vitamin.doc

9
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan sebagai penghasil energi untuk tumbuh, beraktivitas dan bereproduksi. Sama halnya dengan ternak khususnya ayam. Ransum diberikan setiap hari oleh peternak agar ayam bisa tumbuh. Pencapaian produktivitas yang optimal salah satunya dipengaruhi oleh nutrisi ransum yang dikonsumsi. Nutrisi tersebut terdiri dari nutrisi makro dan nutrisi mikro. Hal yang menjadi persoalan selama ini adalah bahwa kebutuhan nutrisi mikro seperti vitamin dan mineral seringkali tidak tercukupi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam sistem pemeliharaan ternak. Berdasarkan kelarutannya vitamin terdiri dari dua macam : 1. Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B komplek yang terdiri dari tiamin, riboflavin, asam pantotenat, kholin, biotin, vitamin B6, B12, folasin, mio-inositol, dan asam p- aminobenzoat. 2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Dalam praktikum ini akan dibahas mengenai vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin A Vitamin ini sering disebut sebagai retinol. Secara umum Vitamin A dapat ditemukan dalam tepung ikan dan jagung. Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi serta mengoptimalkan indera penglihatan.

Transcript of vitamin.doc

Page 1: vitamin.doc

Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan sebagai penghasil energi untuk

tumbuh, beraktivitas dan bereproduksi. Sama halnya dengan ternak khususnya ayam. Ransum

diberikan setiap hari oleh peternak agar ayam bisa tumbuh. Pencapaian produktivitas yang

optimal salah satunya dipengaruhi oleh nutrisi ransum yang dikonsumsi. Nutrisi tersebut terdiri

dari nutrisi makro dan nutrisi mikro. Hal yang menjadi persoalan selama ini adalah bahwa

kebutuhan nutrisi mikro seperti vitamin dan mineral seringkali tidak tercukupi. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam sistem pemeliharaan ternak.

Berdasarkan kelarutannya vitamin terdiri dari dua macam :

1. Vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan vitamin B komplek yang terdiri dari

tiamin, riboflavin, asam pantotenat, kholin, biotin, vitamin B6, B12, folasin, mio-inositol,

dan asam p-aminobenzoat.

2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin

K.

Dalam praktikum ini akan dibahas mengenai vitamin yang larut dalam lemak.

Vitamin A

Vitamin ini sering disebut sebagai retinol. Secara umum Vitamin A dapat ditemukan

dalam tepung ikan dan jagung. Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas

jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi

serta mengoptimalkan indera penglihatan.

Defisiensi vitamin A pada ayam dapat menyebabkan ruffled feathers (bulu berdiri), ataxia

(kehilangan keseimbangan saat berjalan) dan bisa berakibat pada penurunan produksi telur

serta daya tetas. Bila defisiensi berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama

serta tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan munculnya cairan putih susu

(keruh) pada mata ayam tersebut sehingga bisa mengganggu penglihatan dan kadang terjadi

kerusakan mata permanen. Selain itu defisiensi vitamin A bisa menyebabkan timbulnya

bintik darah (blood spot) pada telur (Saif, 2003).

Sedangkan kelebihan vitamin A dalam tubuh disimpan dalam hati, yaitu dalam bentuk

butir-butir lemak yang berisi campuran rantai-rantai ester retinil, retinil stearat, dan retinil

oleat. Lebih jauh dinyatakan pula bahwa, vitamin A di dalam hati terdapat dalam bentuk

Page 2: vitamin.doc

retinol, tetapi dalam darah retinol terikat pada protein spesifik yang disebut Retinol Binding

Protein (RBP), namun apabila tetap berlebih maka akan menyebabkan hipervitaminosis.

Sapi memperoleh vitamin A dalam ransumnya dalam bentuk karoten. Sebagian dari

karoten yang ditelan dikeluarkan dalam susu sebagai karoten dan sebagian lagi dibah

menjadi vitamin A. semakin kuning warna susu dan mentega semakin tinggi jumlah karoten

yang terdapat didalamnya. Pada umumnya bila sapi dilepas dipadang rumput yang baik

maka susu yang dihasilkan akan mempunyai nilai vitamin A yang maksimum. Sebaliknya

bila sapi berada dalam kandang, maka nilai vitamin A susu berkurang. Akan tetapi hal

tersebut dapat dipertinggi bila sapi diberikan jerami dan rumput kering yang baik.

Vitamin A tidak terdapat di dalam tumbuhan tetapi banyak tanaman yang mengandung

senyawa isoprenoid yang dikenal sebagai karotenoid yang dapat diubah secara enzimatik

menjadi vitamin A oleh hewan. Karoten yang dimaksud adalah Alpha dan beta caroten yang

mempunyai aktivitas vitamin A. Vitamin A pada kuning telur akan meningkat sejalan

dengan bertambahnya kandungan vitamin A dalam ransum. Semakin tingi pemberian

vitamin A dalam ransum dapat memberikan efek positif bagi peningkatan kualitas telur,

yang ditandai dengan peningkatan kandungan vitamin A dan warna kuning telur semakin

baik.

Vitamin D

Vitamin D pada produk-produk vitamin seringkali ditulis sebagai vitamin D3. Vitamin

D3 atau yang lebih dikenal sebagai cholecalciferol adalah satu-satunya metabolit dari

vitamin D yang bisa digunakan oleh unggas (Weber, 2009). Secara umum vitamin ini dapat

ditemukan pada tepung ikan dan sinar matahari yang berfungsi sebagai prekursor. Vitamin

D bermanfaat untuk metabolisme kalsium dan fosfor dalam pembentukan kerangka normal,

membentuk paruh dan cakar yang keras serta kerabang telur yang kuat.

Defisiensi vitamin D akan menyebabkan metabolisme kalsium dan fosfor terhambat

sehingga akan banyak ditemukan telur dengan kerabang tipis dan lembek serta paruh dan

cakar yang lembek pula. Selain itu akan terjadi pula penurunan produksi telur dan situasi

dimana ayam kesulitan untuk bergerak karena kakinya lemah sehingga terjadilah

kelumpuhan/ricketsia.

Susu sapi yang yang diberi ransum sempurna mengandung cukup vitamin D. Apabila

sapi diberi ransum yang kadar vitamin D-nya rendah dan sapi tersebut tidak mendapat sinar

Page 3: vitamin.doc

matahari maka susunya akan mengandung kadar vitamin D yang lebih rendah daripada

normal, maka susunya akan mengandung kadar vitamin D yang lebih rendah daripada

normal. Cara mempertinggi kadar vitamin D dalam susu ialah dengan menambah konsetrat

vitamin D.

Pemberian vitamin D secera berlebihan dapat merusak ginjal dan hati. Ayam petarung

sebenarnya tidak perlu menambah konsumsi vitamin D karena ayam ada dijemur , serta

cukup matahari, kulit dan bulu ayam dapat memproduksi Vitamin D3 bila terkena sinar ultra

violet matahari

Vitamin E

Vitamin E dapat digunakan untuk seluruh derivate tocol dan tocotrienol yang mempunyai

aktivitas biologis α-tokoferol. Vitamin E disebut juga vitamin antisterilitas dan factor X.

Ungkapan seperti “aktivitas vitamin E” atau “defisiensi vitamin E” sering kali digunakan. α-

tokoferol disebut sebagai vitamin E semenjak diketahui mempunyai nilai nutrisi yang lebih.

Misalnya jika α-tokoferol mempunyai nilai 100, maka β dan zeta tokoferol nilainya hanya

kira-kira 1/3-nya; sedangkan gamma delta, epsilon dan etatokoferolhanya kurang dari 1%

dari nilai α-tokoferol. Maka analisis total tokoferol pakan dapat salah faham. Satu unit IU

didasarkan 1 mg d- α-tokoferol asetat sama dengan 1,36 mg dl- α- tokoferol asetat. dl-α-

tokoferol asetat adalah standar internasional yang didefinisikan sebagai aktivitas1 IU per

mg. Kemudian istilah 1 IU dan 1 mg dl- α-tokoferol asetat selalu dapat berubah untuk

digunakan.

Vitamin E sering disebut sebagai tocopherols dan sering ditemukan dalam biji kedelai,

biji gandum dan CGM (corn gluten meal). Vitamin E bermanfaat untuk meningkatkan

fertilitas, pertumbuhan embrio normal dan sebagai antioksidan. Defisiensi vitamin E akan

menyebabkan menurunnya fertilitas dan daya tetas, encephalomalacia/crazy chick disease

(penyakit ayam gila), serta kelainan pada koordinasi otot.

Pengaruh ransum dengan suplementasi vitamin E pada level yang berbeda terhadap

performan ternak kambing menunjukkan bahwa suplementasi vitamin E dengan level yang

berbeda di dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi BK dan BO ransum,

konsumsi BK berdasarkan persentase berat badan, kecernaan BK dan BO ransum, PBBH,

dan konversi ransum. Hal ini dapat disebabkan karena ternak memperoleh nutrien yang

dibutuhkan secara cukup dari ransum yang diberikan dalam proporsi yang sama sehingga

Page 4: vitamin.doc

suplementasi vitamin E tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah konsumsi ternak

pada masing-masing perlakuan. Kandungan protein dan TDN pakan yang digunakan dalam

penelitian inimasing-masing sebesar 15% dan 62,70%. Lay et al.(2004) cit. Rehatta (2011)

menyatakan kualitaspakan untuk penggemukan biasanya didasarkan ataskadar protein yang

umumnya berkisar antara 12-15% dan energi (TDN) sebesar 70%. Kecernaan BK dan BO

ransum yang tidak berbeda nyata dapat disebabkan karena konsumsi bahan kering dan bahan

organik ransum yang tidak berbeda nyata di antara perlakuan dengan adanya suplementasi

vitamin E sebagaimana yang dinyatakan oleh Van Soest (1994) bahwa asupan nutrien

tercerna akan meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi BK. Apabila ternak

memperoleh nutrien dalam jumlah yang tidak cukup, suplementasi vitamin E kemungkinan

dapat meningkatkan kecernaan pakan sehubungan denganperan vitamin E sebagai

antioksidan yang dapatmencegah terjadinya oksidasi PUFA membran sel(Channon dan

Trout, 2002) sehingga integritas membran sel dapat terjaga. Sel-sel mukosa usus yang

merupakan organ absorbsi (Church, 1988) diharapkan dapat berfungsi secara optimal dalam

menyerap nutrien bila fluiditas membran sel dapat terjaga karena perubahan dalam

fluiditasmembran, meskipun sedikit dapat menyebabkan fungsi abnormal dan proses

patologis sel (Murraydan Granner, 2009) atau dengan kata lain fungsi selyang normal

tergantung pada membran sel yang normal. Jumlah nutrien yang dapat diserap dapat

menentukan manfaat bahan pakan sebagaimana pernyataan McDonald et al. (1988) bahwa

manfaat bahan pakan ditentukan oleh kecernaannya dan jumlah nutrien yang dapat

diabsorbsi di dalam saluran pencernaan

Vitamin K

Nama/sebutan lain vitamin K adalah : vitamin antihemoragic, vitamin pembeku darah, factor

protrombin, philloquinon, dan 2-metil-1,4-naftoquinon. Vitamin K digunakan untuk 2-metil-

1,4-naftoquinon dan turunannya, yang secara aktivitas biologisnya disebut fityl-menoquinon

(philloquinon). Istilah ‘aktivitas Vitamin K” dan “defisiensi Vitamin K” lebh sesuai

digunakan. Beberapa senyawa mempunyai struktur yang sama dan semuanya mempunyai

aktivitas sebagai vitamin K. Di alam, ada dua bentuk yang dapat diisolasi, yaitu K1, dan K2.

Selain itu beberapa senyawa sintetis telah dipreparasi mempunyai aktivitas vitamin K, satu

diantaranya adalah 2-metil-1,4-naftoquinon., yang disebut menadion yang lebih aktif

Page 5: vitamin.doc

dibanding K1. Beberapa senyawa vitamin K sintetis larut dalam air, berbeda sekali dengan

K1, dan K2 yang larut dalam lemak.

Vitamin K dapat ditemukan pada tepung ikan. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan

protrombin yang nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah. Defisiensi

vitamin K akan menyebabkan perdarahan pada jaringan/organ tertentu (hemoragi) serta

anemia akibat darah yang sukar membeku saat terjadi luka pada bagian tubuh yang terbuka

(Saif, 2003).

Page 6: vitamin.doc

Cunha, T.J. 1980. Horse Feeding and Nutrition. Academic Press New York London,

Toronto, Sydney, San Fransisco.

NRC. 1978. Nutrient Requirements of Horse. Fourth Revised Edition. National

Academy of Sciences, Institute of Medicine, USA.

Parrakasi. 1983. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa, Bandung.

Pilliang, W.G. 1995. Nutrisi Vitamin. Volume II. Penerbit IPB, Bogor.

Pilliner, S. 1992. Horse Nutrtion and Feeding. Blackwell Science, Australia.