mrdaniels.files.wordpress.com · Web viewSistem terbuka (Open System) adalah sistem yang...

48
LANDASAN TEORI PEMODELAN SISTEM INFORMASI Konsep Dasar Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jika dalam suatu sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat atau kontribusi terhadap tercapainya tujuan, maka elemen tersebut bukanlah bagian dari sistem. 2.1.2 Elemen Sistem Beberapa elemen yang membangun sebuah sistem, yaitu : Tujuan Masukan Keluaran Proses Mekanisme Pengendalian Umpan Balik Selain itu sistem juga berinteraksi dengan lingkungan yang sedikit atau banyak ikut mempengaruhi sistem tersebut. Antara sistem dan lingkungan dibatasi oleh batas sistem (boundary). Gambar 3.1 memperlihatkan hubungan antar elemen dalam sistem dan hubungannya dengan lingkungan. Tujuan Tujuan dari suatu sistem bisa hanya satu atau banyak. Tujuan inilah yang menjadi motivator bagi sistem dan sekaligus mengarahkan sistem. Tanpa tujuan sistem menjadi tak terarah dan

Transcript of mrdaniels.files.wordpress.com · Web viewSistem terbuka (Open System) adalah sistem yang...

LANDASAN TEORI

PEMODELAN SISTEM INFORMASIKonsep Dasar Sistem

Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jika dalam suatu sistem terdapat elemen yang tidak

memberikan manfaat atau kontribusi terhadap tercapainya tujuan, maka elemen tersebut

bukanlah bagian dari sistem.

2.1.2 Elemen Sistem

Beberapa elemen yang membangun sebuah sistem, yaitu :

Tujuan

Masukan

Keluaran

Proses

Mekanisme Pengendalian

Umpan Balik

Selain itu sistem juga berinteraksi dengan lingkungan yang sedikit atau banyak ikut

mempengaruhi sistem tersebut. Antara sistem dan lingkungan dibatasi oleh batas sistem

(boundary). Gambar 3.1 memperlihatkan hubungan antar elemen dalam sistem dan hubungannya

dengan lingkungan.

Tujuan

Tujuan dari suatu sistem bisa hanya satu atau banyak. Tujuan inilah yang menjadi

motivator bagi sistem dan sekaligus mengarahkan sistem. Tanpa tujuan sistem menjadi tak

terarah dan terkendali. Tujuan antara sistem satu dengan sistem yang lain berbeda-beda.

Masukan

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya

menjadi bahan untuk diproses.

Gambar 2.1 Sistem, elemen sistem dan lingkungan

Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transfromasi dari masukan

menjadi keluaran yang berguna.

Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran memiliki nilai lebih (value

added) dari masukannya.

Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) dapat diwujudkan dengan adanya umpan

balik (feed back) yang menganalisa keluaran apakah telah memenuhi tujuan. Hal ini digunakan

untuk mengendalikan baik masukan maupun proses agar menghasilkan keluaran yang sesuai

tujuan.

[ref 1]

2.1.2 Klasifikasi Sistem

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (Abstract System) adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep, misalnya

sistem teologi yang membahas tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

Sistem fisik (Physical System) adlah sistem yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem

komputer.

b. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

Sistem deterministik (Deterministic System) adalah suatu sistem yang operasinya dapat

diprediksi secara tepat, misalnya sistem komputer.

Sistem probablistik (Probabilistic System) adalah sistem yang tidak dapat diramal dengan

pasti karena mengandung unsure probabilitas, misalnya sistem persediaan.

c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup (Closed System) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau

energi dengan lingkungan. Dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan.

Sistem terbuka (Open System) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan

dipengaruhi lingkungan.

d. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah (Natural System) adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh

manusia), misalnya sistem tata surya.

Sistem buatan manusia (Human Made System) adalah sistem yang sengaja dibuat oleh

manusia, misalnya sistem komputer.

[ref 1]

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Data versus Informasi

Data

Nilai/value yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian

(event). Data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat yang besar bagi

penerimanya, sehingga perlu suatu model yang nantinya akan dikelompokkan dan diproses untuk

menghasilkan informasi. Sebagai contoh data adalah :

a. Laporan penjualan penjualan setiap salesman, yang berfungsi untuk memberikan

besarnya komisi dan bonus.

b. Laporan penjualan setiap daerah, yang berfungsi untuk pelaksanaan promosi dan

periklanan.

c. Laporan penjualan setiap jenis barang, yang berfungsi untuk mengontrol persediaan

barang dan untuk mengevaluasi barang yang tidak atau kurang laku terjual.

Informasi

Merupakan hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi penerimannya dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

Pengolahan Data (Data Processing)

Adalah masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data

menjadi informasi yang memiliki kegunaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam

pengolahan data adalah:

a. Data Input

1. Recording transaction data ke sebuah pengolahan data medium (contoh, punching

number ke dalam kalkulator).

2. Coding transaction data ke dalam bentuk lain (contoh, converting atribut kelamin

female ke huruf F).

3. Storing data or information untuk pengambilan keputusan (potential information for

future).

b. Data Transformation

1. Calculating, operasi aritmatik terhadap data field.

2. Summarizing, proses akumulasi beberapa data (contoh, menjumlah jumlah jam kerja

setiap hari dalam seminggu menjadi nilai total jam kerja perminggu).

3. Classifying data group-group tertentu :

a) Categorizing data kedalam group berdasar karakteristrik tertentu (contoh,

pengelompokkan data mahasiswa berdasar semester aktif).

b) Sorting data kedalam bentuk yang berurutan (contoh, pengurutan nomor induk

karyawan secara ascending).

c) Merging untuk dua atau lebih set data berdasar kriteria tertentu (menggabungkan

data penjualan bulan Januari, Februari dan Maret kedalam group triwulanan).

d) Matching data berdasar keinginan pengguna terhadap group data (contoh,

memilih semua karyawan yang total pendapatannya lebih dari 15 juta pertahun).

c. Information Output

1. Displaying result, menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai

melalui monitor atau cetakan.

2. Reproducing, penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang

membutuhkan.

3. Telecommunicating, penyimpanan data secara elektronik melalui saluran

komunikasi.

Gambar 2.2 menggambarkan skema proses utama dan fungsi dari pengolahan data.

Gambar 2.2 Skema proses utama dan fungsi dari pengolahan data.

[ref http://kuliah.dinus.ac.id/ika/asi21]

2.2.2 Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI)

Suatu sistem dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang

fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian untuk mendapatkan jalur

komunikasi penting, dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Gambar 2.3 Definisi Sistem Informasi

[Ref. 4]

Kualitas Informasi

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan 3 hal, yaitu :

1. Relevan (relevancy)

Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk

tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-

musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan

akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan

2. Akurat (accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, dan harus

jelas mencerminkan maksudnya. Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi

(data) mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data-data asli

tersebut. Komponen akurat :

Completeness (kelengkapan)

Berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang

baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara

keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau

memecahkan suatu masalah dengan baik.

Correctness (kebenaran)

Security (keamanan)

3. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat (usang). Informasi yang

usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan.

Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi, sehingga kecepatan untuk

mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.

4. Ekonomis (Economy)

5. Efisien (Efficiency)

6. Dapat dipercaya (Reliability)

[ref http://kuliah.dinus.ac.id/ika/asi21]

2.3 Komponen Sistem Informasi

Dalam sistem informasi terdapat kompenen-komponen seperti :

Perangkat keras (Hardware)

Mencakup piranti-piranti fisik seperti computer, printer, dan peripheral.

Perangkat lunak (Software)

Sekumpulan instruksi yang memungkinkan piranti keras untuk melakukan pemrosesan

data.

Prosedur

Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan

keluaran yang dikehendaki.

Manusia

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,

pemrosesan dan penggunaan sistem informasi.

Basis Data (Database)

Sekumpulan table, hubungan yang berhubungan dengan penyimpanan data.

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data

Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau

diakses oleh sejumlah pemakai. [ref 1]

2.4 Sistem Design

2.4.1 IDEF0

IDEF0 (Integration DEFinition language 0) merupakan bahasa pemodelan yang

menggunakan gambar dengan disertai penjelasan yang komprehensif untuk menjelaskan

tahapan/ metodologi pengembangan dari suatu sistem. Sistem dimodelkan sebagai kumpulan

fungsi-fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk membentuk suatu fungsi utama.

Fungsi-fungsi tersebut menjelaskan apa yang dikerjakan oleh sistem, sehingga apa saja yang

mengontrol, memproses, diproses, dan dihasilkan oleh sistem tersebut dapat diketahui.

Building blocks adalah komponen penyusun system yang digambarkan dalam model.

Building blocks ada dua macam, yaitu:

a. Aktivitas, yaitu komponen suatu sistem yang menjalankan atau melakukan suatu

tindakan .

b. ICOM, yaitu komponen suatu sistem yang dipergunakan oleh suatu aktivitas.

ICOM terdiri dari :

1. Input : sesuatu yang ditransformasikan oleh suatu aktivitas.

2. Control : sesuatu yang menentukan bagaimana suatu aktivitas terjadi tetapi tidak

ditransformasikan olehnya.

3. Output : sesuatu yang dihasilkan oleh aktivitas

4. Mechanism : orang, fasilitas, mesin, atau lainnya yang menjalankan aktivitas.

IDEF0 memandang suatu sistem sebagai sesuatu yang terdiri dari kumpulan aktivitas

yang menggunakan ICOM – ICOM untuk mewujudkan tugas – tugasnya. Aktivitas dan ICOM

merupakan komponen penyusun sistem yang harus diidentifikasi dalam pembentukan model.

Dengan kata lain, model dari suatu sisten dengan menggunakan metode IDEF0 adalah

merupakan pengambaran aktivitas dan ICOM suatu sistem.

Secara keseluruhan aktivitas dan ICOM digambarkan dalam gambar 2.4

Gambar 2.4 Building Blocks dalam IDEF0

Gambar 2.5 Decomposition dalam IDEF0

Penggambaran model dalam IDEF0 dilakukan secara bertingkat (hirarkis) mulai dari

aktivitas umum sampai rinciannya.Pada tingkat tertinggi disebut Context Page yang berisi satu

aktivitas yang menunjukkan seluruh sistem sebagai satu aktivitas dan memperlihatkan pula

interface sistem dengan lingkungannya. Context Diagram juga biasa disebut Diagram A0 atau

Parent Diagram.

Pada tingkatan berikutnya dibuat Decomposition Page atau Child Diagram yang

merupakan rincian lebih jauh dari sistem. Setiap penjabaran dalam Decomposition Page

dinamakan Diagram A1,Diagram A2, Diagram A3, … Diagram A11, Diagram A22, dan

seterusnya. Setiap ICOM yang muncul pada suatu Parent Diagram akan dirinci pada child

diagram. Child Diagram akan terus dibentuk sampai tingkatan di mana proses berbentuk

algoritma pengerjaan aktivitas tersebut.

[ref materi mata kuliah SI]

2.4.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD merupakan notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang mendeskripsikan

hubungan antara penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan

antar data, karena hal ini relatif kompleks. Dengan ERD kita dapat menguji model dengan

mengabaikan proses yang harus dilakukan.

ERD menggunakan sejumlah notasi dan symbol untuk menggambarkan struktur dan

hubungan antar data, ada 3 macam symbol yang digunakan, yaitu:

Entiti : adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai dalam

konteks sistem yang akan dibuat.

Atribut : Entiti memiliki elemen yang disebut dengan atribut, dan berfungsi

mendeskiripsikan karakter entiti.

Relationship : Hubungan ; seperti halnya entity maka dalam hubunganpun harus

dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entity dengan isi dari hubungan

itu sendiri.

Jenis-jenis hubungan

Satu ke satu (1:1)

Contoh, diagram yang menunjukkan bahwa tiap pekerja memiliki satu kantor yang khas.

Satu ke banyak (1:B)

Contoh, seorang dokter yang menangani banyak pasien, tetapi tiap pasien hanya boleh

dirawat oleh satu dokter

Banyak ke Banyak (B:B)

Entitas memiliki hubungan yang banyak dalam satu atau dua arah. Contoh, murid dapat

mengikuti banyak jenis kursus dan kursus jug dapat diikuti oleh banyak murid.

Gambar 2.3 menggambar hubungan yang terjadi pada Entity Relationship Diagram.

Gambar 2.6 Hubungan antar Entitas

[ref 4]

2.5 Basis Data

Kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang

diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan dalam hardware

komputer dan dengan software untuk melakukan manipulasi untuk kegunaan tertentu.

Peran basis data dalam SI

Salah satu komponen dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam

menyediakan dalam informasi

Menentukan kualitas informasi: akurat, tepat pada waktunya dan relevan. Informasi dapat

dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dinadingkan dengan biaya untuk

mendapatkannya.

Mengurangi duplikasi data

Hubungan data dapat ditingkatkan

Mengurangi pemborosan tempat simpanan diluar/fisik

[Ref. 4]

2.4.1 Database Management System (DBMS)

DBMS adalah perangkat lunak yang memungkinkan para pemakai membuat,

memelihara, mengontrol dan mengakses basis data dengan cara yang efektif dan efisien. DBMS

juga dapat mengakomodir berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang

berbeda-beda. Administrator Basis Data (DBA atau Database Administrator) adalah orang yang

bertanggungjawab terhadap manajemen basis data.

[Ref 1]

Hubungan antara pemakai dengan database digambarkan seperti gambar 2.2 berikut.

Hubungan tersebut dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Secara interaktif menggunakan bahasa pertanyaan (query language)

2. Dengan menggunakan program aplikasi yang telah dibuat.

[Ref 4]

Gambar 2.7 Data Base Management System

2.4.2. Arsitektur Basis Data

Arsitektur basis data dimaksudkan untuk membuat abstraksi terhadap basis data.

Tujuannya adalah agar DBMS dapat diakses secara efisien tanpa mengharuskan pemakai tahu

detail tentang cara data disimpan dan dipelihara. ANSI-SPARC (American National Standard

Institute – Standard Planning And Requirement Committee) mendefinisikan arsitektur tiga level

yaitu;

1. Level eksternal

2. Level konseptual

3. Level internal

Level eksternal adalah level yang berhubungan langsung dengan pemakai. Pemakai

hanya cukup mengetahui struktur data sederhana supaya dapat mengakses basis data tanpa harus

mengetahui detail tentang atribut data (misal, ukuran data, jenis data dll)

Level konseptual menjabarkan data apa yang disimpan dan basis data dan juga

menjabarkan hubungan-hubungan antar data. Level ini biasa dipakai oleh administrator basis

data.

Level internal adalah level yang berhubungan langsung dengan basis data. Dan

menjabarkan bagaimana data disimpan dalam sebuah basis data. Level ini berurusan dengan

dengan antara lain :

Alokasi ruang penyimpanan data dan indeks

Deskripsi rekaman dalam penyimpanan

Kompresi data dan teknik enkripsi

Contoh ketiga level tersebut terdapat dalam gambar 2.8

Level eksternal, pemakai melihat tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1 berisi data: NIP, nama,

masakerja, dan gaji sedangkan tabel 2 berisi tentang data: NIP, nama, alamat, dan notelp. Pada

level konseptual dua buah tabel ini saling berhubungan membentuk satu kesatuan. Pada level

eksternal data pada tabel-tabel tersebut disimpan dalam bentuk-bentuk yang lebih logis dan

berupa bentuk fisik. Sebagai contoh tabel 1 akan dibuat dan field-field yang berada didalamnya

ditentukan tipe datanya create table pegawai(NIP int[5], nama varchar[15], masakerja int[5], gaji

int[10]);

Gambar 2.8 Arsitektur Basisdata

Struktur Basis Data

Model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data,

hubungan antardata dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi.

Struktur basisdata yang umum pada saat ini adalah:

1. Struktur basisdata hierarkis

2. Struktur basisdata jaringan

3. Struktur basisdata relasional

4. Strukutur basisdata berbasis objek

Struktur Basisdata Hierarkis

Seringkali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik. Dalam model ini dikenal adanya

orang tua dan anak. Terdapat suatu hubungan di mana setiap anak hanya boleh memiliki satu

orang tua, sedangkan orangtua dapat memiliki banyak anak. Struktur basisdata hierarkis dapat

dilihat pada gambar 2.9. Simpul tertinggi disebut sebagai akar tidak memiliki bapak. Masalah

utama struktur DBMS hierarkis terletak pada ketidakpraktisan dalam menyatakan hubungan

M:M (many to many) mengingat satu anak tidak boleh memiliki lebih dari satu bapak. Dapat

dilihat bahwa mahasiswa yang sama dan mengambil mata kuliah lain harus dituliskan lebih dari

satu kali.

Gambar 2.9 Struktur Basisdata Hierarkis

Struktur Basisdata Jaringan

Struktur data jaringan menyerupai struktur data hierarkis, tetapi ada perbedaan yaitu:

Tidak mengenal akar

Setiap anak boleh memiliki lebih dari satu orang tua

Gambar 2.10 memperlihatkan contoh struktur basisdata jaringan. Struktur data jaringan

mengatasi masalah hubungan M:M namun penanganannya jauh lebih kompleks untuk skala data

yang lebih besar lagi.

Gambar 2.10 Struktur Basisdata Jaringan

Struktur Basisdata Relasional

Model data ini menggunakan sekumpulan tabel bedimensi dua, dengan masing-masing

tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom. Kolom didefinisikan sebagai satu satuan data

terkecil dalam sebuah table yang mempunyai makna.

Setiap tabel dalam database relational memiliki kunci primer (primary key). Primary key

dapat tersusun dari sebuah field atau beberapa field dalam suatu tabel. Primary key berperan

sebagai identitas yang unik (tak kembar dari masing-masing baris data). Selain primary key,

terdapat juga kunci tamu (foreign key atau secondary index) yang berperan sebagai penghubung

primary key dalam tabel satu dengan tabel yang lain. Secara garis besar primary key berfungsi

untuk mencegah duplikasi record pada field yang sama, karena primary key digunakan sebagai

referensi dalam suatu tabel.

Sedangkan foreign key/secondary index digunakan untuk keperluan berikut :

Sebagai alternatif untuk mendapatkan untuk mendapatkan urutan dalam tabel.

Sebagai kunci penghubung dalam relasi data atau table lain dengan table tersebut

Mempercepat proses pencarian suatu data.

Logika dari proses pencarian data menggunakan secondary index adalah bahwa

sebenarnya ketika suatu index telah ditetapkan dalam suatu tabel maka seluruh data dalam field

tersebut telah disusun secara urut sesuai urutan index tersebut. Sehingga jika terjadi pencarian

suatu data maka harus menghubungi index tesebut terlebih dahulu sehingga pencarian dapat

dilakukan dengan urut sehingga menghasilkan proses pencarian yang lebih cepat.

Gambar 2.11 Struktur Basisdata Relational

Struktur Basis Data Berbasis Objek (Object Oriented Database)

Merupakan tanggapan terhadap perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek

yang menekankan pada objek, atribut dan metode. Berbeda dengan tiga struktur database yang

telah dibicarakan di depan, struktur data ini mengemas data dan fungsi untuk mengakses data

(metode) ke dalam bentuk objek. Saat ini telah dikembangkan metode baru yang

menggabungkan antara struktur data relational dengan object oriented database atau yang dikenal

dengan OORDBMS (Object Oriented Relational Database Management System)

[ref 1]

2.4.3 Bahasa Basis Data

DBMS memiliki tiga macam bahasa yang digunakan untuk mengelola,

mengorganisasikan dan memanipulasi data, yaitu :

1. Bahasa Definisi Data (Data Definition Language atau DDL)

Adalah perintah-perintah yang digunakan untuk mendefinisikan jenis data yang akan

dibuat (dapat berupa angka atau huruf), cara relasi data, validasi data dan lain lain.

DDL terdiri dari pernyataan-pernyataan SQL untuk menciptakan (CREATE),

memodifikasi (ALTER) maupun menghapus (DROP) objek-objek basis data.

2. Bahasa Manipulasi Data (Data Manipulation Language atau DML)

Data yang telah dibuat atau didefinisikan akan dilakukan beberapa pengerjaan seperti

disaring, dipilih untuk ditampilkan bahkan dimanipulasi. DML terdiri dari

pernyataan-pernyataan SQL untuk menambah (INSERT), menghapus (DELETE),

mengupdate (UPDATE) maupun untuk mendapatkan kembali (SELECT) data yang

tersimpan.

3. Bahasa Kontrol Data (Data Control Language)

Adalah perintah yang digunakan untuk mendefinisikan hak akses (privileges) yang

diberikan kepada pengguna basis data. DCL terdiri dari pernyataan-pernyataan SQL

untuk pemberian hak akses (GRANT) atau pencabutan hak akses (REVOKE).

[Ref 3]

2.4.2 Normalisasi

Merupakan sebuah teknik dalam logical design sebuah basis data, teknik

pengelompokkan atribut dari suatu relasi sehingga membentuk struktur relasi yang baik (tanpa

redundansi).

Tahap-tahap normalisasi adalah ;

1. 1 NF

Mendefinisikan atribut kunci

Tidak adanya group berulang

Semua atribut bukan kunci tergantung pada atribut kunci

2. 2 NF

Sudah memenuhi dalam bentuk normal kesatu

Sudah tidak ada ketergantungan parsial, di mana seluruh field hanya

tergantung pada sebagian field kunci

3. 3 NF

Sudah tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci tergantung

pada field bukan kunci)

Tidak ada ketergantungan transitif (dimana field bukan kunci tergantung pada

field bukan kunci lainnya)

[ref 4]

1. Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta 2002. Penerbit ANDI

Yogyakarta

2. Kendall, Keneth. System Analysis And Design versi Bahasa Indonesia. 2002.

Indeks Jakarta

3. Modul Praktikum Sistem Pendukung Keputusan. Laboratorium Sistem

Pendukung Keputusan. 2004. Program Studi Teknik Industri.

4. Irmansyah, Faried. Pengantar Database. 2003. http://www.ilmukomputer.com

TAMBAHAN2.1 Pengertian Sistem

Pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang mencoba

mendefinisikannya. Menurut hukum, sistem dipandang sebagai kumpulan aturan-aturan yang

membatasi, baik oleh kapasitas sistem itu sendiri maupun lingkungan di mana sistem itu berada,

untuk menjamin keserasian dan keadilan. Menurut rekayasa, sistem dipandang sebagai proses

masukan (input) yang ditransformasikan menjadi keluaran (output) tertentu. Menurut awam,

sistem dipandang sebagai cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan.

Secara garis besar sistem dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. [Jogianto HM, 2001].

Selain definisi di atas, sistem juga dapat diartikan sebagai jalinan dari berbagai bagian

yang saling berinteraksi. Sistem ditandai dengan adanya masukan (input) dan keluaran (output).

[Mubiar P, 2000]

Dengan demikian sistem dapat berupa kesatuan yang terdiri atas jaringan kerja kausal

dari bagian-bagian yang saling bergantungan. Pilihan terhadap hubungan antara tiap-tiap bagian

ini akan ditentukan oleh tujuan spesifik dari sistem. Singkatnya, sistem adalah kumpulan objek-

objek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam

lingkungan yang kompleks. Objek yang dimaksudkan di sini adalah bagian-bagian dari sistem,

seperti input, proses, output, pengendalian umpan balik, dan batasan-batasan, dimana setiap

bagian ini memiliki beberapa nilai atau harga yang bersama-sama menggambarkan keadaan

sistem pada suatu saat tertentu. Interaksi ini menghasilkan suatu ikatan antar objek-objek dalam

proses sistem, antara sistem dan subsistem, sehingga dihasilkan suatu perilaku sistem tertentu.

Setiap perilaku mengarah pada suatu performansi (unjuk kerja) yang mengendalikan dan

mengarahkan sistem pada suatu tingkat prestasi tertentu. [Simatupang, 1995]

2.1.1 Unsur Utama Sistem

Semua definisi tentang sistem mencakup tujuh unsur utama yang terdapat dalam sistem,

yaitu :

1. Komponen Sistem (Components)

Komponen dari sistem tidak harus merupakan benda-benda fisik. Komponen tersebut

dapat berupa benda abstrak, seperti informasi, numerical variabel seperti biaya, dan

lainnya. Suatu komponen dikatakan memiliki arti jika terdapat satu atau lebih atribut

padanya pada saat tertentu. Komponen yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda

jika komponen tersebut ada pada sistem yang lain dan atau atribut yang lain padanya

yang turut diperhitungkan.

2. Hubungan Sistem (Relationship)

Setiap sistem memiliki hubungan baik satu atau beberapa sistem lainnya. Dalam arti

setiap sistem harus berinteraksi satu dengan lainnya. Biasanya penjelasan tentang sistem

dapat juga dibuat sampai kepada level-level yang lebih rinci, sehingga sistem sering

dijelaskan sebagai sistem yang mengandung subsistem-subsistem yang saling

berinteraksi. Subsistem-subsistem ini sendiri juga dipandang sebagai sistem-sistem yang

lebih rendah tingkatannya yang juga memiliki subsistem-subsistem sendiri yang juga

saling berinteraksi, dan demikian seterusnya.

3. Aktivitas Sistem (Activities or Transformation Process)

Aktivitas di sini merupakan aspek kepentingan primer dari sang analis. Kegiatan dari

sistem ini biasanya merupakan tranformasi dari input menjadi output. Aktivitas ini

merupakan sebuah proses yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan.

4. Lingkungan Sistem (Environment)

Merupakan berbagai macam aspek yang dapat mempengaruhi kegiatan sistem dan tidak

secara signifikan terpengaruh oleh sistem yang ada tersebut. Lingkungan sistem ini lebih

dilihat sebagai bagian di luar sistem, bukan sebagai bagian sistem itu sendiri. Unsur ini

memberikan input terhadap sistem yang ada dan menerima output dari sistem tersebut.

5. Masukan Sistem (Input)

Input adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh sistem untuk berfungsi yang diproduksi oleh

lingkungan sistem. Input ini dapat berupa bahan mentah, informasi, ataupun konstrain

yang menentukan standar kualitas suatu output.

6. Keluaran Sistem (Output)

Adalah hasil dari energi yang telah diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang

berguna. Keluaran di sini tidak selalu berpengaruh secara signifikan terhadap

environment system yang ada, meskipun output ini dihasilkan oleh input sistem yang

berasal dari environment system. Interaksi-intrakasi yang terjadi di dalam suatu sistem

terkadang memungkinkan bahwa output dari beberapa subsistem dapat menjadi input

bagi subsistem-subsistem yang lain.

7. Sasaran Sistem (Special Interest of the Observer)

Setiap sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran. Sasaran sistem merupakan tujuan yang

hendak dicapai dengan adanya sistem tersebut.

[Simatupang, 1995]

2.2 Sistem Informasi

Pada hakekatnya manusia yang bekerja secara bersamaan dalam sebuah organisasi,

secara tidak langsung mereka bekerja sebagai sebuah sistem. Jenis apapun pekerjaan itu apakah

itu pembelian, penjualan, transportasi, pengiriman dan lain sebagainya. Secara alami sistem

informasi dihasilkan dari manusia yang bekerja dengan manusia.

Sistem informasi dapat diartikan sebagai berikut:

Sistem informasi merupakan kumpulan dari manusia, data, proses, tampilan informasi,

dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk perkembangan sebuah operasi dari hari

ke hari serta mendukung aktivitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang

dibutuhkan oleh pihak manajemen maupun pengguna sistem tersebut. [Whitten, 2002]

Sistem informasi (SI) dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling

berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data,

memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain, SI merupakan

kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk

menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan

melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan.

Pada saat ini, banyak organisasi menganggap sistem informasi dan teknologi informasi

sebagai bagian yang penting dalam persaingan. Kebanyakan organisasi bisnis menyadari bahwa

semua pekerjanya harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi itu sendiri.

2.3 Struktur Bangunan Sistem Informasi (Information System Building Blocks)

Dalam membangun sebuah sistem informasi, terdapat beberapa fokus utama yang harus

diperhatikan, diantaranya adalah :

Fokus pada sumber daya manusia (people)

Fokus pada data

Fokus pada proses

Fokus pada interface

Fokus pada pembangunan sistem

Gambar 2.1 di bawah ini mendeskripsikan secara garis besar tentang bagaimana

membangun sebuah sistem informasi dan siapa saja yang dilibatkan pada pembangunan sistem

informasi.

Gambar 2. 1 System Infotmation Building Blocks

Sumber: Jeffery, L Whitten “System Analysis and Design Method 5th Edition”, 2002

2.3. Fokus Pada Manusia (Focus on People)

Secara garis besar arsitektur sistem informasi menyediakan pondasi bagi

pengorganisasian berbagai macam komponen dari sistem informasi yang akan dibangun. Kita

dapat memulainya dari perspektif sistem itu sendiri. Setiap orang memiliki perspektif yang

berbeda satu dengan yang lain mengenai sebuah sistem informasi. Manajer, pengguna (user), dan

spesialis teknik lainnya kita menyebutnya sebagai system stakeholder. Ada beberapa macam

system stakeholder yaitu:

1. Pemilik Sistem (System Owner)

Pemilik sistem melakukan pembayaran terhadap pembangunan dan pemeliharaan sistem,

menentukan prioritas dari sistem dan menentukan aturan-aturan yang akan digunakan pada

sistem tersebut. Pada beberapa kasus pemilik bisa saja sekaligus sebagai pengguna (user).

Seperti yang terlihat pada gambar 2.1, system owners cenderung tertarik pada bagaimana

nantinya sistem yang akan dibuat ini memberikan keuntungan pada bisnisnya. Apakah

tujuan dari sistem tersebut? Apakah sasaran dari sistem tersebut? Berapa biaya yang

dikeluarkan dalam pembuatan sistem itu? Berapa biaya yang dikeluarkan bila sistem itu

beroperasi? Apakah semua biaya yang dikeluarkan dapat mengimbangi keuntungan yang

didapat?

2. Pengguna Sistem (System Users)

Adalah orang yang biasanya mengoperasikan sistem tersebut untuk menyelesaikan

pekerjaan. Pengguna mendefinisikan spesifikasi kebutuhan dan ekspektasi performa dari

sistem yang akan dibangun. Tidak seperti system owners, system users tidak terlalu

memperhatikan biaya dan keuntungan dari sistem tersebut. Seperti pada gambar 2.1,

mereka lebih memperhatikan kemampuan dari sistem tersebut terhadap bisnis mereka.

Terdapat 3 jenis system users, yaitu:

a. Internal Users

b. External Users

c. Remote and Mobile Users

3. Desainer Sistem (System Designer)

Adalah spesialis teknik yang mendesain sistem agar sesuai dengan kebutuhan dan

permintaan pengguna. Pada beberapa kasus desainer juga merupakan pembagun sistem.

Pada gambar 2.1, desainer sistem lebih tertarik pada pemilihan teknologi informasi yang

akan digunakan dan desain dari sistem itu sendiri dalam batasan teknologi yang telah

dipilih. Pada saat ini, desainer sistem lebih memfokuskan diri pada kemampuan teknikal

seperti basis data, network, user interface, ataupun perangkat lunak.

4. Pembangun Sistem (System Builder)

Adalah spesialis yang mentransfer sistem dalam sebuah operasi. Pembangun sistem ini

membangun sistem informasi yang berdasarkan spesifikasi desain yang telah dibuat oleh

desainer sistem. Biasanya pembangun sistem itu merupakan programmer, baik itu

application programmer, systems programmer, database programmer, network

administrators, dan microcomputer software specialist.

5. Analis Sistem (System Analysts)

Adalah fasilitator pembangunan sistem informasi dengan tetap menjembatani komunikasi

antara pemilik, pengguna, desainer dan pembangun sistem. Seperti yang terlihat pada

gambar 2.1, system analyst harus berinteraksi dengan semua system stakeholders karena

system analyst harus bisa menjembatani semua bagian dari system stakeholders. Terdapat

enam langkah yang harus dilakukan oleh analis sistem, antara lain:

a. Mengidentifikasi permasalahan yang ada

b. Menganalisa dan mengerti permasalahan tersebut

c. Mengidentifikasi kebutuhan untuk mendapatkan solusi

d. Mengidentifikasi alternatif solusi dan menentukan langkah-langkah yang

diperlukan

e. Mendesain dan mengimplementasikan solusi yang terbaik

f. Mengevaluasi hasilnya.

6. Vendor dan Konsultan

Adalah fasilitator penjualan hardware, software dan pelayanan terhadap korporasi yang

bersangkutan. Vendor dan konsultan di sini bukan lagi hanya merupakan pemain di luar

sistem, tetapi juga telah menjadi partner bagi bisnis yang dijalankan. [Whitten, 2002]

2.3. Fokus Pada Data (Focus on Data)

Seperti halnya istilah sistem informasi dan sistem informasi manajemen, pemakaian

istilah data dan informasipun sering kali dibaurkan. Secara konseptual data dan informasi

mempunyai arti yang berbeda. Data merupakan kata jamak dari datum yang berarti gambaran

mengenai fakta, statistik dan lain sebagainya, yang belum memiliki “makna”. Sedangkan

informasi didefinisikan sebagai kumpulan dari fakta, statistik dan lain-lain yang memiliki

“makna”. Jadi yang membedakan data dari informasi adalah makna yang dikandungnya. Oleh

karena itu tidak heran kalau pemakaian kata data dan informasi sering kali dipertukarkan.

Untuk lebih memperjelas perbedaan data dan informasi kita lihat definisi sebagai berikut:

Data adalah fakta dasar tentang sebuah organisasi maupun transaksi bisnis. Kebanyakan data

memiliki makna yang terbatas dan hanya berguna untuk diri mereka sendiri. [Whitten, 2002]

Informasi adalah data yang dihasilkan dan diorganisasikan melalui suatu proses dan

mempunyai maksud tertentu bagi yang menggunakannya. [Whitten, 2002]

Setelah memahami perbedaan data dan informasi di atas, dalam membangun sebuah

sistem informasi sangat penting untuk mengetahui mengenai perancangan skema basis data

(database) yang di dalamnya terdapat beberapa pemahaman penting sebagai berikut:

1) Basis Data

Basis data merupakan komponen terpenting dalam pembangunan Sistem Informasi, karena

basis data merupakan tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang

ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi-informasi dalam

berbagai bentuk. Basis data merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan.

Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu,

sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan

informasi.

2) Entitas

Sebuah entitas merupakan kumpulan atau satu kesatuan data yang memiliki karakteristik

yang sama. Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya)

dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada

dalam lingkup yang sama membentuk sebuah Himpunan Entitas (Entitas Set).

Sederhananya, entitas menunjuk pada individu suatu objek, sedang Himpunan Entitas

menunjuk pada rumpun (Family) dari individu tersebut. Seseorang memang dapat menjadi

sebuah entitas, tapi dapat berada pada Himpunan Entitas yang berbeda dengan seseorang

yang lain. Entitas bisa berupa nama orang, tempat, benda atau kejadian. Sebagai contoh

dalam bidang manufaktur, yang termasuk entitas adalah suplier, bahan baku, pengadaan

dan pengeluaran bahan baku. Sedang himpunan entitas contohnya suplier dan entitas

semua nama suplier, bahan baku dengan semua nama bahan baku dan sebagainya. Entitas

terkadang disebut tipe entitas atau kelas entitas, dapat menyatakan kejadian, atau objek.

[Abdul Kadir, 2001]

3) Atribut

Atribut adalah item data yang menjadi bagian dari dari suatu entitas. Istilah lain dari atribut

adalah properti yang dimiliki oleh sebuah entitas. [Abdul Kadir, 2001]

4) Atribut Kunci (Primary Key)

Beberapa atribut mempunyai sifat, bahwa dengan mengetahui nilai yang diberikan oleh

sebagian atribut dari entitas tertentu, dapat diidentifikasikan nilai-nilai yang terkandung

dalam atribut-atribut lain pada entitas yang sama. Elemen penentu di atas disebut sebagai

atribut kunci.

Dalam sebuah entitas, dimungkinkan adanya lebih dari satu atribut kunci, yang secara unik

dapat mengidentifikasikan sebuah entitas. Data atribut-atribut kunci ini merupakan suatu

calon (candidates key) untuk menjadi atribut kunci utama. Pemilihan elemen kata kunci ini

harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

5) Atribut Tamu (Foreign key)

Merupakan atribut yang berasal dari entitas lain yang berada di suatu entitas tertentu, atau

pointer record file yang berbeda dari sebuah database. Atribut tamu merupakan

penghubung antar entitas satu dengan entitas lainnya. [Whitten, 2002]

6) Relasi

Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas yang berasal daris

himpunan entitas yang berbeda. [Abdul Kadir, 2001]

2.3. Fokus Pada Proses (Focus on Process)

Dalam perancangan sebuah sistem informasi terdapat beberapa alat pengembangan

sistem yang dapat digunakan untuk merancang sebuah skema aktivitas atau proses dalam sistem

tersebut. Untuk itu diperlukan adanya sebuah alat pengembangan sistem yang berorientasi pada

proses dalam merancang sebuah sistem informasi. Ada beberapa macam alat pengembangan

sistem yang berorientasi pada proses, diantaranya adalah seperti yang akan dijelaskan di bawah

ini.

a. Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram konteks merupakan pola penggambaran yang berfungsi untuk memperlihatkan

interaksi SI tersebut dengan lingkungan di mana sistem tersebut ditempatkan. serta untuk

menentukan jangkauan dari sistem.

Dalam penggambaran itu, sistem dianggap sebagai sebuah objek yang tidak dijelaskan secara

rinci karena yang ditekankan adalah interaksi sistem dengan lingkungan yang akan

mengaksesnya. [Budi Sutedjo, 2002].

Dalam pembentukan diagram konteks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Kelompok pemakai, baik pihak internal atau eksternal perusahaan, dan departemen yang

terkait. Di mana sistem itu akan digunakan, harus diidentifikasi secara rinci dan jangan

sampai ada yang terlewatkan.

2. Kemungkinan kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam penggunaan sistem harus

diidentifikasi secara lengkap.

3. Arah anak panah yang menunjukkan aliran data jangan sampai terbalik agar dapat

memberikan pemahaman yang benar terhadap seluruh proses sistem yang akan dibentuk.

4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk tekstual yang sederhana dan mudah dipahami

oleh pembuat sistem [Budi Sutedjo, 2002].

Dalam DFD terdapat beberapa komponen penting yaitu :

1. Proses, digambarkan dalam bentuk persegi panjang bersudut tumpul (bentuk Gane dan

Sarson) yang menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Pada umumnya,

proses didefinisikan dengan kata tunggal atau kalimat sederhana seperti dapat dilihat

pada gambar 2.2 berikut .

Proses InputBiodata Siswa

Gambar 2. 2 Contoh Proses

2. Agen Eksternal (external agent), digambarkan dengan persegi empat (bentuk Gane dan

Sarson) yang mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain,

yang berada di luar lingkup proyek itu tetapi berinteraksi dengan sistem. Gambar 2.3

berikut memperlihatkan contoh agen eksternal. [Whitten, 2002]

TU

Gambar 2. 3 Contoh Agen Eksternal

3. Aliran data, merupakan komunikasi antara proses dan lingkungan sistem. Komponen ini

digambarkan dengan menggunakan anak panah menuju ke/dari proses. Aliran data dari

data store ke proses mengindikasikan bahwa data tersebut akan di-”baca” untuk tujuan

tertentu. Sedangkan aliran data dari proses menuju data store mengindikasikan bahwa

data akan dibuat, dihilangkan, atau diperbarui. Gambar 2.4 berikut memperlihatkan

contoh aliran data. [Whitten, 2002]

Memasukkandata siswa

Perubahandata siswa

Melihatdata siswa

Menghapusdata siswa

Data siswa

data siswaInput Datasiswa baru

“buat”

Menghapusdata siswa

data siswa dihapus

“hapus”

“baca”

Melihatdata siswa

Data siswa yangingin dilihat

Perubahandata siswa

“perbarui”

Data siswa baru

Gambar 2. 4 Contoh Aliran data dari dan ke Data store

4. Data Store, sebagian besar sistem informasi mengcapture data untuk digunakan

kemudian. Data tersebut disimpan dalam data store, simbol akhir dalam diagram aliran

data. Simbol tersebut dinyatakan dengan kotak open-end (bentuk Gane dan Sarson). Data

store adalah “inventori” data. Sinonimnya antara lain file dan database. Gambar 2.5

berikut memperlihatkan contoh data store. [Whitten, 2002]

data siswa

Gambar 2. 5 Contoh Data Store

b. Use Case List atau Event Response

Use Case List atau Event Responsedisusun untuk mengidentifikasi dan menentukan response

yang harus disediakan oleh sistem bila terjadi sebuah event. Event adalah bagian dari unit

logical yang harus diselesaikan secara keseluruhan. Dalam arti event ini dipacu oleh sebuah

input yang kemudian baru akan berakhir bila sebuah proses sudah memberikan output. Pada

beberapa situasi, event juga disebut juga sebagai transaksi.

c. Hierarcy plus Input-Output-Prosess (HIPO)

HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output) merupakan alat dokumentasi program yang

dikembangkan dan didukung oleh IBM. Tetapi kini HIPO juga telah banyak digunakan

sebagai alat bantu untuk merancang dan mendokumentasikan siklus pengembangan sistem.

HIPO telah dirancang dan dikembangkan untuk menggambarkan struktur bertingkat guna

memahami fungsi dari modul-modul suatu sistem. HIPO juga dirancang untuk

menggambarkan modul-modul yang harus diselesaikan oleh pemrogram. HIPO tidak dipakai

untuk menunjukkan instruksi-instruksi program yang akan digunakan, disamping itu HIPO

menyediakan penjelasan yang lengkap terhadap input yang akan digunakan, proses yang

akan dilakukan serta output yang diinginkan [Budi Sutedjo, 2002].

2.3. Fokus Pada Tampilan (Focus on Interface)

Sistem informasi harus dirancang sedemikian rupa dalam hal interface dengan tujuan

agar sistem tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna sistem dan pemakai

informasi. Selain itu sistem juga harus dirancang agar memiliki compatibility dengan sistem

lainnya yang diperlukan.

Dalam merancang interface pada sistem informasi terdapat beberapa aspek sudut

pandang dari stakeholder system yang dipertimbangkan antara lain:

Sudut pandang pemilik sistem

Kebanyakan pemilik sistem tidak tertarik mengenai bagai mana data mentah itu ada, tetapi

lebih tertarik pada bagai mana sebuah sistem informasi dapat menambahkan pengetahuan

yang baru (Bussiness Knowledge) yang didalamnya menyangkut akurasi dan informasi

yang relevan.

Sudut pandang pengguna sistem

Data yang merepresentasikan kebutuhan pengguna baik itu dalam hal enitas, atribut,

hubungan antar data dan aturan-aturan yang berlaku dalam sistem tersebut.

Sudut pandang desainer sistem

Setelah pengguna mengutarakan kebutuhannya akan data, selanjutnya desainer sistem

menerjemahkan data-data tersebut kedalam sebuah skema database.

Sudut pandang pembangun sistem

Mengaplikasikan skema database ke dalam bahasa pemrograman.

2.4 Normalisasi

Normalisasi dapat didefinisikan sebagai upaya pemodelan basis data dari bentuk yang

hubungan datanya tidak terstruktur ke bentuk basis data yang lebih terstruktur dan jelas

hubungannya dengan data lainnya. Proses normalisasi dilakukan dengan memecah relasi menjadi

dua atau lebih relasi yang lebih kecil dengan jumlah atribut yang lebih kecil pula hingga menjadi

bentuk normal. [Abdul Kadir, 2001].

Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi-relasi dalam basis data

dan harus dipenuhi oleh relasi-relasi tersebut pada level-level normalisasi. Beberapa level yang

biasa digunakan pada normalisasi adalah :

a. Bentuk Tidak Normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan di rekam, tidak ada keharusan mengikuti

format tertentu, sehingga terdapat kemungkinan data tersebut tidak lengkap atau terduplikasi.

Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat melakukan input.

b. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1-NF)

Langkah pertama dari proses normalisasi adalah mentransformasikan ke dalam bentuk

tabel dua dimensi. Perpotongan antara baris dan kolom hanya memuat satu nilai data, tidak boleh

ada pengulangan nilai pada perpotongan antara baris dan kolom.

Bentuk normal pertama mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file, data

dibentuk dalam satu demi satu record dan nilai dari field-field berupa ”atomic value” (bagian

yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya),

tidak ada set atribut yang berulang atau atribut bernilai ganda, tiap field hanya memiliki satu

pengertian, bukan kumpulan data yang memiliki arti mendua, hanya satu arti saja dan juga

bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain.

c. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2-NF)

Bentuk normal kedua memiliki syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk

normal pertama, atribut bukan kunci (atribut yang bukan merupakan bagian kunci primer)

haruslah bergantung sepenuhnya secara fungsi pada kunci primer (primary key). Sehingga untuk

membentuk normal kedua haruslah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field harus unik dan

dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

Setiap relasi bentuk normal kedua juga termasuk dalam bentuk normal pertama,

sebaliknya relasi dalam bentuk normal pertama belum tentu termasuk dalam bentuk normal

kedua.

d. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3-NF)

Relasi dikatakan memiliki bentuk normal ketiga yaitu jika sudah berada dalam bentuk

normal kedua, dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci

primer [Abdul Kadir, 2001]

2.5 System Development Process

Menurut Jeffery, L Whitten dalam System Analysis and Design Methode 5th Edition,

System Development Process (2002) merupakan sekumpulan aktivitas, metode dan peralatan

yang dibutuhkan oleh stakeholder system dalam membangun dan memelihara sistem.

Adapun fasa aktivitas tersebut dibagi dalam tujuh langkah dasar yaitu:

1. Investigasi Awal (Preliminary Investigation)

Tujuan dari investigasi awal ada dua, yang pertama menjawab pertanyaan “Apakah

keuntungan yang didapat dari pembangunan sistem yang bersangkutan?” Untuk menjawab

pertanyaan ini harus mendefinisikan permasalahan secara jelas, peluang keberhasilan,

petunjuk yang menjadi pemicu adanya proyek. Kedua, fasa ini juga harus menghasilkan

Project Charter, yaitu berupa membangun perencanaan aktivitas, identifikasi awal

kebutuhan dan batasan pada sistem, pihak yang berpartisipasi dalam proyek, biaya yang

dibutuhkan dan jadwal.

2. Tahap Analisis Permasalahan (Problem Analysis)

Pada fasa ini diidentifikasi sistem yang telah ada sekarang, baik itu dari segi proses-proses

aliran informasi yang ada, entitas yang terlibat, dokumen-dokumen dari aliran informasi.

Pada tahap ini akan digambarkan secara garis besar sistem yang ada sekarang untuk

selanjutnya dianalisis permasalahan dan kelemahannya, lalu ditindaklanjuti dalam bagian

perancangan sebagai bagian yang akan diperbaiki. Di sini tim pembangun sistem

diharapkan mengetahui secara lebih detail mengenai apa yang menjadi penyebab

diadakannya pembangunan sistem dengan menjawab pertanyaan “Apakah keuntungan

perbaikan sistem ini akan melebihi biaya yang dibutuhkan dalam perbaikan sistem?”

3. Tahap Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)

Sebelum melangkah lebih jauh pada tahap desain sistem, terlebih dahulu harus mengetahui

apa yang harus dilakukan oleh sistem yang akan dibangun, bukan bagaimana sistem

tersebut harus melakukan sesuatu. Dengan demikian akan dapat didefinisikan apa yang

dibutuhkan oleh sistem. Secara esensial, tujuan dari analisis kebutuhan sistem adalah untuk

mengidentifikasikan data, proses dan interface yang dibutuhkan dalam sistem yang akan

dibangun.

4. Tahap Analisis Keputusan (Decision Analysis)

Pada tahapan sebelumya, yaitu tahap analisis kebutuhan mungkin saja terdapat banyak

alternatif untuk mendesain sistem infomasi yang akan dibangun. Untuk itu pada fasa ini

terdapat beberapa pertanyaan yaitu:

- Berapa banyak sistem yang harus terkomputerisasi?

- Haruskah kita membeli software atau membuat sendiri?

- Apakah sistem hanya terbatas pada jaringan internal, atau berbasis WEB?

- Apa jenis teknologi informasi yang tepat digunakan dalam aplikasi yang akan dibuat?

5. Tahap Perancangan Sistem

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mentransformasikan kebutuhan sistem ke dalam desain

sesuai spesifikasi yang dibutuhkan oleh tahap pembangunan sistem. Dengan kata lain tahap

ini mengalamatkan pada bagaimana teknologi yang akan diterapkan pada sistem yang baru.

Desain membutuhkan ide dan pendapat dari berbagai pihak, terutama stakeholder dari

sistem itu sendiri. Pada tahap ini desainer mengimplementasikan target sistem yang telah

ditetapkan pada tahapan sebelumnya.

6. Tahap Pembangunan (Construction)

Merupakan implementasi dari desain yang telah dibuat ke dalam bahasa pemrograman.

Pada tahapan ini tim proyek harus menyusun database, aplikasi dan interface dari sistem

dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti Visual Basic, Java, C++, atau Delphi.

7. Tahap Implementasi

Merupakan tahap peralihan dari sistem lama ke sistem baru. Pada tahapan ini tim

pembangun sistem harus memastikan apakah sistem yang baru berjalan dengan baik.

Pada tahapan ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan, antara lain :

a. Pemrograman dan pengujian.

Pemrograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan instruksi yang

digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan maksud masing-

masing instruksi. setiap program menjalani pengujian secara individual untuk

memastikan bahwa program bebas dari kesalahan.

b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak.

c. Konversi

Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam

rangka menggantikan sistem yang lama.

d. Pelatihan kepada pemakai.

e. Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan menjadi acuan

pada tahapan operasi dan pemeliharaan. Pada tahapan implementasi, dokumentasi yang

dibuat dapat dibagi menjadi tiga jenis, pertama, dokumentasi operasi yang meliputi

jadwal pengoperasian, cara pengoperasian peralatan, faktor-faktor keamanan, dan masa

berlakunya suatu berkas. Kedua, dokumentasi pengembangan yang menjabarkan sistem

secara lengkap, mencakup deskripsi sistem, bentuk keluaran, bentuk masukan, bentuk

basis data, bagan alir program, dan hasil pengujian. Ketiga, dokumentasi pemakai yang

berisi petunjuk untuk menggunakan masing-masing program dan juga mencakup materi

pelatihan [Abdul kadir, 2001]

Budi Sutedjo, Dharma Oetomo, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Penerbit

Andi, Yogyakarta, 2002.

Jogiyanto, HM, Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan

Praktek Aplikasi Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.

Kadir, Abdul, Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.

Kadir, Abdul, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2001.

Purwasasmita, Mubiar, Konsep Teknologi, ITB, 2000.

Simatupang, Togar M., Teori Sistem, Suatu Perspektif Teknik Industri, Penerbit Andi,

Yogyakarta, 1995.

Whitten, L Jeffery and Bently D Lonnnie, System Analist And Design Methode 5th Edition,

McGraw-Hill Education, 2002.