Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL...

77
Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579-8731 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN DARAT DAN PERKERETAAPIAN Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110 Telp. (021) 34832942 Fax. (021) 3440012 Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 JP. Transdat Volume 20 Nomor 1 Jakarta Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579-8731 Hal. 1-64

Transcript of Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL...

Page 1: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593

E-ISSN 2579-8731

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN DARAT DAN PERKERETAAPIAN

Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110

Telp. (021) 34832942

Fax. (021) 3440012

Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

JP. Transdat Volume 20 Nomor 1 Jakarta

Juni 2018 P-ISSN

1410-8593 E-ISSN

2579-8731 Hal. 1-64

Page 2: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

MAKSUD DAN TUJUAN

Jurnal Penelitian Transportasi Darat (JPTD)

bermaksud menerima artikel ilmiah dari peneliti

Badan Litbang Perhubungan, peneliti dari instansi

lain, serta akademisi di bidang transportasi darat yang

meliputi moda jalan dan kereta api.

Tujuannya untuk mempublikasikan artikel ilmiah di

bidang transportasi darat yang meliputi moda

transportasi jalan dan kereta api secara berkala.

RUANG LINGKUP

JPTD merupakan jurnal yang berisi artikel ilmiah

dari peneliti Badan Litbang Perhubungan, peneliti dari

instansi lain, serta akademisi, di bidang transportasi

darat yang meliputi moda transportasi jalan dan kereta

api.

Transportasi Jalan: meliputi pelayanan angkutan

jalan, keselamatan angkutan jalan, kendaraan

bermotor, kendaraan tidak bermotor, kendaraan

berbahan bakar listrik, kendaraan berbahan bakar gas,

terminal, pengujian kendaraan bermotor, manajemen

perparkiran,jaringan trayek

Transportasi Perkeretaapian: meliputi manajemen

pelayanan angkutan kereta api, keselamatan angkutan

perkeretaapian, sarana dan prasarana, fasilitas operasi.

Angkutan Umum: meliputi angkutan umum

bertrayek, angkutan umum tidak bertrayek, jaringan

trayek, tarif, kelembagaan angkutan umum, standar

pelayanan.

AKREDITASI

JPTD telah diakreditasi oleh Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Nomor Akreditasi : 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal : 24 Maret 2016

Berlaku sampai : 24 Maret 2019

PUBLIKASI

JPTD dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian.

P-ISSN 1410-8593

E-ISSN 2579-8731

Edisi elektronik tersedia di:

http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id

FREKUENSI PUBLIKASI

JPTD terbit sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu

terbitan pertama pada bulan Juni dan terbitan kedua

pada bulan Desember.

KEBIJAKAN ULASAN

Kebijakan ulasan dalam JPTD meliputi:

Satu naskah akan diulas oleh setidaknya 2 orang mitra

bestari.

Mitra bestari tidak mengetahui identitas penulis dan

penulis juga tidak mengetahui identitas mitra bestari

(double blind review method).

Proses ulasan akan mempertimbangkan kebaruan,

objektivitas, metode, dampak ilmiah, plagiarisme,

kesimpulan, dan referensi.

ALAMAT JPTD

Sekretariat JPTD:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi

Jalan dan Perkeretaapian

Jl. Medan Merdeka Timur No. 5

Jakarta Pusat, 10110, Indonesia

Tel: (021) - 34832942

Fax: (021) - 3440012

Jam Kerja: Senin - Jum’at,

08.00 WIB - 16.00 WIB

e-mail: [email protected]

Page 3: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI

DARAT

P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT diterbitkan sejak tahun 1998, mulai tahun 2007 terbit

dengan frekuensi 4 (empat) kali setahun, dan sejak tahun 2018 terbit dengan frekuensi 2 (dua) kali setahun.

Redaksi menerima artikel ilmiah di bidang transportasi darat yang meliputi moda jalan dan kereta api dari

peneliti Badan Litbang Perhubungan, peneliti dari instansi lain, akademisi, pakar/pemerhati transportasi darat,

serta kalangan umum.

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Pelindung : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Penasehat : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian

Pemimpin Umum : Ir. Danto Restyawan, M.T.

Pemimpin Redaksi : Arif Anwar, S.T., M.Sc (Transportasi Kere ta Ap i , Kementerian

Perhubungan)

Sekretaris Dewan Redaksi : Siti Nur Fadlilah A, S.T., M.T. (Transportasi Antarmoda, Kementerian

Perhubungan)

Dewan Redaksi : Erna Suharti, S.E., M.MTr (Transportasi Kereta Api, Kementerian

Perhubungan)

Ir. Setio Boedi Arianto (Transportasi Jalan, Kementerian Perhubungan)

Yok Suprobo, S.T., M.Sc. (Transportasi Jalan, Kementerian Perhubungan)

Widoyoko Darmaji, S.S., M.T. (Bahasa Inggris, Kementerian Perhubungan)

Mitra Bestari (Peer Group) : DR.Bambang Istianto, M.Si (Ahli Bidang Kebijakan Transportasi, Sekolah

Tinggi Transportasi Darat)

Drs. Priyambodo, MPM, DESS (Ahli Bidang Manajemen Transportasi,

Balitbangda Provinsi Jawa Timur)

Darmaningtyas (Ahli Bidang Transportasi Perkotaan, Institut

Studi Transportasi, INSTRAN)

Ir. Djoko Setijowarno, M.T. (Ahli Bidang Transportasi Kereta Api, Unika

Soegijapranata)

Andyka Kusuma, S.T., M.Sc, Ph.D. (Ahli Bidang Pemodelan Transportasi,

Universitas Indonesia)

Sekretariat Redaksi : Hartono, SAP, M.MTr., Budi Dwi Hartanto, S.T., M.T., Imam Samsudin, S.T., Arbie,

S.T., Reni Puspitasari, S.E., M.T., Yogi Arisandi, S.T., M.T., Dwi Heriwibowo

Alamat Redaksi

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI JALAN DAN PERKERETAAPIAN

Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110

Telp. (021) 348 32942, Fax. (021) 344 0012

Dicetak oleh: CV. SETIA SEJATI, Kp. Tajur No. 16 Kel. Tajur Kec. Ciledug - Kota Tangerang

Telp. (021) 7332446

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Page 4: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 i

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI

DARAT

P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal 24 Maret 2016

KATA PENGANTAR

Jurnal Penelitian Transportasi Darat merupakan salah satu wahana di Badan Penelitian dan Pengembangan

Perhubungan untuk mempublikasikan hasil penelitian dan kajian bidang transportasi darat (moda jalan dan

kereta api) dari peneliti Badan Litbang Perhubungan, peneliti dari instansi lain, serta akademisi. Pada

penerbitan Volume 20 (dua puluh), Nomor 1 (satu) ini menyajikan 5 (lima) tulisan yang membahas

implementasi model simulasi sistem dinamis terhadap analisis kemacetan lalu lintas, manajemen sistem

transportasi perkotaan, pengembangan angkutan jalan perintis, analisis pengaruh manajemen kecepatan

terhadap antrian kendaraan, analisis pengaruh pengoperasian interchange terhadap ruas jalan nasional. Fajar

Kurniawan dalam tulisannya “Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis Terhadap Analisis

Kemacetan Lalu Lintas Dikawasan Pintu Masuk Pelabuhan Tanjung Priok” yang bertujuan untuk

menentukan variabel utama yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di pintu masuk pelabuhan Tanjung

Priok, sehingga akan diberikan usulan solusi untuk mengantisipasi dalam mengatasi masalah kemacetan di

kawasan pintu Pelabuhan Tanjung Priok. Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah menulis “Manajemen

Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta”, dengan tujuan merencanakan usulan manajemen sistem

transportasi perkotaan Yogyakarta. Nunuj Nurdjanah dalam tulisannya “Pengembangan Angkutan Jalan

Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau “, dimana tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis

pengembangan angkutan jalan perintis di Provinsi Riau sebagai bahan masukan guna mendukung

konektivitas transportasi jalan dan membuka daerah yang belum berkembang di Provinsi Riau. Yohanes

Andika Suryo Negoro, Ahmad Munawar dan Muhammad Zudhy Irawan menulis tentang “Analisis

Pengaruh Manajemen Kecepatan Terhadap Antrian Kendaraan Pada Exit Gerbang Tol Periode

Liburan”, dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah manajemen kecepatan dapat mengurangi antrian

pada exit gerbang tol, dengan bantuan perangkat lunak Vissim. Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan

Dewanti dalam tulisannya “Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan

Nasional Kawasan Industri Cikande” bertujuan untuk mengindentifikasi kondisi kinerja lalu lintas

eksisting di ruas jalan nasional sekitar kawasan industri Cikande, menganalisis dampak yang ditimbulkan

akibat beroperasinya interchange di sekitar kawasan industri Cikande, serta merumuskan rekomendasi

manajemen dan rekayasa lalu lintas pada simpang interchange Cikande.

Selamat Membaca.

Redaksi.

Page 5: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

ii Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI

DARAT

P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal 24 Maret 2016

DAFTAR ISI

Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis Terhadap Analisis Kemacetan Lalu Lintas

Dikawasan Pintu Masuk Pelabuhan Tanjung Priok

Implementation of Model Simulation Dinamyc System for Analysis Traffic Congestion in

Entrance of Tanjung Priok Port _______________________________________________ 1-8

Fajar Kurniawan

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta

Yogyakarta Urban Transportation System Management ____________________________ 9-16

Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah

Analisis Model Perparkiran Dalam Perspektif Efektifitas Ruas Jalan di Kabupaten

Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Pioneered of Road Public Transport Development in Pelalawan District of Riau

Province __________________________________________________________________ 17-32

Nunuj Nurdjanah

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan Terhadap Antrian Kendaraan Pada Exit

Gerbang Tol Periode Liburan

Analysis of The Effect of Speed Management on Vehicle Queue at Toll Gate Exit in

Holiday Period ____________________________________________________________ 33-48

Yohanes Andika Suryo Negoro, Ahmad Munawar dan Muhammad Zudhy Irawan

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan

Industri Cikande

Interchange Operating Intersecting Analysis on The National Road of Cikande Industrial

Railways _______________________________________________________________________ 49-64

Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti

Page 6: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 iii

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI

DARAT

P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal 24 Maret 2016

Lembar abstrak boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya

DDC: 388.31 kur i

Fajar Kurniawan (Business Management, Faculty of

Bussiness, Saint Mary’sUniversity, 235 Wing Lok Street,

Sheung Wan, Hong Kong)

Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis Terhadap

Analisis Kemacetan Lalu Lintas Dikawasan Pintu Masuk

Pelabuhan Tanjung Priok

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Hal. 1-8

Tingkat kemacetan lalu lintas di kawasanpintu masuk

Pelabuhan Tanjung Priok dinilai cukup tinggi, oleh sebab

itu perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi tingkat

kemacetan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk

menentukan variabel utama yang menjadi penyebab

kemacetan lalu lintas di pintu masuk pelabuhan Tanjung

Priok. Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi

sistem dinamis, yang merupakan metodologi yang

mempelajari interaksi dalam struktur sehingga dapat

diterjemahkanke dalam model-model matematik yang

selanjutnya dengan bantuan komputer disimulasikan

untuk memperoleh perilaku historisnya. Dari hasil

simulasi dapat diketahui penyebab kemacetan lalu lintas

yang terjadi di kawasan pintu masuk Pelabuhan Tanjung

Priok, disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah

tidak sinkronnya informasi antara stake holder yang

memanfaatkan jasa pelabuhan, penyebaran penjadwalan

aktivitas export dan import yang tidak seimbang,

ketidakseimbangan antara kapasitas jalan dengan jumlah

kendaraan yang melalui kawasan tersebut, manajemen

pengelolaan lalu lintas kawasan yang tidak

memaksimalkan utilisasi teknologi informasi dan

kebijakan yang mendukung proses penumpukan container

di stacking area pelabuhan.

(Penulis)

Kata Kunci: kemacetan lalu lintas; Pelabuhan Tanjung

Priok; sistem dinamis.

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Hal. 9-16

Kota Yogyakartasebagai pusat tarikan kegiatan pariwisata, ekonomi dan pendidikan telah memiliki pengaruh yang berkembang hingga ke aglomerasinya. Kondisi ini menyebabkan bertambahnya permintaan terhadap kebutuhan pelayanan transportasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja manajemen sistem transportasi Perkotaan Yogyakarta eksisting serta merencanakan manajemen sistem transportasi Perkotaan Yogyakarta ideal yang dibuat dengan siklus perencanaan berdasarkan bagan alir dari Gray dan Hoel. Siklus ini mengidentifikasi data kinerja, permasalahan dan kesempatan yang ada, biaya, dampak dan prioritas proyek. Metode analisis SWOT dipakai untuk mengidentifikasi permasalahan dan kesempatan dalam siklus perencanaan sebagai dasar penentuan program dan kegiatan selanjutnya. Mixed method menjadi dasar metode dalam penelitian ini yang menggabungkan metode kualitatif dengan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas perencanaan manajemen sistem transportasi Perkotaan Yogyakarta secara berurutan: Rencana Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Tata Ruang Perkotaan Yogyakarta, Rencana Sistem Angkutan Umum, Rencana Sistem Angkutan Wisata, Rencana Fasilitasi Perparkiran dan Rencana Pemanfaatan Terminal Giwangan.

(Penulis) Kata Kunci: manajemen sistem transportasi; transportasi perkotaan; kinerja; siklus perencanaan.

DDC: 388.4 nug m

Danar Adi Nugroho1 dan Siti Malkhamah

2 (

1Mahasiswa

Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen

Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada,

Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia; 2Dosen

Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen

Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada,

Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia)

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Hal. 9-16

Kota Yogyakartasebagai pusat tarikan kegiatan

pariwisata, ekonomi dan pendidikan telah memiliki

pengaruh yang berkembang hingga ke aglomerasinya.

Kondisi ini menyebabkan bertambahnya permintaan

DDC: 388.049 nur p Nunuj Nurdjanah (Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta, Indonesia)

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Hal. 17-32

Rencana Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan menciptakan keterhubungan antar semua daerah di provinsi Riau. Selain dengan membangun jalan dan jembatan, keterhubungan antar daerah juga perlu didukung dengan adanya penyediaaan angkutan, salah satunya angkutan jalan perintis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan trayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti di Kabupaten Pelalawan sebagai angkutan jalan perintis sebagai bahan masukan untuk mewujudkan pengembangan aksesbilitas dan konektivitas transportasi jalan guna membuka daerah terisolasi atau kurang berkembang di Provinsi Riau. Penelitian ini mengambil usulan rute untuk trayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti di Kabupaten Pelalawan diambil sebagai sampel. Trayek ini sudah terhubung dengan akses jalan

Page 7: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

iv Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

sebagai bahan masukan untuk mewujudkan

pengembangan aksesbilitas dan konektivitas transportasi

jalan guna membuka daerah terisolasi atau kurang

berkembang di Provinsi Riau. Penelitian ini mengambil

usulan rute untuk trayek Pangkalan Kerinci-Teluk

Meranti di Kabupaten Pelalawan diambil sebagai

sampel. Trayek ini sudah terhubung dengan akses jalan

provinsi, terdapat potensi daerah yang cukup baik yaitu

perkebunan CPO, serta destinasi wisata Ombak Bono di

Pulau Muda. Berdasarkan hasil analisis menggunakan

metode analisis multikriteria, dapat disimpulkan bahwa

angkutan jalan perintis untuk trayek Pangkalan Kerinci-

Teluk Meranti dapat dikembangkan dan perlu didukung

dengan pengembangan fasilitas lainnya seperti

penyediaan tempat henti, perlengkapan jalan, dan

pelebaran jalan desadi Kabupaten Palalawan. Selain itu,

perlu pengembangan dan peningkatkan pengelolaan

tujuan wisata Sungai Kampar, sehingga dapat

meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun

mancanegara yang menjadi potensipermintaan angkutan

jalan perintis maupun angkutan umum jalan komersial di

masa yang akan datang.

(Penulis)

Kata Kunci: pengembangan trayek; angkutan jalan

perintis; Kabupaten Palalawan.

menunjukan manajemen kecepatan berpengaruh terhadap antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol pada periode Liburan dengan hasil skenario 1 dapat mengurangi jumlah antrian kendaraan sebesar 45,56%, skenario 2 sebesar 50,85 %, skenario 3 sebesar 65,55%, skenario 4 sebesar 3,71% dan skenario 5 sebesar 9,51%.

(Penulis) Kata Kunci: simulasi lalu lintas; manajemen kecepatan; antrian kendaraan.

DDC: 388.31 nug a

Yohanes Andika Suryo Negoro1, Ahmad Munawar

2

dan Muhammad Zudhy Irawan3

1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas

Gadjah Mada, JL. Teknik Utara No. 3, Yogyakarta,

Indonesia; 2 dan 3

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Yogyakarta,

Indonesia)

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan Terhadap Antrian Kendaraan Pada Exit Gerbang Tol Periode Liburan

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Hal. 33-48

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 jumlah

kepemilikan mobil penumpang di wilayah Provinsi

DKI Jakarta mencapai 3.525.925 unit, mengakibatkan

tingginya volume perjalanan dari wilayah Jakarta dan

sekitarnya pada masa libur panjang yang berimbas

pada antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol

Palimanan. Data pengelola Jalan Tol Cipali tahun 2015

sebesar 35 persen kendaraan melaju di atas 100 km/jam,

dengan karakteristik pengemudi yang cenderung untuk

memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan volume

kendaraan yang tinggi menyebabkan permasalahan

antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol. Penelitian

ini bertujuan untuk mengidetifikasi apakah manajemen

kecepatan dapat mengurangi antrian pada Exit

gerbang tol, dengan bantuan perangkat lunak Vissim.

Pengambilan data dengan survei inventarisasi ruas

jalan, pencacahan lalu lintas dan kecepatan sesaat

(spot speed). Analisis menggunakan simulasi software

Vissim dengan tahapan input data, kalibrasi, running

model dan output data yang akan divalidasi dengan

uji statistik, selanjutnya dilakukan running model pada 5

skenario manajemen kecepatan. Hasil penelitian

menunjukan manajemen kecepatan berpengaruh

terhadap antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol

pada periode Liburan dengan hasil skenario 1 dapat

mengurangi jumlah antrian kendaraan sebesar 45,56%,

skenario 2 sebesar 50,85 %, skenario 3 sebesar 65,55%,

skenario 4 sebesar 3,71% dan skenario 5 sebesar 9,51%.

DDC: 388.042 ram a Punta Ramandya

1, Imam Muthohar

2, dan Dewanti

3

1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas

Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia;

2 dan 3Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia)

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Hal. 49-64

Guna mengurai kemacetan yang terjadi pada jalan nasional sebagai dampak lalu lintas kawasan industri Cikande maka Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kabupaten Serang telah membangun interchange. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi tingkat pelayanan ruas jalan Raya Jakarta yang mempunyai status sebagai jalan nasional disekitar kawasan industri sebelum dan sesudah beroperasinya interchange serta merumuskan rekomendasi rekayasa lalu lintas. Oleh karena itu agar dapat mengetahui arus lalu lintas yang akan terjadi diruas jalan nasional tersebut maka dilakukan prediksi arus lalu lintas dengan menggunakan Software SATURN (Simulation and Assignment Traffic to Urban Road Networks) yang merupakan program analisis jaringan yang dikembangkan oleh Institute for Transport Studies, University of Leeds, sedangkan untuk mengevaluasi kinerja jaringan digunakan parameter VCR (Volume Capacity Ratio). Dari hasil analisis diperoleh bahwa sebelum interchange beroperasi ruas jalan Raya Jakarta segmen 1 mempunyai nilai VCR sebesar 0,68 dan 0,65 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,60 dan 0,50 (. Segmen 2 mempunyai nilai VCR sebesar 0,74 dan 0,79 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,75 dan 0,73. Segmen 3 mempunyai nilai VCR sebesar 0,69 untuk arah Jakarta, sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,64. Segmen 4 mempunyai nilai VCR sebesar 0,66 dan 0,60 untuk arah Jakarta sedangkan arah serang mempunyai nilai VCR sebesar 0,77 dan 0,76. Untuk hasil analisis setelah beroperasinya interchange segmen 1 mempunyai nilai VCR sebesar 0,68 dan 0,64 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,60 dan 0,49. Segmen 2 mempunyai nilai VCR sebesar 0,72 dan 0,70 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,74 dan 0,71. Segmen 3 mempunyai nilai VCR sebesar 0,52 untuk arah Jakarta, sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,50.

(Penulis) Kata Kunci: persimpangan; jaringan lalu lintas; arus lalu lintas; SATURN; rasio kapasitas volume.

Page 8: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 v

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI

DARAT

P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal 24 Maret 2016

The abstract sheet may reproduced without permission or charge

DDC: 388.049 nur p

Nunuj Nurdjanah (Puslitbang Transportasi Jalan dan

Perkeretaapian, Jl. Medan Merdeka Timur No. 5,

Jakarta, Indonesia)

Pioneered of Road Public Transport Development in

Pelalawan District of Riau Province

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Page. 17-32

Riau Provincial Government’s planning to increase

economic growth has been done by creating connectivity

among every regionin Riau Province. Other than building

roads and bridges,connectivity between regions also

needs to be supported by the provision of transportation

like pioneeredof roadpublic transportation. This research

is intended to identify traject visibility on Pangkalan

Kerinci-Teluk Meranti route at Pelalawan region as a

pioneered of road public transportation in Riau Province,

as a recommendation material on the development of

accessibility and connectivity of road transportation to

open isolated areas or less developed in Riau Province.

The study has taken the route of Pangkalan Kerinci-Teluk

Meranti in Pelalawan Regency as a sample. This route

has been connected with the provincial road access, a

good potential connection to the area of the CPO

plantation, as well as tourist destinations Bono Waves in

Pulau Muda. Based on the results of the analysis using

multicriteria analysis method, it can be concluded that

pioneered of road public transportation for Pangkalan

DDC: 388.31 Kur i

Fajar Kurniawan (Business Management, Faculty of

Bussiness, Saint Mary’sUniversity, 235 Wing Lok Street,

Sheung Wan, Hong Kong)

Implementation of Model Simulation Dinamyc System for

Analysis Traffic Congestion in Entrance of Tanjung Priok

Port

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Page. 1-8

Traffic congestion in the gate area of Port Tanjung Priok

is considered quite high. Therefore, there must be an

effort to reduce the level of congestion. The objective of

this research is to determinethe main variables caused

traffic congestion in the gateareaof Tanjung Priok

Port.System Dynamic is the method that we used, which is

a methodology that studies the interactions in a structure

that able to convert into mathematical models which

furthermore with can be simulated by computer to obtain

its historical behavior. From the analysis can explain the

cause of traffic jam occurred in the area of entrance of a

port Tanjung Priok are;Not synchronous information

between stakeholder of the services of the port, the spread

of scheduling the activity of the export and import being

unbalanced, the imbalance between total number vehicles

using road with capacity that runs through the area was

also discussed, the management of traffic does not make

every effort to ensure the utilization of information

technology and a policy of supporting process of heaping

container at the stacking an area of the port.

(Author)

Keywords: traffic congestion; Tanjung Priok Port;

dynamic system.

Yogyakarta City has become a tourism, economic and

educational activity center that affects its agglomeration.

This condition raises the demand for transportation

services. This research aims to find out the performance

of existing Yogyakarta urban transportation system

management and to plan the ideal Yogyakarta urban

transportation system management which was made by

adopting the planning cycle based on Gray and Hoel’s

flowchart.This cycle identifies the performance data,

problems and opportunity that exists, cost, impact and

project priority. SWOT analysis method is used to identify

the problems and opportunity in the planning cycle as a

basis for the next programs and actions. Mixed method

become the basic research method in this research that

compiles qualitative with quantitative methods. The result

of this research is the priority of Yogyakarta Urban

Transportation System Management planning in

sequence: Road Transportation Network Plan, Urban

Spatial Plan of Yogyakarta, Plan of Public Transport

System, Transportation System Plan, Facilitation Plan of

Parking and Utilization Plan of Giwangan Terminal.

(Author)

Keywords: transportation system management; urban

transportation; transportation performance; planning

cycle.

DDC: 388.4 nug m

Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah (1Mahasiswa

Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen

Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada,

Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia; 2Dosen

Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen

Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada,

Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia)

Yogyakarta Urban Transportation System Management

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Page. 9-16

Yogyakarta City has become a tourism, economic and

educational activity center that affects its agglomeration.

This condition raises the demand for transportation

services. This research aims to find out the performance

of existing Yogyakarta urban transportation system

management and to plan the ideal Yogyakarta urban

Page 9: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

vi Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018

Meranti in Pelalawan Regency as a sample. This route

has been connected with the provincial road access, a

good potential connection to the area of the CPO

plantation, as well as tourist destinations Bono Waves in

Pulau Muda. Based on the results of the analysis using

multicriteria analysis method, it can be concluded that

pioneered of road public transportation for Pangkalan

Kerinci-Teluk Meranti route can be developed and needs

to be supported by other facility development such as

place stopping, road equipment, and wideninglocal road.

There is also needs for development and improvement at

the management of tourist destinations Kampar River, so

as to increase the visits of foreign tourists and domestic

tourists as potential demand pioneered of roads

public transportation, as well as commercial public

transportation in the future.

(Author)

Keywords: traject development; pioneered of road public

transportation; Pelalawan District.

DDC: 388.31 nug a

Yohanes Andika Suryo Negoro1, Ahmad Munawar

2

dan Muhammad Zudhy Irawan3

1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas

Gadjah Mada, JL. Teknik Utara No. 3, Yogyakarta,

Indonesia; 2 dan 3

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Yogyakarta,

Indonesia)

Analysis of The Effect of Speed Management on Vehicle

Queue at Toll Gate Exit in Holiday Period

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Page. 33-48

Based on data from the Central Bureau of Statistics (BPS)

in 2016 number of passenger car ownership in the area of

Jakarta Province reached 3,525,925 units, resulting in

high volume of travel from Jakarta and surrounding areas

during the long holiday which impact on the queue of

vehicles at the Exit gate Palimanan Toll. According to

data from Cipali toll road management in 2015, 35

percent of vehicles drove over 100 km / h, with the

characteristics of drivers who tend to drive vehicles with

high speed and high vehicle volume causing problems

queue of vehicles at Exit Toll gate. This study aims to

identify whether speed management can reduce the queue

at toll gate Exit, with the help of Vissim software. Data

collection by survey of road segment inventory, traffic

congregation and spot speed. Analysis using Vissim

simulation software with data input stage, calibration,

running model and out put data to be validated with

statistical test, then conducted running model on 5 speed

management scenario. The result of the research shows

that speed management influence to queue of vehicle at

Exit of Toll gate during Vacation period with scenario 1

result can decrease vehicle queue amount 45.56%,

scenario 2 is 50.85%, scenario 3 is 65.55%, scenario 4 is

3.71% and scenario 5 is 9.51%.

(Author)

Keywords: traffic simulation, speed management, queue

of vehicles.

DDC: 388.042 ram a

Punta Ramandya1, Imam Muthohar

2, dan Dewanti

3

1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas

Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia;

2 dan 3Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia)

Analysis of the Effect of Interchange Operations to

National Roads on Cikande Industrial Region

J.P. Transdat

Vol. 20, No. 1, Juni 2018, Page. 49-64

In order to unravel the congestion occurring on the

national road as a result of the traffic of the Cikande

industrial region, the Banten Provincial Government and

the Serang Region Government have built interchange.

The purpose of this research is to identify the level of

services of Jakarta Highway which has status as national

road around industrial area before and after interchange

operation and formulate the recommendation of traffic

engineering. Therefore, in order to know the traffic flow

that will occur in the national road, it is predicted

traffic flow using SATURN Software (Simulation and

Assignment Traffic to Urban Road Networks) which is a

network analysis program developed by Institute for

Transport Studies, University of Leeds, while to evaluate

the performance of the network used VCR parameters

(Volume Capacity Ratio). From the analysis result, it was

found that before the interchange, the segment 1 segment

of the Jakarta Highway has a VCR value of 0.68 and 0.65

for the direction of Jakarta while for Serang direction

VCR value is 0.60 and 0.50 (Segment 2 has VCR value

equal to 0.74 and 0.79 for the direction of Jakarta while

for the Serang direction VCR value of 0.75 and

0.73.Sendment 3 has a VCR value of 0.69 for the direction

of Jakarta, while for Serang direction VCR value of 0.64.

4 has a VCR value of 0.66 and 0.60 for the direction of

Jakarta while the direction of attack has a VCR value of

0.77 and 0.76.For the analysis results after the operation

of interchange segment 1 has a VCR value of 0.68 and

0.64 for the direction of Jakarta while for the direction of

Serang VCR value of 0.60 and 0.49.Sendment 2 has a

VCR value of 0.72 and 0.70 for the direction of Jakarta

while for Serang direction VCR value of 0.74 and 0.71

Segment 3 has a VCR value of 0.52 for the direction of

Jakarta, while for direction Attack VCR value of 0,50.

(Author)

Keywords: interchange; network traffic; traffic flow;

SATURN; volume capacity ratio.

Page 10: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 1-8

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index

p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v20i1.641 1 1410-8593| 2579-8731 ©2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0

Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis terhadap Analisis Kemacetan

Lalu Lintas DikawasanPintu Masuk Pelabuhan Tanjung Priok

Fajar Kurniawan Business Management, Faculty of Bussiness, Saint Mary’sUniversity

235 Wing Lok Street, Sheung Wan, Hong Kong [email protected]

Diterima: 3 Mei 2018, Direvisi: 17 Mei 2018, Disetujui: 24 Mei 2018

ABSTRACT Implementation of Model Simulation Dinamyc System for Analysis Traffic Congestion in Entrance of Tanjung Priok Port:Traffic congestion in the gate area of Port Tanjung Priok is considered quite high. Therefore, there must be an effort to reduce the level of congestion. The objective of this research is to determinethe main variables caused traffic congestion in the gateareaof Tanjung Priok Port.System Dynamic is the method that we used, which is a methodology that studies the interactions in a structure that able to convert into mathematical models which furthermore with can be simulated by computer to obtain its historical behavior. From the analysis can explain the cause of traffic jam occurred in the area of entrance of a port Tanjung Priok are;Not synchronous information between stakeholder of the services of the port, the spread of scheduling the activity of the export and import being unbalanced, the imbalance between total number vehicles using road with capacity that runs through the area was also discussed, the management of traffic does not make every effort to ensure the utilization of information technology and a policy of supporting process of heaping container at the stacking an area of the port.

Keywords: traffic congestion; Tanjung Priok Port; dynamic system.

ABSTRAK Tingkat kemacetan lalu lintas di kawasanpintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok dinilai cukup tinggi, oleh sebab itu perlu adanya suatu upaya untuk mengurangi tingkat kemacetan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan variabel utama yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok. Metode penelitian yang digunakan adalah simulasi sistem dinamis, yang merupakan metodologi yang mempelajari interaksi dalam struktur sehingga dapat diterjemahkanke dalam model-model matematik yang selanjutnya dengan bantuan komputer disimulasikan untuk memperoleh perilaku historisnya. Dari hasil simulasi dapat diketahui penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di kawasan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok, disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah tidak sinkronnya informasi antara stake holder yang memanfaatkan jasa pelabuhan, penyebaran penjadwalan aktivitas export dan import yang tidak seimbang, ketidakseimbangan antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang melalui kawasan tersebut, manajemen pengelolaan lalu lintas kawasan yang tidak memaksimalkan utilisasi teknologi informasi dan kebijakan yang mendukung proses penumpukan container di stacking area pelabuhan.

Kata Kunci: kemacetan lalu lintas; Pelabuhan Tanjung Priok; sistem dinamis.

I. Pendahuluan

Masalah yang dihadapi ibukota di negara berkembang adalah kemacetan lalu lintas. Hal ini menjadi semakin mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang menghadapi masalah kemacetan lalu lintas yang parah.Kemacetan di Jakarta telah menyebabkan pemborosan dalam hal konsumsi bahan bakar, bahkan semakin parah karena penambahan jumlah kendaraan sekitar 11% per tahun dan penambahan panjang jalan hanya 0,01% per tahun. Suatu rasio yang tidak seimbang antara jumlah kendaraan dengan kapasitas daya tampung jalan. Menurut Castrol Magnatec Stop-Start Index, Jakarta adalah kota dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi di dunia. Indeks Start-Stop memperkirakan jumlah rata-rata start dan berhenti per kendaraan di 78 kota di seluruh dunia, dimana pengemudi di Jakarta memiliki 33.240 dimulai dan berhenti setiap tahun (Cox, 2015). Jumlah mulai dan berhenti yang lebih tinggi dikaitkan dengan kemacetan lalu lintas yang lebih intens dan emisi gas rumah kaca yang lebih

intens setiap mil perjalanan. Situasi ini berpengaruh pada aktivitas ekonomi dan pengguna transportasi di Jakarta. Angka tersebut mengundang perhatian publik dalam penggunaan fasilitas umum dan transportasi di Jakarta.Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta utara adalah salah satu kawasan yang sangat macet, terutama didominasi oleh angkutan truk yang merupakan angkutan barang menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Sejumlah pertanyaan muncul, seperti: "Apa penyebab kemacetan lalu lintas di pintu pelabuhan Tanjung Priok?"; "Seberapa jauh sistem dapat mengelola semua masalah kemacetan lalu lintas ini?"; dan “Sistem apa yang dapat meminimalkan kemacetan di Kawasan pintu ?”.

Studi ini bertujuan untuk menentukan variabel utama

yang menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di

pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok, sehingga

akan diberikan usulan solusi untuk mengantisipasi

dalam mengatasi masalah kemacetan di kawasan

pintu Pelabuhan Tanjung Priok.

Page 11: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

2 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 1-8

II. Tinjauan Pustaka

Pendekatan yang dilakukan dalam kegiatan ini

adalah pendekatan sistem. Pendekatan ini dipilih,

karena kondisi kemacetan di kawasan pintu masuk

Pelabuhan Tanjung Priok sangat dipengaruhi oleh

banyak elemen yang saling terkait antara satu dengan

yang lain dan bersifat dinamis (Marimin, 2004).

Oleh sebab itu, pendekatan sistem merupakan pilihan

tepat, karena pendekatan ini mampu memecahkan

suatu permasalahan yang memiliki karakteristik

(Marimin, 2004):

1. Kompleks, yaitu interaksi antar elemen cukup

rumit.

2. Dinamis, dalam arti faktornya ada yang

berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke

masa depan.

3. Probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi

peluang dalam inferensi kesimpulan maupun

rekomendasi.

Salah satu hal yang menonjol dari pendekatan sistem

yaitu pencarian faktor-faktor penting dalam

pengkajian masalah untuk mendapatkan

penyelesaian yang sesuai, dengan pemakaian model

kuantitatif untuk membantu proses pengambilan

keputusan secara rasional. Pendekatan sistem yang

sesuai, dapat memecahkan masalah yang

kompleksitasnya tinggi.

Pendekatan sistem dalam model kemacetan ini

dilakukan dengan menggunakan soft system dan

hard system. Model kebijakan dikatakan soft system

karena model tersebut dirancang berdasarkan data

kuantitatif yang ada saat ini, maupun data yang ada

di masa lalu. Model juga masuk kedalam kategori

soft system, karena setelah dilakukan simulasi, maka

hasilnya digunakan untuk membuat skenario

kebijakan yang bersifat kualitatif.

Studi ini menyajikan model desain untuk

pengendalian lalu lintas menggunakan pendekatan

sistemdenganmengandalkan ide dan metode yang

dikembangkan di barat oleh May, A.D (1997),

Forrester (1961), Marimin (2004), Mannering, F.L

(2005) dan Coyle (1996).

Sistem adalah entitas tunggal yang terdiri dari

bagian-bagian yang terkait satu sama lain dan

berusaha mencapai tujuan dalam lingkungan yang

kompleks (Marimin, 2004). Pendekatan sistem

muncul karena realitas fundamental dari masalah

yang sebenarnya adalah kompleksitas, di mana

unitnya adalah keragaman. Keragaman yang begitu

besar tidak dapat dinilai atau dikendalikan oleh satu

atau dua metode spesifik. Oleh karena itu, teori

menyatakan bahwa sistem adalah konsep meta

sistemik, di mana formalitas dan seluruh proses

disiplin ilmu sosial dapat diintegrasikan (Eriyatno,

1999). Pendekatan sistem adalah kerangka berpikir

yang mencari campuran antara bagian melalui

pemahaman keseluruhan. Kemacetan lalu lintas

adalah masalah yang rumit, dan masalah ini dapat

diselesaikan dengan pendekatan sistem.

Studi tentang rekayasa sistem oleh Blanchard, B.S.

Fabrycky, W.J. (1998) menunjukkan bahwa desain

konseptual adalah langkah pertama dalam

keseluruhan proses desain dan pengembangan

sistem. Proses rekayasa sistem berevolusi dari

kebutuhan yang diidentifikasi untuk definisi

persyaratan sistem dalam hal fungsional, penetapan

kriteria desain, dan pengembangan sistem untuk

memenuhi kebutuhan pengguna dengan cara yang

efektif dan efisien. Dengan demikian, rekayasa

sistem berkaitan dengan transisi dari kebutuhan dan

definisi persyaratan ke konfigurasi sistem yang

sepenuhnya ditentukan. Desain konseptual akan

mengembangkan proses desain model kontrol lalu

lintas.

Forrester dikenal sebagai pendiri dinamika sistem,

yang berhubungan dengan simulasi interaksi antara

objek dalam sistem dinamis. Sistem Dinamika akan

mempelajari masalah dengan sudut pandang sistem,

di mana elemen-elemen sistem berinteraksi dalam

hubungan umpan balik yang akan menghasilkan

perilaku tertentu. Interaksi dalam struktur ini

diterjemahkan ke dalam model matematika yang

kemudian menggunakan simulasi komputer untuk

mendapatkan perilaku historis. Faktor sistem

dynamics adalah konsep informasi umpan balik dari

sistem perilaku, model matematika dari interaksi

dinamis, dan simulasi komputer, akan melakukan

serangkaian eksperimen terkontrol mengenai

keadaan sistem dalam laboratorium (Forrester,

1961).

Kemacetan lalu lintas adalah masalah yang

kompleks, dan masing-masing variabel subsistem

terkait satu sama lain. Masalah karakteristik ini dapat

dilakukan dengan menggunakan dinamika Sistem.

Menurut Coyle (1996) Sistem dinamis terkait dengan

waktu yang bergantung pada bagaimana perilaku

sistem menggambarkan sistem untuk mencapai

tujuan utama menggunakan model kualitatif dan

kuantitatif, bagaimana informasi umpan balik akan

mempengaruhi perilaku sistem, dan design untuk

informasi struktur umpan balik dan kebijakan

pengendalian melalui simulasi dan optimalisasi.

III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jakarta Utara, di kawasan

pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok. Data yang

dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan

melakukan wawancara dengan stakeholder antara

lain dengan regulator yaitu Dinas Perhubungan

Page 12: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis (...), Fajar Kurniawan 3

Provinsi DKI, Badan Pengelola Transportasi

Jabodetabek (BPTJ), Badan Pusat Statistik (BPS),

dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya,dan

operator transportasi serta masyarakat. Sedangkan

data sekunder dikumpulkan dari Dinas Perhubungan

Provinsi DKI Jakarta, Badan Pengelola Transportasi

Jabodetabek (BPTJ), Badan Pusat Statistik (BPS)

dan Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya.

Untuk menyediakan data pendukung dalam

penelitian inidilakukanpengamatan partisipan dengan

sekelompok pengguna fasilitas lalu lintas public di

kawasan dimana penelitian dilakukandilakukan,

yangtujuannya adalah untuk mengumpulkan lebih

banyak informasi kualitatif tentang dampak yang

dirasakan, titik kritis dan penyebab kemacetan lalu

lintas karena sudutpandang pengguna sebagai

pengguna fasilitas transportasi dalam aktivitas sehari-

hari, komunitas pengguna jalan dan pengguna

komunitas umum di kawasan pintu masuk

Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Perolehan data juga dilakukan denganmewawancarai

para stakeholder dan para ahli yang terhubung ke

sistem kontrol lalu lintas di Jakarta. Wawancara

dengan cara kuesioner terstruktur juga akan

digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang

solusi alternatif untuk mengembangkan kebijakan

untuk meminimalkan kemacetan lalu lintas di

Jakarta. Wawancara sangat penting untuk memeriksa

pertanyaan seperti "Apa jenis sistem pengendalian

lalu lintas kebijakan dapat mendorong untuk

membuat pilihan rasional untuk meminimalkan

kemacetan lalu lintas?". Peserta dalam wawancara

individu berdasarkan Purposive Sampling Methods.

Guna mendapatkan gambaran yang lebih lengkap

tentang situasi lalu lintas di Jakarta dan data lengkap

dalam sistem Dinamika, analisis komprehensif

statistik resmi juga akan dilakukan selain data resmi,

sumber data statistik lain yang dihasilkan oleh

lembaga seperti Badan Pusat Statistik dan Pemda

DKI Jakarta (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta).

Saya akan memberikan perhatian khusus pada

informasi tentang lokasi kemacetan lalu lintas dan

jenis kemacetan lalu lintas yang dilakukan di tempat-

tempat tertentu.

Metode analisis yang digunakan adalah dengan

menggunakan simulasi system dinamik dengan

menggunakan perangkat lunak.Pendekatan sistem

dinamik memiliki prospek yang sangat baik, sebagai

alat bantu untuk menjawab variabel yang

berpengaruh terhadap kemacetan di kawasan pintu

masuk Pelabuhan Tanjung Priok. Melalui

pendekatan ini diharapkan prediksi dampak dari

penerapan berbagai skenario kebijakan dapat

digunakan sebagai antisipasi kemacetan. Dengan

kata lain, pendekatan ini dapat berfungsi sebagai

sistem peringatan dini dari penerapan suatu

kebijakan.

Sistem dinamik yang akan dilakukan untuk membuat

simulasi kemacetan lalu lintas di Jakarta, terdiri dari

beberapa tahapan simulasi.

A. Pemetaan Sistem Nyata

Sistem yang ada saat ini yang komponennya terdiri

dari wilayah dipetakan, sehingga akan muncul

gambaran keberadaan sistem tersebut.

B. Formulasi Model Mental

Memformulasikan model mental sehingga dapat

diketahui hubungan antar sub sistem, sebab akibat,

dan prilaku antar setiap sub sistem,dan faktor

kemacetan lalu lintas.

C. Membuat Causal Loop Diagram

Diagram ini akan mengungkapan tentang kejadian

hubungan sebab akibat antara subsistem model

kemacetan dan antara faktor dalam setiap sub sistem

tersebut, ke dalam bahasa gambar tertentu. Diagram

ini digunakan untuk membentuk struktur dari model

kebijakan dalam bentuk diagram lingkar sebab

akibat.

D. Pembuatan Model

Pembuatan model dilakukan dengan membangun

Soft Floor Diagram (SFD); Model kemacetan lalu

lintas merupakan dasar dari penyelidikan

eksperimantal yang relatif murah dan hemat waktu

dibandingkan jika mengadakan percobaan langsung

pada sistem yang nyata. Proses pemodelan dapat

dilihat pada Gambar 1.

Proses pemodelan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Identifikasi Masalah (Penetapan Batasan); Pada

tahapan ini akan dilakukan seleksi terhadap

kebijakan berdasarkan kebutuhan, yaitu

variabel penentu yang menjadi penyebab

kemacetan lalu lintas di Jakarta. Tahapan ini

akan mendefinisikan masalah yang dihadapi

dalam kondisi lalu lintas kedalam bentuk model

dinamis.

2. Formulasi Dinamis Hipotesa; Dilakukan dengan

cara mengurutkan hipotesa awal dan pemetaan

(diagram batasan model, diagram subsistem,

diagram sebab akibat, pemetaan stok dan aliran,

diagram struktur kebijakan).

Gambar 1.

Pembuatan Model.

Identifikasi

Masalah

Formulasi

Dinamik

Hipotesa

Formulasi

Model

Simulasi

Pengujian

Page 13: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

4 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 1-8

3. Formulasi Model Simulasi; Hubungan

keterkaitan antara sub sistem model kemacetan

lalu lintas dapat dijabarkan dalam bentuk

formulasi, dimana formulasi ini akan dijadikan

input untuk melakukan simulasi model.

Formulasi dapat diperoleh dari:

1) Studi literatur dari sub sistem dan faktor

yang digunakan dalam model kemacetan.

2) Justifikasi pakar terkait.

3) Kecenderungan/Trend dari data sub sistem

dan faktor untuk data masa lalu, sehingga

diperoleh pola yang dapat diformulasikan

untuk memprediksi perkembangan

kemacetan saat ini.

Pada tahapan ini juga dilakukan estimasi

parameter yang berpengaruh terhadap tujuan

kajian, dan melihat hubungan perilaku dan

kondisi awal dari setiap parameter tersebut.

4. Pengujian; Model kebijakan yang sudah

te rbentuk akan d iuj i dengan cara

membandingkan hasil perhitungan model

dengan kondisi real yang semestinya diperoleh

melalui fenomena nyata, maupun referensi dari

pakar terkait.

E. Input Data

Kegiatan ini dilakukan dengan mengisi data dan

mendefinisikan semua hubungan antara sub sistem

yang satu dengan subsistem yang lain, serta

hubungan antara faktor yang satu dengan faktor

yang lain, baik yang berada dalam satu sub sistem,

maupun yang berada diluar sub sistem.

F. Simulasi

Merupakan proses dinamika prilaku model yang

dilakukan dengan cara me-Run model, sehingga

dihasilkan grafik dan tabel data prilaku model.

G. Verifikasi

Merupakan uji konsistensi dan prilaku model,

melalui aktivitas testing dan evaluasi, apabila

hasilnya tidak verified, maka kembali dilakukan

pembuatan CLD, dan apabila hasilnya valid, maka

dapat dilanjutkan ke proses berikutnya. Model

kebijakan akan diuji melalui proses simulasi dan

hasilnya akan dibandingkan dengan kondisi secara

logis yang semestinya diperoleh melalui fenomena

nyata, maupun referensi dari pakar terkait. Verifikasi

dari kegiatan ini juga dilakukan dengan focus group

discussion, sehingga akan muncul penilaian terhadap

hasil simulasi, apabila hasilnya dipandang relevan,

proses akan dilanjutkan.

H. Uji Sensitivitas

Uji ini dilakukan untuk mendapatkan laverage point,

sehingga keluarannya berupa faktor-faktor yang

dominan yang mempangaruhi perkembangan setiap

sub sistem model kemacetan di kawasan pintu

masuk Pelabuhan Tanjung Priok.

IV. Hasil dan Pembahasan

May, A.D (1997)profesor teknik transportasi di

Leeds University membuat kontribusi besar untuk

sistem lalu lintas dengan mengembangkan penelitian

untuk kebijakan transportasi. Studinya menunjukkan

bahwa masalah transportasi, seperti kemacetan,

polusi dan kecelakaan adalah penyebab permasalahn

publik yang semakin meluas. Survei menunjukkan

bahwa 70% dari penduduk Inggris menilai kondisi

lalu lintas sebagai puncak permasalahan, dan 60%

dari penduduk Uni Eropa mempertimbangkan

konsekuensi dari kemacetan lalu lintas mobil di

daerah perkotaan yang sangat tidak memuaskan.

Delay yang diakibatkan oleh masalah transportasi

juga merupakan masalah serius bagi industri. Sebuah

studi yang dilakukan oleh konfederasi industri

Inggris menunjukkan bahwa kemacetan di jalan

menelan biaya sebesar £ 15 miliar setiap tahun.

Telah teridentifikasi ada tiga masalah utama

berkenaan dengan jalan perkotaan, antara lain:

efisiensi-keterlambatan, keamanan dan lingkungan.

Berdasarkan masalah tersebut, disarankan beberapa

indikator untuk kebijakan transportasi, antara lain:

efisiensi ekonomi, perlindungan lingkungan,

keselamatan, aksesibilitas, keberlanjutan, regenerasi

ekonomi, keuangan, keadilan dan kepraktisan.

Ada banyak variabel yang paling berpengaruh dalam

meminimalkan kemacetan lalu lintas. Dalam

hipotesis saya, teknologi Infrastruktur akan menjadi

variabel utama untuk memecahkan masalah.

Kemudian, Mannering, F.L. Kilareski, W.P. dan

Washburn, S.C, (2005) mencoba memberikan

penjelasan lengkap untuk Traffic Infrastructure

Technologies. Sinyal lalu lintas persimpangan adalah

teknologi kontrol lalu lintas yang akrab. Pada

persimpangan bersinyal, trade-off antara mobilitas

dan keamanan menjadi fokus yang tajam. Prosedur

untuk mengembangkan rencana pengendalian sinyal

lalu lintas (mengalokasikan waktu hijau untuk

pergerakan lalu lintas yang saling bertentangan) telah

membuat kemajuan signifikan selama bertahun-

tahun. Hari ini, sinyal di persimpangan kritis

merespon dengan cepat arus lalu lintas yang berlaku.

Kelompok sinyal diurutkan untuk memungkinkan

kelancaran arus lalu lintas, dan dalam beberapa

kasus, komputer mengontrol seluruh jaringan sinyal.

Singkatnya, mengembangkan teknologi kontrol lalu

lintas akan menjadi jawaban untuk mengurangi

kemacetan lalu lintas.Kemacetan lalu lintas masih

dipengaruhi lagi oleh rendahnya kinerja lembaga-

lembaga yang bertanggungjawab menyelenggarakan

transportasi perkotaan, yang merupakan

permasalahan stuktural, di samping tidak adanya

Page 14: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis (...), Fajar Kurniawan 5

keterpaduan antara perencanaan tata guna lahan dan

perencanaan transportasi, rendahnya kinerja

pelayanan angkutan umum, serta rendahnya tingkat

disiplin pemakai jalan(Sukarto, 2006).

Pada umumnya kota-kota besar di Indonesia

mengalami hal yang sama dalam bidang transportasi

yaitu kemacetan lalu lintas di jalan raya. Kemacetan

penyebabnya dari berbagai kehidupan yang saling

terkait misalnya ke disipilinan yang kurang ,low

Inforcement yang lemah, pertumbuhan kendaraan

yang tidak bisa di imbangi pertumbuhan prasarana

jalan. Secara garis besar bahwa kemacetan terjadi

akibat kapasitas jalan di lampaui dengan persamaan

tingkat pelayanan = V/C (Volume/Capasity)

mendekati 1. Sebenarnya yang ideal nilai V/C <

0,75. (M.K.J.I.)(Alhadar, 2011).

Berdasarkan penelitian Alhadar (2011) penyebab

kemacetan di Jakarta, antara lain:

1. Buruknya layanan transportasi umum yang ada,

yaitu tidak adanya time table (atau terjadwal),

tidak berhenti di halte saja, buruknya kualitas

kendaraan, buruknya pelayanan sopir dan

kondektur.

2. Jumlah kendaraan bermotor yang sangat

banyak akibat dari buruknya pelayanan

angkutan umum seperti dijelaskan pada

penyebab pertama.

3. Arus urbanisasi yang tidak bisa dibendung dan

mitos Jakarta sebagai kota harapan.

4. Infrastruktur jalan. Kenyataan menunjukkan

bahwa infrastruktur jalan di Jakarta sangat

kurang dibanding dengan jumlah kendaraan

yang ada. Hal ini yang dijadikan alasan pihak

lain yang dituduh menjadi penyebab kemacetan

sebagai penyebab utama kemacetan, seperti

anggapan atau sangahan bahwa angkutan

umum dan jumlah penjualan kendaraan

bermotor tidak ikut andil dalam meningkatkan

kemacetan. Infrastruktur dan yang lainnya

adalah saling terkait dalam menyebabkan

terjadinya kemacetan.

5. Fasilitas pendukung jalan kurang sekali.

Fasilitas pendukung jalan seperti trotoar sangat

diperlukan untuk mencegah kemacetan.

Sekarang ini jalan yang sudah sempit masih

digunakan oleh pejalan kaki, sepeda dan

gerobak sehingga menambah sesaknya jalan

tersebut.

Cox (2015) beranggapan bahwa bahwa kemacetan

disebabkan oleh karena terlalu banyak kendaraan di

kawasan yang sempit. Pada gilirannya kemacetan

memperparah polusi udara. Oleh karena itu,

penyelesaiannya sederhana, dengan menyebarkan

lalu-lintas dan membuatnya bergerak lebih cepat.

Berdasarkan literatur tersebut dapat ditarik beberapa

point berkenaan dengan faktor penyebab kemacetan

di Jakarta utara, yang digambarkan pada Gambar 2.

Riset hanya membatasi pada factor utama yang

berperan dalam kemacetan lalu lintas di Jakarta

Utara, khususnya yang berhubungan dengan volume

kendaraan dan manajemen. Kedua faktor ini akan

mengerucut kepada satu titik yang menjadi penyebab

utama kemacetan di Jakarta.

Berdasarkan pengamatan dan interview dengan

beberapa stakeholder yang dilakukan di Jakarta

Utara, hal utama yang menyebabkan tingkat

kemacetan di Jakarta Utara tinggi adalah volume

kendaraan truk container yang masuk ke kawasan

kota dan menumpuknya kendaraan berbadan besar di

pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok yang menjadi

penyebab efek berantai kemacetan di Jakarta Utara.

Riset ini berupaya untuk mengantisipasi salah satu

sumber kemacetan pada pintu masuk dan keluar dari

pelabuhan Pelabuhan Tanjung Priok.

Gambar 2.

Penyebab Kemacetan di Jakarta Utara.

Page 15: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

6 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 1-8

Berdasarkan pengamatan dan interview dengan

beberapa stakeholder yang dilakukan di Jakarta

Utara, hal utama yang menyebabkan tingkat

kemacetan di Jakarta Utara tinggi adalah volume

kendaraan truk container yang masuk ke kawasan

kota dan menumpuknya kendaraan berbadan besar di

pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok yang menjadi

penyebab efek berantai kemacetan di Jakarta Utara.

Riset ini berupaya untuk mengantisipasi salah satu

sumber kemacetan pada pintu masuk dan keluar dari

pelabuhan Pelabuhan Tanjung Priok.

Kemacetan lalu lintas di Jakarta Utara diukur

berdasarkan tingkat kemacetan lalu lintas. Tingkat

pelayanan ruas jalan yang merupakan perbandingan

antara volume lalu-lintas (V) dengan kapasitas jalan

(C), yang kemudian disebut V/C ratio merupakan

salah satu indikator dari tingkat kemacetan lalu-

lintas. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi

tingkat kemacetan lalu-lintas antara lain penggunaan

lahan, lebar jalan, dan hambatan samping. Ketiga

faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat

pelayanan jalan yang kemudian berdampak pada

tingkat kemacetan lalu-lintas (Patriandini, R.

Suryadi, & Kadyarsi, 2013). Lokasi pintu masuk

pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat pada

Gambar 3. Sementara itu variabel model yang

dipertimbangkan dalam mengantisipasi kemacetan

kawasan pintu masuk Tanjung Priok dapat dilihat

pada Tabel 1.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pada

daerah penelitian Jakarta Utara terdapat tingkat

kemacetan yang tinggi.Pengembangan model

dengan berdasarkan kepada titik kemacetan di

kawasan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok,

dapat digambarkan pada Gambar 4.

Hasil dari simulasi model sistem dinamis dapat

dilihat pada Gambar 5. Pada hasil simulasi dapat

dilihat terjadi penurunan dari volume lalu lintas awal

menuju volume lalu lintas akhir setelah dilakukan

proses reduction melalui implementasi scheduling

dan information sharing.

Penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di

kawasan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok,

antara lain:

1. Tidak sinkronnya informasi antara stake holder

yang memanfaatkan jasa pelabuhan, sehingga

penjadwalan yang ada selalu bersifat darurat,

hanya pada saat closing kapal, sehingga

memungkinkan kemacetan yang massif pada

Hari Rabu, Kamis dan Jum’at.

2. Penyebaran penjadwalan aktivitas export dan

import yang tidak seimbang, sehingga aktivitas

loading dan unloading akan menumpuk pada

hari tertentu.

3. Ketidakseimbangan antara kapasitas jalan

dengan jumlah kendaraan yang melalui

kawasan tersebut.

4. Manajemen pengelolaan lalu lintas kawasan

yang tidak memaksimalkan utilisasi teknologi

informasi.

5. Kebijakan yang mendukung proses

penumpukan container di lokasi stacking area

pelabuhan.

Antisipasi yang dilakukan untuk mengurangi

kemacetan lalu lintas di kawasan pintu

masukPelabuhan Tanjung Priok:

1. Melakukan sinkronisasi penjadwalan dari

Gambar 3.

Pintu Masuk Pelabuhan Tanjung Priok.

Page 16: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Implementasi Model Simulasi Sistem Dinamis (...), Fajar Kurniawan 7

beberapa stakeholder yang berperan dalam

menggunakan jasa pelabuhan, sehingga tidak

terjadi tumpang tindih sumberdaya yang

berujung pada kemacetan lalu lintas.

2. Pembangunan Gudang berikat yang mendekati kawasan Industri, dan menerapkan kebijakan yang memungkinkan perusahaan pengguna jasa pelabuhan untuk memanfaatkan fasilitas gudang tersebut.

3. Pengalihan tata ruang yang ada di pelabuhan Tanjung Priok, sehingga lokasi yang rawan terjadi kemacetan akan disebar ke lokasi yang masih kosong.

4. Implementasi system informasi sharing antar

stakeholder.

V. Kesimpulan

Penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di kawasan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok, disebabkan oleh beberapa hal antara lain adalah a) Tidak sinkronnya informasi antara stake holder yang memanfaatkan jasa pelabuhan, sehingga penjadwalan yang ada selalu bersifat darurat, hanya pada saat closing kapal, sehingga memungkinkan kemacetan yang massif pada Hari Rabu, Kamis dan Jum’at, b) Penyebaran penjadwalan aktivitas export dan import yang tidak seimbang, sehingga aktivitas loading dan unloading akan menumpuk pada hari tertentu, c) Ketidakseimbangan antara kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang melalui kawasan tersebut. d) Manajemen pengelolaan lalu lintas kawasan yang tidak memaksimalkan utilisasi

Tabel 1.

Variabel Model Simulasi

No. Variabel Terminologi

1. Volume Lalu Lintas Awal Volume lalu lintas sebelum dimasukkan variable pengurang

kemacetan lalu lintas (Reduction Rate)

2. Volume Lalu Lintas Akhir Volume lalu lintas setelah dimasukkan variable pengurang

kemacetan lalu lintas

3. Reduction Rate Variabel pendukung yang mengurangi kemacetan Lalulintas di

kawasan pintu masuk pelabuhan Tanjung Priok

4. Scheduling Penjadwalan kegiatan proses loading dan unloading di pelabuhan

Tanjung Priok

5. Schedule effectiveness Prosentase efektivitas penjadwalan flow container terminal

6. Populasi Kendaraan Jumlah kendaraan yang melalui kawasan pintu masuk pelabuhan

Tanjung Priok

7. Application Rate Pengaruh aplikasi terhadap sharing informasi diantara stakeholder

8. Information sharing Sinkronisasi proses sharing informasi antara pemangku kebijakan

berkenaan dengan area sekitar pintu masuk pelabuhan.

9. Information Fraction Fraksi pengaruh penyebaran informasi diantara stakeholder

Gambar 4.

Causal Loop Diagram titik kemacetan di kawasan pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok

Page 17: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

8 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 1-8

teknologi informasi. Kebijakan yang mendukung proses penumpukan container di lokasi stacking area pelabuhan

VI. Saran

Antisipasi yang dilakukan untuk mengurangi

kemacetan lalu lintas di kawasan pintu masuk

Pelabuhan Tanjung Priok adalah melakukan

sinkronisasi penjadwalan dari beberapa stakeholder

dan pembangunan gudang berikat yang mendekati

kawasan Industri dan implementasi sistem informasi

sharing antar stakeholder.

Ucapan Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas

Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta dan

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, atas

kesediaannya untuk membantu kelancaran proses

penelitian ini.

Daftar Pustaka

Alhadar, A. 2011. Analisis Kinerja Jalan dalam Upaya

Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas pada Ruas

Simpang Bersinyal di Kota Palu. SMARTek, 9(4).

Blanchard,B.S. Fabrycky,W.J. 1998. Systems

Engineering and Analysis. Third Edition. US:

Prentice Hall.

Cox, W. 2015. Is Jakarta The World’s Most Congested

City ?. New Geography. Report.

Coyle, R.G. 1996. Sistem Dynamics Modelling: A

Practical Approach. United Kingdom: Chapman &

Hall.

Eriyatno. 1999. Developing Quality and Management

Effectiveness.Bogor: IPB Press.

Forrester, J.W. 1969. Urban Dynamics. MIT Press.

Cambridge. Mass.

Larose, D.T. 2006. Data Mining Methods and Models.

New Jersey: John Wiley & Sons.

Mannering, F.L. Kilareski, W.P. Washburn, S.S. 2005.

Principles of Highway Engineering and Traffic

Analysis. Third Edition. USA: John Wiley & Sons.

Marimin. 2002. Theory and Expert System Application in

Managerial Technology.Bogor: IPB Press.

Marimin. 2004. Methods and Application in Multy

Criteria Decission Making.Jakarta: Grasindo.

May, A.D. 1997. Transport Policy. Britain: University of

Leeds.

O’Flaherty, C.A. 1997. Transport Planning and Traffic

Engineering. London: Arnold.

Patriandini, A., R Suharyadi, R. S., & Kadyarsi, I. 2013.

Kajian Tingkat Kemacetan Lalu-lintas Dengan

MemanfaatkanCitra Quickbird dan Sistem

Informasi Geografis di Sebagian Ruas Jalan Kota

Tegal. Jurnal Bumi Indonesia, 2(1).

Sukarto, H. 2006. Pemilihan Model Transportasi di DKI

Jakarta Dengan Analisis Kebijakan “Proses Hirarki

Analitik”. Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 25-36.

Gambar 5.

Hasil Simulasi Model Sistem Dinamis

Page 18: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

JurnalPenelitianTransportasiDarat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index

p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v20i1.640 9 1410-8593| 2579-8731 ©2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta

Danar Adi Nugroho1 dan Siti Malkhamah

2

1Mahasiswa Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia 2Dosen Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2 Yogyakarta, Indonesia [email protected]

[email protected]

Diterima: 9 Mei 2018, Direvisi: 23 Mei 2018, Disetujui: 30 Mei 2018

ABSTRACT Yogyakarta Urban Transportation System Management:Yogyakarta City has become a tourism, economic and

educational activity center that affects its agglomeration. This condition raises the demand for transportation services.

This research aims to find out the performance of existing Yogyakarta urban transportation system management and to

plan the ideal Yogyakarta urban transportation system management which was made by adopting the planning cycle

based on Gray and Hoel’s flowchart.This cycle identifies the performance data, problems and opportunity that exists,

cost, impact and project priority. SWOT analysis method is used to identify the problems and opportunity in the planning

cycle as a basis for the next programs and actions. Mixed method become the basic research method in this research that

compiles qualitative with quantitative methods. The result of this research is the priority of Yogyakarta Urban

Transportation System Management planning in sequence: Road Transportation Network Plan, Urban Spatial Plan of

Yogyakarta, Plan of Public Transport System, Transportation System Plan, Facilitation Plan of Parking and Utilization

Plan of Giwangan Terminal.

Keywords: transportation system management; urban transportation; transportation performance; planning

cycle.

ABSTRAK Kota Yogyakartasebagai pusat tarikan kegiatan pariwisata, ekonomi dan pendidikan telah memiliki pengaruh yang

berkembang hingga ke aglomerasinya. Kondisi ini menyebabkan bertambahnya permintaan terhadap kebutuhan

pelayanan transportasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja manajemen sistem transportasi Perkotaan

Yogyakarta eksisting serta merencanakan manajemen sistem transportasi Perkotaan Yogyakarta ideal yang dibuat

dengan siklus perencanaan berdasarkan bagan alir dari Gray dan Hoel. Siklus ini mengidentifikasi data kinerja,

permasalahan dan kesempatan yang ada, biaya, dampak dan prioritas proyek. Metode analisis SWOT dipakai untuk

mengidentifikasi permasalahan dan kesempatan dalam siklus perencanaan sebagai dasar penentuan program dan

kegiatan selanjutnya. Mixed method menjadi dasar metode dalam penelitian ini yang menggabungkan metode kualitatif

dengan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas perencanaan manajemen sistem transportasi Perkotaan

Yogyakarta secara berurutan: Rencana Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Tata Ruang Perkotaan Yogyakarta,

Rencana Sistem Angkutan Umum, Rencana Sistem Angkutan Wisata, Rencana Fasilitasi Perparkiran dan Rencana

Pemanfaatan Terminal Giwangan.

Kata Kunci: manajemen sistem transportasi; transportasi perkotaan; kinerja transportasi; siklus perencanaan.

I. Pendahuluan

Perkotaan Yogyakarta adalah Kota Yogyakarta

beserta dengan wilayah aglomerasinya (Kuncoro,

2006), telah berkembang menjadi perkotaan yang

semakin besar dari tahun ke tahun. Sektor

transportasi menjadi salah satu tulang punggung

dalam pelayanan dan fasilitasi penduduk perkotaan

tersebut agar dapat meningkat kualitas hidupnya.

Tuntutan terhadap pelayanan transportasi yang

semakin baik merupakan hal yang tak dapat

dielakkan terutama mengingat Kota Yogyakarta

sebagai kota pendidikan, pariwisata dan jasa yang

menjadi pusat tarikan Perkotaan Yogyakarta. Selain

penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur yang baik

maka untuk meningkatkan kinerja pelayanan

transportasi suatu kota diperlukan strategi berupa

manajemen sistem transportasi. Tujuan dasar dari

manajemen sistem transportasi adalah efisiensi

infrastruktur dengan optimasi manajemen angkutan

umum. Optimasi ini dilakukan melalui manajemen

demand dan supply, yaitu mengatur cara pergerakan

orang dan barang serta manajemen kapasitas jalan.

Pengaturan pergerakan orang lebih ke kapan, dimana

dan bagaimana perjalanan dilakukan.

Manajemen kapasitas jalan dimaksudkan

mengoptimalkan kapasitas jalan menggunakan jalan

yang telah ada. Bertambahnya volume lalulintas di

Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa terjadi

Page 19: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

10 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16

perputaran roda perekonomian yang dinamis. Oleh

karenanya manajemen sistem transportasi di Kota

Yogyakarta perlu mendukung berputarnya roda

perekonomian namun juga harus tetap dapat

mempertahankan kinerja jaringan jalan. Perencanaan

dalam bidang transportasi perlu dilakukan secara

kontinyu, komprehensif dan bertahap agar tercapai

kondisi yang ideal pada sarana dan prasarana

transportasi untuk menuju sistem transportasi yang

berkelanjutan.

Tujuan penelitian ini adalah merencanakan usulan

manajemen sistem transportasi perkotaan

Yogyakarta. Penelitian ini meninjau sistem

transportasi perkotaan secara makro dengan moda

transportasi massal berupa bus dan moda transportasi

tidak bermotor dibatasi pada andong, becak dan

sepeda. Pengaturan kendaraan pribadi lebih ke

pergerakan dan bukan kepemilikan. Transportasi

udara, laut, jalan rel dan angkutan barang tidak

ditinjau dalam penelitian.

II. Tinjauan Pustaka

A. Manajemen Sistem Transportasi

Manajemen sistem transportasi merupakan suatu

proses merencanakan dan mengoperasikan suatu

sistem terpusat untuk transportasi perkotaan (Khisty,

2006). Sasaran utamanya adalah pelestarian sumber

daya, energi, mutu lingkungan dan perbaikan mutu

hidup untuk dapat memaksimalkan mobilitas

perkotaan dalam sistem yang ada melalui

pengembangan tindakan-tindakan tertentu yang

dapat dikelompokkan dalam empat kategori:

1. Efisiensi penggunaan ruang jalan yang ada

2. Mengurangi penggunaan kendaraan pada

daerah macet

3. Meningkatkan pelayanan angkutan umum

4. Meningkatkan efisiensi manajemen transit

internal

Sumber daya fiskal, energi dan lingkungan harus

dikelola dengan benar agar tercapai manajemen

sistem transportasi yang baik. Aspek ekonomi dalam

manajemen sistem transportasi ditinjau secara makro

dan tidak selalu dinilai dengan uang. Aspek ekonomi

tersebut antara lain penurunan tingkat kemacetan,

pengurangan biaya transportasi, perlindungan

lingkungan dan menghindari predatory pricing atau

pentarifan yang tidak sesuai dengan kemampuan

atau kewajiban pengguna layanan angkutan umum

(Malkhamah, 2014).

B. Permasalahan Transportasi Perkotaan

Pada umumnya permasalahan transportasi adalah

bagaimana memindahkan orang dari distribusi ruang

awal ke distribusi ruang akhir tertentu dengan biaya

paling rendah yang dimungkinkan (Brancolini,

2016). Biaya dalam hal ini adalah termasuk jarak dan

waktu. Hal tersebut menjadi salah satu argumen

mengenai kepemilikan kendaraan bermotor pribadi

yang meningkat cukup signifikan dibandingkan

pertumbuhan angkutan umum. Kinerja angkutan

umum yang kurang baik dalam hal ketepatan waktu

menjadi alasan yang mendasar.

Gossling, 2016, memiliki gagasan bahwa

kepemilikan kendaraan bermotor per kapita akan

naik secara cepat dan penggunaan kendaraan pribadi

tersebut menyebabkan turunnya permintaan terhadap

angkutan umum yang nantinya menyebabkan

menurunnya kinerja jalan dan naiknya

bebanterhadap ruang jalan yang tersedia.

Untuk mengantisipasi penurunan kinerja jalan dapat

diantisipasi dengan pembangunan prasarana baru,

peningkatan kapasitas prasarana yang sudah ada, dan

peningkatan efisiensi penggunaan prasarana dengan

berbagai perangkat kebijakan rekayasa dan

manajemen lalulintas yang ada. Pendekatan ini

dirasakan efektif untuk selang waktu pendek saja.

Sejalan dengan peningkatan kebutuhan pergerakan

dan urbanisasi yang sangat cepat, pendekatan ini

dirasakan tidak akan efektif lagi dan sangat sulit

dilaksanakan dilihat dari kebutuhan dana yang sangat

besar.

C. Kebijakan Transportasi Perkotaan

Menurut Makarovaa (2016), kebijakan transportasi

di negara-negara maju telah berbasis pada

pengembangan dan kemajuan teknologi Intelegent

Transport System (ITS), yang menjadi dasar untuk

ruang informasi bagi jaringan multimoda di masa

depan. Kondisi diKota Yogyakarta saat ini,

penggunaan teknologi ITS belum dapat terpenuhi

sebab telah dan sedang terus dibangun jaringan

pendukungnya yaitu ATCS (Area Traffic Control

System). Namun kedepannya tentu penggunaan ITS

merupakan hal yang harus dilaksanakan demi

memenuhi tuntutan kebutuhan transportasi yang

berkelanjutan.

D. Standar Pelayanan Bidang Transportasi

Pada studi ini, ruas jalan yang disurvey adalah jalan

arteri dan kolektor dengan persyaratan kecepatan

rencana 60 km/jam untuk arteri primer, 30 km/jam

untuk arteri sekunder, 40 km/jam untuk kolektor

primer dan 20 km/jam untuk kolektor sekunder

(Wicaksono, N., Taofan, 2007). Sedangkan untuk

penyelenggaraan angkutan umum perkotaan, load

factor ideal adalah sebesar 70% (SK Dirjen Hubdat,

2002).

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan

penelitian-penelitian terdahulu yaitu fokus penelitian

ini pada proses perencanaan siklus manajemen

Page 20: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta, Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah 11

sistem transportasi dengan data terbaru yang diolah

menjadi bahan monitoring dan evaluasi kinerja

transportasi kota Yogyakarta. Penelitian ini juga

menganalisis kebijakan serta langkah-langkah yang

telah dilakukan pemerintah untuk menjadi dasar

rekomendasi manajemen sistem transportasi

perkotaan Yogyakarta di masa mendatang

berdasarkan dokumen-dokumen perencanaan dan

studi sistem transportasi yang telah ada

III. Metodologi Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi transportasi tidak dapat ditinjau sepotong-

sepotong sebab transportasi merupakan suatu sistem

yang saling berkaitan. Berdasarkan hal tersebut maka

studi ini meneliti kawasan aglomerasi Perkotaan

Yogyakarta(Gambar 1) namun lebih terpusat pada

wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan

mulai bulan Agustus 2017 untuk pengumpulan data

primer sampai Februari 2018 untuk pengumpulan

data sekunder.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode mixed method

(Creswell, 2009) dengan strategi concurrent mixed

methods yaitu strategi metode campuran konkuren/

sewaktu yang berfokus pada strategi embedded

concurent. Strategi ini memakai metode primer yang

menjadi panduan penelitian yaitu metode kualitatif

dan kemudian didukung dengan metode kuantitatif

sebagai penguat. Data kualitatif untuk penelitian ini

didapat dari hasil pengamatan, diskusi dan analisis

dokumen, sedangkan untuk data kuantitatif didapat

dari survey lapangan, dokumen, laporan dan studi

yang terdahulu.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode

survey kecepatan pada tanggal 28 Agustus 2017

dengan metode floating car pada ruas-ruas jalan di

Kota Yogyakarta serta inner ring roadpada jam

puncak pagi dan sore. Metode floating car yaitu

Sumber: Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, 2017

Gambar1.

BatasWilayah AglomerasiPerkotaan Yogyakarta.

Page 21: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

12 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16

metode mengikuti kecepatan rata-rata mobil-mobil

yang berada dalam suatu ruas atau simpang sehingga

diketahui rata-rata kecepatan pada ruas tersebut. Jam

puncak pagi dimulai dari jam 06.00-08.00 WIB dan

jam 15.30-17.30 WIB untuk jam puncak sore.

Rentang waktu tersebut diprediksi menjadi jam

puncak kepadatan lalu lintas yang terjadi dalam satu

hari. Ruas jalan yang disurvei adalah ruas jalan

dengan fungsi arteri dan kolektor. Data yang didapat

berupa waktu tempuh dan panjang dalam suatu ruas

untuk kemudian diolah menjadi data kecepatan.

D. Analisis Data

Data kualitatif untuk penelitian ini didapat dari hasil

pengamatan, diskusi dan analisis dokumen,

sedangkan untuk data kuantitatif didapat dari survey

lapangan, dokumen, laporan dan studi yang

terdahulu.

IV. Hasil dan Pembahasan

Dalam Gambar 2 menunjukkan bagan alir yang

dikembangkan oleh Gray dan Hoel (1979) dalam

Khisty (2006),untuk merencanakan manajemen

sistem transportasi yang masih relevan sampai saat

ini.Terdapat 13 langkah dalam siklus perencanaan ini

seperti ditunjukkan yang menunjukkan siklus

perencanaan manajemen sistem transportasi mulai

dari mengawali proses, menyiapkan skenario-

skenario tindakan, resiko dan biaya tindakan, sampai

dengan pelaksanaan tindakan. Langkah pertama

Sumber: Gray dan Hoel, 1979 dalamKhisty, 2006

Gambar2.

SiklusPerencanaanManajemenSistemTransportasi.

Page 22: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta, Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah 13

adalah mengawali proses kemudian mengumpulkan

data kinerja pelayanan transportasi untuk kemudian

diolah berupa data kuantitatif. Langkah keempat

adalah mengidentifikasi masalah dan kesempatan

yang dapat dianalisis dengan metode SWOT seperti

ditunjukkan pada Tabel 1.

Pada langkah keempat ini disyaratkan untuk

mengidentifikasi permasalahan dan kesempatan atau

peluang, untuk itu dengan analisis SWOT dipakailah

strategi S-O (Strength-Opportunity) dan W-T

(Weakness-Threat) pada Tabel 2 sebab dianggap

paling relevan. Langkah kelima adalah memilih

calon proyek yang dalam penelitian ini adalah

meningkatkan mobilitas orang.

Desain pendahuluan pada langkah keenam dibuat

dalam bentuk tabel yang di dalamnya akan terdapat

perkiraan biaya dari langkah ketujuh dan dampak

dari langkah kedelapan yang dituangkan dalam

bentuk jangka waktu keefektifan dampak pada tabel.

Penilaian prioritas proyek dituangkan dalam langkah

kesembilan dan ditunjukkan dalam Tabel 3.

Penyelesaian atau pemecahan alternatif dilakukan

bila terdapat beberapa alternatif untuk setiap proyek,

namun dalam penelitian ini semua alternatif

pelaksanaan program dipakai sehingga tidak ada

yang dihapuskan. Langkah kesebelas adalah

mempersiapkan program kasar, yaitu program yang

telah dapat dilaksanakan namun masih memerlukan

review maupun revisi. Langkah keduabelas adalah

eksekusi program. Langkah terakhir dalam

perencanaan manajemen sistem transportasi

Perkotaan Yogyakarta adalah pelaksanaan dari

Tabel 1.

Analisis SWOT

Strength

1. Kendaraan Tidak Bermotor berupa becak dan andong dipertahankan sebagai bentuk kearifan lokal

2. Tarif bus Trans Jogja telah disubsidi 50%

3. Manajemen dan operasional Trans Jogja semakin baik: penggunaan smart card, peremajaan dan

penambahan armada, penambahan shelter

4. Penggunaan teknologi untuk memecahkan permasalahan transportasi (ATCS, CCTV, VMS)

Weakness

1. Pelaksanaan PM 108 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan

Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek belum seluruhnya dipatuhi dan tidak adanya sanksi yang tegas

untuk pelanggarannya

2. Aksesibilitas angkutan online dalam hal lokasi naik dan turun kendaraan lebih tinggi dari pada angkutan

umum

3. Tarif parker kendaraan pribadi relative murah (Perda No 4/2012 tentang Retribusi Jasa Usaha)

Opportunity

1. Rencana pembuatan flyover/underpass di Simpang Kentungan dan Gejayan (Tatralok)

2. Pemerintah berusaha memfasilitasi penggunaan sepeda

3. Mayoritas penggerak perekonomian adalah mahasiswa dan wisatawan

4. Kebutuhan akan kehandalan penerimaan informasi transportasi yang aktual

5. Bus perkotaan seluruhnya akan menggunakan sistem BRT Trans Jogja

Threat

1. Operasional taksi dan ojek online pada dasarnya melanggar hukum dan aturan yang telah ada (Syarat Uji KIR

dan operasional/perijinan)

2. Becak motor melanggar undang-undang dan rawan kecelakaan (modifikasi kendaraan bermotor, tidak melalui

uji tipe, sasis becak tidak cocok untuk kecepatan tinggi)

3. Penutupan perlintasan sebidang di Perkotaan Yogyakarta telah dan akan terus dilakukan (UU No. 22/2009

tentang LLAJ, UU No.23/2007 tentang Perkeretaapian, PP No.72/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan KA,

Permenhub No.36/2011 tentang Perpotongan dan Persimpangan Jalan KA dengan Bangunan Lain serta

Peraturan DitjenHubdat No.SK/770/KA.401 tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Jalan dengan Jalur

KA)

4. Jumlah ojek dan taksi online semakin bertambah dengan tariff lebih murah daripada ojek dan taksi

konvensional

5. Aksesibilitas angkutan online dalam hal informasi ketersediaan angkutan, rute, tarif dan pengemudi lebih

terbuka

Sumber: Hasil Analisis, 2018

Page 23: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

14 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16

program-program dan kegiatan yang telah

direncanakan. Dalam melaksanakan program dan

kegiatan tersebut diperlukan SDM yang memiliki

kompetensi, anggaran yang mencukupi, dan

kebijakan serta payung hukum yang mendukung

terciptanya sistem transportasi perkotaan yang lebih

baik. Keberhasilan manajemen sistem transportasi

suatu perkotaan membutuhkan partisipasi berbagai

pihak. SDM berkompetensi memastikan perencana

dan pelaku program merupakan orang yang ahli pada

bidangnya. Anggaran yang mencukupi bergantung

pada legislatif untuk menyetujuinya, tentu diperlukan

penjelasan dari eksekutif untuk dapat meloloskan

kegiatan tersebut. Payung hukum sebagai pedoman

agar seluruh program dan kegiatan tidak menyalahi

aturan maupun berkonflik dengan program dan

kegiatan yang lain.

Dukungan serta partisipasi aktif dari masyarakat

sangat diperlukan agar seluruh pelaksanaan dapat

berjalan sebagaimana mestinya. Sosialisasi kepada

masyarakat memiliki peran penting sebagai media

penyampaian informasi dan menampung aspirasi

masyarakat. Bila proyek telah berjalan maka

diperlukan monitoring agar seluruh langkah dapat

diljalankan sesuai rencana. Kemudian pada akhir

proyek dalam jangka waktu tertentu, misal tahunan,

dilakukan evaluasi agar kendala proyek dapat

terdeteksi dan pencapaian program dapat optimal.

Langkah-langkah dalam bagan alir ini dapat

dilompati berdasarkan besarnya permasalahan,

dampak maupun ketersediaan anggaran. Namun

demikian empat langkah pertama harus dijalankan

sebab menjadi dasar pengambilan arah kebijakan

pada langkah selanjutnya.

Tabel 2.

StrategiDalamMetode SWOT

SWOT S W

O

Strategi S-O

1. Fasilitas untuk kendaraan tidak bermotor perlu

ditingkatkan, selain untuk menjamin

keselamatan juga dapat menjadi ciri khas kota

Yogyakarta sebagai daya tarik pariwisata

2. Saat seluruh bus perkotaan telah berganti

menjadi Trans Jogja maka bekas trayek bus

konvensional dapat dipakai Trans Jogja

beserta segala fasilitasnya (shelter, halte

portabel, bus lane, transit)

3. Dapat dibuat kartu berlangganan Trans Jogja

untuk mahasiswa/pelajar berupa smart card

dengan basis kartu tanda mahasiswa/pelajar

4. Dapatdibuat Smart card Trans Jogja khusus

wisatawan yang terintegrasi dengan moda lain

seperti becak, andong, Trans Jogja Wisata

ataupun sebagai tiket masuk obyek wisata di

kota Yogyakarta

5. Optimalisasi ATCS dan VMS yang telah ada

untuk sarana informasi bagi wisatawan/supir

bus terkait ketersediaan parkir dan informasi

lainnya terkait lokasi wisata terdekat

-

T -

Strategi W-T

1. Diperlukan koordinasi khusus antara

Kepolisian, DinasPerhubungan dan Polisi

Pamong Praja dalam penegakan aturan terkait

daerah larangan parkir, keberadaan becak

motor dan taksi online yang telah melanggar

aturan

2. Penerapan manajemen lalu lintas untuk

kawasan sekitar perlintasan sebidang bila

saatnya perlintasan ditutup permanen

3. PM 108/2017 agar segera diberlakukan

berikut segala aturan dan sanksinya

Sumber:HasilAnalisis, 2018

Page 24: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Manajemen Sistem Transportasi Perkotaan Yogyakarta, Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah 15

Tabel 3.

PerencanaanManajemenSistemTransportasiPerkotaan Yogyakarta

No. Program dan Kegiatan

Biaya Dampak Prioritas

Kec

il

Sed

an

g

Bes

ar

Sa

ng

at

Bes

ar

Pen

dek

Men

eng

ah

Pa

nja

ng

Pro

gra

m

Keg

iata

n

Rencana Tata Ruang Perkotaan Yogyakarta

2

1. Pengaturan tata ruang kota √ √ √ √ √ √ 1

2. Penataan kawasan Central Business District √ √ √ 3

Rencana Jaringan Transportasi Jalan

1

1. Optimasi siklus APILL √ √ 1

2. Upgrading APILL ke ATCS dan ITS √ √ 2

3. Pembangunan jalan flyover/underpass √ √ 8

4. Normalisasi simpang √ √ √ 3

5. Fasilitasi Kendaraan Tidak Bermotor (KTB) √ √ √ 5

6. Manajemen perlintasan sebidang √ √ 4

7. Peningkatan fungsi jalan √ √ √ 7

Rencana Sistem Angkutan Umum

3

1. Smart card : Integrasi sistem tiket Trans Jogja

dengan kartu pelajar/mahasiswa √ √ 1

2. Penyediaan feeder di batas wilayah aglomerasi

Perkotaan Yogyakarta √ √ 6

3. Penambahan dan revitalisasi halte √ √ 2

4. Evaluasi rute √ √ 3

5. Pengembangan halte transit Trans Jogja di Bundaran

Kridosono √ √ 5

6. Penambahan armada Trans Jogja √ √ 4

Rencana Sistem Angkutan Wisata

4

1. Skenario drop off dan park and ride untuk weekend √ √ √ 1

2. Bus Trans Jogja Wisata √ √ √ 2

Rencana Fasilitasi Perparkiran

5

1. Penyediaan informasi tentang kapasitas dan

pengarahan parkir (VMS) √ √ 1

2. Penataan on street parking √ √ 2

3. Penambahan lokasi off street parking √ √ √ 3

4. Penyediaan lokasi park and ride di luar Kota

Yogyakarta

√ √ √

4

Rencana Pemanfaatan Terminal Giwangan

6

1. Penyediaan area park and ride √ √ 1

2. Revitalisasi Terminal Giwangan √ √ 2

Sumber:HasilAnalisis, 2018

Page 25: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

16 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 9-16

V. Kesimpulan

Bagan alir perencanaan manajemen sistem

transportasi perkotaan Yogyakarta menggunakan

bagan alir dari Gray dan Hoel yang telah memuat

langkah-langkah untuk mendapatkan program dan

kegiatan yang dapat mewakili tujuan dan sasaran

penelitian.

Digunakan 2 strategi SWOT yang menjadi dasar

pengembangan perencanaan manajemen sistem

transportasi Perkotaan Yogyakarta. Pertama adalah

strategi S-O yaitu fasilitas untuk kendaraan tidak

bermotor perlu ditingkatkan, selain untuk menjamin

keselamatan juga dapat menjadi ciri khas Kota

Yogyakarta sebagai daya tarik pariwisata. Bila

seluruh bus perkotaan telah berganti menjadi Trans

Jogja maka bekas trayek bus konvensional dapat

dipakai Trans Jogja beserta segala fasilitasnya

(shelter, halte portabel, bus lane, transit) dan dibuat

kartu berlangganan Trans Jogja untuk mahasiswa/

pelajar berupa smart card dengan basis kartu tanda

mahasiswa/pelajar. Smart card Trans Jogja khusus

wisatawan yang terintegrasi dengan moda lain

seperti becak, andong, Trans Jogja Wisata ataupun

sebagai tiket masuk obyek wisata di Kota

Yogyakartajuga perlu dipertimbangkan. Selain itu

perlu optimalisasi ATCS dan VMS eksisting untuk

sarana informasi bagi wisatawan/supir bus terkait

ketersediaan parkir dan informasi lainnya terkait

lokasi wisata terdekat.

Kemudian strategi W-T yaitu perlunya koordinasi

khusus antara Kepolisian, Dinas Perhubungan dan

Polisi Pamong Praja dalam penegakan aturan terkait

daerah larangan parkir, keberadaan becak motor dan

taksi online yang telah melanggar aturan. Penerapan

manajemen lalu lintas diperlukan untuk kawasan

sekitar perlintasan sebidang bila saatnya perlintasan

ditutup permanen. Untuk mengatasi permasalahan

akibat angkutan online maka PM 108/2017 agar

segera diberlakukan berikut segala aturan dan

sanksinya.

Prioritas perencanaan manajemen sistem transportasi

Perkotaan Yogyakarta secara berurutan adalah

Rencana Jaringan Transportasi Jalan, Rencana Tata

Ruang Perkotaan Yogyakarta, Rencana Sistem

Angkutan Umum, Rencana Sistem Angkutan

Wisata, Rencana Fasilitasi Perparkiran dan Rencana

Pemanfaatan Terminal Giwangan.

VI. Saran

Metode wawancara mendalam dapat digunakan agar

mendapat pandangan tentang arah kebijakan

transportasi secara mendetail.Proyeksi untuk

monitoring kinerja manajemen sistem transportasi

akan lebih mendekati kondisi sebenarnya bila

memakai pemodelan transportasi.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dinas

Perhubungan Provinsi DIY, Dinas Perhubungan

Kota Yogyakarta, Dinas PUP-ESDM DIY, Dinas

PU PKP Kota Yogyakarta serta instansi dan pihak

lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

dalam membantu penyediaan data dan penyelesaian

penelitian ini.

Daftar Pustaka

Brancolini, A., Wirth, B. 2016. Equivalent formulations

for the branched transport and urban planning

problems. Journal de Mathématiques Pures

et Appliquées 106(2016)695–724.

Creswell, J., W. 2009. Research Design: Qualitative,

Quantitative and Mixed Methods Approaches.

London: Sage Publications.

Gössling, Stefan. 2016. Urban Transport Justice. Journal

of Transport Geography 54 (2016) 1-9.

Khisty, C.J., Lall, B.K. 2006. Dasar-dasar Rekayasa

Transportasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Aglomerasi Perkotaan di

Daerah Istimewa Yogyakarta . UNISIA No.

59/XXIX/I/2006.

LKFTUGM. 2017. Laporan Akhir Masterplan

Transportasi Perkotaan. Yogyakarta: Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Yogyakarta.

Makarovaa, Irina. 2016. Ensuring Sustainability of Public

Transport System through Rational Management.

Procedia Engineering 178 (2017) 137-146.

Malkhamah, Siti. 2014. Perencanaan Transportasi

Penumpang dan Barang. Bahan Kuliah. Magister

Sistem dan Teknik Transportasi. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Wicaksono, N., Taofan. 2007. Perencanaan Flyover

Jatingaleh Ruas Jalan Setia Budi-Teuku Umar

Semarang. Skripsi. Semarang:Universitas

Diponegoro.

Pemerintah Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan

Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.

Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2002. Surat Keputusan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor

687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah

Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur. Jakarta.

Page 26: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index

p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v20i1.639 17 1410-8593| 2579-8731 ©2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Nunuj Nurdjanah

Puslitbang Transportasi Jalan dan Perkeretaapian,

Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta, Indonesia

[email protected]

Diterima: 7 Mei 2018, Direvisi:21 Mei 2018, Disetujui: 28 Mei 2018

ABSTRACT Pioneered of Road Public Transport Development in Pelalawan District of Riau Province:Riau Provincial

Government’s planning to increase economic growth has been done by creating connectivity among every regionin Riau

Province. Other than building roads and bridges,connectivity between regions also needs to be supported by the

provision of transportation like pioneeredof roadpublic transportation. This research is intended to identify traject

visibility on Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti route at Pelalawan region as a pioneered of road public transportation in

Riau Province, as a recommendation material on the development of accessibility and connectivity of road transportation

to open isolated areas or less developed in Riau Province. The study has taken the route of Pangkalan Kerinci-Teluk

Meranti in Pelalawan Regency as a sample. This route has been connected with the provincial road access, a good

potential connection to the area of the CPO plantation, as well as tourist destinations Bono Waves in Pulau Muda. Based

on the results of the analysis using multicriteria analysis method, it can be concluded that pioneered of road public

transportation for Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti route can be developed and needs to be supported by other facility

development such as place stopping, road equipment, and wideninglocal road. There is also needs for development and

improvement at the management of tourist destinations Kampar River, so as to increase the visits of foreign tourists and

domestic tourists as potential demand pioneered of roads public transportation, as well as commercial public

transportation in the future.

Keywords: traject development; pioneered of road public transportation; Pelalawan District.

ABSTRAK Rencana Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan menciptakan

keterhubungan antar semua daerah di provinsi Riau. Selain dengan membangun jalan dan jembatan, keterhubungan

antar daerah juga perlu didukung dengan adanya penyediaaan angkutan, salah satunya angkutan jalan perintis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan trayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti di Kabupaten Pelalawan

sebagai angkutan jalan perintis sebagai bahan masukan untuk mewujudkan pengembangan aksesbilitas dan konektivitas

transportasi jalan guna membuka daerah terisolasi atau kurang berkembang di Provinsi Riau. Penelitian ini mengambil

usulan rute untuk trayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti di Kabupaten Pelalawan diambil sebagai sampel. Trayek ini

sudah terhubung dengan akses jalan provinsi, terdapat potensi daerah yang cukup baik yaitu perkebunan CPO, serta

destinasi wisata Ombak Bono di Pulau Muda. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode analisis multikriteria,

dapat disimpulkan bahwa angkutan jalan perintis untuk trayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti dapat dikembangkan

dan perlu didukung dengan pengembangan fasilitas lainnya seperti penyediaan tempat henti, perlengkapan jalan, dan

pelebaran jalan desadi Kabupaten Palalawan. Selain itu, perlu pengembangan dan peningkatkan pengelolaan tujuan

wisata Sungai Kampar, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara yang

menjadi potensipermintaan angkutan jalan perintis maupun angkutan umum jalan komersial di masa yang akan datang.

Kata Kunci: pengembangan trayek; angkutan jalan perintis; Kabupaten Palalawan.

I. Pendahuluan

Transportasi adalah salah satu aspek penting dalam

menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Bagi

masyarakat kota tentunya bukan masalah karena

terdapat berbagai macam pilihan angkutan, tapi bagi

masyarakat daerah terpencil, pedalaman, terisolir,

tertinggal atau berada di wilayah perbatasan,

transportasi menjadi masalah karena infrastruktur

sarana prasarana transportasi kurang memadai serta

biaya transportasi yang tinggi. Permasalahan tersebut

terjadi di beberapa daerah Provinsi Riau dimana

masih minimnya akses jalan atau akses angkutan

umum yang menyebabkan daerah tersebut kurang

berkembang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 66 Tahun 2011 tanggal 28 Desember 2011

Provinsi Riau memiliki luas wilayah 915.016 hektar.

Keberadaannya membentang dari lereng Bukit

Barisan sampai dengan Selat Malaka. Di daratan

Provinsi Riau terdapat 15 sungai, di antaranya ada 4

sungai yang mempunyai arti sangat penting sebagai

prasarana perhubungan seperti Sungai Siak (300 km)

Page 27: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

18 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km)

dengan kedalaman 6-8 m, Sungai Kampar (400 km)

dengan kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai

Indragiri (500 km), kedalaman 6-8 m. Keempat

sungai yang membelah dari pegunungan dataran

tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat Malaka dan

Laut Cina Selatan itu dipengaruhi pasang surut laut.

Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang

Penetapan Daerah Tertinggal pada lampirannya

menyatakan tidak ada daerah kabupaten di Propinsi

Riau yang termasuk daerah tertinggal atau terisolir,

tetapi fakta di lapangan masih terdapat daerah di

Provinsi Riau yang belum tersentuh angkutan umum

dan terkonektivitas dengan daerah lain karena

kondisi aksesbilitas angkutan jalan yang belum

memadai. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Riau

memprioritaskan pembangunan untuk membuka

daerah yang belum berkembang, salah satunya

dengan membangun jalan dan jembatan. Pemerintah

Provinsi Riau berharap semua daerah di Provinsi

Riau harus terhubung dengan daerah yang lain agar

ekonomi bisa tumbuh dengan baik. Selain dengan

membangun jalan dan jembatan keterhubungan antar

daerah juga perlu didukung dengan adanya

penyediaaan angkutan salah satunya dengan

penyediaan angkutan jalan perintis sebagai pembuka

aksesbilitas daerah kurang berkembang.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis

pengembangan angkutan jalan perintis di Provinsi

Riau sebagai bahan masukan guna mendukung

konektivitas transportasi jalan dan membuka daerah

yang belum berkembang di Provinsi Riau.

II. Tinjauan Pustaka

A. Definisi Angkutan Perintis

Angkutan perintis adalah angkutan yang melayani

daerah-daerah terisolir, terpencil dan belum

berkembang serta belum tersedia sarana angkutan

yang memadai dengan tarif yang terjangkau.

Angkutan perintis merupakan salah satu solusi untuk

masalah transportasi di wilayah terpencil atau belum

berkembang guna membuka aksesbilitas dan

konektivitas dengan daerah lainnya, dan

meningkatkan mobilitas penduduk di wilayah yang

bersangkutan.

Pelayanan angkutan perintis mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap mobilitas masyarakat di

suatu daerah. Tersedianya transportasi jalan akan

sangat menunjang aktivitas masyarakat yang secara

tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi baik regional maupun nasional.

Perkembangan angkutan perintis yang dilaksanakan

tidak terlepas dari kebijakan yang diterapkan dalam

pelaksanaan serta kebijakan stakeholder lain sebagai

penunjangnya.

Penyelenggaraan pelayanan angkutan perintis dapat

diwujudkan dalam sistem transportasi yang

berkelanjutan (Sustainable Transport), oleh karena

itu pelaksanaannya harus betul-betul diawasi bisa

terlaksana dengan baik, dan terintegrasi dengan

angkutan lainnya.

Angkutan perintis adalah sebagai akses baru tidak

dapat diprediksi dari bangkitan dan tarikan karena

fungsinya adalah stimulan bagi mobilitas suatu

wilayah yang terisolir namun punya potensi

dikembangkan (Ferry dan Hanggoro, 2015).

Angkutan perintis menurut Ahmad Faizin

merupakan angkutan operasional bersubsidi untuk

melayani daerah terisolir dan belum berkembang.

B. Kebijakan Angkutan Perintis

Angkutan perintis dapat diklasifikasikan sebagai

angkutan umum dalam trayek karena mempunyai

rute dan trayek tetap, namun taryeknya

dikelompokkan kepada trayek tertentu. Yang

dimaksud dengan trayek adalah lintasan kendaraan

bernotor umum untuk pelayanan jasa angkutan yang

mempunyai asal tujuan perjalanan tetap, serta

lintasan tetap baik berjadwal maupun tidak

berjadwal.

Dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

tentang angkutan umum dijelaskan sebagai berikut.

Pasal 138

1. Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya

memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat,

aman, nyaman dan terjangkau;

2. Pemer in tah ber tanggungjawab atas

penyelenggaraan angkutan umum

3. Angkutan umum orang dan/atau barang hanya

dilakukan dengan kendaraan bermotor

Pasal 185 ayat 1 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang

LLAJ menyebutkan bahwa angkutan umum dengan

tarif kelas ekonomi pada trayek tertentu dapat diberi

subsidi oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah. Dalam penjelasan disebutkan bahwa trayek

tertentu yang dimaksudkan adalah trayek angkutan

penumpang umum orang yang secara finansial

belum menguntungkan termasuk trayek angkutan

perintis.

Pada Pasal 107 PP 74 Tahun 2014 dijelaskan sebagai berikut:

1. Angkutan penumpang umum dengan tarif kelas

ekonomi pada trayek tertentu dapat diberi

subsidi oleh pemerintah dan/atau pemerintah

daerah.

2. Pember ian subsid i oleh pemer intah

d ialokas ikan pada bagian anggaran

kementerian/lembaga yang membidangi urusan

angkutan jalan.

Page 28: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 19

3. Trayek tertentu yang dimaksudkan ditentukan

berdasarkan faktor finansial dan faktor

keterhubungan.

4. Trayek tertentu yang didasarkan oleh faktor

finansial meliputi:

a. Trayek yang menghubungkan wilayah

perbatasan dan/atau wilayah lainnya

karena pertimbangan aspek sosial politik;

b. Trayek angkutan perkotaan dan angkutan

perdesaan khusus untuk pelajar dan/atau

mahasiswa

c. Trayek perkotaan dengan angkutan massal

yang tarif keekonomiannya tidak

terjangkau oleh daya beli masyarakat; atau

d. Trayek yang penetapan tarifnya dibawah

biaya operasional yang ditetapkan oleh

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

5. Trayek tertentu yang didasarkan oleh faktor

keterhubungan meliputi:

a. Trayek yang menghubungkan wilayah

terisolir dan/atau kurang berkembang

dengan kawasan perkotaan yang belum

dilayani angkutan umum

b. Trayek yang melayani perpindahan

penumpang dari angkutan penyeberangan

perintis, angkutan laut perintis, dan

angkutan udara perintis.

Dalam Pasal 109 dijelaskan bahwa pemberian

subsidi penyelenggaraan angkutan penumpang

umum dalam trayek kepada Perusahaan Angkutan

Umum dilaksanakan oleh:

1. Pemerintah untuk angkutan antarkota

antarprovinsi atau angkutan antarkota dalam

provinsi, angkutan perkotaan atau angkutan

perdesaan yang berdampak nasional

2. Pemerintah Provinsi untuk angkutan antarkota

dalam provinsi, angkutan perkotaan atau

angkutan perdesaan yang berdampak regional

3. Pemerintah Kabupaten untuk angkutan

perkotaan atau angkutan perdesaan dalam

wilayah kabupaten dan/atau;

4. Pemerintah kota untuk angkutan perkotaan atau

angkutan perdesaan yang berada dalam wilayah

kota.

C. Permasalahan Angkutan Perintis

Angkutan umum perintis pertama kali dipelopori

oleh Perum DAMRI, yang berperan dalam

penyelenggaraan angkutan jalan perintis di beberapa

daerah terpencil. Operasional DAMRI sebagai

angkutan perintis bertujuan untuk:

1. Untuk mewujudkan pelayanan jasa angkutan

yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan

teratur, nyaman serta efisien, mampu

memadukan moda transportasi lainnya,

menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan

2. Untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan

dan stabilitas sebagai pendorong penggerak dan

penunjang pembangunan nasional khususnya di

daerah terisolir yang belum berkembang.

3. Memberikan kemudahan pelayanan angkutan

orang yang merupakan kebutuhan pokok

masyarakat di kawasan perkotaan dan pedesaan

dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli

masyarakat.

Dalam melaksanakan peran pelayanan angkutan

jalan didaerah terpencil khususnya dalam dalam

penyelenggaraan angkutan perintis, terdapat

beberapa permasalahan antara lain:

1. Masih minimnya infrastruktur dan kondisi

medan pelayanan sangat berat mengakibatkan

lifetime kendaraan menjadi sangat singkat.

2. Daya beli masyarakat masih rendah, beberapa

trayek pembayaran tarif dengan barter.

3. Penyediaan anggaran keperintisan belum

menampung semua kebutuhan angkutan

keperintisan dikarenakan terbatasnya anggaran

yang tersedia.

4. Ketersediaan BBM yang masih minim

mengakibatkan biaya operasional kendaraan

meningkat

5. Terbatasnya ketersediaan suku cadang

kendaraan di daerah.

D. Analisis Multi Kriteria (AMK)

Analisis Multi Kriteria (AMK) merupakan salah satu

analisis kuantitatif yang pada awalnya berasal dari

data-data kualitatif yang diubah menjadi kuantitatif.

Secara definisi AMK merupakan metode yang

dikembangkan dalam pengambilan keputusan dari

beberapa alternatif solusi dari lapangan yang sesuai

dengan kriteria dari pengambil kebijakan. Dari

beberapa alternatif ini akan muncul alternatif yang

terbaik dengan keriteria-kriteria yang diinginkan.

(Kurniawan, 2015).

Manfaat metode AMK sebagai berikut:

1. Sebagai alat analisis keputusan terbaik dalam

menentukan sebuah kebijakan

2. Metode ini bisa dipakai dalam mengakomodasi

berbagai kriteria pertimbangan dalam proyek

pemerintah.

Tiga perangkat utama yang merupakan komponen-

komponen penting dari kerangka AMK adalah

Prinsip, Kriteria, dan Indikator. Prinsip merupakan

Page 29: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

20 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

suatu kebenaran atau hukum pokok sebagai dasar

suatu pertimbangan atau tindakan. Prinsip-prinsip

dalam konteks angkutan perintis diperlakukan

sebagai kerangka primer untuk pengembangan

angkutan perintis di suatu wilayah. Prinsip-prinsip

tersebut akan memberikan landasan pemikiran bagi

kriteria dan indikator, dan mengukur. Kriteria

merupakan suatu prinsip atau batasan untuk menilai

sesuatu hal. Oleh karenanya kriteria dapat dilihat

sebagai prinsip tingkat dua yang menambah arti dan

cara kerja dalam suatu prinsip tanpa membuatnya

sebagai suatu prinsip.

Kriteria merupakan titik lanjutan dimana informasi

yang diberikan oleh indikator dapat digabungkan dan

suatu penilaian dapat dipahami menjadi lebih tajam.

Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan

untuk memperkirakan status kriteria tertentu.

Indikator mempunyai pesan tunggal yang berarti

berupa informasi yang mewakili suatu agregat dari

satu elemen atau lebih elemen data yang memiliki

hubungan tertentu yang tetap. (Mendoga, Maconan.

1999). Dalam penelitian ini, untuk menetukan utilitas

mas ing-mas ing aspek d i lakukan dengan

menggunakan pembobotan terhadap masing-masing

aspek kriteria.

III. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pelalawan

Provinsi Riau,denganpendekatan kualitatif dengan

menggunakan sampel non ekperimen, dan

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif

dilakukan dengan menggunakan sampel responden

masyarakat pada wilayah studi, observasi dan

brainstorming dengan stakeholder terkait.

Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan

menggunakan data sekunder berupa data dan

informasi tentang kependudukan, demografi, dan

data-data pendukung lainnya mengenai wilayah studi

dan kebijakan angkutan jalan perintis.

Metode sampling juga digunakan dalam penelitian

ini dilakukan guna menjaring persepsi responden/

masyarakat dengan menggunakan purpossive

sampling, jumlah sampel ditentukan sebanyak 30

orang penduduk di Kecamatan Teluk Meranti yang

diperkirakan akan menjadi pengguna angkutan jalan

perintis. Jumlah tersebut merupakan sampel terkecil

dari sampel besar, dengan pertimbangan sampel

tersebut dapat mewakili masyarakat pengguna

angkutan jalan dengan trayek dari Teluk Meranti ke

Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

Sumber data penelitian ini adalah instansi terkait

seperti Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Dinas

Perhubungan Kabupaten Pelalawan, Bappeda

Provinsi Riau, Dinas Binamarga Propvinsi Riau,

serta masyarakat dan stakeholder terkait lainnya

pada wilayah studi. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan penyebaran kuesioner untuk

menjaring persepsi masyarakat pada wilayah studi,

melakukan observasi langsung ke lokasi studi yaitu

wilayah Kabupaten Pelalawan di Provinsi Riau,

diskusi dan wawancara singkat dengan stakeholder

terkait.

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui

telaahan terhadap studi dan dokumen terkait

angkutan perintis di daerah lainnya. Data yang

terkumpul, hasil obervasi persepsi dan brainstorming

selanjutnya dianalisis dengan menngunakan analisis

multi kriteria, dengan terlebih dahulu menentukan

kriteria, indikator, dan variabel untuk menentukan

penilaian terhadap kebutuhan pengembangan

angkutan perintis. Pembobotan dan penilaian

dilakukan oleh tim dan masukan dari stakeholder/

narasumber terkait serta berdasarkan data dan

informasi kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh

dari instansi terkait, serta pertimbangan kebijakan,

untuk mendapatkan satu nilai untuk kategori tertentu.

Dalam penelitian ini, penilaian pengembangan

angkutan perintis dikategorikan menjadi 3 penilaian

yaitu kategori baik untuk dikembangkan, cukup

dapat dikembangkan, serta kurang baik untuk

dikembangkan.

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Gambaran Umum Kabupaten Pelalawan

Kabupaten Pelalawan adalah pemekaran Kabupaten

Kampar di Provinsi Riau, yang dibentuk berdasarkan

Undang-Undang RI Nomor 53 Tahun 1999. Pada

awalnya terdiri atas 4 wilayah kecamatan, yakni:

Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala

Kampar. Kemudian setelah terbit Surat Dirjen

PUOD No.138/1775/PUOD tanggal 21 Juni 1999

tentang pembentukan 9 (sembilan) Kecamatan

Pembantu di Provinsi Riau, maka Kabupaten

Pelalawan dimekarkan menjadi 9 (sembilan)

kecamatan, yang terdiri atas 4 kecamatan induk dan

5 kecamatan pembantu, tetapi berdasarkan SK

Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443,

Kabupaten Pelalawan dimekarkan kembali menjadi

10 (sepuluh) kecamatan. Namun, setelah terbitnya

Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 06

Tahun 2005, maka Kabupaten Pelalawan terdiri atas

12 kecamatan (Tabel 1).

Kabupaten Pelalawan terletak di Pesisir Pantai

Timur pulau Sumatera antara 1,25' Lintang Utara

sampai 0,20' Bujur Timur sampai 103,28'9 Bujur

Timur dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Siak (Kecamatan Sungai Apit dan Kecamatan

Siak), dan Kabupaten Bengkalis (Kecamatan

Tebing Tinggi).

Page 30: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 21

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten

Indragiri Hilir (Kecamatan Kateman,

Kecamatan Mandah, dan Kecamatan Gaung),

Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Rengat,

Kecamatan Pasir Penyu, Kecamatan Peranap,

dan Kecamatan Kuala Cenayu), dan Kabupaten

Kuantan Singingi (Kecamatan Kuantan Hilir,

dan Kecamatan Singingi).

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten

Kampar (Kecamatan Kampar Kiri, Kecamatan

Siak Hulu), dan Kota Pekanbaru (Kecamatan

Rumbai dan Tenayan Raya).

4. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi

Kepulauan Riau.

Luas wilayah Kabupaten Pelalawan 1.392.494 ha

atau 14,73% dari luas wilayah Provinsi Riau

(9.456.160 Ha). Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12

kecamatan dan 118 desa. Kecamatan terluas

Kecamatan Teluk Meranti yaitu 423.984 Ha (30,45

%) dan yang paling kecil Kecamatan Pangkalan

Kerinci dengan luas 19.355 Ha atau 1,39% dari luas

Kabupaten Pelalawan.

Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan hasil sensus

2010 berjumlah 356.945 jiwa, dan Tahun 2016

diperkirakan sebanyak 417.498 jiwa, yang tersebar di

12 kecamatan dengan penduduk terbanyak ada di

Pangkalan Kerinci. Laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Pelalawan cukup tinggi dari tahun ke

tahun yaitu 6,71%. Tingginya angka pertumbuhan

penduduk ini selain dikarenakan tingkat kelahiran

yang tinggi juga karena tingginya jumlah pendatang

dari luar wilayah Pelalawan terkait dengan

penyerapan tenaga kerja di sektor industri

pengolahan dan perkebunan.

Secara umum tingkat kepadatan penduduk di

Kabupaten Pelalawan 28 jiwa per km². Kecamatan

dengan tingkat kepadatan tertinggi adalah

Kecamatan Pangkalan Kerinci 523 jiwa per km².

Sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Teluk

Meranti, 4 jiwa per km².

Salah satu kecamatan di Kabupaten Pelalawan

adalah Teluk Meranti, keadaan alamnya berupa

dataran rendah berawa-rawa dengan lahan gambut

yang cukup luas. Wilayah Teluk meranti dibelah

oleh aliran sungai kampar yang bermuara ke Selat

Malaka. Sepanjang aliran sungai tersebut

membentang hutan lebat tropis yang sangat luas

dikedua sisi sungai tersebut. Penduduk asli Teluk

Meranti adalah Suku Melayu.

Mata pencaharian penduduk Teluk Meranti

bergantung pada sektor pertanian, perkebunan,

nelayan, dan kehutanan. Potensi besar yang ada di

kecamatan Teluk Meranti yaitu dibidang pariwisata,

yaitu objek wisata fenomena alamnya berupa ombak

bono yang terdapat di Sungai Kampar. Fenomena

alam tersebut hanya ada dua di dunia yaitu di Sungai

Amazon, Brazil dan Sungai Kampar Teluk Meranti,

Pelalawan, Riau. Pada zaman dahulu ombak bono

sangat ditakuti oleh masyarakat dan para pelayar

yang memasuki kawasan tersebut. Hal ini

dikarenakan kuatnya hempasan dari ombak tersebut

yang mampu menghancurkan perahu-perahu

pelayar. Setelah kedatangan tim ekspedisi penjelajah

sungai, fenomena tersebut dijadikan sebagai objek

surfing para peselancar. Hingga sekarang banyak

peselancar dunia maupun dari Indonesia yang

menjajal kedahsyatan ombak bono tersebut.

Keindahan ombak Bono telah menyebar ke berbagai

belahan dunia bahkan beberapa negara menyatakan

Tabel 1.

Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Pelalawan

No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Penduduk(Jiwa)

1. Bunut Pangkalan Bunut 13.742

2. Langgam Langgam 26.423

3. Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci 90.306

4. Pangkalan Kuras Sorek 52.920

5. Pangkalan Lesung Pangkalan Lesung 29.035

6. Ukui Ukui Satu 36.849

7. Kuala Kampar Teluk Dalam 17.797

8. Kerumutan Kerumutan 20.350

9. Teluk Meranti Teluk Meranti 14.834

10. Pelalawan Pelalawan 17.798

11. Bandar Sei Kijang Sei Kijang 23.006

12. Bandar Petalangan Rawang Empat 13.885

Sumber: Pemkab Pelalawan, 2016

Page 31: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

22 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

tertarik untuk mengelola objek wisata tersebut.

Adapun negara-negara tersebut yaitu Jepang,

Belanda, Belgia, Jerman, UEE, dan beberapa negara

lainnya. Konsep pengembangun wisata Bono

menjadi kawasan wisata internasional telah

dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan.

Upaya promosi dan pengelolaan objek wisata bono

terus ditingkatkan sehingga pada tahun 2013

Kabupaten Pelalawan mendapat pengakuan dari

Pemerintah Pusat dengan memberikan Citra Pesona

Award 2013 sebagai Peringakat 10 Pengelolaan

Objek Wisata di Indonesia (Gambar 1 dan

Gambar 2).

B. Hasil Survey Angkutan Jalan Perintis

Pembangunan jalan di Kabupaten Pelalawan setiap

tahunnya meningkat guna memperlancar arus barang

dan jasa serta membuka keterisolasian daerah.

Panjang jalan di Kabupaten Pelalawan mencapai

2.401,89 Km, terdiri dari permukaan jalan yang di

aspal 411,69 Km (17,14%), semenisasi 294,02 km

(12,24%), kerikil 606,77 km (25,26%), dan jalan

tanah 1.089,41 Km (45,36%).

Jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten

Pelalawan, yang terdaftar di Dinas Perhubungan

terdapat bus 342 unit, oplet 46 unit, truk 2.637 unit

dan kereta tempelan 421 unit.

Pada Tahun 2014 pihak Balai Ditjen Perhubungan

Darat untuk Propinsi Riau telah melakukan survey

kebutuhan angkutan perintis, inventarisasi kebutuhan

sebanyak 19 trayek. Sampai dengan Tahun 2016,

telah beroperasi angkutan jalan di Provinsi Riau

sebanyak 2 trayek, yaitu trayek Kuantan Singingi-

Teluk Kuantan, dan Trayek Siak- Siak Sri Indrapura,

sedangkan untuk Trayek Teluk Meranti-Pangkalan

Kerinci belum termasuk yang disurvey Tahun 2014

(Tabel 2).

C. Persepsi Masyarakat Terhadap Angkutan

Umum Jalan Perintis

Guna mengetahui persepsi masyarakat terhadap

angkutan umum jalan perintis, dilakukan penyebaran

kuesioner kepada 30 responden masyakarakat

Kecamatan Teluk Meranti. Dari hasil pengumpulan

data melalui kuesioner tersebut dapat diketahui fakta

informasi sebagai berikut.

Sumber: inforiau.co.id, 2016

Gambar 1.

Destinasi Wisata Fenomena Ombak Bonodi Sungai Kampar.

Sumber: Hasil Survey, 2017

Gambar2.

Lokasi Wisata Bono.

Page 32: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 23

1. Profil Masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi

responden pada umumnya masih rendah, yang

terbanyak berpendidikan SLTA sebanyak 51,7%,

dan pendidikan SD sebanyak 24,1% (Gambar 3).

Pekerjaan masyarakat Teluk Meranti yang paling

banyak adalah wiraswasta, dan lainnya 31%. Profesi

wiraswasta yang dilakukan oleh masyarakat Teluk

Meranti antara lain berdagang, dan mengolah hasil

perkebunan. Pekerjaan lainnya dimaksud antara lain

sebagai petani, peternak, dan budidaya sarang

burung wallet (Gambar 4).

Penghasilan masyarakat Teluk Meranti yang paling

banyak antara Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp

5.000.000 sebanyak 70%. Ada juga masyarakat yang

berpenghasilan di atas Rp. 5.000.000 sebanyak 22%,

dan yang berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000

sebanyak 8% (Gambar 5).

2. Karakteristik Perjalanan

Frekuensi perjalanan masyarakat Teluk Meranti ke

Pangkalan Kerinci dalam seminggu sebagai berikut:

sebanyak 48% masyarakat melakukan perjalanan 3

atau 4 kali, sebanyak 38% melakukan perjalanan 1

atau 2 kali, dan sebanyak 14% melakukan perjalanan

5 atau 6 kali perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa

potensi mobilitas yang positif masyarakat Teluk

Meranti ke Pangkalan Kerinci (Gambar 6).

Dilihat dari tujuan perjalanan masyarakat Teluk

Meranti, sebagian besar menuju ibukota Kabupaten

Pelalawan yaitu Pangkalan Kerinci sebanyak 79%,

dan 21% menuju Kota Pekanbaru (Gambar 7).

Dilihat dari maksud perjalanan masyarakat Teluk

Tabel 2.

Kebutuhan Trayek Angkutan Jalan Perintis Provinsi Riau

No.

Trayek

Rute

Panjang

Trayek

(Km) Asal Tujuan

1. Indragiri Hulu Rengat Rengat-P. Kasai-Lb.Kandis-B.Cenaku 51

2. Siak Sri Indrapura Siak Sri Indrapura-Sp.Batu-Tualang 55

3. Rokan Hulu Pasir Pangaraian Pasir Pangaraian-Tandu-Rokan IV Kota 63

4. Kampar Bangkinang Bangkinang-XIII Koto Kampar 65

5. Rokan Hilir Bagansiapiapi Bagansiapiapi-Tanah Putih T.M. 70

6. Siak Siak Sri Indrapura Siak Sri Indrapura-Sungai Mandau 70

7. Indragiri Hulu Rengat Rengat-Air Molek-Paranap-Rakit Kulim 70

8. Rokan Hulu Pasir Pangaraian Pasir Pangaraian-Tandu-Pendalian IV Koto 76

9. Rokan Hulu Pasir Pangaraian Pasir Pangaraian-Sp. Kumu-Daludalu-Mahate-

Tembusan Utara

80

10. Indragiri Hulu Rengat Rengat-Air Molek-Sungai Lala-Lb. Batu Jaya 86,5

11. Rokan Hilir Bagansiapiapi Bagansiapiapi-Sibenar-Simpang Menggala-

Bagan Batu-Simpangkanan

98

12. Rokan Hulu Pasir Pangaraian Pasir Pangaraian-Sp.Kumu-Koto Tengah-Bonai

Darussalam

100

13. Kuantan

Sengingi

Teluk Kuantan Teluk Kuantan-Mudik 100*

14. Siak Siak Sri Indrapura Siak Sri Indrapura -Sp.Batu-Kerinci 104

15. Indragiri Hilir Tembilahan Tembilahan -Kemuning 104

16. Kampar Bangkinang Bangkinang-Petapahan- Tapung Tapung-

Tapung Hilir

118,1

17. Rokan Hilir Bagansiapiapi Bagansiapiapi-Seinabar-Simpang Manggala-

Pujud

125

18. Kampar Bangkinang Bangkinang-Central Kampar Kiri- Gunung

Sahilah

142,6

19. Siak Siak Sri Indrapura Siak Sri Indrapura-Parawang-Minas Kandis 160*

*Sudah Beroperasi Th. 2016 Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Riau, 2017

Page 33: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

24 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

Meranti, sebagian besar yaitu 69% adalah perjalanan

non bisnis (belanja kebutuhan sehari hari, berobat,

kunjungan keluarga, wisata, dan kegiatan sosial).

Sebanyak 24,1% dengan maksud perjalanan rutin

hampir setiap hari yaitu kerja maupun sekolah, dan

sisanya melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis

sebanyak 6,9% (Gambar 8).

Dilihat dari biaya transportasi masyarakat Teluk Meranti, sebagian masyarakat mengeluarkan biaya transportasi yang cukup tinggi dalam sebulan terutama bagi mereka yang menggunakan angkutan yang tidak resmi. Angkutan jalan yang tidak resmi dengan tarif Rp. 150.000 per orang sekali perjalanan, berarti untuk pulang pergi membutuhkan biaya Rp. 300.000. Apabila mereka melakukan perjalanan 4 kali dalam sebulan maka membutuhkan biaya sekitar Rp. 1.200.000, hal ini cukup memberatkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Oleh sebab itu masyarakat Teluk Meranti jarang melakukan perjalanan kalau tidak penting sekali, walaupun keinginan untuk melakukan perjalanan cukup tinggi apalagi yang terkait dengan memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Berdasarkan hasil survei biaya transportasi yang dikeluarkan oleh masyarakat Teluk Meranti dalam sebulan, sebanyak 20,6% responden mengeluarkan biaya lebih dari Rp. 1.000.000, sedangkan 31% responden mengeluarkan biaya hanya Rp. 200.000-300.000 karena menggunakan sepeda motor dan jarang melakukan perjalanan (Gambar 9).

Dilihat dari penggunaan moda, sebanyak 59% responden menggunakan mobil umum tidak resmi, dan 31% menggunakan sepeda motor (Gambar 10).

Masyarakat Teluk Meranti sangat mengharapkan kehadiran angkutan umum dengan tarif yang terjangkau, terbukti dengan hasil survei dimana 100% masyarakat menyatakan perlunya penyediaan angkutan umum (Gambar 11).

Selain memerlukan penyediaan angkutan umum, masyarakat Teluk Meranti juga menyatakan akan berpindah menggunakan angkutan umum apabila disediakan oleh pemerintah, dengan biaya yang terjangkau dan lebih rendah dari biaya transportasi yang harus mereka keluarkan selama ini (100% responden).

Gambar 3.

Profil Pendidikan Masyarakat Teluk Meranti.

Gambar 4.

Profil Pekerjaan Masyarakat Teluk Meranti.

Pegawai

Swasta/BUMN;

3,4%

Wiraswasta; 41,4%Pelajar/Mahasiswa;

17,2%

Ibu Rumah

Tangga; 3,4%

Guru/Dosen/Akade

mis; 3,4%

Lainnya

(Petani, Peternak

dll); 31,0%

Page 34: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 25

Gambar 5.

Profil Penghasilan Masyarakat Teluk Meranti.

Gambar 6.

Frekuenasi Perjalanan Masyarakat Teluk Meranti.

Gambar 7.

Tujuan Perjalanan Masyarakat Teluk Meranti

Gambar 8.

Maksud Perjalanan Masyarakat Teluk Meranti.

≤ Rp 1.000.000

8%

Rp 1.000.000 -

2.500.000

35%

Rp 2.500.001 -

5.000.000

35%

> Rp 5.000.000

22%

1-2 Kali

38%

3-4 Kali

48%

5-6 Kali

14%

Pangkalan

Kerinci

79%

Pekanbaru

21%

24,1%

6,9%

69,0%

KERJA/SEKOLAH

(PERJALANAN RUTIN)

PERJALANAN BISNIS

PERJALANAN NON BISNIS

(Urusan …

Page 35: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

26 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

D. Pemetaan Aspek Kebutuhan Angkutan Jalan

Perintis Trayek Pangkalan Kerinci-Teluk

Meranti

Pemetaan Aspek Kebutuhan Angkutan Jalan Perintis Trayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti dilakukan berdasarkan hasil observasi,brainstorming dengan stakeholder terkait dan persepsi masyarakat. Hasil observasi di lapangan pada trayek usulan yaitu Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti dapat diuraikan

sebagai berikut.Jarak tempuh dari Pangkalan Kerinci (Ibukota Pelalawan) ke Teluk Meranti sekitar 145 Km yang dapat ditempuh dengan waktu 3,5 jam, menggunakan kendaraan pribadi dengan kecepatan sekitar 60 Km per jam. Akses jalan menuju Teluk Meranti terlebih dahulu melalui Jalan Lintas Timur Sumatra, sepanjang kurang lebih 20 Km lalu masuk akses jalan propinsi yang sedang dibangun mulai Simpang Bunut (Gambar 13).

Gambar 9.

Biaya Transportasi Masyarakat Teluk Meranti.

Gambar 10.

Moda Jalan Yang Digunakan Masyarakat Teluk Meranti.

Gambar 11.

Persepsi Masyarakat terhadap Penyediaan Angkutan Umum.

6,9%

13,8%

31,0%

13,8%

6,9%

0,0%

6,9%

0,0%

0,0%

0,0%

10,3%

10,3%

< Rp. 100.000

Rp. 100.000 - 200.000

Rp. 200.000 - 300.000

Rp. 300.000 - 400.000

Rp. 400.000 - 500.000

Rp. 500.000 - 600.000

Rp. 600.000 - 700.000

Rp. 700.000 - 800.000

Rp. 800.000 - 900.000

Rp. 900.000 - 1.000.000

Rp. 1.000.000 - 1.500.000

> Rp. 1.500.000

Mobil Sewa

4%

Mobil

Omprengan

3% Sepeda Motor

31%

Lain-lain (mobil

umum tidak

resmi)

59%

Sepeda Ontel

3%

Tidak Perlu

0%Perlu

10%

Sangat Perlu

90%

Page 36: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 27

Pembangunan jalan direncanakan mulai Simpang

Bunut sampai dengan Kampar sepanjang 125 km,

dan sudah dibangun dengan aspal sepanjang 45 km,

selebihnya permukaan tanah. Belum ada angkutan

umum sepanjang jalan tersebut sehingga masyarakat

sekitar yang melakukan mobilitas menggunakan

angkutan umum tidak resmi dengan tarif sekitar Rp.

150.000 sekali perjalanan, atau menggunakan sepeda

motor.

Selain melalui angkutan jalan, menuju Teluk Meranti

juga dapat menggunakan speed boat melalui Sungai

Kampar dengan biaya Rp 250.000 s.d 350.000 sekali

perjalanan dan tergantung cuaca, dalam cuaca buruk

tarif bisa lebih mahal. Perjalanan melalui Sungai

Kampar sangat membahayakan keselamatan, apabila

terjadi fenomena Ombak Bono, karena kapal/perahu

dapat terbalik dan penumpangnya tenggelam dan

yang menjadi masalah adalah terkadang Ombak

Bono datangnya tidak bisa diperkirakan, masyarakat

waspada pada saat bulan purnama karena pada saat

itulah fenomena Ombak Bono datang.

Pada saat ombak Bono datang, kapal harus menepi

terlebih dahulu dan menghentikan perjalanan kurang

lebih selama 3 jam, panjang Ombak Bono mencapai

30 km. Dengan menggunakan angkutan jalan tidak

resmi, apabila perjalanan sampai dengan Kuala

Kampar, biaya perjalanan bisa lebih dari Rp. 350.000

sekali jalan per orang, dengan waktu tempuh sekitar

5 jam perjalanan. Angkutan jalan yang tidak resmi

tersebut, dikelola oleh masyarakat sendiri, dengan

mengoperasikan mobil penumpang 1.300 cc ke atas

sebagai angkutannya. Oleh karena mahalnya biaya

transportasi, sehingga masyarakat jarang melakukan

perjalanan ke Pangkalan Kerinci Ibukota Kabupaten

Pelalawan, mobilitas dilakukan hanya seminggu

sekali bahkan ada yang melakukan sebulan sekali

hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Trayek angkutan perinstis Pangkalan Kerinci-Teluk

Meranti yang diusulkan diperkirakan mempunyai

potensi demand yang cukup banyak karena melalui

beberapa kecamatan. Terdapat 5 kecamatan yang

belum terhubung dengan angkutan jalan, seperti ke

Teluk Meranti dan Kuala Kampar. Masyarakat

(karyawan) yang bekerja di Pelalawan baik di sector

industri, perkebunan maupun PNS sebagian besar

merupakan penduduk yang berdomisili di Kota

Pekanbaru, namun karena tidak ada angkutan umum

dari Pelalawan ke Pekanbaru ataupun penyediaan

angkutan karyawan oleh pihak industri dan

perkebunan, sehingga mereka memilih menetap

sementara di Pelalawan dengan mengonttak rumah,

atau menggunakan angkutan umum tidak resmi

maupun angkutan pribadi.

Berdasarkan hasil observasi dan brainstorming

dengan stakeholder terkait, serta persepsi masyarakat

dapat dipetakan hal-hal sebagai berikut (Tabel 3 dan

Gambar 14).

E. Penilaian Kebutuhan Penyediaan Angkutan

Jalan Perintis di Provinsi Riau Dengan

Analisis Multi Kriteria

Berdasarkan analisa tersebut di atas dapat dilakukan

pemetaan kriteria, dan indikator dengan

penjelasannya dalam analisis multikriteria sebagai

berikut. Analisis multikriteria untuk kebijakan

pengembangan trayek angkutan perintis ditetapkan 2

kriteria yaitu peningkatan pelayanan jasa transportasi

jalan dan kemanfaatan bagi masyarakat.

1. Kriteria Peningkatan Pelayanan Jasa

Transportasi Jalan

Kriteria peningkatan pelayanan transportasi jalan

menggunakan indikator standar pelayanan,

dengan bobot 70% dan indikatoralih teknologi

dan dukungan operasional, dengan bobot 30%.

Indikator standar pelayanan dalam penelitian ini,

dinilai dari variabel-variabel sebagai berikut.

a. Usulan daerah, yaitu daerah mengusulkan

kebutuhan angkutan perintis untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi.

Gambar 13.

Kondisi Jalan Permukaan Tanah menuju Teluk Meranti.

Page 37: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

28 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

b. Tersedianya rencana umum jaringan trayek

antarkota, perkotaan, dan perdesaan dalam

propinsi, agar usulan yang diajukan dapat

direncanakan terintegrasi dengan angkutan

Tabel 3.

Pemetaan Aspek Kebutuhan Angkutan Jalan PerintisTrayek Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti

No. Aspek Uraian

1. Potensi Daerah Cukup baik. :

Perkebunan sawit

Industri pengolahan kayu

Peternakan wallet

Destinasi wisata mancanegara ombak Bono di Sungai Kampar

2. Sosial Ekonomi Meningkat setiap tahun

3. Mata Pencaharian

Masyarakat

Wiraswasta, Petani Sawit, Sarang burung Wallet

Berdagang, Pegawai Perkebunan, dan industri pengolahan kayu

4. Akses Jalan Tersedia, sepanjang 125 Km, sudah dibuka, sepanjang 45 Km sudah

beraspal, dan setiap tahun diaspal bertahap sepanjang 5-15 km

5. Potensi Demand Cukup baik, karena melalui beberapa kecematan

6. Angkutan Jalan Belum tersedia angkutan umum jalan

Masyarakat menggunakan angkutan umum tidak resmi, angkutan pribadi

mobil atau sepeda motor, dan angkutan sewa

ada masyarakat yang saat ini sedang mengupayakan satu armada untuk

trayek Bono-Pangkalan Kerinci sedang mengusulkan izin.

7. Angkutan lain Tersedia melalui angkutan Sungai Kampar dengan menggunakan Speedboat

dengan biaya Rp. 250.000 sekali jalan per penumpang

8. Mobilitas Masyarakat Ke ibukota kabupaten:

perjalanan 3-4 kali seminggu untuk perjalanan non bisnis

perjalanan rutin setiap hari untuk bekerja

9. Biaya Transportasi Melalui angkutan umum tidak resmi jalan Rp. 150.000 s.d 250.000 sekali

perjalanan/orang

Melalui angkutan sungai speedboat, Rp. 250.000 sekali per jalanan/orang

10. Partisipasi Masyarakat Cukup baik,

Bersedia berpindah ke angkutan umum

melalui kepala desanya bersedia berpartisipasi memperbaiki jalan desa

dan menyedia lahan untuk dijadikan titik simpul naik turun penumpang.

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang Provinsi Riau

Gambar 13.

Peta Jaringan Jalan Kabupaten Pelalawan.

Page 38: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 29

lainnya dan simpul simpul transportasi yang

direncanakan dalam satu jaringan transportasi

jalan.

c. Potensi daerah, yaitu daerah yang mengusulkan

mempunyai potensi daerah yang dapat menjadi

bangkitan perjalanan.

d. Kondisi daerah, sebagai salah satu persyaratan

bahwa daerah yang bersangkutan terisolir,

miskin, atau kurang berkembang, dan belum

ada angkutan umum.

e. Perlu adanya O-D survey, untuk memetakan

kebutuhan kapasitas angkutan dan jaringan

trayek.

f. Ketersediaan angkutan lain, dapat dijadikan

pembanding pelayanan yang akan diberikan

kepada masyarakat.

Untuk indikator alih teknologi dan dukungan

operasional, variabel yang dinilai meliputi:

a. Penyiapan SDM operasional, terutama

penyiapan SDM teknisi maupun pengemudi

perlu direncanakan seiring dengan pengusulan

kebutuhan angkutan perintis untuk kesiapan

operasional mengingat medan angkutan perintis

biasanya cukup berat.

b. Rencana perawatan, perlu direncanakan untuk

keberlangsungan angkutan di masa yang akan

datang.

c. Rencana operasional yang berupa manajemen

pengelolaan perlu direncanakan dengan baik

sebelumnya agar ketersediaan angkutan

perintis, dapat betul betul bermanfaat bagi

masyakat.

2. Kriteria Kemanfaatan Bagi Masyarakat

Kriteria kemanfaatan bagi masyarakat menggunakan

beberapa indikator antara lain indikator kapasitas

dengan bobot 25%, indikator aksesbilitas dan

konektivitas dengan bobot 50%, serta indikator

keselamatan dan keamanan dengan bobot 25%.

Untuk indikator konektivitas dan aksesbilitas

mendapat bobot tertinggi yaitu 50% karena angkutan

perintis diharapkan menjadi pioneer untuk

penyediaan angkutan berikutnya yang bersifat

komersial.

Tabel 4 menjelaskan tentang pemetaan kriteria,

indikator dan variabel penilaian yang dilakukan

untuk dapat memberikan penilaian kebutuhan

penyediaan angkutan jalan perintis di Provinsi Riau.

Sedangkan Tabel 5 merupakan penilaian kebutuhan

penyediaan angkutan jalan perintis di Provinsi Riau.

Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 5, dapat

dijelaskan bahwa untuk kriteria peningkatan

pelayanan jasa transportasi mendapat total nilai 53,5

yang artinya bahwa untuk pengembangan jasa

transportasi di wilayah tersebut masih kurang baik,

karenabelum ada kejelasan tentang demand/

kebutuhan masyarakat akan angkutan perintis,

karena belum dilakukan asal tujuan survei untuk

trayek yang bersangkutan. Selanjutnya dari nilai

tersebut juga dapat dijelaskan bahwa di daerah

tersebut juga belum mempunyai rencana induk

jaringan trayek, sehingga trayek yang diusulkan tidak

dapat diidentifikasikan sesuai dengan kebutuhan

yang sudah direncanakan atau tidak, selain itu

rencana penyiapan SDM dan operasionalnya juga

belum begitu jelas dipetakan akan seperti apa

kedepannya.

Page 39: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

30 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

Dengan demikian untuk dapat meningkatkan jasa

pelayanan transportasi pada trayek yang diusulkan

masih perlu dipersiapkan dan didukung oleh

ketersediaan rencana induk jaringan trayek, potensi

daerah, kondisi wilayah yang memang belum

berkembang tetapi sudah ada akses jalan yang

terbuka. Selain itu juga perlu didukung oleh survei

asal tujuan untuk mengetahui potensi demand,

menetapkan rute, panjang trayek yang tepat, serta

jenis angkutan yang tepat. Sedangkan ketersediaan

angkutan lain dijadikan sebagai pembanding untuk

mengetahui biaya dan waktu tempuh. Untuk kriteria

kamanfaatan bagi masyarakat, dilihat dari 3 indikator

yaitu kapasitas, konektivitas dan aksesbilitas, serta

keselamatan dan keamanan mendapat nilai total 68.5

yang artinya bahwa penyediaan angkutan perintis

jalan di Kabupaten Pelalawan untuk trayek Teluk

Meranti-Pangkalan Kerinci cukup dapat

dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat pada

daerah yang membutuhkannya.

Tabel 4.

Pemetaan Kriteria, Indikator, dan Variable Penilaian

Indikator&

Bobot Variabel Keterangan

Peningkatan Pelayanan Jasa Transportasi

Standar

Pelayanan 70%

1. Usulan kebutuhan daerah Masyarakat sangat membutuhkan angkutan

penumpang

2. Tersedia Rencana Umum

Jaringan Trayek Angkutan

Antar Kota Dalam Provinsi

(AKDP)

Belum tersedia, ada rencana untuk dibuat

3. Potensi Daerah Wisata Fenomena Bono Sungai Kampar, perkebunan

CPO dan akasia

4. Kondisi Wilayah (Terisolir,

belum berkembang)

Belum berkembang karena minim angkutan,

masyarakat menggunakan angkutan sewa dengan biaya

cukup mahal, atau melalui moda penyeberangan

5. Kajian Kebutuhan/(O-D) survey Belum ada

6. Ketersediaan Angkutan Lain Tersedia angkutan penyeberangan, dengan biaya

yang cukup mahal

Alih Teknologi

dan Dukungan

Operasional

30%

1. Penyiapan SDM Operasional Belum disiapkan

2. Rencana Perawatan Belum

3. Rencana Operasional Damri

Kemanfaatan Bagi Masyarakat

Kapasitas 25% 1. Potensi Demand Cukup, mobilitas masyakat untu memenuhi

kebutuhan pokok dan bekerja

2. Frekuensi dan penjadwalan Direncanakan 1 kali pagi dari teluk meranti dan 1

kali sore dari pangkalan kerinci

3. Usulan bus mempertimbangkan

demand

Diusulkan bus sedang

Konektivitas &

Aksesibiltas

50%

1. Tersedia jaringan jalan Jaringan jalan sudah terbuka, dalam tahap

pembangunan sebagian sudah diaspal dan sebagian

masih tanah

2. Tersedianya simpul/titik

keberangkatan dan kedatangan

Belum tersedia, masyarakat melalui kepala desa

bersedia menghibahlkkan tanahnya untuk simpul

point/terminal kebernagkatan dari Teluk Meranti

3. Kejelasan trayek dan rute Pangkalan Kerinci-Teluk Meranti

4. Keterhubungan dengan

angkutan lain

Keterhubungan dengan angkutan dari Pangkalan

Kerinci ke Pekanbaru.

Keselamatan

dan Keamanan

25%

1. Rencana Pengawasan Belum disiapkan

2. Ketersediaan lokasi

penyimpanan bus

Disiapkan sementara

3. Jaminan keamanan dan

keselamatan penumpang

Belum disiapkan

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Page 40: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Pengembangan Angkutan Jalan Perintis di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau, Nunuj Nurdjanah 31

V. Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh

instansi terkait, di Provinsi Riau saat ini sudah tidak

ada wilayah yang masuk dalam klasifikasi daerah

tertinggal atau terisolir, akan tetapi berdasarkan fakta

di lapangan masih banyak daerah yang belum

mempunyai aksesibilitas transportasi yang memadai

baik dari ketersediaan prasarana maupun sarana

transportasi, dimana kondisi tersebut menyebabkan

beberapa daerah di Provinsi Riau masih belum

berkembang dengan baik. Dengan adanya potensi

ekonomi di Kecamatan Teluk Meranti antara lain

dengan adanya pengolahan kayu akasia, pengolahan

CPO, dan destinasi wisata fenomena Ombak Bono di

Sungai Kampar, akan memberikan potensi demand

pengguna angkutan jalan yang diperkirakan cukup

banyak dengan apabila trayek perintis yang

diusulkan melewati beberapa kecamatan tersebut.

Beberapa akses jalan pada wilayah studi juga sudah

terbuka, yaitu dari Ibukota Kabupaten Pelalawan

Pangkalan Kerinci ke Teluk Meranti, walaupun

masih dalam tahap pembangunan, dimana sekitar 45

Tabel 5.

Penilaian Kebutuhan Penyediaan Angkutan Jalan Perintis di Provinsi Riau

Kriteria Indikator dan

Bobot Variabel Bobot Nilai B x N Jumlah

Total

Nilai

Peningkatan

Pelayanan

Jasa

Transportasi

Standar

Pelayanan

70%

Usulan kebutuhan daerah 10% 80 8 36,5 53,5

Tersedianya Rencana

Induk Jaringan Trayek

Provinsi

15% 50 7,5

Potensi Daerah 10% 90 9

Kondisi wilayah

(terisolasir, belum

berkembang)

15% 70

Kajian Kebutuhan/O-D

Survey

10% 50 5

Ketersediaan Angkutan

Lain

10% 70 7

Alih

Teknologi

dan

Dukungan

30%

Penyiapan SDM

Operasional

10% 50 5 17

Rencana Perawatan 10% 50 5

Rencana Operasional 10% 70 7

Kemanfaatan

Bagi

Masyarakat

Kapasitas

25%

Potensi Demand 10% 80 8 19 68,5

Frekuensi dan

Penjadwalan

10% 70 7

Usulan Bus

Mempertimbangkan

Demand

5% 80 4

Konektivitas

&

Aksesibilitas

50%

Tersedianya Jaringan

Jalan

20% 90 18 37

Tersedianya Simpul/titik

keberangkatan &

kedatangan

10% 50 5

Kejelasan trayek dan rute 10% 70 7

Keterhubungan dengan

angkutan lain

10% 70 7

Keselamatan

dan

Keamanan

25%

Rencana Pengawasan 10% 50 5 12,5

Ketersediaan Lokasi

Penyimpanan Bus

5% 50 2,5

Jaminan Keamanan dan

Keselamatan Penumpang

10% 50 5

Page 41: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

32 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 17-32

km sudah diaspal dan sebagian masih permukaan

tanah, kondisi tersebut memberikan peluang yang

besar untuk dibukanya trayek angkutan jalan perintis.

Hasil penilaian dengan analisis multi kriteria dapat

diketahui bahwa pengembangan jasa transportasi di

wilayah tersebut masih kurang baik karena belum

ada kejelasan tentang demand/kebutuhan masyarakat

akan angkutan perintis, karena belum dilakukan

survei asal tujuan untuk trayek yang bersangkutan,

belum mempunyai rencana induk jaringan trayek,

sehingga trayek yang diusulkan tidak dapat

diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan yang sudah

direncanakan atau tidak, selain itu rencana penyiapan

SDM dan operasionalnya juga belum begitu jelas

dipetakan akan seperti apa kedepannya. Berdasarkan

kriteria kamanfaatan bagi masyarakat, penyediaan

angkutan perintis jalan di Kabupaten Pelalawan

untuk trayek Teluk Meranti-Pangkalan Kerinci

cukup dapat dikembangkan dan bermanfaat bagi

masyarakat pada daerah yang membutuhkannya.

VI. Saran

Untuk pengembangan trayek angkutan jalan perintis

di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan hal-hal sebagai

berikut, antara lain perlunya disusun rencana umum

jaringan trayek antarkota, perkotaan, dan perdesaan

dalam provinsi agar usulan yang diajukan dapat

sesuai dengan perencanaan dan terintegrasi dengan

angkutan lainnya serta terintegrasi dengan simpul

transportasi lainnya yang direncanakan dalam satu

jaringan transportasi jalan. Perlu dilakukan O-D

survei guna memperkirakan demand, dan survei

untuk penetapan panjang trayek, agar tidak terlalu

panjang dan juga tidak terlalu pendek, karena trayek

yang terlalu panjang dengan demand yang rendah

akan menyebabkan wasting time dan tingginya biaya

operasional kendaraan, apabila trayek terlalu pendek

juga akan menyebabkan kurang minatnya para calon

pengguna karena masih harus berganti angkutan.

Pemantapan rencana kebutuhan untuk menentukan

titik awal dan titik akhir agar trayek dapat diatur

kedatangan dan keberangkatannya dari titik awal dan

titik akhir yang lebih pasti. Pemantapan rencana

operasional, rencana perawatan, serta rencana

keberlangsungan pengelolaannya di masa yang akan

datang. Hal ini perlu dilakukan agar operasional

kendaraan dapat berjalan lancar dan berkelanjutan.

Memperhitungkan terjadinya resistensi masyarakat

terutama operator angkutan umum tidak resmi yang

selama ini telah beroperasi, misalnya dilakukan

musyawarah. Berkoordinasi dan bersinergi dengan

pihak terkait dan melakukan singkronisasi dengan

perencanaan sektor lainnya yang bisa mendukung

pengembangan angkutan perintis seperti sektor

industri, perkebunan, dan lain sebagainya.

Ucapan Terima Kasih

Terimakasih disampaikan kepada Kepala Badan

Litbang Perhubungan, Kepala Pusat Litbang

Transportasi Jalan dan Perkeretaapian, Kepala Dinas

Perhubungan Provinsi Riau, Kepala Dinas

Perhubungan Kabupaten Pelalawan, Para Peneliti

serta Pembantu Peneliti yang telah mendukung

sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik.

Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2011. Angkutan

Perintis Jadi Solusi Transportasi Wilayah

Terpencil.http://hubdat.dephub.go.id. Diakses 13

Desember 2017.

Humas Sekretariat Kabinet. 2015. 22 Daerah Ini

Ditetapkan Sebagai Daerah Tertinggal 2015-2019.

http://setkab.go.id. Diakses 18 Desember 2017.

Kurniawan Adi. 2015. Pengantar tentang Metode Analisis

Multikriteria. (http://ardhikurniawan.blogspot.co.id.

Diakses 14 Desember 2017.

Lex. 2017. Inilah 3 Permasalahan Transportasi di Riau.

https://inforiau.co/news/detail/8906/inilah-tiga-

permasalahan-transportasi-di-riau. Diakses 11

Desember 2017.

Mendoga, Maconan. 1999. Panduan Untuk Menerapkan

An a l i s i s Mu l t i k r i t e r ia d a n In d ika to r .

http://www.cifor.org. Diakses 14 Desember 2017.

Mustawan, 2016. Damri Perintis Bus Andalan di Daerah

Pedalaman Indonesia. (https://awansan.com. Diakses

11 Desember 2017.

Pemerintah Kabupaten Pelalawan. 2017. Profil Wilayah

Pelalawan. (http://pelalawankab.go.id. Diakses 18

Januari 2017.

Pemerintah Republik Indonesia. 2004.Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan.www.sanitasi.net.Diakses 11 April 2017.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009.Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan . Jakarta:

Fokusmedia Bandung.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014.

PeraturanPemerintah Nomor 74 Tahun 2014

tentang Angkutan Jalan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Peraturan

Pemerintah Nomor 79 Tahun 2034 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden

Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah

Tertinggal. Jakarta.

Page 42: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index

p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v20i1.649 33 1410-8593| 2579-8731 ©2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan Terhadap Antrian Kendaraan

Pada Exit Gerbang Tol Periode Liburan

Yohanes Andika Suryo Negoro1, Ahmad Munawar

2 dan Muhammad Zudhy Irawan

3

1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada,

JL. Teknik Utara No. 3, Yogyakarta, Indonesia 2 dan 3

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Yogyakarta, Indonesia

[email protected]

Diterima: 3 Mei 2018, Direvisi: 17 Mei 2018, Disetujui: 24 Mei 2018

ABSTRACT Analysis of The Effect of Speed Management on Vehicle Queue at Toll Gate Exit in Holiday Period: Based on data from the Central Bureau of Statistics (BPS) in 2016 number of passenger car ownership in the area of Jakarta Province reached 3,525,925 units, resulting in high volume of travel from Jakarta and surrounding areas during the long holiday which impact on the queue of vehicles at the Exit gate Palimanan Toll. According to data from Cipali toll road management in 2015, 35 percent of vehicles drove over 100 km / h, with the characteristics of drivers who tend to drive vehicles with high speed and high vehicle volume causing problems queue of vehicles at Exit Toll gate. This study aims to identify whether speed management can reduce the queue at toll gate Exit, with the help of Vissim software. Data collection by survey of road segment inventory, traffic congregation and spot speed. Analysis using Vissim simulation software with data input stage, calibration, running model and out put data to be validated with statistical test, then conducted running model on 5 speed management scenario. The result of the research shows that speed management influence to queue of vehicle at Exit of Toll gate during Vacation period with scenario 1 result can decrease vehicle queue amount 45.56%, scenario 2 is 50.85%, scenario 3 is 65.55%, scenario 4 is 3.71% and scenario 5 is 9.51%.

Keywords: traffic simulation; speed management; queue of vehicles.

ABSTRAK Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 jumlah kepemilikan mobil penumpang di wilayah Provinsi DKI Jakarta mencapai 3.525.925 unit, mengakibatkan tingginya volume perjalanan dari wilayah Jakarta dan sekitarnya pada masa libur panjang yang berimbas pada antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol Palimanan. Data pengelola Jalan Tol Cipali tahun 2015 sebesar 35 persen kendaraan melaju di atas 100 km/jam, dengan karakteristik pengemudi yang cenderung untuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan volume kendaraan yang tinggi menyebabkan permasalahan antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol. Penelitian ini bertujuan untuk mengidetifikasi apakah manajemen kecepatan dapat mengurangi antrian pada Exit gerbang tol, dengan bantuan perangkat lunak Vissim. Pengambilan data dengan survei inventarisasi ruas jalan, pencacahan lalu lintas dan kecepatan sesaat (spot speed). Analisis menggunakan simulasi software Vissim dengan tahapan input data, kalibrasi, running model dan output data yang akan divalidasi dengan uji statistik, selanjutnya dilakukan running model pada 5 skenario manajemen kecepatan. Hasil penelitian menunjukan manajemen kecepatan berpengaruh terhadap antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol pada periode Liburan dengan hasil skenario 1 dapat mengurangi jumlah antrian kendaraan sebesar 45,56%, skenario 2 sebesar 50,85%, skenario 3 sebesar 65,55%, skenario 4 sebesar 3,71% dan skenario 5 sebesar 9,51%.

Kata Kunci: simulasi lalu lintas; manajemen kecepatan; antrian kendaraan.

I. Pendahuluan

Hari libur atau liburan adalah suatu masa di mana

orang-orang meluangkan waktu yang bebas

dari pekerjaan atau dunia persekolahan. Umumnya

liburan terjadi pada pertengahan tahun atau akhir

tahun, juga pada hari raya dan terkadang hari libur

resmi dijadwalkan atau secara kebetulan membentuk

akhir pekan panjang. Pada masa libur panjang yang

melakukan perjalanan ke luar kota dari wilayah DKI

Jakarta dan sekitarnya sangat tinggi, sehingga

menyebabkan kepadatan lalu lintas pada ruas Jalan

Tol Dalam Kota sampai dengan ruas Jalan Tol

Cikampek yang berimbas pada antrian kendaraan

pada exit gerbang Tol Palimanan, seperti yang telah

terjadi pada Hari Libur peringatan Kenaikan Isa

Almasih yang jatuh pada Hari Kamis 5 Mei dan Isra

Miraj yang jatuh Hari Jum’at 6 Mei 2016 terjadi

antrian kendaraan sepanjang 10 km pada exit Tol

Palimanan (Kepala Kesatuan Lalu Lintas Polres

Cirebon, 2016).

Ruas Jalan Tol Cipali yang merupakan bagian dari

Jalan Tol Trans Jawa mengalami kepadatan yang

sangat tinggi pada saat periode Liburan khususnya

pada Libur Panjang. Ruas Jalan Tol Cikopo-

Palimanan, atau disingkat dengan Tol Cipali adalah

sebuah jalan tol yang terbentang sepanjang

116 kilometer yang menghubungkan daerah Cikopo,

Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.

Jalan tol ini merupakan kelanjutan dari Jalan Tol

Jakarta-Cikampek yang menghubungkan dengan

Page 43: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

34 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

Jalan Tol Palimanan-Kanci. Jalan tol ini juga

sekaligus merupakan bagian dari Jalan Tol Trans

Jawa yang akan menghubungkan Merak, Banten

hingga Banyuwangi, Jawa Timur. Jalan tol ini

memperpendek jarak tempuh sejauh 40 km dan

diprediksi akan memotong waktu tempuh 1.5 sampai

2 jam dibandingkan melewati Jalur Pantura Jawa

Barat. Jalan Tol Cipali sendiri adalah bagian dari

Jalan Tol Jakarta-Palimanan, kilometer 0 berada di

Cawang, Jakarta, dan berakhir di Kilometer 189 di

Palimanan.

Untuk mengatasi masalah antrian kendaraan di Exit

Gerbang Tol Palimanan pada periode mudik Lebaran

tahun 2017 dilakukan manajemen lalu lintas yang

diberlakukan oleh Kementerian Perhubungan RI dan

Kepolisian RI yaitu buka tutup jalan tol Cipali pada

arus mudik lebaran, jika terdapat antrian kendaraan

mencapai 5 km, penutupan jalan akan dilakukan

paling lama 2,5 jam. Sementara jika antrean sudah

mencapai 10 kilometer, maka penutupan jalan akan

dilakukan paling lama 6 jam. Selain manajemen lalu

lintas yang diberlakukan oleh Kementerian

Perhubungan RI dan Kepolisian RI, pengelola Jalan

Tol Cipali, PT Lintas Marga Sedaya (LMS)

membantu dengan mengarahkan kendaraan keluar

tol Sumber Jaya apabila antrian mencapai 5 km di

exit Tol Cipali, PT. LMS juga mengantisipasi

kemacetan dengan menambah jumlah gardu menjadi

26 gardu pada exit tol Cipali. Namun dengan

bertambahnya kepemilikan kendaraan pribadi setiap

tahunnya diperlukan manajemen lalu lintas

pendukung untuk meminimalkan permasalahan lalu

lintas pada ruas Jalan Tol Cipali. Oleh karena itu

diperlukan suatu kajian manajemen lalu lintas untuk

meminimalkan permasalahan lalu lintas yang timbul

akibat arus kendaraan periode liburan pada ruas Jalan

Tol Cipali, khususnya pada Exit Gerbang Tol Cipali.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

apakah manajemen kecepatan dapat mengurangi

antrian pada exit gerbang tol, dengan bantuan

perangkat lunak Vissim.

II. Tinjauan Pustaka

A. Manajemen Kecepatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor

111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas

Kecepatan, Manajemen Kecepatan adalah tata cara

mengelola kecepatan dalam rangka mewujudkan

keseimbangan antara keselamatan dan efesiensi

kecepatan kendaraan.

B. Sistem Antrian untuk Gardu Tol

Sistem tertutup adalah sistem pengumpulan tol yang

kepada penggunanya diwajibkan mengambil tanda

masuk pada gerbang masuk dan membayar tol pada

gerbang keluar. Sistem terbuka adalah sistem

pengumpulan tol yang kepada penggunanya

diwajibkan membayar tol pada saat melewati

gerbang masuk atau gerbang keluar (PP Nomor 15

Tahun 2005).

C. Model Simulasi Lalulintas

Saat ini pemodelan sistem transportasi dapat

dilakukan dengan cepat dengan menggunakan

simulasi lalu lintas, seiring dengan perkembangan

teknologi komputer (Aghabayk, dkk, 2013). Secara

umum, model simulasi lalu lintas dapat dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu model simulasi

mikroskopik, makroskopik, dan mesoskopik

berdasarkan tingkat detail dalam mempresentasikan

aliran lalulintas.

D. Simulasi Lalu Lintas dan Transportasi

di Indonesia (State of the Art)

Hidayat dan Munawar (2007) melakukan beberapa

skenario manajemen jaringan jalan dengan program

EMME/2, fleksibilitas yang terdapat dalam program

memberikan fleksibilitas dalam pemodelan sehingga

berbagai skenario manajemen lalulintas dapat

dilakukan dan membandingkan perbandingan kinerja

tiap skenario untuk menentukan skenario mana yang

memberikan kinerja paling baik untuk dilakukan.

E. Kalibrasi dan Validasi Vissim

Proses kalibrasi ditujukan untuk mendapatkan model

yang representasi kondisi sesungguhnya, pada

simulasi dengan lingkup mikroskopik proses

kalibrasi dilakukan terhadap parameter-parameter

yang bersifat mikroskopik seperti perilaku

berkendara. Fitrada dan Munawar (2015) mengubah

parameter perilaku seperti desired speed at free flow,

average standstill distance, additive part of safety

distance, dan multiplicative part of safety distance

dari pengaturan default perangkat lunak Vissim yang

digunakan untuk mensimulasikan skenario

manajemen lalu lintas contraflow di jalur khusus bus.

Munawar dan Yulianto (2016) mengubah proses

kalibrasi mengubah parameter perilaku seperti

desired speed at free flow, overtake on same lane on

left and on right = on, advance merging, “consider

subsequent static routing decisions”, Waiting time

before diffusion, Look ahead distance = “observed

vehicles”, dan “smooth closeup behavior” untuk

menentukan nilai kapasitas jalan bebas hambatan di

Indonesia dengan pendekatan mikrosimulasi

menggunakan perangkat lunak VISSIM. Irawan dan

Putri (2015) mengubah parameter perilaku desired

position at free flow = any, overtake on same lane on

left and on right = on, distance standing = 0,2 meter,

distance driving = 0,4 meter, Average standstill

distance = 0,6 meter, Additive part of safety distance

= 0,6 meter), dan multiplicative part of safety

distance = 1,00 untuk menghasilkan parameter-

parameter yang harus dikalibrasi pada saat

Page 44: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 35

melakukan mikrosimulasi transportasi multimoda

untuk kasus arus lalu lintas yang tercampur di

simpang bersinyal dengan menggunakan perangkat

lunak VISSIM.

Hasil dari proses kalibrasi masih perlu divalidasi

dengan mengujinya secara statistik untuk

membuktikan antara model kondisi sesungguhnya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Munawar

dan Yulianto (2016) menggunakan metode chi

squared (x2) dalam proses validasi untuk

menentukan nilai kapasitas jalan bebas hambatan di

Indonesia dengan pendekatan mikrosimulasi

menggunakan perangkat lunak VISSIM. Irawan dan

Putri (2015) menggunakan metode rumus dasar R2

dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

dalam proses validasi untuk menghasilkan

parameter-parameter yang harus dikalibrasi pada saat

melakukan mikrosimulasi transportasi multimoda

untuk kasus arus lalu lintas yang tercampur di

simpang bersinyal dengan menggunakan perangkat

lunak VISSIM.

III. Metodologi Penelitian

A. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian

ini adalah dengan melakukan survei:

a. Survai inventarisasi ruas jalan (ruas JBH

Cikampek Km. 73-Exit Tol Palimanan Km. 189

atau sepanjang 116 km);

b. Survai pencacahan lalu lintas; menghitung

volume lalu lintas pada suatu ruas jalan;

c. Survai Spot Speed; menghitung kecepatan rata-

rata kendaraan pada suatu ruas jalan.

2. Data sekunder

Metode pengumpulan data sekunder dalam

penelitian ini adalah dengan pengumpulan data yang

diperoleh dari instansi terkait untuk mendukung

pengumpulan data primer dan digunakan untuk

proses analisis.

B. Metode Analisis

1. Memasuki tahap penelitian empiris, kegiatan

yang dilakukan adalah:

a. Pengumpulan data inventarisasi ruas jalan,

untuk mengetahui kapasitas ruas jalan.

b. Pengumpulan data spot speed untuk

validasi data lapangan dan model pada

aplikasi Vissim.

c. Pengumpulan data video lalu lintas,

yang didapat dari survai primer pada rest

area Km. 102 dan exit gerbang Tol

Palimanan km.189, untuk mendapatkan

data volume (flow) dan kecepatan

kendaraan.

2. Masuk pada tahap penelitian selanjutnya yaitu

simulasi, dengan pekerjaan yang dilakukan

adalah:

a. Pembangunan jaringan jalan;

b. Identifikasi materi pemodelan, yaitu

volume dan kecepatan lalu lintas,

komposisi kendaraan, dan desired speed

distributions.

c. Setelah materi siap maka dilanjutkan ke

pembangunan model Vissim.

d. Ada dua komponen sebagai input model

Vissim, yaitu vehicle input dan

perilaku mengemudi yang terdiri dari

following, lane change dan lateral.

e. Bersama desired speed distributions,

perilaku mengemudi menjadi parameter

yang dikalibrasi agar mendekati dengan

kenyataan lalu lintas.

f. Running model untuk mendapatkan output

volume lalu lintas yang habis tersimulasi

dan kecepatan lalu lintas rata-rata.

g. Output yang dihasilkan divalidasi dengan

statistik chi-square terhadap volume

dan kecepatan lalu lintas hasil survei,

apabila dinyatakan valid maka model siap

digunakan untuk analisis selanjutnya, bila

tidak maka dilakukan tinjau ulang

paramater kalibrasi.

Tahap ini menganalisis parameter traffic

microsimulation pada software Vissim agar

sesuai kondisi lalu lintas di Indonesia dan

kondisi dilapangan.

3. Setelah mendapatkan model yang valid maka

analisis dilanjutkan dengan melakukan 5 (lima)

skenario untuk mengetahui pengaruh

manajemen kecepatan terhadap antrian

kendaraan pada exit pintu Tol Palimanan

periode liburan, meliputi:

a. Skenario 1, kecepatan pada saat

kapasitas jalan maksimum.

b. Skenario 2, kecepatan kendaraan rata-

rata 80 km/jam.

c. Skenario 3, kecepatan kendaraan rata-

rata 100 km/jam.

d. Skenario 4, perlambatan pada 2 (dua) titik

dengan kecepatan eksisting dilapangan.

e. Skenario 5, perlambatan pada 3 (tiga) titik

dengan kecepatan eksisting dilapangan.

Page 45: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

36 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

Gambar 1.

Grafik Fluktuasi Volume Kendaraan JBH Cikampek-Palimanan 24 Jam (Smp/Jam).

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Volume Lalu Lintas

Survai pencacahan lalu lintas terklasifikasi yang

dilaksanakan di ruas JBH Cikampek-Palimanan,

dilakukan selama 24 jam. Dari hasil survai

didapatkan jumlah total volume lalu lintas dalam

waktu 24 jam sebesar 66.420 smp/hari untuk arah

masuk wilayah studi (Gambar 1). Waktu tersibuk

(peak hour) terjadi pada saat pagi hari yaitu jam

07.00-08.00 sebesar 4.460 smp/jam, sedangkan

waktu tidak sibuk (off peak hour) terjadi pada jam

16.00-17.00 sebesar 1.582 smp/jam.

Berdasarkan komposisi jumlah kendaraan dari hasil

survai, kendaraan yang mempunyai prosentase

komposisi kendaraan tertinggi adalah mobil pribadi

sebesar 90,47% kemudian yang kedua adalah bus

besar sebesar 4% dari seluruh persentase kendaraan

kendaraan masuk wilayah studi.

B. Model Teoritis Hubungan Kecepatan,

Volume, dan Kerapatan

1. Model Greenshield

Dari perhitungan analisa regresi diperoleh nilai R

sebesar 0,785 dengan persamaan garis regresi yang

diperoleh adalah y = -2,744x+120,8 yang

diperlihatkan pada Gambar 2. Pada model ini

didapatkan nilai kecepatan arus bebas (Sff) sebesar

120,85 km/jam, volume lalu lintas terbesar (q max)

sebesar 1.330 smp/jam dan kecepatan pada saat

kapasitas maksimum (Sm) sebesar 60 km/jam.

2. Hubungan Kecepatan dan Kerapatan Model

Greenberg

Dari perhitungan analisa regresi diperoleh nilai R

sebesar 0,770 dengan persamaan garis regresi yang

diperoleh adalah y = -17,42x+134,1 yang

diperlihatkan pada Gambar 3. Pada model ini

didapatkan nilai kecepatan arus bebas (Sff) sebesar

Gambar 2.

Grafik Hubungan Kecepatan dan Kerapatan Model Greenshield.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

14.00 -

15.00

15.00 -

16.00

16.00 -

17.00

17.00 -

18.00

18.00 -

19.00

19.00 -

20.00

20.00 -

21.00

21.00 -

22.00

22.00 -

23.01

23.00 -

00.02

00.00 -

01.00

01.00 -

02.00

02.00 -

03.00

03.00 -

04.00

04.00 -

05.00

05.00 -

06.00

06.00 -

07.00

07.00 -

08.00

08.00 -

09.00

09.00 -

10.00

10.00 -

11.00

11.00 -

12.00

12.00 -

13.00

13.00 -

14.00

Sm

p/J

am

MOBIL PRIBADI

PICK UP

BUS SEDANG

BUS BESAR

TRUK KECIL

TRUK 2 GANDAR

TRUK 3 GANDAR

TRUK 4 GANDAR

TRUK 5 GANDAR

Page 46: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 37

134,11 km/jam, volume lalu lintas terbesar (q max)

sebesar 14,125 smp/jam dan kecepatan pada saat

kapasitas maksimum (Sm) sebesar 49 km/jam.

3. Hubungan Kecepatan dan Kerapatan Model

Underwood

Dari perhitungan analisa regresi diperoleh nilai R

sebesar 0,796 dengan persamaan garis regresi yang

diperoleh adalah y = -0,027x+4,808 yang

diperlihatkan pada Gambar 4. Pada model ini

didapatkan nilai kecepatan arus bebas (Sff) sebesar

122,60 km/jam, volume lalu lintas terbesar (q max)

sebesar 1654 smp/jam dan kecepatan pada saat

kapasitas maksimum (Sm) sebesar 61 km/jam.

Validasi model dengan uji statistik Chi Square

membandingkan antara kecepatan kendaraan model

dan kecepatan kendaraan survei lapangan pada

hubungan kecepatan dan kerapatan.

Dari Tabel 1, terlihat bahwa nilai hitung chi-square

seluruhnya lebih kecil dari dan nilai chi square

sesuai tabel adalah 118.7516 atau dapat dikatakan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara hasil model dengan hasil survei. Berdasarkan

nilai hitung chi-square model yang paling sesuai

Gambar 3.

Grafik Hubungan Kecepatan dan Kerapatan Model Greenberg.

Gambar 4.

Grafik Hubungan Kecepatan dan Kerapatan Model Underwood.

Tabel 1.

Perbandingan Uji Statistik Chi Square Model

Greenshield, Greenberg dan Underwood

No. Model X

2

hitung Ket

1. Greenshiel

d 14.084

Tidak Berbeda

Secara Signifikan

2. Greenberg 14.938 Tidak Berbeda

Secara Signifikan

3. Underwoo

d 13.660

Tidak Berbeda

Secara Signifikan

Page 47: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

38 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

dengan kenyataan di lapangan yaitu Model

Underwood dengan nilai X2 hitung terkecil.

C. Headway Antar Kendaraan

Nilai headway digunakan sebagai salah satu

parameter kalibrasi model simulasi. Distribusi

headway yang digunakan sebagai parameter

kalibrasi adalah nilai headway sesuai dengan hasil

yang dikeluarkan oleh Vissim. Distribusi headway

JBH Cikampek-Palimanan arah Palimanan

menunjukkan sebaran data yang lebih seragam hal

ini dikarenakan kondisi lalu lintas yang padat,

sehingga menyebabkan kendaraan di ruas JBH

Cikampek-Palimanan arah Palimanan tidak memiliki

kebebasan dalam menentukan kecepatannya. Grafik

distribusi headway sebagaimana Tabel 2.

D. Kecepatan Kendaraan

Data kecepatan tiap kendaraan diambil secara

sampling untuk mengetahui distribusi kecepatan

sebagai data masukan dalam Vissim. Kondisi

lalu lintas di ruas JBH Cikampek-Palimanan arah

Palimanan yang padat menghasilkan varian nilai

yang tinggi.

E. Waktu Pembayaran Tarif Tol per Jenis

Kendaraan

Data waktu pembayaran tarif tol tiap jenis kendaraan

diambil secara sampling untuk mengetahui lama

waktu pembayaran tiap jenis kendaraan sebagai data

masukan dalam Vissim.

F. Pembangunan Model Simulasi Vissim

Proses pemodelan dalam Vissim membutuhkan data-

data masukan berupa kondisi jaringan jalan, jumlah

dan komposisi kendaraan, distribusi kecepatan tiap

jenis kendaraan, pengaturan lalu lintas yang

beroperasi dalam jaringan jalan, dan parameter-

parameter yang mencerminkan perilaku berkendara

di ruas jalan yang akan dimodelkan.

1. Pembuatan Jaringan Jalan

Dalam proses penggambaran layout jalan digunakan

gambar berupa foto satelit dari Google earth

(Gambar 5 dan 6). Dalam Vissim 9 sudah memiliki

fitur background maps yang mempunyai beberapa

pilihan map provider yaitu Default map service

(Google Earth), Bing Maps (Aerial View), Open

Street Map (Mapnik) dan Open Street Map (Cycle

Map). Pada penelitian ini menggunakan map

provider Default map service (Google Earth) yang

dijadikan acuan dalam membuat layout jaringan

jalan sesuai ukurannya dengan yang terdapat dalam

program Vissim.

Penggambaran jaringan jalan menggunakan menu

perintah link dalam Vissim, penggambaran link

berupa segmen jalan sepanjang sekitar 107 km

sebagai bagian dari ruas jalan dengan asumsi segmen

jalan tersebut tidak berbeda secara karakteristik lalu

lintas maupun komposisi kendaraannya dengan

tujuan dari penelitian.

Tabel 2.

Distribusi headway JBH Cikampek-Palimanan arah Palimanan

Interval Frekuensi Frekuensi Relatif Frekuensi Komulatif

0.50 - 1.70 2284 52,13% 100%

1.71 - 2.91 953 21,75% 48%

2.92 - 4.12 483 11,02% 26%

4.13 - 5.33 288 6,57% 15%

5.34 - 6.54 175 3,99% 8.51%

6.55 - 7.75 91 2,08% 4.52%

7.76 - 8.96 44 1,00% 2.44%

8.97 - 10.17 23 0,52% 1.44%

10.18 - 11.38 18 0,41% 0.91%

11.39 - 12.59 10 0,23% 0.50%

12.60 - 13.80 6 0,14% 0.27%

13.81 - 15.01 3 0,07% 0.14%

15.02 - 16.22 2 0,05% 0.07%

16.23 - 17.43 1 0,02% 0.02%

Page 48: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 39

Tiap link yang dibuat diatur karakteristik perilaku

mengemudinya, jumlah dan lebar tiap lajurnya, serta

pengaturan operasional lalulintas pada tiap lajur

tersebut. Ruas jalan yang diteliti merupakan JBH,

oleh karenanya karakteristik perilaku mengemudinya

ditentukan berjenis freeway, dengan jumlah lajur

Gambar 5.

Foto Satelit JBH Cikampek Km. 81 - Exit Tol Palimanan Km. 189.

Gambar 6.

Foto satelit Exit Tol Palimanan km.189.

Gambar 7.

Proses Pembuatan Link Pada Vissim.

Page 49: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

40 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

untuk masing-masing link (jalur lalu lintas) sebanyak

dua, berlebar 3,6 m untuk masing-masing lajur lalu

lintas.

2. Data Masukan Kendaraan

Proses masukan data kendaraan terdiri dari

pengaturan kendaraan yang beroperasi di ruas jalan.

Pengaturan ini terdiri dari penentuan tipe, model

kendaraan, distribusi model kendaraan, dan kelas

kendaraan.

a. Tipe Kendaraan

Tipe kendaraan merupakan masukan data, kendaraan

apa saja yang beroperasi dalam model. Tipe

kendaraan yang dimasukkan dalam Vissim sesuai

dengan klasifikasi kendaraan yang telah dilakukan

sebelumnya (9 kelas). Pengaturan pengklasifikasian

tipe kendaraan dalam penelitian ini ditunjukkan

dalam Gambar 8. Model Kendaraan

Kendaraan yang beroperasi diatur modelnya secara 2

dimensi maupun 3 dimensi. Model kendaraan dapat

disesuaikan antara model yang terdapat dalam

Vissim dengan model kendaraan yang beroperasi di

ruas. Gambar 9 menunjukkan proses pengaturan

pemodelan kendaraan dengan membuat model truk

penarik (traktor) dan jenis trailernya (Gambar 9).

Pengaturan model kendaraan dilakukan

menyesuaikan kendaraan yang terdapat dalam

Vissim, namun pengaturan dimensi kendaraan

dilakukan dengan mengikuti standar yang berlaku di

Indonesia.

b. Distribusi Model

Tipe kendaraan yang telah ditentukan diisi oleh

model-model kendaraan yang termasuk dalam tipe

kendaraan tersebut, satu tipe kendaraan dapat diatur

memiliki beberapa model kendaraan dengan variasi

dimensi dan karakteristik pergerakannya. Gambar

10 menunjukkan proses distribusi model kedalam

tipe kendaraan.

c. Kelas Kendaraan

Tipe kendaraan yang telah ditentukan kemudian

diatur kelas kendaraannya (Gambar 11). Pengaturan

kelas kendaraan ini bukan berarti kelas kendaraan

yang ditentukan dalam penelitian secara keseluruhan,

namun kelas kendaraan yang dimasukkan dan akan

dimodelkan dalam Vissim.

3. Pengaturan Komposisi Lalu Lintas

Pengaturan karakteristik lalu lintas yang diperlukan

dalam membangun model simulasi antara lain

komposisi kendaraan dan kecepatan operasional tiap

jenis kendaraan yang dimasukkan (Tabel 3).

Pengaturan karakteristik lalu lintas dilakukan pada

Gambar 8.

Tampilan Pengaturan Tipe Kendaraan.

Gambar 9.

Proses Pengkombinasian Antara Traktor Dengan Trailer.

Page 50: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 41

tiap link, pengaturan meliputi jenis kendaraan yang

beroperasi pada link tersebut beserta distribusi

kecepatan dan arus relatif tiap jenis kendaraan

(Gambar 12).

Pengaturan arus relatif dan distribusi kecepatan tiap

jenis kendaraan didasarkan pada pengukuran yang

telah dilakukan pada pengolahan data sebelumnya.

Distribusi kendaraan dalam model diatur secara

default yaitu dengan distribusi stokastik. Gambar 13

menunjukkan proses pengaturan distribusi kecepatan

tiap jenis kendaraan yang didasarkan pada data olah

kecepatan.

4. Pengaturan Perilaku Mengemudi

Pengaturan perilaku mengemudi yang telah

ditentukan dalam pengaturan link, ruas jalan yang

dianalisis merupakan jalan bebas hambatan,

karakteristik perilaku dalam Vissim dipilih kategori

freeway dalam menu perintah driving behavior

(Gambar 14).

Pengubahan pengaturan perilaku dapat berupa

pembuntutan (following), perpindahan lajur (lane

change), pergerakan lateral (lateral), dan pengaturan

sinyal (signal control). Gambar 15 menunjukkan

tampilan fitur pengaturan perilaku mengemudi

Gambar 10.

Tampilan Pengelompokkan Model Kendaraan Dalam Tipe Kendaraan

Gambar 11.

Tampilan Pengaturan Kelas Kendaraan Dalam Vissim.

Gambar 12.

Tampilan Pengaturan Komposisi Lalu Lintas.

Page 51: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

42 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

pembuntutan kendaraan untuk karakteristik JBH

(Wiedemann 99). Selain perilaku pembuntutan

kendaraan, parameter yang bisa diatur adalah

perilaku perpindahan lajur, pergerakan lateral

kendaraan, dan pengaturan lalu lintas.

5. Pengaturan Proses Running dan Luaran

Simulasi

Pengaturan proses simulasi diperlukan untuk

mengatur durasi simulasi yang ditinjau, dalam

penelitian ini untuk mengetahui antrian pada JBH

Exit Tol Palimanan km. 189 dibutuhkan pengaturan

pengukuran waktu disesuaikan selama 9000 detik

atau 2 jam 30 menit karena jarak pada model

jaringan jalan Vissim sepanjang 107 km. Gambar

16 menunjukkan tampilan pengaturan untuk proses

running simulasi dalam Vissim.

Pengaturan result attributes dalam penelitian ini

meliputi data collection, links, queue results dan

vehicle network performance, sedangkan pengaturan

direct output yaitu vehicle input data. Gambar 17

menunjukkan tampilan pengaturan parameter luaran

dan jenis file luaran hasil simulasi dalam Vissim.

G. Kalibrasi dan Validasi Model

Proses kalibrasi dan validasi diperlukan terhadap

sebuah model agar model tersebut dapat

menggambarkan kondisi sesungguhnya dan diterima

secara statistik. Pada ruas JBH Cikampek Km. 81-

Exit Tol Palimanan Km. 189 kalibrasi menggunakan

penelitian sebelumnya yaitu penelitian Redi Aditya

Yulianto tahun 2016 yang melakukukan penelitian

dengan judul Tesis Penentuan Nilai Kapasitas Jalan

Bebas Hambatan Dengan Aplikasi Perangkat Lunak

Vissim.

Validasi dilakukan terhadap parameter volume dan

kecepatan kendaraan dengan membandingkan hasil

survei dan 4 (empat) kondisi yaitu default, default

Tabel 3.

Kecepatan Operasional Rata-rata per Jenis

Kendaraan

Jenis

Kendaraan

Kecepatan Kendaraan

(km/jam)

Mobil Pribadi 109

Pick Up 95

Bus Kecil 94

Bus Besar 92

Truk Kecil 93

Truk 2 As 82

Truk 3 As 78

Truk 4 As 77

Truk 5 As 72

Gambar 13.

Proses Masukan Data Distribusi Kecepatan.

Tabel 4.

Waktu Pembayaran Tarif Tol Rata-rata per

Jenis Kendaraan

Jenis

Kendaraan

Lama Pembayaran Tarif Tol

(Detik)

Mobil Pribadi 11,94

Pick Up 12,18

Bus Kecil 12,96

Bus Besar 13,94

Truk Kecil 13,10

Truk 2 As 13,86

Truk 3 As 13,91

Truk 4 As 14,27

Truk 5 As 14,91

Page 52: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 43

increment random seed (irs), kalibrasi Redi Aditya

Yulianto dan kalibrasi Redi Aditya Yulianto dengan

IRS. Hasil perbandingan antara hasil survei dan 4

(empat) kondisi diatas dengan parameter volume dan

kecepatan kemudian di uji menggunakan uji statistik

Chi-Square, GEH, RMSE dan MAPE, dapat dilihat

pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Memperhatikan hasil analisis chi-square, GEH,

RMSE dan MAPE di atas, diketahui bahwa model

driving behavior yang ke-3 yaitu “Nilai Penelitian

Redi A Y” lebih tepat digunakan dibanding model

lainnya dengan alasan:

Nilai chi-square hitungnya untuk seluruh variabel

volume dan kecepatan lalu lintas, lebih rendah dari

chi-square tabel, sehingga secara statistik dinyatakan

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

perhitungan model dengan hasil survei.

Nilai GEH-nya < 5, dengan nilai terkecil

dibandingkan dengan kondisi lainnya. Nilai RMSE-

nya kecil, artinya hasil hitung model tidak berbeda

jauh dari hasil survei, dengan nilai terkecil

dibandingkan dengan kondisi lainnya.

Nilai MAPE-nya jauh di bawah 50%, sehingga

dinyatakan bahwa model yang dihasilkan memiliki

kemampuan yang baik untuk prediksi nilai volume

dan kecepatan lalu lintas, dengan nilai terkecil

dibandingkan dengan kondisi lainnya, kecuali pada

parameter volume nilai Penelitian Redi A Y,

increment random seed lebih kecil dibandingkan

dengan nilai penelitian Redi A Y. Model dinyatakan

valid secara statistik dan dapat dilanjutkan untuk

proses analisis selanjutnya yaitu seluruh skenario

dalam penelitian ini.

Gambar 14.

Pemilihan Kategori Karakteristik Berkendara (Freeway).

Gambar 15.

Tampilan Menu Pengaturan Perilaku Mengemudi Dengan Karakteristik Jalan Bebas Hambatan

(Wiedemann 99).

Page 53: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

44 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

H. Skenario Pengaruh Manajemen Kecepatan

Terhadap Antrian Kendaraan Pada Exit

Pintu Tol Palimanan Periode Liburan

1. Skenario 1 (Kecepatan pada saat kapasitas

maksimum)

Model Underwood memiliki tingkat akurasi paling

tinggi atau yang paling sesuai dengan nilai kecepatan

pada saat kapasitas jalan maksimum 61 km/jam.

Pada skenario 3 dilakukan 2 (dua) perubahan yaitu

perubahan driving behavior dan desired speed tiap

kendaraan dalam Vissim seperti pada skenario 1.

Perubahan desired speed dalam Vissim pada

skenario 3 dapat dilihat pada Tabel 7.

2. Skenario 2 (Kecepatan kendaraan rata-rata

80 km/jam)

Pada skenario 2 dilakukan 2 (dua) perubahan yaitu

perubahan driving behavior dan desired speed tiap

kendaraan dalam Vissim, pada kondisi lapangan

driving behavior/perilaku pengemudi kendaraan

berusaha untuk mendahului dan menyalip kendaraan

dari sisi sebelah kiri dan kanan jalan, sehingga pada

skenario 2 dilakukan perubahan perilaku mengemudi

dengan mengubah parameter Lateral. Perubahan

desired speed tiap kendaraan dalam Vissim

dilakukan dengan merubah kecepatan lapangan

menjadi kecepatan rata-rata 80 km/jam pada jenis

kendaraan LV khususnya mobil pribadi yang

memiliki kecepatan rata-rata diatas 80 km/jam dan

komposisi kendaraan tertinggi dengan prosentase

90.47%, untuk lebih jelasnya perubahan desired

speed dalam Vissim dapat dilihat pada Tabel 8.

Gambar 16.

Tampilan Pengaturan Parameter Dalam

Simulasi.

Gambar 17.

Pengaturan Parameter dan Jenis File Luaran

Hasil Simulasi Dalam Vissim

Tabel 5.

Hasil Uji Statistik Dengan Parameter Volume Kendaraan

No. Model Chi Square GEH RMSE MAPE

1. Nilai default 0.115 0.1146 442 0.0109

2. Nilai default, increment random seed 0.112 0.1117 439 0.0106

3. Penelitian Redi A Y 0.091 0.0906 352 0.0095

4. Penelitian Redi A Y, increment random seed 0.096 0.0957 383 0.0089

Page 54: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 45

3. Skenario 3 (Kecepatan kendaraan rata-rata

100 km/jam)

Pada skenario 3 dilakukan 2 (dua) perubahan yaitu

perubahan driving behavior dan desired speed tiap

kendaraan dalam Vissim seperti pada skenario 2.

Perubahan desired speed dalam Vissim pada

skenario 3 dapat dilihat pada Tabel 9.

4. Skenario 4 (perlambatan pada dua titik

dengan kecepatan eksisting dilapangan)

Pada skenario 4 tidak dilakukan perubahan

parameter lateral dan kecepatan tiap kendaraan atau

desired speed, sehingga perilaku pengemudi dan

kecepatan tiap kendaraan adalah sesuai dengan

kondisi dilapangan. Perubahan dilakukan dengan

menambahkan pengaturan reduce speed dalam

Vissim atau pengurangan kecepatan menjadi 60

km/jam tiap jenis kendaraan sepanjang 1 km pada 2

(dua) titik perlambatan yaitu Jalan Tol Cipali Km

117-118 dan Jalan Tol Cipali Km 147-148.

5. Skenario 5 (perlambatan pada tiga titik

dengan kecepatan eksisting dilapangan)

Pada skenario 5 tidak dilakukan perubahan

parameter lateral dan kecepatan tiap kendaraan atau

desired speed seperti pada skenario 4 namun pada

skenario perlambatan pada tiga titik yaitu Jalan Tol

Cipali Km 117-118, Jalan Tol Cipali Km 148-149

dan Jalan Tol Cipali Km 169-170.

Dalam pelaksanaannya dilapangan, skenario 1, 2, 3,

4 dan 5 membutuhkan pemasangan rambu-rambu

lalu lintas sesuai dengan Peraturan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13

Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas dan

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012

Tabel 7.

Desired Speed Skenario 1

No. Name Lower

Bound

Upper

Bound

1. Bus Besar 60 65

2. Bus Kecil 60 65

3. Truk 3 Gandar 60 65

4. Truk 2 Gandar 60 65

5. Truk 4 Gandar 60 65

6. Truk 5 Gandar 60 65

7. Truk Kecil 60 65

8. Pick Up 60 65

9. MP 60 65

Tabel 8.

Desired Speed Skenario 2

No. Name Lower

Bound

Upper

Bound

1. Bus Besar 78 85

2. Bus Kecil 84 85

3. Truk 3 Gandar 75 85

4. Truk 2 Gandar 75 85

5. Truk 4 Gandar 70 84

6. Truk 5 Gandar 69 75

7. Truk Kecil 82 85

8. Pick Up 83 85

9. MP 80 85

`Tabel 9.

Desired Speed Skenario 3

No. Name Lower

Bound

Upper

Bound

1. Bus Besar 78 105

2. Bus Kecil 84 105

3. Truk 3 Gandar 75 85

4. Truk 2 Gandar 75 100

5. Truk 4 Gandar 70 84

6. Truk 5 Gandar 69 75

7. Truk Kecil 82 105

8. Pick Up 83 105

9. MP 86 105

Tabel 6.

Hasil Uji Statistik dengan parameter kecepatan kendaraan

No. Model Chi

Square GEH RMSE MAPE

1. Nilai default 0.097 0.0962 9 0.05873

2. Nilai default, increment random seed 0.140 0.13844 13 0.07661

3. Penelitian Redi A Y 0.011 0.01133 1 0.02136

4. Penelitian Redi A Y, increment random seed 0.083 0.08353 7 0.05275

Page 55: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

46 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor

di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan Pasal 23, yang mengatur bahwa

penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan didasarkan atas hasil:

a. temuan dalam proses pemeriksaan kendaraan

bermotor di jalan;

b. laporan; dan/atau

c. rekaman peralatan elektronik.

I. Hasil Simulasi Vissim 5 (lima) Skenario

Pengaruh Manajemen Kecepatan Terhadap

Antrian di Exit Tol Palimanan

Dari hasil analisis Vissim, pengaruh manajemen

kecepatan terhadap antrian kendaraan pada Exit

Gerbang Tol Palimanan dapat dilihat dengan

membandingkan antara kondisi do nothing dan 5

skenario manajemen kecepatan, dari 5 skenario

manajemen kecepatan terdapat perbedaan

karakteristik skenario manajemen kecepatan yaitu

untuk manajemen kecepatan skenario 1, 2 dan 3

memiliki karakteristik yang sama yaitu perubahan

driving behavior dan desired speed tiap kendaraan

dalam Vissim, sedangkan manajemen kecepatan

skenario 4 dan 5 perilaku pengemudi dan kecepatan

tiap kendaraan adalah sesuai dengan kondisi

dilapangan, perubahan dilakukan dengan

menambahkan pengaturan reduce speed dalam

Vissim atau pengurangan kecepatan menjadi 60

km/jam tiap jenis kendaraan sepanjang 1 km tiap

titik perlambatan. Perbandingan antara kondisi do

nothing dan 5 skenario manajemen kecepatan dapat

dilihat pada Gambar 18 dan 19.

1. Perbandingan jumlah antrian Exit Tol

Palimanan antara kondisi do nothing dan

skenario manajemen kecepatan 1, 2 dan 3.

Dari grafik di atas, terlihat bahwa terjadi perubahan

jumlah antrian kendaraan pada Exit Tol Palimanan

pada skenario 1, 2 dan 3. Penjelasan perubahan

skenario manajemen kecepatan pada skenario 1, 2

dan 3 adalah sebagai berikut:

a. Manajemen Kecepatan Skenario 1

Pada skenario 1, terjadi penurunan jumlah antrian

kendaraan sebesar 5.901 kendaraan, dengan rata-rata

kecepatan kendaraan 61 km/jam dengan waktu

simulasi 173 menit atau 2 jam 53 menit.

b. Manajemen Kecepatan Skenario 2

Pada skenario 2, terjadi penurunan jumlah antrian

kendaraan sebesar 6.586 kendaraan dengan

kecepatan rata-rata kendaraan 80 km/jam dengan

waktu simulasi 147 menit atau 2 jam 27 menit.

c. Manajemen Kecepatan Skenario 3

Pada skenario 3, terjadi penurunan jumlah antrian

kendaraan sebesar 8.491 kendaraan dengan

Gambar 18.

Grafik Jumlah Antrian Exit Tol Palimanan Kondisi Do Nothing dan Skenario Manajemen Kecepatan

1, 2 dan 3.

Gambar 19.

Grafik Jumlah Antrian Exit Tol Palimanan Kondisi Do Nothing dan Skenario Manajemen Kecepatan

4 dan 5.

Page 56: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Manajemen Kecepatan (...),Yohanes Andika Suryo Negoro, dkk 47

kecepatan rata-rata kendaraan 100 km/jam dengan

waktu simulasi 141 menit atau 2 jam 21 menit.

2. Perbandingan jumlah antrian Exit Tol

Palimanan antara kondisi do nothing dan

skenario manajemen kecepatan 4 dan 5

Dari grafik di atas, terlihat bahwa terjadi perubahan

jumlah antrian kendaraan pada Exit Tol Palimanan

pada skenario 4 dan 5. Penjelasan perubahan

skenario manajemen kecepatan pada skenario 4 dan

5 adalah sebagai berikut:

a. Manajemen Kecepatan Skenario 4

Pada skenario 4, terjadi penurunan jumlah antrian

kendaraan sebesar 480 kendaraan dengan waktu

simulasi 152 menit atau 2 jam 32 menit, pada

skenario 4 terjadi penurunan pada jumlah antrian

kendaraan yang sangat kecil, hal ini terjadi karena

pada skenario 4 tidak dilakukan perubahan perilaku

pengemudi, hanya dilakukan perlambatan pada dua

titik.

b. Manajemen Kecepatan Skenario 5

Pada skenario 5, terjadi penurunan jumlah antrian

kendaraan yang cukup besar yaitu sebesar 1.232

kendaraan dengan waktu simulasi 153 menit atau 2

jam 33 menit, hal ini terjadi karena pada skenario 5

tidak dilakukan perubahan perilaku pengemudi,

hanya dilakukan perlambatan pada tiga titik.

Perlambatan pada tiga titik berfungsi dengan baik

dalam mengatur kecepatan kendaraan.

Rangkuman hasil simulasi vissim pengaruh

manajemen kecepatan terhadap antrian di Exit tol

Palimanan sebagaimana pada Tabel 10 dan Tabel

11. Dari Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa

manajemen kecepatan dapat mempengaruhi jumlah

antrian kendaraan pada Exit Gerbang Tol Palimanan,

Dari lima skenario menunjukan dapat mengurangi

jumlah antrian pada Exit gerbang Tol Palimanan.

V. Kesimpulan

Kinerja ruas jalan antara hasil simulasi model dengan

observasi di lapangan menunjukkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan dan teruji secara statistic,

hal ini menunjukkan bahwa model simulasi dapat

diterapkan untuk menggambarkan kondisi

sesungguhnya di lapangan. Hasil penelitian

menunjukan manajemen kecepatan berpengaruh

terhadap antrian kendaraan pada Exit gerbang Tol

pada periode liburan dengan hasil skenario 1 dapat

mengurangi jumlah antrian kendaraan sebesar 45,56

%, skenario 2 sebesar 50,85 %, skenario 3 sebesar

65,55 %, skenario 4 sebesar 3,71 % dan skenario 5

sebesar 9,51 %. Dan pengaruh manajemen kecepatan

terhadap antrian kendaraan pada Exit Gerbang Tol

Palimanan periode liburan dapat dilakukan dengan

perangkat lunak Vissim. Penggunaan perangkat

lunak Vissim dapat digunakan sebagai alternatif

dalam menyelesaikan permasalahan antrian pada

Exit Gerbang Tol JBH menggunakan strategi

manajemen kecepatan di masa yang akan datang.

VI. Saran

Pendekatan mikrosimulasi membutuhkan

pengamatan dan penelitian tersendiri terhadap

parameter-parameter perilaku berkendara yang

berlaku di Indonesia, karena Vissim berasal dari

negara barat yang perilaku berkendaranya jauh

berbeda dengan di Indonesia. Model kendaraan yang

terdapat dalam Vissim masih berdasarkan negara-

negara barat dengan dimensi yang berbeda dan tidak

terdapat di Indonesia maupun negara-negara

berkembang lainnya. Perilaku mengemudi pada

lokasi Exit Gerbang Tol JBH belum dapat secara

sempurna ditampilkan dalam Vissim, perlu dibuat

desain perilaku pengemudi khusus dan desain link

khusus yang dapat mempresentasikan kondisi

sebenarnya dilapangan. Agar pengguna kendaraan

menyiapkan saldo kartu e-toll yang cukup, karena

dari hasil pengamatan dilapangan seringkali

ditemukan pengguna kendaraan tidak memiliki saldo

kartu e-toll yang cukup yang berakibat pada semakin

panjangnya antrian kendaraan.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Direktur

PT. Lintas Marga Sedaya (LMS) selaku Operator

ruas Jalan Tol Cipali yang telah memberikan

berbagai data dan informasi terkait artikel.

Daftar Pustaka

Ansusanto, J.D., Munawar, A., Priyanto, S., Wibisono,

H.B. 2014. Pengaruh Perubahan Guna Lahan

Terhadap Pembebanan Jaringan Jalan Perkotaan

Tabel 10.

Jumlah Antrian Kendaraan Kondisi Do Nothing

dan 5 Skenario

Do

Nothing Sk 1 Sk 2 Sk 3 Sk 4 Sk 5

12.953 7.052 6.367 4.462 12.473 11.721

Tabel 11.

Perbandingan Kondisi Do Nothing dan 5

Skenario Hasil Simulasi Vissim

Kondisi Jumlah Antrian Kendaraan

Sk 1 - 45,56 %

Sk 2 - 50,85 %

Sk 3 - 65,55 %

Sk 4 - 3,71 %

Sk 5 - 9,51 %

Page 57: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

48 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 33-48

Yogyakarta. 17th FSTPT International Symposium.

Hal 691-700. Jember: Universitas Jember. 22-24

Agustus 2014.

Beaulieu, M., Davis, K., Kieninger, D., Mizuta, K.,

McCutchen, E. R., Wright, D., Sanderson, A.,

Ishimaru, J., M., Hallenbeck, M. E. 2007. A Guide to

Documenting Vissim-Based Microscopic Traffic

Simulation Models. Research Report. Washington:

Washington State Transportation Center (TRAC).

BIBLIOGRAPHY\l 1057 Aghabayk, K., Sarvi, M.,

Young, W., Kautzsch, L. 2013. A Novel

Methodology for Evolutionary Calibration of Vissim

bya Multi-Threading. Australian Transport Research

Forum 2013 Proceedings, 2 – 4 October, 2013.

Brisbane: Australian Transport Research Forum.

Burghout, W. 2004. Hybird Microscopic-Mesoscopic

Traffic Simulation. Doctoral Dissertation.

Stockholm: Royal Institute of Technology.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas

Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta: Departemen

Pekerjaan Umum.

Fitrada, A. G., Munawar A. 2015. Evaluasi Penerapan

Sistem Contraflow Buslane dengan menggunakan

Software Vissim (Studi Kasus Jalan Prof. Yohannes

dan Jalan C. Simanjuntak, Yogyakarta). 18th FSTPT

International Symposium. 28 Agustus. Bandar

Lampung: Universitas Lampung.

Hidayat, M.R., Munawar, A., 2007. Penanganan

Permasalahan Lalulintas di Kota Pekalongan

dengan Menggunakan Program EMME/2. Jurnal

Transportasi. vol. 7, no. 1. hal. 13-22, Juni 2007.

Irawan, M. Z., Putri, N. H, 2015. Kalibrasi Vissim Untuk

Mikrosimulasi Arus Lalu Lintas Tercampur Pada

Simpang Bersinyal (Studi Kasus: Simpang Tugu,

Yogyakarta). Jurnal Penelitian Transportasi

Multimoda, 13(3), pp.97-106.

Isheka, R.P., Putra, R.F., Irawan, M.Z., and Munawar, A.

Penggunaan Perangkat Lunak Vissim untuk

Mikrosimulasi Mixed Traffic (Studi Kasus: Kawasan

UGM). Forum Simposium Transportasi Antar

Perguruan Tinggi Indonesia-FSTPT 19 Yogyakarta.

11-13 October 2016.

Munawar, A., Yulianto, R, A. 2016. Penentuan Nilai

Kapasitas Jalan Bebas Hambatan Dengan Aplikasi

Perangkat Lunak Vissim. Jurusan Teknik Sipil dan

Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah

Mada.

Priyanto, S., 2002. Experiment on Bus Lane Application in

Yogyakarta. Media Teknik No.3 Tahun XXIV Edisi

Agustus 2002 No. ISSN 0216-3012.

Yulianto, Redi Aditya. 2016. Penentuan Nilai Kapasitas

Jalan Bebas Hambatan Dengan Aplikasi Perangkat

Lunak Vissim.

Velmurugan, S., Madhu, E., Ravinder, K.,

Sitaramanjaneyulu, K., Gangopadhyay, S. 2010.

Critical Evaluation of Roadway capacity of Multi-

Lane High Speed Corridors under Heterogeneous

Traffic Conditions Through Traditional and

Microscopic Simulation Models. Journal of the

Indian Roads Congress, Paper No. 566. October-

December 2010.

Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Peraturan

Pemerintah Nomor 15 tahun 2005 tentang Jalan Tol.

Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang

Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 111 tahun 2015 tentang Tata

Cara Penetapan Batas Kecepatan. Jakarta.

Page 58: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 49-64

Jurnal Penelitian Transportasi Darat Journal Homepage: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnaldarat/index

p-ISSN: 1410-8593 | e-ISSN: 2579-8731

doi: http://dx.doi.org/10.25104/jptd.v20i1.642 49 1410-8593| 2579-8731 ©2018 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Nomor Akreditasi: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016 | Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC-SA 4.0

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan

Nasional Kawasan Industri Cikande

Punta Ramandya1, Imam Muthohar

2, dan Dewanti

3

1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2

Yogyakarta, Indonesia 2 dan 3

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika, Kampus No.2

Yogyakarta, Indonesia [email protected]

Diterima: 9 Mei 2018, Direvisi: 23 Mei 2018, Disetujui: 30 Mei 2018

ABSTRACT Analysis of the Effect of Interchange Operations to National Roads on Cikande Industrial Region: In order to unravel the congestion occurring on the national road as a result of the traffic of the Cikande industrial region, the Banten Provincial Government and the Serang Region Government have built interchange. The purpose of this research is to identify the level of services of Jakarta Highway which has status as national road around industrial area before and after interchange operation and formulate the recommendation of traffic engineering. Therefore, in order to know the traffic flow that will occur in the national road, it is predicted traffic flow using SATURN Software (Simulation and Assignment Traffic to Urban Road Networks) which is a network analysis program developed by Institute for Transport Studies, University of Leeds, while to evaluate the performance of the network used VCR parameters (Volume Capacity Ratio). From the analysis result, it was found that before the interchange, the segment 1 segment of the Jakarta Highway has a VCR value of 0.68 and 0.65 for the direction of Jakarta while for Serang direction VCR value is 0.60 and 0.50 (Segment 2 has VCR value equal to 0.74 and 0.79 for the direction of Jakarta while for the Serang direction VCR value of 0.75 and 0.73.Sendment 3 has a VCR value of 0.69 for the direction of Jakarta, while for Serang direction VCR value of 0.64. 4 has a VCR value of 0.66 and 0.60 for the direction of Jakarta while the direction of attack has a VCR value of 0.77 and 0.76.For the analysis results after the operation of interchange segment 1 has a VCR value of 0.68 and 0.64 for the direction of Jakarta while for the direction of Serang VCR value of 0.60 and 0.49.Sendment 2 has a VCR value of 0.72 and 0.70 for the direction of Jakarta while for Serang direction VCR value of 0.74 and 0.71 Segment 3 has a VCR value of 0.52 for the direction of Jakarta, while for direction Attack VCR value of 0,50.

Keywords: interchange; network traffic; traffic flow; SATURN; volume capacity ratio.

ABSTRAK Guna mengurai kemacetan yang terjadi pada jalan nasional sebagai dampak lalu lintas kawasan industri Cikande maka

Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kabupaten Serang telah membangun interchange. Tujuan penelitian ini

untuk mengidentifikasi tingkat pelayanan ruas jalan Raya Jakarta yang mempunyai status sebagai jalan nasional

disekitar kawasan industri sebelum dan sesudah beroperasinya interchange serta merumuskan rekomendasi rekayasa

lalu lintas. Oleh karena itu agar dapat mengetahui arus lalu lintas yang akan terjadi diruas jalan nasional tersebut maka

dilakukan prediksi arus lalu lintas dengan menggunakan Software SATURN (Simulation and Assignment Traffic to

Urban Road Networks) yang merupakan program analisis jaringan yang dikembangkan oleh Institute for Transport

Studies, University of Leeds, sedangkan untuk mengevaluasi kinerja jaringan digunakan parameter VCR (Volume

Capacity Ratio). Dari hasil analisis diperoleh bahwa sebelum interchange beroperasi ruas jalan Raya Jakarta segmen 1

mempunyai nilai VCR sebesar 0,68 dan 0,65 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,60

dan 0,50 (. Segmen 2 mempunyai nilai VCR sebesar 0,74 dan 0,79 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai

VCR sebesar 0,75 dan 0,73. Segmen 3 mempunyai nilai VCR sebesar 0,69 untuk arah Jakarta, sedangkan untuk arah

Serang nilai VCR sebesar 0,64. Segmen 4 mempunyai nilai VCR sebesar 0,66 dan 0,60 untuk arah Jakarta sedangkan

arah serang mempunyai nilai VCR sebesar 0,77 dan 0,76. Untuk hasil analisis setelah beroperasinya interchange

segmen 1 mempunyai nilai VCR sebesar 0,68 dan 0,64 untuk arah Jakarta sedangkan untuk arah Serang nilai VCR

sebesar 0,60 dan 0,49. Segmen 2 mempunyai nilai VCR sebesar 0,72 dan 0,70 untuk arah Jakarta sedangkan untuk

arah Serang nilai VCR sebesar 0,74 dan 0,71. Segmen 3 mempunyai nilai VCR sebesar 0,52 untuk arah Jakarta,

sedangkan untuk arah Serang nilai VCR sebesar 0,50.

Kata Kunci: persimpangan; jaringan lalu lintas; arus lalu lintas; SATURN; rasio kapasitas volume.

I. Pendahuluan

Pembangunan kawasan industri merupakan salah satu langkah pemerintah untuk meningkatkan investasi di bidang perindustrian serta meningkatkan kesejahteran suatu daerah yang lahanya di jadikan sebagai kawasan industri tersebut. Kawasan industri

adalah suatu daerah yang didominasi oleh aktivitas industri yang mempunyai fasilitas kombinasi terdiri dari peralatan-peralatan pabrik (industrial plants), sarana penelitian dan laboratorium untuk pengembangan, bangunan perkantoran, bank, serta fasilitas sosial dan fasilitas umum. Dengan kelebihan

Page 59: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

50 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

yang dimiliki oleh kawasan industri tersebut, maka para investor memperoleh kemudahan dalam melakukan kegiatan industrinya.

Cikande merupakan kawasan yang sedang

berkembang baik dari sisi real estate maupun

kawasan industri, karena itu membutuhkan akses

jalan tol yang lebih cepat dan dekat. Selama ini, dari

daerah Balaraja hingga Ciujung tidak ada pintu

keluar dan masuk sehingga pelaku industri yang

menuju daerah Cikande harus memutar atau

melewati jalan nasional di Balaraja yang sangat

padat. Guna mengurai kemacetan yang terjadi pada

jalan nasional sebagai dampak lalu lintas kawasan

industri tersebut maka Pemerintah Provinsi Banten

dan Pemerintah Kabupaten Serang telah membangun

interchange.

Interchange Cikande direncanakan akan menjadi

interchange baru di jalan tol Tanggerang-Merak

yang berada diantara dua interchange yang telah ada

sebelumnya, yakni interchange Balaraja Barat (Km

38+900) dan interchange Ciujung (Km 59+500),

tepatnya di Km 52. Lokasi pembangunan

interchange Cikande terletak dekat dengan kawasan

industri Modern Cikande dan Nikomas hal ini

tentunya akan memberikan kemudahan bagi para

pengguna jalan raya terutama kendaraan berat utnuk

menuju kawasan indsutri tersebut.

Interchange itu sendiri akan mempunyai fasilitas

exit dan entry terhadap jaringan jalan nasional

sekitar kawasan industri, tentunya masalah lalu

lintas akan timbul pada ruas jalan nasional yang

mempunyai akses langsung ke interchange. Dari

uraian di atas maka dapat diambil beberapa

rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kondisi kinerja lalu lintas di ruas jalan

nasional sekitar kawasan industri sebelum

beroperasinya interchange Cikande?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat

beroperasinya interchange?

3. Bagaimana rekomendasi manajemen dan

rekayasa lalu lintas yang diusulkan pada simpang

interchange Cikande?

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengindentifikasi kondisi kinerja lalu lintas

eksisting di ruas jalan nasional sekitar kawasan

industri Cikande.

2. Menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat

beroperasinya interchange di sekitar kawasan

industri Cikande.

3. Merumuskan rekomendasi manajemen dan

rekayasa lalu lintas pada simpang interchange

Cikande.

II. Tinjauan Pustaka

A. Peran Penting Sistem Perencanaan

Transportasi Dalam Pengembangan

Kawasan Industri Cikande

Perencanaan transportasi merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari perencanaan kota.

Pertimbangan yang matang sangat diperlukan agar

perencanaan kota tidak menghasilkan dampak

kekacauan lalu lintas di masa yang akan datang.

Perencanaan transportasi adalah suatu proses yang

bertujuan untuk mengembangkan sistem yang

memungkinkan manusia dan barang bergerak atau

berpindah tempat dengan aman, murah dan cepat

(Tamin, 2000). Perencanaan transportasi juga

merupakan proses yang bertujuan utnuk menetukan

perbaikan kebutuhan atau fasilitas transportasi baru

dan layak untuk daerah tertentu (Catanese, 1972)

dalam (Wahyu, 2013). Dalam perencanaan

transportasi perlu memikirkan permintaan atau jasa

transportasi untuk angkutan manusia maupun barang

yang dapat digambarkan dalam pemakaian sistem

trasnportasi tersebut.

Tamin (2000) menyebutkan bahwa pendekatan

sistem adalah pendekatan umum untuk suatu

perencanaan atau teknik dengan menganalisis semua

faktor yang berhubungan dengan permasalahan yang

ada. Contohnya kemacetan lokal yang disebabkan

oleh penyempitan lebar jalan dapat diselesaikan

dengan melakukan perbaikan secara lokal. Akan

tetapi hal ini mungkin menyebabkan permasalahan

berikutnya yang timbul di tempat lain. Pendekatan

sistem mencoba menghasilkan pemecahan yang

terbaik dari beberapa alternatif pemecahan yang ada,

tentunya dengan batasan tertentu (waktu dan biaya).

B. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Dari salah satu referensi, rekayasa lalu lintas (traffic

engineering) dapat didefinisikan sebagai bagian dari

rekayasa yang berkaitan dengan pergerakan orang

dan barang pada jalan dan jalan raya secara aman/

selamat dan efisien, yang meliputi aspek;

perencanaan jalan dan fasilitasnya, perancangan

geometrik jalan dan fasilitasnya, operasional dan

pengendalian lalu lintas, keselamatan lalu lintas,

pemeliharaan fasilitas dan kendali lalu lintas, dan

manajemen fasilitas dan kendali lalu lintas (McShane

dan Roess, 1990).

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada

ketentuan umum yang dimaksud dengan manajemen

dan rekayasa lalu lintas adalah serangkaian usaha

dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan,

pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas

perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan,

mendukung dan memelihara keamanan,

keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Page 60: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 51

Pengaturan manajemen dan rekayasa lalu lintas

dilakukan melalui penetapan kebijakan penggunaan

jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada jaringan

jalan tertentu. Penetapan kebijakan penggunaan

jaringan jalan dan gerakan lalu lintas pada jaringan

jalan tertentu merupakan hasil dari penetapan

rencana kebijakan pengaturan penggunaan jaringan

jalan dan gerakan lalu lintas. Kebijakan penggunaan

jaringan jalan dan gerakan lalu lintas meliputi:

1. Perintah, larangan, peringatan, dan/atau

petunjuk yang bersifat umum di semua ruas

jalan;

2. Perintah, larangan, peringatan, dan/atau

petunjuk yang berlaku pada masing-masing

ruas jalan.

C. Analisis Dampak Lalu Lintas

Menurut Tamin (2000), analisis dampak lalu lintas

pada dasarnya merupakan analisis pengaruh

pengembangan tata guna lahan terhadap sistem

pergerakan arus lalu lintas di sekitarnya yang

diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang baru, lalu

lintas yang beralih, dan oleh kendaraan keluar masuk

dari/ke lahan tersebut.

Analisis dampak lalu lintas ini telah diatur dalam UU

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan pasal 99 sampai dengan pasal 100,

dan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun

2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis

Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

dan diatur lebih lanjut pada Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 75 tahun 2015.

Safrido (2017) mengatakan Fenomena dampak lalu

lintas diakibatkan oleh adanya pembangunan dan

pengoperasian pusat kegiatan yang menimbulkan

bangkitan lalu lintas yang cukup besar, seperti pusat

perkantoran, pusat perbelanjaan, terminal, dan lain-

lain. Lebih lanjut dikatakan bahwa dampak lalu

lintas terjadi pada tahap pasca konstruksi atau saat

beroperasi. Pada tahap ini akan terjadi bangkitan lalu

lintas dari pengunjung, pegawai dan penjual jasa

transportasi yang akan membebani ruas-ruas jalan

tertentu serta timbulnya bangkitan.

D. Landasan Teori

1. Analisis Kinerja Jalan

Penelitian ini menggunakan beberapa parameter

kinerja sebagaimana yang digunakan dalam

perhitungan Manual Kapasitas Jalan Indonesia

(MKJI) tahun 1997 secara manual.

a. Volume Lalu Lintas

Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati

suatu titik tertentu pada jalan raya pada selang waktu

tertentu atau kendaraan per unit waktu. Unit waktu

yang paling sering digunakan adalah setiap hari atau

setiap jam.

Volume harian digunakan untuk melihat pola dari

waktu ke waktu dan untuk tujuan perencanaan

atau pengontrolan yang diperlukan volume lalu lintas

dengan satuan mobil penumpang (SMP) per jam

puncak harian (Tabel 1). Satuan mobil penumpang

atau biasa yang disingkat SMP adalah satuan

kendaraan di dalam arus lalu lintas yang

disetarakan dengan kendaraan ringan/mobil

penumpang, dengan menggunakan ekivalensi mobil

penumpang (emp) atau factor pengali berbagai jenis

kendaraan menjadi satu satuan yaitu SMP.

b. Kinerja Ruas Jalan

Indikator kinerja yang dimaksud disini adalah

perbandingan volume per kapasitas (V/C ratio),

kecepatan dan kepadatan lalu lintas. Tiga

Tabel 1.

Faktor Pengali Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Tipe Jalan

Arus

Lalu

Lintas

emp

LV HV

MC

Lebar Jalur Lalu Lintas

≤ 6 m >6 m

Dua Lajur tak terbagi (2/2) UD 0 ≥

1800

1,0 1,3

1,2

0,5

0,35

0,4

0,25

Empat Lajur tak terbagi (4/2) UD 0

≥ 1800

1,3

1,2

0,4

0,25

Dua Lajur satu arah (2/1) dan

Empat Lajur dua arah (4/2) D

0

≥ 1050

1,3

1,2

0,4

0,25

Tiga Lajur satu arah (3/1) dan

Enam Lajur dua arah (6/2) D

0

≥ 1100

1,3

1,2

0,4

0,25

Sumber: MKJI 1997

Page 61: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

52 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

karakteristik ini kemudian dipakai untuk mencari

tingkat pelayanan (level of service). Adapun

indikator-indikator tersebut akan dijelaskan untuk

masing-masing karakteristik sebagai berikut.

1) Kapasitas Ruas Jalan

Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas

jalan kota berdasarkan MKJI, 1997 adalah:

C = Co x Fcw x Fcsp x Fcsf x Fccs ............ (1)

Dimana C adalah kapasitas (smp/jam), Co adalah

kapasitas dasar (smp/jam), Fcw adalah faktor

penyesuaian lebar jalur lalu lintas, FCsp adalah

faktor penyesuaian pemisah arah, Fcsf adalah

faktor penyesuaian hambatan samping, serta

FCcs adalah faktor penyesuaian ukuran kota.

2) Kecepatan Perjalanan

Kecepatan perjalanan (journey/travel speed) mudah

untuk diukur dan dimengerti. Kecepatan perjalanan

adalah kecepatan rata-rata kendaraan untuk melewati

satu ruas jalan:

V = L / TT x 3600 ........................................ (2)

Dimana V adalah kecepatan rata-rata (km/jam), L

adalah panjang ruas (km), dan TT adalah waktu

perjalanan rata-rata kendaraan melewati ruas

(detik)

Kepadatan ruas jalan dapat diukur dengan cara

survai input-output, yaitu dengan cara menghitung

jumlah kendaraan yang masuk dan keluar pada satu

potongan jalan pada suatu periode waktu tertentu.

Namun dalam bahasan ini, kepadatan dihitung

dengan rumus dasar (Salter, 1981).

Volume = kecepatan x kepadatan

Sehingga,

Kepadatan = volume/kecepatan .............. (3)

2. Aplikasi Perangkat Lunak SATURN

Perangkat lunak Simulation and Assignment Traffic

to Urban Road Networks (SATURN) adalah program

analisis jaringan yang dikembangkan oleh Institute

for Transport Studies, University of Leeds dan

didistribusikan oleh W.S Atkins of Epsom sejak

tahun 1981 yang secara berkala dilakukan

pembaharuan. Program ini memiliki fungsi dasar

sebagai berikut:

a. Sebagai gabungan simulasi lalu lintas dan model

pembebanan untuk analisis rencana investasi

jalan meliputi rencana manajemen lalu lintas

pada jaringan setempat hingga peningkatan

infrastruktur.

b. Sebagai model pembebanan lalu lintas

konvensional untuk analisis jaringan yang lebih

besar.

c. Sebagai model simulasi persimpangan.

d. Sebagai editor, basis data, dan sistem analisis

jaringan.

e. Sebagai model permintaan (demand) matriks

perjalanan meliputi elemen dasar dari distribusi

perjalanan, moda split, dan sebagainya.

Struktur umum dari model pembebanan lalu lintas

pada program SATURN diilustrasikan pada Gambar

1. Contoh jaringan atau network pada SATURN

dapat dilihat pada Gambar 2.

3. Uji Validasi Model SATURN

Metode validasi yang digunakan adalah uji chi-

square. Chi-Square merupakan teknik statistik yang

dipergunakan untuk menguji probabilitas dengan

cara mempertentangkan antara data frekuensi yang

dapat diobservasi (data lapangan), observed

frequencies (fo atau Oi) dengan frekuensi yang

diharapkan (data hasil model) ,expected frequencies

Sumber: SATURN 10.5 User Manual, 2004

Gambar 1.

Struktur Umum Model Pembebanan.

Page 62: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 53

(fh atau Ei). Dengan kata lain Chi-Square adalah

salah satu teknik dalam statistik untuk menguji

probabilitas perbedaan frekuensi data lapangan (yang

diobservasi = fo) dengan frekuensi hasil model (= fh

/fe -> frekuensi ekspektasi).Untuk menganalisis

perbedaan frekuensi chi kwadrat pada variabel

tunggal digunakan rumus berikut ini.

................................... (4)

Dimana adalah chi kwadrat, adalah frekuensi

observasi, serta adalah frekuensi harapan

III. Metodologi Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada pada Kecamatan Cikande di

Kabupaten Serang Provinsi Banten (Gambar 3).

Kecamatan Cikande juga dikenal sebagai salah satu

sentra industri di Kabupaten Serang karena terdapat

Kawasan Industri Modern 2000 milik Modern

Group yang dibuka pada tahun 1991. Letak Modern

Cikande sangat strategis yang berjarak kira-kira 68

km dari Jakarta, 75 km dari Pelabuhan Tanjung

Priok dan 50 km dari Bandara Internasional

Soekarno-Hatta. Modern Cikande dapat diakses

melalui tol Jakarta-Merak kemudian keluar melalui

pintu tol Ciujung. Pelabuhan Bojonegara yang

berjarak dekat dengan kawasan dan akan menjadi

sentra pengangkutan barang untuk keperluan ekspor-

impor terbesar di Indonesia sedang dalam proses

perencanaan.

B. Tahapan Pengumpulan Data Penelitian

Metode komprehensif yang disusun oleh penulis

dimulai dengan tahap pengumpulan data, dalam

hal ini data sekunder dan data primer.

1. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dalam tahap ini berupa

identifikasi terhadap 2 (dua) masalah pokok yaitu

data jaringan jalan dan tata guna lahan yang sudah

ada (eksisting) dan data rancang bangun (master

plan) Kawasan Industri Cikande.

Data sekunder tersebut diperoleh dari Dinas

Perhubungan Kabupaten Serang serta Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Serang dan pihak

Pengembang Kawasan Industri Cikande.

2. Data Sekunder

Survei yang dilaksanakan untuk mendapatkan data

primer yang diinginkan antara lain:

a. Survei Inventarisasi Jalan

Survei dilakukan dengan mengamati dan mengukur

secara langsung seluruh perlengkapan dan fasilitas

Sumber: SATURN 10.5 User Manual, 2004

Gambar 2.

Jaringan Jalan SATURN.

Page 63: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

54 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

baik di ruas jalan dan persimpangan yang ada

termasuk di dalamnya pengukuran kondisi geometrik

simpang.

b. Survei Pencacahan Lalu Lintas

Survei pencacahan volume lalu lintas dilaksanakan

untuk mengetahui karakteristik volume lalu lintas di

suatu ruas jalan pada satuan waktu tertentu guna

menentukan tingkat pelayanan jalan.

c. Survei Kecepatan Ruas Jalan

Survei ini dilakukan dengan kendaraan yang

dikendarai pada arus lalu lintas.

C. Tahaan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, tahapan

pelaksanaan penelitian memperhatikan dan

mengikuti bagan alir sebagaimana pada Gambar 4.

Secara umum dalam melaksanakan suatu analisis

dampak operasional interchange Cikande terhadap

kinerja jalan utama kawasan industri Cikande

mencakup tahapan penelitian dan tahapan analisis

sebagaimana dapat dilihat pada bagan alir, sebagai

berikut:

1. Analisis Kondisi Eksisting

Tahapan ini memberikan penjelasan dan gambaran

hasil analisis volume dan kapasitas pada jaringan

jalan sebelum dan sesudah interchange beroperasi.

Kondisi arus lalu lintas yang terjadi pada saat

sebelum dan sesudah interchange beroperasi akan

dimodelkan.

2. Analisis Penanganan Masalah

Tahapan ini memberikan penjelasan tentang

penanganan manajemen dan rekayasa lalu lintas

yang perlu dilaksanakan setelah memperhatikan

dampak lalu lintas yang terjadi. Jenis penanganan

yang perlu dilaksanakan yaitu dengan memberikan

alternativ pemecahan dalam meminimalkan dampak

yang terjadi.

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Pembangunan Jaringan Jalan SATURN

Pemodelan dalam SATURN membutuhkan suatu

gambaran layout jaringan jalan yang akan

dimodelkan. Pada penelitian ini, lingkup simulasi

yang dibutuhkan yaitu tahap mikro untuk

mendapatkan kinerja lalu lintas di ruas jalan,

khususnya dalam suatu segmen jalan. Penggambaran

jaringan jalan sesuai dengan kebutuhan berupa node

atau simpang dan juga link atau segmen jalan.

Gambar 5 dan adalah langkah pertama yang harus

dilakukan untuk persiapan membangun jaringan

jalan pada SATURN (Gambar 6) .

B. Input MAT SATURN

Setelah selesai membangun jaringan jalan, maka

langkah selanjutnya adalah proses input matriks asal

Gambar 3.

Peta Kabupaten Serang dan Lokasi Pekabupatnelitian.

Page 64: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 55

tujuan. Matriks asal tujuan yang telah disiapkan

dirubah formatnya dalam bentuk file dat seperti pada

Gambar 7.

C. Validasi Model SATURN

Rangkuman hasil validasi uji chi-square model

selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 2. Dari hasil

pengujian validasi chi-square, volume model dan

volume lapangan maka didapat bahwa hasil H0

dapat diterima, hal ini dikarenakan hasil t hitung

13,21 lebih kecil dari pada t tabel 22, 36, sehingga

tidak ada perbedaan secara signifikan antara model

dan survei atau bisa dikatakan model dan survei

selaras.

D. Analisis Jaringan Jalan

Analisis yang dilakukan hanya pada ruas jalan yang

ditinjau, yaitu ruas jalan Raya Jakarta yang terbagi

dalam 4 (empat) segmen (Tabel 3).

1. Sebelum Interchange Beroperasi

Pengoperasian interchange Cikande tentu akan

memberikan dampak pada ruas jalan sekitarnya.

Ruas jalan yang terkena dampak langsung adalah

ruas jalan Raya Jakarta dengan tipe jalan 2/2 UD dan

4/2 UD dengan lebar badan jalan 10 meter dan bahu

jalan sampai 2 (dua) meter.

a. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 1

Dari hasil pemodelan transportasi yang telah

dilakukan khususnya tahap pembebanan perjalanan

dapat dilihat besarnya volume lau lintas dan nilai

VCR yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau

sebelum interchange beroperasi.

Tabel 2.

Hasil Validasi Chi Square

No. A B Vol Model Vol TC E-O Uji Chi-Square (X²)

X² = (E-O)/O

1. 17 18 1631 1684 -53 1,668052257

2. 18 17 1440 1384 56 2,265895954

3. 18 19 1550 1592 -42 1,108040201

4. 19 18 1198 1107 91 7,480578139

5. 19 36 1755 1742 13 0,097014925

6. 36 19 1792 1794 -2 0,002229654

7. 36 39 1886 1901 -15 0,118358759

8. 39 36 1736 1733 3 0,005193306

9. 15 39 1790 1798 -8 0,035595106

10. 39 15 1661 1664 -3 0,005408654

11. 15 16 1735 1722 13 0,098141696

12. 16 15 2007 1990 17 0,145226131

13. 16 31 1575 1578 -3 0,005703422

14. 31 16 1996 1998 -2 0,002002002

23752 23687 0,178367881

Tabel 3.

Inventarisasi Ruas Jalan Raya Jakarta

No. Ruas Jalan Lebar

Jalur

Bahu

Jalan M

Fungsi

Jalan

Tipe

Jalan Kapasitas

1. Raya Jakarta 1 10 2 - Arteri 2/2 UD 2374

2. Raya Jakarta 2 10 2 - Arteri 2/2 UD 2374

3. Raya Jakarta 3 10 2 - Arteri 4/2 UD 2612

4. Raya Jakarta 4 10 2 - Arteri 4/2 UD 2612

Page 65: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

56 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

Tabel 4 menunjukan bahwa ruas jalan Raya Jakarta

segmen 1 dari node 17 sampai dengan node

19 mempunyai kinerja yang masih stabil dalam

artian ruas jalan raya Jakarta segmen 1 masih bisa

memberikan pelayanan yang baik.

b. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 2

Dari hasil pemodelan transportasi yang telah

dilakukan khususnya tahap pembebanan perjalanan

dapat dilihat besarnya volume lau lintas dan nilai

VCR yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau

sebelum interchange beroperasi.

Tabel 5 menunjukan bahwa ruas jalan Raya Jakarta

segmen 2 dari node 19 sampai dengan node 36

mempunyai kinerja yang tidak lagi mampu

memberikan pelayanan yang baik dikarenakan nilai

VCR telah mencapai nilai diatas 0,75 hal ini

disebabkan pada ruas jalan Raya Jakarta segmen 2

terdapat pasar dan kawasan industri modern Cikande

dan PT Nikomas.

Gambar 4.

Bagan Alir Penelitian.

Page 66: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 57

c. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 3

Dari hasil pemodelan transportasi yang telah

dilakukan khususnya tahap pembebanan perjalanan

dapat dilihat besarnya volume lau lintas dan nilai

VCR yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau

sebelum interchange beroperasi.

Gambar 5.

Data Jaringan Jalan File Dat

Gambar 6.

Jaringan Jalan SATURN.

Gambar 7,

MAT SATURN.

Page 67: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

58 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

Tabel 6 menunjukan bahwa ruas jalan Raya Jakarta

segmen 3 dari node 39 sampai dengan node 15

mempunyai kinerja yang masih stabil dalam artian

ruas jalan raya Jakarta segmen 3 masih bisa

memberikan pelayanan yang baik.

d. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 4

Dari hasil pemodelan transportasi yang telah

dilakukan khususnya tahap pembebanan perjalanan

dapat dilihat besarnya volume lau lintas dan nilai

VCR yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau

sebelum interchange beroperasi.

Tabel 7 menunjukan bahwa ruas jalan Raya Jakarta

segmen 3 dari node 15 sampai dengan node 31

mempunyai kinerja yang tidak lagi mampu

memberikan pelayanan yang baik dikarenakan nilai

VCR telah mencapai nilai di atas 0,75 hal ini

disebabkan pada ruas jalan Raya Jakarta segmen 4

sering dimanfaatkan oleh pengemudi kendaraan

memarkir kendaraannya pada badan jalan untuk

bersitirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan

kearah Balaraja/Jakarta.

2. Setelah Interchange Beroperasi

Dari hasil pemodelan transportasi yang telah

dilakukan, khususnya tahap pembebanan perjalanan,

dapat dilihat besarnya volume lau lintas dan nilai

VCR yang terjadi pada ruas jalan yang ditinjau

setelah interchange beroperasi.

a. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 1

Setelah beroperasinya interchange ruas jalan Raya

Jakarta segmen 1 tidak mengalami perubahan dari

segi geometrik, tipe maupun kapasitas jalan.

Pada Tabel 8 di atas dapat kita lihat bahwa setelah

beroperasinya interchange ruas jalan Raya Jakarta

segmen 1 masih menunjukan tingkat pelayanan yang

baik bahkan hampir dikatahkan hanya terkena

Tabel 4.

Prakiraan Volume Lalu Lintas dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 1

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

17 18 2374 1631 0,68

18 17 2374 1384 0,60

18 19 2374 1592 0,65

19 18 2374 1107 0,50

Tabel 5.

Prakiraan Volume Lalu Lintas dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 2

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

19 36 2374 1755 0,74

36 19 2374 1792 0,75

36 39 2374 1886 0,79

39 36 2374 1736 0,73

Tabel 6.

Prakiraan Volume Lalu Lintas dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 3

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

39 15 2612 1661 0,69

15 39 2612 1790 0,64

Tabel 7.

Prakiraan Volume Lalu Lintas dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 4

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

15 16 2612 1730 0,66

16 15 2612 2007 0,77

16 31 2612 1575 0,60

31 16 2612 1996 0,76

Page 68: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 59

dampak yang sangat kecil dari beroperasinya

interchange Cikande. Hal ini dikarenakan ruas jalan

Raya Jakarta segmen 1 tidak terlalu terkena dampak

akibat akitifitas pelaku industri pada kawasan

indsutri di Cikande.

b. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 2

Setelah beroperasinya interchange ruas jalan Raya

Jakarta segmen 2 mengalami perubahan dengan

bertambahnya simpang akibatnya adanya gerbang tol

sebagai akses masuk dan keluar interchange.

Pada Tabel 9 di atas dapat kita lihat bahwa setelah

beroperasinya interchange ruas jalan Raya Jakarta

segmen 2 menunjukan tingkat pelayanan yang baik

dengan VCR dibawah 0,75, meskipun VCR rata-rata

masih diatas 0,70 hal ini dikarenakan pada ruas jalan

Raya Jakarta segmen 2 terdapat tata guna lahan

campuran dimana terdapat perumahan,komersil dan

Industri serta pasar yang terdapat pada ruas jalan

tersebut ditambah lagi dengan beroperasinya

interchange Cikande yang lokasinya terletak pada

ruas jalan segmen 2.

c. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 3

Setelah beroperasinya interchange ruas jalan Raya

Jakarta segmen 3 tidak mengalami perubahan dari

segi geometrik, tipe maupun kapsitas jalan namun

mengalami peningkatan kualitas pelayanan jalan

yang sangat signifikan (Tabel 10).

Peningkatan pelayanan ruas jalan Raya Jakarta

segmen 3 ini disebabkan oleh adanya alternatif lain

bagi pengguna jasa maupun pelaku industri di

Cikande maupun Balaraja/Jakarta yang selama ini

menggunakan ruas jalan Raya Jakarta, sehingga hal

ini tentu saja membawa dampak positif.

d. Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 4

Setelah beroperasinya interchange ruas jalan Raya

Jakarta segmen 4 tidak mengalami perubahan dari

segi geometrik, tipe maupun kapasitas jalan namun

mengalami peningkatan kualitas pelayanan jalan

yang sangat signifikan.

Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa rata-rata VCR

kurang dari 0,75 hal ini menunjukan tingkat

pelayanan yang baik yang ditimbulkan karena

beroperasinya interchange Cikande.

3. Perbandingan Kinerja Sebelum dan Sesudah

Interchange Beroperasi

Pada bagian ini akan ditampilkan perbandingan hasil

analisis pada kondisi dari ruas jalan Raya Jakarta

sebelum dan sesudah sesudah beroperasinya

interchange secara bersamaan sehingga perubahan

yang terjadi akan lebih mudah diamati seperti terlihat

pada Tabel 12 di bawah ini.

Dari Tabel 12 dapat dilihat perbandingan yang

terjadi sebelum dan sesudah beroperasinya

interchange pada ruas jalan Raya Jakarta untuk tiap-

Tabel 8.

Prakiraan Volume dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 1

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

17 18 2374 1619 0,68

18 17 2374 1421 0,60

18 19 2374 1521 0,64

19 18 2374 1167 0,49

Tabel 9.

Prakiraan volume dan nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 2

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

19 36 2374 1701 0,72

36 19 2374 1751 0,74

36 39 2374 1661 0,70

39 36 2374 1689 0,71

Tabel 10.

Prakiraan Volume dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 3

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

39 15 2612 1362 0,52

15 39 2612 1297 0,50

Page 69: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

60 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

tiap segmennya. Pada segmen 1 (satu) terlihat bahwa

tidak ada perubahan yang signifikan setelah

beroperasinya interchange hal ini dikarenakan pada

segmen 1 (satu) terdapat pasar yang beroperasi, hal

ini juga terjadi pada segmen 2 yang tidak

menunjukan adanya peningkatan kinerja ruas yang

disebabkan oleh aktifitas kawasan industri serta

interchange yang terletak pada segmen ini,

sedangkan pada segmen 3 dan 4 menunjukan

perubahan peningkatan pelayanan ruas jalan yang

cukup signifikan, hal ini disebabkan oleh kegiatan

industri yang sebelumnya memanfaatkan segmen ini

guna menuju ke Balaraja dan Jakarta telah

memanfaatkan interchange yang ada. Untuk lebih

jelasnya mengenai perbandingan kinerja ruas jalan

per segmen sebelum dan sesudah beroperasinya

interchange dapat dilihat pada Gambar 8.

4. Rekayasa Lalu Lintas Simpang Interchange

Cikande

Tahapan Operasional interchange akan membawa

dampak pada ruas jalan Nasional di kawasan industri

Cikande, salah satunya adalah simpang yang

terbentuk akibat beroperasiya interchange. Hal ini

tentu perlu mendapat perhatian dengan melakukan

rekayasa lalu lintas pada simpang tersebut. Tata guna

lahan disekitar akses masuk dan keluar interchange

adalah pemukiman warga dan pabrik PT GHCI.

1. Akses Keluar dan Masuk Interchange

Saat ini (eksisting) kendaraan yang masuk dan keluar

PT GHCI menggunakan akses yang berada 200

meter sebelum akses masuk dan keluar interchange

(Gambar 9). Namun pendeknya radius putar pada

akses tersebut dikhawatirkan saat kendaraan barang

milik PT GHCI bermanuver menuju interchange

dapat menimbulkan tundaan pada lalu lintas

untuk kendaraan dari arah Jakarta meuuju

interchange. Bahkan kondisi tersebut juga dapat

menimbulkan adanya konflik kendaraan barang

milik PT GHCI yang keluar dan masuk PT GHCI.

Dan jika hal tersebut diberlakukan, perlu adanya

Tabel 11.

Prakiraan Volume dan Nilai VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Segmen 4

Node A Node B Kapasitas Vol VCR

15 16 2612 1621 0,62

16 15 2612 1815 0,69

16 31 2612 1478 0,57

31 16 2612 1777 0,68

Tabel 12.

Perbandingan Kinerja Ruas Jalan Raya Jakarta Sebelum dan Sesudah Interchange Beroperasi

Segmen Node A Node B Kapasitas Sebelum Sesudah Ket

Vol VCR Vol VCR ∆Perbaikan

Jalan Raya Jakarta

Segmen 1

17 18 2374 1631 0,68 1619 0,68 0

18 17 2374 1384 0,60 1421 0,60 0

18 19 2374 1592 0,65 1521 0,64 1,5

19 18 2374 1198 0,50 1167 0,49 2

Jalan Raya Jakarta

Segmen 2

19 36 2374 1755 0,74 1701 0,72 2,7

36 19 2374 1792 0,75 1751 0,74 1,3

36 39 2374 1886 0,79 1661 0,70 11,4

39 36 2374 1736 0,73 1689 0,71 2,7

Jalan Raya Jakarta

Segmen 3

39 15 2612 1661 0,69 1362 0,52 24,6

15 39 2612 1790 0,64 1297 0,50 21,9

Jalan Raya Jakarta

Segmen 4

15 16 2612 1730 0,66 1621 0,62 6,1

16 15 2612 2007 0,77 1815 0,69 10,4

16 31 2612 1575 0,60 1478 0,57 5,0

31 16 2612 1996 0,76 1777 0,68 10,5

Page 70: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 61

pelebaran radius putar sehingga dapat memudahkan

kendaraan berdimensi besar untuk melakukan

manuver.

2. Rekayasa Lalu Lintas

Manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dilakukan

dalam masa operasi adalah sebagai berikut:

a. Pemasangan rambu lalu lintas perintah dan

larangan

1) Lajur atau bagian jalan yang wajib dilalui

2) Perintah kurangi kecepatan

3) Wajib melewati salah satu lajur yang

ditunjuk

4) Lajur kanan hanya untuk mendahului

5) Perintah kecepatan minimum yang

diwajibkan

6) Larangan mendahului dari sebelah kiri

7) Larangan menaikan dan menurunkan

penumpang di gerbang tol

8) Larangan masuk bagi kendaraan bermotor

roda dua

9) Larangan masuk bagi semua kendaraan

tidak bermotor

b. Pemasangan rambu lalu lintas berupa rambu

peringatan dan petunjuk

c. Perbaikan geometri jalan dari 2/2 UD menjadi

4/2 D

d. Marka Chevron atau marka serong pada akses

jalan nasional diganti dengan pulau lalu lintas

sebagai pemisah arus lalu lintas.

1) Marka chevron sebagai pemisah jalur

(Gambar 10 (a))

Gambar 8.

VCR Ruas Jalan Raya Jakarta Sebelum dan Sesudah Beroperasinya Interchange.

Gambar 9.

Akses Keluar dan Masuk PT. GHCI.

Page 71: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

62 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

2) Marka chevron diharapkan diganti dengan

pulau lalu lintas agar tidak bisa dilalui

kendaraan (Gambar 10 (b))

e. Marka Double Solid yang digunakan sebagai

pemisah jalur pada akses jalan nasional diganti

median.

1) Marka double solid, sebagai pemisah jalur

pada kedua kaki simpang interchange ruas

jalan Raya Jakarta (Gambar 10 (c)),

2) Tidak terdapat perambuan seperti rambu

perintah,larangan dan RRPJ

3) Marka Double Solid diharapkan diganti

dengan median sebagai pemisah Jalur

karena kondisi jalan 2 arah dan terdapat

akses menuju gerbang tol (Gambar 10 (d)).

4) Pemasangan rambu perintah, larangan dan

RPPJ

V. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah

melakukan analisis terhadap perubahan yang terjadi

sebelum dan sesudah beroperasinya interchange

pada ruas jalan yang dikaji serta manajemen dan

rekayasa lalu lintas adalah sebagai berikut: kondisi

eksisting ruas jalan Raya Jakarta segmen 1 sebelum

beroperasinya interchange memiliki kinerja jalan

VCR yaitu untuk arah serang dengan node 18 ke

node 17 sebesar 0,60 dan node 19 ke node 18 sebesar

0,50 sedangkan untuk arah Jakarta dengan node 17

ke node 18 sebesar 0,68 dan node 18 ke node 19

sebesar 0,65; kondisi eksisting ruas jalan Raya

Jakarta segmen 2 sebelum beroperasinya

interchange memiliki kinerja jalan VCR yaitu untuk

arah serang dengan node 36 ke node 19 sebesar 0,74

dan node 39 ke node 36 sebesar 0,73 sedangkan

untuk arah Jakarta dengan node 19 ke node 36

sebesar 0,74 dan node 36 ke node 39 sebesar 0,79;

kondisi eksisting ruas jalan Raya Jakarta segmen 3

sebelum beroperasinya interchange memiliki kinerja

jalan VCR yaitu untuk arah serang dengan node 15

ke node 39 sebesar 0,64 sedangkan untuk arah

Jakarta dengan node 39 ke node 15 sebesar 0,69;

kondisi eksisting ruas jalan Raya Jakarta segmen 4

sebelum beroperasinya interchange memiliki kinerja

jalan VCR yaitu untuk arah serang dengan node 16

ke node 15 sebesar 0,77 dan node 31 ke node 16

sebesar 0,76 sedangkan untuk arah Jakarta dengan

node 15 ke node 16 sebesar 0,66 dan node 16 ke

node 31 sebesar 0,60; kondisi ruas jalan Raya Jakarta

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 10.

Usulan Rekayasa Lalu Lintas; (a) Existing Marka Chevron; (b) Usulan Marka Chevron; (c) Existing

Marka Double Solid; (d) Usulan Marka Double Solid

Page 72: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

Analisis Pengaruh Pengoperasian Interchange Terhadap Ruas Jalan Nasional Kawasan Industri Cikande, Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti 63

segmen 1 setelah beroperasinya interchange

memiliki kinerja jalan VCR yaitu untuk arah serang

dengan node 18 ke node 17 sebesar 0,60 dan node 19

ke 18 sebesar 0,49, sedangkan untuk arah Jakarta

dengan node 17 ke node 18 sebesar 0,68 dan node 18

ke node 19 sebesar 0,65; kondisi ruas jalan Raya

Jakarta segmen 2 setelah beroperasinya interchange

memiliki kinerja jalan VCR yaitu untuk arah serang

dengan node 36 ke node 19 sebesar 0,74 dan node 39

ke node 36 sebesar 0,71 sedangkan untuk arah

Jakarta dengan node 19 ke node 36 sebesar 0,72 dan

node 36 ke node 39 sebesar 0,70; kondisi ruas jalan

Raya Jakarta segmen 3 setelah beroperasinya

interchange memiliki kinerja jalan VCR yaitu yaitu

untuk arah serang dengan node 15 ke node 39

sebesar 0,50 sedangkan untuk arah Jakarta dengan

node 39 ke node 15 sebesar 0,52; kondisi ruas jalan

Raya Jakarta segmen 3 setelah beroperasinya

interchange memiliki kinerja jalan VCR yaitu yaitu

untuk arah serang dengan node 15 ke node 39

sebesar 0,50 sedangkan untuk arah Jakarta dengan

node 39 ke node 15 sebesar 0,55; kondisi ruas jalan

Raya Jakarta segmen 4 setelah beroperasinya

interchange memiliki kinerja jalan VCR yaitu yaitu

untuk arah serang dengan node 16 ke node 15

sebesar 0,69 dan node 31 ke node 16 sebesar 0,68

sedangkan untuk arah Jakarta dengan node 15 ke

node 16 sebesar 0,62 dan node 16 ke node 31 sebesar

0,57; serta dengan beroperasinya interchange maka

perlu dilakukan rekayasa lalu lintas pada simpang

interchange sebagai antisipasi sebagai dampak lalu

lintas yang terjadi antara lain perbaikan radius putar

akses keluar masuk PT GHIC, pembuatan pulau-

pulau lalu lintas mengantikan marka chevron,

pembuatan median pada ruas jalan nasional,

pemasangan rambu lalu lintas, pemasangan rambu

petunjuk pendahulu jalan.

VI. Saran

Mengingat masih terdapatnya kekukarangan pada

penleitian ini, maka saran untuk penelitian lebih

selanjutnya adalah sebagai berikut: kendala pada

penelitian ini adalah keterbatasan waktu dan tenaga,

maka penelitian ini dibatasi pada ruas jalan nasional

yang terkena dampak secara langsung, sehingga bisa

digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut

dengan cakupan wilayah yang lebih luas; serta

pengembangan penelitian terkait ketersediaan

angkutan karyawan kawasan industri perlu dilakukan

guna mengurangi kemacetan yang terjadi akibat

adanya pemberhentian angkot (ngetem).

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih diberikan kepada Pemerintah

Kabupaten Serang melalui Dinas Perhubungan

Kabupaten Serang yang telah memberikan berbagai

data dan informasi terkait artikel ini.

Daftar Pustaka

Abubakar, I. 1998. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan Yang Tertib, Edisi yang Disempurnakan.

Jakarta: Departemen Perhubungan, Direktorat

Jenderal Perhubungan Darat.

Alhadar, A. 2011. Analisis Kinerja Jalan Dalam Upaya

Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Pada Ruas

Simpang Bersinyal di Kota Palu. Jurnal SMARTek ,

9 No.4, 327-336.

Atmadi. 2000. Pengaruh Pusat Perdangan Terhadap Arus

Lalu Lintas, Tesis S-2. Yogyakarta: MSTT-UGM.

Gaol, I. B. 2015. Analisis Kinerja Jaringan Jalan di

Provinsi Lampung dengan Menggunakan

Pemodelan Transportasi. Jurnal Rekayasa , 19.

Hidayat, B. 2014. Analisis Dampak Lalu Lintas.

Yogyakarta: Aura Pustaka.

Macbeth, D. K. 2015. Strategic Analysis of Supply Chain

Design.

Mansyur, Y. 2016. Pengaruh Pembangunan Gedung

Parkir Terhadap Kinerja Ruas Jalan di Sekitar

Kawasan Jam Gadang (Studi Kasus Kota Bukit

Tinggi), Tesis S-2. Yogyakarta: MSTT-UGM.

Miro, F. 2004. Perencanaan Transportasi untuk

Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Jakarta:

Erlangga.

Miro, F. 1997. Sistem Transportasi Kota. Bandung:

Penerbit Tarsito.

Morlok, E. K. 1978. Pengantar Teknik dan Perencanaan

Transportasi. Mcgraw-Hill.

Munawar, A. 2004. Analisis Sistem Jaringan Transportasi

di Kampus UGM. Media Teknik. no.3 tahun XXVI

Edisi Agustus 2004.

Munawar, A. 2005. Dasar-Dasar Teknik Transportasi.

Beta Offset .

Naufal, F., & Triana, S. 2016. Simulasi Pemodelan

Transportasi pada Jarigan Jalan Menggunakan

Aplikasi Saturn. Rekaracana , 20, 6.

Pradana, P. A. 2011. Pengaruh Pembangunan Simpang

Tak Sebidang Terhadap Pola Pergerakan Arus Lalu

Lintas di Kawasan Jombor, Tesis S-2. Yogyakarta:

MSTT-UGM.

Putro, W. E. 2014. Pengaruh Kegiatan Pabrik AMDK

Aqua Babakan Pari Terhadap Kinerja Ruas Jalan

Raya Sukabumi - Ciawi,Tesis S-2. Yogyakarta:

MSTT-UGM.

Rakhman, R. F., & Marbun, W. I. 2005. Analisis

Perubahan Manajemen Lalu Lintas pada Jarigan

Jalan di Sekitar Jalan Layang dan Jembatan

Pasupati. Bandung: ITB.

Salim, H. A. 2012. Manajemen Transportasi. Jakarta:

Rajawali Pers.

Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan

Transportasi. Bandung: ITB.

Page 73: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

64 Jurnal Penelitian Transportasi Darat Volume 20, Nomor 1, Juni 2018: 47-64

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan

Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan.

Jakarta: Sekretariat Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Peraturan

Pemerintah Nomor 79 tahun 2013 tentang Sistem

Jaringan dan Angkutan Jalan. Jakarta: Sekretariat

Negara.

Page 74: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal 24 Maret 2016

INDEKS PENULIS

Danar Adi Nugroho dan Siti Malkhamah, Hal. 9-16

Fajar Kurniawan, Hal. 1-8

Nunuj Nurdjanah, Hal. 17-32

Punta Ramandya, Imam Muthohar, dan Dewanti, Hal. 49-64

Yohanes Andika Suryo Negoro, Ahmad Munawar dan Muhammad Zudhy Irawan, Hal. 33-48

Page 75: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT

Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN No. 1410-8593

E-ISSN No. 2579-8731

Terakreditasi, Nomor: 744/AU3/P2MI-LIPI/04/2016

Tanggal 24 Maret 2016

INDEKS KATA KUNCI

angkutan jalan perintis; antrian kendaraan; arus lalu lintas

jaringan lalu lintas

Kabupaten Palalawan; kemacetan lalu lintas; kinerja

manajemen kecepatan; manajemen sistem transportasi

Pelabuhan Tanjung Priok; pengembangan trayek; persimpangan

rasio kapasitas volume

SATURN; siklus perencanaan; simulasi lalu lintas; sistem dinamis

transportasi perkotaan

Page 76: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

PEDOMAN BAGI PENULIS DALAM JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT

1. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

2. Judul dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris diketik dengan huruf kapital tebal (bold) pada halaman

pertama maksimal 15 kata. Judul mencerminkan inti tulisan.

3. Identitas penulis : ditulis lengkap diketik di bawah judul nama penulis, nama lembaga asal, alamat lembaga

asal, dan alamat email penulis.

4. Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Inggris diketik dengan huruf miring (italic) berjarak 1 spasi, memuat

ringkasan lengkap isi tulisan, maksimum 250 kata, dilengkapi dengan kata kunci 3 - 5 kata.

5. Sistematika penulisan dibuat urut, untuk hasil penelitian mulai dari judul, identitas penulis, abstrak, pendahuluan,

tinjauan pustaka, metodologi penelitian (lokasi/waktu penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan

data, metode analisis), hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka

(minimal 10 rujukan). Untuk kajian mulai dari judul, identitas penulis, abstrak, pendahuluan, pembahasan,

kesimpulan, serta daftar pustaka (minimal 25 rujukan.) Naskah terbagi menjadi Bab dan Subbab dengan

penomoran (Judul Bab tanpa nomor, A. Subbab tingkat pertama, 1. Subbab tingkat kedua, a. Subbab

tingkat ketiga, 1) Subbab tingkat keempat dan seterusnya dengan posisi rapat kiri).

6. Pengutipan :

a. Bila seorang (Edward, 2005)

b. Bila 2 orang (Edward & Suhardjono, 2005)

c. Bila 3 orang atau lebih (Edward, ct al, 2005)

7. Penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan Alpabet. Unsur yang ditulis dalam daftar pustaka meliputi:

(1) nama akhir pengarang, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademis. (2) tahun terbitan. (3) judul

termasuk sub judul. (4) tempat penerbitan: (5) nama penerbit.

a. Bila pustaka yang dirujuk terdapat dalam jurnal, seperti contoh:

Edward, J. D. Transportation Planning Models. Jurnal Transportasi Darat 3 (2) : 60-75.

b. Bila pustaka yang dirujuk berupa buku, seperti contoh:

Florian, Michael. 1984. Transportation Planning Models. New York: Elsevier Science Publishing

Company, Inc.

c. Bila pustaka yang dirujuk berupa bunga rampai, seperti contoh:

Teknik Sampling Untuk Survei dan Eksperimen (Supranto, J , MA). Jakarta: Rineka Cipta, Hal. 56-57.

d. Bila pustaka yang dirujuk terdapat dalam proceeding, seperti contoh :

Proceeding Seminar Nasional Peningkatan Perkeretaapian di Sumatera Bagian Selatan. Palembang,

12 April 2006. Masyarakat Kereta Api Indonesia.

e. Bila pustaka yang dirujuk berupa media massa, seperti contoh:

Tresna P. Soemardi, MS. 1997. Kendala Pengembangan Operasional dan Keuangan Penerbangan

Nasional. Trans Media. Volume II No. 4, Hal. 18-20.

f. Bila pustaka yang dirujuk berupa website, seperti contoh:

Jhon A. Cracknell. 2000. Traffic and Transport Consultant: Experience in Urban Traffic Management

and Demand Management in Developing Countries. http://www.worldbank.org. Diakses 27 Oktober

2000.

g. Bila pustaka yang dirujuk berupa lembaga instansi, seperti contoh:

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2005. Pedoman Akademik Pascasarjana Dalam Negeri.

Jakarta: Biro Organisasi dan Kepegawaian.

h. Bila pustaka yang dirujuk berupa makalah dalam pertemuan ilmiah yang belum diterbitkan, seperti

contoh:

Martono, S. 1994. Perlindungan Hak-hak Konsumen Jasa Perhubungan Udara. Workshop. Jakarta.

22-24 April 2008.

i. Bila pustaka yang dirujuk berupa skripsi tesis/disertasi, seperti contoh:

Jasuli. 2004. Pengembangan Transportasi Kereta Api di Pulau Sumatera. Skripsi. Fakultas Teknik.

Institut Teknologi Bandung.

j. Bila pustaka yang dirujuk berupa dokumen paten, seperti contoh:

Sukawati, T. R. 1995. Landasan Putar Bebas Hambatan. Paten Indonesia No. 10/0 000 114.

k. Bila pustaka yang dirujuk berupa laporan penelitian, seperti contoh:

Dananjaja, Imbang. A. Nanang & A. Deddy. 1995. Pengkajian Optimalisasi dan Pengembangan

Terminal Petikemas Pelabuhan Panjang Menggunakan Model Dinamis Powersim. Laporan

Penelitian. Puslitbang Perhubungan Laut, Badan Litbang Perhubungan.

8. Kelengkapan tulisan misalnya : tabel, grafik, dan kelengkapan lain dibuat dalam format yang dapat diedit.

9. Format tulisan: 15 - 20 halaman yang diketik dengan menggunakan MS Word (sudah termasuk daftar

pustaka), pada kertas A4, dengan font Times New Roman 11, spasi single. Batas atas dan bawah 2 cm, tepi

kiri 3 cm dan tepi kanan 2 cm.

10. Redaksi: editor/penyunting mempunyai kewenangan mengatur tulisan sesuai dengan format Jurnal

Penelitian Transportasi Darat.

Page 77: Volume 20, Nomor 1, Juni 2018 P-ISSN 1410-8593 E-ISSN 2579 … · 2020. 6. 29. · JURNAL PENELITIAN TRANSPORTASI DARAT P-ISSN No. 1410-8593 E-ISSN No. 2579-8731 Volume 20, Nomor

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI JALAN DAN PERKERETAAPIAN Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta - 10110

Telepon (021) - 34832942/ Faximili (021) - 3440012 Website: http://ojs.balitbanghub.dephub.go.id

Email: [email protected]