VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID...

54
VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR KURKUMIN DALAM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Yosua Agung Santoso NIM : 168114018 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID...

  • VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    KURKUMIN DALAM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Yosua Agung Santoso

    NIM : 168114018

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    KURKUMIN DALAM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Yosua Agung Santoso

    NIM : 168114018

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    Persetujuan Pembimbing

    VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    KURKUMIN DALAM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

    Skripsi yang diajukan oleh:

    Yosua Agung Santoso

    NIM : 168114018

    Telah disetujui oleh:

    Pembimbing Utama

    Dr. Christine Patramurti, Apt. tanggal 25 November 2019

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    Pengesahan Skripsi Berjudul

    VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    KURKUMIN DALAM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

    Oleh:

    Yosua Agung Santoso

    NIM : 168114018

    Dipertahankan di hadapan Pantia Penguji Skripsi

    Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma

    pada tanggal: 17 Desember 2019

    Mengetahui

    Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan

    Dr. Yustina Sri Hartini, Apt.

    Panitia Penguji: Tanda tangan

    1. Dr. Christine Patramurti, Apt. ….……................

    2. Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. ……………….....

    3. Michael Raharja Gani, M.Farm., Apt. ………………….

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana

    layaknya karya ilmiah.

    Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiatisme dalam naskah

    saya, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Yogyakarta, 25 November 2019

    Penulis

    Yosua Agung Santoso

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Yosua Agung Santoso

    Nomor Mahasiswa : 168114018

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    VALIDASI METODE ANALISIS HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR

    KURKUMIN DALAM EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

    mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

    data, medistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

    media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

    maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 25 November 2019

    Yang menyatakan

    (Yosua Agung Santoso)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    ABSTRAK

    Dalam proses memenuhi syarat standarisasi bahan baku produk bahan

    alam menjadi produk obat herbal terstandar, diperlukan metode analisis yang

    reliabel dan mampu memenuhi kebutuhan proses standarisasi bahan baku yang

    akan dibuat produk obat herbal terstandar. Proses standarisasi bahan baku ekstrak

    rimpang kunyit memerlukan metode analisis yang optimum dan valid guna

    menetapkan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit. Kurkumin di dalam

    ekstrak rimpang kunyit yang memiliki tiga bentuk senyawa yaitu kurkumin,

    demetoksikurkumin dan bis-demetoksikurkumin, sehingga diperlukan metode

    analisis dengan selektivitas dan sensitivitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu,

    metode analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit yang reliabel perlu

    ditetapkan.

    Metode analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit menggunakan

    HPLC telah dioptimasi dalam penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini,

    dilakukan validasi metode analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit

    menggunakan HPLC fase terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air

    (65:5:30 v/v), fase diam oktadesilsilan (C-18), serta laju alir 1,0 mL/menit.

    Penelitian ini bertujuan untuk memvalidasi parameter selektivitas, linearitas,

    rentang, akurasi, dan presisi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang diuji memiliki

    koefisien korelasi dan koefisien determinasi 0,999 (≥ 0,99) dan nilai resolusi

    1,533 (≥ 1,5). Selain itu, akurasi intra-day dan inter-day adalah antara 97,03-

    100,08% dan 96,11-99,88% (di dalam 85%-110%) dan presisi intra-day dan inter-

    day adalah antara 0,10-1,65% dan 0,31-2,59% (≤ 4%). Metode yang diuji realibel

    sehingga dapat digunakan untuk menetapkan kadar kurkumin dalam ekstrak

    rimpang kunyit.

    Kata Kunci: Ekstrak rimpang kunyit, HPLC, Kurkumin, Validasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    In the process of meeting the standardization requirements of product raw

    materials to become standardized herbal medicine, a reliable analysis method is

    needed for standardization process for the raw material that will be make into a

    standardized herbal medicinal products. The process of standardization of

    turmeric rhizome extract raw materials requires an optimal and valid analytical

    method to determine curcumin levels in turmeric rhizome extract. Curcuminoid in

    turmeric rhizome extract which has three forms of compounds namely curcumin,

    demethoxycurcumin and bisdemethoxycurcumin, so that analytical methods with

    high selectivity and sensitivity are needed. Therefore, the method of curcumin

    analysis in a reliable turmeric rhizome extract needs to be established.

    Curcumin analysis method in turmeric extract using HPLC has been

    optimized in previous studies. In this study, the method of analysis of curcumin in

    turmeric rhizome extract was validated using reverse phase HPLC with the mobile

    phase of acetonitrile:methanol:water (65:5:30 v/v), octadesilsilan (C-18)

    stationary phase, and flow rate 1,0 mL / minute. This study aims to validate the

    parameters of selectivity, linearity, range, accuracy, and precision.

    The results showed that the method tested had a correlation coefficient and

    determination coefficient of 0.999 (≥ 0.99) and a resolution value of 1.533 (≥ 1.5).

    In addition, intra-day and inter-day accuracy is between 97.03-100.08% and

    96.11-99.88% (within 85% -110%) and intra-day and inter-day precision is

    between 0,10-1.65% and 0.31-2.59% (≤ 4%). The tested method is reliable so it

    can be used to determine the level of curcumin in turmeric rhizome extract.

    Keywords: Curcumin, HPLC, Turmeric Rhizome Extract, Validation

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Successful and unsuccessful people do not vary greatly in their abilities. They

    vary in their desires to reach their potential.

    -John Maxwell-

    Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Esa

    Dengan in saya persembahkan karya ini untuk

    Kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang

    Setiap guru dan dosen, yang dengan sabar mendidik saya selama ini

    Teman-teman yang selalu mendukung, merajut memori setiap harinya, tawa yang

    setiap hari kita miliki, dan solidaritas yang luar biasa

    Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi tempat saya menimba

    ilmu selama ini melalui pembelajaran kontekstual dan aplikatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    PRAKATA

    Puji dan Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas

    berkat dan penyertaan-Nya dari awal penyusunan sampai tahap akhir penelitian

    sehingga naskah skripsi berjudul Validasi Metode Analisis High Performance

    Liquid Chromatography Fase Terbalik Pada Penetapan Kadar Kurkumin Dalam

    Ekstrak Rimpang Kunyit dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan bagian dari

    penelitian Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. yang berjudul “Micropaticles to

    Potentially Improve Bioavailability of Curcumin and Antidiabetic Activities in Pre

    Clinical Studies: Combining Solid Dispersion Technology and Metabolism

    Suppressors” berdasarkan SK nomor 035b/LPPM USD/IV/2019.

    Dalam proses penyelesaian naskah skripsi, penulis menerima banyak

    dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

    mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma

    2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Ketua Program Studi Farmasi

    Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing yang

    telah berperan seperti orang tua dan senantiasa memberikan masukan, arahan,

    serta pendampingan dengan sabar selama proses penyusunan skripsi.

    3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

    dosen penguji yang selalu memberikan masukan, pendampingan, dan kritik

    yang membangun.

    4. Bapak Michael Raharja Gani, M.Farm., Apt., selaku dosen penguji yang

    senantiasa memberikan kritik, masukan, dan saran yang membangun.

    5. Mas Bimo (Laboran Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma), Bapak Bimo (Laboran Laboratorium Analisis

    Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), dan Bapak Kayat

    (Laboran Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata

    Dharma) yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan penelitian di

    laboratorium.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    6. Rekan penelitian Maria Philomia Christanti Raga, Sinta Susanti, dan Christin

    Nesia Sukma Wijayanti atas dukungan, solidaritas, suka-duka, dan kerja sama

    selama proses penelitian.

    7. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Selama proses penyusunan skripsi penulis menyadari bahwa masih

    terdapat banyak kekurangan dalam naskah ini. Oleh karena itu, penulis sangat

    terbuka terhadap segala masukan, saran dan kritik yang membangun agar naskah

    skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata, semoga naskah

    skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

    Yogyakarta, 25 November 2019

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL……………………………………………..…..

    i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………...…

    HALAMAN PENGESAHAN………………………………………..

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………….

    ABSTRAK…………………………………………………………...

    ABSTRACT…………………………………………………………...

    HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………...

    PRAKATA…………………………………………………………...

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    vii

    ix

    DAFTAR ISI………………………………………………………… xi

    DAFTAR TABEL.....………………………………………………... xii

    DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xiii

    DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….... xiv

    PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

    METODE PENELITIAN…………….……………..…….................. 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN……..…...…………...……………… 9

    KESIMPULAN………..….…………...……………………….……. 16

    SARAN………………….....…..………………………...................... 16

    DAFTAR PUSTAKA………………...…...…………………………. 17

    LAMPIRAN…………….…..…………...…………….……………..

    BIOGRAFI PENULIS………………………………………………..

    19

    39

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I. Data waktu retensi, resolusi dan tailing factor senyawa

    kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit ……….............

    10

    Tabel II. Data perolehan AUC dari 3 replikasi 7 seri konsentrasi

    baku kurkumin ………………...…..………………........

    11

    Tabel III. Data rentang………………………………...…………...

    Tabel IV. Data intra-day akurasi dan presisi kurkumin …………...

    Tabel V. Data inter-day akurasi dan presisi kurkumin …………...

    13

    15

    15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Kromatogram larutan baku kurkumin konsentrasi 0,5

    µg/mL …………………………………………………

    Gambar 2. Kromatogram ekstrak rimpang kunyit konsentrasi 0,5

    µg/mL …………………………………………………

    Gambar 3. Stacking kromatogram kurva baku kurkumin replikasi

    ketiga……......................................................................

    Gambar 4. Kurva baku kurkumin replikasi ketiga ………..……....

    Gambar 5. Stacking kromatogram adisi baku kurkumin…………..

    9

    10

    12

    12

    14

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Kromatogram rentang dan kurva baku kurkumin…….

    Lampiran 2. Kromatogram perolehan kembali……………………..

    Lampiran 3. Kromatogram ekstrak rimpang kunyit konsentrasi 0,5

    µg/mL………………………………………………....

    Lampiran 4. Data AUC perolehan kembali dan presisi…………….

    19

    32

    36

    37

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    PENDAHULUAN

    Sampai saat ini telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh

    masyarakat Indonesia untuk menanggulangi beberapa penyakit. Manfaat

    penggunaan obat tradisional tersebut secara luas telah dirasakan oleh masyarakat.

    Hal ini juga tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan obat

    tradisional, sehingga memberi dampak meningkatnya produksi obat dari industri

    obat tradisional. Penggunaan senyawa bahan alam tersebut giat dilakukan sebagai

    alternatif pengobatan di samping obat sintesis (Pulido et al., 2016).

    Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mendorong

    perkembangan obat herbal sampai tingkat obat herbal terstandar bahkan sampai ke

    tingkat fitofarmaka yang bertujuan untuk menjamin keamanan obat herbal yang

    akan digunakan oleh masyarakat. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat

    bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan

    uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi (BPOM, 2014). Proses

    pengembangan produk bahan alam menjadi produk obat herbal terstandar

    memerlukan proses standarisasi bahan baku yang dilanjutkan dengan proses uji

    praklinik pada hewan untuk membuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah

    (BPOM, 2014). Dalam proses memenuhi syarat standarisasi bahan baku ekstrak

    rimpang kunyit menjadi produk obat herbal terstandar, diperlukan metode analisis

    yang reliabel dan mampu memenuhi kebutuhan proses standarisasi bahan baku

    yang akan dibuat produk obat herbal terstandar.

    Proses standarisasi bahan baku ekstrak rimpang kunyit memerlukan

    metode analisis yang optimum dan valid guna menetapkan kadar kurkumin dalam

    ekstrak rimpang kunyit. Kurkuminoid di dalam ekstrak rimpang kunyit memiliki

    tiga bentuk senyawa yaitu kurkumin, demetoksikurkumin dan bis-

    demetoksikurkumin, sehingga diperlukan metode analisis dengan selektivitas dan

    sensitivitas yang cukup tinggi. Metode analisis diharapkan selektif sehingga

    mampu memisahkan senyawa kurkumin yang ada di dalam ekstrak rimpang

    kunyit dari bentuk turunan lainnya yaitu demetoksikurkumin dan bis-

    demetoksikurkumin dengan baik. Metode analisis diharapkan mampu mengukur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    kadar kurkumin dengan sensitivitas yang baik sehingga dapat lebih baik dalam

    penetapan kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit.

    Dalam berbagai penelitian yang pernah ada sebelumnya menunjukkan

    bahwa kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit dapat ditetapkan dengan

    metode Spektrofotometri UV-Vis, KLT-Densitometer dan HPLC fase terbalik.

    Beberapa metode spektrofotometri UV-Vis telah dikembangkan untuk analisis

    kadar kurkumin (Setyaningsih et al., 2016; Jankun et al., 2016). Pada penelitian

    menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis didapat hasil berupa kadar

    kurkuminoid total karena metode tersebut tidak mampu memisahkan kurkumin

    dari bentuk turunan lainnya yaitu demetoksikurkumin dan bis-

    demetoksikurkumin. Metode spektrofotometri UV-Vis kurang selektif dibanding

    dengan metode kromatografi lapis tipis dan kromatografi cair yang mampu

    memisahkan kurkumin dari bentuk turunan lainnya.

    Beberapa metode kromatografi lapis tipis telah dikembangkan untuk

    menyediakan kebutuhan metode yang lebih selektif dibanding metode

    spektrofotometri UV-Vis yang dapat diandalkan untuk penentuan kadar kurkumin

    dalam ekstrak rimpang kunyit (Phattanawasin et al., 2009; Gantait et al., 2011;

    Setyaningsih et al., 2016). Metode kromatografi lapis tipis terbukti mampu

    memisahkan kurkumin dari bentuk turunan lainnya yaitu demetoksikurkumin dan

    bis-demetoksikurkumin. Pada penelitian menggunakan metode kromatografi lapis

    tipis mampu memberikan pemisahan sempurna puncak kurkumin dari puncak

    senyawa derivat kurkumin dengan Rf 0,50 dan Rs 2,62. Linearitas metode

    ditunjukkan oleh nilai r sebesar 0,996. Metode KLT ini memberikan presisi dan

    akurasi sesuai dengan regulasi yaitu RSD ≤ 3,50 dan perolehan kembali 94-105%.

    Metode kromatografi lapis tipis memiliki sensitifitas yang cukup tinggi, mampu

    mengukur kadar terendah kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit hingga 1,3

    μg/mL. Metode kromatografi lapis tipis kurang sensitif dibanding dengan metode

    kromatografi cair yang mampu mengukur kadar sampel hingga satuan ng/mL

    (ppb).

    Beberapa metode Reverse Phase High Performance Liquid

    Chromatography (RP-HPLC) telah dikembangkan untuk menyediakan kebutuhan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    metode yang selektif dan sensitif yang dapat diandalkan untuk penentuan

    kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit (Wichitnithad et al., 2009; Ali et al.,

    2014; Monton et al., 2016; Setyaningsih et al., 2016; Fonseca et al., 2017;

    Khismatrao et al., 2018). Pada penelitian menggunakan metode RP-HPLC mampu

    memberikan pemisahan sempurna puncak kurkumin dari puncak senyawa derivat

    kurkumin dengan Tf 0,9-1,2 dan Rs 1,5-2,0. Linearitas metode ditunjukkan oleh

    nilai r sebesar 0,99. Metode RP-HPLC mampu memberikan presisi dan akurasi

    sesuai dengan regulasi yaitu RSD ≤ 4% dan perolehan kembali 92,47-105,70%.

    Metode RP-HPLC juga memiliki sensitifitas yang tinggi, mampu mengukur kadar

    terendah kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit hingga 6 ng/mL. Penelitian

    mengenai deteksi kadar kurkumin dilakukan oleh Ali, Haque, dan Saleem dengan

    menggunakan fase diam C-18 dan komposisi fase gerak asetonitril:metanol:air

    dengan perbandingan 40:20:40 v/v (Ali, et al., 2014). Pada penelitian kali ini,

    penulis mengacu pada penelitian Ali, Haque, dan Saleem dengan menggunakan

    modifikasi sistem fase gerak yang sudah dioptimasi pada penelitian sebelumnya.

    Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian penetapan

    kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit dengan menggunakan metode

    HPLC fase terbalik yang terdiri dari tahap optimasi dan validasi. Penulis akan

    melakukan validasi terhadap metode tersebut. Proses validasi metode analisis

    dilakukan untuk memastikan bahwa parameter kinerja metode analisis mampu

    mengatasi masalah analisis dan menunjukkan bahwa metode analisis yang

    digunakan layak digunakan untuk analisis senyawa kurkumin (ICH, 2005).

    Validasi metode dilakukan ketika metode baru diterapkan untuk mengatasi

    permasalahan analisis tertentu, ketika metode yang sudah baku direvisi, ketika

    metode baku diterapkan di laboratorium yang berbeda, mendemonstrasikan

    kesetaraan dua metode, serta apabila adanya perubahan instrumen dan analit

    (Gandjar dan Rohman, 2007). Beberapa parameter validasi yang digunakan

    meliputi selektivitas, linearitas, rentang, akurasi, dan presisi (USP, 2017).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    METODE PENELITIAN

    Bahan Penelitian

    Bahan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualitas pro

    analysis, meliputi ekstrak rimpang kunyit dengan kandungan kurkuminoid 95%

    (PT. Phytocemindo Reksa), baku kurkumin tingkat kemurnian 98% (Nacalai Inc.),

    metanol grade for liquid chromatography (E. Merck), asetonitril grade for liquid

    chromatography (E. Merck), dan aquabidestilata. Bahan lainnya diperoleh dari

    Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Alat Penelitian

    Alat yang digunakan dalam penilitian ini meliputi seperangkat HPLC

    merk Shimadzu dengan detektor UV (LC-2010C HT Shimadzu), kolom C-18

    (Knaurer) dengan dimensi 250 x 4,6 mm dan ukuran pori 5 µm; seperangkat

    komputer (Dell B6RDZIS Connexant system RD01-D850 A03-0382 JP France

    S.A.S); printer (HP Deskjet 1000 J110a); ultrasonikator (RETSCH); neraca

    analitis ultramicro (RADWAG®) seri UYA 2.3Y dengan kapasitas timbang

    maksimal 2,1 g, minimal 0,01 mg, dan d = 0,1 µg; neraca analitis (Scaltec) dengan

    kapasitas timbang maksimal 60/210 g, minimal 0,001 g, d = 0,01 mg, dan e = 1

    mg; jarum suntik (Terumo); syringe filter 0,45 µm (Ministar®); pompa vakum;

    whatman membrane filter dengan ukuran pori sebesar 0,45 µm dan diameter

    sebesar 47 mm; corong buchner; mikropipet (Socorex); dan peralatan-peralatan

    yang biasa digunakan di dalam laboratorium analisis farmasi.

    Tata Cara Penelitian

    Pembuatan fase gerak

    Fase gerak terbuat dari asetonitril, metanol dan air dengan perbandingan

    65:5:30 v/v. Setiap komponen disaring dengan menggunakan kertas saring

    whatman pada corong buchner, dibantu dengan pompa vakum, kemudian

    diawaudarakan selama 15 menit dengan ultrasonikator. Pencampuran komponen

    fase gerak dilakukan di dalam instrumen HPLC.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Pembuatan Larutan Baku Kurkumin

    Pembuatan larutan stok kurkumin 1000 µg/mL

    Sebanyak kurang lebih 1,0 mg baku kurkumin yang ditimbang seksama

    dilarutkan dalam mikrotube dengan metanol sampai tanda batas 1 ml sehingga

    diperoleh larutan stok kurkumin 1000 µg/mL.

    Pembuatan larutan intermediet baku kurkumin 100 µg/mL

    Sebanyak 100 µL larutan stok baku kurkumin 1000 µg/mL diambil

    kemudian dilarutkan dengan menggunakan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh larutan intermediet baku kurkumin 100 µg/mL.

    Pembuatan larutan intermediet baku kurkumin 10 µg/mL

    Sebanyak 100 µL larutan intermediet baku kurkumin 100 µg/mL diambil

    kemudian dilarutkan dengan menggunakan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh larutan intermediet baku kurkumin 10 µg/mL.

    Pembuatan seri larutan baku kurkumin

    Pembuatan seri larutan baku kurkumin (konsentrasi 40; 35; 30; 25; 20; 15;

    dan 10 µg/mL)

    Sebanyak 400 µL; 350 µL; 300 µL; 250 µL; 200 µL; 150 µL; 100 µL

    larutan intermediet baku kurkumin 100 µg/mL masing-masing dimasukkan dalam

    mikrotube, kemudian diencerkan dengan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh seri larutan baku kurkumin dengan konsentrasi 40 µg/mL; 35

    µg/mL; 30 µg/mL; 25 µg/mL; 20 µg/mL; 15 µg/mL; dan 10 µg/mL.

    Pembuatan seri larutan baku kurkumin (konsentrasi 5,0; 2,5; 1,0; 0,5; 0,1;

    dan 0,05 µg/mL)

    Sebanyak 500 µL; 250 µL; 100 µL; 50 µL; 10 µL; 5 µL larutan

    intermediet baku kurkumin 10 µg/mL masing-masing dimasukkan dalam

    mikrotube, kemudian diencerkan dengan metanol sampai tanda batas 1 ml

    sehingga diperoleh seri larutan baku kurkumin dengan konsentrasi 5,0 µg/mL; 2,5

    µg/mL; 1,0 µg/mL; 0,5 µg/mL; 0,1 µg/mL; dan 0,05 µg/mL.

    Preparasi larutan ekstrak rimpang kunyit

    Ditimbang kurang lebih 10 mg ekstrak rimpang kunyit dengan seksama,

    kemudian dilarutkan dalam labu takar 10,0 mL dengan metanol hingga tanda

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    batas sehingga diperoleh larutan ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 1000

    µg/mL (larutan A). Sebanyak 1,0 mL larutan A diambil kemudian dilarutkan

    dengan menggunakan metanol dalam labu takar 10,0 mL sampai tanda batas

    sehingga diperoleh larutan ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 100 µg/mL

    (larutan B). Sebanyak 100 µL larutan B diambil kemudian dilarutkan dengan

    menggunakan metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml sehingga

    diperoleh larutan ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 10 µg/mL (larutan

    C). Sebanyak 50 µL larutan C diambil kemudian dilarutkan dengan menggunakan

    metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml sehingga diperoleh larutan

    ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 0,5 µg/mL (larutan D).

    Validasi Metode Analisis

    Selektivitas

    Larutan baku kurkumin konsentrasi 0,5 µg/mL diinjeksikan ke dalam

    HPLC fase terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v) serta

    fase diam oktadesilsilan (C-18) dan laju fase gerak 1,0 mL/menit, kemudian

    larutan ekstrak kurkumin dengan konsentrasi 0,5 µg/mL diinjeksikan ke dalam

    HPLC fase terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v) serta

    fase diam oktadesilsilan (C-18) dan laju fase gerak 1,0 mL/menit. Replikasi

    dilakukan sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh waktu retensi senyawa kurkumin

    dan nilai daya resolusi.

    Kurva Baku Kurkumin

    Larutan seri baku kurkumin dengan konsentrasi 25 µg/mL; 20 µg/mL; 15

    µg/mL; 10 µg/mL; 5,0 µg/mL; 2,5 µg/mL; 1,0 µg/mL yang telah dibuat disaring

    dengan syringe filter lalu diawaudarakan selama 5 menit. Setiap larutan

    diinjeksikan ke dalam HPLC fase terbalik dengan fase gerak

    asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v) serta fase diam oktadesilsilan (C-18) dan laju

    fase gerak 1,0 mL/menit. Luas area kurkumin akan ditunjukkan oleh

    kromatogram. Kurva baku diperoleh dengan memplotkan luas area kurkumin

    dengan kadar baku kurkumin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Linearitas dan Rentang

    Larutan seri baku kurkumin dengan konsentrasi 40 µg/mL; 35 µg/mL; 30

    µg/mL; 25 µg/mL; 20 µg/mL; 15 µg/mL; 10 µg/mL; 5,0 µg/mL; 2,5 µg/mL; 1,0

    µg/mL; 0,5 µg/mL; 0,1 µg/mL; dan 0,05 µg/mL yang telah dibuat disaring dengan

    syringe filter lalu diawaudarakan selama 5 menit. Setiap larutan diinjeksikan ke

    dalam HPLC fase terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v)

    serta fase diam oktadesilsilan (C-18) dan laju fase gerak 1,0 mL/menit.

    Pembacaan seri baku kurkumin dilakukan sebanyak 3 kali replikasi.

    Akurasi dan Presisi

    Intra-day dan inter-day presisi dan akurasi dilakukan dengan

    menggunakan sampel ekstrak rimpang kunyit kosentrasi 0,5 µg/mL yang

    ditambahkan tiga tingkatan konsentrasi baku kurkumin yang berbeda, dilakukan

    replikasi 3 kali untuk masing-masing konsentrasi dan mengulangi penelitian

    selama tiga hari berturut-turut pada. Baku kurkumin yang ditambahkan memiliki

    tingkat konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi yaitu 1 µg/mL, 10 µg/mL, 20

    µg/mL secara berurutan. Sebanyak 50 µL larutan ekstrak rimpang kunyit dengan

    konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian ditambahkan 100 µL larutan intermediet

    baku kurkumin 10 µg/mL, dilarutkan dengan menggunakan metanol pada

    mikrotube sampai tanda batas 1 ml (Larutan Adisi 1). Sebanyak 50 µL larutan

    ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 10 µg/mL diambil kemudian

    ditambahkan 100 µL larutan intermediet baku kurkumin 100 µg/mL, dilarutkan

    dengan menggunakan metanol pada mikrotube sampai tanda batas 1 ml (Larutan

    Adisi 2). Sebanyak 50 µL larutan ekstrak rimpang kunyit dengan konsentrasi 10

    µg/mL diambil kemudian ditambahkan 200 µL larutan intermediet baku kurkumin

    100 µg/mL, dilarutkan dengan menggunakan metanol pada mikrotube sampai

    tanda batas 1 ml (Larutan Adisi 3). Setiap larutan disaring dengan syringe filter

    dan diawaudarakan selama 5 menit, kemudian diinjeksikan ke dalam HPLC fase

    terbalik dengan fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30 v/v) serta fase diam

    oktadesilsilan (C-18) dan laju fase gerak 1,0 mL/menit. Semua percobaan

    dilakukan dalam 3 replikasi untuk setiap tingkatan konsentrasi, kemudian nilai

    recovery dan koefisien variasi dapat dihitung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    Analisis Hasil

    Selektivitas

    Parameter ini ditentukan dengan nilai resolusi puncak dari senyawa

    kurkumin yang didapat. Perbandingan waktu retensi yang sama antara baku

    kurkumin dan senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit membuktikan

    bahwa puncak tersebut adalah benar merupakan puncak dari senyawa kurkumin.

    Metode analisis yang diuji dikatakan selektif apabila memiliki nilai resolusi ≥ 1,5

    (AOAC, 2019).

    Linearitas dan Rentang

    Nilai koefisien korelasi (r) merupakan nilai yang menentukan linearitas

    suatu metode. Koefisien korelasi diperoleh dari plot perbandingan AUC baku

    kurkumin terhadap konsentrasi baku kurkumin. Metode analisis dikatakan linear

    apabila memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,99 (AOAC, 2019).

    Rentang diperoleh dengan melakukan penambahan 3 konsentrasi di atas titik

    tertinggi kurva baku dan 3 konsentrasi dibawah titik terendah kurva baku. Nilai

    koefisien determinasi (R2) didapat dari pengkuadratan koefisien korelasi rentang

    baku kurkumin dengan konsentrasi 0,05 µg/mL-40 µg/mL. Rentang yang baik

    memiliki nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,99 menunjukkan metode

    analisis mampu memastikan kadar kurkumin dalam analit tidak mengalami

    ekstrapolasi (AOAC, 2019).

    Akurasi dan Presisi

    Akurasi suatu metode ditunjukkan dengan nilai perolehan kembali. Nilai

    tersebut dapat diperoleh dengan membandingkan konsentrasi sampel yang

    didapat dengan konsentrasi analit sebenarnya melalui rumus perolehan kembali.

    Syarat nilai perolehan kembali yang dapat diterima sesuai dengan konsentrasi

    baku kurkumin yang ditambahkan adalah 85-110% (AOAC, 2019). Presisi suatu

    metode ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi. Syarat nilai koefisien variasi

    yang dapat diterima sesuai dengan konsentrasi baku kurkumin yang ditambahkan

    adalah ≤ 4% (AOAC, 2019).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Validasi metode analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit

    dilakukan dengan menggunakan kolom C18; perbandingan fase gerak

    asetonitril:metanol:air sebesar 65:5:30; laju alir 1,0 mL/menit; pembacaan pada

    panjang gelombang 420 nm; volume injeksi 20 µL; dan waktu pembacaan selama

    7 menit. Seluruh prosedur tersebut telah dioptimasi dalam penelitian sebelumnya

    dengan nilai tailing factor sebesar 1,180; resolusi pada konsentrasi 45 µg/mL

    sebesar 1,739; dan waktu retensi sebesar 5,289. Parameter yang divalidasi dalam

    penelitian ini meliputi selektivitas, linearitas, rentang, akurasi, dan presisi.

    Penentuan Selektivitas

    Selektivitas adalah parameter yang menunjukkan kemampuan metode

    analisis dalam membedakan dan menghitung analit dari senyawa lain dalam

    sampel. Selektivitas merupakan informasi yang menunjukkan bahwa substansi

    yang diukur adalah substansi yang dikehendaki untuk dianalisis (FDA, 2018).

    Gambar 1. Kromatogram larutan baku kurkumin konsentrasi 0,5 µg/mL; “A” merupakan

    puncak senyawa kurkumin.

    Pada Gambar 1 di atas, tampak bahwa setelah menit ketiga, tidak ada puncak dan

    tidak ada gangguan yang ditemukan sehingga tidak akan menganggu hasil analisis

    puncak senyawa kurkumin. Pada Gambar 1 dan Gambar 2, tampak bahwa

    perbandingan waktu retensi yang sama antara baku kurkumin dan senyawa

    kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit yang sama yaitu pada 5,3 menit

    membuktikan bahwa puncak tersebut adalah benar merupakan puncak dari

    senyawa kurkumin.

    A

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Gambar 2. Kromatogram ekstrak rimpang kunyit konsentrasi 0,5 µg/mL; “A”, “B”, dan “C”

    merupakan puncak kurkumin, demetoksikurkumin, dan bis-demetoksikurkumin secara berurutan.

    Selektivitas metode dapat dilihat dari nilai resolusi peak senyawa yang

    hendak dianalisis. Daya resolusi bernilai paling tidak 1,5 di antara dua puncak

    akan mengkonfirmasi bahwa senyawa dalam sampel sepenuhnya terpisah

    sehingga jumlah masing-masing senyawa dapat diukur secara akurat (AOAC,

    2019). Keterpisahan senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit konsentrasi

    0,5 µg/mL dengan peak yang berada disebelahnya dapat dilihat pada

    kromatogram Gambar 2. Data resolusi senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang

    kunyit konsentrasi 0,5 µg/mL disajikan dalam Tabel I. Daya resolusi rata-rata

    senyawa kurkumin dalam ekstrak kurkumin konsentrasi 0,5 µg/mL bernilai

    sebesar 1,533. Metode memiliki nilai resolusi lebih dari 1,5 sehingga metode yang

    diuji memenuhi parameter selektivitas.

    Tabel I. Data waktu retensi, resolusi dan tailing factor senyawa kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    Rata-rata

    Waktu

    Retensi

    RSD

    (%)

    Rata-rata

    Resolusi

    RSD

    (%)

    Rata-rata

    Tailing

    factor

    RSD

    (%)

    0,5 µg/mL 5,326 ± 0,01 0,21 1,533 ± 0,01 0,57 1,289 ± 0,01 0,85

    15 µg/mL 5,345 ± 0,02 0,42 1,801 ± 0,01 0,82 1,256 ± 0,01 1,00

    30 µg/mL 5,333 ± 0,01 0,25 1,778 ± 0,03 1,61 1,255 ± 0,01 0,76

    45 µg/mL 5,304 ± 0,02 0,28 1,696 ± 0,04 2,45 1,208 ± 0,01 1,07

    A

    B

    C

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Penentuan Kurva Baku

    Kurva baku diperoleh dari hubungan respon instrumen yang berupa nilai

    Area Under Curve (AUC) terhadap konsentrasi baku kurkumin. Seri konsentrasi

    baku yang terdapat dalam kurva baku harus mampu menjangkau kadar sampel

    analit. Pembuatan kurva baku pada penelitian ini menggunakan seri konsentrasi

    baku kurkumin 1 µg/mL; 2,5 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL;

    dan 25 µg/mL.

    Tabel II. Data perolehan AUC dari 3 replikasi 7 seri konsentrasi baku kurkumin

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    1 196744 208490 208132

    2,5 513113 481414 517977

    5 981099 954252 1036290

    10 1980578 2095571 2018970

    15 2903036 3009783 2988214

    20 4037150 4041326 4270044

    25 4765075 4714627 5259697

    a 25754,061 45726,009 -35472,449

    b 193586,198 193444,343 210797,849

    Koefisien korelasi 0,9991 0,9990 0,9992

    Dari data tiga replikasi seri konsentrasi baku kurkumin yang disajikan

    pada Tabel II, seri konsentrasi kurva baku yang digunakan adalah seri kurva baku

    dengan nilai koefisien korelasi paling mendekati 1,0, yaitu seri konsentrasi kurva

    baku replikasi ketiga dengan nilai a sebesar -35472,449; nilai b sebesar

    210797,849; dan koefisien korelasi 0,9992. Kurva baku dapat dikatakan linear

    ketika memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,99 (AOAC, 2019).

    Kurva baku yang digunakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih dari 0,99 yaitu

    sebesar 0,9992 sehingga kurva baku bersifat linear.

    Persamaan kurva baku diperoleh dari plot perbandingan AUC baku

    kurkumin terhadap konsentrasi baku kurkumin. Hubungan antara konsentrasi

    baku kurkumin dengan nilai AUC kurkumin dapat dilihat pada Gambar 2.

    Semakin tinggi konsentrasi baku kurkumin, maka respon instrumen berupa nilai

    AUC akan meningkat. Hubungan tersebut dapat dilihat secara visual pada Gambar

    3 dan Gambar 4. Persamaan berupa y=bx+a didapat dari kurva baku (b adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    slope; a adalah intercept; y adalah AUC; dan x adalah kadar kurkumin).

    Persamaan yang didapatkan dari seri konsentrasi baku kurkumin replikasi ketiga

    adalah y = 210797,849 x – 35472,450. Kadar kurkumin (x) didapat dengan

    memasukkan nilai AUC ke dalam y pada persamaan.

    Gambar 3. Stacking kromatogram kurva baku kurkumin replikasi ketiga

    Gambar 4. Kurva baku kurkumin replikasi ketiga

    0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 min

    0

    50000

    100000

    150000

    200000

    250000

    300000

    350000

    400000

    450000

    500000

    uV

    y = 210797,849x - 35472,450

    0

    1000000

    2000000

    3000000

    4000000

    5000000

    6000000

    0 5 10 15 20 25 30

    AU

    C

    Konsentrasi (µg/mL)

    Kurva Baku Kurkumin

    25 µg/mL

    20 µg/mL

    15 µg/mL

    10 µg/mL

    5 µg/mL

    2,5 µg/mL

    1 µg/mL

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Linearitas dan Rentang

    Rentang kurva baku diperoleh dengan menambahkan tiga seri konsentrasi

    di atas titik tertinggi kurva baku dan tiga konsentrasi di bawah titik terendah dari

    seri konsentrasi baku yang telah ditetapkan. Tujuan dari dibuatnya rentang kurva

    baku adalah untuk memastikan respon instrumen terhadap analit yang berada di

    luar kurva tetap berada dalam rentang yang ditetapkan dan kadar kurkumin dalam

    analit tidak mengalami ekstrapolasi. Pada penelitian ini, seri konsentrasi baku 0,05

    µg/mL; 0,1 ng/mL; 0,5 µg/mL; 1 µg/mL; 2,5 µg/mL; 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15

    µg/mL; 20 µg/mL; 25 µg/mL; 30 µg/mL; 35 µg/mL; dan 40 µg/mL digunakan

    sebagai rentang. Data ketiga replikasi rentang dapat dilihat pada Tabel III.

    Tabel III. Data rentang

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    0,05 10751 9783 11199

    0,1 17310 19974 18748

    0,5 107333 107388 112155

    1 196744 208490 208132

    2,5 513113 481414 517977

    5 981099 954252 1036290

    10 1980578 2095571 2018970

    15 2903036 3009783 2988214

    20 4037150 4041326 4270044

    25 4765075 4714627 5259697

    30 6113689 6046586 6077211

    35 6910579 6979475 6956811

    40 7959603 7984655 7977384

    Koefisien

    korelasi

    (r)

    0,9996

    0,9995

    0,9994

    Koefisien

    determinasi

    (R2)

    0.9992

    0,9990

    0,9988

    Dari data tiga replikasi rentang yang disajikan pada Tabel III, digunakan

    rentang replikasi pertama dengan nilai koefisien korelasi paling mendekati 1,0.

    Dari data rentang replikasi pertama diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar

    0,9996 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9992. Data hasil penelitian

    menunjukkan metode memiliki koefisien korelasi ≥ 0,99 (0,9996) dan koefisien

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    determinasi ≥ 0,99 yaitu sebesar 0,9992 yang berarti peningkatan konsentrasi

    kurkumin mempengaruhi peningkatan AUC kurkumin sebesar 99,92%. Kurva

    kalibrasi standar baku kurkumin menunjukkan linearitas yang sangat baik dan

    koefisien korelasi yang tinggi selama rentang 0,05-40 µg/mL. Dengan demikian,

    dapat disimpulkan bahwa metode analisis kurkumin yang diuji bersifat linear serta

    peningkatan konsentrasi kurkumin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

    peningkatan AUC kurkumin.

    Akurasi dan Presisi

    Akurasi suatu metode ditunjukkan dengan nilai perolehan kembali,

    sedangkan presisi suatu metode ditunjukkan dengan nilai koefisien variasi dari

    tiga tingkatan konsentrasi yang berbeda. Nilai perolehan kembali didapat dengan

    menggunakan larutan ekstrak rimpang kunyit dan larutan ekstrak rimpang kunyit

    yang diadisi baku kurkumin. Nilai perolehan kembali ditetapkan dengan paling

    sedikit tiga konsentrasi (rendah, sedang, dan tinggi) dan paling sedikit tiga kali

    pengukuran tiap konsentrasi dengan penambahan baku kurkumin. Pada penelitian

    ini, dilakukan penentuan akurasi dan presisi intra-day dan inter-day untuk

    kuantifikasi kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit. Penambahan baku kurkumin

    dilakukan dengan tiga tingkatan konsentrasi, yaitu 1 µg/mL (rendah), 10 µg/mL

    (sedang), dan 20 µg/mL (tinggi). Penambahan baku kurkumin dilakukan sebanyak

    tiga replikasi untuk setiap tingkatan konsentrasi dan dilakukan selama tiga hari

    berturut-turut.

    Gambar 5. Stacking kromatogram adisi baku kurkumin

    1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 min

    0

    2500

    5000

    7500

    10000

    12500

    15000

    17500

    20000

    22500

    uV

    Adisi baku kurkumin

    Non adisi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Tabel IV. Data intra-day akurasi dan presisi kurkumin

    Senyawa

    Intra-day

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Kurkumin

    1,00 0,97 ± 0,016 97,03 1,65

    10,00 9,78 ± 0,010 97,75 0,10

    20,00 20,02 ± 0,045 100,08 0,22

    Tabel V. Data inter-day akurasi dan presisi kurkumin

    Senyawa

    Inter-day

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Kurkumin

    1,00 0,96 ± 0,025 96,11 2,59

    10,00 9,78 ± 0,031 97,76 0,31

    20,00 19,98 ± 0,409 99,88 2,00

    Berdasarkan data perolehan kembali kurkumin yang disajikan pada Tabel

    IV dan Tabel V, nilai persen perolehan kembali intra-day dan inter-day untuk

    kurkumin adalah antara 97,03-100,08% dan 96,11-99,88% secara berurutan.

    Berdasarkan nilai-nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode analisis

    kurkumin yang diuji memenuhi parameter akurasi.

    Berdasarkan AOAC 2019, suatu metode analisis yang duji dikatakan

    memenuhi parameter presisi ditunjukkan dari nilai persen koefisien variasi atau

    persen relative standard deviation. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel

    IV dan Tabel V, nilai persen koefisien variasi atau persen relative standard

    deviation intra-day dan inter-day untuk kurkumin adalah antara 0,10-1,65% dan

    0,31-2,59% secara berurutan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode

    analisis kurkumin yang diuji memenuhi parameter presisi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    KESIMPULAN

    Metode analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit menggunakan

    HPLC fase terbalik dengan kolom C18; fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30

    v/v); laju alir 1,0 mL/menit yang telah dioptimasi dan divalidasi pada penelitian

    ini memiliki waktu retensi senyawa kurkumin yang lebih cepat dengan

    keterpisahan senyawa kurkumin dalam sampel ekstrak rimpang kunyit yang

    sepenuhnya terpisah sehingga jumlah senyawa kurkumin dapat diukur secara

    akurat, memiliki waktu kerja dan pemakaian fase gerak yang lebih efisien

    dibandingkan dengan metode yang pernah ada pada penelitian-penelitian

    sebelumnya serta memiliki linearitas, akurasi dan presisi yang baik.

    Metode analisis kurkumin dalam ekstrak rimpang kunyit menggunakan

    HPLC fase terbalik dengan kolom C18; fase gerak asetonitril:metanol:air (65:5:30

    v/v); laju alir 1,0 mL/menit memenuhi parameter validitas linearitas (r=0,9996

    dan R2=0,9992), selektivitas (nilai resolusi pada ekstrak rimpang kunyit

    konsentrasi 0,5 µg/mL sebesar 1,531), akurasi intra-day dan inter-day (persen

    perolehan kembali adalah 97,03-100,08% dan 96,11-99,88% secara berurutan)

    serta presisi (persen relative standard deviation antara 0,10-1,65% dan 0,31-

    2,59% untuk intra-day dan inter-day precision secara berurutan) sehingga metode

    analisis kurkumin yang diuji dapat digunakan untuk penetapan kadar kurkumin

    dalam ekstrak rimpang kunyit.

    SARAN

    Penelitian terkait penetapan kadar kurkumin dalam sampel ekstrak

    rimpang kunyit dapat menggunakan metode yang telah divalidasi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Aggarwal, B.B., Bhatt, I.D., Ichikawa, H., Ahn, K.S., Sethi, G., Sundaram, C.,

    Seeram, N., Shisodia, S., 2006. Curcumin-Biological and Medicinal

    Properties. Turmeric: The Genus Curcuma, 1(6), 297-368.

    Ali, I., Haque, A., Saleem, K., 2014. Separation and Identification of

    Curcuminoids in Turmeric Powder by HPLC Using Phenyl Column.

    Analytical Methods, 6(8), 2526-2536.

    AOAC, 2019. AOAC Guidelines for Single Laboratory Validation of Chemical

    Methods for Dietary Supplements and Botanicals. 1-27.

    BPOM, 2014. Pedoman Uji Klinik Obat Herbal. Badan Pengawas Obat dan

    Makanan Republik Indonesia.

    Fonseca, B., Gremião, M.P.D., Chorilli, M., 2017. A Simple Reversed Phase High

    Performance Liquid Chromatography (HPLC) Method for Determination of

    In Situ Gelling Curcumin-loaded Liquid Crystals in In Vitro Performance

    Tests. Arabian Journal of Chemistry, 10(7), 1029-1037.

    Gandjar, I.G., Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi: Analisis. Pustaka Pelajar,

    Yogyakarta.

    Gantait, A., Barman, T., Mukherjee, P.K., 2011. Validated Method for Estimation

    of Curcumin in Turmeric Powder. Indian Journal of Traditional Knowledge,

    10(2), 247–250.

    Günzler, H., Williams, A., 2008. Handbook of Analytical Techniques. Wiley-

    VCH, Germany.

    International Conference on Harmonization, 2005. Harmonized Tripartite

    Guideline Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology.

    International Conference on Harmonization, Genova.

    Jankun, J., Wyganowska, M., Dettlaff, K., JelinSka, A., Surdacka, A., Watróbska,

    D., Jankun, E., 2016. Determining Whether Curcumin Degradation is

    Actually Bioactivation. International Journal of Molecular Medicine, 37(5),

    1151–1158.

    Jayaprakasha, G.K., Jagan Mohan Rao, L., Sakariah, K.K., 2002. Improved HPLC

    Method for the Determination of Curcumin, Demethoxycurcumin, and

    Bisdemethoxycurcumin. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 50,

    3668-3682.

    Kazakevich, Y., LoBrutto, R., 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists. Wiley-

    Interscience, Hoboken.

    Khismatrao, A., Bhairy, S., Hirlekar, R., 2018. Development and Validation of

    RP-HPLC Method for Simultaneous Estimation of Curcumin and Piperine.

    International Journal of Applied Pharmaceutics, 10(5), 43.

    Meyer, V., 2010. Practical High-Performance Liquid Chromatography, 5th

    ed.

    John Wiley and Sons Ltd, Switzerland.

    Monton, C., Charoenchai, L., Suksaeree, J., Sueree, L., 2016. Quantitation of

    Curcuminoid Contents, Dissolution Profile, and Volatile Oil Content of

    Turmeric Capsules Produced at Some Secondary Government Hospitals.

    Journal of Food and Drug Analysis, 24(3), 493-499.

    Murti, Y.B., Hartini, Y.S., Hinrichs, W.L.J., Frijlink, H.W., Setyaningsih, D.,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2019. UV-Vis Spectroscopy to Enable Determination of the Dissolution

    Behavior of Solid Dispersions Containing Curcumin and Piperine. Journal of

    Young Pharmacists, 11(1), 26–30.

    Narayani, S.S., Aravanan, S., Bharathiaraja, S. Mahendran, S., 2016. Extraction,

    Partially Purification and Study on Antioxidant Property of Fucoxanthin

    from Sargassum cinereum. Journal of Chemical and Pharmaceutical

    Research, 8(3), 610-616.

    Phattanawasin, P., Sotanaphun, U., Sriphong, L., 2009. Validated TLC-Image

    Analysis Method for Simultaneous Quantification of Curcuminoids in

    Curcuma longa. Chromatographia, 69(3), 397–400.

    Pulido, M., Moreno, J., Ramirez, C., Ramirez, M.C., 2016. Curcumin and Health.

    Molecules, 21(3), 1-22.

    Setyaningsih, D., Murti, Y.B., Fudholi, A., Wouter, L.J., Mudjahid, R., Martono,

    S., Hertiani, T., 2016. Validated TLC Method for Determination of

    Curcumin Concentrations in Dissolution Samples Containing Curcuma longa

    Extract. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 14(2), 147–157.

    Setyaningsih, D., Murti, Y.B., Martono, S., Hinrichs, W.L.J., Hertiani, T.,

    Fudholi, A., 2016. A Novel Reversed Phase High Performance Liquid

    Chromatography Method To Accurately Determine Low Concentrations Of

    Curcumin In Rat Plasma. International Journal of Pharmaceutical and

    Clinical Research, 8(5), 377–386.

    Unites States Pharmacopeial Convention, 2017. The United States Pharmacopeia

    40 National Formulary 35 (USP40-NF35). Unites States Pharmacopeial

    Convention Inc, USA.

    Wichitnithad, W., Jongaroonngamsang, N., Pummangura, S., Rojsittthisak, P.,

    2009. A Simple Isocratic HPLC Method for the Simultaneous Determination

    of Curcuminoids in Commercial Turmeric Extracts. Phytochem. Anal., 20(3),

    314-319.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Lampiran 1. Kromatogram rentang dan kurva baku kurkumin

    1. Konsentrasi 0,05 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    2. Konsentrasi 0,1 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    3. Konsentrasi 0,5 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    4. Konsentrasi 1 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    5. Konsentrasi 2,5 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    6. Konsentrasi 5 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    7. Konsentrasi 10 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    8. Konsentrasi 15 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    9. Konsentrasi 20 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    10. Konsentrasi 25 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    11. Konsentrasi 30 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    12. Konsentrasi 35 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    13. Konsentrasi 40 µg/mL replikasi 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Lampiran 2. Kromatogram perolehan kembali

    1. Non Adisi replikasi 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    2. Adisi 1 (rendah) replikasi 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    3. Adisi 2 (sedang) replikasi 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    4. Adisi 3 (tinggi) replikasi 2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Lampiran 3. Kromatogram ekstrak rimpang kunyit konsentrasi 0,5 µg/mL

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Lampiran 4. Data AUC perolehan kembali dan presisi

    Hari ke-1

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    Non Adisi 61.140 55.207 59.584

    Adisi 1 255.555 270.817 266.107

    Adisi 2 2.128.933 2.121.389 2.112.352

    Adisi 3 4.314.040 4.284.998 4.297.718

    Hari ke-2

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    Non Adisi 66.312 67.427 62.451

    Adisi 1 264.025 267.789 269.075

    Adisi 2 2.125.597 2.124.012 2.117.891

    Adisi 3 4.271.521 4.290.006 4.282.694

    Hari ke-3

    Konsentrasi

    (µg/mL)

    AUC

    Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

    Non Adisi 57.397 60.079 68.172

    Adisi 1 257.957 268.193 261.569

    Adisi 2 2.127.297 2.115.848 2.130.882

    Adisi 3 4.193.744 4.102.837 4.419.138

    Senyawa

    Hari ke-1

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Kurkumin

    1,00 0,96 ± 0,037 95,92 3,87

    10,00 9,77± 0,039 97,67 0,40

    20,00 20,10 ± 0,069 100,50 0,34

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Senyawa

    Hari ke-2

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Kurkumin

    1,00 0,97 ± 0,012 97,25 1,28

    10,00 9,77 ± 0,019 97,75 0,20

    20,00 20,02 ± 0,044 100,08 0,22

    Senyawa

    Hari ke-3

    Konsentrasi

    baku yang

    ditambahkan

    (µg/ml)

    Konsentrasi

    yang didapat

    kembali

    (µg/ml)

    Perolehan

    Kembali

    (%)

    RSD

    (%)

    Kurkumin

    1,00 0,95 ± 0,025 95,17 2,59

    10,00 9,79 ± 0,037 97,85 0,38

    20,00 19,81 ± 0,773 99,07 3,90

    Contoh perhitungan perolehan kembali pada adisi 1 replikasi pertama:

    Persen perolehan kembali = (Cf – Cu) x 100/Cu

    = (1,421 – 0,467) x 100/1

    = 95,36%

    Contoh perhitungan koefisien variasi pada adisi 1:

    Koefisien variasi (CV) = SD/rata-rata x 100%

    = 0,016/0,97 x 100%

    = 1,65%

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    BIOGRAFI PENULIS

    Penulis skripsi yang berjudul Validasi Metode Analisis

    High Performance Liquid Chromatography Fase

    Terbalik Pada Penetapan Kadar Kurkumin Dalam

    Ekstrak Rimpang Kunyit ini bernama lengkap Yosua

    Agung Santoso. Penulis dilahirkan di Magelang pada

    tanggal 11 Oktober 1997 sebagai anak pertama dari dua

    bersaudara, dari pasangan Lewi Santoso Wibowo dan

    Melasari Lestyodewi. Pendidikan formal yang telah

    dienyam penulis yakni pendidikan tingkat Sekolah Dasar

    di SD Kristen Indonesia Magelang (2003- 2009),

    pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP

    Negeri 1 Magelang (2009-2012), dan pendidikan tingkat

    Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Magelang

    (2012-2015). Penulis kemudian melanjutkan studi Strata-1 di Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016. Selama menempuh

    pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Santa Dharma penulis aktif dalam

    berbagai kegiatan dan organisasi. Di bidang akademik, penulis pernah menjadi

    Asisten Dosen Praktikum Kimia Dasar 2017/2018, Asisten Dosen Praktikum

    Biokimia 2018/2019, dan Asisten Dosen Praktikum Kimia Analisis 2018/2019.

    Selain itu pada tahun 2018, penulis pernah mengikuti lomba Olimpiade Nasional

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi (ON

    MIPA-PT) Bidang Kimia Tahun 2018.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI