V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah...

17
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni 2009, mempunyai 13 penggunaan lahan yaitu, hutan, kebun campuran, lahan terbangun, perkebunan, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semak, tambak, tanah terbuka, tegalan, tubuh air, dan perkebunan. Peta hasil interpretasi citra dapat dilihat pada Gambar 7. Penggunaan lahan yang terluas adalah sawah (117.451 ha) kemudian diikuti oleh kebun campuran (24.814 ha), permukiman (21.317 ha), perkebunan (15.361 ha) dan tambak (14.609 ha). Luas masing- masing jenis penutupan/penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 9. Gambar 7. Peta Penutupan/Penggunaan Lahan Kabupaten Indramayu

Transcript of V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah...

Page 1: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu

Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+

Juni 2009, mempunyai 13 penggunaan lahan yaitu, hutan, kebun campuran, lahan

terbangun, perkebunan, permukiman, pertanian lahan kering, sawah, semak,

tambak, tanah terbuka, tegalan, tubuh air, dan perkebunan. Peta hasil interpretasi

citra dapat dilihat pada Gambar 7. Penggunaan lahan yang terluas adalah sawah

(117.451 ha) kemudian diikuti oleh kebun campuran (24.814 ha), permukiman

(21.317 ha), perkebunan (15.361 ha) dan tambak (14.609 ha). Luas masing-

masing jenis penutupan/penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 9.

Gambar 7. Peta Penutupan/Penggunaan Lahan Kabupaten Indramayu

Page 2: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

25

Tabel 9. Luas Penutupan/Penggunaan Lahan Kabupaten Indramayu Penutupan/Penggunaan Lahan Luas (ha) Luas (%) Hutan 7.513 3,59 Kebun Campuran 24.814 11,85 Lahan Terbangun 816 0,39 Perkebunan 15.361 7,34 Permukiman 21.317 10,18 Pertanian Lahan Kering 11 0,01 Sawah 117.451 56,10 Semak 1.516 0,72 Tambak 14.609 6,98 Tanah Terbuka 1.611 0,77 Tegalan 1.192 0,57 Tubuh Air 2.581 1,23 Perkebunan 553 0,26 Total 209.349 100

5.2 Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan

Wilayah rawan kekeringan dapat diartikan sebagai daerah yang peluang

terjadinya kekeringan cukup tinggi karena curah hujan rendah dan sumber air

tanah terbatas, atau daerah yang mempunyai faktor fisik lahan/tanah yang dapat

mempercepat timbulnya kekeringan. Dalam penelitian ini parameter curah hujan

yang digunakan dibedakan dalam (i) curah hujan rata-rata tahunan dan (ii) curah

hujan rata-rata musim kering, sementara pembobotan parameter biofisik

dibedakan dalam (i) bobot berbeda dengan parameter curah hujan paling tinggi,

dan (ii) bobot sama, sehingga dihasilkan empat peta rawan kekeringan..

5.2.1 Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan untuk Curah Hujan Rata-rata Tahunan

Curah hujan rata-rata tahunan dari 19 titik stasiun di Kabupaten Indramayu

adalah 1.471 mm/tahun. Curah hujan tertinggi adalah 1.948 mm, sedangkan curah

hujan terendah ± 971 mm. Peta curah hujan rata-rata tahunan dapat dilihat pada

Gambar 8. Curah hujan yang dominan turun di daerah Indramayu adalah <1500

mm/tahun, sehingga dapat diasumsikan bahwa daerah Indramayu berpotensi

terjadi kekeringan bila dilihat dari parameter curah hujannya. Penyebaran kelas

curah hujan <1500 mm/tahun berada di sebelah utara peta yaitu yang berbatasan

dengan laut jawa, dan berada di sebelah tenggara yang berbatasan dengan

Kabupaten Cirebon.

Page 3: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

26

Gambar 8. Peta Curah Hujan Rata-Rata Tahunan

a Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda untuk Curah Hujan Tahunan

Gambar 9 menunjukkan Peta rawan kekeringan dengan menggunakan

bobot parameter berbeda dan curah hujan tahunan. Pemodelan ini menghasilkan

dua kelas kekeringan, yaitu, kelas cukup rawan dan kelas rawan. Kecamatan yang

berpotensi kekeringan untuk kelas cukup rawan hampir merata keseluruh wilayah

dari Kabupaten Indramayu (Lampiran 3).

1. Kelas Cukup Rawan

Daerah cukup rawan ini mempunyai luasan 159.502 ha (77,24%). Curah

hujan yang ada pada kelas ini berkisar antara 1501 - 2000 mm/tahun dan <1500

mm/tahun. Bentuk lahan yang banyak dijumpai dikelas ini adalah dataran Aluvial

dan dataran, dengan penggunaan lahan berpotensi rawan kekeringan adalah

sawah, kebun campuran, tambak, permukiman, dan perkebunan. Kemiringan

lereng kelas ini berada pada kisaran 0 - 8%, drainase yang dimiliki kelas ini

sangat buruk sampai buruk, dan berada pada buffer sungai >500 m.

Page 4: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

27

2. Kelas Rawan

Kelas rawan mempunyai luasan sebesar 46.992 ha (22,76%) dengan curah

hujan berada pada kisaran 1501 – 2000 mm/tahun dan <1500 mm/tahun. Kelas ini

didominasi oleh bentuk lahan dataran Aluvial dengan kemiringan lereng 0 - 8%

dan mempunyai drainase buruk sampai baik. Penggunaan lahan yang banyak

dijumpai di kelas ini adalah sawah, permukiman, kebun campuran, perkebunan,

dan tanah terbuka. Daerah yang berpotensi rawan kekeringan berada pada buffer

sungai >500m.

Adapun luas dari masing-masing tipe penggunaan lahan menurut kelas

rawan kekeringan disajikan pada Tabel 10.

Kecamatan terluas yang berpotensi rawan kekeringan untuk kelas cukup

rawan sampai rawan adalah Kecamatan Gantar, Kecamatan Trisi, Kecamatan

Cikedung, Kecamatan Losarang, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Anjatan, dan

Kecamatan Gabuswetan. Dari kecamatan-kecamatan ini penggunaan lahan yang

akan mendapat dampak paling besar terhadap kekeringan adalah sawah, karena

penggunaan lahan ini paling luas ditemukan pada tujuh kecamatan tersebut.

Karakteristik utama dari kecamatan-kecamatan tersebut adalah bentuk lahan

dataran aluvial, kemiringan lereng 0 - 3%, dengan drainase sangat buruk sampai

baik, curah hujan <2000 mm/tahun dan berada pada buffer sungai >500m.

Tabel 10. Penggunaan Lahan/Penutupan Lahan yang Berpotensi Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda

Penggunaan lahan Kelas (ha)

Cukup rawan Rawan Hutan 7.064 448 Kebun Campuran 21.047 3.767 Lahan Terbangun 592 223 Perkebunan 13.703 2.207 Permukiman 14.185 7.127 Pertanian Lahan Kering 10 0,5 Sawah 86.288 31.16 Semak 1.076 440 Tambak 14.442 166 Tanah Terbuka 222 1.388 Tegalan 868 63,1 Total 159.502 46.992,6

Page 5: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

28

Gambar 9. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda untuk Curah

Hujan Tahunan

b. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Sama untuk Curah Hujan Tahunan

Gambar 10 menunjukkan peta rawan kekeringan dengan bobot parameter

sama dengan empat kelas kekeringan, yaitu kelas tidak rawan, kelas cukup rawan,

kelas rawan, dan kelas sangat rawan. Hampir semua kecamatan mengalami kelas

cukup rawan dan rawan kekeringan, sedangkan yang mengalami kelas tidak

rawan hanya tersebar di beberapa kecamatan saja (Lampiran 4).

1. Kelas Tidak Rawan

Daerah dengan kelas kekeringan tidak rawan mempunyai luasan paling

kecil yaitu 144 ha (0,07%) dari total luasan daerah penelitian. Daerah ini

mempunyai curah hujan 1501 - 2000 mm/tahun. Penggunaaan lahan yang

dominan dalam kelas ini adalah tambak, perkebunan, dan kebun campuran,

dengan kemiringan lereng 0 - 3%. Kelas ini mempunyai bentuk lahan dataran

Aluvial dengan drainase sangat buruk dan berada pada buffer sungai 0 - 100 m.

Page 6: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

29

2. Kelas Cukup Rawan

Daerah cukup rawan ini memiiliki luasan yang paling besar yaitu 157.476

ha (76,26%). Curah hujan yang dominan di kelas ini adalah <1500mm/tahun dan

1500 - 2000mm/tahun. Penggunaan lahan yang banyak dijumpai adalah sawah,

kebun campuran, tambak, perkebunan, dan permukiman. Kemiringan lereng kelas

ini berkisar antara 0 - 8%. Bentuk lahan adalah dataran Aluvial, mempunyai

drainase sangat buruk sampai buruk, dan berada pada buffer sungai >500 m.

3. Kelas Rawan

Kelas rawan mempunyai luasan sebesar 48.651 ha (23,56%) dengan curah

hujan yang dominan adalah <1500mm/tahun dan 1500 - 2000 mm/tahun.

Penggunaan lahan yang banyak mengalami rawan kekeringan adalah sawah,

permukiman, kebun campuran, perkebunan, dan tanah terbuka. kemiringan lereng

0 - 8 % dan mempunyai drainase baik sampai buruk. Kelas ini didominasi oleh

bentuk lahan dataran Aluvial dan berada pada buffer sungai >500m.

4. Kelas Sangat Rawan

Kelas sangat rawan mempunyai luasan sebesar 223 ha (0,11%) dari total

luasan. Curah hujan pada kelas ini berada pada kisaran 2001 – 2500mm/tahun

dengan penggunaan lahan yang berada pada keadaan sangat rawan adalah tanah

terbuka. Kemiringan lereng pada kelas sangat rawan adalah 8 – 15% dengan

bentuk lahan perbukitan dan berada pada buffer sungai >500m.

Luas dari masing-masing tipe penggunaan lahan menurut kelas rawan

kekeringan disajikan pada Tabel 11, dimana penggunaan lahan yang dominan

berpotensi kekeringan adalah penggunaan lahan sawah.

Secara umum karakteristik wilayah dari kelas cukup rawan sampai sangat

rawan kekeringan untuk bobot parameter sama dan curah hujan tahunan adalah

curah hujan <1500mm/tahun dan 1500 - 2000 mm/tahun, bentuk lahan dataran

aluvial, penggunaan lahan sawah, kelas kemiringan 0 – 15%, berdrainase sangat

buruk sampai baik dan berada pada buffer >500m. Kecamatan terluas yang

berpotensi kekeringan untuk kelas cukup rawan sampai sangat rawan adalah

Kecamatan Trisi, Kecamatan Gantar, Kecamatan Losarang, Kecamatan Cikedung,

Kecamatan Kroya, Kecamatan Anjatan, Kecamatan Tukdana, Kecamatan Sukra,

Page 7: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

30

Kecamatan Haurgeulis dengan penggunaan lahan sawah yang paling besar yang

akan mendapat dampak dari kekeringan.

Gambar 10. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Sama untuk Curah

Hujan Tahunan

Tabel 11. Penggunaan Lahan/Penutupan Lahan yang Berpotensi Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Sama

Penggunaan lahan

Kelas (ha)

Tidak Rawan Cukup rawan Rawan Sangat Rawan Hutan 7.064 448 Kebun Campuran 21.302 3.512 Lahan Terbangun 384 431 Perkebunan 94 14.178 1.638 Permukiman 13.280 8.032 Pertanian Lahan Kering 9 2 Sawah 84.967 32.481 Semak 874 641 Tambak 49 14.424 134 Tanah Terbuka 121 1.265 223 Tegalan 868 63 Total (Ha) 143 157.476 48.651 223

Page 8: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

31

5.2.2 Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan untuk Curah Hujan Rata-rata Musim Kering

Sebaran curah hujan rata-rata per bulan dari tiga bulan terkering (Juli –

September) dapat dilihat pada Gambar 11. Peta tersebut menunjukkan bahwa

wilayah dari Kabupaten Indramayu didominasi oleh curah hujan pada musim

kering dengan besaran 30-40 mm/bulan. Curah hujan rata-rata musim kering

sebesar 25 mm/bulan dengan curah hujan terendah adalah 13 mm/bulan dan

tertingginya sebesar 51 mm/bulan.

Gambar 11. Peta Curah Hujan Rata-Rata Musim kering

a. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda untuk Curah Hujan Musim Kering

Pada peta rawan kekeringan dengan bobot berbeda hanya terdapat tiga

kelas, yaitu kelas tidak rawan, cukup rawan dan rawan. Hampir semua kecamatan

pada peta yang berbobot beda berpotensi rawan kekeringan dengan kelas cukup

rawan dan rawan, sedangkan untuk kelas tidak rawan hanya dialami oleh sedikit

wilayah kecamatan (Lampiran 5). Bentuk peta dengan bobot parameter beda

untuk curah hujan musim kering ditunjukkan pada Gambar 12.

Page 9: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

32

1. Kelas Tidak Rawan

Daerah dengan kelas kekeringan tidak rawan mempunyai luasan paling

kecil yaitu 1.523 ha (0,74%) dari total luasan daerah penelitian. Daerah ini

mempunyai curah hujan <20mm/bln dan 21 - 30mm/bulan. Penggunaaan lahan

yang dominan dalam kelas ini adalah sawah, kebun campuran, perkebunan, dan

permukiman dengan kemiringan lereng 0 - 3%. Kelas ini mempunyai bentuk

lahan dataran Aluvial dengan drainase buruk dan berada pada buffer sungai 0 -

300 m.

2. Kelas Cukup Rawan

Daerah cukup rawan ini memiiliki luasan yang paling besar yaitu 175.938

ha (85,20%). Curah hujan yang dominan di daerah ini adalah <20 dan 21 -

30mm/bulan. Penggunaan lahan yang banyak dijumpai dalam kelas ini adalah

sawah, kebun campuran, permukiman, perkebunan, dan tambak dengan

kemiringan lereng 0 - 8%. Bentuk lahan adalah dataran Aluvial, mempunyai

drainase buruk sampai dengan sangat buruk, dan berada pada buffer sungai >500

m.

3. Kelas Rawan

Kelas rawan mempunyai luasan sebesar 29.033 ha (14,06%) dengan curah

hujan yang dominan adalah <20mm/bln dan 21 - 30 mm/bulan. Penggunaan lahan

yang berpotensi rawan kekeringan adalah sawah, permukiman, tanah terbuka,

perkebunan, dan semak. Kemiringan lereng untuk kelas ini adalah 0 - 8% dan

mempunyai drainase baik sampai buruk. Kelas ini didominasi oleh bentuk lahan

dataran Aluvial dan berada pada buffer sungai >500m.

Adapun luas dari masing-masing tipe penggunaan lahan menurut kelas

rawan kekeringan disajikan pada Tabel 12.

Kecamatan terluas yang berpotensi rawan kekeringan untuk kelas cukup

rawan sampai rawan adalah Kecamatan Gantar, Kecamatan Trisi, Kecamatan

Cikedung, Kecamatan Kroya, Kecamatan Losarang, Kecamatan Anjatan,

Kecamatan Tukdana, dan Kecamatan Sukra. Dari kecamatan-kecamatan ini

penggunaan lahan yang akan mendapat dampak paling besar terhadap kekeringan

adalah sawah. Karakteristik utama yang ditemukan pada kecamatan-kecamatan

Page 10: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

33

tersebut adalah bentuk lahan dataran aluvial, kemiringan lereng 0 - 3%, curah

hujan 30 - 40mm/bulan, drainase sangat buruk untuk kelas cukup rawan dan

drainase baik untuk kelas rawan, dan buffer >500m.

Gambar 12. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda untuk Curah

Hujan Musim Kering

Tabel 12. Penggunaan Lahan/Penutupan Lahan yang Berpotensi Rawan Kekeringan dengan Bobot parameter Beda untuk Curah Hujan Musim Kering

Penggunaan lahan Kelas (ha)

Tidak rawan Cukup rawan Rawan Hutan 7.091 421 Kebun Campuran 23.893 623 297 Lahan Terbangun 677 138 Perkebunan 14.861 916 132 Permukiman 16.274 4.945 92 Pertanian Lahan Kering 10

Sawah 96.580 19.869 1 Semak 829 687 Tambak 14.596 12 Tanah Terbuka 222 1.388 Tegalan 901 30 Total 175.938 29.033 1.523

Page 11: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

34

b. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Sama untuk Curah Hujan Musim Kering

Gambar 13 menunjukkan peta rawan kekeringan dengan bobot parameter

sama dan dimana terdapat empat kelas kekeringan, yaitu kelas tidak rawan, kelas

cukup rawan, kelas rawan, dan sangat rawan. Sebagian besar kecamatan termasuk

ke dalam kelas cukup rawan dan rawan kekeringan, sedangkan kelas tidak rawan

dan sangat rawan hanya terjadi di beberapa kecamatan saja (Lampiran 6).

1. Kelas Tidak Rawan

Daerah tidak rawan ini memiiliki luasan 979 ha (0,47%) dengan curah

hujan 20 - 40 mm/bln. Bentuk lahan yang banyak dijumpai dikelas ini adalah

dataran Aluvial bentuk lahan lain yang berada pada kondisi tidak rawan adalah

daerah pantai, rawa pasang surut dan dataran. Penggunaan lahan yang tidak

berpotensi kekeringan tambak, kebun campuran dan perkebunan. Kemiringan

lereng kelas ini 0 - 3%, mempunyai drainase buruk sampai dengan sangat buruk,

dan berada pada buffer sungai 0 - 100 m.

2. Kelas Cukup Rawan

Kelas cukup rawan mempunyai luasan sebesar 173.711 ha (84,12%)

dengan curah hujan berkisar antara 30 - 40mm/bln. Kelas ini didominasi oleh

bentuk lahan dataran Aluvial dan dataran dengan kemiringan lereng 0 - 8% dan

mempunyai drainase buruk sampai dengan sangat buruk. Penggunaan lahan yang

banyak berpotensi cukup rawan kekeringan adalah sawah, kebun campuran,

permukiman, perkebunan, dan tambak dengan berada pada buffer sungai >500m.

3. Kelas Rawan

Kelas rawan mempunyai luasan sebesar 31.559 ha (15,28%) dengan curah

hujan berkisar antara 20 - 40mm/bln. Kelas ini didominasi oleh bentuk lahan

dataran Aluvial dengan kemiringan lereng 0 - 8% dan mempunyai drainase buruk

sampai baik. Penggunaan lahan yang berpotensi adalah sawah, permukiman, tanah

terbuka, perkebunan, dan semak dengan berada pada buffer sungai >500m.

4. Kelas Sangat Rawan

Luasan wilayah yang berpotensi kekeringan pada kelas sangat rawan

adalah 244 ha (0,47%) dengan kisaran curah hujan 20 - 30mm/bln. Kelas ini

Page 12: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

35

didominasi oleh bentuk lahan perbukitan dengan kemiringan lereng 8 - 15% dan

mempunyai drainase baik. Penggunaan lahan yang berpotensi sangat rawan

kekeringan adalah tanah terbuka dan berada pada buffer sungai >500m.

Adapun luas dari masing-masing tipe penggunaan lahan menurut kelas

rawan kekeringan disajikan pada Tabel 13, dimana penggunaan lahan yang

dominan berpotensi kekeringan adalah penggunaan lahan sawah.

Secara umum karakteristik wilayah dari kelas cukup rawan sampai sangat

rawan kekeringan untuk bobot parameter sama dengan curah hujan musim kering

adalah bentuk lahan dataran aluvial, dengan penggunaan lahan sawah, kelas

kelerengan 0 - 3%, drainase buruk sampai dengan sangat buruk, curah hujan 30 -

40mm/bulan, dan pada buffer sungai >500m. Kecamatan terluas yang berpotensi

kekeringan adalah Kecamatan Gantar, Kecamatan Trisi, Kecamatan Losarang,

Kecamatan Cikedung, Kecamatan Kroya, Kecamatan Anjatan, Kecamatan

Tukdana, Kecamatan Sukra, dan Kecamatan Haurgeulis.

Tabel 13. Penggunaan Lahan/Penutupan Lahan yang Berpotensi Rawan Kekeringan dengan Bobot parameter Sama

Penggunaan Lahan

Kelas (ha)

Cukup Rawan Rawan Sangat Rawan Hutan 7.091 421 Kebun Campuran 23.968 621 Lahan Terbangun 393 422 Perkebunan 14.586 920 Permukiman 15.357 5.955 Pertanian Lahan Kering 10 Sawah 96.234 21.214 Semak 790 726 Tambak 14.255 2 Tanah Terbuka 121 1.244 244 Tegalan 901 30 Total 173.711 31.559 244

Page 13: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

36

Gambar 13. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Sama untuk Curah

Hujan Musim Kering

5.3 Perbedaan Antara Peta dengan Bobot Parameter Beda dan Bobot Parameter Sama untuk Curah hujan Tahunan dan Curah Hujan Musim Kering

Perbedaan pertama yang dapat dilihat dari hasil peta adalah jumlah kelas

rawan kekeringan untuk setiap jenis peta. Untuk curah hujan tahunan, pada peta

dengan bobot parameter sama menghasilkan empat kelas yaitu tidak rawan, cukup

rawan, rawan dan sangat rawan, sedangkan pada peta dengan bobot parameter

beda menghasilkan dua kelas rawan kekeringan yaitu kelas cukup rawan dan kelas

rawan. Hal yang sama juga terjadi pada curah hujan musim kering, pada peta

dengan bobot parameter sama menghasilkan empat kelas dan dengan pada bobot

parameter beda menghasilkan tiga kelas, yaitu kelas tidak rawan, cukup rawan,

dan kelas rawan. Dalam penelitian ini perbedaan luas untuk kelas cukup rawan

dan rawan pada kedua jenis peta tidak terlalu besar, hal ini berarti luasan kejadian

kekeringan relatif hampir sama. Untuk melihat perbedaan lainnya, hasil analisis

dihubungkan dengan kejadian nyata yang terjadi di lapang, beberapa kecamatan

yang mengalami kejadian kekeringan yang dikumpulkan dari berbagai sumber

Page 14: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

37

berita di media online, pada tahun 2002, 2007, 2008, dan 2009 akan dsajikan pada

Tabel 14.

Tabel 14 menunjukkan beberapa kecamatan yang mengalami kekeringan

dan terkena gagal panen, beberapa diantaranya juga merupakan kecamatan terluas

yang berpotensi mengalami kekeringan paling luas pada identifikasi kekeringan

dengan menggunakan curah hujan rata-rata tahunan, yaitu untuk peta dengan

bobot parameter berbeda ada lima kecamatan antara lain, Kecamatan Trisi,

Gantar, Losarang, Cikedung, dan Gabuswetan, dan untuk peta dengan bobot

parameter sama terdapat enam kecamatan yaitu, Kecamatan Trisi, Gantar,

Losarang, Cikedung, Gabuswetan, dan Haurgeulis. Untuk identifikasi rawan

kekeringan dengan menggunakan curah hujan rata-rata musim kering, kecamatan

yang termasuk dalam beberapa kecamatan yang mengalami rawan kekeringan

dengan menggunakan bobot parameter beda dihubungkan dengan kejadian nyata

adalah Kecamatan Gantar, Trisi, Losarang, Kroya, dan Cikedung, dan untuk peta

dengan bobot parameter sama adalah Kecamatan Trisi, Gantar, Losarang,

Cikedung, Kroya dan Haurgeulis. Tabel luasan kecamatan terluas yang berpotensi

rawan kekeringan disajikan pada Tabel 15 – 18.

Berdasarkan Tabel 15 dan Tabel 16 dapat dilihat bahwa peta dengan curah

hujan tahunan, data kecamatan yang lebih banyak dijumpai kesamaan dengan

kejadian kekeringan dilapang adalah peta dengan bobot parameter sama.

Berdasarkan Tabel 17 dan Tabel 18, peta dengan bobot sama juga lebih

menunjukkan kecamatan yang lebih mempunyai kesamaan dengan kejadian nyata.

Jika dilihat dari jenis peta dengan jenis curah hujannya, kedua peta

tersebut hampir mempunyai jumlah kecamatan yang sama dengan kejadian nyata

di lapang.

Page 15: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

38

Tabel 14. Kecamatan yang Mengalami Kejadian Kekeringan Berdasar Data Lapang

Tahun Kecamatan Luas Kekeringan (ha)

2002

Cikedung 70 Lelea 75 Gabuswetan 235 Kandanghaur 565 Kroya 1.602

2007

Haurgeulis

>10.000

Gantar Trisi Karangampel Kedokan Bunder Sliyeg Indramayu Lohbener Kandanghaur Balongan Cantigi Arahan

2008

Losarang 3.078 Cikedung 2.686 Trisi 1.894 Lelea 1.713 Sliyeg 1.455

2009

Krangkeng

no data

Karangampel Jati Barang Cikedung Trisi Bongas

Sumber : (Trinugroho, 2002), Harian Umum Pelita, Antara Jawa Barat, Suara karya Online.

Page 16: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

39

Tabel 15. Lima Kecamatan Terluas yang Berpotensi Mengalami Rawan Kekeringan Pada Bobot Parameter Beda untuk Curah Hujan Rata-Rata Tahunan.

Kelas Kecamatan Luas (ha)

Cukup Rawan

Gantar 12.520 Trisi 12.387 Cikedung 10.511 Losarang 9.744 Pasekan 8.888

Rawan

Anjatan 5.760 Gantar 3.947 Losarang 3.135 Trisi 3.134 Gabuswetan 3.01

Tabel 16. Lima Kecamatan Terluas yang Berpotensi Mengalami Rawan Kekeringan Pada Bobot Parameter Sama untuk Curah Hujan Rata-Rata Tahunan

Kelas Kecamatan Luas (ha)

Cukup Rawan

Trisi 12.204 Gantar 11.288 Losarng 10.296 Cikedung 10.265 Pasekan 8.772

Rawan

Anjatan 5.677 Gantar 5.773 Trisi 3.203 Gabuswetan 2.874 Tukdana 2.695

Sangat Rawan

Trisi 114 Cikedung 91 Haurgeulis 11 Gantar 5

Page 17: V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan/Penggunaan … · 5.1 Penutupan/Penggunaan Lahan daerah Indramayu Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil intrepertasi citra Landsat 7 ETM+ Juni

40

Tabel 17. Lima Kecamatan Terluas yang Berpotensi Mengalami Rawan Kekeringan Pada Bobot Parameter Beda untuk Curah Hujan Rata-Rata Musim Kering

Kelas Kecamatan Luas (ha)

Cukup Rawan

Gantar 14.512 Trisi 15.454 Cikedung 10.697 Kroya 10.063 Losarang 9.974

Rawan

Anajatan 3.642 Losarang 2.905 Tukdana 2.646 Sukra 2.563 Gantar 1.955

Tabel 18. Lima Kecamatan Terluas yang Berpotensi Mengalami Rawan

Kekeringan Pada Bobot Parameter Sama untuk Curah Hujan Rata-Rata Musim Kering

Kelas Kecamatan Luas (ha)

Cukup Rawan

Trisi 14.130 Gantar 13.436 Losarang 10.516 Cikedung 10.453 Kroya 9.230

Rawan

Anjatan 3.578 Gantar 3.020 Tukdana 2.654 Sukra 2.409 Losarang 2.363

Sangat Rawan

Trisi 126 Cikedung 96 Haurgeulis 11 Gantar 10