thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia...

23
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI SENDI PADA LANJUT USIA DENGAN DEGENERATIF SENDI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas MuhammadiyahYogyakarta AFIANI SEPTINA RAHMAWATI 20100230150 i

Transcript of thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia...

Page 1: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS SENAM ERGONOMISTERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI SENDI PADA LANJUT USIA

DENGAN DEGENERATIF SENDI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL

YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Universitas MuhammadiyahYogyakarta

AFIANI SEPTINA RAHMAWATI

20100230150

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014i

Page 2: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

iv

iv

Page 3: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

v

Page 4: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

iv

Pengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Sendi Pada Lanjut Usia Dengan Degeneratif Sendi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta

Afiani Septina Rahmawati1, Titih Huriah, S.Kep Ns.,M.Kep., Sp.kom2, Catur Budi Susilo, S.Pd., S.Kp., M.Kes3

Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARILatar Belakang :

Data epidemiologi mendukung prevalensi peningkatan nyeri kronik dan kelemahan pada lanjut usia. Salah satu penyakit kronik yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia adalah Rheumatoid Arthritis (RA). Selain itu, lansia sangat rentan mengalami penyakit sendi degeneratif seperti Osteoarthritis yang ditandai nyeri pada ekstremitas bawah, penurunan fungsi otot dan mobilitas sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Terapi modalitas non farmakologi merupakan komponen manajemen multimodal yang sangat penting dalam mengatasi nyeri, termasuk terapi aktivitas fisik Senam Ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia dengan degeneratif sendi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul, YogyakartaMetode Penelitian :

Penelitian ini adalah study intervensi berupa penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasy Experiment Design: Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 orang lansia dengan masing-masing 17 lansia sebagai kelompok intervensi dan 17 lansia sebagai kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil Penelitian :

Terdapat pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia dengan degeneratif sendi dengan nilai P value 0.000 (α < 0,05). Selain itu terdapat nilai P value pada kelompok kontrol sebesar 0.038 dan kelompok intervensi sebesar 0.000 sehingga terlihat bahwa pada pre-test dan post-test kelompok kontrol maupun intervensi mengalami penurunan nyeri sendi, namun hasil lebih signifikan pada kelompok intervensi karena sampel melakukan Senam ErgonomisKesimpulan :

Terapi aktivitas senam ergonomis berpengaruh secara sifgnikan dapat menurunkan nyeri sendi pada lanjut usia dengan degeneratif sendi.

KataKunci: degeneratif sendi, lansia, nyeri sendi, senam ergonomis1 Mahasiswa PSIK FKIK UMY2 Dosen Pengajar PSIK FKIK UMY3 Dosen Pengajar Politeknik Kesehatan Yogyakarta

iv

Page 5: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

The Effect Of Activity Therapy Ergonomic Exercises To Decrease Joint Pain Scale In Elderly With Joint Degenerative At Work Area Kasihan II Public

Health Center, Bantul, Yogyakarta

Afiani Septina Rahmawati1, Titih Huriah, S.Kep Ns.,M.Kep., Sp.kom2, Catur Budi Susilo, S.Pd., S.Kp., M.Kes3

Scientific Paper, School of Nursing, Medical and Health Sciences Faculty, University Muhammadiyah of Yogyakarta

ABSTRACTBackground:

Epidemiological data showed an increased prevalence of chronic pain and weakness in the elderly. One of the chronic diseases that can cause the sensation of pain in the elderly is Rheumatoid Arthritis (RA). In addition, the elderly are particularly susceptible of degenerative joint diseases such as osteoarthritis which has characterized by pain in the lower extremities, decreased muscle function, and mobility that can degrade the quality of life. Non-pharmacological modality therapy is a component of multimodal management that very important for pain management, including Ergonomic Exercises. The aims of the study is to determine the effect of activity therapy ergonomic exercises to decrease joint pain scale in elderly with joints degenerative at work area Kasihan II Public Health Center, Bantul, YogyakartaResearch Methodology :

This research used a quantitative research study with intervention design Quasy Experiment Design: pretest-posttest control group design. Samples in this study were 34 elderly, which divided into 2 groups with each of 17 elderly as the intervention group and 17 elderly in control group at work area Kasihan II Public Health Center, Bantul, Yogyakarta. This study used purposive sampling technique. Data analysis used Wilcoxon and Mann Whitney. Result:

There is an influenced of activity therapy exercises ergonomic to decrease scale joint pain in elderly with degenerative joint by P value 0.000 (α <0.05). In addition there is P value of control group 0.038 and P value intervention group 0.000, it seen that the pre-test and post-test control group and the intervention group can decreased joint pain, but the results more significant in the intervention group because the elderly did exercises.Conclusion :

Activity therapy of an exercise has significant influence to decrease joint pain scale in elderly with degenerative joints.

Key words : elderly, ergonomic exercises, joint degenerative, joint pain1Nursing Sudent, School of Nursing, Medical and Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta2Lecturer at Nursing, School of Nursing, Medical and Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Yogyakarta3Lecturer at Nursing, Polytechnic Health of Ministry Yogyakarta

v

Page 6: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

PENDAHULUAN

Pertambahan penduduk usia lanjut (lansia) semakin mengalami peningkatan di dunia dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Menurut data dari U.S. Census Bureau, International Data Base (2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 jiwa pada tahun 2009. Jumlah ini termasuk terbesar ke-4 setelah China, India dan Jepang. Tahun 2012, jumlah lansia di Indonesia meningkat mencapai 26.094.851 jiwa1. Pertambahan jumlah penduduk lansia juga terlihat di beberapa provinsi di Indonesia. Usia Harapan Hidup (UHH) di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat menjadi 73,27 tahun, hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya usia lanjut. Jumlah lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat 456,964 jiwa lansia dari jumlah keseluruhan di kabupaten maupun kota2. Kabupaten Bantul memiliki jumlah lansia tertinggi sebesar 162, 321 jiwa3.

Data epidemiologi mendukung prevalensi peningkatan nyeri kronik dan kelemahan pada lanjut usia. Nyeri merupakan gejala yang subyektif, hal tersebut menarik untuk dikelola efektifitasnya. Lansia sering memiliki patologis penyakit kronik yang multiple, perubahan fungsi tubuh, dan kelemahan fisik4. Menurut Cooney et al5, salah satu penyakit kronik yang dapat menimbulkan sensasi nyeri pada lansia adalah Rheumatoid Arthritis (RA). Selain itu, lansia sangat rentan mengalami penyakit sendi degeneratif6. Hal yang sering terjadi adalah Osteoarthritis merupakan gangguan musculoskeletal yang sering dialami oleh lansia yang ditandai nyeri pada ekstremitas bawah dan penurunan fungsi otot serta mobilitas ekstremitas sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya7.

Kaye et al8 menyatakan, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penanganan untuk mengurangi nyeri dari penyakit kronis tersebut. Terapi modalitas pada nyeri lansia dapat dikategorikan dalam beberapa bidang. Sebuah pendekatan multidisiplin direkomendasikan untuk menyelidiki kemungkinan management nyeri yang optimal, antara lain farmakoterapi (terapi yang paling sering digunakan), dukungan psikologis, rehabilitasi fisik, dan prosedur intervensi. Terapi farmakologis yang sering digunakan antara lain NSAID, relaksan otot, opioid, dan terapi adjuvan. Rastogi & Meek4 menambahkan bahwa terapi adjuvan merupakan terapi farmakologis tambahan untuk peningkatan efektifitas terapi primer, termasuk antidepresan dan kortikosteroid. Terapi ini digunakan dalam nyeri persisten.

Terapi modalitas non farmakologi merupakan komponen manajemen multimodal yang sangat penting karena membantu dalam mengatasi nyeri yang lebih baik dengan perbaikan dalam fungsi sehari-hari, di dalamnya termasuk terapi fisik4. Terapi fisik tersebut dapat menurunkan intensitas nyeri sendi pada lansia9. Senam Ergonomis merupakan terapi aktivitas fisik10. Senam ergonomis merupakan senam yang diilhami dari gerakan shalat. Gerakan shalat dapat dipastikan mengandung fungsi autoregulasi dan adaptasi tubuh manusia dengan otak sebagai pusat pengendali11. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsung membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem

1

Page 7: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

tubuh seperti sistem kardiovaskuler, kemih, reproduksi12.Nyeri di definisikan sebagai perasaan yang tidak nyaman dan pengalaman

emosional yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial13. Nyeri merupakan masalah bagi pasien dalam semua kelompok usia. Studi secara konsisten menunjukkan bahwa nyeri yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi masalah bagi lansia14. Kerusakan jaringan (nosisepsion) merupakan langkah awal proses timbulnya nyeri. Toleransi nyeri satu individu dengan individu nyeri dapat berbeda-beda tergantung dari persepsi nyeri masing-masing individu15.

Nyeri yang terjadi pada lansia disebabkan karena perubahan pada sistem muskuloskeletal. Menurut Azizah16, hal tersebut disebabkan karena terdapat perubahan pada jaringan penghubung (kolagen dan elastin) yang merupakan jaringan pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan pengikat. Perubahan pada kolagen merupakan merupakan penyebab pada menurunnya fleksibilitas sendi pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri. Sistem musculoskeletal pada lansia, jaringan ikat sekitar persendian (tendon, ligament, dan fasia) akan mengalami penurunan elastisitas. Terjadi erosi pada kapsul persendian, sehingga akan menyebabkan penurunan luas dan gerak sendi, yang akan menimbulkan gangguan berupa pembengkakan dan nyeri.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) menilai skala nyeri sendi lansia dengan Rheumatoid Athritis dan Osteoarthritis sebelum dilakukan intervensi senam ergonomis baik pada kelompok kontrol maupun kelompok intervensi, (2) menilai skala nyeri sendi lansia dengan Rheumatoid Athritis dan Osteoarthritis setelah dilakukan intervensi senam ergonomis pada kelompok intervensi, (3) membandingkan skala nyeri sendi dengan Rheumatoid Athritis dan Osteoarthritis kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah intervensi senam ergonomis pada lansia dengan degeneratif sendi di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul, Yogyakarta.

METODOLOGIPenelitian ini menggunakan Quasy eksperimental pre-test and post-test

with control group design. Populasi pada peneitian ini adalah lansia yang mengalami degeneratif sendi. Berdasarkan data tahun 2012 di wilayah Puskesmas Kasihan II serta dari hasil survei pendahuluan jumlah lansia dengan degeneratif sendi di wilayah Puskesmas Kasihan II berjumlah 698 orang. Jumlah ini adalah keseluruhan jumlah lansia laki-laki maupun perempuan tanpa mempertimbangkan manajemen nyeri yang telah diberikan sebelumnya. Teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling, dikarenakan sampel yang didapatkan sebarannya tidak diketahui sehingga peneliti perlu melakukan validasi dari beberapa posyandu yang memiliki jumlah lansia terbanyak serta mengalami masalah kesehatan degeneratif sendi. Jumlah sample kedua kelompok adalah 34 orang yang terbagi 17 sampel sebagai kelompok intervensi dan 17 orang sampel sebagai kelompok kontrol.

Variable penelitian adalah intervensi senam ergonomis pada lansia degeneratif sendi. Hasil penelitian untuk variabel terapi aktivitas fisik Senam

2

Page 8: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

Ergonomis dikategorikan dengan skala nominal, sedangkan variabel penelitian nyeri sendi pada degeneratif sendi lansia dikategorikan dengan skala rasio. Instrumen penelitian ini adalah Numeric Rating Scale (NRS)17 dengan cara mewawancarai sampel. Modul kegiatan “Bebas Beraktifitas dengan Terapi SERGO” membantu peneliti dalam memberikan intervensi.

Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Selain itu dilakukan juga perbandingan antara kedua kelompok (intervensi dan kontrol). Kemudian dilihat perbedaan selisih penurunan skala nyeri sebelum dilakukan senam ergonomis dan setelah dilakukan senam ergonomis serta juga melihat penurunan nyeri pada kedua kelompok. Analisis data ini menggunakan uji statistik dengan Wilcoxon Sigred Rank Test dan Mann Whitney yang memiliki tingkat kepercayaan 95% (Uji Non Parametrik) karena distribusi data yang digunakan tidak normal. Uji analisis tersebut digunakan apabila terdapat dua sampel kuantitatif dalam skala nominal dan rasio serta digunakan untuk melihat perbedaannya18. Data akan diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini dilakukan pada awal Bulan April sampai awal Bulan Mei

selama 4 minggu di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Analisa data yang digunakan meliputi analisi univariat dan analisa bivariat yang dideskripsikan berikut ini:1. Hasil Uji Statistik Berdasarkan Distribusi Karakteristik Sampel

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Tentang Penurunan Skala Nyeri

Sendi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Kontrol IntervensiNo Karakteristik N % N %1. Jenis Kelamin

Laki-lakiPerempuan

512

29.470.6

413

23.576.5

2. PekerjaanBuruhIRTKaryawan SwastaPensiunanPetaniWirausaha

270035

5.920.60.00.08.814.7

081107

0.023.52.92.90.020.6

Sumber: Data Primer, 2014

Hasil analisis menyatakan bahwa karakteristik usia dari semua sampel merupakan lanjut usia yaitu 60-74 tahun. Menurut Sulaiman19, salah satu faktor yang menyebabkan munculnya masalah persendian akibat perubahan fisiologis lanjut usia adalah pertambahan usia. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, jumlah sampel perempuan lebih banyak dari laki-laki, pada kelompok

3

Page 9: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

kontrol yaitu sebanyak 12 orang (70%) dan pada kelompok intervensi 13 orang (76.5%). Hal tersebut didukung oleh jurnal Sugiura & Demura20 yang menyebutkan bahwa prevalensi nyeri sendi terutama pada degeneratif sendi terutama arthitis lebih sering dialami perempuan daripada laki-laki. Jumlah lanjut usia berjenis kelamin perempuan lebih besar dibandingkan dikarenakan usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih didominasi oleh perempuan21. Selain itu perempuan rentan terkena osteoarthritis yang diakibatkan oleh penurunan hormone esterogen saat menopause, hormon tersebut berperan dalam hilangnya massa tulang yang berakibat menimbulkan sensasi nyeri sendi pada lanjut usia22.

Sedangkan pada karakteristik pekerjaan, lansia ibu rumah tangga lebih banyak dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain, pada kelompok kontrol yaitu 7 orang sampel (20.6%) dan pada kelompok intervensi 8 orang sampel (23.5%). Menurut data Badan Statistik21, rata-rata lanjut usia sudah purna tugas dan lebih sering menjalankan aktivitas dalam pekerjaan rumah tangga. Aktivitas yang terbatas ini dapat merujuk pada terjadinya berkurangnya cairan synovial. Synovial sendi yang berkurang akan menyebabkan nyeri dan kekakuan dibagian persendian15.

2. Analisis UnivariatTingkat skala nyeri sendi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi

Senam Ergonomis pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Distribusi Rata-Rata Tingkat Skala Nyeri Sendi pada Kelompok Kontrol dan

IntervensiNo Kelompok Skala Nyeri

Median

SD Min Max

N

1. KontrolPretestPosttest

5.004.00

1.1691.320

31

76

1717

2. IntervensiPretestPosttest

4.001.00

1.0911.334

20

64

1717

Sumber: Data Primer, 2014Berdasarkan hasil uji statistik analisis univariat tingkat skala nyeri yang

diukur dengan skala nyeri Numeric Rating Scale pada kelompok kontrol dan intervensi keduanya memiliki nilai tengah terhadap penurunan nyeri. Kelompok kontrol memiliki nilai tengah pada pretest skala nyeri 5.00 dan posttest 4.00, sedangkan pada kelompok intervensi nilai tengah skala nyeri pretest adalah 4.00 dan posttest adalah 1.00. Kedua kelompok tersebut mengalami penurunan skala nyeri yang kemungkinan adanya perilaku yang

4

Page 10: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

dapat mempengaruhi penurunan skala nyeri sendi. Nyeri yang dirasakan masih dalam skala ringan dan sedang karena nyeri yang diakibatkan oleh arthritis masih dapat dikontrol23. Dalam jurnalnya, Ayu24 menjelaskan bahwa rata-rata nyeri sendi lansia yang mengalami nyeri lutut berkisar antara skala 1-6. Range skala nyeri sendi tersebut sama dengan range skala nyeri dalam penelitian yang peneliti lakukan. Nyeri sendi pada lansia hampir terjadi pada semua lansia terutama akibat degenerasi muskuloskeletal25. Lansia mengalami penurunan fungsi sistem muskuloskeletal yang diakibatkan adanya perubahan pada kolagen, dampak dari perubahan ini adalah berkurangnya fleksibilitas sendi. Selain itu terjadi pula erosi pada kapsul persendian yang menyebabkan penurunan luas pergerakan sendi dan menyebabkan nyeri16. Fox et al6

menambahkan bahwa penurunan fungsi pada bagian muskuloskeletal yang diakibatkan karena pertambahan usia ini merupakan penyakit sendi degeneratif dan keluhan umum yang terjadi adalah nyeri serta kekakuan sendi.

3. Analisis Bivariata. Analisis Wilcoxon

Pengaruh terapi aktivitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lanjut usia dengan degeneratif sendi di wilayah Puskesmas Kasihan II. Hasil pretest dan posttest masing-masing kelompok disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Statistik Wilcoxon Pada Tingkat Skala Nyeri Sendi Pretest dan

Posttest Kelompok Kontrol Dan Intervensi

Kelompok Mean P ValuePretest-Posttest Kontrol 4.50 0.038Pretest Posttest Intervensi 1.18 0.000

Sumber: Data Primer, 2014Hasil analisa data menggunakan Wilcoxon didapatkan nilai P value

pada kelompok kontrol sebesar 0.038 dan kelompok intervensi sebesar 0.000 hal tersebut menunjukkan bahwa baik pada pretest dan posttest kelompok kontrol maupun intervensi mengalami penurunan nyeri sendi, namun hasil terlihat signifikan pada kelompok intervensi karena sampel melakukan Senam Ergonomis 8x selama 4 minggu.

b. Analisis Mann WhitneyPengaruh terapi aktivitas senam ergonomis terhadap penurunan skala

nyeri sendi pada lanjut usia dengan degeneratif sendi di wilayah Puskesmas Kasihan II. Berikut adalah tabel hasil pretest dan posttest kedua kelompok:

Tabel 5. Hasil Uji Statistik Mann Whitney Pada Tingkat Skala Nyeri Sendi Pada

Kelompok Kontrol Dan IntervensiKelompok Z Asymp. Sig. (2-tailed)Kontrol -3.670 0.000

5

Page 11: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

IntervensiSumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji statistik menggunakan Mann Whitney pada kelompok kontrol dan intervensi diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000 (α < 0,05), maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas senam ergonomis, sedangkan Z adalah -3.670 menunjukkan bahwa senam ergonomis dapat menurunkan skala nyeri sendi pada lansia. Handono dan Richard26 menyatakan bahwa beberapa lansia mencari tenaga kesehatan saat mengalami nyeri hebat dan berespon terhadap nyeri dengan menggunakan obat-obatan di resepkan. Rasa nyeri yang sering lansia rasakan ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga seringkali lansia mencari pengobatan sendiri.

Faktor- faktor lain yang mempengaruhi nyeri sendi pada lansia antara lain tingkat pendidikan, BMI, dan aktivitas. Tingkat pendidikan akan berpengaruh dalam pemahaman terhadap pengetahuan yang diperoleh. Lansia dengan tingkat pendidikan yang rendah lebih beresiko mengalami nyeri arthritis27. Pengetahuan berperan penting dalam peningkatan derajat kesehatan pada lanjut usia, termasuk kaitannya dengan arthritis hal ini akan mempengaruhi lansia dalam tatalaksana manajemen arthritis28. Body Mass Index (BMI) berpengaruh terhadap nyeri sendi akibat arthritis, BMI yang overweight akan meningkatkan gejala arthritis termasuk sensasi nyeri sendi. Hal ini terjadi karena beban tumpuan lebih berat sehingga meningkatkan beban gesekan pada persendian29. Faktor lain yaitu aktivitas atau latihan fisik yang akan melatih tubuh bergerak sehingga dapat memberikan dampak dalam peningkatan produksi cairan sendi synovial yang berfungsi sebagai pelumas dan mencegah gesekan pada persendian yang dapat mengakibatkan nyeri. Aktivitas juga akan mengaktifkan system imun dan mencegah terjadinya peradangan pada sendi yang memiliki salah satu tanda dan gejala berupa nyeri sendi30.

Gerakan dalam Senam Ergonomis termasuk dalam gerakan Non Weight Bearing karena gerakan yang dilakukan sederhana, singkat, dan tidak menggunakan beban sehingga dapat dilakukan dalam jangka waktu singkat31. Senam Ergonomis dilakukan selama 8x pertemuan dalam 4 minggu. Penelitian deskriptif Iversen et al32 menjelaskan bahwa latihan aktivitas dengan intensitas sedang dapat dilakukan rutin 2 kali dalam seminggu untuk menurunkan nyeri pada persendian. Menurut Ayu24 15 orang lansia yang mengalami nyeri sendi efektif mengalami penurunan setelah dilakukan senam lansia dalam waktu 15-45 menit selama 6 hari berturut-turut. Peungsuwan et al33 menyatakan sebaliknya, bahwa latihan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri Osteoarthritis akan efektif jika dilakukan dalam jangka waktu lama yaitu selama 2 bulan. Wang et al29 juga mengatakan bahwa dengan 40 responden latihan aktivitas berupa Tai Chi dalam waktu 60 menit efektif dilakukan selama 2 kali dalam 12 minggu.

Aktivitas fisik berupa senam akan mengurangi sensasi nyeri pada persendian. Penelitian sebelumnya Bennell et al34, menjelaskan aktivitas

6

Page 12: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

fisik dapat meningkatkan kualitas hidup penderita arthritis. Selain itu, aktivitas fisik akan memberikan efek yang positif pada kekuatan otot dan fungsinya, serta mood pada lansia. Aktivitas fisik dapat berupa senam lansia, yang terbukti dapat menurunkan nyeri sendi, sebesar 86.7 % responden memiliki skala nyeri sendi 0 dan sebesar 13.33% responden memiliki skala nyeri sendi 1 setelah dilakukan intervensi berupa senam lansia24. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sulaiman19 yang menyatakan bahwa ada pengaruh senam terhadap nyeri arthritis pada lanjut usia.

Penelitian Ayu dan Sulaiman berbeda dengan penelitian Fatkuriyah35

yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol dan intervensi setelah dilakukan senam rematik dalam menurunkan skala nyeri sendi. Fatkuriyah menjelaskan bahwa kemungkinan terdapat beberapa faktor yang berkontribusi dalam ketidakberhasilan penelitiannya antara lain pola makan, pola aktivitas, kualitas, dan kuantitas senam rematik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang signifikan pada terapi aktifitas senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri sendi pada lansia dengan degeneratif sendiSaran

Perlu adanya program senam ergonomis untuk lansia sehingga dapat dijadikan penunjang dalam menurunkan nyeri sendi degeneratif sendi lansia. Lansia juga harus berperan aktif dan mandiri dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya.

UCAPAN TERIMA KASIH1. Nurul Hidayah, S.Kep., Ns., selaku penguji proposal KTI, terima kasih atas

kritik dan saran yang telah ibu berikan.2. Catur Budi Susilo, S.Pd., S.Kp., M.Kes selaku penguji KTI, terima kasih atas

bantuan, saran, waktu, serta ilmu yang bapak berikan.3. Titih Huriah, Ns., M.Kep., Sp.Kom selaku dosen pembimbing, terimakasih atas

semua bantuan, waktu dan ilmu yang telah ibu berikan kepada kami, serta kesabaran ibu dalam membimbing kami selama ini.

DAFTAR PUSTAKA1. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buletin Jendela Data dan Informasi

Kesehatan. Diakses pada 19 November 2013.2. Dinas Kesehatan DIY. (2012). Profil Kesehatan Penduduk Indonesia.

Departemen Kesehatan Provinsi DIY3. Dinas Kesehatan Bantul. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul.

Departemen Kesehatan Kabupaten Bantul4. Rastogi & Meek. (2013). Management of chronic pain in elderly, frail

patients: finding a suitable, personalized method of control. Dove Medical Press Ltd, 37:46

7

Page 13: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

5. Cooney, Law, Matschke, Lemmey, Moore, Ahmad., et al. (2011). Benefits of Exercise in Rheumatoid Arthritis. SAGE-Hindawi Access to Research

6. Fox, Taylor, Yazdany. (2004). Arthritis for Dummies 2nd Edition. Canada: Wiley Publising

7. Fukumoto et al. (2014). Effects Of High-Velocity Resistance Training On Muscle Function, Muscle Properties, And Physical Performance In Individuals With Hip Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. Clinical Rehabilitation. Diakses tanggal 4 Februari 2014 pukul 20:02 WIB

8. Kaye, Baluch, Scott. (2010). Pain Management in the Elderly Population: A Review. The Ochsner Journal. 10:179–187

9. Permana. (2011). Dengan Judul Pengaruh Terapi Latihan Fisik terhadap Intensitas Nyeri Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Yogyakarta. Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Yogyakarta

10. Fahmi. (2010). Pengaruh Senam Ergonomis pada Penderita DM Tipe 2 terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa dan Kadar Glukosa 2 Jam Postprandial. Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Yogyakarta

11. Sagiran. (2006). Mukjizat Gerakan Shalat. Jakarta: Qultum Media12. Wratsongko. (2010). Shalat Jadi Obat. Jakarta: Elex Media Komputindo13. Kipkorir. (2011). Knowledge And Attitudes Of Nurses Towards Pain

Management Among The Elderly: A Case Study Of Registered Nurses From The Local Healthcare Centers, Kokkola. Central Ostrobothnia University

14. Stanley & Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

15. Sudoyo W Aru, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Cetakan Kedua.Jakarta: Pusat Penerbitan Departement Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

16. Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu17. Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika18. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika19. Sulaiman. (2013). Hubungan Senam Rentang Gerak Dengan Nyeri Sendi

Pada Lansia di Posyandu Lansia di RT 03 dan 04 Rukeman Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta

20. Sugiura & Demura. (2012). The Effects of Knee Joint Pain and Disorders on Knee Extension Strength and Walking Ability in the Female Elderly. Japan: Kanazawa University. Diakses pada 1 Juni 2014.

21. Badan Pusat Statistik. (2012). Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin dalam Angka Yogyakarta. Yogyakarta

22. Lukman & Ningsih. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika

23. Masyhurrosyidi, Hadi. (2013). Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis Pada Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa

8

Page 14: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34546.docx · Web view(2009) penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2007, jumlah

Timur. Tugas Akhir, Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

24. Ayu & Warsito. (2012). Pemberian Intervensi Senam Lansia Pada Lansia Dengan Nyeri Lutut. Jurnal Nursing Student. Vol. 1

25. Wahida & Khusniyah. (2012). Pengaruh Hypnotherapy Terhadap Nyeri Sendi Pada Lansia. Unipdu Journal. Diakses pada 1 Juni 2014

26. Handono & Richard. (2013). Upaya Menurunkan Keluhan Nyeri Sendi Lutut Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera. Jurnal Stikes RS Baptis Kediri

27. Jhun, Sung, & Kim. (2013). Knee Pain and Its Severity in Elderly Koreans: Prevalence, Risk Factor, and Impact of Quality of Life. Original Article Musculosceletal Disorders. Diakses pada 18 Juni 2014.

28. Afriyanti. (2009). Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit Rheumatoid Arthritis Di Panti Sosial Tresna Werdha (Pstw) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Tahun 2009. Skripsi Strata Satu, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

29. Wang et al. (2009). Tai Chi is Effective in Treating Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. Manuscript

30. Robbins et al. (2009). Intisari Patologi. Tangerang: Binarupa Aksara31. Giriwiyono & Sidik. (2012). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya32. Iversen & Bawerman. (2013). Recommendations and the state of the evidence

for physical activity interventions for adults with rheumatoid arthritis: 2007 to present. NIH Public Access. 489–503

33. Pengsuwan, Sermcheep, Harnmontree, Eungpinichpong, Puntumetakul, Chatchawan, et al. (2014). The Effectiveness of Thai Exercise with Traditional Massage on the Pain, Walking Ability and QOL of Older People with Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial in the Community. Journal Physical Therapy Science Vol. 26, No. 1, 2014. Diakses 18 Juni 2014

34. Bennell, Ahamed, Bryant, Jull, Hunt, Kenardy et al. (2012). A Physiotherapist Delivered Integrated Exercise And Pain Coping Skills Training Intervention For Individuals With Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial Protocol. BMC Musculosceletal Disorders. Diakses 19 Juni 2014.

35. Fatkuriyah. (2010). Pengaruh Senam Rematik terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia di Desa Sudimoro Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo. Jurnal Universitas Airlangga.

9