indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view:...

28
Indonesian Healthcare Quality Network (IHQN) Didukung oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Menyelenggarakan Forum Mutu IHQN ke-X RE-DESIGN SISTEM MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PRIMER DAN RUJUKAN DI ERA IMPLEMENTASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL The Sunan Hotel, Surakarta, 19 – 21 Agustus 2014 Pendahuluan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia yang dimulai pada 1 Januari 2014 telah berjalan enam bulan. Berbagai permasalahan terkait pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) beredar hangat di media elektronik dan menjadi perbincangan baik di provider pelayanan kesehatan maupun di masyarakat. Sosialisasi oleh BPJS Kesehatan yang kurang, layanan rujukan, infrastruktur layanan, remunerasi, tarif INA- CBGs, dan terjadi nya fraud menjadi pembahasan selama pelaksanaan JKN ini. Perbaikan dalam pelaksanaan JKN pun dilakukan oleh kementerian kesehatan seperti keluarnya peraturan presiden dan peraturan Menteri Kesehatan terkait pengelolaan dan penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan pertama milik pemerintah daerah. Hal ini membuat galau Kepala Puskesmas karena diberi pilihan untuk BLUD oleh pemda. Sehingga konsekwensinya Puskesmas harus mempersiapkan diri memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang diperlukan untuk mengelola dana sendiri.

Transcript of indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view:...

Page 1: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Indonesian Healthcare Quality Network (IHQN)

Didukung olehFakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Menyelenggarakan

Forum Mutu IHQN ke-X

RE-DESIGN SISTEM MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PRIMER DAN RUJUKAN DI ERA IMPLEMENTASI

JAMINAN KESEHATAN NASIONALThe Sunan Hotel, Surakarta, 19 – 21 Agustus 2014

Pendahuluan

Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia yang dimulai pada 1 Januari 2014 telah berjalan enam bulan. Berbagai permasalahan terkait pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) beredar hangat di media elektronik dan menjadi perbincangan baik di provider pelayanan kesehatan maupun di masyarakat. Sosialisasi oleh BPJS Kesehatan yang kurang, layanan rujukan, infrastruktur layanan, remunerasi, tarif INA-CBGs, dan terjadi nya fraud menjadi pembahasan selama pelaksanaan JKN ini.

Perbaikan dalam pelaksanaan JKN pun dilakukan oleh kementerian kesehatan seperti keluarnya peraturan presiden dan peraturan Menteri Kesehatan terkait pengelolaan dan penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan nasional pada fasilitas kesehatan pertama milik pemerintah daerah. Hal ini membuat galau Kepala Puskesmas karena diberi pilihan untuk BLUD oleh pemda. Sehingga konsekwensinya Puskesmas harus mempersiapkan diri memenuhi persyaratan dan kebutuhan yang diperlukan untuk mengelola dana sendiri.

Dengan adanya forum mutu IHQN ke X ini, harapannya kita dapat mere-design bpelayanan di primer & pelayanan sekunder baik untuk alur pelayanan, mutu & safety, efisiensi termasuk pencegahan fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional.

Tujuan

Forum Mutu IHQN 2014 diadakan untuk memfasilitasi pembahasan konsep dan pengalaman upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Indonesia. Terdiri dari 4 bentuk kegiatan: Pelatihan, Workshop, Pameran Poster, dan Studi Banding.

Page 2: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

PesertaPeserta yang diharapkan dapat ikut serta dalam Forum Mutu ini adalah:

- Regulator: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga asuransi/pembiayaan kesehatan (PT Askes, PT Jamsostek, Jamkesda, BPJS), lembaga sertifikasi/akreditasi (KARS, KALK, ISO, MenPAN, Badan Mutu, dsb), LSM bidang kesehatan dan sebagainya

- Pengelola sarana pelayanan kesehatan: Direktur/Manajer RS, Kepala Puskesmas dan Pimpinan klinik dan sarana pelayanan kesehatan lainnya

- Klinisi: Dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, penunjang medik, dsb

- Mahasiswa: S1, S2, Pendidikan dokter spesialis, S3

- Pemerhati mutu pelayanan kesehatan: Perguruan tinggi, Peneliti, Konsultan

Call for Paper:Para peserta dapat mengirimkan hasil penelitian, studi kasus dan atau kajian (review) dalam bentuk Naskah Abstrak Terbatas dengan tema:

1. Governance, Leadership and Health Policy2. Improvement Science and Patient Safety Solutions3. Patient Centred Care4. Accreditation and External Evaluation Systems5. Education and Research6. Learning with Transitional and Developing Countries7. Comparative Effectiveness in Health Information Techmology and Health Technology

Assessment8. Health and Social Care for Vulnerable and Older Persons9. Integrated Care

Batas pengiriman Naskah Abstrak Terbatas tidak melebihi tanggal 10 Juli 2014. Naskah abstrak terbatas akan diseleksi oleh komisi ilmiah. Pengumuman abstrak terpilih akan disampaikan pada tanggal 15 Juli 2014. Jenis Presentasi melalui POSTER.

Naskah Terbatas yang dikirimkan harus memenuhi format dan struktur penulisan berikut:1. Abstrak dapat berupa Hasil Penelitian atau Hasil Analisa Mutu2. Format Penulisan

a. Menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggrisb. Menggunakan Tipe Huruf Calibri c. Menggunakan Ukuran Huruf 12ptd. Menggunakan Format Paragraf 1,5 spasi

3. Struktur Penulisan Abstraka. Judul, Nama Lengkap Penulis dan Afiliasi, dan Alamat Email Penulis.b. Mengandung Unsur: pendahuluan (termasuk latar belakang dan tujuan), metode penelitian dan

bahan, hasil dan diskusi, kesimpulan.c. Jumlah kata yang digunakan dalam Judul Abstrak tidak melebihi 18 kata.

Page 3: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

d. Jumlah kata yang digunakan dalam Abstrak tidak melebihi 300 kata. e. Jumlah kata yang digunakan dalam Kata Kunci tidak melebihi 5 kata.

Pengiriman abstrak dapat melalui email ke [email protected]

Bagi 10 peserta terpilih maka akan disediakan harga khusus mengikuti Forum Mutu ke 10 pada tanggal 20-21 Agustus 2014 di Surakarta sebesar Rp 1.000.000,- (sebagai pengganti konsumsi dan materi)

Agenda Kegiatan :

Pra-Forum (Selasa, 19 Agustus 2014)1. Workshop Persiapan Mengikuti Kongres IsQUA ke-31, Rio de Janeiro 5-8 Oktober 2014

(Host: IHQN)

2. Pelatihan Clinical Pathways (Host: IHQN)

3. Pelatihan Audit keperawatan (Host: RS Dr. Moewardi)

4. Pelatihan dokter keluarga (Host: Program S2 Kedokteran Keluarga)

5. Pelatihan penyelesaian konflik dan sengketa medis Pelatihan perencanaan dan pengendalian biaya rumah sakit (Host: Dynamic Consulting Group)

6. Pelatihan perencanaan dan pengendalian biaya rumah sakit (Host: Dynamic Consulting Group)

7. Benchmark ke FK UNS atau RSUD Dr. Moewardi

Forum Mutu Rabu, 20 Agustus 2014:

08:00-08:30 Registrasi

08:30-09:00 Coffee break: Diskusi informal antar peserta dan pembicara

Moderator : dr. Hanevi Djasri, MARS

09:00-10:00 Keynote I: Rancang Bangun Sistem Pelayanan Kesehatan Primer di Era Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

Dr. Siti Wahyuningsih, MKes (Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta)

10:00-11:00 Keynote II: Rancang Bangun Sistem Pelayanan Kesehatan Rujukan di Era Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional

Dr. Bambang Wibowo, SpOG (Dirut RSUP Dr. Karyadi Semarang)*

11:00-12:00 Keynote III: Rancang Bangun Sistem Renumerasi Pelayanan Kesehatan Primer dan

Page 4: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Rujukan di Era Jaminan Kesehatan Nasional

Dr. Andreasta Meliala, DPH, MKes, MAS

12:15-13:00 Lunch break

Sesi Pararel A:

Rancang bangun implementasi keselamatan pasien dan manajemen

mutu pelayanan di era penerapan Jaminan Kesehatan Nasional

Moderator: dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD

Sesi Pararel B:

Rancang bangun sistem informasi rumah sakit di era implementasi

jaminan kesehatan nasional

Moderator: dr. Guardian

13:00-14:00 Sesi A1: Implementasi keselamatan pasien dan manajemen mutu pelayanan di RS pendidikan: pelajaran dari penerapan JCI

Drg. Basoeki Soetardjo MMR (RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

Sesi B1: Pemanfaatan data klaim untuk mengukur mutu pelayanan: studi kasus pemberian obat di rumah sakit

Prof. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc, Ph.D (FK UGM)*

14:00-15:00 Sesi A2: Implementasi keselamatan pasien dan manajemen mutu pelayanan di RS Swasta yang ikut dalam skema JKN

Dr. Dini Handayani MARS (RS Awal Bross)

Sesi B2: Integrasi sistem informasi data klaim dan mutu pelayanan: pengalaman di era PT ASKES dan BPJS

Dr. Anis Fuad DEA (FK UGM)*

15:00-16:00 Sesi A3: Implementasi Keselamatan Pasien pada pelayanan di ICU

■ dr. Rudyanto Soedono, SpAn(K)-KIC (RSCM)

Sesi B3: Identifikasi fraud melalui data klaim

DR. dr. Fathema Djan, SpB, BTKV (RS PELNI)

16:00-16:30 Penutup dan Coffee break: Diskusi informal antar peserta dan pembicara

Kamis, 21 Agustus 2014

08:30-09:00 Coffee break: Diskusi informal antar peserta dan pembicara

Sesi Pararel A:

Keselamatan pasien dan mutu pelayanan dalam kurikulum

pendidikan

Moderator : dr. Mora Claramita,

Sesi Pararel B:

Menuju pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan efisien

Moderator: dr. Trisasi Lestari, MPH

Page 5: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

MmedEdu, PhD

09:00-10:00 Sesi A4: Penerapan keselamatan pasien dalam kurikulum pendidikan dokter

dr. Setyo S. Raharjo, MKes (FK UNS)

Sesi B4: Pengalaman projek Otsuka

Dr. Ari Probandari MPH, PhD (FK UNS)

10:00-11:00 Sesi A5: Muatan Terminologi Medis dalam Kurikulum Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Meningkatkan Keselamatan Pasien dalam Pengisian Rekam Medis

Free paper

dr. Rano Indradi Sudra, M.Kes / APIKES Mitra Husada Karanganya

Sesi B5: Penerapan ISO pada pelayanan kesehatan primer: pengalaman Puskesmas

Free paper

Ika Nurfarida, dr., M. Sc., SpKJ / RSJ dr. RAdjiman Wediodiningrat Lawang, Malang

11:00-12:00 Sesi A6: Patient Safety and Medical Education

dr. Viera Wardhani, MKes (FK Brawijaya)

Sesi B6: Merencanakan Layanan Klinis yang inovatif

Free paper

dr. Bayu Chandra Cahyono, MM / RS Kaliwates Jember

12:00-13:00 Lunch break

Moderator : drg. Puti Aulia Rahma, MPH

13:00-14:00 Keynote IV: Deteksi dan Pencegahan Fraud dalam Pelayanan Kesehatan

dr. Hanevi Djasri, MARS

14:00-15:00 Keynote V: Pedoman Pencegahan Fraud di Rumah Sakit

dr. Arjuna (Kemenkes RI)

15:00-16:00 Keynote VI: Hasil Forum Mutu 2014 dan Penutupan serta Pengumuman Rencana Forum Mutu 2015

dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, DrPH

BiayaKegiatan Biaya Keterangan

Pre-Forum Mutu IHQN (19 Agustus 2013) Rp. 1.500.000,- Diskoun 10% untuk rombongan 10 orang atau lebih

Diskoun 10% untuk member IHQN

Page 6: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Forum Mutu IHQN (20-21 Agustus 2014) Rp. 2.500.000,- Diskoun 10% untuk rombongan 10 orang atau lebih

Diskoun 10% untuk member IHQN

Registrasi Early Bird Forum Mutu ke X (berlaku s/d 15 Juli 2014) : Rp 2.000.000,-

Mahasiswa S1/S2 FK UGM & FK UNS : Rp 750.000,-

Biaya Pendaftaran dapat ditransfer melalui Bank BNI UGM Yogyakarta No.Rekening 0203024192 atas nama PKMK Fakultas Kedokteran UGM

Informasi:Nasiatul Aisyah Salim Pusat Kebijakan dan Manajemen KesehatanFakultas Kedokteran Universitas Gadjah MadaGedung IKM Sayap Utara Lt. 2, Fakultas Kedokteran UGMJl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta 55281Mobile : +6281390979488 / +6282367011312 / +6281328003119Email : [email protected] / [email protected] / [email protected]

Page 7: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Tentang IHQN dan Forum MutuIndonesian Healthcare Quality Network (IHQN) didirikan di Jakarta pada tahun 2005, merupakan lembaga not-for-profit, independen. IHQN berusaha untuk menjadi jaringan kerjasama antara para profesional, pemilik, manajer, regulator, peneliti, pembuat kebijakan dan konsumen sarana pelayanan kesehatan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang aman dan efisien bagi seluruh masyarakat Indonesia. Saat ini IHQN telah memiliki lebih dari 200 anggota baik institusi maupun individu. Pengurus IHQN telah menjadi anggota jejaring serupa di regional maupun internasional yaitu melalui Asian Society for Quality in Healthcare (ASQua) berpusat di New Delhi dan anggota International Society for Quality in Healthcare (ISQua) berpusat di Dublin.

Forum Mutu Pelayanan Kesehatan (Forum Mutu) adalah agenda tahunan dari IHQN, diselenggarakan sejak tahun 2005 di kota-kota besar di Indonesia. Forum Mutu memiliki ciri khas untuk selalu berusaha menampilkan praktisi upaya peningkatan mutu sebagai pembicara sehingga tidak bicara sekedar konsep. Forum ini menggunakan model dari Berwick (2000) sehingga akan menampilkan berbagai pembicara dari keempat topik:

Konteks lingkungan misalnya dari Departemen kesehatan, Dinas kesehatan Provinsi dan Kab/Kota, lembaga asuransi dan organisasi sarana pelayanan kesehatan;

Konteks organisasi misalnya dari perwakilan dari rumah-sakit, Puskesmas, apotik, laboratorium klinik dan dari organisasi manajer sarana pelayanan kesehatan;

Konteks mikro pelayanan misalnya dari perwakilan dari klinisi: dokter, spesialis perawat dan bidan serta juga organisasi profesi.

Konteks pasien misalnya dari lembaga perwakilan konsumen/pasien

Disamping itu sejak tahun 2009, tema Forum Mutu juga disesuaikan dengen tema Konfrensi ISQua dengan tujuan untuk memaparkan perkembangan terkini di dunia internasional kepada peserta Forum Mutu.

Page 8: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Kerangka Acuan Pelatihan 1 Hari

Menyusun Clinical Pathways

Diselenggarakan oleh Indonesian Healthcare Quality Network (IHQN)

Hotel Sultan, Surakarta, 19 Agustus 2014

Pendahuluan

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang menggunakan sistem tarif INA CBGs menuntut manajemen rumah sakit untuk mampu melakukan kendali mutu dan kendali biaya, antara lain melalui penerapan clinical pathway. Disamping itu standar akreditasi rumah sakit dari KARS versi 2012 dan juga standar internasional dari JCI edisi 4 juga mensyaratkan rumah sakit memiliki dan menerapkan setidaknya 5 clinical pathways setiap tahunnya.

Clinical Pathway adalah suatu alur proses kegiatan pelayanan pasien yang spesifik untuk suatu penyakit atau tindakan tertentu mulai dari pasien masuk sampai pasien pulang yang merupakan integrasi dari pelayanan medis, pelayanan keperawatan, pelayanan farmasi dan pelayanan kesehatan lainnya. Clinical Pathway bukan merupakan Clinical Guidelines atau Protocol karena setiap kasus dalam Clinical Pathway dibuat berdasarkan standar prosedur dari setiap profesi yang mengacu pada standar pelayanan dari profesi masing-masing, disesuaikan dengan strata sarana pelayanan rumah sakit.

Dengan penyusunan Clinical Pathway maka Manajemen Rumah Sakit dapat memanfaatkannya sebagai dasar untuk menetapkan biaya yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan (cost of care) dan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga masyarakat dapat segera mendapatkan kepastian biaya yang harus dibayarkan dan menghindari tindakan yang akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Tujuan

Secara umum pelatihan ini bertujuan unutk meningkatkan pemahaman dan keterampilan pimpinan dan staf rumah sakit dalam menyusun clinical pathway. Secara khusus bertujuan untuk:1. Memahami Konsep Dasar dan Manfaat Clinical Pathways2. Memahami Langkah-langkah Penyusunan Clincial Pathways3. Mampu melakukan penetapan topik clinical pathways dan tim penyusun4. Mampu melakukan evaluasi pelaksanaan PPK (Clinical Guidelines)5. Mampu melakukan studi literatur untuk merevisi PPK (Clinical Guidelines)6. Mampu medesain formulir clinical pathways

Page 9: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Fasilitator:

dr. Hanevi Djasri, MARS: Konsultan dan Peneliti di Pusat Kebijakan dan Manajemen FK-UGM, Dosen Magister Manajemen RS di UGM, Pengurus PERSI Pusat dan Koordinator Indonesian Healthcare Quality Network serta anggota International Society for Quality in Healthcare/ISQua. Berpengalaman mendampingi penyusunan clinical pathways diberbagai rumah sakit , antara lain di PJT RSCM, RSUP Persahabatan, RS Bethesda Yogyakarta, dan lain-lain.

Fasilitator akan didampingi oleh asisten dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM.

Kriteria Peserta

1. Jajaran direksi RS2. Perwakilan pemilik RS3. Kepala Bidang/Bagian: Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medik4. Ketua Komite Medik RS dan Ketua SMF5. Dokter dan Perawat fungsional

Persiapan Peserta

1. Peserta diharapkan dapat terdiri dari tim yang terdiri dari: dokter, perawat dan manajemen (termasuk staf rekam medis)

2. Peserta diharapkan membawa:a. Laptop/Netbook untuk praktekb. Modem untuk akses internet mencari literatur yang diperlukanc. Pedoman Praktek Klinik (PPK) / Standar Pelayanan Medik (SPM) dan Standar Asuhan

Keperawatan (SAK) serta pedoman nasional (PNPK)/internasional untuk setiap topik yang akan disusun clinical pathwaysnya

Page 10: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Jadwal dan Materi

Waktu Topik Fasilitator

09:00-09:30 Pengantar pelatihan Hanevi Djasri

09:30-10:15 Konsep Dasar dan Manfaat Clinical Pathways Hanevi Djasri

10:15-10:30 Coffee break

10:30-11:15 Langkah-langkah Penyusunan Clincial Pathways Hanevi Djasri

11:15-12:00 Simulasi penetapan topik clinical pathways dan tim penyusun

Tim Fasilitator

12:00-13:00 Lunch break

13:00-13:45 Simulasi evaluasi pelaksanaan standar prosedur sesuai topik terpilih

Tim Fasilitator

13:45-14:30 Simulasi studi literatur Tim Fasilitator

14:30-15:15 Simulasi medesain formulir clinical pathways Tim Fasilitator

15:15-16:00 Review, Tindak Lanjut & Closing Session Hanevi Djasri

Biaya

Umum: Rp. 1.500.000,-/peserta

Anggota IHQN: Rp. 1.350.000,-/peserta

Rombogan 10 orang atau lebih: Rp 1.350.000,- /peserta

Page 11: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Term Of Reference Bimbingan Teknis Audit Keperawatan

Surakarta, 18-19 Agustus 2014

PENDAHULUANPelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan non

kesehatan. Perawat memberikan pelayanan dan asuhan menggunakan suatu sistem manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain, karena sasaran yang ingin dicapai adalah keselamatan pasien.

Cara mengetahui tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan dapat dinilai secara obyektif dengan menggunakan metode dan instrumen penelitian yang baku, salah satunya adalah audit dokumentasi asuhan keperawatan. Audit dokumentasi dilakukan dengan cara membandingkan pendokumentasian yang ditemukan dalam rekam medik pasien dengan standar pendokumentasian yang ditentukan dalam standar asuhan keperawatan, sebagai alat bukti tanggung jawab dan tanggung gugat dari perawat dalam menjalankan tugasnya.

Pada saat ini sedang dikembangkan Audit keperawatan secara khusus sesuai tuntutan standar akreditasi JCI dan KARS 2012 dengan merujuk pada pengkajian kualitas keperawatan klinis yang merupakan upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, dengan menggunakan rekam keperawatan dan dilaksanakan oleh profesi keperawatan.

Dalam rangka membantu manajemen RS Pemerintah maupun RS Swasta agar dapat melaksanakan audit keperawatan, maka RSUD Dr. Moewardi menyelenggarakan Bimbingan Teknis Audit Keperawatan Sebagai Salah Satu Tolok Ukur Pelayanan Keperawatan Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Tahap I tanggal 18 - 19 Agustus 2014, Tahap II tanggal 6-7 Oktober 2014 di RSUD Dr. Moewardi, Jl. Kol. Soetarto No. 132 Surakarta Telp. 0271 – 634634.

TUJUAN 1. Memberikan pemahaman tentang peran audit klinis dalam peningkatan mutu layanan kesehatan di rumah

sakit;2. Meningkatkan kemampuan dan fungsi Komite Keperawatan dalam melakukan audit keperawatan di rumah

sakit.

MANFAAT1. Mencegah terjadinya sengketa medis melalui pelaksanaan audit klinis oleh Komite Keperawatan;2. Meningkatkan mutu layanan rumah sakit;3. Mewujudkan transparansi manajemen rumah sakit;4. Memelihara kepercayaan masyarakat dan pihak-pihak terkait kepada manajemen rumah sakit.

KRITERIA PESERTA1. Direktur Utama, Direktur Keperawatan/ Kepala Bidang Keperawatan/ Kepala Seksi Keperawatan RS

Pemerintah/ Swasta;2. Ketua Komite Keperawatan/ Sub Komite Keperawatan/ anggota Komite Keperawatan3. Supervisor/ Pengawas Keperawatan/ Kepala Ruangan / Case Manager/ Perawat senior4. Tim Pengendali Mutu Keperawatan/ Tim Akreditasi RS;5. Kepala Instalasi Rekam Medis RS/ Perekam Medis senior

Catatan untuk Peserta :1. Peserta wajib membawa laptop dengan fasilitas Wi-Fi/ modem internet untuk melakukan praktik telaah

terhadap kasus-kasus tertentu. 2. Quota Terbatas, Peserta 40 Orang METODE1. Ceramah dan Tanya Jawab

Page 12: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

2. Simulasi kelas 3. Diskusi Kelompok 4. Praktek

NARA SUMBER DAN FASILITATOR1. dr. Hanevi Djasri, MARS (Konsultan dan Peneliti di Pusat Kebijakan dan Manajemen FK-UGM, Dosen Magister

Manajemen RS di UGM, Pengurus PERSI Pusat dan Koordinator Indonesian Healthcare Quality Network serta anggota International Society for Quality in Healthcare/ ISQua)

2. Drg. Basoeki Soetardjo, MMR. (Direktur RSUD Dr. Moewardi)3. Sri Martuti, SKP., MKes. (Ketua Komite Keperawatan RSUD dr. Moewardi)4. Tim Audit Keperawatan RSUD Dr Moewardi

MATERI1. Program Bimbingan Teknis Audit Keperawatan ini diberikan selama 32 jam pelajaran (1 jam pelajaran 45

menit), terdiri dari teori dan praktek dengan bobot : Teori 40% dan Praktek 6 0%2. Materi pelatihan terdiri dari:

TAHAP I : AUDIT KEPERAWATANa. Peran Komite Keperawatan dalam Mewujudkan Clinical Governance di Rumah Sakit b. Peran Audit Klinis dalam Mempersiapkan Akreditasi RS versi JCI dan Mencegah

Sengketa Medisc. Langkah-langkah Audit Keperawatan

1) Pemilihan Topik dan Penyusunan Kriteria2) Praktek Penyusunan Kriteria3) Pengumpulan Data dan Praktek4) Pelaporan Data dan Praktek5) Analisis Penyimpangan dalam Audit Keperawatan6) Praktek Analisis Penyimpangan

TAHAP II : RE AUDIT KEPERAWATANa. Implementasi Plan Of Action (POA) di RS masing-masing peserta (4 minggu)b. Re Audit Keperawatan di di RS masing-masing pesertac. Presentasi dan Evaluasi Hasil Audit Keperawatan

WAKTU PELAKSANANANTahap I : Hari / Tanggal : Senin-Selasa, 18- 19 Agustus 2014Tahap II : Hari/ Tanggal : Senin – Selasa 6 – 7 Oktober 2014TEMPATRuang Parangkusumo, Gedung Nusa Indah Lantai 3 RSUD Dr Moewardi Jl Kolonel Soetarto 132 Solo , Telp 0271- 634634 (ext. 542)

PENDAFTARAN DAN INVESTASI1. Mendaftar dengan mengisi formulir terlampir,dan difax ke 0271- 6669542. Mendaftar melalui e-mail :

a. [email protected] b. [email protected]

3. Mendaftar melalui kontak person ke:a. Dewi Asti : 081393232565b. Sugiyarti : 081567939667c. Isti Wulandari : 085640724786d. Dhina Nur Irfani : 081226334200

Sehubungan terbatasnya tempat, dimohon segera mendaftarkan diri sebelum tanggal 9 Agustus 2014 dan sebaiknya tiap rumah sakit mengirimkan 3 (tiga) orang dalam 1 (satu) tim, dengan investasi:Tahap I : sebelum 9 Agustus Rp. 2.000.000,-/ peserta, On site Rp. 2.500.000.-

Page 13: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Tahap II : Rp. 1.000.000.-/ peserta

CARA PEMBAYARAN : Semua pembayaran dilakukan melalui transfer ke 1. Bank Jateng cabang Surakarta Rek No 3 002 11630 7 an Bagian Diklit RSUD Dr Moewardi 2. Bukti Transfer dinyatakan pada formulir pendaftaran dan di fax bagian Diklit 0271- 666954 FASILITAS :

1. Tas2. Coffee break, dan lunch 3. Bimtek kits, modul dalam bentuk hard copy dan soft copy; 4. Sertifikat, dan foto bersama

Hari Pertama : Senin, 18 Agustus 2014WAKTU MATERI PEMBICARA07.30 - 08.00 Registrasi Ulang 08.00 - 08.45 Opening Session Ketua Panitia

Direktur RSUD Dr. Moewardi

08.45 – 09.00 Coffee Break09.00 – 10.30 Peran Komite Keperawatan dalam

Mewujudkan Clinical Governance di Rumah Sakit

Drg. Basoeki Soetardjo, MMR.

10.30 - 12.00 Peran Audit Klinis dalam Mempersiapkan Akreditasi RS versi JCI dan Mencegah Sengketa Medis

dr. Hanevi Djasri, MARS

12.00 – 13.00 ISHOMA13.00 – 14.30 Langkah-langkah Audit Keperawatan dr. Hanevi Djasri, MARS

14.30 – 15.15 Pemilihan Topik dan Penyusunan Kriteria dr. Hanevi Djasri, MARS

15. 15 – 16.45 Sharing Pengalaman Komite Keperawatan dalam Melaksanakan Audit Keperawatan di RSUD Dr Moewardi

Komite Keperawatan RSDM

Hari Kedua : Selasa, 19 Agustus 2014WAKTU MATERI PEMBICARA

08.00 - 09.30 Praktek Penyusunan Kriteria Sri Martuti,SKP., Mkes dan Tim

09.30 - 09.45 Coffee Break - Photo Session09.45 - 12.00 Pengumpulan Data dan Praktek Sri Martuti,SKP., Mkes dan

Tim12.00 - 13.00 ISHOMA13.00 - 14.30 Pelaporan Data dan Praktek Sri Martuti,SKP., Mkes dan

Tim14.30 - 15.15 Analisis Penyimpangan dalam Audit

KeperawatanSri Martuti,SKP., Mkes dan Tim

15.15 - 15.30 Coffee Break15.30 - 16.15 Praktek Analisis Penyimpangan Sri Martuti,SKP., Mkes dan

Tim

Page 14: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

SUSUNAN ACARA SEMINAR DAN WORKSHOP

PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DALAM

PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS

IHQN 2014

Tanggal Jam Acara

Selasa, 19 Ag2014 07.30 – 08.30 Pendaftaran Ulang Peserta

08.30 – 09.30 Pembukaan

1. Sambutan Ketua Panitia

2. Sambutan Direktur Pasca

09.30 – 09.45 Coffee Break

09.45 – 11.30 Seminar

1. Update Prosedur Diagnosis dan

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

(dr. Sogiarto Sp.PD, FINASIM)

2. Pendekatan Secara Holistik Tentang Diabetes

Mellitus Praktek Dokter Keluar

(Prof. Dr.Didik Tamtomo,dr,MM,M.Kes,PAK)

3. Peran Dokter Keluarga dalam Penatalaksaaan

Penyakit Kronik Pada Era JKN

Dr. Nurifansyah,MKM,AAK

Kepala BPJS Cab. Boyolali

Moderator : dr. Andri Putranto, MKes

11.30 – 12.30 ISHOMA

12.30 – 14.30 Workshop

1. Pemilihan OAD dan Pemilihan dan Cara

Penyuntikan Insulin (PERKENI)

2. Pemilihan Diet Diabetes Mellitus(PERKENI)

Page 15: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

3. Pemilihan Senam Untuk Diabetes Mellitus

(PERKENI)

4. Perawatan Kaki Diabetik (PERKENI)

Moderator : dr.Balgis, M.Sc, CM-FM

14.30-15.00 Coffe Break dan ISHOMA

15.00 – 15.15 Penutupan

Page 16: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Term of Reference Pelatihan Penyelesaian Konflik dan Sengketa Medis

The Sunan Hotel Surakarta, 19 Agustus 2014

D a s a r P e m i k i r a n

Globalisasi dan liberalisasi dalam bidang Pelayanan Kesehatan menjadikan kompetisi bagi industri Rumah Sakit di Indonesia menjadi semakin tajam. Menyikapi tajamnya kompetisi ini, maka aspek mutu Pelayanan Kesehatan sangatlah relevan untuk dijadikan penentu. Mutu pelayanan medis dan kesehatan di Rumah Sakit sangat erat kaitannya dengan manajemen Rumah Sakit (quality of services) dan profesionalisme kinerja SMF dan staf lainnya di Rumah Sakit (quality of care). Keduanya merupakan outcome dari manajemen menjaga mutu di RS yang dilaksanakan oleh gugus kendali mutu Rumah Sakit.

Mutu Pelayanan Kesehatan yang kurang baik akan menimbulkan terjadinya pemborosan waktu dan sumber daya; peningkatan kesalahan dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan serta peningkatan terjadinya resiko termasuk terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan (KTD), baik timbulnya komplikasi, kecacatan maupun pasien meninggal dunia.

Di sisi lain, UU no. 36/2009 tentang Kesehatan khususnya Pasal 58 ayat (1) menegaskan, bahwa setiap orang berhak menuntut ganti rugi kepada seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Demikian juga UU no. 44/2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 32 butir (q) menjamin hak pasien untuk mengajukan gugatan kepada tenaga kesehatan atau rumah sakit atas pelayanan yang tidak sesuai dengan standar, baik secara perdata maupun pidana.

Kasus dugaan Malpraktik yang menjerat dr.Ayu dan kedua rekannya menyebabkan Kementerian Kesehatan menganggap perlu adanya satu pemahaman antara Majelis Kehormatan dan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dengan penegak hukum mengenai resiko suatu tindakan medis.

Ketidaksamaan pemahaman tentang resiko medis dalam suatu tindakan medis, acap kali menjadi pemicu terjadinya konflik atau sengketa medis. Mengingat besar kemungkinan terjadinya KTD disebabkan oleh resiko medis, maka perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat untuk menangani konflik dan sengketa medis, agar hal itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya, dengan menerapkan prinsip mengutamakan penyelesaian secara damai melalui jalur non litigasi.

Dalam rangka membantu pimpinan, manajemen dan tenaga kesehatan dalam menangani konflik dan sengketa medis baik di rumah sakit maupun lembaga pelayanan kesehatan, serta melakukan antisipasi terhadap konflik yang berpotensi menjadi sengketa, maka Dynamic Consulting Group menyelenggarakan Pelatihan Penyelesaian Konflik dan Sengketa Medis di The Sunan Hotel Surakarta, 19 Agustus 2014.

Page 17: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

T u j u a n

1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif pada tenaga kesehatan, pimpinan dan manajemen rumah sakit dan lembaga pelayanan kesehatan tentang kiat menangani konflik dan menyelesaikan sengketa medis;

2. Memberikan pengetahuan mengenai perlunya audit medis serta manajemen resiko pelayanan klinis dalam mencegah terjadinya konflik dan sengketa medis;

3. Memberikan pengetahuan mengenai penyelesaian konflik dan sengketa medis menurut jalur non litigasi;

4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam merumuskan akta perdamaian dan nota kesepahaman sebagai bentuk penyelesaian konflik dan sengketa medis.

S a s a r a n

1. Peserta memahami dan mengenali berbagai bentuk kasus pelanggaran yang dapat menimbulkan konflik dan sengketa medis;

2. Peserta memahami dan mengetahui peranan audit medis serta manajemen resiko pelayanan klinis dalam mencegah terjadinya konflik dan sengketa medis;

3. Peserta memahami dan mengetahui teknik-teknik penyelesaian konflik dan sengketa medis melalui jalur non litigasi;

4. Peserta mampu merumuskan akta perdamaian dan nota kesepahaman dalam penyelesaian konflik dan sengketa medis.

K r i t e r i a P e s e r t a

1. Direksi Rumah Sakit (Diretur Utama, Direktur, Wakil Direktur RS). 2. Manajer dan Supervisor RS (Kepala Bagian/Bidang, Manajer Hukum, Legal Supervisor, Pejabat

Struktural RS)3. Satuan Pengawas Internal (SPI) / Badan Pengawas Rumah Sakit / Dewan Pengawas BLUD.4. Kepala Instalasi, Ketua Komite Medik, Ketua SMF, Koordinator Team, Pejabat Fungsional RS. 5. Dokter, Paramedis, Petugas Penunjang Medik, Tenaga Kesehatan yang bekerja di Sarana Pelayanan

Kesehatan. 6. Customer Service, Front Liners dan lain-lain yang terkait dengan bidang pelayanan di RS.

N a r a s u m b e r d a n F a s i l i t a t o r

dr. Sofwan Dahlan, Sp F (K) : Dewan Pakar ARSADA Jawa Tengah, Konsultan Hukum Kesehatan di berbagai Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Konsultan Hospital Bylaws dan Legal Drafting;

DR. dr. Inge Hartini, M.HKes : Pengurus MAKERSI Jateng, Peneliti Informed Consent yang mendalami Hukum Kesehatan, Dosen Hukum Kesehatan beberapa perguruan tinggi Negeri maupun Swasta;

Sri Setiawati, SH, MH : Dosen Hukum Pidana dan Hukum Kesehatan Program Magister Ilmu Hukum, Konsultan Penyusunan Hospital Bylaws dan Legal Drafting.

Page 18: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

Jadwal dan Materi

08.00 – 08.30 Pembukaan/ Opening session

08.30 – 10.00 Sessi 1 : Potensi Konflik dan Sengketa Medis dalam Pelayanan Kesehatan10.00 – 10.30 Coffee Break

10.30 – 12.00 Sessi 2 : Langkah-langkah Penyelesaian Konflik dan Sengketa Medis 12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 14.30 Sessi 3 : Menyelesaian Konflik/Sengketa Medik Menurut Jalur Non Litigasi

14.30 – 16.00 Sessi 4 : Menyelesaian Konflik/Sengketa Medik Menurut Jalur Non Litigasi

Catatan :Materi disampaikan oleh para pembicara secara panel, dari sudut pandang dr Sofwan Dahlan, Sp.F(K) selaku dokter yang berpengalaman memberikan mediasi dalam konflik antara dokter/RS dengan pasien, DR. dr. Inge Hartini, M.Kes selaku praktisi dan peneliti dan Sri Setiawati, SH.,MH dari segi hukumnyaCakupan Materi dari keempat sessi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Potensi Konflik dan Sengketa Medis dalam Pelayanan Kesehatan : Identifikasi Masalah untuk Mengenali Berbagai Bentuk Pelanggaran yang menimbulkan Konflik dan Sengketa Medis pada Sarana Pelayanan Kesehatan dilengkapi dengan sharing di antara peserta bimtek tentang pengalaman pada institusi masing-masing untuk memberikan pemahaman mengenai berbagai pelanggaran yang dikategorikan sebagai pelanggaran kode etik, maupun pelanggaran hukum; memberikan pemahaman mengenai perbedaan antara malpraktek medis dengan resiko medis.

2. Langkah-langkah Penyelesaian Konflik dan Sengketa Medis : :Memberikan pemahaman tentang hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan apabila terjadi konflik atau sengketa medis, mulai dari menyelenggarakan Personal Case Audit sebagai Upaya Strategis dalam menyelesaikan konflik, sampai dengan penyampaian materi tentang model penyelesaian konflik berupa teknik negosiasi, mediasi dan langkah konkret dalam menyelesaikan konflik, berdasarkan pelanggaran yang terjadi (etika, hukum perdata atau hukum pidana) dilengkapi dengan sharing dari para peserta

3. Menyelesaian Konflik dan Sengketa Medis menurut Jalur Non Litigasi : Pada bagian pertama diberikan pemahaman tentang pentingnya penyelesaian konflik dan sengketa medis menurut jalur non litigasi, karena bersifat win-win solution; memberikan pemahaman tentang praktek negosiasi dan mediasi. Pada bagian kedua diberikan latihan dalam bentuk case study (sharing dari peserta) sampai ke upaya menyusun perjanjian damai, baik dalam bentuk otentik maupun di bawah tangan. Dalam materi ini tercakup kegiatan latihan dan simulasi dengan bahan berupa

Page 19: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

kasus yang disampaikan peserta. Secara teknis, peserta bisa dibagi dalam 2 atau 3 kelompok dan masing-masing berlatih dengan kasus yang berbeda.

Page 20: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

TERM OF REFERENCEPELATIHAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA

PELAYANAN JASA KESEHATAN

A. DASAR PEMIKIRANSejalan dengan diberlakukannya tarif rumah sakit dengan sistem paket yang ditetapkan oleh pemerintah di satu sisi, dan di sisi lain bahwa rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan sesuai dengan standar dengan biaya yang efisien, maka peranan perencanaan dan pengendalian biaya pelayanan jasa kesehatan merupakan hal yang penting dalam rangka kelancaran dan kelangsungan hidup rumah sakit.

Pendapatan rumah sakit ditentukan oleh variabel produk, tarif dan volume pelayanan. Dari aspek ini, tidak banyak yang dapat dilakukan oleh manajemen rumah sakit, kecuali variabilitas produk yang harus dinamis sesuai dengan perkembangan permintaan pasar. Bahwa besaran tarif dan volume pasien merupakan dua variabel yang tidak dapat dikendalikan secara signifikan atau uncontrolable yang harus kita terima dan mengharuskan manajemen rumah sakit dapat menjaga agar tercapai kecukupan pendapatan. Namun hal ini tidaklah mudah, karena alasan fungsi sosial rumah sakit yang tidak dapat menolak pasien.

Salah satu upaya yang berdampak signifikan terhadap tercapainya tujuan rumah sakit adalah dengan perencanaan dan pengendalian biaya terhadap seluruh aspek bisnis rumah sakit baik biaya operasional, investasi, maupun alternatif sumber pembiayaan yang efisien tanpa mengurangi kualitas pelayanan.

Untuk membantu manajemen RS Pemerintah maupun Swasta melakukan perencanaan dan pengendalian biaya, maka Dynamic Consulting Group menyelenggarakan Pelatihan Perencanaan dan Pengendalian Biaya Pelayanan Jasa Kesehatan pada tanggal 19 Agustus 2014 di The Sunan Hotel, Surakarta bersama narasumber Drs. Widartoyo, Ak, MM, M.Si, CPA (Divisi Akuntansi dan Keuangan PERSI Pusat, Pengurus ARSADA Pusat, Dewan Pengawas di beberapa RSUD, Partner Akuntan Publik KAP Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo & Rekan, Sekretaris Ikatan Akuntan Indonesia Jatim, Dosen Universitas Airlangga)

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Peserta dapat membuat perencanaan yang didasari pada asumsi, kebijakan dan tujuan yang logis dan dapat dijalankan.

2. Peserta dapat membuat anggaran berdasarkan perencanaan dengan basis pemikiran bisnis yang sehat, efisien dan produktif.

3. Peserta dapat memperoleh metode dan teknik pengendalian biaya tanpa mengurangi kualitas pelayanan.

Page 21: indonesiannursing.comindonesiannursing.com/.../08/Kerangka-acuan-Formut-ke-X.docx · Web view: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi profesi (IDI, PPNI, IBI, dsb), lembaga

4. Tersedianya panduan sebagai alat informasi dan koordinasi bagi unit-unit kerja dalam rumah sakit untuk mendukung keselarasan program dan kegiatan dengan biaya yang terkendali.

C. MATERI1. Konsep biaya untuk berbagai alternatif keputusan.2. Perencanaan dan pengendlian biaya investasi.3. Perencanaan dan pengendalian biaya bahan dan alkes.4. Alternatif sumber pembiayaan yang efisien.5. Standar clinical pathway sebagai alat perencanaan biaya.6. Pengendalian biaya berdasarkan clinical pathway.7. Analisis varian biaya untuk mengetahui penyebab dan dampak atas selisih antara biaya standar

dan biaya aktual.

D. PESERTA1. Semua pejabat struktural, fungsional dan SPI.2. Dokter spesialis.3. Dewan Pengawas.4. Personal potensial.

E. JADWAL 08.00 – 08.15 : Pembukaan

08.15 – 09.00 : Konsep biaya untuk berbagai alternatif keputusan

09.00 – 09.30 : Perencanaan dan pengendlian biaya investasi

09.30 – 10.00 : Perencanaan dan pengendalian biaya bahan dan alkes

10.00 – 10.30 : COFFEE BREAK

10.30 – 11.00 : Alternatif sumber pembiayaan yang efisien

11.00 – 11.30 : Standar clinical pathway sebagai alat perencanaan biaya

11.30 – 13.30 : LUNCH / ISHOMA

13.30 – 14.30 : Pengendalian biaya berdasarkan clinical pathway

14.30 – 15.30 : Analisis varian biaya untuk mengetahui penyebab dan dampak atas selisih antara biaya standar dan biaya aktual

15.30 – 16.00 : Review dan Plan of Action

16.00 – 16.30 : CLOSING