungkapkan makna melihat dengan indra penglihatan.

Page 80: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

71

Jjaba sisi

Bagian terluar dari struktur dan arsitektur Pura. Bagian ini merupakan bagian nista atau kotor dan tidak sakral dari sebuah pura. Setiap orang dapat memasuki bagian ini. Bangunan yang terdapat pada mandala ini diantaranya : Balé Kulkul, sebagai tempat kentongan digantung, Balé Wantilan, yaitu balai tempat pementasan kesenian yang diadakan di dalam pura, kemudian Bale Pawaregan yaitu bangunan yang digunakan sebagai dapur tempat sesaji dibuat, dan Lumbung yaitu bangunan yang digunakan untuk menyimpan beras.

jaba tengahBagian tengah dari struktur dan arsitektur Pura. Bagian madya mandala adalah bagian dalam pura yang sakral. Pada bagian ini umat Hindu sudah mulai terfokus untuk menghadap Sang Hyang Widi Wasa. Biasanya pada areal ini terdiri dari bangunan Bale Agung (Balai Panjang), Bale Pagongan (Balai tempat gamelan), selain itu juga terdapat Bale Panyimpenan (ruangan tempat menyimpan barang-barang berharga Pura) biasanya di atas pintu masuk bale panyimpenan terdapat karang Bhoma,yang berfungsi untuk menjaga barang-barang yang berada dalam ruangan tersebut.

jadmaSebutan dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan serta merujuk pada manusia.

jaéSebutan untuk mengungkapkan jenis umbi-umbian yang disebut jahe yang bisa dipakai sebagai campuran inti bumbu Bali.

Page 81: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

72

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

jagatditaSuatu keadaan yang menggambarkan kehidupan masyarakat atau negeri yang tentram dan sejahtera.

jagungSebutan untuk buah yang digunakan sebagai sarana upacara adat dan keagamaan yang dipakai ketika dilaksanakannya netegan.

jaitKata untuk menyatukan dan membentuk janur menjadi bentuk upakara atau banten dengan menggunakan biting.

jajaSebutan untuk mengungkapkan jenis makanan basah yang dipakai sebagai sarana upacara adat dan keagamaan.

janguSebutan untuk mengungkapkan jenis tumbuhan tahunan yang bisa dipakai sebagai pelengkap untuk mencampur bumbu dapur dan bumbu Rajang, tetapi bukan merupakan campuran inti.

jaumSebutan untuk jarum yang dipakai sebagai pelengkap atau sarana upacara nanem ari-ari yang bertujuan agar si anak kelak menjadi anak yang memiliki pemikiran yang tajam seperti jarum.

jekjekIstilah dengan ungkapan kasar untuk menyatakan menginjak-injak benda dengan kaki secara umum.

jeléSebutan yang kasar untuk mengungkapkan buruk dan digunakan saat suasana hati sinis atau bahkan marah.

Page 82: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

73

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

jelékSebutan dalam tatanan bahasa biasa dan cenderung agak kasar yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna buruk.

jelemaSebutan dalam tatanan bahasa biasa dan cenderung agak kasar yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna manusia di Bali.

jemakIstilah dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan dan mengungkapkan makna mengambil sesuatu dengan tangan.

jemekSimbol dari atma (preta) diletakkan pada hulu tempat sawa disertai dengan kulambi, mameri, geganjar, sangku, kipas, wangsul, tatopong, kotaktabla, canang, tigasan dan tiga sampir.

jempanaKata dalam ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digu-nakan untuk menyatakan atau mengungkapkan stana Ida Bhatara - Bhatari yang biasanya diusung oleh krama desa adat berkeliling desa pada saat upa-cara yadnya tertentu dilaksanakan maupun sebagai tempat pratima dalam adat dan kebudayaan upacara melasti. Di samping itu, jempana juga bisa diartikan sebagai sarana upacara ngaben yang berbentuk seperti kursi yang berfungsi sebagai usungan hati yang telah direka, serta sekah segabai bagian dari badan yang telah dibakar, kemudian untuk dilarung ke laut atau sungai.

jerimpenKata yang termasuk ke dalam kepara (biasa) dalam bahasa bali yang merupakan banten yang dibuat dari anyaman bambu yang disebut juga keranjang jerimpen. Pada keranjang dililitkan dengan daun aren tua dan diikatkan beberapa jenis jajan seperti jajan begina, bekayu, sirat, kekeping, dsb. Keranjang itu dialasi dengan sebuah wakul.

Page 83: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

74

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

jeroBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang bisa digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan biasanya ditujukan kepada orang yang memiliki status yang lebih tinggi, kepada orang yang memiliki profesi sebagai pemangku, balian, dan juru terang, dan kepada orang yang belum dikenal.

jeroanBagian terdalam dan tersuci/tersakral dari sebuah Pura. Pada bagian ini, umat diharuskan benar-benar fokus untuk menghadap Sang Hyang Widhi dengan meningggalkan nafsu keduniawiannya. Di bagian ini terdapat pelinggih-pelinggih seperti padmasana untuk menstanakan Sang Hyang Widhi (sebagai Trimurthi atau Tripurusa) atau pelinggih-pelinggih lain untuk pemujaan roh leluhur. Selain bangunan pelinggih, juga terdapat bale Piasan, dan bangunan Panglurah (bangunan yang menempatkan pangawal Sang Hyang Widhi). Untuk memasuki jeroan, umat Hindu satu persatu masuk melalui pintu pada Kori Agung yang dijaga oleh Karang Bhoma. Biasanya jika tidak ada upacara keagamaan, umat Hindu memasuki jeroan lewat bebetelan.

jerukSebutan untuk mengungkapkan jenis makanan di Bali yang biasanya dibuat bersamaan dengan lawar, komoh, dan ares yang terbuat dari kelapa yang sudah direkrek dicampur dengan air dan bumbu lalu diaduk.

jimpitIstilah dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan mencubit bagian tubuh seseorang dengan jari tangan.

jinawiSuatu keadaan yang menggambarkan kehidupan masyarakat atau negeri dilihat dari pemenuhan kebutuhan secara materi telah berlimpah-limpah.

Page 84: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

75

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

johKata yang dikategorikan kata kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna jauh. Joh bisa mengacu pada letak atau posisi sesuatu atau benda yang jauh dari tempat si pembicara

judiIstilah untuk menyatakan bahwa seseorang telah dipilih secara aklamasi baik sebagai pemimpin, wakil keluarga, atau hal lainnya dalam kehidupan komunal di Bali karena kemampuannya.

jumawahKata yang termasuk ke dalam ragam halus dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan sifat atau prilaku seseorang yang merasa dirinya paling super di antara sesamanya.

jumputMengambil benda-benda seperti gula pasir, garam, dan benda lainnya yang sejenis dengan jumlah yang sedikit (sejumput) menggunakan jari tangan ibu jari dan telunjuk.

jun tandegSebutan untuk tempat atau wadah air bersih yang sudah dicari dari mata air atau pancoran secara spiritual yang ditempatkan di tempat suci pura atau merajan.

juru arahSebutan bagi orang yang memiliki peran untuk memberikan informasi kepada warga dalam hal kegiatan ngayah di Bali.

juru raksaIstilah yang termasuk ke dalam ragam halus dlam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan Bendahara bendesa dalam struktur jajaran pengurus prajuru adat di Bali

Page 85: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

76

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

juru sapuhSebutan bagi orang yang memiliki tugas membersihkan areal pura atau tempat suci dalam keseharian atau ketika dilaksanakan acara adat dan upacara agama.

Page 86: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

77

Kkacang-kacangan

Sebutan untuk mengungkapkan berbagai macam dan jenis kacang yang dipakai sebagai pelengkap banten dan sajen yang ditempatkan jadi satu dengan saur, garam dan telur.

kadueganSebutan untuk bagian buah kelapa yang tumbuh setelah bungsil sebelum bungkak yang diapakai sebagai sarana upacara adat dan keagamaan di Bali.

kain putihSebutan untuk kain yang berwarna putih yang dipakai sebagai ornament saat dilaksanakannya upacara adat dan keagamaan yang bersifat suka cita, seperti piodalan, nyekah, dsb.

kajangKain putih yang ditulisi dengan sad dasaksara. Bentuk dan bacakan kajang sesuai dengan panugrahan kawitan yang dimuat dalam prasasti masing-masing yang berfungsi sebagai selimut sekaligus melambangkan kulit tubuhnya.

kakiSebutan yang ditujukan kepada salah satu anggota keluarga dari generasi pertama yang merupakan bapak dari bapak atau bapak dari ibu yang biasanya berasal dari keluarga petani.

Page 87: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

78

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

kakuluhTirta yang biasanya digunakan sebagai sarana utama dalam upacara agama dan biasanya diperoleh dari pura-pura besar di luar untuk selanjutnya setelah diupacarai tirta ini bisa dipercikan kepada umat yang berupa wasuh pada.

kakyangSebutan halus yang ditujukan kepada salah satu anggota keluarga dari generasi pertama yang merupakan bapak dari bapak atau bapak dari ibu yang berasal dari wangsa yang lebih tinggi.

kalihKata bilangan untuk menyebutkan nominal 2 (dua) yang digunakan dalam konteks halus. Kalih merupakan kruna alus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan bilangan 2 (dua)

kalintangKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus (halus) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna terlalu

kambingSalah satu hewan berkaki empat yang lazim digunakan sebagai bahan upacara macaru (pembersihan atau harmonisasi alam) dari tingkatan sedang/madya

kaula sentanaSebutan bagi orang yang menjadi hamba dan penyembah Tuhan dalam kondisi untuk merendahkan diri secara ikhlas.

kayunUngkapan dalam tatanan bahasa yang halus untuk menyatakan dan mengungkapkan makna pikiran seseorang.

kebenJenis ulatan dari bamboo yang berukuran kecil, berbentuk bulat agak

Page 88: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

79

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

cekung, dan ada tutupnya yang digunakan sebagai tempat persembahan atau aturan yang dibawa oleh ibu-ibu dengan cara dijunjung (kasuun).

keboJenis binatang caru yang lebih besar dari sapi yang dipakai sebagai sarana binatang tawur sasih atau tawur dalam rangkaian pelaksanaan upacara yang lebih besar di pura.

kecapUngkapkan dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan makna makan dengan cara mencicipi makanan di mulut.

kecogIstilah dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan dan mengungkapkan kegiatan melompat dengan kedua kaki.

kedehKata atau ungkapan yang bermakna ingin yang dapat digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan atau usia lebih muda yang bertutur sapa dengan orang yang memiliki kedudukan atau orang yang dituakan oleh masyarakatnya.

kedusUngkapan netral (dapat menghaluskan/menetralkan makna) untuk mengecap bau dengan indra penciuman.

keetAktivitas memotong benda dengan alat berupa pisau menjadi dua bagian yang sama atau lebih.

kekécérSarana yang dipakai saat upacara pengabenan, yang dibuat berupa tangkai bambu, seuntai padi, bulu ayam, bulu angsa, kain sutra. Digunakan pd waktu jenasah diberangkatkan ke setra, kececer ditancapkan setiap 9

Page 89: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

80

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

meter sambil menghaturkan banten peras jalan sebagai pembuka jalan dan mengandung konsep Moksartam Atmanam.

ke (kiping)Sebutan untuk kue yang berbentuk bundar pipih dibuat dari tepung beras yang digoreng yang digunakan sebagai sarana sesajen di Bali.

kelian adatPemimpin dari banjar adat yang mengurusi tugas-tugas di bidang adat dan menjalankan perarem atau aturan adat di tingkat banjar adat di Bali.

kelian prajaIstilah dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan pemimpin dari banjar atau dusun yang mengurusi bidang kedinasan di tingkat banjar di Bali.

kelian tempékanIstilah dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan Pembantu kelian banjar adat yang berperan meneruskan dan menjalankan tugas-tugas di bidang adat.

kelihSebutan dalam tatanan bahasa biasa atau netral yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna dewasa.

kembang rampéKembang rampe sebagai simbol warna brumbun, karena terdiri dari bermacam-macam bunga, disertai irisan daun pandan harum dan minyak wangi.

kempulSebutan untuk menyatakan bagian dari gong kecil yang terbuat dari perunggu dan bisa dibunyikan dengan alat pemukul yang menjadi alat yang memegang irama dalam gambelan.

Page 90: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

81

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

kempurSebutan untuk menyatakan bagian dari gong kecil yang terbuat dari perunggu dan bisa dibunyikan dengan alat pemukul dan biasanya dibunyikan pada bagian akhir dalam irama gambelan.

kemulanBangunan tempat suci yang berbentuk, seperti: rong 3 tempat berstananya Sanghyang Trimurti, Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Brahma – Wisnu – Siwa atau disingkat Bhatara Hyang Guru. rong 1 tempat berstananya Sanghyang Tunggal, rong 2 tempat berstananya Arda Nareswari, rong 4 tempat berstananya Catur Dewata, dan rong lima tempat berstananya Panca Dewata. Dalam sanggah merajan keluarga kecil, kemulan merupakan tempat memuja roh leluhur yang sudah disucikanmenjadi Dewa Yang.

kendangSebutan untuk menyatakan gendang yang merupakan bagian dari gambelan yang bisa dimainkan oleh dua orang atau lebih.

kenehUngkapan dalam tatanan bahasa biasa atau netral yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan pikiran seseorang.

kepelKata yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna memegang sesuatu dengan telapak tangan dengan mengepalkan tangan.

kepluganSebutan untuk alat yang digunakan saat mengadakan upacara pacaruan yang dibuat dari potongan bagian ujung bawah pelapah kelapa yang sudah dikeringkan.

kerisSalah satu senjata yang difungsikan sebagai sarana upakara saat ada

Page 91: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

82

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

pernikahan secara Hindu Bali, di mana keris melambangkan kepurusan. Keris juga lazim digunakan sebagai sarana pelengkap oleh raja untuk menambah wibawa ketika menerima tamu yang dihormati.

kikihan Kikihan atau alat parut dalam sebuah upacara digunakan sebagai simbol untuk mengusir roh-roh jahat karena dalam alat parut terdapat gerigi

koberBendera memanjang yang dilukisi naga atau Anoman kemudian pada salah satu sisinya diisi lubang untuk mempermudah memasukkan bambu yang memiliki bentuk melengkung seperti ekor barong sebagai tiangnya. Dalam sebuah upacara, kober selain sebagai simbol mistis juga sebagai aksesori agar upacara yang digelar tampak meriah.

koleBentuk kata ganti orang pertama tunggal yang digunakan untuk menunjukkan hubungan keakraban, terutama dalam seni pertunjukan di Bali, sehingga bentuk kole merupakan variasi kasar.

komohKuah yang dibuat saat hari raya Panampahan (sehari) sebelum Galungan sebagai sarana pelengkap upacara. Kuah komoh dibuat dari tetesan daging yang dicencang bercampur dengan darah, bumbu, bawang goring, dan perasan air limau.

kucitAnak babi jika dipanggang disebut guling lazim digunakan sebagai sarana pelengkap upacara yadnya. Kucit bisa digunakan sebagai penyambleh dalam upacara yadnya.

kulkulSarana bunyi-bunyian yang menjadi identitas dan ciri khas tersendiri untuk menciptakan kebersamaan dan persatuan; sebagai alat komunikasi

Page 92: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

83

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

tradisional dan kuno yang tersebar luas di kepulauan Indonesia ini.

kulukAsu atau Anjing yang menjadi binatang dalam caru panca sanak yang tempatnya terletak di arah Barat Daya/Kelod-Kauh.

kumaraTempat suci yang menyerupai plangkiran yang berfungsi sebagai tempat memuja déwa raré (dewa yang berfungsi untuk menjaga bayi).

kuncirBentuk rambut potongan rambut dengan membiarkan rambut terurai di bagian belakang atau bentuk rambut yang dibawa sejak lahir yang ada kuncir di bagian belakang kepala.

kuningKuning adalah warna Kuning disebelah Barat dengan Dewa Mahadewa dengan senjata Nagasapa dan tanda lingkungan kabut memiliki makna budaya matahari terbenam, penjaga keseimbangan dan kekuasaan.

kunyitSebutan untuk mengungkapkan jenis umbi-umbian yang disebut kunir yang bisa dipakai sebagai campuran inti bumbu Bali.

kurenanSebutan untuk seorang istri dalam keluarga biasa yang berasal dari wangsa yang rendah.

kuudSebutan untuk bagian buah kelapa yang berproses setelah kaduegan dan bungkak sebelum menjadi nyuh.

Page 93: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

84

Llamak

Jenis ornamen sanggah merajan dan pura yang merupakan lambang pijakan kita untuk menapaki hidup dalam sebuah pusaran waktu menuju kesejatian di alam semesta ini.

lampidJenis anyaman dari bambu yang lebih besar dari bodag dan di beberapa daerah di Bali lampid dianggap merupakan sebutan lain dari bodag.

lapanBalai-balai dari bambu yang memanjang yang ditempatkan di depan palinggih (bangunan suci) secara sambung menyambung yang berfungsi sebagai tempat sesajen.

lantangSebutan dalam tatanan bahasa biasa atau netral yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna panjang.

lantéSarana yang dibuat dari sebitan penyalin atau rotan yang digulungkan dengan tali ketikung (perubahan dari ulat menjadi kupu-kupu) yang dibuat dari penyalin atau bambu.

lawarMasakan berupa campuran sayur-sayuran yang direbus, kelapa yang dipanggang, dan daging cingcang yang dibumbui. Daging yang digunakan

Page 94: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

85

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

adalah daging sapi, babi, ayam, itik, dan penyu. Sementara sayurnya adalah buah nangka muda, pepaya muda, daun jarak, dan kacang-kacangan.

lekadIstilah dengan ungkapan kasar yang menyatakan dan mengungkapkan makna melahirkan anak.

lelontékBendera segitiga yang panjang dan tipis yang meruncing ketitik di atas, melekat pada tiang bambu panjang. Dibawa dalam prosesi atau didirikan di atau dekat Candi.

leluurSelembar kain putih yang berbentuk segi empat yang dipasang dengan cara menghubungkan dan mengikat setiap ujung kain tersebut dalam setiap tiangnya yang melambangkan akasa, ruang putih bersih.

lempagIstilah yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna memukul dengan alat, baik dari kayu, bambu, atau benda-benda lainnya.

lengawangiMinyak wangi yang berwarna kehitam-hitaman dibuat dari minyak kelapa dicampur dengan kacang putih, komak yang digoreng sampai gosong lalu dihaluskan. Ada kalanya campuran tersebut dilengkapi dengan ubi dan keladi (talas), yang juga digoreng sampai gosong. Biasanya untuk memperoleh campuran yang baik, terlebih dahulu minyak kelapa dipanaskan, kemudian barulah dicampur dengan perlengkapan lainnya.

lénanSebutan dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan serta merujuk pada kata yang bermakna yang lain.

Page 95: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

86

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

lengisSebutan untuk mengungkapkan cairan yang bisa dipakai sebagai sarana untuk menggoreng bumbu atau mencampurnya dengan bumbu Bali.

lepaIstilah yang merujuk pada sarana upacara yang digunakan sebagai lambang sikap dan prilaku yang baik.

lesungSebutan untuk alat atau tempat di Bali yang berbentuk berlubang yang terbuat dari batu yang dipakai sebagai tempat untuk menumbuk beras atau daging saat dilaksanakannya upacara adat dan keagamaan yang berfungsi sebagai symbol kekuatan Wisnu.

liananSebutan yang halus yang digunakan untuk mengungkapkan kata yang bermakna lain yang merujuk pada orang dan benda yang lain.

lidiSebutan untuk ruas yang ada pada daun kelapa, enau, dan lontar yang biasanya dipakai sebagai sapu lidi.

lingsirSebutan halus yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna orang dewasa atau orang yang berumur tua.

lisSarana yang digunakan untuk mencipratkan atau memercikkan tirtha atau air suci sebagai penyucian diri guna menjauhkan diri dari kekuatan negatif yang dapat mengganggu manusia dan tentunya bertujuan untuk kekuatan dan kesucian lahir bathin.

Page 96: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

87

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

liuSebutan kasar untuk mengungkapkan makna banyak, biasanya merujuk pada benda hidup dan mati.

loktahUngkapan untuk menyatakan kesohoran sesuatu benda, manusia, atau binatang karena memiliki kelebihan dari kebanyakan benda, manusia, atau binatang lainnya sehingga kelebihannya tersebut tersebar hingga ke daerah lainnya.

luungSebutan atau kata dalam tatanan bahasa yang biasa atau yang netral yang digunakan untuk mengungkapkan baik.

Page 97: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

88

Mmabanten

Aktiviatas budaya untuk menghaturkan sesajen kepada Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa, biasanya berupa canang setiap harinya.

mabersihAktivitas yang dilakukan oleh pemangku dan pendeta dengan cara memercikan tirta dengan lis dengan maksud agar umat manusia dalam keadaan bersih sebelum menghaturkan bhakti.

macakIstilah untuk menghitung kehadiran anggota organisasi (perkumpulan) dalam perkumpulan tradisional di Bali ketika ada kerja sosial yang melibatkan seluruh anggotanya.

mabhaktiBagian dari kegiatan upacara agama, yaitu menghaturkan bhakti yang dilakukan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikahi kesejahteraan dan keselamatan dalam hidup.

mabuatIstilah dengan ungkapan halus yang merujuk pada kondisi sudah rampungnya atau sudah diselesaikannya pekerjaan dalam hal pembuatan sarana upacara agama.

Page 98: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

89

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

macaruAktivitas budaya yang merujuk pada upacara agama yang denagn maksud membersihkan halaman, pekarangan, lingkungan dan alam dengan sarana binatang caru yang biasanya dilakukan oleh, pamangku (pemimpin upacara), dan rsi (pendeta dari klen Sengguhu).

madelokanAktivitas adat yang dilakukan oleh umat atau warga adat ketika warga lain melaksanakan upacara adat dengan membawa barang-barang yang sesuai dan bermanfaat bagi pelaksanaan upacara adat dan agama sebagai rasa wujud pertolongan warga guna meringankan beban warga.

madrebéIstilah yang digunakan untuk menyatakan mempunyai dalam bahasa Bali Alus Sor. Istilah ini juga digunakan untuk merendahkan diri si pembicara.

maduwéIstilah untuk menyatakan mempunyai dalam bahasa Bali Alus Singgih. Maknanya untuk menghormati orang yang diajak bicara bila memakai kata ‘maduwé’ dalam bahasa Bali.

magambelAktivitas yang dilakukan sekelompok orang yang tergabung dalam perkumpulan magambel yang dilakukan saat ada upacara adat dan agama dengan cara memukul atau menabuh gambelan tertentu sesuai dengan jenis upacara yang dilaksanakan untuk memeriahkan upacara dan sebagai pelengkap upacara.

magebaganAktivitas adat yang dilakukan oleh sekelompok warga adat ketika ada kematian, terutama di malam harinya sebelum upacara pengabenan yang bertujuan untuk menjaga mayat dan menghibur keluarga yang ditinggalkan.

Page 99: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

90

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

magedong-gedonganAktivitas adat dan agama yang dilakukan dengan sarana sesajen atau banten tertentu yang dilakukan ketika warga adat hamil dan umur kehamilannya memasuki usia 5-7 bulan. Upacara ini ditujukan ke hadapan si bayi yang ada dalam kandungan dan merupakan upacara pertama kali dialami sejak terciptanya sebagai manusia. Oleh karena itu, upacara ini dilaksanakan setelah kehamilan berumur 5-7 bulan. Tujuan dari pelaksanaan upacara magedong-gedongan adalah untuk membersihkan dan memohon keselamatan jiwa raga si bayi, agar kelak menjadi orang yang berguna di masyarakat.

magendingAktivitas adat dan agama yang dilakukan oleh sekelompok warga yang tergabung dalam perkumpulan bernyanyi pada saat dilaksanakannya upacara adat dan agama.

magerosanUngkapan unik yang terjadi di Bali yang mengungkapkan makna makan makanan yang berkuah dengan cara menyedot air kuahnya dengan mulut langsung menelannya.

maideranAktivitas adat dan agama yang dilakukan dengan cara mengelilingi sarana upacara (banten) pada saat dilaksanakannya upacara mecaru atau tawur.

majar-ajarUpacara agama yang dikategorikan sebagai upacara ayu yang dilaksanakan setelah upacara pengabenan di Bali.

majaumanAktivitas adat yang dilaksanakan dalam rangka upacara perkawinan, dimana pihak mempelai pria mendatangi pihak mempelai perempuan, sebagai rasa syukur dan wujud terimakasihnya dengan membawa sejumlah peralatan dan sarana upacara seperti nasi, tipat bantal, dan oleh-oleh

Page 100: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

91

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

lainnya disamping sarana banten.

makaryaAktivitas agama yang dilakukan oleh umat Hindu dengan menghaturkan sarana upacara agama yang relatif lebih besar tingkatannya, yang biasanya dilakukan di pura-pura kayangan dan pura besar lainnya yang dipuput oleh pendeta.

makejangSebutan kasar untuk mengungkapkan makna semua, yang biasanya merujuk pada benda secara umum tanpa kecuali.

makeludkegiatan yang dilaksanakan 12 hari setelah upacara pembakaran jenazah. Makna upacara makelud ini adalah membersihkan dan menyucikan kembali lingkungan keluarga akibat kesedihan yang melanda keluarga yang ditinggalkan. Filosofis 12 hari kesedihan ini diambil dari Wiracarita Mahabharata, saat Sang Pandawa mengalami masa hukuman 12 tahun di tengah hutan.

maketisMemrcikan tirta atau air suci yang dilakukan oleh pemangku, pinandita, pendeta, dan pandita sebagai bagian dari proses pelaksanaan persembahyangan.

makudang-kudangKata yang tergolong ke dalam kruna andap atau mider yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna jumlah banyak (jamak) dari sesuatu

makuehkata yang digolongkan ke dalam kruna alus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna banyak dari sesuatu yang dimiliki seseorang yang jumlahnya tidak terhitung

Page 101: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

92

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

malihKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna lagi

mamadikacara peminangan atau pernikahan yang dilakukan oleh pihak mempelai laki-laki yang bertujuan mencari kesepakatan tentang detai rencana pernikahan yang akan dilaksanakan.

mamegatIstilah yang dipakai untuk menyatakan makna putus, yaitu kegiatan untuk memutuskan hubungan duniawi dan cinta dari kerabat mendiang, sebab kedua hal tersebut akan menghalangi perjalan sang roh menuju Tuhan. Dengan upacara ini pihak keluarga berarti telah secara ikhlas melepas kepergian mendiang ke tempat yang lebih baik. Sarana dari upacara ini adalah sesaji (banten) yang disusun pada sebuah lesung batu dan di atasnya diisi dua cabang pohon dadap yang dibentuk seperti gawang dan dibentangkan benang putih pada kedua cabang pohon tersebut. Nantinya benang ini akan diterebos oleh kerabat dan pengusung jenazah sebelum keluar rumah hingga putus.

mamerasIstilah untuk menyatakan berhasil, sukses, selesai yang dilaksanakan apabila mendiang sudah memiliki cucu, karena menurut keyakinan cucu tersebutlah yang akan menuntun jalannya mendiang melalui doa dan karma baiknya.

mamujaMengatakan dan mengujarkan pujian/pemujaan kepada Tuhan dan manifestasi-Nya dalam aktivitas ritual yang diucapkan oleh para sulinggih dan pemangku dalam melaksanakan Panca Yadnya. Mamuja juga bisa diartikan dengan kegiatan ritual yang dilakukan oleh sang sulinggih dalam rangka memimpin atau memuput suatu upacara keagamaan.

Page 102: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

93

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

mamukurRangkaian dalam upacara atma wedana setelah upacara ngaben. Memukur, artinya prosesi upacara atman menuju alam atas, yakni upacara peningkatan kesucian arwah menjadi dewa pitara ke alam swah-loka.

manahKata dalam tatanan bahasa yang sangat halus yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna pikiran yang diungkapkan untuk merendahkan diri.

mangastawaKegiatan mempergunakan mantra puja astawa oleh para sulinggih yang diyakini sebagai puncak dari pelaksanaan yadnya karena itu pelaksanaan yadnya tanpa disertai puja pangastawa adalah sia-sia tanpa pahala.

mantetSebutan dalam tatanan bahasa yang sangat kasar untuk mengungkapkan makna makan makanan yang berupa daging yang dipotong agak besar.

mantraUcapan suci yang bersumber dari kitab suci Weda yang dipergunakan dalam Puja Pangastawa sangat banyak mencakup seluruh kekuatan alam yaitu semua manifestasi Sang Hyang Widhi.

manusaSebutan untuk merujuk pada manusia secara umum yang merupakan makhluk tertinggi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang memiliki tri pramana, yaitu bayu, sabda, idep.

mapagKegiatan ritual yang dilakukan oleh orang Bali yang menyatakan atau mengungkapkan makna menjemput ketika anaknya sudah memasuki usia 3 bulan atau saat pelaksanaan upacara tiga bulanan yang ditandai dengan penghaturan atau persembahan babi guling yang dimaksudkan untuk

Page 103: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

94

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

menjemput roh bayi dimaksud.

mapamitKegiatan ritual yang dilakukan oleh mempelai wanita yang menyatakan atau mengungkapkan makna berpamitan dalam rangka pelaksanaan upacara pernikahan di Bali yang dilakukan di sanggah keluarganya sendiri sebelum menikah dengan mempelai laki-laki.

mapanginguKegiatan menjamu para tamu yang dilakukan oleh masyarakat Bali yang sedang memiliki hajatan atau yadnya atau acara adat dan upacara agama.

mapéédTradisi parade iring-iringan sebagai salah satu rangkaian kegiatan upacara yadnya, biasanya dilaksanakan sehari atau dua hari setelah upacara piodalan di pura-pura di Bali.

masadokKegiatan ritual yang dilakukan di dalam masyarakat Bali untuk menyatakan atau mengungkapkan makna permakluman atau pemberitahuan tentang rencana pernikahan di mana pihak mempelai mendatangi pihak perempuan untuk mengutarakan niat meminang mempelai perempuan sebelum dilaksanakannya upacara perkawinan.

masaibanUngkapan untuk mengungkapkan kegiatan kurban suci atau ritual dalam tingkatan kecil atau sederhana dari suatu yadnya yang bertahan hanya sehari, yang biasanya dilaksanakan sehabis menanak atau memasak nasi dan sebelum makan.

masegehUngkapan untuk mengungkapkan kegiatan kurban suci atau ritual dalam tingkatan kecil atau sederhana dari suatu yadnya yang diperuntukkan untuk para bhuta kala dalam wilayah tertentu yang bertahan selama 5 hari.

Page 104: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

95

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

masolahUngkapan untuk mengungkapkan kegiatan menari atau berperilaku untuk hal-hal yang bersifat sakral.

matatahMatatah ini dihubungkan dengan suatu tata cara pelaksanaan upacara potong gigi yaitu kedua taring atas dan empat gigi seri pada rahang atas dipahat tiga kali secara simbolis sebelum pengasahan (perataan) giginya dilakukan lebih lanjut. Rupa- rupanya dari hal itulah muncul istilah matatah yang bertujuan untuk mengendalikan diri dari pengaruh Sadripu (enam musuh dalam diri manusia).

matiKata yang digolongkan ke dalam kruna andap yang digunakan untuk menyebutkan atau menyatakan bahwa badan kasar telah ditinggalkan oleh roh atau tidak bernyawa. Kalau sebutan ini ditujukan untuk manusia, maka manusia yang disebut telah meninggal ini harus diupacarai

matubahMatubah disebutkan memiliki makna untuk menyeimbangkan dualitas dari pengaruh-pengaruh hari kelahiran seorang anak, karena manusia menyadari setiap kelahiran membawa dualitasnya masing-masing.

maturanKegiatan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali ketika dilaksanakannya upacara dewa yadnya, seperti atma wedana yang berupa buah-buahan, jajan, telor, dan kacang-kacangan.

mawédaUngkapan ritual dengan memanjatkan doa-doa kepada Tuhan dan manifestasiNya dalam suatu upacara yadnya yang dilakukan oleh seorang pendeta.

Page 105: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

96

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

mecikMelakukan aktivitas dengan kedua belah tangan maupun dengan sebelah tangan dengan cara memijat-mijat benda yang dipijat.

megat benangKegiatan ritual yang dilakukan oleh mempelai laki-laki dan wanita di rumah mempelai laki-laki dalam pelaksanaan upacara pernikahan dengan memutus benang putih yang dibentangkan dalam batang daun dadap.

mejekAktivitas menggunakan kedua belah tangan atau hanya sebelah tangan dengan jalan meremas-remas benda atau sesuatu hingga lumat.

mekaSebutan untuk mengungkapkan cermin, yaitu benda yang terbuat dari kaca yang bening dibingkai dan biasanya dipakai sebagai alat untuk bercermin terutama melihat keadaan gigi setelah dipotong atau diasah dalam upacara potong gigi di Bali.

melahSebutan dalam tatanan bahasa yang biasa atau netral untuk mengungkapkan makna baik dan bagus.

melastiIstilah yang menyatakan rangkaian dari hari raya yang bertujuan untuk melebur segala macam kekotoran pikiran, perkataan dan perbuatan secara lahir dan batin, serta memperoleh air suci.

meledKata atau ungkapan halus yang bermakna ingin yang digunakan oleh orang yang memiliki kedudukan atau usia lebih muda untuk bertutur sapa dengan orang yang memiliki kedudukan atau orang yang dituakan.

Page 106: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

97

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

meliKegiatan ritual dan adat yang bermakna membeli atau bertukar barang dagangan yang dilakukan saat dilaksanakannya upacara perkawinan oleh para pihak mempelai secara bergiliran sebagai wujud agar mempelai terbiasa dengan kegiatan seperti ini dalam mengarungi bahtera kehidupannya.

méméSebutan dalam tatanan bahasa yang biasa untuk menyatakan atau mengungkapkan makna ibu kandung dalam keluarga di Bali.

mendakKegiatan ritual dan agama yang dilakukan oleh para umat Hindu atau para pemimpin umat saat dilaksanakannya upacara di pura. Kegiatan ritual ini dimaksudkan untuk memohon dan menjemput air suci atau pekuluh yang akan dipakai sarana saat upacara. Mendak juga bisa dipakai untuk merujuk pada penjemputan Ida Bhatara dan Sulinggih.

menék kelihKegiatan ritual dan agama yang dilakukan oleh umat Hindu, baik pria maupun wanita, saat mereka sudah menginjak remaja, biasanya bagi yang wanita ditandai dengan menstruasi pertama kalinya dan bagi yang pria ditandai dengan perubahan suaranya. Upacara menek kelih ini menggunakan sarana upacara berupa banten atau sesajen.

méruBangunan suci yang atapnya bertingkat yang menyerupai gunung sebagai symbol lapisan alam, yaitu makrtokosmos dan mikrokosmos yang dibangun di hampir semua pura besar di Bali, seperti Pura Besakih.

minabkata dalam ragam atau varian alus (halus) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna mungkin.

Page 107: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

98

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

minakadiKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna seperti

mindonSebutan yang ditujukan kepada anak (baik laki maupun perempuan) dari sepupu/misan, yang biasanya dikenal dengan istilah sepupu dua kali.

misanSebutan yang ditujukan kepada saudara baik laki maupun perempuan yang merupakan anak dari paman dan anak dari bibi.

mruakAktivitas untuk mengeluarkan isi perut babi atau binatang yang akan dipakai sarana dalam upacara caru atau tawur.

munyiUngkapan dalam tatanan bahasa yang biasa atau netral untuk menyatakan atau mengungkapkan makna kata dari seseorang di Bali`

murwa daksinaKegitan ritul adat dan agama yang dilakukan saat dilaksanakannya upacara nyekah atau atma wedana. Kegiatan ini berupa mengelilingi bale sekah searah jarum jam dimulai dari arah timur. Warga biasanya membawa banten dan sarana upacara agama lainnya dalam mengelilingi bale sekah tersebut.

Page 108: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

99

Nnabé

Sebutan untuk orang yang memiliki tingkatan kedudukan dalam kesulinggihan yang bertindak sebagai seorang guru utama dalam proses pendidikan dan pembelajaran khusus dalam tradisi aguron-guron kepada para calon sulinggih sehingga melahirkan sulinggih baru yang memberikan wejangan penuh tata krama, selalu berkata benar, kehadirannya membawa.

nabingKegiatan adat yang dilakukan dengan tujuan memberikan bantuan berupa alat-alat atau bahan makanan yang diperlukan saat warga melaksanakan upacara pengabenan saja untuk meringankan beban warga tersebut.

nadahKegiatan dengan ungkapan biasa untuk menyatakan makna merebus ikan yang dipakai sebagai sarana upacara adat dan agama.

nadalKegiatan dengan ungkapan biasa untuk menyatakan membuat jajan bali (begina) yang berbentuk bulat dengan cara memencet-mencet atau menekan sampai berbentuk bulat tipis untuk nantinya dijemur dan digoreng yang dipakai sebagai sarana upacara agama.

nampekKata yang dikategorikan kata beragam halus dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna jauh. Nampek bisa mengacu pada letak atau posisi sesuatu atau benda yang jauh dari

Page 109: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

100

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tempat si pembicara nanceb

Kegiatan ritual yang digunakan untuk menyatakan menanam bambu untuk dijadikan peneduh dalam pelaksanaan upacara adat dan agama. Pembuatan taring ini dilakukan pada hari-hari baik tertentu yang disertai dengan banten upacara nanceb.

nanemKegiatan ritual dan adat yang digunakan untuk menyatakan menanam atau mengubur mayat atau jasad manusia yang meninggal yang dilakukan pada hari baik tertentu dengan banten tertentu atau disebut banten pamendeman.

naniBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang tergolong kasar yang digunakan dengan maksud untuk menunjukkan keakraban khususnya dan cenderung digunakan dalam kondisi yang sedang marah.

nasi penekLambang dari keteguhan atau kekokohan bhatin dalam mengagungkan Tuhan yang dalam diri manusia sebagai simbol Sumsum dan Pinggul yang menyangga agar manusia tetap eksis.

nasi putih kuningSebutan untuk mengungkapkan nasi yang berwarna putih dan kuning yang biasanya dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan terutama dipakai dalam upacara pecaruan, pembuatan ajuman putih kuning, nasi kepel, dan sebagainya.

nasi tumpengSebutan untuk mengungkapkan nasi yang berbentuk kerucut yang dipakai sesuai dengan kebutuhan, yaitu sesuai dengan jenis dan tempatnya, sehingga dapat berfungsi sebagai tumpeng yang bisa dipakai sebagai sarana dan pelengkap sajen atau aturan.

Page 110: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

101

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

natabMelakukan aktivitas dengan kedua tangan yang digerakkan kearah dada dan atau mata secara berulang-ulang atau hitungan tertentu pada saat upacara otonan, perkawinan, melukat, dsb. Kegiatan ini biasanya akan berhenti seiring dengan berhentinya mantra yang diujarkan oleh pemangku atau pendeta dalam memimpin upacara adat dan agama.

natahHalaman pekarangan rumah bagi budaya Bali yang pola ruangnya dibagi berdasarkan konsep tapak dara.

nawangUngkapan dalam bahasa biasa untuk menyatakan keadaan seseorang telah paham dengan keadaan yang ada di sekitarnya.

néSebutan yang agak kasar untuk merujuk pada determina yang digunakan pada saat benda atau entitas yang ditunjuk letaknya dekat.

nelu bulaninSalah satu aktivititas agama dalam bagian catur yadnya, yaitu manusa yadnya yang dilakukan oleh umat Hindu saat si anak atau bayi menginjak usia tiga bulan dalam hitungan kalender Bali yang bertujuan untuk membersihkan sang bayi, sehingga jiwa-atma si bayi benar-benar kembali berada pada raganya. Aktivitas ini dalam masyarakat Bali disebut dengan nyambutin. Di samping itu, upacara ini juga merupakan pembersihan serta penegasan nama si bayi.

néndéngkegiatan yang dilakukan untuk menyatakan menjemur benda dan sarana upacra adat dan agama.

Page 111: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

102

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

néngkléngIstilah dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna berdiri dengan satu kaki.

néntenKata yang memiliki ragam alus (halus) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna tidak. Nénten dalam bahasa Bali merupakan kata yang juga digunakan untuk mengacu pada konsep logika yang bisa digunakan bersamaan dengan verba tertentu

nepukSebutan dalam tatanan bahasa biasa yang menyatakan dan mengungkapkan aktivitas menggunakan tangan dengan cara menepuk pundak seseoarang.

nérésMeniris daun pisang atau daun kelapa dengan pisau, sehingga terlepas dari batang daunnya.

neteganAktivitas umum yang dipakai untuk menyatakan makna mencanangkan hari baik pertanda dimulainya kegiatan adat dan agama yang ditandai dengan menyediakan beras, ketan, bumbu, minyak dan sejenisnya di dapur khusus untuk upacara adat dan agama disertai dengan banten tertentu.

ngaadSebutan untuk mengungkapkan benda lancip yang terbuat dari bamboo yang dipakai sebagai pengganti pisau dalam hal membedah perut ayam sebelum dibersihkan dengan air.

ngabénPada saat manusia meninggal dunia juga disebutkan merupakan proses pengembalian unsur panca maha butha yang ada dalam diri manusia pada asalnya atau ke pencipta, atau Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa, sehingga upacara ini merupakan upacara penyelesaian mayat yang

Page 112: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

103

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang pertama adalah membakar langsung mayat manusia. Cara yang lainnya adalah dengan mengubur mayat selama beberapa lama, biasanya beberapa tahun, kemudian tulangnya digali dan dibakar disertai dengan upacara.

ngajum kajangKajang adalah selembar kain putih yang ditulisi dengan aksara-aksara ma-gis oleh pemangku, pendeta atau tetua adat setempat. Setelah selesai ditulis maka para kerabat dan keturunan dari yang bersangkutan atau mendiang akan melaksanakan upacara ngajum kajang dengan cara menekan kajang itu sebanyak 3x, sebagai simbol kemantapan hati para kerabat melepas ke-pergian mendiang dan menyatukan hati para kerabat, sehingga mendiang dapat dengan cepat melakukan perjalanannya ke alam selanjutnya

ngajum sekahKegiatan ritual atau keagamaan untuk membuat simbol Panca Tan Matra dalam bentuk puspa lingga sarira sebagai rangkaian upacara Nyekah setelah dilakukan ngangget don bingin yang bertujuan untuk membuat Lingga Sarira. Ngajum ini dilakukan setelah daun beringin tiba di tempat upacāra, maka untuk masing-masing perwujudan roh/atman, dipilih sebanyak 108 lembar, ditusuk dan dirangkai sedemikian rupa kemudian disebut sekah.

ngalihKegiatan yang dilakukan untuk menyatakan mencari sesuatu benda yang akan dipakai sebagai sarana upacara adat dan agama.

ngalikSebutan khusus dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan keadaan yang sangat tinggi.

ngantebUngkapan ritual dengan mengucapkan puja mantra, doa-doa kepada Tuhan dan manifestasiNya dalam suatu upacara yadnya yang dilakukan oleh seorang pamangku.

Page 113: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

104

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

nganténAktivitas adat yang digunakan dengan ungkapan kasar untuk menyatakan menikah dengan proses yang telah ditentukan dalam hukum adat yang berlaku pada desa tertentu, biasanya mempelai perempuan dibawa ke mempelai pria yang dengan tiga saksi, yaitu manusa saksi, bhuta saksi, dan dewa saksi.

nganyudKegiatan ritual untuk menghanyutkan segala kekotoran yang masih tertinggal dalam roh mendiang dengan simbolisasi berupa menghanyutkan abu jenazah. Upacara ini biasanya dilaksanakan di laut, atau sungai.

ngaskaraNgaskara bermakna penyucian roh mendiang. Penyucian ini dilakukan dengan tujuan agar roh yang bersangkutan dapat bersatu dengan Tuhan dan bisa menjadi pembimbing kerabatnya yang masih hidup di dunia.

ngartosAktivitas dalam seni mabebasan atau magegitan yang dilakukan oleh seorang penerjemah atau penginterpretasi makna dari teks yang dinyanyikan oleh penembang.

ngayahKewajiban sosial masyarakat Bali sebagai penerapan ajaran karma marga yang dilaksanakan secara gotong royong dengan hati yang tulus ikhlas baik di banjar maupun di tempat suci. Tradisi ngayah diletakkan dalam format hubungan vertikal ke Tuhan atau vertikal-organisatoris adat. Ngayah dapat memupuk rasa persaudaraan dan membangun kebersamaan melalui kegiatan yang dilakukan dengan bergotong royong tanpa ada mengharapkan imbalan berupa uang.

ngayungIstilah untuk menyatakan kegiatan menggerakan sepeda dengan mengayuh dengan kedua kaki secara bergantian.

Page 114: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

105

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

ngeboninUngkapan kasar untuk mencium sesuatu dengan indra pencium yang dilakukan secara sengaja.

ngecapinUngkapan dalam tatanan bahasa biasa atau netral untuk menyatakan atau mengungkapkan makna merasakan sesuatu dengan indra pengecap.

ngabangbangKegiatan ritual yang dilakukan untuk menyatakan membuat lubang di tanah kuburan untuk mengubur mayat.

ngecigIstilah dalam tatanan bahasa biasa atau netral untuk menyatakan atau mengungkapkan makna kegiatan melompat dengan satu kaki.

ngedSebutan biasa untuk mengungkapkan makna banyak, biasanya merujuk pada buah atau pohon yang berbuah banyak.

ngejotSebuah tradisi di Bali dalam bentuk persembahan setelah memasak, pembelian makanan, dan juga dalam rangkaian upacara yadnya kepada sanak keluarga/saudara, tetangga maupun pada masyarakat sekitar dalam rangka meningkatkan kebersamaan atas terwujudnya upacara tersebut.

ngekebProsesi ritual sebagai upaya pengendalian diri yang dilaksanakan dalam kamar atau gedong rumah untuk menemukan hakekat manusia sejati yang terlepas dari belenggu kegelapan bathin yang dalam upacara metatah disebutkan sebagai simbolis yang dilakukan pada orang yang sudah menginjak dewasa, yang dalam upacara Pawiwahan disebutkan agar nantinya calon pengantin dapat memberikan keturunan yang baik.

Page 115: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

106

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

ngelahKata yang tergolong ke dalam kruna andap yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna memiliki sesuatu barang atau benda.

ngewangsuhAktivitas dengan ungkapan halus untuk menyatakan pembersihan atau penyucian diri dengan air suci.

ngewédaaktivitas dengan ungkapan halus untuk menyatakan membunyikan genta yang dilakukan oleh para sulinggih atau pendeta pada saat melaksanakan doa di pagi hari dan ketika memimpin upacara adat dan agama.

ngigelKegiatan dengan ungkapan biasa untuk menyatakan menari pada saat dilaksanakannya upacara agama di pura.

ngiisKata yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna mengiris buah, jajan, dan benda-benda lainnya dengan pisau menjadi beberapa bagian yang tipis dengan cara menggerakan pisau secara perlahan-lahan sampai selesai dalam kurun waktu tertentu

ngiringIstilah dengan ungkapan halus untuk menyatakan ikut bersama-sama melaksanakan upacara adat dalam satu desa pakraman di Bali, biasanya dilaksakan di griya atau di puri.

ngiuJenis ulatan dari bambu yang berukuran kecil tidak terlalu cekung tetapi agak bulat melebar, di pinggirannya diberikan kerangka yang agak tebal, biasanya digunakan sebagai alat napinin beras.

Page 116: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

107

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

nglukuAktivitas adat untuk menyatakan meminang perempuan di Bali yang biasanyanya disaksikan oleh para pemimpin dan atau prajuru adat.

ngoréngaktivitas dengan ungkapan biasa untuk menyatakan membuat jajan suci yang akan dipakai sebagai sarana upacara agama dan adat di desa pakraman di Bali di awal dalam rangka pelaksanaan upacara di suatu pura.

ngotoninAktivitas ritual untuk menyatakan ulang tahun secara adat Bali dengan kalender Bali, setiap 210 hari sekali yang bertujuan untuk memperingati hari kelahiran anak dan biasanya disertai dengan upacara pemotongan rambut untuk pertama kalinya yang bertujuan untuk pembersihan ubun-ubun.

ngrajangMencincang berbagai jenis bumbu menjadi satu dengan menggunakan pisau yang berukuran sedang hingga lumat, sehingga bumbu yang dihasilkan adalah bumbu Rajang.

ngraosTingkat tutur dalam sebuah dialog atau monolog yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain atau audiens yang memiliki nilai kesantunan bahasa yang sopan dan tingkatan isi yang logis.

ngrayunanSebutan halus untuk mengungkapkan makna makan yang diperuntukkan bagi pendeta.

ngrecahMencecah daging sesuai dengan struktur anatominya menjadi beberapa bagian sesuai dengan peruntukannya.

Page 117: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

108

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

ngréntédSebutan kasar untuk mengungkapkan makna banyak, biasanya merujuk pada buah yang bersambung tanpa putus.

ngukuskegiatan untuk menyatakan makna menanak nasi dengan cara mengukus pada saat dilaksanakannya upacara adat dan agama di Bali. Ngukus ini dilaksanakan oleh warga lain untuk warga yang melaksanakan upacara adat dan agama tersebut.

ngulapinBagian dari upacara Manusa Yadnya, yang biasanya dilakukan untuk menormalisasi kehidupan seseorang setelah mengalami kejadian yang mengejutkan. Karena jika seseorang mengalami suatu kejadian yang mengejutkan, hal ini akan berdampak pada kehidupannya. Jika dibiarkan tanpa dilakukan suatu upacara, dapat membuat kehidupan seseorang menjadi tidak normal. Upacara pengulapan bisa dilakukan di perepatan terdekat, karena tujuannya untuk memanggil bagian diri yang tertinggal di tempat kejadian.

ngunditIstilah dalam tatanan biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna memikul beban hanya menggunakan satu keranjang.

nguningangUngkapan halus untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan seseorang yang memberitahukan sesuatu tersebut.

nguopinIstilah yang digunakan untuk menyatakan membantu seseorang yang memiliki hajatan atau upacara dan upakara dalam skala yang lebih kecil, di lingkungan rumah atau keluarga. Tradisi ngoopin jelas diletakkan dalam

Page 118: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

109

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

format hubungan horizontal. Nguopin dapat memupuk rasa persaudaraan dan membangun kebersamaan melalui kegiatan yang dilakukan dengan bergotong royong tanpa ada mengharapkan imbalan berupa uang.

ngutangSetelah upacara papegatan maka akan dilanjutkan dengan pangiriman ke kuburan setempat, jenazah beserta kajangnya kemudian dinaikan ke atas Bade/Wadah, yaitu menara pengusung jenazah (hal ini tidak mutlak harus ada, dapat diganti dengan keranda biasa yang disebut Pepaga). Dari rumah yang bersangkutan anggota masyarakat akan mengusung semua perlengkapan upacara beserta jenazah diiringi oleh suara Baleganjur (gong khas Bali) yang bertalu-talu dan bersemangat, atau suara angklung yang terkesan sedih. Di perjalan menuju kuburan jenazah ini akan diarak berputar 3x berlawanan arah jarum jam yang bermakna sebagai simbol mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta ke tempatnya masing-masing. Selain itu perputaran ini juga bermakna: Berputar 3x di depan rumah mendiang sebagai simbol perpisahan dengan sanak keluarga. Berputar 3x di perempatan dan pertigaan desa sebagai simbol perpisahan dengan lingkungan masyarakat. Berputar 3x di muka kuburan sebagai simbol perpisahan dengan dunia ini.

nikaSebutan yang halus untuk merujuk pada determina yang digunakan pada saat benda atau entitas yang ditunjuk letaknya jauh.

nikiSebutan yang halus untuk merujuk pada determina yang digunakan pada saat benda atau entitas yang ditunjuk letaknya dekat.

nimpugmelempar sesuatu dengan benda tertentu dengan cara melempar dengan tangan.

Page 119: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

110

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

niskalabiasanya disebut sebagai hal abstrak, maya, khayal dan tak berwujud, namun sebenarnya isinya adalah rasa bakti kepada Tuhan.

nompélKata yang termasuk dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang merupakan aktivitas untuk menyatakan memukul dengan jari tengah.

notUngkapan sangat kasar untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan. Ungkapan ini umum diucapkan oleh seseorang dalam keadaan marah.

numbasAktivitas dengan ungkapan halus untuk menyatakan membeli barang di pasar atau digunakan saat dilaksanakannya upacara adat pernikahan.

nuntunAktivitas ritual agama yang digunakan untuk menjemput roh orang yang meninggal di laut untuk dibawa ke rumah untuk diupacarai dengan banten ketika dilaksanakannya upacara atma wedana.

nuwasénAktivitas ritual untuk menyatakan mencanangkan hari baik yang dilakukan oleh warga yang melaksanakan upacara, biasanya hari baik ini ditentukan oleh ahli padewasan.

nyaiBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang tergolong kasar yang digunakan dengan maksud untuk menunjukkan hubungan keakraban khususnya digunakan untuk orang perempuan saja.

nyaitAktivitas ritual untuk menyatakan menjarit janur atau yang lain (daun pisang, daun aren, dsb) dalam rangka pembuatan banten atau sesajen untuk

Page 120: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

111

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

sarana upacara adat dan agama.

nyambléhAktivitas menyemblih binatang yang akan digunakan sebagai sarana caru atau tawur dengan alat pisau dengan sekali gerakan yang menyebabkan terputusnya leher binatang tersebut.

nyamaSebutan untuk menyatakan keluarga dalam tatanan bahasa biasa atau orang-orang yang berada dalam satu garis keturunan yang sama atau satu darah dalam keluarga.

nyampatAktivitas untuk menyatakan membersihkan tempat pelaksanaan uapacara agama dengan sapu lidi.

nyanggraIstilah dengan ungkapan halus untuk menyatakan menyambut para tamu, panglingsir atau tetua adat, pemangku, dan pedanda saat dilaksanakannya upacara adat dan agama.

nyarikKata dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang dipakai sebagai sebutan yang netral untuk mengungkapkan baik dan cocok.

nyaturAktivitas ritual agama dengan ungkapan halus untuk menyatakan upacara piodalan pada tingkat madya dengan memakai sarana banten yang bernama catur.

nyawisAktivitas tutur dalam tingkatan bahasa Bali halus sor untuk menyatakan bahwa seseorang akan menjawab suatu pertanyaan atau menjelaskan sesuatu hal kepada seseorang yang bertanya atau yang belum paham

Page 121: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

112

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

dengan sesuatu hal tersebut.

nyegara gunungKegiatan yang dilaksanakan oleh umat Hindu umumnya, dan umat yang melaksanakan upacara atma wedana pada khususnya pada hari terakhir dengan membawa banten atau sesajen tertentu serta membawa serta sang Pitara yang disimbulkan dengan adegan dengan maksud menghadap memohon keselamatan kepada Tuhan yang berstana di pura-pura yang terdapat di segara dan di gunung.

nyélcélAktivitas untuk menyatakan membuat jajan sarana upakara dengan menggunakan tangan dengan bentuk tertentu.

nyembahKegiatan adat yang dilakukan oleh umat Hindu untuk menyatakan menyembah orang yang meninggal mendoakan agar mendapat tempat dan jalan sesuai dengan amal bhaktinya. Sarana kuangen yang disi uang kepeng atau uang logam dipakai sebagai sarana dalam menyembah tersebut. Posisi kedua tangan ada di dada atau ulu hati. Setelah selesai menyembah, maka kuangen tesrsebut dikumpulkan untuk ditaruh pada mayat dan dibakar saat upacara pembakaran mayat.

nyemuhIstilah dengan ungkapan biasa untuk menyatakan menjemur atau mengeringkan benda atau bahan-bahan yang dipakai sebagai sarana upacara adat dan agama.

nyentanaIstilah dalam perkawinan adat di Bali dimana mempelai laki-laki tinggal di rumah asal mempelai perempuan dan statusnya sebagai status mempelai perempuan dirumah istrinya. Pihak keluarga mempelai perempuan meminang calon mempelai laki-laki untuk mengikuti upacara perkawinan. Seseorang yang nyentana disebutkan hendaknya mendapat persetujuan

Page 122: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

113

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dahulu dari segenap warga dadia dari lelaki dan perempuan, karena yang lelaki akan melepaskan hak/ kewajibannya di Sanggah lama (purusha) dan menjadi warga baru di Sanggah baru (pradana), lelaki yang nyentana biasanya menyembah dua kawitan.

nyiBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang digunakan diantara entitas dari golongan atau status social yang setara untuk menunjukkan hubungan keakraban khususnya digunakan untuk orang perempuan saja, sehingga bentuk nyi merupakan variasi kasar yang merupakan bentuk singkat dari nyai.

nyidaangKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus madya (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bisa

nyiraminUpacara memandikan dan membersihkan jenazah yang biasa dilakukan di halaman rumah keluarga yang bersangkutan (natah). Pada prosesi ini juga disertai dengan pemberian simbol-simbol seperti bunga melati di rongga hidung, belahan kaca di atas mata, daun intaran di alis, dan perlengkapan lainnya dengan tujuan mengembalikan kembali fungsi-fungsi dari bagian tubuh yang tidak digunakan ke asalnya, serta apabila roh mendiang mengalami reinkarnasi kembali agar dianugrahi badan yang lengkap (tidak cacat).

nylediUngkapan dalam tatanan bahasa biasa atau netral untuk menyatakan atau mengungkapkan makna pengganti untuk benda maupun makhluk hidup.

nyomiaProsesi dalam hal menetralisir kekuatan - kekuatan jahat agar menjadi suatu kekuatan yang baik dan berguna bagi diri manusia itu sendiri dan

Page 123: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

114

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

kehidupan di alam semesta ini.

nyuhJenis buah kelapa yang memiliki tujuh lapisan yang dalam konteks kelengkapan upakara dan upacarara yang paling banyak kegunaannya, sehingga bisa dikatakan melambangkan tujuh lapisan dunia.

nyurya sewanaUpacara yang dilaksanakan oleh para sulinggih dengan mengujarkan mantra-mantra setiap pagi menjelang matahari terbit.

Page 124: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

115

Oombéh

Sebutan kasar untuk mengungkapkan makna banyak, biasanya merujuk pada benda yang berupa makanan

omongUngkapan kasar untuk menyatakan wicara yang tidak berdasar kepada bukti atau ngawur.

onyangSebutan kasar untuk mengungkapkan makna semua tanpa kecuali, biasanya merujuk pada benda yang berupa makanan.

orahangUngkapan dalam bahasa kasar yang umum digunakan dalam situasi tutur yang tidak resmi bermakna ‘mohon dijelaskan/disampaikan!’

ortiSalah satu ornamen yang digunakan di pelinggih, rumah-rumah, candi, kori dan tempat lainnya apabila ada upacara melaspas.

Page 125: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

116

Ppabuan

Sebuah tempat sirih, lengkap dengan sirih lekesan, tembakau, pinang dan gambir (di dalam lekesan itu sudah berisi kapur).

padaginganSarana upacara yadnya tertentu sebagai ritus - ritus penjiwaan terhadap bangunan atau pelinggih - pelinggih suci.

padmasanaBangunan suci untuk menstanakan Sanghyang Tri Purusha, Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Siwa – Sada Siwa – Parama Siwa.

paekKata yang dikategorikan kata kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna dekat. paek bisa mengacu pada letak atau posisi sesuatu atau benda yang dekat dari tempat si pembicara

pagulunganSarana yang dibuat dengan tikar dan kain putih (kasa) yang bertuliskan Padma dengan aksara walung Kapala (aksara kulit manusia) yang dipakai untuk menggulung mayat saat upacara ngeringkes.

pahkata yang merupakan varian atau ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna potongan sebagai hasil dari pembagian sesuatu baik benda maupun kegiatan tertentu

Page 126: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

117

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

sehingga dengan mudah dapat dipahami dan dijalankan. Hasil potongan atau pembagiann suatu pekerjaan atau kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien juga

pajeganSusuanan buah dan jajan yang besar dan tinggi yang dijadikan persembahan kepada Tuhan saat dilaksanakannya upacara agama di pura dengan tingkatan yang lebih besar.

palemahanPalemahan adalah kewajiban manusia untuk dapat menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungannya, merupakan salah satu bagian dari Tri Hita Karana sebagai konsep keharmonisan lingkungan alam bersama flora dan fauna.

palinggihPelinggih adalah tempat pemujaan sebagai perwujudan (menstanakan) yang dipuja atau diupacarai sebagaimana dijelaskan dalam arsitektur pura. Pelinggih-pelinggih umum yang ada di Sanggah Pamerajan merupakan stana dalam niyasa Sang Hyang Widhi dan para roh leluhur yang dipuja.

pamedekorang atau umat yang mendekatkan diri pada Tuhan, jika seorang atau serombongan umat Hindu datang dan mengadakan kegiatan persembahyangan atau persembahan di sebuah pura atau di beberapa pura dengan status kahyangan umum dan tanpa terikat pada ikatan-ikatan khusus seperti keturunan (kawitan) maka mereka disebut pamedek.

pamorSebutan untuk mengungkapkan kapur yang biasanya dipakai sebagai sara upacara bersamaan dengan base, gambir dan buah.

Page 127: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

118

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

panamiuJenis persembahan berupa nasi yang diberikan kepada para tamu niskala yang diletakkan di depan pintu masuk rumah.

pandéSebutan untuk orang yang berfungsi sebagai orang yang mampu membuat berbagai senjata, pisau, dan sejenisnya.

panditaSebutan bagi seseorang yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai ilmu pengetahuan suci Veda serta memiliki sifat yang arif dan bijaksana serta sepenuhnya mengikhlaskan hidupnya dengan mengabdikan dirinya kepada Tuhan untuk membawa umat manusia pada ketenangan rohani dan spiritual. Pandita dalam pengertian orang suci (agama Hindu) disebutkan sebagai seorang rohaniawan tingkat dwijati. Ketika memimpin upacara keagamaan mereka memakai mahkota yang dikenal sebagai ‘Ketu’ atau ‘bhawa’ dan menggunakan perlengkapan khusus untuk melakukan ritual, berkat dan doa. pandita, yang khas memiliki rambut panjang yang diikat di kunciran, sering dicari sebagai sumber konsultasi spiritual dan religius.

panéSebutan untuk mengungkapkan waskom yang terbuat dari tanah liat sebagai symbol Windu (Hyang Widhi).

panéwatanJenis persembahan yang berupa makanan yang disuguhkan untuk para leluhur atau raja dewata yang diletakkan di Balé Dangin (bangunan Bali yang letaknya di atah Timur).

pangayahSebutan untuk orang yang bertugas membantu menyelesaikan tahapan acara adat dan upacara agama di Bali. Walaupun tidak ada penerapan sanksi yang berupa denda, namun pengayah ini merupakan orang yang siap

Page 128: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

119

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dan bersedia mengikatkan dirinya dalam kegiatan ini dan siap menerima sanksi sosial dalam kehidupan beradat dan beragama di Bali.

pangemongPihak tertentu yang memberi pengayoman atau perlindungan dan pemeliharaan terhadap keberadaan suatu pura. Dalam konteks pura-pura di Bali, di zaman kerajaan lampau sudah lumrah kerajaan-kerajaan yang berkuasa menjadi pengayom/pelindung satu atau beberapa Pura yang berada di wilayah kerajaannya. Pengayoman atau perlindungan mana diberikan tidak saja secara fisik dan financial, tetapi juga dari segi terselenggaranya kegiatan upacara yajna di pura tersebut.

pangemponSebutan bagi kelompok orang (umat Hindu) penanggung jawab pemeliharaan fisik dan nonfisik yang berkewajiban menyelenggarakan upacara dan menghaturkan sembah bhakti ketika ada upacara di pura keluarga atau pura besar lainnya yang patut dipelihara fisiknya dengan sengaja mengeluarkan iuran atau sejumlah uang untuk pembanguan pura tersebut.

PangobedanKata yang digolongkan kata biasa yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna alat untuk memarut suatu benda, seperti kates dan sejenisnya yang akan dijadikan makanan khas Bali, lawar

panggulSebutan untuk menyatakan alat pemukul gambelan yang terbuat dari kayu. Panggul gong dan sejenisnya dibuat dari gulungan benang dan dibungkus halus bertangkaikan kayu.

panggunganPalinggih yang ada di sanggah merajan dan pura yang dipakai sebagai tempat untuk menaruh banten persembahan kepada Tuhan yang berupa sorohan bebangkit dan sejenisnya.

Page 129: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

120

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

pangiJenis buah sebagai cerminan Sang Hyang Boma, yang digunakan sebagai kelengkapan tetandingan banten seperti pada daksina dll. Selain itu juga pangi sebagai simbol sarwa pala bungkah (tumbuhan yang berbuah) yang dalam banten pejati juga sebagai lambang pradhana / kebendaan / perempuan yang dari segi warna merah (kekuatan) dalam tetandingannya melambangkan dagu.

panglimanWakil bendesa dalam struktur jajaran pengurus prajuru adat Bali tradisional. Untuk Bali modern, pangliman sama maksudnya dengan Patajuh.

panglingsirSebutan untuk orang yang dituakan dalam keluarga besar dan memiliki tugas, fungsi, dan peran di bidang adat dan keagamaan. Panglingsir biasanya mengayomi, memberikan petunjuk dan konsultasi adat dan agama serta memberikan bishama dalam keluarga besar.

panglukatanPembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual sekaligus menghilangkan energy-energi negatif dalam diri manusia yang dilaksanakan pada hari baik (dewasa ayu) sebagai tradisi yang sudah dilakukan oleh umat Hindu di Bali secara turun temurun dan masih terus dilakukan sampai saat ini.

pangobédanAlat untuk menggobed kelapa dan papaya muda untuk bahan sayuran.

pangrékanSatu jenis sarana upacara yang merupakan kumpulan kwangen sebagai simbol Padma.

pangrékrékanPeralatan dapur yang terbuat dari seng dan dibingkai dengan bambu yang di dalamnya dilubangi secara horizontal yang dipakai untuk memarut kelapa

Page 130: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

121

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

atau nangka atau papaya yang merupakan bahan lawar.

pangrurahIstilah yang digunakan untuk menyatakan kekuatan atau sinar suci Sang Hyang Widhi sebagai manifestasi Bhatara Kala, pengatur kehidupan dan waktu.

panikaUngkapan halus untuk mengungkapkan makna kata-kata seseorang terutama guru, suhu, atau orang yang dituakan.

pantigKata dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan aktivitas membanting benda secara umum.

panunggun karangPenunggun Karang dalam Sastra Dresta disebut Sedahan Karang (di perumahan) untuk membedakan dengan Sedahan Sawah (di sawah) dan Sedahan Abian (di kebun/ tegalan/ abian). Ida Bethara Kala bermanifestasi dalam bentuk Sedahan Karang/ Sawah/ Abian dengan tugas sebagai Pecalang, sama seperti manifestasi beliau di Sanggah Pamerajan atau Pura dengan sebutan Pangerurah, Pengapit Lawang, atau Patih. Penunggun Karang dapat ditempatkan dimana saja asal pada posisi “teben” jika yang dianggap “hulu” adalah Sanggah Kemulan.Karena fungsinya sebagai Pecalang, sebaiknya berada dekat pintu gerbang rumah. Jika tidak memungkinkan boleh didirikan di tempat lain asal memenuhi aspek kesucian.

panuntunSatu jenis sarana upacara yang terbuat dari tulup yang berfungsi menuntun sang atma.

Page 131: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

122

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

panyambutanJenis persembahan yang berfungsi sebagai permohonan kehadapan Ida Hyang Widhi agar semua bentuk kekuatan kekuatan Tri Pramana dapat berfungsi dengan normal dan mampu berprilaku sebagai swadharmanya.

panyarikanistilah dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna sekretaris bendesa dalam struktur jajaran pengurus prajuru adat.

panyenengjenis jejaitan yang di dalamnya beruang tiga masing-masing berisi beras, benang, uang, nasi aon (nasi dicampur abu gosok) dan porosan, adalah jejahitan yang berfungsi sebagai alat untuk menuntun, menurunkan Prabhawa Hyang Widhi, agar Beliau berkenan hadir dalam upacara yang diselenggarakan. Panyeneng dibuat dengan tujuan untuk membangun hidup yang seimbang sejak dari baru lahir hingga meninggal dunia.

panyiwiSebutan bagi kelompok orang (umat Hindu) yang berkewajiban menghaturkan sembah bhakti ketika ada upacara di pura tertentu, akan tetapi sekelompok orang ini tidak berkewajiban untuk memelihara fisik pura, sehingga mereka tidak berkewajiban mengeluarkan iuran atau sejumlah uang untuk pembanguan pura tersebut, namun apabila mereka hadir di pura, meraka tidak dilarang untuk berdana punia.

panyungsungsebutan untuk menyatakan umat Hindu yang secara khusus mempunyai hubungan genealogis (keturunan) dan fungsional sesuai dengan profesinya. Penyungsung merupakan sebutan bagi sekelompok orang yang memliki kewajiban untuk pemeliharaan pura dan memberikan iuran untuk perbaikan pura.

Page 132: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

123

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

paonSebutan dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan tempat memasak untuk keperluan makanan dan persembahan.

papahPapah yaitu pangkal batang daun kelapa gading sebagai simbol ari-ari.

parahyanganParahyangan berhubungan dengan keberadaan tempat suci Hindu yang dimaksudkan untuk menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sangyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan salah satu bagian dari konsep kehartmonisan Tri Hita Karana kepada Yang Maha Suci.

pararemAturan tambahan yang merupakan pengembangan pelaksanaan awig-awig atau penjabaran awig-awig dari tradisi di Bali yang disesuaikan dengan kemampuan dan daya dukungnya.

pasepanSebutan untuk tempat atau wadah asep dan potongan kayu serta serutan kayu yang telah dibakar, biasanya dipakai untuk nuur atau menurunkan dan mengundang para leluhur, para dewa, dan Tuhan yang akan dipuja saat dilaksanakannya upacara agama oleh pemangku.

pasihSebutan untuk mengungkapkan laut dan pantai yang merupakan tempat untuk melakukan penyucian pretima saat dilaksanakan upacara melis atau melasti, sebagai tempat untuk melebur pengaruh negative seseorang dan sesuatu, serta sebagai tempat untuk mengembalikan unsur-unsur pancamahabutha roh ketika dilaksakannya upacara ngaben.

Page 133: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

124

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

pasucianAlat-alat yang terdiri atas gula, kelapa, ubi keladi, dan beberapa sarana lainnya yang dipakai untuk menyucikan Ida Bhatara dalam suatu upacara keagamaan. Secara instrinsik mengandung makna filosofis bahwa sebagai manusia harus senantiasa menjaga kebersihan fisik dan kesucian rohani (cipta , rasa dan karsa), karena Hyang Widhi itu Maha Suci maka hanya dengan kesucian manusia dapat mendekati dan menerima karuniaNya.

patehSebutan yang halus yang digunakan dengan maksud untuk mengungkapkan hal yang sama.

patuhSebutan yang agak kasar yang digunakan dengan maksud untuk mengungkapkan hal yang sama.

patulanganSuatu alat atau tempat tulang atau jenasah pada pembakaran sawa. Petulangan sebagai tempat pembakaran mayat umumnya berbentuk binatang-binatang tertentu yang bersifat simbolis.

patutUngkapan halus untuk mengungkapkan makna kebenaran sesutau yang berkaitan dan berhubungan dengan peraturan adat.

pawareganSebutan yang halus untuk tempat memasak dan makan bagi para pemangku yang ada di pura dan tempat suci lainnya.

pawonganPawongan adalah kewajiban manusia untuk dapat menjaga hubungan yang harmonis antar sesama manusia yang merupakan salah satu bagian dari konsep keharmonisanTri Hita Karana.

Page 134: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

125

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

payukSebuah periuk tanah yang pecah sebagai symbol kandungan yang sudah melahirkan bayi.

payuk kedasSebutan untuk menyatakan periuk yang terbuat dari tanah liat yang merupakan symbol pertiwi.

payoganTempat suci yang lazim dipilih oleh seorang suci dalam melaksanakan yoga semedi untuk meningkatkan kualitas diri.

pecalangPerangkat keamanan yang hadir di setiap desa adat yang secara tradisi diwarisi turun temurun dalam budaya Bali. Pecalang memiliki tugas untuk mengamankan dan menertibkan desa adat baik dalam keseharian maupun dalam hubungannya dengan penyelenggaraan acara adat atau upacara agama dan keagamaan.

pedangalUntuk singgang gigi (pedangal), adalah tiga potong dapdap dan tiga potong tebu malem/tebu ratu. Panjang pedangal ini kira-kira 1 Cm atau 1½ Cm.

pedapaOrnamen yang berbentuk kain yang dipasang pada bagian bawah pelinggih di sanggah merajan atau pura di Bali yang dilengkapi dengan wastra, lamak, dan gantung-gantungan.

peesSebutan untuk mengungkapkan air liur atau air ludah yang dibuang atau diludahkan ke dalam bungkak nyuh gading saat dilaksanakannya upacara potong gigi.

Page 135: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

126

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

pegatAktivitas yang menyatakan memotong benda terutama benang menjadi dua bagian yang sama.

pejatiSatu kesatuan banten sebagai sarana untuk menyatakan rasa kesungguhan hati kehadapan Hyang Widhi dan manifestasiNya, dalam upacara agama dan mohon dipersaksikan, dengan tujuan agar mendapatkan keselamatan. Banten pejati merupakan banten pokok yang senantiasa dipergunakan dalam Panca Yadnya.

pekakSebutan yang ditujukan kepada salah satu anggota keluarga dari generasi pertama yang merupakan bapak dari bapak atau bapak dari ibu.

pekirBagian kewangen yang dibuat sedemikian rupa menyerupai hiyasan kepala dari tarian jangger (tarian muda-mudi di Bali) dibuat dari daun janur. Bentuknya bisa kelihatan bermacam-macam. Ini merupakan simbul dari ulu ardha candra dan nada (tulisan huruf Bali).

pelangkiranTempat suci dalam bentuk kecil dan sederhana yang ditempatkan dalam satu ruangan tertentu atau di dalam kamar sebagai tempat memuja. Pelangkiran merupakan niyasa yang bersifat umum dan tergantung dari letaknya serta tujuan pemuja untuk menstanakan Bhatara / Dewa siapa yang ingin dipuja.

pelutMengupas sesuatu dari kulitnya untuk mendapatkan isinya dengan pisau atau tangan.

pemangkuSebutan bagi orang yang telah melaksanakan upacara pewintenan yang memiliki fungsi dan peran untuk menyangga atau memikul beban dan

Page 136: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

127

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

tanggung jawab sebagai pelayan atau perantara antara manusia dengan Sang Pencipta (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) atau dengan kata lain, tannggung jawab sebagai pelayan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang ada pada satu pura sekaligus sebagai pelayan masyarakat. Orang suci yang bertugas memimpin upacara yang tingkatannya di bawah pandita dalam tingkat ekajati.

pempenAktivitas untuk mengungkapkan makna mengisi wadah dengan benda-benda lainnya secara penuh dan teratur.

penarakanJenis ulatan dari bamboo yang bentuknya lebih besar dari ngi dan lebih kecil dari bodag yang berfungsi sebagai tempat menyimpan sarana upakara dan upacara keagamaan.

pengilapIstilah dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna sebuah cincin bermata merah.

pengorénganPeralatan dapur yang terbuat dari besi atau aluminium yang berbentuk cekung dan ada telinganya yang berfungsi untuk menggoreng.

pengotokPeralatan yang dipakai oleh tukang untuk mengetok paku atau yang lainnya, biasanya dipakai sarana dalam upacara adat dan upakara keagamaan di Bali.

pengutikPeralatan yang berbentuk seperti pisau kecil dan lancip yang biasanya dipakai sebagai alat untuk menyemblih babi, ayam, dan sejenisnya.

Page 137: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

128

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

pénjorSebuah bamboo yang melengkung yang dihiasi dengan hiasan tertentu dan berisi buah dan jajan yang digantung yang melambangkan pertiwi bhuwana agung, alam semesta kita ini dengan segala hasilnya, dan gunung yang memberikan kehidupan dan keselamatan.

pénjor cenikSebutan untuk mengungkapkan penjor yang kecil yang digunakan pada saat dilaksanakannya upacara keagamaan pecaruan.

pepagaBale dimana sawa dibersihkan, yang diikat dengan kawat pancadatu yaitu kawat emas, selaka, tembaga dan besi. Papaga ini berfungsi sebagai tumpang salu, dan pelinggihan pitra ketika disamskara.

pepranianSebutan untuk mengungkapkan sajen yang berupa hidangan yang dipersembahkan kepada Ista Dewata yang dihaturkan sehari setelah dilaksanakan piodalan di suatu pura.

perasBanten Peras ini boleh dikatakan tidak pernah dipergunakan tersendiri, tetapi menyertai banten-banten yang lain seperti: daksina, suci, tulung-sesayut dan lain-lainnya. Dalam beberapa hal, pada alasnya dilengkapi dengan sedikit beras dan benang putih. Untuk menunjukkan upacara telah selesai, maka seseorang (umumnya pimpinan upacara) akan menarik lekukan pada kulit-peras dan menaburkan beras yang ada dibawahnya yang melambangkan Hyang Tri Guna-Sakti.

peresIstilah dalam tatatan bahasa biasa untuk merujuk pada aktivitas untuk menyatakan membilas kain sarana upacara agama.

Page 138: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

129

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

peringSepasang ring yang dibuat dari ron jaka simbol dari bumi dengan isinya diletakkan pada kaki sawa saat upacara ngaben.

pasamuanSalah satu palinggih yang berada di sangah merajan dadia dan pura yang letaknya di tengah-tengah yang digunakan sebagai tempat suci untuk menstanakan pratima atau Batara yang dipuja saat piodalan.

petiSebutan untuk mengungkapkan peti sebagai tempat atau wadah mayat yang akan diabenkan atau tempat petulangan.

pidartaUngkapan dalam bahasa Bali baru untuk menerjemahkan istilah ‘pidato’ dalam bahasa Indonesia.

pikulMembawa barang atau benda dengan menggunakan pundak secara umum.

pinanditaSeseorang dengan sepenuhnya mengikhlaskan hidupnya dengan mengabdikan dirinya kepada Tuhan untuk membawa umat manusia pada ketenangan rohani dan spiritual. Pinandita dalam pengertian orang suci (agama Hindu) disebutkan sebagai seorang rohaniawan tingkat ekajati.

pinihKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus madya (halus menegah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna amat atau sangat

piragiUngkapan halus untuk menyatakan dengar dengan indra pendengaran yang diungkapkan oleh seseorang yang memiliki kedudukan lebih rendah

Page 139: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

130

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

terhadap seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi di lingkungan masyarakat tempatnya berada.

pirengUngkapan halus untuk menyatakan dengar dengan indra pendengaran yang diungkapkan oleh seseorang yang memiliki kedudukan dan usia lebih rendah terhadap seseorang yang memiliki kedudukan dan usia lebih tinggi di lingkungan masyarakat tempatnya berada.

pisang jatiSatu jenis sarana upacara sebagai adegan yang merupakan perwujudan dari orang mati yang sedang dibuatkan upacara pengabenan.

pis bolongUang kepeng yang berbentuk bundar berlubang yang memiliki simbul windu (nol) yang dalam hal tertentu bisa digunakan dalam sekerura, dalam pembuatan kwangen, sesari banten, dan pembuatan cili.

pitehAktivitas memperbaiki posisi sesuatu dengan jalan membelokkan arahnya/posisi muka dan belakangnya sesuai yang diinginkan.

plangkaanSebutan untuk mengungkapkan dipan yang terbuat dari bambu yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk membakar petulangan, plangkaan juga bisa digunakan sebagai tempat duduk ketika dilaksanakan acara mebat atau membuat sarana upakara.

poniIstilah dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan dan mengungkapkan makna bentuk cukuran rambut yang terdapat di bagian depan kepala.

Page 140: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

131

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

porosanBentuk sarana persembahan yang ditempatkan di dalam kojong yang hampir tidak kelihatan dari luar, terdiri dari tiga unsur yaitu; daun sirih yang berwarna hijau, merupakan simbol dari dewa Wisnu, yang berhuruf Ungkara, Kemudian buah pinang yang disisir sedemikian rupa, ini mewakili warna merah, simbol dari Dewa Brahma dengan huruf Balinya Angkara. Selanjutnya unsur yang ketiga adalah kapur sirih warnanya putih simbol dari dewa Iswara (Siwa), Huruf Balinya adalah Mangkara. Ketiga-tiganya itu dijarit semat menjadi satu sebagai simbul dari Tuhan dengan perwujudan Tri Murti, yaitu Brahma, Wisnu, Iswara.

potlotSebutan untuk mengungkapkan alat tulis yang bisa dihapus yang biasanya dipakai sebagai alat yang dipasang dan ditanam saat dilaksanakannya upacara nanem ari-ari sebagai simbol atau lambang pengetahuan.

pradnyanKata halus untuk menyebutkan seseorang yang memiliki kemampuan melebihi kemampuan orang kebanyakan. Kata tersebut umumnya digunakan bagi orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi di masyarakat.

praginaSebutan untuk orang yang profesinya sebagai seniman Bali tradisional. Mereka yang lazim mendapat sebutan pragina adalah mereka yang telah betul-betul melakukan profesinya dengan baik dan telah mendapatkan taksu dari Hyang Kuasa.

prasidaKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna bisa

Page 141: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

132

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

prati sentanaSebutan untuk keturunan dan klan keluarga besar dari wangsa-wangsa suku Bali di Bali.

prayascitaBanten persembahan yang biasanya dipergunakan untuk membersihkan atau menyucikan pikiran dan perlengkapan yang dipakai dalam upacara agama sebelum dilaksanakan upacara – upacara suci, seperti melaspas bangunan, peralatan elektronik atau kendaraan yang baru dibeli, ataupun untuk kemalangan / sebel / cuntaka dari seseorang dll.

pulegémbalSalah satu bentuk upakara yadnya yang dipergunakan untuk nyupat Bhuta Kala yang dalam jenis - jenis upakara piodalan alit tingkat madya dan filosofinya, dijelaskan bahwa banten Pulegembal ini disebutkan dewanya yaitu Dewa Gana, putra Dewa Siwa dengan Dewi Uma yang merupakan Dewi Durga itu sendiri. Yang terpenting dari banten Pulegembal ini yaitu jenis sanganan atau jajannya bermacam-macam yang menggambarkan alam semesta dengan segala isinya.

pulpénSebutan untuk mengungkapkan alat tulis yang biasanya tidak bisa dihapus tetapi bisa diisi ulang yang biasanya dipakai dalam upacara nanem ari-ari sebagai symbol pengetahuan juga.

pukangIstilah dalam tatanan bahasa biasa untuk merujuk pada kegiatan memotong daging binatang atau unggas di bagian kaki atau sayapnya.

pundutIstilah halus untuk aktivitas dengan membawa beban, terutama pratima, yang berupa sarana dan prasarana upacara agama dengan bagian kepala.

Page 142: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

133

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

punjungJenis persembahan berupa makanan, kopi, dan jajan kepada para leluhur yang dilaksanakan di kuburan.

punyan buahSebutan untuk menyatakan pohon pinang yang biasanya dipakai sebagai tiang sanggah surya dan sanggah catur.

puraKata yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna tempat suci agama Hindu yang sifatnya bukan individu dan merupakan milik kolektif masyarakat

puspasimbol badan roh/atman) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran atau lukisan wajah manusia, laki/perempuan) dan dihiasi dengan bunga ratna Puspa adalah simbol panca tan matra yang identik dengan badan fisik manusia yang dibuat dalam rangkaian upacara ngajum sekah.

pusuhIstilah dalam tatanan bahasa biasa yang merupakan sebutan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna jantung pisang sebagai simbol getih (darah).

putihSebutan untuk menyatakan warna Putih dengan Dewa Iswara yang bersenjata Bajra, berada di sebelah Timur, dan dengan tanda jantung mempunyai makna matahari, pelebur, dan sumber kebangkitan.

piyasanPalinggih Bhatara-Bhatari semua ketika dihaturkan Piodalan atau ayaban jangkep (harum-haruman), ketika dilinggihkan di sini, Pralingga-pralingga sudah dihias.

Page 143: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

134

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

prantenanSebutan halus untuk tempat memasak dan makan bagi orang yang berkasta tinggi atau tri wangsa.

puraKata yang termasuk ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna tempat suci untuk melakukan persembahyangan bagi umat Hindu.

Page 144: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

135

Rraga

Sebutkan dalam tatanan bahasa biasa yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan makna badan.

raharjaSuatu keadaan yang menggambarkan kehidupan masyarakat atau negeri yang taat terhadap hokum, sehingga masyarakat dan negeri tersebut tentram dan bersahaja.

raiSebutan untuk seorang isteri dalam keluarga yang berasal dari keluarga triwangsa, yaitu 3 kelompok masyarakat yang berasal yang berkasta tinggi.

rajangSebutan untuk mengungkapkan jenis bumbu yang lengkap yang berisi semua campuran yang berupa daun-daunan dan umbi-umbian yang digunakan sebagai campuran membuat lawar dan semua jenis makanan atau masakan di Bali.

rakaSebutan yang agak halus untuk kakak baik kakak laki-laki maupun kakak perempuan dalam keluarga yang berstatus lebih tinggi.

Page 145: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

136

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

raka-rakaBerbagai jenis buah-buahan dan sanganan sebagai perlengkapan dalam tetandingan banten saat upacara yadnya dilaksanakan, biasanya dirangkai dengan reringgitan dedaunan.

ramesAktivitas untuk menyatakan membuat adonan lawar dengan mengiris tipis kulit binatang, biasanya ayam, babi, dan sejenisnya setelah melalui proses perebusan terlebih dahulu.

rantasanTumpukan kain yang berwarna-warni yang belum pernah dipakai sebagai jenis persembahan dalam upacara keagamaan.

rarapanJenis persembahan yang berupa makanan yang baru saja dibeli, dilakukan ketika seseorang memasuki rumah pekarangan setelah kembali dari bepergian, dan dihaturkan di pelinggih yang ada.

rasaUngkapan kasar untuk merasakan sesuatu dengan indra pengecap.

ratuBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang bisa digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan biasanya ditujukan orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan orang yang memiliki fungsi sebagai pendeta serta bisa ditujukan kepada Tuhan dengan segala bentuk manifestasi-Nya.

recahMencecah daging sesuai dengan struktur anatominya menjadi beberapa bagian sesuai dengan peruntukannya.

Page 146: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

137

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

regekregek yaitu anyaman 108 helai daun kelapa gading berbentuk manusia, sebagai simbol Nyama Bajang.

rejangJenis tarian yang sacral yang hanya dipentaskan pada saat upacara puncak yadnya, biasanya ditarikan oleh anak kecil yang belum menstruasi sebagai wujud persembahan yang tulus kepada Tuhan, gelung yang dipakai juga terbuat dari janur yang dibuat melingkar dan dihiasi dengan berbagai macam bunga seperti bunga mitir, pakain penari pun hanya memakai kain kebaya putih dan penari biasanya melenggak-lenggok sambil memainkan atau menggerakkan selendang.

reramaSebutan lain dari orang tua kandung yang terdiri dari ibu dan bapak yang merupakan generasi kedua dalam silsilah keluarga.

rerasménJenis kacang-kacangan yang dipergunakan dalam sesajen sebagai simbol menyebabkan perasaan itu menjadi tunggal.

rindikAlat gambelan dari bambu seperti kulintang dengan tangga nada lagu Bali yang biasanya dipakai untuk hiburan di hotel-hotel dan awalnya dipakai hanya untuk mengiringi tarian jogged bumbung.

ripahSuatu keadaan yang menggambarkan kehidupan masyarakat atau negeri dilihat dari pemenuhan kebutuhan secara materi telah berlimpah.

ririhUngkapan kasar ini untuk menyatakan seseorang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata orang kebanyakan. Orang yang dikatakan ‘ririh’ umumnya memiliki makna negatif karena diduga memiliki kemampuan ilmu hitam

Page 147: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

138

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

oleh masyarakatnya.

ri kalakata dalam varian atau ragam alus madya (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna saat. Ri kala juga bisa digunkan untuk membangun kalimat yang bersifat kondisional yang bermakna jika, ketika, atau saat

ri tanjekankata dalam varian atau ragam alus singgih (halus tinggi) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna ketika. Ri tanjekan juga bisa digunkan untuk membangun kalimat yang bersifat kondisional yang bermakna jika, ketika, atau saat

ronSebutan untuk daun enau yang sudah tua yang bisa dipakai perlengkapan upakara adat dan keagamaan, seperti banten.

rsiOrang suci yang karena kesucian pikirannya dapat menerima wahyu Ida Sang Hyang Widhi, bertugas untuk menyiarkan Weda kepada umat manusia dan menuntun umat manusia sesuai ajaran Weda. Rsi juga bertugas memimpin upacara di Bali terutama upacara mecaru rsi gana.

rurubBeberapa potong kain (yang agak baik) dipakai untuk menutupi badan pada waktu Upacara dan disebut “rurub”.

Page 148: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

139

Ssadok

Ungkapan arkais untuk menyatakan pemberitahuan kepada pihak lain tentang sesuatu yang akan dibicarakan. Dalam hal meminang gadis, pihak peminang akan memberitahukan maksudnya untuk meminang si gadis kepada keluarganya dan menentukan waktu yang disepakti oleh kedua belah pihak.

saibanWujud persembahan kepada semua objek yang patut dipuja dan juga kepada butha kala yang dilaksanakan setelah masak setiap hari.

sajaUngkapan kasar untuk mengungkapkan makna kebenaran yang merujuk

pada isu.

sakadiKata yang dikategorikan ke dalam ragam alus madya (halus menengah) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna seperti

sakaluirSebutan halus untuk mengungkapkan makna semua yang biasanya merujuk pada semua benda-benda tertentu

Page 149: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

140

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

sakancanSebutan halus untuk mengungkapkan makna semua, yang biasanya merujuk pada semua benda yang tampak dihadapan saja

samahSebutan kasar untuk mengungkapkan makna banyak, biasanya merujuk pada daun, rambut

samara ratihSebutan untuk mengungkapkan manifestasi Tuhan sebagai dewi cinta yang identik dengan gadis yang baru beranjak remaja yang biasanya distanakan dalam kumara yang biasanya dipuja dalam upacara menek kelih

sambelSebutan untuk mengungkapkan jenis bumbu di Bali yang hanya terbuat dari potongan cabai yang digoreng dicampur dengan bawang goring, garam, dan terasi

sambukBagian atau salah satu lapisan paling luar buah kelapa yang digunakan sebagaatau merupakan sarana upacara mabeakala.

sambungAktivitas melakukan kegiatan untuk membuat sambungan dua buah benda yang berbeda sehingga menjadi benda yang kuat dan utuh

sametonsebutan halus dari keluarga atau orang-orang yang berada dalam satu garis keturunan yang sama atau satu darah. Kata ini juga bisa ditujukan kepada orang lain yang bukan berasal dari satu keturunan tetapi dianggap sebagai anggota keluarga; biasanya sebutan ini ditujukan kepada orang-orang yang berasal dari daerah yang sama tetapi bersama-sama sedang berada di luar daerah yang sama

Page 150: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

141

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

samiSebutan halus untuk mengungkapkan makna semua untuk benda secara umum

sampiSapi dalam catur weda disebutkan sebagai penyangga alam yang memberikan kehidupan kepada manusia, karenanya harus disucikan, dihormati, dan dilimpahi kasih sayang.

sampianRangkaian janur yang digunakan sebagai perlengkapan sesajen yang berbentuk berbeda-beda yang fungsinya sama dengan canang sebagai simbol senjata yang dipergunakan untuk memerangi Adharma dari muka bumi dan juga sebagai wujud persembahan dan bhakti kita kehadapan Tuhan sebagai pencipta alam semesta sebagaimana yang disebutkan dalam gebogan yang menjulang mirip seperti gunung.

sampian jaetdigunakan dalam upacara Jatakarma Samskara, sebagai cetusan rasa bahagia dan terima kasih dari kedua orang tua atas kelahiran anaknya.

sampian nagasariSebuatan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari daun janur yang berupa reringgitan atau ukiran yang digunakan dalam upacara pagedong – gedongan

sampian padmaSebutan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari daun janur yang berupa reringgitan atau ukiran yang digunakan dalam banten prayascita.

sampian perasSebutan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari daun janur yang berupa reringgitan atau ukiran yang digunakan dalam banten

Page 151: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

142

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

panca petika dalam Pegat Semaya Pati dipakai saat upacara pawiwahan

sampian pusungSebutan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari daun janur yang berupa reringgitan atau ukiran yang digunakan dalam banten sambutan alit.

sampian sodaSebutan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari daun janur yang berupa reringgitan atau ukiran yang digunakan dalam banten sodan yang digunakan dalam upacara - upacara seperti pagerwesi, banten sorohan dll.

sampian urasSampian uras melambangkan roda kehidupan dengan Asta aiswarya /delapan karakteristik atau kekuatan Tuhan yang menyertai setiap kehidupan umat manusia

sampian windhaSebutan untuk mengungkapkan sarana upacara yang terbuat dari daun janur yang berbentuk reringgitan atau ukiran yang digunakan dalam jerimpen dalam tatanan upakara madya dan utama biasanya bentuk banten jerimpen ini memakai keranjang jerimpen sebagai badan.

sampingKata dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna samping. Kata samping mengacu pada letak atau posisi sesuatu atau benda yang berada di samping atau bersebelahan denagn sesuatu atau benda yang lain. Di samping itu apabila suatu benda berada di sebelah si pembicra, maka kata samping bisa digunakan untuk mengacu pada posisi benda tersebut.

Page 152: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

143

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

sangananSebutan dalam tatanan bahasa yang halus untuk menyatakan atau mengungkapkan makna kue atau jajan untuk persembahan dalam upacara yadnya (banten), piodalan, persembahyangan dll sebagaimana yang disebutkan dengan persembahan gebogan sebagai sarana dan niat suci yang bertujuan untuk mengucapkan rasa bhakti dan syukur kehadapan Hyang Widhi, sehingga disajikan sedemikian rupa dalam berbagai bentuk, seni dan bermakna.

sanggah cucukJenis sanggah yang dipakai sebagai tempat kurban pada buthakala dalam upakara bebantenan Sanggah Cucuk adalah lambang Hyang Ardha Candra yaitu sabda, bayu dan idep yang manunggal. Terbuat dari bambu, dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran sehingga bentuknya menyerupai bentuk bulan sabit

sanggah pamerajanSanggah Pamerajan tempat bersembahyang dalam satu keluarga yang diartikan juga sebagai tempat suci bagi suatu keluarga tertentu.

sanggah suryaTempat pemujaan yang dibuat saat ada upacara besar seperti mlaspas rumah, mlaspas tempat suci, yang sifatnya sementara yang terbuat dari bambu atau kayu berbentuk segi empat dengan empat tiang dan diletakkan di sisi Timur-Laut sebagai stana dewa matahari

sanggingSebutan untuk para seniman di Bali seperti pelukis, tukang ukir, ilustrator dan lain-lain Sangging diharapkan pula untuk dapat menghiasi segala sesuatu baik itu dari labu, altar kayu, kapal bambu, sandaran kepala untuk kamar tidur pangeran dan khususnya untuk menggambarkan hiasan dinding astrologi di atas kertas kulit ataupun kain. Sangging juga merupakan sebutan bagi orang yang mempunyai tugas memotong gigi dalam upacara potong gigi.

Page 153: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

144

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

sangihkegiatan yang merujuk pada mengasah perabotan atau benda-benda dari besi hingga tajam. Dalam upacara manusa yadnya dikenal dengan istilah ‘masangih’ yang artinya mengasah gigi atas dengan kikir. Upacara ‘masangih’ atau ‘matatah’ bermakna menghilangkan sifat-sifat buruk yang dimiliki oleh manusia.

sangkuSebutan untuk tempat atau wadah tirta yang terbuat dari slake atau dulu terbuat dari tanah liat

santukanKata yang beragam alus (halus) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna karena atau sebab. Santukan juga bisa merupakan salah satu bentuk kata penghubung dalam kalimat kompleks yang bermakna karena atau sebab

sapta petalaBagian dari pura sebagai tempat berstananya Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Pertiwi dengan tujuh lapis: patala, witala, nitala, sutala, tatala, ratala, satala. Sapta petala juga berisi patung naga sebagai simbol naga Basuki, yaitu pemberi kemakmuran.

saputSebutan untuk mengungkapkan jenis pakaian adat Bali yang berupa sepotong kain yang dililitkan di pinggang untuk menutupi kamen

saradGambaran dari keseluruhan isi dunia/bhuwana ini yang kalau dikaitkan dengan aspek seni terutama dalam pewayangan sering disebut kayonan (gunungan). Itu pula sebabnya sarad dibuat sedemikian rupa menyerupai wujud gunung besar dan tinggi. Meski sarad dibuat dari bahan jajan, tetapi kandungan filosofinya luar biasa tingginya. Sarad adalah manifestasi bhakti umat dalam mempersembahkan segenap isi dunia kehadapan Hyang Widhi

Page 154: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

145

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

sasolahanSebutan dalam tatanan bahasa yang halus dan sakral untuk menyatakan dan mengungkapkan arti tari-tarian yang dipentaskan di pura untuk tari wali saja.

satémasakan khas tradisonal yang umumnya dipanggang dan menggunakan daging hewan yang dapat dimakan sebagai bahan dasar dalam pengolahannya. Di Bali ada sate yang ditusuk dan ada sate yang dililit pada katik sate.

satuhJenis jajan di Bali yang terbuat dari tepung dan gula pasir yang diulet, berwarna coklat, dipakai sebagai sarana upacara keagamaan, khusunya dipasang dalam jerimpen, yang melambangkan kebenaran yang patut ditirukan.

satyasetia, jujur dan tanggung jawab. Satya merupakan kebenaran yang akan membawa manusia pada ketenangan.

sawaJenazah (mayat; jasad) orang meninggal dunia yang dengan upacara sawa wedana dilaksanakan bertujuan untuk mengembalikan unsur - unsur panca maha butha yang membentuk lapisan sarira kosha manusia ke alam asalnya.

sawiréhKata yang beragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna karena atau sebab. Sawiréh juga bisa merupakan salah satu bentuk kata penghubung dalam klausa kompleks yang bermakna karena atau sebab

Page 155: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

146

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

sebitAktivitas untuk menyatakan pembagian benda biasanya bambu menjadi beberapa bagian yang tipis, sehingga bisa dipakai sebagai alat untuk menyambung beberapa benda menjadi satu bagian yang utuh.

sédakata yang digolongkan halus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna meninggal bagi seseorang dari kaum Ksatriya (raja) atau bangsawan atau orang yang dihormati.

sedotUngkapan kasar untuk mengungkapkan makna makanan yang berupa makanan cair dengan cara menyedotnya.

segehanSalah satu bentuk caru yang kecil tingkatannya, terdiri dari alas taledan, diisi nasi, beserta lauk pauknya yang sangat sederhana seperti bawang merah, jahe, garam dan lain-lainnya yang dipergunakan juga api takep (dari dua buah srabut kelapa yang dicakupkan menyilang, sehingga membentuk tanda + atau swastika), bukan api dupa, disertai beras dan tatabuhan air, tuak, arak serta berem. Segehan artinya “Suguh” (menyuguhkan), kepada para Bhutakala agar tidak mengganggu dan juga Ancangan Iringan Para Betara dan Betari, yang tak lain adalah akumulasi dari limbah/kotoran yang dihasilkan oleh pikiran, perkataan dan perbuatan manusia dalam kurun waktu tertentu. Dengan segehan inilah diharapkan dapat menetralisir dan menghilangkan pengaruh negative dari limbah tersebut. Segehan juga dapat dikatakan sebagai lambang harmonisnya hubungan manusia dengan semua ciptaan Tuhan (palemahan). Segehan ini biasanya dihaturkan setiap melakukan persembahan ke atas kepada Betara Betari, Dewa, dan Tuhan. Penyajiannya diletakkan di bawah / sudut- sudut natar Merajan / Pura atau di halaman rumah dan di gerbang masuk bahkan juga di perempatan jalan.

segsegUngkapkan sangat kasar untuk makna makan makanan yang bisasnya

Page 156: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

147

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

berupa sayur-sayuran.

sekahSebutan untuk mengungkapkan perwujudan roh orang yang meninggal yang terbuat dari kayu cendana dalam upacara ngaben.

sekaruraSebutan yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan bunga kwangen bercampur beras kuning dan uang kepeng yang ditaburkan sepan-jang jalan saat membawa mayat ke kuburan dalam rangka upacara ngaben.

sélaSebutan untuk umbi ketela rambat yang biasa dipakai sebagai sarana upacara adat dan keagamaan.

selemSebutan untuk menyatakan dan mengungkapkan warna hitam yang berada disebelah utara dalam pangider-ider dengan Dewa Wisnu menurut budaya Hindu berarti gunung, dengan fungsi sebagai pemelihara.

selendangSecarik kain yang mengikat dan menutupi pungsed atau pinggang yang merupakan sebutan lain dari senteng.

selepaSelepa: Jenis peti mati tahap pertama, biasanya dibuat dari pohon enau dimana pada pusarnya dibuatkan peloncor (tempat pembuangan air-air pembusukan sawa) yang masuk kedalam tanah.

sematMerapikan alat upakara yang terbuat dari daun janur atau dedaunan lainnya agar tidak lepas dari rangkaiannya atau merapikan pepes ikan atau daging yang dibungkus dengan daun pisang atau daun lainnya memakai peniti dari kulit bambu (semat).

Page 157: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

148

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

sengkuiJenis ulatan dari daun kelapa yang tua yang berbentuk tertentu yang dipakai sebagai dasar caru

sentengSecarik kain yang dipakai mengikat dan menutupi pungsed atau pinggang sebagai kelengkapan busana adat Baliyang melambangkan rasa hormat pada saat melakukan sembahyang, memasuki tempat suci dan upacara yadnya lainnya

seperaiSebutan untuk mengungkapkan penutup kasur yang ditempatkan di atas dipan yang dipakai sebagai pelengkap sarana dalam melaksanakan upacara potong gigi

sepitPeralatan dapur yang disebut dengan sepit yang terbuat dari dua buah irisan bamboo yang dipasang bersilang dan diikat dengan tali yang dipakai untuk menjepit benda

serapahSebutan untuk mengungkapkan jenis makanan di Bali yang berfungsi sebagai lauk pauk yang dibuat dari daging rebus yang dibumbui

seraSebutan untuk mengungkapkan bahan bumbu atau sambal di Bali yang wajib digunakan

serutPeralatan yang terbuat dari kayu yang di dalamnya berisi besi pipih yang dipakai untuk menyerut atau menghaluskan permukaan benda. Aktivitas untuk menyatakan menghaluskan permukaan benda yang terbuat dari kayu dengan alat yang disebut serut dengan cara menggerakannya secara maju mundur atau vertical.

Page 158: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

149

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

sesayutBanten Sesayut kalau disimak dari arti kata Sesayut, yang berakar dari kata “Sayut” atau nyayut memiliki arti mengharapkan, mendoakan, mensthanakan dan mengembalikan.

shantiKeadaan yang menggambarkan kehidupan suatu masyarakat atau negeri yang penuh kedamaian.

siapayam sebagai symbol atma, yang digunakan sebagai olahan caru eka sate dan panca sate

sibuhSebutan untuk tempat atau sarana untuk memercikan tirta panglukatan yang terbuat dari kelapa yang isinya masih menempel pada batoknya yang sudah dilubangi dan sebagai tangkainya digunakan bambu

sibuh pepekSebutan untuk tempat atau sarana untuk memercikan tirta panglukatan yang terbuat dari kelapa yang isinya masih menempel pada batoknya yang sudah dilubangi dan sebagai tangkainya digunakan carang dadap atau kayu sakti

sidiSebutan untuk benda yang berbentuk bulat kecil yang terbuat dari seng atau kawat halus yang berfungsi sebagai tempat menyidi tepung. Sidi juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu (umumnya sebagai pengobat tradisional) yang dalam pekerjaannya tersebut selalu berhasil dengan gemilang. Keberhasilannya itu dipercaya berkat campur tangan Yang Kuasa atau makhluk halus.

sigaBentuk kata ganti orang kedua tunggal yang tergolong kasar yang digunakan dengan maksud untuk menunjukkan hubungan keakraban

Page 159: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

150

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

dalam satu komunitas yang sama

sikiSebutan yang halus untuk mengungkapkan kuantitas atau jumlah benda yang bermakna satu dan menyatakan jumlah dan urutan dalam angka

silapUnkapan kasar untuk mengungkapkan makna makan dengan menggunakan lidah sampai habis tanpa sisa

sinamianSebutan yang lebih halus dari sami yang mengungkapkan makna semua untuk benda secara umum

sindukPeralatan dapur yang terbuat dari batok kelapa yang dihaluskan dan diberi tangkai atau besi yang di ujungnya agak bundar yang dipakai sebagai alat untuk menyendok atau mengambil makanan

sinomansebutan untuk menatakan makna seseorang yang bertugas atau ditunjuk untuk menjalankan tugas secara khusus pada waktu dan hari tertentu dalam suatu kegiatan atau uapacara di banjar atau di pura

sisirKata halus untuk menyebutkan alat untuk menyisir rambut agar rapih

siupUngkapan untuk mengungkapkan makna makan makanan yang lembek dan cair seperti bubur dengan cara menelan secara langsung

siwa upakranaSebutan untuk benda atau sarana yang dipakai oleh sulinggih dalam memimpin upacara agama, biasanya dipakai sebagai tempat menaruh tirta,

Page 160: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

151

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

bunga, dupa, dalam sarana pemujaan lainnya

slépanDaun kelapa yang tua yang berwarna kehijauan yang bisa digunakan sebagai sarana untuk membuat jejahitan atau reringitan bebantenan

slusuhAktivitas untuk menyatakan merobek perut binatang untuk dibersihkan dan diolah sedemikian rupa dengan alat yang disebut dengan ngaad atau pisau kecil dalam rangka pembuatan sarana upacara agama

sodaJenis persembahan yang berupa jajan dan buah-buahannya dilengkapi dengan penek kunir ataupun nasi kuning dengan lauk pauk tersendiri beralaskan ceper / ituk-ituk, diatur mengelilingi sebuah penek yang agak besar yang di bagian atasnya diisi sebuah canang pesucian, canang burat wangi, dipergunakan melengkapi daksina, suci dan lain-lain yang bisa dihaturkan kehadapan para leluhur

sokJenis ulatan dari bamboo yang berukuran kecil, berbentuk bulat agak cekung, dan ada tutupnya yang digunakan sebagai tempat untuk menyimpan nasi

sok bekelSatu jenis sarana upacara sebagai bekal bagi orang mati yang akan kembali kepada asalnya

solsolUngkapan kasar yang bermakna memakan makanan dengan begitu rakusnya. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh binatang bangsa unggas

somahSebutan untuk seorang suami dalam keluarga biasa atau jaba wangsa , yaitu kelompok masyarakat yang berasal dari keluarga yang berkasta rendah

Page 161: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

152

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

sombongOrang yang selalu berprilaku tinggi hati, merasa diri memiliki kemampuan paling super meskipun hanya lewat kata-kata belaka

sorohanSebutan untuk menyatakan satu kesatuan banten atau sesajen, bisa berbentuk besar maupun kecil

sratiSebutan tukang banten yang terdiri dari kumpulan ibu-ibu yang memiliki kemampuan dalam pembuatan perlengkapan upakara (banten). Kemampuan dalam pembuatan upakara (bebantenan) yang dimaksudkan disini, mulai dari perencanaan, pembuatan, sampai penataan suatu upacara. prasarat bagi seseorang yang diangkat/ditunjuk sebagai sarati banten, biasanya melalui suatu upacara sakralisasi pawintenan

sri mpuOrang suci yang merupakan bagian dari pandita yang berasal dari keturunan keluarga pasek

suahkata yang digolongkan dalam kruna andap yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna alat untuk menyisir rambut agar rapih secara kasar

suaraKata yang digolongkan ke dlaam kruna alus yang digunkan untuk menyatakan atau mengungkapkan bunyi bunyian secara halus untuk mengacu dan meiliki makna tertentu dan khusus, seperti bunyi kentongan, bunyi gambelan, dan sejenisnya

suciIstilah yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan banten yang terdiri dari berbagai jajan gorengan melambangkan bunga-bungaan,

Page 162: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

153

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

dilengkapi nasi dengan lauk olahan itik dan daging itiknya, disertai pula dengan duwegan dan lain-lain ditata dalam satu tempat berupa tamas besar.

sumbungUngkapan halus untuk menyatakan kesohoran sesuatu benda, manusia, atau binatang karena memiliki kelebihan dari kebanyakan benda, manusia, atau binatang lainnya sehingga kelebihannya tersebut tersebar hingga ke daerah lainnya.

sunaSebutan untuk mengungkapkan bawang putih yang bisa dipakai sebagai campuran bahan bumbu Bali.

sunariSebutan untuk mengungkapkan alat yang dibuat dari buluh atau bambu kuning yang diberi beberapa lubang yang menjulang tinggi yang apabila diterpa angin akan menimbulkan bunyi atau suara yang sangat merdu yang merindukan hati yang dipakai ketika dilaksanakannya upacara nyekah.

sungsungkata yag tergolong ke dalam kruna alus yang digunakan untuk menyatakan atau mngungkapkan secara halus makna aktivitas dengan membawa beban di bagian kepala.

suryaninUngkapan halus untuk menyatakan harapan agar sinar suci Tuhan (Dewa) dan Tuhan sendiri memperhatikan ciptaan-Nya!

suunkata yang digolongkan ke dalam kruna andap yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan secara kasar makna aktivitas dengan membawa beban di bagian kepala.

Page 163: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

154

Ttaan

Aktivitas untuk menyatakan menekan sarana upakara agama agar menjadi lebih kuat dan berbentuk tertentu

tabiaSebutan untuk mengungkapkan cabai yang bisa digunakan sebagai campuran bumbu dan sambel di Bali

tabuhSebutan untuk suguhan minuman arak, berem, dan tuak kepada para bhuta sebagai simbol pannyupatan bhuta kala yang memiliki kekuatan untuk melenyapkan segala kegelapan batin

takirSebutan untuk mengungkapkan wadah yang terbuat dari daun pisang yang berbentuk agak cekung yang disemat pada kedua sisinya, yang biasanya dipakai sebagai tempat atau wadah urab atau lawar atau komoh yang akan dijadikan hidangan persembahan kepada pedanda dan para pepimpin di desa

taksukekuatan kharisma yang secara gaib sudah ada dalam diri seseorang yang bisa ditumbuhkembangkan, sehingga mempengaruhi orang tersebut, baik cara berpikir, berbicara, maupun tingkah lakunya, sehingga dapat memberikan seseorang kewibawaan dan kekuatan. Taksu juga bisa diartikan sebagai bangunan suci Hindu yang dijadikan tempat berstananya Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Bhatari Saraswati (sakti Brahma) penganugrah pengetahuan

Page 164: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

155

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

taledanJanur atau slepan yang dijarit memakai semat yang berbentuk persegi empat dan biasanya digunakan sebagai tempat untuk menaruh urab banten atau yang akan diberikan kepada orang. Di beberapa tempat, taledan dipakai sebagai tempat atau wadah sesajen

talenankata yang digunakan untuk mengungkapkan makna suatu benda yang terbuat dari kayu yang berbentuk bulat yang berfungsi sebagai alas untuk memotong sayur atau mencingcang daging dalam suatu kegiatan adat di Bali

tamasJanur atau slepan yang dijarit berbentuk lingkaran yang biasanya digunakan sebagai tempat atau wadah untuk menaruh sesajen atau sodaan

tamiangOrnament yang memiliki simbol pelindung dan juga senjata dari Dewata Nawa Sanga sebagai lambang perputaran roda kehidupan untuk mengingatkan hukum alam yang dipasang pada setiap hari raya Kuningan bersamaan dengan ter

tampaMemegang sesuatu dengan cara meletakkannya di atas pangkuan, agar tidak jatuh umumnya dibantu dengan kedua belah tangan.

tampelIstilah dengan ungkapkan kasar untuk menyatakan menendang denagn menggunakan sisi kaki

tamplakAktivitas menahan atau melemparkan sesuatu dengan telapak tangan atau dengan bantuan benda-benda tertentu seperti raket untuk melemparkan bola tangkis, misalnya.

Page 165: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

156

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tandingAktivitas budaya di bidang kegiatan upakara untuk mengatur komposisi sesaji agar sesuai dengan nama upakara yang ditata dan peruntukannya

tanjungIstilah dengan ungkapan kasar untuk menyatakan menendang dengan ujung kaki

tatadAktiviatas untuk menyatakan membawa benda dengan tangan dengan cara memegang tangan orang lain

tangkihSebutan untuk mengungkapkan takir yang kecil yang berbentuk segi tiga yang terbuat dari daun kelapa, yang dipergunakan dalam sesajen

tapakanOrang yang memiliki kemampuan khusus dalam hal spiritual dengan menurunkan roh dari orang yang telah meninggal masuk ke dalam dirinya, yaitu sebagai orang yang tembus pandang dan mampu menunjukkan apa yang sudah terjadi terhadap seseorang atas petunjuk astral dalam kehidupan orang Bali

tapak daraSebutan untuk mengungkapkan symbol alam dengan kekuatan Tuhan yang berada pada keempat penjuru dunia yang berbentuk seperti tanda tambah

tapiniIda Pedanda Istri atau yang lainnya yang pengetahuannya setingkat dengan Ida Pedanda Istri, dengan persyaratan spirit lainnya, yang tanggung jawabnya dalam pengadaan seluruh unsur dan struktur upakara (banten), sebagai sadhana bakti dalam persembahan dan pemujaan karya tertentu yang merupakan pemimpin tukang banten

Page 166: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

157

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

tapisSebutan untuk alat sebagai penyaring yang terbuat dari serabut kelapa

taringSebutan untuk sarana peneduh, yang biasanya dipasang pada saat dilangsungkanya upacara adat dan upacara keagamaan. Taring ini dipasang pada awal dimulainya upacara dan harus dibuka segera setelah upacara selesai

tatasUngkapan sopan menyatakan keadaan seseorang telah paham dengan keadaan yang ada di sekitarnya. Umumnya dikenakan terhadap orang yang memiliki kedudukan lebih rendah di masyarakatnya

tatindihKata yang digunakan untuk menyatakan kain sutra putih yang berfungsi sebagai penutup bandusa yang dikerudungkan pada sawa

tatingkebSebutan untuk menyatakan dan mengungkapkan jenis banten yang akan diinjak waktu turun saat upacara perkawinan yang dapat diganti pula dengan segehan agung

tatukon pangirimanSebutan untuk menyatakan dan mengungkapkan kelengkapan simbolik badan manusia dalam bentuk tetandingan, badan sang mati yang dihubungkan dengan bagian-bagian badan manusia.

tawa-tawakata yang digunakan untuk menyatakan atau menyebutkan suatu benda yang terbuat dari besi atau perunggu yang berebntuk tertentu yang merupakan jenis gambelan yang kecil yang bentuknya menyerupai gong.

Page 167: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

158

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tawurTingkatan yang lebih besar dari caru, akan tetapi maksud, fungsi, dan tujuannya sama, yaitu untuk keseimbangan alam dan nyomiang bhuta.

tebasanIstilah yang berarti simbol penyempurnaan yang letaknya dalam tri angga upacara yadnya yang berfungsi sebagai ayaban yang mengandung nilai-nilai magis.

tebihAktivitas untuk menyatakan membelah benda biasanya kayu atau bamboo menjadi dua bagian yang sama dengan alat terte

tebuJenis tanaman berbuku yang merupakan simbolis kehidupan yang mudah tumbuh dan berkembang serta mempunyai cadangan makanan yang cukup sebagai sumber kehidupan dan kebahagiaan, sehingga disebutkan agar manusia bisa meniru sifat tebu tersebut dalam kehidupan ini demikian dijelaskan secara umum ada penggunaan tebu dalam bebantenan upacara dewa yadnya.

tedaUngkapan untuk mengungkapkan makna makan terutama diperuntukan bagi binatang peliharaan pendeta.

tegehSebutan dalam tatanan bahasa bias atau yang netral untuk menyatakan atau mengungkapkan makna tinggi.

tegenMemikul beban berupa dua keranjang benda dengan menaruh kedua benda atau beban tersebut di pundak .

Page 168: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

159

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

tegen-tegenanJenis persembahan yang disuguhkan kepada Tuhan penguaasa alam semesta, biasanya terdiri dari 2 jenis, yaitu barang yang lebeng dan barang yang mentah. Dihaturkan di depan lebuh yang biasanya dilakukan pada saat pergantian tahun baru sebagai ucapan terima kasih dan syukur atas anugrah yang dilimpahkan-Nya

tegesKata yang bermakna ‘arti’ baik arti secara harfiah maupun arti konotatif.

tegtegsejenis jejahitan yang berisi jajan dan sampian tegteg. Biasanya dipakai daun rontal.

tegulAktivitas untuk menyatakan mengikat dua buah atau beberapa benda menjadi satu dengan tali.

tekekangAktivitas untuk menyatakan mengencangkan atau menguatkan ikatan benda.

tektekAktivitas untuk menyatakan mencingcang benda untuk dijadikan bahan makanan atau sarana upacara agama.

tempehSebutan untuk mengungkapkan niru kecil yang berbentuk bundar kecil yang diisi sebeh di bagian pinggirnya, yang terbuat dari ulatan bambu.

tempelAktivitas untuk menyatakan menempel bagian satu benda ke bagian benda yang lainnya menjadi satu bagian secara utuh.

Page 169: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

160

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tengahKata dalam ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna tengah. Kata tengah mengacu pada letak atau posisi sesuatu atau benda yang berada di tengah atau di pusat sesuatu atau benda yang lain.

tentremSuatu keadaan yang menggembirakan kehidupan masyarakat atau negeri yang penuh kedamaian dan kebahagiaan lahir batin.

tepukUngkapan dalam tatanan bahasa yang biasa untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan.

tepungSebutan untuk mengungkapkan tepung yang merupakan hasil tumbukan beras atau ketan yang sangat halus yang dipakai sebagai sarana untuk membuat jajan.

tepung tawarJenis sarana upacara yang berfungsi sebagai persembahan yang terbuat dari beras, kunyit, dan daun dapdap yang diulek sampai halus yang dipakai sebagai lambang menolak unsur negatif untuk menjaga keseimbangan hidup manusia, terutama perwujudan rwa bhineda, seperti penggunaannya dalam lis yang berfungsi sebagai pembersih, sehingga umat manusia menjadi bersih secara lahir maupun batin.

térOrnamen yang berbentuk khusus yang dibuat dari janur dihiasi dengan bunga dan digunakan pada setiap hari raya Kuningan di Bali, yang biasa dipasang bersamaan dengan tamiang.

Page 170: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

161

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

tétédAktiviatas untuk menyatakan membawa benda dengan tangan dengan cara menenteng ke bawah.

tetesUngkapan dalam tatanan bahasa biasa untuk menyatakan dan mengungkapkan makna menanyakan prilaku seseorang.

tetimpugSarana yang digunakan untuk memohon penyupatan dari Sang Hyang Brahma yang dalam upacara yadnya disimbolkan dengan bambu tiga batang yang dibakar dengan api danyuh kelapa. Tetimpug : dibuat dari beberapa potong bambu yang masih kedua ruasnya. Bambu ini dibakar sampai mengeluarkan bunyi (meletus), sehingga asap dari tetimpug tersebut diyakini sebagai penghantar ritual dalam upacara yadnya.

tidikUngkapan dalam tatanan bahasa yang sangat kasar untuk mengungkapkan makna makan makanan dengan cara menghabiskan makanan tanpa sisa dan biasanya orang yang melakukan ini tidak merasa bersalah sedikit pun.

tiingkata yang mengandung arti bambu yang dipakai sebagai alat untuk membuat sarana dan perlengkapan upacara adat dan upacara keagamaan, seperti katik sate, lante, taring, alas kasur dalam tempat tidur, dll.

tiing gadingSebutan untuk mengungkapkan bambu yang berwarna kuning yang digunakan sebagai sarana upakara yadnya yang suci.

tikehSebutan untuk mengungkapkan makna tikar yang berfungsi sebagai dasar atau alas tempat menaruh jenis upakara dan sesajen atau bisa juga dipakai sebagai alas untuk pinandita melakukan pemujaan.

Page 171: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

162

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tilamSebutan halus dari kasur yang fungsinya sama sebagai tempat untuk melaksanakan upacara potong gigi.

timpasPeralatan yang berbentuk menyerupai parang kecil yang berbentuk agak miring yang dipakai sebagai alat untuk meluruskan sekalian menghaluskan kayu yang akan dijadikan bahan bangunan.

tingalinUngkapan sopan untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan.

tingklikGambelan dari bilah-bilah bambu yang biasanya hanya dipakai untuk belajar menabuh secara merakyat di rumah tangga masyarakat pedesaan.

tiosanSebutan yang halus yang digunakan untuk merujuk pada kata yang bermakna “yang lain” atau “berbeda”.

tipatSebutan untuk mengungkapkan jenis makanan yang terbuat dari jalinan atau ulatan janur muda yang yang diisi beras kemudian direbus, biasanya dipakai sebagai pengganti nasi dan bisa dipakai sebagai sarana aturan atau ajuman dan upacara adat seperti masakapan.

tipat kelananIstilah yang digunakan untuk menyatakan jenis persembahan yang berupa enam buah tipat nasi sebagai lambang dari Sad Ripu yang telah dapat dikendalikan atau teruntai oleh rohani, sehingga kebajikan senantiasa meliputi kehidupan manusia. Dengan terkendalinya Sad Ripu maka keseimbangan hidup akan meyelimuti manusia.

Page 172: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

163

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

tirta pemanahIstilah yang digunakan untuk menyatakan jenis tirta atau air suci yang dibuat oleh pendeta dengan mempergunakan panah sebagai sarananya saat pelaksanaan upacara ngaben di Bali.

tirta pembersihanIstilah yang digunakan untuk menyatakan tirta atau air suci yang dibuat oleh pandita untuk membersihkan mayat atau sawa yang diabenkan atau yang akan dikubur.

tirta pengentasMerupakan unsur pokok dan penentu dari upacara pengabenan dan bagi orang yang mati yang dipendhempun harus memakai tirtha pangentas mependhem.

tirta penglukatanTirta yang dibuat juga oleh pandita untuk melukat sawa yang akan diaben, dibuat dengan mempergunakan eteh-eteh panglukatan.

tirta pabersihanIstilah yang digunakan untuk menyatakan tirta atau air suci yang dipakai untuk membersihkan sarana upakara yadnya maupun mensucikan seluruh unsur badan manusia secara lahir dan batin yang diyakini pula sebagai pengurip yang mampu memberikan jiwa pada bebantenan yang akan dipersembahkan, sehingga bebantenan itu tidak lagi hanya sekedar sebuah rangkaian bunga-bunga, buah-buahan, jajanan, dan daun-daunan yang indah namun juga memiliki jiwa kesucian yang sakral.

tiukKata yang merujuk pada pisau yang berfungsi sebagai peralatan dapur yang lebih kecil dari parang yang dipakai sebagai alat untuk memotong janur untuk dijadikan ukiran atau reringgitan banten.

Page 173: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

164

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tityangBentuk kata ganti orang pertama tunggal yang sangat halus yang digunakan kepada orang yang statusnya jauh lebih tinggi dan cenderung digunakan secara vertical seperti ketika berhubungan dengan Tuhan

tolihUngkapan dalam tatanaan bahasa biasa untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan.

tombakKata yang digunakan untuk menyatakan simbol ketajaman pikiran ketika digunakan dalam suatu upacara agama atau upacara yadnya yang umumnya pada ujung atas berisi ayudha dewata sebagai ciri khas senjata para dewata.

tonUngkapan halus untuk menyatakan ‘lihat’ dengan indra penglihatan yang diungkapkan oleh seseorang yang memiliki kedudukan lebih rendah/usia lebih muda terhadap seseorang yang memiliki kedudukan/usia lebih tinggi/tua di lingkungan masyarakat tempatnya berada.

tongoskata yang digolongkan ke dalam bentuk yang kepara (biasa) yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna suatu tempat

toyaSebutan dalam tatanan bahasa yang halus untuk menyatakan air yang dipakai sebagai sarana dalam upacara agama, biasanya air ini dituangkan ke dalam sebuah coblong dan ditempatkan dalam setiap pelinggih. Air ini akan berubah fungsi menjadi tirta apabila sudah melewati proses sakralisasi dan proses spiritual oleh para sulinggih atau pemangku.

tragtagIstilah yang digunakan untuk menyatakan tangga atau semacam tangga

Page 174: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

165

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

untuk menaikkan sawa ke wadahnya.

tuaIstilah untuk menyatakan usia yang sudah uzur. Juga bermakna orang yang dari segi prilaku sudah tidak arogan lagi karena dari segi usia sudah banyak makan asam-garam kehidupan.

tudagAktiviatas untuk menyatakan membelah atau merobek bagian perut binatang untuk dibagi menjadi beberapa bagian dengan pisau

tuesAktivitas untuk menyatakan memotong janur dengan bentuk tertentu untuk maksud membentuk banten sarana upacara agama dengan pisau.

tugelAktivitas untuk menyatakan memotong kayu atau bambu dengan alat tertentu menjadi dua bagian yang sama.

tukadSebutan untuk mengungkapkan sungai sebagai tempat melakukan pembersihan atau tempat untuk pembuangan abu tulang yang sudah dibakar, fungsi ini sama dengan fungsi laut, karena sungai selalu bermuara di laut.

tukang bantenSebutan untuk orang yang memiliki kemampuan dalam hal pembuatan banten atau sesajen, mulai dari perencanaan dan pembuatan banten sampai pada penataan banten.

tukang ebatSebutan orang yang berfungsi sebagai orang yang mampu mengolah sarana upakara, seperti caru, pebangkit, dan sarana upacara lainnya, terutama sarana dari daging.

Page 175: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

166

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

tukang suratOrang yang memiliki kemampuan khusus dalam hal spiritual, yaitu sebagai orang yang menulis kajang serangkaian upacara ngaben di Bali.

tukang tenungOrang yang memiliki kemampuan khusus dalam hal spiritual, yaitu sebagai orang yang tembus pandang dan peramal dalam kehidupan orang Bali.

tukang terangOrang yang memiliki kemampuan khusus dalam hal spiritual, yaitu sebagai orang yang mampu menghentikan dan atau meniadakan hujan ketika seseorang memiliki hajatan, sehingga memperlancar kegiatan adat dan agama tersebut.

tukang wacakOrang yang memiliki kemampuan khusus dalam hal spiritual, yaitu sebagai orang yang mampu mencari tahu tentang pewacakan atau siapa yang turun sebagai perwujudan reinkarnasi dan hal penting lainnya tentang kelahiran dan kehidupan seseorang.

tulangSebutan untuk benda yang menjadi kerangka manusia (mayat) sebelum dibakar dan menjadi galir dalam serangkaian upacara ngaben.

tuludBatang kelapa yang dipakai sebagai sarana upacara pembersihan atau beyakala biasanya dipasangkan pemakaiannya dengan sapu lidi.

tumpang saluIstilah yang digunakan untuk menyatakan tempat sawa dimana sawa yang ada di dalam peti bandusa mendapatkan samskara.

tumpengJenis persembahan berupa nasi yang dibentuk mengkrucut kepada Tuhan

Page 176: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

167

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

pada saat dilaksanakannya upacara agama di pura atau merajan, biasanya persembahan ini berisikan buah dan jajan yang ditempatkan dalam satu wadah yang disebut dengan tamas dan ditambahkan kacang saur, telor, dan garam serta di atasnya diisi sampian tumpeng.

tumpukAktivitas untuk menyatakan menumpuk atau menyusun lat-alat yang dipakai sarana upakara agama agar terlihat lebih rapi.

tunggalSebutan yang halus yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan jumlah atau kuantitas yang bermakna satu.

tupeng (sidakarya)Jenis seni tari yang disakralkan karena dipentaskan ketika ada pelaksanaan mekarya di pura atau di sanggah merajan, dan tema yang diangkat biasanya tentang makna filosofis dari sebuah yadnya yang dipentaskan untuk penyempurnaan yadnya itu sendiri.

tusingKata yang memiliki ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna tidak. Tusing dalam bahasa Bali merupakan kata yang juga digunakan untuk mengacu pada konsep logika yang bisa digunakan bersamaan dengan verba tertentu

tusukAktivitas untuk menyatakan menusuk benda biasanya ayam, babi dan binatang caru yang lainnya untuk direbus dan dijadikan sarana upacara agama.

tyangBentuk kata ganti orang pertama tunggal dalam variasi biasa yang digunakan kepada orang yang statusnya sama.

Page 177: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

168

Uubes-ubes

Istilah yang berfungsi sebagai pecut yang menggunakan bulu merak untuk mengarahkan jalannya roh dalam perjalanan mengantar nayat ke kuburan.

udengPeralatan yang biasanya dibuat dari selembar kain yang dipasang atau dipakai sebagai destar atau ikat kepala orang laki-laki dan merupakan jenis pakaian adat Bali.

ukudanSebutan kasar untuk mengungkapkan makna diri dan badan yang merujuk pada karaketristik diri manusia.

ulamSebutan untuk mengungkapkan jenis makanan yang berupa lauk pauk yang dipakai secara halus di masyarakat.

ulap-ulapOrnamen yang terbuat dari kain putih yang bergambar dan bertuliskan aksara Bali, yang dipasang di depan pintu rumah atau pura (tempat suci) pada saat upacara melaspas.

ulonSelembar kain putih yang diletakan atau dipasang di plapon bale dangin dalam keluarga Bali ketika dilaksanakan upacara yadnya atau upacara agama dan upakara adat.

Page 178: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

169

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

umbul-umbullembaran kain berbentuk segi tiga memanjang / meninggi yang semakin ke atas semakin mengecil / mengrucut dan pada ujungnya dihiasi dengan segi tiga. Dalam bidang keagamaan di masyarakat Bali, umbul-umbul biasanya terletak di halaman pura sebagai sarana upacara yadnya

undagiUndagi adalah para arsitek tradisional Bali yang pandai membuat struktur berbagai bangunan.

uningUngkapan halus menyatakan keadaan seseorang telah paham dengan keadaan yang ada di sekitarnya.

untuSebutan halus untuk mengungkapkapkan gigi yang akan dipotong dalam upacara potong gigi.

upihSebutan yang digunakan untuk menyatakan pelepah pohon kelapa yang digunakan sebagai keplug-keplugan pada saat dilaksanakan upacara pecaruan.

upinKata yang digunakan untuk menyatakan dan mengungkapkan kegiatan yang berarti meniup panas makanan agar menjadi dingin, meniup bara agar menjadi api, meniup debu agar terlihat lebih bersih, dll.

urabMasakan berupa campuran sayur-sayuran, seperti nangka muda, papaya muda, daun jeruk, dan kacang-kacangan yang direbus dengan kelapa yang dipanggang. Urab tanpa menggunakan daging.

Page 179: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

170

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

uripUngkapan untuk menyatakan hidup. Urip, juga digunakan untuk menyatakan jumlah nominal terhadap nama-nama hari.

usapinIstilah yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna menghapus kotoran dalam benda atau sarana upakara agama dengan tangan agar kelihatan lebih bersih.

uyahSebutan untuk menyatakan garam yang merupakan zat asin digunakan sebagai bahan penyedap semua jenis makanan. Uyah dapat digunakan dalam sesajen / tetandingan banten merupakan sari-sarinya laut diidentikkan dengan kekuatan Dewa Baruna atau penguasa lautan sebagai pembasmi atau pelebur segala macam penyakit dan hama. Uyah sebagai perlengkapan banten gelar sanga alit dengan seluruh tetandingan gelar sanga ditretesi uyah areng: diatasnya diisi 9 batang sate yang sudah diikat. Uyah digunakan dalam Segehan untuk menetralkan seseorang dari perilaku malas dan boros dalam tetandingan bantennya dibawahnya dilengkapi juga dengan lauk, bawang merah, garam, dan jahe

Page 180: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

171

Wwanci

Sebutan untuk benda yang terbuat dari kayu, bentuknya bulat dan biasanya berfungsi sebagai tempat untuk menatruh persembahan kepada Tuhan, para Dewa, Betara Betari, atau Leluhur, dan suguhan kepada para sulinggih.

wangénanSebutan untuk mengungkapkan jenis bumbu di Bali yang berbentuk butir bulat kecil yang bisa ditambahkan dalam bumbu Bali pengganti cabai.

warihSebutan bagi orang yang menjadi keturunan langsung pihak purusa.

wastraKain berwarna - warni yang berfungsi sebagai busana palinggih atau bangunan suci di pura di Bali yang memiliki makna dan simbol tersendiri.

wasuh padaTirta anugrah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau manifestasi-Nya yang dominan berasal dari kekuatan Transenden yang biasanya dipercikan setelah melaksanakan piodalan, upacara panca yadnya, sembahyang dll sebagai sarana ketentraman jiwa.

wayang (lemah)Jenis seni pertunjukkan wayang yang disakralkan karena dipentaskan ketika ada pelaksanaan upacara dewa yadnya di pura dan di sanggah merajan, biasanya tidak memakai kelir tetapi hanya carang dadap yang

Page 181: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

172

I Made Netra, I Nyoman Udayana, I Wayan Suardiana, I Ketut Ngurah Sulibra

ditautkan dengan benang putih saja yang ceritanya sekitar perihal seluk beluk yadnya yang sedang dilaksanakan.

wédangJenis persembahan kepada leluhur yang berupa kopi atau teh, air putih dilengkapi dengan jajan.

wéntenUngkapan dalam bentuk halus yang menyatakan ada dan biasa digunakan dalam percakapan oleh wangsa jaba terhadap triwangsa.

widagdaUngkapan dalam bahasa Bali halus yang arkais ini dimaksudkan untuk menyatakan seseorang yang memiliki kemampuan lebih khususnya di bidang ulah kanuragan.

wikanUngkapan halus yang umumnya digunakan untuk menyatakan seseorang dari kalangan yang dituakan atau yang berkedudukan tinggi di masyarakat karena memiliki kemampuan lebih dari orang kebanyakan.

wikuPara sulinggih yang pandai dan berpengetahuan, berperan memimpin setiap upacara yadnya untuk dapat menuju dan mengantarkan umatnya kepada Yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan menjalankan jnana marga untuk nantinya disebutkan agar dapat diaplikasikan bagi kesejahteraan umat manusia dan alam ini.

wilanginUngkapkan halus untuk mengungkapkan atau mengujarkan sesuatu dengan maksud mengecek atau menghitung kembali jumlah benda.

Page 182: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

173

Glosarium: Kata dan Istilah Prototipe Primitiva Semantik Bidang Agama dan Adat Bali

wisesaIstilah dalam bahasa Bali halus untuk menyatakan kemampuan super dari seorang pemimpin atau tokoh tradisional termasuk sinar suci Tuhan (Dewa).

wukurTerbuat dari lepeng menyerupai deling, balung, yang diletakkan pada sawa berfungsi sebagai tempat tidurnya roh.

Page 183: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

174

Yyajamana

Para manggala atau umat sebagai pelaku dalam hal upacara yadnya yang berorientasi kepada bhakti dan karma sebagai jalan untuk mencapai Jagadhita dan moksa. Yajamana yang juga merupakan seluruh umat sedharma dengan rasa bhaktinya sebagai umat yang siap diberdayakan dan sebagai pelaku untuk dapat membangun kehidupan beragama Hindu.

yéhSebutan kasar untuk air yang dipakai sebagai sarana dalam upacara agama, biasanya yeh ini dituangkan ke dalam sebuah coblong dan ditempatkan dalam setiap pelinggih. Yeh ini akan berubah fungsi menjadi tirta apabila sudah melewati proses sakralisasi dan proses spiritual oleh para sulinggih (pendeta) atau pamangku (pemimpin upacara).

yéningkata dalam varian atau ragam kepara (biasa) dalam bahasa Bali yang digunakan untuk menyatakan atau mengungkapkan makna apabila. Yéning juga bisa digunkan untuk membangun kalimat yang bersifat kondisional yang bermakna jika, ketika, atau saat

Page 184: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

175

DAFTAR PUSTAKA

Aitchison, J. 1994. Words in Mind. Cambridge: Blackwell Publisher

Allan, K. 2002. Natural Language Semantics. Oxford: Blackwell Publisher.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Goddard, C. 1994. Cross Linguistic Syntax from A Semantic Point of View (NSM Approach). New England: New England University Press.

Goddard, C. 1994. “Semantic Theory and Semantic Universal” Dalam Cliff Goddard and A. Wierzbicka (eds), from Semantic and Lexical Universals: Theory and Empirical Findings. Amsterdam/Philadelphia: Benjamins, 7--29.

Leech, G. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik, Edisi Terjemahan oleh Dr. Oka M.A. Jakarta: UI Press.

Lehrer, G. 1974. Semantic Fields and Lexical Structure. Amsterdam: North Holland Publishing Company

Lyons, J. 1977. Semantics I-II. Cambridge: Cambridge University Press

Moloeng, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Netra, I M. 2005. ”Eksplikasi Makna Ilokusional Tuturan Upacara Memadik ’Meminang Perempuan’ di Kota Denpasas: Kajian MSA” (Sebuah Tesis S2). Denpasar: Program Studi Linguistik S2, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Netra, I M. 2007. ”Cultural Scripts Ritual Penanaman Padi di Desa Bulian, kecamatan Kubutambahan, Buleleng: Kajian Etnopragmatik dan

Page 185: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

176

MSA” dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa Ibu. Denpasar: Prodi Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana

Netra, I M. 2009. ”Explication of Utterance Meaning of Ritual Ngusabha at Bulian Village, Kubutambahan Sub District, Buleleng Regency.” dalam Prosiding Konferensi Internasional SSEASR. Denpasar ISI dan UNHI

Netra, I M. 2010. ”Kebermaknaan Wacana Ritual Slamet Olor Komunitas Petani Adat Bayan, Lombok Utara.” Dalam Prosiding Seminar Internasional Austronesia. Denpasar: Program Studi Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana

Netra, I M. 2011. “Kajian Semantik Wacana Ritual Nandur Pantun Komunitas Petani Adat Bulian, Kubutambahan, Buleleng” dalam Prosiding Seminar Internasional Bahasa Ibu. Bandung: UPI

Netra, I M. 2011. ”Wacana Ritual Melong Pare Bulu Komunitas Petani Adat Bayan, Lombok Utara: Kajian Etnopragmatik” (Desertasi) Denpasar: Program Studi Doktor Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Netra, I M. 2012. ”Tindak Ilokusi Asertif Wacana Slamet Olor Komunitas Petani Adat Bayan, Lombok Utara” dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa Ibu. Denpasar: Prodi S2 Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana

Netra, I M. 2013. ”Kebermaknaan Wacana Budaya: Studi Kasus pada Penggunaan Gramatika dan Discourse pada Masyarakat Serongga, Gianyar” dalam Prosiding Seminar Nasional Bahasa Ibu. Denpasar: Prodi S2 Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana

Netra, I M. 2013. “Daya Ilokusi Ngidih “Permintaan’: Perspektif Wacana Kebudayaan Bali” dalam Linguistika Kultura, Jurnal Linguistik-Sastra Berdimensi Cultural Studies. Volume 6 Nomor 3 Maret 2013. Padang: Jurusan Sastra Inggris, Universitas Andalas

Netra, I M. 2014. “Explication and Configuration of Balinese Cultural Script Meanings” dalam Prosiding Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia. Bandar Lampung: Universitas

Page 186: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

177

Lampung bekerja sama dengan MLI

Netra, I M. 2014. “Wacana Budaya dalam Bahasa Bali”dalam Buku Cahaya Bahasa, Persembahan Tulus kepada I Gusti Made Sutjaja. Denpasar: Swasta Nulus

Netra, I M, dkk. 2015. “Kamus Primitiva Semantik Bali-Indonesia-Inggris Bidang Agama dan Adat Bali” Penelitian Hibah Riset Invensi Udayana (HRIU) tahun ke-1 dana PNBP Unud

Netra, I M, dkk. 2016. “Kamus Primitiva Semantik Bali-Indonesia-Inggris Bidang Agama dan Adat Bali” Penelitian Hibah Riset Invensi Udayana (HRIU) tahun ke-2 dana PNBP Unud

Netra, I M. 2016. ”Lexical Representations of Semantic Primitive Prototypes in the Field of Balinese Tradition and Samples of Their Meaning Configurations in English” dalam International Journal of Linguistics, Language and Culture (IJLLC), Vol. 2, No. 2, July 2016, pp.31~40, ISSN: 2455-8028 Impact Factor: 2.994

Palmer, E. 1976. Semantics. Great Britain: Cambridge University Press

Pamatung, R. 2015. ”Taksonomi Nomina Aspek Makanan dan Minuman Khas Minahasa” (Desertasi). Denpasar: Program Doktor (S3) Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Putra, G. 2014. ”Verba Memotong dalam Bahasa Bali: Kajian Metabahasa Semantik Alami” (Tesis). Denpasar: Program S2 Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Udayana

Rajeg, I M. 2014. ”Metafora Spesifik Emosi Bahasa Indonesia: Kajian Linguistik Korpus” dalam Buku Cahaya Bahasa, Persembahan Tulus kepada I Gusti Made Sutjaja. Denpasar: Swasta Nulus

Suardiana, I W. 2012. ”Bahasa Bali dan Pemertahanan Kearifan Lokal” dalam Linguistika Pengembang Cakrawala Linguistik. Vol. 19, No. 36 Maret 2012. ISSN 0854-9613.Diterbitkan oleh Program Studi Magister (S3) Linguistik Universitas Udayana bekerjasama dengan Asosiasi Peneliti Bahasa-Bahasa Lokal (APBL)

Sudaryanto. 1993. Medode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Penganlar penelilian Wahana Kehudayaan Secara Linguilis. Yogyakarta:

Page 187: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

178

Duta Wacana University Press.

Sutjiati Beratha, Ni Luh. 2004. “Semantik dalam Perspektif Komunikasi Lintas Budaya”. Dalam Aron Meko Mbete (ed), Linguistika: Wahana Penegembang Cakrawala Lingistik, 67-75. Denpasar: Program Studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Linguistik Universitas Udayana

Wierzbicka, Anna. 1987. English Speech Act Verbs. Australia: Academic Press

Wierzbicka, Anna. 1996. Semantics Primes and Universals. Oxford and New York: Oxford University Press

Wierzbicka, Anna 1999. Emotions Across Languages and Cultures: Diversity and Universals. Cambridge: Cambridge University Press.

Wierzbicka, Anna. 1992. Semantics, Culture, and Cognition. New York and Oxford: Oxford University Press

Page 188: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

179

TENTANG PENULIS

Dr. I Made Netra, S.S., M.Hum lahir di Blahbatuh, Gianyar pada tahun 1969. Tamat Sekolah Dasar IV Keramas pada tahun 1982, SMP N 1 Gianyar pada tahun 1985, dan SMA N 1 Gianyar pada tahun 1988. Sempat mengenyam pendidikan pada program studi D1 Pariwisata Budaya, Fakultas Satra dan tamat pada tahun 1989, dan pada tahun 1994

memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S) pada tahun 1994. Pada saat kuliah menerima beasiswa TID (Tunjangan Ikatan Dinas) dan berperan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, seperti HMJ, BPM, dan Senat mahasiswa. Pada tahun 1995 diangkat menjadi dosen di Prodi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Udayana, dalam mata kuliah Pragmatics and Discourse Analysis. Melanjutkan studi pada program Magister Linguistik program Pascasarjan Universitas Udayana dengan konsentrasi Linguistik murni dan tamat pada tahun 2005. Pada tahun 2007 melanjutkan studi Doktor Linguistik program Pascasarjan Universitas Udayana dan tamat pada tahun 2011.

Bidang ilmu yang diampu pada Strata Satu (S1) Prodi Sastra Inggris adalah Introduction to Linguistics, English Pragmatics and Discourse Analysis, English Debating on Language and Recent Issues, English Poetry Analysis, Research Methodology on Linguistics, Pada Program Studi Magister Linguistik, mata kuliah yang diampu adalah Functional Text Analysis, Translation in Different Register, Analisis Wacana, Kajian Bahasa, Sastra, dan Kebudayaan. Ikut berperan aktif dalam menghasilkan Doktor dalam bidang Linguistik, menjadi Ko-Promotor dalam bidang Linguistik Makro, terutama dalam bidang kajian Pragmatik, Wacana dan Teks, Ekolinguistik.

Page 189: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

180

Prestasi yang pernah diraih adalah menjadi penyaji peneliti terbaik dalam bidang Humaniora di Universitas Mataram dari DP2M Dikti. Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu dengan meneliti berbagai fenomena kebahasaan dan telah memenangkan beberapa hibah penelitian strategis nasional pada tahun 2008 dan Hibah Riset Unvensi Udayana pada tahun 2015, 2016, 2017 dan Unggulan Udayana pada tahun 2014 dan 2015.

Drs. I Nyoman Udayana, M.Litt; Ph.D lahir pada tahun 1963. TamatSekolah Dasar XIII Tabanan pada tahun 1970, SMP Harapan Tabanan pada tahun 1979, dan SMA Negeri I Tabanan pada tahun 1982. Diam enyelesaikan S1 dalam IlmuLinguistik di Fakultas Sastra Universitas Udayana dan mendapatkan gelar Drs. Pada tahun 1987. Gelar M.Litt didapatkannya di Faculty of

Arts, the University of Sydney pada tahun 1995. Dan Gelar Ph.D dalam bidang linguistik diraihnya di College of Liberal Arts, the University of Texas at Austin pada tahun 2013. Mata kuliah yang diampunya pada Program Strata 1 (S1) Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana adalah Syntax, Phonetics and Phonemics, dan Grammar; pada Program Strata II (S2) Konsentrasi Penerjemahan adalah Theory of Phonology and Morphology dan Bilingualism.

Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M. Hum. lahir di Kelating, Kerambitan, Tabanan-Bali pada tanggal 13 Januari 1966. Menamatkan pendidikan S1 pada Jurusan Sastra Daerah (Bali), Fakultas Sastra-Unud pada tahun 1991. Diangkat menjadi staf dosen di jurusan yang sama pada tahun 1994 sampai sekarang. Pada tahun 1999 berhasil menamatkan studi S2 bidang Filologi di Universitas Padjadjaran, Bandung. Gelar

Page 190: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

181

Doktor bidang Wacana Sastra kembali diperoleh dari Universitas Udayana pada tahun 2010. Aktif menulis ilmiah pada forum nasional maupun internasional, juga sering memberikan materi ceramah atas undangan lembaga maupun instansi terkait di Bali pun di luar Bali. Penulis Buku Crita Manyrita Sajeroning Kasusastraan Bali Purwa (Cakra Press, 2011) dan Pantaraning Bali: Wacana-wacana Kritis Indik Budaya Bali (Pustaka Larasan, 2016) ini juga aktif berorganisasi. Pernah sebagai Ketua Program Studi dan Sekretaris Badan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Provinsi Bali. Senang melakukan penelitian dan beberapaka kali telah memenangkan Hibah baik di tingkat Unud maupun nasional (Dikti). Yang bersangkutan merupakan salah satu penggagas dan ‘pekerja’ penerbitan koran berbahasa Bali pertama di Bali, “Bali Orti” di harian Bali Post sejak 1996 sampai tahun 2012.

Drs. I Ketut Ngurah Sulibra, M. Hum. Dosen pada Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Unud. Lahir di Klungkung tahun 1965. Menamatkan pendidikan pada Prodi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana pada tahun 1983 dengan kajian Sintaksis “Elipsis dalam Bahasa Bali”. Selanjutnya, sada tahun 1988 menyelesaikan studi pada Program Pascasarjana

Universitas Udayana dengan tesis “Parikan Bhubuksah Gagangaking: Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna”. Di samping mengampu mata kuliah dalam linguistik penulis aktif melakukan penelitian (1) Revitalisasi Bahasa Verbal Anak dan Pembentukan Karakter Kembali Karakter Anak ke Arah Pelestarian Industri Kreatif” (tahun 2010),(2) Inventarisasi dan Klasifikasi Tradisi Lisan di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem” (2011),(3) “Model Pemertahanan bahasa Ibu: kasus daerah Destinasi Wisata Internasional di Bali” (2014/2015), (4) Konfigurasi Makna Praktik-Praktik Budaya Ranah Agama dan Adat sebagai Model Pemerkokoh Jati Diri Masyarakat Bali” (2015), (5) “Kamus Primitiva Semantik Bahasa

Page 191: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

182

Bali: Bali-Indonesia-Inggris Bidang Adat dan Agama. Selain penelitian dalam bidang linguistik, penulis juga menaruh perhatian dalam bidang sastra, khususnya sastra lisan Bali (tantri Bali) dan transformasi teksnya.

Page 192: Vuntuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan

ariasi dan keterceceran leksikon bahasa Bali, terutama untuk bidang agama dan adat Bali perlu disikapi dengan Vserius. Salah satu cara yang perlu dilaksanakan adalah

pemetaan leksikon yang didasari dengan prototipe primitiva semantiknya. Hasil pemetaan semacam ini dapat berupa glosarium dan/atau kamus. Selama ini sudah ada banyak kamus yang dihasilkan oleh para ahli leksikografi. Namun, kamus yang telah dihasilkan tersebut baru sebatas kamus leksikal, sehingga hal ini masih menyisakan permasalahan, terutama masalah ketersediaan kamus-kamus budaya, seperti kamus primitiva semantik, walaupun dapat dipahami bahwa secara teoritis kamus leksikal tersebut telah banyak memberikan kontribusi kepada pemertahanan, pengembangan, dan politik bahasa tertentu, termasuk aspek-aspek gramatika pada tataran leksikon, sintaksis, dan semantik. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kebutuhan terhadap kamus budaya, selain kamus leksikal, merupakan kebutuhan yang mendesak. Di tengah marak terbitnya berbagai kamus di Indonesia, khususnya di Bali, munculah ide inovatif yang dibuat oleh staf pengajar pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Prof. Dr. N. L. Sutjiati Beratha, M.ADekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Udayana,