UU Desa

14
Titok Hariyanto IRE Yogyakarta UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA: HARAPAN MENUJU DESA MANDIRI DAN SEJAHTERA

description

UU no. 6 2014 tentang Desa di Indonesia

Transcript of UU Desa

UU Desa: Sejuta Peluang, Beribu Tantangan

Titok HariyantoIRE YogyakartaUU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa: harapan menuju desa mandiri dan sejahtera

1

UU Desa

Kedudukan dan Jenis DesaPenataan DesaKewenangan Desa Penyelenggaraan Pemerintahan DesaHak dan Kewajiban Masyarakat DesaPeraturan DesaKeuangan dan Aset DesaPembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan PedesaanBadan Usaha Milik DesaKerja Sama DesaLembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa Ketentuan Khusus Desa AdatKontent UU Desa

3

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengandung makna kewenangan yang lebih luas dari PP No. 72 Tahun 2005 tentang DesaDesa terdiri dari Desa dan Desa Adat

Definisi dan Klasifikasi Desa

4

Konsep rekognisi berlaku secara universal di manapun terutama negara-negara yang memiliki keragaman budaya dan masih memiliki masyarakat adat (indigenous people). Rekognisi adalah penghormatan dan pengakuan terhadap berbagai entitas marginal seperti kaum minoritas baik suku maupun agama, kelompok subaltern, masyarakat adat dan sebagainya. Rekognisi tidak hanya bermakna pengakuan keragaman budaya untuk membangun keadilan budaya (cultural justice), tetapi seharusnya juga diikuti dengan redistribusi negara untuk mencapai keadilan ekonomi (economic justice).

Asas Pengaturan: Rekognisi

5

Kedua, asas subsidiaritas. asas ini tidak tertuang secara eksplisit dalam UUD 1945, tetapi UU No. 12/2011 memberi kesempatan kepada perancang atau pembuat undang-undang untuk memasukkan asas baru yang relevan. Subsidiaritas berbeda secara dengan residualitas.Residualitas menetapkan berbagai urusan sisa karena telah diserahkan kepada daerah. Subsidiaritas menetapkan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat mampu dikelola sendiri oleh desa dan/atau urusan yang lebih efisien jika diatur dan diurus oleh desa.Subsidiaritas menetapkan kewenangan berskala lokal, baik kewenangan dalam hal pelayanan publik maupun pengembangan aset ekonomi lokal. Asas Pengaturan: Subsidiaritas

6

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat DesaKewenangan desa meliputi:kewenangan berdasarkan hak asal usul; kewenangan lokal berskala Desa; kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dankewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Kewenangan Desa

7

Musyawarah Desa merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat Desa untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.Hal yang strategis diantaranya:penataan Desa;perencanaan Desa;kerja sama Desa;rencana investasi yang masuk ke Desa;pembentukan BUM Desa; penambahan dan pelepasan Aset Desa; dankejadian luar biasa.

Musyawarah Desa

8

Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; danLain-lain pendapatan Desa yang sah.

Sumber Pendapatan Desa

9

Desa mendapatkan anggaran dari APBD melalui skema ADD dan dari APBN melalui skema DDBesaran anggaran yang diterima oleh desa:DD: Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya langsung ke Desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.ADD yang diterima desa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi KhususKeuangan Desa

10

Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik DesaAset lainnyaKekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;Kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis;Kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;Hasil kerja sama Desa; danKekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Aset Desa

11

Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota. Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat Desa di Kawasan Perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.Pembangunan Desa dan Pembangunan Kawasan Pedesaan

12

Desa memiliki kesempatan untuk mendirikan BUMDes yang berbasis potensi ekonomi lokalPengelolaan BUMDes dilakukan oleh Organisasi Pengelola BUMDesModal awal BUMDes berasal dari APB Desa, selain itu terdapat penyertaan modal yang berasal dari masyarakat desa. BUMDes juga dapat menerima pinjaman dari pihak lain dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari PemdesDalam rangka kerjasama antar Desa, dapat dibentuk BUMDes Bersama

BUMDes

13

Masyarakat desa memiliki kesempatan untuk mendirikan dan mengembangkan lembaga kemasyarakatan yang ada di DesaDesa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan Desa yang ada dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat DesaLembaga kemasyarakatan desa merupakan bentuk penguatan demokrasi di tingkat lokalLembaga Kemasyarakatan Desa

14