Uu Perlindungan Konsumen
-
Upload
syadzli-wardana -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
description
Transcript of Uu Perlindungan Konsumen
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
1/56
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
Perlindungan konsumen adalah perangkat hukumyang diciptakan untuk
melindungi dan terpenuhinya hak konsumen.Sebagai contoh, para penjualdiwajibkan menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada
konsumen.
Pengertian konsumen adalah setiap pemakai barangdan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen, tujuan
dari perlindungan ini adalah
!dapun a"as perlindungan konsumen antara lain
#. !"as man$aat %engamanatkan bahwa segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan ini harus memberikan man$aat sebesar-
besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan
&. !"as keadilan Partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara
maksimal dan memberikan kesempatanpada konsumen dan pelaku usaha
untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil3. !"as keseimbangan %emberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil dan spiritual
'. !"as keamanan dan keselamatan konsumen %emberikan jaminan atas
keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,
pemakaian dan peman$aatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan
(. !"as kepastian hukum baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati
hukum dan memperleh keadilan dalam pen!elenggaraan
perlindungan knsumen, serta )egara menjamin kepastian hukum.
Prinsip-Prinsip Perlindungan Konsumen
%enurut Pro$. *ans +. %icklit", dalam perlindungan konsumen secara
garis besar dapat ditempuh dua model kebijakan. Pertama, kebijakan yang bersi$at
komplementer, yaitu kebijakan yang mewajibkan pelaku usaha memberikan
in$ormasi yang memadai kepada konsumen hak atas in$ormasi.Kedua, kebijakan
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsumenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konsumen -
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
2/56
kompensatoris, yaitu kebijakan yang berisikan perlindungan terhadap kepentingan
ekonomi konsumen hak atas keamanan dan kesehatan.
Prinsip tentang tanggung jawab merupakan perihal yang sangat penting dalam
perlindungan konsumen. Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam
hukum dapat dibedakan sebagai berikut
#. Prinsip anggung awab 0erdaasarkan Unsur Kesalahan
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan fault liability atau
liability based on fault adalah prinsip yang cukup umum, namun berlaku
dalam hukum pidana dan perdata. 1alam KU* Perdata, khususnya pasal
#32(, #322, dan pasal #32, prinsip ini dipegang secara teguh. Prinsip ini
menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggujawabannya secara
hukum jika ada unsur kesalahan yang dilakukannya. Pasal #32( KU* Perdata
berbunyi 4iap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut5. Pasal ini la"im dikenal sebagai
pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat
unsur pokok, yaitu # adanya perbuatan, & adanya unsur kesalahan, 3
adanya kerugian yang diderita, dan ' adanya hubungan kausalitas antara
kesalahan dan kerugian.
%aksud dari kesalahan adalah unsur yang bertentangan dengan
hukum.Pengertian hukum tidak hanya bertentangan dengan undang-undang,
tetapi juga kepatuhan dan kesusilaan dalam masyarakat.
Ketentuan diatas juga sejalan dengan teori umum dalam hukum acara,
yakni asas audi et alteram partem atau asas kedudukan yang sama antara
semua pihak yang diperkara. 1isini hakim harus member para pihak beban
yang seimbang dan patut, sehingga masing-masing memiliki kesempatan
yang sama untuk memenangkan perkara tersebut.
0ila melihat bahwa produsen yang bertanggung jawab, maka konsumen
menggugatnya tidak dengan wanprestasi, karena tidak ada hubungan
kontraktual privity of contract, yaitu hubungan langsung dengan
konsumen.adi, bila tidak ada hubungan tersebut maka menggugatnya harus
berdasarkan perbuatan melawan hukum law of Tort atau tortius
liability.Tortius LiabilityadalahFault liabilitymenggugat berdasarkan Pasal
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
3/56
#32( KU* Perdata, berarti siapa yang mengendalikan, dia harus
membuktikan.0ila diterapokan dalam kasus biscuit beracun, maka konsumen
harus membuktikan bahwa produsen yang bersalah.6ni tidak menguntungkan
bagi konsumen. Perlindungan terhadap konsumen menjadi mustahil kalau
berdasrakan $ault liability, karena yang mengendalikan harus membuktikan.
1i 6ndonesia terdapat Vicarious Liability, yaitu perbuatan melawan hukum
yang berada dalam tanggungjawab majikan terhadap pekerjaan buruhnya
Pasal #32 KU* Perdata.
0uilding 7wner 8iability pemilik gedung
Pete9s %aster 8iability pemilik binatang peliharaan yang
bertanggungjawab.
:ontoh
Kasus Secure Parking
1alam kasus !nny ;.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
4/56
diterapkan dalam kasus konsumen akan tampak bahwa asas demikian cukup
rele@an. ika digunakan teori ini, maka yang berkewajiban unhtuk
membuktikan kesalahan itu ada di pihak pelaku usaha yang digugat.ergugat
ini yang harus menghadirkan bukti-bukti dirinya tidak bersalah.entu saja
konsumen tidaklah berarti dapat sekehendak hati mengajukan gugatan-
gugatan. Posisi konsumen sebagai penggugat selalu terbuka untuk digugat
balik oleh pelaku usaha, jika ia gagal menunjukkan kesalahan si tergugat.
3. Prinsip Praduga untuk idak Selalu 0ertanggung awab
Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab presumption of non
liability principle hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang
sangat terbatas dan pembatasan demikian biasanya secara common sense
dapat dibenarkan.
'. Prinsip anggung awab %utlak
Prinsip tanggung jawab mutlak strict liability sering diidentikkan dengan
prinsip tanggung jawab absolut absolute liabilty.Kendati demikian ada pula
para ahli yang membedakan kedua terminologi diatas.!da pendapat yang
mengatakan strict liabilityadalah prinsip tanggung jawab yang menetapkan
kesalahan tidak sebagai $aktor yang menentukan.)amun, ada pengecualian-
pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab,
misalnya keadaan force majeure.Sebaliknya, absolute liabilityadalah prinsip
tanggung jawab tanpa kesalahan dan tidak ada pengecualiannya.
0iasanya, prinsip tanggung jawab mutlak ini diterapkan karena
a. Konsumen tidak dalam posisi menguntungkan untuk membuktikan adanya
kesalahan dalam suatu proses produksi dan distribusi yang kompleks.b. Ketika ada gugatan atas kesalahannya, misalnya dengan asuransi atau
menambah komponen biaya tertentu pada harga produknya.
(. Prinsip anggung awab dengan Pembatasan
Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan limitation of liability
principle sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk dicantumkan sebagai
klausul eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya.1alam perjanjian
cuci cetak $ilm misalnya, ditentukan bila $ilm yang dicuci cetak itu hilang
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
5/56
atau rusak termasuk akibat kesalahan petugas, maka si konsumen hanya
dibatasi ganti kerugian sebesar sepuluh kali harga satu rol $ilm baru.Prinsip
tanggung jawab ini sangat merugikan konsumen bila diterapkan secara
sepihak oleh pelaku usaha.1alam UUPK yang baru, seharusnya pelaku usaha
tidak boleh secara sepihak menentukan klausula yang merugikan konsumen,
termasuk membatasi maksimal tanggung jawabnya.ika ada pembatasan
mutlak harus ada peraturan perundang-undangan yang jelas.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen
Populasi penduduk )egara 6ndonesia yang tinggi sudah tentu merupakan
representasi dari banyaknya konsumen.Konsumen dalam jumlah yang besar ini
juga harus dilindungi karena perlindungan konsumen merupakan salah satu tugas
melalui kebijakan-kebijakan )egara.Kebijakan ini telah dituangkan melalui
adanya Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai perlindungan
konsumen.Perangkat hukum ini terdiri dari #( 0ab dan terdiri dari 2( pasal.
Klausul 0ab # tentang ketentuan umum Undang-undang nomor ? tahun #>>>
dapat dilihat seperti dibawah ini
Pasal #
1alam undangundangini yang dimaksud dengan
# Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastianhukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen
& Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalammasyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhlukhidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
3 Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik
yangberbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan
dan berkedudukanatau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara
;epublik 6ndonesia, baik sendiri maupun bersam-samamelalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalamberbagai bidang ekonomi.
' 0arang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, baik
bergerakmaupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat
dihabiskan, yang dapatuntuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau
diman$aatkan oleh konsumen.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
6/56
( asa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
disediakanbagi masyarakat untuk diman$aatkan oleh konsumen.
2 Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan in$ormasi suatu
barangdan/atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang
dan/atau jasa yangakan dan sedang diperdagangkan.
6mpor barang adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah
pabean.
? 6mpor jasa adalah kegiatan penyediaan jasa asing untuk digunakan di
dalam wilayah;epublik 6ndonesia.
> 8embaga Perlindungan Konsumen Swadaya %asyarakat adalah lembaga
nonpemerintahyang terda$tar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai
kegiatanmenangani perlindungan konsumen.#= Klausula 0aku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syaratyang
telahdipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh
pelaku usaha yangdituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian
yang mengikat dan wajib dipenuhioleh konsumen.
## 0adan Penyelesaian Sengketa Konsumen adalah badan yang bertugas
menanganidan menyelesaikan sengketa antara pelaku usaha dan
konsumen.
#& 0adan Perlindungan Konsumen )asional adalah badan yang dibentuk
untukmembantu upaya pengembangan perlindungan konsumen.
#3 %enteri adalah menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
meliputibidang perdagangan.
0ab & Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai perlindungan konsumen
mencakup tentang !sas dan tujuan dari Undang-undang Perlindungan konsumen
itu sendiri.
Pasal &
Perlindungan konsumen berasaskan man$aat, keadilan, keseimbangan,
keamanan dankeselamatan konsumen, serta kepastian hukum.
Pasal 3
Perlindungan konsumen bertujuan
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
7/56
a. %eningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungidiriA
b. %engangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari eksesnegati$ pemakaian barang dan/atau jasaAc. %eningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntuthak-haknyasebagai konsumenA
d. %enciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukumdan keterbukaan in$ormasi serta akses untuk mendapatkan
in$ormasiA
e. %enumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumensehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusahaA$. %eningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha
g. Produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatankonsumen.
0ab 3 Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai *ak dan Kewajiban.0ab
pertama mengenai hak dan kewajiban konsumen yang dituangkan dalam pasal '
dan (.Sedangkan, bagian kedua mengenai mencakup *ak dan Kewajiban pelaku
usaha yang terangkum dalam pasal 2 dan pasal .
0agian Pertama
*ak dan Kewajiban Konsumen
Pasal '
*ak konsumen adalah
a. *ak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsibarangdan/atau jasaA
b. *ak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasatersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikanA
c. *ak atas in$ormasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barangdan/atau jasaA
d. *ak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakanA
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
8/56
e. *ak untuk mendapatkan ad@okasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketaperlindungan konsumen secara patutA
$. *ak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumenA
g. *ak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminati$A
h. *ak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barangdan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimanamestinyaA
i. *ak-hakyang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.
Pasal (
Kewajiban konsumen adalah a. %embaca atau mengikuti petunjuk in$ormasi dan prosedur pemakaian atau
peman$aatanbarang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatanA
b. 0eritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasaA
c. %embayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakatiA
d. %engikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.
0agian Kedua
*ak dan Kewajiban Pelaku Usaha
Pasal 2
*ak pelaku usaha adalah
a. *ak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisidan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkanA
*ak pelaku usaha untuk menerima atau mendapatkan pembayaran sesuai
dengan kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan
menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak dapat menuntut lebih banyak apabila
barang dan/atau jasa yang diberikan kepada konsumen tidak atau kurang
memadai. Kejadian yang biasa terjadi bahwa barang yang sama tetapi
mempunyai kualitas yang berbeda, maka barang yang lebih rendah harganya
akan lebih murah dibanding kualitasnya yang lebih tinggi. 0ahkan dalam
praktek terjadi diskon, tetapi barangnya adalah barang yang kualitas rendah,
barang yang tidak laku, dan bahkan barang tersebut cacat.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
9/56
b. *ak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidakbaikA
Konsumen yang melakukan pem$itnahan pada pelaku usaha atau mencuri
barang dari toko pelaku usaha, dapat dituntut oleh pelaku usaha untuk
mengembalikan keuntungannya dan/atau nama baiknya.
c. *ak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumenA
Karena negara indonesia adalah negara hukum, setiap pihak yang bersengketa
diberi praduga tak bersalah, maka pelaku usaha pun berhak memiliki
pengacara untuk membela diri dalam penyelesaian sengketa dengan
konsumennya dalam hukum. *ak pelaku usaha untuk mendapat perlindungan
hukum, melakukan pembelaan diri, dan rehabilitasi sesungguhnya merupakan
hak-hak yang berkaitan dengan instansi pemerintahan.1an badan
penyelesaian sengketa konsumen serta pengadilan dalam tugasnya yang
menyelesaikan sengketa konsumen.%elalui hak-hak tersebut diharapkan tidak
mengabaikan kepentingan pelaku usaha dalam menuntut hak-haknya.
d. *ak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkanA
ika konsumen mengklaim bahwa barang dan/atau jasa dari pelaku usaha
tidak sesuai dengan perjanjian yang ada yang diakibatkan dari kesalahan
pelaku usaha, dan konsumen tersebut mengumumkan kepada masyarakat luas
mengenai kesalahan pelaku usaha tersebut, sehingga nama baik perusahaan
atau pelaku usaha tercemar. )amun, setelah ditelusuri lebih lanjut, kesalahan
tersebut karena ulah konsumen, maka pelaku usaha berhak merehabilitasi
namanya atau nama perusahaannya agar kembali dipercaya oleh masyarakat.
e. *ak-hakyang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Pasal
Kewajiban pelaku usaha adalah
a. 0eritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanyaA
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
10/56
Kewajiban pelaku usaha beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
merupakan salah satu asas yang terdapat dalam hukum perjanjian.!sas ini
terdapat dalam Pasal #33? ayat 3 KU* Perdata menyatakan bahwa
perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.
b. %emberikan in$ormasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barangdan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaanA
Kewajiban kedua bagi pelaku usaha adalah memberikan in$ormasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. 1i
sisi lain, pelaku usaha berkewajiban memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan, disebabkan karena in$ormasi merupakan hak
konsumen, karena ketiadaan in$ormasi yang tidak memadai dari pelaku usaha
merupakan salah satu jenis cacat produk cacat in$ormasi yang sangat
merugikan konsumen.
:ontoh seperti yang diatur dalam Pasal ### Undang-Undang )omor 32
ahun &==> tentang Kesehatan, bahwa setiap makanan dan minuman yang
dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi
#. nama produkA
&. da$tar bahan yang digunakanA3. berat bersih atau isi bersihA
'. nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukan makanan
dan minuman ke dalam wilayah 6ndonesiaA dan
(. tanggal, bulan dan tahun produksi dan kadaluarsa.
Pemberian tanda atau label harus dilakukan secara benar dan akurat.
Pentingnya penyampaian in$ormasi yang benar terhadap konsumen mengenai
suatu produk, agar konsumen tidak salah terhadap gambaran mengenai suatu
produk tertentu.Penyampaian in$ormasi terhadap konsumen tersebut dapat
berupa representasi, per-ingatan maupun yang berupa instruksi.
:ontoh Pasal ##' Undang-Undang )omor 32 ahun &==> menyatakan
bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok ke wilayah
6ndonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan. %aksud peringatan
kesehatan adalah tulisan yang jelas dan mudah terbaca dan dapat disertai
gambar atau bentuknya. :ontoh 4%erokok dapat menyebab-kan kanker,
serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
11/56
%enurut ketentuan Pasal # Peraturan Pemerin-tah )omor 2> ahun #>>>
tentang 8abel dan 6klan Pangan menyatakan bahwa setiap keterangan atau
pernyataan mengenai pangan dalam bentuk gambar, tulisan atau bentuk lain
yang dilakukan dengan berbagai cara untuk pemasaran dan atau perdagangan
pangan. 1i sisi lain, terdapat peraturan lain yang terkait label dan iklan, yakni
UU )omor 32 ahun &==> tentang Kesehatan, UU )omor ahun #>>2
tentang Pangan, dan UU )omor ? ahun #>>> tentang Perlindungan
Konsumen.
;epresentasi yang benar terhadap suatu produk diperlukan bagi
konsumen.Karena, salah satu penyebab terjadinya kerugian terhadap
konsumen adalah terjadinya salah representasi terhadap produktertentu.1alam kaitannya ini, dengan salah representasi, banyak disebabkan
karena tergiur oleh iklan atau brosur produk tertentu, sedangkan iklan atau
brosur tersebut tidak selamanya memuat in$ormasi yang benar, karena pada
umumnya hanya menonjolkan kelebihan produk yang dipromosikan,
sebaliknya kelemahannya ditutupi.
6n$ormasi yang diperoleh konsumen melalui brosur dapat menjadi salah
satu alat bukti yang dipertimbangkan oleh hakim dalam gugatan konsumen
terhadap produsen.Penyampaian in$ormasi melalui brosur-brosur secara tidak
benar yang merugikan konsumen, dikategorikan sebagai wanprestasi.0rosur
dianggap sebagai penawaran dan janji-janji yang bersi$at perjanjian, sehingga
brosur dianggap diperjanjikan dalam ikatan jual beli meskipun tidak
dinyatakan secara tegas.%aka, pelaku usaha harus berhati-hati dalam
membuat brosur atau iklan, karena jika tidak sesuai dengan kenyataan dapat
dikategorikan sebagai kebohongan publik.
c. %emperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminati$A
Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan
pelayanan.pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan kepada
konsumen. %elayani konsumen secara benar dan jujur tidak diskriminati$,
harus dilakukan oleh pelaku usaha.Pelayanan ini dapat berupa pelayanan
purna jual, di mana pelaku usaha yang memproduksi barang yang
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
12/56
peman$aatannya berkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurangnya satu
tahun wajib menyediakan suku cadang dan atau $asilitas purna jual dan wajib
memenuhi jaminan atau garansi sesuai dengan yang diperjanjikan.
d. %enjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa
yang berlakuA
!sas lainnya bahwa perjanjian tidak boleh melanggar undang-undang,
ketertiban, kesusilaan, dan kepatutan.Pentingnya asas ini dalam perundingan-
perundingan atau perjanjian para pihak, yaitu pelaku usaha dengan konsumen.
e. %emberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba
barangdan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuatdan/atau yang diperdagangkanA
*al ini merupakan pembuktian dari kebenaran pemberian in$ormasi pelaku
usaha atas barang dan/atau jasa yang diberikan. Sehingga, pelaku usaha dapat
lepas dari tuntutan kebohongan publik
$. %emberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan peman$aatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkanA
Pelaku usaha bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan atau gugatan
konsumen apabila tidak menyediakan atau lalai menyediakan suku cadang
dan atau $asilitas perbaikan dan tidak memenuhi atau gagal memenuhi
jaminan dan atau garansi yang diperjanjikan.Pelaku usaha yang
memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan dan atau garansi yangdisepakati dan atau diperjanjikan.Pelaku usaha wajib menjamin mutu barang
dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan standar
mutu barang dan/atau jasa yang berlaku. Standardisasi mutu barang diatur
dalam Peraturan Pemerintah )omor #=& ahun &=== tentang Standardisasi
)asional, yaitu standar yang ditetapkan oleh 0adan Standardisasi )asional
dan berlaku secara nasional. Peraturan ini dalam mendukung peningkatan
produkti@itas daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan atau
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
13/56
personel, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan
konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja dan masyarakat, khususnya di bidang
keselamatan, keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup. 1i sisi lain,
6ndonesia telah ikut serta dalam persetujuan pembentukan 7rganisasi
Perdagangan 1unia World Trade rgani!ation yang di dalamnya mengatur
pula masalah standardisasi berlanjut dengan kewajiban untuk menyesuaikan
peraturan di bidang standardisasi. Standar adalah spesi$ikasi teknis atau
sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
man$aat yang sebesar-besarnya. Standardisasi adalah proses merumuskan,
menetapkan, menerapkan dan mere@isi standar, yang dilaksanakan secara
tertib dan bekerja sama dengan semua pihak.
Pelaku usaha yang menerapkan standar nasional 6ndonesia yang
diberlakukan secara wajib, harus memiliki serti$ikat atau tanda S)6.Pelaku
usaha dilarang memproduksi dan atau mengedarkan barang atau jasa yang
tidak memenuhi dan atau tidak sesuai dengan standar nasional 6ndonesia yang
telah diberlakukan secara wajib.Pelaku usaha yang barang dan atau jasa telah
memperoleh serti$ikat produk dan atau tanda standar nasional 6ndonesia dari
lembaga serti$ikasi produk, dilarang memproduksi dan mengedarkan barang
dan atau jasa tang tidak memenuhi S)6. S)6 yang diberlakukan secara wajib
dikenakan, baik terhadap barang dan atau jasa produksi dalam negeri maupun
terhadap barang dan atau jasa impor.1engan adanya standardisasi nasional,akan ada acuan tunggal dalam mengukur mutu produk dan atau jasa di dalam
perdagangan, yaitu, S)6, sehingga dapat meningkatkan perlindungan kepada
konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya. 0aik untuk
keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian $ungsi
lingkungan.Pelaku usaha wajib memberi kesempatan kepada konsumen untuk
menguji dan atau mencoba barang dan atau jasa serta memberi jaminan dan
atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan.Pelaku usaha
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
14/56
wajib menyediakan suku cadang dan atau $asilitas purna jual dan wajib
memenuhi jaminan atau garansi sesuai dengan yang diperjanjikan.Pelaku
usaha bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan atau gugatan konsumen
apabila tidak menyediakan atau lalai menyediakan suku cadang dan atau
$asilitas perbaikan.Pelaku usaha bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi
dan gugatan kepada konsumen apabila tidak memenuhi atau gagal memenuhi
jaminan dan atau garansi yang diperjanjikan.
g. %emberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasayang diterima atau diman$aatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa, wajib memenuhi jaminan dan
atau garansi yang disepakati dan atau diperjanjikan.Pelaku usaha wajib
memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau diman$aatkan konsumen tidak sesuai dengan
perjanjian.Kewajiban pelaku usaha memberi ganti rugi akibat ketidaksesuaian
terhadap barang yang diperjanjikan.*al ini dapat berupa kelalaian atau
kesalahan pelaku usaha.0entuk ganti rugi ini dapat berupa pengembalian
uang, penggantian barang dan jasa setara nilainya, dan perawatan kesehatan
dan atau pemberian santunan.Pemberian ganti rugi harus dilaksanakan dalam
tenggang waktu tujuh hari sejak tanggal transaksi.Pemberian ganti rugi juga
tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan
pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.
Pelaku usaha dibebaskan dari kewajiban memberi ganti rugi kepada
konsumen apabila
#. 1apat membuktikan bahwa konsumen yang melakukan kesalahanA&. 0arang tersebut terbukti seharusnya tidak diedarkan atau dimaksudkan
untuk diedarkanA
3. :acat barang timbul pada kemudian hariA
'. :acat timbul akibat ditaatinya ketentuan mengenai kuali$ikasi barangA
(. Kelalaian yang diakibatkan oleh konsumenA
2. 8ewatnya jangka waktu penuntutan empat tahun sejak barang dibeli atau
lewatnya jangka waktu yang diperjanjikan.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
15/56
Para pihak harus bertindak dengan mengingat kepentingan-kepentingan
yang wajar dari pihak lain. 0agi masing-masing pihak dalam perjanjian
terdapat suatu kewajiban untuk mengadakan penyelidikan dalam batas-batas
yang wajar terhadap pihak lawan sebelum menandatangani kontrak, atau
masing-masing pihak harus mena-ruh perhatian yang cukup dalam menutup
kontrak yang berkaitan dengan itikad baik.
0ab ' Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai perbuatan yang dilarang
bagi pelaku usaha.0ab ini terdiri dari pasal ? sampai dengan pasal #.
Pasal ?
# Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasayang
a. idak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
Ketentuan peraturan perundang-undanganA
b. idak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam
hitungansebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang
tersebutA
c. idak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam
hitungan menurut ukuran yang sebenarnyaA
d. idak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran
sebagaimanadinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebuttidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi,
proses pengolahan, gaya, mode,atau penggunaan tertentu sebagaimana
dinyatakan dalam label atau keteranganbarang dan/atau jasa tersebutA
e. idak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan,
iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebutA
$. idak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau jangka waktu penggunaan/
peman$aatan yang paling baik atas barang tertentuA
g. idak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana
pernyataan BhalalB yang dicantumkan dalam labelA
h. idak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat
nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai,
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
16/56
tanggalpembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta
keteranganlain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/
dibuatA
i. idak mencantumkan in$ormasi dan/atau petunjuk penggunaan barang
dalam bahasa indonesia sesuai dengan ketentuan perundangundanganyang
berlaku.
& Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau
bekas, dantercemar tanpa memberikan in$ormasi secara lengkap dan benar
atas barang dimaksud.
3 Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan $armasi dan pangan yang
rusak,cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan
in$ormasi secaralengkap dan benar.
' Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat # dan ayat & dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran.
Pasal >
# Pelaku usaha dilarang menawarkan, memproduksikan, mengiklankan suatu
barangdan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah
a. 0arang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga
khusus,standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik
tertentu, sejarah atauguna tertentuA
b. 0arang tersebut dalam keadaan baik dan/atau baruA
c. 0arang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki
sponsor,persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu,
ciricirikerja atau aksesoritertentuA
d. 0arang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai
sponsor,persetujuan atau a$iliasiA
e. 0arang dan/atau jasa tersebut tersediaA
$. 0arang tersebut tidak mengandung cacat tersembunyiA
g. 0arang tersebut merupakan kelengkapan dari barang tertentuA
h. 0arang tersebut berasal dari daerah tertentuA
i. Secara langsung atau tidak langsung merendahkan barang dan/atau jasa
lainA
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
17/56
j. %enggunakan kata-katayang berlebihan, seperti aman, tidak berbahaya,
tidakmengandung risiko atau e$ek sampingan tampak keterangan yang
lengkapA
k. %enawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.
& 0arang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat # dilarang
untukdiperdagangkan.
3 Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ayat # dilarang
melanjutkanpenawaran, promosi, dan pengiklanan barang dan/atau jasa
tersebut.
Pasal #=
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau
membuatpernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai
a. *arga atau tari$ suatu barang dan/atau jasaA
b. Kegunaan suatu barang dan/atau jasaA
c. Kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang
dan/atau jasaA
d. awaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkanA
e. 0ahaya penggunaan barang dan/atau jasa.
Pasal ##
Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau
lelang, dilarangmengelabui/ menyesatkan konsumen denganA
a. %enyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolaholahb. elah memenuhi standar mututertentuA
c. %enyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolaholah
d. idak mengandung cacattersembunyiA
e. idak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan
maksud untukmenjual barang lainA
$. idak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan/atau jumlah yang
cukup denganmaksud menjual barang yang lainA
g. idak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup
denganmaksud menjual jasa yang lainAh. %enaikkan harga atau tari$ barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
18/56
Pasal #&
Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankansuatu barangdan/atau jasa dengan harga atau tari$ khusus dalam waktu dan jumlah
tertentu, jika pelakuusaha tersebut tidak bermaksud untuk melaksanakannya
sesuai dengan waktu dan jumlahyang ditawarkan, dipromosikan, atau diiklankan.
Pasal #3
#'Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan
suatu barangdan/jasa dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa
barang dan/atau jasa lainsecara cuma-cumadengan maksud tidak
memberikannya atau memberikan tidaksebagaimana yang dijanjikannya.
#(Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan atau mengiklankan
obat, obattradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan
kesehatan dengancara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/atau
jasa lain.
Pasal #'
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dengan memberikan hadiah melalui cara undian, dilarang untuk
a. idak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang dijanjikanA
b. %engumumkan hasilnya tidak melalui media massaA
c. %emberikan hadiah tidak sesuai dengan yang dijanjikanA
d. %engganti hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang dijanjikan.
Pasal #(
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
19/56
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang dilarang
melakukan dengancara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan
gangguan baik $isik maupun psikisterhadap konsumen.
Pasal #2
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa melalui pesanan
dilarang untuk
a. tidak menepati pesanan dan/atau kesepakatan waktu penyelesaian sesuai
dengan yangdijanjikanA
b. tidak menepati janji atas suatu pelayanan dan/atau prestasi.
Pasal #
# Pelaku usaha periklanan dilarang memproduksi iklan yang
a. %engelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan
hargabarang dan/atau tari$ jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang
dan/atau jasaA
b. %engelabui jaminan/garansi terhadap barang dan/atau jasaA
c. %emuat in$ormasi yang keliru, salah, atau tidak tepat mengenai barang
dan/ataujasaA
d. idak memuat in$ormasi mengenai risiko pemakaian barang dan/atau jasaA
e. %engeksploitasi kejadian dan/atau seseorang tanpa sei"in yang berwenang
ataupersetujuan yang bersangkutanA
$. %elanggar etika dan/atau ketentuan peraturan
perundangundanganmengenaiperiklanan.
# Pelaku usaha periklanan dilarang melanjutkan peredaran iklan yang telah
melanggarketentuan pada ayat #.
0ab ( Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai ketentuan pencantuman
klausula baku. 0ab ini terdiri dari pasal #?.
Pasal #?
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
20/56
# Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan
untukdiperdagangkan dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku
pada setiapdokumen dan/atau perjanjian apabila
a. %enyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usahaAb. %enyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali
barangyang dibeli konsumenA
c. %enyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyerahan kembali
uang yangdibayarkan atas barang dan/atau jasa yang dibeli oleh
konsumenA
d. %enyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik
secaralangsung maupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan
sepihak yangberkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secaraangsuranA
e. %engatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau
peman$aatanjasa yang dibeli oleh konsumenA
$. %emberi hak kepada pelaku usaha untuk mengurangi man$aat jasa atau
%engurangi harta kekayaan konsumen yang menjadi obyek jual beli jasaA
g. %enyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan
baru,tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat
sepihak oleh pelakuusaha dalam masa konsumen meman$aatkan jasa yang
dibelinyaA
h. %enyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha
untukpembebanan hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap
barang yangdibeli oleh konsumen secara angsuran.
& Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau
bentuknya sulitterlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang
pengungkapannya sulitdimengerti.
3 Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen
atauperjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
# dan ayat &dinyatakan batal demi hukum.
' Pelaku usaha wajib menyesuaikan klausula baku yang bertentangan dengan
undangundangini.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
21/56
0ab 2 Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai tanggung jawab pelaku
usaha.0ab ini terdiri dari pasal #> sampai dengan pasal &?.
Pasal #>
# Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan,pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi
barang dan ataujasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
&
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
22/56
& 6mportir jasa bertanggung jawab sebagai penyedia jasa asing apabila
penyediaan jasaasing tersebut tidak dilakukan oleh agen atau perwakilan
penyedia jasa asing.
Pasal &&
Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam kasus pidana
sebagaimanadimaksud dalam Pasal #> ayat ', Pasal &=, dan Pasal merupakan
beban dantanggungjawab pelaku usaha tanpa menutup kemungkinan bagi jaksa
untuk melakukanpembuktian.
Pasal &3
Pelaku usaha yang menolak dan atau tidak memberi tanggapan dan atau tidak
memenuhiganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal
#> ayat #,ayat &,ayat 3, dan ayat ', dapat digugat melalui badan
penyelesaian sengketa konsumen ataumengajukan ke badan peradilan di tempat
kedudukan konsumen.
Pasal &'
#. Pelaku usaha yang menjual barang dan atau jasa kepada pelaku usaha lain
bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi dan atau gugatan konsumen
apabila
a. Pelaku usaha lain menjual kepada konsumen tanpa melakukan perubahan
apa punatas barang dan/atau jasa tersebutA
b. Pelaku usaha lain, di dalam transaksi jual beli tidak mengetahui adanya
perubahanbarang dan/atau jasa yang dilakukan oleh pelaku usaha atau
tidak sesuai dengancontoh, mutu, dan komposisi.
&. Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat # dibebaskan dari tanggung
jawabatas tuntutan ganti rugi dan/atau gugatan konsumen apabila pelaku
usaha lain yangmembeli barang dan/atau jasa menjual kembali kepada
konsumen dengan melakukanperubahan atas barang dan/atau jasa tersebut.
Pasal &(
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
23/56
#. Pelaku usaha yang memproduksi barang yang peman$aatannya berkelanjutan
dalambatas waktu sekurang-kurangnya# satu tahun wajib menyediakan suku
cadangdan/atau $asilitas purna jual dan wajib memenuhi jaminan atau garansi
sesuai denganyang diperjanjikan.
&. Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat # bertanggung jawab atas
tuntutanganti rugi dan/atau gugatan konsumen apabila pelaku usaha tersebut
a. idak menyediakan atau lalai menyediakan suku cadang dan/atau $asilitas
perbaikanA
b. idak memenuhi atau gagal memenuhi jaminan atau garansi yang
diperjanjikan.
Pasal &2
Pelaku usaha yang memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan dan/atau
garansi yangdisepakati dan/atau yang diperjanjikan.
Pasal &
Pelaku usaha yang memproduksi barang dibebaskan dari tanggung jawab atas
kerugianyang diderita konsumen, apabila
a. 0arang tersebut terbukti seharusnya tidak diedarkan atau tidak
dimaksudkan untukdiedarkanA
b. :acat barang timbul pada kemudian hariA
c. :acat timbul akibat ditaatinya ketentuan mengenai kuali$ikasi barangA
d. Kelalaian yang diakibatkan oleh konsumenA
e. 8ewatnya jangka waktu penuntutan ' empat tahun sejak barang dibeli
atau lewatnyajangka waktu yang diperjanjikan.
Pasal &?
Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal #>, Pasal &&, dan Pasal &3 merupakan beban
dan tanggungjawabpelaku usaha.
0ab Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai pembinaan dan
pengawasan.0agian pertama mengenai pembinaan yang terdiri dari pasal
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
24/56
&>.Sedangkan, bagian kedua mencakup pengawasan yang terdapat dalam pasal
3=.
Pasal &>
#. Pemerintah bertanggungjawab atas pembinaan penyelenggaraan
perlindungankonsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan
pelaku usaha sertadilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha.
&. Pembinaan oleh pemerintah atas penyelenggaraan perlindungan
konsumensebagaimana dimaksud pada ayat # dilaksanakan oleh %enteri
dan/atau menteriteknis terkait.
3. %enteri sebagaimana dimaksud pada ayat & melakukan koordinasi atas
penyelenggaraan perlindungan konsumen.
'. Pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud
padaayat & meliputi upaya untuk
a. erciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang sehat antara
pelaku usahadan konsumenAb. 0erkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakatA
c. %eningkatnya kualitas sumberdaya manusia serta meningkatnya
kegiatanpenelitian dan pengembangan di bidang perlindungan konsumen.
(. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan penyelenggaraan perlindungan
konsumendiatur dengan Peraturan Pemerintah.
0agian Kedua
Pengawasan
Pasal 3=
#. Pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta
penerapanketentuan peraturan perundang-undangannyadiselenggarakan oleh
pemerintah,masyarakat,dan lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
25/56
&. Pengawasan oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat #
dilaksanakanoleh %enteri dan/atau menteri teknis terkait.
3. Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumenswadayamasyarakat dilakukan terhadap barang dan/atau jasa yang beredar
di pasar.
'. !pabila hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 3
ternyatamenyimpang dari peraturan perundangundanganyang berlaku dan
membahayakankonsumen, %enteri dan/atau menteri teknis mengambil
tindakan sesuai denganperaturan perundangundanganyang berlaku.
(. *asil pengawasan yang diselenggarakan masyarakat dan lembaga
perlindungankonsumen swadaya masyarakat dapat disebarluaskan kepada
masyarakat dan dapatdisampaikan kepada %enteri dan menteri teknis.
2. Ketentuan pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
#,ayat &, dan ayat 3 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
0ab ? Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai badan perlindungan
konsumen nasional.0agian Pertama mencakup )ama, Kedudukan, Cungsi, dan
ugas.
Pasal 3#
1alam rangka mengembangkan upaya perlindungan konsumen dibentuk 0adan
Perlindungan Konsumen )asional.
Pasal 3&
0adan Perlindungan Konsumen )asional berkedudukan di 6bu Kota )egara
;epublik6ndonesia dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Pasal 33
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
26/56
0adan Perlindungan Konsumen )asional mempunyai $ungsi memberikan saran
danpertimbangan kepada pemerintah dalam upaya mengembangkan perlindungan
konsumen di6ndonesia.
Pasal 3'
#. Untuk menjalankan $ungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33,
0adanPerlindungan Konsumen )asional mempunyai tugas
a. %emberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka
penyusunan kebijaksanaan di bidang perlindungan konsumenA
b. %elakukan penelitian dan pengkajian terhadap peraturan perundang-
undanganyang berlaku di bidang perlindungan konsumenA
c. %elakukan penelitian terhadap barang dan/atau jasa yang menyangkut
keselamatan konsumenA
d. %endorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakatA
e. %enyebarluaskan in$ormasi melalui media mengenai perlindungan
konsumen danmemasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumenA
$. %enerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat,
lembagag. Perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau pelaku usahaA
h. %elakukan sur@ei yang menyangkut kebutuhan konsumen.
&. 1alam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat #,
0adanPerlindungan Konsumen )asional dapat bekerjasama dengan
organisasi konsumeninternasional.
0agian Kedua
Susunan 7rganisasi dan Keanggotaan
Pasal 3(
#. 0adan Perlindungan Konsumen )asional terdiriatas seorang ketua merangkap
anggota,seorang wakil ketua merangkap anggota, serta sekurang-
kurangnya#( lima belasorang dan sebanyak-banyaknya&( duapuluh lima
orang anggota yang mewakilisemua unsur.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
27/56
&. !nggota 0adan Perlindungan Konsumen )asional diangkat dan
diberhentikan olehPresiden atas usul %enteri, setelah dikonsultasikan kepada
1ewan Perwakilan ;akyat;epublik6ndonesia.
3. %asa jabatan ketua, wakil ketua, dan anggota 0adan Perlindungan Konsumen
)asionalselama 3 tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk # satu kali
masa jabatanberikutnya.
'. Ketua dan wakil ketua 0adan Perlindungan Konsumen )asional dipilih oleh
anggota.
Pasal 32
!nggota 0adan Perlindungan Konsumen )asional terdiri atas unsur
a. PemerintahA
b. Pelaku usahaA
c. 8embaga perlindungan konsumen swadaya masyarakatA
d. !kademisA dan
e. enaga ahli.
Pasal 3
Persyaratan keanggotaan 0adan Perlindungan Konsumen )asional adalah
a. +arga negara ;epublik 6ndonesiaA
b. 0erbadan sehatA
c. 0erkelakuan baikA
d. idak pernah dihukum karena kejahatanA
e. %emiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan konsumenA
dan
$. 0erusia sekurang-kurangnya3= tiga puluh tahun.
Pasal 3?
Keanggotaan 0adan Perlindungan Konsumen )asional berhenti karena
a. %eninggalduniaA
b. %engundurkan diri atas permintaan sendiriA
c. 0ertempat tinggal di luar wilayah republik indonesiaA
d. Sakit secara terus menerusA
e. 0erakhir masa jabatan sebagai anggotaA atau
$. 1iberhentikan.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
28/56
Pasal 3>
#. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, 0adan Perlindungan Konsumen,
)asional dibantuoleh sekretariat.
&. Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat # dipimpin oleh seorang
sekretaris yangdiangkat oleh Ketua 0adan Perlindungan Konsumen )asional.
3. Cungsi, tugas, dan tata kerja sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat #
diaturdalam keputusan Ketua 0adan Perlindungan Konsumen )asional.
Pasal '=
#. !pabila diperlukan 0adan Perlindungan Konsumen )asional dapat
membentukperwakilan di 6bu Kota 1aerah ingkat 6 untuk membantu
pelaksanaan tugasnya.
&. Pembentukan perwakilan sebagaimana dimaksud pada ayat # ditetapkan
lebih lanjutdengan keputusan Ketua 0adan Perlindungan Konsumen
)asional.
Pasal '#
1alam pelaksanaan tugas, 0adan Perlindungan Konsumen )asional bekerja
berdasarkantata kerja yang diatur dengan keputusan Ketua 0adan Perlindungan
Konsumen )asional.
Pasal '&
0iaya untuk pelaksanaan tugas 0adan Perlindungan Konsumen )asional
dibebankan kepadaanggaran pendapatan dan belanja negara dan sumber lain yang
sesuai dengan peraturanperundang-undanganyang berlaku.
Pasal '3
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
29/56
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan 0adan Perlindungan
Konsumen )asionaldiatur dalam Peraturan Pemerintah.
0ab > Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai lembaga perlindungan
konsumen swadaya masyarakat
Pasal ''
#. Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
yangmemenuhi syarat.
&. 8embaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat memiliki kesempatan
untukberperan akti$ dalam mewujudkan perlindungan konsumen.
3. ugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi
kegiatan
a. %enyebarkan in$ormasi dalam rangka meningkatkan kesadaran atas hak
dankewajiban dan kehatihatiankonsumen dalam mengkonsumsi barang
dan/ataujasaA
b. %emberikan nasihat kepada konsumen yang memerlukannyaAc. 0ekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan
perlindungankonsumenA
d. %embantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk
menerima
Keluhan atau pengaduan konsumenA
e. %elakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap
Pelaksanaan perlindungan konsumen.
'. Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas lembaga perlindungan konsumenswadayamasyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
0ab #= Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai penyelesaian sengketa
0agian Pertama
Umum
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
30/56
Pasal '(
#. Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui
lembaga yangbertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelakuusaha atau melaluiperadilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
&. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau
diluarpengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
3. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat
& tidakmenghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam
Undang-undang.
'. !pabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar
pengadilan,gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya
tersebut dinyatakantidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak
yang bersengketa.
Pasal '2
#
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
31/56
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kerugian materi yang besar dan/atau korban
yang tidaksedikit sebagaimana dimaksud pada ayat # huru$ d diatur dengan
PeraturanPemerintah.
0agian Kedua
Penyelesaian Sengketa di 8uar Pengadilan
Pasal '
Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan untuk
mencapaikesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau
mengenai tindakan tertentuuntuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak
akan terulang kembali kerugian yangdiderita oleh konsumen.
0agian Ketiga
Penyelesaian Sengketa %elalui Pengadilan
Pasal '?
Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada ketentuan
tentangperadilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam
Pasal '(.
0ab ## Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai badan penyelesaian
sengketa konsumen
Pasal '>
#. Pemerintah membentuk badan penyelesaian sengketa konsumen di 1aerah
ingkat 66untuk penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan.
&. Untuk dapat diangkat menjadi anggota badan penyelesaian sengketa
konsumen,seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. +arga negara ;epublik 6ndonesiaA
b. 0erbadan sehatAc. 0erkelakuan baikA
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
32/56
d. idak pernah dihukum karena kejahatanA
e. %emiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang perlindungan
konsumenA
$. 0erusia sekurang-kurangnya3= tiga puluh tahun.
3. !nggota sebagaimana dimaksud pada ayat & terdiri atas unsur pemerintah,
unsure konsumen, dan unsur pelaku usaha.
'. !nggota setiap unsur sebagaimana dimaksud pada ayat 3 berjumlah
sedikit-dikitnya3tiga orang, dan sebanyak-banyaknya( lima orang.
(. Pengangkatan dan pemberhentian anggota badan penyelesaian sengketa
konsumenditetapkan oleh %enteri.
Pasal (=
0adan penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal
'> ayat #terdiri atas
a. Ketua merangkap anggotaA
b. +akil ketua merangkap anggotaA
c. !nggota.
Pasal (#
#. 0adan penyelesaian sengketa konsumen dalam menjalankan tugasnya
dibantu olehsekretariat.
&. Sekretariat badan penyelesaian sengketa konsumen terdiri atas kepala
sekretariat dananggota sekretariat.
3. Pengangkatan dan pemberhentian kepala sekretariat dan anggota sekretariat
badanpenyelesaian sengketa konsumen ditetapkan oleh %enteri.
Pasal (&
ugas dan wewenang badan penyelesaian sengketa konsumen meliputi
a. %elaksanakan penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan
cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasiA
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
33/56
b. %emberikan konsultasi perlindungan konsumenA
c. %elakukan pengawasan terhadap pencantuman klausula bakuA
d. %elaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran
ketentuan dalam undang-undanginiA
e. %enerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari konsumen
tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumenA
$. %elakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan
konsumenA
g. %emanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap perlindungan konsumenA
h. %emanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau setiap orang
yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap undang-undanginiA
i. %eminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi,saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud pada huru$ g dan
huru$ h, yang tidak bersediamemenuhi panggilan badan penyelesaian
sengketa konsumenA
j. %endapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti
lain guna penyelidikan dan/atau pemeriksaanA
k. %emutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak
konsumenA
l. %emberitahukan putusan kepada pelaku usaha yang melakukan
pelanggaran terhadap perlindungan konsumenA
m. %enjatuhkan sanksi administrati$ kepada pelaku usaha yang melanggar
ketentuan undang-undangini.
Pasal (3
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang badan
penyelesaiansengketa konsumen 1aerah ingkat 66 diatur dalam surat keputusan
menteri.
Pasal ('
#. Untuk menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen, badan
penyelesaiansengketa konsumen membentuk majelis.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
34/56
&. umlah anggota majelis sebagaimana dimaksud pada ayat # harus ganjil dan
sedikit-dikitnya3 tiga orang yang mewakili semua unsur sebagaimana
dimaksud dalamPasal '> ayat 3, serta dibantu oleh seorang panitera.
3. Putusan majelis $inal dan mengikat.
'. Ketantuan teknis lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas majelis diatur
dalam suratkeputusan menteri.
Pasal ((
0adan penyelesaian sengketa konsumen wajib mengeluarkan putusan paling
lambat dalamwaktu dua puluh satu hari kerja setelah gugatan diterima.
Pasal (2
#. 1alam waktu paling lambat tujuh hari kerja sejak menerima putusan
badanpenyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal ((
pelakuusaha wajib melaksanakan putusan tersebut.
&. Para pihak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan )egeri paling
lambat #'empatbelas hari kerja setelah menerima pemberitahuan putusan
tersebut.
3. Pelaku usaha yang tidak mengajukan keberatan dalam jangka waktu
sebagaimanadimaksud pada ayat & dianggap menerima putusan badan
penyelesaian sengketakonsumen.
'. !pabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat # dan ayat 3 tidak
dijalankanoleh pelaku usaha, badan penyelesaian sengketa konsumen
menyerahkan putusantersebut kepada penyidik untuk melakukan penyidikan
sesuai dengan ketentuanperundangundanganyang berlaku.
(. Putusan badan penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud pada
ayat 3merupakan bukti permulaan yang cukup bagi penyidik untuk
melakukan penyidikan.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
35/56
Pasal (
Putusan majelis sebagaimana dimaksud dalam Pasal (' ayat 3
dimintakan penetapaneksekusinya kepada Pengadilan )egeri di tempat konsumenyang dirugikan.
Pasal (?
#. Pengadilan )egeri wajib mengeluarkan putusan atas keberatan sebagaimana
dimaksuddalam Pasal (2 ayat & dalam waktu paling lambat duapuluh
satu hari sejakditerimanya keberatan.
&. erhadap putusan Pengadilan )egeri sebagaimana dimaksud pada ayat #,
para pihakdalam waktu paling lama #' empat belas hari dapat mengajukan
kasasi ke %ahkamah!gung ;epublik 6ndonesia.
3. %ahkamah !gung ;epublik 6ndonesia wajib mengeluarkan putusan dalam
waktu palinglambat 3= tiga puluh hari sejak menerima permohonan kasasi.
0ab #& Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai penyidikan
Pasal (>
#. Selain Pejabat Polisi )egara ;epublik 6ndonesia, Pejabat Pegawai )egeri
Sipil tertentudilingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya dibidangperlindungan konsumen juga diberi wewenang
khusus sebagai penyidik sebagaimanadimaksud dalam Undang-
undang*ukum !cara Pidana yang berlaku.
&. Penyidik Pejabat Pegawai )egeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
#berwenang
a. %elakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang perlindungan konsumenA
b. %elakukan pemeriksaan terhadap orang lain atau badan hukum yang
diduga melakukan tindak pidana dibidang perlindungan konsumenA
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
36/56
c. %eminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan peristiwa tindak pidana dibidang perlindungan
konsumenA
d. %elakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain
berkenaan
e. 1engan tindak pidana di bidang perlindungan konsumenA
$. %elakukan pemeriksaan ditempat tertentu yang diduga terdapat bahan
bukti serta melakukan penyitaan terhadap barang hasil pelanggaran yang
dapat dijadikanbukti dalam perkara tindak pidana di bidang perlindungan
konsumen.
g. %eminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang perlindungan konsumen.
3. Penyidik Pejabat Pegawai )egeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
#memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikannya kepada
PenyidikPejabat Polisi )egara ;epublik 6ndonesia.
'. Penyidik Pejabat Pegawai )egeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
#menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik
Pejabat Polisi)egara ;epublik 6ndonesia.
0ab #3 Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai s a n k s i
0agian Pertama
Sanksi !dministrati$
Pasal 2=
#. 0adan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksiadministrati$terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal #> ayat & dan
ayat 3, Pasal &=, Pasal&( dan Pasal &2.
&. Sanksi administrati$ berupa penetapan ganti rugi paling banyak ;p
&==.===.===,==duaratus juta rupiah.
3. ata cara penetapan sanksi administrati$ sebagaimana dimaksud pada ayat
# diaturlebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
37/56
0agian Kedua
Sanksi Pidana
Pasal 2#
Penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya.
Pasal 2&
#. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
?, Pasal>, Pasal #=, Pasal #3 ayat &, Pasal #(, Pasal # ayat # huru$ a,
huru$ b, huru$ c,huru$e, ayat & dan Pasal #? dipidana dengan pidana
penjara paling lama ( lima tahun ataupidana denda paling banyak ;p
&.===.===.===,== dua milyar rupiah.
&. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
##, Pasal#&, Pasal #3 ayat #, Pasal #', Pasal #2, dan Pasal # ayat #
huru$ d dan huru$ $dipidana penjara paling lama & dua tahun atau pidana
denda paling banyak;p (==.===.===,== lima ratus juta rupiah.
3. erhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat
tetap ataukematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.
Pasal 23
erhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2&, dapat
dijatuhkan hukumantambahan, berupa
a. Perampasan barang tertentuA
b. Pengumuman keputusan hakimA
c. Pembayaran ganti rugiA
d. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya
kerugian konsumenA
e. Kewajiban penarikan barang dari peredaranA atau
$. Pencabutan i"in usaha.
0ab #' Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai ketentuan peralihan
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
38/56
Pasal 2'
Segala ketentuan peraturan perundang-undanganyang bertujuan melindungi
konsumenyang telah ada pada saat undang- undangini diundangkan, dinyatakantetap berlakusepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak bertentangan
dengan ketentuan dalamundang-undangini.
0ab #( Undang-undang nomor ? tahun #>>> mengenai ketentuan penutup
Pasal 2(
Undang-undangini mulai berlaku setelah # satu tahun sejak diundangkan.!gar
setiaporang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undangundangini
denganpenempatannya dalam 8embaran )egara ;epublik 6ndonesia.
Kasus&Kasus 'ang (erkait Dengan Perlindungan Knsumen
Pelanggaran "ak #onsumen pada #asus $$%
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
39/56
Pada kasus kenaikan harga bahan bakar minyak 00%, masyarakat
konsumen tetaplah menjadi objek penderita meskipun akan diupayakan adanya
subsidi dan kompensasi dalam berbagai bentuk. 6ni berarti bahwa produk-produk
kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, yang ditandai dengan kenaikan elpiji
dan harga 00% semakin memperjelas beban masyarakat sebagai konsumen akan
semakin berat.
!pa yang dilakukan pemerintah saat ini sama sekali bertentangan dengan
ketentuan UU )o. ? ahun #>>> tentang Perlindungan Konsumen UUPK.
Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal &> UUPK, bahwa pemerintah
bertanggung jawab atas pembinaan penyelenggaraan perlindungan konsumen
yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha serta
dilaksanakannya kewajiban konsumen dan pelaku usaha. Secara teknis, kewajiban
pemerintah itu dilaksanakan oleh menteri, atau menteri teknis terkait.
1ewan Perwakilan ;akyat 1P; yang seharusnya memperjuangkan nasib
rakyat, ternyata sekadar stempel pemerintah agar kebijakan-kebijakan yang
diambil dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat.Kalaupun terjadi perubahan
dalam hal persentase kenaikannya, nilai perubahan itu dapat dipastikan tidak
sesuai dengan kondisi yang berkembang dan tuntutan masyarakat.;akyat menjerit
karena harga-harga sudah telanjur meningkat jauh sebelum kepastian kenaikan
harga 00% diputuskan. %eskipun pemerintah secara akti$ dan terus-menerus
melakukan sosialisasi, kenyataannya upaya tersebut tidak akan mampu
mempengaruhi melambungnya harga-harga.
D@aluasi yang dilakukan Eayasan 8embaga Konsumen 6ndonesia E8K6
menyebutkan, bidang pengaduan E8K6 menerima '( pengaduan konsumen
melalui surat dan datang langsung.umlah pengaduan di atas sebenarnya belumtercakup unit bisnis atau usaha massa, seperti 00%. 0ayangkan saja, jika
kenaikan harga 00% yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Pertamina, jumlah
pengaduan mungkin akan bertambah banyak dan tidak terhitung jumlahnya.
Pengaduan tersebut bisa secara perseorangan indi@idu ataupun organisasi/
lembaga.api yang perlu kita pahami di sini adalah kenyataan bahwa masyarakat,
terutama masyarakat kecil tetap menjadi korban.1engan demikian, eksistensi
UUPK tampaknya semakin melenceng tidak sesuai yang sebagaimana seharusnya.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
40/56
0ila kita tarik ke belakang, secara historis, UUPK lahir dimaksudkan
untuk lebih memberdayakan konsumen. Konsumen tidak lagi dijadikan sebagai
target pasar semata, melainkan dapat menjadi mitra dan jaminan pasar jangka
panjang. !tas dasar itulah, maka pada tanggal &= !pril #>>> pemerintahan
*abibie mengesahkannya menjadi UU, dan mulai berlaku sejak # anuari &===.
6ni berarti usia UUPK hampir memasuki usia #& tahun, dan hebatnya, setiap
memasuki tahun baru konsumen selalu menyambutnya dengan kenaikan harga-
harga, termasuk elpiji dan 00%.
:ukup sudah selama #& tahun mungkin untuk proses implementasi
sehingga target yang diharapkan dari UUPK dapat tercapai. !kan tetapi apa yang
menyebabkan UUPK tidak dapat diimplementasikan sampai saat iniF 1ilihat dari
perkembangan yang ada, UUPK tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh
beberapa hal, adalah sebagai berikut
#. UUPK adalah warisan kabinet *abibie. Kebiasaan yang terjadi di negara
kita adalah bahwa setiap ada pergantian kepemimpinan kabinet, maka
akan diikuti dengan pergantian kebijakan, sehingga pemerintahan yang
baru hanya mengutamakan produk kebijakannya untuk memperoleh
popularitas. Kebijakan lama yang dibuat oleh pemerintahan sebelumnya
hanya dipandang sebagai suatu proses dan bukan pada nilai
keman$aatannya.
&. !danya tarik-menarik kekuasaan. !pa yang tergambarkan saat ini di mana
hampir pada setiap partai politik selalu muncul kon$lik internal. %asing-
masing kelompok menginginkan posisi dan kedudukan yang lebih besar.
Pada kasus kenaikan harga 00%, orang-orang yang ada di 1P; tidak
memiliki kemauan kuat untuk memperjuangkan aspirasi masyarakatdengan cara mengkaji lebih mendalam $aktor penyebab dan bentuk
kompensasi yang e$ekti$ atas kenaikan tersebut.
3. 8emahnya perangkat hukum dan kurang tegasnya aparatur. Kondisi yang
terakhir ini memang telah dirasakan jauh sebelum UU itu disahkan. Peta
hukum kita yang masih berpihak pada kelompok atau indi@idu yang kuat
menjadikan konsumen kita selalu lemah di hadapan hukum.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
41/56
!dapun contoh-contoh kasus tidak seriusnya pemerintah dalam menangani
perlindungan hak-hak konsumen, adalah sebagai berikut
a. Kasus !jinomoto
b. Kasus Kratingdaengc. Kasus %inuman radisional
d. Kasus 7bat nyamuk
e. Kasus obat-obat impor dan lain-lain
1an juga belum termasuk masalah-masalah yang terkait dengan pelayanan
publik, seperti tari$ listrik, telepon dan P1!%.Kasus-kasus tersebut hilang begitu
saja, dan bahkan muncul dengan tampilan baru. Kasus-kasus tersebut tidak
mampu diselesaikan secara tuntas mengingat masyarakat harus berhadapan
dengan para pengusaha besar konglomerat yang terkadang ikut menyetirjalannya proses hukum. 1alam istilah yang sederhana bisa dikatakan bahwa
konsumen 6ndonesia telah termakan oleh hukum yang melindungi mereka sendiri.
%enyikapi kondisi yang terjadi saat ini, pemerintah dan lembaga-lembaga
terkait tidak boleh tinggal diam. Kita memang patut mendukung upaya-upaya
yang dilakukan Eayasan 8embaga Konsumen 6ndonesia E8K6 dan elemen
mahasiswa yang selalu mengkritisi munculnya kebijakan kenaikan harga-harga.
%aka untuk menegakkan UUPK dan perlindungan hak-hak konsumen perlu di
ingat dan dipertahankan sebagai berikut
#. UUPK menjamin hak-hak konsumen sebagaimana diatur dalam pasal '
UUPK bahwa konsumen dilindungi haknya atas in$ormasi yang benar,
jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa poin
c. 1alam hal ini pemerintah harus dapat menjamin bahwa kenaikan harga
00% harus betul-betul didasarkan atas perhitungan untung rugi
matematik, dan barang yang diperjualbelikan benar-benar layak untuk
dikonsumsi.
&. Konsumen juga dilindungi haknya untuk didengar pendapat dan
keluhannya atas barang dan jasa yang digunakan poin d. 0anyaknya
minyak oplosan yang beredar, harus menjadi perhatian pemerintah, karena
hal itu tentu akan merugikan konsumen sebagai pemakai. Pelayanan yang
benar dan jujur, serta tidak diskriminati$ juga merupakan hak-hak
konsumen yang harus diperhatikan. !pabila ketentuan-ketentuan di atas
tidak dipenuhi secara baik oleh badan usaha pelaku usaha dan lembaga
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
42/56
pemerintahan, maka menjadi hak konsumen untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian terhadap sesuatu yang tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
3. Peran serta dan keterlibatan pihak-pihak terkait seperti, 0adan
perlindungan Konsumen 6ndonesia 0PK), 0adan Penyelesaian Sengketa
Konsumen 0PSK, dan lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
%asyarakat 8PKS%, yang diwakili oleh E8K6, serta kelompok-
kelompok mahasiswa diharapkan dapat menjadi kontrol utama atas
kebijakan-kebijakan pemerintah. Sehingga, UUPK sangat strategis
dalam meningkatkan harkat dan martabat konsumen yang masih sering
diabaikan oleh para pelaku bisnis termasuk pemerintah.
Sehingga tercapailah keselarasan dan keseimbangan antara pihak penegak
hukum dan konsumen yang mana konsumen adalah salah satu aset yang mana
untuk menbantu dan ikut serta dalam pembangunan perekonomian di 6ndonesia
baik secara mikro ataupun secara makro.1i perlukan ketegasan dan konsistensi
penegak hokum untuk menjalankan UU )o. ? ahun #>>> tentang Perlindungan
Konsumen UUPK.%aka perlu dan wajib kiranya di lindungi hak-hak konsumen
terhadap produk dan jasa selama ini.
Pelanggaran "ak #onsumen pada #asus Pesawat Wings &ir
1i Surabaya, seorang ad@okat menggugat 8ion selaku pemilik %askapai
Penerbangan +ings !ir karena penerbangan molor 3,( jam. %askapai tersebut
digugat oleh seorang ad@okat bernama 1a@id %8 obing. 1a@id, lawyer yang
tercatat beberapa kali menangani perkara konsumen, memutuskan untuk
melayangkan gugatan setelah pesawat +ings !ir milik 8ion yang seharusnya iatumpangi terlambat paling tidak sembilan puluh menit.
Kasus ini terjadi pada #2 !gustus lalu.6a berencana terbang dari akarta ke
Surabaya, pukul =?.3( +60. iket pesawat +ings !ir sudah dibeli.*ingga batas
waktu yang tertera di tiket, ternyata pesawat tak kunjung berangkat. 1a@id
mencoba mencari in$ormasi, tetapi ia merasa kurang mendapat pelayanan. Pendek
kata, keberangkatan pesawat telat dari jadwal.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
43/56
1a@id menuding +ings !ir telah melakukan perbuatan melawan hukum
dengan keterlambatan keberangkatan dan tidak memadainya layanan in$ormasi
petugas maskapai itu di bandara. Selanjutnya 1a@id mengajukan gugatan terhadap
kasus tersebut ke pengadilan untuk memperoleh ganti rugi serta meminta
pengadilan untuk membatalkan klausul baku yang berisi pengalihan tanggung
jawab maskapai atas keterlambatan, hal mana dilarang oleh Undang-Undang
)omor ? ahun #>>> tentang Perlindungan Konsumen.
1alam kasus yang menimpa 1a@id, tindakan yang dilakukan oleh pihak
%anajemen +ings !ir dengan mencantumkan klausula baku pada tiket
penerbangan secara tegas merupakan tindakan yang bertentangan dengan hukum
perlindungan konsumen, sehingga terhadapnya dapat diklasi$ikasikan sebagai
tindak pidana ekonomi dalam arti luas.
0ila berbicara tentang hukum perlindungan konsumen maka kita harus pula
membicarakan tentang UU.;6 )o. ? ahun #>>> UUPK.UUPK lahir sebagai
jawaban atas pembangunan dan perkembangan perekonomian dewasa ini.
Konsumen sebagai motor penggerak dalam perekonomian kerap kali berada
dalam posisi lemah atau tidak seimbang bila dibandingkan dengan pelaku usaha
dan hanya menjadi alat dalam akti@itas bisnis untuk meraup keuntungan yang
sebesar-besarnya oleh pelaku usaha.
0erdasarkan penjelasan umum atas Undang-undang ;epublik 6ndonesia
)omor ? ahun #>>> disebutkan bahwa $aktor utama yang menjadi kelemahan
konsumen dalam perdagangan adalah tingkat kesadaran konsumen masih amat
rendah yang selanjutnya diketahui terutama disebabkan oleh rendahnya
pendidikan konsumen. %engacu pada hal tersebut, UUPK diharapkan menjadi
landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumenswadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui
pembinaan dan pendidikan konsumen.Sehingga diharapkan segala kepentingan
konsumen secara integrati$ dan komprehensi$ dapat dilindungi.
Perlindungan konsumen sebagaimana pasal # ayat # menyebutkan arti dari
perlindungan konsumen yakni segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi kepada konsumen. Sedangkan arti yang tidak kalah
penting ialah Konsumen, yakni setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
44/56
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Kata tidak
diperdagangkan ini berarti konsumen yang dilindungi ialah konsumen tingkat
akhir dan bukanlah konsumen yang berkesempatan untuk menjual kembali atau
reseller consumer.
Perlindungan konsumen sesuai dengan pasal 3 Undang-undang
Perlindungan Konsumen, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan
dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri, mengangkat harkat dan
martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negati$ pemakaian
barang dan/atau jasa, meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,
menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen, menciptakan sistem
perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan
keterbukaan in$ormasi serta akses untuk mendapatkan in$ormasi, menumbuhkan
kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga
tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha, meningkatkan
kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang
dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.
indakan +ings !ir mencantumkan klausula baku pada tiket penerbangan
yang dijualnya, dalam hal ini menimpa 1a@id, secara tegas bertentangan dengan
Pasal 2& o. Pasal #? Undang-Undang ;epublik 6ndonesia tentang Perlindungan
Konsumen dimana terhadapnya dapat dipidana penjara paling lama ( tahun atau
pidana denda paling banyak ;P. &.===.===.===,-, namun dengan tidak
mengesampingkan prinsip Ultimum ;emedium.
Eang dimaksud dengan klausula baku adalah segala klausula yang dibuat secara
sepihak dan berisi tentang pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepadapihak yang lain.
Selanjutnya berdasarkan penjelasan Pasal #? ayat # UUPK disebutkan
bahwa tujuan dari pelarangan adalah semata-mata untuk menempatkan kedudukan
Konsumen setara dengan pelaku usaha berdasarkan prinsip kebebasan
berkontrak.Selain itu khusus mengenai penerbangan, berdasarkan kon@ensi
+arsawa ditentukan perusahaan penerbangan tidak boleh membuat perjanjian
yang menghilangkan tanggung jawabnya.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
45/56
1alam kasus disebutkan bahwa, pada tiket penerbangan yang
diperjualbelikan memuat klausul 4Pengangkut tidak bertanggung jawab atas
kerugian apapun juga yang ditimbulkan oleh pembatalan dan/atau keterlambatan
pengangkutan ini, termasuk segala kelambatan datang penumpang dan/atau
kelambatan penyerahan bagasi5. 0erdasarkan pendapat saya, hal tersebut jelas
merupakan suatu bentuk klausula baku mengingat klausul yang termuat dalam
tiket tersebut dibuat secara sepihak oleh pihak %anajemen +ings !ir yang
berisikan pengalihan tanggung jawab dalam hal terjadi kerugian dari pihak
manajemen kepada penumpang. !tas dimuatnya klausula tersebut jelas dapat
merugikan kepentingan konsumen.Penyedia jasa dapat serta merta melepaskan
tanggung jawabnya atas kerugian yang timbul baik yang ditimbulkan oleh
penyedia jasa sendiri maupun konsumen.Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tindakan yang dilakukan oleh +ings !ir selaku peusahaan milik 8ion !ir
bertentangan dengan pasal #? UUPK dan Kon@ensi +arsawa tentang
penerbangan.
erkait dengan penegakan hukum perlindungan konsumen, khususnya
mengenai pelarangan pemasukan klausula baku dalam setiap akti@itas
perdagangan, menurut pendapat saya belum berjalan dengan e$ekti$ dan sesuai
harapan. 1isana-sini penggunaan klausula tersebut masih marak dan cukup akrab
dalam setiap akti@itas perekonomian. Selain itu, sampai sejauh ini pun
penggunaan sangsi pidana belum pernah diterapkan dalam setiap tindakan
pencantuman klausula baku. *al tersebut menurut pendapat saya merupakan
indikator bahwa Undang-Undang )o.? ahun #>>> belum ditaati dan diterapkan
dengan baik melainkan sejauh ini baru sampai pada tahap pemahaman dan
sosialisasi.
Pelanggaran "ak #onsumen pada #asus Susu
1i 6ndonesia, nasib perlindungan konsumen masih berjalan tertatih-tatih.
*al-hal menyangkut kepentingan konsumen memang masih sangat miskin
perhatian. Setelah setahun menunggu, Kementerian Kesehatan akhirnya
mengumumkan hasil sur@ei ' merek susu $ormula bayi untuk usia =-2 bulan.
*asil sur@ei menyimpulkan, tidak ditemukan bakteri Dnterobacter saka"akii.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
46/56
*asil ini berbeda dengan temuan peneliti 6nstitut Pertanian 0ogor, yang
menyebutkan, &&,3G susu $ormula dari && sampel, dan '=G makanan bayi
dari #( sampel yang dipasarkan !pril hingga uni &==2 terkontaminasi D
saka"akii.
!pa pun perbedaan yang tersaji dari kedua sur@ei tersebut, yang jelas,
kasus susu $ormula ini telah menguak $akta laten dan mani$es menyangkut
perlindungan konsumen. 6ni membuktikan bahwa hal-hal menyangkut
kepentingan hukum konsumen rupanya memang masih miskin perhatian dalam
tata hukum kita, apalagi peran konsumen dalam pembangunan ekonomi.
1alam perlindungan konsumen sesungguhnya ada doktrin yang disebut
strict product liability, yakni tanggung jawab produk yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen. 6ni dapat kita lihat dalam Pasal &&
Undang-Undang )omor ? ahun #>>> tentang Perlindungan Konsumen, yang
mengatur bahwa pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan menjadi
beban dan tanggung jawab pelaku usaha.
1oktrin tersebut selaras dengan doktrin perbuatan melawan hukum pasal
#32( KU*Perdata yang menyatakan, 4iap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian, mengganti kerugian tersebut.5
Untuk dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum berdasar pasal
#32( KU*Perdata, suatu perbuatan harus memenuhi unsur-unsur, seperti adanya
perbuatan melawan hukum, adanya unsur kesalahan, kerugian, dan adanya
hubungan sebab-akibat yang menunjukkan adanya kerugian yang disebabkan oleh
kesalahan seseorang.
Unsur-unsur ini pada dasarnya bersi$at alternati$.!rtinya, untuk memenuhibahwa suatu perbuatan melawan hukum, tidak harus dipenuhi semua unsur
tersebut.ika suatu perbuatan sudah memenuhi salah satu unsur saja, maka
perbuatan tersebut dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum.
1oktrin strict product liability masih tergolong baru dalam doktrin ilmu
hukum di 6ndonesia.1oktrin tersebut selayaknya dapat diintroduksi dalam doktrin
perbuatan melawan hukum tort sebagaimana diatur dalam pasal #32( Kitab
Undang-Undang *ukum Perdata.
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
47/56
Seorang konsumen, apabila dirugikan dalam mengonsumsi barang atau
jasa, dapat menggugat pihak yang menimbulkan kerugian.Pihak di sini bisa berarti
produsen/pabrik, supplier, pedagang besar, pedagang eceran/ penjual ataupun
pihak yang memasarkan produk.6ni tergantung dari siapa yang melakukan atau
tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian bagi konsumen.
Selama ini, kuali$ikasi gugatan yang masih digunakan di 6ndonesia adalah
wanprestasi default.!pabila ada hubungan kontraktual antara konsumen dan
pengusaha, kuali$ikasi gugatannya adalah wanprestasi.ika gugatan konsumen
menggunakan kuali$ikasi perbuatan melawan hukum tort, hubungan kontraktual
tidaklah disyaratkan.0ila tidak, konsumen sebagai penggugat harus membuktikan
unsur-unsur seperti adanya perbuatan melawan hukum.adi, konsumen
dihadapkan pada beban pembuktian berat, karena harus membuktikan unsur
melawan hukum.
*al inilah yang dirasakan tidak adil oleh konsumen, karena yang tahu
proses produksinya adalah pelaku usahanya. Pelaku usahalah yang harus
membuktikan bahwa ia tidak lalai dalam proses produksinya. Untuk membuktikan
unsur tidak lalai perlu ada kriteria berdasarkan ketentuan hukum administrasi
negara tentang 4ata :ara Produksi Eang 0aik5 yang dikeluarkan instansi atau
departemen yang berwenang.
0erdasarkan prinsip kesejajaran kedudukan antara pelaku usaha dan
konsumen, hal itu mestinya tidak dengan sendirinya membawa konsekuensi
konsumen harus membuktikan semua unsur perbuatan melawan hukum.7leh
karena itu, terhadap doktrin perbuatan melawan hukum dalam perkara konsumen,
seyogianya dilakukan deregulasi dengan menerapkan doktrin strict product
liabilityke dalam doktrin perbuatan melawan hukum.*al ini dapat dijumpai landasan hukumnya dalam pasal #(=' Kitab
Undang-Undang *ukum Perdata yang menegaskan bahwa penjual bertanggung
jawab adanya cacat tersembunyi pada produk yang dijual.
%enurut doktrin strict product liability, tergugat dianggap telah bersalah
presumption of 'uality, kecuali apabila ia mampu membuktikan bahwa ia tidak
melakukan kelalaian/kesalahan. Seandainya ia gagal membuktikan
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
48/56
ketidaklalaiannya, maka ia harus memikul risiko kerugian yang dialami pihak lain
karena mengonsumsi produknya.
1oktrin tersebut memang masih merupakan hal baru bagi 6ndonesia.
Kecuali epang, semua negara di !sia masih memegang teguh prinsip konsumen
harus membuktikan kelalaian pengusaha.
Sekalipun doktrin strict product liabilitybelum dianut dalam tata hukum
kita, apabila perasaan hukum dan keadilan masyarakat menghendaki lain, kiranya
berdasarkan Pasal & ayat # Undang-Undang )o #' ahun #>=, hakim wajib
menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup di masyarakat
living law.
*asilnya, berkait kasus susu $ormula ada hal yang patut ditarik pelajaran.
ernyata, selama ini yang masih terpampang adalah 4kedigdayaan5 produsen atau
pelaku usaha termasuk pengambil kebijakan.erlihat, pihak-pihak terkait bersikap
de$ensi$ dengan seolah menantang konsumen yang merasa dirugikan untuk
membuktikan unsur 4ada/tidaknya kelalaian/ kesalahan5 terhadap sebuah produk.
Padahal, pihak-pihak berwenanglah yang harus membuktikan apakah betul ada
kesalahan/kelalaian dalam produknya tersebut.
Pelanggaran "ak #onsumen pada #asus %unir di (aruda
miliar oleh Suciwati, istri almarhum
%unir.Selain dianggap tidak memberikan perlindungan terhadap hak-hak
konsumen, perusahaan penerbangan itu juga dinilai tak memenuhi tanggung
jawabnya dalam menjamin keselamatan penumpang.Seperti diketahui, %unir meninggal dalam perjalanannya menuju 0elanda.
:eritanya, mantan pendiri dan Ketua 8S% Kontras itu hendak melanjutkan
pendidikan. )amun, saat di atas ;umania atau dua jam sebelum mendarat di
0andara Schippol, !msterdam, laki-laki yang juga akti$ di lembaga 6mparsial itu
telah wa$at.
%eninggalnya akti@is hak asasi manusia itu lantas memicu kontro@ersi.
0erdasarkan hasil otopsi yang dilakukan oleh tim dokter dari 0elanda, kematian
-
5/20/2018 Uu Perlindungan Konsumen
49/56
itu disebabkan oleh racun arsen. Kandungan "at beracun di dalam cairan lambung
sebanyak ?3,> miligram per liter, sedangkan dalam darah dan urinenya masing-
masing 3,# dan ',? miligram