VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l...

10
1 Oleh : Daniel Alexander Napitupulu (A’06) Visi/Misi PMKT : Memenangkan, membina dan mempersiapkan mahasiswa Kristiani Teknik UGM agar dapat menjadi sarjana-sarjana bagi Gereja, Bangsa dan Negara sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l u m n i T ahun ini akan menjadi Natal yang ke-29 di dalam hidupku. Natal yang hingga saat ini menjadi Natal yang indah, penuh sukacita dan harapan. Natal dimana Tuhan Yesus datang sebagai wujud penggenapan janji Tuhan Allah yang setia. Natal dimana hadiah menjadi simbol sukacita yang dibangun dari masa sekolah Minggu dan perayaan Natal menjadi momen yang mengingatkan kita bahwa Tuhan telah menggenapi janji- Nya pada manusia. Atas dasar tersebut mari kita semua bersukacita. Natal merupakan momen dimana lagu pujian penuh sukacita dikumandangkan dan kisah dimana kelahiran Yesus menjadi puncak kegembiraan dari setiap orang. Benar, setiap orang, karena kegembiraan ini menjadi momentum bagi setiap lini bisnis untuk memanfaatkan kegembiraan holistik dan menjadikannya intuisi untuk meningkatkan konsumsi. Natal dan perayaannya merupakan puncak gunung yang dapat dinikmati oleh semua orang, namun tidak semua dapat mendaki atau berdiri dipuncak gunung tersebut. Perayaan Natal merupakan hasil akhir dari proses panjang kerjasama dari banyak pihak yang menguras energi, waktu dan pikiran. Layaknya seorang Ibu yang sedang mengandung, punggung pegal, perut mual, kulit gatal, pinggang nyeri, hingga stress karena perubahan bentuk tubuh, merupakan ujian yang harus dilewati oleh seorang Ibu sebelum nantinya dia melihat buah kandungnya dengan penuh sukacita. Suami yang menantikan sang buah hati yang menemani sang Ibu didalam penderitaannya juga akan menyambut hari kelahiran tersebut dengan penuh sukacita dan merayakannya dengan sorak-sorai. Begitupun dengan para orangtua sang Ibu juga akan turut bersukacita menyambut sang cucu yang ditunggu-tunggu, sang cucu yang akan mengisi hari-hari tua mereka dengan penuh keceriaan. Namun bagaimanakah dengan mereka yang berada di luar proses kelahiran itu? Natal Tanpa Proses Kelahiran

Transcript of VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l...

Page 1: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

1

Oleh : Daniel Alexander Napitupulu (A’06)

Visi/Misi PMKT :

Memenangkan, membina dan mempersiapkan mahasiswa Kristiani Teknik UGM

agar dapat menjadi sarjana-sarjana bagi Gereja, Bangsa dan Negara

sesuai dengan profesi keteknikan

VOLUME 20/2017

EDISI AKHIR TAHUN

W a r t a 6 A l u m n i

T ahun ini akan menjadi Natal yang ke-29 di dalam hidupku. Natal yang hingga saat ini menjadi Natal yang

indah, penuh sukacita dan harapan. Natal dimana Tuhan Yesus datang sebagai wujud penggenapan janji

Tuhan Allah yang setia. Natal dimana hadiah menjadi simbol sukacita yang dibangun dari masa sekolah

Minggu dan perayaan Natal menjadi momen yang mengingatkan kita bahwa Tuhan telah menggenapi janji-

Nya pada manusia. Atas dasar tersebut mari kita semua bersukacita.

Natal merupakan momen dimana lagu pujian penuh sukacita dikumandangkan dan kisah dimana kelahiran Yesus

menjadi puncak kegembiraan dari setiap orang. Benar, setiap orang, karena kegembiraan ini menjadi momentum bagi

setiap lini bisnis untuk memanfaatkan kegembiraan holistik dan menjadikannya intuisi untuk meningkatkan konsumsi.

Natal dan perayaannya merupakan puncak gunung yang dapat dinikmati oleh semua orang, namun tidak semua dapat

mendaki atau berdiri dipuncak gunung tersebut. Perayaan Natal merupakan hasil akhir dari proses panjang kerjasama

dari banyak pihak yang menguras energi, waktu dan pikiran. Layaknya seorang Ibu yang sedang mengandung,

punggung pegal, perut mual, kulit gatal, pinggang nyeri, hingga stress karena perubahan bentuk tubuh, merupakan

ujian yang harus dilewati oleh seorang Ibu sebelum nantinya dia melihat buah kandungnya dengan penuh sukacita.

Suami yang menantikan sang buah hati yang menemani sang Ibu didalam penderitaannya juga akan menyambut hari

kelahiran tersebut dengan penuh sukacita dan merayakannya dengan sorak-sorai. Begitupun dengan para orangtua sang

Ibu juga akan turut bersukacita menyambut sang cucu yang ditunggu-tunggu, sang cucu yang akan mengisi hari-hari

tua mereka dengan penuh keceriaan.

Namun bagaimanakah dengan mereka yang berada di luar proses kelahiran itu?

Natal Tanpa Proses Kelahiran

Page 2: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

2

VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

Apakah mereka juga akan merasakan sukacita yang sama seperti yang dirasakan oleh Sang Ibu, Sang Ayah dan Sang

Opung yang baru?

Jadi kini, peran apakah yang kita ambil? Menjadi Ibu yang menanggung sakit dan menantikan penderitaan itu terbayar

dengan sukacita, menjadi Ayah yang menanggung beban untuk menghibur dan membiayai persiapan persalinan

dengan pengharapan perjuangan itu terbayar dengan sukacita, menjadi orang tua sang Ayah dan Ibu yang turut

menghibur dan menguatkan anak-anaknya hingga akhirnya penghiburan itu berbuah sukacita dengan kelahiran yang

dinantikan. Atau kita mengambil peran sebagai teman yang datang dan memberikan hadiah sebagai tanda ikut

berbahagia, atau mungkin mengambil peran sebagai teman yang mengirimkan pesan whatsapp yang indah sebagai

wujud kepedulian kita terhadap kelahiran tersebut, atau mungkin kita bahkan tidak mengetahui berita tentang kelahiran

tersebut.

Peran mana yang akan kita ambil?

Apakah kita akan bersukacita penuh gelora dalam menyambut kelahiran Sang Raja?

Apakah kita akan menyambutnya dengan penuh riang gembira dan sorak sorai?

Apakah Natal kali ini adalah Natal yang telah kita nanti-nantikan?

Natal di dalam keluarga besar kami, merupakan momen

dimana kami masing-masing empat bersaudara dan juga

Mama yang seorang Guru, berlomba-lomba

berpartisipasi memeriahkan Natal di sekolah dimana

kami berada. Bila dihitung, selama bulan Desember

bahkan hingga Januari, minimal ada lima perayaan Natal

yang wajib kami hadiri, karena kami masing-masing ada

di dalam kepanitiaan Natal tersebut. Natal bagi kami

sekeluarga merupakan akhir dari perjuangan panjang

sepanjang tahun yang telah lewat dan secara khusus

akhir dari proses persiapan menyambut Sang Raja.

Semua proses hidup sepanjang tahun seperti kepahitan,

kekecewaan, keputusasaan, ketakutan, dan kegagalan,

seketika sirna di dalam perayaan Natal yang sudah

dipersiapkan dengan penuh perjuangan. Perayaan Natal

yang sudah dinanti-nantikan tersebut menjadi momen

penuh sukacita yang tidak tergambar dan terukur.

Sukacita yang begitu besar itu, memenuhi hati kami

hingga berkelimpahan, dan membuang semua duka

yang mungkin sebelumnya ada didalam hati. Seperti

gelas dengan kopi di dalamnya, yang dituangkan air

dalam jumlah yang demikian banyak, hingga hanya ada

air bersih di dalam gelas tersebut.

Page 3: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

3

Saya besar di Sibolga dengan tradisi Natal yang sedikit berbeda. Natal dan Tahun

baru menjadi 1 paket yang tidak bisa dipisahkan. Berbeda dengan zaman “now”

dimana pemahaman Natal menjadi lebih baik, Natal dan tahun baru di masa lalu

merupakan “rangkaian hari raya”.

Suasana Natal sudah dimulai sejak awal bulan Desember dengan rangkaian perayaan

Natal dan liturgi (membaca ayat di depan). Walapun pada hari Natal (25 Desember)

suasananya seperti hari besar keagamaan biasa, yakni ke gereja saat di hari Natal.

Namun berbeda saat tahun baru dimana semua menjadi sangat meriah. Malam tahun

baru menjadi malam yang dinanti-nanti. Kami kebaktian di peralihan tahun setelah

menonton kembang api.

Sesi sharing dan menyampaikan komitmen di tahun yang baru menjadi momen

“sakral” dimana orang tua menasehati kami

dan setelah itu saling bermaaf-maafan.

kemudian, ompung mulai mengeluarkan

beberapa amplop yang sudah diisi dengan

jumlah yang berbeda-beda untuk dipilih secara

acak oleh cucu-cucunya. Besarnya jumlah uang di amplop seakan menunjukkan

siapa yang paling baik di tahun yang sudah lampau. Kadang urutannya memang

“benar”, cucu yang baik mendapatkan yang paling banyak.

Selanjutnya tanggal 1 Januari akan menjadi hari yang sibuk untuk saling

berkunjung dan mendapatkan “uang tahun baru”

Di saat sekarang, suasana Natal menjadi lebih bermakna dibandingkan tahun

baru. Tidak ada ritual khusus di saat Natal. Kunjungan di tahun baru masih tetap

dilakukan kepada keluarga-keluarga yang ada di Jabodetabek. Tapi gantian,

sekarang giliran kami yang memberikan “uang tahun baru”. Memori Natal di

kampong pastinya tidak pernah hilang dari ingatan.

Tobat Martin Leonardo (M’98)

Ketika menyambut Natal, yang terpikirkan adalah pulang kampung, ngerayain natal

bareng keluarga di Solo. Ritual yang kami lakukan bersama adalah pagi-pagi bangun

tidur saling mengucapkan selamat Natal, Ibadah bareng di Gereja. Pulang dari Ibadah,

kami makan bersama di rumah.

Adityarani Hapsari (A’01)

Page 4: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

4

Bagi saya pribadi, tidak ada yang selalu terbayang ketika menyambut perayaan natal,

karena dari tahun ke tahun sejak masih kecil, hingga sekarang, selalu berbeda nuansanya.

Ketika saya masih sekolah minggu, saya selalu berpikiran apa yang harus dipersiapkan

untuk penampilan di acara perayaan natal, mulai dari liturgi, paduan suara, drama dll.

Ketika mulai remaja hingga muda-mudi (kuliah), mulai sibuk bagaimana mempersiapkan

hari natal. Ketika sekarang, karena tidak terlibat dalam kegiatan gereja, hanya menikmati

waktu bersama keluarga besar. Namun, sejak saya kuliah, saya selalu menyadari bahwa

momen yang lebih penting dari natal dalam sejarah pelayanan Yesus di dunia, adalah

ketika mati di kayu salib menebus dosa, dan bangkit menang dari kematian melawan

kuasa maut.

Kebetulan kami keluarga yang sederhana dalam memperingati hari-hari keagamaan, di

samping ibadah malam natal dan hari natal itu sendiri. Biasanya seluruh keluarga

berkumpul untuk makan bersama di rumah orang tua. Namun, 2-3 tahun yang lalu, saya

dan orang tua membagikan sekitar 40-50 nasi bungkus kepada orang-orang di pinggir

jalan yang kami lihat membutuhkan makan pada saat itu.

Sebetulnya, saya rindu merayakan natal dalam keheningan seperti dulu selalu dilakukan di

rumah (alm) kak Obus. Sebelum ke rumahnya, diwajibkan memberikan nasi bungkus ke

orang yang membutuhkan di pinggir jalan, lalu boleh menikmati brenebon dengan kacang

merahnya yang sangat lezat itu. Dan tentu saja, makan rohani yang disampaikan oleh (alm)

kak Obus.

Felix Johnandri Sibarani (M’04)

Setiap datang bulan Desember saya selalu berhayal semua anak-anak pulang ke

rumah orangtuanya merayakan bersama orang tua mereka dan itulah yang selalu

saya pikirikan setiap memasuki bulan Desember. Bagaimana bisa merayakan natal

bersama kedua orangtua dan berkumpul dengan 3 orang adikku beserta keluarga

mereka masing masing. Namun setelah menikah belum terwujud karena suami

saya seorang hamba Tuhan yang tidak dapat meninggalkan tugasnya tanggal 25

dan saya juga tidak tega meninggalkan suami dalam tugas pelayanannya seorang

diri.

Malam natal 24 Desember selalu kami lalui dengan ibadah malam pohon terang

bersama jemaat kemudian pulang ke rumah dan melanjutkan membuat masakan

dan kue kue untuk dinikmati esoknya. Karena saya bukan orang yang pintar Desy (Gd’97)

memasak, jadi tiap bulan Desember kertas catatan resep dan kadang laptop sudah ada di dapur buat baca resep

sambil masak sehingga tidak terasa sudah jam 12 malam. Ya ... sambil memasak sekaligus menemani suami

persiapan ibadah natal tgl 25. Karena sudah lewat jam 12 malam kami akan saling mengucapkan selamat natal dan

berdoa kemudian memberi ucapan pada saudara-saudara lewat sms ataupun wa. Pagi harinya sebelum ke gereja

(gerejanya jam 8), tak lupa kami menelpon kedua orang tua kami dan kemudian beramai-ramai bersama anak-anak

ke gereja dan pulangnya sibuk dengan tamu-tamu dari gereja yang siap dan mau merasakan masakan percobaan

hahahaha. Oh iya dari tgl 25 Desember sampai tanggal 2 Januari kami selalu melalukan kunjungan baik kepada

keluarga maupun tetangga sekitar rumah kami.

Page 5: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

5

“Masak, sudah tua-tua begitu masih pada ikut KTB?” Begitulah satu komentar dari seseorang ketika saya bercerita

tentang KTB Senior yang dilakukan sampai saat ini sekali tiap bulan. Saya tidak menanyakan lebih jauh apa yang ada di

balik pertanyaan itu, bisa jadi orang itu heran atau merasa bahwa KTB cocok buat anak muda saja, atau untuk orang

yang masih perlu dibina untuk bertumbuh dalam iman.

Teman-teman PMKT dan alumni sangat mengenal dan menyadari pentingnya KTB sebagai salah satu strategi untuk

pembinaan. KTB atau kadang disebut kelompok sel mirip dengan cara Tuhan Yesus memuridkan orang-orang untuk

menjadi murid-muridnya. Ada yang mendefinisikan KTB sebagai kumpulan orang-orang yang menyadari kasih karunia

Allah yang berlaku di dalam kehidupan mereka, bertemu untuk mendalami firman Tuhan, berbagi pengalaman, serta

saling mendukung dan mendoakan antara seorang dengan yang lain dalam proses pemulihan karakter dan

pertumbuhan menjadi seperti Kristus.

Ketika masih mahasiswa, pergumulan dan tantangan yang dihadapi masih belum terlalu banyak dan tidak kompleks,

dan pembinaan masih lebih diarahkan kepada penanaman dasar kehidupan iman dan upaya pertumbuhan menuju

kedewasaan iman. Penanaman semacam ini akan dapat dibangun di dalam komunitas sebaya yang terbuka, saling

percaya, bisa menyimpan rahasia dan saling memerhatikan. Dalam komunitas ini orang bisa tampil apa adanya, berani

membuka topeng sosial dan topeng rohaninya.

Ketika sudah menjadi alumni, sudah bekerja, sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka pergumulan dan tantangan

akan menjadi lebih beragam, dan sering kali bersifat kompleks. Pergumulan dan tantangan bisa melibatkan dan

berdampak pada keluarga, pekerjaan, relasi sosial, hukum dan agama.

Tetapi sesungguhnya, peperangan rohani bagi semua orang Kristen, baik bagi yang masih muda dalam umur atau iman

dan atau yang sudah senior adalah sama yaitu karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi

melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,

melawan roh-roh jahat di udara (Efesus 6:12). Oleh karena itu Paulus menasihatkan agar kita kuat di dalam Tuhan, di

dalam kekuatan kuasa-Nya, dan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan

melawan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:10-11).

Kita menyadari bahwa kita tidak akan kuat melawan tipu daya muslihat itu di luar Tuhan dan sendirian. Kita perlu berada

dalam suatu komunitas yang memiliki perjuangan yang sama untuk tetap bertahan dalam iman, dalam memenuhi

panggilan Tuhan dan mempraktekkan iman. Dalam konteks seperti inilah saya melihat bahwa KTB merupakan suatu

community of practice, mungkin bisa dialihbahasakan sebagai Komunitas Pelaku.

Saya mengenal konsep ini dalam management of change dan knowledge management. Ada yang mendefinisikan

konsep ini sebagai berikut: communities of practice are groups of people who share a concern or a passion for

something they do and learn how ro do it better as they interact regularly. Beberapa contoh Komunitas Pelaku dapat

dilihat dalam bentuk suatu suku yang berjuang untuk hidup, sekelompok artis yang mencoba menciptakan sesuatu,

sekelompok insinyur yang berjuang mengatasi masalah yang sama, atau sekelompok manajer yang saling menolong

mengatasi masalah kantor, dan sebagainya.

KTB = Community of Practice Oleh : Sudi Ariyanto (N’82)

Page 6: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

6

Dalam konteks inilah KTB senior dapat saya samakan dengan Komunitas Pelaku (community of practice). Semua

anggota KTB senior adalah orang yang sudah bekerja di bidang masing-masing dan hampir semuanya pernah memiliki

masa lalu atau pengalaman yang sama menghadapi masalah kehidupan saat menjadi mahasiswa. Dalam KTB inilah

kami membicarakan masalah keluarga, pekerjaan dan pelayanan, saling menguatkan dan saling mendoakan, saling

berbagi lessons learned dari kegagalan atau keberhasilan masing-masing. Saya merasa dikuatkan oleh saran, insight dan

doa teman-teman anggota KTB senior ketika menghadapi masalah kantor dan keluarga.

Selain membicarakan hal pribadi dan keluarga, KTB senior juga membicarakan isu nasional dan mendoakannya, berbagi

passion pelayanan dan bisa melakukan pelayanan bersama, bahkan bisnis bersama.

Jadi KTB senior (sebetulnya juga yang yunior) adalah a community of people who believe in Jesus and share a common

passion to practice their faith in daily life, to stay strong and stand steadfast amid problems of themselves, of the world,

of sin, and of the temptation of the devil, and to be a blessing for others and our nation.

222222222222

Saya merasa KTB menjadi keluarga dan teman untuk

bertukar pikiran dalam membahas impikasi penerapan

prinsip alkitab dalam kehidupan sehari – hari. Demographic

anggota KTB yang cukup heterogen (baik dalam segi umur,

gender, dan pekerjaan) juga membantu sesama anggota

untuk melihat permasalahan dari berbagai macam

perspektif.

KTB juga membantu saya untuk melihat permasalahan dari

sudut pandang yang berbeda. (Samuel Sahata, E’03)

KTB kami mulainya tidak ingat kapan, karena kami sering bertemu

antara Jimmy, Gun, Mandiri, Hardi, Sudi, Daniel, Yosafat, dll.

Ketemupun tidak selalu semua hadir, tetapi KTB rutin tiap bulan,

dan waktunya setelah pulang kantor. Dalam pertemuan kami

sharing, diskusi pelayanan, pekerjaan, keluarga dan lain-lain.

Manfaat pribadi yang dirasakan mendapat dukungan/pencerahan

dan bisa berbagi pengalaman juga, serta silaturahmi tetap terjaga.

(Agus Buntoro, N’85)

Artikel ini dipersembahkan oleh KPAB (Komisi Persekutuan Alumni Baru)

Page 7: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

7

Perkenalkan, nama saya Yohanes Suharsoyo. Sekarang saya mahasiswa semester tujuh di Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Saya ingin berbagi kisah betapa bersyukurnya saya menerima Beasiswa Alumni

PMKT UGM.

Di awal ingin masuk kuliah, sebenamya orang tua kurang mendukung karena faktor ekonomi keluarga. Setelah lulus

SMA, orang tua berharap agar saya langsung mencari kerja. Namun saya ingin sekali kuliah. Saya sedikit memaksakan

kehendak agar saya tetap lanjut belajar di Perguruan Tinggi. Saya meyakinkan orang tua bahwa saya sudah

mendapatkan Beasiswa Bidik Misi (bantuan biaya hidup dan biaya pendidikan dari Pemerintah) yang artinya saya tidak

perlu membayar uang kuliah dan mendapat bantuan biaya hidup sebesar Rp. 600.000,- /bulan.

Dengan perhitungan yang saya lakukan, saya yakin bisa bertahan di Jogja untuk melanjutkan pendidikan. Namun

perkiraan saya salah. Uang Rp. 600.000,-/bulan itu hanya cukup untuk menutupi biaya makan di Jogja. Dengan 3 kali

makan sebesar Rp. 8000,-/makan selama 30 hari, total yang saya harus keluarkan sekitar Rp. 720.000,- . Kebutuhan

lainnya ditutupi dari uang kiriman dari rumah. Namun karena pekerjaan orang tua saya sebagai nelayan dan pedagang

ikan yang penghasilannya sangat tergantung dari hasil laut, kiriman dari rumah selalu tidak pasti kapan datang dan

berapa jumlahnya. Untuk itu saya harus pandai-pandai mengatur uang yang ada.

Akhirnya di semester empat, Kakak Staff menawarkan saya Beasiswa Alumni PMKT dan saya diijinkan tinggal di Griya

PMKT sampai sekarang. Beasiswa ini sangat membantu saya untuk memenuhi biaya untuk kebutuhan lain selama kuliah

seperti biaya tempat tinggal, biaya transportasi, alat tulis dan fotokopi, serta biaya-biaya lainnya.

Saya dan keluarga sangat bersyukur dapat menerima bantuan dari Beasiswa Alumni PMKT. Dan saya juga berharap

semakin banyak yang terberkati dengan adanya Besiswa ini. Saya sangat berterima kasih kepada kakak-kakak alumni

yang sudah membantu kami melalui Beasiswa Alumni ini. Kiranya Tuhan senantiasa memberkati kakak-kakak sekeluarga

dengan Damai SejahteraNya.

Shalom, nama saya Maya Arina Pramudita. Puji Tuhan untuk setiap kesempatan dan pertolongan yang Tuhan berikan.

Meski mengawali masa kuliah dengan berbagai kesulitan namun Tuhan tak henti-hentinya menampakkan kebaikan dan

kasihNya. Melalui Beasiswa PMKT saya mendapat kemudahan untuk bisa membiayai kebutuhan kuliah saya. Hal itu

meringankan beban saya dan membuat saya bisa fokus kuliah dan mengurangi pekerjaan part time. Berbagai kesulitan

saya lalui bersama Tuhan sampai akhirnya Tuhan memakai Yayasan Alumni PMKT sebagai penolong bagi saya. Saya

berterima kasih untuk setiap pihak dalam Yayasan yang telah membantu saya dalam doa maupun dana. Kiranya Tuhan

selalu memberikan kemudahan dan pertolongan bagi kita semua dalam kasih Kristus. Tuhan Yesus Memberkati.

Testimoni Penerima Beasiswa YA PMKT

Shallom, saya Yuharsen Ergi, saya Teknik Fisika angkatan 2014. Waktu itu, September 2014, saya bertemu dengan Kak

Niken. Kemudian saya diperkenalkan dengan Yayasan Alumni PMKT. Saya bersyukur dapat menerima bantuan beasiswa

dari kakak alumni PMKT, sehingga saya bisa menjalani hidup, kegiatan perkuliahan di Jogja ini. Berkat Tuhan juga, saya

akhirnya dapat menempuh semester akhir perkuliahan meski sedikit halangan di IPK, biasalah, masalah mahasiswa

utama setelah dompet tipis, hehehe ….

Tetapi, beasiswa PMKT ini mengajarkan saya untuk dapat me-manage uang dengan baik. Dulunya saya tidak tahu lagi

akan mendapat biaya dari mana untuk memenuhi kebutuhan di Jogja karena kondisi keluarga tidak mampu untuk

mendukung saya di perkuliahan. Tetapi Tuhan selalu cukupkan kok. Pasti ada saja cara Tuhan untuk menghidupi

kebutuhan saya. Harapannya ke depan, setelah saya lulus, saya dapat menjadi berkat bagi banyak orang, dapat

menyenangkan keluarga melalui kehidupan saya pasca lulus nanti, bekerja dan menjadi contoh yang baik bagi setiap

orang…

Semangat teman-teman ! Jangan patah semangat untuk melayani Tuhan yang terutama! Jangan lupa bersyukur dan

berdoa.. Deus é alegria! God is joy! J

Page 8: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

8

Kepada

Yth. Yayasan Alumni PMKT UGM

di tempat

Salam sejahtera dalam kasih Kristus,

Masih teringat jelas momen-momen di tiap bulan beberapa tahun silam, tanggal yang sama tiap

bulannya. Seingat saya, tidak pernah sekalipun terlambat, dimana saya dipanggil Kakak Staff untk

menerima dana beasiswa YA PMKT UGM. Dan itu merupakan salah satu momen yang saya nantikan

tiap bulannya.

Kondisi keuangan keluarga yang sangat sederhana dan Bapak pasca operasi besar di lambung

meninggalkan hutang yang cukup besar. Awalnya sempat membuat saya ragu untuk melanjutkan studi

ke jenjang Universitas.

Berbekal niat yang besar, saya memberanikan diri untuk melanjutkan hasil seleksi yang menyatakan

saya diterima dengan jalur "nol rupiah" alias tanpa uang sumbangan sama sekali (berkat anugerah

Allah), hanya dibebani biaya semester awal sebagai mahasiswa baru.

Semenjak tahun ke-2 sampai dengan selesai saya diberi kesempatan mendapat bantuan beasiswa dari

Yayasan Alumni PMKT. Dana itu sangat berarti buat saya gunakan untuk menunjang kebutuhan di

kampus seperti transport harian, biaya fotocopy dan membeli buku-buku kuliah di teknik sipil.

Kakak-kakak Alumni yang telah menjadi saluran berkat buat kami penerima beasiswa, terima kasih

untuk bantuannya...Berkat berlimpah untuk kakak-kakak semua.

Salam,

Yenny Beatrix (Sipil 2004)

Rekan-rekan Alumni yang terkasih,

Sudah sekian tahun program beasiswa YA PMKT berjalan. Tidak sedikit mahasiswa yang ‘tertolong’ karenanya.

Oleh karena itu, mari terus dukung program ini agar makin banyak mahasiswa yang bisa ditolong. Tidak hanya adik-adik mahasiswa

Teknik UGM tetapi juga teman-teman dari Fakultas lain, bahkan dari Universitas lain.

Untuk rekan-rekan alumni yang sudah pernah merasakan program ini, mari ingat lagi Janji Imannya.

Dukungan rekan-rekan alumni bisa dikirimkan ke Rekening YA PMKT :

BCA KCP Senayan City

Acc. No.: 5005080859

A.n.: Bianda Serginia atau Suzanna Hardjono, ST

Bank Mandiri

Acc. No.: 101-000-683-909-4

A.n.: Bianda Serginia

Artikel ini dipersembahkan oleh KomSos (Komisi Sosial)

Page 9: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

9

Natal adalah satu kata yang sangat bermakna.

Natal adalah satu kata yang membuat manusia menjadi

berharga.

Natal adalah kebahagiaan.

Natal adalah keselamatan bagi setiap orang percaya.

Selamat Natal kuucapkan untuk saudaraku...

Damai dan cinta kasih Tuhan beserta kita.

(Berlin Janrico Makarios Naibaho, Geodesi 2007)

Tidak terasa tahun 2017 sebentar lagi berakhir. ...

Suka duka pun sudah kita lalui dan kita imani bahwa karena penyertaan

Tuhan Yesus lah kita bisa sampai pada hari ini.

Biarlah masa yang lalu kita jadikan refleksi ke depannya untuk menjadi

senantiasa lebih baik dan lebih baik lagi.

Mari kita menjadi pembawa cinta kasih, damai dan terang bagi dunia.

Selamat Natal 2017 dan menyongsong Tahun Baru 2018

buat Rekan-rekan Alumni PMKT

Semoga kehidupan kita dan keluarga selalu dipenuhi dengan cinta dan damai.

(Andry Sehang, Kimia 1995)

Page 10: VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN W a r t a 6 A l …pmktugm.org/wp-content/uploads/2015/03/WAP-Nov-Dec2017.pdf · sesuai dengan profesi keteknikan VOLUME 20/2017 EDISI AKHIR TAHUN

10

Di zaman ini semakin banyak orang Kristen yang

masuk ke dalam zona abu-abu termasuk saya, hal

tersebut karena pengaruh dunia semakin keras

ditambah lagi semakin jarangnya orang-orang

Kristen berkumpul melakukan persekutuan.

Sebentar lagi kita akan merayakan Natal,

memperingati kelahiran Yesus yang datang ke

dunia untuk menunjukkan dengan kehidupanNya

sendiri yang mana yang hitam dan yang putih,

sehingga jelas siapa yang menjadi kawan dan

musuh Allah. Biarlah melalui Natal ini kita

memeriksa diri, sebab akan percuma kalau hanya

sekadar perayaan rutinitas.

Selamat Natal bagi saudara saudari PMKT UGM

(Benny Septian Pardede, Elektro 2011)

20 tahun yg lalu, Kristus hadir ke dunia

karena kasihNya

Saat ini dan seterusnya, kita hadir di dunia

bagi kemuliaanNya

Selamat Natal 25 Desember 2017 dan

Tahun Baru 1 Januari 2018

(Wellyn Migang, Kimia 1999)

Ho! Ho! Ho! It’s Christmas time!

Selamat hari Natal dan menyongsong tahun baru

untuk semua rekan alumni PMKT, Kakak-kakak

Staff beserta keluarga, penghuni Pandega Siwi

12c, serta Adik-adik mahasiswa semua...

May this Christmas turn out to be better that we

ever expected. Go out and spread the joy! God

bless us... (Sumarniwan, Industri 2005)