Viskositas Kinematik Diperoleh Dengan Mengukur Aliran Fluida

2
Viskositas kinematik diperoleh dengan mengukur aliran fluida (pelumas) yang melalui suatu pipa dengan diameter tertentu. Viskositas kinematik suatu fluida dihitung dengan rumus sebagai berik v = K x t Dimana : v = viskositas kinematik (cSt) K = konstanta kapiler dalam (cSt/s) t = waktu aliran (s) Untuk memperoleh hasil pengukuran viskositas yang akurat dari suatu sampel, maka perlu diperhat faktor-faktor berikut ini : 1. Kondisi sampel, yang meliputi warna sampel dan kandungan endapan (kontaminan) 2. Pemilihan tabung kapiler, dalam hal ini disesuaikan dengan kekentalan yang akan diukur. 3. Pemilihan cair bath, bisa diisi dengan silicon oil atau air. 4. Pemakaian stopwatch yang terkalibrasi 5. Penga proses pengukuran sampel Solusi : 1. Kondisi Sampel Apabila yang akan kita ukur adalah fresh oil (pelumas baru), hal ini menjadi masalah karena kondisi pelumas masih transparan, bersih dari kontaminan. Akan tetapi ap yang akan diukur adalah pelumas bekas maka pelumas perlu disaring terlebih dahulu. Jangan sampa endapan atau partikel hasil keausan menyumbat pipa kapiler. 2. Pemilihan tabung kapiler Tabung kapiler (ubbelohde viskcometer glass) yang digunakan harus disesuaikan dengan kekentalan pelumas yang akan kita ukur, Semakin kental suatu pelumas maka ki pilih tabung kapiler yang berkonstanta besar. Hal ini dimaksudkan agar waktu pengukuran tidak t lama sekali. 3. Pemilihan cairan water bath Cairan pengisi water bath yang ideal adalah silicon oil, karena mempunyai titik didih yang sangat tinggi. Sehingga pada saat dioperasikan pada temperature 100˚ tidak terjadi suatu masalah, akan tetapi harga dari silicon oil sangatlah mahal. Untuk itu bisa tapwater (air kran) seb agai penggantinya, kelemahan dari tapwater adalah pada temperature 100˚C telah mendidih. Sehingga gelembung-gelembungnya akan mengganggu pengukuran. Namun hal ini bisa disiasati dengan melakukan beberapa pengukuran pada temperature 30, 40, 50, 60, 70, 80 d an 90˚ C. Untuk data pada 100˚C diperoleh dengan ekstrapolasi data menggunakan program excel. 4. Pemakaian stopwatch yang terkalibrasi Alat yang digunakan untuk pengukuran viskositas di laboratorium adalah viscometer measuring unit AVS 310. Sebenarnya alat ini telah dilengkapi den counter otomotis yang akan mengukur waktu dari sensor atas ke sensor bawah. Akan tetapi kelemahannya adalah apabila ada gelembung atau kotoran pada tap water yang lewat pada sensor ak langsung dibaca sensor, sehingga pengukuran langsung terhenti padahan sampel belum selesai mengalir. Untuk menyiasatinya kita juga perlu mengukur secara manual dengan menggunakan stopwat yang telah terkalibrasi sebagai data cadangan. Sehingga kita tidak akan membuang waktu yang lam untuk pengukuran ini. 5. Pengamatan proses pengukuran sampel Meskipun alat ini otomatis, akan tetapi kendala matinya sensor sering terjadi. Mengingat posisi sensor yang tercelup pada water bath. Untuk itu perlu d pengamatan selama pengukuran untuk meminimalisasi kesalahan pengukuran. Terkadang sampel akan meluap membanjiri cairan water bath, apabila sensor bagian atas mati sehingga pompa hisap akan berjalan terus. Apabila hal itu terjadi maka kita akan repot mengganti seluruh isi waterbath. U pengamatan sampel sangat diperlukan, agar kita bias langsung mematikan pompa saat ada indikasi sampel akan meluap ke waterbath.

Transcript of Viskositas Kinematik Diperoleh Dengan Mengukur Aliran Fluida

Viskositas kinematik diperoleh dengan mengukur aliran fluida (pelumas) yang melalui suatu pipa kapiler dengan diameter tertentu. Viskositas kinematik suatu fluida dihitung dengan rumus sebagai berikut : v = K x t Dimana : v = viskositas kinematik (cSt) K = konstanta kapiler dalam (cSt/s) t = waktu pengukuran aliran (s) Untuk memperoleh hasil pengukuran viskositas yang akurat dari suatu sampel, maka perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini : 1. Kondisi sampel, yang meliputi warna sampel dan kandungan endapan (kontaminan) 2. Pemilihan tabung kapiler, dalam hal ini disesuaikan dengan kekentalan yang akan diukur. 3. Pemilihan cairan water bath, bisa diisi dengan silicon oil atau air. 4. Pemakaian stopwatch yang terkalibrasi 5. Pengamatan proses pengukuran sampel Solusi : 1. Kondisi Sampel Apabila yang akan kita ukur adalah fresh oil (pelumas baru), hal ini tidak akan menjadi masalah karena kondisi pelumas masih transparan, bersih dari kontaminan. Akan tetapi apabila yang akan diukur adalah pelumas bekas maka pelumas perlu disaring terlebih dahulu. Jangan sampai endapan atau partikel hasil keausan menyumbat pipa kapiler. 2. Pemilihan tabung kapiler Tabung kapiler (ubbelohde viskcometer glass) yang digunakan harus disesuaikan dengan kekentalan pelumas yang akan kita ukur, Semakin kental suatu pelumas maka kita pilih tabung kapiler yang berkonstanta besar. Hal ini dimaksudkan agar waktu pengukuran tidak terlalu lama sekali. 3. Pemilihan cairan water bath Cairan pengisi water bath yang ideal adalah silicon oil, karena silicon oil mempunyai titik didih yang sangat tinggi. Sehingga pada saat dioperasikan pada temperature 100 C tidak terjadi suatu masalah, akan tetapi harga dari silicon oil sangatlah mahal. Untuk itu bisa digunakan tapwater (air kran) sebagai penggantinya, kelemahan dari tapwater adalah pada temperature 100C telah mendidih. Sehingga gelembung-gelembungnya akan mengganggu pengukuran. Namun hal ini bisa disiasati dengan melakukan beberapa pengukuran pada temperature 30, 40, 50, 60, 70, 80 dan 90 C. Untuk data pada 100C diperoleh dengan ekstrapolasi data menggunakan program excel. 4. Pemakaian stopwatch yang terkalibrasi Alat yang digunakan untuk pengukuran viskositas di laboratorium adalah viscometer measuring unit AVS 310. Sebenarnya alat ini telah dilengkapi dengan counter otomotis yang akan mengukur waktu dari sensor atas ke sensor bawah. Akan tetapi kelemahannya adalah apabila ada gelembung atau kotoran pada tap water yang lewat pada sensor akan langsung dibaca sensor, sehingga pengukuran langsung terhenti padahan sampel belum selesai mengalir. Untuk menyiasatinya kita juga perlu mengukur secara manual dengan menggunakan stopwatch yang telah terkalibrasi sebagai data cadangan. Sehingga kita tidak akan membuang waktu yang lama untuk pengukuran ini. 5. Pengamatan proses pengukuran sampel Meskipun alat ini otomatis, akan tetapi kendala matinya sensor sering terjadi. Mengingat posisi sensor yang tercelup pada water bath. Untuk itu perlu dilakukan pengamatan selama pengukuran untuk meminimalisasi kesalahan pengukuran. Terkadang sampel akan meluap membanjiri cairan water bath, apabila sensor bagian atas mati sehingga pompa hisap akan berjalan terus. Apabila hal itu terjadi maka kita akan repot mengganti seluruh isi waterbath. Untuk itu pengamatan sampel sangat diperlukan, agar kita bias langsung mematikan pompa saat ada indikasi sampel akan meluap ke waterbath.