Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

151
JURNALSUARA KESEHATAN AKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE JURNAL SUARA KESEHATAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”M” DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI BPS SRI RAHMAWATI,. S.ST KELURAHAN TIBOJONGKECAMATAN TANETE RIATTANG TIMUR KABUPATE BONE Oleh:Mustar STRATEGI PEMBINAAN ANAK TUNA RUNGU DALAM PENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL (Studi Kasus di SLB Negeri Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai) Oleh: Syamsuddin AB ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”A” DENGAN PRESENTASEBOKONG GESTASI 28 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMASBIRU WATAMPONE KABUPATEN BONE Oleh: Hasnidar MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL PADANY ”S”DENGAN RUPTUR PERINEUM TINGKAT II DI UPTD PUSKESMAS BAREBBOKABUPATEN BONE Oleh: Pattola AKADEMI KEBIDANAN (AKBID) BINA SEHAT NUSANTARA BONE Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: 2443-2652ISSN: 2443- 2652

Transcript of Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

Page 1: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

JURNAL

SUARA KESEHATAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”M” DENGAN ASFIKSIARINGAN DI BPS SRI RAHMAWATI,. S.ST KELURAHANTIBOJONGKECAMATAN TANETE RIATTANG TIMUR

KABUPATE BONEOleh:Mustar

STRATEGI PEMBINAAN ANAK TUNA RUNGU DALAMPENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL

(Studi Kasus di SLB Negeri Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai)Oleh: Syamsuddin AB

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”A” DENGANPRESENTASEBOKONG GESTASI 28 MINGGU 5 HARI DI

PUSKESMASBIRU WATAMPONE KABUPATEN BONEOleh: Hasnidar

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL PADANY”S”DENGAN RUPTUR PERINEUM TINGKAT II DI UPTD

PUSKESMAS BAREBBOKABUPATEN BONEOleh: Pattola

AKADEMI KEBIDANAN (AKBID) BINA SEHAT

NUSANTARA BONE

2014

Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: 2443-2652ISSN: 2443-2652ISSN: 2443-2652

Page 2: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

2

SUSUNAN PENGURUSJURNAL SUARA KESEHATAN

AKADEMI KEBIDANAN (AKBID) BINA SEHATNUSANTARA BONE

____________________________________________________________

Pelindung/Penaggung Jawab : Dr. Mustar, A.Per.Pen,. M.Kes(Ketua Yayasan AKBID Bina SehatNusantara Bone)

Pengarah : Dr. Syamsuddin AB,.M.Pd

Ketua Dewan Redaksi : dr. H. Eko Nugroho,M.Adm.KesSekertaris : Dr. Hasnidar,.SST,.M.KesAnggota :

1) Qadry Jamaluddin,.S.Pd.I2) Hj. Aisya Rahman,.S.ST3) Baderiah,S.ST

Editor Ahli :1) A. Zainuddin,.SH,.MH2) Sulfianti,.S.ST,.M.Kes3) H. Marsuki,.SKM,.M.Kes4) Marsuki,.SKM,.M.Kes5) Pattola,.S.Kep,.Ns6) Arfah Nur,.S.Keop,.Ns7) Suriati,.SH8) Rahaya Mandasini,.S.ST9) Indriani,.S.ST

Penyelaras Bahasa : 1) Firman Batari,.S.H,.MH2) Anwar Mallongi,.SKM,.M.Ph,. P.Hd

Alamat Redaksi : Jl. Dr,Wahidin Sudirohusodo No 75Watampone Tlp/Fax (0481) 2911834

Suara kesehatan menyampaikan tentang masalah kesehatan yang terkait dengan pra, masa danpasca ibu hamil agar mendapat perawatan secara profsional. Masalah kesehatan ibu sangat

penting dalam tubuh agar selalu sehat berfikir sebab manusia yang tidak sehat berpengaruh janindalam rahim maupun cara berfikir dan prilaku dalam tindakan keseharian. Olehnya jurnal suara

kesehatan salah satu bacaan agar ibu mempersiapkan diri dan menjaga kesehatannya danterhindar dari penyakit

Page 3: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

3

DAFTAR ISI

JURNAL SUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

1. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”M” DENGAN ASFIKSIARINGAN DI BPS SRI RAHMAWATI,. S.ST KELURAHAN TIBOJONGKECAMATAN TANETE RIATTANG TIMURKABUPATE BONEOleh:Mustar 1-14

2. STRATEGI PEMBINAAN ANAK TUNA RUNGU DALAMPENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL(Studi Kasus di SLB Negeri Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai)Oleh: Syamsuddin AB 15-30

3. ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”A” DENGAN PRESENTASEBOKONG GESTASI 28 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMASBIRU WATAMPONE KABUPATEN BONEOleh:Hasnidar 31-43

4. ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY “N” DENGANRUPTUR PERINEUM TINGKAT II DI UPTD PUSKESMASWATAMPONE KABUPATEN BONEOleh:Sulfianti 44-56

5. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL PADA NY ”S”DENGAN RUPTUR PERINEUM TINGKAT II DI UPTDPUSKESMAS BAREBBO KABUPATEN BONEOleh: Pattola 47-68

6. ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM DENGAN INFEKSI LUKAPERINEUM DI BPS MARLINA, S.STOleh:Ekonugraha 69-82

7. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “J” DENGAN ASFIKSIARINGAN DI RUANG IRD BLUD RS TENRIAWARU KELAS B BONEOleh:Haslian 83-97

8. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” DENGAN BAYIBERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI BPS BIDAN SRIRAHMAWATI, S.ST KELURAHAN TIBOJONGKECAMATN TANETE RIATTANG TIMUR KABUPATEN BONEOleh:Indryani 98-109

Page 4: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

4

9. ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” POST PARTUM HARI KE VDENGAN MASTITIS DI BPS SRI RAHMAWATI, S.STKELURAHAN TIBOJONG KECAMATAN TANETE RIATTANGTIMUR KABUPATEN BONEOleh:Amrayani 110-122

10. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny “Y”GESTASI 31 MINGGU 6 HARI DENGAN PREMATURDI RSUD TENRIAWARU KELAS B KAB. BONEOleh:Arfan Nur 123-135

11. ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE PADA NY ”A”DENGAN DISTOSIA BAHU DI UPTD PUSKESMAS BAREBBOKABUPATEN BONEOleh:Baderiah 136-147

Page 5: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

5

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”M” DENGAN ASFIKSIA RINGANDI BPS SRI RAHMAWATI,. S.ST KELURAHAN TIBOJONG

KECAMATAN TANETE RIATTANG TIMURKABUPATE BONE

Oleh:Mustar(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK:Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny ”M” dengan Asfiksia Ringan di BPS SriRahmawati, S.ST. Kelurahan Tibojong Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone. Bertujuanagar dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia ringan, dapatmelakukan pengkajian dan analisa data asuhan kebidanan, merumuskan diagnosa/masalahaktual asuhan kebidanan, merumuskan masalah potensial, melaksanakan tindakan segera dankolaborasi, merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhankebidanan, melakukan evaluasi asuhan kebidanan dan melaksanakan pendokumentasianasuhan kebidanan pada bayi Ny “M” dengan asfiksia ringan. Penelitian ini menggunakandesain penelitian quasi experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pre and post testwithout control. Sampel penelitian sebanyak 30 responden yang diambil dengan tehnik consecutivesampling. Responden mendapatkan perlakuan selama 1 kali dengan waktu selama 20 menit.Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji statistik uji Marginal Homegeneity Wilcoxon.Hasil penelitian ini Diagnosa/ masalah aktual pada bayi Ny “M” yaitu a). Bayi cukup bulan,presentase belakang kepala, spontan dengan asfiksia ringan. Diagnosa potensial dalam padabayi Ny ”M” yaitu potensial yaitu terjadinya asfiksia sedang. Tidak ada data yang mendukunguntuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi Ny “M”dalam keadaan stabil yaitu tidak ditemukan adanya tanda-tanda distress pernapasan atauhipotermi. Tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi Ny “M” yaitu menilaikeadaan bayi setelah lahir, membersihkan jalan nafas dengan mengisap lendir, mengeringkandan membungkus bayi, melakukan rangsangan taktil. Pelaksanaan tindakan/implementasikan asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi Ny “M” sesuai denganperencanaan yang telah penulis susun dan tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teoridengan studi kasus. Asuhn kebidanan berpengaruh pada Bayi “M”.

Kata kunci :“Asuhan Kebidanan berpengaruh Bayi Ny ”M” dengan Asfiksia Ringan”

MIDWIFERY CARE IN BABIES NY "M" ASPHYXIA WITH LIGHTIN BPS SRI RAHMAWATI ,. S.ST TIBOJONG VILLAGE

EAST DISTRICT TANETE RIATTANGKABUPATE BONE

By:Mustar(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT:In the Midwifery Care Baby Mrs. "M" with asphyxia Light in BPS Sri Rahmawati,S.ST. Village of Tibojong Eastern District of Tanete Riattang Bone regency. Aiming to carry outmidwifery care in infants with asphyxia light, can carry out a review and analysis of datamidwifery care, formulate diagnoses / actual problems of midwifery care, formulate potentialproblem, implement immediate action and collaboration, plan actions midwifery care,implement actions midwifery care, do evaluation of midwifery care and carry documentationof midwifery care in infants Mrs. "M" with a mild asphyxia. This study uses a research designquasi-experimental using the design of the study pre and post test without control. Theresearch sample of 30 respondents taken with consecutive sampling technique. Respondents

Page 6: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

6

were given preferential treatment during the first time with a time of 20 minutes. Analysis ofthe data in this study using the statistical test. Marginal Homegeneity Wilcoxon test.The results of this study Diagnosis / actual problems in infants Mrs. "M" ie a). Term infants,the percentage back of the head, spontaneous with mild asphyxia. Potential diagnosis ininfants Mrs. "M" is the potential that the occurrence of asphyxia being. There are no data tosupport for immediate action and collaboration with doctors due to the baby's conditionMrs. "M" in a stable state which did not reveal any signs of respiratory distress orhypothermia. Midwifery care actions performed in infants Mrs. "M" that assess the state ofthe baby after birth, clear the airway by sucking mucus, drying and wrapping the baby, dotactile stimuli. Implementation of actions / implement midwifery care is performed on aninfant Mrs. "M" in accordance with the planning that has been collated author and not foundthe gap between theory and case studies. Asuhn obstetrics effect on Baby "M".

Keywords: ”Midwifery Care Baby influential Mrs. "M" with asphyxia Lightweight”.

_______________________________________________________________________A. Latar Belakang

Asfiksia neonatorum merupakankeadaan dimana bayi baru lahir tidakdapat bernapas secara spontan dan teratursegera setelah lahir. Keadaan ini biasanyadisertai dengan keadaan hipoksia danhiperapnu serta sering berakhir denganasidosis. (Sugeng Jitowiyono; 2011).Asfiksia termasuk kasus bayi baru lahirdengan resiko tinggi karena memilikikemungkinan lebih besar mengalamikematian bayi atau menjadi sakit beratdalam masa neonatus. Oleh karena ituasfiksia memerlukan intervensi dantindakan yang tepat untuk meminimalkanterjadinya kematian bayi, yaitu denganpelaksanaan manajemen asfiksianeonatorum pada bayi baru lahir yangbertujuan untuk mempertahankankelangsungan hidup bayi dan membatasigejala sisa berupa kelainan neurologi yangmungkin muncul, dengan kejadian yangdifokuskan pada persiapan resusitasi.(Lutfatul Latifah; 2011). Menurut WordHealth Organization (WHO), setiaptahunnya dari 120 juta bayi baru lahir didunia 1 juta yang meninggal akibat asfiksianeonatorum, secara global 4 juta (33 per1000) bayi lahir mati dan 4 juta (33 per

1000) lainnya meninggal dunia dalam usia30 hari. Kira-kira 3,6 juta (3%) dari 120juta bayi mengalami asfiksia neonatorum,hampir 1 juta (27,78%) bayi meninggal.Sebanyak 98% dari kematian bayi terjadidi Negara-negara berkembang. Sedangkandi Indonesia asfiksia neonatorummerupakan penyebab kematian bayiadalah 41,94%. asfiksia neonatorum.co.id,diakses tanggal 08 Juni 2015).

Laporan dari Survey DemografiKesehatan Indonesia (SDKI) bahwa padatahun 2014 angka kematian dari 1000 bayiyang lahir sebesar 32 kematian/1000kelahiran hidup dan jumlah bayimeninggal di Indonesia karena asfiksiamencapai 160.681 bayi. (http://www.AKIdan AKB Kemenkes Kesehatan Ibu.com,diakses tanggal 08 Juni 2015). Berdasarkandata Dinas Kesehatan Propinsi SulawesiSelatan tahun 2013 sebanyak 146.233kelahiran bayi yang terdiri dari 145.306bayi lahir hidup dan 927 bayi meninggal.Angka kejadian BBLR 28,7%, asfiksia33,1%, tetanus neonatorum 0,44% danpenyebab lain-lain sebesar 33,62%.(https://jornal.kebidanan.datikesselsel.com, diakses tanggal 08 Juni 2015).

Page 7: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

7

Sedangkan data yang diperolehdari Dinas Kesehatan Kabupaten Bonepada tahun 2013 jumlah bayi baru lahirsebanyak 13.471 orang, yang mengalamiasfiksia sebanyak 120 bayi (0,9%) danjumlah kematian bayi 146 orang, yangdisebabkan oleh BBLR 10,9% (16 orang),Asfiksia 10,3% (15 orang), Ikterus 1,4% (2orang), Kongenital 6,8 (10 orang), Infeksi3,4% (5 orang), lain-lain 19,2% (28 orang)dan KJDR 47,9% (70 orang). Sedangkanpada tahun 2014 jumlah bayi baru lahirsebanyak 13. 573 orang, yang mengalamiasfiksia sebanyak 38 bayi (0,3%) danjumlah kematian bayi 128 orang yangdisebabkan oleh BBLR 11,7% (15 orang),Asfiksia 29,7% (38 orang), Ikterus 0,8% (1orang), Kongenitak 2,3% (3 orang),Infeksi 0,8% (1 orang), Lain-lain 16,4%(21 orang) dan KJDR 39,0% (50 orang).

Adapun data yang diperoleh dariBPS Sri Rahmawati, S.ST KelurahanTibojong Kecamatan Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone dalam 2 tahuntrakhir jumlah bayi yang mengalamiasfiksia pada tahun 2013 sebanyak 25 bayi(16,7%) dari 150 jumlah kelahiran bayidan pada tahun 2014 jumlah bayi yangmengalami asfiksia sebanyak 20 bayi(12,7%) dari 158 jumlah kelahiran bayi.Adapun rumusan masalah adalahbagaimana pelaksanaan asuhan kebidananpada bayi Ny “M” dengan asfiksia ringandi BPS Sri Rahmawati, S.ST KelurahanTibojong Kecamatan Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone?

B. Tinjauan Pustaka1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahirdari kehamilan 37 minggu sampai 42minggu dan berat badan 2500 gramsampai 4000 gram. (Wafi N, 2010). Bayi

baru lahir adalah bayi yang baru lahirselama satu jam pertama kelahiran(Dwienda C; 2014). Bayi baru lahir normaladalah bayi yang lahir dalam presentasibelakang kepala melalui vagina tanpamemakai alat, pada usia kehamilan genap37 minggu sampai dengan 42 minggu,dengan berat badan 2500-4000 gram, nilaiapgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. (TeguhSubianto; 2009).

Segera setelah lahir, BBL harusberadaptasi dari keadaan yang sangattergantung menjadi mandiri secarafisiologis. Banyak perubahan yang akandialami oleh bayi yang semula beradadalam lingkungan interna (dalamkandungan Ibu) yang hangat dan segalakebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandunganibu) yang dingin dan segala kebutuhannyamemerlukan bantuan orang lain untukmemenuhinya. Saat dilahirkan, bayi barulahir memiliki prilaku dan kesiapaninteraksi social. Perubahan-perubahanyang akan terjadi pada bayi dibagimenurut karakteristik bialogis yaitua) Sistem kardiovaskuler. Sistem

kardiovaskuler mengalami perubahanyang mencolok setelah bayi lahir.Foramenovale, ductusarterosus, danduktusvenosus menutup. arteriumbilikalis,dan arterihepatika menjadi ligamen.Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, denganvariasi berkisar antara 120 kali/menitsampai 160 kali/menit. Frekuensi saatbayi tidur berbeda dari frekuensi saatbayi bangun. Pada usia satu minggu,frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit saat tidurdan saat bangun 163 kali/menit.Tekanan darah sistolik bayi baru lahirialah 78 mmHg dan tekanan diastolik

Page 8: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

8

rata-rata ialah 42 mmHg. tekanandarah berbeda dari hari ke hari selamabulan pertama kehamilan. Menangisdan bergerak biasanya menyebabkanpeningkatan tekanan darah sistolik.

b) Sistem hematopoesis. Saat bayi lahir,nilai rata-rata hemoglobin (Hb),hematokrit dan Sel darah merah (SDM)lebih tinggi dari nilai normal orangdewasa. Hamoglobin bayi baru lahirberkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl.Hematokrit bervariasi dari 44%sampai 72% dan hitung SDM berkisarantara 5 sampai 7,5 juta/mm

c) Sistem pernapasan. Penyesuaianpaling kritis yang harus dialami bayibaru lahir ialah penyesuaian sistempernapasan. Paru–paru bayi cukupbulan mengandung sekitar 20 mlcairan/kg. Pola pernapasan tertentumenjadi karakteristik bayi baru lahirnormal yang cukup bulan. Setelahpernapasan mulai berfungsi, nafasbayi menjadi dangkal dan tidakteratur, bervariasi dari 30 sampai 60x/menit. Disertai apnea singkat(kurang dari 15 detik). Periode apneasingkat ini paling sering terjadi selamasiklus tidur aktif (Rapid EyeMovement/REM).

d) Sistem ginjal. Bayi baru lahir memilikirentang keseimbangan kimia danrentang keamanan yang kecil. Infeksi,diare, dan pola makan yang tidakteratur secara cepat dapatmenimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasiatau edema. Ketidak maturan ginjaljuga membatasi kemampuan bayibaru lahir untuk mengekskresi obat.Biasanya sejumlah kecil urine terdapatpada kandung kemih bayi saat lahir,tetapi bayi baru lahir memungkinkan

tidak mengeluarkan urine selama 12sampai 24 jam. Berkemih seringterjadi selama periode ini. Berkemih 6sampai 10x dengan warna urine pucatmenunjukan masukan cairan yangcukup. Umumnya, bayi cukup bulanmengeluarkan urine 15 sampai 60 mlper kilogram per hari

e) Sistem gastrointestinal. Bayi baru lahircukup bulan mampu menelan,mencerna, memetabolisme danmengabsorbsiprotein dan karbohidratsederhana, serta mengemulsi lemak.Kecuali amylasepancreas, karakteristikenzim dan cairan pencernaan bahkansudah ditemukan pada bayi yang beratbadan lahirnya rendah.

f) Sistem hepatika. Hati dan kandungempedu dibentuk pada minggukeempat kehamilan. Pada bayi barulahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cmdi bawah batas kanan iga karena hatibesar dan menempati sekitar 40%rongga abdomen.

g) Sistem Imun. Sel-sel yang menyuplaiimunitas bayi berkembang pada awalkehidupan janin. Namun sel ini tidakaktif beberapa bulan. Selama tigabulan pertama kehidupannya, bayidilindungi oleh kekebalan pasif yangditerima dari ibu. Barier alami sepertikeasaman lambung atau produksipepsin dan tripsin yangmempertahankan kesterilanusushalus.

h) Sistem integumen. Semua struktur kulitbayi sudah terbentuk saat lahir tetapimasih belum matang. Epidermis dandermis tidak terikat dengan baik dansangat tipis. Vernikskaseosa jugaberfungsi dengan epidermis danberfungsi sebagai lapisan pelindung.Kulit bayi sangat sensitive dan dapatrusak dengan mudah.

Page 9: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

9

i) Sistem reproduksi. Wanita. Saat lahirovarium bayi berisi beribu-ribuselgerminalprimitif. Genitaliaeksternabiasanya edematosa disertai pigmentasiyang lebih banyak. Pada bayi lahircukup bulan, labia mayora dan minoramenutupi vestibulum.Pria. Testis turunke dalam skrotum pada 90% bayi barulahir laki-laki. Walaupun menurunpada kelahiran bayi prematur. Preputiumyang ketat seringkali dijumpai padabayi baru lahir, Muara uretra dapattertutup prepusium dan tidak daptditarik ke belakang selama tiga sampaiempat tahun. Terdapat rugae yangmelapisi kantong skrotum, dan hidrokel(penimbunan cairan di sekitar testis)sering terjadi dan biasanya akanmengecil tanpa pengobatan.

j) Sistem skelet. Kepala bayi cukup bulanberukuran seperempat panjang tubuh.Lengan sedikit lebih panjang daripadatungkai. Wajah relatif kecil terhadapukuran tengkorak yang jikadibandingkan, lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium dapatmengalami distorsi akibat molase(pembukaan kepala janin akibattumpang tindih tulang-tulang kepala).

k) Sistem neuromuskuler. Pengkajianprilaku saraf (neurobehavioral) neonatusterutama merupakan evaluasirefleksprimitif dan tonus otot. Saat ini,bayi baru lahir cukup bulan dikenalsebagai mahluk yang reaktif, responsifdan hidup. Perkembangan sensori bayibaru lahir dan kapasitas untukmelakukan interaksi sosial danorganisasi diri sangat jelas terlihat.

l) Sistem termogenik. Termogenesis berartiproduksi panas (termo = panas, genesis=asal-usul).Suhu tubuh dipertahankansupaya berada pada batas sempit suhu

tubuh normal dengan memproduksipanas sebagai respon terhadappengeluaran panas. (Teguh Subianto;2009).

2. Asfiksia neonatorumAsfiksia neonatorum adalah

keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapatbernapas secara spontan dan teratur segerasetelah lahir. Keadaan ini biasanya disertaidengan keadaan hipoksia dan hiperkapnuserta sering berakhir dengan asidosis.(Sugeng Jitowiyono; 2011). Asfiksia adalahkeadaan dimana bayi tidak dapat bernapassecara spontan dan teratur segera setelahlahir. (Dwi Maryanti; 2011). Asfiksiaadalah keadaan bayi baru lahir (BBL) tidakbernapas secara spontan dan teratur(Rohani; 2011). Asfiksia adalah keadaanbayi tidak bernapas secara spontan danteratur segera setelah lahir. (JNPK-KR,2008). Adapun penyebab secara umumdikarenakan adanya gangguan pertukarangas atau pengangkutan O2 dari ibu kejanin, pada masa kehamilan, persalinanatau segera setelah lahir. Penyebabkegagalan pernapasan pada bayi: a) Faktoribu; Hipoksia, Usia ibu kurang dari 20tahun atau lebih dari 35 tahun, Gravidempat atau lebih, sosial ekonomirendah.Penyakit pembuluh darah ibu yangmengganggu pertukaran gas janin,misalnya hipertensi, hipotensi, gangguankontraksiuterus dan lain-lain. b). Faktorplasenta; Plasenta tipis, Plasenta kecil,Plasenta tak menempel, Solutionplasenta,Perdarahan plasenta. c). Faktor nonplasenta; Premature, IUGR, Gemelli, Talipusat menumbung, Kelainan kongenital.d). Faktor pesalinan; Partus lama, Partustindakan. (Sugeng Jitowiyono; 2011).

Page 10: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

10

3. PatofisologiBernapas merupakan pengambilan

udara masuk berupa oksigen (O2) kedalam paru-paru yang disebut prosesinspirasi dan mengeluarkannya kembalidalam bentuk karbon dioksida (CO2).Pada sistem pernapasan ekternal O2 didalam elveolus masuk ke kapiler arteridarah dengan cara berdifusi. Proses difusiini dapat berlangsung karena perbedaantekanan parsial antara O2 dalam alveolusdengan O2 dalam kapiler darah. Tekananparsial O2 dalam alveolus lebih tinggidibanding O2 dalam kapiler darah. Prosesdifusi akan terjadi dari daerah yangbertekanan parsial tinggi ke daerah yangbertekanan parsial rendah. Di dalamkapiler arteri darah O2 kemudian akandiikat oleh hemoglobin. Pernapasanspontan bayi baru lahir bergantungkepada kondisi janin pada masa kehamilandan persalinan. Proses kelahiran sendiriselalu menimbulkan asfiksia ringan yangbersifat sementara pada bayi (asfiksiatransien), proses ini dianggap sangat perluuntuk merangsang kemoreseptor pusatpernafasan agar terjadi “Primary gasping”yang kemudian akan berlanjut denganpernapasan. Bila terdapat gangguaanpertukaran gas/pengangkutan oksigenselama kehamilan dan persalinan akanterjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaanini akan mempengaruhi fungsi sel tubuhdan bila tidak teratasi akan menyebabkankematian. Kerusakan dan gangguan fungsiini dapat reversibel/tidak tergantungkepada berat dan lamanya asfiksia.Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatuperiode apnu (Primary apnea) disertaidengan penurunan frekuensi jantungselanjutnya bayi akan memperlihatkanusaha bernafas (gasping) yang kemudiandiikuti oleh pernafasan teratur. Pada

penderita asfiksia berat, usaha bernafas initidak tampak dan bayi selanjutnya beradadalam periode apnu kedua (Secondaryapnea). Pada tingkat ini ditemukanbradikardi dan penurunan tekanan darah.

Pada tingkat pertama danpertukaran gas hanya menimbulkanasidosis respiratori. Pada tingkatselanjutnya akan terjadi perubahankardiovaskuler yang disebabkan olehhilangnya sumber glikogen dalam jantungakan mempengaruhi fungsi jantungterjadinya asidosis metabolik akanmengakibatkan menurunnya sel jaringantermasuk otot jantung sehingamenimbulkan kelemahan jantung danpengisian udara alveolus yang kurangadekuat akan menyebabkan tingginyaresistensinya pembuluh darah parusehingga sirkulasi darah ke paru dankesistem tubuh lain akan mengalamigangguan. Kerusakan sel otak yang terjadimenimbulkan kematian atau gejala sisapada kehidupan bayi selanjutnya (AnikMuryunani; 2009).

Klasifikasi kliniks yaitu Asfiksiaringan; Skor APGAR 7-9. Bayi dianggapsehat, dan tidak memerlukan tindakanistimewa. Asfiksia sedang, Skor APGAR4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihatfrekuensi tentang lebih dari 100/menit,tonus otot kurang baik atau baik, sianosis,reflek iritabilitas tidak ada. Asfiksia berat,Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisikditemukan frekuensi jantung kurang dari100/menit, tonus otot buruk, sianosisberat, dan kadang-kadang pucat, reflekiritabilitas tidak ada, pada asfiksia denganhenti jantung yaitu bunyi jantung fetusmenghilang tidak lebih dari 10 menitsebelum lahir lengkap atau bunyi jantungmenghilang post partum pemeriksaanfisik sama asfiksia berat (Hanifa

Page 11: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

11

Wiknjosastro; 2007).Diagnosa asfiksiayang terjadi pada bayi biasanya merupakankelanjutan dari anoksia/hipoksia janin.Diagnosa anoksia/ hipoksia janin dapatdibuat dalam persalinan denganditemukannya tanda-tanda gawat janin.Ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu:a). Denyut jantung janin. Peningkatankecepatan denyut jantung umumnya tidakbanyak artinya, akan tetapi apabilafrekuensi turun sampai kebawah 100 kaliper menit di luar his, dan lebih-lebih jikatidak teratur, hal itu merupakan tandabahaya, b). Mekonium dalam air ketuban.Mekonium pada presentase sungsangtidak ada artinya, akan tetapi padapresentasi kepala mungkin menunjukkangangguan oksigenasi dan harusdiwaspadai. Adanya mekonium dalam airketuban pada presentase kepala dapatmerupakan indikasi untuk mengakhiripersalinan bila hal itu dapat dilakukandengan mudah, dan pemeriksaan pHdarah janin. Dengan menggunakanamnoiskop yang dimasukkan lewat serviksdibuat sayatan kecil pada kulit kepalajanin, dan diambilkan contoh darah janin.Darah ini diperiksa pH-nya. Adanyaasidosis menyebabkan turunnya pH,apabila pH itu turun sampai bawah 7,2 halitu dianggap sebagai tanda bahaya gawatjanin mungkin disertai asfiksia (HanifaWiknjosastro; 2007). Sedangkan menurutManuaba untuk dapat menegakkandiagnosis gawat janin dapat ditetapkandengan pemeriksaan denyut jantung janin.Denyut jantung janin normalnya antara120 dan 160 kali per menit. Terjadinyagawat janin menimbulkan perubahandenyut jantung janin (Ida AyuChandranita; 2010).

Membersihkan jalan napasdengan penghisap lendir dan kasa steril

(cara penatalaksanaan lihat pada bayinormal). Pengisapan lender (Gunakan alatpenghisap lendir mulut (De Lee)/alat lainyang steril, bila menggunakan pengisaplendir de lee jagan memasukkan ujungpengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm) kedalam mulut dan lebih dari 3 cm ke dalamhidung) karena dapat menyebabkandenyut jantung bayi melambat atau hentinapas bayi, segera lakukan usahamenghisap mulut dan hidung, memantauusaha napas yang pertama, warna kulit,adanya cairan/mekonium dalamhidung/mulut harus diperhatikan. Potongtali pusat dengan teknik aseptik dandengan antiseptic). (Sugeng Jitowiyono;2011).

4. Proses Asuhan KebidananAsuhan Kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakansebagai metode untuk mengorganisasikanpikiran dan tindakan berdasarkan teoriilmiah, temuan, keterampilan dalamrangkaian/ tahapan yang logis untukmengambil suatu keputusan yang terfokuspada klien (Nurul Jannah; 2012). Asuhankebidanan adalah merupakan suatumetode atau bentuk pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam memberikanasuhan kebidanan. (Ummi Hani; 2011).Manajemen asuhan kebidanan adalahproses pemecahan masalah yangdigunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan teori ilmiah, temuan sertaketerampilan dalam rangkaian atautahapan yang logis untuk mengambil suatukeputusan yang terfokus pada pasien. (AriSulistyawati; 2013). Menurut HelenVarney(2007) proses asuhan kebidanan terdiridari tujuh langkah asuhan kebidanan yangdimulai dengan pengumpulan data dasar

Page 12: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

12

dan diakhiri dengan evaluasi asuhankebidanan. Ketujuh langkah terdiri darikeseluruhan kerangka kerja yang dapatdipakai dalam segala situasi.Langkahtersebut adalah sebagai berikut :1) Langkah I Pengkajian dan Analisa

Data. Pada langkah pertama inidikumpulkan semua informasi yangakurat dan lengkap dari berbagaisumber yang berkaitan dengankondisi klien. Pengumpulan datadilakukan melalui anamnesis.Anamnesis adalah pengkajian dalamrangka mendapatkan data tentangpasien melalui pengajuanpertanyaan-pertanyaan. Anamnesisdapat dilakukan dengan cara autoanamnesis (anamnesis yangdilakukan langsung pada pasien), dancara allo anamnesis (anamnesis yangdilakukan kepada keluarga pasien)untuk memperoleh data tentangpasien. (Ari Sulistyawati; 2013).

2) Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual. Pada langkah ini,dilakukan identifikasi yang benarterhadap diagnosis atau masalah dankebutuhan klien berdasarkaninterpretasi yang benar atas datayang dikumpulkan. Data dasar yangdikumpulkan akan diinterpretasikansehingga ditemukan masalah ataudiagnosis yang spesifik. Istilahmasalah digunakan dan diagnosisdigunakan karena beberapa masalahtidak dapat diselesaikan sepertidiagnosis. (Wafi Nur Muslihatun;2010).

3) Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial. Pada tahap inikita mengidentifikasi masalah ataudiagnosis potensial lain berdasarkanrangkaian masalah yang lain juga.

Pada langkah ini membutuhkanantisipasi, bila memungkinkandilakukan pencegahan, sambil terusmengamati kondisi klien. Bidandiharapkan dapat bersiap-siap biladiagnosis atau masalah potensialbenar-benar terjadi. (Ari Sulistyawati;2013).

4) Langkah IV Tindakan Emergensi,Kolaborasi dan Konsultasi. Padalangkah ini bidan menetapkankebutuhan terhadap tindakan segera,melakukan konsultasi, kolaborasidengan dokter berdasarkan kondisiklien. Pada langkah inimengidentifikasi perlunya tindakansegera oleh bidan atau dokter untukdikonsultasikan atau ditanganibersama dengan tim kesehatan yanglain sesuai dengan kondisi klien.(Ummi Hani; 2011).

5) Langkah V. Rencana Tindakan. Padalangkah ini, direncanakan asuhanyang menyeluruh yang ditentukanoleh langkah sebelumnya. Langkahini merupakan kelanjutanmanajemen terhadap diagnosis ataumasalah yang telah diidentifikasi ataudiantisipasi. Pada langkah ini,informasi atau data yang tidaklengkap dapat dilengkapi.Rencanaasuhan yang menyeluruh tidak hanyameliputi apa yang sudahteridentifikasi dari kondisi klien ataudari setiap masalah yang berkaitan,tetapi juga dari kerangka pedomanantisipasi terhadap wanita tersebuttentang apa yang akan terjadiberikutnya, apakah dibutuhkanpenyuluhan masalah social-ekonomi,budaya, atau psikologis. (Wafi NurMuslihatun; 2010).

Page 13: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

13

6) Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan. Pada langkah inidilakukan pelaksanaan asuhanlangsung secara efisien dan aman.Pelaksanaan rencana tindakanasuhan kebidanan ini bisa dilakukanseluruhnya oleh bidan atau sebagianlagi oleh klien atau anggota timkesehatan lainnya. Walaupun bidantidak melakukannya sendiri, ia tetapmemikul tanggungjawab untukmengarahkanpelaksanaannya.Meskipun bidanberkolaborasi dengan dokter untukmenangani klien yang mengalamikomplikasi, bidan tetap bertanggungjawab dalam manajemen asuhanklien untuk terlaksananya rencanaasuhan bersama. Asuhan yangefesien akan menyangkut waktu danbiaya serta meningkatkan mutu danasuhan klien. Kaji ulang apakahsemua rencana asuhan telahdilaksanakan. (Ummi Hani; 2011).

7) Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan. Pada langkah ini,dilakukan evaluasi keefektifan asuhanyang sudah diberikan meliputipemenuhan kebutuhan bantuan yangdiidentifikasi dalam masalah dandiagnosis. Rencana tersebut dapatdianggap efektif jika pelaksanaannyaefektif. Ada kemungkinan rencanatersebut efektif, sedang sebagai yanglain belum efektif. Mengingat prosesasuhan ini merupakan suatukontinuitas, perlu mengulang kembalidari awal setiap asuhan yang tidakefektif melalui proses asuhankebidanan untuk mengidentifikasimengapa proses asuhan kebidanantidak efektif serta melakukan

penyesuaian pada rencana asuhantersebut. (Ummi Hani; 2011).

B. Metode PenelitianJenis penelitian ini menggunakan

penelitian eksperimen semu (quasiexperiment) dengan menggunakanrancangan penelitian pre and post test withoutcontrol, pada desain ini peneliti hanyamelakukan intervensi pada satu kelompoktanpa pembanding. Efektifitas perlakuandinilai dengan cara membandingkan nilaipost test dan pre test (Kelana KusumaDharma, 2011). Adapun populasi dalampenelitian ini sejumlah 315 lansia laki-lakiyang berada di Dusun tersebut. Sampeladalah sekelompok individu yangmerupakan bagian dari populasiterjangkau dimana peneliti langsungmengumpulkan data atau melakukanpengamatan atau pengukuran pada unitini. Sampel yang baik adalah sampel yangdapat mewakili sebanyak mungkinkarakteristik populasi. Kemampuanpeneliti dalam memilih dan menyeleksisampel sangat menentukan validitaseksternal suatu penelitian (Dharma, 2011).Sampel adalah sebagian dari keseluruhanobjek yang diteliti dan di anggap mewakiliseluruh populasi (setiadi, 2013).Sedangkan sampel ebanyak 30 lansia laki-laki.

Instrumen pengumpulan datadalam penelitian ini menggunakankuesioner yaitu alat ukur yang dipakaidalam pengumpulan data adalah metodeobservasi dan wawancara. Sedangkantehnik pengumpulan data. Data adalahhimpunan angka yang merupakan nilaidari unit sampel kita sebagai hasilmengamati atau mengukur. Ada 3 caradalam memperoleh data yaitu data primer,data sekunder, dan data tersier (Setiadi,

Page 14: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

14

2013). Tehnik Pengelolaan menjadi 6tahap, yaitu: Editing (memeriksa), Coding(memberi tanda kode), Processing, Cleaning.Analisa data dilakukan analisa data denganperhitungan statistik dengan cara analisisunivariat, data yang diperoleh dari hasilpengumpulan dapat disajikan dalambentuk tabel distribusi frekuensi, ukurantendensi sentral atau grafik (Saryono,2013). Analisa univariat dilakukanterhadap tiap variabel dari hasil penelitian.Analisis ini menghasilkan distribusi danpresentase dari tiap variabel yang diteliti.Analisa bivariat merupakan analisis untukmengetahui interaksi dua variabel, baikberupa komparatif, asosiatif maupun korelatif(Saryono, 2013). Analisa Bivariatdilakukan untuk melihat hubungan tiap-tiap variabel bebas dan variabel terikat.Analisa bivariat dalam penelitian inidilakukan untuk mengetahui pengaruhkompres air hangat terhadap penurunannyeri betis pada lansia dengan melihatpretest dan posttest. Analisis inimenggunakan uji statistik uji MarginalHomogeneity Wilcoxon.

C. PembahasanPada pembahasan akan diuraikan

mengenai kesenjangan yang terjadi antarakonsep dasar tinjauan pustaka dengantinjauan kasus dalam pelaksanaan prosesAsuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “M”Dengan Asfiksia Ringan di BPS SriRahmawati, S.ST., Kelurahan TibojongKecamatan Tanete Riattang TimurKabupaten Bone. Untuk memudahkanpembahasan, maka penulis akanmembahas berdasarkan pendekatanmanajemen asuhan kebidanan dengantujuh langkah sebagai berikut:

1) Langkah I Pengkajian dan AnalisaData

Pada tahap ini, penulis tidakmenemukan hambatan yang berarti,karena pada saat pengumpulan data baikpasien maupun keluarganya dan bidanyang ada di ruangan dapat memberikaninformasi secara jelas dan terbukasehingga memudahkan penulis untukmemperoleh data-data yang diinginkansesuai dengan permasalahan yangdiangkat. Adapun tanda dan gejala bayidengan asfiksia ringan dalam tinjauanpustaka adalah pernapasan cuping hidung,pernapasan cepat, nadi cepat, sianosis.(Sugeng Jitowiyono; 2011) Sedangkanpada studi kasus Asuhan Kebidanan PadaBayi Ny “M” yaitu pernapasan cupinghidung, frekuensi napas 30 x/menit, adasekret menghalangi pernapasan, padamulut terdapat lendir. Dari data yangdiperoleh antara tinjauan pustaka denganstudi kasus tidak ditemukan adanyakesenjangan yang berarti.

2) Langkah II Identifikasi Diagnosa /Masalah Aktual

Menegakkan suatu diagnosa ataumasalah kebidanan harus berdasarkanpendekatan asuhan kebidanan yangdidukung oleh data subjektif maupun dataobjektif yang diperoleh dari hasilpengkajian yang dilakukan. Pada tinjauanpustaka dikatakan diagnosa/masalahaktual yang sering terjadi pada bayiAsfiksia adalah masalah pernapasancuping hidung, pernapasan cepat, sianosis.(Sugeng Jitowiyono; 2011). Berdasarkandata subjektif dan data objektif yangdidapatkan maka penulis menegakkandiagnosa/masalah aktual yaitu bayi lahircukup bulan, presentase belakang kepala,lahir spontan, dengan asfiksia ringan. Bayi

Page 15: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

15

Ny “M” mengalami pernapasan cupinghidung, pernapasan cepat dan sianosispada ekstremitas bawah. Dari data yangdiperoleh dari tinjauan pustaka maupundari pengkajian tidak terdapat perbedaanyang berarti pada kasus Bayi Ny “M”.

3) Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah antisipasi diagnosa/masalah potensial akan dibahas tentangkemungkinan terjadinya hal yang lebihfatal akibatnya apabila apa yang terjadipada masalah aktual tidak segeraditangani. Pada tinjauan pustakadidapatkan bahwa bayi baru lahir denganAsfiksia dapat beresiko asfiksia sedang.(Sugeng Jitowiyono; 2011).Sedangkanpada kasus Bayi Ny “M” Dengan AsfiksiaRingan di BPS Sri Rahmawati, S.ST.,Kelurahan Tibojong Kecamatan TaneteRiattang Timur Kabupaten Bone.Berdasarkan data yang diperoleh olehpenulis yaitu antisipasi terjadi asfiksiasedang.Antara teori dengan tinjauan kasustidak ditemukan adanya kesenjangan yangberarti.

4) Langkah IV Tindakan Emergensi,Kolaborasi dan Konsultasi

Tindakan segera yang diberikanpada kasus ini, terdapat persamaan yangditemukan pada teori. Adapun tindakanyang diberikan sesuai dengan keadaan bayiyaitu membersihkan jalan napas denganmengisap lendir dan kasa steril,rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki, mengelus-elus dada, perutatau punggung, pertahankan suhu tubuh.(Sugeng Jitowiyono; 2011).Sedangkanpada kasus bayi Ny “M” setelah didiagnosis asfiksia ringan maka tindakansegera yang dilakukan adalah nilai usaha

pernapasan, atur posisi kepala denganposisi fleksi pada saat mengisap lendir,lakukan rangsangan taktil dan menjagasuhu tubuh bayi. Antara tinjauan pustakadan yang didapatkan pada studi kasus bayiNy “M” menunjukkan adanya kesamaandan tidak ditemukan adanya kesenjangan.

5) Langkah V Rencana TindakanPerencanaan adalah suatu proses

rencana tindakan berdasarkan identifikasimasalah saat sekarang dan antisipasimasalah yang akan terjadi. Pada tahapperencanaan penulis membuat asuhankebidanan pada ibu mulai dari tujuan yanghendak dicapai serta kriteria keberhasilandan intervensi. Pada tinjauan pustakatindakan yang dapat dilakukan pada bayiAsfiksia adalah pengaturan pernapasan.Sedangkan rencana tindakan pada Bayi Ny“M” Dengan Asfiksia Ringan di BPS SriRahmawati, S.ST., Kelurahan TibojongKecamatan Tanete Riattang TimurKabupaten Bone yaitu menilai keadaanbayi setelah lahir, membersihkan jalannafas dengan mengisap lendir,mengeringkan dan membungkus bayi,melakukan rangsangan taktil, melakukanperawatan tali pusat. Dari uraian tersebutnampak adanya persamaan antara teoritinjauan pustaka dengan studi kasus padaBayi Ny ”M” dan tidak ditemukan adanyakesenjangan yang berarti.

6) Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan

Rencana asuhan kebidanan telahdilaksanakan seluruhnya di BPS SriRahmawati, S.ST., Kelurahan TibojongKecamatan Tanete Riattang TimurKabupaten Bone. Penulis tidakmenemukan hambatan yang berarti karena

Page 16: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

16

adanya kerjasama dan penerimaan yangbaik dari ibu dan keluarga.

7) Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan

Proses evaluasi merupakanlangkah akhir dari proses asuhankebidanan. Dimana pada tahap ini menilaiadanya kemajuan atau keberhasilan dalammengatasi masalah yang dihadapi olehpasien. Tehnik evaluasi dilaksanakanmelalui anamnese, pemeriksaan fisikmeliputi inspeksi, palpasi, perkusi danauskultasi. Adapun hasil evaluasi yangdilakukan pada Ny “M” Dengan AsfiksiaRingan di BPS Sri Rahmawati, S.ST.,Kelurahan Tibojong Kecamatan TaneteRiattang Timur Kabupaten Bone yaitubayi dapat menangis dengan baik, suhutubuh 36,5 0C, klien sudah bisa menyusuipada ibunya dan tidak ditemukan adanyadistress pernapasan.

D. KesimpulanSetelah penulis mempelajari teori dan

pengalaman langsung dari lahan praktekmelalui studi kasus tentang AsuhanKebidanan Pada Bayi Ny “M” DenganAsfiksia Ringan di BPS Sri Rahmawati,S.ST., Kelurahan Tibojong KecamatanTanete Riattang Timur Kabupaten Bone,maka penulis dapat menarik kesimpulandan saran sebagai berikut :1. Pada pengkajian tanda dan gejala bayi

Asfiksia yang diuraikan dalam teorisama seperti yang dialami oleh bayiNy “M” yaitu pernapasan cupinghidung, frekuensi napas 30 x/menit,Apgar Score segera setelah lahir: 7/9,ada sekret menghalangi pernapasan,mulut terdapat lendir, tali pusat masihbasah.

2. Diagnosa/ masalah aktual pada bayiNy “M” yaitu bayi cukup bulan,presentase belakang kepala, spontandengan asfiksia ringan. Diagnosapotensial dalam pada bayi Ny ”M”yaitu potensial yaitu terjadinya asfiksiasedang. Tidak ada data yangmendukung untuk melakukantindakan segera dan kolaborasidengan dokter karena kondisi bayi Ny“M” dalam keadaan stabil yaitu tidakditemukan adanya tanda-tandadistress pernapasan atau hipotermi.

3. Tindakan asuhan kebidanan yangdilakukan pada bayi Ny “M” yaitumenilai keadaan bayi setelah lahir,membersihkan jalan nafas denganmengisap lendir, mengeringkan danmembungkus bayi, melakukanrangsangan taktil. Pelaksanaantindakan/ implementasikan asuhankebidanan yang dilakukan pada bayiNy “M” sesuai dengan perencanaanyang telah penulis susun dan tidakditemukan adanya kesenjangan antarateori dengan studi kasus. Hasilevaluasi yang dilakukan pada Bayi Ny”M” yaitu bayi dapat menangisdengan baik, suhu tubuh 36,50 C,klien sudah bisa menyusui padaibunya dan tidak ditemukan adanyadistress pernapasan. Segala tindakanasuhan kebidanan yang telah penulislaksanakan pada bayi Ny “M”didokumentasikan dengan baik dantidak ada kesenjagan antara teoridengan studi kasus.

E. ImplikasiBerdasarkan uraian tersebut di atas,

maka disampaikan implikasi sebagaiberikut :

Page 17: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

17

1. Bagi Institusi Pendidikan. Mengingatkasus bayi Asfiksia adalah masalahkebidanan yang lazim terjadi, makadiharapkan bagi institusi agarsenantiasa meningkatkan mutupendidikan dan penerapan asuhankebidanan, terkhusus dalampemecahan masalah bayi Asfiksiakarena masalah tersebut sangatlahberesiko tinggi.

2. Bagi Tempat Pengambilan Kasus.Diharapkan penyediaan sarana danprasarana penunjang dalampelaksanaan asuhan kebidanansehingga dapat mencapai hasil yangoptimal dalam pelaksanaan asuhankebidanan. Sedangkan tenagakesehatan sebaiknya meningkatkanmutu pelayanan dalam melaksanakanasuhan kebidanan terkhusus pada bayilahir dengan Asfiksia agar dapatmengurangi angka kematian bayi. Dankepada klien diharapkan kerja samayang baik dari ibu klien dankeluarganya agar dalam pelaksanaanasuhan kebidanan dilakukan secarakomprehensif dan sistematis sehinggamemudahkan dalam menganalisakasus.

DAFTAR PUSTAKA

Anik Muryunani, Nurhayati. 2009. AsuhanKegawatdaruratan dan Penyulit PadaNeonatus, Cetakan I. Jakarta: CV.Trans Media.

Aris Sulistyawati, 2013. Asuhan KebidananPada Masa Kehamilan, Edisi Revisi,Cet V; Jakarta: Salemba Medika.

Dwi Maryanti, Sujianti, 2011. Buku AjarNeonatus, Bayi dan Balita, Cet I;Jakarta: Trans Info Media Jakarta.

Dwienda R, Octa, dkk, 2014. Buku AjarAsuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah UntukPara Bidan, Edisi I, Cet I;Yogyakarta: Deepublish CV BudiUtama.

Hanifa Wiknjosastro. 2007. IlmuKebidanan. Edisi III, Cetakan IX.Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

http://www.jurnalbidandiah. asfiksianeonatorum.co.id, diakses tanggal08 Juni 2015.

http://www.aki dan akb kemenkeskesehatan ibu.com, diaksestanggal 08 Juni 2015.

https://jornal.kebidanan.datikesselsel.com,diakses tanggal 08 Juni 2015/

Ida Ayu Chandranita Manuaba. 2010. IlmuKebidanan, Penyakit Kandungan,Dan KB, Untuk Pendidikan Bidan,Edisi II. Jakarta: Perpustakannasional.

Jannah Nurul, 2012. Buku AsuhanKebidanan Kehamilan.Edisi I,Jakarta: CV Andi Offset.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. 2008.Asuhan Persalinan Normal &Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta:Buku acuan & Panduan.

Lutfatul Latifah. 2011. http://jurnalstikesdutagama.ac.id.Ilmu_Keseha (The Influence Of SizeUpper Arm Circumference).Stikes Duta Gama. diunduh padatanggal 07 April 2015.

Muslihatun Wafi Nur, 2010. AsuhanNeonatus, Bayi dan Balita, CetakanI. Yokyakarta; Fitramaya.

Page 18: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

18

Rohani, Reni S, Marisah, 2011. AsuhanKebidanan Pada Masa Persalinan,Jakarta: Salemba Medika.

Sugeng Jitowiyono, Weni K, 2011. AsuhanKeperawatan Neonatus dan Anak,Cet II; Yogyakarta: Nuha Medika.

Teguh Subianto. 2009. http://jurnal.akbid

alhikmah.ac.id.Hubungan PersalinanDengan Asfiksiadiunduh tanggal07 April 2015.

Ummi Hani, 2011. Asuhan Kebidanan PadaKehamilan Fisiologi, Cet. III;Jakarta: Salemba Medika.

Page 19: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

19

STRATEGI PEMBINAAN ANAK TUNA RUNGU DALAMPENGEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL

(Studi Kasus di SLB Negeri Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai)Oleh: Syamsuddin. AB

(Dosen UIN Alauddin Makassar-Gowa)

ABSTRAK; Strategi Pembinaan Anak Tuna Rungu Dalam Pengembangan Interaksi Social (StudiKasus di SLB Negeri Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai). Tujuan dari penelitian ini untukmengetahui bagaimana strategi pembinaan anak tuna rungu dalam pengembangan interaksisosial di Sekolah Luar Biasa Negeri Sinjai serta faktor-faktor apa saja yang menghambatproses pembinaan anak tuna rungu dalam pengembangan interaksi sosial di Sekolah LuarBiasa Negeri Sinjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah menggunakan jenispenelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi dan pendekatan pekerjaan sosial, dan teknikpengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis datayang dilakukan dengan reduksi data, display data, analisis perbandingan dan penarikankesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembinaan anak tuna rungu dalampengembangan interaksi sosial di Sekolah Luar Biasa Negeri Sinjai yaitu memakai bahasabibir dan bahasa isyarat, adapun faktor penghambat pembinaan anak tuna rungu dalampengembangan interaksi sosial yaitu kurangnya minat belajar dalam kelas, suasana hati siswayang suka berubah dan terdapat dua kelas dalam satu ruangan. Implikasi penelitian inidiharapkan agar pihak Sekolah Luar Biasa Negeri Sinjai dapat menghadirkan media yanglebih bervariasi agar tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar dapat tercapai secaramaksimal, diharapkan kepada guru di bidang tuna rungu agar lebih memotivasi siswanyauntuk membangkitkan semangat dalam proses belajar mengajar serta adanya penambahankelas agar peserta didik dengan tingkat kebutuhan yang berbeda dapat dipisahkan sehinggaproses pembelajaran dapat berlangsung efektif.

Kata kunci :“Interaksi Social Merupakan Strategi Pembinaan Anak Tuna Rungu”

DEAF CHILDREN COACHING STRATEGY INDEVELOPING SOCIAL INTERACTION

(SLB Case Study in North Sinjai, Sinjai district)By: Syamsuddin AB

(Lecturer UIN Alauddin Makassar Gowa)

ABSTRACT; Strategy Development of Children of Deaf in the Development of Interaction Social (CaseStudy in SLB District of North Sinjai, Sinjai). The purpose of the study is to examine how thestrategy coaching deaf children in the development of social interaction Foreign Schools inSinjai and any factors which could hinder the development of deaf children in thedevelopment of social interaction in the School of Foreign Extraordinary Sinjai. The methodused in this study, is to use the qualitative research approach of sociology and social workapproach, and techniques of data collection is done through observation, interviews, anddocumentation. Data analysis was performed with data reduction, data display, comparativeanalysis and conclusion.

The results indicate that strategy coaching deaf children in the development of socialinteraction in the Schools of Foreign Sinjai which uses the language of the lips and signlanguage, while the factors inhibiting the development of children tuna Accessible in thedevelopment of social interaction, namely the lack of interest in learning in the classroom,students like mood changed and there are two classes in one room. The implications of this

Page 20: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

20

study are expected in order for the Special School of Foreign Sinjai can deliver media morevaried for the purpose of learning or basic competence can be achieved to the maximum, itis expected that teachers in the field of deaf order to further motivate their students togenerate excitement in the learning process as well as the addition of the class so thatlearners with different levels of need can be separated so that learning can take placeeffectively.

Keywords: Social Interaction Is A Child Development Strategy TunaAccessible

_______________________________________________________________________A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia sebagaimakhluk sosial, manusia menunjukkanbahwa selalu ingin berhubungan danberinteraksi dengan orang lain. Hal inikarena manusia dapat berkembang denganlingkungannya karena ada manusialainnya. Manusia ingin mengungkapkanperasaan, keinginan hatinya danpikirannya masing-masing dengan carakomunikasi. Komunikasi sebagaimanifestasi atau pernyataan sosial yangmeliputi semua fenomena dan aktifitasyang berkaitan dengan interaksi apakahilmu bahasa atau ilmu bukan bahasa.Seseorang dapat berinteraksi komunikasioleh adanya bahasa.Bahasa merupakanalat komunikasi yang dipergunakanmanusia dalam mengadakan hubungandengan sesamanya. Hal ini berarti bilasekelompok manusia memiliki bahasayang sama, maka mereka akan dapat salingbertukar pikiran mengenai segala sesuatuyang dialami secara konkret maupun yangabstrak. Tanpa mengenal bahasa yangdigunakan suatu masyarakat, kita sukarmengambil bagian dalam kehidupan sosialmereka, sebab hal tersebut terutamadilakukan dengan media bahasa. Dengandemikian bila kita memiliki kemampuanberbahasa berarti kita memiliki mediauntuk berkomunikasi.

Manusia dan masyarakat adalahdua hal yang tidak dapat dipisahkan, hal

ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti melakukan interaksisosial dengan manusia yang lain disekitarnya yang seyogyanya disebutsebagai masyarakat. Manusia sebagaimakhluk sosial selalu memerlukankebersamaan dengan orang lain. Demikianpula anak tuna rungu, ia tidak terlepas darikebutuhan tersebut. Akan tetapi karenamereka memiliki kelainan dalam segi fisik,biasanya akan menyebabkan suatukelainan dalam penyesuaian diri terhadaplingkungan. Pada umumnya lingkunganmelihat mereka sebagai seseorang yangkurang berkarya. Penilaian lingkunganyang demikian, anak tuna rungu merasabenar-benar kurang berharga danpenilaian dari lingkungan yang demikianjuga memberikan pengaruh yang besarterhadap perkembangan fungsi sosialnya.Hambatan dalam perkembangan sosial inimengakibatkan pula pertambahanminimnya penguasaan bahasa dankecenderungan menyendiri serta memilikisifat egosentris.

Diantara ujian yang kerap dialamioleh sebagian manusia adalah kekuranganpada fungsi bagian organ tubuh, sepertikurang dalam pendengaran, penglihatandan penciuman. Seperti halnya anak tunarungu adalah seseorang yang mengalamikekurangan atau kehilangan kemampuanmendengar baik sebagian atau seluruhnyayang diakibatkan tidak berfungsinya alat

Page 21: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

21

pendengaran, sehingga tidak dapatmenggunakan alat pendengaran dalamkehidupan sehari-hari, yang berdampakkehidupannya secara kompleks terutamakemampuan berbahasa sebagai alatberkomunikasi. Gangguan pendengaransangat memengaruhi perkembanganbahasa bagi anak tuna rungu karena tidakberfungsinya alat pendengaran baiksebagian atau seluruhnya sehinggamenghambat komunikasi.

Komunikasi menjadi aktivitasyang tidak terelakkan dalam kehidupansehari-hari. Komunikasi memainkanperanan penting dalam kehidupanmanusia. Hampir setiap saat kita bertindakdan belajar dengan dan melaluikomunikasi. Komunikasi merupakanmedium penting bagi pembentukan ataupengembangan pribadi dan untuk kontaksosial. Melalui komunikasi seseorangtumbuh dan belajar, menemukan dirisendiri dan orang lain, bergaul,bersahabat, mencintai atau mengasihiorang lain dan sebagainya.Dalamkomunikasi antarpribadi tidak hanyatertuju pada pengertian melainkan adafungsi dari komunikasi antarpribadi itusendiri. Fungsi komunikasi adalahberusaha meningkatkan hubungan insani,menghindari, dan mengatasi konflikpribadi, mengurangi ketidakpastiansesuatu, serta berbagi pengetahuan danpengalaman dengan orang lain. Hafied HCangara;2006;h56). Dalam kegiatanapapun komunikasi antar pribadi tidakhanya memiliki ciri maupun karaktertertentu, tetapi juga memiliki tujuan agarkomunikasi antar pribadi tetap berjalandengan baik. Di era yang modern inisangatlah penting bagi setiap individuuntuk memahami maupun mengenalkonsep diri. Namun bagaimana dengan

mereka yang lahir dengan keterbatasanfisik. Padahal hidup mestilah dihormatibagaimanapun wujudnya bagi setiaporang, pada dasarnya tidak ada seorangpun di dunia yang menginginkan dirinyadilahirkan dalam keadaan cacat. Keadaancacat tersebut dapat menjadikan manusiamerasa rendah diri, bahkan merasa tidakberguna, dan selalu bergantung padabantuan dan belas kasihan orang lain.Penyandang cacat pada umumnyamemiliki keterbatasan tertentu sesuaidengan jenis cacatnya, begitu juga denganpenyandang tuna rungu.

Keterbatasan dalam pendengaranyang dialami oleh para penyandang tunarungu adalah salah satu masalah besaryang dialami mereka dalam menjalanikehidupan yang penuh dengan informasidan teknologi, karena akibatketunarunguannya, mereka sulitmengembangkan kemampuan berbahasauntuk berkomunikasi secara efektif dankreatif. Salah satu faktornya adalah inderapendengarannya tidak dapat dimanfaatkansecara penuh, sehingga ini merupakankendala dalam mengembangkankepribadian, kecerdasan, danpenampilannya sebagai makhluksosial.Oleh karena itu pendidikan wajibdiperoleh siapa saja, termasuk juga orangyang berkelainan khusus. Amanat hak ataspendidikan bagi penyandang kelainanditetapkan dalam Undang-Undang No.20Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional pasal 32 disebutkan bahwa:Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa)merupakan pendidikan bagi peserta didikyang memiliki tingkat kesulitan dalammengikuti proses pembelajaran karenakelainan fisik, emosional, mental, dansosial.

Page 22: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

22

Anak tuna rungu merupakan anakyang mengalami kekurangan ataukehilangan kemampuan mendengar yangdisebabkan tidak berfungsinya sebagianatau seluruh indera pendengaran. Anakyang mengalami kelainan pendengaranakan menanggung konsekuensi yangsangat kompleks, terutama berkaitandengan masalah kejiwaannya. Pada diripenderita sering kali dihinggapi rasakeguncangan sebagai akibat tidak mampumengontrol lingkungannya. Kondisi inisemakin tidak menguntungkan bagipenderita tuna rungu yang harus berjuangdalam tugas perkembangannya terutamapada aspek bahasa, kecerdasan, danpenyesuaian sosial. Oleh karena itu, untukmengembangkan potensi anak tuna rungusecara optimal memerlukan layanan ataubantuan secara khusus. Peranan bahasa,bicara dan indera pendengaran dalamkonteks komunikasi merupakan hal yangsaling berkaitan. Terganggunya inderapendengaran sangat berpengaruh terhadappenerimaan bahasa dalam bentuk suara.Maka dalam proses penerimaan bahasaanak tuna rungu lebih mengedepankanfungsi indera visual.

Perkembangan bahasa dan bicaraberkaitan erat dengan ketajamanpendengaran. Akibat terbatasnyaketajaman pendengaran, anak tuna rungutidak mampu mendengar dengan baik.Dengan demikian pada anak tuna rungutidak terjadi proses peniruan suara setelahmasa meraban, proses peniruannya hanyaterbatas pada peniruan visual. Selanjutnyadalam perkembangan bicara dan bahasa,anak tuna rungu memerlukan pembinaansecara khusus dan intensif sesuai dengankemampuan dan taraf ketunarunguannya.

Permasalahan yang dihadapi olehguru di sekolah untuk anak tuna rungu

adalah pengembangan kebahasaan dalamfungsinya sebagai alat berkomunikasi, baiksecara oral (lisan) maupun manual(isyarat). Dilihat dari tingkat kesulitannya,pengembangan atau pembinaan bahasaoral jauh lebih sulit dibandingkan bahasamanual. Hal ini disebabkan kondisi tidakberfungsinya organ pendengaran secaranormal dan minimnya pengalaman fonetikpada anak tuna rungu. Akibat dari kondisidemikian anak menjadi tidak dapatmerespon bunyi-bunyi yang datangkepadanya dengan baik. Anak melihatsegala sesuatu yang ada di sekelilingnyasebagai sesuatu peristiwa yang bisu dantidak memberikan kesan suara apapun.Pembinaan merupakan suatu cara atauusaha untuk mendidik seseorang untukmencapai sebuah tujuan, dalam hal inimenyangkut strategi atau cara pembinaananak tuna rungu di Sekolah Luar BiasaNegeri Sinjai menjadi sasaran penelitianpenulis.

Sekolah Luar Biasa Negeri yangterletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 15di Kabupaten Sinjai merupakan salah satusekolah yang menampung anak yangberkelainan khusus, salah satunya anaktuna rungu. Di dalam proses pembinaanyang dilakukan oleh guru tidaklah mudahuntuk membina anak tuna rungu untukdapat berkomunikasi dengan orang-orangdi sekitarnya, dan dalam proses membinaanak tuna rungu untuk berkomunikasitentu ada hambatan tersendiri dalammembina anak tuna rungu tersebut.Berdasarkan latar belakang masalah, makayang menjadi permasalahan adalah; a)Bagaimana strategi pembinaan anak tunarungu dalam pengembangan interaksisosial di Sekolah Luar Biasa NegeriKecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai,b). Apa hambatan yang dihadapi dalam

Page 23: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

23

pembinaan anak tuna rungu untukpengembangan interaksi sosial di SekolahLuar Biasa Negeri Kecamatan Sinjai UtaraKabupaten Sinjai .

B. Tinjauan Pustaka

1. Tuna Rungua) Pengertian Tuna Rungu

Tuna rungu dapat diartikansebagai suatu keadaan kehilanganpendengaran yang mengakibatkanseseorang tidak dapat menangkapberbagai rangsangan, terutama melaluiindera pendengarannya. Batasanpengertian anak tuna rungu telah banyakdikemukakan oleh para ahli yangsemuanya itu pada dasarnya mengandungpengertian yang sama. (Sutjihati Somantri;2006: 93). Kata tuna rungu menunjukkankesulitan pendengaran dari yang ringansampai yang berat, yang digolongkankedalam bagian tuli dan kurang dengar.Orang tuli bisa bisu tetapi orang bisubelum tentu tuli, sedangkan orang tulidisebut tuna rungu. Tuna rungu terdiridua kata, yaitu tuna dan rungu. Tunaartinya luka, rusak, kurang dan tiadamemiliki. Sedangkan rungu berarti tidakdapat mendengar atau tuli. (Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988; 971).Anak tuna rungu adalah anak yangmengalami kekurangan atau kehilangankemampuan mendengar yang disebabkantidak berfungsinya sebagian atau seluruhindera pendengaran. (Bandi Delphie,2006; 102) Setiap bayi yang terlahir darirahim ibunya, belum memilikipengetahuan apa-apa tentang alam yangbaru ditempatinya. Allah SWT. dengankuasa dan kasih sayang-Nya membekali-Nya pendengaran, penglihatan dan hati,kemudian dilengkapi dengan akal, agar ia

mengenal dan memahami hakikatkehidupan.

Dengan mendengar, seseorangdapat belajar bahasa, khususnya bahasalisan, sehingga dengan kemampuan itumanusia dapat berkomunikasi,bersosialisasi, dan belajar dengan baik,yang akhirnya dapat digunakan untukmengoptimalkan seluruh potensi yangdimilikinya. Ini sangat urgen karenapelaku utama atau pembuat sejarah di atashamparan bumi ini adalah manusia. Tanpadiciptakannya manusia oleh Allah SWT.tidak akan ada bahasa, pakaian, komputerdan lainnya, dengan kata lain jika tidak adamanusia tidak akan ada peradaban.(Nurcolis Madjid, Masyarakat Religius;2000:8). Bahasa merupakan kemampuanuntuk berkomunikasi dengan orang lain.Dalam pengertian ini, tercakup semuacara untuk berkomunikasi, di manapikiran dan perasaan dinyatakan dalambentuk lambang atau simbol untukmengungkapkan sesuatu pengertianseperti dengan menggunakan lisan,tulisan, isyarat, bilangan, lukisan danmimik muka. (Djawad Dahlan, 2012: 118),Bahasa sangat erat kaitannya denganperkembangan berfikir individu.Perkembangan pikiran individu tampakdalam perkembangan bahasanya yaitukemampuan membentuk pengertian,menyusun pendapat, dan menarikkesimpulan.

AndreasDwidjosumartomengemukakan bahwa seseorang yangtidak atau kurang mampu mendengarsuara dikatakan tuna rungu.Ketunarunguan dibedakan menjadi duakategori yaitu tuli (deaf) dan kurangdengar (low of hearing). Tuli adalahmereka yang indera pendengarannyamengalami kerusakan dalam taraf berat

Page 24: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

24

sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi.Sedangkan kurang dengar adalah merekayang indera pendengarannya mengalamikerusakan tetapi masih dapat berfungsiuntuk mendengar, baik dengan maupuntanpa menggunakan alat bantu dengar(hearing aids). Selain itu, Mufti Salimmenyimpulkan bahwa anak tuna runguadalah anak yang mengalami kekuranganatau kehilangan kemampuan mendengaryang disebabkan oleh kerusakan atau tidakberfungsinya sebagian atau seluruh alatpendengaran sehingga ia mengalamihambatan dalam perkembanganbahasanya. Ia memerlukan bimbingan danpendidikan khusus untuk mencapaikehidupan lahir batin yang layak. (SutjihatiSomantri, 2011: 93-94).

Memperhatikan batasan-batasandi atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwatuna rungu adalah mereka yang kehilanganpendengaran baik sebagian (hard ofhearing) maupun seluruhnya (deaf) yangmenyebabkan pendengarannya tidakmemiliki nilai fungsional di dalamkehidupan sehari-hari. Adapun ciri-ciriKhusus Tuna rungu Meskipun secara fisikanak tuna rungu hampir sama dengananak normal pada umumnya, namun anaktuna rungu mempunyai ciri-ciri yangsering terjadi pada mereka, dalam hal ini,Nur’aeni menyebutkan ciri-ciri tersebutdiantaranya, sering tampak bingung danmelamun, sering bersikap tak acuh,kadang bersifat agresif, perkembangansosialnya terbelakang, keseimbangannyakurang, kepalanya sering miring, seringmeminta agar orang mau mengulangkalimatnya, jika bicara sering membuatsuara-suara tertentu, jika bicara seringmenggunakan juga tangan, jika bicarasering terlalu keras atau sebaliknya, seringsangat monoton, tidak tepat dan kadang-

kadang menggunakan suara hidung.(Nur’aeni, Intervensi Dini Bagi AnakBermasalah:1997:119). Adapun ciri-cirikhas anak tuna rungu menurut Sumadidan Talkah. a). Secara fisik, anak tunarungu ditandai dengan cara berjalan yangbiasanya cepat dan agak membungkukyang disebabkan adanya kemungkinankerusakan pada alat pendengaran bagiankeseimbangan, gerakan matanya cepat,agak beringas menunjukkan bahwa iaingin menangkap keadaan yang ada disekitarnya, gerak anggota badannnya cepatdan lincah yang terlihat pada saat merekasedang berkomunikasi menggunakangerakan isyarat dengan orang disekelilingnya, waktu bicara pernafasannyapendek dan agak terganggu, keadaan biasa(bermain, tidur, tidak berbicara)pernafasannya biasa, b). Intelegensi.Intelegensi anak tuna rungu tidak banyakberbeda dengan anak normal padaumumnya, namun mereka sukar untukmenangkap pengertian-pengertian yangabstrak, sebab dalam hal ini memerlukanpemahaman yang baik akan bahasa lisanmaupun tulisan, sehingga dapat dikatakanbahwa dalam hal intelegensi potensialtidak berbeda dengan anak normal, tetapidalam hal intelegensi fungsional rata-ratalebih rendah, c). Emosi; Kurangnyapemahaman akan bahasa lisan dalamberkomunikasi seringkali menimbulkanhal-hal yang tidak diinginkan, sepertiterjadinya kesalahpahaman, karena selaintidak mengerti oleh orang lain, anak tunarungu pun sukar untuk memahami oranglain. Bila pengalaman demikian terusberlanjut dan menimbulkan tekanan padaemosinya dan dapat menghambatperkembangan kepribadiannya denganmenampilkan sikap-sikap negative, sepertimenutup diri, bertindak secara agresif atau

Page 25: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

25

sebaliknya, menampakkan kebimbangandan keragu-raguan, d). Sosial. Dalamkehidupan sosial, anak tuna rungumempunyai kebutuhan yang sama dengananak normal lainnya, yaitu kebutuhanuntuk berinteraksi dengan lingkungansekitarnya, baik interaksi antar individu,individu dengan kelompok dan denganlingkungan masyarakat yang lebih luas, e).Bahasa; miskin dalam perbendaharaankata, sulit mengartikan ungkapan bahasayang mengandung arti kiasan, sulitmengartikan kata-kata abstrak, kurangmenguasai irama dan gaya bahasa.

Distribusi kecerdasan yangdimiliki anak tuna rungu sebenarnya tidakberbeda dengan anak normal umumnya.Hal ini disebabkan anak tuna rungu adayang memiliki tingkat kecerdasan di atasrata-rata (superior), rata-rata (average),maupun di bawah rata-rata (subnormal).Namun untuk menggambarkankeragaman kecerdasan anak tuna runguseringkali mengalami kesulitan. Untukmengetahui kondisi kecerdasan anak tunarungu memerlukan cara yang agakberbeda dibandingkan dengan anaknormal umumnya.Kehilanganpendengaran yang dialami oleh anak tunarungu berdampak pada kemiskinankosakata, kesulitan berbahasa danberkomunikasi, efeknya dapatmenyebabkan sangat signifikan tentangapa yang tidak dapat dan apa yang dapatdilakukan oleh anak tuna rungu maupunanak normal. Atas dasar itulah dalammenyajikan perangkat tes apapunterhadap anak tuna rungu, hendaknyamempergunakan perintah-perintah yangakurat dan mudah dipahami anak tunarungu.

Anak tuna rungu adalahpenyandang disabilitas merupakan

keadaan dimana seseorang mengalamikelainan fisik dan atau mental yang dapatmengganggu keberfungsian sosialnya. Halini sesuai dengan Undang-Undang Nomor4/1997 tentang Penyandang Cacat, pasal 1yang menyebutkan bahwa penyandangcacat adalah setiap orang yang mempunyaikelainan fisik dan atau mental, yang dapatmengganggu atau merupakan hambatanbaginya untuk melakukan kegiatan secaraselayaknya, yang terdiri dari penyandangcacat fisik, penyandang cacat mental, sertapenyandang cacat fisik dan mental(Undang-Undang Nomor 4/1997). Disamping itu, menurut konvensi hak-hakpenyandang cacat dalam resolusi PBB No.61/106 tanggal 13 Desember 2006, danPeraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun1998 Tentang Upaya PeningkatanKesejahteraan Sosial Penyandang Cacat,telah memberikan amanat untukmemperhatikan aspek pendidikan,kesehatan, perlindungan sosial,ketenagakerjaan, dan aksesibilitas(B2P3KS, 2014:16). Pendamping bagipenyandang disabilitas diharapkanmemiliki kompetensi yang terdiri daripengetahuan (knowledge), keterampilan(skill), dan sikap serta nilai (attitude danvalue). Dengan ketiga elemen kompetensitersebut, seorang pendamping diharapkanmampu mengoperasionalkan program-program yang berkaitan denganpenanganan permasalahan penyandangdisabilitas. Permasalahan penyandangdisabilitas tersebut diantaranya kemiskinandan keterbatasan fisik, maka pendampingberupaya memotivasi penyandangdisabilitas untuk bangkit dengan berupayamemberikan solusi hingga dapat mandirisesuai dengan kemampuannya.

Page 26: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

26

b) Strategi dan Pembinaan AnakTuna Rungu

Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia (KBBI) strategi adalah rencanayang cermat mengenai kegiatan untukmencapai sasaran khusus. Dalam duniapendidikaan merupakan suatu keputusanbertindak dari guru dengan menggunakankecakapan dan sumber daya pendidikanyang tersedia untuk mencapai tujuanmelalui hubungan yang efektif antaralingkungan dan kondisi yangmenguntungkan. Sedangkan menurutWina Sanjaya yang mengutip pandangandari J.R. David menjelaskan bahwa dalamdunia pendidikan, strategi diartikansebagai plan, method, or series of aktivitiesdesigned to achives a partcular educationalgoal.(Wina Sanjaya, 2010:126) Adapunstrategi pembelajaran anak tuna rungu,yaitu a). Strategi individualisasi; Strategiindividualisasi merupakan strategipembelajaran dengan mempergunakansuatu program yang disesuaikan denganperbedaan individu baik karakteristik,kebutuhan maupun kemampuan secaraperseorangan, b). Strategi Kooperatif.Strategi kooperatif merupakan strategipembelajaran yang menekankan unsurgotong royong atau saling membantu satusama lain dalam mencapai tujuanpembelajaran. c). Strategi modifikasiperilaku. Strategi modifikasi perilakumerupakan suatu bentuk strategipembelajaran yang bertolak daripendekatan behavioral (behavioralapproach). Strategi ini bertujuan untukmengubah perilaku siswa ke arah yanglebih positif melalui conditioning(pengondisian) dan membantunya agarlebih produktif sehingga menjadi individuyang mandiri. Media pembelajaran untukanak tuna rungu seperti media Visual

(Media yang utama), seperti gambar,grafik, bagan, diagram, objek nyata, dansesuatu benda (misalnya mata uang,tumbuhan), objek tiruan dari objekbenda, media Audio, seperti programkaset untuk latihan pendengaran misalnyamembedakan suara binatang, dan mediaAudio Visual seperti televisi (bagi yangmasih memiliki sisa pendengaran ataumenggunakan alat bantu dengar (hearingaid). (Isyaheni Nurmaya, 2016, 23:22)

2. Pembinaan.Menurut Kamus Lengkap Bahasa

Indonesia, pembinaan adalah proses, cara,perbuatan membina (negara dansebagainya), pembaharuan, usaha,tindakan dan kegiatan yang dilakukansecara efesien dan efektif untukmemperoleh hasil yang baik. Dalam segibahasa pembinaan adalah upaya untukmeningkatkan mutu penggunaan bahasa,antara lain mencakup peningkatan sikap,pengetahuan, dan keterampilan berbahasayang dilakukan misalnya melalui jalurpendidikan dan pemasyarakatan,sedangkan dari segi watak, pembinaanadalah pembagunan watak manusiasebagai pribadi dan makhluk sosial melaluipendidikan dalam keluarga, sekolah,organisasi, pergaulan, ideologi, dan agama.

Pengertian pembinaan menurutpsikologi, pembinaan dapat diartikansebagai upaya memelihara dan membawasesuatu keadaan yang seharusnya terjadiatau menjaga keadaan sebagaimanaseharusnya. Menurut Soetopo, H danSoemanto, W bahwa “pembinaan adalahsuatu kegiatan mempertahankan danmenyempurnakan apa yang telah ada”.Secara umum pembinaan disebut sebagaisebuah perbaikan terhadap polakehidupan yang direncanakan. Setiap

Page 27: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

27

manusia memiliki tujuan hidup tertentudan ia memiliki keinginan untukmewujudkan tujuan tersebut. Apabilatujuan hidup tertentu tidak tercapai makamanusia akan berusaha untuk menataulang pola kehidupannya. Hal tersebut diatas dapat dikaitkan dengan masalahpembinaan, yang dijelaskan oleh pendapatpara ahli. Menurut Pamudji. S bahwapembinaan berasal dari kata “bina” yangberarti sama dengan “bangun”, jadipembinaan dapat diartikan sebagaikegunaan yaitu merubah sesuatu sehinggamenjadi baru yang memiliki nilai-nilaiyang tinggi. Dengan demikian pembinaanjuga mengandung makna sebagaipembaharuan, yaitu melakukan usaha-usaha untuk membuat sesuatu menjadilebih sesuai atau cocok dengankebutuhan dan menjadi lebih baik danlebih bermanfaat. Selanjutnya, menurutHidayat, S bahwa pembinaan adalah suatuusaha yang dilakukan dengan sadar,berencana, teratur, dan terarah untukmeningkatkan sikap dan keterampilananak didik dengan tindakan-tindakan,pengarahan, pembimbingan,pengembangan stimulasi dan pengawasanuntuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkanpendapat tersebut di atas dapatdisimpulkan bahwa pembinaan dapatditinjau dari dua sudut pandang, yaituberasal dari sudut pembaharuan danberasal dari sudut pengawasan.Pembinaan yang berasal dari sudutpembaharuannya yaitu mengubah sesuatumenjadi yang baru dan memiliki nilai-nilailebih baik bagi kehidupan masa yang akandatang. Sedangkan pembinaan yangberasal dari sudut pengawasan yaitu usahauntuk membantu sesuatu lebih sesuaidengan kebutuhan yang telahdirencanakan. Keterbatasan utama Anak

Tuna Rungu (ATR) yaitu terlambatnyakemampuan berbicara dan berbahasa. Didalam proses pembelajaran, guru perlumemahami metode komunikasi yangdapat dimengerti oleh anak tunarungu.

Metode adalah cara teratur yangdigunakan untuk melaksanakan suatupekerjaan agar tercapai sesuai dengan yangdikehendaki, cara kerja yang bersistemuntuk memudahkan pelaksanaan suatukegiatan guna mencapai tujuan yangditentukan. Sehubungan dengan upayauntuk dapat memahami obyek yangmenjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.(Koentjoroningrat, 1983,81). MenurutArif Burhan, “Metode menunjukkan padaproses, prinsip serta prosedur yang kitagunakan untuk mendekati masalah danmencari jawaban atas masalah tersebut”.(Arif Burhan, 1992:17) yaitu a).MetodeOral. Metode oral adalah metode denganmelalui bahasa lisan. Tahapan-tahapanpada metode oral yaitu pembentukan danlatihan bicara, memahami ujaran (speechreading), latihan pendengaran (heartrainning). b). Metode Membaca Ujaran.Metode ini memanfaatkanpenglihatannnya untuk memahamipembicaraan orang lain melalui gerak bibirdan mimik si pembaca yaitu dengan caraberhadapan muka dengan lawan bicara.Kelemahannya metode ini adalah tidaksemua pengucapan bunyi bahasa olehorgan ortikulasi dapat terlihat oleh lawanbicaranya, misalnya bilabial (p, b, m) dandental c). Metode Manual (isyarat).Metode manual merupakan metode yangmenggunakan bahasa isyarat dan ejaan jari(fingger spening).

3. Interaksi SosialBentuk umum proses sosial

adalah interaksi sosial, oleh karena itu

Page 28: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

28

interaksi sosial merupakan syarat utamaterjadinya aktivitas-aktivitas sosial.Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yangmenyangkut hubungan orang perorang,antara kelompok-kelompok manusia,maupun antara orang perorangan dengankelompok manusia, (Abd. Rasyid Masri,2009; 34) Apabila dua orang bertemu,interaksi sosial dimulai saat itu. Merekasaling menegur, berjabat tangan, salingberbicara bahkan saling berkelahi.Aktivitas-aktivitas semacam itumerupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.Berlangsungnya suatu proses interaksididasarkan pada berbagai faktor, antaralain; faktor imitasi, sugesti, identifikasi,dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapatbergerak sendiri-sendiri secara terpisahmaupun dalam keadaan tergabung. Faktorimitasi mempunyai peranan penting dalamproses interaksi sosial karena bisamendorong seseorang untuk mematuhikaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.Faktor sugesti dapat berlangsung apabilaseseorang memberi suatu pandangan atausuatu sikap yang berasal dari dirinyakemudian diterima oleh pihak lain.Berlangsungnya sugesti dapat terjadikarena pihak yang menerima dilanda olehemosi, yang dapat menghambat dayaberfikirnya secara rasional. Identifikasimerupakan kecendrungan-kecendrunganatau keinginan-keinginan dalam diriseseorang untuk menjadi sama denganpihak lain. Sedangkan proses simpatimerupakan suatu proses dimanaseseorang merasa tertarik pada pihak lain.

4. Sekolah Luar BiasaSekolah Luar Biasa adalah sebuah

lembaga pendidikan formal yang melayanipendidikan bagi anak-anak berkebutuhan

khusus. Sebagai lembaga pendidikanSekolah Luar Biasa (SLB) dibentuk olehbanyak unsur yang diarahkan untukmencapai tujuan pendidikan, yang prosesintinya adalah pembelajaran bagi pesertadidik.(Fitri Fitria, 2016). Sekolah LuarBiasa terbagi atas beberapa jenis sesuaidengan kelainan peserta didik, yaitu: a).SLB Bagian A, yaitu lembaga pendidikanyang memberikan pelayanan pendidikansecara khusus untuk peserta didik yangmenyandang kelainann pada penglihatan(Tuna netra), b). SLB Bagian B, yaitulembaga pendidikan yang memberikanpelayanan pendidikan secara khusus untukpeserta didik yang menyandang kelainanpada pendengaran (Tuna rungu), c). SLBBagian C, yaitu lembaga pendidikan yangmemberikan pelayanan pendidikan secarakhusus untuk peserta didik tuna grahitaringan dan SLB Bagian C1, yaitu lembagapendidikan yang memberikan pelayananpendidikan secara khusus untuk pesertadidik tuna grahita sedang, d). SLB BagianD, yaitu lembaga pendidikan yangmemberikan pelayanan pendidikan secarakhusus untuk peserta didik tuna daksatanpa adanya gangguan kecerdasan danSLB D1, yaitu lembaga pendidikan secarakhusus untuk peserta didik tuna daksayang disertai dengan gangguankecerdasan, e). SLB Bagian E, yaitulembaga pendidikan yang memberikanpelayanan pendidikan secara khusus untukpeserta didik tuna laras, d). SLB Bagian F,yaitu lembaga pendidikan yangmemberikan pelayanan pendidikan secarakhusus untuk peserta didik tuna ganda.(Mimin Casmini,2001:4)

Page 29: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

29

C. Metode PenelitianSebagai upaya untuk memperoleh

data yang akurat serta untuk memudahkandalam proses penelitian di lapangan, makadibutuhkan suatu metodologi sertasistematika yang baik sehingga karyailmiah dapat diasumsikan sebagai suatukarya ilmiah yang representatif. Jenispenelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah dekriptif denganpendekatan kualitatif. Alasan penulismenggunakan metode ini karena penelitiakan langsung mengamati kondisi dilapangan yang berhubungan langsungdengan anak tuna rungu menyangkutproses, strategi atau cara pembinaan, sertafaktor-faktor penghambat dalampembinaan anak tuna rungu. Bogdan danTaylor mendefinisikan metodologikualitatif sebagai prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku yang dapat diamati. (Lexy JMoleong, 2015:4)Secara sederhana dapatdinyatakan bahwa penelitian kualitatifadalah meneliti informan sebagai subjekpenelitian dalam lingkungan hidupkesehariannya.Untuk itu para penelitikualitatif sedapat mungkin berinteraksisecara dekat dengan informan, mengenalsecara dekat dunia kehidupan mereka,mengamati dan mengikuti alur kehidupaninforman secara apa adanya (wajar).Pemahaman akan simbol-simbol danbahasa asli masyarakat menjadi salah satukunci keberhasilan penelitian ini.Muhammad Idrus; 2007;51).

Beberapa pendekatan yangdigunakan oleh peneliti sebagai;Pendekatan Sosiologi, dan PendekatanPekerjaan Sosial. Dalam kaitannya denganmasyarakat, pekerjaan sosial padaumumnya menggunakan praktik tidak

langsung, tetapi ada aspek-aspek dalambekerja dengan masyarakat yang bersifatpraktik atau pelayanan langsung. Karenadalam praktik langsung, untuk suatu kasustertentu, pekerja sosial dituntut untuktidak hanya berhadapan dengan kliensecara individu saja, tetapi kadang-kadangharus berhadapan dengan kelompok ataubahkan juga dengan masyarakat, makapekerja sosial harus memiliki pengetahuandan keterampilan, tidak hanya tentangdinamika individu, kelompok, ataumasyarakat saja, tetapi sampai batas-batastertentu harus memiliki semuapengetahuan dan keterampilan itu. (AdiFahrudin, 2012:71).Sumber Data;Menurut Lofland sumber data utamadalam penelitian kualitatif ialah kata-kata,tindakan, selebihnya adalah datatambahan seperti dokumen dan lain-lain.Dalam penelitian ini menggunakan duasumber data yaitu: Sumber data primer;adalah data yang diperoleh di lapanganbersumber dari informan yang dianggaprelevan dijadikan narasumber, Sumberdata sekunder. Sumber data sekundermerupakan data pelengkap atau datatambahan yang melengkapi data yangsudah ada sebelumnya agar dapatmembuat pembaca semakin paham akanmaksud penulis. Sumber data sekunderdimaksudkan dalam penelitian ini adalahkajian terhadap artikel-artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang adahubungannya dengan pembahasan judulpenelitian ini serta kajian kepustakaan darihasil penelitian terdahulu yang adarelevansinya dengan pembahasanpenelitian ini, baik yang telah diterbitkanmaupun yang tidak diterbitkan dalambentuk buku atau majalah ilmiah.

Metode pengumpulan datamerupakan sesuatu yang sangat penting

Page 30: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

30

dalam penelitian karena tujuan utama daripenelitian adalah mendapatkan data.Adapun teknik pengumpulan data yangdipergunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut a). Observasi, wawancara,dan Wawancara adalah percakapandengan maksud tertentu. Percakapan itudilakukan oleh dua pihak, yaitupewawancara (interviewer) yangmengajukan pertanyaan dan terwawancara(interviewee) yang memberikan jawabanatas pertanyaan itu.Lexy Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif:h. 186.Penulismelakukan wawancara langsung secaramendalam untuk mendapat data yangdibutuhkan.

Dalam analisis data ini bukanhanya merupakan kelanjutan dari usahapengumpulan data yang menjadi objekpeneliti, namun juga merupakan satukesatuan yang tidak terpisahkan denganpengumpulan data berawal denganmenelaah seluruh data yang tersedia dariberbagai sumber, yaitu informan dari hasilteknik pengumpulan data baik wawancara,observasi serta dokumentasi. MenurutBogdan dan Biklen, analisis data kualitatifadalah upaya yang dilakukan dengan jalanbekerja dengan data, mengorganisasikandata, memilah-milihnya menjadi satuanyang dapat dikelola, mensintesiskannya,mencari dan menemukan pola,menemukan apa yang penting dan apayang dipelajari, dan memutuskan apa yangdapat diceritakan kepada orang lain.Adapun teknik analisis dalam penelitiankualitatif secara umum yaitu Reduksi DataReduksi data yang dimaksud adalah prosespemilihan, pemusatan perhatian padapenyederhanaan dan transformasi datayang sifatnya masih terkesan belum ilmiahyang bersumber dari catatan tertulis danhasil rekaman di lapangan. Penyajian

Data;Penyajian data adalah menyajikansekumpulan informasi yang tersusun,sehingga memberi kemungkinan adanyapenarikan kesimpulan dan pengambilantindakan. Dan Verifikasi/PenarikanKesimpulan

D. Hasil Penelitian1. Strategi Pembinaan Anak Tuna

Rungu dalam PengembanganInteraksi Sosial di Sekolah LuarBiasa Negeri Sinjai

Dalam Kamus Besar BahasaIndonesia (KBBI) strategi adalah rencanayang cermat mengenai kegiatan untukmencapai sasaran khusus. (Wina Sanjaya,2010; 126) Dalam dunia pendidikaanmerupakan suatu keputusan bertindakdari guru dengan menggunakan kecakapandan sumber daya pendidikan yang tersediauntuk mencapai tujuan melalui hubunganyang efektif antara lingkungan dan kondisiyang menguntungkan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa strategi pembinaanyang diberikan guru kepada anak tunarungu dalam pengembangan interaksisosial yaitu memakai bahasa bibir danbahasa isyarat. Bahasa isyarat ada duamacam yang pertama bahasa isyarat per-abjad dan yang kedua per-kalimat.Biasanya bahasa isyarat seperti ini sebagaipelengkap bahasa bibir saja. Hal tersebutsebagaimana yang diungkapkan olehPatmawati selaku guru di bidang anaktuna rungu di SLB Negeri Sinjai sebagaiberikut : Pembinaan yang diberikankepada anak tuna rungu untukmengembangkan interaksinya yaitu gurumengenalkan siswa menggunakan bahasabibir dengan cara memperkenalkan hurufabjad dari A-Z, namun ada beberapahuruf yang pengucapannya hampir samaapabila disebutkan misalnya huruf D, E

Page 31: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

31

dan G, sehingga disertai dengan bahasaisyarat. Sedangkan Rosmini selaku guru dibidang anak tungu mengungkapkanbahwa : Di dalam pembinaan anak tunarungu, kita harus tahu kebutuhan tentangpembelajaran anak tuna rungu, anak tunarungu dalam pembelajaran harus memakaibahasa isyarat dan bahasa bibir yaitudengan bantuan cermin. Siswa dan gurumenghadap kearah cermin, kemudianguru memperkenalkan beberapa katakepada siswa misalnya kata “bapak”,pelan-pelan siswa bisa membaca gerakbibir kita, dan tidak boleh terhalangi daripandangan siswa yang lain kemudiansecara mandiri siswa mengucapkan katayang diajarkan oleh guru agar lebih pahamdengan pengucapannya.

Setiap kata yang keluar dari bibirguru diulas lebih lanjut hingga siswatunarungu betul-betul paham maksud darikata tersebut, kemudian memperagakanatau mempraktikannya akan lebihmemudahkan siswa anak tuna runguuntuk mengerti apa yang diajarkan sertaupayakan semua pembelajaran yangdilakukan dapat diperagakan secarapengalaman oleh siswa anak tuna rungusehingga siswa mudah memahami danmengerti apa yang diajarkan guru. Namunguru harus berbicara jelas denganartikulasi yang tepat sehingga dapatdipahami oleh siswa anak tuna rungusegala sesuatu yang diajarkan disertaidengan contoh-contoh nyata yang mudahdipahami. (Rosmini, 2016;45). Selainmenggunakan cermin, guru memberikanstrategi pembinaan menggunakan bahasaisyarat dengan gerakan tangan ataupunmenunjukkan bagian tubuh untukmengisyaratkan istilah tertentu.

Tuna rungu tidak dapatmenggunakan indera pendengarnya secara

penuh, mereka sulit mengembangkankemampuan berbicara sehingga hal ituakan menghambat perkembangankepribadian, kecerdasan, dan penampilansebagai makhlik sosial. Tidakmengherankan apabila di dalam duniapendidikan anak tuna rungu, pendekatandipreoritaskan kepada pengembangankemampuan berbicaranya karena merekamerupakan anggota masyarakat yang padaakhirnya nanti mereka berkarya danberbaur hidup dengan masyarakat sekitar.Sehingga penguasaan bahasa lisan dankemampuan berbicara lebih diutamakan.

Bahasa isyarat juga digunakan jikapenggunaan bahasa oral kurang dapatdimengerti oleh siswa. Bahasa isyaratadalah bahasa yang mengutamakankomunikasi manual, bahasa tubuh, dangerak bibir, bukannya suara untukberkomunikasi. Penguasaan bahasasangat penting bagi seorang individuuntuk dapat menguasai ilmu pengetahuanyang ingin diperolehnya, selain sebagaialat utama dalam berkomunikasi. Namunhingga saat ini pengertian teori mengenaibahasa belum ada yang baku, banyakpendapat mengenai teori bahasa yangberbeda-beda bergantung pada latarbelakang keilmuan yang dirumuskan olehpara ilmuan. Menurut ilmu linguistik,sebagai ibunya bahasa, defenisi bahasaadalah “a system of communication bysymbols through the organs of speechand hearing, among human beings ofcertain group or community, using vocalsymbols processing arbitrary conventionalmeanings (suatu sistem komunikasi yangdidasari dengan simbol-simbol melaluiorgan pembicaraan dan pendengaran,diantara manusia dari kelompok tertentuataupun dari komunitas/masyarakat,dengan menggunakan simbol-simbol

Page 32: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

32

vokal yang menghasilkan arti secarakonvensional)”.(Alwasilah, A. Chaedar,2001;82).

Sekolah Luar Biasa Negeri Sinjaiadalah sekolah yang menerapkan strategipembinaan dengan bahasa bibir danbahasa isyarat. Tetapi dalampembinaannya, guru tidak mengajarkankepada siswa secara serentak dalam waktuyang bersamaan secara terus-menerus,namun dengan strategi individualisasiseperti yang dijelaskan Isyaheni. MenurutIsyaheni, strategi individualisasi adalahstrategi yang melakukan pendekatankepada siswa secara individu denganmenyesuaikan karakter, kebutuhan,maupun kemampuan dari masing-masingsiswa, seperti guru memberikan contohkepada siswa, langkah selanjutnya gurumenggunakan strategi individualisasidengan bahasa bibir dan bahasa isyarat.Oleh karena itu, berkomunikasi dengananak berkebutuhan khusus akan sangatberbeda dengan anak normal biasanya,apabila berkomunikasi dengan anaknormal tentunya akan lebih mudah terjadikarena cara pemahaman mereka lebihcepat memahami maksud darikomunikator tentang pesan yangdisampaikan, perbedaan yang mencolokakan terlihat dan menjadi hambatankomunikasi apabila proses komunikasiyang terjadi pada siswa anak tuna rungu.

2. Faktor Penghambat StrategiPembinaan Anak Tungu di SLBNegeri Sinjai

Strategi pembelajaran merupakancara khusus yang dilakukan guru untukdapat memberikan pemahaman padasiswa sehingga siswa dapat mencapaitujuan pembelajaran. Dalam prosespembinaan pada siswa anak tuna rungu

tidaklah mudah, pasti terdapat kendalaatau problematika yang menghambatjalannya proses pembinaan. Adapunkendala atau problematika dalampembinaan pada siswa anak tuna runguyaitu:.a) Kurangnya minat belajar dalam kelas.

Melihat kondisi anak yangberkebutuhan khusus atau anak tunarungu, terutama pada awal masuk belajarsetelah liburan sekolah, sebagian anakmalas untuk belajar kembali. Secarasederhana minat merupakankecenderungan kegairahan yang tinggiatau besar terhadap sesuatu. Minatbukanlah istilah yang populer dalampsikologi karena disebabkanketergantungannya terhadap berbagaifaktor internal lainnya, seperti pemusatanperhatian, keinginan, motivasi dankebutuhan. Namun lepas darikepopulerannya, minat sama halnyadengan kecerdasan dan motivasi, karenamemberikan pengaruh terhadap aktivitasbelajar, ia akan tidak bersemangat ataubahkan tidak mau belajar. Apalagi dengansiswa yang nyata memiliki keterbatasanfisik seperti anak tuna rungu, oleh karenaitu dalam konteks belajar di kelas, seorangguru perlu membangkitkan minat siswaagar tertarik terhadap materi pembelajaranyang akan disampaikan dengan caramembuat menarik materi, desainpembelajar, sehingga siswa menjadi aktifdan guru juga harus memerhatikanperformasi saat mengajar.b) Suasana hati siswa yang suka berubah.

Gangguan yang dimiliki olehsiswa menyebabkan pembelajaran yangdisampaikan guru tidak dapat berlangsungefektif. Siswa anak tuna rungu memilikikelemahan dalam pendengarannya,akibatnya dari kelemahan tersebut anak

Page 33: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

33

tuna rungu mempunyai kemampuanbelajar di bawah rata-rata. Sehingga iniyang membuat guru harus mengulang-ulang hingga siswa paham terhadap materiyang diberikan. Setiap anak mempunyaiketerbatasan yang berbeda-beda sehinggaguru harus menghadapi siswa agarpembelajaran dapat berlangsung denganbaik. Sama halnya dengan jawaban kepalasekolah yang sependapat dengan guruanak tuna rungu tentang hambatan yangdihadapi oleh guru-guru tuna runguselama proses belajar mengajarberlangsung di dalam kelas , beliaumengatakan : Hambatannya yaitu prosesbelajar mengajar yang kurang efektif,karena guru mengajar tergantung siswaanak tuna rungu, kalau siswa ingin belajaratau suasana hatinya mendukung barubelajar, jika suasana hatinya kurangmendukung, guru berusaha membujukanak-anak sampai mau belajar. Jadi, guruyang mengajar juga harus pintar-pintarmengambil hati dan mengembalikansuasana hati siswa agar ingin kembalibelajar.c) Terdapat dua kelas dalam satu

ruanganRuangan kelas dalam sekolah ini

kurang memadai seperti dalam satu ruangkelas terdapat dua kelas berbeda didalamnya. Menjadi guru di SLB NegeriSinjai, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya dituntut pengabdian dan jugaketekunan. Harus ada pula keikhlasan dankesabaran dalam menyampaikan pelajaran.Sebab, sejatinya guru bukan hanyamendidik tetapi juga mengajarkan. Selainmenjadi pendidik dalam mengajar jugasebagai orang tua, karena anak tunarungu perlu mendapatkan bimbingan danarahan. Salah satu contoh konkrit adalahketika siswanya malas belajar, bahkan

malas masuk sekolah. Selain itu guru diSLB Negeri Sinjai selain berperan sebagaiorang tua juga berperan sebagai kakakbermain bersama di dalam proses belajarmengajar. Tentunya dalam proses belajarmengajar pada anak siswa tuna rungu initidaklah mudah pasti terdapat kendalayang menghambat proses belajarmengajar.

E. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian

seluruh uraian diatas yang menyangkutstrategi pembinaan anak tuna rungu dalampengembangan interaksi sosial dapatdisimpulkan bahwa; a). Strategipembinaan yang diberikan guru kepadaanak tuna rungu dalam pengembanganinteraksi sosial yaitu memakai bahasa bibirdan bahasa isyarat. Bahasa isyarat ada duamacam yang pertama bahasa isyarat per-abjad dan yang kedua per-kalimat.Biasanya bahasa isyarat seperti ini sebagaipelengkap bahasa bibir saja. Faktorpenghambat pembinaan anak tuna rungudalam pengembangan interaksi sosial. b).Kurangnya minat belajar dalam kelas, b).Suasana hati siswa yang suka berubah, c).Terdapat dua kelas dalam satu ruangan

F. ImplikasiAdapun saran yang dapat

diberikan peneliti berdasarkan penelitianmengenai strategi pembinaan anak tunarungu dalam pengembangan interaksisosial di slb negeri sinjai adalah sebagaiberikut:1) Diharapkan agar pihak SLB Negeri

Sinjai dapat menghadirkan media yanglebih bervariasi agar tujuanpembelajaran atau kompetensi dasardapat tercapai secara maksimal.

Page 34: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

34

2) Diharapkan kepada guru di bidangtuna rungu agar lebih memotivasisiswanya untuk membangkitkansemangat dalam proses belajarmengajar.

3) Diharapkan adanya penambahan kelasagar siswa dengan tingkat kebutuhanyang berbeda dapat dipisahkansehingga proses pembelajaran dapatberlangsung efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Nur. 1997, Intervensi Dini Bagi AnakBermasalah. Jakarta: Rineka Cipta

Basrowi. 2005.Pengantar Sosiologi. Bogor;Ghalia IndonesiaBurhan, Arif. 1992.Pengantar Metode

Kualitatif. Surabaya: UsahaNasional

B2P3KS. 2014, Pengkajian KompetensiTenaga Pendamping Bagi PenyandangDisabilitas. Yogyakarta:B2P3KSPRESS,

Cangara, Hafied. 2006, Pengantar IlmuKomunikasi. PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Chaedar, A. Alwasilah, 2009,LinguistikSuatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Dahlan, Djawad. 2009PsikologiPerkembangan Anak dan Remaja,Bandung: PT Remaja RosdakaryaOffset

Delphie, Bandi. 2006, Pembelajaran AnakBerkbutuhan Khusus Dalam SettingPendidikan Inklusi. Bandung: RefikaAditama

Departemen Agama RI.2013, Al-Qur’andan Terjemahnya. Bandung:Diponegoro

Efendi, Mohammad. 2006, PengantarPsikopedagogik Anak Berlainan.Jakarta: Bumi Aksara

Fahrudin, 2012, Adi. PengantarKesejahteraan Sosial. Bandung:Refika Aditama

Fidiawati, Ririn. 2012, “PeningkatanKemampuan Artikulasi Melalui MetodeDrill Pada Anak Tuna Rungu KelasDasar II di SLB- YPPALB KotaMagelang”, Skripsi. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta

Idrus, Muhammad. 2007, Metode PenelitianIlmu Sosial Pendekatan Kualitatif danKuantitatif. UII Press

Keesing, Antopologi Budaya SuatuPerspektif Kontemporer. EdisiKedua, Jakarta: Erlangga.

Koentjoroningrat. Metode-metodePenelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia,1983.

Madjid, Nurcolis. 2000,Masyarakat Religius.Jakarta: Paramadina

Masri, Abd. Rasyid. 2009,Sosiologi Konsepdan Asumsi Dasar Teori UtamaSosiologi. Alauddin Press

Moleong, Lexy J. 2015, Metodologi PenelitianKualitatif. Bandung: Remaja RosdaKarya

Mulyana, Deddy. 2005, IlmuKomunikasi:Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2010, Strategi PembelajaranBerorientasi Standar Proses Pendidikan.Cet. VII: Jakarta: kencana

Shadily, Hasan. 1983, Sosiologi UntukMasyarakat Indonesia. Jakarta: BinaAksara

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta

Somantri, Sutjihati. 2006, Psikologi AnakLuar Biasa. Bandung: Refika Aditama

Sugiyo. 2005, Komunikasi Antar Pribadi.Semarang Unnes Press

Sugiyono. 2009, Metode PenelitianPendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D). Bandung

Page 35: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

35

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”A” DENGAN PRESENTASE BOKONGGESTASI 28 MINGGU 5 HARI DI PUSKESMAS BIRU WATAMPONE

KABUPATEN BONEOleh:Hasnidar

(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK;Asuhan Kebidanan Pada Ny ”A” Dengan Presentase Bokong Gestasi 28 Minggu 5 HariDi Puskesmas Biru Watampone Kabupaten Bone. Bertujuan untuk dapat merumuskandiagnosa/masalah aktual dengan kehamilan, diagnosa/masalah potensial tindakansegera/kolaborasi pada Ny “A” dengan kehamilan letak bokong gestasi, dapat merencanakantindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny “A” dengan kehamilan letak bokong gestasi 28minggu 5 hari, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “A” dengan kehamilanletak bokong gestasi 28 minggu 5 hari, dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pada Ny “A”dengan kehamilan letak bokong gestasi 28 minggu 5 hari di PUSKESMAS BIRUWATAMPONE. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study denganpopulasi sebanyak 139 Responden dan 58 dijadikan sampel. Pengambilan sampling denganmenggunakan metode Systematic Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; a). Penentuan diagnosis berdasarkan dasarpenentuan diagnosis yang dilakukan pada Ny “A” dengan presentase bokong sesuai denganteori dan aplikasi pada studi kasus, diagnosa potensial dalam kasus presentase bokong padaNy “A” ada data yang mendukung terjadinya potensial yaitu potensial terjadinya persalinanletak bokong serta diagnosa yang telah ditegakkan maka tidak data ada yang mendukunguntuk dilakukan tindakan segera. b). Semua tindakan yang dilakukan telah direncanakanuntuk mengatasi kasus, semua rencana, telah diimplementasikan kepada ibu dan dikondisikandengan kasus yang di alami oleh Ny “A “, serta pendokumentasian sangat perlu dilaksanakankarena merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat pada petugas kesehatan lain terhadapasuhan kebidanan yang telah diberikan.

Kata kunci :“Asuhan Kebidanan Berpengaruh Presentase Bokong Gestasi”

MIDWIFERY CARE IN MRS. "A" WITH A PERCENTAGE OF GESTATIONALBUTT 28 WEEK 5 DAYS IN THE PUSKESMAS BIRU

DISTRICT WATAMPONE BONEBy:Hasnidar

(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRACT;Midwifery Care In Mrs. "A" With Gestational ass Percentage 28 Week 5 Days InPuskesmas Biru Watampone Bone regency. Aiming to be able to formulate a diagnosis / actualproblems with the pregnancy, diagnosis / potential problems immediate action /collaboration at Mrs. "A" with the pregnancy breech gestation, may plan an action inmidwifery care at Mrs. "A" with the pregnancy breech gestation of 28 weeks 5 days ,implementing measures midwifery care at Mrs. "A" with a breech pregnancy gestation of 28weeks 5 days, can evaluate midwifery care at Mrs. "A" with a breech pregnancy gestation of28 weeks 5 days in Puskesmas Biru Watampone. This research method using cross sectionalstudy with a population of 139 respondents and 58 were sampled. Sampling using systematicrandom sampling method.

Page 36: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

36

The results showed that; a). Determination of the diagnosis on the basis ofdetermining the diagnosis performed at Mrs. "A" with a percentage of buttocks inaccordance with the theory and application on a case study, the diagnosis of potential in thecase of a percentage buttocks at Mrs. "A" no data to support the potential that is thepotential occurrence of labor breech and diagnosis which has been upheld then the data isnot there that support for immediate action. b). Any action taken has been planned toresolve the case, all the plans, has been implemented by mothers and conditioned with a caseexperienced by Mrs. "A", as well as the documentation is very needed because it is theresponsibility and accountability on the other health workers to midwifery care has beengiven.

Keywords: ”Midwifery Care Buttocks Gestation Percentage Influential”_______________________________________________________________________

A. Latar BelakangKehamilan yang fisiologis tetapi

bisa saja terjadi komplikasi. Salah satunyaadalah letak sungsang (presentasi bokong)yaitu suatu keadaan pada letak janinmemanjang dimana janin terletakmemanjang dengan kepala di fundus uteridan bokong berada di bagian bawahkavum uteri. Insiden presentasi bokongditemukan sekitar 3-4% dariseluruh persalinan tunggal. Sekalipuninsidennya kecil tetapi mempunyai resikoyang besar dan dapat mengakibatkankematian ibu dan bayi. Tujuan utamasetiap kehamilan dan persalinan agarberakhir dengan lahirnya bayi yang sehatdan ibu yang sehat. Tetapi dalamkenyataannya tidak selalu berlangsungnormal. Seringkali ditemukan kelainanatau penyakit serta komplikasi yang dapatmenyertai selama kehamilan. Padaakhirnya berdampak pada saat persalinandan dapat berakhir dengan kematian ibuataupun kematian bayinya.MenurutOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO)Angka kematian ibu merupakan salah satutarget yang telah ditentukan dalam tujuanpembangunan millenium (MDGs) ke limayaitu meningkatkan kesehatan ibu. Dinegara miskin, sekitar 25-50% kematianwanita usia subur disebabkan olehmasalah yang berkaitan dengan kehamilan

dan persalinan, serta nifas. WHOmemperkirakan diseluruh dunia setiaptahunnya lebih dari 585.00 meninggal saathamil atau bersalin. AKI dan AKB diIndonesia merupakan yang tertinggi diASEAN. Menurut SDKI pada tahun 2012AKI adalah 359/100.000 kelahiran hidupdan AKB adalah 32/1.000 kelahiranhidup. Namun angka-angka tersebutkhususnya AKI masih tinggi di antaranegara ASEAN di luar Laos danKamboja. AKB di Indonesia masihtergolong tertinggi jika dibandingkandengan negara-negara ASEAN, yaituSingapura (3 per 1000),Brunei Darussalam(8 per 1000), Malaysia (10 per 1000),Vietnam (18 per 1000),Thailand (20 per1000).Pada tahun 2012, 4.692 jiwa ibu diIndonesia melayang di masa seputarkehamilan, nifas dan persalinan. Adapunpenyebab langsung dari kematian ibu(AKI) adalah, perdarahan 28%, eklamsi24%, infeksi 11%, partus lama 5%, danabortus 5%. Data yang diperoleh dariProfil kesehatan Sulawesi Selatan tahun2012 sebanyak 78,84% dan menurun padatahun 2010 yaitu sebanyak 77,13% per100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKBpada tahun 2012 sebanyak 3,31% danmeningkat pada tahun 2013 yaitusebanyak 5,78% per 1.000 kelahiranhidup. Berdasarkan kesepakatan global

Page 37: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

37

(Millenium Development Goals/ MDGs,2000) pada tahun 2015 diharapkan angkakematian ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesiamempunyai komitmen untuk menurunkanangka kematian ibu menjadi 102/100.000kelahiran hidup, angka kematian bayi dari68 menjadi 23/1000 kelahiran hidup, danangka kematian balita 97 menjadi32/1.000 kelahiran hidup pada tahun2015. (Depkes RI. 2009 diakses padatanggal 10 mei 2015).

Data yang diperoleh dari DinasKesehatan Kab.Bone pada tahun 2013sebanyak 70 kelahiran letak sungsang dari7288 kelahiran normal dan pada tahun2014 sebanyak 72 kelahiran letaksungsang dari 7288 kehamilan normal.Melihat tingginya kasus letak bokongtersebut merupakan salah satu masalahyang cukup penting mengingat resikonyapada saat persalinan cukup besar dandapat mengakibatkan kematian baik padabayi maupun kematian ibunya.Sehubungan dengan hal tersebut makapenulis tertarik untuk mengetahui danmembahas secara spesifik mengenaikehamilan dengan letak bokong denganmenggunakan metode pendekatanmanajemen asuhan kebidanan denganjudul “Manajemen Asuhan KebidananPada Ny “A” Dengan Gestasi 28 Minggu5 Hari . Upaya untuk mencegah terjadinyapersalinan dengan letak bokong yaitudengan menganjurkan ibu melakukantehnik posisi knee-chest (menungging)sebelum umur kehamilan 34minggu.Adapun yang menjadipermasalahan adalah bagaimanapenerapan “manajemen asuhan kebidananpada Ny “A” dengan kehamilan letak

bokong gestasi 28 Minggu 5 hari diPuskesmas Biru Watampone

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kehamilan.a) Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah suatu prosesyang dimulai dari ovulasi sampai partusdan lamanya kira-kira 280 hari (40minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43minggu) dihitung dari hari pertama haidterakhir (HPHT). (Winkjosastro.2007.Hal: 125). Kehamilan normal adalahkehamilan yang dimulai dari konsepsisampai lahirnya bayi (partus) dimanalamanya kira-kira 280 hari (40 mingguatau 9 bulan 7 hari) yang dihitung dari haripertama haid terakhir (HPHT).(Saifuddin. 2002. Hal: 89). Kehamilan(Pregnancy) adalah kondisi yangberlangsung selama 280 hari saat wanitamengandung janin hasil konsepsi dalamtubuhnya hingga kelahiran. (Rosdiana,AR. Kamus Kebidanan 2010 Hal: 276).Periode antepartum adalah periodekehamilan yang dihitung sejak haripertama haid terakhir (HPHT) hinggadimulainya persalinan sejati, yangmenandai awal periode antepartum.(Varney, H. 2006. Hal: 492). Periodekehamilan terbagi atas 3 periode,yakni; a).Periode kehamilan health (trimesterpertama) disebut periode penyusuaian diriyaitu pada minggu 1-12 minggu., b).Periode of adis health (trimester kedua)disebut periode pancaran kesehatan yaitupada minggu 13-27 minggu, Periode ofactual waiting (trimester ketiga) disebutsebagai periode menunggu dengan hati-hati yaitu pada minggu 28-40 minggu

Page 38: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

38

b) Perubahan Fisiologi WanitaHamil

Minggu pertama istmusmengadakan hipetropi dan bertambahpanjang, sehingga terasa lebih lunak(tanda Hegar).Uterus membesar (tandapiscaseck) pada bulan-bulanpertamadibawah pengaruh estrogen danprogesterone, pembebasan disebabkanoleh hipertropi otot polos uterus. Padakehamilan 16 minggu kavun uteri samasekali diisi oleh ruang amnion yang berisijanindan ismus menjadi bagian korpusuteri besar uterus kira-kira sebesar kepalabayi atau tinja orang dewasa. Padakehamilan 20 minggu, fundus uteriterletak kira-kira di pinggir bawah pusat,Pada kehamilan 24 minggu fundus uteriberada tepat di pinggir atas pusat, Padakehamilan 28 minggu fundus uteri kira-kira 3 jari atas pusat atau sepertiga jarakantara pusat ke processus xiphodeus, Padakehamilan 32 minggu fundus uteri terletakdi antara setengah jarak pusat danprocessus xiphodeus, Pada kehamilan 36minggu fundus uteri terletak di antarasetengah jarak pusat dan processusxiphodeus. Pada kehamilan 40 minggufundus uteri kembali dan terletak kira-kira3 jari di bawah processus xiphodeus.(Prawirohardjo,S. 2010. Hal 141). Serviksuteri bertambah vaskularisasinya danmenjadi lunak disebut tanda hegar.Kelenjar endoservikal membesar danmengeluarkan banyak cairan mucus.Karena bertambahnya pembuluh darahdan melebar warnanyamenjadi livid dandisebut tanda Chadwick.(Prawirohardjo,S. 2010. Hal: 177). Vulva dan Vagina.Mengenai perubahan akibat pengaruhhormoneestrogen. Hipervaskularisasimengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah dan agak kebiru-biruan(livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick.(Prawirohardjo, S. 2010. Hal: 178).

Pada kehamilan 32 minggu keatasibu hamil tidak jarang mengeluh tentangrasa sesak dan pendek nafas, karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesarkearah diafragma, sehingga diafragmakurang leluasa bergerak; Untuk memenuhikebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20% maka seorang wanita hamilselalu bernafas lebih dalam.(Prawirohardjo, S. 2010. Hal: 184).Salivasi meningkat dan pada trimesterpertama mengeluh mual dan muntah.Gejala muntah sering terjadi dan biasanyapada pagi hari (Morning Sickness). Tonusotot-otot saluran pencernaan melemahakibatnya motilitas berkurang danmakanan akan lebih lama berada dalamsaluran makanan. Hal ini baik untukreabsorbsi makanan tapi akanmenimbulkan obstipasi. (Prawirohardjo,S. 2010. Hal: 185);a). Kadang-kadangterdapat deposit pigmen pada dahi, pipidan hidung dikenalsebagai kloasmagravidarum, b). Di daerah leher dan areolamamma sering terdapat hiperpigmentasi,c). Tidak jarang kulit perut seolah-olahretak-retak, warnanya berubah agakhiperemik dan kebiru-biruan disebut striaelivide. (Prawirohardjo, S. 2010. Hal: 179),d). Metabolisme Dalam Kehamilan. BMRmeninggi sistem endokrin juga meninggidan kelenjargondok tampak lebih jelas, e).Konsentrasi alkali sedikit berubah padakeseimbangan asam alkali; keperluanterhadap protein besar sekali untukperkembanganbadan, alat kandungan,mammae dan untuk janin juga diperlukanuntuk proses laktasi, hidrat arang: seorangwanita hamil sering haus, nafsu makannyabesar, sering kencing dan kadang-kadang

Page 39: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

39

memperlihatkan glukosuria, sehinggamenyerupai DM. Hal ini dipengaruhi olehsomatomammotropin, peningkatanplasma insulin dan hormon-hormonadrenal. Metabolisme lemak juga terjadi.Hormon somatomammotropin berperandalam pembentukan lemak dan mamma.Deposit lemak lainnya terhimpun padabadan, paha dan lengan; diperkirakan 0,2– 0,7 gr kalsium tertahan dalam badanuntuk keperluan semasa hamil, fosfor,magnesium dan tembaga lebih banyaktertahan dalam masa hamil dari pada masatidak hamil;.(Winkjosastro. 2007.Hal: 98)

c) Perubahan Psikologi DalamKehamilan

Adaptasi psikologi yang terjadidalam kehamilan dapat diidentifikasikanpada setiap trimester yaitu a). TrimesterPertama. Pada trimester ini seringdianggap sebagai periode penyesuaian.Penyesuaian yang dilakukan adalahterhadap kenyataan bahwa ia sedangmengandung. Penerimaan terhadapkenyataan ini dan arti semua ini bagidirinya. Sebagian besar wanita merasasedih dan ambivalen tentang kenyataanbahwa ia hamil dan mengalamikekecewaan, penolakan, kecemasan,depresi, dan kesedihan. Trimester pertamafokus wanita adalah pada dirinya sendiri.Beberapa wanita terutama mereka yangtelah merencanakan kehamilan merasasukacita sekaligus tidak percaya bahwadirinya telah hamil dan mencari buktikehamilan pada setiap jengkal tubuhnya,b). Trimester Kedua. Trimester keduasering dikenal sebagai periode kesehatanyang baik, yakni periode ketika wanitamerasa nyaman. Hal lain yang terdapatpada proses ini ialah evolusi wanitatersebut mulai dari menjadi penerima

kasih sayang dan perhatian dari ibunyakemudian menjadi pemberi kasih sayang,c). Trimester Ketiga. Trimester ketigasering disebut sebagai periode penantiandengan penuh kewaspadaan. Pada periodeini wanita mulai menyadari kehadiran sangbayi. Pembesaran perut dan pergerakanjanin menjadi hal yang terusmengingatkan tentang keberadaan bayi.Sejumlah ketakutan muncul padatrimester ini. Kecemasan dengankehidupan bayinya dan kehidupannyasendiri. (Varney, H. 2007, Hal: 501), d).Ante Natal Care. Ante Natal Care adalahpengawasan sebelum persalinan terutamaditujukan pada pertumbuhan danperkembangan janin dalam rahim.Diketahui bahwa janin dalam rahim danibunya merupakan satu kesatuan yangsaling mempengaruhi sehingga kesehatanibu yang optimal akan meningkatkankesehatan, pertumbuhan danperkembangan janin. (Manuaba, I.B.G.2012). Sedangkan tujuan ANC yaitu:Tujuan utama Asuhan Ante Natal adalahsebagai berikut : Memantau kemajuankehamilan untuk memastikan kesehatanibu dan tumbuh kembang janin.Meningkatkan dan mempertahankankesehatan fisik, mental, dan soial ibu danjanin, Mengenali secara dini adanyaketidaknormalan atau komplikasi yangmungkin terjadi selama hamil, termasukriwayat penyakit secara umum, kebidanandan pembedahan, Mempersiapkanpersalinan cukup bulan, melahirkandengan selamat, ibu maupun bayinyadengan trauma seminimal mungki.Mempersiapkan ibu agar masa nifas danpemberian ASI eksklusifberjalan normal.Mempersiapkan peran ibu dan keluargadalam menerima kelahiran bayi agar dapattumbuh kembang secara normal

Page 40: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

40

Menurunkan morbiditas danmortalitas.(Saifuddin. 2002. Hal: 90), e).Jadwal Pemeriksaan Kehamilan. Olehkebijakan program frekuensi kunjunganante natal sebaiknya dilakukan minimal 4(empat) kali selama kehamilan denganketentuan waktu sebagai berikut: a). 1(satu) kali pada triwulan pertama, b). 1(satu) kali pada triwulan kedua, c). 2 (dua)kali pada triwulan ketiga.Letak sungsangmerupakan letak membujur dengan kepalajanin di fundus uteri sedangkan bokongmerupakan bagian terendah janin.(Manuaba, I.B.G. 2008. Hal: 116), Letaksungsang adalah dimana bayi letaknyasesuai dengan sumbu badan ibu, kepalaberada pada fundus uteri sedangkanbokong merupakan bagian terbawah(daerah pintu atas panggul/ simpisis ).(Saifuddin. 2002. Hal: 520).Presentasebokong adalah janin letak memanjangdengan bagian terendahnya bokong, kaki,atau kombinasi keduanya. (Prawirohardjo,S. 2010. Hal: 588)

d) PatofisiologiLetak janin dalam uterus

bergantung pada proses adaptasi janinterhadap ruangan dalam uterus. Padakehamilan sampai kurang lebih 32minggu, jumlah air ketuban relatif lebihbanyak, sehingga memungkinkan janinbergerak dengan leluasa. Dengandemikian janin dapat menempatkan diridalam presentasi kepala, letak sungsangatau letak lintang. Pada kehamilantriwulan terakhir janin tumbuh dengancepat dan jumlah air ketuban relatifberkurang.Karena bokong dengan keduatungkai terlipat lebih besar daripadakepala, maka bokong dipaksa untukmenempati ruang yang lebih luas difundus uteri, sedangkan kepala berada

pada ruangan yang lebih kecil di segmenbawah uterus.Dengan demikian dapatdimengerti mengapa pada kehamilanbelum cukup bulan, frekuensi letaksungsang lebih tinggi, sedangkan padakehamilan cukup bulan, janin sebagianbesar ditemukan dalam presentasikepala.(Winkjosastro. 2007. Hal: 611).

e) InsidenKejadian presentasi bokong

ditemukan sekitar 3-4% dari seluruhkehamilan tunggal pada umur kehamilancukup bulan (≥ 37 minggu), presentasebokong merupakan malpresentasi yangpaling sering dijumpai. Sebelum umurkehamilan 28 minggu, kejadian presentasebokong berkisar antara 20-30%, dansebagian besar akan berubah menjadipresentase kepala setelah umur kehamilan34 minggu. (Prawirohardjo, S. 2010. Hal:588)

2. Konsep Dasar Proses ManajemenKebidanan

Manajemen Kebidanan adalahproses pemecahan masalah yangdigunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan teori ilmiah, temuan,keterampilan dalam rangkaian tahapanlogis untuk pengambilan keputusan yangberfokus pada klien.Adapun tahap dalamManajemen Kebidanan yaitu a). Step I :Pengumpulan Data Dasar dan AnalisaData. Pada langkah ini, dilakukanpengkajian dengan mengumpulkan semuadata yang diperlukan untuk mengevaluasikeadaan klien secara lengkap.yaitu riwayatkesehatan, pemeriksaan fisik sesuaidengan kebutuhannya. Meninjau catatanterbaru atau catatan sebelumnya.Meninjau data labolatorium dan

Page 41: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

41

membandingkan dengan hasil studi.Padalangkah pertama ini, dikumpulkan semuadata yang akurat dari semua sumber yangberkaita denga kondisi pasien. b). Step II :Interpretasi Data Dasar / Masalah Aktual.Pada langkah ini dilakukan identifikai yangbenar terhadap diagnosis atau masalahdan kebutuhan klien berdasarkaninterpretasi yang benar atas data-data yangtelah dikumpulkan. Data dasar yang sudahdikumpulkan diinterpretasi sehinggaditemukan masalah atau diagnosis yangspesifik. c). Step III : MengidentifikasiDiagnosa / Masalah potencialPadalangkah ini kita mengidentifikasi masalahatau diagnosa potensial lain berdasarkanrangkaian masalah dan diagnosis yangsudah diidentifikasi. Pada asuhan inipenting sekali melakukan asuhan yangaman. d). Step IV : Tindakan Segera /Kolaborasi. Mengidentifikasi perlunyatindakan segera oleh bidan atau dokteruntuk dikonsultasikan atau ditanganibersama dengan anggota tim kesehatanyang lain sesuai dengan kondisi pasien. e).Step V : Perencanaan tindakan asuhankebidanan.Pada langkah ini, direncanakanasuhan yang menyeluruh yang ditentukanoleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutanmanajemen terhadap diagnosis ataumasalah yang telah diidentifikasi ataudiantisipasi. f). Step VI : Tindakan AsuhanKebidanan (Implementasi). Pada langkahini, rencana asuhan menyeluruh sepertiyang telah diuraikan pada langkah ke-5dilaksanakan secara efisien dan aman.Perencanaan ini dapat dilakukanseluruhnya oleh bidan atau sebagian olehklien atau anggota tim kesehatan lain. g).Step VII : Evaluasi tindakan asuhankebidanan. Pada langkah ini, dilakukanevaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan, meliputi pemenuhan kebutukanterhadap masalah yang telah diidentifikasidi dalam masalah dan diagnois.( Salmah.2006. Hal: 170).

3. Pendokumentasian AsuhanKebidanan

Menurut Helen Varney, alurberfikir bidan saat menghadapi klienmeliputi 7 langkah. Untuk mengetahui apayang telah dilakukan oleh seorang bidanmelalui proses berfikir sistematis,didokumentasikan dalam bentuk SOAPyaitu :a) Subyektif. Menggambarkan

pendokumentaian hasil pengumpulandata klien melalui anamnesis sebagailangkah 1 Varney.

b) Obyektif. Menggambarkan hasilpendokumentasian hasil pemeriksaanfisik klien, hasil laboratorium dan ujidiagnostik lain yang dirumuskandalam data fokus untuk mendukungasuhan sebagai langkah 1 Varney.

c) Assessment. Menggambarkanpendokumentaian hasil analisis daninterpretasi data objektif dalam suatuidentifikasi. Diagnosis / masalah,Antisipasi diagnosis / masalahpotensial, Perlunya tindakan segeraoleh bidan atau dokter,konsultasi/kalaborasi dan rujukansebagai langkah 2, 3, dan 4 Varney

d) Planning. Menggambarkanpendokumentasian dan tindakan danevaluasi perencanaan berdasarkanassessment sebagai langkah 5, 6, dan7Varney ( Salmah. 2006. Hal: 172).

C. Metode PenelitianDesain penelitian adalah

rancangan keseluruhan dari perencanaanuntuk menjawab pertanyaan penelitian

Page 42: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

42

dan mengantisipasi beberapa kesulitanyang mungkin timbul selama prosespenelitian (Hidayat, 2009). Penelitian inimenggunakan rancangan Cross Sectionalstudy yaitu rancangan penelitian denganmelakukan pengukuran atau pengamatanpada saat bersamaan (sekali waktu) untukmengetahui Asuhan Kebidanan Pada Ny”A” Dengan Presentase Bokong Gestasi28 Minggu 5 Hari Di Puskesmas BiruWatampone Kabupaten Bone, diobservasipada suatu saat (Point Time Approach)artinya setiap subjek atau sampelpenelitian diobservasi sekali saja (Hidayat,2009). Populasi pada penelitian ini adalahAsuhan Kebidanan Pada Ny ”A”. Jumlahpopulasi Asuhan Kebidanan Pada Ny ”A”Dengan Presentase Bokong Gestasi 28Minggu 5 Hari Di Puskesmas BiruWatampone Kabupaten Bone padapenelitian ini sebanyak 139 responden.Sampel dalam penelitian ini adalah lansiayang memiliki sebanyak 58.

Instrumen Penelitian. Penelitimengumpulkan data menggunakaninstrument check list yang memuat datademografi responden yaitu untukmengetahui jenis kelamin, umur,pendidikan, pekerjaan, dan kepatuhan(Machfoedz, 2009). Kuesioner untukmengukur dukungan keluarga yangdiadopsi dari Nursalam (2009) dandikembangkan oleh peneliti dengan 20pernyataan. Kuesioner ini menggunakanskala Guttman yaitu nilai 2 (YA) dan nilai 1(TIDAK). Setelah data terkumpul, makadilakukan Uji Validitas menurut Riyanto(2011) yaitu ukuran yang menunjukkantingkat kevalidan dan kesahihaninstrument menggunakan alat ukur teknikKorelasi Product Moment menggunakanSPSS dengan keputusan bila r hitung (rpearson) >r table artinya pertanyaan valid,

dalam penelitian ini pertanyaan yang diujisudah valid dengan 20 pertanyaan dan 10responden (df=n-2 = 8, r table 0.707).Sedangkan Uji Reliabilitas adalah derajatketepatan ketelitian/keakuratan yangditujukan oleh instrument dengankeputusan nilai Cronbah’s Alpha >konstanta (0,6) maka pertanyaan reliable,dalam penelitian ini Nilai Coranbach’sAlpha = 0,989 > nilai alpha 0,6. makaangket atau kuisioner dinyatakan realible.

Prosedur Pengumpulan Data yaitudata primer adalah data yang diperolehsecara langsung oleh peneliti denganmenggunakan kuesioner. Data Primerdalam penelitian ini adalah dukungankeluarga. Data sekunder adalah data yangdiperoleh atau dikumpulkan peneliti dariberbagai sumber yang telah ada (penelitisebagai tangan kedua). Data Sekunderdalam penelitian ini adalah jumlahresponden diperoleh dari petugasprogram kesehatan lansia dan kepatuhanlansia dilihat dari persentase/tingkatkehadiran lansia (Hidayat, 2009).Sedangkan Tehnik Pengololaan danAnalisa Data yaitu a). Mengedit (Editing);Setelah data terkumpul, selanjutnya datatersebut dilakukan pengecekan danmemeriksa kelengkapan data,kesinambungan, dan memeriksakeseragaman data langsung pada saatsetelah dilakukan kegiatan, b).Pengkodean (Koding). Tabulasi(Tabulation).Data dikelompokkan kedalam suatutabel menurut sifat-sifat yang dimiliki,kemudian data dianalisis secarastatistik.Penyajian Data. Penyajian datadilakukan dalam bentuk tabel silang dantabel analisis 2 X 2 disertai penjelasanuntuk melihat hubungan antara variabeldependen dan independent (Riyanto,2011). Sedngkan analisa data Univariat.

Page 43: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

43

Analisa Univariat adalah analisis yangdilakukan untuk satu variabel atau pervariabel. Dilakukan untuk mendapatkangambaran umum dengan caramendeskripsikan tiap variabel yangdigunakan dalam penelitian yaitu melihatdistribusi frekuensinya. Analisa Bivariatadalah analisis yang dilakukan untukmenganalisis hubungan dua variabel.Analisis data ditunjukan untuk menjawabtujuan penelitian dan menguji hipotesispenelitian. Untuk hal tersebut, uji statistikyang akan digunakan adalah uji Chi Squaredengan tingkat kemaknaan (α): 0,05karena variable independen numeric tetapidikategorikkan dan variable dependenadalah data kategorik, jika memenuhisyarat, jika tidak memenuhi syarat makadigunakan uji Fisher (Riyanto, 2011).

D. PembahasanKesenjangan yang terjadi antara

konsep dasar tinjauan pustaka dantinjauan kasus dalam penerapan prosesManajemen Kebidanan pada kasusKehamilan Letak Bokong pada Ny. “A”di Puskesmas Biru Watampone.Pembahasan ini disusun denganpendekatan Manajemen Kebidanan yangterdiri dari 7 Langkah, yaitu Pengkajiandan pengumpulan data dasar,Menegakkan diagnosa/masalah aktual,Menegakkan doagnosa/masalah potensial,Melaksanakan tindakan segera dankolaborasi, Merencanakan asuhankebidanan, Melaksanakan tindakan asuhankebidanan, dan Mengevaluasi asuhankebidanan.

1) Langkah I . Pengkajian danPengumpulan Data Dasar

Pada tahap ini penulis melakukan

pengkajian dan pengumpulan data dasaryang merupakan proses manajemenasuhan kebidanan yang ditunjukkan untukpengumpulan informasi mengenaikesehatan baik fisik, psikososial, danspiritual. Pengumpulan data jugadilakukan melalui anamnesis meliputiidentitas ibu, data biologis, psikologis,sosial dan ekonomi sedangkan padapemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,palpasi, perkusi, dan auskultasi. Adapunpemeriksaan penunjang yaitulaboratorium dan pemeriksaan USG. Padatahap ini penulis tidak menemukankesenjangan. Hal ini disebabkan karenarespon ibu dalam memberikan informasibegitu jelas sehingga penulis denganmudah memperoleh data yangdiinginkan.Pada kasus Ny. “A” data yangdiperoleh menunjukkan adanyapersamaan tanda/keluhan yang terdapatpada konsep dasar (teori) yakni ibumerasa cemas dengan kehamilannya danditunjang oleh pemeriksaan luar menurutpalpasi Leopold. Leopold I: Menentukantinggi fundus uteri dan bagian janin yangberada pada fundus. Leopold II:Punggung janin teraba sebagai tekananyang lebih keras dan memanjang dari ataske bawah, sedangkan disisi lain dapatteraba bagian-bagian kecil janin. LeopoldIII: Teraba janin,tidak bulat, tidak rata danmasihLeopold IV: bagian yang terbawah yaitubokong belum masuk dalam pintu ataspanggul, dan pada auskultasi DJJ padaumumnya ditemukan pada TFU setinggipusat, atau sedikit lebih tinggi.Padalangkah pertama ini tidak terdapatkesenjangan antara tinjauan pustaka danpraktek asuhan kebidanan yang dilakukanpada klien Ny. “A”.

Page 44: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

44

2) Langkah II . Menegakkan Diagnosa/Masmasalah Aktual

Menegakkan diagnosa atau masalahaktual maupun potensial harusberdasarkan pendekatan asuhankebidanan yang didukung dan ditunjangoleh beberapa data baik subjektif maupunobjektif yang diperoleh dari hasilpengkajian.Berdasarkan teori, setiapkehamilan sampai menjelang persalinanmempunyai 10 komponen diagnosasehingga dari diagnosa ini diharapkanseorang ibu hamil yang mengalamikomplikasi selama kehamilan misalnyapresentasi bokong harus mendapatkanpemeriksaan antenatal yang lebihefektif.Adapun diagnosa yangdirurmuskan pada kasus ini adalahGIP0A0, Umur Kehamilan 28 Minggu 5Hari, Pu-Ki, Presentasi Bokong, BAP,Intra Uterin, Tunggal, Hidup, KeadaanJanin Baik dan Ibu dengan MasalahKecemasan.Dengan demikian diagnosaatau masalah aktual yang telahdiidentifikasi pada Ny. “A” kasuskehamilan dengan presentasi bokongmenunjukkan adanya persamaan denganlandasan teori.

3). Langkah III Menegakkan Diagnosa /Masalah Potensial

Masalah potensial yangdiidentifikasikan penulis pada kasus iniadalah potensial terjadinya presentasibokong sampai akhir kehamilan. Letakjanin dalam uterus bergantung padaproses adaptasi janin terhadap ruangandalam uterus. Pada kehamilan sampaikurang lebih 32 minggu, jumlah airketuban relatif lebih banyak, sehinggamemungkinkan janin bergerak denganleluasa. Dengan demikian janin dapat

menempatkan diri dalam presentasikepala, letak sungsang (bokong), dan letaklintang. Sedangkan pada kehamilan 34minggu volume air ketuban berkurangsehingga akan menyulitkan janin berputardengan sendirinya. Pada tahap ini penulistetap mengacu pada teori yang ada untukmenegakkan diagnosa / masalah yangmungkin timbul dari keluhan klien jikatidak ditangani dengan segera. Dalamtahap ini penulis tidak menemukan adanyakesenjangan antara teori dan praktekasuhan kebidanan yang diberikan padaklien Ny. “A”.

4). Langkah IV Melaksanakan TindakanSegera, Konsultasi dan Kolaborasi

Tidak ada tindakan segera yangdiberikan kepada Ny.”A” hanya dilakukankolaborasi dengan dokter untukpemeriksaan USG. Dalam tahap inipenulis tidak menemukan kesenjanganantara teori dan praktek.

5). Langkah V Merencanakan TindakanAsuhan Kebidanan.

Dari diagnosa masalah yang ada makapenulis menyusun rencana asuhankebidanan untuk mengatasi masalah yangdialami oleh klien dengan menetapkantujuan dan kriteria yang ingin dicapai,penetapan tujuan ini dimaksudkan untukpedoman dalam melakukan tindakan.Berdasarkan teori bahwa untukmengantisipasi terjadinya kehamilandengan presentsi bokong maka rencanaasuhan yang harus diberikan yakni :Melakukan posisi knee-chest(menungging) Melakukan versi luarKunjungan antenatal yang adekuat

6). Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan/ Implementasi

Page 45: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

45

Pelaksanaan tindakan asuhankebidanan ini sesuai dengan apa yangtelah direncanakan oleh penulissebelumnya. Penanganan yang dilakukansudah berorientasi pada kebutuhan kliensehingga tujuan dapat tercapai. Hal iniditunjang pula oleh klien yang kooperatifdalam menerima semua anjuran dantindakan serta adanya dukungan dan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatanyang ada di Puskesmas Biru Watampone

7). Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan

Adapun evaluasi yangdimaksudkan untuk memberi nilaiterhadap hasil intervensi yang dilakukanberdasarkan tujuan dan kriteria yang telahditentukan sebelumnya. Tekhnik evaluasidilakukan melalui anamnesa, pemeriksaanfisik yang meliputi inspeksi, palpasi,auskultasi dan perkusi untuk memperolehdata hasil perkembangan klien.Dari hasilyang diperoleh dapat disimpulkan bahwatujuan dari rumusan diagnosa: GIP0A0,Umur Kehamilan 28-30 Minggu, Pu-Ki,Presentasi Bokong, BAP, Intra Uterin,Tunggal, Hidup, Keadaan Ibu Dan JaninBaik dan Tidak Ada Masalah Kecemasan.Adapun tujuan yang telah tercapai adalahrasa cemas ibu sudah teratasi karenaposisi janin dalam uterusnya telahberubah keposisi normal dan dari hasilpemeriksaan, letak posisi janin sudahmenjadi presentase belakang kepala(normal).Pada langkah terakhir yaituevaluasi hasil asuhan yang telah diberikanpada Ny. “A” adalah tidak adakesenjangan antara tujuan dan kriteria.Dimana tujuan yang ingin dicapai tersebutsudah sesuai dengan evaluasi hasilasuhan.

E. KesimpulanSetelah mempelajari dan

mengkajiteori dan konsep asuhan antenatalserta pengalaman langsung di lahanpraktek melalui studi kasus pada Ny. “A”dengan kasus Kehamilan dengan LetakBokong maka penulis dapat menarikkesimpulan sebagai berikut : a). Gejaladan tanda presentase bokong yangdiuraikan dalam teori sama seperti yangdialami Ny “A”. Penentuan diagnosisberdasarkan dasar penentuan diagnosisyang dilakukan pada Ny “A” denganpresentase bokong sesuai dengan teoridan aplikasi pada studi kasus.Diagnosapotensial dalam kasus Presentase bokongpada Ny “A” ada data yang mendukungterjadinya potensial yaitu potensialterjadinya persalinan letak bokong.a) Berdasarkan diagnosa yang telah

ditegakkan maka tidak data ada yangmendukung untuk dilakukan tindakansegera.

b) Semua tindakan yang dilakukan telahdirencanakan untuk mengatasi kasus.

c) Semua rencana, telahdiimplementasikan kepada ibu dandikondisikan dengan kasus yang dialami oleh Ny “A “.

d) Tujuan telah dicapai sesuai denganyang direncanakan.

e) Pendokumentasian sangat perludilaksanakan karena merupakantanggung jawab dan tanggung gugatpada petugas kesehatan lain terhadapasuhan kebidanan yang telahdiberikan.

B. F. Implikasia) Bagi Ibu Hamil. Sebaiknya setiap ibu

hamil melakukan pemeriksaan secararutin sejak awal kehamilan(Trimester I) sampai ibu melahirkan

Page 46: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

46

sehingga secara dini dapat ditemukankelainan yang timbul sehinggatersedia cukup waktu untukpenanganan masalah yang dihadapisesuai dengan kebutuhan. Biasakandiri untuk mengkonsumsi makananyang tinggi kandungan zat gizinyaagar memenuhi kebutuhan ibu danjanin, istrahat yang cukup,dan selalumenjaga kebersihan diri. Diharapkansetiap anjuran yang diberikan olehpetugas kesehatan dapat dimengertidan dilaksanakan oleh setiap klien.

b) Bagi Pelaksana Pelayanan Kesehatan.Sikap bidan senantiasamengembangkan diri danmeningkatkan kemampuanprofesinya sesuai denganperkembangan Ilmu Pengetahuandan Teknologi (IPTEK).Melaksanakan penyuluhan kepadasemua ibu hamil secaraberkesinambungan tentang semuayang berkaitan dengan kehamilan.Profesi bidan harus mampumengambil keputusan klinik secaracepat dan tepat untuk menghindariketerlambatan dalam merujuksehingga dapat mencegah kematianibu dan bayi.

c) Bagi Pemerintah/Institusi.Menyediakan sarana dan prasaranapelayanan kesehatan untukmeningkatkan mutu pelayanankesehatan ibu dan anak. Agartercapai penurunan AKI dan AKBmaka pemerintah sebaiknyamemberikan jaminan pada ibu hamildan jaminan persalinan sehinggamereka tidak berfikir lagi tentangbiayanya.

d) Bagi Institusi pendidikan agarpenerapan manajemen

kebidanandengan pendekatanmasalah lebih ditingkatkan dandikembangkan mengingat prosestersebut sangat bermanfaat dalammembina tenaga bidan gunamenciptakan sumber daya manusiayang berpotensial dan profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel, 2014.Data Profil Kesehatan. Diakses

tanggal 09 Juni 2015.Denise Tiran, 2009. Mual & Muntah

Kehamilan. Cetakan I Jakarta :Buku kedokteran, ECG

Depkes RI, 2014. Data dan Informasi(Profil Kesehatan Indonesia).Diakses tanggal 09 Juni 2015.

Winkjosastro.2007. Hal: 125)Saifuddin. 2002. Hal: 89Asuhan

kebidanan Pada kehamilanfisiologis. . Rosdiana, AR. KamusKebidanan 2010 Hal: 276

Prawirohardjo,S. 2010. Hal 141Perubahan Kehamilan Fisiologis

Sumber:http/www.google.co.id=gambar=tanda=hegar. Diakses tanggal 01Juni 2012

Kusmiyati Yuni, dkk, 2010. Perawatan ibuhamil. Yogyakarta : fitramaya

Manuaba, I.G.B, 2013. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan, dan KBuntuk pendidikan bidan. Edisi 2.Jakarta : ECG

Mufdlilah, 2009. Panduan asuhankebidanan ibu hamil. Nuhamedika, Yogyakarta : MCP

Sarwono Prawihardjo, 2010. Ilmukebidanan. Yayasan Bina Pustaka,Jakarta

Page 47: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

47

Patricia W. Ladewiq, dkk. 2010. AsuhanIbu & Bayi Baru Lahir. Jakarta :Buku kedokteran, ECG

Ratna Dewi Paduastuti,2012. AsuhanKebidanan Pada Ibu HamilNormal dan Patologi, Muhamedika, Yogyakarta.

Rukiyyah, A. Y, 2010. Asuhan kebidananIV ( Patologi Kebidan ). Jakarta :Trans Info Media.

Salmah, dkk. 2006. Asuhan kebidananAntenatal. Jakarta : Bukukedokteran, ECG

Saminem, H. 2009. Seri asuhan kebidanankehamilan normal. Cetakan I.Jakarta : ECG

WHO, 2014.(http://www.akbidforum.blogspot.com/ diakses tanggal 10 Mei2015

\

Page 48: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

48

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY “N” DENGANRUPTUR PERINEUM TINGKAT II DI UPTD PUSKESMAS

WATAMPONE KABUPATEN BONEOleh:Sulfianti

(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK:Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. “N”, dengan Ruptur Perineum Tingkat II diUPTD Puskesmas Watampone Kabupaten Bone.Bertujuan untuk mengumpulkan data dasar padaNy. “N”, dengan Ruptur Perineum Tingkat II di UPTD Puskesmas Watampone KabupatenBone. Mengidentifikasi diagnosa/masalah actual, menetapkan kebutuhan, konsultasi dankolaborasi dengan tim kesehatan, menyusun rencana asuhan kebidanan. Mengevaluasiefektifitas asuhan kebidanan, mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ny. “N”, denganRuptur Perineum Tingkat II di UPTD Puskesmas Watampone Kabupaten Bone..Sedanganjenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan jumlah populasisebanyak 70 orang dan sampel sebanyak 41 orang, dengan menggunakn tehnik purposivesampling. Uji statistic yang digunakan adalah uji Fisher dengan tingkat signifikasi p = 0,001 >α = 0,05. Pada pola asuhan baik dengan hipertensi sebanyak 41 (50%).Hasil mengumpulkan data dasar pada Ny. “N”, dengan adanya robekan pada jalan lahir padamukosa vagina, komisura perineum, kulit perineum dan otot perineum sehingga dinyatakanRuptur Perineum Tingkat II Pada kasus ditemukan diagnosa masalah aktual pada Ny. “N”,maka ditegakkan diagnosa perlangsungan kala III dengan Ruptur Perineum Tingkat II. Padakasus ditemukan diagnosa masalah potensial pada Ny. “N”, maka ditegakkan diagnosa terjadiperdarahan aktif akibat ruptur perineum Dilakukan tindakan segera yaitu penjahitan padadaerah luka perineum dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik,antibiotik dan vitamin. Rencana asuhan kebidanan pada Ny. “N”, melakukan penjahitan padaperineum dan semua tindakan telah direncanakan untuk mengatasi kasus. Semua rencanatindakan asuhan kebidanan pada Ny. “N” telah diimplementasikan sesuai kondisi ibu

Kata kunci :”Ruptur Perineum Tingkat II urgen Intranatal Pada Ny. “N”

INTRANATAL CARE MIDWIFERY IN MRS. "N" WITHRUPTURE PERINEUM UPTD LEVEL II INHEALTH

BONEDISTRICT WATAMPONEBy:Sulfianti

(Lecturer of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT:Midwifery Care Intranatal In Mrs. "N", the rupture perineum Level II UPTDWatampone Bone District Health Center aims to collect basic data on Mrs. "N", the rupture perineumLevel II in UPTD Puskesmas Watampone Bone regency. Identifying diagnosis/actual problem,define needs, consultation and collaboration with a team of health, midwifery care plan.Evaluating the effectiveness of midwifery care, midwifery care document in Mrs. "N", therupture perineum Level II UPTD District Puskesmas Watampone Bone. While type ofresearch is descriptive analytic method with a total population of 70 people and a sample of41 people, to use your purposive sampling technique. Statistical tests used were test Fisher'sexact with a significance level of p = 0.001> α = 0.05. On the pattern of good upbringingwith hypertension were 41 (50%).The results of collecting basic data on Mrs. "N", with a tear in the birth canal in vaginalmucosa, commissure of the perineum, the skin of the perineum and perineal muscles that

Page 49: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

49

otherwise Perineum Rupture Level II. In the case of diagnosis of the actual problem wasfound in Mrs. "N", then the diagnosis is established the third stage with a rupture perineumLevel II. In the case of diagnosis of potential problems found in Mrs. "N", then confirmeddiagnosis of active bleeding due to rupture of the perineum. Do immediate action ie perinealsuturing the wound area and collaboration with doctors for the provision of analgesics,antibiotics and vitamins. Midwifery care plan in Mrs. "N", perform suturing the perineumand all measures have been planned to resolve the case. All of the action plan of midwiferycare in Mrs. "N" has been implemented under the conditions of the mother

Keywords: Rupture of the perineum Level II urgent Intranatal In Mrs. "N"

__________________________________________________________________A. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiranmerupakan kejadian fisiologis yangnormal. Kelahiran seorang bayi jugamerupakan peristiwa sosial bagi ibu dankeluarganya. Ketika persalinan dimulai,peranan ibu adalah untuk melahirkanbayinya, dan peranan bidan adalahmemantau persalinan untuk mendeteksidini adanya komplikasi sebagai upayauntuk menurunkan angka kematian ibu(Sumarah, SSIT, 2009). Salah satupenyebab kematian maternal karenakomplikasi obstetrik adalah perdarahanpost partum. Perdarahan seringberlangsung sangat banyak dan cepat.Perdarahan banyak akan segera disusuldengan kematian maternal jika masalah initidak dapat diatasi secara cepat dan tepatoleh tenaga yang terampil atau fasilitaspelayanan kesehatan yang memadai(Sarwono Prawihardjo, 2010).

Menurut data World HealthOrganitation (WHO), sebanyak 90%kematian ibu akibat masalah persalinanatau kelahiran terjadi di negara-negaraberkembang. Terdapat 180-200 jutakelahiran setiap tahunnya dan 585 ribukematian wanita hamil berkaitan denganbeberapa komplikasi 24,8% terjadiperdarahan, 14,9% infeksi, 12,9%eklampsia, 6,8% distosia saat persalinan,11,2% aborsi yang tidak aman, 27%

berkaitan dengan sebab lain.Ditandingkan dengan negara-negaraASEAN dan negara-negara maju, angkakematian ibu (AKI) di Indonesiamenempati urutan kedua setelah Indiadan untuk di Asia Tenggara Indonesiamenjadi yang pertama untuk angkakematian ibu (AKI). Berdasarkan SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI) bahwa angka kematian ibu (AKI)di Indonesia mengalami penurunan, tahun2013 angka kematian ibu (AKI) sebesar226 per 100.000 kelahiran hidup,sedangkan tahun 2014 kemarin angkakematian ibu (AKI) sebesar 115 per100.000 kelahiran hidup. Penyebabterpenting pada kematian maternal diNegara Indonesia adalah perdarahan 40-60%, infeksi 20-30% dan keracunankehamilan 20-30%, sisanya sekitar 5%disebabkan penyakit lain yang memburuksaat kehamilan atau persalinan.

Data dari Dinas KesehatanProvinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2013menunjukkan angka kematian ibu sebesar143 per 100.000 kelahiran hidup. Dataterakhir dari Dinas Kesehatan ProvinsiSulawesi Selatan tahun 2014 angkakematian ibu (AKI) sebesar 118 per100.000 kelahiran hidup. Penyebabnyarata-rata disebabkan oleh sebab langsungseperti perdarahan, eklampsia, infeksi danlainnya (http://www.depkes.go.id. Jumlah

Page 50: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

50

kematian maternal yang dilaporkan dariDinas Kesehatan Kabupaten Bonemeningkat. Tercatat pada tahun 2013jumlah kematian ibu sebanyak 3 orang(perdarahan 2 orang dan eklampsi 1orang), sedangkan tahun 2014 jumlahkematian sebanyak 4 orang denganpenyebab kematian semuanya karenaEklampsi. Adapun jumlah ruptur perineumpada tahun 2013 sebanyak 1.201 orangdari 13.536 (91,78%) persalinan,sedangkan pada tahun 2014 jumlah rupturperineum 1.527 orang dari 13.641 (92,49%)persalinan (Dinas Kesehatan 2013-2014).Dari data rekam medik UPTDPuskesmas Watampone Kabupaten Bonejumlah persalinan pada tahun 2013sebanyak 512 orang dan adapun jumlahibu yang mengalami ruptur perineumsebanyak 175 orang. Jumlah persalinanpada tahun 2014 sebanyak 357 orang danyang di tolong oleh tenaga kesehatansebanyak 340 orang, adapun jumlah ibuyang mengalami ruptur perineum sebanyak140 orang. Jumlah persalinan di UPTDPuskesmas watampone bulan Mei padatahun 2015 sebanyak 22 orang. Salah satumasalah yang paling sering terjadi padakala II persalinan adalah ruptur perineumyang disebabkan karena tindakanepisiotomi, atau robekan spontan padaperineum dengan derajat yang ringansampai pada ruptur perineum totalis(Sarwono Prawihardjo, 2010).

Pada setiap persalinan yangmengalami ruptur perineum hendaklahdilakukan inspeksi yang teliti untukmengetahui semua sumber perdarahan,menutup luka dengan jahitan sampaiperdarahan berhenti karena penyembuhanluka perineum yang tidak baik dapatmenimbulkan predisposisi untuk terjadinyaprolapsus uteri dan fistula dikemudian hari

(Sarwono Prawihardjo, 2010).Berdasarkan hal tersebut di atas, makapenelitian ini membahas yaitu Bagaimanaasuhan kebidanan intranatal pada Ny. Ndengan ruptur perineum tingkat II Di UPTDPuskesmas Watampone Kabupaten Bone.

B. Tinjauan Pustaka1. Persalinan

Persalinan adalah prosesmembukanya dan menipisnya serviks danjanin turun ke dalam jalan lahir (Dwi AsriH., 2009.) Persalinan adalah proseskeluarnya hasil konsepsi baik dari jalanlahir maupun jalan lainnya (Saifuddin, A.B 2006). Persalinan adalah proses dimanabayi, plasenta dan selaput ketuban keluardari uterus ibu (JNPK-KR, 2008). Sebab-sebab terjadinya persalinan belumdiketahui dengan pasti, sehinggamenimbulkan beberapa teori yangberkaitan dengan mulainya kekuatan his.Dengan demikian dapat dikemukakanbeberapa teori yang memungkinkanterjadinya proses persalinan :a) Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuanmeregang dalam batas tertentu.Setelah melewati batas waktu tersebutterjadi kontraksi sehingga persalinandapat dimulai. Keadaan uterus yangterus membesar dan menjadi tegangmengakibatkan iskemia otot-ototuterus. Hal ini mungkin merupakanfaktor yang dapat mengganggusirkulasi uteroplasenter sehinggaplasenta mengalami degenerasi. Padakehamilan ganda seringkali terjadikontraksi setelah keregangan tertentu,sehingga menimbulkan prosespersalinan.

b) Teori penurunan progesterone

Page 51: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

51

Proses penuaan plasenta terjadi mulaiumur kehamilan 28 minggu, di manaterjadi penimbunan jaringan ikat,pembuluh darah mengalamipenyempitan dan buntu. Vili korialesmengalami perubahan-perubahan danproduksi progesteron mengalamipenurunan, sehingga otot rahim lebihsensitiv terhadap oksitosin. Akibatnyaotot rahim mulai berkontraksi setelahtercapai tingkat penurunanprogesteron tertentu.

c) Teori oksitosin internalOksitosin dikeluarkan oleh kelenjarhipiofisis pars posterior. Perubahankeseimbangan estrogen danprogesteron dapat mengubahsensitivitas otot rahim, sehinggasering terjadi kontraksi braxton hicks.Menurunnya konsentrasi progesteronakibat tuanya kehamilan makaoksitosin dapat meningkatkanaktivitas, sehingga persalinan dimulai.

d) Teori prostaglandinKonsentrasi prostaglandin meningkatsejak umur kehamilan 15 minggu,yang dikeluarkan oleh desidua.Pemberian prostaglandin pada saathamil dapat menimbulkan kontraksiotot rahim sehingga terjadi persalinan.Prostaglandin dianggap dapatmerupakan pemicu terjadinyapersalinan.

e) Teori hipotalamus-pituitari danglandula suprarenalis.Teori ini menunjukkan padakehamilan dengan anensefalus seringterjadi keterlambatan persalinankarena tidak terbentuk hipotalamus.Teori ini dikemukakan oleh Linggin(1973). Malpar tahun 1933mengangkat otak kelinci percobaan,hasilnya kehamilan kelinci menjadi

lebih lama. Pemberian kortikosteroidyang dapat menyebabkan maturitasjanin, induksi persalinan. Daribeberapa percobaan tersebutdisimpulkan ada hubungan antarahipotalamus-pituitari denganmulainya persalinan. Glandulasuprarenal merupakan pemicuterjadinya persalinan.

f) Teori berkurangnya nutrisiBerkurangnya nutrisi pada janindikemukakan oleh Hipokrates untukpertama kalinya. Bila nutrisi padajanin berkurang maka hasil konsepsiakan segera dikeluarkan.

Tekanan pada ganglion servikal daripleksus frankenhauser yang terletakdibelakang serviks. Bila ganglion initertekan maka kontraksi uterus dapatdibangkitkan (Sumarah, SSIT, 2009).Adapun jenis-jenis persalinan yaitupersalinan spontan, bila persalinanberlangsung dengan his dan tenaga ibusendiri. Bila persalinan berlangsungsetelah dilakukan tindakan misalnyavakum, forceps dan sectio cesarean.Persalinan mengalami kemacetan danberlangsung lama sehingga timbulkomplikasi pada ibu dan bayi lebih 24 jam(Saifuddin, A. B, 2006). Faktor-faktoryang berperan dalam persalinan; a). Passage(jalan lahir) terdiri dari panggul ibu, yaknibagian tulang padat, dasar panggul,vagina, dan introitus (lubang luar vagina),b). Passenger (janin dan plasenta)merupakan akibat interaksi beberapafaktor, yakni ukuran kepala janin,presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.c). Power (kekuatan) adalah frekuensi,lamanya dan kekuatan kontraksi uterusyang mengakibatkan tertarik danterbukanya serviks secara komplit, d).Posisi, juga dianggap mempengaruhi

Page 52: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

52

persalinan seperti posisi tegak meliputiposisi berdiri, berjalan, duduk danjongkok. Psikologis, seperti kondisi psikispasien, tersedianya dorongan positif,persiapan persalinan, pengalaman lalu danstrategi adaptasi/koping (Yani Widyastuti,SSIT, 2009)

2. Ruptur PerineumRuptur Perineum adalah laserasi yang

terjadi pada jalan lahir khususnyaperineum (Nining Wiyati M.Kes,2009).Ruptur perineum adalah robekanspontan pada perineum dengan derajatyang ringan sampai ruptur perineumtotalis (sfingter ani terputus). (SarwonoPrawihardjo, 2010).Ruptur perineum adalahrobek atau koyaknya jaringan secarapaksa.a) Etiologi (http://www.cakul obstetri

online diakses 19 April 2015)1) Posisi persalinan2) Cara meneran3) Berat badan bayi baru lahir4) Keadaan perineum5) Kepala janin terlalu cepat lahir6) Pimpinan persalinan tidak

sebagaimana mestinya7) Sebelumnya terdapat banyak

jaringan parut pada perineum8) Persalinan dengan distosia bahu9) Insisi epiosotomi yang terlalu jauh,

atau sebaliknya, terlalu kecil.10) Ekstraksi dengan forceps (Sarwono

Prawihardjo, 2011)b) Usaha untuk menghindarkan ruptur

perineumUsaha-usahauntuk menghindarkan

robekan perineum tersebut adalah : a).Pada permulaan persalinan sudahdiberitahukan bahwa harus ada kerjasamaantara penolong dan ibu, terutama waktulahirnya kepala bayi, b). Pengawasan

kemajuan kepala secara teliti, karenakemungkinan kepala bayi dapat majusecara cepat dan mengadakan defleksisecara tiba-tiba, penolong harus selalu siapdan jari tangan melindungi kepala bayidan perineum. Mengusahakan agardiameter yang melalui orifisium vaginaadalah sub-occipito fronto yang panjangnya10 cm. Usaha ini dilakukan denganmenahan fleksi kepala agar tidak terlalucepat defleksi.

Jari-jari tangan menahanperineum, telapak tangan didaerah anusempat jari di bagian kanan dan ibu jari dibagian kiri vulva dan agak menarikjaringan-jaringan keatas. Memberikankesempatan agar perineum meregangdengan jalan mengusahakan kepala tidakterlalu cepat maju, caranya denganmenahan agar jangan terlalu kuatmengedan. Kepala lahir, hendaknya padaakhir kontraksi agar kekuatan mengedantidak terlalu kuat. Bila kepala telah mulailahir, ibu diminta bernafas panjang,menghindarkan tenaga mengedan karenasinsiput, muka, dagu yang mempunyaiukuran panjang akan melalui perineum.Pengawasan terhadap lahirnya bahuterjadi setelah putaran paksi dalam yangditandai dengan adanya putaran paksi luar.

c) Tingkat ruptur perineum (JNPK-KR,2008)

Cara penjahitan ruptur perineumtingkat II (Susanti, SST, 2010); Persiapanalat yaitu pasang handscoon, Nealpuder,Jarum jahit, Pinset, Benang jarum kromikatau catgut nomor 0/2 dan 3/01) Cara kerja : Buka spoit sekali pakai 10

cc dari kemasan steril, jauhkan dariwadah DTT dan patahkan ampullidokain, 2). Pastikan lengan atautangan tidak memakai perhiasan, cuci

Page 53: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

53

tangan dengan sabun di bawah airmengalir sampai bersih kemudiankeringkan. Pakai sarung tangan DTTpada tangan kanan, ambil spoit satukali pakai dan tangan yang memakaisarung tangan mengisi tabung suntikdengan lidokain 1%. Bersihkan lukadengan kasa bethadine steril,Memberikan anastesis local daerahyang akan dijahit. Lengkapi pemakaiansarung tangan pada kedua tangan,telusuri dengan hati-hati menggunakansatu jari untuk secara jelas menentukanbatas-batas luka Dapatkan tepi laserasiuntuk menentukan anastesi bagaimanacara menjahitnya menjadi satu denganmudah. Buat jahitan pertama ± 1 cmdiatas ujung laserasi dibagian dalamvagina setelah membuat tusukanpertama, buat ikatan dan potongpendek benang yang lebih pendek dariikatan. Tutup mukosa vagina denganjahitan jelujur, jahit kebawah kearahcincin hymen. Tepat sebelum cincinhymen, masukkan jarum kedalammukosa vagina lalu ke bawah cincinhymen sampai jarum ada di bawahlaserasi, periksa bagian antara jarum diperineum dan bagian atas laserasi,perhatikan seberapa dekat jarum kepuncak luka.

Teruskan ke arah bawah tepitetap pada luka, menggunakan jahitanjelujur hingga mencapai bagian bawahlaserasi. Pastikan bahwa jarak setiapjahitan sama dan otot yang terlukatelah dijahit. Setelah mencapai ujunglaserasi, arahkan jarum keatas danteruskan penjahitan, menggunakanjahitan jelujur untuk menutupi lapisansubkutikuler. Jahitan ini akan menjadijahitan lapisan kedua. Periksa lubangdiatas jarum, jahitan lapis kedua ini

akan meninggalkan luka yang tetapterbuka berukuran 0,5 cm atau kurang.Luka ini akan menutup dengansendirinya pada saat penyembuhanluka. Tusukkan jarum dari robekanperineum kedalam vagina ikat benangdengan membuat simpul didalamvagina, potong ujung benang dansisakan 1,5 cm.

Ulangi pemeriksaan vaginadengan lembut untuk memastikanbahwa tidak ada kasa atau peralatanyang tertinggal didalam, dengan lembutmasukkan jari yang paling kecilkedalam anus, raba apakah ada jahitanpada rektum. Jika ada jahitan yangteraba, ulangi pemeriksaan rektumpasca persalinan. Cuci daerah genitaldengan lembut dengan sabun dan airdesinfeksi tingkat tinggi, kemudiankeringkan. Bantu ibu mencari posisiyang lebih nyaman. Rendam semuaperalatan bekas pakai dalam larutanklorin 0,5%. Buang bahan-bahan yangterkontaminasi ketempat sampah yangtelah disediakan. Bersihkan sarungtangan didalam larutan klorin 0,5%,melepaskan sarung tangan dalamkeadaan terbalik dan merendamnyadalam larutan klorin. Cuci tangandibawah air mengalir denganmenggunakan sabun. Penangananruptur perineum tingkat IIPenanganan/perawatan khususperineum bagi wanita setelahmelahirkan anak, mengurangi rasaketidak nyamanan, kebersihan,mencegah infeksi dan meningkatkanpenyembuhan.

Prinsip-prinsip dasarnya adalahuniversal, sebagai berikut : Mencegahkontaminasi dari rectum, menanganidengan lembut pada jaringan yang terkena

Page 54: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

54

trauma. Membersihkan semua keluaranyang menjadi sumber bakteri dan bau.Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini,prosedur yang disarankan sebagai berikut :Bidan mengajarkan ibu untuk. Mencucitangannya, Ganti pembalut yang telahpenuh dengan gerakan kebawah mengarahke rektum dan letakkan pembalut tersebutkedalam kantong plastic, Membersihkangenetalia dari depan kebelakang.Keringkan perineum denganmenggunakan tissue dari depankebelakang, cuci tangan kembali. Lukaperineum yang terinfeksi seperti halnyaluka bedah yang terinfeksi lainnya, harusdiatasi dengan pemasangan drainase.Jahitan harus dilepas dan luka yangterinfeksi dibuka. Kegagalan dalamtindakan ini bukan saja menyebabkanperluasan infeksi kedalam jaringan ikatparaservikal dan paravaginal, tetapi jugamengakibatkan akhir anatomis yang jelek,salah satu terapi kombinasi antibioticberspektrum luas, sedangkan rasa nyeri diringankan dengan penggunaan preparatanalgesic yang efektif dan bila terjadiretensi urine, pemasangan indwellingkateter harus dilakukan(http://www.cakul obstetri online diakses19 April 2015).

3. Asuhan KebidananProses asuhan kebidanan adalah

suatu proses pendekatan pemecahanmasalah yang digunakan oleh bidan dalampemberian pelayanan asuhan kebidananatau merupakan proses pemecahanmasalah yang digunakan bidan sertamerupakan metode terorganisir melaluitindakan yang logical dalam memberikanpelayanan (Sumarah, SSIT, 2009).Menurut varney, proses manajemenasuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah.

Manajemen asuhan kebidanan dimulaidengan pengumpulan data dan diakhiridengan evaluasi asuhan kebidanan.1) Langkah I. Identifikasi dan analisa

data dasar. Identifikasi dan analisadata subyektif dan data obyektif(pengkajian), pengumpulan datauntuk menilai kondisi klien. Yangtermasuk data dasar adalah riwayatkesehatan klien, pemeriksaan fisik,obstetri serta catatan tentangkesehatan yang lalu dan sekarang danhasil pemeriksaan laboratorium.Semua data tersebut harusmemberikan informasi yang salingberhubungan (relevan) danmenggambarkan kondisi klien yangsebenarnya.

2) Langkah II. Identifikasidiagnosa/masalah actual.Mengidentifikasi data secara spesifikke dalam suatu rumusan diagnosakebidanan dan masalah. Katadiagnosa dan masalah digunakankedua-duanya dan mempunyaipengertian yang berbeda-beda.Problem tidak dapat didefenisikansebagai suatu diagnosa tetapimemerlukan suatu pengembangansecara menyeluruh pada klien.Masalah lebih sering berhubungandengan bagaimana klien menguraikankeadaan yang ia rasakan, sedangkandiagnosa lebih sering diidentifikasioleh bidan yang difokuskan pada apayang dialami oleh klien.

3) Langkah III. Identifikasidiagnosa/masalah potensial. Darikumpulan masalah diagnosa,identifikasi faktor-faktor potensialyang memerlukan antisipasi segeratindakan pencegahan agar masalahtersebut tidak terjadi dan

Page 55: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

55

mempersiapkan pelayanan untuksegala sesuatu yang mungkin terjadi,langkah ini bersifat antisipasi yangrasional.

4) Langkah IV. Tindakansegera/kolaborasi. Bidanmengidentifikasi tindakan segeraatau melakukan konsultasi dankolaborasi dalam proses manajemenkebidanan dilakukan secara terusmenerus selama klien dalamperawatan bidan. Proses terusmenerus ini menghasilkan data barusegera dinilai. Data yang munculdapat menggambarkan suatukeadaan darurat dimana bidan harussegera bertindak untukmenyelamatkan klien.

5) Langkah V. Rencana asuhankebidanan. Dikembangkanberdasarkan identifikasi saatsekarang dan antisipasi diagnosa danproblem serta meliputi data-datatambahan setelah data dasar.Rencana tindakan komprehensifbukan hanya meliputi kondisi klienserta hubungannya dengan masalahyang dialami klien, akan tetapimeliputi antisipasi dengan bimbinganterhadap klien serta konseling.

6) Langkah VI. Implementasi asuhankebidanan. Implementasi dapatdikerjakan keseluruhan oleh bidanataupun bekerjasama dengan timkesehatan lain. Bidan harusmelakukan implementasi yang efisiendan akan mengurangi waktuperawatan dan biaya perawatan sertaakan meningkatkan kualitaspelayanan kebidanan klien.

7) Langkah VII. Evaluasi asuhankebidanan. Mengetahui sejauh manatingkat keberhasilan asuhan yang

diberikan kepada klien. Pada tahapevaluasi ini bidan harus melakukanpengamatan dan observasi terhadapmasalah yang dihadapi oleh klienapakah masalah diatasi seluruhnya,sebagian telah dipecahkan ataumungkin timbul masalah baru.Metode empat langkah yang disebut

SOAP ini didasarkan oleh prosespemikiran penatalaksanaan kebidanan.Dipakai untuk mendokumentasikan hasilasuhan klien dalam rekaman medik kliensebagai catatan ,menurut Pusdiknakes, hal247 yaitu S:Subyektif: apa yang dikatakan,disampaikan atau dikeluh kan oleh kliendan keluarga, O:Obyektif: apa yang diinspeksi, palpasi, perkusi auskultasi,vagina touche bidan saat melakukanpemeriksaan dan hasil pemeriksaanpenunjang misalnya laboratorium:Assesment; pendokumentasian hasilanalysis dan interpretasi (kesimpulan) darikeseluruhan kondisi klien yang dibuatberdasarkan data subyektif dan dataobyektif sebagai hasil pengambilankeputusan klinis yang dapat ditulis dalambentuk diagnosa kebidanan. P: Planning:apa yang dilakukan berdasarkan hasilkesimpulan dan evaluasi terhadap klienyang diambil dalam rangkamengatasi/memenuhi kebutuhan klien.Pendokumentasian hasil asuhankebidanan terdiri dari beberapa jenis, ada7 langkah menurut Varney Helen 5langkah menurut Kompetensi Bidan dan4 langkah SOAP.

C. Metode PenelitianPenulisan kasus ini menggunakan

beberapa metode yaitu; a). Studi Pustaka.

Page 56: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

56

Untuk mempelajari literatur-literatur yangberkaitan dan relevansi dengan laporankasus ini, b). Studi Kasus. Melakukanstudi kasus, dalam persalinan denganruptur perineum tingkat II di UPTDPuskesmas Watampone Kabupaten Bonedalam hal ini adalah menggunakanpendekatan pemecahan masalah dalamkebidanan yang meliputi identifikasi dananalisa data dasar, identifikasidiagnosa/masalah aktual, identifikasidiagnosa/masalah potensial, evaluasiperlunya tindakan segera/kolaborasi,menyusun rencana asuhan kebidanan,implementasi asuhan kebidanan danevaluasi asuhan kebidanan dan untukmemperoleh data akurat penulismenggunakan teknik. Studi dokumentasi.Dalam hal ini mengumpulkan data atauinformasi yang berhubungan denganlaporan studi kasus ini, sepertimempelajari status kesehatan klien yangbersumber dari catatan dokter, bidan,petugas laboratorium atau hasilpemeriksaan penunjang lainnya. Diskusi,penulis melakukan tanya jawab ataupembahasan dengan dosen pembimbingkarya tulis dan petugas kesehatan yangbertugas diruangan yang berhubungandengan pembahasan.

Penelitian ini merupakanpenelitian analitik dengan desain crosssectional, untuk mendeskripsikan fenomenayang ditemukan baik yang berupa faktorresiko maupun efek atau hasil. Fenomenahasil penelitian disajikan secara apaadanya.Cross sectional merupakanrancangan penelitian dengan melakukanpengukuran atau pengamatan pada saatbersamaan, atau melakukan pemeriksaanstatus paparan dan status penyakit padatitik yang sama. Penelitian ini umumnyadilakukan pada hubungan penyebab dan

kejadian penyakit yang relative pendek(Aziz Alimul, 2010). Populasi dalampenelitian ini adalah semua. Alatpengumpulan data dirancang oleh penelitisesuai dengan kerangka konsep yang telahdibuat. Instrument yang digunakan adalahlembar kuisioner dengan menggunakanskala Guttman. Skor dan nilai medianpada setiap alternative jawaban adalahsebagai berikut : a). Validitas. Alat ukuratau sebuah instrumen yang akandilakukan penelitian untuk menjadi alatukur yang bisa diterima atau standarmaka alat ukur tersebut harus melalui ujivaliditas dan reliabilitas. Uji validitasmenurut pendapat dari ahli dapatmenggunakan rumus person product moment,kemudian diuji dengan menggunakan uji tdan setelah itu baru dulihat penafsiran danindeks korelasinya (Aziz Alimul, 2009). b).Reliabilitas. Setelah menguji validitas perlujuga menguji reliabilitas data, apakah alatukur dapat digunakan atau tidak. Dalammenguji reliabilitas dapat digunakanbeberapa rumus diantaranya : belah duadari spearman brown, kuder Richardson, anovahoyt dan alpa. Prosedur pengolahan datayang digunakan adalah Editing(mengedit). Proses editing dilakukansetelah data terkumpul dengan memeriksakelengkapan data, kesinambungan data,dan keseragaman data, Koding (memberkode), untuk memudahkan pengolahandata, semua jawaban perlu disederhanakandengan cara memberikan simbol tertentupada setiap jawaban. Tabulasi (membuattabel), setelah data terkumpul dantersusun, selanjutnya data dikelompokkandalam satu tabel menurut sifat-sifatpengelompokan/sesuai penelitian.Sedangkan Analisa Data yaitu AnalisaUnivariat. Untuk mengetahui danmemperlihatkan distribusi serta presentasi

Page 57: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

57

dari setiap variabel yang diteliti. DanAnalisa Bivariat yaitu variabelnya adalahpola makan dan kejadian hipertensi. Polamakan merupakan data numerik yang bisadikategorikan dankejadian hipertensi datakategorik Karena penelitian ini mncarihubungan maka uji yang digunakan adalahuji t tidak berpasangan karena tidak adaperlakuan dari dua kelompok, dalampenelitian ini perlu diuji normalitas datajika distribusi data normal maka uji yangdigunakan adalah

D. PembahasanKesesuaian dan kesenjangan

antara teori dan tinjauan kasus padapelaksanaan “Asuhan KebidananIntranatal Pada Ny. “N” Dengan RupturPerineum Tingkat II Di UPTDPuskesmas Watampone”, untukmemudahkan pembahasan maka akanmenguraikan sebagai berikut :1. Langkah I. Identifikasi dan

Analisa Data Dasar.Pengumpulan data merupakan

proses manajemen asuhan kebidanan yangditujukan untuk informasi mengenaikesehatan, baik fisik, psikososial danspiritual. Pengumpulan data dilakukanmelalui anamnesis, pemeriksaan fisik,dengan cara inspeksi dan palpasi. Padatahap ini penulis tidak menemukan satuhambatan yang berarti. Hal ini disebabkankarena respon ibu dalam memberikaninformasi begitu pula dengan keluarga,bidan dan dokter yang merawat sehinggapenulis dengan mudah memperoleh datayang diinginkan. Data diperoleh secaraterfokus pada masalah klien sehinggaintervensinya juga lebih terfokus sesuaikeadaan klien. Pada tinjauan pustakapenyebab terjadinya ruptur perineumadalah posisi persalinan, cara meneran,

berat badan bayi baru lahir, keadaanperineum, kepala janin terlalu cepat lahir,pimpinan persalinan tidak sebagaimanamestinya, sebelumnya terdapat banyakjaringan parut pada perineum, persalinandengan distosia bahu, insisi epiosotomiyang terlalu jauh, atau sebaliknya, terlalukecil dan ekstraksi dengan forceps.Berdasarkan uraian diatas tidakdidapatkan adanya kesenjangan antaratinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.“N” di UPTD Puskesmas WatamponeKabupaten Bone.

2. LangkahII.IdentifikasiDiagnosa/MasalahAktual

Dalam menegakkan diagnosa ataumasalah lahir harus berdasarkanpendekatan Asuhan Kebidanan yangdidukung untuk beberapa data, baikSubyektif maupun data Obyektif dari hasilpengkajian. Pada tinjauan pustakadikatakan bahwa ruptur perineum tingkatII yang terjadi pada jalan lahir mengenaimukosa vagina, komisura perineum, kulitperineum dan otot perineum. Sedangkanpada studi kasus Ny. “N” ditemukanrobekan yang terjadi pada saat persalinanyang meliputi mukosa vagina, komisuraperineum, kulit perineum dan ototperineum. Dengan demikian penerapantinjauan pustaka dan studi kasus pada Ny.“N” secara garis besar tampak adapersamaan dalam diagnosa intral yangditegakkan sehingga memudahkan untukmemberikan tindakan selanjutnya.

3. Langkah III. IdentifikasiDiagnosa/Masalah Potensial

Page 58: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

58

Berdasarkan tinjauan pustakaadalah mengidentifikasi adanya masalahpotensial yaitu mengantisipasi danmempersiapkan segala sesuatu yangmungkin terjadi. Sesuai dengan tinjauanpustaka bahwa keadaan ruptur perineumdapat terjadi adalah terjadinya perdarahanaktif apabila tidak ditangani dengan baik.Pada kasus Ny. “N” diidentifikasikanmasalah potensial yang dapat terjadiadalah potensial terjadi perdarahan aktifakibat ruptur perineum. Dengan demikianpenerapan tinjauan pustaka dan AsuhanKebidanan pada Ny. “N” tidak ditemukanadanya kesenjangan.

4. Langkah IV. TindakanSegera/Kolaborasi

Beberapa data yang memberikanindikasi adanya tindakan segera dimanabidan harus menyelamatkan jiwa ibu.Tindakan segera adalah melakukanpenjahitan robekan perineum dankolaborasi dengan tenaga kesehatan yanglebih professional sesuai dengan keadaanyang dialami oleh klien maupun konsultasidengan dokter. Berdasarkan tinjauanpustaka pada ruptur perineum tingkat IIuntuk melakukan tindakan segera yaitupenjahitan pada daerah yang mengenaimukosa vagina, komisura perineum, kulitperineum dan otot perineum untukmengatasi terjadinya perdarahan. Dengandemikian ada kesamaan antara tinjauanpustaka dan studi kasus pada Ny. “N”diUPTD Puskesmas WatamponeKabupaten Bone.

5. Langkah V. Rencana AsuhanKebidanan

Pada manajemen asuhankebidanan suatu rencana tindakan yangkomprehensif termasuk indikasi apa yangtimbul berdasarkan kondisi klien sertahubungannya dengan masalah yangdialami klien dan juga meliputi antisipasidengan bimbingan terhadap klien sertakonseling. Rencana tindakan harusdisetujui klien dan semua tindakan yangdiambil harus berdasarkan rasional yangrelevan dan diakui kebenarannya. Padatinjauan pustaka asuhan yang diberikanevaluasi kehilangan darah, mengobservasitanda-tanda vital, mengobservasi TFUdan kontraksi uterus serta observasitanda-tanda infeksi. Pada tahap ini tidakditemukan adanya kesenjangan dengantinjauan pustaka sedangkan tindakan lainyang dilakukan disesuaikan dengankeadaan dan kebutuhan ibu.

6. Langkah VI. ImplementasiAsuhan Kebidanan

Berdasarkan tinjauan manajemenasuhan kebidanan bahwa melaksanakantindakan harus efisien dan menjamin rasaaman klien. Implementasi dapatdikerjakan seluruhnya oleh bidan ataupunsebagian dilaksanakan ibu serta bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya sesuaidengan tindakan yang telah direncanakan.Pada studi kasus Ny. “N” persalinandengan ruptur perineum tingkat II semuatindakan yang telah direncanakan dapatdilaksanakan seluruhnya dengan baiktanpa hambatan karena adanya kerjasamadan penerimaan yang baik dari ibu sertaadanya dukungan keluarga di UPTDPuskesmas Watampone Kabupaten Bone.

7. Langkah VII. Evaluasi AsuhanKebidanan

Page 59: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

59

Evaluasi merupakan langkahakhir dari proses manajemen asuhankebidanan yaitu penilaian terhadap tingkatkeberhasilan asuhan yang diberikandengan berpedoman pada masalah dantujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Hasil evaluasi pada tanggal 19 April 2015adalah ruptur perineum telah dijahit dantidak menimbulkan perdarahan aktif,keadaan umum ibu dan bayi baik. Darihasil yang diperoleh diatas dapatdisimpulkan bahwa masalah dapat teratasidengan baik dan sesuai dengan tujuan dankriteria yang diharapkan dibuat sesuai 7langkah.

F. KesimpulanSetelah membahas dan

menguraikan kasus pada Ny. “N” denganRuptur Perineum Tingkat II di UPTDPuskesmas Watampone Kabupaten Bone,maka penulis dapat menarik kesimpulansebagai berikut :1. Dari hasil mengumpulkan data dasar

pada Ny. “N”, dengan adanyarobekan pada jalan lahir pada mukosavagina, komisura perineum, kulitperineum dan otot perineum sehinggadinyatakan Ruptur Perineum Tingkat IIPada kasus ditemukan diagnosamasalah aktual pada Ny. “N”, makaditegakkan diagnosa perlangsungankala III dengan Ruptur PerineumTingkat II

2. Pada kasus ditemukan diagnosamasalah potensial pada Ny. “N”,maka ditegakkan diagnosa terjadiperdarahan aktif akibat rupturperineum Dilakukan tindakan segerayaitu penjahitan pada daerah lukaperineum dan kolaborasi dengandokter untuk pemberian obatanalgetik, antibiotik dan vitamin

3. Rencana asuhan kebidanan pada Ny.“N”, melakukan penjahitan padaperineum dan semua tindakan telahdirencanakan untuk mengatasi kasus.Semua rencana tindakan asuhankebidanan pada Ny. “N” telahdiimplementasikan sesuai kondisi ibu

4. Tujuan telah tercapai berdasarkanhasil evaluasi yang telah dilakukan

5. Melaksanakan pendokumentasikanasuhan kebidanan pada Ny. “N”,dengan Ruptur Perineum Tingkat II diUPTD Puskesmas WatamponeKabupaten Bone.

G. Implikasi1. Bagi Institusi Pendidikan. Dapat

memberikan pengetahuan yang cukupuntuk peserta didiknya agar dapatmengenal secara dini komplikasi yangdapat dialami oleh ibu hamil padakasus-kasus tertentu.

2. Bagi Petugas Kesehatan. Diharapkanagar petugas kesehatan khusunyabidan agar lebih terampil danprofessional dalam memberikanasuhan atau penanganan kepada kliensesuai dengan kebutuhan sertakewenangannya.

3. Bagi Penulis. Dapat menambahpengalaman ilmiah yang berhargayang dapat meningkatkanpengetahuan dan menambahwawasan tentang persalinan rupturperineum

4. Bagi Klien. Menganjurkan kepada ibuagar banyak beristirahat danmengkonsumsi makanan yang bergiziyang mengandung protein, kalsiumbuah dan sayuran. Menganjurkan ibuuntuk meningkatkan personal hygieneuntuk memberi rasa nyaman danmencegah terjadinya infeksi lebih

Page 60: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

60

lanjut. Menganjurkan ibu untukmelakukan mobilisasi dini untukmempercepat proses penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Kematian Ibu TertinggiMasalahDunia.http://www.Kesehatan.depkes.go.id/ archives/171, diaksespada tanggal 19 April 2015.

Anonim. 2011. Kematian Ibu Tertinggi DiAsia Tenggara.http://www.depkes.go.id. ProfilKesehatan Indonesia, diakses padatanggal 19 April 2015.

Anonim. 2011. Kematian Ibu Tertinggi DiProvinsi Sulawesi Selatan.http://www.depkes.go.id. ProfilKesehatan Provinsi SulawesiSelatan, diakses pada tanggal 19April 2015.

Anonim. 2011. Perdarahan Post Partum.https://iqro165.wordpress.com/2012/04

/21/ruptur-perineum/diaksespada tanggal 07 Juni 2015.

Asri H, Dwi. 2009. Asuhan PersalinanNormal. Nuha Medika :Yogyakarta.

JNPK-KR. 2008. PraktekKlinik AsuhanPersalinan Normal. Depkes :Jakarta.

Lukluk, Zuyina. 2013. Anatomi FisiologiDan Obsgyn Untuk Kebidanan. NuhaMedika : Yogyakarta.

Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus BayiDan Balita. Fitramaya : Yogyakarta

Prawihardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. PT.Bina Pustaka : Jakarta

Prawihardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan. PT.Bina Pustaka : Jakarta

Saifuddin, A. B. 2006. Asuhan Kebidanan.EGC : Jakarta.

Simkin, Penny. 2008. Panduan LengkapKehamilan, Melahirkan, & Bayi.Arcan : Jakarta.

Sumarah, SSIT. 2009. Perawatan IbuBersalin. Fitramaya : Yogyakarta

Susanti, SST. 2010. Panduan Praktik KlinikKebidanan I. Nuha Medika :Yogyakarta.

Yani Widyastuti, SSIT. 2009. AsuhanKebidanan Pada Ibu Bersalin.Fitramaya : Yogyakarta.

Wiyati, Nining. 2009. Asuhan PersalinanNormal Bagi Bidan. PT. RefikaAditama : Bandung

Page 61: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

61

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POST NATAL PADANY ”S”DENGAN RUPTUR PERINEUM TINGKAT II DI UPTD

PUSKESMAS BAREBBOKABUPATEN BONEOleh: Pattola

(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK:Manajemen Asuhan Kebidanan Post Natal PadaNy ”S” Dengan Ruptur PerineumTingkat II Di UPTD Puskesmas BarebboKabupaten Bone. Adapun tujuan penelitian yaitu untukdapat melaksanakan pengkajian data, merumuskan diagnosa/masalah actual, merumuskandiagnosa /masalah potensial, mengidentifikasi tindakan segera dan kolaborasi, dapatmerencanakan asuhan kebidanan, dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny“S” denganruptur perineum tingkat II di UPTD Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif, data diperoleh melaluiobservasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dianalisis secara bivariat menggunakan ujichi square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mempelajari teori konsep dan prinsip-prinsip asuhanmasa nifas, dan pengalaman langsung dari praktek melalui studi kasus tentang AsuhanKebidanan Pada Ny “S” Dengan Ruptur Perineum Tingkat II di Puskesmas Barebbo, Gejaladan tanda Ruptur Perineum Tingkat II yang diuraikan dalam teori sama seperti yang dialamioleh Ny “S”. Diagnosa potensial dalam kasus Ruptur Perineum Tingkat II pada Ny ”S” adadata yang mendukung terjadinya potensial yaitu potensial terjadinya infeksi jalan lahir. Tidakada data yang mendukung untuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter.Dan Semua tindakan yang dilakukan telah direncanakan untuk mengatasi kasus, serta Semuarencana telah diimplementasikan kepada ibu dan dikondisikan dengan kasus yang dialamioleh Ny “S”.

“Kata Kunci: “Sangat berpengaruh Manajemen Asuhan Kebidanan Post Natal.”

POSTNATAL MIDWIFERY CARE MANAGEMENT IN MRS. "S"WITH RUPTURED PERINEUM LEVEL II IN UPTD

PUSKESMAS BAREBBO BONE REGENCYBy: Pattola

(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)ABSTRACT:Postnatal Midwifery Care Management in Mrs. "S" With Ruptured perineum Level II InUPTD Puskesmas Barebbo Bone regency. The purpose of this study was to be able to carry out anassessment of data, formulating a diagnosis/ problem actual, formulate diagnoses / potentialproblems, identifying immediate action and collaboration, can plan midwifery care, can carryout actions midwifery care for Mrs. "S" with a ruptured perineum level II in UPTD PHCBarebbo Bone regency. The method used in this research is a kind of quantitative dataobtained through observation, interviews and documentation, and then analyzed usingbivariate chi square test.The results showed that learning theory concepts and principles of care during childbirth,and a direct experience of the practice through the study in the case of Midwifery care Mrs."S" With Level II rupture of the perineum in Puskesmas Barebbo, Symptoms and signs ofrupture perineum Level II described in the same theory as experienced by Mrs. "S". Potentialdiagnosis in case of rupture of perineum Level II at Mrs. "S" is no data to support thepotential occurrence of a potential infection ie the birth canal. There are no data to supportfor immediate action and collaboration with doctors. All the actions taken and planned to

Page 62: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

62

resolve the case and all plans have been implemented to the mother and conditioned with acase experienced by Mrs. "S".

Keywords: ”Highly influential Postnatal Midwifery Care Management”.

_______________________________________________________________________A. Latar Belakang

Menurut WorldHealth Organitation(WHO) di Amerika Selatan tahun 2014,angka kematian ibu berkisar 210 per100.000 kelahiran hidup, sedangkanberdasarkan data terakhir dari SDKI 2012,terjadi peningkatan AKI sebesar 359 per100.000 kelahiran hidup. Bandingkandengan Kamboja yang sudah mencapai208 per 100.000 kelahiran hidup,Myanmar sebesar 130 per 100.000kelahiran hidup, Nepal sebesar 193 per100.000 kelahiran hidup, India sebesar150 per 100.000 kelahiran hidup, Bhutansebesar 250 per 100.000 kelahiran hidup,Bangladesh sebesar 200 per 100.000kelahiran hidup. Bahkan kini Indonesiasudah tertinggal dengan Timur Lestedalam pencapaian AKI, dimana AKITimor Leste mencapai 300 per 100.000kelahiran hidup. (http://www.hidayatullah.com/indeks, diakses 06 Juni2015).

Negara maju maupun di negaraberkembang, angka kejadian perdarahanpost partum berkisar antara 5% sampai15%, dimana frekuensi kejadianperdarahan post partum menurutpenyebabnya yaitu: atonia uteri 50-60%,retensio placenta 16-17%, sisa plasenta23-24%, robekan jalan lahir 4-5%, dankelainan darah 0,5-0,8%. (Mocthar R,2009).Robekan perineum terjadi padahampir semua persalinan pertama dantidak jarang juga pada persalinanberikutnya. Namun hal ini dapat dihindari

atau dikurang dengan menjaga jangansampai dasar panggul dilalui oleh kepalajanin dengan cepat. (Nurrasiah. Ai, 2012 :172)

Robekan jalan lahir selalumemberikan perdarahan dalam jumlahyang bervariasi banyaknya. Perdarahanyang berasal dari jalan lahir selaludievaluasi yaitu sumber dan jumlahperdarahan sehingga dapat diatasi, sumberperdarahan dapat berasal dari perineum,vagina dan serviks dan robekan uterus,perdarahan dapat dalam bentukhematoma dan robekan jalan lahir denganperdarahan yang bersifat arteri ataupecahnya pembuluh darah vena. (Rukiyah,AY, 2010 : 310). Berdasarkan data diProvinsi Sulawesi Selatan pada Tahun2013 menunjukkan bahwa 54 per 100.000dari semua persalinan mengalami rupturperineum. Sedangkan pada Tahun 2014mengalami penurunan sekitar 33 per100.000 dari semua ibu yang mengalamipersalinan dan angka kejadian RupturPerineum berkisar 43 per 100.000.(Http://Korek-Obgin.Blogspot.Com/2010/ 05/ Ruptur-Perineum. Html).Diakses pada tanggal 04 Juni2015).Sementara itu berdasarkan datayang diperoleh dari data Dinas KesehatanKabupaten Bone pada tahun 2013 jumlahibu bersalin yaitu sebanyak 13.547 orangterdapat 1.201 (8,86%) ibu bersalin yangmengalami rupture. Sedangkan padatahun 2014, jumlah ibu bersalin yaitu13.651 orang terdapat 74 (0,57%) orang

Page 63: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

63

ibu yang mengalami rupture. (DataDINKES Kabupaten Bone 2014).

Data yang didapatkan di UPTDPuskesmas Barebbo Kab. Bone padatahun 2013, terdapat 6 (2,1 %) orang ibuyang mengalami rupture dari 295 ibu yangbersalin, sedangkan pada tahun 2014 dari279 orang ibu yang bersalin terdapat 7(2,5%) orang ibu yang mengalami ruptureperineum tingkat II. (Data PukesmasBarebbo, 2014).Sehubungan dengan latarbelakang maka masalah penelitian ini yaitubagaimana Asuhan Kebidanan Postnatal PadaNy “S” denganRuptur Perineum Tingkat IsI diUPTD Puskesmas Barebbo Kecamatan.Barebbo Kabupaten Bone.

B. Tinjauan Pustaka1. Konsep Masa Nifasa) Pengertian Masa Nifas

Masa Nifas (puerperium) dimulaisetelah plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaansebelum hamil. Masa nifas berlangsungselama kira-kira 6 minggu. (Eny Retna,2010: 1). Masa nifas disebut juga masapost partum atau puerperium adalah masaatau waktu sejak bayi dilahirkan danplasenta keluar lepas dari rahim, sampaienam minggu berikutnya, disertai denganpulihnya kembali organ-organ yangberkaitan dengan kandungan, yangmengalami perubahan seperti perlukaandan lain sebagainya berkaitan saatmelahirkan. (Hesty Widyasih, 2008 :1).Masa nifas atau masa puerperiumadalah masa setelah partus selesai, danberakhir setelah kira-kira 6 minggu. Istilahpuerperium (berasal dari kata puer artinyaanak, parele artinya melahirkan)menunjukkan periode 6 minggu yangberlangsung antara berakhirnya periodepersalinan dan kembalinya organ-organreproduksi wanita ke kondisi normal

seperti sebelum hamil. (Anik Muryunani,2009 : 5).

b) Perubahan Masa Nifas

Pada masa nifas, terjadiperubahan-perubahan anatomi danfisologis pada ibu. Perubahan fisiologisyang terjadi sangat jelas, walaupundianggap normal, dimana proses-prosespada kehamilan berjalan terbalik. Untukmemberikan asuhan yang menguntungkanterhadap ibu, bayi dan keluarganya,seorang bidan harus memahami danmemiliki pengetahuan tentang perubahan-perubahan anatomi dan fisiologis dalammasa nifas ini dengan baik. (AnikMuryunani, 2009 : 6). Adapun perubahanfisiologi yang terjadi antara lain adalah; a).Tanda-tanda Vital. Suhu kisaran normal,dapat meningkatkan hingga 38oC, Nadibradikardi puerperal dapat terjadi selama 6hingga 10 hari pascapartum, Pernapasantidak berubah, Takanan Darah tetapkonsisten pada kisaran dasar tekanandarah, b). Mamae. Segara setelahmelahirkan, mamae akan melunak,lembut, dan memperlihatkan perubahandalam pigmentasi, adanya striase,karakterastik kehamilan.sekresi prolaktindari kelenjar pituitari anterior akanmeningkatkan produksi ASI dengan caramenstimulasi sel-sel alveolar mammae, c).Abdomen. Dinding abdomen merengang,tampak longgar dan lembek untukbeberapa waktu. Tonus dapat meningkatpada bulan ke-2 hingga ke-3 denganlatihan. a). UterusInvolusi : penguranganyang cepat dalam ukuran uterus setelahkelahiran bayi, dan kembali ke ukuranyang mendekati saat sebelum kehamilan.

Page 64: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

64

Proses involusi akan dipercepat padakelahiran tanpa komplikasi, pemberianASI, dan ambulasi awal. b). Lochia.Setelah kelahiran uterus membersihkanareanya sendiri dari sisa darah yang adadengan cara mengeluarkan lochia. Lochiarubra produksinya akan berakhir pada 2hingga 3 hari, adalah darah berwarnamerah pekat, seperti aliran menstruasi.Lochia serosa produksinya berakhir kira-kira hari ke-3 hingga ke-10, lochia inimirip dengan drainase serosa sanguilenta.Lochia alba merupakan rabas yangterakhir, adalah rabas berwarna kecoklat-coklatan atau kekuning-kuningan yangpenuh krim. c). Perineum. Setelahkelahiran jaringan perineum yang lembutdapat menjadi oedema dan kebiruan.Mungkin terdapat luka bekas episiotomi.Ibu juga dapat mengalami hemoroidsebagai akibat mengejan selamapersalinan. d). Saluran kemih. Keluaranurine meningkat dalam jumlah yang besarpada awal periode pasca partum diuresis.e). Ekstremitas bagian bawah. Stasis darahpada kaki berhubungan dengan posisi,trauma pada pembuluh darah, danpenggunaan pijakan kaki meningkatkanresiko tromboflebitis. f). Defekasi.Defekasi cenderung melambat karenamasih ada efek progesteron, penurunantekanan otot abdomen, dan kurang cairanserta darah. Ibu mungkin takut bilapergerakan usus saat defekasi akanmenimbulkan rasa sakit karena terdapatepisiotomi atau hemoroid. (Patricia W.Ladewig, 2007 : 228). Ibu dalam masanifas dapat mengalami berbagai macamkomplikasi post partum, yang diantaranyadapat dikelompokkan sebagai berikut : a).Infeksi Post partum/Nifas; Infeksi padasaluran genitalia, Endometritis,endomyometritis, parametritis dan selulitis

pelvis dan peritonitis salpingitis (AnikMaryunanik, 2009 :140)

c) Infeksi Masa Nifas

Pengertian Infeksi Masa Nifas.Istilah infeksi nifas mencakup semuaperadangan yang disebabkan olehmasuknya kuman - kuman kedalam alat-alat genitalia pada waktu persalinan dannifas. Demam nifas atau dengan kata lainmorbiditas puerperalis meliputi demamdalam masa nifas oleh sebab apapun.Menurut joint commite on maternal welfare(Amerika serikat)defenisi morbiditaspuerperalis ialah kenaikan suhu sampai 38C° atau lebih selama 2 hari dalam 10 haripertama post partum, denganmengecualikan hari pertama. (Rukiyah.AY, 2010 :336). Infeksi nifas adalahsemua peradangan yang disebabkan olehmasuknya kuman-kuman ke alat-alatgenetalia pada waktu persalinan dan nifas.(Eny Retna, 2010 : 122). Infeksi nifasdapat disebabkan oleh antara lain ;berdasarkan, masuknya kuman kedalamalat kandungan, (kuman datang dari luar),Autogen (kuman masuk dari temapat laindalam tubuh), Endogen (dari jalan lahirsendiri). a). Berdasarkan kuman yangsering menyebabkan infeksi;Streptococcus haemolyticus aerobicus;masuknya secara eksogen danmenyebabkan infeksi berat yangditularkan dari penderita lain, alat-alatyang tidak suci hama, tangan penolong.Stapylococcus aerieus; Masuknya secaraeksogen, infeksinya sedang, banyakditemukan sebagai penyebab infeksi dirumah sakit. Escherichia coli; Seringberasal dari kandung kemih dan rektum,

Page 65: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

65

menyebabkan infeksi terbatas.Clostridiumwelchii; Kuman aerobik yang sangatberbahaya, sering ditemukan padaabortuskriminalis dan partus yangditolong dukun dari luar rumah sakit.(Eny Retna, 2010 : 123).

2. Konsep Dasar Ruptur Perineuma) Pengertian Ruptur Perineum

Robekan kecil pada perineumjarang memerlukan penjahitan, karenatrauma yang dialami ibu dapat lebihberbahaya dibandingkan robekan kecil.Biarkan robekan kecil tersebut tanpapenjahitan, luka akan segera sembuhtanpa efek yang merugikan terhadappemulihan perineum. (Kusmiyati. Yuni,2010 : 208). Robekan perineum terjadipada hampir semua persalinan pertamadan tidak jarang juga pada persalinanberikutnya. Namun hal ini dapat dihindariatau dikurangi dengan menjaga jangansampai dasar panggul dilalui oleh kepalajanin dengan cepat. (Nurrasiah. Ai, 2012 :172). Pengertian ruptur sesuai dengankamus kedokteran adalah robeknya ataukoyaknya jaringan. Perineum merupakanruang berbentuk jajaran genjangyangterletak di bawah dasar panggul.Padaumumnya robekan jalan lahir terjadi padapersalinan dengan trauma. Pertolonganpersalinan yang semakin manipulatif dantraumatik akan memudahkan robekanjalan lahir dan karena itu dihindarkanmemimpin persalinan pada saatpembukaan serviks belum lengkap.Robekan jalan lahir biasanya akibatepisiotomi, robekan spontan perineum,trauma forseps atau vakum ekstraksi, ataukarena versi ekstraksi.

Robekan yang terjadi bisaringan (lecet, laserasi), luka episiotomi,robekan perineum spontan derajat ringan

sampai ruptur perinei totalis (sfingter aniterputus), robekan pada dinding vagina,forniks uteri, serviks, daerah sekitarklitoris dan uretra dan bahkan, yangterberat, ruptur uteri. Oleh karena itu,pada setiap persalinan hendaklahdilakukan inspeksi yang teliti untukmencari kemungkinan adanya robekan ini.Perdarahan yang terjadi saat kontraksiuterus baik, biasanya karena ada robekanatau sisa plasenta. (Sarwono. P, 2010 :526)

b) Patofisiologi Terjadinya RupturPerineum

Terjadinya laserasi atau robekanperineum dan vagina dapatdiklasifikasikan berdasarkan luasnyarobekan. Robekan perineum hampirterjadi pada hampir semua persalinanpertama dan tidak jarang juga padapersalinan berikutnya. Hal ini dapatdihindari atau dikurangi dengan caramenjaga jangan sampai dasar pangguldilalui oleh kepala janin dengan cepat.Sebaliknya kepada janin yang akan lahirjangan ditahan terlalu kuat danlama.Apabila hanya kulit perineum danmukosa vagina yang robek dinamakanrobekan perineum tingkat satu. Padarobekan tingkat dua dinding belakangvagina dan jaringan ikat yangmenghubungkan otot-otot diafragmaurogenetalis pada garis tengah luka.Sedang pada tingkat tiga atau robekantotal muskulus sfringter ani eksternumikut terputus dan kadang-kadang dindingdepan rektum ikut robek pula. Jarangsekali terjadi yang dimulai pada dindingbelakang vagina diatas introitus vaginadan anak yang dilahirkan melalui robekanitu, sedangkan perineum sebelah depantetap utuh (robekan perineum sentral).Pada persalinan sulit di samping robekan

Page 66: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

66

perineum yang dapat dilihat, dapat pulaterjadi kerusakan dan kereganganmuskulus puborektalis kanan dan kiriserta hubungannya digaristengah.Robekan perineum yang melebihirobekan tingkat satu harus dijahit, hal inidapat dilakukan sebelum plasenta lahirtetapi apabila ada kemungkinan plasentaharus dikeluarkan secara manual lebihbaik tindakan itu ditunda sampai plasentalahir. (Sumarah, 2011 : 169)

c) Tingkatan Ruptur PerineumRobekan perineum dibagi

menjadi 4 tingkatan : a). Derajat 1 :Mengenai mukosa vagina dan jaringanikat, biasanya hanya berupa laserasi minorhanya kena commissura (fourcbette) di kulitperineum, b). Derajat 2 : Mengenai kulitperineum, membran mucosa, dan otot-otot superfisialis, mungkin disertai laserasidinding labia dan vagina, c). Derajat 3 :Robekan meluas ke otot-otot profunda,daerah anterior spingter ani eksternus, d).Derajat 4 : Sampai dinding rectum, dankena musculus spinter ani internus.(Kusmiyati. Yuni, 2010 : 209). Robekanperineum yang melebihi derajat 1 harusdijahit. Hal ini dapat dilakukan sebelumplasenta lahir, tetapi apabila adakemungkinan plasenta harus dikeluarkansecara manual, lebih baik tindakan ituditunda sampai menunggu plasentalahir.Pada robekan perineum derajat 2,setelah diberikan anastesi lokal otot-ototdiafragma urogenetalis dihubungkan digaristengah dengan jahitan dan kemudian lukapada vagina dan kulit perineum ditutupdengan mengikutsertakan jaringan-jaringan dibawahnya. (Sumarah, 2011 :159)

d) Penatalaksanaan / PenjahitanRuptur Perineum

Umumnya robekan tingkat Idapat sembuh sendiri tidak perlu dijahit,kaji ulang prinsip dasar perawatan, berikandukungan emosional, pastikan tidak adaalergi terhadap lidokain atau oabat-obatansejenisnya, periksa vagina, perineum, danserviks, jika robekan panjang dan dalam,periksa apakah robekan itu tingkat II atauIV dengan cara masukkan jari yangbersarung tangan ke anus, identifikasisfringter, rasakan tonus dari springter.(Rukiyah.AY, 2010 : 342). Pada perlukaantingkat II, hendaknya luka dijahit kembalisecara cermat. Lapisan otot dijahit denganjahitan simpul (Interruted suture) dengancatcut kromik no. 0 atau 00, denganmencegah terjadinya rongga mati (deadspace). Adanya rongga mati antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darahbeku dan terjadinya radang terutama olehkuman-kuman anaerobe. Lapisan kulitdapat dijahit dengan benang catgutkromik atau benang sintetik yang baiksecara simpul (Interruted suture). Jahitanhendaknya jangan terlalu ketat agarditempat perlukaan tidak timbul oedema.(Mardiana.H, 2014 : 143-151)

3. Konsep Dasar Kebidanana) Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalahproses pemecahan masalah yangdigunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan asuhan atau tahapan yanglogis untuk pengambilan suatu keputusanyang berfokus pada klien (Sujiatini.2009 :138).Adapun langkah-langkah dari padaproses kebidanan sebagai berikut: 1).Langkah I Pengumpulan Data Dasar.Pada langkah pertama ini dilakukanpengkajian dengan pengumpulan semua

Page 67: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

67

data yang diperlukan untuk mengevaluasikeadaan klien secara lengkap, riwayatkesehatan klien, pemeriksaanlaboratorium, serta keterangan singkat danketerangan tambahan yang menyangkutatau yang berhubungan dengan kondisiklien. 2). Langkah II MengidetifikasiDiagnosa Atau Masalah Aktual. Padalangkah ini diperlukan identifikasi yangbenar terhadap diagnosa atau masalah dankebutuhan klien berdasarkan interpretasiyang benar atas data- data yang telahdikumpulkan sebagai berikut 3). LangkahIIIMengidentifikasikan diagnosa ataumasalah potensial. Pada langkah ini kitamengidentifikasikan masalah ataudiagnosa potensial lain berdasarkanrangkaian atau masalah dan diagnosa yangsudah diidentifikasikan. Pada langkah iniidentifikasi terhadap diagnosa ataumasalah berdasarkan interpretasi yangakurat atas data-data yang telahdikumpulkan. Data dasar yang sudahdikumpulkan diinterpretasikan sehinggadapat merumuskan diagnosa dan masalahyang spesifik. Rumusan diagnosa danmasalah keduanya digunakan karenamasalah tidak dapat didefinisikan sepertidiagnosa tetapi tetap membutuhkanpenanganan. Masalah sering berkaitandengan hal-hal yang sedang dialami wanitayang diidentifikasi oleh bidan sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah jugasering menyertai diagnosa. Diagnosakebidanan adalah diagnosa yangditegakkan bidan dalam lingkup praktikkebidanan dan memenuhi standarnomenklatur diagnosa kebidanan.4).Langkah IV Identifikasi kebutuhanmemerlukan penanganan segera/kolaborasi.Mengidentifikasikan perlunyatindakan segera oleh bidan atau dokterdan untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota tim yang lainsesuai dengan kondisi klien. 5). LangkahV Merencanakan Asuhan yangMenyeluruh. Pada langkah inidirencanakan asuhan yang menyeluruhditentukan oleh langkah-langkahsebelumnya. Merencanakan seluruhkegiatan yang akan dilakukan untukmenangani ibu masa nifas dengan RupturPereneum Tingkat II, beserta komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi,termasuk mendeteksi dini kemungkinanterjadinya komplikasi dan merencanakanpenanganan segera. 6). Langkah VIMelaksanakan perencanaan. Pada langkahini, perencanaan yang menyeluruh sepertiyang telah di uraikan pada langkah Vdilaksanakan secara efisien dan aman.Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnyaoleh bidan atau sebagian oleh klien atautim anggota kesehatan lainnya. Padalangkah ini direncanakan asuhan yangmenyeluruh yang ditentukan olehlangkah-langkah sebelumnya. Langkah inimerupakan kelanjutan penatalaksanaanterhadap masalah atau diagnosa yang telahteridentifikasi atau diantisipasi. Padalangkah ini informasi data yang tidaklengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhanyang menyeluruh tidak hanya meliputiapa-apa yang sudah teridentifikasi darikondisi klien atau dari masalah yangberkaitan tetapi juga dari kerangkapedoman antisipasi terhadap wanitatersebut seperti apa yang diperkirakanakan terjadi berikutnya, apakahdibutuhkan penyuluhan konseling danapakah perlu merujuk klien bila adamasalah-masalah yang berkaitan dengansosial ekonomi-kultural atau masalahpsikologi.Setiap rencana asuhan haruslahdisetujui oleh kedua belah pihak, yaituoleh bidan dan klien agar dapat

Page 68: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

68

dilaksanakan dengan efektif karena klienjuga akan melaksanakan rencanatersebut.Semua keputusan yangdikembangkan dalam asuhan menyeluruhini harus rasional dan benar-benar validberdasarkan pengetahuan dan teori yangup to date serta sesuai dengan asumsitentang apa yang akan dilakukan klien. 7).Langkah VII Evaluasi. Pada langkah inidilakukan keefektifan dari asuhan yangtelah diberikan meliputi pemenuhankebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengankebutuhan bagaimana telahdiidentifikasikan didalam masalah dandiagnosa. Mengevaluasi apakahpenanganan ibu masa nifas denganRuptur Perineum Tingkat II. Telahdiberikan dengan semaksimal mungkindan komplikasi-komplikasi yang mungkinterjadi dapat teratasi. Pada langkah inidilakukan evaluasi keefektifan dari asuhanyang sudah diberikan meliputi pemenuhankebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengankebutuhan sebagaimana telahdiidentifikasidi dalam diagnosa danmasalah. Rencana tersebut dapat dianggapefektif jika memang benar-benar efektifdalam pelaksanaannya.Langkah-langkahproses penatalaksanaan umumnyamerupakan pengkajian yang memperjelasproses pemikiran yang mempengaruhitindakan serta berorientasi pada prosesklinis, karena proses penatalaksanaantersebut berlangsung di dalam situasiklinik dan dua langkah terakhir tergantungpada klien dan situasi klinik.

b) Pendokumentasian AsuhanKebidanan (SOAP).

Metode dokumentasi SOAPmerupakan intisari dari proses dalam

manajemen kebidanan dalammenggambarkan catatan perkembanganklien (progress note)yang dicatat dalamrekan medic dengan pengertian : S,Subjektif adalah menggambarkanpendokumentasian hasil pengumpulandata klien melalui anamneses sebagailangkah satu. O;Objektif adalahmenggambarkan pendokumentasian hasilpemeriksaan fisik klien, hasil lab dan ujidiagnostik lain yang dirumuskan dan datafokus yang mendukung asuhan sebagailangkah satu. A; Assasmentmenggambarkan pendokumentasian hasilanalisis dan interpretasi data subjektifdalam satu identifikasi, P:Planningmenggambarkanpendokumentasian tindakan dan evaluasisebagai langkah 5,6,7.

1) Data subjektifData atau fakta yang merupakanimformasi termasuk data-data,mencakup nama, umur, tempattinggal, pekerjaan, status kawin,pendidikan, serta keluhan-keluhan,diperoleh dari hasil wawancaralangsung pada klien / pasien ataudari keluarga dan tenaga kesehatanlainnya.

2) Data ObjektifData yang diperoleh dari hasilpemeriksaan fisik mencakupinspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,serta pemeriksaan penunjang sepertipemerisaan laboratorium dan tesdiagnostic.

3) Assesment / diagnosaMerupakan keputusan yangditegaskan dari hasil perumusanmasalah yang mencakup kondisi,diagnosa/ masalah dan prediksiterhadap kondisi tersebut.Penegakan diagnosa kebidanan

Page 69: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

69

dijadikan sebagai dasar tindakandalam upaya menangani kesehatanklien.

4) Planning / perencanaanMenggambarkan pendokumentasianperencanaan kegiatan mencakuplangkah-langkah yang dilakukan olehbidan dalam melakukan intervensiuntuk memecahkan masalah pasien/klien. (Salmah dkk. 2008)

C. Metode PenelitianJenis Penelitian ini adalah

penelitian analitik observasional denganpendekatan potong lintang (cross sectionalstudy) yaitu suatu rancangan penelitianyang mempelajari dinamika korelasi antaravariable independen terhadap variabledependen pada waktu yang sama.Populasi dalam penelitian ini adalahsemua ibu yang hamil yang memeriksakankehamilannya di PuskesmasBarebboKabupaten Bone Kabupatenbone sedangkan sampel dalam penelitianini adalah ibu hamil yang memeriksakankehamilannya di Puskesmas Watamponepada saat penelitian berlangsung sebanyak160 orang. Tehnik pengambilansampeldilakukan secara accidentalsampling yaitu ibu hamil yangmemeriksakan kehamilannya diPuskesmas BarebboKabupaten Bone padasaat penelitian berlangsung. Instrumenyang digunakan peneliti adalah kuesionerdan observasi langsung denganmenggunakan daftar chek list. Instrumentini digunakan untuk menggali hal-hal yangdibutuhkan dan ingin diketahui dalammendapatkan hasil penelitian ini.Instrumen penelitian yang digunakanuntuk panduan dalam wawancarasehingga didapatkan informasi yang jelasterhadap informasi yang berhubungan

dengan pengetahuan ibu hamil terhadapstatus gizi. Jenis pertanyaan berupapertanyaan tertutup. Untuk mengetahuiinformasi tentang pengetahuan ibu hamil,Untuk mengukur pengetahuan ibu denganmenggunakan skala gutman denganformulasi poin jika menjawab YA = 2 dantidak = 1. Untuk total poin menggunakanrumus :

TP= JP x PT (Poin Tertinggi) + JP x PR (PoinRendah)2Ket : TP: Total poinJP: Jumlah pertanyaan

Pengolahan Data dilakukan secara editing,koding, tabulasi Setelah data terkumpulmaka dilakukan pengolahan data secaramanual menggunakan kalkulator ataukomputer. Koding, dilakukan untukmemudahkan pengolahan data yaitumemberikan simbol dari setiap variabelyang diamati. Dan tabulasi data. Analisisdata menggunakan program SPSS versi16. Analisisyang digunakan yaitu : Analisisunivariat. Untuk menjelaskan karakteristikdari variabel independen dan variabeldependen. Analisis ini disajikan secaradeskriptif dalam bentuk tabel distribusifrekuensi. Analisis bivariate. Untukmelihat hubungan antara variabelindependen (pengetahuan) terhadapvariabel dependen (status gizi).Padaanalisis bivariat menggunakan uji chisquare dengan rumus :

D. PembahasanPada bab ini akan dibahas tentang

kesenjangan antara teori dan hasil tinjauankasus pelaksanaan asuhan pada Ny “S”masa nifas dengan ruptur perineumtingkat II yang dirawat di PuskesmasBarebbo. Untuk memudahkanpembahasan, maka penulis akanmembahas berdasarkan pendekatan

Page 70: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

70

manajemen asuhan kebidanan dengantujuh langkah dengan uraian sebagaiberikut :

1) Langkah I Identifikasi dan AnalisaData. Pada tinjauan pustaka dilakukanpengkajian dengan pengumpulansemua data yang diperlukan untukmengevaluasi keadaan klien secaralengkap, riwayat kesehatan klien,pemeriksaan laboratorium, sertaketerangan singkat dan keterangantambahan yang menyangkut atau yangberhubungan dengan kondisi klien.Sedangkan pada kasus Ny “S” denganruptur perineum tingkat II. Nyeriperineum, pengeluaran lochia rubra.Tidak ditemukan kesenjangan antaratinjauan pustaka dengan kasus padaNy ”S” di Puskesmas Barebbo.

2) Langkah II Identifikasi Diagnosa /Masalah AktualPada tinjauan pustaka dikatakan

bahwa ruptur perineum tingkat II yaiturobekan yang terjadi pada perineumsewaktu persalinan yang meliputiselaput lendir vagina dan ototperineum transversalis, tetapi tidakmengenai otot sfingter ani. Sedangkanpada studi kasus Ny “S” dikemukakanrobekan jalan lahir yaitu pada kulit,selaput lendir vagina, dan ototperineum transversalis sehinggaditegakkan diagnosa masa nifas denganruptur perineum tingkat II, nyeri padaperineum. Dengan demikian adapersamaan antara tinjauan pustakadengan kasus Ny “S”.

3) Langkah III Identifikasi Diagnosa /Masalah Potensial. Pada tinjauanpustaka asuhan kebidanan adalahmengidentifikasi adanya masalahpotensial dan mengantisipasi serta

mempersiapkan segala sesuatu yangmungkin terjadi. Sesuai dengantinjauan pustaka bahwa keadaan rupturperineum kemungkinan dapat terjadiinfeksi dan perdarahan apabila tidaktertangani dengan baik. Berdasarkandata yang ada pada studi kasus Ny “S”dilahan praktek dapat diidentifikasimasalah potensial, dengan demikianpenerapan tinjauan pustaka danmanajemen asuhan kebidanan padastudi kasus Ny “S” secara garis besartampak ada persamaan dalam diagnosapotensial yang ditegakkan sehinggamemperlihatkan tidak ada kesenjanganantara teori dan praktek.

4) Langkah IV Tindakan Emergensi danKolaborasi . Adanya data yangmemberikan indikasi adanya tindakansegera dimana harus menyelamatkanjiwa ibu dan kolaborasi dengan yanglebih profesional sesuai dengankeadaan yang dialami oleh klienataupun konsultasi dengan dokter.Berdasarkan tinjauan pustaka padaruptur perineum tindakan segeradilakukan apabila ada infeksi, tetapipada studi kasus Ny “S” pada rupturperineum tingkat II, tidak ditemukanindikasi untuk melakukan tindakansegera atau kolaborasi mengingatkeadaan ibu pada saat pelaksanaanmanajemen asuhan kebidanan tidakdalam keadaan darurat atau bahaya.Dengan demikian ada kesamaan antaratinjauan pustaka dan manajemenasuhan kebidanan pada studi kasusdilahan praktek dan ini berarti tidakada kesenjangan antara teori danpraktek.

5) Langkah V Rencana TindakanAsuhan kebidanan. Pada tinjauanpustaka rencana asuhan kebidanan

Page 71: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

71

adalah proses penyusunan suatutindakan berdasarkan identifikasimasalah yang dialami serta antisipasidiagnosa atau masalah yang mungkinterjadi. Rencana tindakan harusdisetujui klien semua yang diambilberdasarkan rasional yang relevan dandiakui keberadaannya, satu situasi dankondisi tindakan harus dianalisa secarateoritis. Pada studi kasus Ny “S”penulis merencanakan asuhankebidanan berdasarkandiagnosa/masalah aktual dan potensial

6) Langkah IV Pelaksanaan TindakanAsuhan Kebidanan . Sesuai tinjauanasuhan kebidanan bahwamelaksanakan rencana tindakan harusefisien dan menjamin rasa nyamanklien, penatalaksanaan tindakanasuhan dapat dikerjakan secarakeseluruhan oleh bidan ataupunsebagian dilaksanakan oleh ibu sendiribekerja sama dengan tim kesehatanlainnya sesuai tindakan yangdirencanakan. Pada studi Ny “S”masa nifas dengan ruptur perineumtingkat II, semua tindakan yang telahdirencanakan sudah dilaksanakanseluruhnya dengan baik, tanpahambatan, karena adanya kerja samadan penerimaan yang baik dari klien,serta dukungan dari keluarga danpetugas kesehatan yang ada diPuskesmas Barebbo.

7) Angkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan. Pada tinjauan asuhankebidanan evaluasi merupakan tingkatakhir dari proses manajemen asuhankebidanan. Mengevaluasi pencapaiantujuan, membandingkan data yangdikumpulkan dengan kriteria yangmengidentifikasikan, memutuskanapakah tujuan tercapai atau belum

tercapai. Pada tinjauan pustakaevaluasi yang berhasil dilakukanadalah pemantauan keadaan ibu yangmeliputi : a). Tanda- tanda vital terdiridari tekanan darah, nadi, pernapasan,dan suhu badan. b). Kontraksi uterusbaik teraba bundar dan keras, TFUturun 1cm per hari, c). PengeluaranASI lancer, d). Ibu dapat beradaptasidengan nyeri yang timbul, e). Tanda-tanda infeksi pada luka perineumseperti bengkak, merah, nyeri, danpanas tidak ada dan pengeluaranlochia tidak berbau. Berdasarkan studikasus Ny “S” masa nifas denganruptur perineum tingkat II tidakditemukan hal-hal yang menyimpangdari evaluasi tinjauan pustaka. Olehkarena itu, bila dibandingkan dengantinjauan pustaka dan studi kasus Ny“S” secara garis besar tidak ditemukankesenjangan.

E. KesimpulanSetelah penulis mempelajari teori

konsep dan prinsip-prinsip asuhan masanifas, dan pengalaman langsung daripraktek melalui studi kasus tentangAsuhan Kebidanan Pada Ny “S” DenganRuptur Perineum Tingkat II di PuskesmasBarebbo, maka kesimpulan sebagaiberikut:Gejala dan tanda Ruptur PerineumTingkat II yang diuraikan dalam teorisama seperti yang dialami oleh Ny “S”.

1. Penentuan diagnosis berdasarkan dasarpenentuan diagnosis yang dilakukanpada Ny “S” dengan Ruptur PerineumTingkat II sesuai dengan teori danaplikasi pada studi kasus.

2. Diagnosa potensial dalam kasusRuptur Perineum Tingkat II pada Ny”S” ada data yang mendukung

Page 72: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

72

terjadinya potensial yaitu potensialterjadinya infeksi jalan lahir.

3. Tidak ada data yang mendukung untukmelakukan tindakan segera dankolaborasi dengan dokter.

4. Semua tindakan yang dilakukan telahdirencanakan untuk mengatasi kasus.

5. Semua rencana telahdiimplementasikan kepada ibu dandikondisikan dengan kasus yangdialami oleh Ny “S”.

6. Tujuan telah tercapai sesuai denganyang direncanakan.

F. Implikasi1) Untuk Pasien. Diharapkan kepada

pasien post partum, denganmemperhatikan personal hygieneseperti halnya mengganti duk minimal2 kali sehari sehingga kenyamanantetap terjaga dan terhindar dariinfeksi.

2) Untuk Tenaga Kesehatan / Bidan.Sebagai seorang bidan senantiasaberupaya untuk lebih meningkatkanketerampilan dan kemampuan dirinyadalam melaksanakan pelayanankesehatan yang lebih optimal padamasyarakat sehingga kejadian rupturperineum dapat diminimalisir.

3) Untuk MasyarakatDiharapkan ibu-ibu pada masa nifaslebih memperhatikan kondisi fisik danpsikis, serta personal hygiene untukmenghindari komplikasi yang lebihberat dalam masa nifas antara lain jikamengalami ruptur perineum. Perlunyadukungan dan keterlibatan suami dananggota keluarga dalam masa nifas,sebagai interaksi terus menerus yangbersifat saling mencintai, pemenuhankebutuhan emosional dan salingmembutuhkan.

4) Untuk Institusi PendidikanPerlu peningkatan belajar dilaboratorium dari tenaga pendidikyang perofesional khususnya dalampenanganan ruptur perineumsehingga dapat melakukan sesuatutindakan penanganan pada kasustersebut karena praktek laboratoriumsangatlah bermanfaat dalam membinatenaga bidan guna menciptakansumber daya yang berpotensi danprofesional.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Nurasiah, 2012.”Asuhan PersalinanNormal Bagi Bidan”. PT RefikaAditama. Bandung.

Ai Yeyeh Rukiyah, 2010. “AsuhanKebidanan IV (Patologi). CV. TransInfo Media. Jakarta

Anik Maryunanik, 2009. “Asuhan Pada Ibudalam Masa Nifas (Postpartum)”.CV. Trans Info Medika. Jakarta.

Eny Retna Ambarwati, 2010. “AsuhanKebidanan Nifas”. Nuha Medika.Yogyakarta.

Hesty Widyasih, 2008. “Perawatan MasaNifas”. Fitramaya. Yogyakarta.

Kusmiyati. Yuni, 2010. “Penuntun PraktikuAsuhan Persalinan”. Fitramaya.Yogyakarta.

Ladewig, Patricia W, 2006. “Buku SakuAsuhan Ibu & Bayi Baru Lahir”.EGC. Jakarta.

Mardiana Ahmad. Hj, 2014. “Patologi”.Selaksa. Jawa Timur.

Martin. 2008 Obsetri Fisiologi, CetakanPertamaPustaka Rahima Sewon,Bantul, Yogyakarta

Salmah dkk. 2009, ”Asuhan KebidananAntenatal”, EGC: Jakarta

Sarwono P, 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta ;Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo

Sujiyanti,dkk.2009.Asuhan PatologiKebidanan Plus Contoh Asuhan

Page 73: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

73

Kebidanan,Nuha Medika :Jogjakarta.

Sumarah, 2011. “Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan Kebidanan pada IbuBersalin)”. Fitramaya. Yogyakarta

ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM DENGAN INFEKSI LUKAPERINEUM DI BPS MARLINA, S.ST

Oleh:Ekonugraha(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK:Asuhan Kebidanan Post Partum Dengan Infeksi Luka Perineum Di BPS Marlina,S.St, Bertujuan; dapat mengidentifikasi data dasar dan dapat merumuskandiagnosa/masalah actual pada Asuhan Kebidanan Post Partumd engan Infeksi LukaPerineum di BPS Marlina, S.ST dan dapat mengantisipasi diagnosa/masalah potensialpada Asuhan Kebidanan Post Partumdengan Infeksi Luka Perineum di BPS Marlina,S.ST. Desain penelitian menggunakan rancangan CrossSectional dengan teknik pengambilansampelmenggunakan rumus sehingga diperoleh sampel sebanyak 62 orang, dan telah di ujidengan uji chi-square dengan nilai kemaknaan ρ<0,05.Hasil penelitianmenguraikan kasus post natal care pada Ny. ”S” dengan Infeksi Lukaperineum di BPS Marlina, S.ST Kabupaten Bone sebagai berikut: a). hasil anamnesis ibumengatakan melahirkan, terjadi infeksi luka perineum, ibu merasa nyeri pada daerahperineum. b). Data Ny “S” dapat ditegakkan diagno saak tual Masa Nifas Hari III DenganInfeksi Luka Perineum, c). Kolaborasi atau tindakan segera tidak dilakukan karena tidakada data yang menunjang. Rencana tindakan sekaligus penatalaksanaan pada Ny “S“ yangdilakukan adalah menjelaskan penyebab infeksi luka perineum, anjurkan ibu untukmobilisasi dini, menjelaskan tanda-tanda infeksi, menjelaskan personal hygene, melakukanvulva hygenedan vagina toilet, dan pemberian obat anti biotik cevodroxil 3 x 500 ml,analgetika same fenamat 3 x 500 gram).

Kata kunci :“Asuhan Kebidanan Post Partum berpengaruh padaInfeksi Luka Perineum”

POST PARTUM MIDWIFERY CARE WITH WOUND INFECTION PERINEUMAT BPS MARLINA, S.ST

By:Ekonugraha(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT:Midwifery Care Post Partum With Wound Infection perineum At BPS Marlina, S.St,aims; can identify basic data and can formulate diagnoses / problems actual in MidwiferyCare Post Partum with perineum wound infection in BPS Marlina, S.ST and can anticipatethe diagnosis / potential problems in Midwifery Care Wound Infection Post Partum withperineum in BPS Marlina, S.ST. The study design using a design Cross Sectional withsampling technique using the formula in order to obtain a sample of 62 people, and hasbeen tested by test chi-square with a significance value of ρ <0.05.The resultsoutlines the case of post-natal care in Mrs. "S" with perineal wound infectionin BPS Marlina, S.ST Bone district as follows: a). anamnesis results mom said giving birth,perineal wound infection, mothers feel pain in the perineal region. b). Data Mrs. "S" canbe enforced actual Diagnose Postpartum Period Day III with Wound Infection perineum,c). Collaboration or immediate action is not performed because there is no data thatsupport. The action plan at the same time the management of the Mrs. "S" to do is to

Page 74: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

74

explain the cause of wound infection perineum, encourage mothers to early mobilization,explaining the sign - a sign of infection, explaining personal hygiene, do vulva hygiene andvagina toilet, and administration of antibiotics cevodroxil 3 x 500 ml , analgesics fenamatsame 3 x 500 grams).

Keywords: ”Midwifery care Post partum effect on wound infection Perineum”

__________________________________________________________________A. Latar Belakang

Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Infeksi masihmenyumbangkan angka kematian padaibu pada masa nifas jika infeksi tidaktertangani akan menimbulkan komplikasiseperti infeksi pada kandung kemihmaupun infeksi pada jalan lahir, infeksi initidak bias dibiarkan karena menyebabkankematian pada ibu nifas sebanyak 50 %(Anonim. 2014). Salah satu infeksi yangterjadi pada masa nifas adalah infeksi padaluka jahitan, perawatan luka bekas jahitanpenting dilakukan karena luka bekasjahitan jalan lahir ini bila tidak dirawatdapat menjadi pintu masuk kuman danmenimbulkan infeksi, ibu menjadi panas,luka basah dan jahitan terbuka, bahkanada yang mengeluarkan bau busuk darijalan lahir (vagina). (Anonim. 2015)

Menurut World Health Organization(WHO) padatahun 2012 tingkat angkakematian ibu sebanyak 40%. Pada tahun2013 menurun menjadi 32%. Sedangkanpada tahun 2014 meningkat menjadi55%.(http//WHO.com.Diaksespadatanggal20 April 2015). Berdasarkan data SDKI(Survey Demografi dan KesehatanIndonesia) AKI di Indonesia terusmengalami penurunan pada tahun 2012yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiranhidup sedangkan pada tahun 2013 yaitusebesar 224 per 100.000.Dan tahun2014menjadi 228 per 100.000 kelahiranhidup.(Anonim. 2015). Menurut data

Dinas Kesehatan Provinsi SulawesiSelatan padatahun 2012 diperoleh angkakematian ibu sebesar 124 orang penyebabterbanyak perdarahan 25 orang (20,2%),infeksi 8 orang (6,4%), infeksilukaperineum 23 orang (18,5%), danpenyebab lainnya 36 orang (29,03%).Padatahun 2013 diperoleh angka kematianibusebesar 134 orang penyebab terbanyakperdarahan 37 orang (27,6%), infeksi 18orang (13,4%), Infeksiluka perineum 28orang (20,8%), dan penyebab lainnya 51orang (38,05%). Sedangkan pada tahun2014 diperoleh angka kematian ibusebesar 142 orang penyebab terbanyakperdarahan 39 orang (27,4%), infeksi20orang (14%), nyeriluka perineum 29 orang(20,4%), dan penyebab lainnya 54 orang(38%).(Profil dinas kesehatan ProvinsiSul-Sel Tahun 2012-2014)

Pencatatan dan Pelaporan DataDinas Kesehatan Kabupaten BonepadaTahun 2012 Jumlah PersalinanSebanyak 13.659 Orang yang infeksilukaperineum sebanyak 500 Orang (3,66%),Tahun 2013 Jumlah Persalinan Sebanyak13.536 Orang, yang mengalami infeksilukaperineum sebanyak 120 orang(0,88%).Sedangkan pada tahun 2014jumlah persalinan sebanyak 13.641 orangdan yang mengalami infeksi lukaperineum sebanyak 78 orang(1,06%).(Data Dinkes Kabupaten Bone;Tahun2014). Sedangkan Menurut Data diBPS Marlina, S.ST Tahun 2012 jumlah ibu

Page 75: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

75

bersalin sebanyak 145 Orang, yanginfeksiluka perineum sebanyak 3 Orang,penyebab partus rumah. Pada Tahun 2013jumlah persalinan sebanyak 52 orang danyang mengalami infeksi luka perineumsebanyak 2 orang, penyebab partusrumah. Sedangkan pada tahun 2014jumlah persalinan sebanyak 58 orang,yang infeksi luka perineum sebanyak 2orang, penyebab partus rumah.(Data BPSMarlina, S.ST.Tahun 2014).

Berdasarkan masalah yangdikemukakan di atas maka penulis tertarikdan ingin mengkaji kedalam Karya TulisIlmiah tentang Asuhan Kebidanan PostPartum dengan Infeksi luka perineum diBPS Marlina, S.ST, dengan harapan dapatmengatasi masalah yang dihadapi olehklien dan sebagai pedoman dalammenerapkan Asuhan Kebidanan padaPost Partum dengan Infeksi lukaperineum.

B. Tinjauan Pustaka1. Masa Nifasa. Pengertian Masa Nifas

Masa Nifas (puerpurium) adalahmasa dimulai setelah plasenta keluar danberakhir ketika alat-alat kandungankembali seperti keadaan semula (sebelumhamil). Masa nifas berlangsung selamakira-kira 6 minggu. (Sulistyawati, 2009,Buku AjarAsuhan Kebidanan pada ibu nifas.Andi Offset, Jogjakarta.hal.1). Masa Nifasadalah masa setelah plasenta lahir danberakhir ketika alat-alat kandungankembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung kira-kira 6minggu. (Saleha, 2009; Asuhan KebidananPada Masa Nifas. Salemba Medika.Jakarta,hal.2). Masa Nifas disebut jugamasa post partum adalah masa atau waktusejak bayi lahir dan plasenta keluar lepas

dari rahim, sampai 6 minggu, disertaidengan pulihnya kembali organ-organyang berkaitan dengan alat kandungan,yang mengalami perubahan sepertiperlukaan yang berkaitan saat melahirkan.(Suherni dkk, 2009, Perawatan MasaNifas. Fitramaya, Jogjakartahal.1). Masanifas disebut juga postpartumataupuerpurium, adalah masa sesudahpersalinan, masa perubahan, pemulihan,penyembuhan, dan pengembalian alat-alatkandungan atau reproduksi, sepertisebelum hamil yang lamanya 6 mingguatau 40 hari pasca persalinan. (Jannah,2011, Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Ar-Ruzz. Media, Jogjakarta, hal.13).

Masa nifas atau puerpurium dimulaisejak 1 jam setelah plasenta lahir sampai 6minggu (42 hari) setelah itu. Pelayananpasca persalinan harus terselenggara padamasa itu untuk memenuhi kebutuhan ibudan bayi, yang meliputi upaya pencegahan,deteksi dini dan pengobatan komplikasidan penyakit yang mungkin terjadi.(Prawirohardjo, 2011, Ilmu Kebidanan, BinaPustaka, hal.356). Tujuan Asuhan MasaNifas yaitu meningkatkan kesejahteraan fisikdan psikologis bagi ibu dan bayi, pencegahan,diagnosa dini, dan pengobatan komplikasipada ibu, merujuk ibu ke asuhan tenagaahli bila perlu, mendukung danmemperkuat kayakinan ibu, sertamemungkinkan ibu untuk mampumelaksanakan perannya dalm situasikeluarga dan budaya yang khusus,imunisasi ibu terhadap tetanus,mendorong pelaksanaan metode yangsehat tentang pemberian makan anak,serta peningkatan pengembanganhubungan yang baik antara ibu dan anak.(Sulistyawati, 2009; Buku AjarAsuhanKebidanan pada ibu nifas. Andi Offset,Jogjakarta. hal.2-3). Kunjungan Ibu Nifas

Page 76: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

76

(KF). Adalah kontak ibu nifas dengantenaga kesehatan minimal 3 (tiga) kaliuntuk mendapatkan pelayanan danpemeriksaan kesehatan ibu nifas, baildidalam maupun diluar gedung puskesmas(termasuk bidan di desa/polindes dankunjungan rumah) dengan ketentuan.Kunjungan pertama kali pada haripertama sampai pada hari ke tujuh (1-7hari) yaitu mencegah perdarahan masanifaskarena atonia uteri dan mendeteksidan merawat penyebab lain perdarahan,rujuk bila perdarahan berlanjut,memberikan konseling pada ibu atau salahsatu anggota keluarga mengenaibagaimana cara mencegah perdarahanmasa nifas karena atonia uteri, pemberianASI awal, melakukan hubungan antara ibudengan bayi yang baru lahir, menjaga bayiagar tetap sehat dengan cara mencegahhypotermi, jika petugas kesehatanmenolong persalinan, ia harus tinggaldengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2jam pertama setelah kelahiran, atausampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.Sedangkan Kunjungan kedua kali padahari ke delapan sampai dengan hari keduapuluh delapan (8-28 hari) yaitumemastikan involusi uterus berjalannormal: uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahanabnormal, tidak ada bau, menilai adanyatanda-tanda demam, infeksi atauperdarahan abnormal, memastikan ibumendapatkan cukup makan, cairan danistirahat, memastikan ibu menyusuidengan baik dan tak memperhatikantanda-tanda penyulit, memberikankonseling pada ibu mengenai asuhan padabayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat,dan merawat bayi sehari-hari. Kunjunganketiga kali hari kedua puluh Sembilansampai dengan hari keempat puluh dua

(29-42 hari) yaitu menanyakan pada ibutentang kesulitan-kesulitan yang ia ataubayinya alami, memberikan konselinguntuk KB secara dini. (Asrul Azwar.2007.Pedoman pemantauan wilayahsetempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA).Dinkes. Jakarta, hal 10)

b. Perubahan Fisiologis Masa Nifas1) Perubahan system reproduksi

iyaitu: Uterus. Involusi merupakansuatu proses kembalinya uteruspada kondisi sebelum hamil.Dengan involusi uterus ini, lapisanluar dari desidua yang mengelilingisitus plasenta akan menjadineurotic (layu atau mati). Segerasetelah persalinan, tinggi fundusuteri 2 cm dibawah pusat, 12 jamkemudian kembali 1 cm diataspusat dan menurun kira- kira 1cm setiap hari.(Sulistyawati, 2009,Buku AjarAsuhan Kebidanan padaibu nifas. Andi Offset, Jogjakarta.hal. 73). Pada hari kedua setelahpersalinan tinggi fundus uteri 1cm dibawah pusat.Pada hariketiga sampai hari keempat tinggifundus uteri 2 cm dibawahpusat.Pada hari kelima sampaihari ketujuh tinggi fundus uteripertengahan antara pusat dansimpisis.Pada hari kesepuluhtinggi fundus uteri tidak teraba(Ambarwati dkk, 2009;AsuhanKebidanan Nifas.Mitra Cendikaoffset, Jogjakarta, hal.77). Lochea.lochea adalah cairan secret yangberasal dari cavum uteri danvagina selama masa nifas.Lokiaadalah ekskresi cairan rahimselama masa nifas. (Jannah.

Page 77: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

77

2011.Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.Ar-Ruzz. Media, Jogjakarta,hal.111). Lokia adalah ekskresicairan rahim selama masa nifas.Lokia mengandung jaringandesidua yang nekrotik dari dalamuterus. Lochea mempunyai reaksibasa atau alkalis yang membuatorganisme berkembang lebihcepat dari pada kondisi asam yangada vagina normal.(Sulistyawati,2009, Buku AjarAsuhan Kebidananpada ibu nifas.Andi Offset,Jogjakarta. h.76). Jenis-jenis lokiaberdasarkan warna dan waktukeluarnya. a). Lochea rubra ataumerah (cruenta) lokia ini munculpada hari pertama sampai hari keempat masa post partum. Cairanyang keluar berwarna merahkarena terisi darah segar, jaringansisa-sisa plasenta, dinding rahim,lemak bayi, lanugo (rambut bayi),dan mekonium. b). Locheasanguinolenta Lokia ini berwarnamerah kecoklatan dan berlendir,serta berlangsung dari hari keempat sampai hari ketujuh postpartum.,c).Lochea serosa . Lokia iniberwarna kuning kecoklatankarena mengandung serum,leukosit, dan robekan atau laserasiplasenta.Keluar pada hari ketujuh sampai hari ke empat belas.c). ochea alba. Lokia inimengandung leukosit, sel desidua,sel epitel, selaput lendir serviks,dan serabut jaringan yang mati,lokia alba ini dapat berlangsungselama 2-6 minggu. d). LocheaPurulenta, terjadi infeksi, keluarcairan seperti nanah dan berbaubusuk. Lochiostatis, pengeluaran

lochea yang tidak lancar(Sulistyawati,2009,BukuAjarAsuhan Kebidanan pada ibunifas. Andi Offset, Jogjakarta,hal.76-77). Kontraksi. Kontraksiadalah sama dengan kontraksisewaktu persalinan, hanya sajasekarang tujuannya berbeda.Sebagaimana diketahui, ketikauterus berkontraksi, seorangwanita akan merasakan mules.Inilah yang disebut nyeri setelahmelahirkan. Hal ini akanberlangsung 2 hingga 3 harisetelah melahirkan.(Rukiyah dkk,2011; Asuhan Kebidanan Pada IbuNifas, Trans Info Media,Jakarta,hal.141). a). Perubahanpada serviks. Perubahan yangterjadi pada serviks ialah bentukagak menganga seperti corong,segera setelah bayi lahir.Bentukini disebabkan oleh corpus uteriyang dapat mengadakankontraksi, sedangkan serviks tidakberkontraksi sehingga seolah-olahpada perbatasan antara korpusdan serviks berbentuk semacamcincin. Serviks berwarna merahkehitam-hitaman karena penuhdengan pembuluhdarah.Konsistensinya lunak,kadang-kadang terdapat laserasiatau perlukaan kecil. Karenarobekan kecil yang terjadi selamaberdilatasi maka serviks tidakakan pernah kembali lagi kekeadaan seperti sebelum hamil.Muara serviks yang berdilatasisampai 10 cm sewaktu persalinanakan menutup secara perlahandan bertahap. Setelah bayi lahir,tangan dapat masuk ke dalam

Page 78: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

78

rongga rahim. Setelah 2 jam,hanya dapat dimasuki 2-3 jari.Pada minggu ke-6 post partum,serviks sudah menutup kembali.(Sulistyawati, 2009,BukuAjarAsuhan Kebidanan pada ibunifas.Andi Offset, Jogjakarta; 77).b). Perubahan Pada Vulva,Vagina dan Perineum. Vulva danvagina mengalami penekanan,serta peregangan yang sangatbesar selama proses melahirkanbayi. Dalam beberapa haripertama sesudah proses tersebut,kedua organ ini tetap dalamkeadaan kendur. Setelah 3minggu, vulva dan vagina secaraberangsur-angsur akan munculkembali, sementara labia menjadilebih menonjol. Pada masa nifas,biasanya terdapat luka-luka jalanlahir. Luka pada vagina umumnyatidak seberapa luas dan akansembuh secara perpriman(sembuh dengan sendirinya),kecuali apabila terdapat infeksi.Infeksi mungkin menyebabkansellulitis yang dapat menjalarsampai terjadi sepsis. Segerasetelah melahirkan, perineummenjadi kendur karenasebelumnya teregang olehtekanan bayi yang bergerak maju.Pada post natal hari ke-5,perineum sudah mendapatkankembali sebagian tonus-nya,sekalipun tetap lebih kendurdaripada keadaan sebelum hamil.

2) Perubahan payudara. Pada semuawanita yang telah melahirkanproses laktasi terjadi secara alami.Proses menyusui mempunyai duamekanisme yang fisiologis, yaitu

produksi susu dan sekresi susuatau let down. Selama sembilanbulan kehamilan, jaringanpayudara tumbuh danmenyiapkan fungsinya untukmenyediakan makanan bagi bayibaru lahir. Setelah melahirkan,ketika hormon yang dihasilkanplasenta tidak ada lagi kelenjarpituitari akan mengeluarkanprolaktin (hormonlaktogenik).Sampai hari ketiga setelahmelahirkan, efek prolaktin padapayudara mulai bisa dirasakan.Pembuluh payudara menjadibengkak terisi darah, sehinggatimbul rasa hangat, bengkak, danrasa sakit. Sel-sel acini yangmenghasilkan ASI juga mulaiberfungsi. Ketika bayi menghisapputing, refleks saraf merangsanglobus posterior pituitari untukmenyekresi hormon oksitosin.Oksitosin merangsang reflek letdown (mengalirkan), sehinggamenyebabkan ejeksi ASI melaluisinus laktifirus payudara keduktus yang terdapat padaputting. Ketika ASI dikeluarkankarena isapan bayi atau dengandipompa sel-sel acini terangsanguntuk menghasilkan ASI lebihbanyak. Refleks ini dapatberlanjut dalam waktu yanglama.(Saleha, 2009; AsuhanKebidanan Pada Masa Nifas,Salemba Medika, Jakarta,hal.58).

3) Perubahan Sistem Pencernaan.Biasanya ibu mengalami obstipasisetelah persalinan. Hal inidisebabkan karena pada waktumelahirkan alat pencernaanmendapatkan tekanan yang

Page 79: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

79

menyebabkan colon menjadikosong, pengeluaran cairanberlebih pada waktu persalinan,kurangnya asupan cairan danmakanan serta kurangnya aktifitastubuh.

4) Perubahan Sistem Perkemihan.Pelvis ginjal dan ureter yangteregang dan berdilatasi selamakehamilan kembali normal padaakhir minggu ke empat setelahmelahirkan.Pemeriksaansistokopik setelah melahirkanmenunjukkan tidak saja edemadan hyperemia dinding kandungkemih, tetapi sering kali terdapatekstravasi darah pada submukosa.Kurang lebih 40% wanita nifasmengalamiproteinuria yang nonpatologi sejak pasca melahirkansampai 2 hari post partum agardapat dikendalikan. Oleh karenaitu, contoh specimen diambilmelalui kateterisasi agar tidakterkontaminasi dengan lokia yangnonpatologis.Hal ini dapatdiwujudkan hanya bila tidak adatanda dan gejala infeksi salurankemih dan preeklampsia. Diuresisyang normal dimulai segerasetelah bersalin sampai harikelima setelah persalinan.Jumlahurine yang keluar dapat melebihi3.000 ml per harinya. Hal inidiperkirakan merupakan salahsatu cara untuk menghilangkanpeningkatan cairan ekstraseluleryang merupakan bagian normalbagi kehamilan. Selain itu juga didapati adanya keringat yangbanyak pada beberapa haripertama setelah melahirkan.Disamping itu, kandung kemih

pada puerpurium mempunyaikapasitas yang meningkat secararelatif.Oleh karena itu, distensiyang berlebihan, urine residualyang berlebihan, danpengosongan yang tidaksempurna, harus harusdiwaspadai dengan seksama.Ureter dan pelvis renalis yangmengalami distensi akan kembalinormal pada dua sampai delapanminggu setelah persalinan(Saleha, 2009; Asuhan KebidananPada Masa Nifas, Salemba Medika,Jakarta,hal. 59).

5) Perubahan Sistem Muskuloskeletal.Otot-otot uterus berkontraksisegera setelah partus. Pembuluh –pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterusakan terjepit. Proses ini akanmenghentikan perdarahan setelahplasenta dilahirkan. Ligament-ligamen, diafragma pelvis, serta fasiayang meregang pada waktupersalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulihkembali sehingga tak jaranguterus jatuh ke belakang danmenjadi retrofleksi karenaligamentum rotundum menjadikendor.Tidak jarang pula wanitamengeluh “kandungannya turun”setelah melahirkan karenaligament, fasia, jaringanpenunjang alat genetalia menjadikendor.Stabilisasi secarasempurna terjadi pada 6-8minggu setelah persalinan.Sebagaiakibat putusnya serat-serat elastiskulit dan distensi yangberlangsung lama akibat besarnyauterus pada waktu hamil, dinding

Page 80: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

80

abdomen masih agak lunak dankendor untuk sementarawaktu.Untuk memulihkankembali jaringan-jaringanpenunjang alat genetalia, sertaotot-otot dinding perut dan dasarpanggul, dianjurkan untukmelakukan latihan-latihantertentu. Pada 2 hari post partum,sudah dapat fisioterapi.(Sulistyawati, 2009,BukuAjarAsuhan Kebidanan pada ibunifas.Andi Offset, Jogjakarta, hal.78-79)

6) Perubahan Sistem Endokrin.Selama proses kehamilan danpersalinan terdapat perubahanpada system endokrin, terutamapada hormon-hormon yangberperan dalam proses tersebut.(Saleha, 2009, Asuhan KebidananPada Masa Nifas, Salemba Medika,h. 209)

2. Infeksi Luka PerineumInfeksilukaperineum adalah semua

peradangan yang disebabkan oleh kumanyang masuk ke dalam organ genital padasaat persalinan dan masa nifas. (Khaidir,M. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan InfeksiNifas.hal 35)Infeksi luka perineumadalahinfeksi bakteri pada traktus genitalia yangterjadi setelah melahirkan, ditandai dengankenaikan suhu sampai 38 derajat Celsiusatau lebih selama 2 hari dalam 10 haripertama pasca persalinan, denganmengecualikan 24 jam pertama. (Anonim.2008)Infeksi lukaperineum umumnyaterjadi unilateral, namun juga dapatbilateral. Perlukaan pada diafragmaurogenitalis dan muskulus levator ani,yang terjadi pada waktu persalinan normalatau persalinan dengan alat, dapat terjadi

tanpa luka pada kulit perineum atau padavagina, sehingga tidak kelihatan dari luar.Perlukaan demikian dapat melemahkandasar panggul, sehingga dapat terjadiprolapsus genetalis. (Rohani dkk,201,Asuhan Pada Masa Persalinan, SalembaMedika. Jakarta, hal.27). Infeksi lukaperineum terjadi pada hampir semuapersalinan pertama dan tidak jarang jugapada persalinan berikutnya, robekan inidapat dihindarkan atau dikurangi denganmenjaga jangan sampai dasar pangguldilalui oleh kepala janin dengan cepat(Wiknjosastro, 2008,Ilmu Kandungan,Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirahardjo, Jakarta, hal.665). Infeksiluka perineum dan luka abdominal adalahperadangan karena masuknya kuman-kuman ke dalam luka episotomi atauabdomen pada waktu persalinan dan nifas,dengan tanda-tanda infeksi jaringansekitar. (Anonim. 2015)

3. AsuhanKebidananManajemen kebidanan adalah

suatu metode pendekatan pemecahanmasalah uang digunakan oleh bidan dalamproses pemecahan masalah dalampemberian pelayanan Asuhan kebidanan,atau merupakan proses pemecahanmasalah yang digunakan oleh bidan sertamerupakan metode yang terorganisasimelalui tindakan yang logikal dalammemberi pelayanan.

a) Tahapan Asuhan KebidananProses asuhan kebidanan terdiri dari 7

langkah. asuhan kebidanan dimulaidengan pengumpulan data dan diakhiridengan evaluasi asuhankebidanan.Ketujuh langkah terdiri darikeseluruhan kerangka kerja yang dapatdipakai dalam segala situasi. Langkahtersebut sebagai berikut :

Page 81: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

81

1) Langkah I IdentifikasiData DasarIdentifikasi dan analisa data(pengkajian) pengumpulan datauntuk menilai kondisi klien.Dikumpulkan dari semua sumberyang berkaitan dengan kondisi klienuntuk memperoleh data yangdilakukan dengan cara anamnese,pemerikasaan fisik, serta catatantentang kesehatan lalu dan sekarangdan hasil pemeriksaan laboratorium.Semua data diatas harus memberikaninformasi yang saling berhubungan(relevan) dan menggambarkankondisi klien yang sebenarnya.

2) Langkah II Identifikasidiagnosa/Masalah AktualMenginterpretasikan data secaraspesifik ke dalam suatu rumusandiagnosa kebidanan danmasalah.Kata diagnosa dan masalahdigunakan kedua-duanya danmempunyai pengertian yangberbeda-beda.Problem tidak dapatdidefenisikan sebagai suatudiagnosa tetapi memerlukan suatupengembangan rencana secaramenyeluruh pada klien. Masalahlebih sering berhubungan denganbagaimana klien menguraikankeadaan yang ia rasakan, sedangkandiagnosa lebih sering diidentifikasioleh bidan yang difokuskan padaapa yang dialami oleh klien.

3) Langkah III IdentifikasiDiagnosa/Masalah PotensialDari kumpulan masalah dandiagnosa, identifikasi faktor-faktorpotensial yang merupakan antisipasisegera tindakan pencegahan jikamemungkinkan atau waspadasambil menunggu dan

mempersiapkan pelayanan untuksegala sesuatu yang mungkin terjadi.

4) Langkah IV Tindakan Segera /KolaborasiProses manajemen kebidanandilakukan secara terus menerusselama klien dalam perawatanbidan. Proses terus menerus inimenghasilkan data baru segeradinilai. Data yang muncul dapatmenggambarkan suatu keadaanndarurat dimana bidan harus segerabertindak untuk menyelamatkanklien.

5) Langkah V Rencana TindakanPerencanaan asuhan yangmenyeluruh ditentukan berdasarkanlangkah-langkahsebelumnya.

Dimana langkah ini merupakankelanjutan asuhan terhadap masalahatau diagnosis yang telahdiidentifikasi atau antisipasi.Informasi yang tidak lengkap dapatdilengkapi dengan rencana asuhanyang menyeluruh dalam langkah iniyang tidak hanya meliputi apa yangdari kerangka pedoman antisipasiterhadap wanita tersebut. Sepertiapa yang diperkirakan akan terjadiberikutnya.

6) Langkah VI ImplementasiDalam langkah ini dilakukanpelaksanaan asuhan langsung secaraefisien dan aman. Perencenaandapat dilakukan seluruhnya olehbidan atau anggota tim kesehatanlainnya. Asuhan yang efektif akanmenyangkut waktu dan biaya sertameningkatkan mutu dan asuhanklien. Meskipun bidanberkolaborasi, bidan tetapbertanggung jawab dalammanjemen asuhan klien untuk

Page 82: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

82

terlaksananya rencana asuhanbersama.

7) Langkah VII EvaluasiMelakukan evaluasi keefektifanasuhan yang sudahdiberikan.Adapun asuhan yangdievaluasi meliputi apakahkebutuhan telah terpenuhi,mengatasi diagnosis dan masalahyang telah diidentifikasi.Selainterhadap permasalahan klien, bidanjuga harus mengenal apakahrencana yang telah ditetapkan dapatdilakukan dengan baik, apakahperlu disusun kembali rencanaintervensi yang lain, sehinggamasalah dapat dipecahkan dengantepat. Pada prinsipnya tahapanevaluasi adalah pengkajian kemblaiterhadap klien seberapa jauhtercapainya rencana yang dilakukan.

b) Pendokumentasian Asuhan KebidananDalam setiap pelaksanaan tindakan

asuhan kebidanan harus selalu didokumentasikan catatan perkembanganklien biasanya dicatat secara terbukadengan singkatan SOAP.SOAPmerupakan garis pedoman untukmemberikan informasi perkembanganklien. Berikut penjelasanpendokumentasian SOAP: a). Subjektif (S)Data atau fakta yang merupakan informasiyang termasuk biodata, mencakup nama,umur, tempat tinggal, pekerjaan, statusperkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancaralangsung pada pasien atau dari keluargakesehatan lainnya. b). Objektif (O). Datayang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisikmencakup inspeksi, palpasi, auskultasi,perkusi serta pemeriksaan diagnostiklainnya. c) Assesment (A). Merupakankeputusan yang ditegakkan dari hasil

perumusan masalah yang mencakupkondisi, masalah dan prediksi terhadapkondisi tersebut.Penegakan diagnosakebidanan dijadikan sebagai dasartindakan dalam upaya menanggulangiancaman keselamatan pasien/klienberdasarkan langkah II, III dan IV. d).Penatalaksanaan (P) Penatalaksanaanadalah pelaksanaan asuhan yang disusunberdasarkan hasil analisis dan intervensidata, penatalaksanaan asuhan ini bertujuanuntuk mengusahakan tercapainya kondisipasien seoptimal mungkin dan berusahamemperta hankan kesejahteraannya.Dengan kata lain P dalam SOAP meliputipendokumentasian asuhan kebidanan.(Varney, 2007,Buku Ajar AsuhanKebidanan,EGC, Jakarta, hal. 26-29)

C. Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan

adalah analitik dengan pendekatan CrossSectional, yaitu desain penelitian analitikyang bertujuan untuk mengetahuihubungan antar variable independen danvariable dependen diidentifikasi pada satusatuan waktu. Pada penelitian inimenggunakan rancangan yang mengkajihubungan antara variabel independendengan variabel dependen yang dilakukanpada satu waktu. Populasi adalah wilayahgeneralisasi yang terdiri atasobyek/subyek yang mempunyai kualitasdan karakteristik tertentu yang ditetapkanoleh peneliti untuk dipelajari dankemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyona,2012). Pengumpulan data yaitudata primer data yang diperoleh langsungdari responden pada saat melakukanpenelitian dengan cara mengisi kuesioner.Dan data sekunder, data yang diperolehdari instansi terkait yang digunakan untukmelengkapi penelitian. Data ini meliputi

Page 83: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

83

gambaran umum daerah tempat penelitiandan literatur yang diperlukan. Pengolahandata dilakukan dengan menggunakankomputer program Statistical Package ForSocial Science(SPSS)versi 20 for windows.

Analisis data yaitu analisis univariat,analisis ini digunakan untuk memperolehgambaran masing–masing variabelpenelitian diantaranya variabel AsuhanKebidanan Post Partum Dengan InfeksiLuka Perineum Di BPS Marlina, S.St,dimana data yang diperoleh ditampilkandalam bentuk tabel distribusi frekuensi.Sedangkan analisis bivariate yaitu analisisini digunakan untuk mengetahuihubungan antara variabel independen danvariabel. Instrumen penelitian yangdigunakan untuk mengukur variabelterdiri dari 15 pertanyaan denganmenggunakan skala Guttman, jika benardiberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. 5pertanyaan untuk sikap denganmenggunakan skala Likers dengan skorjika SS = 5, S = 4, RR = 3, TS = 2, STS =1 dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsitablet zat besi (Fe) menggunakan lembarobservasi. Dan Penyajian data dalambentuk tabel distribusi frekuensi disertaidengan penjelasan.

D. PembahasanPada bab ini membahas

kesesuaian dan kesenjangan antara teoridan tinjauan kasus pada pelaksanaanManajemen Asuhan Kebidanan Post padaNy “S” InfeksiLuka Perineum di BPSMarlina, S.ST Tanggal 10Juli 2015, untukmemudahkan pembahasan maka penulisakan menguraikan sebagai berikut:

1) Langkah I Identifikasi Data DasarPengumpulan data merupakan

proses manajemen asuhan kebidanan yangditujukan untuk pengumpulan informasi

mengenai kesehatan, baik fisik, psikososialdan spiritual. Pengumpulan data dilakukanmelalui anamnesis, pemeriksaan fisik,dengan cara inspeksi, palpasi, dan perkusiserta pemeriksaan penunjang yaitulaboratorium. Pada tahap ini penulis tidakmenemukan suatu hambatan yang berarti.Hal ini disebabkan karena respon ibudalam memberikan informasi begitu puladengan keluarga, bidan dan dokter yangmerawat sehingga penulis dengan mudahmemperoleh data yang diinginkan.

Pada tinjauan pustaka salah satukomplikasi yang sering terjadi pada masanifas adalah nyeri luka perineum yangterjadi pada hampir semua persalinanpertama dan tidak jarang pada persalinanberikutnya.Berdasarkan studi kasus padaNy “S” dengan infeksi luka perineumditemukan data GI PI AO dengan beratbadan bayi 3500 gram, melahirkan tanggal28Juli 2015 jam 09.50 wita, TFU 1 jaribawah pusat, pengeluaran lohia rubra, ibumerasakan nyeriluka perinuem danekspresi wajah ibu tampak meringis,sehingga tidak terdapat kesenjanganantara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

2) Langkah III. dentifikasiDiagnosa/Masalah Aktual

Pada tinjauan pustaka dikatakanbahwa masa nifas dimulai setelah partusselesai dimana alat-alat genitalia externadan interna akan berangsur-angsurkembali ke keadaan sebelum hamil, TFUakan turun sekitar 1 cm setiap harinya,dan pada hari ketiga dan empat terdapatpengeluaran lochea sanguelenta daninfeksi luka perineum yaitu robekan padaperineum sewaktu persalinanmengakibatkan terputusnya kontuinitasjaringan sehingga tubuh mengeluarkan zatkimia (brakidinin), merangsang aktivitasreseptor-reseptor nyeri spesifik kemudian

Page 84: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

84

dihantarkan kekorda spinalis selanjutnyakehipothalamus kemudian dikirimkankecorteks sensorik somatik sehinggapasien merasakan nyeri. Sedangkan padastudi kasus Ny “S” ibu melahirkan tanggal28Juli 2015 jam 09.50 wita, TFU 1 jaribawah pusat, pengeluaran lohia rubra, ibumerasakan nyeri pada luka perineum danekspresi wajah ibu tampak meringis bilabergerak sehingga penulis merumuskandiagnosa/masalah aktual masa nifas haridan infeksiluka perinuem. Dengandemikian apa yang dijelaskan padatinjauan pustaka dan yang didapatkanpada studi kasus pada Ny “S” secara garisbesar menunjukkan adanya persamaan.

3) Langkah III IdentifikasiDiagnosa/Masalah Potensial

Pada tinjauan pustaka dijelaskanadanya luka pada perineum (terputusnyakontinuitas jaringan kulit, otot danpembuluh darah kapiler) merupakan pintumasuk (port d’entre) mikroorganisme(kuman) pathogen yang dapatmenyebabkan infeksi.Berdasarkan datayang ada pada studi kasus Ny “S” ibumerasakan nyeri pada perineum, tampakpengeluaran darah dari jalan lahir, lukaperinuem masih basah sehingga penulismengidentifikasi potensial terjadi infeksi.

4) Langkah IVTindakan Segera /Kolaborasi

Beberapa data yang memberikanindikasi adanya tindakan segera dimanabidan harus menyelamatkan jiwa ibu.Tindakan tersebut berupa kolaborasidengan tenaga kesehatan yang lebihprofessional sesuai dengan keadaan yangdialami oleh klien ataupun konsultasidengan dokter. Berdasarkan tinjauanpustaka pada ruptur perineum tindakansegera dilakukan apabila ada infeksi atau

perdarahan, tetapi pada studi kasus Ny“S“ dengan nyeri luka perineum tingkat,tidak ditemukan indikasi untuk melakukantindakan segera atau kolaborasi mengingatkeadaan ibu pada saat pelaksanaan asuhankebidanan tidak dalam keadaan daruratatau bahaya. Dengan demikian adakesamaan antara tinjauan pustaka danstudi kasus pada Ny.”S” di BPS Marlina,S.ST Kabupaten Bone

5) Langkah V Rencana TindakanPadaasuhan kebidanan suatu

rencana tindakan yang komperehensiftermasuk indikasi apa yang timbulberdasarkan kondisi klien sertahubungannya dengan masalah yangdialami klien dan juga meliputi antisipasidengan bimbingan terhadap klien sertakonseling. Rencana tindakan harusdisetujui klien dan semua tindakan yangdiambil harus berdasarkan rasional yangrelevan dan diakui kebenarannya. Padatinjauan pustaka dijelaskan penangananyang dilakukan pada masa nifas denganruptur perineum adalah observasi tanda-tanda vital dan perubahan yang terjadipada masa nifas, konseling untukmenyusui sedini mungkin, menjagakebersihan perineum, mencegahterjadinya infeksi silang dengan perawatanluka secara asepsis dan antiseptis. PadaNy. “S” masa nifas dengan infeksi lukaperineum penulis merencanakan asuhankebidanan berdasarkan diagnosa/ masalahaktual dan masalah potensial yaituobservasi tanda-tanda vital, anjurkan ibuistirahat yang cukup, anjurkan ibumengkonsumsi makanan yang bergizi,jelaska perubahan masa nifas, ukur tinggifundus uteri setiap hari, observasipengeluaran lokhia setiap hari, anjurkanibu untuk mobilisasi dini, beri penjelasantentang personel hygiene yaitu mengganti

Page 85: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

85

duk atau pakaian dalam bila basah,jelaskan penyebab nyeri, anjurkan ibuuntuk sering menyusui bayinya, lakukanperawatan vulva hygiene dan vagina toilet,penatalaksanaan pemberian antibiotik,analgetik dan vitamin. Pada tahap ini apayang dijelaskan pada tinjauan pustaka danstudi kasus pada Ny.”S” diBPS Marlina,S.ST

6) Langkah VI. ImplementasiBerdasarkan tinjauan asuhan

kebidanan bahwa melaksanakan tindakanharus efisien dan menjamin rasa amanklien. Implementasi dapat dikerjakanseluruhnya oleh bidan ataupun sebagiandilaksanakan ibu serta bekerja samadengan tim kesehatan lainnya sesuaidengan tindakan yang telah direncanakan.Pada studi kasus Ny “S” masa nifasdengan nyeri luka perineum tingkat semuatindakan yang telah direncanakan dapatdilaksanakan seluruhnya dengan baiktanpa hambatan karena adanya kerjasamadan penerimaan yang baik dari ibu sertaadanya dukungan dari keluarga danpetugas kesehatan di ruang nifas di BPSMarlina, S.ST tanggal 29 Juni2015.

7) Langkah VII. EvaluasiEvaluasi merupakan langkah

akhir dari proses asuhan kebidanan yaitupenilaian terhadap tingkat keberhasilanasuhan yang diberikan kepada bayi denganberpedoman pada masalah dan tujuanyang telah ditetapkan sebelumnya. Hasilevaluasi setelah tiga hari perawatantanggal 15 April 2014 adalah ibu sudahbisa jalan-jalan dan duduk, nyeri padadaerah perineum mulai berkurang,ekspresi wajah ceria, TFU tiga jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kerasdan bundar, tampak pengeluaran lochiasanguilenta ± 50 cc dan berbau amis, luka

jahitan perineum sudah mulai kering,tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 120/ 80 mmHg, pernapasan 24 x/menit, nadi80 x/menit, suhu 36 C. Dari hasil yangdiperoleh diatas dapat disimpulkan bahwamasalah dapat teratasi dengan baik dansesuai dengan tujuan dan kriteria yangdiharapkan.

E. Kesimpulan

Setelah membahas danmenguraikan kasus post natal care padaNy. ”S” dengan Infeksi Luka perineum diBPS Marlina, S.ST Kabupaten Bone,maka penulis dapat menarik kesimpulansebagai berikut: a). hasil anamnesis ibumengatakan melahirkan, terjadi infeksiluka perineum, ibu merasa nyeri padadaerah perineum. b). Data Ny “S” dapatditegakkan diagno saak tual Masa NifasHari III Dengan Infeksi Luka Perineum,c). Kolaborasi atau tindakan segera tidakdilakukan karena tidak ada data yangmenunjang. Rencana tindakan sekaliguspenatalaksanaan pada Ny “S“ yangdilakukan adalah menjelaskan penyebabinfeksi luka perineum, anjurkan ibu untukmobilisasi dini, menjelaskan tanda – tandainfeksi, menjelaskan personal hygene,melakukan vulva hygenedan vagina toilet,dan pemberian obat anti biotik cevodroxil3 x 500 ml, analgetika same fenamat 3 x500 gram).

G. Implikasi1) BagiKlien/Keluarga. Diharpkan

Dapat memberikan pengetahuan sertainformasi kepada masyarakat tentangHipermesis Gravidarum Tingkat IIserta hal-hal yang berhubungandengan masalah tersebut.

2) Bagi Bidan/TenagaKesehatan. Untukdapat mencengah terjadinya

Page 86: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

86

hiperemeisi gravidarum tingkat IIhendaknya diterapkan pengawasandan penanganan yang lebih ketatutamanya yang berisiko tinggi denganpedoman pada standar pelayanankebidanan yang berlaku.

3) Bagi tempat pengambilan kasus.Diharapkan agar setiap petugas dapatmengenali dan mendeteksi secara dinidan setiap kemungkinan terjadinyaressiko / komplikasi yang dapattrimbul dalam setiap kehamilan danmemberikan pelayanan sertapenanganan dan sedini mungkin padasetiap ibu hamil. Pada setiap saranapelayanan kesehatan hendaknyadilengkapi prasaraana yanag memadaiterutama untuk pemberianpertolongan pertama / segera.

4) Bagi Institusi. Agar penerapanmanajemen asuhan kebidanan dalampemecahan masalah dapat lebihditingkatkan dan dikembangkan,mengingat metode tersebut sangatbermamfaat didalam membina tenagabidan guna menciptakan sumber dayamanusia yang dapat berpotensi danprofesional.

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik.2009.Asuhan Pada IbuDalam Masa Nifas (Postpartum).Trans Info Media, Jakarta.

Mochtar, R. 2007.Sinopsis Obsetri. Penerbit:Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Mochtar, R. Sinopsis Obsetri. Penerbit:Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.2007

Rukiyah dkk.2011. Asuhan Kebidanan III(Nifas).C.V Trans Info Media.Jakarta Timur

Saifuddin A.B. 2011. Buku Acuan NasionalPelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal. Yayasan Bina PustakaSarwono Prawiro harjo S,Yogyakarta.

Suhernidkk.2007. Perawatan MasaNifas.Fitramaya,Yogyakarta.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar AsuhanKebidanan Pada Ibu Nifas.C.V AndiOffset. Yogyakarta.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan PadaMasa Nifas. Salemba Medika:Jakarta

Yulianti, Devi. 2005. Buku SakuManajemen Komplikasi Kehamilandan Persalinan. Penerbit : EGC,Jakarta.

Wiknjosastro H. 2007.Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawiroharjo S,Jakarta

Wiknjosastro H, 2008. IlmuKandungan.Yayasan Bina PustakaSarwono Prawiroharjo S,Jakarta

Walsh L. 2005. Kebidanan Komunitas.Buku kedokteran. Jakarta

Page 87: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

87

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “J” DENGAN ASFIKSIA RINGANDI RUANG IRD BLUD RS TENRIAWARU KELAS B BONE

Oleh:Haslian(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK: Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “J” Dengan Asfiksia Ringan Di Ruang Ird BludRS Tenriawaru Kelas B Bone. Adapun tujuanAgar dapat melaksanakan asuhan kebidanan padabayi Ny “J” dengan Asfiksia Ringan, agar dapat mengidentifikasi data dasar AsuhanKebidanan pada Bayi Ny “J” dengan Asfiksia Ringan di Ruang IRD BLUD, Dapatmerumuskan diagnosa/masalah aktual asuhan kebidanan, potensial asuhan kebidanan,melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pada asuhan kebidanan, merencanakantindakan asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan asuhan kebidanan, evaluasi asuhankebidanan dan fdapat melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Bayi Ny “J”dengan Asfiksia Ringan di Ruang IRD BLUD RS Tenriawaru Kelas B Bone. Sedangkan Jenispenelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan ”cross sectional”.Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 tenaga perawat dengan jumlahsampel sebanyak 42 perawat menggunakan teknik total sampling.Hasil penelitian menguraikan dalam teori sama seperti yang dialami oleh bayi Ny “J” yaitupernapasan cuping hidung, fekuesni napas 38 x/menit, Apgar Score segera setelah lahir: 7/8,ada sekret menghalangi pernapasan, mulut terdapat lendir dan tali pusat masih basah.Diagnosa/ masalah aktual pada bayi Ny “J” yaitu bayi cukup bulan, presentase belakangkepala, spontan dengan asfiksia ringan. Diagnosa potensial dalam pada bayi Ny ”J” yaitupotensial yaitu potensial terjadinya asfiksia sedang.Ada data tindakan segera dan kolaborasiyang dilakukan yaitu membersihkan jalan napas, mengeringkan tubuh bayi, melakukanrangsang taktil, melakukan saction dan pasang O2 3 liter/menit. Tindakan asuhan kebidananyang dilakukan pada bayi Ny “J” yaitu menilai keadaan bayi setelah lahir, membersihkan jalannafas dengan mengisap lendir, mengeringkan dan membungkus bayi, melakukan rangsangantaktil dan pemberian oksigen. Pelaksanaan tindakan/ implementasikan asuhan kebidananyang dilakukan pada bayi Ny “J” sesuai dengan perencanaan yang telah penulis susun. Jadihasil evaluasi yang dilakukan pada Bayi Ny ”J” yaitu bayi dapat menangis dengan baik, suhutubuh 36,50 C, klien sudah bisa menyusui pada ibunya dan tidak ditemukan adanya distresspernapasan.

Kata kunci : ”Asuhan Kebidanan berpengaruh Bayi Ny ”j” dengan Asfiksia Ringan”

MIDWIFERY CARE IN BABIES MRS. "J" ASPHYXIA WITH LIGHTIN THE IRD BLUDs RS TENRIAWARU CLASS B BONE

By:Haslian(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT: In the Midwifery Care Baby Mrs. "J" With Asphyxia Light In Space Ird Blud RSTenriawaru Class B Bone. The purposeIn order to implement midwifery care in infants Mrs. "J"with asphyxia Light, in order to identify the basic data Midwifery Care Baby Mrs. "J" withasphyxia Light in Space IRD BLUDs, to formulate diagnoses / actual problems of midwifery

Page 88: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

88

care, potential midwifery care, implement immediate action and collaboration on midwiferycare, midwifery care action plan, implementing measures midwifery care, midwifery careevaluation and documentation could implement midwifery care at Mrs. Baby "J" withasphyxia Light in space IRD BLUDs RS Tenriawaru Class B Bone. While this type ofresearch is aresearch quantitative analytical with a"crosssectional".Total population in thisstudy were as many as 42 nurses with a total sample of 42 nurses using total samplingtechnique.The results of the study describes in theory the same as that experienced by the infant Mrs."J", namely respiratory nostril, breath frequency 38 x / min, Apgar Score soon after birth:7/8, no blocking respiratory secretions, mucus and mouth are the umbilical cord still wet.Diagnosis / actual problems in infants Mrs. "J" ie full-term infants, the percentage back ofthe head, spontaneous with mild asphyxia. Potential diagnosis in infants Mrs. "J" is apotential that is the potential occurrence of asphyxia being. No immediate action andcollaboration data is done of clearing the airway, dry the baby's body, perform tactile stimuli,do saction and post O2 3 liters / minute. Midwifery care actions performed in infants Mrs."J" that assess the state of the baby after birth, clear the airway by sucking mucus, drying andwrapping the baby, do tactile stimuli and administration of oxygen. Implementation ofactions / implement midwifery care is performed on an infant Mrs. "J" in accordance withthe plan that has the writer interchanges. So the results of evaluations conducted in Mrs.Baby "J" of the infant can cry properly, the body temperature of 36.50 C, the client was ableto breastfeed her mother, with no evidence of respiratory distress.

Keywords: Midwifery Care Baby influential Mrs. "j" with asphyxia Lightweight______________________________________________________________________

A. Latar BelakangSaat dilahirkan bayi biasanya aktif

dan segera menangis tali pusat yangmerangsang pernapasan, denyut jantungakan menjadi stabil pada frekuensi 120sampai 160 kali per menit. Akan tetapi,beberapa bayi mengalami depresi saatdilahirkan, dengan menunjukkan gejalatonus otot yang menurun dan mengalamikesulitan mempertahankan pernapasanyang normal. Salah satu diantaranyaadalah asfiksia. Asfiksia neonatorummerupakan suatu keadaan bayi baru lahiryang gagal bernafas secara spontan danteratur segera setelah lahir. Secara klinikasfiksia ditandai dengan sianosis,bradikardia, hipotonia dan tidak adarespon terhadap rangsangan, yang secaraobjektif dapat dinilai dengan apgar skor.Pada asfiksia terjadi kombinasihipoksemia, hiperkapnia, dan asidosismetabolik. Asfiksia termasuk dalam bayi

baru lahir dengan resiko tinggi karenamemiliki kemungkinan lebih besarmengalami kematian bayi atau menjadisakit berat dalam masa neonatus. Olehkarena itu asfiksia memerlukan intervensidan tindakan yang tepat untukmeminimalkan terjadinya kematian bayi.(Sedyano Wahyudi, 2010. HubunganPersalinan Dengan Asfiksia http://jurnal.Akbidal hikmah. ac.id.diunduh tanggal 11April 2015).

Menurut Word Health Organization(WHO), setiap tahunnya dari 120 juta bayibaru lahir di dunia 1 juta yang meninggalakibat asfiksia neonatorum, secara global4 juta (33 per 1000) bayi lahir mati dan 4juta (33 per 1000) lainnya meninggal duniadalam usia 30 hari. Kira-kira 3,6 juta (3%)dari 120 juta bayi mengalami asfiksianeonatorum, hampir 1 juta (27,78%) bayimeninggal. Sebanyak 98% dari kematianbayi terjadi di Negara-negara berkembang.

Page 89: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

89

Sedangkan di Indonesia asfiksianeonatorum merupakan penyebabkematian bayi adalah 41,94%.(http://www.jurnalbidandiah. asfiksianeonatorum.co.id, diakses tanggal 08 Juni2015).

Laporan dari Survey DemografiKesehatan Indonesia (SDKI) bahwa padatahun 2012 angka kematian bayi barulahir, berkisar 356 per 1000 kelahiranhidup, yang mana disebabkan oleh asfiksia(44%), BBLR (17%), Tetanus (10%),sisanya infeksi dan masalah gizi. Padatahun 2013 angka kematian bayi barulahir, berkisar 287 per 1000 kelahiranhidup, yang mana disebabkan oleh asfiksia(38,2%), BBLR (21%), Tetanus (13%),sisanya infeksi dan masalah gizi. Dan padatahun 2014 angka kelahiran dari 1000 bayiyang lahir sebesar 32 kematian/1000kelahiran hidup dan jumlah bayimeninggal di Indonesia karena asfiksiamencapai 160.681 bayi. (http://www.akidan akb kemenkes kesehatan ibu.com,diakses tanggal 19 Juni 2015).

Berdasarkan data Dinas KesehatanPropinsi Sulawesi Selatan tahun 2012jumlah bayi baru lahir sebanyak 24.034bayi lahir hidup atau sekitar 2%, yangmengalami asfiksia sebanyak 473 orang.Pada tahun 2013angka kematian bayi116.824 kelahiran hidup yang disebabkanoleh BBLR 28,7%, asfiksia 33,1%, tetanusneonatorum 0,44% dan penyebab lain-lainsebesar 33,62%. Dan pada tahun 2014jumlah bayi lahir sebanyak 26.129 bayilahir dan yang mengalami asfiksiasebanyak 186 atau sekitar 0,71%.Sedangkan data yang diperoleh dari DinasKesehatan Kabupaten Bone tahun2012jumlah bayi baru lahir sebanyak13.926 orang dan angka kematian bayisebanyak 84 orang, yang disebabkan oleh

BBLR 17,8% (15 orang), asfiksia 10,7% (9orang), Pneumonia 1,2% (1 orang),Kongenital 1,2% (1 orang), lain-lain17,8% (15 orang) dan KJDR sebanyak51,2% (43 orang). Pada tahun 2013jumlah bayi baru lahir sebanyak 13.471orang dan angka kematian bayi 146 orang,yang disebabkan oleh BBLR 10,9% (16orang), Asfiksia 10,3% (15 orang), Ikterus1,4% (2 orang), Kongenital 6,8 (10 orang),Infeksi 3,4% (5 orang), lain-lain 19,2% (28orang) dan KJDR 47,9% (70 orang).Sedangkan pada tahun 2014 jumlah bayibaru lahir sebanyak 13. 573 orang, angkakematian bayi 128 orang yang disebabkanoleh BBLR 11,7% (15 orang), Asfiksia29,7% (38 orang), Ikterus 0,8% (1 orang),Kongenital 2,3% (3 orang), Infeksi 0,8%(1 orang), Lain-lain 16,4% (21 orang) danKJDR 39,0% (50 orang). (Data DinkesKab. Bone tahun 2012-104).

Adapun data yang diperoleh dari diMedikal Record BLUD RS TenriawaruKelas B Bone pada tahun 2012 jumlahbayi baru lahir sebanyak 1.658 orang, yangmeninggal sebanyak 124 orang (7,5%) danyang mengalami asfiksia sebanyak 921orang (55,5%). Pada tahun 2013jumlahbayi lahir sebanyak 1.920 orang, yangmeninggal sebanyak 140 (7,3%), dan yangmengalami asfiksia sebanyak 981 bayi(51,1%). Dan pada tahun 2014 jumlahbayi baru lahir sebanyak 2.295 orang, bayiyang meninggal sebanyak 147 orang(6,4%) dan yang mengalami asfiksiasebanyak 227 (9,9%) orang. Sehubungandengan masih tingginya kejadian asfiksiayang ditemukan serta besarnya resiko yangditimbulkan maka kasus asfiksia perlupenanganan dan asuhan kebidanan yangbaik, oleh karena permasalahan yaituBagaimana asuhan kebidanan pada bayi

Page 90: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

90

Ny “J” Dengan Asfiksia Ringan di RuangIRD BLUD RS Tenriawaru Kelas B Bone

B. Tinjauan Pustaka1. Bayi Baru Lahira) Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayiyang lahir dari kehamilan 37 minggusampai 42 minggu dan berat badan 2500gram sampai 4000 gram. (MuslihatunWafi Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayidan Balita, hal. 2). Bayi baru lahir normaladalah bayi yang lahir dalam presentasibelakang kepala melalui vagina tanpamemakai alat, pada usia kehamilan genap37 minggu sampai dengan 42 minggu,dengan berat badan 2500-4000 gram, nilaiapgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.(Sedyano Wahyudi, 2010. 2010.Hubungan Persalinan Dengan Asfiksiahttp://jurnal. Akbidal hikmah.ac.id.diunduh tanggal 11 April 2015). Bayibaru lahir adalah bayi yang baru lahirselama satu jam pertama kelahiran(Dwienda C, 2014. Buku Ajar AsuhanKebidanan Neonatus, Bayi/ Balita danAnak Prasekolah Untuk Para Bidan, ha.17).

b) Adaptasi Fisiologis Bayi BaruLahir

Segera setelah lahir, bayi baru lahirharus beradaptasi dari keadaan yangsangat tergantung menjadi mandiri secarafisiologis. Banyak perubahan yang akandialami oleh bayi yang semula beradadalam lingkungan interna (dalamkandungan Ibu) yang hangat dan segalakebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandunganibu) yang dingin dan segala kebutuhannyamemerlukan bantuan orang lain untukmemenuhinya. Saat dilahirkan, bayi baru

lahir memiliki prilaku dan kesiapaninteraksi social.Perubahan-perubahanyang akan terjadi pada bayi dibagimenurut karakteristik, antara lain:Karakteristik Biologis yaitu: 1). Sistemkardiovaskuler. Sistem kardiovaskulermengalami perubahan yang mencoloksetelah bayi lahir. Foramenovale,duktusarterosus, dan duktusvenosus menutup.arteri umbilikalis, dan arterihepatika menjadiligamen. Napas pertama yang dilakukanbayi baru lahir membuat paru-parumengalir. Tekanan arteri pulmonarimenurun. Frekuensi denyut jantung bayirata-rata 140 kali/menit saat lahir, denganvariasi berkisar antara 120 sampai 160kali/menit. Frekuensi saat bayi tidurberbeda dari frekuensi saat bayi bangun.Pada usia satu minggu, frekuensi denyutjantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menitsaat tidur dan saat bangun 163 kali/menit.Tekanan darah sistolik bayi baru lahirialah 78 dan tekanan diastolik rata-rataialah 42. tekanan darah berbeda dari harike hari selama bulan pertama kehamilan.Menangis dan bergerak biasanyamenyebabkan peningkatan tekanan darahsistolik. 2). Sistem hematopoiesis. Saat bayilahir, nilai rata-rata hemoglobin (Hb),hematokrit dan Sel darah merah (SDM)lebih tinggi dari nilai normal orangdewasa. Hemaglobin bayi baru lahir berkisarantara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokritbervariasi dari 44% sampai 72% danhitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5juta/mm, 3). Sistem pernapasan.penyesuaian paling kritis yang harusdialami bayi baru lahir ialah penyesuaiansistem pernapasan. Paru–paru bayi cukupbulan mengandung sekitar 20 mlcairan/kg. Pola pernapasan tertentumenjadi karakteristik bayi baru lahirnormal yang cukup bulan. Setalah

Page 91: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

91

pernapasan mulai berfungsi, nafas bayimenjadi dangkal dan tidak teratur,bervariasi dari 30 sampai 60 x/menit.Disertai apnea singkat (kurang dari 15detik). Periode apnea singkat ini palingsering terjadi selama siklus tidur aktif(Rapid Eye Movement/REM). 4). Sistemginjal. Bayi baru lahir memiliki rentangkeseimbangan kimia dan rentangkeamanan yang kecil. Infeksi, diare danpola makan yang tidak teratur secara cepatdapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi atauedema. Ketidak maturan ginjal jugamembatasi kemampuan bayi baru lahiruntuk mengekskresi obat. Biasanyasejumlah kecil urine terdapat padakandung kemih bayi saat lahir, tetapi bayibaru lahir memungkinkan tidakmengeluarkan urine selama 12 sampai 24jam. Berkemih sering terjadi selamaperiode ini. Berkemih 6 sampai 10xdengan warna urine pucat menunjukanmasukan cairan yang cukup. Umumnya,bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15sampai 60 ml per kilogram per hari. 5).Sistem gastrointestinal. Bayi baru lahircukup bulan mampu menelan, mencerna,memetabolisme dan mengabsorbsi proteindan karbihidrat sederhana, serta mengemulsilemak. Kecuali amylasepancreas,karakteristik enzim dan cairan pencernaanbahkan sudah ditemukan pada bayi yangberat badan lahirnya rendah. 6). Sistemhepatica. Hati dan kandung empedudibentuk pada minggu keempatkehamilan. Pada bayi baru lahir, hati dapatdipalpasi sekitar 1 cm dibawah bataskanan iga karena hati besar danmenempati sekitar 40% rongga abdomen.7). Sistem Imun. Sel-sel yang menyupaliimunitas bayi berkembang pada awalkehidupan janin. Namun sel ini tidak aktif

beberapa bulan. Selama tiga bulanpertama kehidupannya, bayi dilindungioleh kekebalan pasif yang diterima dariibu. Barier alami seperti keasamanlambung atau produksi pepsin dan tripsinyang mempertahankan kesterilan usushalus, 8). Sistem integument. Semua strukturkulit bayi sudah terbentuk saat lahir tetapimasih belum matang. Epidermis dandermis tidak terikat dengan baik dansangat tipis. Verniks kaseosa juga berfusidengan epidermis dan berfungsi sebagailapisan pelindung. Kulit bayi sangatsensitive dan dapat rusak dengan mudah.

2. Asfiksiaa) Pengertian Asfiksia

Asfiksia adalah keadaan dimanabayi tidak dapat bernapas secara spontandan teratur segera setelah lahir. (DwiMaryanti, 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayidan Balita, hal. 176). Asfiksia adalahkeadaan bayi baru lahir (BBL) tidakbernapas secara spontan dan teratur(Rohani, 2011. Asuhan Kebidanan PadaMasa Persalinan, hal. 256). Asfiksianeonatorum adalah keadaan dimana bayibaru lahir tidak dapat bernapas secaraspontan dan teratur segera setelah lahir.Keadaan ini biasanya disertai dengankeadaan hipoksia dan hiperkapnu sertasering berakhir dengan asidosis. (SugengJitowiyono, 2011. Asuhan KeperawatanNeonatus dan Anak, hal. 71). Asfiksiaadalah suatu keadaan dimana bayi barulahir gagal bernapas spontan dan teratursegera setelah lahir. (Agus Purwadianto,2010. Kedaruratan Medik, hal 223).

b) Etilogi AsfiksiaPenyebab secara umum

dikarenakan adanya gangguan pertukarangas atau pengangkutan O2 dari ibu ke

Page 92: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

92

janin, pada masa kehamilan, persalinanatau segera setelah lahir. Penyebabkegagalan pernapasan pada bayi: a).Faktor ibu. Hipoksia ibu terjadi karenahipoventilasi akibat pemberian obatanalgetika atau anesthesia dalam. Hal iniakan menimbulkan hipoksia janin yangakan berdampak pada tumbuh kembangjanin yang ada dalam kandungan. Usia ibukurang dari 20 tahun atau lebih dari 35tahun. Kehamilan diusia muda/ remaja(dibawah usia 20 tahun) akanmengakibatkan rasa takut terhadapkehamilan dan persalinan, hal inidikarenakan pada usia tersebut ibumungkin belum siap untuk mempunyaianak dan alat-alat reproduksi ibu belum siapuntuk hamil. Begitu juga kehamilan di usiatua (di atas 35 tahun) akan menimbulkankecemasan terhadap kehamilan danpersalinannya serta alat-alat reproduksi ibusudah menurun, sehingga beresikomelahirkan bayi dengan asfiksia. Gravidempat atau lebih; Ibu dengan paritas yangtinggi, vaskularisasi yang kurang atauperubahan atropi pada desidua akibatpersalinan yang lampau sehingga alirandarah ke plasenta tidak cukup dan dapatmengakibatkan terjadinya asfiksia padabayi. Sosial ekonomi rendah; faktorekonomi yang terkait dengan kebutuhanmakan dan minum atau gizi ibu hamil,karena gizi makanan diperlukan untuk ibudan janin, jika makanan yang kurangbergizi juga berpengaruh terhadaptumbuh kembang janin. Penyakitpembuluh darah ibu yang mengganggupertukaran gas janin, misalnya hipertensi,hipotensi, gangguan kontraksiuterus dan lain-lain.1) Faktor plasenta

Plasenta tipis. Kondisi plasenta yangtipis akan mengakibatkan gangguan

aliran darah dan oksigen ke dalamjanin terganggu. Perubahan alirandarah dan transpor oksigen selamakehamilan dan persalinan akanmempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuhyang selanjutnya dapat mengakibatkangangguan tumbuh kembang janin.Plasenta kecil. Pertukaran gas antaraibu dan janin dipengaruhi oleh luasdan kondisi plasenta. Asfiksia janinakan terjadi bila terdapat gangguanmendadak pada plasenta. Plasenta takmenempel. Terlepasnya plasentasebagian dari dinding uterus, pada saatitu mulailah terjadinya perdarahan.Perdarahan tidak dapat dihindarkankarena ketidak mampuan serabut ototsegmen bawah uterus untuk berkontraksimenghentikan perdaraahan itu,sehingga berdampak pada ibu danjanin. Solutionplasenta; Solutionplasentadapat mengakibatkan keadaanendometrium yang kurang baik karenaplasenta tumbuh pada segmen bawahuterus dan pembukaan serviks tidakdapat diikuti oleh plasenta yangmelekat di situ tanpa terlepasnyasebagian dari dinding uterus, pada saatitu mulailah terjadinya perdarahan.Perdarahan plasenta. Perdarahan padaplasenta dapat mengakitkan pasokandarah atau proses sirulasi dalam janinterganggun sehingga berdampak padapertumbuhan janin.

2) Faktor non plasenta. Premature. Bayiyang lahir sebelum 37 minggukehamilan dimana organ-organ tubuhbayi prematur belum sempurnahsehingga berpotensi mengalamiasfiksia. IntraUterineGrowthRetardation(IUGR) IUGR dapat menyebabkanasfiksia karena jepitan tali pusatsehingga sikulasi darah dan oksigen dari

Page 93: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

93

ibu ke janin terganggu. Gemelli Padaibu dengan kehamilan gemelli dapatberesiko terjadi asfiksia karena kondisijanin yang salin berbagi sehinggaproses tubuh kembang janin yangkurang maksimal/ sempurnah.

3) Faktor pesalinan. Partus lama. Partusyang berlangsung terlalu lamasehingga menimbulkan gejala-gejalaseperti dehidrasi, infeksi, kelelahan sertaasfiksia dan kematian janin dalamkandungan. Partus tindakan. Dapatmengakibatkan asfiksia pada bayimisalnya persalinan dengan letaksungsang, distosia bahudanekstraksivakum kerena kondisi ibuyang kelelahan dan dehidrasi sehinggadapat berdampat pada bayinya.(Sugeng Jitowiyono, 2011. AsuhanKeperawatan Neonatus dan Anak,hal. 71).

c) Patofisologi AsfiksiaBernapas merupakan pengambilan

udara masuk berupa oksigen (O2) ke dalamparu-paru yang disebut proses inspirasi danmengeluarkannya kembali dalam bentukkarbondioksida (CO2). Pada sistempernapasan ekternal O2 di dalam elveolusmasuk ke kapilerarteri darah dengan caraberdifusi. Proses difusi ini dapatberlangsung karena perbedaan tekananparsial antara O2 dalam alveolus denganO2 dalam kapiler darah. Tekanan parsialO2 dalam alveolus lebih tinggi dibandingO2 dalam kapiler darah. Proses difusi akanterjadi dari daerah yang bertekanan parsialtinggi ke daerah yang bertekanan parsialrendah. Di dalam kapilerarteri darah O2kemudian akan diikat oleh hemoglobin.Pernapasan spontan bayi baru lahirbergantung kepada kondisi janin pada

masa kehamilan dan persalinan. Proseskelahiran sendiri selalu menimbulkanasfiksia ringan yang bersifat sementarapada bayi (asfiksia transien), proses inidianggap sangat perlu untuk merangsangkemoreseptor pusat pernafasan agarterjadi “Primary gasping” yang kemudianakan berlanjut dengan pernapasan. Bilaterdapat gangguaan pertukarangas/pengangkutan oksigen selamakehamilan dan persalinan akan terjadiasfiksia yang lebih berat. Keadaan iniakan mempengaruhi fungsi sel tubuh danbila tidak teratasi akan menyebabkankematian. Kerusakan dan gangguan fungsiini dapat reversibel/tidak tergantungkepada berat dan lamanya asfiksia.Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatuperiode apnu (Primary apnea) disertaidengan penurunan frekuensi jantungselanjutnya bayi akan memperlihatkanusaha bernafas (gasping) yang kemudiandiikuti oleh pernafasan teratur. Padapenderita asfiksia berat, usaha bernafas initidak tampak dan bayi selanjutnya beradadalam periode apnu kedua (Secondaryapnea). Pada tingkat ini ditemukanbradikardi dan penurunan tekanan darah.

Pada tingkat pertama danpertukaran gas mungkin hanyamenimbulkan asidosis respiratori. Padatingkat selanjutnya akan terjadi perubahankardiovaskuler yang disebabkan olehbeberapa keadaan diantaranya hilangnyasumber glikogen dalam jantung akanmempengaruhi fungsi jantung terjadinyaasidosis metabolik akan mengakibatkanmenurunnya sel jaringan termasuk ototjantung sehinga menimbulkan kelemahanjantung dan pengisian udara alveolus yangkurang adekuat akan menyebabkantingginya resistensinya pembuluh darahparu sehingga sirkulasi darah ke paru dan

Page 94: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

94

kesistem tubuh lain akan mengalamigangguan. Asidosis dan gangguankardiovaskuler yang terjadi dalam tubuhberakibat buruk terhadap sel otak.Kerusakan sel otak yang terjadimenimbulkan kematian atau gejala sisapada kehidupan bayi selanjutnya (AnikMuryunani, 2009. AsuhanKegawatdaruratan dan Penyulit PadaNeonatus, hal. 62).

.d) Diagnosa Asfiksia

Diagnosa asfiksia yang terjadipada bayi biasanya merupakan kelanjutandari anoksia/hipoksia janin. Diagnosaanoksia/ hipoksia janin dapat dibuat dalampersalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. Ada 3 hal yang harusdiperhatikan yaitu:a) Denyut jantung janin. Peningkatan

kecepatan denyut jantung umumnyatidak banyak artinya, akan tetapiapabila frekuensi turun sampaikebawah 100 kali per menit di luarhis, dan lebih-lebih jika tidak teratur,hal itu merupakan tanda bahaya

b) Mekonium dalam air ketuban.Mekonium pada presentasesungsang tidakada artinya, akan tetapi padapresentasi kepala mungkinmenunjukkan gangguan oksigenasi danharus diwaspadai. Adanya mekoniumdalam air ketuban pada presentasekepala dapat merupakan indikasiuntuk mengakhiri persalinan bila halitu dapat dilakukan dengan mudah.

c) Pemeriksaan pH darah janin. Denganmenggunakan amnoiskop yangdimasukkan lewat serviks dibuatsayatan kecil pada kulit kepala janin,dan diambilkan contoh darah janin.Darah ini diperiksa pH-nya. Adanyaasidosis menyebabkan turunnya pH,

apabila pH itu turun sampai bawah7,2 hal itu dianggap sebagai tandaibahaya gawat janin mungkin disertaiasfiksia(Hanifa Wiknjosastro, 2007.Ilmu Kebidanan, hal. 59).

3. Proses Asuhan KebidananManajemen asuhan kebidanan

adalah proses pemecahan masalah yangdigunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan teori ilmiah, temuan sertaketerampilan dalam rangkaian/ tahapanyang logis untuk mengambil suatukeputusan yang terfokus pada pasien. (AriSulistyawati, 2013. Asuhan KebidananPada Masa Kehamilan, hal. 179). AsuhanKebidanan adalah proses pemecahanmasalah yang digunakan sebagai metodeuntuk mengorganisasikan pikiran dantindakan berdasarkan teori ilmiah,temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatukeputusan yang terfokus pada klien(Nurul Jannah, 2012. Buku AsuhanKebidanan Kehamilan, hal. 193). Asuhankebidanan adalah merupakan suatumetode atau bentuk pendekatan yangdigunakan oleh bidan dalam memberikanasuhan kebidanan. (Ummi Hani, 2011.Asuhan Kebidanan Pada KehamilanFisiologi, hal. 101).

1. Tahapan Asuhan KebidananMenurut HelenVarney(2007) proses

asuhan kebidanan terdiri dari tujuhlangkah asuhan kebidanan yang dimulaidengan pengumpulan data dasar dandiakhiri dengan evaluasi asuhankebidanan. Ketujuh langkah terdiri darikeseluruhan kerangka kerja yang dapat

Page 95: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

95

dipakai dalam segala situasi.Langkahtersebut adalah sebagai berikut :a) Langkah I Identifikasi DataDasar.

Pada langkah pertama inidikumpulkan semua informasi yangakurat dan lengkap dari berbagaisumber yang berkaitan dengankondisi klien. Pengumpulan datadilakukan melalui anamnesis.Anamnesis adalah pengkajian dalamrangka mendapatkan data tentangpasien melalui pengajuan pertayaan-pertanyaan. Anamnesis dapatdilakukan dengan cara auto anamnesis(anamnesis yang dilakukan langsungpada pasien), dan cara allo anamnesis(anamnesis yang dilakukan kepadakeluarga pasien) untuk memperolehdata tentang pasien. (Ari Sulistyawati,2013. Asuhan Kebidanan Pada MasaKehamilan, hal. 179).

b) Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual .Pada langkah ini,dilakukan indentifikasi yang benarterhadap diagnosis atau masalah dankebutuhan klien berdasarkaninterpretasi yang benar atas data yangdikumpulkan. Data dasar yangdkumpulkan akan diinterpretasikansehingga ditemukan masalah ataudiagnosis yang spesifik. Istilahmasalah digunakan dan diagnosisdigunakan karena beberapa masalahtidak dapat diselesaikan sepertidiagnosis, tetapi membutuhkanpenanganan yang dituangkan kedalam rencana asuhan terhadap klien.(Wafi Nur Muslihaun, 2010. AsuhanNeonatus, Bayi dan Balita, hal. 248).

c) Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial. Pada tahap ini kitamengidentifikasi masalah ataudiagnosis potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah yang lain juga.Pada langkah ini membutuhkanantisipasi, bila memungkinkandilakukan pencegahan, sambil terusmengamati kondisi klien. Bidandiharapkan dapat bersiap-siap biladiagnosis atau masalah potensialbenar-benar terjadi. (Ari Sulistyawati,2013. Asuhan Kebidanan Pada MasaKehamilan, hal. 179).

d) Langkah IV Tindakan Segera/Kolaborasi. Pada langkah ini bidanmenetapkan kebutuhan terhadaptindakan segera, melakukan konsultasi,kolaborasi dengan dokter berdasarkankondisi klien. Pada langkah inimengidentifikasi perlunya tindakansegera oleh bidan atau dokter untukdikonsultasikan atau ditanganibersama dengan tim kesehatan yanglain sesuai dengan kondisi klien.(Ummi Hani, 2011. AsuhanKebidanan Pada Kehamilan Fisiologi,hal. 85).

e) Langkah V Rencana Tindakan. Padalangkah ini, direncanakan asuhan yangmenyeluruh yang ditentukan olehlangkah sebelumnya. Langkah inimerupakan kelanjutan manajementerhadap diagnosis atau masalah yangtelah diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini, informasi atau datayang tidak lengkap dapatdilengkapi.Rencana asuhan yangmenyeluruh tidak hanya meliputi apayang sudah teridentifikasi dari kondisiklien atau dari setiap masalah yangberkaitan, tetapi juga dari kerangkapedoman antisipasi terhadap wanitatersebut tentang apa yang akan terjadiberikutnya, apakah dibutuhkanpenyuluhan masalah social-ekonomi,budaya, atau psikologis. (Wafi Nur

Page 96: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

96

Muslihaun, 2010. Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita, hal.248)

f) Langkah VI Implementasi. Padalangkah ini dilakukan pelaksanaanasuhan langsung secara efisien danaman. Pelaksanaan rencana tindakanasuhan kebidanan ini bisa dilakukanseluruhnya oleh bidan atau sebagianlagi oleh klien atau anggota timkesehatan lainnya. Walaupun bidantidak melakukannya sendiri, ia tetapmemikul tanggungjawab untukmengarahkanpelaksanaannya.Meskipun bidanberkolaborasi dengan dokter untukmenangani klien yang mengalamikomplikasi, bidan tetap bertanggungjawab dalam manajemen asuhan klienuntuk terlaksananya rencana asuhanbersama. Asuhan yang efesien akanmenyangkut waktu dan biaya sertameningkatkan mutu dan asuhan klien.Kaji ulang apakah semua rencanaasuhan telah dilaksanakannya. (UmmiHani, 2011. Asuhan Kebidanan PadaKehamilan Fisiologi, hal. 85).

g) Langkah VII Evaluasi. Pada langkahini, dilakukan evaluasi keefektifanasuhan yang sudah diberikan meliputipemenuhan kebutuhan bantuan yangdiidentifikasi dalam masalah dandiagnosis. Rencana tersebut dapatdianggap efektif jika pelaksanaannyaefektif. Ada kemungkinan rencanatersebut efektif, sedang sebagai yanglain belum efektif. Mengingat prosesasuhan ini merupakan suatu kontinum,perlu mengulang kembali dari awalsetiap asuhan yang tidak efektif melaluiproses asuhan kebidanan untukmengidentifikasi mengapa prosesasuhan kebidanan tidak efektif sertamelakukan penyesuaian pada rencana

asuhan tersebut. (Ummi Hani, 2011.Asuhan Kebidanan Pada KehamilanFisiologi, hal. 85).

C. Metode PenelitianJenis penelitian ini merupakan

penelitian analitik kuantitatif denganpendekatan ”cross sectional”. Penelitiancross sectional adalah studi yang dapatdilakukan dengan data hanya sekalidikumpulkan, mungkin selama periodeharian, mingguan bulanan, dalam rangkamenjawab pertanyaan penelitian(Juliansyah, 2011). Hal ini tidak berartibahwa semua subjek penelitian diamatipada waktu yang sama. Desain ini dapatmengetahui dengan jelas mana yang jadipemajan dan outcome, serta jelas kaitannyahubungan sebab akibatnya. Populasiadalah wilayah generalisasi yang terdiriatas objek/subjek yang mempunyaikuantitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajaridan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi bukan hanya orang, tetapi jugabenda-benda alam yang lain. Menurutpendapat Notoadmodjo (2010), populasiadalah keseluruhan objek penelitian atauobjek yang diteliti. Data dalam penelitiandiperoleh dari Asuhan Kebidanan PadaBayi Ny “J” Dengan Asfiksia RinganDi Ruang Ird Blud RS Tenriawaru KelasB Bone. Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini adalah kuesioner untukmengukur Asuhan Kebidanan Pada BayiNy “J” Dengan Asfiksia Ringan DiRuang Ird Blud RS Tenriawaru Kelas BBone.gaya kepemimpinan dan kinerja.Prosedur Pengumpulan Data yaitu Studikepustakaan; dilakukan untuk membacanaskah dalam bentuk buku, majalah atautulisan-tulisan lainnya yang diterbitkansecara umum yang berkenaan dengan

Page 97: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

97

penelitian Asuhan Kebidanan Pada BayiNy “J” Dengan Asfiksia Ringan DiRuang Ird Blud RS Tenriawaru Kelas BBone.perawat di Puskesmas KassiKecamatan Kajang KabupatenBulukumba. Dan Pengamatan(Observasi). Pengamatan dilakukan dalamseluruh aktivitas, baik berkaitan denganpelaksanaan program manajemenmenyangkut administrasi, kelembagaan,sarana prasarana, ketenagaan danpembiayaan. Teknik Pengelolaan danAnalisa Data yaitu Teknik Pengelolaan(Editing. Data yang terkumpul diperiksadan di susun urutannya serta di lihatapakah ada kesamaan dalam pengisianatau tidak, Coding; Melakukan pengkodeansesuai dengan alternatif jawaban yang adauntuk memudahkan entri data, Scoring.Skor untuk setiap pertanyaan dalamkuisioner, Entri data; Memasukan datadata yang telah dilakukan pengkodeandengan menggunakan komputer padaprogram data. Cleaning; Setelah datamasuk. Maka selanjutnya dilakukanpengecekan data yang masuk sudah benaratau salah dengan cara melibatkan variasidata dalam bentuk distribusi frekuensi).Analisis Data yaitu Analisa univariat;analisa univariat dilakukan untukmenggambarkan distribusi frekuensivariabel independent dan variabeldependen. Dan Analisa bivariate; Analisabivariat dilakukan untuk mengetahuihubungan antara variabel independentdan variabel dependent. Uji statistik yangdigunakan adalah uji X2 (uji chi- square).Uji ini bertujuan untuk melihat ada atautidaknya perbedaan proporsi yangbermakna antara distribusi frekuensi yangdi amati dengan di harapkan denganderajat kemaknaan 0,05. Bila P-Value,<0,05 berarti ada hubungan yang bermakna

(Ho di tolak) sedangkan P-Value > 0,05artinya tidak ada hubungan yangbermakna (Ho diterima).

D. PembahasanPada pembahasan akan diuraikan

mengenai kesenjangan yang terjadi antarakonsep dasar tinjauan pustaka dengantinjauan kasus dalam pelaksanaan prosesAsuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “J”Dengan Asfiksia Ringan di Ruang IRDBLUD RS Tenriawaru Kelas B Bone.Untuk memudahkan pembahasan, makapenulis akan membahas berdasarkanpendekatan manajemen asuhan kebidanandengan tujuh langkah sebagai berikut:

a) Langkah I. Identifikasi DataDasar. Pada tahap ini, penulis tidakmenemukan hambatan yang berarti,karena pada saat pengumpulan datadari keluarga dan bidan yang ada diruangan dapat memberikan informasisecara jelas dan terbuka sehinggamemudahkan penulis untukmemperoleh data-data yangdiinginkan sesuai denganpermasalahan yang diangkat. Adapuntanda dan gejala bayi dengan asfiksiaringan dalam tinjauan pustaka adalahtidak dapat bernapas secara spontan,pernapasan cepat, nadi cepat, sianosis.(Sugeng Jitowiyono; 2011)Sedangkanpada studi kasus Asuhan KebidananPada Bayi Ny “J” yaitu pernapasancuping hidung, fekuesni napas 38x/menit, APGAR SCORE segerasetelah lahir: 7/8, ada sekretmenghalangi pernapasan, pada mulutterdapat lendir. Dari data yangdiperoleh antara tinjauan pustakadengan studi kasus tidak ditemukanadanya kesenjangan yang berarti.

Page 98: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

98

b) Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual. Dalammenegakkan suatu diagnosa ataumasalah kebidanan harus berdasarkanpendekatan asuhan kebidanan yangdidukung oleh data subyektif maupundata obyektif yang diperoleh dari hasilpengkajian yang dilakukan. Padatinjauan pustaka dikatakan diagnosa/masalah aktual yang sering terjadipada bayi Asfiksia adalah masalahpernapasan. Berdasarkan datasubjektif dan data objektif yangdidapatkan maka penulis menegakkandiagnosa/ masalah aktual yaitu bayilahir cukup bulan, presentasebelakang kepala, lahir spontan,dengan asfiksia ringan. Dari data yangdiperoleh dari tinjauan pustakamaupun dari pengkajian tidakterdapat perbedaan pada kasus BayiNy “J”.

c) Langkah III AntisipasiDiagnosa/Masalah Potensial. Padalangkah antisipasi diagnosa/masalahpotensial akan dibahas tentangkemungkinan terjadinya hal yanglebih fatal akibatnya apabila apa yangterjadi pada masalah aktual tidaksegera ditangani. Pada tinjauanpustaka didapatkan bahwa bayi barulahir dengan Asfiksia dapat beresikoasfiksia sedang. (Sugeng Jitowiyono;2011).Sedangkan pada kasus padaBayi Ny “J” Dengan Asfiksia Ringandi Ruang IRD BLUD RS TenriawaruKelas B Bone Tanggal 09 s/d 10 Juli2015 berdasarkan data yang diperoleholeh penulis yaitu antisipasi terjadiasfiksia sedang.Antara teori dengantinjauan kasus tidak ditemukanadanya kesenjangan yang berarti.

d) Langkah IV Tindakan Segera/

Kolaborasi. Tindakan segera yangdiberikan pada kasus ini, terdapatpersamaan yang ditemukan padateori. Adapun tindakan yangdiberikan sesuai dengan keadaan bayiyaitu mengeringkan tubuh bayi danpemberian oksigen. (SugengJitowiyono; 2011). Sedangkan padakasus bayi Ny “J” setelah di diagnosisasfiksia ringan maka tindakansegera/kolaborasi yang dilakukanadalah mengatur posisi kepala denganposisi fleksi pada saat mengisap lendirdengan section, lakukan rangsangantaktil dan pemasangan oksigen sesuaidengan intruksi dokter yaitu 3liter/menit. Apa yang terdapat padatinjauan pustaka dan yang didapatkanpada studi kasus menunjukkan adanyakesamaan dan tidak ditemukanadanya kesenjangan.

e) Langkah V Rencana Tindakan.Perencanaan adalah suatu prosesrencana tindakan berdasarkanidentifikasi masalah saat sekarang danantisipasi masalah yang akan terjadi.Pada tahap perencanaan penulismembuat asuhan kebidanan pada ibumulai dari tujuan yang hendak dicapaiserta kriteria keberhasilan danintervensi. Pada tinjauan pustakatindakan yang dapat dilakukan padabayi Asfiksia adalah membersihkanjalan napas dengan penghisap lendirdan kasa steril (cara penatalaksanaanlihat pada bayi normal), rangsangkantaktil dengan cara menepuk-nepukkaki, mengelus-elus dada, perut ataupunggung, pertahankan suhu tubuhagar tidak memperburuk keadaanasfiksia dan potong tali pusat denganteknik aseptik dan dengan antiseptik.(Sugeng Jitowiyono, 2011).Sedangkan

Page 99: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

99

rencana tindakan pada Bayi Ny “J”Dengan Asfiksia Ringan di RuangIRD BLUD RS Tenriawaru Kelas BBone Tanggal 09 s/d 10 Juli 2015yaitu menilai keadaan bayi setelahlahir, membersihkan jalan nafasdengan mengisap lendir,mengeringkan dan membungkus bayi,melakukan rangsangan taktil,pemberian oksigen dan melakukanperawatan tali pusat.Dari uraiantersebut nampak adanya persamaanantara teori tinjauan pustaka denganstudi kasus pada Bayi Ny ”J” dantidak ditemukan adanya kesenjanganyang berarti.

f) Langkah VI Implementasi. Padatinjauan pustaka tindakan asuhankebidanan yang dilakukan pada bayiAsfiksia adalah membersihkan jalannapas dengan penghisap lendir dankasa steril (cara penatalaksanaan lihatpada bayi normal), rangsangkan taktildengan cara menepuk-nepuk kaki,mengelus-elus dada, perut ataupunggung, pertahankan suhu tubuhagar tidak memperburuk keadaanasfiksia dan potong tali pusat denganteknik aseptik dan dengan antiseptik.(Sugeng Jitowiyono, 2011).Sedangkan kasus Bayi Ny “J” DenganAsfiksia Ringan di Ruang IRD BLUDRS Tenriawaru Kelas B Bone Tanggal09 s/d 10 Juli 2015 yang dilakukanyaitu membersihkan jalan nafasdengan mengisap lendir,mengeringkan dan membungkus bayi,melakukan rangsangan taktil,pemberian oksigen dan melakukanperawatan tali pusat. Penulis tidakmenemukan hambatan yang berartikarena adanya kerjasama danpenerimaan yang baik dari ibu dan

keluarga.Antara teori dengan kasuspada bayi Ny ”J” tidak ditemukanadanya kesenjangan.

g) Langkah VII Evaluasi.Prosesevaluasi merupakan langkah akhir dariproses asuhan kebidanan. Dimanapada tahap ini menilai adanyakemajuan atau keberhasilan dalammengatasi masalah yang dihadapi olehpasien. Tehnik evaluasi dilaksanakanmelalui anamnese, pemeriksaan fisikmeliputi inpeksi, palpasi, perkusi danauskultasi. Adapun hasil evaluasiyang dilakukan pada Bayi Ny “J”Dengan Asfiksia Ringan di RuangIRD BLUD RS Tenriawaru Kelas BBone Tanggal 09 s/d 10 Juli 2015yaitu bayi dapat menangis denganbaik, suhu tubuh 36,5 0C, klien sudahbisa menyusui pada ibunya dan tidakditemukan adanya distress pernapasanserta tidak terjadi asfiksia sedang.Antara teori dengan studi kasus padabayi Ny ”J” tidak ditemukan adanyakesenjangan.

E. KesimpulanSetelah penulis mempelajari

teori dan pengalaman langsung dari lahanpraktek melalui studi kasus tentangasuhan membahas tentang AsuhanKebidanan Pada Bayi Ny “J” DenganAsfiksia Ringan di Ruang IRD BLUD RSTenriawaru Kelas B Bone, maka penulisdapat menarik kesimpulan dan saran-saransebagai berikut :1. Pada pengkajian tanda dan gejala bayi

Asfiksia yang diuraikan dalam teorisama seperti yang dialami oleh bayiNy “J” yaitu pernapasan cupinghidung, fekuesni napas 38 x/menit,APGAR SCORE segera setelah lahir:7/8, ada sekret menghalangi

Page 100: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

100

pernapasan, mulut terdapat lendir dantali pusat masih basah.Diagnosa/masalah aktual pada bayi Ny “J” yaitubayi cukup bulan, presentase belakangkepala, spontan dengan asfiksiaringan. Diagnosa potensial dalampada bayi Ny ”J” yaitu potensial yaitupotensial terjadinya asfiksia sedang.

2. Ada data tindakan segera dankolaborasi yang dilakukan yaitumembersihkan jalan napas,mengeringkan tubuh bayi, melakukanrangsang taktil, melakukan sactiondan pasang O2 3 liter/menit.Tindakan asuhan kebidanan yangdilakukan pada bayi Ny “J” yaitumenilai keadaan bayi setelah lahir,membersihkan jalan nafas denganmengisap lendir, mengeringkan danmembungkus bayi, melakukanrangsangan taktil dan pemberianoksigen. Pelaksanaan tindakan/implementasikan asuhan kebidananyang dilakukan pada bayi Ny “J”sesuai dengan perencanaan yang telahpenulis susun. Jadi hasil evaluasi yangdilakukan pada Bayi Ny ”J” yaitu bayidapat menangis dengan baik, suhutubuh 36,50 C, klien sudah bisamenyusui pada ibunya dan tidakditemukan adanya distresspernapasan.

F. ImplikasiBerdasarkan uraian tersebut di atas,

maka penulis menyampaikan saran-saransebagai berikut :

1. Bagi Klien/ Keluarga. Diharapkankerja sama yang baik dari ibu kliendan keluarganaya agar dalampelaksanaan asuhan kebidanandilakukan secara komprehensif dan

sistematis sehingga memudahkandalam menganalisa kasus.

2. Bagi Petugas Kesehatan/ TenagaKesehatan. Tenaga kesehatansebaiknya meningkatkan mutupelayanan dalam melaksanakanasuhan kebidanan terkhususnyadalam bayi lahir Asfiksia agar dapatmengurangurangi angka kematianbayi.

3. Bagi Rumah Sakit/ TempatPengambilan Kasus. Diharapkanpenyediaan sarana dan prasaranapenunjang dalam pelaksanaanasuhan kebidanan sehingga dapatmencapai hasil yang optimal dalampelaksanaan asuhan kebidanan.

4. Bagi Institusi Pendidikan .Mengingat kasus bayi Asfiksiaadalah masalah kebidanan yanglazim terjadi, maka diharapkanbagi institusi agar senantiasameningkatkan mutu pendidikandan penerapan asuhan kebidanan,terkhusus dalam pemecahanmasalah bayi Asfiksia karenamasalah tersebut sangatlahberesiko tinggi.

5. Bagi Penulis. Agar lebihmemperbanyak buku-buku yangterkait dengan masalah asfiksiapada bayi dan lebihmemperdalam tentang prosesasuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwadianto, 2010. KedaruratanMedik, Edisi Revisi. Jakarta;Binarupa Aksara.

Anik Muryunani, Nurhayati. 2009. AsuhanKegawatdaruratan dan Penyulit PadaNeonatus, Cetakan I. Jakarta: CV.Trans Media.

Page 101: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

101

Aris Sulistyawati, 2013. Asuhan KebidananPada Masa Kehamilan, Edisi Revisi,Cet V; Jakarta: Salemba Medika.

Dwi Maryanti, Sujianti, 2011. Buku AjarNeonatus, Bayi dan Balita, Cet I;Jakarta: Trans Info Media Jakarta.

Dwienda R, Octa, dkk, 2014. Buku AjarAsuhan Kebidanan Neonatus,Bayi/ Balita dan Anak PrasekolahUntuk Para Bidan, Edisi I, Cet I;Yogyakarta: Deepublish CV BudiUtama.

Hanifa Wiknjosastro. 2007. IlmuKebidanan. Edisi III, Cetakan IX.Jakarta: Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo.

http://www.aki dan akb kemenkeskesehatan ibu.com, diaksestanggal 19 Juni 2015.

http://www.jurnalbidandiah. asfiksianeonatorum.co.id, diakses tanggal08 Juni 2015.

https://jornal.kebidanan.datikesselsel.com,diakses tanggal 19 Juni 2015.

Jannah Nurul, 2012. Buku AsuhanKebidanan Kehamilan.Edisi I,Jakarta: CV Andi Offset.

Muslihatun Wafi Nur, 2010. AsuhanNeonatus, Bayi dan Balita, CetakanI. Yokyakarta; Fitramaya.

Rohani, Reni S, Marisah, 2011. AsuhanKebidanan Pada Masa Persalinan,Jakarta: Salemba Medika.

Sedyano Wahyudi, 2010. HubunganPersalinan Dengan Asfiksiahttp://jurnal. Akbidal hikmah.ac.id.diunduh tanggal 11 April2015.

Sugen Jitowiyono, Weni K, 2011. AsuhanKeperawatan Neonatus danAnak, Cet II; Yogyakarta: NuhaMedika.

Teguh Subianto. 2009.http://jurnal.akbidalhikmah.ac.id.Hubungan Persalinan DenganAsfiksiadiunduh tanggal 08 Juni2015.

Ummi Hani, 2011. Asuhan Kebidanan PadaKehamilan Fisiologi, Cet. III;Jakarta: Salemba Medika.

Page 102: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

102

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “M” DENGAN BAYI BERAT LAHIRRENDAH (BBLR) DI BPS BIDAN SRI RAHMAWATI, S.ST KELURAHAN

TIBOJONGKECAMATAN TANETE RIATTANG TIMURKABUPATEN BONE

Oleh:Indryani(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK;Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “M” Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) DiBPS Bidan Sri Rahmawati, S.ST Kelurahan Tibojong Kecamatan Tanete Riattang Timur KabupatenBone. Adapun tujuan penelitian ini adalah agar dapat melakukan pengkajian dan analisa dataasuhan kebidanan, dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual asuhan kebidanan,merumuskan diagnosa potensial asuhan kebidanan, melaksanakan tindakan segera dankolaborasi pada asuhan kebidanan, merencanakan asuhan kebidanan, melaksanakantindakan asuhan kebidanan, dapat mengevaluasi asuhan kebidanan dan dapat melaksanakanpendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny “M” dengan Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR). Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment denganmenggunakan rancangan penelitian pre and post test without control. Sampel penelitian sebanyak30 responden yang diambil dengan tehnik consecutive sampling. Responden mendapatkanperlakuan selama 1 kali dengan waktu selama 20 menit. Analisis data pada penelitian inimenggunakan uji statistik uji Marginal Homegeneity Wilcoxon.Hasil penelitian menggambarkan bahwa; a) tanda dan gejala bayi berat badan lahir rendahyang diuraikan dalam teori sama seperti yang dialami oleh bayi Ny “M” yaitu HTP, Masagestasi 36 minggu 5 hari, BBL : 2400 gram, PBL : 48 cm, Lingkar kepala : 32 cm, lingkardada : 34 cm, kulit tipis dan tali pusat masih basah. Diagnosa/ masalah aktual pada kasusbayi Ny “M” yaitu BKB/ KMK, dan masalah gangguan pemenuhan nutrisi pada bayi.Mengantisipasi terjadinya hipotermi dan infeksi tali pusat pada Bayi Ny ”M”, b). Tidak adadata yang mendukung untuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi dengan dokterkarena kondisi bayi Ny “M” dalam keadaan stabil. Adapun tindakan asuhan kebidanan yangdilakukan pada bayi Ny “M” yaitu menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI pada bayi danmencegah infeksi..Pelaksanaan tindakan/ implementasikan asuhan kebidanan yang dilakukanpada bayi Ny “M” sesuai dengan perencanaan yang telah penulis susun dan tidak ditemukanadanya kesenjangan antara teori dengan studi kasus, c). Hasil evaluasi yang dilakukan padaBayi Ny ”M” pada tanggal 14 April 2015 yaitu bayi dapat menangis dengan baik, suhu tubuh360C, klien sudah bisa menyusui pada ibunya dan tidak ditemukan adanya distresspernapasan. Segala tindakan asuhan kebidanan yang telah penulis laksanakan pada bayi Ny“M” didokumentasikan dengan baik dan tidak ada kesenjagan antara teori dengan studikasus.

Kata kunci :“Berat Lahir Sangat Mempengaruhi Asuhan Pada Bayi Ny “M”

MIDWIFERY CARE IN BABIES MRS. "M" BABY WITH LOW BIRTHWEIGHT (LBW) BPS SRI RAHMAWATI, S.ST TIBOJONG VILLAGE

EAST DISTRICT DISTRICT TANETE RIATTANG BONEBy:Indryani

(Lecturer of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

Page 103: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

103

ABSTRACT;Midwifery Care At Mrs. Baby "M" With Infant Low Birth Weight (LBW) in BPS SriRahmawati, S.ST Tibojong Village Eastern District of Tanete Riattang Bone regency. The purpose ofthis research is to be able to review and analyze data midwifery care, can formulate adiagnosis / actual problems of midwifery care, formulate diagnoses potential midwifery care,implement immediate action and collaboration on midwifery care, planned midwifery care,implement actions midwifery care, it can evaluate the midwifery care and be able to carry outdocumentation of midwifery care in infants Mrs. "M" with infant Low Birth weight (LBW).This research method usingresearch design quasi-experimental using the design of the studypre and post test withoutcontrol.The research sample of 30 respondents takenwithtechnique. consecutive samplingRespondents were given preferential treatment duringthe first time with a time of 20 minutes. Analysis of the data in this study using the statisticaltesttest. Marginal Homegeneity WilcoxonThe results illustrate that; a) signs and symptoms of babies of low birth weight are describedin theory the same as that experienced by the infant Mrs. "M" is HTP, gestation period is 36weeks 5 days, BBL: 2400 grams, PBL: 48 cm, head circumference: 32 cm, chestcircumference: 34 cm, thin skin and the umbilical cord was still wet. Diagnosis / actualproblems in the case of infants Mrs. "M" ie BKB / KMK and interference problems ofnutrition in infants. Anticipate the occurrence of hypothermia and infection of the umbilicalcord at Mrs. Baby "M", b). There are no data to support for immediate action andcollaboration with doctors due to the baby's condition Mrs. "M" in a stable condition. Themidwifery care actions performed on infants Mrs. "M" that is keeping the baby warm,breastfeeding infants and prevent infeksi..Pelaksanaan actions / implement midwifery care isperformed on an infant Mrs. "M" in accordance with the planning that has been collated andthe author can not be found the gap between theory and case studies, c). The results ofevaluations conducted in Mrs. Baby "M" on 14 April 2015 that a baby can cry properly, thebody temperature of 360C, the client was able to breastfeed her mother, with no evidence ofrespiratory distress. Any action midwifery care has been the author conducted on infantsMrs. "M" is well documented and there is no kesenjagan between theory and case studies.

Keywords: Birth Weight Very Affect Care in Infants Mrs. "M"______________________________________________________________________

A. Latar BelakangBayi lahir dengan Berat Lahir

Rendah (BBLR) merupakan salah satufaktor resiko yang mempunyai kontribusiterhadap kematian bayi khususnya padamasa perinatal. Selain itu bayi dengan BeratLahir Rendah dapat mengalami gangguanmental dan fisik pada usia tumbuhkembang selanjutnya sehinggamembutuhkan biaya perawatan yangtinggi. (Sitti F; 2013). Insiden kelahiranbayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) bervariasi antara satu negaradengan negara lain. Variasi ini tergantungpada kelompok etnik dan berkontribusi

secara signifikan terhadap perbedaan angkakematian di setiap negara. Data WorldHealth Organization (WHO) (2011)menunjukkan bahwa kelahirandenganBayi Berat Lahir Rendah (BBLR)di dunia mencapai 12. 870.000 bayi/tahunyaitu sekitar 9,6% dari seluruh kelahiran.(Yulia K; 2013). Indonesia angkakelahiran bayi dengan Bayi Berat LahirRendah (BBLR) masih tergolong tinggiyaitu 7–14%, setiap tahun diperkirakanbayi lahir sekitar 350.000 dengan BayiBerat Lahir Rendah. Indonesia sendirimenempati posisi tertinggi terkait angkakematian bayi baru lahir, berkisar 356 per

Page 104: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

104

1000 kelahiran hidup, yang manadisebabkan oleh asfiksia (44%), BBLR(17%), Tetanus (10%), sisanya infeksi danmasalah gizi. (Profil kesehatan Indonesia;2012).

Berdasarkan data DinasKesehatan Propinsi Sulawesi Selatantahun 2013 sebanyak 146.233 kelahiranbayi. Angka kejadian BBLR 28,7%,asfiksia 33,1%, tetanus neonatorum0,44% dan penyebab lain-lain sebesar33,62%. (Profil Sul-Sel; 2015). Sedangkandata yang diperoleh dari Dinas KesehatanKabupaten Bone dalam dua tahunterakhir, jumlah bayi lahir dengan BayiBerat Lahir Rendah pada tahun 2013sebanyak 159 (1,2%) bayi dari 13.471kelahiran, dan pada tahun 2014 jumlahbayi yang mengalami Bayi Berat LahirRendah (BBLR) sebanyak 178 (1,3%) bayidari 13.573 kelahiran. (Dinkes KabupatenBone tahun 2013-2014).

Adapun data yang diperoleh daricatatan BPS Bidan Sri Rahmawati, S.ST,di Kelurahan Tibojong Kecamatan TaneteRiattang Timur Kabupaten Bone jumlahbayi lahir dengan Bayi Berat Lahir Rendahmulai tahun 2013 sebanyak 4 (4,6%) bayidari 87 kelahiran bayi, dan pada tahun2014 jumlah bayi yang mengalami BayiBerat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 3(3,3%) bayi dari 90 kelahiran bayi. Bayidengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)yang tidak ditangani dengan baik dapatmengakibatkan timbulnya masalah padasemua sistem organ tubuh meliputigangguan pada pernafasan(aspirasimekonium, asfiksianeonatorum),gangguan pada sistem pencernaan(lambung kecil), gangguan sistemperkemihan (ginjal belum sempurna),gangguan sistem persyarafan (responrangsangan lambat). Selain itu bayi berat

lahir rendah dapat mengalami gangguanmental dan fisik serta tumbuh kembang.BBLR berkaitan dengan tingginya angkakematian bayi dan balita, juga dapatberdampak serius pada kualitas generasimendatang, yaitu akan memperlambatpertumbuhan dan perkembangan anak,serta berpengaruh pada penurunankecerdasan. (Sitti F; 2013).

Berdasarkan latar belakangtersebut di atas, dan sebagai salah satusyarat untuk menyelesaikan DIIIKebidanan, maka masalah dalampenelitian ini adalah bagaimana asuhankebidanan pada Bayi Ny “M” DenganBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di BPSBidan Sri Rahmawati, S.ST KelurahanTibojong Kecamatan Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone

B. Tinjauan Pustaka1. Konsep Bayia) Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayiyang lahir dari kehamilan 37 minggusampai 42 minggu dan berat badan 2500gram sampai 4000 gram. (Wafi N, 2010).Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi darilahir sampai dengan usia 42 minggu,biasanya lahir pada usia kehamilan 38minggu sampai 42 minggu. (Sudarwanto,W; 2010).Bayi baru lahir adalah bayi yangbaru lahir selama satu jam pertamakelahiran (Dwienda C; 2014).Bayi barulahir normal adalah bayi yang lahir dalampresentasi belakang kepala melalui vaginatanpa memakai alat, pada usia kehamilangenap 37 minggu sampai dengan 42minggu, dengan berat badan 2500-4000gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacatbawaan. (Rukiyah; 2010).Bayi baru lahirnormal adalah bayi yang lahir darikehamilan 37 minggu sampai 42 minggu

Page 105: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

105

dan berat badan lahir 2500 grma-4000gram. (Yulia K; 2013).

Segera setelah lahir, BBL harusberadaptasi dari keadaan yang sangattergantung menjadi mandiri secarafisiologis. Banyak perubahan yang akandialami oleh bayi yang semula beradadalam lingkungan interna (dalamkandungan Ibu) yang hangat dan segalakebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi)ke lingkungan eksterna (diluar kandunganibu) yang dingin dan segala kebutuhannyamemerlukan bantuan orang lain untukmemenuhinya. Saat dilahirkan, bayi barulahir memiliki prilaku dan kesiapaninteraksi sosial.Perubahan-perubahan yangakan terjadi pada bayi dibagi menurutkarakteristik, antara lain: a). Sistemkardiovaskuler. Sistem kardiovaskulermengalami perubahan yang mencoloksetelah bayi lahir. Foramenovale,duktusarterosus, dan duktusvenosus menutup.arteriumbilikalis, dan arterihepatika menjadiligamen. Napas pertama yang dilakukanbayi baru lahir membuat paru-parumengalir, tekanan arteripulmonari menurun.Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata140 kali/menit saat lahir, dengan variasiberkisar antara 120 sampai 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbedadari frekuensi saat bayi bangun. Pada usiasatu minggu, frekuensi denyut jantungbayi rata-rata ialah 128 kali/menit saattidur dan saat bangun 163 kali/menit.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah78 dan tekanan diastolik rata-rata ialah 42.tekanan darah berbeda dari hari ke hariselama bulan pertama kelahiran. Menangisdan bergerak biasanya menyebabkanpeningkatan tekanan darah sistolik, Sistemhematopoiesis. Saat bayi lahir, nilai rata-ratahemoglobin (Hb), hematokrit dan Sel darahmerah (SDM) lebih tinggi dari nilai

normal orang dewasa. Hemoglobin bayibaru lahir berkisar antara 14,5 sampai 22,5g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44%sampai 72% dan hitung SDM berkisarantara 5 sampai 7,5 juta/mm. Sistempernapasan. Penyesuaian paling kritis yangharus dialami bayi baru lahir ialahpenyesuaian sistem pernapasan. Paru–paru bayi cukup bulan mengandungsekitar 20 ml cairan/kg. Pola pernapasantertentu menjadi karakteristik bayi barulahir normal yang cukup bulan. Setalahpernapasan mulai berfungsi, nafas bayimenjadi dangkal dan tidak teratur,bervariasi dari 30 sampai 60 x/menit.Disertai apnea singkat (kurang dari 15detik). Periode apnea singkat ini palingsering terjadi selama siklus tidur aktif(RapidEyeMovement/REM).

Bayi baru lahir memiliki rentangkeseimbangan kimia dan rentangkeamanan yang kecil. Infeksi, diare, danpola makan yang tidak teratur secara cepatdapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan seperti dehidrasi atauedema. Ketidak maturan ginjal jugamembatasi kemampuan bayi baru lahiruntuk mengekskresi obat. Biasanyasejumlah kecil urine terdapat padakandung kemih bayi saat lahir, tetapi bayibaru lahir memungkinkan tidakmengeluarkan urine selama 12 sampai 24jam. Berkemih sering terjadi selamaperiode ini. Berkemih 6 sampai 10xdengan warna urine pucat menunjukanmasukan cairan yang cukup. Umumnya,bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15sampai 60 ml per kilogram per hari.. Bayibaru lahir cukup bulan mampu menelan,mencerna, memetabolisme danmengabsorbsi protein dan karbohidratsederhana, serta mengemulsi lemak. Kecualiamylasepancreas, karakteristik enzim dan

Page 106: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

106

cairan pencernaan bahkan sudahditemukan pada bayi yang berat badanlahirnya rendah.

Hati dan kandung empedudibentuk pada minggu keempatkehamilan. Pada bayi baru lahir, hati dapatdipalpasi sekitar 1 cm dibawah bataskanan iga karena hati besar danmenempati sekitar 40% ronggaabdomen.Sel-sel yang menyerupaiimunitas bayi berkembang pada awalkehidupan janin. Namun sel ini tidak aktifbeberapa bulan. Selama tiga bulanpertama kehidupannya, bayi dilindungioleh kekebalan pasif yang diterima dariibu. Barier alami seperti keasamanlambung atau produksi pepsin dan tripsinyang mempertahankan kesterilan usushalus.

b) Bayi Berat Lahir RendahBayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

adalah semua bayi lahir dengan beratkurang dari 2.500 gram, tanpamemperhatikan usia bayi. (Suherni; 2010).Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalahbayi dengan berat badan lahir kurang dari2500 gram (Ika Pantiawati; 2010). DefinisiBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalahbayi dengan berat badan kurang dari 2.500gram pada saat lahir (Mitayani; 2009).Istilah prematuritas telah diganti denganberat badan lahir rendah (BBLR) karenaterdapat dua bentuk penyebab kelahiranbayi dengan berat badan kurang dari 2500gram, yaitu karena usia kehamilan kurangdari 37 minggu, berat badan lebih darisemestinya, sekalipun umur cukup, ataukarena kombinasi keduanya (Maryunani;2009). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)adalah bayi baru lahir yang berat badanlahirnya pada saat kelahiran kurang dari2500 gram. (Sugeng J; 2011).

Berkaitan dengan penanganandan harapan hidupnya, bayi berat lahirrendah dibedakan dalam: Bayi berat lahirrendah (BBLR),berat lahir 1500-2500gram, Bayi berat lahir sangat rendah(BBLSR), berat lahir <1500 gram, Bayiberat lahir ekstrem rendah (BBLER),berat lahir <1000 gram. (Karwaati; 2011)Adapun penyebab berat badan lahirrendah menurut Nita Norma (2013) yaitu:Faktor ibu baik masalah gizi saat hamilyang kurang, umur kurang dari 20 tahunatau diatas 35 tahun, jarak hamil danbersalin terlalu dekat, penyakit menahunibu seperti hipertensi, jantung, gangguanpembuluh darah (perokok). Faktorkehamilan baik hamil dengan hidromnion,hamil ganda, perdarahan antepartum,pomplikasi hamil seperti preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini. Faktor janin;cacat bawaan, infeksi dalam Rahim,keadaan ekonomi rendah, kebiasaan :pekerjaan yang melelahkan, merokok(NitaN; 2013).

Menurut (Mitayani; 2009) bayiberat lahir rendah dapat juga dibagimenjadi 3 stadium, yaitu: a). Stadium I.Bayi tampak kurus dan relatif lebihpanjang, kulit longgar, kering sepertipermen karet, namun belum terdapatnoda mekonium. b). Stadium II. Biladidapatkan tanda-tanda stadium I danditambah warna kehijauan pada kulit,plasenta dan umbilicus. Hal ini disebabkanoleh mekonium yang tercampur dalamamnion kemudian mengendap ke dalamkulit, umbilikus dan plasenta sebagai akibatanoksia intrauterus,c). Stadium III.Ditemukan tanda stadium II ditambahkulit berwarna kuning, demikian pulakuku dan tali pusat.

Adapun tanda dan gejala yangterdapat pada bayi dengan berat badan

Page 107: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

107

lahir rendah (BBLR) menurut (Maryunani;2009) adalah: Berat badan <2500 gram,letak kuping menurun, pembesaran darisatu atau dua ginjal, ukuran kepala kecil,masalah dalam pemberian makan (refleksmenelan dan menghisap berkurang), suhutidak stabil (kulit tipis dantransparan).(Maryunani; 2009).

c) Asuhan KebidananAsuhan kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakansebagai metode untuk mengorganisasikanpikiran dan tindakan berdasarkan teoriilmiah, temuan serta keterampilan dalamrangkaian/ tahapan yang logis untukmengambil suatu keputusan yang terfokuspada pasien. (Ari S; 2013). AsuhanKebidanan adalah proses pemecahanmasalah yang digunakan sebagai metodeuntuk mengorganisasikan pikiran dantindakan berdasarkan teori ilmiah,temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambilsuatu keputusan yang terfokus pada klien(Nurul Jannah; 2012). Asuhan kebidananadalah merupakan suatu metode ataubentuk pendekatan yang digunakan olehbidan dalam memberikan asuhankebidanan. (Ummi H; 2011). Asuhankebidanan adalah suatu proses untukmenyelesaikan masalah bidan. (Saminem;2009). Asuhan kebidanan merupakanproses pemecahan masalah yangditemukan oleh perawat dan bidan. (WafiN; 2009).

Menurut Helen Varney (2007)proses asuhan kebidanan terdiri dari tujuhlangkah asuhan kebidanan yang dimulaidengan pengumpulan data dasar dandiakhiri dengan evaluasi asuhankebidanan. Ketujuh langkah terdiri dari

keseluruhan kerangka kerja yang dapatdipakai dalam segala situasi.Langkahtersebut adalah sebagai berikut; a).Langkah I Pengkajian dan Analisa Data.Pada langkah pertama, dilakukanpengkajian melalui pengumpulan semuadata dasar yang diperlukan untukmengevaluasi keadaan klien secaralengkap, yaitu riwayat kesehatan,pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan,peninjauan catatan terbaru atau catatansebelumnya dan data laboratorium sertaperbadingannya dengan hasil studi. Semuainformasi yang akurat dikumpulkan darisemua sumber yang berkaitan dengankondisi klien. Bidan mengumpulkan datadasar awal yang lengkap. (Saminem;2009). b). Langkah II IdentifikasiDiagnosa/ Masalah Aktual. Pada langkahini, dilakukan indentifikasi yang benarterhadap diagnosis atau masalah dankebutuhan klien berdasarkan interpretasiyang benar atas data yang dikumpulkan.Data dasar yang dkumpulkan akandiinterpretasikan sehingga ditemukanmasalah atau diagnosis yang spesifik.Istilah masalah digunakan dan diagnosisdigunakan karena beberapa masalah tidakdapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapimembutuhkan penanganan yangdituangkan ke dalam rencana asuhanterhadap klien. (Saminem; 2009). c).Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial. Pada tahap ini,mengantisipasi masalah potensial ataudiagnosis potensial berdasarkan diagnosisatau masalah yang sudah diidentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bilamemungkikan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan waspadan dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalahpotensial ini menjadi benar-benar terjadi.Langkah ini penting sekali dalam

Page 108: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

108

melakukan asuhan yang aman. (Saminem;2009). d). Langkah IV TindakanEmergensi, Kolaborasi dan Konsultasi.Pada langkah ini bidan menetapkankebutuhan terhadap tindakan segera,melakukan konsultasi, kolaborasi dengandokter berdasarkan kondisi klien. Padalangkah ini mengidentifikasi perlunyatindakan segera oleh bidan atau dokteruntuk dikonsultasikan atau ditanganibersama dengan tim kesehatan yang lainsesuai dengan kondisi klien. (Saminem;2009), e). Langkah V Rencana Tindakan.Pada langkah ini, direncanakan asuhanyang menyeluruh yang ditentukan olehlangkah sebelumnya. Langkah inimerupakan kelanjutan manajementerhadap diagnosis atau masalah yangtelah diidentifikasi atau diantisipasi. Padalangkah ini, informasi atau data yang tidaklengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhanyang menyeluruh tidak hanya meliputi apayang sudah teridentifikasi dari kondisiklien atau dari setiap masalah yangberkaitan, tetapi juga dari kerangkapedoman antisipasi terhadap wanitatersebut tentang apa yang akan terjadiberikutnya, apakah dibutuhkanpenyuluhan masalah social-ekonomi,budaya, atau psikologis. (Saminem; 2009).f). Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan. Pada langkah ini dilakukanpelaksanaan asuhan langsung secaraefisien dan aman. Pelaksanaan rencanatindakan asuhan kebidanan ini bisadilakukan seluruhnya oleh bidan atausebagian lagi oleh klien atau anggota timkesehatan lainnya. Walaupun bidan tidakmelakukannya sendiri, ia tetap memikultanggungjawab untuk mengarahkanpelaksanaannya. Meskipun bidanberkolaborasi dengan dokter untukmenangani klien yang mengalami

komplikasi, bidan tetap bertanggungjawab dalam manajemen asuhan klienuntuk terlaksananya rencana asuhanbersama. Asuhan yang efesien akanmenyangkut waktu dan biaya sertameningkatkan mutu dan asuhan klien.Kaji ulang apakah semua rencana asuhantelah terlaksana. (Saminem; 2009). g).Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan.Pada langkah ini, dilakukan evaluasikeefektifan asuhan yang sudah diberikanmeliputi pemenuhan kebutuhan bantuanyang diidentifikasi dalam masalah dandiagnosis. Rencana tersebut dapatdianggap efektif jika pelaksanaannyaefektif. Ada kemungkinan rencanatersebut efektif, sedang sebagai yang lainbelum efektif. Mengingat proses asuhanini merupakan suatu kontinum, perlumengulang kembali dari awal setiapasuhan yang tidak efektif melalui prosesasuhan kebidanan untuk mengidentifikasimengapa proses asuhan kebidanan tidakefektif serta melakukan penyesuaian padarencana asuhan tersebut. (Saminem;2009).

C. Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah observationalanalitik yaitu mengkaji hubungan antaravariabel. Dengan pendekatan study crosssectional yaitu jenis penelitian yangmenekankan pada waktu pengukuranvariabel independen dan dependen dinilaisimultan pada satu saat (Suyanto, 2011).Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh orang tua yang memiliki bayi.Adapun jumlah sampel dalam penelitianini adalah sebanyak 10 Penelitian inimenggunakan instrumen dalam bentuklembar observasi serta dokumentasi Di

Page 109: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

109

BPS Bidan Sri Rahmawati, S.STKelurahan Tibojong Kecamatan TaneteRiattang Timur Kabupaten Bone..Teknikpengelolaan data, Penyuntingan (Editing)setelah melakukan kegiatan penelitian,hasil penelitian kemudian dikumpulkandalam bentuk data dan kemudianmemeriksa kelengkapan data, dankeseragaman data, pengkodean (Koding)data disederhanakan dengan memberikansimbol-simbol tertentu untuk setiapjawaban, Tabulasi (Tabulating),mengumpulkan data dalam bentuk tabelmenurut sifat-sifat yang dimiliki kemudiandianalisis secara statistik kemudianmelakukan analisa data. Datadikelompokkan kedalam suatu tabelmenurut sifat-sifat yang dimiliki,kemudian data dianalisa secara statistik,analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah deskriptif

D. PembahasanPada pembahasan akan diuraikan

mengenai kesenjangan yang terjadi antarakonsep dasar tinjauan pustaka dengantinjauan kasus dalam pelaksanaan prosesAsuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “M”Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)di BPS Bidan Sri Rahmawati, S.STKelurahan Tibojong Kecamatan TaneteRiattang Timur Kabupaten Bone. Untukmemudahkan pembahasan, maka penulisakan membahas berdasarkan pendekatanmanajemen asuhan kebidanan dengantujuh langkah sebagai berikut:1. Langkah I Pengkajian dan Analisa

Data. Pada tahap ini, penulis tidakmenemukan hambatan yang berarti,karena pada saat pengumpulan databaik pasien maupun keluarganya danbidan yang ada di ruangan dapatmemberikan informasi secara jelas

dan terbuka sehingga memudahkanpenulis untuk memperoleh data-datayang diinginkan sesuai denganpermasalahan yang diangkat. Datayang diambil dilakukan secaraterfokus sesuai masalah yang dialamiklien. Adapun tanda dan gejala bayiberat badan lahir rendah dalamtinjauan pustaka menurut Mitayani(2009) adala bayi tampak kurus danrelatif lebih panjang, kulit longgar,kering seperti permen karet, namunbelum terdapat noda mekonium.Sedangkan pada studi kasus Bayi Ny“M” Dengan Bayi Berat LahirRendah (BBLR) di BPS Bidan SriRahmawati, S.ST Kelurahan TibojongKecamatan Tanete Riattang TimurKabupaten Bone tanggal 12 s/d 13April 2015 yaitu HTP tanggal 28 Juli2014, Masa gestasi 36 minggu 5 hari,BBL : 2400 gram, PBL : 48 cm,Lingkar kepala : 32 cm, lingkar dada :34 cm, kulit tipis dan tali pusat masihbasah. Sehingga tidak ada kesenjanganantara teori dengan kasus yangditemukan.

2. Langkah II Identifikasi Diagnosa /Masalah Aktual. Dalam menegakkansuatu diagnosa atau masalahkebidanan harus berdasarkanpendekatan asuhan kebidanan yangdidukung oleh data subjektif maupundata objektif yang diperoleh dari hasilpengkajian yang dilakukan. Padatinjauan pustaka dikatakan diagnosa/masalah aktual yang sering terjadipada bayi berat badan lahir rendah(BBLR) adalah masalah suhu badan,masalah pernapasan dan gangguanalat pencernaan dan problemanutrisi.Berdasarkan data subyektif dandata obyektif yang didapatkan maka

Page 110: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

110

penulis menegakkan diagnosa/masalah aktual yaitu BKB/ KMK,dan masalah gangguan pemenuhannutrisi pada bayi. Dari data yangdiperoleh dari tinjauan pustakamaupun dari pengkajian tidakterdapat perbedaan yang berarti padakasus Bayi Ny “M” Dengan BayiBerat Lahir Rendah (BBLR) di BPSBidan Sri Rahmawati, S.ST KelurahanTibojong Kecamatan Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone

3. Langkah III AntisipasiDiagnosa/Masalah Potensial, Padalangkah antisipasi diagnosa/masalahpotensial akan dibahas tentangkemungkinan terjadinya hal yanglebih fatal akibatnya apabila hal-halyang terjadi pada masalah aktual tidaksegera ditangani. Pada tinjauanpustaka didapatkan bahwa bayi barulahir dengan berat badan lahir rendahdapat beresiko sindromaspirasi,hipogklikemiasimtomatik,asfiksianeonatarum, hiperbilirubinemia.(Mitayani, 2009). Sedangkan padakasus Bayi Ny “M” Dengan BayiBerat Lahir Rendah (BBLR) di BPSBidan Sri Rahmawati, S.ST KelurahanTibojong Kecamatan Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone. Berdasarkandata yang diperoleh oleh penulis yaituantisipasi terjadi hipotermia danantisipasi terjadinya infeksi tali pusat.Antara teori dengan studi kasus tidakditemukan adanya kesenjangan.

4. Langkah IV Tindakan Emergensi,Kolaborasi dan Konsultasi. Padatinjauan pustaka jika sudah diagnosisprematur, maka tindakan segera/kolaborasi yang dilakukan adalahpengaturan suhu tubuh dan suhulingkungan, pemberian ASI,

mencegah infeksi dan lain-lain.Adapun tindakan segera dankolaborasi yang dilakukan pada kasusBayi Ny ”M” sesuai dengan tinjaundengan teoritis sehingga tidakditemukan adanya kesenjangan yangberarti antara teoritis dengan kasusnyata.

5. Langkah V Rencana Tindakan.Perencanaan adalah suatu prosesrencana tindakan berdasarkanidentifikasi masalah saat sekarang danantisipasi masalah yang akan terjadi.Pada tahap perencanaan penulismembuat asuhan kebidanan pada ibumulai dari tujuan yang hendak dicapaiserta kriteria keberhasilan danintervensi. Dalam membuatperencanaan penulis melakukan sesuaidata yang diperoleh dan disesuaikandengan kebutuhan dan keadaan bayidan ibu. Penetapan tujuandimaksudkan untuk menjadipedoman dalam suatu tindakan. Padatinjauan pustaka tindakan yang dapatdilakukan pada bayi berat badan lahirrendah adalah pengaturan suhu tubuhdan suhu lingkungan, pemberian ASI,mencegah infeksi dan lain-lain.Sedangkan rencana tindakan padaBayi Ny ”M” yaitu pengaturan suhubadan, pemberian ASI pada bayi danmencegah infeksi dengan caramelakukan perawatan tali pusat padaBayi Ny ”M”. Dari uraian tersebutnampak adanya persamaan antarateori tinjauan pustaka dengan studikasus pada Bayi Ny ”M” dan tidakditemukan adanya kesenjangan yangberarti.

6. Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan Pelaksanaan asuhankebidanan yang pada pasien dengan

Page 111: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

111

bayi berat lahir rendah (BBLR) secarateori yaitu perawatan bayi baru lahir,pemberian ASI, pengaturan suhutubuh bayi dengan metode kanguruuntuk mengganti perawatan dalaminkubator. (Maryunani; 2009).Sedangkan pelaksanaan asuhankebidanan yang dilakukan pada BayiNy “M” dengan bayi berat lahirrendah (BBLR) yaitu pengaturan suhutubuh dengan menyelimuti bayidengan sarung dan perawatan talipusat. Antara teori dengan kasus Ny”M” terdapat kesenjangan yaitu bayiNy ”M” tidak dilakukan perawataninkubator kerena kondisi tubuh bayidalam keadaan normal yaitu 36 0C.Untuk menjaga suhu tubuh bayi, bayidiselimuti dengan sarung.

7. Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan. Proses evaluasimerupakan langkah akhir dari prosesasuhan kebidanan. Dimana padatahap ini menilai adanya kemajuanatau keberhasilan dalam mengatasimasalah yang diahadapi oleh pasien.Adapun hasil evaluasi yang dilakukanpada Bayi Ny “M” dengan bayi beratlahir rendah (BBLR) di BPS Bidan SriRahmawati, S.ST Kelurahan TibojongKecamatan Tanete Riattang TimurKabupaten Bone tanggal 12 April2015 yaitu bayi dapat menangisdengan baik, suhu tubuh 36 0C, kliensudah bisa menyusui pada ibunya dantidak ditemukan adanya distresspernapasan.

E. Kesimpulan1. Tanda dan gejala bayi berat badan lahir

rendah yang diuraikan dalam teorisama seperti yang dialami oleh bayi Ny“M” yaitu HTP tanggal 28 Juli 2014,

Masa gestasi 36 minggu 5 hari, BBL :2400 gram, PBL : 48 cm, Lingkarkepala : 32 cm, lingkar dada : 34 cm,kulit tipis dan tali pusat masih basah.Diagnosa/ masalah aktual pada kasusbayi Ny “M” yaitu BKB/ KMK, danmasalah gangguan pemenuhan nutrisipada bayi. Mengantisipasi terjadinyahipotermi dan infeksi tali pusat padaBayi Ny ”M”.

2. Tidak ada data yang mendukung untukmelakukan tindakan segera dankolaborasi dengan dokter karenakondisi bayi Ny “M” dalam keadaanstabil. Adapun tindakan asuhankebidanan yang dilakukan pada bayiNy “M” yaitu menjaga kehangatanbayi, pemberian ASI pada bayi danmencegah infeksi..Pelaksanaantindakan/ implementasikan asuhankebidanan yang dilakukan pada bayiNy “M” sesuai dengan perencanaanyang telah penulis susun dan tidakditemukan adanya kesenjangan antarateori dengan studi kasus.

3. Hasil evaluasi yang dilakukan padaBayi Ny ”M” pada tanggal 14 April2015 yaitu bayi dapat menangis denganbaik, suhu tubuh 360C, klien sudahbisa menyusui pada ibunya dan tidakditemukan adanya distress pernapasan.Segala tindakan asuhan kebidanan yangtelah penulis laksanakan pada bayi Ny“M” didokumentasikan dengan baikdan tidak ada kesenjagan antara teoridengan studi kasus.

F. ImplikasiPada kesimpulan maka penulismenyampaikan implikasi sebagai berikut :a) Institusi Pendidikan. Mengingat

kasus Bayi berat badan lahirrendah (BBLR) adalah masalah

Page 112: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

112

kebidanan yang lazim terjadi, makadiharapkan bagi institusi agarsenantiasa meningkatkan mutupendidikan dan penerapan asuhankebidanan, khususnya dalampemecahan masalah bayi beratbadan lahir rendah karena masalahtersebut dapat mengalami resiko.

c) Bagi Badan Pelayanan Swasta (BPS).Diharapkan penyediaan sarana danprasarana penunjang dalampelaksanaan asuhan kebidanansehingga dapat mencapai hasil yangoptimal dalam pelaksanaan asuhankebidanan.

d) Bagi Klien. Diharapkan kerja samayang baik dari ibu klien dankeluarganaya agar dalam pelaksanaanasuhan kebidanan dilakukan secarakomprehensif dan sisematis sehinggamemudahkan dalam menganalisakasus.

e) Bagi Tenaga Kesehatan. Tenagakesehatan sebaiknya meningkatkanmutu pelayanan dalam melaksanakanasuhan kebidanan khususnya dalambayi lahir berat badan lahir rendah.

f) Bagi Pemerintah. Demi kelancaranpenerapan asuhan kebidanan padaklien dengan masalah bayi beratbadan lahir rendah (BBLR). Makadiharapkan agar pemerintahsenantiasa meningkatkan saran danprasaranan, kesehatan disetiap balaikesehatan yang ada, gunameningkatkan pelayanan kesehatandan demi tercapainya Indonesia sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2012.http://www.depkes.go.id. Profil

Kesehatan Indonesia, diunduhpada tanggal 03 April 2015.

Dwienda R, Octa, dkk, 2014. Buku AjarAsuhan Kebidanan Neonatus,Bayi/ Balita dan Anak PrasekolahUntuk Para Bidan, Edisi I, Cet I;Yogyakarta: Deepublish CVBudi Utama.

Jannah Nurul, 2012. Buku AsuhanKebidanan Kehamilan. Yokyakarta;C.V Andi Offset.

Karwati, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan VKebidanan Komunitas, Jakarta;CV. Trans Info Media.

Maryunani, A, dkk, 2009, AsuhanKegawatdaruratan Dan PenyulitPada Neonatus, Jakarta; SalembaMedika.

Mitayani, 2009, Asuhan KeperawatanMaternitas. Jakarta; SalembaMedika.

Muslihatun W. N, 2010. Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita, Cetakan I.Yokyakarta; Fitramaya.

Muh. Wildan, 2008. DokumentasiKebidanan, Jakarta; SalembaMedika.

Norma Nita, Mustika Dewi. 2013. AsuhanKebidanan Patologi Teori danTinjauan Kasus Dilengkapi DenganContoh Askeb, Yokyakarta: NuhaMedika.

Pantiawati Ika, 2010. Bayi dengan BBLR(Berat Badan Lahir Rendah),Yogjakarta; Nuha Medika.

Profil Data dari Dinas KesehatanKabupaten Bone tahun 2013-2014.

Rukiyah A. Y, dkk, 2009. AsuhanKebidanan Persalinan, Cetakan I,Jakarta: CV. Trans Info Media.

Page 113: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

113

Sainem, 2009. Seri Asuhan KehamilanNormal, Cetakan I, Jakarta,EGC: Buku Kedokteran.

Sitti Fatimah. Dampak Berat Badan LahirTerhadap Status Gizi Bayi. 2013.http://digilib.litbang.depkes.go.id.diunduh tanggal 03 April2015.

Suherni, Widyasih H, Rahmawati A, 2010.Perawatan Masa Nifas,Yokyakarta; Fitramaya.

Taufan Nugroho. 2011. Buku Ajar ObstetriUntuk Mahasiswa Kebidanan,Yokyakarta: Nuha Medika.

Yulia Kurnia Sari; 2013; Efektivitas terapimusik klasik mozart terhadap suhutubuh bayi prematur di ruangperinatologi Di RSUD Banyumas.http://sangayuudara.wordpress.com.diunduh pada tanggal 03April 2015.

Page 114: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

114

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” POST PARTUM HARI KE V DENGANMASTITIS DI BPS SRI RAHMAWATI, S.ST KELURAHAN TIBOJONG

KECAMATAN TANETE RIATTANG TIMURKABUPATEN BONE

Oleh:Amrayani(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK:Asuhan Kebidanan Pada Ny “M” Post Partum Hari Ke V Dengan Mastitis Di BPSSri Rahmawati, S.St Kelurahan Tibojong Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.Adapun tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian dananalisa data asuhan kebidanan, memperoleh pengalaman nyata dalam merumuskandiagnosa/masalah aktual asuhan kebidanan, merumuskan potensial asuhan kebidanan,memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan tindakan segera dan kolaborasidiperolehnya pengalaman nyata dalam merencanakan tindakan asuhan kebidanan dandiperoleh pengalaman nyata, evaluasi dalam melaksanakan tindakan asuhan kebidanan padaNy “M” post partum hari ke V dengan mastitis. Desain penelitian menggunakan rancanganCrossSectional dengan teknik pengambilan sampelmenggunakan rumussehingga diperolehsampel sebanyak 62 orang, dan telah di uji dengan uji chi-square dengan nilai kemaknaanρ<0,05.Hasil penelitian yaitu Dignosa masalah potensial terjadinya abses payudara apabila tidakditangani dengan cepat dan tepat. Dalam pelaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “M”dengan mastitis tidak dilaksanakan tindakan segera yang bersifat emergensi karena tidak adadata-data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera. Dalam perencanaan tidakterdapat kesenjangan antara kasus dengan terori, semua rencana yang telah dibuat pada Ny“M” sesuai dengan teori. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, penulis tidakmenemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dari klien dan keluarga sertadukungan bimbingan. Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa sebagianbesar asuhan yang diterapkan pada klien dapat tercapai dengan baik. Semua asuhankebidanan yang telah dilakukan pada Ny “M” dengan mastitis dapat didekumentasikandengan baik dan benar.

Kata kunci : Besar pengaruh untuk Asuhan Kebidanan Pada Ny “M”

CARE MIDWIFERY IN MRS. "M" POST PARTUM DAY V THE CPM IN SRIRAHMAWATI MASTITIS, S.ST TIBOJONG VILLAGE EAST DISTRICT

TANETE RIATTANG DISTRICTBONEBy:Amrayani

(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT: Midwifery Care In Mrs. "M" Post Partum Day V With Mastitis In BPS SriRahmawati, S.St Tibojong Village Eastern District of Tanete Riattang Bone regency. The purpose ofthe research was to gain real experience in the assessment and analysis of data midwiferycare, gain real experience in formulating diagnosis / actual problems of midwifery care,formulate potential midwifery care, gain real experience in implementing immediate action

Page 115: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

115

and collaboration gained real experience in planning actions midwifery care and gained realexperience, evaluation of midwifery care in carrying out actions on Mrs. "M" post partumdays to V with mastitis. The study design using a design Cross Sectional with samplingtechnique using the formula in order to obtain a sample of 62 people, and has been testedbytest chi-square with a significance value of ρ <0.05.The results are Dignosa potential occurrence of breast abscess problems if not treatedquickly and appropriately. In implementing midwifery care at Mrs. "M" with mastitis is notimplemented immediate actions are emergency because there is no data that support forimmediate action. In planning there is no gap between the case with terori, all plans havebeen made for Mrs. "M" in accordance with the theory. In the implementation of the actionmidwifery care, the authors found no significant barriers due to the cooperation of the clientand family guidance and support. From the results obtained it can be concluded that most ofthe care that is applied to the client can be achieved with good. All of midwifery care that hasbeen done on the Mrs. "M" with mastitis can didekumentasikan properly.

Keywords: Large influence for Midwifery Care In Mrs. "M"______________________________________________________________________

A. Latar BelakangMasa nifas merupakan masa yang

rawan karena ada beberapa risiko yangmungkin terjadi pada masa nifas, antaralain : anemia, pre-eklampsia/eklampsia,perdarahan post partum, depresi masanifas, dan infeksi masa nifas. Diantararesiko tersebut ada dua yang paling seringmengakibatkan kematian pada ibu nifas,yakni infeksi dan perdarahan. (Nurmiati;2012).Mastitis merupakan suatuperadangan pada payudara yangdisebabkan oleh kuman, terutamaStaphylococcus aerus melalui luka padaputting susu, atau melalui peredarandarah. Biasanya muncul gejala pada ibukemerahan di daerah payudara, nyeritekan pada payudara, disertai adanyabenjolan yang keras, suhu lebih dari 38,5o

C (menggigil), penderita merasa lesu,nafsu makan menurun dan denyut nadimeningkat. (Nita N; 2013).

Apabila mastitis tidak segera diobatiakan menyebabkan abses payudara yangbisa pecah kepermukaan kulit dan bisamenimbulkan borok yang besar, makaluka pada puting payudara harus segera

diobati karena dapat menghambatproduksi ASI. Peran yang sangat pentingyaitu untuk bayi bisa memberikankekebalan tubuh, serta sangat baik untukpertumbuhan dan perkembangan sertaberperan untuk ibu bisa mencegahterjadinya infeksi payudara. Mastitis sangatumum dikalangan perempuan menyusui.Menurut World Health Organization (WHO)kematian ibu masih cukup tinggi, setiaphari diseluruh dunia sekitar 800perempuan meninggal akibat komplikasipersalinan. Pada tahun 2013 terdapat189.000 perempuan meninggal selama dansetelah persalinan. Angka kejadian mastitissangat umum dikalangan perempuanmenyusui. diperkirakan bahwa meskipuninsiden bervariasi antara 2,6% dan 33%,prevalensi global adalah sekitar 10% dariperempuan menyusui. (Fitri Jayanti, 2014).Di Indonesia sebagai salah satu negaraberkembang di dunia pada tahun 2012cakupan persentasi kasus mastitis padaperempuan menyusui juga mencapai 10-16%. Dan pada tahun 2013 jumlah ibupost partum yang mengalami mastitis danbendungan ASI sekitar 18,7%. Sedangkan

Page 116: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

116

di Sulawesi Selatan pada tahun 2013 kasusmastitis pada ibu menyusui sekitar 10,3%yang umumnya terjadi pada minggu keduapost partum dan pada tahun 2014diperkitarakan mengalami peningkatanyaitu sekitar 12-15% pada ibu postpartum. (Muh. Saleh, 2015). Adapun datayang diperoleh dari di BPS Sri Rahmawati,S.ST Kelurahan Tibojong Kec. TaneteRiattang Timur pada tahun 2013, jumlahibu yang mengalami mastitis sebanyak 2orang dari 87 ibu post partum dan padatahun 2014 jumlah ibu yang mengalamimastitis sebanyak 1 orang dari 90 ibu postpartum. Berdasarkan latar belakangtersebut di atas, maka masalah penelitianadalah bagaimana asuhan kebidanan pada Ny“M” post partum hari ke V dengan Mastitis diBPS Sri Rahmawati, S.STKelurahan TibojongKec. Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone

B. Tinjauan Pustaka1. Nifas.

Masa nifas (puerperium) adalah masapulih kembali, mulai dari persalinan selesaisampai alat-alat kandungankembali sepertipra-hamil. Lama masa nifas ini 6-8minggu. (Ai Yeyeh; 2010).. Masa nifasdisebut juga psot partum atau pueperiumadalah masa atau waktu sejak bayidilahirkan dan plasenta keluar lepas lahim,sampai enam minggu berikutnya, disertaidengan pulihnya kembali organ-organyang berkaitan dengan kandungan, yangmengalami perubahan seperti perlukaandan lain sebainya berkaitan saatmelahirkan. (Suherni; 2010). Masa nifasadalah biasanya akan dirasakan padawanita yang telah usai melakukanpersalinan, biasanya hal ini akan dirasakanselama 40 hari setelah melahirkan padaibu (Taufan N; 2011).Masa nifas ataupuerperium adalah dimulai sejak 1 jam

setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6minggu (42 hari) setelah itu. (Abdul BariSaifuddin; 2010). Masa nifas adalah masasejak bayi dilahirkan dan plasenta keluarlepas lahim, sampai enam mingguberikutnya, disertai pulihnya kembaliorgan-organ kandungan. (Sudhaberta, K.2011). Adapun tahapan-tahapan masanifas (postpartum puerperium) adalah; a).Puerperium dini. Merupakan masakepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkanberdiri dan berjalan-jalan, b).Puerperiumintermedial. Merupakan masakepulihan menyeluruh dari organ-organgenital, kira-kira antara 6-8 minggu, c).Remotepuerperium. Merupakan waktu yangdiperlukan untuk pulih dan sehatsempurna terutama apabila ibu selamahamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi. (Suherni; 2010).

Perubahan pada postpartum/nifas.Perubahan fisiologis pada postpartum/nifasSistem reproduksiUterus. Proses involusiuterusadalah sebagai berikut : a). Autolysismerupakan proses penghancuran dirisendiri yang terjadi didalam otot uterine.Enzimproteolitik akan memendekkanjaringan otot yang telah sempatmengendur hingga 10 kali panjangnya darisemula dan lima kali lebar dari semulaselama kehamilan, b). Atrofi jaringan yangberpoliferasi dengan adanya estrogen dalamjumlah besar, kemudian mengalami atrofisebagai reaksi terhadap penghentianproduksi estrogen yang menyertai pelepasanplasenta. Efek Oksitoksin,Intensitaskontraksiuterus meningkat secarabermakna segera setelah bayi lahir, didugaterjadi sebagai respon tehadap penurunanvolume intrauterin yang sangat besar. (EnyR; 2009). Adapun sistem perkemihan.Hendaknya buang air kecil dapatdilakukan sendiri secepatnya. Kadang-

Page 117: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

117

kadang puerperium mengalami sulit buangair kecil, k arena sfingter uretra ditekanoleh kepala janindan spasme oleh iritasimuskulus sfingter ani selama persalinan,juga oleh karena adanya edema kandungkemih yang terjadi selama persalinan.Kadang-kadang edemadari trigoniummenimbulkan obstruksi dari uretrasehingga kandung kemih sering terjadiretensio urine. Kandung kemih dalampuerperium sangat kurang sensitif dankapasitasnya bertambah, sehinggakandung kemih penuh atau sesudahbuang air kecil masih. Tertinggal urineresidual (normal ± 15 cc). sisa urine dantrauma pada kandung kencing waktupersalinan memudahkan terjadinya infeksi.Dilatasi reter dan pyelum normal kembalidalam waktu 2 minggu. (Eny R; 2009).Sedangkan perubahan sistemgastrointestinal. Penggunaan tenaga padakala pertama persalinan, menurunkantonus otot-otot abdomen yang jugamerupakan faktor predisposisi terjadinyakonstipasi pada ibu pasca persalinan.Fungsi usus besar akan kembali normalpada akhir minggu pertama dimana nafsumakan mulai bertambah dan rasa tidaknyaman pada perineum sudah menurun.Dengan menolak atau menunda untukbuang air besar, hal ini bisa menyebabkankonstipasi dan bahkan akan menimbukjannyeri yang berlebihan bilamana ibu buangair besar. Ibu yang nendertia hemoroidbiasanya juga mengalami gangguandefekasi. Untuk ibu – ibu seperti inibiasnya dapat diberikan pelunak feses(stool softenes) atau laxative untuk membantueliminasi. Ibu dengan persalinan secsiocaesaria biasanya boleh minum setelahoperasi; jika bising ususnya telahterdengar, ibu diberikan diet lunak ataubertahap. Ibu mungkin sedikit mengalami

ketidaknyamanan dengan flatus. Hal inidapat dibantu diatasi dengan ibumelakukan mobilisasi dini setelah rasapenat ibu telah hilang. (Eny R; 2009).

Pada persalinan pervaginamkehilangan darah sekitar 300-400 cc. Bilakelahiran malalui sectioncaesaria kehilangandapat dua kali lipat. Perubahan terdiri darivolume darah dan hemokonsentrasi. Apabilapada persalinan normalhemokonsentrasiakan naik dan pada sectioncaesaria haemokonsentrasi cenderung stabildan kembali normal setelah 4 - 6 minggu.Setelah melahirkan sUhu akan hilangdengan tiba – tiba. Volume darah iburelatif darah ibu akan bertambah. Keadaanini akan menimbulkan beban pada jantungdan dapat menimbulkan dekompensasikodispada penderita vitiumcordia. Untuk keadaanini diatasi dengan mekanisme kompensasidengan timbulnya haemokonsentrasisehingga volume darah kembali sepertisediakala. Umunya hal ini terjadi pada hariketiga sampai lima jari postpartum. Ligamen,fasia dan diafragmapelvis yang meregangpada waktu persalinan, setelah bayi lahir,secara berangsur – angsur menjadi ciutdan kembali sehingga tidak jarang uterusjatuh kebelakang, karena ligamenrotundummenjadi kendor. Stabilisasi secarasempurna terjadi pada 6 – 8 minggusetelah persalinan. Sebagai akibatputusnya serat – serat elastik kulit dandistensi yang berlangsung lama akibatbesarnya uterus pada saat hamil, dindingabdomen masih lunak dan kendor untuksementara waktu. Pemulihan dibantudengan latihan. (Eny R; 2009).

2. MastitisMastitis tentunya memiliki

berbagai versi yaitu: Mastitis adalah suatuperadangan pada payudara yang

Page 118: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

118

disebabkan oleh kuman, terutamaStaphylococcus aerus melalui luka padaputting susu, atau melalui peredarandarah. (Nita N; 2013).Mastitis adalahradang pada payudara. (Sitti S;2013).Mastitis adalah peradangan payudarayang terjadi biasanya pada masa nifas atausampai 3 minggu setelah persalinan.(Abdul B; 2010).Mastitis adalahperadangan payudara dan merupakansuatu hal yang sangat biasa pada wanitayang pernah hamil, malahan dalampraktek sehari-hari yang tidak hamil punkadang-kadang kita temukan. (Hanafi W;2009). Mastitis adalah radang payudara,puting lecet menyebabkan terjadinyainfeksi sehingga payudara membengkak.(Suherni; 2010).Adapun penyebab mastitisyaitu Stapylococos aerus, kurangnyapengetahuan ibu terhadap perawatanpayudara, kurangnya apersonal hygiene,dan teknik menyusui yang salah. Di dalampayudara terasa ada masa padat, dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian initerjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelahpersalinan diakibatkan oleh sumbatansaluran susu yang berlanjut. Keadaan inidisebabkan kurangnya ASI diisap ataudikeluarkan. Dapat juga karena kebiasaanmenekan payudara dengan jari ataudengan tekanan baju/ BH. PengeluaranASI yang kurang baik pada payudara yangbesar, terutama pada bagian bawahpayudara yang menggantung. (Nita N;2013). Adapun tanda dan gejala padamastitis yaitu; Kemerahan di daerahpayudara, nyeri tekan pada payudara,disertai adanya benjolan yang keras, suhulebih dari 38,5o C (menggigil), penderitamerasa lesunafsu makan menurun, denyutnadi meningkat. (Nita N; 2013).

Perawatan putting susu padawaktu laktasi merupakan usaha penting

untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiridari/ atas membersihkan putting susudengan sabun. Sebelum dan sesudahmenyusui untuk menghilangkan kerak dansusu yang kering. Selain itu memberipertolongan kepada ibu yang menyusuibayinya ke arus bebas dari infeksi, bila adaluka pada puting sebaiknya bayi jaganmenyusu, pada mamae yang bersangkutansampai luka itu sembuh, air susu ibudikeluarkan dengan pijatan. Mastitis yangterlambat diobati dapat berlanjut menjadiabses. Ibu tampak kesakitan, payudaramerah mengkilap, dan benjolan yangteraba mengandung cairan berupa nanah.Untuk mengatasinya, ibu harus segera kedokter. Untuk sementara, ibu berhentimenyusui pada payudara yang mengalamiabses tersebut dan bayi dapat terusmenyusui pada payudara yang sehat.

Bidan sebagai tenaga medisterdepan di tengah masyarakat dapatmeningkatkan usaha preventif dan promotifdengan jalan mengajarkan perawatananpayudara, cara memberikan ASI yangbenar, memberikan ASI jangan pilih kasih,kanan dan kiri harus sama perlakuannyadan diberikan sampai payudara terasakosong. (Nita N; 2013).. Perawatanmastitis dapat dilakukan dengan; memakaiBH yang menyokong, memberikankompres hangat (air hangat),mengeluarkan ASI dengan pijatan,rangsangan oksitosin, dimulai daripayudara yang tidak sakit yaitu stimulasiputting, pijat refleks punggung, istirahattotal. (Nita N; 2013).

3. Asuhan KebidananAsuhan Kebidanan adalah proses

pemecahan masalah yang digunakansebagai metode untuk mengorganisasikanpikiran dan tindakan berdasarkan teori

Page 119: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

119

ilmiah, temuan, keterampilan dalamrangkaian/ tahapan yang logis untukmengambil suatu keputusan yang terfokuspada klien (Nurul J; 2012) Asuhankebidanan adalah suatu proses untukmenyelesaikan masalah bidan.(Saminem;2009). Asuhan kebidanan adalahmerupakan suatu metode atau bentukpendekatan yang digunakan oleh bidandalam memberikan asuhan kebidanan.(Ummi H; 2011). Asuhan kebidananadalah proses pemecahan masalah yangdigunakan sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakanberdasarkan teori ilmiah, temuan sertaketerampilan dalam rangkaian/ tahapanyang logis untuk mengambil suatukeputusan yang terfokus pada pasien. (AriS; 2013). Asuhan kebidanan merupakanproses pemecahan masalah yangditemukan oleh perawat dan bidan. (WafiN; 2009).

Menurut Helen Varney (1997)proses asuhan kebidanan terdiri dari tujuhlangkah asuhan kebidanan yang dimulaidengan pengumpulan data dasar dandiakhiri dengan evaluasi asuhankebidanan. Ketujuh langkah terdiri darikeseluruhan kerangka kerja yang dapatdipakai dalam segala situasi.Langkahtersebut adalah sebagai berikut :

a) Langkah I Pengkajian dan AnalisaData. Pada langkah pertama,dilakukan pengkajian melaluipengumpulan semua data dasar yangdiperlukan untuk mengevaluasikeadaan klien secara lengkap, yaituriwayat kesehatan, pemeriksaan fisiksesuai kebutuhan, peninjauan catatanterbaru atau catatan sebelumnya dandata laboratorium sertaperbadingannya dengan hasil studi.

Semua informasi yang akuratdikumpulkan dari semua sumber yangberkaitan dengan kondisi klien. Bidanmengumpulkan data dasar awal yanglengkap. (Saminem; 2009).

b) Langkah II Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual . Pada langkah ini,dilakukan indentifikasi yang benarterhadap diagnosis atau masalah dankebutuhan klien berdasarkaninterpretasi yang benar atas data yangdikumpulkan. Data dasar yangdkumpulkan akan diinterpretasikansehingga ditemukan masalah ataudiagnosis yang spesifik. Istilahmasalah digunakan dan diagnosisdigunakan karena beberapa masalahtidak dapat diselesaikan sepertidiagnosis, tetapi membutuhkanpenanganan yang dituangkan kedalam rencana asuhan terhadap klien.(Saminem; 2009;).

c) Langkah III Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial. Pada tahap ini,mengantisipasi masalah potensial ataudiagnosis potensial berdasarkandiagnosis atau masalah yang sudahdiidentifikasi. Langkah inimembutuhkan antisipasi, bilamemungkikan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan waspadan danbersiap-siap mencegah diagnosis ataumasalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini pentingsekali dalam melakukan asuhan yangaman. (Saminem; 2009)

d) Langkah IV Tindakan Segera/Kolaborasi. Pada langkah ini bidanmenetapkan kebutuhan terhadaptindakan segera, melakukankonsultasi, kolaborasi dengan dokterberdasarkan kondisi klien. Padalangkah ini mengidentifikasi perlunya

Page 120: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

120

tindakan segera oleh bidan ataudokter untuk dikonsultasikan atauditangani bersama dengan timkesehatan yang lain sesuai dengankondisi klien. (Saminem; 2009)

e) Langkah V Rencana Tindakan. Padalangkah ini, direncanakan asuhan yangmenyeluruh yang ditentukan olehlangkah sebelumnya. Langkah inimerupakan kelanjutan manajementerhadap diagnosis atau masalah yangtelah diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini, informasi atau datayang tidak lengkap dapat dilengkapi.Rencana asuhan yang menyeluruhtidak hanya meliputi apa yang sudahteridentifikasi dari kondisi klien ataudari setiap masalah yang berkaitan,tetapi juga dari kerangka pedomanantisipasi terhadap wanita tersebuttentang apa yang akan terjadiberikutnya, apakah dibutuhkanpenyuluhan masalah social-ekonomi,budaya, atau psikologis. (Saminem;2009)

f) Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan. Pada langkah inidilakukan pelaksanaan asuhanlangsung secara efisien dan aman.Pelaksanaan rencana tindakan asuhankebidanan ini bisa dilakukanseluruhnya oleh bidan atau sebagianlagi oleh klien atau anggota timkesehatan lainnya. Walaupun bidantidak melakukannya sendiri, ia tetapmemikul tanggungjawab untukmengarahkan pelaksanaannya.Meskipun bidan berkolaborasi dengandokter untuk menangani klien yangmengalami komplikasi, bidan tetapbertanggung jawab dalam manajemenasuhan klien untuk terlaksananyarencana asuhan bersama. Asuhan

yang efesien akan menyangkut waktudan biaya serta meningkatkan mutudan asuhan klien. Kaji ulang apakahsemua rencana asuhan telahterlaksana. (Saminem; 2009)

g) Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan. Pada langkah ini,dilakukan evaluasi keefektifan asuhanyang sudah diberikan meliputipemenuhan kebutuhan bantuan yangdiidentifikasi dalam masalah dandiagnosis. Rencana tersebut dapatdianggap efektif jika pelaksanaannyaefektif. Ada kemungkinan rencanatersebut efektif, sedang sebagai yanglain belum efektif. Mengingat prosesasuhan ini merupakan suatukontinum, perlu mengulang kembalidari awal setiap asuhan yang tidakefektif melalui proses asuhankebidanan untuk mengidentifikasimengapa proses asuhan kebidanantidak efektif serta melakukanpenyesuaian pada rencana asuhantersebut. (Saminem; 2009).

Pendokumentasian asuhankebidanan adalah catatan tentangterinteraksi antara pasien, keluarga pasiendan tim kesehatan yang mencatat tentanghasil pemeriksaan prosedur, pengobatanpada pasien dan pendidikan kesehatanpada pasien, respon pasien kepada semuakegiatan yang dilakukan. (Ai Yeyeh R;2009). Pendokumentasien asuhankebidanan adalah catatan tentang interaksiantara tenaga kesehatan, pasien, keluargapasien dan kesehatan tentang hasilpemeriksaan, prosedur tindakan,pengobatan pada pasien, pendidikanpasien dan respon pasien terhadap semuaasuhan yang diberikan. (Wafi N; 2010).Pendokumentasien asuhan kebidananadalah suatu warkat asli/ catatan otentik

Page 121: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

121

yang dapat dibuktikan atau dijadikan buktidalam persoalan hukum (Yunik K; 2010)Dokumentasi kebidanan merupakan buktipencatatan dan pelaporan berdasaarkankomunikasi tertulis yang akurat danlengkap yang dimiliki oleh bidan dalammelakukan asuhan kebidanan dan bergunauntuk kepentingan klien, tim kesehatanserta kalangan bidan sendiri (Muh.Wildan; 2008). Pendokumentasian asuhankebidanan adalah catatan tentangterinteraksi antara pasien, keluarga pasiendan tim kesehatan yang mencatat tentanghasil pemeriksaan prosedur, pengobatanpada pasien dan pendidikan kesehatanpada pasien, respon pasien kepada semuakegiatan yang dilakukan. (Suherni; 2010).Metode pendokumentasian dicatat dalambentuk SOAP antara lain: Subjektif. Datasubjektif (DS), merupakanpendokumentasian asuhan kebidananmenurut Helen Varney langkah pertama(pengkajian data), terutama data yangdiperoleh melalui anamneisi. Data subjektifini berhubungan dengan masalah darisudut pandang pasien. Ekspresi pasienmengenai kekhawatiran dan keluhannyayang dicacat sebagai kutipan langsung atauringkasan yang berhubungan langsungdengan diagnosis. Data subjektif ininantinya akan menguatkan diagnosis yangakan disusun. Pada pasien yang bisu, dibagian data di belakang huruf “S” diberitanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini akanmenjelaskan bahwa pasien adalahpenderita tuna wicara. (Wafi N; 2010).Objektif

Data objektif (DO) merupakanpendokumentasian asuhan kebidananpertama (pengkajian data), terutama datayang diperoleh melalui hasil observasiyang jujur dari pemeriksaan fisik pasien,pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan

diagnostik lainnya. Catatan medik daninformasi dari keluarga atau orang laindapat dimasukkan dalam data objektif ini.Data ini akan memberikan bukti gejalaklinis pasien dan fakta yang berhubungandengan diagnosis. Sedangkan Analisa (A)Analisis (assessment) merupakanpendokumentasian hasil analisis daninterpretasi (kesimpulan) dari datasubjektifdan objektif. Dan Planning (P).Planning/perencanaan adalah membuatrencana asuhan saat ini dan yang akandatang. Rencana asuhan disusunberdasarkan hasil analisis dan interpretasidata. Rencana asuhan ini bertujuan untukmengusahakan percapainya kondisi pasienseoptimal mungkin dan mempertahankankesejahteraannya. Rencana asuhan iniharus bisa mencapai kriteria tujuan yangingin dicapai dalam batasan waktutertentu. (Wafi N; 2010).

C. Metode PenelitianPenelitian yang digunakan analitik

dengan pendekatan Cross Sectional, yaitudesain penelitian analitik yang bertujuanuntuk mengetahui hubungan antarvariable independen dan variabledependen diidentifikasi pada satu satuanwaktu. Pada penelitian ini menggunakanrancangan yang mengkaji hubunganantara variabel independen ibu hamin Ny“D” (pengetahuan ibu, sikap ibu,dukungan keluarga, budaya, efek sampingtablet Fe, dan dukungan petugaskesehatan) dengan variabel dependen(kepatuhan ibu hamil mengkonsumsitablet zat besi) yang dilakukan pada satuwaktu. Populasi adalah wilayahgeneralisasi yang terdiri atasobyek/subyek yang mempunyai kualitasdan karakteristik tertentu yang ditetapkanoleh peneliti untuk dipelajari dan

Page 122: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

122

kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyona,2012). Populasi dalampenelitian ini adalah ibu hamin Ny “D”yang memeriksakan kehamilannya denganjumlah populasi sebanyak 166 orangdengan jumlah sampel 62 orang.Pengumpulan data yaitu data primer datayang diperoleh langsung dari respondenpada saat melakukan penelitian dengancara mengisi kuesioner. Dan datasekunder, data yang diperoleh dariinstansi terkait yang digunakan untukmelengkapi penelitian. Data ini meliputigambaran umum daerah tempat penelitiandan literatur yang diperlukan. Pengolahandata dilakukan dengan menggunakankomputer program Statistical Package ForSocial Science(SPSS)versi 20 for windows.

Analisis data yaitu analisisunivariat, analisis ini digunakan untukmemperoleh gambaran masing–masingvariabel penelitian diantaranya variabel ibuhamin Ny “D” sikap ibu, dukungankeluarga, budaya, efek samping tablet Fe,dan dukungan petugas kesehatan, dimanadata yang diperoleh ditampilkan dalambentuk tabel distribusi frekuensi.Sedangkan analisis bivariate yaitu analisisini digunakan untuk mengetahuihubungan antara variabel independen(pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungankeluarga, budaya, efek samping tablet Fe,dan dukungan petugas kesehatan) danvariabel dependen (kepatuhan ibu hamilmengkonsumsi tablet zat besi). Instrumenpenelitian yang digunakan untukmengukur variabel pengetahuan ibuhamin Ny “D” sikap ibu, dukungankeluarga, budaya, efek samping tablet Fe,dan dukungan petugas kesehatan denganmenggunakan kuesioner yang terdiri dari15 pertanyaan untuk pengetahuan, 3pertanyaan untuk dukungan keluarga, 3

pertayaan untuk budaya, 5 pertanyaanuntuk efek samping tablet Fe, 5pertanyaan untuk dukungan petugaskesehatan dengan menggunakan skalaGuttman, jika benar diberi nilai 1 dan jikasalah diberi nilai 0. 5 pertanyaan untuksikap dengan menggunakan skala Likersdengan skor jika SS = 5, S = 4, RR = 3,TS = 2, STS = 1 dan kepatuhan ibu hamilmengkonsumsi tablet zat besi (Fe)menggunakan lembar observasi. DanPenyajian data dalam bentuk tabeldistribusi frekuensi disertai denganpenjelasan.

D. PembahasanPada bab ini akan menguraikan

tentang kesenjangan antara tinjauan teoridengan tinjauan kasus pada AsuhanKebidanan Pada Ny “M” Post PartumHari ke V Dengan Mastitis di BPS SriRahmawati, S.ST Kelurahan TibojongKec. Tanete Riattang Timur KabupatenBone tanggal 21 s/d 23 April 2015. Untukmemudahkan pembahasan ini maka iniakan dibahas berdasarkan pendekatanproses manajemen asuhan kebidanan yangterdiri dari 7 langkah Varney yaitu dapatdiuraikan sebagai berikut :1) Langkah I Pengkajian dan Analisa

DataSebagai langkah awal pengumpulan

data dilakukan melalui anamnese yangmeliputi identifikasi databiologis/fisiologis serta data spiritual.Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisikyang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi,perkusi, dan pemeriksan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lainnya. Padamastitis dalam konsep teori ditemukanbahwa tanda dan gejala pada mastitis yaitukemerahan di daerah payudara, nyeritekan pada payudara, disertai adanya

xi

Page 123: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

123

benjolan yang keras, suhu lebih dari 38,5o

C (menggigil), penderita merasa lesu,nafsu makan menurun, denyut nadimeningkat. (Nita N; 2013). Sedangkanpada kasus Asuhan Kebidanan Pada Ny“M” Post Partum Hari ke V DenganMastitis di BPS Sri Rahmawati, S.STKelurahan Tibojong Kec. Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone tanggal 21 s/d 23April 2015 penulis mendapatkan data atauhasil pengkajian yaitu ibu mengeluh nyeri,bengkak, lecet atau luka pada putting susudan keras pada payudara sebelah kanan,ibu tidak menyusui bayinya seseringmungkin dan dibantu dengan susuformula menggunakan dot, payudarakeras, merah dan bengkak, nyeri tekanpada payudara, ekspresi wajah ibu tampakmeringis bila ia bergerak, payudara tidaktampak simetris kiri dan kanan, ibu seringmenanyakan keadaan dirinya.Berdasarkan data di atas, penulis tidakmenemukan adanya kesenjangan antarateori dengan kasus pada Ny “M” PostPartum Hari ke V Dengan Mastitis di BPSSri Rahmawati, S.ST Kelurahan TibojongKec. Tanete Riattang Timur KabupatenBone

2) Langkah II IdentifikasiDiagnosa/Masalah Aktual

Dalam menegakkan suatudiagnosa/ masalah kebidanan berdasarkanpendekatan manajemen asuhan kebidananditunjang oleh beberapa data subjektif danobjektif yang diperoleh dari hasilpengkajian yang dilakukan Pada tinjauanteori dijelaskan bahwa diagnosa/ masalahmastitis adalah radang payudara, putinglecet menyebabkan terjadinya infeksisehingga payudara membengkak.(Suherni; 2010). Sedangkan pada kasus Ny“M” Post Partum Hari ke V Dengan

Mastitis di BPS Sri Rahmawati, S.ST.Kelurahan Tibojong Kec. Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone tanggal 21 s/d 23April 2015 didapatkan data yaitu ibumengeluh nyeri, bengkak, lecer atau lukapada putting susu dan keras padapayudara sebelah kanan, ibu tidakmenyusui bayinya sesering mungkin dandibantu dengan susu formulamenggunakan dot 20 cc/2 jam, payudarakeras, merah dan bengkak, nyeri tekanpada payudara, ekspresi wajah ibu tampakmeringis bila ia bergerak, payudara tidaktampak simetris kiri dan kanan, ibu seringmenanyakan keadaan dirinya. Makandiagnosa aktual yang ditemukan yaitu P1A0, post partum hari V, Mastitis. Dandata-data yang mendukung ditegakkannyadiagnosa/ masalah aktual berdasarkanteori didapatkan kesamaan pada kasus Ny“M” dengan demikian apa yang dijelaskanpada teori dan tinjauan kasus tidak adakesenjangan.

3) Langkah III AntisipasiDiagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini kitamengidentifikasi masalah atau diagnosapotensial berdasarkan rangkaian masalahdan diagnosa yang sudah diidentifikasi.Pada teori dijelaskan bahwa apabilamastitis tidak segera diobati akanmenyebabkan abses payudara yang bisapecah kepermukaan kulit dan bisamenimbulkan borok yang besar, makaluka pada puting payudara harus segeradiobati karena dapat menghambatproduksi ASI. Pada kasus Ny “M”didapatkan ibu mengeluh nyeri, bengkak,lecer atau luka pada putting susu dankeras pada payudara sebelah kanan, ibutidak menyusui bayinya sesering mungkindan dibantu dengan susu formula

Page 124: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

124

menggunakan dot, payudara keras, merahdan bengkak, nyeri tekan pada payudara,ekspresi wajah ibu tampak meringis bila iabergerak, payudara tidak tampak simetriskiri dan kanan, ibu sering menanyakankeadaan dirinya. Berdasarkan datatersebut dapat disimpulkan potensialterjadinya abses payudara apabila tidakditangani dengan cepat dan tepat.

4) Langkah IV Tindakan Emergensi,Kolaborasi dan Konsultasi.

Berdasarkan teori dijelaskan bahwapenangan pada mastitis dilakukan denganberi antibiotik dan analgesik. Antibiotikjenis penisilin dengan dosis tinggi dapatmembantu, sambil menunggu pembaikandan kepekaan air susu, bila terjadi panas,berikan antipiretika, observasi tanda-tandavital. (Nita N; 2013). Pada kasus Ny “M”tidak dilakukan tindakan segera dankolaborasi karena tidak ada data-data yangmenunjang untuk dilakukan tindakansegera dan hanya penatalaksanaanpemberian obat Asam Mefenamat 500 mg3x1, amoxycillin 500 mg 3x1 sertamenganjurkan ibu untuk beristirahatcukup. Dalam membuat perencanaanpenulis melakukan sesuai data yangdiperoleh dan disesuaikan dengankebutuhan dan keadaan ibu. Penetapantujuan dimaksudkan untuk menjadipedoman dalam suatu tindakan.

Adapun rencana tindakan yangakan dilakukan pada Ny “M” adalahucapkan selamat atas kelahiran bayinya,observasi tanda-tanda vital dan keadaanumum ibu, observasi tinggi fundus uteridan kontraksiuterus setiap hari, observasipengeluaran lochia setiap hari (warna, baudan jumlah), anjurkan untuk istirahat yangcukup, anjurkan makan makanan dengangizi seimbang, kaji tingkat nyeri, anjurkan

ibu untuk menyusui bayinya dan ajarkanteknik menyusui yang benar, lakukanmasase payudara, anjurkan ibumengompres payudaranya, ajarkan caramerawat payudara, ajarkan tehnikrelaksasi, beri kesempatan kepada ibuuntuk mengungkapkan perasaannya dandengarkan ibu dengan penuh perhatian,beri dukungan moril dan spritual padaibu dan penatalaksanaan pemberian obatanalgetik, antibiotik, dan multivitamin.

5) Langkah VI Pelaksanaan AsuhanKebidanan

Pada tinjauan teori dijelaskanrencana asuhan menyeluruh yang telahdirencanakan, dilaksanakan secara efisiendan aman dengan menyesuaikan kondisi,keadaan dan kebutuhan ibu danmenjelaskan apa yang akan dilakukansehingga ibu dan keluarganya dapatmembantu dan berpartisipasi dalampelaksanaan asuhan kebidanan. Padatinjauan kasus Asuhan Kebidanan PadaNy “M” Post Partum Hari ke V DenganMastitis di BPS Sri Rahmawati, S.ST.Kelurahan Tibojong Kec. Tanete RiattangTimur Kabupaten Bone tanggal 21 s/d 23April 2015 semua pelaksanaan asuhankebidanan yang dilakukan oleh penulissesuai dengan pererncanaan yang telahdibuat dan sesuiakan dengan kondisipasiean dan keluarga.

6) Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan

Adapun evaluasi dimaksudkanuntuk memperoleh atau memberi nilaiterhadap intervensi yang dilakukanberdasarkan kriteria yang telah ditentukansebelumnya. Hasil evaluasi setelahkunjungan ketiga pada tanggal 23 April2015 adalah ibu merasakan nyeri pada

Page 125: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

125

payudaranya sudah berkurang, ibu sudahmenyusui bayinya sesering mungkin dantidak dibantu dengan susu formula, ibudapat beradaptasi dengan keadaannya, ibusudah melakukan perawatan payudaraminimal 1 kali sehari, ibu mengerti caramenyusui yang baik, keadaan ibu baik,tanda-tanda vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg, pernapasan : 20 x/ menit, nadi: 80 x/ menit, suhu badan : 36,1 °C, airsusu banyak, payudara sudah tidak keras,tidak merah dan tidak bengkak, tidak adanyeri tekan pada payudara. Dari hasilyang diperoleh dapat disimpulkan bahwasebagian besar tindakan asuhan kebidananyang diterapkan tercapai, tetapi tidakmenutup kemungkinan masalah itu akanmuncul kembali sehingga masihmemerlukan perawatan dan pengawasanyang lebih lanjut. Antara teori denganstudi kasus tidak dietmukan adanyakesenjangan yang berarti.

E. KesimpulanAdapun data yang terdapat dalam

kasus Ny “M” yaitunyeri, bengkak,payudara keras, lecet atau luka padaputting susu dan payudara tampak merah.Diagnosa/masalah aktual berdasarkanteori didapatkan kesamaan pada kasus Ny“M”. Adapun dianosa aktual yangditemukan yaitu P1 A0, Post Partum HariV dengan mastitis. Dignosa masalahpotensial terjadinya abses payudaraapabila tidak ditangani dengan cepat dantepat. Dalam pelaksanakan asuhankebidanan pada Ny “M” dengan mastitistidak dilaksanakan tindakan segera yangbersifat emergensi karena tidak ada data-data yang menunjang untuk dilakukantindakan segera. Dalam perencanaan tidakterdapat kesenjangan antara kasus denganterori, semua rencana yang telah dibuat

pada Ny “M” sesuai dengan teori. Dalampelaksanaan tindakan asuhan kebidanan,penulis tidak menemukan hambatan yangberarti karena adanya kerjasama dari kliendan keluarga serta dukungan bimbingan.Dari hasil yang diperoleh diatas dapatdisimpulkan bahwa sebagian besar asuhanyang diterapkan pada klien dapat tercapaidengan baik. Semua asuhan kebidananyang telah dilakukan pada Ny “M” denganmastitis dapat didekumentasikan denganbaik dan benar.

F. Implikasia) Bagi institusi pendidikan. Agar lebih

meningkatkan proses pembelajaranbaik di kampus maupun di lahanpraktek untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berprestasi danprofessional di bidangnya.

b) Bagi petugas kesehatan. Hendaknyabidan lebih meningkatkanpengetahuan dan keterampilan dalammemberikan palayanan kepadamasyarakat dengan membaca bukuserta mengikuti pelatihan-pelatihandan seminar-seminar seiring dengankemajuan dan perkembangan ilmupengetahuan, khusunya terkait denganmasalah kesehatan ibu dan anak.

c) Bagi pemerintah. Hendaknyapemerintah khsusnya DinasKesehatan Kabupaten Bone agardalam menyusun perencanaanprogram berkaitan dengan upayameningkatkan mutu pelayanan danpenerapan manajemen asuhankebidanan khususnya terkait dengankesehatan ibu dan anak.

d) Bagi penulis selanjutnya. Diharapkanbagi penulis berikutnya dapatmenambahkan teori terbaru agarpembaca mendapatkan wawasan yang

Page 126: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

126

lebih luas tentang kasus mastitis dandapat menangani kasus tersebutdengan penatalaksanaan yang terbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun, 2009. Buku Ajar AsuhanKebidanan Nifas Normal, PenerbitBuku Kedokteran EGC. Jakarta.

Fitri Jayanti, 2012. Asuhan Kebudanan PadaIbu Nifas Ny “P” Dengan Mastitis diRB Mulia KasihBoyolali.http://www.fitri.ktimastitis.net.id.online, dikasespada tanggal 05 Mei 2015.

Hanifa W, 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi III,Cetakan IX. Jakarta: YayasanBina Pustaka SarwonoPrawirohardjo.

Jannah Nl, 2012. Buku Asuhan KebidananKehamilan.Edisi I, Jakarta: CVAndi Offset.

Muh. Saleh 2015, https://jornal.kti denganmastitis pada Ny “A” post partumhari VII. muhsaleh.mastitis.co.id,diakses tanggal 20 Juni 2015.

Muslihatun W. N, 2010. Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita, Cetakan I.Yokyakarta; Fitramaya.

Norma Nita, Mustika D, 2013. AsuhanKebidanan Patologi Teori danTinjauan Kasus Dilengkapi DenganContoh Askeb, Yokyakarta; NuhaMedika.

Nurmiati, 2012. Gambaran Angka KejadianMastitis pada ibu Nifas.http://repository.unand.ac.id/.diunduh pada tanggal 22 Juni 2015.

Ratna Ambarwati, Eny. 2009. BukuAsuhan Kebidanan Nifas, Jilid 3,Jogjakarta.

Rukiyah A. Y, dkk, 2009. AsuhanKebidanan Persalinan, Cetakan I,Jakarta: CV. Trans Info Media.

Saifuddin AB. 2010. Buku Acuan NasionalPelayanan Kesehatan Maternal DanNeonatal, Edisi II. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohar.

Saminem, 2009. Seri Asuhan KehamilanNormal, Cetakan I, Jakarta, EGC:Buku Kedokteran.

Sitti Saleha, 2013. Asuhan Kebidanan PadaMasa Nifas, Jakarta: SalembaMedika.

Suherni, Widyasih H 2010. Perawatan MasaNifas, Yokyakarta; Fitramaya.

Sulistyawati Ari, 2009. Buku Ajar AsuhanKebidanan Pada Ibu Nifas,Yokyakarta; Andi Offset.

Page 127: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

127

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny “Y”GESTASI 31 MINGGU 6 HARI DENGAN PREMATUR

DI RSUD TENRIAWARU KELAS B KAB. BONE

Oleh:Arfan Nur(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK: Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny “Y”Gestasi 31 Minggu 6 HariDengan Prematur Di RSUD Tenriawaru Kelas B Kabupaten Bone.Adapun tujuan penelitian tentangasuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny “Y” dengan premature, mengidentifikasi datadasar bayi baru lahir, dapat merumuskan dan menginterpretasikan data untuk menegakkandiagnose/masalah aktual bayi baru lahir pada bayi Ny “Y” dengan premature, merumuskandan menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnose/masalah potensial bayi baru lahir,melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna memecahkan masalah asuhan kebidananbayi baru lahir pada Ny “Y” dengan prematur dan dapat merencanakan tindakan dalamasuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi “Y” dengan prematur di BLUD RS TenriawaruKelas B Kabupaten Bone. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasidengan pendekatan cross sectional. Populasiya adalah ibu yang mempunyai anak bayi denganmenggunakan sampel jenuh sebanyak 56 anak..Hasil penelitian menunjukkan bahwa indentifikasi data dasar pada bayi Ny “Y” dapatdiketahui riwayat kehamilan dan pemeriksaan fisik. bayi yang lahir dengan umur kehamilan31 minggu 6 hari berat badan kurang dari 2500 gram. Dimana berat badanya sesuai denganusia kehamilannya. Mengidentifikasi masalah aktual dapat disimpulkan bahwa pada bayi Ny“Y” dengan prematur dapat ditegakkan beberapa diagnosa, diantaranya bayi kurangbulan/kecil masa kehamilan (prematur), masalah gangguan pemenuhan nutrisi ASI/PASI padabayi. Mengidetifikasi masalah potensial. Potensial terjadinya hipotermi dan terjadinya infeksi,data yang ada dalam dalam menegakkan masalah yang muncul pada bayi Ny “ Y”. danRencana tindakan pada bayi Ny “Y” pada kasus tersebut yaitu menimbang berat badan bayidan merawat bayi dalam inkubator, pemberian minum yang teratur serta melakukanpencegahan infeksi pada bayi tersebut yaitu cara mengganti popok sertiap kali basah.

Kata kunci :“Ada pengaruh bayi baru lahir pada dengan terjadinya prematur”

MIDWIFERY CARE NEWBORN IN BABY MRS. "Y"GESTATION 31 WEEK 6DAY WITH PREMATUREIN CLASS B TENRIAWARU HOSPITAL BONE

By:Arfan Nur(Lecturer of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT:Midwifery Care Newborn In Baby Mrs. "Y" Gestational 31 Week 6 Days WithPremature In Class B Tenriawaru Hospital Bone Regency. The purpose of the research onmidwifery care newborn baby Mrs. "Y" with premature, identifying the basic data babiesnewborn, can formulate and interpret data to establish the diagnosis / problem actualnewborn baby Mrs. "Y" with premature, formulate and interpret data to establish the

Page 128: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

128

diagnosis / potential problems of newborns, implement immediate action and collaborationin order to solve the problem of midwifery care newborns at Mrs. "Y" with premature anddapat plan of action in midwifery care newborn baby "Y" with premature BLUDsTenriawaru Class B District Hospital Bone. The study design was descriptive correlationwith cross sectional approach. Populations are mothers with infants using saturated sampleof 56 children.The results showed that the identification of basic data on infant Mrs. "Y" can be knownpregnancy history and physical examination. Infants born with gestational age of 31 weeksand 6 days weighing less than 2500 grams. Wherein the weight according to her pregnancy.Identifying actual problem can be concluded that the baby Mrs. "Y" with prematureenforceable multiple diagnoses, including preterm babies / small for gestationalage(premature),interference problems of nutrition ASI / PASI in infants. Identify potentialproblems, potential for hypothermia and infection, data contained in enforcing the problemsthat arise in infants Mrs. "Y" and plan of action on the baby Mrs. "Y" in the case that weighbabies and care for the baby in an incubator, the provision of drinking regularly as well as theprevention of infection in the baby that is how to change every diaper wet.

Keywords: There is the influence of newborns on the occurrence of premature

__________________________________________________________________

A. Latar BelakangPersalinan prematur merupakan

sebab kematian neonatal yang terpenting.Hal tersebut dapat terjadi melihatkejadiannya yang kurang lebih dari 70%dari semua kelahiran hidup. Di dugaadanya pengaruh dari ekonomi karenapersalinan prematur lebih sering terjadipada golongan dengan persalinan rendah.Persalinan aterm atau prematur masihmerupakan masalah terpenting dalamobstetri khususnya dibidan perinatologikarena baik di negara berkembangmaupun di negara maju penyebabmorbilitas dan mortalitas terbanyak adalahbayi yang lahir preterm. Kira-kira 75%kematian neonatus berasal dari bayi yanglahir prematur. (anonim. Angka KematianNeonatus dan balita, 2015). Bayi prematurmembutuhkan dukungan nutrisi yangkhusus oleh karena derajat imunitasbiokomianya yang tinggi, lajupertumbuhannya yang cepat dan dapatterjadi komplikasi medik yang lebih besar.Bayi yang lahir prematur harus juga diberi

vaksinasi agar terhindar dari penyakitmenular mematikan. Selain itu bayipremature membutuhkan oksigen tiga kalilebih banyak dibandingkan bayi yangcukup umur karena pusat pernapasanbelum sempurna. (http:///.www.tenaga-kesehatan.id.com, 2015)

Word Health Organisation (WHO)mengatakan setiap 2 detik di duniaseorang bayi lahir dengan keadaanprematur. Data WHO menunjukkan bahwaangka kelahiran bayi dengan prematuradalah 2,6%. Angka ini terus meningkatdan pada tahun 2012 mencapai 5,5% inimenunjukkan terdapat peningkatan angkakelahiran bayi dengan prematur sebanyaklebih dua juta kali lipat. Pada tahun 2013angka kematian bayi di dunia 54 per 1000kelahiran hidup dan tahun 2014 menjadi49 per 1000 kelahiran hidup prematur.Berdasarkan data SDKI di Indonesiasebesar 34/1000 kelahiran hidupsedangkan angka kematian balita(AKBAL) tahun 2012 sebesar 44/1000kelahiran hidup. Tahun 2013 sebesar 23

Page 129: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

129

orang (4%) dan tahun 2014 mencapai5,5%. Ini menunjukkan di Indonesiamemiliki angka kejadian prematur sekitar19% dan hal ini merupakan penyebabkematian perinatal. Kelahiran prematur jugabertanggung jawab langsung terhadap 75-79 kematian neonatal yang tidakdisebabkan oleh kongenital letal tapikarena faktor ekonomi.Berdasarkan datadi Dinas Kesehatan provinsi SulawesiSelatan angka kematian bayi menunjukkanpenurunan yang sangat tajam yaitu dari161 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2012lalu turun lagi menjadi 52, tahun 2013menjadi 48, ini berarti rata-rata penurunanangka kematian bayi selama kurun waktu2000-2014 sekitar 65%. Tahun 2014menunjukkan angka 41 per 1000 kelahiranhidup mati. (Data Dinkes.sul-sel, 2015).Data dari Dinas Kesehatan Kab. Bonetahun 2012 jumlah kelahiran bayisebanyak 1452 orang (98,81%), jumlahkelahiran prematur sebanyak 102 orang(7,02%), jumlah kematian bayi prematursebanyak 15 orang (1,033%). Tahun 2013jumlah kelahiran bayi sebanyak 13471orang (95,78%), jumlah kelahiran bayiprematur sebanyak 99 orang (0,99%),jumlah kematian prematur sebanyak 16orang (84,75%). Tahun 2014 jumlahkelahiran bayi sebanyak 13573 orang(96,51%), jumlah kelahiran prematursebanyak 9 orang (0,9%), jumlah kematianbayi tahun 2014 sebanyak 14orang(0,10%). (Data Dinkes Kab. Bone,2015)

Berdasarkan data yang didapatkandi rekam medik record (MR), tahun 2012jumlah kelahiran bayi sebanyak 1907orang, jumlah bayi prematur sebanyak 132orang (6,9%), jumlah kematian bayisebanyak 124 orang (6,5%). Tahun 2013jumlah kelahiran bayi sebanyak 2134

orang dan jumlah kelahiran prematursebanyak 110 orang (1,1%), jumlahkematian bayi sebanyak 140 orang (15%),dan tahun 2014 jumlah kelahiran bayi2295 orang, jumlah kelahiran prematursebanyak 99 orang (0,99%) dan jumlahkematian bayi sebanyak 179 orang(7,79%). Penyebab utama kematianneonatal dini adalah BBLR (35%), asfiksia(33,6%), tetanus (31,4%), angka tersebutcukup memberikan konstribusi yangcukup besar terhadap morbiditas danmortalitas bayi baru lahir (Data RSTenriawaru, 2015).

Berdasarkan dari angka kejadiantersebut maka permasalahan yaitubagaimana asuhan kebidanan bayi barulahir pada bayi Ny “Y” dengan Prematur diBLUD RS Tenriawaru kelas B Kab. Bone

B. Tinjauan Pustaka

1. Bayi Baru Lahir NormalNeonatus normal adalah neonatus

yang lahir dari kehamilan 37 minggusampai 42 minggu dan berat badan lahir2500 gram sampai dengan 4000 gram.(Maryanti, Dwi, 2011). Bayi baru lahirnormal adalah bayi yang lahir dalampresentasi belakang kepala melalui vaginatanpa memakai alat, usia kehamilan genap37 minggu sampai 42 minggu denganberat badan 2500 gram sampai 4000 gramnilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.(Yeyeh Ai Rukiyah, 2012). Bayi baru lahir(neonatus) adalah bayi dari lahir sampaiusia 4 minggu, lahir biasanya dengan usiagestasi 38-42 minggu. (Wong, 2010).AdapunKarakteristik bayi lahir normalmenurut (Pusponegoro, 2010), adalahmasa gestasi cukup bulan (37-40 minggu),berat lahir 2500-4000 gram. lahir tidakdalam keadaan asfiksia (lahir menangis

Page 130: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

130

keras, nafas spontan dan teratur(skorApgar menit pertama lebih dari 7),Tidak terdapat kelainan kongenital

Saat lahir, bayi baru lahir harusberadaptasi dari keadaan yang sangattergantung menjadi mandiri. Adapunperubahan fisiologis pada bayi baru lahirmenurut (Yeyeh Ai Rukiyah, 2012), yaitu:a). Perubahan sistem pernapasan.Pernafasan bayi baru lahir tidak teraturkedalamannya, kecepatannya danbervariasi 30-60x/menit. Dua faktor yangberperan pada rangsangan nafas pertamabayi yaitu; Hipoksia pada akhir persalinandan rangsangan fisik lingkungan luarrahim yang merangsang pusat pernafasandi otak dan tekanan terhadap rongga dadayang terjadi karena kompresi paru-paruselama persalinan yang merangsangmasuknya udara ke dalam paru-parusecara mekanis. Upaya pernafasanpertama seorang bayi berfungsi untukmengeluarkan cairan dalam paru-parudan mengembangkan jaringan alveolusdalam paru-paru untuk pertama kali.

Perubahan sistemsirkulasi/peredaran darah, setelah lahirdarah bayi harus melewati paru untukmengambil O2 dan mengantarkannya kejaringan. Untuk membuat sirkulasi yangbaik guna mendukung kehidupan luarrahim harus terjadi 2 perubahan besaryaitu penutupan foramen ovale pada atriumjantung, penutupan duktus arteriosus antaraarteri paru-paru dan aorta. Perubahansirkulasi ini terjadi akibat perubahantekanan pada seluruh sistem pembuluhtubuh. Oksigen menyebabkan sistempembuluh darah mengubah tekanandengan cara mengurangi danmeningkatkan resistensinnya hinggamengubah aliran darah. Dua peristiwayang mengubah tekanan darah dalam

sistem pembuluh darah, yaitu: 1). Padasaat tali pusat dipotong. Tekanan atriumkanan menurun karena berkurangnyaaliran darah ke atrium kanan. Hal inimenyebabkan penurunan volume tekananatrium kanan. Kedua hal inimembantuvdarah dengan kandungan O2

sedikit mengalir ke paru-paru untukoksigenasi ulang, 2). Pernafasan pertamamenurunkan resistensi pembuluh darahparu-paru dan meningkatkan tekananatrium kanan. O2 pada pernafasanpertama menimbulkan relaksasi danterbukannya sistem pembuluh darah paru-paru. Perubahan sistem pengaturan suhutubuh dilihat dari; a). Pengaturan suhu.Suhu dingin lingkunganluar menyebabkanair ketuban menguap melalui kulitsehingga mendinginkan darah bayi.Pembentukan suhu tanpa menggigilmerupakan usaha seorang bayi yangkedinginan untuk mendapatkan kembalipanas tubuhnya melalui penggunaanlemak coklat tidak diproduksi ulang olehbayi dan akan habis dalam waktu singkatdengan adanya stress dingin, b).Mekanisme kehilangan panas. Bayi dapatkehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara; Evaporasi, yaitu penguapan cairanketuban pada permukaan tubuh bayisendiri, Konduksi, yaitu melalui kontaklangsung antara tubuh bayi denganpermukaan yang dingin, Konveksi, yaitupada saat bayi terpapar udara yang lebihdingin, Radiasi, yaitu ketika bayiditempatkan di dekat benda-benda yangmempunyai suhu lebih rendah dari suhutubuh bayi. . a). Perubahan sistemkekebalan tubuh. Sistem imunitas BBLbelum matang sehingga rentang terhadapineksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayiyaitu perlindungan oleh kulit membranmukosa, fungsi jaringan saluran nafas,

Page 131: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

131

pembentukan koloni mikroba oleh kulitdan usus, perlindungan kimia olehlingkungan asam lambung, b). Perubahansistem pencernaan. Refleks gumoh danreflek batuk yang matang sudahterbentuk pada saat lahir. Sedangkansebelum lahir bayi sudah mulai mengisapdan menelan. Kemampuan menelan danmencerna makanan terbatas pada bayi.Hubungan antara esofagus bawah danlambung masih belum sempurna.Kapasitas lambung juga terbatas, kurangdari 30 cc dan bertambah secara lambatsesuai pertumbuhan janin.Perubahansistem endokrin. Pada kehamilan ke 10minggu kortikotropin telah ditemukandalam hipofisis, hormon ini diperlukanuntuk mempertahankan granula suprarenalis. Kelenjar adrenal pada waktu lahirrelatif lebih besar dibanding orangdewasa, kelenjar tyroid sudah sempurnasaat lahir dan sudah mulai berfungsisebelum lahir, b). Perubahankeseimbangan air dan fungsi ginjalGlomerulus mulai dibentuk pada janinumur 8 minggu. Pada kehamilan 28minggu jumlahnya sekitar 350.000, gnjaljanin mulai berfungsi pada usia kehamilan3 bulan. Hingga umur tiga hari ginjal bayibelum dipengaruhi oleh pemberian airminum, c). Perubahan susunan saraf. Padatrimester akhir hubungan antara saraf danfungsi otot-otot menjadi lebih sempurna,sehingga janin di atas 32 minggu dapathidup di luar kandungan. Asuhan segerayang diberikan pada bayi baru lahirmenurut Wiknjosastro hanifa, 2010),yaitu: Persediaan alat-alat di kamarbersalin, Pertolongan pada saat bayi lahir.

Identifikasi dilakukan segerasetelah bayi lahir dan ibu masihberdekatan dengan bayinya di kamarbersalin. Bila ibu sadar, bayinya

diperlihatkan kepadanya dan ditelitiapakah ada tanda pengenal bayi samadengan tanda pengenal ibu.. Pemotongandan pengikatan tali pusat menyebabkanpemisahan fisik terakhir antara ibu danjanin. Pemotongan sampai denyut naditali-pusat terhenti dapat dilakukan padabayi normal, sedangkan pada bayi gawatperlu dilakukan pemotongan tali-pusatsecepat mungkin, agar dapat dilakukanresusitasi sebaik-baiknya. Tali-pusat dijepitdengan kocher kira-kira 5 cm dan sekalilagi kira-kira 7,5 cm dari pusat.Pemotongan dilakukan di antara kedua talipenjepit tersebut.a) Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan ini

dilakukan di kamar bersalin sesatsesudah bayi lahir dan setelahdilakukan pembersihan jalannapas/resusitasi, pembersihan badan,perawatan tali pusat dan bayi di tempattidurnya yang hangat. Maksudpemeriksaan adalah untuk mengenalatau menemukan kelaianan yang perlumendapat tindakan segera dan yangberhubungan dengan kehamilan,persalinan dan kelahiran.

b) Status. Sebelum bayi dipindah kebangsal, status bayi harus dilengkapidengan riwayat perawatan antenatal,riwayat persalinan termasuk obat-obatan yang diberikan waktupersalinan.

Semua bayi yang lahir harus segeradinilai adanya tanda-tandakegawatan/kelainan yang menunjukkansuatu penyakit, menurut (Yeyeh AiRukiyah, 2012) bayi baru lahir dikatakansakit apabila mempunyai salah satu ataubeberapa tanda antara lain sesak napas,frekuensi pernapasan 60x/menit, gerakretraksi di dada, malas minum, panas atausuhu badan bayi rendah, kurang aktif.

Page 132: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

132

Berat lahir rendah (500-2500 gram). Bayiprematur adalah bayi yang lahir denganberat badan kurang dari 2.500 gram tanpamemandang masa kehamilan.(Proverawati. Atikah, 2010), bayi prematuradalah bayi baru lahir yang beratbadannya saat lahir kurang dari 2.500gram (sampai dengan 2.449 gram).(Yeyeh. Ai Rukiyah, 2012), Bayi prematuradalah bayi baru lahir yang berat badanlahirnya pada saat kelahiran kurang dari2500 gram. (Maryanti. Dwi, 2011).Sedangkan kelahiran prematur adalahkelahiran bayi dengan berat badan kurangdari 2.500 gr, yaitu karena umur hamilkurang dari 37 minggu, berat badan lebihrendah dari semestinya, sekalipun umurcukup, atau karena kombinasi keduanya.(Manuaba, 2010)

Bayi prematur adalah semua bayilahir dengan berat kurang dari 2.500 gram,tanpa memperhatikan usia bayi (Suherni,2010). Berat bayi lahir rendah (BBLR)adalah bayi dengan berat bayi kurang dari2500 gram tanpa memandang masagestasi. (Pusponegoro, 2010) Bayiprematur adalah bayi yang lahir denganberat badan kurang dari 2500 gram tanpamemperhatikan usia gestasi. (Wong,2010). Faktor-faktor yang dapatmenyebabkan terjadinya persalinan preterm(prematur) atau berat badan lahir rendah,menurut (Manuaba, 2010), adalah faktoribu; gizi saat hamil yang kurang, umurkurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun,jarak hamil dan bersalin terlalu dekat,penyakit menahun ibu: hipertensi,jantung, gangguan pembuluh darah, faktorpekerja yang terlalu berat

Bayi yang lahir dengan beratbadan rendah mempunyai karakteristikmenurut (Proverawati. Atikah, 2011),sebagai berikut: a). Umur kehamilan sama

atau kurang dari 37 minggu, berat badansama dengan atau kurang dari 2500 gram.Dalam mendiagnosa bayi dengan prematurmaka hal-hal yang harus diperhatikanmenurut (Proverawati. Atikah, 2011)adalah; Penghitungan HPHT (HaidPertama Haid Terakhir). Klasifikasi BayiPrematur Berdasarkan atas timbulnyabermacam-macam problematik padaderajat prematuritas maka User (1975)menggolongkan bayi tersebut dalam 2golongan menurut (Maryanti, Dwi, 2011),yaitu: a). Prematuritas murni/premature,Adalah bayi lahir dengan umur kehamilankurang dari 37 minggu dan mempunyaiberat badan sesuai dengan berat badanuntuk masa kehamilan atau disebutNeonatus Kurang Bulan Sesuai MasaKehamilan (NKB-SMK). Ciri-ciri bayiprematuritas murni, berat badan kurang dari2500 gram, panjang badan kurang dari 45cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm,lingkar dada kurang dari 33 cm, masagestasi kurang dari 37 minggu, kulittransparan, kepala lebih besar daripadabadan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, bayi kecil, posisimasih fetal, Pergerakan kurang dan lemah,tangisan lemah, tulang rawan dan dauntelinga imatur, refleks tonus leher lemah,refleks menghisap dan menelan sertarefleks batuk belum sempurna.

Dismaturitas adalah bayi lahirdengan berat badan kurang dari beratbadan seharusnya untuk masa kehamilan,dikatakan dismatur apabila bayi memilikiciri pada preterm seperti pada prematuritas,term dan post term akan dijumpai; kulitterselubung verniks kaseosa tipis atau tidakada; Kulit pucat atau bernoda meconium,kering keriput tipis, Jaringan lemak dibawah kulit tipisl Bayi tampak gesit, aktifdan kuat. Sedangkan faktor-faktor yang

Page 133: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

133

mempengaruhi bayi premature. Penyebabterjadinya bayi prematur sacara umumbersifat multifaktor sehingga kadangmengalami kesulitan untuk melakukantindak pencegahan. Berikut adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan bayibaru lahir menurut (Proverawati. Atikah,2012), Penatalaksanaan Bayi Prematur.Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhandan perkembangan dan penyesuaian diridengan lingkungan hidup di luar uterusmaka perlu diperhatikan pengaturan suhulingkungan, pemberian makanan dan bilaperlu pemberian oksigen, mencegahinfeksi serta mencegah kekuranganvitamin dan zat besi. Bayi prematurmudah sekali diserang infeksi, inidisebabkan oleh karena daya tahan tubuhterhadap infeksi berkurang, relatif belumsanngup membentuk antibodi dan dayafagositosis serta reaksi terhadapperadangan belum baik. Oleh karena ituperlu dilakukan tindakan pencegahan yangdimulai pada masa perinatal. Denganmemperhatikan gambaran klinik danberbagai kemungkinan yang dapat terjadipada bayi preamturitas, maka perawatandan pengawasan bayi prematuritasditunjukkan pada pengaturan panasbadan, pemberian makanan, danmenghindari infeksi. (Manuaba, 2010).

2. Proses Asuhan KebidananAsuhan kebidanan adalah suatu

proses untuk menyelesaikan masalahbidan. Sedangkan menurut Salmahmanajemen kebidanan adalah prosespemecahan masalah yang digunakansebagai metode untuk mengorganisasikanpemikiran dan tindakan berdasarkan teoriilmiah, temuan, keterampilan dalamrangkaian atau tahapan yang logis untuk

mengambil suatu keputusan yangberfokus pada klien. (Wafi N.M, dkk,2010). Menurut Varney prosesmanajemen kebidanan terdiri dari tujuhlangkah asuhan kebidanan yang dimulaidengan pengumpulan data dasar dandiakhiri dengan evaluasi asuhankebidanan. Ketujuh langkah terdiri darikeseluruhan kerangka kerja yang dapatdipakai dalam segala situasi.Langkahtersebut adalah menurut (Wafi N.M, dkk,2010), sebagai berikut:

a) Langkah I Identifikasi DataDasar. Identifikasi data dasaryang lengkap untuk menilaikeadaan klien. Data yangtermasuk data dasar adalahriwayat kesehatan klien,pemeriksaan fisik, dan cacatanriwayat kesehatan yang lalu dansekarang, pemeriksaanlaboratorium. Semua datatersebut diatas harus memberikaninformasi saling berhubungandari semua sumber danmenggambarkan kondisi yangsebenarnya.

b) Langkah II IdentifikasiDiagnosa/Masalah Aktual.Mengindentifikasi data secaraspesifik mengenai diagnosa danmasalah. Kata diagnosa danmasalah selalu digunakandigunakan keduanya namunmempunyai pengertian yangberbeda. Masalah lebih seringberhubungan dengan apa yangdialami oleh seseorangmenguraikan suatu kenyataanyang ia rasakan sebagai suatumasalah sedangkan diagnosa lebihsering diidentifikasikan olehbidan dengan berfokus pada apa

Page 134: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

134

yang dikemukakan oleh ibusecara individual.

c) Langkah III AntisipasiDiagnosa/Masalah Potensial,Pada tahap ini, mengantisipasiUPT Puemdrae potensial yangmungkin terjadi atau yang akandialami oleh ibu bila tidakmendapat penanganan yangdilakukan melalui pangamatancermat, observasi secara akuratdan persiapan untuk segalasesuatu yang dapat terjadi.

d) Langkah IV Tindakan Segera danKolaborasi. Menggambarkan sifatproses kebidanan secara terusmenerus tidak hanya dalampemberian pelayanan dasar tetapibidan dapat melakukan tindakanemergency sesuai kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasiuntuk menyelamatkan ibu untukmenentukan tindakan selanjutnya.

e) Langkah V Rencana AsuhanKebidanan. Pengembangan suaturencana tindakan komprehensifyang ditentukan pada langkahsebelumnya, juga antisipasidiagnosa dan masalah yangdidasari rasional tindakan yangrelevan yang diakuikebenarannya, sesuai dengankondisi dan situasi yangseharusnya dikerjakan atau tidakoleh bidan agar efektifnyarencana harus ada persetujuanoleh bidan dan klien, oleh sebabitu sebelumnya harus terlebihdahulu didiskusikan dengan klien

f) Langkah VI ImplementasiAsuhan Kebidanan.Implementasi asuhan kebidanandilaksanakan oleh bidan dan

sebagian dilaksanakan oleh ibusendiri, bidan dan anggota timkesehatan lainnya berdasarkanrencana yang ditetapkan.

g) Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan. angkah akhirkebidanan adalah evaluasi, namunsebenarnya evaluasi ini dilakukanpada setiap langkah kebidanan.Pada tahap evaluasi, bidan harusmengetahui sejauh manakeberhasilan asuhan yangdiberikan kepada klien.

3. Pendokumentasian AsuhanKebidanan

Menurut Thomas (2009),dokumentasi adalah catatan tentanginteraksi antara tenaga kesehatan, pasien,keluarga pasien, dan tim kesehatantentanh hasil pemeriksaan, prosedurtindakan, pengobatan pada pasien, danrespon pasien terhadap semua asuhanyang telah diberikan. Pendokumentasianatau catatan manajemen kebidanan dapatditerapkan dengan metode SOAP. Uraiandari metode SOAP menurut (Sudarti, A,2010), adalah:S : SubjektifData atau fakta yang merupakan informasitermasuk biodata, mencakup nama, umur,tempat tinggal, pekerjaan, statusperkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan yang diperoleh dari hasilwawancara langsung pada pasien ataukeluarga dan tenaga kasehatan lainnya. O :Objektif. Data yang diperoleh dari hasilpemeriksaan fisik yang mencakupinspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, sertapemeriksaan penunjang sepertipemeriksaan laboratorium. A : Assesment.Merupakan keputusan yang ditegakkandari hasil perumusan masalah yangmencakup kondisi, masalah dan prediksi

Page 135: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

135

terhadap kondisi tersebut. Penegakandiagnosa kebidanan dijadikan sebagaidasar tindakan dalam upayamenanggulangi ancaman keselamatanpasien/ibu.. P: Penatalaksanaan.Penatalaksanaan adalah pelaksanaanasuhan yang disusun berdasarkan hasilanalisis dan interpretasi data,penatalaksanaan asuhan ini bertujuanuntuk mengusahakan tercapainya kondisipasien seoptimal mungkin danmempertahankan kesejahteraanya.Dengan kata lain P dalam SOAP meliputipendokumentasian manajemenkebidanan. (Wafi nur, 2010).

C. Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan

pendekatan correlation study yangmerupakan penelitian atau penelaahanhubungan antara dua variabel pada suatusituasi atau sekelompok subjek denganpendekatan cross sectional yaitu suatupenelitian di mana variabel-variabel yangtermasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasisekaligus pada waktu yang sama(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitianini adalah untuk menggambarkan AsuhanKebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny“Y”Gestasi 31 Minggu 6 Hari DenganPrematur Di RSUD Tenriawaru Kelas BKabupaten Bone. Populasi dalampenelitian adalah adalah semua ibu yangmempunyai anak usia bayi. Sampel dancara pemilihan sampel. Sampel merupakanbagian dari populasi, yang diambil denganmenggunakan cara-cara tertentu(Arikunto, S, 2010). Pengambilan sampelyang digunakan dalam penelitian iniadalah total sampling, artinya semuapopulasi di jadikan sampel dalampenelitian ini dengan kriteria tertentu yang

telah ditetapkan dalam penelitian.Instrumen penelitian ini terdiri daritingkat Asuhan Kebidanan Bayi tentangtoilet training dalam bentuk pertanyaantertutup sebanyak 20pertanyaan.Sedangkan Instrumenkemampuan toilet training anak uisa prasekolah (3-6 tahun). Kemudian instrumenini akan dilakukan pengujian validitas danreliabilitas pada butir-butir valid denganmenggunakan uji keandalan teknikCrombach Alpha. Dengan ketentuanmenurut Triton, 2006 (dalam Sujianto,2007). Dalam penelitian ini semuaresponden memberikan jawaban yanglengkap dan semua kuesioner terisi semua,Coding; mengklasifikan jawaban-jawabanyang ada menurut macamnya. Klasifikasidilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode berupaangka kemudian dimasukkan dalamlembaran tabel kerja guna mempermudahpembacaan. Tabulating yaitu: langkahmemasukkan data-data hasil penelitiantabel-tabel sesuai kriteria yang telahditentukan.. Dan Analisis data dilakukanuntuk menjawab hipotesis penelitian.Untuk alasan tersebut dipergunakan ujistatistik yang cocok dengan variabelpenelitian. Analisis data dalam penelitianini dilakukan melalui analisis univariatyang disajikan untuk mendeskripsikanvariabel bebas dan variabel terikat denganmenggunakan tabel distribusi yangkonfirmasinya dalam bentuk presentase(Arikunto, S, 2010). Analisis univariatdalam penelitian ini adalah dalam bentukdistribusi frekuensi dan presentase denganmenggunakan bantuan programkomputer.Sedangkan Analisis bivariatuntuk mengetahui interaksi dua variabel,baik berupa komparatif, asosiatif, maupun

Page 136: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

136

korelatif (Arikunto, S, 2010). dengan ujiChi-Square (X²). dengan alternatip uji fisher

E. PembahasanPada bab ini akan membahas

tentang kesenjangan antara konsep dasardan hasil tinjauan kasus bayi baru lahirpada bayi Ny “Y” dengan prematur diRSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone.Berdasarkan proses pikir manejemenasuhan kebidanan dapat di kembangkankesenjangan sesuai langkah prosesmanejemen sebagai berikut:

a) Langkah I Identifikasi DataDasar

Dalam teori ditemukan bahwaidentifikasi data dasar merupakan tahapawal dari proses manejemen kebidananyang merupakan data dan pemeriksaanfisik dan dikembangkan sesuai dengankondisi yang ada ditemukan terhadapklien. (Muslimatun, 2009) Sesuai dengankonsep teori yang ada bahwa gambaranklinis pada bayi prematur adalah bayidengan berat kurang dari 2500 gramdengan umur kehamilan dari 37 minggu,panjang badan kurang dari 45 cm. Darisebagian besar gambaran klinis tersebutterlihat pada bayi Ny “Y” dengan berat1500 gram, panjang badan 40 cm danumur kehamilan 31 minggu 6 harisehingga di temukan tidak adanyakesenjangan antara teori dengan kasusyang di dapatkan pada bayi Ny ”Y”.

b) Langkah II IdentifikasiDiagnosa/Masalah Aktual

Berdasarkan tinjauan pustakaidentifikasi diagnosa/masalah aktual yangpada bayi prematur bahwa bayi kurangbulan (BKB) adalah bayi yang lahirsebelum umur kehamilan 37 minggu

dengan berat badan dibawah 2500 gram.Berdasarkan tinjauan studi kasus padabayi Ny “Y” didapatkan masalah aktualyaitu gangguan pemenuhan nutrisimanyatakan bahwa bayi prematur refleksisap masih lemah, sehingga pemberiannutrisi harus di berikan dengan cermat.Oleh karena itu,di berikan ASI/PASImelalui NGT. Sehingga dapat kita lihatantara tinjauan pustaka dan tinjauan studikasus tidak ditemukan adanya kesenjanganantara identifikasi diagnosa/masalahaktual dengan teori yang ada.

c) Langkah III AntisipasiDiagnosa/Masalah Potensial

Adapun masalah potensial yangdapat menulis identifikasi pada kasus iniadalah potensial terjadinya hipotermi,berdasarkan teori bahwa bayi prematurmuda mengalami hipotermi karenapertumbuhan organ yang belumsempurna dimana luas permukaan tubuhbaik yang relative lebih besar dan beratbadan dangan jumlah lemah subkutan yangsedikit yang memungkinkan bayi mudakehilangan panas dan mengalamihipotermi. Masalah yang ditemukandilapangan tidak terjadi hipotermisehingga antara tinjauan pustaka dan studikasus tidak ditemukan adanya kesenjanganpada bayi Ny “Y”

d) Langkah IV TindakanSegera/Kolaborasi

Dalam sistem pelayanan asuhankebidanan harus mempersiapkan suatuasuhan segera oleh bidan dan dokterdengan tindakan segera/kolaborasiberdasarkan kondisi dan suatu kesehatanklien. Menurut teori dikatakan bahwapada perawatan bayi prematur tindakantetap dilaksanakan sesuai dengan rancana

Page 137: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

137

tetapi tindakan segera dapat di lakukanberdasarkan perkembangan kondisi bayi.Namun pada pelaksanaan perawatan tetapsesuai rencana dan dilakukan tindakansegera/kolaborasi karena kondisi bayiyang memerlukan tindakan tersebutsehingga dapat kita lihat antara tinjauanpustaka dan tinjauan studi kasus tidakditemukan adanya kesenjangan antarapelaksanaan tindakan dengan teori yangada.

e) Langkah V Rencana AsuhanKebidananRencana tindakan yang dapat

dilakukan pada bayi prematur menurutteori yaitu melakukan perawatan dengancara pengaturan suhu dalam inkubator,metode kangguru atau dengan caramembungkus bayi,pemberian minum danperlindungan terhadap infeksi. ( Maryanti2011). Rencana tindakan pada bayi Ny“Y” pada studi kasus tersebut yaitumerawat bayi dalam inkubator, pemberianminum yang teratur serta melakukanpencegahan infeksi pada bayi tersabut.Hal ini menandakan antara tinjauanpustaka dan studi kasus tidak ditemukanadanya kesenjangan antara tinjauanpustaka dan tinjauan studi kasus danditemukan adanya kesamaan

f) Langkah VI Implementasi AsuhanKebidananPelaksanaan tindakan yang dapat

dilakukan menurut teori yaitu melakukanperawatan dengan cara pengaturan suhudalam inkubator, metode kangguru ataudengan cara membungkus bayi danpemberian minum dan perlindunganterhadap infeksi.

Sedangkan pada pelaksanaantindakan asuhan kebidanan pada studi

kasus bayi Ny “Y” yaitu melakukanperawatan dengan cara pengaturan suhudalam inkubator, pemberian minum danperlindungan terhadap infeksi. Hal initidak adanya kesenjangan antara tinjauanpustaka dan tinjauan studi kasus yangdidapatkan sedangkan metode kanggurutidak dilakukan

g) Langkah VII Evaluasi AsuhanKebidanan

Evaluasi merupakan tahapan dalamasuhan yang penting guna mengetahuisejauh mana kemajuan yang telah dicapaidalam evaluasi selama 3 hari setelahkelahiran pada suatu kebidanan bayi Ny“Y” yang telah dilakukan. Pada teoritindakan yang dilakukan pada bayiprematur yaitu melakukan perawatandengan cara pengaturan suhu dalaminkubator. Metode kangguru atau dengancara membungkus bayi, pemberianminum dan perlindungan terhadap infeksi.( Maryanti, 2011). Pada kasus bayi Ny“Y” tindakan yang dilakukan denganmerawat bayi dalam inkubator, pemberianminum yang teratur maka diperoleh hasilyang cukup baik karena tidak adanyapenurunan berat badan yaitu 1500 gram,tanda-tanda vital dalam batas normal, danibu tetap melaksanakan anjuran yangdiberikan oleh tenanga kesehatan/bidan,perawatan bayi tetap dilakukan danpengkajian dihentikan. Dari hasi evaluasimelalui tinjauan pustaka dengan asuhankebidanan ditemukan tidak adanyakesenjangan antara teori dan kasus yangdidapatkan pada bayi Ny “Y”.

D. Kesimpulan

Page 138: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

138

Setelah mempelajari tinjauanpustaka dan pengalaman langsung dilihatpraktek melalui studi kasus sertamembandingkan antara teori dan praktektentang kasus bayi prematur maka dapatdiberi kesimpulan dan saran sebagaiberikut :1. Dari indentifikasi data dasar Pada bayi

Ny “Y” dapat diketahui riwayatkehamilan dan pemeriksaan fisik. bayiyang lahir dengan umur kehamilan 31minggu 6 hari berat badan kurang dari2500 gram. Dimana berat badanyasesuai dengan usia kehamilannya..Mengidentifikasi masalah aktual dapatdisimpulkan bahwa pada bayi Ny “Y”dengan prematur dapat ditegakkanbeberapa diagnosa, diantaranya bayikurang bulan/kecil masa kehamilan(prematur), masalah gangguanpemenuhan nutrisi ASI/PASI padabayi.

2. Mengidetifikasi masalah potensial.Potensial terjadinya hipotermi danterjadinya infeksi, data yang ada dalamdalam menegakkan masalah yangmuncul pada bayi Ny “ Y”. Padatinjauan pustaka dijelaskan bahwabeberapa data mungkinmengindifikasikan situasi yang gawatdi mana bidan harus bertindak segerauntuk kepentingan kesehatan jiwa,Ibu dan anak . Rencana tindakan padabayi Ny “Y” pada kasus tersebut yaitumenimbang berat badan bayi danmerawat bayi dalam inkubator,pemberian minum yang teratur sertamelakukan pencegahan infeksi padabayi tersebut yaitu cara menggantipopok sertiap kali basah.

3. Pelaksanaan tindakan pada bayi Ny“Y” harus mendapatkan perawataninkubator untuk menjaga suhu bayi

dan pemberian ASI/PASI secarateratur serta malakukan pencagahaninfeksi pada bayi. Pada evaluasi bayiNy “Y” berat badan bayi tidak adakenaikan, tanda-tanda vital dalambatas normal, pemberian ASI/PASIdan tidak ada tanda-tanda infeksiseperti demam, bengkak danbernanah. Pendokumentasian hasilyang dibuat yaitu dalam bentukSOAPsabagai pertanggungjawabanterhadap asuhan yang diberikan.

E. Implikasi

1) Manfaat bagi Klien/Masyarakat.Sebagai bahan masukan bagiklien/masyarakat dalammeningkatkan pengetahuan yangberkaitan dalam pencegahan danperawatan dengan premature

2) Manfaat bagi Tenaga Kesehatan.Diharapkan dapat berguna sebagaitambahan bacaan dan menambahilmu pengetahuan bagi masyarakatumum dan khususnya bagi pelayananmasyarakat dan menangani Ny “Y”dengan prematur di RSUDTenriawaruKab. Bone

3) Manfaat Bagi Rumah Sakit.Diharapkan dalam memberikanpelayanan kepada masyarakatsebaiknya menggunakan pendekatanasuhan kebidanan secarakomprehensif untuk meningkatkankualitas pelayanan di RSUDTenriawaru Kelas B Kab. Bone.

4) Manfaat bagi Institusi Pendidikan.Diharapkan sebagai bahan masukaninstitusi pendidikan dalam penerapanproses manajemen asuhan kebidanandengan kasus premature

Page 139: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

139

5) Manfaat bagi Penulis. Dapatmenambah pengetahuan danketerampilan bagi penulis dalammemberikan asuhan kebidanan padaklien dengan kasus prematur. DanMerupakan sarana pengembangan idedan pikiran penulis dalammengembangkan potensi pribadi danpotensi kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, Tri, 2011. Buku Ajar Neonatus,Bayi & Balita. CV. Trans infomedia, jakarta

Dewi, pujiati,dkk, 2011, Asuhan KebidananV ( kebidanan komunitas ). CV.Trans Info Media, jakarta

Depkes RI, 2004, “Neonatus Resiko Tinggi”,(http://www/depkes.go.id,diakses 2 juni 2014).

Handayani Desi, 2013, Buku ManajemenKebidanan, CV. Trans infomedia, yokyakarta

Jitowiyono, Sugeng, Weni Kristiyanasari,2010, Asuhan Keperawatan Neonatusdan Anak. Medical Book,Yogyakarta.

Karwati, 2015, Angka Kematian BayiASEANhttps://www.google.com.AKB.Asean diakses tanggal 02 Mei 2015

Maryanti Dwi, Sujianti, dkk, 2011, BukuAjar Neonatus Bayi dan Balita. CVTrans Info Media, Jakarta.

Muslihatun, Wafi Nur, 2011, AsuhanNeonatus Bayi dan Balita,Fitramaya, Yogyakarta

Niriawati, 2014, Angka Kematian Ibu danBayi http://www. AKI dan AKB,kesehatan ibu diakses 02 Mei2015

Proverawati, Atikah, dkk, 2010. BeratBadan Lahir Rendah. NuhaMedika, Yogyakarta.

Prawirohardjo Sarwono, 2006, PelayananKesehatan Maternal danNeonatal, Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirihardjo, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 2007, AsuhanNeonatus Bayi dan Balita, YayasanBina Pustaka SarwonoPrawirihardjo, Jakarta

Putra, Sitiavana Rizema, 2012, AsuhanNeonatus Bayi dan Balita untukKeperawatan dan Kebidanan. D-Medika, Jogjakarta.

Profil Dinas Kesehatan 2014, “KesehatanIbu dan Anak”, Makassar.

Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti, 2012.Asuhan Neonatus bayi dan AnakBalita. Trans Info Media, Jakarta

Sudarti, Icesmi sukarni, 2014, PatologiNeonatus Resiko Tinggi. NuhaMedikaYogyakarta

Sujianti, 2015 Jumlah Kelahiran Bayi yangMengalami BBLRhttp://www.depkes, 2014.go.idonline,diakses tanggal 04 Mei2015

Page 140: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

140

ASUHAN KEBIDANAN INTRA NATAL CARE PADANY ”A” DENGANDISTOSIA BAHU DI UPTDPUSKESMAS BAREBBO

KABUPATEN BONEOleh:Baderiah

(Dosen AKBID Bina Sehat Nusantara Bone)

ABSTRAK;Asuhan Kebidanan Intra Natal Care PadaNy ”A” Dengan Distosia Bahu DiUPTDPuskesmas BarebboKabupaten Bone. Adapun tujuan yaitu agar dapat melaksanakanpengkajian dan analisa data pada asuhan kebidananIntranatal Care pada Ny “A“ denganDistosia Bahu, Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada asuhan kebidanan IntranatalCare pada Ny “A“ dengan Distosia Bahu, Dapat merumuskan masalah potensial pada asuhankebidanan Intranatal Care Pada Ny “A“ dengan Distosia Bahu, Dapat melaksanakantindakan segera dan kolaborasi pada asuhan kebidananIntranatal Care pada Ny “A“ denganDistosia Bahu dan dapat melaksanakan evaluasi pada asuhan kebidanan Intranatal Care padaNy “A“ dengan Distosia Bahu di UPTD Puskesmas Barebbo Kab. Bone. Adapun metodepenelitian yaitu Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi denganpendekatan cross sectional. Populasiya adalah Intra Natal Care yang mempunyai anakdengan menggunakan sampel jenuh sebanyak 56.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a). Gejala dan tanda Distosia bahu yang diuraikan dalamteori sama seperti yang dialami oleh Ny “A”. Penentuan diagnosis berdasarkan dasarpenentuan diagnosis yang dilakukan pada Ny “A” dengan Distosia bahu sesuai dengan teoridan aplikasi pada studi kasus.. dan Diagnosa potensial dalam kasus Distosia bahu pada Ny ”A”ada data yang mendukung terjadinya potensial yaitu potensial terjadinya partus lama.Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan maka tidak ada yang mendukung untukdilakukan tindakan segera. b). Semua tindakan yang dilakukan telah direncanakan untukmengatasi kasus. Semua rencana, telah diimplementasikan kepada ibu dan dikondisikandengan kasus yang dialami oleh Ny “A”.

.Kata kunci :Pengaruh kuat Asuhan Kebidanan Intra Natal Care Dengan Distosia Bahu

INTRA NATAL CARE MIDWIFERY CARE IN MRS. "A" WITH DYSTOCIAUPTD IN PUSKESMAS BAREBBO BONE DISTRICT

by:Baderiah(Lecturer Of Midwifery Academy Bina Nusantara Healthy Bone)

ABSTRACT;Midwifery Care Intra Natal Care In Mrs. "A" With Shoulder dystocia In UPTDPuskesmas Barebbo Bone regency. The aim is to be able to carry out an assessment and analysis ofdata on midwifery care Intranatal Care in Mrs. "A" with dystocia Shoulder,to formulatediagnoses / actual problems in midwifery care Intranatal Care in Mrs. "A" with dystociaShoulder, to formulate a potential problem in upbringing obstetrics Intranatal Care in Mrs."A" with dystocia shoulder, to carry out immediate action and collaboration on midwiferycare Intranatal Care in Mrs. "A" with dystocia Shoulder and can carry out evaluations onmidwifery care Intranatal Care in Mrs. "A" with dystocia Shoulder in UPTD PHC Barebbo

Page 141: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

141

Kab. Bone. The method of research is the study design was descriptive correlation with crosssectional approach. Population is Intra Natal Care who have children using saturated sampleof 56.The results showed that: a). Symptoms and signs of shoulder dystocia is described in thesame theory as experienced by Mrs. "A". Determination of the basis for determining thediagnosis based on the diagnosis performed at Mrs. "A" with shoulder dystocia inaccordance with the theory and application on a case study, and potential diagnoses in casesof shoulder dystocia at Mrs. "A" no data to support the potential that is the potentialoccurrence of prolonged labor. Based on the diagnosis has been established that there is nosupport for immediate action. b). Any action taken has been planned to resolve the case. Allthe plans, has been implemented by mothers and conditioned with a case experienced byMrs. "A"..

Keywords: Strong Influence Midwifery Care Intra Natal Care With dystocia Shoulder

_______________________________________________________________________A. Latar Belakang

Angka kematian ibu bersalin danangka kematian perinatal umumya dapatdigunakan sebagai petunjuk untuk menilaikemampuan penyelenggaraan pelayanankesehatan suatu bangsa. Selain itu, angkakematian ibu dan bayi di suatu negaramencerminkan tingginya resiko kehamilandan persalinan. Berdasarkan SurveyDemografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesiamencapai 359/100.000 kelahiran hidupdan angka kematian bayi sebesar 34/1000kelahiran hidup umumnya kematianterjadi pada saat melahirkan. penyebabkematian bayi di Negara berkembangpada tahun 2013 yaitu kematian bayisebesar 21,1%, setelah itu pneumonia dantetanus neonatorum masing-masingsebesar 19,0% dan 14,1%. Dilaporkankematian ibu adalah infeksi (33%),serotinus (10%), perdarahan (19%).(http://www.mediaindo.co.id diakses padatanggal 22Juni 2015).

Pengelolaan Distosia Bahumerupakan masalah yang masihkontroversial dalam kebidanan. DistosiaBahu sering kali menimbulkankonsekuensi yang dapat menimbulkan

morbiditas dan mortalitas pada ibumaupun bayi terutama kematian perinatalyang cukup tinggi disebabkan karenakematian akibat kurang bulan kejadianinfeksi yang meningkat karena partus takmaju, partus lama, serta partus buatanyang sering dijumpai.Pada pengelolaankasus Distosia Bahu terutama padapengelolaan konservatifdilema seringterjadi dimana harus segera bersikap aktifterutama pada kehamilan yang cukupbulan, atau harus menunggu sampaiterjadinya proses persalinan, sehinggamasa tunggu akan memanjang berikutnyadan kemungkinan terjadinya infeksi.Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknyadilakukan padakehamilan kurang bulandengan harapan tercapainya pematanganparu dan berat badan janin yang cukup.(Hidayatullah, 2007).

Hal yang berhubungan dari angkakejadian Distosia Bahu provinsi SulawesiSelatan pada tahun 2014 yang dilaporkan,bahwa lebih banyak terjadi padakehamilan yang cukup bulan dari padayang kurang bulan yaitu sekitar 95 per100.000, sedangkan pada kehamilan tidakcukup bulan pada Distosia Bahukehamilan preterm terjadi sekitar 34 per

Page 142: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

142

100.000 semua kelahiran prematur. DistosiaBahu merupakan komplikasi yangberhubungan dengan kehamilan kurangbulan dan mempunyai kontribusi yangbesar pada angka kematian perinatal padabayi yang kurang bulan.(http://obstetriginekologi.com/ kpd-dan-6-faktor-penyebabnya) di akses pada(tanggal 06Juni 2015).

Dari Dinas Kesehatan KabupatenBone pada tahun 2013 jumlah persalinansebanyak 13.659 (93,43%) orang dan yangmengalami Distosia Bahu sebanyak 104orang, dan pada tahun 2014 jumlahpersalinan sebanyak 13.536 (91,43%) danyang mengalami Distosia Bahu sebanyak51 orang, hal ini merupakan salah satupenyebab terjadinya infeksi. Pada sebagianbesar kasus Distosia Bahu berhubungandengan intra partum (Dinkes KabupatenBone 2015). Data dari UPTD PuskesmasBarebbo Kab. Bone pada tahun 2013jumlah persalinan sebanyak 304 orang danyang mengalami Distosia Bahu sebanyak 4(1,31%) orang. Sedangkan pada tahun2014 jumlah persalinan sebanyak 304orang dan yang mengalami Distosia Bahusebanyak 3 (0,98%) orang.(DataPuskesmas Barebbo kab. Bone).

Sehubungan l;atar belakangtersebut maka permasalahan penelitian iniadalah bagaimana Asuhan Kebidanan IntraNatal Care pada Ny “A“ dengan DistosiaBahu di UPTD Puskesmas Barebbo KabupatenBone.

B. Tinjauan Pustaka

1. Persalinana) Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses membukadan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran

normal adalah proses pengeluaran janinyang terjadi pada kehamilan cukup bulan(37-42 minggu), lahir spontan denganpresentasi belakang kepala, tanpakomplikasi baik ibu maupun janin. (AsriDwy. 2010). Persalinan adalah prosesmembuka dan menipisnya serviks, danjanin turun ke jalan lahir. (Sumarah. 2008).Persalinan adalah keluarnya/lahirnya janindan plasenta dari rahim.( Yohana. 2011).Persalinan adalah proses pengeluaranjanin yang terjadi pada kehamilan cukupbulan (37-42 minggu), lahir spontandengan presentase belakang kepala yangberlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpakomplikasi bagi ibu dan janin. (Ai YeyehRukiyah, P. 2009). Adapun mekanismepersalinan, Engagement, Flexion(fleksi),Descent, Internal rotation (putaran paksidalam), Ekstension(ekstensi), Eksternalrotation (putaran paksi luar)Ekspultion. (AsryDwi. 2010)

b) Sebab-sebab PersalinanSebab yang mendasari terjadinya

persalinan partus secara teoritis masihmerupakan kumpulan teoritis yangkompleks teori yang turut memberikanandil dalam proses terjadinya persalinanantara lain: teori hormonal, Prostaglandin,Stuktur uterus,, Sirkulasi uterus, Pengaruhsaraf dan Nutrisi. Hal inilah yang didugamemberikan pengaruh sehingga partusdimulai. (Ai Yeyeh Rukiyah. 2009)

c) Tanda-Tanda PersalinanMenjelang minggu ke-36, pada

primigravida terjadi penurunan fundusuteri karena kepala janin sudah termasukpintu atas panggul yang disebabkan olehkontraksi Braxton Hicks,ketegangandinding perut, ketegangan ligamentumrotundum, dan gaya berat janin sehingga

Page 143: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

143

kepala ke arah bawah. Masuknya kepalajanin ke pintu atas panggul dirasakan ibuhamil dengan terasa ringan dibagian atas(rasa sesak mulai berkurang), terjadikesulitan saat berjalan, sering kencing,gambaran penurunan bagian terendahjanin tersebut sangat jelang padaprimigravida, sedang pada multigravidakurang jelas karena kepala janin barumasuk pintu atas panggul menjelangpersalinan. Terjadinya his permulaan.Pada saat hamil muda sering terjadikontraksi Braxton Hicks. Kontraksi inidapat dikemukakan sebagai keluhan,karena dirasakan sakit dan mengganggu.Kontraksi ini terjadi karena perubahankeseimbangan estrogen dan progesterondan memberikan kesempatan rangsanganoksitosin. Dengan makin tua kehamilan,maka pengeluaran estrogen danprogesteron makin berkurang, sehinggaoksitosin dapat menimbulkan kontraksiyang lebih sering sebagai hispalsu.(Sumarah. 2008).

2. Distosia BahuDistosia Bahu adalah kepala janin

dengan bahu anterior macet di atas simfisispubis dan tidak bisa masuk melalui pintubawah panggul, sehingga bahu menjaditidak dapat digerakkan. (Ari Sulistyawati,2010 : 129).Distosia bahu adalah kesulitandalam jalannya persalinan. (RustamMochtar, 2011 : 215). Distosia bahumerupakan keadaan dimana terjadikesulitan saat melahirkan bahu saatpersalinan. Setelah kepala janin dilahirkan,adanya benturan tulang bahu terhadapsimfisis pubis (distosia bahu) merupakankedaruratan yang memerlukan kerjakorektif secepatnya. (Yuni Kusmianti,2012 : 106). Distosia (dystocia) bahu secarasederhana adalah kesulitan persalinan

pada saat melahirkan bahu. Padapresentasi kepala, bahu anterior terjepitdiatas simfisis pubis sehingga bahu tidakdapat melewati panggul kecil atau bidangsempit panggul. (Sumarah, 2008 :117)Distosia bahu ialah setelah kepala,akan terjadi putaran paksi luar yangmenyebabkan kepala berada pada sumbunormal dengan tulang belakang.( AiNurasiah,2012 :137) Sebab-sebab dystociabahu dapat dibagi menjadi tiga golonganbesar : Distosia karena kekuatan-kekuatanyang mendorong anak keluar kurang kuat.

Inersia Uteri Hipotonik, adalahkelainan his dengan kekuatan yang lemahtidak adekuat untuk melakukanpembukaan serviks atau mendorong anakkeluar. Di sini kekuatan his lemah danfrekuensinya jarang. Sering dijumpai padapenderita dengan keadaan umum kurangbaik seperti anemia, uterus yang terlaluteregang misalnya akibat hidramnion ataukehamilan kembar atau makrosomia,grandemultipara atau primipara, sertapada penderita dengan keadaan emosikurang baik. Dapat terjadi pada kalapembukaan serviks, fase laten atau faseaktif, maupun pada kala pengeluaran.Inersia uteri hipotonik terbagi dua, yaitu:Inersia uteri primer. Terjadi padapermulaan fase laten. Sejak awal telahterjadi his yang tidak adekuat (Kelemahanhis yang timbul sejak dari permulaanpersalinan), sehingga sering sulit untukmemastikan apakah penderita telahmemasuki keadaan inpartu ataubelum.Inersia uteri sekunder. Terjadi padafase aktif kala I atau kala II. Permulaan hisbaik, kemudian pada keadaan selanjutnyaterdapat gangguan / kelainan. Karenakekuatan mengejan kurang kuat, misalnyakarena cicatrix baru pada dinding perut,hernia, diastase musculus rectus

Page 144: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

144

abdominis atau karena sesak nafas.Distosia karena kelainan letak ataukelainan anak, misalnya letak lintang, letakdahi, hydrochepalus atau monstrum.Distosia karena kelainan jalan lahir :panggul sempit, tumor-tumor yangmempersempit jalan lahir. Sedangkandiagnosis distosia bahu menurut Pongdkk (2007) menggunakan sebuah kriteriaobjektif untuk menentukan adanyadistosia bahu yaitu interval waktu antaralahirnya kepala dengan seluruh tubuhNilai normal interval waktu antarapersalinan kepala dengan persalinanseluruh tubuh adalah 24 detik, padadistosia bahu 79 detik. Merekamengusulkan bahwa distosia bahu adalahbila interval waktu tersebut lebih dari 60detik. American College of Obstetricianand Gynocologist (2012) menyatakanbahwa angka kejadian distosia bahubervariasi antara 0,6- 1,4 % dari persalinannormal.

Setelah kelahiran kepala, akanterjadi putaran paksi luar yangmenyebabkan kepala berada pada sumbunormal dengan tulang belakang bahu padaumumnya akan berada pada sumbumiring (oblique) dibawah ramus pubis.Dorongan pada saat ibu meneran akanmenyebabkan bahu depan (anterior)berada dibawah pubis, bila bahu gagaluntuk mengadakan putaran menyesuaikandengan sumbu miring dan tetap beradapada posisi anteroposterior, pada bayiyang besar akan terjadi benturan bahudepan terhadap simfisis sehingga bahutidak lahir mengikuti kepala. Komplikasidistosia bahu antara lain sebagai berikut:a). Komplikasi pada ibu :MenurutBenedetti dan Gabbe (2011), komplikasiyang terjadi pada ibu sebagai berikut :Distosia bahu dapat menyebabkan

perdarahan postpartum. Perdarahantersebut biasanya disebabkan oleh atoniauteri, rupture uteri, atau karena laserasivagina dan servik yang merupakan risikoutama kematian ibu. (Smith dkk., 2009).3. Proses Manajemen Asuhan

KebidananMenurut Sujiatini Manajemen

kebidanan adalah proses pemecahanmasalah yang digunakan sebagai metodeuntuk mengorganisasikan pikiran dantindakan berdasarkan asuhan atau tahapanyang logis untuk pengambilan suatukeputusan yang berfokus pada klien(Sujiatini. 2009 : 138).a) Langkah I Identifikasi Data

DasarPada langkah pertama ini

dilakukan pengkajian denganpengumpulan semua data yang diperlukanuntuk mengevaluasi keadaan klien secaralengkap, riwayat kesehatan klien,pemeriksaan laboratorium, sertaketerangan singkat dan keterangantambahan yang menyangkut atau yangberhubungan dengan kondisi klien. Padatahap ini merupakan dasar dari langkahberikutnya. Kegiatan dilaksanakan dalamlangkah identifikasi dan analisa data dasarmeliputi: pengumpulan data pengolahandata, analisa data. Dalam pengumpulandata, mencari dan menggali data / faktaatau informasi baik dari klien, keluargamaupun dari tim kesehatan lainnya ataudata yang diperoleh dari hasil pemeriksaanpada pencatatan dokumen medik hal yangdilakukan dalam pengumpulan data :wawancara, anamnese adalah Tanya jawabyang dilakukan antara bidan dan klien,keluarganya atau tim medis lain. Datayang dikumpulkan mencakup semuakeluhan klien tentang masalah kesehatanyang dimiliki. Observasi dan Pemeriksaan

Page 145: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

145

Fisik. Merupakan metode pengumpulandata yang tidak dapat dipisahkan.Obsevasiadalah melihat, memperlihatkan sesuatupada pemeriksaan fisik. Pada saatobservasi dilakukan inspeksi, palpasi,auskultasi dan perkusi. Pemeriksaan fisikdilakukan dari ujung rambut sampai ujungkaki.b) Langkah II Idetifikasi Diagnosa /

Masalah AktualPada langkah ini diperlukan

identifikasi yang benar terhadap diagnosaatau masalah dan kebutuhan klienberdasarkan interpretasi yang benar atasdata- data yang telah dikumpulkan.

c) Langkah III IdentifikasikanDiagnosa / Masalah potensial

Pada langkah ini kitamengidentifikasikan masalah ataudiagnosa potensial lain berdasarkanrangkaian atau masalah dan diagnosa yangsudah diidentifikasikan.d) Langkah IV Tindakan Segera /

kalaborasiMengidentifikasikan perlunya

tindakan segera oleh bidan ataudokter dan untuk dikonsultasikanatau ditangani bersama dengananggota tim yang lain sesuai dengankondisi klien.

e) Langkah V Rencana TindakanPada langkah ini direncanakan

asuhan yang menyeluruh yang ditentukanoleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutanpenatalaksanaan terhadap masalah ataudiagnosa yang telah teridentifikasi ataudiantisipasi. Pada langkah ini informasidata yang tidak lengkap dapatdilengkapi.Rencana asuhan yangmenyeluruh tidak hanya meliputi apa-apayang sudah teridentifikasi dari kondisi

klien atau dari masalah yang berkaitantetapi juga dari krangka pedomanantisipasi terhadap wanita tersebut sepertiapa yang diperkirakan akan terjadiberikutnya, apakah dibutuhkanpenyuluhan konseling dan apakah perlumerujuk klien bila ada masalah-masalahyang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologi.Setiaprencana asuhan haruslah disetujui olehkedua belah pihak, yaitu oleh bidan danklien agar dapat dilaksanakan denganefektif karena klien juga akanmelaksanakan rencana tersebut. Semuakeputusan yang dikembangkan dalamasuhan menyeluruh ini harus rasional danbenar-benar valid berdasarkanpengetahuan dan teori yang up to dateserta sesuai dengan asumsi tentang apayang akandilakukan.f) Langkah VI Inplementasi

Pada langkah ini, perencanaan yangmenyeluruh seperti yang telah di uraikanpada langkah V dilaksanakan secaraefisien dan aman. Perencanaan ini bisadilakukan seluruhnya oleh bidan atausebagian oleh klien atau tim anggotakesehatan lainnya. Pada langkah inidirencanakan asuhan yang menyeluruhyang ditentukan oleh langkah-langkahsebelumnya. Langkah ini merupakankelanjutan penatalaksanaan terhadapmasalah atau diagnosa yang telahteridentifikasi atau diantisipasi. Padalangkah ini informasi data yang tidaklengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhanyang menyeluruh tidak hanya meliputiapa-apa yang sudah teridentifikasi darikondisi klien atau dari masalah yangberkaitan tetapi juga dari krangkapedoman antisipasi terhadap wanitatersebut seperti apa yang diperkirakanakan terjadi berikutnya, apakah

Page 146: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

146

dibutuhkan penyuluhan konseling danapakah perlu merujuk klien bila adamasalah-masalah yang berkaitan dengansosial ekonomi-kultural atau masalahpsikologi.Setiap rencana asuhan haruslahdisetujui oleh kedua belah pihak, yaituoleh bidan dan klien agar dapatdilaksanakan dengan efektif karena klienjuga akan melaksanakan rencana tersebut.Semua keputusan yang dikembangkandalam asuhan menyeluruh ini harusrasional dan benar-benar validberdasarkan pengetahuan dan teori yangup to date serta sesuai dengan asumsitentang apa yang akan dilakukan klien.g) Langkah VII Evaluasi

Pada langkah ketujuh inidilakukan evaluasi keefektifan dari asuhanyang sudah diberikan meliputi pemenuhankebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengankebutuhan sebagaimana telahdiidentifikasi di dalam masalah dandiagnosa. Rencana tersebut dapatdianggap efektif jika memang benarefektif dalam pelaksanaanya. Adakemungkinan bahwa sebagian rencanatersebut telah efektif sedang sebagianbelum efektif.Mengingat bahwa prosesmanajemen asuhan ini merupakan suatukontinum, maka perlu mengulang kembalidari awal setiap asuhan yang tidak efektifmelalui proses manajemen untukmengidentifikasi mengapa prosesmanajemen tidak efektif serta melakukanpenyesuaian pada rencana asuhantersebut.Langkah-langkah prosesmanajemen pada umumnya merupakanpengkajian yang memperjelas prosespemikiran yang mempengaruhi tindakanserta berorientasi pada proses klinis.Karena proses manajemen tersebutberlangsung di dalam situasi klinik dan

dua langkah yang terakhir tergantung padakliendan situasi klinik.

4. Pendokumentasian AsuhanKebidanan (SOAP)1) Data subjektif

Data atau fakta yang merupakanimformasi termasuk data-data,mencakup nama, umur, tempattinggal, pekerjaan, status kawin,pendidikan, serta keluhan-keluhan,diperoleh dari hasil wawancaralangsung pada klien / pasien ataudari keluarga dan tenaga kesehatanlainnya.

2) Data Objektif.Data yang diperoleh dari hasilpemeriksaan fisik mencakupinspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,serta pemeriksaan penunjangseperti pemeriksaan laboratoriumdan tes diagnostik.

3) Assesment /diagnosaMerupakan keputusan yangditegaskan dari hasil perumusanmasalah yang mencakup kondisi,diagnosa/ masalah dan prediksiterhadap kondisi tersebut.Penegakan diagnosa kebidanandijadikan sebagai dasar tindakandalam upaya menangani kesehatanklien.

4) Planning / perencanaanMenggambarkanpendokumentasian perencanaankegiatan mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh bidandalam melakukan intervensi untukmemecahkan masalah pasien/klien dan membuat rencanatindakan saat itu atau yang akandatang, ini untuk mengusahakan

Page 147: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

147

mencapai kondisi pasien sebaikmungkin.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakanpendekatan correlation study yangmerupakan penelitian atau penelaahanhubungan antara dua variabel pada suatusituasi atau sekelompok subjek denganpendekatan cross sectional yaitu suatupenelitian di mana variabel-variabel yangtermasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasisekaligus pada waktu yang sama(Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitianini adalah untuk menggambarkan AsuhanKebidanan Intra Natal Care PadaNy ”A”Dengan Distosia Bahu DiUPTDPuskesmas BarebboKabupatenBone Populasi dalam penelitian adalahadalah semua ibu yang mempunyai anakbayi, sedangkan sampel dan carapemilihan sampel. Sampel merupakanbagian dari populasi, yang diambil denganmenggunakan cara-cara tertentu(Arikunto, S, 2010). Pengambilan sampelyang digunakan dalam penelitian iniadalah total sampling, artinya semuapopulasi di jadikan sampel dalampenelitian ini dengan kriteria tertentu yangtelah ditetapkan dalam penelitian.Instrumen penelitian ini terdiri daritingkat pengetahuan ibu tentang toilettraining dalam bentuk pertanyaan tertutupsebanyak 20 pertanyaan. Selanjutnyainstrumen ini akan dilakukan pengujianvaliditas dan reliabilitas pada butir-butirvalid dengan menggunakan uji keandalanteknik Crombach Alpha. Dengan ketentuanmenurut Triton, 2006 (dalam Sujianto,2007), apabila nilai Crombach Alpha 0,42s/d 0,60 berarti instrumen atau butir-butircukup valid atau reliabel. Sedangkan

teknik pengumpulan data, yaitu dataprimer yakni data yang diperoleh langsungdari responden yaitu dari hasil kuesioneryang disebarkan kepada responden.Kemudian kuesioner yang telah diisidikumpulkan dan dicek kelengkapannyaoleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.Data primer meliputi karakteristikresponden, yaitu nama, usia, tingkatpendidikan, dan statuspekerjaan.Sedangkan data sekunder adalahdata yang diperoleh dari UPTDPuskesmasBarebboKabupaten Bone tahun 2016.Teknik pengolahandilakukan denagan caraEditing; meneliti apakah isian dalamlembar kuesioner sudah lengkap dan diisisemua, editing dilakukan ditempatpengumpulan data, sehingga jika adakekurangan data dapat segera dilengkapidan dikonfirmasikan pada responden.Dalam penelitian ini semua respondenmemberikan jawaban yang lengkap dansemua kuesioner terisi semua, Coding;mengklasifikan jawaban-jawaban yang adamenurut macamnya. Klasifikasi dilakukandengan jalan menandai masing-masingjawaban dengan kode berupa angkakemudian dimasukkan dalam lembarantabel kerja guna mempermudahpembacaan. Tabulating yaitu: langkahmemasukkan data-data hasil penelitiantabel-tabel sesuai kriteria yang telahditentukan. Dalam penelitian inimencakup umur, pendidikan, pekerjaan,kemampuan toilet training anak usia prasekolah, dan pengetahuan ibu tentangtoilet training. Entry data yaitu: prosesmemasukan data ke dalam kategoritertentu untuk dilakukan analisis dataterkait pengetahuan ibu tentang toilettraining dengan kemampuan toilettraining pada anak usia pra sekolahdengan menggunakan bantuan program

Page 148: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

148

komputer. (SPSS 20). Cleaning yaitu :mengecek kembali data yang sudahdientry apakah ada kesalahan atau tidaksaat memasukkan data ke computer. DanAnalisis data dilakukan untuk menjawabhipotesis penelitian. Untuk alasan tersebutdipergunakan uji statistik yang cocokdengan variabel penelitian. Analisis datadalam penelitian ini dilakukan melaluianalisis univariat yang disajikan untukmendeskripsikan variabel bebas danvariabel terikat dengan menggunakantabel distribusi yang konfirmasinya dalambentuk presentase (Arikunto, S, 2010).Analisis univariat dalam penelitian iniadalah dalam bentuk distribusi frekuensidan presentase dengan menggunakanbantuan program komputer.SedangkanAnalisis bivariat untuk mengetahuiinteraksi dua variabel, baik berupakomparatif, asosiatif, maupun korelatif(Arikunto, S, 2010).

D. PembahasanPada bab ini penulis akan

membahas mengenai hubungan antaratinjauan pustaka dan studi kasus asuhankebidanan pada Ny “A” dengan DistosiaBahu untuk menguraikan kesenjanganteori dan praktek, maka digunakanpendekatan asuhan kebidanan yang terdiridari 7 langkah yaitu pengumpulan datadasar, identifikasi diagnosa/masalahaktual, antisipasi diagnosa/ masalahpotensial, tindakan segera/ kolaborasi,rencana asuhan kebidanan, pelaksanaanasuhan kebidanan/ implementasi, danevaluasi asuhan kebidanan serta dilakukanpendokumentasian asuhan kebidanandalam bentuk SOAP.

1) Langkah I : Identifikasi DataDasar

Tahap pengkajian diawali denganpengumpulan data dasar melalui anamnesesyang meliputi identitas ibu dan suami,riwayat kehamilan persalinan dan nifasyang lalu, riwayat menstruasi, riwayatperkawinan, riwayat kesehatan danpenyakit yang lalu, data kebiasaan sehari-hari, data psikososial, spiritual danekonomi, serta pemeriksaan fisik. Dalamtinjauan pustaka dikatakan bahwa Distosiaadalah kepala janin dengan bahu anteriormacet di atas simfisis pubis dan tidak bisamasuk melalui pintu bawah panggul,sehingga bahu menjadi tidak dapatdigerakkan.

Pada kasus Ny “A” data yangdiperoleh menunjukkan adanyapersamaan gejala yang terdapat padatinjauan pustaka yaitu distosia bahu janindengan bahu anterior macet dan tidak bisamasuk melalui pintu bawah panggul,sehingga bahu menjadi tidak dapatdigerakkan. Pada tahap pengkajian inipenulis tidak menemukan hambatan yangberarti karena adanya sifat kooperatif dariklien dan keluarga yang dapat menerimakehadiran penulis saat pengumpulan datasampai tindakan yang diberikan serta maumenerima anjuran dan saran yangdiberikan oleh petugas kesehatan.

2) Langkah II : Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual

Berdasarkan dalam konsep dasar,bahwa dalam menegakkan suatu diagnosa/ masalah kebidanan harus berdasarkanpada pendekatan asuhan kebidanan yangdidukung oleh beberapa data baik datasubjektif maupun data objektif. Adapundiagnosa / masalah aktual yang dapatdiidentifikasi pada Ny”A” adalah G1 P0

A0, gestasi 40 minggu 1 hari, situsmemanjang, punggung kanan, presentase

Page 149: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

149

kepala, BDP intra uterine, tunggal, hidup,keadaan ibu cemas dan janin baik, inpartukala 1 fase aktif. Dengan melihat data Ny“A” dan tinjauan pustaka tidak tampakadanya kesenjangan dalammengidentifikasi masalah aktual.

3) Langkah III : IdentifikasiDiagnosa / Masalah Potensial

Dengan kontraksi uterus yang tidakadekuat adalah suatu keadaan diperlunyatambahan manuver obsetrik oleh karenadengan tarikan biasa kearah belakang bayitidak berhasil untuk melahirkan bahu bayi.Pada tinjauan asuhan kebidanan,dilakukan identifikasi masalah potensialyang mungkin terjadi yaitu mengantisipasidan mempersiapkan segala sesuatu yangmungkin terjadi. Pernyataan diatas sesuaidengan tinjauan pustaka bahwa padadistosia bahu apabila tidak ditanganidengan baik dapat menyebabkanterjadinya partus lama. Pada Ny”A” dilahan praktek dapat di identifikasi masalahyaitu potensial terjadinya partus lama.Dalam penanganan kasus inimenunjukkan adanya kesamaan dengantinjauan pustaka. Dengan melihat data Ny“A” maka terdapat adanya kesamaanantara tinjauan pustaka dengan studi kasusdengan Distosia Bahu pada Ny “A”.

4) Langkah IV : Tindakan Segera /Kolaborasi Asuhan Kebidanan

Berdasarkan diagnosa yang telahditegakkan maka tidak ada data yangmendukung untuk dilakukan tindakansegera/kolaborasi. Hal ini menunjukkantidak ada kesenjangan antara tinjauanpustaka dengan studi kasus pada Ny “ A”dengan Distosia Bahu.

5) Langkah V : Rencana TindakanPada asuhan kebidanan suatu

rencana asuhan yang komprehensif tidakhanya termasuk indikasi apa yang timbulberdasarkan kondisi klien akan tetapimeliputi antisipasi dengan bimbinganterhadap keluarga klien dan rencanaasuhan harus disetujui oleh keluarga klien,semua asuhan berdasarkan rasional yangrelevan dan diakui kebenarannya. PadaTinjauan Pustaka, perencanaan adalahproses penyusunan suatu rencanatindakan berdasarkan identifikasi diagnosa/ masalah aktual yang didapatkan danantisipasi diagnosa / masalah potensialyang mungkin terjadi. Perencanaantindakan harus berdasarkan tujuan yangakan dicapai dan kriteria keberhasilanyang telah ditetapkan. Hal inimenunjukkan adanya kesamaan antaratinjauan pustaka dan studi kasus Ny “A”dalam asuhan kebidanan.

6) Langkah VI : ImplementasiPelaksanaan asuhan kebidanan atau

implementasi harus efisiensi danmenjamin rasa aman bagi klien, yangdapat dikerjakan oleh bidan serta bekerjadengan tim kesehatan lainnya sesuaidengan rencana asuhan. Dan semuatindakan yang dilakukan kepada ibu dankeluarga dapat menerima danmelaksanakan apa yang dianjurkan olehpetugas kesehatan. Pada studi kasusNy”A” penulis melaksanakan sesuaidengan rencana dan tidak menemukanpermasalahan yang berarti karena seluruhtindakan yang dilakukan sudahberorientasi pada kebutuhan kliensehingga tujuan dapat dicapai. Hal ini puladi tunjang dengan klien yang kooperatif

Page 150: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

150

dalam menerima saran / asuhan yangdiberikan.

7) Langkah VII : EvaluasiPada tujuan asuhan kebidanan

evaluasi ini dilakukan pada manajemenasuhan kebidanan. Pada tahap harusmengetahui sejauh mana keberhasilanpelayanan kebidanan yang diberikankhususnya pada Ny “A” sedangkan padatinjauan pustaka evaluasi yang perludilakukan setiap langkah evaluasi bidangpelayanan kebidanan adalah memantaukeadaan janin dan kemajuan persalinan.

E. KesimpulanSetelah penulis membahas dan

menguraikan kasus tentang AsuhanKebidanan Intranatal Care pada Ny”A”dengan Distosia Bahu Di UPTDPuskesmas Barebbo tanggal 10 April2015, maka penulis dapat menarikkesimpulan dan saran sebagai berikut :1) Gejala dan tanda Distosia bahu yang

diuraikan dalam teori sama sepertiyang dialami oleh Ny “A”.Penentuan diagnosis berdasarkandasar penentuan diagnosis yangdilakukan pada Ny “A” denganDistosia bahu sesuai dengan teori danaplikasi pada studi kasus.Diagnosapotensial dalam kasus Distosia bahupada Ny ”A” ada data yangmendukung terjadinya potensial yaitupotensial terjadinya partus lama.Berdasarkan diagnosa yang telahditegakkan maka tidak ada yangmendukung untuk dilakukantindakan segera.

2) Semua tindakan yang dilakukan telahdirencanakan untuk mengatasi kasus.Semua rencana, telahdiimplementasikan kepada ibu dan

dikondisikan dengan kasus yangdialami oleh Ny “A”.

3) Tujuan telah tercapai sesuai denganyang direncanakan.Pendokumentasian sangat perludilaksanakan karena merupakantanggung jawab dan tanggung gugatpada petugas kesehatan lain terhadapasuhan kebidanan yang telahdiberikan.

F. Implikasi1. Bagi Petugas Kesehatan. Petugas

kesehatan sebaiknya meningkatkanmutu pelayanan dalam melaksanakanasuhan kebidanan terkhususnyadalam Distosiabahu agar dapatmengatasi angka kematian ibu dananak.

2. Bagi Institusi Pendidikan. MengingatDistosia bahu adalah masalahkebidanan yang lazim terjadi, makadiharapkan bagi institusi agarsenantiasa meningkatkan mutupendidikan dalam penerapanmanajemen kebidanan, terkhususdalam pemecahan masalahDistosiabahu. Karena masalah tersebutmerupakan masalah yang beresiko.

3. Bagi Pemerintah. Demi kelancaranpenerapan asuhan kebidanan padaklien dengan masalah-masalahkebidanan yang sering ditemukan,salah satunya masalah Distosia bahu,maka kami berharap agar pemerintahsenantiasa meningkatkan sarana danprasarana kesehatan di setiap balaikesehatan yang ada, gunameningkatkan pelayanan kesehatandan demi tercapainya Indonesiasehat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 151: Volume Ke III/Mei 2016 ISSN: ISSN: 2443- JURNAL 2443-2652 ...

JURNALSUARA KESEHATANAKBID BINA SEHAT NUSANTARA BONE

Volume Ke III / Mei 2016 ISSN: 2443-2652

151

Ai Yeyeh Rukiyah, 2009. “AsuhanKebidanan II (Persalinan). CV. TransInfo Media. Jakarta

Dewi Asri H, 2010. “Asuhan PersalinanNormal Plus Contoh Askeb danPatologi Persalinan”. Nuha Medika.Yogyakarta.

Hidayatullah,2007.http://www.gocb.co.cc/2015/03/gambaran-karakteristik-ibu bersalin_8060.html, diaksesMei 2015

Mochtar R. 2013, “Sinopsis Obstetri”.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

Nurasiah A. 2012, “Asuhan PersalinanNormal Bagi Bidan”, Salemba Medika.Jakarta

Sarwono P, 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta ;Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo

Sumarah, 2011. “Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan Kebidanan pada IbuBersalin)”. Fitramaya. Yogyakarta.

Sulistyawati A. 2010, “Asuhan kebidananPada Ibu Bersalin”. Salemba Medika.Jakarta.

Sujiyanti,dkk.2009.Asuhan PatologiKebidanan Plus Contoh AsuhanKebidanan,Nuha Medika :Jogjakarta.

Yohanna. Yovita, 2011. “Kehamilan danPersalinan”. Garda Media. Jakarta.

Yuni Kusmiyati, 2012. “PenuntunPraktikum Asuhan Persalinan”.Fitramaya. Yogyakarta

…….,2015. Profil Kesehatan Dinas KesehatanKab. Bone, diakses 06Juni 2015

…….,2015. Data Puskesmas BarebboKabupaten Bone.

(http:// www.mediaindo.co.id diaksespada tanggal 22Juni 2015).

(http://obstetriginekologi.com/ kpd-dan-6-faktor-penyebabnya) di aksespada (tanggal 06Juni 2015).