Visi Indonesia 2030: Menuju Pembangunan Berkeadilan dan Berkelanjutan

22
Visi Indonesia 2030: Menuju Pembangunan Berkeadilan dan Berkelanjutan Hendri Saparini, Ph.D ECONIT – Independent Think Tank in Economic Industry & Trade Jakarta, Indonesia [email protected] Diskusi Ahli – Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama Jakarta, 29 Oktober 2012

description

Hendri Saparini , Ph.D ECONIT – Independent Think Tank in Economic Industry & Trade Jakarta , Indonesia [email protected] Diskusi Ahli – Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama Jakarta, 29 Oktober 2012. Visi Indonesia 2030: Menuju Pembangunan Berkeadilan dan Berkelanjutan. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Visi Indonesia 2030: Menuju Pembangunan Berkeadilan dan Berkelanjutan

Page 1: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Visi Indonesia 2030:Menuju Pembangunan Berkeadilan dan Berkelanjutan

Hendri Saparini, Ph.DECONIT – Independent Think Tank in Economic Industry & TradeJakarta, [email protected]

Diskusi Ahli – Ikatan Sarjana Nahdatul UlamaJakarta, 29 Oktober 2012

Page 2: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Kritik Atas Visi dan Strategi Pembangunan Indonesia Jangka Panjang

Sangat banyak Rencana Strategi Pembangunan baik pemerintah maupun lembaga masyarakat, ISNU tidak boleh terjebak dalam kesalahan yang sama

Kritik atas Pendekatan Strategi Pembangunan Pemerintah: RPJM

RPJP

MP3EI

Page 3: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

MP3EI :Enam koridor ekonomi

Mega economic centers

Economic centers

Sumatera Corridor:“Center for Production andProcessing of NaturalResources and AsNation’s Energy Reserves”

Kalimantan Corridor:“Center for Production and Processing of National Mining and Energy Reserves”

Sulawesi Corridor:“Center for Production and Processing of National Agricultural, Plantation, Fishery, Oil & Gas, and Mining”

Papua – Maluku Islands Corridor: “Center for Development of Food, Fishery, Energy and National Mining”

Java Corridor:“Driver for NationalIndustry and ServiceProvision” Bali – Nusa Tenggara Corridor:

“Gateway for Tourism andNational Food Support”

Page 4: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

MP3EI Penting

MP3EI penting karena ekonomi Indonesia :

Indonesia perlu percepatan pertumbuhan ekonomi Ekonomi belum mengalami pertumbuhan sesuai potensinya. Semestinya ekonomi Indonesia mampu tumbuh double digit.

Indonesia perlu sumber-sumber pertumbuhan baru di berbagai daerah khususnya IBTJawa-Bali masih mendominasi PDRB nasional (60 persen tahun 2010) meski menurun dibanding tahun 1980an. Bila potensi luar Jawa Bali dioptimalkan maka porsi luar Jawa-Bali atas PDB nasional akan meningkat.

Page 5: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

MP3EI Berorientasi Membesarkan Kue Ekonomi, Tidak Dikaitkan Dengan Penyelesaian Masalah StrukturalMP3EI bukan strategi percepatan pembangunan yang tepat karena:

Hanya berorientasi pada membesarkan kue ekonomi (PDB) di wilayah sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru (indikatornya pertumbuhan PDB, PBD/kapita, pertumbuhan ekspor).

Tidak memiliki perencanaan bahwa MP3EI juga harus menyelesaikan masalah struktural Indonesia seperti berbagai kesenjangan (wilayah, kelompok, individu) dengan strategi sesuai dengan karakteristik sosial, ekonomi dan daerah.

Page 6: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (2010):70% paling tinggi lulus SMP

< Primary School50%

Junior High School19%

Senior High School15%

Vocational High School

8%

College3%

University5%

Source: Central Bank of Indonesia

Page 7: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Visi Pembangunan Ekonomi Indonesia:Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Pertumbuhan ekonomi inklusif vs. pertumbuhan ekonomi eksklusif ( pembangunan fisik rakyat Indonesia)

Pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang melibatkan pelaku ekonomi yang luas (baik orang maupun sektor), baik dalam produksi (menciptakan pertumbuhan ekonomi) maupun konsumsi (menikmati pertumbuhan ekonomi )

Pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari pengalokasian sumberdaya secara tepat sehingga menjamin setiap kelompok masyarakat memperoleh peluang manfaat yang sama (akses, standar hidup, dll)

Pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang menciptakan link antara makroekonomi dan mikroekonomi

Page 8: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Pertumbuhan Ekonomi Saat Ini Eksklusif…. Kesejahteraan rakyat dan buruh masih rendah

Lebih dari separuh total propinsi menghadapi angka kemiskinan tinggi (bahkan 3 kali lipat nasional) padahal pertumbuhan relatif stabil

Jumlah orang miskin dan mendekati miskin tidak menurun secara signifikan. Jumlah orang mendekati miskin sangat besar

Kemiskinan semakin terkonsentrasi di pedesaan, padahal desa memiliki banyak sumber daya

Orang miskin dan mendekati miskin menghadapi inflasi yang lebih tinggi dibanding inflasi nasional, bisa 2-3 kalinya (BPS)

Kesejahteraan buruh tetap rendah berdasarkan Regional Minimum Wage (RMW - 2011), ada 27 propinsi yang UMR perkapita dibawah garis kemiskinan. Di semua propinsi UMR/kapita di bawah pengeluaran regional (CBS)

Page 9: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

China India Indonesia Malaysia Singapore Thailand-200

-100

0

100

200

300

400

36 58 59 50 40 551312 10 14 11 1327 20 24

96200

68

-22 -25 -21-75

-176

-58

48 37 31

14

26

21

-1 0 -2

0

-1

0

Private consumption expenditures Government consumption expendituresExports Of Goods And Services Imports Of Goods And ServicesGross domestic capital formation Statistical discrepancy

%

Indonesia, China dan India Tumbuh Positif (2009):Konsumsi Swasta Tinggi & Net Ekspor Rendah

Source: ADB

Page 10: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Propinsi Dengan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Namun Kemiskinan dan Pengangguran Juga Tinggi (2010)

Jawa Barat Jawa Timur Sulawesi Tengah

Sulawesi Selatan

Sulawesi Tenggara

Gorontalo Sulawesi Barat

Maluku0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

GrowthPovertyUnemployment

%

Page 11: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Menciptakan Masalah Kemiskinan:Lebih separuh propinsi, menghadapi kemiskinan tinggi

Source: Central Bank of Indonesia

0

10

20

30

40

DKI J

akart

a B

ali

Kalsel

Babel

Kalten

g

Ban

ten

Kaltim

Kepri

Jambi

Riau

Kalbar

SulutMalu

t

Sumba

rJa

bar

Sumut

Sulsel

Sulbar

Jatim

Sumse

l

Jaten

gDIY

Sultra

Sulten

g

Ben

gkulu

Lampu

ng

NAD

NTB

NTT

Goro

ntalo

Malu

ku

Pap

ua B

arat

Pap

ua

Provinsi

Per

sen

National poverty

Provinces

Perc

ent

Page 12: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Kesalahan Strategi Pembangunan: Menghasilkan kemiskinan semakin menumpuk di desa

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

76 78 80 81 84 87 90 93 96 98 99 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10

Perse

n

Desa

Kota

Kota+Desa

Sumber: CBS

Desa: villageKota: Urban

Page 13: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Daya Beli & Kesejahteraan Tidak Membaikupah buruh nominal meningkat tetapi riil stagnan

Jun-05Jun-11Jun-17Jun-23Jun-29Jun-35Jun-41Jun-47Jun-53Jun-59Jun-65Jun-71Jun-77Jun-83Jun-89Jun-95Jun-01Jun-070

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

Upah Nominal Upah Riil

Ribu

Rup

iah

(IHK 1996=100)

Sumber: BPS, diolah

Page 14: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Kegagalan Menstabilkan Harga-Harga Inflasi makanan tertinggi (Sep. 2007-2012)

Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

Kesehatan

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Umum

Sandang

Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Bahan Makanan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

9%

19%

20%

23%

30%

36%

41%

54%

Sumber: BI, diolah

Page 15: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Masalah Dalam Upah Minimum Regional Beberapa UMR < garis kemiskinan

Source: CBS and Others

UMR Expenditure per Poverty Surplus/ 2011 Family Member*) Line Deficit

Bengkulu 815,000 195,000 286,334 (91,334)

Lampung 855,000 191,875 295,095 (103,220)

Jawa Barat 732,000 167,875 331,169 (163,294)

DKI Jakarta 1.290.000 279,502 201,138 78,364

Banten 1.000.000 238,825 208,023 30,802

Jawa Tengah 675,000 165,000 192,435 (27,435)

Yogyakarta 808,000 186,424 224,258 (37,835)

Jawa Timur 705,000 157,500 199,327 (41,827)

Bali 890,000 207,329 208,152 (823)

Kalimantan Barat 802,500 185,250 189,407 (4,157)

Kalimantan Timur 1,084,000 250,500 285,218 -(34,718)

*) Average family member 4,1 person

Page 16: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Membandingkan Indonesia dan China:Strategi pembangunan China berhasil mengurangi kemiuskinan secara ceppat

INDONESIA (2009)10,7% of population included in middle and upper middle classes

CHINA (2007)66% of population included in

middle and upper middle classes

LowerMiddle (US$ 2-4)

29.9%

Middle (US$ 4-10)9.7%

Poor (< US$ 2 )59.2%

Rich (>US$ 20)0.2%

Upper Middle(US$ 10-20)

1.0% Poor (< US$ 2 )7% Lower

Middle (US$ 2-4)23%

Rich (>US$ 20)4%

Middle (US$ 4-10)47%

Upper Middle (US$ 10-20)

19%

Source: ADB

Page 17: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Kelas Menengah Indonesian dan China:China menciptakan kelas menengah baru di desa

INDONESIA (2009)middle and upper middle classes

people only in cities

CHINA (2007)middle and upper middle classes

are more in villages

.

0 20 40 60 80 100

Poor (< US$ 2 )

Lower Middle(US$ 2-4)

Middle (US$ 4-10)

Upper middle(US$ 10-20)

Rich (>US$ 20)

Million people

CitiesVillages

0 50 100 150 200 250 300 350

Poor (< US$ 2 )

Lower Middle(US$ 2-4)

Middle (US$ 4-10)

Upper Middle(US$ 10-20)

Rich (>US$ 20)

Million people

CitiesVillages

Source: ADB

Page 18: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Harus Ada Reorientasi Strategi Pembangunan

Perubahan paradigma: strategi & kebijakan dan keberpihakan yang tegas pada kepentingan nasional: Paradigma pembiayaan pembangunan (tabungan,

investasi atau utang)

Paradigma kekayaan sumber daya alam baik energi maupun non enegi,

Politik sektor dan pengelolaan sektor strategis:▪ Pangan serta kebutuhan dan pelayanan dasar lain▪ Sektor strategis lain seperti perbankan▪ Perdagangan dan industri, termasuk kajian atas mega proyek

MP3EI

Page 19: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Harus Ada Reorientasi Strategi Pembangunan

Paradigma dalam koordinasi kebijakan moneter dan fiskal dengan kebijakan sektor riil

Pelurusan politik anggaran: baik dalam belanja, penerimaan maupun defisit.▪ Belanja pendidikan, kesehatan, infrastruktur▪ Penerimaan pajak dan non pajak▪ Defisit dan pembiayaan defisit

Page 20: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Dorong Industri ManufakturChina & India berhasil menciptakan daya saing tinggi

Makanan

Komoditi Mentah Pert

anian

Bahan Bakar

Biji besi d

an Baja

Manufaktur

0102030405060708090

100

ChinaIndiaIndonesia

%

Foods Raw agri-cultural

commodi-ties

Energy Iron ore & steel

Manufacture

Sumber: WDI (2011)

Page 21: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Realisasi FDI Menurut Sektor

2006 2007 2008 2009 20100

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000 Other Primary SectorsMotor Vehicles & Other TransportOther IndustryMetal, Machinery & Electronic IndustryFood Crops & PlantationTrade & RepairChemical and Pharmaceutical IndustryFood IndustryReal Estate, Ind. Estate & Business Activities

Mill

ions

USD

Source: Investment Board

Page 22: Visi  Indonesia 2030: Menuju  Pembangunan  Berkeadilan dan Berkelanjutan

Top 10 Indonesia Komoditas Ekspor:Komprehensif strategi perdagangan dan industri

No Products Billions USD Contribution

1 Coal; briquettes, ovoids & similar solid fuels manufactured from coal 18.17 11.5%

2 Petroleum gases 13.67 8.7%

3 Palm oil & its fraction 13.47 8.5%

4 Crude petroleum oils 10.40 6.6%

5 Natural rubber,balata,gutta-percha etc 7.33 4.6%

6 Copper ores and concentrates 6.88 4.4%

7 Coconut (copra),palm kernel/babassu oil & their fractions 2.29 1.5%

8 Refined copper and copper alloys, unwrought 2.26 1.4%

9 Petroleum oils, not crude 2.19 1.4%

10 Uncoated paper for writing, printing etc. 2.07 1.3%

Total 10 products 78.74 50%

All products 157.78 100.0%

Source: ITC