Tutorial Support Vector Machine 1 Ide Dasar Support Vector Machine
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
-
Upload
mkls-rivership -
Category
Education
-
view
4.861 -
download
9
description
Transcript of Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 29
VEKTOR DI RUANG DIMENSI 2 DAN 3
Setiap objek pembicaraan dalam matematika memiliki ruang himpunan di mana objek itu
berasal. Di dalamnya terdapat aturan-aturan yang berlaku yang dipenuhi oleh setiap
anggotanya. Misalnya, semua bilangan nyata tergabung dalam sebuah himpunan
bilangan yang dinamakan himpunan bilangan real (โ). Semua sifat-sifat dan aturan
perhitungan bilangan real berlaku bagi semua himpunan anggotanya, seperti pada
bilangan rasional, irasional, bulat, pecahan, dan lain- lain.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai vektor, akan diperkenalkan tentang konsep
ruang, mulai dari dimensi terkecil hingga dimensi yang digeneralisasi, sebagai ruang-n.
1. Ruang Dimensi-n
Himpunan bilangan nyata (real) biasanya digambarkan ke dalam sebuah gambar
sederhana yang disebut garis bilangan. Garis bilangan dapat dianggap sebagai grafik
sederhana yang menyatakan letak suatu bilangan, di mana bilangan yang lebih besar
berada di sebelah kanan bilangan yang lebih kecil.
Karena garis bilangan hanya memiliki satu dimensi yaitu panjang, maka himpunan
bilangan real dapat dinyatakan sebagai ruang berdimensi-1. Meskipun kata โruangโ
menunjukkan suatu tempat berdimensi-3, namun dalam matematika โruangโ
mempunyai makna tersendiri. Berdasarkan definisinya, ruang dalam matematika
merupakan himpunan dari objek-objek yang memiliki sifat yang sama dan memenuhi
semua aturan yang berlaku dalam ruang tersebut.
Definisi Ruang-1 atau ๐ 1
Ruang dimensi-1 atau ruang-1 (๐ 1) adalah himpunan semua bilangan real (โ).
Himpunan bilangan real dapat digambarkan oleh garis bilangan real :
Jadi, garis bilangan berfungsi untuk menunjukkan letak suatu titik pada suatu garis
berdasarkan besarnya. Gagasan ini memunculkan gagasan berikutnya bahwa suatu
titik dapat berada pada suatu bidang ataupun ruang. Pada pertengahan abad ke-17
lahirlah konsep ruang dimensi-2 dan dimensi-3, yang kemudian pada akhir abad ke-19
para ahli matematika dan fisika memperluas gagasannya hingga ruang dimensi-n.
0 1 2 3 -1 -2 -3
Bulat Positif Bulat Negatif Nol
Bil. Rasional & irasional
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 30
Definisi Ruang-2 atau ๐ 2
Ruang dimensi-2 atau ruang-2 (๐ 2) adalah himpunan pasangan bilangan berurutan
(๐ฅ, ๐ฆ), di mana x dan y adalah bilangan-bilangan real. Pasangan bilangan (๐ฅ,๐ฆ)
dinamakan titik (point) dalam ๐ 2, misal suatu titik P dapat ditulis ๐(๐ฅ, ๐ฆ). Bilangan x
dan y disebut koordinat dari titik P.
Untuk menggambarkan titik-titik di ๐ 2 secara geometris, koordinat x dan y dianggap
berada pada dua garis bilangan yang berbeda yang membentuk suatu sistem koordinat.
Garis bilangan tersebut dinamakan sumbu koordinat. Sumbu koordinat tersebut
digambarkan saling tegak lurus dan membentuk suatu sistem yang disebut sistem
koordinat siku-siku. Pada ๐ 2 sistem ini dinamakan sistem koordinat-xy atau sistem
koordinat kartesius (Cartesian system) yang dibangun oleh :
Sumbu x (x-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (x, 0).
Sumbu y (y-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat (0, y).
Suatu titik yang berada tepat di kedua sumbu dinamakan titik asal (origin point) ditulis
O(0, 0). Titik ini adalah titik di mana sumbu x dan y saling berpotongan.
Definisi Ruang-3 atau ๐ 3
Ruang dimensi-3 atau ruang-3 (๐ 3) adalah himpunan tripel bilangan berurutan
(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง), di mana x, y, dan z adalah bilangan-bilangan real. Tripel bilangan (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง)
dinamakan titik (point) dalam ๐ 3, misal suatu titik P dapat ditulis ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง). Bilangan
x, y, dan z, disebut koordinat dari titik P.
Seperti halnya ๐ 2, ๐ 3 memiliki sistem koordinat siku-siku yaitu sistem koordinat-xyz,
dengan titik asal ๐ 0,0, 0 , yang dibangun oleh :
Sumbu x (x-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat
(๐ฅ,0, 0).
y
x
O
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 31
Sumbu y (y-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat
(0,๐ฆ, 0).
Sumbu z (z-axis) yaitu garis tempat semua titik yang mempunyai koordinat
(0,0, ๐ง).
Menjelang akhir abad 19, para matematikawan dan fisikawan mulai menemukan
gagasan bahwa dimensi tidak hanya terbatas pada dimensi-3 dengan tripel
bilangannya, tetapi juga kuadrupel sebagai titik pada ruang dimensi-4, kuintupel pada
ruang dimensi-5, dan seterusnya. Hal ini menghasilkan generalisasi untuk ruang
dimensi-n.
Definisi tupel-n-berurutan
Jika n adalah sebuah bilangan positif, maka tupel-n-berurutan (ordered-n-tuple)
adalah sebuah urutan n buah bilangan real (๐1, ๐2, . . . , ๐๐).
Definisi Ruang-n atau ๐ ๐
Ruang dimensi-n atau ruang-n (๐ ๐ ) adalah himpunan semua tupel-n-berurutan
(๐1,๐2, . . . , ๐๐), dengan ๐1, ๐2, . . . , dan ๐๐ adalah bilangan-bilangan real. Tupel-n
bilangan ๐1,๐2 , . . . , ๐๐ dinamakan titik (point) dalam ๐ ๐ , misal suatu titik P dapat
ditulis ๐(๐1, ๐2, . . . , ๐๐). Bilangan ๐1, ๐2, . . . , dan ๐๐ disebut koordinat dari P.
Jelas bahwa ruang dimensi-n dengan n > 3 tidak dapat divisualisasikan secara
geometris, namun penemuan ini sangat berguna dalam pekerjaan analitik dan numerik,
karena tidak sedikit permasalahan nyata tidak dapat divisualisasikan dengan grafis
namun memerlukan penalaran dan penyelesaian secara matematis.
๐ ๐ yang merupakan generalisasi dari ๐ 1, ๐ 2, dan ๐ 3, menyebabkan sifat-sifat dan
aturan-aturan di dalamnya adalah sama, perbedaannya hanya terletak pada ukuran atau
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 32
banyak komponen yang akan dihitung. Walaupun bab ini hanya menyajikan definisi,
teorema, atau sifat-sifat dalam ๐ 2 dan ๐ 3, tetapi semuanya akan berlaku untuk ๐ ๐ ,
setelah dimodifikasi sesuai dimensinya. Seperti definisi jarak antar dua titik dalam ๐ 2
dan ๐ 3 berikut yang dapat digeneralisasi untuk ๐ ๐ .
Definisi Jarak Dua Titik
Jarak antara dua titik ๐ด(๐ฅ1,๐ฆ1) dan ๐ต(๐ฅ2,๐ฆ2 ) di ๐ 2 didefinisikan oleh :
๐ด๐ต = ๐ฅ2 โ ๐ฅ1 2 + ๐ฆ2โ๐ฆ1
2
Jarak antara dua titik ๐ด(๐ฅ1,๐ฆ1, ๐ง1) dan ๐ต(๐ฅ2,๐ฆ2 , ๐ง2) di ๐ 3 didefinisikan oleh :
๐ด๐ต = ๐ฅ2 โ ๐ฅ1 2 + ๐ฆ2โ๐ฆ1
2 + ๐ง2โ๐ง1 2
2. Titik dan Garis
Pada bagian sebelumnya telah dibahas pengertian titik pada ๐ 2 dan ๐ 3 serta ๐ ๐
secara umum. Definisi titik ini sama untuk semua ruang, yang berbeda hanyalah
kedudukannya di dalam masing-masing ruang tersebut. Dua titik atau lebih jika
dihubungkan akan membentuk garis, kumpulan garis-garis akan menjadi bidang, dan
kumpulan bidang-bidang akan menjadi ruang.
Geometri adalah cabang matematika yang khusus mempelajari titik, garis, dan bidang.
Mengenai garis, geometri hanya terbatas pada kuantitas dan kedudukan, seperti
panjang garis atau besar sudut antara dua garis, tetapi tidak pada arahnya serta
kedudukannya dalam suatu bidang atau ruang. Ilmu vektor merupakan cabang dari
matematika yang mempelajari ruas garis berarah yang dinamakan vektor.
3. Vektor
Banyak kuantitas fisis, seperti luas, panjang, massa, suhu, dan lainnya, dapat
dijelaskan secara lengkap hanya dari besarnya, misalnya 50 kg, 100 m, 30 โ, dll.
Kuantitas fisis ini dinamakan skalar. Dalam matematika, skalar mengacu pada semua
bilangan yang bersifat konstan.
Namun, ada kuantitas fisis lain yang tidak hanya memiliki besar/nilai tapi juga arah,
seperti kecepatan, gaya, pergeseran, dan lain- lain. Kuantitas fisis ini dalam fisika
maupun matematika dinamakan vektor. Dalam matematika, ilmu vektor menjadi salah
satu cabang ilmu yang semakin luas perkembangannya serta penerapannya, dan tidak
terbatas pada mempelajari besaran-besaran yang memiliki nilai dan arah tetapi sebagai
suatu besaran yang memiliki banyak komponen yang membentuk satu kesatuan dari
besaran itu sendiri.
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 33
Titik ujung
Titik awal
a
Notasi Vektor
Vektor biasanya dinyatakan dengan huruf kecil tebal (a), atau diberi tanda panah di
atasnya (๐ ), atau tanda garis bawah ( ๐ ).
Definisi Vektor
Sebuah vektor a dengan komponen-n (berdimensi-n) di dalam ๐ ๐ adalah suatu aturan
tupel-n dari bilangan-bilangan yang ditulis sebagai baris (๐1,๐2,โฆ , ๐๐) atau sebagai
kolom
๐1
๐2
โฎ๐๐
, dengan ๐1,๐2,โฆ , ๐๐ adalah bilangan-bilangan real dan dinamakan
komponen dari vektor a.
Dengan demikian, di ๐ 2 vektor dapat ditulis : ๐ = (๐1, ๐2) atau ๐ = ๐1
๐2 , dan di ๐ 3
vektor dapat ditulis : ๐ = (๐1,๐2, ๐3) atau ๐ = ๐1
๐2๐3
. Pada bagian berikutnya, vektor
akan sering disajikan dalam bentuk baris (vektor baris).
Berdasarkan definisi titik dan vektor, simbol (๐1, ๐2,โฆ , ๐๐) mempunyai dua tafsiran
geometrik yang berbeda, yaitu sebagai titik dalam hal ๐1, ๐2,โฆ , ๐๐ adalah koordinat,
dan sebagai vektor dalam hal ๐1,๐2,โฆ , ๐๐ adalah komponen.
Arti Geometrik Vektor
Secara geometris, vektor dinyatakan sebagai segmen garis berarah atau panah. Arah
panah menentukan arah vektor dan panjangnya menyatakan besar vektor. Ekor panah
dinamakan titik awal (initial point) dan ujung panah dinamakan titik ujung/terminal
(terminal point).
Komponen-komponen vektor menentukan besar dan arah vektor. Misal pada ๐ 2,
vektor ๐ฏ = (2, 3) berarti dari titik awal bergerak 2 satuan ke kanan, kemudian 3
satuan ke atas. Pada ๐ 3, misalkan sebuah vektor ๐ฏ = 3, 4,โ2 berarti dari titik awal
bergerak 2 satuan ke depan (x-positif), 4 satuan ke kanan (y-positif), dan 2 satuan ke
bawah (z-negatif).
Definisi berikut dapat memperjelas tafsiran geometrik vektor.
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 34
Definisi Vektor Posisi
Vektor posisi dari ๐ด(๐1,๐2,โฆ , ๐๐) adalah suatu vektor yang titik awalnya adalah titik
asal O dan titik ujungnya adalah A, dan ditulis ๐๐ด = (๐1, ๐2,โฆ ,๐๐ ).
Berdasarkan definisi ini dapat dibuktikan bahwa, dari sebuah titik dapat dibuat tepat
satu buah vektor posisi. Dengan kata lain setiap titik dalam ruang memiliki vektor
posisi yang berbeda-beda.
Jika vektor v dengan titik awal A dan titik ujung B, maka v dapat ditulis sebagai : ๐ด๐ต .
Komponen-komponen dari ๐ด๐ต akan dijelaskan setelah mempelajari aritmetika vektor.
Definisi Vektor-Vektor Ekuivalen
Vektor-vektor ekuivalen adalah vektor-vektor yang memiliki panjang dan arah yang
sama.
Vektor-vektor ekuivalen dianggap sebagai vektor yang sama meskipun kedudukannya
berbeda-beda. Jika v dan w ekuivalen maka dapat dituliskan v = w.
Contoh 1 :
Keempat ruas garis berarah di atas berawal di suatu titik tertentu yang kemudian
digerakkan 2 satuan ke kiri dan 5 satuan ke atas. Keempatnya dinamakan vektor dan
dapat dinotasikan oleh ๐ฏ = โ2, 5 = โ2 5
. Keempat ruas garis berarah di atas
dinamakan representasi dari vektor v. โ
Definisi Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang semua komponennya adalah nol, dan ditulis
๐ = (0, 0, 0).
Dengan demikian vektor nol adalah vektor yang tidak mempunyai panjang dan arah.
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 35
Definisi Negatif Vektor
Negatif dari vektor v, atau โv didefinisikan sebagai vektor yang mempunyai besar
yang sama dengan v, namun arahnya berlawanan dengan v.
Definisi Vektor satuan/unit (Unit Vectors)
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya adalah 1.
Definisi Vektor Basis/Satuan Standar (Standard Unit Vectors)
Vektor satuan baku adalah vektor yang mempunyai panjang 1 dan terletak sepanjang
sumbu-sumbu koordinat.
Untuk ๐ 2, vektor satuan baku ditulis : i = 1,0 dan j = 0,1 .
Untuk ๐ 3, vektor satuan baku ditulis : i = 1,0,0 , j = 0,1,0 , dan k = 0,0,1 .
Dengan demikian setiap vektor v = (๐ฃ1, ๐ฃ2 , ๐ฃ3 ) di ๐ 3 dapat ditulis
v = ๐ฃ1, ๐ฃ2 , ๐ฃ3 = ๐ฃ1 1,0,0 + ๐ฃ2 0,1, 0 + ๐ฃ3 0,0, 1 = ๐ฃ1 ๐ข + ๐ฃ2 ๐ฃ+ ๐ฃ3๐ค
Contoh 2 :
Nyatakan v = 2,โ3, 4 dalam vektor basis.
Penyelesaian :
๐ฏ = 2,โ3, 4 = 2 1,0, 0 + โ3 0,1, 0 + 4 0,0, 1 = 2๐ข โ 3๐ฃ + 4๐ค โ
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 36
๐
๐ + ๐
๐
4. Aritmetika Vektor
Pada bagian ini, definisi serta teorema yang diberikan hanya untuk vektor-vektor di
๐ 3, sedangkan interpretasi geometris sedapatnya diberikan dalam ๐ 3, namun
kebanyakan dalam ๐ 2. Hal ini bertujuan hanya untuk mempermudah pemahaman
analitik dan geometrik. Secara konsep, teoretis, dan numeris, semua definisi, teorema,
dan rumus-rumus dapat dengan mudah dimodifikasi sesuai dimensi yang diinginkan.
Definisi Penjumlahan Vektor
Diberikan vektor ๐ = (๐1, ๐2, ๐3) dan ๐ = (๐1, ๐2, ๐3) vektor-vektor di ๐ 3, maka
penjumlahan a dan b didefinisikan oleh
๐ + ๐ = (๐1 + ๐1 , ๐2 + ๐2 , ๐3 + ๐3)
Secara geometris, penjumlahan a + b dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan aturan
segitiga (triangle law) dan aturan jajar genjang (parallelogram law). Aturan segitiga
dilakukan dengan menghubungkan titik awal b dengan titik ujung a, kemudian
menghubungkan titik awal a dan titik ujung b sebagai (a + b). Sedangkan aturan jajar
genjang dilakukan dengan menghubungkan kedua titik asal a dan b, sehingga a dan b
membentuk jajaran genjang. Diagonal yang dibuat dari titik awal kedua vektor akan
menjadi (a + b). Seperti ilustrasi berikut :
Contoh 3 :
Misalkan ๐ฎ = 1, 2,3 , ๐ฏ = 2,โ3, 1 ,dan ๐ฐ= (3,2,โ1) vektor-vektor di ๐ 3, maka
๐ฎ+ ๐ฏ+๐ฐ = (1 + 2 + 3, 2 + โ3 + 2, 3 + 1 + โ1 = 6,1, 3 โ
Definisi Pengurangan Vektor
Diberikan vektor ๐ = (๐1, ๐2, ๐3) dan ๐ = (๐1, ๐2, ๐3), maka pengurangan a oleh b
didefinisikan oleh :
๐ โ ๐ = ๐ + โ๐ = [ ๐1 + (โ๐1 , ๐2 + (โ๐2 ), ๐3 + (โ๐3)]
= ( ๐1 โ๐1 , ๐2 โ ๐2 , ๐3 โ ๐3)
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 37
Seperti halnya pada penjumlahan vektor, secara geometris pengurangan vektor dapat
dilakukan dengan aturan segitiga ataupun jajar genjang seperti ilustrasi berikut.
Contoh 4 :
Misalkan ๐ฎ = 1, 2,3 , ๐ฏ = 2,โ3, 1 ,dan ๐ฐ= (3,2,โ1) vektor-vektor di ๐ 3, maka
๐ฎโ ๐ฏ โ๐ฐ = (1โ 2โ 3,2 โ โ3 โ 2, 3 โ 1 โ โ1 = โ4,3, 3 โ
Berdasarkan definisi ini, komponen-komponen dari vektor yang titik awalnya bukan
titik asal, misal ๐ด(๐1, ๐2, ๐3) dan titik ujung ๐ต(๐1 ,๐2 , ๐3), sehingga ๐ = ๐๐ด =
๐1 , ๐2, ๐3 dan ๐ = ๐๐ต = ๐1 , ๐2, ๐3 adalah :
๐ด๐ต = ๐๐ต โ ๐๐ด = ๐ โ ๐ = ๐1 ,๐2 ,๐3 โ ๐1 , ๐2, ๐3
= (๐1 โ ๐1 , ๐2 โ ๐2 , ๐3 โ๐3 )
Contoh 5 :
Vektor dengan titik awal dan titik ujung berturut-turut ๐1 2,โ7,0 dan ๐2(1,โ3,โ5)
adalah ๐1๐2 = 1โ 2,โ3 โ โ7 ,โ5 โ 0 = โ1,4,โ5 โ
Dengan memisalkan semua koordinat ada di sumbu-sumbu positif, vektor ๐ด๐ต di ๐ 3,
dengan koordinat ๐ด ๐ฅ1, ๐ฆ1, ๐ง1 dan ๐ต(๐ฅ2,๐ฆ2 , ๐ง2), dapat digambarkan sebagai berikut.
Sehingga ๐ด๐ต = (๐ฅ2 โ ๐ฅ1, ๐ฆ2 โ ๐ฆ1, ๐ง2 โ ๐ง1).
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 38
Definisi Perkalian Skalar-Vektor
Jika ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3 ) adalah vektor tak-nol dan k adalah bilangan real tak-nol, maka
hasil kali kv didefinisikan oleh
๐๐ฏ = ๐ ๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3 = (๐๐ฃ1, ๐๐ฃ2, ๐๐ฃ3)
Secara geometris, hasil kali kv adalah vektor yang panjangnya k kali panjang v, yang
arahnya sama dengan v jika k > 0, dan berlawanan arah dengan v jika k < 0.
Contoh 6 :
Misalkan suatu vektor di ๐ 2,๐ = (2,4). Hitunglah 3๐,1
2๐, danโ 2๐, dan gambarkan
keempat vektor tersebut ke dalam satu sistem koordinat.
Penyelesaian :
Berdasarkan definisi perkalian skalar-vektor, maka
3๐ = 6,12 ; 1
2๐ = 1,2 ; โ2๐ = (โ4,โ8)
โ
Norma/Panjang Vektor
Panjang suatu garis dapat diperoleh dengan menggunakan aturan Phytagoras. Karena
vektor adalah ruas garis berarah, maka panjang vektor, baik di ๐ 2 maupun ๐ 3 dapat
diperoleh dengan rumus yang sama.
Definisi Norma Vektor
Norma atau panjang vektor ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2, ๐ฃ3 ) didefinisikan oleh :
๐ฏ = ๐ฃ12 + ๐ฃ2
2 + ๐ฃ32
Berdasarkan definisi di atas, jika ๐ฏ = 0 maka ๐ฏ = ๐. Dan, jika v vektor satuan,
maka ๐ฏ = 1, begitu pula dengan vektor basis ๐ข = 1, ๐ฃ = 1, dan ๐ค = 1.
Contoh 7 :
Misalkan ๐ = (3,โ5,10) maka ๐ = 9 + 25 + 100 = 134 โ
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 39
a
b
๐
๐ ๐ฝ
Teorema : Aturan Dasar Aritmetika Vektor
Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor di ๐ 2 atau ๐ 3, dan k serta l adalah skalar
(bilangan real), maka hubungan berikut akan berlaku,
a. u + v = v + u
b. (u + v) + w = u + (v + w)
c. u + 0 = 0 + u = u
d. u + (-u) = 0
e. k( lu ) = ( kl )u
f. k(u + v) = ku + kv
g. (k + l)u = ku + lu
h. 1u = u
5. Perkalian Titik / Perkalian Dalam (Dot Product/Inner Product)
Definisi pertama dari perkalian titik dua vektor adalah menggunakan sifat-sifat
geometrisnya, yaitu norma kedua vektor dan besar sudut di antara keduanya, dengan
asumsi titik-titik awalnya berimpit.
Definisi 1
Jika u dan v adalah vektor-vektor di ๐ 2 dan ๐ 3, dan ๐ adalah sudut di antara u dan v,
maka perkalian titik (dot product) atau perkalian dalam Euclidis (Euclidean inner
product) ๐ฎ โ ๐ฏ didefinisikan oleh
๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ฎ ๐ฏ cos๐ ; jika ๐ฎ โ ๐ dan ๐ฏ โ ๐
0 ; jika ๐ฎ = ๐ atau ๐ฏ= ๐
Pekalian ini juga dinamakan perkalian skalar (scalar product) karena hasil perkalian
titik dua vektor akan menghasilkan skalar (bilangan real). Dari definisi jelas bahwa
norma vektor u dan v serta nilai cosinus sebarang sudut di antara keduanya adalah
bilangan real, sehingga hasil kali ketiganya adalah bilangan real. Jika salah satu atau
kedua vektor merupakan vektor nol, maka hasilnya adalah nol.
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 40
Contoh 8 :
Misalkan ๐ฎ = 0, 0,1 dan ๐ฏ= (0,2, 2) sedangkan sudut di antaranya adalah 45ยฐ,
maka ๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ฎ ๐ฏ cos 45ยฐ = 02 + 02 + 12 02 + 22 + 22 1
2 = 2 โ
Definisi ke-dua dari perkalian titik dua vektor adalah menggunakan komponen-
komponen dari masing-masing vektor.
Definisi 2
Jika ๐ฎ = (๐ข1,๐ข2) dan ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2) adalah vektor di ๐ 2, maka perkalian titik/perkalian
dalam ๐ฎ โ ๐ฏ didefinisikan oleh :
๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2
Jika ๐ฎ = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2 , ๐ฃ3) adalah vektor di ๐ 3, maka perkalian titik
๐ฎ โ ๐ฏ didefinisikan oleh :
๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ข1๐ฃ1 + ๐ข2๐ฃ2 + ๐ข3๐ฃ3
Contoh 9 :
Misalkan ๐ = 0, 3,โ7 dan ๐= (2,3, 1) maka ๐ โ ๐ = 0.2 + 3.3 + โ7 .1 = 2 โ
Kedua definisi ini saling berkaitan karena salah satu definisi diperoleh dari definisi
yang lain. Dalam beberapa buku, salah satu definisi dituliskan sebagai โdefinisiโ,
kemudian definisi yang lainnya dituliskan sebagai โteoremaโ yang diturunkan dari
definisi sebelumnya. Biasanya kedua definisi digabungkan untuk mencari besar sudut
di antara u dan v jika komponen u dan v diketahui.
Contoh 10 :
Misalkan ๐ฎ = (2,โ1,1) dan ๐ฏ = (1, 1, 2), Hitunglah ๐ฎ โ ๐ฏ dan tentukan sudut di
antara keduanya.
Penyelesaian :
๐ฎ = 22 + (โ1)2 + 12 = 6 ; ๐ฏ = 12 + 12 + 22 = 6 ; dan
๐ฎ โ ๐ฏ = 2.1 + โ1 .1 + 1.2 = 3
sehingga,
๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ฎ ๐ฏ cos๐ โ cos๐ =๐ฎ โ ๐ฏ
๐ฎ ๐ฏ =
3
6 6=
1
2โ ๐ = arccos
1
2 = 60ยฐ โ
Teorema : Sudut Antara Dua Vektor
Jika u dan v adalah vektor-vektor tak nol, dan ๐ adalah besar sudut di antara kedua
vektor tersebut, maka
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 41
๐ lancip (0ยฐ < ๐ < 90ยฐ) jika dan hanya jika ๐ฎ โ ๐ฏ > 0
๐ tumpul (90ยฐ < ๐ < 180ยฐ) jika dan hanya jika ๐ฎ โ ๐ฏ < 0
๐ siku-siku (๐ = 90ยฐ) jika dan hanya jika ๐ฎ โ ๐ฏ = 0
Dua vektor yang membentuk sudut siku-siku dinamakan ortogonal (tegak lurus).
Teorema : Sifat-sifat Perkalian Titik
Jika u, v, dan w adalah vektor- vektor di ๐ 2 atau ๐ 3 dan k adalah skalar, maka
a. ๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ฏ โ ๐ฎ
b. ๐ฎ โ ๐ฏ+ ๐ฐ = ๐ฎ โ ๐ฏ+ ๐ฎ โ ๐ฐ
c. ๐ ๐ฎ โ ๐ฏ = ๐๐ฎ โ ๐ฏ = ๐ฎ โ (๐๐ฏ)
d. ๐ฏ โ ๐ฏ > 0 jika ๐ฏ โ ๐ dan ๐ฏ โ ๐ฏ = 0 jika ๐ฏ = ๐
6. Proyeksi
Dua vektor yang titik asalnya berimpit dapat menghasilkan vektor lain yang
dinamakan vektor proyeksi. Perhatikan ilustrasi berikut.
Misalkan a dan b berimpit di titik asalnya. Jika dari titik ujung b ditarik garis menuju
a sedemikian sehingga tegak lurus a (diproyeksikan terhadap a), maka vektor yang
dapat dibuat dengan titik asal yang sama dan berujung di titik di mana b
diproyeksikan pada a dinamakan vektor proyeksi b terhadap a. Vektor ini disebut juga
proyeksi ortogonal b pada a.
Dengan cara yang sama dapat diperoleh vektor proyeksi a terhadap b.
Notasi Vektor Proyeksi
Vektor proyeksi b terhadap a dinotasikan proy๐ ๐
Vektor proyeksi a terhadap b dinotasikan dengan proy๐๐
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 42
Teorema : Proyeksi Ortogonal
Jika u dan v adalah vektor di ๐ 2 atau ๐ 3 dan keduanya bukan vektor nol, maka
proy๐ ๐=๐ โ ๐
๐ 2 ๐ dan proy๐ ๐=
๐ โ ๐
๐ 2 ๐
Sedangkan panjang dari vektor-vektor proyeksi tersebut adalah
proy๐ ๐ =๐ โ ๐
๐ dan proy๐ ๐ =
๐ โ ๐
๐
Contoh 11 :
Jika ๐ = (1, 0,โ2) dan ๐ = (2,1,โ1) , tentukan vektor proyeksi a pada b.
Penyelesaian : ๐ โ ๐ = 4 dan ๐ 2 = 6 maka proyeksi ortogonal a pada b adalah
proy๐ ๐=๐ โ ๐
๐ 2 ๐ =
4
6 2,1,โ1 =
4
3,2
3,โ
2
3 โ
7. Perkalian Silang (Cross Product)
Berikut akan diperkenalkan sebuah operasi antar vektor dalam ๐ 3. Jika perkalian titik
akan menghasilkan skalar/bilangan, maka perkalian silang akan menghasilkan vektor.
Dan jika proyeksi ortogonal suatu vektor terhadap vektor la in akan menghasilkan
vektor baru yang berimpit dengan vektor tersebut, maka perkalian silang dua vektor
akan menghasilkan vektor baru yang tegak lurus dengan kedua vektor tersebut.
Definisi Perkalian Silang
Jika ๐ฎ = (๐ข1,๐ข2,๐ข3) dan ๐ฏ = (๐ฃ1, ๐ฃ2 , ๐ฃ3) adalah vektor di ๐ 3, maka perkalian silang
๐ฎร ๐ฏ didefinisikan oleh
๐ฎร ๐ฏ = (๐ข2๐ฃ3 โ๐ข3๐ฃ2 ,๐ข3๐ฃ1 โ ๐ข1๐ฃ3 ,๐ข1๐ฃ2 โ ๐ข2๐ฃ1)
atau dalam notasi determinan
๐ฎ ร ๐ฏ = ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ2 ๐ฃ3 ,โ
๐ข1 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ3 ,
๐ข1 ๐ข2
๐ฃ1 ๐ฃ2
Rumus di atas dapat dibuat pola yang mudah diingat. Bentuklah matriks 2 ร 3 :
๐ข1 ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
Komponen pertama dari ๐ฎ ร ๐ฏ adalah determinan matriks tersebut setelah kolom
pertama dicoret, komponen ke-2 adalah negatif dari determinan matriks setelah kolom
ke-2 dicoret, dan komponen ke-3 adalah determinan matriks setelah kolom ke-3
dicoret.
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 43
i
j k
Contoh 12 :
Misalkan ๐ฎ = (1, 2,โ2) dan ๐ฏ = (3, 0, 1), maka
1 2 โ23 0 1
๐ฎร ๐ฏ = 2 โ20 1
,โ 1 โ23 1
, 1 23 0
= 2,โ7,โ6 โ
Secara geometris, perkalian silang ๐ฎ ร ๐ฏ dapat diinterpretasikn oleh gambar berikut,
Arah ๐ฎร ๐ฏ dapat ditentukan dengan โaturan tangan kananโ (right hand rule).
Misalkan ๐ adalah sudut di antara u dan v, dan anggaplah u terotasi sejauh sudut ๐
menuju v (sehingga berimpit dengan v). Jika jari-jari tangan kanan menunjukkan arah
rotasi u maka ibu jari menunjukkan arah ๐ฎ ร ๐ฏ.
Dengan menggunakan definisi ataupun dengan mempraktekkan aturan ini, dapat
diperoleh hasil-hasil berikut :
๐ข ร ๐ข = ๐ฃ ร ๐ฃ = ๐ค ร ๐ค = ๐
๐ข ร ๐ฃ = ๐ค , ๐ฃ ร ๐ค = ๐ข , ๐ค ร ๐ข = ๐ฃ
๐ฃ ร ๐ข = โ๐ค , ๐ค ร ๐ฃ = โ๐ข , ๐ข ร ๐ค = โ๐ฃ
Diagram berikut dapat membantu untuk mengingat hasil perkalian di atas.
Perkalian silang ๐ฎร ๐ฏ dapat dinyatakan secara simbolis dalam bentuk determinan
3 ร 3 :
๐ฎร ๐ฏ = ๐ข ๐ฃ ๐ค๐ข1 ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
= ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ2 ๐ฃ3 ๐ข โ
๐ข1 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ3 ๐ฃ +
๐ข1 ๐ข2
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ค
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 44
Contoh 13 :
Contoh 11 dapat dikejakan dengan cara :
๐ฎร ๐ฏ = ๐ข ๐ฃ ๐ค1 2 โ23 0 1
= 2 โ20 1
๐ข โ 1 โ23 1
๐ฃ + 1 23 0
๐ค = 2๐ข โ 7๐ฃ โ 6๐ค โ
Teorema : Hubungan Perkalian Silang dan Perkalian titik
Jika u dan v adalah vektor di ๐ 3, maka :
a. ๐ฎ โ ๐ฎร ๐ฏ = 0 ( ๐ฎร ๐ฏ ortogonal ke u )
b. ๐ฏ โ ๐ฎร ๐ฏ = 0 ( ๐ฎร ๐ฏ ortogonal ke u )
c. ๐ฎ ร ๐ฏ ๐ = ๐ฎ ๐ ๐ฏ ๐ โ ๐ฎ โ ๐ฏ ๐ (Identitas Lagrange/Lagrange Identity)
Teorema : Sifat-Sifat Perkalian Silang
Jika u, v, dan w dalah sebarang vektor di ๐ 3 ddan k adalah sebarang skalar, maka :
a. ๐ฎ ร ๐ฏ = โ ๐ฏร ๐ฎ
b. ๐ฎ ร ๐ฏ+ ๐ฐ = ๐ฎร ๐ฏ + (๐ฎร ๐ฐ)
c. ๐ฎ+ ๐ฏ ร ๐ฐ = ๐ฎร ๐ฐ + (๐ฏร ๐ฐ)
d. ๐ ๐ฎร ๐ฏ = ๐๐ฎ ร ๐ฏ = ๐ฎร (๐๐ฏ)
e. ๐ฎ ร ๐ = ๐ ร ๐ฎ = ๐
f. ๐ฎ ร ๐ฎ = ๐
g. ๐ฎ โ ๐ฏร ๐ฐ = ๐ฎร ๐ฏ โ ๐ฐ =
๐ข1 ๐ข2 ๐ข3
๐ฃ1 ๐ฃ2 ๐ฃ3
๐ค1 ๐ค2 ๐ค3
Berdasarkan teorema-teorema sebelumnya, dapat diturunkan teorema berikut.
Teorema : Aplikasi Geometri Perkalian Silang
Jika u, v, dan w vektor-vektor di ๐ 3 dengan titik asal yang sama, maka
a. Jika ๐ adalah sudut di antara u dan v, maka ๐ฎ ร ๐ฏ = ๐ฎ ๐ฏ sin ๐
b. Norma dari ๐ฎร ๐ฏ sama dengan luas jajaran genjang yang dibentuk oleh u dan v,
atau Luas jajar genjang = ๐ฎ ร ๐ฏ
c. Volume bangun yang dibentuk oleh ketiganya adalah ๐๐๐ [๐ฎ โ ๐ฏร ๐ฐ ].
Contoh 14 :
a, b, dan c adalah sebarang vektor di ๐ 3 yang berimpit di titik awalnya. Jika
ketiganya dihubungkan akan membentuk suatu bangun dimensi-3 (parallelpiped).
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 45
Luas masing-masing sisinya adalah :
๐ ร ๐ , ๐ ร ๐ , ๐ ร ๐
Sedangkan volume bangun tersebut adalah :
๐๐๐ (๐ โ ๐ร ๐ )
Rumus volume di atas biasanya digunakan untuk mengetahui apakah ketiga vektor
berada pada bidang yang sama. Jika volume yang dihitung bernilai nol, maka
ketiganya berada pada bidang yang sama, dan sebaliknya jika volumenya tidak sama
dengan nol. Fungsi abs(absolute)/mutlak berguna untuk mempositifkan hasil akhir
perhitungan volume.
Contoh 15 :
Tentukan apakah ketiga vektor ๐ = (1, 4,โ7), ๐ = (2,โ1, 4), dan ๐ = (0,โ9, 18)
terletak pada satu bidang di ๐ 3 atau tidak.
Penyelesaian :
๐ โ ๐ร ๐ = 1 4 โ72 โ1 40 โ9 18
1 42 โ10 โ9
= 1 โ1 18 + 4 4 0 + โ7 2 โ9 โ
{ 7 โ1 0 + 1 4 โ9 + 4 2 18 }
= โ18 + 126โ 144 + 36
= 0
Jadi, ketiga vektor tersebut terletak pada satu bidang di ๐ 3 โ
Contoh 16 :
Carilah luas segitiga yang dibentuk oleh ๐1 2,2, 0 ,๐2 โ1,0, 2 ,dan ๐3(0,4, 3) .
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 46
x
y
z
๐2 โ1,0, 2
๐1 2,2, 0
๐3(0,4, 3)
Penyelesaian :
Luas segitiga tersebut adalah ยฝ luas jajaran genjang yang dibentuk ๐1๐2 dan ๐1๐3
, di
mana
๐1๐2 = โ1,0, 2 โ 2,2, 0 = (โ3,โ2, 2)
๐1๐3 = 0,4, 3 โ 2,2, 0 = (โ2, 2, 3)
๐1๐2 ร ๐1๐3
= (โ10, 5,โ10)
Sehingga Luas segitiga = 1
2 ๐1๐2 ร ๐1๐3
=1
2 15 = 7
1
2 โ
Latihan I
1. Carilah komponen vektor yang mempunyai titik awal ๐1 dan titik ujung ๐2.
a. ๐1 3,5 ; ๐2(2,8)
b. ๐1 7,โ2 ; ๐2(0,0)
c. ๐1 6,5, 8 ; ๐2(8,โ7, 3)
d. ๐1 0,0, 0 ; ๐2(โ8,7, 4)
2. Misalkan ๐ฎ = 1,โ 2,3 ,๐ฏ = 2,โ3, 1 dan ๐ฐ = (3, 2,โ1). Carilah komponen-
komponen dari :
a. u โ w
b. 7v + 3w
c. โw + v
d. 3(u โ 7v)
e. โ 3v โ 8w
f. 2v โ (u + w)
3. Carilah vektor dengan titik awal ๐(2,โ1, 4) yang mempunyai arah yang sama dengan
๐ฏ = (7, 6,โ3).
4. Carilah vektor yang berlawanan arah dengan ๐ฏ = (โ2,4,โ1) yang mempunyai titik
terminal di ๐(2,0,โ7).
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 47
5. Misalkan ๐(2,3,โ2) dan ๐(7,โ4, 1).
a. Carilah titik tengah dari segmen garis yang menghubungkan P dan Q.
b. Carilah titik pada segmen garis ๐๐ sehingga dari P ke titik itu adalah ยพ dari ๐๐.
Latihan II
1. Hitunglah norma/panjang v jika
a. ๐ฏ = (3, 4)
b. ๐ฏ = (โ1, 7)
c. ๐ฏ = (0,โ3)
d. ๐ฏ = (1, 1, 1)
e. ๐ฏ = (โ8, 7,4)
f. ๐ฏ = (9, 0, 0)
2. Hitunglah jarak di antara A dan B.
a. ๐ด 2, 3 , ๐ต(4, 6)
b. ๐ด โ2,7 , ๐ต(0,โ3)
c. ๐ด 8,โ4,2 , ๐ต(โ6,โ1, 0)
d. ๐ด 1, 1,1 , ๐ต(6,โ7,3)
3. Misalkan ๐ฎ = 1,โ3,2 , ๐ฏ = 1, 1, 0 dan ๐ฐ = (2,2,โ4). Carilah :
a. ๐ฎ + ๐ฏ
b. ๐ฎ + ๐ฏ
c. โ2๐ฎ + 2 ๐ฎ
d. 3๐ฎโ 5๐ฏ+ ๐ฐ
e. 1
๐ฐ ๐ฐ
f. 1
๐ฐ ๐ฐ
4. Carilah semua skalar k sehingga ๐๐ฏ = 3, di mana ๐ฏ = 1,2, 4 .
Latihan III
1. Carilah ๐ฎ โ ๐ฏ untuk :
a. ๐ฎ = 1, 2 ,๐ฏ = 6,โ8
b. ๐ฎ = โ7,โ3 ,๐ฏ = 0,1
c. ๐ฎ = 1,โ3, 7 ,๐ฏ = 8,โ2,โ2
d. ๐ฎ = โ3, 1, 2 ,๐ฏ = 4,2,โ5
2. Tentukan apakah u dan v membentuk sudut lancip, tumpul, atau keduanya ortogonal.
Vektor di Ruang Dimensi 2 dan 3 | 48
a. ๐ฎ = 7, 3, 5 ,๐ฏ = โ8,4, 2
b. ๐ฎ = 6, 1, 3 ,๐ฏ = 4,0,โ6
c. ๐ฎ = 1, 1, 1 ,๐ฏ = โ1,0, 0
d. ๐ฎ = 4, 1, 6 ,๐ฏ = โ3,0, 2
3. Carilah proyeksi ortogonal u pada a, jika :
a. ๐ฎ = 2, 1 ,๐ = โ3,2
b. ๐ฎ = 2, 6 ,๐ = โ9,3
c. ๐ฎ = โ7, 1, 3 ,๐ = 5,0, 1
d. ๐ฎ = 0, 0, 1 ,๐ = 8,3, 4
4. Carilah ๐๐๐๐ฆ๐ ๐ฎ , jika :
a. ๐ฎ = 2,โ1 ,๐ = 3,4
b. ๐ฎ = 4, 5 ,๐ = 1,โ2
c. ๐ฎ = 2,โ1, 3 ,๐ = 1,2, 2
d. ๐ฎ = 4,โ1, 7 ,๐ = 2,3,โ6
5. Misalkan ๐ฎ = 1, 2 ,๐ฏ = 4,โ2 ,dan ๐ฐ= (6,0). Carilah :
a. ๐ฎ โ 7๐ฏ+๐ฐ
b. ๐ฎ โ ๐ฐ ๐ฐ
c. ๐ฎ ๐ฏ โ ๐ฐ
d. ๐ฎ ๐ฏ โ ๐ฐ
Latihan IV
1. Misal ๐ฎ = 2,โ1, 3 , ๐ฏ = 0, 1,7 , dan ๐ฐ= (1, 4, 5). Nyatakan dalam vektor basis :
a. ๐ฏร ๐ฐ
b. ๐ฎร (๐ฏร ๐ฐ)
c. ๐ฎร ๐ฏ ร ๐ฐ
d. (๐ฎร ๐ฏ) ร (๐ฏร ๐ฐ)
e. ๐ฎร (๐ฏ โ 2๐ฐ)
f. ๐ฎร ๐ฏ โ 2๐ฐ)
2. Carilah vektor yang ortogonal terhadap u dan v.
a. ๐ฎ = โ7, 3, 1 ,๐ฏ = 2,0, 4
b. ๐ฎ = โ1,โ1,โ1 ,๐ฏ = 2, 0, 2
3. Carilah luas segitiga yang mempunyai titik sudut P, Q, dan R.
a. ๐ 1, 5,โ2 ๐ 0,0,0 ๐ 3,5, 1
b. ๐ 2, 0,โ3 ๐ 1,4,5 ๐ (7,2, 9)