VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana...

115
VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN DIALEKTOLOGI (STUDI KASUS 2 KECAMATAN) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH MUH. ARWAN M. 10533 8050 15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2019

Transcript of VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana...

Page 1: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

1

1

VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN

DIALEKTOLOGI (STUDI KASUS 2 KECAMATAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

MUH. ARWAN M.

10533 8050 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

2019

Page 2: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

ii

ii

Page 3: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

iii

iii

Page 4: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

iv

iv

Page 5: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

v

v

Page 6: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

vi

vi

Page 7: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

vii

vii

Page 8: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

viii

viii

MOTTO

“Lele bulu tallele abiasa’ang”

Artinya : Kalau bukan kita yang berubah sendiri kita takkan berubah.

(Pepatah adat Bugis)

Page 9: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

ix

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan teman seperjuanganku,

atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 10: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

x

x

ABSTRAK

Muh. Arwan M. 2019. “Variasi Dialek Bahasa Bugis di Kabupaten Barru : Kajian

Dialektologi (Studi Kasus 2 Kecamatan).” Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Rosmini Madeamin dan Syekh

Adiwijaya Latief.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan fonologis, perbedaan

leksikal, pemetaan bahasa. Variasi dialek bahasa bugis di kabupaten barru dan

Menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah metode cakap dengan menggunakan teknik bertemu muka dan

metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, serta

menggunakan teknik cross check data. Di dalam penelitian ini ditemukan bahwa

kata-kata yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Barru kebanyakan tidak jauh

berbeda dengan kata-kata dalam bahasa Bugis lainnya. Meskipun diantara dua

daerah pengamatan itu memiliki beberapa kata yang berbeda tapi dalam hal

berkomunikasi semua kata hampir sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

perbedaan fonologis yaitu Variasi dialek bahasa Bugis yang muncul di dua daerah

pengamatan mengalami perbedaan fonologis yang terdiri dari proses perubahan

fonem vokal, perubahan vonem konsonan, dan perubahan fonem vokal dan

konsonan. (2) perbedaan leksikal yaitu Perbedaan yang muncul dalam pengamatan

termasuk dalam beberapa kategori, yaitu penyebutan rumah dan bagian-bagiannya,

peralatan, binatang, arah, pakaian, dan perihasan, gerak dan kerja, kata bilangan,

dan sebagainya karena dipengaruhi faktor geografis dan lata belakang budaya.

Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di

Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek serta logat berbeda di setiap

Kecamatan bahkan Desa sekalipun yang ada di Kabupaten Barru itu sendiri. Hal

tersebut yang mempengaruhi adanya berbagai variasi dialek yang muncul di

wilayah Kabupaten Barru. (3) pemetaan bahasa yaitu Berian yang dipetakan

berjumlah 17 berian yang terdiri atas berian yang memiliki perbedaan fonologis dan

perbedaan leksikal. Oleh karena itu, 70 berian dipetakan tersebut dapat

mendeskripsikan situasi kebahasaan di wilayah Kabupaten Barru. Setiap peta

memuat satu berian saja, sehingga jumlah peta seluruhnya adalah 17 peta. Oleh

karena itu, sangat jelas bahwa keadaan geografis dan latar belakang budaya menjadi

faktor utama yang mempengaruhi dialek yang berkembang di setiap daerah.

Kata Kunci: dialektologi, variasi bahasa, dialek bahasa, bahasa bugis.

Page 11: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xi

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang

mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan

fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai

pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.

Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi

kapasitas dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk

membuat tulisan ini dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan,

khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

Abd. Muin B dan Nuhriah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan,

mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula,

penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan

motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada Dra. Hj. Rosmini

Madeamin, M.Pd, dan Syekh Adiwijaya Latief, S. Pd., M.Pd., pembimbing I dan

Page 12: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xii

xii

pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak

awal penyusun proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Prof. Dr. H.

Abdul Rahman Rahim, M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dra. Munirah, M.Pd., ketua Program

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf pegawai

dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

narasumber atas nama ibu Marlina, bapak Amir R, dan para Pemerintah serta

masyarakat Kabupaten Barru yang telah memberikan izin dan bantuan untuk

melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman

seperjuanganku Nurul Hidayah K., S.Pd. dan teman sahabatku yang selalu

menemaniku dalam suka dan duka, serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atas segala kebersamaan, motivasi, saran,

dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi warna yang cerah dalam

hidupku.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan

keritikan dan sara dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya

membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama

Page 13: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xiii

xiii

sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para

pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, Oktober 2019

Penulis

Page 14: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xiv

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

KARTU KONTROL I .................................................................................. vi

KARTU KONTROL II ................................................................................. vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

Page 15: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xv

xv

BAB II KAJIAN PUSTAKAN

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 11

1. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 11

2. Landasan Teori ......................................................................... 13

a. Bahasa dan Dialek ........................................................ 13

b. Dialektologi .................................................................. 19

c. Penelitian Dilektologi di Indonesia .............................. 23

d. Pemetaan Bahasa .......................................................... 24

B. Karangka Pikir ..................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 28

B. Definisi Istilah ...................................................................................... 29

C. Sumber Data ......................................................................................... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 33

F. Objek Penelitian ................................................................................... 34

G. Instrumen Penelitian............................................................................. 34

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Geografi Kabupaten Barru ................................................................... 38

B. Sejarah Kabupaten Barru ..................................................................... 43

C. Demografi Masyarakat Kabupaten Barru ............................................ 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 62

B. Pembahasan .......................................................................................... 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 86

B. Saran ..................................................................................................... 88

Page 16: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xvi

xvi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xvii

xvii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

4.1 Jumlah Dan Luas Wilayah Kecamatan Barru dan Kecamatan Tanete

Riaja ............................................................................................................47

4.2 Konsonan lontara indo’ surə’ ........................................................................57

4.3 Konsonan lontara ana’ surə’ .........................................................................58

5.1 Perbedaan Fonologis dengan Perubahan Fonem Vokal ................................62

5.2 Perbedaan Fonologis dengan Perubahan Fonem Konsonan .........................63

5.3 Perbedaan Fonologis dengan Perubahan Fonem Vokal dan Konsonan ........64

5.4 Perbedaan Leksikal .......................................................................................67

5.5 Bentuk Variasi Leksikal Khas Dialek Bahasa Bugis di Kabupaten Barru ....68

Page 18: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

xviii

xviii

DAFTAR GAMBAR / BAGAN

Nomor Halaman

1.1 Peta Persebaran Dialek Indonesia .................................................................15

2.1 Kerangka Berpikir .........................................................................................27

4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Barru .............................40

4.2 Peta Wilayah Kabupaten Barru .....................................................................42

Page 19: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Oleh karena itu,

masyarakatnya bukan hanya mempergunakan satu bahasa, melainkan paling

sedikit dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah yang

dipergunakan baik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan

berkeluarga. Bahasa indonesia sesuai fungsinya menjadi bahasa nasional bagi

bangsa Indonesia, Sementara bahasa daerah digunakan penutur dalam

lingkungan keluarga. Fungsi bahasa daerah dalam hal ini di samping digunakan

sebagai alat komunikasi, terdapat juga fungsi urgen yang menyertai yaitu

sebagai alat untuk mengenalkan/menyampaikan, dan memahami nilai-nilai

kearifan lokal budaya suatu daerah. Seperti diketahui bahwa setiap daerah

memiliki kearifan lokal budaya yang hanya dapat dipahami dan disampaikan

dengan tepat apabila menggunakan bahasa daerah setempat. Hal ini sejalan

dengan pendapat Madeamin (2015: 2-3) bahwa bahasa daerah berfungsi

sebagai wadah pelestarian nilai-nilai budaya yang mengandung kearifan lokal.

Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Pada Bahasa dan Peta

Bahasa di Indonesia, Summer Institute of Linguistic (SIL) tahun 2006

menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki bahasa terbanyak kedua

di dunia dengan 743 bahasa. Hal tersebut diketahui dari adanya publikasi

Bahasa-bahasa di Indonesia (Languages of Indonesia) yang dijadikan rujukan

awal dalam Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia (2008: 1). Jumlah tersebut

1

Page 20: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

2

membuat Indonesia menjadi negara yang mempunyai bahasa daerah terbanyak

nomor dua setelah negara Papua Nugini yang mempunyai bahasa daerah

sejumlah 820 bahasa. Sementara itu, Badan Bahasa mencatat bahasa daerah di

Indonesia sebanyak 442 bahasa. Jumlah tersebut meliputi 26 bahasa di

Sumatra, 10 bahasa di Jawa dan Bali, 55 bahasa di Kalimantan, 58 bahasa di

Sulawesi, 11 bahasa di Nusa Tenggara Barat, 49 bahasa di Nusa Tenggara

Timur, 51 bahasa di Maluku, dan 207 bahasa di Papua (2008: 19). Tidak hanya

itu, Grimes (1988) menyebutkan bahwa bahasa di Indonesia tidak kurang dari

672 bahasa (dalam Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, 2008: 1).

Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Salah

satu peran bahasa bagi manusia yaitu digunakan untuk berkomunikasi antar

sesama dan menjalin hubungan sosial. Bahasa merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan bahasa, seseorang dapat

menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang lain. Dengan kata lain,

bahasa membuat seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan

manusia lain, seperti yang diungkapkan oleh Kridalaksana (1983: 4) bahwa

bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang digunakan oleh para

kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan

diri. Bahasa bersifat manusiawi, artinya bahasa sebagai alat komunikasi verbal

yang hanya dimiliki oleh manusia. Bahasa sendiri memiliki keragaman karena

digunakan oleh masyarakat atau penutur yang heterogen serta latar belakang

sosial budaya yang berbeda.

Page 21: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

3

Bahasa, masyarakat, dan budaya merupakan tiga hal yang tidak dapat

dipisahkan dan saling berkaitan. Jika membahas mengenai bahasa, maka secara

tidak langsung bahasa yang akan dikaji tersebut berhubungan langsung dengan

masyarakat, sebagai penutur bahasa tersebut. Budaya suatu daerah

mempengaruhi keadaan sosial masyarakatnya, tidak terkecuali bahasa yang

digunakan ketika berkomunikasi.

Pada dasarnya bahasa tersebut mempunyai dua aspek mendasar, yaitu

aspek bentuk dan makna. Aspek bentuk berkaitan dengan bunyi, tulisan, dan

struktur bahasa, sedangkan aspek makna berkaitan dengan leksikal, fungsional

maupun gramatikal (Nababan, 1984: 13). Apabila diperhatikan dengan teliti

dalam bahasa, bentuk dan maknanya menunjukkan perbedaan antar

pengungkapnya, antara penutur satu dengan penutur yang lain. Perbedaan

tersebut akan menghasilkan ragam-ragam bahasa atau variasi bahasa. Variasi

tersebut muncul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi dan

kondisi sosial, serta faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya, seperti letak

geografis, kelompok sosial, situasi berbahasa atau tingkat formalitas dan

perubahan waktu.

Salah satu fonomena variasi bahasa adalah dialek, yaitu variasi bahasa

yang kemunculannya dilatarbelakangi oleh tempat tertentu (dialek regional),

kelompok bahasa dari golongan tertentu (dialek sosial), serta kelompok bahasa

yang hidup pada waktu tertentu (dialek temporal) (Kridalaksana, 1993: 42).

(Weijnen dkk dalam Ayatrohaedi, 1983: 1, 2002: 1 – 2) berpendapat bahwa

dialek adalah sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh satu masyarakat

Page 22: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

4

untuk membedakannya dari masyarakat lain yang bertetangga dan

mempergunakan sistem yang berlainan walaupun erat hubungannya. Tidak ada

seorang pun penutur sebuah bahasa yang lepas sama sekali dari dialek atau

variasi bahasanya ketika orang itu berbicara, saat itu pula yang bersangkutan

berbicara dalam dialeknya atau variasi bahasanya. Kemunculan dialek-dialek

inilah yang melahirkan suatu khasanah ilmu yang disebut dialektologi.

Dialektologi merupakan ilmu tentang dialek; atau cabang dari linguistik yang

mengkaji perbedaan-perbedaan isolek dengan memperlakukan perbedaan

tersebut secara utuh (Mahsun, 1995: 11).

Wilayah kajian dialektologi tidak lepas dari aspek geografis atau

penentuan wilayah kajian. Berkenaan dengan hal tersebut, banyak wilayah di

Indonesia yang masih belum dilakukan pengkajian terhadap aspek dialeknya.

Tidak diragukan lagi, Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari

berbagai etnis, ras, atau suku bangsa. Setiap etnis mempunyai bahasa yang

berbeda. Koentjaraningrat (2005: 195) menyatakan bahwa perbedaan ras pada

berbagai suku bangsa tidak menghindari kemungkinan penggunaan bahasa

walaupun mungkin berbeda-beda tetapi berasal dari keluarga bahasa yang

sama. Di antara beberapa etnis yang ada di Indonesia, salah satu yang memiliki

keragaam bahasa adalah wilayah Sulawesi Selatan. Wilayah Sulawesi Selatan

tidak hanya dihuni oleh beberapa etnis diantaranya yaitu, Toraja, Mandar,

Bima, Dompu, Makassar, Kan tetapi ada suku lain antara lain yaitu Bugis dan

Barru.

Page 23: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

5

Kabupaten Barru adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi

Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Barru.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.174,72 km² dan berpenduduk sebanyak

159.235 jiwa (2006).

Dilihat dari segi bahasa, bahasa Bugis Barru sangat mirip dengan bahasa

Bugis Sidrap, Pinrang, Parepare, Soppeng, Bone, Wajo, dan Palopo. Hal

tersebut karena Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang

terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika

rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja

mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau

pengikut dari La Sattumpugi. diidentifikasikan menjadi salah satu suku resmi

dalam lingkup negara Republik Indonesia. Maka muncul dan terkenallah Suku

Bugis di Indonesia; bahkan di seluruh dunia.

Dengan adanya hal tersebut, Bahasa Suku Bugis memiliki bahasa sendiri,

dan dilengkapi dengan huruf sendiri yang disebut huruf lontara’. Bahkan

uniknya, logat bahasa Bugis berbeda di setiap wilayahnya; ada yang kasar dan

ada yang halus yang mengakibatkan dialek bahasa Bugis bervariasi.

Bahkan setiap desa ataupun kelurahan mempunyai dialek ataupun

intonasi yang berbeda dalam penyampaiannya. Letaknya di Desa Bulo-Bulo

Kec. Pujananting, Kab. Barru, Terdapat suku To Balo mempunyai keunikan

tersendiri, mempunyai tampilan kulit yg tidak seperti masyarakat lain pada

umumnya. Mereka mempunyai kulit yang unik. Orang dari keturunan

kelompok ini mempunyai rupa kulit tidak lazim sekujur tubuh khususnya kaki,

Page 24: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

6

badan, serta tangannya, dipenuhi dengan bercak putih. Sementara pas ditengah

dahi mereka, bercak itu juga terpampang hampir membentuk segitiga. Oleh

karena itu nama kelompok mereka di kenal juga sebagai To Balo, TO bermakna

orang, dan Balo bermakna belang, jadi bila di artikan to balo bermakna

Manusia belang. Suku Tobalo menggunakan bahasa yang disebut bahasa

bentong yang mereka gunakan dalam berinteraksi di kehidupan sehari-hari.

Bahasa ini merupakan bahasa gabungan antara bahasa Makassar, Bugis dan

Konjo.

Selain itu masih banyak yang variasi bahasa yang lainnya. Usaha untuk

membina dan memelihara bahasa daerah, yaitu dengan membuat peta bahasa,

sehingga lokasi bahasa itu jelas. Keberadaan peta dalam dialektologi sangat

penting, karena berkaitan dengan upaya memvisualisasikan data lapangan ke

dalam bentuk peta agar data itu tergambar dalam peta prespektif yang bersifat

geografis serta memvisualisasikan pertanyaan-pertanyaan umum yang

dihasilkan berdasarkan distribusi geografis, perbedaan-perbedaan (unsur

kebahasaan) yang lebih dominan dari wilayah yang dipetakan (Mansun, 1995:

58).

Penelitian dengan judul Variasi Dialek Bahasa Bugis di Kabupaten

Barru:Kajian Dialektologi (studi kasus 2 kecamatan) ini menarik untuk dikaji

karena di Kabupaten Barru memiliki variasi dialek yang berbeda-beda di tiap

desa. Keberagaman tersebut tampak disebabkan adanya faktor geografis dan

budaya, selain itu akan dibahas mengenai variasi dialek yang muncul di

Kabupaten Barru, serta akan dibuat pemetaan variasi dialek. Relevansi

Page 25: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

7

penelitian ini dengan pendidikan dan pengajaran erat sekali, karena peta bahasa

dapat memudahkan guru dan peserta didik mengetahui lokasi bahasa daerah

serta variasi-variasi dialek bahasa di suatu daerah. Demikian juga relevansi

pemetaan bahasa dengan teori linguistik erat sekali, karena pemetaan bahasa

tidak terlepas dari unsur bahasa, seperti unsur leksikal, fonemis, dan semantik.

Kabupaten Barru terdiri atas tujuh kecamatan, dua diantaranya menjadi

objek penelitian. Di dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kecamatan,

yakni kecamatan Tanete Riaja dan kecamatan Barru. Masing-masing kecamatan

terdiri atas satu kelurahan/desa yang akan dijadikan sebagai daerah penelitian,

antara lain yaitu kelurahan Lompo Riaja dan, desa Siawung. Penggunaan

bahasa bugis setiap kecamatan bahkan desa sekalipun itu memilki perbedaan

fonologi baik dari segi penambahan fonem, pelepasan fonem dan pergantian

fonem. Hal itu disebabkan karena adanya gejala geografis dan budaya yang

mempengaruhi tindak tutur seseorang. Hal lain yang sering menyebabkan juga

yakni adanya campur kode dan alih kode bahasa Indonesia serta bahasa daerah

lainnya yang dbawa oleh pendatang baru.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan sebuah bahasa

selalu dilatarbelakangi oleh budaya penuturnya (Hymes, 1983: 67). Oleh

karena itu, deskripsi kebudayaan suatu masyarakat dapat diketahui melalui

pengetahuan bahasa, karena penutur suatu bahasa memiliki kemampuan untuk

menyajikan suatu uraian tentang cara kerja bahasa, sebagai suatu system

komunikasi yang simbolis dalam masyarakat yang bersangkutan (Robins,1992:

489). Fenomena di atas sangat menarik untuk dilakukan pengkajian lebih lanjut

Page 26: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

8

mengenai Dialek bahasa Bugis di Kabupaten Barru, dengan melihat pada aspek

fonologis dan leksikal serta memetakan dialek yang muncul di sana, karena

masih jarang ada penelitian mengenai dialek bahasa Bugis di Kabupaten Barru

dengan melihat aspek fonologis dan leksikal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah perbedaan fonologis variasi dialek bahasa Bugis di

Kabupaten Barru?

2. Bagaimanakah perbedaan leksikal variasi dialek bahasa Bugis di

Kabupaten Barru?

3. Bagaimanakah pemetaan penggunaan variasi dialek bahasa Bugis di

Kabupaten Barru?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk:

1. Mendeskripsikan perbedaan fonologis variasi dialek bahasa Bugis di

Kabupaten Barru.

2. Mendeskripsikan perbedaan leksikal variasi dialek bahasa Bugis di

Kabupaten Barru.

Page 27: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

9

3. Mendeskripsikan dan menggambarkan pemetaan penggunaan variasi

dialek bahasa Bugis di Kabupaten Barru.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis dari Penelitian ini diharapkan dapat memberi

masukan dalam pengembangan bahasa, khususnya bahasa pada masyarakat

Kabupaten Barru. Serta dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang

perbedaan fonologis dan leksikal di Kabupaten Barru. Penelitian ini

diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan terutama dalam bidang

kebahasaan bagi pihak yang berkicimpung dalam dunia linguistik

khususnya di bidang dialektologi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

data atau informasi baru tentang :

a. Perkembangan bahasa bugis di Kabupaten Barru.

b. Masyarakat dapat mengetahui berbagai variasi dialek bahasa

Bugis umumnya dan khususnya di dua kecamatan di Kabupaten

Barru.

c. Menjadi acuan bagi semua pihak yang ingin mengkaji penelitian

ini lebih lanjut.

Page 28: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

10

d. Masukan kepada pemerintah, khususnya Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa sebagai lembaga yang bertanggung

jawab terhadap pembinaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia.

Page 29: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

11

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Keberhasilan sebuah penelitian bergantung pada teori yang mendasarinya.

Teori merupakan landasan dari sebuah penelitian. Suatu penelitian yang

berkaitan dengan kajian pustaka yang mempunyai koherensi dengan masalah

yang dibahas.

1. Penelitian yang relevan

Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian sebelumnya, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Yossi Rosa Adha pada tahun 2011 dari

Departemen Sastra Indonesia Fakultas ilmu Budaya Universitas Airlangga.

Penelitian tersebut berjudul “Bahasa Jawa Dialek Gresik: Kajian

Morfofonemik”. Dalam penelitiannya menemukan variasi dialek

masyarakat Gresik dalam berbahasa Jawa dengan melihat aspek

morfofonemik. Selain itu, penelitian ini juga menemukan gejala perubahan

fonem serta penghilangan fonem.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan Rizka Widayani pada tahun 2015

dengan judul“Variasi Dialek Bahasa Jawa di Wilayah Kabupaten

Lamongan: Kajian Dialek Geografis”. Penelitian tesebut dijelaskan bahwa

terdapat keberagaman leksikal yang muncul dari perbedaan fonologis dan

11

Page 30: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

12

leksikal dialek yang terdapat di Kabupaten Lamongan. Penelitian ini juga

menyajikan sebuah peta dari berbegai Wilayah di Kabupaten Lamongan.

Dan Penelitian yang terakhir dilakukan oleh Ika Mamik Rahayu pada

tahun 2012 dalam skripsinya yang berjudul “Variasi Dialek Bahasa Jawa

di Wilayah Kabupaten Ngawi: Kajian Dialektologi”. Di dalam peneltian

ini dijelaskan bahwa di wilayah Ngawi terdapat variasi dialek bahasa Jawa

yang ditunjukkan melalui pendeskripsian dalam bidang fonologis dan

leksikalnya serta membuat peta variasi dialek bahasa Jawa di wilayah

kajiannya. Penelitian ini menemukan bahwa di wilayah Ngawi, dialek yang

digunakan mengacu pada dialek Jawa Tengah meskipun sebenarnya Ngawi

termasuk dalam wilayah Jawa Timur.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, penelitian ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, karena mengambil wilayah

penelitiaan yang berbeda serta kajian yang berbeda. Penelitian ini

mengambil lokasi penelitian di 2 kecamatan di Kabupaten Barru. Penelitian

ini akan mengkaji perbedaan fonologis dan leksikal bahasa Bugis. Akan

tetapi, metode dan teori yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan

metode yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Widayani Rizka

yakni menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, maka peneliti beranggapan

bahwa terdapat persamaan penelitian bahasa yang akan dilakukan yakni

meneliti tentang Variasi bahasa.

Page 31: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

13

2. Landasan Teori

a. Bahasa dan Dialek

Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa bahasa

dan dialek adalah sesuatu yang memiliki pengertian yang sama dan

dapat dipertukarkan maknanya. Padahal, bahasa dan dialek memiliki

perbedaan dari segi pengertian atau definisi. Tentu saja, untuk

mengubah anggapan tersebut perlu adanya pemahaman bersama

terkait bahasa dan dialek. Menurut J.K Chambers dan Peter Trudgill

(2004: 3), dialek adalah sub bagian dari bahasa yang dapat

membedakan satu bahasa dengan bahasa lain, sedangkan bahasa

adalah kumpulan pemahaman bersama dari beberapa dialek. Dalam

hal ini, bahasa dan dialek mempunyai beda tingkatan. Dapat

dikatakan, dialek adalah bagian dari bahasa dan bahasa adalah

kumpulan dari dialek itu sendiri.

Selain itu, istilah variasi bahasa digunakan untuk menjelaskan

hubungan yang murni dalam memakai berbagai bentuk bahasa dan

dapat dianggap sebagai satu identitas tersendiri. Contoh dari variasi

ini dapat terlihat dalam bahasa daerah di Indonesia. Misalnya, bahasa

Jawa yang mempunyai variasi bahasa Jawa ngapak. Bahasa Jawa

ngapak ini adalah variasi dari bahasa Jawa, tetapi keberadaan bahasa

Jawa ngapak ini membentuk identitas tersendiri yang berbeda dengan

bahasa Jawa standar.

Page 32: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

14

Tidak hanya itu, pemahaman masyarakat mengenai aksen dan

dialek juga masih tumpang tindih. Memang, pemahaman terkait aksen

dan dialek ini juga masih belum diketahui secara jelas oleh

masyarakat. Bahkan, antara bahasa, aksen, dan dialek masih banyak

yang belum mengetahui apakah ketiganya adalah bentuk yang sama

atau bentuk yang berbeda. Meskipun ada yang telah mengetahui

ketiganya adalah bentuk yang berbeda, tetapi perbedaan di antara

ketiganya masih sering keliru atau malah tidak tahu. Menurut J.K

Chambers dan Peter Trudgill (2004: 4—5), aksen dapat dikaitkan

dengan cara penutur mengungkapkan atau melafalkan bahasa

tersebut. Oleh karena itu, aksen juga dapat merujuk kepada perbedaan

variasi secara fonologis dari variasi yang lainnya. Sebaliknya, dialek

lebih mengarah kepada perbedaan variasi dalam bentuk gramatikal,

terutama unsur leksikal sama seperti perbedaan variasi fonologis dari

variasi yang lain.

Sementara itu, Ayatrohaedi (2002: 2) mengungkapkan ciri

utama dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam

perbedaan. Selain itu, Ayatrohaedi juga mengungkapkan ciri lain

dialek adalah seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbeda-beda,

memiliki ciri umum, dan lebih mirip dengan sesamanya dibandingkan

dengan bentuk ujaran lain dalam bahasa yang sama. Ciri terakhir dari

dialek adalah dialek tidak harus mengambil bentuk ujaran dari sebuah

bahasa. Ciri dialek tersebut dapat dirangkum menjadi sebuah bentuk

Page 33: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

15

ujaran yang dipakai masyarakat tertentu yang memiliki perbedaan

dengan daerah lain, tetapi masyarakat dengan bahasa yang sama

masih bisa mengetahui bahasa tersebut.

Kemudian, adanya perbedaan dialek dapat dilihat berdasarkan

letak geografi, sosial, dan politik persebaran bahasa tersebut. Dari sisi

letak geografi, bisa saja dialek terbagi menjadi beberapa kelompok

tergantung dari posisi wilayah persebarannya. Misalnya, Penelitian

untuk pemetaan bahasa di Indonesia yang dilaksanakan Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dilakukan sejak 1991 hingga 2017. Bahasa daerah (tidak

termasuk dialek dan subdialek) di Indonesia yang telah diidentifikasi

dan divalidasi sebanyak 668 bahasa dari 2.468 daerah pengamatan.

Jika berdasarkan akumulasi persebaran bahasa daerah per provinsi,

bahasa di Indonesia berjumlah 750. Bahasa di wilayah Nusa Tenggara

Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat belum semua

teridentifikasi.

Gambar 1.1 Peta Persebaran Dialek Indonesia

Page 34: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

16

Sementara itu, sifat lokal (unik) bahasa dapat ditemui pada

setiap daerah dan waktu serta individu. Lingua franca Indonesia

adalah bahasa Indonesia, tetapi cara setiap orang Indonesia

menggunakan bahasa Indonesia dapat kita tentukan asal-usul daerah.

Cara orang Ambon berbeda dengan orang Betawi dalam

mengungkapkan sesuatu dalam Bahasa Indonesia. Begitu juga halnya

dengan orang Minahasa, Madura, Batak, Jawa, dan sebagainya.

Keunikan itu pada akhirnya membentuk aksen, logat atau dialek yang

disebut juga dengan idiolek-idiolek.

Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi dapat kita temui pada

Mandra yang terkenal dengan sinetronnya Si Doel Anak Sekolahan.

Bahasa Indonesia dengan dialek Madura diwakili oleh Kadir dalam

sinetron Kanan Kiri Oke. Bahasa Indonesia dengan dialek Batak

diwakili oleh Si Raja Minyak yang diperankan oleh Ruhut Sitompul

dalam sinetron Gerhana, dan sebagainya. Pada hierarki ini, bahasa

Melayu salah satu bahasa daerah berkedudukan unggul, karena

penjelmaannya di tingkat nasional sebagai bahasa Indonesia, bahasa

nasional. (Indonesiam Heritage, Jilid 10, 2002). Bahasa Melayu

adalah salah satu bahasa daerah yang memiliki wilayah persebaran

yang cukup luas. Ada bahasa Melayu Riau, bahasa Melayu Jambi, dan

bahasa Melayu Langkat.

Demikian juga halnya dengan bahasa Jawa, ada bahasa Jawa

Surakarta, bahasa Jawa Banyumas, dan bahasa Jawa Surabaya.

Page 35: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

17

Kondisi yang sama kemungkinan besar akan ditemukan pada bahasa

daerah lainnya. Apakah yang membedakan bahasa Melayu Langkat

dengan Melayu Riau? Apakah yang membedakan bahasa Jawa

Surakarta dengan bahasa Jawa Banyumas? Yang membedakan adalah

variasi mereka dalam mengucapkannya yang pada akhirnya

melahirkan logat, dialek atau aksen bahasa.

Satu bahasa daerah (bahasa suku bangsa) sangat mungkin

memiliki beberapa dialek. Dengan demikian, jumlah dialek sudah

pasti lebih banyak daripada jumlah bahasa yang ada di Indonesia.

Keberadaan dialek memperjelas teori yang menyatakan bahwa bahasa

amat erat hubungannya dengan keadaan alam, suku bangsa, dan

keadaan politik di daerah-daerah yang bersangkutan. Variasi

berbahasa, dialek, logat atau aksen dimiliki setiap orang, bahkan tanpa

disadari melekat dalam diri setiap orang dan nampak ketika

mengucapkan kata-kata dalam bahasa daerah ataupun bahasa

nasional.

Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia, tetapi cara-cara setiap

suku bangsa Indonesia dibedakan oleh aksen, logat atau dialek. Dialek

orang Ambon menggunakan bahasa Indonesia sangat berbeda dengan

orang Jawa, Madura, Mingkabau, Batak, Melayu, dan sebagainya.

Bahkan bagi orang-orang yang sudah mengenal berbagai suku bangsa

Indonesia, dari dialeknya mengucapkan kata-kata dalam bahasa

Indonesia, dapat mengetahui asal – usul daerah dan suku bangsanya.

Page 36: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

18

Setiap orang sangat dipengaruhi oleh letak geografis, politik, ekonomi

dan adat istiadat dalam berbahasa, sehingga muncullah dialek dalam

berbahasa. Salah satu sarana untuk mengetahui dan mendengar dialek

bahasa adalah tradisi lisan.

Secara sederhana dapat disimpulkan, bahasa melahirkan dialek

yang dipelihara, dikembangkan dan diwariskan melalui tradisi lisan.

Perkembangan suatu bahasa, dialek, dan tradisi lisan dapat menuju

kepada dua arah, yaitu menjadi lebih luas daerah pakainya.

Bahkan mungkin dapat menjadi bahasa baku, ataupun

sebaliknya, yakni malah dapat lenyap sama sekali. Baik

perkembangannya yang membaik maupun yang memburuk,

semuanya itu selalu kembali kepada faktor-faktor penunjangnya, yaitu

apakah itu faktor kebahasaan ataukah faktor luar bahasa. Contoh

perkembangan membaik, misalnya saja adalah diangkat dan

diakuinya bahasa dan dialek Sunda kota Bandung sebagai bahasa

Sunda baku dan bahasa sekolah di Jawa Barat, serta bahasa Jawa kota

Surakarta sebagai bahasa baku Jawa dan bahasa sekolah di Jawa

Tengah. Contoh perkembangan memburuk, misalnya adalah

lenyapnya bahasa dan dialek Sunda di kampung Legok Indramayu,

yang sekarang hanya dapat menggunakan bahasa Jawa Cirebonan.

Kelenyapan bahasa dan dialek ini sebenarnya merupakan

keadaan yang paling buruk yang pernah dialami oleh sesuatu bahasa

ataupun dialek. Perkembangan membaik mungkin terjadi pada

Page 37: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

19

bahasa, dialek dan tradisi lisan dengan jumlah penutur di atas

1.000.000 (satu juta orang). Kekhawatiran perkembangan memburuk

sangat mungkin terjadi pada bahasa, dialek, dan tradisi lisan dengan

jumlah penutur yang sedikit (di bawah satu juta orang) dan diancam

bahaya kepunahan.

Di dalam masyarakat Indonesia terdapat berbagai macam dan

ragam bahasa, dialek, dan tradisi lisan. Perbedaan-perbedaan tersebut

jika tidak dikelola secara baik dapat menimbulkan perpecahan dan

konflik dengan mewujudkan pengembangan sikap positif terhadap

keadaan dan situasi yang kurang menguntungkan, mengevaluasi dan

berusaha mencari hikmah untuk menemukan cara terbaik

melestarikan bahasa, dialek dan tradisi lisan yang ada di Indonesia.

b. Dialektologi

Istilah dialektologi berasal dari kata dialect dan kata logi. Kata

dialect berasal dari bahasa Yunani dialektos. Kata dialektos

digunakan untuk menunjuk pada keadaan bahasa di Yunani yang

memperlihatkan perbedaan-perbedaan kecil dalam bahasa yang

mereka gunakan. Adapun kata logi berasal dari bahasa Yunani logos,

yang berarti ‘ilmu’. Gabungan dari kedua kata ini berserta artinya

membawa pengertian dialektologi sebagai ilmu yang memepelajari

suatu dialek saja dari suatu bahasa dan dapat pula mempelajari dialek-

dialek yang ada dalam suatu Bahasa.

Page 38: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

20

Dialektologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari

variasi bahasa. Yang dimaksud dengan variasi bahasa adalah

perbedaan-perbedaan bentuk yang terdapat dalam suatu bahasa.

Perbedaan-perbedaan tersebut mencakup semua unsur kebahasaan,

yaitu fonologi, morfologi, leksikon, sintaksis, dan semantik. Dalam

bidang fonologi, perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan bunyi

(lafal) dan dapat pula berupa perbedaan fonem. Dalam bidang

morfologi perbedaan tersebut dapat berupa afiks (prefiks, infiks,

sufiks, dan konfiks), pronominal, atau kata penunjuk. Dalam bidang

sintaksis, perbedaan itu berupa struktur kalimat atau struktur frasa.

Dan dalam bidang semantik, perbedaan itu berupa makna, tetapi

makna tersebut masih berhubungan atau masih mempunyai pertalian,

makna yang digunakan pada titik pengamatan tertentu dengan makna

yang digunakan pada titi pengamatan yang lainnya masih

berhubungan.

Dari sekian banyak daerah, pasti masing-masing daerah

memiliki variasi bahasa. Variasi ini dapat berupa perbedaan ucapan

seseorang dariwaktu ke waktu atau dari satu tempat ke tempat lain.

Variasi bahasa ini memperlihatkan pola tertentu yang dipengaruhi

oleh pola sosial, yang bersifat kedaerah dan geografis. Di samping itu,

perbedaan tersebut tidak hanya terjadi pada tataran bunyi saja, akan

tetapi pada beberapa tataran linguistik lainnya. Cabang ilmu linguistik

yang mempelajari variasi bahasa ini disebut sebagai dialektologi.

Page 39: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

21

Dialektologi merupakan ilmu yang mengkaji perbedaan unsur-unsur

kebahasaan yang berkaitan dengan faktor geografis, yang salah satu

aspek kajiannya adalah pemetaan perbedaan unsur-unsur kebahasaan

yang terdapat di antara daerah pengamatan dalam penelitian (Mahsun,

1995: 20).

Pengunaan bahasa dapat dilihat dari segi tempat. Karena itulah,

letak suatu daerah yang tidak sama dapat mempengaruhi bahasa yang

dipergunakan. Bahasa yang dipergunakan bisa saja memiliki

perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Hal

tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai dialek yang ada di

wilayah berbeda. Dialek-dialek bahasa juga dapat dibedakan menjadi

dialek yang bersifat horisontal dan vertikal. Dialek yang bersifat

horisontal menunjukkan variasi bahasa yang bersifat geografis,

perbedaan antara satu bahasa daerah bahasa lain dalam lingkungan

satu masyarakat bahasa. Sifat dialek ditentukan oleh variasi berbahasa

dalam satu masyarakat bahasa yang bersifat sosial. Secara tidak

langsung dari pengertian tersebut, dialek bahasa yang bersifat

horizontal menunjukkan adanya satu bahasa yang dapat memiliki

beberapa dialek yang terbesar secara geografis. Dan dialek bahasa

yang bersifat vertical ditentukan oleh variasi berbahasa dalam satu

masyarkat bahasa yang bersifat sosial.

Pada dasarnya dialek yang satu berbeda dengan dialek yang lain

karena masing-masing memiliki kekhasan yang bersifat lingual.

Page 40: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

22

Kekhasan inilah yang menjadi pembeda bagi dialek-dialek tersebut.

Mahsun (1995: 23) menguraikan perbedaan unsur kebahasaan sebagai

berikut:

1. Deskripsi perbedaan fonologi

Perbedaan fonologi di sini terkait dengan perbedaan dari segi

fonetiknya.

2. Deskripsi perbedaan morfologi

Menyangkkut semua aspek dalam morfologi. Perbedaan ini dapat

menyangkit aspek afiksasi atau reduplikasi.

3. Deskripsi perbedaan sintaksis

Berkaitan dengan perbedaan yang terdapat pada seluruh aspek

kajian sintaksis yang ditemukan dalam bahasa yang diteliti.

Perbedaan tersebut menyangkut perbedaan struktur bahasa ataupun

frasa yang digunakan untuk menyatakan makna yang sama.

4. Deskripsi perbedaan leksikon

Leksem-leksem yang digunakan untuk merealisasikan suatu makna

yang sama tidak berasal dari satu etymon prabahasa. Semua

perbedaan bidang leksikon selalu berupa variasi.

5. Perbedaan semantik

Perbedaan semantik memiliki pertalian antara makna yang

digunakan pada daerah pengamatan tertentu dengan makna yang

digunakan pada daerah pengamatan lainnya.

Page 41: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

23

Berdasarkan uraian perbedaan kebahasaan di atas, yang akan

dikaji dalam penelitian ini terbatasa pada deskripsi perbedaan

fonologis dan leksikal. Hal tersebut dikarenakan aspek perbedaan

fonologi dan leksikallah yang sesuai dengan wilayah kebahasaan.

c. Penelitian Dialektologi di Indonesia

Lauder (2007: 48) mengungkapkan bahwa penelitian

dialektologi di Indonesia mulai dari awal kemunculannya pada tahun

1951 hingga tahun 2007 sudah menghasilkan 140 penelitian. Akan

tetapi, dari banyaknya penelitian dialektologi yang sudah dihasilkan

hanya ada 41 naskah yang berhasil diterbitkan. Sebagian besar

penelitian dialektologi masih berpusat di Pulau Jawa dibandingkan

penelitian di daerah lainnya. Hal tersebut terlihat dari rekapitulasi

penelitian dialektologi yang menempatkan penelitian Pulau Jawa

sebagai penelitian dengan persentase terbesar, yaitu 47,85%. Posisi

berikutnya disusul oleh penelitian di Pulau Sumatera dengan

persentase sebesar 17,14%. Jika dicermati secara mendalam,

perolehan angka persentase Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sangat

berbeda jauh.

Hal ini memperlihatkan menumpuknya penelitian dialektologi

di Pulau Jawa dan jarangnya penelitian di daerah lainnya. Kemudian,

penelitian dialektologi terbanyak nomor tiga adalah penelitian di

Pulau Sulawesi dengan persentase sebanyak 12,85%. Berikutnya,

penelitian dialektologi di Pulau Bali memperoleh angka sebanyak

Page 42: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

24

10,71%. Selanjutnya, Nusa Tenggara Barat dan Timur menduduki

peringkat lima sebesar 6,42%. Tiga pulau yang masih belum banyak

penelitian dialektologi adalah Pulau Kalimantan dengan perolehan

persentase 3,57% dan Pulau Maluku termasuk Pulau Irian 0,71%. Dari

semua penelitian dialektologi tersebut, kurang lebih 30 buah bahasa

beserta dialek-dialeknya yang berhasil didokumentasikan melalui

penelitian metode ini. Tentu saja, angka tersebut merupakan angka

yang sangat kecil bila dibandingkan bahasa yang terdapat di Indonesia

yang mencapai ratusan. Hal ini menandakan bahwa penelitian

dialektologi di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang lebih

besar lagi, terutama di daerah-daerah yang masih memperoleh

persentase yang kecil. Meskipun demikian, penelitian dialektologi di

Pulau Jawa juga masih harus digali lebih mendalam walaupun tingkat

persentasenya sudah besar. Namun, akan lebih baik dan jauh lebih

diprioritaskan bila penelitian dilakukan di luar Pulau Jawa. Hal yang

perlu dihindari peneliti saat ingin melakukan penelitian dialektologi

adalah melakukan penelitian bahasa yang telah diteliti. Hal tersebut

disebabkan masih banyak bahasa di Indonesia yang masih belum

terdokumentasikan dan memerlukan untuk dilakukan penelitian.

d. Pemetaan Bahasa

Hal pertama yang akan dilakukan peneliti adalah menyiapkan

daftar tanyaan. Daftar tanyaan yang akan ditanyakan kepada informan

adalah kosakata dasar Swadesh dan kosakata budaya bidang bagian

Page 43: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

25

peralatan dan perlengkapan. Setelah daftar tanyaan selesai dibuat,

peneliti akan menentukan titik pengamatan dan mendatangi titik

pengamatan tersebut. Kemudian peneliti akan menentukan informan

yang sesuai dengan kriteria penelitian dialektologi. Pada penelitian

ini, peneliti memilih satu informan di setiap kecamatan yang ada di

Kabupaten Barru. Kemudian peneliti akan menyiapkan peta dasar

Kabupaten Barru. Data penelitian yang diperoleh dimasukkan ke

dalam peta dasar yang telah dibuat. Peta bahasa tersebut dibuat dalam

peta bahasa bentuk lambang.

Pembuatan peta kebahasaan juga akan dilakukan pada

pencarian perbedaan terhadap aspek fonologis dan leksikal, Sesuai

dengan objek kajia nnya yang berupa perbedaan unsur-unsur

kebahasaan karena factor geografis. Kedudukan dan peranan peta

bahasa di dalam geografi dialek sangatlah penting. Gambaran umum

mengenai sejumlah dialek baru akan tampak jelas jika semua gejala

itu dipetakan. Peta bahasa tersebut berisi mengenai perbedaan maupun

persamaan yang terdapat di antara dialek-dialek tersebut. Menurut

Trudgill (2004: 29).

Pemetaan sebagaimana disinggung sebelumnya sangat penting

dalam menampilkan gejala kebahasaan. Artinya, pemetaan dan kajian

geografi dialek merupakan suatu kesatuan antara keduanya tidak

dapat dipisahkan. Ayatrohaedi (1983, 31 – 32) berpandangan bahwa

peta bahasa atau peta dialek merupakan alat bantu untuk

Page 44: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

26

menggambarkan kenyataan yang terdapat dalam dialek-dialek, baik

itu persamaan maupun perbedaan di antara dialek-dialek tersebut. Peta

bahasa bisa berupa peta peragaan (display maps) dan peta tafsiran

(interpretive maps). Peta peragaan sungguh-sungguh mentransfer

jawaban tertabulasi untuk masalah tertentu ke atas peta, yang

meletakkan tabulasi ke perspektif geografis. Peta tafsiran mencoba

membuat pernyataan yang lebih umum dengan menunjukkan

distribusi variasi utama dari satu daerah ke daerah lain (Chambers dan

Trudgill, 1980: 29).

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan pembahasan teoritis diatas. Pembahasan berikut akan di

uraikan kerangka pikir yang melandasi penelitian ini. Adapun landasan berpikir

dalam penelitian ini yaitu ingin merepresentasikan Variasi dialek bahasa Bugis

di Kabupaten Barru: Kajian Dialektologi (studi kasus 2 kecamatan). Bahasa

Daerah (Bugis) merupakan bahasa pertama atau bahasa ibu, Jadi ketika ada

kontak bahasa atau Dialek yang terjadi maka akan menimbulkan perubahan

fonem maupun kata.

Bahasa Bugis merupakan Bahasa komunikasi mayoritas penduduk

Kabupaten Barru. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Bugis sangat sulit

dipisahkan dari kehidupan penduduk Kabupaten Barru. Perubahan wujud fonem

dalam bahasa Bugis dapat terjadi tanpa disadari oleh penutur bahasa Bugis. Hal

ini diakibatkan oleh adanya factor yang bersumber dari lingkungan masyarakat,

Page 45: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

27

situasi dan waktu. Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir yang akan menjadi dasar

dalam penelitian dapat dilihat pada bagan sebagai berikut.

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Bahasa Bugis

Kecamatan

Soppeng Riaja

Fonologi

Leksikal

Kecamatan

Barru

Kabupaten Barru

Penambahan

Fonem

Pergantian Fonem

Pelesapan Fonem

Pemetaan Bahasa

Page 46: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

28

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena

penelitian ini berusaha mendeskripsikan situasi kebahasaan pada masyarakat

Kabupaten Barru yang muncul pada bentuk leksikal, bentuk fonologis dan peta

bahasa. Metode yang digunakan adalah metode dialektologi yang terdiri atas tiga

tahap, (1) tahap pemerolehan data, (2) tahap analisis data, (3) tahap penyajian

analisis data (Mahsun, 1995: 93).

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif kualitatif, yakni sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang menunjukkan variasi

bahasa Bugis: Kajian Dialektologi. Langkah awal ialah mengumpulkan data.

Data yang terkumpul diolah secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian.

Oleh sebab itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas

sehingga dapat memudahkan peneliti dalam pencarian dan pengumpulan data,

penganalisisan, dan pengolahan objek yang akan diteliti. Keirl dan Miler

(dalam Moleong, 2002: 22) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah

tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya sendiri, dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.

Page 47: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

29

B. Definisi Istilah

Definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis

perubahan fonologi dan leksikal dalam Bahasa Bugis, antara lain:

1. Perubahan fonem

2. Penutur bahasa Bugis

3. Penambahan fonem

4. Pelesapan fonem

5. Pergantian fonem

C. Sumber Data

Sumber data penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data

primer adalah data utama berupa data lingual, budaya, dan sejarah yang

diperoleh peneliti melalui teknik pengumpulan data di lapangan. Pemerolehan

data ini dengan melakukan wawancara pada informan dan menyadap

pembicaraan pembicaraan penduduk setempat. Data sekunder merupakan data

pendukung berupa peta dasar monografi, batas wilayah, kondisi sosial kultural

masyarakat Kabupaten Barru, dan keadaan geografis yang diperoleh dari

instansi terkait serta pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai

dialek.

Page 48: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

30

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Penentuan Daerah Pengamatan

Hal utama untuk menentukan daerah penelitian adalah; keadaan

geografis, kependudukan, tinjauan sejarah, keadaan kebahasaan, dan kajian

sebelumnya (Ayatrohaedi, 1979: 36-37). Kependudukan berarti penduduk di

daerah pengamatan harus memiliki mobilasi yang rendah, berpenduduk

maksimal 6000 jiwa (Mahsun, 1995: 103), serta memiliki kesamaan dalam

bidang budaya, etnis, agama, dan sosial (Ayatrohaedi, 1979: 36).

Keadaan geografis diperlukan untuk menentukan daerah pengamatan

karena keadaan geografis di Kabupaten Barru yang sebagian berada di dekat-

dekat pantai dan pegunungan, sehingga memungkinkan timbulnya situasi

kebahasaan yang berbeda-beda di setiap wilayahnya. Dari tujuh Kecamatan

di Kabupaten Barru, Kecamatan yang akan dijadikan objek penelitian antara

lain yaitu Kecamatan Tanete Riaja dalam hal ini Kelurahan Lompo Riaja,

Desa Siawung.

2. Pemilihan Informan

Menurut Djadjasudarma (1993: 20) bahwa informan dapat dipilih

ditentukan berdasarkan gender, pendidikan, dan bergantung pada jenis

penelitian itu sendiri. Kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai

dialektologi ini, terdapat beberapa titik daerah penelitian di Kabupaten Barru.

Setiap titik akan dipilih dua atau tiga informan, yaitu sebagai informan inti

Page 49: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

31

dan lainnya sebagai informan tambahan. Pemilihan informan dilakukan

dengan memperhatikan beberapa kriteria berikut.

a. Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan;

b. Berusia antara 20 – 60 tahun (tidak pikun). Usia ini di anggap sangat

sesuai bagi seorang informan karena pada usia tersebut informan telah

menguasai bahasa atau dialeknya, tetapi belum sampai pada taraf pikun.

c. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di daerah itu,

serta jarang atau tidak pernah meninggalkan daerahnya;

d. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar (SD – SMP). Akan

tetapi, tidak menutup kemungkinan pula, jika informan yang memiliki

tingkat pendidikan SMA sampai S1 dapat di gunakan dengan catatan

bahwa tempat pendidikan yang ditempuh tersebut masih berada di

Kabupaten Barru.

e. Berstatus sosial menengah (tidak rendah atau tidak tinggi) dengan

harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya;

f. Dapat berbahasa Bugis; dan

g. Sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani maksudnya tidak cacat

berbahasa dan memiliki pendengaran yang tajam untuk menangkap

pertanyaan-pertanyaan dengan tepat. Hal ini terkait dengan salah satu

variasi yang akan dideskripsikan dalam penelitian dialektologi yaitu

variasi bunyi, sedangkan sehat rohani maksudnya tidak gila atau pikun.

Page 50: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

32

3. Pembentukan Daftar Tanya

Daftar tanyaan adalah daftar yang digunakan peneliti untuk mendapatkan

informasi dari informan. Daftar tanyaan penelitian ini ada dua jenis. Daftar

tanya pertama berisi pertanyaan mengenai identitas informan dan

kemampuan berbahasa. Daftar pertanyaan kedua berisi kosakata dasar

(umum) dan kosa kata yang berkaitan dengan budaya setempat. Daftar

tanyaan yang baik harus memenuhi tiga syarat: (1) daftar tanyaan yang

menampilkan ciri-ciri istimewa daerah yang diteliti, (2) mengandung hal-hal

yang berkaitan dengan sifat dan keadaan budaya daerah penelitian, (3) daftar

tanya tersebut harus memberi kemungkinan untuk dijawab secara langsung

dan spontan (Jaberg dan Jud dalam Ayatrohaedi, 1979: 39).

Daftar tanyaan ini menanyakan kosakata dasar secara umum (dimiliki

oleh semua bahasa) dan khusus. Kosakata dasar secara umum mengacu pada

daftar Morris Swadesh karena mencakup segala aspek kegiatan, benda, dan

kondisi geografis yang sifat universal. Sedangkan kosakata secara khusus

berarti kosakata yang merupakan refleki budaya masyarakat setempat.

Daftar tanyaan dalam penelitian ini berjumlah 70 kata yang berhubungan

dengan medan makan; bilangan dan ukuran; waktu, musim, dan arah; bagian

tubuh manusia;kata ganti orang dan istilah kekerabatan; pakaian dan

perhiasan; jabatan dan perhiasan; bau, rasa, dan warna; alam; binatang dan

tumbuhan; rumah dan bagian-bagiannya serta alat; dan aktifitas sehari-hari.

Page 51: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

33

4. Teknik Pupuan Lapangan

Pemerolehan data dilakukan dengan teknik pupuan lapangan yaitu

peneliti terjun langsung ke daerah penelitian untuk memperoleh data, karena

dengan teknik ini peneliti dapat mengamati, mencatat, mendengarkan,

merekam, dan mengumpulkan korpus data secara langsung. Pertimbangan

lain dengan menerapkan teknik lapangan menurut peneliti adalah, (1) peneliti

dapat memperoleh data yang tidak terdapat dalam daftar tanya sehingga dapat

melengkapi korpus data, (2) dapat dilakukan cross chek data jika ada jawaban

atau keterangan informasi yang meragukan dengan cara menanyakan kembali

pada informan mengenai pertanyaan. Pertanyaan kosakata secara langsung

dan bebas. Sadap rekam dapat dilakukan pada suasana informal dan santai

(Samarin, 1988: 119).

E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan metode padan dalam menganalisis data.

Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentuannya berada di

luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan atau

diteliti (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007: 47). Terdapat dua teknik yang

digunakan dalam menganalisis menggunakan metode padan. (1) Teknik pilah

unsur penentu, yaitu teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan

kebahasaan yang dianalisis dengan penentu yang berupa daya pilah yang

bersifat mental yang dimiliki penelitinya (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007:

51), dan (2) Teknik hubung banding, yaitu teknik analisis data dengan cara

Page 52: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

34

membandingkan satuan-satuan kebahasaan yang dianalisis dengann alat

penentu berupa hubungan banding antara semua unsur penentu yang relevan

dengan semua unsur satuan kebahasaan yang ditentukan. Tujuan hubungan ini

adalah untuk mencari kesamaan, perbedaan, dan kesamaan hal pokok di antara

satuan-satuan kebahasaan yang dibandingkan (Sudaryanto dalam Kesuma,

2007: 53).

F. Objek Penelitian

Objek penelitian ini yaitu perbedaan fonologi, leksikal dan pemetaan dialek

bahasa Bugis. Di dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kecamatan,

yakni kecamatan Tanete Riaja dan kecamatan Barru. Masing-masing kecamatan

terdiri atas satu kelurahan/desa yang akan dijadikan sebagai daerah penelitian,

antara lain yaitu kelurahan Lompo Riaja dan desa Siawung,

G. Instrumen Penelitian

1. Daftar Informan

No. Nama Usia

Pendidikan

terakhir

Pekerjaan

Daerah

pengamatan

1.

2.

3.

4.

Page 53: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

35

2. Daftar Tanyaan

a. Keterangan Tentang Informan :

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Tempat Tinggal

Desa/Dusun :

Kecamatan :

Kabupaten :

Provinsi :

Pendidikan :

Tinggal di Tempat ini :

Asal Orang Tua :

Status Perkawinan :

b. Daftar Kosakata Morris Swadesh

1 abu

2 air

3 akar

4 aku

5 alir (meng)

6 anak

7 angin

8 anjing

9 apa

10 api

11 apung

12 asap

13 awan

14 bagaimana

15 baik

16 bakar

Page 54: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

36

17 balik

18 banyak

19 bapak

20 baring

21 baru

22 basah

23 batu

24 berapa

25 belah (mem)

26 benar

27 benih

28 bengkak

29 berenang

30 berjalan

31 berat

32 beri

33 besar

34 bilamana

35 binatang

36 bintang

37 buah

38 bulan

39 bulu

40 bunga

41 bunuh

42 buru (ber)

43 buruk

44 burung

45 busuk

46 cacing

47 cium

48 cuci

49 daging

50 dan

51 danau

52 darah

53 datang

54 debu

55 daun

56 dekat

57 dengan

58 dengar

59 di dalam

60 di

61 di mana

62 dingin

Page 55: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

37

63 diri (ber)

64 di sini

65 di situ

66 dorong

67 dua

68 duduk

69 ekor

70 empat

Page 56: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Geografi Kabupaten Barru

Kabupaten Barru adalah salah satu dari 23 kabupaten/kota dalam wilayah

provinsi Sulawesi selatan. letaknya pada pesisir barat jazirah selatan pulau

Sulawesi, sekitar 100 km pada bagian utara Kota Makassar Ibukota Provinsi

Sulawesi Selatan.

Kabupaten Barru mempunyai ketinggian antara 0-1.700 meter diatas

permukaan laut dengan bentuk permukaan sebahagian besar daerah kemiringan

berbukit hingga bergunung-gunung. Wilayah bertopografi perbukitan

hingga pegunungan berada di sebahagian besar wilayah tengah hingga timur dan

selatan yang sebagiannya juga merupakan kawasan karst. Sebahagian lainnya

merupakan daerah datar, landai hingga pesisir. Kabupaten Barru merupakan

daerah pesisir pantai yang cukup panjang. Garis pantai mencapai 87 Km sehingga

merupakan kabupaten dengan pesisir pantai terpanjang di Sulawesi Selatan.

Secara geografis, terletak pada koordinat 4°00' - 5°35' Lintang Selatan dan

199°35' - 119°49' Bujur Timur. Dengan luas wilayah 1.174.72 Km dan berada

kurang lebih 102 Km sebelah Utara kota Makassar ibu kota provinsi Sulawesi

Selatan yang dapat di tempuh melalui perjalanan darat kurang lebih 2,5 jam.

luas wilayah kabupaten barru 1.174.72 km2 atau 117.472 ha, berpenduduk

sebanyak 159.235 jiwa (2006). di pandang dari segi topografi daerah ini memilkii

dataran rendah pada ketinggian 0 – 25 m dari permukaan laut dan memiliki

38

Page 57: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

39

wilayah pegunungan yang berada pada ketinggian 1.000 s.d. 1.500 meter dari

permukaan laut dengan proporsi kemiringan 0 – 2 % hingga kemiringan 44 %.

letak wilayahnya berbatasan dengan yaitu :

1. sebelah utara berbatasan dengan kota parepare dan kabupaten sidrap

2. sebelah timur berbatasan dengan kabupaten soppeng dan kabupaten bone

3. sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten pangkajene dan kepulauan

sebelah barat berbatasan dengan selat makassar.

Kabupaten Barru terdiri dari 7 Kecamatan dan 55 Desa/Kelurahan, yaitu:

Tanete Riaja : Mattirowalie, Harapan, Lompo Riaja, Libureng, Kading, Lompo

Tengah, dan Lempang . Tanete Rilau : Lasitae, Pancana, Lalabata, Corowali,

Pao-Pao, Tellumpanua, Lalolang, Tanete, Lipukasi, dan Garessi. Barru :

Sumpang Binangae, Coppo, Tuwung, Anabanua, Palakka, Galung, Tompo,

Sepee, Mangempang, dan Siawung. Soppeng Riaja : Ajakkang, Paccekke, Kiru-

Kiru, Mangkoso, Lawallu, Siddo, dan Batupute. Mallusetasi : Cilellang, Manuba,

Nepo, Palanro, Mallawa, Kupa, Bojo dan Bojo Baru. Pujananting : Bulo-Bulo,

Gattareng, Pujananting, Jangan-Jangan, Patappa, Bacu-bacu dan Mattappawalie.

Balusu : Binuang, Madello, Takkalasi, Kamiri, Balusu, dan Lampoko.

Page 58: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

40

Gambar 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Barru

(Km2), 2017

Di Kabupaten Barru terdapat seluas 71,79 % wilayah ( 84.340 Ha) dengan

tipe iklim C yakni mempunyai bulan basah berturut-turut 5-6 bulan (Oktober -

Maret) dan bulan Kering berturut-turut kurang dari 2 bulan (April - September).

Total hujan selama setahun di Kabupaten Barru sebanyak 113 hari dengan jumlah

curah hujan sebesar 5.252 mm.Curah hujan di kabupaten Barru berdasarkan hari

hujan terbanyak pada bulan Desember - Januari dengan jumlah curah hujan 1.335

mm dan 1.138 mm sedangkan hari hujan masing-masing 2 hari dengan jumlah

curah hujan masing- masing 104 mm dan 17 mm.

Khusus Kecamatan Barru dan Kecamatan Tanete Riaja memiliki kondisi

geografis yang berbeda dikarenakan daerahnya yang berbeda. Kecamatan Barru

terdiri dari lima desa dan lima kelurahan. Luas kecamatan adalah 200,27 km2.

Desa yang memiliki wilayah terluas adalah Desa Palakka sekitar 36,33 km2.

Sebelah utara kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Balusu, sebelah

selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanete Rilau, di sebelah barat berbatasan

Tanete Rilau 7%

Barru 17%

Pujananting

27%

Ballusu

9%

Soppeng

Riaja 7%

Tanete Riaja

15%

18%

Page 59: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

41

dengan Selat Makassar, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Soppeng. Semua desa sudah berstatus sebagai desa definitif, dari sepuluh desa ada

4 desa yang terletak di daerah pesisir pantai yaitu Sumpang Binangae, Coppo,

Mangempang dan Siawung. Kecamatan Barru terdiri atas 23 Lingkungan dan 19

Dusun. Satuan Lingkungan Setempat (SLS) terkecil di kecamatan Barru adalah

RT. Jumlah RT sebanyak 134 RT. Pembentukan pemerintah di Kecamatan Tanete

Riaja telah dijabat Hj. A. HILMANIDA, S.STP, M.Si sebagai camat balusu dan

SYARIF AMRULLAH SADIRA, S.STP sekertaris kecamatan balusu.

Sedangkan Kecamatan Tanete Riaja merupakan Kecamatan yang

notabenenya arus lalu lintas jalan Provinsi Sulawesi Selatan antar Kabupaten

yakni Kabupaten Barru menuju Kabupaten Soppeng. Kecamatan Tanete Riaja

memiliki luas 174,29 km2. Pembentukan pemerintah di Kecamatan Tanete Riaja

telah dijabat MUSAKKIR, S.Sos., M.Si sebagai camat balusu dan MU ARISTO

SHIDDIQ, SH, MH sekertaris kecamatan balusu.

Page 60: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

42

Berikut ini merupakan peta wilayah Kabupaten Barru:

Gambar 4.2 Peta Wilayah Kabupaten Barru

Page 61: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

43

B. Sejarah Kabupaten Barru

Kabupaten barru dahulu sebelum terbentuk adalah sebuah kerajaan kecil

yang masing-masing dipimpin oleh seorang raja, Yaitu: kerajaan berru (barru),

kerajaan tanete, kerajaan soppeng riaja dan kerajaan Malusetasi.

Di masa pemerintahan Belanda dibentuk pemerintahan sipil Belanda

Diana wilayah kerajaan barru, tante dan Soppeng raja dimasukkan dalam wilayah

Wonder afdelling barru yang bernaung di bawah afdelling Parepare sebagai

kepala pemerintahan binder afdelling diangkat seorang Control Belanda yang

berkedudukan di barru, sedangkan ke tiga bekas kerajaan tersebut diberi status

sebagai sel bestuur (pemerintahan kerajaan sendiri) yang mempunyai hak otonom

untuk menyelenggarakan pemerintahan sehari-hari baik terhadap eksekutif

maupun yudikatif.

Dilihat dari sejarah, sebelum menjadi daerah-daerah swapraja pada

permulaan kemerdekaan bangsa Indonesia, keempat wilayah swapraja ini

merupakan 4 bekas selfbesture di dalam afdelling Parepare masing-masing:

1. Bekas selfbesture Mallusetasi yang daerahnya sekarang menjadi Kecamatan

Mallusetasi dengan ibukota Palanro. Adalah penggabungan bekas kerajaan lili

di bawah kekuasaan kerajaan ajatappareng oleh Belanda sebagai selfbestuur,

ialah kerajaan lili bon dan kerajaan lili Eko

2. Bekas selfbestuur Soppeng raja yang merupakan penggabungan 4 kerajaan

Soppeng (sekarang kabupaten Soppeng) sebagai selfbestuur ialah bekas

kerajaan lili Siddo, lili Kiru-Kiru, lili Ajakkang dan lili Balusu.

Page 62: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

44

3. Bekas selfbestuur Barru yang sekarang menjadi Kecamatan barru dengan ibu

kotanya sumpang Binangae yang sejak semula memang merupakan sebuah

kerajaan kecil yang berdiri sendiri.

4. Bekas selfbestuur tanete dengan pusat pemerintahannya di pancana daerah

sekarang menjadi 3 Kecamatan masing-masing Kecamatan tanete Riau,

Kecamatan tanete raja, Kecamatan Pujananting.

Seiring dengan perjalanan waktu, maka pada tanggal 24 Februari 1960

merupakan tonggak sejarah yang menandai awal kelahiran Kabupaten daerah

Tingkat II Barru dengan Ibukota Barru berdasarkan undang-undang nomor 29

tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi selatan.

Kabupaten Barru terdiri dari 7 Kecamatan dan 54 desa/kelurahan dengan undang-

undang nomor 29 tahun 1959 (tambahan lembaran negara nomor 1822 tahun

1959); tentang pembentukan daerah tingkat II dalam propinsi Sulawesi selatan

dan menetapkan wilayah swapraja Tanete, Barru, Soppeng Riaja dan Mallusetasi

menjadi satu daerah Tingkat II dengan sebutan daerah Tingkat II barru.

penambahan wilayah Mallusetasi ini berkaitan dengan wilayah pemerintahan ini

berbatasan dengan swapraja Barru dan penetapan kota Parepare menjadi satu kota

praja (kemudian disebut kota madya dan sekarang dengan pemerintahan kota)

yang wilayahnya meliputi soreang dan bacukiki yang penerimaan itu menjadi

dasar keutuhan daerah tingkat dua barru.

Berdasarkan undang – undang ini ditetapkan pusat pemerintahan

administrasi di Sumpang binangae dan jumlah anggota dewan perwakilan rakyat

daerah ( DPRD ) sebanyak 18 orang. penetapan kepala pemeritahan didasarkan

Page 63: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

45

pada surat keputusan menteri dalam negeri nomor u.p.7/2/39-372 tertanggal 28

Januari 1960 yang menetapkan kapten Infanteri Lanakka (Nrp: 16309) menjadi

kepala daerah tingkat barru periode 1960 – 1965. upacara pelantikannya

dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 1960. dalam seminar yang dilaksanakan

pada tanggal 27 Desember 1993 di barru menetapkan tanggal 20 Februari 1960

menjadi hari jadi kabupaten barru.

Sejak tanggal tersebut, Kabupaten Barru telah beberapa kali melaksanakan

pergantian Bupati, adapun nama – nama Bupati Kabupaten Barru secara berturut

– turut adalah sebagai berikut :

Bupati :

1. Lanakka 20 – 02 – 1960 s.d 01 – 02 – 1965

2. H. Machmud Sewang 16 – 07 – 1965 s.d 05 – 03 – 1980

3. H. Andi Syukur 05 – 03 – 1980 s.d 05 – 03 – 1985

4. H. A. Mansyur Sultan,BA 05 – 03 – 1985 s.d 05 – 03 – 1990

5. Drs. H. A. Pamadengrukka 05 – 03 – 1990 s.d 05 – 03 – 1995

Mappanyompa

6. Drs. H. A. Makkasau Razak 06 – 04 – 1995 s.d 07 – 04 – 2000

7. Drs. H. Syamsul Alam Bulu, M.Si 07 – 04 – 2000 s.d 03– 05 – 2000

( Penjabat Bupati)

8. Drs. H. A. muhammad rum 04 – 05 – 2000 s.d 04 – 05 – 2005

9. Drs. H. M. Arsyad Kale,M.Si

Page 64: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

46

( Penjabat Bupati) 04 – 05 – 2005 s.d 10 – 08 – 2005

10. Drs. H. A. Muhammad Rum 10 – 08 – 2005 s.d 10 – 08 – 2010

11. Drs. H. A. Idris syukur, M.Si 10 – 08 – 2010 s.d 06 – 09- 2017

Ir. H. Suardi Saleh M.S.i. 06-09-2017 s.d – sampai sekarang

C. Demografi Masyarakat Kabupaten Barru

Dari hasil pemerolehan data sekunder, dapat ditemukan data demografi

pulau Bawean sebagai berikut:

1. Jumlah Penduduk

Penduduk Kabupaten Barru berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017

sebanyak 172.767 jiwa yang terdiri atas 83.082 jiwa penduduk laki-laki dan

89.685 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah

penduduk tahun 2016, penduduk Barru mengalami pertumbuhan sebesar 0,5

persen dengan masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki

sebesar 0,56 persen dan penduduk perempuan sebesar 0,45 persen. Sementara itu

besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap

penduduk perempuan sebesar 92,64.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Barru tahun 2017 mencapai 147

jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan

Penduduk di 7 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi

terletak di kecamatan Tanete Rilau dengan kepadatan sebesar 427 jiwa/km2 dan

terendah di Kecamatan Pujananting sebesar 42 jiwa/Km2. Sementara itu jumlah

rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 persen dari tahun 2016.

Page 65: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

47

Berdasarkan hasil laporan kependudukan di Kecamatan Barru dan

Kecamatan Tanete Riaja tahun 2017 bahwa jumlah penduduk adalah

menunjukkan Kecamatan Tanete Riaja saat ini di huni penduduk kurang lebih

22.739 jiwa dan Kecamatan Barru 41.078 jiwa. Angka tersebut memberikan

indikator pesatnya kegiatan pembangunan yang perlu di siapkan di masa yang

akan datang. Secara umum kondisi kependudukan di Kecamatan Barru dan

Kecamatan Tanete Riaja dapat di lihat pada penjelasan tabel berikut.

Tabel 4.1 Jumlah Dan Luas Wilayah Kecamatan Barru dan Kecamatan Tanete Riaja

No Kecamatan

Luas

(km2)

Jumlah penduduk

1 Kecamatan Barru 199,32 41.078

2 Kecamatan Tanete Riaja 174,29 22.739

Jumlah 373,61 63.817

Sumber: Kantor Kecamatan Barru dan Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru 2018

Berdasarkan dari tabel 4.1, menunjukkan bahwa pada perkembangan

penduduk keseluruhan yang ada di Kecamatan Barru dan Kecamatan Tanete Riaja

yaitu 63.817 dan luas wilayahnya yaitu 373,61 km2.

2. Pendidikan

Masyarakat Kabupaten Barru mempunyai semangat yang tinggi dalam

persoalan pendidikan. Hal tersebut dapat ditunjukkan denga maraknya lembaga

pendidikan, dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi. Selain

sekolah formal, juga terdapat pesantren di hampir semua Kecamatan di Kabupaten

Page 66: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

48

Barru, serta terdapat juga perguruan tinggi untuk melanjutkan pendidikan setelah

SMA (Sekolah Menengah Atas).

Menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Barru pada tahun 2017 terdapat 244

TK, 224 SD Sederajat, 52 SMP Sederajat, 29 SMA Sederajat, dan 6 Perguruan

Tinggi

3. Perekonomian Masyarakat Kabupaten Barru

Wilayahnya yang subur, menjadikan Kabupaten Barru memiliki potensi

serta kekayaan alam yang melimpah, diantaranya adalah sektor Industri,

pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, kerajinan, dan pariwisata. Salah

satu sektor yang paling menonjol adalah sektor kelautan dan perikanan.

Garis pantainya yang membentang di wilayah barat menghadap ke Selat

Makassar menjadikan Kabupaten Barru memiliki potensi kelautan dan perikanan

yang sangat besar. Seperti, budidaya keramba jaring apung yang menghasilkan

banding dan nila merah di Kecamatan Mallusetasi, Kerang Mutiara di Pulau

Panikiang. Sementara itu di Kecamatan Tanete Rilau, Barru, Soppeng Riaja dan

Mallusetasi dapat dikembangkan budidaya rumput laut, kepiting dan teripang.

Sedangkan budidaya kerang-kerangan juga dikembangkan di Kecamatan Balusu,

Barru dan Mallusetasi.

Dilihat dari perkembangan jaman saat ini, potensi yang patut

dikembangkan di Kabupaten Barru, Yaitu wisata. Di Kabupaten Barru banyak

terdapat tempat-tempat wisata yang unik dan tidak kalah dengan yang ada di

Kabupaten dan Provinsi lainnya. Baik berupa wisata bahari, wisata alam, dan

wisata religi.

Page 67: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

49

4. Agama

Hampir seluruh penduduk Kabupaten Barru memeluk agama Islam. Hal

ini disebabkan oleh pengaruh kuat agama Islam sejak awal terbentuknya

Kabupaten Barru.

Jumlah sarana peribadatan mengalami peningkatan yaitu 205 unit masjid

tahun 1995 menjadi 223 unit tahun 2000, 237 unit tahun 2005, dan 256 unit tahun

2008. Demikian pula jumlah mushalla dan sejenisnya yang meningkat dari 49 unit

tahun 1995 menjadi 52 unit tahun 2005, dan menjadi 63 unit tahun 2008. Jumlah

gereja meningkat dari 2 unit tahun 1995 menjadi 3 unit tahun 2008. Pemeluk

agama Islam mencapai 99 persen pada tahun 2008 dan hampir tidak mengalami

perubahan dari tahun-tahun sebelumnya, selebihnya adalah pemeluk agama

Kristen dan Budha. Jumlah kelompok pengajian dan majelis taklim juga

mengalami peningkatan yakni dari 53 kelompok tahun 1995 menjadi 85 kelompok

tahun 2008.

5. Adat-istiadat, Nilai dan Norma Sosial-budaya

Berbagai tradisi budaya telah berjalan dalam kehidupan masyarakat

Kabupaten Barru, namun dalam dekade terakhir jenis dan intensitasnya cenderung

berkurang. Jumlah jenis tradisi dan adat istiadat dalam kehidupan masyarakat

Kabupaten Barru sebelum tahun 2000 sekitar 22 jenis dan pada tahun 2008 hanya

18 jenis yang bertahan. Selain itu, dari 18 jenis tersebut terdapat delapan jenis

tradisi budaya dan adat istiadat yang cenderung mengalami kepunahan antara

lain mallemmang, mabbette, seruling lontarak dan maggenrang

riwakkang. Tradisi budaya dan adat istiadat yang masih bertahan dalam

Page 68: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

50

kehidupan masyarakat antara lain budaya yang terkait dengan aktivitas pertanian

dan kelautan-perikanan seperti mappalili, mappadendang, maddojabine,

massure, macceratasi, dan budaya yang terkait dengan keagamaan seperti aqiqah,

mabbarasanji dan massikkiri pacci. Jumlah kelompok pelestari budaya

mengalami peningkatan dari 10 kelompok pada tahun 2005 menjadi 17 kelompok

pada tahun 2008.

Desa Bulo-Bulo terletak di wilayah Kecamatan Pujananting Kabupaten

Barru, sekitar 70 km arah tenggara dari pusat kota Barru. Desa ini berpenduduk ±

440 KK atau sekitar 1720 jiwa. Desa ini terdiri dari 6 dusun, masing-masing

Dusun Kambotti, Dusun Panggalungan, Dusun Maroangin, Dusun Labaka, Dusun

Taipabalirae, dan Dusun Palampang. Dulu sebelum sarana transfortasi jalan

sampai ke desa itu, Desa Bulo-Bulo merupakan Desa yang sangat terpencil di

Kabupaten Barru. Untuk sampai ke Desa-Bulo-Bulo sudah bisa dicapai dengan

kendaraan roda empat melalui Kecamatan Tanete Riaja kemudian menuju ke

Kecamatan Pujananting. Reruntuhan tebing dan bebatuan dan jurang-jurang yang

menganga di tepi jalan masih sering jadi ancaman, terutama pada musin-musim

penghujan.

Penduduk Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting ini tidak didominasi

oleh suku Tobalo saja. Karena di sana ada juga suku lain, yaitu suku Bugis sebagai

penduduk asli yang menghuni dusun-dusun yang ada di Desa Bulo-Bulo dan Suku

Makassar serbagai warga pendatang. Komunitas Suku Tobalo, yang juga

merupakan penduduk asli hanya berada di salah satu dusun yaitu Dusun Labakka

Page 69: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

51

yang dihuni sekitar 50 KK. Di dusun Labakka ini pun tidak semua penduduknya

adalah Suku Tobalo.

Menurut kepercayaan suku Tobalo bukit-bukit dan hutan serta padang

sabana yang mengitari dusun ini merupakan lingkungan tempat tumbuhnya aju

welenrengnge (pohon raksasa yang dalam mitologi La Galigo ditebang

oleh Sawerigading untuk membuat perahunya yang digunakan berlayar ke Tanah

Cina). Karena itulah, hutan pebukitan yang mengitari dusun mereka dipandang

sangat keramat dan terus dijaga baik oleh pendduduk maupun oleh roh-roh nenek

moyang.

Keterasingan Desa Bulo-Bulo, tempat tinggal suku Tobalo ini sejak

dahulu telah tercatat dalam Lontaraq yang ditulis oleh Dulung Lamuru(1920)

sebagai berikut :

I anaro kampongnge Gattareng sibawa Bulo-Bulo, tennatuoi api, tenna engkalinga

sadda palungeng, tenna sabbi oni manu, tenna bokkai asu. Tau taummu, tana

tanamu, mana mana’mu, nasaba Lamuru mabelai, Tanete Makawei, narekko

maddarai tauwe, marakkoi darana nappa lettu ri Lamuru, narekko ri Tanete

engkamuatu salo lawai, naiya kiya salo ri luppe-lupekuammatu.

Artinya :

Adapun kampung Gattareng dan Bulo-Bulo, (disana) tak hidup api, tak kedengaran

bunyi lesung, tak disaksikan kokok ayam, tak digongngogi anjing. Rakyat adalah

rakyatmu, negeri adalah negerimu, warisan adalah warisanmu sebab Lamuru

sangatlah jauh (dari Bulo-Bulo) dan Tanete dekat. Kalau ada yang berdarah nanti

Page 70: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

52

kering darahnya barulah sampai di Lamuru, sedang di tanete ada sungai yang

membatastasi dapat dilompati.

Menurut sebuah cerita, populasi Suku “Tobalo” ini sangat terbatas karena

jumlahnya tidak pernah lebih dari 11 orang. Manakala ada anak bayi

suku Tobalo yang lahir sehingga populasinya bertambah menjadi dua belas, maka

akan ada seorang kerabatnya yang meninggal sehingga jumlahnya kembali menjadi

sebelas. Tak jelas apakah cerita itu benar. Yang pasti bahwa cerita ini tercatat juga

pada buku informasi wisata Kabupaten Barru berjudul “Barru dalam Visualisasi”

yang diterbitkan Pemda Barru tahun 1997. Selain keunikan tersebut

Suku Tobalo juga dikatakan tidak mempan senjata tajam dan tidak mempan dibakar

api.

Suku Tobalo memiliki ciri khas warna kulit tersendiri yang tidak sama

dengan suku lain, yaitu belang-belang (Balo), sangat mirip dengan bekas luka bakar

atau tersiram air panas pada sekucur tubuhnya atau seperti orang yang menderita

penykit kulit. Hal ini sangat kentara terlihat pada bagian tangan, kepala/dahi dan

kaki serta badan (kalau buka baju). Tapi ini bukan akibat penyakit kelainan kulit,

kata Prof.Dr.H.Abu Hamid salah seorang budayawan Sulsel yang meneliti suku

Tobalo. Ia menyebut bahwa gejala itu disebabkan oleh bawaan genetik (gen) dan

menampik anggapan masyarakat bahwa hal itu disebabkan oleh adanya “kutukan’

dari dewata yang ditimpakan pada nenek moyang mereka di masa lalu dan menurun

hingga ke generasinya saat ini. Ceritanya konon ada satu keluarga yang

menyaksikan sepasang kuda belang jantan dan betina yang hendak kawin. Bukan

hanya menonton, keluarga itu juga menegur dan mengusik kelakuan kedua kuda

Page 71: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

53

itu. Maka marahlah dewa lantas mengutuk keluarga ini berkulit seperti kuda belang

atau balo. Ada pula kisah lain yang mengatakan bahwa Suku Tobalo turun bersama

kuda belang dari langit saat pertama bumi diciptakan. Karena itulah mereka juga

berkulit belang.

Dalam berkomunikasi sehari-hari Suku Tobalo tidak menggunakan bahasa

Bugis ataupun Bahasa Makassar. Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut

bahasa Tobentong yang merupakan campur kodeantara bahasa Bugis, Bahasa

Makassar dan Bahasa Konjo (Bahasa yang digunakan oleh komunitas Kajang). Hal

ini merupakan fenomena lingualyang langka, karena dengan populasi yang boleh

dihitung jari, SukuTobalo ternyata memiliki dan memelihara bahasa sendiri sebagai

simbol identitas kesukuan yang mereka hormati. Meski demikian mereka juga

mengenal dan mampu menggunakan bahasa Bugis, Bahasa Makassar, dan Bahasa

Konjo untuk berkomunikasi dengan suku lain. Karena memiliki bahasa sendiri yang

disebut bahasa Tobentong ini sebagian peneliti Suku Tobalo juga menyebut suku

ini sebagai Suku Tobentong.

Sebagaimana suku-suku lain yang ada di Indonesia, Suku Tobalo juga

menghormati budaya mereka dan memiliki identitas kesenian sebagai penanda

kesukuan. Suku Tobalo di Kabupaten Barru sangat dikenal dengan tari Sere Api (

menari di atas api) yang pernah membawa nama Kabupaten Barru ke tingkat

nasional pada even Pesona Budaya Indonesia tahun 1993 di TMII Jakarta. Tari Sere

Api ini kemudian menjadi salah satu ikon Pesona Budaya kebanggaan Kabupaten

Barru versi Pariwisata. Dalam Festival Internasional La Galigo yang dilaksanakan

Tahun 2002 di Pancana Kabupaten Barru, tari Sere Api banyak diapresiasi kalangan

Page 72: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

54

pemerhati seni budaya dari luar negeri, di samping kegiatan budaya lain seperti

Mattojang dari Soppeng, Mabbissu dari Pangkep, dan Massaung.

Tari Sere Api sebenarnya adalah sebuah ritual budaya Suku Tobalo yang

mengungkapkan rasa gembira kepada sang dewata atas kelahiran putra atau putri

Penghulu Suku Tobalo (versi Pariwisata). Lain versi menyebutkan sebagai rasa

gembira atas berhasilnya panen mereka dan merasa perlu mengungkapkannya

dalam salah satu pesta panen. Karena itu tari “sere api” sering dikolaborasikan

dengan ritual lain yang disebut Mappadendang (Pesta Panen).

Tari Sere Api dilaksanakan dengan terlebih dahulu membuat api unggung

yang besar. Berbarengan dengan irama “Padendang” (lesung yang dipukul alu

secara bertalu-talu oleh beberapa penari laki-laki dan perempuan), api yang

menyala semakin menyala dan akhirnya akan meredup menjadi bara. Pada saat api

sudah menjadi bara maka mulailah para penari Sere Api beraksi. Dengan gerakan

ritmis mengikuti irama Padendang mereka bergantian atau bersama-sama

melompat ke dalam bara api, menari-nari di atas bara. Saat mereka

mulai intrancegerakan-gerakan tari mereka tak teratur lagi. Merekapun akan

beraksi lebih hebat seperti memasukkan bara api dalam baju, memasukkan bara api

ke dalam mulut atau menyiram tubuhnya dengan bara api. Anehnya, pada penari

tak cedera apa-apa atau tak terbakar sedikitpun juga. Mereka terus menari dan

menari kemudian melompat lagi masuk ke dalam bara api bergantian atau bersama-

sama.

Page 73: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

55

Selain “Sere Api” yang merupakan ritual kegembiraan Suku Tobalo ini

sudah dipatenkan menjadi salah satu jenis tari di Sulawesi Selatan. Selain Sere

Api Suku Tobalo juga memiliki kesenian Suling Lontaraq danGambusuq. Suling

lontara adalah suling khas Suku Tobalo yang memiliki keunikan karena

kedekatannya dengan tradisi lisan “Massureq”. Suling Lontaraq digunakan oleh

masyarakat suku Tobalo untuk mengiringi teks-teks La Galigo yang dituturkan

oleh penembang. Seorang seniman memainkan seruling mengiringi nyanyian dari

syair-syair yang berisi cerita La Galigo dan jenis cerita Lontaraq lainnya.

Sementara seni “Gambusuq” (Gambus) adalah semacam permainan seni dengan

menggunakan alat musik petik Gambusuq yang dibuat sendiri. Kedua alat musik

ini telah dikenal oleh Suku Tobalo sejak ratusan tahun lalu oleh para tetua adat,

sehingga keduanya dikenal sebagai identitas Suku Tobalo.

Menurut seorang peneliti dari PSLG Unhas yang melakukan revitalisasi

budaya di daerah itu, Suling Lontaraq dan Gambusuq saat ini sudah mulai

ditinggalkan oleh generasi muda Tobalo disebabkan oleh banyak diantara mereka

sudah mengenal musik-musik modern yang lebih dinamis dan profan.

6. Kondisi kebahasaan

Bahasa masyarakat Kabupaten Barru sangat mirip dengan bahasa Bugis

pada umumnya yang ada di Sulawesi Selatan. Bahasa Bugis adalah salah satu dari

rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh etnik Bugis di Sulawesi Selatan,

yang tersebar di sebagian Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep,

Kabupaten Barru, Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, sebahagian

Page 74: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

56

kabupaten Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, Kabupaten Luwu,

Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo,

Kabupaten Bone, Kabupatent Sinjai, sebagian Kabupaten Bulukumba, dan

sebagian Kabupaten Bantaeng.

Bahasa Bugis terdiri dari beberapa dialek. Seperti dialek Pinrang yang mirip

dengan dialek Sidrap. Dialek Bone (yang berbeda antara Bone utara dan Selatan).

Dialek Soppeng. Dialek Wajo (juga berbeda antara Wajo bagian utara dan selatan,

serta timur dan barat). Dialek Barru, Dialek Sinjai dan sebagainya..

Ada beberapa kosakata yang berbeda selain dialek. Misalnya, dialek

Pinrang dan Sidrap menyebut kata Loka untuk pisang. Sementara dialek Bugis yang

lain menyebut Otti atau Utti, adapun dialek yang agak berbeda yakni kabupaten

sinjai setiap Bahasa bugis yang mengunakan Huruf "W" di ganti dengan Huruf "H"

contoh; diawa di ganti menjadi diaha.

Karya sastra terbesar dunia yaitu I Lagaligo menggunakan Bahasa Bugis

tinggi yang disebut bahasa Torilangi. Bahasa Bugis umum menyebut kata Menre'

atau Manai untuk kata yang berarti "ke atas/naik". Sedang bahasa Torilangi

menggunakan kata "Manerru". Untuk kalangan istana, Bahasa Bugis juga

mempunyai aturan khusus. Jika orang biasa yang meninggal digunakan kata "Lele

ri Pammasena" atau "mate". Sedangkan jika Raja atau kerabatnya yang meninggal

digunakan kata "Mallinrung".

Page 75: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

57

Masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional memakai aksara Lontara.

Konsonan Lontara (indo’ surə’ or ina’ surə’ ) terdiri dari 23 huruf sebagai berikut:

ka ga nga ngka pa Ba ma Mpa ta Da na nra

ca ja Nya nca ya Ra la Wa sa A ha

Tabel 4.2 konsonan lontara indo’ surə’

Seperti yang sebelumnya dijelaskan, Lontara tidak memiliki tanda pemati

vokal seperti halant atau virama yang umum dalam aksara-aksara Brahmi. Bunyi

nasal /ŋ/, glotal /ʔ/, dan gemitasi konsonan dalam bahasa Bugis tidak ditulis

(dengan pengecualian glotal awal yang menggunakan konsonan kosong "a").

Empat klaster konsonant yang sering terjadi ditulis dengan huruf spesifik,

yaitu ngka , mpa , nra dan nca . "Nca" sebenarnya merepresentasikan bunyi

"nyca" (/ɲca/), tetapi ditransliterasikan hanya sebagai "nca". Namun huruf-huruf

tersebut tidak digunakan dalam bahasa Makassar. Huruf ha adalah tambahan baru

karena pengaruh bahasa Arab.

Page 76: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

58

A I U E ə o

- Tətti’ riasə’ Tətti’ riawa kəccə’ riolo kəccə’ riasə’ kəccə’ rimunri

Tabel 4.3 konsonan lontara ana’ surə’

Tanda baca vokal (ana’ surə’) digunakan untuk mengubah vokal inheren

suatu konsonan. Terdapat 5 ana’ surə’, dengan /ə/ tidak digunakan dalam bahasa

Makassar karena dianggap tidak memiliki perbedaan fonologis dengan vokal

inheren. Tanda baca dapat dibagi menjadi dua berdasarkan bentuknya; titik (tətti’)

dan aksen (kəccə’).

Dari penjabaran di atas, tidak diragukan bahwa setiap desa atau dusun di

Kabupaten Barru akan mempuyai dialek yang berbeda-beda. Orang Barru dengan

mudah menebak jika berkomunikasi dengan tetangga dusun atau desa, karena

dialek terutama intonasi yang dibawakan berbeda-beda tiap desa bahkan tiap dusun.

Bahasa Bugis sendiri memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini tampak

pada perbedaan dialek di Kabupaten Barru, baik berupa fonologi atau pun leksikal.

Menanggapi terdapatnya perbedaan dialek tersebut, masyarakat Barru tidak

menyadari adanya variasi dialek tersebut, karena selama proses komunikasi

berlangsung, tidak terjadi kesalahpahaman dalam menangkap arti atau makna.

Page 77: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

59

59

Kabupaten Barru memiliki tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Barru yang

terdiri dari 10 desa, dan Kecamatan Tanete Riaja terdiri dari 7 desa. Dalam

penelitian ini diambil 2 desa yang diasumsikan memiliki potensi dalam kemunculan

variasi dialek baik dari segi fonologis atau pun leksikal. Dua desa tersebut adalah

sebagai berikut:

a) Desa Siawung

Desa Siawung merupakan desa yang terletak di Kecamatan Barru,

yang jarak dari kota ke desa ini sekitar 3 km. Desa Siawung berada pada

jalur provinsi atau jalan poros Makassar - Toraja. Desa ini merupakan desa

dekat dengan pinggir laut dengan jarak 4 km ke arah laut, terdapat banyak

empang di sepanjang jalan poros. Di Desa Siawung lebih banyak sawahnya

dari pantainya, oleh karena itu disebut agraris. Yang disayangkan jika

berada di Desa ini yaitu, ada satu dusun tidak ada sinyal untuk internetan ,

sehingga susah untuk menjalin komunikasi melalui sosail media tapi untuk

menelpon bisa. Situasi kebahasaan di Desa Siawung sama halnya dengan

desa lainya. Akan tetapi ada yang sesuatu yang unik dalam segi bahasanya.

Masyarakat Suwari menggunakan bahasa campuran, yaitu bahasa

Makassar, Mandar, Bugis dan lainya. Untuk kebahasaan itu menggunakan

Bahasa Bugis pada umunya di Kabupaten Barru.

b) Desa Lompo Riaja

Desa Lompo Riaja terletak kurang lebih 26 km dari pusat

pemerintahan Kabupaten Barru. Secara administratif Desa Lompo Riaja

berbatasan dengan Kecamatan Pujananting dan merupakan jalan poros atau

59

Page 78: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

60

jalan provinsi dari arah Kota Makassar ke Kabupaten Soppeng. Sebagian

besar wilayah Desa Lompo Riaja adalah berupa daratan yang terdiri dari

wilayah datar, dan daratan tinggi.

Mata pencaharian masyarakat Lompo Riaja adalah mayoritas

bekerja sebagai Petani dan memiliki tanah yang subur sehingga bagus untuk

di bidang pertanian dan perkebunan serta banyak memiliki tempat wisata

yang memanjakan mata pengungjung.

Situasi kebahasaan masyarakat Lompo Riaja sama dengan Bahasa

Bugis pada umumnya namun dalam intonasi cenderung panjang vokalnya,

dan uniknya lagi setiap dialek yang dilakukan masyarakat Lompo Riaja itu

selalu di akhiri dengan kata lanu.

60

Page 79: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

61

61

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Perbedaan Fonologis

Variasi dialek bahasa Bugis yang muncul di dua daerah pengamatan

mengalami perbedaan fonologis yang terdiri dari proses perubahan fonem

vokal, perubahan vonem konsonan, dan perubahan fonem vokal dan

konsonan. Penentuan perbedaan fonologis dan leksikal dalam penelitian

ini menggunakan analisis korespondensi fonemis. Analisis ini dilakukan

karena terkadang muncul adanya perbedaan leksikal yang dibandingkan

terlihat berbeda, namun sebenarnya merupakan sebuah kata yang sama

atau berasal dari satu leksem. Misalnya pada kata, [Wae] dan [Wai] yang

memiliki arti ‘Air’. Kedua berian tersebut sekilas terlihat berbeda, tetapi

sebenarnya berasal dari leksem yang sama yakni ‘Air’, namun kedua

berian yang muncul tersebut hanya mengalami proses perubahan fonem.

Oleh karena itu, diperlukan analisis korespondensi fonemis untuk melihat

perubahan yang terjadi pada sebuah leksem sehingga dapat diketahui

apakah kata yang dibandingkan merupakan sebuah perbedaan fonologis

atau leksikal. Untuk itu, sebelum membahas menganai perbedaan leksikal,

perlu dibahas dan dikaji terlebih dulu mengenai perbedaan fonologis yang

muncul dalam pengamatan.

Page 80: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

62

a) Perubahan Fonem Vokal

Pada daerah penelitian muncul perubahan fonem vokal.

Perubahan fonem vokal tersebut tidak merubah makna dari

katanya. Perubahan fonem vokal tersebut dipengaruhi oleh latar

kebudayaan dan geografis penutur. Data perubahan fonem vokal

yang muncul pada derah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

No. KATA

DAERAH PENGAMATAN

Desa Siawung Kel. Lompo

Riaja

1. air [wae] [wai]

2. baring [liu] [leu]

3. banyak [maiga] [maega]

Tabel 5.1 Perbedaan Fonologis dengan Perubahan Fonem Vokal

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya perbedaan fonem

vokal yang muncul di daerah pengamatan, akan tetapi bukan sebuah

perubahan leksikal. Pada kata kedua dengan berian [wae] dan [wai]

dengan makna ‘air’, mengalami perubahan fonem vokal /ǝ/ menjadi

/i/ yang ditemukan di satu titik daerah pengamatan yaitu Desa

Siawung dan Kelurahan Lompo Riaja, hal serupa juga terjadi pada

kata ketiga dengan berian [liu] dan [leu] dengan makna “baring”

dan juga kata keempat dengan berian [maiga] dan [maega] dengan

makna “banyak”.

Page 81: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

63

b) Perubahan Fonem Konsonan

Perbedaan fonologis yang muncul dalam pengamatan yaitu

terjadi proses perubahan fonem konsonan, yakni proses tersebut

mengalami perubahan, penghilangan maupun penambahan fonem.

Penentuan makna kata dasar dalam bahasa yang digunakan oleh

Masyarakat Bugis ini mengacu pada Bahasa Aksara Lontara.

berikut merupakan perbedaan fonologis yang muncul dalam

pengamatan disajikan dalam tabel.

No. KATA

DAERAH PENGAMATAN

Desa Siawung Kel. Lompo

Riaja

1. baik [makessing] [makanja]

2. benar [coconi] [coco]

3. buru (ber) [mallellung] [mallampa]

Tabel 5.2 Perbedaan Fonologis dengan Perubahan Fonem Konsonan

Dari tabel tersebut perubahan konsonan yang terjadi dapat

dilihat dari kata pertama mengalami perubahan bunyi dan kata yang

berkaitan dengan pertukaran letak huruf konsonan yakni berian

[makessing] menjadi [makanja] yang memiliki makna ‘baik,

begitupun dengan kata ketiga dengan berian [mallellung] menjadi

[mallampa] dengan makna “buru (ber)” . Kata kedua mengalami

penambahan konsonan pada berian [coconi] di desa Siawung dan

berian [coco] di Kel. Lompo Riaja dengan makna “benar”.

Page 82: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

64

c) Perubahan Fonem Vokal dan Konsonan

Pada daerah pengamatan, juga muncul perubahan fonem

vokal dan konsonan. Perubahan fonem tersebut diakibatkan latar

belakang budaya dan letah geografis penutur masyarakat

Kabupaten Barru. Sehingga mempengaruhi bahasa yang

digunakan. Data perubahan fonem vokal dan konsonan yang

muncul pada derah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

No. KATA

DAERAH PENGAMATAN

Desa Siawung Kel. Lompo

Riaja

1. aku [iya] [ia]

2. dengar [angkalingai] [maccalinge]

Tabel 5.3 Perbedaan Fonologis dengan Perubahan Fonem Vokal dan

Konsonan

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya perubahan fonem

vokal dan konsonan yang muncul di daerah pengamatan. Pada kata

pertama mengalami penambahan fonem konsonan /y/ pada berian

[iya] dan [ia] dengan makna ‘aku’. Kata kedua terjadi perubahan

fonem vokal /i/ menjadi /e/ dan serta adanya perubahan konsonan

/ng/, /k/, /l/ menjadi /m/, /c/, /l/, /ng/ pada berian [angkalingai],

[maccalinge] yang mempunyai makna ‘dengar’.

Page 83: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

65

2. Perbedaan Leksikal

Berdasarkan data yang diperoleh dari daerah penelitian, ditemukan

adanya perbedaan leksikal. Perbedaan yang muncul dalam pengamatan

termasuk dalam beberapa kategori, yaitu penyebutan rumah dan bagian-

bagiannya, peralatan, binatang, arah, pakaian, dan perihasan, gerak dan

kerja, kata bilangan, dan sebagainya. Perbedaan ini terlihat cukup jelas di

daerah pengamatan.

Adanya perbedaan leksikal di Kabupaten Barru ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yang salah satunya adalah faktor letak geografis dan latar

belakang budaya dari masing-masing daerah tersebut. Kabupaten Barru

yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah

Sulawesi Selatan yang memiliki dialek serta logat berbeda di setiap

Kecamatan bahkan Desa sekalipun yang ada di Kabupaten Barru itu

sendiri. Hal tersebut yang mempengaruhi adanya berbagai variasi dialek

yang muncul di wilayah Kabupaten Barru.

Faktor letak geografis yang menyebabkan adanya variasi dialek

bahasa Bugis. Kabupaten Barru mempunyai tujuh Kecamatan, yakni

Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan

Pujananting, Kecamatan Barru, Kecamatan Balusu, Kecamatan Soppeng

Riaja dan Kecamatan Mallusetasi. Dua diantara Kecamatan tersebut

masuk dalam daerah pengamatan yaitu Kecamatan Tanete Riaja dan

Kecamatan Barru, yang terdiri dari Kelurahan Lompo Riaja dan Desa

Siawung. Kedua daerah pengamatan ini mempunyai variasi dialek bahasa

Page 84: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

66

yang berbeda karena faktor letak geografisnya. Kelurahan Lompo Riaja

yang terletak di Kecamatan Tanete Riaja akan berbeda dialek bahasanya

dengan Desa Siawung yang masuk dalam Kecamatan Barru. Seperti

halnya desa Siawung kebanyakan menggunakan bahasa Bugis-Indonesia

karena adanya campur kode bahasa Indonesia dalam bahasa keseharian

masyarakat tersebut dan tidak jauh dari daerah Kota Barru. Kota Barru

merupakan pusat dari Kabupaten Barru karena hampir semua aktivitas

yang berhubungan dengan pemerintahan ada di Kecamatan Barru, serta

ada pelabuhan dan pasar besar yang berada di wilayah Kota Barru.

sehingga tidak heran jika desa Siawung kebanyakan menggunakan bahasa

yang tidak jauh dari bahasa Bugis-Indonesia.

Sedangkan penggunaan bahasa di Kelurahan Lompo Riaja

Kecamatan Tanete Riaja, mempunyai dialek bahasa Bugis yang asli dari

Kecamatan dan Desa lainnya. Hal ini dikarenakan daerah Kelurahan

Lompo Riaja sangat jauh dari pusat kota di Kabupaten Barru.

Perbedaan leksikal yang terjadi di Kabupaten Barru ini juga

dipengaruhi latar belakang budaya penduduk setempat. Seperti halnya

latar belakang budaya masyarakat Kelurahan Lompo Riaja yang masih

dipengaruhi budaya adat yang kental di daerah tersebut. Berikut adalah

tabel yang berisi perbedaan leksikal yang muncul pada daerah

pengamatan.

Page 85: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

67

No. KATA

DAERAH PENGAMATAN

Desa Siawung Kel. Lompo

Riaja

1. alir [massolo] [maccolo]

2. balik [rewe] [giling]

3. bapak [bapa] [ambo]

4. belah (mem) [mapoka] [tappoka]

5. bulan [uleng] [keteng]

6. diri (ber) [tettong] [alle]

7. di sini [kue] [kunie]

8. di situ [kirodo] [kuro]

9. awan [ellung] [awang]

Tabel 5.4 Perbedaan Leksikal

Pada tabel tersebut dapat dilihat adanya perbedaan leksikal yang

muncul di daerah pengamatan. Tidak jarang perbedaan leksikal setiap titik

daerah pengamatan berbeda, hal tersebut diakibatkan oleh letak geografis,

maupun pengaruh kebudayaan. Seperti pada kata pertama dengan berian

[massolo], [maccolo] yang memiliki makna ‘alir’, mengalami perbedaan

leksikal. Berian [maccolo] adalah bahasa asli dari masyarakat Kabupaten

Barru hanya saja di Kelurahan Lompo Riaja menyebut [maccolo] karena

mendapat pengaruh dari bahasa Bugis dari Kabupaten lain. Berian [ellung]

muncul di Desa Siawung dan berian [awang] muncul di Kelurahan Lompo

Riaja. Berian [bapa] digunakan di Desa Siawung, berian tersebut

dipengaruhi oleh bahasa Indonesia dikarenakan penduduknya banyak

Page 86: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

68

menggabungkan kata bahasa Indonesia kedalam Bahasa Bugis dalam

bahasa sehari-hari, berian [ambo] merupakan variasi khas Kabupaten Barru

yang muncul di Kelurahan Lompo Riaja yang memang kebanyakan berasal

dari keturunan orang Bugis asli yang tidak semua terkontanminasi dengan

bahasa Indonesia. Bentuk variasi leksikal yang serupa dapat ditemui hampir

dari kata pertama hingga kata kedelapan belas pada tabel.

Selain bentuk perubahan leksikal tersebut, terdapat perubahan

leksikal yang diasumsikan sebagai bentuk khusus yang ada di Kabupaten

Barru. Asumsi ini didasarkan pada realita bahwa bentuk khusus tersebut

digunakan di seluruh daerah pengamatan yang menggunakan bahasa Bugis,

serta bahasa yang tidak begitu dikenal di daerah lain.

No. Gloss Bahasa Bugis

1. alir (mem) [maccolo]

2. baik [makessing]

3. buru (ber) [mallellung]

4. air [wai]

5. dengar [maccalinge]

6. diri (ber) [alle]

Tabel 5.5 Bentuk Variasi Leksikal Khas Dialek Bahasa Bugis

di Kabupaten Barru

Berian yang muncul pada kata /alir(mem)/ merupakan salah satu bentuk

leksikal yang khas karena hanya digunakan di Kabupaten Barru. Berian yang

digunakan untuk menyatakan makna “alir (mem)” tersebut adalah [maccolo].

Page 87: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

69

Berian tersebut bisa di artikan juga pada makna “mencair” yang memiliki dua arti

makna dalam satu kata dalam bahasa Bugis dan kata teersebut biasa digunakan

untuk berkomunikasi di daerah pengamatan tersebut.

Kata /baik/ seringkali muncul dalam komunikasi masyarakat Kabupaten

Barru dalam kehidupan sehari-hari, karena semua masyarakat Kabupaten Barru

hampir seratus persen menggunakan kata tersebut dalam berkomunikasi. Berian

yang digunakan untuk menyatakan makna “baik” adalah [makessing] dan hampir

semua kabupaten yang ada di daerah Sulawesi Selatan menggunakan kata tersebut.

Selain itu, juga ditemukan berian [maccalinge] di daerah pengamatan. Berian

tersebut digunakan untuk menyatakan makna “dengar” serta berian [alle]

menyatakan makna “diri (ber)” di daerah pengamatan tersebut.

Berian yang ditemukan berikutnya adalah [wai] yang memiliki makna

“air”. Meskipun ada beberapa Kabupaten yang menggunakan berian [wae] untuk

menyakatan makna “air”. Akan tetapi berian khas Kabupaten Barru yaitu [wai]

yang selalu digunakan dalam keseharian masyarakat Barru.

Page 88: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

70

TABEL AKUMULASI DATA FONOLOGIS DAN

LEKSIKAL

No. KATA

DAERAH PENGAMATAN

Desa Siawung Kel. Lompo

Riaja

1. baik [makessing] [makanja]

2. benar [coconi] [coco]

3. buru (ber) [mallellung] [mallampa]

4. baik [makessing] [makanja]

5. benar [coconi] [coco]

6. buru (ber) [mallellung] [mallampa]

7. aku [iya] [ia]

8. dengar [angkalingai] [maccalinge]

9. alir [massolo] [maccolo]

10. balik [rewe] [giling]

11. bapak [bapa] [ambo]

12. belah (mem) [mapoka] [tappoka]

13. bulan [uleng] [keteng]

14. diri (ber) [tettong] [alle]

15. di sini [kue] [kunie]

16. di situ [kirodo] [kuro]

17. awan [ellung] [awang]

Page 89: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

71

3. Pemetaan

Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan

klasifikasi data. Data yang sudah diklasifikasikan, selanjutnya akan

dimasukkan dalam peta. Data yang dipetakan berjumlah 70 data yang

terdiri atas berian yang memiliki bentuk berbeda. Sisa data yang tidak

dipetakan merupakan berian yang memiliki bentuk sama. Berian yang

dipetakan berjumlah 17 berian yang terdiri atas berian yang memiliki

perbedaan fonologis dan perbedaan leksikal. Oleh karena itu, 70 berian

dipetakan tersebut dapat mendeskripsikan situasi kebahasaan di wilayah

Kabupaten Barru. Setiap peta memuat satu berian saja, sehingga jumlah

peta seluruhnya adalah 17 peta. Berikut adalah peta persebaran variasi

dialek bahasa bugis di kabupaten barru.

Page 90: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

72

PETA KABUPATEN BARRU

Page 91: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

73

a) Alir (mem)

Pada peta tersebut, dapat dilihat dengan jelas bahwa terdapat

perubahan fonem konsonan yang muncul di beberapa titik

pengamatan. Perubahan yang muncul tersebut meliputi perubahan

konsonan /s/ dengan /c/, sehingga terdapat dua berian yang muncul,

yaitu [massolo], [maccolo]. Di antara dua desa yang dijadikan

sebagai daerah pengamatan, terdapat satu desa yang memakai berian

[maccolo] untuk menyatakan makna “mencair”, daerah tersebut

yaitu Kelurahan Lompo Riaja. Dialek yang digunakan pada daerah

Kelurahan Lompo Riaja masih kental bahasa Bugis yang di

gunakannya. Hal tersebut dipengaruhi adanya latar belakang budaya

serta dialek yang berbeda. Berian lainnya untuk menyatakan makna

“alir (mem)” adalah [massolo]. Daerah yang menggunakan berian

ini adalah Desa Siawung.

b) Awan

Pada peta tersebut terdapat berian yang berbeda untuk

menyatakan makna ‘”awan”. Berian tersebut adalah [ellung] dan

[awang]. Dua berian ini memiliki makna yang sama, hanya saja

terdapat perbedaan fonologis di dalamnya. Perbedaan tersebut

nampak pada adanya perubahan vokal /a/ dengan /e/, /a/ dengan /u/.

Berian [ellung] digunakan di Desa Siawung. Sedangkan berian

[awang] hanya digunakan pada Kelurahan Lompo Riaja.

Page 92: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

74

c) Baik

Kata /baik/ pada peta tersebut memiliki dua berian yaitu

[makessing] dan [makanja]. Berian tersebut mengalami perubahan

vokal /a/, /e/, /i/ dan perubahan konsonan /s/ dengan /j/. Di desa

Siawung menggunakan berian [makessing] dan kelurahan Lompo

Riaja [makanja].

d) Balik

Pada peta tersebut terdapat berian yang berbeda untuk

menyatakan makna “balik”. Berian tersebut adalah [rewe] dan

[giling]. Dua berian ini memiliki makna yang sama, hanya saja

terdapat perbedaan fonologis di dalamnya. Perbedaan tersebut

nampak pada adanya perubahan vokal /e/ dengan /i/ dan perbedaan

konsonan /r/, /w/ dengan /g/, /l/, /ng/. Berian [rewe] digunakan di

Desa Siawung Sedangkan berian [giling] hanya digunakan pada

Kelurahan Lompo Riaja.

e) Bapak

Pada peta tersebut terdapat berian yang berbeda untuk

menyatakan makna “bapak”. Berian tersebut adalah [bapa] dan

[ambo]. Dua berian ini memiliki makna yang sama, hanya saja

Page 93: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

75

terdapat perbedaan vokal dan konsonan di dalamnya. Perbedaan

tersebut nampak pada adanya perubahan vokal /a/ dengan /o/ dan

perbedaan konsonan /b/, /p/ dengan /m/, /b/. Berian [bapa]

digunakan di Desa Siawung Sedangkan berian [ambo] hanya

digunakan pada Kelurahan Lompo Riaja.

f) Baring

Pada kata /baring/, perubahan vokal yang muncul dalam

gloss tersebut adalah vokal /i/ dengan /e/ pada berian [liu] dan [leu].

Berian [liu] terdapat di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan

Lompo Riaja menggunakan berian [leu]. Berian yang digunakan

tersebut berasal dari bahasa Bugis yang asal katanya adalah /leu/.

g) Belah (mem)

Pada kata /belah (mem)/, perubahan konsonan yang muncul

dalam kata tersebut adalah konsonan /m/ dengan /p/ diawal kata

pada berian [tappoka] dan [mapoka]. Berian [tappoka] terdapat di

Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja menggunakan

berian [mapoka].

h) Bulan

Melalui peta tersebut, dapat dijabarkan bahwa terdapat

perubahan vokal dan konsonan pada kata /bulan/. Pada kata /bulan/

Page 94: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

76

terdapat perubahan fonem vokal /u/, /e/, dan /e/, /e/ di awal dan

tengah kata, serta perubahan konsonannya yaitu /l/ dengan /k/, /t/

sehingga dari dua daerah penelitian muncul dua berian yaitu [uleng],

[keteng]. Di Desa Siawung menggunakan berian [uleng]. Berian

[keteng] terdapat di Kelurahan Lompo Riaja, Meskipun muncul

berian yang berbeda-beda, akan tetapi tidak mengubah makna dari

kata tersebut.

i) Buru (ber)

Pada kata /buru (ber)/, perubahan vokal dan konsonan yang

muncul dalam kata tersebut adalah vokal /e/, /u/ menjadi /a/ dan

konsonan /p/ dengan /ng/ diakhir kata pada berian [mallellung] dan

[mallampa]. Berian [mallellung] terdapat di Desa Siawung.

Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja menggunakan berian

[mallampa].

j) Dengar

Pada kata /dengar/, perubahan konsonan yang muncul dalam

kata tersebut adalah konsonan /ng/ dengan /k/ dengan /m/, /c/ pada

berian [angkalingai] dan [maccalinge]. Berian [angkalingai]

terdapat di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja

menggunakan berian [maccalinge].

Page 95: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

77

k) Diri (ber)

Pada kata /diri (ber)/, perubahan vokal dan konsonan yang

muncul dalam kata tersebut adalah vokal /e/, /o/ menjadi /a/ dan

konsonan /e/ dengan /ng/ , pada berian [tettong] dan [alle]. Berian

[tettong] terdapat di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo

Riaja menggunakan berian [alle].

l) Di sini

Pada kata /di sini/, penambahan vokal dan perubahan

konsonan yang muncul dalam kata tersebut adalah vokal /i/ dan

konsonan /n/. pada berian [kue] dan [kunie]. Berian [kue] terdapat

di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja menggunakan

berian [kunie].

m) Di situ

Pada kata /di situ/, penambahan vokal dan perubahan

konsonan yang muncul dalam kata tersebut adalah vokal /i/ dan

konsonan /d/. pada berian [kirodo] dan [kuro]. Berian [kirodo]

terdapat di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja

menggunakan berian [kuro].

Page 96: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

78

n) Air

Pada kata /air /, perubahan vokal yang muncul dalam kata

tersebut adalah vokal /e/ menjadi /i/. pada berian [wae] dan [wai].

Berian [wae] terdapat di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan

Lompo Riaja menggunakan berian [wai].

o) Aku

Pada kata /aku/, penambahan konsonan yang muncul dalam

kata tersebut adalah konsonan /y/. pada berian [iya] dan [ia]. Berian

[iya] terdapat di Desa Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja

menggunakan berian [ia].

p) Benar

Pada kata /benar/, penambahan vokal dan konsonan yang

muncul dalam kata tersebut adalah vokal /i/ dan konsonan /n/. pada

berian [coconi] dan [coco]. Berian [coconi] terdapat di Desa

Siawung. Sedangkan Kelurahan Lompo Riaja menggunakan berian

[coco].

q) Banyak

Pada kata /banyak/, perubahan vokal yang muncul dalam

kata tersebut adalah vokal /i/ menjadi /e/. pada berian [maiga] dan

Page 97: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

79

[maega]. Berian [maiga] terdapat di Desa Siawung. Sedangkan

Kelurahan Lompo Riaja menggunakan berian [maega].

B. Pembahasan

Dialektologi merupakan cabang linguistik yang mempelajari variasi

bahasa. Yang dimaksud dengan variasi bahasa adalah perbedaan-perbedaan

bentuk yang terdapat dalam suatu bahasa. Perbedaan-perbedaan tersebut

mencakup semua unsur kebahasaan, yaitu fonologi, morfologi, leksikon,

sintaksis, dan semantik. Dalam bidang fonologi, perbedaan tersebut dapat

berupa perbedaan bunyi (lafal) dan dapat pula berupa perbedaan fonem. Dalam

bidang morfologi perbedaan tersebut dapat berupa afiks (prefiks, infiks, sufiks,

dan konfiks), pronominal, atau kata penunjuk. Dari sekian banyak daerah, pasti

masing-masing daerah memiliki variasi bahasa. Variasi ini dapat berupa

perbedaan ucapan seseorang dariwaktu ke waktu atau dari satu tempat ke tempat

lain. Variasi bahasa ini memperlihatkan pola tertentu yang dipengaruhi oleh

pola sosial, yang bersifat kedaerah dan geografis. Hal itulah yang dijadikan

acuan dalam pembahasan hasil penelitian ini dengan mengkaji variasi Dielak

bahasa Bugis di Kabupaten Barru : Kajian Dialektologi (Studi Kasus 2

Kecamatan).

1. Perbedaan Fonologis

Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa fonologi merupakan

bidang khusus dalam linguistik yangmengamati bunyi-bunyi suatu bahasa

Page 98: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

80

tertentu sesuai dengan fungsinya untuk membedakanmakna leksikal dalam

suatu bahasa.

Secara universal dapat dikatakan bahwa setiap bahasa memiliki

fonem vokal dan konsonan. Suatu bunyi dapat ditentukan sebagai fonem

jika bunyi-bunyi itu memiliki pasangan minimal. Untuk menetukan fonem

vokal dan konsonan.

Fonem adalah satuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi

membedakan makna. Sebagai bentuk linguistik terkecil yang membedakan

makna, wujud fonem tidak hanya berupa bunyi-bunyi segmental (baik vokal

maupun konsonan), tetapi bisa juga berupa unsur-unsur suprasegmental

(baik tekanan, nada, durasi maupun jeda). Walaupun kehadiran unsur

suprasegmental ini tidak bisa dipisahkan dengan bunyibunyi segmental,

selama ia bisa dibuktikan secara empiris sebagai unsur yang membedakan

makna, ia disebut fonem (Muslich, 2008:77).

Vokal dibedakan berdasarkan tinggi rendahnya lidah, bagian lidah

yang bergerak, bentuk bibir,dan strikturnya. Berikut ini jenis-jenis vokal

berdasarkan cara pembentukannya, yakni:

a. Berdasarkan bentuk bibir : vokal bulat, vokal netral, dan vokal tak

bulat;

b. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah : vokal tinggi, vokal madya

(sedang), dan vokalrendah;

c. Berdasarkan bagian lidah yang bergerak : vokal depan, vokal

tengah, dan vokal belakang;

Page 99: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

81

d. Berdasarkan strikturnya : vokal tertutup, vokal semi-tertutup, vokal

semi-terbuka, danvokal terbuka, Sedangkan

Dalam pembentukan konsonan didasarkan pada empat faktor, yakni

daerah artikulasi, cara artikulasi, keadaan pita suara, dan jalan keluarnya

udara. Berikut ini klasifikasi konsonantersebut:

a. Berdasarkan daerah artikulasi : konsonan bilabial, labio dental,

apikodental, apikoalveolar, palatal, velar, glotal, dan laringal;

b. Berdasarkan cara artikulasi : konsonan hambat, frikatif, getar,

lateral, nasal, dan semi-vokal;

c. Berdasarkan keadaan pita suara : konsonan bersuara dan

konsonan tak bersuara;

d. Berdasarkan jalan keluarnya udara : konsonan oral dan konsonan

nasal.

Dari cara pembentukan fonem vokal dan konsonan itulah yang

mangakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam dialek bahasa

terkhususnya dialek bahasa bugis di Kabupaten Barru. Hal tersebut tidak

lepas juga dari kondisi geografis, adat, budaya serta bahasa yang di anut

masyarakat Kabupaten Barru.

2. Perbedaan Leksikal

Makna leksikal adalah makna leksikon atau leksem atau kata yang

berdiri sendiri, tidak berada dalam konteks, atau terlepas dari konteks. Ada

Page 100: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

82

yang mengartikan bahwa makna leksikal adalah makna yang terdapat dalam

kamus. Hal itu tidak selalu benar berdasarkan pertimbangan berikut.

a. Kamus tidak hanya memuat makna leksikal. Sejumlah kemungkinan

makna ditampilkan dalam konteks sehingga makna itu bukan makna

leksikal.

b. Jika kamus diartikan sebagai teks yang memuat kata beserta maknanya,

definisi tersebut tidak berlaku bagi bahasa yang tidak memiliki kamus.

Padahal, makna leksikal selalu ada pada suatu bahasa walaupun bahasa

itu belum memilki kamus (Hardiyanto, 2008: 21).

Makna leksikal adalah makna leksem ketika leksem tersebut berdiri

sendiri dalam bentuk dasar maupun leksem turunan dan maknanya seperti

yang kita lihat pada kamus (Pateda 1990: 64). Leksem yang berdiri sendri

karena makna sebuah leksem dapat berubah apabila leksem tersebut berada

di dalam kalimat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi makna leksikal

adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda dan peristiwa.

Makna leksikal adalah makna lambang kebahasaan yang masih

bersifat dasar, yakni belum mengalami konotasi dan hubungan gramatik

dengan kata yang lain (Aminunuddin 1988: 87).

Berbagai makna leksikal telah dikemukakan oleh beberapa orang

berbagai pendapat dalam bidang linguistik atau semantik sehingga dapat

disimpulkan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna

Page 101: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

83

yang sesuai dengan hasil alat indera kita, makna apa adanya, atau makna

sesuai dengan yang ada di dalam kamus.

Adanya perbedaan leksikal di Kabupaten Barru ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yang salah satunya adalah faktor letak geografis dan latar

belakang budaya dari masing-masing daerah tersebut. Kabupaten Barru

yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah

Sulawesi Selatan yang memiliki dialek serta logat berbeda di setiap

Kecamatan bahkan Desa sekalipun yang ada di Kabupaten Barru itu

sendiri. Hal tersebut yang mempengaruhi adanya berbagai variasi dialek

yang muncul di wilayah Kabupaten Barru.

Misalnya peneliti menguraikan contoh pada hasil penelitian. Berian

yang muncul pada kata /alir(mem)/ merupakan salah satu bentuk leksikal yang

khas karena hanya digunakan di Pulau Bawean. Berian yang digunakan untuk

menyatakan makna “alir (mem)” tersebut adalah [maccolo]. Berian tersebut bisa

di artikan juga pada makna “mencair” yang memiliki dua arti makna dalam satu

kata dalam bahasa Bugis dan kata teersebut biasa digunakan untuk berkomunikasi

di daerah pengamatan tersebut.

3. Pemetaan Bahasa

Dubois dkk (1973) (dalam Ayatrohaedi, 1983:5) menyatakan bahwa

isoglos atau (garis) watas kata adalah garis yang memisahkan dua

lingkungan dialek atau bahasa berdasarkan wujud atau sistem kedua

lingkungan itu yang berbeda, yang Universitas Sumatera Utara dinyatakan

Page 102: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

84

di dalam peta bahasa. Untuk memperoleh gambaran yang benar mengenai

batas-batas dialek, dibuat watas kata yang merangkum segala segi

kebahasaan (fonologi, morfologi, semantik, leksikal, sintaksis) dari hal-hal

yang diperkirakan akan memberikan hasil yang memuaskan.

Menurut Kridalaksana (1984:78), isoglos adalah garis pada peta

bahasa atau peta dialek yang menandai batas pemakaian ciri atau unsur

bahasa. Jadi isoglos dapat menunjukkan batas-batas dari dialek dan dapat

menunjukkan perkembangan yang terjadi pada daerah pemakai bahasa.

Ayatrohaedi (1983:31) menyatakan bahwa gambaran umum

mengenai sejumlah dialek akan tampak jelas jika semua gejala kebahasaan

yang ditampilkan dari bahan yang terkumpul selama penelitian itu

dipetakan. Dengan peta-peta bahasa itu, baik perpaduan maupun persamaan

yang terdapat di antara dialek-dialek yang diteliti itu dapat merupakan alat

bantu yang demikian penting di dalam usaha menyatakan kenyataan-

kenyataan tersebut. Jadi garis-garis isoglos yang menunjukkan batas-batas

suatu dialek dapat dilihat pada peta bahasa.

Ada dua jenis peta yang digunakan dalam dialektologi yaitu peta

peragaan (display map) dan peta penafsiran (interpretative map) (Chamber

dan Trudgill dalam Mahsun, 1995:58).Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan peta peragaan dan peta penafsiran untuk menyatakan

gambaran umum mengenai sejumlah dialek.

Page 103: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

85

Peta peragaan merupakan peta yang berisi tabulasi data lapangan

dengan maksud agar data-data itu tergambar dalam perspektif yang bersifat

Universitas Sumatera Utara geografis.Dalam peta peragaan tercakup

distribusi geografis perbedaan-perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang

terdapat di antara daerah pengamatan (Mahsun, 1995:59). Peta penafsiran

merupan peta yang memuat akumulasi pernyataan-pernyataan umum

tentang distribusi perbedaan-perbedaan unsur linguistik yang dihasilkan

berdasarkan peta peragaan.Peta penafsiran merupakan peta yang berisi hal-

hal yang berkaitan dengan inovasi dan relik, juga termasuk peta berkas

isoglos (Mahsun, 1995:68).

Page 104: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

86

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Di dalam kajian ini diperoleh 17 bentuk variasi dialek dari 70 kosa kata

dasar dalam daftar tanyaan di Kecamatan Barru dan Kecamatan Tanete Riaja

Kabupaten Barru. 17 bentuk variasi dialek tersebut terbagi menjadi 8

perbedaan fonologis dan 9 perbedaan leksikal. Pada perbedaan fonologis,

terdapat 3 perubahan fonem vokal, 3 perubahan fonem konsonan, dan 2

perubahan fonem vokal dan konsonan. Dialek bahasa Bugis di Kabupaten

Barru adalah bahasa Bugis asli yang ada di wilayah provinsi Sulawesi Selatan.

Bahasa Bugis yang ada di Kabupaten Barru ditemukan ada beberapa dialek

yang merupakan dialek khas di daerah pengamatan yaitu ditemukan 6 bentuk

leksikal khas bahasa Bugis Barru, misalnya berian [maccolo] untuk

menyatakan makna “alir (mem)”, berian [air] untuk menyatakan makna “air”,

berian [makessing] untuk menyatakan makna “baik”, dan berian [alle] untuk

menyatakan makna “diri (ber)”.

Dari hasil penelitian tersebut, juga dapat diasumsikan bahwa terdapat

beberapa perbedaan penggunaan bahasa antara kedua desa tersebut, yaitu

Kelurahan Lompo Riaja yang terletak di Kecamatan Tanete Riaja akan terlihat

berbeda penggunaan bentuk bahasanya dengan Desa Siawung yang terletak di

Kecamatan Barru, karena kecamatan Tanete Riaja terutama Kelurahan Lompo

Riaja merupakan daerah agraris dan daerah pegunungan, sementara

86

Page 105: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

87

Kecamatan Barru adalah daerah pusat perkotaan dan dekat dengan daerah

pesisir.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, penelitian ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya, karena mengambil wilayah

penelitiaan yang berbeda serta kajian yang berbeda. Penelitian ini mengambil

lokasi penelitian di 2 kecamatan di Kabupaten Barru. Penelitian ini akan

mengkaji perbedaan fonologis dan leksikal serta pemetaan Bahasa Bugis. Akan

tetapi, metode dan teori yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan

metode yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Widayani Rizka yakni

menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

Melalui perbedaan fonologis dan leksikal tersebut dapat ditemukan

bahwa daerah pengamatan yaitu Kelurahan Lompo Riaja dan Desa Siawung

memiliki Berian yang muncul pada kata /alir(mem)/ merupakan salah satu bentuk

leksikal yang khas karena hanya digunakan di Kabupaten Barru. Berian yang

digunakan untuk menyatakan makna “alir (mem)” tersebut adalah [maccolo]. Berian

tersebut bisa di artikan juga pada makna “mencair” yang memiliki dua arti makna

dalam satu kata dalam bahasa Bugis dan kata teersebut biasa digunakan untuk

berkomunikasi di daerah pengamatan tersebut.

Kata /baik/ seringkali muncul dalam komunikasi masyarakat Kabupaten Barru

dalam kehidupan sehari-hari, karena semua masyarakat Kabupaten Barru hampir

seratus persen menggunakan kata tersebut dalam berkomunikasi. Berian yang

digunakan untuk menyatakan makna “baik” adalah [makessing] dan hampir semua

kabupaten yang ada di daerah Sulawesi Selatan menggunakan kata tersebut. Selain itu,

juga ditemukan berian [maccalinge] di daerah pengamatan. Berian tersebut digunakan

Page 106: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

88

untuk menyatakan makna “dengar” serta berian [alle] menyatakan makna “diri

(ber)” di daerah pengamatan tersebut.

Berian yang ditemukan berikutnya adalah [wai] yang memiliki makna “air”.

Meskipun ada beberapa Kabupaten yang menggunakan berian [wae] untuk

menyakatan makna “air”. Akan tetapi berian khas Kabupaten Barru yaitu [wai] yang

selalu digunakan dalam keseharian masyarakat Barru.

Hal tersebut dapat dilihat dari cara berbicara serta berdasarkan perbedaan

fonologis dan leksikal yang muncul. Selain itu, hal ini membuktikan bahwa

letak geografis dan latar belakang budaya juga menjadi faktor utama untuk

mempengaruhi situasi kebahasaan suatu wilayah.

B. Saran

Mengingat masih jarang penelitian yang dilakukan untuk mengkaji bahasa

pada Masyarakat Kabupaten Barru, untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan.

Pengkajian lebih lanjut baik dengan fokus yang sama maupun dengan fokus yang

lain. Penelitian ini perlu dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi suatu

bahasa yang dimiliki setiap daerah terutama di Kabupaten Barru serta adanya kaitan

dengan latar belakang budaya. Hal ini didasari karena suatu Bahasa itu dipengaruhi

oleh budaya di suatu daerah. Seperti halnya di Kabupaten Barru memiliki salah satu

budaya yang setiap tahunnya itu masih dilakukan dan masih dilestarikan oleh

masyarakat Kabupaten Barru. Adapun budaya itu yaitu Tari Sere Api yang

sebenarnya adalah sebuah ritual budaya Suku Tobalo yang mengungkapkan rasa

gembira kepada sang dewata atas kelahiran putra atau putri Penghulu

Page 107: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

89

Suku Tobalo (versi Pariwisata). Lain versi menyebutkan sebagai rasa gembira atas

berhasilnya panen mereka dan merasa perlu mengungkapkannya dalam salah satu

pesta panen. Karena itu tari “sere api” sering dikolaborasikan dengan ritual lain

yang disebut Mappadendang (Pesta Panen).

Oleh karena itu, budaya sangat berperan besar dalam Bahasa suatu daerah

yang biasa digunakan dalam berdialek sehari-hari, terkhususnya yang ada di

Kabupaten Barru itu sendiri.

Page 108: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

90

DAFTAR PUSTAKA

Adha, Yossi Rosa. 2011. “Bahasa Jawa Dialek Gresik di Kabupaten Gresik Kajian

Morfofonemik”. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Airlangga.

Ayatrohaedi. 1979. “Dialektologi Sebuah Pengantar”. Jakarta: Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002.

“Pedoman Penelitian Dialektologi”. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur.

Telepon (021) 4706287, 4706288, 4896558, 4894546. Faksimile (021)

4750407 Pos-el: badan.bahasa[a]kemdikbud.go.id © Badan Bahasa,

Kemdikbud

Bakti, Andi Faisal. 2010. Diaspora Bugis di Alam Melayu Nusantara. Ininnawa,

Makassar.

Bungin. Burhan. 2008. Penelitian kualitatif. Kencana Prenada Media Group,

Jakarta.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga

University Press.

Chaer, Abdul.1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chambers, J.K dan Peter Trudgill. 2004. Dialectology. Second Edition. United

Kingdom: Cambridge University Press.

Febrina, Diya Rahma. 2011. “Bahasa Masyarakat Giri, Kecamatan Badung”.

Grimes, C. dan Barbara D. Grimes. 1987. Languages of South Sulawesi. Australia:

The Australian National University.

Hymes, Dell, 1972, Models of Interaction of Language and Social Life, di

Gumperz, John J. and Hymes, Dell (Eds), Directions in Sociolinguistics,

New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Iskanda, Soehendra. “Dialektologi dalam Lingusitik”.

Makalah. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses 3 Januari 2019.

Page 109: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

91

Kabupaten Gresik Jawa Timur: Kajian Dialektologi”. Skripsi. Surabaya: Fakultas

Ilmu Budaya. Universitas Airlangga.

Keraf, Gorys. 1984. ”Linguistik Bandingan Historis”. Jakarta: PT. Gramedia.

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. “Pengantar Metode Penelitian Bahasa”.

Yogyakarta : Penerbit Carasvatibooks.

Koentjaraningrat.2005. “Pengantar Antropologi”. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 1983. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende-Flores:

Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustakan

Utama.

Madeamin, Rosmini. 2015. Pergeseran Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan.

Disertasi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Mahsun. 1995. “Dialektologi Diakronis”. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press..

Mattuladda. 1974. Bugis Makassar, Manusia dan Kebudayaan. Makassar: Berita

Antropologi No. 16; Fakultas Sastra UNHAS.

Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif: Buku

Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, L.J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nababan. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama

Parera, Jos Daniel. 1993. Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Rigg, Jonathan. 2002. Manusia dan lingkungan : Indonesian heritage

Robin, R.H. 1992. Linguitik Umum : Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisiun.

Pateda Mansoer. 1992. Sosiolinguistik. Bandung : Angkasa.

Samarin, William J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan. Yogyakarta: Kanisius.

Page 110: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

92

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2018, Pedoman Penulisan Skripsi.

Unismuh Makassar: Panrita Press.

Yulita, Iin. 2003. ”Variasi Leksikal Bahasa Melayu Palembang”. Skripsi.

Inderalaya: FKIP Universitas Sriwijaya

Wikipedia . 2019. “Kabupaten Barru”, ( Online), (diakses 15 April 2016).

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Barru. Di akses pada tanggal 6 Januari

2019.

http://barrukab.go.id/pemerintahan/dinas/kecamatan-tanete-riaja/. Di akses pada tanggal

16 september 2019

http://barrukab.go.id/pemerintahan/dinas/kecamatan-barru/. Di akses pada tanggal

16 september 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Barru. Di akses pada tanggal 16

september 2019

http://barrukab.go.id/site/assets/files/8155/kabupaten_barru_dalam_angka_2018.p

df. Di akses pada tanggal 16 september 2019

https://sulselprov.go.id/pages/des_kab/2. Di akses pada tanggal 16 september 2019

http://barrukab.go.id/geografis/sosial-budaya/. Di akses pada tanggal 16 september

2019

http://www.kompasiana.com/badaruddin_amir/merangsuk-ke-negeri-budaya-

suku-tobalo-suku-terasing-di-kabupaten-

barru_550e71f6813311532dbc62e9. Di akses pada tanggal 16 september

2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Bugis#Konsonan. Di akses pada tanggal 17

september 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Aksara_Lontara. Di akses pada tanggal 17 september

2019

http://eprints.uny.ac.id/8458/3/BAB%202-08205244053.pdf. Di akses pada

tanggal 1 oktober 2019

Page 111: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

93

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44405/Chapter%20II.pdf;j

sessionid=24D02B986BA9F8571F5DD21F1FA07778?sequence=4. Di

akses pada tanggal 1 oktober 2019

http://amriawan.blogspot.com/2009/05/bahasa-bugis-dan-keunikannya.html

Page 112: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

94

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 113: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

95

DOKUMENTASI

1. Narasumber (Ibu Marlina)

Page 114: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

96

2. Narasumber (Pak Amir)

Page 115: VARIASI DIALEK BAHASA BUGIS DI KABUPATEN BARRU : KAJIAN ... · Kabupaten Barru yang mana masyarakatnya adalah Suku Bugis asli yang ada di Wilayah Sulawesi Selatan yang memiliki dialek

97

RIWAYAT HIDUP

Muh. Arwan M. Dilahirkan di Barru Kabupaten Barru pada

tanggal 3 Juli 1997, dari pasangan Ayahanda Abd. Muin B,

dan Ibunda Nuhriah. Penulis masuk sekolah dasar pada

tahun 2003 di SDN No.41 Birue Kabupaten Barru dan tamat

tahun 2009,

Tamat SMPN 1 Barru tahun 2012, dan tamat SMA Negeri 1 Barru tahun 2015. Pada

tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan disalah satu perguruan tinggi yaitu

Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.