VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik...

101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERKELAS KECIL (STUDI KASUS DI KABUPATEN BOYOLALI) SKRIPSI Oleh: RATNA DWI YULIANINGSIH K7408255 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik...

Page 1: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI

PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERKELAS KECIL

(STUDI KASUS DI KABUPATEN BOYOLALI)

SKRIPSI

Oleh:

RATNA DWI YULIANINGSIH

K7408255

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Ratna Dwi Yulianingsih

NIM : K7408255

Jurusan/Program Studi : P. IPS / Pendidikan Akuntansi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” VALIDITAS JAM MENGAJAR

GURU BERSERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERKELAS KECIL

(STUDI KASUS DI KABUPATEN BOYOLALI)” ini benar-benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Page 3: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI

PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERKELAS KECIL

(STUDI KASUS DI KABUPATEN BOYOLALI)

Oleh:

RATNA DWI YULIANINGSIH

K7408255

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Page 5: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN REVISI

Skripsi ini telah direvisi dengan arahan dan anjuran dari Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan dapat diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

`

Page 6: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Page 7: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke

kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”

(Winston Churchill)

“Bahagia itu praktis dan sederhana, kebahagiaan tak semudah saat kamu katakan kamu

bahagia, kerjakan saja apa yang membuat kamu merasa bahagia dan pada akhirnya

kebahagiaan akan tercipta dengan sendirinya”

(Penulis)

”Hidup itu seutuhnya tentang terpuruk dan bahagia, buat apa kita takut saat kita terpuruk dan buat apa kita lupa diri saat kita bahagia”

(Penulis)

“Jika kamu senang dan nyaman mengerjakan apa yang menjadi hobi kamu, maka jangan

pernah kamu takut pada perkataan orang lain tentang hobi kamu yang terlalu besar

resikonya”

(Penulis)

Page 8: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk :

”Bapak dan Ibu Tercinta”

Do‟a mu yang selalu menyertaiku, tetes keringatmu yang menjadikan

cambuk motivasi bagi penulis serta kasih sayangmu yang tiada henti.

Tiada kasih sayang yang setulus dan seabadi kasih sayang bapak dan

ibuku tercinta.

”Kakaku dan kedua adiku tersayang ”

Perhatian kalian adalah motivasi besar buat penulis

”Mbah Supardal dan Suyamti tersayang”

Terimakasih atas segala bentuk perhatian yang telah diberikan

”Pujaan Hatiku terkasih”

Terimakasih telah menemani saya dan selalu memberi dukungan serta

semangat buat penulis

”Keluarga besar tercinta Garba Wira Bhuana Mapala UNS”

Terima kasih atas angin segar yang telah dihembuskan sebagai penghilang

rasa bosan penulis.

”Teman-teman P. Akuntansi 2008”

Terima kasih atas semangat, kerjasama serta kebersamaan kita selama ini.

“Almamater Uns”

Page 9: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRAK

Ratna Dwi Yulianingsih. VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU

BERSERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERKELAS KECIL (STUDI

KASUS DI KABUPATEN BOYOLALI). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kriteria beban kerja atau beban

mengajar guru 24 jam/minggu, pembagian/penentuan jam mengajar bagi guru

yang bersertifikasi, kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah dalam

memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar guru bersertifikasi yaitu 24

jam/minggu dan strategi yang ditempuh bagi sekolah dan guru yang tidak

mencapai jam mengajar 24 jam/minggu.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling (sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak

ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas

pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti, dan Snowball sampling

(bola salju) dimana sampel diambil tanpa direncana. Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi dan arsip. Teknik

validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan metode. Teknik analisis

data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (A) kriteria beban kerja atau

beban mengajar guru 24 jam/minggu di lapangan yang menjelaskan bahwa jam

tatap muka di kelas yaitu jam mengajar guru setiap minggunya dimana kegiatan

bukan tatap muka tidak diperhitungkan sebagai jam mengajar dan tugas tambahan

sebagai kepala satuan atau kepala bagian dapat diperhitungkan sebagai beban

mengajar telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008

tentang Guru Pasal 52 ayat 2 (B) Pembagian/penentuan jam mengajar

dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah yaitu waka kurikulum yang dibantu oleh

stafnya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) kendala-kendala

yang dihadapi pihak sekolah dalam memecahkan permasalahan pembagian jam

mengajar guru bersertifikasi yaitu 24 jam/minggu adalah: (1) keterbatasan jumlah

kelas pada sekolah berkelas kecil, (2) jumlah jam mengajar yang sedikit, (3)

susahnya mencari sekolah lain untuk memenuhi kekurangan jam mengajar, (4)

terbatasnya tugas tambahan guru yang dapat dihitung sebagai beban kerja guru.

(D) Strategi atau upaya yang ditempuh bagi sekolah dan guru untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi guru bersertifikasi dalam pemenuhan jam

mengajar 24 jam/minggu adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan jumlah jam

tatap muka di sekolah/madrasah, (b) mengajar pada sekolah/madrasah lain, (c)

ekuivalensi kegiatan dari tugas tambahan.

Kata kunci: jam mengajar guru bersertifikasi

Page 10: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACT

Ratna Dwi Yulianingsih. THE VALIDITY OF CERTIFIED TEACHER’S

TEACHING HOUR IN SMALL-CLASS SENIOR HIGH SCHOOL (SMA)

AND VOCATIONAL MIDDLE SCHOOL (SMK) (A CASE STUDY ON

BOYOLALI REGENCY). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education

Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2012.

The objective of research is to find out the criteria of teacher‟s workload

or teaching load of 24 hours/week, teaching hour distribution/determination for

certified teacher, the obstacles the school faces in solving the problems of

teaching hour distribution for certified teacher of 24 hours/week, and the strategy

taken by the school and the teachers who do not reach 24 hours/week teaching

hour.

In line with the objective of research, this research used a descriptive

qualitative method. The sampling techniques used were purposive sampling, in

which the sample taken was not determined in the number of it but emphasized

more on the quality of sample‟s conception on the problems studied, and

Snowball sampling in which the sample was taken without planned. Techniques

of collecting data used were interview, observation, and document and archive.

Technique of validating data used was data and method triangulation. Technique

of analyzing data used was an interactive model of data analysis.

From the result of research, it could be concluded that, (A) the criteria of

workload or teaching load of 24 hours/week teaching in the field explained that

the meeting (face-to-face) hour in the classroom, that is, the teacher‟s teaching

hour each week in which non-meeting activity was not calculated as teaching hour

and additional duty as the chief of unit or chief of division could be taken into

account as the workload had been consistent with the Article 52 clause (2) of

Governmental Rule Number 74 of 2008 about teacher. (B) The

distribution/determination of teaching hour was undertaken by the deputy of

headmaster for curriculum division assisted by his/her staff corresponding to the

educator certificate the teachers had. (C) The obstacles the school faced in solving

the problem of teaching hour distribution for the certified teachers of 24

hours/week included: (1) limited number of class in the small-class school, (2)

limited teaching hour, (3) the difficulty of looking for other schools to compensate

the teaching hour shortage, (4) the limited additional duty for teacher that could be

considered as teacher‟s workload. (D) The strategy or the attempt taken by the

school and the teacher to cope with the obstacles faced by the certified teachers in

complying with the 24 hour/week teaching hour were as follows: (1) increasing

the number of meeting (face-to-face) number at school/madrasah, (b) teaching at

other school/madrasah, (c) equivalency of activity from additional duty.

Keywords: Certified teacher‟s teaching hour

Page 11: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi

ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul ” Validitas Jam Mengajar Guru Bersertifikasi pada

Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Berkelas Kecil (Studi Kasus di Kabupaten Boyolali)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan

motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Muhtar, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing II yang selalu memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Kantor Kesbang Pol Kabupaten Boyolali yang telah memberikan surat

rekomendasi penelitian .

7. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali yang

telah memberi ijin untuk melakukan penelitian.

8. Sugiyo, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMK Karya Dharma Teras, yang telah

memberi ijin dan bantuan dalam penelitian.

Page 12: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

9. Dra. Melania Sri Rahaju, selaku Kepala Sekolah SMA Knisius Yos Sudarso

Boyolali, yang telah memberi ijin dan bantuan dalam penelitian.

10. Drs. Suwali, selaku Kepala Sekolah SMA Bhinneka Karya 3 Boyolali, yang

telah memberi ijin dan bantuan dalam penelitian.

11. Drs. Joko Raharjo, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banyudono, yang

telah memberi ijin dan bantuan dalam penelitian.

12. Drs. Sunarno, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Teras, yang telah

memberi ijin dan bantuan dalam penelitian.

13. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu mendukung, mendoakan, berjuang, dan

bersabar serta menjadi motivasi terbesar dalam hidup saya.

14. Kakak tersayang: Agung Prayogi, terimakasih atas segala motivasi yang sudah

diberikan, adik-adikku tersayang: Bagus Tri Indriyanto dan Sesya Octaviola

Pamungkas yang selalu memberikan keceriaan.

15. Mbah Supardal dan Suyamti, terimakasih atas perhatian yang diberikan.

16. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan do‟a.

17. Keluarga besarku Garba Wira Bhuana Mapala UNS khusus teruntuk

Mujiyanti terimakasih atas semua semangat dan bantuan yang diberikan.

18. Seseorang yang selalu berada di hatiku yang selalu menjadi penyemangat.

19. Teman-teman seperjuangan PAK 2008 yang telah memberikan motivasi.

20. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Agustus 2012

Penulis

Page 13: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………… ii

HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. iv

HALAMAN REVISI………………………………………………………… v

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... vi

HALAMAN MOTTO………………………………………………………… vii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. viii

HALAMAN ABSTRAK…………………………………………………….. ix

ABSTRACT…………………………………………………………………. x

KATA PENGANTAR………………………………………………………... xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xvii

DAFTAR GAMBAR………………………………………........................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….…… xix

I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 6

2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA…........................................................................ 8

A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan………………………...... 8

1. Tinjauan tentang Tenaga Kependidikan……………………………… 9

2. Tinjauan tentang Profesi Guru................................................................. 11

a. Pengertian Profesi Guru…………………………........................... 11

b. Kriteria Profesi…………………………………………………..…. 12

Page 14: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

3. Tinjauan tentang Kompetensi Guru…………………………………... 15

a. Pengertian Kompetensi Guru………………………………………. 15

b. Jenis-jenis Kompetensi Guru………………....……………............ 17

4. Tinjauan tentang Sertifikasi Guru………….......................................... 23

a. Pengertian Serifikasi Guru................................................................... 23

b. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi……….............................................. 23

5. Tinjauan tentang Kriteria Jam Mengajar Guru Bersertifikasi….............. 24

6. Tinjauan tentang Perhitungan Jumlah Tatap Muka Guru........................ 34

a. Jumlah Tatap Muka per Mata Pelajaran.............................................. 34

b. Pendistribusian Beban Kerja Tatap Muka……………….................. 35

c. SK Kepala Sekolah/Madrasah tentang Tugas Mengjar Guru ............ 36

7. Tinjauan tentang Strategi Pemenuhan Jam Mengajar………................. 36

8. Tinjauan tentang Sekolah Berkelas Kecil……………………………… 37

B. Kerangka Berpikir…..................................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 44

1. Tempat Penelitian.................................................................................... 44

2. Waktu Penelitian...................................................................................... 44

B. Bentuk dan Strategi Penelitian........................................................................ 44

1. Bentuk Penelitian..................................................................................... 44

2. Strategi Penelitian ................................................................................... 45

C. Sumber Data................................................................................................... 46

D. Teknik Sampling.......................................................................................... 48

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 49

F. Validitas Data................................................................................................. 51

G. Analisis Data ................................................................................................. 52

H. Prosedur Penelitian........................................................................................ 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….... 56

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………………………………. 56

1. SMA Kanisius Yos Sudarso………………………………………….. 56

Page 15: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2. SMA Bhineka Karya 3 Boyolali…………………………………….. 57

3. SMK Karya Dharma Teras………………………………………….. 59

4. SMA Negeri 1 Banyudono…………………………………………… 60

5. SMA Negeri 1 Teras………………………………………………….. 62

B. Deskripsi Temuan Penelitian……………………………………………… 65

1. Sekolah Berkelas Kecil……………………………………………….. 6365

2. Kriteria Beban Kerja atau Beban Mengajar Guru 24 Jam/Minggu……. 8866

3. Pembagian/penentuan Jam Mengajar bagi Guru yang Bersertifikasi

pada Sekolah yang bersangkutan……………………………………..

69

4. Kendala-kendala yang dihadapi pihak Sekolah dalam Memecahkan

Permasalahan Pembagian Jam Mengajar Guru Bersertifikasi yaitu 24

Jam/minggu…………………………………………………………….

89 90

72

C. Pembahasan………………………………………………….…………… 74

1. Kriteria Beban Kerja atau Beban Mengajar Guru 24

Jam/Minggu….

74

2. Pembagian/penentuan Jam Mengajar bagi Guru yang Bersertifikasi

pada Sekolah yang bersangkutan……………………………………

75

3. Kendala-kendala yang dihadapi Pihak Sekolah dalam Memecahkan

Permasalahan Pembagian Jam Mengajar Guru Bersertifikasi yaitu

24 Jam/minggu ……..……………………………………………….

76

4. Strategi atau upaya yang ditempuh bagi sekolah dan guru untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru bersertifikasi dalam

pemenuhan jam mengajar 24 jam/minggu…………………………..

77

BAB. V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN……………………………… 79

1. Simpulan………………………………………………………... 79

2. Implikasi ……………………………………………………….. 81

a. Implikasi Teoritis…………………………………………… 81

b. Implikasi Praktis……………………………………………. 81

3. Saran……………………………………………………………. 81

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 83

LAMPIRAN………………………………………………………………… 85

Page 16: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Jenis Kerja Guru.………………………................................ 28

Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Beban Tatap Muka Guru SMA……………... 34

Tabel 4.1 Jumlah Siswa dan Jumlah Rombongan Belajar …………………... 57

Tabel 4.2 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin....................................

57

Tabel 4.3 Jumlah Siswa dan jumlah Rombongan Belajar................................ 58

Tabel 4.4 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan. dan Jenis Kelamin ……………………..

59

Tabel 4.5 Jumlah Siswa dan jumlah Rombongan Belajar………………….... 60

Tabel 4.6 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin………………………

60

Tabel 4.7 Jumlah Siswa dan jumlah Rombongan Belajar…………………… 61

Tabel 4.8 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin………………………

62

Tabel 4.9 Jumlah Siswa……………………………………………………… 64

Tabel 4.10 Jumlah Rombongan Belajar……………………………………... 64

Tabel 4.11 Jumlah Guru Berdasarkan Status………………………………… 64

Page 17: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. SMA Bhineka Karya 3 Teras ....................................................... 127

Gambar 2. Pelaksanaan Wawancara .............................................................. 127

Gambar 3. Kegiatan Pembelajaran................................................................. 128

Gambar 4. Kondisi Ruang Guru .................................................................... 128

Page 18: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian ....................................................................... 86

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ................................................................ 87

Lampiran 3. Fieldnote Wawancara ................................................................ 89

Lampiran 4. Fieldnote Observasi ................................................................... 101

Lampiran 5. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Pembagian Tugas

Mengajar dan Tugas Tambahan Guru………………………... 104

Lampiran 6. Dokumentasi Observasi di Sekolah ........................................... 127

Lampiran 7 Surat Keputusan dekan tentang ijin penyusunan skripsi ........... 129

Lampiran 8. Surat Ijin menyusun Skripsi ...................................................... 130

Lampiran 9. Surat Ijin Observasi ................................................................... 131

Lampiran 10. Surat Rekomendasi penelitian dari Disdikpora Boyolali …....... 132

Lampiran 11. Surat Keterangan dari Sekolah……………………………….. 133

Lampiran 12. Data Sekolah Menengah Kabupaten Boyolali………………… 138

Page 19: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembangunan nasional membutuhkan manusia yang terampil,

tangguh, cakap dan mandiri dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas dapat tercapai melalui

pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.

Sedangkan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

pencapaian pembangunan nasional Indonesia. Seperti yang tercantum dalam UU

No. 20 Tahun 2003 bahwa:

“Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab”.

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur pendidikan, yaitu

pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Pendidikan

formal merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan di sekolah, yang

berjenjang dan berkelanjutan. Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang

diselenggarakan oleh masyarakat yang tidak terlalu sistematis dan terencana,

sedangkan pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang dilakukan

seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar maupun tidak sadar dari

seseorang lahir hingga meninggal dunia.

Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah merupakan perwujudan dari

penyelenggaraan pendidikan formal. Terdiri dari pendidikan tingkat dasar,

pendidikan tingkat menengah dan pendidikan tingkat atas. Dalam pendidikan

tingkat atas dibagi menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA).

Page 20: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan tak pernah lepas dari belajar dan mengajar yang merupakan

sebuah proses yang kompleks, segala sesuatunya memiliki arti yaitu setiap kata,

pikiran, tindakan dan asosiasi dan sampai sejauh mana seorang guru mengubah

lingkungan dan presentasi, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Di dalam

dunia pendidikan, guru dan siswa adalah subyek atau para pelaku dari pendidikan

yang telah ditentukan sebelumnya. Guru bertugas membantu siswa untuk tujuan

tersebut sedangkan siswa berusaha untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut.

Menurut Mulyasa (2007), “Guru merupakan komponen paling menentukan

dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral,

pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis

ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen

manapun dalam sistem pendidikan” (hlm. 5). Maka dari itu, guru memegang peran

utama dalam pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara

formal di sekolah, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru

merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya suatu proses

dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, segala upaya perbaikan

yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkualitas. Dengan kata lain perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari

guru dan berujung pada guru pula.

Menjawab permasalahan diatas diperlukan perubahan untuk

mendayagunakan kualitas dan kompetensi guru. Salah satunya dengan peningkatan

kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga pendidik. Sebagaimana yang telah

dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen Bab IV 9 bahwa kualifikasi akademik diperoleh melalui

pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat. Jadi, guru wajib memiliki

ijazah setingkat S-1 atau D-4. Hal ini diperkuat Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 19 tahun 2005 pasal (28), (29), dan (31) tentang Standar Nasional

Pendidikan yaitu:

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus

dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau

sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang

Page 21: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

berlaku. Standar pendidik pada pendidikan MI/SD, SMP/MTS, SMA/MA

haruslah memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-4) atau

sarjana (S-1). Sedangkan untuk standar pendidik pada pendidikan tinggi

minimum lulusan diploma empat (D-4) atau sarjana (S1), lulusan program

magister (S-2) untuk program sarjana (S-1) dan lulusan program dokter (S-

3) untuk program sarjana (S-1) dan lulusan program dokter (S-3) untuk

program magister dan program dokter.

Implementasi amanat Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Menteri Republik Indonesia No. 19

tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan, Direktorat Jenderal peningkatan

mutu pendidik dan tenaga kependidikan mencanangkan program sertifikasi dan

standarisasi kompetensi bagi guru. Menurut ketentuan di atas dapat disimpulkan

bahwa setiap guru wajib memiliki sertifikat pendidik sebagai kewenangan

mengajar. Guru juga wajib memiliki ijazah setingkat S-1 atau D-4 untuk mengikuti

sertifikasi guru.

Program sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah untuk

mengidentifikasi guru-guru berkualitas. Guru yang berkualitas terbukti dari hasil

sertifikasi dijadikan dasar untuk memberikan tunjangan profesi. Seperti yang

tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 pasal 14

ayat 1 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa setiap guru akan

memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial. Guru yang memperoleh tunjangan profesi dikategorikan

sebagai guru yang profesional. Diharapkan dengan adanya tunjangan profesi

pendidik ini kinerja guru semakin meningkat yang pada akhirnya berpengaruh juga

terhadap mutu pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

sebagai landasan yuridis untuk peningkatan kualifikasi dan profesional guru,

dengan asumsi bahwa guru sebagai profesi yang profesional dengan segala

kompetensi yang harus dimiliki akan berdampak dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, output maupun outcome. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan

layaknya memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesional dan sosial.

Page 22: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru untuk dapat

melaksanakan tugas profesionalnya. Sedangkan guru yang profesional adalah guru

yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga

mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal. Pendidik yang profesional tidak akan lepas dari kemampuan

pedagogiknya, karena pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan,

yaitu ilmu pendidikan anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk

beluk pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru,

khususnya guru madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar karena mereka akan

berhadapan dengan anak yang belum dewasa.

Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau

mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah, melainkan guru

mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara

terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani

anak, sehingga anak akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat,

derajat manusia, dan menghargai sesama manusia. Begitu juga guru harus

mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup di masyarakat sehingga

mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyebaran guru tidak merata.

Apabila dilihat secara detail pada jenis guru tertentu di beberapa sekolah dilaporkan

terdapat kekurangan atau kelebihan. Kondisi sekolah yang memiliki kelebihan guru

akan menyebabkan guru tidak dapat memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per

minggu. Sementara sekolah yang kekurangan guru akan menyebabkan beban kerja

guru menjadi lebih tinggi dan proses pembelajaran menjadi tidak efektif. Oleh

karena itu, perebutan jam mengajar demi sertifikasi tidak dapat terhindari.

Akibatnya orientasi tidak lagi pada peningkatan kualitas tetapi lebih pada mengejar

pemenuhan jam mengajar karena adanya aturan bagi guru bersertifikasi.

Beban kerja guru tidak terbatas hanya mengajar di kelas saja. Masalah

kekurangan dan kelebihan guru yang terjadi di lapangan terkait pemenuhan jam

mengajar minimal guru yaitu 24 jam/minggu disebabkan karena penyebaran guru

Page 23: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tidak merata. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dijelaskan

bahwa beban kerja guru meliputi mengajar mata pelajaran yang paling sesuai

dengan rumpun mata pelajaran yang diampunya dan/atau mengajar mata pelajaran

lain yang tidak ada guru mata pelajarannya pada satuan administrasi pangkal atau

satuan pendidikan lain, tugas tambahan guru sebagai kepala satuan pendidikan,

wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan, kepala

perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi, dan

pembimbing praktek kerja industri.

Penerapan jam mengajar guru 24 jam per minggu ini diharapkan benar-

benar dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah,

sehingga tuntutan guru mengajar 24 jam per minggu ini tidak hanya sekedar

mengajar tetapi juga mendidik. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul “Validitas Jam Mengajar Guru

Bersertifikasi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Berkelas Kecil (Studi Kasus di Kabupaten Boyolali)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukan, maka peneliti

dapat mengkaji secara jelas dan terarah, maka diperlukan rumusan yang akan

dibahas sebagai berikut:

1. Apa sajakah kriteria beban kerja atau beban mengajar guru 24 jam/minggu?

2. Bagaimana pembagian/penentuan jam mengajar bagi guru yang

bersertifikasi pada sekolah yang bersangkutan?

3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pihak sekolah yang bersangkutan

dalam memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar guru

bersertifikasi yaitu 24 jam/minggu?

4. Langkah-langkah atau strategi apa saja yang ditempuh bagi sekolah dan guru

yang tidak mencapai jam mengajar 24 jam/minggu?

Page 24: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kriteria beban kerja atau beban mengajar guru 24

jam/minggu.

2. Untuk mengetahui pembagian/penentuan jam mengajar guru yang

bersertifikasi pada sekolah yang bersangkutan.

3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah yang

bersangkutan dalam memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar

guru bersertifikasi yaitu 24 jam/minggu.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah atau strategi yang ditempuh bagi

sekolah dan guru yang tidak mencapai jam mengajar 24 jam/minggu.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan didunia

pendidikan, baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain:

1. Manfaat Teoretis

Secara umum bagi dunia pendidikan hasil penelitian ini diharapkan mampu

menambah dan memperkaya khasanah IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memacu guru untuk lebih berkompeten dalam

pembelajaran serta meningkatkan kualitas dan kreatifitas guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

b. Bagi siswa

Dengan adanya penelitian ini, siswa akan memperoleh manfaat berupa

pembelajaran yang berkualitas dan siswa juga akan memiliki

kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dengan mudah,

Page 25: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

serta siswa akan termotivasi untuk mendapatkan hasil belajar yang

maksimum.

c. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini berharap dapat meningkatkan kemampuan yang

dimiliki secara profesional sebagai seorang calon tenaga pendidik atau

guru, khususnya untuk perkembangan ilmu pendidikan.

Page 26: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

Teori adalah pedoman atau panduan dalam memecahkan suatu masalah

dalam penelitian ilmiah. Teori sebagai bahan informasi sehingga dalam hal ini

peneliti akan mencari data lapangan yang tepat, akurat dan berdaya guna agar hasil

yang dicapai baik. Dalam tinjauan pustaka, peneliti menggunakan berbagai teori

untuk menganalisis fenomena yang diteliti. Analisis dari variabel yang hendak

dicapai oleh peneliti mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesimpulan akhir

yang hendak dicapai. Mengkaji variabel penelitian satu per satu dengan teori yang

relevan dengan masalah yang akan diteliti, akan sangat membantu peneliti untuk

lebih memahami masalah yang dikaji dalam penelitian.

Anwar (2004) menyatakan bahwa: “Teori dapat dimanfaatkan sebagai

semacam sistem penyimpanan (reservasi) yang membantu para peneliti untuk

mengorganisasikan hasil-hasil penelitian yang relevan” (hlm. 39). Pemahaman atas

masalah di atas untuk menghindarkan peneliti dari pengumpulan data yang asal-

asalan. Oleh karena itu kerangka berpikir dasar teori suatu naskah penulisan ilmiah

harus disusun dan direncanakan sesuai dengan arah dan sasaran yang diinginkan.

Sedangkan menurut Moleong (2002) “Teori adalah suatu pernyataan sistematis

yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari kata dan diuji

kembali secara empiris” (hlm. 8).

Bertitik tolak dari pendapat tersebut di atas, maka peneliti menggunakan

buku-buku kepustakaan untuk bahan teori yang mendukung masalah yang sedang

diteliti. Adapun landasan teori yang peneliti kumpulkan dan relevan dengan tema

penulisan adalah: (1) Tenaga kependidikan, (2) Profesi guru, (3) Kompetensi guru,

(4) Sertifikasi guru, (5) Kriteria Jam mengajar, (6) Perhitungan Jam Tatap Muka,

(7) Strategi pemenuhan jam mengajar (8) Sekolah berkelas kecil.

Page 27: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Tinjauan tentang Tenaga Kependidikan

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian terhadap

masyarakat. Tenaga kependidikan meliputi administrator, pengelola, pengembang,

pengawas dan pelayan teknis. Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua profesi

yang sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya

berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal

1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-

undang tersebut dinyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat

yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

pendidikan. Sementara pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi

sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,

fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi

dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup

profesi yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik.

Pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar. Kepala sekolah adalah

diantara kelompok profesi yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan.

Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam

melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para

peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan.

Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup

lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah

sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi.

Pendidik dalam artian seorang guru yang akan berhadapan langsung dengan

para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga

kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada

dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana

Page 28: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana

perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik

dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam

konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula, pada

dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan tugas

yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya

kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam Pasal 39 UU No. 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan bahwa: (1) Tenaga kependidikan

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan

pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan

(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Kewajiban Pendidik dan Tenaga Kependidikan antara lain:

a. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.

b. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban mempunyai komitmen

secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

c. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban memberi teladan dan

menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan

kepercayaan yang ditawarkan kepadanya.

d. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban membina keimanan dan

loyalitas, pribadi terhadap ajaran Islam, ideologi negara Pancasila dan UUD

45 dan lembaga. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban

menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

e. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban melaksanakan tugas dengan

penuh tanggung jawab dan pengabdian.

f. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban meningkatkan kemampuan

profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Page 29: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

g. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menjaga nama baik pribadi,

profesi dan lembaga sesuai dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat,

bangsa, negara dan agama.

2. Tinjauan tentang Profesi Guru

a. Pengertian Profesi Guru

Guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bergaul dan

berinteraksi dengan para muridnya dibandingkan dengan personel lainnya di

sekolah. Guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas untuk

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan bimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, serta

membuka komunikasi dengan masyarakat.

Menurut Volmer dan Mills (1966), Mc Cully (1969), dan Kommers,

mereka bersama-sama mengartikan: “profesi sebagai spesialisasi dari jabatan

intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan menciptakan

keterampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga keterampilan dan pekerjaan

itu diminati, disenangi oleh orang lain, dan dia dapat melakukan pekerjaan itu

dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah, dan gaji (payment)” (Sagala,

2000:195-196).

Menurut Langford (1978) mengemukakan: “Profesi itu merupakan

fenomena sosial yang kompleks, karena berkaitan dengan bagaimana dia melihat

dirinya sendiri dan dilihat oleh orang lain”. Menurut sosiolog: “Profesi adalah

istilah yang merupakan model bagi konsepsi pekerjaan yang diinginkan, dicita-

citakan”. Sedangkan menurut Good‟s Dictionary of Education: “Profesi sebagai

suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan

tinggi dan dikuasai oleh suatu kode etik yang khusus (Yamin, 2006:30)

Dari beberapa definisi tentang pengertian profesi yang telah dikemukakan

di atas dapat dipahami bahwa profesi adalah suatu sebutan yang didapat seseorang

setelah mengikuti pendidikan, pelatihan, keterampilan dalam waktu yang cukup

lama dalam suatu bidang keahlian tertentu. Profesi pada hakikatnya merupakan

Page 30: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa sehingga

meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukannya.

b. Kriteria Profesi

Dalam kehidupan sehari-hari “profesionalisme dan profesi” sudah sering

terdengar di masyarakat umum. Anggapan bahwa setiap orang dapat mengerjakan

suatu pekerjaan dengan baik, rapi, dan memuaskan orang lain, menjadikan

masyarakat mudah memberikan gelar professional pada setiap orang. Tidak semua

pekerjaan atau jabatan dikatakan sebagai profesi, terdapat beberapa kriteria suatu

pekerjaan atau jabatan dikatakan sebagai profesi.

Menurut Langford dalam Yamin, kriteria profesi mencakup; (1) upah, (2)

memiliki pengetahuan dan keterampilan, (3) memiliki rasa tanggung jawab dan

tujuan, (4) mengutaman layanan, (5) memiliki kesatuan, (6) mendapat pengakuan

dari orang lain atas pekerjaan yang digelutinya.

Menurut More (1970) ciri profesi yaitu:

1) Seorang professional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan

pekerjaannya;

2) Ia terikat oleh suatu panggilan hidup, dan dalam hal ini ia memperlakukan

pekerjaanya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku;

3) Ia anggota organisasi professional yang formal;

4) Ia menguasai pengetahuan yang berguna dan atas dasar latihan spesialisasi

atau pendidikan yang amat khusus;

5) Ia terikat oleh syarat-syarat kompetensi khusus; dan

6) Ia memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis yang tinggi sekali.

Menurut Greenwood mengemukakan esensial profesi adalah: (1) suatu

dasar teori sistematis; (2) kewenangan (authority) yang diakui oleh klien; (3) sanksi

dalam pengakuan masyarakat atas kewenangan ini; (4) kode etik yang mengatur

hubungan dari orang-orang professional dengan klien dan teman sejawat; dan (5)

kebudayaan profesi yang terdiri atas nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol

profesi lainnya (Vollmer, (1956:10-19).

Page 31: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Robert W. Richey mengemukakan ciri-ciri dan syarat-syarat

profesi sebagai berikut:

1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan

dengan kepentingan pribadi.

2) Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang

untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus

yang mendukung keahliannya.

3) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu

mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan

cara kerja.

5) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

6) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri

dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

7) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian

8) Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang

anggota yang permanen (Arikunto, 1990:235).

Menurut National Education Association (NEA), yang menyarankan kriteria

sebagai berikut:

1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

3) Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama

4) Jabatan yang memerlukan „latihan dalam jabatan‟ yang berkesinambungan

5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

6) Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri

7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi

8) Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat

(dalam Saefudin, 2009:16).

Dengan penjelasan sebagi berikut:

1) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

Guru memerlukan kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya-upaya

yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan anggota profesi ini adalah dasar bagi persiapan dari semua

kegiatan professional lainnya. Oleh sebab itu, mengajar sering kali disebut

sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggett dalam Soetjipto dan

Kosasi, 2004:18).

Page 32: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan

anggota mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan

pengawasan tentang jabatannya. Dalam karangan yang ditulis dalam

Encyclopedia of Educational Research, terdapat bukti bahwa pekerjaan

mengajar telah secara intensif mengembangkan batang tubuh ilmu

khususnya.

3) Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama

Terdapat perselisihan mengenai hal yang membedakan jabatan professional

dengan non-profesional antara lain dalam penyelesaian pendidikan melalui

kurikulum, yaitu ada yang diatur universitas/instruktur atau melalui

pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan

kuliah. Pertama, yakni pendidikan melalui perguruan tinggi disediakan

untuk jabatan professional, sedangkan yang kedua yakni pendidikan melalui

pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan

kuliah diperuntukan bagi jabatan yang non-profesional (Orstein dan Levine,

2004:21). Tetapi jenis kedua ini tidak ada lagi di Indonesia.

4) Jabatan yang memerlukan „latihan dalam jabatan‟ yang berkesinambungan

Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan

professional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan

latihan profesional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun

tanpa kredit.

5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

Sedikitnya guru yang berpindah profesi ke bidang lain, ini menunjukan

kriteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di Indonesia.

6) Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri

Jabatan guru menyangkut hajat hidup orang banyak, maka baku untuk

jabatan guru sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri, namun

diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga

guru seperti yayasan pendidikan swasta.

Page 33: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi

Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi.

Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang

lebih baik dari warga negara masa depan. Jabatan guru dikenal sebagai suatu

jabatan yang anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang

lain, bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan, namun

berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yakni mendapatkan

kepuasan rohaniah ketimbang kepuasan ekonomi atau lahiriah.

8) Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat

Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat

untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya.

Organisasi yang menaungi seluruh guru di Indonesia mulai dari guru taman

kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan tingkat atas adalah Persatuan

Guru Republik Indonesia (PGRI). Adapula Ikatan Sarjana Pendidikan

Indonesia (ISPI).

Dari berbagai penjelasan tentang kriteria profesi diatas maka dapat

disimpulkan bahwa pekerjaan guru adalah sebuah profesi, sebab seorang guru

dalam menjalankan jabatannya melibatkan kegiatan intelektual, dengan menekuni

suatu bidang ilmu tertentu, dengan didahului dengan persiapan professional yang

lama, memerlukan pelatihan jabatan yang kontinyu, menjanjikan karier bagi

anggota secara permanen, mengikuti standar baku tersendiri, dan lebih

mementingkan layanan kepada masyarakat dibanding dengan mencari keuntungan

pribadi, serta memiliki organisasi professional yang kuat dan dapat melakukan

kontrol terhadap anggota yang melakukan penyimpangan.

3. Tinjauan tentang Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

Guru dalam era globalisasi memiliki tugas dan fungsi yang lebih kompleks,

sehingga perlu memiliki kompetensi dan profesionalisme yang standar.

Kompetensi digunakan sebagai indikator dalam mengukur kualifikasi dan

profesionalitas guru pada suatu jenjang dan jenis pendidikan.

Page 34: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Sebagai seorang guru professional, guru harus memiliki kompetensi

keguruan yang memadai. Seorang guru dinyatakan kompeten menurut Sardiman

(2001) adalah: “Bila mampu menerapkan sejumlah konsep, rasa kerja, dan teknik

dalam situasi kerjanya, mampu mendemonstrasikan keterampilannya yang dapat

menangani lingkungan kerjanya dan menata seluruh pengalamannya untuk

meningkatkan efisiensi kerjanya” (hlm. 136). Tuntutan kompetensi seorang guru

meliputi dalam penguasaan berbagai keterampilan dan dalam keseluruhan sikap

profesioanalnya.

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

dijelaskan bahwa: “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Menurut Charles (1994) “competency as rational performance which

satisfactorily meets the objective for a desired condition (kompetensi merupakan

perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan

kondisi yang diharapkan)”. Menurut Jonhson (1974) “kompetensi merupakan

perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi

yang diharapkan (Sanjaya, 2006:17).

Dari beberapa definisi tentang kompetensi yang telah dikemukakan di atas

dapat dipahami bahwa kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi

disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam

prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai

sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi,

menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang

mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu

secara efektif dan efisien. Kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan

sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru merujuk kepada

performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di

dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai

arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak

hanya diamati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.

Page 35: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b. Jenis-jenis kompetensi Guru

Dalam kegiatan mengajar, menurut Sardiman (2001): “paling tidak guru

harus memiliki modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan

keterampilan mengkomunikasikan program itu kepada anak didik” (hlm. 161). Dua

modal itu telah dirumuskan di dalam sepuluh kompetensi dasar guru.

Adapun sepuluh kompetensi dasar guru tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menguasai bahan

2) Mengelola proses belajar mengajar

3) Mengelola kelas

4) Menggunakan media atau sumber

5) Menguasai landasan kependidikan

6) Mengelola interaksi belajar mengajar

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10) Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan

pengajaran. (Sardiman, 2001:161)

Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Menguasai bahan

Guru harus menguasai bahan yang harus disampaikan berikut bahan-bahan

pendukung, pengayaan/penunjang sebagai penjelasan bahan yang

disampaikan sehingga proses mengajar dapat berjalan secara dinamis.

2) Mengelola proses belajar mengajar

Pengelolaan proses belajar mengajar dimulai dari perumusan tujuan

instruksional sebagai petunjuk praktis tentang sejauh mana kegiatan belajar

mengajar itu akan di bawah ketetapan tujuan instruksional itu sendiri,

melaksanakan proses belajar mengajar di kelas dengan berbagai teknik-

teknik penyampaian materi, mengenal siswa dengan berbagai karakteristik

dan kemampuan yang berbeda-beda, melaksanakan program remedial

karena tiap siswa membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk menguasai

materi.

3) Mengelola kelas

Guru menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses

belajar mengajar termasuk mengatur tempat duduk dan menciptakan iklim

Page 36: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

belajar mengajar yang serasi dengan mengarahkan tingkah laku siswa agar

tidak merusak suasana kelas seperti ramai, mengganggu teman lain, dan

lain-lain.

4) Menggunakan media atau sumber

Guru harus selektif dalam menggunakan media dengan mempertimbangkan

komponen lain dalam mengajar, dapat juga guru membuat alat bantu

pelajaran yang sederhana dengan maksud agar tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda. Selain itu guru dapat memanfaatkan fasilitas yang

ada, seperti laboratorium dan perpustakaan.

5) Menguasai landasan kependidikan

Guru harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional

baik dasar, arah/tujuan kebijaksanaan pelaksanaan sehingga guru akan

memiliki landasan kebijakan dan keyakinan yang mendorong cara berpikir

dan edukatif di setiap kegiatan belajar mengajar dalam usaha mengelola

interaksi belajar mengajar. Tindakan edukatif ini didasari oleh konsep bahwa

manusia pada hakikatnya berhak menerima pendidikan untuk mewujudkan

manusia seutuhnya antara jasmani dan rohani.

6) Mengelola interaksi belajar mengajar

Proses interaksi guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung

cara/metode yang dipakai tetapi komponen-komponen lain (guru, siswa,

metode, alat, sarana, tujuan) juga akan mempengaruhi keberhasilan interaksi

belajar mengajar.

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

Prestasi siswa diperlukan untuk meyesuaikan langkah-langkah instruksional

yang diambil guru. Guru akan mengambil langkah pengayaan bagi siswa

yang berprestasi tinggi, dan memberikan remedial bagi siswa yang

berprestasi rendah.

8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan

Guru di sekolah tidak semata-mata sebagai pembimbing dan membantu anak

didik dalam hal pemecahan pelajaran, tetapi juga membantu menunjukan

Page 37: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

jalan pemecahan persoalan pribadi siswa yang menggangu studi dan

kegiatan hidup lainnya.

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah sebagai administrator

guru mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Kegiatan mencatat, meliputi mencatat mengenai siswa: presensi,

tugas/pekerjaan siswa, sosiometris/hubungan siswa, partisipasi siswa.

Catatan mengenai guru: silabus pelajaran, soal-soal hasil evaluasi siswa,

notulen, agenda.

b) Kegiatan melapor, berupa laporan kepada kepala sekolah misal

perkembangan prestasi, inventaris kelas, laporan kepada orang tua/

berupa rapot/laporan hasil belajar, perkembangan prestasi anak

10) Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan

pengajaran.

Hasil penelitian diperlukan dalam rangka menumbuhkan pendidikan dan

mengembangkan proses belajar mengajar, sehingga interaksi belajar

mengajar lebih dinamis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dinyatakan

kompeten jika secara nyata ia mampu menjalankan tugas keguruannya secara

keahlian yang terdapat dapat sepuluh kompetensi guru sesuai dengan tuntutan

jabatan keguruan yaitu membelajarkan siswa yang dibimbingnya secara efisien,

efektif, dan terpadu.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan professional,

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang membentuk kompetensi standar

profesi guru, mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Standar

Kompetensi dalam sertifikasi meliputi:

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan

pemebelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal

sebagai berikut:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

b) Pemahaman terhadap peserta didik

c) Pengembangan kurikulum atau silabus

Page 38: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d) Perancangan pembelajaran

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g) Evaluasi hasil belajar (EHD)

h) Pengembanganpeserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki. (Mulyasa, 2007:75)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru

diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan

kurikulum dan pembelajaran secara efektif serta melakukan pengawasan

dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program guru

hendaknya tidak membatasi diri pada pembelajaran dalam arti sempit,

tetapi harus menghubungkan program-progran pembelajaran dengan

seluruh kehidupan peserta didik, kebutuhan masyarakat, dan dunia

usaha. Sehubungan dengan itu, kemampuan mengelola pembelajaran

yang mencakup pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

2) Kompetensi Kepribadian

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)

butir b, dikemukakan bahwa: “yang dimaksud dengan kompetensi

kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia”.

Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Kompetensi kepribadian

memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk

kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya

manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara

dan bangsa pada umumnya.

…., guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran,

tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana ia menjadikan

pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan

kualitas pribadi peserta didik. (Mulyasa, 2007:117-118).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru

harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik agar kompetensi-

Page 39: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kompetensi lainnya dapat terasah pula, karena kompetensi kepribadian

menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya.

3) Kompetensi Profesional

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)

butir c dikemukakan bahwa: “yang dimaksud dengan kompetensi

professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara

luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara

umum dapat didefinisikan tentang ruang lingkup kompetensi

professional guru sebagai berikut:

a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik

fisiologi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya;

b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai tarif

perkembangan peserta didik;

c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang

menjadi tanggungjawabnya;

d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi;

e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media

dan sumber belajar yang relevan;

f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran;

g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;

h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik; (Mulyasa,

2007:135-136)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

professional merupakan kompetensi yang harus dikuasai setiap guru

dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.

4) Kompetensi Sosial

Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)

butir d dikemukakan bahwa: “yang dimaksud dengan kompetensi sosial

adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

Page 40: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar”.

Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang Guru, bahwa

kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dalam

masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

a) berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat

b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional

c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik; dan

d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar, (Mulyasa,

2007:173).

Guru adalah mahluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa

terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh

karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang

memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak

terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pada pendidikan yang

terjadi dan berlangsung di masyarakat.

Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru

agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah

maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat

didefinisikan sebagai berikut:

a) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun

agama

b) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

c) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

d) Memiliki pengetahuan tentang estetika

e) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

f) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

g) Setia terhadap harkat dan martabat manusia. (Mulyasa, 2007:176)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang guru

dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang baik, terutama dalam

kaitannya dengan pendidikan yang tidak terlepas dari pembelajaran di

sekolah maupun masyarakat

Page 41: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4. Tinjauan tentang Sertifikasi Guru

a. Pengertian Sertifikasi Guru

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik adalah

bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai

tenaga professional.

National Commission on Educational Services (NCES), memberikan

pengertian sertifikasi lebih umum. Certification is a procedure whereby the state

evaluates and riviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a

license to teach. Dalam hal ini sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan

apakah seorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.

(Mulyasa, 2007:34)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sertifikasi adalah

suatu proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi

persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional, yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan.

b. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi

Sertifikasi adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk

memberikan jaminan tertulis bahwa suatu produk, proses, atau jasa telah memenuhi

persyaratan yang ditetapkan (Nataamijaya, 2004). Sertifikasi guru merupakan

pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi professional. (Mulyasa,

2007:34)

Wibowo (2004) mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-hal

sebagai berikut: (1) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (2)

Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga

merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, (3) Membantu dan melindungi

lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan

instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, (4)

Page 42: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan,

(5) Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan tenaga

kependidikan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga

kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1) Pengawasan mutu

(1) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan

seperangkat kompetensi yang bersifat unik.

(2) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk

mengembangkan tingkat kompetensi secara berkelanjutan.

(3) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada

waktu awal masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier

selanjutnya.

(4) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu

maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan

profesionalisme.

2) Penjaminan mutu

(1) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap

kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan

pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta

anggotanya. Dengan demikian pihak berkepentingan, khususnya para

pelanggan/pengguna akan makin menghargai organisasi profesi dan

sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau

melindungi para pelanggan/pengguna.

(2) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para

pelanggan/pengguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang

keahlian dan keterampilan tertentu. (Mulyasa, 2007:35-36)

5. Tinjauan tentang Kriteria Jam Mengajar Guru Bersertifikasi

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal

35 menyebutkan bahwa:

(1) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta

melaksanakan tugas tambahan.

(2) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan

sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu)

minggu.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Page 43: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dalam Peraturan Pemerintah 19 Tahun 2005 Bab IV Standar Proses

disebutkan bahwa:

Pasal 19

(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses

pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.

(3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pasal 20

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,

materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Dalam Peraturan Menteri Pendidian Nasional 41, th 2007 tentang Standar

Proses disebutkan bahwa:

Beban Kerja Guru:

1. Sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu

minggu, mencakup kegiatan pokok merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing

dan melatih pada, serta melaksanakan tugas tambahan (UU 14/ 2005/

Pasal 35 ayat 1 dan 2).

2. Beban maksimal dalam mengorganisasikan proses belajar dan

pembelajaran yang bermutu: SD/MI/SDLB 27 (dua puluh tujuh) jam @

35 (tiga puluh lima) menit, SMP/MTs/SMPLB 18 jam @ 40 (empat

puluh) menit, SMA/MA/SMK/MAK/SMALB 18 jam @ 45 (empat

puluh lima) menit (Standar Proses)

Kewajiban seorang guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74

tentang Guru pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,

serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok.

Dalam penjelasan pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud dengan “tugas

tambahan”, misalnya menjadi Pembina pramuka, pembimbingan kegiatan karya

ilmiah remaja, dan guru piket.

Page 44: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses

pembelajaran, idealnya guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis

mata pelajaran saja sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat

pendidiknya. Seorang guru juga akan terlibat dalam kegiatan manajerial

sekolah/madrasah antara lain penerimaan siswa baru (PSB), penyusunan kurikulum

dan perangkatnya, ujian nasional (UN), ujian sekolah, dan kegiatan lain. Tugas guru

dalam manajemen sekolah/madrasah tersebut secara spesifik ditentukan oleh

manajemen sekolah/madrasah tempat guru bertugas.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (2) menyatakan

bahwa beban kerja paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka

dan paling sedikit memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu)

minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari

Pemerintah atau Pemerintah daerah. Alokasi waktu tatap muka pada jenjang SMA

dan SMK adalah 45 menit. Beban kerja guru untuk melaksanakan kegiatan tatap

muka tersebut merupakan bagian dari jam kerja sebagai pegawai yang secara

keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@ 60

menit) dalam 1 (satu) minggu. Lebih lanjut Pasal 52 ayat (3) menyatakan bahwa

pemenuhan beban kerja tersebut dilaksanakan dengan ketentuan paling sedikit 6

(enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu satuan pendidikan tempat

tugasnya sebagai guru tetap.

Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran mingguan

yang dilaksanakan secara terus-menerus selama paling sedikit 1 (satu) semester.

Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19

minggu dalam 1 semester. Khusus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ada kalanya

jadwal pelajaran tidak disusun secara mingguan, tapi menggunakan sistem blok atau

perpaduan antara sistem mingguan dan blok. Pada kondisi ini, maka jadwal

pelajaran disusun berbasis semesteran, tahunan, atau bahkan 3 tahunan.

Secara resmi Dinas Pendidikan, melalui surat Nomor 800/1085/2011 perihal

beban kerja guru telah menginformasikan ketentuan jam wajib mengajar guru

terhitung mulai tahun pelajaran 2011/2012. Di dalam surat yang ditujukan kepada

Kepala UPT Kecamatan serta Kepala SMP/SMA/SMK Negeri dan Swasta itu

Page 45: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dinyatakan bahwa pembagian tugas beban kerja guru paling sedikit 24 jam tatap

muka per minggu, kecuali yang mendapat tugas tambahan yang diperhitungkan

sebagai beban kerja, sesuai dengan PP 74 Tahun 2008, pasal 15 ayat 3.

Menindaklanjuti isi surat tersebut maka dalam implementasinya berarti

semua guru, baik yang telah bersertifikat maupun yang belum bersertifikat harus

memenuhi jam wajib mengajar minimal, yakni 24 jam per minggu. Pemenuhan jam

wajib mengajar terkait erat dengan pengajuan PAK (Penilaian Angka Kredit) yang

baru yang akan diberlakukan tahun 2013 nanti. Oleh karena hal tersebut, agar

pengajuan PAK tidak terkendala, pihak sekolah harus sudah merancang dari

sekarang agar jam wajib mengajar guru minimal 24 jam per minggu.

Khusus untuk yang mendapat tugas tambahan, pemenuhan jam disesuaikan

dengan PP 74 Tahun 2008. Pada Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru yang

diterbitkan Dirjen PMPTK berkaitan dengan tugas tambahan guru dijelaskan

sebagai berikut:

1. Tugas sebagai Kepala Sekolah ekuivalen dengan 18 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 6 jam.

2. Tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

3. Tugas sebagai Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 12 jam.

4. Tugas sebagai Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 12 jam.

5. Tugas sebagai Ketua Jurusan Program Keahlian ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

6. Tugas sebagai Kepala Bengkel ekuivalen dengan 12 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 12 jam.

7. Tugas sebagai Pembimbing Praktik Kerja Industri ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

8. Tugas sebagai Kepala Unit Produksi ekuivalen dengan 12 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 12 jam

Selain tugas tambahan di atas, kegiatan membimbing dan melatih peserta

didik yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran/tatap muka,

juga bisa dianggap sebagai kegiatan tatap muka. Khusus untuk wali kelas tidak

dianggap sebagai tugas tambahan. Khusus untuk ketentuan guru yang telah

mengikuti kegiatan sertifikasi, jam minimal wajib mengajar adalah 24 jam, kecuali

yang mendapat tugas tambahan di atas. Di samping itu, pemenuhan jam wajib

Page 46: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

mengajar haruslah mata pelajaran sendiri (pemenuhan jam wajib mengajar tidak

dibenarkan diambil dari mata pelajaran yang lain maupun serumpun). Ketentuan ini

lebih longgar bagi guru yang belum bersertifikat, untuk pemenuhan jam wajib

mengajar masih dibenarkan mengampu mata pelajaran lain terkait nantinya dengan

pengajuan PAK (Penilaian Angka Kredit).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jam wajib mengajar bagi

guru yang bersertifikasi maupun guru yang tidak bersertifikasi adalah 24

jam/minggu. Dimana beban kerja guru mencakup kegiatan merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Guru

dalam melaksanakan tugas pokoknya yang terkait langsung dengan proses

pembelajaran, guru melaksanakan tugas mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran

saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya.

Jenis guru sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor

74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 dapat dikategorikan sebagai kegiatan tatap

muka dan bukan tatap muka seperti yang tercantum dalam tabel 2.1

Tabel 2.1 Tabel Jenis Kerja Guru

NO Jenis Kerja Guru Tatap Muka Bukan Tatap muka

1 Merencanakan pembelajaran

2 Melaksanakan pembelajaran

3 Menilai hasil pembelajaran * **

4 Membimbing dan melatih peserta

didik

***

****

5 Melaksanakan tugas tambahan

Sumber: Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas 2010

Page 47: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Keterangan:

** =

menilai hasil pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu tertentu

seperti ujian tengah semester dan akhir semester

*** = membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan secara

terintegrasi dengan proses pembelajaran/tatap muka

**** = membimbing dan melatih peserta didik yang dilaksanakan pada

kegiatan pengembangan diri/ekstra kurikuler

Dengan penjelasan sebagai berikut: membimbing dan melatih peserta didik

yang dilaksanakan pada kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler

1. Merencanakan Pembelajaran

Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal

tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah.

2. Melaksanakan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi edukatif

antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka

yang sebenarnya. Guru melaksanakan tatap muka atau pembelajaran dengan

tahapan kegiatan berikut:

a. Kegiatan tatap muka atau pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

penyampaian materi pelajaran, membimbing dan melatih peserta didik

terkait dengan materi pembelajaran, dan menilai hasil belajar yang

terintegrasi dengan pembelajaran dalam kegiatan tatap muka

b. Menilai hasil belajar yang terintergrasi dalam proses pelaksanaan

pembelajaran tatap muka, antara lain berupa penilaian akhir pertemuan

atau penilaian akhir tiap pokok bahasan merupakan bagian dari kegiatan

tatap muka

c. Kegiatan tatap muka dapat dilakukan secara langsung atau termediasi

dengan menggunakan media natara lain video, modul mandiri, kegiatan

observasi/eksplorasi

d. Kegitan tatap muka dapat dilaksanakan antara lain di ruang teori/kelas,

laboratorium, studio, bengkel atau di luar ruangan

Page 48: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

e. Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran atau tatap muka sesuai

dengan durasi waktu yang tercantum dalam struktur kurikulum

sekolah/madrasah

3. Menilai Hasil Pembelajaran

Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil

belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk

menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan lainnya.

Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes.

Penilaian non tes dapat dibagi menjadi pengamatan dan pengukuran sikap

serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek fisik, atau produk

jasa.

a. Penilaian dengan tes

Tes dilakukan secara tertulis atau lisan, dalam bentuk ujian akhir

semester, tengah semester atau ulangan harian, dilaksanakan sesuai

kalender akademik atau jadwal yang telah ditentukan. Tes tertulis dan

lisan dilakukan di dalam kelas. Penilaian hasil tes, dilakukan diluar

jadwal pelaksanaan tes, dilakukan di ruang guru atau ruang lain.

Penilaian test tidak dihitung sebagai kegiatan tatap muka karena waktu

pelaksanaan tes dan penilaiannya menggunakan waktu tatap muka.

b. Penilaian non tes berupa pengamatan dan pengukuran sikap.

Pengamatan dan pengukuran sikap dilaksanakan oleh semua guru

sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pendidikan, untuk melihat

hasil pendidikan yang tidak dapat diukur lewat tes tertulis atau lisan.

Pengamatan dan pengukuran sikap dapat dilakukan di dalam kelas

menyatu dalam proses tatap muka pada jadwal yang ditentukan, dan

atau di luar kelas. Pengamatan dan pengukuran sikap, dilaksanakan

diluar jadwal pembelajaran atau tatap muka yang resmi, dikategorikan

sebagai kegiatan tatap muka.

Page 49: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c. Penilaian non tes berupa penilaian hasil karya.

Hasil karya siswa dalam bentuk tugas, proyek dan atau produk,

portofolio, atau bentuk lain dilakukan di ruang guru atau ruang lain

dengan jadwal tersendiri. Penilaian ada kalanya harus menghadirkan

peserta didik agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dari guru

mengingat cara penyampaian informasi dari siswa yang belum

sempurna. Penilaian hasil karya ini dapat dikategorikan sebagai

kegiatan tatap muka, dengan beban yang berbeda antara satu mata

pelajaran dengan yang lain. Tidak tertutup kemungkinan ada mata

pelajaran yang nilai beban non tesnya sama dengan nol.

4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik

Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga yaitu

membimbing atau melatih peserta didik dalam pembelajaran, intra kurikuler

dan ekstra kurikuler.

a. Bimbingan dan latihan pada proses tatap muka

Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah bimbingan

dan latihan yang dilakukan agar peserta didik dapat mencapai

kompetensi yang telah ditetapkan.

b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intra kurikuler

Bimbingan kegiatan intra kurikuler terdiri dari remedial dan pengayaan

pada mata pelajaran yang diampu guru. Kegiatan remedial merupakan

kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum

menguasai kompetensi yang harus dicapai. Kegiatan pengayaan

merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang

telah mencapai kompetensi. Pelaksanaan bimbingan dan latihan intra

kurikuler dilakukan dalam kelas pada jadwal khusus, disesuaikan

kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu.

Beban kerja intra kurikuler sudah masuk dalam beban kerja tatap muka.

c. Bimbingan dan latihan dalam kegiatan ekstra kurikuler.

Ekstra kurikuler bersifat pilihan dan wajib diikuti peserta didik. Dapat

disetarakan dengan mata pelajaran wajib lainnya. Pelaksanaan ekstra

Page 50: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kurikuler dilakukan dalam kelas dan atau ruang/tempat lain sesuai

jadwal mingguan yang telah ditentukan dan biasanya dilakukan pada

sore hari. Jenis kegiatan ekstra kurikuler seperti: pramuka,

olimpiade/lomba kompetensi siswa, olahraga, kesenian, karya ilmiah

remaja, kerohanian, paskibra, pecinta alam, PMR, jurnalistik/fotografi,

dan sebagainya. Kegiatan ekstra kurikuler dapat disebut sebagai

kegiatan tatap muka.

5. Melaksanakan Tugas Tambahan

Tugas-tugas tambahan guru dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori

yaitu tugas struktural, dan tugas khusus.

a. Tugas tambahan struktural yang berupa:

1) Tugas sebagai Kepala Sekolah ekuivalen dengan 18 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 6 jam.

2) Tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

3) Tugas sebagai Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

4) Tugas sebagai Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

5) Tugas sebagai Ketua Jurusan Program Keahlian ekuivalen dengan

12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

6) Tugas sebagai Kepala Bengkel ekuivalen dengan 12 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 12 jam.

b. Tugas tambahan khusus

1) Tugas sebagai Pembimbing Praktik Kerja Industri ekuivalen

dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

2) Tugas sebagai Kepala Unit Produksi ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas seorang guru dalam

menjalankan beban kerja atau beban mengajarnya, antara lain:

Page 51: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1. Merencanakan Pembelajaran yang dicerminkan dalam pembuatan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

2. Melaksanakan Pembelajaran

a. Kegiatan awal tatap muka, dapat berupa kegiatan pengecekan dan atau

penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat

administrasi.

b. Kegiatan tatap muka

c. Membuat resume proses tatap muka, yang dapat berupa refleksi,

rangkuman, dan rencana tindak lanjut.

3. Menilai Hasil Pembelajaran

4. Membimbing dan melatih peserta didik yaitu intra kurikuler dan ekstra

kurikuler

5. Melaksanakan Tugas Tambahan:

a. Tugas tambahan structural

Tugas tambahan struktural sesuai dengan ketentuan tentang struktur

organisasi sekolah. Jenis tugas tambahan sruktural dan wajib tatap muka

guru

b. Tugas tambahan khusus

Tugas tambahan khusus hanya berlaku pada jenis sekolah tertentu,

untuk menangani masalah khusus yang belum diatur dalam peraturan

yang mengatur organisasi sekolah.

6. Tinjauan tentang Perhitungan Jumlah Tatap Muka Guru

a. Jumlah Tatap Muka per Mata Pelajaran

Jumlah tatap muka tiap mata pelajaran untuk satu sekolah/madrasah

diperoleh dengan cara menjumlahkan alokasi jam mata pelajaran per

minggu per tingkat dikalikan dengan jumlah rombel per tingkat.

Perhitungan tatap muka dilakukan dengan 2 teknik, antara lain:

1) Teknik Uraian

Teknik uraian menggunakan jam pelajaran yang tercantum dalam

struktur kurikulum sekolah/madrasah. Berikut adalah contoh

Page 52: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

perhitungan tatap muka guru yang memiliki 5 (lima) rombel untuk

setiap tingkat untuk tatap muka guru Bahasa Indonesia (4 jam per

minggu):

Jumlah jam tatap muka = (jumlah jam pelajaran x rombel kelas 1) +

(jumlah jam pelajaran x rombel kelas 2) + (jumlah jam pelajaran x

rombel kelas 3)

= (4 x 5) + (4 x 5) + (4 x 5)

= 60 jam per minggu

2) Teknik Tabulasi

Teknik tabulasi menggunakan format kurikulum yang selanjutnya

dikembangkan menjadi format perhitungan tatap muka. Format

struktur kurikulum ditambah dengan kolom rencana jumlah

rombongan belajar per tingkat (RBP) per mata pelajaran dan kolom

untuk menghitung jumlah tatap muka (Jml TM).

Tabel 2.2 Contoh Perhitungan Beban Tatap Muka Guru SMA

No Komponen Kelas dan

lokasi waktu RBP Kelas

Jml

TM

1. Pendidikan Agama Islam 2 2 2 5 5 5 30

2. Pendidikan kewarganegaraan 2 2 2 5 5 5 30

Sumber: Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas 2010

Keterangan:

RBT = Jumlah rombel per tingkat, dalam contoh adalah 5 (lima) rombel

per tingkat

Jml

TM

= Jumlah tatap muka yang terjadi per mata pelajaran di

sekolah/madrasah, merupakan hasil penjumlahan dari kolom tiap

kelas kali kolom RBP atau kolom (3) x (6) + (4) x (7) + (5) x (8)

b. Pendistribusian Beban Kerja Tatap Muka

Beban tatap muka didistribusikan kepada guru yang ada di

sekolah/madrasah. Sebagai contoh untuk pembagian tatap muka mata

Page 53: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pelajaran agama di sekolah/madrasah dengan jumlah tatap muka 30 (tiga

puluh) jam per minggu dapat dilakukan seperti berikut:

1) Apabila menurut rencana hanya ada 1 (satu) guru, maka guru agama

tersebut akan mengajar 30 jam tatap muka per minggu.

2) Apabila di sekolah/madrasah tersebut ternyata sudah ada 2 (dua) guru

yaitu A dan B, maka salah satu guru, A akan mengajar 24 (dua puluh

empat) jam tatap muka dan guru B hanya mendapat bagian 6 (enam)

jam tatap muka. Guru B harus mengajar di sekolah/madrasah lain

untuk memenuhi kewajiban 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per

minggu.

3) Kemungkinan lain, apabila guru A mendapat tugas tambahan sebagai

kepala sekolah/madrasah, maka dia hanya dibebani mengajar 6 (enam)

jam tatap muka dan guru B bisa mendapat jatah mengajar 24 (dua

puluh empat) jam tatap muka

c. SK Kepala Sekolah/Madrasah tentang Tugas Mengajar Guru

SK tugas guru tentang tugas mengajar guru yang diterbitkan kepala

sekolah/madrasah pada awal tahun ajaran dibuat sesuai dengan ketentuan

yang berlaku di sekolah/madrasah dan kabupaten/kota tempat

sekolah/madrasah berada. Dalam SK harus dicantumkan jenis dan jumlah

jam tatap muka serta tugas tambahan guru apabila ada.

7. Tinjauan tentang Strategi Pemenuhan Jam Mengajar

Berdasarkan pedoman pelaksanaan tugas guru dan pengawas tentang

pemenuhan kewajiban jam tatap muka yang dikeluarkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan 2010 guru yang belum memenuhi kewajiban mengajar 24 (dua puluh

empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu di sekolah/madrasah dapat

memenuhi kekurangannya dengan cara sebagai berikut:

a. Meningkatkan jumlah jam tatap muka di Sekolah/madrasah

Meningkatkan jumlah tatap muka di sekolah/madrasah dilakukan

dengan menata/merencanakan kembali jumlah peserta didik per rombongan

Page 54: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

belajar sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar

Proses dengan ketentuan sebagai berikut:

1) SD/MI : 28 peserta didik per kelas

2) SMP/MTs : 32 peserta didik per kelas

3) SMA/MA : 32 peserta didik per kelas

4) SMK/MAK : 32 peserta didik per kelas

Angka tersebut digunakan sebagai jumlah peserta didik paling

banyak per rombongan belajar. Penataan jumlah peserta didik per

rombongan belajar tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan rasio

guru terhadap peserta didik tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor

74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 17.

b. Mengajar pada sekolah/madrasah lain

Wajib mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu)

minggu dapat dipenuhi dengan mengajar di sekolah/madrasah lain baik

negeri maupun swasta sesuai dengan mata pelajaran yang diampu pada

kabupaten/kota tempat sekolah/madrasah tersebut berada atau

kabupaten/kota lain. Sebagai contoh, (1) guru bahasa inggris di suatu SMK

dapat mengajar bahasa inggris di SMP/MTs, SMA/MA atau SMK/MAK

lain, (2) guru produktif SMK dapat mengajar keterampilan/ekstrakurikuler

yang relevan dengan bidangnya di SMP/MTs atau SMA/MA.

Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1

minggu dengan mengajar di sekolah/madrasah lain dapat dilaksanakan

dengan ketentuan guru yang bersangkutan mengajar paling sedikit 6 jam

tatap muka dalam 1 minggu pada sekolah/madrasah satminkalnya. Kepala

sekolah/madrasah yang tidak mungkin untuk mengajar di satminkalnya,

karena tidak ada mata pelajaran yang sesuai dengan sertifikat pendidiknya,

dapat memenuhi kewajiban tatap muka di sekolah/madrasah lain sesuai

dengan bidangnya.

Guru yang memenuhi kekurangan jam tatap muka dengan mengajar

di sekolah/madrasah pada kabupaten/kota lain, harus memiliki surat tugas

Page 55: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang diketahui oleh dinas pendidikan kabupaten/kota tempat

sekolah/madrasah lain tersebut berada.

c. Ekuivalensi kegiatan

Ekuivalen jam tatap muka dapat menjadi solusi pemenuhan beban kerja

tatap muka bagi guru pada satuan pendidikan layanan khusus, berkeahlian

khusus, dibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional, dan guru

yang bertugas pada satuan pendidikan di suatu kabupaten/kota dengan

kondisi kelebihan guru. Usulan ekuivalensi tersebut harus dilengkapi dengan

bukti tertulis yang dibuat oleh kepala sekolah/madrasah satminkal dan

disahkan kepala dinas pendidikan kabupaten/kota tempat sekolah/madrasah

berada. Untuk sekolah luar biasa pengesahannya dilakukan oleh kepala dinas

pendidikan provinsi.

8. Tinjauan Tentang Sekolah Berkelas Kecil

Jumlah peserta didik per rombongan belajar sesuai dengan

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) SD/MI : 28 peserta didik per kelas

2) SMP/MTs : 32 peserta didik per kelas

3) SMA/MA : 32 peserta didik per kelas

4) SMK/MAK : 32 peserta didik per kelas

Angka tersebut digunakan sebagai jumlah peserta didik paling banyak

per rombongan belajar. Penataan jumlah peserta didik per rombongan belajar

tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan rasio guru terhadap peserta

didik tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru Pasal 17.

Beberapa pendapat dari pegawai Dinas Pendidikan dan Olahraga

Kabupaten Boyolali yang menjelaskan tentang pengertian sekolah berkelas

kecil antara lain: menurut bapak Kasiswo menyebutkan bahwa sekolah

berkelas kecil adalah sekolah yang memiliki jumlah siswa minimal 20 siswa

dan maksimal 36 siswa dalam setiap kelasnya dimana jumlah tingkatan kelas

Page 56: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

setiap tingkat minimal adalah 3 (tiga) kelas. Menurut bapak Agung Nugroho

pengertian “Sekolah berkelas kecil adalah suatu sekolah yang memiliki paralel

kelas setiap tingkat maksimal 3 kelas, dimana jumlah siswa tiap rombelnya

kurang dari 32 siswa”. Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak

Mahatma Joko Subandi yang mengatakan bahwa “Sekolah berkelas kecil

adalah sekolah yang memiliki jumlah siswa kurang dari standar minimal

tingkat paralel kelas minimal memiliki 3 (tiga) kelas tiap tingkatnya, dan

memiliki jumlah siswa maksimal 32 siswa”.

Jumlah minimum rombongan belajar menurut Permendiknas No 24

tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar dan Menengah

menyebutkan bahwa: “ Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan

belajar dan maksimal 27 rombongan belajar ….”. Peraturan Pemerintah yang

menyebutkan secara spesifik tentang sekolah berkelas kecil belum ada, namun

menurut data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten

Boyolali, menyebutkan bahwa di Kabupaten Boyolali masih terdapat sekolah

yang memiliki jumlah rombongan belajar minimum yaitu 3 (tiga) rombongan

belajar dalam satu sekolah.

Sebagai pertimbangan dalam penelitian ini dicantumkan penelitian terdahulu

yang telah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu:

1. Jurnal Teknologi Pendidikan - Vol. 10 No. 2 / Oktober 2010

Dalam penelitian karya Wisnu B. Nasutiyon dan I Ketut Pegig Arthana

berjudul Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik ini dilatarbelakangi oleh

adanya program sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan kualitas mengajar dan

kompetensi guru, agar menjadi pendidik professional. Metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian kuantitatif. Dimana metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif, observasi, wawancara. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan uji statistic, yaitu korelasi Product Moment.

Maka didapat hasil korelasi yang didapat dalam rumus product moment

dengan nilai r tabel dengan N= 50 dan taraf signifikan 5 %. Kemudian dilanjutkan

pada tahap pengecekan hasil dengan table kriteria, sehingga diketahui nilai r tabel =

Page 57: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

0.279 sehingga didapat nilai r hitung (0,3056) lebih besar daripada nilai kritik r

tabel (0,279) maka H0 yang berbunyi “Tidak ada pengaruh sertifikasi guru terhadap

kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjen Kabupaten

Gresik” ditolak dan Ha yang berbunyi “Adanya pengaruh sertifikasi guru terhadap

kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjen Kabupaten

Gresik” diterima. Hal ini diartikan bahwa terdapat hubungan/korelasi antara

sertifikasi guru dengan kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di

Kecamatan Benjen Kabupaten Gresik, yang berarti “Sertifikasi Guru berpengaruh

terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng

Kabupaten Gresik”.

Penelitian dalam jurnal ini hampir sama dengan penelitian ini, karena

keduanya sama-sama membahas tentang guru bersertifikasi. Namun perbedaannya

adalah dalam jurnal tersebut memvalidasi apakah sertifikasi guru berpengaruh

terhadap kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng

Kabupaten Gresik, sedangkan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh

validitas jam mengajar guru bersertifikasi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Menengah Atas (SMK) bersekolah kecil studi kasus di Kabupaten

Boyolali.

2. Varia Pendidikan, Vol. 22, No. 1, Juni 2010

Dalam penelitian karya Sutikno berjudul Pengaruh Kompetensi Guru

Bersertifikat Pendidik, Masa Kerja, dan Latar Belakang Sosial Ekonomi terhadap

Disiplin Kerja Guru SMK di Kabupaten Pati ini dilatar belakangi oleh adanya

pengaruh kompetesi guru bersertifikat pendidik, masa kerja dan latar belakang

sosial ekonomi terhadap disiplin kerja guru. Metode penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain ex post facto dalam

penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan

teknik dokumen dan angket dengan skala Likert .

Hasil yang diketahui adalah disiplin kerja guru SMK di Kabupaten Pati

secara statistik dipengaruhi oleh kompetensi guru bersertifikat pendidik, masa kerja,

dan latar belakang sosial ekonomi. Pengaruh kompetensi guru bersertifikat pendidik

terhadap disiplin kerja guru signifikan pada 1%, pengaruh masa kerja terhadap

Page 58: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

disiplin kerja guru signifikan pada 1%, dan variable latar belakang sosial ekonomi

terhadap disiplin kerja guru signifikan pada 1%. Hal ini menjelaskan bahwa

sertifikasi akan berdampak pada peningkatan kompetensi.

Penelitian dalam jurnal ini hampir sama dengan penelitian ini, karena

keduanya sama-sama membahas tentang guru bersertifikasi. Namun perbedaannya

adalah dalam jurnal tersebut hasil penelitiannya adalah sertifikasi guru berpengaruh

terhadap kompetensi guru Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Pati,

sedangkan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh validitas jam

mengajar guru bersertifikasi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah

Menengah Atas (SMK) bersekolah kecil studi kasus di Kabupaten Boyolali.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Kerangka berpikir juga merupakan arahan menuju pada suatu jawaban

sementara atas masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Berdasarkan judul

penelitian diatas dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut: sertifikasi

guru adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru atau dosen

sebagai tenaga profesional. Profesionalisme guru dalam mengajar adalah

kemampuan menciptakan pembelajaran yang berkualitas karena guru memiliki

peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator

pembelajaran, terutama dalam memberikan kemudahan pembelajaran kepada siswa

secara efektif dan efisien, sehingga membentuk kompetensi siswa sesuai dengan

karakteristik individual masing-masing.

Sertifikasi guru merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan

untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan

semua guru harus memiliki sertifikat sebagai lisensi atau ijin mengajar. Dengan

demikian, upaya pembentukan guru yang profesional di Indonesia segera menjadi

kenyataan dan diharapkan tidak semua orang dapat menjadi guru dan tidak semua

orang menjadikan profesi guru sebagai batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan.

Pada kenyataanya saat ini guru yang sudah tersertifikasi belum dapat menjalankan

Page 59: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

amanahnya dengan sebenar-benarnya sebagaimana kriteria yang telah ditetapkan.

Ada indikasi bahwa guru yang telah tersertifikasi tidak lagi seproduktif ketika

mereka belum mendapatkan tunjangan profesi.

Guru wajib mengajar paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka

per minggu, demikian diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen pasal 35 ayat (2), dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008

tentang Guru pasal 52 ayat (2) yang menyatakan bahwa beban kerja guru paling

sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh)

jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang

memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Beban kerja guru

tersebut wajib dipenuhi oleh guru untuk mendapatkan tunjangan profesi pendidik

bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik.

Pada kenyataan diketahui bahwa di beberapa kabupaten/kota banyak guru

yang tidak dapat memenuhi beban kerja minimal 24 jam tatap muka per minggu.

Hal tersebut dapat terjadi karena alasan kelebihan guru, penyebaran guru tidak

proporsional, dan jumlah rombongan belajar yang tidak mencukupi. Agar beban

kerja tersebut terpenuhi maka Kabupaten/Kota harus memiliki perencanaan

kebutuhan dan pendistribusian guru yang tepat sesuai dengan kebutuhan sehingga

kelebihan guru tidak terjadi dan semua guru dapat memenuhi kewajibannya dalam

hal beban kerja per minggu. Guru yang telah memiliki sertifikat profesi pendidik

akan menerima hak berupa tunjangan profesi dan honor tambahan apabila telah

memenuhi kewajiban beban kerja tatap muka.

Adanya kesulitan-kesulitan pemenuhan beban kerja minimal guru yaitu 24

jam taatp muka per minggu, memerlukan suatu strategi atau upaya pemecahan

kesulitan-kesulitan tersebut. Sehingga masalah pemenuhan beban mengajar guru

bersertifikasi dapat segera diatasi agar dapat diterapkan untuk perbaikan kualitas

pengajaran.

Page 60: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Gambar 1: Kerangka Berpikir

SMA & SMK Berkelas Kecil di

Kabupaten Boyolali Jam Mengajar Guru

Bersertifikasi yaitu 24

jam/minggu

Kendala-kendala Jam Mengajar

Guru Bersertifikasi yaitu 24

jam/minggu Pembagian/penentuan

Jam Mengajar Guru

Bersertifikasi

Strategi pemenuhan Jam

Mengajar Guru Bersertifikasi

yaitu 24 jam/minggu

Tercapainya Jam Mengajar Guru

Bersertifikasi yaitu 24

jam/minggu

Page 61: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan kebenaran dari suatu

pengetahuan. Penelitian dimulai dengan perencanaan yang seksama dengan

disusun secara logis dan sistematis. Sehingga dalam melaksanakan suatu

penelitian diperlukan adanya suatu metodologi. Ketepatan dalam memilih

metodologi yang digunakan akan menghantarkan peneliti menuju ke arah tujuan

yang diinginkan.

Menurut Arikunto (2002) “Metodologi penelitian adalah cara yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian” (hlm. 136).

Menurut Kartono (1996) “Metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan

berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan

untuk mencapai suatu tujuan penelitian” (hlm. 20). Sedangkan menurut Hasan

“Metodelogi penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan

sehubungan dengan adanya penelitian” (2002:20).

Berdasarkan pengertian metodologi penelitian di atas dapat disimpulkan

bahwa metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam

mengumpulkan data penelitian yang dipersiapkan dengan teratur, terencana, dan

sistematis untuk mencari jawaban atas suatu masalah sehubungan dengan

penelitian yang sedang dilakukan, dengan menggunakan teknik serta alat tertentu

untuk mencapai tujuan penelitian.

Metodologi penelitian erat kaitannya dengan prosedur, alat, serta desain

penelitian yang dipergunakan dalam melaksanakan penelitian. Berbagai hal yang

yang berkaitan dengan metodologi penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini meliputi tempat dan waktu penelitian, bentuk dan strategi penelitian,

sumber data, teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas data, analisis

data dan prosedur penelitian.

Page 62: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penentuan tempat atau lokasi penelitian berkaitan erat dengan data-data

atau informasi yang bisa diperoleh sesuai dengan permasalahan atau obyek

penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti memilih lokasi di Sekolah

Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri dan Swasta yang

berkelas kecil sesuai data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Olah Raga

Boyolali di Kabupaten Boyolali, antara lain: SMA Kanisius Yos Sudarso, SMK

Kharya Dharma Veteran Teras, SMA BK III Boyolali di Teras, dan sekolah

pembanding adalah SMA N 1 Banyudono dan SMA N 1 Teras yang memiliki

bayak paralel kelas. Peneliti memilih lokasi tersebut dengan alasan sebagai

berikut:

a. Terdapat permasalahan penelitian di lokasi tersebut.

b. Data yang dibutuhkan tersedia di lokasi tersebut

c. Belum pernah diadakan penelitian dengan masalah serupa di lokasi

tersebut.

d. Lokasi yang mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti dalam

melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai sejak pembuatan proposal sampai penulisan laporan

dalam bentuk skripsi, yang berlangsung selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Februari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menemukan,

menggambarkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan

dengan menggunakan metode ilmiah. Berdasarkan masalah yang diajukan dalam

Page 63: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penelitian ini yang lebih menekankan pada masalah dan proses serta makna maka

jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

Metode deskriptif menurut Sutopo adalah jika: “…peneliti sudah

mengetahui beragam variabel yang terlibat dalam sasaran studinya” (2000:110).

Sehingga mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai

gambaran kondisi tentang yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di

lapangan studinya.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi kualitatif” sebagai:

“Prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Moleong, 2003:3). Penelitian

kualitatif merupakan suatu bentuk penelitian yang mengolah dan menganalisis

data dengan kata-kata. Jadi data yang diperoleh dengan cara wawancara, observasi

dan dokumentasi, dikomunikasikan dalam laporan berbentuk narasi sehingga

hasilnya lebih mendalam sesuai dengan ketajaman analisis peneliti. Penelitian

kualitatif diarahkan pada kondisi ahlinya, bahwa datanya dinyatakan pada

keadaaan sewajarnya atau sebagaimana adanya sesuai dengan kondisi yang ada di

lapangan.

2. Strategi Penelitian

Dalam setiap penelitian agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai

dan untuk mengkaji permasalahan penelitian secara mendetail dan lengkap maka

diperlukan strategi penelitian yang tepat. Strategi yang dipilih oleh peneliti ini

digunakan sebagai dasar untuk mengamati, mengumpulkan data dan untuk

menyajikan analisis hasil penelitian.

Menurut Sutopo: “… dalam penelitian kualitatif dikenal juga dengan

adanya studi kasus tunggal dan kasus ganda” (2002:111). Secara lebih khusus

masih dapat dibedakan jenisnya penelitian terpancang ataupun holistik penuh.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Studi Kasus Tunggal

Studi penelitian disebut sebagai studi kasus tunggal, bilamana

penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu kasus tunggal, bilamana

Page 64: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu karakteristik. Artinya,

penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau

satu subyek).

b. Studi Kasus Ganda

Penelitian ini mempergunakan adanya sasaran (lokasi studi) lebih dari

satu yang memiliki perbedaan karakteristik.

c. Terpancang

Dalam penelitian terpancang, peneliti sudah memilih dan menentukan

variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan

studinya.

d. Holistik Penuh

Dalam penelitian holistik penuh, peneliti sama sekali tidak

menentukan fokus sebelum terjun ke lapangan studinya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi deskriptif

ganda terpancang. Metode deskriptif dikarenakan penelitian ini mengarah

pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang

kejadian sebenarnya berdasarkan yang terjadi di lapangan. Strategi kasus

ganda karena peneliti mengarahkan kegiatan penelitian pada beberapa

lokasi studi, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Negeri yang berkelas kecil di Kabupaten Boyolali, antara

lain: SMA Kanisius Yos Sudarso, SMK Kharya Dharma Veteran Teras,

SMA Bhineka Karya III Teras, dan sekolah pembanding adalah SMA

Negeri 1 Banyudono dan SMA Negeri 1 Teras yang memiliki bayak

paralel kelas. Sedangkan terpancang karena peneliti fokus pada satu pokok

permasalahan, yaitu validitas jam mengajar guru berserifikasi.

C. Sumber Data

Semakin banyak sumber data yang digunakan, maka semakin banyak

peluang untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Menurut Arikunto “yang

dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

Page 65: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dapat diperoleh” (1996:114). Sutopo mengemukakan bahwa “sumber data

kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen, arsip, dan

benda lain” (2003:3). Sedangkan menurut Lofiond seperti yang dikutip Moleong

(2001) mengemukakan bahwa “Sumber data pertama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain” (hlm. 112). Berdasarkan pengertian di atas maka sumber data dalam

penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati serta

selebihnya diambil dari dokumen-dokumen yang mendukung.

1. Informan

Informan merupakan orang yang dianggap mengetahui

permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan informasi

kepada peneliti. Menurut Meleong disebutkan bahwa “informan adalah

orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan

kondisi latar penelitian” (2002:90). Jadi, informan adalah orang-orang

yang berada di lingkungan objek penelitian, yang tentunya sedikit banyak

mengetahui secara mendetail tentang keadaan lokasi penelitian, sehingga

diharapkan mereka dapat memberikan informasi yang akurat tentang

keadaan yang ada di lapangan.

Informan merupakan tumpuan pengumpulan data bagi peneliti

dalam mengungkapkan masalah penelitian. Informan dalam penelitian ini

adalah orang-orang yang mempunyai peranan yang sangat besar dan

mengetahui benar seluk-beluk permasalahan penelitian yang peneliti

lakukan. Informan atau narasumber yang digunakan dalam penelitian ini

adalah guru bersertifikasi di Kabupaten Boyolali.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang dijadikan sebagai

sumber data dalam penelitian ini. Menurut Bogdan, “pelaku observasi

memasuki kancah dengan harapan bisa membangun hubungan dengan

subyek atau orang yang diteliti secara jujur, bebas dan saling menukar

informasi secara terbuka” (Moleong, 2002:117). Dalam penelitian ini

lokasi yang digunakan oleh peneliti adalah Sekolah Menengah Atas

Page 66: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berkelas kecil di

Kabupaten Boyolali, antara lain: SMA Kanisius Yos Sudarso, SMK

Kharya Dharma Veteran Teras, SMA Bhineka Karya III Teras, dan

sekolah pembanding adalah SMA N 1 Banyudono dan SMA N 1 Teras

yang memiliki bayak paralel kelas.

3. Dokumen/ Arsip

Dalam penelitian kualitatif, arsip dan dokumen sangat dibutuhkan

untuk mendukung penelitian. Arsip dan dokumen yang dimaksudkan di

sini adalah arsip dan dokumen berupa catatan tertulis yang ada di Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri

berkelas kecil di Kabupaten Boyolali, antara lain: SMA Kanisius Yos

Sudarso, SMK Kharya Dharma Veteran Teras, SMA Bhineka Karya III

Teras, dan sekolah pembanding adalah SMA N 1 Banyudono dan SMA N

1 Teras yang memiliki bayak paralel kelas.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk menyeleksi atau

memfokuskan permasalahan agar penelitian lebih mengarah pada tujuan

penelitian. Menurut Moleong mengatakan bahwa “…sampling dalam hal ini

adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam

sumber dan bangunnanya (contructions). …sampling ialah menggali informasi

yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang muncul” (2001:165).

Teknik sampling atau cuplikan merupakan suatu bentuk khusus bagi pemusatan

atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Menurut Sutopo ada

tiga teknik sampling atau cuplikan, yaitu: “Purposive sampling, time sampling,

snowball sampling” (2002:56).

1. Purposive Sampling

Teknik purposive sampling atau cuplikan selektif atau criterion

base selection purposive sampling mendasarkan pada landasan kaitan

teori yang digunakan, keinginan pribadi, karakteristik empiris yang

Page 67: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dihadapi dan sebagainya, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih

informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah yang dapat

dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Bahkan pilihan

informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan

dalam memperoleh data.

2. Time Sampling

Teknik time sampling atau cuplikan waktu berkaitan dengan waktu

yang dipandang tepat untuk mengumpulkan informasi sesuai dengan

permasalahan yang dibagi.

3. Snowball Sampling

Teknik ini diibaratkan bola salju yang diawali dengan sangat kecil

menggelinding semakin jauh di lereng bukit salju dan menjadi semakin

padat dan besar. Teknik ini digunakan bila peneliti tidak tahu siapa yang

dipilih karena tidak mengetahui kondisi dan struktur objek penelitian

sehingga peneliti bertanya mengenai informasi yang diperlukan kepada

siapapun yang dijumpai pertama kali begitu seterusnya sehingga ia mampu

menggali data secara lengkap dan mendalam.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling

dan juga Snowball Sampling. Purposive Sampling karena ditekankan pada

kualitas pemahaman. Sedangkan Snowball Sampling karena jumlah informannya

bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti, dari informan

kunci hingga sampai pada orang terakhir yang memungkinkan seluruh data yang

diinginkan dapat diperoleh. Peneliti memilih informan dengan menunjuk

seseorang dan orang tersebut menunjuk informan lain yang dianggap lebih

mengetahui dan memahami permasalahan yang diteliti sampai diperoleh informasi

yang mendalam.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk

memperoleh data dalam penelitian. Data dalam penelitian merupakan hal yang

sangat penting guna membuktikan kebenaran atau memecahkan suatu masalah,

Page 68: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

karena jika ada kesalahan dalam pengumpulan data maka akan sangat

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Untuk itu data yang dikehendaki dalam

setiap penelitian kualitatif adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan

objektif. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara yang sering juga disebut interview, menurut Arikunto

adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)

untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee)”

(2006:155). Dalam penelitian ini, peneliti menumpulkan data dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada informan, dimana pertanyaan-pertanyaan

tersebut sudah dipersiapkan dan dibuat kerangkanya secara sistematis

sebelum berada di lokasi.

2. Observasi

Observasi sebagaimana wawancara, termasuk teknik pengumpulan

data yang utama dalam kebanyakan penelitian kualitatif. Hal-hal yang

diobservasi meliputi lokasi fisik, manusia-manusia sebagai perilaku dalam

kegiatan atau aktivitas pengumpulan data dengan jalan mengadakan

pengamatan langsung terhadap subjek dan objek penelitian di lokasi

penelitian sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai

permasalahan yang diteliti.

Dalam hal ini observasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian

ini adalah observasi langsung yang dilakukan secara formal dan informal

untuk mengamati jam mengajar guru bersertifikasi di Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri berkelas

kecil di Kabupaten Boyolali, antara lain: SMA Kanisius Yos Sudarso,

SMK Kharya Dharma Veteran Teras, SMA Bhineka Karya III Teras, dan

sekolah pembanding adalah SMA N 1 Banyudono dan SMA N 1 Teras

yang memiliki bayak paralel kelas.

3. Dokumen dan Arsip

Selain menggunakan wawancara dan observasi, pengumpualan

data juga bisa dilakukan dengan mencatat arsip atau dokumen yang

Page 69: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

berkaitan dengan permasalahan peneliti. Guba dan Lincon menjelaskan

bahwa: “dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film…, sedangkan

arsip adalah suatu tanda bukti, dokumen atau warkat yang berkaitan

dengan bukti keterangan suatu keluarga, perusahaan, masyarakat, dan

bangsa” (Meleong, 2003:61).

Penelitian dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan

data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang isinya berhubungan

dengan masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber untuk mendapatkan data yang lengkap adalah arsip dan dokumen

yang ada di Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) berkelas kecil dimana guru bersertifikasi yang bersangkutan

mengajar. Adapun alasan penulis menggunakan metode dokumentasi

adalah:

a. Mudah dilakukan karena data yang diperlukan sudah tersedia.

b. Data yang diperlukan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

karena merupakan data resmi.

F. Validasi Data

Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam

kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan kebenarannya. Oleh karena itu,

harus dipilih cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang telah

diperoleh. Validitas atau keabsahan data menunjukan seluruh proses pengumpulan

data dalam suatu penelitian, mulai dari penjabaran konsep sampai pada saat data

siap untuk dianalisis. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan diolah

dan diuji validitasnya melalui triangulasi. Moleong menjelaskan “triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data itu” (2001:178).

Menurut pandangan Patton, yang dikutip oleh Sutopo (2002) menyebutkan

bahwa “Ada empat teknik triangulasi, yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi

Page 70: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

peneliti, (3) triangulasi metode, (4) triangulasi teoritis” (hlm. 78). Penjelasan

triangulasi tersebut seperti di bawah ini:

1. Triangulasi data adalah penelitian dengan menggunakan berbagai sumber

data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis

2. Triangulasi penelitian adalah cara mana hasil penelitian baik data ataupun

kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhan diuji validitas dari

berbagai peneliti.

3. Triangulasi metode yaitu penelitian yang dilaksanakan untuk

mengumpulkan data yang sejenis tetapi dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda.

4. Triangulasi teoritis adalah melakukan penelitian tentang topik yang sama

dan data dianalisis dengan menggunakan pandangan lebih dari satu teori.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan

teknik triangulasi metode. Teknik triangulasi data karena peneliti menggunakan

beberapa sumber data untuk mengumpulkan data dengan permasalahan yang

sama. Data yang ada di lapangan diambil dari berbagai sumber yang berbeda-

beda, yaitu dengan memanfaatkan data dari suatu sumber kemudian dicek dengan

sumber lain untuk keperluan pengecekan atau pembanding data, serta dengan

menggunakan teknik triangulasi metode. Peneliti dalam mengumpulkan data

menggunakan teknik/metode yang berbeda yaitu dilakukan dengan cara

membandingkan antara hasil wawancara dengan sumber data hasil pengamatan

peneliti dan isi dokumen yang berkaitan sehingga data yang diperoleh semakin

lengkap terpercaya.

G. Analisis Data

Analisis data biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan

data sampai diperoleh suatu kesimpulan. Menurut Moleong analisis data adalah

“proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema, dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data” (2000:103).

Page 71: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Menurut Miles & Huberman yang dikutip Sutopo (2002): “terdapat tiga

komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh peneliti yaitu (1) reduksi

data, (2) sajian data, (3) penarikan kesimpulan, serta verifikasinya” (hlm. 91).

Penjelasan ketiga komponen diatas adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan

mengabstrakan data yang ada. Pada tahap ini proses dimulai dari

pengambilan keputusan tentang kerangka kerja konseptual, pemilihan

kasus, pertanyaan, penggalian data, pembuatan catatan singkat dan

menentukan batas permasalahan. Sebagai salah satu bentuk analisi maka

proses mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan mengatur data

serta mengklasifikasikan data yang telah diperoleh sesuai dengan

kebutuhan penelitian merupakan hal yang harus dilakukan. Ini

mempermudah peneliti untuk menarik kesimpulan akhir penelitian itu.

2. Sajian Data

Inti dari penyajian data adalah mengorganisir informasi secara sistematis

untuk mempermudah peneliti dalam menggabungkan dan merangkai

keterkaitan antar data dalam menyusun penggambaran dari fenomena yang

ada pada objek penelitian. Untuk mempermudah penyajian data ini

digunakan skema jaringan keterkaitan kegiatan tabel apabila dibutuhkan.

Dengan data yang tersaji akhirnya peneliti akan menginterprestasikan

fenomena yang ada dan membandingkan fenomena tersebut dengan teori

yang relevan.

3. Penarikan Kesimpulan

Merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala dan

kasus yang terdapat di lapangan. Penyusunan catatan, pertanyaan, pola dan

arah sebab akibat dilakukan secara teratur. Disamping itu dalam penarikan

kesimpulan, penelitian juga mendiskusikan permasalahan dengan berbagai

pihak yang relevan yang akhirnya terjadi sebuah kesepakatan kesimpulan.

Page 72: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Analisis penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses

pengumpulan data atau dilakukan di lapangan. Sedangkan model analisis yang

digunakan oleh peneliti adalah model analisis terjalin atau interaktif.

Untuk lebih jelasnya proses analisis dengan model analisis interaktif dapat

ditunjukan dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 2: komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Matthew B. Milles & A. Michael Huberman yang dikutip H.B

Sutopo (2002:96)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang

harus ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar

penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Moleong “tahap-tahap penelitian yang akan

dilaksanakan adalah tahap pra lapangan, pekerjaan lapangan, tahap analisis data

dan tahap penyusunan laporan lapangan” (2004:127). Prosedur penelitian dibagi

menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu menyusun

rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan,

Pengumpulan Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

atau Verifikasi

Reduksi Data

Page 73: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan

serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap lapangan

Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu memahami latar belakang dan

persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta mengumpulkan

data.

3. Tahap analisis data

Tahap analisis data dilaksanakan langsung di lapangan bersamaan dengan

pengumpulan data

4. Tahap penulisan laporan

Tahap penulisan laporan yaitu peneliti mulai menyusun laporan setelah

analisis data, yang kemudian dilaporkan tersebut diperbanyak sesuai

kebutuhan dan siap dipertanggungjawabkan di depan Tim Penguji Skripsi.

Gambar 3: Skema Prosedur Penelitian

Persiapan,

Pelaksanaan

(Perijinan,

Pengumpulan

Informasi)

Pengumpulan

data dan

analisis awal

Analis

akhir

Penarikan

kesimpulan

Penulisan

laporan

Page 74: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. SMA KANISIUS YOS SUDARSO

SMA Kanisius Yos Sudarso adalah salah satu sekolah swasta yang

terakreditasi di Kabupaten Boyolali yang beralamat di Jalan/Desa Tegalmulyo,

Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, No telp: (0276) 322455. Sekolah ini

berada di bawah Yayasan Kanisius Cabang Surakarta yang beralamat di Jl. Arifin

No. 1 Surakarta Kodepos 57111 Telp/fak. 0271-642110. SMA Kanisius Yos

Sudarso didirikan pada tahun 1983, dan baru beroperasi pada tahun 1986.

SMA Kanisius Yos Sudaarso memiliki moto sekolah, yaitu pendidikan

untuk semua. Visi sekolah adalah menjadikan siswa cerdas, beriman, bermoral,

terampil, dan mandiri, sedangkan visi sekolah, antara lain:

a. Mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif untuk mencapai hasil

belajar yang optimal

b. Menumbuhkembangkan sikap toleran dan penghayatan ajaran agama yang

dianutnya

c. Menumbuhkembangkan sikap kesetiakawanan sosial tanpa membedakan

suku, agama, ras dan antar golongan

d. Menumbuhkembangkan potensi diri siswa sesuai dengan bakat yang

dimiliki dan fasilitas yang tersedia

e. Menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab terhadap pribadinya sesuai

dengan bakat yang dimilikinya.

Fasilitas yang diberikan sekolah yaitu gedung belajar dan ruang kelas

nyaman dan terang, ruang praktek keterampilan komputer, ruang perpustakaan

yang dilengkapi buku literatur yang beranekaragam, ruang Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS), lapangan upacara dan olah raga, sarana praktek fisika, kimia,

biologi, matematika, kegiatan ekstra kurikuler: pramuka, komputer, seni musik,

seni vokal.

Page 75: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.1 Jumlah Siswa dan Jumlah Rombongan Belajar

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kanisius Yos Sudarso)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa SMA Kanisius memiliki

jumlah siswa dan rombongan belajar yang relatif sedikit, yaitu untuk setiap

tingkat rata-rata memiliki 1 (satu) kelas, hanya untuk kelas XII memiliki 2 (dua)

kelas dan jumlah siswa pada setiap rombongan belajar kurang dari 30 siswa.

Tabel 4.2 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin

Jabatan

Status Kepegawaian

Jumlah Tetap Tidak Tetap

Bantu Pusat

Bantu Daerah Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Yayasan

L P L P L P L P L P L P L P L P L P

Ka. Sek

1

-

1

Guru

2

4

1

2

5

4

Tenaga Admin.

1

1

1

1

2

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kanisius Yos Sudarso)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status kepegawaian guru di

SMA Kanisius belum semuanya guru tetap, di sekolah ini juga terdapat guru

yayasan dan guru tidak tetap.

2. SMA BHINEKA KARYA 3 BOYOLALI

SMA Bhineka Karya 3 Boyolali adalah termasuk sekolah swasta yang

berdiri pada tahun 1977 di kabupaten Boyolali yang beralamat di Jalan Raya

Solo-Boyolali nomor 166, desa Randusari, kecamatan Teras, kode pos 27372,

No. Program

Pengajaran

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah

Rom

Bel

Siswa Rom

Bel

Siswa Rom

Bel

Siswa Rom

Bel

Siswa

L P L P L P L P

1. Umum 1 8 10

1 8 10

2. Bahasa

- - -

3. IPA

- - -

4. IPS

1 11 17 1 10 11 2 21 28

Page 76: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

telepon 0276-324188. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Bhinneka Karya

Kabupaten Boyolali, dimana telah mendapat akreditasi B.

Visi sekolah adalah menjadi sekolah yang baik, aktif, kreatif, mewujudkan

anak Indonesia yang “Beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, berprestasi, disiplin, kreatif, mandiri, serta gemar belajar, sedangkan

misi sekolah antara lain:

a. Melaksanakan pendidikan secara baik untuk siswa-siswanya sehingga

lulusannya menjadi insan yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

berbudi pekerti luhur, disiplin, kreatif, mandiri dan gemar belajar.

b. Menghasilkan siswa yang berprestasi tinggi dan mampu bersaing dalam

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta berguna bagi

masyarakat.

c. Berorientasi pada pengembangan pribadi siswa yang memiliki semangat

belajar tanpa henti berdasarkan prinsip profesionalisme

d. Menjadikan sekolah sebagai tempat untuk menumbuhkan budaya belajar

dan budaya organisasi, sehingga menjadikan kebanggaan bagi sekolah dan

lingkungannya, mampu menumbuhkan kepercayaan diri serta

memperkokoh persatuan dan kesatuan

Sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Bhineka Karya 3 Boyolali yaitu

ruang guru, ruang tata usaha, ruang kelas yang berjumlah 5 kelas (kelas X

berjumlah 1 kelas, kelas XI berjumlah 2 kelas, kelas XII berjumlah 2 kelas),

kantin sekolah, perpustakaan konvensional.

Tabel 4.3 Jumlah Siswa dan jumlah Rombongan Belajar

No. Program

Pengajaran

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah

Rom Bel

Siswa Rom Bel

Siswa Rom Bel

Siswa Rom Bel

Siswa

L P L P L P L P

1. Umum 1 9 5

1 9 5

2. Bahasa

- - -

3. IPA

1 5 2 1 9 12 2 14 14

4. IPS

1 11 3 1 17 - 2 28 3

Jumlah

1 9 5 2 16 5 2 26 12 5 51 22

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Bhineka Karya 3 Boyolali)

Page 77: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa SMA Bhineka Karya 3

Boyolali memiliki 5 rombongan belajar dengan jumlah siswa yang relatif sedikit,

kelas X memiliki 1 (satu) kelas dengan jumlah siswa 14 siswa, untuk kelas XI

jumlah siswa 21 siswa dan kelas XII jumlah siswa 38 siswa, dimana masing-

masing memiliki 2 (kelas) IPA dan IPS.

Tabel 4.4 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin

Jabatan

Status Kepegawaian

Jumlah Tetap

Yayasan Tidak Tetap

Bantu

Pusat

Bantu

Daerah

L P L P L P L P L P

Kepala

Sekolah 1

1 -

Guru 7 3 5 2 1

13 5

Tenaga

Administrasi 3 3

3 3

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Bhineka Karya 3 Boyolali)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status kepegawaian guru-guru

SMA Bhineka Karya 3 Boyolali sebagian besar merupakan guru tetap yayasan,

walaupun sebagian masih menjadi guru tidak tetap, dan ada juga guru bantu pusat.

3. SMK KARYA DHARMA TERAS

SMK Karya Dharma Teras Boyolali adalah termasuk sekolah swasta di

Kabupaten Boyolali yang beralamat di JL. Raya Boyolali-Solo Km. 07 Teras

Kabupaten Boyolali 57372. Sekolah ini berada di bawah Yayasan Karya Dharma

Veteran Boyolali yang beralamat di JL. Perintis Kemerdekaan Pulisen Boyolali.

Program keahlian yang dimiliki adalah teknik mesin.

Visi sekolah adalah menciptakan teknisi tingkat menengah, professional,

dan tangguh, sedangkan misi sekolah adalah:

a. Mendidik dan melatih peserta didik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

b. Mendidik dan melatih peserta didik untuk mandiri

c. Mendidik dan melatih peserta didik agar mampu memahami dan mampu

menerapkan budi pekerti luhur

Page 78: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yaitu ruang kelas berjumlah 3

kelas, ruang laboratorium komputer, ruang perpustakaan konvensional, ruang

praktek permesinan, ruang kepala sekolah dan wakil, ruang guru, ruang TU,

BP/BK, Ruang Unit produksi.

Tabel 4.5 Jumlah Siswa dan jumlah Rombongan Belajar

Kompetensi Keahlian

Kode Kompetensi

Keahlian Akreditasi

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah

Rom Bel

Siswa Rom Bel

Siswa Rom Bel

Siswa Rom Bel

Siswa

L P L P L P L P

Teknik Pemesinan

010601 1

6

1

1

21 1

30

3

57

1

Jumlah 1

6

1 1

21

-

1

30 -

3

57

1

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMK Karya Dharma Teras Boyolali)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa SMK Karya Dharma Teras

memiliki rombongan belajar dan jumlah siswa yang relatif sedikit. Tiap tingkat

memiliki 1 (satu) rombongan belajar dengan jumlah siswa kurang dari 32 siswa.

Tabel 4.6 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin

Jabatan

Status Kepegawaian

Jumlah Tetap Tidak Tetap

Bantu Pusat

Bantu Daerah Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Yayasan

L P L P L P L P L P L P L P L P L P

Ka. Sek

1

1

-

Guru

11

11

-

Tenaga Admin.

2

2

1

2

3

4

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMK Karya Dharma Teras Boyolali)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status kepegawaian guru di

sekolah ini adalah guru tetap yayasan.

4. SMA N 1 BANYUDONO

SMA N 1 Banyudono adalah termasuk sekolah negeri di kabupaten

Boyolali yang beralamat di JL. Jembungan, Banyudono, 57373. Visi sekolah

adalah terwujudnya SMAN 1 Banyudono yang unggul dalam prestasi dan teladan

dalam perilaku, dengan indikator visi:

a. Memiliki keunggulan dalam penampilan sekolah.

Page 79: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b. Memiliki keunggulan dalam pelayanan sekolah.

c. Memiliki keunggulan dalam prestasi sekolah.

d. Memiliki keunggulan dalam pembelajaran yang berbasis keunggulan

lokal.

e. Memiliki keunggulan dalam pengelolaan lingkungan sekolah sebagai

sumber belajar.

f. Memiliki keunggulan dalam pemberdayaan TIK bagi penyelenggaraan

kegiatan sekolah.

g. Memiliki keunggulan dalam upaya pelestarian Budaya Bangsa.

h. Memiliki keunggulan dalam akhlak, sikap, dan perilaku segenap warga

sekolah.

SMA N 1 Banyudono memiliki misi yaitu:

a. Mewujudkan lingkungan pembelajaran yang kondusif.

b. Menyelenggarakan pendidikan yang efektif dan efisien.

c. Mewujudkan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan

menyenangkan.

d. Melaksanakan pembinaan, pembimbingan, pelatihan dalam pengembangan

potensi diri siswa.

e. Menumbuhkan semangat berprestasi dan berkompetisi secara sehat bagi

segenap warga sekolah.

f. Melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memanfaatkan Ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan ilmu dan kehidupan.

g. Memberdayakan semua potensi sekolah dan masyarakat untuk

mengembangkan pendidikan yang berkeunggulan lokal dan berwawasan

global.

h. Menanamkan nilai-nilai dasar keilmuan, keimanan, dan ketakwaan.

i. Mengembangkan budaya 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Simpatik)

dalam pergaulan.

Tabel 4.7 Jumlah Siswa dan jumlah Rombongan Belajar

No. Program

Pengajaran

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah

Rom Siswa Rom Siswa Rom Siswa Rom Siswa

Page 80: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Bel L P Bel L P Bel L P Bel L P

1. Umum 6 60 133

6 60 133

2. Bahasa

- - -

3. IPA

2 16 50 2 17 46 4 33 96

4. IPS

4 40 79 3 43 63 7 83 142

Jumlah 6 60 133 6 56 129 5 60 109 17 176 371

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA N 1 Banyudono)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa SMA N 1 Banyudono

memiliki jumlah rombongan belajar yang banyak pada tiap tingkat memiliki 6

(enam) kelas, kecuali kelas XII yang memiliki 5 (lima) kelas. Jumlah siswa juga

banyak lebih dari 150 siswa pada setiap tingkatnya.

Tabel 4.8 Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi menurut Status

Kepegawaian, Golongan dan Jenis Kelamin

Jabatan

Status Kepegawaian

Jumlah Tetap Tidak Tetap

Bantu Pusat

Bantu Daerah Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Yayasan

L P L P L P L P L P L P L P L P L P

Ka. Sek

1

1 -

Guru

3 5 17 10

1 2

21 17

Tenaga Admin.

1

1 1

5 2

7 3

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA N 1 Banyudono)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status kepegawaian guru-guru

di sekolah ini sebagian besar sudah merupakan guru tetap, walaupun masih

terdapat guru tidak tetap yang juga mengajar di sekolah ini.

5. SMA NEGERI 1 TERAS

SMA Negeri 1 Teras termasuk sekolah negeri di kabupaten Boyolali

terletak di Jl. Raya Sudimoro-Teras Km 2 desa Sudimoro, kecamatan Teras,

kabupaten Boyolali. Telp (0276) 325478, sekitar 7 Km di timur kota Boyolali.

Meskipun berada di pinggiran kota, SMA Negeri 1 Teras mudah di jangkau

transportsi umum dari segala jurusan. Dari wilayah Kartosuro–Banyudono dapat

di tempuh dengan satu kali angkutan. Visi sekolah ini adalah menjadi lembaga

Page 81: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pendidikan yang unggul dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan

berdaya saing dengan tetap berpijak pada budaya bangsa. Misi sekolah yaitu:

a. Menjadikan sekolah sebagai tempat kajian, pengamalan dan percontohan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta keimanan dan ketaqwaan.

b. Memberikan layanan pembelajaran dan layanan bimbingan yang efektif,

efisien dan relevan dengan kebutuhan melalui proses pembelajran yang

kreatif, inovatif, menyenangkan dan bermakna.

c. Meningkatkan prestasi siswa sesuai dengan minat bakat dan potensinya

agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat kondusif dalam menjunjung

kegiatan pembelajaran.

Tujuan SMA Negeri 1 Teras:

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang diwujudkan dengan kemantapan akidah dan konsistensi

pengamalan agama sesuai dengan keyakinan masing-masing.

b. Meningkatkan kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan hidup untuk

dapat hidup mandiri yang dilandasi dengan kemampuan bekerjasama

dengan sikap yang terbuka, demokratis, toleran dan tunduk terhadap

hukum dan norma yang ada di masyarakat.

c. Meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan siswa untuk dapat mengikuti

pendidikan tinggi yang baik.

Untuk mencapai tujuan SMA Negeri 1 Teras strategi yang digunakan adalah:

a. Memberikan layanan pembelajaran dengan mengintegrasikan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan muatan keimanan dan ketaqwaan

pada semua mata pelajaran.

b. Memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan lain untuk berperan

aktif dalam kegiatan pembelajran dan penunjang pembelajaran melalui

peningkatan ghiroh (semangat), profesionalisme dan kompetensi

paedagogik dengan berbasis pada Teknologi Informasi dan Komunikasi.

c. Mengoptimalkan kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan bakat,

minat dan potensi yang dimiliki siswa.

Page 82: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

d. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga maupun insatansi baik

negeri mupun swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat luas untuk

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

e. Menanamkan kesadaran hidup sehat kepada warga sekolah untuk

menjaga kesehatan lingkungan sekolah dan mendukung pembangunan

yang berkelanjutan.

Tabel 4.9 Jumlah Siswa

Jenis

Kelamin

Kelas

X

Kelas XI Kelas XII Total

IPA IPS IPA IPS BHS

Laki-laki 99 40 73 21 88 - 321

Perempuan 151 66 65 53 57 - 392

Jumlah 250 106 138 74 145 - 713

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Teras)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa di SMA N 1

Teras rata-rata setiap tingkatnya adalah 200 siswa.

Tabel 4.10 Jumlah Rombongan Belajar

Kelas Jumlah Rombongan Belajar

I 7 kelas

II - IPA 3 kelas

II- IPS 4 kelas

III – IPA 2 kelas

III – IPS 4 kelas

Total 20 kelas

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Teras)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah rombongan kelas

pada sekolah ini tergolong banyak, karena di setiap tingkatnya terdapat lebih dari

5 (lima) kelas.

Tabel 4.11 Jumlah Guru Berdasarkan Status

Kualifikasi Jumlah Persen

Page 83: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Guru Negeri (PNS) 43 86

Guru Tetap Yayasan - -

Guru Tidak Tetap (W.B) 7 14

Total 50 100

(Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Teras)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa status kepegawaian guru-guru

di sekolah ini sebagian besar sudah merupakan guru tetap atau guru negeri (PNS),

walaupun masih terdapat guru tidak tetap yang juga mengajar di sekolah ini.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diambil dalam penelitian ini yaitu

mengenai Validitas Jam Mengajar Guru Bersertifikasi pada Sekolah Menengah

Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Berkelas Kecil (Studi kasus

di Kabupaten Boyolali), maka perlu kiranya peneliti memberikan gambaran data

yang berkaitan dengan jam mengajar guru bersertifikasi di sekolah yang diteliti.

Berikut yang penulis teliti untuk mendapatkan data sebagai bahan untuk

menjawab permasalahan dari penelitian yang saya lakukan.

1. Sekolah berkelas kecil

Menurut informasi dari Bapak Bambang informan IV dalam

wawancara tentang pengertian “Sekolah berkelas kecil adalah suatu sekolah

yang memiliki paralel kelas setiap tingkatnya kurang dari 3 kelas, dimana

jumlah siswa tiap rombelnya kurang dari 32 siswa”.

Pernyataan serupa juga dikemukakan oleh Bapak Srijoko informan

VI yang mengatakan bahwa “Sekolah berkelas kecil adalah sekolah yang

memiliki tingkat paralel kelas sedikit, seperti di sekolah ini (SMK Karya

Dharma Veteran) yang hanya memiliki 1 (satu) kelas tiap tingkatnya, dan

memiliki jumlah siswa kurang dari 32 siswa”.

Kedua informasi di atas diperkuat juga dengan informasi dari Ibu

Yuliana informan II, Ibu Setiyani III, Ibu Nani VII dalam wawancara yang

mengungkapkan bahwa “Sekolah yang berkelas kecil adalah sekolah yang

Page 84: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

memiliki tingkat paralel kelas kurang dari 3 (tiga) kelas untuk setiap

tingkatnya, dan jumlah siswa di setiap kelas kurang dari 32 siswa”.

Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat simpulkan bahwa

untuk pengertian sekolah berkelas kecil adalah suatu sekolah yang memiliki

paralel di tiap tingkatnya kurang dari 3 kelas dan rata-rata jumlah siswa di

tiap kelas kurang dari 32 siswa. Dari pengertian di atas, lokasi penelitian yang

diteliti yaitu di SMK Karya Dharma Veteran Teras, SMA Kanisius Yos

Sudarso, SMA Bhineka Karya 3 Teras termasuk dalam sekolah yang berkelas

kecil, karena masing-masing sekolah rata-rata hanya memiliki paralel kelas di

tiap tingkatnya kurang dari 2 (dua) kelas bahkan kebanyakan hanya memiliki

tingkat paralel kelas hanya 1 (satu) kelas.

2. Kriteria beban kerja atau beban mengajar guru 24 jam/minggu

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74

Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun

2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan

Pendidikan yang termasuk dalam beban kerja guru adalah:

a. Guru mata pelajaran

Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok, antara lain:

1) Merencanakan pembelajaran dengan membuat Rencana

Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester sesuai

dengan rencana kerja sekolah.

2) Melaksanakan pembelajaran merupakan kegiatan interaksi edukatif

antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan

kegiatan tatap muka. Penjelasan kegiatan tatap muka sebagai

berikut:

a) Kegiatan awal tatap muka, dapat berupa kegiatan pengecekan

dan atau penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media,

dan perangkat administrasi.

b) Kegiatan tatap muka yaitu penyampaian materi pelajaran

c) Membuat resume proses tatap muka, yang dapat berupa refleksi,

rangkuman, dan rencana tindak lanjut.

Page 85: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3) menilai hasil pembelajaran

4) membimbing dan melatih peserta didik yaitu kegiatan intra kurikuler

dan kegiatan ekstra kurikuler

5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan

kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru, yang berupa:

a) Tugas tambahan struktural yaitu tugas sesuai dengan ketentuan

tentang struktur organisasi sekolah. Jenis tugas tambahan

sruktural dapat berupa:

1) Tugas sebagai Kepala Sekolah ekuivalen dengan 18 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 6 jam.

2) Tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

3) Tugas sebagai Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

4) Tugas sebagai Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

5) Tugas sebagai Ketua Jurusan Program Keahlian ekuivalen

dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

6) Tugas sebagai Kepala Bengkel ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

b) Tugas tambahan khusus hanya berlaku pada jenis sekolah

tertentu, untuk menangani masalah khusus yang belum diatur

dalam peraturan yang mengatur organisasi sekolah. Tugas

tambahan khusus dapat berupa:

1) Tugas sebagai Pembimbing Praktik Kerja Industri ekuivalen

dengan 12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

2) Tugas sebagai Kepala Unit Produksi ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

b. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling memiliki tugas, tanggung jawab,

wewenang, dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling

Page 86: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan koseling terkait

dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kegiatan tatap muka

berlaku sebagai beban kerja guru yang terkait dengan pelaksanaan

pembelajaran. Dengan demikian yang dapat dihitung sebagai tatap muka guru

adalah alokasi jam mata pelajaran dalam 1 (satu) minggu yang tercantum

dalam kurikulum sekolah. Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak

Supriyadi informan I dan Ibu Yuliana informan II dalam wawancara yang

menyebutkan bahwa:

“ yang diperhitungkan sebagai beban mengajar hanya kegiatan tatap

muka di kelas dan tugas tambahan yang diterima oleh guru sebagai

kepala suatu bagian, semisal kepala sekolah, ketua program keahlian,

kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala

unit produksi, dan pembimbing praktek kerja industri, dan wakil

kepala sekolah”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Setiyani informan III dalam

wawancara mengungkapkan bahwa “yang diperhitungkan sebagai beban

mengajar hanyalah jam tatap muka di kelas, untuk tugas-tugas lainnya seperti

mengisi kegiatan ekstra kurikuler, menjadi wali kelas tidak diperhitungkan

sebagai beban mengajar”.

Bapak Tularno Informan V dalam wawancara mengungkapkan

bahwa:

“yang diperhitungkan sebagai beban mengajar selain kegiatan tatap

muka juga tugas tambahan sebagai kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, ketua program keahlian, kepala perpustakaan, kepala

laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi, dan

pembimbing praktek kerja industri”.

Secara keseluruhan dari hasil pengamatan dan hasil wawancara, guru-

guru yang sudah bersertifikasi mendapat kewajiban jam mengajar sebanyak

24 jam/minggu yang harus terpenuhi, dimana yang diperhitungkan sebagai

beban mengajar/beban kerja guru adalah jam tatap muka di kelas, dan tugas

tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan,

Page 87: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ketua program keahlian suatu pendidikan, kepala perpustakaan, kepala

laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi, dan pembimbing

praktek kerja industri dapat diperhitungkan sebagai beban kerja guru apabila

tugas tambahan tersebut dilaksanakan di sekolah tempat guru bekerja sebagai

guru tetap.

Hal tersebut telah sesuai dengan Landasan Hukum yaitu Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja

Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan tentang Pemenuhan Beban Kerja

Guru. Setiap guru mata pelajaran telah melaksanakan beban kerjanya

sebanyak 24 jam/minggu, mulai dari kegiatan pokoknya dalam merencanakan

pembelajaran dengan membuat Rencana Pembelajaran (RPP) pada awal

semester sesuai, kemudian melaksanakan pembelajaran yang merupakan

kegiatan tatap muka di kelas.

Kegiatan tatap muka, diawali dengan melakukan pengecekan dan

penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan perangkat

administrasi, kemudian menyampaikan materi pembelajaran, dan di akhir

kegiatan tatap muka dilakukan dengan membuat suatu rangkuman

pembelajaran. Guru juga melaksanakan penilaian hasil pembelajaran, dan

membimbing maupun melatih peserta didik yaitu kegiatan intra kurikuler dan

kegiatan ekstra kurikuler dimana kegiatan ini tidak diekuivalenkan dengan

jam mengajar namun sudah termasuk beban kerja guru. Selain itu tugas

tambahan dapat diekuivalenkan sebagai jam mengajar baik itu tugas

tambahan struktural maupun tugas tambahan khusus.

3. Pembagian/penentuan jam mengajar bagi guru yang bersertifikasi pada

Sekolah yang bersangkutan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pembagian/penentuan

jam mengajar bagi guru yang bersertifikasi pada suatu sekolah dilakukan oleh

wakil kepala sekolah (waka) kurikulum. Dalam pembagian jam mengajarnya

jika dalam satu sekolah memiliki 2 (dua) atau lebih guru yang mengajar atau

Page 88: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

mengampu mata pelajaran yang sama maka yang diprioritaskan adalah guru

yang bersertifikasi agar mendapat jam mengajar 24 jam/minggu.

Menurut informasi dari Bapak Padil informan IX yang mengatakan

bahwa:

“tugas waka kurikulum yaitu menyusun program pengajaran,

pembagian tugas guru dengan jadwal mengajar, menyusun jadwal

ujian tengah semester dan ujian semester, serta menyusun jadwal

UAN/UAS. Dalam penyusunannya saya berkoordinasi dengan kepala

sekolah”.

Informasi dari Bapak Supriyadi informan I yang mengatakan bahwa:

“saya mendapat jumlah jam mengajar 12 jam/ minggunya, mengajar

bahasa Indonesia kelas X dan XI saya hanya mendapat 2 kelas di sini

(SMA Bhinneka Karya 3 Teras). Jumlah guru bahasa Indonesia ada 2

hanya yang satu belum tersertifikasi, sehingga wakakurikulum

memberikan saya 12 jam/minggunya. Itu kan masih kurang mbak,

saya juga memiliki tugas tambahan yaitu sebagai waka kesiswaan

mbak yang dihargai 12 jam mengajar sehingga beban kerja saya

jumlahnya 24 jam/minggunya”.

Menurut Bapak Srijoko informan VI mengatakan bahwa:

“saya di SMK Karya Dharma Teras ini mengajar PKn mbak, disini

hanya ada 1 guru PKn yaitu saya. Jumlah kelas yang saya ajar ada 3

yaitu kelas X, XI, XII masing-masing 2 jam mengajarnya sehingga

jumlah jam mengajar saya hanya 6 jam/minggu, itukan belum cukup

mbak. Saya juga mendapat tugas tambahan sebagai waka kurikulum

yang dihargai 12 jam, sehingga jumlah beban kerja saya 18

jam/minggu. Saya masih harus mencari tambahan jam mbak di

sekolah lain, saya mengajar di SMA Bhinneka Karya I Boyolali,

disana saya mendapat 6 jam mengajar per minggunya untuk 3 kelas

yaitu kelas X, XI, XII. Saya dalam seminggu sudah memiliki beban

kerja 24 jam/minggunya sesuai dengan peraturan dari pemerintah

mbak”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Tularno informan V yang

mengatakan bahwa:

“saya di SMA Kanisius Yos Sudarso Boyolali mendapat jam tatap

muka sebanyak 24 jam/minggu, dimana sertifikat pendidik saya

adalah guru geografi, tapi dengan keadaan sekolah yang berkelas kecil

dengan jumlah kelas yang hanya sedikit yaitu berjumlah 3 (tiga) kelas

saya mengajar kelas X sebanyak 3 jam, kelas XI mengajar 4 jam, dan

untuk kelas XII saya mengajar 5 jam jadi total saya mengajar mata

pelajaran geografi adalah 12 jam/minggu. Saya masih harus mengajar

Page 89: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

12 jam lagi agar beban kerja saya terpenuhi sebanyak 24 jam/minggu.

Sesuai perintah kepala sekolah saya ditugaskan untuk mengajar mata

pelajaran lain yaitu bahasa jawa dan seni rupa dimana masing-masing

mata pelajaran jumlah jam mengajar dalam setiap minggunya adalah 2

jam, saya mengajar di semua kelas sehingga saya genap 24 jam

mengajar per minggunya”.

Pada sekolah yang memiliki paralel kelas tiap tingkatnya banyak

seperti SMA Negeri 1 Teras tidak jauh berbeda pembagian/penentuan jam

mengajar bagi guru yang bersertifikasi dengan sekolah yang berkelas kecil,

menurut Bapak Mujaidi informan VIII yang mengatakan bahwa:

“pembagian jam mengajar atau beban kerja saya menurut sertifikat

mata pelajaran yang saya punya, secara keseluruhan yang membagi

adalah waka kurikulumnya mbak, karena di sini terdapat 3 guru

penjaskes mbak maka saya mendapat 20 jam/minggu dengan

mengajar 10 kelas di sini, yaitu kelas X mengajar 3 kelas, kelas XI

mengajar 4 kelas, dan kelas XII saya mengajar 3 kelas. Jumlah jam

mengajar saya belum mencukupi 24 jam/minggu, sehingga saya

mencari sendiri mbak sekolah lain untuk menambah beban kerja saya

di SMA-Khusus YDKP Boyolali. Di sekolah ini saya mendapat 6

jam/minggu untuk mengajar olah raga mengajar 3 kelas yaitu kelas X,

XI, XII. Dengan demikian jumlah beban kerja saya adalah 26

jam/minggu sudah mencukupi 24 jam/minggu”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Padil informan IX yang

mengatakan bahwa:

“saya mendapat jumlah jam mengajar 12 jam/ minggunya, mengajar

matematika kelas XII-IA saya hanya mendapat 2 kelas di sini (SMA

Negeri 1 Banyudono). Jumlah guru matematika di sini ada 4 guru

semuanya sudah tersertifikasi. Itu kan masih kurang mbak, saya juga

memiliki tugas tambahan yaitu sebagai waka kurikulum mbak yang

dihargai 12 jam mengajar sehingga beban kerja saya jumlahnya 24

jam/minggunya”.

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara,

pembagian/penentuan jam mengajar bagi guru yang bersertifikasi pada

sekolah berkelas kecil dan berkelas banyak bahwa setiap guru mengajar

sesuai dengan pembagian tugas yang telah diputuskan kepala sekolah. Setiap

guru mendapat jam mengajar yang tidak sama dengan guru lain namun

kewajiban mengajar yang harus terpenuhi bagi guru yang bersertifikasi

adalah 24 jam/minggu. Pembagian tugas mengajar diberikan pada setiap guru

Page 90: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

sesuai dengan sertifikat pendidiknya dan yang mengaturnya adalah waka

kurikulum, guru hanya mengajar sesuai dengan jadwal pelajaran yang sudah

dibuat waka kurikulum dan jika guru mendapat tugas tambahan seperti

sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua

program keahlian suatu pendidikan, kepala perpustakaan, kepala

laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi, dan pembimbing

praktek kerja industri maka dapat diperhitungkan sebagai beban kerja guru.

Pembagian jam mengajar guru ini sesuai dengan sertifikat

pendidiknya dalam artian guru mengajar berdasarkan sertifikasi mata

pelajarannya, setelah itu jika seorang guru belum mencukupi 24 jam/minggu

guru dapat memenuhi kewajiban beban kerjanya melalui tugas tambahan

yang tersebut di atas dan jika masih belum mencukupi maka guru tersebut

dapat mencari jam mengajar tambahan di sekolah lain. Beberapa sekolah

seperti di SMA Kanisius Yos Sudarso, pihak sekolah memperbolehkan

gurunya mengajar mata pelajaran lain yang tidak sesuai dengan sertifikat

pendidiknya asalkan memang di sekolah tersebut tidak memiliki guru mata

pelajaran tersebut.

4. Kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah yang bersangkutan dalam

memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar guru

bersertifikasi yaitu 24 jam/minggu

Pihak sekolah dalam membagi jam mengajar guru bersertifikasi 24

jam/minggu tidak jarang mengalami kendala, baik sekolah yang berkelas

kecil maupun berkelas banyak kendalanya hampir sama. Berdasarkan hasil

pengamatan kendala atau hambatan yang dialami untuk sekolah yang

berkelas kecil karena memang jumlah kelasnya yang sedikit mengakibatkan

sedikitnya jumlah jam mengajar sehingga bagi guru bersertifikasi yang

memiliki kewajiban mengajar sebanyak 24 jam/minggu tidak terpenuhi

dengan hanya mengajar di kelas di sekolah induk. Jumlah jam mengajar yang

sedikit juga menjadi kendala seorang guru dalam pemenuhan jam mengajar

24 jam/minggu.

Page 91: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Guru bersertifikasi harus mencari jam tambahan lain dengan mendapat

tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan

pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan, kepala perpustakaan,

kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi, dan

pembimbing praktek kerja industri yang dapat disetarakan dengan beban

kerja atau beban mengajar, mengajar mata pelajaran yang serumpun atau

mata pelajaran lain jika memang dalam sekolah tersebut tidak ada guru mata

pelajaran tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara Ibu Setiyani informan III yang mengatakan

bahwa:

“dengan keadaan sekolah yang berkelas kecil saya harus mencari jam

tambahan agar mencukupi 24 jam/minggu, karena di sekolah induk saya

baru mendapat jam mengajar 19 jam/minggunya. Saya disini sudah

mengajar sosiologi, PKn, Sejarah, Tata busana tapi tetap tidak

mencukupi. Saya masih mengajar juga di SMK Bhinneka Karya 5 Teras

dan mendapat 6 jam/minggu mengajar IPS terpadu. Saya sempat bingung

mbak mau mencari sekolah dimana, untungnya saya mendapat informasi

dari kepala sekolah SMK BK 5 Teras untuk guru IPS Terpadu masih

kekurangan, jadi saya mendaftarkan diri saya untuk mengajar di sini ya

masih satu yayasan juga mbak. Terkait jumlah mata pelajaran yang saya

ajar banyak, saya sih tidak mengalami kesulitan apa-apa mbak walaupun

saya mengajar banyak mata pelajaran karena itukan masih serumpun mba

sertifikat mata pelajaran saya kan sejarah ya masih serumpun saya

mengajar sosiologi, kalo tata busana itu profesi saya kan tukang jahit

juga mbak jadi gak ada masalah saya mengajar tata busana mbak”.

Hal senada juga diungkapkan Bapak Srijoko informan VI yang

mengatakan bahwa:

“dengan keadaan sekolah yang berkelas kecil saya harus mencari jam

tambahan agar mencukupi 24 jam/minggu. Saya harus aktif mencari

informasi sendiri mbak tentang sekolah yang masih membutuhkan guru

PKn, karena PKn ini kan setiap minggunya hanya 2 jam mbak dan di

sekolah lain guru PKn yang sudah bersertifikasi juga pastinya

kekurangan jam mengajar. Kendalanya ya itu mencari sekolah lain,

untungnya saya mendapatkan sekolah yang masih memerlukan guru PKn

yaitu di SMA Bhinneka Karya 1 Boyolali. Sebagai konsekuensinya

sehari yaitu hari kamis saya di sana mbak, dan saya tidak berangkat ke

sekolah induk”.

Page 92: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan

kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah yang bersangkutan dalam

memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar guru bersertifikasi yaitu

24 jam/minggu adalah keterbatasan jumlah kelas pada sekolah berkelas kecil

yang mengakibatkan jumlah jam setiap mata pelajaran sedikit, padahal setiap

guru yang bersertifikasi memiliki kewajiban beban kerja atau beban mengajar

sebanyak 24 jam/minggu. Selain itu dalam suatu sekolah tidak jarang pada satu

mata pelajaran terdapat 2 (dua) guru yang mengakibatkan pihak sekolah harus

dapat membagi jam mengajar kepada guru lain secara merata. Selain itu,

sulitnya mencari sekolah lain untuk memenuhi kekurangan jam mengajar

karena tidak jarang sekolah lain tersebut juga memiliki guru bersertifikasi

dengan mata pelajaran yang sama yang masih juga belum mencukupi 24

jam/minggu.

Terbatasnya tugas tambahan guru yang dapat dihitung sebagai beban

kerja guru, yaitu hanya terbatas sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala

satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan, kepala

perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi,

dan pembimbing praktek kerja industri, padahal dalam posisi tersebut dengan

keadaan sekolah yang berkelas kecil maka hanya membutuhkan sedikit guru

untuk memperoleh tugas tambahan tersebut. Tugas lain seperti guru yang

mengajar pada Kejar Paket A, B, atau C tidak bisa diperhitungkan jam

mengajarnya, program pengayaan atau remedial teaching tidak diperhitungkan

jam mengajarnya, pembelajaran ekstrakurikuler juga tidak diperhitungkan jam

mengajarnya, meskipun sesuai dengan sertifikasi mata pelajaran, pembelajaran

team teaching tidak diperbolehkan.

C. Pembahasan

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang Validitas Jam Mengajar

Guru Bersertifikasi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Berkelas Kecil (Studi kasus di Kabupaten Boyolali). Dimana

peneliti memaparkan apakah benar guru yang telah bersertifikasi pada sekolah

Page 93: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

berkelas kecil telah mengajar 24 jam/minggu, dengan keterbatasan jumlah kelas

yang memungkinkan sedikitnya jam untuk mengajar bagi setiap gurunya. Oleh

sebab itu maka layak untuk diteliti Validitas Jam Mengajar Guru Bersertifikasi

pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Berkelas Kecil. Data yang diperoleh di lapangan berdasarkan dari tujuan

penelitian tersebut akan dikaitkan dengan kajian teori dan lebih jelasnya

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kriteria beban kerja atau beban mengajar guru 24 jam/minggu

Hasil penelitian tentang kriteria beban kerja atau beban mengajar guru

24 jam/minggu yang ada dilapangan yang menjelaskan bahwa jam tatap muka

di kelas yaitu jam mengajar guru setiap minggunya dimana kegiatan bukan

tatap muka tidak diperhitungkan sebagai jam mengajar telah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat (2)

menyatakan bahwa istilah tatap muka berlaku untuk pelaksanaan beban kerja

guru yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian yang

dapat dihitung sebagai jam tatap muka guru adalah alokasi jam mata

pelajaran dalam 1 (satu) minggu yang tercantum dalam struktur kurikulum

sekolah madrasah.

Seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan

pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu

pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau

kepala unit produksi, dan pembimbing praktek kerja industri dapat

diperhitungkan sebagai beban kerja guru apabila tugas tambahan tersebut

dilaksanakan di sekolah tempat guru bekerja sebagai guru telah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 54.

2. Pembagian/penentuan jam mengajar bagi guru yang bersertifikasi pada

Sekolah yang bersangkutan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah yang berkelas

kecil (SMA Kanisius Yos Sudarso, SMA Bhinneka Karya 3 Teras, SMK

Karya Dharma Veteran Teras) dan sebagai pembanding di sekolah berkelas

Page 94: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

besar (SMA Negeri 1 Teras dan SMA Negeri 1 Banyudono),

pembagian/penentuan jam mengajar di sekolah dilaksanakan oleh wakil

kepala sekolah yaitu waka kurikulum yang dibantu oleh stafnya untuk

membagi jam mengajar guru yang bersertifikasi, dimana pembagiannya jika

terdapat dua guru atau lebih pada setiap mata pelajaran lebih diprioritaskan

untuk guru yang bersertifikasi karena wajib memenuhi 24 jam mengajar baru

untuk guru yang lain yang belum tersertifikasi, dan jika tetap belum

memenuhi 24 jam maka guru yang bersangkutan mencari jam tambahan lain.

Jam tambahan lain yang disetarakan sebagai beban kerja guru dapat

diperoleh dari tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala

satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan, kepala

perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi,

dan pembimbing praktek kerja industri. Pada beberapa sekolah yang diteliti

kepala sekolah juga masih memperbolehkan seorang guru mengajar mata

pelajaran yang paling sesuai dengan rumpun mata pelajaran yang diampu

seorang guru dan atau mengajar mata pelajaran lain yang tidak ada guru mata

pelajaranya pada satuan administrasi pangkal atau satuan pendidikan lain.

3. Kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah yang bersangkutan dalam

memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar guru

bersertifikasi yaitu 24 jam/minggu

Dalam penelitian yang penulis lakukan ini, kendala yang dihadapi

oleh pihak sekolah dalam memecahkan permasalahan pembagian jam

mengajar guru bersertifikasi adalah:

a. Keterbatasan jumlah kelas pada sekolah berkelas kecil yang

mengakibatkan jumlah jam mengajar sedikit, padahal setiap guru yang

bersertifikasi memiliki kewajiban beban kerja atau beban mengajar

sebanyak 24 jam/minggu. Misalkan saja, terdapat 3 kelas dengan jam

mengajar 2 jam per kelas maka guru tersebut hanya mendapat jam

mengajar 6 kelas. Akan berbeda apabila jumlah kelasnya banyak maka

pemenuhan jam mengajar 24 jam/minggu dapat terpenuhi.

b. Jumlah jam mengajar yang sedikit

Page 95: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Pada mata pelajaran tertentu seperti PKn, olah raga, seni budaya yang

hanya memiliki jumlah jam 2 jam/minggunya akan menyulitkan seorang

guru untuk dapat mencukupi kewajiban jam mengajarnya sebanyak 24

jam/minggu.

c. Susahnya mencari sekolah lain untuk memenuhi kekurangan jam

mengajar, semisal untuk guru PKn dimana dalam seminggu hanya

mendapat jatah 2 jam/minggunya untuk setiap kelasnya padahal di

sekolah lain untuk guru PKn juga kesulitan untuk mendapatkan

tambahan jam mengajar di sekolah induk.

d. Terbatasnya tugas tambahan guru yang dapat dihitung sebagai beban

kerja guru, yaitu hanya terbatas sebagai kepala satuan pendidikan, wakil

kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan,

kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala

unit produksi, dan pembimbing praktek kerja industri, padahal dalam

posisi tersebut dengan keadaan sekolah yang berkelas kecil maka hanya

membutuhkan sedikit guru untuk memperoleh tugas tambahan tersebut.

4. Strategi atau upaya yang ditempuh bagi sekolah dan guru untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru bersertifikasi dalam

pemenuhan jam mengajar 24 jam/minggu

Strategi-strategi yang ditempuh bagi pihak sekolah dan guru untuk

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru bersertifikasi dalam

pemenuhan jam mengajar 24 jam/minggu adalah sebagai berikut:

d. Meningkatkan jumlah jam tatap muka di Sekolah/madrasah

Meningkatkan jumlah tatap muka di sekolah/madrasah dilakukan

dengan menata/merencanakan kembali jumlah peserta didik per

rombongan belajar sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007

tentang Standar Proses dengan ketentuan SMA/MA jumlah peserta didik

minimal 20 (dua puluh) siswa per kelas, SMK/MAk jumlah peserta didik

minimal 15 (lima belas) siswa per kelas, dimana untuk SMA/MA dan

SMK/MAk jumlah peserta didik maksimal 32 (tiga puluh dua) siswa per

kelas, ini dapat diterapkan pada sekolah yang berkelas banyak.

Page 96: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Penataan jumlah peserta didik per rombongan belajar tersebut

dilakukan dengan tetap mempertahankan rasio guru terhadap peserta didik

tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

Guru Pasal 17.

e. Mengajar pada sekolah/madrasah lain

Wajib mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu)

minggu dapat dipenuhi dengan mengajar di sekolah/madrasah lain baik

negeri maupun swasta sesuai dengan mata pelajaran yang diampu pada

kabupaten/kota tempat sekolah/madrasah tersebut berada atau

kabupaten/kota lain. Sebagai contoh, (1) guru bahasa inggris di suatu SMK

dapat mengajar bahasa inggris di SMP/MTs, SMA/MA atau SMK/MAK

lain, (2) guru produktif SMK dapat mengajar keterampilan/ekstra

kurikuler yang relevan dengan bidangnya di SMP/MTs atau SMA/MA.

Pemenuhan beban kerja paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1

minggu dengan mengajar di sekolah/madrasah lain dapat dilaksanakan

dengan ketentuan guru yang bersangkutan mengajar paling sedikit 6 jam

tatap muka dalam 1 minggu pada sekolah induk. Guru yang memenuhi

kekurangan jam tatap muka dengan mengajar di sekolah/madrasah pada

kabupaten/kota lain, harus memiliki surat tugas yang diketahui oleh dinas

pendidikan kabupaten/kota tempat sekolah/madrasah lain tersebut berada.

f. Ekuivalensi kegiatan dari tugas tambahan

Tugas tambahan yang dapat disetarakan dengan beban kerja atau jam

mengajar guru yaitu:

1) Tugas sebagai Kepala Sekolah ekuivalen dengan 18 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 6 jam.

2) Tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

3) Tugas sebagai Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

4) Tugas sebagai Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

Page 97: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

5) Tugas sebagai Ketua Jurusan Program Keahlian ekuivalen dengan 12

jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

6) Tugas sebagai Kepala Bengkel ekuivalen dengan 12 jam, sehingga

minimal wajib mengajar 12 jam.

7) Tugas sebagai Pembimbing Praktik Kerja Industri ekuivalen dengan

12 jam, sehingga minimal wajib mengajar 12 jam.

8) Tugas sebagai Kepala Unit Produksi ekuivalen dengan 12 jam,

sehingga minimal wajib mengajar 12 jam

Page 98: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kriteria beban kerja atau beban mengajar guru 24 jam/minggu adalah:

Hasil penelitian tentang kriteria beban kerja atau beban mengajar guru

24 jam/minggu yang ada dilapangan yang menjelaskan bahwa jam tatap muka

di kelas yaitu jam mengajar guru setiap minggunya dimana kegiatan bukan

tatap muka tidak diperhitungkan sebagai jam mengajar telah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52 ayat 2.

Seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan

pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu

pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau

kepala unit produksi, dan pembimbing praktek kerja industri dapat

diperhitungkan sebagai beban kerja guru apabila tugas tambahan tersebut

dilaksanakan di sekolah tempat guru bekerja sebagai guru telah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 54.

2. Pembagian/penentuan jam mengajar bagi guru yang bersertifikasi pada

sekolah yang bersangkutan dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah yaitu

waka kurikulum yang dibantu oleh stafnya untuk membagi jam mengajar

guru yang bersertifikasi, dimana pembagiannya jika terdapat dua guru atau

lebih pada setiap mata pelajaran lebih diprioritaskan untuk guru yang

bersertifikasi karena wajib memenuhi 24 jam mengajar baru untuk guru yang

lain yang belum tersertifikasi, dan jika tetap belum memenuhi 24 jam maka

guru yang bersangkutan mencari jam tambahan lain.

Jam tambahan lain yang disetarakan sebagai beban kerja guru dapat diperoleh

dari tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan

pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan, kepala perpustakaan,

kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala unit produksi, dan

Page 99: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pembimbing praktek kerja industri. Pada beberapa sekolah yang diteliti

kepala sekolah juga masih memperbolehkan seorang guru mengajar mata

pelajaran yang paling sesuai dengan rumpun mata pelajaran yang diampu

seorang guru dan atau mengajar mata pelajaran lain yang tidak ada guru mata

pelajaranya pada satuan administrasi pangkal atau satuan pendidikan lain.

3. Kendala-kendala yang dihadapi pihak sekolah yang bersangkutan dalam

memecahkan permasalahan pembagian jam mengajar guru bersertifikasi yaitu

24 jam/minggu adalah:

a. Keterbatasan jumlah kelas pada sekolah berkelas kecil yang

mengakibatkan jumlah jam setiap mata pelajaran sedikit, padahal setiap

guru yang bersertifikasi memiliki kewajiban beban kerja atau beban

mengajar sebanyak 24 jam/minggu.

b. Jumlah jam mengajar yang sedikit

Pada mata pelajaran tertentu seperti PKn, olah raga, seni budaya yang

hanya memiliki jumlah jam 2 jam/minggunya akan menyulitkan seorang

guru untuk dapat mencukupi kewajiban jam mengajarnya sebanyak 24

jam/minggu.

c. Susahnya mencari sekolah lain untuk memenuhi kekurangan jam

mengajar, semisal untuk guru PKn dimana dalam seminggu hanya

mendapat jatah 2 jam/minggunya untuk setiap kelasnya padahal di

sekolah lain untuk guru PKn juga kesulitan untuk mendapatkan tambahan

jam mengajar di sekolah induk.

d. Terbatasnya tugas tambahan guru yang dapat dihitung sebagai beban

kerja guru, yaitu hanya terbatas sebagai kepala satuan pendidikan, wakil

kepala satuan pendidikan, ketua program keahlian suatu pendidikan,

kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel atau kepala

unit produksi, dan pembimbing praktek kerja industri, padahal dalam

posisi tersebut dengan keadaan sekolah yang berkelas kecil maka hanya

membutuhkan sedikit guru untuk memperoleh tugas tambahan tersebut.

Page 100: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

4. Strategi atau upaya yang ditempuh bagi sekolah dan guru untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi guru bersertifikasi dalam pemenuhan jam

mengajar 24 jam/minggu adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan jumlah jam tatap muka di Sekolah/madrasah

b. Mengajar pada sekolah/madrasah lain

c. Ekuivalensi kegiatan dari tugas tambahan yaitu tugas tambahan yang

dapat disetarakan dengan beban kerja atau jam mengajar guru

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, serta berbagai fenomena yang ditemukan

berkaitan dengan penelitian, tentang “Validitas Jam Mengajar Guru Bersertifikasi

pada Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Berkelas Kecil (Studi kasus di Kabupaten Boyolali)”, maka dapat dikemukakan

implikasinya sebagai berikut:

1. Implikasi teoritis

Adanya kewajiban bagi guru bersertifikasi untuk mengajar 24 jam/minggu

menuntut guru agar lebih profesional, dimana sertifikasi guru telah

memberikan peningkatan kesejahteraan dengan adanya tunjangan sertifikasi.

Dengan adanya tuntutan pemenuhan 24 jam mengajar per minggu bagi guru

bersertifikasi diharapkan kinerja guru lebih optimal sehingga berdampak pada

peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan bagi masyarakat

2. Implikasi praktis

Secara keseluruhan pemenuhan 24 jam mengajar per minggu bagi guru

bersertifikasi telah dilaksanakan, berbagai kendala yang dihadapi pada

sekolah berkelas kecil tidak menjadi alasan guru yang telah tersertifikasi

untuk tidak memenuhi kewajiban mengajarnya yaitu 24 jam/minggu.

Page 101: VALIDITAS JAM MENGAJAR GURU BERSERTIFIKASI …/Validi... · ya sesuai dengan sertifikat pendidik yang dimiliki guru, (C) ... the meeting (face-to-face) ... limited number of class

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi sebagaimana yang telah

dikemukakan di atas, maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepada Kepala Sekolah

Agar memberikan inovasi dan pembaharuan agar terjadi peningkatan

kualitas sekolah, memberikan tugas mengajar kepada guru sesuai dengan

sertifikat mata pelajaran yang dimiliki, supaya dalam kegiatan pembelajaran

dapat maksimal, dimana seorang guru menyampaikan ilmu ke anak didik

sesuai dengan kompetensi yang dimiliki guru tersebut.

2. Kepada guru bersertifikasi

Agar memaksimalkan kinerjanya, guru yang bersertifikasi seharusnya

kualitas dalam mengajar juga meningkat, seiring dengan peningkatan

kesejahteraan yang diterima. Seorang guru harus lebih aktif lagi dalam

mencari informasi sekolah lain yang membutuhkan guru untuk mengajar

sesuai dengan sertifikat mata pelajaran yang dimiliki agar dapat terpenuhi

kewajiban mengajar 24 jam/minggu.

3. Kepada Peneliti Lain

Agar peneliti lain dapat mengkaji ulang penelitian ini dengan

menggunakan metode penelitian yang berbeda, mengingat penelitian ini

masih sangat jauh dari sempurna.