catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel...

71
LAPORAN PAPER PENDIDIKAN PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA Disusun Oleh : Teguh Priya Sembada (110030408) I Gusti Ngurah Agung Angga Dwi Guna (110030266) Eka Mahendra (110030393) Agung Billy Hidayes (110030333) Muhammad Sobri Hidayat (110030403)

Transcript of catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel...

Page 1: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

LAPORAN PAPER

PENDIDIKAN PANCASILA DALAM KONTEKS

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

Disusun Oleh :

Teguh Priya Sembada (110030408)

I Gusti Ngurah Agung Angga Dwi Guna (110030266)

Eka Mahendra (110030393)

Agung Billy Hidayes (110030333)

Muhammad Sobri Hidayat (110030403)

SISTEM INFORMASI

STMIK STIKOM BALI

2011

Page 2: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Paper : Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa

2. Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

3. Tim Penulis :

a. Ketua Tim Penulis : Teguh Priya Sembada

b. Anggota : 1) I Gusti Ngurah Agung Angga Dwi Guna

2) Eka Mahendra

3) Agung Billy Hidayes

4) Muhammad Sobri Hidayat

4. Kelas : V113 Sistem Informasi Eksekutif

5. Perguruan Tinggi : STMIK STIKOM Bali

Denpasar, 8 Oktober 2011

Penulis 1, Penulis 2, Penulis 3,

Teguh Priya Sembada I Gst. Ngr. Ag. Angga Dwi Guna Eka Mahendra

Penulis 4, Penulis 5,

Agung Billy Hidayes Muhammad Sobri Hidayat

Mengetahui dan Menyetujui

Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

STMIK STIKOM Bali,

I Wayan Wenen, SH, MH

ii

Page 3: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

PERNYATAAN KEASLIAN PAPER

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Tim Penulis : 1. Teguh Priya Sembada

2. I Gusti Ngurah Agung Angga Dwi Guna

3. Eka Mahendra

4. Agung Billy Hidayes

5. Muhammad Sobri Hidayat

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Kelas : V113 Sistem Informasi

Perguruan Tinggi : STMIK STIKOM Bali

Alamat : Jl. Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar - Bali

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa Paper dengan judul “Pancasila

Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa” yang kami tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya kami sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran atau karya orang lain yang kami akui sebagai hasil tulisan atau

pikiran atau karya kami.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa hasil

tulisan atau pikiran atau karya kami ini adalah hasil jiplakan, maka kami bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Denpasar, 8 Oktober 2011

Penulis 1, Penulis 2, Penulis 3,

Teguh Priya Sembada I Gst. Ngr. Ag. Angga Dwi Guna Eka Mahendra

Penulis 4, Penulis 5,

Agung Billy Hidayes Muhammad Sobri Hidayat

iii

Page 4: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAHPERJUANGAN BANGSA

Oleh :

1. Teguh Priya Sembada 4. Agung Billy Hidayes

2. I Gst. Ngr. Ag. Angga D.G. 5. Muhammad Sobri Hidayat

3. Eka Mahendra

ABSTRAK

Penyusunan paper ini bertujuan untuk : (1) memenuhi tugas paper mata

kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di STMIK STIKOM Bali, (2)

mengetahui kronologi sejarah perumusan pancasila, (3) mengetahui dinamika

Pancasila sebagai Dasar Negara, (4) membantu menciptakan mahasiswa sebagai

warga negara Republik Indonesia yang menjiwai nilai-nilai Pancasila.

Dalam melaksanakan tujuan-tujuan di atas penulis melakukan pendekatan

sejarah dan fungsional yaitu melacak kronologi sejarah perumusan Pancasila,

fungsi-fungsi Pancasila dan menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana

yang mudah dipahami masyarakat. Untuk mengumpulkan data terkait tujuan

tersebut digunakan metode kepustakaan, dan browsing di Internet.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pancasila dirumuskan dalam

waktu yang lama dan merupakan cerminan dari kondisi masyarakat Indonesia

sendiri, (2) banyak masyarakat (disini menggunakan sample adalah mahasiswa

STMIK STIKOM Bali) yang belum mengetahui sejarah perumusan Pancasila,

(3) perlunya ditingkatkan penjiwaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara

oleh masyarakat sebagai warga negara Republik Indonesia.

iv

Page 5: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Pancasila adalah cermin kehidupan masyarakat Indonesia.

Tanpa Pancasila maka Indonesia bukanlah Indonesia”

v

Page 6: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang

Widi Wasa dimana berkat bimbingan, rahmat serta kasih karunia-Nya semata,

sehingga penulisan paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Paper ini

disusun berdasarkan kebutuhan pengetahuan masyarakat akan sejarah Pancasila

dan dinamika Pancasila sebagai dasar negara.

Dalam penyusunan paper ini yang dijadikan sebagia landasan oleh

penulis adalah tugas paper dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan di STMIK STIKOM Bali yang tujuannya adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa sebagai generasi penerus

bangsa akan Pancasila.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak, yang

namanya tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah membantu

menyiapkan, memberikan masukan dan menyusun penulisan paper ini.

Penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Bapak I Wayan

Wenen, SH, MH, selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan di STMIK STIKOM Bali tempat penulis menempuh

pendidikan saat ini.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan paper ini,

namum bukan mustahil dalam penyusunan paper ini masih terdapat kekurangan

dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik dan komentar

yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnakan penulisan paper

berikutnya di masa yang akan datang.

Semoga paper ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis, tetapi juga

bagi semua pihak yang selama ini ternyata juga menunggu penulisan paper ini

untuk mendapatkan tambahan pengetahuan khususnya Pancasila.

Denpasar, 8 Oktober 2011

Penulis

vi

Page 7: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………..………. i

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………. ii

PERNYATAAN KEASLIAN PAPER ……………………………………… iii

ABSTRAK …………………………………………………………………... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ……………………………………………….. v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vi

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………… x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 1

C. Tujuan Penulisan …………………………………………... 2

D. Batasan Masalah …………………………………………… 2

E. Jenis dan Sumber Data ……………………………………… 2

F. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….. 3

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pancasila ……………………………………… 4

B. Pengertian Konteks ……………………………………….. 4

C. Pengertian Sejarah ……….………………………………... 4

D. Pengertian Kronologi ……………………………………… 4

E. Pengertian Perumusan ……………….…………………… 5

F. Pengertian Dinamika …………..………………………….. 5

G. Pengertian Dasar Negara …………………………………… 5

BAB III : PEMBAHASAN

A. Kronologi Sejarah Perumusan Pancasila …………………… 6

1. Kebangkitan Nasional ………………………………….. 6

2. Penjajahan Jepang ……………………………………… 7

3. Perumusan Pancasila pada Sidang Pertama BPUPKI ….. 8

4. Piagam Jakarta …………………………………………. 10

vii

Page 8: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

5. Sidang Kedua BPUPKI ………………………………… 11

6. PPKI …………………………………………………… 12

B. Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara …….………….. 14

1. Awal Proklamasi ………………………………………. 14

2. Masa Orde Lama ………………………………………. 18

3. Masa Orde Baru ………………………………………. 20

4. Masa Reformasi ………………………………………... 24

5. Pancasila Terkini ……………………………………… 25

BAB IV : PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………… 27

B. Saran …………………………………………….………….. 27

DAFTAR PUSTAKA

viii

Page 9: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR III.1 Mr. Mohammad Yamin …………………………………. 8

GAMBAR III.2 Prof. Soepomo ………………………………………….. 9

GAMBAR III.3 Ir. Soekarno ……………………………………………… 10

ix

Page 10: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Teguh Priya Sembada

Tempat Lahir : Blitar

Tanggal Lahir : 5 Juni 1983

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Tukad Banyusari Gg. Pelita 4A Denpasar – Bali

Tempat Kerja : LPBA & Politeknik Ganesha Guru

Jl. Teuku Umar Barat No. 27 Denpasar

Identitas Orang Tua :

Ayah : Drs. Sukanto (Almarhum)

Pekerjaan : PNS

Ibu : Widyaningsih

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan :

Formal

No. Asal Sekolah Tahun Lulus

1. SD Negeri Kauman 1 Blitar, Jawa Timur 1995

2. SLTP Negeri 2 Blitar, Jawa Timur 1998

3. SMA Negeri 1 Blitar, Jawa Timur 2001

4. STMIK STIKOM Bali 2011 - …

Non Formal

No. Asal Sekolah Tahun Lulus

1. Wearnes Education Center – Malang 2002

Pengalaman Kerja

No. Posisi dan Tempat Kerja Tahun

1. Staf Marketing di Wearnes Education Center 2001 - 2008

2. Koordinator Marketing di Wearnes Education Center Bali 2008 - 2011

3. Koordinator Marketing di LPBA & Politeknik Ganesha 2011 - …

x

Page 11: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : I Gusti Ngurah Agung Angga Dwi Guna

Tempat Lahir : Klungkung

Tanggal Lahir : 11 January 1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Hindu

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl Akasia VI no 5

Tempat Kerja : Mahima , Jl raya Monkey Forest No 7M Ubud

Identitas Orang Tua :

Ayah : I Gusti Ngurah Men

Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : I gusti Ayu Supermi

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan :

Formal

No. Asal Sekolah Tahun Lulus

1. SDK Santo Yoseph 2 , denpasar 2004

2. SMP Santo Yoseph , Denpasar 2007

3. SMAN 1 Denpasar 2010

4. STMIK STIKOM Bali 2011 - …

Pengalaman Kerja

No. Posisi dan Tempat Kerja Tahun

1. Pemilik dari MAHIMA 2010 - …

xi

Page 12: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Eka Mahendra

Tempat Lahir : Makassar

Tanggal Lahir : 10 Juni 1993

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Hindu

Status : Belum Nikah

Alamat : Perm. Dalung Permai A4/20

Tempat Kerja : -

Identitas Orang Tua :

Ayah : I Wayan Pasek

Pekerjaan : POLRI

Ibu : Masni

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan

Formal

No. Asal Sekolah Tahun Lulus

1. SD KEMALA BHAYANGKARI 2005

2. SMPN 8 MAKASSAR 2008

3. SMAN 21 MAKASSAR 2011

4. STMIK STIKOM BALI 2011 - …

Pengalaman Kerja

No. Posisi dan Tempat Kerja Tahun

xii

Page 13: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Agung Billy Hidayes

Tempat Lahir : Denpasar

Tanggal Lahir : 07 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl.aya Sesetan Gang Camar II No.11

Tempat Kerja : Toko Energy

Identitas Orang Tua :

Ayah : Daniel Arif Hidayes (Almarhum)

Pekerjaan : -

Ibu : Linda Supriani

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan :

Formal

No. Asal Sekolah Tahun Lulus

1. SDK Anugrah 2005

2. SMPK I Harapan 2008

3. SMAK Harapan 2011

4. STMIK STIKOM Bali 2011 - …

Pengalaman Kerja

No. Posisi dan Tempat Kerja Tahun

1. Personalia di Toko Energy 2011 - …

xiii

Page 14: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Muhammad Sobri Hidayat

Tempat Lahir : Bondowoso

Tanggal Lahir : 23 Januari 1992

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Cok Gede Rai, Peliatan – Ubud - Gianyar

Tempat Kerja : E-Plus Grup Cellular

Jl. Cok Gede Rai, Peliatan – Ubud - Gianyar

Identitas Orang Tua :

Ayah : Abdul Manap

Pekerjaan : Petani

Ibu : Muzaini

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan :

Formal

No. Asal Sekolah Tahun Lulus

1. SD Negeri 1 Tamansari – Bondowoso 2004

2. SMP Negeri 6 Bondowoso 2007

3. SMK Negeri 2 Bondowoso 2010

4. STMIK STIKOM Bali 2011 - …

Pengalaman Kerja

No. Posisi dan Tempat Kerja Tahun

1. E-Plus Grup Cellular 2010 - …

xiv

Page 15: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila merupakan Dasar Negara Republik Indonesia. Sebagai dasar

negara maka masyarakat Indonesia seharusnya mencerminkan nilai-nilai

luhur Pancasila dalam setiap tingkah lakunya. Tapi seiring dengan semakin

bertambahnya usia Negara Republik Indonesia, pergantian generasi serta

tekanan budaya barat dan timur membuat banyak masyarakat Indonesia mulai

melupakan Pancasila.

Oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan

penjiwaan nilai-nilai Pancasila pada para generasi muda sebagai penerus

bangsa, perlu dijelaskan kembali mengenai Pancasila. Tidak bisa

dibayangkan bagaimana bila masyarakat Indonesia melupakan Pancasila.

Pancasila akan berubah menjadi simbol dan tulisan-tulisan yang tercetak pada

buku-buku pelajaran saja. Dan tentu saja Indonesia tidak akan menjadi

Indonesia lagi tanpa Pancasila.

Pemerintah dengan berbagai macam programnya berusaha

melaksanakan hal tersebut. Salah satunya adalah memasukkan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan mulai dari

tingkat dasar, menengah, umum, atas hingga perguruan tinggi.

Sebagai pelaksanaan tugas paper mata kuliah Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan di STMIK STIKOM Bali maka penulis mengambil

judul “Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan paper ini, penulis mengangkat beberapa masalah

yang akan dipaparkan secara lebih detail dalam bagian pembahasan. Adapun

permasalahan yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana kronologi sejarah perumusan Pancasila?

2. Bagaimanakah dinamika Pancasila sebagai dasar negara?

1

Page 16: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

2

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Khusus

a. Memenuhi tugas paper mata kuliah di STMIK STIKOM Bali

b. Mengetahui kronologi sejarah perumusan Pancasila

c. Mengetahui dinamika Pancasila sebagai dasar negara

d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penulis akan Pancasila

2. Tujuan Umum

a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama

kalangan mahasiswa akan perjuangan para pendahulu dalam

merumuskan Pancasila.

b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama

kalangan mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia akan

nilai-nilai luhur Pancasila sehingga mampu menjiwai dan

mencerminkan Pancasila dalam segala kegiatannya.

D. Batasan Masalah

Sesuai judul dari paper ini maka ruang lingkup dari permasalahan

dibatasi pada kronologi perumusan Pancasila dan dinamika Pancasila sebagai

dasar negara.

E. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Adalah data yang bersifat keterangan yang dapat memberikan

gambaran terhadap permasalahan yang dibahas dalam paper ini,

seperti kronologi perumusan Pancasila dan dinamika Pancasila

sebagai dasar negara.

b. Data Kuantitatif

Adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka tertentu

seperti tahun dirumuskannya Pancasila mulai dari proses awal hingga

akhir perumusan.

Page 17: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

3

2. Sumber Data

a. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh

dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kepustakaan

Kepustakaan adalah cara pengumpulan data dengan membaca

buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Browsing

Browsing adalah cara pengumpulan data dengan berselancar di

dunia internet.

Page 18: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah dasar negara yang terdiri atas lima sila, yaitu :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebagia dasar negara berarti seluruh kehidupan bernegara

dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila.

B. Pengertian Konteks

Konteks merupakan bagian uraian atau kalimat yang dapat

mendukung atau menambahkan kejelasan makna. Sehingga bila dihubungkan

dengan judul “Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa” berarti

menjelaskan posisi dan arti Pancasila dalam sudut pandang sejarah

perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

C. Pengertian Sejarah

Sejarah memiliki arti (1) asal-usul (keturunan); (2) kejadian dan

peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; (3) pengetahuan atau

uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa

lampau. Sehingga sejarah perjuangan bangsa berarti kejadian perjuangan

bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya.

D. Pengertian Kronologi

Kronologi memiliki arti (1) ilmu tentang pengukuran satuan waktu;

(2) urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa. Sehingga kronologi

dalam keterkaitannya dengan judul berarti urutan kejadian dalam perumusan

Pancasila pada masa perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.

4

Page 19: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

5

E. Pengertian Perumusan

Perumusan berarti proses, cara, perbuatan merumuskan, pernyataan

yang ringkat dan tepat. Sehingga kata perumusan dalam judul memiliki arti

proses penyusunan Pancasila secara urut berdasarkan urutan kejadian

F. Pengertian Dinamika

Dinamika adalah kata yang pada awalnya banyak digunakan pada

dunia ilmu pengetahuan alam (science) dan memiliki arti (1) ilmu fisika yang

berhubungan dengan benda yang bergerak dan tenaga yang menggerakkan;

(2) gerak (dari dalam); tenaga yang menggerakkan; semangat. Sehingga arti

dari “Dinamika Pancasila” berarti pergerakan atau perkembangan Pancasila

sebagai dasar negara mulai dari awal lahirnya hingga batas waktu yang

ditentukan.

G. Pengertian Dasar Negara

Dasar negara adalah fandamen yang kokoh dan kuat serta bersumber

dari pandangan hidup atau falsafah (cerminan dari peradaban, kebudayaan,

keluhuran budi dan kepribadian yang tumbuh dalam sejarah perkembangan

Indonesia) yang diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Page 20: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kronologi Sejarah Perumusan Pancasila

Pancasila yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945

merupakan dasar filsafat Negara Republik Indonesia, menurut M. Yamin

bahwa berdirinya Negara Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-

kerajaan yang ada. Kerajaan Majapahit pada masa Hayam Wuruk dan

patihnya Gajah Mada, hidup dan berkembang dua agama yaitu Hindu dan

Budha. Majapahit melahirkan beberapa empu seperti empu Prapanca yang

menulis buku Negara Kertagama (1365) yang didalamnya terdapat istilah

“Pancasila".

Perumusan Pancasila dimulai dari beberapa peristiwa :

1. Kebangkitan Nasional

Kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo

yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada 20 Mei 1908 dan

menjadi tonggak berdirinya organisasi lain seperti :

a. Yang bercorak Nasionalis : Indische Partij (1912), Indische

Vereeniging (1908) yang kemudian menjadi Indonesische

Vereeniging (1912) dan Perhimpunan Indonesia (1925). PNI (1927),

Partindo dan PNI Baru (1931) yang kemudian berfusi dengan Budi

Utomo menjadi Parindra (1935). Semua partai ini menghendaki

negara kebansaan yang bercorak sekuler (memisahkan agama dari

urusan negara).

b. Yang bercorak Islam : Sarekat Dagang Islam (1911) yang kemudian

menjadi Sarekat Islam (1912) dan Partai Sarikat Islam Indonesia

(1930), Mohammadiyah (1912), Partai Islam Indonesia (1931).

Mereka menghendaki negara merdeka berdasar Islam.

c. Yang bercorak Marxis : ISDV (1914) yang pada tahun 1920 menjadi

PKI atau ISDP (Indische Sociaal Democratische Partij, 1918), PKI

menghendaki negara komunis, sementara SDAP menghendaki negara

sosialis yang demokratik.

6

Page 21: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

7

Dari uraian di atas Nampak bahwa pada zaman penjajahan

Belanda berkembang 3 (tiga) paham politik, yaitu : Nasionalisme murni,

Islamisme dan Marxisme. Pada tahun 1923 muncul satu partai lagi PPKD

(Perkumpulan Politik Katolik Djawi atau Perkumpulan Politik Katolik

Indonesia). Asas Katolik memang menjiwai perkumpulan ini tapi ia dapat

digolongkan dalam paham kebangsaan murni karena memang

memperjuangkan negara kebangsaan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa

negara Indonesia memang Bhinneka tetapi pengalaman sejarah telah

menjadikan tunggal dalam kebangsaan seperti yang dinyatakan oleh para

pemuda dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang

menyatakan satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia.

2. Penjajahan Jepang

Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka hanyalah suatu

kebohongan belaka, sehingga tidak pernah menjadi kenyataan sampai

akhir penjajahan Belanda tanggal 10 Maret 1940. Kemudian penjajah

Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,

Jepang saudara tua bangsa Indonesia.” Pada tanggal 29 April 1945

bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, penjajah Jepang akan

memberikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia, janji ini diberikan

karena Jepang terdesak oleh tentara Sekutu. Bangsa Indonesia

diperbolehkan memperjuangkan kemerdekaannya, dan untuk

mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang

menganjurkan untuk membentuk suatu badan yang bertugas untuk

menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yatu Badan

Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau

Dokuritsu Zyumbi Tioosakai. Pada hari itu juga diumumkan sebagai ketua

(kaicoo) Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat dengan dua orang wakil yaitu

Ichibangase (dari Jepang) dan R.P. Soeroso dengan jumlah anggota 60

orang dengan tugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan

Indonesia. yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada sidang

BPUPKI adalah membahas tentang dasar negara.

Page 22: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

8

3. Perumusan Pancasila pada Sidang Pertama BPUPKI

BPUPKI bersidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dimulai

dari tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Sidang ini menghasilkan rumusan

rancangan dasar negara Pancasila dan sidang kedua tanggal 10 – 17 Juli

1945 menghasilkan rumusan rancangan UUD.

Pada sidang pertama BPUPKI berbagai rumusan dasar negara

dikemukakan oleh para peserta sidang diantaranya :

a. Rumusan I : Mr. Mohammad Yamin

Baik dalam kerangka pidato maupun dalam presentasi lisan

Mr. Mohammad Yamin mengemukakan lima calon dasar negara,

yaitu :

1) Peri Kebangsaan

2) Peri Kemanusiaan

3) Peri ke-Tuhanan

4) Peri Kerakyatan

5) Kesejahteraan Rakyat

Selain usulan lisan Mr. Mohammad Yamin tercatat

menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara.

Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI ini berbeda dengan

rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan

secara lisan, yaitu :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kebangsaan Persatuan Indonesia

3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Page 23: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

9

Gambar III.1

Mr. Mohammad Yamin

b. Rumusan II : Prof. Soepomo

Dalam pidatonya saat sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945

Prof. Soepomo mengusulkan rancangan dasar negara sebagai berikut :

1) Paham negara kesatuan

2) Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan dan supaya setiap

saat ingat kepada Tuhan

3) Sistim Badan Permusyawaratan

4) Ekonomi negara bersifat kekeluargaan

5) Hubungan antarbangsa yang bersifat Asia Timur Raya

Gambar III.2

Prof. Soepomo

c. Rumusan III : Ir. Soekarno

Dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal

sebagai hari lahir Pancasila, Ir. Soekarno menyampaikan rumusan

dasar negara. Usul Ir. Soekarno sebenarnya tidak hanya satu

Page 24: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

10

melainkan tiga buah usulan calon dasar negara, yaitu lima prinsip, tiga

prinsip, dan satu prinsip. Ir. Soekarno juga mengemukakan dan

menggunakan istilah “Pancasila” (lima dasar) pada rumusannya ini

atas saran seorang ahli bahasa yaitu Mr. Mohammad Yamin yang

duduk di sebelah Ir. Soekarno. Oleh karena itu rumusan Ir. Soekarno

di atas disebut sebagai Pancasila, Trisila dan Ekasila.

Adapun rumusan Pancasila adalah sebagai berikut :

1) Kebangsaan Indonesia

2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan

3) Mufakat atau Demokrasi

4) Kesejahteraan Sosial

5) Ke-Tuhanan yang berkebudayaan

Sementara rumusan untuk Trisila adalah sebagai berikut :

1) Socio-nationalisme

2) Socio-demokratie

3) Ke-Tuhanan

Dan Ekasila yang hanya terdiri dari satu sila adalah :

1) Gotong Royong

Gambar III.3

Ir. Soekarno

4. Piagam Jakarta (Rumusan IV diluar sidang BPUPKI)

Selama masa reses sidang BPUPKI antara 2 Juni – 9 Juli 1945,

delapan orang anggota BPUPKI ditunjuk sebagai panitia kecil yang

bertugas untuk menampung dan menyelaraskan usul-usul anggota

Page 25: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

11

BPUPKI yang telah masuk sesuai dengan hasil sidang BPUPKI yang

pertama. Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan

dengan 38 anggota BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut

memutuskan membentuk suatu panitia kecil berbeda yang disebut dengan

“Panitia Sembilan” yang bertugas menyelaraskan mengenai hubungan

Negara dan Agama.

Dalam menentukan hubungan Negara dan Agama anggota

BPUPKI terpecah menjadi golongan Islam yang menghendaki bentuk

teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan yang menghendaki negara

sekuler dimana negara sama sekali tidak diperbolehkan bergerak di

bidang agama.

Akhirnya dua golongan ini menemukan kata mufakat dan

menghasilkan Rancangan Pembukaan UUD atau ada juga yang menyebut

Rancangan Pembukaan Hukum Dasar. Dokumen ini pula yang disebut

Piagam Jakarta (Jakarta Charter) oleh Mr. Mohammad Yamin. Piagam

Jakarta memuat rumusan dasar negara sebagai berikut :

1) Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya.

2) Menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan

5) Serta dengan mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat

Indonesia

Adapun sembilan tokoh nasional yang ikut merumuskan Piagam

Jakarta adalah : Ir. Soekarno, Drs. Moch. Hatta, Mr. A.A. Maramis,

Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdoelkahar Muzakir, Haji Agus Salim, Mr.

Achmad Soebardjo, K.H. Wachid Hasjim dan Mr. Mohammad Yamin.

5. Sidang Kedua BPUPKI (Rumusan V)

Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang diselenggarakan pada

10 – 17 Juli 1945, dokumen Piagam Jakarta dibahas kembali secara resmi

dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945. Piagam Jakarta tersebut

Page 26: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

12

dipecah dan diperluas menjadi dua buah dokumen berbeda yaitu

Declaration of Independence (berasal dari paragraph 1 – 3 yang diperluas

menjadi 12 paragraf) dan Pembukaan (berasal dari paragraf 4 tanpa

perluasan sedikitpun). Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI

tanggal 14 Juli 1945 hanya sedikit berbeda dengan rumusan Piagam

Jakarta yaitu dengan menghilangkan kata “serta” dalam sub anak kalimat

terakhir. Adapun isinya adalah sebagai berikut :

1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi

pemeluk-pemeluknya

2) Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Dan Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam

permuyawaratan perwakilan

5) Dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

6. PPKI (Rumusan VI)

Pada tanggal 9 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang

dan kemudian terbentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI) atau disebut juga Dokuritsu Zyuunbi Linkai dengan ketua Ir.

Soekarno dan wakilnya Drs. Moch Hatta. Badan yang mula-mula sebagai

bentukan Jepang setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

disempurnakan lagi keanggotaannya dari 21 orang menjadi 29 orang

termasuk ketua dan wakil ketua dengan menambah beberapa anggota

baru. Selanjutnya badan ini memiliki sifat nasional sebagai badan

nasional Indonesia.

Badan yang mula-mula bertugas memeriksa hasil-hasil Badan

Penyelidik, tetapi menurut sejarah kemudian mempunyai kedudukan dan

berfungsi penting sekali sebab :

a. Mewakili seluruh bangsa Indonesia

b. Sebagai pembentuk negara

c. Menurut teori hokum, badan seperti ini mempunyai wewenang untuk

meletakkan dasar negara.

Page 27: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

13

Seperti kita ketahui, menyerahnya Kekaisaran Jepang pada sekutu

pada 14 Agustus 1945 karena dua kota besar yang ada di Jepang di bom

atom oleh sekutu dan diikuti dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

yang diumumkan sendiri oleh Bangsa Indonesia (lebih awal dari

kesepakatan semula dengan Tentara Angkatan Darat XVI Jepang) pada

tanggal 17 Agustus 1945 menimbulkan situasi darurat yang harus segera

diselesaikan. Sore hari tanggal 17 Agustus 1945, wakil-wakil dari

Indonesia daerah Kaigun (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan

Kalimantan), diantaranya A.A. Maramis menemui Ir. Soekarno

menyatakan keberatan dengan rumusan “dengan kewajiban menjalankan

syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” untuk ikut disahkan menjadi

bagian dasar negara.

Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Ir.

Soekarno segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil

golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam, diantaranya Teuku Moh.

Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo keberatan

dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam

akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan

rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sebuah “emergency exit”

yang hanya bersifat sementara dan demi keutuhan Indonesia.

Pagi harinya tanggal 18 Agustus1945 usul menghilangkan

“dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”

dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno

terdapat usulan untuk menghilang frase “menurut dasar” dari Ki Bagus

Hadikusumo. Hingga akhirnya Sidang I PPKI tanggal 18 Agustus 1945

telah dapat menghasilkan keputusan-keputusan penting sebagia berikut :

a. Pengesahan Undang-Undang Dasar yang terdiri dari Pembukaan dan

Batang Tubuh (pasal-pasal) setelah melalui penyempurnaan-

penyempurnaan, khususnya Rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Republik Indonesia yang termuat dalam Pembukaan UUD yang

disahkan/ditetapkan pada waktu itu.

Page 28: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

14

b. Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama atas usul Oto

Iskandardinata, salah seorang anggota PPKI, maka Ir. Soekarno dan

Drs. Moh. Hatta dipilih secara aklamasi sebagai Presiden dan Wakil

Presiden Republik Indonesia.

c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional sebagai Badan Musyawarah

Darurat.

Adapun rumusan kalimat dasar negara (Pancasila) yang terdapat

pada paragraph keempat adalah “…dengan berdasar kepada Ketuhanan

Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan

Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan

Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.”

Dalam versi populernya Pancasila ditulis dengan penomoran

sebagai berikut :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara

Meskipun Pancasila telah ditetapkan sebagai Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia, ternyata dalam perkembangannya Pancasila mengalami

cobaan yang luar biasa dan terus menerus, antara lain :

1. Awal Proklamasi

a. Konstitusi RIS

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Negara

Indonesia masih menghadapi tentara sekutu yang berupaya

menanamkam kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu

pemaksaan untuk mengakui NICA (Netherlands Indies Civil

Administration). Selain itu Belanda juga menyebarkan propaganda

Page 29: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

15

ke dunia luar bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari

Jepang. Untuk melawan propaganda tersebut, Pemerintah Indonesia

mengeluarkan tiga buah maklumat sebagai berikut :

1) Maklumat Wakil Presiden No. x (iks) tanggal 16 Oktober 1945

yang menghentikan kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum

masa waktunya. Kemudian maklumat tersebut memberikan

kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang oleh Presiden

kepada KNIP.

2) Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang

pembentukan partai politik sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal

ini sebagai akibat dari anggapan bahwa salah satu ciri demokrasi

adalah multi partai. Maklumat ini juga sebagai upaya agar dunia

luar menilai Negara Indonesia sebagai negara yang demokratis.

3) Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945, intinya

maklumat ini mengubah sistem kabinet Presidensial menjadi

sistem kabinet Parlementer berdasarkan asal demokrasi liberal.

Keluarnya ketiga maklumat tersebut mengakibatkan

ketidakstabilan di bidang politik karena sistem demokrasi liberal

bertentangan dengan UUD 1945, serta secara ideologis bertentangan

dengan Pancasila. Akibat penerapan sistem kabinet parlementer

maka pemerintah Negara Indonesia mengalami jatuh bangun

sehingga membawa konsekuensi serius terhadap kedaulatan Negara

Indonesia.

Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 27 Desember

1949 merupakan suatu persetujuan yang ditandatangani antara Ratu

Belanda Yuliana dan Pemerintah Indonesia yang menghasilkan

keputusan antara lain :

1) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federal) yang

membagi Negara Indonesia terdiri dari 16 (enam belas) negara

bagian.

Page 30: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

16

2) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas

demokrasi liberal, para menteri bertanggung jawab kepada

parlemen.

3) Mukadimah Konstitusi RIS menghapuskan jiwa dan isi

pembukaan UUD 1945.

Akhirnya Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta

terpaksa menerima bentuk negara federal yang disodorkan

pemerintah kolonial Belanda dengan nama Republik Indonesia

Serikat (RIS) dan hanya menjadi sebuah negara bagian saja.

Walaupun UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18

Agustus 1945 tetap berlaku bagi Republik Indonesia Yogyakarta,

namun RIS sendiri mempunyai sebuah Konstitusi Federal

(Konstitusi RIS) sebagai hasil permufakatan seluruh negara bagian

dari RIS. Dalam RIS rumusan dasar negara terdapat dalam

Mukaddimah (pembukaan) paragraf ketiga.

Adapun rumusan dasar negara dalam konstitusi RIS adalah

“…berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa,

perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial.” Dan

bila ditulis dalam penomoran adalah sebagai berikut :

1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2) Perikemanusiaan

3) Kebangsaan

4) Kerakyatan

5) Dan Keadilan Sosial

b. UUDS1950

Hanya dalam hitungan bulan negara bagian Republik

Indonesia Serikat (RIS) membubarkan diri dan bergabung dengan

negara bagian Republik Indonesia Yogyakarta. Pada Mei 1950 hanya

ada tiga negara bagian yang tetap eksis yaitu RI Yogyakarta, Negara

Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatra Timur (NST). NIT

wilayahnya meliputi Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya, kepulauan

Nusa Tenggara, dan seluruh kepulauan Maluku. Sementara NST

Page 31: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

17

wilayahnya meliputi bagian timur propinsi Sumatra Utara

(sekarang).

Setelah melalui beberapa pertemuan yang intensif RI

Yogyakarta dan RIS, sebagai kuasa dari NIT dan NST, menyetujui

pembentukan negara kesatuan dan mengadakan perubahan

Konstitusi RIS menjadi UUD Sementara. Perubahan tersebut

dilakukan dengan menerbitkan UU RIS No. 7 Tahun 1950 tentang

Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi

Undang-Undang Dasar Sementara (LN RIS Tahun 1950 No. 56,

TLN RIS No. 37) yang disahkan tanggal 15 Agustus 1950. Rumusan

dasar negara kesatuan ini terdapat dalam paragraf keempat dari

Mukaddimah (pembukaan) UUD Sementara Tahun 1950 yang

berisi : “…berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Yang Maha Esa,

perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial,…”

Dan bila ditulis dalam penomoran adalah sebagai berikut :

1) Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

2) Perikemanusiaan

3) Kebangsaan

4) Kerakyatan

5) Dan Keadilan Sosial

c. Pancasila Sesuai UUD 1945

Kegagalan konstituante untuk menyusun sebuah UUD yang

akan menggantikan UUD Sementara yang disahkan pada 15 Agustus

1950 menimbulkan bahaya bagi keutuhan negara, untuk itulah pada

5 Juli 1959 Presiden Indonesia saat itu, Soekarno, mengeluarkan

Dekrit Kepala Negara/Dekrit Presiden yang berisi :

a. Pembubaran Badan Konstituante

b. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi

UUDS 1950

c. Pembentukan MPR dan DPA Sementara

Salah satu isinya menetapkan berlakunya kembali UUD yang

disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 menjadi UUD Negara

Page 32: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

18

Indonesia menggantikan UUD Sementara. Dengan pemberlakuan

kembali UUD 1945 maka rumusan Pancasila yang terdapat dalam

pembukaan UUD kembali menjadi rumusan resmi yang digunakan.

2. Masa Orde Lama

Orde lama merupakan konsep yang biasa dipergunakan untuk

menyebut suatu periode pemerintahan yang ditandai dengan berbagai

penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Kegagalan

konstituante dalam merumuskan UUD baru dan ketidakmampuan

menembus jalan buntu untuk kembali ke UUD 1945, telah mendorong

Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 mengeluarkan “Dekrit

Presiden”. Dekrit ini berisi :

a. Pembubaran Badan Konstituante

b. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi

UUDS 1950

c. Pembentukan MPR dan DPR sementara

Dekrit ini ternyata mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia.

DPR hasil pemilihan umum 1955 dalam sidangnya 22 Juli 1959 telah

secara aklamasi bersedia terus bekerja berdasarkan UUD 1945.

Seiiring dengan berlakunyga UUD 1945 pada periode 1959 –

1965, ditetapkan konsepsi demokrasi terpimpin. Dalam pelaksanaannya,

ternyata pengertian “terpimpin” lain dari apa yang dikehendaki oleh

UUD 1945, yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan.” Tindak lanjut dari Dekrit Presiden

adalah pembentukan kabinet baru yang diberi nama Kabinet Karya.

Sampai pertengahan 1960 telah disusun lembaga-lembaga seperti MPR

(S). Sampai pada tahun 1960 telah disusun lembaga-lembaga negara

seperti MPR(S), DPA, DPRGR.

Dalam prakteknya, lembaga-lembaga negara yang ada belum

dibentuk berdasarkan UUD 1945 sehingga sifatnya masih sementara.

Dalam masa ini Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif dan

pemengang kekuasaan legislative (bersama-sama DPRGR) telah

menggunakan kekuasaannya dengan tidak semestinya, antara lain :

Page 33: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

19

a. Presiden mengeluarkan produk-produk legislatif yang mestinya

berbentuk Undang-Undang dengan persetujuan DPRGR tapi justru

berbentuk Penetapan Presiden (tanpa persetujuan DPRGR).

b. Hak budget DPR tidak berjalan, karena pemerintah tidak

mengajukan Rancangan Undang-Undang APBN untuk mendapatkan

persetujuan DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang

bersangkutan. Bahkan pada tahun 1960, karena DPR tidak dapat

menyetujui RAPBN yang diajukan oleh pemerintah, maka Presiden

pada waktu itu membubarkan DPR.

c. Tap MPRS No. I/MPRS/1960 tentang GBHN merupakan

penyimpangan yang terjadi pada awal-awal masa orde lama.

Persoalan yang paling menarik adalah dipergunakannya istilah

USDEK (UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,

Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia). Ada

kecenderungan bahwa penggunaan istilah USDEK ini hanyalah

sekedar sebagai dasar pembenaran.

d. Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang pengangkatan presiden

seumur hidup jelas bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

e. Puncaknya adalah pemberontakan PKI yang dikenal dengan

G30S/PKI.

Sementara itu keadaan ekonomi dan keamanan semakin tidak

terkendali. Keadaan semacam ini menghantarkan tercetusnya “Tri

Tuntutan Rakyat” atau Tritura yang berisi :

a. Bubarkan PKI

b. Bersihkan Kabinet dari unsur-unsur PKI

c. Turunkan harga/perbaikan ekonomi

Gerakan untuk memperjuangkan Tritura semakin meningkat sehingga

Presiden pada tanggal 11 Maret 1966 mengeluarkan Surat Perintah

(kemudian dikenal dengan “SUPER SEMAR”) kepada Letnan Jenderal

TNI Soeharto yang intinya memberi wewenang kepadanya untuk

mengambil langkah-langkah pengamanan untuk menyelamatkan

keadaan. Lahirnya SUPER SEMAR ini menandai lahirnya orde baru.

Page 34: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

20

3. Masa Orde Baru

Orde baru merupakan konsep yang dipergunakan untuk menyebut

suatu kurun waktu pemerintahan yang ditandai dengan keinginan

melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Benih-benih lahirnya orde baru sudah ada pada waktu ABRI bersama-

sama rakyat Pancasialis menumpas pemberontakan G30S/PKI.

Dalam upaya untuk menegakkan kemurnian pelaksanaan

Pancasila dan UUD 1945 maka terbentuklah Front Pancasila oleh

beberapa partai politik dan organisasi massa. Adapun partai politik dan

organisasi massa yang tergabung dalam Front Pancasila yaitu : NU, PSII,

Parkindo, Partai Khatolik, IPKI, Perti, Muhammadiyah, Soksi, dll.

Bersama-sama dengan KAMI, Front Pancasila muncul sebagai

pendukung orde baru dan mempelopori tuntutan yang lebih luas yang

menyangkut kembali kehidupan kenegaraan sesuai dengan Pancasila dan

UUD 1945. Oleh karena itu, orde baru sering disebut sebagai orde

pengoreksi, orde konstitusional dan orde pembaharuan.

a. Orde Pengoreksi

Orde baru resmi lahir pada 11 Maret 1966 bertekad untuk

melakukan koreksi total terhadap penyelewengan-penyelewengan

dan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pemerintah orde

lama.

b. Orde Konstitusional

Dalam masa pemerintahan orde lama, Pancasila dan UUD

1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen sehingga

merusak bangsa dan negara. Pada waktu itu telah lahir kelompok

yang dapat menilai secara objektif akibat-akibat negatif yang

disebabkan oleh penyelenggaraan pemerintah yang tidak

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kelompok ini bertekad untuk

menegakkan tatanan yang didasarkan atas pelaksanaan Pancasila dan

UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Bertolak dari tekad itu, maka tema pokok perjuangan orde

baru adalah melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni

Page 35: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

21

dan konsekuen. Sedangkan landasan orde baru adalah landasan

ideologi, landasan ketatanegaraan dan sikap mental. Adapun yang

menjadi landasan ideologi adalah Pancasila, sedangkan landasan

ketatanegaraan adalah UUD 1945. Sikap mental yang menjadi

landasan orde baru adalah kemurnian pengabdian kepada rakyat.

Pada tanggal 20 Juni sampai dengan 5 Juli 1966, MPRS

mengadakan sidang umum dan dalam sidang itu dikeluarkan

beberapa ketetapan dalam rangka pelaksanaan Pancasila dan UUD

1945 secara murni dan konsekuen. Ketetapan-ketetapan itu antara

lain :

1) Tap MPRS No. IX/MPRS/1966 tentang Pemilihan Umum.

Dalam penetapan itu disebutkan bahwa dalam rangka

melaksanakan Demokrasi Pancasila, maka Pemilihan Umum

harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal 5 Juli 1968.

2) Tap MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang pembentukan Kabinet

Ampera. Tap ini penting dalam rangka menciptakan stabilitas

dalam bidang politik ekonomi. Kabinet Ampera pembentukannya

diserahkan kepada Letjen Soeharto. Programnya antara lain :

memperaiki kehidupan rakyat, terutama sandang dan pangan,

melaksanakan pemilihan umum sesuai dengan Tap MPRS No.

XI/MPRS/1966, melaksanakan politik luar negeri yang bebas

aktif, serta meneruskan perjuangan anti imperialisme dan

kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya.

Dalam rangka pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, MPRS

telah menetapkan ketetapan-ketetapan yang sangat penting, seperti :

1) Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPRGR

mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata

Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia.

2) Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran Partai

Komunis Indonesia (PKI), Pernyataan sebagai Organisasi

Terlarang Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia.

Page 36: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

22

Kedua ketetapan ini sangat penting karena dalam Tap MPRS, hal ini

berarti semua sumber hukum yang berlaku di seluruh wilayah

Republik Indonesia harus bersumber pada Pancasila atau tidak boleh

bertentangan dengan Pancasila. Dengan Tap MPRS No.

XXV/MPRS/1966 menunjukkan bahwa orde baru telah mengambil

langkah yang mantap terhadap PKI sebagai pengkhianatan terhadap

Pancasila dan UUD 1945.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka pada

tanggal 7 – 12 Maret 1967 diadakan Sidang Istimewa MPRS yang

mengambil beberapa keputusan yang sangat penting seperti Tap

MPRS No. XXXIII/MPRS/1967, Tap MRPS No.

XXXI/MPRS/1967, dan Tap MRPS No. XXXV/MPRS/1967.

Sebagai tindak lanjut dari Sidang Istimewa tersebut pada tanggal 12

Maret 1967 Letjen Soeharto diambil sumpahnya dan dilantik sebagai

pejabat Presiden Republik Indonesia. Pelantikan ini untuk

menghindari dualisme kepemimpinan nasional.

Pada tanggal 21 sampai dengan 30 Maret 1968 MPRS

mengadakan Sidang Umum V di Jakarta. Dalam sidang itu MPRS

telah mengangkat Jenderal Soeharto, Pengemban Tap MPRS No.

IX/MPRS/1966 sebagai Presiden Republik Indonesia hingga

terpilihnya Presiden oleh MPR hasil Pemilihan Umum.

c. Orde Pembaharuan

Agar pelaksanaan pembangunan nasional berjalan dengan

lancar dan benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan nasional,

maka perlu ditentukan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang

yang dimulai 1969. Adapun pelaksanaannya dengan Pembangunan

Lima Tahun (Pelita) pertama, kedua, dan seterusnya, sehinga

merupakan serangkaian Pelita yang sambung menyambung dalam

satu kesatuan yang serasi.

Untuk itu berdasarkan Tap MPRS Tahun 1968 dibentuk

Kabinet Pembangunan. Tugas pokok kabinet pembangunan atau

Panca Krida Pembangunan adalah :

Page 37: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

23

1) Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai syarat mutlak

berhasilnya pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun dan

Pemilihan Umum.

2) Menyusun dan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima

Tahun.

3) Melaksanakan Pemilihan Umum selambat-lambatnya tanggal 5

Juli 1971.

4) Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan

mengikis habis sisa-sisa G30S/PKI dan setiap rongrongan

penyelewengan serta pengkhianatan terhadap Pancasila dan

UUD 1945.

5) Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara

menyeluruh terhadap aparatur negara baik di tingkat pusat

maupun di tingkat daerah.

Pada tanggal 1 April 1969 dimulai pelaksanaan Rencana

Pembangunan Lima Tahun Pertama (Repelita I), Orde Baru setelah

tiga tahun terakhir sejak 1966 berhasil menyelesaikan fase stabilitas,

sehingga dapat menciptakan keadaan yang stabil khususnya dalam

bidang ekonomi. Kehidupan politik mulai ditata sedemikian rupa

sehingga mendorong terciptanya stabilitas politik. Jika pada masa

sebelumnya, jumlah partai sangat besar dan kurang menguntungkan

mulai ditata dan disederhanakan. Pada tahun 1971, partai politik

yang diakui oleh pemerintah tinggal 10 partai. Jumlah partai

sebanyak ini masuk dianggap terlalu besar sehingga dalam

perkembangannya jumlah partai yang diakui sebagai organisasi

peserta pemilu tahun 1977 tinggal tiga, yaitu PPP, Golkar dan PDI.

Memang harus diakui bahwa pelaksanaan pemerintah yang

didasarkan atas pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni

dan konsekuen telah banyak meningkatkan taraf hidup bangsa

Indonesia. Meski harus diakui pula bahwa masih ada kekurangan-

kekurangan yang harus disempurnakan. Gerakan reformasi yang

muncul di akhir tahun 1998 dan terus menggelinding sampai saat ini

Page 38: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

24

merupakan salah satu indikator ketidakpuasan rakyat terhadap

kebijakan pemerintah orde baru.

4. Masa Reformasi

Tidak ada orang yang merasa puas terhadap apa yang telah

diperolehnya. Apa yang telah dicapai oleh pemerintah orde baru dengan

berbagai kelebihan dan kekurangannya telah melahirkan ketidakpuasan

rakyat dan seluruh masyarakat Indonesia. Atas keadaan seperti itu maka

muncul gerakan protes, pemogokan, dan demonstrasi. Hal ini merupakan

konsekuensi logis dari dinamika masyarakat, dimana kesemuanya

menuntut adanya reformasi di segala aspek kehidupan.

Beberapa persoalan menarik untuk dikaji sehubungan dengan

gerakan reformasi diantaranya : Pancasila sebagai Dasar Negara, UUD

1945 sebagai Landasan Konstitusional, serta seluruh peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar

Negara, pandangan hidup bangsa Indonesia maupun ideologi nasional,

ternyata tidak banyak mendapatkan perhatian dari para aktivis gerakan

reformasi. Artinya kedudukan Pancasila seperti di atas masih dapat

diterima.

Sedangkan kedudukan UUD 1945 sebagai landasan

konstitusional negara Republik Indonesia pada dasarnya masih dapat

diterima. Adanya tuntutan akan amandemen terhadap UUD 1945 lebih

disebabkan oleh adanya perbedaan interpretasi terhadap setiap pasal

UUD 1945. Misalnya “Presiden dan Wakil Presiden pemegang jabatan

selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Sebagai

termaksud dalam pasal 7 UUD 1945. Ketentuan ini sebenarnya cukup

jelas tetapi akhirnya muncul pro dan kontra mengenai berapa kali

seseorang dapat dipilih kembali. Persoalan ini semakin gencar

dipertanyakan, manakala pemerintah yang berkuasa mulai banyak

melakukan penyimpangan yang sangat mendasar sifatnya. Artinya, jika

mantan Presiden Soeharto tidak banyak melakukan KKN mungkin tidak

banyak orang mempermasalahkan.

Page 39: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

25

Setelah pergantian Presiden dari Bpk. Soekarno ke Bpk. Soeharto

dilanjutkan kepada Bpk. BJ. Habibie, Bpk. Abdulrahman Wahid, Ibu

Megawati Soekarno Putri hingga Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono,

Pancasila pada akhirnya tetap menunjukkan kesaktiannya sebagai Dasar

Negara Republik Indonesia

5. Pancasila Terkini

Saat ini Republik Indonesia masih berada dalam masa reformasi

panjang. Berbagai macam perubahan dan pembaharuan terus dilakukan

baik di lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Tapi yang pasti dari

pengamatan masyarakat awam bisa diketahui bahwa saat ini pamor

Pancasila mulai meredup. Mustafa Rejai dalam bukunya Political

Ideologies menyatakan bahwa ideologi itu tidak pernah mati. Yang

terjadi adalah :

a. Emergence (kemunculan)

Merupakan kemunculan atau kelahiran dari sebuah ideologi

mulai dari tahap proses hingga bentuk konkritnya. Sebagai contoh

adalah Pancasila. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia muncul

atau lahir melalui perumusan yang cukup bangsa oleh para pendahulu

bangsa Indonesia dan pada akhirnya diresmikan oleh PPKI pada

tanggal 18 Agustus 1945 menjadi Dasar Negara Indonesia.

b. Decline (kemunduran)

Merupakan suatu kondisi dimana para individu dalam

organisasi yang melaksanakan atau meyakini suatu ideologi mulai

meragukan ideologi yang dianutnya. Sebagai contoh adalah Pancasila.

Dengan semangat pembaharuan, mulai dari masa reformasi hingga

kini pengamalan Pancasila pada kehidupan masyarakat semakin

menurun pamornya.

c. Resurgence of Ideologies (kebangkitan kembali suatu ideologi)

Suatu ideologi tidak pernah mati. Kebangkitan kembali adalah

masa munculnya kembali suatu ideologi tertentu yang dulunya pernah

dianut dan mengalami kemunduran. Sebagai contoh adalah Pancasila.

Pancasila berkali-kali mengalami masa kemunduran dan kebangkitan

Page 40: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

26

kembali. Setiap kebangkitan Pancasila diidentikkan dengan

dimulainya suatu masa yang baru. Masa Orde Lama dianggap banyak

mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan Pancasila

(kemunduran) sehingga muncullah masa Orde Baru dengan semangat

melaksanakan Pancasila dengan murni dan konsekuen (kebangkitan).

Ternyata orde barupun banyak melakukan pelanggaran (kemunduran)

terhadap Pancasila sehingga muncullah masa reformasi (kebangkitan).

Dan pada masa reformasi ini justru pelaksanaan dan pengamalan

Pancasila cenderung menunjukkan penurunan. Jadi saat ini Pancasila

sedang dalam masa penurunan kembali. Kapan Pancasila akan bangkit

kembali? Akankah terbentuk suatu masa yang baru lagi?

Agar Pancasila sebagai ideologi bangsa tetap mempunyai

semangat untuk diperjuangkan, kita perlu menerima kenyataan bahwa

belum diterimanya Pancasila oleh semua pihak. Pancasila perlu

disosialisasikan agar dipahami oleh masyarakat Indonesia dan dunia

sebagai landasan filosofis bangsa Indonesia. Tentunya bentuk perjuangan

ideologi pada waktu ini berbeda dengan jaman berbenturannya

nasionalisme dan imperialisme, sosialisme dengan kapitalisme, dan

antara demokrasi dengan totaliterianisme. Keberhasilan Pancasila sebagai

suatu ideologi akan diukur dari terwujudnya kemanjuan yang pesat,

kesejahteraan yang tinggi, dan persatuan yang mantap dari seluruh rakyat

Indonesia.

Hanya dengan mencapai kondisi yang maju, sejahtera, dan

bersatu sajalah Indonesia dapat menjadi salah satu rujukan dunia. Saat

itulah Pancasila berpotensi untuk diterima oleh bangsa-bangsa lain di

dunia. Tugas kaum terpelajarlah untuk mengartikulasikan keinginan

rakyat untuk maju dengan mewarnai Pancasila yang memiliki rumusan

tajam di segala bidang untuk menjawab tantangan yang sedang dihadapi

bangsa dan negara kita. Konsepsi dan praktik kehidupan yang Pancasialis

terutama harus diwujudkan dalam keseharian kaum elite, para pemimpin,

para penguasa, para pengusaha, dan kaum terpelajar Indonesia untuk

menjadi pelajaran bagi masyarakat luas.

Page 41: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Dengan membaca dan memahami kronologi perumusan Pancasila

sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dinamika Pancasila

sebaga Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa ditarik kesimpulan

bahwa Pancasila adalah amanat luhur dari para leluhur Bangsa Indonesia.

Diharapkan dengan pengamalan Pancasila maka Bangsa Indonesia yang

terdiri dari banyak suku, agama, ras dan kebudayaan akan tetap menjadi satu

kesatuan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu diharapkan

Pancasila bisa menjadi tuntunan masyarakat Indonesia dalam pengaturan

hidup bermasyarakat.

Selama Bangsa Indonesia bersatu padu dan mempertahankan nilai-

nilai luhur Pancasila maka goncangan apapun tidak akan mampu

menggoyahkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia. Dengan

bertahannya Pancasila otomatis berjayanya Negara Republik Indonesia

sebagai Indonesia yang seutuhnya. Serbuan budaya barat dan timur serta era

globalisasi tidak akan merubah jiwa dari masyarakat Indonesia sebagai

masyarakat yang ber-Pancasila, karena Pancasila Sakti dan Pancasila adalah

cermin kehidupan masyarakat Indonesia.

B. Saran

Dengan semakin bertambahnya usia Negara Republik Indonesia dan

mulai bergantinya generasi-generasi bangsa maka akhir-akhir ini bisa dilihat

bahwa pemahaman dan kecintaan generasi muda penerus bangsa terhadap

Pancasila semakin menurun. Oleh karena itu Pemerintah dan juga seluruh

lapisan masyarakat harus segera mengambil tindakan dan terobosan agar

Pancasila tidak berubah menjadi slogan-slogan dan tulisan-tulisan saja di

buku. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menanamkan kembali nilai-nilai

luhur Pancasila pada generasi muda bangsa, antara lain :

27

Page 42: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

28

1. Penerapan Pendidikan Pancasila bagi generasi muda mulai dari usia dini.

Kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan telah

masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari jenjang SD,

SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Ini merupakan hal yang bagus.

Tapi perlu untuk dikaji dan ditingkatkan kembali dalam penyusunan

kurikulum tersebut agar generasi muda tidak hanya belajar dan menghafal

sejarah Pancasila tapi juga bisa memahami dan menjiwai nilai-nilai luhur

dari Pancasila.

2. Memasukkan pendidikan pancasila pada sendi-sendi bermasyarakat dan

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tidak ada guru yang lebih baik daripada lingkungan sekitar. Oleh

karena itu diperlukan suatu format pendidikan agar nilai-nilai luhur

Pancasila bisa ditumbuhkan mulai dari keluarga, masyarakat sekitar

hingga masyarakat secara umum. Sebenarnya dulu hal ini telah diterapkan

seperti adanya kegiatan gotong royong, siskamling, dll. Tapi seiring

meningkatnya rasa individualisme dan kekelompokan maka kegiatan-

kegiatan ini mulai jarang kita temui. Sebaiknya hal-hal seperti ini

ditumbuhkan kembali di masyarakat.

3. Penegakan disiplin hukum kepada seluruh lapisan masyarakat.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa pelanggaran hukum saat ini

sering kali terjadi. Mulai dari kalangan masyarakat biasa hingga pejabat

negara dan perwakilan rakyat. Dengan memelintir hukum dan seenaknya

menerjemahkan Pancasila, UUD 1945 serta hukum di Negara Indonesia

mengakibatkan banyak celah yang memungkinkan bagi para pelaku

kejahatan ini untuk lolos dari jeratan hukum.

Untuk hal ini maka diperlukan persatuan dari seluruh lembaga dan

aparatur negara untuk kembali kepada kaidah-kaidah yang benar menurut

Pancasila, UUD 1945, serta undang-undang dan ketetapan pemerintah

yang berlaku. Para pejabat diharapkan mampu untuk memberikan contoh

yang baik kepada masyarakat. Dengan ini maka Pancasila akan mampu

menunjukkan kesaktiannya.

Page 43: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

29

4. Perbaikan ekonomi masyarakat Indonesia.

Belum meratanya pembangunan dan perbaikan ekonomi bagi

seluruh rakyat Indonesia menjadi alasan mulai lunturnya rasa cinta tanah

air dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disini diperlukan juga

persatuan dari seluruh lembaga dan aparatur Negara untuk berkonsentrasi

memajukan perkonomian masyarakat Indonesia. Dengan perkonomian

yang baik, kesehatan yang terjamin serta pendidikan yang layak maka

rakyat Indonesia akan selalu mencintai Indonesia dan tidak akan pernah

merasa ragu terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan pada Pancasila.

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan paper ini masih jauh

dari sempurna. Untuk itulah penulis mengharapkan kepada semua pihak

yang sudah membaca paper ini agar kiranya dapat memberikan

konstribusi yang nantinya bisa membantu pengembangan dan pengamalan

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 44: catatanmitha.weebly.comcatatanmitha.weebly.com/uploads/4/7/2/4/4724981/... · Web viewAyah:Daniel Arif Hidayes (Almarhum) Pekerjaan:-Ibu:Linda Supriani Pekerjaan:Wiraswasta Pendidikan:

DAFTAR PUSTAKA

Sucipta, I Made. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Bali: Fascom Grafi

Abdulkarim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Grafindo

Media

Syamsudin, Muhammad, dkk. 2009. Pendidikan Pancasila : Menempatkan

Pancasila Dalam Konteks Keislaman dan Keindonesiaan. Yogyakarta :

Total Media

Anonim. 2009. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa

Indonesia. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/2/pancasila-dalam-

konteks-sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia/

Anomim. 2011. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa

Indonesia.

http://sejarahbangsaindonesia.blogdetik.com/2011/06/01/pancasila-dalam-

konteks-sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia/

Anonim. 2011. Perumusan Pancasila. http://jamarisonline.blogspot.com/2011/

05/proses-perumusan-pancasila-sebagai.html