UU ITE & ID-Sirtii
-
Upload
prema-pradana -
Category
Documents
-
view
100 -
download
0
description
Transcript of UU ITE & ID-Sirtii
TUGAS 1
KEAMANAN JARINGAN
UU ITE DAN ID-SIRTII
OLEH
I G.A. Bagus Prema Pradana ( 1108605026 )
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
1. UNDANG – UNDANG NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UU ITE)
1.1. Latar Belakang
Indonesia telah memasuki sebuah tahapan baru dalam dunia informasi dan
komunikasi dalam hal ini adalah internet. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang di dunia yang telah memulai babakan baru dalam tata cara pengaturan
beberapa sistem komunikasi melalui media internet yakni seperti informasi, pertukaran
data, transaksi online dsb.
Hal itu dilakukan oleh Indonesia melalui pemerintah yang bekerjasama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat untuk membuat sebuah draft atau aturan dalam bidang
komunikasi yang tertuang dalam RUU ITE atau Undang-Undang Informasi dan
Transaksi Eletronik. Tepatnya pada tanggal 25 Maret 2008 telah disahkan menjadi UU
oleh DPR. UU ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan hukum yang seringkali
dihadapi diantaranya dalam penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi
secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan
perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik.
Hal tersebut adalah sebuah langkah maju yang di tempuh oleh pemerintah dalam
penyelenggaraan layanan informasi secara online yang mencakup beberapa aspek kriteria
dalam penyampaian informasi.
Untuk itu tentu dibutuhkan suatu aturan yang dapat memberikan kepastian hukum
dunia maya di Indonesia. Maka diterbitkanlah undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang
informasi dan transaksi elektronik yang lazim dikenal dengan istilah “UU ITE”.
1.2. Pengertian ITE
ITE adalah kependekan dari Informasi Transaksi Elektronik. ITE mempunyai
pengertian yang terdiri dari dua yaitu Informasi dan Transaksi Elektronik. Pengertian
ITE menurut Undang-Undang ITE itu tak lain daripada para pengguna sarana elektronik
yang akan memanfaatkan sarana itu untuk mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, sekalipun bukan
para pengguna ini yang bisa dituntut sebagai pembuat informasi/dokumen elektronik
yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik itu. Karena para
pengguna saranaelektronik ini bukan pencipta informasi/dokumen elektronik yang
bermuatan penghinaan da/atau pencemaran nama baik, akankah mereka ini dituntut
sebagai pelaku kejahatan (dader) ataukah “hanya” sebagai penyerta (mededader) atau
“cuma” sebagai pembantu pelaku kejahatan (medepleger). ITE memberi kekuatan hukum
bagi penggunaan informasi elektronik sebagai alat bukti yang sah dalam berbagai
peraturan yang ada seperti KUHP.”
PENGERTIAN DALAM UNDANG-UNDANG :
1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic
data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi
yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.
2. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan
informasi.
4. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan,
dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan,
dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna
atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
5. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang
berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi
Elektronik.
6. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
7. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau
lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.
8. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk
melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara
otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
9. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat
Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum
para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara
Sertifikasi Elektronik.
10. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi sebagai
pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat
Elektronik.
11. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh
profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan
kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi
Elektronik.
12. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi
Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik
lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
13. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan
Tanda Tangan Elektronik.
14. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau
sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.
15. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang
berdiri sendiri atau dalam jaringan.
16. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di
antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik lainnya.
17. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem
Elektronik.
18. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik.
19. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dari Pengirim.
20. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan
Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui
internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk
menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.
21. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara
asing, maupun badan hukum.
22. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
23. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur berbagai
perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya, baik
transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UU ITE ini juga diatur berbagai
ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. UU ITE mengakomodir kebutuhan
para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan
kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai
bukti yang sah di pengadilan.
Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun
oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI. Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen
Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di ITB
yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi
Informasi (RUU PTI). Sedangkan Tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU
Transaksi Elektronik. Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan
disesuaikan kembali oleh Tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama
pemerintah), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.
1.3. Manfaat Kehadiran UU ITE
Kehadiran UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
akan memberikan manfaat, beberapa diantaranya;
(i) menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan transaksi secara
elektronik;
(ii) mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia;
(iii) sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi
informasi;
(iv) melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi
informasi.
1.4. Gambaran Umum UU ITE
UU ITE ini terdiri dari 13 bab dan 54 pasal ;
Bab 1 – Tentang Ketentuan Umum,
Yang menjelaskan istilah–istilah teknologi informasi menurut undang-undang
informasi dan transaksi elektronik.
Bab 2 – Tentang Asas Dan Tujuan,
Yang menjelaskan tentang landasan pikiran dan tujuan pemanfaatan teknologi
informasi dan transaksi elektronik.
Bab 3 – Tentang Informasi, Dokumen, Dan Tanda Tangan Elektronik,
Yang menjelaskan sahnya secara hukum penggunaan dokumen dan tanda tangan
elektronik sebagai mana dokumen atau surat berharga lainnya.
Bab 4 –Tentang Penyelenggaraa Sertifikasi Elektronik Dan Sistem
Elektronik,
Menjelaskan tentang individu atau lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikasi
elektronik dan mengatur ketentuan yang harus di lakukan bagi penyelenggara
sistem elektronik.
Bab 5 - Tentang Transaksi Elektronik,
Berisi tentang tata cara penyelenggaraan transaksi elektronik.
Bab 6 – Tentang Nama Domain, Hak Kekayaan Intelektual, Dan
Perlindungan Hak Pribadi,
Menjelaskan tentang tata cara kepemilikan dan penggunaan nama domain,
perlindungan HAKI, dan perlindungan data yang bersifat privacy.
Bab – 7 Tentang Perbuatan Yang Dilarang,
Menjelaskan tentang pendistribusian dan mentransmisikan informasi elektronik
secara sengaja atau tanpa hak yang didalamnya memiliki muatan yang dilarang
oleh hukum.
Bab – 8 Tentang Penyelesaian Sengketa,
Menjelaskan tentang pengajuan gugatan terhadap pihak pengguna teknologi
informasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bab 9 – Tentang Peran Pemerintah Dan Peran Masyarakat,
Menjelaskan tentang peran serta pemerintah dan masyarakat dalam melindungi
dan memanfaatkan teknologi informasi dan transaksi elektronik.
Bab 10 – Tentang Penyidikan,
Bab ini mengatur tata cara penyidikan tindak pidana yang melanggar Undang-
Undang ITE sekaligus menentukan pihak-pihak yang berhak melakukan
penyidikan.
Bab 11 - Tentang Ketentuan Pidana,
Berisi sanksi-sanksi bagi pelanggar Undang-Undang ITE.
Bab – 12 Tentang Ketentuan Peralihan,
Menginformasikan bahwa segala peraturan lainnya dinyatakan berlaku selama
tidak bertentangan dengan UU ITE.
Bab 13 – Tentang Ketentuan Penutup,
Berisi tentang pemberlakuan undang-undang ini sejak ditanda tangani presiden.
1.5. Tujuan Undang-Undang ITE
1. Mengembangkan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia.
2. Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3. Meningkatkan aktifitas dan efisiensi pelayanan publik.
4. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan
pemikiran dan kemampuan dibidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi
informasi seoptimal mungkin namun disertai dengan tanggung jawab.
5. Memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi pengguna dan
penyelenggara teknologi informasi.
1.6. Contoh – Contoh Kasus Pelanggaran UU ITE
1. Luna Maya dijerat pasal 27 undang-undang ITE karena melecehkan profesi wartawan
(bukan jurnalist, kalau jurnalist menulis dengan fakta dan bukti yang nyata, kalau
wartawan bisa menulis dengan abstrak yang dalam hal ini kita pandang sebagai ISU)
infotainment dengan kata “pelacur” dan “pembunuh“.
2. Prita Mulyasari dijerat pasal 27 ayat 3 Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), karena akan mengancam kebebasan
berekspresi.
3. Ariel dijerat Pasal 27 ayat 1 UU nomor 11 tahun 2008 tentang ITE jo pasal 45 ayat 1
UU ITE mengatur tentang hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
4. Dani Firmansyah, hacker situs KPU dinilai terbukti melakukan tindak pidana yang
melanggar pasal 22 huruf a, b, c, tahun 2008 tentang Telekomunikasi. Selain itu Dani
Firmansyah juga dituduh melanggar pasal 38 Bagian ke-11 UU Telekomunikasi.
2. ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Responses Team
on Internet Infrastructure)
Id-SIRTII/CC merupakan singkatan dari Indonesia Security Incident Response Team on
Internet Infrastructure/Coordination Center. Yang melakukan pengawasan keamanan jaringan
telekomunikasi berbasis protokol internet.
Id-SIRTII memiliki tugas pokok yaitu melakukan sosialisasi dengan pihak terkait
tentang keamanan sistem informasi, melakukan pemantauan dini, pendeteksian dini,
peringatan dini terhadap ancaman terhadap jaringan telekomunikasi dari dalam maupun luar
negeri khususnya dalam tindakan pengamanan pemanfaatan jaringan,
membuat/menjalanakan/mengembangkan dan database log file serta statistic keamanan
internet di Indonesia.
Id-SIRTII memberikan asistensi untuk meningkatkan sistem pengamanan dan
keamanan di instansi/lembaga strategis (critical infrastructure)di Indonesia dan menjadi
sentra koordinasi tiap inisiatif di dalam maupun luar negeri sekaligus single point of contract.
Id-SIRTII juga menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang pengamanan
teknologi informasi/ sistem informasi.
2.1. Latar Belakang Pembentukan Id-SIRTII
Teknologi informasi (information, communication and technology/ICT) adalah alat
bantu untuk meningkatkan aneka kegiatan manusia. Dalam perkembangannya, ICT kini
telah menjadi kebutuhan utama masyarakat khususnya mereka yang berada di kota besar.
Implikasi dari sebuah fenomena tentunya tidak selalu bermanfaat bagi penggunanya,
namun juga menimbulkan dampak negatif. Demikian juga dengan ICT.
Dampak negatif yang timbul antara lain meningkatnya kejahatan dengan
menggunakan teknologi informasi sejak tahun 2003. Sebut saja kejahatan carding (credit
card fraud), ATM/EDC skimming (awal tahun 2010), hacking, cracking, phising
(internet banking fraud), malware (virus/worm/trojan/bots), cybersquatting, pornografi,
perjudian online, transnasional crime (perdagangan narkoba, mafia, terorisme, money
laundering, human trafficking, underground economy). Semua dampak ini harus
ditanggulangi.
Sedikitnya sejak tahun 2003, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencatat telah
terjadi 71 kasus cyber crime (dunia maya). Pada tahun 2002, Indonesia menduduki
peringkat kedua setelah Ukrania dalam hal kejahatan yang memanfaatkan teknologi
informasi terutama online fraud. Beberapa kasus bahkan serius mengancam keamanan
nasional dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Antara lain kasus defacing situs KPU
(Komisi Pemilihan Umum) www.kpu.go.id (Pemilu tahun 2004),DNS poisoning web
site presiden SBY (www.presidensby.info) serta cyber war antara Indonesia vs Malaysia
yang setiap hari terus berlangsung dan semakin meningkat pada saat terjadi kasus negatif
antara kedua negara (lagu rasa sayange,klaim batik,konflik ambalat,dll.)
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia harus diimbangi
dengan kesiapan infrastruktur strategis untuk meminimalisir dampak negatif. Antara lain
sektor peraturan (policy/regulation), kesiapan lembaga (institution) dan kesiapan sumber
daya manusia (people), khususnya di bidang pengamanan. Sehingga teknologi informasi
dapat mendukung peningkatan produktifitas masyarakat di semua sektor secara tepat
guna dan aman sehingga mencapai kualitas hidup yang lebih baik lagi.
Tanggal 4 Mei 2007 diterbitkan Peraturan Menteri Nomor 26/ PER/ M.KOMINFO/
5/2007 tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol
Internet. Menteri Komunikasi dan Informatika dalam hal ini menunjuk Indonesia
Security Incident Response Team on Internet and Infrastructure/Coordination Center (
ID-SIRTII/ CC ) yang bertugas melakukan pengawasan keamanan jaringan
telekomunikasi berbasis protokol internet.
Gagasan untuk mendirikan ID-SIRTII/CC (Indonesia Security Incident Response Team
on Internet Infrastructure/Coordination Center) telah mulai disampaikan oleh beberapa
kalangan khususnya praktisi, industri, akademisi, komunitas teknologi informasi dan
Pemerintah sejak tahun 2005. Para pemrakarsa (pendiri dan stake holder) ini antara lain
adalah:
1. DIRJENPOSTEL (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi) .
2. POLRI (Kepolisian Repulik Indonesia).
3. KEJAGUNG (Kejaksaan Agung Republik Indonesia).
4. BI (Bank Indonesia).
5. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).
6. AWARI (Asosiasi Warung Internet Indonesia) .
7. Asosiasi Kartu Kredit Indonesia.
8. MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia).
2.2. Tujuan Dibentuknya ID-SIRTII/CC
1. Tujuan pengamanan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet
berdasarkan pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
16/PER/M.KOMINFO/10/2010 adalah untuk :
2. Mendukung terlaksananya proses penegakan hukum;
3. Menciptakan lingkungan dan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis protokol
internet yang aman dari berbagai macam potensi ancaman dan gangguan;
4. Mendukung terlaksananya koordinasi dengan pihak-pihak terkait baik di dalam
maupun luar negeri dalam upaya pencegahan, pendeteksian, peringatan dini dan
mitigasi insiden pada infrastruktur strategis.
2.3. Ruang Lingkup
1. Mensosialisasikan kepada seluruh pihak yang terkait untuk melakukan kegiatan
pengamanan pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet.
2. Melakukan pemantauan, pendeteksian dini dan peringatan dini terhadap ancaman dan
gangguan pada jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet di Indonesia.
3. Membangun dan atau menyediakan, mengoperasikan, memelihara dan
mengembangkan sistem database pemantauan dan pengamanan pemanfaatan jaringan
telekomunikasi berbasis protokol internet sekurang-kurangnya untuk:
4. Mendukung kegiatan pemantauan, pendeteksian dini, dan peringatan dini.
5. Menyimpan rekaman transaksi (log file)
6. Mendukung proses penegakan hukum
7. Melaksanakan fungsi layanan informasi atas ancaman dan gangguan keamanan
pemanfaatan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet.
8. Menyediakan laboratorium simulasi dan pelatihan kegiatan pengamanan pemanfaatan
jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet.
9. Melakukan pelayanan konsultasi dan bantuan teknis.
10. Menjadi contact point dengan lembaga terkait tentang pengamanan pemanfaatan
jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet baik dalam negeri maupun luar
negeri.
2.4. LANDASAN HUKUM
Dasar Hukum ID-SIRTII
1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 154 dan Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3881).
Aspek pengamanan infrastruktur.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 107 dan Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3980).
3. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
27/PER/M.KOMINFO/9/2006.
Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol
Internet (IP-Based)
4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
26/PER/M.KOMINFO/5/2007.
Tentang Pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol
Internet.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang didapat dari laporan mengenai undang-undang ITE dan id-SIRTII
adalah dengan terdapatnya UUD ITE dan id-SIRTII ini telah memberikan kepastian hukum
dunia maya di Indonesia. Sehingga pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya dapat ditekan
karena sudah adanya peraturan dan sangsi yang akan diterima bagi yang melanggar. Selain
itu keamanan manusia dalam menjelajah dunia maya akan terjamin dengan adanya UU ini
karena secara tidak langsung UU ITE dan id-SIRTII ini akan melindungi manusia dari
kejahatan yang terdapat di dunia maya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://hanatirta.wordpress.com/2011/07/15/undang-undang-no-11-tahun-2008-
tentang-informasi-dan-transaksi-elektronik-uu-ite/
Diakses pada tanggal 30 September 2013 Pukul 18.00
2. http://depsos.go.id/unduh/Roren/UU_ITE%20no%2011%20Th%202008.pdf
Diakses pada tanggal 30 September 2013 Pukul 18.30
3. http://idsirtii.or.id/latar-belakang/
Diakses pada tanggal 30 September 2013 pukul 19.00
4. http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/ID-SIRTII
Diakses pada tanggal 30 September 2013 pukul 19.20