Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

19
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722-7847 Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847 JUBIOKU JURNAL BIOLOGIKU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

Transcript of Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

Page 1: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722-7847

Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847

JUBIOKU

JURNAL BIOLOGIKU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

Page 2: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847

JUBIOKU JURNAL BIOLOGIKU

PEMBINA

Prof. Dr. Sanggam Siahaan, M.Hum

Prof. Dr. Selviana Napitupulu, M.Hum

PENANGGUNGJAWAB

Dr. Jumaria Sirait, M.Pd

Rudiarman Purba, S.Pd., M.Pd.

Susy Alestriani Sibagariang, S.Pd., M.M.

Mungkap M. Siahaan, S.Pd., M.Pd.

PIMPINAN REDAKSI

Masni Veronika Situmorang, S.Pd., M.Pd

ANGGOTA REDAKSI

Gunaria Siagian, S.Pd., M.Si.

Srinatalia Silaen, S.Si., M.Si.

MITRA BESTARI

Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si.

Dr. Tumiur Gultom, S.Pd., MP.

Drs. Samse Pandiangan, M.Sc., Ph.D.

EDITOR TEKNIK

Winarto Silaban, S.Pd., M.Pd.

Alamat Redaksi :

Kantor Program Studi Pendidikan Biologi FKIP – Universitas HKBP Nommenesen

Pematangsiantar

Jl. Sangnawaluh No.4 Pematangsiantar – Sumatera Utara

Telp. 0622-7550232, Fax : 0622-7552017

Page 3: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

Volume 3 Nomor 1 , Edisi Oktober 2020 ISSN 2722-7847

JUBIOKU

JURNAL BIOLOGIKU

DAFTAR ISI

Judul Hal

1. Pengaruh Model Proyek Respon Kreatif terhadap Hasil Belajar IPA

(Martua Ferry Siburian, Mashudi Alamsyah, Giry Marhento, Rifqi Pratama) 1

2. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Biologi Terhadap Hasil Belajar

(Masni Veronika Situmorang, Winda Purba) 14

3. Pengaruh Media Game Interaktif Terhadap Hasil Belajar Materi Genetika

(Gunaria Siagian, Nido Jaya Samuel Silalahi) 27

4. Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam

(Winarto Silaban, Delantri Agustina Gultom) 41

5. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Lingkungan Terhadap Hasil Belajar IPA

(Mashudi Alamsyah, Giry Marhento, Rifqi Pratama, Martua Ferry S) 54

6. Efektivitas Media Kuliah Online Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa

Pendidikan Biologi UHKBPNP

(Srinatalia Silaen, Norawidya Siallagan) 67

Page 4: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

67

EFEKTIVITAS MEDIA KULIAH ONLINE TERHADAP HASIL

BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UHKBPNP

Srinatalia Silaen1, Norawidya Siallagan

2

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar1,2

[email protected], [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan

media online (daring) terhadap materi Keanekaragaman Makhluk Hidup hasil

belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas HKBP Nommensen

Pematangsiantar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

eksperimen semu dengan Non-equivalent Control Group Design. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Sampel

penelitian dibagi menjadi dua kelompok; Pendidikan Biologi sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata skor hasil belajar mahasiswa yang

diajar menggunakan media komik lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang

diajar menggunakan media power point dengan skor masing-masing 15,17 dan

13,51. Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis dengan menggunakan U

Mann-Whitney adalah Zhitung ≤ Ztabel (-2,09 ≤ -1,96) yang berarti Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan kata lain, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan media komik

dengan yang tidak pada taraf signifikansi α = 5%. Size effect senilai 0,46

tergolong sedang. Selain itu jika dikonversikan menjadi kurva normal, maka

pembelajaran dengan menggunakan media komik memberikan kontribusi sebesar

17,72% terhadap hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Media Online, Eksperimen

PENDAHULUAN

Pembelajaran biologi merupakan proses pembelajaran yang

mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (BSNP,

2006 : 1-2). Pembelajaran biologi sangat memerlukan strategi pembelajaran yang

tepat yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual

maupun emosional. Kuliah daring memungkinkan pembelajaran bisa dilakukan di

rumah, tanpa harus datang ke kelas. Dalam situasi darurat seperti sekarang, kuliah

daring bisa menjadi solusi karena perkulihan dimungkinkan untuk terlaksana di

luar kelas. Salah satu kelebihan kuliah daring adalah beragamnya media

pembelajaran yang bisa dipakai. Perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi telah memungkinkan adanya variasi media pembelajaran. Dikutip

Page 5: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

68

sevima.com, media komunikasi memungkinkan dosen menyampaikan materi

kuliah melalui rekaman atau video conference. Mahasiswa bisa memutar kembali

rekaman tersebut berkali kali. Secara tenaga dan waktu, kuliah daring

menawarkan efisiensi. Sisa waktu dan tenaga yang lebih banyak tersebut bisa

dimanfaat oleh mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas

atau mencari pengalaman. Sementara dosen juga bisa memanfaatkannya untuk

kegiatan lain yang produktif.

Agar kuliah daring berjalan dengan efektif, perlu persiapan yang matang.

Seperti yang dibahas sebelumnya, kuliah daring ini membutuhkan fasilitas

pendukung. Sehingga perguruan tinggi perlu melakukan persiapan mulai dari

pembenahan dan revitalisasi dari segi infrastuktur, sarana prasarana, hingga

sumber daya. Terkait sarana prasarana, perguruan tinggi menyediakan platform

dan alat (tool) untuk kuliah daring. Dilansir sevima.com, salah satu aspek fasilitas

terpenting adalah data kampus infromasi harus tersampikan kepada dosen dan

mahasiswa.

Sumber Daya Manusia (SDM) pun harus mumpuni. Diperlukan sdm yang

mengetahui tentang sistem daring. Baik dosen maupun mahasiswa harus tahu cara

menggunakan teknologi dan media komunikasi selama kuliah daring. Akan sia sia

jika dosen dan mahasiswa sebagai pengguna sistem kuliah daring tapi tidak

mengetahui bagaimana cara mengoperasikannya. Sehingga sebelum menerapkan

kuliah daring, pergurun tinggi perlu memastikan fasilitas hingga sumber daya

yang dimiliki agar kuliah daring dapat dilakukan dengan tepat.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif dalam

bentuk studi kasus. Metode ini berusaha memperoleh gambaran secara lengkap

dan detail tentang kejadian dan fenomena tertentu pada suatu obyek dan subyek

yang memiliki kekhasan. Dengan demikian pelaksanaan penelitian menggunakan

metode studi kasus adalah menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam-

dalamnya, kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk naratif sehingga

memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi.

Page 6: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

69

Peneliti mencari data dengan berbagai metode yaitu observasi, wawancara,

dan dokumentasi dari penelitian lapangan yaitu mahasiswa Pendidikan Biologi

Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar. Dari sini peneliti benar-benar

menggali sejumlah data secara langsung dan melakukan pengamatan melalui via

online. Peneliti melakukan penelitian via online karena kondisi covid-19 dan

sesuai masalah yang peneliti angkat. Penelitian langsung dan via online karena

dianggap sebagai metode yang efektif untuk mengumpulkan terkait peran guru

PAI dalam pembelajaran daring. Peneliti mengumpulkan data secara bertahap

dengan bertemu dengan subjek yang dituju secara langsung maupun via online.

Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan

melakukan wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktor-

faktor, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidik. Penelitian ini

menggunakan dua variabel yang memiliki hubungan sebab-akibat, maka desain

penelitian yang digambarkan adalah sebagai berikut:

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan

menggunakan rancangan nonequivalent control group design (Sugiyono, 2015:

114). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas XI di SMA

Pematangsiantar Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 60 siswa. Sampel

dalam penelitian ini adalah yang siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 31 orang

dan siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 29 orang.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik sumber

primer dimana sumber data yang memberikan langsung kepada pengumpul data

yaitu siswa. Data diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada

siswa yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. soal tes yang telah

divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UHKBPNP dan satu

orang guru biologi SMA Pematangsiantar menyatakan bahwa nstrumen yang

digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilakukan di SMA

Pematangsiantar diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal tergolong

Page 7: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

70

tinggi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,61.

Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan rumus

sebagai berikut: pemberian skor sesuai dengan pedoman penskoran, uji

normalitas data menggunakan Lilliefors untuk kelas eksperimen dan Chi- square

untuk kelas kontrol, pada hasil pre-test dan post-test diperoleh salah satu data

tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji U Mann-Whitney dan

dilanjutkan dengan menghitung Effect Size untuk hasil post-test.

Dalam penelitian ini memerlukan satu macam data pokok dari variabel

terikat. Untuk mengetahui data pokok tersebut digunakan instrumen. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif pilihan ganda dengan 5

alternatif jawaban. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

peserta didik, dalam pokok bahasan Keanekaragaman Mahluk Hidup. Data yang

diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif.

Data kuantitatif merupakan suatu data yang berkenaan dengan hasil belajar

peserta didik yang diukur melalui instrumen soal berupa pilihan ganda Jumlah

seluruh soal adalah 32 butir. Analisis deskriptif yang dilakukan bermaksud untuk

mengujikan data yang ditampilkan dalam bentuk rerata (mean), nilai tengah

(median), variasi terbanyak yang didapat (modus), simpangan baku, rentang skor,

distribusi frekuensi yang juga digambarkan dalam bentuk grafik dan prosedur

analisis data.

Tabel 1. Rata-Rata Ulangan Harian Biologi Materi Keankearagaman Makhluk Hidup

Kelas XI di SMA Pematangsiantar Ajaran 2019/2020

No Kelas

Rata-rata Nilai

Sistem Pertahanan

Tubuh

% Ketuntasan

1 XI IPA 1 77,6 60,7 %

2 XI IPA 2 74,2 72,4 %

3 XI IPA 3 72,6 58,6 %

Rata-rata 74,8 63,9 %

Dilihat dari rendahnya rata-rata nilai dan persentase ketuntasan yang

diperoleh siswa menunjukkan bahwa materi sistem pertahanan tubuh merupakan

materi yang sulit dan kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai materi ini.

Materi ini lebih menekankan pada pemahaman konsep yang meliputi cara atau

mekanisme kerja sel dalam pertahanan tubuh terhadap serangan benda asing.

Page 8: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

71

Selain itu terdapat macam-macam antigen dan antibodi yang memang harus

dihafal fungsinya masing- masing, sehingga terkadang siswa sulit untuk

memahami proses-prosesnya serta antibodi yang terlibat di dalamnya.

Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah tidak lepas dari peran

guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Seorang guru selalu dituntut agar

materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa secara tuntas. Hal

ini merupakan tugas yang tidak mudah apabila tidak disertai strategi yang tepat.

Strategi yang tepat dapat membantu guru mengatasi kesulitan belajar siswa. Salah

satu kesulitan siswa dalam memahami suatu konsep dan prinsip dapat diatasi

dengan alat bantu atau media.

Media pembelajaran yang digunakan di SMA Pematangsiantar adalah

power point (PPT) yang dikembangkan sendiri oleh guru. Penggunaan media PPT

membuat pembelajaran secara penuh berpusat pada guru (teacher centered).

Media PPT juga menyita banyak waktu karena LCD setiap kelas tidak berfungsi

dengan baik. Proses pembelajaran yang terjadi terkesan monoton dan kurang

menarik. Menurut Rahmaniati (2015: 27) Hal ini menyebabkan kelas cenderung

pasif, sehingga hnya terjadi pemberian informasi dari guru ke siswa.

Dilihat dari ruang lingkup materi sistem pertahanan tubuh serta

permasalahan yang terjadi, guru memerlukan sebuah media yang dapat membantu

dalam menyampaikan serta memperlancar proses penyampaian materi. Menurut

Panjaitan, dkk (2016: 1380-1384) dari studi literatur, salah satu media menarik

yang terbukti dapat digunakan guru dalam menarik perhatian siswa yaitu media

komik. Komik memiliki kemampuan dalam mengakomodir ranah belajar,

khususnya pada ranah kognitif dapat diperoleh siswa dengan mengolah materi dan

informasi yang terdapat di dalam komik.

Definisi komik menurut Sudjana dan Rivai (2013: 64) adalah suatu bentuk

kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan

yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan

kepada para pembaca. Menurut Nurlatipah, dkk (2015: 2) komik adalah suatu

bentuk seni yang menggunakan gambar dan tokoh yang disusun sedemikian rupa

Page 9: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

72

sehingga membentuk jalan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan

dilengkapi dengan teks.

Pembelajaran menggunakan media berupa komik dapat menarik semangat

siswa untuk belajar, karena siswa akan tertarik untuk membaca materi dalam

bentuk cerita bergambar. Materi yang berbentuk gambar dapat menjelaskan

keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk

mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa

maksud dari materi tersebut (A’yun, dkk, Tanpa Tahun: 117).

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti ingin melakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan judul

“Efektivitas Media Kuliah Online Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan

Biologi Uhkbpnp”. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu

dengan menggunakan rancangan nonequivalent control group design (Sugiyono,

2015: 114). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas XI IPA

di SMA Pematangsiantar Tahun Ajaran 2019/2020 yang berjumlah 60 siswa.

Sampel dalam penelitian ini adalah yang siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 31

orang dan siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 29 orang.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik sumber

primer dimana sumber data yang memberikan langsung kepada pengumpul data

yaitu siswa. Data diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada

siswa yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. soal tes yang telah

divalidasi oleh dua orang dosen Pendidikan Biologi FKIP UHKBPNP dan satu

orang guru biologi SMA Pematangsiantar menyatakan bahwa instrumen yang

digunakan valid. Berdasarkan hasil uji coba soal yang dilakukan di SMA

Pematangsiantar diperoleh keterangan bahwa tingkat reliabilitas soal tergolong

tinggi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,61.

Hasil pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: pemberian skor sesuai dengan pedoman penskoran, uji normalitas data

menggunakan Lilliefors untuk kelas eksperimen dan Chi- square untuk kelas

kontrol, pada hasil pre-test dan post-test diperoleh salah satu data tidak

Page 10: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

73

berdistribusi normal sehingga dilakukan uji U Mann-Whitney dan dilanjutkan

dengan menghitung Effect Size untuk hasil post-test.

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dadri 3 tahap, yaitu: 1) Tahap

persiapan, 2) Tahap pelaksaan Penelitian, 3) Tahap penyusunan laporan akhir.

Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1)

Melakukan pra- riset ke SMA Pematangsiantar untuk melakukan wawancara

dengan guru biologi serta siswa di sekolah dan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan; (2) Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran

meliputi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa),

lembar validasi, kisi-kisi soal dan soal tes berupa 20 soal pilihan ganda (multiple

choice); (3) Melakukan validasi instrumen dan perangkat pembelajaran berupa

RPP, LKS, dan soal tes (pre-test dan post-test). Validasi dilakukan oleh 2 orang

dosen pendidikan biologi FKIP UHKBPNP dan 1 orang guru biologi di SMA

Pematangsiantar; (4) Melakukan uji coba soal tes yang telah divalidasi pada hari

Rabu, 5 April 2017; (5) Menganalisis hasil uji coba soal tes untuk mengetahui

tingkat reliabilitas; (6) Menentukan jadwal penelitian yang disesuaikan dengan

jadwal materi sistem pertahanan tubuh yang diajarkan di sekolah.

Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: (1)

Memberikan tes awal (pre-test) di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA

Pematangsiantar untuk melihat kemampuan awal siswa; (2) Memmberikan tes

awal (pre-test) di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Pematangsiantar untuk

melihat kemampuan awal siswa; (3) Memberikan perlakuan kepada kelas

eksperimen dengan menggunakan komik, sedangkan pada kelas kontrol guru

mengajar menggunakan power point.

Tahap Akhir

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain:

(1) Menganalisis data yang berasal dari tes hasil belajar siswa;

(2) Menghitung nilai effect size (ES) untuk mengetahui efektivitas hasil

belajar siswa yang diperoleh setelah diberikan perlakuan;

Page 11: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

74

(3) Mendeskripsikan dan menyimpulkan analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Sikap Ilmiah Peserta didik

Hasil pengumpulan data sikap ilmiah peserta didik pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen yang diperoleh melalui angket yang dianalisis menggunakan

Microsoft Excel 2007 dapat disajikan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Data Sikap Ilmiah Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan pada Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa terdapat nilai

yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan

perlakuan. Nilai terendah sikap ilmiah peserta didik pada kelas eksperimen

adalah 69,13 dan kelas kontrol adalah 48,33. Sedangkan, jumlah tertinggi pada

kelas eksperimen yakni 93,33 dan kelas kontrol yakni 92,50. Rata-rata nilai angket

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah sebesar dan

sebesar 83,19 dan 76,70.

Data Hasil Belajar

Hasil pengumpulan data melalui tes awal, sebelum diberikan perlakuan

(pre-test) diperoleh data mengenai hasil belajar peserta didik pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, sebagaimana disajikan dalam Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Data Pretest Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol

Nilai Terendah 6,06 6,06

Nilai Tertinggi 36,36 30,30

Rata-rata 16,86 15,99

Tabel 2 menunjukkan data hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebelum diberikan perlakuan. Nilai terendah hasil belajar peserta didik

pada kelas eksperimen adalah 6,06 dan kelas kontrol adalah 6,06. Sedangkan,

No. Deskripsi Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen

1. Nilai Terendah 48,33 69,16

2. Nilai Tertinggi 92,50 93,33

3. Rata-rata 76,70 83,19

Page 12: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

75

nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 36,36 dan kelas kontrol yakni 30,30.

Rata-rata hasil pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing

adalah sebesar 16,86 dan sebesar 15,99.

Setelah diberikan perlakuan, diperoleh data post-test mengenai hasil

belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan

pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3 Data Post-test Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol

Nilai Terendah 54,54 45,45

Nilai Tertinggi 84,84 75,75

Rata-rata 68,46 61,35

Berdasarkan Tabel 3 nilai terendah yang diperoleh peserta didik pada

kelas eksperimen dengan model pembelajaran siklus belajar 7E yakni sebesar

54,54 sedangkan pada kelas kontrol dengan model konvensional sebesar 45,45.

Sedangkan, nilai tertinggi pada kelas eksperimen yakni 84,84 dan kelas kontrol

yakni 75,75. Rata-rata nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen dengan model

pembelajaran siklus belajar 7E yakni 68,46 dan kelas kontrol dengan model

konvensional adalah 61,35.

Setelah diberikan perlakuan, diperoleh nilai gain-score hasil belajar

peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan pada Tabel

4 berikut:

Tabel 4 Data Gain-score Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Deskripsi Kelas

Eksperimen Kelas

Kontrol

Nilai Terendah 36,36 15,15

Nilai Tertinggi 69,69 63,63

Rata-rata 51,59 45,36

Tabel 4 menunjukkan bahwa, nilai gain- score pada kelas kontrol

diperoleh nilai terendah 15,15 dan nilai tertinggi 63,63 dengan nilai rata-rata

45,36, sedangkan nilai gain-score pada kelas eksperimen diperoleh nilai terendah

36,36 dan nilai tertinggi 69,69 dengan nilai rata-rata 51,59. Data di atas

menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Page 13: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

76

siklus belajar 7E hasil gain-scorenya lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang

menggunakan model konvensional.

Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji prasyarat statistik untuk memastikan

bahwa data sampel yang diperoleh bisa dilakukan dalam uji statistik parametrik.

Uji prasyarat yang dilakukan pada penelitian ini berupa uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji prasyarat tersebut dilakukan pada data yang diperoleh baik dari

kelas eksperimen dengan model pembelajaran siklus belajar 7E maupun kelas

kontrol dengan model pembelajaran konvensional.

Uji prasyarat pertama yang dilakukan yakni uji normalitas data hasil

belajar peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model siklus

belajar 7E dan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional. Uji

normalitas data digunakan rumus Chi-Kuadrat (χ2 ). Maka, diperoleh nilai χ

2hitung

lebih kecil dibandingkan dengan χ2

tabel pada taraf kepercayaan 95%, yang berarti

data terdistribusi normal. Rangkuman hasil uji normalitas data tersaji pada Tabel

5.

Tabel 5 Rangkuman Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Model χ2

hitung χ2

tab

el

Keterang

an Pre-

test

Post-

test Siklus Belajar

7E 2,542 5,068

11,07

NORMA

L Konvension

al

10,155 8,843

Setelah melakukan uji normalitas, uji prasyarat selanjutnya, yakni uji

homogenitas. Rangkuman hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6 Rangkuman Uji Homogenitas Data Pre-test, Post-test dan Gain-score Hasil

Belajar

Aspek Penilaian Fhitu

ng

Ftab

el

Kesimpulan

Pre-test 1,068

1,76

Homogen Post-test 1,614

Gain-Score 1,694

Page 14: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

77

Tabel 6 menunjukkan hasil uji homogenitas data pre-test, post-test dan

gain-score. Nilai Fhitung pre-test pada kelas dengan model pembelajaran siklus

belajar 7E dan kelas dengan model konvensional menunjukkan bahwa nilai Fhitung

yakni 1,068 lebih kecil daripada nilai Ftabel yakni 1,76, artinya varians data pre-

test dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dan kelas dengan model

konvensional bersifat homogen. Tabel 6 juga menunjukkan hasil uji

homogenitas untuk data post-test yakni 1,614 dimana nilai tersebut lebih kecil

dari nilai Ftabel yakni 1,76 pada taraf kepercayaan

95% artinya data post-test kelas dengan model pembelajaran siklus belajar

7E maupun kelas dengan model konvensional adalah homogen. Tabel 6 juga

menunjukkan bahwa Fhitung data gain-score yaitu 1,694 lebih kecil dari nilai Ftabel

yakni 1,76 pada taraf kepercayaan 95% artinya data gain- score kelas dengan

model pembelajaran siklus belajar 7E maupun kelas dengan model konvensional

adalah homogen.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diperoleh kesimpulan

bahwa data hasil belajar (pre-test, post-test dan gain-score) pada kelas dengan

model pembelajaran siklus belajar 7E dan kelas model konvensional terdistribusi

normal dan varians data bersifat homogen sehingga uji hipotesis parametrik dapat

dilakukan.

Uji hipotesis parametrik yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan uji perbedaan (uji-t). Uji-t bertujuan untuk mengetahui adanya

perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik yang diberikan perlakuan

dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dan model konvensional. Uji

selanjutnya menggunakan korelasi product moment untuk mengetahui pengaruh

dari model pembelajaran siklus belajar 7E terhadap sikap imiah dan hasil belajar

bilogi peserta didik.

Data yang dianalisis pada uji hipotesis adalah nilai sikap ilmiah dan gain

score hasil belajar baik pada peserta didik yang diajarkan dengan model

pembelajaran siklus belajar 7E maupun peserta didik yang diajarkan dengan

model konvensional. Ketentuan yang digunakan pada uji-t adalah apabila nilai

Page 15: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

78

thitung> ttabel pada taraf kepercayaan 95% maka Ho ditolak artinya terdapat

perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar biologi peserta didik yang diajarkan

dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dan model konvensional.

Rangkuman hasil uji-t sikap ilmiah dan hasil belajar disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Rangkuman Uji-t Data Sikap Ilmiah dan Gain Score Hasil Belajar Peserta didik

Variabel thitu

ng

ttab

el

Keteranga

n

Sikap

Ilmiah

3,61

3

1,671 Ada

perbeda

an Hasil

Belajar

2,69

4

Berdasarkan Tabel 7 nilai sikap ilmiah thitung > ttabel yakni 3,613 > 1,671

pada taraf kepercayaan 95% sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan sikap

ilmiah peserta didik antara peserta didik yang diajarkan dengan model

pembelajaran siklus belajar 7E dengan peserta didik yang diajarkan dengan

model konvensional. Pada Tabel 7 juga dijelaskan, bahwa nilai hasil belajar

thitung> ttabel yakni 2,694 > 1,671 pada taraf kepercayaan 95% sehingga Ho

ditolak, artinya ada perbedaan hasil belajar peserta didik antara peserta didik

yang diajarkan dengan model pembelajaran siklus belajar 7E dengan peserta

didik yang diajarkan dengan model konvensional. Sikap ilmiah dan hasil belajar

peserta didik yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran siklus belajar

7E lebih baik dibandingkan dengan sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik

yang diberikan perlakuan dengan model konvensional.

Setelah melakukan uji hipotesa menggunakan t-test, dilakukan uji lanjut

menggunakan uji product-moment untuk mengetahui pengaruh dari model

pembelajaran siklus belajar 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar bilogi

peserta didik. Ketentuan yang digunakan pada Uji Product Moment adalah

apabila nilai rhitung > rtabel pada taraf kepercayaan 95% maka kesimpulanya adalah

ada pengaruh model pembelajaran siklus belajar 7E terhadap sikap ilmiah dan

hasil belajar biologi peserta didik . Rangkuman hasil uji product moment

disajikan pada Tabel 8.

Page 16: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

79

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase korelasi product

moment sikap ilmiah peserta didik yaitu 91,90 % dengan kriteria korelasi yaitu

sangat tinggi, sedangkan rhitung sikap ilmiah > rtabel yakni (0,919 > 0,324) pada

taraf kesalahan 5% sehingga diketahui bahwa terdapat korelasi yang sangat tinggi

antara sikap ilmiah peserta didik kelas kontrol dengan sikap ilmiah kelas kontrol

. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar

(learning cycle) 7E berpengaruh terhadap sikap ilmiah peserta didik SMA

Pematangsiantar Tahun Ajaran 2015/2016. Tabel 4.12 juga menunjukkan bahwa

persentase korelasi product moment hasil belajar peserta didik yaitu 85,30 %

dengan kriteria korelasi yaitu sangat tinggi, sedangkan rhitung hasil belajar > rtabel

yakni (0,8530 > 0,324) pada taraf kesalahan 5% sehingga diketahui bahwa

terdapat korelasi yang sangat tinggi antara hasil belajar biologi peserta didik

kelas kontrol dengan hasil belajar biologi kelas kontrol. Oleh sebab itu dapat

dikatakan bahwa model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E

berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik SMA Pematangsiantar

Tahun Ajaan 2015/2016.

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil

belajar biologi peserta didik SMA Pematangsiantar . Adanya pengaruh dapat

dilihat dari nilai angket sikap ilmiah peserta didik dan gain-score hasil belajar

antara pre-test dan post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk

dapat melihat pengaruh model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E

maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji-t dan product moment.

Hasil perhitungan dengan uji-t menunjukkan bahwa ada pengaruh model

pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E terhadap sikap ilmiah dan hasil

belajar biologi peserta didik, selain itu berdasarkan perbandingan nilai rata-rata

post-test dan gain-score, terlihat bahwa nilai rata-rata post-test kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test kelas kontrol dan nilai

Page 17: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

80

rata-rata gain-score kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-

rata gain- score kelas kontrol.

Sikap ilmiah dalam pembelajaran Biologi adalah pendirian atau

kecenderungan pola tindakan terhadap suatu stimulus tertentu yang selalu

berorientasi pada ilmu pengetahuan dan metode ilmiah (Baharuddin, 1982).

Faktor luar berupa model pembelajaran dapat saling berinteraksi dengan sikap

ilmiah untuk mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan

pendapat Karhami (2000), bahwa sikap merupakan hasil belajar individu melalui

interaksi dengan lingkungan sehingga sikap dapat dibentuk dan diubah melalui

proses pendidikan, salah satunya melalui penerapan model-model dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa model pembelajaran siklus

belajar (learning cycle) 7E lebih mendukung peserta didik untuk memiliki

sikap ilmiah yang tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran

konvensional, hal ini dikarenakan penggunaan model pembelajaran siklus belajar

(learning cycle) 7E dapat merangsang peserta didik untuk mengingat materi

pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya, melatih peserta didik belajar

melakukan konsep melalui kegiatan eksperimen (praktikum), melatih peserta

didik untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari,

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, mencari,

menemukan, dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari

sehingga indikator- indikator sikap ilmiah seperti memiliki rasa ingin tahu, sikap

skeptis, pandangan yang luas dan terbuka, objektivitas, kemampuan

berverifikasi, dan sikap positif terhadap kegagalan dapat tercapai secara

maksimal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khoir (2010)

yang menyatakan bahwa sikap ilmiah di kelas yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran learning cycle 7E lebih tinggi daripada kelas yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran direct instruction. Selain itu, model pembelajaran

learning cycle 7E lebih bisa memunculkan sikap ilmiah peserta didik dalam

sintak-sintaknya dibandingkan dengan model pembelajaran direct instruction.

Page 18: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

81

Fajaroh dan Dasna (2009) mengemukakan bahwa keuntungan dari

penggunaan model learning cycle salah satunya adalah adalah membantu

mengembangkan sikap ilmiah peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Bahagia (2012) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran learning cycle 7E terhadap keterampilan proses IPA, sikap

ilmiah dan prestasi belajar IPA peserta didik lebih tinggi daripada pembelajaran

standar proses.

Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7E dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dilihat dari perbandingan

hasil belajar pada kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar pada kelas kontrol. Adanya pengaruh model pembelajaran siklus belajar

(learning cycle) 7E dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik sejalan

dengan hasil penelitian Suciati dkk. (2014) yang menyatakan bahwa hasil belajar

IPA peserta didik yang mengikuti pembelajaran model siklus belajar 7E lebih

tinggi daripada model pembelajaran langsung. Hal ini karena dengan

diterapkannya model pembelajaran siklus belajar 7E secara tidak langsung

memaksa peserta didik untuk ikut berpartisipasi di dalam kelas. Adanya

peningkatan partisipasi akan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap

materi yang dipelajari, yang nantinya juga akan berdampak positif terhadap hasil

belajar peserta didik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7e berpengaruh

terhadap sikap ilmiah peserta didik SMA Pematangsiantar Tahun Ajaran

2019/2020.

b. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 7e berpengaruh

terhadap hasil belajar biologi peserta didik SMA Pematangsiantar Tahun

Ajaran 2019/2020.

Page 19: Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2020 ISSN 2722 -7847 Volume ...

JUBIOKU ISSN 2722-7847

82

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, P. (2012). Pengaruh Model Siklus Belajar 7E Terhadap Keterampilan

Proses IPA, Sikap Ilmiah dan Prestasi Belajar IPA. Tesis. Tersedia

di:http://karya- ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/ar ticle/view/18929.

Diakses 15 Juli 2020.

Baharuddin. (1982). Peranan Keterampilan Intelektual, Sikap dan Pemahaman

dalam Fisika terhadap Kemampuan Siswa. Jakarta: CV Rajawali.

Dahar, R. W. (1996). Model-model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro.

Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mapel Sains. Jakarta:

Depdiknas.

Khoir. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Terhadap

Prestasi Belajar Fisika Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMAN

7 Malang. Tersedia di : http://jurnal-

online.um.ac.id/data/artikel/artikel51 946FF6734744

DDBBDC10F0DA576831.pdf.

Suciati, N.N.A., Arnyana, I.B.P & Setiawan, I G.A.N. (2014). Pengaruh Model

Pembelajaran Siklus Belajar Hipotetik-Deduktif Dengan Setting 7e

Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Siswa SMP.