Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

28
Bab 2 Uraian Pendekatan Teknis, Metodologi dan Program Kerja 2.1. Latar Belakang Pemanfaatan dan pengembangan teknologi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan dan saling berkaitan satu sama lainnya. Ini berarti bahwa teknologi yang diterapkan bagi pembangunan Indonesia merupakan paduan proses politik, ekonomi, sosial dan budaya, disamping proses teknologi itu sendiri. Oleh karenanya, falsafah yang harus mendasari upaya pengembangan teknologi perdesaan adalah falsafah memodernkan masyarakat perdesaan tanpa kehilangan identitas, tradisi dan cara hidupnya. Teknologi menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam hal ini tidak dapat dielakkan lagi, bahwa usaha ekonomi produktif masyarakat perdesaan pun membutuhkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara berkesinambungan serta menghasilkan added value (nilai tambah) dari aspek ekonomi atau disebut juga dengan Teknologi Tepat Guna (TTG). Teknologi memainkan peranan yang tidak kecil dalam kehidupan manusia. Semakin maju suatu masyarakat, semakin beragam jenis dan semakin tinggi dan kompleks tingkat teknologi yang digunakan, sehingga teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur

description

Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Transcript of Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Page 1: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Bab 2

Uraian Pendekatan Teknis, Metodologi dan Program Kerja

2.1. Latar Belakang

Pemanfaatan dan pengembangan teknologi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

berkesinambungan dan saling berkaitan satu sama lainnya. Ini berarti bahwa teknologi

yang diterapkan bagi pembangunan Indonesia merupakan paduan proses politik,

ekonomi, sosial dan budaya, disamping proses teknologi itu sendiri. Oleh karenanya,

falsafah yang harus mendasari upaya pengembangan teknologi perdesaan adalah

falsafah memodernkan masyarakat perdesaan tanpa kehilangan identitas, tradisi dan cara

hidupnya.

Teknologi menjadi bagian terpenting dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam hal ini

tidak dapat dielakkan lagi, bahwa usaha ekonomi produktif masyarakat perdesaan pun

membutuhkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat

menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat secara berkesinambungan serta menghasilkan added value (nilai

tambah) dari aspek ekonomi atau disebut juga dengan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Teknologi memainkan peranan yang tidak kecil dalam kehidupan manusia. Semakin maju

suatu masyarakat, semakin beragam jenis dan semakin tinggi dan kompleks tingkat

teknologi yang digunakan, sehingga teknologi dapat dijadikan sebagai salah satu tolak

ukur tingkat kemajuan masyarakat. Selain untuk memungkinkan sesuatu diproduksi/

dicapai dan menaikkan tingkat produksi, manfaat teknologi yang lain adalah

meningkatkan efisiensi. Berangkat dari segi efisiensi ini, sejak lama telah muncul gagasan

dan upaya besar-besaran untuk mengembangkan teknologi tepat guna, yang untuk

keperluan pedesaan dikenal sebagai teknologi tepat guna pedesaan atau teknologi

pedesaan.

Tidak berbeda dengan pengertian teknologi secara umum, teknologi pedesaan tidak

terbatas pada perangkat keras(hardware) melainkan mencakup pula perangkat lunak

Page 2: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

teknologi (software) seperti system dan method. Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri

dari 10 Kab/Kota, memiliki luas wilayah 12,726,752 ha dan jumlah penduduk lebih dari 2,5

juta jiwa. Walaupun sumber pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Timur sampai saat

ini didominasi migas dan pertambangan, namun demikian sebagian wilayahnya adalah

bercirikan pedesaan. Mata pencaharian penduduk sebagian besar bercirikan pertanian

dan usaha-usaha ekonomi kerakyatan.

Provinsi Kalimantan Timur yang sejak era tahun 2000 melaksanakan otonomi daerah,

telah mengalami perkembangan yang pesat terutama pembangunan infrastruktur

transportasi dan perkembangan fasilitas modern terutama di wilayah perkotaan seperti

mall, tempat hiburan, dan olah raga. Walaupun demikian Kaltim memiliki daerah yang

sangat luas dengan daerah pedesaan yang tersebar di berbagai kabupaten dan kawasan

pedesaan tersebut masih sangat memerlukan sentuhan pembangunan khususnya

teknologi terapan, guna mendukung pembangunan pedesaan di segala sektor.

Konotasi teknologi pedesaan pada umumnya dikaitkan dengan kegiatan pertanian.

Namun demikian, dengan karakteristik desa di wilayah Kalimantan Timur yang sangat

beragam, teknologi pedesaan yang dimaksud juga perlu mencakup teknologi sektor

perikanan, baik perikanan darat dan laut, perkebunan, dan peternakan. Teknologi

pedesaan juga perlu memperhatikan bidang teknologi non-pertanian seperti teknologi

dalam bidang pendidikan, sanitasi dan lingkungan, informasi dan komunikasi, dan lain

sebagainya. Berbagai kebutuhan teknologi pedesaan di Kab/Kota di Kalimantan Timur ini

perlu diidentifikasi dan dipetakan.

2.2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Maksud dari pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim

adalah melakukan pemetaan kebutuhan teknologi pedesaan Kabupaten/Kota Se-

Kalimantan Timur dalam hal pengembangan dan penerapan Teknologi Tepat Guna

yang akan menjadi referensi bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, khususnya

melalui BPMPD Provinsi Kalimantan Timur, untuk mengembangkan,

memperkenalkan dan menyebarluaskan teknologi tersebut ke wilayah pedesaan yang

lainnya .

Page 3: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

b. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim

adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan teknologi pedesaaan

yang sesuai dengan karakteristiknya sehingga dapat mendukung dan meningkatkan

daya produksi dan daya saing pedesaan serta dalam lingkup yang lebih luas

meningkatkan daya saing Provinsi Kalimantan Timur dalam pemanfaatan sumber

daya alam terbarukan yang disesuaikan dengan tata ruang provinsi sebagaimana

tertuang dalam dokumen RTRW dan RDTR .

2.3. SASARAN

Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat

Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim adalah didapatnya naskah akademik yang berisikan

draft rekomendasi penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan karakteristik

wilayah masing-masing kabupaten/kota dan draft rekomendasi untuk menyusun revisi dan

updating dokumen tata ruang.

2.4. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim

meliputi :

1. Melakukan kajian pustaka terkait pembangunan pedesaan yang disesuaikan

dengan rencana pembangunan yang tertuang dalam dokumen tata ruang;

2. Melakukan kajian pustaka mengenai karakteristik pedesaan dilihat dari sisi jenis

komoditi yang diproduksi pada masing-masing desa, efektifitas produksi, serta

kesesuaiannya dengan dokumen tata ruang yang sudah ada;

3. Melakukan kajian pustaka untuk mengidentifikasi teknologi pedesaan yang

sudah diterapkan beserta permasalahan dalam tahap implementasinya;

4. Menyusun daftar rekomendasi sementara terkait teknologi tepat guna yang

diperlukan dalam pengembangan produksi di pedesaan;

5. Pengumpulan data lapangan melalui survey, wawancara, dan diskusi intensif

dengan berbagai pihak terkait pembangunan dan teknologi pedesaan pada

beberapa kabupaten / kota di wilayah Provinsi Kalimantan Timur;

Page 4: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

6. Melaksanakan pengolahan data lapangan dan menyusun daftar rekomendasi

teknologi pedesaan tepat guna yang dikaitkan dengan peruntukan wilayah

sesuai dengan dokumen tata ruang Provinsi Kalimantan Timur;

7. Menyelenggarakan workshop hasil pemetaan hasil identifikasi kebutuhan

teknologi pedesaan.

2.5. KELUARAN

Pelaksanaan pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim

diharapkan menghasilkan naskah akademik yang berisikan draft rekomendasi penerapan

teknologi tepat guna yang sesuai dengan karakteristik wilayah masing-masing

kabupaten/kota. Naskah akademik ini akan menjadi acuan bagi kabupaten/kota serta

pemerintah provinsi dalam penerapan teknologi dan pengembangan wilayah lebih lanjut

sesuai dengan dokumen tata ruang yang sudah disusun. Dalam hal terdapat

perkembangan lapangan yang berbeda dengan perencanaan pembangunan

sebagaimana tertuang dalam dokumen tata ruang, diharapkan konsultan dapat

memberikan draft rekomendasi untuk menyusun revisi dan updating dokumen tata ruang.

2.6. LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pelaksanaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim tersebar

di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan prioritas daerah yang akan

ditentukan pada rapat pembahasan antara pengguna jasa dengan penyedia jasa yang

terpilih

2.7. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Masa pelaksanaan pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-

Kaltim adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pihak Pengguna Jasa. Rencana Jadwal

Pekerjaan dan Jadwal Penugasan Personil disampaikan dalam sub bab selanjutnya.

Page 5: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

2.8 METODOlOGI DAN RENCANA KERJA

2.8.1. Istilah Umum Pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna

1. Teknologi Tepat Guna

Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak

merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara

mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi.

2. Penerapan Teknologi Tepat Guna

Penerapan Teknologi Tepat Guna adalah suatu proses atau rangkaian

kegiatan untuk mempercepat alih teknologi dari pencipta atau pemilik

kepada pengguna teknologi

3. Kawasan Pedesaan dan Kawasan Perkotaan

Kawasan Pedesaan dan Kawasan Perkotaan adalah sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah.

4. Pos Pelayanan Teknologi Pedesaan

Pos Pelayanan Teknologi Pedesaan selanjutnya disebut Poyantekdes

adalah lembaga/wahana di Kecamatan yang berfungsi memberikan

pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagai jenis spesifik teknologi

tepat guna yang dibutuhkan oleh masyarakat.

5. Warung Teknologi Pedesaan

Warung Teknologi Pedesaan selanjutnya disebut Wartekdes adalah

lembga/wahana di Desa yang berfungsi memberikan pelayanan teknis,

informasi dan orientasi berbagai jenis spesifik teknologi tepat guna yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Page 6: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

2.8.2. Strategi Pengembagan TTG

Stategi pengembangan TTG perlu mencermati pemenuhan kebutuhan pokok

masyarakat dan wilayah, seperti:

a) Pengolahan Pangan,

b) Kemampuan Ekonomi,

c) Pemanfaatan Energi,

d) Pengelolaan Lingkungan, dan

e) Penyediaan Infrastruktur.

Potensi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia, khususnya di Kalimatan Timur,

yang tersebar di darat dan laut cukup besar belum dapat dipergunakan

sepenuhnya bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Pengalaman menunjukkan

bahwa pemanfaatan SDA yang dilaksanakan selama ini dilakukan secara tidak

efisien, berorientasi pada kepentingan jangka pendek dan kurang memperhatikan

kaidah-kaidah pengelolaan SDA yang berkelanjutan, sehingga mengakibatkan

terjadinya pengrusakan lingkungan secara tidak terkendali.

Keberlanjutan suatu sistem perekonomian dan sistem kemasyarakatan ditentukan

oleh keberlanjutan SDA, yang berfungsi sebagai penopang sistem kehidupan,

maka setiap upaya pemanfaatan SDA perlu diletakkan dalam kerangka

pengembangan SDA yang berkelanjutan. Pengelolaan SDA harus dilakukan

secara terpadu dengan meningkatkan peranan masyarakat beserta segenap

pemangku kepentingan dalam kegiatan pemanfaatan SDA dengan tetap menjaga

kelestariannya dalam upaya menciptakan kawasan pemukiman pedesaan yang

sehat, serasi, produktif dan berdayaguna demi kelangsungan hidup

masyarakatnya.

Selain sumber daya manusia, Teknologi Tepat Guna (TTG) merupakan tiang

utama dalam mengelola SDA. Bila dalam pengelolaan SDA yang melimpah tidak

didukung oleh teknologi yang memadai maka usaha pengelolaan SDA menjadi

kurang efisien, optimal dan berkesinambungan, sehingga kontribusinya bagi

pembangunan ekonomi masyarakat relatif kecil. TTG diyakini sebagai

pendekatan yang ampuh dalam upaya mempercepat pemberdayaan masyarakat.

Pemilihan teknologi yang tepat akan meningkatkan nilai tambah. Di sisi lain,

pengguna teknologi yang kurang tepat justru kontra produktif atau justru

Page 7: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

menempatkan masyarakat dalam ketidakberdayaan.

Dalam penerapan TTG perlu diperhatikan beberapa pertimbangan, antara lain :

- Pemilihan jenis dan tingkat teknologi yang akan diterapkan harus dilakukan

oleh masyarakat pengguna dengan bantuan, bimbingan dan arahan dari ahli

yang berkompeten

- Perlunya diperhatikan budaya masyarakat yang mencakup agama, adat,

kebiasaan dan aspek sosial lainnya

- Perlunya pembagian tugas dalam penerapan teknologi di antara warga, baik

berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok umur ataupun antara pria dan

wanita sesuai dengan kemampuan masing-masing kelompok.

- Perlunya diperhatikan kondisi lingkungan masyarakat, baik dalam sumberdaya

alam dan sumberdaya manusia, maupun dalam aspek fisik-teknis dan sosial

ekonomi

- Perlunya diperhatikan ketersediaan sarana yang diperlukan dalam

pengoperasian, perawatan dan perbaikan peralatan yang digunakan.

- Perlunya diperhatikan aspek keselamatan kerja bagi pelaksana, peralatan dan

kelestarian lingkungan.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pemanfaatan TTG

meliputi :

- Inventarisasi jenis dan spesifikasi teknologi yang sudah dimanfaatkan

masyarakat daerah setempat

- Pengkajian dan uji coba teknologi, untuk penyusunan daftar jenis TTG yang

dibutuhkan masyarakat sesuai potensi daerah

- Penyiapan pola penerapan TTG yang sesuai dengan kondisi daerah

- Penyiapan masyarakat melalui penyuluhan, penerangan, pembentukan

kelompok-kelompok masyarakat dan pelatihan.

- Penguatan dan pengembangan Kelembagaan TTG.

Pemanfaatan TTG tidak hanya ditujukan kepada masyarakat yang telah memiliki

usaha namun juga kepada masyarakat penganggur. Tujuan dan sasaran

pemunbuhan unit usaha baru adalah menambah jumlah wirausaha yang memiliki

daya saing melalui pemanfaatn TTG. Sasaran program Penumbuhan unit usaha

baru, adalah :

- mengidentifikasi, memilih dan memberikan dukungan kepada pengusaha

Page 8: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

potensial untuk pengembangan usaha baru terutama sektor industri kreatif

- memfasilitasi pertumbuhan pengusaha-pengusaha yang menggunakan

teknologi tepat guna

- memberikan kontribusi ke arah pengembangan budaya wirausaha

- memfasilitasi pemanfatan Teknogi Tepat Guna bagi UKM pemula dan dalam

pertumbuhan

Pemanfaatan TTG sebagai salah satu alat untuk mensejahterahkan masyarakat

memerlukan prioritas kelompok masyarakat yang akan ditingkatkan

kemampuannya usahanya melalui pemanfaatan TTG. Penentuan prioritas ini

dibutuhkan untuk menentukan program-program prioritas pemanfaatan TTG.

Banyak hal yang bisa dijadikan parameter untuk penentuan prioritas diantaranya:

kelompot masyarakat yang paling membutuhkan TTG, kelompok masyarakat

yang memiliki persentase yang besar dimasyarakat, kemampuan ekonomi yang

tidak tinggi dan lain sebagainya. Mengingat sifat TTG yang identik dengan

teknologi yang tidak terlalu mahal, sederhana namun tepat guna maka TTG

diarahkan UKMK. Di samping hal itu, ada beberapa alasan yang mendukung

pemilihan kelompok masyarakat tersebut:

a. UKMK adalah kelompok yang memiliki persentase yang cukup besar di

masyarakat.

b. Kelompok ini umumnya mempunyai permasalahan terhadap informasi

teknologi sehingga perlu didampingi

Dalam pemanfaatan TTG ini ada beberapa prinsip yang perlu dijadikan acuan

yaitu :

1. Pemanfaatan TTG dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas kerja

usaha-usaha yang telah ada sehingga produktifitas meningkat yang pada

tujuan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2. TTG juga dimanfaatkan untuk menumbuhkan lapangan kerja baru

dimasyarakat.

3. Walaupun TTG umumnya bukanlah berteknologi tinggi, namun diharapkan

adanya proses pendampingan sehingga pemanfaatan TTG tersebut dapat

optimal.

Page 9: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

2.8.3. Diagram Alur Pekerjaan Pemetaan TTG

Diagram alur pekerjaan

Mulai

Orientasi AwalPengumpulan Data Sekunder

Identifikasi Metoda Kerja

Penyusunan format survey

Identifikasi Kebijakan dan Pengembangan

Pengumpulan Data Sekunder dan

Survey Data Primer

Pembuatan Peta Pemanfaatan TTG

Entry Database Pemanfaatan TTG

Diskusi danWorkshop

Laporan Pemetaan Teknologi Tepat Guna

(TTG)

Selesai

Laporan Pendahuluan

Laporan Antara

Laporan Akhir

Page 10: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

2.6.4. Pekerjaan Pendahuluan

a. Orientasi Awal

Setelah mobilisasi personil dilaksanakan kegiatan pertama yang dilakukan

adalah orientasi awal, yang meliputi :

- Pemahaman KAK dan penyamaan pemahamannya antara penyedia

jasa dan pengguna jasa.

- Bersama-sama direksi pekerjaan melakukan sampling kunjungan salah

satu lokasi yang memanfaatkan teknologi tepat guna untuk dijadikan

model dalam penyusunan rencana kerja.

- Pembahasan batasan lokasi pekerjaan dan ruang lingkup pekerjaan.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti Dinas

Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas Peternakan, Bappeda, Kantor Statistik

dan lain-lain sebagai data tambahan untuk mendukung data primer dalam

proses analisis. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi :

1. Rencana Pembangunan Pedesaan

2. Karakteristik dan Komoditi Pedesaaan

3. Teknologi Pedesaan yang ada

4. Pengumpulan kebijakan pemerintah terkait.

Kebijakan pemerintah terkait yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini

termasuk peraturan-peraturan dan program pembangunan yang sudah

ada, seperti Rencana Tata Ruang Nasional, Rencana Tata Ruang

Provinsi, Rencana Pengembangan Daerah, Properda, Renstra dan

sebagainya.

5. Provinsi dalam angka dan Kota/Kabupaten dalam angka

6. Peta Bakosurtanal skala 1:25000

7. Data Industri Rumah Tangga

c. Penyusunan Rencana Kerja

Data yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan pendahuluan terlebih

dahulu dianalisis dan selanjutnya dijadikan bahan untuk menyusun rencana

kerja. Materi yang perlu dituangkan dalam rencana kerja tersebut antara

Page 11: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

lain adalah :

- Sasaran dan volume pekerjaan

- Alternatif kegiatan

- Standar prestasi petugas

- Jadwal pelaksanaan pekerjaan

- Organisasi dan jumlah pelaksana

- Perkiraan peningkatan pokok ketetapan pajak

- Hasil akhir

Dalam penyusunan rencana kerja perlu diperhatikan dua hal berikut :

- Fleksibilitas, artinya rencana kerja tersebut mampu menampung

perubahan-perubahan pelaksanaan di lapangan tanpa harus mengubah

rencana kerja.

- Konsisten, artinya hal-hal yang telah ditentukan dalam rencana kerja

tersebut harus dapat dipenuhi secara konsisten, seperti halnya standar

prestasi kerja, jumlah personil, waktu yang diperlukan, biaya, dan lain-

lain.

Rencana kerja detail yang telah disusun dituangkan dalam Laporan

Pendahuluan dan diskusikan dengan Direksi Pekerjaan.

2.6.5. Kegiatan Kajian Pustaka

1. Rencana Pembangunan Pedesaan

Melakukan kajian pustaka terkait pembangunan pedesaan yang disesuaikan

dengan rencana pembangunan yang tertuang dalam dokumen tata ruang

2. Karakteristik dan komoditi Pedesaan

Melakukan kajian pustaka mengenai karakteristik pedesaan dilihat dari sisi

jenis komoditi yang diproduksi pada masing-masing desa, efektifitas

produksi, serta kesesuaiannya dengan dokumen tata ruang yang sudah ada

3. Teknologi Pedesaan yang ada

Melakukan kajian pustaka untuk mengidentifikasi teknologi pedesaan yang

sudah diterapkan beserta permasalahan dalam tahap implementasinya

Page 12: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

4. Penyusunan Rekomendasi Awal

Menyusun daftar rekomendasi sementara terkait teknologi tepat guna yang

diperlukan dalam pengembangan produksi di pedesaan. Rekomendasi

disusun dengan metoda analisa SWOT.

2.6.6. Kegiatan Pengumpulan Data Lapangan

1. Survey Lapangan

Survey lapangan dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota seperti yang

tertuang dalam Kontrak Pekerjaan. Kegiatan survey lapangan diawali

dengan diskusi dan penggalian data di Instansi Terkait masing-masing

Kabupaten. Data awal yang dapat dipergunakan adalah data UKMK. Dari

data tersebut selanjutnya diinventarisir UKMK yang telah dan belum

mempergunakan teknologi tepat guna.

Berdasarkan hasil pengelompokan data UKMK dilaksanakan survey

lapangan. Data minimal yang harus diperoleh adalah :

- Alamat kontak surat dan penaggung jawab

- Sejarah pengembangan usaha

- Kegunaan produk

- Manfaat dan sisa hasil usaha

- Bahan baku produk

- Peralatan yang dipergunakan

- Pemodalan

- Pendampingan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah

- Alur proses produksi

- Koordinat lokasi UKMK

- Foto dokumentasi

2. Diskusi Lapangan

Diskusi lapangan dilaksanakan dua kali, yaitu pada saat sebelum survey

lapangan dan sesudah pelaksanaan survey lapangan.

Page 13: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

2.6.7. Kegiatan Integrasi Data

1. Analisa Data

Dengan menggunakan analisis SWOT ini, dapat di evaluasi faktor internal

kondisi UKMK berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal

berupa peluang dan tantangan. Strategi yang dipilih harus sesuai dan cocok

dengan kapabilitas internal dengan situasi eksternalnya. Adapun aktifitas

yang termasuk dalam langkah-langkah persiapan adalah bagaimana

terdapat kesepahaman presepsi dengan berbagai metode-motode

pendekatan yang ada. Adapun berbagai kesepakatan pemahaman yang

perlu diambil yaitu:

- Perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi

serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi melalui

penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya

organisasi dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi

organisasi yang realistic dalam mewujudkan misi dan visinya;

- Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang internal dan

eksternal yang diperlukan;

- Menyamakan Langkah-langkah (prosedur) dalam melakukan analisis

eksternal dan internal;

Setelah analisis dilakukan, selanjutnya akan dilakukan pemodelan dengan 4

model alternative strategi dengan menggunakan SWOT yaitu dengan

membuat matriks antara kekuatan (strengths) dengan peluang

(opportunities), kelemahan (weakness) dengan peluang (opportunities),

kekuatan (strength) dengan tantangan (threat) dan kelemahan (weakness)

dengan tantangan (threat). Adapun keempat model alternative tersebut

dapat dilihat di bawah ini:

- Kekuatan (Strengths) – peluang (Opportunities) (SO)

- Kelemahan (Weaknesses) – peluang (Opportunities) (WO)

- Kekuatan (Strengths) – Tantangan (Threats) (ST)

- Kelemahan (Weaknesses) – Tantangan (Threats) (WT)

Page 14: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Penjabaran model SWOT pemetaan TTG adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan (Strength)

- Peningkatan mutu produk

- Desain dan variasi produk

- Pengemasan/label

- Inovasi produk

- Percepatan proses produksi

- Perencanaan produksi

- Kapasitas produksi

- Fasilitas Produksi

- Kemampuan pemenuhan order

- Pengembangan pasar

- Branding (merek)

b. Kelemahan (Weakness)

- Pemahaman manfaat TTG

- Ketersediaan Perangkat Keras

- Ketersediaan Perangkat Lunak

- Kemampuan Operator

- Ketersediaan bahan baku

- Ketersediaan Tenaga Kerja yang memiliki keterampilan

- Pembeliaan Alat

- Biaya Investasi

- Biaya Operasional

c. Peluang (Opportunities)

- Dukungan untuk menggunakan produk-produk dalam negeri

- Pemerintah secara khusus telah membuat sebuah kementerian

Negara yang mengurusi tentang UKMK

- Dukungan yang besar dari Pemerintah Kota Medan untuk

pemanfataan TTG

- Pemerintah Kota Medan telah membuat sebuah dinas yang

mengurusi tentang UKMK

- Perkembangan teknologi yang semakin cepat dan semakin murah

- Mudahnya saat ini mencari informasi untuk pengembangan

perangkat-perangkat pendukung bagi pekerjaan

Page 15: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

- Munculnya kesadaran pelaku bisnis UKMK terhadap pemakaian

TTG

- Mulai munculnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan

produk-produk dalam negeri

- Pengembangan pasar yang lebih luas

d. Tantangan (Threat)

- Kurangnya Dukungan Permodalan dari lembaga keuangan untuk

investasi pembelian alat TTG

- Persaingan bisnis semakin competitive

- Program pasar bebas yang membuat banyaknya produk sejenis dari

luar negeri dapat dipasarkan di dalam negeri

- Mutu Produk yang lebih baik dari industri sejenis

- Harga yang lebih murah

- Masih belum terbukanya pelayanan perizinan untuk badan usaha

membuat banyak UKMK tidak berbadan hukum yang jelas

2. Pembuatan Peta

Untuk memudahkan visualisasi hasil pekerjaan, dibuat peta-peta yang

menggambarkan lokasi pemanfaatan TTG di Provinsi Kalimatan Timur. Jenis

peta yang diusulkan adalah :

- Peta pemanfaatan TTG Provinsi Kalimantan Timur dan masing-masing

kabupaten/kota

- Peta TTG Aspek Pengolahan Pangan Provinsi Kalimantan Timur dan

masing-masing kabupaten/kota

- Peta TTG Aspek Pemanfaatan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan

masing-masing kabupaten/kota

- Peta TTG Aspek Penyediaan Infrastruktur Provinsi Kalimantan Timur

dan masing-masing kabupaten/kota

- Peta TTG Aspek Pengelolaan Lingkungan Provinsi Kalimantan Timur

dan masing-masing kabupaten/kota

- Peta TTG Aspek Pemampuan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur dan

masing-masing kabupaten/kota

Page 16: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

2.6.8. Pelaporan

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan dicetak sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan

diserahkan 1 (satu) bulan pekerjaan berjalan, berisi :

1). Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh (antara lain persiapan

meliputi mobilisasi personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan

kantor, peralatan survei, kendaraan operasional, dll.)

2). Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung Iainnya.

3). Jadwal kegiatan penyedia jasa.

4). Jadwal penugasan personil dan peralatan.

5). Hasil kesimpulan sementara hasil pengumpulan data, gambar/peta dan

laporan hasil kegiatan terdahulu yang terkait (bila ada), tinjauan

lapangan, identifikasi permasalahan dan evaluasi permasalahan.

6). Membuat/menyusun matrik kerangka pikir logis (Logical Frame) untuk

kegiatan yang dilaksanakan.

7). Penyusunan rencana kerja bulan berikutnya.

Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan

Laporan Pendahuluan dimasukkan dalam Laporan Antara.

2. Laporan Antara

Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang

sudah dilaksanakan seperti hasil survei atau identifikasi lapangan yang telah

dilaksanakan dan analisis data. Tanggapan, masukan dan perbaikan-

perbaikan dari hasil pembahasan Laporan Antara dimasukkan dalam

Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report). Laporan Antara diserahan

sejumlah 10 (sepuluh) buku. .

3. Laporan Draft Akhir

Jumlah laporan yang diserahkan :10 (sepuluh) buku. Laporan Draft Akhir,

memuat :

1). Rangkuman sementara hasil pekerjaan secara keseluruhan.

2). Semua hasil analisa

3). Kesimpulan sementara

Page 17: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan

Laporan Akhir Sementara dimasukkan dalam Laporan Akhir.

4. Laporan Akhir

Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan atau bentuk akhir dari Laporan

Akhir Sementara yang telah dibahas dalam diskusi bersama dengan

memperbaiki isi laporan sesuai dengan masukan dan rekomendasi dari hasil

diskusi Laporan Akhir Sementara. Laporan Akhir memuat :

1). Rangkuman akhir (final) hasil pekerjaan secara keseluruhan.

2). Kesimpulan akhir hasil pekerjaan.

5. Workshop

Workshop hasil Pemetaan Identifikasi Kebutuhan Teknologi Tepat Guna

Pedesaan diusulkan dengan metode partisipatif dan dilaksanakan selama 2

(dua) hari. Peserta workshop terdiri dari wakil instansi terkait, perwakilan

UKMK masing-masing kabupaten/kota, perguruan tinggi, LSM, perwakilan

Ditjen PMD Kementrian Dalam Negeri, dan pihak terkait lainnya. Workshop

dilakukan dengan sasaran utama adalah penyempurnaan dokumen

Pemetaan Identifikasi Kebutuhan Teknologi Tepat Guna Pedesaan.

.

Page 18: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Jadwal Pekerjaan

Pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim

Page 19: Ustek Pemetaan Teknologi Tepat Guna

Jadwal Penugasan Personil

Pekerjaan Pemetaan Teknologi Tepat Guna Kabupaten/Kota Se-Kaltim