Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 -...

184

Transcript of Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 -...

Page 1: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan
Page 2: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

179Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

PenasehatDr. Zulkifli Rangkuti, SE., M.Si.Dr. Jus Usman Sumanegara, MM.Dr. Abshor Marantika, MM.Dr. Zaharuddin, SE, MM.

Ketua Dewan Redaksi : Dra. Nurwulan Kusuma Devi, MM.Wakil Ketua Dewan Redaksi : Ir. Nyayu Siti Rahmaliya, MM

Drs. Rokhmad Slamet, MM.

Staf AhliDr. Zulkifli Amsyah, MLS. Suherman Sapri, MM.Dr. Hj. Farida Hanum Lubis, M.Pd. Dr. Ir. Achmad Nasir, M.Si.Dr. Sugito Effendi, M.Si. Dr. H. Syarif Hidayat.Dr. Kusnadi, MM.

EditorDr. Enjang Sudarman, M.Si. Hj. Sri Wahyuningsih, SE, MM.Dr. Dwi Suryanto, SE, M.Sc. Ir. Djodi Achmad Hussain, MM.Dr. H. Syarif Hidayat, M.Pd.

Penyunting PelaksanaDr. H. Zaharuddin, SE, MM. Ir. Hj. Nyayu Siti Rahmaliya, MM.Drs. Rokhmad Slamet, MM. Putri Sarirati, SE,. MM.Dr. Ir. Aswin Naldi Sahim, MM. Kunto Atmojo, SE., MM.Hadi Mulyo Wibowo, SH, MM.

Mitra BestariDr. Boyke Setiawan, MM.Agr. (Univ.Winaya Mukti) Dr. Eny Ariyanto (UMB)Dr. Herniati (Pertanian) Dr. Sugito Efendi, M.Si (UNAS)Dr. Etty Riani, MS. (IPB) Dr. M. Riduan, SE, MM. (UMJ)Dr. Slamet Sutanto, MM (UNJ) Zaenuri, SE, MM. (PT.GIB)Drs. Purwanto, MM. (Angkasa Pura) Hariz Fauzan (LAN)Rudi Hotman Suryadi S.Si., MM.(Telkom) Ahmad Masyukuri, MM (Perpustkaan)

Sekretariat Editing : Kunto Atmojo, SE, MM.Putri Sarirati, SE,. MM.

Sekretariat Administrasi/Layout & Design : Budi Purnomo, SE.

Alamat Redaksi :Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI JakartaJl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530 Telp. (021) 781 7823, 781 5142Fax. (021) 781 5144 E-mail : [email protected]. Ir. H Juanda Pisangan, Ciputat Timur (021) 741 8667

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Page 3: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

181Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

DARI REDAKSI

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Equilibrium Volume 01, Nomor 1, bulan Agustus 2017 dapatmenjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan.

Dalam edisi perdana ini, redaksi Jurnal Equlibrium menyajikan beberapa topik antara lain:1. Kajian Tentang Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kinerja Guru di

Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang2. Korelasi service quality dan brand image terhadap brand equity3. Potensi Tandan Kosong Sawit untuk Memproduksi Kompos4. Maximum economic yield Perikanan Tangkap (Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI

711)5. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan di Konsorsium Asuransi Astindo6. Pengaruh gaya Kepemimpinan store manager terhadap Kinerja Karyawan PT. Sushi Tei Indonesia

Khususnya Outlet Gandari City Jakarta7. Efektivitas surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: se.8/pslb3/ps/plb.0/5/

2016 Tentang Pengurangan Sampah Plastik Ditinjau dari Faktor Ekonomi (Observasi Pada Mini Marketdi Kota Depok)

8. Pengaruh Pola Pemberian Pakan terhadap Konsumsi Pakan, Kecernaan NDF dan ADF, Produksidan Komposisi Susu Pada Sapi Perah Laktasi.

9. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Wali Kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun KecamatanGantar Kabupaten Indramayu

10. Hubungan Kepemimpin Terhadap Motivasi dan Kinerja Pegawai Pada CV. Graha Agri Indonesia Bogor11. Analisis Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi terhadap Kinerja Guru Pada SMK

Arrahman Depok12. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun Kelengkapan Mengajar Melalui in-house training

Pada SD Negeri 2 Cicurug Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi13. Keputusan Investasi Jangka Panjang : Capital budgeting14. Pengaruh Kinerja Karyawan terhadap Kulitas Layanan Akademik di Sekolah Tinggi Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Panca Sakti15. Upaya Manajemen dalam Mencegah dan Mengatasi Terjadinya Perselisihan Hubungan Industrial16. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja17. Rendahnya Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia Sebuah Tinjauan Perspektif Hubungan Industrial18. Pengaruh Globalisasi terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah19 Determinan Price to Book Value terhadap Industri Perbankan20 Spirit of Entrepreneurship Sebagai Alternatif Peluang Meraih Sukses21. Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, Suku Bunga Bank Indonesia dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi terhadap

Dana Pihak Ketiga Pada Bank Mandiri (Periode 2005 – 2015)

Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dan dengan pembacayang menggunakan jurnal Equlibrium sebagai salah satu referensi. Besar harapan kami Jurnal ini turutmemberikan kontribusi dalam pengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbuka menerima kritikdan saran guna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.

Terima kasih

Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Page 4: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

183Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYASEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATANCIBUAYA KABUPATEN KARAWANGOleh : Enjang SudarmanKORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAPBRAND EQUITYOleh : Aspizain CaniagoPOTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOSOleh : MunawirMAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)Oleh : Djamarel HermantoPENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KONSORSIUMASURANSI ASTINDOOleh : SumarsidPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJAKARYAWAN PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITYJAKARTAOleh : Indri AstutiEFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DANKEHUTANAN NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGANSAMPAH PLASTIK DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI(Observasi pada minimarket di kota Depok)Oleh : Fajar Kurniadi dan Fadilah HisyamPENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN,KECERNAAN NDF DAN ADF, PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSUPADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad MarsudiPENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATENINDRAMAYUOleh : Arif YosodiputroHUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAI PADACV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOROleh : Muhammad Anno ZuhriasANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASITERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOKOleh : Widodo

.................................................................................................... ......

.................................................................................................... .........

.................................................................................................... ........................

.................................................................................................... ....

.................................................................................................... ..................

.................................................................................................... ...............

..................................................................................

......................................................

.................................................................................................... ........

..............................................................................................

.................................................................................................... .....................

1

11

21

27

35

41

51

57

67

75

83

DAFTAR ISI

Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Page 5: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT184

Volume 10 Nomor 2, November 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPANMENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING PADA SD NEGERI 2 CICURUGKECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMIOleh : Asep SapyudinKEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG : CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati SaragihPENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTIOleh : Hendra LesmanaUPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nyayu Siti RachmaliyaPENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. SulistiawanRENDAHNYA PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA SEBUAH TINJAUANPERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roniDETERMINAN PRICE TO BOOK VALUETERHADAP INDUSTRI PERBANKANOleh : Fangky A. SoronganSPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna WahyuningsihPENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DANTINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADABANK MANDIRI (Periode 2005 – 2015)Oleh : Widiastuti Murtiningrum

.................................................................................................... ..........

.................................................................................................... ..

.................................................................................................... .......

...................................................................................................

.................................................................................................... ......

........................................................................................

.................................................................................................... .......................

.................................................................................................... ...

.................................................................................................... ....

.................................................................................................

91

101

109

117

125

133

141

155

161

169

Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Page 6: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

1Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALASEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA

GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATANCIBUAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman*

ABSTRACTResearch Title: Study on Behavior Leadership Principal and School Cultural Against Teacher Performance in

Cibuaya Public Elementary Schools of District Karawang regency. The purpose of this study: (1) To know the effectthe behavior of school leadership on the Teachers Performance in Cibuaya State Primary School of District Karawangregency. (2) To know the effect of school culture on the Teachers Performance in Cibuaya State Primary School ofthe District Karawang Regency. (3) To know the effect of behavior of school leadership and school culturesimultaneously on the Teachers Performance o in Cibuaya State Primary School of the District Karawang Regency.

Using descriptive survey research methods with teachers as much as 52 the population used as samples. Theresults were obtained: (1) There is a significant effect between Principal Leadership variables (X1) to teacherperformance variable (Y). This is evidenced by the results of hypothesis test obtained value t <t table (5.581> 2.004).partially there is significant effect between the leadership of the principal to teacher performance. (2) There is asignificant effect between the variables of school culture (X2) on teacher performance variable (Y). This is evidencedby the results of hypothesis test obtained value t < t table (2.50 <2.004) partially no significant effect between schoolculture with teacher performance. (3) There is a significant effect between school leadership and school culture withthe same on teacher performance. This is evidenced by ANOVA test obtained F count 23.056 Values greater than2,004 F table. Donations influence of independent variables (school leadership and school culture) to the dependentvariable (performance of teachers) amounted to 45.6%. Or variations of the independent variables used in the model(school leadership and school culture) able to explain 45.6% of the variation of the dependent variable (performanceof teachers). While the remaining 54.4% influenced or explained by other variables not included in this researchmodel.

Keywords: Behavior school leadership, school culture, teacher performance

PENDAHULUANKepala sekolah merupakan seorang pejabat yang

profesional dalam organisasi sekolah yang bertugasmengatur semua sumber organisasi dan bekerjasamadengan guru-guru dalam mendidik siswa untukmencapai tujuan pendidikan. Dengan perilakukepemimpinan kepala sekolah pengembanganprofesionalisme guru dan kinerja guru dapatditingkatkan.

Jika kepemimpinan seorang kepla sekolah dapatdiikuti dan d iterima oleh bawahannya makadiharapkan kinerja dapat ditingkatkan secara lebihbaik . Budaya sekolah dapat mempengaruhipemikiran, perasan dan tindakan warga sekolah.Budaya adalah kunci kesusksesan memproosikan

pengembangan staf dan pembelajaran siswa. Setiapsekolah mempunyai ekspektasi mengenai apa yangdapat didiskusikan pada rapat, teknik apa yangdilakukan untuk teknik mengajar, bagaimanakeinginan staf untuk berubah dan pentingnyapengembangan staf.

Menurut Kowalsky (2010) kepala sekolah dansuprivisor seharusnya memahami bagaimanamemperbaiki budaya sekolah. Dengan kebijakannyakepala sekolah akan lebih mudah membentuk nilai,keyakinan, dan sikap yang diperlukan untuklingkungan pembelajaran. Olehkarena itu penelitiantentang peran kepala sekolah terhadap pembangunanbudaya sekolah penting dilakukan. Hal ini untukmendukung administrasi pendidikan yang ada agar

* Dosen Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 7: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT2

tidak menjadi mekanis dan berjalan tanpa budayayang humanis.

Kegiatan kepemimpinan kepala sekolah biasanyamencakup dalam lingkup manajemen pendidikan.Komponen manajemen pendidikan meliputi 5-M, yakni: Sumber daya manusia (man), finansial (money),substansi (material), metode (method) dan fasilitas(machine). Kepala sekolah sebagai sumber dayamanusia yang profesional harus mampu mengelolasekolah sesuai dengan fungsi sekolah sebagaiwawasan wiyata mandala.

Permasalahan dalam kepemimpinan kepalasekolah, dan budaya sekolah akan mempengaruhikinerja guru akibat dari terciptanya suasana bekerja,nilai, aturan belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalamorganisasi pendidikan . Dengan terciptanya budayayang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalambekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Haltersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yangkondusif sangat mendukung peningkatanprofesionalisme guru.

Terdapat dua dimensi perilaku kepemimpinanyang mempengaruhi k iner ja yaitu per ilakumengutamakan tugas dan perilaku mengutamakanhubungan kerjasama . Perilaku mengutamakan tugas,kepala sekolah akan melaksanakan fungsimanajemen yaitu planning, organizing, actuating, dancontrolling. Dan apabila diterapkan perilakuhubungan kepala sekolah mempunyai hubungan kerjayang sifatnya pribadi dan ditandai dengan adanyasaling mempercayai, menghargai ide-ide bawahanserta tenggang rasa terhadap peranan bawahannya.Permasalahan dilapangan adalah kemampuan kepalasekolah yang belum optimal dalam menerapkanperilaku kepemimpinan dalam memimpin sekolahnya.

Kajian Teori1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sondang P.Siagian (2005:12) : Kepemimpinanadalah keterampilan dan kemampuan seseorang untukmengarahkan dan menggerakkan perilaku orang lain,baik yang kedudukannya lebih tinggi maupun lebihrendah daripadanya dalam berfikir dan bertindak, agarsikap dan perilaku yang semula mungkin individualistikdan egosentrik berubah menjadi perilaku sesuai tujuanorganisasi.

Wahjosumidjo (1999) Kepala Sekolah sebagaipemimpin pendidikan di sekolah. mempunyai tugasintern dan tugas ekstern. Sedangkan dilihat dari prosesadministrasi, kepala sekolah mempunyai fungsi

administrasi yaitu sebagai: Perencanaan,Pengorganisasian, Penggerakkan dan Pengawasan.Disamping sebagai pengelola satuan pendidikan,kepala sekolah sekaligus sebagai pemimpinpendidikan mempunyai peranan melaksanakanperanan kepemimpinannya baik peranan yangberhubungan dengan pencapaian tujuan maupunpenciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi terciptadan terlaksananya proses belajar mengajar denganbaik sehingga guru-guru dan murid dapat mengajardan belajar dengan baik.

Wahjosumidjo (1999) kepala sekolah sebagaiEducator harus memiliki strategi yang tepat untukmeningkatkan kinerja mengajar guru di sekolahnya.Mencip takan ik lim sekolahyang kondusif ,memberikan nasehat kepada warga sekolah,memberikan dorongan kepada seluruh tenagakependidikan, ser ta melaksanakan modelpembelajaran yang menarik seperti team teaching,moving class dan mengadakan program akselarasi(acceleration) bagi peserta didik yang cerdas diatasnormal.

WahjoSumidjo (1999:122) strategi yang digunakanuntuk meningkatkan sedikitnya empat macam nilai,yakni, (a) Pembinaan mental, yaitu membina paratenaga kependidikan tentang hal yang berkaitandengan sikap batin dan watak. (b) Pembinaan moral,yaitu membina para tenaga kependidikan tentang halyang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenaisuatu perbuatan sikap dan kewajiban sesuai dengantugas masing-masing tenaga kependidikan. (c)Pembinaan fisik, yaitu membina para tenagakependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengankondisi jasmani atau badan, kesehatan danpenampilan mereka secara lahiriah. (d) Pembinaanartistic, yaitu membina tenaga kependidikan tentanghal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusiaterhadap seni dan keindahan Sebagai educator,kepala sekolah harus senantiasa berupayameningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukanoleh para guru.

Dalam hal ini, faktor pengalaman akan sangatmempenagruhi profesonalisme kepala sekolahteru tama dalam mendukung terbentuknyapemahaman tenaga kependid ikan terhadappelaksanaan tugasnya. Upaya-upaya yang dapatdilakukan kepala sekolah dalam meningkatkankinerjanya sebagai educator khususnya dalampeningkatan kinerja tenaga kependidikan dan prestasibelajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman

Page 8: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

3Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

berikut : Pertama, mengikut sertakan guru-guru dalampenataran-penataran, untuk menambah wawasanpara guru. Kepala sekolah juga harus memberikankesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkanpengetahuan dan ketrampilannya dengan belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, kepalasekolah harus berusahamenggerakkan tim evaluasihasil belajar peserta didik untuk lebih giat belajar,kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka dandiperlihatkan di papan pengumuman. Hal inibermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agarlebih giat belajar dan meningkatkan prestasinya.Ketiga, menggunakan waktu belajar secara efektifdi sekolah, dengan cara mendorong para guru untukmemulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai waktuyang telah ditentukan serta memanfaatkannya secaraefektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.

Sedangkan berdasarkan Keputusan MenteriPendidikan dan Kebudayaan nomor 0298/U/1996,merupakan landasan penilaian kinerja kepala sekolah.Kepala sekolah sebagai educator harus memilikikemampuan untuk membimbing guru, membimbingtenaga kependidikan non guru, membimbing pesertadidik, mengembangkan tenaga kependidikan,mengikuti perkembangan iptek dan memberi contohmengajar.

Wahjosumidjo (1999) Kepala sekolah sebagaiManajer Manajemen pada hakekatnya merupakansuatu proses merencanakan, mengorganisasikan,melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usahapara anggota organisai serta mendayagunakanseluruh sumber-sumber budaya sekolah dalam rangkamencapai tujuanyang telah ditetapkan untuk mencapaitujuan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinyasebagai manajer kepala sekolah harus memilikistrategi yang tepat untuk memberdayakan tenagakependidikan melalui kerja sama atau koopertif,memberikan kesempatan pada para tenagakependidikan untuk meningkatkan profesinya dnamendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikandalam berbagai kegiatan yang menunjang kegiatansekolah.

Wahjosumidjo (1999) Kepala sekolah sebagaiadministrator memiliki hubungan yang sangat eratdengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasiyang bersifat pencatatan, penyusunan danpendokumenan seluruh program sekolah. Secaraspesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuanuntuk mengelola kurikulum, mengelola administrasipeserta didik, mengelola administrasi personalia,

mengelola administrasi sarana dan prasarana,mengelola administrasi kearsipan dan mengelolaadministrasi keuangan, kegiatan tersebut perludilakukan secara efektif dan efisien agar dapatmenunjang produktifitas sekolah.

Wahjosumidjo (1999) Kepala Sekolah sebagaiSupervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yangdilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolahharus mampu melakukan berbagai pengawasan danpengendalian untuk meningkatkan kinerja tenagakependidikan. Wahjosumijo (1999:110) kepalasekolah sebagai leader bertugas memberikan arahankepada guru dan tenaga kependidikan lainnya dalammelaksanakan tugas. Kepala sekolah sebagai leaderharus memiliki karakter khusus yang mencakupkepribadian, keahlian dasar, pengalaman danpengetahuan profesional secara pengetahuanadministrasi dan pengawasan.

Kepala Sekolah sebagai Inovator Dalam rangkamelakukan peran dan fungsinya sebagai inovator,kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepatmencari gagasan baru, mengitegrasikan setiapkegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenagakependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolahsebagai inovator harus mampu mencari, menemukandan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah.Gagasan baru tersebut misalnya moving class.Moving class adalah mengubah strategi pembelajarandari pola kelas tetap menjadi kelas bidang sudi.

Sebagai motivator kepala sekolah harus memilikistrategi yang tepat memberikan motivasi kepada paratenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugasdan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melaluipengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasanakerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif,penyediaan berbagai sumber belajar melaluipengembangan pusat sumber belajar (PSB).

2. Pengertian Budaya SekolahSobirin Achmad (2007 : 52), budaya adalah

kompleksitas menyeluruh yang terdiri dar ipengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adatkebiasaan dan berbagai kapabilitas lainnya sertakebiasaan apa saja yangdiperoleh seorang manusiasebagai bagian dari sebuah masyarakat.

Mas’ud Fuad (2004) Budaya organisasionaladalah sistem makna, nilai-nilai dan kepercayaan yangdianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadirujukan untuk bertindak dan membedakan organisasi

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANGOleh : Enjang Sudarman

Page 9: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT4

satu dengan organisasi lain. Budaya organisasiselanjutnya menjadi identitas atau karakter utamaorganisasi yang dipelihara dan dipertahankan. Suatubudaya yang kuat merupakan perangkat yang sangatbermanfaat untuk mengarahkan perilaku karyawan.

Thomas J. Sergiovani dan Robert Starrat ( 2002)Budaya sekolah adalah seperangkat norma, nilai,kepercayaan, ritual, seremoni, simbol, dan cerita yangmeliputi seluruh person di sekolah. Budaya sekolahadalah transmisi secara sejarah, bentuk maknameliputi norma, nilai, kepercayaan, seremoni, ritual,tradisi, dan pemahaman mitos oleh anggotamasyarakat sekolah. Budaya sekolah meliputi nilai,simbol, kepercayaan, dan berbagi makna para orangtua, murid, guru, dan lainnya sebagai masyarakat danmengatur apa yang bernilai bagi kelompok danbagaimana seharusnya anggota berpikir, merasa, danberperilaku.

Djemari Mardapi (2003) karekteristik kultursekolah bernilai Strategis dapat berimbas dalamkehidupan sekolah secara dinamis. Misalnya memberipeluang pada warga sekolah untuk bekerja keras,secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur sekolah.memiliki daya ungkit daya gerak akan mendorongsemua warga sekolah untuk berprestasi, sehinggakerja guru dan semangat belajar siswa akan tumbuhkarena dipacu dan di dorong, dengan dukunganbudaya yang memiliki daya ungkit yang tinggi.Misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika disertaidengan imbalan yang pantas, penghargaan yangcukup, dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu jugadengan siswa akan meningkat semangat belajranya,bila mereka diberi penghargaan yang memadai,pelayanan yang prima, serta didukung dengan saranayang memadai.

Budaya sekolah berpeluang sukses Misalnyabudaya gemar membaca. Budaya membaca dikalangan siswa akan dapat mendorong mereka untukbanyak tahui tentang berbagai macam persoalan yangmereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian jugabagi guru mereka semakin banyak pengetahuan yangdiperolah, tingkat pemahaman semakin luas, semuaini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran,bahwa mutu/ kualitas yang akan menentukankeberhasilan seseorang. Budaya sekolah yangdidesain secara terstruktur, sistematis, dan tepat sesuaidengan kondisi sosial sekolahnya, pada gilirannya bisamemberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan

kualitas sumber daya manusia sekolah dalam menujusekolah yang berkualitas.Ada tiga hal yang perludikembangkan dalam menciptakan budaya sekolahyang berkualitas, yaitu: 1. Budaya keagamaan (religi): Menanamkan perilaku atau tatakrama yangtersistematis dalam pengamalan agamanya masing-masing sehingga terbentuk kepribadian dan sikapyang baik (akhlaqul Karimah) Bentuk Kegiatan :Budaya Salam, Doa sebelum/sesudah belajar, Doabersama, Sholat Berjamaah (bagi yang beragamaislam), peringatan hari besar keagamaan, dan kegiatankeagamaan lainnya. 2. Budaya kerjasama (teamwork) : Menanamkan rasa kebersamaan dan rasasosial terhadap sesama melalui kegiatan yangdilakukan bersama. Bentuk Kegiatan: MOS,Kunjungan Industri, Parents Day, Baksos, TemanAsuh, Sport And Art, Kunjungan Museum, PentasSeni, Studi banding, Ekskul, Pelepasan Siswa,Seragam Sekolah, Majalah Sekolah, PotencyMapping, Buku Tahunan, PHBN, (Peringatan hariBesar Nasional) , dan PORSENI 3. Budayakepemimpinan (leadher ship) : Menanamkan jiwakepemimpinan dan keteladanan dari sejak dini kepadaanak-anak. Bentuk Kegiatan : budaya kerja keras,cerdas dan ikhlas, budaya Kreatif; mandiri &bertanggung jawab, budaya disiplin/TPDS, CeramahUmum, upacara bendera, olah raga Jumat Pagi, studikepemimpinan siswa, LKMS (latihan keterampilanmanajemen siswa), disiplin siswa, dan osis.

3. Pengertian Kinerja GuruAnwar Prabu Mangkunegara (2005 : 67) Kinerja

adalah suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitasyang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakantugasnya sehar i-hari sesuai dengan dengankonsistensi dan sikap maupun tanggung jawab yangdiberikan kepadanya. Hasibuan Malayu SP., (2007 :326) mengartikan kinerja bahwa : Kinerja adalahtingkat keberhasilan di dalam melaksanakan tugasserta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan. Kinerja dikatakan baik dan sukses jikatujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.Efisiensi dan efektivitas merupakan dua aspek pentingdalam menilai suatu kinerja. Efisiensi adalahperbandingan antara hasil yang dicapai dengan usahayang dikeluarkan, sedangkan efektivitas adalahperbandingan antara hasil yang dicapai dengan hasilyang diharapkan.

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman

Page 10: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

5Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Kerangka Berpikir

Keterangan :X1 = Variabel bebas (kepemimpinan kepala

sekolah)X2 = Variabel bebas (budaya sekolah)Y = Variabel terikat (kinerja guru).ry1.2 = Korelasi Parsial antara var iabel

kepemimpinan kepala sekolah kinerja guru.ry2.1 = Korelasi Parsial variabel budaya

sekolahterhadap variabel kinerja guru.R = Korelasi secara simultan var iabel

kepemimpinan kepalasekolah dan budayasekolahterhadap variabel kinerja guru.

Pengajuan Hipotesis1. Ada pengaruh positif dan signifikan antara

variabel kepemimpinan kepala sekolah(X1)terhadap kinerja guru (Y)

2. Ada pengaruh positif dan signifikan antaravariabel budaya sekolah(X2) terhadap kinerjaguru (Y)

3. Secara bersama-sama ada pengaruh positifantara variabel kepemimpinan kepala sekolah(X1) dan budaya sekolah(X2) terhadap kinerjaguru (Y).

METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian Penelitian in idilakukan di SD Negeri Kecamatan CibuayaKabupaten Karawang. Penulis melakukanpenelitian mulai pada bulan oktober 2016 sampaidengan bulan Desember 2016. Metodepenlitian menggunakan metode deskriptifdengan korelasi untuk menjelakan pengaruhvariabel independen X1 dan X2 terhadapvariabel dependen Y.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan SampelPopulasi dalam penelitian adalah guru sebanyak58 orang. Teknik Pengambilan Sampelmenggunakan teknik Total Sampel atau sensus.

Tabel 3.2Operasionalisasi Variabel Penelitian

Sumber : Hasil Olahan 2016

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil penelitian yang akan disajikan berikut ini

adalah hasil analisis statistik, deskriptif dan hasilanalisis statistik inferensial dalam pengujian hipotesisPengujian Hipotesis 1.

Merumuskan Hipotesis, Ho : Tidak ada pengaruhsecara signifikan antara kepemimpinan kepalaterhadap kinerja guru.

Ha : Ada pengaruh secara signifikan antarakepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru.Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalammodel regresi variabel independen (X1, X2) secaraparsial berpengaruh signifikan terhadap variabeldependen (Y).

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

ry 1.2

R

ry 2.1

Budaya sekolah (X2)

Kepemimpinan kepala sekolah

(X1) Kinerja Guru (Y)

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No. Angket

Kepemimpinan Kepala sekolah

Wahjosumijo

(1999:110)

Kepala lekolah Sebagai leader

Mewujudkan visi misi Pengambilan keputusan Komunikasi efektif

1 2 3

Kepala sekolah Sebagai administrator

Melengkapi kurikulum Mengelola sarana prasarana

4 5 6

Kepala sekolah sebagai supervisor

Mengawasi kinerja guru Mengawasi sikap guru

7 8 9 10

Budaya sekolah

Sargiovani Mangkunegara

(2005)

Nilai- nilai sekolah

Nilai Budaya disiplin Budaya sehat, Budaya kerja Budaya prestasi

1 2 3 4 5 6

Norma sekolah

Norma mengatur perilaku guru, perilaku kepala sekolah dalam pembinaan guru Perilaku tata usaha Perilaku siswa (tata terib)

7 8 9

10

Kinerja Guru

Anwar Prabu Mangkunegara

(2005 :67)

Kuantitas kerja guru

Membut persiapan mengajar Melaksanakan pengajaran Mengelola kelas Menggunakan netode yang tepat Menggunakan media pembelajaran Mengevaluasi hasil belajar

1 2 3 4

5,6

Kualitas kerja guru

Bergaul secara efektif Berbicara santun Semangat kebersamaan Mengindahkan nilai dan norma sekolah

7 8

9,10

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANGOleh : Enjang Sudarman

Page 11: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT6

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 25,657 7,552 3,397 ,001

perilaku kepemimpinan

kepala sekolah ,798 ,133 ,596 5,999 ,000

budaya sekolah -,399 ,126 -,315 -3,166 ,003

a. Dependent Variable: kinerja guru

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 25,657 7,552 3,397 ,001

perilaku kepemimpinan

kepala sekolah ,798 ,133 ,596 5,999 ,000

budaya sekolah -,399 ,126 -,315 -3,166 ,003

a. Dependent Variable: kinerja guru

Dari hasil analisis regresi output dapat disajikanpada tabel 5.14sebagai berikut:

Tabel 4.14. Uji t

sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016

Berdasarkan table di atas diperoleh nilai t hitung5,999, Menentukan t table dicari pada a = 5% : 2 =2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1atau 58-2-1 = 55 (n adalah jumlah kasus dan k adalahjumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabelsebesar 2,004. Kesimpulan dari hasil analisis bahwanilai -t hitung > -t tabel (5,999 >2,004) maka Ho ditolak,artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antarakepemimpinan kepala sekolahi dengan kinerja guru.

Pengujian Hipotesis 2.Ada pengaruh positif dan signifikan antara

variabel budaya sekolah(X2) terhadap kinerja guru(Y). Pengujian hipotesis dilakukan dengan komputerprogram SPSS versi 20, hasil analisis dapat dilihatpada tabel 4.10.

Tabel 4.10. Regresi sederhanavariable budaya sekolah dengan kinerja guru

Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016

Dari tabel di atas dapat disusun persamaan regresiyaitu Y= 58,600+ (0,403)X2, Angka-angka ini dapatdiartikan sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar58,600; artinya jika budaya sekolah (X2) nilainyaadalah 0, maka kinerja guru (Y’) nilainya positifyaitu sebesar 58,600 , (2) Koefisien regresi variabelbudaya sekolah (X2) sebesar 0.403; artinya jikabudaya sekolah mengalami kenaikan 1, maka kinerjaguru (Y’) akan mengalami penurunan sebesar 0,403.Koefisien bernilai negatif artinya tidak terjadipengaruh budaya sekolah terhadap kinerja guru.

Berdasarkan table di atas diperoleh nilai t hitung2,505, Menentukan t table dicari pada a = 5% : 2 =2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1atau 58-2-1 = 55 (n adalah jumlah kasus dan k adalahjumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabelsebesar 2,004. Kesimpulan dari hasil analisis bahwanilai -t hitung > -t tabel (2,505 >2,004) maka Ho ditolak,artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antarabudaya sekolah dengan kinerja guru.

Pengujian Hipotesis 3Pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan

Analisis regresi linier berganda adalah hubungansecara linear antara dua variable independentkepemimpinan kepala sekolah (X1), variable budayasekolah (X2) dengan variabel dependen kinerja guru(Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubunganantara variabel independen dengan variabel dependenapakah masing-masing variabel independenberhubungan positif atau negatif dan untukmemprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilaivariabel independen mengalami kenaikan ataupenurunan. Persamaan regresi linear bergandasebagai berikut:

Y’ = a + b1X1+ b2X2Keterangan:Y’ = Variabel kinerja guru (nilai yang diprediksikan)X1= Variabel independen (variable kepemimpinan

kepala sekolah)X2 = Variabel independen ( budaya sekolah )a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2 = 0)b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun

penurunan)Hasil analisis regresi berganda var iable

independent kepemimpinan kepala sekolah (X1),variable budaya sekolah (X2) dengan variabeldependen kinerjaguru (Y). Dengan bantuan komputerprogram SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.11. Regresi Berganda variabelKepemimpinan kepala sekolah (X1), variable

Budaya sekolah (X2) dengan variabelKinerja guru (Y).

Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 58,600 6,608 8,868 ,000

budaya sekolah ,403 ,161 ,318 2,506 ,015

a. Dependent Variable: kinerja guru

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman

Page 12: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

7Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Dari tabel di atas dapat disusun persamaan regresiberganda yaitu :Y’ = a + b1X1+ b2X2Y’ = 25,657 + 0,798X1 + (-0,399) X2Y’ = 25,657 + 0,798X1 - 0,399X2

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskansebagai berikut: (1) Konstanta sebesar 25,657; artinyajika kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budayasekolah (X2) nilainya adalah 0, maka kinerja guru(Y’) nilainya adalah 25,657, (2) Koefisien regresivariabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebesar+ 0,798 artinya jika variabel independen lain nilainyatetap dan kepemimpinan kepala sekolah mengalamikenaikan 1%, maka kinerja guru (Y’) akanmengalami penurunan sebesar 0,798. Koefisienbernilai positifartinya terjadi hubungan positif antarakepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru,semakin naik kepemimpinan kepala sekolah makasemakin naik pula kinerja guru (3) Koefisien regresivariabel budaya sekolah (X2) sebesar -0,399; artinyajika variabel independen lain nilainya tetap dan budayasekolah mengalami kenaikan 1%, maka kinerja gurumatematika (Y’) akan mengalami penurunan sebesar0,399. Koefisien bernilai negatif artinya tidak terjadihubungan positif antara budaya sekolah dengankinerja guru.

Analisis Determinasi (R2)Analisis determinasi dalam regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui prosentase sumbanganpengaruh variabel independen kepemimpinan kepalasekolah (X1 ), dan variable budaya sekolah (X2,)secara serentak terhadap variabel dependenkinerjaguru (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besarprosentase variasi variabel independen yangdigunakan dalam model mampu menjelaskan variasivariabel dependen. R2sama dengan 0, maka tidakada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yangdiberikan variabel independen terhadap variabeldependen, atau variasi variabel independen yangdigunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpunvariasi variabel dependen. Sebaliknya R2 samadengan 1, maka prosentase sumbangan pengaruhyang diberikan variabel independen terhadap variabeldependen adalah sempurna, atau variasi variabelindependen yang digunakan dalam modelmenjelaskan 100% variasi variabel dependen.

Dari hasil analisis regresi, lihat pada output moddelsummary dan disajikan pada tabel 4.12 sebagaiberikut:

Tabel 4.12. Hasil Analisis Determinasi

sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka Rsebesar 0,676. Hal ini menunjukkan bahwa terjadihubungan yang sangat kuat antara kepemimpinankepala sekolah dan budaya sekolah terhadap kinerjaguru .Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2(R Square) sebesar 0,456 atau (45,6%). Hal inimenunjukkan bahwa prosentase sumbanganpengaruh variabel independen (kepemimpinan kepalasekolah dan budaya sekolah) terhadap variabeldependen (kinerja guru ) sebesar 45,6%. Atau variasivariabel independen yang digunakan dalam model(kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah)mampu menjelaskan sebesar 45,6 % variasi variabeldependen (kinerja guru). Sedangkan sisanya sebesar54,4 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lainyang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Uji Koefisien RegresiSecara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakahvariabel independen (X1,X2) secara bersama-samaberpengaruh secara signifikan terhadap variabeldependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah modelregresi dapat digunakan untuk memprediksi variabeldependen atau tidak. Signifikan berarti hubungan yangterjadi dapat berlaku untuk populasi (dapatdigeneralisasikan), misalnya dari kasus di ataspopulasinya adalah 58 orang dan sampel yang diambildari kasus di atas 58 orang, jadi apakah pengaruhyang terjadi atau kesimpulan yang didapat berlakuuntuk populasi yang berjumlah 58 orang.

Dari hasil output analisis regresi dapat diketahuinilai F seperti pada tabel 4.13 berikut ini.

Tabel 4.13. Hasil Uji F

Sumber : Hasil analisis data Primet tahun 2016

Model Summaryb Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of

the Estimate

1 ,676a ,456 ,437 1,47730 a. Predictors: (Constant), budaya sekolah, perilaku kepemimpinan kepala sekolah b. Dependent Variable: kinerja guru

ANOVAa Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1

Regression 100,812 2 50,406 23,096 ,000b Residual 120,033 55 2,182 Total 220,845 57

a. Dependent Variable: kinerja guru b. Predictors: (Constant), budaya sekolah, perilaku kepemimpinan kepala sekolah

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANGOleh : Enjang Sudarman

Page 13: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT8

Tahap-tahap untuk melakukan uji F adalah sebagaiberikut:

Merumuskan Hipotesis, Ho : Tidak ada pengaruhsecara signifikan antara kepemimpinan kepalasekolah dan budaya sekolah secara bersama-samaterhadap kinerja guru.Ha : Ada pengaruh secarasignifikan antara kepemimpinan kepala sekolah danbudaya sekolah secara bersama-sama terhadapkinerja guru.

Berdasarkan table di atas diperoleh F hitungsebesar 23,096, Menentukan F tableDenganmenggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1(jumlah variabel–1) = 2, dan df 2 (n-k-1) atau 58-2-1 = 55 (n adalah jumlah sample dan k adalah jumlahvariabel independen), hasil diperoleh untuk F tabelsebesar 2,004. . Kriteria pengujian, - Ho diterima bilaF hitung < F table- Ho ditolak bila F hitung > F tabe.Nilai F hitung > F tabel (23,096> 2,004), maka Hoditolak. Kesimpulan artinya ada pengaruh secarasignifikan antara kepemimpinan kepala sekolah danbudaya sekolah secara bersama-sama terhadapkinerja guru.

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah penulisbahas bab V hasil penelitian dan pembahasan, makadapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :1. Ada pengaruh secara signifikan antara variabel

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadapvariabel Kinerja Guru (Y). Hal ini dibuktikandengan hasil uji hipotesis yang diperole nilai thitung < t tabel (5,581>2,004) secara parsial adapengaruh signifikan antara kepemimpinankepala sekolah dengan kinerja guru. Dari hasilanalisis regresi sederhana diperoleh persamaanregresi . Y= 9,174 + 0,800 X1 Angka-angkadari persamaan ini dapat diartikan sebagaiberikut : (1) Konstanta sebesar 9,174 artinyajika kepemimpinan kepala sekolah (X1) nilainyaadalah 0, maka kinerja guru (Y’) nilainya positifyaitu sebesar 20,818. (2) Koefisien regresivariabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)sebesar 0,800 artinya jika kepemimpinan kepalasekolah mengalami kenaikan 1, maka kinerjaguru (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar0,800. Koefisien bernilai positif artinya terjadipengaruh supervisi kepala sekolah terhadapkinerja guru.

2. Tidak ada pengaruh secara signifikan antaravariabel budaya sekolah (X2) terhadap variabelKinerja Guru (Y). Hal ini dibuktikan denganhasil uji hipotesis yang diperole nilai t hitung <t tabel (-2,50<2,004) secara parsial tidak adapengaruh signifikan antara budaya sekolahdengan kinerja guru . Dari hasil analisis regresisederhana diperolah persamaan regresi yaituY= 58,600 + (-0,403)X2, Angka-angka ini dapatdiartikan sebagai berikut: (1) Konstanta sebesar58,60; artinya jika budaya sekolah (X2) nilainyaadalah 0, maka kinerja guru (Y’) nilainya positifyaitu sebesar 58,60 , (2) Koefisien regresivariabel budaya sekolah (X2) sebesar -0, 403;artinya jika budaya sekolah mengalamikenaikan 1, maka kinerja guru (Y’) akanmengalami penurunan sebesar 0,403.

3. Ada pengaruh secara signif ikan antarakepemimpinan kepala sekolah dan budayasekolah secara bersama sama terhadap kinerjaguru. Hal ini dibuktikan dengan uji anovadiperoleh Nilai F hitung 23,056 lebih besar dariF tabel 2,004. sumbangan pengaruh variabelindependen (kepemimpinan kepala sekolah danbudaya sekolah) terhadap variabel dependen(kinerja guru ) sebesar 45,6 %. Atau variasivariabel independen yang digunakan dalammodel (kepemimpinan kepala sekolah danbudaya sekolah) mampu menjelaskan sebesar45,6 % variasi variabel dependen (kinerja guru).Sedangkan sisanya sebesar 54,4 % dipengaruhiatau dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdimasukkan dalam model penelitian ini.

B. Saran-saranBerdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka

saran-saran dan rekomendasi adalah sebagai berikut.1. Kepemimpinan kepala sekolah perlu

ditingkatkan. Dari hasil penelitian terbukti bahwasumbangan kepemimpinan kepala sekolahterhadap peningkatan kinerja guru masih rendahyaitu hanya 45,6 persen. Oleh sebab itu fungsifungsi kepemimpinan kepala sekolah meliputikepala sekolah sebagai leader, administrator dansupervisor perlu ditingkatkan.

2. Kepala sekolah senantiasa mewujudkan visimisi sekolah. Dalam pengambilan keputusankepala sekolah perlu melibatkan guru.

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman

Page 14: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

9Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

3. Kepala sekolah perlu tingkatkan komunikasisecara efektif, lengkapi sarana prasaranasekolah.

4. Kepala sekolah perlu tingkatkan pengawasankinerja guru dan sikap guru.

5. Budaya sekolah perlu ditingkatkan melaluipenerapan nilai nilai , norma sekolah dan tatatertib sekolah meliputi : (1) membuat danmemiliki pedoman sekolah yang mengaturberbagai aspek pengelolaan secara tertulis yangmudah dibaca oleh pihak- pihak yang terkait.(2) Struktur organisasi sekolah berisi tentangsistem penyelenggaraan dan administrasi yangdiuraikan secara jelas dan transparan. (3)memilki , kalender pendidikan dan pembagiantugas pendidik dan tenaga kependidikan yangdievaluasi dalam skala tahunan, sementaralainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.

6. Kepala sekolah perlu membangun budayasekolah dan lingkungan sekolah menciptakansuasana, iklim,dan lingkungan pendidikan yangkondusif untuk pembelajaran yang efisien.

7. Kepala sekolah perlu membuat prosedurpelaksanaan pembelajaran, petunjuk ,peringatan, dan larangan dalam berperilaku disekolah, serta pemberian sangsi bagi wargayang melanggar tata tertib.

8. Kepala sekolah perlu meningkatkan lingkungankerja yang selalu bersih, sejuk dan rindang ,tempat kerja yang memberikan rasa aman,tersedianya alat-alat kerja yang memadai,tersedianya ruang kerja yang mencukupi danmemadai serta lokasi yang jauh dari kebisingan,dantempat kerja yang mempunyai peneranganyang cukup.

DAFTAR PUSTAKAAmbar Teguh Sulistiani Rosidah, (2009), Manajemen

Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: GrahaIlmu.

Anwar Prabu Mangkunegara, (2005). Perilaku danBudaya Organisasi, Bandung: RefikaAditama.

A Tabrani R, (2000), Upaya Meningkatkan BudayaKinerja Guru, Cianjur: CV Dinamika Karya.

Arikunto Suharsimi, (1997), Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT RinekaCipta.

Craib, Ian. 1994.Teori-teori Sosial Modern.Jakarta:Raja Grafindo PersadaHoselitz, Bert F.

1988.Panduan Dasar Ilmu-ilmu Sosial . Jakarta:CV. Rajawali

Danim, Sudarwan, (2004), Motivasi Kepemimpinan& Efektivitas Kelompok, Jakarta: Rineka Cipta.

Davis, Keith dan John W. Newstrom, (1995),Perilaku dalam Organisasi, (Terjemahan AgusDarma), Jakarta: Erlangga.

Djemari, Mardapi. (2003). Pengembangan KulturSekolah. Makalah disajikan dalam SeminarPengembangan Kultur Sekolah di UniversitasNegeri Yogyakarta.Edwar

Depdiknas Direktorat Pembinaan SMP, (2006),Pembakuan Bangunan dan Perabot SMP,Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP.

E. Mulyasa, (2009), Menjadi Kepala SekolahProfesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa, (2007), Menjadi Guru Profesional,Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Fathoni Abdurrahmat, (2006), Organisasi danManajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :PT Rineka Cipta.

Gomez Meija, D.B. Balkin dan R.L. Cardy, (2001)Manajing Human Resources, USA: PrenticeHall.

Husen, Umar, (2004), Riset Sumber Daya Manusia,Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hernowo Narmodo, 2005, Pengaruh Motivasi danDisiplin Terhadap Kinerja Pegawai BadanKepegawaian Daerah, h ttp.etd.eprins,ums.ac.id/6864/.

Istijanto, (2005), Riset Sumber Daya Manusia,Yogyakarta : STIE YPKN

John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998.CorporateCulture and Performance ( t e r j e m a h a nBenyamin Molan). Jakarta: PT Prehalindo, h.9)

John P. Kotter. & James L. Heskett, 1998. CorporateCulture and Performance.(terj Ben y am inMolan). Jakarta: PT Prehalindo.Snook, A.Pamela and Irwin A. Hyman. (1999).

Kerlinger, Fred. N. ( 2004), Asas-Asas PenelitianBehavioral, Yogyakarta : Gajah MadaUniversity Press.

Luthan, Fred, (2006), Organization Behavior (PrilakuOrganisasi), Yogyakarta: ANDI.

Mangkunegara, Anwar Prabu, (2005), ManajemenSumber Daya Manusia, Bandung : PT RemajaRosdakarya.

Miftah Toha, (2003), Kepemimpinan dalamManajemen, Jakarta: PT Raja Grapindo.

Nawawi, Hadari, (2005), Manajemen Sumber Daya

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANGOleh : Enjang Sudarman

Page 15: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT10

Manusia, Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.

Peraturan Pemerintah RI, 2005, Standar NasionalPendidikan, Jakarta : CV Eko Jaya.

Rahman at all, (2006), Peran Strategis Kepala Sekolahdalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,Jatinangor: Alqaprint.

Rivai, Veithzal, (2004), Kepemimpinan dan PrilakuOrganisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Robbin Stephen P, (2001), Organizational Behavior,New Jersey: Prentice Hall International.

Rizal Aminudin, 2008, Pengaruh Kompetensi danMotivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai DinasPendidikan Semarang, h ttp//etd.eprins,ums.ac.id/6816/.

Sedarmayanti, (2009), Sumber Daya Manusia danProduktivitas Kerja, Bandung: CV MandarMaju.

Sidik Priadana, (2005), Panduan Penyusunan Skripsidan Tesis, Bandung: STIE Pasundan.

Siagian, Sondang P. (2002), Kiat MeningkatkanProduktivitas Kerja, Jakarta: Rineka Jaya.

Siswanto, Bedjo, (2005), Manajemen Tenaga Kerja,Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi,Bandung : Alfabeta.

Sujana, (2005), Metode Statistika, bandung : CVTarsito.

Sujana, (2003), Teknik Analisis Regresi dan Korelasi,Bandung: CV Tarsito

Sumadi Suryabrata. 1990. Psikologi Kepribadian.Jakarta : CV Rajawali. h.105

Supardan, dadang. 2007.Pengantar ilmusocial.Bandung: Bumi AksaraSuryadi &Tilaar. 1993. Budaya Organisasi Pendidikan.Jakarta : CV Rajawali

Syamsir. 2006. Pengantar Sosiologi. padang. UnpPress

Thomas J. Sergiovani dan Robert Starrat, 2002.

Supervision: A Redefinition. New York:McGraw Hill Companies,

Timple, Dale A, (2000), Seri KepemimpinanManajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PTElex Media Komputindo.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 edisi 2009, Sistem PendidikanNasional, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14Tahun 2005 edisi 2009, Tentang Guru danDosen, Bandung, Depdiknas, Citra Umbara.

Veeger, Karel J.1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta:Gramedia

Yulk Garry, (2005), Kepemimpinan dalam Organisasi,Jakarta: PT Yudeks.

Wahjosumijo, (2002), Kepemimpinan Kepala Sekolah,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wibowo, (2007), Manajemen Kinerja, Jakarta: PTRaja Grapindo Persada.

Winardi, J. (2001), Pemotivasian dalam Manajemen,Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Zamroni. 1988. Pengantar Pengembangan Teotisocial . Jakarta: Depdikbud

Zeilin, Irving M. 1998. Memahami kembali Sosiologi.Yogyakarta:Gadjah Mada Univers ityPress

_____. (2013). Teori – teori Sosiologi. [Online]Tersedia: Www.scribd.com/doc/29902345/Teori-Teori-Sosiologi. (10 Februari 2013)

_____. (2009). Jenis-Jenis Peran Serta MasyarakatDalam Pendidikan.

[ O n l i n e ] T e r s e d i a : h t t p : / /penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/jenis-jenis-peran-serta-masyarakat.html(13September 2013)

_____. (2013).Teori Pendidikan.[Online] Tersedia:http://www.makalahkuliah.com/

2 01 3/ 0 1/ a r t ik e l - p en d i d ik a n - te o r i -pendidikan.html(13 September 2013)Manajemen Pendidikan Berbasis Multi Budaya

KAJIAN TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN CIBUAYA KABUPATEN KARAWANG

Oleh : Enjang Sudarman

Page 16: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

11Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGETERHADAP BRAND EQUITY

Oleh : Aspizain Caniago*

ABSTRACTThis study was conducted to analyze the relationship between quality of service to brand image and brand equity.

This research method is done through a survey method that is research done by taking a sample of the population andthe use of a questionnaire as a data collection tool. Methods of data analysis using descriptive statistical analysis isneeded to determine the frequency distribution of the questionnaire respondents, is by collecting data from therespondents' answers, then tabulated in tables and analyzed descriptively. Then performed inferential statisticalanalysis using analysis of structural equation model (The Structural Equation Modeling or SEM, from this analysisshowed research that: Quality of service direct effect on brand image, means the better the value of service quality thebetter the value brand image. Quality of service effect on brand equity, means the better the quality of service value thebetter the value of brand equity and brand image significant effect on brand equity, meaning that the results of thestudy can prove the existence of a significant effect of brand image on brand equity.

Keyword : Service Quality, Brand Image, Brand Equity.

PENDAHULUANPerkembangan teknologi dan metode

memenangkan persaingan dalam dunia bisnis dalamrangka memenuhi harapan pelanggan dan perusahaanterus menerus meningkat, karena kebutuhan manusiabergerak dinamis sesuai dengan perkembangansehingga peran pemasaran menjadi semakin penting,praktisi pemasaran harus peka dalam membaca setiapperubahan selera konsumen. Konsep pemasaranberpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuanorganisasi terletak pada kemampuan organisasi dalammenciptakan, memberikan dan mengkomunikasikannilai pelanggan kepada pasar sasarannya secara lebihefektif dibanding para pesaing karena konseppemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakanbahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakansyarat ekonomis dan sosial bagi keberlangsunganhidup perusahaan (Basu, 2001). Falsafah pemasaranmengalami evolusi dari orientasi internal menujuorientasi eksternal yang direfleksikan dalam suatukonsep pemasaran. Konsep pemasaranberpandangan bahwa kunci untuk mewujudkan tujuanorganisasi terletak pada kemampuan organisasi dalammenciptakan, memberikan dan mengkomunikasikannilai pelanggan kepada pasar sasarannya secara lebihefektif dibanding para pesaing.

Kotler (2009) menyatakan bahwa perusahaanharus menerapkan konsep pemasaran modern yangberorientasi pasar atau berorientasi pelanggan karenapelanggan merupakan ujung tombak keberhasilanpemasaran. Dalam pemasaran moderen saat ini tidakcukup hanya dengan pendekatan pelanggan saja tetapisudah harus mengakomodir pendekatan brand.Branding telah muncul sebagai prioritas manajemenpuncak dalam dasawarsa terakhir, seiring dengansemakin meningkatnya kesadaran bahwa brandadalah salah satu aset tak berwujud paling berhargayang dimiliki oleh suatu perusahaan dan brandmemainkan beberapa fungsi yang berharga. Padatingkat yang paling mendasar, brand berperansebagai hal yang menandai apa yang ditawarkan olehperusahaan.

Bagi para pelanggan, brand dapatmenyederhanakan pilihan, menjanjikan suatu tingkatkualitas tertentu, mengurangi resiko dan menimbulkankepercayaan. Brand dibangun atas dasar produk itusendiri, aktifitas pemasaran yang menyertainya danpenggunaannya oleh pelanggan. Brand mencermin-kan pengalaman penuh yang dimiliki oleh pelangganatas produk dan brand juga memainkan suatuperanan penting dalam menentukan efektif tidaknyaupaya-upaya pemasaran seperti periklanan dan

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI dan LP3i

Page 17: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT12

pemilihan salurannya (Keller, 2003). Keberhasilansuatu inti brand antara lain disebabkan jasa atauproduk yang hebat, juga didukung perencanaan yangbenar-benar seksama, dengan sejumlah komitmenjangka panjang terhadap pemasaran yang dirancangatau dijalankan secara kreatif, dan bahwa brandyang kuat akan menghasilkan loyalitas pelangganyang tinggi. (Kotler and Keller, 2009)

Keller (2006) menegaskan pentingnya brandequity yang kuat akan berdampak pada loyalitaskonsumen dan profit perusahaan. Kotler (2006)menyatakan brand equity sebagai pemberian nilaitambah kepada barang atau jasa, nilai merefleksikanbagaimana pikiran, perasaan dan tindakan konsumenuntuk dapat menghargai sebuah merek, sama sepertiharga pangsa pasar dan keuntungan yang merekperintahkan kepada perusahaan. Brand equitysebagai asset tak berwujud yang penting dan memilikinilai finansial serta psikologis.

Parasuraman, et al. (1988), menyatakan bahwahubungan yang positif dan signifikan antara persepsiservice qual it y dengan keinginan untukmerekomendasikan kepada orang lain. Servicequality pada umumnya dipandang sebagai hasilkeseluruhan sistem pelayanan yang diter imakonsumen dan service quality berfokus pada upayapemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan sertaadanya tekad untuk memberikan pelayanan sesuaidengan harapan pelanggan. Merek yang kuat danberkualitas cenderung mempunyai citra yang baik,mempunyai service quality yang juga baik, merekmampu menerjemahkan service quality hinggapanatisme pelanggan terhadap merek. Teck et al.(2012) menunjukkan bahwa service qualityberpengaruh terhadap merek dengan kata lainhubungan service quality terhadap brand imagesignifikan. Hasil penelitian yang dilakukan olehHossien (2011) menemukan brand imagemempengaruhi brand equity.

Keller (2003) menjelaskan brand equity dapatdigambarkan oleh konsumen dalam bentuk asetkeuangan dan dalam sekumpulan asosiasi danperilaku. Aaker (1996) menjelaskan brand equityadalah seperangkat aset dan liabilitas merek yangberkaitan dengan suatu merek, nama dan simbol yangmenambah atau mengurangi nilai yang diberikan olehsuatu jasa atau barang kepada para pelanggan atauperusahaan. Brand equity dimaknai sebagai totalitassuatu persepsi merek yang mencakup mutu dari jasadan produk, kinerja keuangan, loyalitas pelanggan,

kepuasan dan keseluruhan penghargaan terhadapmerek (Knapp, 2001).

Brand Equity banyak dilahirkan melalui adanyacitra merek yang positif, hal ini didukung berbagaipenelitian terdahulu yang berhubungan antarapelanggan dan merek, pada penelitian Hong (2009)menunjukkan adanya pengaruh positif servicequality terhadap brand equity. Penelitian Omar danAli (2010), juga menemukan hubungan positif antarabrand equity terhadap loyalitas pelanggan.

Dari ringkasan penelitian empirik diatas dapatdiambil hubungan antar variabel yang salingmempengaruhi, yaitu: variabel service qualityterhadap brand image, variabel service qualityterhadap variabel Brand Equity, variabel brandimage terhadap variabel Brand Equity. Pengaruhantar variabel tersebut akan menjawab korelasiService quality dan Brand Image terhadap BrandEquity.

Gambar 1 : Konseptual Hubungan Variabel Penelitian

Dari analisis hubungan variabel diharapkanmenjawab permasalahan: bagaimana hubunganservice quality terhadap brand image?, bagaimanahubungan service quality terhadap Brand Equity?dan bagaimana hubungan brand image terhadapBrand Equity?.

LITERATURService Quality

Menurut Tjiptono (1997), definisi Quality (mutu)antara lain: kesesuaian dengan persyaratan atautuntutan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan ataupenyempurnaan berkelanjutan, bebas dari kerusakanatau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggansemenjak awal dan setiap saat, melakukan segalasesuatu secara benar sejak awal, sesuatu yang bisamembahagiakan pelanggan. Qual ity (Mutu)merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruhdengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkunganyang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono,2001). Menurut Kotler (2002) definisi pelayananadalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapatditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang

SERVICE QUALITY(X1)

BRAND IMAGE(X2)

BRAND EQUITY(Y)

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 18: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

13Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

pada dasarnya tidak berwujud dan tidakmengakibatkan kepemilikan apapun, produksinyadapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produkfisik.

Definisi service quality dapat diartikan sebagaiupaya pemenuhan kebutuhan dan keinginankonsumen serta ketepatan penyampaiannya dalammengimbangi harapan konsumen (Tjip tono,2007). Service quality dapat diketahui dengan caramembandingkan persepsi para konsumen ataspelayanan yang nyata-nyata mereka terima denganpelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan atauinginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatuperusahaan, jika jasa yang diterima atau dirasakansesuai dengan yang diharapkan, maka servicequality dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasayang diterima melampaui harapan konsumen, makaservice quality dipersepsikan sangat baik danbermutu sebaliknya jika jasa yang diterima lebihrendah dari pada yang diharapkan, maka servicequality dipersepsikan buruk. Service qualitydidefinisikan sebagai penilaian pelanggan ataskeunggulan atau keistimewaan suatu produk ataupelayanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988).

Kotler (2007) mengatakan bahwa service qualitydimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir padapersepsi pelanggan, persepsi pelanggan terhadapservice quality merupakan penilaian menyeluruhatas keunggulan suatu pelayanan, manajemen harusmemahami keseluruhan pelayanan yang ditawarkandari sudut pandang pelanggan. Duffy (1998)berpendapat bahwa service quality berkaitandengan persepsi pelanggan terhadap pelayanan yangakan diterima dari perusahaan dan menambahkanbahwa service qualit y dapat diukur melaluiperbedaan antara persepsi terhadap service qualityyang diterimanya dengan harapan pelanggan terhadappelayanan.

Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001)bahwa konsep service quality yang diharapkan dandirasakan ditentukan oleh service quality. servicequality tersebut terdiri dari daya tanggap, jaminan,bukti fisik, empati dan kehandalan. Selain itu,pelayanan yang diharapkan sangat dipengaruhi olehberbagai persepsi komunikasi dari mulut ke mulut,kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu dankomunikasi eksternal, persepsi in ilah yangmempengaruhi pelayanan yang diharapkan (Ep =Expectation) dan pelayanan yang dirasakan (Pp =

Perception) yang membentuk adanya konsep servicequality.

Indikator variabel service quality yang digunakanadalah di ukur dengan indicator-indikator yangdigunakan oleh Parasuraman, et al. (1988) dalamLupiyoadi (2001), yaitu: (1). Tangible (berwujud/jelas dapat dibuktikan), (2). Reliability (kehandalan),(3). Responsiveness (daya tanggap), (4). Assurance(Jaminan/ kepastian), (5). Emphaty (Empati).

Brand ImageKotler, et al. (2009) mendefenisikan brand image

sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yangdimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.Kepercayaan merek akan membangun brand imagebahwa para pembeli mempunyai tanggapan berbedaterhadap image perusahaan atau brand. Kotlerselanjutnya menyatakan bahwa kepercayaanterhadap brand akan membentuk brand image dimana brand image bagi konsumen akan berbeda -beda tergantung pada pengalaman dengan merektersebut yang disaring oleh dampak persepsi selektif,distorsi selektif dan retensi selektif.

Image harus dibangun melalui seluruh media yangada serta berkelanjutan dan pesan tersebut dapatdisampaikan melalui lambang, media atau visual,suasana dan acara. Identitas suatu brand melaluipesan yang disampaikan oleh suatu brand melaluibentuk tampilan produk, nama, simbol, iklan. Identitasmerek berkaitan erat dengan brand image, karenabrand image merujuk pada bagaimana persepsikonsumen akan suatu merek (Kotler, 2009). Kotler(2002) juga menambahkan bahwa brand imagemerupakan syarat dari brand yang kuat dan imageadalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangkapanjang.

Keller (1998) menyatakan “brand image can bedefined as a perception about brand as reflectedby the brand association held in consumermemory”brand image adalah persepsi pelangganterhadap suatu brand yang digambarkan melaluiasosiasi merek yang ada dalam ingatan pelanggan.Sementara Aaker (1991) menyatakan bahwa asosiasimerek adalah segala hal yang berhubungan denganmerek di memori di otak dan brand image sebagaikumpulan dari asosiasi merek. Ditarik persamaanbahwa brand image terkait dengan aspek-aspekintangible (abstrak) yang dilekatkan konsumen padamerek. Brand image adalah citra tentang suatu

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 19: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT14

merek yang dianggap sebagai sekelompok asosiasiyang menghubungkan pemikiran konsumen terhadapsuatu nama merek, brand image sebagai persepsirasional dan emosional terhadap suatu merek tertentu(Zinkhan et al. 1990). Brand image didefinisikansebagai persepsi atau kesan tentang suatu merekyang direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yangmenghubungkan pelanggan dengan merek dalamingatannya (Sitinjak, et al.2005).

Kertajaya (2005) menyatakan bahwa brandimage adalah gebyar dari seluruh asosiasi yangterkait pada suatu merek yang sudah ada dibenakkonsumen dan pembentukan brand image jugadipengaruhi oleh pengalaman konsumen. MenurutShimp (2000) brand image adalah jenis asosiasi yangmuncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuahbrand tertentu. Brand image adalah kumpulanpersepsi tentang sebuah brand yang saling berkaitanyang ada dalam pikiran manusia.

Brand image yaitu deskripsi tentang asosiasi dankeyakinan konsumen terhadap brand tertentu(Tjip tono, 2005). Menurut Nugroho (2003)menyatakan bahwa image adalah realitas oleh karenaitu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas,secara normal realitas akan menang. Image akhirnyaakan menjadi baik, ketika konsumen mempunyaipengalaman yang cukup dengan realitas baru.Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnyaorganisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerjayang baik.

Hapsari (2007) mengambil beberapa kesimpulantentang brand image sebagai berikut:1) Brand image merupakan pemahaman

konsumen mengenai merek secara keseluruhan.kepercayaan konsumen terhadap merek danbagaimana pandangan konsumen tentangmerek.

2) Brand image tidak semata ditentukan olehbagaimana pemberian nama yang baik kepadasebuah produk, tetap i juga dibutuhkanbagaimana cara memperkenalkan produktersebut agar dapat menjadi sebuah memori bagikonsumen dalam membentuk suatu persepsiakan sebuah produk.

3) Brand image sangat berpatokan padapemahaman, kepercayaan, dan pandangan ataupersepsi konsumen terhadap suatu merek.

4) Brand image dapat dianggap jenis asosiasi yangmuncul di benak konsumen ketika mengingatsebuah merek tertentu, asosiasi tersebut secara

sederhana dapat muncul dalam bentukpemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan padasuatu merek.

5) Brand image yang positif akan membuatkonsumen menyukai suatu produk denganmerek yang bersangkutan di kemudian hari,sedangkan bagi produsen brand image yangbaik akan menghambat kegiatan pemasaranpesaing.

6) Brand image merupakan faktor yang pentingyang dapat membuat konsumen mengeluarkankeputusan untuk mengkonsumsi bahkan sampaikepada tahap loyalitas di dalam menggunakansuatu merek produk tertentu, karena brandimage mempengaruhi hubungan emosionalantara konsumen dengan suatu merek, sehinggamerek yang penawarannya sesuai dengankebutuhan akan terpilih untuk dikonsumsi.

Dalam penelitian ini variabel brand image diukurdengan indikator– indikator yang digunakan olehKeller (1993), yaitu: (1). Atribut, (2). Manfaat, (3).Sikap Terhadap Merek.

Brand EqquityMerek adalah nama, bentuk, simbol, desain atau

kombinasi diantaranya yang mengidentifikasikan danmembedakan produk kita dengan pesaing (Kotler,2006). Knapp (2001) mengatakan bahwa merekbukan sekedar nama besar saja, namun merek dilihatsebagai cara hidup, didalamnya terdapat keinginan,janji dan komitmen yang harus dipenuhi perusahaan.Kertajaya (2010) mengatakan bahwa brand adalahvalue yang ditawarkan kepada konsumen.

Ghodeswar (2008) brand dipandang dari sudutpandang konsumen, maka brand image adalah totalakumulasi dari semua pengalaman yang dialami dandibangun berdasarkan kontak dengan konsumen.Brand equity yang kuat akan berdampak juga padaloyalitas konsumen dan profit perusahaan (Keller,2001). Kotler (2006) memberikan definisi brandequity sebagai pemberian nilai tambah kepada barangatau jasa dimana nilai merefleksikan bagaimanapikiran, perasaan dan tindakan konsumen menghargaisebuah merek sama seperti harga, pangsa pasar dankeuntungan yang merek perintahkan kepadaperusahaan.

Definisi brand equity menurut Aaker (1996)adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yangberkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya,yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 20: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

15Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan ataupara pelanggan perusahaan. Keller (1993)mendefinisikan brand equity berbasis konsumensebagai pengaruh diferensial dari pengetahuanmerek terhadap tanggapan konsumen padapemasaran suatu merek. Brand equity adalahseperangkat aset dan liabilitas merek yang terkaitdengan suatu merek, nama, simbol yang mampumenambah atau mengurangi nilai yang diberikan olehsebuah produk atau jasa kepada perusahaan maupunkepada pelanggan.

Menurut Kotler et al. (2009), brand equityadalah nilai tambah yang diberikan pada produk danjasa. Nilai tercermin dari pikiran konsumen yangdirasakan, reaksi penghargaan terhadap merek (nilaipsikologi) dan juga tercermin dari harga, pangsa pasardan laba yang lebih besar untuk perusahaan sebagaiakibat kepemilikan merek (nilai keuangan). Keller(1993) mendefinisikan ekuitas merek berbasiskonsumen sebagai dampak diferensial pengetahuanmerek pada respon konsumen terhadap pemasaranmerek, Simamora (2001) menjelaskan brand equitydapat memberikan nilai dan manfaat baik bagikonsumen maupun bagi perusahaan.

Kotler and Keller (2009) menjelaskan modelbrand equity berbasis konsumen, yaitu: differensiasimengukur derajat perbedaan merek dengankompetitornya, relevansi mengukur daya tarik merek,penghargaan mengukur bagaimana merek dihargaidan dihormati dan pengetahuan mengukur keakrabandan kedekatan merek dengan konsumen. Brandequity tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ditopangoleh elemen- elemen pembentuk brand equity(Aaker, 1997), yaitu: kesadaran merek adalahkesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenaliatau mengingat kembali bahwa suatu merekmerupakan bagian dari kategori produk tertentu. Adabeberapa model yang digunakan untuk mempelajaripendekatan brand equity, model-model tersebutantara lain: Customer based brand equity (CBBE),model Brand asset valuator, Model Aaker model

Aaker (1997) melihat brand equity sebagai limakategori dari brand assets dan liabilities yangberhubungan dengan merek yang menambah ataumengurangi nilai yang diberikan oleh produk dan jasakepada perusahaan dan konsumen. Ada lima kategori,yaitu: brand loyalty, brand awareness, perceiptquality, brand association dan asset lainnya (sepertipaten, trademark, channel relationship). MenurutAaker, konsep brand equity terpenting adalah brand

identity, keunikan dari brand association yangmenggambarkan merek ada untuk apa dan janji apamerek kepada konsumen.

Menurut Sullivan et al. (1993) para penelitimenduga bahwa brand equity bisa diukur denganmengurangi utilitas atribut fisik produk dari totalutilitas suatu merek. Sebagai aset yang penting bagiperusahaan, brand equity bisa meningkatkancashflow bagi bisnis. Menurut Durianto et al. (2004)pengukuran indikator brand equity meliputi faktor-faktor: kesadaran merek, asosiasi merek, persepsikualitas, kepemimpinan atau popularitas, hargaoptimum, loyalitas, pangsa pasar dan jangkauandistributor.

Persepsi kualitas merupakan persepsi konsumenterhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatuproduk atau jasa layanan berkenaan dengan maksudyang diharapkan konsumen. Persepsi terhadapkualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasatersebut dapat menentukan nilai dari produk atau jasatersebut dan berpengaruh langsung kepada keputusanpembelian dan loyalitas konsumen terhadap suatumerek. Brand association merupakan segala kesanyang muncul dan terkait dengan ingatan konsumenmengenai suatu merek . Brand associat ionmencerminkan suatu merek terhadap suatu kesantertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gayahidup, manfaat, atribut, produk, geografis, harga,pesaing, selebriti dan lain-lainnya. Brand loyaltymerupakan ukuran kedekatan atau keterkaitanpelanggan pada sebuah merek. Ukuran in imenggambarkan tentang mungkin tidaknya konsumenberalih ke merek lain, terutama jika merek tersebutmengalami perubahan baik yang menyangkut hargaataupun atribut lainnya dan asset-aset merek lainnya,seperti paten, cap dan saluran hubungan.

Yoo et a l. (2000) dalam penelitiannyamenggunakan empat indikator sebagai pengukurbrand equity secara keseluruhan, indikator-indikatortersebut adalah preferensi, fitur, goodness dandiferensial. Yoo et al. (2000) melakukan kajiandengan menggunakan kerangka pikir dari Aaker(1991). Yoo et al. (2000) meneliti pengaruh daribeberapa upaya-upaya pemasaran seperti harga, citratoko, intensitas distribusi, pengeluaran iklan dan pricedeal terhadap beberapa dimensi brand equity sepertiloyalitas merek, kesadaran merek dan kualitas yangditerima serta dampaknya terhadap brand equity.

Dalam penelitian ini variabel brand equity diukurdengan indikator-indikator yang digunakan oleh Aaker

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 21: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT16

(1991), yaitu: (1). loyalitas merek, (2). Kesadaranmerek, dan (3). Kualitas yang diterima, (4).asosiasi merek, (5). asset-aset merek lainnya.

METHODOLOGYKerangka Pemikiran

Dari penomena – penomena yang terkait denganservice quality dan brand image terhadap BrandEquity maka dicari pengaruh antara variabelindevendent dan devendent . Variabel yangdikembangkan dari indikator – indikator sebagaiberikut: Service quality akan diukur dengan indikator– indikator yang digunakan oleh Parasuraman, etal. (1988), yaitu: (1). Tangible (berwujud/ jelas dapatdibuktikan), (2). Reliability (kehandalan), (3).Responsiveness (daya tanggap), (4). Assurance(Jaminan/ kepastian), (5). Emphaty (Empati). BrandImage akan diukur dengan indikator– indikator yangdigunakan oleh Keller (1993), yaitu: (1). Atribut, (2).Manfaat, (3). Sikap Terhadap Merek. BrandEquity diukur dengan indikator– indikator yangdigunakan oleh Aaker (1991), yaitu: (1). loyalitasmerek, (2). Kesadaran merek, dan (3). Kualitasyang diterima, (4). asosiasi merek, (5). asset-aset merek lainnya.

Adapun hubungan antar variabel – variabeltersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar: 2. Hubungan Variabel, Hipotesis danIndikator Penelitian

Hipotesis PenelitianHipotesis merupakan dugaan sementara mengenai

hubungan antar variabel dalam suatu penelitian yangkebenarannya perlu dibuktikan. Hipotesis disusunberdasarkan teori dan temuan empirik yang terkaitdengan variabel-variabel yang dapat diuraikan dandijelaskan, seperti di bawah ini:

Hipotesis. 1. (X1 terhadap X2): Service qualitymempunyai hubungan positif terhadap Brand Image,semakin tinggi respons service quality makasemakin tinggi tingkat Brand Image.

SERVICE QUALITY(X1)

BRAND IMAGE(X2)

BRAND EQUITY(Y)

X2.1. Atribut X2.2. Manfaat X2.3. Sikap Terhadap Merek

Y1. Loyalitas Merek

X1.2. Keandalan

X1.4. Jaminan

X1.3. Tanggap

X1.1. Berwujud

X1.5. Empati

Y2. Kesadaran Merek

Y3 . Kualitas yg Diterima

Y4. Asosiasi Merek

Y5. Aset-aset Merek Lainnya

H1

H2

H3

Hipotesis. 2. (X1 terhadap Y): Service qualitymempunyai hubungan positif terhadap Brand Equity,Semakin tinggi respons Service quality makasemakin tinggi tingkat Brand Equity.

Hipotesis. 3. (X2 terhadap Y): Brand Imagemempunyai hubungan positif terhadap Brand Equity,Semakin tinggi respons Brand Image maka semakintinggi tingkat Brand Equity.

HASIL PENELITIANPenelitian ini dilakukan melalui metode survey

yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambilsampel dari populasi dan menggunakan kuesionersebagai alat pengumpulan data. Metode analisis datadengan menggunakan analisis statistik deskriptifdimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensijawaban responden dari hasil kuesioner, yaitu dengancara mengumpulkan data dar i hasil jawabanresponden, selanjutnya ditabulasi dalam tabel dandilakukan pembahasan secara deskriptif. Selanjutnyadilakukan analisis statistik inferensial menggunakananalisis model persamaan struktural (The StructuralEquation Modelling atau SEM)

Hasil Analisis Statistik Deskriptif.Setiap butir pertanyaan mempunyai rentang 1

sampai 5 dengan jumlah responden 144, dihitungmenggunakan interval dengan nilai rata-rata tertinggiadalah 5 (lima) dan terendah adalah 1 (satu), denganhasil distribusi skor seluruh variabel service quality,brand image dan Brand Equity, sebagai berikut:Deskripsi Variabel Service quality

Deskripsi variabel service quality meliputifrekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalamTabel berikut ini.Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Service quality.

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017Keterangan:X1.1 : BerwujudX1.2: KehandalanX1.3: Daya TanggapX1.4: Kepastian PelayananX1.5: Empati

Indikator Skor Mean 1 2 3 4 5

F % F % f % f % f % X1.1 0 0,00 1 0,93 21 14,12 105 73,38 17 11,57 3,96 X1.2 0 0,00 2 1,04 32 23,09 100 69,10 10 6,77 3,82 X1.3 0 0,00 2 1,39 40 27,78 87 60,42 15 10,42 3,80 X1.4 0 0,00 1 0,46 23 15,74 108 75,46 12 8,34 3,92 X1.5 0 0,00 4 2,78 40 28,24 89 61,57 11 7,41 3,68

Mean Service quality 3,84

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 22: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

17Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenaipernyataan tentang indikator berwujud (X1.1) Skorrata-rata (mean) adalah 3,96 yang berada dalamkategori tinggi berdasar kategori nilai skor padaanalisis statistik deskriptif. Indikator kehandalan(X.1.2) dengan pernyataan Skor rata-rata (mean)adalah 3,82 yang berada dalam kategori tinggiberdasar kategori nilai skor pada analisis statistikdeskriptif. Indikator daya tanggap (X.1.3) denganpernyataan bahwa Skor rata-rata (mean) adalah 3,80yang berada dalam kategori tinggi berdasar kategorinilai skor pada analisis statistik deskriptif. Indikatorkepastian pelayanan (X.1.4) dengan pernyataan Skorrata-rata (mean) adalah 3,92 yang berada dalamkategori tinggi berdasar kategori nilai skor padaanalisis statistik deskriptif. Indikator empati (X.1.5)dengan pernyataan bahwa skor rata-rata (mean)adalah 3,68 yang berada dalam kategori tinggiberdasar kategori nilai skor pada analisis statistikdeskriptif. Dapat diketahui skor rata-rata (mean)variabel service quality sebesar 3,84 berada dalamkategori tinggi berdasar kategori nilai skor padaanalisis statistik deskriptif.

Deskripsi Variabel Brand ImageDeskripsi var iabel brand image meliputi

frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalamTabel berikut ini:Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Brand Image.

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017Keterangan:Y1.1: AtributY1.2: ManfaatY1.3: Sikap terhadap Merek

Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenaipernyataan tentang indikator atribut (X2.1) denganpernyataan, atribut merek memberikan kesan lebihmudah dikenal dan lebih menarik dengan skor rata-rata (mean) adalah 4,22 yang berada dalam kategorisangat tinggi berdasar kategori nilai skor pada analisisstatistik deskriptif. Indikator manfaat (X2.2) denganpernyataan, merek memberikan manfaat kepadapelanggan dengan skor rata-rata (mean) X2.2 adalah4,35 yang berada dalam kategori sangat tinggi

Indikator Skor Mean 1 2 3 4 5

f % f % f % f % f % X2.1 0 0,00 0 0,00 1 0,69 111 77,08 32 22,22 4,22 X2.2 0 0,00 2 1,39 15 10,42 129 89,58 13 9,03 4,35 X2.3 0 0,00 3 2,08 17 11,81 113 78,47 11 7,64 3,88

Mean Brand Image 4,15

berdasar kategori nilai skor pada analisis statistikdeskriptif. Indikator sikap terhadap merek (X2.3)dengan pernyataan, bahwa merek adalah merupakanmerek terpercaya dengan skor tara-rata (mean)adalah 3,88 yang berada dalam kategori tinggiberdasar kategori nilai skor pada analisis statistikdeskriptif. Dapat diketahui skor rata-rata (mean)variabel brand image sebesar 4,15 berada dalamkategori tinggi berdasar kategori nilai skor padaanalisis statistik deskriptif.

Deskripsi Variabel Brand EquityDeskripsi variabel Brand Equity meliputi

frekuensi, persentase dan rata-rata disajikan dalamTabel berikut ini:Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Brand Equity.

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS, 2017Keterangan:Y.1 : Loyalitas terhadap MerekY.2 : Kesadaran MerekY.3 : Persepsi KualitasY.4 : Asosiasi MerekY.5 : Aset-Aset Merek Lainnya

Diketahui bahwa tanggapan pelanggan mengenaipernyataan tentang indikator loyalitas terhadap merek(Y.1) dengan Skor rata-rata (mean) adalah 3,77 yangberada dalam kategori tinggi berdasar kategori nilaiskor pada analisis statistik deskriptif, Indikatorkesadaran terhadap merek (Y.2) dengan Skor rata –rata (mean) adalah 4,1 yang berada dalam kategoritinggi berdasar kategori nilai skor pada analisis statistikdeskriptif, Indikator persepsi terhadap kualitas yangditerima (Y.3) dengan Skor rata-rata (mean) adalah3,77 yang berada dalam kategori tinggi berdasarkategori nilai skor pada analisis statistik deskriptif,Indikator asosiasi merek (Y.4) dengan Skor rata-rata(mean) adalah 3,75 yang berada dalam kategori tinggiberdasar kategori nilai skor pada analisis statistikdeskriptif, Indikator asset-aset merek lainnya (Y.5)dengan Skor rata-rata (mean) adalah 3,77 yang beradadalam kategori tinggi berdasar kategori nilai skor padaanalisis statistik deskriptif. Dapat diketahui skor rata-

Indikator Skor Mean 1 2 3 4 5

f % f % f % f % f % Y.1 0 0,00 3 2,08 39 27,08 90 62,50 12 8,33 3,77 100 Y.2 0 0,00 1 0,69 11 7,64 104 72,22 28 19,44 4,1 100 Y.3 0 0,00 3 2,08 32 22,22 104 72,22 5 3,47 3,77 100 Y.4 0 0,00 3 2,08 41 28,47 89 61,81 11 7,64 3,,75 100 Y.5 0 0,00 5 3,47 31 21,53 100 69,44 8 5,56 3,77 100

Mean Brand Equity 3,83

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 23: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT18

rata (mean) variabel brand equity sebesar 3,83berada dalam kategori tinggi berdasar kategori nilaiskor pada analisis statistik deskriptif.

Hasil Analisis SEMPada pengujian Goodness of Fit Full model

didapatkan hasil Significance Probability (0,101)kategori baik, pada Absolute Fit Measures dimana

- Chi-square (297,000) kategori baik, RMSEA(0,06) kategori baik, pada GFI (0,95) kategori baik,pada Incremental Fit Measures TLI (0,97) kategoribaik, CFI (0,96) kategori baik, selanjutnya padaParsimonious Fit Measures AGFI (0,96) kategoribaik dan CMIN/DF (1,13) kategori baik.

Dari Hasil pengujian tampak bahwa darikeseluruhan jalur yang dianalisis terdapat jalur yangmenunjukkan causal relationship yang signifikan,hal ini dilihat dari besarnya nilai signifikansi (p) yanglebih kecil dari 5%. Sedangkan jalur menunjukkancausal relationship yang tidak signifikan, hal inidapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi (p) yanglebih besar dari 5%.

Tabel. Model Struktural Hasil SEMPengaruh Langsung

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel diatas maka hasil pengujianmodel struktural dapat disajikan sebagai berikut:1) Terdapat pengaruh yang signifikan service

quality terhadap brand image. Berdasarkanhasil pengujian statistik terhadap hipotesis inidiperoleh nilai p-value sebesar 0,034 (batasannilai p < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwahipotesis ini signifikan. Artinya, pengaruh servicequality terhadap brand image signifikan padacut of value p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwasemakin baik nilai service quality makasemakin baik pula nilai brand image.

2) Terdapat pengaruh yang signifikan servicequality terhadap brand equity. Berdasarkanhasil pengujian statistik terhadap hipotesis inidiperoleh p-value sebesar 0,027 (batasan nilaip < 0,05), jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesisini signifikan. Artinya, pengaruh service quality

terhadap brand equity signifikan pada cut ofvalue 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa semakinbaik nilai service quality maka semakin baikpula nilai brand equity

3) Terdapat pengaruh yang signifikan brand imageterhadap brand equity. Berdasarkan hasilpengujian statistik terhadap hipotesis ini diperolehp-value sebesar 0,000 (batasan nilai p < 0,05),jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis inisignifikan. Artinya, pengaruh brand imageterhadap brand equity signifikan pada cut ofp value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwasemakin baik nilai brand image maka semakinbaik pula nilai brand equity

Setelah pengujian pengaruh langsung, di dalamSEM dikenal juga adanya pengaruh tidak langsung.Pengaruh tidak langsung merupakan hasil perkaliandua pengaruh langsung. Pengaruh tidak langsungdapat dinyatakan signifikan jika kedua pengaruhlangsung yang membentuknya signifikan. Tabelberikut adalah model struktural hasil SEM pengaruhtidak langsung.

Tabel. Model Struktural Hasil SEMPengaruh Tidak Langsung

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan Tabel, maka hasil pengujian modelstruktural pengaruh tidak langsung dapat disajikansebagai berikut: Pengaruh tidak langsung antaraservice quality (X1) terhadap brand equity (Y)melalui brand image (X2), diperoleh koefisienpengaruh tidak langsung sebesar 0,101. Karenapengaruh langsung service quality (X1) terhadapbrand image (X2) signifikan dan brand image (X2)terhadap Brand Equity (Y) signifikan, maka dapatdisimpulkan bahwa pengaruh tidak langsung antaraservice quality (X1) terhadap Brand Equity (Y)melalui brand image (X2) signifikan.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian danpembahasan sebelumnya maka kesimpulan daripenelitian ini adalah sebagai berikut:1. Service quality berpengaruh langsung terhadap

brand image. Artinya semakin baik nilai

Nomor Hipotesis

Hubungan Antar Variabel Standardize P-Value

1 Service quality (X1) ke Brand Image (X2) 0,147 0,034

2 Service quality (X1) ke Brand Equity (Y) 0,193 0.027

3 Brand Image (X2) ke Brand Equity (Y) 0,688 0,000

Pengaruh Tidak Langsung

Koefisien Pengaruh Langsung

Koefisien Pengaruh

Tidak Langsung

Keterangan

X1→X2→Y X1→X2= 0,147 X2→Y= 0,688 0,101 Signifikan

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 24: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

19Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

service quality maka semakin baik pula nilaibrand image.

2. Service quality berpengaruh terhadap BrandEquity. Artinya semakin baik nilai servicequality maka semakin baik pula nilai BrandEquity.

3. Brand image berpengaruh signifikan terhadapBrand Equity. Artinya semakin baik nilai hasilbrand image maka semakin baik pula nilaiBrand Equity.

Saran-saran.Berdasarkan hasil-hasil temuan dari penelitian

terdapat beberapa saran penting yang dapatdikemukakan sebagai berikut:1. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa service qual it yberkorelasi terhadap Brand image, sehinggadisarankan jika untuk meningkatkan citra

(image) suatu perusahaan atau organisasi makaservice quality yang diberikan perusahaan atauorganisasi dipastikan sudah maksimal diberikandan dievaluasi kembali dengan pendekatan butir-butir indikator service quality pada penelitianini.

2. Sesuai hasil penelitian yang memberikanpenjelasan bahwa service qual it ymempengaruhi brand equity, baik langsungmaupun tidak langsung sehingga disarankanuntuk memastikan atau mengevaluasi ekuitasmerek berdasar penilaian internal dan eksternal.

3. Hasil yang dicapai dalam penelitian inimenunjukkan bahwa brand image berkorelasilangsung terhadap brand equity sehinggadisarankan ke perusahaan (organisasi) harusmelakukan perbaikan citra (image) secaralangsung melalui pendekatan butir-butir indicatorbrand image pada penelitian ini.

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

DAFTAR PUSTAKAAaker David A – Kumar V. – Day George S. (2004).

Marketing Research, Eighth Edition, John Wiley& Sons, Inc, New York – USA.

American Society for Quality Control. (1974). QualityCosts – What and How, ASQC Quality CostsCommittee, Milwaukee, WI.

Bitner, M.J. (1990). Evaluating Service Encounters: TheEffect of Physical Surroundings and EmployeeResponses. Journal of Marketing. 54, April: 69-82.

Buchari. Alma. (2007). Management Pemasaran danPemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung.

Bungin, Burhan. (2010). Metodologi Penelitian,Penerbit Prenada Media Group, edisi pertamacetakan kelima, Januari, ISBN 979-3465-82-4

Cateora Philip R, Graham John L. (2007). PemasaranInternasional, Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta,

Chang; H.H, Hsu, C and Chung, S.H. 2008. TheAntecendents

and Consequences of Brand Equity in Service Markets.Journal Asia Pasific Management Review, 13(3).

Churchill, G.A. Jr. 1979 “A Paradigm for DevelopingBetter Measure of Marketing Constructs”.Journalof Marketing Research, 16 February: 64 – 72.

Colgate, M., Stewart, K. and Kinsella, R. (1996).Customer Defection: A Study of The StudentMarket in Ireland. International Journal of BankMarketing. 14(3): 23-29.

Colgate, M. and Hedge, R. (2001). An Investigationinto The Switching Prosess in Retail BankingService. International Journal of Bank Marketing.19(5): 201-212.

Colgate, M. and Lang, B. (2001). Swicthing Barier inConsumer Markets: an Investigation of TheFinancial Service Industry. Journal of CunsomerMarketing. 18(4): 332-347.

Craven David W. Piercy Nigel F. (2006). StrategicMarketing, International Edition, Mc Graw-Hill,

Creswell, J.W. 2010. Research design: pendekatankualitatif, kuantitatif dan mixed, edisi ketiga,pustaka pelajar, Yogyakarta.

Duffy and Alice, A. (1998). “ Examining the role ofservice quality in overall service satisfaction”.Journal of managerial issues. Vol. X number.2hal. 240-255.

Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Toni Sitinjak. 2004.Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui RisetEkuitas dan Perilaku Merek. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.

Ferdinand, Augusty, 2005. Structural EquationModeling. BP Undip

Fornell, C. and Larcker, D.F. (1981). EvaluatingStructural Equation Models with UnobservableVariables and Measurement Error, Journal ofMarketing Research 18(1): 39–50.

Fornell, Olaes dan Wemerfelt, Birger. (1987). DefensiveMarketing Strategy.

Gaffar, Vanessa. (2007). CRM (Customer RelationshipManagement) dan MPR Hotel (Marketing publicRelations). Alfabeta. Bandung.

Gale, Bradley. (1994). Managing Customer Value, TheFree Press New York.

Griffin, Jill. (2002). Customer loyalty: How to Earn it,How to keep it. New and Revised Edition.McGraw-Hill: Kentucky.

Griffin, Monroe, Vanessa. (2007). Nilai pelanggan danBrand Equity . http://www.hendryza.wordpress.com/.

Hong, Y.H. 2009. “Effects of Two Types of ServiceQuality on Brand Equity in China: The ModeratingRoles of Satisfaction, Brand Associations, andBrand Loyalty”. Journal of Busines.Volume 15,Number 2. Kangwon National University SouthKorea. Seoul.

Page 25: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT20

Hossien, E. 2011. “Determinants of Brand Equity:Offering a Model to Chocolate Industry” WorldAcademy of Science, Engineering and Technology59.

Kapferer, J.N. 1992. Strategic Brand Managemen; NewApproaches to Measuring and Managing BrandEquity”, Kogan Page. London.

Keller, K. L. 2006. Branding and brand equity. In B.A. Weitz and R. Wensley (Eds), Handbook ofmarketing.Sage. London.

______2003. Strategic Brand Management: Building,Measuring, And Managing Brand Equity, SecondEdition, Pearson Prentice Hal. New Jersey.

______1998. “The effect of Brand NameSuggestiveness on Advertising Recall,” JournalofMarketing, vol.62, 48-57.

______1993. “Conseptualizing, Measuring andManaging Cus tomer-Based BrandEquality,”Journal of Marketing, (January), 1-22.

______1987. “Memory Factor in Advertising: TheEffect of Advertising Retrieval Cues on BrandEvaluations,” Journal of Customer Research, 14December, 316-333.

Kotler, Philip. Keller, Kevin Lane. (2007). PengantarBisnis Kontemporer; Buku 2, Edisi 11, Penerbit.Erlangga, Manajamen Pemasaran; jilid 2, Edisi 12,

Kotabe Masaaki, Helsen Kristiaan. (2004). GlobalMarketing Management, Third edition, WileyInternational Edition.

Kuncoro Mudrajad. (2003). Metode Riset untuk Bisnisdan Ekonomi, — , Erlangga, Jakarta – Indonesia.

Kotler Philip–Amstrong. (2003). ManajemenPemasaran,—,Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. (2006). MarketingManagement. 12th Edition. New Jersey : PearsonEducation.

Kotler, Philip and Hermawan kertajaya. (2010).Marketing 3.0. John Wiley. Singapore

Kotler,Philip dan Keller, Kevin Lane. (2009).Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2 edisi 13,Penerbit Erlangga dicetak PT. Gelora Aksarapratama. Original ISBN : 978-0-13-600998-6

Kotler, Philip ; Keller, Kevin Lane. (2007). ManajamenPemasaran: Pengantar Bisnis Kontemporer. Buku2, Edisi 11, Penerbit Erlangga.; jilid 2, Edisi 12,

Knapp, E.D. 2001. The Brand Mindset, Yogyakarta:Penerbit Andi. Menciptakan Kekuatan Merekdalam Era Teknologi, Salemba Empat. Jakarta.

Low, G.S dan Lamb, Ch.W. (2000). The measurementand dimensionality of brand association, Journalof Product and Brand Management, Vol. 9 No.6,pp.350-68.

Meenaghan, Tony. 1995. “The role of advertising inBrand Image Development”. Journal of productand brand management. Vol. 4, No.4.

Neal, William D. (1998). Satisfaction is Nice, but ValueDrives Loyalty, Journal of Marketing Research

Oliver, R.L. (1999). “Whence consumer loyalty”.Journal of Marketing 63 (Special Issue): 33–44.

Omar, M. and M.N.M. Ali. 2010. “Managing BrandEquity among Langkawi’s (SMEs) Independent

Hoteliers”. International Journal of MarketingStudies Vol. 2 May, No.1.p.147.

Parasuraman, A. V.A. Zeithaml & L.L. Berry. (1994).Servqual: Review, Critique Research Agenda,Journal of Marketing, page 111-124.

Parasuraman, A. Zeithaml, V. and Berry, L. (1988).Servqual: multiple-item scale for measuringconsumer perceptions of service quality, Journalof Retailing, Vol. 64 No. 1, pp. 12-40.

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brands, Teknikmengelola brand equity dan s trategipengembangan merek dan analisis kasus denganSPSS, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

______2002. The Power of Brand: Teknik MengelolaBrand Equity dan Strategi Perkembangan Merek.Gramedia. Jakarta.

Robert W Woodruff. (1997). Customer Value: The NextSource for Competitive Advantage, Journal ofthe Academy of Marketing Science, Volume 25N0.2, hal. 139-153, Spring.

Sitinjak, Tony, 2006, “Kinerja Citra, Sikap dan EkuitasMerek, Kepuasan dan Loyalitas Nasabah BankBUMN di Jakarta”, Jurnal Ekonomi Perusahaan,Vol.13.

Sitinjak, Tony, Tumpal.J.R.S. 2005. “Pengaruh CitraMerek dan Sikap Merek terhadap Ekuitas Merek”.Jurnal Ekonomi Perusahaan.Vol.12 No.2. pp166-180.

Shellyana J. Dan Basu S.D. (2002). PengaruhKetidakpuasan Pengguna, Karakteristik KategoriProduk, dan Kebutuhan Mencari Variasi terhadapKeputusan Perpindahan Merek, Jurnal Ekonomidan Bisnis Indonesia, Vol.17, 2002.

Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Bisnis, CetakanKetujuh, Alfabeta, Bandung – Indonesia.

Tjiptono Fandy. (2002). Manajemen Pemasaran,Penerbit Andi, Jogyakarta,

Tjiptono, Fandy. (2005). Brand Management &Strategy. Penerbit Andi. Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran. PenerbitAndi. Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Ed. IV.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Tu, Y. Wang, C. And Chang, H. 2012. “Corporate BrandImage and Customer Satisfaction on Loyalty: AnEmpirical Study of Starbucks Coffee in Taiwan”Journal of Social and Development Sciences Vol.3, No. 1, pp. 24-32, Jan (ISSN 2221-1152)Institute of Technology, Taiwan.

Zeithaml, V.A. Mary Jo Bitnet and Dwayne, D. Gremier.(2009). Service Marketing: Integrating customerfocus across the firm. McGraw-Hill. New York.

Zeithaml, V.A. Mary Jo Bitnet and Dwayne, D. Gremier.(2000). “Service quality, profitability and theeconomic worth of customer: what we know andwhat we need to learn”. Journal of the academyof marketing science. Vol.28, No.1, pp. 67-85.

Zeithaml, V.A. and Bitner, M.J. (1996). ServiceMarketing, The McGraw-Hill Companies, Inc.Singapore.

KORELASI SERVICE QUALITY DAN BRAND IMAGE TERHADAP BRAND EQUITYOleh : Aspizain Caniago

Page 26: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

21Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUKMEMPRODUKSI KOMPOS

Oleh : Munawir*

ABSTRACTIndonesia to the implementation of additional plantation development program and in particular on the

development of oil palm , area and production of CPO (Crude Palm Oil) is increasing.Indonesia to 2014 year(preliminary figures) there are 10.956.231 ha, 29.344.479 tons of CPO, derived from 127.355.037 tons of FFB (FreshFruit Branch), potentially acquired 29.291.657 tons EFB (Empty Fruit Branch) and 18.307.284 tons EFB compost.Benefits than to produce EFB compost can be for pulp, fibreboard and fuel. EFB compost nutrient content andbeneficial advantages both for fertilizer crops and prove soil structure. EFB is necessary to use the maximum potentialfor composting EFB and for the benefits.

PENDAHULUANKelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq )

merupakan salah satu tanaman perdagangan/komoditas di Indonesia yang mempunyai perananstrategis dalam perekonomian nasional dan telahbanyak diusahakan pihak swasta, pemerintah danpetani kecil.

Tanaman kelapa sawit masuk di Indonesiapertama kali di Pulau Jawa pada tahun 1848 danditanam di Kebun Raya Bogor (Botanic Gardensat Buitenzog) yang benihnya diterima dari HortusBotanicus di Amsterdam melalui Mr.D.T. Princes ofBourbon.

Kelapa sawit tersebut merupakan cikal bakalperkembangan kebun kelapa sawit di Indonesia dandi Kuala Selangor, Malaysia. Penanaman kelapa sawitsecara besar-besaran (perusahaan besar) barudimulai lebih dari setengah abad kemudian, tepatnyapada 1911 yang dimotori oleh M. Adrien Hallet yangberkebangsaan Belgia di Sungai Liliput (Aceh), PulauRaja (Asahan) dan Tanah Itam Ulu, oleh K. Schadtberkebangsaan Jeman. Benih kelapa sawit yangberkembang di Sumatera, awalnya dar iperkembangan pada periode tahun 1911-1912(Hartley, 1977 : 17).

Selanjutnya perkembangan kelapa sawit diIndonesia, d idukung oleh teknologi yangdikembangkan oleh lembaga riset perkebunan, yangdidirikan oleh perusahaan yang bergerak pada

komoditas kelapa sawit seperti AlgemeenProefstation der AVROS (APA) yang didirikan padatahun 1916 yang merupakan cikal bakal ResearchInst itu te o f Sumatera Planters Associa tion(RISPA) yang berdir i tahun 1957 dan PusatPenelitian Kelapa Sawit (PPKS) tahun 1981.

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia secarasignifikan berawal pada tahun 1977 dengan dimulainyaimplementasi program Nucleus Estate andSmallhoder (NES) atau Perkebunan Inti Rakyatyang mengikutser takan masyarakat denganmenggunakan pola kemitraan antara perusahaanperkebunan besar sebagai Inti (bapak angkat) danpetani sebagai Plasma (anak angkat) yang dikenaldengan pola Perusahaan In ti Rakyat (PIR)Perkebunan. Pembangunan perkebunan dengan PolaPIR terus ber lanjut dan berkembang dengandikeluarkannya INPRES Nomor 1 Tahun 1986 yangmengatur perkembangan perkebunan dengan PolaPerusahaan Inti Rakyat yang dikaitkan denganProgram Kredit Koperasi Premier Untuk Anggota(PIR – KKPA) dan juga yang khusus untuk KawasanTimur Indonesia (PIR KKPA – KTI).

Selain bantuan Pemerintah untuk perkebunanrakyat juga diberikan bantuan untuk PerkebunanBesar Swasta Nasional (PBSN) denganmenggunakan dana murah yang dikenal denganPBSN I dan PBSN II yang selain memberikankontribusi luas areal perkebunan yang cukup

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 27: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT22

signifikan tetapi juga memberikan dampak lain denganberinvestasi di bidang pengolahan dan pemasaran.

Perkembangan kelapa sawit di Indonesia padatahun 1984 tercatat seluas 512.021 ha, dengan jumlahproduksi sebesar 247.361 ton CPO. Sedangkan padatahun 2014 (angka sementara) tercatat luas arealsudah menjadi seluas 10.956.231 ha, dengan produksisebesar 5.868.896 ton CPO, yang meliputiperkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara(PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS), (DitjenPerkebunan, 2014 : 3).

Perkembangan luas areal, produksi danproduktivitas tidak lepas dari kebijakan Pemerintahtentang perbenihan dan teknologi perbenihan yangselama ini untuk memenuhi kebutuhan benih unggulkelapa sawit, yaitu :1. Impor benih kelapa sawit sejak tahun 1999 dari

Negara Papua New Guinea, Malaysia danCosta Rica.

2. Penyaluran benih kelapa sawit sejak tahun 1999dari produsen benih di dalam negeri (PusatPengembangan Kelapa Sawit / PPKS, PT.Sucofindo, PT. London Sumatera / Lonsum, PT.Bina Sawit Makmur / BSM, PT.Asian Agri, PT.Dami Mas, PT. Bina Tani Nusantara / BTN).

Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas,pengertian produksi diartikan sebagai suatu kegiatanatau proses yang mentransformasikan masukan/inputmenjadi keluaran/output (Assauri S, 1993 : 11). Didalam sistem produksi dan operasi, komponenmasukan bisa terdiri atas bahan, tenaga kerja, mesin,energi, modal dan informasi yang tidak dapat dipisah-pisahkan tetapi secara bersama-sama membentuksuatu sistem dalam pentransformasikan/ dalam proseskonversi untuk memperoleh keluaran berupa barangatau jasa (Assauri S, 1993 : 26).

Pada konteks tulisan ini maka inputnya berupatandan kosong sawit (TKS), mesin perajang(perajangan TKS), tenaga kerja untuk penumpukandan lainnya, limbah cair (disiramkan), mesin pembalik,energi sinar matahari untuk pengeringan kompos,modal dan informasi, kemudian dengan melalui prosestransformasi menjadi output berupa kompos (leafletPPKS)

Produksi juga diartikan sebagai suatu kegiatanyang dimaksudkan untuk merubah faktor produksi(input; berupa alam, tenaga kerja, modal, teknologi)menjadi hasil produksi (output), apakah itu hasilproduksi barang jadi atau bahan baku lainnya. Hasilakhir dari suatu proses produksi adalah produk atau

output produk untuk memenuhi kebutuhan manusia(Reksohadiprodjo dan Gito Sudarmo, 2000 : 20).

Pada konteks tulisan ini maka produksi atau hasilproduksi akhir (output) berupa kopmpos yangdihasilkan dengan merubah input berupa tandankosong sawit (TKS) disertai faktor produksi lainnyaantara lain berupa mesin-mesin, alam / energimatahari, tenaga kerja, modal dan informasi.

Sedangkan produktivitas dalam hal ini adalahproduksi per satuan luas tertentu, disini digunakanton/ha (data dalam bentuk hasil CPO) dan pengertianproduktivitas tersebut merupakan prestasi hasil yangdiperoleh dari per satuan luas (ton CPO/ha) atauproduktivitas ini sangat mempengaruhi terhadap totalatau jumlah produksi kelapa sawit yang dihasilkan.

Tandan kosong sawit (TKS) adalah tandan buahkelapa sawit yang brondolan buah sawit-nya telahdiambil / diproses / diolah di pabrik kelapa sawit(PKS) untuk menjadi minyak sawit mentah atau CPO(Crude Palm Oil) dan tandan buah kelapa sawittersebut menjadi tanpa brondolan buah sawit ataudisebut tandan kosong kelapa sawit / tandan kosongsawit (TKS).

Data produksi yang tersedia dalam bentuk tonCPO, maka diubah / dikonversi kembali kebelakangke ton tandan buah segar (TBS), dimana konversinyabahwa 1 ton TBS akan menjadi 230 kg CPO(rendemen 23%), kemudian dari 1 ton TBS akanmenjadi 230 kg tandan kosong sawit / TKS ataurendemen 23% ( Yulianto Giri Bagus, dkk, 2011 a :11).

Pada pendapat lainnya, 1 ton TBS rendemen untukmenjadi CPO sebesar 23%, 1 ton TBS rendemenuntuk menjadi TKS sebesar 22% - 23%, 1 ton TKSrendemen untuk menjadi kompos TKS sebesar 60%- 65% (isrol.com, 2008 : 5).

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dibangunkapasitas olahnya diperhitungkan dengan melihatjumlah produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapasawit yang dihasilkan (diperhitungkan jumlah luasareal dikalikan produktivitas kelapa sawit TBS/ha).Misal kapasitas PKS suatu perusahaan sebesar 20ton TBS/jam, 30 ton TBS/jam, dst, yang berartikemampuan PKS dalam mengolah TBS sebesar 20ton TBS/jam, 30 ton TBS/jam, dan seterusnya denganmemperhitungkan pasokan TBS yang siap diolahsetiap jam-nya sampai di emplasemen.

Dengan memperhatikan dan memperhitungkanproduksi TBS kelapa sawit yang dihasilkan dari arealkelapa sawit yang ada dari hal-hal yang disebutkan

POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOSOleh : Munawir

Page 28: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

23Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

di atas, maka dapat ditentukan berapa kapasitas PKSyang harus dibangun. Dengan rendemen yang terjadidari TBS yang diolah menjadi CPO, maka dapatdiperhitungkan berapa ton TBS yang diolah untukmenjadi berapa ton CPO yang dihasilkan. Umumnyarendemen yang terjadi sekitar 23% dan data yangdisajikan sudah dalam bentuk hasil dari kapasitas yangada dalam jumlah ton CPO per tahun yang dihasilkan,yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksiTKS dan kompos TKS.

Hal-hal tersebut sejalan dengan pengertiankapasitas adalah suatu ukuran kemampuan produktifsuatu fasilitas per unit waktu dan design capacity yaitutingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrikdirancang (Handoko Hani T, 1984 : 299, 300).

Pertumbuhan areal kelapa sawit sangatdipengaruhi antara lain oleh harga CPO (Crude PalmOil), harga input, konsumsi, ekspor dan kebijakanPemerintah.

Pertumbuhan produktivitas kelapa sawit sangatdipengaruhi antara lain oleh agroklimat (antara lainkesesuaian lahan, iklim termasuk curah hujan, harihujan, jumlah bulan kering, jumlah bulan basah,kelembaban), teknologi, SDA (Sumber Daya Alam),SDM (Sumber Daya Manusia), infrasruktur danpemeliharaan tanaman.

Pertumbuhan produksi kelapa sawit dipengaruhiantara lain oleh areal dan produktivitas kelapa sawitdan selanjutnya produksi kelapa sawit tersebutmempengaruhi pertumbuhan kapasitas olah pabbrikkelapa sawit (PKS). Kemudian pada tingkat yanglebih lanjut akan mempengaruhi pertumbuhan industrihilirnya dan juga tentunya terhadap produksi TKSdan kompos TKS.

Produksi TKS dan kompos TKS sampai seberapajauh potensinya dan penyebarannya di tiap propinsidi Indonesia merupakan hal yang menarik untukdilakukan penelitian.

METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan yaitu dengan

pendekatan deskriptif analitis dengan tujuan untukmembuat deskripsi, gambaran atau lukisan secarasistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yangdiselidiki. Dalam hal ini dilakukan dengan melalui studireferency / literature / pustaka (Nazir Moh, 1983).

Data yang digunakan berupa data sekunder yangbersumber dari Direktorat Jenderal Perkebunan,Departemen Pertanian, dari instansi terkait seperti

dari PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Medan,pustaka dan sumber-sumber lain yang terkait sepertidari internet dan yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASANSejak dikeluarkannya berbagai macam program

pengembangan perkebunan dan khususnya padakelapa sawit antara lain melalui program / proyekNES (Nucleus Estate and Smallholder DevelopmentProject) dengan bantuan dana dari luar negeri, program/ proyek PIR - BUN (Perusahaan Inti Rakyat -Perkebunan), PIR – TRANS (Perusahaan IntiRakyat – Transmigrasi), PIR – KKPA ( PerusahaanInti Rakyat – Kredit Koperasi Primer UntukAnggota), KKPA – KTI (KKPA yang dikhususkanuntuk Kawasan Timur Indonesia, Program PBSN I(Perkebunan Besar Swasta Nasional Tahap I) danProgram PBSN II (Perkebunan Besar SwastaNasional Tahap II) telah mengalami peningkatan yangpesat dalam hal mengenai luas areal, produksi,produktivitas, jumlah dan kapasitas pabrik kelapasawit (PKS).

Tabel 1 : Luas Areal dan Produksi Kelapa SawitTahun 2000 - 2014

Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, 2015

Dengan dikeluarkan berbagai macam program,maka luas areal tanaman kelapa sawit di Indonesiamengalami peningkatan sejak sebelum tahun 2000 danpada tahun 2000 sampai dengan tahun 2014 yaitusebesar 4.158.077 ha (tahun 2000) meningkat menjadi10.956.231 ha (tahun 2014 / angka sementara).

Sejalan dengan hal tersebut, produksinya jugasemakin meningkat yaitu sebesar 7.000.508 ton CPO(tahun 2000) meningkat menjadi 29.344.479 ton CPO(tahun 2014 / angka sementara). Berdasarkanpenjelasan-penjelasan diatas, besaran produksi CPO

No. Tahun Luas Area (Ha) Produksi CPO (ton) 1. 2000 4.158.077 7.000.508 2. 2001 4.713.435 8.396.472 3. 2002 5.067.058 9.622.345 4. 2003 5.283.557 10.440.853 5. 2004 5.284.723 10.830.389 6. 2005 5.453.817 11.861.615 7. 2006 6.94/914 17.350.848 8. 2007 6.766.836 17.664.725 9. 2008 7.363.847 17.539.788 10. 2009 7.873.294 19.324.293 11. 2010 8.385.394 21.958.120 12. 2011 8.992.824 23.096.541 13. 2012 9.572.715 26.015.518 14. 2013 10.465.029 27.782.004 15. 2014*) 10.956.231 29.344.479

*) Angka Sementara (dari sumber data).

POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOSOleh : Munawir

Page 29: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT24

dikonversi balik ke tonase TBS (tandan buah segar)atau dikalikan 4,34 (rendemen TBS ke CPO sebesar23%). Selanjutnya dari 1 ton TBS menjadi TandanKosong Sawit (TKS) dihitung rendemen sebesar23%. Berikutnya dari 1 ton TKS menjadi KomposTKS rendemen sebesar 60% - 65% (dihitung rata-rata = 62,5%).

Bentuk pengusahaan kelapa sawit terdiri atasperkebunan rakyat (PR), perkebunan besar negara(PBN), perkebunan besar swasta nasional (PBSN)dan perkebunan besar swasta asing (PBSA)

Penyebaran areal, produksi CPO, TBS, potensiTKS dan kompos TKS, perkebunan rakyat (PR)diperhitungkan sebagai berikut :Tabel 2 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,

Potensi TKS dan Kompos TKS, PerkebunanRakyat (PR), Per Propinsi, Tahun 2014 *)

Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015

Areal kelapa sawit perkebunan rakyat (PR)tersebar di 23 propinsi dengan jumlah areal seluas4.551.854 ha, produksi CPO sebesar 10.683.286 ton,

No. Propinsi Luas Areal (ha)

Produksi CPO (ton)

Konversi Jumlah

TBS (ton)

Potensi TKS (ton)

Potenssi Kompos

TKS (ton) 1 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,62

5) 1. Aceh 207.155 369.131 1.602.028 368.466 230.291 2. Sumut 411.344 1.264.942 5.489.848 1.262.665 789.165 3. Sumbar 195.874 455.129 1.975.259 454.309 283.943 4. Riau 1.408.660 3.940.250 17.100.685 3.933.157 2.458.223 5. Kepri 1.332 1.210 5.251 1.207 754 6. Jambi 425.564 1.028.008 4.461.554 1.026.157 641.348 7. Sumsel 554.687 1.213.457 5.266.403 1.211.272 757.045 8. Kep.Babel 61.772 101.165 439.056 100.982 63.114 9. Bengkulu 203.050 497.538 2.159.314 496.642 310.401 10. Lampung 90.461 183.682 797.179 183.351 114.594 11. DKI

Jakarta - - - - -

12. Jabar 257 163 707 162 101 13. Banten 8.093 10.815 46.937 10.795 6.747 14. Jateng - - - - - 15. DIY - - - - - 16. Jatim - - - - - 17. Bali - - - - - 18. NTB - - - - - 19. NTT - - - - - 20. Kalbar 329.092 509.612 2.211.716 508.694 317.934 21. Kalteng 136.947 245.413 1.065.092 244.971 153.107 22. Kalsel 72.570 147.685 640.952 147.419 92.136 23. Kaltim 240.614 354.187 1.537.171 353.549 220.968 24. Kalut - - - - - 25. Sulut - - - - - 26. Gorontalo - - - - - 27. Sulteng 70.727 129.209 560.767 128.976 80.610 28. Sulsel 28.642 35.031 152.034 34.967 21.854 29. Sulbar 53.132 135.031 586.034 134.787 84.242 30. Sultra 6.400 447 1.939 446 278 31. Maluku 19.192 15.730 68.268 15.701 9.813 32. Malut - - - - - 33. Papua 14.884 8.666 37.610 8.650 5.406 34. Papua

Barat 11.406 36.705 159.299 36.638 22.899

J u m l a h 4.551.854 10.683.286 46.365.461 10.664.056 6.665.035 *) Angka Sementara (dari sumber data).

yang berasal dari TBS sebesar 46.365.461 ton,potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar10.664.056 ton dan potensi kompos TKS sebesar6.665.035 ton.

Adapun penyebaran areal, produksi CPO, TBS,potensi TKS dan kompos TKS, perkebunan besarnegara (PBN) diperhitungkan sebagai berikut :Tabel 3 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,

Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan BesarNegara (PBN), Per Propinsi, Tahun 2014 *)

Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015

Areal kelapa sawit perkebunan besar negara(PBN) tersebar di 19 propinsi dengan jumlah arealseluas 23.365 ha, produksi CPO sebesar 2.156.294ton, yang berasal dari TBS sebesar 9.358.315 ton,potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar2.152.412 ton dan potensi kompos TKS sebesar1.345.257 ton.

Sedangkan penyebaran areal, produksi CPO,TBS, potensi TKS dan kompos TKS, perkebunanbesar swasta nasional (PBSN) diperhitungkansebagai berikut :

No. Propinsi Luas Areal (ha)

Produksi CPO (ton)

Konversi Jumlah

TBS (ton)

Potensi TKS (ton)

Potenssi Kompos

TKS (ton) 1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625) 1. Aceh 40.298 61.703 267.791 61.591 38.494 2. Sumut 324.111 1.080.517 4.689.443 1.078.572 674.107 3. Sumbar 8.409 26.549 115.222 26.501 16.563 4. Riau 86.027 233.308 1.012.556 232.888 145.555 5. Kepri - - - - - 6. Jambi 26.919 86.062 373.509 85.907 53.691 7. Sumsel 55.221 138.414 600.716 138.164 86.353 8. Kep.Babel - - - - - 9. Bengkulu 4.510 13.825 60.000 13.800 8.625 10. Lampung 19.034 65.406 283.862 65.288 40.805 11. DKI

Jakarta - - - - -

12. Jabar 10.515 28.225 122.496 28.174 17.608 13. Banten 10.120 16.255 70.546 16.225 10.141 14. Jateng - - - - - 15. DIY - - - - - 16. Jatim - - - - - 17. Bali - - - - - 18. NTB - - - - - 19. NTT - - - - - 20. Kalbar 58.744 132.433 574.759 132.194 82.621 21. Kalteng 720 390 1.692 389 243 22. Kalsel 17.362 52.333 227.125 52.238 32.649 23. Kaltim 59.375 169.281 734.679 168.976 105.610 24. Kalut - - - - - 25. Sulut - - - - - 26. Gorontalo - - - - - 27. Sulteng 1.165 1.553 6.879 1.582 988 28. Sulsel 6.531 11.230 48.738 11.209 7.006 29. Sulbar - - - - - 30. Sultra 3.924 5.767 25.028 5.756 3.597 31. Maluku - - - - - 32. Malut - - - - - 33. Papua 12.419 25.525 110.778 25.479 15.924 34. Papua

Barat 2.886 7.518 32.628 7.504 4.690

J u m l a h 23.365 2.156.294 9.358.315 2.152.412 1.345.257 *) Angka Sementara (dari sumber data).

POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOSOleh : Munawir

Page 30: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

25Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Tabel 4 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan Besar

Swasta Nasional (PBSN), Per Propinsi,Tahun 2014 *)

Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015

Areal kelapa sawit perkebunan besar swastanasional (PBSN) tersebar di 23 propinsi denganjumlah areal seluas 5.487.842 ha, produksi CPOsebesar 15.860.613 ton, yang berasal dari TBSsebesar 68.835.060 ton, potensi TKS (Tandan KosongSawit) sebesar 15.832.063 ton dan potensi komposTKS sebesar 9.895.039 ton.

Sedangkan penyebaran areal, produksi CPO,TBS, potensi TKS dan kompos TKS, perkebunanbesar swasta asing (PBSA) diperhitungkan sebagaiberikut:Tabel 5 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,

Potensi TKS dan Kompos, Perkebunan BesarSwasta Asing (PBSA), Per Propinsi, Tahun 2014*)

Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2015

No. Propinsi Luas Areal (ha)

Produksi CPO (ton)

Konversi Jumlah

TBS (ton)

Potensi TKS (ton)

Potenssi Kompos

TKS (ton) 1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625) 1. Aceh 144.042 337.550 1.464.967 336.942 210.589 2. Sumut 511.192 1.849.213 8.025.584 1.845.884 1.153.677 3. Sumbar 177.471 601.145 2.608.969 600.062 375.039 4. Riau 802.162 2.864.078 12.430.098 2.858.922 1.786.826 5. Kepri 18.698 37.729 163.743 37.661 23.538 6. Jambi 236.327 743.190 3.225.444 741.852 463.657 7. Sumsel 501.142 1.501.117 6.514.847 1.498.414 936.509 8. Kep.Babel 149.465 437.559 1.899.006 436.771 272.982 9. Bengkulu 96.779 322.047 1.397.683 321.467 200.917 10. Lampung 55.756 198.890 863.182 198.531 124.082 11. DKI

Jakarta - - - - -

12. Jabar 3.305 5.130 22.264 5.120 3.200 13. Banten 2.645 1.083 4.700 1.081 675 14. Jateng - - - - - 15. DIY - - - - - 16. Jatim - - - - - 17. Bali - - - - - 18. NTB - - - - - 19. NTT - - - - - 20. Kalbar 571.390 1.256.826 5.454.624 1.254.563 784.102 21. Kalteng 1.018.986 3.066.605 13.309.065 3.061.085 1.913.178 22. Kalsel 409.941 1.116.206 4.844.334 1.114.196 696.373 23. Kaltim 556.102 1.076.427 4.671.693 1.074.489 671.555 24. Kalut - - - - - 25. Sulut - - - - - 26. Gorontalo - - - - - 27. Sulteng 75.885 128.599 558.119 128.367 80.229 28. Sulsel 2.651 6.265 27.190 6.253 3.908 29. Sulbar 47.869 165.365 717.684 165.067 103.167 30. Sultra 37.347 69.034 299.607 68.909 43.068 31. Maluku 16.438 - - - - 32. Malut - - - - - 33. Papua 25.683 63.895 277.304 63.779 39.862 34. Papua

Barat 26.586 12.660 54.944 12.637 7.898

J u m l a h 5.487.842 15.860.613 68.835.060 15.832.063 9.895.039 *) Angka Sementara (dari sumber data).

Areal kelapa sawit perkebunan besar swastaasing (PBSA) hanya tersebar di 2 propinsi yaitu diAceh dan Sumatera Utara, dengan jumlah arealseluas 168.263 ha, produksi CPO sebesar 644.286ton, yang berasal dari TBS sebesar 2.796.201 ton,potensi TKS (Tandan Kosong Sawit) sebesar 643.126ton dan potensi kompos TKS sebesar 401.953 ton.

Rekapitulasi areal, produksi CPO, TBS, potensiTKS dan potensi kompos TKS dari perkebunanrakyat (PR), perbunan besar negara (PBN),perkebunan besar swasta nasional (PBSN) danperkebunan swasta asing (PBSA) sebagai berikut :Tabel 6 : Penyebaran Areal, Produksi CPO, TBS,Potensi TKS dan Kompos, pada PR, PBN, PBSN

dan PBSA, Tahun 2014 *)

Sumber : Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian, diolah, 2105

Pada total areal perkebunan tersebut, shareperkebunan rakyat (PR) sebesar 41,54%, PBNsebesar 6,83%, PBSN sebesar 50,08% dan PBSAsebesar 1,55%. Produksi CPO, share perkebunanrakayat (PR) sebesar 36,41%, PBN sebesar 7.35%,PBSN sebesar 54,05% dan PBSA sebesar 2,19%.Produksi CPO berasal dari TBS (Tandan BuahSegar), share TBS perkebunan rakayat (PR) sebesar36,41%, PBN sebesar 7,34%, PBSN sebesar 54,05%dan PBSA sebesar 2,2%. Potensi tandan kosongsawit (TKS), share perkebunan rakyat (PR) sebesar36,41%, PBN sebesar 7,35%, PBSN sebesar 54,05%dan PBSA sebesar 2,19%. Potensi kompos tandankosong sawit (TKS), share perkebunan rakyat (PR)sebesar 36,41%, PBN sebesar 7,35%, PBSNsebesar 54,05% dan PBSA sebesar 2,19%.

Jumlah keseluruhan areal diperkirakan sebanyak10.956.231 ha, produksi CPO sebesar 29.344.479 ton,yang diproduksi dari tandan buah segar (TBS)sebanyak 127.355.037 ton, potensi tandan kosongsawit (TKS) sebanyak 29.291.657 ton dan kompostandan kosong sawit (TKS) sebanyak 18.307.284 ton.Bila diasumsikan harga kompos TKS sebesarRp.1.000,- / kg maka mempunyai nilai ekonomisekitar sebesar Rp. 18.307.284.000.000,-

No. Propinsi Luas Areal (ha)

Produksi CPO (ton)

Konversi Jumlah

TBS (ton)

Potensi TKS (ton)

Potenssi Kompos

TKS (ton) 1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625) 1. Aceh 22.378 85.470 370.939 85.316 53.322 2. Sumut 145.885 558.815 2.425.257 557.809 348.630 J u m l a h 168.263 644.286 2.796.201 643.126 401.953

*) Angka Sementara (dari sumber data). **) Propinsi lainnya tidak terdapat PBSA.

No. Jenis Usaha

Luas Areal (ha)

Produksi CPO (ton)

Konversi Jumlah TBS

(ton)

Potensi TKS (ton)

Potenssi Kompos

TKS (ton) 1. 2 3 4 5=4x(4,34) 6=5x(0,23) 7=6x(0,625) 1. PR 4.551.854 10.683.286 46.365.461 10.664.056 6.665..035 2. PBN 748.272 2.156.294 9.358.315 2.152.412 1.345.257 3. PBSN 5.487.842 15.860.613 68.835.060 15.832.063 9.895.039 4. PBSA 168.263 644.286 2.796.201 643.126 401.953 Jumlah 10.956.231 29.344.479 127.355.037 29.291.657 18.307.284

*) Angka Sementara (dari sumber data).

POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOSOleh : Munawir

Page 31: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT26

Produksi kompos dari TKS, proses pembuatannyayaitu tandan kosong sawit (TKS) disiapkan, dilakukanperajangan TKS dengan mesin perajang, dilakukanpembuatan tumpukan, dilakukan penyiraman komposdengan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS),dilakukan pembalikan kompos dengan mesinpembalik, kemudian dilakukan pengeringan kompos(Yulianto Giri Bagus, dkk, 2011 b : 26).

Kandungan nutrisi kompos TKs yaitu air 54,39%,ash 12,60%, N 2,34%, C 35,10%, P 0,31%, K 5,53%,Ca 1,46%, Mg 0,96%, C/N 15,03%, (Yulianto GiriBagus, dkk, 2011 c : 27). Sedangkan keunggulankompos TKS untuk pemupukan tanaman yaitukandungan kalium tinggi, tanpa penambahan starterdan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang adadi dalam tanah, mampu memperbaiki sifat fisik, kimiadan biologi tanah (leaflet PPKS). Kegunaan tandankosong sawit (TKS) selain untuk memproduksi /membuat kompos TKS, juga dapat untuk membuatpulp, fibreboard dan bahan bakar ( Yulianto Giri Bagus,dkk, 2011 d : 11).

Tandan Kosong Sawit (TKS) yang merupakanlimbah kelapa sawit dapat diproses / diproduksimenjadi kompos TKS mempunyai manfaat yaitu dariaspek ekologi (lingkungan menjadi lebih bersih,bermanfaat, bila dipupukkan struktur tanah menjadilebih baik, dll.), aspek sosial (masyarakat sekitarmenjadi lebih sehat, sejahtera, dll.) dan aspek ekonomi(kompos mempunyai nilai ekonomi, dapat menghematbiaya produksi, dapat diperoleh keuntungan yang lebihbesar, dll.).

KESIMPULAN1. Dengan dilakukannya berbagai program

pengembangan perkebunan dan khususnyapada kelapa sawit maka perkembangan luasareal menjadi semakin luas dan produksi CPOmenjadi semakin besar.

2. Sejalan dengan itu potensi tandan kosong sawit(TKS) juga semakin besar dapat diperoleh, yangbelum dimanfaatkan secara maksimal, yangdiperkirakan terdapat sebanyak sekitar29.291.657 ton.

3. Tandan kosong sawit (TKS) tersebut dapatdimanfaatkan untuk memproduksi / membuatkompos tandan sawit kosong (TKS), yangdiperkirakan terdapat sebanyak sekitar18.307.284 ton. Bila diasumsikan harga komposTKS Rp.1.000,- maka nilai ekonomi cukup /sangat tinggi.

4. Manfaat kegunaan lainnya tandan kosong sawit(TKS) selain untuk produksi kompos TKS, dapatjuga untuk produksi pulp, fibreboard dan bahanbakar. Selain itu manfaatnya dapat dilihat dariaspek ekologi, aspek sosial dan aspek ekonomi.

5. Kompos TKS mempunyai kandungan nutrisi dankeunggulan, yang bermanfaat baik untukpemupukan tanaman dan memperbaiki strukturtanah.

6. Perlu dilakukan pemanfaatan potensi tandankosong sawit (TKS) yang ada menjadi kompostandan kosong sawit (TKS) dan untuk manfaatlainnya.

DAFTAR PUSTAKAAssauri S, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi,

Edisi Revisi, LP FE UI, Jakarta.Anonim, 2010, Data Kelapa Sawit, Komisi Minyak

Sawit Indonesia (KMSI), Jakarta.Anonim, 2010, Produksi Kompos dari Tandan Kosong

Sawit, Leaflet, Pusat Penelitian Kelapa Sawit(PPKS), Medan.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007, Road MapKelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq ) ,Direktorat Jenderal Perkebunan, DepartemenPertanian, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007, PedomanUmum Program Revitalisasi Perkebunan(Kelapa Sawit, Karet, Kakao), DirektoratJenderal Perkebunan, Dep Pertanian, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014, StatistikPerkebunan Indonesia, Tree Crops EstateStatistic of Indonesia 2013-2015 - KelapaSawit, Direktorat Jenderal Perkebunan,Kementerian Pertanian, Jakarta.

Hartley, C.W.S , 1977, The Oil Palm (Elaeisguinensis Jacq), 2nd Edition, Longman GroupLimited, London and New York.

Handoko Hani T, 1984, Dasar-dasar ManajemenProduksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta.

isrol.com/.../, 2008, Cara mudah mengomposkanTandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).

Nazir, Moh, 1983, Metode Penelitian, GhaliaIndonesia, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S dan Gitosudarmo, 2000,manajemen Produksi, Edisi Keempat, BPFE,Yogyakarta.

Yulianto Giri bagus dan Erwinsyah, 2011, PlantationManagemen and Utilization of EFBs, IndonesianOil Palm Research Institute (IOPRI), Medan.

POTENSI TANDAN KOSONG SAWIT UNTUK MEMPRODUKSI KOMPOSOleh : Munawir

Page 32: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

27Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)

Oleh : Djamarel Hermanto*

ABSTRACTMaximum Economic Yield of Small Pelagic Fisheries in WPPNRI 711

This research aims to calculate small pelagic optimum exploitation in economic term based on the sustainableuse of fisheries. The research conducted in Regional Fisheries Management Republic of Indonesia (WPPNRI) 711 isrich small pelagic and is a fertile area activities of legal and illegal fishing, using primary data and secondary data.Primary data were collected from interviews with local fishermen and marine superintendent using interview technique.While secondary data obtained from the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (MMAF) Republic of Indonesia,the Indonesian Fleet Command Office of the Western Region and the Office of Maritime Security Agency of Indonesia.Data series of 2005 to 2015 were also analyzed. Bioeconomic analysis using a model for the analysis of GordonSchaefer and economic benefits using surplus production model developed by Fox in this study. Optimum economicexploitation of small pelagic fishery management in WPPNRI 711 is 4759 fishing ships effort, 15,318.92 tons per yearproductions and IDR 264,028.60 billion economic rent per year. Exploitation rate carried out by fishermen eitherviewed from the business as well as the catch landed indicates the condition is still below the optimum level so thatthey can be developed with due regard to the principles of prudence in fisheries economic management of the SmallPelagic.

Keywords: Maximum Economic Yield, WPPNRI 711, Small Pelagic

PENDAHULUANIndonesia sebagai negara kepulauan terbesar di

dunia yang memiliki jumlah pulau mencapai 17.499pulau. Data mengenai Wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan publikasi resmi yangdikeluarkan Dishidros (2012) dengan luas perairanIndonesia 3,25 juta km2 yang terdiri dari luas lautteritorial 0,30 juta km2 dan luas laut kepulauan 2,95juta km2. Luas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)Indonesia 2,55 juta km2. Panjang garis pantai yangtercatat sebagai bagian wilayah Indonesia mencapai81.791 km. Dari data tersebut terkandung potensikekayaan laut Indonesia yang amat besar dan dapatdimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiamempunyai potensi hasil laut dan perikanan yangdiperkirakan mencapai tiga ribu trilyun rupiah.Apabila dikelola dengan optimal akan menjadipenunjang utama ekonomi, kemudian diikuti olehsektor pertanian, energi dan sumberdaya mineralserta jasa lainnya. Mengingat besarnya potensikelautan yang dimiliki Indonesia, menurutKusumastanto (2003) untuk menjadikan kelautan

sebagai leading sector dalam pembangunan makapendekatan kebijakan yang d ilakukan harusmempertimbangkan keterkaitan antar sektor ekonomidalam lingkup b idang kelautan . Dalam halperencanaan pembangunan serta implementasinya,Kusumastanto lebih lanjut menjelaskan bahwapentingnya peran koordinasi antar institusi pemerintahyang membidangi kelautan oleh kementeriankoordinator b idang kemaritiman, agar dapatmempercepat peningkatan peran sumberdayakelautan dalam memperkokoh perekonomian nasionaldalam era yang sangat kompetitif.

Adrianto (2005), perikanan memiliki perananpenting dalam penyediaan bahan pangan, kesempatankerja, rekreasi, perdagangan dan kesejahteraanekonomi, tidak hanya bagi masyarakat di sekitarlingkungan sumberdaya, tetapi juga meliputi suatukawasan atau komunitas tertentu. Karena itusumberdaya perikanan membutuhkan pengelolaanyang berorientasi pada kepentingan jangka panjang(sustainable). Tidak hanya bagi generasi saat ininamun juga generasi masa depan.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 33: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT28

Oleh karenanya pengelolaan kelautan harus dapatmemberikan jaminan bahwa generasi mendatang akanmendapatkan hasil manfaat dari laut seperti hasilperikanan, untuk kasus ini perikanan tangkap pelagiskecil.

Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup padalapisan permukaan perairan sampai tengah (midlayer). Ikan pelagis umumnya hidup secarabergerombol baik dengan kelompok maupun denganjenis ikan lain. Ikan pelagis bersifat fototaxis positifdan tertarik pada benda-benda terapung. Bentuktubuh ikan menyerutu (stream line) dan merupakanperenang cepat (Mukhsin 2003). Berdasarkanukurannya Direktorat Jenderal Perikanan (1998) inBakosurtanal (1998) mengelompokkan ikan pelagismenjadi dua kelompok yaitu:1. Pelagis Besar: mempunyai ukuran 100-250 cm

(ukuran dewasa), umumnya ikan pelagis besaradalah ikan peruaya dan perenang cepat.Contoh dari kelompok ini antara lain ikan tuna(Thunnus spp.), cakalang (Katsuwonuspelamis), tenggiri (Scomberomorus spp.), dantongkol (Euthynnus spp.).

2. Pelagis Kecil: mempunyai ukuran 5-50 cm(ukuran dewasa), didominasi oleh 6 kelompokbesar yaitu, ikan kembung (Rastrelliger sp),layang (Decapterus sp), selar (Selaroides spdan Atale sp) dan teri (Stolephorus sp) Ikanpelagis kecil adalah ikan yang hidup dilapisanpermukaan, sampai kedalaman 30-60 m,tergantung kedalaman laut. Bila hidup diperairan yang secara berkala mengalami upwelling (pengadukan) ikan pelagis kecil dapatmembentuk biomassa yang besar (Mukhsin2003).

Di Indonesia, ikan pelagis kecil merupakan salahsatu sumberdaya perikanan yang paling melimpah danbanyak ditangkap untuk dijadikan konsumsimasyarakat Indonesia dari berbagai kalangan biladibandingkan dengan jenis pelagis lainnya. Kondisiini pula yang mendorong maraknya kegiatanpenangkapan ilegal guna mencukupi kebutuhan akankonsumsi ikan pelagis kecil di tanah air maupun diluar negeri.

Penangkapan ilegal dapat diartikan sebagaikegiatan perikanan yang melanggar hukum yangmeliputi:1. Penangkapan ikan tanpa izin2. Penangkapan ikan dengan mengunakan izin

palsu

3. Penangkapan Ikan dengan menggunakan alattangkap terlarangPenyebab penangkapan ilegal di perairanIndonesia adalah:

1. Meningkat dan tingginya permintaan ikan daridalam negeri/ luar negeri

2. Berkurang/ habisnya sumberdaya ikan di negaralain

3. Lemahnya armada perikanan nasional4. Izin/ dokumen pendukung kapal dikeluarkan lebih

dari satu instansi5. Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum

di laut6. Lemahnya delik tuntutan dan putusan pengadilan7. Belum ada visi yang sama dari para aparat

penegak hukum8. Lemahnya peraturan perundangan dan

ketentuan pidanaIndonesia membagi perairannya menjadi sebelas

wilayah pengelolaan perikanan (WPPNRI), salahsatunya adalah WPPNRI 711 yang menjadi lokasiobyek penelitian penulis. Perairan ini secara geografismemiliki nilai arti strategis karena terletak di wilayahperbatasan dengan Malaysia, Singapura, Thailand,Filipina dan Vietnam. Kondisi ini menarik banyaknyanelayan-nelayan asing yang masuk ke perairanIndonesia untuk memanfaatkan secara ekonomisumberdaya perikanan tangkap yang terdapat diperairan ini. WPPNRI 711 meliputi Perairan SelatKarimata, Laut Cina Selatan dan Laut Natuna jugamempunyai batas-batas langsung dengan negaratetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand danVietnam.

Komoditas perikanan tangkap di WPPNRI 711dari sumber: Kepmen KP RI No.Kep.45/MEN/2011tentang Estimasi Potensi Perikanan Tangkap, memilikikontribusi besar untuk produksi ikan pelagis kecilsebesar 58,69% (621,5 ribu ton).

DESCRIPTION OF THE STUDY METHODSMetode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian iniadalah metode studi kasus (case study) yaitupengelolaan ekonomi perikanan, dan menurutMaxfield dalam Nazir (2009) merupakan penelitiantentang status subjek penelitian yang berkenandengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahanpersonalitas. Subjek penelitian dapat berupa individu,kelompok, lembaga, maupun masyarakat.

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 34: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

29Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Tujuan studi kasus adalah untuk memberikangambaran secara mendetail latar belakang, sifat-sifatserta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupunstatus dari individu, yang kemudian dari sifat-sifatkhas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifatumum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatugeneralisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dariindividu, kelompok, lembaga, dan sebagainya.Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studidapat mencakup segmen atau bagian tertentu ataumencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu,kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekananterhadap faktor-faktor kasus tertentu, atau meliputikeseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena(Nazir, 2009).

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalampenelitian ekonomi perikanan tangkap adalahmerumuskan masalah, penggunaan statistik dalammenganalisis data serta cara-cara perumusangeneralisasi dan kesimpulan.

Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan di WPPNRI 711, meliputi

wilayah stasiun pengawas KKP Pontianak, wilayahpangkalan TNI AL di Pontianak, Jakarta danTanjungpinang. Alasan pertimbangan pemilihan lokasiadalah perairan di wilayah ini memiliki potensi ikanpaling tinggi sebagai fishing ground penangkapanlegal juga sekaligus wilayah rawan penangkapanilegal. Perairan ini, juga menjadi titik pertemuan antaraarus hangat dan arus dingin yang membuatnyamenarik bagi berbagai jenis ikan.

Penelitian berlangsung selama empat bulandimulai dari bulan Agustus 2016 sampai dengan bulanNopember 2016 meliputi tahap persiapan,pengumpulan data baik data primer maupun datasekunder. Tahapan setelah pengumpulan data adalahpengolahan data, penyusunan model dan verifikasimodel.

Model Teori Pendekatan yang DigunakanModel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model surp lus produksi yang merupakanpengembangan model biologi yang sebelumnya sudahdikembangkan oleh Schaefer (1954). Bentuk umummodel biologi Schaefer ini adalah:

dimana:x = stock ikan atau fish stockr = laju pertumbuhan instrinsik atau intrinsic

growth rateK = daya dukung lingkungan atau carrying

capacityh = hasil tangkapan atau harvest

Model dasar tersebut merupakan fungsi produksiperikanan dengan mengasumsikan bahwa produksiper unit upaya atau catch per unit effort bersifatproporsional terhadap tingkat stok (biomas). Sehinggafungsi produksi perikanan bisa dituliskan (Fauzi, 2010)sebagai berikut :

dimana:q = koefisien kemampuan penagkapan atau

catchability coeficienE = upaya penangkapan atau effort

Dengan mengasumsikan kondisi keseimbanganjangka panjang (long run equilibrium) dimana dx/dt=0 maka dapat dipecahkan untuk x dalam bentuk:

Persamaan ini menggambarkan variabel stok (x)sebagai fungsi dari parameter biofisik (q,K,r) danvariabel input (E)

Dengan mensubstitusi variabel x tersebut makafungsi penagkapan dapat ditulis sebagai berikut:

dimana:p = harga persatuan output (Rp/kg) diasumsikan

konstan atau kurva permintaan yang elastissempurna

Kemudian Gordon (1954) mengembangkan aspekekonomi pengelolaan perikanan dengan berbasismodel biologi Scaefer dan dikenal dengan modelGordon-Schaefer. Secara matematis penerimaan totallestari (TSR) dapat dituliskan (Fauzi, 2010) sebagaiberikut:

Dengan mengasumsikan bahwa biaya total (TC)bersifat linear terhadap input (effort) maka biaya total(TC) dapat ditulis:

TC=cEdimana:c = konstanta

ℎ = 푞푥퐸

푥 = 퐾 1 −푞퐸푟

ℎ = 푞퐾퐸 1 −푞퐸푟

푇푆푅 = 푝ℎ = 푝푞퐾퐸 1 −푞퐸푟

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)Oleh : Djamarel Hermanto

Page 35: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT30

Model bioekonomi perikanan tersebut dapatdigambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Model Bioekonomi Perikanan

Maka manfaat ekonomi dari pengelolaan ekonomiperikanan tangkap pelagis di WPPNRI 711 dapatdihitung dari selisih antara penerimaan dan biayadituliskan menjadi:

Dengan melihat fungsi keuntungan tersebut makaterdapat dua keseimbangan pengelolaan ekonomiperikanan tangkap secara efisien yaitu:> Keseimbangan pertama dimana kurva TC

berpotonan dengan kurva TSR pada satu titikeffort (E~) yang disebut sebagai open accessequalibrium atau keseimbangan perikanan dalamkondisi akses terbuka.

> Keseimbangan kedua dimana garis sejajar kurvaTC dengan kurva TSR bersinggungan pada satutitik effor t (E*) yang disebut sebagaikeseimbangan maximum economc yield (MEY)dalam kondisi perikanan dikendalikan denganrezim kepemilikan yang jelas.

TC = cE

TSR = cE

Pene

rimaa

n, B

iaya

(Rp)

Upaya (E) E~ Emsy E*

E~ Emsy E*

E~ E*

Rp

MSR ASR

MC=TC

π

Penerimaan rata-rata atau Average SustainableRevenue (ASR) dapat ditulis sebagai berikut:

Dan penerimaan marjinalnya atau MarginalSustainable Revenue (MAR)dapat ditulis:

Pada kondisi maximum economic yield, makapenerimaan marjinal sama dengan total biaya(MSR=TC) dapat dituliskan sebagai berikut:

Dari persamaan diatas didapatkan jumlah upayapenangkapan optimal pada kondisi MEY yaitu:

Bentuk Regresi Umum dirumuskan sebagaiberikut:

Untuk Regresi Perikanan Tangkap dirumuskansebagai berikut:

Maka model analisis Gordon-Schaefer perikanantangkap dapat dituliskan:

Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan DataData yang dikumpulkan adalah data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang langsungdiperoleh dari obyek penelitian. Dalam penelitian inipengumpulan data primer dilakukan dengan carawawancara langsung dengan para nelayan atau anakbuah kapal (ABK), pemilik kapal, pengumpul, petugastempat pelelangan ikan (TPI) dan stake holderlainnya. Pengamatan langsung di lokasi penelitianmeliputi jumlah hasil tangkapan, musim dan daerahpenangkapan, dan jumlah kapal. Untuk datapenangkapan ilegal dengan wawancara langsungpengawas terkait seperti kelompok nelayan, StasiunPSDKP, Satuan Keamanan Laut (Satkamla) TNI-AL, Satuan Polisi Perairan dan pengawas dariBakamla setempat untuk mendapatkan data berupahasil jumlah kapal tangkapan dan asal negara,koordinat dan muatannya. Sedangkan data sekunderdiperoleh dari Kantor Kementerian Kelautan danPerikanan (KKP) Republik Indonesia, KantorKomando Armada RI Wilayah Barat dan KantorBadan Keamanan Laut RI. Data sekunder antaralain berupa time series jenis dan jumlah hasil

푀푆푅 =휕푇푆푅휕퐸 = 푝푞퐾 − 2

푝푞2퐾푟 퐸

퐴푆푅 =푇푆푅퐸 = 푝푞퐾 −

푝푞2퐾퐸푟

푝푞퐾 − 2푝푞2퐾푟 퐸 = 푐

퐸∗ =푟

2푞1 −

푐푝푞퐾

푦 = 훼 + 훽1푥1 + 훽2푥2

푦 = 퐿푛 퐶푃푈퐸푡+1 푥1 = 퐿푛 퐶푃푈퐸푡 푥2 = 퐸푡 + 퐸푡+1

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)

Oleh : Djamarel Hermanto

휋 = 푇푆푅 − 푇퐶

휋 = 푝푞퐾퐸 1−푞퐸푟 − 푐퐸

Page 36: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

31Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

No. Coeficien Definition Value 1. r Intrinsic Growth Rate 0,18907269414 2. q Capture Capability 0,00000450489 3. K Carrying Capacity 326912,31

Sources: Data Analysis 2016

푈푡 =퐶푡퐸푡

퐶푡퐸푡

= 푒(푎−푏퐸푡)

퐶푡 = 퐸푡푒(푎−푏퐸푡 )

푑퐶푡푑퐸푡

= 푒(푎−푏퐸푡 ) + 퐸푡푒(푎−푏퐸푡 )(−푏) = 0

퐸표푝푡 =1푏

퐶푡 = 퐸푡푒(푎−푏퐸푡)

푀푆푌 = 1푏 푒

푎푏−1

Analisis Illegal FishingUsaha penangkapan ilegal menimbulkan kerugian atau mengurangi pendapatan yang seharusnya bisa

didapatkan untuk meningkatkan hasil dan effort dalam pengelolaan ekonomi perikanan tangkap. Dalam analisaillegal fishing dimana seharusnya kerugian ini sebagai penambahan input dalam model pendekatan dan modelsurplus produksinya. Sehingga biaya total pengelolaan ekonomi perikanan tangkap, rumus biaya total (TC)menjadi:

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)Oleh : Djamarel Hermanto

푋푡+1 = 푋푡 + 푟푋푡 1 −푋푡퐾 − 퐶푡

퐶푡 = 푞푋푡퐸푡

푋푡 =푈푡푞

Year Small Pelagic Harvest (Ton) Fishing Ships Effort

LF IF Total LF IF (trip) 2005 11.687 349,78 12.036,78 6.555 142 26.788 2006 8.936 332,54 9.268,54 2.876 135 12.044 2007 12.485 312,83 12.797,83 3.759 127 15.544 2008 10.722 293,12 11.015,12 2.436 119 10.220 2009 11.859 273,42 12.132,42 2.637 111 10.992 2010 15.467 253,71 15.720,71 3.283 103 13.544 2011 14.873 219,23 15.092,23 3.209 89 13.192 2012 14.435 317,76 14.752,76 3.017 129 12.584 2013 18.452 98,53 18.550,53 4.613 40 18.612 2014 11.171 133,01 11.304,01 3.125 54 12.716 2015 12.488 214,30 12.702,30 2.902 87 11.956

Source: Data Anaysis 2016

tangkapan, jumlah armada kapal ikan, tingkat harga,tingkat suku bunga, indek harga konsumen dan datalainnya yang relevan terhadap tujuan penelitian.

Teknik pengambilan sampel yang digunakanadalah purposive sampling pada nelayan perikanantangkap pelagis kecil dan pengawas kelautan.Table. Number of Small Pelagic Production (LegalFishing, LF and Illegal Fishing, IF), Fishing Ships

and Effort in WPPNRI 711, 2005-2015

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Analisis Penangkapan OptimalMetode analisis data berdasarkan model

pendekatan yang telah dikemukakan sebelumnyaterdiri dari mertode untuk pendugaan parameter-parameter yang digunakan dan metode untukpendugaan nilai optimal pengelolaan ekonomiperikanan tangkap pelagis kecil di WPPNRI 711 padarezim pengelolaan maximum economic yield.

Parameter fungsi produksi surplusnya yaituparameter pertumbuhan intrinsik ikan (r), daya dukunglingkungan (K) dan kemampuan alat tangkap dalammelakukan penangkapan ikan (q) yang dikemukakanFox (1992) secara matematis dapat ditulis sebagaiberikut:

Dimana :

Jika :

Maka diperoleh CPUE (Catch Per Unit Effort):

Year Harvest (ton) Effort (trip) CPUE 2005 12.036,77752 26.788 0,44933 2006 9.268,53497 12.044 0,76956 2007 12.797,82919 15.544 0,82333 2008 11.015,12342 10.220 1,07780 2009 12.132,41764 10.992 1,10375 2010 15.720,71187 13.544 1,16071 2011 15.092,22676 13.192 1,14404 2012 14.752,75564 12.584 1,17234 2013 18.550,52888 18.612 0,99670 2014 11.304,01399 12.716 0,88896 2015 12.702,30031 11.956 1,06242

Sources: Data Analysis 2016

Table 2. Input Data For Production SurplusAnalysis Using Fox Model in Indonesian

WPP-RI 711, 2005-2015

Sumber : Hasil Olahan, 2016

Hubungan antara effort dan CPUE:

Effort optimal (Eopt) diperoleh dengan caramenyamakan turunan pertama Ct terhadap effort =0

Sehingga didapat :

Dan produksi maksimum lestari (MSY) diperolehdengan mensubstitusikan n ilai Eopt kedalampersamaan

didapat :

Table 3. Bioloical Parameters of Small Pelagis inIndonesian WPP-RI 711

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Page 37: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT32

Year Harvest

Nominal Price

CPI 2007=100

Real Price

2005 16.674,81 83,09 20.068,18 2006 21.331,14 93,98 22.697,84 2007 24.152,11 100,00 24.152,11 2008 19.358,55 89,53 21.622,90 2009 14.107,81 76,43 18.458,97 2010 15.593,22 80,35 19.406,42 2011 17.308,79 84,66 20.446,12 2012 18.821,95 88,28 21.321,11 2013 21.542,74 94,44 22.810,14 2014 13.659,21 75,20 18.163,11 2015 15.452,82 79,99 19.318,85

Average

Price 18.000,29 20.769,62

Sources: Data Analysis 2016

Dan rumus kerugian ekonomi illegal fishingmenjadi:

Gambar 2. Kurva Kerugian Ekonomi Illegal Fishing

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

HASIL DAN PEMBAHASANPenentuan parameter biologi dalam pengelolaan

ekonomi perikanan tangkap pelagis kecil di WPPNRI711 memerlukan data hasil produksi dan jumlah kapalpenangkap ikan tersebut dengan harves per effort.Untuk industri perikanan tangkap kapal penangkapikan yang memiliki tonnase diatas 30 GT yang mampumemanfaatkan sumberdaya ikan secara produktif danefisien di WPPNRI 711.

Penentuan harga rata-rata ikan pelagis kecil yangditangkap di WPPNRI 711 diperoleh dari data primerdan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasilwawancara dengan nelayan, sedangkan datasekunder diperoleh dari Statistik Perikanan TangkapIndonesia 2015 Kementerian Kelautan danPerikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.

Harga ikan pelagis kecil yang diperoleh dari datasekunder semejak tahun 2005 sampai tahun 2015adalah rata-rata harga nominal setiap tahun. Supayadata tersebut dapat diperbandingkan setiap tahunnyamaka yang digunakan adalah harga rill.

Harga rill diperoleh dari harga nominal dibagidengan indeks harga konsumen dengan tahun dasarpada tahun 2012.

Harga nominal, indeks harga konsumen dan hargarill disajikan pada tabel berikut:

푇퐶 ∗ = 푐 (퐸 + 퐸푖푓 )

휋 ∗ = 푝ℎ − 푐 (퐸 + 퐸푖푓 )

E~ E*

π

Table 4. Nominal Prices, Consumer Price Indexsand Real Prices of Small Pelagis in Indonesian

WPP-RI 711, 2005-2015

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Pendugaan Nilai OptimalTingkat eksploitasi perikanan tangkap pelagis kecil

yang optimal diperoleh dengan bantuan programExcel, seperti yang dikemukakan Fauzi (2014). Nilaitersebut dapat ditentukan setelah diketahui parameterbiologi dan juga parameter ekonomi yang telahdikemukakan sebelumnya. Dengan menggunakanpersamaan sebelumnya maka dapat diketahui tingkatbiomas optimal pelagis kecil di WPPNRI 711 adalah163456,16 ton per tahun. Dari jumlah biomas tersebut,jumlah pelagis kecil yang boleh dimanfaatkan atauditangkap sebesar 15452,55 ton per tahun. Jumlahtrip yang boleh beroperasi untuk menangkap pelagiskecil adalah 20985 trip per tahun setara dengan jumlah5247 kapal.

Berdasarkan data jumlah rata-rata produksipelagis kecil di WPPNRI 711 sebesar 13215,75 tonmenunjukan bahwa tingkat pemanfaatan ekonomiperikanan tangkap pelagis kecil masih dibawahjumlah pelagis kecil yang boleh dimanfaatkan secaraoptimal. Dilihat dari jumlah trip kapal yang beroperasi,rata-rata per tahun sebesar 14382 trip, masih dibawahtingkat optimal trip kapal yang diperbolehkan sebesar20985 trip.

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 38: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

33Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Sign Definition Unit Optimum Actual x (ton) Biomass ton 163456,16

h* (ton) Harvest ton

15452,55 13.215,

75 E* (trip) Effort unit 20985 14382

π (million IDR) Profit IDR 261253,25 Sources: Data Analysis 2016

Dengan mengoperasikan jumlah upayapenangkapan pada tingkat optimal dengan hasiltangkapan sebesar 15452,55 ton akan diperoleh nilaimanfaat atau rente ekonomi sebesar 261253,25 miliarrupiah per tahun.

Table 5. Optimum Biomass, Harvest and EffortOptimum and Actual, Economic Rent Maximum of

Small Pelagic in Indonesian WPP-RI 711

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

KESIMPULANPengelolaan ekonomi perikanan tangkap pelagis

kecil di WPPNRI masih harus ditingkatkan mencapaioptimalnya.

Kondisi penangkapan adalah 14382 trip denganhasil tangkapan 13215,75 ton, sedangkan jumlahupaya penangkapan optimal secara ekonomi adalah20985 trip dengan hasil tangkapan 15452,55 ton. Halini menunjukkan kondisi tangkap masih dibawahtingkat optimum sehingga masih dapat dikembangkanuntuk mensejahterakan nelayan perikanan tangkappelagis kecil di WPPNRI 711.

REFERENCESAdrianto L, Matsuda Y, Sukuma Y. 2004. Assessing

Local Fisheries sustainability in small islandregion. IIFET 2004 Japan Proceedings.

Adrianto L. 2005. Implementasi code of conduct forresponsible fisheries dalam perspektif negaraberkembang. Indonesian Journal of InternationalLaw. Vol 2 (3):463-482.

Agnew DJ et al. 2010. Estimation of The Cost ofIllegal Fishing in West Africa. West AfricaRegional Fisheries Project [Final Report].Marine Resources Assessment Group Ltd.

Clark RP, Yoshimoto SS, Pooley SG. 1992. A Bio-economic Analysis of the North-WesternHawaiian Island Lobster Fishery. MarineResource Economics, 7(2):115-40.

Dahuri R, Kusumastanto T, Hartono A, Anas P,Hartono P. 2009. Enhancing Sustainable OceanDevelopment: An Indonesian Experience. Bogor(ID): PKSPL-IPB.

[DEKIN] Dewan Kelautan Indonesia. 2011. SatukanNKRI Dengan Mewujudkan Negara MaritimIndonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.

Jakarta (ID): DEKIN.___ 2012. Kebijakan Ekonomi Kelautan dengan

Model Ekonomi Biru. Jakarta (ID): DEKIN.[Dirjen PTKKP] Direktorat Jenderal Perikanan

Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.2013. Statistik Perikanan Tangkap IndonesiMenurut Provinsi. Jakarta (ID): KKP.

___Direktorat Jenderal Perikanan TangkapKementerian Kelautan dan Perikanan. 2014.Statistik Perikanan Tangkap di Laut MenurutWilayah Pengelolaan Per ikanan NegaraRepublik Indonesia. Jakarta (ID): KKP.

[Dishidros TNI-AL] Dinas Hidrograf i danOseanografi Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Laut. 2012. Data Wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia. Jakarta (ID):Dishidros TNI-AL.

[Dislautkan Prov Kalbar] Dinas Kelautan danPeikanan Kalmantan Barat. 2015. Kerja DinasKelautan dan Perikanan Provinsi RencanaKalimantan Barat 2016. Pontianak (ID):Provinsi Kalbar.

Douglas W, Lipton, Wellman K. June 1995. AHandbook for Coastal Resource Policymakers.Economic Valuation Of Natural Resources.NOAA Coastal Ocean Program DecisionAnalysis Series No. 5.

Ekins P. 2000. Economic Growth and EnvironmentalSustainability The Prospects for Green Growth.Routledge.

English TS. 1973. Ocean Resources and PublicPolicy. University of Washington Press.

[FAO] Food Agriculture Organization. 2002.Implementation of the international plan of actionto deter, prevent and eleminate illegal,unreported and unregulated fishing. FAOtechnical guidelines for responsible fisheries.9:122p.

Fauzi A. 2010. Ekonomi Sumberdaya Alam danLingkungan : Teori dan Aplikas). Jakarta (ID):PT. Gramedia Pustaka Utama.

___ 2014. Valuasi Ekonomi dan Penilaian KerusakanSumberdaya Alam dan Lingkungan. Bogor (ID):IPB Press.

ICLARM. 1992. Farmer-Proven IntegratedAgriculture-Aquaculture: a TechnologyInformation Kit. International Institute for RuralReconstruction. Manila (PH): InternationalCenter for Liv ing Aquatic ResourcesManagement.

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)Oleh : Djamarel Hermanto

Page 39: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT34

[Kementerian KKP] Kementerian Kelautan danPerikanan. 2014. Peraturan Menteri Kelautandan Perikanan No. 18 Tahun 2014 TentangWilayah Pengelolaan Per ikanan NegaraRepublik Indonesia [Salinan]. Jakarta (ID):Kepala Biro Hukum dan Organisasi.pdf.

Kusumastanto T. 2002. Reposisi Ocean Policy dalamPembangunan Ekonomi Indonesia di EraOtonomi Daerah. Orasi Ilmiah Guru BesarTetap Bidang I lmu Kebijakan Ekonomiperikanan dan Kelautan. Bogor (ID): IPB.

___ 2003. Ocean Policy Dalam Membangun NegeriBahari Di Era Otonomi Daerah. Jakarta (ID):PT. Gramedia Pustaka Utama.

___ 2006. Ekonomi Kelautan (Ocean Economics–Oceanomics). Bogor (ID): PKSPL-IPB.

Mahan AT. 1987. The Influence of Sea Power UponHistory 1660-1783. New York (US): DoverPublications Inc. 1987.

Mukhsin I. 2003. Pengelolaan Sumberdaya HayatiPesisir dan Laut. Jurusan ManajemenSumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 112halaman.

Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Cetakan Keempat.Jakarta (ID): Gahlia Indonesia.

Nikijuluw VPH. 2002. Rezim PengelolaanSumberdaya Perikanan. Penerbit PusatPemberdayaan dan Pembangunan Regional(P3R). Jakarta (ID): PT Pustaka Cidesindo.

___ 2008. Blue Water Crime: Dimensi sosial ekonomiperikanan ilegal. Jakarta (ID): PT PustakaCidesindo.

Salim P. 2003. The Contemporary English IndonesianDictionary. Jakarta (ID): Modern English Press.

[Semnas-PPAL] Seminar Nasional PersatuanPurnawirawan Angkatan Laut. Kepemimpinandan Pembangunan Berorientasi Maritim:Strategi dan Kebijakan yang Integral. Jakarta(ID) : PPAL.

Sondakh BK. 2 0 1 0 . Sejarah Maritim Indonesia :Meretas Sejarah Menegakkan MartabatIndonesia, http://indomaritiminstitute.org/Sejarah-Maritim-Indonesia.pdf.

Tinungki GM. 2005. Evaluasi Model Produksi Surplusdalam Menduga Hasil Tangkapan MaksimumLestari untuk Menunjang Kebijakan PengelolaanPerikanan Lemuru di Selat Bali [disertas].Bogor (ID): IPB.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 TentangPerikanan. Tanggal 07 Mei 2002.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 TentangPelayaran. Tanggal 07 Mei 2008.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 TentangKelautan. Tanggal 17 Oktober 2014.

MAXIMUM ECONOMIC YIELD PERIKANAN TANGKAP(Studi Manajemen Perikanan Tangkap di WPPNRI 711)

Oleh : Djamarel Hermanto

Page 40: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

35Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJAKARYAWAN DI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO

Oleh : Sumarsid*

ABSTRACTThis study was to investigate the influence and determine the effect of providing compensation to employee

performance that occurred in ASTINDO Insurance Consortium, it is necessary to analyze the data that has beenobtained by using correlation coefficient analysis, determinant coefficient analysis, and analysis of test results of theanalysis hipotesis.Berdasarkan correlation coefficient between provision of compensation with employee performanceASTINDO Insurance Consortium obtained the r value of 0.717, indicating that the strong relationship between bothvariables. While based on the analysis of the coefficient of determinant (determination) found that the effect of thecontribution or the amount of compensation to employee performance in ASTINDO Insurance Consortium is 51.4%,while the remaining 48.6% is influenced by factors other than compensation not I researched include: job stress,motivation and leadership styles.

Furthermore, the research hypothesis testing that digunakann by t test (partial) obtained results that to> t table(5.445> 1.701) These results can be concluded that to> ta. As well as the significant value of 0000 <5% (0.000<0.05) thus the initial hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted on a real level(level of significance) of 0.05 indicates that the hypothesis that the writer suggested that supposedly exist between thecompensation effect on the performance of employees in at ASTINDO Insurance Consortium, has been proven.

Keywords: Compensation and Performance

PENDAHULUANAsuransi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri

selanjutnya di singkat Asuransi TKI adalah suatubentuk perlindungan bagi TKI dalam bentuk santunansebagai bagian risiko yang dialami TKI sebelum,selama dan sesudah bekerja di luar negeri. AsuransiTKI merupakan kepedulian pemerintah dalammemenuhi aspek perlindungan Tenaga KerjaIndonesia dengan bentuk perlindungan Asuransi.Sebagai program pemerintah dalam rangkamemenuhi bagian dari perlindungan Tenaga KerjaIndonesia di Luar Negeri, Kementrian Tenga Kerjadan Transmigrasi menerbitkan Peraturan MenteriNomor PER.07/MEN/V/2010 Tentang AsuransiTenaga Kerja Indonesia.

Dengan meningkatnya jumlah penempatanTenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri maka seiringdengan kondisi itu pula terdapat peningkatan jumlahpemulangan Tenaga Kerja Indonesia dan segalamacam permasalahan yang di alami Tenaga KerjaIndonesia. maka diperlukan satu metode perlindunganberupa Asuransi. Kewajiban berasuransi bagi seluruhCalon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) maupun

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diikat pada Undang -undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia, pasal 26 ayat (2) Penempatan TKI di luarnegeri untuk kepentingan perusahaan sendirisebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmemenuhi persyaratan: TKI telah diikutsertakandalam program jaminan sosial tenaga kerja dan ataumemiliki polis asuransi. Dan mekanismenya di aturpada Pasal 62 ayat (1) Setiap TKI yang ditempatkandi luar negeri, wajib memiliki dokumen KTKLN yangdikeluarkan oleh Pemerintah. Pasal 63 ayat (1)KTKLN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62hanya dapat d iber ikan apabila TKI yangbersangkutan. Telah d iikutser takan dalamperlindungan program Asuransi.

Pada pelaksanaanya Asuransi TKI memilikiperbedaan dengan jenis Asuransi Konvensional,Asuransi TKI wajib memberikan perlindungandengan jenis risiko yang tidak ditanggung olehAsuransi Konvensional pada umumnya,bulan Agustus2013 Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasisecara resmi telah menetapkan 3 (Tiga) Konsorsium

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen LABORA

Page 41: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT36

Asuransi penyelenggara Asuransi TKI. Hal tersebuttidak terlepas dari peran pelaku industri Asuransi danpemerintah yang memperkenalkan produk-produkasuransi kepada semua lapisan masyarakat.

Sebagai perusahaan Konsorsium Asuransi Astindosangat membantu nasabahnya dalam mengalihkanresiko kerugian yang timbul dari suatu peristiwa yangtidak pasti. Dari hasil penjualan jasa pengalihanresiko, perusahaan menghasilkan pendapatan yangdiperoleh dari persentase rate premi yang telahdisepakati antara penanggung dengan tertanggung.Konsorsium Asurasni Astindo berupaya untukmeningkatkan kinerjanya melalui semua aspek, mulaidari pengelolaan manajemen perusahaan, sumberdaya manusia, proses hingga inovasi dan teknologiyang senantiasa selalu berkembang. Salah satu carayang dilakukan oleh perusahaan dalam menunjangtercapainya tujuan tersebut adalah dengan suatukebijakan berupa pemberian kompensasi kepadakaryawan sehingga diharapkan dapat meningkatkankinerja karyawan.

AsumsiDalam asumsi penelitian ini adalah :Pemberian

kompensasi pada karyawan Konsorsium AsuransiTKI “Astindo” dilakukan secara objektif dantransparan, kompensasi disesuaikan dengan kondisiperusahaan saat itu dan prestasi kerjakaryawan,suasana kerja sudah cukup kondusif,saranadan prasarana kerja mendukung dan Faktor-faktorlain yang mempengaruhi kinerja karyawan selainkompensasi tidak dibahas..

KAJIAN LITERATURKompensasi

Kompensasi merupakan salah seluruh imbalanyang diterima karyawan atas hasil kerja karyawantersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupafisik maupun non fisik dan harus dihitung dandiberikan kepada karyawan sesuai denganpengorbanan yang telah diberikannya kepadaorganisasi / perusahaan tempat ia bekerja. Beberapapengertian kompensasi dari beberapa tokoh yaitu:Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam bukunya“Manajemen Sumber Daya Manusia”, (2005, p 118)mengemukakan bahwa :”Kompensasi adalah semuapendapatan yang berbentuk uang, barang langsungatau tidak langsung yang diterima karyawan sebagaiimbalan atas jasa yang d iber ikan kepadaperusahaan”.

Menurut Gerry Dessler (2007, p.46) :“Kompensasi karyawan adalah semua bentukpembayaran atau hadiah yang diberikan kepadakaryawan dan muncul dari pekerjaan mereka”. Danmenurut Henry Simamora (2004, p.442):“Kompensasi (compensation) meliputi imbalanfinansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yangditerima oleh para karyawan sebagai bagian darihubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apayang diterima oleh karyawan sebagai ganti kontribusimereka kepada organisasi”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwakompensasi merupakan : Imbalan atas jasa yangdiberikan perusahaan kepada karyawan karena telahmelaksanakan peker jaan yang diberikankepadanya,Imbalan jasa ini dapat berbentuk materimaupun non materi,Secara tidak langsung kompensasimerupakan pendorong bagi seseorang bekerja, dapatjuga dikatakan bahwa kompensasi merupakan fungsimanajemen sumber daya manusia yang dianggappaling krusial atau penting bagi setiap individu dalamsuatu organisasi atau perusahaan dibandingkandengan fungsi-fungsi yang lainnya. Karena hal itumerupakan salah satu cara dalam mempertahankanprestasi kerja dan merupakan upaya memotivasitenaga kerja.

Tujuan KompensasiTujuan kompensasi pada tiap-tiap perusahaan

berbeda-beda, hal ini tergantung pada kepentinganperusahaan. Tujuan kompensasi dapat dikatakansebagai salah satu motivasi yang diberikan olehperusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerjakaryawan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005,p. 121), tujuan kompensasi meliputi ikatan kerja sama;terjalinlah ikatan kerjasama formal antara majikandengan karyawan karena karyawan harusmengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkanpengusaha atau majikan wajib membayar kompensasisesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,Kepuasan kerja merupakan balas jasa, karyawanakan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik,status sosial dan egoistiknya sehingga memperolehkepuasan kerja dari jabatannya, jika kompensasiditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yangqual ified un tuk perusahaan akan lebihmudah,motivasi yang diberikan cukup besar, manajerakan mudah memotivasi bawahannya.

Pembagian jenis-jenis kompensasi kepada yangbersifat moneter atau finansial dan non moneter atau

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWANDI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO

Oleh : Sumarsid

Page 42: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

37Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

non finansial, berkaitan dengan kebutuhan karyawanyang bukan saja bersifat materi tetapi juga non materi.Untuk lebih jelas tentang pembagian kompensasi akandiuraikan menurut pendapat Henry Simamora (2004,p. 442) sebagai berikut : Kompensasi financial(meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud sertatunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagaibagian dari hubungan kepegawaian) Secara garisbesar komponen-komponen kompensasi finansialdibagi dalam bentuk : Kompensasi langsung yaitubayaran pokok (pay base) yang meliputi gaji (salary)dan upah (wage) . Upah (Wages) b iasanyaberhubungan dengan tarif gaji per jam (semakin lamajam kerjanya, semakin besar bayarannya), upahbiasanya digunakan untuk pekerja-pekerja produksidan pemeliharaan. Menurut Pasal 1 ayat 30 UUketenagakerjaan, upah adalah hak pekerja atau buruhyang diterima, yang dinyatakan dalam bentuk uangsebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerjakepada pekerja atau buruh yang ditetapkan dandibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan,termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dankeluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yangtelah atau akan dilakukan dan gaji (salary) umumnyaberlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan atautahunan (terlepas dari lamanya jam kerja). Gajibiasanya digunakan untuk jajaran manajemen, stafprofessional, dan klerikal (pekerja kerah putih).

Untuk Kompensasi tidak langsung Kompensasitidak langsung (indirect compensat ion) atauemployee welfare atau kesejahteraan karyawan,termasuk diantaranya : Program perlindunganmisalnya : asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransipensiun, asuransi tenaga kerja dan bayaran di luarjam kerja, misalnya : liburan, hari besar, cuti tahunan,cuti hamil serta fasilitas-fasilitas, misalnya :kendaraan, ruang kantor, tempat parkir selanjutnya :Kompensasi non financial (non financia lcompensation) diantaranya terdiri dari : Kepuasanyang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri seperti tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung kawab,pengakuan, dan rasa pencapaian serta lingkunganpsikologis dan atau fisik, di mana orang itu bekerja,seper ti kebijakan yang sehat, supervisi yangkompeten, kerabat kerja yang menyenangkan, danlingkungan kerja yang nyaman,tipe kompensasi nonfinansial meliputi kepuasan yang didapat daripelaksanaan tugas yang signifikan yang berhubungandengan pekerjaan.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kompensasimenurut Malayu S.P. Hasibuan (2005, p. 127) antaralain, Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerjadimana hukum ekonomi tidaklah bisa ditetapkansecara mutlak dalam masalah tenaga kerja, tetapitidak bisa diingkari bahwa hukum penawaran danpermintaan tetap mempengaruhi untuk pekerjaanyang membutuhkan keahlian tinggi dan jumlah tenagakerja langka. Maka upah cenderung tinggi sedangkanuntuk jabatan-jabatan yang mempunyai “penawaran”yang melimpah upah cenderung menurun.Meskipunserikat buruh menuntut kompensasi yang tinggi, tetapirealisasi pemberian kompensasi akan tergantung jugaada tidaknya kemampuan untuk membayar dariperusahaan. Tingginya kompensasi akan naiknyabiaya produksi, dan akhirnya sampai mengakibatkankerugian perusahaan, maka jelas perusahaan tidakakan mampu memenuhi keinginan karyawan.Kompensasi sebenarnya merupakan imbalan atasprestasi kerja karyawan. Semakin tinggi prestasi kerjakaryawan seharusnya semakin besar pula kompensasiyang akan diterima oleh karyawan. Prestasi ini biasadinyatakan sebagai produktivitas. SedangkanPemerintah dengan peraturan-peraturannya jugamempengaruhi tinggi rendahnya kompensasi.Peraturan tentang kompensasi minimum merupakanbatas bawah tingkat kompensasi yang akan dibayar.

KinerjaKinerja menurut para ahli, di antaranya, menurut

Malayu SP. Hasibuan, (2006, p. 94): “Kinerja adalahsuatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalammelakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanyadidasarkan atas kecakapan, pengalaman, dankesungguhan serta waktu”.Marihot Tua EfendiHariandja (2008, p.195): “Kinerja adalah hasil kerjayang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku yangnyata yang ditampilkan sesuai dengan perannyadalam organisasi”.Suyadi Prawirosentono (2008, p.2): “Kinerja atau dalam bahasa inggris adalahperformance”, yaitu: Hasil kerja yang dapat dicapaioleh seseorang atau sekelompok orang dalamorganisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya mencapaitujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidakmelanggar hukum dan sesuai dengan moral maupunetika.

Salah satu tujuan kinerja adalah meningkatkanpengetahuan dari suatu proses dorongan atau motivasiguna perbaikan kerja, didukung oleh sikap kerja dan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWANDI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDOOleh : Sumarsid

Page 43: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT38

No Pernyataan Koefisien Korelasi

(r hitung) Nilai Kritis

(r-tabel) Taraf Sig. (α = 0,05) Keterangan

1. X1.1 0.781 0,361 0.000 Valid 2. X1.2 0.803 0,361 0.000 Valid 3. X1.3 0.850 0,361 0.000 Valid 4. X1.4 0.838 0,361 0.000 Valid 5. X1.5 0.905 0,361 0.000 Valid 6. X1.6 0.850 0,361 0.000 Valid 7. X1.7 0.641 0,361 0.000 Valid 8. X1.8 0.922 0,361 0.000 Valid 9. X1.9 0.668 0,361 0.000 Valid 10. X1.10 0.821 0,361 0.000 Valid 11. Y.1 0.557 0,361 0.001 Valid 12. Y.2 0.638 0,361 0.000 Valid 13. Y.3 0.673 0,361 0.000 Valid 14. Y.4 0.429 0,361 0.018 Valid 15. Y.5 0.644 0,361 0.000 Valid 16. Y.6 0.632 0,361 0.000 Valid 17. Y.7 0.736 0,361 0.000 Valid 18. Y.8 0.403 0,361 0.027 Valid 19. Y.9 0.732 0,361 0.000 Valid 20. Y.10 0.383 0,361 0.037 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data

pencapaian penyelesaian pelaksanaan kinerja (workperformance) dan selanjutnya harus diketahui jugafungsi pelayanan kegiatan kinerja dalam masyarakatmodern.Jadi berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prosespenilaian ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja dan hasilkerja seorang karyawan yang dianggap menunjangpencapaian kerjanya.

Tujuan Penilaian KinerjaBeberapa macam tujuan penilaian kinerja yang

diperlukan untuk berbagai kepentingan yaitu :Mengidentifikasi para karyawan yang potensial untukmengikuti pelatihan dan pendidikan, Menetapkan danmemilih karyawan yang akan dimutasikan padajabatan baru,Untuk keperluan kenaikan gaji dan upahkaryawan yang bersangkutan dan Mengidentifikasikaryawan yang akan dipromosikan pada jabatan yanglebih tingg, Dengan tujuan harus jelas dan tegassehingga manfaat penilaian dapat dinikmati parakaryawan yang bersangkutan. Objektivitas penilaiankinerja harus realistis, positif, konstruktif, danmerupakan kesatuan yang bulat. Untuk penilaiankinerja digunakan sebagai dasar pengambilankeputusan yang digunakan untuk promosi, demosi,pemberhentian, dan penetapan besarnya balasjasa,mengukur prestasi kerja yaitu sejauh manakaryawan bisa sukses dalam pekerjaannya,mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalamperusahaan,mengevaluasi program latihan dankeefektifan jadwal kerja, metode kerja, strukturorganisasi, pengawasan, kondisi kerja, dan peralatankerja,indikator untuk menentukan kebutuhan akanlatihan bagi karyawan yang berada d i dalamorganisasi,sebagai alat untuk meningkatkan motivasikerja karyawan sehingga dicapai tujuan untukmeningkatkan performance kerja yang baik.

Bagi para karyawan, penilaian kinerja dapatmenimbulkan perasaaan puas dalam diri mereka.Mereka merasa bahwa dengan cara ini hasil kerjamereka dinilai oleh perusahaan dengan sewajarnyadan sekaligus kelemahan-kelemahan yang ada dalamdiri individu karyawan dan akan timbul dorongan dihati individu karyawan untuk memperbaiki diri.

Bagi perusahaan, penilaian kinerja karyawanmemberikan faedah karena dengan cara ini dapatdiwujudkan semboyan orang yang tepat pada jabatanyang tepat. Ringkasnya penilaian prestasi kerjakaryawan harus memberikan manfaat bagi karyawandan dapat berguna untuk perusahaan dalam

menetapkan kebijakan-kebijakan programkepegawaian pada masa yang akan datang, sehinggadiperoleh kepuasan dan harmonisasi dalamperusahaan

ANALISA DATA DAN PEMBAHASANUji Validitas

Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagaisuatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentangisi atau arti sebenarnya yang diukur. Teknik yangdigunakan untuk melakukan uji validitas adalahdengan korelasi Pearson Product Moment, dimanasyarat minimum suatu instrument untuk dianggapvalid jika nilai r e” 0,3. Dari perhitungan denganmenggunakan SPSS di dapat hasil berikut ini :

Tabel 1Hasil Uji Validitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Dari data-data pada tabel di atas, diketahui bahwatidak ada butir pernyataan yang gugur atau tidak valid,karena mempunyai nilai koefisien korelasi (r) e” 0,3,sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butirpernyataan dalam kuesioner penelitian adalah valid.

Uji ReliabilitasUji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui

adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya,atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyaihasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kalipada waktu yang berbeda. Metode untuk mengukurreliabilitas adalah dengan melihat nilai alphacronbach’s. Suatu variabel dikatakan reliabel apabilanilai alpha cronbach’s e” 0,6. Adapun hasil ujireliabilitas yang dilakukan terhadap instrumenpenelitian ini dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWANDI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO

Oleh : Sumarsid

Page 44: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

39Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Model Summary Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the

Estimate

1 .717a .514 .497 2.000 a. Predictors: (Constant), Kompensasi Sumber: Data yang diolah penulis

Correlations Kompensasi Kinerja Karyawan

Kompensasi Pearson Correlation 1 .717** Sig. (2-tailed) .000 N 30 30

Kinerja Karyawan Pearson Correlation .717** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data yang diolah penulis

No Butir Dalam Kuesioner

Cronbach’s Alpha if Item Deleted

Cronbach’s Alpha

Status

1. X1.1 0.766 0,6 Reliabel 2. X1.2 0.762 0,6 Reliabel 3. X1.3 0.759 0,6 Reliabel 4. X1.4 0.760 0,6 Reliabel 5. X1.5 0.757 0,6 Reliabel 6. X1.6 0.757 0,6 Reliabel 7. X1.7 0.772 0,6 Reliabel 8. X1.8 0.751 0,6 Reliabel 9. X1.9 0.771 0,6 Reliabel 10 . X1.10 0.762 0,6 Reliabel 11 . Y.1 0.724 0,6 Reliabel 12 . Y.2 0.717 0,6 Reliabel 13 . Y.3 0.718 0,6 Reliabel 14 . Y.4 0.733 0,6 Reliabel 15 . Y.5 0.720 0,6 Reliabel 16 . Y.6 0.718 0,6 Reliabel 17 . Y.7 0.709 0,6 Reliabel 18 . Y.8 0.734 0,6 Reliabel 19 . Y.9 0.710 0,6 Reliabel 20 . Y.10 0.736 0,6 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data

Tabel 2Hasil Pengujian Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Dari data yang tertera pada tabel d i atas,menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha hitungketiga variabel penelitian tersebut berada di atas nilair tabel pada taraf signifikan 5%, dengan demikiandapat disimpulkan bahwa kedua variabel penelitiantersebut adalah reliabel.

Analisis KorelasiTujuan dari analisis korelasi ini adalah untuk

mengukur besarnya hubungan antara variabel X(kompensasi) dengan variabel Y (produktivitaskaryawan) di PT. Dwipa Manuggal Kontena. Berikutini adalah tabel hasil pengujian koefisien korelasi:.

Tabel 3Koefisien Korelasi

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Dari data yang tertera pada tabel d i atas,menunjukkan bahwa hubungan/korelasi keduavariabel penelitian tersebut sebesar 0,717 dengan nilaisignifikan 0,000.

Analisis Koefisien Penentu (Determinasi)Analisa koefisien penentu atau Determinasi

digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi darivariabel X (kompensasi) terhadap naik turunnyavariabel Y (kinerja karyawan) di Konsorsium AsuransiAstindo. Setelah memperoleh hasil koefisien korelasi,maka perhitungan untuk koefisien penentu sebagaiberikut:

Tabel 4Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Dari data yang tertera pada tabel d i atas,menunjukkan bahwa nilai Koefisien Penentu/Determinasi (R2) variabel Y (kompensasi) adalah0,514 dengan demikian pelaksanaan pemberiankompensasi memiliki kontribusi sebesar 51,4%terhadap kinerja karyawan di Konsorsium AsuransiAstindo.

Teknik Analisa Uji HipotesisUntuk mengetahui apakah ada hubungan

kompensasi terhadap, terhadap kinerja karyawan diKonsorsium Asuransi Astindo digunakan distribusi tdengan derajat kebebasan adalah 95 persen. Uji tdilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh variabelbebas secara sendiri-sendiri (parsial) terhadapvariabel terikat dengan menggangap variabel lainbersifat konstan. Pengujian ini dilakukan denganmembandingkan nilai signifikan t hitung masing-masing variabel bebas.

Adapun rumusan hipotesanya adalah sebagaiberikut :a. Ho = Pemberian kompensasi secara parsial

tidak berpengaruh signif ikan terhadappeningkatan kinerja karyawan di KonsorsiumAsuransi Astindo.

b. Ha = Pemberian kompensasi secara parsialberpengaruh signifikan terhadap peningkatankinerja karyawan di Konsorsium AsuransiAstindo.

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWANDI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDOOleh : Sumarsid

Page 45: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT40

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 28.122 2.818 9.981 .000 Kompensasi .383 .070 .717 5.445 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data yang diolah penulis

Tabel 5Hasil Uji T

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan hasil pengujian yang tertera padatabel 5, diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar5,445 dan nilai t tabel adalah 1,701 serta nilai signifikan0.000, dengan demikian to > tá, dan karena nilaisignifikan variabel bebas < 5%, dengan demikianmaka Ha (hipotesis alternatif) diterima dan Ho(hipotesis nihil) ditolak. Artinya variabel X(kompensai) secara parsial berpengaruh signifikanterhadap variabel Y (kinerja karyawan) di KonsorsiumAsuransi Astindo.

KESIMPULANPengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan

berdasarkan analisa data dapat di peroleh beberapahasil dari penelitian dengan menggunakan beberapaanalisa yaitu untuk analisa koefisien korelasi antarapemberian kompensasi dengan kinerja karyawan diKonsorsium Asuransi Astindo didapat nilai r sebesar0,717, menunjukkan bahwa hubungan kedua variabelkuat. Sedangkan berdasarkan hasil analisa koefisienpenentu (determinasi) didapat bahwa kontribusi ataubesarnya pengaruh pemberian kompensasi terhadapkinerja karyawan di Konsorsium Asuransi Astindoadalah sebesar 51,4%, sedangkan sisanya sebesar48,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luarpemberian kompensasi di antaranya : stress kerja,motivasi, serta gaya kepemimpin. Selanjutnya dalampengujian hipotesis penelitian yang digunakann denganuji t (parsial) diperoleh hasil bahwa to > t tabel (5,445> 1,701) hasil ini dapat disimpulkan bahwa to > tá.

Serta nilai signifikan sebesar 0.000 < 5%, (0,000 <0,05) dengan demikian hipotesa awal (Ho) ditolakdan hipotesa alternatif (Ha) diterima pada tingkatnyata (level of significance) sebesar 0,05 inimenunjukkan bahwa hipotesis yang penuliskemukakan bahwa diduga ada pengaruh antarakompensasi terhadap k inerja karyawan di diKonsorsium Asuransi Astindo, telah terbukti. Danpemberian kompensasi yang telah dilaksanakankepada karyawan di di Konsorsium Asuransi Astindosudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku danbertujuan agar para karyawan lebih bergairah danbersemangat dalam melaksanakan tugas sehari-harisehingga dapat meningkatkan kinerja karyawannya

DAFTAR PUSTAKADessler, Gary, 2007, Manajemen Personalia, Edisi

Ketiga, penerbit Erlangga, Jakarta.Henry Simamora, 2004. Manajemen Sumber Daya

Manusia, Edisi Ke-3. STIE YKPN, Yogyakarta.J. Supranto, 2008, Statistika Teori dan Aplikasi, Jilid

Satu, Edisi Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta,392 halaman.

Malayu SP. Hasibuan, 2006, Manajemen SumberDaya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit BumiAksara, Jakarta 273 halaman.

Marihot Tua Efendi Hariandja, 2007, ManajemenSumber Daya manusia : Pengadaan,Pengembangan, Pengkompensasian, danPeningkatan Produktivitas Pegawai. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sihotang, A., 2007, Manajemen Sumber DayaManusia, Cetakan Pertama, PT. PradnyaParamita, Jakarta, 415 halaman.

Sugiono, 2010, Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta,Bandung, 380 halaman.

Suyadi Prawirosentono,2008, Manajemen SumberDaya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan,Penerbit BPFE, Yogyakarta.

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWANDI KONSORSIUM ASURANSI ASTINDO

Oleh : Sumarsid

Page 46: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

41Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGERTERHADAP KINERJA KARYAWAN

PT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLETGANDARI CITY JAKARTA

Oleh : Indri Astuti*ABSTRACT

One of the tools used to generate employee performance against a company is the leadership style of the companyitself. Basically, employees should be treated properly, justly and healthily in caring, giving the duties andresponsibilities of a leader, so they can feel comfortable in an organization or company itself. This study aims todetermine how much influence the leadership style of managers on employee performance in PT. Sushi Tei Indonesiaespecially at outlet Gandaria City Jakarta. Research method in this research is method of purposive samplingmethod. The results showed that leadership style in PT. Sushi Tei Indonesia especially at Gandaria City Jakartaoutlet is charismatic and assertive, and employee performance is included in good / high category. The result ofstatistical analysis shows that there is influence of store manager's leadership style to employee performance in PT.Sushi Tei Indonesia especially at Gandaria City Jakarta outlet is 23.8% while the rest of 76.2% (100% - 23.8%) isexplained by other variables outside the regression model in this study. Suggestions that can be conveyed by thewriter is considered Store Manager need to pay more attention to the performance of each employee, because thereare still employees who throw an error to other co-workers, if things are not immediately followed up feared may affectemployee performance going forward. Keyword : Leadership, performance,

PENDAHULUANLatar Belakang Penelitian

Pada berbagai bidang khususnya kehidupanberorganisasi, faktor manusia merupakan masalahutama disetiap kegiatan yang ada di dalamnya.Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasanyang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secaraterus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins,2006:14). Semua tindakan yang diambil dalam setiapkegiatan ditentukan oleh manusia yang menjadianggota perusahaan. Perusahaan membutuhkanadanya faktor sumber daya manusia yang potensial,baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugasdan pengawasan yang merupakan penentutercapainya tujuan perusahaan.

Karyawan itu merupakan aset perusahaan yangsangat penting yang wajib dijaga, karena tanpa adanyakaryawan perusahaan tidak dapat didirikan. Olehkarena itu bagi perusahaan yang khususnya bergerakdi bidang jasa pelayanan dan mengandalkan tingkat

kinerja karyawan diperusahannya, maka perusahaantersebut dituntut untuk mampu mengoptimalkankinerja karyawannya. Salah satu pendekatan dalamupaya meningkatkan kinerja karyawan tersebut dapatdilakukan melalui kepemimpinan yang handal danmotivasi berprestasi tinggi dan terarah.

Setiap pemimpin pada dasarnya mempunyai sifatdan perilaku yang berbeda dalam memimpin parapengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebutdengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinanmempunyai hubungan yang sangat erat denganmotivasi kinerja karyawannya, karena keberhasilanseorang pemimpin dalam menggerakan orang laindalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangattergantung kepada kewibawaan, bagaimana carapemimpin memperlakukan bawahan, pada saatpengambilan keputusan, dan juga dalam menciptakanlingkungan kerja yang menyenangkan, baik kebawahan maupun kolega.

Peningkatan kinerja karyawan akan membawakemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 47: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT42

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA

Oleh : Indri Astuti*

dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yangtidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untukmeningkatkan kinerja merupakan tantanganpemimpin yang paling serius karena keberhasilanuntuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidupperusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumberdaya manusia yang ada di dalamnya. PT. Sushi TeiIndonesia merupakan perusahaan yang bergerakdibidang restoran. Perusahaan ini berdiri pertama kalipada tahun 2003, dengan Outlet pertama di PlazaIndonesia dan saat ini PT. Sushi Tei Indonesia sudahmemiliki 16 Outlet yang tersebar di seluruh Jakarta.Perusahaan ini memusatkan pada hidangan khasJepang yang cukup digemari oleh masyarakat Jakartasaat ini. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlahdiharapkan oleh perusahaan ini. Semakin banyakkaryawan yang mempunyai kinerja tinggi, makaproduktivitas perusahaan secara keseluruhan akanmeningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahanpada persaingan global. Karyawan dituntut untukmampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnyasecara efektif dan efisien.

KAJIAN TEORIManajemen

Masalah definisi dari manajemen memangmerupakan masalah yang sulit. Dan sampai sekarangtidak ada persetujuan universal tentang definisimanajemen. Manajemen selalu berhubungan denganorganisasi. Yaitu sekumpulan orang yang bekerjasamadisetiap bidang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Sehingga b isa dibuatkan uru t-urutan untukmengartikan arti dari manajemen. Berikut pengertianmanajemen dari beberapa pakar :1. Menurut Griffin, Ricky W, Manajemen adalah

suatu rangkaian aktivitas (termasukperencanaan dan pengambilan keputusan,pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian)yang diarahkan pada sumber-sumber dayaorganisasi (manusia, finansial, fisik daninformasi) dengan maksud untuk mencapaitujuan organisasi secara efektif dan efisien(2004).

2. Menurut Herujito, Yayat M, Menajemen adalahpengelolaan suatu pekerjaan untuk memperolehhasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telahditentukan dengan cara menggerakan orang-orang lain untuk bekerja (2001).

3. Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen adalah ilmudan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnyasecara efektif dan efisien untuk mencapai suatutujuan tertentu (1990).

4. Menurut Sondang P. Siagian, Manajemenadalah kemampuan dan keterampilan untukmemperoleh suatu hasil dalam rangkapencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatanorang lain (1978).

5. Dan menurut Umar, Husein, Manajemenmerupakan suatu proses mengenaiperencanaan, pengorganisasian, penggerakandan pengendalian dalam organisasi(2003).

Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia memiliki peranan vital

dalam suatu organisasi/ perusahaan keberhasilansuatu organisasi didukung oleh sumber daya manusiayang dilimikinya. Beberapa pendapat yangmenjelaskan defenisi sumber daya manusia adalahantara lain :

Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003:1),dalam bukunya manajemem sumberdaya manusia.Sumber daya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semuaorang yang melakukan aktivitas. Secara umumsumber daya yang terdapat dalam suatu organisasibisa dikelompokkan atas dua macam yakni :1. sumber daya manusia (human resource) dan2. sumber daya non manusia (non human

resource)Kemudian menurut Handari Nawawi dalam

bukunya perencanaan sumberdaya manusia (2001 :37), sumber daya manusia adalah manusia atau orangyang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasiyang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja,tenaga kerja, dan lain lain.

Manajemen Sumber Daya ManusiaMenurut Malayu S.p. Hasibuan, (2003 : 9), unsur

manusia berkembang menjadi suatu bidang ilmumanajemen yang disebut manajemen sumber dayamanusia atau disingkat MSDM yang merupakanterjemahan dari manpower management.

Berikut ini adalah beberapa pengertian yangdikemukakan oleh para ahli :1. Menurut Andrew F. sikula dalam buku

Hasibuan, (2002 : 11) menyatakan :“Personel administ ra tion is theimplementation of human resources ( manpower) by and within an enterprise”

Page 48: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

43Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

(Administrasi kepegawaian adalah penempatanorang-orang ke dalam suatu perusahaan).

2. Menurut Edwin B. Filippo dalam buku Moekijat,(1987 : 25) menyatakan :“Personel management is the planning,organizing, directing, and controlling of theprocurement, development, compensation,integration, and maintenance of people forthe purpose o f contributing toorganizarional, individual, and socientalgoals”(Manajemen sumber daya manusia adalahperencanaan, pengorganisasian, pengarahandan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,pengembangan, kompensasi, integrasi, danpemeliharaan orang-orang untuk tujuanmembantu/menunjang tujuan-tujuan organisasi,individu, dan sosial).

3. Menurut Dale Yolder dalam buku Hasibuan,(2002 : 11) menyatakan :“Personel management is the provision ofleadership and direction of people in theirworking or employment relationship”(Manajemen personalia adalah penyediakepemimpinan dan pengarahan para karyawandalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka).

4. Menurut John B. Miner dan Mary Green Minerdalam buku Moekijat, (1987 : 22) menyatakan :“Personel management may be defined asthe process of developing, applying, andevaluating ‘policies’, procedures, methods,and program relating to the individual in theorganization”(Manajemen kepegawaian dapat dirumuskansebagai proses mengembangkan, menerapkan,dan menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, metode-metode, dan program-programyang berhubungan dengan individu dalamorganisasi).

5. Sumber Daya Manusia (MSDM) dapatdiartikan sebagai pendayagunaan sumber dayamanusia di dalam organisasi, yang dilakukanmelalui fungsi-fungsi perencanaan sumber dayamanusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangansumber daya manusia, perencanaandan pengembangan  karir,     pemberiankompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dankesehatankerja, dan hubungan industrial(Marwansyah 2010:3).

Tujuan dari manajemen sumber daya manusia,

menurut Malayu S.p. Hasibuan, (2002 :250) :1. Untuk menentukan dan kuantitas karyawan

yang akan mengisi semua jabatan dalamperusahaan.

2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masakini maupun masa depan, sehingga setiappekerjaan ada yang mengerjakannya.

3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemendan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

4. Untuk mempermudah koordinasi, integrasi, dansinkronisasi (KIS), sehingga produktivitas kerjameningkat.

5. Untuk menghindari kekurangan dan ataukelebihan karyawan.

6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkanprogram penarikan seleksi, pengembangan,kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.

7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasidan pensiun karyawan

8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaiankaryawan.

Fungsi Manajemen Sumber Daya ManusiaFungsi-fungsi manajemen, menurut Edwin B.

Flippo dalam buku Moekijat, (1987 : 26-27) adalah :1. Fungsi Perencanaan

Perencanaan berarti penentuan lebih dahulusuatu program kepegawaian yang akammenunjang tujuan-tujuan yang ditetapkan bagiperusahaan.

2. Fungsi PengorganisasianPengorganisasian adalah kegiatan untukmengorganisasikan semua karyawan denganmenetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasidalam bagan organisasi.

3. Fungsi PengarahanPengarahan adalah kegiatan mengarahkansemua karyawan, agar mau bekerja sama danbekerja efektif serta efisien dalam membantutercapainya tujuan perusahaan, karyawan danmasyarakat.

4. Fungsi PengawasanPengawasan, yakni mengadakan penyelidikandan perbandingan dari pada tindakan denganrencana-rencana serta mengadakan pembetulandari pada penyimpangan-penyimpangan yangmungkin terjadi.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTAOleh : Indri Astuti*

Page 49: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT44

PemimpinPemimpin adalah seseorang yang memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakanorang lain untuk mencapai tujuan hidup (Sobry Sutikno2014:9). Sukses tidaknya sebuah organisasi sangattergantung dari kemampuan pemimpin dalammenggerakan seluruh anggota organisasi untukmencapai tujuan. Courtois dalam Sutarto (2001)mengatakan “Kelompok tanpa pemimpin seperti tubuhtanpa kepala, mudah menjadi sesat, panik, kacau,anarki dan lain-lain. Sebagian besar umat manusiamemerlukan pemimpin bahkan mereka tidakmenghendaki yang lain dari pada itu.

KepemimpinanBeberapa pengertian kepemimpinan menurut

pendapat para ahli, sebagimana yang dikutip dari buku“Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan” karyaAchmad Sanusi dan M. Sorby Sutikno (2009) berikutini :· Kepemimpinan adalah suatu proses yang

mempengaruhi aktifitas kelompok yang diaturuntuk mencapai tujuan bersama (Rauch &Behling).

· Kepemimpinan adalah kegiatan dalammempengaruhi orang lain untuk bekerja kerasdengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok(George P. Terry).

· Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhiorang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuanumum (H. Koontz dan C. Donnell).

· Kepemimpinan adalah keseluruhan tindakanguna mempengaruhi serta menggiatkan orangdalam usaha bersama untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkanbahwa kepemimpinan adalah kemampuan untukmempengaruhi dan menggerakan orang lain untukmencapai tujuan.

Gaya KepemimpinanKesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjangkeberhasilan suatu kepemimpinan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kepemimpinan(Sutikno 2014:62) yaitu :1. Keahlian dan Pengetahuan. Keahlian dan

pengetahuan yang dimaksud di sini adalah latarbelakang pendidikan atau ijazah yang dimilikioleh seorang pemimpin, sesuai tidaknya latarbelakang pendidikan itu dengan tugas-tugas

kepemimpinan yang menjadi tanggungjawabnya, pengalaman kerja sebagai pemimpin,apakah pengalaman yang telah dilakukannyamendorong dia untuk memperbaiki danmengembangkan kecakapan danketerampilannya dalam memimpin.

2. Jenis Pekerjaan dan Tempat Pemimpin BekerjaTiap orgnisasi, lembaga yang tidak sejenismemiliki tujuan yang berbeda, dan menuntutcara-cara pencapaian tujuan yang tidak sama,oleh karena itu tiap jenis lembaga atau organisasimemerlukan perilaku dan sikap kepemimpinanyang berbeda pula.

3. Sifat-sifat Kepribadian Pemimpin. Kitamengetahui bahwa secara psikologis manusiaitu berbeda-beda sifat, watak dankeperibadiannya. Ada yang selalu bersifat kerasdan tegas, tetapi ada pula yang lemah dankurang berani. Dengan adanya perbedaan watakdan kepribadian yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin, akan menimbulkan perilakudan sikap yang berbeda pula dalam menjalankankepemimpinannya.

4. Sifat-sifat Kepribadian Bawahan. Poin in iberkaitan dengan sifat-sifat karyawan, yaitumengapa dan bagaimana bawahan menerimadam mau menjalankan perintah yang diberikanoleh pemimpin.

KaryawanPerusahaan tanpa karyawan ibarat manusia tanpa

darah. hal itu menggambarkan betapa pentingnyakaryawan dalam sebuah perusahaan. MenurutHasibuan (2007:117) Karyawan adalah setiap orangyang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik danpikiran) kepada suatu perusahaan dan memperolehbalas jasa yang sesuai dengan perjanjian. Dapatdisimpulkan bahwa karyawan merupakan orang yangbekerja pada suatu lembaga atau perusahaan denganbalas jasa berupa uang.

Motivasi“Motivasi menurut H. Malayu S. P. Hasibuan

(2008:219) adalah pemberian daya gerak yangmenciptakan kegairahan kerja seseorang agar merekamau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasidengan segala upaya untuk mencapai kepuasan”.Teori Hirarki menurut A. H. Maslow (Ulber Silalahi2002:345) menunjukan adanya lima tingkatankeinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA

Oleh : Indri Astuti*

Page 50: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

45Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

tersebut adalah : Kebutuhan fisiologis, Kebutuhankeamanan, Kebutuhan sosial, Kebutuhanpenghargaan, Kebutuhan aktualisasi

KinerjaKinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawaidalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara2001:67).

Indikator Kinerja Kinerja Menurut Boediharjo (2002:102) kinerja

dapat diukur berdasarkan empat indikator yaitu :1. Efektif dan efisien .

Jika suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai,kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebutefektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidakdicari kegiatan menilai yang penting dari hasilyang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasanwalaupun efektif dinamakan tidak efesien.Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidakpenting atau remeh maka kegiatan tersebutefesien

2. Otoritas dan tanggung jawabOtoritas menurut adalah sifat dari suatukomunikasi atau perintah dalam suatu organisasiformal yang dimiliki seorang anggota organisasikepada anggota yang lain untuk melakukansuatu kegiatan kerja sesuai dengankontribusinya. Perintah tersebut mengatakanapa yang boleh dilakukan dan yang tidak bolehdalam organisasi tersebut.

3. DisiplinDisiplin adalah taat kepda hukum dan peraturanyang berlaku. Jadi, disiplin karyawan adalahkegiatan karyawan yang bersangkutan dalammenghormati perjanjian kerja dengan organisasidimana dia bekerja.

4. InisiatifInisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dankreatifitas dalam membentuk ide untukmerencanakan sesuatu yang berkaitan dengantujuan organisasi.

Kerangka PemikiranMenurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011: 60)

menjelaskan bahwa kerangka berpikir merupakanmodel konseptual tentang bagaimana teor iberhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengandemikian maka kerangka berpikir adalah sebuahpemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yangpaling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiappemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhandari penelitian yang akan dilakukan. Gayakepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untukmempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalambentuk pola tingkah laku atau kepribadian (M. SorbySutikno 2014:35). Sedangkan Kinerja adalah hasilkerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapaioleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugassesuai dengan tanggung jawab yang diberikankepadanya (Mangkunegara 2001:67). Berikut inimerupakan kerangka pemikiran yang disusun dalampenelitian ini :

METODE PENELITIANDesain Penelitian

Desain pnelitian merupakan rancangan penelitianyang diginakan sebagai pedoman dalam melakukanproses penelitian. Desain peneitian akan bergunakanbagi semua pihak yang terlibat dalam prosespenelitian, karena langkah, dalam melakukanpenelitian mengacu kepada desain penelitian yangtelah dibuat. Nasir (2008:84) menyatakan bahwa :“Desain penelitian adalah semua proses yangdiperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan”.

PT. Sushi Tei Indonesia merupakan salah salahsatu perusahaan yang bergerak didunia kuliner diJakarta. Perusahaan ini berkantor di Komplek GrandWijaya Center Blok E No. 18-19, Jl. Wijaya II, JakartaSelatan. Penelitian dilakukan pada seluruh karyawanyang bekerja di PT. Sushi Tei Indonesia khususnyadi Outlet Gandaria City Jakarta. Penelitian inidilakukan dalam periode 2 hari, dengan mendatakeseluruhan populasi yang ada.

ANALISIS DAN PEMBAHASANPENELITIANUji Validitas

Berdasarkan jumlah sampel yang ada dalampenelitian ini yaitu 43 karyawan/ti, maka didapatkannilai r tabel yang dilampirkan peneliti sebesar 0,294.Berikut hasil uji validitas dari seluruh variabelpenelitian:

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTAOleh : Indri Astuti*

Gaya Kepemimpinan

(X)

Kinerja Karyawan

(Y)

Page 51: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT46

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,894 8

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,790 10

No. Pernyataan r hitung (Correlations) r tabel Kriteria

1. Q 1 0.524 0,266 Valid 2. Q 2 0.514 0,266 Valid 3. Q 3 0.530 0,266 Valid 4. Q 4 0.346 0,266 Valid 5. Q 5 0.530 0,266 Valid 6. Q 6 0.462 0,266 Valid 7. Q 7 0.524 0,266 Valid 8. Q 8 0.357 0,266 Valid 9. Q 9 0.354 0,266 Valid

10. Q 10 0.524 0,266 Valid

No. Pernyataan r hitung (Correlations) r tabel Kriteria

1. Q 1 0.613 0,266 Valid 2. Q 2 0.668 0,266 Valid 3. Q 3 0.740 0,266 Valid 4. Q 4 0.690 0,266 Valid 5. Q 5 0.726 0,266 Valid 6. Q 6 0.666 0,266 Valid 7. Q 7 0.675 0,266 Valid 8. Q 8 0.618 0,266 Valid

Tabel 4.5 Hasil Uji ValiditasVariabel Gaya Kepemimpinan (X)

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwaseluruh nilai r hitung yang didapatkan dari pengolahandata menggunakan software SPSS ver.17 padaseluruh butir pernyataan dalam variabel GayaKepemimpnan memiliki nilai yang lebih besardibandingkan dengan nilai r tabel (0,266). Sehinggadapat disimpulkan bahwa masing-masing item padavariabel Gaya Kepemimpinan adalah valid dan layakuntuk diujikan.

Tabel 4.6 Hasil Uji ValiditasVariabel Kinerja Karyawan (Y)

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwaseluruh nilai r hitung yang didapatkan dari pengolahandata menggunakan software SPSS ver.17 padaseluruh butir pernyataan dalam variabel KinerjaKaryawan memiliki n ilai yang lebih besardibandingkan dengan nilai r tabel (0,266). Sehinggadapat disimpulkan bahwa masing-masing item padavariabel Kinerja Karyawan adalah valid dan layakuntuk diujikan.

Uji ReliabilitasUji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

teknik belah dua Spearman Brown, yaitu denganmenggunakan koefisien Cronbach Alpha. Instrumendikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60.Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan SPSS. Berikut hasiluji reliabilitas dari seluruh variabel penelitiana) Uji reliabilitas variabel gaya kepemimpinan (X)

Tabel 4.7 Hasil Uji ReliabilitasVariabel Gaya Kepemimpinan (X)

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilaiAlpha Cronbachdari variabel GayaKepemimpinan (X) lebih besar dari 0,60,sehingga dapat disimpulkan bahwa variabelGaya Kepemimpinan (X) dinyatakan reliabel.

b) Uji reliabilitas variabel kinerja karyawan (Y)Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilaiAlpha Cronbachdari var iabel KinerjaKaryawan (Y) lebih besar dari 0,60, sehinggadapat disimpulkan bahwa variabel KinerjaKaryawan (Y) dinyatakan reliabel.

Interpretasi HasilUji Asumsi Klasik1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakahdalam model regresi, variabel pengganggu atauresidual memiliki distribusi normal. Model regresiyang baik adalah yang memiliki distribusi secaranormal. Hasil uji normalitas adalah sebagaiberikut:

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA

Oleh : Indri Astuti*

Page 52: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

47Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error 1 (Constant) 164,847

GayaKepemimpinan ,470 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant) GayaKepemimpinan 1,000 1,000

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Gambar 4.1Hasil uji normalitas

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Dari grafik normal probability plots di terlihatbahwa Grafik Histogram memperlihatkansebaran data menyebar ke seluruh daerah kurvanormal, sehingga dapat dinyatakan bahwa datamempunya distribusi normal. Sementara hasiluji menggunakan P-P Plot menunjukkan bahwadata mengikuti gar is diagonal sehinggadinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji MultikolinieritasUji mulitikolineritas bertujuan untuk mengujiapakah model regresi ditemukan adanyakorelasi antar variabel bebas (independen). Hasiluji multikolonieritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.29Hasil uji multikolinieritas

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil ujimultikolinieritas diketahui besarnya VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 sehinggadapat d isimpulkan tidak terdapatmultikolinieritas.

3. Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastistas bertujuan mengujiapakah dalam model regresi terjad iketidaksamaan variance dari residual satupengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil ujihetero-skedastisitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2Hasil uji heteroskedastisitas

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Dari grafik scatterplots di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak (random) baik di atasmaupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapatdisimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi padamodel regresi.

Uji Regresi Linier Sederhana1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mengetahuipengaruh variabel bebas (Gaya Kepemimpinan)terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan).Persamaan garis regresi dapat dirumuskansebagai berikutY = a + bXProses perhitungan dalam analisis regresi linearsederhana menggunakan bantuan komputerprogram SPSS ver 17 for Windows. Hasilanalisis regresi sebagai berikut:

Tabel 4.30Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Hasil pengolahan komputer dapat diketahuipersamaan koefisien regresi linier sederhanayang diperoleh adalah sebagai berikut:Y = 164,847+ 0,470 X

Keterangan:Y = Kinerja KaryawanX= Gaya Kepemimpinan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTAOleh : Indri Astuti*

Page 53: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT48

Coefficientsa

Model t Sig. 1 (Constant) 2,773 ,008

GayaKepemimpinan 3,987 ,000 a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015

Correlations

Kinerja Karyawan

Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan Pearson Correlation

1 ,487**

Sig. (2-tailed) ,000 N 53 53

Kinerja Karyawan Pearson Correlation

,487** 1

Sig. (2-tailed) ,000 N 53 53

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015

Dari persamaan regresi linier sederhana diatasmenunjukan bahwa:a. Variabel Kinerja Karyawan memiliki nilai

164,847, apabila variabel GayaKepemimpinan dianggap konstan atau nol.

b. Variabel Gaya Kepemimpinan (X) memilikipengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y)dengan nilai 0,470. Hal ini mengandung artibahwa setiap kenaikan variabel GayaKepemimpinan satu satuan maka variabelKinerja Karyawan (Y) akan meningkatsebesar 0,470.

2. Koefisien KorelasiTujuan dari analsisi korelasi adalah untukmengetahui apakah diantara dua variabelterdapat hubungan atau tidak, dan jika adahubungan bagaimanakah arah hubungan danseberapa besar hubungan tersebut. Data padaanalisis korelasi dapat berupa data kualitatifmaupun kuantitatif, yang masing-masingmempunyai ukuran korelasi sendiri-sendiri.Berikut adalah hasil perhitungan korelasi melaluiSPSS:

Tabel 4.31Koefisien Korelasi

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Berdasarkan hasil analisis seperti yangditampilkan Tabel di atas diketahui bahwakorelasi parsial antara Gaya KepemimpinandanKinerja Karyawan dengan korelasi productmoment by Pearson. Hasil korelasi parsialdidapat nilai r hitung sebesar 0,487. Nilai korelasiini tergolong sedang dan juga memiliki nilai positifsehingga dapat dikatakan pola hubungan antaraGaya Kepemimpinandan Kinerja Karyawanadalah searah. Artinya, semakin baik GayaKepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinanperusahaan, maka Kinerja Karyawan pun akansemakin meningkat, begitu pula sebaliknya.

3. Uji Statistik tAnalisis ini digunakan untuk mengetahui tingkatsignifikansi pengaruh variabel bebas terhadapvariabel terikat secara parsial. Pengujiandilakukan dengan menggunakan signifikan level0,05 (á=5%).

Tabel 4.32Hasil Uji t (parsial)

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

a. Menentukan Hipotesis Nihil (Ho) danHipotesis Alternatif (Ha)Ho: Tidak terdapat pengaruh dari gayakepemimpinan terhadap Kinerja karyawanPT. Sushi Tei Indonesia di outlet GandariaCity, Jakarta Selatan.Ha: Terdapat pengaruh dari gayakepemimpinan terhadap Kinerja karyawanPT. Sushi Tei Indonesia di outlet GandariaCity.

b. Menentukan Level of significance ( a =0,05)df = á / 2 ; (n – 1 – k)= 0,025; (53 – 1 – 1)= 2,008

c. Perhitungan nilai thitung (oleh SPSS)thitung= 3,987

d. KesimpulanNilai t hitung 3,987> dari nilai t tabel 2,008dengan tingkat signifikansi 0,000 maka Hoditolak dan Ha diterima, dengan demikianterdapat pengaruh dari gayakepemimpinan terhadap Kinerja karyawanPT. Sushi Tei Indonesia di outlet GandariaCity, Jakarta Selatan.

4. Koefisien determinasi (R2)Koefisien determinasi (R2) pada intinyamengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam menerangkan var iasi var iabelindependen. Nilai koefisien determinasi adalahantara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi(R2) dapat dilihat dari tabel berikut:

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA

Oleh : Indri Astuti*

Page 54: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

49Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Model Summaryb

Model R R Square 1 ,487a ,238

a. Predictors: (Constant), GayaKepemimpinan b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan

Tabel 4.33Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS ver.17, 2015.

Dari tabel diatas terlihat tampilan olahan datamodel summary besarnya R Square adalah 0,238.Hal itu berarti, 23,8% variasi kinerja karyawan (Y)dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen(gaya kepemimpinan) di atas. Sedangkan sisanyasebesar 76,2% dijelaskan oleh sebab-sebab yang laindiluar model.

KESIMPULAN, KETERBATASAN,DAN REKOMENDASIKesimpulan1. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsi

yang d iperoleh pada variabel gayakepemimpinan dengan nilai rata-rata sebesar225,6, dapat diitepretasikan bahwa pimpinanperusahaan yang berkarisma dan tegas dapatmenciptakan kinerja yang baik kepada setiapkaryawannya.

2. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsiyang diperoleh pada variabel kinerja karyawandengan nilai rata-rata sebesar 196,5, dapatdiitepretasikan bahwa hampir seluruh karyawanakan memiliki kinerja yang baik jika merekaberkenan dengan pimpinan perusahaan itusendiri.

3. Berdasarkan hasil uji parsial, didapatkan nilai thitung 3,987 > dari nilai t tabel 2,008 dengantingkat signifikansi 0,000 maka Ho ditolak danHa diter ima, dengan demikian terdapatpengaruh dari gaya kepemimpinan terhadapKinerja karyawan PT. Sushi Tei IndonesiaKhususnya Outlet Gandaria City Jakarta.

4. Dari uji koefisien determinasi besarnya R Squareadalah 0,238. Hal itu berarti, 23,8% variasikinerja karyawan (Y) dapat dijelaskan olehvariabel-variabel independen (gayakepemimpinan) di atas. Sedangkan sisanyasebesar 76,2% dijelaskan oleh sebab-sebab yanglain diluar model.

Keterbatasan PenelitiPenelitian ini juga masih memiliki keterbatasan-

keterbatasan. Dengan keterbatasan ini, diharapkandapat dijadikan untuk melakukan perbaikan padapenelitian mendatang. Adapun keterbatasan penelitianini adalah sebagai berikut:1. Variabel bebas yang mempengaruhi variabel

terikat yaitu kinerja karyawan hanya sebagiankecil dari model yang dapat mempengaruhivariabel terikat.

2. Variabel bebas yang digunakan oleh penelitihanya gaya kepemimpinan saja dimana masihbanyak variabel lain yang dapat mempengaruhidari variabel kinerja karyawan.

3. Hasil kemungkinan tidak menggambarkankondisi yang sebenarnya karena prosespengambilan data yang seharusnya dilakukandalam waktu jangka panjang hanya ditempuhdalam waktu beberapa hari saja.

RekomendasiSaran yang dapat disampaikan peneliti dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsi

gaya kepemimpinan, nilai terendah terdapat padapernyataan bahwa “Setiap karyawandibebaskan untuk menggunakan kreatifitasnyadalam menyelesaikan segala pekerjaan yangdiberikan oleh pimpinan”, dengan nilai yaitu 211.Dari akumulasi nilai yang diberikan olehresponden, terlihat bahwa kurangnya kebebasanyang diberikan oleh pimpinan pada PT Sushi TeiIndonesia khususnya outlet Gandaria City,Jakar ta kepada karyawannya dalammenggunakan kreatifitas mereka dalammenyelesaikan pekerjaanya tapi hal ini juga tidakbisa disalahkan karena PT Sushi Tei Indonesiaadalah perusahaan besar dimana perusahaan inisudah memiliki sistem yang cukup baku,sehingga pimpinan tidak bisa membebaskankaryawan secara sepenuhnya dalam halmenyelesaikan masalah yang terjadi di outlet.

2. Berdasarkan angka akumulasi nilai persepsikinerja karyawan, nilai terendah terdapat padapernyataan bahwa “Sebagai karyawan, sayatidak pernah berusaha melemparkan kesalahanyang saya buat kepada orang lain”, dengan nilaiyaitu 176. Dari akumulasi nilai yang diberikanoleh responden, terlihat bahwa masih kurangnyakesadaran karyawan untuk tidak melemparkan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTAOleh : Indri Astuti*

Page 55: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT50

kesalahan pekerjaan yang mereka buat kepada rekankerjanya sendiri, hal tersebut jelas sekalikurangnya perhatian dari pimpinan karyawantersebut.

DAFTAR PUSTAKADessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta :Indeks.

Dessler, Garry. 2010. Manajemen Sumber DayaManusia. Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta :Indeks.

Gouzali, Saydam. 2005. Manajemen SumberDaya Manusia: Suatu Pendekatan Mikro.Jakarta: Djambaran.

Hasibuan, Malayu S .P. 2005. ManajemenSumber Daya Manusia , Edisi Revisi.Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. , 2011. ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta: BumiAksara.

Kartono, Kart in i. 2011. Pemimpin danKepemimpinan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

Manullang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen.Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Nitisemito, Alex S. 2005. Manajemen Personalia

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN STORE MANAGER TERHADAP KINERJA KARYAWANPT. SUSHI TEI INDONESIA KHUSUSNYA OUTLET GANDARI CITY JAKARTA

Oleh : Indri Astuti*

(Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima.Cetakan Keempat belas. Jakarta: GhaliaIndonesia.

Poerwopoespito, F.Z. 2010. Mengatasi KrisisManusia di Perusahaan. Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia.

Sriwedadi, Teguh dan Oey Charlie. 2011. AnalisisPengaruh Gaya Kepemimpinan TerhadapKinerja SPG PD. Sumber Jaya, Jurnalmanajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Bina Nusantara

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta

Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta : Kencana Predana MediaGrup

Veithzal Rivai, Deddy Mulyadi. 2011. Kepemimpinandan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Page 56: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

51Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGANHIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016

TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIKDITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI

(Observasi pada minimarket di kota Depok)Oleh : Fajar Kurniadi dan Fadilah Hisyam*

ABSTRACTThe Circular of the Ministry of Environment and Forestry has changed the perceptions of consumers and market

players in Indonesia about plastic bags. The circular arranges many things about the utilization of waste, includingthe control of the use of plastic bags in the wider community. Hopefully, with the enactment of this circular, the publicbetter understand about the real impact of not managing the waste, especially plastic used shopping in the market orretail. However, does this hope materialize?

The purpose of writing this scientific paper is to determine the effectiveness of the implementation of the circularin retail business in Depok City is viewed not from the environmental point of view but from an economic point of view.Based on observation data of several retail in Depok City area, especially Pancoran Mas Subdistrict, the effect ofenactment of this circular still has not felt even neglected by consumers. Some businesses do business is felt not ableto mengurasi use of plastic pouch paid.

Keywords: Effectiveness, Plastic Waste, Economics

PENDAHULUANSebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas

dari perniagaan. Salah satu proses perniagaan adalahjual-beli. Dalam jual-beli, sudah sangat umum membelisesuatu dengan kantong plastik. Kantong plastikbiasanya digunakan untuk membungkus ataumembawa barang belanja. Biasanya para penjualbaik di pasar tradisional maupun modern, selalumemberikan kantong plastik baru di setiap melakukantransaksi. Mereka menganggap pemberian plastikuntuk wadah atau pembawa barang belanja adalahkewajaran dan salah satu pelayanan kepadakonsumen. Menurut beberapa penjual di pasartradisional d i Kota Depok, mereka selalumenyediakan kantong plastik berbagai ukuran untukmemenuhi keinginan konsumen. Mereka pun tidaklagi bertanya untuk memberikan kantong plastikkepada konsumen. Dengan spontanitas saja merekamemberikan kantong plastik itu. Setelah ditotal, untuk1 (satu) hari saja, mereka harus mengeluarkan 100(seratus) hingga 250 (dua ratus lima puluh) lembarkantong plastik. Penjual tidak mau di-blacklist oleh

konsumen hanya karena tidak mau memberikankantong plastik dalam setiap transaksi.

Dari sisi konsumen, kantong plastik memangdinilai membantu mereka dari segi kepraktisan danhigienitas barang belanjaan mereka. Jika merekamembeli produk segar seperti sayuran atau daging,maka mutlak mereka membutuhkan plastik pemisahagar aroma dan kesegarannya tetap terjaga.Ditambah lagi jika mereka membeli produk detergen,sabun, atau pembersih dan makanan, mereka punharus memisahkanya. Agar aroma dan kandungandalam detergen tidak tercampur dalam makanan.Berdasarkan penelitian kecil yang kami lakukanterhadap beberapa konsumen yang menggunakankantong plastik, ternyata didapati sebuah simpulanyang menyentak, yakni waktu penggunaan kantongplastik itu rata-rata hanya 15 menit saja. Maksudnya,mereka menggunakan kantong plastik hanya saatberbelanja, perjalanan, dan setelah sampai di rumahkantong plastik itu menjad sampah. Jika satukonsumen di 3 gerai setiap hari dan setiap geraimemberikan plastik, maka dalam sebulan sudah ada

* Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI

Page 57: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT52

90 kantong plastik hanya dari 1 konsumen. Jika dirata-rata dan diakumulasi dalam satu tahun maka ada 1080kantong plastik terbuang menjadi sampah. Hal yangsungguh mencengangkan sekaligus ironi padamasyarakat modern.

Dari sisi peritel atau pelaku usaha, beberapastandar mereka harus lakukan berkaitan kantongplastik, yakni ukuran, tingkat ketebalan, kekuatan, dandaya hancur. Setidaknya, peritel harus memiliki 3ukuran kantong plastik yang digunakan sesuaikebutuhan. Mulai dari kantong plastik ukuran mini(15cm; 15x34 cm) untuk kebutuhan belanja sedikitatau memisahkan makanan dan detergen, kantungplastik ukuran sedang (33cm; 21x44 cm) untukkebutuhan belanja sedang, dan ukuran besar (42 cm;28x48 cm) untuk keperluan belanja yang banyak.Terkadang, pengeluaran di kantong plastik ini punharus berlebih jika ada pembeli yang meminta kantongbelanjaannya dilapis lagi dengan kantong plastik agarlebih kokoh. Padahal kantong plastik yang beredar dibeberapa minimarket sudah dirancang untuk dapatmenahan berat dan guncangan sesua ukurannya.Selain ukuran, ketebalan dan kekuatan, daya hancurpun harus dipikirkan. Daya hancur kebanyakan plastikadalah 500-1000 tahun, namun ada beberapa kantongplastik yang mengklaim dapat hancur dalam waktu10-50 tahun. Bukan berarti percepatan penghancurankantong plastik ini adalah penebus dosa bagipenggunanya. Beberapa minimarket menawarkankantong belanja berbahan kain dan dapat digunakanjauh lebih lama dibanding kantong plastik. Sifat darikantong belanja d i sini hanya pada tahapanpenawaran saja, tidak dipaksakan. Di beberapanegara seperti Australia, Prancis, dan Inggris sudahmemberlakukan “pemaksaan” penggunaan kantongbelanja berbahan kain untuk menekan penggunaankantong plastik berbayar. Di Indonesia, baru adabeberapa supermarket yang berani melakukan“pemaksaan” ini.

Salah satu yang dilakukan pemerintah Indonesiaadalah dengan penerbitan dan memberlakukanUndang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentangPengelolaan Sampah dan ditambah lagi denganUndang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidupserta dengan dikeluarkannya Surat Edaran yakniSurat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup DanKehutanan Nomor: Se.8/Pslb3/Ps/Plb.0/5/2016Tentang Pengurangan Sampah Plastik melaluipenerapan kantong belanja plastik sekali pakai tidak

gratis. Namun, apakah kebijakan pemerintah iniberbuah manis? Apakah sudah sampai efeknya bagimasyarakat luas? Apakah sudah efektif jika ditinjaudari sudut ekonomi?

Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti sangattertarik untuk membahas mengenai efektivitaspemberlakuan Surat Edaran Kementer ianLingkungan Hidup dan Kehutanan ditinjau dari sudutekonomi. Semoga penelitian ini bermanfaat bagiberbagai pihak dan perkembangan ilmu pengetahuan,khususnya di bidang lingkungan hidup dan ekonomi.

KAJIAN TEORI1. Kronologis

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) menghitung masalah konsumsi kantongplastik di Indonesia. Setiap tahunnya, Indonesiamenggunakan sekitar 10,95 juta lembar kantongplastik per 100 gerai. Kini ada 32.000 retail. Dapatdiperkirakan 9,85 milyar sampah kantong plastikdihasilkan setiap tahun dan mencemari lingkunganselama lebih dari 400 tahun. Jumlah yang besar danmungkin akan bertambah jika masyarakat sertapemerintah tidak bijak dan bekerjasama dalam halmengelola sampah kantong plastik.

Kantong plastik berbayar adalah salah satu bagiandari kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan untuk meminimalisasi timbulan sampahkhususnya sampah kantong plastik. Kantong plastikberbayar merupakan kebijaksanaan dari KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangkamendorong kesadaran masyarakat terhadappenggunaan kantong plastik dalam upaya mengurangitimbulan sampah. Sampah ini bukan hanya yang adadi TPA, laut pun tak ubahnya tempat sampahraksasa. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakannegara ke-2 penghasil sampah di laut setelahTiongkok. Total sampah plastik di laut Indonesiaadalah 187,2 Ton (Jambeck et all, 2015).

Tugas pemerintah seperti yang tertuang dalam UUNomor 18 Tahun 2008 pasal 5 menyebutkana. menumbuhkembangkan dan meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam pengelolaansampah;

b. melakukan penelitian, pengembangan teknologipengurangan, dan penanganan sampah;

c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melak-sanakan upaya pengurangan, penanganan, danpemanfaatan sampah;

EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANNOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK

DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

Page 58: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

53Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

d. melaksanakan pengelolaan sampah danmemfasilitasi penyediaan prasarana dan saranapengelolaan sampah;

e. mendorong dan memfasilitasi pengembanganmanfaat hasil pengolahan sampah;

Pada tugas pemerintah butir (a), pemerintahberupaya menumbuhkembangkan dan meningkatkankesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah,khususnya dalam penelitian ini, adalah sampah plastikbelanja. Selain tugas pemerintah, UU nomor 18 tahun2008 juga mengamanatkan Pasal 19 Pengelolaansampah rumah tangga dan terdiri atas: a.pengurangan sampah; dan penanganan sampah. b.pengurangan sampah. Pengurangan yang dimaksudmeliputi kegiatan pembatasan timbunan sampah.diperlukan cara untuk mendorong penguranganpenggunaan kantong plastik supaya timbunan sampahdapat dikurangi salah satunya adalah dengan kantongplastik berbayar.

Penetapan kebijakan kantong plastik berbayardimulai 21 Februari 2016. Penetapan ini bersifat ujicoba yang dilakukan di 23 kota, salah satunya KotaDepok. Usaha ritel tidak menyediakan kantongbelanja plastik berbayar lagi, konsumen harusmembayar untuk medapatkan kantong belanja plastikdengan biaya Rp.200 (dua ratus rupiah) untuk setiaphelai plastik. Hal ini berarti, kantong belanja plastikpun barang yang diperjualbelikan. Adapun aturan inihanya berlaku selama 3 bulan uji coba sejakditetapkan dengan pengesahan surat edaranKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

2. Kantong PlastikKantong p lastik merupakan wadah atau

pembungkus untuk membawa barang belanja baik dipasar tradisional maupun di pasar tradisional yangterbuat dari plastik (poliolefin). Kantong plastikbiasanya digunakan untuk pembungkus kemasan baikmakanan maupun untuk barang rumah tangga. Didunia kuliner, hanya beberapa plastik yang dapatdigunakan untuk bahan pembungkus yakni yangberwarna bening dan tidak berbau. Hal ini dilakukanagar makanan atau minuman tidak terkontaminasi zatyang terdapat pada kantong plastik. Selain kantongpembungkus, plastik pun biasanya digunakan untukkantong belanja. Sebagai kantong belanja, kantongplastik pun memiliki kualifikasi yakni berwarna putih,kuat, dan mempunyai daya hancur yang tidakterlampau lama. Semakin sebentar ia hancur, semakinbaik kualitasnya. Penggunaan kantong plastik pun

digunakan untuk memuat sampah. Biasanya, plastiksampah dibuat dengan ukuran besar dan sangat tebal.Hal ini bertujuan agar daya muat dan kekuatannyapun dapat diandalkan untuk membawa sampah rumahtangga yang biasanya terdiri dari kertas, plastik tebal,dan cairan-cairan berupa minyak atau lainnya yangdapat merusak plastik sampah. Kantong plastikberikutnya digunakan untuk keperluan industri.Ukurannya bervariasi, ada yang kecil hingga besardengan ketebalan yang bervar iasi. Biasanyapenggunaannya untuk membungkus produk dariindustri tersebut atau sebagai pelapis.

Kantong plastik, secara umum, menyimpanbahaya, diantaranya memicu perubahan iklim,mencemari lingkungan, bahaya bagi manusia, masaterurai yang sangat lama. Bahaya plastik yangpertama adalah memicu perubahan iklim, maksudnyaadalah dari proses produksi, konsumsi, hinggapembuangannya menghasilkan emisi karbon yangtinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklimkarena kondisi bumi semakin memanas. Sumbermaterial kantong plastik yang terbuat dari minyakbumi, yang merupakan sumber daya alam takterbarukan, mengakibatkan pencemaran lingkungandi negara-negara berkembang karena limbahpabriknya dibuang ke sungai dan pembakaran gasmetana mengakibatkan emisi karbon ke udara.Kantong plastik pun mempunyai dampak berbahayabagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.Pengelolaan dan pengolahan sampah plastik yangburuk akan menimbulkan bencana seperti banjir,termakan oleh hewan (laut), atau merusak ekosistemtanah, sungai, dan laut.

Gerakan Diet Kantong PlastikSebuah gerakan dapat menuju capainnya jika

dilakukan bersama, seperti mengurangi penggunaankantong plastik. Mulailah dari perubahan-perubahankecil yang positif dan sebarkan. Gerakan ini mengajaksemua orang untuk melakukan berbagai aktivitasyakni mulai hidup ramah lingkungan, menjadi relawan,melakukan aksi nyata. Hidup ramah lingkungan, salahsatunya dengan membawa dan menggunakan tasbelanja pakai ulang sendiri ketika berbelanja. Satuhal yang kamu lakukan, bisa mengurangi timbunansampah kantong plastik dan beban lingkungan!Dengan membawa kantong plastik sendiri ataukantong belanja berbahan kain, anyaman bambu, atautas daur ulang, maka akan mengurangi biaya dansampah yang tertimbun. Jangan sampai yang kita

EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANNOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIKDITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

Page 59: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT54

warisi adalah sampah plastik. Ingatkan kita orangtuadahulu selalu membawa tas anyaman bambu saat kepasar, mengapa kebiasaan yang sudah dibiasakankepada kita justru luntur karena alasan kepraktisansesaat dan ingin terlihat keren. Sesungguhnya, saatsemua orang berbelanja dengan tas anyaman bambu,maka itulah yang akan dianggap keren. Adapergeseran istilah di sini.

3. Faktor EkonomiKebijaka kantong belanja berbayar ini dinilai

beberapa pihak masih kurang nyata dampaknya bagipenggunaan kantong plastik pada beberapa ritel.Selain karena nominalnya yang dianggap terlalurendah, beberapa pihak pun terpaksa menggunakankantong belanja berbayar karena alasan lupa atautidak pantasnya membawa pulang barang belanjaandengan dijinjing tanpa kantong. Bayangkan berbelanja2-3 barang ke minimarket dan harus membawanyadengan tangan kosong tanpa kantong belaja, ini akanmemalukan dan merepotkan. Anggapan inilah yangmembuat kebijakan pemerintah ini terkesan tumpuldi tingkat masyarakat. Hanya Rp.200 saja tidak jadimasalah untuk sebagian pembeli. Tapi, ada juga yangmarah karena harus membayar hanya untuk kantongbelanja plastik, mereka menganggap bahwa kantongbelanja plastik adalah hak konsumen dan penjual tidakboleh menjualnya. Berdasarkan dinamika yang terjadidi kalangan masyarakat maka kami melakukanpenelitian dengan membandingkan data sebelum dansesudah kebijakan ini diberlakukan.

METODE PENELITIANAdapun metode yang kami gunakan adalah

deskriptif analitik yakni dengan mengumpulkan datasebanyak mungkin dar i responden danmenerjemahkannya dalam bentuk deskripsi. Adapunresponden yang kami teliti diambil dari 10 (sepuluh)minimarket di kawasan Kecamatan Pancoran MasKota Depok dalam kurun waktu 2 (dua bulan) yakni1 bulan sebelum diberlakukan Surat Edaran tentangKantong Belanja Plastik berbayar dan 1 bulansetelahnya. Jumlah respondenya adalah 100 dihitungdari rerata pengunjung harian ketiga minimarkettersebut.

PEMBAHASANSejak surat edaran tentang pengurangan sampah

plastik diberlakukan dan diterjemahkan menjadikebijakan kantong plastik berbayar diberlakukan,

banyak respon yang muncul dari masyarakat. Adayang menyambut baik, namun tidak sedikit yangmenganggapnya sebagai sebuah beban yang harusditanggung pembeli. Dari para penggiat usaha ritelpun beberapa setuju namun harus terus mengingatkanSOP kepada para pegawainya bahwa kantongplastiknya saat ini berbayar dan tidak dipaksakankepada para konsumen. Pegawai harusmenginformasikan, menawarkan, dan menanyakankesedian kepada konsumen tentang kantong belanjaplastik berbayar ini. Setelah meminta data daribeberapa minimarket dan menanyakan beberapakonsumen, didapati beberapa data yang tertulis dalamtabel-tabel berikut:

Tabel 1Data Pengunjung/Konsumen Minimarket

dalam 2 bulan

Sumber: diolah peneliti (nama minimarket disamarkan), 2016

Sebagai bahan pertimbangan, disediakan tabelyang memuat data pengunjung dari 10 minimarketdalam kurun waktu 2 bulan (1 bulan sebelum dan 1bulan saat diberlakukan aturan kantong plastikberbayar). Adapun data tersebut diambil dari 10minimarket yang tidak mau disebutkan nama danalamatnya dengan alasan kerahasiaan data. Untukmenjaga permintaan dari sumber, maka penelitimengganti nama minimarket menjadi simbol huruf dari“A-J” agar mudah membedakannya. Dari berbagaiminimarket yang dipilih terurai data yang tidak jauhberbeda antara data bulan 1 dan bulan 2.

Banyaknya pengunjung yang datang di minimarketitu tidak terlalu terpengaruh oleh surat edarankementerian lingkungan hidup dan kehutanan.Padahal sosialisasi sudah dilakukan di berbagai mediacetak, elektronik, dan digital. Namun tak menyurutkankeinginan mereka untuk tetap dapat dan berbelanjadi minimarket. Ternyata mereka memang sudahmenjadi langganan minimarket tersebut untukberbelanja kebutuhan bulanan. Melihat kenyataan ini,maka dibutuhkan lagi data berupa penggunaankantong belanja plastik di 10 minimarket tersebut.Datanya adalah sebagai berikut.

Minimarket

Bulan A B C D E F G H I J

1 400 365 420 300 325 346 340 245 290 560

2 460 300 467 292 590 462 351 368 331 601

EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANNOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK

DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

Page 60: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

55Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Tabel 2Data Penggunaan Kantong Plastik

Berbayar/helai

Sumber: diolah peneliti, 2016

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada tabel,dapat dilihat perbedaan yang tidak terlalu signifikanantara bulan 1 dan bulan 2. Fluktuasi pengunaan danpemakaian kantong plastik berbayar terjadi dibeberapa minimarket. Namun, tidak terlalu terasa.Hal ini mengindikasikan bahwa Surat EdaranKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidakefektif untuk menekan penggunaan plastik berbayarpada 10 minimarket di wilayah Pancoran Mas KotaDepok. Setelah dilakukan perbincangan kecil kepadapara konsumen, beberapa diantara mereka tidakmerisaukan harga kantong plastik yang dibebankanpada para konsumen. Harga kantong plastik senilaiRp.200 sangat kecil dan tidak berarti dibandingkantotal nominal yang mereka keluarkan untuk berbelanjayang rata-rata Rp.150.000 per transaksi. Beberapapengumuman di depan kasir pun ditanggapi denganacuh tak acuh oleh para konsumen. Penawaranmenggunakan kantong belanja berbahan kain pun tidamendapatkan perhatian para konsumen. Nampaknya,menjinjing belanjaan dengan kantong plastik berlabelminimarket menjadi sebuah tren yang disenangi parakonsumen tanpa mengidahkan lingkungan danimbauan Kementerian Lingkungan Hidup.

Data di atas menunjukkan hanya minimarket Bdan C lah yang tingkat penggunaan kantong plastiknyameningkat dengan asumsi pengunjung minimarkettidak terlalu naik signifikan. Hal ini mengindikasikanbahwa pada minimarket ini, konsumen sangat tidakmengidahkan imbauan dan semua usaha yangdilakukan minimarket (penawaran, penempelan flierramah lingkungan) untuk mengurangi penggunaankantong plastik . Sementara minimarket lainpenggunaan kantong plastiknya menurun tapi tidaksignifikan, tidak begitu terasa perubahan sikap dannilai dari konsumen mengenai aturan penggunaankantong plastik berbayar. Perlu ada tindakan nyatadari pemerintah khususnya para pamong dilingkungan Kementerian. Tindakan nyatanya berupapemberian contoh dan pembekalan kepada pegawaidi lingkungan Kementerian sebagai teladan bagi

masyarakat. Dari tindakan nyata ini, diharapkanstigma penggunaan plastik untuk kantong belanja inidianggap kuno dan lebih keren menggunakan kantongbelanja berbahan kain. Semakin banyak yangmenggunakan dan mempopulerkan, semakin banyakorang sadar bahwa itu adalah tren saat ini. Disadariatau tidak, hal yang dianggap bagus di masyarakatadalah hal yang banyak mereka lihat.

PENUTUPSimpulan

Dari teori dan data yang telah disajikan di atas,dapat disimpulkan menjadi pernyataan sebagaiberikut:1. Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan tentang pembatasan sampahplastik dan diterjemahkan dengan kebijakankantong plastik berbayar dinilai tidak efektifuntuk menekan penggunaan kantong plastik diKecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

2. Besaran harga senilai Rp.200 (dua ratus rupiah)dinilai tidak sebanding dan tidak berpengaruhsignifikan terhadap penggunaan kantong plastikberbayar.

Saran1. Perlu ada kebijakan yang lebih menyentuh nilai

rasa masyarakat dibanding hanyamemberlakukan pembatasan penggunaankantong plastik. Sebagai contoh, pegawai dilingkungan seluruh Kementerian dan turunannyadiharuskan memberikan contoh penggunaankantong belanja ramah lingkungan danmemberikan teladan kepada masyarakat luas.

2. Perlu ditambah besaran biaya untuk menebuskantong plastik itu. Tidak hanya Rp.200, perluditambah menjadi Rp.1000-10.000 untuk setiaphelai. Mengapa demikian? Karena banyakkonsumen yang meremehkan nilai Rp.200 itu.Ditinjau dari sudut ekonomi, nilai ini sudah cukuptinggi tapi jika dilihat dari nominal per transaksimaka nilai ini dianggap tidak berharga.

3. Payung hukum dari aturan ini masih belum kuatdan kurang jelas. Perlu dibuatkan payung hukumberupa Undang-Undang atau Peraturan Menteriyang khusus membahasa tentang PemakaianKantong Plastik berbayar di semua lini ekonomi,baik di pasar tradisional maupun di pasarmodern.

Minimarket

Bulan A B C D E F G H I J

1 1020 960 769 699 790 897 502 603 561 1032

2 1001 976 802 498 601 767 490 548 441 964

EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANNOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIKDITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

Page 61: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT56

DAFTAR PUSTAKAUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun

2008 Tentang Pengelolaan SampahUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2009 Tentang Per lindungan DanPengelolaan Lingkungan Hidup

Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup DanKehutanan Nomor: Se.8/Pslb3/Ps/Plb.0/5/2016Tentang Pengurangan Sampah Plastik

Referensi:http://klikplastik.com/2016/09/nama-dan-ukuran-

kantong-plastik-yang-biasa-digunakan/ pada 20Maret 2016 Pukul 21.30 WIB

http://mediaindonesia.com/news/read/70058/payung-hukum-jadi-kendala-program-pengurangan-kantong-plastik/2016-10-03 pada 11 November2016 Pukul 20.12.WIB

http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/03/05/o3k4la1-perbaiki-aturan-kantong-plastik-berbayar pada 30 Maret 2016 pukul21.33 WIB.

EFEKTIVITAS SURAT EDARAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANNOMOR: SE.8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 TENTANG PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK

DITINJAU DARI FAKTOR EKONOMI (Observasi pada minimarket di kota Depok) Oleh : Fajar Kurniadi*

Page 62: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

57Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAPKONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,

PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSUPADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

ABSTRACTThis study was aimed at determining the effect of three ration dilevery pattern, namely Component Feeding (R0),

Cafeteria Feeding (R1) and Feeding Total Mixed Ration (R2) on Dry Matter Intake, the digestibility of NeutralDetergent Fiber (NDF) and Acid Detergent Fiber (ADF), the milk production and composition (fat, protein, lactose,Solid Non Fat/ SNF).

The material used were 15 primiparous lactating dairy cows in 3-8 months of lactation with the average bodyweight of 515 kg ± 61.5 kg, the cows were fed ration consisting 60% of forage (57% chopped Elephand grass, 3%Gleridiea) and 40% consentrate. The animals were randomly grouped in to three different feed delivery patterns,namely : Componen feeding (R0) (feed dilyvery of concentrates and forage orderly in a feed place at different time);Cafeteria feeding /Choice Feeding (R1) (feed delivery of concentrates and forage separately in a separate feedplaces at the same time); Total Mixed Ration/TMR (feed delivery of mixed forage and concentrates in a feed place atthe same time). The study was experimental method using a Completely Randomized Design (CRD). The variablesmeasured were Dry Matter Intake (DMI), NDF and ADF digestibilities, milk production and compositions. The datawere analyzed with Analysis of Varian (ANOVA) and continued with Honest Significant difference between feeddelivery treatments.

The result showed the average DMI was 16.44 ± 1.2 kg/d; 16.74 ± 0.6 kg/d. and 16.20 ± 0.9 kg/d. NDF digestibilitywas 60.84 ± 3.6%, 63.41±1.4% and 64.90±3.9%; ADF digestibility 60.12 ±3.7%, 63.99±1.4% and 63.85 ±4.1%; Milkproduction was 11:04 ±2.72 kg/d, 12.52± 1.75 kg/d., and 11.72±2.44 kg/d. for R0, R1 and R2, respectively. The milkfat content was 3.61 ± 0.71%, 3.74±0.43%, 3.41± 0.19%; the milk protein content was 2.67±0.20%, 2.74 ± 0.12%, and2.70±0.07%. The milk lactose content was 4.09±0.30%, 4.19±0.17%,4.18,± 0.06% while the milk SNF content7.74±0.54%, 7,91±0.32%, and 7.80±0.18%, for R0, R1 and R2, respectively. The present study showed that the feeddelivery pattern of Component Feeding, Cafetaria Feeding or TMR feeding did not effect (P>0.05) DMI, NDF andADF digestibility,milk production and composition of primiparous dairy cows.

Keywords: Feeding Patterns, Consumption DM, NDF and ADF digestibility, milk production and composition.

PENDAHULUANPola pemberian pakan ransum untuk sapi perah,

adalah cara pemberian pakan yang dilakukan padaternak sapi perah dengan mengatur cara pemberianpakan (Eastridge, 2006). Terdapat dua carapemberian pakan hijauan pada sapi perah antara laindengan sistem penggembalaan di padangpenggembalaan (pasture), dan dengan sistempemberian hijauan/rumput di kandang (cut andcarry). Pola pemberian ransum pada sistem cutand carry dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

(1) Component feeding yaitu pemberiankonsentrat dan hijauan secara terpisah danberurutan dengan pemberian hijauan ataukonsentrat terlebih dahulu yang disajikan padatempat pakan yang sama;

(2) Selective Feeding atau Cafetaria Feedingyaitu pemberian konsentrat dan hijauan secarabersama tetapi disajikan secara terpisah antarahijauan dan konsentrat dalam tempat pakanyang terpisah; dan

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 63: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT58

(3) Total Mixed Ration (TMR) atau CompleteFeed yaitu pemberian pakan konsentrat danhijauan yang pemberianya dicampur dandisatukan dalam satu bak pakan. Pemberianpakan TMR dapat dilakukan dengan mencampursecara sempurna sebelum disajikan atau dapatpula dengan memberi konsentrat di atas hijauanpada saat menyajikan pakan (Top Dressing)

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruhpola pemberian pakan Component Feeding vsCafetaria vs TMR terhadap konsumsi bahan keringpakan, kecernaan NDF dan ADF, produksi dankomposisi susu sapi laktasi.

Metode pemberian pakan Component Feedingmempunyai beberapa kelemahan antara lain pHrumen yang fluktuatif (Stone, 2004). Pola pemberianpakan Component feeding dapat menimbulkanresiko terjadinya sub acute rumen acidosis (SARA).Pemberian konsentrat yang berlebihan, terutamadengan bahan penyusun yang mempunyaifermentabilitas tinggi, dapat meningkatkan produksiasam lemak Volatile Fatty acids (VFA) dalam rumen,sehingga menimbulkan penurunan pH rumen.Turunnya pH rumen dalam waktu yang relatif lamasampai mencapai pH 5,6 dapat menyebabkanturunnya aktivitas bakteri selulolitik, sehinggakecernaan serat kasar menurun, dan selanjutnyamengakibatkan menurunnya lemak susu (Goad etal., 1998; Tajima et al., 2001). Gangguan kondisirumen acidosis dan SARA merupakan problemgangguan metabolisme umum pada sapi perah.

Pola pemberian pakan Total Mixed Ration(TMR) atau Cafetaria Feeding (CF) kemungkinandapat memperkecil resiko terjadinya SARA karenadengan kedua pola pemberian pakan tersebut ternakdapat menjaga stabilitas pH rumen dibanding denganternak yang diberi pakan Component Feeding.Sehingga kedua pola pemberian pakan tersebut (TMRatau CF) diharapkan dapat memperbaiki kinerja sapiperah. Penelitian-penelitian sebelumnya sudahbanyak dilakukan untuk mengetahui pengaruh polapemberian pakan terhadap kinerja sapi perah didaerah sub tropis, dengan berbagai proporsi dantingkat fermentabilitas bahan pakan yang berbedadalam ransum. Namun demikian, penelitian tentangpengaruh strategi atau pola pemberian pakan pakanuntuk sapi perah di daerah tropis belum banyakdilakukan. Oleh sebab itu penelitian tentang pengaruhpola pemberian pakan terhadap konsumsi pakan,kecernaan NDF, ADF, produksi dan komposisi susu

pada sapi perah laktasi, sangat bermanfaat untukdilakukan.

Waktu Penelitian dan LokasiPenelitian ini dilakukan selama 70 hari mulai

tanggal 23 April – 1 Juli 2012 dilokasi Farm TegalsariBalai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi PerahBaturraden Purwokerto – Jawa Tengah. Analisalaboratorium dilakukan di Universitas JenderalSoedirman, Balai Pengujian Mutu Pakan TernakBekasi, Koperasi Pesat dan Institut Pertanian Bogor.

METODE PENELITIANMateri Penelitian

Materi penelitian adalah 15 ekor sapi perah laktasipertama, bulan laktasi 3-8, rataan produksi susu 11.76± 0.74 kg/ek/hari, rataan bobot badan 515,5 kg ±61,5 kg. Hewan percobaan ditempatkan padakandang permanen dengan ukuran 2 x 3 meterberalas beton dengan alas karpet, dilengkapi denganbak pakan dan bak minum terpisah, setiap tempatpakan perlakuan disekat menggunakan kayu untukmemisahkan konsentrat dan hijauan.

Bahan pakan sapi perlakuan terdiri dari hijauandan konsentrat dengan perbandingan 60:40 dari BK.Semua perlakuan (R0; R1 ;R2) mendapatkan pakanyang sama. Pakan hijauan di chopper berukuran ±3-10 cm yang terdiri dari rumput gajah, leguminosa(Gamal / Gliricidea sepium ) . Bahan pakankonsentrat terdiri dari bekatul, tepung jagung, bungkilkelapa, bungkil kedelai, pollard, onggok, mineral, dangaram (berdasarkan BK konsentrat).

Selain itu pakan yang diberikan ditambah denganUrea Molases Mineral Blok (UMMB). Pemberianpakan berdasarkan bahan kering (BK) danpendugaan Dry Matter Intake (DMI) menggunakanrumus dari Rayburn dan Fox, 1993; Roseler et al.,997 dalam NRC (2001). DMI (kg/d) = (0,372 x FCM+ 0,0968 x BW0.75) x (1 – e(-0,192 x (WOL + 3,67))Keterangan :FCM = 4% Fat Corrected Milk (kg/hari)

= 0,04 x produksi susu (kg/hari) + 15 x lemak susu (kg/hari)

BW = Body weight/ bobot badan (kg) ; e= 2,71828¹ ; WOL = Week of Lactations

minggu laktasi.

Komposisi dan nutrien bahan pakan konsentratsapi perlakuan R0, R1 dan R2 dapat dilihat pada tabel1

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 64: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

59Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Tabel 1.Komposisi dan nutrien Bahan Pakan

Konsentrat (%)

Sumber : Hasil Pengujian Bahan Pakan Konsentrat Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi Perah Baturraden (2012)

Komposisi ransum pakan yang diberikan padaternak sapi perlakuan R0,R1 dan R2 dapat dilihat padaTabel 2.

Tabel 2.Komposisi ransum pakan dan nutrient

pakan perlakuan (%)

Keterangan : BK : Bahan Kering, PK : Protein Kasar, LK :Lemak Kasar, SK : Serat Kasar, BETN : Bahan EkstrakTanpa Nitrogen, TDN : Total Digestible Nutrients, NDF :Neutral Detergent Fibre, ADF : Acid Detergent Fibre*Analisis Proksimat Balai Besar Pembibitan TernakUnggul Sapi Perah Baturaden (2012).

Metode PenelitianMetode yang digunakan adalah metode

eksperimental secara in vivo, rancangan dasarnyaadalah Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yangdiuji yaitu : R0 (kontrol) = Component Feeding ; R1= Cafetaria Feeding ; R2 = TMR Feeding setiapunit perlakuan diulang 5 kali, sehingga terdapat 15unit percobaan.

Penelitian dilaksanakan dengan tahapan 3 harimasa adaptasi, 14 hari masa preliminary, 70 harimasa pelaksanaan percobaan.

Pola pemberian pakan perlakuan R0, R1 dan R2dalam penelitian ini sebagaimana tercantum padaTabel 3.

Tabel 3.Pola Pemberian Pakan Perlakuan

Bahan Konsentrat

Proporsi (%)

BK PK LK SK Abu BETN

Bekatul 7,0 89,66 9,3 15,02 28,99 12,15 34,55 Tepung jagung 1,9 87,3 8,05 15,53 3,26 1,42 71,75 Bungkil Kelapa 10,7 97,09 15,88 31,78 19,14 6,76 26,43 Bungkil Kedelai 2,6 85,37 46,41 14,05 8,33 9,4 21,81 Pollard 7,4 88,62 14,93 14,74 13,81 4,49 52,03 Onggok 6,3 82,99 1,8 0,48 7,85 2,9 74,53 Mineral 0,7 98,73 0,8 0,19 15,75 71,89 11,36 Garam 0,4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Pakan BK PK LK SK Abu BETN TDN NDF ADF

Konsentrat 89,61 13,11 17,15 21,58 7,60 40,56 74,46 34,90 16,65 UMMB* 78,45 36,57 4,88 8,56 8,86 46,37 89,10 16,98 10,05 Rumput Gajah 13,00 11,31 5,31 30,64 4,86 37,88 56,72 64,89 45,90 Gamal 28,20 23,20 5,06 16,14 4,46 48,58 68,86 51,23 42,65

Pakan Proporsi BK %BK PK LK SK Abu BETN TDN NDF ADF

Konsentrat 37% 33,16 4,85 6,35 7,98 2,81 15,01 27,55 12,91 6,16 UMMB* 3% 2,35 1,10 0,15 0,26 0,27 1,39 2,67 0,51 0,30 Rumput Gajah 57% 7,41 6,45 3,03 17,46 2,77 21,59 32,33 36,99 26,16 Gamal 3% 0,85 0,70 0,15 0,48 0,13 1,46 2,07 1,54 1,28 Total 100% 41,41 11,99 9,52 25,93 5,72 38,06 61,95 51,44 33,60

No. Waktu / WIB R0 (Componen Feeding) R1(Cafetaria Feeding) R2 (TMR)

1 06.00-07.00 Konsentrat 1 Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR 2 08.00-09.00 Hijauan Chopper Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

3 11.00-12.00 Konsentrat 2 Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR 4 15.00-16.00 Konsentrat 3 Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

5 17.00-18.00 Hijauan Chopper Konsentrat ; Hijauan Chopper TMR

Perhitungan konsumsi (Harris, 1970)

Perhitungan konsumsi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Konsumsi BK (kg/ekor/hr ; g/kg BB0,75/hari = (% BK pemberian x total pemberian) – (%BK sisa x total sisa)

Perhitungan kecernaan (Harris, 1970)

Perhitungan kecernaan dihitung dengan rumus sebagai berikut: KNDF,ADF (kg) – NDF,ADF feses (kg) KcNDF,ADF (%) = x 100% KNDF,ADF (kg) Kc.NDF,ADF (%) = Kecernaan NDF,ADF (%) KNDF,ADF (kg) = Konsumsi NDF,ADF (kg) NDF,ADF feses (kg) = NDF,ADF (kg) yang ada dalam feses.

Konsentrat diberikan dalam bentuk mash.Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum.Pakan yang disajikan ditimbang terlebih dahulu padasore hari sebelumnya, sisa pakan ditimbang keesokanhari berikutnya sebelum pemberian pakan baru.

Pengukuran Produksi dan Komposisi susuProduksi susu sapi perlakuan diukur setiap hari

selama 70 hari dalam satuan kg, menggunakan alattimbangan merk Nagata type A100W-211169.Pengukuran komposisi susu dilakukan sebanyak 4kali yaitu pada tanggal 27 Mei, 4 Juni, 10 Juni 2012dan susu composit selama 5 hari (27 Juni - 1 Juli2012) disimpan pada freezher (-4ÚC) selanjutnyadianalisa pada tanggal 18 Juli 2012. Analisa denganmenggunakan alat Milk Analizer (Laktoscan SerialNo : 4018), untuk menentukan nilai komposisi susu(lemak, protein, laktosa dan SNF).

Perhitungan konsumsi (Harris, 1970)

Perhitungan kecernaan (Harris, 1970)

Analisis KimiaAnalisis bahan kering, terhadap sample pakan

pemberian dan sisa pakan, serta feses menurutAOAC (1990). Analisis NDF dan ADF pakanpemberian menurut Goering dan Vansoest (1970).

Analisis StatistikAnalisis statistik penelitian ini menggunakan

analisis of variansi (ANOVA) dengan pola rancanganacak lengkap (RAL) tiga perlakuan dan lima ulangan,untuk mengetahui pengaruh pola pemberian pakanterhadap konsumsi BK, Kecernaan NDF dan ADF,Produksi dan komposisi susu, menggunakan programSPSS for Windows Ver. 13.0 Bila perlakuanberpengaruh terhadap variabel yang diukur,dilanjutkan dengan uji beda nyata jujur (BNJ) (Steeldan Torrie, 1993).

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 65: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT60

Perubah yang Diamati :Konsumsi BK ; Kecernaan NDF, ADF ; Produksi

susu (kg/hari) ; Lemak susu ; Protein susu ; Laktosasusu dan SNF.

HASIL DAN PEMBAHASANKonsumsi Bahan Kering (BK)Hipotesis dalam penelitian ini adalah pola

pemberian pakan berpengaruh terhadap konsumsiBK. Sapi yang diberi Component Feeding denganmenyajikan konsentrat secara terpisah akanmenyebabkan penurunan konsumsi BK lebih tinggidibanding sapi yang diberi Cafetaria Feeding danTMR. Pengaruh pola pemberian pakan terhadaprataan konsumsi Bahan Kering (BK) sapi-sapipercobaan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4.Pengaruh Pola Pemberian Pakan Terhadap

Konsumsi BK (Rataan ± SD; kg/hr.), KecernaanNDF (Rataan ± SD ; %) dan Kecernaan ADF

(Rataan ± SD ; %)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : CafetariaFeeding ; R2 : Total Mix Ration (TMR); NS =Non Siginifikan.

Sumber : Hasil Olahan, 2016Ketiga pola pemberian pakan menyebabkan

konsumsi BK yang cukup tinggi yaitu berkisar antara16,20 – 16,74 kg/ekor/hari (± 3% dari bobot badan).Semua sapi percobaan tidak memperlihatkangangguan metabolis SARA. Tercukupinya periodeadaptasi pakan dan supply hijauan (rumput gajah danlegume), disertai imbangan fermentabilitas danbuffering capacity bahan pakan penyusun konsentratkemungkinan tidak mengakibatkan sapi-sapipercobaan mengalami depresi rumen acidosis. Hasilanalisis menunjukkan ketiga perlakuan polapemberian pakan tidak berpengaruh nyata (P>0,05)terhadap konsumsi BK (Tabel 4).

Dalam perlakuan pola Component Feeding,meskipun diberi pakan konsentrat terlebih dahulusebelum hijauan, jarak pemberian konsentrat denganpemberian hijauan relatif pendek (1-4 jam) denganfrekwensi pemberian pakan konsentrat sebanyak tigakali sehari dan hijauan dua kali sehari (Tabel 3).Frekwensi dan jarak waktu antara pemberiankonsentrat dan hijauan tersebut kemungkinan tidak

menyebabkan penurunan pH rumen secara drastissehingga tidak menyebabkan penurunan konsumsiBK.

Beberapa penelitian terdahulu (Sutton et al. 1986;Yang dan Varga, 1989; French dan Kenely 1990,Sotto-Navarro, 2000; dan Robels et al. 2007)melaporkan bahwa peningkatan frekwensi pemberianpakan konsentrat (tiga sampai lima kali sehari) dapatmenjaga stabilitas pH rumen dan mengurangipenurunan dan fluktuasi pH rumen secara drastis.Lebih lanjut, selain jarak waktu pemberian pakankonsentrat dan hijauan relatif singkat (Tabel 3), bahanpakan konsentrat percobaan tersusun dari bahanpakan dengan imbangan yang optimum antara bahanpakan yang mempunyai fermentabilitas tinggi (onggokdan pollard) dan bahan pakan lain dengan kandunganprotein tinggi (bungkil kedele, bungkil kelapa),sehingga kemungkinan tidak menyebabkan penurunanpH rumen yang drastis.

Rustomo et al. (2006a) mengevaluasi berbagaijenis bahan pakan sumber energi, sumber protein dansumber serat dan melaporkan bahwa acidogenicvalue (AV) berkorelasi positif dengan kandunganNFC ( Y=5.1 + 0.12; R2= 0.43; P <0.001) danberkorelasi negative dengan kandungan protein kasar(Y =12.2 – 0.12 X ; R2 = 0.69 ; P <0.0001). Semakintinggi kandungan NFC semakin tinggi AV, dansebaliknya semakin tinggi protein kasar semakinrendah AV.

Hal ini menunjukkan bahwa bahan pakan sumberprotein mampu berfungsi sebagai buffer. Tingkatpenurunan pH selama 24 jam inkubasi berkorelasipositif dengan AV (R2= 0.74; P=0.04), dan de Smetet al. (1995) dan Rustomo et al. (2006a) melaporkanbahwa bahan pakan yang fermentabilitasnya tinggimempunyai kapasistas untuk menurunkan pH padasaat yang singkat (1-5 jam) dan bahan yangmempunyai kandungan protein tinggi mempunyaibuffering capacity untuk menjaga stabilitas pHrumen. Oleh sebab itu fermentabilitas dan bufferingcapacity bahan pakan konsentrat sangat menentukanlaju penurunan pH rumen. Selain itu, ransumpercobaan dalam penelitian ini terdiri dari rumput gajahyang mempunyai kandungan serat cukup tinggi danlegume (glirisidae) (Tabel 2) yang mempunyaikandungan protein relatif tinggi. Sehingga meskipunsapi diberikan konsentrat dan hijauan terpisah(component feeding), stabilitas pH rumen sapi-sapipercobaan kemungkinan dapat tetap terjaga denganbaik, tidak berpengaruh terhadap konsumsi BK.

No Variabel Perlakuan

P<0.05 R0 R1 R2

1 Konsumsi BK (kg) 16,44±1,2 16,74±0,6 16,20±0,9 NS 2. Kecernaan NDF(%) 60,84±3,6 63,41±1,4 64,90±3,9 NS 3. Kecernaan ADF(%) 60,12±3,7 63,99±1,4 63,85±4,1 NS

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 66: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

61Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Ket : K_BK_R0 : Ko nsu msi Bahan Ker ing R0; K_BK_R1 : Konsumsi Bahan Ker ing R1; K_ BK_ R2 : Konsumsi Bahan Kering R2.

Rustomo et al. (2006b dan 2007) juga melaporkanbahwa pemberian ransum TMR dengan kandunganAV yang berbeda tidak menyebabkan pengaruhterhadap konsumsi BK. Berbeda dengan Briton andStock (1987) dan Brown et al. (2000) yangmenemukan bahwa penurunan pH dapat menurunkannafsu makan, menurunkan konsumsi bahan kering.Sapi-sapi yang mengalami gangguan metabolis SARAmengalami f luktuasi in take pakan sehinggamengakibatkan penurunan rataan konsumsi pakanharian (Shaver, 2002). Krause et al. (2002a) danRustomo (2006b) menyimpulkan bahwa lama waktuketika pH rumen dibawah 5,6 - 5,8 lebih berpengaruhterhadap konsumsi BK dibanding dengan rataanharian pH rumen. Sehingga, fluktuasi pH rumen yangtinggi sangat berpengaruh terhadap fluktuasi konsumsiBK.

Laju peningkatan konsumsi BK perlakuan R0, R1dan R2 yang diukur dari awal penelitian sampai akhirpenelitian masing-masing berturut-turut sebesar 7,81%; 10,6%; dan 21,51%.

Laju peningkatan dan fluktuasi konsumsi BK sapi-sapi percobaan selama periode penelitian 70 hari dapatdilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Laju Peningkatan dan FluktuasiHarian Konsumsi BK (Kg BK/hari) Sapi-Sapi

Percobaan Yang Diberi Perlakuan Pola PemberianPakan Component Feeding, Cafetaria Feeding

danTMR selama 70 hari

Sumber : Hasil Olahan, 2016

Gambar 1 diatas memperlihatkan ketiga perlakuanpola pemberian pakan menyebabkan kenaikankonsumsi BK yang berbeda dari sejak awal hinggaakhir penelitian. Akan tetapi tingkat kenaikankonsumsi BK lebih tinggi pada sapi-sapi yangdiberi pakan TMR (R2) dibanding dengan sapi yangdiberi component feeding (R0) (21,5 vs. 7.8%) dandibanding dengan sapi yang diberi cafetaria feeding(R1) (21.5 vs. 10.6 %). Lebih tingginya lajupeningkatan konsumsi BK dari awal penelitian hinggapertengahan periode penelitian (Gambar 1), pada

sapi-sapi R2 tersebut mengindikasikan perlunyawaktu yang cukup untuk keperluan adaptasimikroba rumen terhadap pakan TMR karena sapipercobaan sebelumnya tidak terbiasa diberi pakanTMR. Setelah mikroba rumen beradaptasi denganpakan TMR dan pH rumen dapat dipertahankanstabilitasnya, sapi terus meningkatkan konsumsi pakanuntuk memenuhi kebutuhan energi yang terusmeningkat selama kebuntingan dan pemulihan kondisifisik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sapi yangbelum pernah diberi pakan TMR membutuhkanwaktu yang cukup untuk mengadaptasi pakan TMRsampai pH rumen dijaga stabil. Dibutuhkan waktusekitar 30 hari untuk mengadaptasi pakan TMRsampai konsumsi pakan dipertahankan dalam kondisioptimum.

Fluktuasi konsumsi BK tertinggi ditunjukkan olehsapi-sapi yang diberi pakan Component feeding (R0)(± 1,2 Kg/hari), kemudian diikuti oleh sapi yang diberipakan TMR (R2) (± 0,9 Kg/hari), dan terendah padasapi yang diberi pakan Cafetaria Feeding (R1) (±0,6 Kg/hari)(Tabel 4). Pemberian pakan konsentratdan hijauan secara bergantian (Component Feeding)pada hasil penelitian ini mengindikasikan fluktuasiintake pakan yang lebih tinggi dibanding polapemberian Selective feeding dan TMR.

Kemampuan bahan pakan menghasilkan asamdalam rumen (acidogenic value) dapat lebih akuratdiprediksi dengan kandungan Non FiberCarbohydrate (NFC) dibanding kandungan pati(Rustomo et al., 2006a). Beberapa bahan pakanmeskipun mengandung pati yang tinggi seperti tepungjagung mempunyai AV (fermentabilitas) yang rendah.Hal ini disebabkan karena pati yang terkandung dalamjagung terikat oleh protein matriks yang sulitdidegradasi oleh mikroba dalam rumen, sehingga tidakmenyebabkan penurunan pH rumen yang drastisselama inkubasi (Rustomo et al., 2006a).

Pola pemberian pakan Cafetria Feeding (R1)dengan menyajikan hijauan dan konsentrat secaraterpisah dalam waktu yang bersamaan menyebabkanfluktuasi konsumsi pakan harian yang paling rendah(Tabel 2). Dalam penelitian Selective Feeding,Keunen et al. (2002) melaporkan bahwa pada saatpH rumen menurun sampai 5,6 setelah mengkonsumsikonsentrat yang tinggi, sapi perah lebih memilih pakanyang mengandung serat kasar tinggi agar dapatmengoptimalkan kondisi pH rumen. Rustomo et al.(2007), menyimpulkan bahwa kondisi fisik hijauan

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 67: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT62

(physically effective NDF) dapat meminimasidepresi pH rumen (SARA) ketika sapi diberikonsentrat dengan fermentabilitas tinggi.

Oleh sebab itu, hasil penelitian ini menunjukkanbahwa pakan konsentrat meskipun diberikan secaraterpisah dengan hijauan Component Feeding (R0),apabila disajikan dalam frekwensi yang sering (tigakali) serta diimbangi dengan bahan pakan yangmempunyai Buffering Capacity (sumber protein danserat) kemungkinan tidak mengakibatkan penurunanpH yang drastis (5,6) dalam waktu yang lama,sehingga tidak menyebabkan penurunan konsumsiBK. Tetapi, sapi yang diberi pakan CafetariaFeeding (R1) dan TMR (R2) dengan fluktuasikonsumsi BK yang lebih rendah mengindikasikanlebih stabilnya kondisi pH rumen dibanding polaComponent Feeding (R0).

Kecernaan NDF dan ADF.Rataan kecernaan NDF dan ADF pada sapi-sapi

yang diberi pakan Component Feeding (R0),Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) dapat dilihatpada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh Pola Pemberian PakanTerhadap Konsumsi BK (Rataan ± SD; kg/hr.),

Kecernaan NDF (Rataan ± SD ; %) danKecernaan ADF (Rataan ± SD ; %)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 :Total Mix Ration (TMR); NS = Non Siginifikan.

Sumber : Hasil Olahan, 2016

Kecernaan NDF dan ADF dari ketiga kelompokperlakuan cukup tinggi, yaitu untuk kecernaan NDFberkisar antara 60,84 ±3,6% (terendah) – 64,90 ±3,9% (tertinggi) dan kecernaan ADF antara 60,12 ±3,7(terendah)–63,99% ±1,4 ( tertinggi) Hal in imengindikasikan bahwa sapi-sapi percobaan yangdiberi pola pemberian pakan yang berbedakemungkinan tidak mengalami gangguan metabolisberupa depresi rumen acidosis. SARA ditandaidengan penurunan pH rumen harian mencapai 5,2sampai 5,6 (Owens, 1998). Kecernaan serat olehmikroba cellulolytic menurun drastis ketika pH rumenturun dibawah 5,7 (Calsamiglia et al., 2002) dandibawah pH 5,8 (de Veth dan Kovler, 2011a).

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa polapemberian pakan tidak berpengaruh terhadapkecernaan NDF (P>0.05) dan kecernaan ADF(P>0.05) (Tabel 4) . Sapi yang diber i pakanComponent Feeding (R0), menunjukkan kecernaanNDF dan ADF terendah dibanding sapi yang diberipakan Cafetaria Feeding (R1) dan TMR (R2) (Tabel4). Lebih rendahnya kecernaan NDF dan ADFsejalan dengan lebih tingginya fluktuasi konsumsiBK pada sapi-sapi R0 dibanding R1 dan R2 (Tabel4). Hal ini mengindikasikan bahwa sapi-sapi R0kemungkinan mengalami fluktuasi pH rumen yanglebih tinggi dibanding sapi-sapi R1 dan R2. Namundemikian pemberian pakan Component Feeding(R0) dengan frekwensi penyajian konsentratsebanyak tiga kali sehari kemungkinan tidakmenyebabkan akumulasi VFA yang tinggi dalamrumen sehingga sapi tidak mengalami penurunan pHrumen secara drastis dibawah sup optimum (5,6 -5,8) dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu,perlakuan Component Feeding tidak menurunkankecernaan NDF dan ADF secara signifikan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan DeVries at al.(2005), yang melaporkan bahwa pemberian pakandengan frekuensi lebih dari dua kali sehari dapatmeningkatkan kecernaan NDF.

Oleh sebab itu , mikroba se lulo litikmembutuhkan stabilitas pH rumen dan dijaga agarpH rumen diatas 5,8 dalam waktu yang lama.Perlakuan Component Feeding , meskipunmempunyai indikasi berpengaruh terhadappeningkatan fluktuasi intake BK dan penurunankecernaan NDF dan ADF, tetapi pengaruhnya dapatdi minimasi dengan peningkatan frekwensi penyajiankonsetrat tiga kali sehari. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa ketiga pola pemberian pakankemungkinan dapat mempertahankan pH rumenoptimum (>5,8) dalam waktu yang lama sehinggatidak mempengaruhi kecernaan NDF dan ADF.

Produksi Susu dan Komposisi SusuTujuan lain dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh perlakuan pola pemberianpakan terhadap produksi dan komposisi susu. Tabel5 menunjukkan pengaruh perlakuan terhadap rataanharian produksi susu, produksi susu dalam 4% FCMdan total produksi susu selama 70 hari. Sedangkanpada Tabel 6 menunjukkan pengaruh perlakuanterhadap komposisi susu.

No Variabel Perlakuan

P<0.05 R0 R1 R2

1 Konsumsi BK (kg) 16,44±1,2 16,74±0,6 16,20±0,9 NS 2. Kecernaan NDF(%) 60,84±3,6 63,41±1,4 64,90±3,9 NS 3. Kecernaan ADF(%) 60,12±3,7 63,99±1,4 63,85±4,1 NS

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 68: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

63Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Tabel 5. Rataan harian produksi susu (Kg/ekorhari); Produksi Susu Dalam 4%FCM (Kg/ekor/

hari) dan Total Produksi Susu Selama 70 Hari (Kg)Dari Sapi Yang Diberi Perlakuan Component

Feeding (R0), Cafetaria Feeding (R1) dan TMR(R2) (Mean ± SD ; Kg)

Ket : R0 : Componen Feeding; R1 : Cafetaria Feeding ; R2 :Total Mixed Ration (T MR) Feeding; NS = NonSignificant(P>0.05)

Sumber : Hasil Olahan, 2016

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwaperlakuan pola pemberian pakan tidak berpengaruh(P>0,05) terhadap total produksi susu selama 70 hari; rataan harian produksi susu dan produksi susu dalam4% FCM (Tabel 5). Hipotesis dari penelitian iniadalah sapi yang diberi Component Feeding (R0)konsumsi BK nya paling rendah, sehingga akanmenghasilkan produksi susu lebih rendah dibandingsapi yang diberi Cafetaria Feeding (R1) dan TMR(R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,meskipun R0 menunjukkan kecenderungan fluktuasikonsumsi BK yang lebih tinggi dibanding R1 dan R2,ketiga perlakuan tidak memberi pengaruh nyata(P>0,05) terhadap rataan harian konsumsi BK.Ketiga pola pemberian pakan tidak menyebabkanperbedaan produksi susu harian, produksi susu dalam4%FCM dan total produksi susu dalam 70 hari.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitianRustomo et al. (2011) yang melaporkan bahwaproduksi susu harian dan produksi susu 4% FCM tidakdipengaruhi oleh fluktuasi pH rumen akbibatkonsumsi ransum yang mempunyai fermentabilitasberbeda, tetapi Rustomo et al. (2006b) melaporkanbahwa produksi susu meningkat sesuai denganmeningkatnya fermentabilitas pakan meskipun isoenergetik. Dalam penelitian tersebut dilaporkan bahwaperbedaan fermentabilitas dilakukan melaluiperubahan komposisi bahan pakan. Sehingga produksisusu lebih dipengaruhi oleh pengaruh interaksi yangkompleks nutrien dari bahan penyusun ransum.

Dalam penelitian ini, ketiga ketiga perlakuanpercobaan diberi ransum dengan komposisi yangsama (iso energetic dan iso nitrogenous) (Tabel 1),

sehingga tidak memberi pengaruh terhadap produksisusu. Laju peningkatan konsumsi BK dan lajupenurunan produksi susu 4%FCM selama 70 haridapat dilihat pada Gambar 2.Gambar 2. Laju peningkatan konsumsi BK dan lajupenurunan produksi susu 4%FCM selama 70 hari

percobaan

Sumber : Hasil Olahan, 2016

Gambar 2 menunjukkan bahwa selama 70 hariperiode penelitian terjadi kenaikan konsumsi BK,tetapi diikuti oleh penurunan produksi susu. Penurunanproduksi susu tersebut disebabkan karena sapiperlakuan berada pada periode pertengahan dan akhirlaktasi. Sehingga konsumsi pakan tidak digunakanuntuk produksi susu tetapi untuk peningkatan bobotbadan atau perbaikan fisik tubuh ternak, yang manapada awal penelitian kondisi fisik tubuh ternakumumnya dalam kondisi sedang sampai kurus.

Pengaruh pola pemberian pakan pada penelitianini selain tidak berpengaruh terhadap produksi susu,juga tidak berpengaruh terhadap komposisi susu yangdihasilkan. Hasil komposisi susu dari penelitian inidapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kadar Lemak ; Protein, Laktosa danSolid Non Fat (SNF) Susu Dari Sapi Yang DiberiPerlakuan Component Feeding (R0), CafetariaFeeding (R1) dan TMR (R2) (Mean ± SD ; %)

Ket : Componen Feeding (R0); Cafetaria Feeding / SelectiveFeeding (R1); Total Mixed Ration (TMR) (R3); NS = NonSignificant (P>0.05)

Sumber : Hasil Olahan, 2016

Tabel 6 menunjukkan menunjukkan polapemberian pakan tidak berpengaruh terhadapkomposisi susu (lemak, protein, laktosa dan SNF)(P>0,05). Hasil penelitian ini sesuai dengan Rustomo(2006b) yang melaporkan bahwa fluktuasi pH rumen

No Parameter Perlakuan P < 0.05

R0 R1 R2

1. Rataan harian produksi susu (Kg)

11.04±2,72 12,52±1,75 11,72±2,44 NS

2. Produksi susu 4% FCM (Kg)

10,40±2,56

12,03±1,68 11,26±2,35 NS

3. Total Prod. Susu 70hari (Kg) 773,10±190,5 876,4±122,2 820,5±171,08 NS

Ket : K_B K_R 0 = Konsumsi bahan kering R 0. ; K_B K_R1= Konsum si baha n kering R 1; K_BK_R 2=Konsums i bahan kering R 2; Prd . ss_R O= Produksi susu 4% FC M R O; P rd . ss_R 1=P roduksi susu 4% F C M R1; Prd .ss_R 2=P roduksi susu 4% F CM R 2

No Parameter Perlakuan

P<0.05R0 R1 R2

1 Lemak (%) 3,61±0,71 3,74±0,43 3,41±0,19 NS 2 Protein (%) 2,67±0,20 2,74±0,12 2,70±0,07 NS 3 Laktosa (%) 4,09±0,30 4,19±0,17 4,18±0,06 NS 4 SNF (%) 7,74±0,54 7,91±0,32 7,80±0,18 NS

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 69: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT64

akbibat konsumsi ransum isoenergetic dan isonitrogenous tapi dengan fermentabilitas berbeda tidakmempengaruhi kadar lemak, protein dan laktosa.Sehingga respon pembentukan komposisi susu tidakdapat dijelaskan dari pengaruh akibat pola pemberianpakan yang berbeda. Pembentukan komposisi susulebih dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks dariberbagai nutrient dalam pakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susubukan hanya dari faktor pakan saja, tetapi faktorlain yang mempengaruhinya misalnya jenis ternak,dan keturunannya, tingkat laktasi, umur ternak, infeksiatau peradangan ambing, lingkungan, serta prosedurpemerahan susu. Setiap tingkat laktasi, produksi dankomposisi susu akan mengalami perubahan. Padaumumnya produksi susu berbanding terbalik dengankualitasnya , artinya semakin tinggi produksi di puncaklaktasi umumnya kualitasnya leb ih rendahdibandingkan dengan saat sapi mendekati masakering yang produksinya mulai turun. Namundemikian kisaran kandungan kualitas susu tidak jauhseperti yang direkomendasikan oleh SNI (2011),yaitu syarat mutu susu pada suhu 27,5ÚC Berat Jenisminimal 1,027 g/l, kandungan lemak susu minimal3,0%; protein susu minimal 2,8 % ; laktosa susu4,8 ; SNF 7,8%.

Sintesis lemak susu terjadi dalam sitoplasmakelenjar susu. Pada ternak rumiansia, asetat dan â-OH butirat (hasil metabolisme asam butirat), selainuntuk sumber energi juga digunakan untuk sintesislemak di dalam kelenjar susu oleh enzim asetil KoAkarboksilase (Annison et al. 1984; Collier 1985).Oksidasi glukosa melalui siklus pentosa oleh enzimglukosa 6-phosphat dehidrogenase menghasilkanNADPH yang diperlukan untuk sintesis asam lemakdi kelenjar susu (Baldwin dan Smith 1983).

Kandungan protein susu sapi perah penelitiantidak memperlihatkan pengaruh nyata akibatpemberian ketiga jenis ransum. Berdasarkan datayang diperoleh (Tabel 6) terlihat bahwa kandunganprotein susu sapi perah penelitian yang diberi pakanperlakuan cafeteria feeding (R1) dan TMR feeding(R2) cenderung sama dengan sapi yangmengkonsumsi pakan perlakuan component feeding(R0). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanyamobilisasi pro tein tubuh pada ternak yangmengkonsumsi pakan ketiga perlakuan, sehinggamendukung tersedianya asam amino baik esensialmaupun non esensial untuk sintesis protein susu.Sejalan dengan pendapat Wikantadi (1977) dan

Sutardi (1988) bahwa asam amino esensial maupunnon esensial dibutuhkan untuk sintesis protein sususehingga apabila asam amino dari pakan tidakmencukupi maka akan terjadi mobilisasai proteintubuh. Laju sintesis protein akan semakin berkurangjika kertersediaan substrat di dalam kelenjar sususemakin sedikit (Bines dan Hart 1982).

Sintesis protein susu berasal dari asam amino yangberedar dalam darah sebagai hasil penyerapansaluran pencernaan maupun hasil perombakan proteintubuh (Annison et al. 1984; Collier 1985) dan asamamino yang disintesis oleh sel epitel kelenjar susu.Sintesis protein susu ini dikontrol oleh gen, yangmengandung material genetik asam deoxiribonukleat(DNA) (Schmidt 1971; Akers 2002). Glukosa danbeberapa sumber nitrogen diperlukan untuk sintesisasam amino di kelenjar susu (Annison et al. 1984;Collier 1985). Asam amino tersebut akan diubahmenjadi casein, á-laktoglobulin dan â-laktalbumin didalam kelenjar mamae. Prekursor pembentukanprotein susu yang disintesis di dalam kelenjar mamaeadalah asam amino esensial dan asam amino nonesensial yang berasal dari plasma darah. Pengambilanasam amino non esensial oleh kelenjar mamae inilebih berfluktuasi tergantung waktu dan individuternak. Kelenjar mammae dapat beradaptasi sendiriterhadap ketersediaan asam amino non esensial yangberfluktuasi, tetapi tergantung pada ketersediaanasam amino esensial yang terdapat di dalam darah.

Kelenjar mammae dapat mensintesa asam aminonon esensial dari berbagai prekursor antara lain yaituasam lemak terbang seperti asetat dan propionat,glukosa dan asam amino yang lain (Fehr and Sauvant1982). Kandungan protein susu bervariasi tergantungdari bangsa, produksi susu, tingkat laktasi, kualitasdan kuantitas makanannya, kadar protein dalamransum (Toharmat 2002).

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam susu dankadarnya dipertahankan pada kisaran yang tetap didalam susu. Laktosa merupakan nutrien yangbertanggung jawab mempertahankan keseimbanganosmotik antara darah dan lumen susu (Hadiwinyoto1994).

Kandungan laktosa susu prekursor utamanyaadalah glukosa darah. Hampir 85% laktosa dibentukdari glukosa darah (Fehr dan Sauvant 1982). Padakelenjar susu, molekul glukosa mengalami posporilasidari bentuk glukosa 6-phosphat menjadi glukosa 1-phosphat. Glukosa 1-phosphat bersama uridintripohosphat (UTP) membentuk glukosa diphosphat

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 70: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

65Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

(UDP). UDP glukosa kemudian dikonversi menjadiUDP galaktosa. UDP galaktosa bersama glukosabebas membentuk laktosa dengan pembebasan UDP,selanjutnya sintesis laktosa dikatalisasi oleh enzimlaktose (Schmidt 1971). Pada ternak ruminansia,konsentarsi glukosa dalam sistem sirkulasi darahberasal dari ekstraksi propionat dalam hati (Annisonet al. 1984; Collier 1985).

Kandungan Solid Non Fat (SNF) atau bahankering tanpa lemak susu merupakan komponen yangsangat menentukan nilai ekonomis susu. SNF adalahpengurangan dari bahan kering dengan kandunganlemak susu. Hasil SNF susu pada penelitian iniberkisar 7,74±0,54 – 7,91±0,32 % dan kandunganSNF minimal 7,8 (SNI, 2011), yang artinya masihberada pada kisaran normal sesuai dengan standartSNI yang ditentukan.

KesimpulanPola pemberian pakan Component Feeding,

Cafetaria dan Total Mixed Ration (TMR) pada sapiperah laktasi tidak berpengaruh terhadap konsumsibahan kering, kecernaan NDF dan kecernaan ADF,produksi dan komposisi susu.

Saran1. Dalam praktek managemen pemeliharaan sapi

perah perlu dipertimbangkan pola pemberianpakan yang tepat untuk mengoptimalkan fungsirumen, meminimasi resiko terjadinya SARA,dan mengoptimalkan intake pakan. Ketiga polapemberian pakan dalam penelitian in ikemungkinan mampu menjaga stabilitas fungsirumen, tetapi pemberian pakan TMR mempunyaikelebihan dari segi kepraktisan dan efisiensitenaga kerja dibanding Component Feedingdan Cafetaria Feeding.

2. Selain praktis dan efisien, kelebihan pemberianpakan pola TMR yang lain adalah akan dapatmeningkatkan penyerapan bahan kering yanglebih tinggi (Konsumsi Bahan Kering TMR lebihtinggi dibandingkan dengan pemberian pakanpola Component Feeding ataupun CafetariaFeeding). Perkembangan ternak sapi akan lebihbagus, produksi daging dan produksi susu akanlebih tinggi. Masyarakat peternak akan sangatdiberdayakan dengan penerapan pemberianpakan pola Total Mix Ration(TMR) ini.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

DAFTAR PUSTAKAAlZahal, O., Rustomo, B., Odongo, N. E., Duffield, T. F., & McBride, B. W. (2007). Technical note: A system for

continuous recording of ruminal pH in cattle. Journal of animal science, 85(1), 213-217.Akers RM. 2002. Lactation and the Mamary Gland. Ames, Lowa : Lowa State Press.Bargo, F., L.D.Muller., J.E. Delahoy., and T.W. Cassidy. 2002. Performance of high producing dairy cows with

three different feeding systems combining pasture and total mixed rations. J. Dairy. Sci. 85:2948–2963.Calsamiglia, S., Ferret, A., & Devant, M. (2002). Effects of pH and pH fluctuations on microbial fermentation

and nutrient flow from a dual-flow continuous culture system. Journal of dairy science, 85(3), 574-579.Cerrato-Sánchez M, Calsamiglia S, Ferret A.2008. Effect of the magnitude of the decrease of rumen pH on

rumen fermentation in a dual-flow continuous culture system. J Anim Sci.  Feb;86(2):378-83. Epub 2007Nov 12.

Cumby, J. L., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., & McBride, B. W. (2001). Effect of subacute ruminal acidosis on thepreference of cows for pellets containing sodium bicarbonate. Canadian Journal of Animal Science, 81(1),149-152.

Damron, W.S. 2003. Introduction to Animal Science: Global, Biological, Social, and Industry Prospective. SecondEd., Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Departemen Pertanian. 2006. Pakan Sapi Perah Laktasi. BP3-BPTP, Ungaran.De Veth, M. J., & Kolver, E. S. (2001a). Diurnal variation in pH reduces digestion and synthesis of microbial

protein when pasture is fermented in continuous culture. Journal of dairy science, 84(9), 2066-2072.DeVries, T. J., and M. A. G. von Keyserlingk. 2005. Time of feed delivery affects the feeding and lying patterns

of dairy cows. J.Dairy Sci. 88:625–631.Doepl,L.,D.Pacheco,J.J. Kennelly, M.D. Hanigan,I.F. Lopez, dan H.Lapierre.2004. Milk Protein Synthesis as a

Fungtion of Amino Acid Supply. J. Dairy Sci. 87:1279-1297.Eastridge,M.L.2006.Major advances in applied dairy cattle nutrition. J.Dairy Sci.89:1311-1323.Keunen, J. E., Plaizier, J. C., Kyriazakis, I., Duffield, T. F., Widowski, T. M., Lindinger, .L. and McBride, B. W.

2002. Effect of subacute ruminal acidosis model on the diet election of dairy cows. J. Dairy Sci. 85: 3304–3313.

Page 71: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT66

Kleen, J. L., Hooijer, G. A., Rehage, J., & Noordhuizen,J. P. T. M. (2003). Subacute ruminal acidosis(SARA): a review. Journal of Veterinary MedicineSeries A, 50(8), 406-414.

Klinger, S.A., H.C. Block., and J. J. McKinnon. 2007.Nutrient digestibility, fecal output and eatingbehavior for different cattle background feedingstrategies. Can. J. Anim. Sci. 87: 393-399.

Kendall, C., Leonardi, C., Hoffman, P. C., and Combs,D. K. 2009. Intake and milk production of cowsfed diets that differed in dietary neutral detergentfiber and neutral detergent fiber digestibility. J.Dairy Sci. 92:313–323.

Koenig, K.M., Beauchemin, K.A. and Rode, L.M. 2003.Effect of grain processing and silage on microbialprotein synthesis and nutrient digestibility in beefcattle fed barley-based diets. J. Anim. Sci. 81:1057–1067.

Krause, K.M., Combs, D.K. and Beauchemin, K.A.2002. Effects of partic le s ize and grainfermentability in mid lactation cows. I. Milkproduction and diet digestibility. J. Dairy Sci. 85:1936–1946.

Krause, K.M., Combs, D. K. and Beauchemin, K. A.2002b. Effects of partic le size and grainfermentability in mid lactation cows. II. RuminalpH and chewing activity. J. Dairy Sci. 85: 1947–1957.

Krause, K. M., & Combs, D. K. (2003). Effects offorage particle size, forage source, and grainfermentability on performance and ruminal pH inmidlactation cows . Journal of dairyscience, 86(4), 1382-1397.

Krajcarski-Hunt,H.K., Plaizier, J.C., Walton, J.p.,Spratt, R and Mc Bride, B. W. 2002. Effects ofsubacute ruminal acidosis on in situ fiber digestionin lactating dairy cows. J. Dairy Sci. 85 : 570-573.

Lu, C.D., J.R. Kawas, O.G. Maghoub. 2005. Fiberdigestion and utilization in goats. Small. Rumin.Res. 60:45-65.

O.AlZahal, E. Kebreab, J . France, and B. W.McBride1,2007. A Mathematical Approach toPredicting Biological Values from Ruminal pHMeasurements. J. Dairy Sci. 90:3777-3785 doi:10.3168/jds.2006-534

Plaizier, J. C., Martin, A., Duffield, T., Bagg, R., Dick,P. and McBride, B. W. 2001. Effect of subacuteruminal acidosis on in situ digestion of mixed hayin lactating dairy cows. Can. J. Anim. Sci. 81:421–423.

Rame M. S, 2011. Pengaruh Pola Pemberian PakanBerbasis Jerami Padi Pada Amoniasi menggunakanurea dan onggok terhadap frekuensi dan lamamakan sapi lokal. Skripsi S1 Universitas JenderalSoedriman. 2011.

Ramelan. R. 2001. Efisiensi Produksi susu Pada SapiPerah Dara dan Laktasi Akibat PenyuntikanPMSG. Master Thesis, Program PascasarjanaUniversitas Diponegoro.

Rianto,E.,Anggalina, Deasy Dartosukarno, Sularno, &Purnomoadi, Agung (2012). Pengaruh metodepemberian pakan terhadap produktivitas dombaekor tipis. JITV, 17(2).

Riza, M. 2007. Pengaruh Suplementasi ProbiotikKomersial terhadap kuantitas dan kualitas sususapi perah. Artikel Ilmiah Fakultas KedokteranHewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Rustomo. B. et al., 2006a. Effects of rumen acidload from feed and forage particle size on ruminalpH and dry matter intake in the lactating dairycows. J. Dairy Sci. 89:47584768.

Rustomo. B.et al.,2006b. Acidogenic value offeeds.I.Therelationship between the acidogenicvalue of feeds and in vitro ruminall pH changes.Can. J. Anim. Sci. 86:109-117.

Rustomo, B. et al., 2006. Acidogenic value of feeds.II. Effects of rumen acid load from feeds on drymatter intake, ruminal pH, fibre degradability andmilk production in the lactating dairy cow. Can.J. Anim. Sci. 86: 119-126.

Rustomo B., 2008. Feeding Complete Feed ContainingDifferent Acidogenic Value and Effective FiberAffect Rumen Acidosis, J. Animal Production.Vol. 10: 2.

Robles, V., González, L. A., Ferret, A., Manteca, X.,& Calsamiglia, S. (2007). Effects of feedingfrequency on intake, ruminal fermentation, andfeeding behavior in heifers fed high-concentratediets. Journal of animal science, 85(10), 2538-2547.

SNI. 2011. No. 3141.1 Susu Segar http:/isjd.pdii.lipi.go.id.. Diakses tanggal 29 Juni2013.

Shaver, R.D. 2002. Rumen Acidosis in Dairy Cattle:Bunk Management Considerations. Advances inDairy Technology. Volume 14. University ofWisconsin, Madison.

Stone, W.C., 2004. Nutritional Approaches to MinimizeSubacute Ruminal Acidosis and Laminitis in DairyCattle*, Cornell University Ithaca, NY 14853, J.Dairy Sci. 87:(E. Suppl.):E13-E26.

Suparno, 2007. Kajian Produksi dan Komposisi susukaitannya dengan kualitas pakan konsentrat dikoperasi peternak Bandung selatan dan koperasigemah ripah Sukabumi. Tesis Pasca SarjanaUnsoed Purwokerto. 2012.

Suparjo. 2010. Peningkatan Kualitas Nutrisi Kulit BuahKakao Sebagai Pakan Secara Bioproses denganPhanerochaete chrysosporium yang DiperkayaIon Mn dan Ca2+. Disertasi. SekolahPascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

PENGARUH POLA PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KECERNAAN NDF DAN ADF,PRODUKSI DAN KOMPOSISI SUSU PADA SAPI PERAH LAKTASI.

Oleh : Djodi Achmad Hussain Suparto dan Achmad Marsudi*

Page 72: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

67Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAPKINERJA WALI KELAS MADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN

KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYUOleh : Arif Yosodiputro*

ABSTRACTCompetence and motivation may closedly effect to homeroom teachers. This study was to determine whether there

was or not influence of Competence and Motivation to Homeroom Teachers’ Performance of Madrasah Aliyah Al -Zaytun Gantar Indramayu. The research activities were carried out from October 2013 to January 2014. The numberof respondents were as many as 30 Homeroom Teachers of Madrasah Aliyah Al - Zaytun Gantar Indramayu, usingproportional random sampling method . The Data collection methods used in this reasearch were questionnaires,interviews , observation and documentation . Precentage was used to analyze the data based on the statisticalanalysis with ANOVA technical analysis using SPSS 12.00 for windows . Based on the analysis using SPSS 12.0 forwindows that was obtained by calculating the coefficient table based SPSS version 12.00, then the t-count for N = 30was equal to 3,436 and 1.697 t-table . So t-count > t-table or 3,436 > 1.697 with probility (significance) = 0.021 .Thus , Ho was rejected and Ha was accepted . Since the value of t-count > t-table , it could be concluded that theCompetence (variable X1) did have a positive and significant influence on the performance of Homeroom Teachers(Variable Y) . Based on the table by calculating the coefficient of SPSS version 12.00, then the t count for the variablemotivation ( X2 ) was 2.435 while the value of t table for N = 30 was equal to 1.697 so t count > t table or 2.435 >1.697 with probibility (significance) = 0.002 . Thus , Ho was rejected and Ha was accepted . Since the value of t count> t table , it could be concluded that the motivation (variable X2) indeed had a positive and significant influence onhomeroom teachers’ performance (variable Y). From the result of calculation using ( SPSS ) version 12.00 the ANOVAtest or F-test it was found that F-count was larger 11,915 . While the F-table or ( á 0.05 ) for N = 30 was equal to 2.69with a significant level of 0.00 because 0.00 < 0.05 . It could be said that the variable Competence (X1), motivationvariable (X2) simultaneously had a real influence to the performance variables of homeroom teachers (Y) in MadrasahAliyah Al - Zaytun Gantar , Indramayu.

Keywords : Competence. Motivation, Influence of Competence, Influence of Motivation, Performance ofHomeroom Teachers, Madrasah Aliyah Al-Zaytun

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia pendidikan, wali kelas merupakanbagian dari sumber daya manusia yang penting untukmencapai tujuan karena mereka berperan dalammengelola dan melaksanakan segala aktivitas kelasyang menjadi tanggung jawabnya. Untukmendapatkan hasil kerja wali kelas yang optimalsebagai penanggung jawab kelas sekaligus jugasebagai pendidik, manajemen sekolah perlumemahami persepsinya mengenai apa yang merekainginkan sebagai perwujudan pemenuhan keinginanmereka sebagai upaya memaksimalkanpemberdayaan potensi wali kelas dengan caramemotivasi mereka yang akan berpengaruh padakinerjanya. Kinerja adalah tingkat keberhasilan

seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakantugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untukmencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan(Sulistyorini, 2001: 124). Sedangkan Ahli lainberpendapat bahwa Kinerja merupakan hasil darifungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang didalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu Kejelasan tugasatau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya;Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaanatau fungsi; Kejelasan waktu yang diperlukan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yangdiharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992:46). Fatah (1996: 159) Menegaskan bahwa kinerjadiartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasarioleh pengetahuan, sikap dan motivasi dalammenghasilkan sesuatu pekerjaan.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 73: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT68

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN)dalam Sedarmayanti (2001: 50) mengemukakan,performance diterjemahkan menjadi kinerja, jugaberarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaiankerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja.Sedang August W. Smith dalam kutipan Sedarmayantimenyatakan bahwa performance atau kinerja adalah“ Output drive from processes, human orotherwise”, jadi dikatakannya bahwa kinerjamerupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.Bernardin dan Rusel dalam Rucky (2002: 15)memberikan definisi tentang performance sebagaiberikut : “Performance is defined as the record ofautcomes produced on a specified job functionor act ivity during a specified time period “(prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yangdiperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu ataukegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu).

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang yang sudah

disebutkan dapat diidentifikasikan faktor-faktor yangdapat memengaruhi kinerja wali kelas, antara lain :1. Kurangnya kompetensi

Sebagai wali kelas/pengajar yang dituntut lebihprofesional, kurangnya Kompetensi akan sangatmempengaruhi kinerja seorang wali kelas.

2. Rendahnya motivasiDengan motivasi yang rendah, baik dari sekolahmaupun dari peranan wali kelas tersebut akanmempengaruhi terhadap tugas dantanggungjawabnya sesuai dengan kinerjanyasebagai seorang wali kelas.

3. Hasil pencapaian kerja.Dalam hal pencapaian hasil kerja seorang walikelas, maka seorang wali kelas hendaknya dapatberusaha keras untuk meraih tujuan pendidikanyang hendak dicapai.

4. Lingkungan dan suasana kerjaDengan lingkungan dan suasana kerja yangtidak menyenangkan akan memengaruhi kinerjawali kelas sehingga tidak dapat optimal dalammelaksanakan tugasnya.

C. Rumusan MasalahSelanju tnya, permasalahan yang dapat

dirumuskan sebagai berikut:1. Apakah ada pengaruh Kompetensi terhadap

kinerja wali kelas pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu?

2. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerjawali kelas pada Madrasah Aliyah Al-ZaytunGantar, Kabupaten Indramayu?

3. Apakah ada pengaruh Kompetensi dan Motivasiterhadap kinerja wali kelas pada MadrasahAliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu?

D. Tujuan Penelitiannelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data

dan menganalisis data yang berkaitan denganpengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerjawali kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,Kabupaten Indramayu, maka harapan kami dapatmengetahui beberapa hal, di antaranya:1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Kompetensi terhadap kinerja wali kelas diMadrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruhmotivasi terhadap kinerja wali kelas di MadrasahAliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruhKompetensi dan motivasi terhadap kinerja walikelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,Kabupaten Indramayu.

E. Manfaat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data

dan menganalisis data yang berkaitan denganpengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerjawali kelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,Kabupaten Indramayu, maka harapan kami dapatmengetahui beberapa hal, di antaranya:1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Kompetensi terhadap kinerja wali kelas diMadrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruhmotivasi terhadap kinerja wali kelas di MadrasahAliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruhKompetensi dan motivasi terhadap kinerja walikelas di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,Kabupaten Indramayu.

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh : Arif Yosodiputro*

Page 74: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

69Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

METODE PENELITIANJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif dengan menggunakanteknik survey yaitu penulis datang langsung keMadrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu.

Untuk menguji hipotesis, maka jenis penelitianyang dipakai adalah penelitian a sosiatif , yaitupenelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhantara tiga variabel atau lebih (Sugiyono, 2000:11).Dalam penelitian ini akan diketahui pengaruh sebabakibat atau pengaruh antara variabel X1 (Kompetensi)dan X2 (Motivasi), terhadap variabel Y (Kinerja walikelas).

PEMBAHASANDari data yang diperoleh dapat dirumuskan data

yang diolah terdiri atas 2 (dua) Variabel tersebutsebagai berikut:X1 : Kompetensi di Madrasah Aliyah Al-Zaytun

Gantar, Kabupaten Indramayu.X2 : Motivasi di Madrasah Aliyah Al-Zaytun

Gantar, Kabupaten Indramayu.Y : Kinerja Wali kelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun

Gantar, Kabupaten Indramayu.X1, X2 adalah Variabel Bebas (Independent)Y adalah Variabel Tidak Bebas atau terikat(Dependent)

Tabel 5.9TANGGAPAN RESPONDEN

Analisis Penelitian1. Uji Validitas Terhadap Variabel Bebas X1

(Kompetensi)Hasil uji validitas X1 (Kompetensi) dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :Tabel 5.1

Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Dari tabel disimpulkan bahwa dari 15 butirinstrumen terdapat 6 butir instrumen yang dinyatakantidak valid. Selebihnya, seluruh variabel dinyatakanvalid karena hasil nilai r hitung yang diperoleh lebihbesar dari nilai r tabel yaitu 0,361 untuk N = 15. danuntuk variabel yang dinyatakan valid tersebut ditandaidengan tanda (**) yang artinya variabel tersebutmemilki nilai yang dinyatakan valid “sangat tinggi”,sedangkan tanda (*) variabel tersebut dinyatakanmemiliki nilai “tinggi”.

2. Uji Validitas terhadap Variabel Bebas X2(Motivasi)

Tabel 5.2Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari15 butir instrumen terdapat 6 variabel yang adadinyatakan tidak valid. Dan selebihnya variabeltersebut dinyatakan valid. Butir yang valid ini ditandaidengan tanda dua bintang (**) yang artinya memilikinilai yang “sangat valid”.

No. Deskripsi Pernyataan/Pertanyaan Frekuensi Jawaban Bobot Ket

5 4 3 2 1 1. Saya mencoba mengetahui masalah

dan keperihatinan orang lain sebelum mengemukakan posisi saya

6 16 6 2 - 116 CS

30 64 18 4 - 3 ,8 2. Saya mampu mendukung gagasan

saya dengan fakta dan informasi yang relevan

7 7 7 9 - 102 CS

35 28 21 18 - 3 ,4 3. Kompetensi memberikan tugas atau

pelatihan untuk mengembangkan kemampuan orang lain

1 4 6 18 1 76 TS

5 16 18 36 1 2 ,5 4. Kompetensi memberikan umpan

balik yang rinci dan spesifik tentang kinerja orang lain

6 16 6 2 - 116 CS

30 64 18 4 - 3 ,8 5. Kompetensi memberikan dorongan

kepada orang lain untuk meningkatkan motivasi mereka

7 12 10 1 - 115 CS

35 48 30 2 - 3 ,8 6. Kompetensi menyediakan banyak

waktu membantu orang lain melaksanakan tugasnya

3 14 12 1 - 109 CS

15 56 36 2 - 3 ,6 7. Kompetensi menciptakan dan

memelihara hubungan yang ramah dan bersahabat

2 7 9 12 - 89 TS

10 28 27 24 - 2 ,9 8. Kompetensi memberikan hasrat

untuk menanamkan kesan kepada orang lain melalui tindakan atau kata-kata

3 13 8 6 - 103 CS

15 52 24 12 - 3 ,4 9. Kompetensi dapat meningkatkan

usaha untuk menghubungi orang lain dalam bekerja meningkatkan prestasi

5 11 9 5 - 106 CS

25 44 2 10 - 3 ,5

N o. Butir Instrumen

Rhitung R tabel N = 15

K eterangan

1 0,683 (**) 0,514 V alid 2 0,593 (**) 0,514 V alid 4 0,685 (**) 0,514 V alid 5 0,641 (**) 0,514 V alid 6 0,633 (**) 0,514 V alid 7 0,612 (**) 0,514 V alid 8 0,577 (**) 0,514 V alid 9 0,641 (**) 0,514 V alid

12 0,777 (**) 0,514 V alid 14 0,665 (**) 0,514 V alid 15 0,612 (**) 0,514 V alid

No. Butir Instrum en

Rhitung R tabel N = 30

Keterangan

1 0.678 (**) 0,514 Valid 4 0.670 (*) 0,514 Valid 5 0.652 (*) 0,514 Valid 6 0.716 (*) 0,514 Valid 7 0.691 (**) 0,514 Valid 8 0.711 (**) 0,514 Valid 10 0.683 (**) 0,514 Valid 13 0.678 (**) 0,514 Valid 14 0.652 (*) 0,514 Valid

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYUOleh : Arif Yosodiputro*

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Page 75: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT70

3. Uji Validitas Variabel Kinerja Wali kelas (Y)Hasil uji validitas masing-masing butir instrumen

Kinerja Wali kelas disajikan pada tabel berikutTabel 5.3

Hasil Variabel yang Valid dan Tidak Valid

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan hasil perhitugan tabel tersebut diatas,dapat disimpulkan bahwa dari 15 butir instrumenterdapat 3 butir variabel yang dinyatakan tidak valid.Dan untuk variabel yang dinyatakan valid tersebutditandai dengan tanda (**) yang artinya variabeltersebut memiliki nilai yang dinyatakan valid “sangattinggi”, sedangkan tanda (*) variabel tersebutdinyatakan memiliki nilai “tinggi” dan dinyatakan valid.

4. Uji Reliabilitas InstrumenPengujian Reliabilitas adalah pengujian yang

berkaitan dengan masalah adanya kepercayaanterhadap alat test (instrumen) variabel yang diteliti.Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaanyang tinggi jika hasil dari pengujian instrumen tersebutmenunjukan hasil yang tetap. Adapun pengujian inimenggunakan metode Alpha, dimana jika nilai r AlphaHitung > r Alpha Tabel maka variabel tersebutdinyatakan reliabel, dan sebaliknya jika r Alpha Hitung> r Alpha Tabel maka variabel tersebut dinyatakantidak reliabel.a). Uji Reliabilitas terhadap Variabel X1

(Kompetensi)Tabel 5.4 UJI RELIABILITAS

VARIABEL KOMPETENSI (X1 )

Sumber : Pengolahan Data, 2016Dari tabel diatas, untuk Uji Reliabilitas variabelkompetensi (X1) dengan nilai rtabel 0.514,sedangkan pada nilai Alpha sebesar 0,685sehingga dapat disimpulkan bahwa rAlpha

positif dan lebih besar atau 0,685 > 0.514 makadengan demikian instrumen penelitian mengenaivariabel kompetensi (X1) adalah Reliabel.

b). Uji Reliabilitas terhadap Variabel X2(Motivasi)

Tabel 5.5 UJI RELIABILITASVARIABEL MOTIVASI (X2 )

Sumber : Pengolahan Data, 2016Dari tabel di atas, untuk Uji Reliabilitas VariabelMotivasi (X2) dengan nilai rtabel 0.514,sedangkan pada nilai Alpha sebesar 0,694sehingga dapat disimpulkan bahwa rAlphapositif dan lebih besar atau 0,694 > 0.514 makadengan demikian instrumen penelitian mengenaivariabel Motivasi (X2) adalah Reliabel

c). Uji Reliabilitas terhadap Variabel Y (Kinerja Walikelas)

Tabel 5.6 UJI RELIABILITASVARIABEL KINERJA WALI KELAS

(Y)

Sumber : Pengolahan Data, 2016Dari tabel di atas, untuk Uji Reliabilitas VariabelKinerja (Y) dengan nilai rtabel 0.514, sedangkanpada nilai Alpha sebesar 0,859 sehingga dapatdisimpulkan bahwa r Alpha positif dan lebihbesar atau 0,859 > 0.514 maka dengan demikianinstrumen penelitian mengenai variabel KinerjaWali kelas (Y) adalah Reliabel.

C. Analisis Data DeskriptifAnalisis deskriptif ini dilakukan berdasarkan pada

data yang telah dikumpulkan dari daftar pertanyaan(kuesioner) yang telah diajukan dan diisi oleh walikelas Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar KabupatenIndramayu yang diambil sebagai sampel sejumlah 30orang.

Untuk mengukur kinerja wali kelas MadrasahAliyah Al-Zaytun Gantar Kabupaten Indramayu,selanjutnya data yang telah terkumpul direkap dalamtabulasi data yang dilakukan terhadap jawabanresponden dapat dilihat sebagaimana tersebut dalamlampiran. Untuk variabel kinerja wali kelas diberinotasi Y, sedangkan untuk variabel yang memengaruhikinerja wali kelas masing-masing diberi notasi (X1)

No . Bu tir In stru m en

R hitu ng R tabe l N = 15

Ke teran gan

1 0 .7 64 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 2 0 .8 01 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 3 0 .6 94 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 4 0 .6 00 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 6 0 .7 18 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 7 0 .7 27 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 8 0 .6 49 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid

1 0 0 .8 01 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 1 2 0 .7 27 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 1 3 0 .6 00 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 1 4 0 .7 18 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid 1 5 0 .6 94 (* *) 0 ,5 1 4 Va lid

Cronbach's Alpha N of Items

0.685 15 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Cronbach's Alpha N of Items

0.694 15 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Cronbach's Alpha N of Items

0.859 15 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh : Arif Yosodiputro*

Page 76: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

71Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

untuk variabel kompetensi, (X2) untuk variabelmotivasi.

D. Interpretasi DataAnalisis Descriptive Statistic.

Pada perhitungan dengan menggunakan MultipleRegresi ini yang merupakan analisa regresi yangdilakukan antara satu variabel “dependent” denganbeberapa (lebih dari satu) variabel “independent”.Dalam penelitian ini penulis menggunakan programSPSS versi 20.00, untuk mengetahui apakah variabelX1 (Kompetensi) dan var iabel X2 (Motivasi)berpengaruh terhadap variabel dependent Y (KinerjaWali kelas). Untuk itu penulis menggunakan programSPSS Versi 19.00 yaitu dengan cara memasukan datayang sudah diolah terlebih dahulu. Adapun hasiltersebut untuk ketiga variabel independen terhadapdependen.

Tabel 5.12Descriptive Statistics

Sumber : Pengolahan Data, 2016

a. Skor rata-rata untuk kinerja wali kelas (VariabelY) dengan jumlah data 30 adalah 53.3333dengan standard deviasi 7.25084

b. Skor rata-rata untuk Kompetensi (Variabel X1 )dengan jumlah data 30 adalah 59.8667 denganstandard deviasi 4.82617

c. Skor rata-rata untuk Motivasi (Variabel X2 )dengan jumlah data 30 adalah 60.8000 denganstandard deviasi 4.64906

M e an S t d . D ev ia tio n N

K in e rja ( Y ) 5 3 .3 3 3 3 7 .2 5 0 8 4 3 0

K o m p ete n si (X 1) 5 9 .8 6 6 7 4 .8 2 6 1 7 3 0

M o tiv a si (X 2 ) 6 0 .8 0 0 0 4 .6 4 9 0 6 3 0

Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 5.13

Coefficients (a)

Berdasarkan dari hasil analisis regresi linierberganda dengan menggunakan Komputer programStatistical Product and Service Solution (SPSS)Versi 20.00 yakni analisis regresi linear bergandadidapat nilai persamaan regresi linear bergandanyasebagai berikut :

Dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Nilai konstanta intersep sebesar 49,602

menyatakan bahwa jika variabel X1 dan X2meningkat 1 satuan, maka kinerja Y akanmeningkat sebesar 49,602

b. Nilai koefisen regresi X1 terhadap kinerja Yadalah sebesar 0,682. Hal ini berarti, jika variabelKompetensi (X1) meningkat 1 satuan makakinerja Y akan meningkat sebesar 0,682.

c. Nilai koefisien Motivasi (X2 ) terhadap kinerjaadalah sebesar 0,396. Hal ini berarti, jika variabelX2 meningkat 1 satuan maka kinerja Y akanmeningkat sebesar 0,396 dengan asumsivariabel X1 dan X2 dianggap konstan.

Pengujian Nilai t (Pengaruh Masing-masimgVariabel)

Pengujian nilai t digunakan untuk menguji apakahada pengaruh dari masing-masing var iabelKompetensi (X1) dan Motivasi (X2) terhadap kinerjawali kelas pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun GantarKabupaten Indramayu (Y). Untuk itu masing-masingvariabel akan dijelaskan pengujian dengan nilai tberikut ini:a. Pengaruh Kompetensi (Variabel X1) terhadap

Kinerja (Variabel Y)Berdasarkan tabel coefficient melalu iperhitungan SPSS versi 20.00, maka nilai thitung untuk variabel X1 (Kompetensi) sebesar

a Dependent Variabel: Kinerja

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

95% Confidence Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Lower Bound

Upper Bound

Zero-order

Partial

Part

Tolerance VIF B

Std. Error

1 (Constant) 49.602 15.256 1.613 .119 55.965 6.752

Kompetensi .682 .225 .362 2.419 .023 .082 1.006 .623 .429 .308 .724 1.382 Motivasi .396 .205 .189 2.435 .163 -.127 .716 .361 .271 .183 .937 1.067

Dimana : Ŷ = Kinerja X1 = Kompetensi X2 = Motivasi

Ŷ  49.602 + 0,682 X1 + 0,396 X2

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYUOleh : Arif Yosodiputro*

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Page 77: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT72

3,436. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau3,436 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)= 0,021. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1diterima. Karena nilai t hitung > t tabel , makadapat disimpulkan bahwa Kompetensi (VariabelX1) memang mempunyai pengaruh yang positifdan signitifikan terhadap kinerja wali kelas(Variabel Y). Jadi disini jelas terlihat bahwahipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya.

b. Pengaruh Motivasi (Variabel X2) terhadapKinerja (Variabel Y)Berdasarkan tabel coefficient melalu iperhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai thitung untuk variabel X2 (motivasi) sebesar2,435. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau2,435 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)= 0,002. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1diterima. Karena nilai t hitung > t tabel, makadapat disimpulkan bahwa motivasi (Variabel X2)memang mempunyai pengaruh yang positif dansignitifikan terhadap kinerja wali kelas (VariabelY). Jadi disini jelas terlihat bahwa hipotesis yangdiajukan terbukti kebenarannya.

Model SummaryTabel 5.14 Model Summary

Sumber : Pengolahan Data, 2016Angka R Square sebesar 0,579 atau 57,9% artinya

pengaruh antara Variabel independen dan Variabeldependen sebesar 57,9%.

Uji AnovaTabel 5.15 ANOVA

Sumber : Pengolahan Data, 2016Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

(SPSS) versi 12.00, yakni uji ANOVA atau F-testdidapati F-hitung sebesar 11,915 Sedangkan F-tabel(a 0,05) untuk N = 30 adalah 2,69. Jadi F-hitung lebih

besar dari F-tabel atau 11,915 > 2,69 dengan tingkatsignitifikan sebesar 0,00 karena 0,00 < 0,05, makadapat dikatakan bahwa variabel Kompetensi (X1) danvariabel Motivasi (X2) secara simultan memilikipengaruh yang sesungguhnya terhadap variabelkinerja wali kelas (Y) pada Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu.

KESIMPULANSetelah diuraikan tentang variabel-variabel yang

mempengaruhi kinerja wali kelas di Madrasah AliyahAl-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayu, maka darihasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkansebagai berikut :1. Berdasarkan tabel coefficient melalu i

perhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai thitung untuk variabel X1 (Kompetensi) sebesar3,436. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau3,436 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)= 0,021. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1diterima. Karena nilai t hitung > t tabel , makadapat disimpulkan bahwa Kompetensi (VariabelX1) memang mempunyai pengaruh yang positifdan signitifikan terhadap Kinerja Wali kelas(Variabel Y).

2. Berdasarkan tabel coefficient melalu iperhitungan SPSS versi 12.00, maka nilai thitung untuk variabel X2 (Motivasi) sebesar2,435. Sedangkan nilai t tabel untuk N = 30adalah sebesar 1.697. jadi t hitung > t tabel atau2,435 > 1.697 dengan probilitas (signitifikansi)= 0,002. Dengan demikian , Ho ditolak dan H1diterima. Karen nilai t hitung > t tabel , makadapat disimpulkan bahwa Motivasi (Variabel X2)memang mempunyai pengaruh yang positif dansignitifikan terhadap Kinerja Wali kelas(Variabel Y).

3. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan(SPSS) versi 12.00, yakni uji ANOVA atau Ftestdi dapati Fhitung sebesar 11,915. Sedangkan Ftabel (a 0,05) untuk N = 30 adalah 2,69. Jadi Fhitung lebih besar dari F tabel atau 11,915 > 2,69dengan tingkat signitifikan sebesar 0,00 karena0,00 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwavariabel Kompetensi (X1), variabel Motivasi(X2) secara simultan memiliki pengaruh yangsesungguhnya terhadap variabel Kinerja walikelas (Y) di Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,Kabupaten Indramayu.

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .761(a) .579 .530 4.96918 1.914 a. Predictors : (Constant), Kompetensi (X1 ) dan Motivasi (X2) b. Dependent Variabel : Kinerja (Y)

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 882.656 3 294.219 11.915 .000a Residual 642.011 26 24.693 Total 1524.667 29

a. Predictors : (Constant), Motivasi dan Kompetensi b. Dependent Variabel : Kinerja

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh : Arif Yosodiputro*

Page 78: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

73Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

SARANSetelah memahami kesimpulan yang

dikemukakan, ada beberapa saran yang bisadisampaikan sebagai berikut:1. Agar kemampuan wali kelas pada Madrasah

Aliyah Al-Zaytun Gantar, Kabupaten Indramayulebih efektif didalam mencapai tujuan lembagapendidikan, pihak manajemen hendaknya lebihkonsisten dalam melaksanakan pelatihan,pengembangan dan peningkatan kemampuanpara wali kelas sehingga kinerja wali kelas lebihoptimal.

2. Untuk meningkatkan motivasi, sebaiknyaManajemen Madrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar,Kabupaten Indramayu memberikanpenghargaan kepada wali kelas yang berprestasi,dengan memberi kesempatan untukmeningkatkan potensinya dan memberikanimbalan sesuai dengan kebijakan lembagapendidikan sehingga wali kelas dapatmenciptakan suasana ker ja yangmenyenangkan, dan dapat mempertahankanserta meningkatkan kinerja yang baik diMadrasah Aliyah Al-Zaytun Gantar, KabupatenIndramayu.

3. Dalam hal kinerja, apabila masih ada wali kelasyang belum berhasil mencapai target yangditentukan, pihak lembaga pendidikan sebaiknyamelakukan evaluasi atas keadaan ini dengancara memperhitungkan kemampuan walikelasnya dan mengadakan pelatihan bagi walikelas yang kemampuannya masih kurang.

DAFTAR PUSTAKAAnwar Prabu Mangkunegara, 2000, Manajemen

Sumber Daya Manusia, Bandung : PT. RemajaRosda Karya,

Agus Wariyanto , 1998, Pengaruh Mot ivasiTerhadap Peningkatan Kinerja Aparat diLingkungan Sekretariat Daerah PropinsiJawa Tengah, Tesis Universitas IslamIndonesia.

Bambang Pranoto, 1997, Pengaruh Motivasi danLingkungan Kerja Terhadap ProduktifitasKerja Pada Industri Jasa Konsultan TehnikPT. Prima Desain Widya Adicipta Semarang,Tesis Universitas Islam Indonesia.

Dale Timpe, 1999, Seri Manajemen Sumber DayaManusia, Jakar ta : PT. Elex MediaKamputindo-Kelompok Gramedia.

Dersler, 1997, Manajemen Personalia, Jakarta : PTErlangga.

Eko Widiyanto, 1997, Pengaruh Motivasi Kerja danKondisi Fisik Tempat Kerja TerhadapPrestasi Kerja Guru DPU Kabupaten KulonProgo, Tesis Universitas Islam Indonesia.

Gouzaly Saydam, 1996, Manajemen Sumber DayaManusia, Jakarta : Gambatan.

Gibson, Ivancevic, Donelly, 1996, OrganisasiPelaku, Struktur, Proses, Ahli, Bahasa NurulAdriani, Jakarta : Bina Putra Aksara.

Husein Umar, 1999, Riset Sumber Daya Manusaidalm Organisasi, Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.

Indriyo Gitosudarmo, Nyoman Sudito, 1999, PerilakuKeorganisasian, Yogyakarta : BPFE-UGM.

Joko Suryanto, 1997, Hubungan antara Iklimorganisasi dengan Mot ivasi KerjaBerprestasi Guru Perusahaan Air MinumKabupaten Karang Anyar, Tesis UniversitasIslam Indonesia.

Margono,S. 2000, Metodologi Penel it ianPendidikan, Jakarta : PT Rineke Cipta.

Mukiyat, 1984, Dasar-dasar Motivasi, Alumni,Bandung.

Mulyasa,E.Dr.M.Pd. Menjadi Guru Profesional.Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Nitisetimo, 1996, Empat Lima Wawasan SumberDaya Manusia, Jakarta : PT. Anem KosongAnem.

Ratna Megawangi, 1999, Membiarkan Berbeda-Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender,Bandung : Penerbit Mizan.

S.P. Hasibuan, H.Malayu.Drs. 2007. ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Sondang P. Siagian, 1999, Manajemen SumberDaya Manusia, Jakarta : PT Bumi Aksara.

S. Pamudji, 1986, Kepemimpinan Pemerintahan diIndonesia, Jakarta : PT Bumi Aksara.

S. Prajudi Admosidirjo, 1984, Beberapa PandanganUmum Tentang Pengambilan Keputusan ,Jakarta : Gatra Indonesia.

Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta.

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYUOleh : Arif Yosodiputro*

Page 79: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT74

Simamora, 1997, Manajemen Sumber DayaManusia, Yogyakarta : STIE-YKPN.

Sudjana, Nana. 1999. Penelitian dan PenilaianPendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Surapranata, Sumarna,Dr. 2005. Analisis, Validitas,Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil TesImplementasi Kurikulum 2004. Bandung : PTRemaja Rosda Karya.

Surya, Mohamad,H. Prof.Dr. 1997. PsikologiPembelajaran dan Pengajaran. Bandung :IKIP Bandung.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BesarBahasa Indonesia. Edisi ketiga, Balai Pustaka.

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA WALI KELASMADRASAH ALIYAH AL-ZAYTUN KECAMATAN GANTAR KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh : Arif Yosodiputro*

Page 80: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

75Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASIDAN KINERJA PEGAWAI PADA

CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOROleh : Muhammad Anno Zuhrias*

ABSTRACTCV. Graha Agri Indonesia Bogor is a field of industrial undertaking engaged in the manufacture of food type Nata

de Coco. The purpose of this study is to know Relationship Leaders Against Motivation and Employee PerformanceCV. Graha Agri Indonesia Bogor. The methodology used in the research is, Librarian Research (Lybrary Research)and Field Research (Field Research) by conducting interviews and questionnaires to the respondents. The resultsobtained are:

Leadership (Y) with Motivation (X1) on CV. Graha Agri Industri Bogor with calculation where t arithmetic> ttable that is 13,98> 3,67 so Ho rejected and Ha accepted meaning with statistic test hence there is significant relationbetween independent variable and dependent variable.

Leadership (Y) with Performance (X2) on the CV. Graha Agri Industri Bogor with the calculation where tarithmetic> t table is 12.70> 3.67 thus Ho is rejected and Ha accepted the meaning by statistical test then there is asignificant relationship between independent variables and dependent variable.

Leadership (Y) with Motivation (X1) and Performance (X2) on CV. Graha Agri Industri Bogor where F arithmeticgreater than F table that is 10.66> 3.67 thus can be concluded that Ho is rejected and Ha accepted means there is astrong and significant relationship between Leadership with Motivation and Employee Performance on CV. GrahaAgri Industri Bogor.

In doing its activities CV. Graha Agri Indonesia Bogor, is very concerned about human resources, this is the mainworking capital in running its activities. Human Resources need certainly needs to be developed. It can be realizedthrough giving motivation to its employees. Motivation is one of the development process of human resourcemanagement, both for employees and for company. The planned HR development system will provide benefits for CV.Graha Agri Indonesia Bogor in the form of performance improvement, employee career, productivity improvement,which will eventually lead to increase business results and mobility of employees. Because a company is in need ofemployees who have quality in running the company's operational activities with satisfactory results.

PENDAHULUANA. Latar belakang

Pemerintah memandang perlu dilakukannyaupaya-upaya untuk peningkatan pembangunankeuangan melalui kebijakan-kebijakan yang telahdituangkan dalam bentuk peraturan pemerintah dalamhal ini peraturan dari Menteri Keuangan, MenteriKoperasi, Menteri Tenaga Kerja dan TransmigrasiRepublik Indonesia. Konsep dari tujuan umumpembangunan perekonomian Indonesia adalahmeningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

CV. Graha Agri Indonesia Bogor merupakan suatubidang usaha dalam bentuk Persero Komanditer yangmemiliki Visi, Misi dan Struktur organisasi serta

faktor-faktor kunci yang sangat memegang perananpenting dalam mencapai keberhasilan dalamoperasinal sehari-hari dari yang dilakukan oleh CV.Graha Agri Indonesia Bogor. Struktur organisasi yangtelah dibentuk harus dapat bekerja secara harmonisbaik antara unsur pimpinan dengan bawahannyamaupun antara bawahan dengan bawahan denganmemiliki masing-masing tugas dan fungsinya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwaKepemimpinan dengan motivasi dan kinerja pegawaimerupakan hal saling terkait dan berpengaruh satusama lainnya. Dari uraian diatas diatas, penulis inginmengetahui pengaruh Kepemimpinan terhadapkinerja pegawai.

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 81: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT76

HipotesisDugaan penulis dalam penelitian ini adalah

terdapat pengaruh yang signif ikan antarakepemimpinan dengan motivasi dan kinerja pegawaipada CV. Graha Agri Indonesia Bogor. Jikakepemimpinan baik, maka motivasi dan kinerjapegawai akan meningkat.

Metoda Penelitian.Metoda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Teknik Sampling dengan Metoda Sample RandomSampling, dimana :

N = jumlah populasi (jumlah pegawai)n = jumlah sampel (jumlah kuisioner)

Analisis PenelitianDibawah in i disajikan Hasil kuesioner

kepemimpinan dengan motivasi dan kinerja pegawaipada CV. Graha Agri Industri Bogor.1. Hasil Kuesioner Kepemimpinan dengan

Motivasi dan Kinerja Pegawai CV. GrahaAgri Industri Bogor

Tabel 13Hasil Kuesioner Kepemimpinan dengam

Motivasi Kinerja PegawaiCV. Graha Agri Industri Bogor

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Data dari Tabel 15 diatas dapat digunakan untukmencari indek, koefisien korelasi, koefisiendeterminan yang akan penulis korelasikan antaravariabel Kepemimpinan (Y) terhadap variabelmotivasi (X1) dan variabel kinerja pegawai (X2)dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manaperanan ketiga var iabel tersebut saling

mempengaruhi. Data diatas penulis olah denganmenggunakan analisis Regresi Linier Sederhanadan Koefisien Korelasi Produk Moment (Pearson),untuk menguji ada tidaknya hubungan antara keduavariebel.

Berdasarkan tabel 15 diatas akan juga diperolehindeks Kepemimpinan dan Indeks Kinerja Pegawaipada CV. Graha Agri Industri Bogor dari 20 (duapuluh) responden dengan 10 (sepuluh) pernyataan.Untuk mendapat indek tersebut penulis menggunakanrumus sebagai berikut :Indek Kepemimpinan, Motivasi dan Kinerja

Untuk mencari indek variabel Y, X1 dan X2, penulismenggunakan rumus :

Dari rumus diatas akan diperoleh :Indeks untuk Kepemimpinan = 844/20

= 42,20Indeks untuk Motivasi = 846/20

= 42,30Indeks untuk Kinerja Pegawai = 697/20

= 34,91

Dari data diatas dapat disimpulkan berdasararkanhasil Indek Kepemimpinanm, Motivasi dan Kinerjayang diperoleh masing-masing sebesar 42,20, 42,30dan 34,91 maka jawaban dar i respondendikategorikan semuanya termasuk Sedang (lihattabel. 2).

2. Analisa Regresi Linier SederhanaAnalisis Hubungan Y dengan X1Analisis regresi linier sederhana menggunakanrumus :

Y = a + b.X1Keterangan :Y : Kepemimpinan (variable independent)a : Konstantab : Koefisien RegresiX1 : Motivasi Pegawai (variable dependen)

Tabel 14.Coefficients (a)

Sumber : Pengolahan Data, 2016

N o Skor K epemim pinan

Skor M otivasi Pegaw ai

Skor K inerja Pegaw ai

1 40 40 32 2 40 42 32 3 44 41 35 4 42 36 33 5 44 45 37 6 37 40 29 7 38 40 31 8 43 44 38 9 41 42 33

10 45 44 37 11 45 37 37 12 45 39 36 13 43 45 31 14 45 43 36 15 46 44 35 16 44 42 36 17 45 44 38 18 44 43 36 19 46 45 38 20 56 45 37

T otal 844 846 697

Model

Unstandardized

Coeffisients

Standardized Coefficients

t

Sig

B Std.Error Beta 1(Constant) Motivasi

13.98 0,68

6.05 0,19

0,61

2.27 3.67

.033 0.01

a. Dependent Variable Kepemimpinan

Jumlah Total Jawaban Indeks = ------------------------- Jumlah Total Responde

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR

Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 82: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

77Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Berdasarkan hasil analisis regresi liniersederhana menggunakan pengolahan dataSPSS Versi 18.00 diperoleh persamaan regresiadalah sebagai berikutY = 13,98 + 0,68 X1Dimana :X1 = Motivasi (Variabel independent)13.98 = Konstanta0,68 = Koefisien RegresiY = Kinerja pegawai

(Variabel dependen)

Uji Kelinieran Persamaan Regresi LinierSederhanaH0 : Persamaan regresi tidak linierH1 : Persamaan regresi linier

Uji F (Anova)Ketentuan tolak Ho jika F hitung > F

tabel atau P value significancy < 0,05,diperoleh Fhitung (13,98) > Ftabel sebesar(3,67) maka tolak Ho yang berarti persamaanregresi yang bersifat linier.

Tabel 15Anova (b)

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Analisis Koefisien KorelasiSelanjutnya dilakukan perhitungan

korelasi perhitungan korelasi produk moment(Pearson) untuk menguji kuat tidaknya hubunganantara variabel Y dan X1 dihitung dengan rumussebagai berikut :

Berdasarkan Tabel hasil perhitunganpada tabel nilai perhitungan antara variableKepemimpinan (Y) dengan Motivasi Pegawai(X1) maka koefisien korelasi diperoleh sebagaiberikut :

Tabel 16Correlation Y terhadap X1

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Bila kita masukkan nilai Kepemimpinandan motivasi pada Tabel Interpretasi (Tabel 18)koefisien korelasi (0,83) maka angkanya beradapada interval 0,80 - 1,00 yang berarti mempunyaiHubungan Positif yang Sangat Kuat. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa hubunganKepemimpinan dengan Motivasi pegawai CV.Graha Agri Industri Bogor mempunyai hubunganpositif yang sangat kuat, seperti dijelaskan padaTabel 19 dibawah ini :

Tabel 17Interpretasi Korelasi

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Selanjutnya untuk menguji signifikansimengenai Hubungan Kepemimpinan denganMotivasi pegawai seperti yang diisyaratkan olehuji t hipotesisnya sebagai berikut :H0: r = 0 ( tidak ada hubungan antaraKepemimpinan dengan motivasi pegawai)H1: r = 0 (ada hubungan antara Kepemimpinandengan motivasi pegawai)

Setelah d itemukan nilai koefisienkorelasi sebesar 0,83 analisa terakhir yaitumencari nilai koefisien determinasi (KD) yaituangka yang digunakan untuk mengetahui besarsumbangan sebuah variabel Kepemimpinan (Y)terhadap X1 (motivasi)Koefisien determinasi (KD)KD = r² x 100 %KD = (0,83)² x 100 %KD = 68.89 %

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig

1 Regression Residual Total

23.393 1 23.393 13.98 0,01 (a) 39.967 19 1.738 63.360 20

a Predictors : (Constant), Kepemimpinan b Dependent Variable : motivasi

rxy =

})()()(){(

))((2222 YYNXN

YXXYN

X

K et e ra n g a n K e pe m im p in a n M o t iv a si P e g a w a i

K e pe m im p in a n P ea rs o n C o r re la t io n S ig .( 2 -t a i l ed ) N M o tiv a s i P e a r so n P e g a w a i C o r r e la t io n S ig . (2 -t a i l e d ) N

1

2 0 0 .8 3

0 ,1 2 0

0 ,6 1

0 ,1 2 0

1

2 0 C o rr e la ti o n i s si g n i f i ca n t a t t h e 0 .0 5 l e v e l ( 2 - ta i l ed ).

Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,20 Sangat Rendah 0,20 – 0,40 Rendah 0,40 – 0,60 Sedang 0,60 – 0,80 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOROleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 83: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT78

Variasi naik turunnya Motivasi akanmempengaruhi variasi tingkat kinerja pegawaisebesar 68,89 %, Sisanya sebesar 31,11%disebabkan karena faktor lain.

Hubungan Y terhadap X2Analisis regresi linier sederhana menggunakan

rumus Y = a + b.X2

Keterangan :Y : Kepemimpinan

(variable independent)a : Konstantab : Koefisien RegresiX2 : Kinerja Pegawai (variable dependen)

Analisis regresi linier sederhanaAnalisis sederhanan menggunakan rumus

Y = a + b.X2Keterangan :X2 : Kinerja (variable independent)a : Konstantab : Koefisien RegresiY : Kepemimpinan (variable dependen)

Tabel 18Coefficients (a)

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan hasil analisis regresi liniersederhana menggunakan pengolahan dataSPSS Versi 18.00 diperoleh persamaan regresiadalah sebagai berikutY = 12,70 + 0,81 X2Dimana :X2 = Kinerja (Variabel independent)12.70 = Konstanta0,81 = Koefisien RegresiY = Kepemimpinan

(Variabel dependen)

Uji Kelinieran Persamaan Regresi LinierSederhanaHo : Persamaan regresi tidak linierH1 : Persamaan regresi linier

Uji F (Anova)Ketentuan tolak Ho jika F hitung > F

tabel atau P value significancy < 0,05, diperoleh Fhitung(12,70) > Ftabel sebesar (4,13) maka tolak Hoyang berarti persamaan regresi yang bersifatlinier.

Tabel 19 Anova (b)

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Analisis Koefisien KorelasiSelanjutnya dilakukan perhitungan

korelasi perhitungan korelasi produk moment(Pearson) untuk menguji kuat tidaknya hubunganantara variabel Y dan X2 dihitung dengan rumussebagai berikut :

Berdasarkan Tabel hasil perhitunganpada table nilai perhitungan antara variabelKepemimpinan (Y) dengan Kinerja Pegawai(X2) maka koefisien korelasi diperoleh sebagaiberikut :

Tabel 20Correlation Y terhadap X2

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Bila kita masukkan nilai Kepemimpinandan Kinerja motivasi pada Tabel Interpretasi(Tabel 19) koefisien korelasi (0,81) makaangkanya berada pada interval 0,80-1,00 yangberarti mempunyai Hubungan Positif yangSangat Kuat. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa hubungan Kepemimpinandengan Kinerja pegawai CV. Graha AgriIndustri Bogor mempunyai hubungan positifyang sangat kuat, seperti dijelaskan pada Tabel19 diatas.

K et er a n g a n K e p e m im p in a n K in er ja P eg a w a i

K e pe m im p in a n P e a rs o n C o r rela t io n S ig . ( 2 - ta il e d ) N K in er ja P ea r so n P e g a w a i C o r rela t io n S ig . ( 2 - ta il ed ) N

1

2 0 0 .8 1

0 ,1 2 0

0 ,8 1

0 ,1 2 0

1

2 0 C o rr e la t io n i s s ig n if i can t a t th e 0 .0 5 le v el ( 2 -ta i l ed ) .

Model Unstandardized Coeffisients

Standardized Coefficients t Sig

B Std.Error Beta

1(Constant) Kinerja

12.70 0,81

5.01 0,19

0,55

2.88 4.67

.030 0.01

a. Dependent Variable Kepemimpinan

Model Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig

1 Regression Residual Total

21.991 1 21.991 12.70 0,01 (a) 35.667 19 1.531 67.658 20

a Predictors : (Constant), Kepemimpinan b Dependent Variable : motivasi

rxy =

})()()(){(

))((2222 YYNXN

YXXYN

X

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR

Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 84: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

79Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Selanjutnya untuk menguji signifikansimengenai Hubungan Kepemimpinan denganKinerja pegawai seperti yang diisyaratkan olehuji t. Setelah ditemukan nilai koefisien korelasisebesar 0,81, analisa terakhir yaitu mencari nilaikoefisien determinasi (KD) yaitu angka yangdigunakan untuk mengetahui besar sumbangansebuah variabel Kepemimpinan (Y) terhadapX2 (kinerja)

Koefisien determinasi (KD)KD = r² x 100 %KD = (0,81)² x 100 %KD = 65,61 %

Variasi naik turunnya Pola kepemimpinaakan mempengaruhi variasi tingkat kinerjapegawai sebesar 65,61 %, Sisanya sebesar34,39% disebabkan karena faktor lain.

Hubungan Y terhadap X1 dan X2Hasil yang diperoleh dari penelitian yang

telah dilakukan kepada koresponden sebanyak20 orang (n=20) terlihat pada Tabel 23 dibawahini :

Tabel 21Data hasil olahan tentang Kepemimpinan,

Motivasi dan Kinerja PegawaiCV. Graha Agri Industri Bogor

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Uji HipotesisDari tabel 23 diatas terlihat dapat

dijelaskan yaitu Apabila Fhitung > Ftabel maka Hoditolak dan Ha diterima artinya ada hubungandan signifkan antara Variabel Dependen danVariabel Independen, sedangkan apabila Fhitung< Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinyatidak ada hubungan dan tidak signifikan antaraVariabel Dependen (Terikat = Kepemimpinan)dan Variabel Independen (Bebas yaitu Motivasidan Kinerja pegawai).

1) Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi(X1) pada CV. Graha Agri Industri Bogordengan perhitungan di mana t hitung > t tabelyaitu 13,98 > 3,67 dengan demikian Hoditolak dan Ha diterima artinya dengan ujistatistic maka ada hubungan yangsignifikan antara Variabel Bebas danVariabel Terikat.

2) Kepemimpinan (Y) adengan Kinerja(X2) pada CV. Graha Agri Industri Bogordengan perhitungan di mana t hitung > t tabelyaitu 12,70 > 3,67 dengan demikian Hoditolak dan Ha diterima artinya dengan ujistatistic maka ada hubungan yangsignifikan antara Variabel Bebas danVariabel Terikat.

3) Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi(X1) dan Kinerja (X2) pada CV. GrahaAgri Industri Bogor dimana F hitung lebihbesar dari F tabel yaitu 10,66 > 3,67 dengandemikian dapat disimpulkan bahwa Hodito lak dan Ha diterima berarti adahubungan yang kuat dan signifikan antaraKepemimpinan dengan Motivasi danKinerja pegawai pada CV. Graha AgriIndustri Bogor..

Hasil dari F hitung sebesar 13,98 untukmotivasi dan 12,70 untuk Kinerja jika nilai inidikonsultasikan dengan nilai F tabel (0,05) sebesar3,67 maka (F hitung > F tabel). Maka kesimpulanyang didapat adalah H0 ditolak dan H1 diterima.

Dari uraian diatas dapat dikatakanbahwa Kepemimpinan memiliki hubungandengan motivasi dan kinerja pegawai CV. GrahaAgri Industri Bogor, karena F hitung > F tabel., halini dapat dikatakan setelah dilakukan uji statistikterhadap data data dari hasil penelitian.

Bentuk hubungan dan pengaruh variabeldapat dilihat dari Koefisien Determinasi masingyaitu Kepemimpinan mempengaruhi Motivasisebesar 68,89% dan Kinerja pegawaimempengaruhi sebesar 65,61%, sedangansisanya masing-masing sebesar 31,11 dan34,39% dipengaruhi oleh faktor lain sepertiSumber Daya Manusia,Tingkat Pendidikan,Pengalaman dari seorang pemimpin,

K e p e m im p in a n ( Y )

M o ti v a s i ( X 1 )

K i n e r ja ( X 2 )

Ju m la h sk o r 8 4 4 8 4 6 6 9 7 R a ta -r a t a 4 2 ,2 0 4 2 ,3 0 3 4 .8 5

K D 6 8 .0 0 6 8 .8 9 6 5 .6 1 F h it 1 3 .0 0 1 3 .9 8 1 2 .7 0 F t a b 3 .6 7 3 .6 7 3 .6 7

K o e fe s i e n K o r e la s i

0 ,7 2 0 ,6 8

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOROleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 85: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT80

Bila kita masukkan nilai KoefisienKorelasi Kepemimpinan dengan Motivasisebesar 0,72 dan Koefisien KorelasiKepemimpinan dengan Kinerja sebesar 0,68,maka berdasarkan Tabel Interpretasi (Tabel 19)terdapat koefisien korelasi (0,72 dan 0,68) beradapada interval 0,60–0,80 yang berarti bahwaHubungan korelasi Positif atau hubungan yangKuat antara Kepemimpinan dengan Motivasidan Kinerja Pegawai. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa Hubungan Kepemimpinandengan Motivasi dan Kinerja Pegawai CV.Graha Agri Industri Bogor memiliki Hubunganyang positif dan kuat.

Hubungan Koefisien Korelasi Kombinasi(Gabungan)

Tabel 22Koefisien Korelasi–Determinasi Gabungan

(Model Summary)

Hubungan antara Variabel Terikat (Y)berupa Kepemimpinan dengan Motivasi danKinerja atau Variabel Bebas kuat positip(searah) dan signifikan karena koefisien korelasi(r = 0,83) dan positip (searah). SedangkanKoefisien Determinasi tanpa memperhitungkanjastifikasi (r2 = 0,85), sedangkan denganmemperhitungkan justifikasi sebesar (r2 = 0,79);Artinya Variabel Ter ikat (Y) denganmemperhitungkan justifikasi sebesar 79,00%ditentukan oleh Variabel Bebas (X1 dan X2),sedangkan 21,00% ditentukan oleh VariabelBebas lainnya yang tidak diteliti.

Persamaan Multi RegresiKonstanta = 0,79a = 0,83b = 0,62

PersamaannyaY = Konstanta + a. (X1) + b. (X2)Y = 0,79 + 0.83. X1 + 0,62 X2

Persamaan di atas dapat digunakandalam memproyeksikan Kepemimpinanterhadap motivasi dan kinerja pegawai CV.Graha Agri Industri Bogor

Uji Anova (Analysis of Variance)Hasil F hitung adalah sebesar 10,66 (Y

terhadap X1+X2), dengan sampel sebanyak 20atau n (33%) dengan alpha 1% (0,01) sebesar3,67, dimana F hitung lebih besar dari F tabel yaitu10,66 > 3,67 dengan demikian dapat disimpulkanbahwa Ho ditolak dan Ha diterima berarti adahubungan yang kuat dan signifikan antaraKepemimpinan dengan Motivasi dan Kinerjapegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor

Hal ini dapat diuji dengan Uji Statistik,sebagai berikut : hipotesis teruji bahwa adahubungan yang kuat dan signifikan antaraKepemimpinan (Y) dengan Motivasi (X1) danKinerja pegawai (X2) pada CV. Graha AgriIndustri Bogor.

Dari hasil analisis diperoleh bahwaseluruh hipotesis dapat diterima yaitu Adahubungan yang kuat atau signifikan antaraKepemimpinan dengan Motivasi dan kinerjapegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor.

Tabel 23Correlation

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Keterangan Kepemimpinan Motivasi Kinerja Pegawai

Kepemimpinan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

0.61 20

1.000 0,000 20

1.000 0,000 20

Pearson Motivasi Correlation Sig. (2-tailed) N ----------------------------------------- Kinerja Pearson Pegawai Correlation Sig. (2-tailed) N

1,000 20 -------------------- 1.000 0,000 20

0,83 0,000 20 ----------- 1.000 20

1.000 0,000 20 ----------- 0.81 20

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Model R R Square

Std Adjested R Square

Error of The Estimate

1 0.83 0,85 0,79 1,12 Sumber : Hasil Olahan dengan SPSS

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR

Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 86: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

81Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

KESIMPULANDari penelitian yang telah dilakukan dengan judul

“Hubungan Kepemimpinan terhadap Motivasi danKinerja Pegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor,sebagai berikut :1. Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi (X1)

pada CV. Graha Agri Industri Bogor denganperhitungan di mana t hitung > t tabel yaitu 13,98 >3,67 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterimaartinya dengan uji statistic maka ada hubunganyang signifikan antara Variabel Bebas danVariabel Terikat.

2. Kepemimpinan (Y) adengan Kinerja (X2)pada CV. Graha Agri Industri Bogor denganperhitungan di mana t hitung > t tabel yaitu 12,70 >3,67 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterimaartinya dengan uji statistic maka ada hubunganyang signifikan antara Variabel Bebas danVariabel Terikat.

3. Kepemimpinan (Y) dengan Motivasi (X1)dan Kinerja (X2) pada CV. Graha Agri IndustriBogor dimana F hitung lebih besar dari F tabel yaitu10,66 > 3,67 dengan demikian dapat disimpulkanbahwa Ho ditolak dan Ha diterima berarti adahubungan yang kuat dan signifikan antaraKepemimpinan dengan Motivasi dan Kinerjapegawai pada CV. Graha Agri Industri Bogor.

SaranBerdasarkan pada temuan penelitian dan

pembahasan yang telah dilakukan, maka dapatdisarankan :1. Dilakukan upaya peningkatan kemampuan

pegawai secara bertahap, kemampuan dasarmaupun kemampuan professional dankemampuan teknologi melalui berbagai upayapeningkatan keahlian di bidang masing-masing.

2. Melakukan upaya terus menerus untuk memberimotivasi sehingga dapat meningkatkan kinerjapegawai. dengan mendapat prioritas adalah :- Tunjangan pegawai perlu ditingkatkan.- Pemberian kompensasi yang seimbang

bagi yang berprestasi.- Khususnya pegawai bidang produksi dan

pemasaran diberi kesempatan untukmeningkatkan Sumber Daya Manusia.

DAFTAR PUSTAKA———————, Petunjuk Penulisan Skripsi

Sekolah Tinggi Manajemen (STIMA) IMMIJakarta Tahun 2013

Effendi, O.U, Kepemimpinan dan Komunikasi,PT. Mandar Maju, Bandung, 2011

Flippo, B.Edwin, Manajemen Personalia, Jakarta,Edisi Keenam Airlangga, 2004

Gary. Dessler, Human Resources Management,Seven Edition, New Jersey, Prentice Hall, Inc,2010

Hadari Nawawi., H. Prof., Dr., Manajemen SumberDaya Manusia (Untuk Bisn is yangKompetitif). Cetakan ketiga, Penerbit GadjahMada University Press, Yogyakarta, 2012

Handoko T.H., Manajemen Personal ia danSumber Daya manusia, Yokyakarta, PenerbitBPFE, 2011,

—————————, Manajemen Personaliadan Sumber Daya manusia , Yokyakarta,Penerbit BPFE, 2010,

Koeswara, E, Motivasi, Bandung, PT. Angkasa, 2012Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya

Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan).Cetakan ke-11, Penerbit PT. Toko GunungAgung, Jakarta, 2011.

—————————, Manajemen Sumber DayaManusia, Cetakan Ketiga, penerbit BumiAksara, Jakarta, 2009.

Pamuji, S, Kepemimpinan Pemerintahan diIndonesia, Bintang Pelajar, Jakarta, 2009

—————————, KepemimpinanPemerintahan di Indonesia, Bintang Pelajar,Jakarta, 2008

Ranupandojo, H & Hasan, Suad, ManajementPersonalia, BPFE, Yokyakarta, B, 2010

Sadili Samsudin. Manajemen Sumber DayaManusia, Penerbit Pustaka Setia, Bandung 2009

—————————. Manajemen Sumber DayaManusia, Penerbit Pustaka Setia, Bandung 2006

Sadirman, A.M, Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar, PT. Puspa Swara, Jakarta 2010

Saydan, G, Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management), Jilid 1.Penerbit PT. Toko Gunung Agung, Jakarta,2006.

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOROleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 87: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT82

————————, Teori Mot ivasi danAplikasinya, PT. Bina Aksara, Jakarta, 2009

Siagian, S.P, Teori Motivasi dan Aplikasinya, PT.Bina Aksara, Jakarta, 2011

———————-, Teori Motivasi danAplikasinya, PT. Bina Aksara, Jakarta, 2010

Simamora, H, Manajemen Sumber Daya Manusia,STIE YKPN, Yokyakarta, 2004

Sugiyono, Metode Penel it ian Administ rasi ,Bandung, penerbit Alfabeta, 2011

Sutr isno , E, Gaya Kepemimpinan danKarakteristik, PT. Mandar Maju, Bandung2010

——————, Gaya Kepemimpinan danKarakteristik, PT. Mandar Maju, Bandung2007

Umar, T, H, Riset Sumber Daya Manusia DalamOrganisasi. Penerbit PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta, 2000

Yuwono, S, Kepemimpinan Dalam OrganisasiAparatur Pemerintahan, Bintang Usaha Jaya,Jakarta, 2003

Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta, Grasindo,2001

HUBUNGAN KEPEMIMPIN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA PEGAWAIPADA CV. GRAHA AGRI INDONESIA BOGOR

Oleh : Muhammad Anno Zuhrias*

Page 88: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

83Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAHDAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURU

PADA SMK ARRAHMAN DEPOKOleh : Widodo*

ABSTRACTResearch aims to answer the formulation of the problem a) Is there a relationship of Principal Leadership to

Teacher Performance? B) Are there any Motivational Relationships on Teacher Performance? C) Is there a relationshipbetween Principal Leadership and Motivation to Teacher Performance?

This research is a literature study on Headmaster Leadership, Work Motivation and Teacher Kinenrja. Methodscarried out by encouraging quantitative descriptive research.

The results showed that together there is a significant relationship between leadership variables Head of School(X1) and Motivation (X2) variable to the Performance Teacher variables.

Suggestions addressed should improve leadership, improve motivation and improve teacher performance.Keywords: Leadership, Motivation and Performance of Teachers

PENDAHULUANKarena peranan pemimpin dalam organisasi

sangat penting maka menjadi kewajiban utama bagisetiap pemimpin untuk selalu terus menerus berusaha,mengamati dan memahami tingkah laku bawahan,mencari dan menentukan terjadinya tingkah lakubawahan, memperhitungkan, mengawasi danmengubah serta mengarahkan tingkah laku bawahanagar dapat menjalankan tugas sesuai denganfungsinya, terutama yang berkaitan dengan duniapendidikan yaitu tugas dan tanggung jawab gurusebagai pendidik dan pengajar. Sehingga tujuanpendidikan dapat dicapai sesuai dengan rencana.

Apabila setiap kehidupan suatu organisasidiadakan pengamatan secara cermat akan nampaklebih jelas peranan menajemen administrasi(administrative management) melalui tindakan–tindakan perencanaan pengorganisasian, pengarahan,koordinasi, kontrol dan evaluasi serta komunikasi yangdikembangkan o leh Kepala Sekolah sebagaiadministrator, untuk mewujudkan kerja yang efektifdan terarah dengan suatu tujuan tertentu.

Menurut Hadari Nawawi (1985:h.82)menyebutkan bahwa “Untuk meningkatkan efesiensikerja di lingkungan sekolah sebagai organisasi kerja,komunikasi dan hubungan kerja harus menghindariketerikatan pada organisasi kepangkatan dan tingkat

unit kerja, hubungan kerja antara personal yang dapatmenunjang terciptanya ker ja sama harusdikembangkan.”

Didalam kehidupan suatu organisasi pendidikanapabila dicermati serta diamati akan terjadi prosesinteraksi kerja sama antara pemimpin denganbawahan yang diperhatikan, diarahkan, dibina, dandikembangkan, tetapi kemungkinan juga dipaksakan,agar perilaku tersebut sesuai dengan harapanpemimpin di dalam suatu lembaga.

Pada era kontemporer, organisasi dilandasiketergantungan (Depedency) dan keperkiraan(Proximity) sebagai akibat kemajuan teknologi danperkembangan penduduk, sehingga pengertianorganisasi berkembang mengikuti interaksi antarasistem formal dengan komponen–komponen manusia.Maka organisasi pendidikan merupakan wadah yangberfungsi menyelenggarakan proses pendidikan.

Dalam rangka melaksanakan, megelola, mengurusdan mengatur diperlukan manajemen yaitu prosesmemimpin, membimbing, menyiapkan fasilitas kepadabawahan supaya bekerja sama untuk mencapaitujuan bersama.

Seorang pemimpin hendaknya dapat memotivasi,Sumijo (1987:h.174) mengatakan bahwa :“Merupakan suatu proses psikologis yangmencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan,

* Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA

Page 89: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT84

persepsi, dan keputusan yang terjadi pada seseorang”.Motivasi sebagai proses psikologis timbul

diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itusendiri yang disebut intrinsik dan faktor diluar diriseseorang disebut faktor ektrinsik. Faktor di dalamdiri seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,pengalaman, dan pendidikan, atau berbagai harapan,cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkanfaktor di luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagaisumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega ataufaktor-faktor lain yang sangat kompleks.

Seorang pemimpin sebaiknya memilik ikemampuan yakni : “Motivasi adalah tindakan atauperbuatan dan kelompok yang menyebabkan, baikorang seorang maupun kelompok yang bergerakkearah tujuan tertentu. Motivasi tampak dalam prosesdimana seseorang mengarahkan, membimbing,mempengaruhi dan atau mengawasi pikiran, perasaanatau tingkah laku orang lain” (Hadari Nawawi,1978:h.43).

Aturan perundang-undangan lain yang mengaturhal ini adalah UU No. 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian yang mengatur segala sesuatuyang berkenaan dengan pembinaan guru negeri.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sastro Djatmiko(2001:h.37) bahwa :

“Pembinaan itu adalah usaha untuk mewujudkanGuru Negeri yang mempunyai sifat seperti yang telahsering disebut setia, patuh dan taat kepada Pancasila,UUD 1945, Negara dan Pemerintahan, bermentalbaik, berwibawa, kuat, berdaya guna berhasil guna,bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggungjawab sebagai unsur aparatur Negara, abdi Negara,dan abdi masyarakat. Pembinaan berdasarkan sistemkarier dan sistem kerja”.

Bertitik tolak dari sistem Undang-Undang PokokKeguruan di atas, berarti karier seseorang sesuaidengan kepangkatan atau golongan akanberkelanjutan oleh prestasi kerja yang tercermin dalamkinerjanya yang dinilai positif oleh pemimpinnya.Penilaian itu merupakan tanggung jawab atasanlangsung sebagai pimpinan masing-masing. Demikianpula sebaliknya, setiap pimpinan di lingkungan setiapunit kerja selalu memerlukan sejumlah guru sebagaipembantunya dalam melaksanakan tugas yangdibebankan pada masing-masing unit. Sebagaimanayang dituangkan di dalam Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional, yang bertujuan PendidikanNasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 danselanjutnya pendid ikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Di dalam Undang – Undang Sistem PendidikanNasional tersebut di atas maka seorang pemimpindalam sebuah lembaga pendidikan adalah seorangguru yang diberi tugas tambahan sebagai KepalaSekolah yang merupakan pemimpin untukmenjalankan manajemen sekolah.

Namun dewasa ini sering ditemukan bahwaKepala Sekolah tidak mampu menjalankan fungsikepemimpinannya, yang tercermin dari tidak bisaterlaksananya dengan baik kegiatan belajar mengajar,serta tata tertib sekolah, dan tidak berjalannyarencana induk pengembangan sekolah, oleh karenadalam menjalankan misi tugasnya sebagai fasilitator,konservator, transmitor, dan organisator kurangmenghayati dan memahami dari tugas dan tanggungjawabnya, padahal peran seorang pemimpin (todirect) sangatlah penting dan strategis.

Kemungkinan terjadinya hal yang dikemukakandi atas bisa saja terjadi pada lembaga – lembagaPendidikan yang disebabkan sistem penetapan KepalaSekolah yang kurang baik, pada dewasa ini seringterjadi pengunaan system yang dilakukan dalampenetapan Kepala Sekolah dengan sistem dropingatau penunjukkan, hal ini sering terjadi ketidakserasian atau kecemburuan dalam hal penetapanseorang Kepala Sekolah walaupun telah adapersyaratan–persyaratan yang harus ditempuh untukmenjadi seorang Kepala Sekolah seperti diadakannyapendidikan dan latihan calon Kepala Sekolah.

Dengan tidak mengesampingkan aspirasi danharapan para pegawai dan guru yang akandipimpinnya. Karena sering terjadi pimpinan sekolahberalasan dari sekolah atau lembaga lain yang tidakdikenal sebelumnya oleh para pegawai atau guru yangmemilik i basic, kompetensi, ser ta kualitaskepemimpinan maupun sikap individunya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas,Penulis menganggap penting perlunya dikaji masalahHubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah danMotivasi Terhadap Kinerja guru pada Sekolah

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOK

Oleh : Widodo*

Page 90: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

85Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Menengah Kejuruan (SMK ARRAHMAN) DepokJawa Barat, untuk mengamati permasalahan yangtimbul serta mencari solusi yang terbaik.

Kepala Sekolah selaku pemimpin yang memegangkendali organisasi, sangat penting dan strategis dalamkontek pendidikan dan tidak kalah pentingnya sebagaimotivator, dan suritauladan. Bila kedua hal tersebuttidak berjalan dengan baik maka akan terjadikemerosotan dan menurunnya misi yang diembantidak sesuai dengan apa yang diharapkan olehmasyarakat.

Maka penulis ingin dan berminat untukmengadakan penelitian yang berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan di atas, guna kepentingan penelitiantersebut penulis mengetengahkan judul penelitian“Analisis Hubungan Kepemimpinan Kepala SekolahDan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Pada SekolahMenengah Kejuruan (SMK ARRAHMAN) DepokJawa Barat.”

TUJUAN PENELITIANTujuan dilakukannya penelitian mengenai adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan secara simultanantara Kepemimpinan Kepala Sekolah danMotivasi terhadap Kinerja Kerja Guru padaSMK ARRAHMAN Depok Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui hubungan KepemimpinanKepala Sekolah terhadap Kinerja Kerja Gurupada SMK ARRAHMAN Depok Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui hubungan Motivasi terhadapKinerja Kerja Guru pada. SMK ARRAHMANDepok Jawa Barat

KERANGKA PEMIKIRANKerangka pikir dalam penelitian ini dan kerangka

pikir yang dimaksud dikemukakan dalam skemasebagai berikut :

Gambar 1 : Skema Kerangka Pikir Penelitian

HipotesisDengan berpatokan pada pengertian hipotesis di

atas dan dikaitkan dengan kerangka pikir yang telahdikemukakan, maka dalam penelitian ini diajukanbeberapa hipotesis, yaitu sebagai berikut :1. Ada hubungan antara Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1) dan Motivasi (X2) secarabersamaan terhadap Kinerja Guru (Y).

2. Ada hubungan antara Kepemimpinan KepalaSekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y).

3. Ada hubungan antara Motivasi (X2) terhadapKinerja Guru (Y).

Gambaran umum SMK ArrahmanSMK Arrahman Depok adalah Sekolah Menengah

Kejuruan yang beralamat di Jalan Masjid Al IttihadNo. 8 Kelurahan Bojong Pondok Terong, KecamatanCipayung, Depok.

Sebagai salah satu unit pelaksanaan tehnis danpendidikan yang dikelola oleh Yayasan PendidikanIslam Arrahmaniyah dan bertujuan untuk mendidikpara siswa menjadi manusia pembangunan, trampilyang berjiwa Pancasila.

Sekolah Menengah Kejuruan Arrahman Depoksebagai salah satu unit pelaksana teknis dariPendidikan memiliki kondisi dan persoalan yangberagam yang semuanya memerlukan pengolahansecara serius dan terencana.

Sehingga pada pelaksanaannya perlu di organisirsecara sistematis sebagai pedoman atau landasanuntuk mencapai kemajuan pembangunan disekolah.

Sekolah Menengah Kejuruan Arrahman yangterletak di Pondok Terong, Kecamatan Pancoran MasDepok, didirikan pada tahun 1997. Status sekolahSMK Arrahman adalah swasta, dibawah YayasanPendidikan Islam Arrahmaniyah. Sekolah tersebutdidirikan dengan modal tekad pengabdian, persatuandan kesatuan dalam perjuangan untuk membelamasyarakat banyak. Ketua yayasan adalah H. AbdulSomad.

Sejak berdiri baru dua orang yang menjabatKepala Sekolah yaitu:

(1) Drs. H. Ali Masykur, MM.(2) Fahri Husaini, S.S, M.M.

H1

H3

H2

Kepemimpinan Kepala Sekolah

( X1 )

Motivasi ( X2 )

Kinerja Guru

( Y )

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOKOleh : Widodo*

Page 91: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT86

X1

45 .044 .043 .042 .041 .040 .039 .038 .037 .0

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = 2 .14 Mean = 40.4

N = 3 5.0 0

PEMBAHASANDeskripsi data hasil penelitian

Sebelum penulis mengemukakan analisis danpembahasannya terleb ih dahulu penulismengemukakan jumlah dan keadaan guru di SMKArrahman dalam komposisinya, jumlah ini merupakanpopulasi guru yang diteliti yaitu sejumlah 35 orang.

Tabel 4.1Komposisi Jumlah Guru menurut

Tingkat Pendidikan

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Berdasarkan Tabulasi jawaban dari respondententang Kepemimpinan Kepala Sekolah (VariabelX1) yang berbentuk huruf mutu dan telahditerjemahkan ke dalam angka mutu, selanjutnyapenulis hitung berdasarkan presentase dalam bentuktabel sebagai berikut :

Tabel 4.2Distribusi Tanggapan Tentang Kepemimpinan

Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah KejuruanArrahman Kota Depok.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

Dari tabel di atas, terlihat bahwa 24% dinyatakanbahwa kondisi tentang Kepemimpinan KepalaSekolah pada SMK Arrahman Kota Depok sudahsangat baik. Hal ini tampak dari tanggapan respondenmelalui angket, dimana memilih alternatif jawabanA.

Kemudian 56% responde yang memilih alternatifjawaban B pada angket yang diberikan. Hal inimenunjukan mereka beranggapan kondisiKepemimpinan Kepala sekolah baik.

Selanjutnya, terdapat 20 % responden yangmemilih alternatif jawaban C, yang menunjukankondisi Kepemimpinan Kepala Sekolah cukup, dan0% responden merasa tidak baik terhadapKepemimpinan Kepala Sekolah yang memilihalternatif jawaban D.

Dari hasil tabulasi tentang variabel KepemimpinanKepala Sekolah (X1) dapat ditunjukan dengan grafiksebagai berikut :

Grafik. 1 Variabel Kepemimpinan Sekolah

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan Tabulasi hasil jawaban dariresponden tentang Motivasi (Variabel X2) yangberbentuk huruf mutu dan telah diterjemahkan kedalam angka mutu, selanjutnya penulis hitungberdasarkan presentase dalam bentuk tabel sebagaiberikut :

Tabel 4.3Distribusi Tanggapan Tentang Motivasi Pada

Sekolah Menengah Kejuruan ArrahmanKota Depok.

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

NO Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1. Sarjana Strata 2 1 2,86 2. Sarjana Strata 1 28 80 3. Diploma 6 17,14

Jumlah 35 100

Tanggapan Responden

No A B C D E

Angket f % f % F % f % F %

1 14 40 14 40 7 20 0 0 0 0

2 2 6 28 80 5 14 0 0 0 0

3 9 26 9 26 17 49 0 0 0 0

4 0 0 31 89 4 11 0 0 0 0

5 12 34 14 40 9 26 0 0 0 0

6 7 20 20 57 8 23 0 0 0 0

7 4 11 23 66 8 23 0 0 0 0

8 11 31 20 57 4 11 0 0 0 0

9 7 20 24 69 4 11 0 0 0 0

10. 17 49 13 37 5 14 0 0 0 0

Total 83 24 196 56 71 20 0 0 0 0

Tanggapan R esponden

No A B C D E

Angket F % F % f % F % f %

1 15 43 16 46 4 11 0 0 0 0

2 10 29 19 54 6 17 0 0 0 0

3 11 31 21 60 3 9 0 0 0 0

4 12 34 18 51 5 14 0 0 0 0

5 8 23 17 49 10 29 0 0 0 0

6 5 14 25 71 5 14 0 0 0 0

7 12 34 14 40 9 26 0 0 0 0

8 7 20 23 66 5 14 0 0 0 0

9 15 43 14 40 6 17 0 0 0 0

10 13 37 17 49 5 14 0 0 0 0

Total 108 31 184 53 58 17 0 0 0 0

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOK

Oleh : Widodo*

Page 92: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

87Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Y

4 8.04 6. 04 4. 04 2.04 0. 03 8.0

1 4

1 2

1 0

8

6

4

2

0

S td . D ev = 2 .2 0 M ean = 42 .3

N = 3 5 .00

X 2

4 8 .04 6 .04 4 .04 2 .04 0 .03 8 .0

1 2

1 0

8

6

4

2

0

S td . D ev = 2 .4 6 M e a n = 4 1 .4

N = 3 5 .0 0

Correlations

1 .637** .447**. .000 .007

35 35 35.637** 1 .646**.000 . .000

35 35 35.447** .646** 1.007 .000 .

35 35 35

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

X1

X2

Y

X1 X2 Y

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa sebagianbesar responden atau 31% menyatakan bahwaMotivasi pada SMK Arrahman sudah sangat baik.Hal ini tampak dari tanggapan para responden,dimana responden itu memilih alternatif jawaban A.

Kemudian terdapat 532% responden yangmemilih alternatif jawaban B pada angket yangdiberikan. Hal ini menunjukan mereka merasaMotivasi baik.

Sementara itu, ada 16% responden yang memilihalternatif jawaban C, yang menunjukan Motivasicukup.

Dari hasil tabulasi tentang variabel Motivasi (X2)dapat ditunjukan dengan grafik sebagai berikut :

Grafik 2. Variabel Motivasi (X2)

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Table 4.4Distribusi Tanggapan Responden Tentang

Kinerja Guru Pada Sekolah MenengahKejuruan Arrahman Kota Depok.

Sumber : Hasil Penelitian 2016

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwaresponden atau 39% menyatakan bahwa Kinerja Gurupada SMK Arrahman Kota Depok sudah sangat baik.

Hal ini tampak dari tanggapan para responden,dimana responden itu memilih alternatif jawaban A.

Kemudian terdapat 45% responden yang memilihalternatif jawaban B pada angket yang diberikan. Halini menunjukan mereka merasa Kinerja Guru baik.

Sementara itu, ada 16% responden yang memilihalternatif jawaban C, yang menunjukan Kinerja Gurucukup dan Alternatif jawaban D dan E pada angketyang disebarkan tidak ada responden yangmemilihnya.

Dari hasil tabulasi tentang variabel Kinerja Guru(Y) dapat ditunjukan dengan grafik sebagai berikut :

Grafik 3. Variabel Kinerja Guru (Y)

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Analisis hasil penelitianKorelasi Antar Variabel yaitu Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y)serta Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y) adalahsebagai berikut :a. Analisis untuk melihat hubungan antara variabel

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadapvariabel Kinerja Guru (Y),

b. Analisis untuk melihat hubungan variabelMotivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru(Y).

Kedua analisis tersebut bisa dilihat dari hasilprogram Statistical Product and Service Solutions(SPSS) sebagai berikut :

Tabel 4.5

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Tanggapa R esponden

No A B C D E

Angket f % F % F % F % f %

1 20 57 9 26 6 17 0 0 0 0

2 14 40 16 46 5 14 0 0 0 0

3 13 37 19 54 3 9 0 0 0 0

4 10 29 18 51 7 20 0 0 0 0

5 13 37 14 40 8 23 0 0 0 0

6 15 43 14 40 6 17 0 0 0 0

7 10 29 19 54 6 17 0 0 0 0

8 17 49 14 40 4 11 0 0 0 0

9 12 34 16 46 7 20 0 0 0 0

10 11 31 20 57 4 11 0 0 0 0

Total 135 39 159 45 56 16 0 0 0 0

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOKOleh : Widodo*

Page 93: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT88

Model Summary

.648a .419 .383 1.72865Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Untuk uji signifikasinya :Ho : Tidak ada hubungan (korelasi) antara variabel

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) danvariabel Motivasi (X2) terhadap variabel KinerjaGuru (Y)

Ha : Ada hubungan (korelasi) antara KepemimpinanKepala Sekolah (X1) dan variabel Motivasi (X2)terhadap variabel Kinerja Guru (Y)

Dasar pengambilan keputusan :Jika angka korelasi lebih kecil dari 0,01 maka Ho

ditolak artinya ada hubungan dan jika angka korelasilebih besar dari 0,01 maka ho diterima artinya tidakada hubungan.a. Dari pengolahan data diperoleh angka 0,007

(tabel 14) untuk korelasi variabel KepemimpinanKepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y),maka Ho ditolak dan Ha diterima artinyaterdapat hubungan yang siginifikan antaraKepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadapKinerja Guru (Y).

b. Dari pengolahan data diperoleh angka 0,000(tabel 14) untuk korelasi variabel Motivasi (X2)terhadap Kinerja Guru (Y), maka Ho ditolakdan Ha diterima artinya terdapat hubungan yangsiginifikan antara Motivasi (X2) terhadapKinerja Guru (Y).

Korelasi Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah( X1 ) dan Motivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y)

Untuk mengetahui apakah terdapat hubunganyang signifikan secara bersama-sama antara variabelKepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan VariabelMotivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y), berikutdisajikan tabel perbandingan atau harga kritik dariSpearmen :

Tabel 4.6 : Harga Kritik dari Spearmen

Sumber : Suharsimi Arikunto, 1998

Tabel 4.7: Regresi Linear

Sumber : Pengolahan Data, 2016Berdasarkan hasil pengolahan data melalui

program Statistical Product and Service Solutions(SPSS) dari N=35 memperoleh hasil 0,648, (tabel16) lebih besar dari Harga Kritik dari Spearmen (tabel15), N=30 dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu0,364 berar ti secara bersama-sama terdapathubungan yang signifikan antara var iabelKepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan variabelMotivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru (Y).

Interpretasi hasil penelitianBerdasarkan data yang ada dengan pengolahan

metode Statistical Product and Service Solutions(SPSS) menurut Santoso (Fazril 2001, Jurnal EkonomiBorobudur) menyatakan tentang tingkat korelasiantar variabel, bahwa angka berkisar 0 (tidak adakorelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sangatsempurna) berarti angka korelasi 0,5 menunjukkankorelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5korelasi lemah.

Pada hasil analisis data diatas adalah :1. Untuk korelasi sebagai berikut :

a. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) danKinerja Guru (Y) diperoleh koefisienkorelasi + 0,447 atau 44,7% (tabel 14) halini menunjukan lebih kecil dari 0,5 ini berartihubungannya lemah. Sedangkan tandapositif (+) menunjukan bahwa semakintinggi Kepemimpinan Kepala Sekolah,maka akan semakin tinggi Kinerja Guru.Berarti 55,3% berhubungan denganvariable lain yang tidak ditelitiUntuk memperjelas hubungan keduavariabel tersebut bisa dilihat dengangambar (kurva) sebagai berikut :

N

INTERVAL KEPERCAYAAN

N

INTERVAL KEPERCAYAAN

95% 99% 95% 99%

5

6

7

8

9

10

12

14

1

0,886

0,786

0,738

0,683

0,648

0,591

0,544

-

0 ,992

0 ,929

0 ,881

0 ,833

0 ,794

0 ,777

0 ,715

16

18

20

22

24

26

28

30

0,506

0,475

0,450

0,428

0,409

0,392

0,377

0,364

0,665

0,625

0,591

0,562

0,526

0,515

0,496

0,478

Curve Fit MODEL: MOD_1. Independent: X2 Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1

X1 LIN .406 33 22.54 .000 17.4224 .5539

Y LIN .417 33 23.63 .000 18.3627 .5768

Y

X2

484 644424 0383 6

4 8

4 6

4 4

4 2

4 0

3 8

3 6

O bse rved

L inea r

X1

X 2

484 6444240383 6

4 6

4 4

4 2

4 0

3 8

3 6

O bser ved

L inear

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOK

Oleh : Widodo*

Page 94: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

89Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

b. Motivasi (X2) dan Kinerja Guru (Y)diperoleh koefisien korelasi + 0,646 atau64,6% (tabel 14) hal ini menunjukan lebihbesar dari 0,5 ini berarti hubungannya kuat.Sedangkan tanda positif (+) menunjukanbahwa semakin tinggi Motivasi, maka akansemakin tinggi Kinerja Guru dan berarti35,4% lagi berhubungan dengan variabellain yang tidak diteliti.Untuk memperjelas hubungan keduavariabel tersebut bisa dilihat dengangambar (kurva) sebagai berikut :

2. Untuk regresi linier adalah sebagai berikut :Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) danMotivasi (X2) secara bersama-sama terhadapKinerja Guru (Y) diperoleh regresi linear + 0,648atau 64,8% (tabel 16) hal ini menunjukan lebihbesar dari 0,5 ini berarti hubungannya kuat.Sedangkan tanda positif (+) menunjukan bahwasemakin tinggi Kepemimpinan dan Motivasi,maka akan semakin tinggi Kinerja Guru dansebaliknya semakin rendah Kepemimpinan danMotivasi, maka akan semakin rendah pulaKinerja Guru dan 35,2% lagi berhubungandengan variabel lain yang tidak diteliti.Untuk memperjelas hubungan var iabelKepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasiterhadap Kinerja Gurur bisa dilihat dengangambar (kurva) sebagai berikut :

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Untuk korelasi variabel Kepemimpinan KepalaSekolah (X1) terhadap Kinerja Guru (Y), diperolehangka 0,007 (tabel 14) maka Ho ditolak dan Haditerima artinya terdapat hubungan yang siginifikanantara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadapKinerja Guru (Y). Untuk korelasi variabel Motivasi(X2) terhadap Kinerja Guru (Y) diperoleh angka0,000 (tabel 14), maka Ho ditolak dan Ha diterimaartinya terdapat hubungan yang siginifikan antaraMotivasi (X2) terhadap Kinerja Guru (Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data melaluiprogram Statistical Product and Service Solutions(SPSS) dari N=35 memperoleh hasil 0,648, (tabel16) lebih besar dari Harga Kritik dari Spearmen (tabel15), N=30 dengan tingkat kepercayaan 95% yaitu0,364 berar ti secara bersama-sama terdapathubungan yang signifikan antara var iabelKepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan variabelMotivasi (X2) terhadap variabel Kinerja Guru (Y).

SaranMengenai kepemimpinan Kepala Sekolah perlu

ditingkatkan, karena baru 24% yang menyatakansangat baik, 56% menyatakan baik dan 20%menyatakan cukup serta hubungan antaraKepemimpinan Kepala Sekolah terhadap KinerjaGuru perlu ditingkatkan juga karena masih dalamkategori lemah yaitu 44,7%. Untuk Motivasi perluditingkatkan karena, baru 31% yang menyatakansangat baik, 53% menyatakan baik dan 16%menyatakan cukup, serta hubungan antara Motivasiterhadap Kinerja Guru perlu ditingkatkan karenamasih dalam kategori kuat yaitu 64,6%.

Untuk Kinerja Guru perlu ditingkatkan karena,baru 39% yang menyatakan sangat baik, 45%menyatakan baik dan 16% menyatakan cukup, sertahubungan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah danMotivasi terhadap Kinerja Guru perlu ditingkatkanjuga karena masih dalam kategori kuat yaitu 64,8%.

DAFTAR PUSTAKAAbin Syamsuddin Makmun, (2004), Psikologi

Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandug.Buchari Zainun, (1994), Manajemen dan Motivasi.

Balai Aksara. Jakarta.Buku Panduan Penulisan Tesis, 2006 Program Pasca

Sarjana Magister Manajemen Sekolah TinggiManajemen “IMMI” Jakarta

Curve Fit MODEL: MOD_2. Independent: X1

Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1 X2 LIN .406 33 22.54 .000 11.8480 .7327 Y LIN .200 33 8.23 .007 23.7333 .4588

X2

X1

464442403836

48

46

44

42

40

38

36

Observed

Linear

Y

X1

464442403836

48

46

44

42

40

38

36

O bserved

Linear

Curve Fit MODEL: MOD_3. Independent: Y Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1 X1 LIN .200 33 8.23 .007 21.9847 .4351 X2 LIN .417 33 23.63 .000 10.8574 .7235

X1

Y

48464442403836

4 6

4 4

4 2

4 0

3 8

3 6

Observed

Li near

X2

Y

48464442403836

48

46

44

42

40

38

36

Ob served

Linear

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOKOleh : Widodo*

Page 95: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT90

Departemen Agama RI, (2001) , MetodologiPendidikan Agama Islam, Direktorat JenderalPembinaan Kelembagaan Agama Islam,Jakarta.

Dessler, Garry (1986), Organization andManagement, Prentice Hall Inc, Englwood Cliff,New Jersey.

Dwi Priyatno, (2008), Mandiri Belajar SPSS BagiMahasiswa dan Umum, PT Mediakom,Yogyakarta.

Fandy Tjiptono, (2001), Prinsip–prinsip Total QualityService, Andi, Yogyakarta.

Flippo, (1984) Personal Of Management, NationalPrinter, Singapore.

Hadari Nawawi,, (2001), Perencanaan SDM, GajahMada University Press, Yogyakarta.

Hasan, M. Iqbal, (2001), Pokok-Pokok MateriMetodologi Penelitian dan Aplikasinya, GhaliaIndonesia, Jakarta.

Inspirasi, (2012), KUD Nasibmu Kini, Vol 2, No 36,PT. Bina Insan Negeri, Jakarta.

Jurnal Ekonomi, (2001), Uinversitas Borobudur,Jakarta.

Jurnal Ekonomi, (2002), Uinversitas Borobudur,Jakarta.

Jurnal ilmiah, (2013), Pengaruh Motivasi terhadapPeningkatan Kinerja Pegawai pada PT. PLN.(Persero) Bantar Gebang, Bekasi, Vol 7 N0.02, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Jurnal Ilmiah Pariwisata, (2003), Hubungan anataraLoyalitas Pelanggan dan Kepuasan Pelanggan,Vol. 8 No. 2. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti,Jakarta.

Mansyuri dan Syarif Hidayat (2001) Menyikapi AkarPersoalan Ketimpangan Ekonomi di DaerahSebuah Kajian Ekonomi Politik, PT Pamator,Jakarta.

Mardalis, (1999), Metode Penelitian, Bumi Aksara,Jakarta.

Mudrajad Kuncoro, (2000), Ekonomi Pemnagunan(Teori, Masalah dan Kebijakan), UPP AMPYKPN, Yogyakarta.

Nawawi, (2000), Analisis Kepemimpinan danPengaruh Kinerja Karyawan Pada Jamsostek,Bandar Llampung.

Nur Indriantoro, (2002), Akuntan, MetodologiPenelitian Bisnis Untuk Akuntansi &Manajemen, BPFE UGM, Yogyakarta.

Sugiyono, (2001), Metode Penelitian Administrasi,Alfabeta, Bandung.

——————, (Penerjemah : Haris Munandar),(2000), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,Erlangga, Jakarta.

——————, (2002), Statistika Untuk Penelitian,Alfabeta, Bandung.

-—————-, (2005) , Metode PenelitianAdministrasi, Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian,Rineka Cipta, Jakarta.

Sukardi, (2008), Evaluasi Pendidikan Prinsip &Operasionalnya, Bumi Aksara, Yogyakarta.

Supardi & Darwyan Syah, (2010) PerencanaanPendidikan Suatu Pendektan Pratik, DiaditMedia, Jakarta

Syafruddin Nurdin, (2005), Guru Profesional &Implementasi Kurikulum, Quantum Teaching,Jakarta.

Taliziduhu Draha, (2001) , Pengantar TeoriPengembangan Sumber Daya Manusia. RinekaCipta. Jakarta.

Wahjosumidjo, (2002), Kepemimpinan KepalaSekolah Tinjauan teori dan Permasalahannya,PT Radja Grafindo Persada, Jakarta

Widodo, (2004), Cerdik Menyusun ProposalPenelitian Skripsi, Tesis dan Disertasi, YayasanKelopak Magna Script, Jakarta.

ANALISIS HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA GURUPADA SMK ARRAHMAN DEPOK

Oleh : Widodo*

Page 96: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

91Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUNKELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAINING

PADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUGKABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asep Sapyudin*

ABSTRACTSD Negeri 2 Cicurug is an impact school in cluster 1 District Cicurug with educators have 12 people with various

educational backgrounds that he received. While learning mastery according to KKM also still low ranged between45-60%, therefore need efforts to improve the quality of human resources ie educators. Improving the quality of theurgent done is the ability of educators in preparing the completeness of teaching as a guide in implementing tupoksinya.One of the efforts made is to implement In-House Training of the preparation of teaching materials as a school actionresearch. The purpose of this study is to improve the ability of educators at SD Negeri 2 Cicurug in preparing thecompleteness of teaching. With In-House Training is expected all educators have adequate knowledge, understandingand experience, especially in the preparation of teaching equipment which includes Annual Program, SemesterProgram and Learning Implementation Plan (RPP).

The study was conducted at SD Negeri 2 Cicurug Kecamatan Cicurug for approximately one month starting onJanuary 25, 2015 until February 29, 2015.The data collection was done through questionnaire, observation anddocumentation, from the questionnaire, it was found that the overall teaching staff of SD Negeri 2 Cicurug stated thatit is important to have teaching equipment, some educators feel that their teaching experience is less on the subjectstaught, So appropriate, all the educators want the In House Training and 100% Educators have a high motivation tofollow these activities.The research was conducted in 2 cycles, in the first cycle, 59.30% of teachers were successful incompleting the preparation of teaching comprehension and in cycle 2 there were 92.50% of educators successfullycompleted the preparation of teaching comprehension. So there is an increase in the ability of educators in preparingthe completeness of teaching. In House Training is one of the effective patterns for improving the ability of teachers inpreparing the completeness of teaching.

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang dihadapi SDN 2Cicurug adalah hasil belajar yang cenderung masihrendah. Hal ini terindikasi dari rendahnya nilai ujiansekolah pada tahun pelajaran 2014-2015. Untukmeningkatkan prestasi belajar sekolah telah berupayamelalui proses pembelajaran sesuai SPM dan telahmelalui proses penilaian secara berkelanjutan olehpendidik dalam hal ini Guru. Namun demikian tetapsaja prestasi belajar peserta didik saat dievaluasi baikulangan harian, ulangan tengah semester maupunulangan akhir semester menurut data yang masihcenderung rendah dan belum memuaskan. Rata-ratasiswa yang dapat tuntas sesuai KKM berkisar antara40-60%, sedangkan sisanya untuk menuntaskanharus menempuh remedial. Keberhasilan sebuah

pembelajaran setidaknya dipengaruhi oleh 5komponen kunci, yaitu : (1) Guru, (2) Sumber danMedia Belajar, (3) Lingkungan, (4) Siswa dan (5)Proses Pembelajaran. Guru dalam pembelajaranmemiliki peran yang sangat strategis karena akanbekaitan dengan pengelolaan 4 komponen kuncilainnya. Bahkan dalam konsep tentang sumber belajaryang ditulis oleh Sudjarwo dikutip oleh (RahmatSaripudin,2008) guru dapat dikategorikan sebagaisumber belajar. Atas dasar hal tersebut dalam upayameningkatkan mutu pembelajaran, SDN 2 Cicurugberkomitmen untuk : meningkatkan mutu Gurukarena Guru merupakan salah satu kuncikeberhasilan proses pendidikan. Guru yang baik akanmampu mengoptimalkan seluruh potensi sumber danmedia belajar yang ada di lingkungannya untukpembelajaran yang optimal. Dengan mengacu kepada

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 97: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT92

strategisnya peran guru pada sebuah lembagapendidikan maka SDN 2 Cicurug memberikanperhatian yang besar bagi terwujudnya Guruprofessional dan bermartabat.

Untuk mewujudkan guru yang profesional danbermartabat sehingga mampu meningkatkankompetensi dan mutu Guru yang bersangkutan, makaSDN 2 Cicurug merancang program-program dankegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu Gurumisalnya dengan mengikutsertakan Guru dalampelatihan-pelatihan dan salah satunya melalui In-House Training penyusunan kelengkapan mengajar.Hal ini mendesak dilakukan karena dari angket yangdiberikan kepada guru untuk mengetahui respon Guruterhadap pentingnya memiliki kelengkapan mengajar57,4% menyatakan sangat setuju dan 42,6% setujuartinya seluruh guru menyatakan sepakat untukmemiliki kelengkapan mengajar.

Selanjutnya dari angket juga terungkap bahwapengalaman mengajar, ketidaksesuaian latar belakangpendidikan dan kurangnya pengetahuan tentangpenyusunan kelengkapan mengajar menyatakanbahwa 48% sangat setuju, 33% setuju 66% cukupsetuju itu artinya bahwa sebagian besar Guru merasabahwa pengalaman mengajarnya masih minim padamata pelajaran yang diajarkan, latar belakangpendidikan tidak begitu sesuai dengan mata pelajaranyang diajarkan dan pengetahuan tentang penyusunankelengkapan mengajar masih kurang. Lebih lanjut dariangket juga terungkap tentang perlunya diadakan In-House Training dengan data hanya 18% tidak setujuyang mengindikasikan bahwa hampir seluruh Gurumenghendaki adanya In-House Training penyusunankelengkapan mengajar. Selain itu angket jugamengungkap bahwa Guru memiliki kemauan yangkuat untuk memiliki kelengkapan mengajar dengandata 33% menjawab sangat setuju dan 66%menjawab setuju yang ar tinya seluruh Gurumenyatakan jika diadakan In-House Training makamereka akan mengikuti dengan sungguh-sungguh danakan mengaplikasikannya dalam kegiatanpembelajaran. Atas dasar hal tersebut di atas makaSDN 2 Cicurug menyatakan sangat perlumengadakan In-House Training. Dengan adanyakegiatan In-House Training penyusunankelengkapan mengajar diharapkan semua gurumemiliki kelengkapan mengajar yang lengkap danmengaplikasikannya dalam proses pembelajaransehingga proses pembelajaran yang dilakukan akanlebih terarah

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka masalah

yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :- Rendahnya prestasi belajar peserta didik,

ketuntasan mengajar berkisar antara 40% s/d60%

- Kurangnya kemampuan guru dalam menyusunkelengkapan mengajar

- Pengalaman mengajar masih minim dan latarbelakang pendidikan sebagian besar tidak sesuaidengan bidangyang diampu.

C. Pembatasan MasalahDari masalah-masalah yang diuraikan di atas, pada

penelitian ini dibatasi pada masalah kurangnyakemampuan guru dalam menyusun kelengkapanmengajar.

D. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang dan pembatasan

masalah seperti yang diuraikan di atas, maka masalahpokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagaiberikut : Apakah In-House Training dapatmeningkatkan kemampuan guru dalam menyusunkelengkapan mengajar ?

E. Tujuan PenelitianPenelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk :

- Meningkatkan kemampuan guru dalammenyusun kelengkapan mengajar

- Menentukan langkah yang tepat untukmeningkatkan kemampuan guru dalammenyusun kelengkapan mengajar

F. Manfaat PenelitianPenelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi kepala sekolah dalammemecahkan masalah guru, meningkatkankemampuan guru dalam menyusun kelengkapanmengajar sehingga lebih profesional, dengan demikianpada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutupengajaran dan berdampak pada peningkatan mutusekolah.

KAJIAN PUSTAKAA. Teori Mengajar

Mengajar merupakan suatu perbuatan yangmemerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat.Berhasilnya pendidikan pada siswa sangatbergantung pada pertanggungjawaban guru dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asep Sapyudin*

Page 98: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

93Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) yangdikutip oleh Rastodio (2009) mengatakan “guruadalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalahorang yang akan mengembangkan suasana bebasbagi siswa untuk mengkaji apa yang menarikminatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnyadalam batas-batas norma-norma yang ditegakkansecara konsisten . Dengan demikian dapatdikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalamkonteks belajar mengajar diarahkan untukpengembangan aktivitas siswa dalam belajar.

Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanyausaha yang dilakukan guru dalam kegiatan prosesbelajar mengajar yang memungkinkan siswa aktifbelajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedarmenyampaikan informasi yang sudah jadi denganmenuntut jawaban verbal melainkan suatu upayaintegrative ke arah pencapaian tujuan pendidikan.Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagaipenyampaian informasi tetapi juga bertindak sebagaidirector and facilitator of learning.

Lebih lanjut Usman (1994:3) yang dikutip olehRastodio (2009) mengemukakan mengajar padaprinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatanbelajar mengajar atau mengandung pengertian bahwamengajar merupakan suatu usaha mengorganisailingkungan dalam hubungannya dengan anak didikdan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinyaproses belajar. Pengertian ini mengandung maknabahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagaiorganisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknyamampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelasmaupun yang ada di luar kelas, yang menunjangterhadap kegiatan belajar mengajar. Berdasarkandefinisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapatditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitaskompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikanpengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi prosesbelajar. Aktivitas kompleks yangdimaksud antara lainadalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2)memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupunada di luar kelas.

B. Kelengkapan MengajarUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional danPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkatsatuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan

menengah, mengacu kepada Standar Isi dan StandarKompetensi Lulusan, serta berpedoman padapanduan yang disusun oleh Badan Standar NasionalPendidikan (BSNP).Komponen kurikulum tingkatsatuan pendidikan jenjang pendidikan dasar danmenengah terdiri dari 1) Tujuan pendidikan sekolah,2) Struktur dan muatan kurikulum, 3) Kalenderpendidikan dan 4) Silabus dan RPP. Silabus dan RPPmerupakan perencanaan proses pembelajaran yangmemuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, danpenilaian hasil belajar ( Peraturan Pemerintah Nomor19 tahun 2005 tentang Standar Nasional PendidikanPasal 20). Berdasarkan hal tersebut diharapkan setiappendidikpada SDN 2 Cicurug dapat menyusunkurikulum yang akan diimplementasikan dalamkegiatan pembelajaran.

Guru adalah pendidik professional dengan tugasutama mendidik , mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikanmenengah (UU No.14 tahun 2005 : 2) Dengandemikian , dalam melaksanakan tugaskeprofesionalannya, guru berkewajiban :1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran yang bermutu, serta menilaidan mengevaluasi hasil pembelajaran;

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasiakademik dan kompetensi secara berkelanjutansejalan dengan perkembangan ilmupengetahuan, teknologi, dan seni;

3) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atasdasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku,ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakangkeluarga, dan status sosial ekonomi peserta didikdalam pembelajaran;

4) Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

5) Memelihara dan memupuk persatuan dankesatuan bangsa.

Berdasarkan penjelasan dalam undang-undangdan peraturan pemerintah tersebut di atas bahwasetiap pendidik dalam hal ini Guru sebelummelaksanakan proses pembelajaran wajib memilikikelengkapan mengajar yang umumnya disusun diawalsemester atau diawal tahun pelajaran. Kelengkapanmengajar tersebut mulai dari kalender pendidikan,silabus, program pengajaran tahunan (prota), program

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMIOleh : Asep Sapyudin*

Page 99: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT94

pengajaran semester (promes), dan rencanapelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacupada BSNP.

Hal tersebut dipertegas bahwa setiap guru padasatuan pendidikan berkewajiban menyusun RPPsecara lengkap dan sistematis serta menerapkannyapada kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaranyang d irancang pada RPP diharapkan dapatmewujudkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruangyang cukup bagi prakarsa, kreativ itas, dankemandirian sesuai dengan bakat,minat, danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PPNomor 19 Tahun 2005 Pasal 19)

Pengertian RPPRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

adalah rencana yang menggambarkan prosedur danpengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satukompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isidan telah dijabarkan dalam silabus. RencanaPelaksanaan Pembelajaran memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaianhasil belajar (PP No. 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan Pasal 20). Lingkup RencanaPembelajaran paling luas mencakup 1 (satu)kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) ataubeberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan ataulebih. Untuk mata pelajaran Kelompok ProgramProduktif, RPP dapat mencakup lebih dari satukompetensi dasar. RPP dijabarkan dari silabus untukmengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalamupaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Tujuan penyusunan RPP adalah :1) Memberi kesempatan kepada pendidik untuk

merencanakan pembelajaran yang interaktif dandapat digunakan untuk mengeksplorasi semuapotensi kecakapan majemuk (mul tipleintellegencis) yang dimiliki setiap peserta didik.

2) Memberi kesempatan bagi pendidik untukmerancang pembelajaran sesuai dengankebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik,dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

3) Mempermudah pelaksanaan prosespembelajaran.

4) Mempermudah pelaksanaan evaluasi prosespembelajaran, sebagai input guna perbaikanpada penyusunan RPP selanjutnya(improvement proses).

Manfaat1) Meningkatkan kemampuan guru dalam

merancang pembelajaran sebagai bagian darikompetensi paedagogik yang harus dimiliki guru.

2) Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebihterarah karena tujuan pembelajaran, materiyang akan diajarkan, metode dan penilaian yangakan digunakan telah direncanakan denganberbagai pertimbangan.

3) Meningkatkan rasa percaya diri pendidik padasaat pembelajaran, karena seluruh proses sudahdirencanakan dengan baik.

Prinsip Pengembangan RPPRPP disusun berdasarkan rancangan yang

terdapat pada silabus atau dengan kata lain RPPmerupakan uraian lebih lanjut dari silabus. Olehkarena itu prinsip pengembangan silabus jugamerupakan prinsip pengembangan RPP yaitu :1) Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang

menjadi muatan dalam RPP harus benar dandapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2) Relevan, cakupan, kedalaman, tingkat kesukarandan urutan penyajian materi dalam RPP sesuaidengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,sosial,emosional, dan spiritual peserta didik.

3) Sistematis, komponen-komponen RPP salingberhubungan secara fungsional dalam mencapaikompetensi.

4) Konsisten, adanya hubungan yang konsisten(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,indikator, mater i pembelajaran , metodepembelajaran,kegiatan pembelajaran, sumberbelajar, dan system penilaian.

5) Memadai, cakupan indikator, materi pokok,kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dansystem penilaian cukup untuk menunjangpencapaian kompetensi dasar.

6) Actual dan kontekstual, cakupan indikator,materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumberbelajar, dan system penilaian memperhatikanperkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhirdalam kehidupan nyata, dan peristiwa yangterjadi.

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asep Sapyudin*

Page 100: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

95Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

7) Fleksibel, keseluruhan komponen RPP dapatmengakomodasi variasi peserta didik sertadinamika perubahan yang terjadi di sekolah dantuntutan masyarakat.

8) Menyeluruh, materi RPP mencakup keseluruhanranah kompetensi (kognitif, afektif, danpsikomotor) yang akan dicapai untukmendukung ketercapaian Standar Kompetensidan Kompetensi Dasar.

C. In-House TrainingIn House Training adalah pelatihan yang terjadi

atas permintaan suatu komunitas tertentu apakah itulembaga profit ataupun nonprofit. Istilah In_HouseTraining sama pengertiannya dengan in-servis trainingmenurut Hadari Nawawi (1983:113) yang dikutip olehDadang Dahlan menyatakan in-servis training sebagaiusaha untuk meningkatkan pengetahuan danketerampilan guru dalam bidang tertentu sesuaidengan tugasnya agar dapat meningkatkan efisiensidan produktivitas dalam bidang tersebut. Lebih lanjutdikemukakan bahwa program in-servis training inidiperlukan karena banyak guru-guru muda yangbelum mendapat pengalaman dan bekal yang cukupdalam menghadapi pekerjaannya.

Agar program in-House training ini efektifmemerlukan manajemen pelatihan sepertidikemukakan Gaffar (1993) yang dikutip oleh DadangDahlan pengembangan mutu sumber daya manusiamemerlukan manajemen yang secara logis perlumengikuti tahapan need assessment, merumuskantujuan dan sasaran, mengembangkan program,menyusun action plan, melaksanakan program,monitoring dan supervise serta evaluasi program.

Secara umum, tujuan In-House Training yaituuntuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusiayang didayagunakan instansi terkait, sehingga padaakhirnya dapat lebih mendukung dalam upayapencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Selain haltersebut di atas, sasaran pelatihan internal ini antaralain: menciptakan interaksi antara pesertadilingkungan instansi yang terkait serta mempereratrasa kekeluargaan/kebersamaan, meningkatkanmotivasi baikbagi peserta maupun bagi narasumberuntuk membiasakan budaya pembelajaran yangberkesinambungan, untuk mengeksplorasipermasalahan-permasalahan yang dihadapi di

lapangan yang berkaitan dengan peningkatanefektifitas kerja, sehingga dapat diformulasikan solusipemecahannya secara bersama-sama.

Merujuk pada pendapat tersebut, pada dasarnyaIn-House Training adalah Program pelatihan yangdiselenggarakan di tempat peserta pelatihan.Menggunakan peralatan kerja peserta pelatihandengan materi yang relevan dan merupakanpermasalahn yang sedang dihadapi. Dengan programini peser ta akan lebih mudah menyerap danmengaplikasikan mater i pelatihan untukmenyelesaikan dan mengatasi permasalahan kerjayang sering dialami dan mampu secara langsungmeningkatkan kualitas dan kinerja dari sumber dayamanusia dilingkungan instansi peserta pelatihan.

METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat PenelitianWaktu

Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan selamasatu bulan yang dimulai dari tanggal 25Januari sampaidengan 29 Pebruari tahun 2015. Penelitian inimenggunakan dua siklus tindakan. Pada siklus 1terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan,tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengumpulan datatahap analisis data (refleksi).

Sedangkan pada siklus 2 terbagi menjadi empattahap pula yaitu tahap perencanaan tindakan,pelaksanaan tindakan , pengumpulan data, analisi datadan diakhiri dengan penyusunan laporan.

TempatPenelitian d ilakukan d i SDN 2 Cicurug

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.

B. PersonaliaPenelitian tindakan sekolah ini dilakukan oleh

peneliti pada SDN 2 Cicurug bersama-sama dengankolaborator yaitu Aep Saepudin, S.Ip, M.Si sebagainarasumber dan Udin Samsudin, M.Pd sebagaikoordinator kurikulum.

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMIOleh : Asep Sapyudin*

Page 101: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT96

C. Rencana Tindakan

D. Pelaksanaan TindakanSeperti telah dijelaskan pada perencanaan

tindakan di atas maka penelitian tindakan sekolah inidilakukan dalam 2 siklus. Berikut ini adalah penjelasantentang masing-masing siklus yang telah penulislakukan1. Siklus 1a. Perencanaan1) Identifikasi Masalah dan penetapan Tindakan

Pada siklus ini diawali dengan mengidentifikasimasalah yaitu melihat data pada dokumenevaluasi diri sekolah, program tahunan sekolah,visi dan misi sekolah dan berdasarkanpengamatan selama ini kemudian mendatamasalah-masalah yang mendesak untuk diatasi.Ada beberapa masalah yang teridentifikasidiantaranya:- Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan- Prestasi belajar siswa perlu ditingkatkan- Motivasi belajar siswa perlu ditingkatkan

- Kemampuan Guru dalam menyusunkelengkapan mengajar perlu ditingkatkan

- Sarana dan prasarana pembelajaran perluditingkatkan

Dari masalah-masalah tersebut yang palingmendesak untuk segera diatasi menurut penulisadalah masalah yang ada pada guru terutamakemampuan guru dalam menyusun kelengkapanmengajar.Tindakan yang dilakukan untuk mengatasimasalah tersebut adalah mengadakan kegiatanIn-House Training penyusunan kelengkapanmengajar kepada seluruh Guru SDN 2 Cicurug.Diharapkan setelah dilakukan kegiatan In-House Training kemampuan Guru dalmmenyusun kelengkapan mengajar akanmeningkat.

2) Perumusan Skenario TindakanSebelum kegiatan In-House Training dilakukanterlebih dahulu penulis menetapkan scenariotindakan sebagai berikut:- Menyebarkan angket kepada seluruh Guru

untuk mengetahui respon guru terhadappentingnya memilik i kelengkapanmengajar, latar belakang pendidikandengan mata pelajaran yang diajarkan,pengalaman mengajar, perlu atau tidak In-House Training dilakukan, dan untukmengetahui motivasi Guru dalammenyusun kelengkapan mengajar.

- Mendata Guru yang akan mengikutikegiatan In-House Training berdasarkandata hasil pemeriksaan kelengkapanmengajar pada masing-masing guru darihasil pemeriksaan tersebut penulismemutuskan seluruh guru perlu mengikutikegiatan In-House Training yang terdiridari 10 orang Guru.

- Melaksanakan kegiatan In-HouseTraining

- Tugas individu penyusunan kelengkapanmengajar

- Melakukan refleksi kelengkapan mengajaryang telah disusun oleh Guru

- Menentukan program tindak lanjutLebih jelasnya seperti pada bagai berikut:

Mendata Peserta Pelaksanaan IHT Tugas Individu

Tindak Lanjut Refleksi

SIKLUS LANGKAH RENCANA KEGIATAN HASIL Siklus 1 Perencanaan Identifikasi masalah dan

penetapan tindakan Perumusan scenario

tindakan Persiapan tindakan (

Instrumen, jadwal) Penentuan data dan cara

memperolehnya Identifikasi guru-guru

yang akan di IHT

Masalah kemampuan guru menyusun kelengkapan mengajar Tindakan : Apakah pelaksanaan In-House Training dapat meningkatkan kemampuan guru menyusun kelengkapan mengajar

Rencana Tindakan : Memeriksa hasil kelengkapan mengajar guru setelah mengikuti In House Training 1 Melakukan In-House Training 2 bagi guru yang belum mampu menguasai penyusunan kelengkapan mengajar.

Memeriksa kelengkapan mengajar guru

Pelaksanaan Tindakan dilakukan sesuai rencana selama 2 minggu Tindakan dilakukan melibatkan semua guru yang ikut In-House Training

Tindakan dapat dilaksanakan sesuai scenario

Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan instrument Seluruh kejadian dalam proses tindakan dicatat dalam lembar observasi

Data kualitatif dengan catatan peristiwa selama proses tindakan

Refleksi Evaluasi tindakan dan data-data yang diperoleh Petemuan mambahas hasil evaluasi Merencanakan langkah-langkah siklus 2

Masalah yang dialami Peristiwa yang terjadi di luar scenario Rencana langkah-langkah siklus 2

Siklus 2 Perencanaan Pelaksanaan In-House Training Tahap 2 Rencana langkah tindakan sesuai hasil refleksi 1

Pelaksanaan Pelaksanaan sesuai scenario siklus 2

Pengamatan Sesuai rencana siklus 2 Refleksi Evaluasi sesuai siklus 2

Kesimpulan, Saran, dan Rekomendasi

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asep Sapyudin*

Page 102: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

97Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

3) Persiapan TindakanSetelah menetapkan scenario tindakan penulismelakukan persiapan untuk melaksanakankegiatan In-House Training penyusunankelengkapan mengajar yang meliputi:- Menentukan fasilitator penyusunan

kelengkapan mengajar yang sesuai teknikpenyusunan Program Tahunan (Prota),Program Semester (Promes) dan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalamhal ini penulis menunjuk satu orangKoordinator Kurikulum

- Menyiapkan kalender pendid ikan ,menyiapkan format Prota, Promes danRPP

- Membuat surat undangan perihalmengikuti kegiatan In-House Trainingpenyusunan kelengkapan mengajarbeserta jadwal pelaksanaan

- Mempersiapkan lembar observasi4) Pelaksanaan Tindakan

Setelah semua persiapan dilakukan dilanjutkandengan pelaksanaan kegiatan In-HouseTraining penyusunan kelengkapan mengajar.Pada Siklus 1 ini kegiatan In-House Trainingdilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal25 s.d 26 Januari 2015 yang materinya meliputi:- Teknik penghitungan pekan efektif, Teknik

penyusunan Program Tahunan (Prota),teknik penyusunan Program Semester(Promes), teknik penyusunan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP).

- Penyampaian materi berakhir dilanjutkandengan tugas individu penyusunankelengkapan mengajar. Setelah In-HouseTraining berakhir, penulis meminta seluruhpeserta mengumpulkan kelengkapanmengajar dalam bentuk file yang terdiri dariProgram Tahunan (Prota), ProgramSemester (Promes) dan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP).

- Kegiatan berikutnya penulis melakukanpemeriksaan terhadap kelengkapanmengajar yang telah disusun oleh Gurudalam bentuk file tersebut kemudianmenganalisis data sesuai dengan lembarobservasi yang telah dipersiapkan.

- Dari hasil analisis tersebut kemudianpenulis melakukan ref leksi untukmenentukan program tindak lanjut.

2. Siklus 2Setelah siklus 1 berakhir dan telah melakukan

refleksi terhadap hasil yang diperoleh pada siklus 1tersebut, pada siklus 2 ini penulis melakukan In-House Training Tahap 2 karena:a. Prosentase Guru yang menyelesaikan

kelengkapan mengajar belum mencapai 100%b. Kelengkapan mengajar yang telah disusun oleh

guru ternyata masih belum sepenuhnya sesuaidengan yang diharapkan yaitu masih perlupenyempurnaan. Hal tersebut disebabkankarena setelah penyusunan kelengkapanmengajar dilakukan ternyata mengalamipermasalahan-permasalahan teknis sehinggaperlu penyamaan persepsi.

In-House Training Tahap 2 dilakukan selama satuhari yaitu pada tanggal 13 Pebruari 2015 dilanjutkandengan tugas individu untuk menyelesaikan tugastersebut bagi beberapa peserta yang belum selesaidan meneyempurnakan bagi beberapa peserta yangsudah selesai namun masih ada kesalahan-kesalahankecil. Lama waktu penyelesaian tugas individutersebut penulis tetapkan selama 5 hari terhitung mulaitanggal 22Pebruari 2015. Hasil tugas individutersebut dikumpul dalam bentuk print out kepadaKoordinator Kurikulum tanggal 29 Pebruari 2015.

HASIL DAN PEMBAHASANAdapun hasil yang diperoleh dari penelitian

tindakan sekolah yang berjudul PeningkatanKemampuan Guru dalam Menyusun KelengkapanMengajar Melalui In-House Training pada SDN 2Cicurug dapat penulis jelaskan sebagai berikut :A. Hasil Angket Sebelum In-House Training

DilakukanTabel 1 : Pentingnya memiliki kelengkapan

mengajar Guru SDN 2 Cicurug.

Sumber : Pengolahan Data, 2015Dari tabel di atas menyatakan bahwa Guru

menyadari bahwa sebagai seorang Guru sangatpenting memiliki kelengkapan mengajar sebelummelaksanakan proses pembelajaran dan menyatakanpenting memiliki kelengkapan mengajar. Hal tersebutberarti secara keseluruhan Guru SDN 2 Cicurugmenyatakan penting untuk memiliki kelengkapanmengajar.

No Alternat ive Jawaban % 1 Sangat Setuju 57.4 2 Setuju 42.6 3 Cukup Setuju 0 .00 4 T idak Setuju 0 .00 5 Sangat Tidak Setuju 0 .00

100

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMIOleh : Asep Sapyudin*

Page 103: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT98

Hal ini sangatlah beralasan karena denganmemilki kelengkapan mengajar yang baik sangatmembantu kelancaran dalam proses pembelajaran.Selain itu dengan kelengkapan mengajar akanmemberi kesempatan bagi guru sebagai pendidikuntuk merancang pembelajaran sesuai dengankebutuhan peserta didik, kemampuan peserta didikdan fasilitas yang dimiliki sekolah.

Tabel 2 : Ketidaksesuaian mata pelajaran yangdiajarkan dengan latar belakang pendidikan

Guru SDN 2 Cicurug.

Sumber : Pengolahan Data, 2015Tabel diatas menyatakan bahwa hanya 11.2%

guru merasa mata pelajaran yang diajarkan sesuaidengan latar belakang pendidikannya. 44.2%menyatakan cukup setuju atau ragu-ragu hal inimungkin Guru merasa mata pelajaran yang diajarkanmemang tidak sesuai dengan latar belakangpendidikannya namun mereka merasa mampumengajarkan mata pelajaran yang diajarkan mungkinkarena mata pelajaran yang diajarkan tersebut masihsatu rumpun dengan latar belakang pendidikannya.Selebihnya menjawab setuju yang berarti sekitar44.6% merasa mengajar tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikannya.

Tabel 3: Kurangnya Pengalaman MengajarGuru SDN 2 Cicurug.

Sumber : Pengolahan Data, 2015Dari tabel tersebut diatas dapat diartikan bahwa

44.4% menyatakan tidak setuju kalau pengalamanmengajarnya dikatakan kurang, dengan kata lain44.4% tersebut Guru merasa sudah berpengalamandalam mengajar sedangkan sisanya 55.6% Gurumerasa dirinya belum berpengalaman mengajar. Halini dikarenakan mungkin mereka belum lama diangkatsebagai guru dan mungkin juga beberapa diantaranyabukan berlatar belakang dari kependidikan.Tabel 4 : Perlunya In-House Training Penyusunan

Kelengkapan Mengajar Pada SDN 2 Cicurug.

Sumber : Pengolahan Data, 2015

Tabel diatas mengindikasikan bahwa hanya 18.0%saja Guru merasa tidak perlu In-House TrainingPenyusunan kelengkapan mengajar hal ini terjadimungkin karena mereka sudah cukup berpengalamandalam mengajar sehingga tanpa In-House Trainingmereka merasa sudah bisa menyusun kelengkapanmengajar. 11.6% menjawab cukup setuju/ragu-ragumungkin mereka belum mengetahui dengan jelastentang materi yang akan disampaikan dalam In-House Training sehingga mereka merasa tidak yakinapakah sudah bisa atau belum bisa materi tersebut.

Sedangkan sisanya 70.0% menyatakan perludiadakan In-House Training penyusunan kelengkapanmengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwasebagian besar Guru SDN 2 Cicurug mengharapkanadanya In-House Training penyusunan kelengkapanmengajar.

Tabel 5 : Motivasi Guru dalam MenyusunKelengkapan Mengajar Pada SDN 2 Cicurug.

Sumber : Pengolahan Data, 2015Dari tabel tersebut diatas 100% Guru memiliki

motivasi yang tinggi untuk mengikuti In-HouseTraining dan memiliki keinginan kuat untuk membuatkelengkapan mengajar bahkan akan menggunakankelengkapan mengajar tersebut sebagi penunjangproses pembelajaran.

B. Hasil yang diperoleh pada Siklus 1Tabel 6 : Hasil In-House Training Tahap 1

Sumber : Pengolahan Data, 2015Pada siklus 1 berdasarkan data dari tabel diatas

dapat dijelaskan bahwa seluruh Guru sudah mulaimenyusun kelengkapan mengajar walaupun belumada seorangpun Guru yang berhasil menyelesaikankelengkapan mengajar dengan lengkap namundemikian sudah ada satu orang Guru menyelesaikan83%, dua orang Guru menyelesaikan 75% dan yanglainnya masih dibawah 70% dan yang paling rendah(paling sedikit) berhasil menyusun kelengkapanmengajar adalah sebesar4 16.6%.

N o A lt e rn a ti v e J a w a b a n % 1 S an g a t S e tu ju 1 1 .2 2 S et u ju 3 3 .4 3 C u k u p S e t u j u 4 4 .2 4 T id ak S e t u j u 1 1 .2 5 S an g a t T id a k S e t u j u 0 .0 0

1 0 0

No Alternative Jawaban % 1 Sangat Setuju 0.00 2 Setuju 33.3 3 Cukup Setuju 22.3 4 Tidak Setuju 44.4 5 Sangat Tidak Setuju 0.00

100

N o A ltern ative Jaw ab an % 1 Sa nga t S etuju 22.7 2 Se tuju 47.7 3 Cukup S etuju 11.6 4 Tidak Se tuju 18.0 5 Sa nga t Tida k S etuju 0.00

100

N o A lte rnative Jaw aban % 1 Sa ngat Se tuju 33.3 2 Se tuju 66.7 3 Cukup Setuju 0.00 4 Tidak Se tuju 0.00 5 Sa ngat Tidak Setuju 0.00

100

No Nama Guru/

Mata Pelajaran

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Pro ta

Pro mes

RPP Pro ta

Pro mes

R PP Pro ta

Pro mes

R PP Prota

Pr omes

RPP Prota

Promes

R PP Prota

Promes

RPP

1 N ia Kurniat i, S.Pd.I - - - - - - - - - - - -

2 Endang Abdullah, S.Pd.SD

- -

3 Sutrawati,S.Pd - - 4 Ot ih Khot imah,

S.Pd.SD -

5 Udin Samsudin, M.Pd

6 Eti Kusmiati, S.Pd.I

7 Hendralina, S.Pd -

8 Andi Anwa r, S.Pd - - - - - -

9 Iyan He ndri Dunan - - - - - - - -

10 Seni Apriliani, S.Pd.I -

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asep Sapyudin*

Page 104: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

99Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Kelengkapan mengajar yang paling banyakterselesaikan pada siklus 1 adalah Prota (ProgramTahunan) dan Promes (Program Semester)PenjasOrkes yaitu sebesar 75%. Ini berarti adakecenderungan Guru memulai menyusun kelengkapanmengajar dari siswa yang terbaru yaitu siswa kelaslain kemungkinan Guru memprioritaskan siswa barukarena dianggap perlu diperhatikan terutama dalamproses belajar mengajar dibanding kelas diatasnyakarena masih dalam tahap penyesuaian sehinggaperlu dirancang terlebih dahulu. Kemungkinan lainada kecenderungan terbiasa memulai sesuatu dariyang terendah kemudian meningkat ke yang lebihtinggi seperti halnya berhitung selalu mulai dari satu.

Selain data seperti telah dijelaskan diatas, terdapatsatu data yang menggambarkan bahwa ada seorangGuru yang baru menyelesaikan kelengkapan mengajarhanya 16.6%. Hal ini kemungkinan disebabkan olehbeberapa hal diantaranya, mungkin yang bersangkutanbelum lancar menggunakan Komputer karena dalammengerjakan tugas tersebut tugas (kelengkapanmengajar) dikumpul dalam bentuk file. Kemungkinanlain yang bersangkutan masih belum begitu pahamcara menyusun kelengkapan mengajar tersebutsehingga menjadi lambat dalam mengerjakannya.Atau mungkin juga karena yang bersangkutan tidakmeluangkan waktu untuk fokus pada penyelesaaiantugas tersebut.

Selanjutnya dari tabel terlihat RPP (RencanaPelaksanaan Pembelajaran) Penjas Orkes juga 88.9%tersusun oleh Guru. Bahkan ada guru yang belummenyusun Prota (program Tahunan) dan Promes(Program Semester) untuk kelas namun sudahmenyusun RPP (Rencana PelaksanaanPembelajaran) untuk siswakelas.Hal ini kemungkinandisebabkan karena Guru tersebut menganggapbahwa Prota dan Promes untuk kelas sama sajadengan Prota dan Promes kelas lain sehingga bisasaja disusun belakangan yang penting sudah adaRPPnya.

Secara umum, pada siklus 1 sudah seluruh Gurumulai menyusun kelengkapan mengajar namundemikian masih perlu dilakukan tindak lanjut terhadapkegiatan In-House Training tersebut karena indikatorkeberhasilan In-House Training ini adalah 100%Guru berhasil menyelesaikan penyusunankelengkapan mengajar.

Setelah dilakukan refleksi terhadap siklus 1ternyata ada dua hal yang perlu mendapat perhatiansebagai tindak lanjut yaitu :

1. Prosentase Guru yang menyelesaikankelengkapan mengajar belum mencapai 100%

2. Kelengakapan mengajar yang telah disusun olehGuru ternyata masih belum sepenuhnya sesuaidengan panduan/pedoman sehingga masih perlupenyempurnaan seperti termuat pada lampiran(tabel refleksi siklus 1)

C. Hasil yang diperoleh pada Siklus 2.Pada siklus 2, In-House Training dilakukan untuk

menyempurnakan hasil yang diperoleh pada siklus 1karena setelah dilakukan refleksi ternyata ada duahal yang perlu ditingkatkan yaitu :1. Prosentase guru yang menyelesaikan

kelengkapan mengajar belum mencapai 100%2. Kelengkapan mengajar yang telah disusun oleh

guru ternyata masih belum sepenuhnya sesuaidengan yang diharapkan yaitu masih perlupenyempurnaan.

Setelah melalui In-House Training Tahap 2 yangdilakukan pada tanggal 13 Pebruari 2015 dan diberiwaktu tambahan selama 5 hari untuk menyelesaikantugas penyusunan kelengkapan mengajar yang terdiridari Prota (Program tahunan), Promes (ProgramSemester), dan RPP (Rencana PelaksanaanPembelajaran), maka hasil dari kegiatan tersebutadalah seperti tabel berikut :

Tabel 7 :Hasil In-House Training tahap 2

Sumber : Pengolahan Data, 2015Dari tabel 7 di atas terlihat bahwa telah terjadi

peningkatan prosentase Guru yang berhasilmenyelesaikan penyusunan kelengkapan mengajaryaitu 57% menjadi 91,6%. Dari tabel juga terlihatbahwa seluruh Guru telah meningkat kemampuannyadalam menyusun kelengkapan mengajar hal tersebutdapat dilihat dari prosentase kelengkapan mengajaryang diselesaikan pada siklus 1 dan dibandingkandengan prosentase kelengkapan mengajar yangdiselesaikan pada siklus 2.

Agar lebih jelas, peningkatan prosentase tersebutseperti pada tabel berikut :

No Nama Guru/

Mata Pelajaran

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI Pro ta

Pro mes

RPP Pro ta

Pro mes

RPP Pro ta

Pro mes

RPP Prota

Promes

RPP Prota

Promes

RPP Prota

Promes

RPP

1 Nia Kurniati, S.Pd.I

2 Endang Abdullah, S.Pd.SD

3 Sutrawati,S.Pd 4 Otih Khotimah,

S.Pd.SD

5 Udin Samsudin, M.Pd

6 Eti Kusmiati, S.Pd.I

7 Hendralina, S.Pd

8 Andi Anwar, S.Pd

9 Iyan Hendri Dunan

10 Seni Apriliani, S.Pd.I

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMIOleh : Asep Sapyudin*

Page 105: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT100

Tabel 8 : Peningkatan Kemampuan Guru dalamMenyusun Kelengkapan Mengajar

Sumber : Pengolahan Data, 2015Secara umum seluruh Guru telah

terjadipeningkatan kemampuan dalam penyusunankelengkapan mengajar. Namun seperti data yangterlihat pada tabel 8 diatas masih ada dua orang gurubelum berhasil menyelesaikan keseluruhankelengkapan mengajar yang ditargetkan. Menurutpengamatan penulis, salah satu dari dua orang Gurutersebut dikarenakan belum menguasai keterampilankomputer sehingga dalam mengerjakan tugas tersebutsangat terhambat. Sedangkan seorang lagi, menurutpengamatan penulis sebenarnya cukup menguasaiketerampilan Komputer namun yang bersangkutankebetulan pada saat tugas diberikan ada masalahkeluarga sehingga belum sempat menyelesaikan tugasyang diberikan.

Tindak lanjut dari siklus 2 adalah :1. Peserta (Guru) yang belum menguasai

keterampilan Komputer tersebut dilakukanmentoring dan diberi tambahan waktu untukmenyelesaikan penyusunan kelengkapanmengajar.

2. Peserta yang ada masalah keluarga tersebutdiberi kebijakan berupa tambahan waktu untukmenyelesaikan penyusunan kelengkapanmengajar tersebut.

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan data yangdihimpun serta diinterpretasikan oleh penulis, makadapat disimpulkan sebagai beriku :1. Secara keseluruhan Guru SDN 2 Cicurug

menyatakan penting untuk memiliki kelengkapanmengajar

2. Seluruh Guru SDN 2 Cicurug menghendakiadanya In-House Training penyusunankelengkapan mengajar.

3. 100% Guru memiliki motivasi yang tinggi untukmengikuti In-House Training dan memiliki

keinginan yang kuat untuk membuatkelengkapan mengajar dan akan menggunakankelengkapan mengajar tersebut sebagaipenunjang proses pembelajaran.

B. SaranSebagai bagian akhir dari penulisan ini, ada

beberapa saran yang perlu penulis kemukakanberkaitan dengan “peningkatan kemampuan gurudalam menyusun kelengkapan mengajar melalui In-House Training pada SDN 2 Cicurug” yaitu:1. Bagi kepala sekolah hendaknya secara berkala

melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapanmengajar Guru, agar para Guru senantiasamelaksanakan proses pembelajaran secaraterencana.

2. Kepala sekolah perlu melakukan bimbingankepada para guru khususnya dalam penyusunankelengkapan mengajar terutama kepada guruyang masih pemula atau guru yang mengajarbukan pada b idangnya karena adakecenderungan mengalami kesulitan dalammenyusun kelengkapan mengajar.

3. Bagi guru hendaknya setiap awal tahunpelajaran menyusun kelengkapan mengajarsesuai dengan standarisasi yang berlaku.Selanjutnya, kelengkapan mengajar yang telahdisusun hendaknya digunakan sebagai acuandalam melaksanakan proses pembelajaran.

4. Guru yang pengetahuan dan pengalamannyamasih kurang agar dapat meminta bimbinganatau berkoordinasi dengan teman sejawat yanglebih berpengalaman atau meminta bimbingankepada kepala sekolah atau yang ditunjuk.

DAFTAR PUSTAKABSNP.2007.Model Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta.Depdiknas.

Dadang Dahlan, In-House Training sebagai SaranaPeningkatan Kualitas Guru Tsanawiyah,file.upi.edu/al.php

Dhony Firmansyah,S.Si.2008.Karya Tulisdisampaikan dalam Pelatihan “Sukses MembuatProposal Penelitian yang Bermutu” KumikoEducation Centre.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19tentang Standar Nasional Pendidikan)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

N o. N ama Guru Prosentase Pada Siklus 1

Prosentase Pada Siklus 2

1 Nia K urniati,S .Pd.I 57 91,6 2 End ang A bdullah,S.Pd.SD 55 100 3 Sutrawati,S .Pd 55 100 4 Otih Khotim ah,S.Pd.SD 75 100 5 Udin Samsudin,M .Pd 45 100 6 Eti Kusm iati,S .Pd.I 50 100 7 Hendralina,S.Pd 60 98,5 8 Seni Apriliani,S.Pd.I 75 100 9 Andi Anw ar,S.Pd 83,3 100

10 Iyan Hendri Dunan 16,6 85

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN KELENGKAPAN MENGAJAR MELALUI IN-HOUSE TRAININGPADA SD NEGERI 2 CICURUG KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asep Sapyudin*

Page 106: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

101Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANGCAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

ABSTRACTMany factors contibute to business failure, one of them is financial management failures of markets, especially in

capital budgeting. Capital budgeting is used to consider whether an investment visible or not. Methods or criteriaused to determine whether an investment proposal is acceptable or not to use the method Average Rate of Return,Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, Profitability Index. So in theory engineering techniquesNPV better than IRR. However many large companies prefer IRR technique because it is more easily linked tocompany financial data. In the capital rationing, the company's goal is to select a combination of investment proposalsthat give the highest NPV, with all the limitations of existing funds.

Keyword : Financial Management, Investment, Capital Budgeting, Capital Rationing

PENDAHULUANManajemen keuangan merupakan salah satu

bidang kajian ekonomi yang memiliki fenomena yangsangat kompleks dalam memberikan respon sekaligussolusi terhadap berbagai macam resiko danketidakpastian dalam investasi keuangan yangdihadapi oleh setiap individu, organisasi bisnis danperusahaan, serta pemerintah. Salah satu keputusanpaling penting bagi pengelolaan keuangan yangmenjadi tanggung jawab manajer keuangan adalahkeputusan tentang investasi (investment decision).Keputusan investasi merupakan keputusan yangpaling penting bagi pengelolaan keuangan. Semuabagian dari aktivitas perusahaan yaitu Produksi,Pemasaran, dan lain-lain, juga sangat terpengaruhterhadap keputusan investasi ini. Dengan demikiansemua eksekutif terlepas dari tanggung jawabutamanya, harus mengetahui bagaimana keputusaninvestasi ini dilakukan.

Istilah investasi adalah penanaman modal (baikmodal tetap maupun modal tidak tetap) yangdigunakan dalam proses produksi untuk memperolehkeuntungan suatu perusahaan. Investasi penting bagikelanggengan masa depan perusahaan, tetapi jugamerupakan topik yang secara konseptual sulit dankomplek. Aktivitas investasi dapat dilakukan padasejumlah aset riil (real assets) seperti tanah, bangunan,pengetahuan, mesin maupun aset keuangan(financial assets) seperti dalam bentuk deposito,saham atau obligasi. Aset riil akan menghasilkan

barang dan jasa, sedangkan aset keuanganmenjelaskan alokasi laba atau kekayaan investor.

Sebuah perusahaan dapat mengalami kerugianatau kehilangan pasar. Banyak faktor yangmenyebabkan hal tersebut, diantaranya karenaterdapat kesalahan dalam manajemen keuangan,terutama dalam hal penganggaran modal (Capitalbudgeting). Capital budgeting digunakan untukmempertimbangkan apakah suatu rencanapenanaman modal layak atau tidak untukdilaksanakan. Penganggaran modal yang efektifdapat meningkatkan ketepatan waktu maupun mutudari akuisisi aktiva. Jika sebuah perusahaanmeramalkan kebutuhannya akan aktiva-aktiva modalsebelumnya, perusahaan tersebut akan dapatmembeli dan memasang aktiva sebelum aktivadibutuhkan. Penganggaran modal umumnyamelibatkan pengeluaran-pengeluaran yangsubstansial, dan sebelum dapat menghabiskansejumlah besar uang, perusahaan harus menyediakandana tersebut terlebih dahulu. Sebuah perusahaanyang sedang mempertimbangkan untuk menjalankansebuah program penganggaran modal utamasebaiknya merencanakan pendanaannya cukup jauhsebelumnya untuk memastikan adanya ketersediaandana.

Bidang keuangan relatif kompleks dan sedangmengalami perubahan konstan sebagai respons atasterjad inya pergeseran pada kondisi-kondisiperekonomian. Semua ini membuat masalah keuangan

* Dosen Program Studi Strata Satu Manajemen Universitas Mercu Buana

Page 107: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT102

menjadi menggairahkan dan menarik, tetapi jugamenantang dan terkadang membingunkan, disampingitu risiko yang muncul dalam mengelola keuangansemakin tinggi karena tingkat persaingan danperubahan gejolak ekonomi, politik dan kebijakanpemerintah yang tidak menentuh sehingga membuatpara pemilik modal selalu berhati – hati dalamberinvestasi dan memilih jenis investasi yang akandilajalankan.

TINJAUAN PUSTAKAInvestasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah danaatau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini,dengan tujuan untuk memperoleh sejumlahkeuntungan dimasa datang (Tandelilin, 2007;3).Tujuan keputusan investasi adalah memperolehtingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risikotertentu. Keuntungan yang tinggi disertai denganrisiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkannilai perusahaan, yang berarti menaikkankemakmuran pemegang saham. Artinya bila dalamberinvestasi perusahaan mampu menghasilkankeuntungan dengan menggunakan sumber dayaperusahaan secara efisien, maka perusahaan akanmemperoleh kepercayaan dari calon investor untukmembeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggikeuntungan perusahaan semakin tinggi nilaiperusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuranyang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Riskin,2010).

Menurut jangka waktunya investasi dapatdibedakan atas investasi jangka pendek dan investasijangka panjang. Investasi jangka pendek waktunyakurang dari satu tahun, yang melibatkan investasi padaaktiva lancar (seperti kas, piutang, persediaan/modalkerja) guna mendukung operasi perusahaan. Tujuanperusahaan berinvestasi pada aktiva jangka pendekadalah untuk digunakan sebagai modal kerja atauoperasional perusahaan.

Sedangkan investasi jangka panjang didefinisikansebagai investasi dengan jangka waktu lebih dari satutahun, dalam hal ini dana yang ditanamkan pada aktivajangka panjang akan diterima kembali dalam waktulebih dari satu tahun dan kembalinya secara bertahap.Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangkapanjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.Secara umum investasi jangka panjang dapatdikelompokkan menjadi empat macam:

a) investasi penggantian asset karena sudah usangatau karena adanya teknologi baru

b) investasi ekspansi berupa penambahan kapasitasproduksi karena adanya kesempatan usaha yanglebih baik

c) investasi penambahan produk baru ataudiversifikasi produk

d) investasi lain yang tidak termasuk ke dalamketiga kategori tersebut, meliputi investasiperalatan pengendalian polusi dan investasipeningkatan keselamatan kerja

Sementara itu jika dilihat dari segi keterkaitan antarinvestasi, kita dapat mengelompokkan investasimenjadi dua, yaitu investasi yang bersifat salingmeniadakan atau mutually exclusive dan investasiyang independen (Brigham and Houston, 2006:513).Independent project adalah proyek atau investasiyang berdiri sendiri, dalam pengertian bahwaditerimanya usulan investasi yang satu tidak akanmem¬pengaruhi atau menghilangkan kesempatanproyek yang lain. Apabila perusahaan memiliki jumlahuang yang tidak terbatas untuk diinvestasikan, makakeseluruhan independent projects yang telahmemenuhi kriteria minimum yang ditetapkan olehperusahaan sehubungan dengan investasi yangdilakukannya dapatlah diterima.

Sebaliknya, mutually exclusive projects adalahproyek-proyek yang mempunyai fungsi yang sama.Diterimanya salah satu proyek atau kelompok yangmutually exclusive akan menghilangkan kesempatankelompok mutually exclusive yang lain.

Misalnya, perusahaan dihadapkan pada 3 alternatifuntuk meningkatkan produksinya (ketiga alternatifakan menjalankan fungsi yang sama) makaditerimanya salah-satu proyek akan menutupkesempatan 2 alternatif yang lain.

Konsep Dasar Capital BudgetingAda beberapa istilah dasar yang harus dipahami

dalam capital budgeting (Brigham and Houston,2006:506) diantaranya adalah :a) Capital menunjukkan aktiva tetap yang

digunakan untuk produksib) Budget adalah sebuah rencana r inci yg

memproyeksikan aliran kas masuk dan alirankas keluar selama beberapa periode pada saatyg akan datang.

c) Capital budget adalah garis besar rencanapengeluaran aktiva tetap

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 108: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

103Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

d) Capital budgeting adalah proses menyeluruhmenganalisa proyek-proyek dan menentukanmana saja yang dimasukkan ke dalam anggaranmodal. Atau proses perencanaan pengeluaranuntuk aktiva yang diharapkan akan digunakanlebih dari satu tahun.

Menurut Brigham dan Daves (2010:399) “capitalbudgeting is the process of analyzing potentialprojects. Capita l budget ing decisions areprobably the most important ones manager mustmake”. Jelaslah bahwa penganggaran modal adalahsuatu proses dari analisa proyek-proyek yangpotensial. Keputusan anggaran modal ini merupakankeputusan yang sangat penting yang harus dibuat olehseorang manajer.

Menurut Riyanto (1997 dalam Hidayat, 2010)penganggaran modal adalah keseluruhan prosesperencanaan dan pengambilan keputusan mengenaipengeluaran dana dengan jangka waktu pengembaliandana melebihi satu tahun. Capital budgetingmenunjuk kepada keseluruhan proses pengumpulan,pengevaluasian, penyelesaian dan penentuanalternative penanaman modal yang akan memberikanpenghasilan bagi perusahaan untuk jangka waktuyang lebih dari setahun (capital expenditure).Artinya merupakan investasi jangka panjang yangumumnya menyangkut pengeluaran yang besar yangakan memberikan manfaat jangka panjang. Olehkarena itu diperlukan perencanaan yang matang untukmemperkecil risiko kegagalan. Capital budgetingyang optimal akan memaksimumkan nilai sekarangperusahaan. Optimal capital budget adalahsejumlah investasi yang memaksimumkan nilaiperusahaan (Brigham dan Daves, 2010:397).

Menurut Ahmad dan Ali (2010:64) capitalbudgeting itu penting bagi manajer dan staf keuangankarena beberapa alasan, pertama hasil keputusancapital budgeting terus berlanjut selama beberapatahun. Kedua, perluasan aktiva didasarkan ataspenjualan yang diharapkan dimasa yang akan datang.Terakhir, keputusan capital budgeting akan akanmenentukan ara strategis perusahaan.

Keterbatasan jumlah uang yang tersedia seringkalimerupakan penghambat utama dalam proses capitalbudgeting. Pembahasan akan ditekankan padakonsep-konsep dasar dan terminologi yang digunakandalam capital budgeting, yang meliputi jenis-jenisproyek, ketersediaan dana dan pendekatan terhadapkeputusan dalam capital budgeting.

PEMBAHASANDalam capital budgeting beberapa informasi

yang sangat diperlukan diantaranya adalah alternativekesempatan investasi, estimasi aliran kas, pemilihaninvestasi atas dasar criteria yang ada dan penilaiankembali setelah ditentukannya suatu investasi.Alternatif kesempatan investasi

Myers (1977) menyatakan bahwa kesempataninvestasi merupakan kombinasi antara aktiva yangdimiliki dan pilihan investasi di masa yang akan datangdengan Net Present Value/NPV positif. Jika terdapatkesempatan investasi yang menguntungkan, makamanajer berusaha mengambil peluang-peluangtersebut untuk memaksimalkan kesejahteraanpemegang saham, karena semakin besar kesempataninvestasi yang menguntungkan, maka investasi yangdilakukan akan semakin besar (Hidayat, 2010).

Terdapat beberapa alternatif kesempatan investasikarena Capital budgeting ini dapat diterapkan padaberbagai alternatif investasi jangka panjang, misalnyainvestasi produk baru, perluasan kapasitas, investasipenggantian aktiva tetap, atau eksplorasi sumber alam.Informasi tentang aliran kas untuk masing-masingalternatif investasi dapat diperoleh dari sumber yangberbeda. Sebagai contoh, investasi produk baru sangatmemerlukan informasi yang berasal dari bidangpemasaran sedangkan investasi penggantian aktivalebih banyak diperoleh dari bidang produksi. Dengankata lain, evaluasi investasi melibatkan berbagai fungsidalam perusahaan.

Proyeksi aliran kasTugas utama dalam capital budgeting adalah

estimasi aliran kas dimasa datang yang mencakupaliran kas masuk dan aliran kas keluar. Proyeksi alirankas melibatkan berbagai variabel, individu danberbagai departemen atau bidang dalam perusahaan.Sebagai contoh, proyeksi penjualan dan harga jualdatang dari bagian pemasaran sebagai hasil analisisatas dasar strategi harga, pengiklanan, distribusi,kondisi ekonomi, persaingan dan kecenderungan polakonsumsi. Sementara itu proyeksi aliran kas keluaryang berkaitan dengan produk baru umumnyadisediakan oleh bagian produksi dan proyeksi biayaoperasi diperoleh dari bagian akuntansi biaya,produksi, agen pembelian dan bagian lain yangberkaitan . Perlu diketahui bahwa untukmemproyeksikan biaya dan pendapatan secara tepatterutama untuk proyek besar dan kompleks adalah

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 109: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT104

sangat sulit. Sebagai contoh, proyek eksplorasiminyak lepas pantai, seringkali perusahaanpengeboran minyak salah dalam menghitung biayainvestasi dan estimasi biaya operasional. Dengandemikian, mereka tidak jarang mengalami kerugianyang sangat besar.

Dalam analisis investasi yang dipentingkan adalahaliran kas bersih (net cash flow) yang merupakanselisih antara aliran kas keluar dengan aliran kasmasuk operasi. Penentuan net cash flow atau alirankas bersih (AKB) didasarkan pada laporan akuntansisetelah dilakukan penyesuaian. Penyesuaian tersebutmeliputi depresiasi yang bukan pengeluaran kas danbeban bunga seandainya investasi tersebut dibiayaidengan pinjaman. Aliran kas bersih perlu ditambahdengan (1-pajak) x bunga, karena kita tidak inginmencampur adukkan keputusan investasi dengankeputusan pendanaan. Jika investasi itu memanglayak, maka apapun sumber dananya haruslah tetaplayak. Jadi tidak boleh dalam evaluasi investasikesimpulannya sangat tergantung oleh pendanaan.

Selain itu discount rate yang digunakan adalahbiaya modal yang salah satu komponennya adalahbiaya modal dari utang. Dengan demikian, agar tidakterjadi penghitungan ganda maka perlu disesuaikanaliran kas bersih dengan bunga pinjaman.

Setelah mengumpulkan informasi yang relevan,barulah dapat dilakukan evaluasi terhadap investasiyang layak untuk dilaksanakan.

Ada 3 macam aliran kas yang terjadi dalaminvestasi yaitu initial Cash Flow, operational CashFlow, dan terminal Cash Flow (Shim and Siegel,1998:200). Berikut ini uraian masing-masing alirankas:(1) Initial Castflow

In it ia l Cash Flow (Capital Out lays)merupakan aliran kas yang berhubungan denganpengeluaran kas pertama kali untuk keperluansuatu investasi. Cash Flow ini misalnya hargaperolehan pembeli tanah, pembangunan pabrik,pembelian mesin, perbaikan mesin daninvestasiaktiva tetap lainnya. Jika kita melakukaninvestasi pembelian mesin pabrik maka yangtermasuk Capital outlays atau Cash outflowantara lain harga pembelian mesin, biayapasang, biaya percobaan, biaya balik nama (jikaada) dan biaya lain yang harus dikeluarkan mesintersebut sampai mesin tersebut siapdioperasikan.

(2) Operational Cash FlowOperational Cash Flow merupakan aliran kasyang terjadi selamaumur investasi OperationalCash Flow ini berasal dari pendapatan yangdiperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yangdikeluarkan perusahaan. Aliran kas operasisering disebut cash inflow (aliran kas masuk)yang nantinya akan dibandingkan dengan cashoutflow untuk menutup investasi. OperationalCash Flow (cash inflow) ini diterima setiap tahunselama umur ekonomis investasi yang berupaaliran kas masuk bersih (disebut Proceeds).Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaituberupa laba setelah pajak atau Earning AfterTaxes (EAT) ditambah depresiasi merupakansumber kas masuk (cash inflow).Dana yang digunakan untuk investasi aktivatetap dapat berasal dari modal sendiri dan ataumodal asing (hutang). Perbedaan sumber modalyang digunakan untuk investasi tersebutmempengaruhi perhitungan proceeds (aliran kasmasuk) investasi yang bersangkutan .Perhitungan proceeds dari kedua sumber modaltersebut adalah sebagai berikut:Perhitungan besarnya Proceeds bila investasimenggunakan Modal Sendiri.Proceeds = EAT + DepresiasiPerhitungan Proceeds bila investasimenggunakan Modal Sendiri dan Hutang:Proceed = EAT + Depresiasi + Bunga (1 –pajak)

(3) Terminal Cash FlowTerminal Cash Flow merupakan aliran kasmasuk yang diterima oleh perusahaan sebagaiakibat habisnya umur ekonomis suatu proyekinvestasi. Terminal Cash Flow akan diperolehpada akhir umur ekonomis suatu investasi.Terminal Cash Flow ini dapat diperoleh darinilai sisa (residu) dari aktiva dan modal kerjayang digunakan untuk investasi. Nilai residusuatu investasi merupakan nilai aktiva pada akhirumur ekonomisnya yang dihitung dari nilai bukuaktiva yang bersangkutan. Besarnya nilai residuini sangat penting dalam perhitungan biayadepresiasi dan aliran kas masuk perusahaan.

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 110: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

105Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Pendekatan terhadap Keputusan dalamCapital Budgeting.

Sebuah perusahaan yang akan melakukaninvestasi harus membuat daftar kemungkinaninvestasi mana yang akan dipilih. Proses seleksi initergantung pada criteria keputusan dan tujuan yangakan dicapai manajer. Umumnya manajer memilihinvestasi yang memberikan net present value yangterbesar atau bisa pula berdasarkan aliran kas masukbersih terbesar. Penentuan apakah proposal investasidapat diterima atau ditolak dapat digunakan beberapapendekatan atau metode, Brigham dan Daves(2010:375) menggunakan tujuh metode evaluasi yaitu:Sedangkan Shim dan Siegel (1998:202) menggunakanlima metode dalam evaluasi investasi proyek.Penulisan kali ini hanya akan dibahas lima metodesebagaimana yang dipakai oleh Schaum, yaitu:(1) Metode Payback Period(2) Metode Average of Return(3) Metode Net Present Value(4) Metode Internal rate of Return(5) Metode Profitability Index

Metode Average of Return dan metode PaybackPeriod merupakan metode yang mengabaikan timevalue of money, sehingga kedua metode ini sangatjarang digunakan dalam menilai satu investasi, karenatidak mempertimbangkan aliran kas masuk yangnantinya dapat dijadikan sebagai dasar pertimbanganlagi untuk melakukan investasi yang akan. Sedangkantiga metode lainnya sering digunakan terutama untukmemilih investasi yang bersifat mutually exclusive.Berikut ini penjelasan masing-masing dari metodetersebut:

Metode Average Rate of Return (ARR)Metode ini hanya menentukan berapa return rata-

rata dari suatu investasi tanpa memperhatikan timingkapan cash flow tersebut diperoleh. Metode ini hanyadidasarkan atas rasio laba rata-rata tahunan yangdiharapkan terhadap investasi rata-rata. Berikutformula yang dipakai (Brigham and Daves, 2010:378):

Metode ARR mengatakan bahwa semakin tinggiARR, semakin menarik usulan investasi tersebut.Tetapi berapa batas untuk dikatakan menarik ? secarakonseptual belum ada cara untuk menentukannya.Kesederhanaan metode ini menjadi ciri utamanya.Mudah dilakukan dari data akuntansi yang tersedia.Hasilnya kemudian dibandingkan dengan tingkatbunga tertentu, diterima atau ditolaknya usulaninvestasi tersebut.

Kelemahan utama dari metode ini adalahkeuntungan didasarkan pada keuntungan berdasarkanlaporan akuntansi, dan bukannya mendasarkan atasaliran kas, dan tidak memperhatikan nilai waktu uang(t ime value of money). Selain itu denganmenggunakan metode ARR terdapat kelemahan lainyang mendasar yaitu hasil perhitungan yang bisaberbeda apabila digunakan angka rata – rata dandihitung setiap tahun yang disebabkan oleh bagaimanamenentukan tingkat keuntungan yang dianggap layakdan konsep ARR menggunakan konsep laba akuntansibukan arus kas serta mengabaikan nilai waktu uang.Selanjutnya kelemahan yang lain juga nampak padamasalah pemilihan usulan investasi.

Metode Payback PeriodPeriode “Payback” diartikan sebagai jumlah

tahun yang dbutuhkan (berapa lama) suatu investasiakan bisa kembali (Brigham and Houston,2003:506).Periode “payback” menunjukkan perbandinganantara “initial invesment” dengan aliran kas tahunan.Oleh karena itu hasil perhitungannya dinyatakandalam satuan waktu yaitu tahun atau bulan.

Dengan rumus umum sebagai berkut :

Semakin pendek periode paybacknya makasemakin menarik investasi tersebut (Brigham andDaves, 2010:376). Apabila periode “payback”kurang dari suatu periode yang telah ditentukan,proyek tersebut diterima, apabila tidak, proyektersebut ditolak.

Metode ini mempunyai kelemahan-kelemahan,yaitu:1) Tidak memperhatikan nilai waktu uang.2) Mengabaikan arus kas masuk yang diperoleh

sesudah payback period suatu rencana investasitercapai.

3) Mengabaikan n ilai sisa (salvage value)investasi.

푨푹푹 =푨풗풆풓풂품풆 풂풏풏풖풂풍 풊풏풄풐풎풆푨풗풆풓풂품풆 푰풏풗풆풔풕풎풆풏풕

풙 ퟏퟎퟎ%

푨풗풆풓풂품풆 풂풏풏풖풂풍 풊풏풄풐풎풆= 푨풗풆풓풂품풆 풄풂풔풉 풇풍풐풘− 풂풗풆풓풂품풆 풂풏풏풖풂풍 풅풆풑풓풆풄풊풂풕풊풐풏

푨풗풆풓풂품풆 풊풏풗풆풔풕풎풆풏풕

=푪풐풔풕 + 푺풂풍풗풂품풆 푽풂풍풖풆

퐊퐫퐢퐭퐞퐫퐢퐚 퐤퐞퐩퐮퐭퐮퐬퐚퐧 = 퐀퐑퐑 > 퐛퐢퐚퐲퐚 퐢퐧퐯퐞퐬퐭퐚퐬퐢, 퐢퐧퐯퐞퐬퐭퐚퐬퐢 퐝퐢퐭퐞퐫퐢퐦퐚

퐀퐑퐑 < 퐛퐢퐚퐲퐚 퐢퐧퐯퐞퐬퐭퐚퐬퐢, 퐢퐧퐯퐞퐬퐭퐚퐬퐢 퐝퐢퐭퐨퐥퐚퐤

푷풂풚풃풂풄풌 푷풆풓풊풐풅 =푵풊풍풂풊 푰풏풗풆풔풕풂풔풊

푷풓풐풄풆풆풅

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 111: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT106

Meskipun metode payback period memilikibeberapa kelemahan, namun metode ini masih terusdigunakan secara intensif dalam membuat keputusaninvestasi, tetapi metode ini tidak digunakan sebagaialat utama melainkan hanya sebagai indikator darilikuiditas dan risiko investasi.

Keunggulan metode payback period adalahsebagai berikut :1) Perhitungannya mudah d imengerti dan

sederhana2) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba

menurut akuntansi.3) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin

pendek payback makin rendah risiko kerugian.Untuk mengatasi kelemahan karena mengabaikan

nilai waktu uang, metode perhitungan paybackperiod dicoba diperbaiki dengan mempresentvaluekan arus kas dan dihitung period paybacknya.Cara ini disebut sebagai discounted payback period.Kriteria penilaian :Jika payback period > umur ekonomis =inv tidak layak dilakukanJika payback period < umur ekonomis =inv layak dilakukan

Metode Net Present Value (NPV)NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan

pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakansocial opportunity cost of capital sebagai diskonfaktor, atau dengan kata lain merupakan arus kasyang diperkirakan pada masa yang akan datang yangdidiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPVdiperlukan data tentang perkiraan biaya investasi,biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraanmanfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadiperhitungan NPV mengandalkan pada teknik aruskas yang didiskontokan.

Langkah menghitung NPV (Brigham dan Daves,2010:379):• Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas,

termasuk arus masuk dan arus keluar, yangdidiskontokan pada biaya modal proyek,

• Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasilini didefinisikan sebagai NPV proyek,

• Jika NPV adalah positif, maka proyek harusditerima, sementara jika NPV adalah negatif,maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyekdengan NPV positif adalah mutually exclusive,maka salah satu dengan nilai NPV terbesarharus dipilih.

NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kasproyek sudah mencukupi untuk membayar kembalimodal yang diinvestasikan dan memberikan tingkatpengembalian yang diperlukan atas modal tersebut.Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyektersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yangdibutuhkan untuk menutup utang dan memberikanpengembalian yang diperlukan kepada pemegangsaham perusahaan. Keunggulan NPV adalahmenggunakan konsep nilai waktu uang (time valueof money). Maka sebelum penghitungan/penentuanNPV hal yang paling utama adalah mengetahui ataumenaksir aliran kas masuk di masa yang akan datangdan aliran kas keluar. Di dalam aliran kas ini, adabeberapa hal yang perlu diperhatikan :• Taksiran kas haruslah didasarkan atas dasar

setelah pajak,• Informasi terebut haruslah didasarkan atas

“incremental” (kenaikan atau selisih) suatuproyek. Jadi harus diperbandingkan adanyabagaimana aliran kas seandainya dengan dantanpa proyek. Hal ini penting sebab pada proyekpengenalan produk baru, bisa terjadi bahwaproduk lama akan “termakan” sebagian karenakedua produk itu bersaing dalam pemasaran,

• Aliran kas ke luar haruslah tidak memasukkanunsur bunga, apabila proyek itu direncanakanakan dibelanjai/didanai dengan pinjaman. Biayabunga tersebut termasuk sebagai tingkat bungayang disyaratkan (required rate of return) untukpenilaian proyek tersebut. Kalau kita ikutmemasukkan unsur bunga di dalam perhitunganaliran kas ke luar, maka akan terjad ipenghitungan ganda. Formula NPV adalahsebagai berikut (Brigham and Houston,2003:514) :

Di mana :CF = arus kas masuk dan arus kas keluarr = biaya modal proyek

Metode “Internal Rate of Return”Metode ini untuk membuat peringkat usulan

investasi dengan menggunakan tingkat pengembalianatas investasi yang dihitung dengan mencari tingkatdiskonto yang menyamakan nilai sekarang dari aruskas masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai

푵푷푽 = −푪푭풐 +푪푭ퟏ

(ퟏ + 풓)ퟏ +푪푭ퟐ

(ퟏ + 풓)ퟐ + ⋯

+푪푭풏

(ퟏ + 풓)풏

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 112: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

107Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkatdiskonto yang membuat NPV sama dengan nol.Formula metode IRR adalah sebagai berikut (Brighamand Houston, 2003:517)

Penerimaan atau penolakan usulan investasi iniadalah dengan membandingkan IRR dengan tingkatbunga yang disyaratkan (required rate of return).Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yangdisyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabilalebih kecil diterima. Kelemahan secara mendasarmenurut teori memang hampir tidak ada, namun dalampraktek penghitungan untuk menentukan IRRtersebut masih memerlukan penghitungan NPV.Kelemahan yang pertama adalah bahwa IRR yangdihitung akan merupakan angka yang sama untuksetiap tahun ekonomisnya. Metode IRR tidakmemungkinkan menghitung IRR yang (mungkin)berbeda setiap tahunnya. Padahal secara teoretisdimungkinkan terjadi tingkat bunga yang berbedasetiap tahun. Kelemahan yang kedua adalah bisadiperoleh IRR yang lebih dari satu angka (multipleIRR). Kelemahan ket iga adalah pada saatperusahaan harus memilih proyek yang bersifatmutually exclusive yaitu menerima satu proyek danmenolak proyek yang lain (saling meniadakan pilihan),yang akan menyebabkan salah memilih proyek kalaumenggunakan criteria IRR. Perbandingan antaraTehnik NPV dan IRR antara lain :• NPV mengasumsikan bahwa cash inflow yang

mudah diterima sebelum berakhirnya umurproyek , diinvestasikan lagi pada tingkat discountsebesar cost of capital perusahaan, sementaratehnik IRR mengasumsikan bahwa investasikembali tersebut dilakukan pada tingkat IRRdimana hal ini seringkali tidak realistis.

• Bukanlah suatu hal yang tidak biasa terjadi dalampola cash flow yang non konvensional dimanasuatu proyek memiliki lebih dari satu IRR. IRRyang lebih dari satu ini disebabkan karena aspekmatematik dalam perhitungan-perhitungan yangdilakukan.

• Dalam keadaan tertentu, mungkin saja suatuproyek tidak memiliki IRR.

Sehingga secara teori tehnik NPV lebih baikdaripada tehnik IRR. Namun banyak perusahaan–perusahaan besar lebih menyukai tehnik IRR karena

lebih mudah dihubungkan dengan data financialperusahaan. Menurut Bacon (1977) NPV dan IRRkadang-kadang dapat memunculkan sinyal yangberlawanan mengenai peringkat dari proyek-proyekyang saling menguntungkan (mutually exclusiveinvestments). Hal tersebut dikarenakan perbedaanasumsi yang melekat terkait tingkat reinvestasi danabebas. IRR berasumsi bahwa reinvestasi dana bebasdengan tingkat rate of returnnya selama periode sisausia. Sebaliknya NPV berpegang bahwa tingkatreinvestasi adalah tetap sebesar tingkat diskonto yangditetapkan sebelumnya. Bagaimanapun ketikamelakukan evaluasi untuk proyek-proyek yangbersifat mutually exclusive maka gunakan metodeNPV (Brigham and Houston, 2003:517)

Profitability IndexProfitability index atau benefit cost ratio adalah

perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kasmasuk di masa yang akan datang dengan nilaiinvestasi.

Kriteria penilaian :Jika PI > 1 maka investasi diterimaJika PI < 1 maka investasi ditolak

Secara umum kalau metode NPV dan PI dipakaiuntuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnyaakan selalu konsisten. Dengan kata lain., kalau NPVmengatakan diterima, maka PI juga mengatakanditerima. Demikian pula sebaliknya. Sehingga untukmenghitung PI harus terlebih dahulu menghitung NPVdan ada beberapa kasus lain, dimana setelahperhitungan PI belum dapat mengambil keputusan,sebelum dikembalikan ke metode NPV. Tetapi kalaudipergunakan untuk memilih proyek yang mutuallyexclusive, metode PI bisa kontradiktif dengan NPV.

Capital RationingCapital rationing terjadi jika ada sebuah batasan

pada jumlah dana yang dapat diinvestasikan (Bacon,1977). Capital rationing adalah keadaan ketikaorganisasi mengalami kesulitan dalam membiayaiinvestasi. Oleh karena itu dilakukan skala prioritas.Jika modal sangat dibatasi, diterimanya proyek Adapat memungkinkan diterimanya proyek dimasadepan yang tidak dapat dilakukan jika proyek B yangdipilih. Tingkat diskonto yang digunakan berdasarkanatas tingkat return proyek.

푰푹푹 = −푪푭풐 +푪푭ퟏ

(ퟏ + 푰푹푹)+

푪푭ퟐ(ퟏ + 푰푹푹)ퟐ

+ ⋯+푪푭풏

(ퟏ + 푰푹푹)풏

푷푰 =푷푽 풐풇 푭풖풓풕풖풓풆 푪풂풔풉 푭풍풐풘풔

푰풏풊풕풊풂풍 푪풐풔풕

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 113: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT108

Pada kondisi keterbatasan dana, tujuanperusahaan adalah memilih kombinasi berbagaiusulan investasi yang memberikan NPV tertinggi,dengan segala keterbatasan dana yang ada (Shimand Siegel, 1998:211). Bahkan mungkin sekaliperusahaan memilih usulan investasi kecil dari padasatu atau dua usulan investasi besar (Mulyani, 2008).

Manajemen memiliki berbagai alasan yangberbeda-beda mengenai capital rationing ini(Brigham dan Gapenski, 1996:367). Sebagai contoh,beberapa perusahaan tidak ingin mendanai semuainvestasi proyek dengan sumber-sumber danaeksternal (misalnya melakukan pinjaman,menerbitkan obligasi baru, atau menjual saham baru);Manajemen yang masih terikat dengan sejumlah utangtertentu akan menolak menambah utang baru;Manajemen tidak ingin menjual saham baru karenapara pemegang saham lama khawatir akan kehilanganhak suaranya; Manajemen menolak menggunakanberbagai bentuk pendanaan dari luar perusahaandengan per timbangan bahwa keamanan danpengendalian perusahaan dianggap jauh lebih pentingdaripada penambahan laba. Hal ini merupakansebagian kasus-kasus capital rationing. Berdasarkanperspektif nilai perusahaan, sebaiknya pengambilkeputusan memberikan perhatian pada maksimisasiNPV sebagai tujuan nyata perusahaan. Jadi, solusiterbaik dalam kasus capital rationing ini adalahmaksimisasi nilai perusahaan, yaitu maksimisasi NPV,tanpa melanggar jumlah anggaran yang tersedia(Bradley dan Frey, 1978 dalam Supriyanto, 2007).

KESIMPULANCapital budgeting menunjuk kepada keseluruhan

proses pengumpulan, pengevaluasian, penyelesaiandan penentuan alternative penanaman modal yangakan memberikan penghasilan bagi perusahaan untukjangka waktu yang lebih dari setahun (capitalexpenditure). Keputusan anggaran modal inimerupakan keputusan yang sangat penting yang harusdibuat oleh seorang manajer. Beberapa metode ataucriteria yang digunakan untuk menentukan apakahsuatu proposal investasi dapat diterima, yaitu : MetodeAverage o f Return, Metode Payback Period,Metode Net Present Value, Metode Internal rateof Return dan Metode Profitability Index. MetodeAverage of Return dan metode Payback Periodmerupakan metode yang mengabaikan time valueof money, Sedangkan tiga metode lainnya seringdigunakan terutama untuk memilih investasi yangbersifat mutually exclusive. Keputusannya adalah

memilih proyek dengan NPV yang tertinggi untukproyek-proyek yg mutually exclusive.

Capital rationing terjadi jika ada sebuah batasanpada jumlah dana yang dapat diinvestasikan Solusiterbaik pada kondisi keterbatasan dana (capitalrationing), maksimisasi nilai perusahaan denganmemilih kombinasi berbagai usulan investasi yangmemberikan NPV ter tinggi, dengan segalaketerbatasan dana yang ada.

DAFTAR PUSTAKAAhmad Rodoni dan Herni Ali, 2010. Manajemen

Keuangan, Edisi Pertama, Mitra WacanaMedia, Jakarta

Bacon, W. P., 1977. The Evaluation of MutuallyExclusive Investments, Financial Management(pre-1986); Summer 1977; 6, 2; ABI/INFORMGlobal, page.55

Brigham, F. E. and Daves, R.P., IntermediateFinancial Management, Eighth Edition, Mc.Graw Hill

Eugene F. Brigham, Louis C. Gapenski. 1996,Intermediate Financial Management, FifthEdition, Mc. Graw Hill

Brigham and Houston, 2003, Fundamental ofFinancial Management, 10th edition, 5shentonway, Singapore :Cengage Learning Asia, pte.Ltd

Mulyani, H., 2008. Keunggulan NPV sebagai AlatAnalisis Kelayakan Investasi, Percikan,Volume. 91 Edisi Agustus 2008

Myers, S. C., 1977. Determinant of CorporateBorrowing, Journal of Financial Economics,November, pp. 147-176.

Ross, S. A., Westefield R. W., Jaffe, J. 2010,Corporate Finance, Ninth Edition, Mc. GrawHill

Shim, J, K., Siegel, J. G., 1998. Schaum’s Outline ofTheory and Problems o f Financia lManagement. Second Edition. McGraw-Hill

Supriyanto, Y, 2007. Kritik Terhadap KinerjaPendekatan Profitabil it y Index danPendekatan Net Present Value untuk MemilihSejumlah Proyek Independen dalam CapitalRationing, Jurnal Akuntansi dan ManajemenVol. 18 No.3. pp.

Riskin, H. , 2010. Keputusan Investasi DanFinancial Constraints: Studi Empiris PadaBursa Efek Indonesia, Buletin EkonomiMoneter dan Perbankan, pp. 457-479

KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG: CAPITAL BUDGETINGOleh : Lisnatiawati Saragih*

Page 114: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

109Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANANAKADEMIK DI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN PANCA SAKTIOleh : Hendra Lesmana*

ABSTRACTThis study aims to reveal the influence of Employee Performance (X) on the Quality of Academic Services (Y).The method used is the regression method. The sampling technique using random sampling. These samples included

34 students.The conclusion of the study reveal: (1) Regression Linear Regression Equations. Linear equation Y = -35.118

+ 0.009 X means Y scores can be predicted through linear equations mentioned above. (2) The employee's performancea positive effect on the quality of academic services. (3) Test the significance of the equation regression line obtainedfrom the regression line column 5, namely F hit and p-value less than 0.05 or Ho rejected. Thus, the regression Y or Xis significant or emotional intelligence of students affect the results of basic statistic study subjects. (4) Test thesignificance of the correlation coefficient obtained from Table Model Summary. Seen at the first line of the correlationcoefficient of correlation (r xy) = 0.996 and F hit (Fchange) = 11980.009 with a p-value = 0.000 <0,05.Hal Thisimplies that Ho is rejected. Thus, the correlation coefficient of X and Y is bearti or significant. While the coefficient ofdetermination of the table above shows on line 2, which is the R Square = 0.997, which implies that 99.7% variationAcademic Service Quality variable.

Keywords: Employee Performance, Quality of Academic Services

PENDAHULUANInstansi Pemerintah adalah organisasi yang

merupakan kumpulan orang-orang yang dipilih secarakhusus untuk melaksanakan tugas Negara sebagaibentuk pelayanan kepada orang banyak. Tujuaninstansi pemerintah dapat dicapai apabila mampumengolah, menggerakkan dan menggunakan sumberdaya manusia yang dimiliki secara efektif dan efisien.Peran manusia dalam organisasi sebagai pegawaimemegang peranan yang menentukan karena hidupmatinya suatu organisasi pemerintah semata-matatergantung pada manusia. Pegawai merupakan faktorpenting dalam setiap organisasi pemerintahan.Pegawai merupakan faktor penentu dalampencapaian tujuan instansi pemerintah secara efektifdan efisien. Pegawai yang menjadi penggerak danpenentu jalannya organisasi.

Faktor sumber daya manusia ini merupakanelemen yang harus diperhatikan oleh setiap instansi,terutama bila mengingat bahwa instansi pemerintahyang berhubungan dengan pelayanan publik. Hal inimemaksa setiap instansi harus dapat bekerja denganlebih efektif, efisien dan produktif . Dalam

memberikan pelayanan publik tentunya ini akanmemacu instansi pemerin tah untuk dapatmempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal iniinstansi pemerintah harus memperhatikan pada aspeksumber daya manusia.

Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktorpenentu, karena ditangan manusialah segala inovasiakan direalisasi dalam upaya mewujudkan tujuaninstansi pemerintah.

Pegawai merupakan penggerak kegiatan dalamsuatu instansi. Dalam melakukan kegiatan, pegawaimemerlukan petunjuk kerja dari instansi agarpelaksanaanya sesuai dengan perencanaan dan harusdidukung dengan peraturan kerja instansi sehinggamenciptakan disiplin kerja. Pelaksanaan disiplin kerjaitu sendiri harus dikelola dengan baik oleh parapegawainya karena dengan kurangnya kedisiplinanpara pegawai akan bekerja kurang baik, kurangmaksimal yang mengakibatkan kinerja instansimenjadi turun. Pada dasarnya instansi pemerintahharus mengedepankan pelayanan publik. Dalam halini ada juga yang harus diperhatikan oleh instansi,yaitu mengenai kinerja pegawai.

* Dosen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PANCA SAKTI

Page 115: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT110

Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikankarena merupakan salah satu kunci keberhasilan,Apabila suatu instansi melakukan aktivitas instansipemerintah dengan kinerja yang kurang baik makacitra instansi akan kurang baik. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-PokokKepegawaian yang kemudian diubah menjadiUndang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 memberikanpengertian bahwa Pegawai Negeri adalah setiapwarga Negara Republik Indonesia yang telahmemenuhi syarat yang ditentukan, diangkat olehpejabat yang berwenang dan diserahi tugas negaralainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai aparatur negara,tentunya pegawai negeri sipil mempunyai tugas yaitutugas pemerintahan dan pembangunan. Atas dasartersebut setiap pegawai negeri sipil dituntut untukdapat memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknyakepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugaspemerintahan dan pembangunan dengan baik makadibutuhkan pegawai negeri sipil yang profesional, jujur,adil dan bertanggung jawab. Daftar PenilaianPelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipiladalah laporan hasil kinerja pegawai selama satu tahunyang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang dinilaidalam pelaksanaan pekerjaaan seorang PNSmerupakan salah satu aspek/faktor pendukung dalamrangka mewujudkan akuntabilitas kinerja instansipemerintah (AKIP) atau akuntabilitas publik. Untukmemberikan penilaian terhadap akuntabilitas tingkahlaku baik seseorang (spiritual) dapat di lihat dari unsur-unsur yang dinilai di DP3 seseorang. Unsur-unsuryang dinilai ini dapat dijadikan indikator pengukurankinerja seseorang selain kriteria tupoksi, yang antaralain kesetiaan, prestasi kerja, ketaatan, tanggungjawab, kejujuran, kerjasama, prakarsa, kepemimpinan.Pada kenyataannya, DP3 PNS yang notabene adalahdaftar penilaian yang dalam penilaiannyamenggunakan azas tertutup sering dipertanyakanobjektivitasnya, karena penilaiannya yang bersifatrahasia dan si penilai mempunyai otoritas yang mutlakdalam menilai kinerja seseorang dengan penilaian yangbersifat rahasia.

KAJIAN TEORIKualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagaiseberapa jauh  perbedaan  antara  kenyataan  danharapan para pelanggan atas layanan yang merekaterima. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan

cara membandingkan persepsi para pelanggan ataslayanan yang benar-benar mereka terima.

Kualitas pelayanan merupakan penghubungterakhir dalam rantai aktivitas bagi sistem total qualitymanagement. Kualitas pelayanan juga merupakansebuah unsur penting dari total quality untukmempengaruhi keputusan.

Philip Kotler terdapat lima determinan kualitaspelayanan yang dapat dirincikan sebagai berikut :1) Kepercayaan atau kehandalan (Reliability) :

kemampuan untuk melaksanakan pelayananyang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.Yaitu berupa penilaian mahasiswa yangberhubungan dengan penampilan fisik, ruangakademik/jurusan, sarana dan prasaranaperkuliahan, kebersihan wc, kenyamanan diLingkungan Prodi Ilmu Pemerin tahanUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta

2) Daya tanggap (Responsiveness) : kemampuanuntuk membantu pelanggan dan memberikanjasa dengan cepat atau ketanggapan.Yaituberupa penilaian mahasiswaterhadap kesigapanpegawai akademik/jurusanProdi I lmuPemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakartadalam membantu dan menanganikeluhan mahasiswa dengan cepat dan tepat.

3) Keyakinan (Assurance): pengetahuan dankesopanan Pustakawan serta kemampuanmereka untuk menimbulkan kepercayaan dankeyakinan. Yaitu berupapenilaian mahasiswaterhadap pengetahuan dan keterampilan yangdimiliki oleh pegawai akademik/jurusanProdiIlmu Pemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakartadalam menyelesaikan tugas-tugasdan pekerjaannya.

4) Empati (Empaty): syarat untuk peduli, memberperhatian pribadi bagi pelanggan.Yaitu berupapenilaian mahasiswaterhadap keramahan,kemampuan berkomunikasi serta perhatianpenuh dari pegawai akademik/jurusanProdi IlmuPemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakarta.

5)   Berwujud (Tangibles): penampilan fasilitas fisik,peralatan, personel dan media komunikasi. Yaituberupapenilaian mahasiswa yang berhubungandengan penampilan fisik, ruang akademik/jurusan, sarana dan prasarana perkuliahan,kebersihan wc, kenyamanan di lingkungan.ProdiIlmu Pemerintahan Universitas MuhammadiyahYogyakarta.

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI

Oleh : Hendra Lesmana*

Page 116: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

111Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Kotler (2000) menyatakan bahwa kepuasanadalah perasaan senang atau kecewa seseorang yangberasal dari perbandingan kesannya terhadap kinerjaatau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jikakinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidakpuas. Hal ini dapat membawa dampak negatif bagiperusahaan yaitu dapat menurunkan jumlahpelanggan dan menyebabkan pelanggan tidak tertariklagi menggunakan jasa perusahaan sehingga akanmenurunkan laba perusahaan. Menurut Schanaar(1991), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalahuntuk menciptakan pelanggan yang merasa puas.Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikanbeberapa manfaat antara lain, hubungan yangharmonis antara perusahaan dan konsumennya,memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulangdan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuksuatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan(Tjiptono, 1994).

Untuk mendapatkan gambaran mengenai konsepkepuasan, berikut diberikan beberapa definisipara ahli:1) Tjiptono dan Chandra mendefinisikan kepuasan

sebagai upaya pemenuhan sesuatu ataumembuat sesuatu memadai.

2) Kotler mendefin isikan kepuasan sebagaiperasaan senang atau kecewa seseorang yangdialami setelah membandingkan antarapersepsikinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.

3) Biong menjelaskan kepuasan sebagaisebuah konsekuensi atau akibatatas penga-laman satu pihak terhadap kemampuan pihaklain untuk memenuhi norma-norma atau aturan-aturan dengan harapan- harapannya

4) Kepuasan didefinisikan Muhmin sebagai sebuahkeadaan kasih saying yang positif dihasilkandari penilaian perusahaan terhadapseluruh aspek dari hubungan bekerjanyadengan perusahaan lain.

5) Assael menyebutkan bahwa ”Asatisfied customer is your best sales person.Sat isfied customer in fluence friendsandrelative tobuy, dissatisfied customersinhibit sales” ( Seorang pelanggan yang puasmerupakan penjual perorangan terbaik .Pelanggan yang puas akan mempengaruhi

rekan-rekannya dan kecenderungan membeli,pelanggan yang tidak puas akan menghambatpenjualan).

Kinerja Karyawana. Pengertian Kinerja

Kinerja bagian dari produktiv itas ker ja,produktivitas berasal dari kata “produktif” artinyasesuatu yang mengandung potensi yang digali,sehingga produktivitas dapatlah dikatakan suatuproses kegiatan yang terstruktur guna menggalipotensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek.Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandungarti keinginan dan usaha dari setiap manusia maupunkelompok untuk selalu meningkatkan mutu kehidupandan penghidupannya.

Menurut  Mangkuprawira  (2007:6) ” Kinerjaadalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakantugasnya sesuai dar i tanggung jawab yangdiberikannya”.

Dengan demikian kinerja merupakan sebuahproses untuk menetapkan apa yang harus dicapai,dan pendekatannya untuk mengelola danpengembangan manusia melalui suatu cara yangdapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaranakan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu baikpendek maupun panjang.

b. Penilaian KinerjaKinerja merupakan suatu kondisi yang harus

diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentuuntuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatuinstansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatuinstansi pemerintah serta mengetahui dampak positifdan negatif. Penilaian kinerja pada dasarnyamerupakan faktor kunci guna mengembangkan suatuorganisasi secara efektif dan efisien, karena adanyakebijakan atau program yang lebih baik atas sumberdaya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaiankinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamikapertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melaluipenilaian tersebut maka dapat diketahui kondisisebenarnya tentang bagaimana kinerja pegawai.

Menurut Sugiyono (2009:29) ” Penilaian Kinerjaadalah sebuah gambaran atau deskripsi yangsistematis tentang kekuatan dan kelemahan yangterkait dari seseorang atau suatu kelompok”

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTIOleh : Hendra Lesmana*

Page 117: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT112

Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah

penelitian penjelasan (explanatory) atau jenispenelitian kualitatif didukung data-data kuantitatif hasilangket dari responden, yaitu peneliti menjelaskanpengaruh antara variable-variabel melalui pengujianhipotesis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkappengaruh kecerdasan emosional mahasiswa terhadaphasil belajar mata kuliah statistik dasar padamahasiswa semester 6 program studi sarjanapendidikan ekonomi di Sekolah Tinggi Keguruan danIlmu Pendidikan (STKIP) Panca Sakti.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa semester6 Program studi sarjana pendidikan ekonomi, SekolahTinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PancaSakti, waktu penelitian dilaksanakan pada semestergenap tahun akademik 2015-2016. Tepatnya bulanMaret sampai dengan Agustus 2016. Adapun tahapanpelaksanaan dalam penelitian ini berlangsung selama6 bulan.

Metode penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode survey Kelinger dalamSugiyono (2013: 80) menyatakan bahwa “Surveyresearch Studies large and small population (orunveses) by selection and studying sampleschosen from the population to discover the relativeincident, and distribution, and interrelation ofsociological and psyychological variables”.Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukanpada populasi besar maupun kecil, tetapi data yangdipelajar i adalah data yang d iambil dar isampelpopulasi tersebut, untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan hubunganantara variabel sosiologis maupun psikologis.

Christensen (2006: 103) dalam buku psikologieksperimen mendefinisikan desain penelitian adalahrencana atau strategi yang digunakan untukmenjawab masalah penelitian.

Pada penelitian ini menggunakan konstelasipenelitian sebagai berikut:

Keterangan:X = Variabel Kinerja KaryawanY = Kualitas Layanan Akademik

Kadir (2010: 76) Populasi dapat didefinisikansebagai himpunan semua hal yang berkaitan denganindividu, variabel, atau data dengan sifat-sifat yang

ditentukan atau dipilih oleh peneliti sedemikian rupasehingga setiap individu, variabel atau data dapatdinyatakan dengan tepat apakah individu tersebutmenjadi anggota populasi atau tidak.

Populasi dalam penelitian ini adalah hasil belajarmata kuliah statistic dasar mahasiswa semester VIProgram studi sarjana pendidikan ekonomi, Sekolahtinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) PancaSakti. Pemilihan semester VI Program studi sarjanapendidikan ekonomi, Sekolah tinggi keguruan dan ilmupendidikan (STKIP) Panca Sakti sebagai populasi,karena pertimbangan bahwa mata kuliah statisticdasar diberikan pada mahasiswa semester VI.

Teknik pengambilan sample yang akan digunakandalam penelitian ini adalah Cluster Sampling yaituteknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit yang kecil, atau cluster. Populasidari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi.Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen,yang berbeda dengan unit-unit elementer dalamstrata. Tiap cluster mempunyai anggota yangheterogen menyerupai populasi sendiri.

Kadir (2010: 15) Mengumpulkan data berartimencatat peristiwa, karakteristik, elemen, nilai suatuvariabel. Hasil pencatatan ini menghasilkan datamentah yang kegunaannya masih terbatas. Agar datayang kita peroleh memiliki validitas yang tinggi makaperlu dikembangkan instrumen pengumpul data yangjuga valid. Sehingga data yang diperoleh dapatmenggambarkan keadaan atau kenyataansesungguhnya. Instrumen merupakan alat untukmengukur tentang sesuatu yang diukur.

Hasil Penelitian dan Pembahasan1. Skor Kinerja Karyawan

Skor hasil belajar yang diperoleh dari tempatpenelitian dianalisi dengan menggunakan SPSS20 didapat hasil analisi sebagai berikut:

Sumber : Pengolahan Data, 2016

X Y

Statistics

Kinerja Karyawan N Valid 34

Missing 0

Mean 89,1765

Std. Error of Mean 1,70951

Median 89,0000

Mode 89,00

Std. Deviation 9,96804

Variance 99,362

Range 34,00

Minimum 72,00

Maximum 106,00

Sum 3032,00

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI

Oleh : Hendra Lesmana*

Page 118: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

113Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Berikut data hasil analisis dengan Berdasarkanskor kualitas layanan akademik prodi sarjanapendidikan ekonomi 34 responden mahasiswasemester VI, diperoleh skor empirik terendah72 dan skor empirik tertinggi 106 rentang skor34, Rata-rata skor (mean) sebesar 89,17simpangan baku 9,96, modus 89, median 89,00

2. Skor Kualitas Layanan AkademikBerdasarkan skor implementasi manajemenberbasis sekolah 34 responden mahasiswasemester VI, diperoleh skor empirik terendah107 dan skor empirik tertinggi 141. rentang skor34, Rata-rata skor (mean) sebesar 124,26simpangan baku 9,952, modus 124, median 124.

Sumber : Pengolahan Data, 2016

A. Pengujian Prasayarat Analisis Data1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yangpenulis kumpulkan dan diteliti termasukdata berdistribusi normal atau tidak, makapenulis melakukan pengujian denganmenggunakan alat bantuan software yaituSPSS versi 20 yang hasilnya dapat dilihatpada table berikut :Uji Normalitas Skor Kualitas LayananAkademik

Sumber : Pengolahan Data, 2016Dari output diatas, diperoleh statistik untukKolmogorov-Smirnov sebesar 0,136 danSig atau p-value = 0,110 > 0,05, H0 diterimaatau tidak signifikan. Dengan demikian,

data populasi Kualitas Layanan Akademikberdistribusi normal. Dari hasil analisis jugaterlihat statistik untuk Shapiro-Wilk sebesar0,948 dan p-value = 0,110 > 0,05 yangberarti memberi simpulan sama yaitu datapopulasi Kualitas Layanan Akademikberdistribusi normal.Gambar 1. Q-Q Plot Kualitas Layanan

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Selain dengan Normal Q-Q Plot, pengujiannormalitas juga dapat dipelajari dariDetrended Normal Q-Q Plot. Adapunindikatornya adalah data dinyatakanberdistribusi normal jika sebaran data dalambentuk titik-titik tidak membentuk polatertentu dan berkumpul disekitar garismendatar melalui titik nol.Gambar 2. Q-Q Plot Kualitas Layanan

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Dari gambar diatas, terlihat bahwa sebarandata dalam bentuk titik- titik tidakmembentuk pola terten tu maupunterkumpul disekitar garis mendatar melaluititik nol, sehingga data Kualitas LayananAkademik bersubsidi normal.Uji Normalitas Skor Kinerja Karyawan

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Statistics

Kualitas Layanan Akadem ik N Valid 34

Missing 0

Mean 124,2647

Std. Error of Mean 1,70681

Median 124,0000

Mode 124,00

Std. Deviat ion 9,95234

Variance 99,049

Range 34,00

Minim um 107,00

Maxim um 141,00

Sum 4225,00

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kualitas

Layanan

Akademik

,136 34 ,110 ,948 34 ,110

T ests of Norm ality

Kolm ogorov- Smirnov a Shapiro- W ilk

S tat ist i

c d f Sig . S tat ist ic d f S ig .

Kinerja

Kar yawan ,111 34 ,200 * ,951 34 ,134

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTIOleh : Hendra Lesmana*

Page 119: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT114

Dari output diatas, diperoleh statistik untukKolmogorov-Smirnov sebesar 0,111 danSig atau p-value = 0,200 > 0,05, H0 diterimaatau tidak signifikan. Dengan demikian,data populasi Kiner ja Karyawanberdistribusi normal. Dari hasil analisis jugaterlihat statistik untuk Shapiro-Wilk sebesar0,951 dan p-value = 0,134 > 0,05 yangberarti memberi simpulan sama yaitu datapopulasi Kinerja Karyawan berdistribusinormal.Gambar 3. Q-Q Plot Kinerja Karyawan

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Selain dengan Normal Q-Q Plot, pengujiannormalitas juga dapat dipelajari dariDetrended Normal Q-Q Plot. Adapunindikatornya adalah data dinyatakanberdistribusi normal jika sebaran data dalambentuk titik-titik tidak membentuk polatertentu dan berkumpul disekitar garismendatar melalui titik nol.Dari gambar diatas, terlihat bahwa sebarandata dalam bentuk titik- titik tidakmembentuk pola terten tu maupunterkumpul disekitar garis mendatar melaluititik nol, sehingga data Kinerja Karyawanbersubsidi normal.

2. Uji HomogenitasUji homogenitas dilakukan dengan maksud untukmengetahui apakah sebaran data dari setiapvariable tidak menyimpang dari ciri-ciri datayang homogen pengujian homogenitas dilakukanterhadap varian regresi dependen atau variable-variabel independen dengan menggunakanstatistic

Dari hasil analisis pada tabel Test ofHomogeneity of Variances,diperoleh LeveneStatistic = 0,003; df1 = 1; df2 = 66, dan p-value= 0,959 > 0,05 atau Ho diterima. Dengandemikian, kedua kelompok data berasal darikelompok yang homogen.

3. Uji HipotesisHasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS20 sebagai berikut:Persamaan Regresi Linear

Sumber : Pengolahan Data, 2016Diperoleh dari kolom B, sehingga persamaanregresi: Y = -35,118 + 0,009 X. Dari hasil analisisdiperoleh thit = -35,109 dan p-value = 0,000/2 =0 < 0,05 atau Ho dito lak. Dengandemikian.”Kinerja Karyawan berpengaruhpositif terhadap Kualitas Layanan Akademik.”

Uji Linearitas dan Signifikansi PersamaanRegresi Pengujian linearitas dan signifikansipersamaan regresi ditentukan berdasarkanANOVA table dan ANOVAa, sebagai berikut.

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Levene's T est of Equality of Er ror Var iances a

Dependent Variable: Skor F df1 df2 S ig.

,003 1 66 ,959

Coef ficientsa

Model

Unstanda rdized

Coefficients

S tandardized

Coefficients

t S ig . B Std. E rro r B eta

1 (Constan t) -35 ,118 1 ,139 -30,829 ,000

Kuali tas Layanan

Akademik

Mahasisw a

1 ,000 ,009 ,999 109,453 ,000

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI

Oleh : Hendra Lesmana*

Sumber : Pengolahan Data, 2016

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Kepuasan Layanan

Akademik

Mahasiswa *

Kualitas Layanan

Akademik

Mahasiswa

Between

Groups

(Combined) 3271,066 10

Linearity 3270,206 1

Deviation from

Linearity ,860 9

Within Groups 7,875 23

Total 3278,941 33

ANOVA Table

Mean Square F

Kepuasan Layanan

Akademik Mahasiswa *

Kualitas Layanan

Akademik Mahasiswa

Between

Groups

(Combined) 327,107 955,359

Linearity 3270,206 9551,078

Deviation from

Linearity ,096 ,279

Within Groups ,342

Total

ANOVA Table

Sig.

Kepuasan Layanan Akademik

Mahasiswa * Kualitas Layanan

Akademik Mahasiswa

Between

Groups

(Combined) ,000

Linearity ,000

Deviation from

Linearity ,974

Within Groups

Total

Page 120: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

115Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Hipotesis statistik:Ho : Y = a + Bx (regresi linear)Ho : Y = a + Bx (regresi tak linear)Uji linearitas persamaan garis regresi diperolehdari baris Deviation from Linearity, yaitu Fhit(TC) = 0,279, dengan p-value = 0,974 > 0,05.Hal ini bearti Ho diterima atau persamaanregresi Y atas X adalah linear atau berupa garislinear

Sumber : Pengolahan Data, 2016Hipotesis statistik:Ho : b = 0 (regresi tak bearti)Hi : b = 0 (regresi bearti)Uji signifikansi persamaan persamaan garisregresi diperoleh dari baris regression kolom ke-5, yaitu F hit (b/a) = 11980,009, dan p-value =0,000 < 0,05 atau Ho ditolak. Dengan demikian,regresi Y atau X adalah signifikan atau KinerjaKaryawan berpengaruh terhadap KualitasLayanan Akademik , ini berarti hipotesispenelitian didukung oleh data empiris.

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y

Sumber : Pengolahan Data, 2016Hipotesis statistik:

Uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh daritabel Model Summary. Terlihat pada barispertama koefisien korelasi (rxy) = 0,999 dan Fhit (Fchange) = 11980,009, dengan p-value = 0,000< 0,05. Hal ini bearti Ho ditolak. Dengandemikian, koefisien korelasi X dan Y adalahbearti atau signifikan. Sedangkan koefisiendeterminasi dari tabel di atas terlihat pada bariske-2, yaitu R Square = 0,997, yang mengandungmakna bahwa 99,7 % variasi variabel KualitasLayanan Akademik.

Interpretasi Hasil PenelitianUntuk dapat memahami makna hasil penelitiansecara menyeluruh, maka hasil analisis datapenelitian di atas dapat diinterpretasikan sebagaiberikut :1. Persamaan Regresi Linear Regresi.

Diperoleh persamaan linearganda Y = -35,118 + 0,009 X artinya skorY dapat diprediksi melalui persamaan lineartersebut diatas.

2. Dari hasil analisis didapat kinerja karyawanberpengaruh terhadap kualitas layananakademik, hal ini dapat dilihat pada tablecoefficient dari thit dan p-value lebih kecildari 0,05. Oleh sebab itu dapatdiinterpresentasikan Kinerja Karyawanberpengaruh positif terhadap KualitasLayanan Akademik. Dengan demikianhipotesis kerja dalam penelitian inididukung oleh data empiris.

3. Uji signifikansi persamaan persamaan garisregresi diperoleh dari baris regressionkolom ke-5, yaitu F hit dan p-value lebihkecil dari 0,05 atau Ho ditolak. Dengandemikian , regresi Y atau X adalahsignifikan atau Implementasi ManajemenBerbasis Sekolah berpengaruh terhadapKualitas Layanan Akademik Prodi SarjanaPendidikan Ekonomi.

4. Uji signifikansi koefisien korelasi diperolehdari tabel Model Summary. Terlihat padabaris pertama koefisien korelasi korelasi(rxy) = 0,996 dan F hit (Fchange) = 11980,009dengan p-value = 0,000 < 0,05.Hal ini beartiHo ditolak. Dengan demikian, koefisienkorelasi X dan Y adalah bearti atausignif ikan . Sedangkan koef isiendeterminasi dari tabel di atas terlihat padabaris ke-2, yaitu yaitu R Square = 0,997,yang mengandung makna bahwa 99,7 %variasi variabel Kualitas LayananAkademik.

KESIMPULANSimpulan dari hasil pembahasan penelitian ini

sebagai berikut:1. Terdapat pengaruh positif antara Kinerja

Karyawan (X) terhadap Kualitas PelayananAkademik (Y). Diperoleh nilai Diperoleh darikolom B, sehingga persamaan regresi: Y = -

ANO V Aa

Mod el

S um of

S quare s df

Me an

Sq uare F S ig.

1 Re gress ion 327 0,2 06 1 32 70,2 06 11 980 ,009 ,00 0b

Re sidu al 8,7 35 32 ,2 73

To tal 327 8,9 41 33

M odel Summary

Mode l R R Square

Adjusted R

Square

S td. Erro r of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change

1 ,999a ,997 ,997 ,52247 ,997 11980,009

Mode l Summary

M odel

Change Statistics

df1 df2 Sig. F Change

1 1 32 ,000

H0 : ρ = 0 H1 : ρ ≠ 0

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTIOleh : Hendra Lesmana*

Page 121: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT116

35,118 + 0,009 X. Dari hasil analisis diperolehthit = -35,109 dan p-value = 0,000/2 = 0 < 0,05atau Ho ditolak. Dengan demikian.”KinerjaKaryawan berpengaruh positif terhadapKualitas Layanan Akademik.”

2. Terdapat pengaruh positif antara KinerjaKaryawan (X) terhadap Kualitas PelayananAkademik (Y). Diperoleh nilai Uji signifikansipersamaan persamaan garis regresi diperolehdari baris regression kolom ke-5, yaitu F hit (b/a) = 11980,009, dan p-value = 0,000 < 0,05 atauHo ditolak. Dengan demikian, regresi Y atau Xadalah signifikan atau Kinerja Karyawanberpengaruh terhadap Kualitas LayananAkademik , ini berarti hipotesis penelitiandidukung oleh data empiris. Uji linearitaspersamaan garis regresi diperoleh dari barisDeviation from Linearity, yaitu Fhit (TC) = 0,279,dengan p-value = 0,974 > 0,05. Hal ini beartiHo diterima atau persamaan regresi Y atas Xadalah linear atau berupa garis linear.

3. Terdapat pengaruh positif secara bersama-sama(simultan) antara Kinerja Karyawan (X)terhadap variabel Kualitas Layanan Akademik(Y). Diperoleh hasil uji ANOVA Uji signifikansikoefisien korelasi diperoleh dari tabel ModelSummary. Terlihat pada baris pertama koefisienkorelasi korelasi (rxy) = 0,996 dan F hit (Fchange)= 11980,009 dengan p-value = 0,000 < 0,05.Halini bearti Ho ditolak. Dengan demikian, koefisienkorelasi X dan Y adalah bearti atau signifikan.Sedangkan koefisien determinasi dari tabel diatas terlihat pada baris ke-2, yaitu yaitu R Square= 0,997, yang mengandung makna bahwa 99,7% variasi variabel Kualitas LayananAkademik.Hal ini menunjukan bahwa sebesar99,3% Kinerja Karyawan secara simultan(bersama-sama) memang berpengaruh positifterhadap Kualitas Layanan Akademiksedangkan sisanya sebesar 0,3% berpengaruhdengan faktor lainnya yang tidak teramati olehpenulis.

Saran-SaranAdapun saran-saran yang dapat penulis

kemukakan adalah :1. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh positif Kepemimpinan terhadapKualitas Layanan Akademik. KinerjaKaryawan di STKIP Panca Sakti masih perlu

ditingkatkan dengan memperhatikan faktorpendukung yang dibutuhkan kepala sekolah agardalam memimpin dapat berjalan dengan baik.

2. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruhpositif Kinerja Karyawan terhadap KualitasLayanan Akademik. Kinerja Karyawan yangada masih perlu diperbaiki agar dapatmendukung Kualitas Layanan Akademik yangada, dan pihak sekolah disarankan lebihmemperhatikan Kinerja Karyawan yang sudahada agar lebih baik lagi.

3. Untuk meningkatkan Kualitas PelayananAkademik, pihak sekolah harus memperhatikanfaktor Kinerja Karyawan. Jika faktor-faktortersebut dapat ditingkatkan maka STKIP PancaSakti akan mempunyai pelayanan akademikyang baik.

DAFTAR PUSTAKAKholis, Nur. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah:

Teori, Model dan Aplikasi. Jakar ta: PT.Grasindo.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2004, ManajemenSumber Daya Manusia . Perusahaan ,Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Lokakarya MBS - Komite Sekolah, KepalaSekolah, Guru dan Pengawas, November2003 di Bandung Jawa Barat.

Mulyasa, E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah,Konsep, Strategi dan Implementasi, Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Goetsch, D.L & Davis, S, 1994 Introduction to TotalQual it y, Quality, Productivity,Competitiveness, Englewood Cliffs, NJ,Prentice Hall International Inc.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen PemasaranJasa. Jakarta : PT. Salemba Empat.

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. EdisiPertama. Yogyakarta : Andi

PENGARUH KINERJA KARYAWAN TERHADAP KULITAS LAYANAN AKADEMIKDI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PANCA SAKTI

Oleh : Hendra Lesmana*

Page 122: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

117Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASITERJADINYA PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nyayu Siti Rachmaliya*

ABSTRACTThe termination of employment for labor means the loss of a livelihood which means the beginning of the

unemployment period with all its consequences, so as to ensure the certainty and security of the workforce thereshould be no termination of employment. However, in fact proves that termination of employment can not be preventedentirely the following article will explain about layoffs and its settlement according to the laws and regulationsapplicable in Indonesia method This writing uses descriptive method by describing the problem of working relationshipand the settlement of the problem in layoffs Power Work has a very important role and position as the agent and thepurpose of development. Law no. 13 of 2003 on Manpower is made to ensure the maintenance of laborers / workers'rights in an employment relationship, so there is no cruelty from the stronger to the weaker. Although barakaaiprotection of labor has not been maximally can be done by the government but we appreciate the existence of legalrules that can protect the interests of the workers. We hope that in the future the legislation will be made more perfectso that the welfare and protection of the workers can be more fulfilled

Keyword: Industrial Relations, Termination of employment

PENDAHULUANMewujudkan masyarakat adil dan makmur adalah

salah satu tujuan Indonesia merdeka. Oleh karenaitu negara mempunyai kewajiban untuk menciptakankesejahteraan bagi rakyatnya secara adil. Salah satuinstrumen perwujudan keadilan dan kesejahteraan ituadalah hukum. Melalui hukum, negara berupayamengatur hubungan-hubungan antara orang perorangatau antara orang dengan badan hukum. Pengaturanini dimaksudkan supaya jangan ada penzaliman dariyang lebih kuat kepada yang lemah, sehingga terciptakeadilan dan ketentraman di tengah-tengahmasyarakat.

Salah satu peraturan yang dibuat oleh pemerintahadalah peraturan yang mengatur hubungan seseorangdi dunia kerja. Pakta menunjukkan bahwa banyaksekali orang yang bekerja pada orang lain ataupunbekerja pada perusahaan. Oleh sebab itu hubungankerja antara seorang pekerja dengan majikannya atauantara pekerja dengan badan usaha perlu diatursedemikian rupa supaya tidak terjadi kesewenang-wenangan yang bisa merugikan salah satu pihak.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan dibidangketenagakerjaan yang dirumuskan dalam UU No. 13tahun 2003. Berdasarkan ketentuan pasal 2 UU No.13 tahun 2003 pembangunan ketenagakerjaan

berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang DasarRepublik Indonesia Tahun 1945. Pembangunanketenagakerjaan d ilaksanakan dalam rangkapembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Olehsebab itu pembangunan ketenagakerjaandilaksanakan untuk mewujudkan manusia danmasyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmurdan merata baik materiil maupun spiritual Salah satupermasalahan yang sering

muncul dalam hubungan ker ja adalahpermasalahan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).Berakhirnya hubungan kerja bagi tenaga kerja berartikehilangan mata pencaharian yang berarti pulapermulaan masa pengangguran dengan segalaakibatnya, sehingga untuk menjamin kepastian danketentraman hidup tenaga kerja seharusnya tidak adapemutusan hubungan kerja. Akan tetapi dalamkenyataannya membuktikan bahwa pemutusanhubungan kerja tidak dapat dicegah seluruhnya tulisanberikut ini akan memaparkan tentang PHK danpenyelesaiannya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Hubungan IndustrialHubungan Industrial adalah suatu sistem atau jasa

yang terdiri dari unsur Pengusaha, unsur Karyawan

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Page 123: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT118

dan Pemerintah yang didasarkan atas nilai-nilaiPancasila dan Undang Undang Dasar 1945 NegaraKesatuan Republik Indonesia, (pasal 1 ayat 22 UUKetenagakerjaan). Pelaksanaan Hubungan Industrialtersebut diatur dalam bentuk ketentuan, baik ketentuanNormatif maupun ketentuan perundangan yangberlaku.Ketentuan Normatif adalah segala ketentuanyang mengatur mengenai hak dan kewajiban yangtimbul akibat adanya Hubungan Industrial yang telahdisepakati oleh Karyawan dan Pengusaha. KetentuanNormatif tersebut tidak boleh kurang dari standarminimal yang d iatur dalam ketentuanKetenagakerjaan yang berlaku, misalnya; ketentuanperihal upah minimal propinsi (UMP), tunjanganlembur, tunjangan kesehatan dan lain-lain.Perselisihan Hubungan Industrial, yaitu suatukondisi dimana terdapatnya perbedaan pendapat yangmengakibatkan pertentangan kepentingan antaraPengusaha dengan Karyawan karena adanyaperselisihan mengenai hak, kepentingan, PemutusanHubungan Kerja (“PHK”) atau perjanjian kerjasa

Penanganan Perselisihan Hubungan Industrialyang terjadi di Perusahaan memerlukan penangananyang tepat dan hati-hati. Langkah utama yang wajibdilakukan dalam penanganan timbulnya PerselisihanHubungan Industrial adalah melakukan klarifikasipermasalahan guna mengetahui duduk perkara yangsebenarnya untuk meminimalkan resikoKetenagakerjaan yang berlarut-larut yang merugikanbaik Perusahaan maupun Karyawan yangbersangkutan. Hal yang perlu diperhatikan olehPerusahaan sebelum memutuskan untuk melakukantindakan penyelesaian adalah dengan melakukanklarifikasi terhadap alasan dan faktor penyebabterjadinya Perselisihan. Langkah klarifikasi ini sangatpenting dilakukan untuk menghindari dampakPenyelesaian yang dapat merugikan perusahaan baikkerugian secara finansial (financial risk) maupunkerugian atas nama baik perusahaan (namerisk).Langkah tersebut di atas sangat perludiperhatikan teru tama terhadap perselisihanHubungan Industrial yang berakhir dengan langkahPHK oleh perusahaan.Dalam ketentuan pasal 153UU Ketenagakerjaan, juga diatur bahwa setiapterjadinya perselisihan Hubungan Industrial yangdisebabkan oleh jenis atau kondisi terten tu,Perusahaan dilarang melakukan tindakan PHK.Jenisperselisihan yang disebabkan oleh kondisi tertentuyang dimaksud dalam peraturan tersebut adalah:

1. Karyawan berhalangan masuk dikarenakan sakityang berkepanjangan akan tetapi tidak lebih dari12 bulan;

2. Karyawan berhalangan masuk karenamenjalankan kewajiban terhadap Negara sesuaiketentuan yang berlaku;

3. Karyawan menjalankan ibadah yangdiperintahkan oleh Agama;

4. Karyawan menikah;5. Karyawan (wanita) hamil, melahirkan, gugur

kandungan atau menyusui bayinya;6. Karyawan mendirikan atau melakukan kegiatan

Serikat Pekerja atau sejenis dalam jam kerjasesuai yang d iatur dalam KesepakatanPengusaha dan Serikat Pekerja;

7. Karyawan mengadukan Pengusaha kepadayang berwajib karena tindakan Pidana yangdilakukan Pengusaha;

8. Karena perbedaan paham agama, aliran politik,suku,  warna  kulit,  golongan,  jenis  kelamin,kondisi pisik dan karena status perkawinan;

9. Karyawan menderita sakit yang disebabkan olehkecelakaan kerja dan waktu penyembuhannyabelum dapat dipastikan oleh Dokter;

Apabila Pengusaha tetap melakukan PHKberdasarkan kondisi tersebut di atas, maka PHK akanbatal demi hukum dan Pengusaha wajibmempekerjakan Karyawan tersebut dengan posisisemula.Dikecualikan dari ketentuan tersebut di atas,Perusahaan dapat melakukan upaya PHK terhadapkaryawan atas kondisi dan atau perselisihan yangtimbul akibat dari pelanggaran sebagaimana yangtelah diatur dalam Peraturan yang mengatur tentangKetenagakerjaan yang berlaku.Beberapa penyebabperselisihan yang dapat dilakukan upaya PHK olehPerusahaan adalah sebagai berikut1. Karyawan terbukti telah melakukan pelanggaran

berat, seperti yang diatur dalam pasal 158 UUKetenagakerjaan juncto pasal 25 PeraturanPerusahaan;

2. Karyawan ditahan oleh Pihak yang berwajibdikarenakan bukan atas laporan Pengusaha,(pasal 160 ayat 3 UU Ketenagakerjaan);

3. Karyawan telah melakukan pelanggaran ataskesepakatan kerja, Peraturan perusahaan danperaturan internal lainnya yang telah disepakati,Perusahaan telah memberikan Surat Peringatansebanyak 3 kali secara berturu-turut (pasal 161ayat 2 UU Ketenagakerjaan);

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 124: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

119Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

4. Perusahaan dalam keadaan bangkrut yangdibuktikan dengan laporan keuangan dalam halmana Perusahaan telah mengalami kerugiansecara berturut-turut selama 2 tahun ( pasal 164ayat 1 UU Ketenagakerjaan);

5. Perusahaan dalam keadaan Pailit (pasal 165 UUKetenagakerjaan);

6. Karyawan telah memasuki usia pensiun sesuaiPeraturan Perusahaan yang berlaku (pasal 167ayat 1 UU Ketenagakerjaan);

7. Berakhirnya masa kerja untuk Karyawandengan Kontrak Kerja Waktu Tertentu yangsesuai dengan UU ketenagakerjaan yangberlaku, (pasal 61 ayat 1a juncto 154b UUKetenagakerjaan);

8. Karyawan Mangkir atau Karyawan tidak masukbekerja tanpa ijin minimal selama 5 hari berturu-turut dimana Perusahaan telah melakukanpemanggilan tertulis secara patut banyak 3 kalidan Karyawan tidak dapat memberikan alasanyang dapat diterima Perusahaan (pasal 168 ayat1 UU Ketenagakerjaan).

Sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan yangberlaku, perusahaan harus mengupayakanpenyelesaian perselisihan Hubungan Industrialdengan jalan musyawarah dan berupaya untuk tidakmelakukan tindakan PHKDalam melakukan langkahPHK, perusahaan harus memperhatikan ketentuanketentuan dan prosedur tentang PHK yang benarsesuai ketentuan, agar proses dan langkah yangdilakukan tidak menjadi batal demi hukum.Adapundalam pelaksanaannya, penanganan atau langkahPHK sesuai ketentuan yang berlaku dapat dilakukandengan 2 tahap yaitu;1. Sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan, PHK

yang dapat dilakukan langsung secara sepihaktanpa memerlukan penetapan dari PanitiaPenyelesaian Perselisihan Daerah/Pusat (P4D/P) (PHK “serta merta”), atau Lembaga PPHI,sebagai berikut :

2. Karyawan yang melakukan pelanggaran masihdalam masa percobaan maksimal 3 bulan (pasal154a)

3. Atas permintaan Karyawan sendiri yangdibuktikan dengan surat permohonanpengunduran d iri atau dikualifikasikanmengundurkan diri (pasal 154b)

4. Karyawan Mangkir (pasal 168 ayat 1)5. Karyawan ditahan oleh aparat Kepolisian bukan

dikarenakan oleh laporan Pengusaha minimal

selama 6 bulan atau Karyawan telah diputusbersalah oleh Pengadilan sebelum jangka waktuyang ditentukan tersebut (pasal 160 ayat 3)

Dalam hal ternyata Karyawan terbukti tidakbersalah berdasarkan putusan Pengadilan, makaPerusahaan wajib mempekerjakan Karyawankembali kepada posisi semula.a. Karyawan mencapai usia pensiun seperti yang

diatur o leh Peraturan Perusahaan atauketentuan perundangan yang berlaku (pasal154c.Karyawan meninggal dunia (pasal 154d)

b. Karyawan terbukti telah melakukanPelanggaran berat seperti yang di atur dalampasal 158 UU Ketenagakerjaan juncto pasal 25Peraturan Perusahaan yang berlaku.

Dalam hal Karyawan tidak dapat menerimatindakan PHK oleh Perusahaan karena terbuktimelakukan pelanggaran berat, maka Karyawan dapatmengajukan gugatan ke Lembaga PPHI (pasal 159UU Ketenagakerjaan) (apabila lembaga PPHI sudahterbentuk).PHK yang wajib dimintakan penetapandari P4D/P atau Lembaga PPHI, adalah sebagaiberikut:a. Karyawan telah melakukan pelanggaran atas

kesepakatan kerja, Peraturan perusahaan danperaturan internal lainnya yang telah disepakatidan Perusahaan telah memberikan SuratPeringatan sebanyak 3 kali secara berturut-turut(pasal 161 ayat 2)

b. Perusahaan dalam keadaan bangkrut yangdibuktikan dengan laporan keuangan dalam halmana Perusahaan telah mengalami kerugiansecara berturut-turut selama 2 tahun ( pasal 164ayat 1)

c. Perusahaan dalam keadaan Pailit sebagaimanatelah diputuskan oleh Pengadilan yangberwenang (pasal 165).

Hubungan KerjaSebelum membicarakan tentang pemutusan

hubungan kerja (PHK) ada baiknya dibicarakanterlebih dahulu tentang hubungan kerja, karenabagaimanapun juga PHK bisa timbul karena adanyahubungan kerja yang terjadi sebelumnya. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,yang dimaksud dengan hubungan kerja adalahhubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruhberdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsurpekerjaan, upah, dan perintah.

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 125: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT120

Dari defenisi tersebut dapat dipahami bahwahubungan kerja dapat terjadi akibat adanya perjanjiankerja baik perjanjian itu dibuat secara tertulis maupunsecara lisan . Menurut pasal 1 poin t 14 UUKetenagakerjaan, yang dimaksud dengan perjanjiankerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh denganpengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Sahnyaperjanjian harus memenuhi syarat yang diatur secarakhusus dalam UU Ketenagakerjaan, pada Pasal 52ayat (1) UUK menyebutkan 4 dasar perjanjian kerja,yaitu:1. kesepakatan kedua belah pihak;2. kemampuan atau kecakapan melakukan

perbuatan hukum;3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan ;4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan

dengan ketertiban umum, kesusilaan, danperaturan perundang-undangan yang berlaku

Dengan adanya hubungan kerja, maka pihakpekerja berhak atas upah sebagai imbalan daripekerjaannya, sedangkan majikan/pengusaha berhakatas jasa/barang dari pekerjaan si pekerja tersebutsesuai dengan perjanjian kerja yang disepakati.Pemutusan hubungan kerja antara pekerja danpengusaha tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang. Melainkan ada hal-hal tertentu yang harusdipenuhi oleh kedua belah pihak supaya PHK itu tidakmencederai rasa keadilan diantara kedua belah pihak.Berikut ini akan diuraikan tentang PHK danpenyelesaiannya.

Pemutusan Hubungan KerjaMenurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, yang dimaksud dengan pemutusanhubungan kerja adCVB,/alah pengakhiran hubungankerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkanberakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruhdan pengusaha.Pemutusan bubungan kerja tidak bolehdilakukan secara sepihak dan sewenang-wenang,akan tetapi PHK hanya dapat dilakukan denganalasan-alasan tertentu setelah diupayakan bahwaPHK tidak perlu terjadi. Dalam pasal 151 UU No.13 Tahun 2003 dinyatakan sebagai berikut:(1)   Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/

serikat buruh, dan pemerintah, dengan segalaupaya harus mengusahakan agar jangan terjadipemutusan hubungan kerja.

(2)   Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapipemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari,

maka maksud pemutusan hubungan kerja wajibdirundingkan oleh pengusaha dan serikatpekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruhapabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidakmenjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.

(3)   Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksuddalam ayat (2) benar-benar tidak menghasilkanpersetu juan , pengusaha hanya dapatmemutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan darilembaga penyelesaian perselisihan hubunganindustrial.Berdasarkan ketentuan UUKetengakerjaan tersebut, maka dapat dipahamibahwa PHK merupakan opsi terakhir dalampenyelamatan sebuah perusahaan.

UU Ketenagakerjaan sendiri mengatur bahwaperusahaan tidak boleh seenakanya saja memPHKkaryawannya, terkecuali karyawan/pekerja yangbersangkutan telah terbukti melakukan pelanggaranberat dan dinyatakan oleh pengadilan bahwa sipekerjadimaksud telah melakukan kesalahan berat yangmana putusan pengadilan dimaksud telah memilikikekuatan hukum yang tetap. Hal ini sebagaimana diatur dalam pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003, yangmenyebutkan sebagai berikut: (1)Pengusaha dapatmemutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruhdengan alasan pekerja/buruh telah melakukankesalahan berat sebagai berikut :a.melakukanpenipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;b.memberikanketerangan palsu atau yang dipalsukan sehinggamerugikan perusahaan. (C)mabuk, meminumminuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zatadiktif lainnya di lingkungan kerja;d.melakukanperbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;emenyerang, menganiaya, mengancam, ataumengintimidasi teman sekerja atau pengusaha dilingkungan kerja;(f.)membujuk teman sekerja ataupengusaha untuk melakukan perbuatan yangbertentangan dengan peraturan perundang-undangan;(g.) dengan ceroboh atau sengaja merusakatau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milikperusahaan yang menimbulkan kerugian bagiperusahaan; (h).dengan ceroboh atau sengajamembiarkan teman sekerja atau pengusaha dalamkeadaan bahaya di tempat kerja;(i.) membongkaratau membocorkan rahasia perusahaan yangseharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingannegara; atau (j.) melakukan perbuatan lainnya di

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 126: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

121Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara5 (lima) tahun atau lebih.

Dalam pasal 158 ayat (2) juga disebutkan bahwaapabila pengusaha ingin melakukan PHK terhadappekerjanya yang melakukan pelanggaran berat, makapelanggaran berat tersebut harus bisa dibuktikandengan 3 pembuktian berikut ini:a.  Pekerja/buruh tertangkap tangan,b.  Ada pengakuan dari pekerja/buruh yang

bersangkutan; atauc. Bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat

oleh pihak yang berwenang di perusahaan yangbersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

Pasal 158 ini telah dianulir oleh putusan MahkamahKonstitusi No 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober2004, karena Dengan adanya ketentuan tersebut,telah terjadi pergeseran penilaian bersalah tidaknyapekerja, khususnya yang menyangkut perbuatanPidana (kesalahan berat yang dituduhkan kepadapekerja pada dasarnya adalah menyangkut perbuatantindak pidana) adalah merupakan kewenanganpengadilan, tetapi apabila memenuhi salah satu alatbukti diatas, pengusaha dapat mengadakan pemutusanhubungan kerja tanpa melalui ijin Panitia Daerah/Pusatatau penetapan. Sehingga pengusaha dalam hal initelah menjalankan kewenangan pengadilanJadi perluditambahkan disini, bahwa PHK oleh pengusahaterhadap pekerja karena melakukan kesalahan beratsebagaimana dimaksud pada pasal 158 tsb hanyaboleh dilakukan setelah adanya putusan yangberkekuatan hukum tetap dari pengadilan bahwasipekerja tersebut telah melakukan kesalahan berat.Hal ini karena pasal 158 yang mengatur tentangkesalahan berat sudah tidak digunakan lagi sebagaiacuan dalam penyelesaian perselisihan hubunganindustrial berdasarkan Putusan Mahkamah KonstitusiNo. 012/PUU-1/2003 tanggal 28 Oktober 2004 danSurat Edaran Menakertrans No. 13/Men/SJ-HK/I/2005 tanggal 07 Januari 2005.

Berdasarkan putusan MK tersebut maka apabilaburuh ditahan oleh pihak yang berwajib serta buruhtidak dapat melaksanakan pekerjaan sebagaimanamestinya maka berlaku ketentuan Pasal 160 UU No.13 Tahun 2003.Pasal 53 UU No. 13 Tahun 2003 jugamenetapkan bahwa seorang pengusaha/perusahaantidak boleh melakukan PHK terhadap karyawannya/pekerjanya hanya dengan alasan sebagai berikut:a. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena

sakit menurut keterangan dokter

b. Selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas)bulan secara terus-menerus;

c. Pekerja/buruh berhalangan menjalankanpekerjaannya karena memenuhi kewajibanterhadap negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundangundangan yang berlaku

d. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yangdiperintahkan agamanya;

e. Pekerja/buruh menikah;f. Pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan,

gugur kandungan, atau menyusui bayinya;g. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/

atau ikatan perkawinan dengan pekerja/buruhlainnya di dalam satu perusahaan, kecuali telahdiatur dalam perjanjian kerja, peraturanperusahan, atau perjanjian kerja bersama;

h. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh,pekerja/buruh melakukan kegiatan serikatpekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau didalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha,atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalamperjanjian kerja, peraturan perusahaan, atauperjanjian kerja bersama;

i. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusahakepada yang berwaji mengenai perbuatanpengusaha yang melakukan tindak pidanakejahat

j. Karena perbedaan paham, agama, aliran politik,suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisifisik, atau status perkawinan;

k. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakitakibat kecelakaan kerja, atau sakit karenahubungan kerja yang menurut surat keterangandokter yang jangka waktu penyembuhannyabelum dapat dipastikan.

METODEPenulisan ini menggunakan metode deskriptif

dengan menggambarkan permasalahan tentanghubungan kerja dan penyelesaian dalam masalahdalam PHK

Perselisihan PHK dan PenyelesaiannyaPerselisihan PHK termasuk kategori perselisihan

hubungan industrial, Menurut Pasal 1 UU No. 2 Tahun2004 tentang Penyelesaian Perselisihan HubunganIndustrial (PPHI), yang dimaksud dengan perselisihanpemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yangtimbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 127: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT122

mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukanoleh salah satu pihak.

Adapun objek sengketa dari perselisihanpemutusan hubungan kerja adalah mengenai sah atautidak sahnya PHK dan besaran kompensasi yangtimbul jika PHK tersebut terjadi.

Adapun mekanisme penyelesaian sengketa PHKadalah melalui jenjang penyelesaian sebagai berikut:1. Perundingan Bipartit

Perundingan Bipartit adalah forum perundingandua kaki antar pengusaha dan pekerja atauserikatpe kerja. Kedua belah pihak diharapkandapat mencapai kesepakatan dalampenyelesaian masalah mereka, sebagai langkahawal dalam penyelesaian perselisihan. Dalamperundingan ini, harus dibuat risalah yangditandatangai para Pihak. isi risalah diatur dalamPasal 6 Ayat 2 UU PPHI.

  Apabila tercapai kesepakatan maka Para pihakmembuat Perjanjian Bersama yang merekatandatangani. Kemudian Perjanjian Bersama inididaftarkan pada PHI wilayah oleh para pihakditempat Per janjian Bersama dilakukan.Perlkunya menddaftarkan perjanjian bersama,ialah untuk menghindari kemungkinan slah satupihak ingkar. Bila hal ini terjadi, pihak yangdirugikan dapat mengajukan permohonaneksekusi. Apabila gagal dicapai kesepakatan,maka pekerja dan pengusaha mungkin harusmenghadapi prosedur penyelesaian yangpanjang melalui Perundingan Tripartit.

2.      Perundingan TripartitPerundingan tripartit maksudnya adalahperundingan antara pekerja, pengusaha denganmelibatkan pihak ketiga sebagai fasilitator dalampenyelesaian perselisihan industrial diantarapengusaha dan pekerja. Perundingan tripartitbisa melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase.a.  Mediasi

Forum Mediasi difasilitasi oleh institusiketenagakerjaan. Dinas tenagakerjakemudian menunjuk mediator. Mediatorberusaha mendamaikan para pihak, agartercipta kesepakatan antar keduanya.Dalam hal tercipta kesepakatan para pihakmembuta perjanjian bersama dengandisaksikan oleh mediator. Bila tidak dicapaikesepakatan, mediator akan mengeluarkananjuran.

b. KonsiliasiForum Konsiliasi dipimpin oleh konsiliatoryang ditunjuk oleh para pihak. Sepertimediator, Konsiliator berusahamendamaikan para pihak, agar terciptakesepakatan antar keduanya. Bila tidakdicapai kesepakatan, Konsiliator jugamengeluarkan produk berupa anjuran.

c. ArbitraseLain dengan produk Mediasi dan Konsiliasiyang berupa anjuran dan tidak mengikat,putusan arbitrase mengikat para pihak.Satu-satunya langkah bagi pihak yangmenolak putusan tersebut ialahpermohonan Pembatalan ke MahkamahAgung.

3. Pengadilan Hubungan IndustrialPihak yang menolak anjuran mediator/konsiliator,dapat mengajukan gugatan ke PengadilanHubungan Industrial (PHI). Pengadilan ini untukpertamakalinya didirikan di tiap ibukota provinsi.Nantinya, PHI juga akan didirikan di tiapkabupaten/ kota. Tugas pengadilan ini antara lainmengadili perkara perselisihan hubunganindustrial, termasuk perselisihan PHK, sertamenerima permohonan dan melakukan eksekusiterhadap Perjanjian Bersama yang dilanggar.Selain mengadili Perselisihan PHK, PengadilanHubungan Industrial (PHI) mengadili jenisperselisihan lainnya:a. Perselisihan yang timbul akibat adanya

perselisihan hakb. perselisihan kepentingan; danc. perselisihan antar serikat pekerja.

Kasasi (Mahkamah Agung)Pihak yang menolak Putusan PHI soal

Perselisihan PHK dapat langsung mengajukan kasasi(tidak melalui banding) atas perkara tersebut keMahkamah Agung, untuk diputus

Kompensasi PHKApabila PHK tidak dapat dicegah atau dihindari,

maka pekerja yang di PHK oleh majikan sesuaidengan alasan yang mendasari terjadinya PHK akanmendapatkan uang pesangon, penghargaan masakerja dan uang ganti kerugian. Kesemuanya itudimaksudkan berfungsi sebagai jaminanpendapatan.[6]

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 128: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

123Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Berdasarkan pasal 156 ayat (2) dan ayat (3), makabesaran kompensasi bagi pekerja yang di PHKdidasarkan atas perhitungan sebagai berikut:Pasal 156(1)  Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,

pengusaha d iwajibkan membayar uangpesangon dan atau uang penghargaan masakerja dan uang penggantian hak yangseharusnya diterima.

(2)  Perhitungan uang pesangon sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagaiberikut :a. masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1

(satu) bulan upah;b. masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 2 (dua) tahun, 2 (dua) bulanupah;

c. masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapikurang dari 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) bulanupah;

d. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapikurang dari 4 (empat) tahun, 4 (empat)bulan upah;

e. masa kerja 4 (empat) tahun atau lebihtetapi kurang dari 5 (lima) tahun, 5 (lima)bulan upah;

f. masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapikurang dari 6 (enam) tahun, 6 (enam) bulanupah;

g. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapikurang dari 7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulanupah;

h. masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapikurang dari 8 (delapan) tahun, 8 (delapan)bulan upah;

i. masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9(sembilan) bulan upah.

(3)  Perhitungan uang penghargaan masa kerjasebagaimana dimaksud dalam ayat(1)ditetapkan sebagai berikut :a. masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi

kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulanupah;

b. masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapikurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga)bulan upah;

c. masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebihtetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4(empat) bulan upah;

d. masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebihtetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5(lima) bulan upah;

e. masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebihtetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun,6 (enam) bulan upah

f. masa kerja 18 (delapan belas) tahun ataulebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu)tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

g. masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun ataulebih tetapi kurang dari 24 (dua puluhempat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;

h. masa kerja 24 (dua puluh empat) tahunatau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

Adapun Uang penggantian hak yang seharusnyaditerima berdasarkan pasal 156 ayat (4) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 meliputi :1. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum

gugur;2. Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh

dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;

3. Penggantian perumahan serta pengobatan danperawatan ditetapkan 15% dari uang pesangondan/atau uang penghargaan masa kerja yangmemenuhi syarat;

4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjiankerja, peraturan perusahaan atau perjanjiankerja bersama.

PenutupTenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan

yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuanpembangunan. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003tentang Ketenagakerjaan dibuat untuk menjaminterpeliharanya hak-hak buruh/pekerja dalam sebuahhubungan kerja, sehingga tidak terjadi penzaliman dariyang lebih kuat kepada yang lebih lemah. Kendatibarangkalai perlindungan terhadap tenaga kerja belummaksimal bisa dilakukan oleh pemerintah namun kitamengapresiasi adanya aturan-aturan hukum yang bisamelindungi kepentingan para pekerja. Kita berharapkedepannya peraturan perundang-undangan yangdibuat semakin sempurna sehingga kesejahteraan danperlindungan kepada para pekerja/buruh lebih dapatterpenuh

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 129: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT124

DAFTAR PUSTAKAUndang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.Keputusan Mahkamah Konstitusi RI, Perkara Nomor

012/PUU-1/2003.Muzni Tambusai, Pelaksanaan Keputusan

Mahkamah Konstitusi Terhadap Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 TentangKetenagakerjaan , Direktorat JenderalPembinaan Hubungan Industrial DepartemenTenaga Kerja dan Transmigrasi, 2005.

Yuhari Robingu, Hak Normatif Pekerja AkibatPemutusan Hubungan Kerja,ejournal.umm.ac.id/index.php/legality/article/view/291/303.

Umar Kasim, Hubungan Kerja dan PemutusanHubungan Kerja, Informasi Hukum Vol. 2 TahunVI, 2004.

Asri Wijayanti, Perlindungan Hukum bagi Pekerjayang di PHK karena Melakukan KesalahanBerat, http://boyyendratamin.blogspot.com/2012/03/perlindungan-hukum-bagi-pekerja-yang-di.html,

Asri Wijayanti, Perlindungan Hukum bagi Pekerjayang di PHK karena Melakukan KesalahanBerat, http://boyyendratamin.blogspot.com/2012/03/perlindungan-hukum-bagi-pekerja-yang-di.html,

Yuhari Robingu, Hak Normatif Pekerja AkibatPemutusan Hubungan Kerja,

UPAYA MANAJEMEN DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI TERJADINYAPERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nanyu Siti Rachmaliya*

Page 130: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

125Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

ABSTRACTMotivation is the process of determining the intensity, direction and perseverance of the individual to achieve the

goal. Motivation can be sourced from within the employee in the form of awareness about the importance of thebenefits of the work it does. And so does the motivation that comes from outside the employee concerned in the formof a condition that requires him to perform a job optimally. Human resource development is a process of improving thequality or ability in order to achieve the goal rate or level of development of the company must always be considered,therefore the company requires employees who have high discipline and have the motivation to further developagain. Motivation is very influential in the performance of employees who are the main motivation to motivate himselfso that his performance will be better than ever and can carry out their duties properly, a motivation can be arousingand directing towards his behavior to achieve the expected goal of a company. This study aims to provide an overviewof how the influence of motivation on employee performance.

Keyword: Motivation, Human Resources, Performance

LATAR BELAKANGDengan menghadapi kehidupan yang serba

modern dengan teknologi yang canggih peranansumber daya manusia (SDM) merupakan aspekpaling penting dalam suatu organisasi, dengan adanyasumber daya manusia tujuan dalam suatu organisasiakan tercapai dengan baik dan tepat sasaran,kekuatan yang dimiliki sumber daya manusia (SDM)mendorong akan tercapainya tu juan. Setiapperusahaan atau organisasi berusaha meningkatkancitranya untuk menyadikannya lebih baik lagi, dengandemikian setiap perusahaan memiliki cara tersendiriuntuk mencapai tujuan.

Perusahaan atau organisasi memiliki sumber dayamanusia yang pada dasarnya adalah modal yangpaling utama dengan strategi dan motivasi yang tepatmaka sumber daya manusia akan menjadi pribadiyang baik dan berkualitas dengan memberikanpelayanan prima, dengan mempunyai semangat kerjatinggi dan mempunyai disiplin yang tinggi sumber dayamanusia akan turut membantu pembangunanIndonesia dalam menghargai kerja sebagai suatusikap pengabdian dan rasa tanggung jawab, apabilasumber daya manusia dapat membawa kemajuanbagi perusahaan maka keuntungan yang didapat olehperusahaan dan bagi karyawannya merupakankeberhasilan dalam kerja dan menjadikan peluanguntuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Dalam dunia bisnis menunjukkan kemampuanyang sangat pesat, keberadaan sumber daya manusiadalam perusahaan merupakan kunci utama bahkanmenjadi faktor penentu atau keberhasilan tercapainyatujuan, sumber daya manusia merupakan satu-satunya yang memiliki akal perasaan, keinginan,pengetahuan dorongan, daya serta karya seseoranginvestasi sebagai modal yang paling berharga dalamperusahaan sebagai asset yang bernilai sebagai kuncisukses perusahaan dan harus diakui keberadaannya.

Sebagai sumber tenaga kerja dalam suatu unitorganisasi sangat penting dan dibutuhkan untukmenghasilkan jasa yang baik, guna untukmeningkatkan kinerja yang mempengaruhi efisiensidan efektifitas organisasi. Analisis yang lebihmengkonsentrasikan pada kinerja, akan lebihmemberikan penekanan pada faktor utama antaralain adalah motivasi kinerja pegawai.

Pengembangan sumber daya manusia merupakansuatu proses peningkatan kualitas atau kemampuandalam rangka untuk mencapai tujuan laju atau tingkatperkembangan perusahaan harus selalu diperhatikan,oleh sebab itu perusahaan memerlukan karyawanyang memiliki disiplin tinggi dan mempunyai motivasiuntuk lebih berkembang lagi. Motivasi sangatberpengaruh dalam kinerja karyawan yangmerupakan dorongan utama untuk memotivasi dirinyasendiri agar kinerjanya akan lebih baik lagi dari

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Page 131: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT126

sebelumnya dan dapat menjalankan tugasnya denganbaik, sebuah motivasi dapat membangkitkansemangat dan mengarahkan terhadap tingkah lakunyauntuk menuju tujuan yang diharapkan sebuahperusahaan.

Setiap organisasi atau perusahaan perlumemikirkan bagaimana cara yang dapat dilakukanuntuk mengembangkan sumber daya manusianyaagar dapat mendorong kemajuan bagi perusahaan danbagaimana caranya agar karyawan tersebut memilikiproduktivitas yang tinggi, yang tentunya pimpinanperusahaan perlu memotivasi karyawannya.

Di bidang pelayanan jasa dan tidak lepas darimasalah-masalah dalam pengembangan sumber dayamanusia, bisa terlihat masih ada pegawai yang datangtidak tepat waktu, sehingga akan menghambatpekerjaannya dan juga tujuan perusahan. Salah satufaktor yang menjadikan semangat kerja adalahdengan adanya motivasi sehingga b isamengedepankan tingkat mutu pegawai ser taproduktivitasnya dalam bidang pelayanan jasa.

Motivasi juga dapat dipandang sebagai perubahandan dorongan dengan hal yang positif yang dapatmempengaruhi seseorang indiv idu untukmeningkatkan dan memberikan rasa tanggung jawabyang besar dengan harapan meningkatkan kinerja danmelakukan hal yang dapat menguntungkanperusahaan.

Sedangkan dari pihak perusahaan harus lebihmemberikan motivasi yang tinggi terhadapkaryawannya dengan melakukan pelatihan yangberkaitan dengan kerja mereka serta memberikanlingkungannya yang baik.

Peningkatan mutu ker ja karyawan dalammenjalankan tugasnya dalam perusahaan perluadanya pengembangan sumber daya manusia yangada di dalam melaksanakan manajemen personaliaterhadap sumber daya manusia dengan baik, termasukdalam memotivasi dan memberikan arahan dimanakegiatan ini sangat penting manfaatnya, sehinggakaryawan dapat menyesuaikan diri dengan perubahandan perkembangan yang terjadi dalam sebuahperusahaan sebagai sebab dan akibat kemajuan danketatnya persaingan dalam dunia bisnis. Dengandemikian karyawan dapat meningkatkan kemampuan,keterampilan, dan pengetahuan dalam melaksanakantugasnya.

PEMBAHASANManajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM)

Manjemen sumber daya manusia mempunyaitugas untuk membangun dan memelihara sertamengarahkan juga melaksanakan agar tujuanperusahaan atau organisasi berjalan dengan baik.Dalam manajemen sumber daya manusia, karyawanadalah kekayaan (asset) yang paling utama yangharus dijaga dan dipelihara dengan baik.

Sumber daya manusia perlu dikelola secara baikdan profesional agar dapat tercipta keseimbanganantara kebutuhan dan tuntutan serta kemajuan bisnisperusahaan. Mengingat pentingnya peran sumberdaya manusia dalam perusahaan agar tetap dapat“survive” dalam iklim persaingan bebas tanpa batas.Peningkatan kontribusi karyawan merupakan halyang sangat penting termasuk bagi organisasi yangterkecil sekalipun harus menciptakan karyawan atausumber daya manusia yang memiliki keahlian khususdan berkualitas.

Ada pendapat yang menyatakan dalam bukuWibowo (2016 : 1) manajemen adalah sebagai suatuseni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukanmelalui orang lain. Pendapat ini berkembangberdasarkan kenyataan bahwa pemimpin mencapaitujuan organisasi dengan cara mengatur orang lainuntuk melakukan pekerjaan yang diperlukan, tanpaharus melakukan pekerjaan sendiri. Manajemenmerupakan praktik spesif ik yang mengubahsekumpulan orang menjadi kelompok yang efektif,berorientasi, pada tujuan, dan produktif.

Manajemen sumber daya manusia hakikatnyamerupakan sebagai pekerja dari lingkunganperusahaan dan sebagai makhluk individual yangmemiliki karakteristik yang ber beda-beda, dalamlingkungan sosial perusahaan menjadikan individu atausumber daya manusianya saling membutuhkan danmelakukan pekerjaan ber-sama-sama. Dalampelaksanaan pekerjaan, individu saling terkait satusama lainnya sehingga memiliki hubungan danlingkungan yang bermasyarakat, oleh karena ituhubungan baik antara individu harus dijaga sehinggadapat menghasilkan semangat kerja, gairah untukbekerja, meningkatkan kerja sama, timbulnya rasatolong menolong, kerja sama, saling membantu,menunjukkan potenstinya, dan mendorong kekuatanuntuk bekerja lebih baik lagi agar tujuan perusahaandapat tercapai.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 132: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

127Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Tujuan organisasi akan sulit dicapai, apabilasumber daya manusia tidak mau menggali potensiyang ada dalam dirinya untuk bekerja semaksimalmungkin. Karyawan harus diberikan arahan danmotivasi untuk mengembangkan pengetahuan sertakemampuannya. Dengan adanya pemberian motivasiyang tepat diharapkan akan terdorong untuk bekerjalebih baik lagi dan akan timbul keyakinan bahwadengan bekerja baik, tujuan organisasi akan lebihmudah tercapai.

Manajemen sumber daya manusia meliputi semuakegiatan yang terlibat dalam memperoleh, memeliharadan mengembangkan sumber daya manusia.

Berbagai ahli mendefin isikan pengertianmanajemen sumber daya manusia sebagai berikut:

Manajemen sumber daya manusia menurut Yani(2012 : 1) diartikan sebagai ilmu yang mengaturhubungan dan peranan tenaga kerja secara efektifdan efisien sehingga tercapai tujuan organisasi atauperusahaan.

Manajemen sumber daya manusia menurut Byarsdan Rue (unindra press, 2011 : 2) adalah desainaktivitas yang mencakup pengadaan danpengkoordinasian sumber daya manusia.

Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber DayaManusia

Fungsi manajemen sumber daya manusia adalahsebagai berikut :1. Fungsi manajerial

a. Prencanaan (planning)Perencanaan adalah kegiatan memper-kirakan atau menggambarkan dimukatentang keadaan tenaga kerja agar sesuaidengan kebutuhan organisasi secaraefektif dan efisien dalam membantuterwujudnya tujuan.

b. Pengorganisasian (organizing)Pengorganisasian adalah kegiatanmengatur pegawai dengan menetapkanpembagian kerja, hubungan kerja, integrasi,dan koordinasi dalam bentuk baganorganisasi.

c. Pengarahan (directing)Pengarahan adalah kegiatan memberikanpetunjuk pegawai, agar mau bekerja samadan bekerja efektif serta efisien dalammembantu tercapainya tujuan organisasi.

d. Pengendalian (controlling)Pengendalian adalah kegiatan pengen-

dalian pegawai agar mentaati peraturanorganisasi dan bekerja sesuai denganrencana.

2. Fungsi operasinala. Pengadaan (procurement)

Pengadaan adalah proses penarikan,seleksi, penempatan, orientasi, dan induksiuntuk mendapatkan pegawai yang sesuaidengan kebutuhan organisasi.

b. Pengembangan (development)Pengembangan adalah proses pening-katan keterampilan melalui pendidikan danpelatihan.1) Kompensasi (compensation)

Kompensasi adalah pemberian balasjasa langsung (d irect) dan tidaklangsung (indirect) berupa uang danbarang kepada pegawai sebagaiimbalan balas jasa yang diberikankepada organisasi.

2) Pengintegrasian (integration)Pengintegrasian adalah kegiatanuntuk mempersatukan kepentinganorganisasi dan kebutuhan pegawai,agar tercipta kerja sama yang serasidan saling menguntungkan.

3) Pemeliharaan (maintenance)Pemeliharaan adalah kegiatan untukmemelihara atau meningkatkankondisi fisik, mental dan loyalitaskaryawan, agar mereka mau bekerjasama sampai pensiun.

4) Pemberhentian (separation)Pemberhentian adalah putusnyahubungan kerja seseorang karyawandari suatu organisasi.

Fungsi-fungsi pengembangan sumber dayamanusia menurut Kaswan (2013 : 2-7).

“Pengembangan sumber daya manusia merupakanfungsi yang dapat berdiri, atau bisa merupakan salahsatu fungsi utama dari departemen manajemensumber daya manusia (MSDM).”

Ada 3 (tiga) fungsi utama pengembangan sumberdaya manusia yaitu sebagai berikut :1) Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan adalah proses meningkatkanpengetahuan dan keterampilan karyawan.Pelatihan mungkin juga meliputi pengubahansikap sehingga karyawan dapat melakukanpekerjaan lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 133: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT128

pada setiap semua tingkat dalam organisasi.Disisi lain pengembangan merupakan prosesdimana karyawan memperoleh keterampilandan pengalaman agar berhasil pada pekerjaansekarang dan tugas-tugas dimasa yang akandatang.

Pelatihan bisa dilangsungkan ditempatkerja atau ditempat yang disimulasikan sebagaitempat kerja. Proses pelatihan difokuskan padapelaksanaan pekerjaan dan penerapanpemahaman ser ta pengetahuan padapelaksanaana tugas tertentu.

Sedang dalam pengembangan, orangyang dikembangkan berada dipusat proses.Dialah yang menentukan keberhasilan prosesdengan cara menggali riwayat pengembangandan potensinya dimasa depan.Dalam pengembangan :a) Orang harus memiliki motivasi yang datang

dari diri sendiri dan mandiri.b) Lebih bersifat holistik, mempertimbangkan

situasi sebagai suatu kesatuan.c) Lebih berorientasi jangka panjang.d) Lebih berkaitan dengan situasi “tidak ada

jawaban yang benar atau salah”.Pengembangan lebih berkaitan dengan

membuka potensi, salah satu kemampuanmanusia yang mengagumkan dari manusiaadalah kapasitasnya untuk belajar danmengembangkan kemampuan dan keterampilansampai tidak terbatas.

Dalam proses pengembangan orangtidak akan memulai dari suatu yang sama sekalibaru, pengembangan adalah membangun,memperluas, mentransformasi dan beradaptasidengan pengetahuan, pemahaman, danketerampilan yang telah ada.

2) Pengembangan OrganisasiPengembangan organisasi didefinisikan

sebagai proses meningkatkan efektifitasorganisasi dan kesejahteraan anggota melaluiintervensi yang terencana yang menerapkankonsep sains perilaku.

Pengembangan organisasi menekankanperubahan baik makro maupun mikro .Perubahan makro dimaksudkan pada akhirnyauntuk meningkatkan efektifitas organisasi,sedangkan perubahan mikro ditunjukkan padaindividu, kelompok kecil, dan tim. Misalnya,

banyak organisasi berusaha meningkatkanefektifitas organisasi dengan memperkenalkanprogram keterlibatan karyawan dan yangmemerlukan perubahan mendasar dalamharapan kerja, sistem imbalan, dan prosedurpelaporan.

3) Pengembangan KarierPengembangan kar ier berisikan

perbaikan-perbaikan yang bersifat pribadi yangdilakukan seseorang untuk mencapai rencanakariernya. Kegiatan ini mungkin di dukung olehdepartemen SDM atau mungkin aktivitas-aktivitas yang dilakukan karyawan yang bebasdari departemen (pengembangan karierindividu). Pengembangan karier dimulai dariindividu.

Karyawan mungkin bisa melakukantindakan-tindakan sebagai berikut:a) Kinerja : tindakan yang paling penting yang

dapat diambil oleh seseorang untukmeningkatkan kariernya adalah memilikikinerja yang baik.

b) Exposure : kemajuan karier jugaditingkatkan melalui eksposu, yang berartimenjadi dikenal o leh mereka yangmenentukan promosi, rotasi dankesempatan karier yang lain.

c) Mengundurkan diri : bila seorang individu,melihat peluang karier yang lebih besarditempat lain, pengunduran diri merupakansatu-satunya cara memenuhi tujuankariernya.

d) Loyalitas organisasi : banyak organisasiorang lebih mengutamakan loyalitas karierdari pada loyalitas organisasi.

e) Mentor dan sponsor : banyak karyawandengan cepat mengetahui bahwa mentordapat membantu pengembangankariernya.

f) Bawahan kunci : manajer yang suksestergantung pada bawahan yang membantuperkembangan dan kinerjarnya.

g) Peluang pertumbuhan : ketika karyawanmengembangkan kemampuan merekamendukung tujuan organisasi.

Tujuan dari Sumber Daya ManusiaTujuan dari sumber daya manusia tidak hanya

diperlukan untuk mencapai tujuan dari perusahaansaja akan tetapi harus melihat perkembangan sumber

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 134: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

129Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

daya manusianya serta keterlibatan mereka dalammelakukan pekerjaannya.

Tujuan-Tujuan Dari Manajemen Sumber DayaManusia (MSDM)1. Tujuan Organisasi

Ditujukan untuk mengenali keberadaanmanajemen sumber daya manusia dalammemberikan kontribusi pada pencapaianefektifitas organisasi.

2. Tujuan FungsionalDitujukkan untuk mempertahankan kontribusidepartemen pada tingkat yang sesuai dengankebutuhan organisasi.

3. Tujuan SosialDitujukkan untuk secara etis dan sosialmerespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dantantangan-tantangan meminimasi dampaknegatif terhadap organisasi.

4. Tujuan PersonalDitujukkan untuk membantu karyawan dalampencapaian tujuannya, dan tujuan-tujuan yangdapat mempertinggi kontribusi individu terhadaporganisasi.

Tidak semua perusahaan mampu memadukankeempat tujuan tersebut, namun demikian tujuan-tujuan tersebut dapat menjadi suatu faktor koreksiterhadap keputusan-keputusan sumber daya manusia.

Tujuan-Tujuan manajemen sumber daya manusiamenuurut Veithzal Rivai (2004:9-11)1. Sasaran Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM)Kalangan manajer dan departemen SDMberusaha untuk mencapai tujuan mereka denganmemenuhi sasaran-sasarannya.

2. Aktifitas Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM)Untuk mencapai tujuan dan sasarannya,departemen SDM membantu para pimpinanmemperoleh, mengembangkan, memanfaatkan,mengevaluasi, dan mempertahankan, jumlah danjenis hak karyawan.

Berdasarkan tujuan dari sumber daya manusiamaka tujuan akhir yang ingin dicapai manajemenadalah meningkatkan kontribusi yang dapat diberikanpara pekerja kearah tercapainya tujuan perusahaan,dengan meningkatkan kualitas dan meningkatkankinerjanya.

Karena tugas keseluruhan untuk melakukantugas pokok dan sesuai fungsinya, sehinggatersedianya sumber daya manusia yang tidak hanya

ahli, terampil, dan mampu melaksanakan tugas denganbaik, akan tetapi juga memiliki dedikasi kepada tugasdan membawahkan kepentingan pribadi kepadakepentingan bersama, kesetiaan dan menghindariberbagai jenis perilaku negatif yang dapat merugikandiri sendiri dan tentunya akan merusak citraperusahaan.

MotivasiPengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif (motive) yangberarti dorongan. Dengan demikian motivasimerupakan suatu kondisi yang mendorong ataumenjadi sebab seseorang melakukan sesuatuperbuatan atau kegiatan yang berlangsung secarasadar.

Motivasi merupakan sebuah tindakan untukmempengaruhi orang lain agar berprilaku (to behave)secara teratur. Motivasi merupakan tugas bagimanajer untuk mempengaruhi karyawan dan untukmemperbaiki kinerja yang disebabkan ketidakpuasanyang dirasakan oleh karyawan

Motivasi adalah proses dalam menentukanintensitas, arah dan ketekunan individu untukmencapai tujuan Motivasi dapat bersumber dari dalamdiri karyawan yang berupa kesadaran mengenaipentingnya manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.Dan begitu pula motivasi yang bersumber dari luardiri karyawan yang bersangkutan berupa suatu kondisiyang mengharuskannya melaksanakan suatupekerjaan secara maksimal.

Bagi seorang pemimpin (leadership) atau manajerdi dalam setiap perusahaan, masalah atau pemikiranyang u tama adalah bagaimana caranyamenggerakkan bawahan agar bisa bekerja lebihefektif dan produktif agar tujuan perusahaan dapattercapai. Hal-hal yang harus diperhatikan dalampemeliharaan hubungan tersebut antara lain: sistemkomunikasi, penanggulangan stress dalam bekerja,konseling, dan pemberian sanksi kepada karyawanmelanggar atau tidak menaati peraturan.

Berbagai ahli mendefinisikan pengertian motivasisebagai berikut :

Motivasi menurut Sentot Imam Wahyono (2010:78) adalah bagian dari ilmu perilaku organisasi, olehkarenanya pendekatan teori motivasi dipengaruhi olehperkembangan ilmu per ilaku organisasi danmanajemen secara umum.

Motivasi menurut Edwin B Fillipo dalam Hartatik(2014 :161) motivasi kerja adalah suatu keahlian dalam

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 135: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT130

mengarahkan pegawai dan organisasi agar maubekerja secara berhasil, sehingga keinginan parakaryawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

Motivasi menurut Kaswan (2013:68) motivasiadalah keyakinan kembali dari pengarahan yangseharusnya berasal dari penilaian yang efektif dapatmeningkatkan antusiasme dan komitmen terhadappekerjaan dan terhadap organisasi tempat pekerjaanitu.

Menurut Abraham Maslow yang dikutip olehStephen P Robbins (2006 :214) mengemukakanbahwa tiap kebutuhan dipenuhi secara berurutan,setelah kebutuhan tertentu terpenuhi, kebutuhanberikutnya menjadi dominan.

Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam dirisemua manusia bersemayam 5 (lima) jenjangkebutuhan, yaitu sebagai berikut :a) Psikologis : antara lain rasa lapar, haus,

perlindungan dan jasmani lain.b) Keamanan : antara lain keselamatan dan

perlindungan terhadap kerugian dan emosional.c) Sosial : mencakup kasih sayang, rasa memiliki,

dan persahabatan.d) Penghargaan : mencakup faktor penghormatan

diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi sertafaktor penghormatan dari luar seperti misalnyastatus, pengakuan dan perhatian.

e) Aktualisasi diri : dorongam untuk seseorang/sesuatu sesuai ambisinya yang mencakuppertumbuhan, pencapaian potensi, danpemenuhan kebutuhan.

Begitu masing-masing kebutuhan ini terpenuhisecara substansial, maka kebutuhan berikutnya akanmenjadi dominan.

Model-Model Motivasi Kerjaa) Model Tradisional

Bagaimana membuat para karyawan bisamenjalankan pekerjaan mereka yangmembosankan dan berulang-ulang dengan carayang paling efisien.

b) Model Hubungan ManusiaMencoba untuk mengakui kebutuhan sosial parakaryawan, dan mencoba memotivasi merekadengan meningkatkan kepuasan kerja mereka.

c) Model Sumber Daya ManusiaUntuk mengembangkan rasa tanggung jawabbersama dalam mencapai tujuan organisasi dananggotanya, d imana setiap karyawanmenyumbangkan sesuai dengan kepentingan

dan kemampuannya masing-masing. Parakaryawan memperoleh kepuasan kerja karenaprestasi yang tinggi, karena mereka sudah punyadorongan untuk bekerja dengan baik dankemungkinan besar bisa mencapai tujuanorganisasi dengan cara mereka sendir i.Karyawan yang baik dan berprestasi serta dapatmembantu perusahaan mencapai tujuannyabukanlah karena merasa puas, melainkan karenatermotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebihbesar untuk melaksanakan tugas-tugas nya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasia. Faktor Intern

Faktor intern yang dapat mempengaruhipemberian motivasi pada seseorang antara lain:1) Keinginan untuk dapat hidup

Keinginan untuk dapat hidup merupakankebutuhan setiap manusia yang hidupdimuka bumi ini. Untuk mempertahankanhidup ini orang mau mengerjakan apa saja,apakah pekerjaan itu baik atau jelek,apakah halal atau haram dan sebagainya.Keinginan untuk dapat hidup meliputikebutuhan untuk :- Memperoleh kompensasi yang

memadai- Pekerjaan yang tepat walaupun

penghasilan tidak begitu memadai- Kondisi kerja yang aman dan nyaman

2) Keinginan untuk dapat memiliki :Keinginan untuk dapat memiliki bendadapat mendorong seseorang untuk maumelakukan pekerjaan. Hal ini banyak kitaalami dalam kehidupan kita.

3) Keinginan untuk memperoleh penghargaanSeseorang mau bekerja disebabkan adanyakeinginan untuk diakui, dihormati oleh oranglain. Untuk memperoleh status sosial yanglebih tinggi, orang mau mengeluarkanuangnya untuk memperoleh uang, itupunia harus bekerja keras.

4) Keinginan untuk memperoleh pengakuanKeinginan untuk memperoleh pengakuanitu dapat meliputi :a) Adanya penghargaan terhadap

prestasib) Adanya hubungan ker ja yang

harmonis dan kompakc) Pimpinan yang adil dan bijaksana

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 136: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

131Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

d) Perusahaan tempat bekerja dihargaioleh masyarakat

5) Keinginan untuk berkuasaKeinginan untuk berkuasa akanmendorong seseorang untuk bekerja.Kadang-kadang keinginan untuk berkuasaini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji,namun cara-cara yang dilakukan itu masihtermasuk bekerja juga.Walaupun kadar kemampuan kerja ituberbeda-beda untuk setiap orang, tetapipada dasarnya ada hal-hal yang umumyang harus dipenuh untuk terdapatnyakepuasan kerja bagi karyawan. Karyawanakan dapat merasa puas bila dalampekerjaan terdapat :a) Hak Otonomib) Variasi dalam melakukan pekerjaanc) Kesempatan untuk memberikan

sumbangan pemikirand) Kesempatan memperoleh umpan

balik tentang hasil pekerjaan yangtelah dilakukan

b. Faktor EksternFaktor ekstern juga tidak kalah peranannyadalam melemahkan motivasi kerja seseorang.Faktor-Faktor ekstern itu adalah :1) Kondisi lingkungan kerja

Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhansasaran dan prasarana kerja yang adadisekitar karyawan yang sedangmelakukan peker jaan yang dapatmempengaruhi pelaksanaan pekerjaannya.

2) Kompensasi yang memadaiKompensasi merupakan sumberpenghasilan utama bagi para karyawanuntuk menghidupi diri beserta keluarganya.Kompensasi yang memadai merupakanalat motivasi yang paling ampuh bagiperusahaan untuk mendorong parakaryawan bekerja dengan baik.

3) Supervisi yang baikFungsi supervisi dalam suatu pekerjaanadalah memberikan pengarahan,membimbing kerja para karyawan agardapat melaksanakan kerja dengan baiktanpa membuat kesalahan.

4) Adanya jaminan pekerjaan Setiap orang akan bekerja mati-matian

mengorbankan apa yang ada pada dirinya

untuk perusahaan, kalau yangbersangkutan merasa ada jaminan karieryang jelas dalam melakukan pekerjaan.

5) Status dan tanggung jawabStatus atau kedudukan dalam jabatantertentu merupakan dambaan setiapkaryawan dalam bekerja.

6) Peraturan yang fleksibelBagi perusahaan besar, biasanya sudahditetapkan sistem dan prosedur kerja yangharus dipatuhi oleh seluruh karyawan.

SIMPULANDari uraian pembahasan di atas dapat

dikemukakan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:Pertama, motivasi dan kinerja saling terkait dan

motivasi sangat penting dan paling utama untukmendorong semangat kerja. Individu karyawan sangatberbeda-beda saat melihat pekerjaan ada yangmelihat sebagai beban dan keterpaksaan untukmemperoleh uang, akan mempunyai kinerja yangrendah Sebaliknya jika individu karyawannya yangmelihat pekerjaan sebagai tuntutan pelaksanaannyanilai-nilai agama, kebutuhan, pengabdian, tantangan,dan prestasi, akan menghasilkan kinerja yang tinggi.

Kedua, kinerja pada umumnya diartikan sebagaikesuksesan seseorang didalam melaksanakanpekerjaan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerjayang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Karyawan dapatbekerja dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggisehingga dapat menghasilkan kerja yang baik pula.Motivasi kerja dapat mempengaruhi kiner jakaryawan. Secara garis besar motivasi dapatbersumber dari faktor internal dan eksternal.

Ketiga, kinerja karyawan merupakan suatu fungsidari sebuah motivasi oleh sebab itu pengukurankinerja, tidak jelas standar atau parameter apa yangdipergunakan untuk menilai baik dan buruk kinerjatersebut, akibatnya penerapan sering menjadi tidakkonsisten, pemberian kompensasi, pelatihan akansangat mendukung kontribusi para karyawan dalamrangka mencapai tujuan. Perusahaan tertentu perlumengevaluasi kinerja karyawan dan memonitor agardalam pelaksanaan berjalan dengan baik tanpa adanyahambatan, perusahaan memberikan dan menilai ataudapat memberikan hukuman yang obyektif ataskinerjanya. Prestasi karyawan diberikan setelahmenilai dalam proses kerjanya dan diberikankesempatan untuk mengembangkan bakatnya dengan

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 137: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT132

adanya jenjang karir, system pengukuran menjadikanalat komunikasi antara karyawan dan pemimpindalam upaya memperbaiki kinerja dan memastikandalam pengambilan keputusan (decition maker).

Setiap orang pasti mengenal dan terlibat dalamsuatu organisasi, baik secara disadari maupun tidak.Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuanyang telah ditentukan didalamnya berlangsungberbagai aktivitas yang merupakan satu kesatuanentitas yang tidak dapat dipisahkan satu denganlainnya.

DAFTAR PUSTAKAYulius Eka Agung S. 2014. Manajemen dan

Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.Kaswan. 2013. Pelatihan dan Pengembangan .

Bandung : Alfabeta.

Onong Uchjana Effendi, Prof . 1989. SistemInformasi Manajemen. Bandung: MandarMaju.

Siagian, P. Sondang, (2008), Manajemen SumberDaya Manusia, Jakarta, Bumi Aksara.

Stephen P Robbins – Timoty A Judge – Buku 1 edisi12. 2008. Perilaku Organisasi

Sofyandi, Herman. 2016. Manajemen Sumber DayaManusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winardi, J, (2002), Motivasi dan Pemotivasiandalam Manajemen, Jakarta Raja GrafindoPersada.

Wahyono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jakarta:Rajawali.

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJAOleh : R. Sulistiawan*

Page 138: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

133Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

RENDAHNYA PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

LATAR BELAKANGPembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian

dari integral dari pembangunan nasional berdasarkanpancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RITahun 1945, dilaksanakan dalam rangkapembangunan manusia Indonesia seutuhnya danpembangunan masyarakat Indonesia seluruhnyauntuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diritenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera,adil, makmur, dan merata, baik materiil maupunspiritual (penjelasan umum atas UU No.13 Tahun2003 tentang Ketenagakerjaan) .Seyogyanya,Peranan Otonomi Daerah seharus dapatmenjembatani masalah ketenagakerjaan yang selamaini menjadi masalah di Indonesia. Ketersedian akanlapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasipeningkatan penawaran tenaga kerja merupakansalah satu target yang harus dicapai dalampembangunan ekonomi di daerah. Upaya untukmemenuhi hal tersebut dapat diwujudkan melaluipeningkatan pertumbuhan ekonomi khususnyainvestasi langsung (direct investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi,infrastruktur maupun industri pengolahan atauekonomi kreatif. Sementara pada sektor jasa,misalnya melalui perdagangan maupun pariwisata.Tenaga kerja adalah orang yang siap masuk dalampasar kerja sesuai dengan upah yang ditawarkan olehpenyedia pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dihitung dari

penduduk usia produktif (umur 15 – 65 tahun) yangmasuk kategori angkatan kerja (labourforce).Sedangkan jumlah Pengangguran terbuka adalahangkatan kerja yang sama sekali tidak mempunyaipekerjaan. Pengangguran ini terjadi karena angkatankerja tersebut belum mendapat pekerjaan padahaltelah berusaha secara maksimal atau dikarenakanfaktor malas mencari pekerjaan atau malas bekerja.

Jadi dapat diklasifikasikan jenis tenaga kerja yangmenganggur berdasarkan pada:1. Pengangguran terbuka : angkatan kerja yg

tidak bekerja dan tidak memiliki pekerjaan. exp.seorang lulusan S1 mesin tapi tidak memperolehpekerjaan karena lapangan yang belum tersediasesuai kualifikasinya.

2. Setengah pengangguran : Pengangguransetengah menganggur (under unemployment)adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secaraoptimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,biasanya tenaga kerja setengah menganggur inimerupakan tenaga kerja yang bekerja kurangdari 35 jam selama seminggu.

3. Pengangguran terselubung : tenaga kerja ygbekerja tidak optimum karena kelebihan tenagakerja. exp. lahan pertanian yang seharusnya bisadikerjakan cukup 5 orang tetapi dalampelaksanaannya 7 orang. Jadi, 2 orang tersebutmerupakan tenaga kerja lebih/ terselubung

* Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

ABSTRACTThe availability of a new opportunity to cope with an increase in labor supply is one of the targets that

to be achieved in economic development in the region to meet these needs can be realized through the growthof direct investment In the sectors of working nature or in the service sector. The type of employee can beclassified such as Unemployment, Half Unemployment and Covert Employement.

MEA can bring substantial benefits in Indonesia, however in can also make a huge losses. The disadvantagesto be faced are the threatened competitiveness of Indonesia workers therefore the working age population whostil have a low education need to improve their quality through training that is consistent with the advantagein their respective areas. Enhance the role of the Training Board throughout the Territory working withAcademics and Companies, Encouraging the Growth of Small and Medium Entrerprises which improves thepopulist economy and encourage the Government to increase bilateral cooperation either in the form of trainingof apprenticeship with the countries that require skilled workers from Indonesia.

Page 139: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT134

Berdasarkan data dari BPS, Kepala Badan PusatStatistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka padaFebruari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5persen. Namun jumlah pengangguran tersebutmenurun bila dibandingkan dengan Februari 2015,yang mencapai 7,45 juta orang (5,81 persen). “Apabiladibandingkan dengan Agustus 2015, tingkatpengangguran terbuka ini juga menurun. PadaAgustus 2015, tingkat pengangguran mencapai 7,56juta orang atau 6,18 persen,” kata Suryamin di kantorBPS, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016.

Profil Tenaga Kerja Indonesia:

Sumber: BPS, 2016

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS)pada Februari 2016 tingkat pengangguran terbukaturun hingga mencapai angka 7,02 juta orang atau5,5 persen jika dibandingkan dengan data BPS padaFebruari 2015 yang mencapai 7,45 juta orang atausekira 5,81 persen.

Ditinjau dari sesi aspek pendidikan bahwaberdasarkan taraf pendidikannya, persentase lulusanSekolah Dasar (SD) ke bawah yang menganggurmenurun, yakni dari 3,61 persen menjadi 3,44 persen.Tingkat pengangguran tertinggi adalah lulusanSekolah Menengah Kejuruan (SMK) denganpersentase 9,84 persen, meningkat dari 9,05 persen.Sedangkan persentase penduduk berpendidikanSekolah Menengah Per tama (SMP) yangmenganggur juga menurun, yakni dari 7,14 persenmenjadi 5,76 persen. Begitu juga dengan persentasependuduk berpendidikan Sekolah Menengah Atas(SMA) menurun dari 8,17 persen menjadi 6,95 persen.

Adapun persentase penduduk berpendidikandiploma I, II, dan III yang menganggur juga menurun.Sebaliknya tingkat pengangguran lulusan Universitasatau Perguruan Tinggi (PT) malah meningkat dari5,34 persen menjadi 6,22 persen. Apabila disimpulkandalam table sebagai berikut:

Profil Tingkat Pengangguran berdasarkanPendidikan

Faktor turunnya pekerja di sektor pertaniandiakibatkan adanya mekanisasi dan perkembanganteknologi pertanian dan lahan untuk pertanian yangsemakin sedikit dikarena banyaknya lahan pertanianberalih fungsi menjadi pemukiman penduduk danlahan industry dampaknya mengurangi jumlahpekerja. Sedangkan pada sektor industri, kemungkinanterjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yangterjadi dikarenakan turunnya harga minyak bumi danbatubara yang banyak menyerap tenaga kerja,khususnya pada sector per tambangan danperminyakan

Sebaliknya, terjadi peningkatan jumlah pendudukyang bekerja di sektor perdagangan, yakni dari 26,65juta orang menjadi 28,5 juta orang. Pekerja jasakemasyarakatan meningkat dari 19,41 juta menjadi19,79 juta orang. “Kami menilai, ada pergeseranpekerja dari sektor pertanian dan industri ke sektorperdagangan dan jasa kemasyarakatan ,” kataSuryamin. Kepala BPS Jakarta.

Tabel gambaran pergeseran pekerjaan dari sektorpertanian dan industri ke sektor perdagangan dibawahini.:

PERUMUSAN MASALAH DANPOKOK-POKOK PERMASALAHANPERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka dapat ditarikpermasalahan sebagai berikut :o Bagaimana usaha meningkatkan mutu tenaga

kerja di Indonesia?o Bagaimana upaya mengatasi masalah

ketenagakerjaan di Indonesia?o Bagaimana sektor usaha Informal atau UKM

dapat menyerap tenaga kerja ?o Bagaimana peran Otonomi Daerah dalam

masalah tenaga kerja di indonesia?POKOK-POKOK PERMASALAHAN:1. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM :

Angkatan Kerja masih didominasi lulusan SDke bawah : 52,25jt (42,70%).o Peringkat Produktivitas thn 2015:

Indonesia No. 41 dari 59 negara. (Instututeof Management Development 2015).Menurun dari tahun sebelumnya (peringkatke-25)

o Peringkat Daya Saing :Indonesia No. 37 dari 140 negara. (WorldEconomic Forum Reports 2015) .(Mengalami penururan dar i tahunsebelumnya (peringkat ke-34).

Dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8

o Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8

o Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0

ASPEK PENGANGGURAN DARI SISI

PENDIDIKAN

SEBELUM

(%)

SESUDAH

(%)

SEKOLAH DASAR (SD) 3.61 3.44

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 7.14 5.76

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 8.17 6.95

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) 9.84 9.05

DIPLOMA I, II, III

PERGURUAN TINGGI (PT) 5.34 6.22

JENIS USAHA SEBELUM (JUTA) SESUDAH (JUTA) SEKTOR PERTANIAN 40.12 38.29

SEKTOR INDUSTRI 16.38 15.97

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 140: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

135Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Profil Tenaga Kerja Indonesia:

Dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 127.8

o Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 120.8

o Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 7.0

Sumber: BPS

o Index Pembangunan Manusia:Indonesia menduduki rangking ke-110 dari187 negara. (Human Development Index2015). (Mengalami kenaikan dibandingkantahun sebelumnya yiatu peringkat ke-111)

2. Besarnya pengangguran dan setengahpengangguran.o Jumlah penganggur : 7,56 juta (6,16%).o Jumlah setengah penganggur : 34,31 juta

(28%).3. Semakin bertambahnya angkatan kerja di

daerah perkotaan.4. Belum link and match (masih output oriented

belum job oriented) antara dunia kerja dan duniapendidikan.

5. Adanya kesenjangan antara ketersediaanpekerjaan dengan jumlah pencari kerja;

6. Lapangan kerja di sektor formal terus menurunsedangkan di sektor informal terus meningkat;

7. Pelatihan kerja belum dipandang sebagai bagiandari sistem pendidikan nasional.

8. Minimnya pendid ikan / keterampilankewirausahaan (enterpreneur) bagi angkatankerja sehingga kurang mampu membukalapangan kerja.

9. Hubungan Industrial yang belum sepenuhnyaharmonis:o Belum seluruh stakeholder memahami

peraturan perundang-undanganketenagakerjaan.

o Masih seringnya terjadi PHK sepihak.o Penerapan outsourcing yang belum sesuai

dengan aturan.o Diasumsikan bahwa outsoursing identik

dengan kerja kontrak.

10. Belum optimalnya penempatan, perlindungandan pemberdayaan TKI.

11. Kualitas dan kuantitas pengantar kerja, mediatorHI, dan pegawai pengawasan ketenagakerjaanbelum memenuhi standar kompetensi.

FAKTA-FAKTABerdasarkan table dari BPS Jakarta mengenai

tingkat pengangguran dari tahun 2010 sampai dengantahun 2016 ini, menunjukan profil kondisi tingkatpengangguran di Indonesia:

Profil Tenaga Kerja Indonesia

Sumber: BPS, 2016

Profil Penyerepan Tenaga KerjaBerdasarkan Pendidikan:

Sumber: BPS, 2016Penurunan Tenaga Kerja dariSektor Pertanian dan Industri

Sumber: BPS, 2016

Tabel gambaran pergeseran pekerjaan dari sektorpertanian dan industri ke sektor perdagangan dibawahini :

Sumber: BPS, 2016

Selain itu, fakta-fakta yang terkait dalam hal ini,seperti:o Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDMo Besarnya pengangguran dan setengah

penganggurano Kebijakan Ekonomi belum berdampak langsung

pada tenaga kerja

LANDASAN TEORISebagaimana dikemukakan para ahli bahwa pada

kondisi di negara berkembang pada umumnyamemiliki tingkat pengangguran yang jauh lebih tinggidari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.Usaha Pemerintah dalam mengurangi tingkatpenganguran secara kontinu selalu dilakukan. Olehkarena itu definisi tenaga kerja adalah tenaga kerjaadalah penduduk pada usia kerja (15 tahun ke atas)atau 15 sampai dengan 64 tahun yang secarapotensial dapat bekerja. Ha ini sejalan dengan UUNo. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkanbahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampumelakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendirimaupun untuk masyarakat. Tenaga kerja disebut jugagolongan produktif.

ASP EK PE NGANGGURAN DARI SISI P ENDIDIK AN

SEBELUM (%)

SES UDAH (% )

S EKOLAH DAS AR (SD) 3.61 3.44

S EKOLAH ME NENGAH PERT AM A (SM P) 7.14 5.76

S EKOLAH ME NENGAH AT AS (SM A) 8.17 6.95

S EKOLAH ME NENGAH KEJURUAN (S MK) 9.84 9.05

DIPLOM A I, II, III

P ERGURUAN TINGGI (PT ) 5.34 6.22

JENIS USAHA SEBELUM

(JUTA)

SESUDAH

(JUTA)

SEKTOR PERTANIAN 40.12 38.29

SEKTOR INDUSTRI 16.38 15.97

JENIS USAHA SEKTOR

SEBELUM (JUTA)

SESUDAH (JUTA)

PERDAG ANG AN 26.65 28.5

J ASA KEM ASY ARAKATAN 19.41 19.79

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 141: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT136

Secara garis besar penduduk suatu negaradibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerjadan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenagakerja jika penduduk tersebut telah memasuki usiakerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesiaadalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurutpengertian ini, setiap orang yang mampu bekerjadisebut sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja adalahseluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerjadan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja.Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalamsuatu Negara yang dapat memproduksi barang-barang dan jasa-jasa jika ada permintaan terhadaptenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasidalam aktivitas tersebut. Tenaga kerja merupakansalah satu faktor produksi selain faktor produksi tanahdan modal yang memiliki peranan penting dalammendukung kegiatan produksi dalam menghasilkanbarang dan jasa.

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, merekayang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitumereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan64 tahun. Bukan tenaga kerjao Bukan tenaga kerja adalah mereka yang

dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,meskipun ada permintaan bekerja. MenurutUndang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitumereka yang berusia di bawah 15 tahun danberusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok iniadalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)dan anak-anak.

o Angkatan kerja: Angkatan ker ja adalahpenduduk usia produktif yang berusia 15-64tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapisementara tidak bekerja, maupun yang sedangaktif mencari pekerjaan.

o Bukan angkatan kerja: Bukan angkatan kerjaadalah mereka yang berumur 10 tahun ke atasyang kegiatannya hanya bersekolah, mengurusrumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompokini adalah: anak sekolah dan mahasiswa paraibu rumah tangga dan orang cacat, dan parapengangguran sukarela.

Menurut Simanjuntak (dalam Sumarsono, 2009:7)penduduk yang digolongkan mencari pekerjaan adalahsebagai berikut: (1) mereka yang belum pernahbekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan; (2)mereka yang pernah bekerja tetapi menganggur dansedang mencari pekerjaan dan mereka yang, sedangbebas tugasnya dan sedang mencari pekerjaan.Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah : a.Mereka yang selama seminggu melakukan pekerjaandengan maksud untuk memperoleh penghasilan ataskeuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit dua

hari. b . Mereka yang selama seminggu tidakmelakukan pekerjakan atau bekerja kurang dari duahari, tetapi mereka adalah orang-orang yang bekerjadi bidang keahliannya seperti dokter, tukang cukurdan lain-lainnya serta pekerjaannya tetap, pegawaipemerintah atau swasta yang sedang tidak masukkerja karena sakit, cuti, mogok dan sebagainya.

Terkait dengan globalisasi masyarakat saat iniseperti MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau AEC(Asean Economic Community) adalah bentukintegrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akantercapai pada tahun 2015. Tujuan dibentuknya“Komunitas Ekonomi ASEAN” tidak lain untukmeningkatkan stabilitas perekonomian di kawasanASEAN. MEA 2015 bisa mendatangkan keuntunganyang besar bagi Indonesia. Namun, juga dapatmenimbulkan kerugian yang besar pula .Kerugianyang akan dihadapi adalah terancamnya daya saingtenaga kerja Indonesia. Jumlah tenaga kerja yangkurang terdidik di Indonesia masih tinggi. Hal inimengkhawatirkan karena bisa saja tenaga kerjanegara tetangga mengambil alih lapangan kerja diIndonesia akibat Tenaga Kerja Indonesia yang tidakdapat bersaing dengan Tenaga Kerja Luar Negeri.Fenomena seperti menjadi tantangan bagi pemerintahindonesia dalam mengurangi tingkat pengangguranakibat adanya persaingan tenaga kerja secara globalsaat ini.

Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapatditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negaratersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia,tingkat pendidikannya masih rendah. Hal inimenyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan danteknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnyaproduktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akanberpengaruh terhadap rendahnya kualitas hasilproduksi barang dan jasa.

Berdasarkan data Jumlah tenaga kerja yangkurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni merekayang berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari jumlahpenduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa. 80persen pengangguran Indonesia hanya lulusan SMPdan SD. Mayoritas tenaga kerja indonesia masihberpendidikan sekolah dasar dan lebih banyak bekerjapada sektor informal. Hal ini sangat mengkuatirkanakan penyerapan tenaga kerja terkait dengan MEAyang sudah mulai terasa dalam bidang-bidangpekerjaan tertentu. Dampak dari timbulnya MEA iniartinya timbulnya Liberalisasi di bidang jasa yangmenyangkut sumber daya manusia mungkin akantampak terlihat jelas karena menyangkut tentangpenempatan tenaga terampil dan tenaga tidakterampil dalam mendukung perekonomian negara.

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 142: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

137Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Namun, yang paling banyak berpengaruh dan sangatditekan dalam Masyarakat Ekonomi Asean adalahtenaga kerja terampil. Namun, rendahnya tingkatpendidikan pada 72% tenaga kerja Indonesiamengakibatkan sulitnya bagi kelompok masyarakatuntuk mendapatkan pekerjaan formal dengan tingkatketerjaminan yang relatif lebih baik. Hanya sebagiankecil (8%) dari komposisi tenaga kerja Indonesia yangberdaya saing, 3% di antaranya merupakanprofesional dengan tingkat pendidikan minimalsarjana, sedangkan 5% di antaranya merupakantenaga kerja dengan pendidikan diploma dankejuruan. Keadaan itu tentunya menjadi kegelisahanyang cukup mengganggu dalam menyongsong pasartunggal ASEAN ketika arus liberalisasi jasa termasukjasa profesi baik tenaga kerja terampil maupun tenagakerja tidak terampil akan semakin bersaingan.Sedangkan kesempatan kerja adalah jumlah yangmenunjukan berapa masyarakat yang telahtertampung dalam suatu perusahaan (Gilarso,1992:58). Kesempatan kerja dapat diwujudkandengan tersedianya lapangan ker ja yangmemungkinkan dilaksanakan bentuk aktifitastersebut. Kesempatan kerja mengandung pengertianlapangan kerja yang ada dari suatu kegiatan ekonomi.Kesempatan kerja termasuk lapangan kerja yangbelum diduduki dan masih lowong. Dengan kata lainkesempatan kerja menunjukkan banyaknya orangyang dapat ditampung bekerja pada instansi ataupekerjaan.

Sedangkan kesempatan kerja menurut ILO adalahjumlah lapanqan pekerjaan yang tersedia bagi tenagakerja yang tercermin dari penduduk usia (usia l0 tahunke atas) yang bekerja. Jika jumlah tenaga kerja yangtersedia lebih sedikit dari angkatan kerja maka akantimbul pengangguran. Kesempatan kerja merupakanhubungan antara angkatan kerja dengan kemampuanpenyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatankerja harus diimbangi dengan investasi yang dapatmenciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian,dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalamilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang ataukeadaan yang menunjukkan tersedianya lapanganpekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dansanggup bekerja dalam proses produksi dapatmemperoleh pekerjaan scsuai dengan keahlian,keterampilan dan bakatnya masing-masing.Kesempatan Kerja (demand for labour) adalah suatukeadaan yang menggambarkan/ketersediaanpekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh parapencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerjadapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja.Kesempatan kerja adalah jumlah yang menunjukanberapa masyarakat yang telah tertampung dalamsuatu perusahaan (Gilarso, 1992:58), maka dapat

d iartikan bahwa salah sektor usaha untukmendapatkan kesempatan kerja adalah menciptakansebanyak-banyak pada sektor ekonomi kreatif melaluiUKM karena akan menjadi suatu trobosan dalammenyerap tenaga kerja hasi ini berdasarkan hasil riset,seperti: Penelitian yang dilakukan oleh:o Penelitian yang dilakukan oleh Deny Sandy

(2008) berjudul “Analsisis Peranan SektorIndustri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerjadan PDRB Di Kota Kediri” menjelaskan bahwaelastisitas penyerapan tenaga kerja rata-ratapada sektor industri Kota Kediri selama kurunwaktu 2001-2006 sebesar 0,74 % sehinggabersifat elastis. Tujuan dari penelitian tersebutadalah untuk menganalisis penyerapan tenagakerja dan untuk elastisitas tenaga ker jadidapatkan hasil penghitungan bahwa kontribusisektor industri terhadap PDRB sangat besar,hal ini ditunjukkan dengan rata-rata proporsisumbangan selama 2001-2006 sebesar 74,64%.Namun tiap tahun cenderung mengalamipenurunan, terlepas hal tersebut Sektor Industritetap berperan penting terhadap rodapembangunan daerah.

o Penelitian lain yang dilakukan oleh TeguhPrasena (2010) berjudul “Analisis PenyerapanTenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahandi Kabupaten Jember” menjelaskan bahwaelastisitas penyerapan tenaga kerja pada sektorindustri Pengolahan di Kabupaten Jemberselama kurun waktu 2001-2007 sebesar 0.74% sehingga bersifat elastis. Tujuan daripenelitian tersebut adalah untuk menganalisispenyerapan tenaga kerja pada sektor industripengolahan di Kabupaten Jember dan untukmengetahui kontribusi sektor industri pengolahanKabupaten Jember terhadap PDRB. Denganmenggunakan alat analisis elastisitas tenagakerja didapatkan hasil bahwa kontribusi sektorindustri pengolahan terhadap PDRB tidak begitubesar, hal ini ditunjukkan dengan rata-ratasumbangan selama 2001-2007 sebesar 7,3%yang tiap tahun cenderung stagnan atau stabil.

o Zamrowi (2007) yang berjudul “AnalisisPenyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil(Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang”dengan metode analisis regresi linier berganda.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisispengaruh upah, non upah, modal danproduktifitas terhadap penyerapan tenaga kerjapada industri kecil mebel di Kota Semarang.Berdasarkan analisis data diperoleh bahwasemua variabel yaitu upah, non upah, modal danproduktivitas secara berpengaruh terhadappermintaan tenaga kerja pada industri kecil

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 143: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT138

mebel di Kota Semarang baik secara simultanmaupun secara parsial. Pengaruh tersebutditunjukkan dengan nilai R-square sebesar 0,741atau 74,1%. Penelitian yang dilakukan oleh Putri(2005) dengan judul “Penyerapan Tenaga Kerjapada Industri Kecil Gula Kelapa di KabupatenJember” dengan metode analisis elastisitaspenyerapan tenaga kerja dimana variabelnyaadalah tenaga kerja dan nilai produksi. Hasil yangditunjukkan pada penelitian ini yaitu elastisitaspenyerapan tenaga kerja sebesar 2,22 artinyabersifat elastis dan perkembangan produksi padaindustri gula di Kabupaten Jember berpengaruhterhadap perkembangan tenaga kerja padaindustri tersebut.

o Penelitian yang dilakukan oleh Indayati (2010)dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja PadaIndustri Kecil Genteng (Studi Kasus di DesaBaderan Kecamatan Geneng KabupatenNgawi)” dengan metode analisis regresi linierberganda. Penelitian ini menunjukkan hasilbahwa secara simultan faktor jumlah modalkerja, faktor volume penjualan dan faktorpengalaman pekerja berpengaruh signifikanterhadap penyerapan tenaga kerja pada industrikecil Genteng di Desa Baderan KecamatanGeneng Kabupaten Ngawi.

o Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Wafi danNenik Woyanti (2011) yang berjudul “PengaruhJumlah Usaha, Nilai Investasi dan UpahMinimum terhadap Permintaan Tenaga Kerjapada Industri Kecil dan Menengah di KabupatenSemarang”. Menjelaskan bahwa variabel unitusaha, nilai investasi dan upah minimumkabupaten berpengaruh terhadap permintaantenaga kerja di Kabupaten Semarang. Variabeljumlah unit usaha dan nilai investasiberpengaruh positif dan signifikan terhadappermintaan tenaga kerja pada industri kecil danmenengah di Kabupaten Semarang. Namunpada variabel upah minimum kabupatenberpengaruh negatif dan signifikan terhadappermintaan tenaga kerja pada industri kecil danmenengah di Kabupaten Semarang.

Dalam kajian penelitian tersebut bahwa yangdimaksud dengan elastisitas merupakan ukuranderajat kepekaan jumlah permintaan akan sesuatuterhadap pembahan salah satu faktor yangmempengaruhinya. Permintaan akan sesuatu itu bisaberupa barang, tenaga kerja, produksi dan lain-lain.Besarnya permintaan akan barang, tenaga kerja,produksi ini dipengaruhi oleh suatu faktor tertentu,misalnya harga, produksi, upah, modal dan lain-lain.Koefisien elastisitas dapat didefinisikan sebagai

persentase perubahan dari suatu faktor penentu.Angka koefisien elastisitas d idapat denganpembagian suatu persentase dengan persentase,maka koefisien ini adalah suatu angka yang tidakmempunyai unit atau angka murni (Sumarsono,2009:43).Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan penelitian ini

dan penelitian-penelitian sebelumnya.

ANALISAPenyebab pengangguran umumnya disebabkan

karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding denganjumlah lapangan peker jaan yang mampumenyerapnya. Pengangguran seringkali menjadimasalah dalam perekonomian karena dengan adanyapengangguran, produktivitas dan pendapatanmasyarakat akan berkurang sehingga dapatmenyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung denganmembandingkan jumlah pengangguran dengan jumlahangkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggurharus mengurangi pengeluaran konsumsinya yangmenyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dankesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjanganjuga dapat menimbulkan efek psikologis yang burukterhadap penganggur dan keluarganya. Tingkatpengangguran yang terlalu tinggi juga dapatmenyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial

No Peneliti Judul Variabel Alat Analisis Hasil 1 Deny Sandy (2008) Analisis Peranan Sektor

Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan PDRB di Kota Kediri

Tenaga Kerja dan PDRB

Analisis Elastisitas Tenaga Kerja bersifat elastis

Elastisitas penyerapan tenaga kerja rata-rata pada sektor industri kurun waktu Kota Kediri 2001-2006

2 Teguh Prasena (2010)

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Jember

Tenaga Kerja dan PDRB

Analisis Elastisitas Tenaga Kerja

Elastisitas penyerapan tenaga kerja pada sektor industri Pengolahan di Kabupaten Jember selama kurun waktu 2001-2007 bersifat elastis, kontribusi sektor industri pengolahan tidak terlalu besar.

3 M. Taufik Zamrowi (2007)

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri keci l (Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang)

Upah (X1), produktivita s (X2), modal (X3), dan non upah (X4)

Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel upah, produktivitas, modal dan non upah berpengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap penyerapan tenaga kerja

4 Putri (2005) Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Gula Kelapa di Kabupaten Jember

Tenaga kerja dan nilai produksi

Analisis Elastisitas Tenaga Kerja

Elastisitas penyerapan tenaga kerja pada industri kecil gula kelapa di Kabupaten Jember bersifat elastis.

5 Indayati (2010) Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Genteng (Studi Kasus di Desa Baderan Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi)

Modal, volume penjuala, dan pengalaman kerja

Analisis Regresi Linier Berganda

Secara simultan faktor jumlah modal kerja, faktor volume penjualan dan faktor pengalaman kerja berpengaruh signi fikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil genteng di Desa Baderan Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.

6 Ayu Wafi Lestari dan Nenik Woyanti (2011)

Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum terhadap Permintaan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang (Jurnal Universitas Diponegoro)

Jumlah usaha, nilai, investasi, upah minimum, dan permintaan tenaga kerja

Regresi Linier Berganda

Secara simultan atau bersamasama variabel unit usaha, nilai investasi, dan upah minimum kabupaten mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan tenaga kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Semarang

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 144: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

139Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

sehingga mengganggu proses pembangunan. Selainitu, semakin sempitnya daya serap sektor modernterhadap per luasan kesempatan kerja telahmenyebabkan sektor tradisional/ Usaha Kecilmerupakan tempat penampungan tenaga kerja.Lapangan kerja terbesar yang dimiliki Indonesiaadalah berada di sektor informal juga, hal inidisebabkan karena sektor informal mudah dimasukioleh para pekerja karen tidak banyak memerlukanmodal, kepandaian, dan keterampilan.

Hasil dari penelitian ini jelas bahwa Sektor UsahaKecil dan Menengah sangat pontensial untukmenyerap tenaga kerja di Indonesia. Hal ini sejalandengan hasil penelitian yang dilakukan oleh DenySandy (2008), Teguh Prasena (2010), M. TaufikZamrowi (2007), Putri (2005), Indayati (2010), danAyu Wafi Lestari dan Nenik Woyanti (2011) yangdapat disimpulkan bahwa Sektor Industri kecil tetapberperan penting terhadap roda pembangunan daerahdalam mengurangi tingkat pengangguran.

KESIMPULANHal ini terjadi karena ukuran sektor informal masih

cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagitenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebutd ianggap sebagai katup pengaman bagipengangguran. Oleh karena itu untuk menjawab padaperumusan masalah, ada beberapa cara untukmengurangi pengangguran, sebagai berikut:A. Cara mengatasi pengangguran struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yangdigunakan adalah:o Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.o Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja

dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempatdan sektor ekonomi yang kekurangan.

o Mengadakan pelatihan tenaga kerja untukmengisi formasi kesempatan (lowongan) kerjayang kosong, dan

o Segera mendirikan industri padat karya diwilayah yang mengalami pengangguran.

B. Cara mengatasi pengangguran friksionalUntuk mengatasi pengangguran secara umum

antara lain dapat digunakan cara-cara sebagaiberikut:o Perluasan kesempatan kerja dengan cara

mendirikan industri-industri baru, terutama yangbersifat padat karya.

o Deregulasi dan debirokratisasi di berbagaibidang industri untuk merangsang timbulnyainvestasi baru.

o Menggalakkan pengembangan sektor informal,seperti home industry/ UKM

o Menggalakkan program transmigrasi untukmenyerap tenaga kerja di sektor agraris dansektor formal lainnya.

o Pembukaan proyek-proyek umum olehpemerintah, seperti pembangunan jembatan,jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehinggabisa menyerap tenaga kerja secara langsungmaupun untuk merangsang investasi baru darikalangan swasta.

SARAN/ REKOMENDASIPeningkatan mutu tenagan kerja merupakan

persiapan yang harus dilakukan agar indonesia tidakmengalami kerugian dalam MEA 2015 mendatang.Langkah yang harus dilakukan untuk menghadapiMEA 2015, oleh karena itu penduduk usia kerja yangmasih memiliki pendidikan rendah perlu di tingkatkankualitasnya melalui pelatihan yang sesuai dengankeunggulan di wilayahnya masing-masing. Sepertisektor pertanian, perlu mendapatkan pelatihanketerampilan dibidang pertanian dan perikanansehingga tenaga kerja di Indonesia mempunyaikeahlian khusus dan mampu menggunakan teknologiyang memadai dan dapat bersaing dengan negaraluar. Dengan melibatkan berbagai perguruan tinggidalam pengembangan sektor pertanian dan perikananguna mendukung daya saing dan peningkatan nilaitambah sektor pertanian.

Memberikan Pelatihan berupa kursusketrampilan/ sertifikasi dan teknologi tepat gunamelalui BLK-BLK yang ada agar nantinya tenagakerja Indonesia terdidik dan terlatih serta mempunyaikemampuan berbahasa dan ilmu teknologi sehinggadapat bersaing dengan tenaga kerja lain dari berbagainegara.

Memberikan kompetensi khusus/keahlian khususkepada tenaga kerja Indonesia kemudian memberikansertifikasi profesi kepada tenaga kerja tersebutsebagai bukti bahwa tenaga kerja tersebut telahterdidik dan terlatih.

Mengembangkan UMKM di Indonesia agarproduk-produknya dapat dipasarkan secara globaldan bersaing dengan produk negara lain.

Pemerintah memperbanyak kerjasama bilateralbaik dalam bentuk pelatihan atau magang kerjadengan negara yang memerlukan Tenaga KerjaTerampil dari Indonesia.

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIALOleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 145: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT140

DAFTAR PUSTAKAArsyad, L. 1999. Ekonomi Pembangunan.

Yogyakarta: Aditya Media.Ayu Wafi dan Nenik Woyanti. 2011. Skripsi : Pengaruh

Jumlah Usaha, Nilai Investasi dan UpahMinimum terhadap Permintaan Tenaga Kerjapada Industr i Kecil dan Menengah d iKabupaten Semarang. Semarang. UniversitasDiponegoro.

Badan Pusat Statistik JakartaBadan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2010.

JemberDalam Angka 2010. Jember: BPSKabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2011.JemberDalam Angka 2011. Jember: BPSKabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2012.JemberDalam Angka 2012. Jember: BPSKabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2013.JemberDalam Angka 2013. Jember: BPSKabupaten Jember.

Badan Pusat Statistik 2012. Produk DomestikRegional Bruto Kabupaten Jember Tahun2012. Jember: BPS Kabupaten Jember.

Boediono. 1991. Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE.Deliarnov. 1995. Ekonomi Uang dan Perbankan.

Jakarta: Gramedia.Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.

Yogyakarta: Kanisius.Glassburner dan Candra. 1985. Teori dan Kebijakan

Ekonomi Makro. Jakarta: LP3ES.Herrick B dan Kindleberger C. 1990. Ekonomi

Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara.Kuncoro, M. 1997. Ekonomi Pembangunan Teori,

Masalah dan Kebijakan. Yogyakarta:UPPAMPYKPN.

Irawan dan Suparmoko. 1992. EkonomiPembangunan. Yogyakarta: BPFE.

Indayati. 2010. Skripsi : Analisis Faktor-Faktor YangMempengaruhi Penyerapan Tenaga KerjaPada Industri Kecil Genteng Di Desa BaderanKecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.Jember. Universitas Jember.

Mulyadi. 2000. Teori Pembangunan Ekonomi.Jakarta: LP3ES.

Prasena, T. 2010. Skripsi : Analisis PenyerapanTenaga Kerja Pada Sektor Industri PengolahanDi Kabupaten Jember. Jember: UniversitasJember.

Putri. 2005. Skripsi : Penyerapan Tenaga Kerja PadaIndustri Kecil Gula Kelapa Di KabupatenJember. Jember: Universitas Jember.

Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun2003

Sandy, D. 2008. Skripsi : Analisis Peranan SektorIndustri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerjadan PDRB Di Kota Kediri. Jember: UniversitasJember.

Simanjuntak, P.J. 1998. Pengantar Ekonomi SumberDaya Manusia, edisi ke-2. Fakultas EkonomiUI. Jakarta.

Sukirno, S. 2006. Ekonomi Pembangunan : Proses,Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta:Kencana Prenata Media Group.

Sumarsono, S. 2009. Teori dan Kebijakan PublikEkonomi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Todaro. 2000. Pembangunan Ekonomi (terjemahanSubekti, A). Jakarta: Bumi Aksara.

Teguh, M. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi Teoridan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Widodo, S. 1990. Indikator Ekonomi. Yogyakarta:Kanisius.

RENDAHNYA PENYERAPAN TENEGA KERJA DI INDONESIASEBUAH TINJAUAN PERSPEKTIF HUBUNGAN INDUSTRIAL

Oleh : Nurwulan Kusuma Devi, MM.

Page 146: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

141Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSIKEBUDAYAAN DAERAH

Oleh : Sa'roniABSTRACT

Technological and cultural developments in modern times have contributed to the displacement of values ??relatedto a nation. One of them is traditional culture. It has become an issue that young people are now lacking to understandthe true meaning of art that has been passed down to the Indonesian nation.

Because most of them are more influenced by external culture and external civilization they are more important.So that by itself the arts and culture of Indonesia is eliminated slowly. Globalization has an indirect influence on thedevelopment of Indonesian culture. In addition to bringing a lot of negative influence is also a positive influence thatexists due to this globalization.

One positive influence that occurs is that young people now become more intelligent in using foreign languages,and the progress of science and technology in the field of education and communication. Therefore they become morelikely to be successful. Competition in this era of globalization requires that every expert can at least in terms ofapplication of computers and everything related to the above.

Keywords: Globalization, Existence, Local Culture.

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalamperadaban manusia yang bergerak terus dalammasyarakat global dan merupakan bagian dari prosesmanusia global itu. Kehadiran teknologi informasi danteknologi komunikasi mempercepat akselerasi prosesglobalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspekpenting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagaitantangan dan permasalahan baru yang harusdijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkanglobalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasisendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitardua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populersebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahunterakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudahditerima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.Wacana globalisasi sebagai sebuah prosesditandaidengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi sehingga ia mampu mengubah duniasecara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkanoleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi,sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebutmengandung suatu pengertian akan hilangnya satusituasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasaantar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas

dan terbuka dalam perdagangan. Dan denganterbukanya satu negara terhadap negara lain, yangmasuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi jugateknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya, danlain-lain. Konsep akan globalisasi menurut Robertson(1992), mengacu pada penyempitan dunia secarainsentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia,yaitu semakin meningkatnya koneksi global danpemahaman kita akan koneksi tersebut. Disinipenyempitan dunia dapat dipahami dalam konteksinstitusi modernitas dan intensifikasi kesadaran duniadapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secarabudaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dariberbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkanglobalisasi sebagai proses pengecilan dunia ataumenjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuahperkampungan kecil.

Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasiadalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisigaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dariglobalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004)adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi globalekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakinmengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru duniadan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi globalatas produk lokal dan lokalisasi produk global.

* Dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi

Page 147: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT142

Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa,keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satudapat membawa konsekuensi penting bagi berbagaiindividu dan masyarakat di belahan dunia yang lain(A.G. Mc. Grew, 1992). Proses perkembanganglobalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidangteknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebutmerupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuanbidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor laindalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi,sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana denganteknologi internet, parabola dan TV, orang di belahanbumi manapun akan dapat mengakses berita daribelahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akanterjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas,yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu samalain, terutama pada kebudayaan daerah, sepertikebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakitdan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadappemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budayaberpakaian, gaya rambut dan sebagainya.

B. IDENTIFIKASI MASALAHDalam pengembangannya globalisasi

menimbulkan berbagai masalah dalam bidangkebudayaan. Misalnya:1. Hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu

negara2. Terjadinya erosi nilai-nilai budaya3. Menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme4. Hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong5. Kehilangan kepercayaan diri6. Gaya hidup kebarat-baratan.

C. RUMUSAN MASALAHAdanya globalisasi menimbulkan berbagai

masalah terhadap eksistensi kebudayaan daerah,salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cintaterhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatubangsa, erosi nilai-nilai budaya, terjadinya akulturasibudaya yang selanjutnya berkembang menjadibudaya.

D. TUJUAN1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap

eksistensi kebudayaan daerah.2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja

untuk menjunjung tinggi kebudayaanbangsa sendir i karena kebudayaanmerupakan jati diri bangsa.

KERANGKA TEORITIK DANRUMUSAN HIPOTESIS1. BATASAN ISTILAH

Dalam pembuatan makalah ini menggunakanistilah-istilah yang sudah simengerti olehmasyarakat banyak, adapun tu juan daripenggunaan istilah-istilah tersebut yaitu untukmemudahkan pembaca dalam membacamakalah ini.

2. SUDUT PANDANG PENDEKATANSudut pandang yang kami gunakan dalampembuatan makalah ini yaitu sudut pandangsecara sosiologis dan psikologis yaitu pengaruhglobalisasi pada masyarakat umum dan sikappara pemuda dalam menyikapi pengaruh budayaasing.

3. KERANGKA BERPIKIRDalam pembuatan makalah ini kamimenggunakan pola paragraf dari umum kekhusus, dengan alasan agar pembaca tidakmerasa bingung dalam membaca karena dalammembaca dimulai dari hal-hal yang ringan dulubaru meningkat ke hal-hal yang lebih kompleks.

4. RUMUSAN HIPOTESISAdanya globalisasi yang memiliki dampak positifmaupun negative, maka perlu adanya tindaklanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut.Adapun tindakan-tindakan yang dapat dilakukanyaitu:a. Menambah porsi pengetahuan tentang

kebudayaan bangsa di sekolah-sekolahbaik mulai dar i tingkat SD sampaiperguruan tinggi.

b. Menyeleksi kemunculan globalisasikebudayaan baru, sehingga budaya yangmasuk tidak merugikan dan berdampaknegatif.

c. Mengadakan berbagai pertunjukkankebudayaan.

d. Membatasi acara-acara yang dapatmemunculkan rasa cinta terhadap budayaasing.

PEMBAHASANA. GLOBALISASI DAN BUDAYA

Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejakakhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia,termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siapmenerima kenyataan masuknya pengaruh luarterhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 148: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

143Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

aspek yang terpengaruh adalah kebudayaan. Terkaitdengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikansebagai nilai-nilai (values) yang dianut o lehmasyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh wargamasyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaanjuga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yangmencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasilkelakuan (Koentjaraningrat, 1974), dimana hal-haltersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita.Oleh karena itu, nilai-nilai maupun persepsi berkaitandengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaituapa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspekkejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi olehapa yang ada dalam alam pikiran orang yangbersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran danpenemuan seseorang adalah kesenian, yangmerupakan subsistem dari kebudayaan.

Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaanmerupakan salah satu kekuatan bangsa yang memilikikekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya.Kesenian rakyat, salah satu bagian dari budayabangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi.Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembangdengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi olehadanya kecepatan dan kemudahan dalammemperoleh akses komunikasi dan berita namun halini justru menjadi bumerang tersendiri dan menjadisuatu masalah yang paling krusial atau penting dalamglobalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembanganilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju.Akibatnya, negara-negara berkembang, sepertiIndonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arusglobalisasi dalam berbagai bidang seperti politik,ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandaidengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi sehingga ia mampu mengubah duniasecara mendasar. Komunikasi dan transportasiinternasional telah menghilangkan batas-batas budayasetiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderungmengarah kepada globalisasi dan menjadi peradabandunia sehingga melibatkan manusia secaramenyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog asal Kenyamengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yangalami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini, setiap bangsaakan berusaha menyesuaikan budaya mereka denganperkembangan baru sehingga mereka dapatmelanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran.

Tetapi menurut Simon Kimoni, dalam proses ininegara-negara harus memperkokoh dimensi budayamereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agartidak dieleminasi oleh budaya asing. Dalam rangkaini, berbagai bangsa haruslah mendapatkan informasiilmiah yang bermanfaat dan menambah pengalamanmereka. Terkait dengan seni dan budaya, seorangpenulis asal Kenya bernama Ngugi Wa Thiong’o,1976 menyebutkan bahwa perilaku dunia barat,khususnya Amerika seolah-olah sedang melemparkanbom budaya terhadap rakyat dunia. Mereka berusahauntuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumisehingga bangsa-bangsa tersebut kebingungan dalamupaya mencari identitas budaya nasionalnya. PenulisKenya ini meyakini bahwa budaya asing yangberkuasa di berbagai bangsa, yang dahulu dipaksakanmelalui imperialisme, kini dilakukan dalam bentukyang lebih luas dengan nama globalisasi.

B. GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAANTRADISIONAL DI INDONESIA

Proses saling mempengaruhi adalah gejala yangwajar dalam interaksi antar masyarakat. Melaluiinteraksi dangan berbagai masyarakat lain, bangsaindonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakatyang mendiami nusantara (sebelum Indonesiaterbentuk) telah mengalami proses dopengaruhi danmempengaruhi. Kemampuan berubah merupakansifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpaitu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diridengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahanyang terjadi saat ini berlangsung begitu cepat. Hanyadalam jangka waktu satu generasi banyak negara-negara berkembang telah berusaha melaksanakanperubahan kebudayaan, padahal di negara-negaramaju perubahan demikian berlangsung selamabeberapa generasi. Pada hakekatnya bangsaIndonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembangkarena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuanbisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, halinlah yang terjadi dalam proses globalisasi. Olehkarena itu, globalissi bukan hanya soal ekonominamun juga terkait dengan masalah atau isu maknabudaya dimana nilai dan makna yang terlekat didalamnya masih tetap berarti. Masyarakat Indonesiamerupakan masyarakat yang majemuk dalamberbagai hal, seperti anekaragam budaya, lingkunganalam, dan wilayah geografis. Keanekaragamanmasyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan puladalam berbagai ekspresi kesenian. Dengan perkataan

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 149: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT144

lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompokmasyarakat di Indonesia dapat mengembangkankeseniannya yang sangat khas. Kesenian yangdikembangkannya itu menjadi model-modelpengetahuan dalam masyarakat.

C. PERUBAHAN BUDAYA DALAMGLOBALISASI KESENIAN YANGBERTAHAN DAN TERSISIHKAN

Perubahan budaya yang terjadi di masyarakattradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutupmenjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilaidan norma sosial merupakan salah satu dampak dariadanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologitelah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasidan sarana transportasi in ternasional telahmenghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarahkepadaglobalisasi dan menjadi peradaban duniasehingga melibatkan manusia secara menyeluruh.Misalnya saja khusu dalam bidang hiburan massa atauhiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itusudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kitabisa menyimak tayangan film di tv yang bermuaradari negara-negara maju seperti Amerika Serikat,Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanahair. Belum lagi siaran tv internasional yang bisaditangkap melalui parabola yang kini makin banyakdimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu,kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melaluikaset, VCD, dan DVD yang berasal dari mancanegara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan buktitentang betapa negara-negara penguasa teknologimutakhir telah berhasil memegang kendali dalamglobalisasi budaya khususnya di negara ketiga.Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akanberpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita.Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagiabdari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijagakelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologiinformasi yang semakin canggih seperti saat ini, kitadisuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan daninformasi yang lebih beragam, yang mungkin lebihmenarik jika dibandingkan dengan keseniantradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisamenyaksikan berbagai tayangan hiburan yangbersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahanbumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat

semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesiadari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akanpemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnyasaja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia,baik yang rekyat maupun istana, selalu berkaitan eratdengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengandatangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibatproses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, danglobalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulaibergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial.Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulaitersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipundemikian, bukan berarti semua kesenian tradisionalkita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yangmasih menunjukkan eksistensinya, bahkan secarakreatif terus berkembang tanpa harus tertindas prosesmodernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atauteknologi komunikasi telah menjadi sarana difusibudaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihanhiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmatiberbagai seni pertunjukkan tradisional yangsebelumnya akrab dengan kehidupan meraka.Misalnya saja kesenian tradisional wayang orangBharata, yang terdapat di Gedung Wayang OrangBharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak adapengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingatwayang merupakan salah satu bentuk keseniantradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agenpenanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya.Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampaipada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timursekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayangorang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulaiterdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami olehkesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalamberbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagaitempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berartisemua kesenian tradisional mati begitu saja denganmerebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapaseni pertunjukkan yang tetap eksis tetapi telahmengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yangmampu beradaptasi dan mentransformasikan diridengan teknologi komunikasi yang telah menyatudengan kehidupan masyarakat, misalnya sajakesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkanke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan diatas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 150: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

145Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprakyang disaji dalam bentuk siaran televisi, bukanketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan ataupenyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisionalyang telah terbukti mampu beradaptasi denganperubahan zaman. Selain ketoprak masih adakesenian lain yang tetap bertahan dan mampuberadaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayangkulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal sepertiKi Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetapdiminati masyarakat, baik itu kaset rekamanpementasannya, maupun pertunjukkan secaralangsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yangsejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulitsetiap malam minggu cukup sebagai bukti akanbesarnya minat masyarakat terhadap salah satukhasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan MuseumNasional pun tetap mempertahankan eksistensi darikesenian tradisional seperti wayang kulit denganmengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapabulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satuminggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aulaKertarajasa, Museum Nasional.

D. PENGARUH GLOBALISASITERHADAP BUDAYA BANGSA

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkanpengaruh terhadap perkembangan budaya bangsaIndonesia. Derasnya arus informasi dantelekomunikasi ternyata menimbulkan sebuahkecenderungan yang mengarah terhadapmemudarnya n ilai-n ilai pelestarian budaya.Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi,dan Teknologi) mengakibatkan berkurangnyakeinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.

Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah,gotong-royong dan sopan berganti dengan budayabarat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli(Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yanglalu, anak-anak remajanya masih banyak yangberminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alatmusik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acararitual kehidupan, remaja di sana selalu diundangpentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saatini, ketika teknologi semakin maju, ironisnyakebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakinlenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikandi televisi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut,bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi

pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatanuntuk pemerintah baik pusat maupun daerah, jugadapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagimasyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakanpengaruh globalisasi dalah dalam pemakaian BahasaIndonesia yang baik dan benar (bahasa juga salahsatu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untukmenyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu,Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau ataukamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang adakecenderungan di kalangan anak muda yang lebihsuka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakartaseperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu).Selain itu kita sering dengar anak muda menggunakanbahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasainggris seperti Ok, No problem dan Yes, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kitadengar di film-film barat, sering diucapkan dalamkehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkanmelalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetronbersamaan dengan disebarkannya gaya hidup danfashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yangdulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telahberubah mengikuti perkembangan jaman. Adakecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besarmemakai pakaian minim dan ketat yangmemamerkan bagian tubuh ter tentu . Budayaberpakaian minim ini dianut dari film-film danmajalah-majalah luar negeri yang ditransformasikanke dalam sinetron-sinetron Indonesia. Derasnya arusinformasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet,turut serta ‘menyumbang’ bagi perubahan caraberpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trenddilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilanpenyebaran kebudayaan barat ialah meluasnyaanggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembangdi barat merupakan suatau yang universal. Masuknyabudaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi)diterima dengan ‘baik’. Pada sisi inilah globalisasi telahmerasuki berbagai sistem nilai sosial dan budayaTimur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pulakonflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

E. TINDAKAN YANG MENDORONGTIMBULNYA GLOBALISASIKEBUDAYAAN DAN CARAMENGANTISIPASI ADANYAGLOBALISASI KEBUDAYAAN

Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebihmengarah kepada pertimbangan-pertimbangan

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 151: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT146

ekonomi daripada kultural atau budaya dapatd ikatakan merugikan suatu perkembangankebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunyayang berjudul ‘Cultural Policy and the PerformingArts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakankultural di Asia Tenggara saat ini secara efektifmengubah dan merusak seni-seni pertunjukkantradisional, baik melalui campur tangan, penangananyang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dantidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepadakebijakan kultural atau konteks kultural. Dalampengamatan yang lebih sempit dapat kita melihattingkah laku aparat pemerintah dalam menanganiperkembangan kesenian rakyat, dimana banyaknyacampur tangan dalam menentukan objek danberusaha merubah agar sesuai dengan tuntutanpembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti darikesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidakada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungantersebut, aparat pemerintah telah menjadikan paraseniman dipandang sebagai objek pembangunan dandiminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutansimbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu sajamengabaikan masalah pemeliharaan danpengembangan kesenian secara murni, dalam artibenar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalamdan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalampembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyatsemakin lama tidak dapat mempunyai ruang yangcukup memadai untuk perkembangan secara alamiatau natural, karena itu, secara tidak langsungkesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantungoleh model-model pembangunan yang cenderung lebihmodern dan rasional. Sebagai contoh dar ipermasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenianasli daerah Betawi yaitu tari cokek, tari lenong, dansebagainya sudah siatur dan disesuaikan oleh aparatpemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuankebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparatpemerintah di sini turut mengatur secara normatif,sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihatkeasliannya dan cenderung dapat membosankan.Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendakiterhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagikesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlumengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindungdan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpaharus turut campur dalam proses estetikanya.

Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat inimembutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga

sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah danbagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yangsulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuaidengan keaslian (originalitas) yang diingingnkan paraseniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintahharus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannyasebagai pengayom yang melindungi keaslian danperkembangan secara estetis kesenian rakyattersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikandengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasiinformasi dan budaya yang terjadi menjelang milleniumbaru seperti saat ini adalah sesuatu yabf tak dapatdielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karenabanyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakuibahwa teknologi komunikasi sebagai salah satuproduk dari modernisasi bermanfaat besar bagiterciptanya dialog dan demokratisasi budaya secaramasal dan merata. Globalisasi mempunyai dampakyang besar terhadap budaya. Kontak budaya melaluimedia massa menyadarkan dan memberikaninformasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lainyang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selamaini. Kontak budaya ini memberikan masukkan yangpenting bagi perubahan-perubahan danpengembangan-pengembangan nilai-nilai danpersepsi di kalangan masyarakat yang terlibat dalamproses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memilikikekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidakdapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehinggauntuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadapperubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetapbercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasibudaya yang begitu pesat harus diantisipasi denganmemperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagaikesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi asetkekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanyamenjadi alat atau slogan para pemegangkebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangkakeperluan turisme, politik, dan sebagainya. Selamaini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisionalyang dilakukan lembaga pemerintah masih sebataspada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensikehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya,kesenian tradisional tersebut bukannya berkembangdan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.Dengan demikian, tantangan yang dihadapi olehkesenian rakyat cukup berat. Karena pada erateknologi dan komunikasi yang sangat canggih danmodern ini masyarakat dihadapkan kepada

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 152: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

147Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalammenentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangatmemungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenianrakyat dapat dipandang dengan sebelah mata olehmasyarakat, jika dibandingkan dengan kesenianmodern yang merupakan imbas dari budaya pop.Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas adabeberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitumeningkatkan SDM bagi para seniman rakyat. Selainitu mengembalikan peran aparat pemerintah sebagaipengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justrumenghancurkannya demi kekuasaan danpembangunan yang berorientasi pada dana-danaproyek atau dana-dana untuk pembangunan dalambidang ekonomi saja.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yangdimaksudkan orang dengan globalisasi:1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai

meningkatnya hubungan internasional. Dalamhal ini masing-masing negara tetapmempertahankan identitasnya masing-masing,namun menjadi semakin tergantung satu samalain.

2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengansemakin diturunkan batas antar negara, misalnyahambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa,maupun migrasi.

3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkansebagai semakin tersebarnya hal materialmaupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalamandi satu lokalitas dapat menjadi pengalamanseluruh dunia.

4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satubentuk dari universalisasi dengan semakinmenyebarnya pikiran dan budaya dari baratsehingga mengglobal.

5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas:Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisidi atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan statusontologinya. Pada pengertian yang kelima, duniaglobal memiliki status ontologi sendiri, bukansekedar gabungan negara-negara.

Ciri globalisasi:Berikut ini beberapa ciri yang menandakan

semakin berkembangnya fenomena globalisasi didunia. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barangantar negara menunjukkan keterkaitan antar manusiadi seluruh dunia.

1. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu.Perkembangan barang-barang seperti telepongenggam, televisi satelit, dan internetmenunjukkan bahwa komunikasi global terjadidemikian cepatnya, sementara melalu ipergerakan massa semacam turismememungkinkan kita merasakan banyak hal daribudaya yang berbeda.

2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negarayang berbeda menjadi saling bergantung sebagaiakibat dar i pertumbuhan perdaganganinternasional, peningkatan pengaruh perusahaanmultinasional, dan dominasi organisasi semacamWorld Trade Organization (WTO).

3. Peningkatan interaksi kultural melalu iperkembangan media massa (terutama televisi,film, musik, dan transmisi berita dan olahragainternasional). Saat ini, kita dapat mengkonsumsidan mengalami gagasan dan pengalaman barumengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragambudaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur,dan makanan.

4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya padabidang lingkungan hidup, krisis multinasional,inflasi regional dan lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwatransformasi ini telah membawa kita pada globalisme,sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa duniaadalah satu. Giddens menegaskan bahwakebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya dirikita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harusberubah tanpa terkendali yang ditandai dengan seleradan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan danketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkanglobalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

Teori globalisasiChocrane dan Pain, 1990 menegaskan bahwa

dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tigaposisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:1. Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah

sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensinyata terhadap bagaimana orang dan lembagadi seluruh dunia berjalan. Mereka percayabahwa negara-negara dan kebudayaan lokalakan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomiglobal yang homogen. Meskipun demikian, paraglobalis tidak memiliki pendapat sama mengenaikonsekuensi terhadap proses tersebut.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 153: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT148

2. Para globalis positif dan optimis menanggapidengan baik perkembangan semacam itu danmenyatakan bahwa globalisasi akanmenghasilkan mesyarakat dunia yang tolerandan bertanggung jawab.

3. Para globalis pesimis berpendapat bahwaglonalisasi adalah sebuah fenomena negatifkarena hal tersebut sebenarnya adalah bentukpenjajahan barat (terutama Amerika Serikat)yang memaksa sejumlah bentuk budaya dankonsumsi yang homogen dan terlihat sebagaisesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa darimereka kemudian membentuk kelompok untukmenentang globalisasi (anti globalisasi).

4. Para tradisionalis tidak percaya bahwaglobalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapatbahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semataatau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan.Mereka merujuk bahwa kapitalisme telahmenjadi sebuah fenomena internasional selamaratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saatini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atauevolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

5. Para transformasionalis berada di antara paraglobalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwapengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkanoleh para globalis. Namun, mereka jugaberpendapat bahwa sangat bodoh jika kitamenyangkal keberadaan konsep ini. Posisiteoritis ini berpendapat bahwa globalisasiseharusnya dipahami sebagai “seperangkathubungan yang saling berkaitan dengan murnimelalui sebuah kekuatan, yang sebagian besartidak ter jadi secara langsung”. Merekamenyatakan bahwa proses ini bisa dibalik,terutama ketika hal tersebut negatif atau,setidaknya, dapat dikendalikan.

Sejarah globalisasiBanyak sejarahwan yang menyebut globalisasi

sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkandengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahalinteraksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsadi dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Biladitelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketikamanusia mulai mengenal perdagangan antar negerisekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, parapedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusurinegeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnyajalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.

Fenomena berkembangnya perusahaan McDonaldsdi seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinyaglobalisasi.

Fase selanjutnya ditandai dengan donimasiperdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaummuslim membentuk jaringan perdagangan yangantara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam,Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur,Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di sampingmembentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslimjuga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama,abjad, arsitek, nilai sosial budaya Arab ke warga dunia.

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi duniasecara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol,Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-peloporeksplorasi ini. Hal ini di dukung pula dengan terjadinyarevolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. Berbagai teknologi mulai ditemukandan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,seperti komputer dan internet. Pada saat itu,berkembang pula kolonialisasi di dunia yangmembawa pengaruh besar terhadap d ifusikebudayaan di dunia.

Senakin berkembanganya industri dan kebutuhanakan bahan baku serta pasar juga memunculkanberbagai perusahaan multinasional di dunia. DiIndonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka,perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagaicabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dariAmerika Serikat, Unilever dari Belanda, BrithisPetroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya.Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadiikon globalisasi hingga saat ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapatmomentumnya ketika perang dingin berakhir dankomunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunismeseakan memberi pembenaran bahwa kapitalismeadalah jalan terbaik dalam mewujudkankesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-negara didunia mulai menyiapkan diri sebagai pasar yangbebas. Hal ini didukung pula dengan perkembanganteknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.

Reaksi Masyarakat“Gerakan pro-globalisasi’

Pendukung globalisasi (sering juga disebut denganpro-globalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapatmeningkatkan kesejahteraan dan kemakmuranekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 154: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

149Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

teori keunggulan komparatif yang dicetuskan olehDavid Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatunegara dengan negara lain saling bergantung dandapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dansalah satu bentuknya adalah ketergantungan dalambidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukantransaksi pertukaran sesuai dengan keunggulankomparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepangmemiliki keunggulan komparatif pada produk kameradigital (mampu mencetak lebih efesien dan bermututinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulankomparatif pada produk lainnya. Dengan teori inijepang dianjurkan untuk menghentikan produksikainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinyauntuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalumenutupi kekurangan penawaran kain denganmembelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Salah satu penghambat u tama ter jadinyakerjasama diatas adalah adanya larangan-larangandan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara.Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksidalam negeri, namun disisi lain, hal ini akanmeningkatkan biaya produksi barang impor sehinggasulit menembus pasar negara yang dituju. Paraproglobalisme tidak setuju akan adanya proteksi danlarangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannyakebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akanmeningkat. Karena permintaan meningkat,kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.

Beberapa kelompok proglobalisme juga mengkritikBank Dunia dan IMF, mereka berpendapat bahwadua badan tersebut hanya mengontro l danmengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepadasuatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya,banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ketangan para diktator yang kemudian menyelewengkandan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimanamestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitanhutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkatkemakmuran akan menurun. Karena tingkatkemakmuran menurun, akibatnya masyarakat negaraitu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinyatermasuk konsumsi barang impor, sehingga lajuglobalisasi akan terhambat dan menurut merekamengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.

“Gerakan antiglobalisasi”Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umu

digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-

orang dan kelompok yang menentang perjanjiandagang global dan lembaga-lembaga yang mengaturperdagangan antar negara seperti OrganisasiPerdagangan Dunia (WTO).

“Antiglobalisasi” dianggap oleh sebagian orangsebagai gerakan sosial, sementara yang lainnyamenganggapnya sebagai istilah umum yang mencakupsejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda. Apapunjuga maksudnya, para peserta dipersatukan dalamperlawanan terhadap ekonomi dan sistemperdagangan global saat ini, yang menurut merekamengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatannasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab lainnya.

Namun, orang yang dicap “antiglobalisasi” seringmenolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebutdiri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global,Gerakan dari Semua Gerakan atau sejumlah istilahlainnya.

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proseskegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasaryang semakin terintegrasi dengan tanpa rintanganbatas teritorial negara. Globalisasi perekonomianmengharuskan penghapusan seluruh batasan danhambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batassuatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitanantara ekonomi nasional dengan perekonomianinternasional akan semakin erat. Globalisasiperekonomian di satu pihak akan membuka peluangpasar produk dari dalam negeri ke pasar internasionalsecara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluangmasuknya produk-produk global ke dalam pasardomestik. Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyatadari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalambentuk-bentuk berikut:1. Globalisasi produksi, di mana perusahaan

berproduksi di berbagai negara, dengan sasaranagar biaya produksi menjadi lebih rendah. Halini dilakukan baik karena upah buruh yangrendah, tarif bea masuk yang murah ,infrastruktur yang memadai atau pun karenaiklim usaha dan politik yang kondusif. Duniadalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

2. Globalisasi pembiayaan, perusahaan globalmempunyai akses untuk memperoleh pinjamanatau melakukan investasi di semua negara didunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalammemperbanyak satuan sambungan telepon, atau

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 155: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT150

PT Jasa Marga dalam memperluas jarinagnjalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaandengan pola BOT (build operate transfer)bersama mitra usaha dari manca negara.

3. Globalisasai tenaga kerja, perusahaan globalakan mampu memanfaatkan tenaga kerja dariseluruh dunia sesuai kelasnya, sepertipenggunaan staf profesional diambil dari tenagakerja yang telah memiliki pengalamaninternasional atau buruh kasar yang biasadiperoleh dari negara berkembang. Denganglobalisasi maka human movement akansemakin mudah dan bebas.

4. Globalisasi jaringan informasi, masyarakat suatunegara dengan mudah dan cepat mendapatkaninformasi dari negara-negara di dunia karenakemajuan teknologi, semakin maju telahmembantu meluasnya pasar ke berbagai belahandunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh:KFC, Levi’s, atau hamburger melanda pasardimana-mana. Akibatnya selera masyarakatdunia menuju pada selera global.

5. Globalisasi perdagangan, hal ini terwujud dalambentuk penurunan dan penyeragaman tarif sertapenghapusan berbagai hambatan nontarif.Dengan demikian kegiatan perdagangan danpersaingan menjadi semakin cepat, ketat, danfair.

Thompson, 2001, mencatat bahwa kaum globalismengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasisecara cepat dalam investasi dan perdaganganinternasional. Misalnya, secara nyata perekonomiannasional telah menjadi bagian dari perekonomianglobal yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasardunia.

Kebaikan Globalisasi Ekonomi1. Produksi global dapat ditingkatkan

Pandangan ini sesuai dengan teori ‘keuntungankomparatif ’ dari David Ricardo. Melaluispesialisasi dan perdagangan faktor-faktorproduksi dunia dapat digunakan dengan lebihefisien, output dunia bertambah dan masyarakatakan memperoleh keuntungan dari spesialisasidan perdagangan dalam bentuk pendapatan yangmeningkat, yang selanjutnya dapatmeningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

2. Menigkatkan kemakmuran masyarakatdalam suatu negaraPerdagangan yang lebih bebas memungkinkan

masyarakat dari berbagai negara mengimporlebih banyak barang dari luar negeri. Hal inimenyebabkan konsumen mempunyai pilihanbarang yang lebih banyak. Selain itu, konsumenjuga dapat menikmati barang yang lebih baikdengan harga yang lebih rendah.

3. Meluasnya pasar untuk produk dalam negeriPerdagangan luar negeri yang lebih bebasmemungkinkan setiap negara memperolehpasar yang jauh lebih luas dari pasar dalamnegeri.

4. Dapat memperoleh lebih banyak modal danteknologi yang lebih baikModal dapat diperoleh dari investasi asing danteru tama d in ikmati o leh negara-negaraberkembang karena masalah kekurangan modaldan tenaga ahli serta tenaga terdidik yangberpengalaman kebanyakan dihadapi olehnegara-negara berkembang.

5. Menyediakan dana tambahan untukpembangunan ekonomiPembangunan sektor industri dan berbagaisektor lainnya bukan saja dikembangkan olehperusahaan asing, tetapi terutamanya melaluiinvestasi yang dilakukan oleh perusahaanswasta domestik. Perusahaan domestik iniseringkali memerlukan modal dari bank ataupasar saham. Dana dari luar negeri teritama darinegara-negara maju yang memasuki pasar uangdan pasar modal d i dalam negeri dapatmembantu menyediakan modal yang dibutuhkantersebut.

6. Menghambat pertumbuhan sektor industriSalah satu efek dari globalisasi adalahperkembangan sistem perdagangan luar negeriyang lebih bebas. Perkembangan in imenyebabkan negara-negara berkembang tidakdapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untukmemberikan proteksi kepada industri yang baruberkembang ( in fant industry) . Dengandemikian, perdagangan luar negeri yang lebihbebas menimbulkan hambatan kepada negaraberkembang untuk memajukan sektor industridomestik yang leb ih cepat. Selain itu ,ketergantungan kepada industri-industri yangdimiliki perusahaan multinasional semakinmeningkat.

7. Memperburuk neraca pembayaranGlobalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 156: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

151Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

tidak mampu bersaing, maka ekspor tidakberkembang. Keadaan ini dapat memperburukkondisi neraca pembayaran. Efek buruk laindari globalisasi terhadap neraca pembayaranadalah pembayaran neto pendapatan faktorproduksi dari luar negeri cenderung mengalamidefisit. Investasi asing yang bertambah banyakmenyebabkan aliran pembayaran keuntungan(pendapatan) investasi ke luar negeri semakinmeningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapatberakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

8. Sektor keuangan semakin tidak stabilSalah satu efek penting dari globalisasi adalahpengaliran investasi (modal) portofolio yangsemakin besar. Investasi ini terutama meliputipartisipasi dana luar negeri ke pasar saham.Ketika pasar saham sedang meningkat, danaini akan mengalir masuk, neraca pembayaranbertambah baik dan nilai uang akan bertambahbaik. Sebaliknya, ketika harga saham dipasarsaham menurun, dana dalam negeri akanmengalir ke luar negeri, neraca pembayarancenderung menjadi bertambah buruk dan nilaimata uang domestik merosot. Ketidakstabilandi sektor keuangan ini dapat menimbulkan efekburuk kepada kestabilan kegiatan ekonomisecara keseluruhan.

9. Memperburuk prospek pertumbuhanekonomi jangka panjangApabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlakudalam suatu negara, maka dalam jangka pendekpertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil.Dalam jangka panjang pertumbuhan yangseperti in i akan mengurangi lajunyapertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dankesempatan kerja akan semakin lambatpertumbuhannya dan masalah penganggurantidak dapat diatasi atau malah semakinmemburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasimenimbulkan efek buruk kepada prospekpertumbuhan ekonomi jangka panjang suatunegara, distribusi pendapatan menjadi semakintidak adil dan masalah sosial-ekonomimasyarakat semakin bertambah buruk.

Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspekyang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspekbudaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupunpersepsi yang dimiliki oleh warga masyarakatterhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun

persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alampikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi pentingartinya apabila disedari, bahwa tingkah lakuseseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang adadalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagaisalah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorangadalah kesenian, yang merupakan subsistem darikebudayaan.

Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnyanilai-nilai dan budaya tertentu keseluruhan dunia telahterlihat sejak lama. Cikal bakal dari persebaranbudaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan parapenjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di duniaini (Lucian W. Pye,1966).

Namun, perkembangan globalisasi kebudayaansecara intensif terjadi pada awal ke-20 denganberkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melaluimedia menggantikan kontak fisik sebagai saranautama komunikasi antar bangsa. Perubahan tersebutmenjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudahdikalukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnyaperkembangan globalisasi kebudayaan.

Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan

internasional.2. Penyebaran prinsip multi-kebudayaan, dan

kemudahan akses suatu individu terhadapkebudayaan lain diluar kebudayaannya.

3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara

ke negara lain.5. Berkembangnya mode yang berskala global,

seperti pakaian, film, dll.6. Bertambah banyaknya event-event berskala

global, seperti Piala Dunia FIFA.

Globalisasi PerekonomianGlobalisasi perekonomian merupakan suatu proses

kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasaryang semakin terintegrasi dengan tanpa rintanganbatas teritorial negara. Globalisasi perekonomianmengharuskan penghapusan seluruh batasan danhambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.

Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batassuatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitanantara ekonomi nasional dengan perekonomianinternasional akan semakin erat. Globalisasiperekonomian di satu pihak akan membuka peluang

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 157: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT152

pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasionalsecara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluangmasuknya produk-produk global ke dalam pasardomestik.

Pengaruh Globalisasi TerhadapNilai-Nilai Nasionalisme1. Globalisasi adalah suatu proses tatanan

masyarakat yang mendunia dan tidak mengenalbatas wilayah.

2. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu prosesdari gagasan yang dimunculkan, kemudianditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yangakhirnya sampai pada suatu titik kesepakatanbersama dan menjadi pedoman bersama bagibangsa-bangsa diseluruh dunia. (Edison A. Jamlidkk. Kewarganegaraan, 2005)

Menurut pendapat Krisna (Pengaruh GlobalisasiTerhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di NegaraBerkembang. Internet. Publik jurnal. September2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melaluidua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitudimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempitdan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dankomunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsungdi semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanandan lain-lain. Teknologi informasi dan komunikasiadalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepatsehingga segala informasi dengan berbagai bentukdan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu, globalisasi tidak dapat kita hindarikehadirannya.

Kehadiran globalisasi tentunya membawapengaruh bagi kehidupan suatu negara termasukIndonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitupengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruhglobalisasi di berbagai bidang kehidupan sepertikehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya danlain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalismeterhadap bangsa.1. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-

nilai nasionalisme1) Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan

dijalankan secara terbuka dan demokratis.Karena pemerintahan adalah bagian darisuatu negara, jika pemerintahan dijalankansecara jujur, bersih dan dinamis tentunya

akan mendapat tanggapan positif darirakyat. Tanggapan positif tersebut beruparasa nasionalisme terhadap negara menjadimeningkat.

2) Dari aspek globalisasi ekonomi,terbukanya pasar internasional,meningkatkan kesempatan kerja danmeningkatkan devisa negara. Denganadanya hal tersebut akan meningkatkankehidupan ekonomi bangsa yangmenunjang kehidupan nasional bangsa.

3) Dari globalisasi sosial budaya kita dapatmeniru pola berpikitr yang baik seperti etoskerja yang tinggi dan disiplin dan iptek daribangsa lain yang sudah maju untukmeningkatkan kemajuan bangsa yang padaakhirnya memajukan bangsa dan akanmempertebal rasa nasionalisme kitaterhadap bangsa.

2. Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme1) Globalisasi mampu meyakinkan

masyarakat Indonesia bahwa liberalismedapat membawa kemajuan dankemakmuran. Sehingga tidak menutupkemungkinan berubah arah dari ideologiPancasila ke ideologi liberalisme. Jika haltersebut terjadi akibatnya rasa nasionalismebangsa akan hilang.

2) Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnyarasa cinta terhadap produk dalam negerikarena banyaknya produk luar negeri(seperti McDonalds, CocaCola, Pizza Hut,dll) membanjiri Indonesia. Denganhilangnya rasa cinta terhadap produkdalam negeri menunjukkan gejalaberkurangnya rasa nasionalismemasyarakat k ita terhadap bangsaIndonesia.

3. Masyarakat kita khususnya anak mudabanyak yang lupa akan identitas dirisebagai bangsa Indonesia, karena gayahidupnya cenderung meniru budaya baratyang oleh masyarakat dunia dianggapsebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosialyang tajam antara yang kaya dan miskin,karena adanya persaingan bebas dalamglobalisasi ekonomi. Hal tersebut dapatmenimbulkan pertentangan antara yang

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 158: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

153Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

kaya dan miskin yang dapat mengganggukehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yangmenimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanyaindividualisme maka orang tidak akanpeduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh-pengaruh diatas memangtidak secara langsung berpengaruh terhadapnasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhandapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadapbangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebabglobalisasi mampu membuka cakrawalamasyarakat secara global. Apa yang ada di luarnegeri dianggap baik memberi aspirasi kepadamasyarakat kita untuk diterapkan di negara kita.Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis.Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia.Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratifdan dapat ber tindak anarkis sehinggamengganggu stabilitas nasional, ketahanannasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Pengaruh globalisasi terhadap nila inasionalisme di kalangan generasi muda

Arus globalisasi begitu cepat merasukke dalam masyarakat terutama di kalanganmuda. Pengaruh globalisasi terhadap anak mudajuga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebuttelah membuat banyak anak muda kitakehilangan kepribadian diri sebagai bangsaIndonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-harianak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritisyang cenderung ke budaya barat. Merekamenggunakan pakaian yang minim bahan yangmemperlihatkan bagian tubuh yang seharusnyatidak kelihatan. Pada hal cara berpakaiantersebut jelas- jelas tidak sesuai dengankebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambutmereka dicat beraneka warna. Pendek kataorang lebih suka jika menjadi orang lain dengancara menutupi identitasnya. Tidak banyakremaja yang mau melestarikan budaya bangsadengan mengenakan pakaian yang sopan sesuaidengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologiyang memberikan informasi tanpa batas dandapat diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak

muda internet sudah menjadi santapan merekasehari-hari. Jika digunakan secara semestinyatentu kita memperoleh manfaat yang berguna.Tetapi jika tidak, ada lagi pegangan wajib kitayaitu handphone. Rasa sosial terhadapmasyarakat menjadi tidak ada karena merekalebih memilih sibuk dengan menggunakanhandphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak mudayang tingkah lakunya tidak kenal sopan santundan cenderung cuek tidak ada rasa peduliterhadap lingkungan. Karena globalisasimenganut kebebasan dan keterbukaan sehinggamereka bertindak sesuka hati mereka. Contohriilnya adanya geng motor anak muda yangmelakukan tindak kekerasan yang menggangguketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atasdibiarkan, mau apa jadinya generasi mudatersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak,timbul tindakan anarkis antara golongan muda.Hubungan dengan nilai nasionalisme akanberkurang karena tidak ada rasa cinta terhadapbudaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadapmasyarakat. Padahal generasi muda adalahpenerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jikapenerus bangsa tidak memiliki rasanasionalisme?

Berdasarkan analisa dan uraian di ataspengaruh negatif globalisasi lebih banyakdaripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu,diperlukan langkah untuk mengantisipasipengaruh negatif globalisasi terhadap nilainasionalisme.

4. Antisipasi pengaruh negatif globalisasiterhadap nilai nasionalisme

Langkah-langkah untuk mengantisipasidampak nagatif globalisasi terhadap nilai-nilainasionalisme antara lain yaitu:1. Menumbuhkan semangat nasionalisme

yang tangguh, misal semangat mencintaiproduk dalam negeri.

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilaiPancasila dengan sebaik-baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaranagama dengan sebaik-baiknya.

4. Mewujudkan supremasi hukum,menerapkan dan menegakkan hukumdalam arti sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 159: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT154

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi dibidang politik, ideologi, ekonomi, sosialbudaya bangsa.

Dengan adanya langkah-langkahantisipasi tersebut d iharapkan mampumenangkis pengaruh globalisasi yang dapatmengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa.Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadianbangsa.

PENUTUPA. KESIMPULAN

Pengaruh globalisasi di satu sisi ternyatamenimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaanbangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandungdalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahanmulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertainilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya,telah menimbulkan isu menginai globalisasi dan padaakhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuandunia. Radhakrishnan dalam bukunya EasternReligion and Western Though (1924) menyatakan“untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia,kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkankita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telahmenyatu dan tidak pernah lagiterpisah” artinya adalahbahwa antara barat dan timur tidak ada lagiperbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kitadilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur danbarat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaankita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa laintanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Olehkarena itu, perlu dipertahankan aspek sosial budayaIndonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalahdengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesiadan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakatyang mencoba mengembangkan seni tradisionalmenjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akanterus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yangmasih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditiyang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karenasebarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalahkekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilaiharganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Olehsebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakanpewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara senibudaya kita demi masa depan anak cucu.

B. SARAN-SARANDari hasil pembahasan di atas, dapat dilakukan

beberapa tindakan untuk mencegah terjadinyapergeseran kebudayaan yaitu:1. Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-

peraturan yang dapat menyebabkan pergeseranbudaya bangsa.

2. Masyarakat per lu berperan aktif dalampelestarian budaya daerah masing-masingkhususnya dan budaya bangsa pada umumnya.

3. Para pelaku usaha media massa perlumengadakan seleksi terhadap berbagai berita,hiburan dan informasi yang diberikan agar tidakmenimbulkan pergeseran budaya.

4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculanglobalisasi kebudayaan baru, sehingga budayayang masuk tidak merugikan dan berdampaknegatif.

5. Mesyarakat harus berhati-hati dalam meniruatau menerima kebudayaan baru, sehinggapengaruh globalisasi di negara kita tidak terlaluberpengaruh pada kebudayaan yang merupakanjati diri bangsa kita.

DAFTAR PUSTAKAAdeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas

Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar Smith,“Syariah dan Tradisi Syi’ah Ternate”.

Fuad Hassan, Pokok-pokok Bahasan MengenaiBudaya Nusantara Indonesia: Catatan Kecildalam Ectasy Gaya Hidup, Mizan 1997.

Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas danPembangunan. Jakarta: Gramedia.

Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalamEctasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalamMasyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.

Mahendra, Sucipta. 1990. Pengaruh GlobalisasiTerhadap Nilai Nasionalisme di KalanganGenerasi Muda. Jakarta: Gramedia.

Malcolm, Gladwell. 1990. Perubahan Budaya DalamGlobalisasi. Jakarta: Gramedia.

Mutiara, Andalas. 1977. Pengaruh GlobalisasiTerhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah.Yogyakarta: Kanisius.

Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalamKebudayaan Indonesia: Kebudayaan Pop dalamMasyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAHOleh : Sa'roni

Page 160: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

155Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUETERHADAP INDUSTRI PERBANKAN

Oleh : Fangky A. SoronganABSTRACT

This study aims to determine the effect of partially and jointly independent variable Price Earning Ratio (PER),Debt to Equity Ratio (DER), and Return On Assets (ROA) of the dependent variable Price to Book Value (PBV) .Objekin research this is a company in the sector of Finance with the Banking sub-sector recorded in the Indonesia StockExchange (IDX) with years of observations from 2010 to 2015 from LQ45. Based on this research, the conclusion isthat the three independent variables Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), and Return On Assets(ROA) together significantly influence the Price to Book Value (PBV)

Keywords: PER, DER, ROA, PBV

PENDAHULUANYuk Nabung Saham demikian istilah dan

kampanye yang diluncurkan oleh Bursa EfekIndonesia (BEI) yang dimulai sejak tahun 2015 hinggasekarang. Yuk Nabung Saham (YNS) adalah sebuahkampanye yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesiadalam rangka mengajak masyarakat sebagai caloninvestor untuk berinvestasi di pasar modal denganmembeli saham secara rutin dan berkala. Segalaupaya yang dilakukan oleh BEI adalah dalam rangkauntuk mengembangkan industri pasar modal diIndonesia dengan cara memberikan edukasi baikkepada masyarakat maupun menyasar ke berbagaikampus dengan mendirikan Galeri Investasi bekerjasama dengan berbagai sekuritas dengan mengadakanberbagai kompetensi, membuat kegiatan SekolahPasar Modal (SPM) ataupun membuat wadah bagimahasiswa yang tertarik dengan pasar modal yaitudengan cara membentuk Kelompok Studi PasarModal (KSPM).

Tujuan BEI dalam rangka mengkampanyekan YukNabung Saham tidak hanya berfokus padapenambahan jumlah investor baru, namun jugaberupaya untuk menanamkan kebutuhan berinvestasidi pasar modal, yang secara tidak langsung akanmeningkatkan jumlah investor aktif di pasar modalIndonesia. Gerakan Yuk Nabung Saham dapatdikatakan sebagai sebuah gerakan yang kearahpositif namun bisa saja negatif karena saham termasuksalah satu bentuk investasi yang memiliki risiko yang

tinggi. Oleh karena itu ketika investor inginmendapatkan keuntungan apalagi keuntungan yangbesar harus benar-benar memahami apa itu sahamsebelum masuk ke dunia investasi saham. Bagi caloninvestor mapun investor baru tentu tidak mudah ketikaakan memulai untuk berinvestasi di pasar modalkarena harus benar memahami dan mengerti selukbeluk dunia pasar modal. Karena tujuan investorselain sebagai edukasi tujuan utama menanamkandananya pada sekuritas saham adalah memperolehtingkat pengembalian (return) tertentu dengan risikoyang minimal. Investor berharap untuk kembalisaham yang dibeli. Tingkat pengembalian adalahfaktor utama karena pengembalian adalah hasil yangdiperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2000).

Industri Perbankan dan pasar modal memilikihubungan yang saling berkaitan, perkembanganperekonomian yang beberapa tahun terakhir ini yangbelum stabil mempengaruhi perdagangan saham dipasar modal saat ini, apalagi pada sektor perbankanyang sangat rentan terhadap krisis yang bisamempengaruhi kepercayaan publik terhadapperbankan Nasional Ramadhani (2016). Menurut(Reilly dan Brown, 2012) Price to Book Value (PBV)dinilai cocok dalam perhitungan investasi saham padasektor perbankan dan merupakan suatu metode yangbanyak dilakukan oleh para analis , karena nilai bukuyang tertera pada bank merupakan suatu indikatordalam penilaian intrinsic value, hal ini dikarenakan

* Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute

Page 161: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT156

aset-aset perbankan banyak dalam bentuk obligasidan commercial loans. Price to Book Valuemerupakan alternatif untuk menilai saham bagiperusahaan yang secara konsisten memberikandividen kepada para pemegang saham. Ahmed danNanda (2004) dalam penelitian nya menunjukkanbahwa hampir semua keputusan investasi di pasarmodal didasarkan pada perkembangan Price to BookValue. Nilai perusahaan adalah n ilai yangmencerminkan berapa harga yang bersedia dibayaroleh investor untuk suatu perusahaan, yang biasanyadiukur dengan price to book value ratio (PBV)(Andinata, 2010).

Penelitian yang berkaitan dengan Price to BookValue (PBV) telah banyak dilakukan. Sparta (2000)berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwaDebt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidaksignifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Titodkk (2007) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio(DER) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruhpositif terhadap Price to Book Value (PBV).Hidayati (2010) dalam hasil penelitian nyamenyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)dan Dividend Payout Ratio (DPR) berhubungannegatif dan tidak signifikan dengan Price to BookValue (PBV). Jusr iani dan Rahardjo (2013)menyatakan hasil penelitiannya bahwa Return onEquity (ROE) dan Dividend Payout Ratio (DPR)berpengaruh positif terhadap PBV sedangkan DERtidak berpengaruh terhadap PBV. Abdurrakhman(2015) menyatakan bahwa ROE dan SIZEberpengaruh positif terhadap PBV sedangkanCurrent Ration (CR) dan Total Asset Turnover(TATO) tidak berpengaruh terhadap PBV.Supartiningsih dkk (2016) berdasarkan hasilpenelitiannya menyatakan bahwa ROA, ROI, DERberpengaruh positif terhadap Price to Book Value.Wulandari (2015) dalam penelitian nya menyatakanbahwa ROA dan EPS berpengaruh positif terhadapPBV sedangkan DER tidak berpengaruh terhadapPBV. Erningpraja dkk (2016) menyatakan dalam hasilpenelitian nya menyatakan bahwa variabel PriceEarning Ratio (PER) berpengaruh positif terhadapPBV. Erningpraja dkk (2016) yang menyatakanbahwa variabel Price Earning Ratio (PER)berpengaruh positif terhadap Price to Book Value(PBV).

Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untukmenentukan pengaruh Price Earning Ratio (PER),Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Assets

(ROA) terhadap Price to Book Value (PBV)terhadap perusahaan yang go public di Bursa EfekIndonesia khususnya di industri sektor PerbankanNasional. Dengan nilai pertumbuhan aset sebesar15.5% sektor perbankan masih menjadi industri yangmenarik bagi para pemain apabila dibandingkan padatahun 2014 yang rata rata pertumbuhan nya hanyasekitar 9%, Setianto (2015).

TINJAUAN TEORITISPrice to Book value menurut Kiyosaki (2007)

adalah merupakan perbandingan antara harga sahamdengan book value atau nilai buku. Dimana yangdimaksud nilai buku adalah nilai bersih dariperusahaan jika perusahaan tersebut dijual.Sedangkan menurut Tryfino (2009) Price to BookValue (PBV) adalah perhitungan atau perbandinganantara market value dengan book value suatu saham.Sehingga dengan rasio PBV ini, para investor dapatmengetahui langsung sudah berapa kali market valuesuatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio ini dapatmemberikan gambaran potensi pergerakan hargasuatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secaratidak langsung rasio PBV ini juga memberikanpengaruh terhadap harga saham. Sehingga kita bisamembandingkan harga-harga saham di sektor yangsama, apabila harga PBVnya lebih rendah maka kitabisa mengatakan harga sahamnya murah walaupunharga pasarnya mahal.

Price Earning Ratio (PER) menurut Brighamdan Houston (2010) adalah Rasio harga per sahamterhadap laba per saham menunjukkan jumlah yangrela dibayarkan oleh investor untuk setiap dolar labayang dilaporkan. Perusahaan yang memiliki tingkatpertumbuhan yang besar tentunya memiliki PriceEarning Ratio yang tinggi, dan sebaliknya PriceEarning Ratio akan rendah untuk perusahaan yangberesiko (Munawir, 2010). Sedangkan menurutMenurut Gitman (2015), PER menggambarkanbesarnya dana yang dikeluarkan oleh investor untukmemperoleh setiap Dollar laba perusahaan. Padaumumnya, investor lebih senang memilih sahamdengan PER rendah. Semakin rendah PER suatusaham, maka semakin murah saham saham tersebutsehubungan dengan pendapatan perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER) menurut Kasmir(2012) adalah merupakan rasio yang digunakan untukmenilai rasio antara hutang dengan ekuitas. DimanaDER dapat menggambarkan seberapa besarperusahaan dalam menggunakan pendanaan melalui

DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKANOleh : Fangky A. Sorongan

Page 162: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

157Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

hutang dan seberapa besar kemampuan perusahaandalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itusemakin tinggi rasio DER, menunjukan semakinbesarnya perusahaan menggunakan hutang sebagaisumber pendanaan. Sedangkan menurut Tandeililin(2010) debt to equity ratio adalah merupakanmencerminkan kemampuan perusahaan dalammemenuhi kewajibannya yang di tunjukkan olehbeberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yangdigunakan untuk membayar hutang. Sehinggasemakin kecil angka rasio ini semakin baik.

Return on Assets (ROA) menurut Gitman (2015)adalah rasio untuk mengukur efektivitas manajemendalam menghasilkan laba dengan aset yang tersedia.Semakin besar total aset perusahaannya, semakinbaik . Sedangkan menurut Husnan (2004)menyebutkan bahwa Return on Assets (ROA)adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktivaperusahaan memperoleh laba dar i operasiperusahaan. Return on asset digunakan untukmengukur kemampuan perusahaan menghasilkanlaba. Laba bersih yang digunakan disini adalah lababersih setelah bunga dan pajak. Semakin besar returnon asset suatu bank maka semakin besar tingkatkeuntungan bank dan semakin baik pula posisi bankdari segi penggunaan asset. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis alternatif yang diajukan untukpenelitian ini adalah sebagai berikut :H1 =Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif

terhadap Price Book Value.H2 =Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh poitif

terhadap Price Book ValueH3 =Return on Assets (ROA) berpengaruh positif

terhadap Price Book Value

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan riset kuantitatif dengan

menggunakan sumber data sekunder. Dalampenelitian in i data yang diperoleh dari BEI(www.idx.co.id) dan ICMD (Indonesia CapitalMarket Directory). Populasi yang digunakan dalampenelitian ini adalah perusahaan di sektor Financedengan sub sektor Perbankan yang tercatat di BursaEfek Indonesia (BEI) dengan tahun pengamatan daritahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dari daftarLQ45 yaitu Bank Central Asia (BBCA), Bank NegaraIndonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI),Bank Tabungan Negara (BBTN) dan Bank Mandiri(BMRI).

Metode analisis yang digunakan untuk mengujihipotesis adalah regresi linier berganda sebagaiberikut:

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari BEI(www.idx.co.id) yang berturut-turut masuk dalamLQ45 selama 5 tahun yaitu dari tahun 2010 sampaidengan tahun 2015 sebanyak 5 perusahaan dengan30 sampel

Table 1 Descriptive Statistics

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Berdasarkah tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata PBV sebagai variabel dependent sebesar 2,4193dengan standar deviasi sebesar 1,11441. Untuk PBVterendah adalah sebesar 0,80 sedangkan yang tertinggimencapai 4,69. Sedangkan untuk varibel independentnya dapat dilihat bahwa selama periode 2010 - 2015,nilai rata-rata PER adalah sebesar 12,7803 denganterendah adalah sebesar 5,88 dan tertinggi mencapai20,28. Nilai rata-rata DER adalah sebesar 7,8503dengan terendah adalah sebesar 5,26 dan tertinggimencapai 11,40. Nilai rata-rata ROA adalah sebesar2,2833 dengan terendah adalah sebesar 0,77 dantertinggi mencapai 3,41.

Uji FAnalisis varian (ANOVA) digunakan untuk

pengujian uji F seberapa signikan pengaruh variabelindependen (PER, DER, ROA) secara bersama-sama dapat mempengaruhi Price to Book Value(PBV). Pengujian menggunakan tingkat signifikan0,05.

PBV = β 0 + β 1 PER + β 2 DER + β 3 ROA + e β 0 = intercept atau konstanta e = error

N Minimum Maximum Mean Std Deviation

PBV

PER

DER

ROA

30

30

30

30

,80

5,88

5,26

,77

4,69

20,28

11,40

3,41

2,4193

12,8703

7,8503

2,2833

1,11441

3,76207

1,71576

,72114

DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKANOleh : Fangky A. Sorongan

Page 163: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT158

Tabel 2 Uji F (ANOVA)

a. Predictors: (Constant), ROA, PER,DERb. Dependent Variable: PBVSumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017

Dalam pengujian Uji F dapat di uji dengan tingkatsignifikan < 0,05. Berdasarkan tabel 2 diperoleh Fhitung sebesar sebesar 0,00 < 0,05. Jadi dapatdisimpulkan dan terbukti bahwa variabel independenPER, DER, ROA secara bersama-sama berpengaruhsecara signifikan terhadap Price to Book Value(PBV) yang masuk dalam LQ45 di Bursa EfekIndonesia periode 2010-2015.

Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependen. Hasil ujikoefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3 Koefisien Determinasi

a. Predictors: (Constat). ROA, PER, DERb. Dependent Variable: PBVSumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai adjusted RSquare sebesar 0,807 maka besarnya ketiga variabelindependen dalam menjelaskan PBV sebesar 80,7%,sedangkan 19,3% dipengaruhi variabel lain yang tidakdimasukkan dalam model.

Hasil Analisis Regresi Linier BergandaPengujian regresi liear berganda berguna untuk

mengetahui tingkat pengaruh variabel ROA, DER,EPS terhadap PBV.

Tabel 4 Hasil Regresi

a. Dependent Variable: PBVSumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2017

Dari hasil output pada tabel 4, dapat dirumuskanpersamaan model regresi berganda sebagai berikut :

Y = -2,707 + 0,177X1 + 0,061X2 + 1,037X3 + eDimana :Y = PBVX1 = PERX2 = DERX3 = ROA

Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatasdapat diartikan bahwa nilai konstanta yang dimilikisebesar -2,707 yang berarti bahwa jika variabel PER,DER, ROA tidak ada, maka terdapat perubahanterhadap PBV sebesar -2,707. Koefisien PER (X1)sebesar 0,177 berpengaruh positif terhadap PBV (Y),yang berarti bahwa jika variabel PER meningkatmaka akan mempengaruhi PBV sebesar 0,177%.Koefisien DER (X2) sebesar 0,061 berpengaruhpositif terhadap PBV (Y), yang berarti bahwa jikavariabel DER meningkat maka akan mempengaruhiPBV sebesar 0,061%. Koefisien ROA (X3) sebesar1,037 berpengaruh positif terhadap PBV (Y), yangberarti bahwa jika variabel ROA meningkat makaakan mempengaruhi return saham sebesar 1,037%.

Pengujian HipotesisUji hipotesis dilakukan guna melihat seberapa jauh

pengaruh simultan secara bersama sama variabeldependen mempengaruhi variabel dependen denganpengujian Uji F, serta pengujian Uji t untuk mengetahuipengaruh satu variabel independen mempengaruhisecara parsial terhadap variabel dependen.

Uji tPengujian Uji t digunakan untuk mengetahui

apakah secara parsial variabel independen PER,DER, dan ROA mempengerahui return saham.Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05.

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig

Regression

Residual

Total

29,777

6,238

36,015

3

26

29

9,926

,240

41,371 ,00a

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin Watson

1 ,909a ,827 ,807 ,48982 2,069

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Tolerance VIF

{Constant}

PER

DER

ROA

-2,707

,177

,061

1,037

,876

,025

,066

,154

,599

,093

,671

-3,088

7,129

,922

6,750

,005

,000

,365

,00

,945

,649

,674

1,059

1,542

1,483

DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKANOleh : Fangky A. Sorongan

Page 164: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

159Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

a. PER terhadap PBVBerdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa untukvariabel PER tingkat signifikansi 0,000 < 0,05dapat disimpulkan bahwa var iabel PERberpengaruh signifikan secara parsial terhadapPBV. Hasil penelitian ini diperkuat olehErningpraja dkk (2016) yang menyatakanbahwa variabel PER berpengaruh positifterhadap PBV.

b. DER terhadap PBVBerdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa untukvariabel ROA tingkat signifikansi 0,365 > 0,05dapat disimpulkan bahwa variabel DER tidakberpengaruh signifikan secara parsial terhadapPBV. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasilpenelitian Hadiyati (2010), Jusriani dkk (2013),Wulandari (2015) yang menyatakan bahwavariabel DER tidak berpengaruh positif terhadapPBV dan tidak sejalan dengan penelitian Titodkk (2007) yang menyatakan bahwa DERberpengaruh positif terhadap PBV.

c. ROA terhadap PBVBerdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa untukvariabel ROE tingkat signifikansi 0,000 < 0,05dapat disimpulkan bahwa variabel ROAberpengaruh signifikan secara parsial terhadapPBV. Hasil penelitian ini diperkuat olehpenelitian Wulandari (2015) dan Supartiningsihdkk (2016) yang menyatakan bahwa ROAberpengaruh positif terhadap PBV.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis dan data ser ta

pengujian dan pembahasan maka penelitian inimenghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:1. Hasil analisis uji koefisien determinasi (R2)

diperoleh Adjusted R square sebesar 0,807 halini dapat menunjukkan bahwa besarnya ketigavariabel independen dalam menjelaskan Priceto Book Value (PBV) sebesar 80,7%,sedangkan 19,3% dipengaruhi variabel lain yangtidak dimasukkan dalam model.

2. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa variabelindependen Price Earning Ratio (PER)berpengaruh signifikan secara parsial terhadapvariabel dependen Price to Book Value (PBV)dibuktikan dengan tingkat signifikansi lebih kecil0,05.

3. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa variabelindependen Debt to Equity Ratio (DER) tidakberpengaruh signifikan secara parsial terhadapvariabel dependen Price to Book Value (PBV)dibuktikan dengan tingkat signifikansi lebih besar0,05.

4. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa variabelindependen Return On Assets (ROA)berpengaruh signifikan secara parsial terhadapvariabel dependen Price to Book Value (PBV)dibuktikan dengan tingkat signifikansi lebih kecil0,05.

5. Berdasarkan dari hasil Uji F dapat disimpulkanbahwa variabel independen Price Earning Ratio(PER), Debt to Equity Ratio (DER), danReturn On Assets (ROA) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadapVariabel dependen Price to Book Value (PBV)pada perusahaan di sektor Finance dengan subsektor Perbankan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia (BEI) yang masuk dalam LQ45selama 5 tahun periode 2010-2015.

SARAN1. Bagi para investor dan calon yang ingin

berinvestasi saham di sektor Perbankan,hendaknya dapat mempertimbangkan faktorfundamental dan fisikologi pasar saham secaraumum di Indonesia

2. Untuk penelitian selanju tnya agar leb ihdiperbanyak variabel yang diteliti yaitu tidakhanya variabel Price Earning Ratio (PER),Debt to Equity Ratio (DER), dan Return OnAssets (ROA) dalam mempengaruhi Price toBook Value (PBV) pada perusahaan disektorPerbankan terdaftar di BEI.

REFERENSIAbdurrakhman. (2015). Determinan Price to Book

Value Perusahaan Manufaktur. Jurnal RisetAkuntansi dan Perpajakan, 2(2).

Andinata, W. (2010). Analisis Pengaruh Profitabilitasdan Kebijakan Dividen Terhadap NilaiPerusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi.

Brigham, & Houston . (2010) . Dasar-dasarManajemen Keuangan Buku I (2nd ed.).Jakarta: Salemba Empat.

Buddy, S. (2015). Analisa Sektor Industri PasarModal Indonesia: Kondisi Persaingan &Rekomendasi Saham. BSK Capital.

DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKANOleh : Fangky A. Sorongan

Page 165: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT160

Erningpraja, & Dkk. (2016). Pengaruh Price EarningRatio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), danDividend Payout Ratio (DPR) Terhadap PriceTo Book Value (PBV). SPESIA - UniversitasIslam Bandung, 2(2).

Gitman, L. J., & Zutter, C. J. (2015). Principles ofManagerial Finance (14th ed.). Pearson.

Hidayati, E. E. (2010). Analisis Pengaruh DER, DPR,ROE Dan Size Terhadap PBV PerusahaanManufaktur Yang Listing Di Bei Periode 2005-2007 (Master's thesis, Universitas Diponegoro).

Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan AnalisisInvestasi (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Kiyosaki, T. R. (2007). Cara benar Mencapai PuncakKemakmuran Finansial. Jakarta: PT. ElexMedia Komputindo.

Munawir, S. (2010). Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta: Liberty.

Ramadhani, H. (2016). Analisis Price Book ValueDan Return On Equity Serta Deviden PayoutRatio Terhadap Price Earning Ratio (Studi PadaPT. Bank Mandiri,Tbk). Forum Ekonomi, 18(1).

Reilly, F. K., & Brown, K. C. (2012). Analysis ofInvestments and Management of Portofolio(11th ed.). Canada: South-Western CengageLearning.

Sparta. (2000). Analisis Pengaruh ROA, DER, DanDPR Terhadap PBV Pada Lembaga KeuanganBank Di BEJ Periode 1992-1996. JurnalAkuntansi FE Untar.

Tandelilin, E. (2010). Analisis Investasi danManajemen Portofolio (1st ed.). Yogyakarta:BPFE.

Tito, P. P., & Dkk. (2007). Pengaruh KinerjaKeuangan Dan Beta Saham terhadap Price toBook Value (Studi Pada Perusahaan Real Estatedan Property Yang Listed Di Bursa EfekIndonesia Periode Tahun 2004 – 2006). JurnalStudi Manajemen & Organisasi, 2(2).

Tryfino. (2009). Cara Cerdas Berinvestasi Saham.Jakarta: Transmedia Pustaka.

Wulandari, C. (2015). Analisis Pengaruh Return OnAssets (ROA), Earning Per Share (EPS), Debtto Equity Ratio (DER) Terhadap Price to BookValue (PBV) Pada Perusahaan Manufaktur(Master's thesis, Universitas MuhammadiyahSurakarta).

DETERMINAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP INDUSTRI PERBANKANOleh : Fangky A. Sorongan

Page 166: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

161Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIFPELUANG MERAIH SUKSES

Oleh : Erna Wahyuningsih

ABSTRACTSpririt of Entrepreneurship as an Alternative Opportunities Achieving Success. Education have contributed in

shaping the character and entrepreneurial spirit. Because Indonesia only has no more than 2% of the population asa businessman then entrepreneurship education is critical to current conditions where circumstances make men moreattractive in the face of a challenge. Entrepreneurial spirit among higher education students to measure the seriousnessafter graduation will be workers or employers. This study conducted on students who have completed entrepreneurshiplectures and practicum Binsis.

There are findings obtained from this research that the variable Spirit of entrepreneuship have a significantrelationship. Contributions Spririt of Entrepreneurship Opportunities for Achieving Success is not too big but thereis an effect. From the results of respondents' answers that the students showed an average value above is meansstudents have a desire to become entrepreneurs with the support of education during high diperguruan become anexpectation for success.

Keywords: Entrepreneurial Spirit, Opportunity Achieving Success

PENDAHULUANEntrepreneurship itu berkembang berdasarkan

naluri, personal dan secara alamiah karena jamandahulu belum ada suatu konsep yang jelas tentangkewirausahaan. Entrepreneurship berasal daribahasa Perancis, sehingga terjemahannya sangatmultiarti. Ada yang berpendapat mengartikan jiwayang bebas atau berani memutuskan untuk dirinyasendiri . Namun kalau diterjemahkan secara literatureentrepreneur berarti”Between Taker” atau “GoBetween” (Hirich, Robert D: Michael P.Peters&Dean A. Shepherd, 2004. Entrepreneurship. 6Edition. Boston:McGraw Hill).

Terjemahan bebasnya adalah orang yang beranimemutuskan dan mengambil risiko dari suatupekerjaan, proyek, idea atau lebih pada pilihan dimanasemua pilihannya memiliki manfaat dan risiko yangberbeda. Berfikir berbeda adalah keinginan untukkeluar dari keadaan yang monoton sehingga terusmencari sesuatu yang berbeda dan baru, berimajinasibahwa ada suatu tempat yang bisa memenuhiharapannya saat ini yang diwujudkan dalam bentukvisi.

Pada abad ini, kewirausahaan sudah lebih darisekedar mengorganisasi karena bisa terdiri dari

pencipta (creator) , pemodal (investor) dan pelakuinovasi (innovator) .

Pada jaman ini yang menjadi tulang punggungkesuksesan dari sebuah bisnis adalah kreativitasseorang wirausaha itu sendiri (creativepreneur).Kewirausahaan adalah sebuah ilmu yangmenggabungkan seni, filosofi, keterampilan dan naluridalam sebuah benang merah kemampuan untukmengoptimalkan dan memberdayakan sumber dayayang dimiliki. Sumber daya yang dimiliki itu adalahpengalaman hidup, latar belakang pendidikan, jaringanpertemanan (network), informasi yang diterima,kejadian-kejadian setiap hari dan dana berupa uangmaupun aset.

Bila disimpulkan, kewirausahaan itu adalahseorang manajer risiko (risk manager) yang dengankemampuan kreativitasnya bisa mengoptimalkansegala sumber daya yang ada, baik itu sumber dayamateriil, kapasitas intelektual, maupun waktunyauntuk menghasilkan suatu produk atau usaha yangberguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Faktor yangmempengaruhi seseorang untuk memilih jalurberusaha mandiri sebagai jalan kehidupannya karenadari faktor individual/personal misalnya pengaruhmasa kanak-kanaknya yang menemukan kegiatan

* Dosen Institue Keuangan Perbankan dan Informasi Asia PERBANAS

Page 167: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT162

yang berhubungan dengan bisnis, saat dewasa karenapergaulan , suasana kampus dan teman-temannyayang sering berkecimpung dalam bisnis, perspektifatau cita-citanya.

Selain faktor individual seperti suasana kerja,tingkat pendidikan, kepribadian, prestasi pendidikan,dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, inginlebih dihargai atau self esteem dan keterpaksaanoleh karena keadaan , itu semua yang menjadikansemangat berwirausaha muncul justru menjadi suatukekuatan untuk mewujudkan impian menjadientrepreneur .

Menjadi pengusaha atau pekerja itu tidak adabedanya , yang pasti menjadi manusia yangmempunyai pilihan hidup untuk meraih sukses.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,maka semakin kecil pengaruhnya terhadap keinginanuntuk memilih pengusaha sebagai jalan hidupnya.Rata-rata justru mereka yang tingkat pendidikannyatidak terlalu tinggi mempunyai hasrat yang kuat untukmemilih karir menjadi seorang pengusaha, karena itujalan satu-satunya untuk kaya dan sukses. Demikianjuga prestasi pendidikan dilihat dari rata-rata orangyang mempunyai prestasi akademis yang tidak tinggijustru mempunyai keinginan yang lebih kuat untukmenjadi seorang pengusaha. Hal itu di dorong olehsesuatu keadaan yang memaksa ia berfikir bahwamenjadi pengusaha adalah salah satu pilihan terakhiruntuk sukses, sedangkan untuk berkarya di dunia kerjadirasakan sangat berat, mengingat persaingan yangsangat ketat dan masih banyak lulusan yangberpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan. (Hendro, 2011,63 ).

Dari latar belakang masalah yang disampaikanadalah peneliti ingin mengukur seberapa kuatketerlibatan mahasiswa diukur dalam suatu minatuntuk menjadi wirausahawan yang mencerminkanbahwa lulusan perguruan tinggi tidaklah tergantungpada kesempatan di dunia kerja yang dimaksud adalahbekerja di kantor yang mempunyai waktu teratur danterstruktur. Wirausaha adalah pekerjaan mulia yangkadang ter-abaikan yang berkesan kerja sambilankarena kepepet, maka banyak hal yang diabaikanuntuk meniti karir yang berprofesi sebagai salah satupelaku bisnis yang sebetulnya sebuah alternative untukmembaca peluang meraih sukses. Peran perguruantinggi disini juga sangat dibutuhkan dalam rangkamemberikan motivasi dan memberikan semangatuntuk mendidik dan mengubah paradikma berfikirdalam mencapai kesuksesan. Dukungan penyajian

kurikulum yang berhubungan dengan kebutuhan untukbercita-cita menjadi wirausaha juga mempunyai andilyang sangat besar dan dilengkapi dengan praktikumbisnis agar mahasiswa tidak disajikan dalam bentuksimulasi saja. Bisnis riil yang diajarkan agarmembangun watak bisnis dan pengetahuan daripengalaman apa yang pernah dirasakan akanmenjadikan modal keyakinan diri bahwa bisnis itu bisadan kemungkinan ada kegagalan adalah sebagaiproses belajar dan biaya belajar.

Peneliti tertarik dengan judul penelitian” Spirit ofEntrepreneurship di Kalangan Pendidikan Tinggisebagai Alternatif Peluang Meraih Sukses”

Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini adalah:1. Untuk mengetahui semangat kewirausahaan

mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi2. Untuk mengetahui Peluang Meraih Sukses bagi

mahasiswa di tingkat Perguruan Tinggi3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

Semangat Kewirausahaan terhadap PeluangMeraih Sukses bagi mahasiswa di perguruanTinggi.

TINJAUAN PUSTAKAPengertian Kewirausahaan

Perkembangan zaman yang sangat pesatmembuat masyarakat memiliki banyak kebutuhan.Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, banyaksuatu cara yang dilakukan dari yang memproduksiproduk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakatsampai bagaimana menyalurkan suatu produk kekonsumen melalui kegiatan pemasaran. Pelau-pelakubisnis harus memiliki keahlian dalam memasarkanproduk-produk mereka, Hal ini menjadikan sebuahtantangan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis atauentrapreneur.

Hendro,(2011, 29) menjelaskan bahwa Wirausahamelakukan sebuah proses yang disebut creativedestruction untuk menghasilkan suatu nilai tambah(added value) guna menghasilkan nilai yang lebihtinggi. Untuk itu keterampilan wirausaha(entrepreneurial skill) berintikan kreativitas. Olehsebab itu bisa d ikatakan bahwa the core ofentrepreneurial skill is creativity.

Banyak yang berpendapat bahwa kewirausahaanitu merupakan kegiatan bisnis yang ber ilmupengetahuan , berketerampilan dan sebagai seni.

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna Wahyuningsih

Page 168: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

163Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Menurut Lambing dan Charles Kuehl dalam bukuEntrepreneurship (1999), kewirausahaan adalahsuatu usaha yang kreatif yang membangun suatuvalue dari yang belum ada menjadi ada dan bisadinikmati oleh orang banyak.

Setiap wirausahawan yang sukses memiliki empatusur pokok, yaitu:1. Kemampuan (hubungan dengan IQ dan Skill)

a. Membaca Peluangb. Berinovasic. Mengelolad. Menjual

2. Keberanian ( hubungan dengan EQ dan mental)a. Mengatasi ketakutanb. Mengendalikan Risikoc. Keluar dari Zona kenyamanan3. Keteguhan Hati (hubugan dengan motivasi

diri)a. Persistence (ulet), pantang menyerahb. Determinasi (teguh akan keyakinannya)c. Kekuatan akan pikiran .

Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yangmerupakan hasil uji di lapangan, dikumpulkan, ditelitidan dirangkai sebagai sumber informasi yang bergunabagi orang lain yang membutuhkannya sehinggakewirausahaan bisa dimaksukkan ke dalam disiplinilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifatempiris (hasil uji lapangan).

Sedangkan Seni dalam menemukan ide, inspirasidan peluang bisnis dibutuhkan imajinasi, visualisasidan pemikiran yang terkadang harus berlawanandengan logika. Berfikir berbeda untuk menemukanide-ide brillian . Semua itu membutuhkan kreativitas, inovasi yang benar-benar baru sehingga unsur dankekuatan seni untuk menemukan ide dalam caramengatasi kesulitan, mengendalikan sumber dayamanusia(SDM) juga pelanggan memiliki peran yangcukup besar.

Oleh sebab itu pengaruh kekutan seni dalam ilmukewirausahaan sangat besar. Layaknya seorangsamurai tanpa seni beladiri, ia akan sulit untuk menjadimenang. Hingga ketika seorang menjadi mahir akanmuncul sebuah predikat sebagai bentuk profesi.Kewirausahaan merupakan sebuah profesi, sebuahpilihan hidup yang harus dilakukan secara profesional(dalam arti jujur, terbuka, berkomitmen, konsisten,tepat janji, tanggung jawab, mengerti batas hak-haknya, mengerti etika profesi dan berdisiplin).Semuanya bisa dilakukan karena wirausahawanmembutuhkan intuisi atau daya nalar dalam

menjalankan usahanya dan semuanya itu bisa diperoleh karena pada dasarnya manusia diberikankepekaan di dalam berpikir.

Spirit of EntrepreneurshipAwalnya kewirausahaan didefinisikan secara

sederhana. Pada zaman dahulu orang ser ingmemutuskan untuk pergi ke suatu tempat yangberbeda dalam rangka melakukan pertukaran atauperdagangan yang biasa disebut go-between (Robert. Entrepreneurship. 6 Edition. Boston:McGraw Hill).Ia melakukan kesepakatan kontrak kerja ataspermintaan suatu barang, pada saat itu rempah-rempah dengan seseorang yang akan menukar yaitupembeli dengan sejumlah uang atas jerih payahnya.Awal dari kewirausahaan adalah contractor yaituorang yang melakukan kesepakatan kontrak kerjaatas sejumlah pekerjaan yang ditentukn sebelumnyadengan kompensasi sejumlah uang yang segalarisikonya ditanggung oleh penerima kontrak. Olehsebab itu , kewirausahaan pada zaman dahulu disebutrisk taker (pengambil risiko).

Pada era industri kewirausahaan adalah orangyang berani mengambil risiko dan tidak memilikimodal yang selalu diukur oleh uang yang melakukankesepakatan dengan pemilik modal untukmengerjakan proyek-proyek tertentu atas sumberdayanya namun tidak memiliki pengetahuan yangcukup. Mereka-mereka yang berani mengambil risikopada zamannya disebut sebagai kewirausahaanberbasis join venture capital (satu pihaknya adalahintelectual capital, pihak lainnya adalah equetycapital). Pada abad ini yang menjadi tu langpunggung kesuksesan dalam sebuah bisnis adalahkreativitas seorang wirausahawan itu sendiri(Creativepreneur).

Munculnya Spirit of Entrepreneurshipsehubungan dengan Perkembangan Ekonomi.

Perkembangan ilmu pengetahuan , sosial,ekonomi,politik, budaya, teknologi dan kesejahteraan telahmenciptakan gap diantara faktor-faktor yangmempengaruhi perkembangan tersebut . Misalnyagap yang terjadi akan menciptakan perubahan statussosial, perilaku, gaya hidup, kebutuhan, keinginan,selera sehingga bisa membangkitkan sebuah inspirasibisnis yang pada akhirnya memunculkan peluangbisnis.

Munculnya peluang bisnis yang baru akanmenstimulus munculnya entrepreneur muda. Halinilah yang mendorong timbulnya wirausaha seiring

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna Wahyuningsih

Page 169: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT164

dengan perubahan dan perkembangan ekonomi.Menurut Ir. Hendro, M.M .,ada beberapa yangmenstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:1. Evolusi roduk

Perubahan produk akan menimbulkanperubahan kebutuhan yang memunculkansebuah peluang baru.

2. Evolusi ilmu pengetahuan.Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkankeinginan akan produk yang berbeda.

3. Perubahan gaya hidup, selera dan hobi.Perubahan gaya hidup yang akan mempengaruhikeinginan produk yang berbeda

4. Perubahan teknologi.Berkembangnya teknologi dan semakincanggihnya teknologi akan menciptakan produk,suasana dan gaya hidup yang berbeda.

5. Perubahan budaya.Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi dan sebagainya akan mengubahbudaya seseorang, sehingga hal in imempengaruhi kebutuhan akan produk yangberbeda di setiap tempat.

6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik.Perubahan politik akan mempengaruhiperubahan struktur pemerintahan yang berujungpada perubahan peraturan, kebijakan dan arahperekonomian, sehingga muncullah sebuah gapkebutuhan akan produk yang lalu dan pascaperubahan.

7. IntrapreneurshipKemampuan intrapreneurship yang semakinbaik dan kuat akan memunculkan gairahentrepreneur. Hal in i disebabkan karenakreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, hasratiingin tantangan yang lebih baru, perubahanorganisasi dan lain-lain. Jadi organisasi secaratidak langsung mengembangkan jiwakewirausahaan seseorang. (Ir. Hendro, M.M.)

Peluang Meraih Sukses dalam KegiatanBerwirausaha.

Dalam mencapai kesuksesan seseorang di bisnisbanyak dilakukuan dengan diawali sebuah ide sampaimemasarkan produk . Berkembang saat ini dikalangan orang muda kegiatan memasarkan bisadengan cara pemasaran Langsung adalah sistempemasaran yang bersifat in teraktif yangmemanfaatkan suatu atau beberapa media iklan untukmenimbulkan respon dengan pertukaran atautransaksi di sembarang lokasi. Menurut Kotler dan

Armstrong (2003:137) Meskipun ada banyak bentukpemasaran langsung; surat langsung dan katalog,pemasaran telepon, pemasaran online, dan lainnya.Semuanya terbagi dalam karakteristik yang berbeda.Pemasaran langsung bersifat nonpublic: pesanbiasanya diarahkan kepada orang tertentu.

Kerangka ModelVariabel terikat (X) Variabel bebas (Y)

Kerangka model adalah suatu konseptual tentangbagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktoryang telah diidentifikasi sabagai masalah riset ( Umar,2003 : 157). Kerangka pemikiran penelitian ini adalahsebagai berikut menggambarkan adanya hubunganantar variabel yang nantinya akan diteliti yang padaakhirnya akan membuktikan apakah ada pengaruhantara semangat kewirausahaan dengan PeluangMeraih Sukses yang berkembang dikalanganPendidikan Tinggi. Dalam penelitian ini penulismelakukan penelitian pada mahasiswa yang pernahmengambil mata kuliah Kewirausahaan danPraktikum Bisnis pada masa kuliah.

Hasil Penelitian Terdahulu1. Peneliti, Tahun, judul :Wahyu Purhantara,

2011, Analisis Kepemilikan Jiwa Kewira-usahaan: Evaluasi outcome pendid ikanMenengah di Jawa ,Temuan penelitian: bahwa usaha di bidangbisnis belum mampu memanfaatkan sentuhanbisnis yang profesional. Pembelajarankewirausahaan diarahkan pada pencapaian tigakompetensi yang meliputi karakter,pemahaman.Konsep yang dirujuk: pengembangan skill,konsep yang dirujuk dalam penelitian ini adalahJiwa Kewirausahaan, jiwa kewirausahaanmahasiswa dan jiwa kewirausahaanwirausahawan.Perbedaan dalam penelitian : Penelitian inicenderung dengan data survey sedangkanpenulis menggunakan regresi korelasi.

2. Peneliti, Tahun Judul: Retno Budi Lestari danTrisnadi Wijaya, 2010 Pengaruh PendidikanKewirausahaan terhadap Minat BerwirausahaMahasiswa di STIE MDP, STIMIK,MDP danSTIE MUSI.

Variabel X1 Variabel Y

Spririt of Entrepreneurship Peluang Meraih Sukses

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna Wahyuningsih

Page 170: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

165Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Temuan P enelit ian : Pendidikankewirausahaan berpengaruh secara signifikanterhadap minat berwirausaha yang diperkuatoleh faktor demografis .Konsep yang dirujuk : Personal attitudeSubjective norms, Perceived, behavioral, control,Entrepreneurial.Perbedaan dalam penelitian: Penelitian inimelihat ke faktor-faktor yang mempengaruhiintensitas sedangkan penulis dalam penelitianini adalah menganalisis semangat mahasiswadalam memahami kewirausahaan.

3. Peneliti, Tahun, Judul: Charly Hongdiyanto,2014,Identifikasi Kepemilikan EntrepreneuralSpirit Mahasiswa.Temuan Penelitian: Motivasi mahasiswa,Kepribadian dan minat untuk menjadientrepreneur yaitu membuka usaha baru di kotasal dan melanjutkan bisnis orang tuaKonsep yang dirujuk: Motivasi, Kepribadiandan MinatPerbedaan dalam Penelitian: Penelitian iniadalah kualittif sedangkan penulis menelitidengan kuantitatif data primer.

Hipotesis Penelitian.Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka

Hipotesis sbb:Ho : Tidak Terdapat pengaruh Spririt o f

Entrepreneurship terhadap Peluang Meraih Bagi mahasiswa di Perguruan TinggiHa : Terdapat pengaruh Spririt o f

Entrepreneurship terhadap Peluang MeraihSukses bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi

METODE PENELITIANMetode penelitian ini adalah penelitian deskriptif

dan asosiatif . Penelitian deskr ip tif yaitumenggambarkan keadaan subyek atau obyekpenelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya untukmendapatkan kesimpulan masalah yang ada dandicarikan solusi atau jalan keluar untuk mendapatkankesimpulan masalah yang ada dan dicarikan solusiatau jalan keluar yang terbaik untuk pemecahannya.Penelitian asosiatif merupakan penelitian yangbertujuan untuk mengetahui hubungan antara duavariabel atau lebih. Bentuk hubungan antar variabeladalah hubungan kausal yaitu sebab akibat.

Metode Analisis DataAnalisis data penelitian yang akan digunakan

adalah dengan melakukan pendekatan kuantitatif.Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang banyakmenggunakan data kuantitatif yang diperoleh melaluisuatu pengukuran dengan menggunakan instrumenberupa angka, tes dan lain-lain serta hasil yangdiperoleh berupa angka/bilangan.

Operasional Variabel PenelitianVariabel Spirit of Entrepreneurship , Semagat

Wirausaha yang berkembang di kalangan mahasiswamuncul karena perkembangan pola pikir yangsemakin berubah, daya kreativitas yang dihadapkanpada perkembangan Ilmu maupun Teknologi akanmemotivasi mencari kehidupan yang lebih mandiridengan cara berwirausaha.Peneliti akan mengukursemangat mahasiswa dengan adanya evolusi produk,ilmu pengetahuan, perubahan gaya hidup , selera danhobi, perubahan tehnologi, perubahan budaya,perubahan struktur pemerintahan dan politik sertaintrapreneurship.

Sedangkan variabel Meraih Sukses, bahwakesuksesan seseorang bukan hanya di ukur merekabisa beker ja d imana , namun apakah b isamenciptakan pekerjaan yang dapat mendatangkanatau meningkatkan nilai tambah, banyak peluangdalam mencapai kesuksesan. peneliti mengukur darihasil pengamatan yang selama ini dan berhasildipersepsikan untuk menjadi acuan adalah adanyapertumbuhan perusahaan , banyaknya peluang bisnis,keyakinan p ilihan h idup, dukungan edukasikewirausahaan, dukungan keluarga, dan lingkungan.

Cara pengumpulan data yang dilakukan penulisuntuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, yaitumenggunakan data primer.

Penelitian lapangan, teknik pengumpulan datayang dilakukan dengan mengadakan penelitianlangsung pada obyek serta menganalisis data yangtersedia dilapangan yang meliputi:a. Wawancara Lisan : Pengumpulan data melalui

Tanya Jawab langsung dengan pihak yangberkepentingan yaitu para mahasiswa yangsudah pernah kuliah Kewirausahaan atauPraktikum Bisnis.

b. Wawancara tertulis menggunkan kuesioner:Pengumpulan data dilakukan dengan caramembagikan lembaran kuesioner dibagikankepada mahasiswa setelah berakhir perkuliahan

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna Wahyuningsih

Page 171: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT166

semester dan sudah memperoleh nilai hal inidilakukan agar tidak terjadi subyektivitas yangdipersepsikan oleh mahasiswa.

PENENTUAN SAMPELSampel sebanyak 70 digunakan untuk

merealisasikan hasil penelitian yang ar tinyamengangkat kesimpulan sebagai suatu yang berlakubagi populasi. Teknik sampling pada penelitian inimenggunakan non Probability Sampling denganproposive sampling yang memberikan peluang yangsama bagi setiap anggota populasi untuk dipilihsebagai anggota sampel.

HASIL UJI VALIDITASDari uji validitas variabel X dan Y masing-masing

18 instrumen yang ada dinyatakan valid karenadiperoleh nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu0,4227

HASIL DAN PEMBAHASANHubungan Spirit of entrepreneurship dengan

Peluang Meraih Sukses

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2016

Dapat dilihat dari tabel di atas koefisisen korelasikedua varibel adalah 0,334 hal ini menunjukkanadanya hubungan yang kuat antara kedua variabel .Tingkat signifikansi koefien korelasi antara Spirit ofEntrepreneuship dan Peluang Meraih Suksesdikatakan signifikan karena angka signifikan keduavariabel ini dibawah 0,05 yaitu 0,002.

Korelasi 0,334 lebih rendah dari 0,6 menandakanhubungan rendah. Rendahnya korelasi disebabkandari responden adalah mahasiswa semester 4 yangtegolong masih usia muda dan rata-rata belum pernahberpengalaman dalam berwirausaha dan hanyasebagian saja yang sudah pernah mempraktekkanbisnis. Nilai korelasi rendah disebabkan juga naluriuntuk bisnis belum muncul karena masih banyak jugamemandang karir adalah urusan masa depan yangtidak perlu dipikirkan dari sekarang, yang dipikirkanadalah bagaimana lulus menyandang gelar.

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS, 2016

Besar hubungan antara variabel spirit o fEntrepreneurship terhadap Peluang Meraih Suksesadalah angka R squre 0,111, angka tersebutmempunyai maksud bahwa pengaruh variabel spiritof entreprenaurship terhadap variabel PeluangMeraih Sukses sebesar11,1% , sedangkan sisanya89,9 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar modelini.

Model Regresi penelitian dinyatakan layak dengansignifikansi, sehingga model dapat digunakan untukmemprediksi.

Y=b x + eBerdasarkan hasil perhitungan analisis regresi

dipero leh angka Kontr ibusi Spririt o fEntrepreneurship terhadap Peluang Meraih Sukses33,4 % artinya ada pengaruh namun tidak terlalubesar , 66,6 % dipengaruhi oleh variabel lain.

Coorelations

Peluang Meraih Sukses

Spirit of Entrepreneuship

Pearson Correlation

Peluang Meraih Sukses Spririt of Entrepreneurship

1,000 ,334

,334 1,000

Sig.(1-tailed) Peluang Meraih Sukses Spirit of Entrepreneurship

,002

,002

N Peluang Meraih Sukses Spirit of Entrepreneurship

70 70

70 70

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation

N

Spirit of Entrepreneurship 68,36 8,542 70

Peluang Meraih Sukses 70,76 9,131 70

Model R R Square

Adjusted R. Square

Std. Error of the Estimate

1 ,334a ,111 ,098 8,671 a. Predictor: (constan), Spirit of Entrepreneurship

ANOVAb Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regresion Residual Total

640,094 5112,777 5752,871

1 68 68

8,513 0,005a

a. Predictors: (Constant) Spririt of Entrepreneurship b. Dependent Variable : Peluang Meraih Sukses

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Rig

1 (Constant) of Spirit of Entrepreneurship

8,418

,122

,334

5,510 2,918

,000 ,005

a. Dependen Variable:Peluang Meraih Sukses

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna Wahyuningsih

Page 172: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

167Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENUTUPKESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Hasil dari analisis ada pengaruh Spritit ofEntrepreneurship terhadap Peluang meraih Suksesdiperoleh persamaan regresi Y=8,418 +0,122, dapatdiartikan bahwa jika nilai Spirit of Entrepreneurshipadalah 1 maka Peluang Meraih sukses akanmeningkat 0,122 atau dengan kata lain dapat ditarikkesimpulan bahwa Peluang Meraih Sukses bagilulusan perguruan tinggi dengan adanya Spririt ofEntrepreneuship adalah 8,418.

Saran1. Temuan di atas mengimplikasi bahwa mata

kuliah Entrepreneurship perlu dipertimbangkanuntuk diajarkan di semua jurusan karena materikuliah yang diajarkan mempengaruhi sikap danperilaku seseorang dalam mendorong minatmenjadi usaha mandiri , melalui pendidikanseseorang akan lebih mempunyai keyakinandalam berusaha.

2. Mahasiswa hendaknya bercita-cita menjadipengusaha bukan pekerja, karena pengusahajuga bekerja atas dasar keyakinan dan beranimenghadapi risiko akan menjadi pengusahasejati.

DAFTAR PUSTAKAHendro, 2011 Dasar-dasar

Kewirausahaan,Jakarta: ErlanggaHirich, Robert D, 2004. Michael P. Peters & Dean

A. Shepherd,Entrepreneuship .6 Edition. Boston: McGraw Hill

Hisrich, R.D., Peters, M.P. & Shepperd, D.A.2005. Entrepreneurship (6th Edition), New York:McGrawHill.

Peggy A. Lambing& Charles R. Kuehl dalambuku Entrepreneurship (1999),

(Robert D, Phd. Entrepreneurship. 6 Edition.Boston:McGraw Hill).

Sugiono, 2010. Statistika untuk penelitian.Bandung; Alfbeta

Suryana, 2003. Pedoman Praktis, Kiat dan ProsesMenuju Sukses. Jakarta: PT Salemba Emban Patria.

Zimmerer, T.W. & Scarborough, N.M.2005.Essential of Small Business Management(4thEdition). New Jersey:Prestice Hall.

SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI ALTERNATIF PELUANG MERAIH SUKSESOleh : Erna Wahyuningsih

Page 173: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT168

Page 174: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

169Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANKINDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI(Periode 2005 – 2015)

Oleh : Widiastuti Murtiningrum

ABSTRACTThis study aims to find, find empirical evidence and know the magnitude of influence Inflation rate, Dollar Rate,

Interest Rates Bank Indonesia and Economic Growth Rate affect the Third Party Fund at Bank Mandiri eithersimultaneously or partially. The research method used in this research is Library Studies published by Bank Indonesiaand Bank Mandiri. Observations made during the period 2005 - 2015. Methods of data analysis using multipleregression. The result of the research shows that the overall effect of independent variables on the number of ThirdParty Funds in Bank Mandiri per 2005 - 2015 period is weak. Based on R Square value on Durbin Watson test, BankMandiri's DPK variable can be explained by Inflation, Dollar, SBI and Growth Rate of 92.1% while the rest of 7.9%is likely influenced by other variables outside this research model. In Multiple Regression testing, Inflation variable,Dollar Rate and Economic Growth Rate have direct influence (positive). While the SBI Interest Rate has the oppositeeffect (negative).

Keywords: Inflation, Exchange Rate, SBI and Economic Growth Rate

PENDAHULUANLatar Belakang

Perbankan mempunyai peranan yang strategisdalam menggerakkan roda perekonomian negara, halini dapat terlihat pada sektor moneter dan perbankanyang telah menciptakan gairah usaha melalui fasilitaspemberian kredit. Fasilitas yang diberikan bankmenjangkau secara luas ke seluruh lapisanmasyarakat mulai dari petani hingga pengusahadengan berbagai persyaratan yang mudah(Muchdarsyah Sinungan, 1992:2). Dana Pihak Ketiga(DPK) merupakan sumber dana yang dihimpun darimasyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungandan Deposito. DPK yang telah dihimpun oleh bankakan dialokasikan untuk kegiatan yang menghasilkanpendapatan. Pengalokasian DPK mempunyaibeberapa tujuan di antaranya adalah mencapai tingkatprofitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko yangrendah, dan mempertahankan kepercayaanmasyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditasbank tetap aman.

Penurunan DPK akan mempengaruhiPembiayaan yang Disalurkan (PYD). Dengandemikian, perkembangan suatu bank sangat

dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun danadari masyarakat.

Ada beberapa elemen kondisi makroekonomiyang dapat mempengaruhi penghimpunan DPK yaituinflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, sukubunga SBI dan pertumbuhan ekonomi yang tercermindalam Produk Domestik Bruto (PDB). Sukirno(2006: 200-201) menjelaskan alasan mengapa tingkattabungan bertambah tinggi dalam pembangunan, yaitubahwa sumber dari berlakunya kenaikan tabungandan penanaman modal adalah tingkat keuntungan atausurplus yang bertambah besar yang dinyatakandengan persentase dari pendapatan nasional yangsemakin meningkat. PDB menunjukkan pendapatannasional dari sembilan sektor dan perubahanpendapatan sektor-sektor tersebut dapatmempengaruhi masyarakat, baik perorangan maupunkorporasi, sehingga akan mempengaruhi besaraninvestasi dan tabungan masyarakat. Sedangkankenaikan harga-harga atau inflasi dapat mengurangihasrat masyarakat untuk menabung atau menyimpanuangnya dalam bentuk deposito, jika munculekspektasi tingkat return yang lebih rendah dibandingtingkat inflasi.

* Dosen Institue Keuangan Perbankan dan Informasi Asia PERBANAS

Page 175: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT170

Tingkat inflasi merupakan faktor yang harusdipertimbangkan dalam proses investasi. Inflasimerupakan indikator ekonomi yang menyebabkankenaikan harga barang dan jasa dalam suatu periode.Adanya inflasi yang tinggi akan menyebabkan naiknyabiaya produksi dan dapat menurunkan daya belimasyarakat.

Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing,teru tama hard currencies (Dollar AS), dapatmenyebabkan capital outflow (pelarian modalmasyarakat keluar negeri), jika dibandingkan denganmata uang negara lain maka ekspektasi returninvestasi di Indonesia lebih rendah. Semakinmeningkat nilai tukar Dollar AS akan menaikkanpermintaan Dollar, sebaliknya permintaan uangdomestik akan turun. Berdasarkan hal ini, perubahannilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, dapatmempengaruhi pertumbuhan DPK.

Peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia(SBI) berdampak pada peningkatan suku bungadeposito pada bank-bank komersil, dan sebaliknyajika suku bunga SBI mengalami penurunan maka sukubunga deposito akan mengalami penurunan.

Jadi pertumbuhan investasi di suatu negaradipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negaratersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatunegara maka semakin baik pula tingkat pendapatanmasyarakat. Adanya peningkatan pendapatandiharapkan semakin banyak orang yang memilikikelebihan dana dan dana tersebut dapat dimanfaatkanuntuk disimpan dalam bentuk tabungan ataudiinvestasikan dalam bentuk surat-surat berhargayang diperdagangkan di pasar modal.

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, permasalahan

yang akan dijawab dalam penelitian ini adalahbagaimana pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, Suku BungaBank Indonesia dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomiterhadap Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk periode 2005 – 2015?

Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :1. Menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, SBI

dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi terhadapDPK pada Bank Mandiri periode 2005 – 2015.

2. Menemukan bukti ada atau tidaknya korelasi diantara masing-masing variabel independent.

3. Menemukan bukti empiris adanya pengaruhvariabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan TingkatPertumbuhan Ekonomi terhadap DPK padaBank Mandiri.

4. Menyelidiki seberapa besar pengaruh variabelInflasi, Kurs Dollar, SBI dan TingkatPertumbuhan Ekonomi terhadap DPK padaBank Mandiri

LANDASAN TEORITeori Inflasi

Menurut A.P. Lehner, inflasi adalah keadaanterjadinya kelebihan permintaan (Excess Demand)terhadap barang-barang dalam perekonomian secarakeseluruhan (Anton H Gunawan, 1991). Sementaraitu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatukenaikan harga yang terus-menerus dari barang danjasa secara umum. Menurut Boediono (1995), inflasiadalah kecenderungan dari harga-harga untuk naiksecara umum dan terus-menerus. Kenaikan hargadari satu atau dua barang saja tidak dapat disebutinflasi, kecuali apabila kenaikan tersebut meluas danmengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain. Menurut Keynes terjadinya inflasidisebabkan oleh permintaan agregat sedangkanpermintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansibank sentral, namun dapat pula disebabkan olehpengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupunoleh swasta dan pengeluaran konsumsi pemerintahyang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanjanegara) dalam kondisi full employment.

Teori Nilai Tukar Mata UangDornbusch dan Fisher (1980) mengatakan bahwa

pergerakan nilai tukar mempengaruhi daya sainginternasional dan posisi neraca perdagangan dankonsekuensinya juga akan berdampak pada realoutput dari negara tersebut yang pada gilirannya akanmempengaruhi cash flow saat ini dan masa yangakan datang dari perusahaan tersebut. Sistem nilaitukar yang d ianut oleh suatu negara sangatberpengaruh dalam menentukan pergerakan nilaitukar tersebut. Pendekatan yang digunakan untukmengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kursadalah pendekatan moneter. Dengan pendekatanmoneter maka dapat diketahui pengaruh dari variabeljumlah uang beredar dalam arti luas, tingkat sukubunga, tingkat pendapatan, dan variabel perubahanharga. Dipakainya dollar Amerika sebagaipembanding, karena dollar Amerika merupakan mata

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)

Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 176: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

171Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

uang yang kuat dan Amerika merupakan partnerdagang yang dominan di Indonesia.

Teori Suku BungaMenurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya

yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yangditerima dan merupakan imbalan bagi pemberip in jaman atas investasinya. Suku bungamempengaruhi keputusan individu terhadap pilihanmembelanjakan uang lebih banyak atau menyimpanuangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga jugamerupakan sebuah harga yang menghubungkanmasa kini dengan masa depan, sebagaimana hargalainnya maka tingkat bunga ditentukan oleh interaksipermintaan dan penawaran (Suhaedi, 2000). Tingkatsuku bunga d igunakan pemerin tah untukmengendalikan tingkat harga, ketika tingkat hargatinggi dan jumlah uang yang beredar dalammasyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakattinggi, maka diantisipasi oleh pemerintah denganmenetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengantingginya suku bunga diharapkan dapat mengurangijumlah uang yang beredar sehingga permintaanagregatpun akan berkurang dan kenaikan harga dapatdiatasi.

Teori Pertumbuhan EkonomiMenurut (Sadono Sukirno, 1994; 10) Pertumbuhan

ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangankegiatan dalam perekonomian yang menyebabkanbarang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakatbertambah. Pertambahan potensi memproduksiseringkali lebih besar dari pertambahan produksi yangsebenarnya, dengan demikian perkembanganekonomi adalah lebih lambat dar ipotensinya.  Kenaikan produktivitas masukanmenunjukkan bahwa setiap unit masukan tertentudapat memproduksi leb ih banyak keluaran.Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikansebagai kenaikan Gross Domestic Product (GDP)riil per kapita. Produk Domestik Bruto (PDB) adalahnilai pasar keluaran total sebuah negara, yangmerupakan nilai pasar semua tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomiadalah faktor sumber daya manusia, faktor sumberdaya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi,faktor budaya, dan faktor sumber daya modal.Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satuindikator yang amat penting dalam melakukan analisis

tentang pembangunan ekonomi yang terjadi padasuatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkansejauhmana aktivitas perekonomian akanmenghasilkan tambahan pendapatan masyarakatpada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnyaaktivitas perekonomian adalah suatu prosespenggunaan faktor-faktor produksi untukmenghasilkan output, maka proses ini pada gilirannyaakan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadapfaktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat.Dengan adanya pertumbuhan ekonomi makadiharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilikfaktor produksi juga akan turut meningkat. (Susanti,dkk; 2000).

Pengertian Dana Pihak KetigaSumber Penghimpun Dana berasal dari : Pertama

yaitu dana Sendiri dan dari usaha bank. Proprosi danasendiri ini relatif kecil apabila dibandingkan dengantotal dana yang dihimpun ataupun dari total aktivanya,namun dana sendiri ini tetap merupakan hal yangpenting untuk kelangsungan usahanya. Begitupentingnya proporsi dana sendiri ini dibuktikan denganadanya ketentuan dari bank sentral yang mengaturtentang proporsi minimal modal sendiri dibandingkandengan total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko(ATMR). Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992, bankumum dapat melakukan mobilisasi dana dengan caramelakukan emisi saham dan obligasi melalui bursaefek di Indonesia. Kedua, Dana dari Deposan atausimpanan. Ketiga, Dana Pihak Ketiga (DPK) adalahdana yang dipercayakan oleh masyarakat kepadabank berdasarkan perjanjian penyimpanan danadalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka dansertifikat deposito dan atau bentuk lain yangdipersamakan dengan itu.

Definisi BankMenurut UU RI No.10 Tahun 1998 tentang

perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentangPerbankan, bank adalah badan usaha yangmenghimpun dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan dan menyalurkannya kepada masyarakatdalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnyadalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatbanyak. Perbankan adalah segala sesuatu yangmenyangkut tentang bank, kelembagaan, kegiatanusaha, serta cara dan proses dalam melaksanakankegiatan usahanya.

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 177: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT172

Bank MandiriPT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dibentuk pada

2 Oktober 1998, dari 4 bank dan mulai beroperasisebagai bank gabungan pada pertengahantahun 1999.  Setelah  merger,  PT.  Bank Mandiri(Persero) Tbk kemudian memulai proses konsolidasi,investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbedatersebut, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk mulaimelaksanakan program penggantian platform yangberlangsung selama tiga tahun, dimana programpengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkankemampuan penetrasi di segmen retail banking.Nasabah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yangterdir i dari berbagai segmen dan merupakanpenggerak utama perekonomian Indonesia.Berdasarkan sektor usaha, nasabah PT. BankMandiri (Persero) Tbk bergerak dibidang usaha yangsangat beragam. Setelah menyelesaikan programtransformasi semenjak 2005 - 2009, PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk mulai melaksanakan transformasitahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misiuntuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yangpaling dikagumi dan selalu progresif. Pada Juni 2013,PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk sudah mempunyai1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM yang tersebarmerata di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali,semakin menegaskan PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk sebagai salah satu dari jajaran bank terbesardi Indonesia.

METODE PENELITIANSubyek Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenispenelitian konklusif kausal. Sumber data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah data sekunderyang diperoleh dari publikasi Bank Indonesia, BankMandiri dan Badan Pusat Statistik. Dari batasan diatas maka populasi penelitian adalah semua datatentang Dana Pihak Ketiga (DPK) pada BankMandiri.

Obyek PenelitianObyek penelitian yang akan diteliti ialah variable-

variabel yang bersifat independent yangmempengaruhi Dana Pihak Ketiga, yaitu :1. Tingkat Inflasi2. Nilai Kurs Rupiah terhadap USD3. Tingkat Suku Bunga SBI4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Metode Analisa DataDalam penelitian ini menggunakan model Regresi

Linier Berganda, melalui metode ini peneliti berusahamenemukan bentuk atau pola hubungan antaravariable dependen dengan lebih dari satu variabelindependent.

Persamaan garis regresi dalam penelitian adalah:Y = a + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4Keterangan :Y = DPK Bank Mandiria = konstantab1 b2 b3 b4 = Harga Statistik sebagai penaksir

parameter bX1 = Tingkat InflasiX2 = Nilai Kurs Rupiah terhadap USDX3 = Tingkat Suku Bunga SBIX4 = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Dalam melaksanakan analisis regresi linierberganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian 4asumsi klasik yang dianggap penting, yaitu data yangdigunakan adalah terdistribusi normal, tidak terdapatmultikoloniaritas antar variabel bebas, tidak terjadiautokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Kenormalan Data (Normalitas Residual)Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel terikat dan variabel bebasmempunyai distribusi normal atau tidak. Modelregresi yang baik adalah memiliki distribusi normalatau mendekati normal. Untuk mengujinya dapatdilakukan dengan menggunakan analisis grafik plot,jika data menyebar di sekitar garis diagonalmenunjukkan model regresi memenuhi asumsinormalitas.

Uji MultikolinearitasUji ini bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabelbebas (independen). Model regresi yang baikseharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabelindependen. Jika variabel independen salingberkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal(Ghozali 2007:91). Untuk mendeteksi adanyamultikolinearitas, dapat dilihat dari Value InflationFactor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadimultikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidakterjadi multikolinearitas (Wijaya, 2009:119).

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)

Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 178: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

173Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Uji AutokorelasiUji autokorelasi adalah menguji hubungan yang

terjadi di antar anggota-anggota dari serangkaianpengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu(Alhusin: 2003). Untuk mendeteksi autokorelasi yangpaling sering dilakukan adalah uji Durbin Watson (Ujid). Ketentuan Durbin – Watson adalah sebagaiberikut :Deteksi Autokorelasi Positif1. Nilai dw < dL , terdapat autokorelasi positif2. Nilai dw > dU, tidak terdapat autokorelasi positif3. Nilai dL < dw < dU, tidak ada kesimpulanDeteksi Autokorelasi Negatif1. Nilai (4 – dw) < dL, terdapat autokorelasi

negative2. Nilai (4 – dw) > dU, tidak terdapat autokorelasi

negative3. Nilai dL < (4 – dw) < dU, tidak ada kesimpulan

Uji HeterokedastisitasUji heterokedastisitas biasa ditemukan pada data

Cross-sectional yaitu pengamatan yang dilakukanpada individu yang berbeda pada saat yang sama.Uji heterokedastisitas yang dipergunakan dalampenelitian ini dengan menggunakan metode grafik.Prinsip model ini adalah memeriksa pola residualterhadap tafsiran Y. Heterokedastisitas terjadi apabilavarians tidak konstan, sehingga seakan-akan terdapatbeberapa kelompok data yang memiliki besaran erroryang berbeda dan membentuk suatu pola.Heterokedastisitas akan terdeteksi apabila plotmembentuk pola yang sistematis.

Setelah melakukan pengujian ada tidaknya ketigamasalah dalam persamaan regresi linier berganda dandidapat bahwa persamaan tersebut bebas dari semuamasalah tersebut maka pengujian selanjutnya untukmenunjukkan bahwa model regresi berganda yangdibuat bagus dan terdapat korelasi variabel bebasyang signifikan baik secara individu maupun terhadapvariabel terikat adalah sebagai berikut :1. Uji parsial koefisien regresi dengan

menggunakan t-test untuk menguji signifikanpengaruh masing-masing var iabel bebasterhadap variabel terikat dengan menggunakaná = 5% (2 tailed).

2. Uji signifikansi keseluruhan koefisien bebassecara bersama-sama terhadap variabel terikatdengan menggunakan F-test, dikatakan bahwasecara keseluruhan variabel bebas signifikandipengaruhi variabel terikat.

3. Koefisien determinasi (R²).Koefisien determinan mengukur goodness of fitpersamaan regresi yaitu memberikan persentasevariabel total dari variabel terikat yang dijelaskanoleh variabel bebas. Nilai koefisien determinanterletak diantara 0 sampai dengan 1, nilai R² =1 berarti bahwa garis regresi yang terjadimenjelaskan 100% variasi terikat. Jika nilai R²= 0, berarti model yang terjadi tidak dapatmenjelaskan sedikitpun garis-garis regresi yangterjadi. Baik tidaknya suatu model bukan semata-mata ditentukan oleh R² yang tinggi, akan tetapiharus lebih memperhatikan relevansi logis atauteoristis dari varibel bebas dengan variableterikat secara statistik.

Pengujian HipotesisAdapun pengujian hipotesis penelitiannya adalah

sebagai berikut :1. Pengaruh variabel Inflasi terhadap DPK

Ho : ß1 = 0 (Variabel Inflasi tidak berpengaruhterhadap DPK)H1 : ß1 = 0 (Varibel Inflasi berpengaruhterhadap DPK)

2. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap USDterhadap DPKHo : ß2 = 0 (Variabel Kurs Rupiah terhadapUSD tidak berpengaruh terhadap DPK)H1 : ß2 = 0 (Varibel Kurs Rupiah terhadap USDberpengaruh terhadap DPK)

3. Pengaruh variabel Tingkat Suku Bunga SBIterhadap DPKHo : ß3 = 0 (Variabel Tingkat Suku Bunga SBItidak berpengaruh terhadap DPK)H1 : ß3 = 0 (Variabel Tingkat Suku Bunga SBIberpengaruh terhadap DPK)

4. Pengaruh variabel Tingkat PertumbuhanEkonomi terhadap DPKHo : ß4 = 0 (Variabel Tingkat PertumbuhanEkonomi tidak berpengaruh terhadap DPK)H1 : ß4 = 0 (Variabel Tingkat PertumbuhanEkonomi berpengaruh terhadap DPK)

Uji Korelasi dan Regresi.Uji korelasi digunakan untuk menguji apakah

hubungan yang terjadi itu berlaku untuk populasi (dapatdigeneralisasi). Uji Regresi digunakan untukmengetahui apakah dalam model regresi variabelnyaberpengaruh signifikan terhadap variabel independensecara partial berpengaruh signifikan terhadapvariabel dependent.

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 179: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT174

Correlations DPK INFLASI KURS SBI PERT EK Sig. (2-tailed) DPK - .118 .003 .060 .408

INFLASI .118 - .339 .000 .418 KURS .003 .339 - .494 .055 SBI .060 .000 .494 - .273 PERT EK .408 .418 .055 .273 -

Sumber: data diolah penulis

Coefficients Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t

Sig

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -390303.666 325638.898 -1.199 .276

INFLASI 16094.806 9143.150 .456 1.760 .129 .197 5.074 KURS 91.657 13.569 .910 6.755 .001 .730 1.370 SBI -60939.820 18985.396 -.848 -3.210 .018 .189 5.278 PERT. EK 37684.503 32536.913 -.176 1.158 .291 .570 1.754

Sumber: data diolah penulis

HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASANHasil Uji Normalitas pada Bank Mandiri

Berikut diagram normalitasnya:Gambar 1.

Diagram Scatter Plot Normalits DPKpada Bank Mandiri.

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Dengan melihat Gambar 1 di atas maka dapatdisimpulkan bahwa uji normalitas terpenuhi, karenatitik-titik plot berada di sekitar garis diagonal.

Hasil Uji MultikolinearitasTabel 1.

Hasil Uji Multikolinearitas DPKpada Bank Mandiri periode 2005 – 2015

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Dari data yang d itunjukkan o leh di atasmenunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memilikitolerance kurang dari 10% yang berarti tidak adakorelasi antar variabel. Hasil perhitungan nilai VIF(Variance Inflation Factor) juga menunjukkan halyang sama yaitu tidak ada variabel bebas yangmemiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkanbahwa tidak ada multikolinearitas antar variable bebasdalam model tersebut.

Hasil Uji AutokorelasiTabel 2.

Dependent Variabel DPK pada Bank Mandiri

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Nilai Durbin - Watson sebesar 2,563 sedangkandari tabel DW (á 0,05 : n = 11 ) nilai terdekat dalamtabel; k = 4 diperoleh dl = 0,4441. dU : 2,2833. Karenanilai DW > dU (2,563 > 2,2833), maka dapatdikatakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif.Dari tabel di atas juga dapat diketahui koefisiendeterminasi R Square adalah 92,1%. Hal inimenunjukkan variabel DPK dapat dijelaskan olehvariabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan PertumbuhanEkonomi sebesar 92,1% sedangkan sisanyadijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Hasil Uji HeterokedastisitasGambar 2.

Gambar Grafik Scatterplot Hasil UjiHeterokedastisitas

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Dari grafik scatter plot DPK pada Bank Mandiriperiode 2005-2015 tampak titik-titik tidak membentuksuatu pola tertentu. Diagram pencar di atas ternyatatidak membentuk pola tertentu. Dengan demikiandapat diambil kesimpulan bahwa regresi tidakmengalami gangguan heterokedastisitas sehinggamodel regresi tersebut layak digunakan untukmemprediksi DPK berdasarkan input dari variabelbebas yaitu Inflasi, Kurs Dollar, SBI dan PertumbuhanEkonomi.

Hasil Uji Korelasi dan RegresiTabel 3.

Hasil Uji Korelasi dan Regresi

Sumber : Pengolahan Data, 2016Analisis korelasi dari hasil output SPSS adalah

sebagai berikut:

Model Summary Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .959 (a) .921 .868 53080.831 2.563 Sumber: data diolah penulis

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)

Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 180: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

175Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

1 B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -390303.666 325638.898 -1.199 .276 Inflasi 16094.806 9143.150 .456 1.760 .129 .197 5.074 Kurs 91.657 13.569 .910 6.755 .001 .730 1.370 SBI -60939.820 18.985.396 -.848 -3.210 .018 .189 5.278 Pert. Eko 37684.503 32536.913 .176 1.158 .291 .570 1.754 Sumber: data diolah penulis

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig 1 Regression 1,960E+11 4 48998791137 17,390 0,002b Residual 16905447686 6 2817574614 Total 2129E+11 10 Sumber: data diolah penulis

Variabel t hitung t tabel Sig. Kesimpulan (Constant) -1.199 2,447 .276 Tidak Signifikan Inflasi 1.760 2,447 .129 Tidak Signifikan Kurs 6.755 2,447 .001 Signifikan SBI -3.210 2,447 .018 Tidak Signifikan Pert Eko 1.158 2,447 .291 Tidak Signifikan

Sumber: data diolah penulis

1. Koefisien korelasi Inflasi dengan DPK sebesar0,118 berarti antara variabel Inflasi dan DPKmemiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilaip-value 0,118 > 0,05 berarti Ha ditolak dan Hoditerima, artinya Inflasi tidak berkorelasi denganDPK.

2. Koefisien korelasi Kurs Dollar dengan DPKsebesar 0,003, berarti antara variable KursRupiah dengan DPK memiliki hubungankorelasi yang kuat. Nilai p-value 0,003 < 0,05berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya KursDollar berkorelasi dengan DPK.

3. Koefisien korelasi SBI dengan DPK sebesar0,060, berarti antara variabel SBI dengan DPKmemiliki hubungan korelasi yang lemah. Nilaip-value 0,060 > 0,05 berarti Ha ditolak dan Hoditerima, artinya SBI tidak berkorelasi denganDPK.

4. Koefisien korelasi Tingkat PertumbuhanEkonomi dengan DPK sebesar 0,408, berartiantara variabel Tingkat Pertumbuhan Ekonomidengan DPK memiliki hubungan korelasi yanglemah. Nilai p-value 0,408 > 0,05 berarti Haditolak dan Ho diterima, artinya, TingkatPertumbuhan Ekonomi tidak berkorelasi denganDPK.

Tabel 4.Hasil Uji t pada Bank Mandiri

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Harga t untuk variabel Inflasi adalah 1,760 dengansignifikan/probabilitas 0,129 > 0,05 dan harga tPer tumbuhan Ekonomi adalah 1,158 dengansignifikan 0,291>0,05, maka Ho diterima, tidak adapengaruh Inflasi(X1) dan Pertumbuhan Ekonomi (X4)terhadap DPK(Y). Harga t variable Kurs adalah6,755, signifikan 0,001<0,05 dan harga t variable SBIadalah -3,210, signifikan 0,018<0,05, maka Haditerima, terdapat pengaruh kurs dan SBI terhadapDPK. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkanbahwa secara partial seluruh variable independent(Inflasi, Kurs, SBI dan Pertumbuhan Ekonomi)berpengaruh lemah/tidak signifikan terhadap DPK.Uji model regresi berganda yaitu Yi = âo + â1x1 +

â2x3 + â3x3 + â4x4, signifikan / probabilitas 0,276>0,05 atau berpengaruh lemah secara signifikan.

Tabel 5.Tabel Anova DPK pada Bank Mandiri

Sumber : Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan output dari tabel Anova di atas dapatdilihat bahwa nilai F hitung sebesar 17,390 dengantingkat signifikansinya sebesar 0,002, apabila dilihatdari nilai F tabel dengan taraf nyata sebesar 5% akanmenghasilkan F4;6;0,05 = 4,5337 (tabel statistic Fdengan derajat bebas v1 = 3 dan v2 = 19, tarafsignifikansinya 0,05). Perbandingan keduanyamenghasilkan nilai F hitung > F table. F hitung > Ftabel (17,390 > 4,5337) dan Sig. < á (0,002 < 0,05),maka disimpulkan bahwa

Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linier padamodel regresi linier berganda antara variabelindependent dengan variabel dependent. Kemudianmodel dimasukkan angka-angkanya dari tabelcoefficient, yaitu:

Sumber : Pengolahan Data, 2016Model regresi yang terbentuk dari hasil analisis di

atas adalah :DPK= - 390.303,666 + 16.094,806 Inflasi + 91.657

Kurs – 60.939,820 SBI + 37.684,503 PertumbuhanEkonomi

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)Oleh : Widiastuti Murtiningrum

DPK= - 390.303,666 + 16.094,806 Inflasi + 91.657 Kurs – 60.939,820 SBI + 37.684,503 Pertumbuhan Ekonomi

βo = -390.303,666 apabila  nilai  β1  β2  β3  =  0,  harga  DPK sebesar – Rp.390.303,666 juta.

β1 = 16.094,806 artinya variabel bebas Kurs, SBI dan Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan Inflasi sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar Rp.16.094,806 juta.

β2 = 91.657 artinya variabel bebas Inflasi, SBI dan Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan Kurs sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar Rp.91,657 juta.

β3 = -60.939,820 artinya variabel bebas Inflasi, Kurs dan Pertumbuhan Ekonomi konstan, maka setiap kenaikan SBI sebesar 1 % akan menurunkan DPK sebesar Rp.16.094,806 juta.

Β4 = 37.684,503 artinya variabel bebas Inflasi, Kurs dan SBI, maka setiap kenaikan Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar Rp.37.684,503 juta.

Page 181: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT176

Intrepretasi Hasil PenelitianBerdasarkan analisis dan pembahasan output

regresi dengan program SPSS for Windows di atasmaka terlihat bahwa dari empat variabel independentyang digunakan dapat di jelaskan sebagai berikut :- Inflasi mempunyai pengaruh yang kecil dan

positif terhadap DPK pada Bank Mandirisebesar 16.094,806, apabila Inflasi naik 1%maka DPK Bank Mandiri akan naik sebesar16.094,806, begitu juga sebaliknya. Dengankenaikan inflasi ada masyarakat yang tidak maumembelanjakan uangnya karena harga barangmahal sehingga lebih memilih menyimpanuangnya di bank.

- Kurs Dollar mempunyai pengaruh yang kecildan positif terhadap DPK pada Bank Mandiri,sebesar 91,657, apabila Kurs Dollar naik 1%maka DPK Bank Mandiri akan naik sebesar91,657, begitu juga sebaliknya. Dengan kenaikannilai Kurs, banyak masyarakat lebih sukamenyimpan uangnya di bank.

- SBI mempunyai pengaruh yang besar dannegative terhadap DPK pada Bank Mandirisebesar 60.939,820, apabila SBI naik 1% makaDPK Bank Mandiri akan turun, begitu jugasebaliknya. Dengan kenaikan nilai SBI, banyakmasyarakat lebih suka menahan uangnya untuktidak menyimpan di bank.

- Pertumbuhan Ekonomi mempunyai pengaruhyang kecil dan positif terhadap DPK pada BankMandiri, sebesar 37.684,503, apabilaPertumbuhan Ekonomi naik 1% maka DPKBank Mandiri akan naik sebesar 37.684,503,begitu juga sebaliknya. Dengan meningkatnyaPertumbuhan Ekonomi, banyak masyarakatyang memilih menyimpan uangnya di bank.

PENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil pengujian dan penelitian dimuka

maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut :

1. Variabel independen yaitu Inflasi(X1), KursDollar(X2), SBI(X3) dan PertumbuhanEkonomi(X4) mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap Dana Pihak Ketiga padaBank Mandiri(Y).

2. Nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggiyaitu 0.921, menunjukkan besarnya pengaruhsemua variabel independen (X1, X2, X3, X4)

adalah 92,1%, sedangkan sisanya 7,9%dipengaruhi oleh variabel lain selain Inflasi(X1),Kurs Dollar (X2), SBI(X3) dan PertumbuhanEkonomi(X4).

3. Hasil pengujian terhadap variasi perubahan nilaivariabel dependen (Y) yang dapat dijelaskanoleh variasi perubahan nilai variabel independen(X1, X2, X3 dan X4) dapat dibuktikan vahwasemua variabel independen secara bersama-sama (secara simultan) dapat mempengaruhivariabel dependen (Y).

4. Nilai Kurs Rupiah terhadap Dolar, variabelInflasi, dan variabel Pertumbuhan Ekonomiberpengaruh lemah terhadap DPK pada BankMandir i di Indonesia. Hanya SBI yangberpengaruh terhadap DPK Bank Mandiri.Berdasarkan nilai R Square pada pengujianDurbin Watson, variabel DPK dapat dijelaskanoleh variabel Inflasi, Kurs Dollar, SBI danPertumbuhan Ekonomi sebesar 92,1%,sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel laindi luar model. Sebagian besar variabel Inflasi,Kurs Dollar dan Pertumbuhan Ekonomiberpengaruh positif atau searah terhadap DPK,artinya apabila Inflasi meningkat maka DPKjuga mengalami peningkatan, begitu pula apabilakurs Dollar dan pertumbuhan ekonomi menurunmaka DPK juga mengalami penurunan.Sedangkan variabel SBI berpengaruh negatifatau berlawanan terhadap DPK, artinya apabilaSBI meningkat maka DPK akan menurun,begitu juga sebaliknya apabila SBI menurunmaka DPK nilainya akan mengalamipeningkataan. Dalam hal simpanan dan investasidana, dapat dipastikan bahwa jumlah DanaPihak Ketiga setiap tahun selalu menunjukkangrafik yang meningkat. Hal ini menunjukkanselama tingkat perekonomian di Indonesia cukupstabil dan tidak mengalami goncangan krisismoneter seperti pada tahun 1997, maka tingkatkepercayaan masyarakat di Indonesia untukmenyimpan dan menginvestasikan uang ataudananya pada Perbankan d i Indonesiakhususnya Bank Mandiri semakin meningkat.

SaranPenelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan

diantaranya periode pengamatan dan kemungkinanmasih terdapat variabel lain yang mempengaruhijumlah DPK pada Bank Mandiri. Oleh karena itu,

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)

Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 182: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

177Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT

hasil penelitian ini belum dapat mengungkap lebih jauhpengaruh variabel ekonomi makro terhadap DPKuntuk jangka pendek. Atas kelemahan atauketerbatasan penelitian ini, peneliti berharap saran danmasukannya untuk memperbaiki penelitian mendatang.

DAFTAR PUSTAKAAlhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan

Menggunakan SPSS 10 for Windows. EdisiKedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: SuatuPendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: PTRineka Cipta.

Bank Indonesia. 1998, “Statistik Ekonomi KeuanganIndonesia”, Jakarta

Boediono, 1995, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu EkonomiNo.5: Ekonomi Moneter BPFE, Yogyakarta.

Gunawan, Anton H., 1991. Anggaran Pemerintah danInflasi di Indonesia, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Nopirin, 1996, Ekonomi Moneter, Buku I dan II BPFE- UGM. Yogyakarta.

Peraturan Bank Indonesia, Nomor 6/15/PBI/2004tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum PadaBank Indonesia Dalam Rupiah Dan ValutaAsing.

Priyatno, D. (2008). SPSS Analisis Data dan UjiStatistik. Yogyakarta. Percetakan MediaKom.

Santoso, S (2002). SPSS Ver. 10. Jakarta. PercetakanPT. Gramedia.

Triandaru, S. dan Budisantoso, T. (2006). Bank danLembaga Keuangan Lain edisi ke-2, Jakarta:Salemba Empat.

Undang Undang Republik Indonesia No.10 Tahun1998 tentang perubahan atas Undang-UndangNo. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Suhaedi, 2000. Suku Bunga Sebagai Salah SatuIndikator Ekspektasi Inflasi, Buletin

Aldrin Wibowo, Susi Suhendra,UniversitasGunadarma,[email protected] Pengaruh Nilai Kurs, Tingkat Inflasi danTingkat Suku Bunga Terhadap Dana PihakKetiga Pada Bank Devisa di Indonesia (PeriodeTriwulan I 2003 – Triwulan III 2008)

Algifari. 1997. Statistika Induktif Untuk Ekonomi danBisnis. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sugiyono, "Statistika Untuk Penelitian", Alfabeta,Bandung, 2004.

Sadono Sukirno, 1999, Pengantar Teori MakroEkonomi, Rajawali Pers, edisi ke-2, Jakarta

Situs Internethttp://www.bi.go.idhttp://www.bps.go.idhttp://www.bankmandiri.co.idhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inflasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Nilai Tukarhttp://id.wikipedia.org/wiki/ Suku Bungahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan Ekonomi

PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMITERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MANDIRI (PERIODE 2005 – 2015)Oleh : Widiastuti Murtiningrum

Page 183: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan

Jurnal Manajemen & Bisnis EQUILIBRIUM POINT178

Page 184: Volume 01 Nomor 1, Agustus 2017 - dokumen.stimaimmi.ac.iddokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Equilibrium/JURNAL_EQUILIBRIUM_2017... · wawasan wiyata mandala. Permasalahan dalam kepemimpinan