uu no.50
-
Upload
andriany-putry -
Category
Documents
-
view
216 -
download
2
description
Transcript of uu no.50
PENGERTIAN:
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
TUJUAN PENERAPAN SMK3:
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas
PENERAPAN SMK3:
Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3.
Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan SMK3.
Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN PENERAPAN SMK3:
Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
Perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. (Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan).
Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan serta konvensi atau standar internasional.
PENERAPAN SMK3 DI PERUSAHAAN, Meliputi:
1. Penetapan kebijakan K3;
Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus:
a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko; perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang
lebih baik;
peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan; kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus; dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan; komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional.
2. Perencanaan K3;
Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:
1. hasil penelaahan awal;2. identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;3. peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan4. sumber daya yang dimiliki.
3. Pelaksanaan rencana K3;
Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana
Sumber daya manusia harus memiliki:
1. � kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
2. � kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.
Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
1. � organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;2. � anggaran yang memadai;3. � prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta
pendokumentasian; dan4. � instruksi kerja.
Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3.
Kegiatan tersebut:
1. Tindakan pengendalian2. perancangan (design) dan rekayasa;3. prosedur dan instruksi kerja;4. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;5. pembelian/pengadaan barang dan jasa;6. produk akhir;7. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri;
dan8. rencana dan pemulihan keadaan darurat
Kegiatan a – f dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
Kegiatan g dan h dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi dan analisa kecelakaan
Agar seluruh kegiatan tersebut bisa berjalan, maka harus:
1. Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang dibidang K32. Melibatkan seluruh pekerka/buruh3. Membuat petunjuk K34. Membuat prosedur informasi5. Membuat prosedur pelaporan6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan
Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan kegiatan manajemen perusahaan
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
Melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten
Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat menggunakan pihak lain
Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusaha Hasil tersebut digunakan untuk untuk melakukan tindakan
pengendalian Pelaksanaan pemantauan & Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan
Perundang-undangan
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, dilakukan peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan dalam hal :
1. � terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;2. � adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;3. � adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;4. � terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;5. � adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi;6. � adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;7. � adanya pelaporan; dan/atau8. � adanya masukan dari pekerja/buruh.
PENILAIAN PENERAPAN SMK3
Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan
Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3
AUDIT SMK3 meliputi:
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;2. pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;3. pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;4. pengendalian dokumen;5. pembelian dan pengendalian produk;
6. keamanan bekerja berdasarkan SMK3;7. standar pemantauan;8. pelaporan dan perbaikan kekurangan;9. pengelolaan material dan perpindahannya;10. pengumpulan dan penggunaan data;11. pemeriksaan SMK3; dan12. pengembangan keterampilan dan kemampuan
PELAPORAN AUDIT
Hasil audit dilaporkan kepada Menteri dengan tembusan disampaikan kepada menteri pembina sektor usaha, gubernur, dan bupati/walikota.
PENGAWASAN SMK3
Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
Pengawasan SMK3 meliputi:
1. pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;2. organisasi;3. sumber daya manusia;4. pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;5. keamanan bekerja;6. pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;7. pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;8. pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan9. tindak lanjut audit.
Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan
Hasil pengawasan digunakan sebagai dasar dalam pembinaan Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan
dengan ketentuan PP ini paling lama 1 (satu) tahun PP ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (12 April 2013)
SANKSI ADMINISTRATIF
Sesuai Pasal 190 UU No. 13/03, Pelanggaran Pasal 87 dikenakan sanksi administratif, berupa:
a. teguran;b. peringatan tertulis;c. pembatasan kegiatan usaha;d. pembekuan kegiatan usaha;e. pembatalan persetujuan;f. pembatalan pendaftaran;g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;h. pencabutan ijin.