viskositas sebagai fungsi suhu

download viskositas sebagai fungsi suhu

of 11

description

laporan

Transcript of viskositas sebagai fungsi suhu

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA IISEMESTER GANJIL 2015/2016VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

NAMA: Sri Rizki HalalwatiNIM: 1137040068KELAS: 5BKELOMPOK: 4 (Kuning)

JURUSAN KIMIAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUIN SGD BANDUNG2015Tanggal praktikum: 01-10-2015Tanggal pengumpulan laporan: 13-10-2015I. Tujuan Menentukan viskositascairan dengan metode oswald. Menhetagui pengaruh suhu terhadap viskositas cairan. II. Teori DasarKekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung.Oleh karena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.Penentuan viskositas cairan yang diukur pada suhu tertentu menggunakan viskometer oswald dan dengan viskositas air sebagai pembanding, serta penentuan rapatan massa cairan pada suhu tertentu pula menggunakan piknometer.Dengan metode ostwald merupakan variasi metode Poiseuille, dengan prinsip, sejumlah tertentu cairan dimasukkan kedalam A, kemudian dengan cara disedot menggunakan bulb dibawa ke B melewati garis m menuju n, cairan dibiarkan menglir secara bebas dan diukur untuk waktu ynaag diperlukan untuk mengalir dari garis m, inilah energi ambangnya.Viskositas dipengaruhi oleh suhu, dimana semakin tinggi temperatur suatu zat yang diuji, semakin rendah viskositasnya.Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperature .Konsep Viskositas Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, konsentrasi larutan, berat molekul solute, dan tekanan.Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah. Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair dan gas adalah :a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus diperlakukan demikian.b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya.

Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan. Berdasarkan persamaan Poiseulle.

III. ALAT DAN BAHANAlat/BahanUkuran/KonsentrasiJumlah

Iskometer Oswald-1 buah

Thermostat-1 buah

Stopwatch-1 buah

Pipetukur10 ml2 buah

Piknometer25 ml1 buah

Erlenmeyer50 ml4 buah

Klem Oswald-1 buah

Botolsemprot500 ml1 buah

Filler ball-2 buah

Pipettetes-3 buah

Spatula-2 buah

Batangpengaduk-2 buah

Aseton-20 ml

Kloroform-20 ml

Alcohol-20 ml

Toluene-20 ml

Aquadest-Secukupnya

IV. PROSEDUR PERCOBAANGunakan viscometer yang bersih. Letakkan viscometer dalamtermstatdenganposisi vertical.Pipet 10 -15 ml larutan ( aseton, klorofrm, alcohol, toluene) kedalam reservoie A. kemudian thermostat di atur pada suhu yang di kehendaki (30oC, 35oC, 40oC, 45oC), setelahsuhu thermostat diaturbiarkan viscometer danisinyaselambeberapamenituntukmencapaisuhutermstat (30oC, 35oC, 40oC, 45oC). kemudianbawacairandenganmenghisapke B sampaisedikit di atasgaris in. biarkancairanmengalirbebas. Kemudiancatatwaktu yang diperlukancairanuntukmengalirdari m ke n.Langkah diatas dilakukan untuk cairan pembanding (air sulingatau aqua DM) gunakan viscometer yang sama.ANALISIS HASIL PENGAMATANDATA PENGAMATANW piknokosong (25 ml) : 19,27 gTabel data penimbanganNo penimbanganW pikno + campuranpadasuhu x (gram)

30oC35oC40oC45oC

1Pikno+air45,30 g45,24 g45,22 g45,19 g

2Pikno+toluene40,64 g40,63 g40,63 g40,62 g

3Pikno+aseton39,50 g39,49 g39,48 g39,42 g

4Pikno+alcohol42,24 g42,22 g42,15 g42,11 g

5Pikno+kloroform52,33 g51,26 g52,09 g

Table kecepatanlarutanmengalirNo SampelKecepatanpadasuhu x (sekon)

30oC35oC40oC45oC

1Air0,450,670,670,58

2Toluene0,490,720,630,58

3Aseton0,540,720,540,58

4Alcohol0,670,720,540,63

5kloroform0,580,540,630,67

V.

VI. Pembahasan Viskositas diartikan sebagai resistensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu. Viskositas secara umum dapat juga diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan aliran cairan karena internal friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai suatu gaya. Semakin besar resistensi zat cair untuk mengalir, maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas pertama kali diselidiki oleh Newton, yaitu dengan mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu. Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan atasnya bergerak, dengan cepatan konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan terbawah. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang dipisahkan dengan jarak sebesar dx adalah dv/dx atau kecepatan gesek. Gaya per satuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair tersebut F/A atau tekanan geser. Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya. Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul solute, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu zat cair.Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairn untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Berdasarkan hokum Heagen Poiseuille : = cpr4t/(8VL)P=pgh = pr4pgh/(8VL). Dimanap= tekanan hidrostatis, r = jari-jari kapiler, t= waktu alir zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h, L = panjang kapiler. Untuk air : air = pr4ta.Pa.g.h / (8VL) secara umum berlaku x = pr4txpxgh / (8VL). Jika air digunakan sebagai pembanding maka x/ air = txpx/tapa (Tim Kimia Fisik, 2010 ) Berdasarkan hokum stokes dengan mengamati jatuhnya benda melalui medium zat cair yang mempunyai gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar = 2r.2d dm.g.9.s.t (1+2, 4rR). Ketererangan cairan, g = gaya gravitasi, s = jarak jatuh (a ob), t = waktu bola jatuh, r = jari-jari tabung viskosimeter (Anekcheiftein,2010) Persamaan Navier-stokes (dinamakan dari daude Louis Navier dan Gorge Gabriel Stokes), adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti cairan dan gas. Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluida yang bergantung hanya kepada gaya viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Kita dapat mengembangkan persamaan gerakan untuk fluida, nyata dengan memperhatikan gaya-gaya yang bekerja pada suatu elemen kecil fluida. Penurunan persamaan ini, yang disebut persamaan Navier-stokes (Streeter, 1996). Hukum Poiseville berlaku hanya pada aliran fluida laminar dengan viskositas konstan yang tidak bergantung pada kecepatan fluida. Bila aliran fluida cukup besar, aliran laminar rusak dan mengalami turbulensi. Kecepatan kritis yang diatasnya dari tabung, jika fluida mengalir lewat sebuah pipa panjang horizontal berpenampang konstan yang sempit tekanan sepanjang akan konstan. Cara penentuan harga kekuatan dalam percobaan ini menggunakan metode Ostwald yang mana prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian, yaitu : tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung ukur. Satuan yang digunakan, biasanya massa dalam satuan gram, volume dalam satuan mL = cm3. Jadii satuan P adalah dalam g / cm3. Metode pengukuran viskositas terdiri dari viknometer kapiler / Ostwald pada metode ini viskositas ditetntukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui satuan tabung kapiler vertical. Waktu alir dari cairan yang diuji, dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya sudah diketahui, biasanya air, untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika 1 dan 2 maing-masing adalah viskositas dari cairan yg tidak diketahui dan cairan standar,p1 danp2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 masing-masing adalah waktu alir dalam detik. Viskosimeter Hoppler, pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan frictional resistance medium. Viscometer cup dan Bob, prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran summbat. Viscometer corner dan plate, cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut-kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.Dalam percobaan terdapat beberapa bahan yang digunakan yaitu etanol, senyawa ini merupakan liquid yang tidak berwarna dan mudah menguap pada suhu rendah serta mudah terbakar pada suhu tinggi. Etanolmemiliki rumus molekul CH3OH. Etanol memiliki kerapatan 0,79 g/cm3, titik didih : 78oC (3,5 K). alcohol dapat bercampur dengan pelarut organic. Air, rumus molekulnya H2O, densitasnya 1000 kg m-3, liquid (4oC), 917 kg m-3, solid, titik didih 100oC, 212oF (373,15oK), viskositasnya 0,001 pa/s t 20o. merupakan jenis senyawa liquid yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan standar.Kloroformadalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupacairan, namun mudah menguap.Toluena, dikenal juga sebagaimetilbenzenaataupunfenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer catdan berbau harum sepertibenzena. Toluena adalahhidrokarbon aromatikyang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagaipelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obatinhalanoleh karena sifatnya yang memabukkan.Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan alat viscometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi bahan.Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada temperatur, dan tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan liniear) dengan gradien kecepatan dinamakan suatu cairan Newton. Perilaku viskositas dari cairan ini adalah menuruti Hukum Newton untuk kekentalan.Berat Jenis (specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya grafitasi yang bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu berat jenis dapat didefinisikan sebagai: berat tiap satuan volume. Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aquades, etanol, kloroform dan toluen, dengan suhu 30oC, 35oC, 40oC dan 45oC.Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometer kosong yang bertujuan untuk mengetahui masa pikonometer kosong agar mengetahui masa sampel ketika dimasukkan kedalam piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena akan mempengaruhi hasil penimbangan.Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil.Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.Pada percobaan ini digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair.Dari hasil analisis di atas, diperoleh dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun.Pada percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil yang didapat dari grafik yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakinmerapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkanmassa memadat karena suhu yang digunakan kecil.Selain itu juga terjadiinteraksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yangmenyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Metode Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melaluipipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin lama.Nilai viskositas yang diperoleh pada suhu yang dingin antara aseton dan etanol menunjukan bahwa nilai densitas air lebih besar apabila dibandingkan dengan densitas aseton dan densitas etanol.Hal ini karena, massa air lebihbesar daripada massa etanol dan aseton.Dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukanpenurunan harga. Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh pada tiap bahan menunjukan angka yang naik turun.Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals adalah gaya-gaya yang timbul daripolarisasimolekul menjadidipol. Selain itu juga dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan thermostat. Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.

VII. Kesimpulan1. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan berat molekul solute.2. Metode pengukuran viskositas salah satunya dengan viskometer kapiler/Ostwald.3. Kegunaan dari viskometer Ostwald adalah alat yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui pipa kapiler viscometer Ostwald. Dan kegunaan piknometer adalah suatu alat yang digunakan untuk nilai massa jenis atau densitas fluida.

Tugas pendahuluan.1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?Jawaban : SuhuViskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. Konsentrasi larutanViskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat molekul soluteViskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas. TekananSemakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan

Daftar Pustaka1. Bird, Tony. 1993.Kimia Fisik Untuk Universitas.Jakarta : PT Gramedia2. Dudgale. 1986.Mekanika Fluida Edisi 3.Jakarta : Erlangga3. Respati, H. 1981.Kimia Dasar Terapan Modern.Jakarta : Erlangga4. Streeter, Victol L dan E. Benjamin While. 1996.Mekanika Fluida Edisi Delapan jilid I.Jakarta : Erlangga5. While, Frank.M. 1988.Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I.Jakarta : Erlangga