· Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan...

109
121 BAB III SEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner; 2) Gerakan Pemurnian Islam; dan 3) Gerakan Dakwah Khilafah Islamiyah. Pembagian ini merujuk teori Dekmejian yang membaginya menjadi 4, yang salah satunya adalah Gerakan Islam Syiah Revolusioner, gerakan syiah di Indonesia dewasa ini tidak berkembang. Gerakan Islam revolusioner berupaya memperjuangkan berdirinya khilafah Islamiyah/ pemerintahan Islam dengan cara jihad dan kekerasan, gerakan serupa ini dilakukan oleh MMI di Yogyakarta dan JAT di Surakarta. Adapun gerakan pemurnian Islam terdiri dari 2 kelompok, yang pertama melakukan gerakan yang

Transcript of · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan...

Page 1: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

121

BAB III

SEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI

INDONESIA

3.1 Pendahuluan

Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan

Islam revolusioner; 2) Gerakan Pemurnian Islam; dan 3) Gerakan Dakwah Khilafah

Islamiyah. Pembagian ini merujuk teori Dekmejian yang membaginya menjadi 4,

yang salah satunya adalah Gerakan Islam Syiah Revolusioner, gerakan syiah di

Indonesia dewasa ini tidak berkembang. Gerakan Islam revolusioner berupaya

memperjuangkan berdirinya khilafah Islamiyah/ pemerintahan Islam dengan cara

jihad dan kekerasan, gerakan serupa ini dilakukan oleh MMI di Yogyakarta dan JAT

di Surakarta. Adapun gerakan pemurnian Islam terdiri dari 2 kelompok, yang pertama

melakukan gerakan yang bersifat kritis, radikal, dan kasar terhadap masyarakat dan

pemerintah yang dipandang menyimpang dari aturan syariat Islam, gerakan ini

dilakukan oleh FPI, FPIS, LUIS, Laskar Jihad, dan GSM. Kelompok gerakan

pemurnian Islam yang kedua, melakukan kegiatan dakwah pemurnian Islam dengan

cara dakwah dan ceramah-ceramah walaupun kritis tetapi tidak menggunakan

kekerasan, misal sebagian gerakan Salafy dan MTA. Sedangkan gerakan Dakwah

khilafah Islamiyah yang dimaksud di sini adalah gerakan Islam politik yang

Page 2: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

122

melakukan dakwah secara bertahap untuk melakukan revolusi pemikiran ke arah

berdirinya khilafah Islamiyah, yaitu dari kelompok Hizbut Tahrir Indonesia.

GIP Yogyakarta dan Surakarta yang dijadikan objek penelitian ini dibatasi

menjadi 3: 1) MMI Yogyakarta; 2) JAT Surakarta; dan 3) GSM1 Surakarta. GSM

adalah gerakan Laskar Jihad, FPIS, dan LUIS. Kalaupun ditambahkan uraian tentang

HTI dan MTA, dimaksudkan untuk memberikan penjelasan pada objek primer di

atas, karena gerakan–gerakan itu sama-sama mengangkat ideologi pemurnian dan

penegakan syariat Islam, tetapi ada sedikit perbedaan visinya.

3.2 Sejarah dan Ideologi Gerakan Islam Politik di Indonesia

Secara keseluruhan Dekmejian membuat tipologi tentang gerakan Islam di dunia

ini menjadi 4 kategori: 1) Islam Pragmatik bertahap (Gradualist-Pragmatic); 2) Islam

Syi’ah Revolusioner (Revolutionary Shi’ite); 3) Islam Sunni Revolusioner

(Revolutionary Sunni); dan 4) Dakwah Islam Murni (Messianic-Puritanical)

(Dekmejian, 1995: 57-60).

Dekmejian mampu menguraikan secara detil tentang gerakan Islam sejak Nabi

Muhammad saw. sampai dengan masa Revolusi Islam Iran, tetapi sisi lain, buku ini

1 1 GSM singkatan dari Gerakan Salafy Militan, istilah ini dipakai oleh M. Syafii Anwar (Disektur Eksekutif ICIP (International Center for Islam and Pluralism), pada artikel “Memetakan Tipologi Politik dan Anatomi Gerakan Salafy Militan di Indonesia”. 2007. Pada Pengantar Buku Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran, dan Prospek Demokrasi. hal. xii-xxxvii.

Page 3: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

123

tidak menjelaskan tentang pengaruh gerakan Islam di Timur Tengah terhadap dunia

Islam, apalagi Indonesia. Padahal Gerakan Islam Politik di Indonesia merupakan.

Pada hakikatnya agama Islam adalah satu Al-Islamu kullu laa yatajaza’ artinya,

‘Islam adalah tunggal dan tidak dapat dipecah-pecah’. Tetapi pada kenyataannya, di

antara pemeluknya menunjukkan adanya ekspresi dan aktualisasi yang beragam.

Dalam perkembangan Islam yang mutakhir, keragaman Islam itu ditunjukkan oleh

dinamika dan ekspresi Islam kontemporer dengan kebangkitan Islam. Di pihak lain,

ada pula fenomena baru dari keragaman Islam yang kini muncul secara meluas di

Indonesia, ialah penerapan syariat Islam secara formal dalam kehidupan negara

(Nashir, 2006: 167). Di samping itu, di Indonesia juga ada gerakan Islam politik yang

memperjuangkan terealisasinya pemurnian Islam dengan penegakan syariat Islam

dalam pelbagai kehidupan.

3.2.1. Sejarah Gerakan Islam Politik Indonesia

Penyebaran aliran Wahabi ke wilayah Nusantara dibawa oleh para haji yang baru

pulang menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci. Salah satunya melalui kaum

Padri di Minangkabau yang dikembangkan tiga tokoh.Guru Besar Ilmu Sejarah

Pemikiran Politik Islam pada Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Abd A’la,

dalam pidato ilmiahnya mengungkapkan, ketiga tokoh yang tertarik dengan ajaran

Wahabi itu adalah Haji Miskin dari Lu(h)ak Agam, Haji Abdur Rahman dari

Piobang, bagian dari Lu(h)ak Limah Puluh Kota, dan Haji Muhammad Arief dari

Sumanik, Batusangkar. ''Sekembali dari Tanah Suci antara tahun 1803 dan 1804, Haji

Miskin membawa ide bahwa perubahan total dalam masyarakat Minangkabau yang

Page 4: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

124

(dalam anggapannya) tidak sesuai dengan ajaran Alquran harus dilakukan melalui

kekuatan sebagaimana dilakukan kaum Wahabi di Arab,'' tutur Prof A'la. Secara

prinsip, kata Prof A'la, ide itu juga diamini oleh dua Haji yang lain. Sejak saat itu,

gerakan kaum Padri mulai berusaha menancapkan pengaruhnya di berbagai daerah

Minangkabau. Menurut dia, dalam upaya melakukan perubahan radikal, gagasan-

gagasan tiga Haji itu mendapat tantangan keras dari guru-guru Tarekat Syattariyah.

Usaha ketiga tokoh itu dan tidak dapat berjalan mulus seperti yang diharapkan.

Menurut Prof Abd A'la, Haji Miskin misalnya, yang berasal dari Empat Angkat,

Agam, tidak mampu meyakinkan Tuanku Nan Tuo, tokoh agama yang dulu menjadi

teman seperdagangan sebelum berangkat ke Tanah Suci mengenai pola keagamaan

yang akan dikembangkan. ''Karena itu ia pergi ke Enam Kota, dan tinggal di Pandai

Sikat. Di sini ia tidak begitu berhasil melakukan pembaharuan, dan terpaksa angkat

kaki menuju Kota Lawas. Setelah mengalami beberapa kesulitan, akhirnya Haji

Miskin bersama Kaum Padri berhasil mengenalkan pembaharuan mereka,'' papar

A’la. Setelah itu, seluruh Enam Kota termasuk Kota Lawas dan Pandai Sikat menjadi

benteng kaum Padri, setelah sebelumnya mereka melakukan pembakaran terhadap

balai di Kota Lawas. Menurut Prof Abd A'la, pada awalnya gerakan Padri merupakan

gerakan sporadis yang ada di berbagai tempat di Minangkabau. Dengan berlalunya

waktu, para pemukanya saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga gerakan

Padri menjadi satu komunitas yang relatif terorganisir. Kekuatan kaum Padri mulai

menemukan pijakan yang kokoh ketika pada 1811. Saat itu, Haji Miskin sampai di

Bukit Kamang dan bertemu dengan Tuanku Nan Renceh, pemuka agama yang juga

Page 5: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

125

bervisi sama. Di sana mereka sepakat merencanakan pembaharuan masyarakat secara

total. Mereka didukung oleh enam pemuka lain yang kemudian disebut Harimau Nan

Selapan (karena jumlahnya delapan orang). Mereka adalah Tuanku di Kubu Sanang,

Tuanku di Ladang Lawas, Tuanku di Padang Luar, Tuanku di Galung, Tuanku di

Koto Ambalan, dan Tuanku di LubukAur. Selanjutnya, pada tahun 1813 Tuanku

Lintau ikut bergabung dan menjadi penganut fanatik ajaran-ajaran kaum

Padri.Sejatinya jauh sebelum itu, sekitar tahun 1807, Tuanku Muda dari Alahan

Panjang dan nantinya disebut Tuanku Imam Bonjol ikut memperkuat posisi kaum

Padri. Melalui tangan dingin para pemuka itu, kaum Padri sebagaimana akan

dijelaskan nanti berkembang menjadi gerakan yang menyebar di alam Minangkabau

dengan segala karakteristiknya dan nantinya menguasai seluruh nagari di sana.

''Sejarah mencatat, kaum Padri tidak hanya melakukan pembaharuan keislaman di

daerah Minangkabau semata. Kelompok ini juga melakukan islamisasi ke Tapanuli

Selatan yang terletak di utara alam Minangkabau dan daerah-daerah sekitarnya,'' ujar

Prof Abd A'la. Setelah itu, paham Wahabi masih berkembang pesat di Indonesia.

Pengikut manhaj dakwah Muhammad bin Abdul Wahab sangat sangat pesat

pekembangannya. Di era prakemerdekaan dan pascakemerdekkaan, pemikiran

Wahabi banyak memengaruhi pemikiran Muhammadiyah, Persis, dan Al-Irsyad.

Namun demikian, kehadiran Wahabi setelah tahun 90-an, semakin merebak dan

fenomenal dengan aliran Wahabi terbaru yang menamakan diri sebagai jamaah

salafiyah. Di Indonesia, gerakan salafi terpecah ke dalam beberapa kelompok.

Kelompok-kelompok Salafiyah Sejatinya, para pengikut Muhammad bin Abdul

Page 6: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

126

Wahab menamakan diri mereka dengan Salafiyun. Namun, para penentang dan lawan

dari gerakan ini menyebutnya sebagai Wahabi. Menurut para pengikut Abdul Wahab,

sebutan Wahabiyun diberikan oleh kaum orientalis agar orang menjauh

(http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&id=56195&Itemid=366

20613).

Sesudah gerakan Padri, di Indonesia ada gerakan Islam yang revolusioner, yaitu

gerakan Islam politik di Indonesia yang berideologi mendirikan Negara Islam.

Gerakan ini muncul sejak diproklamasikannya NII (Negara Islam Indonesia) oleh DI/

TII. Dalam lintasan sejarah Indonesia, sebutan NII tidak dapat dilepaskan dari

embrionya, yaitu Darul Islam, dan juga tokoh utamanya, yaitu Sekarmadji Maridjan

Kartosuwirjo. Sebutan Darul Islam, dalam khazanah politik Indonesia dipakai untuk

menunjuk pada suatu gerakan yang terjadi sesudah proklamasi kemerdekaan

Republik Indonesia tahun 1945, gerakan ini dimaksudkan untuk merealisasikan cita-

cita Negara Islam Indonesia, demikian dikatakan Van Dijk (1987:1).

Pada tahun 1980 sisa-sisa perjuangan DI/ TII Kartosuwiryo dibagi menjadi 7

faksi wilayah: 1) Wilayah Bogor, Serang, Purwakarta, dan Subang; 2) Cianjur,

Purwokerto, Subang, Jakarta , Lampung; 3) Garut, Bandung, Surabaya, dan Jakarta;

4) Sumatera; 5) Jawa Tengah dan Yogyakarta; 6) Sulawesi Selatan; dan 7)

Komandemen wilayah IX (selain wilayah yang tersebut di atas) (Yunanto dkk., 2003:

35).

Sebelum bergabung ke dalam TNI, Ali Murtopo pernah bergabung dengan laskar

Hizbullah, salah satu unsur cikal bakal TNI. Danu M. Hasan adalah salah satu anak

Page 7: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

127

buah Ali di Hizbullah, ketika Ali masuk TNI Danu bergabung ke dalam DI/ TII dan

menjadi orang kepercayaan Imam NII Kartosuwirjo. Danu M. Hasan sempat

menjabat Komandemen DI/ TII se Jawa. Kelak, pasukan Danu berhasil ditaklukkan

oleh Banteng Raiders yang dikomandani Ali Murtopo.

Perjalanan berikutnya, pasca penaklukan, terjalinlah hubungan yang lebih

intensif antara Ali dengan Danu di dalam kerangka “membina mantan DI/ TII. Pada

kasus persidangan kasus DI/ TII (tahun 1980-an) diketahui bahwa Ali Murtopo secara

khusus menugaskan Kolonel Pitut Suharto untuk menyusup ke golongan Islam, antara

lain dengan mengecoh Haji Ismail Pranoto (Hispran) di Jawa Timur. Di Jawa Barat,

Pitut mendekati Dodo Kartosuwirjo dan gagal, tetapi berhasil membina Ateng

Djaelani, yang kemudian di kalangan petinggi DI/ TII dianggap sebagai pengkhianat.

Muncul kasus Komando Jihad yang merupakan muslihat Ali Murtopo, yang

menggunakan istilah Islam justru untuk menjebak umat Islam (Awwas, 2008: 68).

Sebuah sumber lain menyebutkan tentang waktu yang paling awal dari gerakan

Darul Islam dinyatakan bahwa Kartosuwirjo memproklamasikan Negara Islam

Indonesia pada hari-hari sekitar menyerahnya Jepang. Menurut Alers, S.M.

Kartosuwirjo memproklamasikan Darul Islam sejak 14 Agustus 1945. Tetapi ia

menarik kembali proklamasinya sesudah mendengar pernyataan kemerdekaan oleh

Soekarno dan Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Mengenai kejadian ini, ada pihak

yang meragukan karena berbagai alasan. Di antara alasan itu adalah: sangat tidak

mungkin Kartosuwirjo memproklamasikannya di Jakarta; Jepang tidak akan

mengizinkannya; tidak ada pemberitaan secara luas mengenai kejadian tersebut (Dijk,

Page 8: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

128

1987: 5). Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo bukanlah warga Jawa Barat, melainkan

berasal dari Cepu, lahir pada tanggal 7 Februari 1905. Ia mengikuti pendidikan di

Inlandsche School der Twede (Sekolah Bumiputera kelas dua), ia melanjutkan

sekolahnya ke sekolah-sekolah dasar kelas satu. Pertama-tama masuk di Hollandsch-

Inlandsch School (Bekolah Bumiputera bahasa Belanda), dan kemudian pada tahun

1919 masuk Europeesche Lagere School (ELS) di Bojonegoro. Selanjutnya pada

tahun 1923 ia masuk Nederlandsch Indische Arsten School (NIAS) di Surabaya.

Tetapi karena alasan politik, ia harus keluar pada tahu 1927. Seperti banyak temannya

yang aktif berpolitik, salah satunya adalah aktif di Jong Islamiteen Bond. Karena

alasan itulah, ia pun dikeluarkan dari sekolahnya, NIAS.

Selanjutnya pada tahun 1923 ia masuk Nederlandsch Indische Arsten School

(NIAS) di Surabaya. Tetapi karena alasan politik, ia harus keluar pada tahun 1927.

Seperti banyak temannya yang aktif berpolitik, salah satunya adalah aktif di Jong

Islamiteen Bond. Karena alasan itulah, ia pun dikeluarkan dari sekolahnya, NIAS.

Berbeda dengan sejumlah tokoh Muslim dan modernisme Islam, Kartosuwirjo

tidak pernah ke luar negeri untuk memperluas pengetahuannya tentang Islam.

Pengetahuan tentang Islam yang dimilikinya berasal dari perkenalan pribadi dengan

para ulama yang berjumpa dengannya secara kebetulan saja. Lebih penting bagi

pekembangan cita-cita keagamannya adalah pemimpin-pemimpin Islam pedesaan

yang dikenalnya sejak tahun 1929. Atas dasar alasan kesehatan, Kartosuwirjo pindah

ke Malangbong, sebuah kota kecil di dekat Garut dan Tasikmalanya. Selama tinggal

Page 9: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

129

di Malangbong, ia mempelajari agama Islam pada sejumlah kiai, salah satunya adalah

Kiai Jusuf Tauziri dan Kiai Ardiwisastra, mertuanya.

Bermukimnya Kartosuwirjo di Malangbong tidak hanya membentuk cita-cita

keagamannya, melainkan membuatnya akrab dengan budaya Jawa Barat, dan bahkan

terpupuklah ikatan seumur hidup antara Malangbong dan Kartosuwirjo. Pada waktu

pindah ke Malangbong tahun 1929, ia diangkat sebagai wakil PSII (Partai Sarekat

Islam Indonesia). Karena ketekunannya, pada tahun 1931 terpilih sebagai sekretaris

umum PSII dan pada tahun 1936 menjadi wakil ketua. Kartosuwirjo dikeluarkan dari

keanggotaannya dari PSII (1939) bersama dengan temannya, termasuk Kiai Jusuf

Tauziri dan Kamran. Orang yang disebut terakhir ketika itu menjadi pimpinan

pemuda PSII dan Panglima Tentara Islam Indonesia. Alasan pemecatan Kartosuwirjo

dan kawan-kawan adalah karena mereka bertahan dengan politik nonkooperasinya

terhadap Belanda.

Selama pendudukan Jepang, dalam beberapa lama Kartosuwirjo memimpin

kesatuan Hizbullah di Malangbong. Peranannya dalam Hizbullah dan Jawa Hokokai

kiranya menyimpulkan seluruh kegiatan politik dan militernya selama pendudukan

Jepang. Ia pun kemudian aktif dalam MIAI dan menjadi salah satu anggota komite

sentral yang mengelola Bait al-Mal. Ketika MIAI dalam konggres Oktober 1945

membubarkan dirinya sendiri termasuk Bait al-Malnya, Kartosuwirjo berhenti

memainkan peranan yang terkemuka dalam gerakan Islam. Kecewa dengan politik

Masyumi, ia pun kembali ke Malangbong dan mulai menyusun pasukan gerilya Islam

di daerah ini. Pada tahun 1947 ia mendirikan Dewan Pertahanan Umat Islam di Garut

Page 10: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

130

dan Majelis Umat Islam di Tasikmalaya. Kedua organisasi ini direncanakan untuk

mengkoordinasikan perjuangan masyarakat Islam setempat melawan Belanda. Untuk

sementara Kartosuwirjo tetap loyal kepada Republik. Dalam suatu pidatonya ia

pernah menyatakan bahwa sesama bangsa Indonesia hendaknya menghentikan

pertikaian yang disebabkan perbedaan ideologi dan ia pun sangat menekankan

pentingnya suara mayoritas dari keingian ideologis bangsa Indonesia.

Sebagai akibat dari persetujuan Renville (1948), pihak Belanda berupaya

membentuk negara-negara federal di wilayah-wilayah yang telah direbutnya

(Ricklefs, 2008: 475). Karena persetujuan tersebut, tentara Republik Indonesia resmi,

yaitu Divisi Siliwangi, harus mematuhi ketentuan-ketentuannya. Tentara Divisi

Siliwangi harus hijrah dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah. Ketika Divisi Siliwangi

bergerak menuju Yogyakarta, Kartosuwirjo merasa bahwa Jawa Barat telah

ditinggalkan dan diserahkan kepada pihak Belanda. Akibat dari perjanjian itu pula, di

Jawa Barat akan dibentuk Negara Pasundan yang merupakan bagian dari negara

federal yang dibentuk Belanda. Berdasarkan keadaan ini, Kartosuwirjo merasa punya

hak untuk mempertahankan Jawa Barat dari penguasanya oleh Belanda. Hal ini

dilihat oleh Kartosuwirjo sebagai realisasi keadaan yang telah diharapkannya.

Jatuhnya pemerintah Republik dan penangkapan pemimpin-pemimpinnya yang

dilakukan Belanda memberikan peluang besar untuk mengajukan pemerintah Negara

Islam sebagai pemerintah Indonesia yang sah. Karena itulah, maka pada tanggal 7

Agustus 1949, bertempat di Desa Cisampang, Cisayong, Kartosuwirjo

Page 11: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

131

memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (Awwas, 2008: 211; Dijk:

1987; Abas: 2005; Ricklefs: 2008).

3.2.2 Ideologi Gerakan Islam Politik di Indonesia

Secara umum, ideologi Gerakan Islam Politik di Indonesia terdiri dari 3 kategori:

1) Gerakan Islam revolusioner seperti DI/TII, MMI, JAT, dan Lasykar Jihad. 2)

Gerakan Dakwah Islam ke arah berdirinya khilafah Islamiyah, misal HTI. Dan 3)

Gerakan Islam untuk pembelaan dan pemurnian Islam, hal ini dilakukan oleh FPI,

Lasykar Jihad, FPIS, dan sebagaimnya. Adapun mengenai kelompok yang pertama,

yaitu Gerakan Islam Revolusioner, kelompok ini dilakukan oleh MMI dan JAT.

Ideologi MMI dan JAT tak banyak perbedaannya. Perbe pokok terletak tentang teknis

kepemimpinan, padaI pemimpin dipilihbn secara periodikm sedangkan Jtak mengenal

system perodisasi dalam pemilihan kepemimpinan, jadi pemimpin itu dipilih seumur

hidup. Pihak MMI mengatakan bahwa kepemimpinan yang dimaksud di sini

bukanlah pemimpin negara atau khalifah, yang dipermasalahkan oleh Abubakar

Baasyir adalah tentang kepemimpinan organisasi, padahal menurut Irfan, organisasi

belum memiliki wilayah kekuasaan, maka boleh saja dilakukan secara periodik atau

berkala dipilih secara musyawarah (Wawancara dengan Irfan, tokoh MMI

Yogyakarta, 6 Agustus 2008).

Gerakan Islam lain yang perjuangannya setara dengan MMI dan JAT adalah

kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang secara de Jure tak pernah ada di Indonesia,

tetapi secara de facto dapat disebutkan bahwa gerakan tersebut ada di Indonesia.

Sebagaimana dikutip oleh penelitian Yunanto dkk. tentang Gerakan Militan Islam: Di

Page 12: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

132

Indonesia dan di Asia Tenggara, bahwa Abdullah Sungkar yang memimpin (DI/ TII,

pen.) wilayah Jawa Tengah, sebelum ia bergabung dengan NII, ia telah mendirikan

sebuah kelompok yang diberi nama “Jamaah Islamiyah”, yang kemudian berbaiat

kepada salah seorang pimpinan NII, H. Ismail Pranoto yang kelak terkenal di Solo

(Lihat Karen Armstromg dan Abdul Hamid Al-Ghazali dalam Yunanto, dkk., 2003:

37-41). Perjuangannya di Jamaah Islamiyah ini, setelah Abdullah Sungkar (Surakarta,

pen.) meninggal dilanjutkan oleh Abubakar Ba’asyir (Surakarta, pen.) sepulangnya

dari pelariannya ke Malaysia. Agenda terbesar Abubakar Ba’asyir saat itu adalah

menyelenggarakan Konggres I MMI. Tujuan penyelenggaraan konggres adalah untuk

menyatukan berbagai elemen perjuangan Islam Indonesia, termasuk NII Faksi Non-

Abdullah Sungkar. Pada Konggres MMI I diputuskan adanya Piagam Yogyakarta,

yang isinya:

1) Wajib hukumnya melaksanakan syariat Islam bagi Muslim di Indonesia dan di

dunia pada umumnya.

2) Menolak segala ideologi yang bertentangan dengan Islam, yang berakibat

syirik dan nifak, serta melanggar hak asasi manusia.

3) Membangun satu kesatuan shaf Mujahidin yang kokoh dengan membentuk

Majelis Mujahidin untuk menegakkan syariat Islam, baik di dalam negeri, di

tingkat regional dan internasional.

4) Membentuk institusi Mujahidin demi membentuk Imamah Islamiyah.

Page 13: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

133

5) Menyeru kepada kaum muslimin untuk menegakkan dakwah dan jihad di

seluruh penjuru dunia demi tegaknya Islam sebagai rahmatan lil’alamin

(Yunanto dkk., 2003: 37-38).

Tokoh MMI sering menggunakan referensi perjuangan DI/TII, misal ketika

Konggres MMI di Gedung Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta 9-11 Agustus

2008 dengan tema “Indonesia Bersyariah Solusi Tepat Salah Urus Negara” (Penulis

menjadi peserta Konggres MMI), Pada kesempatan itu Irfan S. Awwas selaku Ketua

Lajnah Tanfidziyah MMI yang membuka acara konggres itu, jadi Irfan menjadi tokoh

utama MMI sebelum ketua MMI yang baru dipilih. Pada kesempatan itu Irfan

menulis buku yang dijual pada saat Konggres berlangsung dengan judul “Trilogi

Kepemimpinan Negara Islam Indonesia Negara Islam Indonesia: Menguak

Perjuangan Umat Islam dan Pengkhianatan Kaum Nasionalis-Sekuler”, Penerbit

Uswah, (Awwas: 2008). Saat Konggres III MMI, Ketua MMI Abubakar Ba’asyir tak

hadir lantaran beberapa hari sebelumnya dia telah mengundurkan diri dari MMI,

sehingga Abaubakar Ba’asyir memang tak diundang pada acara Konggres tersebut.

Ketidak-hadiran Abubakar Ba’asyir adalah disebabkan oleh adanya perbedaan

ideologi.

Menurut Ahmad Syafii Maarif Studi tentang Percaturan dalam Konstituante:

Islam dan Masalah Kenegaraan (1996) mengatakan bahwa, sampai saat ini masih

cukup langka tentang kajian ilmiah dan sistematis yang mampu mengartikulasikan

hakikat dan corak negara Islam yang oleh sebagian kelompok untuk diterapkan di

Indonesia, bahkan di negara-negara Islam sendiri sulit sekali ditemukan kajian yang

Page 14: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

134

secara teoretis membahas hakikat, watak, dan sifat negara yang berdasarkan Islam

(Idem: 125). Secara umum dapat dikatakan bahwa sejak awal kelompok modernis

(yaitu kelompok yang membela demokrasi menentang gerakan politik otoriter

Sukarno tahun 50-an) dan pesantren telah memilih sistem demokrasi (Idem. 125-126).

Menurut data yang diperoleh oleh Syafii Maarif, pemimpin-pemimpin Syarikat Islam

(SI) seperti Surjopranoto dan Soekiman Wirjosandjojo telah berbicara tentang

kekuasaan dan pemerintahan Islam di akhir tahun 1920-an, mereka mengemukakan

pendapatnya bahwa tujuan kemerdekaan adalah untuk menciptakan suatu

pemerintahan Islam (Idem: 126). Selanjutnya dalam Pemilu 1955 partai Islam hanya

memperoleh 45% suara, menurut UUDS 1950 yang juga mengatur Pemilu itu, suatu

UUD-baru baru sah jika rancangannya telah disetujui oleh paling kurang 2/3 anggota

parlemen yang hadir dalam rapat. Sehingga dapat diketahui bahwa secara

konstitusional suatu perjuangan membentuk negara berdasarkan Islam menjadi tidak

mungkin.

Pada mulanya, Majelis Konstituante memiliki draft rancangan dasar negara atas

dasar usulan 3 fraksi yang ada, ketiga rancangan itu ialah: Pancasila, Islam, dan

Sosial-ekonomi. Perdebatan tentang dasar negara, sehingga akhirnya Majelis

Konstituante dibubarkan oleh Presiden Soekarno pada Juli 1959, dalam usaha

menciptakan suatu tatanan politik baru dengan sebutan Demokrasi Terpimpin (1059-

1965) (Idem: 124). Pada 9 April 1945 Jepang membentuk BPUPKI yang anggotanya

68 orang, lembaga ini membahas bentuk, batas, dan dasar filsafat negara. Konsep

tentang dasar negara Islam sudah dibahas dalam lembaga ini, tetapi dari 68 anggota

Page 15: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

135

BPUPKI, hanya ada 15 orang yang membawakan aspirasi kelompok Islam,

selebihnya adalah kelompok nasionalis sekuler (Maarif, 1996: 102-103). Perubahan

anak kalimat pada sila pertama dalam Pancasila “Ketuhanan dengan kewajiban

menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha

Esa”, pada 18 Agustus 1945 merupakan saat penting bahwa wakil-wakil umat Islam

saat itu menyetujui penghapusan anak kalimat “…dengan kewajiban menjalankan

syariat Islam bagi pemeluknya”, menjadi ”…Yang Maha Esa” (hal. 109-110), yang

berarti upaya untuk mendirikan negara Indonesia berdasarkan syariat Islam telah

berakhir secara konstitusional.

Syarifuddin Jurdi mengatakan bahwa, umat Islam dan para pemimpinnya tidak

dapat melepaskan diri dari politik global – apalagi sebagian dari negara-negara Islam

masih tergantung pada ”belas-kasih” Barat dalam menata perekonomian, militer, dan

sebagainya. Umat Islam tidak boleh mengabaikan persoalan kontemporer tentang

sistem politik yang tepat untuk digunakan dalam mengatur mekanisme sosial

masyarakatnya. Islam sebagai suatu doktrin nilai sejatinya menyediakan ruang untuk

bekerjasama dengan pihak mana pun juga, termasuk dengan Barat sekalipun (Jurdi,

2008: 7-8). Dikatakan pula, kerjasama tidak harus dimaknai sebagai suatu yang

negatif, karena orientasi umum dari negara-negara dewasa ini adalah perlu

mengembangkan kerjasama dengan negara lain untuk menciptakan semacam

peradaban dunia yang damai, aman, dan mencerminkan nilai-nilai religiositas.

Kerjasama diperlukan untuk mengurangi ketegangan, kecurigaan, dan sentimen

antarkelompok atau antarnegara, dengan tujuan umum agar tercipta tatanan sosial

Page 16: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

136

baru yang lebih baik, di tengah arus teror dan kekerasan yang membangkitkan

kepanikan di kalangan warga negara.

Persoalan sistem pemerintahan, pada penganut Islam Sunni menganggap siapa

saja dapat menjadi khalifah sepanjang memenuhi syarat secara syariat, namun pada

kalangan Syi’ah pemimpin tertinggi atas negara dan agama ada di tangan imam, yang

harus keturunan Husein putera Ali bin Abi Thalib dengan Fathimah cucu Nabi

Munammad saw. Konsep tentang kepemimpinan Islam ini diharapkan dapat

menjamin terlaksananya ajaran Islam, sehingga pemerintahan Islam terlindungi dari

hegemoni Barat. Kenyataan yang ada sekarang ini, kondisi umat Islam rapuh, tidak

solid, sulit bersatu, dan terjadinya banyak egoisme yang tinggi dari kelompok dan

aliran-aliran yang ada (Jurdi, 2008: 89-93).

Oliver Roy dalam bukunya Gagalnya Politik Islam mengatakan bahwa langkah

politik Islam kaum Islamis kenyataannya bukan menuntun ke arah pembentukan

negara atau masyarakat Islam, tapi malah terjerembab dalam logika negara (seperti

kasus Iran), atau pengotakan tradisional, walaupun sudah disusun ulang (seperti

Afganistan) (Roy, 1996: 28-30). Pemikiran gerakan-gerakan ini terdiri dari dua kutub,

kutub revolusioner dan kutub reformis. Menurut kutub revolusioner, Islamisasi

masyarakat terjadi lewat kekuasaan negara. Sedangkan menurut kutub reformis,

tindakan sosial dan politis terutama bertujuan reislamisasi masyarakat dari bawah ke-

atas, yang dengan sendirinya juga akan mewujudkan negara Islam. Perbedaannya

terletak bukan pada masalah perlunya negara Islam, melainkan pada cara

pencapaiannya, ada yang dengan cara revolusioner dan ada yang dengan cara

Page 17: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

137

konstitusional lewat perjuangan dalam parlemen. Dua kutub ideologi ini tidak selalu

konsisten berdiri sendiri, tetapi sering berbaur. Misal, suatu saat Ikhwanul Muslimin

menganjurkan adanya penolakan untuk kompromi, tetapi di kali lain menganjurkan

untuk dilakukan kolaborasi. Di pihak lain, ada pula yang disebut oleh Oliver Roy

sebagai Neofundamentalis, yaitu kelompok yang mempunyai karakter berdakwah,

populis, konservatif, dan memberi tempat pada pemaknaan kembali tentang revolusi

dan perempuan (Roy, 1996: 28-30). Roy menyebut gerakan Ikhwanul Muslimin

dalam penegakan syariat Islam ini disebut sebagai Kelompok Islamis, sedangkan

gerakan Wahabi ini sebagai kelompok fundamentalis konservatif. Namun kaburnya

batasan antara fundamentalis dengan Islamis juga membantu tumbuhnya

Neofundamentalis, yaitu kaum yang menggalang propaganda kembali Islam murni

versi Hanbali, bersih dari segala bentuk sinkretisme, nilai-nilai dan pengaruh luar,

baik bersifat mistis maupun pengaruh materialisme Barat (Roy, 1996: 150-151).

Abdullah Sungkar meyakini logika yang tersebut di dalam Alquran surah Al-

Baqarah ayat 255 yang menyatakan bahwa “…lahu mā fī s-samāwāti wa mā fī l-

ardh…”, artinya: ‘Semua yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah’.

Berdasarkan ayat ini perlu disadari bahwa bumi dan langit ini milik Allah, berarti

pula negara Indonesia dan bangsa Indonesia milik Allah juga, dengan begitu maka

sudah sepantasnya bila semua yang milik Allah itu diatur dengan hukum Allah.

Sehingga tidaklah benar adanya suatu pernyataan bahwa negara dan bangsa Indonesia

adalah milik bangsa Indonesia, maka harus diatur dengan hukum yang dibuat oleh

bangsa Indonesia, paham ini biasa dikenal dengan nasionalisme, paham ini tidak

Page 18: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

138

cocok dengan syariat Islam (lihat: Nursalim, 2001: 29-30). Upaya penegakan syariat

secara konstitusional di negara RI selalu mengalami kegagalan (Idem: 41), di pihak

lain Abdullah Sungkar aktif dalam penegakan syariat Islam di negara RI melalui

berbagai jalur, di antaranya melalui gerakan Usrah, Komando Jihad, dan Majelis

Mujahidin Indonesia (Idem: 41-75).

Abu Mariyah Al-Qurasy dalam buku Aqidah Islam Al-Qaida: Faktor Idiologis di

Balik Gerakan Jihad Global Kaum Salafi Jihadi, menyatakan bahwa organisasi Al-

Qaeda dirintis oleh sang penyulut perang, yaitu Syeh Abu Abdillah Usamah bin

Ladin dari Afganistan, menurut pengakuan mereka, anggota dari organisasi ini telah

tersebar ke berbagai penjuru dunia, terutama di Jazirah Arab, Irak, dan Aljazair (Al-

Qurasy, 2009: 22-23). Gerakannya didasarkan pada Al-‘Aqīdatu ‘sh-Shahīhah (akidah

yang benar), amal mereka didasarkan pada Alquran, Al-Hadis. Ijmak, dan Kias,

mereka sering merujuk kepada beberapa ulama seperti Ibnu Taimiyyah, Ibnul

Qayyim Al-Jauziyyah, Syeh Muhammad bin Abdul Wahhab, Ulama Salaf, Imam

Syafi’i, dan sebagainya. Di pihak lain, mereka mengingkari apa yang diyakini oleh

kelompok Syi’ah, Khawarij, dan Murji’ah (Idem: 106-125). Ideologi mereka tentang

kekuasaan adalah bahwa, apabila sebuah negara undang-undangnya berdasar aturan

kafir, dan hukum kafir lebih mendominasi hukum Islam, maka negara itu adalah

negara kafir, dalam hal ini mereka tidak menuduh semua warga negaranya juga kafir,

mengingat daulah yang berlaku bukan Negara Islam, dan penguasanya mayoritas

adalah orang non-Islam (Idem: 126). Menurut mereka darah, kehormatan, dan harta

Page 19: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

139

kaum muslimin adalah haram. Dan apabila ada orang kafir yang menyerang kusucian

kaum muslimin, maka ketika itu hukum jihad adalah fardhu ‘ain (Idem: 142).

3.2.2.1 Ideologi Gerakan Islam Politik di Yogyakarta dan Surakarta

Pada hakikatnya agama Islam adalah satu Al-Islamu kullu laa yatajaza’ artinya,

‘Islam adalah tunggal dan tidak dapat dipecah-pecah’. Tetapi pada kenyataannya, di

antara pemeluknya menunjukkan adanya ekspresi dan aktualisasi yang beragam.

Dalam perkembangan Islam yang mutakhir, keragaman Islam itu ditunjukkan oleh

dinamika dan ekspresi Islam kontemporer adalah kebangkitan Islam. Di pihak lain,

ada pula fenomena baru dari keragaman Islam yang kini muncul secara meluas di

Indonesia, ialah penerapan syariat Islam secara formal dalam kehidupan negara

(Nashir, 2006: 1-2).

Perjuangan mengusung kembali Piagam Jakarta untuk masuk dalam

Amandemen UUD 1945 pada Sidang Tahunan MPR tahun 2000, yang berakhir

dengan kegagalan (lagi). Kegagalan itu disebabkan oleh tidak adanya dukungan

mayoritas anggota parlemen. Gerakan sekelompok umat Islam di sejumlah daerah

seperti di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), serta

daerah-daerah lain yang telah memperoleh status Otonomi Khusus untuk menerapkan

syariat Islam dalam segala aspek kehidupan. Gerakan ini cukup meluas dan dalam

beberapa hal telah menghasilkan Perda dan Surat Keputusan Bupati untuk

menerapkan syariat Islam, seperti di Bulukumba, Cianjur, Tasikmalaya, (Gresik), dan

sebagainya. Gerakan ini di Sulawesi Selatan hingga saat ini terus meluas ke daerah-

daerah lain, termasuk memperjuangkan status Otonomi Khusus sebagaimana di NAD.

Page 20: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

140

Kelompok Islam yang memperjuangkan penerapan syariat Islam secara gigih dan

radikal adalah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),

Komite Persiapan Penerapan Syariat Islam Indonesia (KPPSI). Adapun dari

kelompok partai politik Islam ialah Partai Bulan Bintang (PBB). Tulisan Haidar

Nashir menyoroti berbagai gerakan Fundamentalis yang berasal dari reproduksi

salafy ideologis, sehingga belum dapat merepresentasikan gerakan Islam politik yang

ada di Indonesia, karena gerakan ini tidak khusus dari reproduksi salafy. Dan perlu

ditambahkan bahwa masih ada gerakan Islam politik yang lain yaitu Majelis Tafsir

Alquran, Hizbut Tahrir, dan Jamaah Ansharut Tauhid, yang belum dibahas di situ

(Nashir, 2006: 4-5).

Banyak kalangan yang menyebutkan bahwa Pondok Pesantren Ngruki

Sukoharjo, Surakarta adalah pusat Islam Fundamentalis, atau bahkan sering disebut

sebagai pusat teroris. Di Pondok ini pernah tinggal dua orang tokoh penting bagi

gerakan Islam radikal, yaitu Ustad Abdullah Sungkar dan Ustad Abubakar Ba’asyir.

Keberadaan dua tokoh ini tak dapat digeneralisasi bahwa kedudukan Lembaga

Pondok Ngruki selalu mengikuti jejak para tokoh tadi. Berikut penelitian Amir

Mahmud tentang Pondok Ngruki.

. “Pesantren Al-Mukmin Ngruki tumbuh dan ikut andil dalam mengajarkan nilai-

nilai kesalihan dengan pemahaman Assalafu’sh-shalih, sebagai pemeliharaan tradisi

Islam dan penghasil ulama dalam transmisi dan trasfer ilmu-ilmu Islam. Di zaman

Orde Baru (Orba, pra 1998), pesantren ini pernah mendapat predikat dari pemerintah

sebagai pesantren ekstrim karena ketegasannya dalam mengamalkan prinsip ajaran

Page 21: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

141

aqidah Islamiyah. Di era reformasi, tuduhan yang hampir sama muncul dengan

predikat “Islam Radikal”, dan “Sarang Teroris”. Hal ini disebabkan karena adanya

beberapa alumni terkait aksi peledakan bom di sejumlah wilayah Indonesia maupun

luar negeri, serta terkait jaringan teroris internasional” (Mahmud: 2007).

Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki memiliki organisasi IKAPPIM (Ikatan

Alumni Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin) Ngruki. Secara organisatoris, lembaga

ini berada di luar struktur pesantren dan bersifat independen. Kiprah dan perjuangan

alumni didasarkan pada manhaj atau cara perjuangan ke arah penegakan aqidah dan

syariat Islam. Mereka berpendapat bahwa Islam adalah risalah bagi seluruh umat di

dunia, yang tidak dibatasi oleh ruang gerak dan geografis suatu wilayah. Prinsip ini

pula yang mewarnai IKAPPIM menjadi wadah untuk menjalin ikatan sillaturrahim

antar alumni yang senantiasa memiliki komitmen yang sama dalam menegakkan

Islam di segala bidang tanpa mengenal batasan kultur (Mahmud: 2007).

Hasil penelitian Mahmud adalah: (1) paham keagamaan alumni pesantren Al-

Mukmin didasarkan pada ajaran As-salāfu ‘sh-shālih yaitu mengikuti ajaran generasi

terdahulu dengan baik; (2) Alumni Al-Mukmin yang tergabung dalam IKAPPIM

selalu menjalin kerja sama yang bersifat antar lembaga dalam rangka membentuk dan

mencetak kader dai dan ulama/’āmilīn fī sabīlillāh; (3) keterlibatan alumni pesantren

Al-Mukmin dalam tindak kekerasan di sejumlah tempat lebih disebabkan karena rasa

solidaritas dalam pembelaan terhadap sesama muslim yang mendapat perlakuan tidak

adil dan dizalimi oleh pihak lain.

Page 22: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

142

Pada artikel M. Syafi’i Anwar, 2007 dikatakan di era pemerintahan Presiden

Habibie (1998 dst.) banyak gerakan Islam yang ingin mengambil momentum untuk

memperjuangkan politik Islam, di bawah pemerintahan ini, gerakan politik Islam

seperti mendapatkan kesempatan, dan tidak mungkin hal ini terjadi di zaman Presiden

Soeharto (Anwar, 2007: xii-xiii). Ideologi pasca Soeharto adalah gerakan Islam

dengan bingkai GSM (Gerakan Salafy Militan).

Apabila pemerintah RI gagal dalam membangun masyarakat yang adil,

demokratis, dan sejahtera, maka GSM dan gerakan-gerakan sejenis lainnya akan

hidup subur dengan tuntutan pada pelaksanaan syariah. Sejarah menunjukkan bahwa

ketidakadilan sosial, ketidakmenentuan politik, masyarakat tanpa hukum, adalah

rentan dan saat empuk bagi kemunculan eksklusifisme, fanatisme, dan militansi

agama (Anwar, 2007: xxxvi).

3.2.2.2 Ideologi Salafy

1) Ide-ide Penting Gerakan Salafy

Pertanyaan paling mendasar yang muncul kemudian adalah apa yang menjadi

ide penting atau karakter khas gerakan ini dibanding gerakan lainnya, yang

disebutkan sedikit-banyak terpengaruh dengan ide purifikasi Muhammad ibn ‘Abd al-

Wahhab di Jazirah Arabia? Setidaknya ada beberapa ide penting dan khas gerakan

Salafy Modern dengan gerakan-gerakan tersebut, yaitu:

(1) Hajr Mubtadi’ (Pengisoliran terhadap pelaku bid’ah)

Sebagai sebuah gerakan purifikasi Islam, isu bid’ah menjadi hal yang

mendapatkan perhatian gerakan ini secara khusus. Upaya-upaya yang mereka

Page 23: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

143

kerahkan salah satunya terpusat pada usaha keras untuk mengkritisi dan

membersihkan ragam bid’ah yang selama ini diyakini dan diamalkan oleh

berbagai lapisan masyarakat Islam. Dan sebagai sebuah upaya meminimalisir

kebid’ahan, para ulama Ahl al-Sunnah menyepakati sebuah mekanisme yang

dikenal dengan hajr al-mubtadi’ atau pengisoliran terhadap mubtadi’ (Abu

Zaid: 1996). Dan semua gerakan salafi sepakat akan hal ini. Akan tetapi, pada

praktiknya di Indonesia, masing-masing faksi –salafy Yamani dan haraki sangat

berbeda. Salafy Yamani terkesan membabi buta dalam menerapkan mekanisme

ini. Fenomena yang nyata adalah dengan menerapkan cara melemparkan tahdzir

(warning) terhadap person yang bahkan mengaku mendakwahkan gerakan

salafy. Puncaknya adalah ketika mereka menerbitkan “daftar nama-nama ustaz

yang direkomendasikan” dalam situs mereka www.salafy.or.id. Dalam daftar ini

dicantumkan 86 nama ustaz dari Aceh sampai Papua yang mereka anggap dapat

dipercaya untuk dijadikan rujukan, dan ‘uniknya’ nama-nama itu didominasi

oleh murid-murid Syekh Muqbil al-Wadi’i darti Yaman ((Ikhsan, 2006: 4).

Sementara itu, Salafy Haraki cenderung melihat mekanisme hajr al-

mubtadi’ ini sebagai sesuatu yang tidak mutlak dilakukan, sebab semuanya

tergantung pada maslahat dan mafsadat-nya. Menurut mereka, hajr al-mubtadi’

dilakukan tidak lebih untuk memberikan efek jera kepada sang pelaku bid’ah.

Namun jika itu tidak bermanfaat, maka boleh jadi metode ta’lif al-qulub-lah

yang berguna (Abu Zaid, 1996: 19).

Page 24: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

144

(2) Sikap terhadap politik (parlemen dan pemilu).

Hal lain yang menjadi ide utama gerakan ini adalah bahwa gerakan Salafi

bukanlah gerakan politik dalam arti yang bersifat praktis. Bahkan mereka

memandang keterlibatan dalam semua proses politik praktis seperti pemilihan

umum sebagai sebuah bid’ah dan penyimpangan. Ide ini terutama dipegangi dan

disebarkan dengan gencar oleh pendukung Salafi Yamani. Muhammad As-

Sewed mislanya –yang saat itu masih menjabat sebagai ketua FKAWJ mengulas

kerusakan-kerusakan pemilu sebagai berikut:

a. Pemilu adalah sebuah upaya menyekutukan Allah (syirik) karena

menetapkan aturan berdasarkan suara terbanyak (rakyat), padahal yang

berhak untuk itu hanya Allah.

b. Apa yang disepakati suara terbanyak itulah yang dianggap sah, meskipun

bertentangan dengan agama atau aturan Allah dan Rasul-Nya.

c. Pemilu adalah tuduhan tidak langsung kepada islam bahwa ia tidak mampu

menciptakan masyarakat yang adil sehingga membutuhkan sistem lain.

d. Partai-partai Islam tidak punya pilihan selain mengikuti aturan yang ada,

meskipun aturan itu bertentangan dengan Islam.

e. Dalam pemilu terdapat prinsip jahannamiyah, yaitu menghalalkan segala

cara demi tercapainya tujuan-tujuan politis, dan sangat sedikit yang selamat

dari itu.

f. Pemilu berpotensi besar menanamkan fanatisme jahiliah terhadap partai-

partai yang ada (Jamhari dan Jahroni, 2004: 121; Ikhsan, 2006: 5).

Page 25: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

145

Berbeda dengan Salafy Haraki yang cenderung menganggap masalah ini

sebagai persoalan ijtihadiyah belaka. Dalam sebuah tulisan bertajuk al-

Musyarakah fi al-Intikhabat al-Barlamaniyah yang dimuat oleh situs islam

today.com (salah satu situs yang dianggap sering menjadi rujukan mereka,

dikelola oleh Salman ibn Fahd al-‘Audah) misalnya, dipaparkan bahwa sistem

peralihan dan penyematan kekuasaan dalam Islam tidak memiliki sistem yang

baku. Karena itu, tidak menutup kemungkinan untuk mengadopsi sistem pemilu

yang ada di Barat setelah ‘memodifikasi-nya agar sesuai dengan prinsip-prinsip

politik Islam. Alasan utamanya adalah karena hal itu tidak lebih dari sebuah

bagian adminstratif belaka yang memungkinkan kita untuk mengadopsinya dari

manapun selama mendatangkan mashlahat.(Ikhsan, 2006: 5). Maka tidak

mengherankan jika salah satu ormas yang dianggap sebagai salah satu

representasi faksi ini, Wahdah Islamiyah, mengeluarkan keputusan yang

menginstruksikan anggotanya untuk ikut serta dalam menggunakan hak pilihnya

dalam pemilu-pemilu yang lalu (www.wahdah.or.id).

(3) Sikap terhadap gerakan Islam yang lain.

Pandangan pendukung gerakan Salafy modern di Indonesia terhadap

berbagai gerakan lain yang ada sepenuhnya merupakan imbas aksiomatis dari

penerapan prinsip hajr al-mubtadi’ yang telah dijelaskan terdahulu. Baik Salafy

Yamani maupun Haraki, sikap keduanya terhadap gerakan Islam lain sangat

dipengaruhi oleh pandangan mereka dalam penerapan hajr al-mubtadi’.

Sehingga tidak mengherankan dalam poin inipun mereka berbeda pandangan

Page 26: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

146

dengan gerakan Islam yang lain. Jika Salafy Haraki cenderung ‘moderat’ dalam

menyikapi gerakan lain, maka Salafy Yamani dikenal sangat ekstrim bahkan

seringkali tanpa kompromi sama sekali. Fenomena sikap keras Salafy Yamani

terhadap gerakan Islam lainnya dapat dilihat dalam beberapa contoh berikut:

a. Sikap Salafy terhadap MMI dan JAT

Sebelum dibahas tentang pandangan kelompok Salafy terhadap MMI dan JAT ,

perlu dibahas di sini bagaimana tentang hubungan MMI dengan JAT. MMI

yang dipimpin oleh Ustad Abubakar Ba’asyir ini pada 13 Juli 2008

ditinggalkannya. Ustad Ab mengundurkan diri dari MMI lantaran ytak setuju

dengan system kepemimpinan yang selama ini berlaku di MMI. Menjelang

Konggres III MMI di Yogyakarta, Ustad Abu mengundurkan diri dari MMI dan

pada Konggres III di Yogyakarta, dipilih Amir Majelis Mujahidin Muhammad

M. Thalib.

Ustad Abu Bakar Ba'asyir mundur karena merasa sistem organisasi MMI belum

sesuai dengan syariat Islam. Secara resmi, pria kelahiran Jombang 17 Agustus

1938 ini telah mengirimkan surat pengunduran diri pada 19 Juli 2008. Berikut

surat pengunduran diri Ba'asyir kepada Pimpinan Pusat MMI seperti tercantum

dalam situs ABB Center, Selasa (5/8/2008):

“Surat Pernyataan Amirul Mujahidin Abu Bakar Ba'asyir BismillahirrahmanirrahimAssalamulaikum Wr WbNama : Abu Bakar Ba'asyirTempat/tanggal lahir : Jombang, 12 Dzulhijjah 1359H / 17 Agutus 1938Alamat : komplek Pon.Pes. Al-Mukmin, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jateng.

Page 27: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

147

Dengan bertawakkal kepada Allah SWT saya mengambil keputusan menyatakan mundur dari Majelis Mujahidin demi kelancaran perjuangan menegakkan syariat Islam, baik untuk diri saya maupun Majelis Mujahidin dengan alasan sebagai berikut:a) Menurut keyakinan saya, Majelis Mujahidin sebagai sebuah institusi

perjuangan Islam masih menerapkan sistem kepemimpinan yang tidak dikenal di dalam ajaran Islam, meskipun tujuan perjuangannya sudah Islami.

b) Sejak saya diangkat menjadi pimpinan AHWA di Majelis Mujahidin (Amir Mujahidin), saya sudah melihat kekeliruan ini dan saya juga sudah berusaha untuk menolak diangkat menjadi Amir Mujahidin, tetapi karena banyaknya desakan, maka saya menerima jabatan itu untuk sementara demi kemaslahatan dan dengan tekad bahwa pada suatu hari saya berharap akan bisa memperbaiki kekurangan ini.

c) Selama masa jabatan saya sebagai Amir Mujahidin, saya belum memiliki kesempatan yang cukup untuk meluruskan kekurangan ini karena baru dua tahun saya menjabat, saya harus menerima ujian penjara oleh musuh-musuh Allah. Maka setelah saya bebas dari penjara, saya mulai mengajak jajaran pengurus organisasi ini untuk kembali kepada sistem kepemimpinan yang sesuai dengan ajaran Islam yakni sistem Al-Jamaah wal Imamah.

d) Saya sudah berusaha mengajak segenap pengurus dan anggota MMI untuk kembali kepada sistem kepemimpinan yang Islami, namun selama ini mendapatkan penolakan dari beberapa orang pengurus dan anggota MMI yang nampaknya belum bisa diselesaikan di dalam Intern organisasi.

Oleh karena sebab-sebab di atas, maka saya menyatakan mundur dari Majelis Mujahidin walaupun saya masih siap bekerja sama dalam perjuangan menegakkan kalimah Allah selagi masih di atas cara yang syar'i dan sesuai sunnah Nabi SAW. Serta memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh anggota Majelis Mujahidin jika selama masa jabatan saya menjadi Amir Mujahidin ada kesalahan yang saya lakukan, semoga Allah mengampuni dan selalu merahmati kita semua.Demikian surat pernyataan mundur ini saya buat, semoga menjadi pilihan yang direstui oleh Allah.Wassalamualaikum Wr. Wb.Ngruki, 16 Jumadits Tsani 1429 H/19 Juli 2008 MAbu Bakar Ba'asyir.2

2 Peneliti mendapatkan foto kopi faksimile surat ini ketika menjadi peserta Konggres MMI III di Yogyakarta, 8-10 Agustus 2008.

Page 28: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

148

Kecuali itu, Ustad Ba’asyir sebagai mantan tokoh MMI sekaligus juga sebagai

pimpinan JAT tak sepaham dengan kelompok Laskar Jihad pimpinan Ustad Ja’far

Umar Thalib, yang nota bene sebagai akar gerakan Salafy. Suatu ketika pernah terjadi

salah paham, pada saat melakukan perjuangan Jihad di Poso, Sulawesi. Perbedaan

paham ini sebagai bentuk implementasi bahwa di antara mereka tidak seideologi.

Perbedaan paham ini pernah dilakukan islah di Bandung, 13 Februari 2007 yang

digagas oleh Forum Umat Islam, Bandung, pimpinan K.H. Athian Ali Da’i, tetapi

islah tersebut tak berhasil (Risalah Mujahidin, Maret 2007: 26-27). Kelompok Salafy

yang bermarkas di Ponpes Daarus Salafi, kawasan Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa

Tengah, menyebarkan selebaran yang isinya “Membongkar Kebohongan Risalah

Mujahidin”, risalah ini diterbitkan oleh MMI. Pembicara pada pengajian Senin 4 Juni

2007 adalah Ustad Abu Karimah Askary, ia dari jamaah Salafy, isi pengajian

membahas masalah tulisan di Risalah Mujahidin yang menulis tentang “Agen Mossad

dalam Gerakan Islam” (edisi April 2007, halaman 42), yang dari isi tulisan itu

kelompok Salafy merasa tersinggung karena dianggap sebagai agen dan pro Yahudi.

Selain itu, Ustad Abu Karimah juga menghujat Amirul MMI Ustad Abu Bakar

Ba’asyir (Risalah Mujahidin, Juli 2007: 83). Risalah Mujahidin sebagai corong bicara

MMI juga tak setuju dengan isi disertasi Haidar Nashir, tentang “Ciri Gerakan Islam

Syariah” (Risalah Mujahidin, Agustus 2007: 96). Di sini, MMI banyak memberikan

lontaran kritikan terhadap Jamaah Salafy, tetapi di lain pihak secara umum Haidar

Nashir menyebutkan bahwa dari perspektif judulnya saja disertasinya berjudul:

“Gerakan Islam Syari’at Reproduksi Salafiyyah Ideologis di Indonesia”

Page 29: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

149

(Nashir:2006). Pada disertasi juga dibahas tentang gerakan dan aktivitas MMI, maka

penulis disertasi itu disebut sebagai “pengamatan jarak jauh, tanpa parameter yang

jelas dan syar’i, menyesatkan, dan sebagai generasi salah asuh” (Risalah Mujahidin,

Agustus 2007).

Pada tanggal 17 Ramadhan 1429 H. bertepatan dengan tanggal 17 September

2008, Jama’ah Anshorut Tauhid (JAT) yang dibentuk pada 24 Rajab 1429 atau 27

Juli 2008 di Solo dideklarasikan oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir di Asrama Haji

Bekasi. Mantan Amirul Mujahidin Majelis Mujahidin itu bersama beberapa aktivis

dakwah Islamiyah lainnya, sepakat melanjutkan perjuangan penegakan Syariat Islam

sesuai dengan pola Sunnah dan meninggalkan cara–cara yang meragukan Ustadz

yang dikenal berhati lembut tapi sangat tegas dalam memegang prinsip ini seperti

diketahui sebelumnya, Abu Bakar Ba’asyir meninggalkan Majelis Mujahidin setelah

tidak menemukan jalan tengah untuk melakukan perubahan sesuai sunnah dalam

sistem kepemimpinan institusi Majelis Mujahidin. Anshorut Tauhid sepenuhnya

mengadopsi sistem Jamaah Imamah yang diajarkan dalam Syariat Islam sebagai

bentuk kepemimpinan yang tepat sekalipun dalam keadaan ketiadaan Khilafah Ar-

Rasyidah. Amir Jamaah dan  anggotanya akan memiliki kewajiban dan kewenangan

sepanjang Syariat Islam sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka.

b. Sikap terhadap Ikhwanul Muslimin

Barangkali tidak berlebihan jika dikatakan Ikhwanul Muslimin nampaknya

menjadi musuh utama dari kalangan Salafy Yamani. Mereka bahkan seringkali

memelesetkannya menjadi “Ikhwanul Muflisin”. (www.salafy.or.id/print.php ?

Page 30: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

150

id_artikel=557). Tokoh-tokoh utama gerakan IM tidak pelak lagi menjadi sasaran

utama kritik tajam yang bertubi-tubi dari kelompok Salafy. Di Saudi sendiri (yang

menjadi asal gerakan ini), fenomena ‘kebencian’ pada Ikhwanul Muslimin dapat

dikatakan mencuat seiring bermulanya kisah Perang Teluk bagian pertama. Rabi’ ibn

Hadi al-Madkhali yang pertama kali menyusun berbagai buku yang secara spesifik

menyerang Sayyid Quthb dan karya-karyanya. Salah satunya dalam buku yang diberi

judul “Matha’in Sayyid Quthb fi Ashhab al-Rasul” (Tikaman-tikaman Sayyid Quthub

terhadap Para Sahabat Rasul).(lihat: Ikhsan, 2006: 12-13). Fenomena ini bisa

dikatakan baru, mengingat pada masa-masa sebelumnya beberapa tokoh Ikhwan

seperti Syekh Muhammad al-Ghazali dan Yusuf al-Qaradhawi pernah menjadi

anggota dewan pendiri Islamic University di Madinah, dan banyak tokoh Ikhwan

lainnya yang diangkat menjadi dosen di berbagai universitas Saudi Arabia. Dalam

berbagai penulisan ilmiah (termasuk itu tesis dan disertasi) pun karya-karya tokoh

Ikhwan termasuk Fi Zhilal al-Qur’an yang dikritik habis oleh Rabi al- Madkhali

sering dijadikan rujukan. Bahkan Syekh Bin Baz (Mufti Saudi waktu itu) pernah

mengirimkan surat kepada Presiden Mesir, Gamal Abdul Naser untuk mencabut

keputusan hukuman mati terhadap Sayyid Quthb (Bakr bin Abdullah Abu Zaid dalam

Ikhsan, 2006: 12-13). Terkait dengan ini misalnya, Ja’far Umar Thalib misalnya

menulis:

Di tempat Syekh Muqbil pula saya mendengar berita-berita penyimpangan tokoh-tokoh yang selama ini saya kenal sebagai da’i dan penulis yang menganu pemahaman salafus shalih. Tokoh-tokoh yang telah menyimpang itu ialah Muhammad Surur bin Zainal Abidin, Salman Al-Audah, Safar Al-Hawali, A’idl Al-Qarni, Nasir Al-Umar, Abdurrahman Abdul Khaliq.

Page 31: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

151

Penyimpangan mereka terletak pada semangat mereka untuk mengelu-elukan tokoh-tokoh yang telah mewariskan berbagai pemahaman sesat di kalangan ummat Islam, seperti Sayyid Qutub, Hasan Al-Banna, Muhammad Abduh, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha dan lain-lainnya. (Majalah Salafy, 2005: 6).

Dan jauh sebelum itu, Ja’far Umar Thalib juga melontarkan celaan yang sangat

keras terhadap Yusuf al-Qaradhawy (salah seorang tokoh penting Ikhwanul Muslimin

masa kini) dengan menyebutnya sebagai ‘aduwullah (musuh Allah) dan Yusuf al-

Qurazhi (penisbatan kepada salah satu kabilah Yahudi di Madinah, Bani Quraizhah).

Meskipun kemudian ia dikritik oleh gurunya sendiri, Syekh Muqbil di Yaman, yang

kemudian mengganti celaan itu dengan mengatakan: Yusuf al-Qaradha (Yusuf Sang

penggunting syariat Islam).(Majalah Salafy, 1995: 34). Di Indonesia sendiri, sikap ini

berimbas kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap sebagai representasi

Ikhwanul Muslimin di Indonesia.

Berbeda dengan yang disebut Salafy Haraki, mereka cenderung kooperatif dalam

melihat gerakangerakan Islam yang ada dalam bingkai “nata’awan fima ittafaqna

‘alaih, wa natanashahu fima ikhtalafna fihi.”((Ikhsan, 2006: 12-13). Karena itu, faksi

ini cenderung lebih mudah memahami bahkan berinteraksi dengan kelompok lain,

termasuk misalnya Ikhwanul Muslimin. Meskipun untuk itu kelompok inipun harus

rela diberi cap “Sururi” oleh kelompok Salafy Yamani. Yayasan Al-Sofwa, misalnya,

masih mengakomodasi kaset-kaset ceramah beberapa tokoh PKS seperti Ahzami

Sami’un Jazuli (idem).

Page 32: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

152

c. Sikap terhadap Sururiyah

Secara umum, Sururi atau Sururiyah adalah label yang disematkan kalangan

Salafi Yamani terhadap Salafi Haraki yang dianggap ‘mencampur-adukkan’ berbagai

manhaj gerakan Islam dengan manhaj salaf. Kata Sururiyah sendiri adalah penisbatan

kepada Muhammad Surur bin Zainal Abidin. Tokoh ini dianggap sebagai pelopor

paham yang mengadopsi dan menggabungkan ajaran Salafi dengan Ikhwanul

Muslimin. Di samping Muhammad Surur, nama-nama lain yang sering dimasukkan

dalam kelompok ini adalah Safar ibn ‘Abdirrahman al-Hawali, Salman ibn Fahd

Al-‘Audah (keduanya di Saudi) dan Abdurrahman Abdul Khaliq dari Jam’iyyah Ihya’

al-Turats di Kuwait.

Dalam sebuah tulisan berjudul Membongkar Pikiran Hasan Al-Banna-Sururiyah

(III) diuraikan secara rinci pengertian Sururiyah itu:

“Ada sekelompok orang yang mengikuti kaidah salaf dalam perkara Asma dan Sifat Allah, iman dan taqdir. Tapi, ada salah satu prinsip mereka yang sangat fatal yaitu mengkafirkan kaum muslimin. Mereka terpengaruh oleh prinsip Ikhwanul Muslimin. Pelopor aliran ini bernama Muhammad bin Surur. Muhammad bin Surur yang lahir di Suriah dahulunya adalah Ikhwanul Muslimin. Kemudian ia menyempal dari jamaah sesat ini dan membangun gerakannya sendiri berdasarkan pemikiran-pemikiran Sayyid Quthub (misalnya masalah demonstrasi, kudeta dan yang sejenisnya)...” (www.salafy.or.id/print.php?id-artikel =338).

Tulisan yang sama juga menyimpulkan beberapa sisi persamaan antara

Sururiyah dengan Ikhwanul Muslimin, yaitu:

- Keduanya sama-sama mengkafirkan golongan lain dan pemerintah muslim.

- Keduanya satu ide dalam masalah demonstrasi, mobilisasi, dan selebaran-

selebaran.

Page 33: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

153

- Keduanya sama dalam masalah pembinaan revolusi dalam rangka kudeta.

- Keduanya sama dalam hal tanzhim dan sistem kepemimpinan yang mengerucut

(piramida).

- Keduanya sama-sama tenggelam dalam politik (Ikhsan, 2006).

Hanya saja banyak ‘tuduhan’ sebenarnya terlalu tergesa-gesa untuk tidak

mengatakan membabi buta. Ada yang tidak mempunyai bukti akurat, atau

termasuk persoalan yang sebenarnya termasuk kategori ijtihad dan tidak bisa

disebut sebagai kesesatan (baca: bid’ah).

(4) Sikap terhadap pemerintah Secara umum, sebagaimana pemerintah yang umum

diyakini Ahl al-Sunnah –yaitu ketidakbolehan khuruj atau melakukan gerakan

separatisme dalam sebuah pemerintahan Islam yang sah-, Gerakan Salafi juga

meyakini hal ini. Itulah sebabnya, setiap tindakan atau upaya yang dianggap ingin

menggoyang pemerintahan yang sah dengan mudah diberi cap Khawarij, bughat

atau yang semacamnya (Ba’abduh, 664-702).

Dalam tulisannya yang bertajuk “Membongkar Pemikiran Sang Begawan

Teroris” (I), Abu Hamzah Yusuf misalnya menulis: “Tokoh-tokoh yang disebutkan

Imam Samudra di atas (maksudnya: Salman al-Audah, Safar al-Hawali dan lain-lain

–pen):

“…tidaklah berjalan di atas manhaj Salaf. Bahkan perjalanan hidup mereka dipenuhi catatan hitam yang menunjukkan mereka jauh dari manhaj Salaf. Tak ada hubungan antara tokoh-tokoh itu dengan para ulama Ahlus Sunnah. Bahkan semua orang tahu bahwa antara mereka berbeda dalam hal manhaj (metodologi). Tokoh-tokoh itu berideologikan Quthbiyyah, Sururiyah, dan Kharijiyah...”.

Page 34: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

154

Dalam “Mereka Adalah Teroris” juga misalnya disebutkan:

“...Kemudian dilanjutkan tongkat estafet ini oleh para ruwaibidhah (sebutan lain untuk Khawarij-pen) masa kini semacam Dr. Safar Al-Hawali, Salman Al-Audah dan sang jagoan konyol Usamah bin Laden. Sementara Imam Samudra hanyalah salah satu bagian kecil saja dari sindikat terorisme yang ada di Indonesia. Kami katakan ini karena di atas Imam Samudra masih ada tokoh-tokohkhawarij Indonesia yang lebih senior seperti: Abdullah Sungkar alias Ustadz Abdul Halim, Abu Bakar Ba’asyir alias Ustadz Abdush Shamad.”(Ba’abduh, 59).

Pernyataan ini disebabkan karena tokoh-tokoh yang dimaksud dikenal sebagai

orang-orang yang gigih melontarkan kritik ‘pedas’ terhadap pemerintah Kerajaan

Saudi Arabia terutama dalam kasus penempatan pangkalan militer AS di Saudi

Arabia. Sementara dua nama terakhir dikenal sebagai orang-orang yang gigih

memformalisasikan syariat Islam di Indonesia. Sebagai konsekuensi dari prinsip ini,

maka muncul kesan bahwa kaum Salafy cenderung ‘enggan’ melontarkan kritik

terhadap pemerintah. Meskipun sesungguhnya manhaj al-Salaf sendiri memberikan

peluang untuk itu meskipun dibatasi secara “empat mata” dengan sang penguasa.

Namun pada praktiknya kemudian, ternyata prinsip inipun sedikit banyak telah

dilanggar oleh mereka sendiri. Abu ‘Abdirrahman al-Thalibi misalnya –yang menulis

kritik tajam terhadap gerakan ini menyebutkan salah satu penyimpangan Salafi

Yamani: “Sikap Melawan Pemerintah”. Ia menulis:

“Dalam beberapa kasus, jelas-jelas Salafy Yamani telah melawan pemerintah yang diakui secara konsensus oleh Umat Islam Indonesia, khususnya melalui tindakan-tindakan Laskar Jihad di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Tanggal 6 April 2000, mereka mengadakan tabligh akbar di Senayan, tak lama kemudian mereka berdemo di sekitar Istana Negara di mana Abdurrahman Wahid sedang berada di dalamnya. Kenyataan yang sangat mengherankan, mereka bergerak secara massal

Page 35: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

155

dengan membawa senjata-senjata tajam. Belum pernah Istana Negara RI didemo oleh orang-orang bersenjata, kecuali dalam peristiwa di atas. Masih bisa dimaklumi, meskipun melanggar hukum, jika yang melakukannya adalah anggota partai komunis yang dikenal menghalalkan kekerasan, tetapi perbuatan itu justru dilakukan oleh para pemuda yang mewarisi manhaj Salafus Shalih. Masya Allah, Salafus Shalih mana yang mereka maksudkan?”(Ath-Thalibi, 2006: 69).

Kaum Salafy masih saja melancarkan kritik yang pedas terhadap Partai Keadilan

Sejahtera, (yang dianggap sebagai bagian dari Ikhwanul Muslimin di Indonesia).

Namun kenyataannya sekarang bahwa Partai ini telah menjadi bagian dari

pemerintahan Indonesia yang sah. Beberapa anggota mereka duduk sebagai anggota

parlemen, ada yang menjadi menteri dalam kabinet, bahkan mantan ketuanya,

Hidayat Nur Wahid pernah menjabat sebagai Ketua MPR-RI. Bukankah berdasarkan

kaidah yang selama ini mereka gunakan, kritik pedas mereka terhadap PKS dapat

dikategorikan sebagai tindakan khuruj atas pemerintah? “Ja’far Umar Thalib Telah

Meninggalkan Kita...” Kalimat ini dapat dijadikan sebagai bukti fase baru

perkembangan gerakan Salafy di Indonesia. Setelah sebelumnya dijelaskan bahwa

dalam perjalanannya gerakan ini terbagi menjadi setidaknya 2 faksi: Yamani dan

haraki, maka setidaknya sejak dewan eksekutif FKAWJ membubarkan FKAWJ dan

Laskar Jihad pada pertengahan Oktober 2002, ada hembusan angin perubahan yang

sangat signifikan di tubuh gerakan ini. Salafi Yamani ternyata kemudian berpecah

menjadi 2 kelompok: yang pro Ja’far dan yang kontra terhadapnya. Ja’far Umar

Thalib sejak saat itu dapat dikatakan menjadi ‘bulan-bulanan’ kelompok eks Laskar

Jihad yang kontra dengannya. Apalagi setelah Rabi’ al-Madkhali (ulama yang dulu

Page 36: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

156

sering ia jadikan rujukan fatwa) justru mengeluarkan tahdzir terhadapnya.

Pesantrennya di Yogyakarta pun mulai ditinggalkan oleh mereka yang dulu menjadi

murid-muridnya. Uniknya, kelompok yang kontra terhadapnya justru ‘dipimpin’ oleh

Muhammad Umar As-Sewed, orang yang dulu menjadi tangan kanannya (wakil

panglima) saat menjadi panglima Laskar Jihad. Ja’far Thalib-pun mulai dekat dengan

orang-orang yang dulu dianggap tidak mungkin bersamanya. Arifin Ilham Majlis Az-

Zikra’ dan Hamzah Haz, contohnya. Karena itu, Qomar ZA (redaktur majalah Asy-

Syariah) yang dulu adalah murid Ja’far Umar Thalib menulis artikel pendek berjudul

“Ja’far Umar Thalib Telah Meninggalkan Kita...” (Ikhsan: 2006). Di sana antara lain

ia menulis:

“Adapun sekarang betapa jauh keadaannya dari yang dulu (Ja’far Umar Thalib, red). Jangankan majlis yang engkau tidak mau menghadirinya saat itu, bahkan sekarang majlis dzikirnya Arifin Ilham kamu hadiri, mejlis Refleksi Satu Hati dengan para pendeta dan biksu kamu hadiri (di UGM, red), majlis dalam peresmian pesantren Tawwabin yang diprakarsai oleh Habib Riziq Syihab, Abu Bakar Baa’syir Majelis Mujahidin Indonesia dan lain-lain. Kamu hadiri juga peringatan Isra’ Mi’raj sebagaimana dinukil dalam majalah Sabili dan banyak lagi... Apakah gurumu yang sampai saat ini kamu suka menebeng di belakangnya yaitu Syekh Muqbil, semoga Allah merahmatinya, akan tetap memujimu dengan keadaanmu yang semacam ini??... Asy-Syaikh Rabi’ berkata: “...Dan saya katakan: Dialah yang meninggalkan kalian dan meninggalkan manhaj ini (manhaj Ahlus Sunnah)...”

Ja’far sendiri belakangan nampak menyadari sikap kerasnya yang berlebihan di

masa awal dakwahnya. Dan nampaknya, apa yang ia lakukan belakangan ini –meski

menyebabkannya menjadi sasaran kritik bekas pendukungnya-adalah sebuah

upayanya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Dalam artikelnya, “Saya

Page 37: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

157

Merindukan Ukhuwwah Imaniyah Islamiyah” , ia menulis pengakuan itu dengan

mengatakan:

“...Saya lupa dengan keadaan yang sesungguhnya mayoritas umat di Indonesia yang tingkat pemahamannya amat rendah tentang Islam. Saya saat itu menganggap tingkat pemahaman umatku sama dengan tingkat pemahaman murid-muridku. Akibatnya ketika saya menyikapi penyelewengan umat dari As-Sunnah, saya anggap sama dengan penyelewengan orang-orang yang ada di sekitarku yang selalu saya ajari ilmu. Tentu anggapan ini adalah anggapan yang dhalim. Dengan anggapan inilah saya akhirnya saya ajarkan sikap keras dan tegas terhadap umat yang menyimpang dari As-Sunnah walaupun mereka belum mendapat penyampaian ilmu Sunnah. Sayapun sempat menganggap bahwa mayoritas kaum muslimin adalah Ahlul Bid’ah dan harus disikapi sebagai Ahlul Bid’ah. Maka tampaklah Dakwah Salafiyyah yang saya perjuangkan menjadi terkucil, kaku dan keras. Saya telah salah paham dengan apa yang saya pelajari dari kitab-kitab para Ulama’ tersebut di atas tentang sikap Ahlul Bid’ah. Saya sangka Ahlul Bid’ah itu ialah semua orang yang menjalankan bid’ah secara mutlak.” (Majalah Salafy, 2005: 9-10).

Penyebutan Salafy menjadi Haraki dan Yamani atau yang lain, sebenarnya

adalah penyebutan label yang diberikan oleh orang luar Salafy. Orang-orang

Salafy sendiri tak suka dengan sebutan dan pengelompokan itu.

“Penyebutan Salafy Haraki dan Salafy Yamani, adalah sebutan bagi orang-orang di luarnya. Sedangkan saya dari sejak pertama kali mengikuti manhaj ini tidak pernah ada perbedaan-perbedaan. Dan hal ini telah dijelaskan 6 tahun yang lalu oleh Syaikh Salim bin Ied Al Hilali hafizhahulloh. “Karena sesungguhnya, barangsiapa yang telah tetap kesalafyyahannya maka dia adalah saudara kita, sama saja baik dia berada dari bagian barat bumi ataupun timurnya... Adapun memilah-milah dakwah salafyyah menjadi salafyyah Syamiyah atau Salafyyah Hijaziyah atau Salafyyah Maghribiyah atau Salafyyah Yamaniyah, maka kami berlepas diri dari pemilah-milahan ini, karena salafyyah itu satu!!! Telah wafat para imam kita dan mereka semua bersepakat di atasnya, telah wafat al-Albani dan beliau mencintai Ibnu Baz, telah wafat Ibnu Baz dan beliau mencintai al-Albani, telah wafat pula Ibnu ‘Utsaimin dan beliau mencintai keduanya, serta telah wafat permata negeri Yaman, Syaikh Muqbil dan

Page 38: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

158

beliau mencintai seluruhnya...”Beliau hafizhahullahu juga berkata:“Dan kami dengan fadilah dari Alloh, menyebarkan manhaj ini di bumi bagian timur dan barat, dan kami tidak memilah-milah di antara salafiyyin, kami tidak mengutamakan antara satu dengan lainnya, namun kami persatukan kalimat mereka dan kami ajak mereka kepada perdamaian di antara mereka serta kami seru mereka kepada saling meluruskan di antara mereka...”. Sebenarnya permasalahan kerasnya Dakwah Ja'far Umar Thalib hafizhahulloh tidaklah beliau mengatakan bahwa dirinya adalah Yamani ataupun Haraki. Bahkan seluruh salafiyyin yang ada di dunia ini tahu tak ada istilah itu, istilah itu hanya dibawa oleh orang-orang di luar salafiyyin yang sengaja mengotak-ngotakkan salafy untuk membuat perpecahan di kalangan salafiyyin sendiri” (http://myquran.org/forum/ index.php?topic=25024.5;wap2).

3.3 Karakter Gerakan Islam Politik di Indonesia

3.3.1 Gerakan Islam Politik di Indonesia

Mubarak menyebut berbagai gerakan militanl Islam di Indonesia dengan sebutan

GSM (Gerakan Salafy Militan). Mereka memiliki kharakter secara umum sebagai

berikut (Mubarak: 2008; Anwar, 2008: xvii-xviii):

1) GSM mempromosikan peradaban tekstual Islam. Teks sepenuhnya dipahami

sebagai teks, dan bukan sebagai wacana yang perlu ditelusuri secara integratif

dari konteks historis, sosiologis, dan latar-belakang kultural dari teks tersebut.

Nyaruis mayoritas GSM menafsirkan Alquran dengan cara ini, sehingga

melahirkan sikap kaku, literal, dan intoleran kepada sesame (muslim, pen.)

dalam kehidupan sehari-hari.

2) GSM setia kepada “Syariah Minded”. Seruan inti yang disuarakan oleh GSM

ialah formalisasi syariah di tingkat negara pada seluruh aspek kehidupan muslim,

Page 39: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

159

seruan formalisasi syariah mulai bergema setelah runtuhnya pemerintahan Orde

Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun (Anwar, 2008:

xvii-xviii). Selama 32 tahun umat Islam terbungkam oleh pemerintahan Orde

Baru, sehingga tak berani menyempaikan aspirasinya secara politis praktis

sehingga baru saat pemerintahan Presiden B.J. Habibie krisis multidimensional

yang melanda pemerintahan NKRI, maka GSM menawarkan solusi dengan

penegakan syariat Islam di berbagai aspek kehidupan, sehingga muncullah FPI,

MMI, Lasykar Jihad, dan sebagainya.

3) Kepercayaan yang berlebihan terhadap teori konspirasi dan bahwa umat Islam

menjadi korbannya. Dalam hal ini adalah konspirasi Barat, terutama Amerika

Serikat dengan para sekutunya. Kepercayaan terhadap konspirasi ini didasarkan

pada tafsir literal-tekstual dan juga didasarkan pada ketidak-mampuan

menghadapi hegemoni kekuasaan politikm militer, ekonomi, dan Budaya Barat

secara kritis dan kreatif. Akibatnya, muncul sikap resistensi yang didasarkan

pada ideologisasi terhadap persoalan yang menyangkut hubungan Islam-Barat.

Untuk itu Barat selalu dikaitkan dengan warisan tradisi dan peradaban Yahudi-

Nasrani.

4) GSM cenderung merendahkan segala sesuatu yang berbau pluralisme. Ideologi

ini dianggap tak sesuai dengan Islam, karena Islam merupakan kebenaran

tunggal dan ideologi selain ysng mereka miliki adalah kafir (Anwar, 2008: xvii-

xviii).

Page 40: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

160

Setiap gerakan mempunyai prioritas atau penekanan terhadap tema tertentu

dalam gerakannya, Laskar Jihad misalnya, gerakannya memberikan tekanan kepada

penegakan syariat dan pertolongan terhadap kaum muslimin yang dizalimi oleh orang

lain.

A. Maftuh Abegebriel mengatakan bahwa sudah saatnya dan seharusnya ada

garis demarkasi yang membedakan mana yang Islam dan mana yang Arab karena

Islam tidak identik dengan Arab dan sementara keduanya adalah komponen yang

incomparable. Pemaksaan kebijakan-kebijakan yang berwarna “Arab” harus

dipahami sebagai sebuah kebijakan yang lepas dari warna “Islam”. Hal ini berlaku

juga dalam ranah nilai-nilai keagamaan antara yang murni Islam dan mana yang bias

Arab termasuk kultur yang membedakan masing-masing bangsa (Abegeriel, 2004: x).

Selanjutnya dikatakan oleh Abegeriel bahwa ‘meski kami yakin bahwa Tuhan kami

sangat dan pasti mempunyai kemampuan untuk memaksa hambanya, namun jika

kemudian ada pemaksaan nilai-nilai kultur suatu bangsa misalnya pengharusan

pakaian khas Arab yang bernama “Jubah dan Surban” untuk menggantikan “Sorjan

dan blangkon” Yogya atas nama Tuhan, maka kami akan mengadakan “Kudeta

Teologis” dan menggantinya dengan Tuhan yang baru’. ‘Kami sangat yakin bahwa

Tuhan yang kami kenal dengan sebutan “Allah” lewat kitab “Aqidatul Awwam”

samengan “Al-Ibanah Al-Ushul Ad-Diyaanah”; “Maqaalat Al-Islaamiyyah”; “Minhaj

As-Sunnah An-Nabawiyyah’, dan juga “Al-Ushul Al-Khamsah”, tidak mengharuskan

penghapusan sebuah kultur kreativitas hamba-Nya atAs nama “Hegemoni Tuhan”

(Abegebriel, 2004: x-xi). Karena sebuah Hadis harus dipahami secara cermat dalam

Page 41: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

161

kapasitas apa Nabi Muhammad merilis Hadis tersebut, apakah Muhammad sebagai

salah satu orang Arab dengan segala setting kulturalnya, dan apakah Muhammad

sebagai Rasul yang membawa pesan-pesan ke-Tuhanan, sehingga pemetakan ini

amatlah penting guna memahami sabda Nabi sebagai nasihat yang bersifat kultural

dan pesan Nabi sebagai nasihat keagamaan yang bersifat mengikat dan harus diikuti

(Abegebriel, 2004: x).

Gerakan Islam politik yang berskala internasional seperti Alqaeda dan Jamaah

Islamiyah, gerakannya bersifat global dan internasional. Dari hasil penyergapan

terhadap Noordin, yang ditemukan oleh Densus-88 beberapa bukti penting, di

antaranya dokumen Al-Qaeda Asia Tenggara (dalam bahasa Arab), Laptop, teropong

binokuler, handycam, kamera digital, senjata laras panjang dan pistol baretta milik

Noordin. Dari dokumen, terbaca adanya prosedur kaderisasi dan langkah-langkah

menyelamatkan organisasi. Dokumen juga menyebutkan tanzhim Al-Qaeda di

Afghanistan secara resmi mengakui Noordin, Syahrir, Syaefuddin Jaelani dan

Ibrohim sebagai pimpinan wilayah Asia Tenggara. Al-Qaeda juga menyatakan akan

memberikan dukungan dan pembelaan terhadap semua tindakan kelompok Noordin

di Asia Tenggara. Dari laptop yang disita, juga terdapat dokumen dalam format pdf

berisi manual pembuatan bom rakitan. Manual lengkap dari mulai mencari bahan

hingga cara meledakkannya (Ramelan, 2009: http://umum.kompasiana.com/

2009/09/19/al-qaeda-di-indonesia-dari-dokumen-noordin-14499.htm).

Informasi intelijen yang sangat penting dari dokumen tersebut adalah benar,

posisi Noordin sebagai pimpinan Al-Qaeda Wilayah Asia Tenggara. Ternyata

Page 42: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

162

menyempalnya Noordin dari JI, secara resmi telah mendapat pengakuan serta

dukungan dari tanzhim Al-Qaeda di Afghanistan. Yang cukup mengejutkan, ternyata

Ibrohim yang hanya bekerja sebagai tukang bunga di Hotel JW Marriott dan

kemudian mati tertembak beberapa waktu lalu juga seorang tokoh besar, yang duduk

menjadi pimpinan wilayah Asia Tenggara. Dari empat nama yang disebut, kini tersisa

nama dua orang pimpinan Al Qaeda Asia Tenggara yang masih bebas, yaitu

Muhammad Syahrir dan Syaifudin Zuhri. Kedua orang itu adalah kakak beradik, dan

juga masih mempunyai tali persaudaraan dengan Alm Ibrohim. Syahrir alias Aing

belakangan diketahui sebagai ahli mesin pesawat terbang dan pernah bekerja di

Garuda Indonesia. Sementara Syaifuddin Zuhri tercatat pernah mengenyam

pendidikan tinggi di Yaman. Dalam berbagai aksi teror bom, dialah yang oleh polisi

dicurigai sebagai perekrut ‘pengantin’ atau pelaku bom bunuh diri (Ramelan, 2009:

http://umum.kompasiana.com/ 2009/09/19/al-qaeda-di-indonesia-dari-dokumen-noor-

din-14499.htm).

3.3.1.1 DI (Darul Islam) dan TII (Tentara Islam Indonesia).

Gerakan Islam radikal dapat ditelusuri jejaknya hingga ke belakang, terutama

sejak munculnya oposisi politik di bawah bendera Darul Islam, dalam khazanah

politk Indonensia dipakai untuk menunjuk pada suatu gerakan yang terjadi sesudah

proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 yang dimaksudkan untuk

merealisasikan cita-cita Negara Islam Indonesia, demikian dikatakan Dijk (1987:1).

Darul Islam pimpinan S.M. Kartosuwiryo, yang beroperasi di beberapa tempat di

Jawa Barat pada awal 1950-an (Mubarak, 2008: 8). Menurut Nieuwehuije asal mula

Page 43: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

163

gerakan ini merupakan gerakan lokal yang berpusat di Jawa Barat, tepatnya berada di

wilayah Tasikmalaya dan Ciamis. Tokoh yang disebut dibalik gerakan ini adalah para

kiai, di antaranya adalah Kiai Jusuf Tauziri. Semula, pimpinan gerakan yang berada

di tangan para kiai, secara perlahan beralih ke tangan salah seorang politikus yang

bernama Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo. Disebutkan oleh Hiroko Horikoshi, Kiai

Jusuf Tauziri menarik dukungannya ketika Kartosuwirjo memberontak terhadap

Republik Indonesia pada tahun 1949 (Dijk, 1987: 5).

Kegagalan para politisi Islam Indonesia dalam memperjuangkan “Tujuh kata”

pada rumusan Pancasila di Piagam Jakarta dinilai menimbulkan kekecewaan yang

memdalam di kalangan Islam Militan. Selang 3 tahun``setelah proklamasi

kemerdekaan RI, tepatnya 7 Agustus 1948, di bawah pimpinan S.M. Kartosuwiryo

diproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII). Pada waktu proklamasi NII, didukung

dengan Tentara Islam Indonesia yang terdiri dari milisi Sabililah dan Hizbullah, yang

ketika itu berkuasa di 3 daerah pertahanan, yaitu: Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya

(Yunanto dkk., 2003: 4-5). Dikatakan bahwa ke 3 daerah itu berada di wilayah

Jawa Barat, padahal daerah-daerah itu telah ditinggalkan oleh TNI karena ibu kota RI

memusat di Yogyakarta, sedangkan dalam Perjanjian Renville, Belanda memaksa

penyerahan Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, dan Sumatera ke dalam penguasaan

Belanda. Gerakan DI ini hanya bertahan sampai pertengahan 1950, lantaran

perpecahan internal dan tidak adanya dukungan masa petani di Jawa Barat. Pada

1962, Kartosuwiryo ditangkap, dan sisa-sisa pengikutnya meneruskan perjuangan

dengan teror-teror di kemudian hari (Yunanto dkk., 2003: 5).

Page 44: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

164

Eksekusi mati terhadap Kartosuwiryo pada 4 September 1962 telah

mengakhiri kiprah perjuangan Kartosuwiryo, tetapi ideologi dan gerakan yang

dirintisnya tidak juga menjadi pupus. Gerakan DI/TII ini setelah mengalami proses

beberapa kali evolusi, dan terbelah menjadi beberapa faksi, beberapa di antaranya

menjadi cikal bakal berdirinya gerakan radikal Islam di Indonesia, sejak era

pascakemerdekaan hingga masa sekarang ini (Mubarak, 2008: 107). Sepeninggal

Daud Beureuh, bibit ikhtilaf mulai tampak akibat adanya struktur baru yang dibentuk

Ali Murtopo bersama orang-orang yang berkhianat semasa Kartosuwiryo. Pada 1980

muncul berbagai faksi yang tersebar di seluruh Indonesia: (1) Faksi Atjeng Kurnia,

meliputi daerah Bogor, Serang, Purwakarta, dan Subang; (2) Faksi Ajengan Masduki,

meliputi daerah Cianjur, Purwokerto, Subang, Jakarta, dan Lampung; (3) Faksi Abdul

Fatah Wiranagapati, meliputi daerah Garut, Bandung, Surabaya, dan Kalimantan; (4)

Faksi Gaos Taufik, meliputi seluruh wilayah Sumatera; (5) Faksi Abdullah Sungkar,

meliputi daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta; (6) Faksi Ali Hate, meliputi daerah

Sulawesi Selatan; (7) Faksi Komandemen Wilayah IX, dipimpin oleh Abu Toto

Syech Panji Gumilang (Yunanto dkk., 2003:34-35). Adanya faksi-faksi memang

disengaja merupakan koordinasi wilayah, tetapi oleh pihak lain yang tidak senang

dengan NII faksi ini disalah gunakan, demikian menurut sebuah sumber

(http://myquran.org/ forum/index.php?topic=9867.0;wap : 1999):

“Sesungguhnyalah adanya faksi-faksi bukan berarti NII terpecah. Faksi-faksi itu sesungguhnya mempunyai satu Imam Negara. Namun, dengan adanya lebih dari satu fraksi, ternyata ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh musuh Islam untuk menghancurkan NII dari dalam. Namun kami

Page 45: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

165

yakin terhadap janji Allah SWT bahwa kebathilan pasti akan dikalahkan oleh yang Haq. Untuk itu, tujuan kami mengetengahkan berita ini hanyalah dalam rangka saling menasihati dalam yang haq. Untuk itu, kami mengingatkan kita terhadap kelompok-kelompok yang mengaku akan mendirikan Negara Islam Indonesia bahkan kelompok itu dengan tanpa rasa bersalah menyebut kelompok mereka dengan Negara Islam Indonesia. Mungkin kelompok inilah yang disebut Al-Chaidar sebagai Waratsatul Mafaasid…. artikel ini ana dapat dari situs NII tapi sekarang udah ga ada…”.

3.3.1.2 Gerakan Salafy Militan

1) LPI (Laskar Pembela Islam) dan FPI (Front Pembela Islam)

Laskar Pembela Islam adalah divisi para militer Front Pembela Islam (FPI)

yang didirikan oleh Habib Muhammad Rizieq Syihab, ia dari keturunan Hadrami

(Arab) keluarga Sayyid yang terkenal sebagai dai dan guru agama di Sekolah Islam

Jamiatul Khair, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Hasan, 2008: 3-4). FPI dideklarasikan

pada 17 Agustus 1998 di Pondok Al-Um, Kampung Utan, Ciputat, Jakarta Selatan

(Yunanto dkk., 2003: 52).

Ketika proses reformasi terjadi, sebagian umat Islam menggalang kekuatan

untuk mengambil peran politik yang lebih strategis, Bagi FPI, reformasi merupakan

peluang untuk merebut kembali hak-hak umat Islam yang terampas oleh negara pada

masa Orde Baru. Saat reformasi terjadi, kekuatan negara dan aparaturnya terasa

hilang, saat itu merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk menawarkan nilai-nilai

Islam sebagai alternatif untuk menjawab problem bangsa tanpa harus khawatir

dicurigai dan dituding sebagai ekstrim kanan, maupun fundamentalis yang harus

Page 46: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

166

diberangus, bahkan mereka merasa bangga dengan sebutan-sebutan tersebut (bdk.

Ngatawi, 2002: 84).

Dalam menghadapi situasi dan penyelesaian masalah-masalah khusus, FPI

membentuk badan yang berada di bawah komando. Badan-badan itu adalah : BIF

(Badan Intelejen Front), BAT (Badan Anti Teror), BPM (Badan Pengkaderan

Mujahidin), BBH (Badan Bantuan Hukum), BPF (Badan Pencari Fakta), dan BAF

(Badan Ahli Front). Di samping itu FPI membentuk LPI (Laskar Pembela Islam)

yang memiliki struktur khusus dan diatur dalam ketetapan tersendiri. Anak organisasi

ini bertujuan untuk mempercepat tercapainya cita-cita organisasi (Yunanto dkk.,

2003: 53).

Semakin besarnya tekanan dunia internasional dan publik dalam negeri (dengan

suatu harapan) agar pemerintah bersikap lebih tegas terhadap organisasi Islam radikal

ini, akhirnya membuahkan hasil berupa pembubaran diri Laskar Jihad dan

pembekuan LPI (Laskar Pembela Islam), baik Ja’fat Umat Thalib maupun Habib

Rizieq dalam beberapa waktu harus berhadapan dengan proses peradilan (Mubarak,

2008: 56). Organisasi ini sudah cukup kuat, sehingga kalau pun membubarkan diri

atau dibubarkan, masih dapat lagi berbentuk organisasi lain dengan visi yang sama.

“Salah seorang deklarator FPI Habib Rizieq pernah mengatakan, ‘Kalau semua petani menanam padi dan tak ada yang memberantas hama, maka bersiaplah menerima panen yang gagal. Kalau semua petani memberantas hama dan tak ada yang menanam padi maka bersiaplah tidak makan. Kedua pekerjaan itu harus dilakukan secara harmonis. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi munkar, keduanya harus ada yang melakukan. Karena itu harus ada rakyat yang bekerja untuk membangun negeri dan harus ada polisi yang menjaga keamanan rakyat. Dan sebagai negara dengan mayoritas Islam maka di Indonesia harus ada pula umat Islam yang menjaga

Page 47: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

167

keamanan agama Islam. Untuk itulah FPI didirikan. Semoga ini menjadi pembagian tugas harmonis yang saling menguatkan.”“Pernyataan Rizieq bukan tanpa alasan. Baik aparat penegak hukum maupun umat Islam tak mampu berbuat semestinya ketika kemaksiatan merajalela. Begitu juga dengan kasus-kasus pelecehan Islam yang seringkali dianggap sebagai ungkapan kebebasan berekspresi, tak membuat pemerintah tanggap menghukum pelakunya, dibiarkan bebas seolah-olah negeri ini membuka ruang pelecehan bagi kesucian agama Islam” (http://fokus.news.viva.co.id/news/read/174364-bekukan-tiga-ormas-anar-ki: 2012).“Sikap FPI tergambar dari pernyataan Ketua FPI Habib Rizieq Shihab di situs resmi ormas itu pada 12 Juli (2010) lalu. Di situ ia menyatakan telah sejak lama mensinyalir adanya konspirasi untuk membubarkan FPI. Menurut dia, penyebabnya karena FPI yang dia klaim beranggotakan 7 juta orang ‘paling keras dalam memberantas kemaksiatan di Indonesia’".“Dia (Rizieq) sendiri menyatakan tidak masalah FPI dibubarkan. "Kalau hari ini FPI dibubarkan, maka besok akan saya bikin Front Pecinta Islam. Dengan singkatan yang sama, pengurus yang sama, gerakan yang sama dan wajah yang sama pula, kan UU tidak melarang", kata Rizieq. "Jadi saya tidak pernah pusing dengan pembubaran." (http://fokus.news.viva.co.id/ news/read/174364-bekukan -tiga-ormas-anarki: 2010).

3.3.1.3 Gerakan Salafy Militan Lokal: di luar Yogyakarta dan Surakarta

1) KPPSI (Komite Persiapan Pelaksanaan Syariat Islam) di Sulawesi Selatan

Seminar tentang Syariat Islam melahirkan rekomendasi menuntut diseleng-

garakan Konggres Umat Islam (KUI), dalam rangka mewujudkan syariat Islam di

Pemerintahan Daerah Sulawesi Selatan. Di bawah koordinasi FUI Sulawesi Selatan

konggres umat Islam berhasil terlaksana tanggal 19-21 Oktober 2000 di Makassar,

dihadiri oleh para tokoh dari berbagai organisasi kemasyarakatan Islam, partai politik

Islam, lembaga-lembaga Islam, ulama, kaum intelektual muslim, dan aktivis dakwah

di Provinsi Sulawesi Selatan (Ramly, 2006: 145). Konggres Umat Islam kemudian

menjadi latar belakang berdirinya KPPSI sebagai wadah politik perjuangan

Page 48: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

168

penegakan syariat Islam secara konstitusional di Sulawesi Selatan. Yakni perjuangan

menegakkan syariat Islam yang secara teoretis seharusnya tidak bertentangan dengan

nilai-nilai demokrasi, konstitusi Indonesia bersumebr pada Pancasila danUUD 1945

(Ramly, 2006: 146).

Sebenarnya di Makassar, aksi-aksi untuk menggalang dukungan pemberlakuan

syariat Islam telah berlangsung dengan gencar. Gerakan ke arah ini telah dirintis sejak

dilangsungkannya Konggres Umat Islam I di Makassar diusulkan berdirinya KPPSI

dengan dipimpin oleh Abdul Aziz Kahhar Muzakkar, putera bungsu tokoh DI/TII

Kahar Muzakkar (Mubarak, 2008: 182).

2) Hizbut Tahrir Indonesia atau Partai Pembebasan (Party of Liberation)

Hizbut Tahrir artinya ‘partai pembebasan’ berdiri untuk berjuang menegakkan

suatu pemerintahan berdasarkan apa yang diyakini sebagai sesuatu perintah Allah,

yaitu tegaknya kembali khilafah (Hizbut Tahrir Indonesia: 2006). Sang pendiri partai

pembebasan ini yaitu Syeh Taqiyuddin An-Nabhani dilahirkan di komunitas pecinta

ilmu/ gudang ilmu. Kakeknya, yaitu Syeh Husein An-Nabhani adalah ulama besar di

zaman Khilafah Usmaniyah. Syeh Taqiyuddin adalah sarjana bidang peradilan dan

berpendidikan terakhir Al-‘Alamiyah atau setara Doktor. Di Palestina ia aktif di

bidang pendidikan dan terakhir bertugas di bidang peradilan, dan aktif di Mahkamah

Tinggi di Palestina (Jahroni, 2004: 161-178).

Hizbut Tahrir bercita-cita membangun tatanan masyarakat dan sistem politik

berdasarkan landasan aqidah Islam (Rahmat: 2005). Selanjutnya dia mengatakan

Page 49: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

169

bahwa. Islam harus menjadi tata aturan kemasyarakatan dan menjadi dasar konstitusi

dan undang-undang. Selain bermaksud membangkitkan kembali umat Islam dari

kemerosotan, membebaskan umat dari ide-ide, sistem perundang-undangan, dan

hukum-hukum yang tidak berasal dari Islam, serta membebaskan umat Islam dari

dominasi dan pengaruh Barat, Hizbut Tahrir juga bercita-cita membangun kembali

Daulah Khilafah Islamiyah di seluruh dunia. Melalui penegakan Daulah Khilafah

Islamiyah, Hizbut Tahrir berkeyakinan bahwa hukum Islam dapat diberlakukan

(Rahmat, 2005: 48-49).

Ada yang berpendapat bahwa Hizbut Tahrir masuk di Indonesia sejak 1972

(Yunanto dkk. 2003: 61). Gerakan Hibut Tahir Indonesia (HTI) berdiri di Bogor pada

tahun 1980-an pemikiran Hizbut Tahrir dibawa ke Indonesia oleh Ustaz Mama

Abdullah Bin Nuh, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ghazali, Bogor. Abdullah Bin

Nuh mengajak aktivis Hizbut Tahrir Ustaz Abdurrahman Al-baghdadi, yang semula

tinggal di Australia untuk menetap di Bogor. Mulai saat itu aktivis berinteraksi

dengan mahasisa IPB Bogor, dan selanjuytnya Hizbut Tahrir berkembang ke seluruh

Indonesia, termasuk Solo dan Yogyakarta (Lihat Majalah Sabili, 2003: 143). Saat ini

HTI dipimpin oleh Ismail Yasanto.

Organisasi ini merupakan pecahan dari Gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir.

Hizbut Tahrir bermaksud membangkitkan kembali (keberadaan umat Islam) dari

kemerosotan yang amat parah, membebaskannya dari ide-ide, sistem perundang-

undangan dan hukum kufur, dan membebaskan dari dominasi negara-negara kafir

Page 50: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

170

dengan membangun Daulah Islamiyyah (pemerintahan Islam) dan mengembalikan

Islam kepada kejayaannya masa lampau (Yunanto dkk., 2003: 61).

3) Komji (Komando Jihad)

Munculnya Komji ini diciptakan oleh pemerintah Orde Baru untuk menimbulkan

kesan bahwa pemerintah RI mendapat ancaman dari kelompok ekstrim kanan, setelah

sebelumnya yaitu tahun 1965 pemerintah dapat menyelesaikan ancaman dari ekstrim

kiri PKI (Yunanto dkk. 2003: 8). Cara yang dipakai oleh Ali Murtopo sebagai Ketua

Bakin (Badan Koordinasi Intelejen Negara) untuk mendeteksi keberadaan para aktivis

NII, DI, dan TII adalah dengan cara merekrut para aktivis DI yang baru keluar dari

penjara pada dasawarsa 1960-an. Dengan siasat untuk tujuan mengganyang PKI, para

aktivis DI itu masuk dalam pembinaan BAKIN hingga akhirnya PKI dibubarkan.

Rangkaian pembinaan terhadap aktivis DI itu memunculkan gerakan “Komando

Jihad” (Yunanto dkk., 2003: 8).

Dari sinilah pendekatan itu berkembang menjadi makin serius dan signifikan,

ketika Ali Murtopo mengajukan ide tentang pembentukan dan pembangunan kembali

kekuatan NII, guna menghadapi bahaya laten komunis dari utara maupun dalam

rangka mengambil alih kekuasaan. Ide Ali Murtopo ini selanjutnya diolah Danu

Mohammad Hasan dan dipandu Pitut Suharto, disambut Dodo Muhammad Darda,

Tahmid Rahmat Basuki (anak SMK), dan H. Isma’il Pranoto (Hispran). Keberadaan

dan latar belakang Pitut Suharto yang memiliki kedekatan hubungan pribadi dengan

Andi Sele di Makassar, juga dengan H. Rasyidi di Gresik Jawa Timur, pada tahun

1968 akhirnya ditugaskan Ali Murtopo untuk mengolah hubungan dan keberadaan

Page 51: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

171

para mantan petinggi NII yang sudah dirintisnya sejak 1965 tersebut dengan

kepentingan membelah mereka menjadi 2 faksi. Faksi pertama diformat menjadi

moderat untuk memperkuat Golkar, dan faksi kedua diformat bagi kebangkitan

kembali organisasi Neo NII (Abduh: 2006).

Resistensi terhadap situasi yang penuh ketakutan dan ancaman ini meledak

dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan, sekelompok orang yang bergabung

dalam Komji, di bawah kepemimpinan Ismail Pranoto melakukan serangan-serangan

bom di Jawa dan Sumatera: yang lain dipimpin oleh Abdul Qadir Djaelani dan

menyebut dirinya”Pola perjuangan revolusioner Islam” menyerang gedung MPR

pada SU MPR Maret 1978, tidak kurang pentingnya adalah serangkaian pembunuhan

dan perampokan yang dilakukan oleh sekelompok radikal pimpinan M. Warman,

yang dikenal dengan “Teror Warman” dan serangan-serangan kelompok pimpinan

Imran M. Zein yang ditujukan kepada sejumlah fasilitas pemerintah, yang berpuncak

pada pembajakan pesawat Garuda Indonesia pada 28 Maret 1981. Dipimpin para

veteran Darul Islam Jawa Barat yang sebelumnya dipakai oleh operator-operator

intelejen Murtopo untuk menghancurkan komunis, kelompok-kelompok ini beraksi

karena satu tujuan yang sama, yaitu melakukan revolusi melawan Suharto dan

mendirikan Negara Islam. Meskipun demikian, Suharto tak bergeming dan dengan

konsisten menghancurkan pemberontakan-pemberontakan itu dengan kekuatan

bersenjata. Menyusul peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984, yang menewaskan

jumlah korban yang cukup besar (Hasan, 2008: 48-49).

Page 52: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

172

Di kalangan pemuka muslim garis keras, dikatakan bahwa serangkaian peristiwa

radikalisme itu jika dilihat secara kritis, tak lebih dari sebagai projek Operasi Khusus

(Opsus) pemerintah, mereka tampil dalam lembaga yang tidak resmi tetapi memiliki

kewenangan yang luas, yang diotaki Ali Murtopo. (Mubarak, 2008: 80). Dikatakan

pula bahwa menurut pandangan Natsir, dikemukakan bahwa orang-orang yang

terlibat dalam beberapa kejadian teror tersebut merupakan bekas aktivis DI/ TII yang

direkrut dan dibina oleh Ali Murtopo, termasuk orang yang dibina adalah Haji Ismail

Pranoto yang terlibat peristiwa Komando Jihad. Isu-isu yang dipakai Ali Murtopo di

antaranya adalah bahwa kaum komunis akan come back, oleh sebab itu maka para

tokoh DI/ TII ditawari persenjataan untuk melawan kaum komunis tersebut (David

Jenkins dalam Mubarak, 2008: 80-81).

Mantan Pangkopkamtib Jenderal Soemitro, yang pada akhir 1970-an merupakan

rival politik Ali Murtopo (memperebutkan posisi Wakil Presiden), menjelaskan

secara gamblang adanya keterkaitan Ali Murtopo dengan bekas anggota DI. TII. Ali

meyakinkan para aktivis tersebut bahwa jika kelak Ali menang, maka pintu untuk

mendirikan Negara Islam akan terbuka lebar (Mubarak, 2008: 81). Sehubungan

dengan aksi yang dilakukan oleh Imran berupa pembajakan pesawat Garuda DC-9 di

Woyla, maka Jenderal Soemitro mengatakan bahwa aksi ini adalah rekayasa Opsus.

4) NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) dan Gerakan Islam di Jawa Barat.

Perjuangan ke arah pemberlakukan syariat Islam dalam Perda-perda te;lah

meningkat aplikasinya. Ada kecenderungan dari gerakan Islam untuk pemberlakuan

syariat Islam. Kebijakan yang bersifat istimewa dari pemerintah pusat terhadap Aceh

Page 53: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

173

merupakan upaya pemerintah untuk meredam konflik yang telah berlangsung lama.

Penerapan Syariat ini telah dirintis pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid

dengan ditetapkannya UU nomor 44 tahun 1999 yang menyatakan: “Diberikannya

kebebasan kepada masyarakat Aceh untuk mengatur dirinya sendiri dalam bidang

adat, pendidikan, dan agama (Mubarak, 2008: 173-174). Penerapan hukum

berdasarkan Islam telah diterapkan dalam produk hukum/Qanun pada tahun 2003,

dan diaplikasikan di masyarakat pada tahun 2005. Tahun 2005 di NAD telah dapat

menghasilkan 18 Perda dan Peraturan Gubernur berdasarkan syariat Islam (Nashir,

2006: 65).

Gerakan Syariat Islam muncul di Jawa Barat sebagaimana juga di daerah lain

bersamaan dengan isu diusungnya Piagam Jakarta oleh para ormas Islam. Daerah-

daerah yang mengusung diberlakukannya syariat Islam tersebut adalah: Cianjur,

Tasikmalaya, Garut, dan Indramayu. Legislasi syariat Islam di Jawa Barat belum

sampai pada tingkat Perda tetapi sudah mulai dirintis dengan Surat Keputusan/ Surat

Edaran Bupati (Nashir, 2006: 64-65).

3.3.2 GIP Yogyakarta: Laskar Jihad dan MMI

1) . Laskar Jihad

Laskar Jihad adalah kelompok para militer yang menyatukan para pemuda yang

menyebut diri mereka “salafy” (Hasan, 2008: 7). Kelompok ini aktif di bawah

organisasi FKAWJ (Forum Komunikasi Ahlus-Sunnah wal Jamaah). Organisasi ini

diperkenalkan pertama kali di Yogyakarta, pada saat Tabligh Akbar Januari 2000,

Sumber lain mengatakan bahwa Laskar Jihad diperkenalkan pertama kali ketika

Page 54: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

174

dilaksanakan Tabligh Akbar di Gelora Manahan Solo, 14 Februari 1998 (Mujahid,

2013: 23-27). Sebelum FKAWJ diresmikan, organisasi ini telah ada terlebih dahulu

ada dengan nama Jamaah Ihya’us-Sunnah, organisasi ini merupakan gerakan

dakwah yang berfokus pada pemurnian iman dan integritas moral pribadi-pribadi

(Hasan, 2008: 7). Sebuah sumber mencatat FKAWJ lahir bulan April, saat

meletusnya kasus Sara di Ambon (Majalah Salafy, 2005: 13). Pada tanggal 7 Oktober

2002 Ja’far Umar Thalib membubarkan diri Laskar Jihad tersebut (Wawancara News

Virginia dengan Thalib 15 Maret 2011).

Sebelum Laskar Jihad berdiri, lembaga ini melakukan Tabligh Akbar di Solo dan

Yogyakarta Januari 2000 (Yunanto dkk., 2003: 44). Laskar Jihad didirikan pada

Tabligh Akbar di Senayan 6 April 2000, oleh Ja’far Umar Thalib (Yunanto dkk. ,

2003: 44). Ia (Thalib) lahir 1961, keluarga Arab Hadrami yang aktif di organisasi Al-

Irsyad, yaitu organisasi Islam modern kalangan Hadrami non-sayyid. Laskar Jihad

didukung oleh beberapa tokoh salafy yang lain, yaitu Muhammad Umar As-Sewed,

Ayip Syafruddin, dan Ma’ruf Bahrun. Salah satu gerakan Islam tersebut adalah yang

menyebut diri mereka sebagai Salafi atau Salafiyah. Salah satu peristiwa fenomenal

gerakan ini di Indonesia, yang sempat “menghebohkan” adalah kelahiran Laskar

Jihad yang dimotori oleh Ja’far Umar Thalib pasca meletusnya konflik bernuansa

Sara di Ambon dan Poso (Majalah Salafy, 2005: 13). Berdasarkan hadis ini, maka

yang dimaksud dengan As-Salaf adalah para sahabat Nabi saw,kemudian tabi’in, lalu

atba’ al-tabi’in. Karena itu, ketiga kurun ini kemudian dikenal juga dengan sebutan

Al-Qurun al-Mufadhdhalah (kurun-kurun yang mendapatkan keutamaan) (Ath-

Page 55: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

175

Thalibi, 2006: 8). Sebagian ulama kemudian menambahkan label Ash-Shalih

(menjadi As-Salaf ash-Shalih) untuk memberikan karakter pembeda dengan

pendahulu kita yang lain (Al-Jazairi, 1997: 30). Sehingga “seorang salafi” berarti

seorang yang mengaku mengikuti jalan para sahabat Nabi saw, tabi’in dan atba’ al-

tabi’in dalam seluruh sisi ajaran dan pemahaman mereka. Sampai di sini nampak

jelas bahwa sebenarnya tidak ada masalah yang berarti dengan paham Salafiyah ini,

karena pada dasarnya setiap muslim akan mengakui legalitas kedudukan para sahabat

Nabi saw dan dua generasi terbaik umat Islam sesudahnya itu; tabi’in dan atba’ al-

tabi’in. Atau dengan kata lain seorang muslim manapun sebenarnya sedikit-banyak

memiliki kadar kesalafian dalam dirinya meskipun ia tidak pernah mendakwakan diri

bahwa ia seorang salafi. Sebagaimana juga pengakuan kesalafian seseorang juga tidak

pernah dapat menjadi jaminan bahwa ia benar-benar mengikuti jejak para As-Salaf al-

Shalih, dan hal ini sama dengan pengakuan kemusliman siapapun yang terkadang

lebih sering berhenti pada taraf pengakuan belaka. Mereka memiliki beberapa ide dan

karakter yang khas, yang kemudian membedakannya dengan gerakan pembaruan

Islam lainnya. Laskar Jihar dibubarkan oleh ketuanya sendiri yaitu Ja’far Umar

Thalib, pada 7 Oktober 2002 (Wawancara, 15 Maret 2011).

“Visi kita membentuk Laskar Jihad tepatnya pada tanggal 6 April tahun 2000 itu ialah karena keputus-asaan kita, yakni harapan kita agar pemerintah Indonesia melindungi rakyatnya khususnya kaum Muslimin di Maluku. Sehingga dengan sebab itu kita tergerak untuk membentuk Laskar Jihad sebagai ganti daripada hak perlindungan yang hilang bagi umat Islam. Lusile: Sebenarnya masalah yang terjadi diMaluku itu bagaimana? Ustadz: Di Maluku terjadi peristiwa pembantaian kaum muslimin sejak tanggal 19 Januari tahun 1999 yang dilakukan oleh kelompok RMS (Republik Maluku Selatan), di mana mereka menggunakan Gereja sebagai

Page 56: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

176

jalur mobilisasi gerakan di kalangan komunitas Kristen. Dan yang dijadikan sasaran ialah para penentang gerakan RMS yaitu kaum Muslimin. Lusile: Apa benar Mr. Thalib yang memobilisasi kaum Muslimin untuk berangkat jihad ke Maluku? Ustadz: Ya, saya memobilisasi gerakan jihad ke bumi Maluku adalah untuk memerangi kelompok RMS, di mana mereka memangsa kaum Muslimin di Maluku sehingga seolah-olah kami berhadapan dengan komunitas Kristen di sana, padahal sesungguhnya kami berhadapan dengan kelompok RMS ini. Sebab jika semata-mata hanya komunitas Kristen yang kita hadapi, maka sesungguhnya tidak perlu kami pergi ke Maluku, karena di Jogja sini banyak yang bisa kita lakukan. Namun permasalahannya bukan menghadapi komunitas Kristen atau Katolik, akan tetapi yang kita hadapi ialah kelompok RMS yang berlindung dibalik Gereja. Lusile : Apakah kelompok RMS ini didominasi oleh Kristen? Ustadz: Yaa memang didominasi oleh Kristen, dan mereka bergerak di balik Gereja protestan Maluku. Lusile: Bagaimana anda menyikapi hal ini, karena mungkin tidak semua orang itu bersalah dan bisa jadi ada orang yang tidak bersalah itu terbunuh? Ustadz: Ya memang kondisi perang di mana Gereja yang memobilisasi masyarakat Kristen Maluku untuk dilibatkan secara keseluruhan ketika berhadapan dengan kekuatan pemerintah Indonesia, dan kemudian berhadapan dengan kami Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Padahal sesungguhnya jika kami mengetahui adanya orang-orang yang tidak terlibat dari kalangan komunitas Kristen dengan mereka, maka tentunya kami akan melindunginya seperti yang kami lakukan terhadap komunitas Kristen di daerah kota Jawa pulau Ambon. Lusile: Masyarakat Internasional menganggap ini sebagai tindakan terorisme, bagaimana tanggapan anda?” (Wawancara News Virginia dengan Ja’far Umar Thalib, 15 Maret 2011).

2) MMI (Majelis Mujahidin Indonesia)

Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), organisasi ini lahir pada Agustus 2000,

dengan ketua atau Amirul Mujahidin pertama, yaitu K.H. Abu Bakar Ba’asyir.

Menurut sebuah sumber, MMI lahir pada saat dilaksanakan Konggres I tanggal 05-07

Agustus 2000 di Yogyakarta. Saat konggres tersebut hadir kira-kira 1500 orang dari

berbagai unsur Islam di tanah air, Moro Filipina, Malaysia, dan Saudi Arabia.

Organisasi ini berdiri berdasarkan gagasan beberapa tokoh penting yaitu Irfan

Suryahardi Awwas, Prof. Dr. Deliar Noer, Ir.H.Syahirul Alim, M.Sc., Mursalin

Page 57: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

177

Dahlan, dan K.H. Mawardi Noor, S.H. (Wikipedi Indonesia, Ensiklopedi Bebas

Berbahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Majelis Mujahidin Indonesia, Mei

2006)

Visi MMI adalah Tathbiqu sy-Syari’at artinya ‘Menegakkan syariat’ dalam

kehidupan umat Islam di Indonesia secara kaffah (lihat: Abubakar Ba’asyir, 2001: 79-

90). Menurut MMI, penerapan syariat merupakan implementasi dari semangat tauhid,

pengakuan akan keesaan Allah. Dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang

berketuhanan Yang Maha Esa sudah semestinya aspirasi yang merupakan kesadaran

berketuhanan ini tidak boleh dihalang-halangi. Adapun syariat yang dimaksudkan

adalah sistem kehidupan yang digariskan Allah untuk para hamba-Nya yang dibawa

oleh Rasulullah Saw.

Adapun Misi MMI adalah berjuang menyatukan potensi dan kekuatan mujahidin

agar syariah Islam menjadi sumber rujukan tunggal bagi sistem dan kebijakan

kenegaraan Indonesia dan di dunia, Tuntutan terhadap formalisasi syariat di Indonesia

bagi MMI adalah mutlak dan tak dapat ditawar. Menurut pernyataan Ustaz

H.Abubakar Ba’asyir ketika ditemui penulis (Istadiyantha) di rumahnya di kompleks

Pondok Ngruki mengatakan bahwa MMI tidak mengambil ajaran dari seseorang

ulama saja, dan tidak terpengaruh kepada salah satu mazhab, bagi MMI mazhab

apapun dan pendapat ulama manapun yang kuat argumennya diambil sebagai

pergangan MMI (Wawancara penulis dengan Ustaz Abu, Ngruki-Sukoharjo, 19

Maret 2008)..

Page 58: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

178

Dalam sejarah perjuangan umat Islam, usaha menegakkan syariat telah ditempuh

dengan beberapa cara:

a) Secara konstitusional, yaitu perjuangan dengan masuk ke dalam lembaga seperti

MPR, DPR.

b) Dengan cara berdakwah: khutbah, majelis taklim, dan penerbitan media cetak

c) Pendidikan: sekolah, pesantren, kursus, dan pelatihan.

d) Kekuatan fisik: aksi demonstrasi dan berbagai bentuk perlawanan secara fisik.

Selama ini dalam upaya merealisasikan cita-citanya, MMI dengan menempuh

cara dakwah, baik dakwah secara politik maupun dakwah kemasyarakatan. Dakwah

secara politik dengan cara menyampaikan aspirasi kepada pejabat-pejabat pemerintah

dan lembaga tinggi negara. Penyampaian aspirasi dilakukan dalam bentuk (1)

Penyampaian beberapa surat kepada pejabat pemerintah dan lembaga tinggi Negara

(lihat buku Dakwah dan Jihad Abu Bakar Ba’asyir); (2) Audiensi dengan anggota

DPR, pejabat tinggi, dan tokoh organisasi massa; (3) Demonstrasi untuk sosialisasi

penegakan syariah. Dan dakwah sosial kemasyarakatan dilakukan dengan

menyelenggarakan pesantren kilat, pengajian, iktikaf, dll. Adapun guna menghadapi

kaum intelektual, dakwah yang dilakukan oleh MMI adalah dengan cara berdiskusi/

jidal.

Menurut sebuah informasi di Website (wiki/Majelis Mujahidin Indonesia: 2006)

upaya-upaya yang dilakukan oleh MMI untuk merealisasikan visi dan misinya itu

masih dalam koridor konstitusi Negara Republik Indonesia. Bahkan dalam Konggres

Page 59: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

179

MMI II di Donohudan Surakarta ditegaskan bahwa MMI menolak aksi terorisme

karena bertentangan dengan syariat Islam.

Dalam konggres Majelis Mujahidin I di Yogyakarta, tahun 2000 ditegaskan 5

butir kesepakatan:

1) Wajib hukumnya melaksanakan syariat Islam bagi umat Islam di Indonesia dan

dunia pada umumnya.

2) Menolak segala ideologi yang bertentangan dengan Islam yang berakibat syirik

dan nifaq serta melanggar hak-hak asasi manusia.

3) Membangun satu kesatuan saff Mujahidin yang kuat, baik di dalam negeri,

regional maupun internasional (antarbangsa).

4) Mujahidin Indonesia membentuk Majelis Mujahidin menuju terwujudnya imamah

(khilafah/kepemimpinan umat, baik di dalam negeri maupun dalam kesatuan umat

Islam sedunia.

5) Menyeru kepada kaum muslimin untuk menggerakkan dakwah dan jihad di

seluruh penjuru dunia demi tegaknya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin

(Mubarak, 2008: 215, 218-219; Yunanto dkk., 2003: 37-38).).

Jika ditilik juga gerakan Al-Ikhwan yang merupakan organisasi Islam yang

memiliki pengaruh internasional di kalangan muslim paling besar yang tak disamai

oleh organisasi Islam Sunni lainnya. Gerakan organisasinya amat rapi, praktis, dan

modern, serta meliputi berbagai aspek kehidupan. Karakter gerakan Al-Ikhwan amat

khas, tujuannya menegakkan syariat Islam, dan menurut keyakinan mereka syariat

Islam bukan hanya mengatur aspek ritual tetapi harus diimplementasikan dalam

Page 60: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

180

berbagai aspek kehidupan. Mereka menggunakan strategi gerakannya secara

konstitusional dan cara lain yang kadang-kadang berseberangan dengan kebijakan

pemerintah. Cara konstitusionalnya adalah dengan masuknya kelompok Al-Ikhwan

dalam kancah partai politik sebagai suatu kelompok oposisi dan secara umum Al-

Ikhwan berhasil memenangkan pemilu (1987) di Mesir. Adapun cara-cara yang dapat

dipandang sebagai berseberangan dengan pemerintah adalah sebagaimana dikatakan

oleh Al-Banna bahwa: …dan Nabi Muhammad Saw. tidak pernah mengisyaratkan

harus tunduk kepada suatu pemerintah, agama tak dapat dipisahkan dengan politik,

jika ada pihak yang berprasangka bahwa kami akan melakukan revolusi, ketahuilah

bahwa kami menegakkan kebenaran dan perdamaian yang menjadi keyakinan kami

…(Osman, 2005: 45).

Berdasarkan visi, misi, doktrin, dan strategi perjuangan Al-Ikhwan dapat dilihat

adanya suatu kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh berbagai gerakan

fundamentalis yang berkembang di berbagai penjuru dunia dewasa ini termasuk

MMI. MMI bertekad untuk memperjuangkan tegaknya syariat Islam di Indonesia.

Masing-masing memiliki sisi kelebihan dan kekurangannya. Pada pra berdirinya

MMI, beberapa kader MMI juga mengambil cara-cara untuk mengorganisasi

anggotanya sebagaimana cara yang pernah dilakukan oleh Al-Ikhwan, misalnya

“masing-masing organisasi itu menggembleng anggotanya dalam suatu unit kecil

yang disebut usrah, setelah itu terus dimasukkan ke dalam unit yang lebih besar

melalui suatu seleksi” (Hidayat Nur Wahid pada Osman, 2005: xvi; Shamsul, 1995:

125-126). Di Indonesia organisasi MMI cukup diwaspadai oleh pemerintah RI. Masih

Page 61: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

181

ada sinyalemen dari pihak pemerintah bahwa MMI ada persekongkolan dengan

Jamaah Islamiyah di Malaysia untuk melakukan aksi-aksi teror. Di pihak lain, pada

Konggres II MMI (2003) di Donohudan Boyolali Surakarta, telah ditegaskan lagi

bahwa MMI menolak aksi terorisme yang bertentangan dengan syariat, dan adapun

adanya pernyataan bahwa MMI membentuk Laskar Mujahidin berlatih perang,

menurut Salman Al-Farisi pernyataan itu tidak benar, karena kegiatan itu merupakan

bentuk latihan kepemimpinan yang dikemas dalam bentuk out bond, seperti yang

biasa dilakukan dalam kegiatan kepramukaan ( http://id.wikipedia. org/wiki/Majelis

Mujahidin Indonesia).2006).

3.3.3 Gerakan Islam Politik di Surakarta: JAT, FPIS, dan LUIS

Gerakan Islam Fundamentalis di Surakarta atau Solo antara lain: Front Pemuda

Islam Surakarta (FPIS) bukan Front Pembela Islam Surakarta, Forum Komunikasi

Aktivis Masjid (FKAM)-Laskar Jundullah, Barisan Bismillah (BB), Brigade

Hizbullah Partai Bulan Bintang (BHPBB), dan Gerakan Pemuda Islam Cabang

Surakarta (GPI). Selain itu, ada organisasi yang dianggap "radikal" misalnya Majelis

Mujahidin Indonesia (MMI), dulu tokohnya yaitu Ustad Abu Bakar Ba’asyir berada

di Sukoharjo, Surakarta (Soloraya), tetapi pada tahun 2008 Ustad Ba’asyir

mengundurkan diri dari ketua MMI, kini MMI berpusat di Yogyakarta. Sejak tahun

2008 Ustad Ba’asyir mendirikan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang di deklarasikan

di Bekasi, tokoh dan sekaligus pendirinya berdomisili di Sukoharjo, Soloraya.

1) JAT (Jamaah Ansharut Tauhid)

Page 62: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

182

JAT didirikan oleh Ustaz Abubakar Ba’asyir pada 27 Juli 2009 di Surakarta,

dan 17 September 2008 dideklarasikan di Asrama Haji, Bekasi, Jawa Barat. Jamaah

ini merupakan organisasi yang berusaha menolong tegaknya tauhid (Mujtama’, 2008:

22). Ada kontroversi terhadap keberadaan JAT ini, satu sisi ada yang menganggap

bahwa JAT hanya organisasi dakwah biasa untuk menegakkan tauhid dan meluruskan

syariat Islam. Sisi lain ada yang menganggap JAT sebagai organisasi berbahaya.

Harian Jogja Express memberitakan tentang tuduhan pemerintah Amerika Serikat

(ASD) bahwa JAT adalah organisasi Teroris Internasional. Diberitakan selanjutnya

bahwa dengan pernyataan ini pemerintah AS memberikan sanksi tegas terhadap JAT,

baik terhadap kegiatannya maupun bagi semua kekayaan dan properti yang

dimilikinya. Pernyataan AS ini mulai diberlakukan sejak Kamis, 23 Februari 2012

waktu setempat, pernyataan ini merupakan instruksi langsung dari Presiden AS

(Jogja Express, 2012: 1). Kelompok yang berbasis di Sukoharjo, Soloraya Indonesia

ini dinilai bertanggungjawab terhadap serangkaian penyerangan terencana terhadap

warga sipil, polisi, dan personil militer di Indonesia. Pernyataan ini berkaitan dengan

pernyataan Departemen Keuangan AS terhadap 3 orang pemimpin JAT, yaitu: (1)

Pjs. Amir JAT Mochammad Achwan; Juru Bicara JAT Son Hadi bin Muhadjir, dan

tokoh pemimpin JAT Abdul Rosyid Ridho Ba’asyir yang terkait dengan proses

rekrutmen dan pengumpulan dana. .JAT dinilai berusaha untuk mendirikan khalifah

Islam di Indonesia dan juga telah melakukan serangkaian serangan terhadap anggota

pemerintahan dan warga sipil Indonesia dalam rangka mencapai tujuannya tersebut,

demikian bunyi pernyataan resmi Deplu AS (Jogja Express, 2012: 11). Abu Bakar

Page 63: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

183

Ba’asyir Pendiri dan pemimpin JAT juga tercatat dalam daftar UN 1267 (resolusi DK

PBB) persoalan dengan Alqaeda, telah dinyatakan bersalah dan divonis penjara pada

2011 atas perannya menggelar pelatihan terorisme di Aceh, Ba’asyir disebut juga

merupakan salah satu pendiri dan mantan pemimpin Jamaah Islamiyah (JI) yang juga

dinyatakan sebagai organisasi teroris asing (FTO) yang bertanggungjwab atas bom

Bali 2002. Sehubungan dengan pernyataan ini, pengurus JAT yang berbasis di Solo

menanggapi santai terhadap pernyataan AS tersebut. Dua anggota yang terkena sanksi

Depkeu AS, Abdul Rochim dan Son Hadi hanya tertawa mendengar komentar bahwa

Depkeu AS membekukan aset mereka. Abdul Rochim Ba’asyir putra Abu Bakar

Ba’asyir juga menanggapi komentar pihak AS itu dengan tertawa juga, dan Iim dari

JAT menganggap pernyataan AS itu sebagai bentuk fitnah dan kebohongan, serta

upaya mempengaruhi proses pravonis dalam kasasi Ba’asyir. Jogja Express

menambahkan bahwa pihak Polri menganggap JAT sebagai organisasi biasa, selama

organisasi itu mematuhi hukum di Indonesia “ya tidak ada persoalan”, jelas Kadiv

Humas Mabes Polri Irjen Saud Usman Nasution (Jogja Express, 2012: 11).

Disebutkan pula pada saat berita itu dirilis, bahwa Kapolri Jenderal Timur Pradopo

akan koordinasi dengan pihak AS tenrtang kebenaran berita tersebut.

2) FPIS dan LUIS

(1) FPIS (Front Pemuda Islam Surakarta)

FPIS menurut para tokohnya, didirikan untuk menegakkan “kalimat Allah”/

syariat Islam, untuk merealisasikan tujuan ini mereka menggunakan metode antara

lain berdakwah dengan melakukan amar ma’ruf nahyi mungkar dan jihad dengan

Page 64: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

184

ilmu, harta, dan jiwa (Alfadlah dkk., 2005: 182). FPIS adalah organisasi independen

yang sama sekali tidak ada kaitan struktural dengan FPI Jakarta (yang dipimpin oleh

Habib Rizieq, pen), FPIS mempunyai misi untuk menggalang persatuan Islam

(ukhuwah Islamiyyah). Adapun anggota FPIS berasal dari perkumpulan pengajian (di

Surakarta, pen.), FPIS juga tidak sepaham dengan pemikiran mantan Presiden RI Gus

Dur, tentang formalisasi syariat Islam, karena Gus Dur anti formalisasi syariat

(Alfadlal, dkk. 2005: 182-184).

Ada beberapa persamaan antara FPI (Front Pembela Islam) dan FPIS (Front

Pemuda Islam Surakarta). Namun, ditemukan beberapa perbedaan. Kalau FPI

dipimpin oleh seorang habib yang pengikut dan aktivisnya juga banyak berasal dari

habaib, FPIS tidak dipimpin oleh habib.

(2) LUIS (Laskar Umat Islam Surakarta Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS)

pertama kali di deklarasikan pada tanggal 19 Desember tahun 2000 dalam rangka

menyikapi pasca peristiwa pembantaian umat Islam di Ambon tahun 1999, LUIS

dideklarasikan pada masa tugas Ketua MUI Surakarta adalah K.H Ahmad Slamet,

dan dihadiri oleh berbagai elemen umat Islam yang ada di Surakarta, pada awalnya

(periode pertama) kepengurusan tersebut : ketua 1: Edi Lukito, S.H., ketua 2: Salman

Alfarizi, sekertaris 1: Choirul R.S. sekretaris 2: Drs .Yusuf Suparno, Bendahara 1

Drs. Heru Prayitno, dan 2. Jayendra Dewa, S.E. (http://suparno.smansa.blogspot.com/

2010/07/sejarah-luis-surakarta-laskar-at.html).

Laskar LUIS merupakan salah satu bagian dari UIS (Umat Islam Surakarta).

LUIS adalah gabungan dari gerakan fundamenatalis yang ada di Surakarta. Perilaku

Page 65: · Web viewSEJARAH, IDEOLOGI, DAN KARAKTER GERAKAN ISLAM POLITIK DI INDONESIA 3.1 Pendahuluan Gerakan Islam politik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3: 1) gerakan Islam revolusioner;

185

keagamaan LUIS berdasarkan pemahaman doktrin Islam secara harfiah dan menolak

interpretasi rasional maupun kontekstual terhadap Alquran dan Hadis. Teks-teks itu

dipahami sesuai dengan literasi yang tersurat di dalamnya.

Untuk memahami perilaku keagamaan LUIS maka kita merujuk konsep dan

prinsip keagamaan dari UIS. Pada 2007 UIS mengirimkan buku kepada pemerintah

dengan judul Surat Ulama kepada Presiden Republik Indonesia 1428/2007. Buku itu

merupakan peringatan yang disampaikan kepada para penguasa dan pemimpin negeri

ini melalului Presiden RI (SBY), Ketua DPR, dan Ketua MPR. Isi buku berupa

permintaan perubahan hukum dan aturan yang berlaku di Indonesia untuk kembali

kepada hukum syariah Islam dan hukum Allah.

LUIS bertujuan untuk menegakkan syariah Islam dan hukum-hukum Allah di

Indonesia. Syariah Islam dipahami oleh LUIS merupakan teks-teks Al-Quran dan Al-

Hadis. Karakteristik dari GSM (Lasykar Jihad, MMI, FPI, Ikhwanul Muslimin,

Hammas, Jundullah, HTI, dsb.) adalah: a) Mempromosikan peradaban tekstual Islam;

b) Setia pada Syariah Minded; c) Percaya kepada teori konspirasi, bahwa umat Islam

adalah korbannya; d) Mengembangkan agenda anti pluralisme (Anwar, 2007: xvii-

xx).