Vanessya Adekanov Yang Benar
-
Upload
dyana-pastria-utami -
Category
Documents
-
view
41 -
download
16
description
Transcript of Vanessya Adekanov Yang Benar
I. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Budi Mulya No. 41 RT 07 RW 12
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Pegawai Kantor
Puskesmas : Puskesmas Pademangan Barat 1
Tanggal berobat : 6 Agustus 2015
B. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 6 Agustus 2015.
1. Keluhan Utama
Nyeri tenggorokan sejak 2 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan
Demam sejak 3 hari yang lalu
gatal pada tenggorokan sejak 2 hari yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri tenggorokan dirasakan sejak 2 hari yang lalu, nyeri tenggorokan
dirasakan hilang timbul. Pasien mengeluhkan tenggorokan terasa mengganjal dan
terasa kering. Pasien mengeluhkan rasa sakit saat menelan makanan, namun tidak
mengalami kesulitan dalam menelan makanan (padat/lunak) dan minum. Pasien
merasakan gatal pada tenggorokan. Pasien mengalami demam yang dirasakan
sejak 3 hari yang lalu, demam dirasakan terus menerus. Pasien mengeluhkan
badannya terasa lemas dan pusing.
1
Karena rasa sakit saat menelan, pasien mengaku nafsu makannya juga
menurun. Tidak terjadi penurunan berat badan pada pasien. Pasien tidak
mengalami kesulitan dalam membuka mulut. Pasien tidak mual dan muntah.
Pasien tidak mengeluhkan batuk dan pilek, ataupun adanya dahak di dalam
tenggorokan. Pasien tidak mengeluhkan suaranya serak. Pasien tidak sesak nafas.
Menurut cerita dari istri pasien, pasien mengorok saat tidur.
Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan di kedua telinganya. Pasien
juga tidak mengeluhkan hidung tersumbat, sering bersin dipagi hari.
Pasien datang berobat ke puskesmas atas kesadaran pasien sendiri, untuk
mengatasi keluhan-keluhan yang ada pada diri pasien seperti nyeri tenggorokan,
pasien merasa takut jika mengganggu aktivitas terutama pekerjaannya. Pasien
memiliki harapan untuk dapat mengurangi gejala-gejala dari penyakitnya, pasien
juga memiliki harapan agar penyakitnya tidak bertambah berat. Pasien memiliki
kekhawatiran jika penyakitnya akan bertambah berat dan mengganggu
kegiatannya sebagai seorang pegawai kantor. Pasien merasa jika penyakitnya
muncul karena pasien sering meminum air dingin ataupun batu es yang dibeli
diluar rumah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat penyakit serupa : pasien pernah mengalami keluhan yang sama
dalam 2 tahun terakhir (± 4x dalam setahun).
- Riwayat sakit gigi : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat penyakit serupa : disangkal
2
5. Riwayat Pengobatan
Pasien merasakan gatal dan nyeri pada tenggorokan lalu mengobati
dengan obat warung, namun pasien tetap mengeluhkan keluhan yang sama.
Demam sempat diobati dengan obat warung, pasien mengatakan sembuh setelah
meminum obat demam namun jika efek obat habis pasien merasa demam kembali
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Biaya hidup pasien dan anggota keluarga diperoleh dari penghasilan
suami pasien. Penghasilan Tn. S yang bekerja sebagai pekerja kantor ±
Rp.5.000.000/bulan. Jumlah tersebut dirasa cukup memenuhi kebutuhan
keluarga Tn. S yang tinggal di rumah peninggalan orang tua istrinya.
8. Riwayat Kebiasaan :
Pasien sehari-hari berkerja menjadi pegawai kantor salah satu tv kabel,
Pasien mengatakan sering merasa haus pada saat berkerja sehingga sering
meminum air dingin di kantor, pasien juga punya kebiasaan sering memakan
makanan berminyak, memakan keripik, dan makanan-makanan yang pedas.
Dirumah istri pasien juga sering menyajikan air minum dengan es batu yang
dibeli di warung dekat rumah untuk diminum oleh pasien, istri pasien juga
sering memasak makanan-makanan berlemak ataupun berminyak, dan juga
makanan-makanan yang pedas, di rumah pasien selalu tersedia kerupuk.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 6 Agustus 2015:
1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
3
- Nadi : 96x / menit
- Pernapasan : 20x / menit,
- Suhu : 37,9 oC
4. Status Generalis :
Kepala
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil
bulat, Isokor Ø 3mm ODS
- Telinga : Dalam batas normal
- Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
- Kulit : Turgor kulit baik
- Leher : Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan
KGB (-).
Thoraks
a. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
b. Pulmo
Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Perut datar simetris
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
4
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Ekstremitas
Superior : Akral hangat Inferior : Akral hangat
Edema (-/-) Edema (-/-)
Sianosis (-/-) Sianosis (-/-)
5. Status THT
Pemeriksaan tenggorokan
5
6. Status Gizi
BB : 70 kg
TB : 170 cm
Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi
dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat).
Tabel 1. Klasifikasi IMT menurut WHO
IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 24,9 Berat badan normal
≥ 25.00 Kelebihan berat badan
25,00 – 29,9 Pre-obesitas
30,00-34,99 Obesitas kelas I
35,00-39,00 Obesitas kelas II
≥ 40,00 Obesitas kelas III
Sumber :Klasifikasi Obesitas menurut WHO
Tn.S : BB (kg) : TB (m)2 = (70 kg) : (1,70 m)2 = 24,22 (Berat Badan Normal)
D. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
6
II. BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. S
b. Identitas Pasangan: Ny. N
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Tabel 1. Anggota Keluarga yang tinggal serumah dengan Tn. S
No Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
Gender Umur Pendidikan PekerjaanKeterangan
Tambahan
1. Tn. S Kepala
Keluarga
L 34 D3 Pegawai
kantor Tv
kabel
2. Ny. N Istri P 33 SMA Ibu
Rumah
Tangga
3. An. C Anak L 7 SD Pelajar
Tn. S (34 tahun) dan Ny. N (33 tahun) sudah menikah selama 9 tahun. Mereka
memiliki 1 orang anak yang bernama An. C (7 tahun). Tn. S bekerja sebagai seorang
Pegawai TV kabel sedangkan Ny N bekerja sebagai ibu rumah tangga. Anak mereka
An. C saat ini telah bersekolah dan duduk di bangku kelas 2 SD. Keluarga ini tinggal di
sebuah rumah peninggalan orang tua Ny. N
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Bentuk keluarga ini adalah the nuclear family yang terdiri dari Tn. S sebagai
kepala keluarga, Ny. N sebagai istri dan satu orang anaknya An.C.
7
2. Tahapan siklus keluarga:
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada
tahapan ke 4 yaitu tahap keluarga dengan anak usia sekolah.
3. Family map:
Gambar 1. Family Map Tn. S
8
4. Dinamika Keluarga:
Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama
karena Tn. S sibuk dengan pekerjaannya, namun komunikasi antar anggota
keluarga juga cukup berjalan dengan baik.
Walaupun Tn. S tidak selalu ada bersama keluarga namun beliau selalu
memberikan perhatian anak dan istrinya maupun mengenai kesehatan keluarganya,
namun karena pengetahuan yang kurang pasien dan keluarga pasien masih sering
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang membuat sakit.
Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien
senang bergaul dengan masyarakat disekitarnya.
5. Fungsi Keluarga:
a. Fungsi Biologis
Keluarga ini mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya, pada
keluarga ini sudah mampu meneruskan keturunan yaitu dengan mempunyai satu
orang anak, yaitu An. C berusia 7 tahun.
b. Fungsi Psikologis
Tn. S, adalah seorang pegawai kantor salah satu perusahaan TV kabel, dimana
Tn. S berkerja 6 hari dalam seminggu selama 11 jam, sehingga Tn. S kurang
mempunyai waktu untuk berkumpul dengan keluarganya yaitu istri dan anak
tunggalnya, setiap akhir pekan yaitu hari Minggu dimana Tn. S libur, biasanya Tn. S
lebih sering mempergunakan waktunya untuk bersantai di rumah dengan istri dan
anaknya dan sesekali mengajak anak dan istrinya untuk pergi refreshing. Dengan
intensitas pertemuan yang kurang Antara Tn. S dengan anak dan istrinya tapi
keluarga Tn. S bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berkomunikasi antar
keluarga.
9
c. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari Tn. S. Keluarga ini
merasa mampu memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan
makanan, pakaian, dan tempat berlindung (rumah). Untuk biaya kesehatan, pasien
menggunakan BPJS sehingga pasien dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya
biaya yang keluar dan tejamin kesehatannya.
d. Fungsi Sosial
Tn. S dan Ny. N sudah mulai mengajarkan norma-norma agama dan sopan
santun terhadap orang lain sejak kecil kepada anaknya, istri pasien juga aktif dalam
kegiatan di sekitar lingkungan tempat tinggal.
e. Fungsi Pendidikan
Tn. S merupakan seorang lulusan D3, sedangkan istri pasien tamat SMA, anak
pasien merupakan anak yang aktif untuk kegiatan akademis, dan selalu menjadi
juara kelas sejak kelas 1 SD
6. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah : Rumah sendiri
Daerah perumahan : padat dan
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 13 x 9 m² Keluarga Tn. S tinggal di rumah
dengan lingkungan sekitar padat Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang
10
(Pasien, Istri pasien, anak pasien) penduduk, dimana pada tembok kiri
kanan, dan belakang rumah
langsung berbatasan dengan rumah
tetangga, rumah Tn. S banyak debu
yang masuk ke dalam rumah
dikarenakan depan rumah
merupakan akses jalan penduduk
sekitar. Ketersediaan air bersih,
jamban keluarga serta tempat
pembuangan sampah cukup baik.
Karena tidak ada halaman, maka
kendaraan bermotor Tn. S
diletakkan dalam rumah, begitu
pula dengan sepeda Ny. N
Luas halaman rumah: Tidak ada halaman
Tidak Bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik:2200 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
b. Kepemilikan barang-barang berharga:
O Satu buah motor
O Satu buah sepeda
O Satu buah televisi
O Satu buah DVD
O Dua buah Kipas angin
O Dua buah handphone
O Satu buah setrika
O Satu buah kompor gas ( tabung 3 kg)
O Satu buah lemari pendingin satu pintu
O Satu buah magic jar
11
b. Denah rumah
Gambar 2. Denah rumah Tn. S
9 m
13 m
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Tn. S
7. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
Perilaku terhadap sakit dan penyakit :
Jika ada salah satu anggota keluarga T n. S yang sakit, maka akan
membeli obat warung terlebih dahulu.
Perilaku terhadap pelayanan kesehatan :
Keluarga Tn. S memiliki jaminan kesehatan (BPJS)
Perilaku terhadap makanan
Keluarga Tn. S mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari.
Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. S dimasak sendiri oleh istri
pasien.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Apabila tidak membaik, maka keluarga Tn. S akan berobat ke
puskesmas
12
F
KAMAR 2KAMAR 1
DAPUR
KAMAR MANDI
RUANG TAMU
RUANG KELUARGA
JENDELA
JALAN
8. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Motor Jika pasien mengalami sakit, dirinya
langsung berobat ke Puskesmas terdekat
dengan wilayahnya. Karena biayanya yang
didapat gratis dan jarak yang dekat dari
rumah pasien, sehingga dapat ditempuh
dengan mengendarai motor. Dan pasien
juga merasa cukup puas dengan pelayanan
yang ada di Puskesmas Pademangan Barat
1.
Tarif pelayanan
kesehatan
Terjangkau
Kualitas pelayanan
kesehatan
Memuaskan
9. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Keluarga Tn. S mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari,
yaitu makan pada pagi, siang dan malam hari. Makanan yang dimakan oleh
keluarga merupakan masakan dari Ny. N istri pasien tetapi terkadang dibeli di
warung dekat rumahnya. Pada hari Senin sampai dengan Sabtu karena Tn. S
yang merupakan seorang pekerja kantor saat siang lebih sering makan di kantor
dan Tn. S sering membeli makanan dan minuman dingin di warung Padang
dekat kantornya. Keluarga Tn. S setiap hari mengkonsumsi minuman yang
diberi es batu yang dibeli di warung dekat rumahnya. Keluarga Tn. S juga
sering menyantap kerupuk.
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
Menu makanan sehari-hari yang sering dimakan oleh Tn. S antara lain nasi,
tahu, tempe, sayuran, telur, ikan terkadang ayam. Sedangkan menu lainnya
13
seperti daging dan buah-buahan jarang sekali dikonsumsi sehingga pola gizi
seimbang belum diterapkan di keluarga ini.
Tabel 5. Food Recall
14
15
Berdasarkan Kebutuhan Kalori Basal
BeratBadan Ideal (BBI) = ((TinggiBadan – 100) x 1kg) x 90%
= 170-100 x 90%
= 63 kg
Kalori Basal = BBI x 30 kkal
= 63 x 30 kkal
= 1890 kkal
a) Kebutuhan protein 15% dari total kalori
Anjuran kebutuhan protein harian Tn.S ialah :
15 x 1890 = 283,5 : 4 = 70,8 gram
100
b) Kebutuhan lemak 35% dari total kalori
Kebutuhan lemak harian anjuran Tn. S ialah :
35 x 1890 = 661,5 : 9 = 73,5 gram
100
c) Kebutuhan karbohidrat 60% dari total kalori
Kebutuhan k arbohidrat harian anjuran untuk Tn. S ialah :
60 x 1890 = 1134 : 4 = 283,5 gram
100
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Tn. E mendapat total kalori per hari :
Tanggal 3 Agustus 2015 : 1864 kal
Tanggal 4 Agustus 2015 : 1504 kal
Tanggal 5 Agustus 2015 : 1613 kal
Total kalori : 4981 : 3 = 1660 kalori
Pasien Tn. S sudah memenuhi jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap
harinya dan sudah menerapkan pola gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari.
16
10. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Adanya keinginan serta kepedulian pasien untuk mencari alternatif berobat
ke Puskesmas. Jarak yang dekat antara rumah dengan Tempat fasilitas kesehatan
untuk pasien dan keluarga pasien
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga terutama meliputi
kesehatan menyebabkan keluarga ini memiliki kebiasaan yang kurang baik seperti
kebiasaan meminum air dingin, dan membeli es ataupun batu es diluar rumah,
makan-makanan yang banyak mengandung minyak, kurang kesadaran pada pasien
seperti tetap meminum air es walaupun pasien mengetahui bahwa penyakitnya
karena sering meminum air dingin, Kebiasaan pasien yang membeli obat diwarung
terlebih dahulu sebelum memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
Pasien tinggal di lingkungan tempat tinggal yang tergolong padat penduduk.
Kurangnya pengetahuan pasien terutama dalam bidang kesehatan serta membuat
pasien kurang menjaga kesehatannya ini terlihat dari kebiasaan pasien seperti
kebiasaan meminum air dingin, dan membeli es ataupun batu es diluar rumah,
makan-makanan yang banyak mengandung minyak, kurang kesadaran pada pasien
seperti tetap meminum air es walaupun pasien mengetahui bahwa penyakitnya
terjadi karena sering meminum air dingin.
17
D. Diagnosis Holistik
a. Aspek personal
Alasan kedatangan
Pasien datang berobat ke puskesmas atas kesadaran pasien sendiri, untuk
mengatasi keluhan-keluhan yang ada pada diri pasien seperti nyeri tenggorokan,
pasien merasa takut jika mengganggu aktivitas terutama pekerjaannya.
Harapan
Pasien memiliki harapan untuk dapat mengurangi gejala-gejala dari penyakitnya,
pasien juga memiliki harapan agar penyakitnya tidak bertambah berat.
Kekhawatiran
Pasien memiliki kekhawatiran jika penyakitnya akan bertambah berat dan
mengganggu kegiatannya sebagai seorang pegawai kantor.
Persepsi
Pasien merasa jika penyakitnya muncul karena pasien sering meminum air dingin
ataupun batu es yang dibeli diluar rumah.
b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Tonsilitis kronik eksaserbasi Akut
Diagnosis banding : Abses peritonsilar
c. Aspek risiko internal
Genetik
Tidak terdapat gejala penyakit yang sama seperti dialami pasien pada keluarga
pasien.
Pola makan
Pola makan pasien belum memenuhi pola gizi seimbang. Pasien lebih suka jajan
di warung
18
Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan suka meminum minuman yang dingin, pasien sering
membeli es batu di luar rumah makan makanan yang banyak mengandung
minyak ataupun lemak, hal tersebut dikarenakan pengetahuan pasien yang
kurang.
Spiritual
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT
d. Aspek eksternal dan psikososial keluarga
Pasien dan keluarga pasien mempunyai intensitas waktu yang kurang, namun
pasien dan keluarga bisa memanfaatkan waktu yang ada dengan baik jika
sedang bertemu sehingga komunikasi antar anggota keluarga dapat dilakukan
dengan baik.
Pasien lebih sering menghabiskan waktu di lingkungan kerja sehingga lebih
sering dengan membeli makan di luar, kebiasaan keluarga pasien dan pasien
sendiri yaitu sering meminum air dingin dan sering membeli minuman dingin
ataupun es batu di luar rumah.
e. Aspek fungsional
Derajat Tingkat Aktivitas pada pasien ini menurut skala ICPC 2 yaitu derajat 1
Identifikasi derajat fungsional pasien berdasarkan ICPC 2 dan alasannya:
- Level 1: tidak ada keterbatasan fungsi apapun
- Level 2: mulai ada keterbatasan fungsi
- Level 3: banyak keterbatasan fungsi
- Level 4: sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan harian di rumah)
- Level 5: tidak bisa beraktivitas sama sekali (full bed, 100% pelaku rawat)
19
E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)
Tabel 7. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang
Diharapkan
Aspek
Personal
Melakukan pemeriksaan
fisik dan menegakkan
diagnosis sementara.
Menjelaskan kepada
pasien untuk tidak perlu
khawatir karena penyakit
Tonsilitis kronik
eksaserbasi akut ini dapat
sembuh dilihat dari
penyebabnya.
Menjelaskan kepada
pasien bahwa penyakit
Tonsilitis kronik
eksaserbasi akut ini
bisa menjadi lebih parah
ataupun sembuh dengan
lama, sehingga bisa
mengganggu aktivitas
berkerja dan memberikan
edukasi untuk
penyembuhan yang cepat
untuk penyakitnya.
Pasien Saat pasien
berobat ke
Puskesmas
dan saat
kunjungan
ke rumah
pasien.
Pasien tidak
mengkhawatirkan
lagi penyakit
pasien.
Pasien lebih
mengerti tentang
penykitnya dan
berusaha untuk
mengubah
kebiasaan-
kebiasaan yang
membuat penyakit
lama sembuh
ataupun bertambah
parah
Aspek
klinik
Menjelaskan kepada
pasien tentang terapi
yang diberikan.
Pasien Saat pasien
berobat dan
kunjungan
Mengurangi
keluhan pasien
sehingga pasien
20
Memberikan obat
berupa :
- Paracetamol 500 mg
- Obat batuk GG 100
mg
- CTM 4 mg
- Ciprofloxacin 500 mg
- Prednison 5 mg
- Vitamin C 50 mg
ke rumah
pasien
dapat melakuan
aktivitas tanpa
gangguan dan
mencegah
timbulnya
komplikasi
Aspek
risiko
internal
Memberitahu pasien
untuk mengurangi
kebiasaan meminum es,
memperhatikan juga
kebersihan dari makanan
ataupun minuman yang
dikonsums, mengurangi
memakan makanan yang
mengandung minyak.
Menganjurkan pasien
untuk banyak meminum
air putih dan memakan
makanan yang
mengandung buah dan
sayur
Pasien
istri dan
anak
pasien
Saat
kunjungan
ke rumah
pasien.
Kesehatan pasien
tetap terjaga
Aspek
psikososial
keluarga
Mengingatkan istri
pasien untuk lebih
memperhatikan makanan
dan minuman yang
istri
pasien
dan
pasien
Saat
kunjungan
ke rumah
pasien.
Antar anggota
keluarga bisa saling
menjaga serta
saling
21
dikonsumsi
Pasien dianjurkan untuk
istirahat dirumah.
mengingatkan
tentang kesehatan.
Aspek
fungsional
Pasien dianjurkan untuk
beristirahat, meminum
air putih 2 L sehari,
banyak makan buah dan
sayur, tidak meminum
air dingin dan memakan
makanan yang banyak
mengandung minyak.
Meminum obat secara
teratur
Pasien Pada saat
kunjungan
ke rumah.
Mencapai kondisi
kesehatan yang
Maksimal dan
Optimal dan agar
dapat berkerja
kembali.
F. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Dubia
3. Ad functionam : Ad bonam
22