Ventilasi n Syok

43
VENTILASI MEKANIK Pengertian. Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. Indikasi Pemasangan Ventilator Pasien dengan respiratory failure (gagal napas) Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi. Post Trepanasi dengan black out. Respiratory Arrest. Penyebab Gagal Napas Penyebab sentral Trauma kepala : Contusio cerebri. Radang otak : Encepalitis. Gangguan vaskuler : Perdarahan otak, infark otak. Obat-obatan : Narkotika, Obat anestesi. Penyebab perifer Kelainan Neuromuskuler: Guillian Bare syndrom Tetanus Trauma servikal. Obat pelemas otot.

Transcript of Ventilasi n Syok

VENTILASI MEKANIKPengertian. Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi.

Indikasi Pemasangan Ventilator Pasien dengan respiratory failure (gagal napas) Pasien dengan operasi tekhik hemodilusi. Post Trepanasi dengan black out. Respiratory Arrest.

Penyebab Gagal Napas Penyebab sentral Trauma kepala Radang otak Gangguan vaskuler Obat-obatan : : : : Contusio cerebri. Encepalitis. Perdarahan otak, infark otak. Narkotika, Obat anestesi.

Penyebab perifer Kelainan Neuromuskuler: Guillian Bare syndrom Tetanus Trauma servikal. Obat pelemas otot. Kelainan jalan napas. Obstruksi jalan napas.

Asma broncheal. Kelainan di paru. Edema paru, atelektasis, ARDS Kelainan tulang iga / thorak. Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak. Kelainan jantung. Kegagalan jantung kiri. Kriteria Pemasangan Ventilator Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg. PaCO2 lebih dari 60 mmHg AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg. Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.

Macam-macam Ventilator. Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu: Volume Cycled Ventilator. Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. Pressure Cycled Ventilator Perinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan. Time Cycled Ventilator Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan wamtu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2

Mode-Mode Ventilator. Mode Control. Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation) Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation. Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. CPAP : Continous Positive Air Pressure. Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat. Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

Sistem Alarm Ventilator digunakan untuk mendukung hidup. Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien), sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi fighting, dll. Alarm volume rendah menandakan kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.

Pelembaban dan suhu. Ventilasi mekanis yang melewati jalan nafas buatan meniadakan mekanisme pertahanan tubuh unmtuk pelembaban dan penghangatan. Dua proses ini harus digantikan dengan suatu alat yang disebut humidifier. Semua udara yang dialirkan dari ventilator melalui air dalam humidifier dihangatkan dan dijenuhkan. Suhu udara diatur kurang lebih sama dengan suhu tubuh. Pada kasus hipotermi berat, pengaturan suhu udara dapat ditingkatkan. Suhu yang terlalu itnggi dapat menyebabkan luka bakar pada trachea dan bila suhu terlalu rendah bisa mengakibatkan kekeringan jalan nafas dan sekresi menjadi kental sehingga sulit dilakukan penghisapan.

Fisiologi Pernapasan Ventilasi Mekanik Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkontrkasi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif. Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan sselama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif.

Efek Ventilasi mekanik Akibat dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke jantung terhambat, venous return menurun, maka cardiac output juga menurun. Bila kondisi penurunan respon simpatis (misalnya karena hipovolemia, obat dan usia lanjut), maka bisa mengakibatkan hipotensi. Darah yang lewat paru juga berkurang karena ada kompresi microvaskuler akibat tekanan positif sehingga darah yang menuju atrium kiri berkurang, akibatnya cardiac output juga berkurang. Bila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi gangguan oksigenasi. Selain itu bila volume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari 10-12 ml/kg BB dan tekanan lebih besar dari 40 CmH2O, tidak hanya mempengaruhi cardiac output (curah jantung) tetapi juga resiko terjadinya pneumothorax. Efek pada organ lain: Akibat cardiac output menurun; perfusi ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah yang kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial meningkat.

Komplikasi Ventilasi Mekanik (Ventilator) Ventilator adalah alat untuk membantu pernafasan pasien, tapi bila perawatannya tidak tepat bisa, menimbulkan komplikasi seperti: Pada paru Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub cutis, emboli udara vaskuler. Atelektasis/kolaps alveoli diffuse

Infeksi paru Keracunan oksigen Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk), terekstubasi, tersumbat. Aspirasi cairan lambung Tidak berfungsinya penggunaan ventilator Kerusakan jalan nafas bagian atas

Pada sistem kardiovaskuler Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi.

Pada sistem saraf pusat Vasokonstriksi cerebral Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri (PaCO2) dibawah normal akibat dari hiperventilasi. Oedema cerebral Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari hipoventilasi. Peningkatan tekanan intra kranial Gangguan kesadaran Gangguan tidur.

Pada sistem gastrointestinal Distensi lambung, illeus Perdarahan lambung.

Gangguan psikologi

Prosedur Pemberian Ventilator Sebelum memasang ventilator pada pasien. Lakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut: Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas) . Kriteria Penyapihan Pasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan bila memenuhi kriteria sebagai berikut: Kapasitas vital 10-15 ml/kg BB Volume tidal 4-5 ml/kg BB Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar Frekwensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.

FISIOLOGI PERNAPASAN VENTILASI MEKANIK

Napas Spontan diafragma dan otot intercostalis berkontraksi rongga dada mengembang terjadi tekanan (-) aliran udara masuk ke paru dan berhenti pada akhir inspirasi fase ekspirasi berjalan secara pasif

Pernapasan dengan ventilasi mekanik udara masuk ke dalam paru karena ditiup, sehingga tekanan rongga thorax (+) pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thorax paling positif ekspirasi berjalan pasif.

EFEK VENTILASI MEKANIK

Pada Kardiovaskuler Akibat dari tekanan posistif pada rongga thorax darah yang kembali ke jantung terhambat venous return menurun maka cardiac out put menurun. Darah yang lewat paru juga berkurang karena ada kompresi microvaskuler akibat tekanan (+) sehingga darah berkurang cardiac out put menurun. Bila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi ex oksigenasi.

Pada organ Lain Akibat cardiac out put menurun perfusi ke organ lainpun akan menurun seperti, hepar, ginjal, otak dan segala akibatnya. Akibat tekanan (+) di rongga thorax darah yang kembali dari otak terhambat TIK meningkat.

TERAPI OXIGENSetelah jalan nafas bebas, maka selanjutnya tergantung dari derajat hipoksia atau hiperkabinya serta keadaan penderita.

Pontiopidan memberi batasan mekanik, oksigenasi dan ventilasi untuk menentukan tindakan selanjutnya (lihat tabel)

http://perawatgawatdarurat.blogspot.com/2008/10/ventilasi-mekanik.html

Macam Dan Mode Ventilasi Mekanik / Ventilator.Seperti yang telah dijanjikan dalam postingan sebelum ini yaitu tentang ventilasi mekanik / ventilator maka pembahasan kali ini adalah mengenai hal tentang macam mode ventilasi mekanik dan semoga pula hal tentang macam ventilasi mekanik ini bisa berguna sahabat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan pengertian dari ventilatoradalah suatu alat yang dipergunakan dalam hal membantu sebagian ataupun seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi pasien.Ventilator itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam.Macam ventilator menurut sifatnya itu adalah :

1.

Volume Cycled Ventilator.Prinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan

volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten. 2. Pressure Cycled Ventilator.Prinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang status parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan. 3. Cycled Ventilator.Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit).Normal ratio Inspirasi : Ekspirasi adalah 1 : 2

Adapun mode ventilator terbagi menjadi :

1.

Mode Control.Pada mode ventilator ini kontrol mesin secara terus menerus membantu

pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation) 2. Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory Ventilation.Pada mode ventilator ini memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set

tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan. 3. Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Suport.Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara pernafasan tidak diberikan. 4. CPAP : Continous Positive Air Pressure.Pada mode ventilator ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator. Dalam pemberian ventilator juga sebagai tenaga kesehatan tentunya mempunyai beberapa prosedur.Prosedur dalam hal pemberian ventilator sebelum dipasang adalah dengan melakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pengesetan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:

Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% Frekwensi pernafasan: 10-15 kali/menit Volume Tidal: 4-5 ml/kg BB Aliran inspirasi: 40-60 liter/detik PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini

diberikan pada pasien yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh respon pasien yang ditunjukkan oleh hasil analisa gas darah (Blood Gas). Bila selama pengobatan serta perawatan di ruang ICCU ini keadaan umum pasien membaik maka akan dilakukan penyapihan pada pasien.Penyapihan ini adalah menurunkan secara perlahan set-set dalam mesin ventilator dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan bertujuan agar mesin ventilator itu bisa dilepas dan pasien tidak tergantung kepada mesin ventilator.Beberapa kriteria pasien penyapihan ventilatoradalah :

http://askep-net.blogspot.com/2012/04/macam-dan-mode-ventilasi-mekanik.html

Kapasitas vital 10-15 ml/kg BB Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih besar Volume tidal 4-5 ml/kg BB Frekwensi pernafasan kurang dari 20 kali/menit.

I. Pendahuluan : Tahun 1934 tuan Guedel buat pertama kalinya memperkenalkan nafas terkendali (control respirasi) dalam dunia anestesi.

Problema pneumothorak pada kasus-kasus thoracotomi yang berpuluh tahun menjadi momok bagi ahli bedah dan anestesi kini dapat diatasi dengan pernafasan terkendali. Lebih luas lagi penggunaan pernafasan terkendali dalam menciptakan kondisi operasi yang optimal, bersamaan dengan penggunaan obat-obat pelemas otot sangat banyak membantu ahli bedah dan anestesi memperpendek masa operasi ,penghematan penggunaan darah dan obat-obat anestesi serta cepatnya masa pemulihan, Kemudian lebih dikembangkan lagi dalam mencegah atau mengatasi kegagalan pernafasan dengan penggunaan alat mekanis (ventilator) di unit perawatan intensif. Demikian banyaknya manfaat yang diberikannya namun tak sedikit juga masalah yang ditimbulkannya. II. Definisi Ventilasi Mekanik : Ventilasi mekanik adalah ventilasi yang sebagian atau seluruhnya dilaksanakan dengan bantuan mekanis. Sasaran : 1. Menjamin ventilasi dan oksigenasi yang adekuat. 2. Beberapa obat pelemas otot menciptakan kondisi operasi yang optimal:

a. Sedikit penggunaan obat-obat anestesi sehingga pasien cepat sadar. b. Mengurangi perdarahan di lapangan operasi sehingga lapangan operasi cukup jelas dan pemakaian darah lebih hemat. c. Relaksasi otot cukup baik sangat banyak mengurangi beban operator sehingga masa operasi lebih singkat. III.Ventilator Alat untuk memberikan ventilasi buatan secara mekanis. Ada 2 macam : a.ventilator tekanan negatif. b.ventilator tekanan positif. Ad.a. Ventilator ini membuat tekanan negatif (tekanan < 1 atmosfer) di sekeliling tubuh sehingga dada akan mengembang akibatnya tekanan intrathorakal dan alveolar turun dan udara luar masuk keparu. Contoh :

Cabinet ventilator, kepala pasien saja diluar ventilator. Cuirass ventilator, hanya dada dan abdomen saja didalam ventilator. Ad.b. Ventilator ini disebut juga intermitten pressure ventilator, memberikan tekanan positif diatas 1 atmosfer (dalam hal ini satu atsmosfer dianggap sama dengan nol ), pada jalan nafas (airway) untuk memventilasi paru. Di klassifikasikan ke dalam 3 type : 1.Pressure cycle ventilator. 2.Volume cycle ventilator 3.Time cycle ventilator. Ad.1.Pressure cycle ventilator : Prinsipnya : Inspirasi akan berakhir bila tekanan yang ditetapkan (preset pressure) telah dicapai tidak perduli tidal volume cukup atau tidak. Lama inspirasi tergantung pada kecepatan aliran gas inspirasi (inspiratory flow rate),makin tinggi flow rate makin cepat cycling.

Pressure dicapai makin pendek pendek masa inspirasi. Setiap ada obstruksi,penurunan compliance paru,atau peninggian tonus otot polos saluran pernafasan akan mempercepat tercapainya cycling pressure. Dalam hal ini tidal volume berubah-ubah tergantung kondisi paru,oleh karena itu selama penggunaan pressure cycle ventilator expired tidal volume harus diukur sesering mungkin untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya hypo atau hyperventilasi. Untungnya terbatas tekanan maksimum pada airway sehingga bahaya barotrauma minimal dan mampu mengkompensir kebocoran circuit. Sikap kita penggunaan pressure cycle ventilator hanya untuk paru yang sehat dan jangka pendek. Contoh: Bird,Bennet PR-2. Ad 2.Volume cycled ventilator : System ini inspirasi akan berakhir bila volume yang

ditetapkan(preset volume) telah dicapai tanpa memandang tekanan yang ditimbulkannya,mampu mengkompensir perubahan pulmonal tapi tak bisa mengkompensir kebocoran circuit. Dalam hal ini tidal volume konstant sementara tekanan airway berubah-ubah sesuai kondisi paru sehingga bisa saja mencapai tekanan yang cukup tinggi untuk menimbulkan barotrauma. Untuk ini perlu valve yang membatasi kenaikan tekanan yang berlebihan (tekanan inflasi) yang dianggap optimal 20-30 cmH2O. Disamping keuntungannya dengan tidal volume yang konstant, jeleknya mesin tetap memompa walaupun telah terputus hubungan dengan pasien untuk itu perlu system alarm untuk mencegahnya. Walaupun tidal volume konstant namun pengukuran tidal volume secara periodik diperlukan kemungkinan adanya kebocoran circuit. Contoh: Engstoom,RCF4,Servo,Bear,Bourns. Ad.3 Time cycled ventilator :

Dalam system ini masa inspirasi akan berakhir bila waktu yang telah ditetapkan (preset time) telah dicapai. Dengan model ini tidal volume konstant tidak tergantung kondisi paru. Walaupun dapat memberikan tidal volume yang konstant untuk menyesuaikan tidal volume kita perlukan intergrasi ketiga komponen yaitu inspiratory flow rate,inspirasi time dan inspirasi expirasi ratio. Contoh : Engstroom,Radeliff. Kebutuhan pokok suatu ventilator adalah mampu memberikan tidal volume yang stabil,dalam menghadapi hambatan terhadap pengembangan paru,harus mampu memberikan tidal volume yang adekuat, mempertahanlkan minute ventilation dengan perbandingan masa inspirasi dan expirasi minimal 1:1 dalam adanya resistensi yang tinggi terhadap inflasi paru. IV. Beberapa pengertian Untuk mempermudah pengertian dalam membicarakan ventilasi mekanik beberapa istilah mutlak harus diketahui.

1.Respiratory cycle : Cyclus saat mulai inspirasi sampai kembali mulai inspirasi, terdiri dari 2 fase : 1.Fase inspirasi (inflasi). 2.Fase expirasi (exhalasi) terdiri dari: a.fase deflasi b.fase expiratory pauze 2. I : E ratio : Perbandingan lamanya fase inspirasi dan expirasi. Paling baik masa fase expirasi lebih dari setengah respiratory cycle. Untuk mengurangi hambatan terhadap circulasi minimal I:E ratio 1:1 lebih baik 1:2 atau 1:3. Kalau frekuensi nafas 15x/menit,dan I: E ratio 1:3 maka masa inspirasi 1/4 respiratory cycle, atau =1/4 x 60/15 detik = 1 detik. Sedangkan masa expirasi 3 detik.

Bila masa inspirasi > 1,5 detik,akan terjadi gangguan circulasi bila kurang dari 0,5 detik akan timbul gangguan distribusi udara (ventilasi) dimana VD/VT ratio > 50%. 3. Peak pressure Tekanan maksimum yang dicapai pada jalan nafas pasien selama berlangsungnya ventilasi mekanik. Durasi peak pressure menentukan bentuk gelombang tekanan positif. Bisa saja respiratory cycle dan besarnya peak pressure sama tapi durasi peak pressure beda. Beberapa ventilator bentuk gelombang tekanan positif bisa diatur. Ada bentuk segitiga ,dome dan trapezium. Ini penting untuk pengembangan atelectase baik dipilih bentuk trapezium,sementara bentuk segi tiga dipakai untuk kondisi hipovolemik. 4.Peak inspiratory flow rate :

Kecepatan aliran gas maksimum yang diberikan selama inspirasi agar tidal volume yang cukup tercapai. Besarnya yang diberikan tergantung pada masa inspirasi dan besarnya tidal volume yang diinginkan. Pada tidal volume yang konstant besarnya inspiratory flow rate yang menentukan panjang pendeknya masa inspirasi. Jadi inspirasi expirasi ratio ditentukan oleh inspiratory flow rate,frekuensi nafas&tidal volume. Kita inginkan I:E ratio 1:2 sedangkan frekuensi nafas 15x/menit, sedang tidal volume diinginkan 800 cc,maka inspiratory flow rate bisa ditentukan : Respiratory cycle = 60/15 detik = 4 detik Inspiratory time = 1/3 x 4 detik= 4/3 detik Ins flow rate = 800 : 4/3 cc/detik = 800 x 4/3 x 60 cc/menit= 36 L/menit Pada orang normal,sadar,peak insp,flow rate kira-kira 30-40 L/menit (4-6x minute ventilation).

5. Controled ventilation : Pernafasan pasien diambil alih seluruhnya oleh ventilator dimana pasien apnoe. 6.Assisted ventilation/compensated ventilation : Pasien bernafas spontan tapi tidal volume tak adekuat, dibantu dengan ventilasi agar tidal volume adekuat. Dalam hal ini sebagian nafas pasien dikendalikan ventilator ,usaha inspirasi pasien membuat tekanan subatsmosferik pada jalan nafas mentriger respirator/ventilator agar memberikan ventilasi kepada pasien. Bila frekuensi nafas pasien > 30x/menit,maka inspirasi pasien tak cukup membuat tekanan negatif untuk mentriger ventilator. Maka dengan kondisi seperti ini cara assisted tak ideal. 7.Intermittent mandatory ventilation :(IMV) Konsep IMV ditemukan setelah kegagalan system assisted ventilation. Praktis dengan IMV menghilangkan penggunaan assisted ventilatior. Dalam hal ini dibiarkan

bernafas spontan dengan kecepatan sendiri,pada interval tertentu diberi ventilasi oleh ventilator tanpa memandang bentuk/frekuensi pernafasan pasien. Jeleknya kadang-kadang pasien menarik nafas serentak dengan ventilasi dari ventilator sehingga terjadi overdistensi alvepoli. Penggunaan system IMV sangat populer dalam proses weaning (penyapihan dari ventilator) 8.Intermittent positive pressure pressure breathing (IPPB): Pemberian tekanan positif pada waktu inspirasi sedangkan expirasi berjalan pasif, tetapi pasien bernafas spontan tetapi bila pasien apnoe maka istilah breathing ditukar jadi ventilation atau intermittent positive pressure ventilation(IPPV). IPPV dengan pemberian tekanan positif pada akhir expirasi (positive end expiratory pressure)(PEEP) disebut juga Continous Positive Pressure Ventilation (CPPV). Kalau pemberian tekanan positif selama inspirasi sedangkan pada fase expirasi hanya pada fase deflasi saja diberi tekanan negatif tetapi tidak pada fase expiratory pause maka disebut Intermittent Positive Negative Pressure Ventilation (IPNPV).

Bila tekanan negatif tersebut diberikan selama periode expirasi disebut Negative End Expiratory Pressure (NEEP). Bila pada akhir inspirasi,peak pressure dipertahankan beberapa detik disebut End Inspiratory Pauze (EIP). Penggunaan PEEP pada dasarnya adalah bila dengan IPPV keadaan hipoksemi tak terkoreksi dimana dengan IPPV 50% O2 tak mampu mempertahankan PaO2 sekitar70mmHg. Harapan yang ingin dicapai dengan system PEEP adalah : - meningkatkan functional rasidual capacity (FRC) diatas closing volume. - membuka atelectase. - mencegah penutupan small airway. - mendorong cairan intra alveolar atau interstitial kembali kedalam kapiler sehingga mengurangi odema pulmonum. Disebut PEEP optimal yaitu pada tekanan berapa tercapai PaO2 maksimal tetapi dengan gangguan circulasi yang minimal,diperkirakan PEEP sebesar 5 cm H2O mampu menaikkan PaO2 sebesar 60 mmHg.

Harus diingat penggunaan PEEP justru akan lebih mengganggu circulasi ketimbang IPPV karena selama respiratory cycle tekanan tetap positif dalam thorak,tetapi untungnya tidak seluruh tekanan positif pada PEEP tersebut ditransmisi kestruktur intrathorak apalagi kondisi paru dengan compliance yang rendah. Bila ada perdarahan,shock ataupun obstruksi jalan nafas, boleh dikatakan pemakaian PEEP tak ada respons dalam memperbaiki hipoksemia/intra pulmonary shunting. Penggunaan PEEP pada pernafasan spontan disebut Continous Positive Pressure Breathing(CPPB) atau Continous Positive Airway Pressure (CPAP). Dimana selama pernafasan spontan diberi tekanan positif baik selama inspirasi maupun akhir expirasi. Sebaiknya penggunaan PEEP atau CPAP hati-hati pada keadaan hipovolemi,maupun cardiac output menurun atau meningginya tekanan intrakranial (ICP). Pemberian tekanan negatif pada waktu expirasi seperti IPNPV atau NEEP diharapkan mampu mengurangi efek tekanan positif pada venous return terutama pada pasien

shock hipovolemik tetapi sebaiknya diperbaiki dengan blood volume expander dulu baru NEEP atau IPNPV diberikan. Jangan lupa IPNPV maupun NEEP bisa menimbulkan atelectase/airway collaps untuk itu hanya digunakan kalau darurat saja. Penggunaan EIP pada dasarnya agar terjamin distribusi ventilasi yang merata tetapi efek gangguan circulasi menonjol. 9.SIGH : Adalah periodik hiperinflasi (extra large tidal volume). Secara periodik diberi tidal volume yang besarnya 2-3x normal tidal volume,untuk meningkatkan compliance paru mencegah mikro atelektasis yang mungkin timbul pada pasein yang diberi normal tidal volume terus menerus. Tetapi bila diberi tidal volume 12-15 cc/Kg BB ideal,dengan frekuensi pernafasan 10-12 x permenit,sigh system tak diperlukan hanya sering bahaya alkalosis.

Beberapa ventilator seperti Bear dilengkapi sarana sigh,biasanya daitur sigh voluime 2-3x tidal volume biasa,sementara frekuensinya 3-5 x per jam.

http://www.ulasankedokteran.com/2011/07/dasar-dasar-ventilasi-mekanik-part-i.html

PRINSIP VENTILASI MEKANIKSeptember 1, 2010 by Jevuska in Anestesi, Artikel Kedokteran 0 +1 2Share

0Tweet

- Vesalius : orang pertama yang mendeskripsikan ventilasi tekanan positif dan membutuhkan waktu 400 thn kemudian diterapkan 1995 endemik polio iron lungs - Boston prototype alat ventilasi awal era ventilasi mekanik tekanan positif

VENTILASI MEKANIK KONVENSIONAL - Ventilator tekanan positif mengembangkan paru-paru sampai tekanan yang diinginkan -Ventilator pressure-cycled : pengembangan paru sesuai dengan perubahan mekanis paru -Volume cycled : menghasilkan volume alveoli yang konstan meski terjadi perubahan mekanis paru

Tekanan Pengembangan - Paru-paru dikembangkan dengan aliran konstan - Tekanan pada jalan nafas bagian proksimal (Pprox) gangguan pengembangan - Tekanan alveoli (PALV) peningkatan secara bertahap - Gangguan Pprox resistensi jalan nafas - Tahap awal Resistensi jalan nafas mengganggu Pprox sedangkan PALV tdk mengalami perubahan

- Resistensi jalan nafas butuh tekanan pengembangan - Tahap akhir peningkatan Pprox & PALV

KEADAAN JANTUNG PENGARUH VENTILASI TEKANAN POSITIF PERUBAHAN PRELOAD & AFTERLOAD - TEKANAN TRANSMURAL tekanan transmural menekan kapiler Pada komplians paru pengembangan paru dgn tekanan positif menekan jantung & PD intrathorakal

Gambar 24.2. Bagian kapiler-alveoli menunjukkan transmisi tekanan alveoli (PALV) ke kapiler paru pada paru normal dan paru nonkomplians (keras). P = tekanan hidrostatik kapiler, Ptm = tekanan transmural yang melewati dinding kapiler, VT = Tidal Volume yang diberikan melalui ventilator.

- PRELOAD Pengembangan paru tek. Positif akan me pengisian ventrikel melalui : - Tek. intrathorakal (+) mengurangi tek. rata-rata aliran vena thoraks - Tek. (+) perm. luar jantung mengurangi distensibilitas jantung & mengurangi pengisian ventrikel pd saat diastole Penekanan PD paru meningkatkan resistensi vaskuler mempengaruhi stroke ouput ventrikel kanan ventricular independence

- AFTERLOAD Kompresi jantung [tek. (+)] pengosongan ventrikel pd saat sistole (afterload ventrikel) Gangguan transmisi tek. (+) ke ventrikel me afterload ventrikel

- CURAH JANTUNG Vol. intravaskuler di preload ventrikel ventilasi tek.(+) me curah stroke jantung.

INDIKASI VENTILASI MEKANIK - Pertimbangkan selalu indikasi intubasi dan ventilasi mekanik Pd keadaan pasien yang berat intubasi menggunakan ventilasi mekanik - Intubasi bukanlah tindakan utk melemahkan seseorang Intubasi membantu mengendalikan jalan nafas - Ventilasi mekanik bukan ciuman kematian Ventilator tdk menimbulkan ketergantungan

STRATEGI BARU UNTUK VENTILASI MEKANIK - Pemberian ventilasi mekanik tek.(+) memerlukan volume pengembangan besar - Tidal Volume Normal : 5-7 ml/kg ventilasi volume-cycled 2 x lbh besar (10-15 ml/kg) - Trauma Paru yg disebabkan oleh Ventilator Pengembangan yg berlebihan pd paru normal ventilasi mekanik menyebabkan kerusakan kapiler-alveoli.

Ruptur alveoli menimbulkan : emfisema interstisial paru, pneumomediastinum, pneumothoraks. - Ventilasi yg melindungi paru-paru Ventilasi dgn tidal volume 9% akan kematian tek. Plateau akhir inspirasi 55 mmHg atau SaO2 > 88%.

- Apabila VT diturunkan sampai 6 mL/kg, hitung : 1. Tekanan plateau (Ppl) 2. PCO2 dan pH arteri Jika Ppl > 30 cmH2O atau pH < 7,30, ikuti petunjuk pada tabel 22.4.

MENGAWASI MEKANIK PARU - Tekanan jalan nafas bagian atas ventilasi mekanik punya alat pengukur tekanan yang berfungsi mengawasi tekanan jalan nafas bagian atas pada saat setiap siklus respirasi - Tekanan puncak akhir inspirasi (Ppeak) suatu fungsi dari vol. pengembangan, resistensi aliran pada jalan nafas dan berkurangnya elastisitas desakan paruparu dan dinding thoraks. Ppeak =(resistensi elastansi) - Tekanan plateau akhir inspirasi Tekanan plateau berhubungan dengan menurunnya elastisitas desakan (elastansi) paru-paru dan dinding thoraks. Pplateau = elastansi Oleh karena itu, perbedaan antara puncak akhir inspirasi dengan tekanan plateau berpengaruh terhadap resistensi aliran udara jalan nafas

(Ppeak Pplateau)= resistensi jalan nafas

Gambar 24.5. Tekanan jalan nafas bagian atas pada tekanan akhir pengembangan paru yang positif (tekanan puncak) dan selama berlangsungnya pengembangan dengan manuver (tekanan plateau) yang diberikan dengan menyumbat tungkai ekspirasi pada jalur ventilator akan menghambat pengempisan paru. Tekanan tersebut digunakan untuk mengevaluasi keadaan mekanis paru-paru

- Praktek penerapannya - Tek. Puncak inspirasi meningkat , tek. Plateau tdk berubah terdapat resistensi jalan nafas curiga sumbatan pd tube, sumbatan sekret, bronkhospasme akut bersihkan jln nafas - Tek. Puncak & tek.Plateau meningkat distensibilitas paru & dinding thoraks me, curiga pneumothoraks, atelektasis lobaris, edema paru akut, pneumonia atau ARDS berat.

3. Tek. Puncak disebabkan kurangnya udara pd alat (bocor), hiperventilasi dilakukan ventilasi manual 4. Tek. Puncak tdk berubah mekanik paru tdk berubah - Respon Bronkhodilator pasien ventilator terapi bronkhodilator ( aerosol ). Terjadi resistensi jln nafas respon bronkhodilator (+) tek. Puncak inspirasi

Faktor yg mempengaruhi komplians statis : - PEEP dapat meningkatkan tek. Plateau. - Kehilangan volume pengembangan akan me volume pengembangan pasien. Pengaturan volume ventilator tdk digunakan sebagai volume pengembangan utk perhitungan komplians - Karena kontraksi otot dinding thoraks dpt menurunkan distensibilitas, penentuan komplians dilakukan pd saat ventilasi pasif.

- Resistensi jalan nafas resistensi aliran udara selama inspirasi (Rinsp) dapat ditentukan sebagai rasio tekanan yang dibutuhkan untuk meningkatkan resistensi jalan nafas (Ppeak Pplateau) dan kecepatan aliran inspirasi(Vinsp) Rinsp = (Ppeak Pplateau) / Vinsp - Batasan Batasan pengukuran resistensi inspirasi : pengaruh elemen resistif & tdk sensitifnya resistensi pd inspirasi

KESIMPULAN - Ventilasi mekanik terapi utk pasien dengan gangguan respirasi - Ventilasi mekanik efek samping yg dapat merusak paru-paru - Ventilasi mekanik adalah tehnik yg ditujukan pd fisiologi ventilasi yg normal

ReferensiTerjemahan Dari Marino Pl. Chapter 24 Principle Of Mechanical Ventilation In The Icu Book. Third Edition. Philadelphia : Lippincott Williams And Wilkins Company. 2007. P:437-451

http://www.jevuska.com/2010/09/01/prinsip-ventilasi-mekanik

Selasa, 18 September 2012

Klasifikasi dan Mode ventilasi mekanikKlasifikasi Ventilasi Mekanik a. Menurut sifatnya ventilator dibagi tiga type yaitu:

Volume Cycled Ventilator.

Prinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.

Pressure Cycled Ventilator

Prinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus

parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

Time Cycled Ventilator

Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah cyclusnya berdasarkan wamtu ekspirasi atau waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2.

b. Berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi, dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan ventilator tekanan positif.

Ventilator tekanan negatif

Ventilator tekanan negatif memberikan tekanan negatif pada dada eksternal. Dengan mengurangi tekanan intrathoraks selama inspirasi memungkinkan udara mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya. Ventilator jenis ini digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungan dengan kondisi neurovaskuler seperti poliomyelitis, distrofi muscular , sklerosis lateral amiotrifik, dan miestania gravis. Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering.

Ventilator tekanan positif

Ventilator tekanan positif menghubungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotracheal atau tracheostomi. Ventilator ini secara luas digunakan pada pasien penyakit paru premier. Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif, yaitu: tekanan bersiklus, waktu bersiklus dan volume bersiklus.

Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan positif yang mengalami inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai. Dengan kata lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang telah ditetapkan seluruhnya tercapai, dan kemudian siklus mati. Ventilator tekanan bersiklus dimaksudkan untuk jangka waktu pendek diruang pemulihan.

Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator yang mengakhiri atau mengendalikan inspirasi setelah waktu ditentukan. Volume udara yang diterima pasien diatur oleh kepanjangan inspirasi dan frekuensi aliran udara. Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi.

Ventilator volume bersiklus yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah ditentukan. Jika volume prest yang telah dikirmkan pada pasien, siklus ventilator mati dan ekshalasi terjadi secara pasif. Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator tekanan positif yang paling banyak digunakan.

Mode-Mode Ventilator

Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin ventilator, tetapi tergantung dari mode yang kita setting. Mode mode tersebut adalah sebagai berikut:

Controlled Ventilation

Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan. Indikasi untuk pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe. Ventilator tipe ini meningkatkan kerja pernafasan klien. Pada mode kontrol mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Ini diberikan pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada frekwensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya pasien untuk mengawali inspirasi. Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan ansietas tinggi dan ketidaknyamanan dan bila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi fighting (tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi), tekanan dalam paru meningkat dan bisa berakibat alveoli pecah dan terjadi pneumothorax. Contoh mode control ini adalah: CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation)

Assist/Control

Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi, volume tidal dan kecepatan. Bila klien gagal untuk ventilasi, maka ventilator secara otomatis. Ventilator ini diatur berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien, biasanya digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator.

Intermitten Mandatory Ventilation

Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol, klien dengan hiperventilasi. Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator. Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekwensi yang di set tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV). Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan pasien. Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.

Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)

SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah dan efek barotrauma minimal. Pemberian gas melalui nafas spontan biasanya tergantung pada aktivasi klien. Indikasi pada pernafasan spontan tapi tidal volume dan/atau frekuensi nafas kurang adekuat.

Positive End-Expiratory pressure

Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan tujuan untuk mencegah Atelektasis. Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena tekanan yang tinggi, atelektasis akan dapat dihindari. Indikasi pada klien yang menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus. Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun, barotrauma dan penurunman curah jantung.

Continous Positive Airway Pressure. (CPAP)

Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC. Biasanya digunakan untuk penyapihan ventilator. Pada mode ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat. Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

http://nersditauinjakarta08.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-dan-mode-ventilasimekanik.html

SYOK dan Penanganannya21:38 Edit This 0 Comments

Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru). Penyebab Kegagalan jantung memompa darah Kehilangan darah dalam jumlah besar Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare. Gejala dan tanda syok Nadi cepat dan lemah Napas cepat dan dangkal Kulit pucat,dingin dan lembab Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga Haus Mual dan muntah Lemah dan pusing Merasa seperti mau kiamat, gelisah Penanganan syok Bawa penderita ke tempat teduh dan aman Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.

Pakaian penderita dilonggarkan Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup Tenangkan penderita Pastikan jalan napas dan pernapasan baik. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada Jangan beri makan dan minum. Periksa berkala tanda vital secara berkala Rujuk ke fasilitas kesehatan http://pmrsmalakediri.blogspot.com/2009/09/syok-dan-penanganannya.html

PENANGANAN SHOCK definisi shock Shock adalah keadaan dimana terjadi kegagalan sirkulasi darah perifer/tepi yang menyeluruh, sehingga aliran darah ke jaringan perifer tidak memadai untuk menunjang hidup macam-macam shock 1. shock hipovolemik 2. shock kardiogenik 3. shock vasomotor 4. shock kombinasi dari ketiganya sebab-sebab shock 1. Shock Hipovolemik - Perdarahan external yang exesive (banyak) - Kehilangan cairan tubuh yang banyak - Pengeluaran cairan yang banyak melalui ginjal - Kekurangan pemasukan cairan 2. Shock Kardiogenik (volume darah cukup) - kegagalan ventrikuler - gangguan irama jantung - infark miokard - pneumothorak, embolus paru - tamponade jantung 3. Vasodilatasi shock - sepsis (sepsis shock) - intoksikasi obat (anafilaktik shock) - trauma serebral (neurogenik shock) gejala-gejala umum shock 1. penurunan kesadaran/gelisah 2. hipotensi, tekanan sistolik < 90 mmHg 3. hipotensi perifer, kulit teraba dingin, lembab, nadi kecil dan cepat 4. perbedaan tekanan darah pada posisi terlentang dengan posisi duduk/berdiri lebih dari 10 mmHg

5. perbedaan frekuensi nadi pada posisi terlentang dengan posisi duduk >15 x/menit tingkatan shock 1. Ringan (kehilangan volume darah