repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/29232/2/055114001_Full.pdf · vii INTISARI Dalam suatu...

Click here to load reader

Transcript of repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/29232/2/055114001_Full.pdf · vii INTISARI Dalam suatu...

  • i

    BAGIAN PEMANGGIL ALAT PENERIMA TAMU PADA

    GEDUNG BERKAMAR BANYAK

    BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

    memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

    Program Studi Teknik Elektro

    Disusun Oleh :

    ANNA STEFANIE DEPARI

    NIM : 055114001

    PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2008

  • ii

    THE CALLER CIRCUIT OF GUEST RECEPTIONING

    TOOL FOR MULTIROOM BUILDING BASED ON

    AT89S51 MICROCONTROLLER

    FINAL PROJECT Presented As Partial Fulfillment of The Requirements

    To Obtain The Sarjana Teknik Degree

    By :

    ANNA STEFANIE DEPARI

    Student Number : 055114001

    ELECTRICAL STUDY PROGRAM

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2008

  • iv

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    “Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,

    kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

    sebagaimana layaknya karya ilmiah”

    Yogyakarta, 23 Juli 2008

    Penulis

    Anna Stefanie Depari

  • vi

    Tuhan tidak akan pernah menyia-nyiakan kepedihan kita.

    Biarkan Tuhan yang menopang.

    Kita cukup menjalani dan melakukan yang terbaik.

    Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk:

    Yesus Kristus, juru selamatku

    Kedua orangtua dan saudara-saudaraku

    Almamaterku

  • vii

    INTISARI

    Dalam suatu tempat tinggal, dibutuhkan kenyamanan untuk melakukan aktivitas dan untuk menjaga privacy setiap penghuni. Oleh karena itu dibuat alat penerima tamu untuk mempermudah tamu dan penghuni berbasis mikrokontroler. Alat ini dibuat untuk diaplikasikan pada gedung yang mempunyai kamar banyak.

    Sistem ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama adalah bagian yang berada di luar gedung (pemanggil). Bagian kedua adalah bagian yang berada di dalam gedung (terpanggil). Skripsi ini hanya membahas bagian pemanggil dari alat penerima tamu, terdiri dari keypad dan LCD. Data dimasukkan melalui keypad. Masukan data tersebut kemudian diolah oleh control unit. Bagian ini berbasis mikrokotroler AT89S51 dan berfungsi untuk memanggil penghuni langsung ke kamar yang dituju tanpa harus mengganggu kenyamanan penghuni yang lain. Transmisi data antara mikrokotroler pemanggil dengan mikrokontroler terpanggil menggunakan sistem komunikasi serial RS-485.

    Bagian pemanggil alat penerima tamu ini sudah dicoba dan terbukti dapat bekerja dengan baik. Tamu dapat berkomunikasi langsung dengan penghuni dan bisa mengetahui keberadaan penghuni. Kata kunci : Mikrokontroler AT89S51, sistem komunikasi serial RS-485.

  • viii

    Abstract What is needed most of a house is its comfortability for the dwellers to carry out activities and keep dwellers’ privacy. Therefore, a guest receiver which is based on microcontroller is designed to make communication between the dwellers and their guests easier. This tool is specifically built for multi-rooms building. The system of this guest receiver has two main parts. The first part is located outside the building (caller), while the second is inside the building (called). The focus of this paper is mainly for the caller part of guest receiver which consist of keypad and LCD. Data is keyed in through a keypad which is subsequently processed by the control unit. Using AT89S51 microcontroller, the functions of this part is a direct caller to the target host without disturbing other dwellers within the same building. The data transmission between calling microcontroller and called microcontroller uses RS-485 communication system. The caller part of guest receiver has been tested and can work well. A guest can directly communicate with the target host while at the same time know whether they are in their room or not. Key words: AT89S51 microcontroller, RS-485 serial communication system.

  • LEMBAR PERI\{YATAAN PERSETUJUAI\I

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTTIK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tatgandibawah ini, saya rnahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Anna Stefanie Depari

    Nomor Mahasiswa : 055114001

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudui :

    BAGIAN PEMANGGIL ALAT PENERIMA TAMU PADA GEDUNG

    BERKAMAR BANYAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S5 i

    beserta perangkat,yang diperlukan (bila ada). Dengan dernikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

    mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

    data, mendistribusikan se€ra terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau

    media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu r.neminta ijin dari saya

    maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap rnencantumkan nama saya

    sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 16 Agustus 2008

    Yang menyatakan

    NW' . -(Anna Stefanie Depari)

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang Maha

    Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kasih setia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Bagian Pemanggil Alat Penerima

    Tamu Pada Gedung Berkamar Banyak Berbasis Mikrokotroler AT89S51”.

    Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Teknik. Dalam penyusunannya, banyak pihak yang telah membantu dan

    memberikan dukungan pada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Yesus Kristus, juru selamat dan sumber kekuatan penulis.

    2. Bapak Damar Widjaja S.T., M.T. selaku Pembimbing I sekaligus

    pendamping akademik penulis dan bapak Martanto S.T., M.T. selaku

    Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, arahan dan motivasi

    kepada penulis. Terima kasih pula untuk seluruh dosen-dosen penulis di

    Fakultas Teknik atas segala ilmunya yang berguna.

    3. Ayahanda Drs. Garten Depari dan ibunda S. S. Esitha Brahmana serta

    kakak Tica Patrisia Depari, SH, abang Reinhart Depari, SE dan keluarga

    yang sangat penulis cintai dan sayangi, yang telah banyak membantu baik dari

    segi moril maupun materil dan telah banyak memberikan doa, nasehat serta

    motivasi kepada penulis sedari dulu sampai saat ini. Walaupun penulis telah

    membuat keluarga kecewa. Semua ini sangat berarti.

  • x

    4. Untuk abang Baum Hauer Depari, SE yang penulis yakin sudah tenang “di

    sana”. Penulis yakin dari “atas sana” penulis pasti selalu diberikan doa dan

    semangat. Semua kenangan yang sangat berarti bagi penulis dan sangat cepat

    berlalu. Terima kasih cokelatnya. Terima kasih juga atas semangat hidup yang

    dapat penulis lihat, rasakan dan pelajari.

    5. Joe yang telah memberikan doa, dukungan dan kesabaran kepada penulis

    terutama saat penyusunan Tugas Akhir ini. Terima kasih pernah

    meminjamkan kedua kaki dan tangan pada saat penulis tidak sanggup untuk

    berdiri dan melakukan apapun. Terima kasih telah menjadi yang terbaik

    sampai saat ini dan semoga sampai selamanya buat penulis.

    6. Ika, rekan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Maaf atas semua

    kesalahan yang penulis yakin telah dimaafkan. Terima kasih telah menampung

    air mata yang sempat tumpah. Tidak akan pernah penulis lupakan kejadian

    sandal di Fresco. Uuupppssss…maap, keceplosan.

    7. Bapak Michael dan Mama Helen, terima kasih atas semua doa, nasehat dan

    kesabaran yang telah diberikan kepada penulis.

    8. Dche ganteng, Maria dan keluarga. Terima kasih atas semua bantuan, tempat

    yang bisa menjadi laboratorium dan bisa menjadi tempat istirahat. Terima

    kasih, hanya ucapan itu yang bisa penulis berikan.

    9. Alietong, Merry, Ndut, Mitae, Jojoba, Livie, Momon, Ichank dan yang

    lainnya. Tetaplah menjadi diva-diva sejati. Cobalah untuk mengerti orang lain,

    maka kita tidak akan pernah sakit hati. Bersama kalian di Jogja, penulis

    menjadi lebih mengerti apa arti hidup yang sebenarnya.

  • xi

    10. Teman-teman Teknik Elektro. Andriy, Boyke, Sukur, Koko, Rawung,

    Wharton, Bang Erik, Kabayan, Roni, Ricky, Bang Aldi, Brekele dan

    lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya.

    11. Teman-teman lainnya. Sithae, Gothe, Focolare, Louis, Anggi, Rangga,

    Pelangi crew, Mataraga crew, Enat dan semua teman serta sahabat yang

    tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa, dukungan dan

    bantuan yang telah diberikan demi perjalanan S1 ini.

    12. Laboran crew, terima kasih atas fasilitas pinjaman alat-alat dalam rangka

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari

    sempurna, baik dari segi isi, tata bahasa maupun penulisannya. Hal ini dapat

    terjadi karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kurangnya buku-buku

    pendukung yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

    saran dan kritik yang membangun agar dalam proses penulisan di kemudian hari

    dapat semakin baik.

    Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

    secara luas, baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya serta

    dapat memenuhi fungsi dan tujuannya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

    menyertai dan melindungi kita semua.

    Yogyakarta, 19 Juli 2008

    Penulis

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING .................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN OLEH PENGUJI ........................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... v

    HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ............................ vi

    INTISARI ...................................................................................................... vii

    ABSTRACT ................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii

    BAB I. PENDAHULUAN

    I.1 Judul ............................................................................................... 1

    I.2 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

    I.3 Tujuan ............................................................................................ 2

    I.4 Manfaat .......................................................................................... 2

    I.5 Batasan Masalah ............................................................................ 2

    I.6 Metodologi Penelitian .................................................................... 3

    I.7 Sistematika Penulisan .................................................................... 3

    BAB II. DASAR TEORI

    II.1 Rumus Dasar ................................................................................ 5

    II.1.1 Rangkaian Resistor............................................................ 5

    II.1.2 Hukum Ohm ..................................................................... 6

    II.2 Matriks Keypad ............................................................................ 6

    II.3 Mikrokontroler AT89S51 ............................................................. 8

    II.3.1 Organisasi Memori ........................................................... 9

    II.3.2 Kelompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51 ................ 14

    II.3.3 Pemberian Clock pada Mikrokontrolet AT89S51 ............ 17

    II.3.4 Struktur AT89S51 ............................................................. 18

  • xiii

    II.4 Komunikasi Serial ........................................................................ 21

    II.4.1 Pengaturan Impedansi Terminal ....................................... 22

    II.4.2 IC Komunikasi Serial RS-485 .......................................... 24

    II.4.3 Pemberian Bias pada Jaringan RS-485 ............................. 25

    II.4.4 Kabel Jaringan pada RS-485 ............................................ 25

    II.4.5 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda

    Potensial Listrik ................................................................ 26

    II.5 LCD (Liquid Crystal Display) ...................................................... 29

    II.5.1 LCD dengan Driver HD44780U ...................................... 31

    II.5.1.1 Register ................................................................ 32

    II.5.1.2 BF (Busy Flag) ..................................................... 32

    II.5.1.3 AC (Address Counter) .......................................... 33

    II.5.1.4 DDRAM (Display Data RAM) ............................. 33

    II.5.1.5 CGROM (Character Generator ROM) ................ 33

    II.5.1.6 CGRAM (Character Generator RAM) ................ 34

    II.5.2 Pin LCD ............................................................................ 34

    BAB III. PERANCANGAN ALAT

    III.1 Perancangan Perangkat Keras ..................................................... 36

    III.1.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ........ 36

    III.1.1.1 Rangkaian Osilator ............................................. 37

    III.1.2 Perancangan LCD ............................................................ 37

    III.1.3 Perancangan Keypad ....................................................... 38

    III.1.4 Perancangan Komunikasi Serial RS-485 ........................ 40

    III.1.4.1 IC komunikasi serial RS-485 .............................. 41

    III.1.4.2 Pemberian Bias pada Jaringan ............................ 42

    III.2 Perancangan Perangkat Lunak .................................................... 44

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Perangkat Keras Hasil Perancangan ........................................... 49

    IV.2 Pengamatan Sistem dan Hasil Pengujian .................................... 50

    IV.3 Scanning Kode Kamar ................................................................ 60

  • xiv

    BAB V. PENUTUP

    V.1 Kesimpulan .................................................................................. 62

    V.2 Saran ........................................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63

    LAMPIRAN PROSEDUR PENGGUNAAN ALAT .................................. L1

    LAMPIRAN LISTING PROGRAM ........................................................... L2

    LAMPIRAN RANGKAIAN LENGKAP .................................................... L3

    LAMPIRAN DATASHEET .......................................................................... L4

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Rangkaian Resistor Seri ........................................................................ 5

    Gambar 2.2. Rangkaian Resistor Paralel .................................................................... 5

    Gambar 2.3. Diagram Hukum Ohm ........................................................................... 6

    Gambar 2.4. Rangakaian Keypad 4x3 ........................................................................ 7

    Gambar 2.5. Rangkaian Tombol dengan Rpullup ......................................................... 8

    Gambar 2.6. Efek Bouncing pada saat penekanan tombol ......................................... 8

    Gambar 2.7. Diagram Kotak Inti AT89S51 ............................................................... 9

    Gambar 2.8. Alamat RAM Internal dan Flash PEROM AT89S51 ......................... 10

    Gambar 2.9. Peta Memori RAM Internal ................................................................ 11

    Gambar 2.10. Peta Memori SFR AT89S51 ............................................................. 12

    Gambar 2.11. Menghubungkan Kristal Sumber Detak ............................................ 18

    Gambar 2.12. Diagram Pin Mikrokontroler AT89S51 ............................................ 18

    Gambar 2.13. Sinyal Keluaran dari Pemancar (driver) ............................................ 22

    Gambar 2.14. Sinyal Masukan untuk Penerima (receiver) ...................................... 22

    Gambar 2.15. (a) Rangkaian Parallel Termination ................................................. 24

    (b) AC-coupled Termination ............................................................. 24

    Gambar 2.16. IC RS-485 .......................................................................................... 24

    Gambar 2.17. Rangkaian Prasikap pada Jaringan RS-485 ....................................... 26

    Gambar 2.18. Pemisahan Ground dengan Isolasi Optik .......................................... 27

    Gambar 2.19. Penyambungan Ground Data dan Ground Lokal

    dengan Koneksi Resistor .................................................................... 27

    Gambar 2.20. Sistem Proteksi Shunting Device menggunakan Dioda Zener .......... 28

    Gambar 2.21. Sistem Proteksi Shunting Device menggunakan

    Dioda Zener dan Fuse Seri ................................................................ 28

    Gambar 2.22. Susunan Umum Layar LCD .............................................................. 31

    Gambar 2.23. Dimensi Layar LCD .......................................................................... 31

    Gambar 2.24. DDRAM ............................................................................................ 33

  • xvi

    Gambar 3.1. Diagram Blok Alat Pemanggil Gedung Berkamar Banyak ................ 35

    Gambar 3.2. Diagram Blok Bagian Pemanggil ........................................................ 36

    Gambar 3.3. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 .................................................. 36

    Gambar 3.4. Rangkaian Osilator .............................................................................. 37

    Gambar 3.5. Rangkaian LCD dengan Mikrokontroler ............................................ 38

    Gambar 3.6. Rangkaian Keypad Matriks 4x3 .......................................................... 39

    Gambar 3.7. Rangkaian Komunikasi Serial RS-485 ................................................ 40

    Gambar 3.8. IC RS-485 ............................................................................................ 41

    Gambar 3.9. Rangkaian Prasikap untuk Jaringan .................................................... 44

    Gambar 3.10. Diagram Alir Program Utama ............................................................ 45

    Gambar 3.11. Diagram Alir Sub Rutin Tunggu Balasan .......................................... 47

    Gambar 3.12. Diagram Alir dari Penulisan Karakter di LCD ................................ 48

    Gambar 4.1. Perangkat Keras Bagian Pemanggil .................................................... 49

    Gambar 4.2. Pengujian Alat dengan Transmisi Kabel ............................................. 50

    Gambar 4.3. Tampilan Awal Bagian Pemanggil ..................................................... 52

    Gambar 4.4. Tampilan Pilih Kamar ......................................................................... 52

    Gambar 4.5. Tampilan Keterangan .......................................................................... 52

    Gambar 4.6. Tampilan Keterangan Setelah Diisi ..................................................... 53

    Gambar 4.7. Tampilan Keterangan dengan 32 Karakter .......................................... 53

    Gambar 4.8. Tampilan Identitas Tamu .................................................................... 53

    Gambar 4.9. Tampilan Identitas Setelah Tamu Mengisi Nama ............................... 54

    Gambar 4.10. Tampilan Identitas dengan 16 Karakter ............................................ 54

    Gambar 4.11. Tampilan Proses Kirim Pesan ........................................................... 54

    Gambar 4.12. Tampilan Pesan Telah Terkirim ........................................................ 54

    Gambar 4.13. Tampilan Penghuni Sibuk ................................................................. 55

    Gambar 4.14. Tampilan Penghuni Tidak Sibuk ....................................................... 55

    Gambar 4.15. Tampilan Penghuni Mengetik Pesan ................................................. 55

    Gambar 4.16. Tampilan Penghuni Tidak Memberi Tanggapan ............................... 56

    Gambar 4.17. Pengujian Alat dengan Kabel 3 meter ............................................... 56

    Gambar 4.18. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 1...................................... 58

    Gambar 4.19. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 2...................................... 59

  • xvii

    Gambar 4.20. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 3...................................... 59

    Gambar 4.21. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 4...................................... 60

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 ............................................................ 19

    Tabel 2.1. (lanjutan) Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 ............................................ 20

    Tabel 2.2. Pin LCD Hitachi ...................................................................................... 34

    Tabel 3.1. Kombinasi baris dan kolom pada keypad matriks 4x3 ........................... 40

    Tabel 4.1. Fungsi bagian-bagian perangkat keras .................................................... 49

    Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Tegangan menggunakan 1 catu daya ......................... 50

    Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Tegangan menggunakan 5 catu daya ......................... 51

    Tabel 4.4. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 3 meter ....................................... 57

    Tabel 4.5. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 20 meter dan Berbelok .............. 57

    Tabel 4.6. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 20 meter dan Lurus .................... 57

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Judul

    Bagian Pemanggil Alat Penerima Tamu Pada Gedung Berkamar Banyak

    Berbasis Mikrokontroler AT89S51.

    I.2 Latar Belakang Masalah

    Bel penerima tamu yang ada sekarang ini sudah dianggap tidak praktis

    karena tamu tidak bisa langsung memanggil penghuni dan dapat mengganggu

    penghuni lain. Bel penerima tamu biasa hanya dapat memberikan informasi

    berupa suara bel yang mengindikasikan adanya tamu yang datang. Selain itu, tamu

    tidak bisa mengetahui jika penghuni ada, sedang sibuk atau sedang keluar [1].

    Pada penelitian ini, alat penerima tamu dibuat dengan menggunakan kabel

    berbasis mikrokontroler yang dikirim secara serial. Mikrokontroler merupakan

    terobosan teknologi mikroprosesor yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar

    dan teknologi baru, yaitu teknologi semikonduktor. Teknologi semikonduktor

    mempunyai kandungan transistor yang lebih banyak, namun hanya membutuhkan

    ruangan yang kecil, dapat diproduksi secara masal dan murah [2].

    Alat penerima tamu dengan menggunakan kabel berbasis mikrokontroler

    dapat menggantikan bel listrik yang biasa digunakan. Bel listrik yang biasa

    digunakan berfungsi untuk memanggil penghuni pada gedung berkamar banyak,

  • 2

    sehingga penghuni tidak segera mengetahui kepada siapa tamu berkunjung.

    Dengan permasalahan tersebut, maka diperlukan alat penerima tamu pada gedung

    berkamar banyak yang lebih efisien dan efektif.

    I.3 Tujuan

    Tujuan yang hendak dicapai adalah membuat suatu peralatan yang

    berfungsi sebagai penerima tamu pada gedung berkamar banyak berbasis

    mikrokontroler AT89S51.

    I.4 Manfaat

    Manfaat penelitian ini adalah tersedianya peralatan untuk memanggil

    penghuni pada gedung berkamar banyak dan segera mengetahui keberadaan

    penghuni tersebut.

    I.5 Batasan Masalah

    Agar permasalahan yang ada tidak berkembang menjadi luas, maka perlu

    adanya batasan terhadap permasalahan yang akan dibuat, yaitu:

    1. Terdapat empat kamar yang dipanggil.

    2. Jangkauan komunikasi 20 meter.

    3. Komunikasi menggunakan kabel.

    4. Pesan ditampilkan menggunakan LCD.

    5. Pesan diketik menggunakan keypad.

  • 3

    I.6 Metodologi Penelitian

    Agar dapat melakukan perancangan alat dengan baik, maka penulis

    membutuhkan masukan serta referensi yang didapatkan dengan metode :

    1. Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari

    berbagai informasi, baik dari buku, makalah maupun internet

    mengenai hal-hal yang berkaitan.

    2. Perancangan hardware dan software.

    3. Membuat hardware dan software.

    4. Melakukan pengujian hardware dan software alat penerima tamu

    pada gedung berkamar banyak, sehingga dapat diketahui hasil

    secara realistis.

    5. Pengambilan data berdasarkan hasil pengujian pada alat.

    6. Menganalisis hasil pengujian dan membandingkan dengan teori

    yang ada.

    7. Menarik kesimpulan terhadap perancangan dan pengujian yang

    telah dilakukan.

    I.7 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan, yang memuat :

    Judul, Latar Belakang Masalah, Tujuan, Manfaat, Batasan

    Masalah, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

  • 4

    Bab II Dasar Teori, yang memuat :

    Matriks Keypad, Mikrokontroler AT89S51, Komunikasi Serial,

    LCD (Liquid Crystal Display), LPF (Low Pass Filter).

    Bab III Rancangan Penelitian, yang memuat :

    Perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.

    Bab IV Hasil dan Pembahasan, yang memuat :

    Hasil dan pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat

    lunak yang telah dibuat.

    Bab V Penutup, yang memuat :

    Kesimpulan dan saran untuk perbaikan alat dan penelitian

    selanjutnya.

  • BAB II

    DASAR TEORI

    II. 1 Rumus Dasar

    II.1.1 Rangkaian Resistor

    Rangkaian resistor secara seri akan mengakibatkan nilai resistansi total

    semakin besar [3]. Gambar 2.1 menunjukkan contoh resistor yang dirangkai

    secara seri. Pada rangkaian resistor seri berlaku rumus:

    Rtotal = R1 + R2 + R3 + Rn .......................................................................... (2.1)

    R1 R3R2 Rn

    Gambar 2.1. Rangkaian Resisto

    angkaian resistor secara paralel aka

    pengg

    R

    anti semakin kecil. Gambar 2.2 me

    dirangkai paralel. Pada rangkaian resistor par

    nRRRRR 1111 +++= .................................

    321

    Ga ian Res

    R1

    .

    . . . . .

    R2

    R3

    Rn . . .

    .

    ..

    mbar 2.2. Rangka istor

    5

    . . . .

    r secara Seri [3].

    n mengakibatkan nilai resistansi

    nunjukkan contoh resistor yang

    alel berlaku rumus:

    ............................................ (2.2)

    secara Paralel [3].

  • 6

    II.1.2 Hukum Ohm

    hm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan

    jumla

    Dimana:

    V = tegangan (Vo

    (Ampere)

    II. ad

    Konfigurasi matriks keypad terdiri dari tombol-tombol yang tersusun atas

    ggunaan matriks keypad bertujuan untuk menghemat

    jumlah port yang digunakan pada mikrokontroler. Matriks keypad 4x3 yang

    Dari Hukum O

    h arus yang mengalir melalui resistor tersebut. Gambar 2.3 menunjukkan

    diagram Hukum Ohm.

    Gambar 2.3. Diagram Hukum Ohm

    lt)

    I = arus

    R = resistansi (Ohm)

    P = daya (Watt)

    2 Matriks Keyp

    baris dan kolom [4]. Pen

  • 7

    artinya terdiri dari 4 baris (jalur output) dan 3 kolom (jalur input). Matriks keypad

    ini tersusun dari 12 tombol, apabila tidak menggunakan konfigurasi matriks

    keypad maka dibutuhkan 12 masukan sedangkan dengan matriks keypad hanya

    menggunakan 7 masukan. Rangkaian matriks keypad sederhana dapat dilihat pada

    Gambar 2.4.

    2 3

    4 5 6

    1

    7 8 9

    * 0 #

    B2

    B3

    B4

    K1 K2 K3

    B1

    Gambar 2.4. Rangkaian keypad 4x3 [4].

    Pengecekan pada matriks keypad adalah dengan sistem pengecekan secara

    berurutan (scanning) ek angka 1, maka

    terlebih dahulu kolom K1 diberi logika

    Apabil

    ada tombol sewaktu ditekan maupun pada saat dilepas ditunjukkan

    . Sebagai contoh apabila ingin mengec

    ‘0’, lalu dilakukan pengecekan tiap baris.

    a baris B1 = ‘0’ artinya tombol 1 sedang ditekan. Pengecekan ini juga

    berlaku untuk tombol yang lainnya dengan pengecekan baris dan kolom secara

    bergantian.

    Gambar 2.5 memperlihatkan rangkaian tombol push-on dengan Rpullup

    yang akan menghasilkan efek bouncing [4]. Diagram waktu goncangan

    (bouncing) p

  • 8

    pada Gam

    II. 3

    M sor yang

    dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan teknologi baru, yaitu teknologi

    r mempunyai kandungan transistor yang

    lebih ban

    bar 2.5. Efek bouncing terjadi ketika tombol ditekan akan menghasilkan

    getaran atau sebelum mencapai keadaan stabil atau tombol tersebut akan ON/OFF

    berulang-ulang.

    Gambar 2.5. Rangkaian tombol dengan Rpullup [4].

    Gambar 2.6. Efek bouncing pada saat penekanan tombol [4].

    Mikrokontroler AT89S51

    ikrokontroler merupakan terobosan teknologi mikroprose

    semikonduktor. Teknologi semikondukto

    yak, namun hanya membutuhkan ruangan yang kecil, dapat diproduksi

    secara masal dan murah [2]. Diagram kotak inti dari AT89S51 ditunjukkan pada

    Gambar 2.7.

  • 9

    Serial, kontrol /counter seperti

    ditunjukkan pada Gambar 2.7. Pada pe litian ini, pembahasan mikrokontroler

    dibatasi

    emori data dan

    rogram yang terpisah [2]. Pemisahan penyimpanan memori data dan program

    n metode pengaksesan alamat 8 bit. Alamat RAM

    Internal

    Gambar 2.7. Diagram kotak inti AT89S51 [2].

    Mikrokontroler AT89S51 terdiri dari CPU, Memory, Port I/O, Port

    interupsi, kontrol bus, osilator, dan timer

    ne

    pada organisasi memori, set instruksi, pemberian clock, serta struktur

    AT89S51 yang menjelaskan kegunaan dari pin-pin IC tersebut.

    II.3.1 Organisasi Memori

    Semua produk AT89S51 memiliki ruang alamat m

    p

    dapat diakses menggunaka

    dan Flash PEROM AT89S51 ditunjukkan pada Gambar 2.8.

  • 10

    Gambar 2.8. Alam PEROM AT89S51 [2].

    AM Internal, Special Function Register (SFR) serta Flash PEROM

    T89S51 akan dijelaskan pada bagian berikut.

    1.

    internal pada mikrokontroler AT89S51 terdiri atas:

    a.

    h register yang terdiri dari R0

    gan R7. Delapan buah register tersebut dapat diubah ke

    si nilai RS0

    gister PSW (Program Status Word).

    b.

    RAM ini dimulai dari alamat 30H hingga 7F dan dapat diakses dengan

    pengalamatan langsung dan tak langsung.

    at RAM Internal dan Flash

    R

    A

    RAM Internal

    RAM

    Register Bank

    Mikrokontroler ini memiliki 8 bua

    sampai den

    bank 1, bank 2 dan bank 3 dengan cara mengubah kondi

    dan RS1 pada re

    Bit Addressable RAM

    RAM ini terletak pada alamat 20H sampai 2FH yang dapat dialamati

    secara bit yang berarti bahwa alamat tersebut dapat menyimpan 8 bit

    data yang tiap bit dapat dialamati sendiri-sendiri.

    c. RAM Keperluan Umum

  • 11

    Lokasi RAM Internal dapat dilihat pada Gambar 2.9.

    Gamb Internal [2].

    2. Register Fungsi Khusus ( )

    AT89S51 mem ungsi Khusus yang terletak di

    alamat 80H samp pa register ini dapat dialamati

    secara bit. Gamb n peta Register Fungsi Khusus.

    a. Akumulator

    Registe lamati secara bit.

    Akumulator digunakan untuk hampir semua operasi logika dan

    ar 2.9. Peta memori RAM

    Special Function Register

    punyai 21 Register F

    ai dengan FFH. Bebera

    ar 2.10 menunjukka

    r ini terletak di alamat E0H dan dapat di a

    aritmatika.

  • 12

    b. Por

    a port

    ialamati secara bit sehingga dapat dilakukan perubahan

    c. PSW (Progr

    PSW seperti hasil aritmatika dan

    logika.

    d. Register B

    ulator untuk proses aritmatika

    ati secara bit.

    t

    AT89S51 mempunyai 4 buah port : yaitu Port 0, Port 1, Port 2 dan

    Port 3 yang terletak di alamat 80H, 90H, A0H dan B0H. Semu

    tersebut dapat d

    bit data pada salah satu port tanpa mengganggu port yang lain.

    Gambar 2.10. Peta memori SFR AT89S51 [2].

    am Status Word)

    berisi data bit hasil eksekusi program

    Register ini digunakan bersama akum

    selain digunakan untuk register biasa dan dapat dialam

  • 13

    e. Stack Pointer

    Stack Pointer merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H.

    Proses yang berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh

    instruk

    f. Data Pointer

    rupakan register 16 bit. DPTR biasa

    g. Timer

    empunyai dua buah 16 bit Timer/Counter yaitu : timer 0

    H

    h.

    nggunakan serial

    i.

    vel

    i. Interupsi secara otomatis akan dimatikan bila sistem

    si-instruksi Push, Pop, Acall dan sebagainya.

    Data pointer atau DPTR me

    digunakan untuk mengakses data yang terletak di memori external.

    Register

    AT89S51 m

    dan timer 1. Timer 0 terletak di alamat 84H untuk TL0 dan 8CH untuk

    TH0, sedangkan Timer 1 terletak di alamat 8BH untuk TL1 dan 8D

    untuk TH1.

    Serial Port Register

    Port ini merupakan on chip serial port yang digunakan untuk

    melakukan komunikasi dengan peralatan yang me

    port.

    Register Interupsi

    Mikrokontroler ini memiliki 5 buah interupsi dengan dua le

    prioritas interups

    dikembalikan pada keadaan semula. Register yang behubungan dengan

    interupsi adalah Interrupt Enable Register (IE) pada alamat A8H dan

    Interupsi Priority Register (IP) pada alamat B8H.

  • 14

    3.

    dan

    terdapat pada Flash PEROM akan dieksekusi jika sistem dikembalikan

    Bila sistem tersebut telah dikembalikan pada

    kea

    mik

    PER

    aka

    II.3.2 Kelompok Instruksi Mikrokontroler AT89S51

    ta keluarga mikrokontroler AT89S51 mengeksekusi

    kelompok inst

    aplikas

    yang ce

    pengala

    pemrog

    Boolea

    1.

    Mode-mode pengalamatan dapat dikelompokkan menjadi [2] :

    Flash PEROM

    AT89S51 mempunyai 4 kilo byte Flash PEROM yang dapat ditulis

    dihapus menggunakan sebuah perangkat programmer. Program yang

    pada keadaan semula.

    daan semula, maka pin EA/VPP akan berlogika satu, sehingga

    rokontroler akan aktif berdasarkan program yang ada di Flash

    OM. Tetapi apabila pin EA/VPP berlogika nol, maka mikrokontroler

    n aktif berdasarkan program yang ada pada memori external.

    Semua anggo

    ruksi yang sama [2]. Kelompok instruksi ini telah dioptimasi untuk

    i kontrol 8 bit, serta menyediakan berbagai macam mode pengalamatan

    pat untuk mengakses RAM internal dan RAM external.

    Bagian berikut ini akan menjabarkan mengenai mode-mode

    matan tersebut serta berbagai macam instruksi yang dipergunakan dalam

    raman AT89S51, antara lain instruksi logika, aritmatika, transfer data,

    n, serta instruksi lompat.

    Mode-mode Pengalamatan

    a. Pengalamatan Langsung (Direct Addressing)

  • 15

    Dalam pengalamatan langsung, masukan data ditentukan berdasarkan

    alamat 8 bit (1 byte) dalam suatu instruksi. Hanya RAM data internal

    dan SFR yang bisa diakses secara langsung.

    b. Pengalamatan Tak Langsung (Indirect Addressing)

    Dalam pengalamatan tak langsung, instruksi menentukan suatu register

    yang digunakan untuk menyimpan alamat masukan. Baik RAM

    internal maupun eksternal dapat diakses secara tak langsung. Register

    alamat untuk alamat-alamat 8 bit bisa menggunakan Stack Pointer dari

    ih. Sedangkan untuk alamat 16 bit hanya bisa

    an cara demikian bisa

    tidak memerlukan

    d.

    ulator. Bilangan

    a dituliskan dalam format heksa sebagai

    64h ( MOV A,#64h ).

    register bank yang dipil

    menggunakan register pointer data 16 bit atau DPTR.

    c. Instruksi-Instruksi Register

    Register bank yang masing-masing berisi 8 register, dapat diakses

    melalui instruksi dengan kode masukan yang mengandung 3 bit

    spesifikasi register. Akses register deng

    menghemat penggunaan kode instruksi karena

    sebuah byte untuk alamat. Saat instruksi tersebut dikerjakan, satu dari

    delapan register pada bank yang terpilih akan diakses.

    Konstanta Segera (Immediate Constant)

    Nilai dari suatu konstanta dapat segera menyatu dengan masukan kode

    dalam memori program. Misalnya, instruksi : MOV A,#100, yang akan

    menyimpan konstanta 100 (desimal) ke dalam akum

    yang sama tersebut bisa jug

  • 16

    e.

    2.

    beb

    Beb

    DE

    3. Ins

    n operasi logika AND

    (ins

    (ins

    pad

    lain

    4. Ins a

    sfer data dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu

    instruk

    Pengalamatan Terindeks (Indexed Addressing)

    Memori program hanya bisa diakses melalui pengamatan terindeks.

    Pengalamatan terindeks digunakan dalam instruksi-instruksi “lompat

    bersyarat”. Dalam hal ini, alamat tujuan dari instruksi lompat (jump)

    dihitung sebagai jumlah dari penunjuk dasar (base pointer) dengan

    data akumulator.

    Instruksi Aritmatika

    Instruksi-instruksi aritmatika selalu melibatkan akumulator, hanya

    erapa yang melibatkan register lainnya (DPTR dan lain-lain) [2].

    erapa contoh instruksi aritmatika antara lain ADD, ADDC, SUBB,

    C, INC.

    truksi Logika

    Instruksi logika digunakan untuk melakuka

    truksi ANL), OR(instruksi ORL), XOR (instruksi XRL), operasi clear

    truksi CLR) dan NOT (instruksi CPL) pada suatu byte dan beroperasi

    a masing-masing bit. Instruksi putar atau rotate (RL A, RLC A dan

    nya) akan menggeser isi akumulator 1 bit ke kanan atau ke kiri.

    truksi Transfer Dat

    Instruksi tran

    si transfer data yang mengakses ruang memori internal

    menggunakan instruksi MOV dan MOVC serta transfer data yang

    mengakses ruang memori external menggunakan instruksi MOVX.

  • 17

    Pengaksesan ruang memori external menggunakan Data Pointer (DPTR)

    sebesar

    5.

    sable.

    n antara lain ANL, SETB, CLR.

    6. Instruk

    JMP) dan instruksi lompat bersyarat (antara lain instruksi

    Z).

    II.3.3 P

    IC ters enggunakannya,

    kaki XTAL 1 dan XTAL 2 pada mikrokontroler AT89S51 dihubungkan dengan

    sebuah kristal

    menunj

    AT89S

    jenis s

    16 bit.

    Instruksi Boolean

    Mikrokontroler AT89S51 memiliki sebuah prosesor boolean yang

    cukup lengkap. Instruksi boolean digunakan pada operasi bit dan

    melibatkan alamat pada internal RAM yang merupakan bit addres

    Contoh instruksi Boolea

    si Lompat (jump)

    Instruksi lompat (jump) merupakan perintah yang digunakan pada

    mikrokontroler AT89S51 untuk melakukan perpindahan alamat perintah

    yang akan dieksekusi oleh CPU. Instruksi lompat ini dapat dibagi menjadi

    dua macam, yaitu instruksi lompat tak bersyarat (antara lain instruksi

    LJMP, AJMP, S

    JZ, CJNE dan DJN

    emberian Clock pada Mikrokontroler AT89S51

    Mikrokontroler AT89S51 memiliki osilator yang tersedia pada kemasan

    ebut (on chip) sebagai sumber detak (clock) [2]. Untuk m

    keramik dan kapasitor yang dihubungkan ke ground. Gambar 2.8

    ukkan cara menghubungkan kristal sumber detak dengan mikrokontroler

    51. Besar kapasitor yang terhubung dengan sumber detak tergantung dari

    umber detak yang dipasangkan. Bila sumber detak berupa kristal maka

  • 18

    besar k

    kapasitor yang terpasang adalah 40 pF ± 10 pF.

    II.3.4 Struktur AT89S51

    Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 pin, 32 pin di antaranya

    digunakan sebagai port paralel [2]. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga

    32 pin membentuk 4 buah port paralel, yang masing-masing dikenal sebagai Port

    0, Port 1, Port 2 dan Port 3. Diagram pin mikrokontroler AT89S51 secara

    lengkap ditunjukkan pada Gambar 2.9. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 pada

    Gambar 2.12 dijelaskan pada Tabel 2.1.

    apasitor yang terpasang adalah 30 pF ± 10 pF dan bila jenis keramik besar

    Gambar 2.11. Menghubungkan kristal sumber detak [2].

    Gambar 2.12. Diagram pin mikrokontroler AT89S51 [2].

  • 19

    Tabel 2.1. Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 [2].

    No Pin Port Nama/ID Fungsi Keterangan

    1 1-8 1

    Sebagai input dengan

    memberi logika ”1”.

    Sebagai output, port

    ini dapat memberikan

    sink output ke em

    TTL

    I/O biasa

    pat buah

    2 5 1 MOSI Serial data input Multiple Output Single

    Input

    3 6 1 MISO Serial data output Multiple Input Single

    Output

    4 7 1 SCK Serial clock input Serial Clock

    5 9 3 RST masukan reset

    Reset Sebagai

    6 10 3 RXD Sebagai serial input

    7 11 3 TXD Sebagai serial output port

    8 12 3 INT 0 i Interrupt 0

    Sebagai external nterrupt 0

    port

    9 13 3 INT 1 Interrupt 1

    Sebagai external

    interrupt 1 port

    10 14 3 T0 e 0

    Timer 0 Sebagai

    xternal timer input port

    11 15 3 T1 ex r Sebagai rnal timte e

    1 input port T imer 1

    12 16 3 WR

    Sebagai external data memory write

    strobe port

    Write

  • 20

    Tabel 2.1. (lanjutan) Fungsi dari pin-pin IC AT89S51 [2].

    No Pin Port N D i Keterangan ama/I Fungs

    13 17 3 RD a memory read rt

    Read

    Sebagai external dat

    strobe po

    14 18 XTAL 1 oscillator Sebagai

    input

    15 19

    t XTAL 2

    Sebagaioscillator

    outpu

    16 20 GND Sebagaiground Ground

    17 21-28 2 I/O t t Input/Output Sebagai inpu

    dan outpu

    18 29 PSEN

    Program Store Enable

    Sebagai sinyal baca

    untuk memori program

    19 30 ALE masukan pulsa Address Latch Enable

    Sebagai

    program

    20 31 V

    Sebagai pengeksekusi pr ri

    i

    External Access Enable pp/EA

    ogram damemori

    eksternal, mengakses program secara nternal

    21 3

    Sebagai I/O

    me n 2-39 0 biasa, mberikasink

    22 40 Vcc Sebagai suplai

    tegangan

  • 21

    II. 4 Komunikasi Serial

    Sistem transmisi data secara serial ada dua jeni

    1. Transmisi data secara tidak seimbang ed line).

    Contoh transmisi data secar ng (unbalance line) adalah

    dengan sistem RS-232 yang menggunaka kaw al

    dan sebuah kawat penghantar untuk ac an (grounding). Pada sistem

    ini nilai amplitudo sinyal tergantung pada beda potensial antara penghantar sinyal

    terhadap ground.

    2. ba

    Pada sistem transmisi data s bang (balance line), kedua

    penghantar selalu berfluktuasi saling bertolak-belakang sehingga selalu tercipta

    beda potensial pada kedua penghantar. Pada sistem transmisi ini, sinyal masih

    dapat terdeteksi pada jarak yang cukup jauh. Selain itu, sistem transmisi data

    secara seimbang lebih tahan terhadap noise. Sistem transmisi data serial secara

    seimbang ini biasanya menggunakan sistem standar RS-422 dan RS-485.

    Sistem transmisi data secara serial dengan standar komunikasi serial RS-

    485 dikembangkan sejak tahun 1983 dan mampu mentransmisikan data pada jarak

    yang cukup jauh, yaitu 1,2 km. Standar komunikasi serial RS-485 dapat

    diterapkan pada suatu jaringan telepon tunggal (party line) atau pada jaringan

    multidrop (jaringan yang menggunakan topologi bus).

    Ada sebanyak 32 pasang pemancar (driver)/penerima (receiver) yang

    dapat disatukan pada jaringan multidrop. Sisi pemancar (driver) akan

    menghasilkan tegangan sebesar 2 sampai 6 Volt yang berbeda polaritas pada

    s [5] :

    (unbalanc

    a tidak seimba

    n sebuah

    uan pentanah

    at penghantar untuk siny

    Transmisi data secara seimbang ( lanced line).

    ecara seim

  • 22

    terminal A-B dengan acuan titik tengah ground, seperti diperlihatkan pada

    Gambar 2.13. Penerima (receiver) mampu menerima data dengan nilai amplitudo

    sinyal minimal +200 mV sampai –200mV antara terminal A-B. Sehingga sisi

    penerima dapat menerima sinyal dengan amplitudo antara +200 mV sampai

    200mV (

    ecara penuh oleh penerima dan tidak berbalik ke saluran transmisi lagi [5].

    engaturan impedansi terminal ini mengacu pada panjang kabel penghantar dan

    sinyal minimal) hingga +6 V sampai –6 V (sinyal maksimal) yang masih

    dapat diterima, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.14.

    Gambar 2.13. Sinyal keluaran dari pemancar (driver) [5].

    Gambar 2.14. Sinyal masukan untuk penerima (receiver) [5].

    A

    CENABLE

    B

    (REQUIRED FOR RS-485)

    + 6

    + 2Toleransi

    TeganganVAB

    - 2

    - 6Toleransi

    II.4.1 Pengaturan Impedansi Terminal

    Pengaturan impedansi terminal dimaksudkan agar sinyal dapat terserap

    s

    P

    Vcm = Input Common Mode Voltagerentang tegangan untuk Vcm -7v > Vcm < +7v

    + 6 V

    - 6 V

    + 200mV

    - 200mVTeganganVAB

    A

    B

    C

    1/2Vi

    Vcm

    1/2Vi +Vi

    ng

    ma

    -Vi

    Ren

    tate

    gang

    an

    ksim

    u m

    Daerahtransisi

  • 23

    kecepatan laju data yang digunakan. Pengaturan impedansi terminal dapat

    diabaikan bila delay propagasi saluran data lebih rendah dari lebar satu bit data.

    Sebagai contoh, sebuah sistem yang menggunakan kabel dengan panjang

    2000 feet (= 609,6 m), delay propagasi saluran data dapat dihitung dengan

    panjang kabel dibagi dengan kecepatan laju propagasi yang biasanya sebesar 66%

    sampai 75 bel 2000

    et, perjalanan bolak-balik data 4000 feet dengan laju propagasi 0.66 x kecepatan

    .2 µs. Bila perjalanan data sebanyak

    tiga kali

    Para

    fek pemuatan DC.

    % dari kecepatan cahaya (= 3x108 m/s). Dengan panjang ka

    fe

    cahaya, sehingga delay propagasi sebesar 6

    bolak-balik maka delay propagasi sebesar 18.6 µs. Karena lebar satu bit

    data untuk 9600 baud adalah 104 µs, hingga pada kasus ini pengaturan impedansi

    terminal dapat diabaikan.

    Ada dua macam pengaturan impedansi terminal :

    1. Parallel Termination.

    llel Termination adalah menambahkan resistor yang dipasang parallel

    seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.15a sebagai penyesuai impedansi.

    Nilai resistor ini pada umumnya sebesar 120 Ω. Nilai ini didapatkan dari nilai

    impedansi intrinsic kabel penghantar transmisi.

    2. AC-couple Termination.

    AC-couple Termination adalah menambahkan resistor yang dipasang parallel

    sebagai penyesuai impedansi yang dirangkai seri dengan kapasitor kecil

    seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.15b. Kapasitor kecil berfungsi

    untuk menghilangkan e

  • 24

    (a) (b)

    mbar 2.15. (a) Rangkaian parallel termination (bGa ) AC-coupled termination [5].

    II.4

    485

    kom uatan Texas Instrument, DS36C278

    IC

    Ga

    .2 IC komunikasi serial RS-485

    Komponen utama yang digunakan pada komunikasi serial standar RS-

    yaitu IC RS-485. Ada berbagai seri IC RS-485 yang dikeluarkan pabrik

    ponen elektronika, antara lain SN75176 b

    buatan National Semiconductor, dan MAX48x serta MAX1487 buatan MAXIM.

    RS-485 ini memiliki 8 pin yang pengoperasiannya dikonfigurasikan seperti

    mbar 2.16.

    1

    23 6

    4

    8

    7

    5

    +5V+5V

    Data inputdari

    mikrokontroler

    IC RS-485

    3 K

    2 K Do / R iRe

    Di

    V cc

    Ground

    Ro

    Do / RiDe

    [5]. Dengan Vcc = 5 Volt, maka penurunan tegangan VDE dapat dihitung dengan

    menggunakan persamaan 2.3, yaitu:

    Gambar 2.16. IC RS-485 [5].

    Resistor pembagi tegangan yang dipasangkan pada kaki De berfungsi

    untuk memberikan prasikap tegangan. Prasikap tegangan untuk De sebesar 3 volt

  • 25

    VccRR

    RV

    ba

    b ×+

    = ........................................................................................ (2.3) DE

    Jika Rb ditetapkan sebesar 3 kΩ, maka Ra = 2 kΩ. Sistem yang akan

    dibuat menggunakan konfigurasi jaringan multidrop 2 kabel karena digunakan

    untuk komunikasi half duplex yang diatur sebagai pengirim.

    II.4.3 Pemberian Bias p

    Pemberian bias pada jaringan ini berguna apabila jaringan dalam

    keadaan

    umumnya bernilai +5 Volt) dan resistor

    pulldown pada saluran

    RS-485 dapat dilihat pada Gambar 2.17.

    II.4.4 K

    bel digunakan single

    isted pair dan untuk sistem empat kabel menggunakan two twisted pair.

    dengan kabel twisted pair.

    ada Jaringan RS-485

    kosong, maka sinyal dalam keadaan menunggu (idle) dan tidak dalam

    keadaan mengambang (tidak tentu) [5]. Untuk memelihara status idle dalam

    keadaan jaringan kosong, perlu dipasang resistor yang dirangkai pullup dengan

    saluran data B terhadap Vcc (pada

    data A terhadap ground. Rangkaian prasikap pada jaringan

    abel Jaringan pada RS-485

    Penggunaan kabel untuk jaringan komunikasi RS-485 pada umumnya

    menggunakan kabel twisted pair [5]. Untuk sistem dua ka

    tw

    Seringkali penghantar untuk ground telah menyatu

    Pada RS-485 terdapat rugi-rugi transmisi yang disebabkan oleh beberapa

    faktor, antara lain : rugi–rugi sinyal AC, rugi–rugi hantaran DC, kebocoran arus

  • 26

    dan rugi–rugi dielektrik. Untuk kabel dengan kualitas tinggi, rugi–rugi penghantar

    dan rugi–rugi dielektrik merupakan faktor yang sangat penting.

    maksimal 6 Volt

    ]. Ja

    erbeda karena setiap sistem menggunakan acuan ground lokal yang berbeda.

    ntuk itu perlu dibedakan antara ground sinyal dengan referensi sinyal. Referensi

    sinyal merupakan ground yang digunakan sebagai referensi sinyal komunikasi.

    Ground sinyal adalah grounding lokal yang dapat juga mempunyai beda potensial

    terhadap ground referensi.

    Ada dua cara untuk menanggulangi perbedaan ground yang dapat

    mengakiba

    Gambar 2.17. Rangkaian prasikap pada jaringan RS-485 [5].

    II.4.5 Pengaman Jaringan RS-485 Terhadap Beda Potensial Listrik

    Sistem komunikasi dengan standar RS-485 menggunakan dasar sistem

    perbedaan potensial sinyal dengan besar nilai perbedaan sinyal

    [5 uhnya jarak antar sistem memungkinkan nilai amplitudo sinyal dapat

    tkan perbedaan amplitudo sinyal, yaitu :

    b

    U

  • 27

    1. Memisahkan antara ground data dengan ground lokal/casing/ground power

    meng

    shunting

    device. Metode ini memiliki dua cara yang memiliki kelebihan masing–masing :

    gunakan koneksi optik (dapat berupa optocoupler atau komponen optik

    yang lain) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18.

    2. Menyambungkan ground data dan ground lokal/ground power menggunakan

    konektor dengan impedansi rendah (dapat berupa resistor dengan nilai

    resistansi kecil) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.19.

    Gambar 2.18. Pemisahan ground dengan isolasi optik [5].

    Gambar 2.19. Penyambungan Ground Data dan Ground Lokal

    dengan Koneksi Resistor [5].

    Ada pula cara pengamanan yang lain, yaitu dengan metode

  • 28

    . Cara pertama adalah dengan memasang dioda zener bolak-balik secara shunt

    terhadap penghantar jaringan. Dioda dirangkai shunt terhadap ground ataupun

    terhadap masing–masing penghantar jaringan. Kelebihan cara ini adalah

    me tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah

    memiliki batas ambang tegangan yang tinggi dan tingkat pengamanannya

    lambat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.20.

    2. Cara kedua adalah dengan memasang dioda zener bolak balik secara shunt dan

    merangkai fuse secara seri seperti terlihat pada Gambar 2.21.

    (a)

    (b)

    Gambar 2.20. Sistem Proteksi Shunting Device menggunakan Dioda Zener [5].

    1

    mberi proteksi terhadap arus yang

    Gambar 2.21. Sistem Proteksi Shunting Device menggunakan

    Dioda Zener dan Fuse Seri [5].

  • 29

    II. 5 LCD (Liquid Crystal Display)

    LCD (Liquid Crystal Display) atau peraga kristal cair merupakan suatu

    lat yang banyak digunakan sebagai penampil karakter [6]. LCD mengandung

    kristal cair yang merupakan moleku lekul organic kental yang mengalir

    se

    emua molekul disejajarkan dalam arah yang sama, sifat-sifat optic dari kristal

    kan tergantung pada arah dan polarisasi sinar yang datang. Kesejajaran molekul-

    olekul dapat diubah sifat-sifat optiknya menggunakan medan listrik. Kristal cair

    yang diso s cahaya

    yang keluar dari kristal elektrik. Sifat ini dapat

    ilan panel datar.

    a

    l-mo

    perti suatu cairan, namun memiliki struktur khusus, seperti kristal. Pada waktu

    s

    a

    m

    rot dengan suatu sinar mempunyai intensitas cahaya. Intensita

    cair dapat dikendalikan secara

    dimanfaatkan untuk membuat tampilan-tamp

    Sebuah layar tampilan LCD terdiri atas dua plat kaca sejajar yang di

    antaranya terdapat suatu volume tertutup yang berisi kristal cair. Elektroda-

    elektroda transparan ditempelkan pada masing-masing plat dan digunakan untuk

    menciptakan medan listrik di dalam kristal cair. Bagian-bagian yang berbeda pada

    layar akan mendapatkan tegangan yang berlainan untuk menampilkan citra yang

    lebih jelas. Polarisator dilekatkan pada bagian depan dan bagian belakang layar.

    Polarisator–polarisator ini yang meyebabkan sinar terpolarisasi. Seberkas sinar di

    belakang plat belakang akan menerangi layar dari belakang. Sinar ini berguna

    membantu pembacaan dalam kondisi gelap. Susunan layar LCD pada umumnya

    dapat dilihat pada Gambar 2.22.

    Pemakaian daya pada LCD lebih rendah dibanding pemakaian daya pada

    LED (Light Emitting Dioda). LCD membutuhkan sumber cahaya eksternal. Hal

  • 30

    ini merupakan salah satu kekurangan layar LCD karena pada umumnya sukar

    dilihat dalam kondisi ruang yang sedikit pencahayaannya. Pada luasan yang di

    sinari cahaya, pemantul (reflector) diletakkan di belakang LCD untuk

    memantulkan kembali cahaya yang melewati layar untuk intensitas yang

    maksimum.

    Lifetime LCD tergantung pada pencahayaan (illumination). LCD yang

    paling banyak digunakan adalah LCD monokrom atau LCD dengan satu warna.

    Tampilan LCD tidak seterang dan sejernih dibanding dengan layar tabung (tube

    display).

    angan di belakang (backlight) lainnya adalah menggunakan satu atau

    dua lamp

    Untuk mengurangi masalah kesulitan melihat suatu karakter yang

    ditampilkan pada LCD dalam kondisi ruang yang pencahayaannya buruk, maka

    beberapa layar menggunakan suatu panel cahaya yang di dalamnya terdapat kaca

    yang disebut layar electroluminescent. Tipe LCD ini mempunyai layar backlight,

    yaitu layar yang mempunyai lampu di belakang panel. Penempatan lampu ini ada

    yang terpisah dan ada pula yang menjadi satu dengan panel electroluminescent.

    Teknik pener

    u pijar (fluorescent). Kedua teknik pencahayaan ini membuat layar lebih

    mudah untuk dibaca.

    Perbedaan antara LCD dengan LED, dimana LCD tergantung cahaya

    dari luar sedangkan LED menghasilkan cahaya. Sehingga cahaya dari luar

    semakin terang, maka tampilan yang terdapat pada LCD juga semakin jelas.

    Kekurangannya adalah jika ditempat gelap maka tampilan LCD tidak kelihatan

    sedangkan tampilan LED dapat di lihat. Karena LCD tidak mengeluarkan cahaya,

    maka penggunaan arus bagi LCD lebih rendah dari LED.

  • 31

    Gambar 2.22. Susunan umum layar LCD [6].

    II.5.1 LCD dengan Driver HD44780U

    nya

    terdapat dua byte [7].

    LCD denga

    jepang kana n

    mi ensi

    LCD denga x16 yang

    berarti me n 16 kolom, seperti

    Gambar 2.23. Dim nsi layar LCD [7].

    Penelitian ini menggunakan LCD Hitachi HD44780U yang di dalam

    driver HD44780U, memori 16 byte dan memori data 80

    n driver HD44780 dapat menampilkan angka-angka, abjad, huruf

    dan juga simbol-simbol lainnya. Interface LCD HD44780U denga

    krokontroler AT89S51 dapat dilakukan dengan sistem 4 bit atau 8 bit. Dim

    n driver HD44780U yang digunakan memiliki ukuran 2

    miliki layar tampilan yang terdiri atas 2 baris da

    yang terlihat pada Gambar 2.23.

    e

  • 32

    Total jumlah karakter yang dapat ditampilkan sekaligus dalam satu layar

    adalah sebanyak r terbentuk dari

    susunan titik-titik (dot) yang berukuran 5x8. HD44780U memiliki beberapa

    II.5.1.1 R

    u dibaca dari atau ke dalam DDRAM ataupun

    CGRAM.

    II.5.1.2 BF (Busy Flag)

    Busy Flag adalah bit yang menandakan apakah sedang terjadi operasi

    internal atau tidak. Se ver HD44780U akan

    menjalankan operasi internal, sehingga operasi selanjutnya tidak dapat dijalankan.

    Agar dapat m

    instruksi pertama dengan instruksi selanjutnya.

    32 karakter, dengan masing-masing karakte

    bagian sebagai berikut [7] :

    egister

    HD44780U memiliki dua buah register 8-bit, yaitu IR (Instruction

    Register) dan DR (Data Register). IR (Instruction Register) merupakan register

    yang hanya dapat ditulis untuk menyimpan kode-kode instruksi seperti Display

    Clear, Cursor Shift dan juga untuk alamat dari DDRAM (Display Data RAM)

    ataupun CGRAM (Character Generator RAM). Sedangkan DR (Data Register)

    merupakan register yang bisa ditulis maupun dibaca untuk penyimpanan data

    sementara yang akan ditulis ata

    waktu BF (Busy Flag) bernilai ”1”, dri

    enjalankan instruksi selanjutnya, perlu diperiksa apakah busy flag

    tersebut telah bernilai ”0” , atau dapat dilakukan dengan memberikan waktu yang

    lebih lama dari waktu yang dibutuhkan oleh eksekusi instruksi itu sendiri di antara

  • 33

    II.5.1.3 AC (Address Counter)

    Fungsi dari AC (Address Counter) adalah untuk mengamati DDRAM

    dan juga CGRAM.

    II.5.1.4 DDRAM (Display Data RAM)

    DDRAM menyimpan karakter-karakter yang dikirim (sandi ASCII) dan

    yang ingin ditampilkan pada layar LCD. Register data menyimpan data sementara

    menyimpan data sementara yang akan

    dibaca da

    DDRAM [7].

    yang ditulis ke DDRAM atau CGRAM dan

    ri DDRAM atau CGRAM. DDRAM memiliki kapasitas 80x8 bit atau 80

    karakter. DDRAM dapat dilihat pada Gambar 2.24.

    II.5.1.5 CGROM (Character Generator ROM)

    CGROM merupakan ROM (Read Only Memory) berukuran 80x8 bit

    yang mampu membangkitkan bentuk dot matrix berukuran 5x8 maupun 5x10 dari

    8-bit kode karakter.

    Gambar 2.24.

  • 34

    II.5.1.6 CGRAM (Character Generator RAM)

    CGRAM merupakan penghasil karakter menggunakan sandi ASCII

    ilkan ke layar LCD. CGRAM

    berukura

    LCD yang digunakan adalah LCD buatan Hitachi dengan driver

    HD44780U yang memiliki 16 pin seperti yang terlihat pada Tabel 2.2 [7].

    Tabel 2.2. Pin LCD Hitachi [7].

    No. Nama Pin Deskripsi

    kemudian dikirim ke DDRAM untuk ditamp

    n 64x8 bit yang memungkinkan pemakai untuk memprogram bentuk

    karakter yang diinginkan.

    II.5.2 Pin LCD

    1 VCC +5V 2 GND 0V 3 VEE Tegangan Kontras LCD

    4 RS Re ntah, 1= Register Data gister Select, 0=Register Peri

    5 R/W 1=Read, 0=Write

    6 E Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data 7 D0 Data Bus 0 8 D1 Data Bus 1 9 D2 Data Bus 2 10 D3 Data Bus 3 11 D4 Data Bus 4 12 D5 Data Bus 5 13 D6 Data Bus 6 14 D7 Data Bus 7 15 VBL+ 4-4,2 volt 16 VBL- GND

  • 35

    BAB III

    PERANCANGAN ALAT

    Alat pemanggil penghuni gedung berkamar banyak ini terdiri dari dua

    bagian, yaitu pemanggil yang diletakkan di depan pintu gedung dan bagian

    terpanggil yang berada di dalam gedung. Bagian pemanggil berfungsi untuk

    memanggil penghuni kamar di dalam gedung. Gambar 3.1 memperlihatkan

    diagram blok sistem keseluruhan.

    Gambar 3.1. Diagram blok alat pemanggil gedung berkamar banyak.

    Tugas akhir ini hanya menghasilkan bagian pemanggil. Bagian

    pemanggil terdiri dari mikrokontroller, LCD, keypad dan RS-485. Perancangan

    bagian pemanggil terdiri dari dua perancangan, yaitu perancangan perangkat

    lunak dan perancangan perangkat keras. Diagram blok bagian pemanggil

    ditunjukkan pada Gambar 3.2.

    Mikrokontroler AT89S51

    LCD Keypad

    Slave 1

    Slave 2

    Slave 3

    Slave 4

  • 36

    MikrokontrolerAT89S51

    LCD KEYPAD

    TX

    RXRS485

    Gambar 3.2. Diagram Blok Bagian Pemanggil.

    III.1 Perancangan Perangkat Keras

    III.1.1 Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

    Mikrokontroler pada bagian pemanggil berfungsi untuk mengolah data

    masukan dari keypad, menampilkan karakter di LCD dan mengirim atau

    menerima data dari bagian terpanggil dengan komunikasi serial RS-485.

    Rangkaian mikrokontroler pada bagian pemanggil dapat dilihat pada Gambar 3.3.

    Keseluruhan proses kerja dari mikrokontroler dijalankan dengan perangkat lunak

    yang akan dibahas pada bagian perancangan perangkat lunak.

    Gambar 3.3. Rangkaian mikrokontroler AT89S51 [8].

    TX

    RX

    Bagian Terpanggil (4 kamar)

    J4Gnd&Vcc

    12

    R3560

    U2

    SN75176

    43

    12

    6

    7

    85

    DDE

    RRE

    A

    B

    VCC

    GN

    D

    X111.059M

    J8

    DATA LCD

    12345678

    J6

    CON4

    1234

    C2 30pF

    J5ISP

    1 2 3 4 5 6

    R110k

    C1 30pF

    C310uF

    U1

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    373635343332

    3938

    4020

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    P0.0/AD0P0.1/AD1 VC

    CG

    ND

    D4

    R256

    R656

    R5560

    R4100

    J10

    Key pad 3x4

    12345678

    J9GN

    D &

    VC

    C

    12

    J7

    E & RS

    12

    D3

    D1

    D2

  • 37

    III.1.1.1 Rangkaian Osilator

    Rangkaian osilator menggunakan on-chip oscillator yang membutuhkan

    sebuah kristal pembangkit frekuensi dan 2 buah kapasitor eksternal yang

    ditunjukkan pada Gambar 3.4. Frekuensi osilator untuk mikrokontroler AT89S51

    maksimal 33 MHz. Dalam perancangan digunakan kristal (X1) 11,0592 MHz

    dengan alasan mudah didapat dan menghasilkan error minimal untuk komunikasi

    dengan baud rate 1200 [8]. Kapasitor yang digunakan (C1 dan C2) berkapasitansi

    30 pF ± 10 pF.

    Gambar 3.4. Rangkaian Osilator [8].

    III.1.2 Perancangan LCD

    LCD ini menggunakan sistem pengiriman data 8 bit dan memerlukan 11

    buah jalur untuk berhubungan dengan mikrokontroler AT89S51. Adapun jalur–

    jalur tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5.

    AT89S51

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    3938373635343332

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5P1.6P1.7

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.0/AD0P0.1/AD1P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    X111.0592 MHz

    C2 30 pF

    C1 10 pF

  • 38

    Gambar 3.5. Rangkaian LCD dengan mikrokontroler.

    Kesebelas jalur tersebut terdiri atas 8 jalur untuk data yang akan

    dikirimkan (DB0 hingga DB7) pada LCD. Jalur tersebut dihubungkan dengan

    P0.0 s/d P0.1 pada mikrokontroler. Sedangkan 3 jalur masing masing yaitu untuk

    membedakan jenis data yang dikirim adalah port RS (Register Select) pada LCD,

    dihubungkan dengan port P1.0 pada mikrokontroler. Port R/W (Read/Write) pada

    LCD menandakan akan diadakan pengiriman data. Port tersebut dihubungkan

    dengan port P1.2 pada mikrokontroler. Sedangkan port E (Enable) pada LCD

    merupakan sinyal detak dan dihubungkan dengan port P1.1 pada mikrokontroler.

    III.1.3 Perancangan Keypad

    Perancangan ini menggunakan keypad matriks 4x3. Keypad matriks ini

    dihubungkan dengan port 2 dari mikrokontroler AT89S51 dengan 4 baris (B1–

    B4) dihubungkan dengan jalur P2.0...P2.3 dan tiga kolom (K1–K3) dihubungkan

    D6

    D5

    D4

    TUGAS AKHIR

    VCC

    D2

    W E L C O M E

    D3

    D0

    U1

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    373635343332

    3938

    4020

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    P0.0/AD0P0.1/AD1 V

    CC

    GN

    D

    D1

    13

    2

    EN

    B

    R/

    W

    VCC

    VCC

    RS

    VC

    C K

    GN

    D A

    VE

    E

    D7

  • 39

    dengan jalur P2.4...P2.6. Rangkaian keypad matriks dengan mikrokontroler

    AT89S51 dapat dilihat pada Gambar 3.6.

    Gambar 3.6. Rangkaian keypad matriks 4x3.

    Baris 1 sampai dengan baris 4 (P2.0...P2.3) berfungsi sebagai masukan

    mikrokontroler, sedangkan kolom 1 sampai dengan kolom 3 (P2.4...P2.6) berfungsi

    sebagai keluaran pada mikrokontroler. Keypad matriks ini bekerja dengan sistem

    scanning tombol satu per satu.

    Keluaran dari mikrokontroler AT89S51 akan memberikan kondisi ‘0’

    pada setiap port keluaran secara bergantian. Sehingga apabila ada tombol yang

    ditekan maka baris pada tombol tersebut akan memiliki kondisi ‘0’ dan

    memberikan masukan pada mikrokontroler. Adapun keluaran penekanan tombol

    keypad selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Keypad matriks ini digunakan

    untuk memanggil penghuni rumah dengan menekan kamar mana yang dipanggil

    dan juga untuk mengetik pesan.

    6

    7

    U1

    AT89S52

    91819 29

    30

    31

    12345678

    2122232425262728

    1011121314151617

    373635343332

    3938

    4020

    RSTXTAL2XTAL1 PSEN

    ALE/PROG

    EA/VPP

    P1.0P1.1P1.2P1.3P1.4P1.5 (MOSI)P1.6 (MISO)P1.7 (SCK)

    P2.0/A8P2.1/A9

    P2.2/A10P2.3/A11P2.4/A12P2.5/A13P2.6/A14P2.7/A15

    P3.0/RXDP3.1/TXD

    P3.2/INTOP3.3/INT1

    P3.4/TOP3.5/T1

    P3.6/WRP3.7/RD

    P0.2/AD2P0.3/AD3P0.4/AD4P0.5/AD5P0.6/AD6P0.7/AD7

    P0.0/AD0P0.1/AD1 V

    CC

    GN

    D

    *

    8

    0

    9

    #

    2 31

    4

    J9GN

    D &

    VC

    C

    12

    5

  • 40

    Tabel 3.1. Kombinasi baris dan kolom pada keypad matriks 4x3.

    KARAKTER P0.0 Baris1

    P0.1 Baris 2

    P0.2 Baris 3

    P0.3 Baris 4

    P0.4 Kolom 1

    P0.5 Kolom 2

    P0.6 Kolom 3

    ‘.,?”1’ 0 1 1 1 0 1 1

    ‘abc2ABC’ 0 1 1 1 1 0 1

    ‘def3DEF’ 0 1 1 1 1 1 0

    ‘ghi4GHI’ 1 0 1 1 0 1 1

    ‘jkl5JKL’ 1 0 1 1 1 0 1

    ‘mno6MNO’ 1 0 1 1 1 1 0

    ‘pqrs7PQRS’ 1 1 0 1 0 1 1

    ‘tuv8TUV’ 1 1 0 1 1 0 1

    ‘wxyz9WXYZ’ 1 1 0 1 1 1 0

    ‘*+’ 1 1 1 0 0 1 1

    ‘ 0’ 1 1 1 0 1 0 1

    ‘#’ 1 1 1 0 1 1 0

    III.1.4 Perancangan Komunikasi Serial RS-485

    Sistem komunikasi yang digunakan pada perancangan ini adalah sistem

    komunikasi serial RS-485. Sistem ini dipilih karena standar komunikasi ini

    memiliki beberapa kelebihan, antara lain lebih tahan terhadap noise untuk

    penggunaan pada jarak yang cukup jauh (1,2 km) [4]. Rangkaian komunikasi

    serial RS-485 ditunjukkan pada Gambar 3.7.

    1

    2

    3

    4

    8

    7

    6

    5

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    KonektorRJ-11

    +5V

    + 5VIC RS -485

    3 K

    2 K

    120

    12 0

    120

    680

    680

    47

    47

    2,2 F

    2,2 F

    D1

    D2

    D3

    D4

    D1-4 = Zener 6V

    P3.0

    P3.1

    P1.7

    Gambar 3.7. Rangkaian komunikasi serial RS-485 [4].

  • 41

    III.1.4.1 IC komunikasi serial RS-485

    Komponen utama yang digunakan pada komunikasi serial standar RS-

    485 yaitu IC RS-485. Ada berbagai seri IC RS-485 yang dikeluarkan pabrik

    komponen elektronika, antara lain SN75176 buatan Texas Instrument, DS36C278

    buatan National Semiconductor, dan MAX48x serta MAX1487 buatan MAXIM.

    IC RS-485 ini memiliki 8 pin yang pengoperasiannya dikonfigurasikan seperti

    Gambar 3.8.

    1

    23

    4

    8

    7

    6

    5

    +5V+5V

    Data inputdari

    mikrokontroler

    IC RS-485

    3 K

    2 K Do / R i

    Do / Ri

    Ro

    Re

    De

    Di

    V cc

    Ground

    Gambar 3.8. IC RS-485 [4].

    Resistor pembagi tegangan yang dipasangkan pada kaki De berfungsi

    untuk memberikan prasikap tegangan. Prasikap tegangan untuk De sebesar 3 volt

    [10]. Dengan Vcc = 5 Volt, maka penurunan tegangan VDE dapat dihitung dengan

    menggunakan persamaan 2.3, yaitu:

    RbRaRb+

    = VccVDe

    RbRaRb+

    = 53

  • 42

    Jika Rb ditetapkan sebesar 3 kΩ, maka Ra = 2 kΩ. Sistem yang akan

    dibuat menggunakan konfigurasi jaringan multidrop 2 kabel karena digunakan

    untuk komunikasi half duplex yang diatur sebagai pengirim.

    III.1.4.2 Pemberian Bias pada Jaringan

    Pemberian prasikap tegangan pada jaringan baik prasikap positif maupun

    prasikap negatif dimaksudkan untuk menghindari keadaan sinyal yang tidak stabil

    saat tidak ada data (keadaan menunggu/idle). Pemberian prasikap ini dengan

    memasangkan resistor prasikap antara line A dengan ground dan resistor antara

    line B dengan Vcc (+5V).

    Konfigurasi sistem komunikasi yang akan diimplementasikan adalah :

    a. Memiliki 2 resistor penyesuai impedansi 120 Ω, yang akan dipasangkan pada

    bagian pengirim dan bagian penerima yang letaknya paling jauh dari

    pengirim.

    b. Impedansi tiap rangkaian komunikasi RS-485 (bernilai sama untuk pengirim

    dan penerima) sebesar 12 kΩ.

    c. Direncanakan ada 4 rangkaian komunikasi RS-485.

    d. Tegangan catu 5 Volt dengan amplitudo sinyal minimal 200 mV.

    Besar nilai resistansi prasikap dihitung sebagai berikut :

    1. Jumlah beban keseluruhan 4 rangkaian, masing–masing 12 kΩ dirangkai

    paralel sehingga jumlah beban = 3 kΩ, menggunakan persamaan 2.2:

    Rp1 =

    R1 +

    R1 +

    R1 +

    R1

  • 43

    ΩK12

    1 = R41

    4R = 12 KΩ

    R = 3 KΩ

    2. Dirangkai paralel dengan 2 resistor penyesuai impedansi 120 Ω,

    menggunakan persamaan 2.2:

    Rp1 =

    11R

    + 2

    1R

    + 3

    1R

    Rp = 3000

    1 + 120

    1 +120

    1

    = 3000

    51

    Rp = 58,8 Ω

    3. Dengan nilai amplitudo sinyal minimal 200 mV, maka arus yang dihasilkan

    adalah:

    RVI =

    I = Ω8,58

    200mv

    I = 3,4 mA

    Untuk menciptakan prasikap arus sebesar itu dengan tegangan catu 5 Volt,

    maka resistor yang dibutuhkan adalah:

    R = IV

    = mAV

    4,35

    R = 1470 Ω

  • 44

    4. Prasikap resistor dipasangkan pada 2 sisi yaitu antara Vcc dengan line dan

    line dengan ground maka nilai prasikap resistansi 2

    1470 Ω = 735 Ω ≈ 727 Ω

    (680 Ω + 47 Ω).

    Hasilnya seperti pada Gambar 3.9. Nilai resistansi dibulatkan ke bawah

    dengan pertimbangan kelebihan prasikap hanya berakibat kecil pada sistem

    dibandingkan prasikap yang terlalu rendah.

    Gambar 3.9. Rangkaian prasikap untuk jaringan.

    III.2 Perancangan Perangkat Lunak

    Perancangan perangkat lunak pada bagian pemanggil mempunyai fungsi

    utama untuk memanggil penghuni kamar yang dituju. Proses selanjutnya adalah

    melakukan komunikasi dengan penghuni kamar. Diagram alir keseluruhan

    program atau disebut sebagai program utama ditunjukkan pada Gambar 3.10.

    Diagram alir program utama diawali dengan inisialisasi program.

    Inisialisasi ini meliputi inisialisasi timer, inisialisasi komunikasi serial dan

    inisialisasi LCD. Selanjutnya program akan menampilkan kalimat di LCD untuk

    1

    2

    3

    4

    8

    7

    6

    5

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    KonektorRJ-11

    +5V

    +5VIC RS-485680

    680

    47

    47

    A

    B

  • 45

    memberi petunjuk bagi tamu untuk menekan tombol ’#’ di keypad. Setelah tombol

    ditekan, maka akan muncul tampilan di LCD berupa petunjuk perintah selanjutnya

    agar tamu menekan nomor kamar yang akan dikunjungi.

    Gambar 3.10. Diagram Alir Program Utama

    Mulai

    Inisialisasi

    Tampilan Awal

    Tombol # ditekan?

    Tidak

    Ya

    Tampilan Pilih Kamar

    Kode = kode 1

    Ya

    Kamar 1

    Kode = kode 3

    Ya

    Kamar 2

    Kode = kode 7

    Ya

    Kamar 3

    Kode = kode 9

    Ya

    Kamar 4

    Tidak Tidak Tidak Tidak

    Tampilan Keterangan

    Tampilan Identitas

    Proses Komunikasi

    Tunggu Balasan

    Selesai

  • 46

    Setelah tamu memilih kamar yang akan dituju, program akan melakukan

    scanning keypad. Scanning keypad pada bagian ini hanya memeriksa 4 tombol

    yang ditekan sesuai dengan jumlah kamar. Bila salah satu kamar sudah dipilih,

    maka akan memberikan nilai pada suatu variabel sebagai kode kamar yang

    dipanggil. Selanjutnya muncul tampilan keterangan dan muncul tampilan

    identitas.

    Proses selanjutnya adalah proses tunggu balasan. Sub program ini terdiri

    dari pengiriman panggilan ke kamar dan menunggu balasan dari penghuni kamar,

    seperti pada Gambar 3.11.

    Setelah mengirimkan data panggilan ke kamar, maka program

    menunggu data dari kamar. Program memeriksa kode data yang dikirim dari

    kamar. Kode terakhir merupakan pemberitahuan bahwa penghuni kosong. Setelah

    kode terakhir dikirim, maka program akan menampilkan karakter yang

    ditampilkan LCD.

    Proses penulisan karakter di LCD ditunjukkan pada Gambar 3.12.

    Penulisan karakter di LCD untuk menuliskan pesan menggunakan metode

    penulisan seperti handphone. Saat keypad ditekan, maka dilakukan pengecekan

    banyaknya penekanan keypad. Karakter yang dihasilkan berdasarkan total

    penekanan. Dimana saat mengetik satu tombol pada keypad, tidak hanya ada satu

    alpabet tetapi terdiri dari beberapa alpabet ataupun nomor. Pergantian kolom

    ditentukan oleh waktu dan juga pergantian dari perubahan keypad yang ditekan.

    Kemudian karakter-karakter tersebut akan ditampilkan di LCD.

  • 47

    Gambar 3.11. Diagram alir sub rutin tunggu balasan.

    Tidak

    Ya Ya

    Kirim panggilan ke kamar sesuai kode kamar

    Tidak Kode = kode 2

    Menampilkan bahwa penghuni sibuk

    Kode = kode 5

    Menampilkan bahwa penghuni segera menemui

    Kode = kode 8

    Menampilkan penghuni kirim pesan tanggapan

    Ya

    Tidak

    Mulai

    Time Over ?

    Menampilkan penghuni kosong

    Selesai

    Ya

    Tombol # ditekan?

    Tidak

    Ya

    Main Program

    Balasan Masuk

  • 48

    Gambar 3.12. Diagram alir penulisan karakter di LCD

  • 49

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Perangkat Keras Hasil Perancangan

    Perangkat keras hasil perancangan ditunjukkan pada Gambar 4.1. Fungsi

    dari setiap bagian pada perangkat keras dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Gambar 4.1. Perangkat Keras Bagian Pemanggil.

    Tabel 4.1. Fungsi bagian-bagian perangkat keras

    No Nama Bagian Fungsi 1 LCD Untuk menampilkan proses komunikasi 2 Pengatur kontras LCD Untuk mengatur kontras pada LCD 3 Keypad Sebagai masukan data

    4 Kabel konektor Rx, Tx dan GND Sebagai penghubung komunikasi antara masing-masing rangkaian

    5 Kabel konektor power supply Sebagai penghubung rangkaian ke power supply

    LCD

    Keypa

    Kabel konektorKabel konektor Rx, Tx dan GND

    Pengatur kontras LCD

  • 50

    4.2 Pengamatan Sistem dan Hasil Pengujian

    Pengujian alat menggunakan transmisi kabel dengan konfigurasi

    ditunjukkan pada Gambar 4.2.

    Gambar 4.2. Pengujian Alat dengan Transmisi Kabel

    Pada alat penerima tamu ini setiap rangkaian dihubungkan pada catu daya

    dengan tegangan keluaran sebesar 5 volt. Pengujian dilakukan menggunakan 1

    buah catu daya untuk 1 rangkaian master dan 4 rangkaian slave. Namun tegangan

    keluaran dari 1 buah catu daya tidak dapat men-suplai 5 rangkaian. Dimana, setiap

    rangkaian dapat bekerja pada level tegangan 4,5 volt sampai 5,5 volt. Pengukuran

    terhadap tegangan keluaran dari masing-masing rangkaian dapat dilihat pada

    Tabel 4.2.

    Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Tegangan menggunakan 1 catu daya

    Catu daya 5V Hasil Pengukuran

    Rangkaian master 4,74 volt

    Rangkaian slave 1 3,82 volt

    Rangkaian slave 2 3,55 volt

    Rangkaian slave 3 2,97 volt

    Rangkaian slave 4 2,63 volt

    Mikrokontroler AT89S51

    LCD Keypad

    20 m Slave 1

    3 m Slave 2

    3 m Slave 3

    3 m Slave 4

  • 51

    Oleh karena itu, pada alat penerima tamu ini setiap rangkaian dihubungkan

    pada catu daya, baik pada rangkaian master maupun masing-masing rangkaian

    slave. Setiap catu daya mempunyai tegangan keluaran sebesar 5 volt karena pada

    setiap rangkaian catu daya menggunakan regulator LM 7805. Pengukuran

    terhadap tegangan keluaran dari regulator LM 7805 pada setiap catu daya yang

    telah dihubungkan pada masing-masing rangkaian dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Tegangan menggunakan 5 catu daya

    Catu daya 5V (regulator LM 7805) Hasil Pengukuran

    Rangkaian master 4,74 volt

    Rangkaian slave 1 4,98 volt

    Rangkaian slave 2 4,926 volt

    Rangkaian slave 3 4,929 volt

    Rangkaian slave 4 4,904 volt

    Dengan 5 buah catu daya yang dihubungkan pada masing-masing

    rangkaian, maka pengujian dan pengamatan sistem kerja dapat dilakukan.

    Pengamatan kerja alat penerima tamu ini dilakukan dengan membandingkan data

    yang dikirim dari bagian pemanggil dengan data yang dikirim bagian terpanggil.

    Begitu juga sebaliknya, membandingkan data tanggapan dari bagian terpanggil ke

    bagian pemanggil. Data yang dimaksud dilihat dari tampilan pada LCD. Gambar

    4.3 menunjukkan tampilan awal dari alat penerima tamu.

  • 52

    Gambar 4.3. Tampilan Awal Bagian Pemanggil

    Pada tampilan awal, tamu disuruh menekan tombol # untuk lanjut ke

    proses selanjutnya. Tampilan selanjutnya adalah tampilan untuk pilih kamar,

    dapat dilihat pada Gambar 4.4.

    Gambar 4.4. Tampilan Pilih Kamar

    Jika tombol yang ditekan tidak sesuai dengan tombol yang ada pada

    pilihan kamar, maka tidak akan ada tampilan selanjutnya. Gambar 4.5

    menunjukkan tampilan selanjutnya apabila salah satu tombol yang sesuai pada

    tampilan pilih kamar ditekan. Gambar 4.6 menunjukkan tampilan setelah

    keterangan diisi oleh tamu. Tampilan ini bertujuan untuk mengetahui apa maksud

    kedatangan tamu tersebut.

    Gambar 4.5. Tampilan Keterangan

  • 53

    Gambar 4.6. Tampilan Keterangan Setelah Diisi

    Tamu dapat mengisi tampilan keterangan sebanyak 32 karakter. Gambar

    4.7 menunjukkan tampilan keterangan yang diisi sebanyak 32 karakter. Setelah

    selesai mengisi apa yang dibutuhkan tamu atau apa maksud kedatangan tamu,

    maka tamu menekan tombol #. Penekanan tombol # bertujuan untuk lanjut ke

    proses berikutnya, yaitu tampilan identitas tamu. Hal ini dimaksudkan agar

    penghuni mengetahui siapa yang ingin berkunjung. Gambar 4.8 menunjukkan

    tampilan agar tamu mengisi nama. Gambar 4.9 menunjukkan tampilan setelah

    tamu mengisi nama. Tamu dapat mengisi tampilan identitas sebanyak 16 karakter.

    Gambar 4.10 menunjukkan tampilan identitas setelah diisi sebanyak 16 karakter.

    (a) (b)

    Gambar 4.7. Tampilan Keterangan dengan 32 karakter

    Gambar 4.8. Tampilan Identitas Tamu

  • 54

    Gambar 4.9. Tampilan Identitas Setelah Tamu Mengisi Nama

    Gambar 4.10. Tampilan Identitas dengan 16 karakter

    Setelah tamu selesai mengisi nama dan kursor berpindah, tamu menekan

    tombol # yang menandakan akhir dari pengetikan. Kemudian tamu menekan

    tombol # lagi, yang bertujuan untuk mengirim data ke kamar yang dimaksudkan.

    Gambar 4.11 menunjukkan tampilan pada LCD yang menandakan proses kirim

    pesan. Gambar 4.12 menunjukkan tampilan bahwa pesan yang dikirim telah

    sampai di kamar yang dituju.

    Gambar 4.11. Tampilan Proses Kirim Pesan

    Gambar 4.12. Tampilan Pesan Telah Terkirim

  • 55

    Setelah itu, tamu menunggu tanggapan dari penghuni kamar yang ingin

    dikunjungi. Apabila penghuni memberi tanggapan sibuk, maka pada bagian

    pemanggil akan muncul tampilan. Gambar 4.13 menunjukkan tampilan bahwa

    penghuni sibuk.

    Gambar 4.13. Tampilan Penghuni Sibuk

    Gambar 4.14 menunjukkan tampilan apabila penghuni memberi tanggapan

    tidak sibuk. Gambar 4.15 menunjukkan tampilan apabila penghuni ingin

    menanyakan lebih jelas apa keperluan tamu, yaitu dengan mengetik pesan.

    Gambar 4.16 menunjukkan tampilan penghuni tidak memberi tanggapan atau

    penghuni sedang tidak berada di rumah. Tampilan ini muncul setelah 25 detik

    (time over) yang telah diatur pada program.

    Gambar 4.14. Tampilan Penghuni Tidak Sibuk

    Gambar 4.15. Tampilan Penghuni Mengetik Pesan

  • 56

    Gambar 4.16. Tampilan Penghuni Tidak Memberi Tanggapan

    Setelah tamu menerima tanggapan dari penghuni, maka tamu diharuskan

    menekan tombol ‘#’ agar tampilan di LCD kembali ke tampilan awal. Sesuai

    perancangan, alat penerima tamu ini menggunakan 4 rangkaian slave yang

    dihubungkan pada 1 rangkaian master. Gambar 4.17 menunjukkan pengujian alat

    dengan kabel sepanjang 3 meter menggunakan 1 rangkaian master dan 3

    rangkaian slave. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali untuk setiap kamar. Hasil

    pengamatan untuk semua kamar dapat dilihat pada Tabel 4.4.

    Gambar 4.17. Pengujian Alat dengan Kabel 3 meter

    Selanjutnya dilakukan pengiriman 10 kali untuk setiap kamar dengan

    panjang kabel dari master ke slave 1 adalah 20 meter. Panjang kabel yang

    digunakan antara slave 1 dengan slave lainnya adalah 3 meter. Pada percobaan ini,

    kabel sepanjang 20 meter dibuat berbelok. Hasil pengamatan untuk semua kamar

    dapat dilihat pada Tabel 4.5. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat hasil pengamatan untuk

    Mikrokontroler AT89S51

    LCD Keypad

    Slave 1

    3 m Slave 2

    3 m Slave 3

    3 m

  • 57

    semua kamar seperti pada Tabel 4.4 tetapi dengan yang kabel sepanjang 20 meter

    dibuat lurus.

    Tabel 4.4. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 3 meter

    Pengiriman ke- Berhasil Tidak Berhasil 1 √ - 2 √ - 3 √ - 4 √ - 5 √ - 6 √ - 7 √ - 8 √ - 9 √ - 10 √ -

    Tabel 4.5. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 20 meter dan Berbelok

    Pengiriman ke- Berhasil Tidak Berhasil 1 √ - 2 √ - 3 √ - 4 √ - 5 √ - 6 √ - 7 √ - 8 √ - 9 √ - 10 √ -

    Tabel 4.6. Data Hasil Pengamatan dengan Kabel 20 meter dan Lurus

    Pengiriman ke- Berhasil Tidak Berhasil 1 √ - 2 √ - 3 √ - 4 √ - 5 √ - 6 √ - 7 √ - 8 √ - 9 √ - 10 √ -

  • 58

    Berdasarkan hasil pengamatan pada keseluruhan tabel, dapat dilihat bahwa

    persentase kesalahan yang terjadi bernilai 0%. Selanjutnya dilakukan pengiriman

    ke masing-masing kamar dan pengamatan dilakukan dengan hyper terminal.

    Gambar 4.18 menunjukkan tampilan pengiriman ke kamar 1 dan balasan dari

    kamar 1. Gambar 4.19 menunjukkan tampilan pengiriman ke kamar 2 dan balasan

    dari kamar 2. Gambar 4.20 menunjukkan tampilan pengiriman ke kamar 3 dan

    balasan dari kamar 3. Gambar 4.21 menunjukkan tampilan pengiriman ke kamar 4

    dan balasan dari kamar 4.

    Gambar 4.18. Tampilan Pengiriman dan Balasan Kamar 1

    Balasan dari kamar (segera menemui)

    Nama tamu

    Keperluan tamu

    Kamar yang dituju

  • 59