Validasi Metode Analisis Natrium Dan Kalium Dalam Minuman Isotonik Dengan Spektroskopi Emisi Nyala1
-
Upload
ahmad-jukliv-pandu-yoedhawan -
Category
Documents
-
view
230 -
download
12
description
Transcript of Validasi Metode Analisis Natrium Dan Kalium Dalam Minuman Isotonik Dengan Spektroskopi Emisi Nyala1
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
1
VALIDASI METODE ANALISIS NATRIUM DAN KALIUM DALAM MINUMAN ISOTONIK DENGAN SPEKTROSKOPI EMISI NYALA
Wiwiek Indriyati, Mutakin, Sedy Fajar Muhammad Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran-Jatinangor
ABSTRAK
Pemenuhan natrium dan kalium dalam tubuh harus sesuai dengan kebutuhan, salah satunya dengan mengonsumsi minuman isotonik. Pada penelitian ini dikembangkan metode analisis natrium dan kalium dalam minuman isotonik menggunakan spektroskopi emisi nyala dengan instrumen flame photometer Corning 400. Penelitian terdiri dari pemeriksaan bahan baku natrium klorida, natrium sitrat, dan kalium klorida dengan reaksi nyala dan reaksi kristal; validasi metode analisis dengan parameter linearitas, batas deteksi, batas kuantisasi, keseksamaan, serta kecermatan. Kecermatan diuji dengan melakukan uji perolehan kembali terhadap simulasi minuman isotonik dari minuman promotor dengan berbagai konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi untuk uji linearitas natrium dan kalium masing-masing 0,9939 dan 0,9971; batas deteksi natrium dan kalium adalah 10 µg/ml dan 2,2 µg/ml; batas kuantitasi natrium dan kalium adalah 30 µg/ml dan 6 µg/ml; keseksaman metode ditunjukkan dengan persentase koefisien variasi (KV) dari pengukuran konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi < 2 %. Metode ini cermat dan seksama untuk penetapan kadar natrium dan kalium dalam minuman isotonik dengan rata-rata nilai perolehan kembali untuk natrium dan kalium adalah 100,54 + 3,62 % dan 97,16 + 2,89 %, serta koefisien variasi dari persentase perolehan kembali natrium dan kalium adalah 3,60 % dan 2,97 %.
Kata kunci: validasi, natrium, kalium, minuman isotonik, spektroskopi emisi nyala
ABSTRACT
It is important to supply sodium and potassium to the body properly based on the body needs, one of the solutions to have it is by drinking isotonic drink. This study employed an analytical method on sodium and potassium substances in the isotonic drink by using flame emission spectroscopy method. While Flame photometer Corning 400 was taken as the instrument of the study. The research was constituted by checking the sodium chloride, sodium citrate, and potassium chloride raw materials using flame reaction and crystal reaction; validating the method of analysis using linearity, limit of detection, limit of quantification, precision, and accuracy. The accuracy of this study was investigated by examining isotonic beverage simulation at various concentrations. The study showed a coefficient correlation between
Validasi Metode Analisis... (Wiwiek I)
2
concentration and intensity of sodium and potassium were 0,9939 and 0,9971 respectively; limit of detection for sodium and potassium were 10µg/ml and 2.2 µg/ml; limit of quantification for sodium and potassium were 30 µg/ml and 6µg/ml; the precision was showed by coefficient variance for low, middle, and high concentration ≤ 2%. This method was accurate to determine sodium and potassium rate in isotonic beverage with recovery average for sodium and potassium were 100.54 ± 3.62% and 97.16 ± 2.89%, with variation coefficient from recovery of sodium and potassium were 3.60% and 2.97%.
Keywords: validation, sodium, potassium, isotonic beverage, flame emission spectroscopy
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
3
PENDAHULUAN
Tubuh manusia mengandung lebih kurang
empat persen berat badan yang merupakan
unsur mineral. Natrium dan kalium
merupakan mineral penting yang berupa
kation yang mempunyai fungsi untuk
mempertahankan tekanan osmotik cairan
intraseluler dan ekstraseluler, serta
keseimbangan asam basa (Apriyantono,
1989).
Pemenuhan kebutuhan natrium dan
kalium salah satunya dapat dilakukan
dengan mengonsumsi minuman isotonik.
Minuman isotonik adalah minuman yang
dirancang sedemikian rupa sehingga
memiliki tekanan osmotik yang sama
dengan tekanan darah manusia. Dengan
demikian, ketika minuman diteguk dapat
sekejap terserap oleh tubuh (Yulianto,
2003).
Minuman isotonik dapat ditemui
dengan mudah dipasaran. Banyak
kelebihan dari berbagai minuman isotonik
yang ditawarkan oleh para produsen pada
konsumen. Namun, konsumen harus
berhati-hati dalam memilih minuman ini.
Jika minuman ini mengandung kadar
natrium atau kalium yang berlebihan dapat
menimbulkan efek samping yang tidak
diinginkan. Analisis natrium dan kalium
dapat dilakukan dengan spektroskopi emisi
nyala (Skoog, 1999).
Spesifikasi mutu suatu produk
farmasi mutlak harus ditetapkan secara
memadai untuk menjamin keamanan dan
khasiatnya. Khasiat dan keamanan produk
seringkali hanya dapat dijamin melalui
pemantauan analitik mutunya, mulai dari
proses pembuatan, penyimpanan, distribusi
hingga pada tahap pengujiannya. Tujuan
tersebut hanya dapat dicapai jika
spesifikasi yang tepat diterapkan
berdasarkan metode analitik yang dapat
dipercaya. Metode analitik yang digunakan
untuk pengujian mutu tersebut harus
memenuhi standar tertentu. Berdasarkan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),
prosedur analitik tersebut harus divalidasi
sesuai dengan fasilitas dan peralatan yang
ada sebelum proses tersebut diadopsi untuk
pengujian mutu secara rutin (Ibrahim,
1997).
Validasi metode analisis adalah suatu
tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan
laboratorium untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan
untuk penggunaannya (Harmita, 2004).
Validasi ini merupakan sebuah elemen
kunci dalam menjamin bahwa sasaran
jaminan mutu dapat dicapai.
METODE PENELITIAN
Alat. Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah: labu ukur 25 mL, 100
mL, dan 250 mL; pipet ukur 1 mL dan 5
Validasi Metode Analisis... (Wiwiek I)
4
mL ; gelas kimia 600 mL; corong saring ;
vial kaca ; timbangan analitis (Sartorius);
sonikator Branson® 5200; vortex mixer;
flame photometer Corning 400.
Bahan. Bahan-bahan yang digunakan
adalah natrium klorida pro analysis
(Merck), natrium sitrat pro analysis
(Merck), kalium klorida pro analysis
(Merck), asam sitrat pro analysis (Merck),
kalsium laktat 95,96 %, magnesium
karbonat ringan (Brataco), sukrosa, air
suling, air demineralisasi (Brataco), perisa
sitrus (Seger Chemical).
Prosedur
Penelitian ini dilakukan melalui tahapan
kerja sebagai berikut:
1. Pemeriksaan bahan baku
2. Penentuan kondisi optimum
pengukuran, meliputi: optimasi
kecepatan injeksi, tinggi larutan, nyala.
3. Pembuatan larutan baku dan kurva
kalibrasi
4. Validasi metode analisis, meliputi:
linearitas, batas deteksi, batas
kuantitasi, keseksamaan, dan
kecermatan
5. Analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pemeriksaan Bahan Baku
Reaksi Nyala NaCl = Kuning kuat
Reaksi Nyala NaSitrat = Kuning kuat
Reaksi Nyala KCl = Lembayung
Reaksi Kristal KCl dengan Tripel Nitrit
Hasil Penentuan Kondisi Optimum
a. Hasil Optimasi Kecepatan Injeksi
Laju alir optimum untuk pengukuran
adalah 0.67 ml/menit.
b. Hasil Optimasi Tinggi Larutan
Setiap larutan yang akan diinjeksikan
harus memiliki ketinggian yang
sama.
y = 0.8523x + 5.9488R2 = 0.9942
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 20 40 60 80 100
Inte
nsi
tas
Konsentrasi (ppm)
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
5
c. Hasil Optimasi Nyala
Knop fuel adjusment dibuka dan
diatur + 6 putaran untuk mendapatkan
nyala berwarna biru dan stabil.
Validasi Metode Analisis
Hasil Uji Linearitas
Kurva Kalibrasi Natrium
Kurva Kalibrasi Kalium
Dari penelitian, diperoleh koefisien
korelasi kurva kalibrasi natrium dan
kalium masing- masing 0,9939 dan 0,997.
Kedua garis menunjukkan korelasi antara
dua variabel yang baik (dilihat dari r
hitung lebih besar dari r tabel) pada p =
0,05, d.b = n-2 = 4 yaitu r = 0,82
(Mursyidi, 1985). Kedua garis tersebut
juga memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh BPOM dalam petunjuk teknis
pelaksanaan validasi metode analisis, yaitu
nilai koefisien korelasi adalah > 0,98.
Hasil Uji Batas Deteksi
Hasil Pengukuran Batas Deteksi Natrium
Konsentrasi
Natrium (µg/ml) Intensitas
0
5
7,5
10
12,5
0,5
1,0
1,2
1,5
1,7
Batas deteksi natrium adalah 10 µg/ml
Hasil Pengukuran Batas Deteksi Kalium
Konsentrasi
Kalium (µg/ml) Intensitas
0
1,5
2
2,2
2,5
0,5
0,7
1,2
1,5
1,7
Batas deteksi kalium adalah 2,2 µg/ml
Hasil Uji Batas Kuantisasi
Hasil Pengukuran Batas Kuantisasi
Natrium
Konsentrasi
Natrium (µg/ml) Intensitas
0
15
20
30
40
0,5
4,0
4,5
5,0
5,2
y = 0.0596x + 4.9155R2 = 0.9885
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
0 50 100 150 200
Inte
nsita
s
Konsentrasi (ppm)
Batas kuantisasi Natrium 30 µg/ml
Hasil Pengukuran Batas Kuantisasi Kalium
Konsentrasi
Kalium (µg/ml) Intensitas
0
3
4
5
6
0,5
4,0
4,5
4,7
5,0
Batas Kuantisasi Kalium adalah 6 µg/ml
Hasil Uji Keseksamaan (Presisi)
Hasil Uji Keseksamaan Natrium
KV (%)
1
Konsentrasi rendah
(60 µg/ml)
Konsentrasi sedang
(120 µg/ml)
Konsentrasi tinggi
(180 µg/ml)
0,94
0,83
0,64
Hasil Uji Keseksamaan Kalium
KV (%)
1
Konsentrasi rendah
(20 µg/ml)
Konsentrasi sedang
(50 µg/ml)
0,95
0,51
Validasi Metode Analisis
Batas kuantisasi Natrium 30 µg/ml
Hasil Pengukuran Batas Kuantisasi Kalium
Batas Kuantisasi Kalium adalah 6 µg/ml
Hasil Uji Keseksamaan (Presisi)
2
1,01
0,67
1,07
2
0,40
0,43
Konsentrasi tinggi
(80 µg/ml)
0,35
Ket: KV = Koefisien Variasi
Hasil Uji Kecermatan (Akurasi)
Grafik Persentase Uji Perolehan Kembali
Natrium
Grafik Persentase Uji Perolehan Kembali
Kalium
Hasil uji perolehan kembali natrium dan
kalium dalam simulasi minuman isotonik
dengan rata-rata nilai perolehan kembali
untuk natrium dan kalium adalah 100,54
3,62 % dan 97,16 + 2,89 %. Hasil tersebut
menunjukkan kecermatan (akurasi) yang
baik menurut Harmita (2004), akurasi yang
baik terletak pada nilai uji perolehan
kembali antara 90 % sampai dengan 107
86889092949698
100102104106
Rep 1Rep 2 Rep 1Rep 2 Rep 1Rep 2 Rep 1Rep 2
% Uji Perolehan Kembali
Formula 1 - 5
889092949698
100102104106
Rep 1 Rep 1
% Uji Perolehan Kembali
Formula 1 - 5
Validasi Metode Analisis... (Wiwiek I)
6
0,29
Hasil Uji Kecermatan (Akurasi)
Grafik Persentase Uji Perolehan Kembali
Grafik Persentase Uji Perolehan Kembali
Hasil uji perolehan kembali natrium dan
kalium dalam simulasi minuman isotonik
rata nilai perolehan kembali
untuk natrium dan kalium adalah 100,54 +
2,89 %. Hasil tersebut
menunjukkan kecermatan (akurasi) yang
baik menurut Harmita (2004), akurasi yang
baik terletak pada nilai uji perolehan
kembali antara 90 % sampai dengan 107
Rep 1Rep 2 Rep 1Rep 2
Rep 1
Farmaka, Volume 7 Nomor 3, Desember 2009
7
%. Koefisien variansi (KV) yang diperoleh
dari persentase perolehan kembali natrium
dan kalium masing-masing adalah 3,60 %
dan 2,97 %. Nilai koefisien variansi ini
masih berada dalam batas koefisien
variansi yang diperbolehkan untuk analisis
penetapan kadar, yaitu pada rentang 2-5 %
(Snyder et al., 1997).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
natrium dan kalium dapat dianalisis
menggunakan metode spektroskopi emisi
nyala dengan instrumen flame photometer
Corning 400. Diperoleh koefisien korelasi
untuk uji linearitas natrium dan kalium
masing-masing 0,9939 dan 0,9971; batas
deteksi natrium dan kalium adalah 10
µg/ml dan 2,2 µg/ml; batas kuantitasi
natrium dan kalium adalah 30 µg/ml dan 6
µg/ml; keseksaman metode ditunjukkan
dengan persentase koefisien variansi (KV)
dari pengukuran konsentrasi rendah,
sedang, dan tinggi < 2 %.
Metode ini cermat dan seksama
untuk penetapan kadar natrium dan kalium
dalam minuman isotonik dengan rata-rata
nilai perolehan kembali untuk natrium dan
kalium adalah 100,54 + 3,62 % dan 97,16
+ 2,89 %, serta koefisien variansi yang
diperoleh dari persentase perolehan
kembali natrium dan kalium adalah 3,60 %
dan 2,97 %.
SARAN
Dari hasil penelitian yang
diperoleh, disarankan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan baku dalam garam lithium
agar hasil penetapan kadar lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, Anton, Dedi F., Ni Luh P., Sedar N., Slamet B. 1989. Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendididikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.
BPOM. 2001. Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Hal. 412 – 428.
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian 1. Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Hal. 117 – 134.
Validasi Metode Analisis... (Wiwiek I)
8
Ibrahim, S. 1997. Penggunaan Statistika dalam Validasi Metode Analitik dan Penerapannya. Vol 1. Proseding Temu Ilmiah Nasional Bidang Farmasi. Jurusan Farmasi ITB. Bandung.
Mulja, Muhammad dan Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga University Press. Hal.100 – 107.
Mursyidi, Achmad. 1985. Statistika Farmasi dan Biologi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 72 – 81.
Rohdiana, Dadan. 2006. Minuman Isotonik Bisakah Gantikan Cairan Tubuh yang Hilang? www.pikiranrakyat.com/cetak/2006/062006/08/cakrawala/Lainnya02.htm. Diakses tanggal 30 Mei 2007.
Skoog, D.A., D. M. West, F. J. Holler, dan S. R. Crouch. 1999. Analytical Chemistry: An Introduction, 7th ed. New York: Sounders College Publishing.
Snyder, L. R., Kirkland, J. J., and Glajch. 1997. Practical HPLC Method Development, Second Edition. New York: John Wiley & Sons. P. 687 – 695.
Underwood, A. L. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, ph.D. Jakarta: Erlangga.
Wade, Ainley and Paul J. Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Second Edition. Washington: American Pharmaceutical Associations.
Winarno, F.G. 2006. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 150 – 154.
Yulianto,W.A.2003.Formulasi Minuman Olahraga yang Menyehatkan. http:www.kompas.com/kompas-cetak/0303115/llpeng/183236.html.Diakses pada tanggal 10 Desember 2006.