Jurnal Bali Membangun Bali (e-ISSN 2722-2462, p-ISSN 2722 ...
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...
Transcript of Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722-7847
Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847
JUBIOKU
JURNAL BIOLOGIKU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR
Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847
JUBIOKU JURNAL BIOLOGIKU
PEMBINA
Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum
Prof. Dr. Selviana Napitupulu, M.Hum
PENANGGUNGJAWAB
Dr. Jumaria Sirait, M.Pd
Rudiarman Purba, S.Pd., M.Pd.
Susy Alestriani Sibagariang, S.Pd., M.M.
Mungkap M. Siahaan, S.Pd., M.Pd.
PIMPINAN REDAKSI
Masni Veronika Situmorang, S.Pd., M.Pd
ANGGOTA REDAKSI
Gunaria Siagian, S.Pd., M.Si.
Srinatalia Silaen, S.Si., M.Si.
MITRA BESTARI
Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si.
Dr. Tumiur Gultom, S.Pd., MP.
Drs. Samse Pandiangan, M.Sc., Ph.D.
EDITOR TEKNIK
Winarto Silaban, S.Pd., M.Pd.
Alamat Redaksi :
Kantor Program Studi Pendidikan Biologi FKIP – Universitas HKBP Nommenesen
Pematangsiantar
Jl. Sangnawaluh No.4 Pematangsiantar – Sumatera Utara
Telp. 0622-7550232, Fax : 0622-7552017
Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847
JUBIOKU
JURNAL BIOLOGIKU
DAFTAR ISI
Judul Hal
1. Pengaruh Model Proyek Respon Kreatif terhadap Hasil Belajar IPA
(Martua Ferry Siburian, Mashudi Alamsyah, Giry Marhento, Rifqi Pratama) 1
2. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Biologi Terhadap Hasil Belajar
(Masni Veronika Situmorang, Winda Purba) 14
3. Pengaruh Media Game Interaktif Terhadap Hasil Belajar Materi Genetika
(Gunaria Siagian, Nido Jaya Samuel Silalahi) 27
4. Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam
(Winarto Silaban, Delantri Agustina Gultom) 41
5. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA
(Mashudi Alamsyah, Giry Marhento, Rifqi Pratama, Martua Ferry S) 54
6. Efektivitas Media Kuliah Online Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi UHKBPNP
(Srinatalia Silaen, Norawidya Siallagan) 67
JUBIOKU ISSN 2722-7847
67
EFEKTIVITAS MEDIA KULIAH ONLINE TERHADAP HASIL
BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UHKBPNP
Srinatalia Silaen1, Norawidya Siallagan
2
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar1,2
[email protected], [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan
media online (daring) terhadap materi Keanekaragaman Makhluk Hidup hasil
belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen semu dengan Non-equivalent Control Group Design. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Sampel
penelitian dibagi menjadi dua kelompok; Pendidikan Biologi sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata skor hasil belajar mahasiswa yang
diajar menggunakan media komik lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang
diajar menggunakan media power point dengan skor masing-masing 15,17 dan
13,51. Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis dengan menggunakan U
Mann-Whitney adalah Zhitung ≤ Ztabel (-2,09 ≤ -1,96) yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima. Dengan kata lain, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media komik
dengan yang tidak pada taraf signifikansi α = 5%. Size effect senilai 0,46
tergolong sedang. Selain itu jika dikonversikan menjadi kurva normal, maka
pembelajaran dengan menggunakan media komik memberikan kontribusi sebesar
17,72% terhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci: Media Online, Eksperimen
PENDAHULUAN
Pembelajaran biologi merupakan proses pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (BSNP,
2006 : 1-2). Pembelajaran biologi sangat memerlukan strategi pembelajaran yang
tepat yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual
maupun emosional. Kuliah daring memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan di
rumah, tanpa harus datang ke kelas. Dalam situasi darurat seperti sekarang, kuliah
daring bisa menjadi solusi karena perkulihan dimungkinkan untuk terlaksana di
luar kelas. Salah satu kelebihan kuliah daring adalah beragamnya media
pembelajaran yang bisa dipakai. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah memungkinkan adanya variasi media pembelajaran. Dikutip
JUBIOKU ISSN 2722-7847
68
sevima.com, media komunikasi memungkinkan dosen menyampaikan materi
kuliah melalui rekaman atau video conference. Mahasiswa bisa memutar kembali
rekaman tersebut berkali kali. Secara tenaga dan waktu, kuliah daring
menawarkan efisiensi. Sisa waktu dan tenaga yang lebih banyak tersebut bisa
dimanfaat oleh mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas
atau mencari pengalaman. Sementara dosen juga bisa memanfaatkannya untuk
kegiatan lain yang produktif.
Agar kuliah daring berjalan dengan efektif, perlu persiapan yang matang.
Seperti yang dibahas sebelumnya, kuliah daring ini membutuhkan fasilitas
pendukung. Sehingga perguruan tinggi perlu melakukan persiapan mulai dari
pembenahan dan revitalisasi dari segi infrastuktur, sarana prasarana, hingga
sumber daya. Terkait sarana prasarana, perguruan tinggi menyediakan platform
dan alat (tool) untuk kuliah daring. Dilansir sevima.com, salah satu aspek fasilitas
terpenting adalah data kampus infromasi harus tersampikan kepada dosen dan
mahasiswa.
Sumber Daya Manusia (SDM) pun harus mumpuni. Diperlukan sdm yang
mengetahui tentang sistem daring. Baik dosen maupun mahasiswa harus tahu cara
menggunakan teknologi dan media komunikasi selama kuliah daring. Akan sia sia
jika dosen dan mahasiswa sebagai pengguna sistem kuliah daring tapi tidak
mengetahui bagaimana cara mengoperasikannya. Sehingga sebelum menerapkan
kuliah daring, pergurun tinggi perlu memastikan fasilitas hingga sumber daya
yang dimiliki agar kuliah daring dapat dilakukan dengan tepat.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dalam
bentuk studi kasus. Metode ini berusaha memperoleh gambaran secara lengkap
dan detail tentang kejadian dan fenomena tertentu pada suatu obyek dan subyek
yang memiliki kekhasan. Dengan demikian pelaksanaan penelitian menggunakan
metode studi kasus adalah menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-
dalamnya, kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk naratif sehingga
memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi.
JUBIOKU ISSN 2722-7847
69
Peneliti mencari data dengan berbagai metode yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi dari penelitian lapangan yaitu mahasiswa Pendidikan Biologi
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Dari sini peneliti benar-benar
menggali sejumlah data secara langsung dan melakukan pengamatan melalui via
online. Peneliti melakukan penelitian via online karena kondisi covid-19 dan
sesuai masalah yang peneliti angkat. Penelitian langsung dan via online karena
dianggap sebagai metode yang efektif untuk mengumpulkan terkait peran guru
PAI dalam pembelajaran daring. Peneliti mengumpulkan data secara bertahap
dengan bertemu dengan subjek yang dituju secara langsung maupun via online.
Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan
melakukan wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor-
faktor, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidik. Penelitian ini
menggunakan dua variabel yang memiliki hubungan sebab-akibat, maka desain
penelitian yang digambarkan adalah sebagai berikut:
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
menggunakan rancangan nonequivalent control group design (Sugiyono, 2015:
114). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas XI di SMA
Pematangsiantar Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 60 siswa. Sampel
dalam penelitian ini adalah yang siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 31 orang
dan siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 29 orang.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik sumber
primer dimana sumber data yang memberikan langsung kepada pengumpul data
yaitu siswa. Data diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada
siswa yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. soal tes yang telah
divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UHKBPNP dan satu
orang guru biologi SMA Pematangsiantar menyatakan bahwa nstrumen yang
digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilakukan di SMA
Pematangsiantar diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal tergolong
JUBIOKU ISSN 2722-7847
70
tinggi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,61.
Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: pemberian skor sesuai dengan pedoman penskoran, uji
normalitas data menggunakan Lilliefors untuk kelas eksperimen dan Chi- square
untuk kelas kontrol, pada hasil pre-test dan post-test diperoleh salah satu data
tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji U Mann-Whitney dan
dilanjutkan dengan menghitung Effect Size untuk hasil post-test.
Dalam penelitian ini memerlukan satu macam data pokok dari variabel
terikat. Untuk mengetahui data pokok tersebut digunakan instrumen. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda dengan 5
alternatif jawaban. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
peserta didik, dalam pokok bahasan Keanekaragaman Mahluk Hidup. Data yang
diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif.
Data kuantitatif merupakan suatu data yang berkenaan dengan hasil belajar
peserta didik yang diukur melalui instrumen soal berupa pilihan ganda Jumlah
seluruh soal adalah 32 butir. Analisis deskriptif yang dilakukan bermaksud untuk
mengujikan data yang ditampilkan dalam bentuk rerata (mean), nilai tengah
(median), variasi terbanyak yang didapat (modus), simpangan baku, rentang skor,
distribusi frekuensi yang juga digambarkan dalam bentuk grafik dan prosedur
analisis data.
Tabel 1. Rata-Rata Ulangan Harian Biologi Materi Keankearagaman Makhluk Hidup
Kelas XI di SMA Pematangsiantar Ajaran 2019/2020
No Kelas
Rata-rata Nilai
Sistem Pertahanan
Tubuh
% Ketuntasan
1 XI IPA 1 77,6 60,7 %
2 XI IPA 2 74,2 72,4 %
3 XI IPA 3 72,6 58,6 %
Rata-rata 74,8 63,9 %
Dilihat dari rendahnya rata-rata nilai dan persentase ketuntasan yang
diperoleh siswa menunjukkan bahwa materi sistem pertahanan tubuh merupakan
materi yang sulit dan kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai materi ini.
Materi ini lebih menekankan pada pemahaman konsep yang meliputi cara atau
mekanisme kerja sel dalam pertahanan tubuh terhadap serangan benda asing.
JUBIOKU ISSN 2722-7847
71
Selain itu terdapat macam-macam antigen dan antibodi yang memang harus
dihafal fungsinya masing- masing, sehingga terkadang siswa sulit untuk
memahami proses-prosesnya serta antibodi yang terlibat di dalamnya.
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah tidak lepas dari peran
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Seorang guru selalu dituntut agar
materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa secara tuntas. Hal
ini merupakan tugas yang tidak mudah apabila tidak disertai strategi yang tepat.
Strategi yang tepat dapat membantu guru mengatasi kesulitan belajar siswa. Salah
satu kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep dan prinsip dapat diatasi
dengan alat bantu atau media.
Media pembelajaran yang digunakan di SMA Pematangsiantar adalah
power point (PPT) yang dikembangkan sendiri oleh guru. Penggunaan media PPT
membuat pembelajaran secara penuh berpusat pada guru (teacher centered).
Media PPT juga menyita banyak waktu karena LCD setiap kelas tidak berfungsi
dengan baik. Proses pembelajaran yang terjadi terkesan monoton dan kurang
menarik. Menurut Rahmaniati (2015: 27) Hal ini menyebabkan kelas cenderung
pasif, sehingga hnya terjadi pemberian informasi dari guru ke siswa.
Dilihat dari ruang lingkup materi sistem pertahanan tubuh serta
permasalahan yang terjadi, guru memerlukan sebuah media yang dapat membantu
dalam menyampaikan serta memperlancar proses penyampaian materi. Menurut
Panjaitan, dkk (2016: 1380-1384) dari studi literatur, salah satu media menarik
yang terbukti dapat digunakan guru dalam menarik perhatian siswa yaitu media
komik. Komik memiliki kemampuan dalam mengakomodir ranah belajar,
khususnya pada ranah kognitif dapat diperoleh siswa dengan mengolah materi dan
informasi yang terdapat di dalam komik.
Definisi komik menurut Sudjana dan Rivai (2013: 64) adalah suatu bentuk
kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan
yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan
kepada para pembaca. Menurut Nurlatipah, dkk (2015: 2) komik adalah suatu
bentuk seni yang menggunakan gambar dan tokoh yang disusun sedemikian rupa
JUBIOKU ISSN 2722-7847
72
sehingga membentuk jalan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan
dilengkapi dengan teks.
Pembelajaran menggunakan media berupa komik dapat menarik semangat
siswa untuk belajar, karena siswa akan tertarik untuk membaca materi dalam
bentuk cerita bergambar. Materi yang berbentuk gambar dapat menjelaskan
keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk
mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa
maksud dari materi tersebut (A’yun, dkk, Tanpa Tahun: 117).
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti ingin melakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan judul
“Efektivitas Media Kuliah Online Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan
Biologi Uhkbpnp”. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu
dengan menggunakan rancangan nonequivalent control group design (Sugiyono,
2015: 114). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas XI IPA
di SMA Pematangsiantar Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 60 siswa.
Sampel dalam penelitian ini adalah yang siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 31
orang dan siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 29 orang.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik sumber
primer dimana sumber data yang memberikan langsung kepada pengumpul data
yaitu siswa. Data diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada
siswa yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. soal tes yang telah
divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UHKBPNP dan satu
orang guru biologi SMA Pematangsiantar menyatakan bahwa instrumen yang
digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilakukan di SMA
Pematangsiantar diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal tergolong
tinggi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,61.
Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: pemberian skor sesuai dengan pedoman penskoran, uji normalitas data
menggunakan Lilliefors untuk kelas eksperimen dan Chi- square untuk kelas
kontrol, pada hasil pre-test dan post-test diperoleh salah satu data tidak
JUBIOKU ISSN 2722-7847
73
berdistribusi normal sehingga dilakukan uji U Mann-Whitney dan dilanjutkan
dengan menghitung Effect Size untuk hasil post-test.
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dadri 3 tahap, yaitu: 1) Tahap
persiapan, 2) Tahap pelaksaan Penelitian, 3) Tahap penyusunan laporan akhir.
Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1)
Melakukan pra- riset ke SMA Pematangsiantar untuk melakukan wawancara
dengan guru biologi serta siswa di sekolah dan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan; (2) Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran
meliputi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa),
lembar validasi, kisi-kisi soal dan soal tes berupa 20 soal pilihan ganda (multiple
choice); (3) Melakukan validasi instrumen dan perangkat pembelajaran berupa
RPP, LKS, dan soal tes (pre-test dan post-test). Validasi dilakukan oleh 2 orang
dosen pendidikan biologi FKIP UHKBPNP dan 1 orang guru biologi di SMA
Pematangsiantar; (4) Melakukan uji coba soal tes yang telah divalidasi pada hari
Rabu, 5 April 2017; (5) Menganalisis hasil uji coba soal tes untuk mengetahui
tingkat reliabilitas; (6) Menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan
jadwal materi sistem pertahanan tubuh yang diajarkan di sekolah.
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (1)
Memberikan tes awal (pre-test) di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA
Pematangsiantar untuk melihat kemampuan awal siswa; (2) Memmberikan tes
awal (pre-test) di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Pematangsiantar untuk
melihat kemampuan awal siswa; (3) Memberikan perlakuan kepada kelas
eksperimen dengan menggunakan komik, sedangkan pada kelas kontrol guru
mengajar menggunakan power point.
Tahap Akhir
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:
(1) Menganalisis data yang berasal dari tes hasil belajar siswa;
(2) Menghitung nilai effect size (ES) untuk mengetahui efektivitas hasil
belajar siswa yang diperoleh setelah diberikan perlakuan;
JUBIOKU ISSN 2722-7847
74
(3) Mendeskripsikan dan menyimpulkan analisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Sikap Ilmiah Peserta didik
Hasil pengumpulan data sikap ilmiah peserta didik pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang diperoleh melalui angket yang dianalisis menggunakan
Microsoft Excel 2007 dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Data Sikap Ilmiah Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan pada Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa terdapat nilai
yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan
perlakuan. Nilai terendah sikap ilmiah peserta didik pada kelas eksperimen
adalah 69,13 dan kelas kontrol adalah 48,33. Sedangkan, jumlah tertinggi pada
kelas eksperimen yakni 93,33 dan kelas kontrol yakni 92,50. Rata-rata nilai angket
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah sebesar dan
sebesar 83,19 dan 76,70.
Data Hasil Belajar
Hasil pengumpulan data melalui tes awal, sebelum diberikan perlakuan
(pre-test) diperoleh data mengenai hasil belajar peserta didik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Data Pretest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol
Nilai Terendah 6,06 6,06
Nilai Tertinggi 36,36 30,30
Rata-rata 16,86 15,99
Tabel 2 menunjukkan data hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebelum diberikan perlakuan. Nilai terendah hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen adalah 6,06 dan kelas kontrol adalah 6,06. Sedangkan,
No. Deskripsi Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen
1. Nilai Terendah 48,33 69,16
2. Nilai Tertinggi 92,50 93,33
3. Rata-rata 76,70 83,19
JUBIOKU ISSN 2722-7847
75
nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 36,36 dan kelas kontrol yakni 30,30.
Rata-rata hasil pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing
adalah sebesar 16,86 dan sebesar 15,99.
Setelah diberikan perlakuan, diperoleh data post-test mengenai hasil
belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan
pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3 Data Post-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol
Nilai Terendah 54,54 45,45
Nilai Tertinggi 84,84 75,75
Rata-rata 68,46 61,35
Berdasarkan Tabel 3 nilai terendah yang diperoleh peserta didik pada
kelas eksperimen dengan model pembelajaran siklus belajar 7E yakni sebesar
54,54 sedangkan pada kelas kontrol dengan model konvensional sebesar 45,45.
Sedangkan, nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 84,84 dan kelas kontrol
yakni 75,75. Rata-rata nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen dengan model
pembelajaran siklus belajar 7E yakni 68,46 dan kelas kontrol dengan model
konvensional adalah 61,35.
Setelah diberikan perlakuan, diperoleh nilai gain-score hasil belajar
peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan pada Tabel
4 berikut:
Tabel 4 Data Gain-score Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Deskripsi Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol
Nilai Terendah 36,36 15,15
Nilai Tertinggi 69,69 63,63
Rata-rata 51,59 45,36
Tabel 4 menunjukkan bahwa, nilai gain- score pada kelas kontrol
diperoleh nilai terendah 15,15 dan nilai tertinggi 63,63 dengan nilai rata-rata
45,36, sedangkan nilai gain-score pada kelas eksperimen diperoleh nilai terendah
36,36 dan nilai tertinggi 69,69 dengan nilai rata-rata 51,59. Data di atas
menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
JUBIOKU ISSN 2722-7847
76
siklus belajar 7E hasil gain-scorenya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional.
Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji prasyarat statistik untuk memastikan
bahwa data sampel yang diperoleh bisa dilakukan dalam uji statistik parametrik.
Uji prasyarat yang dilakukan pada penelitian ini berupa uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji prasyarat tersebut dilakukan pada data yang diperoleh baik dari
kelas eksperimen dengan model pembelajaran siklus belajar 7E maupun kelas
kontrol dengan model pembelajaran konvensional.
Uji prasyarat pertama yang dilakukan yakni uji normalitas data hasil
belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model siklus
belajar 7E dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Uji
normalitas data digunakan rumus Chi-Kuadrat (χ2 ). Maka, diperoleh nilai χ
2hitung
lebih kecil dibandingkan dengan χ2
tabel pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti
data terdistribusi normal. Rangkuman hasil uji normalitas data tersaji pada Tabel
5.
Tabel 5 Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Model χ2
hitung χ2
tab
el
Keterang
an Pre-
test
Post-
test Siklus Belajar
7E 2,542 5,068
11,07
NORMA
L Konvension
al
10,155 8,843
Setelah melakukan uji normalitas, uji prasyarat selanjutnya, yakni uji
homogenitas. Rangkuman hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6 Rangkuman Uji Homogenitas Data Pre-test, Post-test dan Gain-score Hasil
Belajar
Aspek Penilaian Fhitu
ng
Ftab
el
Kesimpulan
Pre-test 1,068
1,76
Homogen Post-test 1,614
Gain-Score 1,694
JUBIOKU ISSN 2722-7847
77
Tabel 6 menunjukkan hasil uji homogenitas data pre-test, post-test dan
gain-score. Nilai Fhitung pre-test pada kelas dengan model pembelajaran siklus
belajar 7E dan kelas dengan model konvensional menunjukkan bahwa nilai Fhitung
yakni 1,068 lebih kecil daripada nilai Ftabel yakni 1,76, artinya varians data pre-
test dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dan kelas dengan model
konvensional bersifat homogen. Tabel 6 juga menunjukkan hasil uji
homogenitas untuk data post-test yakni 1,614 dimana nilai tersebut lebih kecil
dari nilai Ftabel yakni 1,76 pada taraf kepercayaan
95% artinya data post-test kelas dengan model pembelajaran siklus belajar
7E maupun kelas dengan model konvensional adalah homogen. Tabel 6 juga
menunjukkan bahwa Fhitung data gain-score yaitu 1,694 lebih kecil dari nilai Ftabel
yakni 1,76 pada taraf kepercayaan 95% artinya data gain- score kelas dengan
model pembelajaran siklus belajar 7E maupun kelas dengan model konvensional
adalah homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diperoleh kesimpulan
bahwa data hasil belajar (pre-test, post-test dan gain-score) pada kelas dengan
model pembelajaran siklus belajar 7E dan kelas model konvensional terdistribusi
normal dan varians data bersifat homogen sehingga uji hipotesis parametrik dapat
dilakukan.
Uji hipotesis parametrik yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan uji perbedaan (uji-t). Uji-t bertujuan untuk mengetahui adanya
perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik yang diberikan perlakuan
dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dan model konvensional. Uji
selanjutnya menggunakan korelasi product moment untuk mengetahui pengaruh
dari model pembelajaran siklus belajar 7E terhadap sikap imiah dan hasil belajar
bilogi peserta didik.
Data yang dianalisis pada uji hipotesis adalah nilai sikap ilmiah dan gain
score hasil belajar baik pada peserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran siklus belajar 7E maupun peserta didik yang diajarkan dengan
model konvensional. Ketentuan yang digunakan pada uji-t adalah apabila nilai
JUBIOKU ISSN 2722-7847
78
thitung> ttabel pada taraf kepercayaan 95% maka Ho ditolak artinya terdapat
perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi peserta didik yang diajarkan
dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dan model konvensional.
Rangkuman hasil uji-t sikap ilmiah dan hasil belajar disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Rangkuman Uji-t Data Sikap Ilmiah dan Gain Score Hasil Belajar Peserta didik
Variabel thitu
ng
ttab
el
Keteranga
n
Sikap
Ilmiah
3,61
3
1,671 Ada
perbeda
an Hasil
Belajar
2,69
4
Berdasarkan Tabel 7 nilai sikap ilmiah thitung > ttabel yakni 3,613 > 1,671
pada taraf kepercayaan 95% sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan sikap
ilmiah peserta didik antara peserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran siklus belajar 7E dengan peserta didik yang diajarkan dengan
model konvensional. Pada Tabel 7 juga dijelaskan, bahwa nilai hasil belajar
thitung> ttabel yakni 2,694 > 1,671 pada taraf kepercayaan 95% sehingga Ho
ditolak, artinya ada perbedaan hasil belajar peserta didik antara peserta didik
yang diajarkan dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dengan peserta
didik yang diajarkan dengan model konvensional. Sikap ilmiah dan hasil belajar
peserta didik yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran siklus belajar
7E lebih baik dibandingkan dengan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik
yang diberikan perlakuan dengan model konvensional.
Setelah melakukan uji hipotesa menggunakan t-test, dilakukan uji lanjut
menggunakan uji product-moment untuk mengetahui pengaruh dari model
pembelajaran siklus belajar 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar bilogi
peserta didik. Ketentuan yang digunakan pada Uji Product Moment adalah
apabila nilai rhitung > rtabel pada taraf kepercayaan 95% maka kesimpulanya adalah
ada pengaruh model pembelajaran siklus belajar 7E terhadap sikap ilmiah dan
hasil belajar biologi peserta didik . Rangkuman hasil uji product moment
disajikan pada Tabel 8.
JUBIOKU ISSN 2722-7847
79
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase korelasi product
moment sikap ilmiah peserta didik yaitu 91,90 % dengan kriteria korelasi yaitu
sangat tinggi, sedangkan rhitung sikap ilmiah > rtabel yakni (0,919 > 0,324) pada
taraf kesalahan 5% sehingga diketahui bahwa terdapat korelasi yang sangat tinggi
antara sikap ilmiah peserta didik kelas kontrol dengan sikap ilmiah kelas kontrol
. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar
(learning cycle) 7E berpengaruh terhadap sikap ilmiah peserta didik SMA
Pematangsiantar Tahun Ajaran 2015/2016. Tabel 4.12 juga menunjukkan bahwa
persentase korelasi product moment hasil belajar peserta didik yaitu 85,30 %
dengan kriteria korelasi yaitu sangat tinggi, sedangkan rhitung hasil belajar > rtabel
yakni (0,8530 > 0,324) pada taraf kesalahan 5% sehingga diketahui bahwa
terdapat korelasi yang sangat tinggi antara hasil belajar biologi peserta didik
kelas kontrol dengan hasil belajar biologi kelas kontrol. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E
berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik SMA Pematangsiantar
Tahun Ajaan 2015/2016.
Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil
belajar biologi peserta didik SMA Pematangsiantar . Adanya pengaruh dapat
dilihat dari nilai angket sikap ilmiah peserta didik dan gain-score hasil belajar
antara pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk
dapat melihat pengaruh model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E
maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji-t dan product moment.
Hasil perhitungan dengan uji-t menunjukkan bahwa ada pengaruh model
pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil
belajar biologi peserta didik, selain itu berdasarkan perbandingan nilai rata-rata
post-test dan gain-score, terlihat bahwa nilai rata-rata post-test kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test kelas kontrol dan nilai
JUBIOKU ISSN 2722-7847
80
rata-rata gain-score kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-
rata gain- score kelas kontrol.
Sikap ilmiah dalam pembelajaran Biologi adalah pendirian atau
kecenderungan pola tindakan terhadap suatu stimulus tertentu yang selalu
berorientasi pada ilmu pengetahuan dan metode ilmiah (Baharuddin, 1982).
Faktor luar berupa model pembelajaran dapat saling berinteraksi dengan sikap
ilmiah untuk mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan
pendapat Karhami (2000), bahwa sikap merupakan hasil belajar individu melalui
interaksi dengan lingkungan sehingga sikap dapat dibentuk dan diubah melalui
proses pendidikan, salah satunya melalui penerapan model-model dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa model pembelajaran siklus
belajar (learning cycle) 7E lebih mendukung peserta didik untuk memiliki
sikap ilmiah yang tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional, hal ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran siklus belajar
(learning cycle) 7E dapat merangsang peserta didik untuk mengingat materi
pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya, melatih peserta didik belajar
melakukan konsep melalui kegiatan eksperimen (praktikum), melatih peserta
didik untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari,
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, mencari,
menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari
sehingga indikator- indikator sikap ilmiah seperti memiliki rasa ingin tahu, sikap
skeptis, pandangan yang luas dan terbuka, objektivitas, kemampuan
berverifikasi, dan sikap positif terhadap kegagalan dapat tercapai secara
maksimal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khoir (2010)
yang menyatakan bahwa sikap ilmiah di kelas yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran learning cycle 7E lebih tinggi daripada kelas yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran direct instruction. Selain itu, model pembelajaran
learning cycle 7E lebih bisa memunculkan sikap ilmiah peserta didik dalam
sintak-sintaknya dibandingkan dengan model pembelajaran direct instruction.
JUBIOKU ISSN 2722-7847
81
Fajaroh dan Dasna (2009) mengemukakan bahwa keuntungan dari
penggunaan model learning cycle salah satunya adalah adalah membantu
mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bahagia (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran learning cycle 7E terhadap keterampilan proses IPA, sikap
ilmiah dan prestasi belajar IPA peserta didik lebih tinggi daripada pembelajaran
standar proses.
Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dilihat dari perbandingan
hasil belajar pada kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar pada kelas kontrol. Adanya pengaruh model pembelajaran siklus belajar
(learning cycle) 7E dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik sejalan
dengan hasil penelitian Suciati dkk. (2014) yang menyatakan bahwa hasil belajar
IPA peserta didik yang mengikuti pembelajaran model siklus belajar 7E lebih
tinggi daripada model pembelajaran langsung. Hal ini karena dengan
diterapkannya model pembelajaran siklus belajar 7E secara tidak langsung
memaksa peserta didik untuk ikut berpartisipasi di dalam kelas. Adanya
peningkatan partisipasi akan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap
materi yang dipelajari, yang nantinya juga akan berdampak positif terhadap hasil
belajar peserta didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7e berpengaruh
terhadap sikap ilmiah peserta didik SMA Pematangsiantar Tahun Ajaran
2019/2020.
b. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7e berpengaruh
terhadap hasil belajar biologi peserta didik SMA Pematangsiantar Tahun
Ajaran 2019/2020.
JUBIOKU ISSN 2722-7847
82
DAFTAR PUSTAKA
Bahagia, P. (2012). Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Keterampilan
Proses IPA, Sikap Ilmiah dan Prestasi Belajar IPA. Tesis. Tersedia
di:http://karya- ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/ar ticle/view/18929.
Diakses 15 Juli 2020.
Baharuddin. (1982). Peranan Keterampilan Intelektual, Sikap dan Pemahaman
dalam Fisika terhadap Kemampuan Siswa. Jakarta: CV Rajawali.
Dahar, R. W. (1996). Model-model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mapel Sains. Jakarta:
Depdiknas.
Khoir. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap
Prestasi Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN
7 Malang. Tersedia di : http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikel51 946FF6734744
DDBBDC10F0DA576831.pdf.
Suciati, N.N.A., Arnyana, I.B.P & Setiawan, I G.A.N. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran Siklus Belajar Hipotetik-Deduktif Dengan Setting 7e
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP.