Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

28

Click here to load reader

Transcript of Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

Page 1: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

VENDERA+, METODE PENGOMPOSAN PORTABEL UNTUK SKALA RUMAH

TANGGA

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Kartika Juniawati (13303241022 / 2014)

Isvi Ria Nur Afit (14304244006 / 2014)

Neny Andriyani (14304241022/ 2014)

Nuraisyah Meitasiwi Pratiwi (14305141040 / 2014)

Helga Wisya Permana (14518244014 / 2014)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

VENDERA+, METODE PENGOMPOSAN PORTABEL UNTUK SKALA RUMAH

TANGGA

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Kartika Juniawati (13303241022 / 2014)

Isvi Ria Nur Afit (14304244006 / 2014)

Neny Andriyani (14304241022/ 2014)

Nuraisyah Meitasiwi Pratiwi (14305141040 / 2014)

Helga Wisya Permana (14518244014 / 2014)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

Page 3: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

ii

Ratih Sukmaresi
Pencil
Ratih Sukmaresi
Pencil
Ratih Sukmaresi
Rectangle
Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 4: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.........................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

DAFTAR TABEL..................................................................................................................

RINGKASAN..........................................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................................

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................

1.3. Tujuan Kegiatan...............................................................................................................

1.4. Luaran yang Diharapkan...................................................................................................

1.5. Manfaat Kegiatan.............................................................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................

2.1. Karakteristik Pupuk Organik.............................................................................................

2.2. Bahan-Bahan Penyusun Pupuk Organik ..........................................................................

2.3. Standar Kualitas Pupuk Organik.......................................................................................

2.4. Metode Pengomposan.......................................................................................................

2.5. Teknik Analisis Kualitas Kompos....................................................................................

BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................................

3.1. Jenis Penelitian..................................................................................................................

3.2. Subjek dan Objek Penelitian.............................................................................................

3.3. Variabel Penelitian...........................................................................................................

3.4. Teknik Penelitian.............................................................................................................

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................................

4.1. Anggaran Biaya.................................................................................................................

4.2. Jadwal Kegiatan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................................

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota..............................................................................

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan............................................................................

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas....................................

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti......................................................................

i

ii

iii

iv

v

1

1

1

1

1

2

2

2

3

4

5

6

7

7

7

7

8

10

10

10

10

11

11

16

21

22

Page 5: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik di Indonesia...........................

Tebel 4.1. Anggaran Biaya...................................................................................................

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan..................................................................................................

4

10

10

Page 6: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

v

RINGKASAN

Sampah adalah bagian dari kehidupan masyarakat. Seringkali menjadi hal yang

sangat tidak disukai karena terkesan jorok dan tidak sehat. Namun sesungguhnya sampah

memiliki banyak manfaat dan menjadi bagian yang sangat penting dalam berbagai daur di

alam ini. Berdasarkan bahan pembuatnya, sampah dapat dibagi menjadi dua yaitu sampah

organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa

makhluk hidup, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa atau

benda tak hidup. Sampah organik baik digunakan untuk dijadikan pupuk. Ada berbagai

metode dalam pembuatan pupuk. Sampah organik dapat diperoleh dari mana saja. Salah

satunya dari limbah rumah tangga. Dimana limbah rumah tangga berpengaruh terhadap

menumpuknya sampah dan pencemaran lingkungan.

Dalam program ini kami mencoba membuat metode pengomposan portabel baru

dengan nama Vendera+ untuk mengatasi permasalahan mengenai sampah organik khususnya

dari limbah rumah tangga.

Metode pengomposan portabel Vendera+ diharapkan memiliki keunggulan lebih

praktis dan mudah. Proses pengomposan tidak memerlukan tempat khusus, tidak memerlukan

tempat yang terlalu luas, tidak berbau, dan tidak kotor atau terkesan jorok. Metode ini kami

namakan Vendera+. Diharapkan pula dapat menghasilkan pupuk kompos dengan kualitas

yang lebih baik dari metode pengomposan lainnya. Kualitas atau mutu pupuk organik sendiri

telah diatur oleh pemerintah dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan)

No.2/Pert/Hk.060/2/2006 tentang pupuk organik . Pada penelitian ini kami menekankan pada

uji rasio C/N.

Pembuatan instalasi alat Vendera+ dan proses pengomposan dilakukan di Kebun

Biologi FMIPA UNY dan pengujian dilakukan di Laboratorium Kima FMIPA UNY.

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan.

Page 7: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sampah, sebuah kata yang sering kita dengar dan barang yang selalu kita

lihat setiap saat. Dimanapun dan kapanpun kita berada selalu bertemu dengan

yang namanya sampah. Sampah seringkali menjadi permasalahan jika tidak

dikelola dengan baik. Timbunan sampah menyebabkan bau tak sedap, merusak

pemandangan, dan menjadi sumber penyakit. Ada dua jenis sampah organik dan

anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan hayati

yang dapat didegradasi atau diuraikan oleh mikroba. Sampah anorganik adalah

sampah yang bukan berasal dari bahan hayati, sulit atau bahkan tidak dapat

diuraikan.

Manusia kini mulai menyadari bahwa sampah sangat perlu untuk dikelola

agar tidak mencemari lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan dengan

berbagai kreativitas dan inovasi yang terus dikembangkan. Sampah anorganik

yang paling sering dan banyak macam pengolahannya. Sampah anorganik sepert

plastik, karet, alumunium, dan lain-lain dimanfaatkan dengan didaur ulang

menjadi produk baru yang tentunya fungsional ataupun lebih indah. Sedangkan

sampah organik biasa dimanfaatkan untuk dijadikan kompos atau pupuk dan

sumber biogas.

Ada beberapa metode dalam proses pengomposan di antaranya metode

indore, metode heap, metode bangalore, metode berkeley, metode vermikompos,

metode takakura, dan lain-lain. Metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangan.

Kegiatan pengomposan sering kali dipandang sebagai kegiatan yang

memerlukan tempat yang luas dan terkesan kotor. Untuk itu kami mencoba

menciptakan metode terbarukan untuk pengomposan sampah secara portable

dimana memiliki keunggulan-keunggulan dalam teknik, baik lebih mudah, murah,

tidak memerlukan lahan yang luas, dan tidak kotor apalagi bau. Diharapkan

unggul pula dalam kualitas kompos yang dihasilkan. Oleh karena itu, setelah alat

Vendera+ selesai akan difokuskan dalam pengujian kualitas kompos yang

dihasilkan.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara pembuatan alat dan proses pengomposan portabel model

Vendera+?

b. Bagaimana kualitas kompos yang dihasilkan melalui metode Vendera+?

1.3. Tujuan Kegiatan

a. Mengetahui cara pembuatan alat dan proses pengomposan portabel

model Vendera+?

b. Mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan melalui metode Vendera+?

1.4. Luaran yang Diharapkan

Page 8: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

2

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah artikel ilmiah

mengenaiteknik pengomposan portabel terbarukan untuk skala rumah tangga yaitu

model Vendera+ dan mengenai kualitas kompos yang dihasilkan, serta paten

terhadap metode pengomposan portabel Vendera+.

1.5. Manfaat Kegiatan

a. Bagi Peneliti

i. Mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah;

ii. Menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai metode

pengomposan.

b. Bagi Masyarakat

i. Menjaga kebersihan lingkungan masyarakat dari tumpukan sampah

organik;

ii. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai metode pengomposan

khususnya metode Vendera+.

c. Dalam Bidang Lingkungan

i. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik;

ii. Menjaga lingkungan sehingga senantiasa bersih dan sehat.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Pupuk Organik

Berdasarkan komponen utama penyusunnya, pupuk dibedakan atas pupuk

organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk yang bahan bakunya

berasal dari sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pembusukan oleh

mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur, dan kadar airnya tidak

serupa lagi dengan aslinya. Pupuk anorganik yaitu pupuk yang bahan bakunya

berasal dari bahan mineral, senyawa kimia yang telah diubah menjadi proses

produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman.

Dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.2/Pert/Hk.060/2/2006

tentang pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri

atas bahan organik, berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair dan digunakan untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan

bahwa pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan

organik daripada kadar haranya. Nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda

dengan pupuk anorganik. Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik

adalah sebagai berikut :

1. Kandungan hara rendah

Page 9: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

3

Kandungan hara pupuk organik pada umumnya rendah tapi bervariasi

tergantung pada jenis bahan dasarnya.

2. Ketersediaan unsur hara lambat

Hara yang berasal dari bahan organik diperlukan untuk kegiatan mikrobia

tanah kemudian dialihrupakan dari bentuk ikatan kompleks organik yang tidak

dapat dimanfaatkan oleh tanaman menjadi bentuk senyawa organik dan anorganik

sederhana yang dapat diserap oleh tanaman.

3. Menyediakan hara dalam jumlah terbatas

Penyediaan hara yang berasal dari pupuk organik biasanya terbatas dan

tidak dapat memenuhi asupan hara yang dibutuhkan tanaman.

Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,

sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa),

limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah

kota maupun limbah rumah tangga.

2.2. Bahan-Bahan Penyusun Pupuk Organik

Menurut Isroi (2009), bahan-bahan yang umumnya digunakan dalam

pembuatan pupuk organik adalah sebagai berikut :

1. Bahan Organik

a. Kompos

Kompos sebagai bahan baku utama dalam pembuatan pupuk organik.

Kompos adalah bahan organik padat yang telah mengalami dekomposisi parsial.

Bahan baku kompos adalah bahan organik padat, seperti sampah organik, serasah,

sisa daun, jerami dan lain-lain. Bahan organik yang telah matang dalam proses

pengomposan mempunyai rasio C/N yang cukup rendah atau kurang dari 25.

b. Pupuk kandang

Pupuk kandang juga termasuk jenis kompos, tetapi berbahan baku kotoran

hewan. Pupuk kandang bisa dibuat dari kotoran ternak (sapi, kambing, kerbau,

unggas atau kotoran manusia). Kotoran ternak ayam, sapi, kerbau, dan kambing

mempunyai komposisi hara yang bervariasi

c. Gambut

Gambut mirip dengan kompos, namun proses dekomposisinya belum

sempurna. Gambut tidak dijadikan sebagai bahan baku utama pupuk organik.

Umumnya gambut digunakan sebagai bahan baku organik tambahan untuk pupuk

organik

2. Perekat

Perekat berfungsi untuk merekatkan pupuk organik agar pencampuran bahan

sempurna dan menghasilkan tekstur pupuk yang padat. Beberapa bahan yang

biasa digunakan sebagai perekat antara lain adalah molase, tepung tapioka,

kalsium, bentonit, kaoline dan lain sebagainya. Perekat ditambahkan dalam

jumlah sedikit (kurang dari 10 %).

3. Bahan Aditif (Bahan Tambahan)

Page 10: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

4

Bahan aditif adalah semua bahan yang dapat ditambahkan saat melaksanakan

proses pengomposan dengan tujuan memperbaiki struktur kompos dalam

timbunan. Bahan-bahan aditif yang umumnya digunakan

a. Fosfat alam

Fosfat Alam ditambahkan untuk meningkatkan P didalam pupuk organik.

b. Dolomit

Penambahan dolomit digunakan untuk meningkatkan kandungan

Magnesium (Mg) dalam pupuk organik.

c. Kapur Pertanian (kaptan)

Kaptan adalah kapur yang biasa digunakan dalam budidaya pertanian untuk

meningkatkan pH tanah, khususnya di tanah-tanah yang bereaksi masam. Dalam

pembuatan pupuk organik, kaptan juga berfungsi untuk meningkatkan pH pupuk

karena bahan-bahan dalam pupuk organik bereaksi masam.

d. Zeolit

Zeolit memiliki pengaruh yang baik untuk tanah, yaitu dapat meningkatkan

kapasitas tukar kation tanah. Peningkatan kapasitas tukar kation tanah akan.

e. Abu atau arang sekam

Abu atau arang sekam memiliki kandungan K2O yang cukup tinggi yaitu

kurang lebih 30 persen. Penambahan abu atau arang sekam digunakan untuk

meningkatkan kandungan hara K.

Menurut Sutanto (2002), keberhasilan proses pengomposan dalam

pembuatan pupuk organik sangat tergantung pada kesesuaian komposisi bahan.

Perlakuan yang paling tepat terhadap bahan dasar untuk berlangsungnya proses

dekomposisi sangat tergantung pada karakteristik limbah organik yang digunakan

2.3. Standar Kualitas Pupuk Organik

Menurut Sutanto (2002) spesifikasi dari pupuk organik yang berkualitas baik

adalah :

1. Kandungan total bahan organik minimal 20 persen

2. Kandungan lengas tidak boleh melampaui 15 persen hingga 25 persen. Pada

kenyataannya makin rendah kandungan air, maka kualitas pupuk organik

menjadi lebih baik.

3. Nisbah C/N dari bahan organik antara 10/1 sampai 15/1

4. Memiliki pH 6,5 hingga 7,5

Sedangkan standarisasi atas pupuk organik yang telah ditetapkan oleh Deptan

diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.1. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik di Indonesia

No Parameter Kandungan

Padat Cair

1 C-organik (%) > 12 4,5

2 C/N ratio 12 - 25 -

3 Bahan ikutan

(Kerikil, beling, plastik)

Maks 2 -

Page 11: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

5

4 Kadar Air (%)

Granule

Curah

4 - 12

13 - 20

-

5 Kadar logam berat (ppm)

As

Hg

Pb

Cd

< 10

< 1

< 50

< 10

< 10

< 1

< 50

< 10

6 pH > 4 - < 8 > 4 - < 8

7 Kadar total (%)

P2O5

K2O

< 5

< 5

< 5

< 5

8 Mikroba patogen (cell/mm)

(E. coli, Salmonella)

Dicantumkan Dicantumkan

9 Kadar unsur mikro (ppm)

(Zn, Cu, Mn, Co, B, Mo, Fe)

Dicantumkan Dicantumkan

Keterangan: Untuk C – organik 7 – 12% dimasukkan sebagai pembenah tanah

2.4. Metode Pengomposan

Terdapat bermacam-macam metode pengomposan yang telah dikembangkan

di Indonesia, baik yang bersifat sederhana maupun modern sesuai dengan skala

industri. Masing-masing metode tersebut merupakan usaha untuk memanipulasi

agar mampu mempercepat laju proses pengomposan. Pemilihan teknologi dan

modifikasinya tergantung kepada jenis bahan yang akan dikomposkan dan

ketersediaan peralatan dan bahan pendukungnya.

a. Metode Indore

Metode pengomposan Indore biasa digunakan di Asia Selatan dan Asia

Tenggara. Prinsip dasar pengomposan metode Indore ada dua yaitu; (1)

menggunakan lubang galian (Indore Pit Method) dan (2) menggunakan timbunan

(Indore Heap Method). Metode Indore sesuai diterapkan di daerah yang bercurah

hujan tinggi dengan lama proses pengomposan kurang lebih tiga bulan.

b. Metode Bangalore

Metode pengomposan ini dikembangkan di Bangalore India pada tahun 1939.

Timbunan bahan disusun sama seperti metode Indore tetapi lubang dipersempit 60

cm dan dilapisi limbah cair. Proses dekomposisi yang berlangsung akan

mempertahankan hara yang dikandung dan bahan kompos lebih kaya nitrogen

dibandingkan metode Indore. Metode ini cocok untuk wilayah yang memiliki

curah hujan yang rendah.

c. Metode Berkeley

Pada metode ini, bahan yang dikomposkan merupakan campuran bahan

organik kaya selulosa dan bahan organik kaya nitrogen. Proses pengomposannya

terjadi dengan cepat dan dalam waktu yang relatif singkat

Page 12: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

6

d. Metode Vermikompos

Vermikompos merupakan bahan campuran hasil proses pengomposan bahan

organik yang memanfaatkan kegiatan cacing tanah.

e. Metode Jepang

Dalam metode ini, lubang galian diganti dengan bak penampung yang terbuat

dari anyaman bambu. Dengan metode ini, kehilangan nitrat dapat dihindarkan.

2.5. Teknik Analisis Kualitas Kompos

a. Metode Indeks Pertumbuhan

1. Mengambil sedikir kompos sebagai sampel.

2. Sampel kompos dikeringkan selama setengah hari. Partikel besar dapat

dihancurkan dengan menggunakan gunting.

3. 5g kompos hancur dan 95 ml air mendidih dimasukkan pada dalam wadah

poli dan dicampur.

4. Wadah poli dikenakan pengulangan 3 kali kocokan kuat selama 1 menit dan

masih berdiri selama 10 menit , kemudian disimpan dalam masih berdiri

selama 30 menit .

5. Cairan yang dihasilkan adalah cairan ekstraksi kompos .

6. Kapas penyerap dan kertas saring ditempatkan pada cawan petri untuk

penyerapan cairan. Pada saat yang sama, tes kontrol hanya menggunakan air

suling dilakukan untuk mengamati perkecambahan dan kemampuan

pertumbuhan benih dengan sendirinya .

7. 15 biji kacang hijau ditempatkan di cawan petri

8. 10 ml cairan ekstraksi kompos diumpankan dalam cawan petri.

9. Cawan dimasukkan ke dalam kotak tertutup dengan air tidak kering dan

disimpan selama 7 hari.

10. Jumlah perkecambahan dan pertumbuhan diperiksa untuk setiap kontrol

(air suling) dan cairan ekstraksi kompos dan dibandingkan.

11. Jumlah perkecambahan dan pertumbuhan diperiksa untuk setiap kontrol

(air suling) dan cairan ekstraksi kompos dan dibandingkan.

b. Berdasarkan Peraturan Menteri No.02/Pert./HK.060/2/2006 tentang Pupuk

Organik dan Pembenah Tanah.

Untuk menjamin formula pupuk organik atau formula pembenah tanah

dapat memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal dilakukan uji

mutu dan uji efektifitas oleh lembaga pengujian yang telah terakreditasi atau

ditunjuk yang didasarkan pada persyaratan sebagai berikut:

1. mempunyai bangunan laboratorium yang memenuhi persyaratan;

2. mempunyai peralatan pengujian mutu pupuk organik dan pembenah

tanah yang memenuhi persyaratan;

3. mempunyai lahan atau sarana lain yang cukup untuk melakukan uji

efektifitas;

4. mempunyai tenaga ahli atau analis di bidang pengujian mutu pupuk

organik dan pembenah tanah;

Page 13: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

7

5. mampu melakukan pengujian pupuk organik dan pembenah tanah

berdasarkan metode analisa yang ditetapkan (Lampiran 3).

Untuk pupuk organik atau pembenah tanah yang berasal dari pemasukan, uji

mutu dan uji efektifitas hanya dilakukan terhadap pupuk organik atau

pembenah tanah yang pertama.

Verifikasi kelayakan lembaga penguji mutu dan uji efektifitas dilakukan

oleh instansi Departemen Pertanian yang bidang tugasnya menangani

standarisasi dan akreditasi.

Pengambilan contoh pupuk organik atau pembenah tanah bentuk padat

mengacu pada SNI Nomor 19-0428-1989 dan bentuk cair mengacu pada

SNI 19-0429-1989, atau dapat dilakukan perubahan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penilaian terhadap hasil uji mutu dan uji efektifitas didasarkan pada standar

mutu atau persyaratan teknis minimal, dan dinyatakan lulus uji oleh

Lembaga Penguji dan diberikan sertifikat formula.

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah limbah rumah tangga yang tergolong sebagai

bahan organik.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kualitas pupuk kompos dan kandungan C dan N

dalam pupuk kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan portabel

Vendera+.

3.3. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah berbagai limbah rumah tangga yang tegolong

sebagai bahan organik

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah kualitas pupuk kompos dan kandungan C dan N

dalam pupuk kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan portabel

Vendera+

3.4. Teknik Penelitian

3.4.1. Pembuatan Alat Pengomposan Portable Vendera+

a. Alat

Page 14: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

8

1. Tong sampah

2. Pipa paralon

3. Gergaji

4. Gunting

5. Pisau

6. Bor listrik

7. Meteran

8. Spidol

9. Asbes

10. Selang

b. Langkah Pembuatan

1. Membuat 2 buah lubang berhadapan di kulit tong +/- 10 cm dari atas.

2. Membuat 4 buah lubang berhadapan di kulit tong +/- 10 cm daru bawah.

3. Memotong paralon sepanjang (diameter tong + 5cm) sebangak 5 buah.

4. Memotong paralon sepanjang (tinggi tong) sebanyak 1 buah.

5. Memotong asbes melingkar sebesar diameter tong.

6. Melubangi paralon dengan lubang kecil (+/- 1cm) dengan jarak antar lubang

+/- 5cm atau dapat disesuaikan.

7. Melubangi asbes dengan lubang-lubang kecil dengan jumlah disesuaikan.

8. Merangkai tong, asbes, dan paralon sesuai desain alat Vendera+. (Lampiran

3.4.2. Proses Pengomposan

Pengomposan dilakukan dengan memasukkan sampah-sampah organik

limbah rumah tangga ke dalam alat Vendera+ hingga hampir penuh. lalu ditutup

rapat dan ditunggu hingga menjadi kompos.

Fungsi dari lubang-lubang pada paralon adalah untuk proses aerasi. Asbes

yang ada di bagian bawah tong digunakan agar sampah tidak sampai dasar tong

sehingga mudah diambil. Air dari limbah rumah tangga akan keluar mengalir dari

paralon yang berlubang di sisi atas nya.

Setelah limbah telah menjadi pupuk kompos, ditandai dengan teksturnya

yang telah berubah menjadi seperti tanah, pupuk kompos dapat diuji.

3.4.3. Teknik Pengujian Kompos

a. Metode Indeks Pertumbuhan

i. Alat

1. Gunting

2. Wadah poli

3. Pengaduk

4. Sendok/ spatula

5. Gelas beker

6. Lampus spiritus

7. Corong

8. Kertas saring

9. Cawan petri dan tutup

10. Box plastik

11. Pipet

ii. Bahan

1. Air suling

2. Biji kacang hijau

3. Kapas

iii. Langkah Pengujian

1. Mengambil sedikir kompos sebagai sampel.

Page 15: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

9

2. Sampel kompos dikeringkan selama setengah hari. Partikel besar dapat

dihancurkan dengan menggunakan gunting.

3. 5g kompos hancur dan 95 ml air mendidih dimasukkan pada dalam

wadah poli dan dicampur.

4. Wadah poli dikenakan pengulangan 3 kali kocokan kuat selama 1 menit

dan masih berdiri selama 10 menit, kemudian disimpan dalam masih

berdiri selama 30 menit.

5. Cairan yang dihasilkan adalah cairan ekstraksi kompos .

6. Kapas penyerap dan kertas saring ditempatkan pada cawan petri untuk

penyerapan cairan. Pada saat yang sama, tes kontrol hanya

menggunakan air suling dilakukan untuk mengamati perkecambahan

dan kemampuan pertumbuhan benih dengan sendirinya .

7. 15 biji kacang hijau ditempatkan di cawan petri

8. 10 ml cairan ekstraksi kompos diumpankan dalam cawan petri.

9. Cawan dimasukkan ke dalam kotak tertutup dengan air tidak kering dan

disimpan selama 7 hari.

10. Jumlah perkecambahan dan pertumbuhan diperiksa untuk setiap kontrol

(air suling) dan cairan ekstraksi kompos dan dibandingkan.

11. Jumlah perkecambahan dan pertumbuhan diperiksa untuk setiap kontrol

(air suling) dan cairan ekstraksi kompos dan dibandingkan.

b. Pengujian Rasio C/N

Pengujian rasio C/N kompos hasil pengomposan portable Vendera+

dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY.

Page 16: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

10

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang 3.320.550

2 Bahan habis pakai 4.427.400

3 Perjalanan 1.660.275

4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan 1.660.275

Jumlah 11.068.500

4.2. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan alat dan

bahan

2. Pembuatan alat

Vendera+

3. Pengumpulan sampah

organik limbah rumah

tangga

4. Pengomposan

5. Pengujian Kualitas

6. Evaluasi

7. Laporan hasil

DAFTAR PUSTAKA

Sudirja, Rija. 2007. Modul Pelatihan Pembuatan Kompos: Standar Mutu Pupuk

Organik dan Pembenah Tanah. Lembang: Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi R.I., Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja.

Suriadikarta Didi A, Diah Setyorini, Wiwik Hartatik. 2004. Petunjuk Teknis Uji

Mutu dan Efektivitas Pupuk Alternatif Anorganik. Bogor: Balai Penelitian

Tanah, Puslitbangtanak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Zulfah, Syahra. 2010. Analisis Kelayakan Usaha Pupuk Organik Kelompok Tani

Bhineka I, Desa Blendung, Kabupaten Subang. Skripsi. Bogor: Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 17: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

11

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 18: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

12

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 19: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

13

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 20: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

14

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 21: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

15

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 22: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

16

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 23: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

17

Lampiran 2

Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan Total

Bor Listrik Pembuatan Alat

Vendera+

2 buah 350.000 700.000

Meteran Pembuatan Alat

Vendera+

2 buah 70.000 140.000

Gunting kecil Pembuatan Alat

Vendera+

5 buah 11.000 55.000

Gunting besar Pembuatan Alat

Vendera+

5 buah 20.000 100.000

Pisau kecil Pembuatan Alat

Vendera+

5 buah 8.000 40.000

Pisau besar Pembuatan Alat

Vendera+

5 buah 15.000 75.000

Gergaji Pembuatan Alat

Vendera+

2 buah 80.000 160.000

Spidol Pembuatan Alat

Vendera+

4 buah 6.000 24.000

Wadah poli Pengujian pupuk 5 buah 45.000 225.000

Pengaduk kaca 5x150mm Pengujian pupuk 4 buah 6.000 24.000

Sendok porselen Pengujian pupuk 9 buah 6.000 54.000

Corong kaca 100mm Pengujian pupuk 4 buah 40.000 160.000

Pipet Pengujian pupuk 4 buah 20.000 80.000

Sarung tangan Pengaman peneliti 2 dus 100.000 200.000

Page 24: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

18

Cawan petri dan penutup Pengujian pupuk 10 buah 40.000 400.000

Baskom Pembuatan Alat

Vendera+ 5 buah 11.000 55.000

Box plastik Pembuatan Alat

Vendera+ 3 buah 70.000 210.000

Pembakar spiritus stainless

125ml

Pengujian pupuk 2 buah 70.000 140.000

Kaki tiga Pengujian pupuk 2 buah 28.000 56.000

Gelas beker 250ml Pengujian pupuk 11 buah 30.000 330.000

Masker Pengaman peneliti 3 dus 25.000 75.000

Korek api Pengujian pupuk 5 buah 3.510 17.550

SUB TOTAL (Rp) 3.320.550

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan Total

Uji rasio C/N kompos Pengujian pupuk 4 sampel 450.000 1.800.000

Tong / drum sampah

plastik 200 liter

Pembiatan alat

Vendera+ 4 buah 320.000 1.280.000

Pipa paralon tipe VP 1-

1/4"

Pembiatan alat

Vendera+ 2 batang 50.000 100.000

Pipa paralon tipe VP 1/2" Pembiatan alat

Vendera+ 2 batang 85.000 170.000

Seng plastik Pengujian pupuk 3 buah 70.000 210.000

Spiritus Pengujian pupuk 1 liter 60.000 60.000

Kertas saring Pengujian pupuk 1 dus 60.000 60.000

Biji kacang hijau Pengujian pupuk 2 kg 4.950 9.900

Kapas Pengujian pupuk 5

kemasan 9.500 47.500

Page 25: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

19

Selang Pembuatan alat

Vendera+

10 meter 9.000 90.000

Masker Pengaman peneliti 3 dus 200.000 600.000

SUB TOTAL (Rp) 4.427.400

3. Perjalanan

Material Justifikasi

Perjalanan Kuantitas

Harga

Satuan Total

Perjalanan ke toko alat dan

bahan

Pembuatan alat

Vendera+ 10 kali 25.000 250.000

Perjalanan ke tempat

pengumpulan sampah

Pengumpulan

sampah yang akan

dijadikan pupuk

30 kali 25.000 750.000

Perjalanan ke laboratorium Pengujian pupuk 2 kali 20.000 40.000

Persiapan permasalahan

perjalanan

Apabila ada

masalah tidak

terduga di

perjalanan

260.275

SUB TOTAL (Rp) 1.660.275

4. Lain-Lain

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan Total

Tinta printer

Pembuatan

proposal dan

laporan

1 buah 60.000 60.000

Kertas hvs Administrasi 1 rim 40.000 40.000

Jilid proposal Administrasi 10 buah 5.000 50.000

Seminar Seminar proposal 5 orang 100.000 500.000

Publikasi

Publikasi ke media

cetak dan media

sosial

10 kali 35.000 350.000

Page 26: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

20

Materai Administrasi 2 buah 6.000 12.000

Map Administrasi 5 buah 2.000 10.000

Telekomunikasi Hubungan/

komunikasi peneliti 5 orang

100.000 500.000

Dokumentasi Dokumentasi

selama kegiatan 98.275

Alat tulis Administrasi 20.000

SUB TOTAL (Rp) 4.427.400

TOTAL 11.068.500

Page 27: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

21

Lampiran 3

Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program

Studi Bidang Ilmu

Alokasi

Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Kartika

Juniawati /

13303241022

Pendidikan

Kimia

Pendidikan

Kimia

16 Mengatur

jadwal dan

mengkoordinasi

tim.

Pengomposan

dan pengujian.

2 Isvi Ria Nur

Afit /

14304244006

Pendidikan

Biologi

Pendidikan

Biologi

16 Perlengkapan

administrasi

dan proses

pembuatan alat.

3 Neny

Andriyani /

14304241022

Pendidikan

Biologi

Pendidikan

Biologi

16 Pengomposan

dan pengujian.

4 Nuraisyah

Meitasiwi

Pratiwi /

14305141040

Pendidikan

Matematika

Pendidikan

Matematika

16 Mengatur

jadwal dan

mengkoordinasi

tim.

Pengomposan

dan pengujian.

5 Helga Wisya

Permana /

14518244014

Pendidikan

Teknik

Mekatronika

Pendidikan

Teknik

Mekatronika

16 Pengomposan

dan pengujian.

Mempersiapkan

alat, desain alat,

proses

pembuatan alat.

Ratih Sukmaresi
Rectangle
Ratih Sukmaresi
Rectangle
Page 28: Vendera+, metode pengomposan portabel untuk skala rumah tangga

22

Lampiran 4

Surat Pernyataan Ketua Peneliti