Vasodilator Kelas A

13
TUGAS TERSTRUKTUR FARMAKOTERAPI II VASODILATOR Disusun Oleh : Nasyiatul Aisyiyah G1F010073 Taufiq Hidayat G1F010075 Diah Nurhidayati G1F010077 Aldi Permadi G1F010079 Kelas : A KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO

description

farter 2

Transcript of Vasodilator Kelas A

Page 1: Vasodilator Kelas A

TUGAS TERSTRUKTUR FARMAKOTERAPI II

VASODILATOR

Disusun Oleh :

Nasyiatul Aisyiyah G1F010073

Taufiq Hidayat G1F010075

Diah Nurhidayati G1F010077

Aldi Permadi G1F010079

Kelas : A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2013

Page 2: Vasodilator Kelas A

BAB I

PENDAHULUAN

Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh

dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. 

Alat transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan

bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.  Ada beberapa hal yang

berperan dalam sistem peredaran darah :

1. jantung yang memompa darah

2. pembuluh darah sebagai ‘pipa’ penyalur darah

3. saraf yang mengatur

4. substansi kimia yang dapat mempengaruhi

Untuk menyesuaikan dengan keadaan tubuh, pembuluh darah dapat melebar dan

menyempit yang biasa disebut dengan dilatasi (melebar) dan konstriksi (menyempit). Hal ini

dapat terjadi Karena pada lapisan dinding pembuluh darah terdapat otot yang dapat

berkontraksi dan ber-relaksasi

Kecepatan aliran darah tergantung dari sifat rheologis, lebarnya pembuluh dan tekanan

darah. Sifat mengalir ini berkaitan dengan viskositas darah yang dapat diperbaiki dengan

jalan meningkatkan kelenturan eritrosit dan mencegah penggumpalan trombosit

Gangguan penyaluran darah perifer kebanyakan disebabkan oleh penyempitan (stenosis)

akibat arterosclerosis tanpa kelainan tekanan darah. Pengobatan yang kini digunakan terdiri

atas dua kelompok obat, yakni vasodilator perifer dan zat- zat yang memperbaiki sifat

rheologi darah (Tan Hoan, 2007).

Page 3: Vasodilator Kelas A

BAB II

ISI

II.1 Vasodilator

Vasodilator atau vasodilatansia didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat

melebarkan pembuluh secara langsung. Vasodilator dapat menurunkan tahanan vaskular

sistemik dengan memperlebar pembuluh darah arteriol (mengurangi afterload) dan/atau

menurunkan preload (tekanan pengisian ventrikel kiri dengan venodilatasi) terbukti

berperan dalam penanganan gagal jantung kongestif. Pada pasien gagal jantung berat,

jika pengobatan konvensional tidak adekuat maka penggunaan vasodilator sangat

bermanfaat. Pada anak, pemberian vasodilator diindikasikan pada keadaan tidak

responsif terhadap pengobatan konvensional, pada persiapan operasi, keadaan menunggu

saat operasi jantung, pasca operasi jantung dan jika diperlukan penurunan preload

dan/atau after load.. Dampak vasodilatasi yang terjadi berhubungan dengan dosis.

Artinya jika dosis yang diberikan lebih tinggi, maka efek vasodilatasi akan lebih besar

(Sri Sofyani, 2002).

Vasodilator atau vasodilatansia didefinisikan sebagai zat- zat yang berkhasiat

melebarkan pembuluh secara langsung. Zat- zat dengan khasiat vasodilatasi tak langsung

tidak termasuk definisi ini, misalnya obat-obat hipertensi yang menimbulkan vasodilatasi

melalui blokade saraf-saraf perifer, aktivasi saraf-saraf otak atau mekanisme lainnya,

seperti alfa- dan beta- bloker, penghambat ACE, dan antagonis-kalsium.

Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan tiga kelompok vasodilator, yaitu :

a. Obat-obat hipertensi : (di)hidralain dan minoksidil.

b. Vasodilator koroner (obat angina pectoris) : nitrat dan nitrit.

c. Vasodilator perifer (obat gangguan sirkulasi) : buflomedil, pentoxifilin, ekstrak

Gingko biloba, siklandelat, isoksuprin, dan turunan nikotinat (Tan Hoan, 2007).

Pemilihan vasodilator disesuaikan dengan keadaan hemodinamik pasien gagal

jantung dan tujuan utama pengobatan, apakah untuk menurunkan beban awal (preload)

ataupun beban akhir (afterload). Jika gejala kongesti yang mencolok dengan tekanan

Page 4: Vasodilator Kelas A

pengisian yang tinggi dan gejala utama dispne maka dipilih venodilator; sedangkan pada

keadaan curah jantung rendah yang lebih dominan dan manifestasi klinik yang mencolok

adalah fatigue maka dipilih arteriodilator. Dalam praktek, seringkali digunakan obat

kombinasi arterio dan venodilator untuk mengurangi baik preload maupun afterload (Sri

Sofyani,2002).

Pemberian obat vasodilator sendiri dapat dilakukan jika terdapat indikasi sebagai berikut

(Sri Sofyani,2002)

II. 2 Contoh Obat vasodilator

1. Isoxsuprin : Duvadilan

Derivat-fenoksi ini (1956) adalah adrenergikum dengan kerja antikolinergik,

juga berkhasiat vasodilatasi dan menurunkan viskositas darah dengan memperbaiki

kelenturan eritrosit. Terutama bekerja terhadap pembuluh otot di beberapa organ,

termasuk uterus dan bekerja lebih ringan terhadap pembuluh kulit. Isoxsuprin

mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterus (spontan atau akibat oxytocin).

Digunakan pada S.Raynaud dan juga pada keguguran yang mengancam (abortus

imminens) serta nyeri haid dengan kejang-kejang.

Menstimulasi reseptor beta skeletal untuk memproduksi vasodilatasi;

menstimulasi fungsi kardiak (meningkatkan kontraktilitas, detak jantung, dan kardiak

output). Pada dosis yang lebih tinggi, menghambat agregasi platelet dan mengurangi

viskositas darah (Tatro,2003)

Page 5: Vasodilator Kelas A

Resorpsinya dari usus baik, BA-nya hanya 3%, plasma t1/2 k.l 2 jam,

ekskresinya terutama lewat kemi. Efek sampingnya jarang terjasi dan bersifat umum.

Obat ini man bagi wanita hamil dan menyusui.

Dosis : oral pada vasospasme perifer dan dysmenorroe 3-4 dd 10-20 mg

(klorida) p.c.,i.m.3 dd 10 mg.

Menurut penelitian Zsotȇr et al (1974), pemberian isoxpurine pada secara oral

tidak memiliki efek yang jauh berbeda dengan pemberian placebo. Hal ini kontras

dengan hasil yang diperoleh dari penelitian Gozo et al (1984) dimana isoxpurine yang

diberikan secara iv memiliki onset yang cepat dan efek dengan durasi yang cukup

lama. Pada penelitian ini menunjukan bahwa isoxpurine merupakan terapi yang baik

untuk edema pada paru-paru. Hal ini mungkin terjadi karena, pada pemberian oral

kadar plasma setelah pemberian oral isoxpurine tidak mencukupi, mungkin

dikarenakan banyaknya jumlah obat yang berbentuk inaktif saat diserap dari saluran

gastrointestinal.

2. Kodergokrin : DH3, dihidroergotoksin, Hydergin

Campuran (1949) tiga derivat-dihidro dari ergotoksin (= ergokornin +

ergokristin + ergokriptin) berdaya memblok reseptor alfa-adrenolitik dengan efek

vasodilatasi, juga tidak bekerja oxytocic. Sifat-sifat ini berlawanan dengan zat

induknya yang berkhasiat vasokontriksi dan mengakibatkan kontraksi rahim.

Disamping itu, zat ini juga menstimulasi neurotransmisi di otak dengan

mengaktivasi reseptor dopamin serta serotonin dan memperbaiki metabolisme sel-sel

otak yang terganggu. Atas dasar ini, kedergokrin digunakan pada keadaan dementia

dengan efek yang tak menentu. Juga digunakan pada gangguan sirkulasi perifer dan

sebagai profilaksis pada berbagai jenis sakit kepala, antara lain migrain. Pada P.

Alzheimer tidak berguna. Lama kerjanya hanya singkat, sekitar 3 jam.

Resorpsinya dari usus 30% dengan FPE besar, hingga BA-nya hanya k.l. 10%.

PP-nya 80%, plasma-t1/2-nya lebih kurang 2 jam. Ekskresinya terutama, melalui

empedu dan tinja dan hanya 2% lewat kemih secara utuh.

Efek sampinganya yang paling sering terjadi adalah hidung tersumbat, kadang

kala mual dan muntah, kulit menjadi merah dan bradycardia.

Dosis : oral sebagai (mesilat) 3 dd 1,5 mg a.c.,i.v. 1-2 dd 0,3 mg.

Page 6: Vasodilator Kelas A

3. Iloprost : Ilomedine

Analogon ini dari prostacyclin (Pgl2) berkhasiat vasodilatasi dan fibrinolitis,

juga menghambat agregasi trombosit (1992). Mengurangi pelepasan radikal bebas

oksigen. Mekanisme kerjanya belum begitu diketahui ; terutama digunakan pada P.

Buerger.

Pengikatannya pada protein 60%, plasma-t1/2-nya 30 menit. Ekskresinya

sebagai metabolit tak aktif dan diekskresikan 80% melalui kemih dan 20% melalui

empedu.

Efek sampingnya berupa flushing, nyeri kepala, juga gangguan lambung-usus

dan gejala influenza dengan perasaan kacau, sedasi dan tachicardia. Juga nyeri dan

menjadi merah di tempat infus. Tak boleh digunakan oleh wanita hamil dan yang

menyusui.

Dosis : infus i.v (sebagai tremotamol) 0,5 nanogram/ kg/ menit selama 30

menit untuk 2-3 hari pertama. Kemudian dinaikan seperlunya.

Inhalasi: dewasa : awal : 2,5 mcg/dose; jika tidak berpengaruh, dinaikan

hingga 5 mcg/dose; 6-9 kali sehari; dosis pemeliharaan: 2,5-5 mcg/dose; dosis max

perhari : 45 mcg (APA, 2009).

Menurut Olschewski et al (2002) iloprost berbentuk inhalasi memiliki hasil

yang baik pada penderita hipertensi pulmonary parah dibandingkan dengan placebo.

Opitz et al (2003) melakukan penelitian dengan membandingkan eek penggunaan dari

prostacyclin dan iloprost secara iv pada penderita hipertensi pulmonary primer.

Diman hasil menunjukan bahwa kerja iloprost yang merupakan analog prostacyclin

tidak jauh berbeda dengan prostacyclin, juga memiliki kelebihan yaitu lebih

terjangkau dari segi ekonomi dan mudah didapat pasien. hal ini menunjukan bahwa

iloprost dapat menjadi pilihan terapi bagi penderita hipertensi pulmonary.

Semua vasodilator menimbulkan beberapa efek samping yang bertalian

dengan vasodilatasi, yakni :

- Turunnya tekanan darah (hipotensi) dengan pusing dan nyeri kepala berdenyut-

denyut. Efek hipotensif dari obat-obat hipertensi dapat diperkuat.

- Tachycardia reflektoris (freuensi jantung naik akibat aksi-balasan) dengan gejala

debar jantung (palpitasi), perasaan panas di muka (flushing) dan gatal-gatal.

Page 7: Vasodilator Kelas A

- Gangguan lambung-usus, seperti mual dan muntah-muntah. Guna mengurangi

efek yang tidak diinginkan ini vasodilator sebaiknya diminum pada waktu atau

sesudah makan.

Kebanyakan vasodilator perifer belum memiliki data mengenai keamanannya

bagi janin, maka sebaiknya jangan digunakan oleh wanita hamil. Pengecualian adalah

isoxsuprin, yang juga dapat diminum selama laktasi. Antagonis-kalsium dan derivat-

nikotinat dapat mencapai air susu.

Page 8: Vasodilator Kelas A

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Vasodilator merupakan zat- zat yang berkhasiat melebarkan pembuluh secara langsung.

Obat vasodilator adalah golongan obat yang telah terbukti dapat menyebabkan peningkatan

diameter vaskuler baik sistem arteri ataupun vena melalui mekanisme relaksasi otot polos

vaskuler. Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan tiga kelompok vasodilator, yaitu :

a. Obat-obat hipertensi : (di)hidralain dan minoksidil.

b. Vasodilator koroner (obat angina pectoris) : nitrat dan nitrit.

c. Vasodilator perifer (obat gangguan sirkulasi) : buflomedil, pentoxifilin, ekstrak

Gingko biloba, siklandelat, isoksuprin, dan turunan nikotinat.

Page 9: Vasodilator Kelas A

DAFTAR PUSTAKA

American Pharmacist Assosiation. 2009. Drug Information Handbook. Lexi-Comp. New

York

Antiplatelets Trialists’ collaboration. Overview of randomized trials of antiplatelet therapy.

BMJ 1994, 308: 81-106

Gozo, et al,. 1984. Hemodynamic Effects of lsoxsuprine in Cardiac Failure. CHEST vol 86

no 5,: 736-740

Olschewski, et al,. 2002. Inhaled Iloprost for Severe Pulmonary Hypertension. N Engl J Med

Vol. 347 No. 5 : 322- 329

Opitz, et al,. 2003. Assessment of The Vasodilator Response in Primary

Pulmonary Hypertension. European Heart Journal 24 : 356–365

Sofyani Sri. 2002. Peran Vasodilator pada Gagal Jantung Anak. Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4,

Maret 2002: 213 - 221

Tatro D.S. (2003). A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparisons.

Tjay Tan Hoan, et al. 2007. Obat-obat Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta

Zsoter,et al,.1974. Isoxsuprine As An Oral Vasodilator. CMA JOURNAL VOL. 110: 1260-

1261.