UU Jakon No. 18 Tahun 1999_ok

36
UNDANG UNDANG - - UNDANG UNDANG JASA KONSTRUKSI No. 18/1999 JASA KONSTRUKSI No. 18/1999

description

perundang-undangan

Transcript of UU Jakon No. 18 Tahun 1999_ok

UNDANGUNDANG--UNDANG UNDANG JASA KONSTRUKSI No. 18/1999JASA KONSTRUKSI No. 18/1999

UNDANGUNDANG--UNDANG JASA KONSTRUKSI UNDANG JASA KONSTRUKSI No. 18/1999No. 18/1999

1.1. Diundangkan & berlaku Diundangkan & berlaku : 07 Mei 1999: 07 Mei 19992.2. Terdiri dariTerdiri dari : 12 Bab dan 46 Pasal: 12 Bab dan 46 Pasal

Bab I. : Ketentuan Umum Bab I. : Ketentuan Umum ( Ps. 1)( Ps. 1)Bab II. : Azas dan TujuanBab II. : Azas dan Tujuan ( Ps. 2 )( Ps. 2 )Bab III.: Usaha Jasa Konstruksi Bab III.: Usaha Jasa Konstruksi (Ps. 4 (Ps. 4 –– 13)13)Bab IV.: Pengikatan Pekerjaan Konstruksi Bab IV.: Pengikatan Pekerjaan Konstruksi (Ps.14(Ps.14--22)22)Bab V. : Penyelenggaraan Pek. Konstruksi Bab V. : Penyelenggaraan Pek. Konstruksi (Ps. 23(Ps. 23--24)24)Bab VI.: Kegagalan Bangunan Bab VI.: Kegagalan Bangunan (Ps. 25(Ps. 25--28)28)Bab VII: Peran MasyarakatBab VII: Peran Masyarakat (Ps. 29(Ps. 29--34)34)Bab VIII: Pembinaan Bab VIII: Pembinaan (Ps. 35)(Ps. 35)Bab IX.: Penyelesaian SEngketa Bab IX.: Penyelesaian SEngketa (Ps. 36(Ps. 36--40)40)Bab X. : Sanksi Bab X. : Sanksi (Ps. 41(Ps. 41--43)43)Bab XI. : Ketentuan PeralihanBab XI. : Ketentuan Peralihan (Ps. 44)(Ps. 44)Bab XII.: Ketentuan PenutupBab XII.: Ketentuan Penutup ( Ps. 45( Ps. 45--46)46)

Peraturan pelaksanaan :Peraturan pelaksanaan :

a. PP No. 28/2000,a. PP No. 28/2000,tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksitentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

b. PP No. 29/2000,b. PP No. 29/2000,tentang Usaha dan Penyelenggaraan Jasa Konstruksitentang Usaha dan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

c. PP No. 30/2000,c. PP No. 30/2000,tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksitentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

HUBUNGAN KONSTITUSIONAL HUBUNGAN KONSTITUSIONAL antara antara

PERATURAN DAN PERUNDANGPERATURAN DAN PERUNDANG--UNDANGANUNDANGANdengan dengan

PELAKSANAAN JASA KONSTRUKSIPELAKSANAAN JASA KONSTRUKSI

PELAKSANAAN JASA KONSTRUKSI

UU No. 18 Tahun 1999 ( JK )

PP. No. 28/2000(U&PMJK)

PP. No. 29/2000(PJK)

PP. No. 30/2000(PPJK)

PERATURAN LPJK

KEPPRES 80/2003

KEPMEN KIMPRASWILNo. 369/KPTS/M/2001No. 257/KPTS/M/2004

KPTS. GUBERNUR

SK / SE. MENTERI

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN KEPRANATAAN PERATURAN DAN PERUNDANGKEPRANATAAN PERATURAN DAN PERUNDANG--UNDANGAN UNDANGAN

JASA KONSTRUKSIJASA KONSTRUKSI

Memberi arah pertumbuhan dan perkembangan Jakon untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh andal dan pekerjaan yang berkualitas.

Mewujudkan tertib penyelenggaraan jasa konstruksi yang menjamin kesetaraan pengguna jasa penyedia jasa, meningkatkan kepatuhan. Mewujudkan peran masyarakat jasa konstruksi

UU No. 18 Tahun 1999 ( JK )

PP. No. 28/2000(U&PMJK)

PP. No. 29/2000(PJK)

PP. No. 30/2000(PPJK)

LEMBAGANORMA LPJK :Perlem No. 11a Tahun 2008Perlem No. 12a Tahun 2008

PRESIDEN KEPPRES 80/2003BESERTA PERUBAHANNYA

KEPMEN KIMPRASWILNo. 369/KPTS/M/2001No. 257/KPTS/M/2004

KPTS. GUBERNUR

PEMBINA JAKONSE. MENDAGRI No. 601/476/SJ

KPTS GUB. No. 640.05/7/2006TIM PEMBINA TEKNIS PROVINSI, DAN

KPTS KABUPATEN / KOTA

1. APA

2. SIAPA

3. BAGAIMANA

PENGERTIANPENGERTIAN

1.1. JASA JASA KONSTRUKSIKONSTRUKSI

2.2. PEKERJAAN PEKERJAAN KONSTRUKSIKONSTRUKSI

3.3. INDUSTRI INDUSTRI KONSTRUKSIKONSTRUKSI

1.1. Adalah Layanan Jasa :Adalah Layanan Jasa :-- Konsultansi Perencanaan KonstruksiKonsultansi Perencanaan Konstruksi-- Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi-- Konsultansi Pengawasan KonstruksiKonsultansi Pengawasan Konstruksi

2.2. Adalah seluruh atau sebagian rangkaian kegiatan Adalah seluruh atau sebagian rangkaian kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan untuk Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan untuk bidang :bidang :-- ArsitekturalArsitektural-- SipilSipil-- MekanikalMekanikal-- ElektrikalElektrikal-- Tata LingkunganTata Lingkungan

3.3. Adalah seluruh komponen kegiatan dan proses untuk Adalah seluruh komponen kegiatan dan proses untuk penyelenggaraan Jasa Konstruksipenyelenggaraan Jasa Konstruksi(termasuk didalamnya suplier bahan dan persewaan alat)(termasuk didalamnya suplier bahan dan persewaan alat)

DEFINISIDEFINISIPERENCANA KONSTRUKSIPERENCANA KONSTRUKSI : penyedia jasa orang : penyedia jasa orang atau badan usaha yang dinyatakan ahli profesional di atau badan usaha yang dinyatakan ahli profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainbangunan atau bentuk fisik lainPELAKSANA KONSTRUKSIPELAKSANA KONSTRUKSI : penyedia jasa orang atau : penyedia jasa orang atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksana jasa konstruksi yang mampu bidang pelaksana jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainbentuk fisik lainPENGAWAS KONSTRUKSIPENGAWAS KONSTRUKSI : penyedia jasa orang : penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakanselesai dan diserahterimakan

SERTIFIKASI SERTIFIKASI (pasal 8 dan 9)(pasal 8 dan 9)

Perencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstrukPerencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi si yang berbentuk badan usaha harus :yang berbentuk badan usaha harus :Memenuhi ketetentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa Memenuhi ketetentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksikonstruksiMemiliki sertifikatMemiliki sertifikat, klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa , klasifikasi dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksikonstruksi

(1)(1) Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan perseorangan harus memiliki sertifikat keahlianharus memiliki sertifikat keahlian

(2)(2) Pelaksana konstruksi orang perseorangan Pelaksana konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat harus memiliki sertifikat ketrampilan kerja dan sertifikat keahlian kerjaketrampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja

(3)(3) Orang perseorangan harus dipekerjakan oleh badan usaha sbg Orang perseorangan harus dipekerjakan oleh badan usaha sbg perencana konstruksi atau pengawas konstruksi atau tenaga perencana konstruksi atau pengawas konstruksi atau tenaga tertentu dalam usaha pelaksana konstruksi tertentu dalam usaha pelaksana konstruksi harus memiliki harus memiliki sertifikat keahliansertifikat keahlian

(4)(4) Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat harus memiliki sertifikat ketrampilan dan keahlian kerjaketrampilan dan keahlian kerja

AZAS PENGATURAN DALAM AZAS PENGATURAN DALAM JASA KONSTRUKSIJASA KONSTRUKSI

Didasarkan kepada 8 azas :Didasarkan kepada 8 azas :

1.1. Kejujuran dan KeadilanKejujuran dan Keadilan2.2. ManfaatManfaat

3.3. KeseimbanganKeseimbangan

4.4. KeserasianKeserasian5.5. KemandirianKemandirian6.6. KeterbukaanKeterbukaan7.7. KemitraanKemitraan8.8. Keamanan dan Keamanan dan

KeselamatanKeselamatan

1.1. Sadar akan fungsinya dan bertanggung jawab Sadar akan fungsinya dan bertanggung jawab memenuhi kewajiban dan haknyamemenuhi kewajiban dan haknya

2.2. Berdasarkan prinsip Profesionalisme, Efesiensi Berdasarkan prinsip Profesionalisme, Efesiensi dalam mewujudkan nilai tambah yang maksimal dalam mewujudkan nilai tambah yang maksimal untuk semua pihakuntuk semua pihak

3.3. Keharmonisan antara Penguna dan Penyedia untuk Keharmonisan antara Penguna dan Penyedia untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan menghasilkan produk yang berkualitas dan berwawasan lingkunganberwawasan lingkungan

4.4. Berkeseimbangan antara Kemampuan dan Beban Berkeseimbangan antara Kemampuan dan Beban kerjanyakerjanya

5.5. Menumbuh kembangkan Daya saing Jasa Menumbuh kembangkan Daya saing Jasa Konstruksi NasionalKonstruksi Nasional

6.6. Tersedianya informasi yang dapat diakses oleh Tersedianya informasi yang dapat diakses oleh semua pihak dan masyarakat yang berkepentingansemua pihak dan masyarakat yang berkepentingan

7.7. Hubungan antar pihak terbuka, harmonis dan Hubungan antar pihak terbuka, harmonis dan sinergissinergis

8.8. Terpenuhinya tertib penyelenggaraan, keamanan Terpenuhinya tertib penyelenggaraan, keamanan lingkungan dan keselamatan kerja.lingkungan dan keselamatan kerja.

RUANG LINGKUP PENGATURAN RUANG LINGKUP PENGATURAN JASA KONSTRUKSIJASA KONSTRUKSI

1.1. Usaha Jasa KonstruksiUsaha Jasa Konstruksi2.2. Pengikatan Pekerjaan KonstruksiPengikatan Pekerjaan Konstruksi3.3. Penyelenggaraan Pekerjaan KonstruksiPenyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi4.4. Kegagalan BangunanKegagalan Bangunan5.5. Peran MasyarakatPeran Masyarakat6.6. PembinaanPembinaan7.7. Penyelesaikan SengketaPenyelesaikan Sengketa8.8. SanksiSanksi

USAHA JASA KONSTRUKSIUSAHA JASA KONSTRUKSIJENIS USAHAJENIS USAHA, , BENTUK USAHABENTUK USAHA DAN DAN BIDANG USAHABIDANG USAHA

1. 1. JENIS USAHAJENIS USAHAUUJK Pasal 4 (1)UUJK Pasal 4 (1)PP No. 28/2000 Pasal 4 (1)PP No. 28/2000 Pasal 4 (1)

2.2. BENTUK BENTUK USAHAUSAHAUUJK Pasal 5 (1)UUJK Pasal 5 (1)PP No. 28/2000 Pasa 6(1) dan PP No. 28/2000 Pasa 6(1) dan (2)(2)

3.3. BIDANG BIDANG USAHAUSAHAUUJK Pasal 6UUJK Pasal 6PP No. 28/2000 Pasal 7PP No. 28/2000 Pasal 7

Jasa PerencanaanJasa PerencanaanJasa PelaksanaanJasa PelaksanaanJasa PengawasanJasa Pengawasan

Orang perseorangan (A/N)Orang perseorangan (A/N)Badan Usaha Nasional Badan Usaha Nasional (Badan hukum / bukan)(Badan hukum / bukan)

Badan Usaha AsingBadan Usaha Asing

Meliputi Pekerjaan :Meliputi Pekerjaan :ArsitekturalArsitekturalSipilSipilMekanikalMekanikalElektrikalElektrikalTata LingkunganTata Lingkungan

TUJUAN UUJK 18/1999 TUJUAN UUJK 18/1999 TERHADAP PERAN PENYELENGGARANTERHADAP PERAN PENYELENGGARAN

PEKERJAAN KONSTRUKSIPEKERJAAN KONSTRUKSI

1.1. Memberikan Pengakuan dan Memberikan Pengakuan dan Tanggung Jawab Hukum pada Tanggung Jawab Hukum pada para Pelaku Bidang Jasa para Pelaku Bidang Jasa KonstruksiKonstruksi

2.2. Memberikan Kesetaraan HukumMemberikan Kesetaraan Hukum

3.3. Mengakui adanya Peran Mengakui adanya Peran Masyarakat pada Penyelenggaraan Masyarakat pada Penyelenggaraan Pekerjaan KonstruksiPekerjaan Konstruksi

Pengakuan Hukum mengandung arti bahwa :Hanya Badan Usaha yang bersertifikat usaha dan tenaga Ahli atau Terampil yang memiliki Sertifikat saja yang dapat melakukan kegiatan Jasa Konstruksi

Tanggung Jawab Hukum berarti :

Para pelaku yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi dapat dituntut secara hukum berdasarkan UUJK sebagai bentuk tanggung jawab profesi

Memberikan Pengakuan dan Tanggung JawabHukum pada para Pelaku Bidang Jasa Konstruksi

1. Dasar Pengakuan Hukum

Pasal 8,

Pasal 9,

bahwa Badan Usaha harus memiliki Sertifikat Klasifikasi dan Kualifikasi perusahaan Jasa Konstruksi

bahwa Orang perseorangan / Tenaga Kerja Konstruksi harus memiliki Sertifikat Keahlian atau Sertifikat Keterampilan

Pengakuan Hukum mengandung arti bahwa :Hanya Badan Usaha yang bersertifikat usaha dan tenaga Ahli atau Terampil yang memiliki Sertifikat saja yang dapat melakukan kegiatan Jasa Konstruksi

2. Dasar Pemberian Tanggung Jawab Hukum

Pasal 11

Pasal 25

Pasal 26PP 29/2000 Pasal : 23, 31,32, 40 dan 45

Pasal 27

bahwa Badan Usaha atau orang perseorangan / Tenaga Kerja Konstruksi bertanggung jawab terhadap hasil konstruksi (keahlian, kepatutan da kejujuran intelektual profesinya)

bahwa Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas kegagalan bangunan

Bahwa Perencana atau Pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan Bidang profesi dan dapat dkenakan ganti rugi atas kegagalan bangunan akibat kesalahannyaPelaksana Konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dapat dikenakan ganti rugi atas kegagalan bangunan akibat kesalahannya

Pengguna Jasa wajib bertanggung jawab dan dapat dikenakan ganti rugi atas kegagalannya yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain

SANKSI

AdministrasiPasal 41, 42

PidanaPasal 43

Ganti Rugi

Ganti Rugi

Ganti Rugi

Tanggung Jawab Hukum berarti :

Para pelaku yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi dapat dituntut secara hukum berdasarkan UUJK sebagai bentuk tanggung jawab profesi

SANKSI MENURUT UUJK 18/1999

1. Sanksi Administrasi dan atau Pidana ( Pasal 41 )2. Sanksi Administrasi ( Pasal 42 )

a. Bagi Penyedia Jasa :- Peringatan tertulis- Penghentian sementara pekerjaan konstruksi- Pembatasan kegiatan usaha- Pembekuan izin usaha- Pencabutan izin usaha

b. Bagi Pengguna Jasa :- Peringatan tertulis- Penghentian sementara pekerjaan konstruksi- Pembatasan kegiatan usaha dan atau profesi- Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi- Pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi- Pencabutan izin pelaksanaan konstruksi

3. Sanksi Pidana ( Pasal 43 )

a. Perencana

b. Pelaksana

c. Pengawas

Ketentuan keteknikan

Tidak memenuhi

Bertentangan atau tidak sesuai

Memberikan kesempatan untuk penyimpangan terhadap ketentuan

Pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 10 % dari nilai kontrak

Pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 5 % dari nilai kontrak

Pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 10 % dari nilai kontrak

PIDANA ATAU

DENDA

KEGAGALAN BANGUNAN

Memberikan Kesetaraan HukumMemberikan Kesetaraan Hukum

Azas Kesetaraan Azas Kesetaraan (Tercantum dalam Pasal 2 UUJK)(Tercantum dalam Pasal 2 UUJK)

1.1. Azas Kejujuran dan KeadilanAzas Kejujuran dan Keadilan2.2. Azas KeserasianAzas Keserasian3.3. Azas KeseimbanganAzas Keseimbangan4.4. Azas KeterbukaanAzas Keterbukaan5.5. Azas KemitraanAzas Kemitraan

Dilaksanakan dalam proses :Dilaksanakan dalam proses :

1.1. Proses Pengikatan Pekerjaan Proses Pengikatan Pekerjaan Konstruksi :Konstruksi :a. Pemilihan calon Penyedia Jasaa. Pemilihan calon Penyedia Jasab. Kontrak Kerja Konstruksib. Kontrak Kerja Konstruksi

2.2. Penyelenggaraan Pekerjaan Penyelenggaraan Pekerjaan KonstruksiKonstruksi

KESETARAAN DALAMKESETARAAN DALAMPENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSIPENGIKATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1.1. PRINSIPPRINSIPPEMILIHAN PENYEDIAPEMILIHAN PENYEDIA--JASA JASA -- UUJK Pasal 17(1)UUJK Pasal 17(1)

2. AZAS PERSAINGAN 2. AZAS PERSAINGAN YANG SEHATYANG SEHAT

3. KONTRAK KERJA 3. KONTRAK KERJA KONSTRUKSIKONSTRUKSIPP 29/2000 Penjelasan Pasal 24PP 29/2000 Penjelasan Pasal 24

4. PENCEGAHAN TERHADAP 4. PENCEGAHAN TERHADAP KOLUSI KOLUSI ––PP 29/2000 Pasal 55PP 29/2000 Pasal 55

5.5. DAN MONOPOLIDAN MONOPOLIUUJK Pasal 20UUJK Pasal 20

1.1. Terciptanya persaingan yang sehat melalui pemilihan untuk Terciptanya persaingan yang sehat melalui pemilihan untuk mendapatkan penyedia jasa yang handal, dengan hasil yang mendapatkan penyedia jasa yang handal, dengan hasil yang bermutu dan dengan biaya yang wajarbermutu dan dengan biaya yang wajar

2.2. a. menggunakan azas keterbukaana. menggunakan azas keterbukaanb. azas keadilan danb. azas keadilan danc. azas efesiensic. azas efesiensi

3.3. a. Adanya cakupan kontrak yang sudah bakua. Adanya cakupan kontrak yang sudah bakub. Adanya butir kesetaraan dalam hak dan kewajiban serta tanggunb. Adanya butir kesetaraan dalam hak dan kewajiban serta tanggung g

jawab pada antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasajawab pada antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

4.4. a. Badan Usaha dengan satu manajemen tidak boleh menawar a. Badan Usaha dengan satu manajemen tidak boleh menawar dalam satu paket tertentudalam satu paket tertentu

b. Pengguna dan Penyedia Jasa atau antar Penyedia Jasa b. Pengguna dan Penyedia Jasa atau antar Penyedia Jasa dilarang dilarang melakukan persekongkolan untuk mengatur pemenang melakukan persekongkolan untuk mengatur pemenang pelelanganpelelangan

c. Pengguna Jasa dan Perencana tidak boleh melakukan c. Pengguna Jasa dan Perencana tidak boleh melakukan persekongkolan untuk menaikkan nilai pekerjaanpersekongkolan untuk menaikkan nilai pekerjaan

d. Pelaksana konstruksi, Pengawas dan Pemasok dilarang d. Pelaksana konstruksi, Pengawas dan Pemasok dilarang melakukan persekongkolan yang merugikan Pengguna Jasamelakukan persekongkolan yang merugikan Pengguna Jasa

5.5. Pengguna dilarang memberikan pekerjaan kepada Penyedia Jasa Pengguna dilarang memberikan pekerjaan kepada Penyedia Jasa yang terafiliasi pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi dalam kuyang terafiliasi pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi dalam kurun run waktu yang sama tanpa melalui proses pengadaanwaktu yang sama tanpa melalui proses pengadaan

KETENTUANKETENTUAN--KETENTUAN YANG MENDUKUNG TERCIPTANYA KETENTUAN YANG MENDUKUNG TERCIPTANYA PERSAINGAN DAN KESETARAAN PARA PIHAKPERSAINGAN DAN KESETARAAN PARA PIHAK

1.1. UUJK Pasal 15 (2) dan UUJK Pasal 15 (2) dan PP No. 29/2000 Pasal 15PP No. 29/2000 Pasal 15

2.2. UUJK Pasal 17 (1)UUJK Pasal 17 (1)

3.3. UUJK Pasal 18 (3)UUJK Pasal 18 (3)

4.4. UUJK Pasal 18 ( 4)UUJK Pasal 18 ( 4)

5.5. UUJK Pasal 1UUJK Pasal 1

I. PASAL-PASAL PENDUKUNG UTAMA :PP No. 29/2000 Pasal 15, 16, 17 dan 18 Mengatur tentang hak dan kuwajiban Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam proses pemilihan penyedia jasa.

1.1. Pengguna Jasa harus mempunyai kemampuan Pengguna Jasa harus mempunyai kemampuan membayar biaya pekerjaanmembayar biaya pekerjaan

2.2. Pengikatan dilakukan dengan cara pelelangan Pengikatan dilakukan dengan cara pelelangan umum atau terbatasumum atau terbatas

3.3. Dokumen lelang dan dokumen pelelangan Dokumen lelang dan dokumen pelelangan bersifat mengikat dan tidak dapat diubah secara bersifat mengikat dan tidak dapat diubah secara sepihak sampai dengan penanda tangan sepihak sampai dengan penanda tangan kontrakkontrak

4.4. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus menindak lanjuti penetapan pemenang dengan menindak lanjuti penetapan pemenang dengan satu kontrak kerjasatu kontrak kerja

5.5. Pihak yang dirugikan berhak mendapat ganti Pihak yang dirugikan berhak mendapat ganti rugi ayau menuntut secara hukum akibat rugi ayau menuntut secara hukum akibat perubahan yang dilakukan secara sepihak perubahan yang dilakukan secara sepihak dengan pihak lainnya dalam hal menyangkut dengan pihak lainnya dalam hal menyangkut penetapan pemenangpenetapan pemenang

3. PEMBAKUAN KETENTUAN PENETAPAN PEMENANGPP No. 29/2000 Pasal 19 (2) dan (3)

1.1. Untuk pelelangan pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan, penetapanUntuk pelelangan pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan, penetapanpemenang dibakukan mengikuti cara pemilihan kuantitas dan atau gpemenang dibakukan mengikuti cara pemilihan kuantitas dan atau gabungan abungan kuantitas dan harga dan atau kuantitas dengan harga tetap atau hkuantitas dan harga dan atau kuantitas dengan harga tetap atau harga terendaharga terendah

2.2. Untuk pelelangan pekerjaan Pelaksanaan penetapan pemenang mengikUntuk pelelangan pekerjaan Pelaksanaan penetapan pemenang mengikuti uti ketentuan harga terrendah terevaluasi diantara penawar yang telaketentuan harga terrendah terevaluasi diantara penawar yang telah memenuhi h memenuhi persyaratan serta tanggap terhadap dokumen pelelanganpersyaratan serta tanggap terhadap dokumen pelelangan

1.1. LPJK menerbitkan model dokumen lelang, dokumen kontrak dan tata LPJK menerbitkan model dokumen lelang, dokumen kontrak dan tata cara cara pelelangan / tata cara evaluasi penawaran yang merupakan acuan ppelelangan / tata cara evaluasi penawaran yang merupakan acuan pokok berlaku okok berlaku secara nasional baik untuk pemerintah atau swastasecara nasional baik untuk pemerintah atau swasta

4. PEMBAKUAN DOKUMEN LELANG DAN DOKUMEN KONTRAK SECARA NASIONAL

PP No. 28/2000 Pasal 28 (2) dan PP No. 29/2000 Pasal 14

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSIPENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

CAKUPAN KONTRAKCAKUPAN KONTRAKKontrak Keraja sekurangKontrak Keraja sekurang--kurangnya harus mencakup uraian mengenai :kurangnya harus mencakup uraian mengenai :

a. ParaPihaka. ParaPihakb. Lingkup, Nilai pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaanb. Lingkup, Nilai pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaanc. Pertanggungan ( asuransi )c. Pertanggungan ( asuransi )d. Tenaga Ahlid. Tenaga Ahlie. Hak dan Kewajibane. Hak dan Kewajibanf. Cara Pembayaran (termasuk ketentuan keterlambatan pembayaran)f. Cara Pembayaran (termasuk ketentuan keterlambatan pembayaran)g. Cidera janjig. Cidera janjih. Penyelesaian perselisihanh. Penyelesaian perselisihanj. Keadaan memaksaj. Keadaan memaksak. Kegagalan Bangunank. Kegagalan Bangunanl. Perlindungan Pekerjal. Perlindungan Pekerjam. Aspek lingkunganm. Aspek lingkungan

BUTIRBUTIR--BUTIR KESETARAAN PARA PIHAK DALAM BUTIR KESETARAAN PARA PIHAK DALAM PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSIPENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENGGUNA JASAPENGGUNA JASA

1.1. Berhak mengenakan denda Berhak mengenakan denda keterlambatan apabila keterlambatan apabila penyedia jasa penyedia jasa terlambatmenyelesaikan terlambatmenyelesaikan pekerjaanpekerjaan

2.2. Berhak melakukan tindakan Berhak melakukan tindakan pengaturan kepada Penyedia pengaturan kepada Penyedia JasaJasa

3.3. Berhak mendapat ganti rugi Berhak mendapat ganti rugi akibat cidera janji penyedia akibat cidera janji penyedia jasajasa

PENYEDIA JASAPENYEDIA JASA

1.1. Berhak mendapatkan ganti rugi Berhak mendapatkan ganti rugi akibat keterlambatan akibat keterlambatan pembayaranpembayaran

2.2. Berhak menahan hasil bagian Berhak menahan hasil bagian pekerjaan yang belum dibayarpekerjaan yang belum dibayar

3.3. Dalam hal diperjanjikan berhak Dalam hal diperjanjikan berhak mendapat insentif apabila mendapat insentif apabila dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan pekerjaan lebih cepatpekerjaan lebih cepat

4.4. Berhak mendapat ganti rugi Berhak mendapat ganti rugi apabila Pengguna Jasa apabila Pengguna Jasa melakukan tindakan yang melakukan tindakan yang dapat merugikan Penyedia dapat merugikan Penyedia JasaJasa

5.5. Berhak mendapat ganti rugi Berhak mendapat ganti rugi cidera janji Pengguna Jasacidera janji Pengguna Jasa

Catatan :Catatan :Karena ada ketentuan ICW Karena ada ketentuan ICW maka butir 1,3,4, dan 5 tidak maka butir 1,3,4, dan 5 tidak boleh dicantumkan dalam boleh dicantumkan dalam kontrakkontrak

KEGAGALAN KONSTRUKSI KEGAGALAN KONSTRUKSI DAN BANGUNANDAN BANGUNAN

KEGAGALAN BANGUNANKEGAGALAN BANGUNAN1.1. PENGERTIANPENGERTIAN

UUJK Pasal 1 (6)UUJK Pasal 1 (6)

2.2. JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU TANGGUNG JAWABTANGGUNG JAWABUUJK Pasal 25 (2)UUJK Pasal 25 (2)

3.3. BENTUK BENTUK TANGGUNG JAWABTANGGUNG JAWABUUJK Pasal 21 (2), 26 (2), 27UUJK Pasal 21 (2), 26 (2), 27

4.4. PENILAI PENILAI PENANGGUNG JAWABPENANGGUNG JAWABUUJK Pasal 25 (3)UUJK Pasal 25 (3)

1.1. Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan yang tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagaian dan berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagaian dan atau tidak sesuai ketentuan Kontrak atau pemanfaatannya atau tidak sesuai ketentuan Kontrak atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa yang menyimpang sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasadan atau Pengguna Jasa

2.2. Maksimum 10 tahun sejak penyerahan akhir (FHO)Maksimum 10 tahun sejak penyerahan akhir (FHO)

3.3. a. Perencana dan Pengawas Konstruksia. Perencana dan Pengawas Konstruksi-- Bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesiBertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi-- Dikenakan Ganti RugiDikenakan Ganti Rugi

b. Pelaksanan Konstruksib. Pelaksanan Konstruksi-- Bertanggung jawab sesuai dengan bidang usahaBertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha-- Dikenakan Ganti RugiDikenakan Ganti Rugi

c. Pengguna Jasac. Pengguna Jasa-- Bertanggung jawab dan dikenakan Ganti Rugi Bertanggung jawab dan dikenakan Ganti Rugi

(apabila ternyata merugikan pihak lain )(apabila ternyata merugikan pihak lain )

4.4. Kegagalan bangunan ditetapkan oleh Pihak Ketiga selaku Kegagalan bangunan ditetapkan oleh Pihak Ketiga selaku Penilai AhliPenilai Ahli

TANGGUNG JAWAB PROFESITANGGUNG JAWAB PROFESI

1.1. AZASAZASUUJK Pasal 11 (2)UUJK Pasal 11 (2)

2.2. PELAKUPELAKUUUJK Pasal 5 (1)UUJK Pasal 5 (1)

3. 3. TANGGUNG TANGGUNG JAWABJAWABUUJK Pasal 11, 22, 25, 26UUJK Pasal 11, 22, 25, 26PP 29/200 Pasal 32, 40, 45PP 29/200 Pasal 32, 40, 45

4.4. SANKSISANKSIUUJK Pasa; 41, 42, 43UUJK Pasa; 41, 42, 43

1.1. Bertanggung jawab sesuai dengan kaidah keilmuan Bertanggung jawab sesuai dengan kaidah keilmuan dan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesidan kejujuran intelektual dalam menjalankan profesi

2.2. a. Badan Usahaa. Badan Usahab. Orang perseorangan / Tenaga Kerja Konstruksib. Orang perseorangan / Tenaga Kerja Konstruksi

3.3. a. Selama periode pelaksanaan berupa tanggung a. Selama periode pelaksanaan berupa tanggung jawab terhadap jawab terhadap Kegagalan KonstruksiKegagalan Konstruksi

b.Setelah selesai pekerjaan konstruksi berupa b.Setelah selesai pekerjaan konstruksi berupa Tanggung Jawab Tanggung Jawab Kegagalan BangunanKegagalan Bangunan

4.4. a. Sanksi Administrasi / Profesia. Sanksi Administrasi / Profesib. Sanksi Pidanab. Sanksi Pidanac. Ganti Rugi kepada pihak yang dirugikanc. Ganti Rugi kepada pihak yang dirugikan

KEGAGALAN BANGUNAN PADA KEGAGALAN BANGUNAN PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATANPEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN

1.1. DEFINISIDEFINISI

2.2. PENANGGUNG PENANGGUNG JAWABJAWAB

1.1. Kegagalan Bangunan adalah suatu kondisi dimana Kegagalan Bangunan adalah suatu kondisi dimana bangunan ( jalan dan atau jembatan) tidak berfungsi bangunan ( jalan dan atau jembatan) tidak berfungsi sesuai dengan rencanasesuai dengan rencana

2.2. Sesuai dengan UUJK ada 4 unsur yang terkait dengan Sesuai dengan UUJK ada 4 unsur yang terkait dengan tanggung jawab kegagalan bangunan, yaitu :tanggung jawab kegagalan bangunan, yaitu :

a. Perencanaa. Perencanab. Pelaksanab. Pelaksanac. Pengawasc. Pengawasd. Pemilik / Penggunad. Pemilik / Pengguna

Penyedia Jasa

Pengguna Jasa

3. ELEMEN YANG DAPAT 3. ELEMEN YANG DAPAT MEMBERIKAN SUMBANGAN MEMBERIKAN SUMBANGAN KEGAGALAN BANGUNANKEGAGALAN BANGUNAN

3.1. Elemen pada jalan3.1. Elemen pada jalan

3.2. Elemen pada Jembatan3.2. Elemen pada Jembatan

a.a. GeometrikGeometrikb.b. GeoteknikGeoteknikc.c. Perkerasan jalanPerkerasan jaland.d. Drainase dan Bangunan Drainase dan Bangunan

PelengkapPelengkap

a.a. Bangunan bawahBangunan bawahb.b. Bangunan AtasBangunan Atasc.c. Jalan PendekatJalan Pendekatd.d. Bangunan PengamanBangunan Pengaman

4. UNSUR PENYEBAB KEGAGALAN4. UNSUR PENYEBAB KEGAGALAN4.1. PERENCANA4.1. PERENCANA

4.2. PELAKSANA4.2. PELAKSANA

4.1. PENGAWAS4.1. PENGAWAS

a. a. Tidak mengikuti TORTidak mengikuti TORb. b. Kesalahan pada Gambar RencanaKesalahan pada Gambar Rencanac.c. Kesalahan penafsiran data dalam menghitung Kesalahan penafsiran data dalam menghitung

kekuatan rencana komponen konstruksi kekuatan rencana komponen konstruksi d.d. Kesalahan hitungan arithmatikKesalahan hitungan arithmatike.e. Penyimpangan prosedur baku (peraturan atau Penyimpangan prosedur baku (peraturan atau

manual)manual)f.f. Data penunjang perencanan tidak cukup dan Data penunjang perencanan tidak cukup dan

tidak akurattidak akuratg.g. Kesalahan penulisan dalam spesifikasi teknikKesalahan penulisan dalam spesifikasi teknikh.h. Kesalahan asumsi besaran beban rencanaKesalahan asumsi besaran beban rencana

a.a. Tidak mengikuti spesifikasi teknik Tidak mengikuti spesifikasi teknik b.b. Tidak melakukan pengujian mutu dengan benarTidak melakukan pengujian mutu dengan benarc.c. Salah mengartikan spesifikasiSalah mengartikan spesifikasid.d. Salah membuat gambar kerjaSalah membuat gambar kerjae,.e,. Salah membuat metode kerjaSalah membuat metode kerjaf.f. Tidak menggunakan material yang benarTidak menggunakan material yang benarg.g. Menggunakan alat yang salahMenggunakan alat yang salahh.h. Pemalsuan data profesiPemalsuan data profesi

a. a. Tidak mengikuti TORTidak mengikuti TORb. b. Menyetujui proposal tahapan pekerjaan dan ijin Menyetujui proposal tahapan pekerjaan dan ijin

pelaksanaan tidak sesuai dengan spesifikasipelaksanaan tidak sesuai dengan spesifikasic.c. Menyetujui proposal tahapan pekerjaan yang Menyetujui proposal tahapan pekerjaan yang

tidak didukung oleh metode kerja yang benar tidak didukung oleh metode kerja yang benar d.d. Menyetujui gambar yang salahMenyetujui gambar yang salahe.e. Tidak melakukan prosedur pengawasan yang Tidak melakukan prosedur pengawasan yang

benarbenarf.f. Tidak mengikuti Rencana Mutu Konstruksi Tidak mengikuti Rencana Mutu Konstruksi

dengan benardengan benar

5. REFERENSI KETENTUAN TENTANG KAGAGALAN 5. REFERENSI KETENTUAN TENTANG KAGAGALAN BANGUNANBANGUNAN

5.1.5.1. STANDAR STANDAR NASIONAL NASIONAL INDONESIA INDONESIA (SNI)(SNI)

5.2. 5.2. GENERAL GENERAL CODE OF CODE OF BUILDING BUILDING FAILUREFAILURE

1. Ketentuan Kegagalan Bangunan di SNI 1. Ketentuan Kegagalan Bangunan di SNI mengacu kepada AASHTOmengacu kepada AASHTO

1.1. Merupakan acuan umum untuk kegagalan Merupakan acuan umum untuk kegagalan bangunan pada jalan dan jembatanbangunan pada jalan dan jembatan

2.2. Seperti Gen. Spec. pada dokumen kontrakSeperti Gen. Spec. pada dokumen kontrak3.3. Geneneral Specification berlaku s/d FHOGeneneral Specification berlaku s/d FHO4.4. General Code Of Building Failure berlaku General Code Of Building Failure berlaku

sejak FHO selama masa jaminan terhadap sejak FHO selama masa jaminan terhadap kegagalan bangunan.kegagalan bangunan.

1.1. Profesional Indemnity InsuranceProfesional Indemnity Insurance2.2. Profesional Liability InsuranceProfesional Liability Insurance

6.6. INSTITUSI PENJAMININSTITUSI PENJAMIN

GANTI RUGIGANTI RUGI

PERAN MASYARAKATPERAN MASYARAKATHAKHAKUUJK Pasal 29UUJK Pasal 29Masyarakat berhak untuk :Masyarakat berhak untuk :

a.a. Melakukan PengawasanMelakukan Pengawasan untuk untuk mewujudkan tertib pelaksanaan mewujudkan tertib pelaksanaan jasa konstruksijasa konstruksi

b.b. Memperoleh penggantian Memperoleh penggantian yang layakyang layak atas kerugian yang atas kerugian yang disebabkan oleh disebabkan oleh penyelenggaraan pekerjaan penyelenggaraan pekerjaan konstruksikonstruksi

UUJK Pasal 38UUJK Pasal 38Masyarakat yang dirugikan akibat Masyarakat yang dirugikan akibat

penyelenggaraan konstruksi penyelenggaraan konstruksi berhak mengajukan gugatan berhak mengajukan gugatan ke pengadilanke pengadilan

KEWAJIBANKEWAJIBANUUJK Pasa 30UUJK Pasa 30Masyarakat berkewajiban :Masyarakat berkewajiban :

a.a. Menjaga ketertiban dan Menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan yang memenuhi ketentuan yang berlakuberlaku dibidang dibidang penyelenggaraan jasa penyelenggaraan jasa konstruksikonstruksi

b.b. Turut mencegahTurut mencegah terjadinya terjadinya pekerjaan konstruksi yang pekerjaan konstruksi yang membahayakan kepentingan membahayakan kepentingan umumumum

Peran Masyarakat Jasa KonstruksiPeran Masyarakat Jasa KonstruksiUUJK Pasal 31 (1)UUJK Pasal 31 (1)

1 Forum Jasa Konstruksi1 Forum Jasa KonstruksiPasal 31 (2)Pasal 31 (2)

Unsur Unsur –– unsurunsur1.1. Asosiasi PerusahaanAsosiasi Perusahaan2.2. Asosiasi ProfesiAsosiasi Profesi3.3. Masyarakat IntelektualMasyarakat Intelektual4.4. Organisasi yang berkaitan Organisasi yang berkaitan

dan berkepentingan dan berkepentingan dengan jasa Konstruksidengan jasa Konstruksi

5.5. Instansi PemerintahInstansi Pemerintah6.6. Unsur lainnya yang Unsur lainnya yang

dianggap perludianggap perlu

FungsiFungsi1.1. Menampung dan Menampung dan

menyalurkan aspirasi menyalurkan aspirasi masyarakatmasyarakat

2.2. Membahas dan Membahas dan merumuskan arah merumuskan arah pembangunan jasa pembangunan jasa konstruksi nasionalkonstruksi nasional

3.3. Menumbuh dan Menumbuh dan mengembangkan peran mengembangkan peran pengawasan masyarakatpengawasan masyarakat

4.4. Memberi masukan kepada Memberi masukan kepada Pemerintah dalam Pemerintah dalam merumuskan pengaturan, merumuskan pengaturan, pemberdayaan dan pemberdayaan dan pengawasanpengawasan

PENYELESAIAN SENGKETAPENYELESAIAN SENGKETA1.1. Melalui PengadilanMelalui Pengadilan

UUJK Pasal 36 (1)UUJK Pasal 36 (1)

Berlaku KUH PerdataBerlaku KUH Perdata

2.2. Diluar PengadilanDiluar PengadilanUUJK Pasal 36 (1) dan (3)UUJK Pasal 36 (1) dan (3)PP No. 29/2000 Pasal 49PP No. 29/2000 Pasal 49

Penyelesaian oleh kedua belah Penyelesaian oleh kedua belah pihak berupa konsultasi dan pihak berupa konsultasi dan negosiasi :negosiasi :a. Melalui Pihak Ketiga, yaitu:a. Melalui Pihak Ketiga, yaitu:

-- Mediasi, atauMediasi, atau-- KonsiliasiKonsiliasi

b. Arbitrase melalui Lembaga b. Arbitrase melalui Lembaga Arbitrase atau Arbitrase Ad Arbitrase atau Arbitrase Ad HocHoc

Catatan :Catatan :Untuk penyelesaian sengketa diluar Untuk penyelesaian sengketa diluar pengadilan, gugatan melalui pengadilan pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya boleh dilakukan apabila hanya boleh dilakukan apabila penyelesaian diluar pengadilan penyelesaian diluar pengadilan dinyatakan tidak berhasil oleh salah dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau para pihaksatu pihak atau para pihak

LEMBAGA INDIPENDEN DAN MANDIRI LEMBAGA INDIPENDEN DAN MANDIRI UUJK PASAL 31 (3)UUJK PASAL 31 (3)

Penyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi dalam Penyelenggaraan peran masyarakat jasa konstruksi dalam melaksanakan pengembangan jasa konstruksi adalah LPJKmelaksanakan pengembangan jasa konstruksi adalah LPJK

ANGGOTAANGGOTA

1.1. Asosiasi Perusahaan Jasa Konstruksi (8)Asosiasi Perusahaan Jasa Konstruksi (8)2.2. Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi (5)Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi (5)3.3. Pakar dan Perguruan Tinggi yang Pakar dan Perguruan Tinggi yang

berkaitan dengan Jasa Konstruksi (2)berkaitan dengan Jasa Konstruksi (2)4.4. Instansi Pemerintah yang terkait (3)Instansi Pemerintah yang terkait (3)

TUGASTUGAS

1.1. Melakukan dan mendorong penelitian Melakukan dan mendorong penelitian dan pengembangan jasa konstruksidan pengembangan jasa konstruksi

2.2. Menyelenggarakan pelatihan dan Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan jasa konstruksipendidikan jasa konstruksi

3.3. Melakukan registrasi tenaga Melakukan registrasi tenaga konstruksi meliputi klasifikasi, konstruksi meliputi klasifikasi, kualifikasi, sertifikasi keterampilan dan kualifikasi, sertifikasi keterampilan dan keahlian kerjakeahlian kerja

4.4. Melakukan registrasi badan usaha Melakukan registrasi badan usaha jasa konstruksijasa konstruksi

5.5. Mendorong meningkatkan peran Mendorong meningkatkan peran arbitrase, mediasi dan penilai ahli arbitrase, mediasi dan penilai ahli dibidang jasa konstruksidibidang jasa konstruksi

KODE ETIK PROFESIKODE ETIK PROFESI

Sesuai dengan Sesuai dengan PP. No. 28/2000 Pasal 24 (4) dan (5), PP. No. 28/2000 Pasal 24 (4) dan (5),

Asosiasi Perusahaan dan / atau Asosiasi Asosiasi Perusahaan dan / atau Asosiasi Profesi wajib memiliki dan menjunjung Profesi wajib memiliki dan menjunjung tinggi Kode Etiktinggi Kode Etik

1.1. Harus Profesional yaitu dalam melaksanakan tugas pekerjaannya Harus Profesional yaitu dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dibidang Jasa Konstruksi harus memiliki Sertifikat Keahlian dibidang Jasa Konstruksi harus memiliki Sertifikat Keahlian sesuai dengan ketentuan UUJKsesuai dengan ketentuan UUJK

2.2. Bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan Bertindak konsekuen, jujur dan adil dalam menjalankan profesinyaprofesinya

3.3. Menghormati dan tidak boleh merugikan profesi orang lainMenghormati dan tidak boleh merugikan profesi orang lain4.4. Memperhatikan dengan sunguhMemperhatikan dengan sunguh--sungguh dan tidak merugikan sungguh dan tidak merugikan

kepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkungankepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkungan5.5. Taat kepada Peraturan dan PerundangTaat kepada Peraturan dan Perundang--undangan yang berlakuundangan yang berlaku6.6. Memberi bimbingan untuk peningkatan profesionalisme sesamaMemberi bimbingan untuk peningkatan profesionalisme sesama7.7. Memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan Memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan

integritas tinggi dengan tidak menerima pekerjaan diluar integritas tinggi dengan tidak menerima pekerjaan diluar keahliannyakeahliannya

8.8. Menjunjung tinggi martabat profesi bersikap terhormat, dapat Menjunjung tinggi martabat profesi bersikap terhormat, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazas dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazas kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektualkaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual

9.9. Menggunakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki, wajib Menggunakan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki, wajib menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti dan tanpa membedakanberdasarkan bukti dan tanpa membedakan

CIRICIRI--CIRI TINDAKAN YANG PROFESIONALCIRI TINDAKAN YANG PROFESIONAL

1.1. JujurJujur2.2. AdilAdil3.3. Satunya pikiran, ucapan dan tindakan (komitmen & konsisten)Satunya pikiran, ucapan dan tindakan (komitmen & konsisten)4.4. Dapat dipertanggung jawabkan (accountable)Dapat dipertanggung jawabkan (accountable)5.5. Bertanggung jawab (responsible)Bertanggung jawab (responsible)6.6. Setia kepada Bangsa dan NegaraSetia kepada Bangsa dan Negara7.7. Tepat janjiTepat janji8.8. Hormat kepada orang lainHormat kepada orang lain9.9. Mengutamakan kepentingan masyarakatMengutamakan kepentingan masyarakat10.10. Memberikan karya yang terbaikMemberikan karya yang terbaik11.11. Mendukung perkembangan ilmu pengetahuanMendukung perkembangan ilmu pengetahuan12.12. Berupaya menjaga pelestarian lingkunganBerupaya menjaga pelestarian lingkungan

SEKIAN DAN SEKIAN DAN

TERIMA KASIHTERIMA KASIHMOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGANMOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN